persiapan dalam menghadapi romadhon

4
Wahai kaum muslimin. Hendaknya kita menyadari bahwa salah satu nikmat yang patut kita selalu syukuri adalah nikmat di panjangkan umur kita dan di tundanya ajal kita. Jikalau kita mau berfikir dan merenungkan bahwasannya begitu banyak dosa yang kita lakukan setiap harinya dan adanya harapan untuk dipertemukannya kita pada bulan suci Ramadhan. Betapa tidak, bulan Ramadhan adalah momentum untuk menghapus dosa-dosa kita sekaligus mengumpulkan pundi-pundi pahala. Wahai kaum muslimin, Ramadhan tinggal 34 hari. Pertanyaannya adalah bagaimana dengan persiapan kita dalam menghadapi bulan yang suci ini dimana ada begitu banyak manfaat yang bisa kita rengguk didalamnya diantaranya adalah 1. Orang yang berpuasa ramadhan bisa masuk ke dalam surga ar- raiyan. 2. Puasa bisa menjadi penebus dosa. 3. Orang yang berpuasa akan mendapatkan kegembiraan. 4. Puasa adalah penangkal. 5. Mendapatkan ganjaran dari Allah tanpa hitungan. 6. Bau mulut orang yang melakukan puasa bagi Allah SWT wanginya lebih wangi dari bau kesturi. 7. Puasa dan Al-quran memberikan syafaat. Namun dalam merengguk itu semua harus ada persiapan yang matang untuk menjalankannya. Ketidaksiapan yang Berbuah Pahit Imam Abu Bakr Az Zur’i rahimahullah memaparkan dua perkara yang wajib kita waspadai. Salah satunya adalah kewajiban telah datang tetapi kita tidak siap untuk menjalankannya. Ketidaksiapan tersebut salah satu bentuk meremehkan perintah. Akibatnya pun sangat besar, yaitu kelemahan untuk menjalankan kewajiban tersebut dan terhalang dari ridha-Nya. Kedua dampak tersebut merupakan hukuman atas ketidaksiapan dalam menjalankan kewajiban yang telah nampak di depan mata. Dalam AL-Quran Allah ta’ala berfirman : “Maka jika Allah mengembalikanmu kepada suatu golongan dari mereka, kemudian mereka minta izin kepadamu untuk keluar (pergi berperang), Maka katakanlah:

Upload: rajac-advent

Post on 12-Apr-2017

78 views

Category:

Education


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Persiapan dalam menghadapi romadhon

Wahai kaum muslimin. Hendaknya kita menyadari bahwa salah satu nikmat yang patut kita selalu syukuri adalah nikmat di panjangkan umur kita dan di tundanya ajal kita. Jikalau kita mau berfikir dan merenungkan bahwasannya begitu banyak dosa yang kita lakukan setiap harinya dan adanya harapan untuk dipertemukannya kita pada bulan suci Ramadhan. Betapa tidak, bulan Ramadhan adalah momentum untuk menghapus dosa-dosa kita sekaligus mengumpulkan pundi-pundi pahala.

Wahai kaum muslimin, Ramadhan tinggal 34 hari. Pertanyaannya adalah bagaimana dengan persiapan kita dalam menghadapi bulan yang suci ini dimana ada begitu banyak manfaat yang bisa kita rengguk didalamnya diantaranya adalah

1. Orang yang berpuasa ramadhan bisa masuk ke dalam surga ar-raiyan.2. Puasa bisa menjadi penebus dosa.3. Orang yang berpuasa akan mendapatkan kegembiraan.4. Puasa adalah penangkal.5. Mendapatkan ganjaran dari Allah tanpa hitungan.6. Bau mulut orang yang melakukan puasa bagi Allah SWT wanginya lebih wangi dari bau

kesturi.7. Puasa dan Al-quran memberikan syafaat.

Namun dalam merengguk itu semua harus ada persiapan yang matang untuk menjalankannya.

Ketidaksiapan yang Berbuah Pahit

Imam Abu Bakr Az Zur’i rahimahullah memaparkan dua perkara yang wajib kita waspadai. Salah satunya adalah kewajiban telah datang tetapi kita tidak siap untuk menjalankannya. Ketidaksiapan tersebut salah satu bentuk meremehkan perintah. Akibatnya pun sangat besar, yaitu kelemahan untuk menjalankan kewajiban tersebut dan terhalang dari ridha-Nya. Kedua dampak tersebut merupakan hukuman atas ketidaksiapan dalam menjalankan kewajiban yang telah nampak di depan mata.

Dalam AL-Quran Allah ta’ala berfirman :

“Maka jika Allah mengembalikanmu kepada suatu golongan dari mereka, kemudian mereka minta izin kepadamu untuk keluar (pergi berperang), Maka katakanlah: “Kamu tidak boleh keluar bersamaku selama-lamanya dan tidak boleh memerangi musuh bersamaku. Sesungguhnya kamu telah rela tidak pergi berperang kali yang pertama. karena itu duduklah bersama orang-orang yang tidak ikut berperang.” (At Taubah: 83).

Renungilah ayat di atas baik-baik! Ketahuilah, Allah ta’ala tidak menyukai keberangkatan mereka dan Dia lemahkan mereka, karena tidak ada persiapan dan niat mereka yang tidak lurus lagi. Namun, bila seorang bersiap untuk menunaikan suatu amal dan ia bangkit menghadap Allah dengan kerelaan hati, maka Allah terlalu mulia untuk menolak hamba yang datang menghadap-Nya. Berhati-hatilah dari mengalami nasib menjadi orang yang tidak layak menjalankan perintah Allah ta’ala yang penuh berkah. Seringnya kita mengikuti hawa nafsu, akan menyebabkan kita tertimpa hukuman berupa tertutupnya hati dari hidayah.

Page 2: Persiapan dalam menghadapi romadhon

Persiapkan Amal Shalih dalam Menyambut Ramadhan

Bila kita menginginkan kebebasan dari neraka di bulan Ramadhan dan ingin diterima amalnya serta dihapus segala dosanya, maka harus ada bekal yang dipersiapkan.

Allah ta’ala berfirman,

“Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka. dan dikatakan kepada mereka: “Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu.” (At Taubah: 46).

Harus ada persiapan! Dengan demikian, tersingkaplah ketidakjujuran orang-orang yang tidak mempersiapkan bekal untuk berangkat menyambut Ramadhan. Oleh sebab itu, dalam QS. At Taubah: 46 mereka dihukum dengan berbagai bentuk kelemahan dan kehinaan disebabkan keengganan mereka untuk melakukan persiapan. Sebagai persiapan menyambut Ramadhan, Rasulullah memperbanyak puasa di bulan Sya’ban. ‘Aisyah radhiallahu ‘anhu berkata,

“Saya sama sekali belum pernah melihat rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa dalam satu bulan sebanyak puasa yang beliau lakukan di bulan Sya’ban, di dalamnya beliau berpuasa sebulan penuh.” Dalam riwayat lain, “Beliau berpuasa di bulan Sya’ban, kecuali sedikit hari.”

Beliau tidak terlihat lebih banyak berpuasa di satu bulan melebihi puasanya di bulan Sya’ban, dan beliau tidak menyempurnakan puasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadhan. Generasi emas umat ini, generasi salafush shalih, mereka selalu mempersiapkan diri menyambut Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Sebagian ulama salaf mengatakan,

”Mereka (para sahabat) berdo’a kepada Allah selama 6 bulan agar mereka dapat menjumpai bulan Ramadlan.”

Tindakan mereka ini merupakan perwujudan kerinduan akan datangnya bulan Ramadhan, permohonan dan bentuk ketawakkalan mereka kepada-Nya. Tentunya, mereka tidak hanya berdo’a, namun persiapan menyambut Ramadhan mereka iringi dengan berbagai amal ibadah.

Perbarui Taubat Antum!

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Setiap keturunan Adam itu banyak melakukan dosa dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat.”

Taubat menunjukkan tanda totalitas seorang dalam menghadapi Ramadhan. Dia ingin memasuki Ramadhan tanpa adanya sekat-sekat penghalang yang akan memperkeruh perjalanan selama mengarungi Ramadhan. Allah memerintahkan para hamba-Nya untuk bertaubat, karena taubat wajib dilakukan setiap saat. Allah ta’ala berfirman,

Page 3: Persiapan dalam menghadapi romadhon

“Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (An Nuur: 31).

Taubat yang dibutuhkan bukanlah seperti taubat yang sering kita kerjakan. Kita bertaubat, lidah kita mengucapkan, “Saya memohon ampun kepada Allah”, akan tetapi hati kita lalai, akan tetapi setelah ucapan tersebut, dosa itu kembali terulang. Namun, yang dibutuhkan adalah totalitas dan kejujuran taubat.

Jangan pula taubat tersebut hanya dilakukan di bulan Ramadhan sementara di luar Ramadhan kemaksiatan kembali digalakkan. Ingat! Ramadhan merupakan momentum ketaatan sekaligus madrasah untuk membiasakan diri beramal shalih sehingga jiwa kita terdidik untuk melaksanakan ketaatan-ketaatan di sebelas bulan lainnya.

Wahai kaum muslimin, mari kita persiapkan diri kita dengan memperbanyak amal shalih di dua bulan ini, Rajab dan Sya’ban, sebagai modal awal untuk mengarungi bulan Ramadhan yang akan datang sebentar lagi.

Jazakumullah Khairan Katsiron