peritonitis generalisata ec perforasi gaster
Embed Size (px)
DESCRIPTION
lnhlkTRANSCRIPT
LAPORAN KASUS RGBSEORANG LAKI-LAKI 76 TAHUN DENGAN PERITONITIS GENERALISATA et causa PERFORASI GASTER
Oleh:
Dokter Muda Stase BedahPeriode : 6 Oktober - 30 November 2014
Pembimbing:
dr. Darmawan Ismail, Sp.BTKVKEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/ RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
2015STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Tn. SUmur : 33 tahun
Jenis Kelamin : Laki Laki
Pekerjaan: Swasta
Agama : Islam
Alamat : Serengan Rt/Rw 4/5 Surakarta, Jawa TengahTanggal masuk : 7 Juni 2015Tanggal pemeriksaan: 18 November 2014No. RM : 01303678II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
Passien merupakan rujukan dari RSOP, pasien mengeluh nyeri lutut sebelah kiri.B. Riwayat Penyakit Sekarang7 jam sebelum masuk rumah sakit spasien terjatuh ke selokan saat ingin mengendarai motornya. Lutut sebelah kiri pasien terbentur selokan. Pasien mengeluh nyeri pada lutut kiri dan tidak bisa berjalan. Oleh penolong pasien dibawa ke RS dr. Oen Solo Baru. Karena pasien menggunakan BPJS, pasien dirujuk ke RSOP dari RS dr. Oen Solo Baru. Saat di RSOP, dokter mencurigai adanya cedera vaskular, oleh karena itu pasien dirujuk ke RSDM. C. Riwayat Penyakit DahuluRiwayat hipertensi
: disangkalRiwayat DM
: disangkal
Riwayat asma
: disangkal
Riwayat alergi
: disangkal
Riwayat penyakit jantung/ ginjal/ liver: disangkalD. Riwayat Penyakit Keluarga dan Lingkungan
Riwayat hipertensi
: disangkal
Riwayat DM
: disangkal
Riwayat asma
: disangkal
Riwayat alergi
: disangkal
Riwayat penyakit jantung/ ginjal/ liver: disangkalIII. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaaan umum: compos mentis, tampak sakit sedangVital Sign:
Tekanan Darah: 110/60 mmHg
Frekuensi Nadi: 80x/menit
Frekuensi nafas: 18x/menit
Suhu
: 36,5 C
Kepala:
mesochepal.
Mata
:konjungtiva pucat (-/-), sclera ikterik (-/-), pupil isokor (3mm/3mm), oedem palpebra (-/-), refleks cahaya (+/+), hematom periorbita (-/-), diplopia (-/-)Hidung
: deviasi septum (-), discharge (-)
Telinga: sekret (-/-), darah (-/-)Mulut: ulserasi (-)
Leher: pembesaran kelenjar getah bening (-)Thorax
: bentuk normochest, ketertinggalan gerak (-), retraksi (-), nyeri tekan (-), flailchest (-)Jantung:
Inspeksi: ictus cordis tidak tampak
Palpasi: ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi: batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi: bunyi jantung I-II intensitas normal, regular, bising (-) Pulmo:
Inspeksi: Pengembangan dada kanan= kiriPalpasi: Fremitus raba kanan=kiriPerkusi: sonor/sonor
Auskultasi: SDV (+/+), ST Ronki (-/-) Abdomen: Inspeksi: distensi (-)Auskultasi: Bising usus (+) normalPerkusi: TimpaniPalpasi: Nyeri tekan (-), defans muskuler (-), massa (-)Ekstremitas:
Superior Dx: akral dingin (-), edema (-), nyeri (-), deformitas (-),
krepitasi (-)
Superior Sn: akral dingin (-), edema (-), nyeri (-), deformitas (-),
krepitasi (-)
Inferior Dx : akral dingin (-), edema (-), nyeri (+), deformitas (-),
krepitasi (-)
Inferior Sn : lihat status lokalisIV. STATUS LOKALISRegio Genu SinistraLook: skin intak (+), oedem (+), deformitas (+), hematom (+) di popliteaFeel: nyeri tekan (+), NVD (+), CRT 10 mendekati lutut yang ekstensi dibandingkan sisi kontralateral.
Fraktur split lebih tidak stabil dibandingkan fraktur depresi murni dimana tepinya masih utuh
Fraktur terbuka yang seharusnya dirawat secara bedah
Sindrom kompartemen
Terkait trauma vascular
2) Prinsip Penatalaksanaan secara operatif
Rekonstruksi permukaan sendi, diikuti pembangunan kembali kelurusan dari tibia adalah tujuannya
Pengobatan meliputi menopang segmen sendi yang dielevasikan dengan bone graft atau subtitusi bone graft.
Fiksasi fraktur dapat menggunakan plat dan skrup, skrup sendiri atau fiksasi eksternal
Pilihan implant berkaitan dengan pola fraktur, derajat pergeseran dan kecakapan ahli bedah
Rekonstruksi jaringan lunak yang adekuat termasuk preservative dan atau memperbaiki meniscus beserta ligamentum intraartikuler dan ekstraartikuler.
3) Mencakup fiksasi eksternal melalui lutut dapat digunaka sebagai pengukuran temporal pada pasien dengan trauma energy tinggi. Fiksator eksternal digunakan untuk tetap menjaga panjang dari jaringan lunak dan menyediakan beberapa derajat reduksi fraktur sebelum pembedahan definitive
4) Arthroscopy dapat digunakan untuk mengevaluasi permukaan sendi, meniscus, dan ligament cruciatum. Juga dapat digunakan sebagai evakuasi hemarthrosis dan partikulat debris, untuk prosedural meniscus. Perannya dalam evaluasi kelainan bantalan sendi dan manfaatnya dalam manajemen komplikasi fraktur dibatasi
5) Avulsi ligamentum cruciatum anterior dengan fragmen tulang yang besar sebaiknya direparasi. Jika fragmen minimal, atau robekan dalam substansi intraligamentum, rekonstruksi harus ditunda.
6) Pembedahan dalam trauma tertutup sebaiknya tetap dilanjutkan setelah penilaian dari karakter fraktur. Penundaan dapat menyebabkan pembengkakan pada sisinya dan local pada kondisi kulit untuk diperbaiki.
7) Fraktur Schatzsker tipe I sampai IV dapat diperbaiki dengan sekrup perkutaneus, atau plat yang ditempatkan di periartikuler. Jika reduksi tertutup yang memuaskan (penurunan persendian