perikarditis akper pemkab muna

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom). Jantung memiliki 3 lapisan yang menyeliputinya yaitu pericardium, endocardium, dan miokardium. Namun di ketiga lapisan tersebut dapat saja terjadi gangguan atau penyakit antara lainPerkarditis, Endokarditis, dan Miokarditis. Endokarditis merupakan penyakit oleh mikroorganisme pada endokard atau katup jantung nama lain endokarditis infektif adalah endokarditis bakterialis. Lesi yang khas pada endokarditis infektif adalah vegetasi pada katub tetapi lesi juga ditemukan pada endokard dan pembuluh darah besar endokarditis infektif biasanya terjadi pada jantung yang mengalami kerusakan. Endokarditis tidak hanya terdapat pada katub yang mengalami kerusakan akan tetapi pada katub yang sehat misalnya: endokarditis yanf terjadi pada penyalahgunaan narkotik intravena. Perjalanan penyakit bisa hiperakut, 1

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 24-Jul-2015

1.482 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perikarditis AKPER PEMKAB MUNA

BAB I

PENDAHULUANA. Latar Belakang

Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung

merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama

dengan otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar

kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom).

Jantung memiliki 3 lapisan yang menyeliputinya yaitu pericardium,

endocardium, dan miokardium. Namun di ketiga lapisan tersebut dapat saja terjadi

gangguan atau penyakit antara lainPerkarditis, Endokarditis, dan Miokarditis.

Endokarditis merupakan penyakit oleh mikroorganisme pada endokard

atau katup jantung nama lain endokarditis infektif adalah endokarditis bakterialis. Lesi

yang khas pada endokarditis infektif adalah vegetasi pada katub tetapi lesi juga

ditemukan pada endokard dan pembuluh darah besar endokarditis infektif biasanya

terjadi pada jantung yang mengalami kerusakan.

Endokarditis tidak hanya terdapat pada katub yang mengalami kerusakan

akan tetapi pada katub yang sehat misalnya: endokarditis yanf terjadi pada

penyalahgunaan narkotik intravena. Perjalanan penyakit bisa hiperakut, akut, sub akut,

atau kronik bergantung pada virulensi mikroorganisme dan imunitas pasien.

Pada perikarditis, ditemukan reaksi radang yang mengenai lapisan

perikardium viseratis dan atau parietalis.ditemukan banyak penyebab tetapi yang paling

sering ialah akut, perikarditis non spesifik (viral), infark miokard dan uremia.

Untuk itu dalam makalah ini kelompok akan menjelaskan tentang

Perikarditis, Endokarditis , dan Miokarditis  beserta asuhan keperawatannya dan

diharapkan bisa membantu mahasiswa, tenaga kesehatan dan masyarakat umum untuk

lebih memahami tentang masalah Perikarditis, Endokarditis, dan Miokarditis tersebut.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

1

Page 2: Perikarditis AKPER PEMKAB MUNA

Untuk menyelesaikan tugas dari dosen pembimbing.

2. Tujuan Khusus

- Mempelajari pengertian, penyebab, tanda dan gejala, patofisiologi,

maupun komplikasi sampai cara pengobatan penyakit Perikarditis,

endokarditis, Miokarditis.

- Mempelajari Asuhan keperawatan untuk pasien dengan diagnosis

Perikarditis, endokarditis, Miokarditis.

- Memahami penanganan managemen medis Perikarditis, endokarditis,

Miokarditis.

C. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang timbul dari pembuatan makalah ini yaitu

1. Apa pengertian, penyebab, tanda dan gejala, patofisiologi, maupun komplikasi

sampai cara pengobatan penyakit Perikarditis, endokarditis, Miokarditis ?

2. Bagaimana Asuhan keperawatan untuk pasien dengan diagnosis Perikarditis,

endokarditis, dan Miokarditis ?

3. Bagaiman penanganan managemen medis Perikarditis, endokarditis, Miokarditis ?

D. Metode Penulisan

Metode penulisan makalah ini adalah tinjauan pustaka dengan mengambil

literatur – literatur atau teori – teori melalui buku – buku yang berkaitan dan informasi

melalui layanan internet.

2

Page 3: Perikarditis AKPER PEMKAB MUNA

BAB II

PEMBAHASAN1) Penyakit Perikarditis

A. Konsep Penyakit

a. Definisi

Perikarditis ialah peradangan pericardium viseralis dan parietalis dengan

atau tanpa disertai timbulnya cairan dalam rongga perikard yang baik bersifat

transudat atau eksudat maupun seraosanguinis atau purulen dan disebabkan oleh

berbagai macam penyebab. (IKA FKUI, 2007)

Perikarditis adalah peradangan pericardium parietal, pericardium visceral,

atau keduanya. Perikarditis  dibagi atas perikarditis akut, subakut, dan kronik.

Perikarditis subakut dan kronik mempunyai etiologi, manifestasi klinis,

pendekatan diagnostic, dan penatalaksanaan yang sama. (Arif, 2009)

b. Etiologi

Penyebab yang paling sering ialah reuma, yang merupakan 55% dari

seluruh kasus.Perikarditis purulenta/ septic (28%) disebabkan oleh kuman

Staphylococcus aureus, Diplococcus pneumoniae, dan Streptococcus

hemolyticus.Penyebab lainnya ialah tuberculosis, virus Coxsackie, rheumatoid,

uremia, trauma dan idiopatik.

Macam Klasifikasi Perikarditis

Klasifikasi Klinis Klasifikasi Etiologis

Perikarditis akut

(<6minggu)

Fibrinosa Perikarditis

Infeksiosa

Virus, pirogenik,

tuberkulosis, mikotik, infeksi

lain (sifilis, parasit)

Perikarditis subakut

(<6minggu- 6

bulan)

Konstriktif

Efusi

konstriktif

Perikarditis non-

infeksiosa

Infark miokardium akut,

uremia, neoplasia: tumor

primer dan tumor metastasis,

miksedema, kolesterol,

kiloperikardium, trauma: luka

3

Page 4: Perikarditis AKPER PEMKAB MUNA

tembus dinding dada,

aneurisma aorta (dengan

kebocoran ke dalam kantong

perikardium) pascaradiasi,

cacat sekat atrium, anemia

kronis berat, perikarditis

familial: mulberry aneurysm,

idiopatik akut.

    Perikarditis b.d

hipersensitivitas

atau autoimun

Demam rematik, penyakit

vaskular kolagen: SLE,

reumatik arthritis,

skleroderma, akibat obat:

prokalnamid, hidralazin,

pasca cedera kardiak.

c. Patofisiologi

Proses inflamasi dan akibat sekunder dari fenomena infeksi pada

perikarditis akan memberikan respons sebagai berikut:

1. Terjadinya vasodilatasi dengan peningkatan akumulasi cairan ke kantong

perikardium.

2. Peningkatan permeabilitas vaskular sehingga kandungan protein, termasuk

fibrinogen atau fibrin, di dalam cairan akan meningkat.

3. Peningkatan perpindahan leukosit terutama pada perikarditis purulenta.

4. Perdarahan akibat trauma tembus juga merupakan penyebab yang mungkin.

Perubahan patologis selanjutnya yang terjadi berupa terbentuknya jaringan

parut dan perlengketan disertai klasifikasi lapisan perikardium viseral maupun

parietal yang menimbulkan suatu perikarditis konstriktif yang apabila cukup berat

akan menghambat pengembangan volume jantung pada fase diastolik.

Pada kondisi lain, terakumulasinya cairan pada perikardium yang

sekresinya melebihi absorpsi menyebabkan suatu efusi perikardium.

Pengumpulan cairan intraperikardium dalam jumlah yang cukup untuk

4

Page 5: Perikarditis AKPER PEMKAB MUNA

menyebabkan obstruksi serius terhadap masuknya darah ke kedua bilik jantung

bisa menimbulkan tamponade jantung.Salah satu komplikasi perikarditis paling

fatal dan memerlukan tindakan darurat tamponade.Tamponade jantung

merupakan akibat peninggian tekanan intraperikardium dan restriksi progresif

pengisian ventrikel.

d. Manifestasi Klinis

Nyeri, batuk kering, demam, fatigue, cemas, ulsus paradoksus, JVD, CRT

turun, gangguan status mental, kreatinin meningkat, cardiac marker

meningkat,kardiak marker meningkat, ST segmen elevasi, PR depresi kecuali

segmen aVR.

Manifestasi perikarditis konstriktif sangat bervariasi bergantung pada

berat, distribusi, dan kecepatan terjadinya sikatriks.Tanda-tanda perikarditis

konstriktif menurut urutan, yaitu dispnea, edema perifer, pembesaran perut,

gangguan abdominal, lelah, ortopnea, palpitasi, batuk, nausea, dan paroxysmal

nocturnal dyspnea.

Sebagian penderita (60%) mengeluh nyeri dada. Sesuai dengan banyaknya

cairan yang terkumpul dalam rongga perikard, maka dapat menimbulkan

gangguan hemodinamika dan akan timbul keluhan sesak nafas dan gejala

bendungan vena. Bila disertai dengan miokarditis (pankarditis) seperti yang sering

ditemukan pada perikarditis reumatik, terdapat pula gambaran gagal jantung

kongestif.Kriteria nyeri pada perikarditis akut dan tajam, berkurang dengan

perubahan posisi.

Pada pemeriksaan fisis didapatkan seorang anak yang tampak sakit berat,

dispnea, takikardi dan terdapat palsus paradoksus yaitu melemahnya tau

hilangnya nadi pada inspirasi yang lebih nyata tampak pada pengukuran tekanan

darah.

Bila sudah ada bendungan vena, akan terlihat peninggian tekanan vena

jugularis dan pembesaran hepar yang sukar dibedakan dengan gagal jantung

kongestif. Pada inspeksi iktus kordis tidak terlihat dan pada palpasi juga iktus

kordis sukar ditentukan serta aktivitas jantung berkurang.

5

Page 6: Perikarditis AKPER PEMKAB MUNA

e. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Elektrokardiografi 

Elektrokardiografi memperlihatkan elevasi segmen ST dan perubahan

resiprokal, voltase QRS yang rendah (low voltage) tapi EKG bisa juga

normal atau hanya terdapat gangguan irama berupa fibrilasi atrium.

Pemeriksaan ekokardiografi M-Mode atau dua dimensi sangat baik untuk

memastikan adanya efusi pericardium dan memperkirakan banyaknya

cairan pericardium.

Pada fase akut, akan tampak elevasi segmen S-T yang berbentuk konkaf

terutama pada antar pericardium kiri. Mula-mula T masih normal,

kemudian menjadi datar/ negative.Kelainan T lebih lama menetap, yaitu

sampai 2-3 minggu, bahkan kadang-kadang berbulan-bulan seperti pada

perikarditis tuberkulosa. Amplitude QRS dan T akan mengecil (low

voltage) sesuai dengan jumlah cairan yang ada.

Pemeriksaan Radiologis

Foto rontgen toraks bila efusi pericardium hanya sedikit, tetapi tetap

tampak bayangan jantung membesar seperti water bottle dengan

vaskularisasi paru normal dan adanya efusi pericardium yang banyak.

Pada efusi pericardium, gambaran Rontgen toraks memperlihatkan suatu

konfigurasi bayangan jantung berbentuk buli-buli air tapi dapat juga

normal atau hamper normal.

Pada posisi berdiri atau duduk, maka akan tampak pembesaran jantung

yang berbentuk segitiga dan akan berubah bentuk menjadi globular pada

posisi tiduran. Kadang-kadang tampak gambaran bendungan pembuluh

darah vena. Pada fluoroskopi tampak jantung yang membesar dengan

pulsasi yang minimal atau tidak tampak pulsasi sama sekali (silent heart).

Jumlah cairan yang ada dan besar jantung yang sebenarnya dapat diduga

dengan angiokardiogram atau ekokardiogram.

Pemeriksaan Laboratorium

Laju endap darah umumnya meninggi terutama pada fase akut.Terdapat

pula leukositosis yang sesuai dengan kuman penyebab.Cairan perikard

6

Page 7: Perikarditis AKPER PEMKAB MUNA

yang ditemukan dapat bersifat transudat seperti perikarditis rheumatoid,

reumatik, uremik, eksudat serosanguinous dapat ditemukan pada

perikarditis tuberkulosa dan reumatika.

Cairan yang purulen ditemukan pada infeksi banal.Terhadap cairan

perikard ini, harus dilakukan pemeriksaan mikroskopis terhadap jenis sel

yang ditemukan, pemeriksaan kimia terhadap komposisi protein yang ada

dan pemeriksaan bakteriologis dengan sediaan langsung, pembiakan

kuman atau dengan percobaan binatang yang ditujukan terhadap

pemeriksaan basil tahan asam maupun kuman-kuman lainnya.

f. Penatalaksanaan Medis

Pengobatan penyakit dasar merupakan tujuan utama, tetapi beberapa

kronis idiopatik dapat diobati dengan menggunakan indometasin atau

kortikosol.Bila efusi pericardium kronis tetap menimbulkan gejala keluhan, maka

perlu dipertimbangkan perikardiektomi.

Bila diagnosis perikarditis konstriktif telah dibuat, maka perikardiektomi

merupakan satu-satunya pengobatan untuk menghilangkan tahanan pengisian

ventrikel pada fase diastolic.

Penatalaksanaan pada efusi pericardium yang massif adalah dengan

melakukan perikardisentesis ke dalam kantong pericardium dengan tujuan agar

proses drainase dari aspirasi dapat adekuat. (Rubin, 1990)

Penatalaksanaan tamponade jantung dengan pengobatan yang sesegera

mungkin dapat menyelamatkan klien dari kematian, maka pemeriksaan yang

cepat dan tepat untuk menegakkan diagnosis secara tepat, misalnya pemeriksaan

ekokardiografi yang diikuti pemeriksaan kateterisasi jantung, harus

dilaksanakan.Tamponade jantung memerlukan aspirasi pericardium dengan

jarum. Monitor EKG memerlukan perhatian dan kecurigaan yang lebih cermat,

karena dalam banyak hal, tidak ada penyebab yang jelas terlihat yang menyatakan

adanya penyakit pericardium. Pada klien dengan hipotensi dan evaluasi tekanan

darah jugularis, dengan lekuk x yang menonjol, bahkan tanpa adanya lekuk y,

kemungkinan adanya tamponade jantung harus diperhatikan.

7

Page 8: Perikarditis AKPER PEMKAB MUNA

Tamponade jantung harus dicapai bila terdapat perluasan daerah perkusi

yang redup di daerah dada anterior, nadi paradoksal, gambaran paru yang cukup

bersih, pulsasi bayangan jantung yang berkurang pada fluoroskopi, pengurangan

amplitude QRS, gangguan listrik dari P, QRS, dan T, serta hal-hal tersebut di

awal.

Pada tamponade jantung dengan tekanan yang rendah, klien biasanya

tanpa gejala, atau mengeluh sesak dan kelemahan badab yang ringan, dan dalam

hal ini diagnosis ditegakkan dengan ekokardiografi.Kelainan hemodinamikdan

gejala klinis segera membaik setelah dilakukan perikardiosentesis.

Perikardiosentesis

Perikardiosentesis merupakan tindakan aspirasi efusi pericardium atau pungsi

pericardium.Pungsi pericardium dapat dilakukan untuk konfirmasi dan mencari

etiologi efusi sebagai penegakan diagnosis dan tindakan invasive untuk

pengobatan.

Lokasi Pungsi Perikardium

Sudut antara prosesus xifoideus dengan arkus iga kiri.Titik ini paling aman karena

jantung tidak ditutupi paru sehingga mengurangi kemungkinan penyebaran infeksi

ke paru atau perikarditis purulen.Hal ini juga untuk menghindari tertusuknya

arteri mamaria interna.Lokasi efusi pericardium umumnya berada di bawah,

sehingga cairan yang sedikit pun dapat diperoleh di sini.

Peran perawat dalam pelaksanaan perikardiosentesis adalah mempersiapkan klien

sebelum dan sesudah tindakan, dukungan psikologis, dan persiapan alat tindakan.

g. Komplikasi 

1. Tamponade jantung

Tamponade jantung adalah keadaan yang mengancam nyawa, dimana

ditemukan penekanan pada jantung, akibat terjadi pengumpulan cairan (darah,

nanah) atau gas di ruangan perikardium (ruangan antara 2 selaput pelapis

jantung) yang disebabkan karena trauma atau robeknya otot jantung, atau

karena perembesan cairan (efusi). Hal ini dapat menyebabkan jantung tidak

dapat memompa darah ke seluruh tubuh secara optimal.

8

Page 9: Perikarditis AKPER PEMKAB MUNA

2. Perikarditiskonstrikti

3. Aritmi jantung

Contoh-contoh dari atrial tachycardias termasuk atrial fibrillation, atrial

flutter, and paroxysmal atrial tachycardia (PAT).Aritmia-aritmia ini terjadi

karena gangguan listrik di atria dan/atau di AV node menyebabkan denyut

jantung yang cepat.

4. Nyeri dada berulang-ulang.

B. Konsep Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

Amnanesa

1. Identitas pasien.

2. Keluhan utama: Nyeri dada atau sesak nafas

3. Riwayat penyakit sekarang

Harus ditanya dengan jelas tetang gejala yang timbul seperti edema

perifer, gangguan abdominal, lelah, ortopnea, palpitasi, batuk, nausea,

dan paroxysmal nocturnal dyspnea . Kapan mulai serangan, sembuh

atau bertambah buruk, bagaimana sifat timbulnya, dan stimulus apa

yang sering menimbulkan nyeri dada.

4. Riwayat penyakit dahulu

Harus diketahui apakah pasien pernah terkena TBC, rheumatoid,

uremia, ada trauma dada atau pernah mengalami serangan jantung

lainnya.

5. Riwayat  psikososial

Respon emosi pengkajian mekanisme koping yang digunakan pasien

juga penting untuk menilai pasien terhadap penyakit yang dideritanya

dan perubahan peran pasien dalam keluarga dan masyarakat serta

respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari harinya baik dalam

keluarga ataupun dalam masyarakat.

Pemeriksaan fisik

- B1               : Breathing (Respiratory System)

9

Page 10: Perikarditis AKPER PEMKAB MUNA

Sesak nafas, takipnea, suara nafas ronkhi, batuk (+)

- B2               : Blood (Cardiovascular system)

takikardi, penurunan TD, aritmia jantung

- B3                   : Brain (Nervous system)

Normal

- B4               : Bladder (Genitourinary system)

penurunan frekuensi / jumlah urine, urine pekat gelap

- B5               : Bowel (Gastrointestinal System)

Anorexia, muntah, mual, kekurangan nutrisi

- B6               : Bone (Bone-Muscle-Integument)

Lemah dan nyeri pada daerah ekstremitas

Klasifikasi Data

1. Data Subjektif

- Pasien mengeluh nyari dada

- Pasien mengeluh lemah karena hipoksia

- Pasien mengeluh lemah badannya terasa lemah

2. Data Objektif

- Skala nyeri 3

- Penurunan TD

- Aritmia

- Penurunan urin inadekuat

- Pasien terlihat lemah karena O2 jaringan menurun

- klien tidak mampu bermobilisasi di tempat tidur

Analisa Data

Data Etiologi Masalah

Subyektif: pasien

mengeluh nyeri dada

Obyektif: - CRT > 3

detik

-   Skala nyeri 3

Kemampuan dilatasi jantung

Kontraktilitas ventrikel kiri

Curah jantung

Nyeri

10

Page 11: Perikarditis AKPER PEMKAB MUNA

-   Penurunan TD

-   Aritmia  (+)

O2

Nyeri

Subyektif: pasien

mengeluh nyeri dada

Obyektif: - CRT > 3

detik

-   Pengeluaran urine

inadekuat

-   Penurunan TD

-   Aritmia  (+)

Kemampuan dilatasi jantung

Kontraktilitas ventrikel kiri

Curah jantung

Penurunan curah

jantung

DS: Pasien

mengeluh lemah

karena hipoksia

DO:  Pasien terlihat

lemah karena O2

jaringan menurun.

 

 

Emboli dalam pembuluh darah

Obstruksi pembuluh darah

Aliran darah ke jaringan

terganggu

Perubahanerfusi jaringan

Gangguan Perfusi

Jaringan

Subyektif: pasien

mengeluh badannya

terasa lemah

Obyektif: klien tidak

mampu

bermobilisasi di

tempat tidur

Perfusi jaringan

Aliran darah tidak adekuat ke

sistemik

Kelemahan fisik

Intoleransi

Aktifitas

Subyektif: -terjadi

akulasi bakteri

Obyektif: klien

terjadi akumulasi

cairan di

pericardium

kemampuan dilatasi jatung

akumulasi bakteri di

perikardium

resiko tinggi infeksi

Resikotinggi infeksi

11

Page 12: Perikarditis AKPER PEMKAB MUNA

Prioritas Masalah

1. Nyeri

2. Penurunan curah jantung

3. Gangguan perfusi jaringan

4. Intoleransi aktivitas

5. Risiko tinggi infeksi

b. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri b.d efusi pericardium

2. Penurunan Curah jantung b.d kompresi pericardial

3. Gangguan perfusi jaringan perifer b.d curah jantung menurun

4. Intoleransi Aktifitas b.d kelemahan dan keletihan fisik

5. Resiko tinggi infeksi b.d akumulasi cairan di pericardium

c. Intervensi

1. Nyeri b.d efusi di pericardium

Tujuan : dalam 1x24 jam skala nyeri <2

Kriteria Hasil : 

- CRT < 3 detik

- TD normal

- Aritmia jantung (-)

- Penurunan curah jantung teratasi

Intervensi Rasional

Kolaborasi

Berikan oksigen suplemen sesuai

indikasi

Memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk

menurunkan beban kerja jantung dan

menurunkan ketidaknyamanan berhungan

dengan iskemia.

Mandiri

Palpasi nadi perifer

 Mengontrol penurunan curah jantung

Istirahatkan klien dengan tirah Menurunkan kebutuhan pemompaan jantung

12

Page 13: Perikarditis AKPER PEMKAB MUNA

baring optimal

Observasi adanya hipotensi,

peningkatan JVP, perubahan

suara jantung, penuruna tingkat

kesadaran

Manifestasi klinis pada kardiak tamponade

yang mungkin terjadi pada perikarditis ketika

akumulasi cairan eksudat pada rongga

perikardial.

Pantau perubahan pada sensorik Menunjukkan tidak adekuatnya perfusi

serebral sebagai dampak sekunder terhadap

penuruna curah jantung

Kolaborasi

Pemberian diet  jantung

 Pembatasan natrium untuk mencegah,

mengatur, atau mengurangi edema

Pemberian vasodilator Meningkatkan curah jantung, menurunkan

volume sirkulasi dan tahanan vaskular

sistemik, juga kerja ventrikel

2. Penurunan curah jantung b.d kompresi pericardial

Tujuan             : dalam 3x24 jam penurunan curah jantung teratasi

Kriteria Hasil   : 

- CRT < 3 detik

- Pengeluaran urine adekuat

- TD normal

- Aritmia jantung (-)

Intervensi Rasional

Mandiri

Palpasi nadi perifer

Mengontrol penurunan curah jantung

Pantau output urine Mengetahui respon ginjal dalam menurunkan

curah jantung

Istirahatkan klien dengan tirah

baring optimal

Menurunkan kebutuhan pemompaan jantung

Observasi adanya hipotensi,

peningkatan JVP, perubahan

suara jantung, penuruna tingkat

Manifestasi klinis pada kardiak tamponade

yang mungkin terjadi pada perikarditis ketika

akumulasi cairan eksudat pada rongga

13

Page 14: Perikarditis AKPER PEMKAB MUNA

kesadaran perikardial.

Kaji perubahan pada sensorik Menunjukkan tidak adekuatnya perfusi

serebralk sebagai dampak sekunder terhadap

penuruna curah jantung

Kolaborasi

Pemberian diet  jantung

 Pembatasan natrium untuk mencegah,

mengatur, atau mengurangi edema

Pemberian vasodilator Meningkatkan curah jantung, menurunkan

volume sirkulasi dan tahanan vaskular

sistemik, juga kerja ventrikel

 

3. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan proses penyakit

Tujuan : Perfusi jaringan kembali normal

Kriteria hasil:

Mempertahankan atau mendemonstrasikan perfusi jaringan adekuat secara

individual misalnya mental normal, tanda vital stabil, kulit hangat dan kering,

nadi perifer`ada atau kuat, masukan/ haluaran seimbang.

Intervensi Rasional

Mandiri

1. Evaluasi status mental.

Perhatikan terjadinya

hemiparalisis, afasia,

kejang, muntah,

peningkatan TD.

2. Selidiki nyeri dada,

dispnea tiba-tiba yang

disertai dengan takipnea,

nyeri pleuritik, sianosis,

pucat

3. Tingkatkan tirah baring

dengan tepat

1. Indikator yang menunjukkan embolisasi

sistemik pada otak.

2. Emboli arteri, mempengaruhi jantung dan

atau organ vital lain, dapat terjadi sebagai

akibat dari penyakit katup, dan/ atau

disritmia kronis

3. Dapat mencegah pembentukan atau

migrasi emboli pada pasien endokarditis.

Tirah baring lama, membawa resikonya

14

Page 15: Perikarditis AKPER PEMKAB MUNA

4. Dorong latihan aktif/

bantu dengan rentang

gerak sesuai toleransi.

sendiri tentang terjadinya fenomena

tromboembolic.

4. Meningkatkan sirkulasi perifer dan aliran

balik vena karenanya menurunkan resiko

pembentukan thrombus.

Kolaborasi

Berikan antikoagulan, contoh

heparin, warfarin (coumadin)

 Heparin dapat digunakan secara profilaksis

bila pasien memerlukan tirah baring lama,

mengalami sepsis atau GJK, dan/atau

sebelum/sesudah bedah penggantian katup.

Catatan : Heparin kontraindikasi pada

perikarditis dan tamponade jantung. Coumadin

adalah obat pilihan untuk terapi setelah

penggantian katup jangka panjang, atau adanya

thrombus perifer.

 

1. Intoleransi Aktivitas b.d kelemahan dan keletihan fisik

Tujuan             : meningkatkan kemampuan beraktifitas

Kriteria Hasil   : 

- klien mampu bermobilisasi di tempat tidur

- Aktivitas sehari – hari klien terpenuhi

Intervensi Rasional

Tingkatkan istirahat dan berikan

aktivitas senggang yang tidak

berat

Mengurangi kebutuhan oksigen

Anjurkan menghindari tekanan

abdomen, seperti mengejan saat

defekasi

Dengan mengejan dapat mengakibatkan

bradikardi, menurunkan curah jantung dan

takikardi, serta peningkatan TD

15

Page 16: Perikarditis AKPER PEMKAB MUNA

Tingkatkan klien duduk di kursi

dan tinggikan kaki klien

Untuk meningkatkan vena balik

Pertahankan rentang gerak pasif

selama sakit krisis

Meningkatkan kontraksi otot sehingga

membantu vena balik

Bantu mobilisasi pasien Mencegah dekubitus

5. Resiko tinggi infeksi b.d akumulasi bakteri di pericardium

Tujuan : Tidak terjadi infeksi

Kriteria hasil : akumulasi cairan (-)Tanda-tanda infeksi (-)

Intervensi Rasional

Mandiri

Pantau suhu pasien

 Suhu pasien merupakan tanda-tanda

terjadinya infeksi

Kolaborasi

Lakukan tindakan

perikardiosentesis

Perikardiosentesis merupakan tindakan

aspirasi efusi

Kolaborasi

Lakukan tindakan pungsi

pericardium

 Fungsi perikardium untuk konfirmasi dan

mencari etiologi efusi sebagai penegakan

diagnosis

 

d. Evaluasi

1. Nyeri hilang atau terkontrol

2. Mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung

3. Perfusi jaringan normal dengan terpenuhinya nutrisi jaringan

4. Pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas

5. Tidak terjadi adanya infeksi

BAB III

PENUTUP

16

Page 17: Perikarditis AKPER PEMKAB MUNA

A. Kesimpulan

1. Perikarditis ialah peradangan pericardium viseralis dan parietalis dengan atau tanpa

disertai timbulnya cairan dalam rongga perikard yang baik bersifat transudat atau

eksudat maupun seraosanguinis atau purulen dan disebabkan oleh berbagai macam

penyebab.

2. Endokarditis adalah suatu infeksi pada lapisan endokard jantung( lapisan yang paling

dalam dari otot jantung ) akibat infeksi kuman/ mikroorganisme yang masuk.

3. Myocardium lapisan medial dinding jantung yang terdiri atas jaringan otot jantung

yang sangat khusus.

B. Saran

Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu dibutuhkan

kritik dan saran yang sifatnya membangun.

17

Page 18: Perikarditis AKPER PEMKAB MUNA

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, E. Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Ed. 3.EGC : Jakarta.

Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran. EGC : Jakarta.

FKUI. 1999. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1. FKUI : Jakarta.

Griffith. 1994. Buku Pintar Kesehatan. Arcan : Jakarta.

Nasrul Effendi, 1995, Pengantar Proses Keperawatan, EGC, Jakarta

Wulandari,Veni.2009.Endokarditis. Diakses dari : www.veniwulandari.blogspot.com

Medika,Yasir.2009.Askep Endokarditis. Diakses dari: www.yasirblogspotcom.blogspot.com

18