perlawanan rakyat bali dan perlawanan banjar

21
SmA NEGERI 2 PANGKAJENE Created By: Rahma K ahar Wais Zu lqarni Ahmad Definda Suci Pratam a Isma Au lia Hidayah Muh. Iqbal Saleh XI. Ada m Smit h

Upload: rahma-kahar

Post on 22-Mar-2017

115 views

Category:

Education


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perlawanan Rakyat Bali dan Perlawanan Banjar

SmA NEGERI 2

PANGKAJENE

Created By:

Rahma Kahar

Wais Zulqarni Ahmad

Definda Suci Pratama

Isma Aulia Hidayah

Muh. Iqbal Saleh

XI. Adam Smith

Page 2: Perlawanan Rakyat Bali dan Perlawanan Banjar

Perlawanan Rakyat Bali&

Perlawanan Banjar

Page 3: Perlawanan Rakyat Bali dan Perlawanan Banjar

1.Perlawanan Rakyat Bali 1846-1849) Perang Bali adalah perang antara kerajaan-kerajaan yang ada di pulau Bali dengan bangsa kolonial Belanda. Perang Bali dilakukan untuk mengusir Belanda dari daerahnya yang biasadikenal dengan Perang

Puputan. Tokoh perang Bali adalah raja kerajaan buleleng I Gusti Made Karangasem dan patihnya I Gusti Ketut Jelantik sebagai pimpinan rakyat Buleleng.

Page 5: Perlawanan Rakyat Bali dan Perlawanan Banjar

5

Latar Belakang Terjadinya Perlawanan

Sebab KhususBelanda menolak hak Raja Buleleng yaitu hak Tawan

karang yang menyatakan kapal asing yang terdampar di pantai kerajaan tersebut akan

dirampas kapal beserta isinya.

Sebab UmumBelanda hendak memaksakan kehendaknya untuk

menghapuskan hak-hak kekuasan kerajaan-kerajaan di Bali atas daerahnya.

Raja-raja Bali dipaksa mengakui kedaulatan pemerintah Hindia Belanda dan mengizinkan

pengibaran bendera Belanda di wilayah kerajaannya.

Page 6: Perlawanan Rakyat Bali dan Perlawanan Banjar

Jalannya Perang Pada tahun 1844, di pantai Prancak dan pantai Sangsit (pantai di Buleleng bagian timur) terjadi perampasan kapal-kapal Belanda yang terdampar di pantai tersebut. Timbul percekcokan antara Buleleng dengan Belanda. Belanda menuntut agar Kerajaan Buleleng melaksanakan perjanjian 1843, yakni melepaskan hak Tawan Karang. Tuntutan Belanda tidak diindahkan oleh Raja Buleleng I Gusti Ngurah Made Karangasem

Page 7: Perlawanan Rakyat Bali dan Perlawanan Banjar

Belanda menggunakan dalih kejadian ini dan menyerang Kerajaan Buleleng. Pantai Buleleng diblokade dan istana raja ditembaki dengan meriam dari pantai. Belanda mendaratkan pasukannya di pantai Buleleng. Perlawanan sengit dari pihak Kerajaan. Buleleng dapat menghambat majunya laskar Belanda. Korban berjatuhan dari kedua belah pihak. Akhirnya Belanda berhasil menduduki satu-persatu daerah-daerah sekitar istana raja (Banjar Bali, Banjar Jawa, Banjar Penataran, Banjar Delodpeken, Istana raja telah terkurung rapat). I Gusti Made Karangasem menghadapi situasi ini kemudian mengambil siasat pura-pura menyerah dan tunduk kepada Belanda.

Page 8: Perlawanan Rakyat Bali dan Perlawanan Banjar

I Gusti Ketut Jelantik, patih kerajaan Buleleng melanjutkan perlawanan. Pusat perlawanan ditempatkannya di wilayah Buleleng Timur, yakni di sebuah desa yang bernama desa Jagaraga. Secara geografis desa ini berada pada tempat ketinggian, di lereng sebuah perbukitan dengan jurang di kanan kirinya. Desa Jagaraga sangat strategis untuk pertahanan dengan benteng yang dikelilingi parit dengan ranjau yang dibuat dari bambu (bahasa Bali : sungga) untuk menghambat gerakan musuh.

Page 9: Perlawanan Rakyat Bali dan Perlawanan Banjar

Benteng Jagaraga diserang oleh Belanda, namun gagal karena Belanda belum mengetahui medan yang sebenarnya dan siasat pertahanan. I Gusti Ketut Jelantik bersama seluruh laskarnya setelah memperoleh kemenangan, bertekad untuk mempertahankan benteng Jagaraga sampai titik darah penghabisan demi kehormatan kerajaan Buleleng dan rakyat Bali.

Page 10: Perlawanan Rakyat Bali dan Perlawanan Banjar

Pada 1849, Belanda kembali mengirim ekspedisi militer di bawah pimpinan Mayor Jenderal Michies. Mereka menyerang Benteng Jagaraga dan merebutnya. Belanda juga menyerang Karang Asem. Pada 1906, Belanda menyerang Kerajaan Badung. Raja dan rakyatnya melakukan perlawanan sampai titik darah penghabisan. Perang yang dilakukan sampai titik darah penghabisan dikenal dengan puputan. Untuk memadamkan perlawanan rakyat Bali yang berpusat di Jagaraga, Belanda mendatangkan pasukan secara besar-besaran, maka setelah mengatur persiapan, mereka langsung menyerang Benteng Jagaraga.

Page 11: Perlawanan Rakyat Bali dan Perlawanan Banjar

Mereka menyerang dari dua arah, yaitu arah depan dan dari arah belakang Benteng Jagaraga. Pertempuran sengit tak dapat dielakkan lagi, terutama pada posisi di mana I Gusti Ketut Jelantik berada. Benteng Jagaraga dihujani tembakan meriam dengan gencar. Korban telah berjatuhan di pihak Buleleng. Kendatipun demikian, tidak ada seorang pun laskar Jagaraga yang mundur atau melarikan diri. Mereka semuanya gugur dan pada tanggal 19 April 1849 Benteng Jagaraga jatuh ke tangan Belanda. Mulai saat itulah Belanda menguasai Bali Utara.

Page 12: Perlawanan Rakyat Bali dan Perlawanan Banjar

Akhir PerlawananJatuhnya Buleleng ke tangan Belanda,

mempengaruhi raja-raja lain untuk bersikap lunak terhadap Belanda. Akibatnya sebagian besar kerajaan di Bali dapat ditaklukan Belanda pada akhir abad ke-19. Pada tahun 1906 Belanda menyerang Bali selatan yang di sana mendapatkan perlawanan yang sengit yang diikuti dengan perang Puputan. Baru pada tahun 1909 seluruh Bali dapat dikuasai oleh Belanda.

Page 13: Perlawanan Rakyat Bali dan Perlawanan Banjar

Ekonomi

Politik

Dikuasainya monopoli perdagangan di Bali karena Bali merupakan daerah yang sangat strategis yang banyak dikunjungi bangsa asing.

- Dikuasainya seluruh pulau Bali oleh Belanda.

- Berkurangnya kekuasaan raja pada kerajaannya bahkan raja dapat dikatakan menjadi bawahan Belanda.

Dampak Perlawan

an

Page 14: Perlawanan Rakyat Bali dan Perlawanan Banjar

14

BelajarDari Sejarah

NEXT

Page 15: Perlawanan Rakyat Bali dan Perlawanan Banjar

Perlawanan BanjarPerang Banjar (1859-1905) ialah

perang perlawanan terhadap penjajahan kolonial Belanda yang terjadi di Kesultanan Banjar yang meliputi wilayah provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

Page 16: Perlawanan Rakyat Bali dan Perlawanan Banjar

Penyebab Terjadinya PerlawananPenyebab Tejadinya Perlawanan

1.Rakyat Banjar tidak suka dan tidak setuju dengan merajalelanya dalam menguasai perkebunan dan pertambangan yang ada di Kalimantan Selatan.2.Terlalu ikut campurnya pihak Belanda terhadap urusan kesultanan.3.Belanda ingin menguasai daerah Kalimantan Selatan karena di daerah tersebut ditemukan pertambangan batubara.4.Belanda telah merencanakan menghapus jabatan sultan di kerajaan Banjar.5.Belanda tidak menyetujui pangeran Hidayatullah menjadi sultan Banjar.6.Setelah mencopot jabatan sultan dari Tamjidullah, Belanda kemudian membubarkan kerajaan Banjar

Page 17: Perlawanan Rakyat Bali dan Perlawanan Banjar

Jalannya Perlawanan• Tahun 1857 Sultan Adam

meninggal. Dengan sigap Belanda mengangkat Tamjidillah sebagai sultan dan Pangeran Hidayatullah diangkat sebagai mangkubumi. Tetapi menurut wasiat yang sah menjadi sultan adalah Pangeran Hidayatullah, Tamjidillah memiliki perangai yang kurang baik, suka minum minuman keras layaknya orang Belanda. Pangeran Hidayatullah yang diangkat sebagai mangkubumi selalu disisihkan dalam berbagai urusan.

. Dalam suasana yang penuh ketegangan, Aling yang dikenal sebagai Panembahan Muning yang memiliki banyak pengikut mengatakan dalam semedinya ia mendapatkan firasat agar Kesultanan Banjarmasin dikembalikan kepada Pangeran Antasari, sepupu Pangeran Hidayatullah. Pangeran Antasari juga diperkirakan seorang keturunan raja di Banjarmasin. Pangeran Antasari yang memang sudah kecewa dengan keadaan kerajaan akhirnya memilih bergabung dengan Gerakan Aling

Page 18: Perlawanan Rakyat Bali dan Perlawanan Banjar

Pertempuran antara Pasukan Pangeran Antasari dan pasukan Belanda terus berlangsung di berbagai medan dan setiap sangat semakin sengit. Pasukan Belanda yang memiliki senjata yang lebih modern, akhirnya berhasil mendesak pasukan Banjar. Berkali-kali Belanda membujuk Pangeran Antasari untuk menyerah, tetapi beliau tetap pada pendiriannya. Ini terbukti dengan suratnya y7ang ditujukan untuk Letnan Kolonel Gustave Verspijk

“.... Dengan tegas kami terangkan kepada Tuan: Kami tidak setuju terhadap usul minta ampun dan kami terus menuntut hak pusaka...”

Selain itu, Belanda peenah menawarkan hadiah kepada yang berhasil menangkap Pangeran Antasari. Namun sampai perang selesai tidak yang menerima tawan ini. Setelah lama berjuang, Pangeran Antasari tertangkap, kemudian wafat di tengah-tengah pasukannya tanpa pernah menyerah apalagi tertipu. Perjuangan kemudian dilanjutkan oleh putranya Muhammad seman.

Page 19: Perlawanan Rakyat Bali dan Perlawanan Banjar

Tokoh Perlawanan Rakyat Banjar

Page 20: Perlawanan Rakyat Bali dan Perlawanan Banjar

Ekonomi

Politik

Dikuasainya tambang batubara dan perkebunan di daerah Kalimantan Selatan

1.Daerah Kalimantan Selatan dikuasai sepenuhnya oleh pemerintah kolonial Belanda.2.Dibubarkannya negara Kesultanan Banjar.

Dampak Perlawan

an

Page 21: Perlawanan Rakyat Bali dan Perlawanan Banjar

Terima Kasih