perkerasan bandara 1

39
Dasar-dasar Sistem Perkerasan Perkerasan Bandar Udara SI 4243 Rekayasa Antar Moda

Upload: kholid-samthohana

Post on 06-Feb-2016

87 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

pengantar perkerasan bandara

TRANSCRIPT

Page 1: Perkerasan Bandara 1

Dasar-dasar Sistem Perkerasan

Perkerasan Bandar Udara

SI 4243 Rekayasa Antar Moda

Page 2: Perkerasan Bandara 1

Lingkup Materi

Konsep Dasar Perkerasan

Jenis-jenis Perkerasan

Aspek Perancangan Perkerasan

Perkembangan Teknologi Rekayasa

Perkerasan

Page 3: Perkerasan Bandara 1

Perkerasan

Perkerasan atau pavement adalah struktur yang setidaknya memiliki 2 sifat utama yaitu:

Keras atau dapat mempertahankan bentuk dari aplikasi beban.

Rata untuk dapat mengkomodasikan pergerakan kendaraan yang dilayani, yaitu pesawat yang masih menggunakan roda sebagai “alat” antar-mukanya.

Ditambah sifat lain yang juga sangat penting yaitu:

Kesat untuk dapat menciptakan grip pada saat hujan maupun kering.

Page 4: Perkerasan Bandara 1

Konsep Manipulasi Tegangan

Tanah Dasar

Perkerasan

s >>

s <<

Parameter Tinjauan:

- Tegangan (P/A)- Kekauan lapis perkerasan (Stiffness)- Daya dukung tanah dasar (CBR)- Repetisi Beban

Page 5: Perkerasan Bandara 1

Konsep Tekstur

Parameter Tinjauan:- Tektur Mikro (Microtexture) Menciptakan Friksi

- Tektur Makro (Macrotexture) Drainase Mikro

Roda Kendaraan

Bidang Kontak

Perkerasan

Mikro

Makro Air

Roda Kendaraan

Page 6: Perkerasan Bandara 1

Jenis-jenis Perkerasan

Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) Berlapis Bahan dasar lapisan biasanya mengandung aspal Memiliki efek peredaman yang baik Rawan terhadap pembebanan yang lambat Rawan terhadap tumpahan material yang berbahan dasar

minyak bumi

Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) Berlapis Bahan dasar permukaan adalah beton Memiliki efek peredaman yang kurang baik Tahan terhadap pembebanan yang lambat Lebih tahan terhadap tumpahan material yang berbahan

dasar minyak bumi

Page 7: Perkerasan Bandara 1

Jenis-jenis Perkerasan

Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

Ilustrasi Permukaan Perkerasan Lentur

Ilustrasi Perlapisan Perkerasan Lentur

Page 8: Perkerasan Bandara 1

Jenis-jenis Perkerasan

Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)

Ilustrasi Permukaan Perkerasan Kaku

Ilustrasi Perlapisan

Perkerasan Kaku

Page 9: Perkerasan Bandara 1

Karakter Struktur Perkerasan

1. Stress à Perubahan BentukPerkerasan Lentur

2. Stress à Kekakuan (Kontra Stress)Perkerasan Kaku/ Perkerasan Lentur yang Kaku

s s

deformasi

kelenturan

s s

s’

kekakuan

s’

Page 10: Perkerasan Bandara 1

Karakter Pembebanan

Page 11: Perkerasan Bandara 1

Prinsip Sebaran Tegangan Pada Perkerasan Lentur

Permukaan (surface)

Pondasi (base)

Pondasi B awah (subbase)

Tanah Dasar (subgrade)

s

Page 12: Perkerasan Bandara 1

Perkerasan Konvensional Menggunakan lapisan

dengan fungsi yang unik Lapisan Sub Base

menyebarkan stress dan menjadi interface dari Base dan Subgrade

Lapisan Base menyebarkan stress mayor

Lapisan Permukaan menyebarkan stress dan menjadi lapisan pengedap air

Biasanya didesain untuk 10 tahun

Sumber: Berbagai Sumber

Page 13: Perkerasan Bandara 1

Perkerasan Perpetual

Telah berhasil dikembangkan di Amerika Serikat

Menggunakan prinsip menahan kerusakan sesuai Failure Criteria

Dapat mencapai umur lebih dari 75 tahun

Sumber:Asphalt Pavement Alliance (APA) tahun 2002 dan TRB, 2004

High Quality PG Binder – High Quality HMA (40 – 75mm)

High Modulus – Rut Resistance Material

(100 – 175mm)

Flexible Fatique Resistant Material(75 – 100 mm)

Base Material(As Required)

Subgrade

Page 14: Perkerasan Bandara 1

Failure Criteria

• Retak yang dimulai dari batas lapisan bituminous dan granular, akibat dilampauinya batas regangan horisontal lapisan bituminous. Regangan ini terjadi akibat perilaku yang berbeda antar lapisan tersebut dalam menerima beban (lalu lintas atau lingkungan) (Croney, 1992)

• Penurunan permanen yang terjadi pada permukaan tanah dasar, akibat dilampauinya batas regangan vertikal (daya dukung) tanah dasar. Regangan ini terjadi karena kekakuan lapis permukaan tidak dapat menyebarkan beban (tegangan) pada tingkat yang masih bisa diterima tanah dasar (Croney, 1992)

Lapis Bituminous

Lapis Granular

h

Permukaan

Pondasi

PondasiBawah v

Tanah Dasar

Page 15: Perkerasan Bandara 1

Perkerasan Long Life

Kombinasi perkerasan konvensional dan perpetual

Menggunakan Binder dengan Stiffness yang tinggi sehingga bersifat kaku sehingga dapat menahan tegangan

Menggunakan Binder dengan nilai PI yang tinggi sehingga tahan perubahan cuaca

Mengandalkan Base sebagai lapisan stress bearing mayor

Untuk perkerasan lama, lapisan Base dapat berupa lapisan hasil proses Recycling

Sumber: Berbagai Sumber

High Quality PG Binder – High Texture Mix, dapat berupa AC WC,

SMA dll.

High Modulus – Rut Resistance Material dapat berupa AC BC,

Superpave Surface

Base Material(As Required)

Subgrade

Page 16: Perkerasan Bandara 1

Prinsip Antisipasi Retak Pada Perkerasan Kaku

Contraction Joint Expansion Joint

Mortar Pengisi

½ T

T

Selongsong

½ T

Slab Beton

Page 17: Perkerasan Bandara 1

Konsep ACN-PCN

Nilai PCN:

Nilai komposit yang menyatakan kapasitas struktural perkerasan terhadap nilai

tegangan pada level tertentu dari beban pesawat

Informasi yang disampaikan meliputi Nilai PCN, Jenis Perkerasan, Klas Daya

Dukung Tanah Dasar dll.

Tegangan yang terjadi adalah hasil distribusi beban yang merupakan fungsi dari

beban pesawat dan titik-titik kontak berupa konfigurasi roda pendaratan

Nilai ACN

Nilai yang menyatakan tegangan pada level tertentu dari beban pesawat

Tegangan yang terjadi adalah hasil distribusi beban yang merupakan fungsi dari

beban pesawat dan titik-titik kontak berupa konfigurasi roda pendaratan

Metoda ACN-PCN

Metoda penentuan nilai PCN akibat pembagian berulang oleh pesawat dengan

nilai ACN tertentu, biasaranya pesawat kritis

Page 18: Perkerasan Bandara 1

Nilai Aircraft Classification Number

Aircraft

Weight Tire Flexible pavement sub-grades Rigid pavement sub-grades

Max Pressure CBR% k (MPa/m3)

(kN) (MPa) High Med Low V Low High Med Low U Low    A B C D A B C D    15 10 6 3 150 80 40 20

A380-800 (6 W Main Gear) 5,514 1.47 56 62 75 106 55 67 88 110

A380-800 (4 Wing Gear) 5,514 1.47 62 68 80 108 55 64 76 88

Antonov AN-225 5,884 1.13 63 75 95 132 45 61 89 125

B-52 (Bomber) 2,170 1.65 80 86 97 116 103 114 126 136

B1-B Bomber (Rockwell) 2,123 1.65 77 87 102 121 77 89 102 113

B727-200 (Advanced) 934 1.19 53 57 64 69 59 63 66 68

B737-900 777 1.47 44 46 51 56 51 53 55 57

B747-100, 100B,100SF 3,350 1.55 49 54 65 86 46 54 64 73

B747-100SR 2,690 1.04 36 38 46 64 29 35 42 50

B747-200B, 200C,200F, 200M 3,720 1.38 55 62 76 98 51 61 72 82

B747-300, 300M,300SR 3,720 1.31 55 62 76 98 50 60 71 81

B747-400, 400F,400M 3,905 1.38 59 66 82 105 54 65 77 88

Page 19: Perkerasan Bandara 1

Aspek Perancangan

SI 4243 Rekayasa Antar Moda

Page 20: Perkerasan Bandara 1

Dasar-dasar Perancangan Merupakan turunan (mengacu) Perencanaan (Masterplan)

Memperhitungkan parameter dasar Perancangan seperti:

Proyeksi Pergerakan Orang dan Barang

Modulasi (pembagian modul pesawat)

Proyeksi Pergerakan Pesawat

Pesawat Kritis

Kondisi Tanah Dasar

Kondisi Hidrologi

Pilihan Struktur Perkerasan

Menghasilkan rancangan Struktur dan Geometri Fasilitas

Merancang dengan pertimbangan:

Beban maksimum

Beban lelah

Page 21: Perkerasan Bandara 1

Permasalahan dalam Perancangan

Ketersediaan dokumen Perencanaan

Ketersediaan SDM Perancangan

Proyeksi Lalu Lintas

Kondisi Geoteknis

Tanah Ekspansif

Tanah Organik (gambut, lempung organik)

Ketersediaan Material

Quarry

Pasok Material Khusus (aspal, semen, baja dll.)

Dinamika Kebijakan Daerah/Pusat

Page 22: Perkerasan Bandara 1

Permasalahan Umum dalam Perancangan Perkerasan Lentur

Pemilihan Gradasi Agregat

Gradasi Menerus

Gradasi Senjang

Gradasi Seragam

Pemilihan Jenis Aspal

Nilai Penetrasi

Nilai TRB Softening Point

Kemurnian Aspal

Penentuan Kadar Aspal Optimum

Penentuan Parameter Kekuatan Struktural

Empirik

Mekanistik

Page 23: Perkerasan Bandara 1

1a. Gradasi Menerus (skematis)

Ukuran

Butir

Proporsi

Grafik Komulatif

Ilustrasi Gradasi

Ilustrasi Setting

- Prinsip Interlocking- Sifat Kaku- Kebutuhan Aspal Sedang

Grafik

Permasalahan Umum dalam Perancangan Perkerasan Lentur

Page 24: Perkerasan Bandara 1

1b. Gradasi Menerus (ilustrasi visual)

Potongan campuran Bentuk Briket Marshall

Permasalahan Umum dalam Perancangan Perkerasan Lentur

Page 25: Perkerasan Bandara 1

2a. Gradasi Senjang (skematis)

Ukuran

Butir

Proporsi

Grafik Komulatif

Ilustrasi Gradasi

Ilustrasi Setting

- Prinsip Suspensi Mortar- Sifat Lentur- Kebutuhan Aspal Tinggi

Grafik Ukuran yang hilang

Permasalahan Umum dalam Perancangan Perkerasan Lentur

Page 26: Perkerasan Bandara 1

2b. Gradasi Senjang (ilustrasi visual)

Potongan campuran Bentuk Briket Marshall

Permasalahan Umum dalam Perancangan Perkerasan Lentur

Page 27: Perkerasan Bandara 1

3a. Gradasi Seragam (skematis)

Ukuran

Butir

Proporsi

Grafik Komulatif

Ilustrasi Gradasi

Ilustrasi Setting

- Prinsip Max Tekstur Makro- Sifat Kasar- Kebutuhan Aspal Khusus

GrafikDominasi Ukuran

Permasalahan Umum dalam Perancangan Perkerasan Lentur

Page 28: Perkerasan Bandara 1

3b. Gradasi Seragam (ilustrasi visual)

Permukaan campuran Bentuk Briket Marshall

Permasalahan Umum dalam Perancangan Perkerasan Lentur

Page 29: Perkerasan Bandara 1

Permasalahan Umum dalam Perancangan Perkerasan Kaku

Pemilihan “Mutu” Beton

Empirik Nilai K atau Kuat Tekan

Mekanistik Nilai Flexural Strength

Penentuan Joint System

Geometri

▪ Panjang Slab

▪ Lebar Slab

Posisi/Sistem Dowel

Bahan Pengisi

Penentuan Kebutuhan Aditif

Page 30: Perkerasan Bandara 1

Perkembangan Teknologi Rekayasa Perkerasan

Page 31: Perkerasan Bandara 1

Perkembangan Terakhir Teknologi Rekayasa Perkerasan

Modifikasi Aspal/Bitumen Penambahan Polimer

Penambahan Unsur Kimia

Penambahan Karet

Modifikasi Campuran Beton

Daur Ulang Perkerasan

Page 32: Perkerasan Bandara 1

Daur Ulang Perkerasan

Page 33: Perkerasan Bandara 1

Perkerasan Daur-ulang

Perbaikan terhadap struktur perkerasan lentur pada prinsipnya mencakup: pelapisan ulang (overlaying), daur-ulang (recycling) dan rekonstruksi (reconstruction). Material dari perkerasan yang rusak (deteriorated) yang dikenal sebagai Perkerasan Aspal yang Diundang Kembali atau Reclaimed Asphalt Pavement (RAP), sebagian atau seluruhnya digunakan pada konstruksi baru.

Diambil

Digelar &dipadatkan

RAPMaterial SegarAspal

+Agregat

+

1: Eksisting 2: Pengambilan 3: Pencampuran4: Penghamparan Kembali

Page 34: Perkerasan Bandara 1

Jenis Proses Daur-ulang

Hot in-Place Recycling

(Daur-ulang Panas di Lokasi)

Cold in Place Recycling

(Daur-ulang Dingin di Lokasi)

Hot Central Plant Recycling

(Daur-ulang Panas di Kilang)

Cold Central Plant Recycling

(Daur-ulang Dingin di Kilang)

Page 35: Perkerasan Bandara 1

Hot in-Place RecyclingDaur-ulang Panas di Lokasi

Sumber: Lebuhraya Malaysia (2005)

Page 36: Perkerasan Bandara 1

Cold in-Place RecyclingDaur-ulang Dingin di Lokasi

Sumber: EDP Consultant, USA (2006)

Page 37: Perkerasan Bandara 1

Hot Central Plant RecyclingDaur-ulang Panas di Kilang

Sumber: Fujian South Highway Machinery Co., Ltd., Japan (2006)

RAP Feeding

Main Unit

Surge Hopper

Drum Mixer

Page 38: Perkerasan Bandara 1

Cold Central Plant RecyclingDaur-ulang Dingin di Kilang

Sumber: Public Work Deparment, Malaysia (2005)

Page 39: Perkerasan Bandara 1

Kelebihan Perkerasan Daur-ulang

Mempersingkat gangguan yang dirasakan

pengguna

Konservasi kebutuhan energi

Preservasi kondisi lingkungan

Memperkecil biaya konstruksi

Konservasi kebutuhan material dasar (agregat

dan aspal)

Preservasi geometri perkerasan eksisting