pertemuan xi audit siklus investasi dan pendanaan …univbsi.id/pdf/2014/440/440-p11.pdf · x....

36
Halaman, 1 AUDIT SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN AKTIVA TETAP PERTEMUAN XI

Upload: others

Post on 27-Nov-2019

83 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Halaman, 1

AUDIT SIKLUS INVESTASI

DAN PENDANAAN AKTIVA

TETAP

PERTEMUAN XI

Halaman, 2

I. SIKLUS INVESTASI

1. Siklus investasi adalah siklus tentang tansaksi investasi, baik

investasi dalam aset tetap maupun investasi dalam sekuritas

(saham dan obligasi perusahaan lain).

a. Dalam fokus pembahasan hanya audit atas transaksi dan

akun investasi aset tetap.

b. Audit atas investasi sekuritas dibahas audit Investasi

Sekuritas dan Saldo Kas Siklus Pendanaan

2. Siklus Pendanaan adalah siklus tentang transaksi pendanaan,

baik melaui utang bank, utang obligasi, maupun melalui

penerbitan saham, baik saham biasa maupun saham preferen.

II. RAGAM TRANSAKSI AKTIVA TETAP

1. Perolehan aset tetap

a. Tunai

b. Kredit/leasing – operating lease vs financing/capital lease

c. Pertukaran dengan aktiva tetap lain

d. Pertukaran dengan saham perusahaan

e. Dibangun sendiri dengan modal sendiri

f. Dibangun sendiri dengan dana pinjaman

2. Depresiasi aset tetap harus difahami standar pengukuran kos sebagai

dasar depresiasi.

3. Penghentian aset tetap

4. Reparasi/pemeliharaan AT, perhatikan klasifikasinya:

a. Sebagai revenue expenditures

b. Sebagai capital expenditures

Halaman, 3

III. AKUN YANG MEMPENGARUHI AUDIT AKTIVA TETAP

1. Aset Tetap

2. Beban Depresiasi Aset Tetap

3. Akumulasi Depresiasi Aset Tetap

4. Beban Reparasi dan Pemeliharaan

5. Revaluasi/Impairment Aset Tetap

6. Laba/Rugi Pertukaran Aset Tetap

7. Beban Bunga (Pendanaan Aset Tetap)

8. Dismantling/Decommissioning Costs

Halaman, 4

IV. TUJUAN AUDIT AKTIVA TETAP

1. Tujuan audit adalah menguji kewajaran transaksi dan saldo aset

tetap

2. Kewajaran diukur dari kriteria asersi sebagai berikut:

a. Eksistensi atau terjadinya (transaksi)

b. Kelengkapan

c. Hak dan Kewajiban

d. Penilaian atau alokasi

e. Penyajian dan pengungkapan

Halaman

,5

V. UKURAN PEMENUHAN KRITERIA ASERSI

1. Kesesuaian asersi/laporan dengan bukti pendukungnya yang

terdiri dari: Bukti Transaksi dan Bukti Pembukuan

2. Kesesuaian pembukuan dan pelaporan dengan SAK (Standar

Akuntansi Keuangan) yang berlaku atau dengan PABU (Prinsip

Akuntansi yang Berterima Umum).

Halaman, 6

Halaman, 7

Saldo Akun

Wajarkah?

(Pertanyaan Auditor)

SAK/PABU

• Bukti Transaksi

• Bukti Pembukuan

Cocokkan

(secara sampling)

E

VI. EVALUASI SPI

1.Evaluasi SPI ditujukan untuk menentukan sifat, saat, dan luas

pengujian.

2. Evaluasi SPI mencakup kecukupan dan efektifitas SPI, yang

bisa mencakup masalah:

a. Pemisahan fungsi transaksi

b. Kecukupan dokumentasi (dokumen transaksi dan dokumen

pembukuan)

c. Pengencekan independen

3. Pemisahan fungsi transaksi.

Pahami fungsi - fungsi investasi yang ada, serta lakukan

pengujian efektifitas pelaksanaan fungsi, misalya: fungsi

otorisasi investasi, fungsi pelaksanaan investasi, fungsi

pembukuan dan pelaporan.

Halaman

,8

VII. PENGUKURAN MATERIAL SALAH SAJI

Pertimbangkan materialitas untuk memprediksi potensi salah saji,

perhatikan dua aspek materialitas:

1. Materialitas saldo rekening berhubungan dengan volume

transaksi atau saldo akun.

2. Materialitas salah saji berhubungan dengan risiko bawaan

dan risiko pengendalian.

Halaman, 9

VIII. PERTIMBANGAN SPI

1. Kecukupan dokumentasi (dokumen transaksi dan dokumen

pembukuan), mencakup:

a. Dokumen pengadaan aset

b. Dokumen kepemilikan aset

c. Dokumen reparasi dan pemeliharaan

d. Dokumen pembukuan aset: perolehan, depresiasi, serta

reparasi dan pemeliharaan.

2. Pengencekan independen, mencakup pemeriksaan independen

atas administrasi/pembukuan aset.

Halaman, 10

IX. TUJUAN AUDIT KHUSUS

1. Tujuan Pengujian Transaksi

a. Terjadinya (Occurrence)

Pembukuan perolehan aset tetap, penghentian aset tetap,

serta reparasi dan pemeliharaan, merepresentasikan

transaksi yang terjadi selama tahun berjalan

b. Kelengkapan (completeness)

Seluruh perolehan aset tetap, penghentian aset tetap, serta

reparasi dan pemeliharaan, yang terjadi selama tahun

berjalan telah dibukukan dengan lengkap.

c. Akurasi (accuracy)

Perolehan aset tetap, penghentian aset tetap, reparasi dan

pemeliharaan, serta beban depresiasi, dinilai secara akurat

sesuai dengan PABU serta dijurnal, diringkas, dan diposting

secara akurat. Halaman, 11

2.Pengujian Transaksi

a. Pisah batas (cut-off): seluruh perolehan aset tetap, penghentian

aset tetap, serta reparasi dan pemeliharaan, dibukukan dalam

periode akuntansi yang tepat.

b. Klasifikasi (classification): seluruh perolehan aset tetap,

penghentian aset tetap, serta reparasi dan pemeliharaan, telah

dibukukan pada akun yang tepat.

c. Tujuan Pengujian Saldo Akun

Eksistensi (existence): aset tetap yang dibukukan adalah aset

tetap produktif yang digunakan dalam kegiatan operasional

perusahaan.

3. Tujuan Pengujian Substantif

a. Menguji kewajaran saldo akun dengan cara:

Mencocokan saldo akun (berdasarkan sampel)dengan dokumen

pendukungnya.

b. Menguji ketepatan perlakuan akuntansiHalaman, 12

X. PENGUJIAN SUBSTANTIF ASET TETAP

1. Sifat, saat, dan luas pengujian substantif ditentukan oleh tingkat

risiko pengendalian dan materialitas salah saji (pahami

hubungan risiko pengendalian, materialitas, dan bukti audit).

2. Pengujian substantif mencakup:

a. Prosedur pendahuluan

b. Prosedur analitis

c. Prosedur pengujian detil transaksi

d. Prosedur pengujian detil saldo rekening

e. Pengujian estimasi akuntansi

f. Pengujian detil penyajian dan pengungkapan.

Halaman, 13

XI. PROSEDUR PENDAHULUAN

1. Memahami entitas dan lingkungannya, dan menentukan:

a. Pengaruh aset tetap serta perubahannya terhadap entitas.

b. Faktor-faktor ekonomi penting yang mempengaruhi perolehan

aset tetap.

c. Standard industri tentang komposisi aset tetap serta

pengaruhnya terhadap laba.

d. Memahami skema pendanaan aset tetap.

2. Melaksanakan prosedur awal

a. Menelusur saldo awal aset tetap dan akumulasi depresiasinya

ke saldo per audit tahun lalu.

b. Melakukan review atas mutasi akun aset tetap dan akumulasi

depresiasi,serta melakukan investigasi mutasi yang tidak lazim.

c. Mendapatkan daftar tambahan aset, penghentian aset, serta

depr aset, serta menguji ketepatan data dalam daftar aset tetap.Halaman, 14

XII. PROSEDUR ANALIS

1. Menentukan angka - angka ekspektasi saldo aset tetap

menggunakan pemahaman atas industri dan aktivitas

bisnis entitas.

2. Melakukan perhitungan rasio.

3. Membandingkan hasil perhitungan rasio dengan angka

harapan/angka pembanding, misalnya data tahun lalu,

data industri, data anggaran, dan data lain yang relevan.

Halaman, 15

XIII. ALTERNATIF PROSEDUR ANALIS

1. Perputaran Aset Tetap

Net Sales:Average Fixed Assets

Kenaikan tidak wajar perputaran aset tetap menjadi indikasi

kesalahan pembukuan atau kapitalisasi aset tetap.

2. Perputaran Total Aset

Net Sales:Average Total Assets

Kenaikan tidak wajar perputaran aset tetap menjadi indikasi

kesalahan pembukuan atau kapitalisasi aset tetap.

Halaman, 16

3. Persentase Beban Depresiasi dari Aset Tetap

Depreciation Expenses:Average PPE

Kenaikan persentase beban depresiasi secara tidak wajar menjadi

indikasi kesalahan perhitungan dan pembukuan beban depresiasi.

4. Persentasi Beban Reparasi dan Pemeliharaan dari Penjualan Bersih

Repair & Maintenance Expenses:Net Sales

Kenaikan persentase secara tidak wajar menjadi indikasi kekeliruan

pembebanan beban reparasi dan pemeliharaan.

Halaman, 17

RETURN TOTAL ON TOTAL ASSETS

(Net Income + (Interest x (1-tax rate)))) : Average Total Assets

Kenaikan ROA secara tidak wajar menjadi indikasi

kesalahan pembukuan atau kapitalisasi aset tetap.

Halaman, 18

XIV. PROSEDUR PENGUJIAN DETAIL TRANSAKSI

1. Melakukan vouching tambahan aset tetap ke dokumen

pendukungnya.

2. Melakukan vouching penghentian aset tetap ke dokumen

pendukungnya.

3. Melakukan vouching atas sampel beban reparasi dan

pemeliharaan.

4. Melakukan vouching atas transaksi capital lease dan

operating lease baru ke dokumen-dokumen kontrak yang

mendukungnya.

Halaman, 19

XV. PROSEDUR PENGUJIAN DETAIL SALDO AKUN

Melakukan inspeksi atas aset tetap:

1. Melakukan inspeksi atas tambahan aset tetap.

2. Melakukan inspeksi aset tetap secara keseluruhan. Perhatikan

kemungkinan adanya bukti penambahan dan penghentian aset

yang tidak tercantum dalam daftar aset, termasuk kondisi aset

yang bisa mempengaruhi penilaian dan klasifikasi aset tetap.

3. Periksa dokumen kepemilikan dan kontrak perolehan aset

tetap.

Halaman, 20

XVI. PROSEDUR PENGUJIAN DETAIL ESTIMASI

AKUNTANSI

1. Evaluasi kewajaran penyajian beban depresiasi melalui

evaluasi ketepatan estimasi umur ekonomis dan nilai sisa.

2. Mengkaji peristiwa penting yang mengakibatkan penurunan

(impairment) nilai aset tetap.

Halaman, 21

XVII. PROSEDUR PENGUJIAN TERHADAP PENYAJIAN DAN

PENGUNGKAPAN

Membandingkan kesesuaian pelaporan dengan SAK:

1. Menentukan bahwa aset tetap, termasuk beban, laba, dan rugi yang

berhubungan dengan aset tetap telah diidentifikasi dan diklasifikasi

dengan tetap dalam laporan keuangan.

2. Menentukan ketepatan pengungkapan tetang kos, nilai buku, metode

depresiasi, umur ekonomi aset-2 utama, penjaminan aset tetap, dan

perjanjian kontrak leasing.

3. Mengevaluasi kelengkapan penyajian dan pengungkapan aset tetap

dalam draft laporan keuangan, untuk dicocokkan kesesuaiannya

dengan SAK yang berlaku, dengan menggunakan check lists

perlaporan aset tetap.

4. Membaca pengungkapan atas laporan keuangan untuk mengevaluasi

ketepatan klasifikasinya serta tingkat kejelasan laporan pengauditan.

Halaman, 22

XVIII. AUDIT SIKLUS PENDANAAN

1.Siklus pendanaan adalah siklus yang tentang pengadaan dana

untuk keperluan kegiatan operasional dan investasi.

Alternatif pendanaan:

a. Kredit bank atau lembaga keuangan lain

b. Penerbitan obligasi

c. Penerbitan saham (baik saham biasa maupun saham

preferen).

2. Beban modal yang terjadi adalah: bunga dan dividen.

Halaman, 23

XIX. RESIKO SALAH SAJI

Risiko terdiri atas tiga komponen, yaitu:

1. Risiko bawaan

Kesalahan perlakuan akunantansi yang disebabkan oleh:

a. Transaksi pendanaan yang kemungkinan cukup komplek

misalnya dalam kasus beli sewa.

b. Kesalahan perlakuan akuntansi atas angsuran periodik, yang

terdiri dari pokok pinjaman dan bunga.

c. Kecenderungan manajemen untuk tidak melaporkan secara

lengkap transaksi pendanaan.

Halaman, 24

2. Risiko Pengendalian

Adalah risiko yang disebabkan oleh ketidakmampuan SPI

dalam mengendalikan transaksi pendanaan, misalnya:

ketidaktepatan otorisasi pendanaan, penyalahgunaan hasil

perolehan dana, kesalahan pengolahan dan pelaporan transaksi

pendanaan.

3. Risiko Deteksi.

Adalah risiko auditor gagal dalam mendeteksi salah saji

transaksi pendanaan, misalnya karena lemahnya sistem

pengendalian interen.

Halaman, 25

XX. PENGUKURAN MATERIALITAS

1. Materialitas transaksi dan saldo akun: secara umum transaksi

relatif tidak besar tetapi mencakup saldo akun yang besar.

2. Materialitas salah saji: ukuran materialitas salah saji ditentukan

oleh hasil observasi prosedur pengendalian, efektifitas

pengendalian, dan risiko bawaan, sehingga materialitas salah

saji ditentukan oleh hasil pemahaman dan pengujian sistem

pengendalian.

Halaman, 26

XXI. POTENSI SALAH SAJI

1. Saldo utang dilaporkan terlalu kecil (tidak lengkap).

2. Kesalahan pembukuan angsuran periodik (pemilahan unsur

bunga dan unsur pokok pinjaman)

3. Kesalahan pembebanan bunga pinjaman (cut-off transaksi).

4. Kesalahan amortisasi premium/diskonto obligasi

5. Pelunasan pinjaman tidak dicatat

6. Penyalahgunaan hasil pendanaan.

Halaman, 27

XXII. SALDO AKUN SIKLUS PENDANAAN

1. Utang Bank – Jangka Panjang

2. Utang Obligasi

3. Utang Bunga

4. Premium/diskonto Obligasi

5. Modal Saham – plus transaksi turunanya

6. Agio Saham/Disagio Saham

7. Utang Dividen

8. Laba Ditahan

Halaman, 28

XXIII. PENGUJIAN SUBSTANTIF SIKLUS PENDANAAN

1. Prosedur pendahuluan

a. Memahami bisnis dan industri serta menentukan:

. 1). Komposisi sumber pendanaan (utang dan modal).

2). Faktor pendorong kebutuhan pendanaan serta kemampuan

untuk mengatasi biaya pendanaan.

3). Standard industri komposisi pendanaan serta pengaruhnya

terhadap pendapatan.

4). Memahami skema pendanaan aset.

Halaman, 29

b. Melaksanakan prosedur awal atas saldo utang jangka panjang:

1). Menelusur saldo awal ke saldo audit tahun lalu.

2). Review atas utang jangka panjang, termasuk pengaruhnya

terhadap laba rugi. Investigasi aktivitas yang tidak lazim.

3). Mendapatkan daftar rincian utang jangka panjang, dan

mencocokkanya dengan data pembukuan, misalnya dengan

cara:

a). Mengecek footing dan crossfooting, mencocokkan hasil

dengan kenaikan dan penurunan dalam buku pembantu

dan buku besar.

b). Menguji kesuaian atas item dalam daftar dengan data

pembukuan pada buku pembantu dan buku besar.

Halaman, 30

2. Prosedur analitis

a. Menghitung rasio-rasio angka pendanaan

b. Membandingkan rasio dengan angka pembanding

misalnya: angka tahun lalu, angka anggaran, angka

industri, dan angka lain yang setara.

3. Prosedur pengujian detail transaksi

Melakukan vouching atas sampel pembukuan untuk utang

jangka panjang dan biaya bunga yang terkait dengan utang

jangka panjang

Halaman, 31

4. Pengujian detail saldo akun

a. Melakukan review atas otorisasi serta kontrak utang jangka

panjang.

b. Mengkonfirmasi utang kepada kreditur atau penjamin obligasi.

c. Menghitung ulang beban bungan utang jangka panjang.5. Penyajian dan pengungkapan

Membandingkan kesesuaian penyajian dengan SAK:

a. Menentukan ketepatan identifikasi dan klasifikasi utang jangka

panjang.

b. Menentukan ketepatan pengungkapan seluruh item utang jangka

panjang, kesepakatan (covenants), dan penyelesaian utang

jangka panjang.

Halaman, 32

c. Mengevaluasi kelengkapan penyajian dan pengungkapan

misalnya dengan menggunakan checklist pengungkapan.

d. Membaca ulang pengungkapan dan mengevaluasi tingkat

kejelasan pengungkapan.

Halaman, 33

SOAL LATIHAN:

1. Siklus tentang transaksi pendanaan, baik melaui utang bank,

utang obligasi, maupun melalui penerbitan saham disebut:

A. Siklus Produksi

B. Siklus Penerimaan

C. Siklus Personalia

D. Siklus Pendanaan

E. Siklus Pengeluaran

2. Yang tidak termasuk jenis pendanaan dalam siklus pendanaan adalah:

A. Hutang Bank

B. Hutang Obligasi

C. Penerbitan Saham biasa

D. Penerbitan Saham istimewa

E. Hutang Dagang

Halaman, 34

3. Yang tidak termasuk jenis akun yang mempengaruhi audit aktiva

tetap adalah:

A. Assets Tetap

B. Beban Bunga

C. Beban Reparasi

D. Hutang

E. Beban Pemeliharaan

4. Yang tidak termasuk pengukuran tingkat kewajaran kriteria asersi

adalah:

A. Eksistensi atau terjadinya transaksi

B. Kerangkapan

C. Hak dan Kewajiban

D. Penilaian atau alokasi

E. Penyajian dan pengungkapanHalaman, 35

5.Yang tidak termasuk dalam cara perolehan assets tetap adalah:

A. Secara Tunai

B. Kredit/Leasing – operating lease vs financing/capital lease

C. Pengambilan paksa assets perusahaan lainnya

D. Pertukaran dengan saham perusahaan

E. Dibangun sendiri dengan modal sendiri

Halaman, 36