percobaan iii.docx
TRANSCRIPT
PERCOBAAN III
“ ISOLASI DNA BAKTERI GRAM NEGATIF Escherichia coli DH5 Alpha”
I. Tujuan
Memahami dan mampu melakukan isolasi DNA bakteri.
II. Dasar Teori
DNA (asam deoksiribonukleat) merupakan polimer asam nukleat yang
tersusun secara sistematis serta membawa informasi genetik dari sel khususnya.
Informasi genetik disusun dalam bentuk kodon yang berupa tiga pasang basa
nukleotida yang mana menentukan bentuk, struktur, maupun fisiologi suatu jasad.
DNA terdapat dalam sel prokariot maupun eukariot. Tempat yang paling banyak
mengandung DNA terdapat pada bagian aktifitas genetik utama sel. Sel prokariot,
aktifitas genetiknya terjadi di seluruh sel sehingga DNA tidak mempunyai tempat
yang spesifik dalam sel. Sebaliknya, karena aktifitas pada sel eukariot
terjadi didalam inti, maka sebagian besar DNA terdapat dalam inti sel (Triwibowo,
2005).
DNA berfungsi untuk menyimpan informasi genetik secara lengkap yang
diperlukan untuk mencirikan struktur semua protein dan RNA tiap-tiap spesies
organisme, untuk membuat program pada saat yang tepat dan menempatkan
biosintesis sel dan jaringan secara teratur, untuk menentukan aktivitas organisme
sepanjang siklus hidupnya, dan untuk menentukan kekhususan organisme tertentu.
DNA alami terdiri dari dua rantai anti parallel dalam suatu rangkaian heliks ganda.
Basa A-T dan G-T yang saling komplementer tersusun berpasangan melalui ikatan
hydrogen pada heliks (Lehninger, 1982).
DNA merupakan sumber informasi genetik yang potensial dan akurat.
DNA ditemukan dalam hampir semua sel semua organisme, baik pada jaringan
hidup maupun yang mati. Ditambah lagi, jaringan tersebut dapat secara mudah
disimpan di bawah kondisi lapangan (Zulfahmi, 2013).
Isolasi DNA merupakan langkah yang tepat untuk mempelajari DNA.
Prinsipnya ada dua, yaitu sentrifugasi dan presipitasi. Sentrifugasi merupakan
teknik untuk memisahkan campuran berdasarkan berat molekul komponennya.
Molekul yang mempunyai berat molekul besar akan berada di bagian bawahtabung
dan molekul ringan akan berada pada bagian atas tabung. Deoxyribonucleic acid
(DNA) merupakan senyawa kimia yang paling penting dalammakhluk hidup. DNA
merupakan senyawa yang mengandung informasi genetik makhluk hidup dari satu
generasi ke generasi selanjutnya (Suryo, 2004).
Keseluruhan DNA dalam suatu sel akan membentuk genom. Genom
meliputi bagian gen yang fungsional maupun non-fungsional dalam selorganisme.
DNA genom meliputi gen dan intergen. Penambahan deterjen dalamisolasi DNA
dapat menyebabkan rusaknya membrane sel, melalui ikatan yangdibentuk melalui
sisi hidrofobik deterjen dengan protein dan lemak pada membrane membentuk
senyawa “lipid protein- deterjen kompleks”. Senyawa tersebut dapat terbentuk
karena protein dan lipid memiliki ujung hidrofilik danhidrofobik, demikian juga
dengan deterjen, sehingga dapat membentuk suatuikatan kimia. Genom adalah
komplemen lengkap gen-gen atau materi genetik suatu organisme dan terorganisasi
menjadi kromosom. DNA genom adalah semua gen-gen dan semua sekuens DNA
(urutan polinukleotida) yang fungsional maupun non-fungsional dalam inti suatu
organisme. DNA genom meliputi gen dan intergen (Campbell et al., 2002).
Isolasi genomic DNA dari bakteri telah menjadi hal yang populer dalam
penelitian phylogenic dan populasi genetik yang mana menyangkut mikrobiologi.
Pada studi genetika molekuler, hal yang penting adalah mengisolasi fragmen besar
dari genom DNA. Langkah-langkah dasar pada isolasi DNA adalah mengganggu
struktur selular untuk membuat sebuah lisat, pemisahan DNA yang larut dari sel
debris serta bahan tidak larut lainnya dan pemurnian DNA dari protein larut dan
asam nukleat lainnya. Secara garis besar, hal ini dilakukan dengan menggunakan
ekstraksi organik (misalnya, fenol: kloroform) yang diikuti oleh presipitasi etanol
(Pindi et al., 2013).
DNA yang berkualitas tinggi sangat diperlukan untuk mengidentifikasi
mikroorganisme dalam suatu sampel yang mana hal tersebut dapat dilakukan
dengan beberapa metode. Metode ini dapat klasifikasikan dalam 2 kelompok besar
yaitu : metode ekstraksi in-house dan metode menggunakan komersial kit. Kit
komersial menyediakan larutan yang siap digunakan seperti buffer dan enzim.
Selain itu, banyak kit komersial yang sudah termasuk matriks pendukung khusus
yang akan memberikan peningkatkan terhadap pemulihan DNA dan memungkinkan
lebih banyak penghapusan/peghilangan yang lebih efisisen terhadap molekul yang
bersifat mencemar (Mozioglu et al., 2014).
Bakteri mengandung lebih banyak DNA dibanding virus. Kromosom
Escherichia coli merupakan molekul DNA sirkular rantai ganda yang mengandung
4.639.221 pasang basa dengan panjang kira-kira 1,7 mm, 850x lebih panjang
dibanding sel Escherichia coli (Khurin’in et al., 2014).
III. Alat & Bahan
1. Alat
- Mikropipet dan tip 1 buah
- Mikro sentrifus 2 buah
- Tabung mikro sentrifus 4 buah
- Vortex 1 buah
- Autoklaf 1 buah
- Inkubator shaker 1 buah
2. Bahan
- Kultur bakteri Escherichia coli 1,5ml
- Etanol 96% PA 400μl
- Kit Gene Jet Genomic DNA
Purification :
Digestion solution 180μl
RNAse A 20μl
Lysis solution 200μl
Proteinase K 20μl
Wash Buffer I & II @500μl
Elution Buffer 200μl
3. Gambar
IV. Cara Kerja
1. Nutrient Broth (NB) 0,4 gram ditambah dengan 50ml aquadest, dipanaskan pada
water bath, kemudian di sterilisasi di autoklaf pada suhu 121˚C dengan waktu ± 15
menit, lalu ditambah dengan biakan baktei Escherichia coli dan diletakkan pada
inkubator shaker.
2. Kultur diambil sebanyak 0,5 ml, lalu diletakkan pada mikrotube dan disentrifuse
selama 10 menit 5000rpm.
3. Pelet diresuspensi dalam 180μl digestion solutin, kemudian proteinase K
ditambahkan sebanyak 20μl, Pelet campuran tersebut dicampurkan dengan vortex
atau dengan cara tabung dibolak-balik.
4. Campuran kemudian diinkubasi pada suhu 56˚C selama 30 menit sambil sesekali
dibolak-balik.
5. RNAse A sebanyak 20μl ditambahkan pada campuran, lalu diinkubasi selama 10
menit di suhu ruang.
6. Lysis solutin sebanyak 200μl ditambahkan dan dicampurkan dengan vortex selama
15 detik dan ditambahkan lagi etanol 96% PA sebanyak 400μl lalu dicampurkan.
7. Lisat yang dihasilkan, dipindahkan ke dalam spin column yang telah dimasukkan
ke dalam collection tube, lalu disentrifuse selama 1 menit pada 6000rpm. Cairan
yang tertampung dalam collection tube dibuang, kemudian ditaruh kembali spin
column pada collection tube.
8. Wash buffer I (yang sudah ditambahi dengan etanol) ditambahkan sebanyak 500μl,
lalu disentrifuse selama 1 menit pada 8000rpm. Cairan yang tertampung dalam
collection tube dan dikembalikan pada spin column.
9. Wash buffer II (yang sudah ditambahi dengan etanol) ditambahkan sebanyak 500μl,
kemudian disentrifuse 3 menit dengan kecepatan maksimum (12000rpm).
Optional : Jika masih ada cairan yang tertinggal dalam spin column (tidak turun ke
collection tube), collection tube dikosongkan dan diulangi spin selama 1 menit.
10. Cairan dalam collection tube dibuang, lalu dipindahkan spin column ke dalam
tabung mikro 1,5ml yang baru dan steril.
11. Elution buffer ditambahkan sebanyak 200μl tepat ditengah membran spin column.
Kemudian diinkubasi pada suhu ruang selama 2 menit dalam kondisi yang tegak.
Selanjutnya disentrifuse selama 1 menit pada 8000rpm. Catatan : Jika
menginginkan DNA lebih terksonsentrasi, jumlah dari elution buffer dapat
dikurangi sampai 50μl.
12. Spin column dibuang dan diberi label tabung mikro lalu disimpan dalam suhu -
20˚C.
V. Hasil
VI. Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk memahami serta mampu melakukan
isolasi DNA bakteri, yang mana bakteri yang digunakan adalah bakteri gram
negatif Eschericihia coli DH5 Alpha. Prinsip utama dalam isolasi DNA ada tiga
yakni ektraksi atau pemisahan DNA dari bahan padat seperti selulosa dan protein,
penghancuran (lisis), serta pemurnian DNA.
DNA merupakan suatu asam nukleat yang mengandung materi genetik
yang dimiliki makhluk hidup, dan berfungsi untuk mengatur perkembangan
biologis pada seluruh bentuk kehidupan yang dilakukan secara seluler. DNA
terdapat pada inti sel (nukleus), mitokondria dan kloroplas. Perbedaan ketiganya
yaitu, DNA nukleus memiliki bentuk yang linear serta dapat berikatan atau
berasosiasi sangat erat dengan protein histon, sedangkan DNA mitokondria dan
kloroplas memiliki sifat dan bentuk yang sama yaitu berbentuk sirkular dan tidak
berikatan atau berasosiasi dengan protein histon. Selain itu DNA mitokondria dan
kloroplas juga memiliki ciri khas yaitu hanya mewariskan sifat-sifat yang berasal
dari garis keturunan ibu. Berdasarkan organismenya DNA dibedakan menjadi dua
yaitu DNA prokariot dan eukariot. DNA prokariot tidak memiliki protein histon
dan strukturnya berbentuk sirkular serta memiliki untai DNA yang tidak teratur.
Pada DNA eukariot memiliki protein histon dan strukturnya berbentuk linear.
Protein histon serta DNA terorganisir yang mana dalam bentuk dipadatkan pada
kromosom.
Pada isolasi DNA bakteri yang dilakukan pada percobaan ini,
tahapannya seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu prinsipnya, ekstraksi,
pelisisan, serta pemurnian DNA. Ekstraksi pada percobaan ini yang dilakukan
adalah pemanenan pelet, yang bertujuan untuk mendapatkan pelet yang terpisah
dari media pertumbuhannya, dalam hal ini yang digunakan adalah media Nutrient
Broth (NB).
Hal yang selanjutnya dilakukan pada isolasi DNA bakteri ini adalah
pelisisan sel yang dilakukan dengan penambahan digestion solutin pada kultur
bakteri, yang mana digestion solution bekerja dengan melemahkan membran sel
bakteri, sehingga akan berfungsi untuk melisiskan membran sel tersebut.
Kemudian dilakukan penambahan Proteinase K yang mana berfungsi melisiskan
membran sel serta mendegradasi protein globular maupun rantai polipeptida
dalam komponen sel secara enzimatis. Pada percobaan dilakukan inkubasi setelah
penambahan proteinase K dengan suhu 56˚C, yang mana dilakukan pada suhu
tersebut, sebab proteinase K merupakan protease yang aktif pada suhu ±50˚C,
serta sesekali tabung dibolak balik, bertujuan untuk mengoptimalkan reaksi serta
untuk memaksimalkan proses lysis dan kerja enzim.
Proses selanjutnya adalah pemisahan dan pemekatan DNA, yang
bertujuan untuk memurnikan DNA dari senyawa pengotor yang ada didalamnya
selama proses isolasi. Hal tersebut dilakukan dengan menambahkan 20μl RNAse
A yang mana bahan ini berfungsi untuk mendegradasi RNA, agar RNA dapat
terpisah dari DNA, sebab yang akan diambil adalah DNA. Kemudian, dilakukan
juga penambahan lysis solution, yang mana berfungsi untuk merusak integritas
barrier membran sel, yaitu dengan merusak residu membran sel bakteri. Dalam
praktikum juga dilakukan penambahan etanol 96% PA, yang mana berfungsi
untuk melarutkan senyawa non DNA.
Selama proses isolasi digunakan juga Wash buffer 1 dan 2 yang
keduanya berfungsi untuk mencuci DNA dari pengotor (debris). Setelah beberapa
proses dari isolasi telah selesai, kemudian dilakukan penambahan Elution buffer
yang berfungsi untuk mengikat pengotor selain DNA.
Pada praktikum, dilakukan sentrifugasi dengan sentrifuse yang mana
berfungsi untuk memisahkan molekul yang didasarkan dengan berat molekul.
Serta digunakan juga vortex yang mana berfungsi untuk menghomogenkan
larutan atau medium khusus pada tabung. Alat lain yang juga digunakan adalah
autoklaf, inkubator shaker, mikropipet dan tabung mikrosentrifus. Autoklaf
berfungsi untuk mensterilisasi media yang telah dibuat dengan menggunakan uap
bersuhu dan bertekanan tinggi. Inkubator shaker berfungsi untuk mengocok atau
mencampur atau merekasikan campuran bahan kimia yang mana memerlukan
temperatur serta kecepatan (rpm) konstan, dan juga digunakan untuk inkubasi
mikroba. Mikropipet befungsi untuk mengambil cairan dengan ukuran yang
tepat. Tabung mikrosentrifuse digunakan untuk menyimpan sampel serta sebagai
wadah bagi sampel untuk dicampurkan dengan larutan lain selama proses isolasi.
Pada saat proses isolasi tahap awal yaitu ketika kultur bakteri
disentrifuse dengan 5000 rpm, dilakukan atau diulangi sebanyak tiga kali, hal ini
dilakukan karena hasil yang didapat setelah sentrifuse sedikit sehingga untuk
mendapatkan sesuai yang dibutuhkan atau dikehendaki, maka perlu dilakukan
pengulangan. Sedikitnya hasil yang didapat dikarenakan pada saat dilakukan
inkubasi pada inkubator shaker, hanya dilakukan 4 jam, seharusnya 24 jam, agar
didapatkan hasil yang maksimal, sehingga tidak perlu dilakukan pengulangan.
Selain itu pada saat setelah selesai penambahan wash buffer II, dilakukan
sentrifuse pada mikrotube yang kosong hal ini merupakan optional yang
dilakukan karena terdapat cairan yang masih tertinggal didalam spin column yang
tidak turun pada collection tube. Setelah semua proses selesai, sampel DNA yang
telah didapat disimpan pada freezer, hal ini agar menjaga sampel tetap dalam
keadaan baik atau tidak rusak, sebelum dilakukan analisis selanjutnya
menggunakan elektroforesis.
Hasil akhir yang didapatkan dari isolasi DNA bakteri Escherichia coli
DH5 Alpha pada praktikum ini yaitu berupa cairan bening.
VII. Kesimpulan
Hasil dari isolasi DNA bakteri gram negatif Escherichia coli DH5 Alpha yaitu
berupa cairan bening.
Daftar Pustaka
Campbell, N.A., J. B. Reece and L. G. Mitchell. 2002. BIOLOGI. Ed ke-5. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Khurin’in, Bhintarti S.H., Festy A.R., Nugroho A.M., Indina R. 2014. “Isolasi DNA
Kromosomal dan Plasmid dari Bakteri Escerechia coli”. Jurnal UIN Jakarta.
2(1) : 1-10.
Lehninger, A.L. 1982. Dasar-Dasar Biokimia, diterjemahkan oleh M.Thenawijaya.
Jakarta: Erlangga.
Mozioglu, E., Muslum A., Candan T., Zuhtu T.K. 2014. “ A Simple Guanidinium
Isothiocyanate Method for Bacterial Genomic DNA Isolation “. Turkish
Journal of Biology. 38 : 125 - 129.
Pindi, P.K., Raja S.R., and A. Shiva S. 2013. “An Efficient Protocol for Genomic DNA
Isolation from Cultivable Bacteria”. International Journal of Pharma and Bio
Sciences. 4(1) : 596 - 600.
Suryo. 2004. Genetika. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Triwibowo, Y. 2005. Biologi Molekuler. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Zulfahmi. 2013. Penanda DNA untuk analisis genetik tanaman. Jurnal
Agroekoteknologi. 3 (2): 41-52.
Mengetahui Surakarta, Mei 2016
Asisten Praktikum Praktikan
( ) (PRATIWI NOOR PPS)
Lampiran
DNA hasil isolasi pada 4 mikrotube 1, 2, 3 dan 4.