perkenalan kewirausahaan

13
Pertemuan 1 Pengertian, Arti Penting, Jenis-Jenis Kewirausahaan, Pergeseran Paradigma Job Seekers ke Job Creators dan Proses Terciptanya Wirausaha Nama NIM No. Abse Devy Kusuma Cendana 1315351182 39 UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM EKSTENSI

Upload: devysalves

Post on 17-Nov-2015

136 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Introduction to Kewirausahaan

TRANSCRIPT

Pertemuan 1Pengertian, Arti Penting, Jenis-Jenis Kewirausahaan, Pergeseran Paradigma Job Seekers ke Job Creators dan Proses Terciptanya Wirausaha

Nama

NIMNo. Absen

Devy Kusuma Cendana131535118239

UNIVERSITAS UDAYANAFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISPROGRAM EKSTENSI2015

A. Pengertian Kewirausahaan

Secara harfiah Kewirausahaan terdiri atas kata dasar wirausaha yang mendapat awalan ked an akhiran an, sehingga dapat diartikan kewirausahaan adalah hal-hal yang terkait dengan wirausaha. Sedangkan wira berarti keberanian dan usaha berarti kegiatan bisnis yang komersial atau non-komersial, Sehingga kewirausahaan dapat pula diartikan sebagai keberanian seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan bisnis.Dalam bahasa Inggris wirausaha adalah enterpenuer. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Richard Cantillon, seorang ekonom Prancis. Menurutnya, entrepreneur adalah agent who buys means of production at certain prices in order to combine them. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, ekonom Perancis lainnya- Jean Baptista Say menambahkan definisi Cantillon dengan konsep entrepreneur sebagai pemimpin. Secara umum banyak sekali definisi yang dikemukakan oleh para ahli, mengenai kewirausahaan, dibawah ini akan saya kemukakan beberapa pendapat tersebut, yang diambil dari berbagai sumber :a. Harvey Leibenstein (1968, 1979), mengemukakan, kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.b. Penrose (1963) : Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.c. Frank Knight (1921) : Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.

B. Arti Penting Kewirausahaan

Di dalam keragaman definisi mengenai kewirausahaan, pada hakikat-nya terkandung suatu gagasan yang sama dan cenderung semakin diakui oleh berbagai pihak, terutama yang berkenaan dengan: penciptaan (creating), kebaruan (newness), dan pengambilan risiko (risk taking). Sehubungan dengan hal itu, kewirausahaan nampak semakin diakui sebagai suatu penggerak pertumbuhan ekonomi, inovasi, peningkatan produktivitas, dan lapangan pekerjaan, serta telah diterima secara luas sebagai aspek penting dalam dinamika perekonomian, yang mencakup: lahir dan matinya suatu perusahaan, serta pertumbuhan dan perampingannya (downsizing). Dengan adanya perusahaan yang masuk dan keluar industri, hal ini menunjukkan bahwa para pendatang baru (new entrants) akan lebih efisien dibanding perusahaan yang digantikannya (exit).Perusahaan yang tidak tergeser ke luar arena industri, akan dituntut untuk berinovasi dan lebih produktif agar mampu bersaing dan bahkan bertahan hidup. Banyak penelitian telah memberikan dukungan empiris pada proses creative destruction ini, yaitu konsep yang pertamakali dikemukakan oleh Schumpeter. Dengan terdapatnya perusahaan yang mampu bertahan dalam industrinya, karena mampu berinovasi dan lebih produktif, ditambah dengan masuknya beberapa perusahaan baru ke dalam industri dengan kapasitas yang lebih besar, maka telah mampu menciptakan tingkat produktivitas yang jauh lebih tinggi, dan secara langsung atau tidak, telah mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.Pertumbuhan ekonomi, pada umumnya akan lebih mudah dicapai dengan masih adanya perusahaan-perusaahaan lama yang mampu bertahan dalam industri karena mereka terus mampu berinovasi, lebih produktif dan ditambah lagi dengan masuknya perusahaan baru ke dalam industri yang memiliki kapasitas baru. Secara sederhana nampak disini bahwa pertumbuhan ekonomi dapat dicapai dikarenakan para wirausaha mampu menciptakan perusahaan baru, yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan tingkat persaingan, dan produktivitas melalui perubahan teknologi. Dengan demikian, pengukuran kewirausahaan melalui cara ini secara langsung dapat menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi meskipun secara kenyataannya tidak mudah (Varga dan Zoltan Acs, 2006). Global Entrepreneurship Monitor (GEM), mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata diantara necessity entrepreneurship dan opportunity entrepreneurship dalam memberikan dampak pada kemajuan dan/ atau pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah atau negara. Necessity entrepreneurship adalah suatu proses yang dilalui seseorang untuk menjadi wirausaha karena tidak memiliki pilihan lain. Sedangkan opportunity entrepreneurship adalah suatu pilihan untuk memulai suatu usaha dengan dilandasi oleh suatu persepsi tentang adanya peluang usaha yang belum atau kurang tergali. Pengkajian data yang dikumpulkan oleh GEM di 11 negara terungkap suatu informasi bahwa dampak dari keberadaan kedua jenis kewirausahaan tersebut sangat berbeda terhadap pertumbuhan ekonomi di negara-negara tersebut. Mereka menyimpulkan bahwa necessity entrepreneurship tidak memiliki dampak pada pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, opportunity entrepreneurship memiliki dampak yang positif dan siginifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, dalam mengukur kontribusi kewirausahaan terhadap pertumbuhan ekonomi suatu wilayah atau negara tidak dapat dilihat secara agregat tanpa memperhatikan terlebih dahulu kedua jenis kewirausahaan yang ditelaah.

C. Jenis-Jenis WirausahaMenurut Ir. Ciputra ada tiga jenis wirausaha, yaitu:a. Necessity Entrepreneur yaitu menjadi wirausaha karena terpaksa dan desakan kebutuhan hidup.b. Replicative Entrepreneur, yang cenderung meniru-niru bisnis yang sedang ngetren sehingga rawan terhadap persaingan dan kejatuhan.c. Inovatif Entrepreneur, wirausaha inovatif yang terus berpikir kreatif dalam melihat peluang dan meningkatkannya.

D. Perubahan Paradigma dari Job Seekers ke Job Creators

Secara sengaja dan terencana, pemerintah, perguruan tinggi, dunia usaha, sudah harus memikirkan bagaimana mengembangkan lulusan perguruan tinggi dengan orientasi entrepreneurship/kewirausahaan. Harus lahir lulusan yang memiliki pola berfikir/cita-cita untuk menciptakan lapangan pekerjaan (job creator), bukan mencari (job seeker). Sebagian dari lulusan perguruan tinggi harus diarahkan menjadi manusia yang berani mengambil dan mengolah resiko itu untuk terjun dalam dunia kewirausahaan. Ini adalah persoalan pendidikan karakter dan jiwa kewirausahaan. Dalam era yang berbasiskan ilmu pengetahuan ini, sumber daya manusia berjiwa kewirausahaan adalah salah satu penanda terpentingnya.Dalam proses membudayakan wirausaha melalui lembaga pendidikan tinggi sebetulnya nilai mendasar apa yang perlu diinternalisasi yang menjadi pembeda bagi seorang wirausahawan. Ada tiga watak penting yang menjadi penanda seorang wirausaha yaitu individu yang mampu menciptakan kesempatan (opportunity creator), mampu menciptakan hal-hal atau ide-ide baru yang orisinal (innovator) dan terakhir harus berani mengambil resiko dan mampu mengitungnya (calculated risk taking).Pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh (holistik), sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman dan ketrampilan sebagai wirausaha. Pendidikan kewirausahaan dapat diimplementasikan secara terpadu dengan kegiatan-kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa secara bersama-sama dalamkomunitas pendidikan sehingga diharapkan akan menciptakan mindset sebagai seorang pencipta kerja (job creator). Berikut ini adalah strategi mengubah Mindset Lulusan Perguruan Tinggi dari Job Seeker menjadi Job creator;a. Keluarga Membangun Kultur berwirausahaKultur (budaya) berwirausaha suatu keluarga atau suku atau golongan bahkan bangsa sangat berpengaruh terhadap kemunculan wirausaha-wirausaha baru yang tangguh.Kultur berwirausaha tidak dapat ditanamkan dalam sekejap. Memerlukan waktu cukup banyak untuk membangun kultur kewirausahaan Setiap keluarga harus menanamkan jiwa wirausaha sejak dini dalam diri anak-anak mereka.Kultur beberapa suku di Indonesia memang mengagungkan profesi wirausaha sehingga banyak wirausaha tangguh yang berasal dari suku tersebut. Namun secara umum kultur masyarakat Indonesia masih mengagungkan profesi yang relatif tanpa resiko misalnya menjadi pegawai negeri, bekerja di perusahaan besar. Pilihan lebih banyak berada para kuadran kanan (Employee. Lihat. Robert Kiyosaki).b. Penciptaan Iklim UsahaEra krisis moneter yang melanda Indonesia awal tahun 1997 menyebabkan banyak industri besar tumbang, usaha skala kecil sulit tumbuh. Hal ini membuat pemerintah Indonesia kebingungan mengatasinya dikarenakan berkaitan dengan timpangnya struktur usaha (industri) yang terlalu memihak pada industri besar.Peran pemerintah ini juga bukan pada pemberian modal, tetapi lebih pada membina kemampuan industri kecil dan membuat suatu kondisi yang mendorong kemampuan industri kecil dalam mengakses modal, (Pardede, 2000). Atau dengan kata lain, pemerintah harus membina kemampuan industri kecil dalam menghitung modal optimum yang diperlukan, kemampuan menyusun suatu proposal pendanaan ke lembaga-lembaga pemberi modal, serta mengeluarkan kebijakan atau peraturan yang lebih memihak industri kecil dalam pemberian kredit.c. Pembenahan Dunia PendidikanPola pikir para sarjana yang umumnya masih berorientasi untuk menjadi karyawan harus diubah. Oleh Karena itu peran lembaga pendidikan sebagai pusat inkubasi pembentukan manusia Indonesia seutuhnya, perlu di tata kembali. Struktur kurikulum kita yang cenderung menghasil lulusan yang siap pakai bukan lulusan yang siap menghasilkan.d. Optimalisasi Balai Pelatihan KewirusahaanMengoptimalkan balai latihan kerja (BLK). Dengan pengoptimalan BLK maka, kekurangan daya serap perguruan tinggi bisa diantisipasi. Disebutkannya, saat ini BLK belum begitu termanfaatkan untuk mengatasi pengangguran. Begitu pula dengan BLK-BLK, banyak yang belum berkembang dengan baik terutama dalam penyerapan para lulusan untuk masuk ke dunia kerja. Saat ini, yang saya lihat belum ada perhatian pemerintah untuk pembenahan kearah itu,e. Peningkatan akses modalPemerintah melalui lembaga perbankan dan keuangan diminta membuka akses modal bagi calon wirausaha, karena selama ini mereka masih kesulitan mendapatkannya untuk meningkatkan taraf hidup.f. Pendampingan calon wirausahaSatu hal yang tidak kalah pentingnya adalah pendampingan yang dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat, perbankan, konsultan, dan stakeholder lainnya sehingga memberikan kemudahan serta pencerahan bagi para calon wirausaha. Seringkali lemahnya pendampingan mengakibatkan modal usaha yang telah dibagikan kepada calon wirausaha, tidak terpakai dengan baik. Para calon wirausaha lebih sering melakukan konsumsi terhadap modal yang diberikan. Akibatnya, modal mereka terpakai habis sedangkan usaha belum dapat berjalan dengan baik.

E. Proses Terciptanya Wirausaha

Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha dibagi menjadi empat tahap,yaitu:a) Tahap memulai, adalah tahap dimana seseorang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan Segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru atau melakukan akuisisi b) Tahap melaksanakan usaha. Dalam tahap ini wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek, pembiayaan, SDM, kepemilikan organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan c) Tahap mempertahankan usaha. Dimana wirausahawan berdasarkan atas hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi d) Tahap mengembangkan usaha. Dimana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.

Referensi:http://edukasi.kompasiana.com/2012/03/06/pengertian-tujuan-dan-teori-kewirausahaan-materi-kuliah-444369.htmlhttp://sbm.binus.ac.id/files/2013/04/Pentingnya-Kewirausahaan.pdfhttp://irwandi78.blogspot.com/2012/09/paradigma-pengembangan-mahasiswa.htmlhttp://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2013/01/19/strategy-revitalization-of-intelectuals-mindset-from-job-seeker-to-job-creator-ricky-ekaputra-foeh-526051.html