perilaku pencarian informasi anggota dpr ri dari...

157
PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI KALANGAN ARTIS DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI Skripsi Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pada Jurusan Ilmu Perpustakaan Disusun Oleh : HERI FERDIANSYAH NIM : 106025001050 JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 M / 1434 H

Upload: truongdung

Post on 07-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

PERILAKU PENCARIAN INFORMASI

ANGGOTA DPR RI DARI KALANGAN ARTIS

DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Pada Jurusan Ilmu Perpustakaan

Disusun Oleh :

HERI FERDIANSYAH

NIM : 106025001050

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013 M / 1434 H

Page 2: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

PERILAKU PENCARIAN INFORMASI

ANGGOTA DPR RI DARI KALANGAN ARTIS

DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Pada Jurusan Ilmu Perpustakaan

Disusun Oleh :

HERI FERDIANSYAH

NIM : 106025001050

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013 M / 1434 H

Page 3: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

PERILAKU PENCARTAN INFORMASI

ANGGOTA DPR RI DARI KALANGAN ARTIS

DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dab Humaniora

Untuk Memenuhi Syarat-syarat l'Iencapai Gelar Sarjana Strata Satu (Sl)

Pada Jurusan Ilmu Perpustakaan

Oleh

Heri FerdiansyahNIM : 106025001050

Dibarvah Bimbingrn

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013 M 17434II

Page 4: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi vang be{udul PERTLAKU PENCARTAN INFORMASI ANGGOTADPR RI DARI KALANGAN ARTIS DALAM MEMENUHI KEBUTUHANINF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Adab danHumaniora UIN syarif Hidayatulrah Jakarta pada tanggar 25 September 2013.Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana IlmuPerpustakaan (S.IP) pada Program Studi Ilmu perpustakaan.

Jakafia, 25 September 2013

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang Sekretaris

NIP. 19641215 199903 1 00s

Pembimbing

Penguji II

Alfida. MLISNrP. 1971021s 199903 2001

Penguji I

NrP. 19641215 199903 1 005

Page 5: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1(S1) di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahrva karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syar.if Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, . September 2013

i Ierdiansyah

Page 6: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

PERSEMBAHAN

Untuk Ayahanda dan Ibunda tercinta yang menginginkan anaknya

memperoleh pendidikan yang tinggi sehingga tidak seperti mereka,

untuk almarhum Bapak Drs. Rizal Saiful-Haq, MA.

semoga keinginan beliau akan skripsi ini sudah penulis penuhi

dan

untuk orang-orang yang mau memajukan Pendidikan Ilmu Perpustakaan

Serta

untuk orang-orang yang peduli dengan perbaikan kinerja anggota DPR RI.

Page 7: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

Think Right, Do Right, better Right.

Because

Success is My Right “Sukses Adalah Hak Saya”.

Page 8: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

i

ABSTRAK

HERI FERDIANSYAH

PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI

KALANGAN ARTIS DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku pencarian informasinya

dan hambatan yang terjadi dalam proses pencarian informasi anggota DPR RI dari

kalangan artis. Penelitian menggunakan metode kualitatif dimana data diperoleh

melalui kajian pustaka, observasi, dan wawancara yang dilakukan penulis dengan

informan yang memahami objek penelitian penulis. Berdasarkan hasil penelitian,

diketahui bahwa kebutuhan informasi anggota DPR RI dari kalangan artis adalah

informasi tentang sosial budaya, ekonomi, perkembangan politik terkini dan isu-

isu nasional lainnya. Serta informasi-informasi lainnya yang mendukung fungsi-

fungsi anggota dewan sesuai masing-masing komisinya. Pencarian informasi

anggota DPR RI dari kalangan artis ini dilakukan dengan mengandalkan staf ahli

masing-masing anggota DPR RI yang berjumlah 2 orang dan 1 orang staf/asisten

pribadi. Ada juga yang mengandalkan staf ahli komisi, sedangkan untuk pencarian

langsung ke perpustakaan menemukan lebih dari 1 anggota DPR RI dari kalangan

artis dan belum ada satupun anggota DPR RI dari kalangan artis yang mencari

informasi ke bidang analisis.Tujuan penggunaan informasi anggota DPR RI dari

kalangan artis yang berhubungan dengan bahan pertimbangan dalam

melaksanakan 3 fungsi DPR (Pengawasan kebijakan pemerintah, bersama-sama

pemerintah membuat anggaran dan membuat undang-undang). Penggunaan

informasi lebih kepada media elektronik (salah satunya internet), media massa

(salah satunya koran), dan literatur (perpustakaan). Hambatan yang dialami para

anggota DPR RI dari kalangan artis pada saat melakukan strategi aktivitas

pencarian informasi umumnya berhubungan dengan waktu untuk menggali

informasi secara mendalam, tapi hal itu dapat diatasi dengan baik melalui

pengalaman-pengalaman sebelumnya.

Keyword: Perilaku Pencarian Informasi, DPR RI, Artis.

Page 9: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

ii

KATA PENGANTAR

بسم اهلل الر حمن الر حيم

Alhamdulillah, penulis memuji kepada Allah SWT, meminta pertolongan

kepada-Nya, memohon ampunan-Nya dari segala kekhilafan, serta berlindung

kepada-Nya dari segala kejahatan. Penulis bersaksi tiada Tuhan selain Allah, dan

Muhammad adalah utusan-Nya, semoga shalawat dan salam senantiasa

tercurahkan bagi Nabi Muhammad SAW dan keluarganya serta sahabatnya.

Dialah (Allah SWT) yang senantiasa memberikan kekuatan dan jalan

keluar kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini mengambarkan

beberapa perilaku sebagian anggota DPR RI dari kalangan artis dalam memenuhi

kebutuhan informasinya dengan 3 (tiga) tugas utamamya: membuat undang –

undang, pengawasan terhadap kebijakan pemerintah dan membuat anggaran untuk

dijalankan pemerintah. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari

kata “sempurna”. Oleh karena itu, kritik dan saran akan penulis terima dengan

lapang dada demi menambah pengetahuan penulis.

Akhirnya, dalam situasi dan kondisi apapun mudah-mudahan penulis tidak

terlena dan tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah penulis

persembahkan. Terima kasih…

Jakarta, September 2013

Penulis

Page 10: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

iii

UCAPAN TERIMA KASIH

Sepenuhnya penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan yang

dimiliki penulis. Oleh karena itu, lewat ini penulis ingin menyampaikan rasa

terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dan memotivasi penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang dengan kuasa-Nya telah kun fayakun skripsi ini.

2. Ayahanda tercinta Sarino dan Ibunda tersayang Karni yang selalu

mendo’akan penulis dalam menuntut ilmu. Bagi mereka berdua semoga Allah

senantiasa melindungi dan meridhoi, baik di dunia sampai di akhirat kelak.

3. Bapak Dr. H. Abdul Wahid Hasyim, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Almarhum Drs. Rizal Saiful-Haq, MA., selaku mantan Ketua Jurusan

Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah mengajarkan materi-materi ilmu perpustakaan dan

memilihkan materi skripsi ini.

5. Bapak Pungki Purnomo, MLIS., selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan

Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

banyak membantu penulis.

6. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si., selaku Sekertaris Jurusan Ilmu

Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sekaligus sebagai pembimbing akademik dan pembimbing Skripsi yang telah

meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis.

Page 11: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

iv

7. Bapak Drs. Poltak Partogi Nainggolan, MA., Selaku Kepala Bidang

Pengkajian dan Analisis, dan Dra Anita Ariyati, Selaku Kepala Bidang

Perpustakaan yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian.

8. Para anggota DPR RI beserta staf Ahli, khususnya anggota dewan komisi

VIII Fraksi Partai Demokrat Ibu Inggrid Maria Palupi Kansil, S.Sos. serta

stafnya Ibu Indira dan anggota dewan Komisi IX Fraksi Partai Persatuan

Pembangunan Ibu Dra. Hj. Okky Asokawati, M.Si. serta stafnya Ibu Dita

yang telah meluangkan waktunya untuk di wawancara.

9. Lek anto dan Lek Ikhsan yang telah dengan tulus memberikan dukungan

materi dan spiritual.

10. Teman-teman KSR; Ibeh dan angkatan PRG lainnya, Syaiban dan angkatan

BGN lainnya, Feri dan angkatan MDL lainnya, Sonan dan angkatan ARF

lainnya, Fitri dan angkatan ACS lainnya, Nia dan angkatan CJS, Fadil dan

angkatan GCN lainnya serta Vivi dan angkatan LDS lainnya yang selalu

mendukung dan membantu penulis.

11. My best friends, Atenk, Gele, Husni, Ramdani, Qwil, Ipoy, Adit, TB, Opie,

Ika, Arul, Abidin, Rizki, Rahayu, Winda, dan Meta Ariani Putri, serta teman-

teman seperjuangan lainnya yang saling memotivasi serta teman-teman IPI

semua angkatan yang selalu kompak dalam segala sesuatunya.

12. Rental computer Alicia dan Fotocopy Veron yang telah mencetak dan

memperbanyak materi dan skripsi penulis.

13. Seluruh saudara, Dosen dan rekan-rekan penulis serta semua pihak yang tidak

bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuannya kepada

penulis.

Page 12: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

v

Akhirnya, hanya kepada Allah SWT. jualah penulis serahkan semua.

Semoga jasa dan amal baik mereka dicatat sebagai amal shaleh yang bernilai

ibadah dan mendapat balasan yang berlipat ganda. Demikian juga semoga dengan

selesainya skripsi ini dapat diambil hikmah dan manfaat.Amiin ya Rabbal ‘Alamin

Page 13: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................ iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

TABEL ........................................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................ 6

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .................................... 7

D. Metode Penelitian .......................................................................... 8

E. Sistematika Penulisan .................................................................... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Informasi ....................................................................................... 16

B. Lembaga, Pekerja dan Pengguna Informasi .................................. 20

1. Lembaga Informasi ................................................................... 20

2. Pekerja Informasi...................................................................... 24

3. Pengguna Informasi .................................................................. 25

Page 14: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

vii

C. Perilaku Informasi ......................................................................... 28

1. Aktivitas Kebutuhan Informasi ................................................ 33

2. Aktivitas Pencarian Informasi .................................................. 39

3. Hambatan dalam Pencarian Informasi ...................................... 46

4. Aktivitas Penggunaan Informasi .............................................. 49

D. Penelitian Sebelumnya ................................................................. 51

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia ............................ 52

1. Sejarah Singkat DPR RI ........................................................... 52

2. Tugas Pokok DPR RI ................................................................ 53

a. Tugas dan Wewenang........................................................... 53

b. Tugas DPR dan Anggota DPR RI ........................................ 55

3. Alat Kelengkapan DPR ............................................................. 56

4. Komisi dan Subkomisi .............................................................. 56

5. Anggota DPR RI dari kalangan Artis ........................................ 60

B. Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi ........................ 62

1. Informasi Umum P3DI ............................................................. 62

a. Sejarah Singkat P3DI ............................................................ 62

b. Visi dan Misi ........................................................................ 63

c. Jenis Pelayanan ..................................................................... 63

d. Yang Berhak Menerima Layanan ......................................... 65

e. Cara Memperoleh Layanan................................................... 66

Page 15: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

viii

2. Bidang Pengkajian dan Analisa (PAIS) .................................... 66

a. Bidang Kesejahteraan Sosial ................................................ 66

b. Bidang Politik Dalam Negeri ............................................... 66

c. Bidang Hukum ...................................................................... 68

d. Bidang Hubungan Internasional ........................................... 70

e. Bidang Ekonomi ................................................................... 70

3. Bidang Perpustakaan ................................................................. 71

a. Sejarah Singkat ..................................................................... 71

b. Tugas Pokok dan Fungsi ...................................................... 72

c. Struktur Organisasi ............................................................... 73

d. Koleksi, Pengguna dan Layanan .......................................... 73

e. Peraturan Tata Tertib Perpustakaan DPR RI ........................ 75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Perilaku Pencarian Informasi Anggota DPR RI dari Kalangan

Artis ............................................................................................... 80

1. Aktivitas Kebutuhan Informasi ................................................ 80

2. Aktivitas Pencarian Informasi .................................................. 83

3. Aktivitas Penggunaan Informasi .............................................. 89

a. Bidang Pengkajian dan Analisis ........................................... 91

b. Bidang Perpustakaan ............................................................ 92

4. Hambatan - Hambatan Pencarian Informasi Anggota DPR RI

dari Kalangan Artis dan Pekerja Informasi ............................. 94

Page 16: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

ix

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................... 98

B. Saran .............................................................................................. 100

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

x

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1. Data anggota DPR RI dari kalangan artis periode 2010-2014 ...... 09

2. Tabel 2. Information search Process ( Proses Pencarian Information ) ..... 41

3. Tabel 3. Komisi dan Pasangan Kerjanya ( DPR) ……………………........ 55

4. Tabel 4. Data anggota DPR RI dari kalangan artis periode 2010-2014 ...... 59

5. Tabel 5. Informasi yang sedang dibutuhkan .………………………….…. 83

6. Tabel 6. Tujuan kebutuhan informasi ……………………...………….…. 84

7. Tabel 7. Pertanyaan apa saja yang muncul dan ingin ditemukan ………... 86

8. Tabel 8. Perasaan saat menemukan dan tidak menemukan informasi ........ 88

9. Tabel 9. Lama waktu yang dibutuhkan untuk mencari informasi ...…........ 89

10. Tabel 10. Penggunaan informasi anggota DPR RI dari kalangan artis di

P3DI …………………………………………………………….. 90

11. Tabel 11. Saluran dan sumber informasi yang digunakan …………….…... 91

12. Tabel 12. Hambatan dalam pencarian informasi …………...………….…... 93

13. Tabel 13. Hambatan yang membuat berhenti mencari informasi ….….…... 94

14. Tabel 14. Hambatan pencarian informasi dalam ketidaktahuan akan saluran

dan sumber informasi …………………….……...………….…... 95

Page 18: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat tugas menjadi pembimbing

Lampiran 2 : Surat izin penelitian

Lampiran 3 : Surat izin wawancara

Lampiran 4 : Surat keterangan mahasiswa

Lampiran 5 : Profil anggota DPR RI dari kalangan artis

Lampiran 6 : Foto wawancara

Lampiran 7 : Struktur organisasi Sekjen (Sekretariat Jenderal) DPR RI

Lampiran 8 : Dokumen dari bidang PAIS (Pengkajian dan Analisis)

Lampiran 9 : Dokumen dari bidang Perpustakaan

Lampiran 10 : Hasil wawancara

Page 19: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ribuan, jutaan bahkan lebih dari itu berbagai informasi dalam format laporan,

makalah, artikel majalah, buku dan lain-lainnya sudah ada di perpustakaan, pusat

arsip, dokumentasi dan informasi serta internet. Berbagai informasi itu “siap” untuk

didayagunakan (use) dalam memberikan jasa atau layanan bagi pemakai atau

pengguna (user). Informasi tersebut ada yang tersedia secara cuma-cuma maupun

harus dibeli. Terjadinya banjir atau ledakan informasi menyebabkan pemakai

informasi kesulitan dan kadang dibuat bingung oleh penyedia jasa atau pekerja

informasi dalam memilih dan mendapatkan informasi ataupun jasa layanan yang

sesuai dengan kebutuhannya. Tidak jarang informasi yang didapatkannya itu hanya

sampah dari belantaranya hutan atau banjir informasi. Biasanya pemakai menuntut

layanan informasi “siap pakai” yang cepat, tepat, mudah dan murah serta sederhana.

Sutarno Ns. mengatakan layanan yang baik adalah yang bisa memenuhi

kebutuhan pemakai. Salah satu konsep layanannya adalah mekanismenya cepat, tepat,

mudah, murah, sederhana dan berorientasi kepada pemakai. ... Secara singkat adalah

menyusun mekanisme tentang bagaimana cara agar pemakai memperoleh apa yg

mereka butuhkan.1

1 Sutarno NS., Mengenal Perpustakaan. Cet. 1. (Jakarta: Jala Permata, 2006), h. 34.

Page 20: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

2

Layanan perpustakaan atau pusat informasi pada era teknologi informasi,

didominasi oleh media internet. Meskipun demikian, penulis (peneliti) yakin bahwa

masih perlu pemakai menyempatkan diri berkunjung secara fisik ke perpustakaan

atau pusat informasi. Walaupun hanya untuk sekedar bertanya, mendapatkan

referensi/buku, kebutuhan informasi; pendidikan (education); hiburan (entertainment)

dan lainnya.

Kepuasan pemakai pusat informasi dapat dijadikan ”barometer” keberhasilan

suatu pusat informasi. Sehingga pemakai menjadi bagian yang tak terpisahkan dari

suatu sistem informasi. Para ahli informasi berpendapat bahwa pemakai secara tidak

langsung adalah tujuan dari sistem informasi.

Salah satunya Fleming sebagaimana di kutip Ferdi Hidayat secara tegas

mengatakan bahwa pengguna (pemakai) adalah mereka yang menerima manfaat

utama dari suatu sistem informasi yang diciptakan. Suatu pusat informasi dibentuk

dengan tujuan utama untuk memberikan layanan atas kebutuhan informasi

penggunanya. Oleh karena itulah pemahaman mengenai pengguna sangat

diperlukan dalam kaitannya dengan proses interaksi yang terjadi di pusat informasi.2

Dalam kondisi ini Pustakawan, Arsiparis, Dokumentalis dan Pengkaji/Peneliti

serta ahli informasi lainnya, atau disebut juga pekerja informasi perlu memiliki

pengetahuan yang cukup memadai dan dapat saling bekerjasama. Mereka itu

sebaiknya memiliki dan memenuhi sejumlah persyaratan dasar, umum dan khusus,

antara lain: latar belakang pendidikan, pengalaman, wawasan, kemampuan,

2 Ferdi Hidayat, “Karakter Pengguna Perpustakaan,” artikel diakses pada 29 Desember 2010 dari

http://www.fedri-hidayat.co.cc/2009/12/karakter-pengguna-perpustakaan.html

Page 21: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

3

keterampilan, kompetensi, dan semangat bekerja atau berusaha, serta mampu

bersaing atau berkompetensi secara sehat. Agar mampu memberikan layanan prima

kepada pemakai.3

Dalam berinteraksi dan bersinergi dengan pemakai, pekerja informasi perlu

mempelajari seluk beluk perilaku pemakainya sebagai wujud dari proses informasi

dan sistem informasi. Diharapkan pekerja informasi mengerti perilaku pencarian

informasi guna memberikan layanan proses informasi dan sistem informasi yang

lebih baik. Sebagaimana pernyataan Chun Wei Choo berikut ini4.

“People actively construct the meaning of information through their thoughts, action, and

feelings. Since individuals typically use information to solve a problem, perform a task, or

increase understanding, the social setting in which the information is encountered determines

it’s value and salience. … a fuller understanding of information seeking as social behavior

helps us to design better information processes and information systems.”

Agar pekerja informasi berhasil menganalisis perilaku informasi mulai dari

kebutuhan, pencarian dan penggunaan informasi. Sehingga perlu dipikirkan

sebelumnya: siapa pemakai yang dilayaninya dan apa-apa saja yang menjadi

kebutuhan mereka, dan bagaimana pencarian informasinya serta kapan saatnya

informasi itu dibutuhkan?

Pustakawan harus dapat mengidentifikasi kebutuhan, keinginan serta cara

pemenuhan kebutuhan pemakai, meliputi: jenis-jenis informasi apa yang dibutuhkan,

untuk siapa informasi itu disediakan, kapan informasi itu disampaikan, di mana

informasi itu didapatkan dan bagaimana cara informasi itu diperoleh atau disajikan.

Artinya pekerja informasi harus berpikir dari sudut pandang pemakai,

3 Sutarno NS., Mengenal Perpustakaan, Cet. 1. (Jakarta: Jala Permata, 2006), h. 40-42.

4 Choo, Chun Wei. et. all. Web Work: Information Seeking and Knowledge Work on the World Wide

Web (London: Kluwer Academic Publisher, 2000), h. 3.

Page 22: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

4

sehingga memahami apa yang diharapkan pengguna darinya. Ketika pemakai datang

ke pusat informasi, mereka berharap pekerja informasi akan mengambil alih tanggung

jawab pemenuhan harapannya. Sebagai contoh: ketika seorang pemakai datang untuk

mencari informasi “X”, tentu dia menginginkan informasi “X” itu bisa cepat

disajikan, mudah memperolehnya, gratis mendapatkannya, sederhana pengunaan dan

birokrasinya serta dalam berbagai format pilihan (lengkap) penyajian informasinya.

Sehingga informasi yang diinginkannya benar-benar sesuai harapan pemakai.

Pemakai tidak perlu mengetahui bagaimana informasi itu dapat tersedia dalam

cara dan bentuk yang diinginkan (disediakan), tetapi pemakai biasanya hanya perlu

mengetahui bagaimana memperolehnya. Selebihnya pekerja informasilah yang harus

berupaya dalam penyediaan informasi. Namun, hal itu berbeda dengan yang terjadi di

DPR RI khususnya P3DI. Menurut penulis ada keunikan tersendiri dalam penyediaan

informasi yang disajikan oleh pekerja informasi di P3DI. Di Pusat Pengkajian

Pengolahan Data dan informasi (P3DI) ada bagian tersendiri apabila anggota dewan

membutuhkan informasi, maka hal itu bisa ditangani oleh ahli teknologi informasi,

pustakawan, arsiparis dan dokumentalis serta pengkaji “subject spesialist” beberapa

bidang pokok legislator, seperti; politik dalam negeri, hukum, hubungan

international, ekonomi dan kesejahteraan sosial. Tentunya hal ini sudah

dipikirkan/disesuaikan dengan komisi-komisi yang ada di parlemen.

Anggota dewan sebagai “legislator” memiliki tanggung jawab yang cukup

besar dalam membuat suatu undang-undang yang harus dijalankan oleh seluruh

rakyat Indonesia. Sehingga informasi yang dibutuhkan tentunya bukan informasi

yang sembarang; yang hanya mewakili satu pihak, tapi seharusnya mewakili semua

Page 23: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

5

pihak dan perkembangan zaman. Begitu beragamnya masalah menuntut untuk

dibuatkannya Undang-Undang yang dapat diterima semua khalayak.

Keterlibatan artis dalam mencalonkan diri dan terpilih sebagai anggota DPR

RI cenderung semakin semarak setelah memasuki masa reformasi, utamanya

berdasarkan hasil pemilu 2004.5 Bahkan, harapan yang tinggi atas peranan sebagai

vote getter, cenderung lebih kuat dibandingkan sekedar pemahaman hak setiap warga

negara untuk memberikan andil tertentu dalam kehidupan politik.

Persoalannya, terkait adanya pandangan pesimis dari sejumlah kalangan

masyarakat bahwa anggota DPR periode 2009-2014 tidak dapat bekerja maksimal.

Apalagi dengan latar belakangnya sebagai artis “public figur” yang lebih mengarah

pada pencitraan dan/atau popularitas. Karena kurang memahami dunia politik dan

latar belakang yang tidak sesuai dengan kebutuhan untuk menjadi anggota DPR RI.

Oleh karena itu, diperlukan ada penelitian tentang perilaku pencarian informasi.

Dengan penelitian ini, diharapkan siapapun artis yang akan dicalonkan untuk menjadi

DPR RI. Sebaiknya orang-orang yang mempunyai integritas, loyalitas dan sesuai

dengan pengkaderan partai politiknya serta mempunyai keilmuan yang mumpuni.

Dengan adanya analisis perilaku anggota dewan (DPR RI) sebagai salah satu

pemakai pusat informasi, maka diharapkan analisis ini dapat mengetahui perilaku

konsumen jasa khususnya anggota DPR RI dari kalangan artis mengenai kebutuhan

dan pencarian informasi serta penggunaan informasinya. Sekaligus dapat digunakan

dalam evaluasi P3DI dalam memberikan pelayanan.

5 Romli, Lili, ed., Pemilu 2009 dan konsolidasi demokrasi (Jakarta: Pusat Pengkajian Pengolahan Data

dan Informasi, Sekretariat Jenderal DPR RI, 2008), h. 84.

Page 24: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

6

Dari uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk meneliti bagaimana perilaku

informasi khususnya mengenai pencarian informasi yang dilakukan oleh anggota

DPR RI dari kalangan artis dalam memenuhi kebutuhan informasi yang berhubungan

dengan peningkatan pengetahuan sebagai anggota dewan. Hasil penelitian ini akan

dituangkan ke dalam bentuk skripsi dengan judul: “PERILAKU PENCARIAN

INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI KALANGAN ARTIS DALAM

MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar dapat terarah dan tidak terlalu meluas. Penulis membatasi masalah pada

apa dan bagaimana perilaku pencarian informasi anggota DPR RI dari kalangan

artis dalam memenuhi kebutuhan informasi dan mengapa hal tersebut dilakukan,

serta hambatan yang terjadi selama proses pencarian informasi di P3DI dalam

pemenuhan kebutuhan informasi; di tinjau dari aspek pemakai.

2. Perumusan Masalah

Rumusan masalah yang dibahas dalam skripsi ini adalah tentang

a. Apa dan Bagaimana perilaku pencarian informasi anggota DPR RI dari

kalangan artis, seperti:

1. Apa saja kebutuhan informasinya?

2. Bagaimana strategi pencarian informasinya?

3. Bagaimana cara penggunaan informasinya?

Page 25: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

7

b. Bagaimana hambatan yang terjadi selama proses pencarian informasi di

P3DI dalam pemenuhan kebutuhan informasi; di tinjau dari aspek

pemakai informasi?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi yang sejelas-

jelasnya mengenai:

a. Perilaku pencarian informasi anggota DPR RI dari kalangan artis, seperti

kebutuhan, pencarian dan penggunaan informasinya.

b. Hambatan yang terjadi selama proses pencarian informasi anggota DPR

RI dari kalangan artis dan pekerja informasi di P3DI; khususnya bidang

perpustakaan dan bidang pengkajian dan analisis dalam pemenuhan

kebutuhan informasi.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

a. Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman penulis tentang perilaku

pencarian informasi khususnya anggota DPR RI dari kalangan artis dilihat

dari; kebutuhannya, pencariannya, hambatan pencariannya dan

penggunaannya.

Page 26: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

8

b. Untuk bahan rujukan pekerja informasi, pusat informasi khususnya P3DI,

dan artis-artis selanjutnya yang akan berkecimpung di parlemen/DPR RI,

serta pengguna potensial lainnya.

D. Metode Penelitian

Dalam uraian ini memuat tentang metode dan langkah-langkah penelitian

secara operasional yang menyangkut jenis penelitian, pendekatan penelitian, populasi

dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisa data. Penjelasannya adalah

sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti perlu menggunakan jenis penelitian yang

disebut metode deskriptif. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Burhan Bungin

yang menyatakan bahwa “Format penelitian deskriptif kualitatif lebih tepat

apabila digunakan untuk meneliti masalah-masalah yang membutuhkan studi

mendalam, seperti permasalahan tingkah laku konsumen suatu produk, …”6

konsumen yang ingin diteliti di sini ialah anggota DPR dari kalangan artis,

sedangkan produknya berupa informasi.

6 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu sosial

lainnya (Jakarta: Kencana, 2009), h. 69.

Page 27: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

9

2. Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan yang disebut

pendekatan kualitatif. Pendekatan ini peneliti pergunakan dengan pertimbangan,

bahwa peneliti ingin memahami perilaku pencarian informasi (perilaku informasi)

dari pemakai khusus. Perilaku informasi merupakan salah satu kajian pemakai

dalam penelitian perpustakaan dan informasi. Secara umum bidang ini memiliki 2

paradigma atau pendekatan yaitu pendekatan yang berorientasi kepada sistem dan

pendekatan yang berorientasi kepada pengguna, namun penelitian ini lebih

mengarah kepada pendekatan yang berorientasi pengguna (paradigma kognitif).

Dengan tokoh-tokoh penelitinya seperti: Wilson, 1981; Dervin dan Nilan, 1986;

Pannen, 1990; Ford, 1990. Pendekatan ini menempatkan sudut pandang pemakai

jasa informasi di perpustakaan maupun di unit informasi lainnya sebagai telaah

penelitian.7

3. Populasi & Informan

Penelitian ini memiliki jumlah populasi berjumlah ± 16 anggota DPR RI

dari kalangan artis periode 2010-20148. Berikut ini nama-namanya, yaitu:

7 Darmono & Yunaldi, “Kajian pemakai informasi: Prospeknya dalam lingkup kepustakawanan di

Indonesia,” Vol. 19 No. 1 (1996): h. 28. 8 F. Harianto Santoso, Wajah DPR dan DPD 2009-2014: latar belakang pendidikan dan karier

(Jakarta: Kompas, 2010), h. xl.

Page 28: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

10

No. Nama Keanggotaan Jumlah

Suara

Persen

BPP*

1. CP. Samiadji Massaid, SE** Partai Demokrat 70.572 47,5

2. Angelina Sondakh, SE, M.Si Partai Demokrat 145.159 74,2

3. Ingrid Maria Palupi Kansil, S.Sos Partai Demokrat 33.418 20,3

4. H. Nurul Komar Partai Demokrat 101.170 59,4

5. Theresia E.E. Pardede, S.Sos.*** Partai Demokrat 21.672 11,7

6. Venna Melinda Partai Demokrat 30.650 17,3

7. Nurul Arifin Partai Golkar 122.452 66,4

8. Tantowi Yahya Partai Golkar 209.044 130,7

9. Teti Kadi Partai Golkar 35.882 21,1

10. TB Dedy Suwandi Gumelar PDI Perjuangan 42.659 29,3

11. Rieke Dyah Pitaloka PDI Perjuangan 80.681 43,3

12. Eko Hendro Purnomo, S.Sos PAN 64.176 39,9

13. Primus Yustisio PAN 60.684 30,4

14. Jamal Mirdad Partai Gerinda 34.674 19,7

15. Rachel Mariam Partai Gerinda 25.540 13,7

16. Dra. Hj. Okky Asokawati, M.Si. PPP 17.343 8,9

* Bilangan pembagi pemilih

** Meninggal dunia pada bulan Februari tahun 2011

***Mengundurkan diri pada tahun 2012

Penulis mencari data perilaku pencarian informasi dari beberapa

informan-informan di atas, terhitung dari bulan Maret – April 2012. Dengan

pemilihan ini, peneliti berusaha menemukan hal-hal yang bermakna dan baru,

sedangkan pada kepala bidang, staf ahli dan sekretaris/asisten anggota dewan

adalah informan sekunder yang dapat dimintai pendapat dan informasinya tentang

perilaku pencarian informasi anggota dewan itu sekaligus sebagai verifikator atau

orang yang dapat dijadikan alat verifikasi dari wawancara dengan informan

primer dalam penelitian dan sekaligus sebagai informasi awal tentang siapa saja

yg pernah menggunakan perpustakaan dan 5 bidang kajian.

Page 29: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

11

Persyaratan seseorang bisa dijadikan informan adalah bersedia sebagai

informan. Dari 14 jumlah informan yang sudah ditentukan. Mereka yang berasal

dari kalangan artis, peneliti mengambil jumlah informan minimal 2 org dari 14

anggota DPR RI dari kalangan artis yang masih aktif. Dengan asumsi bahwa

informasi yang diperoleh dari beberapa informan tersebut mampu menjawab

pertanyaan penelitian ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

Ada tiga teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu

1) Dokumentasi

Pengumpulan informasinya ini didapat/dilakukan dengan cara

mengumpulkan dan memilah-milah literatur - literatur yang mendukung.

2) Wawancara

Pengumpulan informasi yang dilakukan secara langsung antara

pewawancara (interviewer) dengan pemakai informasi (informan). Metode ini

digunakan untuk menggali informasi yang berupa pendapat, perasaan, sikap,

pandangan, proses berpikir, proses penginderaan yang merupakan tingkah

laku dari hal-hal yang tidak bisa ditangkap dengan metode dokumentasi dan

observasi.

3) Observasi

Teknik ini dilakukan dengan cara mengamati kejadian-kejadian/perilaku

yang tampak dengan menyesuaikan fokus dan tujuan penelitian untuk

mendapatkan informasi.

Page 30: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

12

Prosedur pengumpulan datanya yaitu data di jaring dari informan yang di

pilih secara acak berdasarkan petunjuk pustakawan/pengkaji informasi dengan

teknik key person dan data dokumentasi serta wawancara untuk mengetahui

informan-informan yang tepat. Setelah itu dilakukan wawancara semi terstruktur

dengan informan-informan itu. Untuk teknik observasi dilakukan bersama-sama

(kolektif) saat metode dokumentasi dan wawancara dilakukan. Secara singkat,

teknik pengumpulan data tersebut digambarkan berikut:

1). Dokumentasi

3). Observasi dilakukan secara kolektif

2). Wawancara semi terstruktur

5. Teknik Analisa Data

Pada bagian analisis data yang diuraikan peneliti adalah proses pelacakan

dan pengaturan secara sistematis transkrip-transkrip wawancara, catatan lapangan

dan bahan-bahan lain. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya peneliti

menggunakan analisa data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Berikut ini penjelasannya:

a. Analisa data

Menurut Bogdan dan Biklen, analisa data adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,

memilah-milah menjadi satu yang dapat dikelola, mensintesiskan,

mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa

Page 31: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

13

yang dipelajari dan memutuskan apa yang diceritakan kepada orang

lain.9

b. Reduksi data

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok,

memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dan polanya serta

membuang informasi atau data yang tidak diperlukan penulisan.10

c. Penyajian data (display data)

Penyajian data dilakukan secara sistematis dengan mengembangkan

hasil yang telah diperoleh. Sehingga dapat terlihat gambaran

keseluruhan data untuk diambil kesimpulan. Penyajian data dapat

dibuat dalam bentuk grafik, matriks, network atau chart dan tabel.

Dalam penelitian ini penyajian data yang digunakan adalah dalam

bentuk tabel yang bersifat naratif.

d. Penarikan kesimpulan

Data yang telah terkumpul dan terangkum yang disajikan dalam

bentuk narasi, kemudian penulis menganalisa atau menarik

kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dirumuskan pada tahap

awal dan memberikan beberapa saran di BAB selanjutnya.

9 Lexy J. Moleong. Metode penelitian kualitatif: Edisi Revisi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h.

248. 10

Sugiono. Memahami penelitian kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 338.

Page 32: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

14

E. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan ini akan menguraikan secara sistematis mulai

dari Bab I sampai Bab V dengan rincian sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan dan pembatasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Bab ini memuat teori – teori yang berasal dari kajian kepustakaan yang

berkaitan dengan gambaran mendetil mengenai Informasi dan Perilaku Informasi.

BAB III PROFIL DPR RI DAN PUSAT PENGKAJIAN PENGOLAHAN

DATA & INFORMASI (P3DI)

Pada bab ini akan membahas tentang DPR RI, P3DI dan 2 (dua) bidang dari 4

(empat) bidang yang ada di P3DI yaitu; Bidang Perpustakaan dan Bidang Pengkajian

dan Analisa yang diliputi oleh Politik Dalam Negeri, hukum, Hubungan International,

Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.

Page 33: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

15

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

Bab ini meliputi pembahasan analisis hasil penelitian dari perilaku pencarian

informasi anggota DPR RI dari kalangan artis dan hambatan yang dihadapinya

dalam memenuhi kebutuhan informasi di P3DI khususnya bidang pengkajian dan

analisa dan bidang perpustakaan.

BAB V PENUTUP

Bab ini terdiri dari beberapa kesimpulan penulis dari hasil penelitian tentang

apa saja perilaku pencarian informasi (Information Seeking Behavior) Anggota DPR

RI dari kalangan artis periode 2010 – 2014 di P3DI khususnya bidang pengkajian dan

analisa dan bidang perpustakaan. Dan ditutup dengan beberapa saran yang Insya

Allah membangun untuk kemajuan DPR RI. Sehingga beberapa kesimpulan dan

saran ini dapat menjadi pertimbangan serta dapat menambah khazanah perkembangan

ilmu pengetahuan khususnya Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

Page 34: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini akan diuraikan tentang informasi dan hal-hal lainnya yang

berhubungan dengan informasi, diantaranya: lembaga informasi, pekerja informasi,

dan pengguna. Untuk lembaga informasi tentunya menggambarkan unit-unit yang

berada di P3DI, sedangkan pekerja informasinya juga yang berhubungan dengan unit-

unit yang menaunginya dan penjelasan mengenai pengguna. Dalam bab ini diuraikan

pula mengenai perilaku informasi (information behavior) yang disajikan ke dalam

beberapa kegiatan informasi yaitu aktivitas kebutuhan informasi, aktivitas pencarian

informasi, hambatan dalam pencarian informasi, serta aktivitas penggunaan

informasi.

A. Informasi

Sehari-hari manusia hidup berdampingan dengan informasi, baik anak-anak

sampai orang tua. Informasi itu lahir dari suatu peristiwa yang buruk/baik,

benar/salah, kenyataan/kebohongan, fakta/mitos, penting/tidak penting, lama/baru,

dll. Kelahiran informasi itu ada yang sempat terekam atau musnah tak berjejak.

Terjadinya ledakan informasi ini bersumber dari informasi yang terekam baik yang

diolah maupun dibiarkan begitu saja oleh lembaga informasi dan internet. Namun,

apakah informasi itu?

Page 35: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

17

Seringkali informasi dipandang sebagai “sumber”. kecenderungan ini secara

tidak langsung menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang terletak di

dokumen, sistem informasi atau “artifacts” benda kecerdasan buatan manusia lainnya.

Informasi diasumsikan konstan, tidak berubah. Itu artinya informasi adalah wakil di

dalam “artifacts”. Komplitnya informasi bukan sebagai objek, tetapi hasil dari

tafsiran subjek. Tafsiran itu melalui gagasan, aksi dan perasaan.1

Informasi menurut Gordon B. Davis dalam Soejono Trimo adalah “data yang

telah diproses ke dalam suatu bentuk yang memberikan arti kepada yang

menerimanya dan mengandung nilai-nilai yang benar-benar tampak bagi pengambil

putusan-putusan pada masa kini maupun yang akan datang,”2 sedangkan menurut

George R. Terry “information is meaningful data that conveys usable knowledge.”3

(Informasi adalah data penting yang memberikan pengetahuan yang berguna). Kedua-

duanya mengartikan informasi itu adalah data. Namun, apakah hanya sebatas itu?

Heartsill Young dalam ALA Glossary of Information Science mendefinisikan

informasi adalah semua ide, fakta dan karya-karya imajinatif dari hasil pikiran yang

telah dikomunikasikan, direkam, diterbitkan dan disebarkan secara formal maupun

informal dalam berbagai format.4

1Chun Wei Choo, et.al. Web work: information seeking and knowledge work on the world Wide Web

(London: Kluwer, 2000), h. 3.

2 Soejono Trimo. Dari Dokumentasi ke Sistem Informasi Manajemen (Bandung : Remaja Karya,

1987), h. 2.

3 George R. Terry. Office Management and Control (Illinois : Homewood, 1962), h. 21.

4 Heartsill Young. ALA Glosary of Library and Information Science (Chicago: ALA, 1983), h. 117.

Page 36: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

18

Dengan mencermati beberapa pengertian informasi tersebut di atas, maka

informasi adalah masukan data (pesan, kabar, keterangan, berita) dengan berbagai

bentuk (cahaya, suara, gambar, isyarat, gerak, tulisan.) dari hasil gagasan, aksi dan

perasaan yang dikomunikasikan mempunyai arti untuk suatu kepentingan. Informasi

ini akan menjadi kearifan manakala diproses melalui berbagai cara dari hasil suatu

peristiwa, sebagaimana rangkaian informasi5 berikut:

Kearifan

Pengetahuan

Informasi

Diproses secara kognisi (akal Pemikiran)

_____________________________________________________________

Berdasarkan data Segmen

Data

Simbol

Peristiwa

5 Sulistyo-Basuki, dkk. Perpustakaan dan Informasi dalam konteks budaya (Depok: Departemen Ilmu

Perpustakaan dan Informasi, FIB UI, 1993), h. 5.

Page 37: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

19

Informasi ini mencakup 4 kategori (symbol) untuk dikomunikasikan yaitu

numeric (angka), audio (suara), teks (tulisan) dan citra (gambar) dan[/atau] santir

(image).6 Adapula yang menambahkannya dengan Citra/image yang bergerak.

Utamanya fungsi informasi adalah “to increase the knowledge or to reduce

the uncertainty of the users.”7 Di samping untuk meningkatkan pengetahuan atau

pemahaman, Informasi juga dapat digunakan untuk mengurangi

ketidakpastian/ketidaktahuan dari tugas/beban yang dialami makhluk hidup/manusia,

bahkan kadang menambah bingung pemakainya tanpa adanya

pembimbing/konsultan-konsultan/penyedia informasi yang akan menyampaikan nilai

suatu informasi itu. Informasi mempunyai sedikitnya 10 nilai8 yaitu: 1). Kemudahan

dalam memperoleh, 2). sifat luas dan lengkapnya, 3). ketelitian, 4). keluwesan, 5).

objektif, 6). kecocokan, 7). ketepatan waktu, 8). kejelasan, 9). bias tidak dibuktikan,

dan 10). dapat diukur.

Keobjektifan suatu informasi meningkat bila informasi itu tidak bias sehingga

dapat dibuktikan, dan yakin kebenarannya dapat diukur. Informasi harus tepat waktu,

sesuai dengan maksud penggunanya. Informasi juga harus luas dan lengkap, sehingga

pihak-pihak tepat yang menerima dapat dengan mudah memilih yang cocok melalui

ketelitian dan keluwesannya. Yang terpenting dalam memberikan suatu Informasi

haruslah sejelas-jelasnya, yaitu dapat dimengerti oleh penerimanya.

6 Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993), h. 3.

7Aa Kosasih. Jasa Informasi Pada Perpustakaan. Artikel diakses pada 14 Januari 2011 dari

[email protected] h. 4

8 Aa Kosasih. Jasa Informasi Pada Perpustakaan. Ibid. h. 4

Page 38: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

20

Memahami konsep nilai informasi sangat penting bagi dunia perpustakaan

(lembaga informasi) sebab dengan memahaminya akan bisa diketahui dengan pasti

jenis dan tingkat kebutuhan masyarakat (pemustaka) akan informasi tersebut.9

Dengan ukuran nilai ini dapat dijadikan indikator evaluasi kepuasan

pengguna. Dari hasil identifikasi akan terlihat suatu perbandingan apa yang

dibutuhkan dengan apa yang diperolehnya. Antara harapan sebelumnya dengan

informasi yang dirasakan setelah pemakaian.

B. Lembaga, Pekerja dan Pengguna Informasi

Dalam hubungan sosial biasanya ada interaksi antara manusia satu dengan

yang lainnya. Interaksi ini terjadi karena adanya hubungan timbal balik yang saling

menguntungkan dalam suatu lingkungan. Salah satunya interaksi yang terjadi di

lembaga informasi antara pekerja informasi dan pengguna informasi. Dalam istilah

temu kembali disebut proses interaksi temu kembali antara perantara (lembaga,

manusia dan sistem) dengan pengguna. Berikut ini keterangannya:

1. Lembaga/Unit Informasi

Dari berbagai literatur dan praktiknya lebih banyak nama yang digunakan

untuk lembaga informasi. Namun, sedikitnya ada enam lembaga informasi yang

sering digunakan di Indonesia, khususnya P3DI. Untuk mengetahui lebih jelasnya

tentang badan/lembaga pengelolaan informasi, berikut ini definisinya:

9 Pawit M. Yusuf. Ilmu informasi, komunikasi, dan kepustakaan (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 351

Page 39: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

21

Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, tercetak dan

terekam, secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan

intelektualitas para penggunanya untuk keperluan pendidikan, penelitian, pelestarian,

informasi, dan rekreasi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.10

Perpustakaan dibagi

lagi, ada perpustakaan umum, perpustakaan keliling, perpustakaan sekolah,

perpustakaan perguruan tinggi, dan perpustakaan khusus (seperti, Perpustakaan DPR

RI), serta berkembang pula perpustakaan tempat ibadah, perpustakaan komunitas dan

perpustakaan pribadi atau keluarga serta taman/rumah baca. Biasanya pekerja

informasinya disebut pustakawan.

Pada hakikatnya pekerjaan pustakawan ini menyediakan informasi yang

terdapat dalam berbagai media, jenis dan bentuk. Oleh karena itu, pustakawan disebut

pula sebagai pekerja informasi (information workers). Sebutan lain bagi pustakawan

antara lain ahli dokumentasi (documentalist), ahli informasi (information specialists),

manajer informasi (information managers), manajer pengetahuan (knowledge

managers), pialang informasi (information broker) dan lain sebagainya11

.

Pusat/depot arsip adalah (1) tempat (gedung, ruangan, tempat penyimpanan)

di mana bahan kearsipan disimpan. (2) sebuah organisasi atau bagian dari sebuah

organisasi dengan fungsi utama memilih dan mengupayakan agar arsip dapat

digunakan. Ada 2 jenis yaitu (a) collecting archives atau arsip pengumpul, merupakan

10

Asrorun Ni’am Sholeh. Perpustakaan jendela peradaban: teks, konteks, dan dinamika pembahasan

Undang-undang tentang perpustakaan (Jakarta: eLSAS, 2008), h. 137-138.

11 Rachman Hermawan dan Zulfikar Zen. Etika kepustakawanan : suatu pendekatan terhadap kode

etik pustakawan Indonesia (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 19.

Page 40: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

22

sebuah organisasi yang memiliki fungsi utama pengumpulan rekod berbagai jenis

organisasi, keluarga, dan perorangan. Arsip pengumpul seringkali dikenal sebagai

perpustakaan manuskrip atau depot manuskrip. (b) in-house archives (arsip ing-

griya), merupakan bagian badan korporasi yang bertugas mengumpulkan arsip badan

korporasi. Arsip ing-griya biasanya membatasi materi yang dihasilkan oleh badan

induknya atau badan korporasi yang bersangkutan atau badan atau orang lain yang

erat kaitannya.12

Biasanya pekerja informasinya disebut arsiparis.

Pusat dokumentasi adalah tempat menyimpan dokumen, lazimnya dokumen

yang berbentuk bukan buku, untuk dikelola, diberi anotasi dan indeks dengan tujuan

utama adalah distribusi. Tugas pusat dokumentasi lainnya ialah mempersiapkan

bibliografi.13

Contoh: Pusat Dokumentasi Informasi Ilmiah LIPI, Pusat Dokumentasi

P3DI. Biasanya pekerja informasinya disebut dokumentalis

Pusat analisa informasi adalah pusat yang mengerjakan indeks, sari

karangan atau abstrak, terjemahan, tinjauan literatur (review, sintesa, menilai

informasi, menilai data dalam suatu bidang khusus yang diolah menurut tingkat

keperluan. Contoh: Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat FEUI, Centre

for Strategic and International Studies (CSIS).14

Biasanya pekerja informasinya

disebut pengkaji/analisator informasi.

12

Sulistyo-Basuki. Kamus istilah kearsipan (Yogyakarta: Kanisius, 2005), h. 22-23.

13 Sulistyo-Basuki. Materi pokok kerjasama dan jaringan perpustakaan; 1-6, PUST 2256/2SKS

(Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud, 1996), h. 4.

14 Sulistyo-Basuki. Materi pokok kerjasama dan jaringan perpustakaan Ibid. h. 4.

Page 41: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

23

Pusat informasi adalah suatu pusat yang bertugas memberikan informasi

yang diolah dari sumber lain mengenai suatu bidang khusus. Contoh: Pusat Informasi

Pertanian, Pusat Informasi Pariwisata, Pusat Informasi Penyakit Menular.15

Biasanya

pekerja informasinya disebut spesialis subjek/informasi atau pengamat.

Bank data biasanya berkaitan dengan bidang yang luas, seperti: kedokteran,

tata kota dan sejenisnya. Bank data menggunakan metode yang sistematis untuk

menyarikan data mentah dari kumpulan data serta literatur yang relevan, kemudian

disusun dalam berkas berstruktur, sehingga siap untuk menjawab pertanyaan. Contoh:

Bank Data Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, berisi data: sekolah, murid,

lokasi gedung.16

Biasanya pekerja informasinya disebut ahli informasi.

Sesuai dengan perkembangan jaman, maka kepustakawanan pun kemudian

melahirkan praktik-praktik baru di bidang informasi. Walaupun nama yang

digunakan berbeda-beda (pusat dokumentasi, pusat informasi, clearing house, data

bank, pusat data, dsb.), namun pada intinya lembaga-lembaga ini melakukan

pekerjaan yang sama.

15

Sulistyo-Basuki. Materi pokok kerjasama dan jaringan perpustakaan Ibid. h. 4.

16 Sulistyo-Basuki. Materi pokok kerjasama dan jaringan perpustakaan Ibid. h. 4.

Page 42: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

24

Dalam kaitannya dengan unit informasi ini, Sulistyo-Basuki membedakannya

menjadi tiga jenis kegiatan informasi yang berkaitan17

yaitu:

1. Simpan dan penyediaan dokumen primer, dilakukan antara lain oleh arsip,

perpustakaan, serta pusat pemberitaan.

2. Deskripsi isi dokumen serta penyebarannya, pemberian kode informasi,

beserta sumbernya. Lazim dilakukan oleh dokumentasi.

3. Menjawab pertanyaan dengan memberikan informasi yang tersedia,

evaluasi, dan transformasi informasi. Dilakukan oleh pusat informasi.

Intinya lembaga informasi adalah suatu sistem terpadu dalam bidang penyedia

jasa informasi khusus maupun umum yang bertugas menyimpan, mengolah dan

menyediakan serta menyebarluaskan referensi, baik yang berdiri sendiri maupun

menjadi bagian badan induknya untuk keperluan masyarakat pemakai.

2. Pekerja/Petugas Informasi

Ketersediaan informasi yang sekarang makin banyak dalam segala peristiwa,

menuntut lembaga informasi mengelola melalui pekerja informasinya sesuai dengan

spesialisasi tugasnya agar bisa ditemukan kembali oleh para penggunanya, misalnya:

1. Bibliografer.

2. Pengindeks.

3. Abstraktor

17

Sulistyo-Basuki. Teknik dan jasa dokumentasi. (Jakarta: Gramedia, 1992), h. 155.

Page 43: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

25

Untuk itulah pekerjaan informasi ada sebagai profesi tunggal mengolah

dokumen dan informasi, namun sangatlah bermacam-macam ciri-ciri khusus dan

kekhasannya sesuai dengan pekerjaannya masing-masing. Sulistyo-Basuki

menamakan pekerjaan dalam bidang informasi yang disebut spesialis informasi.

Adapun beberapa tugasnya secara umum yakni18

:

1. Mengolah dokumen dan informasi,

2. Melayani dan memberikan jasa pada pemakai atau nasabah,

3. Memenuhi kebutuhan, dengan bekerja efisien, dengan pikiran teratur dan

metodis serta perasaan berorganisasi dan imaginasi.

Intinya setiap spesialis informasi melakukan tugas yang hampir sama dengan

tugas pokoknya menyediakan informasi kepada pengguna/pemakai sesuai kebutuhan

jenis lembaga informasinya dan/atau lembaga induknya.

3. Pengguna Informasi

Sementara itu berbagai istilah sering disebutkan dalam kaitannya dengan

pengguna unit informasi, namun tidak menutup kemungkinan istilah ini juga

digunakan pada unit informasi lainnya. Adakalanya pengguna sebagai produsen,

nasabah sistem informasi, agen, pialang informasi,19

pemakai, pemustaka, anggota,

pembaca, konsumen, klien, patron, pelanggan, mitra dan bahkan konsultan. Lebih

jelasnya tentang pengguna berikut ini penjabarannya.

18

Sulistyo-Basuki. Teknik dan jasa dokumentasi. Ibid. h. 241.

19 Sulistyo-Basuki. Teknik dan jasa dokumentasi. Ibid. h. 199.

Page 44: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

26

1. Anggota, yakni mereka yang telah menjadi anggota unit informasi. Pada

masing-masing unit informasi mempunyai aturannya tersendiri siapa saja

yang berhak menjadi anggotanya. Sehingga perlu adanya syarat-syarat yang

harus dipenuhi apabila ingin menjadi anggota.

2. Pembaca, yakni mereka yang menikmati layanan membaca, Sedangkan

Penelusur, yakni mereka yang menikmati layanan penelusuran. Mereka ini

baik anggota maupun bukan anggota yang menggunakan layanan dengan cara

dibaca/menelusur.

3. Konsumen, yakni menganggap pengguna sebagai konsumen jasa yang telah

menggunakan suatu layanan yang tersedia. Dalam hal ini hubungan

perpustakaan/unit informasi dengan penggunanya sudah seperti hubungan

antara penjual dengan pembeli, sedangkan konsumen yang sering

menggunakan suatu layanan yang tersedia disebut pelanggan.

4. Klien, yakni memposisikan pengguna sebagai orang yang harus dilayani

haknya (misalnya pemenuhan kebutuhan informasi). Dalam hal ini hubungan

unit informasi dengan penggunanya sudah seperti hubungan antara seorang

pengacara (ahli hukum) dengan orang yang harus dibela (klien).

5. Patron, yakni lebih kepada orang-orang yang peduli dan ikut menyeponsori

perpustakaan/unit informasi, seperti pemerhati, Pembina dan penyantun.20

20

Rachman Hermawan dan Zulfikar Zen. Etika kepustakawanan : suatu pendekatan terhadap kode

etik pustakawan Indonesia. (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 15.

Page 45: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

27

Pengguna dalam kaitannya dengan penggunaan unit informasi dibedakan

menjadi 2, sebagai berikut:

1. Pengguna potensial (potensial users) ialah pengguna yang ditargetkan, dan

seharusnya menjadi pengguna. Jenis pengguna potensial dibedakan lagi, yaitu:

a. Pengguna internal (internal users) ialah pengguna potensial atau yang telah

menjadi anggota perpustakaan [unit informasi].

b. Pengguna eksternal (eksternal users) ialah pengguna perpustakaan [unit

informasi] yang bukan menjadi target layanan.

2. Pengguna aktual (actual users) ialah mereka yang telah menggunakan

perpustakaan [unit informasi], baik pengguna aktual aktif maupun pengguna

aktual pasif. Berikut ini penjelasannya:

a. Pengguna aktual aktif ialah pengguna yang secara teratur (regular) berkunjung

dan memanfaatkan perpustakaan [unit informasi].

b. Pengguna aktual pasif ialah pengguna yang menggunakan perpustakaan [unit

informasi] ketika ada kebutuhan atau mendapatkan tugas baik dari guru, dosen

atau pihak lainnya. 21

Jadi, pengguna memiliki banyak peran tidak hanya menjadi penikmat

informasi yang menerima dan/atau menggunakan informasi, tetapi kini di era

informasi pengguna terkadang pula sebagai penyedia informasi. Hal ini tergantung

dari aktivitas yang sedang ditekuni khususnya pada kegiatan unit informasi. Itulah

sebagian peranan manusia sebagai pengguna yang berhubungan dengan informasi.

21

Rachman Hermawan dan Zulfikar Zen. Etika kepustakawanan : suatu pendekatan terhadap kode

etik pustakawan Indonesia. Ibid. h. 16-17.

Page 46: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

28

Kenapa peneliti tidak menggunakan istilah pemustaka karena dalam penelitian ini

peneliti tidak hanya membahas tentang perpustakaan, tapi membahas juga mengenai

pusat informasi yang diwakili dengan 5 bidang kajian yang ada di P3DI. Untuk

menyamakan persepsi dan dikaitkan dengan pembahasan selanjutnya peneliti akan

terus menggunakan istilah pengguna dan bukan pemustaka/pemakai.

C. Perilaku Informasi

Perilaku dalam bahasa Inggris disebut dengan behavior yang artinya

kelakuan, tindak tanduk, jalan.22

Sedangkan pemaknaan perilaku dalam bahasa

Indonesia berasal dari 2 suku kata, peri dan laku; peri yang artinya sekeliling, dekat,

melingkup.23

Dan laku artinya perbuatan, tindak tanduk.24

Selama ini ada kata perilaku selalu disingkat menjadi prilaku (tidak

menggunakan huruf “e”). Adapula yang mengatakan/menulis peri laku, peri-laku.

Sesuai pedoman ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan untuk tetap

menggunakan kata “perilaku”. Karena kata “peri” sebagai gabungan kata ditulis

serangkai dengan unsur berikutnya “laku”, yang berupa kata dasar25

.

22

John M. Echol et al. Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1996), h. 80.

23 [Pusat pembinaan dan pengembangan bahasa]. Pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang

disempurnakan. (Bandung: Pustaka Setia, 1996), h. 91.

24 Daryanto. Kamus Bahasa Indonesia lengkap (Surabaya: Apollo, t.t.), h. 384.

25 Pusat Pembinaan dan Pengembangan bahasa. Ejaan dalam bahasa Indonesia (Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, 1992), h. 13.

Page 47: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

29

Menurut Notoatmodjo perilaku yaitu reaksi psikis seseorang terhadap

lingkungannya yang pada dasarnya dapat diamati melalui sikap dan tindakan. Bloom

membedakan menjadi 3 macam bentuk perilaku yaitu cognitive, affektive dan

psikomotor.

Ahli lain menyebut pengetahuan, sikap dan tindakan. Ki Hajar

Dewantoro menyebutnya: cipta, rasa, karsa atau peri akal, peri rasa dan peri tindak.26

Sedangkan, Chun Wei Choo, Brian Detlor dan Don Turnbull membagi menjadi 3,

yakni cognitive, affective, dan situasional.27

Domain perilaku yang diklasifikasikan oleh Bloom memiliki pengertian

sebagai berikut:

1. Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya.

2. Sikap merupakan respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek

tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan.

3. Tindakan atau praktek ini merujuk pada perilaku yang diekspresikan dalam

bentuk tindakan, yang merupakan bentuk nyata dari pengetahuan dan sikap yang

telah dimiliki.28

26

Sukidjo Notoatmodjo. Metodologi pendidikan dan pengajaran (Jakarta: BPKM FKMUI, 1980), h. 9.

27 Chun Wei Choo, et. al. Web work: information seeking and knowledge work on the world wide web

(London: Kluwer, 2000), h. 3.

28 Albarracín, Dolores, Blair T. Johnson, & Mark P. Zanna. The Handbook of Attitude ([S.l]:

Routledge, 2005), h. 74-78.

Page 48: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

30

Selain itu, Skinner dalam David S. Gochman juga memaparkan definisi

perilaku sebagai hasil hubungan antara stimulus (rangsangan) dan respon

(tanggapan).29

Menurut Branca, Perilaku pada manusia dapat dibedakan antara

perilaku yang refleksif dan perilaku yang non-refleksif.

1. Perilaku yang refleksif merupakan perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan

terhadap stimulus yang mengenai organisme tersebut, misalnya kedip mata bila

kena sinar.

2. Perilaku yang non-refleksif merupakan perilaku yang dikendalikan atau diatur

oleh pusat kesadaran atau otak. Proses yang terjadi di dalam otak atau pusat

kesadaran ini disebut proses psikologi30

Perilaku yang dibahas pada penelitian ini adalah perilaku psikologi,

khususnya perilaku informasi yang dipelajari dalam ilmu perpustakaan dan/atau

informasi. Pembahasan mengenai perilaku biasanya selalu berdampingan dengan

informasi dan dikaitkan dengan kajian pemakai. Menurut Sulistyo Basuki Kajian

pemakai biasanya memiliki 3 tujuan komprehensif yaitu:

1. Analisis kebutuhan

2. Analisis perilaku informasi

3. Analisis motivasi dan sikap

29

David S. Gochman. Handbook of Health Behavior Research: Relevance for Professionals and Issues

for the Future ([S.l]: Springer, 1997), h. 89-90.

30 Sarlito Wirawan Sarwono. Pengantar umum psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), h. 56-57.

Page 49: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

31

Dijelaskan pula analisis ini menunjukkan bagaimana kebutuhan informasi

dipenuhi. Menjelaskan konteks jasa dan produk yang disajikan, menjelaskan kondisi

yang harus dihadapi, serta menunjukkan tipe persiapan dan/atau pelatihan untuk

pemakai. 31

Perilaku yang dibahas pada penelitian ini adalah perilaku psikologi,

khususnya perilaku informasi yang dipelajari dalam ilmu perpustakaan dan/atau

informasi. Secara umum metode kajian pemakai untuk pengukuran perilaku

merupakan metode psikologi sosial. Alat yang digunakan biasanya adalah kuesioner,

wawancara terstruktur, kumpulan data dari catatan unit peminjaman, observasi

perilaku, kajian terhadap catatan harian yang berkaitan dengan kegiatan informasi

dalam kurun waktu tertentu, analisis dokumen yang dihasilkan oleh pemakai,

dokumen administrasi, wawancara tidak terstruktur, kajian kasus komplek, serta uji

coba terhadap produk baru.32

Maka perilaku informasi dapat diungkap dengan

berbagai metode yang ada, baik secara kuantitatif dan kualitatif, maupun gabungan

keduanya. Namun dalam penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan pada metode

kualitatif.

Wilson sebagai salah satu tokoh di bidang perilaku informasi menyajikan

beberapa definisi, yaitu:

31

Sulistyo-Basuki. Teknik dan jasa dokumentasi (Jakarta: Gramedia, 1992), h. 204-205.

32 Sulistyo-Basuki. Teknik dan jasa dokumentasi. Ibid. h. 204-205.

Page 50: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

32

Perilaku informasi (information behavior) yang merupakan keseluruhan

perilaku manusia berkaitan dengan sumber dan saluran informasi, termasuk perilaku

pencarian dan penggunaan informasi baik secara aktif maupun secara pasif.

Menonton TV dapat dianggap sebagai perilaku informasi, demikian pula komunikasi

antar-muka.

Perilaku penemuan informasi (information seeking behavior) merupakan

upaya untuk menemukan informasi dengan tujuan tertentu sebagai akibat dari adanya

kebutuhan untuk memenuhi tujuan tertentu.

Perilaku pencarian informasi (information searching behavior) merupakan

perilaku di tingkat mikro, berupa perilaku mencari yang ditunjukkan seseorang ketika

berinteraksi dengan sistem informasi.

Perilaku pengguna informasi (information user behavior) terdiri dari

tindakan-tindakan fisik maupun mental yang dilakukan seseorang ketika

menggabungkan informasi yang ditemukannya dengan pengetahuan yang sudah

dimiliki sebelumnya. 33

Untuk lebih jelasnya berikut ini penjelasan tentang perilaku informasi yang

dibagi-bagi menjadi kegiatan-kegiatan informasi yaitu aktivitas kebutuhan informasi,

aktivitas pencarian informasi, hambatan dalam pencarian informasi, serta aktivitas

penggunaan informasi.

33

Putubuku. “Ragam perilaku informasi,” artikel diakses pada 16 Desember 2010 dari

http://iperpin.wordpress.com/tag/pencarian-informasi/

Page 51: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

33

1. Aktivitas Kebutuhan Informasi

Tidak ada yang tak membutuhkan informasi, termasuk artis yang menjadi

anggota DPR. Tentunya kebutuhan saat menjadi artis sangat jauh berbeda dengan

kebutuhan anggota DPR. Walaupun sama-sama untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat banyak.

Menurut Kuhlthau dalam Saraszwave, munculnya kesenjangan dalam diri

seseorang tersebut akhirnya mendorong orang untuk mencari informasi guna

mengatasi permasalahan yang dihadapinya.34

Kebutuhan merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan perasaan

kekurangan atau keinginan sesuatu, atau keinginan perwujudan tindakan tertentu.

Istilah kebutuhan hampir sama dengan istilah keinginan, permintaan dan

keperluan.

- Kebutuhan apa yang seseorang harus miliki,

- Keinginan apa yang seseorang ingin miliki,

- Permintaan apa yang seseorang minta,

- Keperluan mencakup kebutuhan, keinginan dan tuntutan.35

34

[Saraszwave]. “Pengaruh Five Traits Personality dengan Perilaku Penemuan Informasi Individu,”

artikel diakses pada 16 Desember 2010 dari http://saraszwave.wordpress.com/2009/05/09/pengaruh-

five-traits-personality-dengan-perilaku-penemuan-informasi-individu/

35 Yulianah. Kebutuhan informasi pemustaka: Studi kasus di perpustakaan keliling Kota Administrasi

(Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Program Studi Ilmu Perpustakaan, 2009), h. 14.

Page 52: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

34

Green seperti yang dikutip oleh Laloo, menemukan unsur yang jelas untuk

membedakan antara kebutuhan dan keinginan atau tuntutan, yaitu tidak

pentingnya kesadaran pribadi akan kebutuhan. Kebanyakan orang seringkali

membutuhkan sesuatu tanpa menyadari kebutuhannya itu sendiri. Adanya banyak

keinginan dalam benak seseorang/sekelompok orang, tetapi sesungguhnya tidak

semua keinginan tersebut merupakan kebutuhan yang menjadi permintaan dan

keperluan yang harus dipenuhi.36

Wersig mengajukan suatu teori yang menyatakan bahwa kebutuhan

informasi didorong oleh apa yang dinamakan sebagai problematik situation, yaitu

suatu situasi yang terjadi pada manusia yang dirasakan tidak memadai untuk

mencapai suatu tujuan tertentu dalam hidupnya. Situasi yang tidak memadai ini

menyebabkan seseorang merasa harus memperoleh masukan (input) dari sumber-

sumber di luar dirinya (external resources). Sementara itu, Belkin mengajukan

suatu istilah anomalous state of knowledge sebagai penyebab dari terdorongnya

orang untuk mencari informasi. Menurut Belkin, jika seseorang datang ke suatu

sistem informasi untuk meminta informasi, maka dapat dipastikan bahwa orang

tersebut merasa bahwa tingkat pengetahuannya (state of knowledge) tidak cukup

untuk menghadapi suatu situasi tertentu pada saat itu. Telah terjadi anomali atau

36

Yulianah. Kebutuhan informasi pemustaka: Studi kasus di perpustakaan keliling Kota Administrasi.

Ibid. h. 14.

Page 53: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

35

ketidakpastian dalam diri orang tersebut. Untuk menghilangkan anomali ini,

orang tersebut mencari informasi yang dapat menghilangkan ketidakpastiannya.37

Stevenson menyebutkan kebutuhan informasi adalah keinginan dari

sebuah kelompok pemakaian informasi pada subjek-subjek tertentu.38

Sementara

itu, dalam konteks ilmu informasi, kebutuhan informasi diartikan sebagai sesuatu

yang lambat laun muncul dari kesadaran yang samar-samar mengenai sesuatu

yang hilang dan pada tahap berikutnya menjadi keinginan untuk mengetahui

tempat informasi yang akan memberikan kontribusi pada pemahaman akan

makna.39

Banyak kebutuhan yang bisa dikemukakan, sebagaimana diusulkan oleh

Katz, Gurevitch dan Haas yang dikutip oleh Yusuf, yaitu sebagai berikut:

a. Kebutuhan kognitif (cognitive needs), yaitu kebutuhan yang berkaitan erat

dengan kebutuhan untuk memperkuat atau menambah informasi,

pengetahuan dan pemahaman seseorang akan lingkungannya. Kebutuhan

ini didasarkan pada hasrat seseorang untuk memahami dan menguasai

lingkungannya. Disamping itu, kebutuhan ini juga dapat memberikan

kepuasan atas hasrat keingintahuan dan penyelidikan seseorang.

37

Putu Laxman Pendit. Makna informasi: potensi dan tantangan (Jakarta: Kesaint Blanc, 1992), h. 75-

76.

38 Janet Stevenson, Dictionary of library and information management (Teddington, Midlesex: Peter

Collin, 1997), h. 71.

39 Kuhlthau, Carol C, “Inside the searching process: information seeking from the user’s perspective,”

Journal of the American Society for Information Science 42, no. 361-371 (Mei 1993): h. 366.

Page 54: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

36

b. Kebutuhan afektif (affective needs), yaitu kebutuhan yang berkaitan

dengan penguatan estetis, hal yang dapat menyenangkan dan pengalaman-

pengalaman emosional. Berbagai media, baik media cetak maupun media

elektronik, sering dijadikan alat untuk mengejar kesenangan dan hiburan.

c. Kebutuhan integrasi personal (personal integrative needs), yaitu

kebutuhan yang sering dikaitkan dengan penguatan kredibilitas,

kepercayaan, stabilitas dan status individu. Kebutuhan-kebutuhan ini

berasal dari hasrat seseorang untuk mencari harga diri.

d. Kebutuhan integrasi sosial (social integrative needs), yaitu kebutuhan

yang dikaitkan dengan penguatan hubungan dengan keluarga, teman dan

orang lain di dunia. Kebutuhan ini didasari oleh hasrat seseorang untuk

bergabung atau berkelompok dengan orang lain.

e. Kebutuhan berkhayal (escapist needs), yaitu kebutuhan individu dikaitkan

dengan kebutuhan-kebutuhan untuk melarikan diri, melepaskan diri,

melepaskan ketegangan dan hasrat untuk mencari hiburan atau pengalihan

(diversion).40

Lebih lanjut Katz, Gurevitch dan Haas juga menemukan dalam

penelitiannya bahwa orang yang tingkat pendidikannya tinggi lebih banyak

mempunyai kebutuhan dibandingkan dengan orang yang berpendidikan rendah.

Ini berarti bahwa orang yang mempunyai tingkat pendidikan relatif tinggi, seperti

guru, dosen dan peneliti, misalnya, lebih banyak mempunyai kebutuhan akan

40

Pawit M. Yusuf, Pedoman mencari sumber informasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), h. 3.

Page 55: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

37

sesuatu yang bisa memuaskannya, dan lebih banyak mempunyai tujuan yang

berkaitan dengan permasalahan kehidupannya daripada orang-orang pada

umumnya.41

Sementara itu, Wilson dalam Wijayanti menjelaskan bahwa kebutuhan

akan informasi seseorang didorong oleh kebutuhan dasar yang bersifat fisiologis,

afektif dan kognitif. Ketiga kategori kebutuhan manusia menurut Wilson

dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut:

a. Kebutuhan fisiologis meliputi : makan, minum, tempat tinggal dan lain

sebagainya.

b. Kebutuhan emosional atau afeksi, seperti : kebutuhan untuk mendominasi,

kebutuhan untuk mencapai cita-cita.

c. Kebutuhan kognitif, seperti : kebutuhan untuk mempelajari keterampilan-

keterampilan tertentu.42

Kebutuhan informasi seseorang tergantung pada pekerjaan, apa tujuan

mereka menggunakan informasi, usia, kecakapan, kedudukan professional dan

karakteristik lainnya.43

Senada dengan Atherton, panen juga menyatakan bahwa

faktor yang paling umum mempengaruhi kebutuhan informasi adalah pekerjaan

41

Pawit M. Yusuf, Pedoman mencari sumber informasi Ibid. h. 4.

42 Lucky Wijayanti, Perilaku pencarian informasi staf pengajar Fakultas Sastra UI dalam melakukan

penelitian (Depok: [Tesis PSIP-PPFSUI], 2001).

43 Pauline Atherton, Handbook for information system and services (Paris: UNESCO, 1977), h. 124.

Page 56: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

38

pemakai, termasuk kegiatan profesi, pekerjaan atau subjek yang diamati,

kebiasaan dan lingkungan pekerjaan.44

Sementara itu, Chen dan Hernon serta Latham dalam Mangindaan

menjelaskan secara lebih rinci, bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi

kebutuhan informasi adalah : a. Karakteristik pemakai : pengalaman; usia; latar

belakang pendidikan dan cara berpikir, b. Faktor minat seseorang, c. Faktor

pekerjaan dan profesi, d. Faktor koleksi, e. Faktor kesukaran dan sistem

pelayanan informasi; akses terhadap layanan informasi dan variasi sumber

informasi yang ada di lingkungan pemakai informasi.45

Menurut Hanson, kebutuhan informasinya berhubungan dengan kegiatan

penting yang harus dilakukannya46

adalah:

a. Keeping up to date, yaitu untuk tetap mengikuti perkembangan terbaru

dalam bidangnya.

b. Retrospective searching, yaitu untuk melakukan penelusuran surut.

Ini menunjukkan bahwa ada beberapa kegiatan penting yang perlu

dilakukan oleh anggota dewan. Dalam kegiatan yang dilakukan tersebut, anggota

dewan membutuhkan informasi dengan kegiatannya sebagai legislatif yang

sedang dilakukannya.

44

Paulina Pannen, A study in information seeking and use behaviors of resident students and non

resident student in Indonesia tertiary education ([S.l]: [Disertasi the School of Education at Syracuse

University], 1990), h. 33.

45 Christina Mangindaan dkk., Perilaku informasi dosen dalam proses penelitian [laporan penelitian],

(Jakarta: Universitas Terbuka, 1993), h. 28.

46 C.W. Hanson, Research user’s needs: users. Aslib proceesings, no. 16 (Februari 1964): h. 64-78

Page 57: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

39

Kebutuhan informasi menurut Cronin yang dikutip oleh Meyer, dapat

dibagi menjadi 3 kategori47

, sebagai berikut:

1. Kebutuhan informasi yang diekspresikan adalah kebutuhan informasi

yang diutarakan oleh pemakai informasi.

2. Kebutuhan informasi yang tidak diekspresikan adalah kebutuhan

informasi yang disadari namun tidak disampaikan oleh pemakai informasi.

3. Kebutuhan informasi yang tidak disadari. Hal yang akan dapat menjadikan

seseorang tidak menyadari bahwa dirinya memerlukan informasi adalah

karena orang tersebut tidak mengetahui bahwa ada sumber-sumber

informasi yang dapat dipergunakan untuk memecahkan persoalan yang

orang hadapi atau memang orang tersebut tidak mengetahui ruang lingkup

yang sesungguhnya dari persoalan yang dihadapi.

2. Aktivitas Pencarian Informasi

Setelah adanya kebutuhan informasi, maka akan muncul permintaan

informasi yang diwujudkan dalam proses pencarian informasi. Pencarian

informasi merupakan suatu proses dimana seseorang berusaha untuk menemukan

informasi untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Dalam proses pencarian

tersebut, manusia membentuk perilaku pencarian informasi dengan karakteristik

tertentu. Perilaku pencarian informasi yang dimaksud disini dapat berupa

permintaan informasi melalui orang lain, melalui berbagai sumber dan melalui

47

Hester W. J. Meyer, The nature of information, and the effective use of information in rural

development. Information research, 10 (2), (January, 2005): h. 214. Artikel diakses pada 20 Maret

2009 dari http://informationR.net/ir/10-2/paper214.html

Page 58: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

40

sistem informasi.48

Pengungkapan perilaku pencarian informasi (oleh informan)

dilakukan melalui wawancara yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Menurut Kuhlthau yang dikutip oleh Hayden perilaku pencarian informasi

seseorang (dalam hal ini adalah para anggota DPR RI dari kalangan artis) dimulai

ketika dirinya menyadari bahwa informasi itu diperlukan untuk menyelesaikan

atau mengatasi suatu masalah49

.

Menurut Dervin dalam Panen secara umum yang dimaksud dengan

perilaku pencarian informasi adalah seseorang yang selalu terus bergerak

berdasarkan lintas ruang dan waktu, mencari informasi untuk menjawab segala

tantangan yang dihadapi, menentukan fakta, memecahkan masalah, menjawab

pertanyaan, atau memahami suatu masalah yang dihadapinya50

.

Permono menjelaskan kalau dilihat dalam konteks yang lebih luas, maka

dalam konteks kajian pemakai khususnya tentang perilaku pencarian informasi,

terdapat rangkaian aktivitas yang dimulai dari kebutuhan informasi – pencarian

informasi – sampai pada penggunaan informasi.

48

T.D. Wilson, On user studies and information needs. Journal of librarianship, 37 (1), no. 3-15.,

Artikel diakses pada 20 Maret 2009 dari http://informationr.net/tdw/publ/papers/1981infoneeds.html.

49 Hayden, K. Atx. Information seeking models. Calgary: the University of Calgary,

2000. Artikel diakses pada 20 Maret 2009 dari

http://www.ucalgaryca/~ahayden/seeking.html.

50 Pannen, Paulina. A study in information seeking and use behaviors of resident

students and non resident student in Indonesia tertiary education. [S.l]: [Disertasi the

School of Education at Syracuse University], 1990.

Page 59: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

41

Namun, tidak menutup kemungkinan pencarian informasi terlebih dahulu

dan/atau penggunaan informasi. Sehingga melahirkan kebutuhan baru dari hasil

pencarian informasi dan/atau penggunaan informasi yang terlebih dahulu.

Lebih lanjut dijelaskan, bahwa perilaku pencarian informasi dipengaruhi

oleh berbagai faktor seperti pendidikan, pengalaman dalam penggunaan produk

dan jasa unit informasi, keteraihan unit informasi, kondisi dan waktu yang

tersedia, status hirarkis serta posisi sosio-ekonomis, tingkat pergaulan pemakai,

persaingan dalam kelompok, sikap terhadap informasi, serta pegalaman masa lalu

pemakai.51

Hal senada juga disampaikan oleh Bouazza bahwa faktor yang

diperkirakan berpengaruh adalah kualitas informasi, ketersediaan informasi,

kemudahan akses, kemudahan pemanfaatan yang berkaitan dengan sistem

perpustakaan (unit informasi), termasuk juga faktor dari diri si pencari informasi,

seperti : pengalaman, senioritas, tingkat pendidikan, serta orientasi profesi

termasuk didalamnya adalah status si pencari informasi.52

Selain itu, dalam pencarian informasi terdapat beberapa kriteria yang

digunakan pemakai untuk memilih sumber informasi. Kemudahan dalam

memperoleh informasi merupakan salah satu kriteria yang digunakan.

Ketersediaan informasi sering lebih penting dari pada ketepatan informasinya.

Urutan kriteria yang digunakan untuk memilih sumber informasi adalah

51

K. Atx. Hayden, Information seeking models. Calgary: the University of Calgary, 2000. Artikel

diakses pada 20 Maret 2009 dari http://www.ucalgaryca/~ahayden/seeking.html.

52 Abdelmajed Bouazza, Information user studies dalam Allen Kent (Editor) Encyclopedia of library

and information science. New York: Marcel Dekker, 1989. h. 155

Page 60: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

42

kemudahan perolehannya, keakraban dengan sumber informasi karena sering

menggunakan, kualitas tekniknya, relevansi, kedalaman, kemudahan digunakan

dan biaya untuk memperolehnya. Berdasarkan efektifitas, efisiensi dan daya guna

dari bermacam-macam sumber informasi, pengalaman pribadi dianggap paling

efektif, sedangkan pustakawan dan spesialis informasi menempati urutan paling

bawah.53

Proses pencarian informasi menurut Kuhlthau diuraikan dalam enam

tahap, yaitu mulai dari inisiasi, seleksi, eksplorasi, formulasi, koleksi, hingga

presentasi. Tahap inisiasi adalah saat individu menyadari adanya kebutuhan

informasi dan muncul keinginan untuk memenuhinya, saat itulah proses pencarian

informasi dimulai.

Secara lebih ringkas dan rinci, proses pencarian yang dilihat dari sudut

pandang kognisi pencari informasi dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 2. INFORMATION SEARCH PROCESS (Proses Pencarian Informasi)

Tahap-tahap

dalam ISP

Perasaan yang

muncul dalam

suatu tahap

Pola pikir yang

muncul pada

setiap tahap

Tindakan yang

biasanya dilaku-

kan setiap tahap

1. inisiasi Ketidakpastian

umum / samar-

samar

mencari informasi

latar belakang

2. seleksi

Optimism penuh

pertimbangan

berdiskusi,

memulai seleksi

53

Thomas E. Pinneli, “A study in information seeking and use behaviors of resident student and non

resident student in Indonesia tertiary education,” (Disertasi S3 the School of Education at Syracuse

University, 1990).

Page 61: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

43

3. eksplorasi kebingungan /

frustasi ---

mencari informasi

yang relevan

4. formulasi Kejelasan

lebih sempit / lebih

jelas ---

5. koleksi

pengumpulan Keyakinan

peningkatan rasa

tertarik

mencari informasi

lebih terfokus

6. presentasi lega, puas, atau

kecewa

lebih jelas, lebih

terfokus ---

Sumber: Kuhlthau “Inside the search process: information seeking from the user’s

perspective” dalam Journal of the American Society for Information Science (JASIS)

42 (4) 1991, halaman 367. Tabel kolom terakhir dari aslinya tidak dimasukkan karena

tabel tersebut berisi tugas-tugas yang diberikan oleh Kuhltau terhadap responden

penelitiannya.

Dalam penelitian lainnya Palmer, penelitian tersebut berhasil merumuskan

enam model (kelompok) dari si pencari informasi54

. Secara lebih terperinci

pengelompokkan tersebut diuraikan sebagai berikut:

a. Kelompok information overlord. “beroperasi” pada sistem secara intensif

dan terkendali serta berusaha menghubungi sejumlah besar sumber

informasi, mencari informasi secara aktif, dan menerima informasi dari

berbagai sumber.

b. Kelompok information entrepreneur, adalah kelompok yang kurang

menunjukkan kepercayaan terhadap sumber-sumber formal, meskipun

juga berhubungan dengan sistem secara ekstensif, namun kelompok ini

kurang terkendali bila dibandingkan dengan kelompok information

overlord.

54

Judith Palmer, “Scientist and information: I using cluster analysis to identify information style,”

The journal of Documentation, no. 47. (Februari 1991): h. 105-129.

Page 62: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

44

c. Kelompok lain adalah kelompok information hunter, yang dalam

aktivitasnya menentukan sasaran pencarian lebih sempit, sekaligus

merupakan pemburu yang aktif. Pola perilaku pencarian informasi dari

kelompok ini dapat dideteksi dengan mudah.

d. Kelompok information pragmatist, merupakan kelompok pengkonsumsi

informasi yang serba tidak teratur; karena sangat tergantung pada

kesempatan yang ada. Kelompok ini tidak memperdulikan pengendalian

sehingga pola perilaku pencarian informasi yang dilakukan tidak

beraturan.

e. Kelompok information plodder, jarang mencari informasi dari sumber-

sumber formal, tetapi mengandalkan pada pengetahuan dan sumber

informasi yang dimilikinya. Mereka tidak pernah memperdulikan sumber

informasi yang tersedia serta jarang mencari informasi, sehingga tidak

pernah ada pengendalian.

f. Kelompok information derelict, dalam aktivitasnya kelompok ini tidak

menelusuri satu pun sistem dan tidak menggunakan atau membutuhkan

informasi.

Page 63: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

45

Savolainen menjelaskan bahwa ada empat tipe dari Kontrol seseorang

terhadap hidupnya dan implikasinya dalam hal perilaku pencarian informasi.

a. Kontrol hidup yang optimis-kognitif (optimistic-cognitive mastery of life)

dikarakteristikan dengan kepercayaan yang kuat akan hasil yang positif

terhadap pemecahan masalah. Seseorang percaya bahwa hampir semua

masalah dapat dipecahkan dengan memfokuskan kepada analisis mendetil,

yang dihasilkan dalam seleksi instrument-instrumen yang paling efektif

yang memberikan kontribusi pada pemecahan masalah secara optimal.

Karena masalah-masalah dipikirkan secara kognitif, maka pencarian

sistematis dari sumber dan saluran yang berbeda adalah hal penting.

b. Kontrol hidup yang pesimis-kognitif (pessimistic-cognitive mastery of life)

dikarakteristikan berbeda dari hal yang di atas, bahwa pemecahan masalah

diletakkan dalam cara yang kurang ambisius. Mereka menerima bahwa

semua masalah mungkin tidak dipecahkan secara optimal. Walaupun

demikian seseorang yang menganut hal ini sama sistematisnya dalam

memecahkan masalah dan dalam pencarian informasi.

c. Kontrol hidup yang defensive-afektif (Defensive-affective mastery of life)

adalah pandangan yang didasarkan pada sikap optimistis dalam

pemecahan suatu masalah; dalam pemecahan masalah dan pencarian

masalah faktor afektif mendominasi.

Page 64: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

46

d. Kontrol hidup yang pesimis afektif (Pessimistic-affective mastery of life)

seseorang tidak bergantung pada kemampuannya dalam memecahkan

masalah sehari-harinya, tetapi mengadopsi strategi dalam menghindari

usaha sistematis untuk mengimprovisasi situasinya. Pencarian informasi

yang sistematis tidak memainkan peran yang penting karena reaksi

emosional dan pandangan yang sempit mendominasi perilaku pemecahan

masalah.

Model yang dikemukakan oleh Ellis55

berikut ini: 1) memulai pencarian

(starting). Tahap awal merupakan tahap di mana individu memulai pencarian

informasi; 2) menghubungkan (chaining). Individu memformulasikan kebutuhan

informasi dengan pemikiran-pemikiran dan pengalaman yang dimiliki; 3)

penelusuran semi terarah (browsing).

3. Hambatan dalam Pencarian Informasi

Kesulitan dalam menemukan kembali informasi tidak saja timbul sebagai

akibat ledakan informasi, tetapi juga diakibatkan oleh berbagai faktor dan

keadaan yang lain. Menurut Pauline Atherton ada dua penyebabnya, yaitu jumlah

literatur yang diterbitkan bertambah dengan pesat, sehingga timbul kesukaran

pemakai untuk memperoleh informasi yang relevan dengan kebutuhannya.

55

Ellis, et al., “A comparison of the information seeking patterns of researchers in the physical and

social sciences.” Journal of documentation. Vol. 49, no. 4, (December 1991).

Page 65: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

47

Kedua, dewasa ini pendidikan di kebanyakan negara tidak diarahkan

untuk mengembangkan kemampuan anak dalam hal membaca sejak dini dan tidak

pula menekankan penggunaan literatur sebagai sumber pengetahuan primer.56

Senada dengan pendapat Atherton, F.W. Lancester mengatakan bahwa saat ini

semakin meningkat kesulitan dalam menemukan kembali informasi, baik melalui

penelusuran retrospektif maupun mutakhir. Kesukaran ini sudah dialami dan

disadari oleh berbagai kalangan di berbagai sektor seperti industri swasta,

lembaga pemerintah, dan perguruan tinggi.57

Menurut Wojceich Pirog dalam Zul Herman, ada tiga kondisi penyebab

timbulnya kesukaran pemakai dalam memperoleh informasi yang mereka

butuhkan58

, yaitu sebagai berikut.

a. Pemakai informasi tidak memahami benar manfaat yang mungkin

diperolehnya dari infromasi.

b. Pemakai informasi tidak mengenal sumber informasi yang beragam dan

kalau pun kenal, mereka kurang memahami cara menggunakannya.

c. Pemakai informasi kurang dapat merumuskan dengan baik informasi yang

mereka butuhkan.

56

Pauline Atherton, Handbook of information systems and services (Paris: UNESCO, 1977), h. 217.

57 F.W. Lancester, “User education: the next major thrust in information science?” Journal of education

for librarianship, vol. 11 no. 1. h. 55

58 Wojciech Pirog, Training of documentation and information users. Unesco Bulletin for Libraries,

vol. 24 no. 5. h. 266

Page 66: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

48

Dewasa ini sistem komputer bukan lagi hal yang aneh di lingkungan dunia

perpustakaan dan informasi. Dengan komputer, dengan hanya menekan tombol,

akan terjawablah semua persoalan. Akan tetapi, yang menjadi persoalan, misalnya

dalam pekerjaan menelusur informasi melalui komputer ternyata bukan semata-

mata masalah mesin, tetapi lebih merupakan masalah intelektual. Pemakai atau

pencari informasi sebelum berhadapan dengan komputer, perlu lebih dahulu

merumuskan dengan baik apa yang diinginkannya. Tanpa melakukan cara

demikian, komputer tidak akan banyak bermanfaat.59

Sehingga perlu adanya interaksi antara pustakawan atau staf informasi

dengan pemakai. Elizabeth Orna menambahkan60

, menurutnya; interaksi antara

pustakawan atau staf informasi dengan pemakai dapat melahirkan dua hal pokok,

yaitu pemahaman (insight) terhadap kebutuhan informasi pemakai dan inisiatif.

a. Pemahaman, yaitu merupakan upaya yang memungkinkan pustakawan

atau staf informasi mengenali dan mengkaji kebutuhan informasi pemakai

secara lebih mendalam.

b. Inisiatif, yaitu upaya untuk mencarikan berbagai cara atau metode yang

sesuai agar perpustakaan atau jasa informasi dapat berperan besar

memenuhi kebutuhan informasi pemakai.

59

Zul Herman, Program pendidikan pemakai di Pusat Regional Biologi Tropika (Biotrop) dan Pusat

Dokumentasi Ilmiah Nasional Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDIN-LIPI): Sebuah tinjauan

(Depok: Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Sastra, Universitas Indonesia, 1983), h. 21-22.

60 Elizabeth Orna, “Should we educate our user? Aslib Proceedings,” 30 (April 1978). h. 130-132

Page 67: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

49

Inisiatif ini menurut penulis, harus juga timbul dari dalam diri pemakai

dalam bertanya dan/atau meminta bantuan pada hal-hal yang tak dimengerti yang

menunjang dalam menemukan informasi. Proses interaksi tidak bergerak ke satu

arah, tetapi berkesinambungan seperti dilukiskan berikut ini.

Pemahaman inisiatif

Interaksi

4. Aktivitas Penggunaan Informasi

Dalam kaitannya tentang aktivitas penggunaan informasi dalam penelitian

ini, yang akan ditelaah adalah saluran sumber informasi. Seseorang dalam

mencari informasi ternyata memanfaatkan berbagai saluran baik saluran formal

maupun yang bersifat tidak formal. Yang termasuk saluran formal adalah

perpustakaan dan unit informasi lainnya, sedangkan yang termasuk kelompok

tidak formal adalah sejawat dan institusi-institusi selain perpustakaan dan unit

informasi yang tidak didesain sebagaimana sumber informasi formal.61

61

Evan G. Edward, Developing library and information center collection. 2nd

ed. Littleton: Library

Unlimited, 1987. h. 27

Page 68: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

50

Demikian pula Bouazza62

menyatakan bahwa dalam pencarian informasi,

para ilmuwan biasanya menggunakan dua sumber secara bergantian, yaitu sumber

informasi formal dan sumber informasi yang bersifat tidak formal. Dimaksud

sumber informasi formal adalah sumber informasi tercetak seperti buku, jurnal,

laporan, makalah. Termasuk sumber informasi tidak formal adalah bentuk-bentuk

informasi yang tidak tercetak yang didapatkan melalui percakapan dengan

sejawat, baik langsung maupun melalui saluran telepon, diskusi kecil, serta hadir

dalam seminar, konferensi, dan sejenisnya. Kemungkinan dua saluran dalam

pencarian informasi tersebut dilakukan oleh anggota DPR RI dari kalangan artis.

Beberapa konsep tentang perilaku pencarian informasi dari aktivitas

kebutuhan, pencarian dan penggunaan informasi sebagaimana yang dikemukakan

akan dipakai sebagai acuan dalam penelitian ini. Beberapa acuan yang telah ada

tidak semua peneliti ukur, akan tetapi acuan yang telah ada hanya digunakan

sebagai rujukan. Untuk mengungkap gambaran pola perilaku pencarian informasi

para anggota DPR RI dari kalangan artis yang akan disajikan secara deskriptif.

62

Abdelmajed Bouazza, Information user studies dalam Allen Kent (Editor) Encyclopedia of library

and information science (New York: Marcel Dekker, 1989), h. 155.

Page 69: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

51

D. Penelitian Sebelumnya

Kajian perilaku pencarian informasi berawal dari kajian tentang temu kembali

informasi yang dimulai pada tahun 1970 sampai saat ini mengalami berbagai

perkembangan. Pada mulanya temu kembali informasi menggunakan pendekatan

fisik atau kemudian disebut pendekatan tradisional atau kajian yang berorientasi pada

sistem (mesin, manusia dan lembaga).

Selanjutnya pandangan tentang informasi telah berubah dari pandangan

berorientasi fisik ke pandangan yang berorientasi kognitif. Oleh karena itu, maka para

peneliti mulai menggunakan pendekatan “user oriented” berorientasi pemakai.

Penelitian mengenai kebutuhan dan pencarian informasi pada anggota DPR

RI sebenarnya telah dilakukan oleh seseorang peneliti bernama A.H. Arsland tahun

2001. Pada sebuah tesisnya yang berjudul “Studi tentang kebutuhan dan pencarian

informasi anggota DPR-RI dalam proses penerbitan suatu undang-undang atas usul

inisiatif.”

Dan selanjutnya oleh Wawanudin. Pada sebuah skripsinya yang berjudul

“Peran Jasa Perpustakaan DPR RI terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi bagi

Pegawai Sekretariat Jenderal DPR RI.”

Page 70: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

52

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

1. Sejarah Singkat DPR RI

Pada masa penjajahan Belanda, terdapat lembaga semacam parlemen

bentukan Penjajah Belanda yang dinamakan Volksraad. Pada tanggal 8 Maret

1942 Belanda mengakhiri masa penjajahan selama 350 tahun di Indonesia.

Pergantian penjajahan dari Belanda kepada Jepang mengakibatkan keberadaan

Volksraad secara otomatis tidak diakui lagi, dan bangsa Indonesia memasuki masa

perjuangan Kemerdekaan.

Sejarah DPR RI dimulai sejak dibentuknya Komite Nasional Indonesia

Pusat (KNIP) oleh Presiden pada tanggal 29 Agustus 1945 (12 hari setelah

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia) beranggotakan 137 orang di

Gedung Kesenian, Pasar Baru Jakarta. Tanggal peresmian KNIP (29 Agustus

1945) dijadikan sebagai TANGGAL dan HARI LAHIR DPR RI. Komite Nasional

Pusat ini diakui sebagai cikal bakal badan legislatif di Indonesia

Semenjak adanya KNIP itu mulailah berganti nama menjadi DPR RI.

Berikut ini perjalanan DPR dari masa ke masa:

Page 71: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

53

1. Komite Nasional Indonesia Pusat (29 Agustus 1945 - 15 Februari 1950).

2. DPR dan Senat RIS (15 Februari 1950 - 16 Agustus 1950).

3. DPRS (16 Agustus 1950 - 26 Maret 1956).

4. DPR hasil Pemilu I (26 Maret 1956 - 22 Juli 1959).

5. DPR setelah Dekrit Presiden (22 Juli 1959 - 26 Juni 1960).

6. DPR GR (26 Juni 1960 - 15 November. 1965).

7. DPR GR minus (PKI 15 November. 1965 - 19 November. 1966).

8. DPR GR Orde Baru (19 November. 1966 - 28 Oktober 1971).

9. DPR hasil pemilu 2 (28 Oktober 1971 - 01 Oktober 1977).

10. DPR hasil pemilu 3 (01 Oktober 1977 - 01 Oktober 1982).

11. DPR hasil pemilu 4 (01 Oktober 1982 - 01 Oktober 1987).

12. DPR hasil pemilu 5 (01 Oktober 1987 - 01 Oktober 1992).

13. DPR hasil pemilu 6 (01 Oktober 1992 - 01 Oktober 1997).

14. DPR hasil pemilu 7 (01 Oktober 1997 - 01 Oktober 1999).

15. DPR hasil pemilu 8 (01 Oktober 1999 - 01 Oktober 2004).

16. DPR hasil pemilu 9 (01 Oktober 2004 - 01 Oktober 2009).

17. DPR hasil pemilu 10 (01 Oktober 2009 - 01 Oktober 2014).

Page 72: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

54

2. Fungsi Pokok DPR RI

a. Tugas dan Wewenang

Dalam BAB II Pasal 4 Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat

Republik Indonesia dirumuskan tugas dan wewenang DPR RI sebagai berikut:

1) DPR mempunyai tugas dan wewenang:

a) Bersama-sama dengan presiden membentuk undang-undang;

b) Bersama-sama dengan presiden menetapkan anggaran;

c) Melaksanakan pengawasan terhadap;

(1). Pelaksanaan undang-undang,

(2). Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan

(3). Kebijakan Pemerintah.

d) Membahas hasil pemeriksaan atas pertanggungjawaban keuangan

Negara yang diberitahukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan, yang

disampaikan dalam Rapat Paripurna DPR, untuk dipergunakan

sebagai bahan pengawasan;

e) Membahas untuk meratifikasi dan/atau member persetujuan atas

pernyataan keadaaan perang, pernyataan perang, serta pembuatan

perdamaian dan perjanjian dengan negara lain yang dilakukan oleh

Presiden;

f) Menampung dan menindak lanjuti aspirasi dan pengaduan

masyarakat;

Page 73: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

55

g) Melaksanakan hal-hal yang ditugaskan oleh ketetapan-ketetapan

Majelis Permusyawaratan Republik Indonesia dan/atau Undang-

undang kepada DPR

2) Untuk kepentingan pelaksanaan tugas dan wewenang, DPR dapat:

a) Mengadakan konsultasi dan koordinasi dengan Lembaga Tinggi

Negara lainnya; dan

b) Meminta pejabat negara, pejabat pemerintah, atau warga

masyarakat untuk memberikan keterangan tentang sesuatu hal yang

perlu ditangani demi kepentingan Negara, bangsa, pemerintahan

dan pembangunan.

b. Hak DPR dan Hak Anggota DPR RI

Untuk melaksanakan wewenang dan tugas sebagaimana dimaksud

dalam BAB II Pasal 4, DPR mempunyai Hak:

1) Meminta keterangan kepada Presiden (Hak Interpelasi);

2) Mengadakan penyelidikan (Hak Angket);

3) Mengadakan perubahan atas rancangan undang-undang (Hak

Amandemen);

4) Mengajukan pernyataan pendapat;

5) Mengajukan rancangan undang-undang atau usul inisiatif;

6) Mengajukan/menganjurkan seseorang untuk jabatan tertentu jika

ditentukan oleh suatu peraturan perundang-undangan;

Page 74: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

56

7) Menentukan anggaran DPR;

8) Memanggil seseorang;

9) Mengajukan pertanyaan;

10) Protokoler dan keuangan/administrasi.

3. Alat Kelengkapan DPR RI

Sebagai Lembaga Tinggi Negara, DPR dalam melaksanakan fungsi dan

tugasnya mempunyai alat kelengkapan yang sekaligus menjadi unsur

penunjang. Alat kelengkapan DPR RI tersebut ialah:

a. Pimpinan DPR;

b. Badan Musyawarah (BAMUS);

c. Komisi dan Subkomisi;

d. Badan Urusan Rumah Tangga (BURT);

e. Badan Legalisasi;

f. Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP);

g. Dewan Kehormatan;

h. Panitia.

4. Komisi dan Subkomisi

Page 75: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

57

Berdasarkan UU tentang DPR RI pasal 7 anggota dewan berjumlah 560

(lima ratus enam puluh) orang. Dari jumlah tersebut seseorang anggota DPR

harus menjadi anggota salah satu komisi pada pasal 8 ayat 1. Pada ayat

selanjutnya dijelaskan bahwa yang boleh merangkap hanya anggota Badan

Musyawarah, berikut ini susunan komisi dan pasangan kerja DPR:

Tabel 3. KOMISI DAN PASANGAN KERJANYA (DPR)

Komisi Bidang Kerja Pasangan Kerja

I Pertahanan,Intelijen,

Luar Negeri,

Komunikasi dan

Informasi

1. Departemen Pertahanan

2. Departemen Luar Negeri

3. Tentara Nasional Indonesia

4. Departemen Komunikasi dan Informatika

5. Dewan Ketahanan Nasional

(WANTANNAS)

6. Badan Intelijen Negara (BIN)

7. Lembaga Sandi Negara (LEMSANEG)

8. Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA

9. Lembaga Ketahanan Nasional

(LEMHANNAS)

10. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)

11. Televisi Republik Indonesia (TVRI)

12. Radio Republik Indonesia (RRI)

13. Dewan Pers

II Pemerintahan Dalam

Negeri dan Otonomi

Daerah,Aparatur

Negara, Agraria dan

Komisi Pemilihan

Umum (KPU)

1. Departemen Dalam Negeri

2. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara

3. Menteri Sekretaris Negara

4. Sekretaris Negara

5. Lembaga Administrasi Negara (LAN)

6. Badan Kepegawaian Negara (BKN)

7. Badan Pertanahan Nasional (BPN)

8. Arsip Nasional RI (ANRI)

9. Komisi Pemilihan Umum (KPU)

III Hukum, Perundang 1. Departemen Hukum dan Hak Azasi Manusia

Page 76: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

58

Undangan, Ham dan

Keamanan

2. Kejaksaan Agung

3. Kepolisian Negara Republik Indonesia

4. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

5. Komisi Ombudsman Nasional

6. Komisi Hukum Nasional

7. Komisi Nasional HAM (KOMNASHAM)

8. Setjen Mahkamah Agung

9. Setjen Mahkamah Konstitusi

10. Setjen MPR

11. Setjen DPD

12. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi

Keuangan (PPATK)

13. Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN)

14. Komisi Yudisial

IV Pertanian, Perkebunan,

Kehutanan, Kelautan,

Perikanan dan Pangan,

1. Departemen Pertanian

2. Departemen Kehutanan

3. Departemen Kelautan

4. Badan Urusan Logistik

5. Dewan Maritim Nasional

V Perhubungan, Pekerjaan

Umum,Perumahan

Rakyat,Pembangunan

Pedesaan dan Kawasan

Tertinggal, Badan

Meteorologi dan

Geofisika, dan Badan

Sar Nasional

1. Departemen Pekerjaan Umum

2. Departemen Perhubungan

3. Menteri Negara Perumahan Rakyat

4. Menteri Negara Pembangunan Daerah

Tertinggal

5. Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG)

VI Perdagangan,

Perindustrian, Investasi,

Koperasi UKM BUMN,

Standarisasi Nasional,

1. Departemen Perindustrian

2. Departemen Perdagangan

3. Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil-

Menengah.

4. Menteri Negara BUMN

5. Badan Koordinasi Penanaman Modal

(BKPM)

6. Badan Standarisasi Nasional (BSN)

7. Badan Perlindungan Konsumen Nasional

(BPKN)

8. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)

Page 77: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

59

VII Energi Sumber Daya

Mineral,Riset dan

Teknologi,Lingkungan

Hidup,

1. Departemen Energi dan Sumber Daya

Mineral

2. Menteri Negara Lingkungan Hidup

3. Menteri Negara Riset dan Teknologi

4. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

(BPPT)

5. Dewan Riset Nasional

6. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

7. Badan Tenaga Nuklir (BATAN)

8. Badan Pengawas Tenaga Nuklir

(BAPETAN)

9. Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan

Nasional (BAKOSURTANAL)

10. Lembaga Penerbangan dan Antariksa

Nasional (LAPAN)

11. Badan Pengatur Kegiatan Hilir Migas

VIII Agama, Sosial dan

Pemberdayaan

Perempuan

1. Departemen Agama

2. Departemen Sosial

3. Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan

4. Komisi Perlindungan Anak Indonesia

(KPAI)

IX Kependudukan,

Kesehatan, Tenaga

Kerja dan Transmigrasi

1. Departemen Kesehatan

2. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi

3. Badan Koordinasi Keluarga Berencana

Nasional (BKKBN)

4. Badan Pengawas Obat dan Makanan

(BPOM)

5. PT. Jamsostek (Persero)

X Pendidikan, Pemuda,

Olahraga, Pariwisata,

Kesenian, Perfilman,

Kebudayaan, dan

Perpustakaan

1. Menteri Pendidikan Nasional

2. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata

3. Menteri Negara Pemuda dan Olahraga

4. Perpustakaan Nasional

5. Badan Pengembangan Kebudayaan

Pariwisata (BPBUDPAR)

XI Keuangan,Perencanaan

Pembangunan

Nasional,Perbankan dan

Lembaga Keuangan

Bukan Bank

1. Departemen Keuangan

2. Menteri Negara Perencanaan dan

Pembangunan/Kepala BAPPENAS

3. Bank Indonesia

4. Lembaga Keuangan Bukan Bank

5. Badan Peengawasan Keuangan dan

Pembangunan (BPKP)

6. Badan Pusat Statistik

7. Setjen BPK RI

Page 78: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

60

5. Anggota DPR RI dari kalangan Artis

Fenomena artis ke politik, yaitu sebagai legislator di DPR, sudah

berkembang sejak masa orde baru, antara lain Rhoma Irama, Sophan Sophian,

Rano Karno, Eddy Sud. Para artis yang diajak atau ikut terjun ke politik adalah

mayoritas merupakan pemain film, sinetron, penyanyi, musisi dan pelawak.1

Diantara semua artis yang menjadi caleg pada pemilu 2004, akhirnya 6

(enam) orang lolos ke Senayan. Mereka adalah Marrisa Haque. Angelina

Sondakh, Deddy Sutomo, Aji Massaid, Dede Yusuf dan Qomar. Meskipun

hanya berenam jumlahnya, kehadiran mereka di Senayan semakin mendorong

euphoria, baik dikalangan artis maupun pengurus partai politik sendiri bahwa

kalangan artis ternyata berkesempatan.2 Hingga akhirnya sekarang pada masa

jabatan 2009 Angelina Sondakh, Aji Massaid, Dede Yusuf dan Qomar

menjabat kembali menjadi anggota DPR, Berikut ini data anggota DPR RI dari

kalangan artis periode 2010-20143, yaitu:

1 Lili Romli, ed., Pemilu 2009 dan konsolidasi demokrasi (Jakarta: Pusat Pengkajian Pengolahan Data

dan Informasi, Sekretariat Jenderal DPR RI, 2008), h. 84.

2 Zulfahmi, Selebritas menjadi Caleg: Untung atau rugi bagi partai, Media Indonesia, 12 September

2008.

3 F. Harianto Santoso, Wajah DPR dan DPD 2009-2014: latar belakang pendidikan dan karier

(Jakarta: Kompas, 2010), h. xl

Page 79: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

61

Tabel 4. Data Anggota DPR RI dari Kalangan Artis Periode 2010-2014

No. Nama Keanggotaan Jumlah

Suara

Persen

BPP*

1. CP. Samiadji Massaid, SE** Partai Demokrat 70.572 47,5

2. Angelina Sondakh, SE, M.Si.*** Partai Demokrat 145.159 74,2

3. Ingrid Maria Palupi Kansil, S.Sos Partai Demokrat 33.418 20,3

4. H. Nurul Komar Partai Demokrat 101.170 59,4

5. Theresia E.E. Pardede, S.Sos.*** Partai Demokrat 21.672 11,7

6. Venna Melinda Partai Demokrat 30.650 17,3

7. Nurul Arifin Partai Golkar 122.452 66,4

8. Tantowi Yahya Partai Golkar 209.044 130,7

9. Teti Kadi Partai Golkar 35.882 21,1

10. TB Dedy Suwandi Gumelar PDI Perjuangan 42.659 29,3

11. Rieke Dyah Pitaloka PDI Perjuangan 80.681 43,3

12. Eko Hendro Purnomo, S.Sos PAN 64.176 39,9

13. Primus Yustisio PAN 60.684 30,4

14. Jamal Mirdad Partai Gerinda 34.674 19,7

15. Rachel Mariam Partai Gerinda 25.540 13,7

16. Dra. Hj. Okky Asokawati, M.Si. PPP 17.343 8,9

*Bilangan pembagi pemilih

**Meninggal Dunia

***Mengundurkan diri

Page 80: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

62

B. PUSAT PENGKAJIAN PENGOLAHANAN DATA DAN INFORMASI

1. Informasi Umum P3DI

a. Sejarah Singkat P3DI

Salah satu tugas Sekretariat Jenderal DPR RI menurut Tata Tertib DPR

RI adalah melayani segala kebutuhan DPR RI. Agar DPR dapat melaksanakan

wewenang dan tugasnya dengan sebaik-baiknya, yang antara lain pemenuhan

kebutuhan anggota dewan terhadap informasi.

Berkaitan dengan hal tersebut sejak bulan Agustus tahun 1990, atas

prakarsa Ketua MPR/DPR RI periode 1987-1992, Sekretariat Jenderal DPR RI

bekerja sama dengan Universitas Indonesia dan the Asia Foundation merintis

pembentukan sebuah institusi untuk pemenuhan kebutuhan tersebut, yang

tugas pokoknya adalah memenuhi kebutuhan informasi anggota dewan dalam

menjalankan tugasnya. Pada akhirnya setelah dilakukan restrukturisasi

kelembagaan Sekretariat Jenderal DPR RI yang dilakukan pada tahun 1994,

sesuai dengan keppres No. 13/1994, maka institusi itu dibakukan namanya

menjadi Pusat Pengkajian dan Pelayanan Informasi. Lalu berubah lagi

sekarang menjadi Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi. Oleh

karena itu, Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) adalah

unsur penunjang pelaksanaan tugas pokok Sekretariat Jenderal yang berada di

bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Sekretariat Jenderal, yang

bertugas melaksanakan pengkajian dan analisis serta menyediakan informasi

(lihat lampiran 1). P3DI dipimpin oleh seseorang Kepala Pusat.

Page 81: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

63

Sebagai sebuah institusi setingkat esselon II yang bertugas melayani

kebutuhan informasi, data dan pengkajian permasalahan bagi para anggota

dalam menjalankan tugasnya, terbagi dalam lima bidang kajian. Kelima bidang

kajian yang diliput tersebut adalah politik dalam negeri, hokum, hubungan

internasional, ekonomi dan kesejahteraan social, disamping dikembangkan

pula jaringan system informasi yang menggunakan komputer, perpustakaan,

dan dokumentasi.

b. Visi dan Misi

1. Visi

Menjadi perpustakaan parlemen yang unggul dalam menyediakan

sumber informasi untuk mendukung fungsi dan tugas DPR RI

2. Misi

Menyediakan akses informasi yang mendukung tugas dan fungsi

DPR RI meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.

c. Jenis Pelayanan

Pencarian dan pengumpulan informasi/data yang diperlukan anggota

dapat diajukan dalam bentuk pertanyaan tertulis dalam formulir yang

disediakan ataupun lewat telepon. Dan untuk keperluan ini P3DI membuat

kliping surat kabar dalam dan luar negeri (dikerjakan oleh perpustakaan). Hasil

Page 82: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

64

informasi yang diberikan dapat berupa data yang belum diolah ataupun yang

sudah diolah dan dianalisa. P3DI juga mengatur pembagian surat

kabar/majalah ke ruangan anggota-anggota DPR RI maksimal 3 surat

kabar/majalah. Apabila ingin diganti bisa langsung menghubungi

perpustakaan.

Apabila anggota dewan menghendaki kejelasan dan pendalaman

terhadap suatu masalah tertentu yang berkaitan dengan bidang tugasnya secara

terbatas, P3DI dapat mengorganisasikan sebuah lokakarya, seminar, ataupun

diskusi yang dapat diajukan oleh Badan, Komisi atau Fraksi. Selain itu P3DI

juga melakukan pengumpulan data di lapangan (field research) untuk

memperoleh kenyataan yang sesungguhnya dari suatu masalah.

Singkatnya, pelayanan yang dapat diberikan oleh P3DI adalah kliping

surat kabar yang terdiri dari isu-isu politik dalam negeri, hukum, ekonomi,

kesejahteraan sosial, dan hubungan international serta informasi tentang

anggota DPR RI.

Selain itu juga memberikan analisis isu aktual, analisis/kajian

rancangan undang-undang, penyusunan draft akademik, diskusi, seminar dan

lokakarya. Disamping itu, P3DI juga menerbitkan buku-buku yang berupa

analisis masalah aktual, hasil-hasil penelitian dan majalah ilmiah yang terbit

secara berkala yaitu majalah “KAJIAN”.

Page 83: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

65

d. Yang Berhak Menerima Layanan

Pada prinsipnya, setiap anggota dewan berhak untuk mendapatkan

pelayanan dari P3DI , namun terdapat beberapa jenis pelayananyang hanya

dapat diberikan jika diminta oleh alat kelengkapan DPR, seperti Badan dan

Komisi, serta oleh Fraksi.

Layanan yang hanya dapat diminta oleh fraksi dan alat kelengkapan

dewan tersebut adalah seminar, lokakarya, penelitian lapangan, penyusunan

draft akademik dalam menyusun rancangan undang-undang. Sedangkan

pelayanan yang lain, seperti kliping surat kabar, analisis masalah aktual,

analisis masalah rancangan undang-undang, dan diskusi, dapat diminta oleh

perorangan.

e. Cara Memperoleh Layanan

Untuk memperoleh pelayanan dapat dilakukan dengan cara:

1) Membuat surat permintaan (memo) yang ditujukan kepada Kepala

Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi, atau Kepala Bidang

Kajian dan Analisis (Kabid. PAIS).

2) Langsung menghubungi peneliti secara personal melalui telepon:

a) 5756073 untuk bidang Kesejahteraan sosial

b) 5756074 untuk bidang Politik Dalam Negeri

c) 5755996 untuk bidang Hukum

d) 5755997 untuk bidang Hubungan International

e) 5755998 untuk bidang Ekonomi

Page 84: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

66

3) Datang langsung ke masing-masing bidang di Pusat Pengkajian

Pengolahan Data dan Informasi Sekretariat Jenderal DPR RI, Gedung

Nusantara I Lantai 2.

2. Bidang Pengkajian dan Analisa

a. Bidang Kesejahteraan Sosial

Tim kesejahteraan sosial memberikan pelayanan dalam bentuk analisis

terhadap berbagai permasalahan social kemasyarakatan, penyediaan data,

konsultasi dan diskusi.

1) Pembangunan Sumber Daya Manusia:

a) Pendidikan;

b) Kebudayaan;

c) Agama;

d) Pemberdayaan Perempuan;

e) Seni dan Budaya;

f) Kepemudaan;

g) Olahraga; dan

h) Pengembangan IPTEK.

Page 85: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

67

2) Kependudukan:

a) Kependudukan;

b) Tenaga Kerja;

c) Transmigrasi;

d) Pembangunan Pedesaan; dan

e) Perkembangan Perkotaan.

3) Kesejahteraan Masyarakat:

a) Kesehatan;

b) Jaminan sosial;

c) Penanganan Masyarakat Terasing;

d) Konflik dan Diskriminasi; dan

e) Masalah-masalah sosial.

b. Bidang Politik Dalam Negeri

Tim peneliti politik dalam negeri memberikan bantuan keahlian dalam

melakukan analisis isu aktual, kajian undang-undang, penelitian, dan diskusi

dan konsultasi berbagai topik bidang politik dalam negeri, yaitu:

1) Kelembagaan Negara:

a) Parlemen;

b) Kepresidenan;

c) Yudikatif; dan

d) Lembaga-lembaga Negara lainnya.

Page 86: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

68

2) Kelembagaan Masyarakat:

a) Kepartaian;

b) Sistem Pemilu; dan

c) Lembaga Swadaya Masyarakat/Ormas.

3) Kelembagaan Daerah:

a) Pemerintah Daerah;

b) DPRD; dan

c) Hubungan Pusat dan Daerah.

4) Lain-lain:

a) Komunikasi dan Media Massa;

b) Militer, Pertahanan dan Keamanan; dan

c) Birokrasi Sipil dan Aparatur Negara.

c. Bidang Hukum

1) Tugas Tim Hukum

Tim hukum memberikan bantuan keahlian dalam bentuk analisis

terhadap berbagai permasalahan sistem hukum dalam pembangunan, baik

dalam rangka pembentukan hukum, maupun penegakan hukum.

Page 87: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

69

2) Bidang Masalah Hukum yang Ditangani

a) Hukum dan Masalah Pemerintah

(1). Lembaga-lembaga Negara,

(2). Pemerintahan Daerah,

(3). Otonomi Daerah,

(4). Pembentukan Peraturan Perundang-undangan,

(5). Legislasi,

(6). Penegakan Hukum,

(7). Hak Asasi Manusia,

(8). International.

b) Hukum dan Masalah Ekonomi dan Sosial

(1). Perbankan,

(2). Investasi,

(3). Industri,

(4). Perdagangan,

(5). Lembaga Keuangan Non Perbankan,

(6). Kesehatan,

(7). Jaminan Sosial,

(8). Ketenagakerjaan,

(9). Perlindungan Konsumen,

(10). Pasar Modal

Page 88: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

70

d. Bidang Hubungan Internasional

1) Fokus Pengkajian Tim HI

a) Politik Luar Negeri Indonesia

b) Studi Kawasan

c) Organisasi International

d) Politik dan Keamanan International

e) Ekonomi International

f) Lingkungan Hidup

e. Bidang Ekonomi

1) Tugas Bidang Ekonomi

Tim Ekonomi P3DI bertugas memberikan layanan keahlian dalam

bentuk data dan kajian terhadap berbagai permasalahan ekonomi yang

dibutuhkan anggota dewan.

2) Bidang-Bidang Kajian

a) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),

b) Ekonomi Keuangan dan Perbankan,

c) Ekonomi Manajemen dan Pembangunan,

d) Ekonomi Investasi dan Industry

e) Ekonomi Kebijakan Publik

Page 89: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

71

3. Bidang Perpustakaan

a. Sejarah Singkat

Perpustakaan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia mulai

berdiri sejak pemerintah Negara Indonesia masih berbentuk Negara Republik

Indonesia Serikat (RIS) yang berkedudukan di Yogyakarta, sekitar tahun 1951.

Perpustakaan ini merupakan kelanjutan dari “Bibliotheca Volkstraad,” milik

Pemerintah Hindia Belanda di Indonesia, yang merupakan koleksi

perpustakaan “Volkstraad.” Dan pada saat Ibu Kota Pemerintah Republik

Indonesia pindah ke Jakarta. Perpustakaan di tempatkan di Gedung yang

berlokasi di Lapangan Banteng, yang sekarang menjadi Gedung Balai Pustaka.

Tahun 1965, perpustakaan pindah ke Gedung DPR RI di Senayan atau Gedung

Pemuda. Baru pada tahun 1968 perpustakaan pindah ke Gedung DPR RI di

Jalan Gatot Subroto yang berlokasi di basement. Namun perpustakaan ini

masih beberapa kali pemindahan lokasi. Tahun 1970 Perpustakaan menempati

lantai 2 (dua) Gedung Sekretariat Jenderal DPR RI di Ruang Pustaka Loka.

Tahun 1985 perpustakaan menempati ruang Pustaka Loka lantai 1 (satu).

Tahun 1997 Perpustakaan menempati Gedung Nusantara I DPR RI lantai 3

(tiga) dan 4 (empat). Sekarang untuk sementara menempati lantai I Gedung

Nusantara I.

Page 90: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

72

b. Tugas Pokok dan Fungsi

Perpustakaan DPR RI merupakan suatu unit yang dikepalai oleh

seorang kepala setingkat eselon IIIa, yang bertanggungjawab kepada Kepala

Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi (Kapus P3DI). Tugas pokok

perpustakaan adalah membantu sekretaris Jenderal DPR RI di bidang

penyelenggaraan perpustakaan dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Sekretariat Jenderal DPR

RI. Untuk melaksanakan tugas pokoknya perpustakaan mempunyai tugas

sebagai berikut:

1) Mengumpulkan dan menyusun bahan pustaka yang ada kaitannya

dengan tugas DPR RI dan Setjen DPR RI,

2) Memberikan layanan dan mendayagunakan bahan pustaka atau koleksi

yang dimiliki,

3) Memelihara bahan pustaka atau koleksi yang dimiliki,

4) Membuat nomor klasifikasi untuk buku dan referensi,

5) Membuat abstrak bahan pustaka,

6) Mengadakan hubungan kerjasama dengan perpustakaan dan instansi

lain,

7) Melakukan tata usaha perpustakaan,

8) Tugas-tugas lain yang ditentukan oleh Sekretariat Jenderal DPR RI.

Page 91: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

73

c. Struktur Organisasi

Berdasarkan keputusan Sekretariat Jenderal DPR RI Nomor 175/Sekjen

DPR RI/1994, jo. 1487/Sekjen DPR RI/1997, jo. 411/Sekjen DPR RI/1999,

perpustakaan DPR RI terdiri dari:

1) Seksi pengolahan yang mempunyai tugas mengumpulkan atau

menyediakan bahan-bahan pustaka serta melakukan tata usaha, dan

laporan serta mengolah, memelihara dan menyusun katalog.

2) Seksi pelayanan yang mempunyai tugas memberikan pelayanan,

mendayagunakan bahan pustaka atau koleksi yang dimiliki.

d. Koleksi, Pengguna dan Layanan

1) Koleksi Perpustakaan

Perpustakaan DPR RI mempunyai koleksi terdiri dari 4 jenis

koleksi perpustakaan sebagai berikut:

a) Koleksi umum. Koleksi umum terdiri dari koleksi buku-buku yang

sebagian besar terdiri atas disiplin ilmu, yaitu ilmu politik,

ekonomi, sosial, hukum, administrasi Negara dan lain-lainnya

(biasanya ilmu-ilmu yang berhubungan dengan RUU yang sedang

dibahas).

b) Koleksi referensi. Koleksi referensi terdiri dari peraturan

perundang-undangan, kamus, ensiklopedia, peta, profil daerah

(anggota), pidato presiden dan lain-lain.

Page 92: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

74

c) Koleksi PBB (The United Nations collections) dan buku-buku

terbitan World Bank.

d) Koleksi terbitan berkala. Koleksi terbitan berkala (koran dan

majalah) terdiri dari 24 (dua puluh empat) koran dalam dan luar

negeri, koran daerah, kliping koran tentang DPR dan majalah dalam

dan luar negeri serta jurnal.

e) Koleksi online database. Koleksi online database yang dapat

diakses secara intranet terdiri kompas online dapat diakses melalui

(http://pik.kompas.co.id), tentang hukum, undang-undang dan

peraturan online dapat diakses melalui (http://hold), kliping online

(mediatrac) dapat diakses melalui (http://www.mediatrac.net).

2) Pengguna

Selain anggota DPR RI dan Pegawai Setjen DPR RI, perpustakaan

menerima pengunjung dari luar antara lain, mahasiswa tingkat akhir yang

sedang menyelesaikan tugas akhir, para peneliti dari instansi atau lembaga

lain dengan syarat menyerahkan kartu identitas dan membawa surat

pengantar dari perguruan tinggi atau instansi yang bersangkutan.

Page 93: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

75

3) Sistem Pelayanan

Sistem pelayanan perpustakaan DPR RI terdiri dari 2 (dua) sistem,

yaitu sistem pelayanan terbuka (open access) untuk koleksi umum dan

system pelayanan tertutup (closed access) untuk koleksi referensi. Dalam

proses penelusuran buku, katalogisasi buku telah terdaftar dalam pangkalan

data untuk memudahkan proses pencarian buku. Selain itu petugas

perpustakaan akan membantu pengunjung untuk menemukan buku yang

dibutuhkan melalui sistem komputerisasi jaringan OPAC.

4) Petugas Pelayanan

a) Petugas koleksi umum : Nana dan Aan nomor telp. 5756004

b) Petugas referensi : Rosidah dan Tenny nomor telp. 5756007

c) Petugas koleksi majalah dan koran : Suwandi nomor telp. 5756007

d) Petugas PBB (The United Nations) dan World Bank (Untuk

sementara tidak dapat digunakan).

e. Peraturan Tata Tertib Perpustakaan DPR RI

1) Jam Buka

Perpustakaan di buka setiap hari kerja:

Senin s.d. Jum’at : 09.00 – 15.00 WIB

Istirahat : 12.00 – 13.00 WIB

(Kecuali Jum’at istirahat) : 11.30 – 13.00 WIB

Sabtu/Minggu/Hari Besar : Tutup.

Page 94: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

76

2) Keanggotaan

a) Terdiri dari seluruh anggota DPR RI dan seluruh Pegawai Setjen

DPR RI yang berstatus PNS dan CPNS.

b) Keanggotaan perpustakaan melekat secara otomatis selama yang

bersangkutan masih menjadi anggota dewan atau pegawai Sekjen

DPR RI.

3) Peraturan Peminjaman

a) Anggota DPR RI dan pegawai Setjen DPR RI berhak meminjam

buku sebanyak 4 (empat) buku.

b) Jangka waktu peminjaman buku selama 3 (tiga) minggu dan dapat

diperpanjang dengan menghubungi petugas.

c) Perpanjangan waktu peminjaman dapat diberikan apabila buku

yang dimaksud tidak ada yang memesan.

d) Buku-buku yang dipandang sangat diperlukan demi kelancaran

tugas anggota DPR RI dan Setjen DPR RI, sewaktu-waktu dapat

ditarik dari peminjam oleh petugas perpustakaan sebelum waktu

peminjaman habis.

e) Buku Referensi (bertanda ”R”) hanya boleh dibaca di ruang

perpustakaan atau dapat di photo copy.

Page 95: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

77

f) Pengguna perpustakaan dari luar (tamu) yang ingin memanfaatkan

perpustakaan harus membawa identitas dan surat pengantar dari

Perguruan Tinggi atau Instansi yang bersangkutan dengan diberikan

fasilitas untuk membaca di dalam perpustakaan, peminjaman hanya

dilayani dengan cara mengcopy ke tempat photo copy dengan

diantar oleh petugas perpustakaan.

4) Sanksi

a) Bagi peminjam yang merusak buku yang dipinjam, kepadanya

diwajibkan untuk memperbaiki buku tersebut.

b) Bagi peminjam yang menghilangkan buku yang dipinjam dari

perpustakaan, kepadanya diwajibkan mengganti buku tersebut

dengan buku yang sama atau mengganti dengan buku yang hampir

sama dari segi isi dan harga yang berlaku saat ini.

5) Tata Tertib

a) Pengunjung perpustakaan tidak diperkenankan membawa tas, map

dan jaket ke ruang koleksi. Barang-barang tersebut dapat dititipkan

ditempat penitipan melalui petugas perpustakaan. Yang boleh

masuk ke ruang koleksi, adalah buku catatan serta alat tulis, dompet

serta barang berharga lainnya.

Page 96: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

78

b) Selama di dalam ruang koleksi pengunjung diminta supaya:

- Selalu menjaga ketenangan dan ketertiban, sehingga tidak

mengganggu pihak lainnya yang sedang membaca.

- Menjaga kebersihan lingkungan, tidak boleh membuang sampah

sembarangan atau mengotori meja, kursi dan sarana lainnya di

perpustakaan

- Tidak boleh membawa makanan, minuman dan merokok di

dalam ruang koleksi perpustakaan.

Page 97: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

79

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dipaparkan tentang hasil penelitian dan pembahasan

mengenai beberapa peran pekerja informasi di P3DI (Pusat Pengkajian Pengolahan

Data dan Informasi) dan perilaku pencarian informasi anggota DPR RI dari kalangan

artis periode 2009 – 2014 melalui observasi dan wawancara penulis dengan 1 kepala

bidang kajian dan analis, 1 staf layanan perpustakaan dan 2 anggota DPR RI yang

berlatar belakang artis periode 2009 – 2014 (keduanya bergender perempuan dengan

tingkat pendidikan yang berbeda).

Observasi ini dilakukan kurang lebih 1 bulan sejak tanggal 25 Januari hingga

25 Februari 2010 yang dilanjutkan dengan wawancara terhadap kepala bidang

pengkajian dan analisis yang bernama Poltak Partogi Nainggolan, dan staf pelayanan

bidang perpustakaan yang bernama Nana serta diakhiri dengan wawancara terhadap

1 anggota DPR RI Komisi I dengan inisial OA yang dicalonkan oleh Partai Persatuan

Pembangunan dengan latar belakangnya sebagai model, presenter, dll. dan 1 anggota

DPR RI Komisi VIII dengan inisial IK yang dicalonkan oleh Partai Demokrat dengan

latar belakangnya sebagai bintang iklan, bintang sinetron dan presenter.

Page 98: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

80

A. Perilaku Pencarian Informasi Anggota DPR RI dari Kalangan Artis

Dalam penelitian ini akan diketahui perbedaan perilaku pencarian

informasi Anggota DPR RI dari kalangan artis, maupun dari kalangan lainnya.

Walaupun keduanya sama-sama anggota DPR RI. Namun, peneliti mendapatkan

dua informan anggota DPR RI dari kalangan artis bergender wanita yang berbeda

tingkat pendidikannya. Berikut hasil wawancara dan observasinya dibagi dalam 3

aktivitas pencarian informasi:

1. Aktivitas Kebutuhan Informasi

Sementara itu, Chen dan Hernon serta Latham dalam Mangindaan,

menjelaskan secara lebih rinci, bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi

kebutuhan informasi adalah : a. Karakteristik pemakai : pengalaman; usia;

latar belakang pendidikan dan cara berpikir, b. Faktor minat seseorang, c.

Faktor pekerjaan dan profesi, d. Faktor koleksi, e. Faktor kesukaran dan

sistem pelayanan informasi; akses terhadap layanan informasi dan variasi

sumber informasi yang ada di lingkungan pemakai informasi.1

DPR RI sebagai salah satu lembaga pemerintah membutuhkan

informasi pada setiap tingkatan administratif untuk merumuskan rencana-

rencana dalam penentuan kebijaksanaan serta untuk memecahkan persoalan-

persoalan yang timbul.

1 Christina Mangindaan, dkk., Perilaku informasi dosen dalam proses penelitian [laporan penelitian],

(Jakarta: Universitas Terbuka, 1993), h. 28.

Page 99: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

81

Beberapa komentar informan terkait dengan masalah ini sebagaimana

terdapat dalam table 5 (lima) di bawah ini.

Tabel 5. Informasi yang sedang dibutuhkan

No. Informan Pernyataan

1 OA Anggota dewan fungsi-fungsinya 3: dalam hal pengawasan

kinerja pemerintah, melakukan pembuatan anggaran

bersama pemerintah dan yang ketiga membuat undang-

undang. Di dalam ketiga fungsi anggota DPR itu tentunya

kami membutuhkan informasi. Kalau ditanyakan informasi

apa yang sedang saya cari saat ini? sebagai anggota komisi

IX yang menangani bidang kesehatan, ketenaga kerjaan,

kemudian mengenai juga Obat dan pengawasan Bahan

Makanan atau Badan POM, maka yang sedang saya cari itu

sebetulnya tertarik dengan proses pembuatan rancangan

undang-undang.

2 IK Saya biasanya membutuhkan segala macam informasi,

baik itu sosial budaya, ekonomi, sosial maupun

perkembangan politik terkini dan isu-isu nasional lainnya.

Setiap orang cenderung untuk mempunyai kebutuhan-kebutuhan atau

keinginan-keinginan yang berlaku dari tahap yang paling dasar sampai pada

tingkat kebutuhan yang paling tinggi, namun karena kondisi setiap orang

berbeda-beda satu dengan lainnya karena antara lain dipengaruhi oleh

kognisinya, maka kebutuhan tersebut pun menjadi beragam. Walaupun berada

dalam satu kelompok yang sama.

OA yang hanya sampai kepada sebatas mempunyai kebutuhan yang

lebih khusus, yakni kebutuhan informasi untuk menjalankan fungsi-fungsi

DPR. Kelompok orang seperti ini tampaknya tidak terlalu memperhatikan

kebutuhan-kebutuhan yang lebih luas. Karena memang hal seperti itu yang

Page 100: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

82

sering dibahas di rapat. Namun, ada juga IK yang tingkat kebutuhannya sudah

melewati kebutuhan yang lebih khusus atau kebutuhan yang lebih luas, yakni

membutuhkan segala macam informasi sosial budaya, ekonomi, politik dan

isu-isu nasional.

Selanjutnya kebutuhan informasi seseorang tergantung pada pekerjaan,

apa tujuan mereka menggunakan informasi, usia, kecakapan, kedudukan

professional dan karakteristik lainnya (Atherton, 1977: 124).2 Senada dengan

Atherton, panen (1990: 33) juga menyatakan bahwa faktor yang paling umum

mempengaruhi kebutuhan informasi adalah pekerjaan pemakai, termasuk

kegiatan profesi, pekerjaan atau subjek yang diamati, kebiasaan dan

lingkungan pekerjaan.3 Komentar mereka tentang hal ini dapat dilihat pada

tabel 6 (enam) di bawah ini.

Tabel 6. Tujuan Kebutuhan informasi

No. Informan Pernyataan

1 OA Tentu informasi itu kita buat sebagai bentuk pengawasan

kita terhadap kinerja pemerintah. Jadi untuk bisa kita

mengawasi dengan baik, untuk bisa kita melakukan analisa

terhadap pekerjaan pemerintah atau eksekutif, maka kita

harus bisa mempunyai informasi yang akurat dong. Kita

harus mempunyai data-data, kita harus mempunyai

statistik-statistik. Sehingga kita bisa mengkounter apa-apa

yang sudah atau belum dilakukan oleh pemerintah.

Sehingga nanti hasil dari informasi yang kita dapatkan

kemudian kita counter dengan eksekutif. Sehingga hasil

2Pauline Atherton, Handbook for information system and services (Paris: UNESCO, 1977), h. 124.

3 Paulina Pannen, A study in information seeking and use behaviors of resident students and non

resident student in Indonesia tertiary education (Disertasi S3 the School of Education at Syracuse

University, 1990), h. 33.

Page 101: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

83

dari rapat antara legislatif dan eksekutif. Kita bisa

mendapatkan rekomendasi untuk kinerja kita selanjutnya.

2 IK Memperbarui informasi dan digunakan sebagai data base.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasinya yang bervariasi,

seorang anggota DPR RI harus selalu berpikir visioner (berpikir jauh ke

depan) dalam menjalankan fungsi-fungsinya. Hal ini juga menjadi kesadaran

di kalangan artis yang menjadi anggota DPR RI.

Dari hasil penelitian tampak bahwa dalam memenuhi tugas mereka

harus selalu mempersiapkan data-data untuk dijadikan database dan terus

memperbaharui informasi itu. Sehingga apabila fungsi-fungsi DPR berjalan,

maka anggota DPR RI dari kalangan artis itu sudah siap berargumen dengan

pemerintah.

2. Aktivitas Pencarian Informasi

Setelah adanya kebutuhan informasi, maka akan muncul permintaan

informasi yang diwujudkan dalam proses pencarian informasi. Pencarian

informasi merupakan suatu proses dimana seseorang berusaha untuk

menemukan informasi untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Dalam

proses pencarian tersebut, manusia membentuk perilaku pencarian informasi

dengan karakteristik tertentu. Perilaku pencarian informasi yang dimaksud

disini dapat berupa permintaan informasi melalui orang lain, melalui berbagai

Page 102: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

84

sumber dan melalui sistem informasi.4 Pengungkapan perilaku pencarian

informasi (oleh informan) dilakukan melalui wawancara yang telah

dipersiapkan sebelumnya.

Pencarian informasi itu ditandai dengan kekurangan informasi (gap

information). Setelah timbul kekurangan informasi, maka akan muncul

pertanyaan-pertanyan yang diwujudkan dalam proses aktivitas pencarian

informasi. Untuk dapat mengetahui pola aktivitas pencarian informasi oleh

anggota DPR RI dari kalangan artis dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan

dapat dilihat dari komentar mereka sebagaimana tabel 7 (tujuh) berikut ini.

Tabel 7. Pertanyaan apa saja yang muncul dan ingin ditemukan

No. Informan Pernyataan

1 OA Karena memang saya adalah PANJA/panitia kerja untuk

perumusan rancangan undang-undang keperawatan. Jadi

ya, memang hal-hal seperti itu yang saya butuhkan

informasi-informasi. Hal-hal atau informasi yang terkait

seperti itu. Selain itu juga saya tergabung di panja

konsorsium asuransi TKI. Karena memang banyak

masalah-masalah dikeluhkan oleh para TKI kita yang

berada di luar negeri mereka sudah bayar premi, tapi ketika

mau mengklaim asuransinya mereka sulit

mendapatkannya. Dan kami di komisi IX merasa perlu

membuat panja ini. Untuk segera memberikan

rekomendasi kepada pemerintah. Jadi hal-hal yang terkait

dengan konsorsium TKI, itu juga menjadi informasi yang

saya cari juga. Selain itu juga, Saya saat ini juga menjadi

panja jamkesmas/Jaminan Kesehatan Masyarakat, nah

kenapa ada panja jamkesmas ini. Karena asuransi sosial

bagi rakyat Indonesia yang berupa jamkesmas tadi itu nanti

tahun 2014 akan berubah bentuk menjadi BPJS (Badan

Pemelihara jaminan sosial kesehatan). Nah, peralihan atau

4 T.D. Wilson, On user studies and information needs. Journal of librarianship, 37 (1), 3-15., Artikel

diakses pada 20 Maret 2009 dari http://informationr.net/tdw/publ/papers/1981infoneeds.html

Page 103: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

85

transformasi dari jamkesmas ke BPJS inilah, maka komisi

IX membuat panja juga. Nah, hal itu yang menjadikan saya

membutuhkan informasi terkait dengan panja-panja tadi.

2 IK Saya terbiasa menggunakan metode : kejadian apa,

mengapa bisa terjadi, dimana kejadian tersebut terjadi,

alasan-alasan terjadi kejadian, dan akibat yang

ditimbulkan.

Dari pendapat IK terlihat bahwa informan sudah mencapai tahap

formulasi dalam model pencarian informasi kulhtau yang dikenal dengan ISP

(Information Search Process). Pada tahap ini, kepercayaan diri mulai

meningkat. Pola pikir mereka menjadi lebih jelas dan terpusat pada masalah

yang ditekuninya. Setelah tahap ini interaksi antara pemakai dan sistem

informasi menjadi lebih efektif dan efisien. Mereka akan mengumpulkan

informasi yang terfokus pada masalah yang dihadapinya. Bedanya antara OA

dan IK adalah OA sudah terlihat masalahnya, tapi formulasinya tidak jelas,

sedangkan IK belum terlihat masalahnya, tapi formulasinya sudah jelas.

Pada pola perilaku aktivitas pencarian informasi tingkat afektif, derajat

individu motivasi pribadi dan kepentingan dalam masalah atau topik akan

menentukan jumlah energi bahwa ia berinvestasi dalam mencari informasi.

Kuhlthau menunjukkan bahwa saat pencarian informasi berlangsung, perasaan

awal dari ketidakpastian dan kecemasan jatuh sebagai meningkatnya

kepercayaan. Jika sebuah tema yang jelas dikembangkan untuk memfokuskan

Page 104: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

86

pencarian, individu mungkin menjadi lebih bermotivasi tinggi dan jika mencari

hasil dengan baik, ada perasaan tumbuh kepuasan dan prestasi.5

Wilson juga berpendapat bahwa dalam pandangan yang lebih luas

seperti individu akan dirasakan bukan hanya sebagai penggerak untuk mencari

informasi untuk tujuan kognitif, tetapi sebagai hidup dan bekerja di setting

sosial yang membuat motivasi mereka sendiri untuk mencari informasi untuk

membantu memenuhi sebagian besar kebutuhan afektif.6 Perasaan yang muncul

ini dapat kita lihat dari hasil wawancara dengan beberapa informan

sebagaimana terdapat dalam table 8 (delapan) di bawah ini.

Tabel 8. Perasaan saat menemukan dan tidak menemukan informasi

No. Informan Pernyataan

1 OA Saya merasa bersyukur dan saya merasa terkayakan

dengan informasi itu. Karena menurut saya tanpa

informasi yang baik, tanpa informasi yang banyak, tanpa

informasi yang akurat sesuai dengan topik yang akan kita

bahas. Maka, pembahasan atau ide yang kita keluarkan

atau masukan yang kita keluarkan atau cara kita

mengkritisi pemerintah itu tidak akan baik. Kalau memang

informasi itu hanya sekedar permukaan saja tanpa saya

memahami betul maksud di balik itu maka saya yakin apa

yang saya utarakan, yaitu yang saya sampaikan kepada

pemerintah. Pemerintah juga, mereka tidak akan

mendapatkan pengawasan apa-apa. Jadi kalau misalnya

staf ahli memberikan informasi biasanya nggak cuman

langsung dikasih terus dibaca sendiri tapi, biasanya setelah

itu kita melakukan diskusi.

Ya, saya tidak mau kerja, mendingan harus ada dulu,

5 Chun Wei Choo, et al., Web work: information seeking and knowledge work on the world Wide Web

(London: Kluwer, 2000), h. 10.

6 Ibid, hal. 3

Page 105: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

87

mendingan saya nggak usah datang ke kantor/mendingan

nggak usah rapat. Saya nggak/tidak punya apa-apa di

backmind saya ini, tidak ada peluru buat saya berbicara,

peluru untuk melakukan penyerangan, atau tidak

mempunyai informasi untuk mengkritisi pemerintah atau

membahas suatu rancangan undang-undang karena saya

merasa galau, nggak enak, nggak percaya diri. Mending

nggak usah ikut. Kalau saya tidak mendapat informasi

tepatnya saya tidak merasa percaya diri.

2 IK Seperti kebanyakan orang, saya akan merasa gelisah dan

merasa ada sesuatu yang salah. Dan ketika saya

menemukan jawabannya saya akan merasa sedikit lega dan

bersiap mencari jawaban atas pertanyaan berikutnya.

OA berpendapat kalau dia tidak menemukan informasi, dia tidak mau

kerja. Bahwa perasaan tidak menemukan informasi berdampak pada

mundurnya/turunnya motivasi kerja, sedangkan IK berkomentar bahwa ketika

dia menemukan informasi satu dia akan lebih bersemangat lagi untuk mencari

informasi lainnya. Untuk OA apabila tidak menemukan informasi. Dia akan

merasa tidak percaya diri. Dan IK berpendapat lain, bahwa apabila dia tidak

menemukan informasi. Maka, Dia akan merasa gelisah.

Adapun waktu yang dibutuhkan untuk mencari informasi dapat dilihat

pada table 9 (sembilan) berikut ini.

Tabel 9. Lama waktu yang dibutuhkan untuk mencari informasi

No. Informan Pernyataan

1 OA Karena kita inikan mitranya-kan itu-itu aja kemenkes,

kemenakertrans, jamsostek, jadi ya nggak lama waktu

untuk memempelajari informasi itu. Karena itu lagi, paling

ya beda-beda tipis.

2 IK Tergantung tingkat kesulitan persoalan yang dihadapi.

Page 106: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

88

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di bidang Kajian dan

analisa dan bidang perpustakaan. Penulis berpendapat pola perilaku pencarian

informasi anggota DPR RI dari kalangan artis mempunyai beberapa

karakteristik atau ciri tertentu yang berbeda dengan karakteristik perilaku

bidang lain. Beberapa ciri pencarian informasi anggota DPR RI dari kalangan

artis antara lain:

Kebanyakan aktivitas anggota DPR RI dari kalangan artis lebih memilih

berhubungan dengan bidang perpustakaan daripada bidang kajian dan

analisa.

Aktivitasnya di bidang perpustakaan biasanya langsung mencari buku ke

rak dan fotokopi koran.

Informasi yang dipilih biasanya tergantung komisinya, RUU dan UU yang

dibahas, isu-isu tentang anggota melalui kliping Koran, fungsi-fungsi DPR

RI lainnya, seperti pengawasan kinerja pemerintah, dan lain-lain. serta

secara umum, baik itu sosial budaya, ekonomi, politik dan isu-isu lainnya.

Pilihan bentuk sumber informasi yang digunakan, seperti buku, Koran dan

sumber informasi lainnya.

Page 107: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

89

3. Aktivitas Penggunaan Informasi

Tabel 10. Penggunaan informasi anggota DPR RI dari kalangan artis di

P3DI

No. Informan Pernyataan

1 OA Perpustakaan saya belum pernah selama di DPR ini.

Bahkan sampai saat ini saya tidak tahu Perpustakaan disini

Karena saya bener-bener link online staf ahli. Memang

dimana perpustakaannya?

2 Nana Bu Inggrid (IK) pernah sekali (Perpustakaan DPR RI).

Sebagaimana komentar pada tabel 10 (sepuluh) di atas terlihat

aktivitas penggunaan informasi anggota DPR RI dari kalangan artis bahwa

antara pengguna OA dan IK dilihat dalam kaitannya dengan penggunaan unit

informasi. OA termasuk pengguna potensial dan IK termasuk pengguna

aktual. Lebih spesifik lagi OA masih menjadi pengguna potensial internal,

sedangkan IK sudah menjadi pengguna aktual aktif.

Dalam penelitian ini, saluran dan sumber informasi yang paling

diminati dapat dilihat pada komentar di bawah ini.

Tabel 11. Saluran dan sumber informasi yang digunakan

No. Informan Pernyataan

1 OA Sebagai anggota dewan itu kan kita difasilitasi mempunyai

3 staf; 2 Tenaga ahli/TA dan 1 aspri/asisten pribadi atau

sekretaris. Nah, jadi biasanya memang informasi itu saya

dapatkan melalui staf ahli ini atau tenaga ahli ini, nah

kadang-kadang juga saya mencarinya melalui internet, juga

kadang-kadang saya mencari melalui literatur, tapi bisa

dikatakan 70 persen informasi itu saya dapatkan dari

internet. Kalau dari Koran itu juga termasuk; eh iya,

biasanya baca kompas, media Indonesia, merdeka, tempo.

Acara-acara TV juga menjadi informasi juga, di program-

Page 108: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

90

program ataupun berita-berita. Yah, program-program

yang menjadikan di lembaga informasi di Metro itu ada

Dinas kesehatan kerja sama antara Metro dan Departemen

Kesehatan atau juga tentang ada yang metro kerja sama

dengan JAMSOSTEK. Tentu program-program yang ada

kaitannya dengan mitra kerja kita di komisi IX.

2 IK Media elektronik. Media massa, dan literatur

(perpustakaan)

Berdasarkan komentar di atas dapat pada table 11 (sebelas) diketahui

bahwa tingkat penggunaan media elektronik oleh anggota DPR RI dinilai

sangat tinggi dibanding media massa. Dari komentar tersebut jelas bahwa

seseorang yang membutuhkan dan menggunakan informasinya cenderung

ingin memperoleh saluran dan sumber informasi yang seperti internet, yaitu

mutakhir, mudah dijangkau, tersedia, cepat dan relevan.

perilaku pencarian informasi anggota DPR RI dari kalangan artis di

P3DI, maupun dari kalangan lainnya tidaklah berbeda. Karena keduanya

sama-sama anggota DPR RI. Namun, untuk bidang pengkajian dan analisis

dengan bidang perpustakaan yang berada di bawah P3DI. Ada kaitannya

dengan aktivitas penggunan informasi anggota DPR RI dari kalangan artis di

masing-masing bidang tersebut. Tentulah banyak perbedaan dalam

menyajikan suatu informasinya. Walaupun keduanya ditujukan untuk

pengguna khusus di lingkungan DPR RI. Selengkapnya akan dijelaskan di

bawah ini.

Page 109: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

91

1. Bidang Pengkajian dan Analisa

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh penulis, diketahui

untuk anggota DPR RI yang ingin meminta informasi di bidang Pengkajian

dan analisa (PAIS), pertama anggota DPR RI mengirimkan surat/memo ke

P3DI lalu disposisi ke PAIS mengenai informasi yang dimintanya, seperti:

materi atau bahan sambutan/pidato, permintaan seminar/diskusi, permintaan

analisa, kegiatan lainnya (misalnya dialogue session).

Berdasarkan dokumen-dokumen di lapangan penulis menemukan

orang yang sering meminta informasi itu kebanyakan ketua DPR RI. Seolah-

olah PAIS itu staf ahlinya ketua DPR RI Padahal bidang pengkajian dan

analisis ini sebenarnya untuk semua pengurus dan anggota. Namun,

berdasarkan wawancara tidak banyak anggota yang meminta dibuatkan suatu

analisa.

Tentunya hal ini menjadi catatan penting yang perlu diperhatikan.

Mengingat jumlah staf PAIS yang terbatas, sedangkan yang perlu dilayaninya

berjumlah 550 anggota. Padahal letaknya cukup strategis, berada di lantai 2

(dua) Gedung Nusantara V. Tepatnya di bawah ruangan anggota DPR RI.

Walaupun letaknya cukup strategis, namun letaknya di pojok. Sehingga sulit

untuk ditemukan.

Berarti tidak hanya anggota DPR RI dari kalangan artis saja yang tidak

mencari informasi di bidang pengkajian dan analisis. Ternyata hampir semua

anggota DPR RI tidak mencari di bidang pengkajian dan analisis. Hal ini

Page 110: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

92

dikarenakan berbagai masalah, mulai dari waktu yang sempit, kurangnya

promosi, kurangnya papan petunjuk ruangan, dan lain-lain. Walaupun ada

anggota yang meminta informasi biasanya permintaannya tidak wajar atau

seharusnya, seperti salah satunya minta dibuatkan buku. Sebagaimana

komentar Ketua bidang pengkajian dan analisis ini.

“Anggota yang minta dibuatkan buku”

Sebaiknya peran bidang pengkajian dan analisis lebih banyak

memberikan kajian dan analisis di awal, di tengah dan di akhir pembahasan

suatu RUU, perkembangan permasalahan topik RUU dan evaluasi UU. Kajian

dan analisis ini bisa melalui makalah, diskusi, seminar dan cara-cara inovatif

lainnya. Jadi kajian dan analisis tidak hanya di awal pembahasan RUU.

Sebagaimana komentar Ketua bidang pengkajian dan analisis ini.

“Biasanya kita bertemu dengan mereka untuk pembahasan/ pengkajian

awal mengenai sebuah rancangan undang-undang. P3DI juga adakan

itu. Jadi, biasanya kami bertemu mereka. Ketika melakukan

pembahasan awal dari sebuah rancangan undang-undang dan mereka,

seperti: perpustakaan berjalan buat kami para anggota DPR. Jadi, kita

mendapatkan informasi dari mereka, buat informasi awal.”

2. Bidang Perpustakaan

Ternyata tidak selalu yang pendidikannya lebih tinggi lebih mencari

informasi melalui perpustakaan. Penulis menemukan anggota DPR RI dari

kalangan artis yang pendidikannya S1 lebih memilih menggunakan

informasinya melalui sumber formal seperti perpustakaan daripada anggota

Page 111: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

93

DPR RI dari kalangan artis yang pendidikannya S2 lebih memilih

menggunakan I-pad (teknologi smartphone).

Hal ini membuktikan bahwa masih perlu anggota DPR RI dari

kalangan artis menyempatkan diri berkunjung secara fisik ke perpustakaan.

Walaupun hanya untuk meminjam buku dan fotokopi Koran. Jadi, tidak harus

selalu menyuruh staf ahli atau staf perpustakaan yang mengambilkan buku.

Bahkan, dibuatkan analisanya oleh bidang kajian dan analisa. Sebagaimana

komentar salah satu staf layanan bidang perpustakaan ini.

“Tantowi minta Kliping. Kalau dia mintanya ini. Dia-kan di komisi 8.

Jadi tentang komisi 8 dan sama yang dia ngomong. Misalnya di koran

ada yang dia ngomong di kliping. Iya dianterin ke ruangannya.”

Untuk perpustakaan DPR RI yang terdiri dari 2 (dua) lantai, yang

terdiri lantai 1 (satu) untuk ruang koleksi koran dan ruang baca koran,

sedangkan lantai 2 (dua) untuk ruang koleksi buku umum dan referensi,

ruang baca dan ruang kerja. Layanan jasa yang menjadi andalan adalah Koran

dan kliping. Untuk layanan Koran sampai dengan diwawancarai berjumlah 13

langganan koran.

”kita memang langganan koran kan ada 13 koran.”

Layanan koran sendiri perpustakaan memfasilitasi tidak hanya yang di

ruangan perpustakaan, tapi juga semua anggota DPR RI mendapat 2

langganan koran dan 1 langganan majalah yang langsung diantar ke

ruangannya sesuai pilihannya.

”Koran, surat kabar, majalah anggota. Kalau itu (data langganan)

tanya mbak rini. Koran 2 (dua) dan majalah 1 (satu). Tapi, kalau untuk

Page 112: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

94

mekanismenya. Kalau yang ganti langganan mekanismenya tanya mbak Rini

(bendahara bidang perpustakaan). Tau tunggu satu bulan baru ganti atau hari

itu juga ganti nggak tau juga. Kalau dia yang tau di lapangan. Kalau kita yang

terima komplain.”

B. Hambatan-Hambatan Pencarian Informasi Anggota DPR RI dari Kalangan

Artis dan Pekerja Informasi di P3DI

Hampir dapat dipastikan bahwa setiap orang akan mengalami suatu

hambatan dalam melakukan pencarian informasi. Setiap orang memiliki hambatan

yang sama maupun berbeda. Informasi tersebut mengalami beberapa hambatan

untuk didapatkan. Karena berbagai macam faktor. Biasanya ada banyak faktor

yang mempengaruhi pencarian informasi, beberapa diantaranya faktor internal

maupun eksternal dari pencari dan penyedia informasi.

Faktor internal misalnya kemampuan pencari dan penyedia informasi

dalam penggunaan teknologi. Faktor eksternalnya misalnya keterbatasan waktu

dalam melakukan pencarian informasi. Hambatan menurut Wilson dapat

dikategorikan menjadi hambatan individu (personal), lingkungan (environment)

dan hubungan antar individu (interpersonal). Berikut ini bebereapa komentar

tentang hambatan-hambatan dalam pencarian informasi anggota DPR RI dari

kalangan artis.

Page 113: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

95

Tabel 12. Hambatan dalam pencarian informasi

No. Informan Pernyataan

1 OA Hambatan kalau biaya nggak. Cuman hambatan itu-kan

Anggota dewan kalau TA-nya itu cuman 2. Kalau di

Amerika itu seorang anggota dewan itu TA-nya 7. Begitu,

karena memang banyaknya yang harus dia baca, banyak

yang harus dicari informasi. Sementara TA 2 ini 1

menangani dewan, 1 menangani tentang pekerjaan.

Tentang pekerjaan ini banyak aspek yang dilihat, seperti

yang tadi saya katakan tentang kerjasama lintas

sektoralnya dan bagian dari TKI dan

KEMENAKERTRANS, Upah minimumnya, komponen uji

kelayakannya. Jadi memang TA ini harus banyak

membaca. Nah untuk 1 rapat biasanya kita ini dikasih

agenda rapat itu sehari sebelumnya atau 2 hari sebelumnya

artinya mereka mempersiapkan. Jadi kadang-kadang

karena waktu sangat pendek atau kadang-kadang dari

pemerintahnya sendiri memberikan bahan rapatnya baru

sehari sebelumnya. Jadi besok rapat dikasihnya baru siang

ini. Artinya kita musti ngebahas yang dia kasih, itukan

musti dibahas di TA gitu-kan. TA dibahas baru kemudian

dibicarakan dengan saya, didiskusikan dengan saya. Nah,

Kadang-kadang datangnya siang, dia juga belum bikin,

saya baru dapat e-mail-nya malam. Jadi pagi-pagi baru

diskusi kadang-kadang tidak sempet diskusi dah langsung

rapat gitu. Kadang-kadang bisa seperti itu. Jadi

Kendalanya memang adalah bahan rapat yang diberikan

oleh pemerintah itu kadang-kadang sangat dadakan dengan

schedule [jadwal] rapat atau kadang-kadang juga schedule

yang dibuat oleh sekretariat untuk rapat itu juga kadang

dadakan itu juga jadi membuat informasi yang kami/saya

dapatkan itu menemui hambatan. Tapi, sekali lagi itu tidak

terlalu signifikan begitu. Karena tadi kita sudah

mempunyai pengalaman kan dengan rapat-rapat terdahulu.

2 IK Hambatan : ketidaksediaan waktu yang cukup untuk

menggali lebih dalam mengenai hal yang sedang di cari.

Hambatan yang dialami para anggota DPR RI dari kalangan artis pada saat

melakukan strategi aktivitas pencarian informasi umumnya berhubungan dengan

Page 114: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

96

waktu untuk menggali informasi secara mendalam, tapi hal itu dapat diatasi

dengan baik melalui pengalaman-pengalaman sebelumnya. Adapun hambatan

yang membuat anggota DPR RI dari kalangan artis berhenti mencari dapat dilihat

pada komentar berikut ini.

Tabel 13. Hambatan yang membuat berhenti mencari informasi

No. Informan Pernyataan

1 OA Nggak pernah ya selalu ada saja. Karena ini tinggal TA

saya menghubungi saya luar biasa gitu. Ga ada itu yang

mentok, selalu ada saja yang bisa di bahas.

2 IK Rutinitas/kesibukan sehari-hari dan jadwal pekerjaan.

IK berkomentar bahwa ada 2 (dua) hal yang membuatnya berhenti

mencari informasi yaitu kesibukan sehari-hari dan jadwal pekerjaan, sedangkan

OA menganggap tidak ada satupun yang dapat membuatnya berhenti mencari

informasi. Karena hal seperti itu dapat diatasi dengan komunikasi yang intensif

antara Tenaga ahli dan anggota DPR RI. Adapun hambatan lainnya yang terjadi

biasanya ketidaktahuan akan saluran dan sumber informasi. Berikut ini

komentarnya.

Tabel 14. Hambatan pencarian informasi pada ketidaktahuan akan

saluran dan sumber informasi

No. Informan Pernyataan

1 OA Saya tahulah buka google. Maksudnya teknologi bukan,

saya tidak gapteklah. Bahkan saya dulu kan Saya pake I-

Pad, saya kan pernah ke luar negeri. I-Pad kan berat ya.

Akhirnya tuch saya beli Samsung/galaxy note tuch. Karena

saya pikir kalau ke luar negeri enak bawa galaxy note tuch

lebih kecil. Jadi sekali lagi memang teknologi itu memang

sangat membantu daripada bawa hardcopy mending bawa

galaxy note aja yang ringan.

Page 115: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

97

2 IK Tidak, dengan perkembangan teknologi semuanya menjadi

mudah.

Antara OA dan IK menganggap saluran dan sumber informasi itu hanya

berasal dari teknologi dan hal itu tidak menjadikanya penghambat. Bahkan,

dengan perkembangan teknologi yang ada. Dengan adanya teknologi juga bukan

penghambat dan menjadikannya saluran dan sumber informasi utama. Untuk

lembaga informasi masih dijadikan saluran dan sumber informasi alternatif.

Setelah perkembangan teknologi, seperti google (pencarian data) dan Smartphone

(fasilitas internet untuk e-mail, koran digital, dan lain-lain).

Page 116: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

98

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab terakhir ini akan dikemukan kesimpulan hasil penelitian dan

pembahasan yang diperoleh dari pengumpulan data berdasarkan uraian pada bab

sebelumnya. Kesimpulan yang diambil ini juga merupakan jawaban dari

permasalahan yang sebelumnya dirumuskan di awal bab skripsi ini. Selain

kesimpulan ada juga saran yang kiranya bisa penulis berikan masukan kepada pekerja

informasi di P3DI (Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi) dan anggota

DPR RI serta pihak-pihak yang terkait lainnya sehubungan dengan penelitian yang

telah dilakukan ini.

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan yang diuraikan pada bab 4 (empat), maka temuan

tersebut dapat dirumuskan dan diambil beberapa kesimpulan. Kesimpulan yang

diambil dalam penelitian ini adalah temuan berdasarkan informan yang dimintai

keterangannya dalam penelitian ini. Dalam penelitian kualitatif dengan jumlah

informan hanya 4 (empat) orang, maka hasilnya tidak dapat digeneralisasikan.

Sehingga keseluruhan populasi disamakan sikapnya sebagaimana keterangan

yang disampaikan oleh informan. Di sini lebih mengungkapkan penjabaran dari

fenomena yang ada dari masing-masing yang diteliti secara lebih mendalam.

Adapun kesimpulan yang diambil dari peneltian ini adalah:

Page 117: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

99

1. Untuk kebutuhan informasinya, anggota DPR RI dari kalangan artis lebih

kepada informasi-informasi, seperti: faktor pekerjaannya yang berhubungan

dengan bidang sosial budaya, ekonomi, perkembangan politik terkini dan isu-

isu nasional lainnya. Serta informasi-informasi lainnya yang mendukung

fungsi-fungsi anggota dewan sesuai masing-masing komisinya.

2. Untuk memenuhi kebutuhan informasi, pencarian informasi anggota DPR RI

dari kalangan artis ini dilakukan dengan mengandalkan staf ahli masing-

masing anggota DPR RI yang berjumlah 2 orang dan 1 orang staf/asisten

pribadi. Ada juga yang mengandalkan staf ahli komisi, sedangkan untuk

pencarian langsung ke perpustakaan menemukan lebih dari 1 anggota DPR RI

dari kalangan artis dan belum ada satupun anggota DPR RI dari kalangan artis

yang mencari informasi ke bidang Pengkajian dan analisis.

3. Pada kenyataannya anggota DPR RI dari kalangan artis beberapa masih

banyak yang tidak tahu lokasi P3DI khususnya bidang analisis dan

pengkajian. Sehingga yang banyak memanfaatkan hanya ketua DPR RI, staf

anggota DPR RI, PAMDAL (pengamanan dalam), mahasiswa dan lain-lain.

Mereka juga lebih cenderung memanfaatkan lembaga informasi bidang

perpustakaan daripada bidang PAIS, sedangkan peran bidang pengkajian dan

analisis lebih banyak di awal pembahasan suatu RUU. Tujuan penggunaan

informasi yang mereka lakukan dalam memenuhi kebutuhan informasinya

adalah untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam melaksanakan 3 fungsi

DPR (Pengawasan kebijakan pemerintah, bersama-sama pemerintah membuat

Page 118: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

100

anggaran dan membuat undang-undang). Penggunaan informasi masih

didominasi informasi digital dan koran.

4. Hambatan utama mereka dalam pencarian informasi adalah waktu yang

sempit dalam mencari langsung ke sumber informasi dan staf ahli yang

kurang dalam pencarian informasi.

B. Saran

Adapun beberapa saran yang dapat penulis berikan adalah:

1. Untuk melengkapi penelitian ini, dirasakan perlu diadakannya

penelitian lanjutan seperti perilaku pencarian informasi staf ahli

anggota DPR RI, perilaku pencarian informasi pekerja informasi P3DI

dan lainnya yang dirasa perlu.

2. P3DI sebaiknya lebih sering mempromosikan bidang-bidang yang ada.

Alangkah lebih baiknya juga perpustakaan mengadakan pendidikan

pemakai khususnya mengenai pencarian informasi. Agar UU yang

dapat disahkan atau dihasilkan jadi lebih banyak (seimbang antara

RUU dan UU) dan baik (diterima masyarakat banyak).

3. P3DI sebaiknya lebih berperan aktif lagi “jemput bola” dalam

memberikan informasi yang diinginkan anggota DPR RI dan anggota

DPR RI lebih sering lagi ke P3DI. Walaupun hanya untuk mengetahui

informasi terbaru.

Page 119: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

101

4. Sekretariat Jenderal DPR RI sebaiknya menambah jumlah sumber

daya manusia khususnya di bagian analisis P3DI dan staf ahli anggota

DPR RI.

5. P3DI sebaiknya menambah koleksi yang ada dan menginformasikan

buku-buku baru kepada anggota DPR RI serta mengemas informasi

yang dimiliki menjadi lebih cepat & mudah dicari.

Page 120: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

102

DAFTAR PUSTAKA

Albarracín, et.al. The Handbook of Attitude. [S.l]: Routledge, 2005.

Arsland, A. H. “Studi tentang kebutuhan dan pencarian informasi anggota DPR RI

dalam proses penerbitan suatu UU atas usul inisiatif.” Tesis S2

Pascasarjana Program Studi Ilmu Perpustakaan, Informasi dan Kearsipan

bidang Ilmu Budaya UI Depok, 2001.

Atherton, Pauline. Handbook for information system and services. Paris:

UNESCO, 1977.

Bouazza, Abdelmajed. Information user studies dalam Allen Kent (Editor)

Encyclopedia of library and information science. New York: Marcel

Dekker, 1989.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,

dan Ilmu sosial lainnya. Jakarta: Kencana, 2009.

Choo, Chun Wei. et. all. Web Work: Information Seeking and Knowledge Work

on the World Wide Web. London: Kluwer Academic Publisher, 2000.

Darmono & Yunaldi. “Kajian pemakai informasi: Prospeknsya dalam lingkup

kepustakawanan di Indonesia,” Vol. 19 No. 1 (1996).

Echol, John M. et al. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia, 1996.

Edward, Evan G. Developing library and information center collection. 2nd

ed.

Littleton: Library Unlimited, 1987.

Ellis, et.al. “A comparison of the information seeking patterns of researchers in

the physical and social sciences.” Journal of documentation. Vol.49, no. 4,

(December 1991).

George R. Terry. Office Manajemen and Control, Illinois: Homewood, 1962.

Gochman, David S. Handbook of Health Behavior Research: Relevance for

Professionals and Issues for the Future. [S.l]: Springer, 1997.

Hanson, C.W. Research user’s needs: users. Aslib proceesings, 16 (2, 1964).

Page 121: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

103

Hayden, K. Atx. Information seeking models. Calgary: the University of Calgary,

2000. Artikel diakses pada 20 Maret 2009 dari

http://www.ucalgaryca/~ahayden/seeking.html.

Herman, Zul. Program pendidikan pemakai di Pusat Regional Biologi Tropika

(Biotrop) dan Pusat Dokumentasi Ilmiah Nasional Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (PDIN-LIPI): Sebuah tinjauan, Depok: Jurusan

Ilmu Perpustakaan, Fakultas Sastra, Universitas Indonesia, 1983.

Hermawan, Rachman dan Zen, Zulfikar. Etika kepustakawanan : suatu

pendekatan terhadap kode etik pustakawan Indonesia. Jakarta : Sagung

Seto, 2006.

Hidayat, Ferdi. Karakter Pengguna Perpustakaan. Artikel diakses pada 29

Desember 2010 dari http://www.fedri-hidayat.co.cc/2009/12/karakter-

pengguna-perpustakaan.html.

Kosasih, Aa. Jasa Informasi Pada Perpustakaan. Artikel diakses pada tanggal 14

Januari 2011 dari http://[email protected]

Kuhlthau, Carol C., “Inside the searching process: information seeking from the

user’s perspective.” Journal of the American Society for Information

Science, no. 42 (Mei 1993): h. 361-371.

Lancester, F.W., “User education: the next major thrust in information science?”

Journal of education for librarianship, no. 11 (Januari): h. 55

Moleong, Lexy J. Metode penelitian kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2004.

Mangindaan, Christina. dkk. Perilaku informasi dosen dalam proses penelitian

[laporan penelitian]. Jakarta: Universitas Terbuka, 1993.

Meyer, Hester W. J. The nature of information, and the effective use of

information in rural development. Information research, 10 (2), (January,

2005). h. 214. Diakses pada tanggal 20 Maret 2009 dari

http://informationR.net/ir/10-2/paper214.html

Nasuhi, Hamid. Pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis dan disertasi).

Jakarta: CEQDA, 2006.

Notoatmodjo, Sukidjo. Metodologi pendidikan dan pengajaran, Jakarta: BPKM

FKMUI, 1980.

Orna, Elizabeth. “Should we educate our user? Aslib Proceedings.” 30 April 1978.

Page 122: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

104

Palmer, Judith. Scientist and information: I using cluster analysis to identify

information style dalam The journal of Documentation, 47 (2). (1991).

Pannen, Paulina. A study in information seeking and use behaviors of resident

students and non resident student in Indonesia tertiary education. [S.l]:

[Disertasi the School of Education at Syracuse University], 1990.

Pendit, Putu Laxman. Makna informasi: potensi dan tantangan. Jakarta: Kesaint

Blanc, 1992.

Pinneli, Thomas E., A study in information seeking and use behaviors of resident

student and non resident student in Indonesia tertiary education. Disertasi

S3 the School of Education at Syracuse University, 1990.

Pirog, Wojciech. Training of documentation and information users. Unesco

Bulletin for Libraries, no. 24(Mei)

Pusat Pembinaan dan Pengembangan bahasa. Ejaan dalam bahasa Indonesia.

Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992.

Pusat pembinaan dan pengembangan bahasa. Pedoman umum ejaan bahasa

Indonesia yang disempurnakan. Bandung: Pustaka Setia, 1996.

Putubuku, Ragam perilaku informasi, diakses pada tanggal 16 Des. 2010 dari

http://iperpin.wordpress.com/tag/pencarian-informasi/

Romli, Lili, ed. Pemilu 2009 dan konsolidasi demokrasi. Jakarta: Pusat

Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi, Sekretariat Jenderal DPR RI,

2008.

Santoso, F. Harianto. Wajah DPR dan DPD 2009-2014: latar belakang

pendidikan dan karier. Jakarta: Kompas, 2010.

Saraszwave, Pengaruh Five Traits Personality dengan Perilaku Penemuan

Informasi Individu , diakses pada tanggal 16 Des. 2010 dari

http://saraszwave.wordpress.com/2009/05/09/pengaruh-five-traits-

personality-dengan-perilaku-penemuan-informasi-individu/

Sarwono, Sarlito Wirawan. Pengantar umum psikologi. Jakarta: Bulan Bintang,

1996.

Sholeh, Asrorun Ni’am. Perpustakaan jendela peradaban: teks, konteks, dan

dinamika pembahasan Undang-undang tentang perpustakaan. Jakarta:

eLSAS, 2008.

Page 123: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

105

Stevenson, Janet. Dictionary of library and information management, Teddington,

Midlesex: Peter Collin, 1997.

Sugiono. Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2005.

Sulistyo-Basuki. Kamus istilah kearsipan. Yogyakarta: Kanisius, 2005.

. Materi pokok kerjasama dan jaringan perpustakaan; 1-6, PUST

2256/2SKS. Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud, 1996.

. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 1993.

. Teknik dan jasa dokumentasi. Jakarta: Gramedia, 1992.

Sulistyo-Basuki, dkk. Perpustakaan dan Informasi dalam konteks budaya Depok:

Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi, FIB UI, 1993

Sutarno. Mengenal Perpustakaan. Cet. 1. Jakarta: Jala Permata, 2006.

Trimo, Soejono. Dari Dokumentasi ke Sistem Informasi Manajemen. Bandung:

Remaja Karya, 1987.

Wilson, T.D. On user studies and information needs. Journal of librarianship, 37

(1), no. 3-15., artikel diakses pada tanggal 20 Maret 2009 dari

http://informationr.net/tdw/publ/papers/1981infoneeds.html

Young, Heartsill. ALA Glosary of Library and Information Science. Chicago:

ALA, 1983.

Yulianah, Kebutuhan informasi pemustaka: Studi kasus di perpustakaan keliling

Kota Administrasi, Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Program

Studi Ilmu Perpustakaan, 2009.

Yusuf, Pawit M. Ilmu informasi, komunikasi, dan kepustakaan. Jakarta: Bumi

Aksara, 2009.

Yusuf, Pawit M. Pedoman mencari sumber informasi. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1995.

Wawanudin. “Peran jasa perpustakaan DPR RI terhadap pemenuhan kebutuhan

informasi bagi pegawai Sekretariat Jenderal DPR RI.” Skripsi S1 Fakultas

Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2006.

Page 124: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

106

Wijayanti, Lucky. Perilaku pencarian informasi staf pengajar Fakultas Sastra UI

dalam melakukan penelitian. Depok: [Tesis PSIP-PPFSUI], 2001.

Zulfahmi. Selebritas menjadi Caleg: Untung atau rugi bagi partai, Media

Indonesia 12 September 2008.

Page 125: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

107

Lampiran 1

SURAT TUGAS MENJADI PEMBIMBING

Page 126: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

108

Lampiran 2

SURAT IZIN PENELITIAN

Page 127: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

109

Lampiran 3

Nomor : Istimewa Jakarta, 11 Juni 2012

Lamp. : 1 berkas

Hal. : Izin Wawancara

Kepada Yth.

Ingrid Maria Palupi Kansil, S. Sos.

Anggota DPR RI

Di tempat

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan hormat saya sampaikan bahwa:

Nama : Heri Ferdiansyah

NIM : 106025001050

Alamat : Jln. Lembang II RT 02/RW 07 No. 09 Sudimara Barat,

Ciledug, Kota Tangerang – Banten 15151, Telp./HP 021-

95923280, email : [email protected]

Adalah mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Jurusan Ilmu Perpustakaan (bukti terlampir) yang sedang menyusun

skripsi berjudul “Perilaku Pencarian Informasi Anggota DPR RI dari

Kalangan Artis dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi”. Saya memerlukan

data untuk penulisan skripsi. Oleh sebab itu, saya mohon Ibu dapat memberikan

izin untuk melakukan wawancara atau menjawab pertanyaan yang terlampir

(dikirim melalui e-mail).

Demikian atas bantuan dan kerjasama Ibu, kami ucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Mahasiswa,

Heri Ferdiansyah

NIM. 106025001050

NB : Mohon dijawab segera melalui SMS ke no. HP diatas, disertai alamat e-mail.

Page 128: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

110

Nomor : Istimewa Jakarta, 11 Juni 2012

Lamp. : 1 berkas

Hal. : Izin Wawancara

Kepada Yth.

Dra. Hj. Okky Asokawati, M.Si.

Anggota DPR RI

Di tempat

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan hormat saya sampaikan bahwa:

Nama : Heri Ferdiansyah

NIM : 106025001050

Alamat : Jln. Lembang II RT 02/RW 07 No. 09 Sudimara Barat,

Ciledug, Kota Tangerang – Banten 15151, Telp./HP 021-

95923280, email : [email protected]

Adalah mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Jurusan Ilmu Perpustakaan (bukti terlampir) yang sedang menyusun

skripsi berjudul “Perilaku Pencarian Informasi Anggota DPR RI dari

Kalangan Artis dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi”. Saya memerlukan

data untuk penulisan skripsi. Oleh sebab itu, saya mohon Ibu dapat memberikan

izin untuk melakukan wawancara atau menjawab pertanyaan yang terlampir

(dikirim melalui e-mail).

Demikian atas bantuan dan kerjasama Ibu, kami ucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Mahasiswa,

Heri Ferdiansyah

NIM. 106025001050

NB : Mohon dijawab segera melalui SMS ke no. HP diatas, disertai alamat e-mail.

Page 129: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

111

Lampiran 4

Page 130: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

112

Lampiran 5

Nama lengkap : Okky Asokawati

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 6 Maret 1961

Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat rumah : Jl. Kemang I D No. 14A Jakarta

Keluarga : Anak : 2 orang

Komisi : 9 (Sembilan)

Jabatan di komisi `: - Anggota Komisi 9

- Anggota Panja RUU Keperawatan

- Anggota Panja Konsorsium asuransi kesehatan

- Anggota Panja Jamkesmas dan

- Anggota Regional BKSAP (Badan Kerjasama antar Parlemen)

Pendidikan :

- S-1, Fakultas Psikologi UI, Depok (1988)

- Program S-2, Fakultas Psikologi UI, Jakarta (sejak 2007)

Perjalanan karier :

- Pengajar dan Pudek III, Fakultas Psikologi Universitas Pancasila, Depok

- Duta Koperasi Wanita (Kementerian Koperasi) (2008)

- Trainer pada berbagai Pelatihan Pengembangan Kepribadian

- Konsultasi Psikologi pada majalah Wanita Prada, Jakarta

- Kolumnis pada Majalah Muslimah Paras, Cibubur

- Pimpinan Pusat Konsultasi Psikologi Terapan, Universitas Pancasila, Depok

Pengalaman Organisasi :

- Anggota Ikatan Sarjana Psikologi UI, Jakarta (1994-1995)

- Public Relation Percasi (1998-1999)

- Pimpinan Pusat Konsultasi Psikologi Terapan, Fakultas Psikologi Universitas Pancasila (sejak 2006)

Dicalonkan oleh : Partai Persatuan Pembangunan

Daerah pemilihan : DKI Jakarta II (Kota Jakarta Pusat + Luar Negeri, Jakarta Selatan

Perolehan Suara : 17.343 (8,9 persen) BPP : 195.620

Page 131: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

113

Nama lengkap : Ingrid Maria Palupi Kansil, S.Sos

Tempat, tanggal lahir : Cianjur, Jawa Barat, 9 November 1973

Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat rumah : Jl. Taman Puncak Mas No. 38 Babakan Madang, Bogor

Keluarga : Dr. H. Sjarifuddin Hasan, SE, MM, MBA (suami)

Anak : 2 orang

Komisi : 8 (Delapan)

Jabatan di komisi `: - Anggota Komisi 8

- Anggota Panja Madrasah

- Anggota Panja Kesetaraan dan Keadilan Gender

- Anggota Jaminan Produk Halal

- Dan Anggota Badan Legislasi

Pendidikan :

- S-1, Fakultas Ilmu Komunikasi, Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jakarta

Perjalanan karier :

- Sekretaris PT Mawatindo (1997)

- Sekretaris PT Esprit Group (1998)

- Marketing Director PT Mesa Apsara

- Bintang Iklan

- Bintang Sinetron

- Presenter Kroscek – Trans TV, Jakarta

- Presenter Kabar Tokoh – TV One, Jakarta

- Presenter Diambang Batas – Metro TV, Jakarta

Pengalaman organisasi :

- Sekretaris I Papindo (2003)

- Ketua Persaudaraan Istri Anggota FPD

- Ketua Forum Perempuan Seniman Demokrat

Dicalonkan oleh : Partai Demokrat

Daerah Pemilihan : Jawa Barat – IV (Sukabumi, Kota Sukabumi)

Perolehan Suara : 33.418 (20,3 persen) BPP : 164.791

Page 132: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

114

Lampiran 6

Gambar 1. Wawancara dengan Okky Asokawati

Gambar 2. Observasi di Perpustakaan DPR RI

Page 133: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

115

Lampiran 7

Struktur Organisasi

Sekjen (Sekretariat Jenderal) DPR RI

Keterangan:

Deputi bidang anggaran dan pengawasan struktur dibawahnya,

meliputi: Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN, Biro

Pengawasan Legislatif, dan Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan

Informasi.

Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi struktur dibawahnya,

meliputi: Bidang Data dan Sarana Informasi, Bidang Pengkajian dan

Analisa, Bidang Arsip dan Dokumentasi, dan Bidang Perpustakaan.

Page 134: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

116

Lampiran 8

DOKUMEN DARI BIDANG PENGKAJIAN DAN ANALISIS

Lembar disposisi untuk P3DI

Page 135: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

117

Memo untuk P3DI

Page 136: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

118

Lampiran surat disposisi atau memo

Page 137: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

119

Laporan P3DI

Page 138: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

120

Laporan P3DI

Page 139: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

121

Laporan P3DI

Page 140: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

122

Laporan P3DI

Page 141: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

123

Laporan P3DI

Page 142: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

124

Laporan P3DI

Page 143: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

125

Laporan P3DI

Page 144: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

126

Laporan P3DI

Page 145: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

127

Laporan P3DI

Page 146: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

128

Laporan P3DI

Page 147: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

129

Laporan P3DI

Page 148: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

130

Lampiran 9

DOKUMEN DARI BIDANG PERPUSTAKAAN

Gambar brosur Perpustakaan tampak depan.

Gambar brosur Perpustakaan tampak belakang.

Page 149: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

131

Bon Peminjaman

Formulir berlangganan surat kabar/ majalah

Page 150: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

132

Daftar langganan Koran anggota Fraksi PDIP

Page 151: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

133

Kliping tentang DPR RI.

Page 152: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

134

Lampiran 10

Hasil Wawancara

Responden/Informan : Okki Asokawati

Jabatan : Anggota DPR RI dan Anggota Regional BKSAP

Waktu Wawancara : 14.00 WIB

Hari/Tanggal : Rabu, 20 Juni 2012

Tempat : Gedung Nusantarara 1 Lantai 15 Ruang 1512

Keterangan : R = Informan, P = Peneliti

1. P : Dapatkah anda ceritakan informasi apa yang sedang anda butuhkan?

R : Menjawab: Anggota dewan fungsi-fungsinya 3: dalam hal pengawasan

kinerja pemerintah, melakukan pembuatan anggaran bersama

pemerintah dan yang ketiga membuat undang-undang. Di dalam ketiga

fungsi anggota DPR itu tentunya kami membutuhkan informasi. Kalau

ditanyakan informasi apa yang sedang saya cari saat ini? sebagai

anggota komisi IX yang menangani bidang kesehatan, ketenaga

kerjaan, kemudian mengenai juga Obat dan pengawasan Bahan

Makanan atau Badan POM, maka yang sedang saya cari itu sebetulnya

tertarik dengan proses pembuatan rancangan undang-undang.

2. P : Apa tujuan dari informasi tersebut?

R : Menjawab: Tentu informasi itu kita buat sebagai bentuk pengawasan

kita terhadap kinerja pemerintah. Jadi untuk bisa kita mengawasi dengan

baik, untuk bisa kita melakukan analisa terhadap pekerjaan pemerintah

atau eksekutif, maka kita harus bisa mempunyai informasi yang akurat

dong. Kita harus mempunyai data-data, kita harus mempunyai statistik-

statistik. Sehingga kita bisa mengkounter apa-apa yang sudah atau belum

dilakukan oleh pemerintah. Sehingga nanti hasil dari informasi yang kita

dapatkan kemudian kita counter dengan eksekutif. Sehingga hasil dari

rapat antara legislatif dan eksekutif. Kita bisa mendapatkan rekomendasi

untuk kinerja kita selanjutnya.

3. P : Selama pencarian informasi berlangsung, pertanyaan-pertanyaan apa

saja yang muncul dan ingin ditemukan?

Page 153: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

135

R : Menjawab: Karena memang saya adalah PANJA/panitia kerja untuk

perumusan rancangan undang-undang keperawatan. Jadi ya, memang

hal-hal seperti itu yang saya butuhkan informasi-informasi. Hal-hal atau

informasi yang terkait seperti itu. Selain itu juga saya tergabung di panja

konsorsium asuransi TKI. Karena memang banyak masalah-masalah

dikeluhkan oleh para TKI kita yang berada di luar negeri mereka sudah

bayar premi, tapi ketika mau mengklaim asuransinya mereka sulit

mendapatkannya. Dan kami di komisi IX merasa perlu membuat panja

ini. Untuk segera memberikan rekomendasi kepada pemerintah. Jadi hal-

hal yang terkait dengan konsorsium TKI, itu juga menjadi informasi

yang saya cari juga. Selain itu juga, Saya saat ini juga menjadi panja

jamkesmas/Jaminan Kesehatan Masyarakat, nah kenapa ada panja

jamkesmas ini. Karena asuransi sosial bagi rakyat Indonesia yang berupa

jamkesmas tadi itu nanti tahun 2014 akan berubah bentuk menjadi BPJS

(Badan Pemelihara jaminan sosial kesehatan). Nah, peralihan atau

transformasi dari jamkesmas ke BPJS inilah, maka komisi IX membuat

panja juga. Nah, hal itu yang menjadikan saya membutuhkan informasi

terkait dengan panja-panja tadi.

4. P : Apa yang anda rasakan ketika persoalan tersebut muncul dan apa

yang anda rasakan setelah anda mendapatkan jawabannya? Gimana

perasaan anda kalau tidak mendapatkan jawabannya?

R : Menjawab: Saya merasa bersyukur dan saya merasa terkayakan

dengan informasi itu. Karena menurut saya tanpa informasi yang baik,

tanpa informasi yang banyak, tanpa informasi yang akurat sesuai dengan

topik yang akan kita bahas. Maka, pembahasan atau ide yang kita

keluarkan atau masukan yang kita keluarkan atau cara kita mengkritisi

pemerintah itu tidak akan baik. Kalau memang informasi itu hanya

sekedar permukaan saja tanpa saya memahami betul maksud di balik itu

maka saya yakin apa yang saya utarakan, yaitu yang saya sampaikan

kepada pemerintah. Pemerintah juga, mereka tidak akan mendapatkan

pengawasan apa-apa. Jadi kalau misalnya staf ahli memberikan

informasi biasanya nggak cuman langsung dikasih terus dibaca sendiri

tapi, biasanya setelah itu kita melakukan diskusi.

Ya, saya tidak mau kerja, mendingan harus ada dulu, mendingan saya

nggak usah datang ke kantor/mendingan nggak usah rapat. Saya

nggak/tidak punya apa-apa di back mind saya ini, tidak ada peluru buat

saya berbicara, peluru untuk melakukan penyerangan, atau tidak

mempunyai informasi untuk mengkritisi pemerintah atau membahas

suatu rancangan undang-undang karena saya merasa galau, nggak enak,

nggak percaya diri. Mending nggak usah ikut. Kalau saya tidak

mendapat informasi tepatnya saya tidak merasa percaya diri.

Page 154: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

136

5. P : Biasanya berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencari

informasi?

R : Menjawab: Karena kita inikan mitranya-kan itu-itu aja kemenkes,

kemenakertrans, jamsostek, jadi ya nggak lama waktu untuk

mempelajari informasi itu. Karena itu lagi, paling ya beda-beda tipis.

6. P : Apakah anda pernah ke Perpustakaan dan Pengkajian dan Analisis?

R : Menjawab: Perpustakaan saya belum pernah selama di DPR ini.

Bahkan sampai saat ini saya tidak tahu Perpustakaan disini Karena saya

bener-bener link online staf ahli. Memang dimana perpustakaannya?

7. P : Paling suka mencari informasi dengan menggunakan saluran

(Formal: perpustakaan, dan Pengkajian dan analisis (PAIS); dan

informal: rekan sejawat, tv, koran, radio, dll.) dan sumber informasi apa

(tercetak: buku, koran, majalah, jurnal; dan tidak tercetak: seminar,

diskusi, konferensi, studi banding.)?

R : Menjawab: Sebagai anggota dewan itu kan kita difasilitasi

mempunyai 3 staf; 2 Tenaga ahli/TA dan 1 aspri/asisten pribadi atau

sekretaris. Nah, jadi biasanya memang informasi itu saya dapatkan

melalui staf ahli ini atau tenaga ahli ini, nah kadang-kadang juga saya

mencarinya melalui internet, juga kadang-kadang saya mencari melalui

literatur, tapi bisa dikatakan 70 persen informasi itu saya dapatkan dari

internet. Kalau dari Koran itu juga termasuk; eh iya, biasanya baca

kompas, media Indonesia, merdeka, tempo. Acara-acara TV juga

menjadi informasi juga, di program-program ataupun berita-berita. Yah,

program-program yang menjadikan di lembaga informasi di Metro itu

ada Dinas kesehatan kerja sama antara Metro dan Departemen

Kesehatan atau juga tentang ada yang metro kerja sama dengan

JAMSOSTEK. Tentu program-program yang ada kaitannya dengan

mitra kerja kita di komisi IX.

8. P : Dalam melakukan pencarian tersebut, apakah anda mengalami

hambatan, hambatan-hambatan apa yang anda temukan atau alami?

R : Menjawab: Hambatan kalau biaya nggak. Cuman hambatan itu-kan

Anggota dewan kalau TA-nya itu cuman 2. Kalau di Amerika itu

seorang anggota dewan itu TA-nya 7. Begitu, karena memang

banyaknya yang harus dia baca, banyak yang harus dicari informasi.

Sementara TA 2 ini 1 menangani dewan, 1 menangani tentang pekerjaan.

Tentang pekerjaan ini banyak aspek yang dilihat, seperti yang tadi saya

katakan tentang kerjasama lintas sektoralnya dan bagian dari TKI dan

KEMENAKERTRANS, Upah minimumnya, komponen uji

Page 155: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

137

kelayakannya. Jadi memang TA ini harus banyak membaca. Nah untuk 1

rapat biasanya kita ini dikasih agenda rapat itu sehari sebelumnya atau 2

hari sebelumnya artinya mereka mempersiapkan. Jadi kadang-kadang

karena waktu sangat pendek atau kadang-kadang dari pemerintahnya

sendiri memberikan bahan rapatnya baru sehari sebelumnya. Jadi besok

rapat dikasihnya baru siang ini. Artinya kita musti ngebahas yang dia

kasih, itukan musti dibahas di TA gitu-kan. TA dibahas baru kemudian

dibicarakan dengan saya, didiskusikan dengan saya. Nah, Kadang-

kadang datangnya siang, dia juga belum bikin, saya baru dapat e-mail-

nya malam. Jadi pagi-pagi baru diskusi kadang-kadang tidak sempet

diskusi dah langsung rapat gitu. Kadang-kadang bisa seperti itu. Jadi

Kendalanya memang adalah bahan rapat yang diberikan oleh pemerintah

itu kadang-kadang sangat dadakan dengan schedule [jadwal] rapat atau

kadang-kadang juga schedule yang dibuat oleh sekretariat untuk rapat itu

juga kadang dadakan itu juga jadi membuat informasi yang kami/saya

dapatkan itu menemui hambatan. Tapi, sekali lagi itu tidak terlalu

signifikan begitu. Karena tadi kita sudah mempunyai pengalaman kan

dengan rapat-rapat terdahulu.

9. P : Apa yang menghambat anda, sehingga berhenti mencari informasi?

R : Menjawab: Nggak pernah ya selalu ada saja. Karena ini tinggal TA

saya menghubungi saya luar biasa gitu. Ga ada itu yang mentok, selalu

ada saja yang bisa di bahas.

10. P : Apakah ketidaktahuan akan sumber dan saluran informasi

menghambat mencari informasi?

R : Menjawab: Saya tahulah buka google. Maksudnya teknologi bukan,

saya tidak gapteklah. Bahkan saya dulu kan Saya pake I-Pad, saya kan

pernah ke luar negeri. I-Pad kan berat ya. Akhirnya tuch saya beli

Samsung/galaxy note tuch. Karena saya pikir kalau ke luar negeri enak

bawa galaxy note tuch lebih kecil. Jadi sekali lagi memang teknologi itu

memang sangat membantu daripada bawa hardcopy mending bawa

galaxy note aja yang ringan.

Page 156: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

138

Responden/Informan : Ingrid Maria Palupi Kansil, S.Sos

Jabatan : Anggota DPR RI dan Anggota Badan Legislasi

Waktu Wawancara : 16.35 WIB

Hari/Tanggal : Senin, 30 Juni 2013

Tempat : Gedung Nusantarara 1 Lantai 09 Ruang 0917

Keterangan : R = Informan, P = Peneliti

1. P : Dapatkah anda ceritakan informasi apa yang sedang anda butuhkan?

R : Menjawab: Saya biasanya membutuhkan segala macam informasi, baik

itu sosial budaya, ekonomi, sosial maupun perkembangan politik

terkini dan isu-isu nasional lainnya.

2. P : Apa tujuan dari informasi tersebut?

R : Menjawab: Memperbarui informasi & digunakan sebagai database.

3. P : Selama pencarian informasi berlangsung, pertanyaan-pertanyaan apa

saja yang muncul dan ingin ditemukan?

R : Menjawab: Saya terbiasa menggunakan metode : kejadian apa,

mengapa bisa terjadi, dimana kejadian tersebut terjadi, alasan-alasan

terjadi kejadian, dan akibat yang ditimbulkan.

4. P : Apa yang anda rasakan ketika persoalan tersebut muncul dan apa

yang anda rasakan setelah anda mendapatkan jawabannya? Gimana

perasaan anda kalau tidak mendapatkan jawabannya?

R : Menjawab: Seperti kebanyakan orang, saya akan merasa gelisah dan

merasa ada sesuatu yang salah. Dan ketika saya menemukan jawabannya

saya akan merasa sedikit lega dan bersiap mencari jawaban atas

pertanyaan berikutnya.

5. P : Biasanya berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencari

informasi?

R : Menjawab: Tergantung tingkat kesulitan persoalan yang dihadapi.

Page 157: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA DPR RI DARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24567/1/HERI... · INF ORMASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

139

6. P : Apakah anda pernah ke Perpustakaan dan Pengkajian dan Analisis?

R : Menjawab: Ya

7. P : Paling suka mencari informasi dengan menggunakan saluran

(Formal: perpustakaan, dan Pengkajian dan analisis (PAIS); dan

informal: rekan sejawat, tv, koran, radio, dll.) dan sumber informasi apa

(tercetak: buku, koran, majalah, jurnal; dan tidak tercetak: seminar,

diskusi, konferensi, studi banding.)?

R : Menjawab: Media elektronik. Media massa, & literatur

(perpustakaan).

8. P : Dalam melakukan pencarian tersebut, apakah anda mengalami

hambatan, hambatan-hambatan apa yang anda temukan atau alami?

R : Menjawab: Hambatan : ketidaksediaan waktu yang cukup untuk

menggali lebih dalam mengenai hal yang sedang di cari.

9. P : Apa yang menghambat anda, sehingga berhenti mencari informasi?

R : Menjawab: Rutinitas/kesibukan sehari-hari dan jadwal pekerjaan.

10. P : Apakah ketidaktahuan akan sumber dan saluran informasi

menghambat mencari informasi?

R : Menjawab: Tidak, dengan perkembangan teknologi semuanya

menjadi mudah.