perkembangan usaha mitra bmt mekar da’wah...

123
i PERKEMBANGAN USAHA MITRA BMT MEKAR DA’WAH SETELAH MENDAPATKAN PEMBIAYAAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh: Riri Sartika NIM: 1111046100058 PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/ 2017

Upload: duongngoc

Post on 21-Mar-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

PERKEMBANGAN USAHA MITRA BMT MEKAR DA’WAH

SETELAH MENDAPATKAN PEMBIAYAAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

Riri Sartika NIM: 1111046100058

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/ 2017

ii

iii

iv

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS DIRI

Nama : Riri Sartika

Tempat/Tanggal lahir : Jakarta, 9 September 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Prima Dalam RT.005/05 Blok S-8 No.3, Kel.

Tegal Alur, Kec. Kalideres, Jakarta Barat (11820)

Status : Belum Menikah

No. Hp : 089602809389

E-mail : [email protected]

B. PENDIDIKAN FORMAL

1. TK Al- Ikhlas (1997-1998)

2. SDIT Al-Qomar (1998-2004)

3. SMP Negeri 249 Jakarta (2004-2007)

4. SMA Negeri 33 Jakarta (2007-2010)

5. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2011-2017)

C. PENGALAMAN ORGANISASI

2005-2006 Wakil Ketua PMR SMP Negeri 249 Jakarta

2008-2009 Ketua Umum PMR SMA Negeri 33 Jakarta

2012-2013 Center For Islamic Economics Studies UIN Jakarta –

Sekretaris Departemen Pengembangan Sumber Daya

Manusia dan Organisasi (PSDMO)

2013-2014 HMI KOMISARIAT FSH – Wakil Bidang

Pemberdayaan Perempuan

2013-2014 HMPS (Himpunan Mahasiswa Program Studi) Muamalat

– Sekretaris Bidang Kemahasiswaan

2014-2015 PSM (Paduan Suara Mahasiswa) UIN Jakarta –

Departemen Kaderisasi

vi

ABSTRAK

Riri Sartika, NIM 1111046100058. PERKEMBANGAN USAHA MITRA BMT MEKAR DA’WAH SETELAH MENDAPATKAN PEMBIAYAAN, Skripsi Program Studi Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1439 H/2017 M.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Bagaimana perbedaan omset penjualan, jumlah tenaga kerja serta variasi jumlah barang dagangan sebelum dan setelah mendapatkan pembiayaan dari BMT Mekar Da’wah. Pada penelitian ini penulis membahas tentang perkembangan usaha, pembiayaan dan omset penjualan mitra. Penelitian ini dilakukan di BMT Mekar Da’wah dengan alasan untuk mengetahui tingkat perkembangan usaha mitra pembiayaan setelah BMT Mekar Da’wah menyalurkan pembiayaan.

Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Populasi penelitian ini adalah pedagang Pasar Serpong yang menerima pembiayaan dari BMT Mekar Da’wah yang berjumlah 380 mitra yang merupakan pembiayaan produktif. Metode pengambilan sample menggunakan purposive random sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 85 responden yang dikelompokkan berdasarkan jenis usaha. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner dan dokumentasi untuk memperoleh data tentang perkembangan usaha mitra setelah mendapatkan pembiayaan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji pangkat tanda Wilcoxon.

Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Ada perbedaan antara omset penjualan sebelum dan setelah pembiayaan, mitra yang menerima pembiayaan dari BMT Mekar Da’wah mengalami perkembangan usaha. (2) Ada perbedaan antara jumlah tenaga kerja sebelum dan setelah menerima pembiayaan dari BMT Mekar Da’wah. (3) Ada perbedaan antara variasi jumlah barang dagangan sebelum dan setelah menerima pembiayaan dari BMT Mekar Da’wah.

Kata Kunci : perkembangan usaha, omset penjualan, pembiayaan.

Pembimbing : AM. Hasan Ali, MA.

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Bismillahirrahmaanirrahiim.. Segala puji dan syukur penulis panjatkan

kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat, islam serta iman yang

tiada habis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beriringan

salam penulis sanjungkan kepada baginda Rasulullah SAW, yang telah membawa

umatnya dari zaman kegelapan ke zaman yang terang-benderang seperti sekarang

ini, kaya akan keilmuan dan pengetahuan.

Penulisan karya ilmiah ini berjudul “Perkembangan Usaha Mitra BMT

Mekar Da’wah setelah Mendapatkan Pembiayaan”, ditujukan sebagai salah satu

syarat untuk menyelesaikan studi strata 1 (S1) dan memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi (SE) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sebagai penghargaan sedalam-dalamnya, penulis sampaikan kepada orang-

orang yang penulis sayangi yang telah memberikan dukungan dan do’a demi

terselesaikannya skripsi ini. Rasa terima kasih ini penulis tujukan kepada:

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, P.hd, selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc. M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak AM. Hasan Ali, MA, selaku Ketua Program Studi Muamalat dan Bapak

Dr. Abdurrauf, MA, selaku Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

viii

4. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE, selaku Ketua Program Studi Perbankan

Syariah dan Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si, selaku Sekretaris Program Studi

Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Alimin Mesra, M.Ag, selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan pengarahan selama proses skripsi ini berlangsung.

6. Bapak Hasan Ali, MA, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan motivasi dan membantu dalam penyelesain skripsi ini.

7. Bapak Noryamin Aini, MA, yang telah sangat banyak sabar membimbing saya

dalam proses penulisan skripsi ini dan sangat menginspirasi penulis.

8. Segenap pengurus BMT Mekar Da’wah, khususnya Bapak Ismail selaku

Ketua Pengurus, Bapak Irfan Ahmad Riva’i selaku Manager Operasional,

Bapak Ahmad Fauzi dan Chandra Ghufta, Nurisma Septia Anggraeni, SE.,

Shara Devi Maharani Al-amin dan Ibu Salamah, atas waktu dan kesediaannya

dalam rangka pengumpulan data skripsi, sehingga penulis dapat

merampungkan skripsi ini.

9. Mama dan Papa tercinta Ruslan Abdul Gani dan Rini Triyani yang selalu

memberikan kasih sayang dan cinta yang tiada terhingga, serta motivasi dan

doa untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Saudara dan saudari yang penulis sayangi Rahmat Ramadansah, Rusnia Pratiwi

Agustin dan Rangga Wisnu Wibowo yang selalu memberikan keceriaan dan

tiada henti memotivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

ix

11. Aldi Maulana dan Bunda Mega Azwita yang selalu memberikan semangat,

motivasi dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

12. Sahabat tercinta Husnul Qari, SE.Sy, Rembulan Rahmadia Fitri, SE.Sy, Dessy

Rachma Damayanti, SE.Sy., Sharfina Putri Kartika, SE.Sy., Eko Siswandanu,

SE., Burhanudin Yusuf Solihin, SE.Sy., Elis Sri Ramdani, Siti Hanna, dan Ka

Endra Rukmana yang selalu memberikan motivasi tiada habisnya sehingga

penulis dapat merampungkan skripsi ini.

13. Teman-teman Perbankan Syariah Angkatan 2011, Keluarga PSM UIN Jakarta,

khususnya angkatan Propizio Diantary Febrilia R, S.Pd, Putri S Alia, Delia

Ulfa, Ega Mira Handayani, dan Ratna Andita Dewi, SE (Swarnagita) yang

selalu memberikan kebahagiaan dan mengajarkan proses untuk menuju baik.

14. Keluarga HMI KOMFAKSY yang telah memberikan banyak cerita dalam

masa perjuangan di kampus tercinta, dan leader Oriflame Ka Yuyun

Sukmawati, Ka Lailiyah Oktavianti, Ratih Pratiwi Damayanti, Fadhilah Rahmi

Karim, SE., Sandra Virna Agustin yang selalu memotivasi penulis dalam

penyelesaian skripsi ini.

15. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih

banyak atas dukungan dan do’a. Semoga Allah SWT membalas semua

kebaikan dengan pahala yang berlipat ganda dan selalu diberkahi oleh Allah

SWT. Amin Yaa Rabbal Alamiin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Ciputat, November 2017

Penulis

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... iv

ABSTRAK ......................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii

DAFTAR DIAGRAM ..................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................................ 6

C. Batasan Masalah.............................................................................................. 7

D. Rumusan Masalah ........................................................................................... 8

E. Tujuan ............................................................................................................. 8

F. Manfaat ........................................................................................................... 9

G. Sistematika Penulisan .................................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 12

A. Perkembangan Usaha .................................................................................... 12

B. Indikator Perkembangan Usaha ..................................................................... 15

C. Pendapatan .................................................................................................... 16

1. Pendapatan dari Gaji dan Upah ................................................................. 16

xi

2. Pendapatan dari Aset Produktif ................................................................. 17

3. Pendapatan dari Pemerintah (Transfer Payment) ....................................... 17

D. UMKM ......................................................................................................... 18

1. Konsep dan Definisi UMKM .................................................................... 18

2. Karakteristik UMKM ................................................................................ 19

E. Produk Baitul Maal wat Tamwil (BMT) ........................................................ 20

F. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu ............................................................. 24

G. Kerangka Konsep dan Teori .......................................................................... 29

H. Hipotesis ....................................................................................................... 35

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 36

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .................................................................... 36

B. Jenis Data/Sumber Data................................................................................. 36

C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 37

D. Teknik Pengambilan Sampel ......................................................................... 38

E. Teknik Pengolahan Data ................................................................................ 39

F. Metode Analisis Data .................................................................................... 39

1. Uji Normalitas .......................................................................................... 39

2. Uji Pangkat Tanda Wilcoxon .................................................................... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 44

A. Gambaran Umum Tentang BMT Mekar Da’wah ........................................... 44

1. Sejarah Ringkas Objek Penelitian ............................................................. 44

a. Sejarah Perusahaan ................................................................................... 44

b. Visi dan Misi Perusahaan .......................................................................... 45

xii

c. Struktur Organisasi BMT Mekar Da’wah .................................................. 46

B. Deskripsi Responden ..................................................................................... 47

1. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................... 48

2. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Usia .......................................... 48

3. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................... 49

4. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Jenis Usaha ............................... 51

5. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Kegiatan Usaha ........................ 52

C. Analisis Data dan Pembahasan ...................................................................... 53

1. Analisis Uji Pangkat Tanda Wilcoxon ....................................................... 53

2. Perkembangan Usaha Mitra Pembiayaan .................................................. 57

3. Perkembangan Usaha Mitra Menurut Jenis Usaha ..................................... 62

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 72

A. Kesimpulan ................................................................................................... 72

B. Saran ............................................................................................................. 74

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 75

DAFTAR LAMPIRAN

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Hasil Uji Normalitas .......................................................................... 40

Tabel 4. 1 Deskriptif Statistik Omset Penjualan ................................................. 53

Tabel 4. 2 Hasil Pangkat Omset Penjualan ......................................................... 54

Tabel 4. 3 Uji Beda Omset Penjualan ................................................................. 54

Tabel 4. 4 Hasil Pangkat Jumlah Tenaga Kerja .................................................. 55

Tabel 4. 5 Uji Beda Jumlah Tenaga Kerja .......................................................... 56

Tabel 4. 6 Hasil Pangkat Variasi Jumlah Barang Dagangan................................ 56

Tabel 4. 7 Uji Beda Variasi Jumlah Barang Dagangan ....................................... 57

Tabel 4. 8 Omset Penjualan Usaha Sembako ...................................................... 63

Tabel 4. 9 Omset Penjualan Dagang Pakaian...................................................... 63

Tabel 4. 10 Omset Penjualan Tukang Jahit ......................................................... 64

Tabel 4. 11 Omset Penjualan Usaha Salon ......................................................... 64

Tabel 4. 12 Omset Penjualan Usaha Pangkas Rambut ........................................ 65

Tabel 4. 13 Omset Penjualan Dagang Sayuran ................................................... 65

Tabel 4. 14 Omset Penjualan Dagang Ikan ......................................................... 66

Tabel 4. 15 Omset Penjualan Usaha Warung Nasi .............................................. 67

Tabel 4. 16 Omset Penjualan Dagang Bumbu .................................................... 67

Tabel 4. 17 Omset Penjualan Dagang Kelapa Parut ............................................ 68

Tabel 4. 18 Omset Penjualan Konter Pulsa ......................................................... 69

Tabel 4. 19 Omset Penjualan Lain-lain dan Alat kesehatan ................................ 69

xiv

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1. 1 Jumlah Perkembangan Mitra Pembiayaan BMT Mekar Da'wah ..... 5

Diagram 4. 1 Keadaan Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............... 48

Diagram 4. 2 Keadaan Umum Responden Berdasarkan Usia .............................. 49

Diagram 4. 3 Keadaan Umum Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ....... 50

Diagram 4. 4 Keadaan Umum Responden Berdasarkan Jenis Usaha................... 51

Diagram 4. 5 Keadaan Umum Responden Berdasarkan Kegiatan Usaha ............ 52

Diagram 4. 6 Omset Penjualan Mitra BMT Mekar Da'wah................................. 58

Diagram 4. 7 Penambahan Jumlah tenaga kerja .................................................. 60

Diagram 4. 8 Variasi Barang Dagangan Mitra BMT Mekar Da'wah ................... 61

Diagram 4. 9 Perkembangan Usaha Mitra Menurut Jenis Usaha berdasarkan omset

penjualan (bulanan) ............................................................................................ 70

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sangat

pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya pedagang-pedagang kecil, toko-

toko kecil, usaha kecil rumahan dan sejenisnya yang kita temui di sekitar kita.

Karena jika kita berbicara masalah usaha kecil menengah tidak lepas dari

kebutuhan manusia seperti sandang dan pangan. Selain itu, jenis usaha yang

berkembang dewasa ini seperti dibidang kuliner banyak yang memodifikasi

satu jenis makanan sehingga bervariasi rasa dan bentuknya, di bidang

fashion, di bidang otomotif seperti bengkel yang berskala kecil, teknologi dan

pendidikan

Dalam banyak literatur disebutkan bahwa pembentukan struktur

ekonomi suatu wilayah sangat ditentukan oleh peran serta masyarakat.

Sementara itu, secara struktural konfigurasi ekonomi Indonesia didominasi

oleh pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), yaitu sekitar 51,3

juta unit usaha atau 99,97% dari seluruh unit usaha yang ada, sisanya adalah

usaha besar. Jumlah UMKM yang besar, dominan dan penyebarannya hingga

ke pelosok daerah ini adalah gambaran kekuatan ekonomi nasional. Oleh

2

karena itu UMKM merupakan aspek yang sangat penting dalam

pembangunan ekonomi Indonesia.1

Permodalan merupakan salah satu masalah yang hampir dialami oleh

setiap pelaku usaha, mulai dari usaha mikro, kecil sampai usaha besar. Tidak

ada usaha yang tidak membutuhkan modal, tetapi yang menjadi permasalahan

di sini adalah kemampuan para pelaku usaha itu sendiri dalam memperoleh

permodalan untuk mengembangkan usaha mereka. Sudah tidak asing lagi

bagi para pelaku usaha besar mereka dapat mengajukan permodalan atau

sering bersentuhan langsung dengan perbankan, karena mereka cukup

bankable dan feasible.

Bankable adalah kondisi usaha itu sendiri yang memenuhi syarat-syarat

yang diperlukan oleh bank. Sementara feasible adalah kondisi usaha tersebut

yang memiliki tingkat kelayakan untuk memperoleh pinjaman. Sementara itu,

lain halnya dengan UMKM yang sama-sama membutuhkan tambahan modal

untuk mengembangkan usahanya, mereka tidak cukup bankable dan feasible

jika langsung bersentuhan dengan perbankan. Selain itu, bank juga sudah

menetapkan batas minimum kredit yang bisa dilayani yaitu minimum 10 juta

rupiah, sedangkan modal yang dibutuhkan usaha kecil dan mikro berbeda

dengan usaha besar. Jika pelaku usaha kecil, mikro dan menengah ini

dipaksakan untuk mengakses atau meminjam lebih dari 10 juta rupiah, maka

1 Euis Amalia, Keuangan Mikro Syariah: referensi untuk akademisi dan praktisi yang

mengembangkan Lembaga Keuangan Mikro Syariah di Indonesia, (Bekasi : Gramata Publishing, 2016), h.1.

3

dikhawatirkan mereka tidak dapat membayar angsuran atau pengembalian,

sehingga sangat berisiko bagi bank.2

Pada perkembangannya saat ini telah ada Lembaga Keuangan Mikro

(LKM) yang dapat membantu permasalahan UMKM dari segi permodalan,

yaitu dalam bentuk pembiayaan, dimana LKM ini keberadaannya pun sangat

dekat dengan masyarakat dan lebih ‘bersahabat’ kepada para pelaku usaha di

dalam prakteknya. LKM memberikan kemudahan dalam pengajuan atau

proses pembiayaan, jumlah plafond, besarnya angsuran, dan cara melakukan

angsurannya.

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dibedakan menjadi dua yaitu

Lembaga Keuangan Mikro Konvensional dan Lembaga Keuangan Mikro

Syariah (LKMS). Pelayanan keuangan konvensional dapat ditemukan antara

lain pada lembaga keuangan bank yang menggunakan sistem bunga,

sedangkan pelayanan keuangan syariah berlaku prinsip-prinsip syariah Islam

yang dapat ditemukan antara lain pada Bank Syariah, Asuransi Syariah dan

Koperasi Syariah.

Salah satu LKMS yang menjadi tempat penelitian ini adalah Baitul

Maal Wat Tamwil (BMT). Dalam ranah Lembaga Keuangan Mikro Syariah

(LKMS) di Indonesia, pada saat ini setidaknya terdapat sekitar 3000 BMT

(Baitul Maal wat Tamwil) yaitu adalah suatu LKMS non-bank yang

mempunyai misi pemberdayaan masyarakat menengah ke bawah (sektor riil).

2 Euis Amalia, Keuangan Mikro Syariah: referensi untuk akademisi dan praktisi yang

mengembangkan Lembaga Keuangan Mikro Syariah di Indonesia, h. 10.

4

Misi tersebut dilaksanakan melalui fungsi gandanya yaitu sebagai lembaga

sosial (baitul maal) dan lembaga bisnis yang profit oriented (baitut tamwil).3

Sejak awal keberadaannya hingga saat ini beroperasi, BMT

berkembang sangat pesat dan sudah berdiri hampir semua wilayah provinsi di

Indonesia. BMT telah menjadi ikon tentang sebuah Lembaga Keuangan

Mikro Syariah (LKMS) di Indonesia. Barangkali ada nama lain, seperti Baitul

Qiradh (BQ) di Aceh, atau mengambil salah satu bentuk kelembagaan dari

BMT, baik Baitut Tamwil (seperti Baitut Tamwil Muhammadiyah atau BTM)

ataupun Baitul Maal yang umumnya merupakan lembaga amil zakat.

Prinsipnya adalah lembaga keuangan yang melayani dan mengintermediasi

masyarakat miskin, maupun para pelaku usaha mikro dalam sistem syariah

dalam transaksinya.4

Salah satu BMT yang aktif untuk memajukan masyarakat ekonomi

lemah adalah BMT Mekar Da’wah. BMT ini memiliki komitmen sesuai

dengan salah satu misinya yaitu meningkatkan taraf hidup dan kemampuan

mitra baik sosial maupun ekonomi masyarakat melalui muamalah sesuai

syariah. Sebagai lembaga keuangan, BMT memberikan penyaluran

pembiayaan dalam jumlah yang relatif kecil pada setiap unit usaha mikro

yang menjadi mitranya. Akibatnya, pembiayaan oleh BMT lebih mampu

menyentuh kebutuhan pengusaha mikro yang secara struktur merupakan unit

usaha terkecil namun memiliki jumlah unit usaha paling besar di Indonesia.

3 Vita Sarasi, “Pengembangan Usaha Mikro oleh Baitul Maal wa Tamwil (BMT) dalam

Perspektif Tekno-Ekonomi”, Seminar Nasional Universitas Widyatama: Techno-economy dalam pembangunan ekonomi Indonesia, 25 Januari 2009, h. 1.

4 Euis Amalia, Keuangan Mikro Syariah: referensi untuk akademisi dan praktisi yang mengembangkan Lembaga Keuangan Mikro Syariah di Indonesia, h. 20-21.

5

Karena usaha mikro memiliki jumlah yang besar dan kebutuhan akan

lembaga keuangan juga sangat penting untuk meningkatkan permodalan,

maka BMT Mekar Da’wah memiliki perkembangan mitra yang cukup

signifikan dari tahun ke tahun.

Sumber : Laporan RAT BMT Mekar Da’wah (diolah)

Dari Diagram 1.1, dapat dilihat perkembangan jumlah mitra

pembiayaan BMT Mekar Da’wah, sejak tahun 2011 sejumlah 495 mitra

pembiayaan mengalami kenaikan yang cukup besar hingga mencapai 700

mitra pembiayaan di tahun 2012. Pada tahun 2013 kembali mengalami jumlah

kenaikan mitra bertambah menjadi 762 mitra pembiayaan, begitu pula tahun

2014 terus mengalami perkembangan jumlah mitra pembiayaan yaitu

sebanyak 846 mitra pembiayaan. Pada tahun 2015 mengalami penurunan

jumlah mitra, hal ini dikarenakan banyak mitra yang lunas dan ekspansi

Diagram 1. 1 Jumlah Perkembangan Mitra Pembiayaan BMT Mekar Da'wah

495

700762

846

705761

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Mitra Linear (Jumlah Mitra)

6

pembiayaan tidak maksimal karena kondisi ekonomi negara ini yang menjadi

pertimbangan. Namun, pada tahun 2016 jumlah mitra pembiayaan naik

kembali sejumlah 761 mitra pembiayaan. Kesimpulannya, secara linear

jumlah mitra pembiayaan BMT Mekar Da’wah mengalami perkembangan

yang cukup baik dari tahun 2011-2016.

Dari fenomena di atas, apakah mitra pembiayaan yang dibantu BMT

Mekar Da’wah dari segi permodalan sudah memberikan dampak positif

terhadap perkembangan usaha mitra pembiayaan? Mengetahui manfaat

tersebut menjadi penting untuk mengevaluasi sisi positif keterlibatan atau

kehadiran BMT untuk perkembangan ekonomi masyarakat lemah. Masalah

ini oleh penulis dijadikan tema bahasan yang itu menarik dan akan

memberikan manfaat untuk masyarakat yang penulis beri judul

“Perkembangan Usaha Mitra BMT Mekar Da’wah setelah

Mendapatkan Pembiayaan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, berikut identifikasi masalah yang

dapat diuraikan, diantaranya:

1. Dari mana saja Usaha Kecil Menengah memperoleh bantuan modal?

2. Apa masalah yang dihadapi oleh Usaha Kecil Menengah dalam

mengembangkan usahanya?

3. Apakah mitra pembiayaan mengalami perkembangan usaha setelah

mendapatkan pembiayaan oleh BMT Mekar Da’wah?

7

4. Jenis usaha apa saja yang diberikan pembiayaan oleh BMT Mekar

Da’wah?

5. Apa perkembangan yang dialami oleh mitra pembiayaan merata di setiap

jenis usaha?

6. Apa peran yang dilakukan oleh BMT terhadap mitra pembiayaan, selain

dalam bentuk penyaluran pembiayaan?

C. Batasan Masalah

Untuk memfokuskan penelitian dan memudahkan analisis, maka

penulis perlu membuat batasan-batasan penelitian yaitu:

1. Ruang lingkup penelitian ini adalah mitra pembiayaan BMT Mekar

Da’wah yang berada di Pasar Serpong.

2. Objek penelitian ini adalah mitra BMT Mekar Da’wah yang memiliki

usaha kecil yang dilihat dari trend jenis usaha. Tren waktu tidak

disertakan pada penelitian ini karena keterbatasan peneliti.

3. Mitra BMT Mekar Da’wah yang dijadikan objek penelitian adalah yang

melakukan pembiayaan minimal 3 kali, dan masih terdaftar sebagai mitra

binaan. Karena dengan minimal pembiayaan sebanyak 3 kali dapat

dijadikan indikator dalam menilai perkembangan pendapatan setelah

menerima pembiayaan.

4. Tolok ukur untuk menilai perkembangan adalah omset penjualan per hari,

jumlah tenaga kerja dan jumlah macam barang.

8

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan

masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya yaitu:

1. Bagaimana perbedaan omset penjualan sebelum dan setelah mendapatkan

pembiayaan dari BMT Mekar Da’wah?

2. Bagaimana perbedaan jumlah tenaga kerja sebelum dan setelah

mendapatkan pembiayaan dari BMT Mekar Da’wah?

3. Bagaimana perbedaan jumlah barang dagangan sebelum dan setelah

mendapatkan pembiayaan dari BMT Mekar Da’wah?

E. Tujuan

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai

dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui dan menganalisis perbedaan omset penjualan sebelum dan

setelah mendapatkan pembiayaan pada BMT Mekar Da’wah.

2. Mengetahui dan menganalisis perbedaan jumlah tenaga kerja sebelum dan

setelah mendapatkan pembiayaan pada BMT Mekar Da’wah.

3. Mengetahui dan menganalisis perbedaan jumlah barang dagangan sebelum

dan setelah mendapatkan pembiayaan pada BMT Mekar Da’wah.

9

F. Manfaat

Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut:

1. Teoritis

a. Dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca maupun peneliti

pribadi.

b. Dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian sejenis dan dapat

dijadikan sebagai bahan perbandingan dari penelitian yang telah ada

maupun yang akan datang.

c. Dapat memberikan deskripsi pola pembinaan yang baik untuk usaha

kecil menengah (UKM).

2. Praktis

a. Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan

terkait dengan masalah yang diteliti, khususnya lembaga keuangan

mikro syariah, yaitu tentang perkembangan usaha mitra pembiayaan

setelah mendapatkan pembiayaan.

b. Bagi Mahasiswa

Sebagai bahan referensi pengetahuan mahasiswa tentang

lembaga keuangan syariah, dalam hal ini mengenai BMT. Dengan

adanya penelitian ini diharapkan mahasiswa memahami

perkembangan usaha mitra pembiayaan setelah mendapatkan

pembiayaan dari BMT.

10

c. Bagi Instansi Terkait

Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi dan bahan

pertimbangan terhadap BMT Mekar Da’wah dalam penyaluran

pembiayaan kepada usaha kecil dan Menengah.

G. Sistematika Penulisan

Berdasarkan Pedoman Penulisan Skripsi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, sistematika penulisan skripsi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab I merupakan pendahuluan yang berisi penjelasan yang erat sekali

hubungannya dengan masalah yang akan dibahas dalam bab-bab. Penjelasan

tersebut meliputi, latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah,

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab II menyajikan kajian kepustakaan yang digunakan dalam penelitian,

yaitu etos kerja, pentingnya pendampingan BMT, modal kerja dan besarnya

pembiayaan berbasis bagi hasil serta pendapatan. Landasan teori tersebut

diperoleh dari berbagai literatur yang dapat membantu penulis berpikir kritis

dan analitis saat memahami dan menafsirkan data serta review studi terdahulu

yang dapat menghindarkan dari tuduhan duplikasi dan penjiplakan.

11

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III menyajikan data penelitian, berupa deskripsi data berkenaan dengan

teknik pengumpulan data, proses penelitian dan variabel yang diteliti secara

objektif.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV merupakan analisis terhadap data penelitian yang ada dideskripsikan

guna menjawab masalah penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab V berisi kesimpulan dan saran yang ditarik dari pembuktian atau uraian

yang telah ditulis terlebih dahulu dan bertalian erat dengan pokok masalah.

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perkembangan Usaha

Kemampuan usaha kecil untuk tumbuh dan berkembang, tentu saja

berbeda dari satu jenis usaha ke jenis usaha yang lain. Perkembangan adalah

perubahan ke arah yang lebih baik. Perkembangan menurut bahasa adalah

perihal berkembang; menjadi besar; menjadi bertambah sempurna.5

Perkembangan usaha dapat didefinisikan usaha yang dalam

perjalanannya terdapat perubahan yang lebih baik, dari segi peningkatan

omset penjualan dan peningkatan pendapatan. Ada beberapa tahapan

perkembangan usaha yaitu tahap conceptual, start up, stabilisasi,

pertumbuhan (growth stage), dan kedewasaan. Tahapan-tahapan

perkembangan usaha pada kajian ini begitu luas, tidak mungkin dibahas

secara keseluruhan, maka yang mungkin dibahas dalam penelitian ini

perkembangan usaha dalam aspek conceptual, yaitu:6

a. mengenal peluang potensial, mengetahui peluang potensial sebuah usaha

akan lebih penting daripada konsep berupa ide besar yang belum tentu

dapat dipraktekan. Hal penting harus diketahui adalah masalah-masalah

yang ada di pasar, kemudian mencari solusi dari permasalahan yang telah

5 Dendi Sugono, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama), h. 662. 6 Soeharto Prawirokusumo, Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, (Yogyakarta:

BPFE UGM, 2010), h. 185-188.

13

terdeteksi. Solusi inilah yang akan menjadi gagasan yang dapat

direalisasikan.

b. analisa peluang, mendirikan sebuah bisnis perlu perencanaan yang matang.

Tindakan yang bisa dilakukan untuk merespon peluang bisnis adalah

dengan melakukan analisa peluang berupa market research kepada calon

pelanggan potensial. Analisa ini dilakukan untuk melihat respon pelanggan

terhadap produk, proses, dan pelayanannya.

c. mengoganisasi sumber daya, ketika suatu usaha sudah dinyatakan berdiri

maka hal lain yang perlu dilakukan adalah memenejemen sumber daya

manusia dan uang. Pada tahap inilah yang sering disebut sebagai tahap

memulai usaha. Pada tahap ini dikatakan sangat penting karena merupakan

kunci keberhasilan pada tahap selanjutnya. Tahap ini bisa disebut sebagai

tahap warming up.

d. langkah mobilisasi sumber daya, adalah langkah terakhir sebelum ke tahap

start up. Masa konseptual disebut juga masa gestasi suatu usaha yang

waktunya dapat berlangsung sejak 6 bulan sampai dengan 2 tahun.

Sebelum memulai usaha, terlebih dahulu diperlukan pemilihan bidang

yang ingin ditekuni. Pemilihan bidang usaha ini sangat penting agar kita

mampu mengenal seluk-beluk usaha tersebut dan mampu mengelolanya

dengan baik serta dapat berkembang pesat. Adapun faktor-faktor yang

mampu mempengaruhi perkembangan sebuah usaha antara lain:7

7 Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), h. 36-38.

14

1. Minat atau Bakat

Minat atau bakat sudah ada dan dapat timbul dari dalam diri seseorang.

Artinya, ketertarikan pada suatu bidang sudah tertanam dalam dirinya.

Minat juga dapat tumbuh setelah dipelajari dari berbagai cara. Namun,

seseorang yang memiliki minat dari dalam atau bakat dari keturunan

akan lebih mudah dan lebih cepat beradaptasi dalam mengembangkan

usahanya.

2. Modal

Modal secara luas dapat diartikan uang. Untuk memulai usaha terlebih

dahulu diperlukan sejumlah uang. Dalam arti sempit modal dapat

dikatakan sebagai keahlian seseorang. Dengan keahlian tertentu

seseorang dapat bergabung dengan mereka yang memiliki modal uang

untuk menjalankan usahanya.

3. Waktu

Waktu adalah masa seseorang untuk menikmati hasil dari usahanya.

Setiap usaha memiliki masa yang berbeda-beda ada yang dalam jangka

waktu pendek dan ada pula dalam waktu jangka menengah atau panjang.

Dalam jangka pendek artinya di bawah satu tahun usaha tersebut sudah

memberikan hasil, misalnya usaha dagang, agribisnis, usaha jasa,

peternakan ikan atau ayam. Kemudian dalam jangka menengah misalnya

usaha peternakan kambing, sedangkan jangka panjang seperti pertanian

karet atau kelapa sawit.

15

4. Laba

Faktor yang perlu dipertimbangkan adalah besarnya margin laba yang

diinginkan. Di samping itu, dalam hal laba yang perlu dipertimbangkan

adalah jangka waktu memperoleh laba tersebut. Margin laba yang

dimaksud adalah jumlah laba yang akan diperoleh (dalam persentasi

tertentu), sedangkan jangka waktu adalah lama tidaknya memperoleh

laba, sesaat atau terus menerus.

B. Indikator Perkembangan Usaha

Tolok ukur perkembangan usaha atau keberhasilan usaha haruslah

merupakan parameter yang dapat diukur sehingga tidak bersifat nisbi atau

bahkan bersifat maya yang sulit untuk dapat dipertanggungjawabkannya.

Semakin konkrit tolok ukur itu semakin mudah bagi semua pihak untuk

memahami serta membenarkan atas diraihnya keberhasilan tersebut.

Muhammad Soleh setelah merujuk beberapa penelitian menganjurkan

peningkatan omset penjualan, pertumbuhan tenaga kerja, dan pertumbuhan

pelanggan sebagai pengukuran perkembangan usaha.8

Para peneliti seperti yang telah dirujuk oleh Suryati menyatakan

ukuran terhadap keberhasilan dari perkembangan bisnis tersebut dapat berupa

besar kecilnya penghasilan (income) atau keuntungan (profit) yang diperoleh.

Alur tolok ukur perkembangan usaha dalam penelitian ini dilihat dari jumlah

8 Muhammad Soleh, “Analisis Strategi Inovasi dan Dampaknya terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Kasus: UKM Manufaktur di Kota Semarang)”, (Tesis: Program Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro, 2008), h. 26.

16

pendapatannya, yaitu akan terjadi peningkatan pendapatan apabila

perkembangan usaha juga meningkat.9

C. Pendapatan

Pendapatan dalam kamus manajemen adalah uang yang diterima oleh

perorangan, perusahaan, dan organisasi lain dalam bentuk upah, gaji, sewa,

bunga, komisi, ongkos dan laba.10 Pendapatan adalah total penerimaan (uang

dan bukan uang) seseorang atau suatu rumah tangga selama periode tertentu.

Ada tiga sumber penerimaan rumah tangga, yaitu:

1. Pendapatan dari Gaji dan Upah

Gaji dan upah adalah balas jasa terhadap ketersediaan menjadi tenaga

kerja. Besar gaji atau upah seseorang secara teoritis sangat tergantung dari

produktivitasnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas,

yaitu sebagai berikut:

a. Keahlian (Skill). Keahlian adalah kemampuan teknis yang dimiliki

seseorang untuk menangani pekerjaan yang dipercayakan. Makin tinggi

jabatan seseorang, keahlian yang dibutuhkan makin tinggi karena itu

gaji atau upahnya makin tinggi.

b. Mutu Modal Manusia (Human Capital). Mutu modal manusia adalah

kapasitas pengetahuan, keahlian, kemampuan yang dimiliki seseorang,

baik karena bakat bawaan (inborn) maupun hasil pendidikan dan

latihan. Seseorang dapat menjadi pemain bola profesional karena bakat

9 Suryati, “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah BMT Binamas terhadap Perkembangan

Usaha dan Pendapatan Nasabah Mudharabah di BMT Binamas Purworejo”, (Skripsi S1, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta, 2012).

10 BN. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar, 2003), cet.III

17

seperti Pele dan Maradona. Bisa juga karena pendidikan dan latihan

walaupun bakatnya tidak sebesar Pele dan Maradona. Negara-negara

Eropa Barat (Jerman dan Belanda) umumnya menghasilkan pemain

profesional dari sekolah sepak bola yang dikelola secara profesional.

c. Kondisi Kerja (Working Condition). Yang dimaksud dengan kondisi

kerja adalah lingkungan dimana seseorang bekerja. Penuh resiko atau

tidak. Kondisi kerja dianggap makin berat bila resiko kegagalan atau

kecelakaan kerja mungkin tinggi. Untuk pekerjaan yang makin beresiko

tinggi upah atau gaji semakin besar walaupun tingkat keahlian yang

dibutuhkan tidak jauh berbeda. Misalnya bayaran tukang batu akan

lebih mahal bila bekerja di bangunan pencakar langit dibanding

membangun rumah sangat sedehana (RSS).11

2. Pendapatan dari Aset Produktif

Aset produktif adalah aset yang memberikan pemasukan atau balas jasa

penggunaannya. Ada dua kelompok aset produktif, Pertama, aset finansial

(financial assets), seperti deposito yang menghasilkan pendapatan bunga,

saham yang menghasilkan deviden dan keuntungan atas modal (capital

gain) bia diperjualbelikan. Kedua,aset bukan finansial (real assets), seperti

rumah yang memberikan penghasilan sewa.

3. Pendapatan dari Pemerintah (Transfer Payment)

Pendapatan dari pemerintah atau penerimaan transfer adalah

pendapatan yang diterima bukan sebagai balas jasa atau input yang

11 Pratama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Mikro, Suatu Pengantar, ed.

III, (Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2006), h. 292.

18

diberikan. Di negara-negara yang telah maju, penerimaan transfer

diberikan, misalnya dalam bentuk tunjangan penghasilan bagi para

penganggur (unemployment compensation), jaminan sosial bagi orang-

orang miskin dan berpendapatan rendah (sosial security).

D. UMKM

1. Konsep dan Definisi UMKM

UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh perorangan atau badan usaha di semua sektor ekonomi.12

Pada prinsipnya, pembedaan antara Usaha Mikro (UMI), Usaha Kecil (UK),

Usaha Menengah (UM) dan Usaha Besar (UB) umumnya didasarkan pada

nilai aset awal (tidak termasuk tanah dan bangunan), omset rata-rata per

tahun, atau jumlah pekerja tetap. Namun, definisi UMKM berdasarkan tiga

alat ukur ini berbeda menurut negara. Karena itu, memang sulit

membandingkan pentingnya atau peran UMKM antarnegara. Tidak ada

kesepakatan umum dalam membedakan sebuah UMI dari sebuah UK, atau

sebuah UK dari sebuah UM, dan yang terakhir ini dari sebuah UB. Namun

demikian, secara umum, sebuah UMI mengerjakan lima (5) atau kurang

pekerja tetap; walaupun banyak usaha dari kategori ini tidak mengerjakan

pekerja yang digaji, yang disebut self-employment. Sedangkan, UKM bisa

berkisar antara kurang dari 100 pekerja, misalnya di Indonesia, dan 300

pekerja, misalnya di China. Selain menggunakan jumlah pekerja, banyak

12 Tulus Tambunan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia :Isu-Isu Penting,

(Jakarta: LP3ES, 2012), h.11.

19

negara yang menggunakan nilai aset tetap (tidak termasuk gedung dan

tanah) dan omset dalam mendefinisikan UMKM. Bahkan di banyak negara,

definisi UMKM berbeda antarsektor, misalnya di Thailand, India dan China,

atau bahkan berbeda antarlembaga atau departemen pemerintah, misalnya

Indonesia dan Pakistan.13

2. Karakteristik UMKM

Di dalam literatur diakui secara luas bahwa di negara sedang

berkembang (NSB), UMKM sangat penting karena karakteristik-

karakteristik utama mereka yang berbeda dengan UB, yakni:14

1) jumlah perusahaan sangat banyak (jauh melebihi jumlah usaha besar),

terutama dari kategori usaha mikro dan usaha kecil. Usaha mikro dan

kecil tersebar di seluruh pelosok pedesaan, termasuk di wilayah-

wilayah relatif terisolasi;

2) karena sangat padat karya, yang berarti mempunyai potensi

pertumbuhan kesempatan kerja sangat besar, pertumbuhan UMKM

dapat dimasukkan sebagai elemen penting dari kebijakan nasional

untuk meningkatkan kesempatan kerja dan menciptakan pendapatan,

terutama bagi masyarakat miskin;

3) tidak hanya dari mayoritas dari UMKM, terutama usaha mikro, di

negara sedang berkembang khususnya di pedesaan, kegiatan-kegiatan

produksi dari usaha ini juga, pada umumnya, berbasis pertanian.

13 Tulus Tambunan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia :Isu-Isu Penting, h. 11. 14 Tulus Tambunan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia :Isu-Isu Penting, h.2-

3.

20

Karena itu, upaya-upaya pemerintah mendukung UMKM sekaligus

juga merupakan cara tak langsung namun efektif untuk mendukung

pembangunan dan pertumbuhan produksi di sektor pertanian;

4) UMKM memakai teknologi-teknologi yang lebih “cocok” (jika

dibandingkan dengan teknologi-teknologi canggih yang umum dipakai

oleh perusahaan-perusahaan modern/usaha besar) terhadap proporsi

dari faktor-faktor produksi dan kondisi lokal yang ada di negara

sedang berkembang, yakni sumber daya alam (SDA) dan tenaga kerja

berpendidikan rendah yang berlimpah (walau jumlahnya bervariasi

menurut negara atau wilayah di dalam sebuah negara), tetapi modal

serta sumber daya manusia (SDM), atau tenaga kerja berpendidikan

tinggi sangat terbatas;

5) banyak UMKM bisa tumbuh pesat. Bahkan banyak UMKM bisa

bertahan pada saat ekonomi Indonesia dilanda krisis besar tahun

1997/1998. Karena itu, kelompok usaha ini dianggap sebagai

perusahaan-perusahaan yang memiliki fungsi sebagai basis bagi

pengembangan usaha lebih besar. Misalnya, usaha mikro bisa menjadi

landasan bagi pengembangan UK, sedangkan UK bagi UM, dan UM

bagi UB.

E. Produk Baitul Maal wat Tamwil (BMT)

Penjelasan mengenai produk BMT dengan mengacu pada Fatwa Dewan

Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dapat dikemukakan

21

sebagai berikut: Pertama, produk penghimpunan dana yang ada di BMT pada

umumnya berupa simpanan atau tabungan yang didasarkan pada akad wadiah

dan akad mudharabah. Untuk itu, dalam BMT dikenal adanya dua jenis

simpanan, yaitu simpanan wadiah dan simpanan mudharabah. Secara fikih,

akad wadiah ditinjau dari boleh tidaknya penerima titipan untuk

memanfaatkan barang titipan tersebut dibedakan menjadi dua macam, yaitu:15

1) Wadiah al-Amanah, yaitu akad wadiah keika pihak yang menerima

titipan tidak boleh memanfaatkan barang yang dititipkan.

2) Wadiah ad-Dhamanah, yaitu akad wadiah ketika pihak yang menerima

titipan diperbolehkan untuk memanfaatkan uang/barang yang dititipkan,

dengan ketentuan bahwa jika sewaktu-waktu pemilik barang

membutuhkan, uang/barang yang bersangkutan masih utuh. BMT akan

menggunakan akad Wadiah ad-Dhamanah dalam produk simpanannya

sehingga ia dapat menggunakan dana yang disimpan oleh mitra untuk

kegiatan produktif. Hal demikian juga mendatangkan keuntungan bagi

mitra, yakni bahwa mitra dimungkinkan mendapatkan bonus yang

besarnya bergantung pada kebijakan BMT dan tidak boleh diperjanjikan

di muka. Melalui simpanan wadiah, nasabah BMT terhindar dari risiko

kerugian, tetapi potensi penghasilan atau keuntungan yang akan

diperoleh juga kecil karena sangat bergantung pada kebijakan dari BMT

yang bersangkutan.

15 Zarmawis Ismail, dkk., Peranan LKM Non-Bank dalam Pembiayaan Usaha Mikro,

(Jakarta: LIPI Press, 2014), h. 21-22.

22

Kedua, produk penghimpunan dana yang disediakan oleh BMT bisa

mendasarkan pada akad-akad tradisional Islam, yakni akad jual beli, akad

bagi hasil, akad sewa-menyewa, dan akad pinjam-meminjam.

1) Jual Beli, adalah akad antara penjual dan pembeli untuk melakukan

transaksi jual beli, dengan objeknya adalah barang dan harga. Adapun

penerapan dari akad jual beli ini dalam transaksi BMT tampak dalam

produk pembiayaan murabahah, salam, dan istishna.16

2) Bagi Hasil, produk pembiayaan syariah yang didasarkan atas prinsip bagi

hasil adalah sebagai berikut:17

(a) Pembiayaan Musyarakah

Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah musyarakah (syirkah atau

syarikah). Transaksi musyarakah dilandasi adanya keinginan para

pihak yang bekerja sama untuk meningkatkan nilai aset yang mereka

miliki secara bersama-sama. Semua bentuk usaha yang melibatkan

dua pihak atau lebih di mana mereka secara bersama-sama

memadukan seluruh bentuk sumber daya baik yang berwujud

maupun tidak berwujud.

(b) Pembiayaan Mudharabah

Secara spesifik terdapat bentuk musyarakah yang populer dalam

produk perbankan syariah dan BMT yaitu mudharabah.

Mudharabah adalah bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak

dimana pemilik modal (shahib al-maal) mempercayakan sejumlah

16 Zarmawis Ismail, dkk., Peranan LKM Non-Bank dalam Pembiayaan Usaha Mikro, h. 23. 17 Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Ed. 4, Cet. 7, (Jakarta:

PT RajaGragindo Persada, 2010), h. 102.

23

modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian

keuntungan. Bentuk ini menegaskan kerja sama dalam paduan

kontribusi 100% modal kas dari shahib al-maal dan keahlian dari

mudharib. Perbedaan yang esensial dari musyarakah dan

mudharabah terletak pada besarnya kontribusi atas manajemen dan

keuangan atau salah satu di antara itu. Dalam mudharabah modal

hanya berasal dari satu pihak, sedangkan dalam musyarakah modal

berasal dari dua pihak atau lebih.

3) Sewa-menyewa (Ijarah)

Transaksi Ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Jadi pada

dasarnya prinsip Ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, tapi

perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual-beli objek

transaksinya adalah barang, pada ijarah objek transaksinya adalah jasa.18

4) Pinjam-meminjam yang Bersifat Sosial

Dalam operasional BMT, transaksi pinjam-meminjam ini dikenal dengan

nama pembiayaan qardh, yaitu pinjam-meminjam dana tanpa imbalan

dengan kewajiban pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman

sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu. Ada juga qardh al-

hasan (pinjaman kebajikan), yang pada dasarnya dalam hal mitra tidak

mampu mengembalikan maka seyogianya pihak pemberi pinjaman bisa

mengikhlaskannya.19

18 Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, h. 101. 19 Zarmawis Ismail, dkk., Peranan LKM Non-Bank dalam Pembiayaan Usaha Mikro, h.

24.

24

F. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

Dalam melakukan penelitian, terdapat penelitian yang serumpun dan

mirip dengan penelitian yang sudah dilakukan. Berikut ini penulis

memaparkan hasil penelusuran penulis tentang studi terdahulu berkaitan

dengan penelitian yang akan dilakukan.

1. Penelitian Isnaini Nurrohmah, mengetahui bagaimana pebedaan omset

penjualan, jumlah tenaga kerja, serta jumlah pelanggan sebelum dan

seseudah menerima pembiayaan musyarakah pada Koperasi Jasa

Keuangan Syariah di BMT Beringharjo Yogyakarta. Metode

pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Jumlah

responden dalam penelitian 50 orang dan teknik analisis data

menggunakan uji pangkat tanda Wilcoxon. Hasil Penelitian

menunjukkan bahwa ada perbedaan antara jumlah omset penjualan

sebelum dan sesudah pembiayaan, ada perbedaan antara jumlah tenaga

kerja sebelum dan sesudah pembiayaan, dan ada perbedaan antara

jumlah pelanggan sebelum dan sesudah pembiayaan.20

Persamaan:

Penelitian terdahulu dengan sekarang memiliki persamaan yaitu pada

tujuan penelitian mengetahui adanya perbedaan perkembangan usaha

sebelum dan setelah mendapatkan pembiayaan dan teknik analisis

yang digunakan yaitu uji pangkat tanda Wilcoxon.

Perbedaan:

20 Isnaini Nurrohmah, “Analisis Perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Sebelum dan Sesudah Menerima Pembiayaan Musyarakah Pada BMT: (Studi Kasus: BMT Beringharjo Yogyakarta), (Skripsi S1, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta, 2015)

25

Penelitian terdahulu dengan sekarang memiliki perbedaan pada

variabel ketiga yaitu antara jumlah pelanggan dengan jumlah barang

sebelum dan sesudah mendapatkan pembiayaan. Teknik pengambilan

sampel yang digunakan penelitian terdahulu adalah simple random

sampling.

2. Penelitian Aldesta Nurika Perwitasari Tunas, menganalisis pengaruh

pembiayaan syariah terhadap perkembangan usaha mikro kecil studi

kasus pada BMT TAMZIS, Depok. Metode yang digunakan analisis

regresi berganda. Hasil analisis menunjukkan faktor-faktor yang

memengaruhi akses UMKM terhadap pembiayaan mikro syariah

BMT adalah lama usaha, omset usaha, total aset, dan jumlah

tabungan. Jumlah pembiayaan mikro syariah berpengaruh positif

terhadap perkembangan UMKM.21

Persamaan :

Penelitian terdahulu dengan sekarang sama-sama menganalisis

perkembangan usaha mikro dan studi kasus di satu BMT.

Perbedaan :

Penelitian terdahulu menggunakan metode analisis regresi berganda,

dengan variabel yang diteliti lama usaha, omset usaha, total aset, dan

jumlah tabungan. Sedangkan penelitian sekarang dengan metode

analisis Uji beda Wilcoxon dengan variabel omset penjualan, jumlah

tenaga kerja, dan jumlah macam barang.

21Aldesta Nurika Perwitasari Tunas, “Analisis Pengaruh Pembiayaan Syariah terhadap Perkembangan Usaha Mikro dan Kecil Menengah di Kota Depok,” (Skripsi S1, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, 2014)

26

3. Penelitian Andi Abdullah Sa’ad, membahas pengaruh pembiayaan

murabahah terhadap peningkatan pendapatan nasabah BMT Berkah

Madani. Jenis desain penelitian deskriptif dari olahan data kuantitatif,

menggunakan uji korelasi rank spearman dan uji dua sampel

berpasangan Wilcoxon. Pembiayaan murabahah yang diberikan BMT

Berkah Madani berpengaruh positif terhadap perubahan pendapatan

nasabah.22

Persamaan :

Penelitian terdahulu dan sekarang sama-sama memfokuskan pada

peningkatan pendapatan mitra BMT, dan menggunakan uji dua

sampel berpasangan Wilcoxon.

Perbedaan :

Penelitian terdahulu dengan sekarang memiliki perbedaan pada

pembiayaan yang diteliti yaitu pembiayaan murabahah.

4. Penelitian Andi Hakim, menganalisis pengaruh pemberian

pembiayaan dari koperasi jasa keuangan syariah BMT Dana Syariah

terhadap peningkatan pendapatan pedagang pasar Kota Surakarta

Tahun 2010. Metode penelitian yang digunakan adalah metode

deskriptif kuantitatif. Diambil sampel 30 nasabah. Teknik analisis

yang digunakan Analisis Regresi Sederhana. Hasil penelitian

pengujian diperoleh Fhitung 2,06 > Ftabel 1,87 membuktikan bahwa

22Andi Abdullah Sa’ad, “Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap Peningkatan

Pendapatan Nasabah BMT Berkah Madani”, (Skripsi S1, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010).

27

pemberian pembiayaan dari BMT Dana Syariah berpengaruh terhadap

peningkatan pendapatan pedagang pasar di Kota Surakarta.23

Persamaan:

Penelitian terdahulu dan sekarang sama-sama memfokuskan pada

peningkatan pendapatan mitra BMT, dan objek penelitiannya

memiliki karakteristik yang sama yaitu pedagang pasar.

Perbedaan:

Penelitian terdahulu dan sekarang memiliki perbedaan pada teknik

analisis yang digunakan yaitu analisis regresi sederhana.

5. Penelitian Sutriani, menganalisis pengaruh etos kerja terhadap

pendapatan penjual ikan keliling di Desa Jambewangi Kecamatan

Sempu Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014. Penelitian ini merupakan

penelitian kuantitatif, lokasi penelitian menggunakan metode

purposive area, dengan jumlah responden 40 orang. Analisis yang

digunakan yaitu analisis inferensial yang terdiri dari persamaan regresi

linear sederhana, analisis varian garis regresi, efektivitas garis regresi

dan uji F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa etos kerja mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan penjual ikan keliling di

23 Andi Hakim, “Pengaruh Pemberian Pembiayaan dari Koperasi Jasa Keuangan Syariah

BMT Dana Syariah terhadap Peningkatan Pendapatan Pedagang Pasar Kota Surakarta Tahun 2010”, (Skripsi S, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010).

28

Desa Jambewangi Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi tahun

2014.24

Persamaan:

Penelitian terdahulu dan sekarang sama-sama berfokus pada

pendapatan penjual atau omset penjualan.

Perbedaan:

Penelitian terdahulu dengan sekarang memiliki perbedaan pada

metode yang digunakan yaitu analisis inferensial, persamaan regresi

berganda, varian regresi dan efektivitas regresi serta Uji F.

6. Penelitian Yustinus Nugroho Budi Santoso, membahas apakah faktor

modal mempengaruhi tinggi rendahnya pendapatan pedagang kaki

lima dan apakah faktor lokasi menimbulkan perbedaan pendapatan

pedagang kaki lima di lokasi penelitian. Penelitian studi kasus ini

dilakukan di Jalan Gejayan dan Jalan Malioboro pada bulan Agustus

2000. Populasi berjumlah 250 dan sampel sebanyak 25 responden

dengan metode Proporsional Random Sampling. Metode

pengumpulan data dengan wawancara, kuesioner dan observasi.

Analisis data menggunakan regresi linear sederhana dan korelasi

linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan faktor modal

24 Sutriani, “Pengaruh Etos Kerja Terhadap Pendapatan Penjual Ikan Keliling Di Desa

Jambewangi Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014”, (Skripsi S1, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember, 2014).

29

mempengaruhi tinggi rendahnya pendapatan pedagang kaki lima dan

faktor lokasi menimbulkan perbedaan pendapatan.25

Persamaan:

Penelitian terdahulu dengan sekarang memiliki persamaan yang

menjadi fokus penelitian adalah perbedaan pendapatan pedagang kaki

lima.

Perbedaan:

Penelitian terdahulu dan sekarang memiliki perbedaan pada metode

pengambilan sampel yaitu proporsional random sampling dan analisis

yang digunakan adalah regresi linear sederhana dan korelasi linear

sederhana.

G. Kerangka Konsep dan Teori

1. Kerangka Konsep

a. Omset Penjualan

Pengertian omset penjualan menurut Chaniago adalah keseluruhan

jumlah pendapatan yang didapat dari hasil penjualan barang/jasa dalam

kurun waktu tertentu.26 Menurut Swastha, omset penjualan adalah

akumulasi dari kegiatan penjualan suatu produk barang dan jasa yang

dihitung secara keseluruhan selama kurun waktu tertentu secara terus-

menerus atau dalam satu proses akuntansi.27 Dari definisi di atas dapat

25 Yustinus Nugroho Budi Santoso, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tinggi Rendahnya

Pendapatan Pedagang Kaki Lima”, (Skripsi S1, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, 2001)

26 A. Arifinal Chaniago, Ekonomi 2, (Bandung: Angkasa, 1998), h. 14. 27 Basu Swastha dan Irawan, Manajemen Pemsaran Modern, (Yogyakarta: Liberty, 1990),

h.14.

30

disimpulkan bahwa omset penjualan adalah keseluruhan jumlah

penjualan barang/jasa dalam kurun waktu tertentu, yang dihitung

berdasarkan jumlah uang yang diperoleh.

Dalam praktek, kegiatan penjualan itu dipengaruhi oleh beberapa

faktor sebagai berikut:

1. Kondisi dan kemampuan penjual

2. Kondisi pasar

3. Modal

4. Kondisi organisasi perusahaan

5. Faktor-faktor lain, seperti: periklanan, peragaan, kampanye,

pemberian hadiah, yang sering mempengaruhi penjualan.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi turunnya penjualan

meliputi:28

1. Faktor Internal

Yaitu sebab yang terjadi karena perusahaan dalam hal ini UKM itu

sendiri:

a. Penurunan promosi penjualan

b. Penurunan komisi penjualan

c. Turunnya kegiatan salesman

d. Turunnya jumlah saluran distribusi

e. Pengetatan terhadap piutang yang diberikan

28 Patrick Forsyth, Manajemen Penjualan, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,

1990), h.17.

31

2. Faktor Eksternal

Yaitu sebab yang terjadi karena pihak lain:

a. Perubahan kebijakan pemerintah

b. Bencana alam

c. Perubahan pola konsumen

d. Munculnya pesaing baru

e. Munculnya barang pengganti

b. Modal Kerja

Modal kerja merupakan investasi dalam harta jangka pendek atau

investasi dalam harta lancar (current assets). Modal kerja dapat

dikategorikan menjadi dua yaitu modal kerja kotor (gross working

capital) dan modal kerja bersih (net working capital). Modal kerja kotor

adalah jumlah harta lancar, dan modal kerja bersih adalah jumlah harta

lancar dikurangi jumlah utang lancar (current liabilities). Manajemen

modal kerja mengelola harta lancar dan utang lancar agar harta lancar

selalu lebih besar daripada utang lancar.

Current assets dan current liabilities kedua-duanya merupakan

short-term financing. Tujuan dari short-term financial management

adalah untuk mengelola tiap-tiap unsur current assets (inventory,

accounts receivable, cash dan marketable securities) dan current

liabilities (accounts payable, accruals dan notes payable) untuk

mencapai keseimbangan antara profitabilitas dan risiko yang

memberikan kontribusi yang positif kepada nilai perusahaan.

32

Modal menurut bahasa sebagai uang yang dipakai sebagai pokok

(induk) untuk berdagang, melepas uang dan sebagainya, harta benda

(uang, barang, dan sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk

menghasilkan sesuatu yang dapat menambah kekayaan.29 Selanjutnya

kata usaha berarti kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran atau

badan untuk mencapai sesuatu maksud, pekerjaan, perbuatan, daya

upaya, ikhtiar untuk mencapai menghasilkan sesuatu.30 Modal usaha

adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat

pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai

kegiatan operasi perusahaan sehari-hari.31

Dengan demikian, modal usaha berarti dana awal berupa uang atau

barang yang dipergunakan untuk membiayai kegiatan operasional

perusahaan.

c. Pendampingan BMT

Karjono mengatakan, seperti yang dikutip oleh Ismawan bahwa

pendampingan adalah suatu strategi (cara untuk mencapai tujuan)

dimana hubungan antara pendamping dengan yang didampingi aalah

hubungan dialogis (saling mengisi) di antara dua subjek. Diawali

dengan memahami relitas ke arah yang lebih baik.32

29 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1990) cet. ke-3, h. 113. 30 Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang: Widya

Karya, 2011), h. 623. 31 Agnes Sawir, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan,

(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2001), h. 129. 32 Ismawan Bambang, dkk, LSM dan Program Inpres Desa tertinggal, (Jakarta: PT Penebar

Swadata, 1994), h.40.

33

Departemen Sosial Republik Indonesia mendefinisikan

pendampingan sosial sebagai suatu proses menjalin relasi sosial antara

pendamping dengan Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Lembaga

Keuangan Mikro (LKM) dan masyarakat sekitarnya dalam rangka

memecahkan masalah, memperkuat dukungan, mendayagunakan

berbagai sumber dan potensi dalam pemenuhan kebutuhan hidup, serta

meningkatkan akses anggota terhadap pelayanan sosial dasar, lapangan

pekerjaan dan fasilitas pelayanan publik lainnya. Tujuan pendampingan

adalah pemberdayaan dan penguatan (empowerment).33

2. Kerangka Kerja

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perkembangan usaha

kecil dan menengah di Pasar Serpong sebelum dan setelah memperoleh

pembiayaan dari BMT Mekar Da’wah. Analisis perkembangan UKM

dapat dilihat dari perbedaan besarnya omset penjualan, jumlah tenaga

kerja, dan jumlah macam barang pada UKM sebelum dan setelah

menerima pembiayaan dari BMT Mekar Da’wah. Berikut di bawah ini

gambar kerangka pemikiran penelitian.

33 Ismawan Bambang, dkk, LSM dan Program Inpres Desa tertinggal, h.40.

34

Berdasarkan Bagan 2.1 dapat dijelaskan yaitu upaya untuk

mengatasi permasalahan modal UKM adalah dengan penyaluran

pembiayaan. Dengan penyaluran pembiayaan, diharapkan dapat

meningkatkan perkembangan usaha pelaku UKM. Indikator yang

terdapat pada perkembangan UKM adalah omset penjualan (per bulan),

peningkatan jumlah tenaga kerja, dan peningkatan jumlah macam barang

dagangan. Suatu usaha dikatakan berkembang ditandai dengan

meningkatnya omset penjualan dan akan meningkat jumlah tenaga kerja.

Diharapkan ketika UKM telah mendapatkan pembiayaan ada perbedaan

omset penjualan, jumlah tenaga kerja, dan jumlah macam barang

BMT Mekar Da’wah

Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil dari BMT

Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah

Jumlah Macam Barang

Jumlah Tenaga Kerja

Omset Penjualan (Per bulan)

Bagan 2. 1 Kerangka Berpikir

35

dagangan sebelum dan sesudah pembiayaan. Ketika ada peningkatan dari

ketiga indikator tersebut maka UKM yang menerima pembiayaan berarti

usahanya mengalami perkembangan.

H. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan dan kajian terhadap penelitian terdahulu yang

relevan, maka hipotesis yang akan diujikan kebenarannya secara empiris

adalah:

1. Ho : Tidak ada perbedaan omset penjualan mitra BMT Mekar Da’wah

sebelum dan setelah mendapatkan pembiayaan.

H1 : Ada perbedaan omset penjualan mitra BMT Mekar Da’wah

sebelum dan setelah mendapatkan pembiayaan.

2. Ho : Tidak ada perbedaan jumlah tenaga kerja mitra BMT Mekar

Da’wah sebelum dan setelah mendapatkan pembiayaan.

H1 : Ada perbedaan jumlah tenaga kerja mitra BMT Mekar Da’wah

sebelum dan setelah mendapatkan pembiayaan.

3. Ho : Tidak ada perbedaan variasi jumlah barang dagangan mitra BMT

Mekar Da’wah sebelum dan setelah mendapatkan pembiayaan.

H1 : Ada perbedaan variasi jumlah barang dagangan mitra BMT

Mekar Da’wah sebelum dan setelah mendapatkan pembiayaan.

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan yang dilakukan di Pasar

Serpong. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif.

Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan,

meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang

timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang

terjadi.34

B. Jenis Data/Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Data Primer

Data yang didapat dari sumber pertama baik individu atau perseorangan

seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan

oleh peneliti.35 Untuk mendapatkan data primer ini, penulis melakukan

penyebaran kuesioner kepada mitra BMT yang mengajukan pembiayaan

musyarakah maupun mudharabah yang dijadikan objek penelitian, jenis

pembiayaan tidak diperhatikan dalam penelitian ini.

34 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan

Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial lainnya (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005), h. 36.

35 Sofyan Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS versi 17 (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h. 128.

37

2) Data Sekunder

Data yang digunakan untuk penunjang data primer pada penelitian ini

adalah dengan studi kepustakaan dan Laporan Keuangan BMT Mekar

Da’wah Tahun 2011-2016.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian lapangan

atau survey. Penelitian lapangan dilakukan untuk mendapatkan data-data dan

informasi yang didapat dari sumber terpercaya, penulis turun langsung ke

obyek penelitian yaitu para mitra pembiayaan di BMT Mekar Da’wah dengan

media-media sebagai berikut:

a. Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengirimkan suatu

daftar pertanyaan kepada respondeden untuk diisi.36 Dalam penelitian ini,

penyebaran kuesioner dilakukan oleh penulis kepada mitra pembiayaan

BMT Mekar Da’wah. Selain itu, pengambilan data dan penyebaran

kuisioner juga dilakukan dengan bantuan dari pihak BMT Mekar Da’wah

kepada mitra pembiayaan.

Responden dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut:

1) Responden merupakan mitra yang sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali

mengambil program pembiayaan untuk tujuan produktif di BMT

Mekar Da’wah.

36 Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula,

(Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2004), h. 78.

38

2) Mitra pembiayaan harus memiliki alamat yang jelas dan memiliki

nomor kontak yang dapat dihubungi.

3) Diutamakan mitra yang berdomisili dekat dan/atau lokasi usaha

mereka dengan BMT Mekar Da’wah mengingat terdapat

keterbatasan.

4) Keterbatasan dalam pengambilan sampel berhubungan dengan

waktu, tenaga, biaya, dan jarak.

b. Dokumentasi

Mengumpulkan data berdasarkan data-data yang diperoleh dengan cara

mengumpulkan data berdasarkan laporan-laporan yang terkait dengan

masalah penelitian ini. Data dokumentasi yang diperlukan adalah data total

jumlah mitra penerima pembiayaan dari BMT Mekar Da’wah.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mitra BMT Mekar Dakwah

yang mendapatkan pembiayaan.

Teknik pengambilan sampel menggunakan cara non probabilitas dengan

purposive sampling. Pengambilan sampel dalam hal ini dengan pertimbangan

tertentu (umumnya disesuaikan dengan tujuan dan masalah penelitian).37

Kriteria dalam penelitian ini yaitu mitra BMT yang telah mengajukan

pembiayaan minimal 3 (tiga) kali. Responden yang dijadikan objek penelitian

ini sebanyak 85 responden dan dikelompokkan menurut jenis usaha.

37 Ety Rochaety, dkk., Metode Penelitian Bisnis: dengan Aplikasi SPSS, Ed. Revisi,

(Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009), h. 66.

39

E. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Aplikasi SPSS

for Windows version 20.0.

F. Metode Analisis Data

1. Uji Normalitas

Untuk memenuhi prasyarat analisis data, maka dilakukan uji

normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang

bersangkutan berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam

penelitian ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov untuk melihat apakah

data terdistribusi secara normal atau tidak. Apabila nilai signifikansinya

lebih dari 0,05 maka data terdistribusi normal. Namun, apabila nilai

signifikansinya kurang dari 0,05 maka data terdistribusi tidak normal.

Berikut adalah tabel hasil perhitungan uji normalitas:

40

Tabel 3. 1 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Rata-rata

omset

penjualan

sebelum

mendapat

permodala

n (per

bulan)

Rata-rata

omset

penjualan

setelah

mendapat

permodalan

(per bulan)

Jumlah

tenaga

kerja

sebelum

mendapat

permodala

n

Jumlah

tenaga

kerja

setelah

mendapat

permodala

n

Jumlah

macam

barang

dagangan

sebelum

mendapat

permodala

n

Jumlah

macam

barang

dagangan

setelah

mendapat

permodala

n

N 85 85 85 85 85 85

Normal Parametersa Mean 46111764.

71 58094117.65 1.36 1.99 2.41 3.22

Std.

Deviation 3.335E7 4.115E7 .508 .748 2.518 2.661

Most Extreme

Differences

Absolute .168 .152 .411 .270 .312 .216

Positive .168 .152 .411 .270 .312 .216

Negative -.106 -.109 -.247 -.247 -.288 -.202

Kolmogorov-Smirnov Z 1.548 1.402 3.785 2.491 2.881 1.990

Asymp. Sig. (2-tailed) .017 .039 .000 .000 .000 .001

a. Test distribution is Normal.

Tabel di atas menunjukkan hasil analisis uji normalitas terhadap

omset penjualan (per bulan) sebelum dan setelah pembiayaan, jumlah

tenaga kerja sebelum dan setelah pembiayaan dan jumlah macam barang

dagangan sebelum dan setelah pembiayaan. Untuk melihat hasil dari uji

normalitas dapat dilihat pada nilai Asymp.Sig (2-tailed), jika nilai Asymp.

Sig. kurang dari 0,05 maka distribusi data tidak normal dan jika nilainya

di atas 0,05 maka distrubusi data dinyatakan memenuhi asumsi

normalitas atau berdistribusi normal.

41

Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil nilai Asymp.Sig (2-tailed)

pada omset penjualan sebelum pembiayaan adalah sebesar 0,017. Oleh

karena nilai Asymp. Sig < 0,05, maka distribusi data untuk omset

penjualan sebelum pembiayaan adalah tidak normal. Untuk omset

penjualan setelah pembiayaan diperoleh hasil Asymp. Sig (2-tailed)

0,039. Oleh karena nilai Asymp. Sig < 0,05, maka distribusi data omset

penjualan setelah pembiayaan tidak normal.

Untuk data jumlah tenaga kerja sebelum mendapat pembiayaan

diperoleh nilai Asymp. Sig (2-tailed) 0,000. Oleh karena nilai Asymp. Sig

< 0,05, maka distribusi data untuk jumlah tenaga kerja sebelum

pembiayaan tidak normal. Untuk data jumlah tenaga kerja setelah

pembiayaan diperoleh hasil Asymp. Sig (2-tailed) 0,000. Oleh karena

nilai Asymp. Sig < 0,05, maka distribusi data untuk jumlah tenaga kerja

setelah pembiayaan tidak normal.

Untuk data jumlah macam barang sebelum pembiayaan diperoleh

hasil Asymp. Sig (2-tailed) 0,000. Oleh karena nilai Asymp. Sig < 0,05,

maka distribusi data untuk jumlah macam barang sebelum pembiayaan

tidak normal. Untuk data jumlah macam barang setelah pembiayaan

diperoleh hasil Asymp. Sig (2-tailed) 0,001. Oleh karena nilai Asymp. Sig

< 0,05, maka distribusi data untuk jumlah macam barang setelah

pembiayaan tidak normal.

Dapat disimpulkan bahwa seluruh data yang digunakan dalam

penelitian berdistribusi tidak normal. Maka metode statistiknya

42

nonparametrik. Stastistik nonparametrik adalah statistik bebas sebaran

(tidak mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi, baik normal atau

tidak). Metode statistik nonparametrik tepat digunakan apabila kondisi

yang dihadapi dalam penelitian memiliki beberapa karakteristik tertentu.

Karakteristik kondisi itu antara lain adalah:38

a) Data atau sampel yang dianalisis berasal dari populasi dengan pola

distribusi data yang tidak tersebar secara normal atau tidak diketahui

normalitasnya

b) Variabel yang diteliti hanya bisa diukur dalam skala pengukuran

nonimal.

c) Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian tidak

melibatkan suatu parameter populasi.

Sampel yang digunakan adalah dua sampel yang saling

berhubungan (two dependent sample). Jadi, uji nonparametrik yang dapat

digunakan adalah uji pangkat tanda Wilcoxon, uji tanda, dan uji Mc

Nemar. Penelitian ini tujuannya mengetahui perbedaan perkembangan

sebelum dan setelah menerima pembiayan pada BMT Mekar Da’wah.

Maka teknik analisis menggunakan uji pangkat tanda Wilcoxon.

2. Uji Pangkat Tanda Wilcoxon39

38 Fitri Lukiastuti dan Muliawan Hamdani, Statistika Non Parametris, (Yogyakarta:

CAPS, 2012), h. 6.

39 Suryani dan Hendryadi, Metode Riset Kuantitiatif: Teori dan Aplikasi pada Penelitian

Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam, (Jakarta: Prebadamedia, 2015), h. 294.

43

Uji pangkat tanda Wilcoxon adalah pengujian hipotesis statistika

non-parametrik digunakan ketika membandingkan dua sampel

berhubungan, sampel yang sama, atau pengukuran ulang pada sampel

tunggal untuk menilai apakah ada perbedaan pada dua pengukuran pada

sampel yang sama. Hal ini dapat digunakan sebagai alternatif untuk

paired t-test ketika data tidak memenuhi asumsi normal.

Karakteristik uji:

a. Data berpasangan dan berasal dari populasi yang sama;

b. Setiap pasangan yang dipilih secara acak dan independen;

c. Data diukur setidaknya dalam skala ordinal, namun tidak harus

normal.

44

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tentang BMT Mekar Da’wah40

1. Sejarah Ringkas Objek Penelitian

a. Sejarah Perusahaan

Ide berawal dari pengembangan ekonomi umat dengan berbasis

syariah Islam dengan berbentuk koperasi syariah atau Baitul Maal wat-

Tamwil dengan nama BMT Taruna Qur’an yang memulai kerja atau

operasional awal November 2003 dan resmi berdiri 12 Februari 2004

dengan nama BMT Mekar Da’wah, manajemennya BMT Taruna

Qur’an Yogyakarta.

Manajemen Taruna Yogyakarta mengalami kendala cukup berat

yang menyebabkan di Bulan Juli 2004, penanganan BMT Mekar

Da’wah terpisah dari BMT Taruna Qur’an Yogyakarta sebagai induk,

hingga diambil alih sebuah komunitas yang peduli syariah dari Jakarta.

Pembenahan manajemen itu dilaksanakan tim Counterpart dan

mengalami perkembangan positif sehingga cukup layak dianggap

sebuah lembaga keuangan mikro yang berbasis syariah Islam.

Meskipun kondisi internal dan eksternal di BMT Mekar Da’wah

mengalami pasang surut, tetapi kinerja operasional membaik walau

40 BMT Mekar Da’wah, Sekilas Pintas BMT Mekar Da’wah Serpong, (Banten: BMT

Mekar Da’wah, 2013), h. 2-3.

45

sering terjadi pergantian pengurus, pengelola, dan lokasi usaha.

Pergantian tersebut mulai membentuk tim kinerja BMT yang semakin

solid menginjak tahun 2008.

Pemulihan keadaan yang makin solid terlihat pada tahun 2009.

Kinerja dari BMT baik di Baitul Tamwil tertata rapi dan pada sisi

Baitul Maal menunjukkan peranannya. BMT Mekar Da’wah di

Serpong makin diakui serta dipercaya, bahkan menjadi lembaga yang

mendapat tempat tersendiri.

BMT Mekar Da’wah beralamat di Jl. Serpong Raya No.134

Serpong, Tangerang-Banten 15310. BMT Mekar Da’wah lahir dari

kepedulian untuk berbagi, saling membantu dan bermitra dengan

sesama umat muslim sebagai perwujudan ibadah dalam rangka

menggapai Ridha Allah SWT.

BMT Mekar Da’wah sebagai lembaga keuangan mikro syariah

mengajak masyarakat sekitar untuk lebih mengenal, peduli dan mau

mempraktekan konsep ekonomi Islam yang sesuai dengan perintah

Allah SWT dan ajaran Rasulullah SAW, yaitu berkeadilan, bermanfaat

dan bebas maghrib (maisir – gharar – riba).

b. Visi dan Misi Perusahaan

BMT Mekar Da’wah dalam pelaksanaan kegiatannya, mengusung

visi dan misi sebagai berikut:

Visi dari BMT Mekar Da’wah adalah:

46

“Menjadi Lembaga Keuangan Mikro Syariah yang handal karena

kualitas pelayanan dan kinerja operasional, dalam pengembangan dan

pemberdayaan sumber dayanya hingga berkesinambungan dan selalu

berusaha sesuai prinsip syariah”.

Adapun misi dari BMT Mekar Da’wah adalah:

1) Meningkatkan taraf hidup dan kemampuan baik sosial maupun

ekonomi masyarakat melalui muamalah sesuai syariah.

2) Meningkatkan baik kuantitas maupun kualitas pelayanan dan

kinerja operasional dalam bermuamalah.

3) Membangun kepercayaan dan mengembangkan kerjasama dengan

berbagai pihak, baik Serpong hingga skala nasional.

4) Usaha yang memiliki keunggulan kompetitif, accountable, serta

terpercaya dalam bermuamalah dan tetap dalam koridor yang

sesuai dengan prinsip syariah.

5) Mewujudkan lembaga yang ideal bagi pengembangan diri dan

pembentukan sumber daya yang selalu tetap konsisten dalam

menerapkan kinerjanya sesuai dengan prinsip syariah.

c. Struktur Organisasi BMT Mekar Da’wah

Struktur organisasi dari KSU-S BMT Mekar Da’wah saat ini

merupakan kepengurusan periode 2016-2020 adalah sebagai berikut:

1) Dewan Pengawas dan Pembina Syariah dan Manajemen

Ketua/Anggota : Dr. Euis Amalia, S.Ag

47

Anggota : Wiroso, SE., MM.

Anggota : Yusuf, S.Kom

2) Dewan Pengurus

Ketua/Anggota : Ismail

Sekretaris/Anggota : Azhar Ahmad Mas

Bendahara/Anggota : Mudzakir Murod

3) Pengelola

General Manajer (PLT) : Mudzakir Murod

Manajer Simpan Pinjam : Irfan Ahmad Riva’i

Kepala Marketing : Ahmad Fauzi

Kepala Operasional : Nurisma Septia Anggraeni

Staf Marketing : Chandra Gufta Kas

Staf Operasional : Shara Devi Maharani Al-

Amin

Office Girl : Salamah

B. Deskripsi Responden

Pada pembahasan berikut disajikan deskripsi data yang diperoleh dalam

penelitian. Data hasil penelitian diperoleh secara langsung dari

kuesioner/angket yang telah disiapkan oleh peneliti. Responden dalam

penelitian ini berjumlah 85 mitra BMT Mekar Da’wah atau Pasar Serpong

yang mendapatkan pembiayaan.

48

Laki-laki58%

Perempuan42%

JENIS KELAMIN

Laki-laki

Perempuan

1. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada penelitian ini menyajikan informasi mengenai keadaan umum

responden berdasarkan jenis kelamin. Adapun besarnya persentase antara

responden laki-laki dan perempuan disajikan pada diagram lingkaran

berikut:

Berdasarkan Diagram 4.1, hasil identifikasi keadaan umum menurut jenis

kelamin menunjukkan 49 mitra (57,6%) adalah laki-laki, sedangkan

perempuan sebanyak 36 mitra (42,4%) sebagai responden dalam

penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mitra yang

menjadi responden adalah laki-laki.

2. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Usia

Data lain yang disajikan mengenai keadaan umum responden adalah usia.

Besarnya persentase berdasarkan kisaran umur responden disajikan pada

diagram lingkaran berikut :

Diagram 4. 1 Keadaan Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

49

Diagram 4. 2 Keadaan Umum Responden Berdasarkan Usia

3%38%

44%

15%

USIA

20-29 th 30-39 th 40-49 th 50 th ke atas

Hasil identifikasi keadaan umum responden berdasarkan usia pada

Diagram 4.2 paling banyak dikisaran usia antara 40-49 tahun yaitu

berjumlah 37 responden (44%). Kisaran usia 30-39 tahun berjumlah 32

responden (38%). Sedangkan untuk kisaran usia 50 tahun ke atas

berjumlah 13 responden (15%), dan untuk kisaran usia termuda yaitu 20-

29 tahun berjumlah 3 responden (3%).

3. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Informasi yang disajikan mengenai data keadaan umum responden

berdasarkan tingkat pendidikan yang diperoleh dari penelitian. Adapun

besarnya persentase berdasarkan tingkat pendidikan disajikan pada

diagram lingkaran berikut:

50

Berdasarkan Diagram 4.3, hasil identifikasi keadaan umum menurut

jenjang pendidikan menunjukkan 13 responden (15%) lulus SD, lulus

SMP sebanyak 21 responden (25%), lulus SMA/SMK sebanyak 44

responden (52%), lulus S1 sebanyak 5 responden (6%) dan 2 responden

(2%) tidak tamat sekolah. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan

bahwa mayoritas responden berlatar belakang pendidikan SMA/SMK.

Mayoritas responden setelah lulus SMA/SMK tidak menlajutkan kuliah

melainkan meneruskan usaha orang tua atau merintis usaha sebagai

pedagang di Pasar Serpong.

15%

25%

52%

6%

2%

Tingkat Pendidikan

SD SMP SMA/SMK S1 Tidak Tamat Sekolah

Diagram 4. 3 Keadaan Umum Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

51

4. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Jenis Usaha

Pada bagian ini menyajikan informasi mengenai data keadaan umum

responden berdasarkan jenis usaha. adapun besarnya persentase

berdasarkan jenis usaha disajikan pada diagram batang berikut:

Hasil identifikasi jenis usaha responden pada Diagram 4.4 menunjukkan

penjual alat kesehatan 1 responden (1%). Jenis usaha dagang pakaian dan

counter pulsa sebanyak 3 responden (masing-masing 3% dan 4%). Jenis

usaha salon sebanyak 4 responden (5%). Jenis usaha tukang jahit

sebanyak 5 responden (6%). Jenis usaha pangkas rambut, dagang ikan,

dagang kelapa parut, dan usaha lain-lain yaitu antara lain, dagang buah,

dagang sepatu, makanan ringan sebanyak 6 responden (7 %). Jenis usaha

warung nasi dan dagang bumbu masing- masing sebanyak 10 responden

(12%). Mayoritas responden dalam penelitian ini jenis usaha dagang

3

54

6

1312

6

10 10

6

3

6

1

0

2

4

6

8

10

12

14

Jenis Usaha

Diagram 4. 4 Keadaan Umum Responden Berdasarkan Jenis Usaha

52

sembako sebanyak 12 responden (14%) dan dagang sayuran sebanyak 13

responden (15%).

5. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Kegiatan Usaha

Bagian ini menyajikan informasi mengenai data keadaan umum

responden berdasrkan kegiatan usaha. adapun besarnya persentase

berdasarkan kegiatan usaha disajikan pada diagram lingkaran berikut:

Diagram 4. 5 Keadaan Umum Responden Berdasarkan Kegiatan Usaha

Berdasarkan Diagram 4.5, hasil identifikasi kegiatan usaha nenunjukkan

hampir semua menjadi pekerjaan pokok responden yaitu sebanyak 84

responden (99%) dan sisanya hanya 1 responden (1%) yang menjadikan

kegiatan usaha menjadi pekerjaan sampingan. Maka hampir semua

responden menggantungkan pendapatannya pada usaha yang mereka

jalankan di Pasar Serpong.

99%

1%

Kegiatan Usaha

Pekerjaan Pokok

Pekerjaan Sampingan

53

C. Analisis Data dan Pembahasan

1. Analisis Uji Pangkat Tanda Wilcoxon

Uji pangkat tanda Wilcoxon digunakan untuk menganalisis hasil-

hasil pengamatan yang berpasangan dari dua data, apakah berbeda atau

tidak. Dalam penelitian ini menganalisis perubahan pada variabel

perkembangan usaha mitra sebelum dan setelah pembiayaan pada BMT

Mekar Da’wah.

a. Omset Penjualan

Suatu usaha dapat dikatakan berkembang salah satunya dengan

adanya kenaikan omset penjualan. Hasil analisis menggunakan uji

pangkat tanda Wilcoxon mengenai omset penjualan sebelum dan

setelah menerima pembiayaan dapat dilihat sebagai berikut:

Pada Tabel 4.1 menunjukkan perhitungan pangkat tanda

Wilcoxon, terjadi peningkatan omset penjualan. Rata-rata omset

penjualan sebelum menerima pembiayaan sebesar Rp46.111.756,00

dan setelah pembiayaan rata-rata omset penjualan sebesar

Rp58.094.118,00.

Tabel 4. 1 Deskriptif Statistik Omset Penjualan

Omset Penjualan

Sebelum Setelah N 85 85

Mean 46.111.765,00 58.094.118,00 Std. Deviation 3.335E7 4.115E7

Minimum 4500000 7500000 Maksimum 2.E8 2.E8

54

a. Setelah < Sebelum b. Setelah > Sebelum c. Setelah = Sebelum

Perbandingan omset penjualan sebelum dan setelah pembiayaan

pada BMT Mekar Da’wah terlihat pada Tabel 4.2, terdapat 5

responden dengan hasil omset penjualan setelah mendapatkan

pembiayaan lebih rendah daripada sebelum menerima pembiayaan, 15

responden yang mengalami omset tetap, dan 65 responden

mempunyai omset penjualan lebih besar dari sebelum mendapatkan

pembiayaan.

Tabel 4. 3 Uji Beda Omset Penjualan

Setelah – Sebelum Z -6.461a Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Berdasarkan hasil dari perhitungan uji pangkat tanda Wilcoxon,

maka nilai Z yang di dapat sebesar -6,461 dangan p value (Asymp. Sig

2 tailed) sebesar 0,000 di mana kurang dari batas kritis penelitian 0,05.

Yang berarti terdapat perbedaan omset penjualan sebelum dan setelah

mendapatkan pembiayaan pada BMT Mekar Da’wah.

N Mean Rank Sum of Ranks

Setelah – Sebelum

Negative Ranks 5a 29.40 147.00 Positive Ranks 65b 35.97 2338.00 Ties 15c

Total 85

Tabel 4. 2 Hasil Pangkat Omset Penjualan

55

b. Jumlah Tenaga Kerja

Perkembangan usaha dapat dilihat dari bertambahnya jumlah

tenaga kerja. Hasil analisis menggunakan uji pangkat tanda Wilcoxon

mengenai jumlah tenaga kerja sebelum dan setelah mendapatkan

pembiayaan dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4. 4 Hasil Pangkat Jumlah Tenaga Kerja

a. Setelah < Sebelum b. Setelah > Sebelum c. Setelah = Sebelum

Pada Tabel 4.4 menunjukkan perbandingan jumlah tenaga kerja

sebelum dan setelah mendapatkan pembiayaan pada BMT Mekar

Da’wah, tidak ada responden yang setelah mendapatkan pembiayaan

lebih rendah jumlah tenaga kerjanya daripada sebelum menerima

pembiayaan, 37 responden memiliki tenaga kerja tetap dan 48

responden mempunyai jumlah tenaga kerja yang lebih baik dari

sebelum mendapatkan pembiayaan.

N Mean Rank Sum of Ranks

Setelah – Sebelum

Negative Ranks 0a .00 .00 Positive Ranks 48b 24.50 1176.00 Ties 37c Total 85

56

Tabel 4. 5 Uji Beda Jumlah Tenaga Kerja

Setelah – Sebelum Z -6.637a Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Berdasarkan dari hasil perhitungan uji pangkat tanda Wilcoxon,

maka nilai Z yang didapat sebesar -6,637 dengan p value (Asymp. Sig

2 tailed) sebesar 0,000 dimana kurang dari batas kritis penelitian 0,05

berarti terdapat perbedaan jumlah tenaga kerja sebelum dan setelah

mendapatkan pembiayaan pada BMT Mekar Da’wah.

c. Variasi Jumlah Macam Barang Dagangan

Perkembangan usaha dapat dilihat dari bertambahnya jumlah

macam barang dagangan. Hasil analisis menggunakan uji pangkat

tanda Wilcoxon mengenai jumlah macam barang dagangan sebelum

dan setelah mendapatkan pembiayan dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4. 6 Hasil Pangkat Variasi Jumlah Barang Dagangan

a. Setelah < Sebelum b. Setelah > Sebelum c. Setelah = Sebelum

Pada Tabel 4.6 menunjukkan perbandingan variasi jumlah

barang dagangan sebelum dan setelah mendapatkan pembiayaan pada

N Mean Rank Sum of Ranks

Setelah – Sebelum

Negative Ranks 0a .00 .00 Positive Ranks 40b 20.50 820.00 Ties 45c

Total 85

57

BMT Mekar Da’wah, tidak ada responden yang setelah mendapatkan

pembiayaan lebih rendah jumlah macam barang dagangannya

daripada sebelum menerima pembiayaan, terdapat 45 responden

memiliki variasi jumlah barang dagangan yang tetap dan 40 responden

mempunyai variasi jumlah barang dagangan yang lebih besar dari

sebelum mendapatkan pembiayaan.

Tabel 4. 7 Uji Beda Variasi Jumlah Barang Dagangan

Setelah – Sebelum Z -5.655a Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Berdasarkan dari hasil perhitungan uji pangkat tanda Wilcoxon,

maka nilai Z yang didapat sebesar -5,655 dengan p value (Asymp. Sig

2 tailed) sebesar 0,000 dimana kurang dari batas kritis penelitian 0,05.

Artinya, terdapat perbedaan jumlah variasi jumlah barang dagangan

sebelum dan setelah mendapatkan pembiayaan pada BMT Mekar

Da’wah.

2. Perkembangan Usaha Mitra Pembiayaan

Variasi mitra pembiayaan berdasarkan atas kemajuan usaha dapat

dinilai dari beberapa indikator. Adapun yang menjadi indikator dalam

perkembangan usaha dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Omset penjualan

Omset penjualan menjadi salah satu indikator terukurnya maju

atau tidak sebuah usaha dikarenakan ketika mitra mendapatkan

58

5

65

15

0

10

20

30

40

50

60

70

Omset penjualan sebelum pembiayaan > omset

penjualan setelah pembiayaan

Omset penjualan sebelum pembiayaan < omset

penjualan setelah pembiayaan

Omset penjualan sebelum pembiayaan = omset

penjualan setelah pembiayaan

pembiayaan dari BMT Mekar Da’wah, secara tidak langsung akan

menambah modal usaha dan berkaitan dengan volume penjualan.

Diagram 4. 6 Omset Penjualan Mitra BMT Mekar Da'wah

Dari 85 responden mitra pembiayaan BMT Mekar Da’wah yang

menjadi sampel penelitian, ditemukan hasil yang bervariasi mengenai

omset penjualan sebelum dan setelah pembiayaan. Terdapat 65

responden (76,5 %) mitra pembiayaan yang mengalami peningkatan

omset penjualan, mitra pembiayaan yang mengalami penurunan omset

setelah pembiayaan adalah 5 responden (5,9%), dan mitra pembiayaan

yang omset penjualannya tidak mengalami perubahan sebanyak 15

responden (17,6%) mitra pembiayaan. Kenaikan omset penjualan

sebelum dan setelah pembiayaan adalah sebesar 25,98 %.

Omset penjualan sebelum dan setelah pembiayaan mengalami

peningkatan dikarenakan alokasi pembiayaan yang diberikan BMT

Mekar Da’wah oleh mitra digunakan seluruhnya untuk modal usaha,

59

maka hasilnya lebih optimal dan omset mengalami peningkatan.

Sedangkan mitra yang alokasi dana pembiayaannya tidak seluruhnya

digunakan untuk modal usaha, mengalami omset yang stagnan.

Adapun sedikit dari mitra yang mengalami penurunan omset setelah

diberikan pembiayaan dikarenakan daya beli masyarakat akan produk

menurun, pindah lokasi usaha, dan kurangnya manajemen pengelolaan

hasil usaha oleh mitra itu sendiri.41

b. Penambahan jumlah tenaga kerja

Penambahan jumlah tenaga kerja menjadi salah satu indikator

perkembangan usaha mitra pembiayaan. Ketika terjadi kenaikan

volume penjualan, yang diikuti dengan penambahan modal

pembiayaan, maka mitra membutuhkan penambahan tenaga kerja.

Tenaga kerja diharapkan dapat menjadikan keberlangsungan

usaha mitra pembiayaan menjadi lebih efektif dan efisien. Berikut

hasil yang ditemukan bahwa setelah mendapatkan pembiayaan tenaga

kerja mitra pembiayaan mengalami peningkatan atau penambahan

tenaga kerja.

41 Interview Pribadi dengan Ahmad Fauzi, Kepala Marketing BMT Mekar Da’wah,

Serpong, 18 Oktober 2016.

60

Diagram 4. 7 Penambahan Jumlah tenaga kerja

48, 56%37, 44%

Jumlah tenaga kerja setelah mendapat pembiayaan > Jumlah tenaga kerja sebelum mendapat pembiayaan

Jumlah tenaga kerja setelah mendapat pembiayaan = Jumlah tenaga kerja sebelum mendapat pembiayaan

Pada Diagram 4.7, menunjukkan sebanyak 56% mitra pembiayaan

mengalami penambahan tenaga kerja setelah menerima pembiayaan

dari BMT. Sedangkan sebanyak 44% lainnya tidak mengalami

penambahan jumlah tenaga kerja atau dikategorikan tetap. Dari hasil

pengolahan data, kenaikan jumlah tenaga kerja pada mitra BMT

sebelum dan setelah pembiayaan sebersar 23,1%.

c. Variasi barang yang diperjualbelikan

Penambahan varian barang yang diperjualbelikan secara tidak

langsung mencerminkan penambahan atas modal yang dimiliki oleh

mitra. Selain itu, variasi barang juga menjawab permintaan dari

pelanggan, maka mitra menambah varian barang yang

diperjualbelikan atau biasa dikenal dengan istilah diferensiasi usaha

61

373839404142434445

Variasi barang dagangan setelah mendapat

pembiayaan > Variasi barang dagangan sebelum mendapat

pembiayaan

Variasi barang dagangan setelah mendapat

pembiayaan = Variasi barang dagangan sebelum mendapat

pembiayaan

40

45

Berikut hasil penelitian mengenai variasi barang yang

diperjualbelikan oleh mitra mengalami peningkatan dijawab oleh

responden sebanyak 40 responden (52,94%) mitra pembiayaan,

sedangkan yang tidak mengalami variasi barang yang diperjualbelikan

dirasakan oleh 45 responden (47,06%) mitra pembiayaan.

Diagram 4. 8 Variasi Barang Dagangan Mitra BMT Mekar Da'wah

Kesimpulannya, variasi barang dagangan yang diperjualbelikan juga

sebagai tolak ukur perkembangan usaha mitra pembiayaan sebesar

16,9%.

d. Bertambah kekayaan atau aset

Berdasarkan hasil wawancara, penulis memperoleh informasi

bahwa tidak semua mitra mengalami bertambahnya kekayaan atau

aset. Namun, ada beberapa mitra yang dimana usahanya mengalami

keuntungan sehingga ia dapat melakukan saving ataupun membeli

aset. Sebagai contoh, Pak Suryana Ruhaedin dalam interview, salah

62

satu pedagang sayur di Pasar Serpong, setelah mendapatkan

pembiayaan dari BMT Mekar Da’wah, memiliki aset berupa 3 buah

motor, yang sebelumnya hanya 1 buah motor, mobil losbak untuk

mengangkut sayur-sayuran, dan mobil pribadi Avanza.

Selain itu, Jumhana, pedagang kelapa parut, usahanya kian

berkembang setelah mendapat pembiayaan dari BMT. Kekayaanya

bertambah berupa jumlah tabungan di rekening BMT Mekar Da’wah,

yang semula tabungan per hari Jumhana, Rp30.000,- s.d. Rp50.000,-

saat ini ia bisa menabung sebesar Rp100.000,- s.d. Rp200.000,- / hari.

Tabungannya saat ini sudah mencapai kurang lebih Rp20.000.000,-.

Dari penjabaran di atas, mitra BMT Mekar Da’wah mengalami

kemajuan atau perkembangan usaha setelah mendapatkan pembiayaan

dari BMT Mekar Da’wah.

3. Perkembangan Usaha Mitra Menurut Jenis Usaha

Pada pembahasan ini, penulis mengelompokkan usaha mitra

pembiayaan ke dalam beberapa kelompok jenis usaha. Untuk melihat

perkembangan usaha merata atau tidak pada setiap jenis usaha, dapat

dilihat dari omset penjualan per jenis usaha sebagai berikut:

63

Tabel 4. 8 Omset Penjualan Usaha Sembako

Tabel 4. 9 Omset Penjualan Dagang Pakaian

No NAMA

Omset

Penjualan (per

bulan)

Omset

Penjualan (per

bulan) Kenaikan

Persen

tase

Rata-

rata

Sebelum

Pembiayaan

Setelah

Pembiayaan (%)

Kenai-

kan

(%)

1 MUSTAJI Rp105.000.000 Rp105.000.000 Rp0 0,00

28,10 2 SITI SURYANI Rp52.500.000 Rp64.500.000 Rp12.000.000 22,86

3 UMI RUSMINI Rp9.000.000 Rp12.000.000 Rp3.000.000 33,33

No NAMA

Omset

Penjualan (per

bulan)

Omset

Penjualan (per

bulan) Kenaikan

Persen

tase

Rata-

rata

Sebelum

Pembiayaan

Setelah

Pembiayaan (%)

Kenai-

kan

(%)

1 ARIFIN Rp45.000.000 Rp60.000.000 Rp15.000.000 33,33

33,33

2 JUBITA BR H. Rp75.000.000 Rp75.000.000 Rp0 0,00

3 ADAH AMAN Rp30.000.000 Rp45.000.000 Rp15.000.000 50,00

4 RUSDI B. HOTIB Rp60.000.000 Rp60.000.000 Rp0 0,00

5 HETI SUHETI Rp45.000.000 Rp60.000.000 Rp15.000.000 33,33

6 AGUS Rp27.000.000 Rp27.000.000 Rp0 0,00

7 LIHAN Rp90.000.000 Rp120.000.000 Rp30.000.000 33,33

8 SANTI H. Rp45.000.000 Rp60.000.000 Rp15.000.000 33,33

9 ANDRI N. Rp45.000.000 Rp60.000.000 Rp15.000.000 33,33

10 SADIR Rp60.000.000 Rp45.000.000 (Rp15.000.000) -25,00

11 SYAHRUDIN Rp90.000.000 Rp105.000.000 Rp15.000.000 16,67

12 M.YUSUF Rp90.000.000 Rp120.000.000 Rp30.000.000 33,33

64

Tabel 4. 10 Omset Penjualan Tukang Jahit

No. NAMA

Omset

Penjualan (per

bulan)

Omset

Penjualan (per

bulan) Kenaikan

Persen

tase

Rata-

rata

Sebelum

Pembiayaan

Setelah

Pembiayaan (%)

Kenai-

kan

(%)

1 KOMAR Rp12.000.000 Rp13.500.000 Rp1.500.000 12,50

22,92

2

N.NURHASANA

H Rp15.000.000 Rp15.000.000 Rp0 0,00

3 JUNIARTI Rp24.000.000 Rp24.000.000 Rp0 0,00

4 SUSANTI Rp12.000.000 Rp10.500.000 (Rp1.500.000) -12,50

5

SUPRAPTI(MA'E

) Rp13.500.000 Rp18.000.000 Rp4.500.000 33,33

Tabel 4. 11 Omset Penjualan Usaha Salon

No. NAMA

Omset

Penjualan (per

bulan)

Omset

Penjualan (per

bulan) Kenaikan

Persen

tase

Rata-

rata

Sebelum

Pembiayaan

Setelah

Pembiayaan (%)

Kenai-

kan

(%)

1 HOLILAH Rp7.500.000 Rp9.000.000 Rp1.500.000 20,00

31,67

2 YUSI JUARIAH Rp18.000.000 Rp18.000.000 Rp0 0,00

3

NANAHERLYA

NA Rp12.000.000 Rp18.000.000 Rp6.000.000 50,00

4 ARISTIAWATI Rp18.000.000 Rp22.500.000 Rp4.500.000 25,00

65

Tabel 4. 12 Omset Penjualan Usaha Pangkas Rambut

No. NAMA

Omset

Penjualan (per

bulan)

Omset

Penjualan (per

bulan) Kenaikan

Persen

tase

Rata-

rata

Sebelum

Pembiayaan

Setelah

Pembiayaan (%)

Kenai-

kan

(%)

1 ADE DAUD Rp9.000.000 Rp18.000.000 Rp9.000.000 100,00

49,64

2

JAJANG

DINDIN Rp13.500.000 Rp13.500.000 Rp0 0,00

3

MADIN B.

KAMSURI Rp10.500.000 Rp7.500.000 (Rp3.000.000) -28,57

4

M.BADRU

HIDAYAT Rp9.000.000 Rp13.500.000 Rp4.500.000 50,00

5 RAZAB Rp10.500.000 Rp13.500.000 Rp3.000.000 28,57

6

MUHAMAD

LATIF Rp15.000.000 Rp18.000.000 Rp3.000.000 20,00

Tabel 4. 13 Omset Penjualan Dagang Sayuran

No. NAMA

Omset

Penjualan (per

bulan)

Omset

Penjualan (per

bulan) Kenaikan

Perse-

ntase

Rata-

rata

Sebelum

Pembiayaan

Setelah

Pembiayaan (%)

Kenai

kan

(%)

1 MUKHLIS Rp60.000.000 Rp90.000.000 Rp30.000.000 50,00

31,71

2

SURYANA

RUHAEDIN Rp150.000.000 Rp195.000.000 Rp45.000.000 30,00

3 NURYANI Rp90.000.000 Rp105.000.000 Rp15.000.000 16,67

4 MINYATI Rp75.000.000 Rp90.000.000 Rp15.000.000 20,00

5 SRI LESTARI Rp30.000.000 Rp45.000.000 Rp15.000.000 50,00

6 ENDANG Rp60.000.000 Rp60.000.000 Rp0 0,00

66

SRIWAHYUNI

7

HENI

RUSMIATI Rp90.000.000 Rp135.000.000 Rp45.000.000 50,00

8 IRWAN NASPI Rp45.000.000 Rp30.000.000

(Rp15.000.000

) -33,33

9 ASEP DADANG Rp60.000.000 Rp75.000.000 Rp15.000.000 25,00

10 SA'DIYAH Rp21.000.000 Rp30.000.000 Rp9.000.000 42,86

11

KELANA D.

KURNIA Rp105.000.000 Rp120.000.000 Rp15.000.000 14,29

12 TRI NURJANAH Rp120.000.000 Rp150.000.000 Rp30.000.000 25,00

13 EMI SUHAEMI Rp30.000.000 Rp37.500.000 Rp7.500.000 25,00

Tabel 4. 14 Omset Penjualan Dagang Ikan

No. NAMA

Omset

Penjualan (per

bulan)

Omset

Penjualan (per

bulan) Kenaikan

Persen

tase

Rata-

rata

Sebelum

Pembiayaan

Setelah

Pembiayaan (%)

Kenai

kan

(%)

1 TOHIR Rp4.500.000 Rp7.500.000 Rp3.000.000 66,67

39,68

2

SULIS

TINAWATI Rp105.000.000 Rp165.000.000 Rp60.000.000 57,14

3

PAJAR

AGUSTIAN Rp105.000.000 Rp120.000.000 Rp15.000.000 14,29

4

LAMSIR

PANJAITAN Rp60.000.000 Rp75.000.000 Rp15.000.000 25,00

5 SUPRIATNA Rp60.000.000 Rp75.000.000 Rp15.000.000 25,00

6 SUWITO Rp300.000.000 Rp450.000.000

Rp150.000.00

0 50,00

67

Tabel 4. 15 Omset Penjualan Usaha Warung Nasi

No. NAMA

Omset

Penjualan (per

bulan)

Omset

Penjualan (per

bulan) Kenaikan

Persen

tase

Rata-

rata

Sebelum

Pembiayaan

Setelah

Pembiayaan (%)

Kenai

kan

(%)

1

N. ELIH

HERLISYAH Rp15.000.000 Rp45.000.000 Rp30.000.000 200,00

65,31

2 SULASMI Rp30.000.000 Rp60.000.000 Rp30.000.000 100,00

3 FITRIYANI Rp52.500.000 Rp60.000.000 Rp7.500.000 14,29

4 WAGINO Rp30.000.000 Rp30.000.000 Rp0 0,00

5 NGADIMAN Rp37.500.000 Rp37.500.000 Rp0 0,00

6

JULIANNA

RITA Rp60.000.000 Rp75.000.000 Rp15.000.000 25,00

7 ANDRIANI Rp18.000.000 Rp18.000.000 Rp0 0,00

8 SRI WULAN Rp21.000.000 Rp30.000.000 Rp9.000.000 42,86

9 HERIYAH Rp60.000.000 Rp75.000.000 Rp15.000.000 25,00

10

FIFIN

AGUSNIAWATI Rp30.000.000 Rp45.000.000 Rp15.000.000 50,00

Tabel 4. 16 Omset Penjualan Dagang Bumbu

No. NAMA

Omset

Penjualan (per

bulan)

Omset

Penjualan (per

bulan) Kenaikan

Persen

tase

Rata-

rata

Sebelum

Pembiayaan

Setelah

Pembiayaan (%)

Kenai

kan

(%)

1

ANI

MARDIANA Rp22.500.000 Rp30.000.000 Rp7.500.000 33,33 37,41

2 SUMARNO Rp75.000.000 Rp90.000.000 Rp15.000.000 20,00

3 RUKMAN Rp45.000.000 Rp60.000.000 Rp15.000.000 33,33

68

4

JAJANG

NURJAMAN Rp90.000.000 Rp120.000.000 Rp30.000.000 33,33

5

AJAT

SUDRAJAT Rp45.000.000 Rp60.000.000 Rp15.000.000 33,33

6

MUHAMAD

NURYANA Rp60.000.000 Rp60.000.000 Rp0 0,00

7 NOVI YANTI Rp60.000.000 Rp90.000.000 Rp30.000.000 50,00

8 JAJA PRIATNA Rp24.000.000 Rp30.000.000 Rp6.000.000 25,00

9 UJANG VIRGO Rp45.000.000 Rp75.000.000 Rp30.000.000 66,67

10 GUSTINA Rp36.000.000 Rp51.000.000 Rp15.000.000 41,67

Tabel 4. 17 Omset Penjualan Dagang Kelapa Parut

No. NAMA

Omset

Penjualan (per

bulan)

Omset

Penjualan (per

bulan) Kenaikan

Persen

tase

Rata-

rata

Sebelum

Pembiayaan

Setelah

Pembiayaan (%)

Kenai

kan

(%)

1 MURTA Rp30.000.000 Rp45.000.000 Rp15.000.000 50,00

53,94

2 AHMAD AZIS Rp120.000.000 Rp150.000.000 Rp30.000.000 25,00

3

ALIYUDIN

KELAPA Rp45.000.000 Rp60.000.000 Rp15.000.000 33,33

4 DAMAN Rp24.000.000 Rp45.000.000 Rp21.000.000 87,50

5 DADANG K Rp13.500.000 Rp24.000.000 Rp10.500.000 77,78

6 ALAM Rp9.000.000 Rp13.500.000 Rp4.500.000 50,00

69

Tabel 4. 18 Omset Penjualan Konter Pulsa

No. NAMA

Omset

Penjualan (per

bulan)

Omset

Penjualan (per

bulan) Kenaikan

Persen

tase

Rata-

rata

Sebelum

Pembiayaan

Setelah

Pembiayaan (%)

Kenai

kan

(%)

1

ENDANG

KARNADI, ST Rp30.000.000 Rp45.000.000 Rp15.000.000 50,00 73,33

2 BUDI HIDAYAT Rp15.000.000 Rp18.000.000 Rp3.000.000 20,00

3 AHMAD FAUZI Rp6.000.000 Rp15.000.000 Rp9.000.000 150,00

Tabel 4. 19 Omset Penjualan Lain-lain dan Alat kesehatan

No. NAMA

Omset

Penjualan (per

bulan)

Omset

Penjualan (per

bulan) Kenaikan

Persen

tase

Rata-

rata

Sebelum

Pembiayaan

Setelah

Pembiayaan (%)

Kenai

kan

(%)

1

BAGAS TRI

HASTARYO Rp75.000.000 Rp75.000.000 Rp0 0,00

67,95

2

IMAN

SUANGSA Rp39.000.000 Rp60.000.000 Rp21.000.000 53,85

3 NUR FAUZIAH Rp30.000.000 Rp30.000.000 Rp0 0,00

4 PATONAH Rp90.000.000 Rp135.000.000 Rp45.000.000 50,00

5

APEP

SAPRUDIN Rp30.000.000 Rp60.000.000 Rp30.000.000 100,00

6 M.RIMAT Rp120.000.000 Rp90.000.000

(Rp30.000.000

) -25,00

7

YAYAN

SURYANA Rp18.000.000 Rp30.000.000 Rp12.000.000 66,67 66,67

70

0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%

33.33%28.10%22.92%

31.67%

49.64%

31.71%39.68%

65.31%

37.41%

53.94%

73.33%66.67%67.95%

Berdasarkan Tabel Omset Penjualan Per Jenis Usaha, dijelaskan

perkembangan omset penjualan sebelum dan setelah pembiayaan, ada

yang mengalami kenaikan, tetap, dan menurun. Artinya, terdapat variasi

perkembangan usaha pada setiap jenis usaha.

Berdasarkan Diagram 4.9, jenis usaha yang mengalami perkembangan

yang cukup besar diantaranya usaha konter pulsa sebesar 73,33 %, usaha

alat kesehatan sebesar 66,67% , usaha warung nasi sebesar 65,31% dan

kelapa parut sebesar 53,94%. Sedangkan usaha lainnya, perkembangan

omset yang dicapai kurang dari 50%.

Dari penjelasan data di atas, dapat diketahui mitra usaha yang

mendapatkan pembiayaan dari BMT Mekar Da’wah tidak merata pada

setiap jenis usaha.

Selain itu ditemukan pula, ada usaha yang berkembang pesat dan ada

juga yang lambat perkembangannya. Hal ini dikarenakan, jenis usaha yang

Diagram 4. 9 Perkembangan Usaha Mitra Menurut Jenis Usaha berdasarkan omset penjualan (bulanan)

71

mengalami perkembangan omset yang cukup tinggi disertai dengan

keterampilan dari UKM itu sendiri dalam mengelola dengan baik,

penyerapan tambahan modal yang sesuai, manajemen yang baik dan

strategi pemasaran yang sangat baik dari UKM itu sendiri, terlihat dari

jenis usaha yang cukup berkembang dalam hal ini adalah warung nasi,

konter pulsa, pedagang kelapa parut dan alat kesehatan. Sedangkan usaha

yang perkembangannya cukup lambat, namun tetap dikategorikan dengan

usaha yang berkembang dikarenakan modal yang diserap oleh mitra usaha

tidak sepenuhnya untuk penambahan modal, tetapi ada yang digunakan

untuk kebutuhan rumah tangga atau keperluan pendidikan anak, dimana

tetap ada perkembangan omset namun tidak terlalu signifikan.42

42 Interview Pribadi dengan Suryana Ruhaedin, Mitra BMT Mekar Da’wah, Mitra BMT

Mekar Da’wah, Serpong, 17 Oktober 2016.

72

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Ada perbedaan antara omset penjualan sebelum dan setelah pembiayaan.

Omset penjualan setelah lebih baik dibandingkan dengan omset penjualan

sebelum pembiayaan. Ada kenaikan pada omset penjualan setelah

pembiayaan yaitu sebesar 25,98%. Hasil perbandingan omset penjualan

mitra sebelum dan setelah menerima pembiayaan pada BMT Mekar

Da’wah, terdapat 5 responden dengan hasil omset penjualan setelah

menerima pembiayaan lebih rendah daripada sebelum menerima

pembiayaan, 15 responden tetap, dan 65 responden mempunyai omset

penjualan lebih baik dari sebelum menerima pembiayaan. Mitra

pembiayaan yang menerima pembiayaan dari BMT Mekar Da’wah

mengalami perkembangan usaha karena mayoritas omset penjulan setelah

lebih banyak dari omset penjualan sebelum.

2. Ada perbedaan antara jumlah tenaga kerja sebelum dan setelah

pembiayaan. Jumlah tenaga kerja setelah lebih baik dibanding dengan

jumlah tenaga kerja sebelum. Ada kenaikan pada jumlah tenaga kerja

setelah pembiayaan yaitu sebesar 23,1%. Hasil perbandingan jumlah

tenaga kerja sebelum dan setelah menerima pembiayaan pada BMT

73

Mekar Da’wah, tidak ada responden dengan hasil jumlah tenaga kerja

setelah menerima pembiayaan lebih rendah daripada sebelum menerima

pembiayaan, 37 responden tetap, dan 48 responden mempunyai jumlah

tenaga kerja lebih baik dari sebelum menerima pembiayaan. Dilihat dari

kenaikan yang cukup besar tetapi ternyata 37 mitra BMT tetap. Sehingga

mitra yang menerima pembiayaan dari BMT Mekar Da’wah cukup

berkembang dilihat dari jumlah tenaga kerja yang dimiliki mitra.

3. Ada perbedaan antara variasi jumlah barang dagangan sebelum dan setelah

pembiayaan. Variasi jumlah barang dagangan setelah lebih banyak

dibanding dengan variasi jumlah barang dagangan sebelum. Ada kenaikan

pada variasi jumlah barang dagangan setelah pembiayaan yaitu sebesar

16,9%. Hasil perbandingan variasi jumlah barang dagangan sebelum dan

setelah menerima pembiayaan pada BMT Mekar Da’wah, tidak ada

responden dengan hasil variasi jumlah barang dagangan setelah menerima

pembiayaan lebih rendah daripada sebelum menerima pembiayaan, 45

responden tetap, dan 40 responden mempunyai variasi jumlah barang

dagangan lebih baik dari sebelum menerima pembiayaan. Dilihat dari

kenaikan yang cukup besar tetapi ternyata 45 mitra BMT tetap. Sehingga

mitra yang menerima pembiayaan stagnan atau perkembangan usahanya

stabil dilihat dari jumlah variasi jumlah barang dagangan dari BMT Mekar

Da’wah.

74

B. Saran

Berdasarkan uraian tentang pembahasan dan kesimpulan di atas, penulis

dapat mengungkapkan beberapa saran antara lain, sebagai berikut:

1. Mitra BMT Mekar Da’wah diharapkan lebih berinovasi dan berkreasi

dalam mengembangkan usahanya, serta lebih bertanggung jawab terhadap

pengalokasian pembiyaan yang telah diberikan oleh BMT Mekar Da’wah.

2. Diharapkan BMT Mekar Da’wah mengadakan pelatihan pembukuan atau

laporan keuangan khusus untuk UKM yang menjadi mitra BMT Mekar

Da’wah, agar mitra BMT Mekar Da’wah dapat membuat laporan

keuangan harian, bulanan dan tahunan yang dapat bermanfaat bagi mitra

sendiri maupun BMT Mekar Da’wah dalam melihat perkembangan

usahanya.

3. Diharapkan BMT Mekar Da’wah membuat SOP untuk pendampingan

mitra pembiayaan. Sehingga bukan hanya membantu dalam penambahan

modal usaha berupa akses pembiayaan, tetapi juga berperan terhadap

keberlangsungan usaha mitra pembiayaan.

4. Bagi peneliti selanjutnya, dapat memfokuskan penelitian mengenai

perkembangan usaha pada sektor jenis usaha lainnya atau pun fokus per

jenis usaha saja, sehingga dapat terlihat perkembangan usaha pada periode

tertentu. Selain itu, objek penelitiannya bisa dikembangkan lebih luas lagi,

misal BMT se-Kota Tangerang Selatan.

75

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik, ed. Agama, Etos Kerja, dan Perkembangan Ekonomi. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia, 1978.

Ahmad, Supriadi, dkk., Ed. Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: Pusat

Peningkatan dan Jaminan Mutu Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2012.

Amalia, Euis. Keuangan Mikro Syariah: referensi untuk akademisi dan praktisi

yang mengembangkan Lembaga Keuangan Mikro Syariah di Indonesia.

Gramata Publishing: Bekasi, 2016.

Bambang, Ismawan, dkk. LSM dan Program Inpres Desa tertinggal. Jakarta: PT

Penebar Swadata, 1994.

Basrowi dan Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta,

2008.

Boediono dan Wayan Koster. Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001.

Chandra, Purdi E. Trik Sukses Menuju Sukses. Yogyakarta: Grafika Indah, 2000.

Chaniago, A. Arifinal. Ekonomi 2. Bandung: Angkasa, 1998.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. cet.III.

Jakarta: Balai Pustaka, 1990.

76

Forsyth, Patrick. Manajemen Penjualan. Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo, 1990.

Geertz, C. “Ethos, World View, and the analysis of Sacred Symbols” dalam

Interpretation of Culturesí. New York: Basic Book, 1973.

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, 2006.

Hakim, Andi. “Pengaruh Pemberian Pembiayaan dari Koperasi Jasa Keuangan

Syariah BMT Dana Syariah terhadap Peningkatan Pendapatan Pedagang

Pasar Kota Surakarta Tahun 2010.” Skripsi S1, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010.

Hosen, Muhammad Nadratuzzaman. Diktat Mata Kuliah Pengantar Ilmu

Ekonomi. Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2012.

Ismail, Zarmawis, dkk. Peranan LKM Non-Bank dalam Pembiayaan Usaha

Mikro. Jakarta: LIPI Press, 2014.

Kasmir. Kewirausahaan, ed. I-II. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006.

Mankiw, Gregory. Pengantar Ekonomi. Penerjemah Haris Munandar. Jakarta:

Erlangga, 2003.

Marbun, BN. Kamus Manajemen, cet.III. Jakarta: Pustaka Sinar, 2003.

Nurrohmah, Isnaini. “Analisis Perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Sebelum dan Sesudah Menerima Pembiayaan Musyarakah pada Koperasi

77

Jasa Keuangan Syariah BMT (Studi Kasus: BMT Beringharjo

Yogyakarta).” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Yogyakarta, 2015.

Prawirokusumo, Soeharto. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil.

Yogyakarta: BPFE UGM, 2010

Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung. Teori Ekonomi Mikro, Suatu

Pengantar, ed. III. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2006.

Rochaety, Ety, dkk. Metode Penelitian Bisnis: dengan Aplikasi SPSS, ed. Revisi.

Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009.

Sa’ad, Andi Abdullah. “Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap Peningkatan

Pendapatan Nasabah BMT Berkah Madani.” Skripsi S1 Fakultas Syariah

dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Santoso, Yustinus Nugroho Budi. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tinggi

Rendahnya Pendapatan Pedagang Kaki Lima.” Skripsi S1 Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, 2001.

Sawir, Agnes. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan

Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2001.

Soleh, Muhammad. “Analisis Strategi Inovasi dan Dampaknya terhadap Kinerja

Perusahaan (Studi Kasus: UKM Manufaktur di Kota Semarang).” Tesis

Program Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro, 2008.

78

Suharso dan Ana Retnoningsih. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang:

Widya Karya, 2011.

Sukandarrumidi. Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2004.

Suryani dan Hendryadi. Metode Riset Kuantitiatif: Teori dan Aplikasi pada

Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam. Jakarta:

Prebadamedia, 2015.

Suryati. “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah BMT Binamas terhadap

Perkembangan Usaha dan Pendapatan Nasabah Mudharabah di BMT

Binamas Purworejo.” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri

Yogyakarta, 2012.

Sutriani. “Pengaruh Etos Kerja Terhadap Pendapatan Penjual Ikan Keliling Di

Desa Jambewangi Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi Tahun

2014.” Skripsi S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Jember, 2014.

Swastha, Basu dan Irawan. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta:

Liberty, 1990.

Tambunan, Tulus. Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia :Isu-Isu

Penting. Jakarta: LP3ES, 2012.

Tasmara, Toto. Membudayakan Etos Kerja Islami. Jakarta: Gema Insani, 2002.

79

Tunas, Aldesta NP. “Analisis Pengaruh Pembiayaan Syariah terhadap

Perkembangan Usaha Mikro dan Kecil Menengah di Kota Depok.”

Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor,

2014.

Widodo, Sri. “Pengaruh Pemberian Kredit Modal Kerja Terhadap Penghasilan

Petani Ikan”, Jurnal diakses pada 12 Desember 2014 dari

http://upy.ac.id/ekonomi/files/PENGARUH%20PEMBERIAN%20KRE

DIT%20MODAL%20KERJA%20TERHADAP%20%20PENGHASILA

N%20PETANI%20(SRI%20WIDODO).pdf

80

Lampiran I ANGKET PENELITIAN

“Perkembangan Usaha Mitra BMT Mekar Da’wah Setelah mendapatkan Pembiayaan”

A. Keadaan Umum Responden

1. Nama : ..................................

2. Umur : .......... th

3. Jenis Kelamin : L/P

4. Pendidikan Terakhir : 1. SD 3. SMA 5. Tidak

Tamat Sekolah

2. SMP 4. S1

5. Jenis Usaha :

5.1 Tempat usaha

1. Menetap

a. Sewa

b. Milik Sendiri

2. Berpindah

5.2 Objek Usaha

1. Dagang

a. Makanan

1. Sayuran

2. Sembako

3. Daging

4. Ikan

5. Ayam Potong

6. Warung Nasi

7. Lain-lain, sebutkan.......

b. Pakaian

c. Peralatan

1. Alat kesehatan

2. Peralatan rumah tangga

3. Lain-lain, sebutkan..................

2. Jasa

a. Tukang Jahit

b. Salon

c. Pangkas Rambut

d. Lain-lain, Sebutkan.........................

6. Bermitra dengan BMT Mekar Dakwah sejak tahun : ....................

7. Kegiatan usaha sebagai:

a. Pekerjaan Pokok

b. Pekerjaan Sampingan

B. Permodalan

1. Hal apakah yang mendorong anda mengajukan permodalan ? (Pilihan

boleh lebih dari satu)

Jawab:

a. Kekurangan modal

b. Tingkat bagi hasil lebih menguntungkan

c. Kemudahan dalam

memperoleh pembiayaan

d. Ingin mengembangkan usaha

e. Lain-lain, sebutkan ....................

2. Berapa kali Anda mendapatkan permodalan dari BMT Mekar Da’wah?

Jawab : a. 1 - 3 kali c. 7 – 10 kali

b. 4 - 6 kali d. > 10 kali

3. Selain permodalan dari BMT adakah kredit/pinjaman di tempat lain?

Jawab : a. Ya, sebutkan...................................

b. Tidak.

4. Berapa jumlah permodalan yang Anda dapatkan saat ini?

Jawab: Rp ................................

5. Dari permodalan yang anda dapatkan, berapakah yang digunakan untuk

mengembangkan usaha?

Jawab: Rp .................................

6. Dari permodalan yang anda dapatkan, untuk apa sajakah pengelolaan dana

tersebut?

Jawab:

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

7. Berapa angsuran yang anda bayarkan?

Jawab: Rp ...............................

8. Sistem apa yang digunakan dalam pengembalian dana ?

Jawab: a. Harian b. Mingguan c.

Bulanan

9. Pernahkah Anda telat membayar angsuran pembiayaan? Berapa lama?

1. Ya

a. 1-6 hari c. 1 -2 bulan e. 5-6 bulan

b. 2-3 minggu d. 3-4 bulan

2. Tidak

C. Perkembangan Usaha dan Pendapatan

1. Berapa omset penjualan anda sebelum mendapatkan permodalan ?

(Pertanyaan untuk mitra yang usahanya sudah berjalan)

Jawab:

a. Perhari Rp ............................

b. Perbulan Rp .........................

2. Berapa omset penjualan anda setelah mendapatkan permodalan?

(Pertanyaan untuk mitra yang usahanya sudah berjalan)

Jawab:

a. Perhari Rp .............................

b. Perbulan Rp ..........................

3. Berapa jumlah tenaga kerja sebelum mendapatkan permodalan?

(Pertanyaan untuk mitra yang usahanya sudah berjalan)

Jawab:.................................................

4. Berapa jumlah tenaga kerja setelah mendapatkan permodalan?

(Pertanyaan untuk mitra yang usahanya sudah berjalan)

Jawab:.................................................

5. Berapa jumlah macam barang dagangan sebelum mendapatkan

permodalan? (khusus untuk mitra jenis usaha dagang)

Jawab: ................................................

6. Berapa jumlah macam barang dagangan sesudah mendapatkan

permodalan? (khusus untuk mitra jenis usaha dagang)

Jawab: ...................

7. Sesudah mendapatkan permodalan, adakah perluasan tempat usaha?

Jawab: ..............

C. Sikap/Pandangan Responden terhadap “Peranan BMT terhadap

Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah di Sekitar Pasar Serpong”

1. Ketika mengajukan pembiayaan, apa saja syarat-syarat yang diperlukan ?

No. Persyaratan Ya Tidak

1 Kelengkapan Identitas (Foto copy KTP,

Foto Copy KK)

2 Jaminan

3 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

4 Laporan Keuangan Usaha

5 Pengajuan Proposal

6 Survey

7 Referensi

2. Bagaimana cara pembayaran angsuran yang sering Anda lakukan?

a. Pembayaran dilakukan di tempat usaha mitra (dijemput)

b. Pembayaran dilakukan di kantor BMT Mekar Da’wah

c. Transfer ke rekening BMT Mekar Da’wah

3. Adakah di bawah ini manfaat dari BMT Mekar Da’wah yang Anda

rasakan?

No. Manfaat BMT Ya Tidak

1 Menjauhkan UKM dari praktek ekonomi

non-islami (rentenir)

2 Membina dan membantu pendanaan

UKM

3 Menciptakan UKM yang mandiri

4 Meningkatkan kualitas SDM UKM yang

profesional dan islami

5 Meningkatkan kesejahteraan UKM

6 Membangun kepercayaan dan kerjasama

dengan UKM

4. Apa Kesan dan Pesan Anda terhadap BMT Mekar Dakwah?

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

Responden

(_____________)

Nama Jelas

77

Lampiran 2

NO.

A1- Nama

A2-

A

3-

A4-

A51 -

A52-

A6 - Tahun

B2- Berapa kali

B3- Pinjaman

B4- Plafond

B7 - Jml

B8- Jangka

C1- Omset

C2- Omset

C3- TK

C4- TK

C5- Jml macam

C6 Jml macam

C7- Perluasan

Um ur

JK

Didi k

TUsa ha

OUsah a

Bermitra

permodalan

lain

Angsura n

Waktu

sebelum

setelah

sebelu m

Setelah

barang sebelum

barang setelah

tempat

1

TOHIR

31

1

2

1

113

2012

2

2

3000000

36000

100

Hari

45000000

60000000

1

1

1

1

2

2

ARIFIN

34

1

2

2

112

2010

2

1

10000000

1300000

10

Bulan

75000000

75000000

2

2

9

9

1

3

JUBITA BR H.

54

2

4

1

112

2009

2

1

5000000

652000

10 bulan

30000000

45000000

2

2

9

9

1

4

ANI MARDIANA

46

2

3

2

115

2008

3

2

3000000

38000

100

Hari

60000000

60000000

1

1

7

7

2

5

MURTA

51

1

3

1

116

2005

1

2

5000000

42000

100 hari

45000000

60000000

1

1

1

1

2

6

SUMARNO

52

1

1

1

118

2012

2

2

5000000

652000

10

Bulan

27000000

27000000

1

2

1

1

2

7

RUKMAN

46

1

5

2

115

2007

3

2

5000000

42000

100

Hari

90000000

120000000

1

2

1

1

2

8

HOLILAH

34

2

2

2

22

2012

1

2

2000000

25000

100

Hari

45000000

60000000

1

1

1

9

ENDANG KARNADI, ST

34

1

4

2

117

2010

3

2

3000000

215000

15

Mingg

45000000

60000000

1

1

3

3

2

10 N. ELIH HERLISYAH

50

2

2

2

118

2008

1

2

3000000

38000 100

Hari

60000000

45000000

1

2

2

2

1

11

ADE DAUD

38

1

1

1

23

2009

1

2

35000000

500000 35

Bulan

90000000

105000000

2

3

1

12

SULASMI

43

2

3

1

114

2011

3

2

6000000

2180000 3

Bulan

90000000

120000000

3

3

3

8

2

13

ADAH AMAN

48

1

3

1

112

2011

1

2

2500000

325000 10

Bulan

105000000

105000000

1

1

9

9

2

NO.

A1- Nama

A2-

A

3-

A4-

A51 -

A52-

A6 - Tahun

B2- Berapa kali

B3- Pinjaman

B4- Plafond

B7 - Jml

B8- Jangka

C1- Omset

C2- Omset

C3- TK

C4- TK

C5- Jml macam

C6 Jml macam

C7- Perluasan

Um ur

JK

Didi k

TUsa ha

OUsah a

Bermitra

permodalan

lain

Angsura n

Waktu

sebelum

setelah

sebelu m

Setelah

barang sebelum

barang setelah

tempat

14 RUSDI B. HOTIB

53

1

3

1

112

2013

2

1

3000000

390000 10

Bulan

52500000

64500000

2

3

9

9

2

15

MUKHLIS

53

1

1

1

111

2009

3

2

10000000

120000 100

Hari

9000000

12000000

1

2

1

3

2

16

HETI SUHETI

44

2

2

1

112

2010

2

2

2000000

260000 10

Bulan

12000000

13500000

2

2

9

9

2

17

AGUS

47

1

3

1

112

2014

1

2

3000000

680000 12

Bulan

15000000

15000000

2

2

9

9

2

18

LIHAN

61

1

3

2

118

2010

3

2

6000000

680000

12

Bulan

24000000

24000000

2

4

1

1

2

19

SANTI HERAWATI

42

2

2

1

112

2013

1

2

3000000

340000

12

Bulan

12000000

10500000

2

2

9

9

2

20

SURYANA RUHAEDIN

53

1

1

1

111

2006

3

2

10000000

1300000

10

Bulan

13500000

18000000

1

2

2

4

2

21

NURYANI

51

2

1

1

111

2010

1

2

10000000

1300000

10

Bulan

7500000

9000000

2

2

2

4

1

22

MINYATI

50

2

5

1

111

2012

1

2

15000000

1950000

10

Bulan

18000000

18000000

1

1

2

4

1

23

SRI LESTARI

48

2

1

1

111

2010

2

2

5000000

650000

10

Bulan

12000000

18000000

2

2

1

3

2

24

ENDANG SRIWAHYUNI

46

2

2

1

111

2009

1

2

10000000

1300000

10

Bulan

18000000

22500000

1

1

2

4

1

25

JAJANG NURJAMAN

34

1

3

1

115

2013

2

2

40000000

4534000

12

Bulan

9000000

18000000

2

2

1

1

1

26

BAGAS TRI HASTARYO

42

1

3

1

118

2010

2

2

20000000

2267000

12

Bulan

13500000

13500000

2

2

1

1

1

27

MUSTAJI

45

1

3

1

118

2009

2

2

8000000

907000

12

Bulan

10500000

7500000

2

2

1

1

2

NO.

A1- Nama

A2-

A

3-

A4-

A51 -

A52-

A6 - Tahun

B2- Berapa kali

B3- Pinjaman

B4- Plafond

B7 - Jml

B8- Jangka

C1- Omset

C2- Omset

C3- TK

C4- TK

C5- Jml macam

C6 Jml macam

C7- Perluasan

Um ur

JK

Didi k

TUsa ha

OUsah a

Bermitra

permodalan

lain

Angsura n

Waktu

sebelum

setelah

sebelu m

Setelah

barang sebelum

barang setelah

tempat

28

FITRIYANI

39

2

3

1

118

2011

2

2

6000000

680000

12

Bulan

9000000

13500000

2

2

1

1

1

29 SULIS TINAWATI

45

2

2

1

118

2008

2

2

100000000

9667000 15

Bulan

10500000

13500000

2

3

1

1

1

30 ANDRI NOVIANTO

54

1

2

1

118

2008

2

2

5000000

60000 100

Hari

15000000

18000000

1

1

1

1

2

31

KOMAR

51

1

3

2

21

2012

2

2

1500000

195000 10

Bulan

60000000

90000000

1

1

2

32 NANAN NURHASANAH

48

2

1

2

21

2010

1

2

2000000

260000 10

Bulan

150000000

195000000

1

1

2

33

JUNIARTI

48

2

3

2

21

2009

3

2

5000000

567000 12

Bulan

90000000

105000000

1

1

2

34 IMAN SUANGSA

47

1

2

1

118

2008

2

2

3000000

340000 12

Bulan

75000000

90000000

2

2

1

1

2

35

NUR FAUZIAH

45

2

3

1

118

2012

2

2

4000000

454000 12

Bulan

30000000

45000000

2

2

1

1

2

36

PATONAH

44

2

2

2

118

2008

2

2

50000000

3584000 24

Bulan

60000000

60000000

2

3

1

1

1

37

PAJAR AGUSTIAN

46

1

3

1

113

2011

2

2

8000000

907000

12

Bulan

90000000

135000000

1

2

1

1

2

38

LAMSIR PANJAITAN

52

1

3

1

113

2008

2

2

30000000

3400000

12

Bulan

45000000

30000000

2

2

1

1

2

39

APEP SAPRUDIN

40

1

3

1

118

2008

1

2

5000000

567000

12

Bulan

60000000

75000000

2

2

1

1

2

40

WAGINO

40

1

1

2

114

2010

2

2

5000000

567000

12

Bulan

21000000

30000000

1

2

1

1

2

41

AJAT SUDRAJAT

31

1

3

1

115

2015

1

2

3000000

340000

12

Bulan

105000000

120000000

1

1

1

1

2

NO.

A1- Nama

A2-

A

3-

A4-

A51 -

A52-

A6 - Tahun

B2- Berapa kali

B3- Pinjaman

B4- Plafond

B7 - Jml

B8- Jangka

C1- Omset

C2- Omset

C3- TK

C4- TK

C5- Jml macam

C6 Jml macam

C7- Perluasan

Um ur

JK

Didi k

TUsa ha

OUsah a

Bermitra

permodalan

lain

Angsura n

Waktu

sebelum

setelah

sebelu m

Setelah

barang sebelum

barang setelah

tempat

42

MUHAMAD NURYANA

36

1

3

1

115

2016

1

2

6000000

680000

12

Bulan

120000000

150000000

1

1

1

1

2

43

NOVI YANTI

28

2

3

1

115

2014

2

2

5000000

60000

100

Hari

30000000

37500000

1

2

1

1

2

44

AHMAD AZIS

40

1

3

1

118

2012

2

2

5000000

428000

18

Bulan

4500000

7500000

1

1

1

1

2

45

YUSI JUARIAH

40

2

1

2

22

2008

2

2

6000000

1380000

5

Bulan

105000000

165000000

1

1

2

46

JAJA PRIATNA

36

1

2

3

118

2014

2

2

3000000

590000

6

Bulan

105000000

120000000

1

1

1

1

2

47

JAJANG DINDIN

37

1

3

2

23

2013

1

2

10000000

856000

18

Bulan

60000000

75000000

1

1

1

48 HENI RUSMIATI

41

2

3

1

111

2009

2

2

7000000

794000 12

Bulan

60000000

75000000

2

2

1

4

2

49

NGADIMAN

43

1

1

2

114

2012

1

2

20000000

2267000 12

Bulan

30000000

45000000

2

2

1

1

1

50 ALIYUDIN KELAPA

44

1

2

1

116

2008

2

2

5000000

567000 12

Bulan

15000000

45000000

1

1

1

1

2

51

SUPRIATNA

45

1

3

1

113

2008

1

2

10000000

1134000 12

Bulan

30000000

60000000

1

1

1

1

2

52

M.RIMAT

43

1

3

2

118

2009

2

2

40000000

2376500 34

Bulan

52500000

60000000

2

2

1

1

2

53

SUSANTI

34

2

3

2

21

2012

1

2

1784000

251800 9

Bulan

30000000

30000000

1

1

2

54 SUPRAPTI (MA'E)

38

2

2

2

21

2007

3

2

2000000

260000 10

Bulan

37500000

37500000

1

1

2

55

IRWAN NASPI

30

1

2

1

111

2010

1

2

10000000

1134000 12

Bulan

60000000

75000000

1

1

3

5

2

NO.

A1- Nama

A2-

A

3-

A4-

A51 -

A52-

A6 - Tahun

B2- Berapa kali

B3- Pinjaman

B4- Plafond

B7 - Jml

B8- Jangka

C1- Omset

C2- Omset

C3- TK

C4- TK

C5- Jml macam

C6 Jml macam

C7- Perluasan

Um ur

JK

Didi k

TUsa ha

OUsah a

Bermitra

permodalan

lain

Angsura n

Waktu

sebelum

setelah

sebelu m

Setelah

barang sebelum

barang setelah

tempat

56

SADIR

43

1

3

2

112

2009

1

2

5000000

1150000

5

Bulan

18000000

18000000

2

2

9

9

1

57

JULIANNA RITA

46

2

3

2

114

2010

2

2

2000000

260000

10

Bulan

21000000

30000000

2

2

1

1

2

58

MADIN B. KAMSURI

45

1

3

1

23

2007

2

2

4000000

460000

12

Bulan

60000000

75000000

1

1

2

59

ANDRIANI

39

2

1

2

114

2005

2

2

5000000

567000

12

Bulan

30000000

45000000

1

1

2

2

2

60

UJANG VIRGO

39

1

3

1

115

2007

4

2

3000000

90000

100

Hari

22500000

30000000

1

1

1

1

2

61

SYAHRUDIN

35

1

2

1

112

2012

2

2

10000000

967000

15

Bulan

75000000

90000000

2

3

9

9

2

62

ASEP DADANG

43

1

2

1

111

2011

1

2

5000000

650000

10

Bulan

45000000

60000000

1

1

3

3

2

63

SA'DIYAH

40

2

3

1

111

2010

1

2

3000000

340000

12

Bulan

90000000

120000000

1

1

1

1

2

64

KELANA DWI KURNIA

39

2

3

1

111

2005

4

2

7000000

794000

12

Bulan

45000000

60000000

1

2

1

1

1

65

TRI NURJANAH

48

2

2

2

111

2015

1

1

100000000

6167000

24

Bulan

60000000

60000000

2

2

1

1

1

66

GUSTINA

48

2

3

2

115

2012

1

2

5000000

984000

6

Bulan

60000000

90000000

1

1

2

3

2

67

EMI SUHAEMI

39

2

1

2

118

2006

4

2

15000000

1400000 12

Bulan

24000000

30000000

1

1

2

3

1

68

SRI WULAN

42

2

3

3

114

2006

4

2

2000000

227000 12

Bulan

45000000

75000000

1

1

3

4

2

69

HERIYAH

45

2

3

2

114

2013

1

2

50000000

3084000 24

Bulan

36000000

51000000

1

2

3

3

1

NO.

A1- Nama

A2-

A

3-

A4-

A51 -

A52-

A6 - Tahun

B2- Berapa kali

B3- Pinjaman

B4- Plafond

B7 - Jml

B8- Jangka

C1- Omset

C2- Omset

C3- TK

C4- TK

C5- Jml macam

C6 Jml macam

C7- Perluasan

Um ur

JK

Didi k

TUsa ha

OUsah a

Bermitra

permodalan

lain

Angsura n

Waktu

sebelum

setelah

sebelu m

Setelah

barang sebelum

barang setelah

tempat

70 FIFIN AGUSNIAWATI

30

2

2

2

114

2008

3

2

4000000

650000 8

Bulan

30000000

45000000

2

2

1

1

2

71

BUDI HIDAYAT

30

1

2

1

118

2007

3

2

4000000

520000 10

Bulan

120000000

150000000

1

1

1

1

2

72

SITI SURYANI

36

2

3

1

12

2007

2

2

5000000

650000 5

Bulan

45000000

60000000

2

3

4

6

2

73

DAMAN

42

1

3

1

116

2011

2

2

5000000

567000 12

Bulan

24000000

45000000

1

1

1

1

2

74

DADANG K

31

1

3

1

116

2009

3

2

2000000

334000 6

Bulan

13500000

24000000

1

1

1

1

2

75

MUHAMMAD YUSUF

33

1

3

1

118

2008

3

2

4000000

285000

20

Bulan

9000000

13500000

1

2

1

1

2

76

M.BADRU HIDAYAT

34

1

3

1

118

2006

3

2

10000000

800000

20

Bulan

30000000

45000000

1

2

1

1

2

77

RAZAB

32

1

3

2

23

2012

1

2

1000000

560000

2

Bulan

15000000

18000000

1

2

2

78

MUHAMAD LATIF

38

1

3

2

23

2011

1

2

1000000

156000

8

Bulan

6000000

15000000

1

1

2

79

NANA HERLYANA

35

2

3

2

22

2010

1

2

5000000

650000

10

Bulan

75000000

75000000

1

2

2

80

ARISTIAWATI

30

2

4

1

22

2008

3

2

50000000

1584000

60

Bulan

39000000

60000000

1

3

1

81

UMI RUSMINI

34

2

1

3

118

2013

1

2

1550000

259000

6

Bulan

30000000

30000000

1

1

1

1

2

82

ALAM

36

1

3

2

118

2010

2

2

1800000

354000

6

Bulan

90000000

135000000

1

1

1

1

2

83

SUWITO

29

1

2

2

113

2006

3

2

100000000

599000

200

Hari

30000000

60000000

2

3

1

1

1

NO.

A1- Nama

A2-

A

3-

A4-

A51 -

A52-

A6 - Tahun

B2- Berapa kali

B3- Pinjaman

B4- Plafond

B7 - Jml

B8- Jangka

C1- Omset

C2- Omset

C3- TK

C4- TK

C5- Jml macam

C6 Jml macam

C7- Perluasan

Um ur

JK

Didi k

TUsa ha

OUsah a

Bermitra

permodalan

lain

Angsura n

Waktu

sebelum

setelah

sebelu m

Setelah

barang sebelum

barang setelah

tempat

84

AHMAD FAUZI

26

1

4

2

117

2013

1

2

10000000

1150000

12

Bulan

120000000

90000000

1

2

1

3

1

85

YAYAN SURYANA

38

1

4

2

131

2006

3

2

10000000

1300000

10

Bulan

18000000

30000000

1

2

1

1

1

46111765 58094118 1,376 1,694117647 2,42254 2,8309859

0,259854573 0,230769231 0,1686047

77

Lampiran III

HASIL WAWANCARA

MITRA PEMBIAYAAN BMT MEKAR DA’WAH

Nama : Jumhana

Usaha : Dagang Kelapa Parut

Tgl Wawancara : 17 Oktober 2016 pkl. 10.00 WIB

1. Bagaimana awal mula Bapak/Ibu merintis usaha ini?

Jawab: Awal mula Saya merintis usaha kelapa parut ini, Saya awalnya bantu

usaha kaka saya. Kemudian banyak belajar, dan ‘ngeliatin’ apa-apa aja yang

dia lakuin tiap harinya. Saya ya... intinya, bantu-bantulah kasarnya. Akhirnya,

saran dari kakak saya, untuk bisa langsung terjun membuka lapak kelapa

parut ini, modal nekat saya jalani saja. Itu sekitar tahun 2014 yang lalu.

2. Berapa modal awal yang Bapak/Ibu gunakan untuk memulai usaha?

Jawab: Modalnya sih dulu, gak begitu banyak, kira-kira sekitar Rp2.500.000,-

3. Berapa omset penjualan Bapak/Ibu setiap bulan? Apakah setelah mendapat

pembiayaan, omset penjualan meningkat?

Jawab: Omset penjualan sebelum pembiayaan sehari bisa Rp1.500.000,-

setelah dapet pembiayaan dari BMT bisa mencapai Rp2.000.000,- /hari

bahkan bisa lebih.

4. Berapa jumlah tenaga kerja Bapak/Ibu saat ini? Apakah setelah mendapat

pembiayaan, jumlah tenaga kerja meningkat?

Jawab: Sekarang, alhamdulillah udah punya 1 orang karyawan yang

membantu. Karena, sebelumnya saya sendiri aja. Soalnya, makin banyak

persediaan kelapanya, dan pesanan kadang banyak juga, jadi emang butuh

karyawan.

5. Apakah setelah mendapat pembiayaan, variasi jumlah barang dagangan

meningkat?

Jawab: Ya, jadi sebelumnya dengan modal awal yang seadanya, Saya hanya

menjual kelapa parut saja. Setelah Saya ngajuin dari BMT, Saya perlahan

untuk mencoba melayani kelapa peras/santan gitu.

6. Selama memperoleh pembiayaan, apa Bapak/Ibu kesulitan untuk membayar

angsuran?

Jawab: Alhamdulillah lancar terus, tidak ada kendala. Karena per harinya

Saya bisa nabung atau naro tabungan di BMT Mekar Da’wah, jadi terkadang

angsuran per bulan suka dipotong aja dari tabungan, kira-kira nabung per hari

bisa Rp100.000,- sampai dengan Rp200.000,-.

7. Apakah dari usaha yang Bapak/Ibu jalani, aset yang bapak miliki bertambah?

Jawab: Aset secara fisik sih engga, tapi alhamdulillah tabungan wadiah di

BMT ada sekitar 20juta-an hehehe...

Nama : Suryana Ruhaedin

Usaha : Dagang Sayuran

Tgl Wawancara : 17 Oktober 2016 pkl. 11.30 WIB

1. Bagaimana awal mula Bapak/Ibu merintis usaha ini?

Jawab: Saya merintis usaha ini sejak tahun 2008. Namun baru ‘ngajuin’

pembiayaan dari BMT dari Tahun 2011. Saya berdua istri jalanin usaha

sayuran ini.

2. Berapa modal awal yang Bapak/Ibu gunakan untuk memulai usaha?

Jawab: Modal awal dulu dari 8jutaan, itu juga dulunya pinjem lewat pinjeman

uang lepas (rentenir), yang penting ada modal buat muter usaha. Tapi,

alhamdulillah semenjak kenal BMT udah gak ke rentenir lagi karna bunganya

besar banget sekitar 20% per bulan.

3. Berapa omset penjualan Bapak/Ibu setiap bulan? Apakah setelah mendapat

pembiayaan, omset penjualan meningkat?

Jawab: Omset penjualan per harinya sekarang sekitar Rp4.000.000 sampai

Rp5.000.000,- per harinya, kalo sebulan ya sekitar Rp120.000.000,- Cuma

itukan kotornya ya Neng. Dulunya sebelum dapet pembiayaan sekitar 3jutaan

per hari. Lumayan alhamdulillah makin kesini makin nambah.

4. Apakah setelah mendapat pembiayaan, jumlah tenaga kerja meningkat?

Jawab: Iya, sebelumnya berdua aja sama istri. Sekarang ada nambah 2 yang

bantu-bantu. Karena saya banyak pesenan selain di Pasar Serpong ini, buka

lapak di tempat lain juga dan banyak pesenan dari pesantren anak, restoran

rumah makan juga buat nyediain bahan sayurannya mereka.

5. Apakah setelah mendapat pembiayaan, variasi jumlah barang dagangan

meningkat?

Jawab: Karena ada tambahan modal dai BMT, sebelumnya cuma beberapa

sayuran aja, sekarang lebih fokus ke cabe, tapi belinya lebih banyak. Kadang

juga order ayam potong sama beras ambil di temen. Karena suka ada yang

pesen itu ke Saya.

6. Selama memperoleh pembiayaan, apa Bapak/Ibu kesulitan untuk membayar

angsuran?

Jawab: Lancar aja, gak kesulitan. Karena dari awal udah ngitung-ngitung juga

buat kemampuan bayarnya. Pernah yang nunggak-nunggak itu kalo pulang

kampung aja.

7. Apakah dari usaha yang Bapak/Ibu jalani, aset yang bapak miliki bertambah?

Jawab: Alhamdulillah udah nambah motor 2 buah, sebelumnya cuma punya 1

motor. Mobil losbak juga punya sendiri buat ngangkut sayuran, sama ada

mobil pribadi 1 walaupun boleh beli second .. hehe..

Nama : Suwito

Usaha : Dagang Telur

Tgl Wawancara : 18 Oktober 2016 pkl. 10.30 WIB

1. Bagaimana awal mula Bapak/Ibu merintis usaha ini?

Jawab: Berawal dari membantu usaha kakak, terus Saya mencoba mandiri

untuk membuka usaha dagang telur ini, tapi sampe sekarang buat operasional

tetep bareng sama kakak. Bermitra dengan BMT sejak Tahun 2012 dulu

pinjem sama BMT buat tambahan modal itu Rp20.000.000,-. Saya membeli

telur dari peternak di daerah Jawa, mulai dari 2 truk. Jenis telurnya telur asin,

telur ayam, dan telur puyuh.

2. Berapa modal awal yang Bapak/Ibu gunakan untuk memulai usaha?

Jawab: Modal awal sendiri dengan modal 10 juta.

3. Apakah setelah mendapat pembiayaan, omset penjualan meningkat?

Jawab: Iya.. dari awal semula omset pembiayaannya sekitar 8-9 juta per hari,

sekarang sudah sekitar 16 juta rupiah per hari. Karena banyak langganan juga,

agen-agen pada ngambil di sini.

4. Apakah setelah mendapat pembiayaan, jumlah tenaga kerja meningkat?

Jawab: Iya nambah, awalnya cuma berdua kakak. Sekarang sudah nambah 3

orang karyawan.

5. Apakah setelah mendapat pembiayaan, variasi jumlah barang dagangan

meningkat?

Jawab: Untuk variasi jumlah sih dari dulu tidak ada tambahan, hanya jumlah

telurnya aja atau persediaan telurnya jadi lebih banyak dari biasanya.

6. Selama memperoleh pembiayaan, apa Bapak/Ibu kesulitan untuk membayar

angsuran?

Jawab: Tidak ada.

7. Apakah dari usaha yang Bapak/Ibu jalani, aset yang bapak miliki bertambah?

Jawab: Alhamdulillah dulu rumah masih ngontrak, sekarang udah ada rumah

2, yang 1 dikontrakin. Mobil sebelumnya APV, udah bisa ganti mobil

INOVA terbaru.

Nama : Titi Juniarti

Usaha : Tukang Jahit

Tgl Wawancara : 19 Oktober 2016 pkl. 14.00 WIB

1. Bagaimana awal mula Bapak/Ibu merintis usaha ini?

Jawab: Awal saya merintis usaha ini dengan modal yang pas-pasan. Karena

dulu saya punya keterampilan jahit dan belajar jahit dari Ibu juga, Saya

memberanikan diri untuk membuka usaha ini. Untuk nambah-nambah

kebutuhan keluarga.

2. Berapa modal awal yang Bapak/Ibu gunakan untuk memulai usaha?

Jawab: Modal awal sih lumayan karna mesti beli mesin jahitnya sama

beberapa alat lainnya sekitar 5jutaan.

3. Apakah setelah mendapat pembiayaan, omset penjualan meningkat?

Jawab: Tergantung pelanggan sih, tidak begitu meningkat banget. Tapi

alhamdulillah lancar terus. Omsetnya gak nentu banget bisa 500-800ribu/hari.

4. Apakah setelah mendapat pembiayaan, jumlah tenaga kerja meningkat?

Jawab: Tidak, saya cuma sendiri aja. Maklum usaha rumahan.

5. Apakah setelah mendapat pembiayaan, variasi jumlah barang dagangan

meningkat?

Jawab: Yaa.. biasanya dulu awal hanya vermak levis gitu, tapi akhirnya bisa

dapet orderan jahit.

6. Selama memperoleh pembiayaan, apa Bapak/Ibu kesulitan untuk membayar

angsuran?

Jawab: Terkadang sih, soalnya kadang uang hasil usahanya emang kan buat

kebutuhan sehari-hari, jadi kadang suka kepake. Tapi, alhamdulillah BMT

mah asal ada omongan gitu alasannya apa jadi gada dendanya.

7. Apakah dari usaha yang Bapak/Ibu jalani, aset yang bapak miliki bertambah?

Jawab: Yaaa.. begini-beginin aja dek, udah bisa nambah-nambah buat

keperluan rumah tangga aja udah lumayan.

Nama : N. Elih Herlisyah

Usaha : Warung Nasi/Gado-gado

Tgl Wawancara : 20 Oktober 2016 pkl. 11.00 WIB

1. Bagaimana awal mula Bapak/Ibu merintis usaha ini?

Jawab: Awal saya merintis usaha gado-gado ini awalnya hanya dari makanan

kecil, dan minuman sekitar tahun 2004. Terus, gak sengaja bapak (suami)

bilang, “kenapa gak coba usaha gado-gado? Kan umi enak masakan gado-

gado nya juara” Sempet pengen, tapi masih belum pede karna awal dagang

iseng aja di rumah. Akhirnya dari usaha gado-gado banyak yang suka dan

sampai sekarang ini, alhamdulillah.

2. Berapa modal awal yang Bapak/Ibu gunakan untuk memulai usaha?

Jawab: Modal awal buat usaha sekitar 4 juta, karena selain bahan makanan

kan buat tempat jualannya kaya meja dan sebagainya.

3. Berapa omset sebelum dan setelah mendapat pembiayaan? Apakah setelah

mendapat pembiayaan, omset penjualan meningkat?

Jawab: omset sebelum dapet pembiayaan dari BMT sekitar Rp500.000,- per

hari. Sekarang sampai saat ini dapet pembiayaan dari BMT mencapai 1juta

sampai dengan 1,5 juta per hari. Alhamdulillah namanya usaha kan perlu

modal yaah, jadi cukup ngebantu banget.

4. Apakah setelah mendapat pembiayaan, jumlah tenaga kerja meningkat?

Jawab: Engga, soalnya sendiri. Paling ada yang bantu 1 orang tapi bantu-

bantu aja gak seharian.

5. Apakah setelah mendapat pembiayaan, variasi jumlah barang dagangan

meningkat?

Jawab: Iya, yang tadinya Cuma makanan kecil dan minuman, jadi jualan

gado-gado, sekarang juga nambah gorengan dan makanan kecil lainnya.

6. Selama memperoleh pembiayaan, apa Bapak/Ibu kesulitan untuk membayar

angsuran?

Jawab: Tidak, soalnya Saya juga nabung tiap hari. Jadi, karyawan BMT nya

suka tiap hari kesini buat ambil tabungan, jadi ngerasa lebih mudah aja

menyisihkannya.

7. Apakah dari usaha yang Bapak/Ibu jalani, aset yang bapak miliki bertambah?

Jawab: Alhamdulillah tempat usaha milik sendiri yang tadinya sewa.

Lampiran 4 Analisis Data Uji Normalitas

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Rata-rata omset penjualan sebelum

mendapat permodalan (per bulan) 85 4.61E7 3.335E7 4500000 2.E8

Rata-rata omset penjualan setelah

mendapat permodalan (per bulan) 85 5.81E7 4.115E7 7500000 2.E8

Jumlah tenaga kerja sebelum

mendapat permodalan 85 1.36 .508 1 3

Jumlah tenaga kerja setelah

mendapat permodalan 85 1.99 .748 1 4

Jumlah macam barang dagangan

sebelum mendapat permodalan 85 2.41 2.518 1 9

Jumlah macam barang dagangan

setelah mendapat permodalan 85 3.22 2.661 1 9

Analisis Data Omset Penjualan

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Rata-rata omset penjualan

sebelum mendapat

permodalan (per bulan)

85 4.61E7 3.335E7 4500000 2.E8

Rata-rata omset penjualan

setelah mendapat

permodalan (per bulan)

85 5.81E7 4.115E7 7500000 2.E8

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Rata-rata

omset

penjualan

sebelum

mendapat

permodalan

(per bulan)

Rata-rata

omset

penjualan

setelah

mendapat

permodalan

(per bulan)

Jumlah

tenaga

kerja

sebelum

mendapat

permodala

n

Jumlah

tenaga

kerja

setelah

mendapat

permodalan

Jumlah

macam

barang

dagangan

sebelum

mendapat

permodalan

Jumlah

macam

barang

dagangan

setelah

mendapat

permodala

n

N 85 85 85 85 85 85

Normal

Parametersa

Mean 46111764.71 58094117.65 1.36 1.99 2.41 3.22

Std. Deviation 3.335E7 4.115E7 .508 .748 2.518 2.661

Most Extreme

Differences

Absolute .168 .152 .411 .270 .312 .216

Positive .168 .152 .411 .270 .312 .216

Negative -.106 -.109 -.247 -.247 -.288 -.202

Kolmogorov-Smirnov Z 1.548 1.402 3.785 2.491 2.881 1.990

Asymp. Sig. (2-tailed) .017 .039 .000 .000 .000 .001

a. Test distribution is Normal.

Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Rata-rata omset penjualan

setelah mendapat

permodalan (per bulan) -

Rata-rata omset penjualan

sebelum mendapat

permodalan (per bulan)

Negative Ranks 5a 29.40 147.00

Positive Ranks 65b 35.97 2338.00

Ties 15c

Total 85

a. Rata-rata omset penjualan setelah mendapat permodalan (per bulan) < Rata-rata omset penjualan

sebelum mendapat permodalan (per bulan)

b. Rata-rata omset penjualan setelah mendapat permodalan (per bulan) > Rata-rata omset penjualan

sebelum mendapat permodalan (per bulan)

c. Rata-rata omset penjualan setelah mendapat permodalan (per bulan) = Rata-rata omset penjualan

sebelum mendapat permodalan (per bulan)

Test Statisticsb

Rata-rata omset penjualan

setelah mendapat permodalan

(per bulan) - Rata-rata omset

penjualan sebelum mendapat

permodalan (per bulan)

Z -6.461a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Analisis Data Jumlah Tenaga Kerja

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Jumlah tenaga kerja setelah

mendapat permodalan -

Jumlah tenaga kerja

sebelum mendapat

permodalan

Negative Ranks 0a .00 .00

Positive Ranks 48b 24.50 1176.00

Ties 37c

Total 85

a. Jumlah tenaga kerja setelah mendapat permodalan < Jumlah tenaga kerja sebelum

mendapat permodalan

b. Jumlah tenaga kerja setelah mendapat permodalan > Jumlah tenaga kerja sebelum

mendapat permodalan

c. Jumlah tenaga kerja setelah mendapat permodalan = Jumlah tenaga kerja sebelum

mendapat permodalan

Test Statisticsb

Jumlah tenaga kerja setelah mendapat

permodalan - Jumlah tenaga kerja sebelum

mendapat permodalan

Z -6.637a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Jumlah tenaga kerja

sebelum mendapat

permodalan

85 1.36 .508 1 3

Jumlah tenaga kerja setelah

mendapat permodalan 85 1.99 .748 1 4

Analisis Data Jumlah Barang Dagangan Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Jumlah macam barang

dagangan sebelum

mendapat permodalan

85 2.41 2.518 1 9

Jumlah macam barang

dagangan setelah mendapat

permodalan

85 3.22 2.661 1 9

Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Jumlah macam barang

dagangan setelah mendapat

permodalan - Jumlah macam

barang dagangan sebelum

mendapat permodalan

Negative Ranks 0a .00 .00

Positive Ranks 40b 20.50 820.00

Ties 45c

Total 85

a. Jumlah macam barang dagangan setelah mendapat permodalan < Jumlah macam barang

dagangan sebelum mendapat permodalan

b. Jumlah macam barang dagangan setelah mendapat permodalan > Jumlah macam barang

dagangan sebelum mendapat permodalan

c. Jumlah macam barang dagangan setelah mendapat permodalan = Jumlah macam barang

dagangan sebelum mendapat permodalan

Test Statisticsb

Jumlah macam barang dagangan setelah

mendapat permodalan - Jumlah macam

barang dagangan sebelum mendapat

permodalan

Z -5.655a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test