percobaan iii belerang.pdf

20
44 PERCOBAAN III BELERANG I. Tujuan Percobaan Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini adalah : 1. Mempelajari modifikasi belerang 2. Mempelajari sifat belerang II. Landasan Teori Sulfur terdapat di alam secara luas di alam sebagai unsur, sebagai H 2 S dan SO 2 . Dalam bijih sulfide, logam, dan sebagai sulfat seperti gips dan anhidrit (CaDO 4 ), magnesium sulfat, dan sebagainya. Sulfur diperoleh dalam skala besar dari gas hidrokarbon alamiah seperti yang ada di Alberta, Kanada, yang mengandung sampai 30% H 2 S, ini dihilangkan melalui interaksi dengan SO 2 yang diperoleh dari pembakaran sulfir di udara. S + O 2 = SO 2 2H 2 S + SO 2 = 3S +2H 2 O Cotton.2007. Hal: 363 Ada beberapa allotropi belerang , yaitu: Belerang rombik (Sα) Belerang monoklinik (Sß) Belerang cair (Sλ) Belerang cair (Sµ). Petrucci.1985. Hal : 129 Belerang terdapat dalam batubara dan minyak bumi sebagai senyawa organic belerang dan dalam gas alam sebagai hydrogen sulfide. Belerang bebas terdapat pada beberapa wilayah vulkanik. Unsur ini dibentuk oleh reaksi hydrogen sulfide dan belerang dioksida, yang terdapat dalam gas vulkanik. 16H 2 S (g) + 8so 2(g) 16H 2 O (l) + 3S 8(S)

Upload: meitri-wulandari-kohar

Post on 19-Jan-2016

604 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERCOBAAN III Belerang.pdf

44

PERCOBAAN III

BELERANG

I. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini adalah :

1. Mempelajari modifikasi belerang

2. Mempelajari sifat belerang

II. Landasan Teori

Sulfur terdapat di alam secara luas di alam sebagai unsur, sebagai H2S dan

SO2. Dalam bijih sulfide, logam, dan sebagai sulfat seperti gips dan anhidrit (CaDO4),

magnesium sulfat, dan sebagainya. Sulfur diperoleh dalam skala besar dari gas

hidrokarbon alamiah seperti yang ada di Alberta, Kanada, yang mengandung sampai

30% H2S, ini dihilangkan melalui interaksi dengan SO2 yang diperoleh dari

pembakaran sulfir di udara.

S + O2 = SO2

2H2S + SO2 = 3S +2H2O

Cotton.2007. Hal: 363

Ada beberapa allotropi belerang , yaitu: Belerang rombik (Sα) Belerang

monoklinik (Sß) Belerang cair (Sλ) Belerang cair (Sµ).

Petrucci.1985. Hal : 129

Belerang terdapat dalam batubara dan minyak bumi sebagai senyawa organic

belerang dan dalam gas alam sebagai hydrogen sulfide. Belerang bebas terdapat pada

beberapa wilayah vulkanik. Unsur ini dibentuk oleh reaksi hydrogen sulfide dan

belerang dioksida, yang terdapat dalam gas vulkanik.

16H2S(g) + 8so2(g) 16H2O(l) + 3S8(S)

Page 2: PERCOBAAN III Belerang.pdf

45

Belerang bereaksi dengan hampir semua unsur. Belerang terbakar di udara

dengan nyala biru yang khas, menghasilkan belerang dioksida yang dapat dikenal

melalui baunya. Belerang menghasilkan sulfide dan disulfide (S2-

)

Hg(l) + S(s) Suhu Kamar

HgS(s)

Fe(s) + S(s) FeS(s)

Fe (s) + 2S(s) FeS2(s)

Belerang bereaksi dalam keadaan panas dengan asam nitrat pekat

menghasilkan H2SO4, suatu asam dalam keadaan oksidasi +6.

S(s) + 6HNO3(aq) H2SO4(a) + 6NO2(g) + 2H2O(l)

Bentuk stabil dari belerang adalah belerang rombik berwarna kuning, suatu

Kristal padat dengan kisi molekul berbentuk mahkota S8. Belerang rombik meleleh

pada 113 menghasilkan cairan berwarna jingga. Belerang mulai menguap pada

445 menghasilkan uap molekul S8, S6, S4, dan S2.

Yayan Sunarya.2012.Hal : 422

Bahan baku utama untuk membuat asam sulfat adalah sulfur atau sulfur

diosida. Sumber untuk bahan kimia ini telah berubah dari waktu ke waktu, didasari

atas pertimbangan harga dan keinginan untuk mengurangi pencemaran udara.

Berabad – abad yang lalu, tambang sulfur di Sisilia adalah sumber utama sulfur

unsur. Karena meningkatnya harga, terutama setelah didirikannya kartel untuk

mengeksploitasi tambang, orang mulai mencari sumber lain. Dengan meningkatnya

penggunaan logam pada abad ke -19, sulfur diperoleh dalam bentuk SO2 sebagai

produk samping dari pemanggangan biji sulfide dari zink, besi, atau tembaga, melalui

reaksi seperti

ZnS(s) +

O2(g) ZnO(s) + SO(g)

Penangkapan sulfur dioksida dan konversinya menjadi asam sulfat menciptakan

bahwa awal yang murah dan mengurangi pencemaran udara oleh SO2.

Page 3: PERCOBAAN III Belerang.pdf

46

Pada akhir tahu 1890-an , perkembangan baru menggeser minat dari biji

sulfide kembali ke sulfur unsur sebagai bahan awal, sekurang – kurangnya di

Amerika Serikat. Ini merupakan hasil penemuan Herman Frasch, berupa metode baru

untuk mengekstraksi sulfur dari deposit bawah tanah. Proses Frasch merupakan

metode penambangan yang cerdik yaitu mencairkan sulfur dengan uap air yang

diinjeksikan ke dalam deposit dan dipompa ke permukaan. Sulfurnya biasanya

diangkut sebagai cairan dalam bejana panas pabrik asam sulfat, dan selanjutnya

dibuat menjadi asam sulfat.

Asam sulfat murni tidak berwarna, berupa cairan kental yang membeku pada

suhu 10,4 dan mendidih pada suhu 279,6 . Materi ini bereaksi keras dengan air

dan dengan senyawa organic. Asam sulfat dapat dicampur dengan air dalam segala

perbandingan, dengan membebaskan banyak sekali klor. Disamping sifanya korosif,

asam sulfat mudah ditangani dan diangkut dalam drum baja. Dalam pengolahan

logam, asam sulfat digunakan untuk melindikan tembaga, uranium, dan vanadium

dari bijihnya dan untuk mengasamkan atau menghilangkan kerak baja. Banyak asam

sulfat digunakan sebagai zat pendehidrasi dalam sintesis bahan kimia organic dan

dalam petrokimia.

David Oxtoby.2001.Hal : 226-227

Page 4: PERCOBAAN III Belerang.pdf

47

III. Prosedur Percobaan

3.1 Alat dan Bahan

3.1.2 Alat

- pembakar

- gelas ukur

- sendok plastic kecil

- gelas kimia 250 ml

- tabung

- penjepit tabung reaksi

- kaca arloji

- cawan penguap

- corong

- rak tabung reaksi

3.1.2 Bahan

- Belerang

- Pb 1 M

- Gula pasir C2H5OH

- BACl2

- K2Cr2O7

- H2SO4

- CH3COOH

- Na2SO3

- CS2

Page 5: PERCOBAAN III Belerang.pdf

48

3.2 Skema Kerja

3.2.1 Modifikasi Belerang

→ Dilarutkan dalam 5 ml CS2

→ Dituangkan kedalam kaca arloji

→ Ditutup dengan kertas saring, tetapi

dibiarkan sebagian kecil permukaan

tidak tertutup

→ Diperhatikan Kristal yang terbentuk

→ Dilebur dalam cawan penguap

→ Dipanaskan dengan hati – hati jangan

sampai berwarna coklat

→ Hentikan pemanasan bila semua telah

mencair

→ Dibiarkan hingga membeku

→ Diperhatikan garis – garis Kristal yang

terbentuk

Serbuk Belerang 0,5 gr

Larutan Belerang +CS2

HASIL

Serbuk belerang

Hasil

Page 6: PERCOBAAN III Belerang.pdf

49

→ Dipanaskan dalam tabung reaksi

sambil digoyangkan

→ Diamati warna viskositas sejak

meleleh hingga mendidih

→ Dididihkan

→ Dituangkan ke dalam gelas kimia

yang berisi air hingga terbentuk

batang yang panajang dan tipis

3.2.2 Hidrogen Sulfida

→ Dipanaskan dalam tabung reaksi

→ Diperiksa gas yang keluar dengan

kertas timbal asetat

→ Dicatat pengamatan

Serbuk Belerang

Hasil

Belerang

Hasil

Parafin + belerang + asbes

Hasil

Page 7: PERCOBAAN III Belerang.pdf

50

→ Direaksikan dengan HCl dalam tabung

reaksi yang dilengkapi dengan pipa

yang ujungnya lancip

3.2.3 Sifat Asam Sulfat

→ Dipanaskan dengan 1 ml asam sulfat

pekat

→ Dicatat hasil pengamatan

→ Dibasahi dengan K2Cr2O7 yang

diasamkan

→ Diletakkan pada mulut tabung reaksi

→ Dicatat reaksi yang terjadi

→ Ditambahkan pada gula dalam tabung

reaksi

Sebutir FeS

Hasil

Sekeping Tembaga

Hasil

Kertas Saring

Hasil

Asam Sulfat Pekat

Hasil

Page 8: PERCOBAAN III Belerang.pdf

51

→ Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

→ Ditambahkan 2 ml asam sulfat pekat

→ Dipanaskan diatas penangas air

→ Dilarutkan dalam air

→ Ditambahkan barium klorida dan

beberapa asam klorida

→ disaring

→ Ditambahkan air brom sehingga warna

kuning tidak hilang

2 ml Asam Asetat + 2 ml

alkohol

Hasil

Na2SO3

Endapan

Filtrat

Hasil

Page 9: PERCOBAAN III Belerang.pdf

52

IV. Hasil dan Pembahasan

No Percobaan Perlakuan Hasil

1 Modifikasi

Belerang

a. 0,5 gram serbuk belerang

dilarutkan dalam 5 ml CS2,

dituangkan pada kaca arloji

dan ditutup dengan kertas

saring

Kristal yang terbentuk

menggumpal di tepi

larutan dan berwarna

kuning

b. Serbuk belerang dilebur di

cawan penguap hingga

berwarna kuning

Ketika dihentikan

pemanasan, cairan

lama kelamaan

membeku dan garis –

garis Kristal yang

terbentuk memanjang

seperti air yang

membeku

c. Serbuk belerang dipanaskan

di tabung reaksi dan

digoyang - goyang

Ketika belerang

meleleh berwarna

kuning kemudian

menjadi coklat pekat

dan mengeluarkan bau

yang menyengat

d. Belerang yang mendidih

dituang dalam air

Terbentuk batang

yang berwarna coklat

dan tidak tercampur

dengan air

2 Hidrogen Sulfida

a. Campuran paraffin,

belerang dan asbes

dipanaskan

Keluar gas dan

terbentuk warna

kuning pada kertas

saring

Page 10: PERCOBAAN III Belerang.pdf

53

b. FeS direaksikan dengan

HCl encer

Timbul gelembung,

FeS, FeS melarut,

larutan menjadi keruh,

berbuih dan berbau

menyengat.

3 Sifat Asam Sulfat

a. Sekeping temabaga

dipaanskan dengan 1 ml

asam sulfat pekat

Terbentuk gelembung

b. Kertas saring yang telah

dibasahi dengan K2Cr2O7

diletakan pada mulut tabung

reaksi yang berisi campuran

tembaga dan H2SO4 yang

dipanaskan

Kertas saring yang

semula berwarna

kuning berubah

menjadi biru

c. Gula pasir ditambahkan

dengan beberapa tetes

H2SO4

Gula pasir melarut

d. 2 ml CH3COOH + 2 ml

alcohol + 2 ml H2SO4

dipanaskan diatas penangas

air

Terbentuk gelembung

- gelembung

Page 11: PERCOBAAN III Belerang.pdf

54

3.2 Pembahasan

3.2.1 Modifikasi Belerang

Sulfur terdapat di alam secara luas di alam sebagai unsur, sebagai H2S dan

SO2. Dalam bijih sulfide, logam, dan sebagai sulfat seperti gips dan anhidrit (CaDO4),

magnesium sulfat, dan sebagainya. Belerang terdapat dalam lebih dari satu bentuk

kristalin. Bentuk kristalin yang dihasilkan biasanya berwarna kuning.bentuk kristal

tergantung pada suhu.Suhu dimana sati bentuk kistalin berubah menjadi kristalin lain

disebut kristalin transisi. Menurut Petrucci (1985:129) Ada beberapa allotropi

belerang , yaitu: Belerang rombik (Sα) Belerang monoklinik (Sß) Belerang cair (Sλ)

Belerang cair (Sµ).

Percobaan yang pertama ini yaitu modifikasi belerang dimana praktikan dapat

melihat bagaimana beberapa bentuk Kristal dari belerang. Pada pengamatan pertama

yaitu mengamati bentuk kristal belerang yang terbentuk dari reaksi antara serbuk

belerang dan CS2 yang diletakan diatas kaca arloji dan ditutup dengan kertas saring,

dimana Kristal yang terbentuk berwarna kuning, dan menggumpal di tepi larutan.

Kristal belerang yabg dihasilkan ini merupakan belerang rombik atau disebut juga

belerang a terdiri dari molekul S8. Belerang rombik larut dalam alcohol. Eter dan

karbon disulfide dan hasil penguapan perlahan-lahan dari larutan belerang dalam ini

menghasilkan kristal octahedral.

Pengamatan yang kedua yaitu mengamati bentuk garis – garis pada Kristal

dengan cara melebur serbuk belerang hingga mencair dan berwarna kuning. Ketika

belerang mulai mencair dan didiamkan beberapa saat, cairan belerang ini perlahan –

lahan mulai membeku seperti es, garis – garis yang terbentuk pada Kristal belerang

ini sama persis seperti es batu, dimana garis-garis kristal yang terbentuk memanjang

dan berwarna kuning. Jika belerang dipanaskan perlahan – lahan, belerang akan

meleleh akan menjadi cairan kuning terdiri dari molekul S8. Titik leleh S 1130

dan suhu transisi kedua modifikasi adalah 95,60 , dan titik leleh yang diamati

bergantung pada kecepatan pemanasan. Kristal yang diperoleh dari percobaan kedua

ini merupakan belerang monoklin. Belerang monoklin disebut juga belerang ß.

Page 12: PERCOBAAN III Belerang.pdf

55

Beleramg berntuk ini mengkristal dari leburan belerang di atas 95,60C,berbentuk

jaru-jarum, melekul belerang ß terdiri dari cincin S8.

Pengamatan yang ketiga yaitu mengamati warna viskositas belerang mulai

dari meleleh hingga mendidih, dengan cara memanaskan serbuk belerang. Ketika

belerang mulai meleleh berwarna kuning kemudian menjadi coklat pekat dan

mengeluarkan bau yang menyengat. Viskositas berkurang sampai titik didih tercapai.

Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya

gesekan di dalam fluida. Makin besar viskositas suatu fluida, maka makin sulit suatu

fluida mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut.

Pengamatan yang keempat yaitu mengemati bentuk Kristal belerang yang

terbentuk dalam air dengan cara menuangkan cairan belerang yang mendidih ke

dalam air. Pengamatan ini menghasilkan krital belerang berbentuk bola – bola yang

menggumpal yang berwarna coklat dan tidak tercampur dengan air. Lelehan belerang

langsung dibekukan secara tiba-tiba sehingga melekul-melekul belerang itu tak

mempunyai waktu untuk membentuk kristal yang lebih baik, Kristal belerang yang

terbentuk pada pengamatan ini seperti plastik yang dibakar. Kristal yang terbentuk ini

biasanya disebut dengan belerang plastik atau belerang berbetuk rantai spiral.

Belerang plastik terbentuk bila cairan Sµ dituangkan ke dalam air dingin. Terdiri dari

molekul seperti rantai dan mempunyai kualitas seperti karet ketika mula-mula

terbentuk . Tapi, selanjutnya menjadi gampang rusak dan mungkin berubah menjadi

belerang Rombik.

3.2.2 Hidrogen Sulfida

Hidrogen sulfida, H2S, adalah gas yang tidak berwarna, beracun, mudah

terbakar dan berbau seperti telur busuk, H2S adalah gas racun yang bisa

melumpuhkan sistem pernafasan & dapat membunuh hanya dalam hitungan menit,

bahkan dalam junlah sedikit bisa berbahaya bagi kesehatan. Gas ini memiliki barat

jenis lebih berat dari udara, jadi untuk mengetaui gas H2S kita membutuhkan sebuah

detektor dan sensor.

Page 13: PERCOBAAN III Belerang.pdf

56

Percobaan kedua ini bertujuan untuk mengamati terbentuknya gas H2S melaui

reaksi – reaksi antar senyawa – senyawa. Pengatamatan yang pertama yaitu

mengamati gas yang timbul dari pemanasan antara campuran paraffin, belerang, dan

asbes. Pada pengamatan ini timbul gas dari pemanasan yang diamati menggunakan

kertas saring, dimana warna kertas saring menjadi kuning.

Pengamatan kedua yaitu mengamati reaksi antara FeS dan HCl, dimana pada

pengamatan ini timbul gelembung, FeS melarut, larutan menjadi keruh, berbuih dan

berbau menyengat. Menurut reaksi berikut, reaksi FeS dan HCl menghasilkan H2S

FeS + 2HCl FeCl2 + H2S

3.2.3 Sifat Asam Sulfat

Asam sulfat murni tidak berwarna, berupa cairan kental yang membeku

pada suhu 10,4 dan mendidih pada suhu 279,6 . Materi ini bereaksi keras dengan

air dan dengan senyawa organic. Asam sulfat dapat dicampur dengan air dalam segala

perbandingan, dengan membebaskan banyak sekali klor. Dalam pengolahan logam,

asam sulfat digunakan untuk melindikan tembaga, uranium, dan vanadium dari

bijihnya dan untuk mengasamkan atau menghilangkan kerak baja. Banyak asam

sulfat digunakan sebagai zat pendehidrasi dalam sintesis bahan kimia organik dan

dalam petrokimia.

Pada percobaan ketiga ini dilakukan untuk mengamati dan

mengidentifikasi sifat – sifat dari asam sulfat dari setiap pengamatan. Pengamatan

yang pertama yaitu mereaksikan sekeping temabaga dengan H2SO4 pekat melaui

proses pemanasan namun tidak sampai mendidih. Dari pengamatan yang dilakukan,

terjadi reaksi yang ditunjukan dengan adanya gelembung – gelembung gas. Menurut

Yayan Sunarya (2012:429) tembaga tidak larut dalam dalam asam, tetapi dapat larut

dalam asam sulfat pekat membentuk tembaga sulfat dan belerang dioksida.

Cu(s) + 2H2SO4(aq) CuSO4(aq) + SO2(g) + 2H2O(l)

Asam sulfat pekat yang digunakan pada percobaan ini merupakan zat

pengoksid kuat. Asam sulfat bereaksi dengan kebanyakan logam melalui reaksi

Page 14: PERCOBAAN III Belerang.pdf

57

penggantian tunggal yang menghasilkan gas hirogen dan logam sulfat. Reaksi dengan

timah dan tembaga memerlukan asam sulfat yang panas dan pekat, dan reaksi ini

akan menghasilkan sulfur dioksida (SO2) dari pada hydrogen. Hal ini karena asam

sulfat pekat panas berperan sebagai oksidator. Sehingga ketika asam pekat panas

bereaksi dengan tembaga, seng dan timah akan menghasilkan garam, air dan sulfur

dioksida.

Pengamatan yang kedua yaitu, meletakan kertas saring yang sudah dibasahi

dengn K2Cr2O7 yang telah diasamkan pada mulut tabung reaksi yang berisi H2SO4

dan tembaga yang dipanaskan. Dari percobaan yang dilakukan terjadi perubahan

warna dari kertas saring, dimana semula kertas saring berwarna kuning berubah

menjadi biru, berikut persamaan reaksinya

Cr2O72-

+ SO2 + H+

2Cr3+

+ SO42-

+ 5H2O

Warna biru yang dihasilkan disebabkan oleh pembentukan ion kromium (III).

Pengamatan yang ketiga yaitu mereaksikan gula pasir dengan H2SO4 pekat.

Dari percobaan ini gula pasir yang ditetesi H2SO4 pekat lama kelamaan melarut dan

berwarna coklat dan lama – kelamaan menjadi hitam seperti caramel, persaaam reaksi

yang terjadi.

C6H12O6 + H2SO4 6C + 6H2O + H2SO4

Dari reaksi diatas, dapat dilihat bahwa H2SO4 menguraikan gula atau

memisahkan atom hydrogen dan oksigen dari gula tersebut. Asam sulfat pekat

merupakan zat dehidrasi yang kuat. Dehidrasi adalah keluarnya molekul air dari suatu

bahan, yang ditarik oleh suatu bahan misalnya H2SO4. Adanya karbon yang

dihasilkan dari reaksi ini dapat dilihat dengan terbentuknya warna hitam pada

campuran ketika ditambahkan dengan H2SO4 pekat.

Pengamatan keempat yaitu mereaksikan asam asetat, alcohol, dan asam sulfat

kemudian dilakukan pemanasan. Sebelum dilakukan pemanasan, dinding tabung

reaksi terasa panas, hal ini dikarenakan adanya reaksi antar asam sulfat terhadap asam

asetat dan alcohol. Kemudian dilakukan pemansan yang menghasilkan gelembung –

gelembung udara, reaksi ini dapat ditulis ke dalam persamaan

Page 15: PERCOBAAN III Belerang.pdf

58

CH3COOH + C2H5OH+ H2SO4 CH3COOC2H5 + H2O

Dari persamaan reaksi diatas dapat diketahui bahwa reaksi tersebut

merupakan reaksi esterifikasi, dimana asam karboksilat direaksikan dengan alcohol

dengan katalis asam menghasilkan ester dan molekul air. Disini dapat dilihat pula

bahwa H2SO4 berperan sebagai katalis dalam proses esterfikasi. Namun, pada reaksi

ini tidak muncul aroma esens apapun sebagaimana mestinya. Bau khas ester

seringkali tertutupi atau terganggu oleh bau asam karboksilat. Sebuah cara sederhana

untuk mendeteksi bau ester adalah dengan menaburkan campuran reaksi ke dalam

sejumlah air di sebuah gelas kimia kecil.

Pengamatan kelima yaitu melarutkan Na2SO3 dalam air dan menmbahkan

beberpa tetes BaCl. Menurut literature, pengamatan ini akan menghasilkan endapan

berwarna putih. Reaksi yang tebentuk antara Na2SO3 dengan barium klorida, yaitu

Na2SO3 + BaCl2 BaSO3 + 2NaCl

Dari pengamatan yang telah dilakukan mengenai sifat dari asam sulfat dapat

diketahui bahwa asam sulfat memiliki sifat sebagai berikut :

1. Sifat sebagai pengoksidasi

Cu (s) + 2 H2SO4 (l) CuSO4 (s) + 2H2O (l) + SO2 (g)

2. Sifat dehidrasi

C6H12O6 + H2SO4 6C + 6H2O + H2SO4

3. Sebagai katalis pembentukan ester

CH3COOH + C2H5OH + H2SO4 CH3COOC2H5 + H2O

Page 16: PERCOBAAN III Belerang.pdf

59

V. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal,

yaikni:

1. Belerang dapat mengalami beberapa bentuk modifikasi seperti

berbentuk Kristal dan belerang plastic, dimana bentuk kristalnya dapat

bebentuk kristal rombik dan kristal monoklin

2. Bentuk Kristal yang terbentuk dan viskositas belerang dapat

dipengaruhi oleh suhu.

3. Hydrogen sulfide dapat dihasilkan dari reaksi antara asam dan logam

sulfide

4. Asam sulfat memiliki sifat sebagai :

- Oksidator

- Dehydrator

- Katalis dalam pembentukan ester

5.2 Saran

Karena ada percobaan yang tidak dilakukan dikarenakan tidak tersedianya

bahan dan alat yang menunjang kelangsungan dalam praktikum, oleh karena itu,

diharapkan kekurangan bahan dan alat dapat diatasi dengan baik sehingga praktikan

dapat melakukan percobaan dengan baik sehingga untuk kedepannya praktikan dapat

lebih memahami akan percobaan yang dilakukan.

Page 17: PERCOBAAN III Belerang.pdf

60

VI. Daftar Pustaka

Cotton, F. Albert. 1989.Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : UI Press

Oxtoby, David. 2001. Prinsip – Prinsip Kimia Modern. Jakarta : Erlangga

Petrucci, Ralph H. 1985. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga

Sunarya, Yayan. 2012. Kimia Dasar 2. Bandung : Yrama Widya

Page 18: PERCOBAAN III Belerang.pdf

61

LAMPIRAN

Pertanyaan:

1. Tuliskan semua reaksi kimia yang terjadi dalam pembuatan belerang rombis dan

monoklin serta reaksi antara firit dan HCl ?

Jawab :

Reaksi belerang rombis

S8 (s) + CHCl3 (aq) S8 (rombis)

Reaksi belerang monoklin

S8 (s) + CS2 (aq) S8(monoklin)

2. Gambarkan struktur dari belerang rombis dan monoklin ?

Jawab :

Gambar belerang rombis

Gambar belerang monoklin

3. Sebutkan sifat-sifat fisika dan kimia dari H2S

Jawab:

Sifat Fisik Gas Hidrogen sulfida

Gas Hidrogen sulfida atau H2S mempunyai sifat dan fisik sebagai berikut :

- Terbentuk dari 2 unsur Hidrogen dan 1 unsur sulfur.

- Tidak bewarna.

- Bau yang merangsang, seperti telur busuk.

- Dalam kosentrasi agak tinggi dapat menyebabkan orang jadi pingsan secara

cepat bila mencium baunya.

Page 19: PERCOBAAN III Belerang.pdf

62

- Pada kosentrasi yang lebih tinggi mempunyai bau dan rasa yang agak manis.

Dan segera dapat melumpuhkan saraf penciuman sehingga gas H2S ini tidak

dapat diketahui berdasarkan penciuman.

- Konsentrasinya sangat rendah.

- Sangat beracun.

- Berat jenis Hidrogen sulfida sekitar 20% lebih berat daripada berat jenis

udara.

- Dapat terbakar dan meledak pada konsentrasi LEL ( Lower Explosive Limit )

4,3 % ( 43.000 PPM ) sampai UEL ( Upper Explosive Limit ) 46% (460.000

PPM) dengan nyala api bewarna biru pada temperatur 500° F (260° C).

- Dapat larut dalam air ( daya larut dalam air 437 ml/100ml air pada 0° C, 186

ml/100ml air pada 40° C ), dan larut dalam hydrogen cair.

- Bersifat korosif, sehingga dapat menyebabkan karat pada peralatan logam.

- Bersifat iritasi terhadap mata, dan saluran pernafasan.

- Bersifat flammable ( mudah terbakar ).

- Bila terbakar menghasilkan asam belerang (SO2) yang kurang berbahaya dari

H2S. Tetapi mengganggu mata dan paru-paru yang menyebabkan infeksi

kimiawi dalam beberapa jam saja.

- Mempunyai nilai ambang batas (NAB) : 10 PPM (part per million).

Rumus molekul H2S

Berat molekul 34.08

Berat jenis, Spesifik grafitasi 1,192 (udara = 1,00)

Titik lebur 82.9°C - 82,9 ° C

Titik didih 61,8 ° C

temp. Auto-pengapian 250 ° C

Angkauan ledakan di udara 4,5 - 45,5%

Bau ambang 0,02 ppm

Pencium tingkat kelelahan 100 ppm

Page 20: PERCOBAAN III Belerang.pdf

63

Sifat Kimia Gas Hidrogen sulfide

Hidrogen sulfida merupakan hidrida kovalen yang secara kimiawi terkait

dengan air (H2O) karena oksigen dan sulfur berada dalam golongan yang

sama di tabel periodik.

Hidrogen sulfida merupakan asam lemah, terpisah dalam larutan aqueous

(mengandung air) menjadi kation hidrogen H+ dan anion hidrosulfid HS−:

H2S → HS− + H

+

Ka = 1.3×10−7 mol/L; pKa = 6.89.

Ion sulfid, S2−,

dikenal dalam bentuk padatan tetapi tidak di dalam larutan

aqueous (oksida). Konstanta disosiasi kedua dari hidrogen sulfida sering

dinyatakan sekitar 10−13, tetapi sekarang disadari bahwa angka ini

merupakan error yang disebabkan oleh oksidasi sulfur dalam larutan alkalin.

Estimasi terakhir terbaik untuk p Ka2 adalah 19±2.

Merupakan asam lemah. Bila terdapat ion-ion hidroksil akan terbentuk

Hydrogen sulfide dan sulfide.

Sebagai pereduksi.

Hydrogen sulfide terbakar di udara dan menghasilkan belerang, namun

belerang akan terbakar dan terbentuk belerang dioksida.