percobaan 11 reaksi lipid auto saved)

14
1 LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I. No Percobaan : XI (Sebelas) II. Nama Percobaan : Lipid III.  Tujuan Percobaan : Menguji kelarutan lemak dan minyak pada berbagai jenis pelarut. Menguji sistem emulsi lemak/minyak dalam air.  Menentukan bilangan penyabunan suatu lemak/minyak . IV. Dasar Teori Lipida, baik lemak atau minyak dapat membentuk noda translucent , sehingga kertas tulis yang tidak tembus pandang menjadi semi transparan. Noda yang terbentuk biasanya semakin melebar setelah disirami air dan dikeringkan. Lipida, pada umumnya tidak larut dalam air tetapi sedikit larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam pelarut organik seperti eter, kloroform, aseton, benzena atau pelarut non polar lainnya. Minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil, karena bila dibiarkan, maka kedua caiaran akan terpisah menjadi dua lapisan. Sebailknya minyak dalam soda (Na 2 CO 3 ) akan membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan bereaksi membentuk sabun Emulsi adalah dispersi a tau suspens i metastabil sua tu cairan lain yang kedua tidak saling melarutkan. Supaya terbentuk emulsi yang stabil diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier atau emulsifying agent yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan. Cara kerja emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat baik pada minyak maupun air.  Emulsifier akan membentuk lapisan di sekeliling minyak sebagai akibat menurunnya tegangan permukaan, sehingga mengurangi

Upload: novriyani-hasan

Post on 20-Jul-2015

1.048 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Percobaan 11 Reaksi Lipid Auto Saved)

5/17/2018 Percobaan 11 Reaksi Lipid Auto Saved) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-11-reaksi-lipid-auto-saved 1/13

 

1

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM BIOKIMIA

I.  No Percobaan : XI (Sebelas) 

II.  Nama Percobaan : Lipid 

III.  Tujuan Percobaan : Menguji kelarutan lemak dan minyak pada

berbagai jenis pelarut. Menguji sistem

emulsi lemak/minyak dalam air. Menentukan

bilangan penyabunan suatu lemak/minyak . 

IV.  Dasar Teori

Lipida, baik lemak atau minyak dapat membentuk noda translucent ,

sehingga kertas tulis yang tidak tembus pandang menjadi semi transparan. Noda

yang terbentuk biasanya semakin melebar setelah disirami air dan dikeringkan.

Lipida, pada umumnya tidak larut dalam air tetapi sedikit larut dalam alkohol dan

larut sempurna dalam pelarut organik seperti eter, kloroform, aseton, benzena atau

pelarut non polar lainnya. Minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tidak 

stabil, karena bila dibiarkan, maka kedua caiaran akan terpisah menjadi dua

lapisan. Sebailknya minyak dalam soda (Na2CO3) akan membentuk emulsi yang

stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan bereaksi membentuk sabun

Emulsi adalah dispersi atau suspensi metastabil suatu cairan lain yang

kedua tidak saling melarutkan. Supaya terbentuk emulsi yang stabil diperlukan

suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier  atau emulsifying agent  yang

berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan. Cara kerja

emulsifier  terutama disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat baik 

pada minyak maupun air.  Emulsifier  akan membentuk lapisan di sekeliling

minyak sebagai akibat menurunnya tegangan permukaan, sehingga mengurangi

Page 2: Percobaan 11 Reaksi Lipid Auto Saved)

5/17/2018 Percobaan 11 Reaksi Lipid Auto Saved) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-11-reaksi-lipid-auto-saved 2/13

 

2

kemungkinan bersatunya butir-butir minyak satu sama lainnya. Bahan emulsifier  

dapat berupa : protein, gum, sabun, atau garam empedu.

Suatu Lipid didefinisikan sebgai senyawa organic yang terdapat dalam

alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic non polar sperti

suatu hidrokarbon atau dietil eter ( Fessenden & Fessenden,1982). Lipid adalah

senyawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan gliserol yang kadang-

kadang mengandung gugus lain. Lipid tidak larut dalam air, tetapi larut dalam

pelarut organic se[erti eter, aseton, kloroform, dan benzene (Salirawati et al,2007).

Lipid tidak memiliki rumus molekul yang sama, akan tetapi terdiri dari beberapa

golongan yang berbeda. Berdasarkan kemiripan struktur kimia yang dimiliki, lipid

dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu Asam lemak, Lemak dan fosfolipid (

Salirawati et al,2007).

Lemak secara kimia diartikan sebagai ester dari asam lemak dan gliserol.

Rumus umum lemak yaitu: R1,R2,dan R3 adalah rntai hidrokarbin dengan jumlah

atom karbon dari 3 sampai 23, tetapi yang paling umum dijumpai yaitu 15 dan 17

(Salirawati et al,2007). Lemak dan minyak adalah trigliserida atau

triasilgliserol,kedua istilah ini berarti “triester (dari) gliserol”. Perbedaan antara

suatu lemak dan minyak bersifat sebarang: pada temperatur kamar lemak 

berbentuk padat dan minyak bersifat cair. Sebagian besar gliserida pada hewan

adalah berupa lemak, sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa

minyak (fessenden & fessenden, 1982).

Lemak digolongkan berdasarkan kejenuhan ikatan pada asam lemaknya.

Adapun penggolongannya adalah asam lemak jenuh dan tak jenuh (Salirawati et 

al,2007). Lemak yang mengandung asam-asam lemak jenuh, yaitu asam lemak 

yang tidak memiliki ikatan rangkap. Dalam lemak hewani misalnya lemak babi

dan lemak sapi, kandungan asam lemak jenuhnya lebih dominan (Salirawati et 

al,2007). Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang mempunyai ikatan

rangkap. Jenis asam lemak ini dapat di identifikasi dengan reaksi adisi, dimana

ikatan rangkap akan terputus sehingga terbentuk asam lemak jenuh (Salirawati et 

al,2007). Dengan reagen HubI’s Iod yang berupa larutan iod dalam alkohol dan

mengandung sedikit HgCl2, maka kemungkinan hilangnya warna iod akan

Page 3: Percobaan 11 Reaksi Lipid Auto Saved)

5/17/2018 Percobaan 11 Reaksi Lipid Auto Saved) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-11-reaksi-lipid-auto-saved 3/13

 

3

berbeda untuk penambahan jenis minyak yang berbeda, karena kandungan ikatan

rangkap setiap jenis minyak memang berbeda. Semakin banyak ikatan rangkap

semakin cepat warna iod hilang, karena berarti seluruh I2 telah digunakan untuk 

memutuskan ikatan rangkap ( Salirawati et al,2007). Derajat ketiakjenuhan

dinyatakan dengan bilangan iodin, yaitu jumah garam yang dapat diserap oleh 100

gram lemak untuk reaksi penjenuhan. Semakin besar bilangan Iodin semakin

tinggi ketidakjenuhannya ( Salirawati et al,2007).

Dengan proses hidrolisis lemak akan terurai menjadi asam lemak dan

gliserol. Proses ini dapat berjalan dengan menggunakan asam, basa, atau enzim

tertentu. Contohnya hidrolisis gliseril tristearat akan menghasilkan gliserol dan

asam stearat (salirawati et al,2007). Proses hidrolisis yang menggunakan basa

akan menghasilkan gliserol dan sabun. Oleh karena itu sering disebut reaksi

penyabunan (Saponifikasi). Apabila rantai karbon pendek, maka jumlah mol asam

lemak besar, sedangkan jika rantai karbon panjang, jumlah mol asam lemak kecil.

Jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk menyabunkan 1 gram lemak 

disebut bilangan penyabunan (Salirawati et al,2007)

Besar kecilnya bilangan penyabunan tergantung pada panjang pendeknya

rantai karbon. Semakin pendek rantai karbon, semakin kecil bilangan

penyabunannya (salirawati et al,2007). Jika digunakan NaOH maka akan

dihasilka sabun yang bersifat lebih keras atau biasa disebut “sabun cuci”,

sedangkan jika digunakan KOH maka dihasilkan sabun yang lebih lunak atau

biasa disebut “sabun mandi”. (Salirawati et al,2007). Diantara sekian banyak jenis

Minyak, manyak kelapalah yang paling sering digunakan. Minyak kelapa

diperoleh dari ekstraksi terhadap. Minyak kelapa kasar mengandung komponen

bukan minayk seperti fosfatida, gum, sterol (0,06%-0,8%), tokoferol (0,003%)

dan asam lemak nenas kurang dari 5% .

Menurut ketaren(1986), warna pada minyak disebabkan oleh adanya

pigmen-pigmen warna alam karoten yang merupakan hidrokarbon tidak jenuh.

Sedangkan menurut Kisshenbuar (1960), warna pada minyak selain disebabkan

oleh zat warna karoten juga disebabkan oleh kotoran lain karena asam-asam

lemak dan gliserida murni tidak berwarna.

Page 4: Percobaan 11 Reaksi Lipid Auto Saved)

5/17/2018 Percobaan 11 Reaksi Lipid Auto Saved) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-11-reaksi-lipid-auto-saved 4/13

 

4

V.  Alat dan Bahan

Alat :

  Tabung Reaksi Tabung Butirometer

  Pipet Volumetri Pipet Tetes

  Rak Tabung Reaksi Gelas Ukur

  Batang Pengaduk Erlenmeyer

  Beker Gelas Sentrifuge

Bahan :

  Larutan NaOH 1 N Larutan HCL 1 N

  Larutan Susu Amil Alkohol

  Larutan Asam Sulfat 90 % Minyak Goreng

  Mentega Bensin

  Alkohol 95 % Air

VI.  Prosedur Percobaan

  Pemeriksaan Kelarutan Lemak

1.  Siapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering. 

2.  Tambahkan masing-masing tabung reaksi 1 ml minyak goreng, kemudian

campurkan dengan bahan sebagai berikut : 

a.  Tabung I : 1 ml Air 

b.  Tabung II : 1 ml Benzen 

c.  Tabung III : 1 ml Alkohol 

d.  Tabung IV : 1 ml NaOH 

3.  Aduk sampai homogen, kemudian diamkan beberapa menit dan amati

serta catat perubahan yang terjadi. 

4.  Ulangi percobaan diatas dengan menggunakan Mentega sebagai lipid. 

Page 5: Percobaan 11 Reaksi Lipid Auto Saved)

5/17/2018 Percobaan 11 Reaksi Lipid Auto Saved) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-11-reaksi-lipid-auto-saved 5/13

 

5

  Reaksi Penyabunan dan Sifat Asam

1.  5 gram minyak goreng dimasukkan ke dalam beker gelas kemudian

ditambahkan NaOH 1 N sedikit demi sedikit sambil dipanaskan pada suhu

700C sebanyak 5 x 0,142 g = 1,71 g (yang terdapat dalam sekitar 42 ml 1

N NaOH). Pemanasan dilanjutkan sampai terbentuk sabun. Kedalam

larutan sabun yang telah terbentuk ditambahkan HCL 1 N kemudian amati

apa yang terjadi.

2.  Kedalam campuran yang telah ditambahkan HCl ditambahkan bensin atau

alkohol 96 % dan amati apa yang terjadi

  Penentuan Kadar Lemak Susu 

1.  Masukkan 10 ml H2SO4 ke dalam tabung butirometer dengan tanpa

membasahi leher tabung

2.  Pipet 10,75 ml susu, masukkan ke dalam tabung butirometer dengan tanpa

membasahi leher tabung

3.  Tambahkan 1 ml amil alkohol,tutup tabung dengan penutupnya. Kocok 

merata, sentrifuge selama 4 menit pada 1100 ppm

4.  Tempatkan tabung dalam penangas air 650C, selama 3 menit

5.  Baca persentase kadar lemak (w/w), sesuai dengan panjang kolom tabung

yang telah dikalibrasi

VII.  Hasil Pengamatan

  Pemeriksaan Kelarutan Lemak

1.  Minyak Goreng

Tabung Minyak Goreng Pereaksi Hasil Pengamatan

I 1 ml 1 ml Air Minyak goreng + air → larutan

tidak menyatu

II 1 ml 1 ml Bensin Minyak goreng + Bensin → larutan

menyatu

Page 6: Percobaan 11 Reaksi Lipid Auto Saved)

5/17/2018 Percobaan 11 Reaksi Lipid Auto Saved) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-11-reaksi-lipid-auto-saved 6/13

 

6

III 1 ml 1 ml Alkohol Minyak goreng + alkohol →

larutan tidak manyatu

IV 1 ml 1 ml NaOH Minyak goreng + NaOH → larutan

tidak menyatu.

2.  Mentega Padat

Tabung Mentega Padat Pereaksi Hasil Pengamatan

I 1 ml 1 ml Air Mentega padat + air → larutan

tidak menyatu

II 1 ml 1 ml Bensin Mentega padat + Bensin → larutan

menyatu

III 1 ml 1 ml Alkohol Mentega padat + alkohol → larutan

tidak manyatu

IV 1 ml 1 ml NaOH Mentega padat + NaOH → larutan

tidak menyatu.

3.  Mentega Cair

Tabung Mentega Cair Pereaksi Hasil Pengamatan

I 1 ml 1 ml Air Mentega Cair + air → larutan tidak 

menyatu

II 1 ml 1 ml Bensin Mentega Cair + Bensin → larutan

menyatu

III 1 ml 1 ml Alkohol Mentega Cair + alkohol → larutan

tidak manyatu

IV 1 ml 1 ml NaOH Mentega Cair + NaOH → larutan

menyatu.

Page 7: Percobaan 11 Reaksi Lipid Auto Saved)

5/17/2018 Percobaan 11 Reaksi Lipid Auto Saved) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-11-reaksi-lipid-auto-saved 7/13

 

7

  Reaksi Penyabunan dan Sifat Asam

1.  Mentega

Tabung NaOH Pemanasan HCl Hasil Pengamatan

I 42 ml 30 menit 5 ml + Bensin → larutan

menjadi berwarna kuning

terang dan bagian atas

terdapat minyak.

II 42 ml 30 menit 5 ml + Alkohol →

larutan bercampur dan

berwarna kuning muda

keruh.

III 42 ml 30 menit 5 ml + Bensin dan

Alkohol → larutan

terampur dan larutan

berwarna putih keruh

2.  Minyak 

Tabung NaOH Pemanasan HCl Hasil Pengamatan

I 42 ml 30 menit 5 ml + Bensin → larutan

menjadi berwarna kuning

bening dan bagian atas

terdapat minyak.

II 42 ml 30 menit 5 ml + Alkohol →

larutan bercampur dan

berwarna putih keruh.

III 42 ml 30 menit 5 ml + Bensin dan

Alkohol → larutan

tercampur serta larutan

berwarna putih keruh danterbentuk sabun.

  Penentuan Kadar Lemak Susu 

Susu (2,7 ml) + 2,5 ml H2SO4 → larutan menjadi berwarna cokelat kehitaman lalu

ditambahkan amil alkohol larutan terlihat berminyak kemudian di sentrifuge

larutan menjadi hitam kecokelatan dan terdapat endapan

Page 8: Percobaan 11 Reaksi Lipid Auto Saved)

5/17/2018 Percobaan 11 Reaksi Lipid Auto Saved) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-11-reaksi-lipid-auto-saved 8/13

 

8

VIII.  Reaksi Kimia

  Reaksi Penyabunan dan Sifat-Sifat Asam Lemak

  Penentuan Kelarutan lemak

Hidrolisis Asam Lemak

Mentega

Page 9: Percobaan 11 Reaksi Lipid Auto Saved)

5/17/2018 Percobaan 11 Reaksi Lipid Auto Saved) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-11-reaksi-lipid-auto-saved 9/13

 

9

Minyak

IX.  Pembahasan

Lemak dan minyak dapat mengalami hidrolisis karena pengaruh asam kuat

atau enzim lipase membentuk gliserol dan asam lemak. Misalnya, hidrolisis

gliseril tristearat akan menghasilkan gliserol dan asam stearat. Hasil hidrolisis

akan memisah karena gliserol larut dalam air, sedangkan asam lemak tidak larut.

Pada uji kelarutan lipid, hampir semua jenis lipid yang dilakukan, yaitu

lemak sapi dan kuning telur ayam, tidak larut dalam pelarut polar seperti aquades

dan bensin, namun larut sempurna dalam pelarut non polar seperti kloroform, eter,

aseton dan benzena. Asam oleat dan gliserol larut dalam air maupun alkohol. Hal

ini disebabkan karena pada gliserol dan asam oleat mempunyai kepala polar

berupa gugus -OH yang dapat berikatan hidrogen dengan molekul air ataupun

alkohol. Lemak sapi dan kuning telur ayam dapat terdispersi menjadi misel yang

megubah asam-asam lemak penyusunnya menjadi sabun.

Pada percobaan yang di lakukan lemak tidak larut dalam aquades dan

bensin ini membuktikan bahwa aquades termasuk dalam air (bukan termasuk 

dalam pelarut organik), lemak sedikit larut dalan alcohol 96% karena alkohol

(ROH)/(CH2OH) “R” adalah gugus alkil masih memiliki kesamaan rumus kimia

Page 10: Percobaan 11 Reaksi Lipid Auto Saved)

5/17/2018 Percobaan 11 Reaksi Lipid Auto Saved) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-11-reaksi-lipid-auto-saved 10/13

 

10

dengan air (H2O). sehingga tidak terjadi kelarutan. Lemak larut sempurna pada

eter dan NaOH. Hal ini dikarenakan etanol merupakan zat pelarut yang baik.

alasan selanjutnya terlihat dari rumus kimiannya terdapat dua gugus alkil (etil

alkohol) sehingga apa bila terjadi reaksi gugus alkil yang paling luar lebih mudah

untuk lepas sehingga terjadilah ikatan kimia.

Lemak adalah suatu gliserida dan merupakan suatu ester. Apabila ester ini

bereaksi dengan basa maka akan terjadi saponifikasi yaitu proses terbentuknya

sabun dengan residu gliserol. Sabun dalam air akan bersifat basa. Sabun ( R

COONa atau R COOK ) mempunyai bagian yang bersifat hidrofil (- COO -) dan

bagian yang bersifat hidrofob (R –  atau alkil). Bagian karboksil menuju air dan

menghasilkan buih (kecuali pada air sadah), sedangkan alkil (R – ) menjauhi air

dan membelah molekul atau kotoran (flok) menjadi partikel yang lebih kecil

sehingga air mudah membentuk emulsi atau suatu lapisan film dengan kotoran.

Air adalah senyawa polar sedangkan minyak adalah senyawa non polar, jadi

keduanya sukar bercampur oleh karena itu emulsinya mudah pecah. Untuk 

memantapkan suatu emulsi perlu ditambahkan suatu zat emulgator atau zat

pemantap. Reaksi lemak atau minyak dengan suatu basa kuat seperti NaOH atau

KOH menghasilkan sabun. Oleh karena itu, reaksinya disebut reaksi penyabunan

(saponifikasi). Reaksi penyabunan menghasilkan gliserol sebagai hasil

sampingan.

Hasil dari pembuatan sabun secara teoris,lemak dapat langsung direaksikan

dengan NaOH. Namun hal itu dapat saja terbalik secara prakteknya. Lemak 

merupakan senyawa organik dengan sifat nonpolar, sementara NaOH adalah

senyawa anorganik dengan sifat polar. Senyawa dengan sifat polar dan nonpolar

tidakl akan saling bercampur, sehingga dalam reaksinya antara NaOH dengan

lemak diperlukan suatu medium pereaksi untuk reaksi penyabunan tersebut.

Medium pereaksi yang digunakan dalam bentuk suatu pelarut yaitu etanol.

Etanol adalah alkohol dengan dua atom C. Etanol merupakan senyawa

organik yang bersifat semipolar yaitu senyawa yang dapat bersifat polar karena

mengandung gugus OH  – 

dan bersifat nonpolar yaitu CH3+. Dengan pelarut inilah

NaOH terlarut dan dapat bercampur dengan lemak dalam reaksi penyabunan.

Page 11: Percobaan 11 Reaksi Lipid Auto Saved)

5/17/2018 Percobaan 11 Reaksi Lipid Auto Saved) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-11-reaksi-lipid-auto-saved 11/13

 

11

X.  Kesimpulan

1)  Lemak memiliki sifat-sifat yang khas yaitu tidak dapat larut atau sedikit

larut dalam air dan dapat diekstrasi dengan pelarut non polar seperti

kloroform, eter, benzene, heksana, aseton dan alcohol. Karena Lemak dan

minyak tidak dapat larut dalam air namun begitu karena adanya suatu

substansi tertentu, yang dikenal sebagai agensia pengemulsi,

dimungkinkan terbentuknya campuran yang stabil antara lemak dan air.

2)  lemak mempunyai banyak fungsi biologis yang sangat menunjang

kehidupan organisme, antara lain berperan dalam transfor aktif sel,

penyusun membran sel, sebagai cadangan energi dan isolator panas,

sebagai pelarut vitamin A, D, E, K. lemak juga dapat mengalami hidrolisis

ketengikan hidrogenase dan penyabunan.

3)  Reaksi penyabunan merupakan reaksi dari minyak yang dilakukan dengan

mereaksikan suatu alkali (NaOH atau KOH) dengan minyak, yang biasa

disebut dengan reaksi safonifikasi (penyabunan).

4)  Penambahan larutan HCl dalam larutan atau reaksi penyabunan yaitu

berfungsi untuk memisahkan antara sabun dengan gliserolnya. Untuk 

mempercepat laju reaksi pada percobaan reaksi penyabunan maka perlu

dilakukan pemanasan.

5)  Lipid adalah substansi biologis yang kurang larut dalam air tetapi larut

dalam pelarut yang kurang polar

6)  Minyak atau lemak tidak bisa larutan dalam air karena air adalah senyawa

polar, sementara minyak senyawa non polar, serta lemak/minyak dapat

larut apabila dicampurkan dengan senyawa etanol. Lemak adalah suatu

gliserida dan merupakan suatu ester. Apabila ester ini bereaksi dengan

basa maka akan terjadi saponifikasi yaitu proses terbentuknya sabun

dengan residu gliserol.

Page 12: Percobaan 11 Reaksi Lipid Auto Saved)

5/17/2018 Percobaan 11 Reaksi Lipid Auto Saved) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-11-reaksi-lipid-auto-saved 12/13

 

12

XI.  Daftar Pustaka

Khopkar, S.M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, Jakarta : UI-Press

Lehninger, A. L., 1995,  Dasar-Dasar Biokimia jiid 1, diterjemahkan oleh

Maggy Thenawidjaja, Jakarta : Erlangga.

Martoharsono, Soeharsono. 1998. Biokimia Jilid 1. Yogyakarta : Gajah Mada

University Press .

Poedjadi, Anna, 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI.

Sukaryawan, Made. 2011. Petunjuk Praktikum Biokimia. Palembang:

Universitas Sriwijaya

Page 13: Percobaan 11 Reaksi Lipid Auto Saved)

5/17/2018 Percobaan 11 Reaksi Lipid Auto Saved) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/percobaan-11-reaksi-lipid-auto-saved 13/13

 

13

XII.  Gambar Alat

  Tabung Reaksi Rak Tabung Reaksi 

  Pipet Tetes Gelas Kimia 

  Gelas Ukur