percobaan asam basa

Upload: febrian-putri-erma-andriani

Post on 09-Jul-2015

281 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

I. Title :

Indicators of Acid Solution and Alkaline Solution

Judul : Indikator Larutan Asam dan Larutan Basa

II. Objectives: Experiment I: Learn the various types of natural materials which can be used as an indicator of acid and alkaline Experiment II: Determining the pH of the synthetic indicator Tujuan : Percobaan I : Mempelajari berbagai jenis bahan alami yang dapat digunakan sebagai indikator asam dan basa Percobaan II : Menentukan pH dari indikator sintetis

III. Base Theory:The indicator is a compound that can provide different colors in a different atmosphere, for example, litmus is red in acid atmosphere, while under alkaline blue. All around us, there are few natural dyes that can be used as an indicator, such as turmeric, extracts of colored flower petals, with the condition may change color in a different atmosphere. With the indicators, we can determine a solution is acidic, alkaline, or neutral. With our universal indicator to determine the pH of a solution. Universal indicator is a mixture of several kinds of indicators that have been standardized color at pH 0-14. Therefore, by matching the color of universal indicator in a solution with the standard color, we can estimate the pH of the solution. In the laboratory, there are several indicators such as phenolptalien (PP), brom thymol blue (BTB), methyl red (MM), methyl orange (MJ) with a specific route changes. Gradual color change indicator. Red litmus indicator in the solution has a pH up to 5.5 and blue in a solution that has a pH greater than 8, whereas in the solution pH between 5.5 to 8, the color of litmus is a combination of the two colors, namely changed from red to purple then to blue. The limits of pH when the indicator changes color, we call the trajectory color change indicator, and with due regard to route pH indicator color change, we can estimate the price of the pH of a solution. Some indicators along his route pH

Indicators Phenolptalein Brom timol biru Metil Merah Metil Jingga

Colour No colour - Red Yellow - Blue Red - Yellow Red - Yellow

pH 8,3 10,0 6,0 8,0 4,4 6,2 3,1 4,4

Acid-base indicators mostly regarded as a weak acid with the equilibrium reaction as follows: HIn(aq) H+(aq) + In-(aq)

Hin color different from the color of In-. If the indicator was added acid or base, there will be a shift in equilibrium position indicator, so that the color indicator will change. The point of color change in the indicator occur if: [HIn] = [In-] So when the addition or reduction of acidity, there will be a shift in equilibrium which will also cause discoloration. Suppose the indicator litmus which when added to the concentration of H +, the equilibrium reaction will shift to the left or to the hin so litmus red, whereas if the concentration of H + reduced, or combined with basic compounds, then the equilibrium will shift to the right or to the In-, so that the litmus changes color to blue. Kajian Teori : Indikator adalah suatu senyawa yang dapat memberikan warna berbeda dalam suasana yang berbeda, misalnya lakmus yang dalam suasana asam berwarna merah sedangkan dalam suasana basa berwarna biru. Di sekitar kita, terdapat beberapa zat warna alami yang dapat digunakan sebagai indikator, seperti kunyit, ekstrak daun mahkota bunga berwarna, dengan syarat dapat mengalami perubahan warna dalam suasana yang berbeda. Dengan indikator, kita dapat menentukan suatu larutan bersifat asam, basa, atau netral. Dengan indikator universal kita dapat menentukan pH suatu larutan. Indikator universal adalah campuran dari beberapa macam indikator yang telah distandarisasi warnanya pada pH 0-14. Oleh karena itu, dengan mencocokkan warna indikator universal dalam suatu larutan dengan warna standart, kita dapat memperkirakan pH larutan tersebut. Di laboratorium, terdapat beberapa indikator misalnya phenolptalien (PP), brom timol biru (BTB), metil merah (MM), metil jingga (MJ) dengan trayek perubahan tertentu. Warna indikator berubah secara gradual. Indikator lakmus berwarna merah dalam larutan yang memiliki pH sampai dengan 5,5 dan berwarna biru dalam larutan yang memiliki pH lebih dari 8, sedangkan dalam larutan yang pH-nya antara 5,5-8, warna lakmus adalah kombinasi dari kedua warna tersebut, yaitu berubah dari merah menjadi ungu kemudian menjadi biru. Batas-batas pH ketika indikator mengalami perubahan warna, kita sebut dengan trayek perubahan warna indikator, dan dengan memperhatikan trayek pH perubahan warna indikator tersebut, kita dapat memperkirakan harga pH suatu larutan. Beberapa indikator beserta trayek pH-nya

Indikator Phenolptalein Brom timol biru Metil Merah Metil Jingga

Warna Tak Berwarna Merah Kuning Biru Merah Kuning Merah Kuning

pH 8,3 10,0 6,0 8,0 4,4 6,2 3,1 4,4

Indikator asam basa kebanyakan dianggap sebagai asam lemah dengan reaksi kesetimbangan sebagai berikut: HIn(aq) H+(aq) + In-(aq)

Warna HIn berbeda dengan warna In-. Jika indikator ini ditambahkan asam atau basa , maka akan terjadi pergeseran letak kesetimbangan indikator, sehingga warna indikator akan berubah. Titik perubahan warna pada indikator terjadi jika: [HIn] = [In-] Jadi ketika terjadi penambahan atau pengurangan keasaman, maka akan terjadi pergeseran kesetimbangan yang juga akan menyebabkan perubahan warna. Misalkan pada indikator lakmus yang apabila ditambah konsentrasi H+, kesetimbangan reaksinya akan bergeser ke kiri atau ke HIn sehingga lakmus berwarna merah, sedangkan apabila konsentrasi H+ dikurangi, atau ditambah dengan senyawa basa, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan atau ke In-, sehingga lakmus berubah warna menjadi biru.

IV. Tools and materials: Experiment I 1. Pipette 2. Drop Plates 3. Extracts of hibiscus crown 4. Turmeric extract 5. Coconut milk 6. Suji leaf extract 7. Carrot extract 8. Vinegar 9. Water Soap 10. Water Experiment II 1. Pipette 2. Plate drops 3. 4 test tubes 4. Methyl red 5. Methyl orange 6. Brom thymol blue 7. Phenolptalein 8. Salt A 9. Salt B 10. Salt C 11. Salt D 12. Water Alat dan Bahan : Percobaan I 1. Pipet 2. Pelat Tetes 3. Ekstrak mahkota bunga sepatu 4. Ekstrak kunyit

5. Santan 6. Ekstrak daun suji 7. Ekstrak wortel 8. Cuka 9. Air Sabun 10. Air Percobaan II 1. Pipet 2. Pelat tetes 3. 4 tabung reaksi 4. 5. 6. 7. Metil merah Metil jingga Brom timol biru Phenolptalein

8. Garam A 9. Garam B 10. Garam C 11. Garam D 12. Air

V. Experiment Steps Experiment I 1. Take extract hibiscus crown 2. Place each one drops into the drip plate 3. Add 1 drop of vinegar into the first plate drops 4. Observe and record the color changes that occur 5. Squirt soapy water into the plate drops into two 6. Observe and record the color changes that occur 7. Perform experiments to other indicators with the same steps Experiment II 1. Enter the salt in a test tube A to I 2. Mix with water and stir 3. Add 1 drop of solution A to each plate drops by 4 plates 4. Add 2 drops of indicator solution on each plate drops, namely: 5. Note the color changes that occur 6. Perform the same experiment on a solution of B, C, and D V. Langkah Percobaan Percobaan I 1. Ambil ekstrak mahkota bunga sepatu 2. Tempatkan masing-masing satu tetes ke dalam pelat tetes 3. Tambahkan 1 tetes larutan cuka ke dalam pelat tetes pertama 4. Amati dan catat perubahan warna yang terjadi

5. Teteskan air sabun ke dalam pelat tetes ke dua 6. Amati dan catat perubahan warna yang terjadi 7. Lakukan percobaan untuk indikator lainnya dengan langkah yang sama Percobaan II 1. Masukkan garam A ke dalam tabung reaksi I 2. Campurkan dengan air dan aduk 3. Tambahkan 1 tetes larutan A untuk masing-masing pelat tetes sebanyak 4 pelat 4. Tambahkan 2 tetes larutan indikator pada setiap pelat tetes, yaitu: 5. Catat perubahan warna yang terjadi 6. Lakukan percobaan yang sama terhadap larutan B, C, dan D

VI. Observe DataPercobaan I

Bahan yang diuji Ekstrak bunga sepatu Ekstrak wortel Ekstrak daun suji Ekstrak kunyit SantanPercobaan II

Warna awal Ungu Jingga Hijau Kuning Putih

Warna setelah ditetesi cuka Merah muda Jingga Hijau Kuning Putih

Warna setelah ditetesi air sabun Hijau tua Jingga Hijau Merah Putih

Larutan A Indikator Metil merah Metil jingga Brom timol biru Phenolptalein Warna indikator Kuning Kuning Biru Merah muda

Larutan B Warna indikator Kuning Kuning Hijau Tak berwarna

Larutan C Warna indikator Kuning Kuning Kuning Tak berwarna

Larutan D Warna indikator Kuning Kuning Kuning Tak berwarna

VII.

Data Analysis

Experiment I This experiment aims to determine which types of natural materials which can be used as an indicator of acid and alkaline. By considering the equation HIn(aq) H+(aq) + In-(aq) we can determine that the material can be an indicator of acid-base or not, ie if the plus or minus ions H +, a solution of the material that will change color. That's because the shift of equilibrium to the left (if coupled ion H +) and right (if the ion H + is reduced or increased ion OH-). Based on data from the experiment results above, it can be concluded that the natural ingredients that can be used as acid-base indicator is a hibiscus flower extract and turmeric extract, because once poured a solution of vinegar (acid) and soapy water (base), the second solution of natural materials that have discoloration. Meanwhile, carrot extract, suji leaf extract, and coconut milk can not be used as acid-base indicator for the third solution of natural ingredients that do not change color even after drops of vinegar and soapy water. Consider again equation HIn(aq) H+(aq) + In-(aq) In the experiment by using extracts of carrots, leaf extract suji, and coconut milk, the concentration of ions in-remains higher than the concentration of Hin, although it has been added or reduced H + ions it, so that equilibrium is still shifted to the left and the colors that looked too is the first color (color beginning of the material being tested).

Experiment II In this experiment, the goal is to estimate the pH of the synthetic indicator, namely salt named A, B, C and D. In order to estimate the pH of some indicators, we must consider the table

Indikator Phenolptalein Brom Timol Biru Metil Merah Metil Jingga

Warna No color - red from Yellow - Blue Red - Yellow Red - Yellow

pH 8,3 10,0 6,0 8,0 4,4 6,2 3,1 4,4

By using these tables, we can estimate the pH of salts dissolved in water in the experiment this time, namely: -- pH o A: more than 8.3 -- pH o B: more than 6.2 and less than 8.3 -- pH o C: more than 4.4 and less than 6.0 -- pH o D: more than 4.4 and less than 6.0 Results were obtained from the table analysis estimates the following pH:

Larutan A Indikator Perkiraan pH > 6,2 > 4,4

Larutan B Perkiraan pH > 6,3 > 4,4 68 < 8,3

Larutan C Perkiraan pH > 6,2 > 4,4 < 6,0 < 8,3

Larutan D Perkiraan pH > 6,2 > 4,4 < 6,0 < 8,3

Metil merah Metil jingga Brom timol > 8,0 biru Phenolptalein > 8,3

From the experiment results, it can be seen that there indkator showing the results of which always remains, even if tested with different synthetic materials. This is because [Hin] is always lower than or not equal to [In-] so that the equilibrium shifts and changes color. So then, these indicators do not need to be used again for further examination, including in the calculation or estimation of pH. VII. Analisa Data Percobaan I Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui jenis bahan alami yang mana yang dapat digunakan sebagai indikator asam dan basa. Dengan memperhatikan persamaan HIn(aq) H+(aq) + In-(aq) kita dapat menentukan bahan itu dapat dijadikan indikator asam basa atau tidak, yakni jika dengan ditambah atau dikurangi ion H+, larutan bahan itu akan berubah warna. Hal itu dikarenakan terjadinya pergeseran kesetimbangan ke kiri (jika ditambah ion H+) dan ke kanan (jika ion H+ berkurang atau bertambahnya ion OH-). Berdasarkan data hasil percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa bahan alami yang dapat dijadikan indikator asam basa adalah ekstrak bunga sepatu dan ekstrak kunyit, karena setelah ditetesi

larutan cuka (asam) dan air sabun (basa), larutan kedua bahan alami itu mengalami perubahan warna. Sedangkan ekstrak wortel, ekstrak daun suji, dan santan tidak dapat dijadikan indikator asam basa karena larutan ketiga bahan alami itu tidak mengalami perubahan warna walaupun telah ditetesi cuka maupun air sabun. Coba perhatikan lagi persamaan HIn(aq) H+(aq) + In-(aq) Pada percobaan dengan menggunakan ekstrak wortel,dsgsdg ekstrak daun suji, dan santan, konsentrasi ion In- tetap lebih tinggi daripada konsentrasi HIn, walaupun telah ditambahkan ataupun dikurangi ion H+ nya, sehingga kesetimbangan tetap bergeser ke kiri dan warna yang tampak juga adalah warna pertama (warna awal dari bahan yang diuji). Percobaan II Pada percobaan ini, tujuannya adalah memperkirakan pH dari indikator sintetis, yakni yang diberi nama garam A, B, C, dan D. Untuk dapat memperkirakan pH beberapa indikator itu, kita harus memperhatikan tabel

Indikator Phenolptalein Brom Timol Biru Metil Merah Metil Jingga

Warna Tak berwarna merah Kunig Biru Merah Kuning Merah Kuning

pH 8,3 10,0 6,0 8,0 4,4 6,2 3,1 4,4

o o o o

Dengan menggunakan tabel tersebut, kita dapat memperkirakan pH dari garam-garam yang dilarutkan dengan air pada percobaan kali ini, yakni: pH larutan A : lebih dari 8,3 pH larutan B pH larutan C pH larutan D : lebih dari 6,2 dan kurang dari 8,3 : lebih dari 4,4 dan kurang dari 6,0 : lebih dari 4,4 dan kurang dari 6,0

Hasil analisa itu diperoleh dari tabel perkiraan pH berikut ini:

Larutan A Indikator Perkiraan pH > 6,2 > 4,4

Larutan B Perkiraan pH > 6,3 > 4,4 68 < 8,3

Larutan C Perkiraan pH > 6,2 > 4,4 < 6,0 < 8,3

Larutan D Perkiraan pH > 6,2 > 4,4 < 6,0 < 8,3

Metil merah Metil jingga Brom timol > 8,0 biru Phenolptalein > 8,3

Dari hasil percobaan, dapat dilihat bahwa terdapat indkator yang menunjukkan hasil yang selalu tetap, walaupun diuji dengan bahan sintetis yang berbeda. Hal itu disebabkan [HIn] selalu lebih rendah atau tidak sama dengan [In-] sehingga tidak terjadi pergeseran kesetimbangan dan perubahan warna. Jadi kalau begitu, indikator tersebut tidak perlu dipakai lagi untuk pemeriksaan lebih lanjut, termasuk dalam perhitungan atau perkiraan pH.

VIII. Conclusiona. Not all natural ingredients can be used as acid-base indicator. Of the 5 natural ingredients that have been tested, the results were obtained: a. Hibiscus extract and turmeric extract color change after the drops with a solution of vinegar and soapywater, so it can be said that these two natural ingredients can be used as acid-base indicator. b. Extracts of carrot, suji leaf extract, and coconut milk has not changed even though the color has beenpoured with vinegar (as the acid compound) and soapy water (as a base compound), so that the threenatural ingredients that can not be used as acidbase indicator. b. pH of a solution can be estimated by adding the acid-base indicator into it, so can be estimatedaccording to the pH color change indicator. c. Of the four salts that have been tested, and after adjusting the pH change of color on the indicator,obtained by approximate pH of each: a. pH A: more than 8.3 b. B pH: between 6.2 and 8.3 c. C pH: between 4.4 and 6.0 d. D pH: between 4.4 and 6.0 d. The shift of equilibrium does not always occur on the addition or reduction reactions of acids andbases on indicators, which is caused by the ion concentration was not with him hin with In-or In-ionconcentration is always higher than the ion Hin so that equilibrium is always shifted to the left whichmeans that the indicator will always show initial color (do not change color)

BAB I 1.1 Pendahuluan Kimia merupakan mata pelajaran yang diajarkan di jurusan Ilmu Pengetahuan Alamatau IPA. Kimia mempunyai peranan yang penting di dalam kehidupan sehari-hari.Dalam kehidupan sehari-hari, bahan kimia biasanya digunakan untuk keperluan industri.Produk buatan yang dibuat oleh pabrik kebanyakan mengandung bahan kimia, baik bahan kimia yang dapat dikonsumsi maupun tidak dapat dikonsumsi. Contoh barang buatan pabrik yang mengandung bahan kimia yaitu sabun dan detergen. Sabun dandetergen jika dicampur dengan air akan membentuk larutan yang bersifat basa.Selain produk buatan pabrik, ada juga hasil dari tumbuhan berupa jeruk nipis. Jeruk nipis tersebut dapat digunakan untuk penyedap makanan. Jeruk nipis memiliki sifatasam. Jeruk nipis dan air sabun merupakan contoh nyata larutan asam dan basa yang adadi kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, untuk pemahaman lebih lanjut terhadap larutanasam dan basa selayaknya kita dapat mempelajari bab tentang sifat larutan.Dalam penelitian karya tulis ilmiah yang peneliti susun ini terdapat pengetahuantentang asam dan basa serta bagaimana cara mengukur pH. Dicantumkan juga pendapatpendapat dari beberapa ahli tentang larutan asam dan basa. 1.2 Latar Belakang Asam dan basa merupakan dua senyawa kimia yang sangat penting dalam kehidupansehari-hari. Secara umum zat-zat yang berasa masam mengandung asam, misalnya asamsitrat pada jeruk dan asam cuka, basa umumnya mempunyai sifat licin dan terasa pahit.misalnya pada sabun.Setiap hari kita menggunakan sabun untuk membersihkan badan, ketika sabunmengenai kulit, kita merasakan kulit menjadi bersih dan segar, namun lain halnya jikayang mengenai kulit adalah natrium hidroksida, maka kulit kita akan terasa pedih.Padahal, baik sabun maupun natrium hidroksida merupakan basa. Hal ini disebabkankadar basa yang terkandung dalam sabun masih dapat ditolerir oleh tubuh. Dengan katalain, kekuatan basa yang dimiliki oleh sabun lebih rendah daripada yang dimiliki olehnatrium hidroksida. Keadaan seperti itu berlaku pula untuk asam. Buah jeruk yangmengandung sitrat tidak akan memberikan efek samping ketika kita makan, bahkan akanmenyehatkan karena buah jeruk mengandung banyak vitamin C. Namun jangan sekali-kali kalian mencicipi asam yang terdapat di laboratorium terutama asam kuat sepertiasam sulfat (H2SO4) dan asam klorida (HCl). Kedua jenis asam tersebut jika kaliansampai menyentuhnya maka tangan kalian akan melepuh dan dapat menyebabkan gatal-gatal. Air merupakan elektrolit sangat lemah yang terionisasi menjadi ion H+ dan ion H-.Dalam air, Asam melepaskan

ion H+ sedangkan basa melepaskan ion OH-. Dalam air asam kuat dan basa kuat terionisasi seluruhnya. Sedangkan asam lemah dan basa lemahhanya terionisasi sebagian. PH larutan menyatakan konsentrasi H+ dalam larutan.Penetralan asam oleh basa menghasilkan air, menurut BRONSTED LOWRY asammerupakan donor proton (H+) dan basa merupakan akseptor proton (OH-).Di laboratorium asam dan basa secara sederhana dapat dikenali dengan menggunakankertas lakmus. Dalam larutan asam lakmus akan berwarna biru. Larutan asam dan basamerupakan larutan elektrolit, sehingga didalam air akan terurai menjadi ionionnya.Apakah yang menyebabkan suatu larutan bersifat asam, demikian pula apa penyebabsuatu larutan bersifat basa. 1.3 Batasan Masalah Dari sekian permasalahan yang ada, tidak mungkin peneliti dapat membahasnyasecara keseluruhan karena mengingat kemampuan yang ada, baik intelektual, biaya, danwaktu yang dimiliki peneliti sangat terbatas. Maka peneliti perlu memberikan batasan- batasan masalah. Pembatasan masalah diperlukan untuk memperjelas permasalahan yangingin dipecahkan. Oleh karena itu, peneliti memberikan tiga batasan-batasan yaitu : 1. Apa saja sifat-sifat yang membedakan asam dengan basa? 2. Bagaimana cara mengidentifikasi suatu larutan? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui perbedaan sifat-sifat larutan asam dan basa. 2. Untuk mengukur tingkat keasaman (pH) dengan menggunakan pH meter, indikator universal, dan larutan indikator. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat-manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1. Pembaca dapat mengetahui perbedaan sifat-sifat larutan asam dan basa. 2. Pembaca dapat mengukur tingkat keasaman (pH) dengan menggunakan pH meter,indikator universal, dan larutan indikator.

4 |LARUTAN ASAM DAN BASA BAB IITINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Pembahasan Teori2.1.1 Teori menurut ArrheniusMenurut teori Arrhenius, zat yang dalam air menghasilkan ion H + disebut asam danbasa adalah zat yang dalam air terionisasi menghasilkan ion OH .HCl --> H + + Cl NaOH --> Na + + OH Meskipun teori Arrhenius benar, pengajuan desertasinya mengalamihambatan berat karena profesornya tidak tertarik padanya. Desertasinya dimulaitahun 1880, diajukan pada 1883, meskipun diluluskan teorinya tidak benar. Setelahmendapat bantuan dari Van Hoff dan Ostwald pada tahun 1887 diterbitkankarangannya mengenai asam basa. Akhirnya dunia mengakui teori Arrhenius padatahun 1903 dengan hadiah nobel untuk ilmu pengetahuan.Sampai sekarang teori Arrhenius masih tetap berguna meskipun hal tersebutmerupakan model paling sederhana. Asam dikatakan kuat atau lemah berdasarkandaya hantar listrik molar. Larutan dapat menghantarkan arus listrik kalaumengandung ion, jadi semakin banyak asam yang terionisasi berarti makin kuatasamnya. Asam kuat berupa elektrolit kuat dan asam lemah merupakan elektrolitlemah. Teori Arrhenius memang perlu perbaikan sebab dalam lenyataan padazaman modern diperlukan penjelasanyang lebih bisa diterima secara logik dan berlaku secara umum. Sifat larutan amoniak diterangkan oleh teori Arrheniussebagai berikut: NH 4 OH --> NH 4 + + OH Jadi menurut Svante August Arrhenius (1884) asam adalah spesi yangmengandung H + dan basa adalah spesi yang mengandung OH

, dengan asumsi bahwa pelarut tidak berpengaruh terhadap sifat asam dan basa.Sehingga dapatdisimpulkan bahwa:1. Asam ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H + .2. Basa ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion OH Contoh: 1) HCl(aq) --> H + (aq) + Cl (aq)2) NaOH(aq) --> Na + (aq) + OH (aq)(http://sahri.ohlog.com/teori-asam-basa.oh80823/2010.html)2.1.2 Teori menurut Bronsted LowryAsam ialah proton donor, sedangkan basa adalah proton akseptor. Teori asam basa dari Arrhenius ternyata tidak dapat berlaku untuk semua pelarut, karenakhusus untuk pelarut air. Begitu juga tidak sesuai dengan reaksi penggaramankarena tidak semua garam bersifat netral, tetapi ada juga yang bersifat asam danada yang bersifat basa.Konsep asam basa yang lebih umum diajukan oleh Johannes Bronsted, basaadalah zat yang dapat menerima proton. Ionisasi asam klorida dalam air ditinjausebagai perpindahan proton dari asam ke basa.HCl + H 2 O --> H 3 O + + Cl Demikian pula reaksi antara asam klorida dengan amoniak, melibatkan perpindahan proton dari HCl ke NH 3 .HCl + NH 3

NH 4 + + Cl Ionisasi asam lemah dapat digambarkan dengan cara yang sama.HOAc + H 2 O H 3 O + + OAc Pada tahun 1923 seorang ahli kimia Inggris bernama T.M. Lowry jugamengajukan hal yang sama dengan Bronsted sehingga teori asam basanya disebutBronstedLowry. Perlu diperhatikan disini bahwa H + dari asam bergabung denganmolekul air membentuk ion poliatomik H 3 O + disebut ion Hidronium.Reaksi umum yang terjadi bila asam dilarutkan ke dalam air adalah:HA + H 2 O H 3 O + +A asam basa asam konjugasi basa konjugasiPenyajian ini menampilkan hebatnya peranan molekul air yang polar dalammenarik proton dari asam.Perhatikanlah bahwa

asam konjugasi terbentuk kalau proton masih tinggalsetelah asam kehilangan satu proton. Keduanya merupakan pasangan asam basakonjugasi yang terdi dari dua zat yang berhubungan satu sama lain karena pemberian proton atau penerimaan proton. Namun demikian disosiasi asam basa masih digunakan secara Arrhenius, tetapi arti yang sebenarnya harus kita fahami.(Syukri, S. 1999: 29-30)Johannes N. Bronsted dan Thomas M. Lowry membuktikan bahwa tidak semua asam mengandung ion H + dan tidak semua basa mengandung ion OH .Bronsted Lowry mengemukakan teori bahwa asam adalah spesi yangmemberi H + ( donor proton ) dan basa adalah spesi yang menerima H + (akseptor proton). Jika suatu asam memberi sebuah H + kepada molekul basa, maka sisanyaakan menjadi basa konjugasi dari asam semula. Begitu juga bila basa menerima H + maka sisanya adalah asam konjugasi dari basa semula.Teori Bronsted Lowry jelas menunjukkan adanya ion Hidronium (H 3 O + )secara nyata.Contoh:HF + H 2 O H 3 O + +F Asam basa asam konjugasi basa konjugasiHF merupakan pasangan dari F dan H 2 O merupakan pasangan dari H

3 O + .Air mempunyai sifat ampiprotik karena dapat sebagai basa dan dapat sebagai asam.HCl + H 2 O --> H 3 O + + Cl Asam Basa NH 3 +H 2 O NH 4 + + OH Basa AsamManfaat dari teori asam basa menurut Bronsted Lowry adalah sebagai berikut:1. Aplikasinya tidak terbatas pada pelarut air, melainkan untuk semua pelarut yangmengandunh atom Hidrogen dan bahkan tanpa pelarut.2. Asam dan basa tidak hanya berwujud molekul, tetapi juga dapat berupa aniondan kation. Contoh lain: 1) HAc(aq) + H 2 O(l) --> H 3 O + (aq) + Ac (aq)asam-1 basa-2 asam-2 basa-1HAc dengan Ac

merupakan pasangan asam-basa konyugasi.H 3 O+ dengan H 2 O merupakan pasangan asam-basa konyugasi.2) H 2 O(l) + NH 3 (aq) --> NH 4 + (aq) + OH (aq)asam-1 basa-2 asam-2 basa-1 H 2 O dengan OH merupakan pasangan asam-basa konyugasi. NH 4 + dengan NH 3 merupakan pasangan asam-basa konyugasi.Pada contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (proton donor)dan sebagai basa (proton akseptor). Zat atau ion atau spesi seperti ini bersifatampiprotik (amfoter). (http://sahri.ohlog.com/teori-asam-basa.oh80823/2010.html)2.1.3 Teori menurut LewisSelain dua teori mengenai asam basa seperti telah diterangkan diatas, masihada teori yang umum, yaitu teori asam basa yang diajukan olehGilbert NewtonLewis ( 1875-1946 ) pada awal tahun 1920. Lewis lebih menekankan pada perpindahan elektron bukan pada perpindahan proton, sehingga ia mendefinisikan :asam penerima pasangan elektron dan basa adalah donor pasangan elekton. Nampak disini bahwa asam Bronsted merupakan asam Lewis dan begitu juga basanya.Reaksi antara proton dengan molekul amoniak secara Bronsted dapatdiganti dengan cara Lewis. Untuk

reaksi-reaksi lainpun dapat diganti dengan reaksiLewis, misalnya reaksi antara proton dan ion Hidroksida:Ternyata teori Lewis dapat lebih luas meliput reaksireaksi yang tidak ternasuk asam basa Bronsted-Lowry, termasuk kimia Organik misalnya:CH 3 + +C 6 H 6

C 6 H 6 CH 3 + (http://sahri.ohlog.com/teori-asam-basa.oh80823/2010.html)2.1.4 Sifat-Sifat yang Membedakan Asam dan BasaCiri-ciri larutan bersifat asam :1. Rasa masam.2. Sentuhan : asam terasa menyengat bila disentuh, terutama bila asamnya asamkuat.3. Kereaktifan : asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam.4. Dapat mengubah kertas lakmus biru menjadi merah.5. PH76. Dapat bereaksi dengan asam membentuk garam, sering disebut reaksi penetralan karena garam (yang berasal dari asam kuat dan basa kuat) bersifatnetral.7. Dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi biru 2.1.5 Cara Mengidentifikasi Larutan Bersifat Asam atau Basa Untuk mengetahui zat bersifat asam atau basa maka digunakan suatuindikator atau penunjuk. Indikator adalah zat yang dalam suasana berbeda akanmemberikan warna yang berbeda pula. larut dalam air dapat menghantarkan arus listrik

Tabel 2.1. Indikator Trayek pH pH range Description 0-3 Asam kuat 4-6 Asam 7 Netral 8-10 Basa 11-14 Basa kuat Tabel 2.2. Indikator Universal 2.2 Kerangka Pemikiran Praktikum I 1. Dengan menggunakan kertas lakmus 1) Meneteskan cairan NaOH, air mineral, dan HCl, kemudian letakkan pada plattetes yang berbeda 2) Memasukkan kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru pada masingmasinglarutan. 3) Mengamati perubahan warna pada masing-masing larutan. Colour MERAH ORANGE HIJAU BIRU UNGU

4) Setelah diamati, catatlah hasil pengamatan masing-masing larutan. 2. Dengan menggunakan indikator alam 1) Beri nama pada masing-masing lubang yang tersedia dalam plat tetes. 2) Meneteskan masing-masing cairan NaOH, air mineral, dan HCl. 3) Teteskan ekstrak bunga kamboja pada masing-masing larutan sampel. 4) Ulangi dengan 3 bahan larutan yang sama dan teteskan ekstrak kunyit. 5) Amati perubahan warna dan catat hasil pengamatan. Praktikum II 1. Dengan menggunakan pH meter 1) Memasukkan cairan NaOH, air mineral, dan HCl ke dalam gelas ukur yang berbeda. 2) Memasukkan pH meter ke dalam cairan HCl dan catatlah angka yang tertera pada pH meter tersebut. 3) Cuci pH meter dengan menggunakan air 4) Lakukan ulang pada air mineral dan NaOH seperti langkah kerja pada cairanHCl. 2. Dengan menggunakan indikator universal 1) Memasukkan cairan NaOH, air mineral, dan HCl ke dalam gelas ukur yang berbeda. 2) Memasukkan indikator universal pada masing-masing larutan. 3) Amati perubahan warna pada indikator universal. 4) Cocokkan dengan skala pH. 3. Dengan menggunakan larutan indikator trayek 1) Memasukkan masing-masing bahan, yaitu HCl, air mineral, dan NaOH kedalam gelas ukur. 2) Memasukkan indikator universal pada masing-masing sampel. 3) Lihat warna pada masing-masing indikator universal setelah dicelupkan padalarutan sampel. 4) Amati dan tentukan pHnya. 5) Tulis laporan dan hasil pengamatan. 2.3 Pengajuan HipotesisHipotesis awal pada penelitian ini adalah: 1. Ekstrak bunga kamboja dan ekstrak kunyit merupakan indikator alam untuk menentukan larutan asam dan basa;

2. Kertas lakmus merupakan indikator lain yang dapat menentukan larutan asam atau basa; 3. pH meter dapat digunakan untuk mengukur nilai pH larutan secara langsung dengancara mencelupkan pH meter ke larutan yang akan diujikan kadar pHnya; 4. Indikator universal dapat digunakan untuk menentukan pH suatu larutan asam atau basa, dengan cara mencampurkan beberapa indikator yang dapat menunjukkan pHsuatu larutan dari perubahan warnanya. BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian mengenai sifat larutan asam basa ini dilakukan di Laboratorium KimiaSMA Negeri 9 Surabaya, pada hari Jumat tanggal 5 Februari 2011. Penelitian inimembutuhkan waktu 90 menit mulai dari tahap persiapan penelitian, hingga tahap penulisan laporan berdasarkan penelitian larutan asam basa tersebut. Penelitian dilakukansebanyak dua praktikum dalam satu kali tahapan. 3.2 Metode dan Rancangan Penelitian Metode yang digunakan adalah metode penelitian secara langsung dimana bahan- bahan yang dijadikan objek langsung diteliti sehingga didapatkan data primer,selanjutnya data-data ini akan dianalisa berdasarkan kajian teori dan tinjauan pustakayang didapat. Selain itu, penelitian ini dilakukan secara berulang sebanyak empat kaliuntuk mendapatkan data yang lebih akurat yaitu data tentang larutan-larutan yang dicobatersebut bersifat asam atau basa, serta menentukan pH dari larutan-larutan tersebut.Selain penelitian dilakukan kemudian hasilnya disusun dalam format karya tulis ilmiahini. 3.3 Instrumen Penelitian Praktikum I Menentukan Sifat Asam Basa Alat:1. 1 buah pipet tetes 2.1 buah plat tetes 3.Kertas lakmus merah dan lakmus biru Bahan:1. Larutan HCl (Asam Klorida) 2. Larutan NaOH (Natrium Hidroksida) 3. Air mineral 4. Ekstrak bunga kamboja 5. Ekstrak kunyit Praktikum II Menentukan pH Larutan

Alat:1. pH meter 2. Indikator universal 3. Larutan indikator, yaitu: 1) Metil Merah 2) Fenoftalien 3) Bromtimol Biru 4. Gelas ukur Bahan:1. Larutan HCl (Asam Klorida) 2. Larutan NaOH (Natrium Hidroksida) 3. Air mineral 3.4 Pengumpulan Data Data pada penelitian ini diperoleh berdasarkan data primer yaitu data yangdiperoleh dari pengamatan secara langsung, dan selanjutnya dianalisa menggunakan datasekunder yaitu data yang diperoleh dari tinjauan pustaka dan sumber-sumber lain yangrelevan. Sehingga dari data ini akan diperoleh satu hasil dan kesimpulan yang sesuai.Dari hasil kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini akan menjawab rumusanyang berada di awal, dan membuktikan hipotesis awal yang telah dirumuskan. 3.5 Analisis Data Larutan asam dan basa secara umum dapat dikatakan sebagai larutan yang saling berlawanan. Keduanya dapat saling menetralkan . Hal ini dikarenakan senyawa pembentuk sifat asam dan basa tersebut adalah komponen penyusun senyawa air (H2O)yang bersifat netral.Larutan asam dan basa dapat diketahui dengan beberapa perlakuan . Larutan asamdan basa akan memberikan reaksi yang saling berbeda jika diberi perlakuan yang sama.Salah satunya dengan mencelupkan kertas lakmus terhadap larutan asam dan basa.Kedua larutan tersebut akan memberikan reaksi perubahan warna yang berbeda terhadapkertas lakmus. Berdasarkan kajian teori, larutan asam akan memerahkan kertas lakmus, sedangkan larutan basa akan membirukan kertas lakmus. Dari pengamatan dilaboratorium diperoleh data larutan HCl memberikan warna merah tua pada kertaslakmus merah dan memberikan warna merah keunguan pada kertas lakmus biru.Sedangkan larutan NaOH memberikan warna biru pada kertas lakmus merah maupun biru. Air mineral sendiri tidak mengubah warna kertas lakmus.Membedakan larutan asam dan basa juga dapat menggunakan larutan indikator alami seperti menggunakan ekstrak tumbuhan bunga kamboja. Indikator alami yangdiberi larutan asam

atau basa akan menunjukkan perubahan warna yang mengindikasikanlarutan tersebut bersifat asam maupun basa. Dari pengamatan di laboratorium didapat bahwa semua larutan memberikan perubahan warna pada larutan ekstrak bunga kambojamenjadi warna ungu selain larutan NaOH yang memberikan warna biru tua. Dari hasilini, kesimpulan yang didapat kurang efektif karena perubahan pada larutan alami tidak menunjukkan perbedaan warna antara larutan asam dan basa. Hal ini karena adanya perubahan warna yang sama baik pada larutan asam maupun basa.Hal yang paling sering dilakukan untuk menunjukkan suatu larutan apakah asamatau basa yaitu dengan pengukuran terhadap nilai pHnya. Larutan asam memiliki range pH di bawah tujuh (7).Menentukan nilai pH sendiri dapat dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Darihasil pengamatan di laboratorium didapat hasil seperti yang terlampir pada BAB IV.Begitu juga dengan menggunakan indikator universal maupun larutan indikator.Perubahan warna pada indikator tersebut mengindikasikan nilai pH larutan tersebut yangsebelumnya telah disesuaikan dengan tabel konversi warna indikator dengan nilai pHlarutan tersebut. Dari ketiga cara tersebut, hasil dari pengamatan menunjukkan nilai yanghampir sama, namun nilai pH yang paling akurat dapat dinyatakan melalui pH meter.Sedangkan menggunakan indikator hanyalah sebagai cara alternatif jika tidak mempunyai alat pH meter BAB IVHASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Praktikum I Menentukan Sifat Asam-Basa Dengan menggunakan kertas lakmus dapat menentukan sifat asam dan basa. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu buah pipet tetes, satu buah plat tetes, kertas lakmus merah dan lakmus biru. Sedangkan bahan yangdigunakan adalah larutan HCl, air mineral, dan NaOH. Setelah itu kertas lakmusdimasukkan ke masing-masing larutan dan diperoleh data. Dari data didapatkanhasil yaitu larutan HCl adalah larutan asam karena jika larutan tersebutdimasukkan kertas lakmus biru maka lakmus biru akan berubah menjadi warnamerah keunguan, namun jika dimasukkan kertas lakmus merah maka warnalakmus merah akan tetap. Larutan NaOH termasuk larutan basa karena jika kertaslakmus biru dimasukkan maka warna lakmus biru akan tetap, namun jika kertaslakmus merah dimasukkan maka lakmus merah akan berubah menjadi warna birukeunguan.

Selain itu air mineral adalah larutan netral karena jika dimasukkankertas lakmus merah dan lakmus biru tidak mengalami perubahan No 1 2 3 larutan HCl Air mineral NaOH Lakmus biru Lakmus merah Merah Merah keunguan Merah Biru Biru keunguan Biru sifat Asam Netral Basa

Tabel 4.1. Hasil Percobaan Menggunakan Kertas Lakmus

Gambar 4.2. Dengan menggunakan indikator alam juga dapat menentukan sifatasam dan basa. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu buah pipettetes, satu buah plat tetes, kertas lakmus merah dan lakmus biru. Sedangkan bahan yang digunakan adalah larutan HCl, air mineral, NaOH, dan ekstrak bungakamboja. Selanjutnya tiap larutan dicampur dengan ekstrak bunga kamboja yang berfungsi sebagai indikator alam dan menunjukkan perubahan warna yang berbeda-beda pada masing-masing

larutan. Dari perubahan warna tersebut dapatdiketahui ekstrak bunga kamboja dapat (+) atau tidak dapat (-) digunakan sebagailarutan indikator alam Larutan HCl Air mineral NaOH Warna asal Bening Bening Bening Ekstrak bunga kamboja Menjadi ungu Menjadi ungu Menjadi hijau Kesimpulan + + +

Tabel 4.2 Hasil Percobaan Menggunakan Ekstrak Bunga Kamboja4.1.2 Praktikum II Menentukan pH LarutanUntuk menentukan pH digunakan beberapa media antara lain pHmeter, indikator universal, gelas ukur, dan larutan indikator. Sedangkan bahanyang digunakan adalah HCl, air mineral, dan NaOH. Lalu pH meter dicelupkanke masing-masing larutan sampai pH meter menunjukkan nilai pH larutantersebut. Dengan menggunakan indikator universal, masing-masing larutan diberiindikator universal hingga menunjukkan perubahan warna pada indikator universal tersebut larutan HCl Air mineral NaOH pH meter 3,52 6,75 8,06 Indikator universal 4 7 9 Larutan indikator 4,2 6,50 8 Perkiraan pH 3,52 4,2 6,50 7 89 Sifat Asam Netral Basa

Tabel 4.3. Hasil Percobaan Menggunakan pH Meter,Indikator Universal, dan Larutan Indikator Gambar 4.3. Indikator Universal Larutan HCl Gambar 4.4. Indikator Universal Air Mineral Gambar 4.5. Indikator Universal Larutan NaOH

Larutan indikator yang digunakan untuk menentukan pH larutan adalah larutanMetil Merah (MM), Fenoftalein (PP), dan Bromtimol Biru (BTB). Untuk menentukan pH larutan, tiap-tiap larutan percobaan yang akan dicari pHnya ditetesi larutan indikator.Perubahan warna pada larutan tersebut mengindikasikan nilai pH larutan tersebut Larutan Metil merah Fnolftalein Bromtimol biru Perubahan warna Merah Tidak berwarna Kuning muda pH ASAM ASAM ASAM

Tabel 4.4. Hasil Percobaan Larutan HCl yang Diberi Larutan Indikator

Larutan Perubahan warna pH Metil merah Kuning NETRAL Fnolftalein Tidak berwarna NETRAL Bromtimol biru Kuning NETRAL Tabel 4.5. Hasil Percobaan Air Mineral yang Diberi Larutan Indikator Larutan Perubahan warna pH Metil merah Kuning BASA Fnolftalein Merah muda BASA Bromtimol biru Biru tua BASA Tabel 4.6. Hasil Percobaan Larutan NaOH yang Diberi Larutan Indikator BAB VSIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian tersebut telah dapat disimpulkan bahwa larutan HCl bersifat asam karena larutan tersebut dapat memerahkan kertas lakmus, sedangkan larutan NaOH bersifat basa karena dapat membirukan kertas lakmus. Ekstrak bunga yang dapatdijadikan indikator alam yaitu bunga kamboja karena merubah warna larutanlarutan yangdiujikan, sedangkan kunyit tidak dapat dijadikan indikator alam karena kunyit tidak bisamerubah warna larutan-larutan yang diujikan. PH meter dapat menentukan besar pH larutansecara langsung. Indikator universal dapat dijadikan indikator nilai pH larutan-larutan yangdiujikan.Dalam proses penelitian ini, peneliti masih menggunakan sedikit literatur sehingga keakuratan hasil masih agak diragukan. Maka, peneliti seharusnya menggunakanliteratur yang lebih banyak sehingga sumber yang didapatkan lebih akurat. Serta bahan penelitian yang peneliti miliki sangatlah terbatas sehingga proses penelitian hanya terkait pada bahan-bahan yang sama. Seharusnya peneliti menambah bahan yang dimiliki untuk penelitian agar hasil yang didapatkan lebih banyak dan lebih baik