perdagangan internasional

35
Definisi Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun (lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional. Teori Perdagangan Internasional Menurut Amir M.S., bila dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan di dalam negeri, perdagangan internasional sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan tersebut antara lain disebabkan karena adanya batas-batas politik dan kenegaraan 1

Upload: dhimasnugroho

Post on 02-Jul-2015

475 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: perdagangan internasional

Definisi Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh

penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan

bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu

dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau

pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara,

perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk

meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi

selama ribuan tahun (lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap

kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad

belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong industrialisasi,

kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.

Teori Perdagangan Internasional

Menurut Amir M.S., bila dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan di

dalam negeri, perdagangan internasional sangatlah rumit dan kompleks.

Kerumitan tersebut antara lain disebabkan karena adanya batas-batas politik

dan kenegaraan yang dapat menghambat perdagangan, misalnya dengan

adanya bea, tarif, atau quota barang impor.

Selain itu, kesulitan lainnya timbul karena adanya perbedaan budaya,

bahasa, mata uang, taksiran dan timbangan, dan hukum dalam perdagangan.

Model Ricardian

Model Ricardian memfokuskan pada kelebihan komparatif dan mungkin

merupakan konsep paling penting dalam teori pedagangan internasional.

Dalam Sebuah model Ricardian, negara mengkhususkan dalam

memproduksi apa yang mereka paling baik produksi. Tidak seperti model

lainnya, rangka kerja model ini memprediksi dimana negara-negara akan

1

Page 2: perdagangan internasional

menjadi spesialis secara penuh dibandingkan memproduksi bermacam

barang komoditas. Juga, model Ricardian tidak secara langsung memasukan

faktor pendukung, seperti jumlah relatif dari buruh dan modal dalam negara.

Model Heckscher-Ohlin

Model Heckscgher-Ohlin dibuat sebagai alternatif dari model Ricardian dan

dasar kelebihan komparatif. Mengesampingkan kompleksitasnya yang jauh

lebih rumit model ini tidak membuktikan prediksi yang lebih akurat.

Bagaimanapun, dari sebuah titik pandangan teoritis model tersebut tidak

memberikan solusi yang elegan dengan memakai mekanisme harga

neoklasikal kedalam teori perdagangan internasional.

Teori ini berpendapat bahwa pola dari perdagangan internasional ditentukan

oleh perbedaan dalam faktor pendukung. Model ini memperkirakan kalau

negara-negara akan mengekspor barang yang membuat penggunaan intensif

dari faktor pemenuh kebutuhan dan akan mengimpor barang yang akan

menggunakan faktor lokal yang langka secara intensif. Masalah empiris

dengan model H-o, dikenal sebagai Pradoks Leotief, yang dibuka dalam uji

empiris oleh Wassily Leontief yang menemukan bahwa Amerika Serikat

lebih cenderung untuk mengekspor barang buruh intensif dibanding

memiliki kecukupan modal.

Faktor Spesifik

Dalam model ini, mobilitas buruh antara industri satu dan yang lain

sangatlah mungkin ketika modal tidak bergerak antar industri pada satu

masa pendek. Faktor spesifik merujuk ke pemberian yaitu dalam faktor

spesifik jangka pendek dari produksi, seperti modal fisik, tidak secara

mudah dipindahkan antar industri. Teori mensugestikan jika ada

peningkatan dalam harga sebuah barang, pemilik dari faktor produksi

spesifik ke barang tersebut akan untuk pada term sebenarnya. Sebagai

2

Page 3: perdagangan internasional

tambahan, pemilik dari faktor produksi spesifik berlawanan (seperti buruh

dan modal) cenderung memiliki agenda bertolak belakang ketika melobi

untuk pengendalian atas imigrasi buruh. Hubungan sebaliknya, kedua

pemilik keuntungan bagi pemodal dan buruh dalam kenyataan membentuk

sebuah peningkatan dalam pemenuhan modal. Model ini ideal untuk industri

tertentu. Model ini cocok untuk memahami distribusi pendapatan tetapi

tidak untuk menentukan pola pedagangan.

Model Gravitasi

Model gravitasi perdagangan menyajikan sebuah analisa yang lebih empiris

dari pola perdagangan dibanding model yang lebih teoritis diatas. Model

gravitasi, pada bentuk dasarnya, menerka perdagangan berdasarkan jarak

antar negara dan interaksi antar negara dalam ukuran ekonominya. Model ini

meniru hukum gravitasi Newton yang juga memperhitungkan jarak dan

ukuran fisik diantara dua benda. Model ini telah terbukti menjadi kuat secara

empiris oleh analisa ekonometri. Faktor lain seperti tingkat pendapatan,

hubungan diplomatik, dan kebijakan perdagangan juga dimasukkan dalam

versi lebih besar dari model ini.

Perdagangan Internasional Pada Era Merkantilisme

Merkantilisme pada prinsipnya merupakan suatu paham yang menganggap

bahwa penimbunan uang, atau logam mulia yang akan ditempa menjadi

uang emas ataupun perak haruslah dijadikan tujuan utama kebijakan

nasional. Pada saat merkantilisme lahir, sistem masyarakat pada saat itu

berdasarkan feodalisme. Sistem feodal pada dasarnya menanggapi

kebutuhan penduduk akan perlindungan terhadap gangguan perampok.

Jaminan keselamatan tersebut diberikan oleh para raja terhadap para

bangsawan, kerabat, dan bawahannya. Sistem inilah yang melahirkan tuan

tanah, bangsawan, kaum petani, dan para vassal yaitu raja-raja kecil yang

diharuskan untuk membayar upeti terhadap raja besar. Ketika

merkantilisme mulai berkembang, sistem feodalisme yang usang sedikit

3

Page 4: perdagangan internasional

demi sedikit mulai terkikis, hak-hak istimewa yang dimiliki oleh para tuan

tanah dan para bangsawan mulai dihapus, lapisan-lapisan sosial yang

melekat pada sistem feodal mulai dihilangkan, cara produksi dan distribusi

gaya feodalpun mulai ditinggalkan. Mengapa merkantilisme

menitikberatkan pada penimbunan uang atau logam mulia? Pada saat itu

Eropa tumbuh sebagai basis kekuatan industri dan perdagangan baru di

dunia, di mana peran para pedagang sangatlah besar. Hal ini juga didorong

karena ketika itu negara-negara seperti Spanyol, Portugal, Inggris, Prancis,

dan Belanda sedang giat-giatnya melakukan pelayaran internasional guna

mencari daerah-daerah baru yang dapat dijadikan sebagai koloni-koloni

mereka. Karena uang adalah bentuk kekayaan yang paling luwes

penggunaannya dan dapat dipercaya, dengan uang pula seseorang dapat

membeli apa saja, uang dapat diterima di seluruh dunia, maka penimbunan

uang dalam bentuk logam mulia dirasakan merupakan usaha paling tepat

pada saat itu dalam rangka menumpuk kekayaan suatu negara.

Penumpukkan kekayaan dalam bentuk logam mulia juga jauh lebih efisien

karena tidak makan tempat dan juga yang pasti tahan lama, bandingkan

jika penumpukkan kekayaan pada saat itu hanya dalam bentuk gandum

atau hasil pertanian lainnya.

Salah satu tokoh besar yang lahir pada zaman merkantilisme

adalah Thomas Mun. Mun adalah seorang cendekiawan Inggris dan putera

seorang pedagang di London. Mun berhasil menelurkan hasil

pemikirannya dalam bukunya yang berjudul England’s Treasure by

Foreign Trade yang memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap

teori perdagangan internasional. Mun berpendapat bahwa untuk

meningkatkan kekayaan negara, cara yang biasa dilakukan adalah lewat

perdagangan dan karena itu pedoman yang harus dipegang teguh oleh

suatu negara adalah mengusahakan agar nilai ekspor ke luar negeri harus

lebih besar dibandingkan dengan yang diimpor oleh negara itu.

Keuntungan bersih menurutnya akan diperoleh melalui selisih dari hasil

4

Page 5: perdagangan internasional

penjualan yaitu ekspor dengan pembelian yaitu impor dan dengan

demikian jumlah uang emas dan perak yang akan diterima akan semakin

besar tiap tahunnya. Mun juga berpendapat jika suatu negara lewat

perdagangan memperoleh banyak uang, jangan sampai modal itu hilang

justru karena uang itu tidak dipergunakan untuk berdagang lagi. Dari

argumen Mun dapatlah ditarik sebuah kesimpulan bahwa bahkan dalam

suatu tata ekonomi perdagangan, uang baru merupakan kekayaan yang

berarti hanya bila uang tersebut digunakan sebagai alat tukar menukar, dan

uang akan menjadi beban suatu negara jika uang hanya disimpan saja.

Sumbangan Mun yang tidak kalah pentingnya adalah terciptanya suatu

kerangka dasar neraca pembayaran suatu negara pada tahun tertentu.

Walaupun neraca pembayaran pada saat itu angka-angka itu memang tidak

disusun teliti, namun yang penting Mun telah menunjukkan kerangka

dasar neraca pembayaran dengan baik sekali.

          Julukan merkantilisme pada dasarnya diberikan kepada aliran atau

paham ini oleh para kritikus ekonomi khususnya Adam Smith. Sebutan

merkantilisme mengandung makna menyamakan suatu bangsa atau negara

dengan kebijakan seorang pedagang, yang berusaha mendapatkan hasil

yang lebih besar pada waktu menjual dibandingkan dengan apa yang

dikeluarkannya ketika membeli dan dengan demikian meningkatkan

kekayaan perusahaannya. Seperti layaknya seorang pedagang, bangsa yang

merkantilis memandang bangsa dan negara lain sebagai saingannya dan

mencoba untuk merebut pasaran saingannya dengan cara merebut suatu

monopoli atau dengan cara lain-lainnya. Biasanya seorang pedagang

berusaha untuk menekan harga barang yang akan dibelinya, dan

membayar upah serendah mungkin dengan tujuan untuk menekan biaya

pada titik yang paling minimal. Demikian juga negara yang menganut

paham merkantilisme berusaha untuk menumpuk kekayaan dengan jalan

memeras dan menguras sumber-sumber daya yang murah di negara

5

Page 6: perdagangan internasional

jajahan dan mengupah buruh dengan upah yang sangat minim

dinegerinyasendiri.

Karena situasi dan kondisi tersebutlah maka mengapa peranan

negara harus begitu kuat demi nasionalisme ekonominya. Kekuasaan

negara yang semakin kuat berhasil menciptakan keadaan yang aman

dengan mengatasi konflik-konflik antarwilayah yang sering berkecamuk di

antara para bangsawan. Terciptanya keamanan dan kestabilan dalam

negeri ini merupakan prasayarat untuk memperluas pasar dalam negeri dan

perkembangan produksi. Di samping itu juga negara memberikan

kemudahan-kemudahan kepada para pedagang untuk melakukan

perdagangan internasional, dengan demikian maka keuntungan yang diraih

oleh para pedagang dapat memberikan masukan pendapatan bagi

negaranya.

Merkantilisme memang tidak semata mendatangkan keuntungan

belaka bagi negara-negara yang melakukan perdagangan internasional,

namun juga kerugian bahkan penderitaan bagi para buruh, petani, dan

rakyat yang tinggal di daerah koloni sebagai daerah jajahan. Para buruh

dipaksa bekerja dengan sekeras-kerasnya dengan upah yang serendah-

rendahnya guna mendorong ekspor sebanyak-banyaknya, bahkan

konsumsi untuk dalam negeripun sampai dilupakan. Jam kerja pada

kenyataannya sangat tidak terbatas. Kondisi buruh sangat memprihatinkan,

anak-anak dan para wanita dengan pakaian yang compang-camping

dipaksa untuk bekerja di tambang batu bara di Inggris. Pemogokan para

pekerja dianggap sebagai suatu kejahatan dan langsung ditindak tegas.

Nasib para petani tidak lebih baik dibandingkan dengan kaum buruh, pada

saat itu fungsi pertanian hanya dipandang sebagai penyedia bahan pangan

yang semurah mungkin dengan demikian juga upah buruh dapat ditekan

rendah, dan sebagai sumber bahan mentah untuk industri yang semurah-

murahnya. Karena itu mengapa penghasilan para tuan tanah terutama para

petani yang bekerja padanya begitu rendah. Belum lagi jika lahan

6

Page 7: perdagangan internasional

pertanian dipaksa untuk diubah menjadi lahan industri oleh pemerintah,

maka dapatlah dipastikan berapa banyak para petani yang bakal

menganggur. Lebih mengenaskan lagi nasib daerah jajahan pada saat itu.

Karena didorong motivasi untuk memperoleh daerah koloni baru guna

menopang industri-industri yang baru tumbuh, maka perbudakan menjadi

salah satu cara guna memperoleh sumber daya manusia yang murah bagi

industri di negara merkantilis. Pengurasan sumber-sumber daya alam

besar-besaran dilakukan di setiap daerah jajahan dengan tujuan untuk

memperoleh sumber daya alam dengan semurah-murahnya seperti

kentang, tembakau, kopi, tebu, teh, cengkeh, dan lain-lain untuk dijual lagi

dengan harga yang setinggi-tingginya.

Perdagangan Internasional Pada Era Klasik

        Ekonomi klasik resmi berdiri ketika Adam Smith mengeluarkan

bukunya yang berjudul An Inquiry into Nature and Causes of the Wealth

of Nations, yang biasa disingkat dengan Wealth of Nations. Dalam

bukunya, Adam Smith mau menjelaskan apa yang sejak itu merupakan

pokok masalah ekonomi modern yakni bagaimana meningkatkan

kekayaan/kemakmuran suatu negara dan bagaimana kekayaan tersebut

didistribusikan. Menurut Adam Smith, kekayaan suatu negara akan

bertambah searah dengan peningkatan ketrampilan dan efisiensi para

tenaga kerja, dan sejalan dengan persentase penduduk yang terlibat dalam

proses produksi. Kesejahteraan ekonomi setiap individu tergantung pada

perbandingan antara produksi total dengan jumlah penduduk. Smith juga

menganjurkan adanya spesialisasi kerja dan penggunaan mesin-mesin

sebagai sarana utama untuk peningkatan produksi. Ia juga

memperkenalkan konsep invisible hand-nya di mana setiap orang yang

melakukan kegiatan di dalam perekonomian dituntun oleh sebuah “tangan

yang tidak kelihatan” sehingga ia dengan mengejar kepentingannya sendiri

ia kerap justru lebih efektif memajukan kepentingan masyarakat daripada

7

Page 8: perdagangan internasional

kalau ia sungguh bermaksud untuk memajukan kepentingan masyarakat

itu. Adam Smith mengajukan teori perdagangan internasional yang dikenal

dengan teori keunggulan absolut. Ia berpendapat bahwa jika suatu negara

menghendaki adanya persaingan, perdagangan bebas dan spesialisasi di

dalam negeri, maka hal yang sama juga dikehendaki dalam hubungan antar

bangsa. Karena hal itu ia mengusulkan bahwa sebaiknya semua negara

lebih baik berspesialisasi dalam komoditi-komoditi di mana ia mempunyai

keunggulan yang absolut dan mengimpor saja komoditi-komoditi lainnya.

Apa yang dimaksud dengan keunggulan yang absolut? Maksudnya begini,

jika negara A dapat memproduksi kentang untuk 8 unit per tenaga kerja

sedangkan negara B untuk komoditi yang sama hanya dapat memproduksi

4 unit per tenaga kerja, sedangkan untuk komoditi lain misalnya gandum,

negara A hanya dapat memproduksi 6 unit per tenaga kerja sedangkan

untuk negara B dapat memproduksi 12 unit per tenaga kerja, maka dapat

disimpulkan bahwa negara A mempunyai keunggulan absolut dalam

produksi kentang dibandingkan dengan negara B, sedangkan negara B

dapat dikatakan mempunyai keunggulan absolut dalam produksi gandum

dibandingkan negara A. Perdagangan internasional yang saling

menguntungkan antara kedua negara tersebut jika negara A mengekspor

kentang dan mengimpor gandum dari negara B, dan sebaliknya negara B

mengekspor gandum dan mengimpor kentang dari negara A.

        Teori perdagangan internasional yang lain diperkenalkan oleh David

Ricardo. Teorinya dikenal dengan nama teori keunggulan komparatif.

Berbeda dengan teori keunggulan absolut yang mengutamakan

keunggulan absolut dalam produksi tertentu yang dimiliki oleh suatu

negara dibandingkan dengan negara lain, teori ini berpendapat bahwa

perdagangan internasional dapat terjadi walaupun satu negara tidak

mempunyai keunggulan absolut, asalkan harga komparatif di kedua negara

berbeda. Ricardo berpendapat sebaiknya semua negara lebih baik

berspesialisasi dalam komoditi-komoditi di mana ia mempunyai

keunggulan komparatif dan mengimpor saja komoditi-komoditi lainnya.

8

Page 9: perdagangan internasional

Teori ini menekankan bahwa perdagangan internasional dapat saling

menguntungkan jika salah satu negara tidak usah memiliki keunggulan

absolut atas suatu komoditi seperti yang diungkapkan oleh Adam Smith,

namun cukup memiliki keunggulan komparatif di mana harga untuk suatu

komoditi di negara yang satu dengan yang lainnya relatif

berbeda.  Walaupun ada beberapa perbedaan pandangan mengenai

perdagangan internasional, namun pada dasarnya keberadaan pandangan

ekonomi klasik ini merupakan oposisi terhadap teori-teori yang beraliran

merkantilistik abad ke-17 dan 18. Kaum merkantilis pada pokoknya

mengutamakan perdagangan luar negeri, di mana mereka berpikir tipikal

kapitalis yang keuntungannya datang dari membeli murah dan menjual

mahal. Sedangkan tema pokok dalamekonomi klasik adalah pembahasan

tentang laba dan sewa dalam dalam pengertian surplus yang datang dari

produksi. Surplus itu sendiri nantinya akan masuk ke tangan para kapitalis

atau pemilik tanah sebagai tambahan untuk akumulasi modalnya.

        Perdagangan internasional pada saat itu kondisinya tidak jauh

berbeda dengan perdagangan internasional pada era merkantilisme,

negara-negara jajahan tetap saja menjadi tumbal dalam perdagangan

internasional. Negara-negara yang pada saat itu menjadi negara-negara

maju yakni negara-negara yang mengandalkan sektor industri mengambil

keuntungan dari perdagangan internasional dibandingkan dengan negara-

negara yang hanya mengandalkan sektor agraris saja. Apa sebab? Karena

pertama, barang-barang industri dapat dihasilkan kapan saja tidak terikat

pada musim, berbeda dengan barang-barang hasil pertanian yang terikat

pada musim sehingga barang-barang industri dapat segera ready stock

dibandingkan dengan barang-barang hasil agraris yang harus menunggu

dulu pada saat panen. Kedua, barang-barang industri memiliki

heterogenitas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan barang-barang

hasil pertanian yang cenderung lebih homogen. Gandum yang dihasilkan

di negara A mungkin tidak jauh berbeda bahkan mungkin sama jika

9

Page 10: perdagangan internasional

dibandingkan dengan gandum yang dihasilkan di negara B. Tetapi jika kita

melihat pada hasil industri, misalnya mesin maka mesin yang dihasilkan di

negara A tidak mungkin sama bahkan sangat berbeda dengan mesin yang

dihasilkan di negara B walaupun kedua mesin tersebut mungkin memiliki

fungsi yang sama. Sehingga karena barang hasil industri dapat lebih

terdiferensiasi dibandingkan dengan barang hasil pertanian, maka harga

barang industri dapat lebih mahal di pasar karena keunikan yang dimiliki

oleh masing-masing barang industri yang diproduksi. Ketiga negara-

negara industri dapat menjual barang industri dengan harga yang lebih

mahal dibandingkan dengan negara-negara agraris yang hanya menjual

produk pertanian. Nilai barang industri menjadi lebih mahal karena ia

mendapat proses yang lebih lanjut di dalam pabrik-pabrik sehingga produk

tersebut lebih berdaya guna. Jika misalnya negara A menjual kapas kepada

negara B, lalu kemudian negara B memproses kapas tersebut menjadi

benang kemudian kain maka nilai kain tersebut lebih mahal dibandingkan

dengan nilai kapas tadi. Oleh negara B, kain tersebut dijual kepada negara

A, negara A dalam hal ini akan mengeluarkan uang yang lebih banyak

untuk membeli kain tersebut dibandingkan dengan pemasukannya dari

penjualan kapas ke negara B. Karena alasan inilah mengapa negara-negara

industrialis akan lebih diuntungkan dalam perdagangan internasional

daripada negara-negara agraris.

        Pada era ini, nasib buruh tidak lebih baik dibandingkan pada waktu

era merkantilisme. Buruh demikian tertekan karena kebijakan “upah besi”,

dengan tujuan agar perusahaan dapat menekan biaya mereka untuk terus

berada pada titik terendah, sehingga si kapitalis dapat mengambil nilai

lebih atau surplus dari produksi tersebut sebagai tambahan untuk kapital

atau modalnya.

10

Page 11: perdagangan internasional

Perdagangan Internasional Pada Era Sekarang

Setelah Perang Dunia II, secara garis besar di dunia terbagi dua

Jenis negara yang sangat berbeda dari segi karakteristik perekonomian.

Yang pertama adalah negara maju. Negara-negara maju pada umumnya

adalah bekas negara-negara penjajah pada zaman imperialisme dan

kolonialisme dulu. Yang kedua adalah negara sedang berkembang atau

sering disebut sebagai negara yang terbelakang dari segi kemampuan

perekonomiannya. Negara-negara ini pada umumya adalah bekas negara-

negara jajahan di masa lampau, walaupun sebagian dari mereka sekarang

sudah dapat menjadi negara-negara maju namun jumlahnya masih sangat

sedikit. Ciri-ciri dari negara sedang berkembang adalah:

1. Kemiskinan secara umum

2. Konsentrasi pada pertanian

3. Ekonomi dualistik

4. Sumber daya alam kurang terolah

5. Memiliki ciri demografis yakni dominasi penduduk usia muda

6. Banyak pengangguran termasuk pengangguran terselubung

7. Keterbelakangan ekonomi

8. Ketiadaan inisiatif dalam usaha atau etos kerja yang sangat rendah

dari penduduknya

9. Keberadaan modal sangat langka, inilah sebabnya mengapa negara

berkembang sangat mengandalkan investasi asing

10. Ketertinggalan dalam teknologi

1. Orientasi perdagangan luar negeri

Karena kondisi-kondisi di ataslah menjadi alasan mengapa adalah

sangat sulit bagi negara-negara yang sedang berkembang untuk

mengembangkan perekonomiannya, juga seringkali dalam perdagangan

internasionalnya negara-negara sedang berkembang tidak dapat

memperoleh keuntungan yang benar-benar maksimal jika dibandingkan

11

Page 12: perdagangan internasional

dengan negara-negara industri atau negara-negara maju. Atau secara

singkat, dalam perdagangan internasional negara-negara maju memiliki

posisi yang jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan negara-

negara yang sedang berkembang. Apa sebabnya? Di sini saya akan

mencoba menyajikan dua macam teori sebagai kritik terhadap

perdagangan internasional yang dinilai tidak adil bagi negara-negara

sedang berkembang. Walaupun kritik ini tidak sempurna, namun tidak ada

salahnya untuk kita kaji dan cermati. Yang pertama adalah backwash

effects theory, teori yang dikembangkan oleh Gunnar Myrdal. Teori ini

mengkritik pandangan dari ekonomi klasik yang menganggap bahwa

pembangunan ekonomi suatu wilayah dunia akan menyebar ke wilayah

lainnya karena adanya perdagangan internasional. Pada kenyataannya,

menurut Myrdal di pasar internasional negara-negara sedang berkembang

kalah dalam bersaing karena adanya disparitas teknologi yang sangat

mencolok. Hal ini disebut sebagai backwash effects dari perdagangan

internasional bagi negara sedang berkembang. Kedua, ekspor dari negara

sedang berkembang mengandalkan produk primer dan unskilled labor

sehingga hasil produknya menghadapi elastisitas permintaan yang rendah.

Arus modal internasional juga tidak dapat diandalkan, karena pada

kenyataannya modal lebih banyak yang beralih dari negara sedang

berkembang ke negara-negara maju. Mengapa bisa demikian? Karena

pertama, faktor keamanan dan kestabilan dalam politik di negara-negara

maju memancing para kapitalis di negara-negara sedang berkembang

untuk mengalihkan modalnya ke negara-negara maju karena alasan

keamanan. Kedua, karena negara-negara maju memiliki instrumen pasar

uang dan pasar modal yang lebih banyak variasinya dan lebih mapan

dibandingkan dengan pasar uang dan pasar modal yang ada di negara

sedang berkembang. Kelemahan dari teori ini seperti yang kita lihat

sekarang adalah bahwa secara empiris negara-negara yang termasuk Asian

New Industrial Countries seperti Korea Selatan, Singapura, dan Taiwan

justru berhasil menciptakan kemajuan dari perdagangan internasional.

12

Page 13: perdagangan internasional

        Yang kedua adalah teori dependensia. Teori ini berpendapat bahwa

pada dasarnya di dunia ada dua jenis negara, yang pertama adalah negara

pusat (core) yakni negara-negara maju, yang kedua adalah negara-negara

pinggiran (periphery) yakni negara-negara sedang berkembang. Negara-

negara pinggiran sangat bergantung kepada negara pusat. Negara pusat

melakukan penghisapan kepada negara-negara pinggiran (surplusnya

dihisap) yang mengakibatkan adanya pertukaran yang tidak adil. Foreign

investment membuat pertumbuhan ekonomi negara sedang berkembang

semakin tergantung pada negara maju demi kepentingan pasar dan modal.

Hal ini terjadi karena adanya inequal exchange antara negara sedang

berkembang dan negara maju. Teori ini mengajukan solusi bahwa

sebaiknya negara-negara pinggiran harus melepaskan pengaruhnya sama

sekali dari negara pusat dan melakukan pakta perdagangan dengan negara-

negara pinggiran lainnya. Namun pada kenyataanya hal ini sangat sulit

dilakukan karena jika hanya dilakukan pakta perdagangan antara dua

negara yang sama-sama pinggiran, maka pertukaran mungkin tidak terjadi

sama sekali karena barang yang ditawarkan dari masing-masing negara

pinggiran adalah sama yakni barang-barang hasil pertanian, sedangkan

syarat terjadinya pertukaran atau perdagangan internasional adalah karena

adanya perbedaan hasil produksi antara satu negara dengan negara lain.

Sekali lagi teori ini mempunyai kelemahan, karena secara empiris negara-

negara yang termasuk New Industrial Countries justru berhasil

memenangkan persaingan dagang bahkan dengan negara-negara maju

sekalipun. Menutup diri dari pedagangan internasional ataupun menutup

diri dari pengaruh negara-negara barat bukan salah satu jalan keluar.

Terbukti bahwa negara-negara yang menutup diri dari pengaruh negara

barat akan mengalami kesulitan dalam pembangunan perekonomiannya,

kenyataan pahit inilah yang dialami oleh negara-negara yang mengisolasi

dari negara barat seperti Korea Utara, Cuba, dan Afganistan.

13

Page 14: perdagangan internasional

Faktor-faktor yang mempengaruhi perdagangan

internasional

Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan

internasional, di antaranya sebagai berikut :

Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri

Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara

Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi

Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk

menjual produk tersebut.

Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja,

budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil

produksi dan adanya keterbatasan produksi.

Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.

Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari

negara lain.

Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat

hidup sendiri.

Peraturan/Regulasi Perdagangan Internasional

Umumnya perdagangan diregulasikan melalui perjanjian bilatera antara

dua negara. Selama berabad-abad dibawah kepercayaan dalam

Merkantilisme kebanyakan negara memiliki tarif tinggi dan banyak

pembatasan dalam perdagangan internasional. pada abad ke 19, terutama

di Britania, ada kepercayaan akan perdagangan bebas menjadi yang

terpenting dan pandangan ini mendominasi pemikiran diantaranegara barat

untuk beberapa waktu sejak itu dimana hal tersebut membawa mereka ke

kemunduran besar Britania. Pada tahun-tahun sejak Perang Dunia II,

perjanjian multilateral kontroversial seperti GATT dab WTO memberikan

14

Page 15: perdagangan internasional

usaha untuk membuat regulasi lobal dalam perdagangan internasional.

Kesepakatan perdagangan tersebut terkadang berujung pada protes dan

ketidakpuasan dengan klaim dari perdagangan yang tidak adil yang tidak

menguntungkan secara mutual.

Perdagangan bebas biasanya didukung dengan kuat oleh sebagian besar

negara yang berekonomi kuat, walaupun mereka terkadang melakukan

proteksi selektif untuk industri-industri yang penting secara strategis seperti

proteksi tarif untuk agrikultur oleh Amerika Serikat dan Eropa. Belanda dan

Inggris Raya keduanya mendukung penuh perdagangan bebas dimana

mereka secara ekonomis dominan, sekarang Amerika Serikat, Inggris,

Australia dan Jepang merupakan pendukung terbesarnya. Bagaimanapun,

banyak negara lain (seperti India, Rusia, dan Tiongkok) menjadi pendukung

perdagangan bebas karena telah menjadi kuat secara ekonomi. Karena

tingkat tarif turun ada juga keinginan untuk menegosiasikan usaha non tarif,

termasuk investasi luar negri langsung, pembelian, dan fasilitasi

perdagangan. Wujud lain dari biaya transaksi dihubungkan dnegan

perdagangan pertemuan dan prosedur cukai.

Umumnya kepentingan agrikultur biasanya dalam koridor dari perdagangan

bebas dan sektor manufaktur seringnya didukung oleh proteksi. Ini telah

berubah pada beberapa tahun terakhir, bagaimanapun. Faktanya, lobi

agrikultur, khususnya di Amerika Serikat, Eropa dan Jepang, merupakan

penanggung jawab utama untuk peraturan tertentu pada perjanjian

internasional besar yang memungkinkan proteksi lebih dalam agrikultur

dibandingkan kebanyakan barang dan jasa lainnya.

Selama reses ada seringkali tekanan domestik untuk meningkatkan arif

dalam rangka memproteksi industri dalam negri. Ini terjadi di seluruh dunia

selama Depresi Besar membuat kolapsnya perdagangan dunia yang

dipercaya memperdalam depresi tersebut.

15

Page 16: perdagangan internasional

Regulasi dari perdagangan internasional diselesaikan melalui World Trade

Organization pada level global, dan melalui beberapa kesepakatan regional

seperti MerCOSUR di Amerika Selatan, NAFTA antara Amerika Serikat,

Kanada dan Meksiko, dan Uni Eropa anatara 27 negara mandiri. Pertemuan

Buenos Aires tahun 2005 membicarakan pembuatan dari Free Trade Area of

America (FTAA) gagal total karena penolakan dari populasi negara-negara

Amerika Latin. Kesepakatan serupa seperti MAI (Multilateral Agreement on

Invesment) juga gagal pada tahun-tahun belakangan ini.

Dampak positif perdagangan internasional

Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri

Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di

setiap negara. Faktor-faktor tersebut diantaranya : Kondisi geografi, iklim,

tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan

internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak

diproduksi sendiri.

Memperoleh keuntungan dari spesialisasi

Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh

keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara

dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang

diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara

tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.

. Memperluas pasar dan menambah keuntungan

Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat

produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi

kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka.

16

Page 17: perdagangan internasional

Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan

mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut

keluar negeri.

Transfer teknologi modern

Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari

teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih

modern.

Dampak Negatif Perdagangan Internasional

1. Karena perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang menjadi

lebih bebas, sehingga dapat menghambat pertumbuhan sektor industri.

2. Dapat memperburuk neraca pembayaran.

3. Sektor keuangan semakin tidak stabil.

4. Memperburuk proses pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Masalah yang di bahas dalam Perdagangan

international

Beberapa permasalahan yang sedang dihadapi dalam ekonomi

internasional saat ini adalah : meningkatnya proteksi perdagangan negara-

negara dengan membentuk blok perdagangan seperti Uni Eropa, Blok

Perdagangan Amerika Utara (NAFTA), Blok Perdagangan Amerika

Serikat dengan Australia dan Selandia Baru (ANZUS) serta blok

perdagangan Asia Timur yang dipelopori oleh Jepang.

permasalahan kemiskinan di Negara Dunia Ketiga yang timpang dengan

kesejahteraan di negara-negara maju Kesiapan dan ketidaksiapan negara-

negara yang menghadapi pasar bebas di kawasan. Fluktuasi nilai tukar

mata uang negara-negara dalam sistem moneter yang mengambang yang

dapat mengguncang perekonomian domestik suatu negara seperti yang

17

Page 18: perdagangan internasional

terjadi pada kawasan Asia Tenggara pada tahun 1997-1998 Persaingan

Dolar Vs Euro sebagai mata uang dunia.

2. Kebijakan-kebijakan Perdagangan

Internasional

Tindakan-tindakan ini meliputi:

1. Tarif

Tarif adalah sejenis pajak yang dikenakan atas barang-barang yang

diimpor. Tarif spesifik (Specific Tariffs) dikenakan sebagai beban tetap

atas unit barang yang diimpor. Misalnya $6 untuk setiap barel minyak).

Tarifold Valorem (od Valorem Tariffs) adalah pajak yang dikenakan

berdasarkan persentase tertentu dari nilai barang-barang yang diimpor

(Misalnya, tariff 25 persen atas mobil yang diimpor). Dalam kedua kasus

dampak tarif akan meningkatkan biaya pengiriman barang ke suatu negara.

2. Subsidi Ekspor

Subsidi ekspor adalah pembayaran sejumlah tertentu kepada perusahaan

atau perseorangan yang menjual barang ke luar negeri, seperti tariff,

subsidi ekspor dapat berbentuk spesifik (nilai tertentu per unit barang) atau

Od Valorem (presentase dari nilai yang diekspor). Jika pemerintah

memberikan subsidi ekspor, pengirim akan mengekspor, pengirim akan

mengekspor barang sampai batas dimana selisih harga domestic dan harga

luar negeri sama dengan nilai subsidi. Dampak dari subsidi ekspor adalah

meningkatkan harga dinegara pengekspor sedangkan di negara pengimpor

harganya turun.

3. Pembatasan Impor

Pembatasan impor (Import Quota) merupakan pembatasan langsung atas

jumlah barang yang boleh diimpor. Pembatasan ini biasanya diberlakukan

dengan memberikan lisensi kepada beberapa kelompok individu atau

perusahaan. Misalnya, Amerika Serikat membatasi impor keju. Hanya

18

Page 19: perdagangan internasional

perusahaan-perusahaan dagang tertentu yang diizinkan mengimpor keju,

masing-masing yang diberikan jatah untuk mengimpor sejumlah tertentu

setiap tahun, tak boleh melebihi jumlah maksimal yang telah ditetapkan.

Besarnya kuota untuk setiap perusahaan didasarkan pada jumlah keju yang

diimpor tahun-tahun sebelumnya.

4. Pengekangan Ekspor Sukarela

Bentuk lain dari pembatasan impor adalah pengekangan sukarela

(Voluntary Export Restraint), yang juga dikenal dengan kesepakatan

pengendalian sukarela (Voluntary Restraint Agreement = ERA). VER

adalah suatu pembatasan (Kuota0 atas perdagangan yang dikenakan oleh

pihak negara pengekspor dan bukan pengimpor). Contoh yang paling

dikenal adalah pembatasan atas ekspor mobil ke Amerika Serikat yang

dilaksanakan oleh Jepang sejak 1981. VER pada umumnya dilaksanakan

atas permintaan negara pengimpor dan disepakati oleh negara pengekspor

untuk mencegah pembatasan-pembatasan perdagangan lainnya. VER

mempunyai keuntungan-keuntungan politis dan legal yang membuatnya

menjadi perangkat kebijakan perdagangan yang lebih disukai dalam

beberapa tahun belakangan. Namun dari sudut pandang ekonomi,

pengendalian ekspor sukarela persis sama dengan kuota impor dimana

lisensi diberikan kepada pemerintah asing dan karena itu sangat mahal

bagi negara pengimpor. VER selalu lebih mahal bagi negara pengimpor

dibandingan dengan tariff yang membatasi impor dengan jumlah yang

sama. Bedanya apa yang menjadi pendapatan pemerintah dalam tariff

menjadi (rent) yang diperoleh pihak asing dalam VER, sehingga VER

nyata-nyata mengakibatkan kerugian.

5. Persyaratan Kandungan Lokal.

Persyaratan kandungan local (local content requirement) merupakan

pengaturan yang mensyaratkan bahwa bagian-bagian tertentu dari unit-unit

fisik, seperti kuota impor minyak AS ditahun 1960-an. Dalam kasus lain,

19

Page 20: perdagangan internasional

persyaratan ditetapkan dalam nilai, yang mensyaratkan pangsa minimum

tertentu dalam harga barang berawal dari nilali tambah domestic.

Ketentuan kandungan local telah digunakan secara luas oleh negara

berkembang yang beriktiar mengalihkan basis manufakturanya dari

perakitan kepada pengolahan bahan-bahan antara (intermediate goods). Di

amerika serikat rancangan undang-undang kandungan local untuk

kendaraan bermotor diajukan tahun 1982 tetapi hingga kini berlum

diberlakukan.

6. Subsidi Kredit Ekspor.

Subsidi kredit ekspor ini semacam subsidi ekspor, hanya saja wujudnya

dalam pinjaman yang di subsidi kepada pembeli. Amerika Serikat seperti

juga kebanyakan negara, memilki suatu lembaga pemerintah, export-

import bank (bank Ekspor-impor) yang diarahkan untuk paling tidak

memberikan pinjaman-pinjaman yang disubsidi untuk membantu ekspor.

7. Pengendalian Pemerintah (National Procurement)

Pembelian-pembelian oleh pemerintah atau perusahaan-perusahaan yang

diatur secara ketat dapat diarahkan pada barang-barang yang diproduksi di

dalam negeri meskipun barang-barang tersebut lebih mahal daripada yang

diimpor. Contoh yang klasik adalah industry telekomunikasi Eropa.

Negara-negara mensyaratkan eropa pada dasarnya bebas berdagang satu

sama lain. Namun pembeli-pembeli utama dari peralatan telekonumikasi

adalah perusahaan-perusahaan telepon dan di Eropa perusahaan-

perusahaan ini hingga kini dimiliki pemerintah, pemasok domestic

meskipun jika para pemasok tersebut mengenakan harga yang lebih tinggi

dibandingkan dengan pemasok-pemasok lain. Akibatnya adalah hanya

sedikit perdagangan peralatan komunikasi di Eropa.

8. Hambatan-Hambatan Birokrasi (Red Tape Barriers)

20

Page 21: perdagangan internasional

Terkadang pemerintah ingin membatasi impor tanpa melakukannya secara

formal. Untungnya atau sayangnya, begitu mudah untuk membelitkan

standar kesehatan, keamanan, dan prosedur pabean sedemikian rupa

sehingga merupakan perintang dalam perdagangan. Contoh klasiknya

adalah Surat Keputusan Pemerintah Perancis 1982 yang mengharuskan

seluruh alat perekam kaset video melalui jawatan pabean yang kecil di

Poltiers yang secara efektif membatasi realiasi sampai jumlah yang

relative amat sedikit. Globalisasi ekonomi adalah kehidupan ekonomi

global yang bersifat terbuka dan tidak mengenal batas-batas territorial,

atau kewilayahan antara daerah yang satu dengan daerah yanglain. Disini

dunia dianggap sebagai suatu kesatuan yang semua daerah dapat

terjangkau dengan cepat dan mudah. Sisi perdagangan dan investaris

menuju kea rah liberalisasi kapitalisme sehingga semua orang bebas untuk

berusaha dimana saja dan kapan saja didunia ini. Globalisasi

perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan

perdagangan, dimana negara-negara diseluruh dunia menjadi suatu

kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas

territorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan

seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal barang dan jasa.

Ruang Lingkup Perdagangan Internasional

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa dalam ekonomi

internasional, hal pertama yang berkaitan adalah perdagangan

internasional. Perdagangan internasional itu sendiri berkaitan dengan

beberapa kegiatan yaitu : perdagangan internasional melalui perpindahan

barang, jasa dasi suatu negara kenegara yang lainnya yang biasa disebut

transfer of goods and services perdagangan internasional melalui

perpindahan modal melalui investasi asing dari luar negeri kedalam negeri

atau yang disebut dengan transfer of capital perdagangan internasional

melalui perpindahan tenaga kerja yang berpengaruh terhadap perndapatan

21

Page 22: perdagangan internasional

negara melalui devisa dan juga perlunya pengawasan mekanisme

perpindahan tenaga kerja yang disebut dengan transfer of labour.

perdagangan internasional yang dilakukan melalui perpindahan teknologi

yaitu dengan cara mendirikan pabrik-pabrik dinegara lain atau yang biasa

kita sebut transfer of technology. Perdagangan internasional yang

dilakukan dengan penyampaian informasi tentang kepastian adanya bahan

baku dan pangsa pasar atau yang disebut dengan transfer of data ekonomi

internasional menyangkut beberapa hal yang berkaitan dengan negara

seperti : mobilitas faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal yang

relatif lebih sukar (imobilitas faktor produksi) sistem keuangan,

perbankan, bahasa, kebudayaan serta politik yang berbeda faktor-faktor

poduksi yang dimiliki (faktor endowment) berbeda sehingga dapat

menimbulkan perbedaan harga barang yang dihasilkan.

Oleh karena itu pada dasarnya ekonomi internasional membahas

tentang ketergantungan ekonomi antar negara yang pada dasarnya

dipengaruhi dan mempengaruhi hubungan politik, sosial, budaya dan

militer antar negara. Ekonomi internasional berkaitan dengan perdagangan

antar negara akan membahas tentang pola perdagngan internasional, teori

perdagangan internasional, Foreign Direct Investment, Neraca

Perdagangan, kerjasama tarif, blok perdagangan, kebijakan ekonomi

internasional, sistem moneter internasional dan multinational corporation

(MNC)

22