perumusan kompetensi dasar

23
PERUMUSAN KOMPETENSI DASAR Ady Saefudin, Nasrul Firdaus, Sefri Doni, dan Sigit Vienarcoyo Program Studi Teknologi Pendidikan PPs UNS Abstract An instructional objective describes an intended outcome . A usefully stated objective is stated in behavioral, or performance, terms that describe what the learner will be doing when demonstrating his/her achievement of the objective. An instructional objective must d escribe what the learner will be doing when demonstrating that he/she has reached the objective , d escribe the important conditions under which the learner will demonstrate his/her competence , Indicate how the learner will be evaluated, or what constitutes acceptable performance . Instructional objectives are specific, measurable, short-term, observable student behaviors.in the graduate of the program; otherwise it is impossible to determine whether or not the program is meeting the objectives. Tests or examinations are the milestones along the road of learning and are supposed to tell the teacher and the student the degree to which both have been successful in their achievement of the course objectives. An advantage of clearly defined objectives is that the student is provided the means to evaluate his/her own progress at any place along the route of 1

Upload: smanda-karanganyar

Post on 01-Dec-2015

519 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Kompetensi Dasar dikembangkan dari Kompetensi Inti, sedangkan pengembangan Kompetensi Inti mengacu pada Struktur Kurikulum. Kompetensi Inti merupakan kompetensi yang mengikat berbagai Kompetensi Dasar ke dalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus dimiliki peserta didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran Kompetensi Dasar yang diorganisasikan dalam pembelajaran tematik integratif dengan pendekatan pembelajaransiswa aktif. Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas (Kemdikbud: 2013)

TRANSCRIPT

Page 1: PERUMUSAN KOMPETENSI DASAR

PERUMUSAN KOMPETENSI DASAR

Ady Saefudin, Nasrul Firdaus, Sefri Doni, dan Sigit Vienarcoyo

Program Studi Teknologi Pendidikan PPs UNS

Abstract

An instructional objective describes an intended outcome.  A usefully stated objective is stated in behavioral, or performance, terms that describe what the learner will be doing when demonstrating his/her achievement of the objective.  An instructional objective must describe what the learner will be doing when demonstrating that he/she has reached the objective, describe the important conditions under which the learner will demonstrate his/her competence, Indicate how the learner will be evaluated, or what constitutes acceptable performance. Instructional objectives are specific, measurable, short-term, observable student behaviors.in the graduate of the program; otherwise it is impossible to determine whether or not the program is meeting the objectives.  Tests or examinations are the milestones along the road of learning and are supposed to tell the teacher and the student the degree to which both have been successful in their achievement of the course objectives. An advantage of clearly defined objectives is that the student is provided the means to evaluate his/her own progress at any place along the route of instruction; thus, the student knows which activities on his/her part are relevant to his/her success.  A meaningfully stated objective is one that succeeds in communicating to the reader the writer's instructional intent and one that excludes the greatest number of possible alternatives to your 

Key Words:

I. Pendahuluan

Hasil belajar seseorang dapat dilihat dari bentuk tingkah laku baik yang

dapat diamati maupun yang yang tidak, karena tidak semua prilaku bisa diamati.

Menurut Soetarno (2011: 80) Hasil belajar dalam setiap proses pembelajaran

akan menjadi ukuran sejauh mana tujuan pembelajaran telah dapat dicapai. Oleh

1

Page 2: PERUMUSAN KOMPETENSI DASAR

karena itu menentukan menentukan kompetensi dasar pada dasarnya merupakan

penetapan atau penentuan hasil belajar yang diinginkan, seperti yang diungkapkan

oleh Zulhairistan (2012) penyusunan kompetensi dasar digunakan untuk

menentukan dengan tepat apakah ketrampilan, pengetahuan dan sikap yang harus

dimiliki oleh siswa setelah mengikuti suatu pelajaran

Kompetensi Dasar dikembangkan dari Kompetensi Inti, sedangkan

pengembangan Kompetensi Inti mengacu pada Struktur Kurikulum. Kompetensi

Inti merupakan kompetensi yang mengikat berbagai Kompetensi Dasar ke dalam

aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik

untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus

dimiliki peserta didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran Kompetensi Dasar

yang diorganisasikan dalam pembelajaran tematik integratif dengan pendekatan

pembelajaransiswa aktif. Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata

pelajaran untuk setiap kelas (Kemdikbud: 2013)

Melalui tulisan ini izinkan kami mendeskripsikan perumusan standar

kompetensi dimana terdiri dari dua pokok bahasan yaitu konsep dasar perumusan

kompetensi dasar dan penerapan dasar-dasar perumusan standar kompetensi.

II. Konsep dasar perumusan kompetensi dasar

Kompetensi adalah kemampuan dasar yang dapat dilakukan oleh para

siswa pada tahap pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Kemampuan dasar ini

dijadikan sebagai landasan melakukan proses pembelajaran dan penilaian bagi

siswa. Untuk mendapatkan hasil pendidikan yang maksimal dibutuhkan sebuah

perancangan sistem pembelajaran dimana dalam rancangan tersebut tergambar

apa saja yang akan dilakukan dalam sebuah pembelajaran tersebut, dengan

demikian hasil dari pembelajaran tersebut sudah dapat ditentukan dari awal.

Untuk menentukan hasil belajar yang terukur perlu dirumuskan kompetensi dasar

yang mana kompetensi dasar tersebut, merupakan penjabaran dari standar

kompetensi. Kompetensi dasar disini menurut Mulyasa (2007: 139) adalah

sejumlah kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam mata

pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi.

2

Page 3: PERUMUSAN KOMPETENSI DASAR

Selain itu kompetensi dasar harus mengandung komponen-komponen

yang dapat memeberikan petunjuk kepada penyusun tes agar dapat

mengembangkan test yang benar-benar dapat mengukur prilaku yang telah

diharapkan dari penyusunan kompetensi dasar tersebut. Kompetensi dasar juga

dipergunakan untuk mengembangkan materi pokok dan kegiatan pemebelajaran.

Dalam perumusan kompetensi dasar juga dimuat cara menilaian hasil belajar atau

kegiatan yang harus dilakukan siswa setelah memahami materi, seperti yang

diugkapkan oleh Erwin (2012) Dalam perumusan kompetensi dasar juga dimuat

hasil belajar, yaitu pernyataan unjuk kerja yang diharapkan setelah peserta didik

mengalami pembelajaran dalam kompetensi tertentu.

A. Konsep Kompetensi Dasar

Menurut Finch dan Crunkilton Competencies are those tasks, skill,

attitudes, values, and appreciations that are deemed critical to successful

employment. Kemudian diperjelas oleh Mulyasa (2004: 38) bahwa yang

dimaksud dengan kompetensi adalah penguasaan terhadap suatu tugas,

ketrampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang

keberhasilan. Pedapat di atas menunjukkan bahwa kompetensi mencakup

tugas, ketrampilan sikap dan apresiasi yang harus dimiliki peserta didik untuk

dapat melaksanakan tugas - tugas pembelajaran sesuai dengan bidang studi. 

Kompetensi dasar menurut Mulyasa (2007: 139) adalah sejumlah

kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam mata pelajaran

tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dasar dalam

silabus terutama RPP. Dari pendapat di ats dapat di simplkan bahwa

kegunaan dair penyusunan kompetensi dasar ini adalah bagi guru untuk

mengingatkan guru seberapa jauh tuntutan target kompetensi yang harus

dicapainya.

B. Pembuatan Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar ditentukan oleh pemerintah pusat karena

didasarkan atas kesetaraan sekaligus untuk menghindari terjadinya perbedaan

3

Page 4: PERUMUSAN KOMPETENSI DASAR

di setiap penyampaian materi pokok di masing-masing tingkat satuan

pendidikan. Namun dalam pengembangannya, daerah dan sekolah diberi

kewenangan untuk mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar sesuai dengan kebutuhan daerah kebutuhan dan karakteristik peserta

didik. Dengan demikian pembelajaran yang dilakukan akan sesuai dengan

kondisidan daerah peserta didik serta memberikan makna bagi seti peserta

didik dalam mengembangkan potensinya masing-masing.

Menganalisis kompetensi, menurut Ashan (1981: 57) dalam Mulyasa

(2004: 8) bahwa analisis kompetensi dilakukan melalui beberapa proses yaitu :

1. Analisis tugas. Analisis tugas dimaksudkan untuk mendeskripsikan tugas-

tugas yang harus dilakukan ke dalam indikator-indikator kompetensi.

Berdasarkan analisis tugas yang harus dipelajari oleh siswa, dikembangkan

berbagai jenis pengetahuan yang menuntut dicantumkan kompetensi-

kompetensi yang diperlukanya (daftar kompetensi).

2. Pola analisis. Pola analisis dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan

baru yang belum ada. Pola analisis dilakukan dengan menganalisis setiap

pekerjaan yang ada di masyarakat dengan keterampilan-keterampilan yang

dimiliki oleh para siswa. Selanjutnya dikembangkan keterampilan-

keterampilan baru yang belum dimiliki oleh para siswa, yang dipandang lebih

efektif dan efisien dalam mencapai tujuan.

3. Research. Research (penelitian) dimaksudkan untuk mengembangkan

sejumlah kompetensi berdasarkan hasil-hasil penelitian, dan diskusi.

Penelitian dan diskusi ini melibatkan berbagai ahli yang memahami kondisi

serta perkembangan masa kini dan masa yang akan datang. Berdasarkan

pemahaman terhadap kondisi serta perkembangan masa kini dan masa yang

akan datang, diidentifikasikan sejumlah kompetensi yang diperlukan untuk

dikuasai oleh individu dalam menempuh kehidupan sesuai dengan kebutuhan

dan tuntutan zaman.

4. Expert judgement. Expert judgement atau pertimbangan ahli dimaksudkan

utnuk menganalisis kompetensi berdasarkan pertimbangan para ahli. Expert

4

Page 5: PERUMUSAN KOMPETENSI DASAR

judgement ini bisa dilakukan melalui teknik Delphi, sebagai suatu cara untuk

memprediksi masa depan berdasarkan pandangan dan analisis pakar ditinjau

sari berbagai sudut pandang ilmu. Kelebihan dari teknik Delphi antara lain

bahwa yang melakukan analisis dan prediksi masa depan adalah mereka yang

telah memiliki wawasan dan pengetahuan yang handal dalam bidangnya.

5. Individual group interview data. Analisis kompetensi berdasarkan wawancara,

baik secara individu maupun kelompok dimaksudkan utnuk menemukan

informasi tentang kegiatan, tugas-tugas, dan pekerjaan yang diketahui oleh

seseorang atau sekelompok orang dalam bentuk lisan. Dengan komuniksi dua

arah, penggunaan wawancara diharapakan untuk memperoleh informasi yang

diinginkan oelh pewawancara melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

6. Role Play. Role play ini dimaksudkan untuk melakukan analisis kompetensi

berdasarkan pengamatan dan penilaian terhadap sejumlah orang yang

melakukan peran tertentu. Melalui kegiatan ini diharapkan diperoleh sejumlah

peran tertentu yang ada di masyarakat, sebagai bahan untuk mengidentifikasi

kompetensi yang perlu dikembangkan dan dimiliki oleh murid.

Seiring dengan perwujudan pemerataan hasil pendidikan yang bermutu,

diperlukan kurikulum yang memuatkan kompetensi umum lulusan, yang dapat

dipertanggungjawabkan dalam konteks lokal, nasional, dan global. Namun,

muncul pertanyaan.

  Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa konsep dalam

penyusunan kompetensi dasar bahwa Penjabaran dari standar kompetensi ke

kompetensi dasar dapat diteruskan ke indikator. Dalam penilaian diidentifikasi

kompetensi dasar mencakup apa yang harus dikuasai oleh peserta didik. Standar

kompetensi pada umumnya dirumuskan dengan kata kerja yang operasiona

misalnya menafsirkan, menganalisis, mengevaluasi, membandingkan,

mendemonstrasikan dsb. Guna kompetensi dasar adalah untuk menjabarkan kata

kerja dari Standar Kompetensi yang masih umum menjadi beberapa kompetensi

dasar, karena cakupan materi pada kompetensi dasar lebih sempit daripada standar

kompetensi dan kata kerja yang digunakan adalah kata kerja yang operasional

5

Page 6: PERUMUSAN KOMPETENSI DASAR

yang lebih dijabarkan misalnya menghitung, merangkum, menerapkan dsb. Jika

kompetensi dasar sudah dapat diidentifikasi maka selanjutnya mencari kompetensi

dasar yang mana atau yang mana saja yang akan dievaluasi.

III. Penerapan dasar-dasar perumusan kompetensi dasar

Dalam menyusun kompetensi dasar, hal yang perlu diperhatikan

adalah kriteria perumusan kompetensi dasar yang baik dan format penulisan

kompetensi dasar.

A. Kriteria penulisan kompetensi dasar

Perumusan tujuan instruksional khusus / kompetensi dasar secara jelas,

merupakan hal yang sangat penting. Sebagai teknolog pendidikan

sebaiknya kita dapat membedakan perumusan tujuan instruksional /

kompetensi dasar yang tepat dan yang kurang tepat. Perumusan yang tepat

akan menghilangkan keragu-raguan. Semakin jelas tujuan kompetensi

dasar, semakin mudah pula menentukan sequence pembelajaran,

menyusun alat evaluasi dan sebagainya.

Kriteria perumusan trujuan yang baik menurut Baker dalam buku Abdul

Gafur (1989, p.66) hendaknya memuat 4 (empat) unsur yakni :

1. A Subject : Learner (murid, siswa, mahasiswa)

2. A Verb : behavior or behavior product (tingkah laku atau hasil tingkah

laku )

3. Given condition : the situation in which the behavior occurs. (syarat

atau keadaan di saat siswa menunjukkan hasil belajar)

4. Standars : of quality or quantity. (derajat atau standar keberhasilan)

6

Page 7: PERUMUSAN KOMPETENSI DASAR

Kompetensi dasar harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang

bisa diamati dan diukur. Empat kriteria tersebut diharapkan dapat memperjelas

kompetensi dasar agar bisa diamati dan diukur.

B. Format penulisan kompetensi dasar

Menurut Abdul Gafur (1989,p.69) Menuliskan objective/

kompetensi dasar tidak jauh berbeda dengan menuliskan kalimat, ada

subjek, kata kerja, obyek dan keterangan. Dalam hal ini subyeknya adalah

siswa/ mahasiswa/ peserta pelatihan. Kata kerja menunjukkan apa yang

akan di kerjakan dan keterangan menunjukkan seberapa baik siswa harus

menunjukkan kemampuannya, dengan atau tanpa menggunakan alat apa

dan dalam keadaan bagaimana.

Format penulisan tujuan yang berisikan empat kriteria tersebut

dapat diwujudkan dengan format ABCD. Unsur –unsur itu dikenal

dengan ABCD yang berasal dari empat kata sebagai berikut :

Cara merumuskan Kompetensi Dasar

1. Audience

Audience adalah peserta didik yang akan belajar. Dalam tujuan

instruksional khusus/ kompetensi dasar, harus dijelaskan siapa peserta

didik yang akan mengikuti pelajaran itu. Keterangan tentang peserta

didik yang akan belajar tersebut diusahakan sespesifik mungkin.

Batasan ini penting agar sejak permulaan orang-orang yang tidak

termasuk dalam batasan tersebut sadar bahwa bahan instruksional yang

dirumuskan belum tentu sesuai bagi mereka. Mungkin bahan tersebut

terlalu mudah atau terlalu sulit bagi mereka. Atau strategi yang

digunakan belum tentu sesuai . Mereka lebih menyukai pemecahan

masalah dari pada uraian tentang konsep, prinsip atau prosedur, karena

mereka telah menguasai dengan baik. Contoh penulisan audiens dalam

tujuan instruksional khusus/ kompetensi dasar adalah sebagai berikut:

- Siswa SD kelas 6 semester 1

7

Page 8: PERUMUSAN KOMPETENSI DASAR

- Mahasiswa pasca sarjana teknologi pendidikan semester 2

- dll

2. Behavior

Behavior adalah perilaku yang spesifik yang akan dimunculkan oleh

peserta didik setelah selesai proses belajaranya pada mata pelajaran

tersebut. Komponen behavior dalam tujuan instruksional khusus/

kompetensi dasar terdiri dari dua bagian penting yaitu : kata kerja dan

objek.

Kata kerja menunjukkan bagaimana peserta didik mendemostrasikan

sesuatu seperti : menyebutkan, menjelaskan, dll. Kata kerja yang

digunakan dalam merumuskan tujuan instuksional khusus/ kompetensi

dasar haruslah kata kerja operasional sehingga tidak multi tafsir, dapat

diamati dan dapat diukur hasilnya. Objek menunjukkan apa yang akan

didemonstrasikan, misalnya : definisi teknologi, cara membuat naskah

video pembelajaran dll. Komponen behavior merupakan komponen

inti dari sebuah tujuan instruksional khusus/ kompetensi dasar. Tanpa

behavior yang jelas kompone yang lain tidak bermakna.

Contoh kata kerja dan objek yang di satukan adalah sebagai berikut:

- Menyebutkan definisi teknologi

- Menjelaskan cara membuat naskah video pembelajaran

- dll

3. Condition

Adalah suatu kondisi yang berarti batasan yang dikenakan kepada

peserta didik atau alat yang digunakan peserta didik pada saat ia di tes.

Kondisi tersebut bukan keadaan pada peserta didik dalam belajar.

4. Degree

Tingkat keberhasilan peserta didik dala mencapai perilaku tersebut.

Adakalanya peserta didik diharapkan melakukan sesuatu dengan

8

Page 9: PERUMUSAN KOMPETENSI DASAR

sempurna, tanpa salah, dalam waktu dua jam. Dengan ketinggian 160

cm, atau alat ukuran-ukuran tingkat keberhasilan lainnya. Tingkat

keberhasilan ditunjukkan dengan batas minimal dari penampilan suatu

perilaku yang dianggap dapat diterima. Di bawah itu, artinya peserta

didik belum mencapai Kompetensi dasar yang telah ditetapkan.

(Suparman, 2012: 197-199)

C. Cara Menjabarkan Kompetensi Dasar ke dalam Indikator Kompetensi

Langkah penting yang harus dipahami guru dalam kaitannya

dengan KTSP, adalah bahwa guru harus mampu menjabarkan kompetensi

dasar ke dalam indikator kompetensi, yang siap dijadikan pedoman

pembelajaran dan acuan penilaian. Namun sebelumnya, harus dipahami

dulu apa itu kompetensi dasar dan apa itu indikator kompetensi.

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai

peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan

indikator kompetensi. Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat

diukur dan/atau di observasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi

dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.

1. Daftar Kata-kata Operasional untuk Indikator

Kata-kata operasional yang dapat digunakan untuk indikator kompetensi,

yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik (Moore 2001: 92-94,

Rosyada, 2004: 140-142 dalam Mulyasa, 2007 :139)

No Aspek Kompetensi Indikator Kompetensi

1 Kognitif Knowledge

(Pengetahuan)

Menyebutkan, menuliskan,

menyatakan, mengurutkan,

mengidentifikasi,

mendefinisikan,

mencocokkan, memberi nama,

memberi lebel, melukiskan.

9

Page 10: PERUMUSAN KOMPETENSI DASAR

Comprehension

(Pemahaman)

Application

(Penerapan)

Analysis

(Analisis)

Synthesis

(Sistesis)

Evaluation

(Evaluasi)

Menerjemahkan, mengubah,

menggeneralisasi,

menguraikan, menuliskan

kembali, merangkum,

membedakan,

mempertahankan,

menyimpulkan,

mengemukakan pendapat, dan

menjelaskan.

Mengoperasikan,

menghasilkan, mengubah,

mengatasi, menggunakan,

menunjukkan,

mempersiapkan, dan

menghitung.

Menguraikan, membagi-bagi,

memilih, dan membedakan.

Merancang, merumuskan,

mengorganisasikan,

menerapkan, memadukan, dan

merencanakan.

Mengkritisi, menafsirkan,

mengadili, dan memberikan

evaluasi.

2 Afektif Receiving Mempercayai, memilih,

10

Page 11: PERUMUSAN KOMPETENSI DASAR

(Penerimaan)

Responding

(Menanggapi)

Valuing

( Penanaman nilai)

Organization

(Pengorganisasian)

Characterization

(Karakterisasi)

mengikuti, bertanya, dan

mengalokasikan.

Konfirmasi, menjawab,

membaca, membantu,

melaksanakan, melaporkan,

dan menampilkan.

Menginisiasi, mengundang,

melibatkan, mengusulkan dan

melakukan.

Memverifikasi, menyusun,

menyatukan, menghubungkan,

dan mempengaruhi.

Menggunakan nilai-nilai

sebagai pandangan hidup,

mempertahankan nilai-nilai

yang sudah diyakini.

3 Psychomotor Observing

(Pengamatan)

Imitation

(Peniruan)

Mengamatu proses, member

perhatian pada tahap-tahap

sebuah perbuatan, member

perhatian pada sebuah

artikulasi.

Melatih, mengubah,

membongkar sebuah strutur,

membangun kembali sebuah

struktur, dan menggunakan

11

Page 12: PERUMUSAN KOMPETENSI DASAR

Practicing

(Pembiasaan)

Adapting

(Penyesuaian)

sebuah model.

Membiasakan perilaku yang

sudah dibentuknya,

mengontrol kebiasaan agar

tetap konsisten.

Menyesuaikan model,

mengembangkan model, dan

menerapkan model.

2. Contoh Cara Menjabarkan Kompetensi Dasar ke dalam Indikator

Kompetensi

a) Mengidentifikasi kata-kata untuk indikator kompetensi

Cara yang paling mudah untuk menjabarkan dasar ke dalam indikator

kompetensi adalah menambah kolom di sebelah kanan pada format

Standar kompetensi dan Kompetensi dasar. Untuk memilih kata-kata

operasiomal dalam indicator, bisa melihat daftar kata-kata operasional

seperti yang diungkapkan sebelumnya. Saat itu guru dapat

menambahkan kata-kata operasional untuk mengisi indicator yang

sesuai dengan karakteristik peserta didik, kebutuhan daerah, dan

kondisi satuan pendidikan masing,

b) Mengembagkan kalimat Indikator

Setelah indikator kompetensi dari kompetensi dasar yang akan dijarkan

telah diidentifikasi, selanjutnya dikembangkan dalam kalimat indikator

yang merupakan karakteristik kompetensi dasar.

Contoh =

12

Page 13: PERUMUSAN KOMPETENSI DASAR

Standar Kompetensi : Memahami lingkungan kehidupan manusia

Kompetensi dasar : 1.1 Mendeskripsikan keragaman bentuk

muka bumi, proses pembentukan, dan

dampaknya terhadap kehidupan

Indikator Kompetensi : 1.1.1 Menguraikan keragaman bentuk

muka bumi

1.1.2 Menunjukkan proses pembentukan

muka bumi

1.1.3 Menjelaskan dampak keragaman

bentuk muka bumi terhadap

kehidupan

(Mulyasa, 2007: 139-144)

IV. Penutup

13

Page 14: PERUMUSAN KOMPETENSI DASAR

Daftar Pustaka

Abd. Gafur. Desain Instruksional (suatu langkah sistematis penyusunan pola dasar kegiatan belajar dan mengajar). Solo: Tiga serangkai. 1989.

Badan Penelitian dan Pengembangan - Kemendikbud. 2013 Kompetensi Dasar: Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan – Kemendikbud

E. Mulyasa. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Karya

. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Erwin. 2012. Konsep Kompetensi Dasar. Melalui http://erwinredusir.wordpress.com/2012/03/20/konsep-kompetensi-dasar/. Diakses pada tanggal 20 Mei 2013.

Finch, Curtis R and Crunkilton, John R. 1979. Curriculum development in vocational and technical education: Planning, content, and implementation. Boston: Allyn and Bacon  

M. Atwi Suparman, 2012, Desain Instruksional Modern, Jakarta: Penerbit Erlangga

Soetarno Joyoatmojo 2011, Pembelajaran efektif: pembelajaran yang membelajarkan, Surakarta: UNS Press

14

Page 15: PERUMUSAN KOMPETENSI DASAR

Zuhairistain.2012. Penulisan Tujuan Instruksional Khusus. Melalui http://zuhairistain.blogspot.com/2012/04/penulisan-tujuan-instruksional-khusus.html. Diakses pada tanggal 20 Mei 2013.

15