pertemuan ke 3 dan ke 4

87
HUBUNGAN AIR, TANAH & TANAMAN Bendung Lengkong Baru

Upload: kurnia-van-bronchost

Post on 04-Jan-2016

248 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

irigasi dan bangunan air

TRANSCRIPT

Page 1: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

HUBUNGAN

AIR, TANAH & TANAMAN

Bendung  Lengkong Baru

Page 2: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

2

Lingkaran Tanah-Air-Tanaman

LTAT mrpk sistem dinamik dan terpadu dimana air mengalir dari tempat dengan tegangan rendah menuju tempat dengan tegangan air tinggi.

Serapan bulu akar

Penguapan

Hilang melalui stomata daun (transpirasi)

Air kembali ke atmosfer(evapo-transpirasi)

Air dikembalikan ke tanah melalui hujan dan irigasi

Page 3: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4
Page 4: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

4

Stomata:

Pintu lalulintas CO2, O2, dan H2O

Fotosintesis:CO2 + H2O Karbohidrat (Glukosa)

CO2 dari Udara

Glukosa Pati

dan senyawa organik lain dalam biji

Air dari tanah

Page 5: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

5

Pola penyerapan air oleh tanaman yang tumbuh pada profil tanah yang tidak mempunyai lapisan penghambat dan suplai air tersedia cukup di seluruh zone perakaran tanaman

Page 6: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

6

Page 7: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

TANAH : MEDIA TUMBUH TANAMAN

1. Matrik tempat akar tumbuhan berjangkar dan air tanah tersimpan2. Sumber unsur hara bagi tanaman 3. Tempat unsur hara dan air ditambahkan.

Page 8: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Tanah subur yg ideal:

Mineral 45% Organic matter 5% Water 25% Air 25%

8

Komposisi tana menurut volume

Page 9: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Tanah yang baik untuk pertanian :

Mudah dikerjakan dan produktif

Subur : nutrisi tersediaMemberi kesempatan akar tanaman untuk tumbuh dengan mudahMenjamin sirkulasi air dan udara secara baik

Memiliki kelembaban tanah yang cukup

Page 10: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Fungsi airPenyusun tubuh tanaman (70%-90%)

Pelarut dan medium reaksi biokimiaMedium transpor senyawaMemberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan sel dan pembesaran sel)Bahan baku fotosintesis (nutrisi/hara bagi tanaman)

Menjaga suhu tanaman supaya konstan

Page 11: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

ZONASI AIR DALAM TANAH

Page 12: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

BENTUK LENGAS TANAH

Air GrafitasiAir KapilerAir Higroskopis

Page 13: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

13

Kekuatan ikatan antara molekul air dengan partikel tanah dinyatakan dengan TEGANGAN AIR TANAH. Ini merupakan fungsi dari gaya-gaya adesi dan kohesi di antara molekul - molekul air dan partikel tanah

Partikel tanah

H2O

Adesi

Kohesi

Air terikat Air bebas

Page 14: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

KONSTANTA LENGAS TANAH = KOEFISIEN AIR TNAH

Koefisien yang menunjukkan potensi ketersediaan air tanah untuk mensuplai kebutuhan tanaman

Page 15: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

KOEFISIEN AIR TNAH

Kapasitas jenuhKapasitas lapangKoefisien layuKoefisien higroskopis

Page 16: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4
Page 17: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Kapasitas jenuh =Retensi maksimum

Jumlah air yg dibutuhkan untuk mengisi seluruh ruang pori diantara butir2 tanah

Tegangan di permukaan lapisan air hampir 0 - < 1/3 atm

Air yg mengisi pori2 makro segera turun ke bawah tertarik oleh gaya gravitasi

Page 18: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Kapasitas lapang = kapasitas menahan kelembaban efektif

Kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori2 tanah mulai menipis, tegangan antara air dan udara meningkat hingga > gaya gravitasi, air gravitasi (pori2 makro) habis dan air tersedia bagi tanaman secara optimum

Tegangan permukaan lap air : 1/3 atm

Page 19: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Koefisien layu (Titik layu permanen = Titik kelembaban kritis)

Kondisi kadar air tanah yang ketersediaannya sudah < kebutuhan tanaman untuk aktivitas dan mempertahankan turgornya

Tanaman menjadi layu

Air adhesi dan kohesi yang terikat kuat oleh matrik tanahTegangan di permukaan lapisan air 15 atm

Page 20: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Koefisien higroskopisKondisi dimana air tanah terikat sangat kuat oleh gaya matrik tanah

Air Adhesi, air yg terjerap permukaan padatan tanah, berbentuk kristal, tidak tersedia bagi tanaman

Tegangan di permukaan lapisan air 31 atm

Page 21: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

21

TEGANGAN &KADAR AIR

PERHATIKANLAH proses yang terjadi kalau tanah basah dibiarkan mengering. Bagan berikut melukiskan hubungan antara tebal lapisan air di sekeliling partikel tanah dengan tegangan air

Bidang singgung tanah dan air Koef. Koef. Kapasitaspadatan tanah higroskopis layu lapang

10.000 atm 31 atm 15 atm 1/3 atm

10.000 atm Mengalir krn gravitasi

Tegangan air

1/3 atm

tebal lapisan air

Page 22: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Air tersediaAir yang langsung dapat diserap oleh tanaman

Air yang ditahan tanah pada kondisi kapasitas lapang sampai koefisian layu

Page 23: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Ketersediaan air dlm tanah

Tergantung :Banyaknya curah hujan dan air irigasiKemampuan tanah menahan airBesarnya ETTingginya muka air tanah

Page 24: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

24

Pengaruh struktur tanah terhadap pergerakan air tanah ke arah bawah

Page 25: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Kadar air tanah pada setiap koefisien sangat bervariasi (berbeda-beda)

Faktor yg berpengaruh :Tekstur tanahStruktur tanahBahan organik tanahKandungan senyawa kimiawiKedalaman solum (lapisan tanah)

Page 26: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4
Page 27: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Penyerapan air tanah oleh tanaman

Penyerapan air tanah oleh tanaman berlangsug apabila terjadi kontak antara molekul air tersedia dg permukaan akar absortif

Page 28: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Fenomena terjadinya penyerapan air oleh tanaman

Pergerakan air secara kapiler ke area rhizosfer

Perkembangan perakaran ke sumber air tersedia

Page 29: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Permasalahan :

Kelebihan air : kapasitas jenuh, tegangan air rendahKekurangan air : koefisien layu, tegangan air tinggi

Page 30: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

30

Pengaruh ketersediaan air terhadap pertumbuhan tanaman

Page 31: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Managemen air bagi tanaman

Penghematan air (teknik agronomis)

Menyuplai air (Irigasi)

Mengalirkan kelebihan air (Drainase)

Page 32: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

PEMBERIAN AIR DAN EFISIENSI IRIGASI

Menurut Arsyad (2010), irigasi berarti pemberian air kepada tanah untuk memenuhi kebutuhan air bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan irigasi adalah memberikan air kepada tanaman dalam jumlah yang cukup dan pada waktu yang diperlukan.

Page 33: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Selain dari kegunaan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman, air irigasi mempunyai kegunaan lain, yaitu: (a) mempermudah pengolahan tanah, (b) mengatur suhu tanah dan iklim mikro, (c) mencuci tanah dari kadar garam atau asam yang terlalu tinggi, (d) membersihkan kotoran dari selokan

(sanitasi), dan (e) menggenangi tanah untuk

memberantas gulma dan hama serta penyakit tanaman.

Page 34: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Pekerjaan irigasi meliputi penampungan dan pengambilan air dari sumbernya, pengaliran air melalui saluran terbuka atau pipa ke areal tanaman, dan pembuangan air yang berlebih (air lebih) dari areal tanaman.

A. Cara Pemberian AirCara pemberian air irigasi berbeda-beda, tergantung pada kondisi tanah, topografi, ketersediaan air, jenis tanaman, iklim, kebiasaan petani dll.

34

Page 35: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Menurut Sudjarwadi (1990), cara pemberian air irigasi secara garis besar dapat dibedakan menjadi 4 (empat) cara.1. Pemberian air lewat permukaan.2. Pemberian air melalui bawah permukaan. 3. Pemberian air dengan cara pancaran. 4. Pemberian air dengan cara tetesan.

35

Page 36: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

1. Pemberian Air Lewat Permukaan (surface irrigation)Cara pemberian air melalui permukaan meliputi:a. peluapan dan penggenangan bebas,b. peluapan dan penggenangan terkendali,c. sistem kalenan,d. pembuatan cekungan-cekungan penggenangan.

36

Page 37: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Cara pemberian air irigasi dengan peluapan dan penggenangan bebas, telah lama digunakan. Misalnya sistem irigasi kuno yang dilaksanakan di Mesir. Dalam hal ini, air diberikan pada areal irigasi dengan jalan peluapan untuk penggenangan meliputi daerah luas, yaitu daerah pada kanan kiri sungai yang relatif mempunyai permukaan datar. Gambar 1.

37

Page 38: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Efisiensi pemberian air dengan cara peluapan penggenangan bebas adalah rendah, maka untuk keadaan dengan air yang tersedia tidak berlimpah, orang sering masih memakai cara peluapan penggenangan, tetapi penggenangan itu dikendalikan.

peluapan muka air peluapan

sungai

Gambar 1. Peluapan dan Penggenangan Bebas38

Page 39: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Contoh pemberian air lewat permukaan lainnya adalah peluapan dan penggenangan terkendalikan. Cara yang umum dipakai dalam hal ini adalah penggunaan parit pemberi, kemudian dari parit pada satu sisi petak sawah, air dimasukkan ke petak tersebut melalui peluapan-peluapan khusus yang telah ditentukan letaknya maupun ukurannya. Gambar 2.

39

Page 40: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

• Saluran pemberi Pengendali Bendung

• Lahan pertanaman tergenang

Gambar 2. Peluapan Penggenangan Terkendali

40

Page 41: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Contoh berikutnya adalah sistem kalenan. Dalam hal ini, penggenangan hanya diberikan pada kalenan-kalenan yang umumnya dibuat dengan arah sejajar dengan lajur-lajur tanaman.

Syphon pengambil air Kalenan

Saluran besar Gambar 3. Sistem Kalenan

41

Page 42: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Termasuk pula dalam cara pemberian air lewat permukaan adalah pembuatan cekungan-cekungan penggenangan. Cara ini umumnya hanya dipakai untuk tanaman buah-buahan.

Pohon Cekungan berisi air

Gambar 4. Pemberian air pada cekungan

Page 43: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Menurut Arsyad (2010), irigasi permukaan (surface irrigation) yang umum digunakan adalah:

a) Irigasi selokan alur (furrow irrigation),b) Irigasi tepi (border irrigation),c) Irigasi basin (basin irrigation).

Air pada umumnya disalurkan menggunakan tenaga gravitasi.

43

Page 44: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Irigasi selokan (furrow irrigation) adalah pemberian air pada selokan yang ada di antara dua galengan baris tanaman. Irigasi selokan digunakan pada tanaman yang akan mengalami kerusakan jika akarnya terendam air, seperti tanaman jagung, kacang tanah, kedelai, kapas dan berbagai jenis sayuran dan kacangan lainnya.

Irigasi tepi (border irrigation) adalah pemberian air ke bagian tepi yang digali sekeliling areal tanaman

44

Page 45: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Air menglir secara alami ke areal tersebut dan ke bagian bawah melalui alur yang telah dibuat sekeliling areal tanaman. Metode pemberia air seperti ini sesuai bagi tanaman yang tumbuh rapat seperti alfalfa dan rumput makanan ternak lainnya.

Irigasi basin (basin irrigation) adalah metode pemberian air irigasi dengan mengalirkan air ke permukaan lahan yang bertanaman. Metode pemberian air demikian ini dapat digunakan untuk berbagai jenis tanaman.

45

Page 46: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

• Akan tetapi yang paling dikenal adalah pemberian air pada lahan padi sawah.

• 2. Pemberian Air Melalui Bawah Permukaan (sub-surface irrigation)

• Cara ini sering juga disebut pemberian air dengan cara resapan. Memang pada tempat-tempat tertentu keadaan tanah asli dan keadaan topografi sesuai pemakaian cara ini.

46

Page 47: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Cara yang dipakai bisa dengan sistem saluran terbuka, dan air meresap ke kiri kanan melalui dinding-dinding saluran. Umumnya pada cara ini air diberikan pada tanah di bawah zone perakaran, di atas muka air tanah. Oleh daya kapiler, lengas tanah digerakan memasuki zone perakaran dan dapat dimanfaatkan oleh tanaman.

47

Page 48: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Cara lain adalah dengan menggunakan pipa-pipa yang dipasang di bawah permukaan tanah. Pipa yang digunakan adalah pipa berpori, atau pipa yang diberi lubang-lubang kecil tertentu, selanjutnya kedalaman letak pipa diatur sesuai jenis tanah dan jenis tanaman, demikian pula jarak pipa disesuaikan dengan keperluan bagi masing-masing tempat.

48

Page 49: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

3. Pemberian Air Dengan Pancaran Cara ini sering disebut sprinkler irrigation.

Prinsip yang digunakan yaitu memancarkan air ke udara, kemudian air yang dipancarkan tersebut jatuh ke permukaan tanah menyerupai hujan.

Irigasi sprinkler juga dinamai overhead irrigation. Peralatan irigasi sprinkler berkisar dari sprinkler yang dapat digerakan dengan tangan dan micro prinkler untuk usaha tani kecil, sampai pada sprinkler yang

49

Page 50: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

menggunakan center pivot (suatu alat pengayun pusat), dipindahkan secara linier, dan alat yang baru-baru ini dikembangkan yang dinamai sistem LEPA (Low Energy Precise Application) untuk usaha tani berskala luas. Di dunia saat ini sekitar 20 juta hektar lahan menggunakan sprinkler irrigation (Arsyad, 2010).

50

Page 51: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Irigasi mikro (micro irrigation) dicirikan dengan penyaluran air dengan laju rendah ke permukaan tanah terbatas di sekitar tanaman. Peralatan yang digunakan meliputi penetes (drippers), penyemprot (sprayers), penggelembung (bubblers), dan micro jets.

51

Page 52: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

4. Pemberian Air Dengan Cara Tetesan Cara ini sering disebut trickle irrigation,

atau kadang-kadang disebut drip irrigation. Sistem yang digunakan memakai pipa-pipa dan pada tempat-tempat tertentu diberi perlengkapan untuk jalan keluarnya air menetes pada tanah. Tempat untuk keluarnya tetes-tetes air tersebut diletakkan sedikit di atas tanah dan jangan terlalu tinggi.

52

Page 53: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Metode Pemberian Air Irigasi (Arsyad 2010) Menurut Arsyad (2010), cara pemberian air

irigasi dapat dibagi dalam empat golongan, yaitu:

1. Pemberian air pada permukaan tanah, yang dapat dilakukan berupa (Rose,1950):

a. Penggenangan (flooding), yang dapat berbentuk (1) penggenangan bebas, (2) penggenangan tepi (border method), dan

53

Page 54: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

(3) penggenangan dengan galengan (check method),

b. Pemberian air dalam selokan/saluran (furrow irrigation),

c. Pemberian air di antara baris tanaman (corrugation irrigation),

d. Pemberian air pada bokoran tanaman pohoan (basin irrigation).

54

Page 55: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

• 2. Pemberian air di bawah permukaan tanah atau di dalam profil tanah (sub-surface irrigation). Air diberikan melalui pipa

liat (tile) atau bahan lain yang dibenamkan di bawah permukaan tanah.

• 3. Pemberian air dengan cara penyiraman (sprinkler irrigation), dapat berupa:

(a) Penyiraman bergoyang (oscillating sprinkler) yang umum dinamai metode skinner.

(b) Penyiraman berputar (rotary sprinkler).

55

Page 56: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

4. Pemberian air melalui lubang-lubang kecil yang dibuat sepanjang saluran plastik atau karet langsung ke tanaman dengan laju aliran yang rendah. Dalam bahasa inggris metode ini disebut Trickle irrigation atau Drip irrigation.

5. Pemberian berupa embun melalui udara.

56

Page 57: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Cara pemberian air yang pertama dan kedua juga disebut gravitasi (gravitation irrigation) oleh karena penyiraman didasarkan pada gaya gravitasi, sedangkan pemberian air pada cara yang ketiga disebut overhead irrigation oleh karena air diberikan dari atas, seperti hujan.

57

Page 58: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

B. Efisiensi Irigasi

Efisiensi irigasi adalah perbandingan antara jumlah air yang nyata bermanfaat bagi tanaman yang diusahakan dengan jumlah air yang diberikan yang dihitung dalam persen (%).

58

Page 59: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Menurut Arsyad (2010), efisiensi irigasi dipengaruhi oleh efisiensi pemakaian air di petak sawah dan efisiensi pengaliran air dari bendung (sumber air) sampai ke sawah, yang dipengaruhi oleh:

a) Kondisi tekstur lapisan olah dan permeabilitas lapisan bawah (sub-soil),

b) Keadaan topografi,c) Banyaknya air di dalam saluran, dand) Sistem pengelolaan air (water

management).

59

Page 60: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Kehilangan air sistem pendistribusian berbeda tergantung pada metode distribusi dan pemberian air. Kehilangan air pada sistem pendistribusian dengan sistem distribusi saluran terbuka yang salurannya tidak dilapisi ditaksir sebesar 40%. Pada sistem irigasi pipa, kehilangan air berkisar dari 10% untuk sistem irigasi mikro lokal dan irigasi tetes (drip irrigation), sedangkan pada sistem irigasi sprinkler sampai 30% (Arsyad, 2008).

60

Page 61: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Dalam praktek irigasi terjadi kehilangan air. Kehilangan air dapat terjadi karena menguap di saluran irigasi, rembesan dari saluran ke luar, bahkan diambil orang untuk kebutuhan rumah tangga atau penyadapan air secara ilegal.

Apabila kehilangan air sangat besar, nilai efisiensi irigasi menjadi rendah.

61

Page 62: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Macam Efisensi Irigasi Menurut Sudjarwadi (1999) efisiensi irigasi

meliputi: 1. Efisiensi Pengaliran (Water conveyance

effficiency), disebut juga efisiensi penya-luran air, yaitu merupakan perbandingan antara jumlah air yang sampai di areal irigasi (petak persawahan) terhadap jumlah air yang dialirkan dari bangunan sadap.

62

Page 63: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Efisiensi Pengaliran (Water conveyance effficiency).

EPNG: efisiensi pengaliran Asa : jumlah air yang sampai di areal irigasi Adb : jumlah air yang diambil dari bangunan

sadap.

%100Adb

AsaEPNG

63

Page 64: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Faktor yang mempengaruhi efisiensi pengaliran:Kondisi jaringan irigasi, bangunan dan salurannya; kehilangan air banyak terjadi waktu pengaliran, baik karena penguapan maupun peresapan.

Penyadapan air secara liar pada saluran sekunder dan primer guna dialirkan secara langsung ke petak persawahan.

64

Page 65: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

2. Efisiensi Pemakaian (Water aplication efficiency) disebut juga efisiensi pemberian air yaitu perbandingan antara jumlah air yang tersimpan di dalam zone perakaran selama periode pemberian air terhadap jumlah air yang sampai di areal irigasi (petak persawahan).

65

Page 66: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Efisiensi Pemakaian

EPMK : efisiensi pemakaian air, Adzp : jumlah air yang ditahan

(tersimpan) pada zone perakaran, selama periode pemberian air.

Asa : jumlah air yang sampai di areal irigasi

%100Asa

AdzpEPMK

66

Page 67: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Faktor yg mempengaruhi efisiensi

pemakaian: Metode/cara pemberian air pada tanaman, Sifat tanah dan bentuk topografi

wilayahnya, Luas areal pertanaman, Kualitas air irigasi.

67

Page 68: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

3. Efisiensi Penyimpanan (Water storage efficiency)

Apabila keadaan sangat kekurangan air, jumlah air yang dibutuhkan untuk mengisi lengas tanah pada zone perakaran adalah Asp (air simpanan penuh) dan air yang diberikan hanya Adk, maka refisiensi penyimpanan adalah:

68

Page 69: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Efisiensi Penyimpanan (Water storage efficiency)

EPNY : efisiensi penyimpanan Adk : air yang diberikan Asp : air simpanan penuh Salah satu sebab yg menimbulkan

kecilnya EPNY adalah sulitnya infiltrasi, berarti air irigasi sulit melewati (menembus) permukaan tanah untuk memasuki zone perakaran.

%100Asp

AdkEPNY

69

Page 70: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Kecilnya persediaan air dan kecilnya kapasitas infiltrasi tanah juga berpengaruh terhadap nilai EPNY.

Faktor yang mempengaruhi efisiensi penyimpanan:

Tata air tanah, Permeabilitas dan kapasitas lapang dari

tanah yang bersangkutan, Kualitas/mutu pengolahan tanah.

70

Page 71: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

4. Efisiensi Sebaran Efisiensi sebaran ini sering pula disebut

efisiensi distribusi. Mengingat pentingnya keseragaman sebaran air irigasi dalam zone perakaran. Keadaan umum menunjukkan suatu gejala, bahwa makin seragam sebaran air irigasi pada zone perakaran, akan makin baiklah produksi tanaman.

71

Page 72: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Sebagai indikator (petunjuk) tentang efisiensi sebaran digunakan rumus:

ESB : efisiensi sebaran y : rerata deviasi numerik dari kedalaman

air tersimpan terhadap nilai d. d : rerata kedalaman air tersimpan selama

periode irigasi.

%100d

y1ESB

72

Page 73: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Usaha-usaha untuk meningkatkan efisiensi pengairan, yaitu:

1. Memperbaiki sarana jaringan irigasi (bangunan dan salurannya) agar kehilangan air melalui resapan/kebocoran

dapat dikurangi. 2. Saluran-saluran pengangkut hendaknya

dibuat lurus, dengan kemiringan tertentu, sehingga air dapat lancar mengalir; hal ini dapat mengurangi kehilangan air melalui evaporasi sepanjang saluran.

73

Page 74: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

3. Lahan harus dikerjakan dengan baik dan rata sebelum ditanami.

4. Curah hujan efektif di daerah irigasi yang bersangkutan harus dimanfaatkan semaksimal mungkin.

5. Menerapkan pola bercocok tanam dengan sistim giliran (rotasi tanaman).

6. Petak-petak sawah yang letaknya saling terpencar dan berukuran sempit

seyogianya dikonsentrasikan menyatu sehinggaa menjadi unit yang lebih efektif.

74

Page 75: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

7. Mempersingkat waktu pengolahan tanah dan membuat persemaian di satu tempat untuk masing-masing kelompok petak persawahan.

8. Petani-petani pemakai air harus dilatih dan dibiasakan menggunakan air secara wajar, sehingga mereka dapat melakukan pemberian air dalam jumlah yang proporsional pada saat yang tepat, tidak berlebihan.

75

Page 76: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Kehilangan air utama pada saluran adalah rembesan. Menurut Arsyad (2010), penyebab rembesan adalah:

Sifat tanah yang dilalui saluran. Rembesan saluran besarnya dari 50 mm/hari pada tanah liat, sampai 500 mm/hari pada tanah berpasir.

76

Page 77: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Geometri saluran. Lebih dalam air di dalam saluran semakin besar rembesan dan semakin besar parameter basah, semakin besar kemungkinan rembesan.

Dalamnya air bawah tanah. Semakin jauh letak permukaan air bawah tanah dari saluran semakin besar rembesan.

Kandungan sedimen di dalam air yang disalurkan. Kandungan sedimen yang tinggi akan dengan cepat menutupi pori-pori tanah yang akan memperkecil rembesan.

77

Page 78: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Kehilangan air pada saluran-saluran biasanya tinggi, yaitu berkisar antara 20-45% untuk saluran primer dan sekunder. Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi air yang disalurkan untuk irigasi adalah mengurangi volume air yang hilang oleh rembesan selama perjalanan air melalui saluran ke lahan-lahan tani dengan melapisi saluran.

78

Page 79: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Menurut Arsyad (2008), beberapa alasan teknis untuk melapisi saluran air adalah:

1) Berkurangnya air hilang oleh rembesan,2) Meningkatnya kapasitas saluran

melepaskan air (discharge capacity),3) Terhambatnya pertumbuhan gulma,4) Berkurangnya waterlogging,5) Tercegahnya erosi tebing saluran,6) Distribusi air lebih merata,7) Terhindarnya kerusakan lahan yg

berdekatan,8) Berkurangnya biaya drainase.

79

Page 80: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Penelitian di Nebraska, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa pelapisan saluran primer dengan beton dapat mengurangi kehilangan air dari 300 mm/hari menjadi 140 mm/hari, sedangkan di India menunjukkan bahwa pelapisan dengan beton dapat mengurangi kehilangan air oleh rembesan sebesar 50% di saluran primer dan 45% di saluran distribusi (sekunder dan tersier) (Plusquellec and Ochs, 2003 dalam Arsyad, 2010).

80

Page 81: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Efisiensi pemakaian air pada tingkat lapangan atau petak usaha tani akan meningkat jika air yang masuk merata ke seluruh petak. Masuk-nya air ke petak usaha tani secara merata sulit dicapai jika permukaan tanah tidak rata, yang akan mengakibatkan rendahnya efisiensi pemakaian air dan hasil tanaman yang tidak baik.

81

Page 82: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Peningkatan efisiensi pemakaian air pada tingkat lapangan atau petak usaha tani selain dari meratakan permukaan tanah, dapat dilakukan dengan:

1) Penggunaan tanaman berumur pendek. Penggunaan tanaman berumur 90 hari akan menghemat banyak air dari pada tanaman berumur 120 hari,

2) Perbaikan genetik tanaman. Seleksi tanaman yang kebutuhan airnya lebih rendah,

82

Page 83: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

3) Penggenangan air lebih rendah pada tanaman padi sawah dan cara pengolahan tanah sawah memperbaiki efisiensi pemakaian air pada padi sawah,

4) Pemberian air padi di bawah kandungan air kapasitas lapang untuk tanaman bukan padi sawah, akan meningkatkan efisiensi pemakaian air.

83

Page 84: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

5) Penggunaan sisa tanaman dan mulsa plastik dan berbagai metode konservasi tanah,

6) Pergiliran pemberian air, berdasarkan saluran sekunder, tersier atau petak sawah.

84

Page 85: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

C. Metode Drainase Dalam praktek irigasi, kelebihan air

harus dibuang ke luar areal irigasi agar muka air tanah tidak naik sampai zone perakaran daan merendam akar tanaman. Bila akar tanaman terendam air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, bahkan dapat membusukkan akar.

85

Page 86: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Drainase pada keadaan khusus kadang-kadang memerlukan pemasangan pipa-pipa di bawah permukaan tanah, dan sistem ini disebut drainase bawah tanah.

Sistem drainase yang umum dipakai pada usaha pertanian khususnya untuk persawahan adalah sistem drainase permukaan, dengan pembuatan parit-parit drainase serta mengalirkan kelebihan air dengan prinsip pengaliran pada saluran terbuka.

86

Page 87: Pertemuan Ke 3 Dan Ke 4

Saluran drainase Permukaan tanah Saluran drainase

Garis muka air tanah Muka air di selokan drainase Gambar Muka Air Tanah di Antara Dua

Saluran Drainase

87