perilaku pencarian informasi pemustaka...

167
PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA TUNANETRA PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH LUAR BIASA-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) oleh: Donna Sitta Ariyanti NIM. 1111025100068 PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M

Upload: vophuc

Post on 09-Mar-2019

235 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKATUNANETRA PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH LUAR

BIASA-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA

SkripsiDiajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

oleh:

Donna Sitta AriyantiNIM. 1111025100068

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1436 H / 2015 M

Page 2: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA BERKEBUTUHAN

KHUSUS PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH LUAR BIASA-A PEMBINA

TINGKAT NASIONAL JAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh:

Donna Sitta AriyantiNIM. 1111025100068

Dibawah Bimbingan:

Ida Farida, MLISNIP. 19700407 200003 2 003

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1436 H / 2015 M

Page 3: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Donna Sitta Ariyanti

N I M : 1111025100068

Program Studi : Ilmu Perpustakaan

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang merupakanhasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan merupakan replikasimaupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain.

Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat atau replikasi maka skripsi dianggap gugur danharus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnyadibatalkan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari menjaditanggungjawab saya.

Jakarta, 18 Juni 2015

Donna Sitta Ariyanti

Page 4: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

i

Page 5: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

ii

ABSTRAK

Donna Sitta Ariyanti (1111025100068). Perilaku Pencarian Informasi PemustakaTunanetra pada Perpustakaan Sekolah Luar Biasa-A Pembina Tingkat NasionalJakarta. Dibawah bimbingan Ida Farida MLIS. Program Studi Ilmu PerpustakaanFakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif HidayatullahJakarta 2015.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kebutuhan informasi, proses pencarianinformasi, solusi yang untuk mengatasi kendala, dan peran pustakawan dalammembantu pencarian informasi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif denganpendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukan kebutuhan informasi pemustakaialah buku pelajaran braille, buku cerita braille, atlas taktual dan Al-Qur’an braille.Proses pencarian informasi yang dilakukan pada tiap pemustaka berbeda-beda. padaumumnya mereka melakukan tahapan initiation (pemustaka merasakan kurangnyailmu pengetahuan), starting (pemustaka memulai pencarian), chaining (pemustakamenghubungkan sumber yang dicari dengan informasi yang dibutuhkan), browsing(mencari pada lebih dari satu sumber), differentiating (pemustaka membedakaninformasi yang didapat), extracting (pemustaka mencatat informasi yang diangappenting), presentation (perasaan lega, puas yang dirasakan pemustaka denganinformasi yang didapat sehingga informasi tersebut dapat digunakan dandipresentasikan) dan ending (pemustaka mengakhiri pencarian informasi). Keunikantersendiri dalam proses pencarian informasi yang dilakukan pemustaka tunanetra ialahmereka selalu berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Kendala yang dihadapipemustaka ialah fasilitas yang kurang memadai, berpindah-pindahnya buku, danketerbatasan ruangan. Solusi yang mereka lakukan jika mengalami kendala tersebutialah meminta bantuan kepada teman, dan pustakawan. Peran pustakawan dalammembantu pencarian informasi bagi pemustaka ialah sebagai motivator dan fasilitator.Sebagai motivator pustakawan menghimbau pemustaka agar tidak pesimis dalammencari informasi. Sedangkan sebagai fasilitator pustakawan memberi tahu letaksumber informasi yang dicari pemustaka, membantu dan mengambilkan sumberinformasi yang dicari pemustaka.

Kata Kunci : perpustakaan, perilaku pencarian informasi, tunanetra

Page 6: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

iii

ABSTRACT

Donna Sitta Ariyanti (1111025100068). Information Seeking Behaviors Users Librarywith Visual Disability in Special Need School National Erector Jakarta.Supervised by Ida Farida MLIS. Departement of Library Science Faculty ofAdab and Humanities Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta 2015.

This study aims to know information seeking behaviors by visual disability students,information needs, information seeking behaviors, problem solving solution, and therole of librarians in helping the users for searching their information. This study usesdescriptive method with qualitative approach. The result of this study shows the usersneeds information are braille study books, braille story books, tactual atlas, and brailleQor’an. Information seeking behaviors conducted by each user are different. Most ofthem through several steps, that steps are initiation (users feelings of uncertanty),starting (users starting to search), chaining (relating the sought sources withinformation needed by the users), browsing (searching for more than one sources),differentiating (distinguishing the collected information by the users), extracting(noting the important information), presentation (users feelings satisfaction causes theinformation that their found, so the information can be used and presented), andending (seeking process is finish). Uniqueness among the users their alwayscommunicate each other. The users main problem in seeking information areinadequate facilities, unorganized books, and limited space. As the solution, they willask for helps to their friends or the librarian. The role of the librarian in helpinginformation seeking behaviors for the user as a motivator and facilitator. As amotivator the librarian suggest user to be not pessimistic to search informationneeded. While the role of the librarian as facilitator are to tell the location ofinformation resources, help, and take information resources for users.

Keywords: library, information seeking behaviors, visual disability

Page 7: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil’alamin. Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah

SWT atas berkah, rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi. Shalawat dan salam senantiasa disanjungkan kepada Nabi

Muhammad SAW yang dijadikan panutan dan tauladan bagi seluruh umat manusia

hingga akhir zaman. Adapun judul skripsi ini adalah ”Perilaku Pencarian Informasi

Pemustaka Tunanetra pada Perpustakaan Sekolah Luar Biasa-A Pembina Tingkat

Nasional Jakarta.” Penulisan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat

untuk mencapai gelar Strata Satu (S1) pada Progam Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas

Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini berhasil

diselesaikan oleh penulis berkat kerja keras doa serta dukungan dari berbagai pihak

yang terkait. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang

telah memberikan bantuan, semangat serta masukan-masukan kepada penulis, ucapan

terimakasih tersebut diberikan kepada:

1. Kedua Orangtua, Ibu Nartuti, S.Pd dan Bapak Margiyo, S.Pd yang penuh

keikhlasan dan kesabaran dalam mendidik dan membimbing penulis, serta doa

yang selalu disalurkan untuk penulis.

2. Kakak Cornelia Valeriyana Putri, S.Pd, kakak ipar Gunawan S.E dan ponakan

Adelard Noval Gunawan yang telah memberikan semangat dalam penyelesaian

skripsi ini.

3. Prof. Dr Sukron Kamil, MA, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab

dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 8: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

v

5. Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas

Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

6. Ibu Ida Farida, MLIS, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan, arahan dan masukan kepada penulis

7. Ibu Siti Maryam, M.Hum, selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan saran kepada penulis.

8. Bapak Tri Murjoko, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SLB-A PTN yang telah

mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di perpustakaan SLB-A PTN.

9. Bapak Dedi Supriadi, M.Pd, selaku kepala Perpustakaan SLB-A PTN yang telah

meluangkan waktu untuk dilakukannya penelitian ini.

10. Angga, Tiara, David Septiadi, Rian Faturahmadiah Subrik, Yogi, Ahmad Hilmi

‘Almusawah, Monica Febrianti, selaku siswa-siswi SLB-A PTN yang telah

bersedia untuk menjadi informan dalam penelitian ini.

11. Segenap dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memeberikan ilmu yang bermanfaat untuk penulis

12. Hasbi Fikri, Muthia Fariza, Anggraeny Pramesti, Annisa Nurulita, Imroatus

Sholihah, Puti Asmarani, Jundiah dan Marini Badzlina, yang selalu memberikan

semangat dan arahan untuk penulis.

13. Seluruh sahabat Ilmu Perpustakaan anggatan 2011, semoga kita tetap terjaga

dalam tali silaturrahmi.

14. Reni Kusumawardhani, Tita Nurdiah, Nony Prasmiari, Fitri Kusumawati dan

sahabat SMAN 48 lainnya, para perempuan perkasa yang selalu memberi

dorongan untuk sesama perempuan.

15. Alumni JIP UIN, yang telah memberikan motivasi bagi penulis.

Page 9: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

vi

16. Untuk semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat disebutkan

satu persatu, terimakasih untuk bantuan, semangat dan dukungannya.

Hanya kepada Allah SWT penulis serahkan segala-galanya, semoga jasa dan

bantuan semua pihak dapat dibalas oleh Allah SWT. Penulis menyadari masih

terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini, maka penulispun mengharapkan

kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Jakarta, 11 Juni 2015

Donna Sitta Ariyanti

Page 10: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPASI..................................................... i

ABSTRAK............................................................................................................... ii

ABSTRACT............................................................................................................ iii

KATA PENGANTAR............................................................................................. iv

DAFTAR ISI............................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL.................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR............................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................................ 4

1. Pembatasan Masalah.................................................................. 4

2. Perumusan Masalah................................................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian......................................................... 5

1. Tujuan Penelitian....................................................................... 5

2. Manfaat Penelitian..................................................................... 6

D. Definisi Istilah................................................................................... 7

1. Pengertian Perpustakaan SLB-A............................................... 7

2. Pengertian Perilaku Pencarian Informasi................................... 7

3. Pengertian Pemustaka Berkebutuhan Khusus........................... 8

E. Sistimatika Penulisan........................................................................ 8

BAB II TINJAUAN LITERATUR

A. Perpustakaan Sekolah........................................................................ 11

1. Pengertian Perpustakaan Sekolah.............................................. 11

2. Tujuan Perpustakaan Sekolah.................................................... 12

3. Fungsi Perpustakaan Sekolah.................................................... 14

B. Perpustakaan SLB-A......................................................................... 16

1. Pengertian SLB-A...................................................................... 16

2. Pengertian Perpustakaan SLB-A............................................... 21

3. Peran Perpustakaan SLB-A....................................................... 22

C. Pemustaka Tunanetra......................................................................... 22

Page 11: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

viii

1. Pengertian Pemustaka................................................................ 22

2. Anak Berkebutuhan Khusus....................................................... 23

3. Penyebab Ketunanetraan........................................................... 26

4. Masalah Ketunanetraan............................................................. 29

D. Kebutuhan Informasi......................................................................... 32

1. Pengertian Kebutuhan Informasi............................................... 32

2. Sumber Perolehan Informasi..................................................... 34

3. Jenis Sumber Informasi............................................................. 35

4. Manfaat Informasi..................................................................... 37

E. Perilaku Pencarian Informasi............................................................ 38

1. Pengertian perilaku Pencarian Informasi................................... 38

2. Model Perilaku Pencarian Informasi......................................... 40

F. Penelitian Terdahulu........................................................................ 49

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian........................................................ 52

1. Jenis Penelitian.......................................................................... 53

2. Pendekatan Penelitian................................................................ 53

B. Sumber Data...................................................................................... 53

1. Data Primer................................................................................ 54

2. Data Sekunder............................................................................ 54

C. Informan Penelitian........................................................................... 54

D. Teknik Pengumpulan Data................................................................ 57

1. Observasi.................................................................................... 57

2. Wawancara................................................................................. 57

3. Dokumentasi.............................................................................. 57

4. Kajian Kepustakaan................................................................... 58

E. Teknik Analisis Data......................................................................... 58

1. Reduksi Data.............................................................................. 58

2. Penyajian Data........................................................................... 59

3. Penarikan Kesimpulan............................................................... 59

F. Jadwal Penelitian............................................................................... 59

Page 12: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

ix

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Perpustakaan SLB-A Pembina Tingkat Nasional.................... 61

1. Sejarah SLB-A Pembina Tingkat Nasional............................... 61

2. Tugas dan Fungsi SLB-A Pembina Tingkat Nasional............... 66

3. Sejarah berdirinya Perpustakaan SLB-A Pembina Tingkat

Nasional..................................................................................... 66

4. Visi dan Misi Perpustakaan SLB-A Pembina Tingkat

Nasional..................................................................................... 70

5. Personalia................................................................................... 70

6. Struktur Organisasi Perpustakaan SLB-A Pembina Tingkat

Nasional..................................................................................... 71

7. Layanan Perpustakaan SLB-A Pembina Tingkat Nasional....... 72

8. Fasilitas Perpustakaan SLB-A Pembina Tingkat Nasional........ 73

B. Hasil Penelitian.................................................................................. 75

1. Kebutuhan Informasi Pemustaka............................................... 77

2. Proses Pencarian Informasi........................................................ 83

3. Solusi yang Dilakuakn atas Kendala yang Dialami dalam

Pencarian Informasi................................................................... 99

4. Peran Pustakawan dalam Membantu Penelusuran Informasi

Pemustaka.................................................................................. 101

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................ 103

B. Saran.................................................................................................. 104

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 106

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BIODATA PENULIS

Page 13: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Presentase Kehilangan Ketajaman Penglihatan.......................................... 25

Tabel 2. Komposisi Tunanetra Menurut Derajat Ketunaannya................................ 26

Tabel 3. Proses Tahapan Perilaku Pencarian Informasi yang dikemukakan oleh

Wilson.........................................................................................................

45

Tabel 4. Daftar Pustakawan Perpustakaan SLB-A PTN.......................................... 71

Tabel 5. Informan Penelitian.................................................................................... 75

Page 14: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Model Perilaku Pencarian Informasi...................................................... 41

Gambar 2. Proses Tahapan Perilaku Pencarian Informasi Ellis dan Kuhltlau yang

dikomparasikan oleh Wilson.................................................................. 44

Page 15: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya

menyediakan beragam informasi. Keberadaaan perpustakaan di zaman yang

sudah maju ini penting adanya, dengan adanya perpustakaan tiap orang dapat

mencari dan memenuhi kebutuhan informasinya. Perpustakaan terbagi menjadi

beberapa jenis, salah satunya ialah perpustakaan sekolah. Dilihat dari definisinya,

perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada di lingkungan sekolah

yang bertujuan untuk menyimpan, mengelola dan melayanakan informasi untuk

siswa-siswi, guru-guru sekolah ataupun karyawan sekolah.

Keberadaan perpustakaan sekolah didukung kuat oleh pemerintah yang

tertuang dalam Undang-Undang (UU) Republik Indonesia No. 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sindiknas). Pada pasal 35 ayat 1 bahwa

Standar Nasional Pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan,

tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan

penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.1

Penjelasan lebih lanjut mengenai standar sarana dan prasarana pendidikan

mencakup ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan,

laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi,

dan sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran,

termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.2 Dengan adanya

1 Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SistemPendidikan Nasional, h.11

2 Ibid. h.32

Page 16: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

2

perpustakaan sekolah ini dapat menyediakan informasi dan pengetahuan untuk

menunjang kegiatan belajar dan mengajar. Maka keberadaan perpustakaan bagi

suatu instansi di bidang pendidikan sangat penting adanya.

Berbicara mengenai sekolah, disebutkan bahwa hak setiap warga negara

untuk memperoleh pendidikan. Anak yang memiliki keterbatasan fisik ataupun

mental pun mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan. Hal

tersebut tertuang pada UU Sindiknas Pasal 5 ayat 2 bahwa warga negara yang

memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak

memperoleh pendidikan khusus.3 Berdasarkan undang-undang tersebut

didirikanlah sekolah luar biasa untuk menangani anak-anak yang memiliki

keterbatasan fisik ataupun mental. Berdasarkan kekurangan yang dimiliki,

Sekolah Luar Biasa dibagi menjadi beberapa jenis, salah satunya ialah Sekolah

Luar Biasa-A (SLB-A). Sekolah ini khusus bagi perserta didik yang memiliki

kekurangan dibidang penglihatan, atau disebut dengan tunanetra. Maka pada

tanggal 1981 berdirilah Sekolah Luar Biasa bagian A untuk Tunanetra yang

dinamakan Sekolah Luar Biasa-A Pembina Tingkat Nasional (SLB-A PTN)

Jakarta. Dalam SLB-A PTN ini terdapat jenjang pendidikan mulai dari TKLB,

SDLB, SMPLB dan SMALB.

Dengan kekurangan dalam penglihatan sekolah memiliki sistem pengajaran

khusus dalam kegiatan belajar dan mengajar bagi peserta didiknya. Dari sisi

perpustakaan, dengan siswa-siswi yang memiliki keterbatasan di bidang

penglihatan menjadikan perpustakaan SLB-A ini memiliki koleksi khusus untuk

menunjang kebutuhan informasi pemustaka, yaitu koleksi buku braille, atlas

braille, dan CD yang berisi cerita ataupun dongeng. Pelayanan perpustakaan

3 Ibid, h.4

Page 17: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

3

merupakan suatu unsur penting karena dibagian inilah proses penyebaran

informasi, pemanfaatan jasa dan fasilitas yang ada di perpustakaan dapat

disajikan. Pelayanan perpustakaan merupakan jembatan informasi antara

pemustaka dan pustakawan, di pelayanan inilah informasi dapat disampaikan

langsung dan pustakawan pun dapat membantu pemustaka dalam pencarian

informasi. Pada pemustaka tunanetra, pelayanan pun sangat penting. Setiap

harinya terdapat 2-5 pemustaka yang berkunjung ke perpustakaan. Selain itu

perpustakaan pun sering digunakan sebagai sarana belajar bagi guru selain

dilakukan dikelas. Perpustakaan memberikan jadwal untuk dilakukannya

pembelajaran yang didampingi oleh guru, bahwa dalam tiga hari dalam seminggu

diadakan untuk belajar di perpustakaan secara begantian pada tiap kelas.

Dengan keterbatasan penglihatan, bantuan dalam pencarian informasi pun

sangat diperlukan. Pemustaka dalam mencari informasi langsung tertuju pada rak

koleksi. Rak koleksi menunjukan subjek tertentu pada koleksi. Pada perpustakaan

SLB-A koleksi disusun berdasarkan mata pelajaran. Bagi perpustakaan

merupakan tantangan untuk dapat menunjang pemenuhan kebutuhan informasi

melalui koleksi perpustakaan ataupun dari fasilitas yang disediakan perpustakaan.

Selain didukung fasilitas, pemustaka berkebutuhan khusus dengan keterbatasan

penglihatan ini memerlukan pustakawan untuk membantu penelususran informasi

yang akan dicarinya. Pada pemustaka tunanetra ini dalam mencari informasi

langsung menuju rak koleksi dengan meraba benda sekelilingnya. Melalui

meraba mereka mengingat letak rak, bangku, meja yang ada di perpustakaan.

Berdasarkan hal tersebut menjadikan perpustakaan SLB-A jarang untuk

melakukan pemindahan koleksi atau pengaturan ulang koleksi perpustakaan,

karena perilaku pemustaka dalam mencari informasi berdasakan ingatan mereka.

Page 18: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

4

Dengan meraba sekeliling ini dapat menjadi petunjuk keberadaan koleksi yang

mereka cari. Mereka pun terkadang diselingi obrolan apabila koleksi yang

mereka cari tidak ditemukan. Pencarian tersebut menjadi unik ketika pemustaka

sudah ada di rak buku, lalu mereka pun mulai membaca huruf braille yang ada

pada judul buku satu persatu, hingga akhirnya mereka menemukan koleksi yang

dicari.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengetahui lebih

dalam mengenai perilaku pemustaka tunanetra, bagaimana tindakan atau langkah

selanjutnya yang dilakukan pemustaka dalam mencari informasi. Adapun dari

penjelasan diatas dibuatlah skripsi ini yang berjudul “Perilaku Pencarian

Informasi Pemustaka Tunanetra pada Perpustakaan Sekolah Luar Biasa-A

Pembina Tingkat Nasional Jakarta.”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk memperoleh data yang sesuai dengan tema yang diambil, maka dalam

hal ini penulis memberikan batasan dalam penelitian. Pembatasan ini dibuat

untuk memfokuskan penelitian sesuai dengan tema yang diambil. Dalam

penelitian ini akan dilakukan di Perpustakaan SLB-A Pembina Tingkat

Nasional dengan 7 informan yang terdiri dari satu siswa kelas 5 dan satu siswa

kelas 6 SDLB, masing-masing satu orang siswa kelas 1, 2, dan 3 siswa

SMPLB, dan masing-masing kelas 1 dan 2 siswa SMALB. Penetapan

informan pada tiap jenjang pendidikan dari SDLB sampai SMALB

dimaksudkan untuk mengetahui lebih dalam perilaku mereka dalam pencarian

Page 19: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

5

informasi di Perpustakaan SLB-A PTN. Pokok bahasan dalam penelitian ini

akan membahas mengeanai:

a. Kebutuhan informasi pemustaka tunanetra

b. Proses dalam pencarian informasi pemustaka tunanetra

c. Solusi yang dilakukan pemustaka untuk mengatasi kendala dalam

pencarian informasi

d. Peran Pustakawan dalam membantu penelusuran informasi

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka penulis merumuskan masalah

penelitian ini ke dalam beberapa poin, yaitu:

a. Bagaimana kebutuhan informasi pemustaka pada Perpustakaan SLB-A

PTN?

b. Bagimana proses yang dilakukan pemustaka tunanetra dalam pencarian

informasi pada Perpustakaan SLB-A PTN?

c. Bagaimana solusi yang dilakukan pemustaka untuk mengatasi kendala

dalam pencarian informasi pada Perpustakaan SLB-A PTN?

d. Bagaimana peran pustakawan dalam membantu penelusuran informasi

pemustaka pada Perpustakaan SLB-A PTN?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Agar sasaran dalam penelitian ini jelas dan sesuai dengan permasalahan di

atas, maka tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku

pencarian informasi pemustaka SLB-A PTN yang terbagi sebagai berikut:

Page 20: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

6

a. Untuk mengetahui bagaimana kebutuhan informasi pemustaka pada

Perpustakaan SLB-A PTN.

b. Untuk mengetahui proses yang dilakukan pemustaka tunanetra dalam

pencarian informasi pada Perpustakaan SLB-A PTN.

c. Untuk mengetahui solusi yang dilakukan pemustaka untuk mengatasi

kendala dalam pencarian informasi pada Perpustakaan SLB-A PTN.

d. Untuk mengetahui peran pustakawan dalam membantu penelusuran

informasi pemustaka pada Perpustakaan SLB-A PTN.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini maanfaat yang didapat bagi peneliti dapat

yaitu dapat menambah pengetahuan perihal perilaku pemustaka tunanetra

dalam mencari informasi.

b. Manfaat Bagi Lembaga Terkait

Dengan adanya penelitian ini tertuang gambaran mengenai perilaku

pemustaka tunanetra dalam pencarian informasi serta dapat dijadikan

evaluasi dalam meningkatkan pelayanan bagi perpustakaan.

c. Manfaat bagi Univeritas

Memberikan informasi dan pengetahuan mengenai perilaku pemustaka

tunenetra dalam mencari informasi pada Perpustakaan SLB-A Pembina

Tingkat Nasional dan dapat dijadikan sumber rujukan bagi peneliti lainnya.

d. Manfaat bagi Masyarakat

Dapat dijadikan sebagai khazanah ilmu pengetahuan masyarakat perihal

perilaku pemustaka tunanetra dalam mencari informasi.

Page 21: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

7

D. Definisi Istilah

1. Pengertian Perpustakaan SLB-A

Perpustakaan adalah salah satu alat yang vital dalam setiap program

pendidikan, pengajaran dan penelitian (research) bagi setiap lembaga

pendidikan dan ilmu pengetahuan.4 Dalam penelitian ini membahas mengenai

perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah adalah kumpulan bahan pustaka,

baik berupa buku-buku maupun bukan buku (non book material) yang

diorganisasi secara sistematis dalam suatu ruangan sehingga dapat membantu

murid-murid dan guru-guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.5 SLB-A

PTN adalah sekolah khusus yang ditujukan untuk anak-anak yang memiliki

kekurangan baik secara fisik maupun mental. Maka dapat disimpulkan

Perpustakaan SLB-A adalah suatu unit pengelolaan bahan pustaka yang berada

dinaungan bidang pendidikan yang menangani siswa-siswi tunanetra khusus

yang bertujuan untuk mengadakan, mengolah dan menyajikan informasi untuk

siswa-siswi, guru-guru ataupun karyawan sekolah dalam menunjang proses

belajar dan mengajar.

2. Pengertian Perilaku Pencarian Informasi

Pada Kamus Besar Bahasa Indoesia pencarian ialah proses, cara, perbuatan,

mencari. Perilaku pencarian informasi merupakan keseluhuran perilaku

manusia berkaitan dengan sumber dan saluran informasi, termasuk perilaku

pencarian dan penggunaan informasi baik secara aktif maupun pasif.6 Maka

dapat dikatakan perilaku pencarian informasi merupakan suatu proses, cara,

4 Noerhayati. Pengelolaan Perpustakaan, (Bandung: Alumni, 1987), h.15 Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah,( Jakarta: Bumi Aksara, 2011) h.46 Muhammad Yusuf Pawit dan Yaya Suhendar. Pedoman Peyelenggaraan Perpustakaan Sekolah.

(Jakarta: Kencana, 2007) h.100

Page 22: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

8

tindakan untuk mencari informasi, data atau berita mengenai kebutuhan

informasi dimiliki seseorang.

3. Pengertian Pemustaka Tunanetra

Menurut UU No.43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan pasal 1 ayat 9

pemustaka adalah pengguna perpustakaan yaitu perseorangan, sekelompok

orang, masyarakat atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan

perpustakaan. Anak berkebutuhan khusus adalah seorang anak yang

memerlukan pendidikan yang disesuaikan dengan hambatan belajar dan

kebutuhan masing-masing anak secara individual.7 Maka dapat dikatakan

pemustaka tunanetra ialah pengguna perpustakaan yang memanfaatkan

layanan perpustakaan namun memiliki kekurangan pada panca indera,

sehingga mereka memerlukan layanan khusus dan fasilitas khusus dalam

perpustakaan. Dalam penelitian ini memfokuskan pada pemustaka tunanetra.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini dibagi atas 5 bab dan masing-

masing bab berisi beberapa bagian seperti yang digambarkan dibawah ini.

BAB I : Pendahuluan

Pada Bab ini memuat latar belakang, pembatasan dan perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi istilah, dan sistematika

penulisan.

BAB II : Tinjauan Literatur

7 Zaenal Alimin, Reorientasi Pemahaman Konsep Pendidikan Khusus Pendidikan KebutuhanKhusus dan Implikasinya terhadap Layanan Pendidikan. Jurnal Asesmen dan Intervensi AnakBerkebutuhan Khusus. ( Bandung: UPI, 2004) . Vol.3 No 1. h.53

Page 23: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

9

Dalam bab ini dipaparkan mengenai pengertian, tugas dan fungsi

perpustakaan sekolah, pengertian perpustakaan SLB-A, pengetian dan

peran perpustakaan SLBA. Selanjutnya akan dijelaskan pemustaka

tunanetra, dalam hal pengertian pemustaka, penyebab dan masalah

ketunanetraan. Akan dibahas pula pengertian kebutuhan informasi,

sumber perolehan informasi, jenis sumber informasi dan manfaat

informasi. Terakhir akan dijelaskan pengertian dan model perilaku

pencarian informasi. Pada bab inipun membahas mengenai penelitian

terdahulu yang telah dilakukan dengan tema yamg sama.

BAB III : Metode Penelitian

Bab ini akan membahas metode apa yang dipakai dalam melakukan

penelitian ini, perihal jenis dan pendekatan yang dipakai, sumber data,

pemilihan informan, teknik pengolahan data, teknik analisis data dan

jadwal penelitian.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bab ini memaparkan gambaran umum Perpustakaan SLB-A

Pembina Tingkat Nasional, mencangkup sejarah singkat, visi, misi,

tugas dan fungsi perpustakaan. Lalu akan membahas struktur

organisasi, jenis layanan, jenis koleksi dan fasilitas perpustakaan.

Selanjutnya akan membahas hasil penelitian, analisa dan hasil

penelitian mengenai kebutuhan informasi pemustaka, proses pencarian

informasi, solusi yang dilakukan atas kendala yang dialami pemustaka

dalam pencarian informasi, peran pustakawan dalam membantu

pemustaka pada proses pencarian informasi.

Page 24: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

10

BAB V : Penutup

Dalam bab ini penulis memaparkan kesimpulan yang diperoleh dari

penelitian yang telah didukung dengan referensi yang telah digunakan.

Penulis berusaha memberikan saran untuk pengembangan

perpustakaan yang bersangkutan dari hasil penelitian yang diperoleh.

Page 25: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

11

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Perpustakaan Sekolah

1. Definisi Perpustakaan Sekolah

Keberadaan perpustakaan di zaman yang maju ini sangat penting

adanya, perpustakaan sebagai lembaga pengelola informasi sangat dibutuhkan

untuk menambah pengetahuan. Secara umum perpustakaan mempunyai arti

sebagai suatu tempat yang di dalamnya terdapat kegiatan penghimpunan,

pengolahan, dan penyebarluasan (pelayanan) segala macam informasi, baik

yang tercetak maupun yang terekam dalam berbagai media seperti buku,

majalah, surat kabar, film, kaset, tape recorder, video, komputer, dan lain-

lain.8

Keberadaan perpustakaan di sekolah pun sangat penting, perpustakaan

dapat menjadi sumber pengetahuan bagi siswa-siswi, guru ataupun karyawan

sekolah lainnya. Definisi perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang

berada di lingkungan sekolah yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

infromasi bagi masyarakat di lingkungan sekolah yang bersangkutan,

khususnya para guru dan murid, berperan sebagai media dan sarana untuk

menunjang kegiatan proses belajar mengajar di tingkat sekolah.9 Dengan

adanya perpustakaan di lingkungan sekolah siswa dapat memperoleh informasi

untuk membantu mengerjakan tugas atau untuk menambah pengatahuan. Guru

8 Muhammad Yususf Pawit dan Yaya Suhendar, Pedoman Peyelenggaraan Perpustakaan Sekolah,(Jakarta: Kencana, 2007) h.1

9 Ibid., h.2

Page 26: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

12

pun dapat menggunakan perpustakaan untuk memperoleh literatur bahan ajar,

atau untuk mengembangkan pengetahuan dalam proses mengajar.

Perpustakaan sekolah pun harus memberikan bekal kepada siswa

berupa keterampilan belajar sepanjang hidup, mengembangkan imajinasi

mereka sehingga memungkinkan mereka hidup sebagai warga negara yang

bertanggung jawab.10

2. Tujuan Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah sebagai bagian integral dari sekolah, merupakan

komponen utama pendidikan di sekolah, diharapkan dapat menunjang

terhadap pencapaian tujuan dari perpustakaan sekolah , yaitu: 11

a. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para

siswa

b. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan

pustakawan

c. Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa

d. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan

pelaksanaan kurikulim

e. Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat

membaca dan semangat belajar bagi para siswa

f. Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para

siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu

pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan

10 Rizal Saiful Haq, dkk, Perpustakaan dan Pendidikan: Pemeteaan Peranserta Perpustakaandalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, FAH,2005), h.33

11 Ibid., h.3

Page 27: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

13

g. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui

kegiatan menbaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lainnya yang

bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen, dan lainnya

Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk

mengumpulkan, menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi dengan adanya

penyeleggaraan perpustakaan sekolah diharapkan dapat membantu murid-

murid dan guru menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar mengajar,

maka manfaat lain dari perpustakaan sekolah yaitu: 12

a. Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-murid

terhadap membaca.

b. Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar murid-

murid.

c. Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri yang

akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri.

d. Perpustakaan sekolah dapat memepercepat proses penguasaan teknik

membaca.

e. Perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan bahasa.

f. Perpustakaan sekolah dapat melatih murid-murid kearah tanggung jawab.

g. Perpustakaan sekolah dapat memperlancar murid-murid dalam

menyelesaikan tugas-tugas sekolah

h. Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan sumber-

sumber pengajaran

12 Ibrahim Bafdal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.5

Page 28: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

14

i. Perpustakaan sekolah dapat membantu murid-murid, guru-guru, dan

anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi.

3. Fungsi Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah merupakan lembaga pengelola informasi mulai

dari pengadaan, pengolahan dan pelayanan yang diperuntukan untuk siswa,

guru, ataupun karyawan sekolah. Sebagai lembaga pengelola informasi,

terdapat lima fungsi pokok dalam perpustakaan sekolah, yaitu:13

a. Fungsi Edukatif

Di dalam perpustakaan sekolah tersedia buku-buku baik fiksi ataupun

nonfiksi sehingga memungkinkan murid-murid untuk belajar mandiri

tanpa bimbingan dari guru. Dengan adanya koleksi ini dapat

meningkatkan ketertarikan dari segi membaca, sehingga teknik membaca

pun dapat dikuasai murid-murid. Segala fasilitas dan sarana yang ada pada

perpustakaan sekolah, terutama koleksi yang dikekolanya banyak

membantu para siswa sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan

dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengetahuan, sehingga

dikemuadian hari para siswa memiliki kemapuan untuk mengembangkan

dirinya lebih lanjut. Melalui pendidikan merupakan cara yang paling tepat

untuk meningkatkan kualitas manusia seutuhnya. Dengan ini dapat

menunjang penyelenggaraan pendidikan sekolah, menjadikannya

perpustakaan bersifat sebagai sumber untuk belajar.

13 Ibid., h.6

Page 29: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

15

b. Fungsi Informatif

Fungsi ini berkaitan dalam mengupayakan penyediaan koleksi

perpustakaan yang bersifat “memberi tahu” akan hal-hal yang

berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru. Penyediaan

koleksi yang ada di perpustakaan sekolah misalnya buku, majalah,

bulletin, surat kabar, pamflet, kliping artikel, peta, atlas, koleksi CD,

kaset, TV dan lain sebagainya. Dengan adanya hal tersebut dapat

memberikan informasi atau keterangan yang diperlukan pemustaka.

c. Fungsi Tanggungjawab Administratif

Fungsi ini tampak pada kegiatan sehari-hari di perpustakaan sekolah,

dimana setiap peminjaman dan pengembalian buku dicatat oleh

pustakawan. Manfaatnya dapat mendidik murid-murid kearah tanggung

jawab, juga membiasakan murid-murid bersikap dan bertindak secara

administratif.

d. Fungsi Rekreasi

Perpustakaan menyediakan koleksi yang bersifat ringan seperti surat

kabar, majalah umum, buku-buku fiksi, dan sebagainya, yang diharapkan

dapat menghibur pembacanya disaat yang memungkinkan.

e. Fungsi Riset

Fungsi riset dalam perpustakaan sekolah dapat diartikan koleksi

perpustakaan sekolah dapat dijadikan bahan untuk membantu

dilakukannya kegiatan penelitian sederhana. Segala informasi mengenai

pendidikan tingkat sekolah bersangkutan dapat disimpan di perpustakaan,

nantinya dapat berguna sebagai penunjang kegiatan penelitian. Seorang

Page 30: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

16

peneliti dapat melakukan riset mengenai literatur yang akan dipakai dalam

penelitian melalui koleksi yang ada di perpustakaan.

B. Perpustakaan SLB-A

1. Pengertian SLB-A

Kepanjangan dari SLB adalah Sekolah Luar Biasa yang bertujuan untuk

memberikan pendidikan bagi anak-anak yang memiliki kertebatasan fisik,

emosi ataupun mental yang biasa disebut dengan Anak Berkebutuhan Khusus

(ABK). Pendidikan Luar Biasa merupakan bentuk pelayanan pendidikan

khusus bagi anak yang memiliki kekurangan fisik ataupun kekurangan mental.

Didirikannya SLB ini ditinjau dari beberapa aspek, aspek-aspek tersebut

yaitu:14

a. Dasar Pedogogis

Dengan memberikan pelayanan pendidikan yang sistematis dan terarah,

anak-anak berkelainan diharapkan menjadi warga masyarakat/warga

Negara yang terampil dan dapat mandiri, serta bertanggung jawab

terhadap kehidupan dan penghidupannya, serta tidak teralalu

menggantungkan diri pada orang lain.

b. Dasar Psikologis

Dengan pendidikan yang baik pada mereka dapat dikembangkan

kepercayaan diri sendiri dan harga dirinya. Dengan latihan serta

pendidikannya yang baik dapat mengatasi kelainannya, serta

kecacatannya tidak dirasakan sebagai beban.

14 Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Petunjuk Penyelenggaraan Sekolah LuarBiasa, ( Jakarta: Bina Flora Utama, 1985), h.6

Page 31: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

17

c. Dasar Sosiologis

Meskipun cacat dia akan mampu berkomunikasi dengan lingkungannya

bahkan dapat ikut serta secara akrif dalam masyarakat. Dengan demikian,

usia memiliki status sebagai warga masyarakat.

Dalam pelaksanaanya, sekolah luar biasa dapat dibedakan menjadi dua

macam, yaitu: 15

a. Sekolah Luar Biasa Pembina, terdiri dari dua macam:

1) Sekolah Luar Biasa Pembina Tingkat Nasional

Adalah sekolah yang melaksanakan latihan dan penyegaran bagi

tenaga kependidikan Sekolah Luar Biasa, pengolahan dan pemecahan

permasalahan di bidang pembinaannya, serta melaksanakan

pengembangan Sekolah Luar Biasa yang meliputu Tingkat persiapan,

Tingkat Dasar, dan Tingkat Menengah/Lanjutan.

2) Fungsi SLB Pembina Tingkat Nasional:

a) Mengadakan pelatihan dan penyegaran bagi tenaga guru dan

tenaga kependidikan lainnya serta penyelenggara pendidikan luar

biasa

b) Melakukan pengkajian di bidang proses belajar mengajar dan

menerapkannya pada Sekolah Luar Biasa

c) Memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa, orang tua dan

masyarakat

d) Mengadakan percontohan pendidikan tingkat persiapan, tingkat

dasar, dan tingkat menengah/lanjutan

15 Ibid., h.8

Page 32: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

18

e) Mengadakan pemeriksaan psikologis, medis dan sosiologis siswa

f) Membina hubungan kerja dan kerjasama dengan orang

tua/masyarakat

g) Melakukan/mengadakan publikasi yang menyangkut pendidikan

luar biasa sesuai dengan kelainannya

h) Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga sekolah

b. Sekolah Luar Biasa Pembina Tingkat Provinsi

Merupakan sekolah yang melaksanakan penyegaran bagi tenaga

kependidikan serta percontohan penyelenggaraan SLB. Tugas dan Fungsi

SLB Pembina Tingkat Provinsi ialah melaksanakan latihan dan

penyegaran bagi tenaga kependidikan Sekolah Luar Biasa, pengolahan

dan pemecahan permasalahan di bidang pembinaannya, serta

melaksanakan pengembangan Sekolah Luar Biasa yang meliputu Tingkat

persiapan, Tingkat Dasar, dan Tingkat Menengah/Lanjutan.

Pengklasifikasian anak berkebutuhan jika dikaitkan dengan kepentingan

pendidikannya -khususnya di Indonesia- maka untuk pendidikannya dibedakan

menjadi seperti berikut:16

a. Bagian-A sebutan untuk kelompok anak tunanetra

Anak yang mengalami kekurangan atau kehilangan dalam penglihatannya,

akibat kurang berfungsi indera penglihatan baik sebagian (low vision)

atau kehilangan seluruhan penglihatannya (buta).

16 Mohammad Effendi, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, (Jakarta: Bumi Aksara,2009), h.11

Page 33: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

19

b. Bagian-B sebutan untuk kelompok anak tunarungu

Anak yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan

mendengar baik sebagian (kurang dengar) atau seluruhnya (tuli) yang

diakibatkan karena tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat

pendengaran.

c. Bagian-C sebutan untuk kelompok anak tunagrahita

Anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata,

mempunyai kelainan mental, atau tingkah laku akibat kecerdasan yang

terganggu.

d. Bagian-D sebutan untuk kelompok anak tunadaksa

Tunadaksa adalah suatu keadaan rusak atau terganggu sebagai akibat

gangguan bentuk atau hambatan pada tulang, otot dan sendi dalam

fungsinya yang normal sehingga mengakibatkan terganggunya fungsi

motorik. Kondisi ini ditandai memiliki kelainan fisik, khususnya anggota

badan, seperti kaki, tangan, atau bentuk tubuh.

e. Bagian-E sebutan untuk kelompok anak tunalaras

Merupakan anak dengan hambatan emosional atau kelainan perilaku

sehingga memiliki perilaku penentangan yang terus-menerus kepada

masyarakat, kehancuran suatu pribadi, serta kegagalan dalam belajar di

sekolah. Dalam hal ini anak yang mengalami hambatan emosi dan tingkah

laku sehingga kurang dapat atau mengalami kesulitan dalam

menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungannya dan akan

mengganggu situasi belajarnya.

f. Bagian-F sebutan untuk kelompok anak dengan kemampuan di atas rata-

rata/superior.

Page 34: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

20

g. Bagian-G sebutan untuk kelompok anak tunaganda. Seseorang yang

memiliki kekurangan lebih dari satu dari yang telah disebutkan diatas.

Dalam penelitian ini memfokuskan pada SLB-A, Sekolah Luar Biasa

yang menangani anak-anak tunanetra. SLB-A adalah suatu lembaga

pendidikan yang memeberikan pelayanan pendidikan secara khusus bagi anak

tunanetra, hal lebih lanjut mengenai pembahasan tunanetra akan dijelaskan

pada point selanjutnya. Tujuan umum pendidikan di SLB A adalah agar para

tamatan: memiliki sifat dasar sebagai warga Negara yang baik. Lalu memiliki

pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk: melanjutkan

pelajaran, bekerja di masyarakat, dapat menolong diri sendiri, dan

mengembangkan dirinya sesuai dengan azas pendidikan seumur hidup17

Tujuan khusus pendidikan di SLB-A adalah agar para tamatan dapat berdiri

sendiri, dan menjadi warga masyarakat yang berguna (produktif) bagi dirinya

sendiri, bagi masyarakat, maupun bangsa, dan Negara.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru berkaitan dengan

perkembangan komunikasi anak dengan kekurangan penglihatan,

pembelajaran yang disusun guru untuk siswa tunanetra sebaiknya mengarah

kepada: 18

a. Kemampuan orientasi mobilitas mengarah pada kemampuan

mengkoordinir keseluruhan gerak jasmani

b. Kemampuan gerak dengan menggunakan gerak halus

c. Kemampuan mengkoordinir ketepatan rekreasi gerak

17 Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, op.cit., h.1318 Bandi Delphie, Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus: dalam Setting Pendidikan Inklusi,

(Bandung: Refika Aditama, 2006), h.119

Page 35: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

21

d. Kemampuan mengkoordinir daya kekuatan otot-otot gerak sesuai dengan

kebutuhannya.

Dapat disimpulkan SLB-A ialah suatu sarana pendidikan yang

diperuntukan untuk anak tunanetra, dengan adanya SLB-A ini diharapkan

anak-anak dengan keterbatasan penglihatan dapat menerima haknya dalam

memperoleh pendidikan dengan layak.

2. Pengertian Perpustakaan SLB-A

Keberadaan perpustakaan di SLB-A pun sangat penting adanya.

Perpustakaan SLB-A adalah suatu unit pengelolaan bahan pustaka yang berada

dinaungan bidang pendidikan yang menangani siswa-siswi berkebutuhan

khusus yang bertujuan untuk mengadakan, mengolah dan menyajikan

informasi untuk siswa-siswi ataupun guru-guru dalam menunjang proses

belajar dan mengajar. Dilihat dari pemustakanya perpustakaan ini manangani

pemustaka berkebutuhan khusus, tepatnya pemustaka yang memiliki

kekurangan dalam penglihatan atau tunanetra. Dengan kekurangan penglihatan

ini menjadikan pelayanan dan koleksi yang dimiliki pun berbeda dengan

perpustakaan di lingkungan sekolah pada umunya.

Koleksi pada perpustakaan SLB-A umumnya ialah buku Braille,

adakah buku dengan kode timbul yang menunjukan huruf tertentu sehingga

pemustaka tunanetra dapat meraba kode tulisan tersebut untuk proses

membacanya. Pada umunya perpustakaan SLB-A ini pun biasanya dilengkapi

dengan talkingbook, tape recorder, komputer berbicara, dan alat penunjang

lainnya. Koleksi yang ada di perpustakaan tidak hanya ditujukan untuk murid-

murid, namun bahan bacaan guru-guru pun terdapat pula pada perpustakaan

Page 36: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

22

SLB-A, bacaan untuk guru tersebut perihal bagaimanya pembelajaran yang

baik untuk mengajar siswa dengan memiliki kekurangan dalam penglihatan.

3. Peran Perpustakaan SLB-A

Peran perpustakaan di lingkungan SLB-A pada umumnya tidak jauh

berbeda dengan perpustakaan yang ada di sekolah biasa. Peran perpustakaan

pada sekolah ialah mengembangkan kemampuan anak dalam mencari dan

menggunakan informasi, melalui perpustakaan murid-murid dapat mencari dan

memanfaatkan informasi yang tersedia di perpustakaan. Melalui perpustakaan

pula dapat mengembangkan minat dan kebiasaan membaca yang baik pada

murid. Dapat mendidik murid untuk bisa memelihara bahan bacaan, dan dapat

mengasah kemandirian murid dalam mencari informasi di perpustakaan. Pada

perpustakaan SLB-A peranan perpustakan yaitu untuk memberikan informasi

kepada pemustaka, dan menitikberatkan kearah studi mandiri. Dengan adanya

perpustakaan ini diharapkan kebutuhan informasi murid dan guru ataupun

karyawan sekolah dapat terpenuhi. Perpustakaan ini merupakan wadah untuk

mengelola sumber informasi yang bisa digunakan untuk mempermudah guru

dalam proses belajar mengajar, ataupun dapat digunakan oleh murid untuk

sebagai sarana rekreasi dengan membaca novel ataupun mendengarkan cerita.

C. Pemustaka Tunanetra

1. Pengertian Pemustaka

Tujuan dari diadakannya perpustakaan ialah dalam pengelolaan

informasi yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk

pemustaka. Dalam UU No.43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan pasal 1 ayat 9

Page 37: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

23

pemustaka adalah pengguna perpustakaan yaitu perseorangan, sekelompok

orang, masyarakat atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan

perpustakaan. Menurut Wiji Suwarno pemustaka ialah pengguna fasilitas yang

disediakan perpustakaan baik koleksi maupun fasilitas lainnya.19 Telah

disebutkan bahwa adanya perpustakaan ditujukan unutk memberikan

informasi kepada pemustakanya, maka pemustaka pada tiap perpustakaan

berbeda-beda tergantung pada jenis perpustakaannya. Misalnya, pada

perpustakaan perguruan tinggi pemustakanya ialah mahasiswa, dosen dan

civitas akademik perguruan tinggi, perpustakaan khusus pemustakanya pada

umumnya ialah karyawan ataupun staf dari lembaga yang menaunginya,

perpustakaan sekolah pemustakanya ialah siswa-siswi, guru ataupun karyawan

sekolah.

Perbedaan pemustaka pada suatu perpustakaan ini disebabkan

berbedanya jenis, letak dan koleksi yang ada pada suatu perpustakaan. Maka

dapat diambil kesimpulan pemustaka ialah pengguna perpustakaan baik secara

sekolompok atau perseorangan yang mempergunakan fasilitas perpustakaan

baik dalam hal koleksi ataupun pelayanan lainnya yang ada di perpustakaan.

2. Anak Berkebutuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang memiliki karakteristik

khusus, ataupun kelainan khusus baik pada fisik maupun mental. Berdasarkan

kekurangan yang dimiliki anak berkebutuhan khusus dibagi menjadi:20

a. Tunagrahita (mental retardation) atau disebut sebagai anak dengan

hendaya perkembangan (child with development impairrment)

19 Wiji Suwarno, Psikologi Perpustakaan, (Jakarta: Sagung Seto, 2009) h.8020 Bandi Delphie, op.cit., h.15

Page 38: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

24

b. Kesulitan belajar (learning disabilities) atau anak yang berprestasi rendah

(specific learning disability)

c. Hyperactive (attention deficit disorder with hyperactive)

d. Tunalaras (emotional or behavioral disorder)

e. Tunawicara (communication disorder and deafness)

f. Tunanetra (partially seing and legally blind) atau disebut dengan anak

yang memiliki hambatan dalam penglihatan

g. Anak autistic (autistic children)

h. Tunadaksa (physical disability)

i. Tunaganda (multiple handicapped)

j. Anak berbakat (giftedness and special talents)

Dalam penelitian ini dalam definisi anak berkebutuhan khusus ditujukan

pada anak tunanetra, hal tersebut dikarenakan objek penelitian pada

Perpustakaan SLB-A. SLB-A merupakan sarana pendidikan bagi anak yang

miliki keterbatasan dalam penglihatan atau tunanetra. Menurut Sutjihati

Soemantri anak tunanetra adalah individu yang indera penglihatannya (kedua-

duanya) tidak berfungsi sebagai saluran penerima informasi dalam kegiatan

sehari-hari seperti halnya orang awas.21 Menurut beliau kategori anak

tunanetra dibedakan menjadi dua, yaitu buta ialah jika anak sama sekali tidak

mampu menerima rangsangan cahaya dari rumah dan low vision ialah jika

anak masih mampu menerima rangsangan dari luar, tetapi ketajamannya lebih

dari 6/21, atau jika anak hanya mampu membaca headline pada surat kabar.

Dengan adanya kekurangan pada penglihatan hal tersebut dapat berpengaruh

21 Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, (Bandung: Refika Aditama, 2006) h.65

Page 39: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

25

pada kehidupannya, misalnya akan berpengaruh pada gerak perpindahannya

atupun akan berpengaruh terhadap pengenalan terhadap lingkungan sekitar.

Anak-anak dengan gangguan penglihatan ini dapat diketahui dengan

kondisi berikut:

a. Ketajaman penglihatannya kurang dari ketajaman yang dimiliki orangawas

b. Terjadi kekeruhan pada lensa atau terdapat cairan tertentuc. Posisi mata sulit dikendalikan oleh syaraf otakd. Terjadi kerusakan susunan syaraf otak yang berhubungan dengan

penglihatanSalah satu kriteria yang dapat digunakan sebagai dasar pengklasifikasian

anak tunanetra di Indonesia berdasarkan hasil musyawarah ketunanetraan di

Solo tahun 1969 menyatakan bahwa seseorang dikatakan tunanetra jika ia

memiliki visus setralis 6/60 lebih kecil dari itu atau setelah dikoreksi secara

maksimal penglihatannya tidak memungkinkan lagi menggunakan fasilitas

pendidikan dan pengajaran yang biasa digunakan oleh anak normal/awas.22

Dapat dijelaskan pada tabel berikut:

Snellen (dalam Pecahan) Ketajaman Penglihatan

Meter Feet Efisiensi Kehilangan

6/6

6/9

6/12

6/15

6/21

6/30

6/60

20/20

20/30

20/40

20/50

20/70

20/100

20/200

100,0

91,5

83,6

76,5

64,0

48,9

20,0

0,0

8,5

16,4

23,5

36,0

51,1

80,0

Tabel 1. Presentase kehilangan ketajaman penglihatan

22 Mohammad Effendi, op.cit., h.31

Page 40: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

26

Dari tabel diatas, maka dapat dijelaskan jika seorang anak mempunyai

ketajaman penglihatan 6/15 pada satuan meter atau 20/50 dalam satuan feet

berarti ia memiliki kemampuan samadengan 76,5% dari penglihatan anak

normal, jadi efisiensi penglihatan sebesar 76,5% dan kekurangan sebesar

23,5%. Penggunaan jarak 20 kaki untuk tes ketajaman penglihatan karena pada

jarak tersebut berkas sinar akan sejajar mencapai mata, dan sedikit akomodasi

yang diperlukan untuk memfokuskan cahaya pada retina sehingga mata dapat

benar-benar rileks. Dari tabel tersebut maka dapat diklasifikasikan penglihatan

seseorang, yaitu:

No. Derajat Kelainan %

1.

2.

3.

4.

Normal penglihatan

Kelainan yang dapat diperbaiki

Melihat kelainan dengan layanan khusus

Buta

80,00

19,75

0,20

0,05

Jumlah 100,00

Tabel 2. Komposisi tunanetra menurut derajat ketunaannya

3. Penyebab Ketunanetraan

Pada tunanetra penglihatan mereka mengalami gangguan dibanding

dengan anak biasa. Organ mata yang normal dalam menjalankan fungsinya

melalui proses berikut: pantulan cahaya dari objek di lingkungannya ditangkap

oleh mata melewati kornea, lensa mata dan membentuk bayangan mata yang

lebih kecil dan terbalik pada retina, dari retina dengan melalui syaraf

penglihatan bayangan benda dikirim ke otak dan terbentuklah kesadaran orang

Page 41: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

27

tentang objek yang dilihatnya.23 Sedangkan organ mata yang tidak normal

menjalankan proses penglihatan sebagai berikut: bayangan benda yang

ditangkap oleh mata tidak dapat diteruskan oleh kornea, lensa mata, retina, dan

ke syaraf karena suatu sebab, misalnya kornea mata mengalami kerusakan

kering, keriput, lensa mata menjadi keruh atau syaraf yang menghubungkan

mata dengan otak mengalami gangguan. Jika mengalami hal seperti ini

seseorang dapat dikatakan sebagai penderita kelainan penglihatan atau

tunanetra.24

Secara etiologi, timbulnya ketunanetraan disebabkan oleh faktor

endogen dan eksogen. Ketunanetraan karena faktor endogen seperti keturunan,

atau karena faktor eksogen seperti penyakit (gula, rubella, taxoplasmosis,

kerusakan syaraf), kecelakaan, obat-obatan dan lain-lainnya.

Kesalahan-kesalahan pembiasan pada mata dapat disebabkan oleh:25

a. Myopia adalah penglihatan jarak dekat, bayangan tidak terfokus dan

terjatuh dibelakang retina. Penglihatan akan menjadi jelas kalau objek

didekatkan. Peristiwa ini disebut rabun dekat;

b. Hyperopia adalah kebalikan dari myopia, bayangan juga tidak terfokus

dan jatuh didepan retina. Penglihatan akan menjadi jelas apabila objek

dijauhkan, peristiwa ini juga disebut rabun jauh;

c. Astigmatisme adalah penyimbangan atau penglihatan kabur disebabkan

karena tidakberesan dalam kornea mata atau pada permukaan lain pada

23 Mohammad Effendi, op.cit., h.3024 Mohammad Effendi, loc.cit25 Muljono Abdurrachman dan Sudjadi, Pendidikan Luar Biasa Umum, (Jakarta: Proyek Pendidikan

Tenaga Akademik, 1994), h.46

Page 42: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

28

bola mata sehingga benda-benda baik pada jarak dekat maupun jauh

tidak terfokus jatuh pada retina.

Menurut Muljono hal-hal yang dapat menyebabkan kerusakan mata yaitu:26

a. Katarak, adalah keadaan keruh pada lensa mata yang menghalangi

cahaya untuk dapat melihat jelas

b. Glucoma, adalah suatu penyakit umum yang ditandai dengan adanya

tekanan yang tinggi di dalam bola mata hingga mengganggu atau

menghambat sirkulasi cairan pada mata. Apabila tekanan merusak

syaraf mata, bagian tengah atau tepi penglihatan hilang atau seluruhnya

hilang.

c. Deiabetic retinopathy, adalah gangguan pada retina yang disebabkan

karena diabetes. Retina penuh dengan pembuluh-pembuluh darah yang

dapat dipengaruhi oleh kerusakan sistem sirkulasi hingga merusak

penglihatan.

d. Retinis Pigmentosa, adalah penyakit pada retina yang umumnya

merupakan ketururnan. Penyakit ini sedikit demi sedikit menyebabkan

mundurnya atau memburuknya retina. Gejala pertama biasanya sukar

melihat di malam hari, diikuti dengan hilangnya penglihatan

peripheral, dan sedikit saja penglihatan pusat yang masih tertinggal.

terkadang retinitis pigmentosa terdapat pula pada orang-orang tuli

bawaan. Gabungan antara tuli bawaan dan berangsur-angsurnya

retinitis pigmentosa tersebut dikenal dengan usher’s synfrome, yaitu

26 Ibid., h.50

Page 43: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

29

suatu sebab yang nyata buta-tuli di antara anak-anak remaja dan orang

dewasa.

e. Macular degeneration adalah kondisi umum yang agak baik, dimana

daerah tengah dari retina (daerah macular) secara berangsur-angsur

memburuk. Berlawanan dengan retinas pigmentosa, seorang anak

dengan degenerasi biasanya masih memiliki penglihatan perifer akan

tetapi kehilangan kemampuan untuk melihat secara jelas objek-objek di

bagian tengah bidang penglihatan.

f. Retinopathy of prematury, biasanya anak yang mengalami ini karena

lahirnya terlalu prematur dan sebenarnya ia pada saat lahir masih

memiliki potensi penglihatan yang normal. Akan tetapi karena

kelahirannya yang prematur ia secara rutin ditempatkan dalan

incubator dan diberikan oksigen kadar tinggi. Apabila kemudian anak

dikeluarkan dari incubator yang penuh dengan oksigen, perubahan

kadar oksigen dapat menyebabkan pertumbuhan pembuluh darah

menjadi tidak normal dan meninggalkan semacam bekas luka pada

jaringan mata. Peristiwa ini sering menimbulkan kerusakan pada

selaput jala (retina) dan buta total.

4. Masalah Ketunanetraan

Seorang anak dengan gangguan penglihatan tentunya akan berdampak

dalam menjalani kehidupannya, ia memerluakan orang dalam aktivitasnya.

Begitupun yang terjadi pada tunanetra, dengan kehilangan sebagian atau

keseluruhan fungsi penglihatan pada anak tunanetra akan menimbulkan

dampak negatif atas kemampuannya yang lain, kemampuan mendayagunakan

Page 44: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

30

kemampuan fisiknya yang lain seperti pengembangan fungsi psiskis dan

penyesuaian sosial. Karena pada dasarnya mata memiliki fungsi sebagai

transmisi visual yang mampu memeberikan sekitar 80-85%dalam perekam

interaksi manusia selama terjaga.27 Namun jika penglihatan mengalami

gangguan bukan berarti manusia tidak bisa menjalankan hidupnya ataupun

tidak memperoleh pengalaman. Manusia dengan kekurangan penglihatan dapat

menggunakan indra lain untuk mempermudah aktifitasnya.

Seseorang yang kehilangan penglihatan, biasanya indera pendengaran

dan perabaan akan menjadi sarana alternatif yang digunakan untuk melakukan

pengenalan terhadap lingkungan sekitarnya. Melalui perabaan, anak-anak

tunanetra dapat langsung melakukan kontak dengan objek yang ada di

sekitarnya. Namun pemanfaaan indra peraba ini terkadang mengalami

kesulitan jika bendanya telampau besar, mengalami kesulitan dalam jangkauan

perabaan. Kelebihan indra pendengaran sebagai transmisi dalam berinteraksi

dengan lingkungan bagi anak tunanetra dapat membantu memberikan petunjuk

tentang jarak atau arah objek dengan mengenal suaranya, namun ia tidak dapat

mengenal wujud konkret tentang objek yang dikenalnya.28

Adapun indera-indera lain seperti penciuman, pengecap dan perasa bagi

anak tunanetra berfungsi melengkapi perolehan informasi atas indera

pendengaran dan perabaan. Banyak sekali akibat-akibat lain yang muncul baik

bersifat jasmani, mental dan perilaku jika seseorang mengidap tunanetra,

antara lain:29

a. Sering menggosok-gosokan matanya, berkedip terus atau menutup salah

satu matanya.

27 Mohammad Effendi, op.cit., h.3728 Ibid., h.3829 Nur’aeni, Inversi Dini bagi Anak Bermasalah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h.127

Page 45: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

31

b. Kepalanya miring atau maju kedepan.

c. Matanya sering merasa sakit, pandangan kabur, atau penglihatannya

merasa rangkap.

d. Sering mencari benda kecil dengan meraba sana-sini.

e. Perkembangan kognitif, motor halus dan motor kasarnya terlambat atau

bahkan terbelakang.

f. Sering mengeluh sakit kepala, pusing, dan mual.

Aplikasi terhadap struktur komunikasi anak tunanetra yang dapat

digunakan sebagai dasar untuk mengkomprarasikan dengan anak normal,

antara lain sebagai berikut:30

a. Anak tunanetra menerima pengalaman nyata yang sama dengan anak

normal, dari pengalaman tersebut kemudian diintergasikan ke dalam

pengertiaannya sendiri.

b. Anak tunanetra cenderung menggunakan pendekatan konseptual yang

abstrak menuju ke konkret, kemudian menuju fungsional serta terhadap

konsekuensinya, sedangkan anak normal yang terjadi sebaliknya.

c. Anak tunanetra perbendaharaan kata-katanya terbatas pada definisi kata.

d. Anak tunanetra tidak dapat membandingkan, terutama dalam hal

kecakapan numerik.

Perbedaan kemampuan bicara anak normal dan anak tunanetra diketahui

sebagai berikut31

a. Anak tunanetra memiliki sedikit variasi vokal.

b. Modulasi suara kurang bagus.

c. Anak tunanetra memiliki kecenderungan bicara keras.

30 Mohammad Effendi, op.cit., h.4431 Ibid., h.48

Page 46: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

32

d. Anak tunanetra memiliki kecenderungan bicara lambat.

e. Penggunaan gerankan tubuh dan mikik kurang efektif.

f. Anak tunanetra meggunakan sedikit gerakan bibir dalam

mengartikulasikan suara

D. Kebutuhan Informasi

1. Pengertian Kebutuhan Informasi

Informasi dapat didefinisikan dalam berbagai arti dan dari berbagai

pemahaman. Definisi pertama informasi adalah suatu rekaman fenomena yang

diamati, atau bisa juga berupa putusan-putusan yang dibuat.32 Menurut

Sutarno informasi dapat diartikan secara sempit dan luas, dalam pengertian

sempit informasi dapat diartikan sebagai penerangan, keterangan, kabar berita,

dan pesan. Sedangkan informasi dalam pengertian luas dapat diartikan sebagai

ilmu pengetahuan. Pada kajian ilmu perpustakaan data yang diolah akan

menjadi informasi dan informasi yang telah diolah akan menjadi

pengetahuan.33

Definisi lain jika dilihat dari tujuan penggunaanya, menurut Wahyudi

informasi adalah benda abstrak yang dapat dipergunakan untuk mencapai

tujuan positif dan sebaliknya, informasi dapat mempercepat atau

memperlambat pengambilan keputusan.34 Perbedaan ini muncul dikarenakan

perbedaan pada pendekatan yang digunakan untuk mendefinisikan suatu

informasi. Maka informasi merupakan suatu berita, pesan yang dibutuhkan

seseorang yang dapat diperoleh baik dari media tercetak, elektronik atau

32 Pawit M. Yusuf dan Priyo Subekti, Teori dan praktik Penelusuran Informasi: InformasiRetrieval, (Jakarta: Kencana, 2000), h.1

33 Sutarno NS, Tanggung Jawab Perpustakaan: Dalam Mengembangkan Masyarakat Informasi,(Jakarta: Panta Rei, 2005), h.65

34 J.B Wahtudi, Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak, (Jakarta: Hakaesar, 2004), h.1

Page 47: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

33

bahakan dari sorang ahli yang dapat menambah pengetahuan seseorang.

Dengan adanya informasi maka dapat mengubah pengetahuan seseorang yang

awalnya dari tidak tahu menjadi tahu. Dengan informasi yang diketahuinya

tersebut dapat memudahkan untuk mengambil keputusan atau untuk tujuan

tertentu lainnya.

Sedangkan kebutuhan informasi muncul akibat adanya kesenjangan

pengetahuan yang ada dalam diri seseorang dengan kebutuhan informasi yang

diperlukan. Kesenjangan seseorang dalam memahami sesuatu juga dijabarkan

bahwa kebutuhan informasi didorong oleh keadaan yang disebut situasi

problematic (problematic situation), yaitu situasi dimana seseorang merasakan

kekurangan informasi sedangkan pengetahuan yang dimilikinya terbatas.

Pengertian tersebut menunjukan suatu kondisi kesenjangan antara pengetahuan

yang dimiliki seseorang dengan informasi yang dibutuhkan tidak memadai

saat itu. Untuk mengatasi kesenjangan tersebut, seseorang akan berusaha

mencari informasi, agar pengetahuan yang dibutuhkan segera terpenuhi untuk

membuat suatu keputusan.35 Kebutuhan informasi merupakan kebutuhan yang

disebabkan oleh desakan seperti tugas-tugas yang harus diselesaikan, ataupun

karena faktor dari dalam yaitu mewujudkan kepuasan dirinya.

Kebutuhan informasi ini dapat dipengaruhi oleh aktivitas suatu

pekerjaan, bidang yang digeluti, adanya fasilitas, kedudukan sosial, jangkauan

informasi. Dengan adanya kebutuhan akan informasi ini yang menjadi

dorongan bagi individu untuk melakukan pencarian informasi. Maka dapat

disimpulkan kebutuhan informasi adalah adanya kesenjangan antara

pengetahuan yang dimiliki dengan informasi yang diinginkannya dalam

35 Putu Laxman Pendit, Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi: Suatu Pengantar DiskusiEpistemologi dan Metodologi. (Jakarta: JIP-FSUI, 2003), h.38

Page 48: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

34

rangka mencapai tujuan tertentu dalam hidupnya, baik untuk membuat

keputusan, menyelesaikan tugas dan sebagainya.

2. Sumber Perolehan Informasi

Sumber informasi merupakan media penghubung antara pemakai

informasi dengan informasi. Terdapat berbagai alasan dipilihnya suatu sumber

informasi oleh pemustaka. Pertama dipengaruhi oleh pengetahuan pemustaka,

faktor kemudahan dan kenyamanan dalam memperoleh dan menggunakan

sumber informasi. Sumber informasi umunya dapat ditemukan di pusat

informasi, perpustakaan, pusat dokumentasi, pusat arsip, dan lain-lain.

Selanjutnya menurut Astuti sumber perolehan informasi merupakan medium

tersimpannya informasi, adapun sumber-sumber perolehan informasi antara

lain36:

a. Manusia seperti guru/dosen, teman, keluarga dan lain-lain.

Manusia merupakan makluk sosial. Ia akan tetap membutuhkan orang lain

dalam kehidupannya sehari-hari. Ketika ia memutuhkan suatu bantuan, ia

akan mendatangi sumber bantuan terdekat. Dalam hal ini, sumber tersebut

adalah pihak lain. Begitu juga ketika ia membutuhkan suatu informasi. Ia

akan bertanya pada orang yang menurutnya bisa memberikan informasi-

informasi yang dibutuhkanya tersebut. Melalui proses komunikasi,

informasi yang awalnya berada di satu orang bisa menyebar kepada diri

penanya.

36 Astuti. 2008. Kebutuhan dan perilaku pencarian informasi : studi kasus mahasiswa PDPT FIBUI 2007 dengan metode problem-based learning (PBL), http://www.lib.ui.ac.id/detail.jsp?id=126834&lokasi=lokal#horizontalTab2 diakses tanggal 9 Juni 2015

Page 49: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

35

b. Media

Sumber perolehan informasi tak sebatas berasal dari manusia. Bentuk

sumber informasi lainya adalah media. Media berkembang sejalan dengan

perkembangan zaman, misalnya dengan adanya perkembagan internet

yang menjadi salah satu bentuk sumber informasi utama atau alternatif.

c. Lembaga Informasi, seperti perpustakaan atau pusat dokumentasi

Ada dua saluran informasi yaitu formal dan informal. Yang termasuk

saluran informasi formal adalah perpustakaan dan unit informasi lainnya.

Sedangkan yang termasuk saluran informasi informal adalah rekan sejawat

dan institusi selain perpustakaan dan unit informasi yang tidak dirancang

sebagaima sumber informasi formal.

3. Jenis Sumber Informasi

Sumber informasi merupakan media tersimpannya sekaligus media

penyampaian suatu informasi. Untuk mencari informasi maka diperlukan

sumber informasi sebagai alat penyimpanan suatu informasi.

Menurut Suwanto sumber informasi dapat berupa dokumen dan non

dokumen, yang dimaksud sumber informasi dalam bentuk dokumen adalah

buku, majalah, tesis, disertasi, laporan penelitian, jurnal abstrak atau yang

lainnya dalam bentuk tercetak. Sedangkan informasi non dokumen adalah

sumber yang didapatkan dari manusia langsung seperti kelurga, teman, dosen,

pustakawan, para ahli, spesialis informasi. Menurut Sulistyo Basuki sumber-

sumber informasi dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:37

37 Sulistyo Basuki, Pengantar Dokumentasi, (Bandung: Rekayasa Sains, 2004), h.61

Page 50: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

36

a. Sumber Informasi Primer

Merupakan karangan asli yang ditulis secara lengkap. Sumber informasi

primer ini karya asli ditulis langsung oleh pembuat/peneliti yang

bersangkutan, sehingga bukan merupakan karya terjemahan ataupun karya

saduran. Pengguna sumber informasi primer dapat mencari pada: majalah

ilmiah, laporan penelitian, tesis, skripsi, buku teks, paten dan standar.

b. Sumber Informasi Sekunder

Merupakan segala jenis ringkasan sumber primer dan merupakan alat

bantu untuk menemukan sumber informasi primer. Padas sumber sekunder

beragam informasi telah dikemas untuk mempermudah mencari sumber

informasi primer. Contoh sumber informasi sekunder ialah ensiklopedia,

kamus, bibliografi, indeks, abstrak, bibliografi, dan katalog perpustakaan

c. Sumber Informasi Tersier

Adalah dokumen yang berisi informasi mengenai dokumen sekunder.

Sumber informasi ini telah diolah menjadi suatu rangkuman yang

bersumber dari sumber informasi sekunder dan primer. Contohnya ialah

direktori, bibliografi dari bibliografi.

Pemilihan sumber informasi oleh pencari informasi dipengaruhi oleh

beberapa faktor, diantaranya ialah dari segi manfaat informasi tersebut sesuai

dengan kebutuhan untuk mengatasi berbagai situasi permasalahan yang

dialami, selain itu pemilihan dan penggunaan sumber informasi dipengaruhi

oleh pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki individu. Salah satu lembaga

yang menaugi informasi ialah perpustakaan. Di perpustakaan pencari

informasi dapat mencari informasi yang dicarinya dari berbagai sumber.

Page 51: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

37

Mengingat fungsi perpustakaan sebagai tempat sekaligus pusat pengelolaan

dan penyebarluasan informasi untuk kepentingan masyarakat. Sumber-sumber

informasi semua diorganisasikan oleh perpustakaan di segala jenisnya dengan

tujuan untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh segenap anggota masyarakat

sesuai dengan tingkat dan jenis kebutuhan informasinya.38

4. Manfaat Informasi

Dalam lembaga pendidikan pada umumnya informasi yang bermanfaat

yaitu yang banyak mendukung tugas-tugas lembaga ini, yaitu semua jenis

informasi yang mempunyai aspek edukatif, riset dan rekreatif.39 Informasi

dapat berfungsi sebagai data dan fakta yang sanggup membuktikan adanya

suatu kebenaran, sebagai penjelas hal-hal yang sebelumnya masih meragukan,

dapat pula sebagai prediksi untuk peristiwa-peristiwa yang mungkin akan

terjadi di masa mendatang. Dalam dunia perpustakaan informasi menjadi

garapan utama pengeloalaannya untuk kepentingan peningkatan kualitas

manusia. Melalui pelayanan pada perpustakaan merupakan suatu media untuk

menyebarluaskan informasi, hal ini dapat meningkatkan pengetahuan

masyarakat. Informasi sangat banyak manfaatnya tidak terbatas pada saru

bidang aspek saja, akan tetapi menyeluruh, hanya bobot dan manfaatnya saja

yang berbeda karena disesuaikan dengan kondisi yang membutuhkannya.40

38 Pawit M. Yusuf dan Priyo Subekti, Teori dan Praktik Penelusuran Informasi, (Jakarta: Kencana,2010), h.13

39 Pawit M. Yusuf dan Priyo Subekti, Teori dan Praktik Penelusuran Informasi : InformationRetrieval, (Jakarta: Kencana, 2000), h.10

40 Pawit M. Yusuf dan Priyo Subekti, Teori dan Praktik Penelusuran Informasi, (Jakarta: Kencana,2010), h.11

Page 52: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

38

E. Perilaku Pencarian Informasi

1. Pengertian Perilaku Pencarian Informasi

Pencarian informasi merupakan proses yang dilakukan seseorang mulai

dari menentukan pokok-pokok pencarian, fasilitas pencarian, mengevaluasi

pencarian hingga informasi yang dicari dapat terpenuhi. Menurut Jusni Djatin

menjelaskan bahwa penelusuran informasi ialah mencari kembali informasi

yang pernah ditulis orang mengenai suatu topik tertentu.41

Penelusuran informasi di zaman sekarang ini menjadi lebih rumit

dibandingkan dengan waktu-waktu sebelumnya. Hal ini dikarenakan 3 alasan

penting, yaitu:42

a. Ledakan informasi yang terjadi disebabkan karena informasi yang

diciptakan setiap hari sangat banyak jumlahnya, sehingga mengikuti atau

memperoleh informasi tentang perkembangan sukar bagi seseorang

mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknilogi baru, bahkan

informasi bidangnya sendiri.

b. Perlu penguasaan mengenai sumber-sumber informasi yang ada dan cara

memilih informasi yang sesuai dari sumber informasi yang sangat banyak

dan luas cakupannya.

c. Informasi sekarang ini banyak disimpan dalam berbagai bentuk media

seperti: pangkalan data dalam komputer baik dalam bentuk pita magnetic

maupun dalam bentuk CD-ROM, bentuk mikro seperti mikrofis atau

mikrofilm, disamping dalam bentuk media tradisional kertas.

41 Jusni Djatin, Penelusuran Literatur, (Jakarta: Universitas terbuka, 1996), h.342 Ibid., h.1

Page 53: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

39

Pada perpustakaan banyak cara yang bisa dilakukan pemustaka dalam

pencarian informasi. Fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan dapat

dimanfaatan untuk pencarian informasi. Pencarian tersebut bisa ditelusur

melalui katalog, bibliografi, indeks, abstrak, kamus. ensiklopedia, melalui

sistem jaringan, komputer, ataupun melalui media lain (brosur, almanak, peta,

atlas, globe, pamflet, buku pedoman, direktori, buku tahunan dll.)

Menurut Wilson dalam Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang

ditulis oleh Puli Luxman Pendit mengatakan bahwa perilaku pencarian

informasi merupakan perilaku di tingkat mikro, berupa perilaku mencari yang

ditunjukan seseorang ketika berinteraksi dengan sistem informasi. Perilaku ini

terdiri dari berbagai bentuk interaksi dengan sistem, baik di tingkat interaksi

dengan komputer (misalnya penggunaan mouse atau tindakan meng-klik

sebuah link), maupun di tingkat intelektual dan mental (misalnya penggunaan

strategi Boolean atau kepuasan memilih buku yang paling relevan di antara

sederetan buku di rak perpustakaan.43 Pencarian dan penggunaan informasi

terdiri dari suatu rangkaian aktivitas dan perilaku yang kompleks. Penggunaan

suatu layanan atau informasi dari perpustakaan hanyalah sebuah fragmen dari

keseluruhan proses kegiatan seseorang dalam suatu lingkungan pekerjaan

tertentu.44

Untuk memilih cara penelusuran terbaik yang digunakan, perlu diketahui

manfaat utama dari masing-masing cara. Segi manfaat ini dapat dilihat dari

beberapa hal, yaitu:45

a. Apakah informasi yang dibutuhkan segera diperoleh

43 Putu Laxman Pendit, Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi: Suatu Pengantar DiskusiEpistemologi dan Metodologi, (Jakarta: JIP-FSUI, 2013), h.29

44 Ibid., h.2845Jusni Djatin, op.cit, h.3

Page 54: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

40

b. Informasi yang diinginkan merupakan informasi terbaru

c. Cangkupan informasi yang dibutuhkan

d. Kegunaannya

e. Apakah sudah cukup melakukan penelusuran dengan salah satu cara saja

atau menggunakan kegitga cara tersebut diatas

f. Berapakah biaya jasa yang disediakan

2. Model Perilaku Pencarian Informasi

Model perilaku pencarian informasi banyak macamnya dan beragam yang

dilakukan oleh masyarakat, hal tersebut karena perlilaku pencarian informasi

terdapat perbedaan pola antara masyarakat satu dengan yang lainnya. Oleh

karena itu ilmu informasi telah menghasilkan beberpaa model dari perilaku

pencarian informasi yang telah diteliti oleh beberapa ilmuwan. Perilaku

pencarian informasi menurut Wilson dalam Yusuf adalah sebagai berikut: 46

a. Perilaku Informasi (informasi behavior) merupakan keseluhuran perilaku

manusia berkaitan dengan sumber dan saluran informasi, termasuk

perilaku pencarian dan penggunaan informasi baik secara aktif maupun

pasif.

b. Perilaku penemuan informasi (informasi seeking behavior) merupakan

upaya menemukan dengan tujuan tertentu sebagai akibat dari adanya

kebutuhan untuk memenuhi tujuan tertentu. Dalam upaya ini, seseorang

dapat saja berinteraksi dengan sistem informasi hastawi (misalnya, surat

kabar, majalah, perpustakaan), atau berbasis komputer.

46 Pawit M. Yusuf dan Priyo Subekti, Teori dan praktik Penelusuran Informasi, (Jakarta: Kencana,2010), h.10

Page 55: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

41

c. Perilaku pencarian informasi (Informasi searching behavior) merupakan

perilaku di tingkat mikro, berupa perilaku pencarian yang ditunjukan

seseorang ketika berinteraksi dengan sistem, baik di tingkat interaksi

dengan komputer, maupun di tingkat intelektual dan mental.

d. Perilaku penggunaan informasi (information user behavior), yakni terdiri

atas tindakan-tindakan fisik maupun mental yang dilakukan seseorang

menggabungkan informasi yang ditemukan dengan pengetahun dasar yang

telah dimilki sebelumnya.

Maka dapat disimpulkan perilaku pencarian informasi adalah suatu

tahapan, tindakan-tindakan yang dilakukan seseorang dalam, mencari

informasi memilih informasi, menyeleksi informasi, menetapkan informasi,

hingga pada akhirnya informasi tersebut dapat digunakan untuk memenuhi

kebutuhan informasinya. Selanjutnya Ellis, mengemukakan beberapa tahapan

perilaku pencarian informasi dalam gambar berikut:

Gambar 1. Model Perilaku Pencarian Informasi 47

Selanjutnya Ellis (dalam Yusuf 2007) menjelaskan model perilaku

pencarian informasi sebagai berikut: 48

a. Strating. Merupakan tahapan memulai dimana individu melakukan proses

kegiatan pencarian informasi. Terdapat aktivitas yang memicu kegiatan

47 Wilson, T.D. (1999) "Models in information behaviour research" Journal of Documentation,55(3) 249-270 http://informationr.net/tdw/publ/papers/1999JDoc.html, diakses tanggal 5 Maret 2015

48 Muhammad Yusuf Pawit dan Yaya Suhendar, .Pedoman Peyelenggaraan Perpustakaan Sekolah.(Jakarta: Kencana, 2007), h.105

Page 56: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

42

awal pencarian informasi, seperti individu melakukan pencarian

berdasarkan bidang yang diteliti, mencari literatur menggunakan katalog

atau fasilitas pencarian lainnya.

b. Chaining. Merupakan tahapan penghubungan, dimana individu mulai

menghubungkan informasi yang dicari dengan informasi yang didapatkan

dari satu sumber pencarian.

c. Browsing. Kegiatan merambah yaitu suatu kegiatan mencari informasi

dari satu sumber ke sumber lain sehingga secara tidak langsung ia mulai

melakukan strukturisasi informasi yang digunakan. Kegiatan ini dapat

dilakukan dengan mencari pada tema yang sama, mirip ataupun dapat

dicari melalui daftar pustaka pada suatu bacaan.

d. Diferentiating. Merupakan kegiataan menyaring, memilih informasi yang

telah didapatkan, sehingga individu dapat mengetahui perbedaan

informasi dari berbagai macam berita/jurnal yang dicarinya dan

memilihnya.

e. Monitoring. Merupakan kegiatan pengawasan, dimana individu

menyiapkan diri untuk mencari perkembangan informasi yang terbaru,

agar informasi yang dicarinya masih dalam informasi terkini.

f. Extracting. Merupakan kegiatan merangkum memeriksa kembali satu

sumber yang terpilih untuk mengambil informasi yang dianggap penting,

dalam tahapan ini kegiatan pencarian informasi dilakukan dengan lebih

sistematis melalui pengelompokkan bahan-bahan yang dicari.

g. Verifying. Tahapan verifikasi, yaitu kegiatan pengujian ketepatan apakah

informasi yang dicari tepat dengan informasi yang didapatkan.

Page 57: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

43

h. Ending. Tahap terakhir dari pencarian, dengan ini pencari informasi

mendapatkan dan memperoleh informasi yang dicari.

Teori model perilaku pencarian informasi lainnya dikemukakan oleh

Kuthlthlau, yang terbagi kedalam 6 tahap, yaitu:49

a. Initiation. Tahap permulaan merupakan tahapan dimana individu merasa

kurang pengetahuan. Ditandai dengan perasaan tidak yakin atau tidak

pasti, yang mengakibatkan dilakukannya upaya-upaya mengaitkan situasi

yang dihadapi dengan simpanan pengalaman yang dimilikinya dari masa

lampau yang berhubungan dengan informasi yang dicarinya. Maka dapat

menimbulkan kesadaran akan kebutuhan informasi.

b. Selection. Tahapan dimana individu mengidentifikasi dan memilih topik

yang akan diselidiki dan menetapkan fasilitas penelusuran sehingga pada

tahap ini individu siap untuk melakukan pencarian informasi.

c. Eksploration. Merupakan tahap eksplorasi atau tahap penjelajahan. Tahap

ini sering merupakan tahap yang paling sulit bagi pemakai dan perantara

(intermediary) atau petugas lembaga informasi. Hal ini disebabkan karena

ketidakmampuan pemakai untuk menyatakan dengan tepat mengenai

informasi yang dibutuhkannya.

d. Formulation. Pada tahap ini individu lebih memfokuskan pada tema yang

dicari sehingga pola pikir individu menjadi lebih jelas dan terpusat pada

masalah yang ditekuninya.

49 Carol Collier Kulthau, Inside the Searching process: Information Seeking from the User’sPerspective, Journal of the American Society and Information Science, 1991 Vol 42(5):362https://comminfo. rutgers.edu/~kuhlthau/docs/InsidetheSearchProcess.pdf (diakses tanggal 21 Februari 2015),h.366

Page 58: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

44

e. Collection. Merupakan tahapan mengumpulkan informasi yang terfokus

pada masalah yang dihadapainya, memilih informasi yang relevan,

membuat catatan terkait informasi yang didapat.

f. Presentation. Merupakan perasaan puas dan merasa jelas akan informasi

yang didapatkan. Dapat pula menimbulkan perasaan kecewa terhadap

hasil pencarian dan pemustaka dapat mengulang kembali proses pencarian

informasi. Pada tahapan ini menandakan proses pencarian telah selesai.

Individu dalam taham tahap ini telah berani dan merasa siap untuk

menyajikan pendapatnya berdasarkan informasi yang dicari melalui karya

tulis, diskusi atau yang lainnya.

Wilson menggabungkan kedua model perilaku pencarian informasi yang

dikemukakan oleh Ellis (1989) dan Kuhlthlau (1991) yang masing-masing

tahapannya terbagi dalam kegiatan mencari informasi.50 Tahapan pencarian

informasi dimulai dari ketidakpastian hingga menuju pemahaman. Model

tersebut dapat diuraikan pada gambar dibawah ini:

Gambar.2 Proses Tahapan Perilaku Pencarian Informasi Ellis dan Kuhltlau yang dikomparasikanoleh Wilson (1999)51

50 Putu Laxman Pendit, Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi : Suatu Pengantar DiskusiEpistemologi dan Metodologi, (Jakarta: JIP-FSUI, 2013), h.29

51 Wilson, T.D. (1999) "Models in information behaviour research" Journal of Documentation,55(3) 249-270 http://informationr.net/tdw/publ/papers/1999JDoc.html, diakses tanggal 5 Maret 2015

Page 59: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

45

Pada gambar tersebut dapat dijelaskan pada table berikut:

Tabel 3. Proses Tahapan Perilaku Pencarian Informasi yang dikemukakan olehWilson

Model pencarian informasi yang dikemukakan oleh Wilson merupakan

kombinasi antara model perilaku pencarian informasi Ellis dan proses

pencarian informasi Kuhltlau. Proses perilaku pencarian informasi dimulai

dari:

a. Initiation

Pada awalnya seseorang mengalami masalah yang tidak dapat diselesaikan

sendiri hal itu karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki sehingga

seseorang tidak dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pada

tahapan ini muncul kesadaran seseorang akan adanya kebutuhan informasi.

Presentation

Ending

Collection

1. Extracting 2. Verifying

Formulation

Differentating

Selection / Eksploration

1. Chaining 2. Browsing 3. Monitoring

Initiation

Starting

Page 60: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

46

1) Strarting

Dengan adanya perasaan akan kurangnya pengetahuan seseorang

memutuskan untuk memulai pencarian informasi. Pada tahapan inilah

dimulainya kegiatan pencarian informasi.

b. Selection/Eksploration

Seseorang akan merasa siap untuk melakukan pencarian dengan selektif,

siap untuk melakukan penelusuran dengan teliti. Pada tahap eksploration

seseorang akan merasakan penasaran yang mendaam sehingga akan

menimbulkan keiatan pencarian yang lebih mendalam. Pada tahapan ini

sering terjadi kesulitan karena terkadang seseorang yang mencari

informasi tidak mampu untuk menyatakan dengan tepat informasi yang

dibutuhkannya kepada petugas lembaga informasi.

1) Chaining

Individu mulai menghubungkan informasi yang dicari dengan

informasi yang didapatkan dari satu sumber pencarian.

2) Browsing

Kegiatan merambah yaitu suatu kegiatan mencari informasi dari satu

sumber ke sumber lain sehingga secara tidak langsung ia mulai

melakukan strukturisasi informasi yang digunakan. Kegiatan ini dapat

dilakukan dengan mencari pada tema yang sama, mirip ataupun dapat

dicari melalui daftar pustaka pada suatu bacaan. Dengan ini akan

mendapatkan beragam informasi.

Page 61: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

47

3) Monitoring

Merupakan kegiatan pengawasan, dimana seseorang mencari

perkembangan informasi yang terbaru, agar informasi yang dicarinya

masih dalam informasi terkini.

c. Formulation

Pada tahapan ini kepercayaan seseorang mulai meningkat, dengan

informasi yang dicari pola pikir seseorang menjadi lebih jelas dengan

memfokuskan pikiran pada pemecahan masalah yang dihadapi, munculnya

perasaan pasti.

1) Differentating

Kegiataan menyaring, memilih informasi yang telah didapatkan,

sehingga individu dapat mengetahui perbedaan dari informasi yang

telah didapatkannya.

d. Collection

Pada tahapan ini interaksi individu dan sumber informasi lebih efektif dan

efisien, mengumpulkan informasi yang terfokus pada masalah yang dicari.

1) Extracting

Merangkum, memeriksa kembali satu sumber yang terpilih untuk

mengambil informasi yang dianggap penting, mengelompokan bahan-

bahan yang dicari.

2) Verifying

Kegiatan pengujian ketepatan apakah informasi yang dicari tepat

dengan informasi yang didapatkan.

Page 62: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

48

e. Presentation

Pada tahapan ini pencarian telah selesai akan menimbulkan perasaan puas

akan hasil pencarian, merasa jelas akan informasi yang didapatkan,

informasi yang telah didapatkan dapat digunakan dan dipresentasikan.

1) Ending

Tahapan bahwa telah selesainya proses pencarian informasi, individu

mengakhiri pencariannya.

Dengan penjelasan diatas dapat dikatakan Kuhlthau menguraikan pola

pencarian informasi sifatnya berjenjang, dimulai dari sesuatu yang tidak jelas,

sampai pada tahap kejelasan dari informasi yang dicarinya. Dengan adanya

teori mengenai model perilaku pencarian informasi diatas dapat dijadikan

acuan bagi peneliti dalam mengkaji bagaimana perilaku pemustaka dalam

pencarian informasi. Dalam Jurnal The role and Activities of the IFLA

Libraries for the Blind Section yang ditulis oleh Helen Brazier bahwa:

“Libraries for the blind have to consider how best to deliver services toa remote and scattered client group; how assist them with the selection ofbook and information at a distance; and how to provide them with support andthe sense of community that sighted person would get from their publiclibrary. “52

Perpustakaan dengan pemustaka tunanetra harus mempertimbangkan

dan memberikan layanan yang terbaik terhadap pemustaka, membantu

pemustaka dalam pemilihan ataupun pencarian informasi, dan memberi

dukungan dengan rasa kebersaaaan dalam pencarian informasi.

52 Helen Brazier, The Role and Activities of the IFLA Libraries for the Blind Section, LibraryTrends 55, 2007, (4) (Spring): 864-878, http://search.proquest.com/docview/220451368?accountid=25704 (diakses tanggal February 21, 2015).h.866

Page 63: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

49

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu bertujuan untuk mengemukakan hubungan antara

penelitian-penelitian terdahulu yang memiliki topik serupa penelitian ini.

Penelitian pertama berjudul “Peran Pustakawan Sekolah Luar Biasa dalam

Menumbuhkan Kemampuan Literasi Informasi bagi Anak Tunanetra: Studi

Kasus Perpustakaan Sekolah Luar Biasa-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta53”

ditulis oleh Imas Fatonah, program studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pembatasan masalah pada skripsi

ini hanya membahas pada kemampuan literasi informasi siswa kelas 1,2,3 SMLB.

Dengan perumusan masalahnya adalah bagaimana peran perpustakaan SLB

dalam menumbuhkan kemampuan literasi informasi bagi anak tunanetra, sejauh

mana usaha anak tunanetra dalam menumbuhkan literasi informasi dan apasaja

program dari perpustakaan SLB untuk meningkatkan tunanetra dalam literasi

informasi. Tujuan dalam skripsi ini yaitu untuk mengetahui peran perpustakaan

SLB dalam menumbuhkan kemampuan literasi informasi bagi anak tunanetra,

mengetahui usaha-usaha siswa tunanetra dalam menumbuhkan literasi informasi,

mengetahui program dari perpustakaan SLB untuk meningkatkan kemampuan

siswa tunanetra dalam literasi informasi. Hasil penelitian dalam skripsi ini

menjelaskan bahwa upaya-upaya yang dilakukan SLB untuk meningkatkan

kemampuan literasi informasi bagi anak tunanetra masih belum optimal dilihat

masih kurangnya sarana dan prasarana yang memadai, keberadaan perpustakaan

di SLB sangat penting, dan semua guru, kepala sekolah, ataupun karyawan

sekolah mempunyai peranan yang cukup besar untuk membekali siwa dengan

kemampuan literasi informasi.

53 Imas Fatonah, Peran Pustakawan Sekolah Luar Biasa dalam Menumbuhkan KemampuanLiterasi Informasi bagi Anak Tunanetra: Studi Kasus Perpustakaan Sekolah Luar Biasa-A PembinaTingkat Nasional Jakarta, Skripsi S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakrta, 2010

Page 64: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

50

Penelitian kedua bersumber dari skripsi yang berjudul “Perilaku Pencarian

Informasi Pemakai pada Layanan Perpustakaan Tunanetra Yayasan Mitra Netra

Jakarta” yang disusun oleh Ricky Anshori program studi Ilmu Perpustakaan

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro tahun 2013.54 Penelitian ini

dilakukan di Perpustakaan Mitra Netra. Penelitian ini memfokuskan pada

perilaku pencarian informasi pemakai yang difokuskan tentang pemanfaatan

informasi yang didapat oleh pemakai di layanan Mitra Netra. Rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah bagaimana cara pencarian informasi yang digunakan

pemuska, jenis informasi apa yang dibutuhkan pemustaka, dan sumber informasi

apa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi. Penelitian tersebut

bertujuan untuk mengetahui cara pencarian informasi yang digunakan pemakai,

untuk mengetahui jenis informasi yang dibutuhkan oleh pemakai, dan untuk

mengetahui sumber informasi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan

informasi. Hasil dari penelitiannya ialah pencarian informasi yang dilakukan oleh

pemakai di Perpustakaan Yayasan Mitra Netra sangat dipengaruhi oleh petugas

dilayanan tersebut, jenis informasi yang sering diakses oleh pemakai di

Perpustakaan Yayasan Mitra Netra adalah koleksi elektronik yaitu Kaset dan CD

yang di akses melalui DTB (Digital Talking Book) daripada koleksi cetak yaitu

buku atau koleksi braille dan sumber informasi yang sering di gunakan oleh

pemakai dalam mencari informasi di Perpustakaan Yayasan Mitra Netra adalah

dengan menggunakan DTB (Digital Talking Book), namun ada yang

menggunakan katalog Braille.

Penelitian yang dilakukan peneliti tentunya terdapat perbedaan dengan

penelitian terhadulu. pada penelitian ini membahas mengenai perilaku pemustaka

54 Ricky Anshori, Perilaku Pencarian Informasi Pemakai pada Layanan Perpustakaan Tuna NetraYayasan Mitra Netra Jakarta, Skripsi S1 Universitas Diponegoro, 2013.

Page 65: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

51

berkebutuhan khusus dengan kekurangn indra penglihatan pada jenjang

pendidikan kelas 5,6 SDLB, kelas 7, 8, 9 SMPLB dan kelas 10, 11 SMALB.

Penelitian ini pun untuk mengetahui lebih dalam lagi terkait kebutuhan informasi

pemustaka, perilaku pencarian informasi yang dilakukan pemustaka, solusi yang

dilakukan pemustaka atas kendala yang dihadapi, dan bagaimana peranan

pustakawan untuk membantu pemustaka dalam pencarian informasi.

Page 66: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

52

Bab III

Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk

mengungkap suatu kebenaran secara ilmiah dalam melakukan penelitian. Dengan

adanya metode ini penelitian yang dilakukan memiliki cara-cara tersendiri untuk

menemukan fakta atau kebenaran yang ada di lapangan. Dengan adanya metode ini,

merupakan suatu pembeda antara suatu ilmu pengetahuan (science) dengan

pengetahuan biasa (knowledge).55 Hal-hal yang menjadi pembeda pertama dengan

adanya metode yang digunakan akan mendorong peneliti untuk bersikap terbuka

(transparan) terhadap peneliti lain, terbuka dalam hal objek penelitiannya,

pengumpulan data, sumber data, analisis data sampai pada akhirnya menetapkan

kesimpulan. Hal kedua dengan metode yang besifat transparan akan mendorong

peneliti lain untuk mengulangi ataupun menguji penelitian sebelumnya dalam derajat

akurasi dan konsistensi yang tinggi. Hal ketiga dengan adanya metode ini dapat

dijadikan pembatasan terhadap cakupan yang diteliti. Terakhir dengan adanya metode

peneliti dapat meranjang menejemen penelitiannya secara layak. Maka dapat

dikatakan metode penelitian sangat penting adanya, dengan adanya metode ini suatu

penelitian dapat terorganisir dengan baik, masalah-masalah yang akan diteliti dapat

terlaksana dan data yang diperoleh dari lapangan dapat diolah dengan baik sehingga

terciptalah suatu kesimpulan.

55 Prasetya Irawan Logika dan Prosedur Penelitian, Pengatar Teori dan Panduan PraktisPenelitian Sosial Bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula, Cet.1 (Jakarta: STIA-LAN, 1999), h.55

Page 67: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

53

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penulisan penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif.

Metode deskriptif yaitu metode penelitian yang digunakan untuk

mengumpukan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan

gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.56 Metode deskriptif

membuat penelitian ini dilakukan pengkajian lebih mendalam terhadap gejala

yang ada di lapangan. Penelitian deskriptif umumnya bertujuan

mendefinisiskan secara sistematis, faktual, dan akurat suatu populasi atau

daerah tertentut mengenai berbagai sifat atau faktor tertentu.57

2. Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan

kualitatif ini lebih bersifat pada mengidentifikasi penelitian secara spesifik dan

relevan dengan fokus yang sedang diteliti. Pendekatan kualitatif yang memberi

otonomi sebesar-besarnya kepada peneliti dalam mengembangkan proses-

proses mental yang terjadi antara peneliti dan objek penelitian.58 Penelitian ini

dilakukan dengan analisis mendalam mengenai objek yang akan diteliti.

Dengan menggunakan metode ini peneliti dapat mengkaji lebih dalam perihal

bagaimana perilaku pemustaka dalam pencarian informasi di perpustakaan.

B. Sumber Data

Data merupakan unsur penting dalam melakukan penelitian, dengan data

inilah penelitian dapat berjalan dengan baik. Data adalah segala sesuatu yang

56 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h.23457 Mohamad Nasir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), h.5458 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif. (Jakarta: Kencana, 2007), h.5

Page 68: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

54

sudah dicatat (recorded).59 Berawal dari data inilah yang nantinya diolah atau

dapat digunakan sebagai pendukung dalam suatu penelitian. Sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diambil peneliti tanpa perantara dari sumber

pelakunya.60 Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh dari

informan yang ditemui langsung di lokasi penelitian. Sumber data primer

didapatkan melalui wawancara dengan pustakawan dan pemustaka. Penulispun

melakukan observasi langsung untuk memperoleh data-data yang diperlukan

mengenai topik penelitian.

2. Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh dari sumber

yang sudah ada. Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung

dari sumbernya.61 Sumber data sekunder merupakan sumber data yang

diperoleh dari buku-buku atau literatur-literatur, dukumen dan artikel yang

berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.62

C. Informan Penelitian

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi

tentang situasi dan kondisi latar penelitian.63 Informan dalam penelitian ini

bertujuan untuk membantu memberi informasi terkait penelitian dan dapat

59 Prasetya Irawan, op.cit., h.8560 Ibid., h.8661 Ibid., h.8762 Koenjtraningrat, Metode Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

1991), h.25163 Moeleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h.

132

Page 69: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

55

memahami tentang objek yang akan diteliti sehingga dapat meberikan informasi.

Jumlah siswa SLB-A PTN Jakarta dari kelas 5 SDLB sampai 11 SMALB saat

penelitian berlangsung ialah sebaganyak 24 siswa dengan rincian 4 siswa kelas 5

SDLB, 4 siswa kelas 6 SDLB, 2 siswa kelas 7 SMPLB, 4 siswa kelas 8 SMPLB,

2 siswa kelas 9 SMPLB, 2 siswa kelas 10 SMALB, dan 6 siswa kelas 11

SMALB.

Informan dalam peneliatian kualitatif menggunakan teknik purposive

sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.64

Dengan teknik ini cara penentuan informan ditetapkan secara sengaja atas dasar

kriteria atau pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini, pemilihan informan

didasarkan kriteria dengan urutan sebagai berikut:

1. Pemustaka perpustakaan SLB-A PTN Jakarta.

2. Informan diambil berjumlah satu orang yang mewakili kelasnya.

3. Pemustaka yang mengunjungi perpustakaan minimal dua kali dalam seminggu

secara mandiri, atau informan yang paling sering ke perpustakaan.

4. Pemustaka yang melakukan pencarian koleksi di perpustakaan.

5. Pemustaka yang memanfaatkan koleksi perpustakaan.

Dengan keterangan tersebut penulis menetapkan informan ke dalam tiga

kelompok, yaitu:

1. Kepala Sekolah SLB-A PTN Jakarta

SLB-A PTN Jakarta didalamnya terdiri dari TKLB sampai SMALB. Kepala

sekolah dari SLB-A PTN Jakarta adalah Bapak Triyanto Murjoko, M.Pd.

Dalam hal ini kepala sekolah memiliki kewenangan dan mengetahui dengan

baik bagaimana keadaan sekolah, terutama perpustakaan sekolah. Dengan ini

64 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2012), h.96

Page 70: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

56

informan darisisi kepala sekolah bertuan untuk mengatahui perkembangan

perpustakaan, dan mengetahui sejauh mana siswa-siswi SLB-A dalam

mengunjungi dan memakai perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan

informasinya.

2. Kepala Perpustakaan SLB-A Pembina Tingkat Nasional

Bapak Dedi Supriadi, M.Pd ialah Kepala Perpustakaan SLB-A PTN yang

sekaligus sebagai guru pengajar. Penulis menetapkan sebagai informan karena

beliau mengetahui secara mendalam mengenai seluruh kegiatan pengelolaan

perpustakaan. Beliau menangani secara langsung pemustaka dalam pencarian

informasi, sehingga mengetahui perihal proses dan pelayanan yang diberikan

dalam membantu pemustaka untuk memenuhi kebutuhan informasinya.

3. Pemustaka Perpustakaan SLB-A Pembina Tingkat Nasional

Pemustaka dijadikan sebagai informan untuk mengetahui sejauh mana

kebutuhan informasi mereka, dan mengetahui bagaimana cara pemustaka

dalam memenuhi kebutuhan informasinya. Peneliti pun dapat mengetahui

bagaimana proses pencarian informasi yang dilakukan pemustaka untuk

memenuhi kebutuhan informasinya. Darisisi pemustaka, penulis mengambil 7

informan. Informan tersebut terdiri dari satu siswa kelas 5 dan 6 SDLB,

masing-masing satu orang siswa kelas 1, 2, dan 3 siswa SMPLB, dan masing-

masing satu orang siswa kelas 1, dan 2 siswa SMALB. Penetapan informan

pada tiap jenjang pendidikan dari SDLB sampai SMALB dimaksudkan untuk

mengetahui lebih dalam perilaku mereka dalam pencarian informasi di

Perpustakaan SLB-A PTN. Tidak adanya informan kelas 3 SMALB

dikarenakan pada saat penelitian berlangsung SLB-A PTN tidak memeiliki

siswa pada tingkat pendidikan kelas 3 SMALB.

Page 71: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

57

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan beberapa langkah-langkah yang

dilakukan dalam memperoleh data penelitian. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah:

1. Observasi

Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk

menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.65 Sebelum

melakukan penelitian, penulis melakukan observasi langsung ke lokasi

penelitian dan pada objek penelitian. Dengan observasi ini, merupakan salah

satu cara untuk mendapatkan data-data yang sesuai dan akurat sesuai dengan

topik yang diteliti.

2. Wawancara

Merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan

cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan

atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman

wawancara.66 Penulis akan melakukan wawancara secara mendalam dengan

Kepala Sekolah, Kepala Perpustakaan dan 7 orang pemustaka, guna

memperoleh data yang relevan dengan topik yang akan diteliti.

3. Dokumentasi

Merupakan bentuk pengumpulan data yang dapat diambil dari dokumen-

dokumen, buku, kunjungan, foto yang penulis ambil sendiri pada saat

penelitian di lapangan. Bentuk yang akan didokumentasikan berupa elektronik

yag disimpan di flashdisk dan tercetak berupa printout.

65 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2007), h.11566 Ibid. h.108

Page 72: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

58

4. Kajian Kepustakaan

Kajian kepustakaan atau penelusuran pustaka terutama dimaksudkan sebagai

langkah awal untuk menyiapkan kerangka penelitian (research design)

dan/atau proposal guna memperoleh informasi penelitian sejenis,

memperdalam kajian teoritis atau mempertajam metodologi.67 Kajian pustaka

ini merupakan sumber informasi yang bersumber dari buku, kamus, jurnal,

majalah, artikel, thesis, skripsi baik dalam bentuk tercetak ataupun online.

Kajian pustaka digunakan untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam

tentang konsep-konsep yang akan dikaji dan sebagai landasan teori untuk

memperkuat analisis data dalam penelitian. Informasi dalam kajian

kepustakaan ini terkait dengan tema penelitian yaitu perihal perpustakaan

sekolah SLB-A, perilaku pencarian informasi, pemustaka berkebutuhan

khusus, tunanetra dan pelayanan perpustakaan tunanetra.

E. Teknik Analisis Data

Setelah data diperoleh maka langkah selanjutnya ialah mengolah data yang

telah didapat. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap data yang telah didapat.

Dalam penelitian ini penulis mengolah data melalui beberapa tahap, yaitu:

1. Reduksi Data

Data yag diperoleh melalui observasi, wawancara, kajian kepustakaan dan

pendokumentasian dicatat dan dikelompokkan. Data yang diambil melalui

observasi dan dokumentasi dikelompokan sehingga dapat diketahui data mana

yang relevan atau tidak dengan kajian yang diteliti. Data yang diambil melalui

67 Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indoensia, 2008), h.1

Page 73: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

59

wawancara pun dikelompokan, sehingga akan terlihat perbedaan atau

kesamaan jawaban dari informan yang diwawancara.

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi penulis akan melakukan penyajian data. Data ini akan

disajikan dalam bentuk teks bersifat naratif. Penulis akan menerangkan atau

menceritakan hasil penelitian dengan bentuk penjabaran kata-kata.

3. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan adalah suatu penyataan umum dan logis yang ditarik dari

beberapa kasus, dan menunjukan pola yang menggambarkan ciri-ciri kasus

tersebut.68 Data yang telah disajikan kemudian diambil kesimpulan dan

dijabarkan dalam bentuk naratif. Kesimpulan ini merupakan jawaban atas

rumusan masalah dari penelitian.

F. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian bertujuan untuk dilakukannya penelitian secara

sistematis dari satu tahap ke tahap selanjutnya, berikut jadwal yang dilakukan

dalam penelitian ini:

68 Prasetya Irawan, op.cit., h.106

No. Jenis KegiatanTahun 2015

Januari Februari Maret April Mei Juni

1. Penyerahan Proposal

Skripsi dan Dosen

Pembimbing

2. Pelaksanaan

Page 74: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

60

Bimbingan Skrispi

3. Pengumpulan

Literatur Mengenai

Skripsi

4. Melakukan

Wawancara dengan

Informan

5. Analisis Data

6. Penyerahan Laporan

Skripsi

7. Sidang Skripsi

Page 75: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Perpustakaan SLB-A Pembina Tingkat Nasional

1. Sejarah SLB-A Pembina Tingkat Nasional

SLB-A Pembina Tingkat Nasional (SLB-A PTN) didirikan tahun 1981

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

No:0413/0/1981 bahwa didirikan Sekolah Luar Biasa Bagian A (Tunanetra)

Pembina Tingkat Nasional di Jakarta. Peresmian didirikannya SLB-A PTN ini

diselenggarakan pada puncak acara kegiatan Tahun Internasional Penyandang

Cacat, pada tanggal 9 Desember 1981 oleh Presiden Soeharto.

SLB-A PTN berlokasi di Jalan Pertanian Raya Lebak Bulus, Jakarta

Selatan, Kode Pos 122440. Sekolah ini didirikan di atas lahan seluas 4,5 hektar

yang diberikan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sub Direktorat

Pendidikan Luar Biasa. Latar belakang didirikannya lembaga pendidikan ini

sebagai perwujudan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan bagi anak

penderita kekurangan dalam penglihatan. Dengan luasnya tanah yang diberikan

pada pembangunan sekolah ini semata-mata diperuntukan untuk membangun

fasilitas-fasilitas guna mendukung sarana pendidikan belajar dan mengajar bagi

siswa-siswi sekolah luar biasa. Jenjang pendidikan yang terdapat pada SLB-A

PTN ini mulai dari Taman Kanak-kanak Luar Biasa (TKLB), Sekolah Dasar

Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), sampai

Sekolah Menengah Akhir Luar Biasa (SMALB).

Page 76: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

62

SLB-A PTN ini menyelesaikan pembangunannya pada kurun waktu dua

tahun, sehingga pada tahun 1983 barulah diangkat kepala sekolah beserta guru-

guru untuk memberikan pengajaran di sekolah tersebut. Pada awal

pembangunannya terdapat gedung sekolah, wisma, asrama, perumahan guru dan

karyawan, gedung orientasi dan mobilitas, perpustakaan, tempat ibadah, sarana

olehraga, sarana bermain, pusat penelitian dan unit percetakan braille. Sebagai

sekolah yang menaungi siswa-siswi tunanetra SLB-A PTN melakukan

kerjasama dengan SLB Negeri Bagian A Jakarta yang berlokasi di Fatmawati.

Melalui kerjasama itulah sebagai sekolah yang baru berdiri SLB-A PTN

mendapat murid dari SLB Negeri Bagian A Jakarta. Empat tahun kemudian

tepatnya pada tanggal 20 Juni 1987 berdasarkan SK Mendikbud

No.0358/M/1982 gedung SLB Negeri Bagian A di Jalan Fatmawati resmi

dihapus dan tanah dikembalikan pada Departemen Sosial. Pada tangaal 1 Juli

1987 berdasarkan SK Mendikbud No.034/0/1987 terjadi pemindahan kegiatan

belajar mengajar SLB Negeri Bagian A Jakarta ke SLB-A PTN.

SLB-A PTN pun terus mengalami perkembangan, pada kurun waktu 9

tahun tepatnya pada tahun 1992 sekolah merintis pembentukan SLB-B dan SLB-

C yang letaknya pada bagian selatan gedung SLB-A PTN. SLB-B merupakan

sekolah khusus untuk murid tunarungu, yaitu seseorang yang mengalami

kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian atau

seluruhnya yang diakibatkan tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat

pendengaran. Sedangkan SLB-C merupakan sekolah khusus bagi murid yang

Page 77: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

63

mengidap tunagrahita, yaitu seseorang yang mempunyai kemampuan intelektual

di bawah rata-rata atau kelainan mental dan tingkah laku.

Maka dapat dikatakan SLB-A PTN adalah lembaga pendidikan formal

yang melayani pendidikan bagi peserta didik tunanetra. Peserta didik tunanetra

adalah anak yang mengalami hambatan penglihatan baik secara total (buta/blind)

maupun lemah penglihatan (low vision). Selain sebagai lembaga pendidikan

bagi tunanetra, SLB-A PTN juga turut berperan aktif dalam mendukung

education for all serta sebagai pusat sumber pendidikan inklusif.

Education for all merupakan bentuk kepedulian yang muncul pada

Konferensi Dunia di Thailand tentang pendidikan pada tahun 1990 dalam upaya

untuk memenuhi kebutuhan pendidikan bagi siapa saja tanpa mengenal latar

belakang keluarga, ataupun kekurangan fisik yang dimiliki. SLB-A PTN dengan

ini turut berpartisipasi dalam education for all, bahwa siapa saja bisa

memperoleh pendidikan termasuk seseorang yang mengalami kekurangan atau

tidak berfungsinya indera penglihatan.

Pendidikan inklusif adalah pendidikan yang menyertakan semua anak

secara bersama-sama dalam suatu proses pembelajaran dengan layanan

pendidikan yang layak dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik tanpa

membeda-bedakan latar suku, kondisi sosial, kemampuan ekonomi, politik,

keluarga, bahasa, geografis, tempat tinggal, jenis kelamin, agama dan perbedaan

fisik atau mental. Melalui pendidikan inklusif ini anak berkebutuhan khusus

memiliki kesempatan untuk menjalani pendidikan bersama dengan anak

(normal) lainnya, dengan adanya pendidikan ini anak berkebutuhan khusus dapat

Page 78: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

64

mengeksplorasi, mengoptimalkan, dan membuktikan kemampuannya. Untuk

tercapainya pelaksanaan pendidikan inklusif dengan baik, dibutuhkan sebuah

lembaga yang dapat menjadi fasilitator antara sekolah inklusi dengan siswa yang

memiliki kebutuhan khusus dan sekolah regular. Maka dapat terwujud pelayanan

pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan siswa ditinjau dari kondisi dan

kemampuan siswa sehingga dapat terlaksana dengan baik. SLB-A PTN

merupakan pusat sumber dalam pendidikan inklusif karenanya sekolah pun

memiliki kewenangan dalam menghimpun pemikiran dan konsep serta inovasi

tentang pendidikan luar biasa dengan tujuan untuk meningkatkan mutu

pendidikan. SLB-A PTN memiliki peran sebagai suatu lembaga yang dapat

memberikan bantuan baik berupa tenaga ataupun berupa layanan bagi siswa

berkebutuhan khusus baik yang bersekolah di SLB maupun di sekolah reguler.

Sebagai pusat sumber pendidikan inklusif SLB-A PTN pun memberikan layanan

konsultasi bagi guru SLB, guru sekolah reguler, siswa di sekolah reguler, orang

tua dan masyarakat.

Pada tahun 2000 SLB-A PTN yang awalnya dikelola oleh pemerintah

pusat Republik Indonesia kini dengan adanya otonomi daerah terjadi peralihan

kewenangan,. Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, Otonomi dearah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom

untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan

masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.69 Penerapan

otonomi daerah ini dimulai pada tahun 1999 degan tiga tujuan utama dalam

69 Undang-Undang Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 TentangPemerintahan Daerah

Page 79: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

65

bidang politik, administratif dan ekonomi. Hal yang ingin diwujudkan melalui

tujuan politik dalam pelaksanaan otonomi daerah diantaranya adalah upaya

untuk mewujudkan demokratisasi politik melalui partai politik dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah. Perwujudan tujuan administratif yang ingin dicapai

melalui pelaksanaan otonomi daerah adalah adanya pembagian urusan

pemerintahan antara pusat dan daerah, termasuk sumber keuangan, serta

pembaharuan manajemen birokrasi pemerintahan di daerah. Sedangkan tujuan

ekonomi yang ingin dicapai dalam pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia

adalah terwujudnya peningkatan indeks pembangunan manusia sebagai indikator

peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Namun seiring

berkembangnya zaman tujuan otonomi daerah mulai menyebar ke berbagai

aspek, salah satunya ialah pendidikan. Dengan adanya otonomi darah hal itu

menjadikan SLB-A PTN yang pada awalnya dikelola oleh pemerintah pusat

Republik Indonesia menjadi dikekola oleh pemerintah daerah DKI Jakarta. Hal

tersebut diiringi dengan bertambahnya SLB-A PTN di daerah lain, seperti

Surabaya, Medan dan daerah lainnya. Dampak dari peralihan kewenangan

tersebut terjadi beberapa penurunan yang dirasakan oleh sekolah. Penurunan

tersebut terjadi pada kurangnya pengembangan fasilitas, adanya keputusan

bahwa sudah tidak diperbolehkan menempati asrama untuk para murid dan

wisma untuk para guru.

Untuk lebih mengetahui dan melihat bagaimana perkembangan SLB-A

PTN sampai saat ini sekolah memberikan kemudahan bagi siapasaja untuk dapat

langsung mengakses ke alamat website sekolah pada www.slba-jakarta.com.

Page 80: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

66

2. Tugas dan Fungsi SLB-A Pembina Tingkat Nasional

Berdasarkan SK Kemendikbud N0.0413/0/1981 tugas dan fungsi SLB-A PTN

adalah:

a. Melakukan percontohan pendidikan tingkat persiapan, dasar, lanjutan,

dan menengah sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

b. Mengadakan pemeriksaan psikologis, medis dan sosiologis.

c. Melakukan kajian di bidang proses belajar mengajar di SLB dan

penerapannya.

d. Mengadakan latihan dan penyegaran bagi guru dan tenaga kependidikan

lainnya serta penyelenggaraan pendidikan luar biasa.

e. Melakukan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa dan masyarakat.

f. Membina hubungan kerjasama dengan orangtua siswa dan masyarakat.

g. Melakukan publikasi yang menyangkut pendidikan luar biasa sesuai

dengan kelainannya.

h. Melakukan urusan tata usaha rumah tangga sekolah.

3. Sejarah Berdirinya Perpustakaan SLB-A Pembina Tingkat Nasional

Berdirinya perpustakaan ini bertepatan dengan diresmikannya SLB-A PTN

yaitu pada tanggal 9 Desember 1981 oleh Presiden Soeharto. Berdirinya

perpustakaan ini merupakan salah satu bangunan yang diutamakan

pembangunannya yang bertujuan untuk menunjang kegiatan aktivitas belajar

mengajar. Luas bangunan perpustakaan ini ialah 172 m2 yang terbagi dalam lima

lokal ruang sesuai peruntukannya.

Page 81: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

67

Sesuai dengan sekolahnya perpustakaan ini dibangun dengan

mengedepankan koleksi yang sesuai bagi tunanetra dan dapat dijangkau oleh

penderita tunanetra. Dibangunnya Perpustakaan SLB-A PTN memperhatikan

akses menuju ke perpustakaan dan akses dalam pencarian koleksi perpustakaan

sendiri. Sesuai dengan berdirinya SLB-A pada awalnya belum memiliki murid

ataupun pegawai yang memadai. Maka untuk tahap permulaanya pihak sekolah

bekerjasama dengan pihak swasta yang bernama Dian Netra untuk membangun

perpustakaan agar bisa dipergunakan dan dapat menambah jenis koleksi braille.

Dian Netra merupakan kelompok sukarelawan penyalin huruf biasa dari sebuah

buku yang nantinya akan berubah menjadi huruf braille. Dengan adanya Dian

Netra mereka sangat membantu dalam memproduksi, pengetikan huruf braille,

sehingga koleksi buku huruf braille dapat bertambah.

Dalam perkembangannya Perpustakaan SLB-A PTN mengalami

pergantian kepala perpustakaan. Kepala perpustakaan pertama dikepalai oleh Ibu

Woeryati, BA pada tahun 1983 sampai 1989. Pada masa pemimpinannya

perpustakaan SLB-A PTN baru berdiri. Perpustakaan SLB-A PTN melakukan

kerjasama dengan Perpustakaan SLB-A Negeri Jakarta, beliau pun mengadakan

kerjasama dengan Dian Netra. Pada awal pemerintahannya tugas pengelola

perpustakaan bukan hanya memberikan layanan peminjaman buku, tetapi juga

bertugas utuk memproduksi buku braille. Staf perpustakaan pada waktu itu

adalah Bapak Dedi Supriadi, Bapak Suyitni dan Bapak Gumbreg. Bapak Dedi

yang bertugas sebagai staf perpustakaan pada saat itu pun bertugas sebagi guru.

Page 82: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

68

Perkembangan perpustakaan cukup berkembang hingga akhirnya Ibu Woeyati

memutuskan untuk berpindah ke Yogyakarta.

Selanjutnya perpustakaan dipimpin oleh Bapak Maryono (1989-1996)

dengan dibantu dengan staf yang sama. Tidak banyak perkembangan yang

terjadi pada masa kepemimpinannya. Periode ketiga dipimpin oleh Bapak Dedi

Supriadi (1996-2001). Dengan memegang teguh prinsipnya bahwa SLB-A PTN

sebagai model pembelajaran untuk tunanetra, maka beliau ingin memberikan

model perpustakaan yang bagus untuk tunanetra yang bertaraf nasional.

Keinginan Pak Dedi dengan izin dari Kepala Sekolah, perpustakaan yang semula

berada di satu gedung utama sekolah berpindah ke gedung khusus yang secara

terpisah diperuntukan untuk perpustakaan. Pada masa kepemimpinan Pak Dedi,

penataan dan pelayanan bagi para siswa berkebutuhan khusus berkembang

dengan baik. Pada tahun 2001 terjadi pergantian kepala sekolah karena telah

purnabakti sehingga untuk sementara Bapak Dedi Supriadi ditugaskan sebagai

PLH (Pelaksana Harian) Kelapa SLB-A PTN.

Dengan diangkatnya Bapak Dedi sebagai PLH Kepala Sekolah

menjadikan kepemimpinan perpustakaan berganti kembali. Kepala Perpustakaan

dipimpin oleh Ibu Yuyu, S.Pd dan Ibu Sri Sunarni (2001-2002). Pada masa ini

perpustakaan mengalami banyak penambahan koleksi dan mendapat banyak

bantuan alat untuk mencetak huruf braille.

Pada tahun 2002 Kepala Sekolah PLH SLB-A PTN resmi diganti oleh

Dra. Kartini, M.Phil sebagai Kepala Sekolah tetap SLB-A PTN. Maka

kepemimpnan perpustakaan kembali dipimpin oleh Bapak Dedi Supriadi (2002-

Page 83: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

69

2003). Hanya satu tahun menjabat, Bapak Dedi mendapatkan beasiswa untuk

melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Selanjutnya perpustakaan dikepalai oleh Bapak Hartono Widodo, S.Pd

(2003-2005). Dua tahun kemudian setelah menyelesaikan pendidikan,

pegelolaaan perpustakaan diserahkan kembali kepada Bapak Dedi Supriadi

(2005-sekarang). Sekembalinya Bapak Dedi peningkatan kualitas perpustakaan

terus dilakukan, misalnya dengan meningkatkan penataan buku sehingga

memudahkan siswa dalam pencarian.

Tahun 2007 perpustakaan Braille SLB-A PTN mendapatkan nilai “Sangat

Baik” berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh Tim Madan Akreditasi

Nasioal, terkait fasilitas pendukung pembelajaran. Penghargaan tersebut dinilai

berdasarkan pengelolaan, fasilitas koleksi, dan pengadministrasiannya.

Pada tahun 2009 dengan bergantinya kepala sekolah, ruang perpustakaan

dipindahkan ke gedung utama sekolah yang letaknya satu lingkungan dengan

kelas para siswa-siswi. Ruangan yang ditempati perpustakaan sekarang luasnya

92 m2. Ruangan perpustakaan yang baru ini tidak seluas dengan ruangan yang

sebelumnya, hal tersebut menyebabkan tidak semua koleksi ataupun fasilitas

bisa dipindahkan ke ruangan baru. Perpustakaan mengalami penurunan baik

dalam hal peminjaman, pengadministrasian, pengklasifikasian, penempatan

buku. Penurunan ini pun karena sudah sedikitnya pegawai perpustakaan, dan

sibuknya pegawai perpustakaan yang merangkap pula sebagai guru.

Namun dengan keterbatasan ruangan, perpustakaan tetap ingin menyajikan

informasi kepada pemustakanya. Dengan menyajikan informasi tersebut

Page 84: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

70

terwujudlah fungsi perpustakaan sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar.

Dengan adanya perpustakaan dapat menjadi fasilitas untuk membaca dengan

leluasa bagi anak berkebutuhan khusus tunanetra. Karena dapat diketahui

jarangnya buku braille yang dijual di pasaran faktor lainnya lagi ialah mahalnya

harga buku tersebut.

4. Visi dan Misi Perpustakaan

Visi dan misi perpustakaan mengikuti visi dan misi pada sekolah, karena

perpustakaan merupakan lembaga yang berada dalam satu unit dibawah lembaga

sekolah.

Visi

“Terwujudnya Peserta Didik yang Berprestasi dan Berakhlak Mulia”

Misi

1. Mewujudkan pembelajaran akademik yang mengacu pada standar nasional

pendidikan

2. Mewujudkan pembelajaran non akademik yang sesuai dengan bakat dan minat

peserta didik

3. Mewujudkan budaya beribadah

4. Mewujudkan berbudaya sopan

5. Personalia

Dalam perpustakaan SLB-A Pembina Tingkat Nasional memiliki tiga

pustakawan yang menangani pengelolaan perpustakaan. Ketiga pustakawan

tersebut yaitu:

Page 85: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

71

No. Nama Jabatan Pendidikan Terakhir

1. Dedi Supriadi, M.Pd Kepala Perpustakaan S2 Pendidikan Sekolah Dasar

2. Keriadi, S.Pd Unit Pelayanan Teknis S1 Pendidikan Sekolah Dasar

3. Emiy Sugiarti, S.Pd Unit Pelayanan Pembaca S1 Pendidikan SekolahDasar

Tabel 4. Daftar Pustakawan Perpustakaan SLB-A PTN

6. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Perpustakaan SLB-A PTN Jakarta adalah sebagai berikut:

Dari Struktur diatas dapat dijelaskan tugas pada tiap unit yaitu:

Tugas unit pelayanan teknis:

a. Pengadaan bahan pustaka

b. Inventarisasi bahan pustaka

c. Klasifikasi

Pembina PerpustakaanKepala Sekolah SLB-A

Drs. TRIYANTO MURJOKO, M.Pd

Kepala Perpustakaan

Drs. DEDI SUPRIADI, M.Pd

Unit PelayananTeknis

Keriadi, S.Pd

Unit PelayananPembaca

Emiy Sugiarti, S.Pd

Page 86: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

72

d. Katalogisasi

e. Membuat perlengkapan buku

f. Menyusun buku-buku

Tugas unit pelayanan pembaca:

a. Melayani peminjaman buku

b. Melayani pengembalian buku

c. Bimbingan membaca

d. Pembinaan minat baca

e. Layanan informasi

7. Layanan Perpustakaan

Perpustakaan SLB-A PTN memiliki tugas untuk menyajikan informasi

yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi siswa-siswi, dengan

adanya perpustakaan dapat menunjang proses belajar mengajar. Jam buka

perpustakaan SLB-A PTN yaitu pada: Senin – Kamis jam 07.00-15.00.

Pada hari jumat perpustakaan tidak membuka layanan karena pada hari

jumat perpustakaan memfokuskan diri untuk kegiatan internal perpustakaan,

seperti menata ulang buku, pengolahan bahan pustaka. Terlebih pada hari jumat

jam berlajar siswa sedikit sehingga tidak adanya waktu bermain dan lebih

banyak siswa yang memutuskan untuk cepat kembali ke rumah. Perpustakaan ini

menggunakan layanan terbuka, jadi siswa dapat langsung mencari sendiri dan

menemukan buku apa yang dicari. Hal ini dapat menjadi tantangan yang dialami

oleh siswa siswa dengan kekurangan indera penglihatan. Dalam peminjamannya

koleksi perpustakaan bisa dipinjam sampai 6 bulan atau satu semester khusus

untuk buku paket yang digunan dalam satu tahun sekolah.

Page 87: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

73

8. Fasilitas Perpustakaan

Fasilitas perpustakaan diperlukan untuk menunjang kegiatan yang

dilakukan perpustakaan. Karena memiliki pemustaka yang membutuhkan

penanganan khusus, fasilitas perpustakaan pun harus menunjang dalam tata letak

pada ruangan perpustakaan. Walaupun berada dalam ruangan dengan luas 92 m2,

penempatan rak dan fasilitas lainnya pun diatur sedemikian rupa untuk terlihat

rapi sekaligus memudahkan siswa berkebutuhan khusus saat berada di

perpustakaan. Perpustakaan SLB-A PTN memfokuskan pengembangan dan

pengadaan pada koleksi buku ajar, mengingat perpustakaan berada di bawah

lembaga pendidikan dan pengguna informasi perpustakaan ialah siswa, guru

serta karyawan SLB-A PTN. Walaupun ruangan perpustakaan tidak seluas yang

dahulu, sekarang fasilitas yang ada di perpustakaan yaitu: ruang pustakawan,

meja tamu, rak buku, meja baca, mesin tik braille, tape recorder.

Koleksi yang ada di Perpustakaan SLB-A PTN ialah:

a) Buku Awas

Merupakan buku yang diperuntukan bagi seseorang yang memiliki

penglihatan secara normal. Buku ini layaknya dengan buku yang bisa

dibaca dengan mata yang dapat melihat dengan jelas. Buku inipun dapat

digunakan bagi low vision, namun dengan jarang baca yang dekat. Adanya

buku awas di perpustakaan karena guru ataupun siswa penderita low vision

dapat mempergunakannya. Para guru bisa menggunakannya untuk

mengembangkan sistem belajar yang baik untuk tunanetra. Untuk jenis

buku awas ini terdapat buku petunjuk belajar untuk tunanetra, novel, buku

Page 88: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

74

cerita, buku pedoman kurikulum belajar, ensiklopedia, laporan penelitian,

buku pelajaran.

b) Buku Braille

Merupakan buku yang penulisannya menggunakan huruf barille,

diperuntukan untuk siswa yang mengalami gangguan penglihatan baik

tunanetra ataupun low vision. Buku dengan penulisan huruf braille

memiliki ukuran yang besar dan tebal, hal itu dikarenakan jika

dibandingkan dengan buku ukuran biasa satu halaman buku awas bisa

memuat 4 halaman buku braille. Buku barille yang ada di perpustakaan

mencangkup buku pelajaran, buku cerita, Al-Qur’an dan Juz ‘Ama

c) Peta Taktual

Merupakan peta yang diperuntukan bagi tunanetra, peta ini memiliki kontur

atau memiliki bagian yang timbul sehingga bagian yang timbul tersebut

dapat menginformasikan letak atau suatu daerah.

d) Atlas Taktual

Sama halnya dengan peta, atlas berisi kumpulan dari peta yang dibukukan

menjadi satu. Atlas inipun terdapat bagaian timbul yang dapat diraba oleh

penderita tunanetra untuk menunjukan suatu pulau atau daerah.

e) CD

Merupakan jenis koleksi multimedia yang dimiliki perpustakaan. Berbagai

macam isi dari CD yang dikoleksi, diantaranya ialah berisi mengenai cerita

dongeng, kurikulum, lagu kebangsaan. Dengan adanya CD ini murid

tunanetra dapat menggunakannya dengan mendengarkan cerita.

Page 89: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

75

f) Kaset

Merupakan pita magnetik yang dapat menyimpan suara. Koleksi kaset pada

perpustakaan berisi cerita atau dongeng yang dapat didengarkan oleh siswa

tunanetra.

B. Hasil Penelitian

Pada point ini penulis akan memaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan di

Perpustakaan SLB-A PTN. Penulis melihat dan mengamati perilaku siswa SLB-A

PTN dalam melakukan pencarian informasi. Selain itu penulis pun melakukan

wawancara kepada pustakawan, kepala sekolah dan siswa SLB-A PTN, siswa-siswi

tersebut ialah:

No. Nama Kelas Inisial

1. Angga V SDLB Ang

2. Tiara VI SDLB Tia

3. David Septiadi VII SMPLB Dav

4. Rian Faturahmadiah Subrik VIII SMPLB Rin

5. Yogi IX SMPLB Ygi

6. Ahmad Hilmi ‘Almusawah X SMALB Hil

7. Monica Febrianti XI SMALB Mon

Tabel 5. Informan Penelitian

Dilakukan wawancara bermula dari kelas 5 SDLB dikarenakan pada tahapan ini

siswa sudah merasa siap untuk melakukan pencarian informasi untuk memenuhi

kebutuhan informasinya. Pada tahapan inipun siswa sudah lebih mandiri untuk

melakukan pencarian sendiri. Tidak adanya informan pada kelas 12 SMALB

Page 90: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

76

dikarenakan pada saat penelitian berlangsung dan pada saat tahun ajaran berlangsung

tidak adanya murid yang bersekolah pada jenjang pendidikan tersebut.

Tahapan yang dilakukan penulis pertama ialah melakukan observasi atau

pengamatan lapangan, hal ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan apa saja yang

terjadi di perpustakaan sehari-harinya. Observasi ini dilakukan dua tahap. Pada

observasi tahap pertama dilalukan saat penulis meminta izin untuk melakukan

penelitian, observasi ini berlangsung selama dua hari pada hari Jumat tanggal 6

Februari 2015 dan Senin tanggal 9 Februari 2015. Observasi kedua dilakukan selama

empat hari pada hari Selasa tanggal 24 Februari 2015 sampai dengan Jumat 27

Februari 2015. Observasi dilakukan dengan melihat keadaan perpustakaan dari

semua sisi, mulai dari ruangan perpustakaan, tata letak, koleksi, sampai pada aktifitas

sehari-hari yang dilakukan pemustaka perpustakaan. Dengan melihat perpustakaan

secara keselurahan penulis dapat mengamati, menilai, selanjutnya dapat memaparkan

apa yang terjadi di perpustakaan.

Kondisi perpustakaan jika dilihat dari pengaturan rak sudah tersusun rapi, rak-

rak ditempatkan dengan teratur untuk memudahkan aksesbilitas siswa dalam

pencarian buku. Jika dilihat dari isi rak, tiap bagian memuat buku-buku yang

dibedakan berdasakan mata pelajaran, namun jika dilihat lebih dalam pengaturan

buku kurang tertata. Misalnya saja tercampurnya buku IPA SMPLB dengan buku

IPS SMALB. Untuk buku awas pengklasifikasinnya pun belum tertata sebagaimana

mestinya. Masih adanya tupukan-tumpukan buku pada buku awas, faktor

penyebabnya ialah pengklasifikasian buku yang masih umum. Pengkategorian

tersebut hanya dibedakan berdasarkan penggunannya, antara diperuntukan untuk

Page 91: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

77

guru sebagai pengembangan cara berlajar mengajar dan diperuntukan untuk siswa.

Faktor lainnya yang menyebabkan adanya tumpukan buku dikarenakan berpindahnya

ruangan yang awalnya memiliki lahan seluas 170 m2 ke ruangan yang hanya

berluaskan 92 m2. Dengan adanya kebijakan tersebut menyebabkan tidak semua

koleksi dapat dipindahkan, sistem yang sudah berjalan dengan baik harus dibangun

kembali dengan kondisi perpustakaan yang berbeda dari segi tempat maupun koleksi

yang semakin terbatas. Namun dengan berpindahnya perpustakaan tidak menjadikan

alasan untuk mundur, dengan ini pustakawan pun tetap memberikan pelayanan yang

terbaik.

Pada hasil penelitian ini penulisakan menganalisis data yang telah didapat,

selanjutnya melakukan reduksi data, penyajian data sehingga dapat menarik suatu

kesumpulan dari apa yang telah diteliti. Penulis akan memaparkan, menganalisis,

menyajikan apa yang diteliti dan akan disajikan dalam point ini. Hal tersebut

bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kebutuhan informasi pemustaka,

mengetahui proses yang dilakukan pemustaka berkebutuhan khusus dalam pencarian

informasi, solusi yang dilakukan pemustaka untuk mengatasi kendala dalam

pencarian informasi dan peran pustakawan dalam membantu pencarian informasi

pemustaka. Maka berikut akan dijelaskan hasil dari penelitian yang telah dilakukan

dalam bentuk sub-sub pembahasan.

1. Kebutuhan Informasi Pemustaka

Kebutuhan informasi timbul karena adanya kesenjangan antara pengetahuan

yang dimiliki dengan informasi yang diinginkannya dalam rangka mencapai

Page 92: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

78

tujuan tertentu dalam hidupnya, membuat keputusan, menyelesaikan tugas dan

sebagainya. Perpustakaan SLB-A PTN sangat dibutuhkan keberadaannya karena

peserta didik sekolah ialah siswa tunanetra yang membutuhkan buku-buku

khusus bertuliskan braille yang tentunya tidak dijual secara bebas dipasaran. Hal

lain pentingnya keberadaan perpustakaan di sekolah ini karena buku yang

digunakan sebagai pembelajaran bagi siswa menggunakan kertas khusus dan

dicetak dalam huruf braille, sehingga untuk memproduksi buku dibutuhkan

biaya yang tinggi, mengakibatkan harga jual buku yang tinggi. Maka cara lain

untuk tetap menyediakan bahan bacaan bagi siswa ialah melalui perpustakaan.

Dengan buku yang disediakan di perpustakaan siswa dapat membaca secara

leluasa sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan.

Upaya yang dijalankan perpustakaan sebagai lembaga pengelola dan

menyediakan informasi masih mendapat banyak rintangan. Dalam menjalankan

tugas perpustakaan sebagai sarana penunjang belajar mengajar, perpustakaan

memiliki kendala karena tidak adanya petugas khusus lulusan perpustakaan yang

mengelola perpustakaan. Namun dengan adanya kendala tersebut, kepala

sekolah pun memberikan solusi, bahwa guru bisa mengelola perpustakaan

dengan syarat mengikuti seminar atau workshop perihal pengelolaan

perpustakaan. Dengan ini guru yang bertugas untuk mengelola perpustakaan

memiliki ilmu perihal cara pengelolaan perpustakaan, sehingga perpustakaan

SLB-A pun dapat berdiri dan berkembang sampai sekarang.

Page 93: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

79

Informasi merupakan apa yang ingin diketahui oleh seseorang yang

bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan ataupun digunakan untuk

memecahkan suatu masalah sesuai dengan kebutuhan pencari informasi. Jika

dilihat dari sumber perolehan sumber informasi, dapat dibedakan siswa mencari

informasi pada:

a. Perpustakaan

Dalam perpustakaan terdapat berbagai macam sumber informasi yang

yang bisa digunakan oleh pemustaka. Sebagai lembaga pengelola informasi

perpustakaan dapat menjadi wadah bagi pemustaka untuk menambah

pengetahuan mereka. Terdapatnya berbagai sumber informasi dapat

dimanfaatkan pemustaka untuk memenuhi kebutuhan informasinya.

“Paling sering saya mencari di perpustakaan. Kadang kalo adatugas yang bisa saya kerjakan sendiri ya saya jawab sendiri, kalo enggabisa baru ke perpustakaan. Terus saya juga tidak nyari di internet karenasaya tidak punya hp.” (Ang)

“Di perpustakaan, kalo mau nyari buku paket pelajaran ya diperpustakaan.” (Tir)

“Langsung nyari ke perpustakaan kalo ga ada nyari di internet.”(Dav)

“Di perpustakaan.” (Rian)“Nyari di perpustakaan” (Yog)Saya nyarinya (informasi) ya di perpustakaan” (Hil)“Perpustakaan suka.” (Mon)Maka dapat dikatakan semua informan menggunakan dan

memanfaatkan perpustakaan untuk mencari informasi. Di dalam

perpustakaan terdapat berbagai macam sumber informasi yang tersedia. Hal

tersebut sesuai dengan tujuan perpustakaan dalam peyedia berbagai sumber

informasi, dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan

Page 94: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

80

membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan oleh 7 informan, hasil

wawancara menunjukan bahwa 7 informan menggunakan perpustakaan

sebagai sumber pencarian informasi.

b. Orangtua, dan Teman.

Ketidaktahuan siswa dalam menjawab pekerjaan rumah mereka

biasanya menanyakan kepada orangtua. Dengan pengetahuan yang lebih

tinggi orangtua dapat membantu siswa/i dalam menjawab pertanyaan yang

sukar.

“Kalo PR dikerjain dirumah terus aku engga bisa jawab, nanya orangtua.” (Ang)

“Kalo ada PR yang jawabannya susah awalnya aku nanya samaorangtua” (Tir)

Dalam pencarian informasi jika mereka tidak menemukan informasi

yang dicari pada umumnya mereka menanyakan kepada temannya. Hal ini

dapat dikatakan teman dapat dijadikan perantara atau penyambung antara

pemustaka dan informasi yang dibutuhkan. Melalui teman pemustaka dapat

bertanya dan menjadi tahu dimana informasi yang dicari dapat ditemukan.

c. Internet

Beberapa siswa pun memanfaatkan internet sebagai media untuk

mencari dan memperoleh informasi.

“Aku juga suka nyari di internet, lebih cepet. Karena aku udah punyaHP jadi lebih enak nyarinya, aku bisa sendiri pake internet di HP enggadibantu orang lain juga bisa.” (Tir)

“Langsung nyari ke perpustakaan kalo ga ada nyari di internet.”(Dav)

Page 95: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

81

“Kalo sekarang kan aku udah punya HP, bisa nyari di google loh.Jadi misalnya kita mau nyari tentang buah pisang, apa saja yangterkandung dalam pisang bisa dicari di google. Aku ada aplikasi talk, bisangeluarin kata-kata, apa yang mau dicari tinggal ngomong, atau kalo mautau hasil yang dicari itu bisa tinggal didengerin aja.” (Rin)

“Dirumah kalo wifi lagi jalan saya nyari pake internet, google.” (Hil)“Aku juga suka nyari di internet, di hp, karena aku kan udah punya

hp, informasinya lebih banyak.” (Mon)Dari 7 informan, 5 diantaranya menggunakan internet sebagai sumber

pemcari informasi. Hal tersebut dikarenakan melalui internet suatu

informasi lebih cepat didapatkan.

Jika dilihat dari jenis sumber informasi yang dicari, dalam pencarian

informasi siswa mencarinya pada:

a. Buku Pelajaran Braille

Merupakan koleksi perpustakaan yang bertujuan untuk menunjang proses

belajar dan mengajar yang disesuaikan dengan kurikulum yang ada. Berikut

hasil wawancaranya:

”Kalo di perpustakaan paling sering nyari buku cerita sama bukupelajaran (braile). Kalo buku pelajaran biasanya saya nyari pelajaranAgama, IPS, IPA, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika.” (Ang)

“Keseringan nyari buku pelajaran. Soalnya ada beberapa bukupelajaran harus minjem di perpustakaan, ada juga buku pelajaran yangdikasih pinjem ke aku terus boleh dibawa pulang.” (Tir)

“Lebih sering nyari buku pelajaran, tapi kadang buku cerita.” (Dav)

Rin mengatakan apa yang dicari di perpustakaan keseringan buku

pelajaran karena terkadang proses belajar mengajar diadakan di

perpustakaan, jadi buku pelajaran yang lebih sering dicari.

“Sesuai pelajaran yang sedang belajar di perpustakaan, buku ceritajuga baca.”(Rin)

“Buku pelajaran. (Yog)

Page 96: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

82

“Buku pelajaran, disuruh guru belajar di perpus, untuk ngebantubelajar aku kalo misalnya ada yang belum ngerti aku nyari bukunya diperpustakaan terus aku pinjem, aku juga suka buku cerita.” (Hil)

“Yang paling sering dicari buku pelajaran atau aku suka baca bukucerita. Tapi ada yang lain juga yang suka saya baca kaya, al-qur’an, atlas.”(Mon)

Tujuh informan mengungkapkan bahwa sumber informasi yang paling

sering digunakan ialah buku pelajaran braille. Dilihat dari namanya, buku

pelajaran braille merupakan buku yang penulisannya menggunakan huruf

barille, diperuntukan untuk siswa yang mengalami gangguan penglihatan

baik tunanetra ataupun low vision.

b. Buku Cerita Braille

Sumber informasi yang dicari selain buku pelajaran braile adalah buku

cerita braille yang berisi cerita, dongeng, fantasi.

“Tapi engga itu aja, saya juga sering belajar, baca-baca buku ceritadi perpustakaan.” (Ang)

“Kadang nyari buku cerita, cerita hewan atau cerita yang lain enggatentusih sesuai mood aja.” (Tir)

“Aku juga suka baca buku cerita”(Hil)Begitupun yang terjadi pada David, Rian, dan Monica. Maka 6 dari 7

informan menggunakan sumber informasi buku cerita braille sebagai bahan

refreshing, ingin mencari bahan bacaan yang menghibur. Hal ini sesuai

dengan fungsi perpustakaan yaitu sebagai sarana rekreasi yang menyediakan

koleksi yang bersifat ringan seperti dongeng, buku-buku fiksi, dan

sebagainya, yang diharapkan dapat menghibur pembacanya disaat yang

memungkinkan.

c. Atlas Taktual

Page 97: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

83

Selain dua sumber diatas, koleksi lain yang dipakai ialah Atlas Taktual,

berisikan beberapa peta yang disatukan yang dilalamnya terdapat bagian

timbul untuk menunjukan suatu pulau atau daerah yang dapat diraba oleh

penderita tunanetra. Penggunaan atlas ini gunakan sebagai penunjang pada

pelajaran IPS bagi SDLB, dan pelajaran Geografi bagi SMPLB dan

SMALB.

d. Al-Qur’an Braille

Selanjutnya Al-Qur’an Braille, koleksi ini dperuntukan untuk

menunjang pembelajaran agama islam. Siswa tidak hanya dibekali dalam

pelajaran umum, namun pengetahuan perihal agamapun diajarkan pula.

Pengetahuan tentang agama pun diperkuat dengan mengajarkan membaca

Juz ‘Ama dan Al-Qur’an.

Maka dapat disimpulkan ketujuh informan memanfaatkan sumber perolehan

informasi melalui perpustakaan, duadiantaranya memperoleh informasi dari

teman/guru, dan 5 diantaranya menggunakan internet. Kebutuhan informasi

ketujuh informan ialah koleksi yang dapat menunjang proses belajar mengajar,

yaitu koleksi buku pelajaran braille. Sedangkan 6 dari 7 informan suka membaca

buku cerita, dan satu informan pun menggunakan Al-Qur’an braille dan Atlas

taktual.

2. Proses Pencarian Informasi

Dalam mencari informasi diperlukan beberapa kegiatan yang dilakukan

yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang sedang dibutuhkan. Dengan

Page 98: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

84

adanya kebutuhan akan informasi ini menjadi pemucu bagi individu untuk

melakukan tahapan tahapan dalam pencarian informasi.

Berdasarkan teori yang diterangkan oleh Wilson mengenai proses pencarian

informasi beberapa tahapan pencarian informasi ialah tahapah initiation yang

didalamnya terdapat kegiatan strating, tahapan selection/eksploration yang

didalamnya terdapat kegiatan chaining, browsing, dan monitoring, tahapan

formulation yang didalamnya terdapat kegiatan differentiating, tahapan

collection yang didalamnya terdapat kegiatan extracting dan verifying, terakhir

tahapan presentation yang didalamnya terdapat kegiatan ending. Selanjutnya

tahapan pencarian informasi akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Initiation

Merupakan tahapan timbulnya perasaan ketidaktahuan, perasaan

kurangnya ilmu pengetahuan yang dimiliki. Berdasarkan wawancara yang

dilakukan perasaan yang dialami informan dapat dibedakan berdasarkan:

1) Mengerjakan Tugas

Dalam wawancara Ang mengatakan bahwa “Saya mau menambah

ilmu, ngerjain tugas dari bu guru” (Ang)

Selain untuk menambah ilmu, karena mendapat tugas dari guru, Ang

merasa belum bisa menjawab/menyelesaikan tugas yang diberikan

guru sehingga Ang pun memutuskan untuk melakukan pencarian

informasi.

2) Menambah Ilmu

Informan penelitian mengemukakan:

Page 99: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

85

“Saya mau menambah ilmu, ngerjain tugas dari bu guru” (Ang)

Sebab utama Ang melakuakan pencarian informasi ialah adanya

perasaan kurang mengetahui akan informasi tententu sehingga ia

ingin melakukan pencarian untuk menambah pengetahuannya.

“Kalo aku nyari buku di perpustakaan karena aku mau menambah

ilmu.” (Tir) Berawal dari tidak mengetahui ilmu tertentu, Tir pun

melakukan pencarian informasi untuk ingin menambah ilmu.

“Nambah ilmu pengetahuan.”(Dav) Ia merasa ilmu pengetahuannya

masih kurang sehingga ia ingin melakukan pencarian informasi untuk

menambah pengetahuannya.

“Menambah ilmu.”(Rin) Alasan Rin ialah untuk menambah ilmu,

telah ada kesadaran akan kebutuhan untuk mencari dan memperoleh

informasi.

“Itu buat nambah ilmu.”(Yog) Ia pun merasakan hal yang sama, ia

merasa ingin menambah ilmunya sehingga ia pun pelakukan

pencarian informasi

“Ya sekedar untuk menambah ilmu, biar bisa tambah pinter.”(Hil) Ia

merasa ilmu yang dimiliki masih kurang maka ia memutuskan untuk

melakukan pencarian informasi. Dengan informasinya tersebut dapat

menambah ilmu yang nantinya dengan ilmunya tersebut dapat

menambah kecerdasannya.

“Kan kan ada beberapa hal yang engga aku tau, jadinya aku ke

perpustakaan buat tambah-tambah ilmu gitu.”(Mon) Mon merasa

Page 100: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

86

kurangnya ilmu pengetahuan, ada beberapa hal yang tidak diketahui.

Mon telah menyadari ia membutuhkan informasi untuk menambah

pengetahuannya

Dari 7 informan diatas mereka merasakan kurangnya pengetahuan akan

suatu ilmu tertentu sehingga itulah yang menyebabkan mereka melakukan

pencarian informasi. Satu informan melakuan pencarian informasi

dikarenakan untuk membantu menjawab PR dari guru. Dapat dikatakan

bermula dari ketidaktahuan akan sesuatu dengan memutuskan untuk

melakuakan pencarian informasi sehingga pengetahuan mereka menjadi

bertambah. Seiring dengan adanya perasaan inipun timbulah pula kesadaran

akan adanya kebutuhan informasi.

1) Strarting

Dengan adanya perasaan kurang akan pengetahuan tertentu

menumbuhkan perilaku untuk mulai melakukan pencarian informasi.

Individu melakukan pencarian di lembaga yang menyediakan informasi

(perpustakaan), berdasarkan bidang yang dimulai, melalui literatur, dan

media pencarian lainnya. Latar belakang dimulainya pencarian ini adanya

perasaan membutuhkan suatu informasi. Berikut potongan wawancara

yang dikemukakan oleh informan:

“Nyari di perpustakaan.” (Ang) Ia memutuskan untuk memulai

pencarian informasi di perpustakaan

Page 101: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

87

“Ya dicari ka bukunya (di perpustakaan).” (Yog) Yog pun memutuskan

untuk mencari langsung di buku yang tersedia di perpustakaan.

“Ya kata aku tadi, nyari di perpustakaan atau aku nyari di internet”.

(Tir)Tujuan Tir dalam melakukan pencarian informasi ialah mencari

terlebih dahulu di perpustakaan.

“Langsung nyari ke perpustakaan kalo ga ada nyari di internet.” (Dav)

Ia memutuskan untuk menuju ke perpustakaan dan mencari informasi

yang dibutuhkannya.

“Saya nyari di perpus dan nyari pake internet juga.” (Rin) Dengan

perasaan ingin menambah pengetahuan Rin pun memutuskan awal

pencariannya di perpustakaan.

“Nyari buku yang sesuai sama yang aku cari di perpustakaan, kalo

engga ada aku suka nyari di internet juga.” (Hil) Tujuan utama Hil

dalam melakukan pencarian informasi ialah melalui perpustakaan

sekolah, disitulah Hil dapat mencari informasi yang dibutuhkannya.

“Ke perpustakaan, dicari deh bukunya, kalo engga nyari di internet juga

bisa.” (Mon)Sama dengan Hil, Tir pun menetapkan pencarian utamanya

di perpustakaan, karena di perpustakaan terdapat banyak ilmu, banyak

informasi yang tersedia.

Tujuh informan setelah menyadari akan kurangnya pengetahuan

mengenai suatu ilmu tertentu, mereka memutuskan untuk memulai

melakukan pencarian informasi. Semua informan datang ke perpustakaan

untuk mencari informasi dari koleksi yang ada di perpustakaan.

Page 102: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

88

b. Selection/Eksploration

Pada tahapan selection pencarian yang dilakukan lebih selektif, lebih

teliti, dan lebih siap untuk melakukan penelusuran. Eksploration merupakan

kegiatan pencarian yang lebih mendalam. Berikut respon yang diberikan oleh

informan:

“Terus itu ada tulisan brailenya saya baca sampulnya dicari pelan pelan

satu buku satu buku.” (Hil)Dapat dikatakan jika menemukan satu buku Hil

merasa harus lebih teliti dengan merabanya pelan-pelan. Dengan mencarinya

pelan-pelan Hil pun lebih teliti agar informasi/buku yang dicari dapat

ditemukan dengan efisien.

“Kalo nyarinya harus teliti biar engga ada yang kelewat.” (Mon) Mon pun

meningkatkan ketelitiannya agar tidak ada buku yang terlewat satupun.

Berdasarkan wawancara, 3 dari 7 informan mengalami tahapan

selection/eksploration. Sedangkan 4 lainnya sudah menerapkan sikap teliti

pada pencarian informasi saat tahap initiation.

1) Chaining

Merupakan tahapan penghubungan, individu mulai mengubungkan

informasi yang dicari dengan informasi yang didapatkan dari satu media

pencarian informasi.

“Terus langsung menuju di raknya, misalnya kalo aku mau nyari buku

pelajaran Bahasa Indonesia kelas 5 langsung ke rak Buku Pelajaran

Bahasa Indonesia. Diraba depan bukunya kan ada judulnya.” (Ang)

Page 103: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

89

Langsung menuju rak dimana buku disimpan, Ang langsung meraba

judul bukunya.

“ Langsung nyari aja di rak. Langsung cari ke rak, dipilih dicari dari

judul yang ada di depan buku, diraba aja.” (Tir) Tir pun memutuskan

untuk langsung mencari di rak.

“Langsung menuju rak.” (Dav) Tahapan selanjutnya setelah sampai di

perpustakaan Dav langsung menuju rak dan mencari bukunya.

“Langsung ke raknya.” (Rin) Rin langsung mencari ke rak penyimpanan

buku.

“Pertama kan ke perpustakaan, ke rak bukunya.” (Yog) Setelah samapai

di perpustakaan Yog melakukan pencarian dengan langsung mencari ke

rak buku (pelajaran) disimpan.

“Awal masuk – ke rak yang dituju – mencari bukunya.” (Hil) Setelah

masuk ke perpustakaan Hil langsung menuju rak dan memulai mencari

bukunya dengan meraba judul braillenya.

“Kalo akukan masih ada sisa penglihatan sedikit, aku ke raknya, dengan

sedikit penglihatan jadi bisa dibaca satu-satu itu, sebelumnya udah tau

letak raknya dimana, sudah hafal.” (Mon) Begitupun yang dilakukan

Mon, ia langsung menuju rak. Siswa SLB-A diwajibkan untuk bisa

menggunakan huruf braille, namun jika sebagian penglihatan masih bisa

berfungsi, sekolah sangat memperbolehkan untuk tetap memanfaatkan

penglihatannya.

Page 104: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

90

Perlu diketahui pengklasifikasin koleksi perpustakaan SLB-A ialah

menurut buku pelajaran, maka dapat dikatakan pemustaka mulai

melakukan kegiatan pencarian informasi dengan menuju langsung ke rak

penyimpanan buku. Selanjutnya mereka meraba judul buku yang

menggunakan huruf braille yang ada pada cover buku lalu

menghubungkan informasi yang dicari dengan informasi yang didapatkan

dari satu sumber pencarian.

2) Browsing

Browsing ini adalah kegiatan merambah yaitu suatu kegiatan mencari

informasi dari satu sumber ke sumber lain, yang menyebabkan terdapat

lebih dari satu sumber pencarian informasi yang digunakan, sehingga

secara tidak langsung ia mulai melakukan strukturisasi informasi yang

digunakan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan mencari pada tema yang

sama. Alasan dilakukannya tahapan ini karena pada tahapan sebelumnya

individu belum menemukan informasi sesuai yang dibutuhkannya.

“Kalo misalnya di perpustakaan engga ketemu yang tadi aku bilang ka

aku suka nyari di internet, jadinya aku nyari di internet deh, lebih cepet.”

(Tir) Sumber informasi yang digunaan Tir selain perpustakaan ialah

menggunakan internet, menurutnya melakuan pencarian di internet dapat

ditempuh lebih cepat.

“Coba nyari di internet juga.” (Dav) Dav mencoba sumber pencarian

informasi dengan memanfaatkan fasilitas internet.

Page 105: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

91

“Kalo susah nyarinya aku nyari di internet.” (Rin) Rin mengalami

kendala dalam mencari di perpustakaan yang menyebabkan informasinya

tidak dapat ditemukan, maka ia berusaha untuk mencarinya di internet.

“Kalo misalnya bukunya engga ketemu aku tetep berusaha deh yang

supaya aku dapet dan tahu apa yang aku cari, jadi aku suka nyari

internet buat pilihan lain selain nyari di perpustakaan.” (Hil) Jika

informasi yang dicari Hil tidak dapat ditemukan di perpustakaan, Hil

memutuskan untuk mencarinya di internet, bertujuan supaya informasi

yang dibutuhkannya tetap dapat didapatkannya.

“Terus nyari di internet, kan informasinya lebih banyak.” (Mon) Selain

mencari di perpustakaan Mon mencari di internet yang memuat banyak

informasi.

Tidak semua pemustaka melakukan kegiatan browsing, jika pemustaka

belum menemukan informasi yang dicari maka mereka memutuskan

untuk mencari di sumber informasi lainnya dengan menggunakan

internet. Dengan menggunakan internet ini informasi yang dicari pun

dapat dengan cepat didapatkan dan informasi yang terkandung pun lebih

banyak. Dengan ini akan mendapatkan beragam informasi. Metode

pencarian yang dilakukan pemustaka di internet dengan menggunakan

pencarian sederhana menggunakan search engine, memasukan kata kunci

dan memilih informasi teratas. Dua hasil pencarian teratas dapat dirasa

cukup bagi informan dalam memenuhi kebutuhan informasi.

Page 106: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

92

3) Monitoring

Disebut juga kegiatan pengawasan, dimana seseorang mencari

perkembangan informasi yang terbaru, agar informasi yang dicarinya

masih dalam informasi terkini. Sesuai dengan perpustakaan sekolah maka

kebutuhan informasi pun berkaitan erat dengan buku pelajaran sekolah.

Pada tahapan ini pemustaka tidak melakukan monitoring. Perpustakaan

memiliki tempat yang minimalis sehingga buku-buku yang masuk dan

buku yang didisplay adalah buku yang terpilih. Pustakawan berusaha

untuk menampilkan buku yang terbaru dan buku ajar yang tersedia sesuai

dengan kurikulum yang dipakai pada proses belajar mengajar. Dengan

perkembangan kurikulum pendidikan pada jangka waktu tertentu,

menyebabkan buku ajar pun mengalami pergantian pula. Maka kebijakan

perpustakaan ialah menyediakan buku ajar terbaru yang menyebabkan

proses monitoring tidak dilakukan oleh pemustaka.

c. Formulation

Pada tahapan ini kepercayaan seseorang mulai meningkat, lebih

memfokuskan pada tema yang dicari, pola pikir menjadi lebih jelas, terpusat

pada kebutuhan informasi yang dibutuhkan. Informan menjelaskan bahwa:

“Kalo nemu bukunya aku seneng, terus bilang ke temen temen aku kalo aku

udah nemu bukunya.” (Tir) Tir merasa lebih jelas dan informasi yang

dibutuhkannya menjadikannya lebih terarah.

Page 107: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

93

Informan lainnya tidak melalui tahapan ini karena dimulai dari awal

pencarian merekapun sudah memfokuskan pikiran, memfokuskan pencarian

terhadap masalah atau ketidaktahuan yang dihadapi.

1) Differentiating

Tahapan selanjutnya ialah differentiating merupakan kegiataan

menyaring, memilih informasi yang telah didapatkan, sehingga individu

dapat mengetahui dari informasi yang telah didapat. Berikut potongan

wawancara yang dilakukan dengan informan:

“Diraba didalam bukunya itu isinya tema apa aja.” (Ang) Ang

melakukan mengecekan terhadap tema yang ada di dalam buku.

“Selanjutnya dari buku yang aku temuin aku cek lagi bedanya apa dan

buku mana yang paling sesuai dengan yang aku pilih, sama juga kalo

misalnya aku nyari di internet dipilih yang paling sesuai sama yang aku

carideh.” (Tir) Setelah menemukan buku yang dicari, Tir membaca

sekilas dalam buku melaui daftar isi untuk mengetahui perbedaan buku

yang didapatnya, lalu memilih buku yang sesuai dengan informasi yang

dicarinya.

“Disana kan bukunya banyak jadi kalo nemu lebih dari satu harus bisa

tau apa bedanya kalo mau cepet dicek daftar isinya (Rin).” Rin

membedakan isi buku dengan mengecek daftar isi.

“Terus aku buka daftar isinya biar supaya tau kan buku pelajaran

banyak volumenya ka, lewat daftar isi itu tau di volume ini ngebahas apa

Page 108: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

94

aja.” (Hil) Hil membaca daftar isi buku untuk mengetahui perbedaan

dalam buku, misalnya volume satu memuat tema apa saja.

“Dicek lagi isi bukunya, daftar isinya.” (Mon) Mon melaukan

pengecekan terhadap buku yang didapatkannya melalui daftar isi, untuk

mengetahui perbedaan buku yang didapatnya. Lalu memastikan apakah

informasi yang dicari ada pada buku dan volume yang ia dapat atau tidak.

Pada buku Braille umunya satu pelajaran memuat 4 sampai 5 volume.

Hal itu menjadikan pemustaka harus mengecek kembali apakah informasi

yang dibutuhkan ada pada buku yang telah didapatkan atau tidak. Mereka

melakukan pengecekan pada daftar isi supaya dapat membedakan

perbedaan tema/isis yang terkandung pada volume buku. Dengan ini

maka dapat dikatakan melakukan pemilihan data untuk mengetahui mana

yang bisa digunakan dan mana yang tidak. Memilih kiranya informasi

mana yang sesuai dengan kebutuhan.

d. Collection

Tahapan yang dilakukan antara pemustaka dalam mencari informasi menjadi

lebih efektif dan efisien, pemustaka mengumpulkan informasi yang terfokus

pada masalah yang dicari, memilih informasi yang relevan, membuat catatan

terkait informasi yang didapat. Pemustaka tidak mengalami perasaan ini

karena telah dilakukan sejak awal telah menetapkan untuk memulai pencarian

secara efektif, efisien dan tertuju pada masalah yang dihadapkan.

Page 109: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

95

1) Extracting

Merangkum, memeriksa kembali satu sumber yang terpilih untuk

mengambil informasi yang dianggap penting, mengelompokan bahan-

bahan yang dicari. Merupakan tahapan mengidentifikasi secara selektif

bahan sumber informasi yang didapat untuk mendapatkan informasi yang

dibutuhkan. Berdasarkan hasil wawancara, informan mengemukakan

sebagai berikut:

“Kalo ada yang perlu dicatet ya aku catet.” (Ang) Ang mencatat jika ia

merasa ada informasi penting yang perlu ia catat.

“Dicatet yang penting, kalo nyari tentang PR langsung aku jawab PR

nya” (Tir) Tir pun melakukan kegiatan mencatat terhadap informasi yang

penting. Jika ia mencari informasi untuk membantu menjawab PRnya

maka Tir langsung menjawab pada lembar PRnya yang bersumber dari

informasi yang telah ditemukannya.

“Dicatat di buku catatan.” (Rin) Rin pun memutuskan untuk mencatat

hal penting dari informasi yang dicarinya.

“Hasilnya aku baca, aku ingat terus aku catat.” (Hil) Setelah

mendapatkan buku yang dicari Hil lantas membacanya, ia ingat intinya

dan dicatat.

“Bukunya dibaca, ditulis lagi biar engga lupa.” (Mon) Mon pun

membaca buku yang telah didapatkannya, lalu memutuskan untuk dicatat

agar tidak lupa.

Page 110: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

96

Maka dapat dikatakan dianggap perlu pemustaka pun mencatat point

penting dari informasi yang didapatkan.

2) Verifying

Kegiatan memverifikasi atau mengecek ulang terhadap informasi yang

didapatkan apakah telah sesuai dengan informasi yang dibutuhkan. Pada

tahap ini umumnya tidak dilakukan karena telah dilakukan pada tahap

extracting.

e. Presentation

Perasaan puas dan merasa jelas akan informasi yang didapatkan. Dapat pula

menimbulkan perasaan kecewa terhadap hasil pencarian dan pemustaka dapat

mengulang kembali proses pencarian informasi. Jika menimbulkan rasa jelas,

puas, menandakan proses pencarian telah selesai. Informan menjelaskan

sebagai berikut:

“Lega.” (Ang) Ang merasakan lega jika informasi yang dicari dapat

ditemuakan di perpustakaan.

“Kata aku tadi, seneng.” (Tir) Tir pun merasakan senang terhadap informasi

yang ia temukan.

“Kalo nemu bukunya Alhamdulillah.” (Yog) Yog pun menceritakan

kegembiraannya jika telah mendapatkan buku yang telah dia cari-cari.

“Kalo udah ketemu seneng banget.” (Hil) Hil menceritakan perasaan senang

jika ia berhasil menemukan dan menyelesaikan informasi yang dicarinya.

“Kalo sudah dapat ya diambil di baca, lega akhirnya dapet juga.” (Mon)

Perasaan lega pun dirasakan Mon jika informasi yang dicari dapat

Page 111: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

97

ditemukan, ketidaktahuannya berubah menjadi “tahu” dan pengetahuannya

pun bertambah.

Menunjukan bahwa 5 dari 7 informan merasa puas akan hasil pencarian,

merasa jelas akan informasi yang didapatkan.

1) Ending

Pemustaka mendapatkan informasi yang dicarinya, menandakan

selesainya proses pencarian informasi, dan pemustaka mengakhiri

pencariannya. Berikut potongan wawancara dengan informan:

“Kalo udah selesai ya sudah” (Ang) Setelah mendapatkan informasi

yang dicari Ang pun menyelesaikan proses pencariannya.

“Begitu aja sih sudah selesai.”(Tir) Setelah semua proses telah dilakukan

Tir dan kebutuhan informasinya terpenuhi, lantas ia pun mengakhiri

pencariannya.

“Sudah deh selesai” (Hil) Hil pun mengakhiri pencariannya jika

informasi yang dicari telah terpenuhi.

“Sudah itu aja.” (Mon) Jika informasi/buku telah ditemuakan Mon pun

menyudahi pencariannya. Begitupun yang dilakukan oleh Dav, Rin, dan

Yog. Setelah dirasa cukup dan kebutuhan informasi telah terpenuhi

merekapun mengakhiri pencarian. Pustakwan mengatakan proses

pencarian informasi yang dilakukan oleh pemustaka selalu dibarengi

dengan komunikasi antar pemustaka. Hal tersebut menjadi salah satu

keunikan dalam proses pencarian informasi pemustaka tunanetra. Dengan

adanya komunikasi tersebut mereka dapat menanyakan jika informasinya

Page 112: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

98

belum didapatkan ataupun mereka memberitahu temannya jika informasi

yang dicari telah didapatkan.

Itulah implementasi model perilaku pencarian informasi yang

dikemukakan oleh Wilson pada Perpustakaan SLB-A PTN. Proses pencarian

informasi yang dilakukan Ang yaitu initiation, starting, chaining, differentiating,

extracting, presentation dan ending. Sedangkan Tiara melalui tahap initiation,

starting, chaining, browsing, formulation, differentiating, extracting,

presentation dan ending. Selanjutnya Dav melakukan tahapan initiation,

starting, chaining, browsing, dan ending. Lain halnya tahapan yang dialami Rin

yaitu initiation, starting, chaining, browsing, differentiating, extracting, dan

ending. Lalu Yog melalui tahapan initiation, starting, chaining, presentation dan

ending. Hil dan Mon tahapan pencarian informasi yang mereka laui ialah

initiation, starting, selection/eksploration, chaining, browsing, differentiating,

extracting, presentation dan ending.

Dengan mengetahui tahapan pencarian informasi diatas dapat dilihat tiap

informan memiliki tahapan yang berbeda beda. Namun pada umunya dapat

disimpulkan tahapan proses pencarian yang dilakukan pemustaka tunanetra

ialah tahapan initiation (perasaan akan kurangnya ilmu pengetahuan), starting

(memulai pencarian), chaining (menghubungkan sumber yang dicari dengan

informasi yang dibutuhkan), browsing (mencari pada lebih dari satu sumber),

differentiating (membedakan informasi yang didapat), extracting (merangkum,

Page 113: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

99

mencatat informasi yang diperoleh), presentation (perasaan lega, puas) dan

ending (proses pencarian selesai). Dengan demikian model perilaku pencarian

informasi yang dijelaskan oleh Wilson tidak harus terjadi secara lengkap pada

tiap tahapannya. Perilaku pencarian informasi dilakukan pemustaka sesuai

dengan kebutuhan informasinya.

3. Solusi yang dilakukan atas kendala yang dialami dalam pencarian informasi

Dengan keterbatasan penglihatan yang dialami pemustaka dalam mencari

informasi tentunya tiap pemustaka mengalami kendalanya masing-masing.

Kendala tersebut dapat bersumber dari diri sendiri dan dari lingkungan. Kendala

tersebut ialah:

a. Kendala dari dalam diri sendiri

Kendala yang sendiri dialami dikarenakan kurangnya pengetahuan

mengenai pencarian informasi yang baik dan benar sehingga dapat

menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk mencari menjadi lebih lama.

Dalam proses pencarian pemustaka harus menuju ke rak yang dibedakan

berdasarkan mata pelajaran umunya pemustaka dapat dan hafal letak dan isi

tiap rak yang ada di perpustakaan. Selanjutnya pemustaka harus meraba

judul tiap buku yang terdapat pada halaman depan buku, setelah

menemukan buku yang dicari selanjutnya pemustaka harus memeriksa

daftar ini buku untuk memastikan apakah informasi yang dicarinya terdapat

pada volume buku tersebut. Dengan melakukan banyak proses dalam

Page 114: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

100

pencarian suatu informasi menyebabkan waktu yang ditempuh menjadi

lebih lama atau bahkan informasi yang dicari tidak ditemukan.

b. Kendala dari luar

Kendala ini sering dialamai perihal lokasi pencarian sumber informasi,

terkadang sedikit perpindahan penempatan buku menjadi sangat terasa bagi

pemustaka, hal tersebut dikarenakan pemustaka sangat peka terhadap lokasi

pada sekelilingnya. Kendala lainnya perihal keterbatasan ruangan sehingga

sedikitnya koleksi yang dapat ditempatkan di perpustakaan. Selain itu belum

adanya katalog perpustakaan dan fasilitas lainnya yang dapat menunjang

kebutuhan informasi pemustaka

Dengan adanya kendala tersebut solusi yang dilakuakan oleh pemustaka

jika tidak menemukan informasi yang dicari di perpustakaan adalah pemustaka

sering menanyakan pada teman yang bersama-sama saat datang ke

perpustakaan, dengan itu mereka dapat bertukar informasi, atau bahkan mereka

dapat menggunakan sumber informasi secara bergantian. Jika tidak menemukan

informasi yang dicari pemustaka menanyakan kepada pustakawan, dan dengan

siap pustakawan pun membantunya karena sesuai dengan peranannya di

perpustakaan yang akan dijelaskan lebih lanjut pada point pembahasan

selanjutnya. Perpustakaan jarang mengalami perpindahan letak rak, namun jika

terjadi perubahan letak koleksi hal tersebut langsung diinformasikan kepada

pemustaka.

Page 115: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

101

4. Peran pustakawan dalam membantu penelusuran informasi pemustaka

Dalam menyajikan informasi yang ada dalam perpustakaan, staf

perpustakaan atau yang disebut dengan pustakawan memiliki peranan untuk

melayani pemustaka. Dalam pencarian informasi terdapat kendala yang

menyebabkan informasi yang dicari oleh pemustaka tidak ditemukan seperti apa

yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya. Maka disinilah diperlukannya

peran dari pustakawan untuk membantu pemustaka dalam proses pencarian

informasi.

Peran pustakawan dalam membantu pencarian informasi bagi pemustaka

ialah sebagai motivator dan fasilitator. Peranan pustakawan sebagai motivator

ialah menghimbau pemustaka untuk mencari lagi dengan teliti. Sedangkan

peranan pustakawan sebagai fasilitator ialah memberi tahu letak sumber

informasi yang dicari pemustaka, membantu dan mengambilkan sumber

informasi yang dicari pemustaka.

Tahapan yang dilakukan pustakawan dalam membantu pemustaka pada

proses pencarian informasi yaitu:

a) Memperingatkan untuk mencari lagi dengan teliti

Jika informasi yang dicari tidak temukan maka pemustaka akan bertanya

kepada pustakawan. Pemustaka menanyakan dimana letak sumber informasi

yang dicarinya. Maka pustakawan pun memperingatkan pustaka untuk

mencari lagi dengan teliti, mencari pelan-pelan.

Page 116: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

102

b) Memberitahu rak penempatan sumber informasi

Jika masih belum menemukan sumber informasi yang dicari maka

pustakawan memberitahu letak rak menempatan sumber informasi yang

dicarinya.

c) Membantu mencari

Jika masih belum menemukan juga maka pustakawan membantu

mencarikannya. Pustakawan melakukan tahapan-tahaan dan tidak langsung

membantu pencarian dimaksudkan untuk mengajarkan kemandirian bagi

pemustaka, untuk mengurangi tingkat ketergantungan pemustaka atas

bantuan orang lain. Hal tersebut bertujuan agar pemustaka memiliki tingkat

percaya diri dan memiliki kemandirian jika berada di suatu lingkungan.

d) Mengingatkan kembali letak sumber informasi yang dicari

Setelah menemukan sumber informasi yang dicari, pustakawan

mengingatkan pemustaka mengenai letak sumber informasi tersebut. Hal itu

bertujuan untuk jika pemustaka ingin mencari kembali buku yang sama dilain

waktu dapat mengingat letak dan tempat disimpannya sumber informasi

tersebut.

Page 117: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

103

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab terakhir ini merupakan hasil akhir dari semua bab yang telah dibahas pada

bab sebelumnya yang tertuang dalam kesimpulan. Kesimpulan ini diambil dari hasil

keseluruhan penelitian yang telah dilakukan dan dianalisa dari bab 1 hingga bab 4. Point

berikutnya ialah saran yang diberikan sebagai masukan bagi perpustakaan agar bisa menjadi

lebih baik untuk kedepannya. Untuk lebih jelasnya adalah sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Kebutuhan informasi pemustaka Perpustakaan SLB-A PTN ialah buku pelajaran

braille, buku cerita braille, atlas taktual dan Al-Qur’an. Kebutuhan informasi tersebut

bertujuan untuk menunjang proses belajar mengajar siswa. Umunya semua pemustaka

mencari informasi melalui perpustakaan dan 5 dari 7 pemustaka mencarinya di

internet.

2. Proses pencarian informasi yang dilakukan pada tiap pemustaka berbeda-beda, namun

pada umunya mereka melakukan tahapan initiation, starting, chaining, browsing,

differentiating, extracting, presentation dan ending. Keunikan dalam proses pencarian

informasi pemustaka tunanetra ialah mereka selalu berkomunikasi dalam hal

pencarian informasi, informasi yang dicari belum ditemukan sampai informasi dapat

mereka temuakan.

3. Kendala yang dialami pemustaka dalam proses pencarian informasi bersumber dari

dalam diri sendiri pemustaka dan ada yang berasal dari luar. Kendala yang bersumber

dari diri sendiri dikarenakan kurangnya pengetahuan mengenai pencarian informasi

yang baik dan benar sehingga dapat menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk

mencari menjadi lebih lama. Kendala dari luar dialamai karena lokasi pencarian

Page 118: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

104

sumber informasi yang kurang memadai, perpindahan buku, keterbatasan ruangan.

Solusi yang mereka lakukan jika mengalami kendala tersebut ialah meminta bantuan

kepada teman dan pustakawan dalam pencarian informasi.

4. Peran pustakawan dalam membantu penelusuran informasi bagi pemustaka ialah

sebagai motivator dan fasilitator. Perana ini penting adanya, dengan adanya

pustakawan dapat memudahkan, mempercepat dalam pencarian informasi.

Pustakawan SLB-A PTN bertugas melayani dan membimbing pemustaka. Peranan

pustakawan sebagai motivator ialah menghimbau pemustaka untuk mencari lagi

dengan teliti. Sedangkan peranan pustakawan sebagai fasilitator ialah memberi tahu

letak sumber informasi yang dicari pemustaka, membantu dan mengambilkan sumber

informasi yang dicari pemustaka.

B. Saran

1. Perpustakaan SLB-A PTN mengadakan pelatihan dasar atau semacam seminar

tentang cara pencarian informasi yang baik dan benar. Dengan adanya kegiatan

tersebut diharapkan pemustaka dapat mengetahui cara mencari informasi baik di

perpustakaan, ataupun di internet. Pemustaka dapat lebih mandiri dalam

menyelesaikan tugasnya, mandiri dalam mencari informasi yang dibutuhkan.

Pemustaka pun memiliki pengetahuan perihal cara mencari informasi yang efektif dan

efisien.

2. Perpustakaan SLB-A PTN akan lebih baik jika menambahkan pustakawannya. Hal itu

dikarenakan pustakawan SLB-A PTN termasuk guru pula, sehingga ada beberapa saat

pustakawan memiliki kewajiban untuk mengajar, dan setelah mengajar bisa kembali

ke perpustakaan. Dengan menambah pustakawan disaat satu pustakawan terdapat

Page 119: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

105

jadwal mengajar, pustakawan lain dapat menggantikannya di perpustakaan. Sehingga

pelayanan perpustakaan dapat terus diberikan dan perpustakaan terus terjaga.

3. Luas ruang perpustakaan saat ini adalah 92 m2, hal itu dirasa kurang memadai. Maka

akan lebih baik jika sekolah mengadakan, membuat, atau memindahkan ruang

perpustakaan ke ruangan yang lebih memadai. Dengan ruangan yang lebih memadai

pemustakapun dapat nyaman dna leluasa berada di peprustakaan.

4. Perpustakaan dapat mengadakan fasilitas untuk menunjang kebutuhan informasi

pemustaka. Fasilitas yang dapat ditambahkan diantaranya ialah digital talking book,

komputer, OPAC, CD-player.

Page 120: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

106

DAFTAR PUSTAKA

Bandi Delphie. 2006. Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus: dalam Setting PendidikanInklusi. Bandung: Refika Aditama

Budiyanto M. 2000. Kebutuhan dan Perilaku pencarian Informasi Peneliti Bidang IlmuPengetahuan Sosial dan Kemanusiaan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Tesis:Pascasarjana Program Studi Ilmu Perpustakaan, Informasi, dan Kearsipan Bidang IlmuBudaya Universitas Indonesia

Burhan Bungin. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana

Carol Collier Kulthau, Inside the Searching process: Information Seeking from the User’sPerspective, Journal of the American Society and Information Science, 1991 Vol 42 (5):362 https://comminfo.rutgers.edu/~kuhlthau/docs/Insidethe SearchProcess.pdf (diaksestanggal 21 Februari 2015), h.366

Gordon B. Davis. 1997. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PustakaBinamaan Pressindo

Helen Brazier. 2007. The Role and Activities of the IFLA Libraries for the BlindSection. Library Trends 55, (4) (Spring): 864-878, http://search.proquest.com/docview/220451368?accountid=25704 (diakses tanggal February 21, 2015).

Ibrahim Bafdal. 2006. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara

Imas Fatonah, Peran Pustakawan Sekolah Luar Biasa dalam Menumbuhkan KemampuanLiterasi Informasi bagi Anak Tunanetra: Studi Kasus Perpustakaan Sekolah Luar Biasa-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta, Skripsi S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakrta, 2010

Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1985. Petunjuk PenyelenggaraanSekolah Luar Biasa. Jakarta: Bina Flora Utama

Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SistemPendidikan Nasional. Lembaran Negara RI Tahun 2003, Sekretariat Negara. Jakarta.

J.B Wahtudi. 2004. Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak. Jakarta: Hakaesar

John David Smith. 2006. Inklusi, Sekolah Rumah untuk Semua. Bandung: Nuansa

Jusni Djatin. 1996. Penelusuran Literatur. Jakarta: Universitas terbuka

Koenjtraningrat. 1991. Metode Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia PustakaUtama

Mestika Zed. 2008. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indoensia

Mohamad Nasir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Page 121: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

107

Mohammad Effendi. 2009. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: BumiAksara

Muhammad Yusuf Pawit dan Yaya Suhendar. 2007. Pedoman Peyelenggaraan PerpustakaanSekolah. Jakarta: Kencana

Muljan Achmad Nurhadi. 1981. Cara Mengevaluasi Perpustakaan Sekolah. Jakarta: MajalahBerita Perpustakaan

Muljono Abdurrachman dan Sudjadi. 1994. Pendidikan Luar Biasa Umum. Jakarta: ProyekPendidikan Tenaga Akademik

Noerhayati. 1987. Pengelolaan Perpustakaan. Bandung: Alumni

Nur’aeni. 1997. Inversi Dini bagi Anak Bermasalah. Jakarta: Rineka Cipta

Pawit M. Yusuf dan Priyo Subekti. 2000. Teori dan Praktik Penelusuran Informasi :Information Retrieval. Jakarta: Kencana

Pawit M. Yusuf dan Priyo Subekti. 2010. Teori dan praktik Penelusuran Informasi. Jakarta:Kencana

Prasetya Irawan. 1999. Logika dan Prosedur Penelitian, Pengatar Teori dan PanduanPraktis Penelitian Sosial Bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula. Jakarta: STIA-LAN

Putu Laxman Pendit. 2009. Merajut Makna: Penelitian Kualitatif Bidang Perpustakaan danInformasi. Jakarta: Cita Karyakarsa Mandiri

Putu Laxman Pendit. 2013. Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi : Suatu PengantarDiskusi Epistemologi dan Metodologi Jakarta: JIP-FSUI

Putu Laxman Pendit. 2013. Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi: Suatu PengantarDiskusi Epistemologi dan Metodologi. Jakarta: JIP-FSUI

Ricky Anshori. 2013. Persepsi Perilaku Pencarian Informasi Pemakai pada LayananPerpustakaan Tuna Netra Yayasan Mitra Netra Jakarta. Skripsi S1 UniversitasDiponegoro

Rizal Saiful Haq [et.al]. 2005. Perpustakaan dan Pendidikan: Pemeteaan PeransertaPerpustakaan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: UIN Syarif HidayatullahJakarta, FAH

Sapariadi [et.al]. 1982. Mengapa Anak Berkelainan Perlu Mendapatkan Pendidikan. Jakarta:Balai Pustaka

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Penerbit Alfabeta

Suharsimi Arikunto. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Sulistyo Basuki. 2004. Pengantar Dokumentasi. Bandung: Rekayasa Sains

Page 122: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

108

Sutarno NS. 2005. Tanggung Jawab Perpustakaan: Dalam Mengembangkan MasyarakatInformasi. Jakarta: Panta Rei

Tri Septiantono dan Umar Sidik. 2007. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi.Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga

Wiji Suwarno. 2009. Psikologi Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto

Zaenal Alimin. 2004. Reorientasi Pemahaman Konsep Pendidikan Khusus PendidikanKebutuhan Khusus dan Implikasinya terhadap Layanan Pendidikan. Jurnal Asesmendan Intervensi Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: UPI. Vol.3 No 1.

Page 123: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

Hasil Wawancara

“Perilaku Pencarian Informasi Pemustaka Berkebutuhan Khusus pada Perpustakaan

Sekolah Luar Biasa-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta”

Nama : Angga

Kelas : 5 SDLB

Tanggal/Waktu wawancara : 24 Februari 2015 / 10.00

A. Kebutuhan informasi pemustaka pada Perpustakaan SLB-A Pembina Tingkat Nasional

1. Apa alasan adik untuk datang ke perpustakaan?

Saya ke perpustakaan mau baca, minjem buku pelajaran, buku cerita, mau nambah ilmu.

Karena lumayan sering saya ke perpustakaan seminggu bisa 3 atau 4 kali ke

perpustakaan.

2. Bagaimana kebutuhan informasi adik? apa yang sering adik dicari?

Kalo di perpustakaan paling sering nyari buku cerita sama buku pelajaran. Kalo buku

pelajaran biasanya saya nyari pelajaran Agama, IPS, IPA, PPKn, Bahasa Indonesia,

Matematika. Tapi engga itu aja, saya juga sering belajar, baca-baca buku cerita di

perpustakaan.

3. Dimana adik melakukan pencarian informasi?

Paling sering saya mencari di perpustakaan. Kadang kalo ada tugas yang bisa saya

kerjakan sendiri ya saya jawab sendiri, kalo engga bisa baru ke perpustakaan. Kalo PR

dikerjain dirumah terus aku engga bisa jawab, nanya orang tua. Terus saya juga tidak

nyari di internet karena saya tidak punya hp.

4. Dengan siapa adik datang ke perpustakaan?

Sahabat saya, Rendi dan Julius.

B. Proses yang dilakukan pemustaka berkebutuhan khusus dalam pencarian informasi

5. Mengapa adik melakukan pencarian informasi di perpustakaan? Apa yang akan adik

lakukan?

Saya mau menambah ilmu, ngerjain tugas dari bu guru. Nyari di perpustakaan.

Page 124: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

6. Bagaimana proses adik dalam pencarian informasi? Ceritakan pula perasaan yang adik

rasakan pada tiap tahapan pencarian informasi!

Terus langsung menuju di raknya, misalnya kalo aku mau nyari buku pelajaran Bahasa

Indonesia kelas 5 langsung ke rak Buku pelajaran Bahasa Indonesia. Diraba depan

bukunya kan ada judulnya. Diraba didalam bukunya itu isinya tema apa aja, kalo ada

yang perlu dicatet ya aku catet. Kalo udah selesai ya sudah, lega. Kalo nyari buku cerita

kadang saya ngambil-ngambil aja buku cerita yang penting dapet, belum saya baca

sebelumnya.

C. Solusi yang dilakukan pemustaka untuk mengatasi kendala dalam pencarian informasi

7. Apa kendala yang dialami adik dalam pencarian informasi?

Engga sulit nyarinya, oh gampang gampang. Karena saya sudah hafal tempatnya.

Keseringan kalo nyari buku ketemu terus, karena saya sudah tahu tempaynya. Jarang

engga ketemu, ketemu terus.

8. Mengapa adik tidak menemukan informasi yang dicari?

Pernah engga ketemu bukunya itu karena saya kurang teliti nyarinya.

9. Apa yang adik lakukan jika informasi yang dicari tidak bisa ditemukan?

Nanya temen, temen saya bantuin nyari buku yang saya cari, kalo ketemu temen saya

nunjukin dimana letaknya.

D. Peran pustakawan dalam membantu penelusuran informasi pemustaka

10. Solusi apa yang ditawarkan pustakawan untuk membantu pemustaka dalam penelusuran

informasi?

Suruh nyari lagi, dicek ulang mungkin saya tidak teliti. Kalo engga ketemu juga Pak

Dedi ngasihtau tempat buku yang saya cari biasanya sih, udah, ketemu deh bukunya.

Page 125: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

Hasil Wawancara

“Perilaku Pencarian Informasi Pemustaka Berkebutuhan Khusus pada Perpustakaan

Sekolah Luar Biasa-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta”

Nama : Tiara

Kelas : 6 SDLB

Tanggal/Waktu wawancara : 24 Februari 2015 / 09.00

A. Kebutuhan informasi pemustaka pada Perpustakaan SLB-A Pembina Tingkat Nasional

1. Apa alasan adik untuk datang ke perpustakaan?

Mau baca. Tapi sekarang udah jarang ke perpustakaan, paling sekarang hanya seminggu

dua kali. Waktu dulu pernah bantuin Pak Dedi beresin buku pas hari jumat yang pas

pramuka, temen saya atilah ketiban buku. Beresin bukunya engga susah Cuma naroh

buku ke kardus-kardus yang udah disiapin sama Pak Dedi.

2. Bagaimana kebutuhan informasi adik? Apa yang sering adik cari?

Keseringan nyari buku pelajaran. Soalnya ada beberapa buku pelajaran harus minjem di

perpustakaan, ada juga buku pelajaran yang dikasih pinjem ke aku terus dibawa boleh

dibawa pulang. Kadang nyari buku cerita, cerita hewan atau cerita yang lain engga

tentusih sesuai mood aja.

3. Dimana adik melakukan pencarian informasi?

Di perpustakaan, kalo mau nyari buku paket pelajaran ya di perpustakaan. Aku juga

suka nyari di internet, lebih cepet. Karena aku udah punya HP jadi lebih enak nyarinya,

aku bisa sendiri pake internet di HP engga dibantu orang lain juga bisa. Kalo ada PR

yang jawabannya susah awalnya aku nanya sama orangtua, kalo orangtua engga tahu

barudeh nyari di internet.

4. Dengan siapa adik datang ke perpustakaan?

Sama temen dan guru. Kalo iseng atau lagi istirahat ke perpustakaan sama temen, sama

Ahmad, Atilah, Vanesa, Dimas. Kalo lagi pelajaran, terus bosen bu guru suka ngajakin

Page 126: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

ke perpustakaan, atau saya sama temen temen juga pernah ngajak guru untuk belajar di

perpustakaan.

B. Proses yang dilakukan pemustaka berkebutuhan khusus dalam pencarian informasi

5. Mengapa adik melakukan pencarian informasi di perpustakaan? Apa yang akan adik

lakukan?

Kalo aku nyari buku di perpustakaan karena aku mau menambah ilmu. Nyari jawaban

kalo ada PR. Ya kata aku tadi, nyari di perpustakaan atau aku nyari di internet.

6. Bagaimana proses adik dalam pencarian informasi? Ceritakan pula perasaan yang adik

rasakan pada tiap tahapan pencarian informasi!

Langsung cari ke rak, dipilih dicari dari judul yang ada di depan buku, diraba aja. Kalo

misalnya di perpustakaan engga ketemu yang tadi aku bilang ka aku suka nyari di

internet, jadinya aku nyari di internet deh, lebih cepet. Di internet cepet terus ada terus

kok yang aku cari. Kan ada hasilnya biasanya hasil yag paling atas juga udah dapet,

udah ada. Di perpustakaan. Kalo nemu bukunya aku seneng, terus bilang ke temen

temen aku kalo aku udah nemu bukunya. Selanjutnya dari buku yang aku temuin aku

cek lagi bedanya apa dan buku mana yang paling sesuai dengan yang aku pilih, sama

juga kalo misalnya aku nyari di internet dipilih yang paling sesuai sama yang aku

carideh. Dicatet yang penting, kalo nyari tentang PR langsung aku jawab PR nya. Kata

aku tadi, seneng. Begitu aja sih sudah selesai.

C. Solusi yang dilakukan pemustaka untuk mengatasi kendala dalam pencarian informasi

7. Apa kendala yang dialami adik dalam pencarian informasi?

Susah nyari cerita yang diinginkin, bukunya berantakan. Misalnya mau nyari buku cerita

hewan harimau itu susah, engga dikategoriin cerita hewan gitu. Penyususan buku masih

berantakan. Pernah nyari buku di rak buku SD eh ada buku SMP juga. Tidak tersusun

rapi.

8. Mengapa adik tidak menemukan informasi yang dicari?

Bukunya berantakan. Bukunya ada dimana mana.

Page 127: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

9. Apa yang adik lakukan jika informasi yang dicari tidak bisa ditemukan?

Dicari lagi. Baca buku berdua, bacanya satu halaman untuk aku satu halaman untuk

temen saya, kalo udah gantian. Nanya temen.

D. Peran pustakawan dalam membantu penelusuran informasi pemustaka

10. Solusi apa yang ditawarkan pustakawan untuk membantu pemustaka dalam penelusuran

informasi?

Nanya ke Pak Dedi. Sebenernya kalo kitanya minta tolong ya dibantuin, tapi kalo

kitanya cuek ya engga dibantuin. Aku keresingan nyari sendiri. Karena keseringan Pak

Dedi engga ada di perpustakaan, Pak Dedi kan ngajar juga. Kalo Pak Dedi Ngajar pintu

perpustakaan engga dikunci, hanya ditutup aja, jadi kalo mau perpus bisa-bisa aja. Kalo

bukunya engga ditemuin aku nanya Pak Dedi biasanya bilang “Sini Bapak Cariin” terus

dicariin, kan Pak Dedi yang lebih tau banyak letak bukunya dimana. Aku sama temen-

temen engga tahu banyak.

Page 128: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

Hasil Wawancara

“Perilaku Pencarian Informasi Pemustaka Berkebutuhan Khusus pada Perpustakaan

Sekolah Luar Biasa-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta”

Nama : David Septiadi

Kelas : 7 SMPLB

Tanggal/Waktu wawancara : 25 Februari 2015 / 10.00

A. Kebutuhan informasi pemustaka pada Perpustakaan SLB-A Pembina Tingkat Nasional

1. Apa alasan adik untuk datang ke perpustakaan?

Nambah ilmu, Ada pelajaran, disuruh guru.

2. Bagaimana kebutuhan informasi adik? apa yang sering adik cari?

Lebih sering nyari buku pelajaran, tapi kadang buku cerita.

3. Dimana adik melakukan pencarian informasi?

Langsung nyari di perpustajaan kalo engga ada nyari di internet.

4. Dengan siapa adik datang ke perpustakaan?

Sama Oim temen sekelas saya.

B. Proses yang dilakukan pemustaka berkebutuhan khusus dalam pencarian informasi

5. Mengapa adik melakukan pencarian informasi? Apa yang adik lakuan?

Nambah ilmu pengetahuan. Langsung nyari ke perpustakaan kalo ga ada nyari di

internet.

6. Bagaimana proses adik dalam pencarian informasi? Ceritakan pula perasaan yang adik

rasakan pada tiap tahapan pencarian informasi!

Langsung menuju rak. Coba nyari di internet juga. Kalo udah dapet bukunya dibaca aja,

biasa aja kaya nyari biasa.

Page 129: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

C. Solusi yang dilakukan pemustaka untuk mengatasi kendala dalam pencarian informasi

7. Apa kendala yang dialami adik dalam pencarian informasi?

Kadang engga ketemu

8. Mengapa adik tidak menemukan informasi yang dicari?

Bukunya engga ada, saya cari engga ada.

9. Apa yang adik lakukan jika informasi yang dicari tidak bisa ditemukan?

Yaudah kembali ke kelas, engga jadi di perpustakaan.

D. Peran pustakawan dalam membantu penelusuran informasi pemustaka

10. Solusi apa yang ditawarkan pustakawan untuk membantu pemustaka dalam

penelusuran informasi?

Kalo nanya paling disuruh di cek lagi di raknya, kalo engga nanya ya ke kelas lagi.

Page 130: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

Hasil Wawancara

“Perilaku Pencarian Informasi Pemustaka Berkebutuhan Khusus pada Perpustakaan

Sekolah Luar Biasa-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta”

Nama : Rian Faturahmadiah Subrik

Kelas : 8 SMPLB

Tanggal/Waktu wawancara : 25 Februari 2015 / 09.00

A. Kebutuhan informasi pemustaka pada Perpustakaan SLB-A Pembina Tingkat Nasional

1. Apa alasan adik untuk datang ke perpustakaan?

Pas pelajaran agama, pak guru minta belajar di bawah, di perpustakaan. Sama pas

pelajaran Pak Dedi OM (Orientasi Mobilitas). Selain itu saya ke perpustakaan, paling

seminggu sekali, atau seminggu 2 kali.

2. Bagaimana kebutuhan informasi adik? apa yang sering adik cari?

Sesuai pelajaran yang sedang belajar di perpustakaan. Buku cerita juga baca.

3. Dimana adik melakukan pencarian informasi?

Di perpustakaan. Kalo sekarang kan aku udah punya HP, bisa nyari di google loh. Jadi

misalnya kita mau nyari tentang buah pisang, apa saja yang terkandung dalam pisang

bisa dicari di google. Aku ada aplikasi talk, bisa ngeluarin kata-kata, apa yang mau

dicari tinggal ngomong, atau kalo mau tau hasil yang dicari itu bisa tinggal didengerin

aja.

4. Dengan siapa adik datang ke perpustakaan?

Dengan temen, sama yogi.

B. Proses yang dilakukan pemustaka berkebutuhan khusus dalam pencarian informasi

5. Mengapa adik melakukan pencarian informasi ? Apa yang adik lakukan?

Menambah ilmu. Saya nyari di perpus dan nyari pake internet juga.

6. Bagaimana proses adik dalam pencarian informasi? Ceritakan pula perasaan yang adik

rasakan pada tiap tahapan pencarian informasi!

Page 131: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

Langsung ke raknya. Dicari, kalo ketemu ya di ambil. Disana kan bukunya banyak jadi

kalo nemu lebih dari satu harus bisa tau apa bedanya kalo mau cepet dicek daftar isinya.

Kalo susah nyarinya aku nyari di internet. Kalo bukunya ketemu dibaca. Dicatat di buku

catatan.

C. Solusi yang dilakukan pemustaka untuk mengatasi kendala dalam pencarian informasi

7. Apa kendala yang dialami adik dalam pencarian informasi?

Jarang sih, di perpus buku banyak.

8. Mengapa adik tidak menemukan informasi yang dicari?

Kalo engga ketemu paling susah nyarinya, lama, capek nyarinya.

9. Apa yang adik lakukan jika informasi yang dicari tidak bisa ditemukan?

Nanya temen, nanya pa dedi

D. Peran pustakawan dalam membantu penelusuran informasi pemustaka

10. Solusi apa yang ditawarkan pustakawan untuk membantu pemustaka dalam penelusuran

informasi?

Ngasihtau tempatnya aja.

Page 132: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

Hasil Wawancara

“Perilaku Pencarian Informasi Pemustaka Berkebutuhan Khusus pada Perpustakaan

Sekolah Luar Biasa-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta”

Nama : Yogi

Kelas : 9 SMPLB

Tanggal/Waktu wawancara : 25 Februari 2015 / 11.00

A. Kebutuhan informasi pemustaka pada Perpustakaan SLB-A Pembina Tingkat Nasional

1. Apa alasan adik untuk datang ke perpustakaan?

Kalo guru nyuruh belajar di perpustakaan, ke perpustakaan paling seminggu sekali atau

dua kali kalo kesana mau baca buku aja.

2. Bagaimana kebutuhan informasi adik? apa yang sering adik cari?

Buku pelajaran.

3. Dimana adik melakukan pencarian informasi?

Nyari di perpustakaan

4. Dengan siapa adik datang ke perpustakaan?

Kalo ke perpustakaan paling sama Rian.

B. Proses yang dilakukan pemustaka berkebutuhan khusus dalam pencarian informasi

5. Mengapa adik melakukan pencarian informasi ? Apa yang akan adik lakukan?

Itu buat nambah ilmu. Ya dicari ka bukunya.

6. Bagaimana proses adik dalam pencarian informasi? Ceritakan pula perasaan yang adik

rasakan pada tiap tahapan pencarian informasi!

Pertama kan ke perpustakaan, ke rak bukunya. Dibaca judulnya. Kalo nemu bukunya

Alhamdulillah. Kalo egga dapet dicari lagi.

Page 133: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

C. Solusi yang dilakukan pemustaka untuk mengatasi kendala dalam pencarian informasi

7. Apa kendala yang dialami adik dalam pencarian informasi?

Susah, bukunya banyak, dimana-mana.

8. Mengapa adik tidak menemukan informasi yang dicari?

Yak karena bukunya dimana-mana, disitu disini, kurang rapih gitu.

9. Apa yang adik lakuan jika informasi yang dicari tidak bisa ditemukan?

Seringnya nanya Rian, jarang nanya ke Pak Dedi.

D. Peran pustakawan dalam membantu penelusuran informasi pemustaka

10.Solusi apa yang ditawarkan pustakawan untuk membantu pemustaka dalam penelusuran

informasi?

Kalo aku tanya disuruh di cari lagi.

Page 134: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

Hasil Wawancara

“Perilaku Pencarian Informasi Pemustaka Berkebutuhan Khusus pada Perpustakaan

Sekolah Luar Biasa-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta”

Nama : Ahmad Hilmi Al-musawah

Kelas : 10 SMALB

Tanggal/Waktu wawancara : 26 Februari 2015 / 12.00

A. Kebutuhan informasi pemustaka pada Perpustakaan SLB-A Pembina Tingkat Nasional

1. Apa alasan adik untuk datang ke perpustakaan?

Karena banyak buku yang saya senangi, saya juga suka baca.

2. Bagaimana kebutuhan informasi adik? apa yang sering adik cari?

Buku pelajaran, disuruh guru belajar di perpus, untuk ngebantu belajar aku kalo

misalnya ada yang belum ngerti aku nyari bukunya di perpustakaan terus aku pinjem,

aku juga suka baca buku cerita.

3. Dimana adik melakukan pencarian informasi?

Saya nyarinya (informasi) ya di perpustakaan. Tapi kalo dirumah suka baca buku, kalo

dikamar lagi sendiri suka baca-baca buku. Dirumah kalo wifi lagi jalan saya nyari pake

internet google, tapi kalo engga saya sebatas baca-baca bukulah, sekedar untuk

menambah ilmu. Kalo di sekolah nyarinya ya di perpustakaan.

4. Dengan siapa adik datang ke perpustakaan?

Sendiri, saya keseringan sendiri. Pernah juga sama temen sekelas saya, tiwi dia mau

nempel terus sama saya.

B. Proses yang dilakukan pemustaka berkebutuhan khusus dalam pencarian informasi

5. Mengapa adik melakukan pencarian informasi? Apa yang adik lakukan?

Ya sekedar untuk menambah ilmu, biar bisa tambah pinter. Nyari buku yang sesuai

sama yang aku cari di perpustakaan, kalo engga ada aku suka nyari di internet juga.

Page 135: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

6. Bagaimana proses adik dalam pencarian informasi? Ceritakan pula perasaan yang adik

rasakan pada tiap tahapan pencarian informasi!

Awal masuk – ke rak yang dituju – mencari bukunya. Terus itu ada tulisan brailenya

saya baca sampulnya dicari pelan pelan satu buku satu buku. Kalo misalnya bukunya

engga ketemu aku tetep berusaha deh yang supaya aku dapet dan tahu apa yang aku cari,

jadi aku suka nyari internet buat pilihan lain selain nyari di perpustakaan. Kalo di perpus

bukunya ada, Terus aku buka daftar isinya biar supaya tau kan buku pelajaran banyak

volumenya ka, lewat daftar isi itu tau di volume ini ngebahas apa aja. Hasilnya aku baca,

aku ingat terus aku catat. Kalo udah ketemu seneng banget. Sudah deh selesai.

C. Solusi yang dilakukan pemustaka untuk mengatasi kendala dalam pencarian informasi

7. Apa kendala yang dialami adik dalam pencarian informasi?

Sering banget engga ketemu, misalnya nyari buku pelajaran SMA matematika itu sering

engga ketemu, saya malah sering nemunya buku bahasa Indonesia atau IPA. Apa

mungkin belum ada buku braillenya, saya kurang paham.

8. Mengapa adik tidak menemukan informasi yang dicari?

Saya engga tau apakah buku itu udah ada braillenya apa belum.

9. Apa yang adik lakukan jika informasi yang dicari tidak bisa ditemukan?

Baca di catatan yang sudah dicatat minggu lalu atau kemarin kan saya nyatet. Atau saya

nyacari buku lain yang ada, kalo ada waktu kosong saya baca. Kadang-kadang saya

minjem audio book, buku-buku yang sudah dibentuk CDnya, direkam, jadi saya

mendengarkan audio book. Kalo engga dapet nyari di internet.

D. Peran pustakawan dalam membantu penelusuran informasi pemustaka

10. Solusi apa yang ditawarkan pustakawan untuk membantu pemustaka dalam penelusuran

informasi?

Pak Dedi bilang cari yang ada, kalo lagi engga ada di perpus saya nyari sendiri. Kalo

Bapaknya ada ya saya minta tolong, nanti dikasihtau letak raknya, kalo engga ketemu

juga disuruh nyari yang teliti, kalo sampe engga ketemu juga baru deh diambilin sama

Pak Dedi.

Page 136: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

Hasil Wawancara

“Perilaku Pencarian Informasi Pemustaka Berkebutuhan Khusus pada Perpustakaan

Sekolah Luar Biasa-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta”

Nama : Monica Febrianti

Kelas : 11 SMALB

Tanggal/Waktu wawancara : 26 Februari 2015 / 13.00

A. Kebutuhan informasi pemustaka pada Perpustakaan SLB-A Pembina Tingkat Nasional

1. Apa alasan adik untuk datang ke perpustakaan?

Udah jarang, jarang, paling kalo mau baca buku ajasih. Paling dalam seminggu dua hari,

dua kali perpustakaan. Eem alasannya mau baca buku.

2. Bagaimana kebutuhan informasi adik? apa yang sering adik cari?

Yang paling sering dicari buku pelajaran atau aku suka baca buku cerita. Tapi ada yang

lain juga yang suka saya baca kaya, al-qur’an, di atlas.

3. Dimana adik melakukan pencarian informasi?

Perpustakaan suka. Aku juga suka nyari di internet, di hp, karena aku kan udah punya hp,

informasinya lebih banyak.

4. Dengan siapa adik datang ke perpustakaan?

Biasanya sama temen aku, berdua, paling deketsih sama si Anang, kalo sama yang

lainnya pada engga deket.

B. Proses yang dilakukan pemustaka berkebutuhan khusus dalam pencarian informasi

5. Mengapa adik melakukan pencarian informasi? Apa yang adik lakukan?

Kan kan ada beberapa hal yang engga aku tau, jadinya aku ke perpustakaan buat tambah-

tambah ilmu gitu. Ke perpustakaan, dicari deh bukunya, kalo engga nyari di internet juga

bisa.

6. Bagaimana proses adik dalam pencarian informasi? Ceritakan pula perasaan yang adik

rasakan pada tiap tahapan pencarian informasi!

Page 137: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

Kalo akukan masih ada sisa penglihatan sedikit, aku ke raknya, dengan sedikit

penglihatan jadi bisa dibaca satu-satu itu, sebelumnya udah tau letak raknya dimana,

sudah hafal. Kan di perpus bukunya banyak, Kalo nyarinya harus teliti biar engga ada

yang kelewat. Kalo engga ketemu aku juga suka nyari di internet. Terus nyari di internet,

kan informasinya lebih banyak. Tapi kalo nyari di internet yang paling atas yang pertama

yang aku buka. Kalo ketemu Dicek lagi isi bukunya, daftar isinya. Kalo sudah dapat ya

diambil di baca, lega akhirnya dapet juga. Bukunya dibaca, ditulis lagi biar engga lupa.

Sudah itu aja.

C. Solusi yang dilakukan pemustaka untuk mengatasi kendala dalam pencarian informasi

7. Apa kendala yang dialami adik dalam pencarian informasi?

Bukunya banyak.

8. Mengapa adik tidak menemukan informasi yang dicari?

Susah, mungkin karena bukunya banyak kali yah, jadi engga ketemu.

9. Apa yang adik lakukan jika informasi yang dicari tidak bisa ditemukan?

Ya mungkin nanti dicoba lagi, hari hari berikutnya. Atau nanya temen “eh lo dapet buku

ini engga sih” biasanya sih “oh gue juga lagi nyari” kadang susah juga gitu. Kadang

ketemu kadang engga.

D. Peran pustakawan dalam membantu penelusuran informasi pemustaka

10. Solusi apa yang ditawarkan pustakawan untuk membantu pemustaka dalam penelusuran

informasi?

Ngasihtau bukunya ada dimana, terus ngasihtau juga bukunya boleh dipinjem tapi jangan

lupa dibalikin.

Page 138: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

Hasil Wawancara

“Perilaku Pencarian Informasi Pemustaka Berkebutuhan Khusus pada Perpustakaan

Sekolah Luar Biasa-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta”

Nama : Dedi Supriadi, M.Pd

Tanggal/Waktu wawancara : 27 Februari 2015 / 09.00

A. Kebutuhan informasi pemustaka pada Perpustakaan SLB-A Pembina Tingkat Nasional

1. Apa alasan murid-murid untuk datang ke perpustakaan?

Murid-murid pada umumnya itu datang untuk meminjam buku ya terus baca-baca

kemudian juga bimbingan belajar disini. Bimbingan belajar ada yang langsung dibimbing

dengan guru kelasnya ada juga langsung pustakawan disini, petugas. Dan itu kalo proses

bejajar di perpustakaan sudah ada jadwalnya, sudah dijadwalkan sesuai permintaan guru

kelas, seminggu paling 1 kelas. Kemudian juga murid-murid datang ke perpustakaan kalo

pas istirahat, kemudian saat mau pulang mereka juga datang meminjam buku dibimbing

dengan orangtuanya. Disamping itu disaat muridnya sedang belajar orangtuanya kesini

untuk meminjam buku. Jadi tidak hanya murid yang kesini tapi orang tuanya juga untuk

meminjam buku sesuai dengan pesanan anaknya gitu kan.

2. Bagaimana kebutuhan informai pemustaka? Apa yang sering dicari?

Buku-buku atau bahan informasi dalam pembelajaran disini sudah cukup lengkap.

Kemudian secara untuk individu memadai, paling sering dicari selain buku pelajaran

tentunya, selain itu murid juga suka cerita-cerita pendek kalo yang untuk dibaca dirumah.

Kalo buku pelajaran pun sering juga sesuai dengan tugas gurunya, mencari buku bahan

ajar. Ada ketentuan disini bahwa siswa-siswa yang ada di SLB-A pembina tingkat

nasional ini kalau datang ke perpustakaan itu mencari sendiri, jadi tidak dicarikan oleh

pustakawan. Tapi sesuai dengan informasi dari pustakawan bahwa rak sekian itu buku ini

buku ini nanti tinggal dicari. Dan susunannya pun ini sesuai dengan kelas permata

pelajaran, jadi bahasa indonesia bahasa indonesia semua disini, jadi tidak menggunakan

sistem kelas klasifikasi seperti dewey, ddc. Itu untuk memudahkan anak saja karena anak

memiliki kekurangan dalam penglihatan sehingga harud dimodifikasi sedemikian rupa

Page 139: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

sehingga memudahkan anak dalam mencari bahan ajar. Murid tinggal meraba tiap label

buku itu dicover dituliskan simbol braille.

3. Apakah murid-murid yang datang ke perpustakaan datang secara individu atau

kelompok?

Murid disini kan terdiri dari TK sampai SMA ya, untuk kelas-kelas besar ada yang

datang secara undividu dan sering pula datang secara berkelompok sesuai

kepentingannya bahan informasi yang dibutuhkan. Nah kalo kepentingannya sendiri

untuk menbaca buku cerita itu sendiri sendiri. Namu kebanyakan datang secara

berkelompok. Karena mereka, maklum lah tunanetra ya tunanetra itu kalo tidak

berkelompok rasanya kurang percaya diri, jadi selalu berkelompok dan mereka senang

beramai ramai. Mereka kalo sudah menemukan buku kalo berkelompok mereka berteriak

ngasihtau temenya kalo sudah dapet buku “aku sudah dapet” terus seneng. Kalo

berkelompok bisa saling membantu misalnya ada yang satu nemu bukunya temen lainnya

nanya “dimana bukunya?” temennya yang sudah nemuin bukunya ngasihtau dimana

letaknya, langsung mereka beramai-ramai mencariya.Itulah yang menjadi salah satu

penyebab buku acak-acakan. Tapi kalo nyari sendiri sepi. Paling kalo sendiri bilang “Pak

Dedi minta tolong dong ini nyari bukunya, susah dicarinya.

4. Bagaimana perilaku murid-murid di perpustakaan?

Pada umunya perilaku murid baik mereka tidak ada mengarah kepada yang kesannya ya

ada anak yang dateng ke perpustakaan ngacak-ngacak membuat rusuh, nyari sensasi,

kemudian misalnya ke perpustakaan ngadem gurunya ngga ada ke perpustakaan diem

ngacak-ngacak biar ada temen nah itu ciri-ciri anak berkebutuhan khusus seperti itu. Tapi

pada kesininya mereka sudah bagus, mereka sudah paham tepatnya, dimasukan lagi ke

tenpatnya. Tapi tidak semua anak seperti itu, ada anak yang kebingunan habis ngambil

tadi dimana ya disimpannya kembali, nah kadang-kadang asal masuk aja, ada juga yang

seperti itu. Tapi pada umumnya murid-murid baik, datang dengan sopan, mengucapkan

salam “assalammualikum”. Mereka juga sudah dikenalkan dengan tata tertib

perpustakaan dsb. Kadang-kadang juga anak bawa makan dan minuman gitu sebagai

pustakawan pun menegurnya dengan sopan, karena itu adalah peratiran perpustakaan

Page 140: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

tidak boleh bawa makanan/minuman ke perpustakaan, takutnya gitu ya nanti mengotori

buku.

B. Proses yang dilakukan pemustaka berkebutuhan khusus dalam pencarian informasi

5. Bagaimana perilaku murid-murid saat mencari informasi di perpustakaan?

Di perpustakaan SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta, murid-murid bebas mencari

sendiri bahan informasi. Anak itukan pasti mengalami kesulitan ya, kalo mencari buku

karena memiliki kekurangan penglihatan. Apalagi penataan baru yang belum sempat

dikenalkan, seingga mereka kesultan mencari bahan informasi basanya permisi dan minta

tolong ditunjukkan letaknya atau terkadang diamblkan oleh petugas perpustakaan. Kalo

mereka sulit menemukan informasi lalu ditunjukan dan dicarikan. Ketika mereka sulit

mencari informasi ya kita carikan, karena mereka lama dalam mencari, kan haris diraba-

satu persatu, sedangkan kita bisa lag membaca judul buku dengan melihatnya. Karena

satu jilid buku bisa saja menjadi 4-5 volume. Nanti apanih belum di daftar isinya dibaca

dulu, misalnya buku bahasa indonesia ada 5 jilid, nah yang dicarinya itu materi tentang

apa nah materinya itu ada di volume 2 jadi dia harus baca daftar isi tiap volume. Karena

satu jilid buku itu belum tentu satu jilid braille bisa saja 4-6 jilid. Apalagi matematika

bisa sampai 10, dan itu akan menyulitakan anak, karena diraba satupersatu. Bukan berarti

mereka harus dan selalu dibantu. Tapi itu memang kesulitan mereka, misalnya waktunya

pendek, misalnya ditugasi oleh guru kelas , waktunya hanya sekian menit, mereka harus

kekelas lagi nah kan waktunya sedikit, jadi harus dibantu.

6. Dari sisi pustakawan, apa kendala yang dialami murid dalam pencarian informasi?

Murid-murid kami adalah tunanetra, sudah barang tentu akan mengalami kesulitan dalam

mencari informasi, karena bahan informasi di perpstakaan braille tentu berbeda dengan

perpustakaan di sekolah reguler dalam hal penataan, jumlah buku yang tersedia,

walaupun sudah diklasifikasikan, sehingga perlu bantuan mencarikan bahan informasi.

Kendalanya kalo banyak buku jilid banyak jadi memerlukan waktu yang cukup lama,

walaupun sudah diklasifikasikan perkelas. Kebetulan fasilitas dan ruangan yang dimili

belum memadai terkait perpindahan dan ruang.

Page 141: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

C. Solusi yang dilakukan pemustaka untuk mengatasi kendala dalam pencarian informasi

7. Mengapa murid-murid tidak menemukan informasi yang dicari?

Di atas sudah dijelaskan, bahwa murid kami tunanetra dengan segala keterbatasannya,

sehinga mengami kesulitan dalam menemukan informasi yang dicari. Murid kurang

paham, dan masih adanya sifat ketergatungan pada orang lain yang tinggi, ada yang

malas, mereka karena selalu berkelompok ketika disuruh sendiri nah itu sulit. Tidak

adnya garis lantai yang dapat memudahkan siswa untuk menuju ke rak, seperti garis yang

dijalan luar itu ada garis, ngga ada penunjuk arah.

8. Apa yang dilakukan murid-murid jika informasi yang dicari tidak bisa ditemukan?

Salah satunya ialah memina tolong kepada pustakawan, karena bahan informasi yang

dicari pasti ada, karena biasanya tugas dari guru dan gurunya pun sudah tau di

peprustakaan pun ada dan pasti bisa ditemu ketika dibantu ke pustakawan. Kalo beramai-

ramai tidak satu lemari yang dicari, mereka saling berbagi, tidak ada satu rak yang dicari

beramai-ramai. Jika ada satu yang menemukan mereka berteriak. Dan saya bebaskan

perpustakaan ini jika saya sedang mengajar perpustakaan terbuka, kecuali kalau orang

tua. Kalo mengenai pinjaman orangtua harus melapor ke pustakawan, kalo murid kalo

pustakawan juga. Karena mereka tidak menulis sendiri.

9. Apa yang dilakukan pustakawan jika murid-murid kesulitan dalam mencari informasi?

Awalnya membiarkan murid untuk mencari sendiri, biasanya kalo tidak ketemu mere

bilang “pak bingung dimana bukunya”. Nah kita tanya dulu buku apa yang dicari.

Dibilangin dulu supaya dicari lagi dengan teliti. Kalo masih tidak ketemu ditunjukan

letaknya, raknya. Kalo masih tidak ketemu juga, bantu nyariin. Kalo sudah ketemu

diperingatkan kembali “Kalo kamu nyari buku ini lagi kelas sekian volume sekian disini

ya tempatnya” Dan setiap perubahan harus diinformasikan kepada siswa, karena kalo

tidak mereka akan kesulitan lagi, bingung dengan lokasi perubahan yang baru. Misalnya

kemarin kan lemari pindah ada yang bilang “pak kemarin ada lemari disini kok serang

jadi computer, kemarin kan juz’amanya di rak sini” “Iya Pak Dedi pindahkan”. Jadi harus

langsung diinformasikan perpindahannya, apa saja yang dipindah dan dipindahkan

kemana saat mereka datang ke perpustakaan.

Page 142: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

D. Peran pustakawan dalam membantu penelusuran informasi pemustaka

10. Bagaimana peran pustakawan dalam membantu penelusuran informasi pemustaka?

Kita hanya membantu, melayani bimbingan belajar, menunjukan lokasi, tempat, rak,

bahan informasi yang dicari. Namun saya merasa kurang optimal karena saya mempunya

tanggung jawab pula dalam mengajar, jadi waktu di perpustakaan kurang optimal. Tapi

tetep saya memandirikan anak, miaslnya ada koleksi cd dan kaset, memberitahu anak

kalo mau memakai cd ini tapenya kamu juga jangan lupa pake heatseat karena kalo tidak

suaranya akan menggangu orang lain. Walupun secara fasilitas masih kurang memadai

namun saya tetap memberikan tebaik untuk anak-anak, menumbukan kemandirian anak.

Page 143: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

Hasil Wawancara

“Perilaku Pencarian Informasi Pemustaka Berkebutuhan Khusus pada Perpustakaan

Sekolah Luar Biasa-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta”

Nama : Triyanto Murjoko, M.Pd

Tanggal/Waktu wawancara : 27 Februari 2015 / 11.00

1. Dari pandangan kepala sekolah, bagaimana kebutuhan informasi murid di perpustakaan?

Menurut saya pribadi kalo ke perpustakaan murid sukanya baca buku, entah itu baca buku

pelajaran atau baca buku cerita yang ada di perpustakaan. Tapi selain baca buku

diperpustakaan juga ada kegiatan belajar mengajar. Jadi secara berkala ada kelas sama

gurunya juga melakukan pengajaran di perpustakaan mba.

2. Dari pandangan kepala sekolah, bagaimana perilaku murid-murid di perpustakaan?

Kalo murid-murid di perpustakaan perilakunya baik, mereka tidak nakal. Disini kan kita

mendidik juga ya bagimana berperilaku yang sopan, kalo ke peprustakaan gimana, mau

mencari apa. Jadi mereka sudah tahu bagaimana bersikap. Nanti biar lebih lengkap mba bisa

nanya ke pustakawan.

3. Dari pandangan kepala sekolah, bagaimana proses pencarian informasi murid-murid di

perpustakaan?

Sepengamatan saya murid mencari di rak, mau nyari buku pelajaran ya mencarinya di rak

buku pelajaran. Kalo mau cari buku cerita ya mencarinya di rak buku cerita. Untuk lebih

jelasnya mba bisa bertanya langsung ke pustakawan perpustakaan.

4. Dari pandangan bapak apa kendala yang dialami murid saat mencari informasi di

perpustakaan?

Murid disini kan murid tunanetra ya mba, jadi mereka kalo mau keperpus dengan meraba,

kalo tunanetra yang aktif indera perabanya mba. Kendalanya itu kalo dengan meraba waktu

nyarinya lebih lama.

Page 144: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

5. Apa yang dilakukan murid jika mengalami kesulitan dalam mencari informasi?

Mereka minta tolong ke pustakawan. Misalnya kalo ada yang nyari buku peajaran Bahasa

Indonesia, terus tindak ketemu. Terus mereka minta tolong pustakawan untuk dicarikan

Buku Bahasa Indonesia.

6. Menurut bapak bagaimana peran pustakawan dalam membantu penelusuran informasi

pemustaka? Apa yang harus dilakukan oleh pustakawan?

Pustakawan dapat memembantu murid yang kesulitan mencari informasi. Kesulitannya apa,

pustakawan wajib membantu. Kalo menurut saya pustakawan punya peranan yang besar

mba, karena pustakawan itu kan melayani pemustaka atau murid ya. Murid yang sedang

mencari buku kalo misalnya tidak ketemu, pustawakan wajib membantu mencarinya mba.

Itu yang saya ingatkan disini bahwa pustakawan wajib memnbatu murid.

Page 145: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

Tabel Tempat Perolehan Sumber Informasi

Tempat Perolehan

Sumber Informasi

Transkrip Wawancara

Perpustakaan “Paling sering saya mencari di perpustakaan. Kadang kalo ada tugas

yang bisa saya kerjakan sendiri ya saya jawab sendiri, kalo engga bisa

baru ke perpustakaan. Terus saya juga tidak nyari di internet karena

saya tidak punya hp.” (Ang)

“Di perpustakaan, kalo mau nyari buku paket pelajaran ya di

perpustakaan.” (Tir)

“Langsung nyari ke perpustakaan kalo ga ada nyari di internet.” (Dav)

“Di perpustakaan.” (Rian)

“Nyari di perpustakaan” (Yog)

Saya nyarinya (informasi) ya di perpustakaan” (Hil)

“Perpustakaan suka.” (Mon)

Orangtua dan Teman “Kalo PR dikerjain dirumah terus aku engga bisa jawab, nanya orang

tua.” (Ang)

“Kalo ada PR yang jawabannya susah awalnya aku nanya sama

orangtua” (Tir)

Internet “Aku juga suka nyari di internet, lebih cepet. Karena aku udah punya

HP jadi lebih enak nyarinya, aku bisa sendiri pake internet di HP engga

dibantu orang lain juga bisa.” (Tir)

“Langsung nyari ke perpustakaan kalo ga ada nyari di internet.” (Dav)

“Kalo sekarang kan aku udah punya HP, bisa nyari di google loh. Jadi

misalnya kita mau nyari tentang buah pisang, apa saja yang terkandung

dalam pisang bisa dicari di google. Aku ada aplikasi talk, bisa ngeluarin

kata-kata, apa yang mau dicari tinggal ngomong, atau kalo mau tau

hasil yang dicari itu bisa tinggal didengerin aja.” (Rin)

“Dirumah kalo wifi lagi jalan saya nyari pake internet, google.” (Hil)

“Aku juga suka nyari di internet, di hp, karena aku kan udah punya hp,

informasinya lebih banyak.” (Mon)

Page 146: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

Tabel Jenis Sumber Informasi yang Dicari

Jenis Sumber

Informasi

Transkip Wawancara

Buku Pelajaran Braille ”Kalo di perpustakaan paling sering nyari buku cerita sama buku

pelajaran (braile). Kalo buku pelajaran biasanya saya nyari pelajaran

Agama, IPS, IPA, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika.” (Ang)

“Keseringan nyari buku pelajaran. Soalnya ada beberapa buku

pelajaran harus minjem di perpustakaan, ada juga buku pelajaran yang

dikasih pinjem ke aku terus dibawa boleh dibawa pulang.” (Tir)

“Lebih sering nyari buku pelajaran, tapi kadang buku cerita.” (Dav)

“Sesuai pelajaran yang sedang belajar di perpustakaan, buku cerita

juga baca.”(Rin)

“Buku pelajaran. (Yog)

“Buku pelajaran, disuruh guru belajar di perpus, untuk ngebantu

belajar aku kalo misalnya ada yang belum ngerti aku nyari bukunya di

perpustakaan terus aku pinjem, aku juga suka buku cerita.” (Hil)

“Yang paling sering dicari buku pelajaran atau aku suka baca buku

cerita. Tapi ada yang lain juga yang suka saya baca kaya, al-qur’an,

atlas.” (Mon)

Buku Cerita Braille “Tapi engga itu aja, saya juga sering belajar, baca-baca buku cerita di

perpustakaan.” (Ang)

“Kadang nyari buku cerita, cerita hewan atau cerita yang lain engga

tentusih sesuai mood aja.” (Tir)

“Lebih sering nyari buku pelajaran, tapi kadang buku cerita.” (Dav)

“Sesuai pelajaran yang sedang belajar di perpustakaan, buku cerita

juga baca.”(Rin)

“Aku juga suka baca buku cerita”(Hil)

“Yang paling sering dicari buku pelajaran atau aku suka baca buku

cerita. Tapi ada yang lain juga yang suka saya baca kaya, al-qur’an,

atlas.” (Mon)

Page 147: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

Atlas Taktual “Yang paling sering dicari buku pelajaran atau aku suka baca buku

cerita. Tapi ada yang lain juga yang suka saya baca kaya, al-qur’an,

atlas.” (Mon)

Al-Qur’anBraille “Yang paling sering dicari buku pelajaran atau aku suka baca buku

cerita. Tapi ada yang lain juga yang suka saya baca kaya, al-qur’an,

atlas.” (Mon)

Page 148: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

Tabel Proses Pencarian Informasi

Tahapan Pencarian

Informasi

Transkip Wawancara

A. Initiation Definisi: Perasaan akan kurangnya ilmu pengetahuan, dapat

menimbulkan kesadaran akan kebutuhan terhadap suatu informasi.

Mengerjakan

Tugas

“Saya mau menambah ilmu, ngerjain tugas dari bu guru” (Ang)

Selain untuk menambah ilmu, karena mendapat tugas dari guru,

Ang merasa belum bisa menjawab/menyelesaikan tugas yang

diberikan guru sehingga Ang pun memutuskan untuk melakukan

pencarian informasi.

Menambah

Ilmu

“Saya mau menambah ilmu, ngerjain tugas dari bu guru” (Ang)

Sebab utama Ang melakuakan pencarian informasi ialah adanya

perasaan kurang mengetahui akan informasi tententu sehingga ia

ingin melakukan pencarian untuk menambah pengetahuannya.

“Kalo aku nyari buku di perpustakaan karena aku mau menambah

ilmu.” (Tir)

Berawal dari tidak mengetahui ilmu tertentu, Tir pun melakukan

pencarian informasi untuk ingin menambah ilmu.

“Nambah ilmu pengetahuan.”(Dav)

Dav merasa ilmu pengetahuannya masih kurang sehingga ia ingin

melakukan pencarian informasi untuk menambah pengetahuannya.

“Menambah ilmu.”(Rin)

Alasan Rin ialah untuk menambah ilmu, telah ada kesadaran akan

kebutuhan untuk mencari dan memperoleh informasi.

“Itu buat nambah ilmu.”(Yog)

Yog pun merasakan hal yang sama, ia merasa ingin menambah

ilmunya sehingga ia pun pelakukan pencarian informasi

Page 149: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

“Ya sekedar untuk menambah ilmu, biar bisa tambah pinter.”(Hil)

Ia merasa ilmu yang dimiliki masih kurang maka ia memutuskan

untuk melakukan pencarian informasi. Dengan informasinya

tersebut dapat menambah ilmu yang nantinya dengan ilmunya

tersebut dapat menambah kecerdasannya.

“Kan kan ada beberapa hal yang engga aku tau, jadinya aku ke

perpustakaan buat tambah-tambah ilmu gitu.”(Mon)

Mon merasa kurangnya ilmu pengetahuan, ada beberapa hal yang

tidak diketahui. Mon telah menyadari ia membutuhkan informasi

untuk menambah pengetahuannya

1. Starting Definisi: Tahapan dimulainya proses pencarian informasi, masih

dalam satu media pencarian. Individu melakukan pencarian di

lembaga yang menyediakan informasi (perpustakaan), berdasarkan

bidang yang dimulai, melalui literatur, dan media pencarian

lainnya.

“Nyari di perpustakaan.” (Ang)

Ia memutuskan untuk memulai pencarian informasi di

perpustakaan

“Ya dicari ka bukunya (di perpustakaan).” (Yog)

Yog pun memutuskan untuk mencari langsung di buku yang

tersedia di perpustakaan.

“Ya kata aku tadi, nyari di perpustakaan atau aku nyari di internet”.

(Tir)

Tujuan Tir dalam melakukan pencarian informasi ialah mencari

terlebih dahulu di perpustakaan.

“Langsung nyari ke perpustakaan kalo ga ada nyari di internet.”

(Dav)

Ia memutuskan untuk menuju ke perpustakaan dan mencari

informasi yang dibutuhkannya.

Page 150: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

“Saya nyari di perpus dan nyari pake internet juga.” (Rin)

Dengan perasaan ingin menambah pengetahuan Rin pun

memutuskan awal pencariannya di perpustakaan.

“Nyari buku yang sesuai sama yang aku cari di perpustakaan, kalo

engga ada aku suka nyari di internet juga.” (Hil)

Tujuan utama Hil dalam melakukan pencarian informasi ialah

melalui perpustakaan sekolah, disitulah Hil dapat mencari

informasi yang dibutuhkannya.

“Ke perpustakaan, dicari deh bukunya, kalo engga nyari di internet

juga bisa.” (Mon)

Sama dengan Hil, Tir pun menetapkan pencarian utamanya di

perpustakaan, karena di perpustakaan terdapat banyak ilmu, banyak

informasi yang tersedia.

B. Selection/

Exploration

Definisi: Pemustaka lebih merasa siap untuk melakukan pencarian

dengan teliti. Pada exploration pemustaka menetapkan pencarin

dengan lebih mendalam

“Terus itu ada tulisan brailenya saya baca sampulnya dicari pelan

pelan satu buku satu buku.” (Hil)

Dapat dikatakan jika menemukan satu buku Hil merasa harus lebih

teliti dengan merabanya pelan-pelan. Dengan mencarinya pelan-

pelan Hil pun lebih teliti agar informasi/buku yang dicari dapat

ditemukan dengan efisien.

“Kalo nyarinya harus teliti biar engga ada yang kelewat.” (Mon)

Mon pun meningkatkan ketelitiannya agar tidak ada buku yang

terlewat satupun.

1. Chaining Definisi: tahapan penghubungan, individu mulai mengubungkan

informasi yang dicari dengan informasi yang didapatkan dari satu

media pencarian informasi.

Perlu diketahui pengklasifikasin koleksi perpustakaan SLB-A ialah

menurut buku pelajaran, maka tahapan yang dilakukan pemustaka

tunanetra ialah langsung menuju rak penyimpanan buku tersebut

Page 151: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

sesuai rak pelajarannya, lalu meraba judul braille pada buku.

“Terus langsung menuju di raknya, misalnya kalo aku mau nyari

buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas 5 langsung ke rak Buku

pelajaran Bahasa Indonesia. Diraba depan bukunya kan ada

judulnya.” (Ang)

Langsung menuju rak dimana buku disimpan, Ang langsung

meraba judul bukunya.

“ Langsung nyari aja di rak. Langsung cari ke rak, dipilih dicari

dari judul yang ada di depan buku, diraba aja.” (Tir)

Tir pun memutuskan untuk langsung mencari di rak.

“Langsung menuju rak.” (Dav)

Tahapan selanjutnya setelah sampai di perpustakaan Dav langsung

menuju rak dan mencari bukunya.

“Langsung ke raknya.” (Rin)

Rin langsung mencari ke rak penyimpanan buku.

“Pertama kan ke perpustakaan, ke rak bukunya.” (Yog)

Setelah samapai di peprustakaan Yog melakukan pencarian dengan

langsung mencari ke rak buku (pelajaran) disimpan.

“Awal masuk – ke rak yang dituju – mencari bukunya.” (Hil)

Setelah masuk ke perpustakaan Hil langsung menuju rak dan

memulai mencari bukunya dengan meraba judul braillenya.

“Kalo akukan masih ada sisa penglihatan sedikit, aku ke raknya,

dengan sedikit penglihatan jadi bisa dibaca satu-satu itu,

sebelumnya udah tau letak raknya dimana, sudah hafal.” (Mon)

Begitupun yang dilakukan Mon, ia langsung menuju rak. Siswa

SLB-A diwajibkan untuk bisa menggunakan huruf braille, namun

jika sebagian penglihatan masih bisa berfungsi, sekolah sangat

memperbolehkan untuk tetap memanfaatkan penglihatannya.

2. Browsing Definisi: merambah, mencari informasi dari satu sumber ke sumber

lainnya, yang menyebabkan terdapat lebih dari satu sumber

pencarian informasi yang digunakan.

Page 152: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

“Kalo misalnya di perpustakaan engga ketemu yang tadi aku bilang

ka aku suka nyari di internet, jadinya aku nyari di internet deh,

lebih cepet.” (Tir)

Sumber informasi yang digunaan Tir selain perpustakaan ialah

menggunakan internet, menurutnya melakuan pencarian di internet

dapat ditempuh lebih cepat.

“Coba nyari di internet juga.” (Dav)

Dav mencoba sumber pencarian informasi dengan memanfaatkan

fasilitas internet.

“Kalo susah nyarinya aku nyari di internet.” (Rin)

Rin mengalami kendala dalam mencari di perpustakaan yang

menyebabkan informasinya tidak dapat ditemukan, maka ia

berusaha untuk mencarinya di internet.

“Kalo misalnya bukunya engga ketemu aku tetep berusaha deh

yang supaya aku dapet dan tahu apa yang aku cari, jadi aku suka

nyari internet buat pilihan lain selain nyari di perpustakaan.” (Hil)

Jika informasi yang dicari Hil tidak dapat ditemukan di

perpustakaan, Hil memutuskan untuk mencarinya di internet,

bertujuan supaya informasi yang dibutuhkannya tetap dapat

didapatkannya.

“Terus nyari di internet, kan informasinya lebih banyak.” (Mon)

Selain mencari di perpustakaan Mon mencari di internetyang

memuat banyak informasi.

3. Monitoring Definisi: kegiatan pengawasan, individu menyiapkan diri untuk

mencari perkembangan informasi yang terbaru. Pemustaka tidak

melakukan tahapan ini.

C. Formulation Definisi: lebih memfokuskan pada tema yang dicari, pola pikir

menjadi lebih jelas, terpusat pada kebutuhan informasi yang

dibutuhkan.

“Kalo nemu bukunya aku seneng, terus bilang ke temen temen aku

kalo aku udah nemu bukunya.” (Tir)

Page 153: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

Tir merasa lebih jelas dan informasi yang dibutuhkannya

menjadikannya lebih terarah.

1. Differentiating Definisi: menyaring, memilih sehingga dapat mengetahui

perbedaan dari informasi yang telah didapat. Pada pemustaka

tunanetra, buku pelajaran braille bisa terdiri dari 4/5 jilid,

selanjutnya pemustaka harus melakukan penyaringan jilid mana

yang memuat informasi yang dicarinya.

“Diraba didalam bukunya itu isinya tema apa aja.” (Ang)

Ang melakukan mengecekan terhadap tema yang ada di dalam

buku.

“Selanjutnya dari buku yang aku temuin aku cek lagi bedanya apa

dan buku mana yang paling sesuai dengan yang aku pilih, sama

juga kalo misalnya aku nyari di internet dipilih yang paling sesuai

sama yang aku carideh.” (Tir)

Setelah menemukan buku yang dicari, Tir membaca sekilas dalam

buku melaui daftar ini untuk mengetahui perbedaan buku yang

didapatnya, lalu memilih buku yang sesuai dengan informasi yang

dicarinya.

Disana kan bukunya banyak jadi kalo nemu lebih dari satu harus

bisa tau apa bedanya kalo mau cepet dicek daftar isinya (Rin).

Rin membedakan isi buku dengan mengecek daftar isi.

“Terus aku buka daftar isinya biar supaya tau kan buku pelajaran

banyak volumenya ka, lewat daftar isi itu tau di volume ini

ngebahas apa aja.” (Hil)

Hil membaca daftar isi buku untuk mengetahui perbedaan dalam

buku, misalnya volume satu memuat tema apa saja.

“Dicek lagi isi bukunya, daftar isinya.” (Mon)

Mon melaukan pengecekan terhadap buku yang didapatkannya

melalui daftar isi, untuk mengetahui perbedaan buku yang

didapatnya. Lalu memastikan apakah informasi yang dicari ada

pada buku dan volume yang ia dapat atau tidak.

Page 154: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

D. Collection Definisi: Tahapan yang dilakukan antara pemustaka dalam mencari

informasi menjadi lebih efektif dan efisien, pemustaka

mengumpulkan informasi pada masalah yang dicari. Pemustaka

tidak mengalami perasaan ini karena telah dilakukan sejak awal

telah menetapkan untuk memulai pencarian secara efektif, efisien

dan tertuju pada masalah yang dihadapkan.

1. Extracting Definisi: merangkum, mengambil atau mencatat sumber yang

dianggap penting.

“Kalo ada yang perlu dicatet ya aku catet.” (Ang)

Ang mencatat jika ia merasa ada informasi penting yang perlu ia

catat.

“Dicatet yang penting, kalo nyari tentang PR langsung aku jawab

PR nya” (Tir)

Tir pun melakukan kegiatan mencatat terhadap informasi yang

penting. Jika ia mencari informasi untuk membantu menjawab

PRnya maka Tir langsung menjawab pada lembar PRnya yang

bersumber dari informasi yang telah ditemukannya.

“Dicatat di buku catatan.” (Rin)

Rin pun memutuskan untuk mencatat hal penting dari informasi

yang dicarinya.

“Hasilnya aku baca, aku ingat terus aku catat.” (Hil)

Setelah mendapatkan buku yang dicari Hil lantas membacanya, ia

ingat intinya dan dicatat.

“Bukunya dibaca, ditulis lagi biar engga lupa.” (Mon)

Mon pun membaca buku yang telah didapatkannya, lalu

memutuskan untuk dicatat agar tidak lupa.

2. Verifying Definisi: tahapan memverifikasi atau pengecekan ulamg antara

informasi yang telah didapatkan dengan ifnormasi yang dicari.

Pemustaka tidak melakuakn tahapan ini karena telah dilakukan

sebelumnya pada tahapan extracting

E. Presentation Definisi: perasaan puas dan merasa jelas akan informasi yang

Page 155: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

didapatkan. Dapat pula menimbulkan perasaan kecewa terhadap

hasil pencarian dan pemustaka dapat mengulang kembali proses

pencarian informasi.

“Lega.” (Ang)

Ang merasakan lega jika informasi yang dicari dapat ditemuakan di

perpustakaan.

“Kata aku tadi, seneng.” (Tir)

Tir pun merasakan senang terhadap informasi yang ia temukan.

“Kalo nemu bukunya Alhamdulillah.” (Yog)

Yog pun menceritakan kegembiraannya jika telah mendapatkan

buku yang telah dia cari-cari.

“Kalo udah ketemu seneng banget.” (Hil)

Hil menceritakan perasaan senang jika ia berhasil menemukan dan

menyelesaikan informasi yang dicarinya.

“Kalo sudah dapat ya diambil di baca, lega akhirnya dapet juga.”

(Mon)

Perasaan lega pun dirasakan Mon jika informasi yang dicari dapat

ditemukan, ketidaktahuannya berubah menjadi “tahu” dan

pengetahuannya pun bertambah.

1. Ending Definisi: pemustaka mendapatkan informasi yang dicarinya, telah

selesainya proses pencarian informasi, pemustaka mengakhiri

pencariannya.

“Kalo udah selesai ya sudah” (Ang)

Setelah mendapatkan informasi yang dicari Ang pun

menyelesaikan proses pencariannya.

“Begitu aja sih sudah selesai”(Tir)

Setelah semua proses telah dilakukan Tir dan kebutuhan

informasinya terpenuhi, lantas ia pun mengakhiri pencariannya.

“Sudah deh selesai” (Hil)

Hil pun mengakhiri pencariannya jika informasi yang dicari telah

terpenuhi.

Page 156: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

“Sudah itu aja.” (Mon)

Jika informasi/buku telah ditemuakan Mon pun menyudahi

pencariannya.

Keunikan yang dlakukan

pemustaka

Keunikan dalam proses pencarian informasi pemustaka tunanetra

ialah mereka selalu berkomunikasi dalam hal pencarian informasi,

informasi yang dicari belum ditemukan sampai informasi dapat

mereka temuakan.

Page 157: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

Tabel Tahapan proses pencarian informasi

Proses Pencarian Informasi Ang Tir Dav Rin Yog Hil Mon

A. Initiation √ √ √ √ √ √ √

1. Starting √ √ √ √ √ √ √

B. Selection/Eksploration - - - - - √ √

1. Chaining √ √ √ √ √ √ √

2. Browsing - √ √ √ - √ √

3. Monitoring - - - - - - -

C. Formulation - √ - - - - -

1. Differentating √ √ - √ - √ √

D. Collection - - - - - - -

1. Extracting √ √ - √ - √ √

2. Verifying - - - - - - -

E. Presentation √ √ - - √ √ √

1. Ending √ √ √ √ √ √ √

Page 158: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

Gambar Gedung Sekolah SLB-A PTN

Gambar Akses untuk Tunanetra pada SLB-A PTN

Page 159: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

Gambar Aksesbilitas pada SLB-A PTN

Gambar PerpustalaanSLB-A PTN

Page 160: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

Gambar Koleksi Al-Qur’an dan Buku Pelajaran Braille

Gambar Atlas Taktual

Page 161: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

Gambar Radio, Koleksi Buku Cerita dan Koleksi CD/Kaset

Gambar Judul Braille Pada Koleksi Perpustakaan

Page 162: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

Gambar Koleksi Al-Qur’an Braille Juz 7

Tulisan Braille pada Koleksi Al-Qur’an Braille Juz 7

Page 163: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

Surat Permohonan Dosen Pembimbing Skripsi

Page 164: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

Surat Dosen Pembimbing Skripsi

Page 165: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

Surat Izin Penelitian

Page 166: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Page 167: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29171/3/AGUS... · Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya menyediakan

Biodata Penulis

Donna Sitta Ariyanti lahir di Jakarta 19 September 1993.

Melewati pendidikan di Jakarta yaitu di SDN Makasar 06, SMPN 49,

SMAN 48. Melanjutkan kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jurusan Ilmu

Perpustakaan dengan mengambil skripsi yang berjudul “Perilaku

Pencarian Informasi Pemustaka Tunanetra di Perpustakaan Sekolah Luar

Biasa-A Pembina Tingkat Nasional”.

Selam masa kuliah penulis aktif di kegiatan teater, baik menonton dan aprisiator. Penulispun

aktif dalam HMJ Ilmu Perpustakaan dalam dua periode berturut-turut, selain itu mengikuti

kegiatan tari tradisional saman yang dikelola oleh HMJ Ilmu Peprustakaan pula. Melakukan PKL

di Perpustakaan MPR RI dan KKn di Desa Gunung Menyan, Pamijahan Bogor.

Pengalaman bekerja yang dilewati penulis yaitu di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kotamadya

(KPAK) Jakarta Selatan (2013). Sekarang penulis tercatat sebagai PHL di KPAK Jakarta Pusat

(2015-sekarang). Bercita-cita untuk mempunyai taman baca, sehingga semua orang bisa

membaca, pengetahuan pun bertambah dan mencerdaskan bangsa melalui membaca. Mengisi

waktu senggang dengan menulis, jika ada yang ingin membaca dapat langsung ke alamat

donnasitta2.blogspot.com. Saran atau kritik dapat dikirim melalui [email protected].