perbedaan tingkat konsentrasi pada …eprints.ums.ac.id/27147/17/naskah_publikasi.pdfmelakukan...

15
PERBEDAAN TINGKAT KONSENTRASI PADA SISWA YANG MELAKUKAN SARAPAN PAGI DENGAN YANG TIDAK MELAKUKAN SARAPAN PAGI DI SDN GONDANG III KECAMATAN NAWANGAN PACITAN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : FEBRINA MAHARDHIKA SUWARDHANI J 210.090.035 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Upload: lykhanh

Post on 23-Apr-2018

262 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBEDAAN TINGKAT KONSENTRASI PADA …eprints.ums.ac.id/27147/17/NASKAH_PUBLIKASI.pdfMELAKUKAN SARAPAN PAGI DENGAN YANG ... Scale for Children, dan kuesioner tentang sarapan pagi

PERBEDAAN TINGKAT KONSENTRASI PADA SISWA YANG

MELAKUKAN SARAPAN PAGI DENGAN YANG

TIDAK MELAKUKAN SARAPAN PAGI DI

SDN GONDANG III KECAMATAN

NAWANGAN PACITAN

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :

FEBRINA MAHARDHIKA SUWARDHANI

J 210.090.035

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

Page 2: PERBEDAAN TINGKAT KONSENTRASI PADA …eprints.ums.ac.id/27147/17/NASKAH_PUBLIKASI.pdfMELAKUKAN SARAPAN PAGI DENGAN YANG ... Scale for Children, dan kuesioner tentang sarapan pagi
Page 3: PERBEDAAN TINGKAT KONSENTRASI PADA …eprints.ums.ac.id/27147/17/NASKAH_PUBLIKASI.pdfMELAKUKAN SARAPAN PAGI DENGAN YANG ... Scale for Children, dan kuesioner tentang sarapan pagi

Perbedaan Tingkat Konsentrasi Pada Siswa Yang Melakukan Sarapan Pagi Dengan Yang Tidak

Melakukan Sarapan Pagi Di SDN Gondang III Kecamatan Nawangan Pacitan

NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN TINGKAT KONSENTRASI PADA SISWA YANG

MELAKUKAN SARAPAN PAGI DENGAN YANG

TIDAK MELAKUKAN SARAPAN PAGI DI

SDN GONDANG III KECAMATAN

NAWANGAN PACITAN

Febrina Mahardhika Suwardhani*

Irdawati, S.Kp, Ns., MSi., Med**

Dewi Suryandari, S.Kep., Ns**

Abstrak

Sarapan pagi sebelum beraktivitas ke sekolah dapat membantu kemampuan

siswa dalam mengikuti proses belajar di kelas. Dengan sarapan pagi siswa

mempunyai energi yang diperlukan tubuh dan otak untuk meningkatkan

konsentrasi belajar. Namun pada kenyataanya tidak semua siswa yang berangkat

ke sekolah mempunyai kebiasaan sarapan pagi. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui perbedaan tingkat konsentrasi pada siswa yang melakukan sarapan

pagi, dengan yang tidak melakukan sarapan pagi di SDN Gondang III, Kecamatan

Nawangan Pacitan. Jenis penelitian ini adalah Non eksperimental dengan desain

deskriptif komparatif, pengukuran variabel dilakukan secara cross sectional.

Sampel penelitian adalah 39 siswa dari kelas IV sampai kelas VI yang diambil

dengan menggunakan teknik pengambilan sampel Proportional stratified Random

Sampling. Instrument penelitian menggunakan lembar soal Weshler Intelegency

Scale for Children, dan kuesioner tentang sarapan pagi. Analisis data penelitian

menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian diketahui 14 siswa (35,9%)

melakukan sarapan pagi dan 25 siswa (64,1%) tidak melakukan sarapan pagi.

Sebanyak 21 siswa (53,8%) mempunyai konsentrasi yang baik dan 18 siswa

(46,2%) kurang konsentrasi. Hasil analisis data diperoleh nilai 2 = 13,374

dengan p = 0,001 dan dapat disimpulkan ada perbedaan tingkat konsentrasi pada

siswa yang melakukan sarapan pagi dengan yang tidak melakukan sarapan pagi di

SDN Gondang III, Kecamatan Nawangan Pacitan

Kata kunci : konsentrasi, sarapan pagi, siswa SD

Page 4: PERBEDAAN TINGKAT KONSENTRASI PADA …eprints.ums.ac.id/27147/17/NASKAH_PUBLIKASI.pdfMELAKUKAN SARAPAN PAGI DENGAN YANG ... Scale for Children, dan kuesioner tentang sarapan pagi

Perbedaan Tingkat Konsentrasi Pada Siswa Yang Melakukan Sarapan Pagi Dengan Yang Tidak

Melakukan Sarapan Pagi Di SDN Gondang III Kecamatan Nawangan Pacitan

DIFFERENCES FROM CONCENTRATION LEVEL BETWEEN

STUDENTS WITH BREAKFAST AND NO BREAKFAST

AT SDN III GONDANG OF NAWANGAN

PACITAN SUBDISTRICT

ABSTRACT

Breakfast morning before activity to school can help students ' ability in

following the process of learning in the classroom. With breakfast the morning the

students have the necessary energy to the body and brain to enhance

concentration studied. But in fact not all of the students who went to school has a

habit of breakfast. Objective aim to know differences from concentration level

between students with breakfast and no breakfast at SDN III Gondang of

Nawangan Pacitan Subdistrict. This type of research is Non-experimental

comparative descriptive design, variable measurements done in cross sectional.

The research sample is 39 students from class IV to class VI with using sampling

technique is Proportional stratified Random Sampling. Instrument research use

Weshler Intelegency Scale for Children questionnaire, and habits and breakfast

questionnaire. Analysis research data use Chi Square test. Research results are

14 students (35,9%) with breakfast and 25 students (64,1%) did not have

breakfast. 21 students (53.8%) have a good concentration and 18 students

(46,2%) less concentration. results of Data analysis obtained the value x2 13,374

with p = 0.001 and concludes there is a differences from concentration level

between students’s breakfast and no breakfast at SDN III Gondang of Nawangan

Pacitan Subdistrict

keyword: concentration, breakfast, students

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Konsentrasi belajar merupakan

kemampuan memusatkan perhatian

yang erat kaitannya dengan memori

(ingatan) (Santrock, 2008).

Konsentrasi memegang peranan

penting bagi seorang anak untuk

mengingat, merekam, melanjutkan,

dan mengembangkan materi pelajaran

yang diperoleh di sekolah.

Kemampuan untuk mengingat,

merekam, dan mengembangkan materi

pelajaran yang baik memungkinkan

anak memperoleh prestasi yang

optimal (Hakim, 2005).

Meninggalkan makan pagi akan

menyebabkan tubuh kekurangan

glukosa dan hal ini menyebabkan

tubuh lemah sehingga konsentrasi

berkurang karena tidak adanya suplai

energi di dalam tubuh. Apabila hal ini

terjadi, maka tubuh akan membongkar

persediaan tenaga yang ada dari

jaringan lemak tubuh, bahkan bisa

mengalami penurunan kadar glukosa

Page 5: PERBEDAAN TINGKAT KONSENTRASI PADA …eprints.ums.ac.id/27147/17/NASKAH_PUBLIKASI.pdfMELAKUKAN SARAPAN PAGI DENGAN YANG ... Scale for Children, dan kuesioner tentang sarapan pagi

Perbedaan Tingkat Konsentrasi Pada Siswa Yang Melakukan Sarapan Pagi Dengan Yang Tidak

Melakukan Sarapan Pagi Di SDN Gondang III Kecamatan Nawangan Pacitan

(hipoglikemi) (Kartasapoetra &

Marsetyo, 2005).

Perkembangan intelektual anak

dimulai ketika anak sudah dapat

berfikir atau mencapai hubungan antar

kesan secara logis serta membuat

keputusan tentamng apa yang

dihubungkan secara logis, masa kelas-

kelas tinggi sekolah dasar terjadi pada

umur 11-13 tahun yang biasanya

duduk di kelas 4-6, anak akan mampu

untuk berkonsentrasi secara lebih

matang dan dapat berfikir secara

kongkret (Djamarah, 2011).

Dari hasil wawancara dan

observasi dengan siswa-siswa dan

pihak sekolah, 33 dari 65 siswa pagi

ini melakukan sarapan pagi, 38 dari 65

siswa terbiasa makan pagi sebelum

berangkat kesekolah, dan 35 dari 65

siswa tidak bisa berkonsentrasi ketika

sedang diberi pelajaran dikelas. Dari

hasil observasi dan wawancara dengan

para siswa, mereka mengatakan sulit

untuk berkonsentrasi karena tidak

sarapan, mengantuk, sakit, dan lelah.

Salah satu alasan mereka tidak sarapan

pagi karena orang tua mereka

beranggapan kalau sarapan pagi akan

membuat anak mengantuk, dan anak

tidak sarapan karena mereka harus

berangkat pagi-pagi dan tidak sempat

untuk sarapan. Dari fenomena ini

peneliti tertarik untuk meneliti

perbedaan tingkat konsentrasi pada

siswa yang melakukan sarapan pagi

dengan yang tidak melakukan sarapan

pagi di SDN Gondang III Kecamatan

Nawangan Pacitan.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah ada

perbedaan tingkat konsentrasi pada

siswa yang melakukan sarapan pagi,

dengan yang tidak melakukan sarapan

pagi di SDN Gondang 3, Kecamatan

Nawangan Pacitan.

TINJAUAN PUSTAKA

Konsentrasi Konsentrasi belajar merupakan

kemampuan memusatkan perhatian

pada sesuatu yang berkaitan dengan

memori (ingatan), merupakan suatu

proses sentral dalam perkembangan

kognitif. Ingatan meliputi

penyimpanan informasi yang terus

menerus, kecepatan dan efesiensi,

pemrosesan informasi khususnya

kecepatan untuk mengidentifikasi

masing-masing item. Ingatan

merupakan peramal yang sangat

akurat dan merupakan aspek penting

dari kemampuan kognitif (Santrock,

2008).

konsentrasi belajar adalah

kemampuan untuk memusatkan

perhatian pada sesuatu yang berkaitan

dengan memori atau ingatan pada saat

menerima informasi.

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi

konsentrasi.

Dari beberapa ahli mencoba

menjelaskan beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi konsentrasi,

antara lain :

a. Usia

Kemampuan konsentrasi

akan berkembang sesuai dengan

usia dan pada anak-anak

kemampuan konsentrasi terbatas

bila dibandingkan dengan orang

dewasa (Djamarah, 2011).

b. Pengetahuan dan pengalaman

Anak akan lebih

memusatkan perhatian pada

Page 6: PERBEDAAN TINGKAT KONSENTRASI PADA …eprints.ums.ac.id/27147/17/NASKAH_PUBLIKASI.pdfMELAKUKAN SARAPAN PAGI DENGAN YANG ... Scale for Children, dan kuesioner tentang sarapan pagi

Perbedaan Tingkat Konsentrasi Pada Siswa Yang Melakukan Sarapan Pagi Dengan Yang Tidak

Melakukan Sarapan Pagi Di SDN Gondang III Kecamatan Nawangan Pacitan

sesuatu yang baru dan menarik

perhatian. Akan berbeda bila

yang diperhatikan sudah sering

dilihat maka anak-anak akan

malas untuk memperhatikan

(Hakim, 2005).

c. Gizi yang cukup

Pada dasarnya ketrampilan

berkonsentrasi pada anak seperti

orang dewasa, konsentrasi ini

amat tergantung pada suatu

pemikiran. Komposisi dan porsi

makan pagi pada anak lebih

sedikit jika dibandingkan

dengan orang dewasa. Konsumsi

makanan yang mengandung

karbohidrat di pagi hari akan

sangat membantu dalam

meningkatkatnya kadar glukosa

darah. Dimana glukosa penting

untuk fungsi otak dan membantu

dalam proses berfikir dan

konsentrasi (Mahoney, Taylor,

Kanarek and Samuel, 2005).

2. Alat Ukur Konsentrasi Belajar

Ada beberapa alat ukur yang

digunakan untuk mengukur tingkat

konsentrasi, antara lain : Digit

symbol test, Arithmetic dan Letter-

Number Sequencing

Digit Simbol Test

Digit Symbol Test berupa test

yang terdiri atas kotak-kotak dan

bidang-bidang yang terbagi-bagi,

dalam kotak atas terdapat angka dan

kotak bawahnya terdapat tanda-tanda

(simbol) (Boyle, Saklofske and

Matthews, 2012). Test untuk

mengukur koordinasi visual motorik,

meliputi ketelitian, kecepatan,

konsentrasi, ingatan mekanis,

pengenalan kembali (Lezak , 2004).

Sarapan pagi

Sarapan pagi adalah makanan

atau minuman yang memberikan

energi dan zat gizi lain yang

dikonsumsi pada waktu pagi, sarapan

pagi bisa dilakukan antara pukul

06.00-08.00, jenis makanan yang

dihidangkan dapat dipilih serta

disusun sesuai dengan keadaan,

namun akan lebih baik bila sarapan

pagi terdiri dari makanan sumber

tenaga, sumber zat pembangun, dan

sumber zat pengatur (Khomsan,

2006).

1. Manfaat Sarapan Pagi

Sarapan pagi sangat

bermanfaat bagi setiap orang. Bagi

orang dewasa, sarapan pagi dapat

memelihara ketahanan fisik,

mempertahankan daya tahan tubuh

saat bekerja dan meningkatkan

produktivitas kerja. Bagi anak

sekolah, sarapan pagi dapat

meningkatkan konsentrasi belajar

dan emudahkan penyerapan

pelajaran sehingga prestasi belajar

lebih baik (Khomsan, 2010).

Karakteristik Anak Usia Sekolah

Dasar

Menurut Santrock (2008) usia

sekolah merupakan saat pertumbuhan

yang signifikan pada kehidupan sosial,

kognitif dan emosi, terjadi

peningkatan berat badan anak yang

lebih banyak daripada panjangnya

badan. Peningkatan berat badan ini

terjadi karena bertambahnya ukuran

rangka dan otot serta beberapa organ

tubuh.

Page 7: PERBEDAAN TINGKAT KONSENTRASI PADA …eprints.ums.ac.id/27147/17/NASKAH_PUBLIKASI.pdfMELAKUKAN SARAPAN PAGI DENGAN YANG ... Scale for Children, dan kuesioner tentang sarapan pagi

Perbedaan Tingkat Konsentrasi Pada Siswa Yang Melakukan Sarapan Pagi Dengan Yang Tidak

Melakukan Sarapan Pagi Di SDN Gondang III Kecamatan Nawangan Pacitan

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah Non

eksperimental dengan desain

deskriptif komparatif, yaitu penelitian

yang membandingkan dua atau tiga

kejadian dengan melihat penyebabnya

(Notoadmodjo, 2010). Dalam

penelitian ini pengukuran variabel

dilakukan secara cross sectional,

Populasi dalam penelitian ini adalah

semua siswa kelas 4, 5, 6 di SDN

Gondang III Kecamatan Nawangan

Pacitan yang berjumlah 65 siswa,

yang terdiri dari 15 siswa kelas 4, 25

siswa kelas 5 dan 25 siswa kelas 6.

Sampel ini berjumlah 39 orang.

Teknik sampling yang digunakan

dalam penelitian ini Proportional

stratified Random Sampling.

Kriteria Penelitian

1) Kriteria inklusi

a) Siswa SDN Gondang III, kelas

IV, V dan VI

b) Bisa membaca dan menulis

c) Bersedia menjadi responden

2) Kriteria eklusi

a) Siswa SDN Gondang III, kelas

I, II, dan III

b) Siswa yang sedang mengalami

sakit

c) Siswa yang tidak kooperatif

Tehnik Analisa Data

Analisa data dilakukan untuk

menguji hipotesis dan menjawab

rumusan masalah yang diajukan.

Pengujian hipotesis data penelitian ini

menggunakan uji chi Square

Kuesioner untuk konsentrasi

menggunakan lembar soal Weshler

Intelegency Scale for Children, yaitu :

dengan penilaian ”ya” dan ”tidak”,

nilai 1 apabila jawaban ”ya” dan nilai

0 apabila jawaban ”tidak”

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Responden

Distribusi frekuensi responden

berdasarkan jenis kelamin ditampilkan

dalam tabel 1

Tabel 1. distribusi berdasarkan jenis

kelamin

Jenis kelamin Jumlah %

Laki-laki 16 41.0

Perempuan 23 59,0

Jumlah 39 100,0

Tabel 1 menunjukkan responden

penelitian banyak perempuan dengan

jumlah 23 orang siswa (59%).

Distribusi frekuensi responden

berdasarkan usia ditampilkan dalam

tabel 2

Tabel 2. Distribusi berdasarkan usia

Usia/Umur Jumlah %

9,1 - 10 tahun 3 7.7

10,1 - 11 tahun 12 30.8

11,1 - 12 tahun 24 61.5

Jumlah 39 100.0

Tabel 2 menunjukkan responden

penelitian banyak yang berusia 11,1-

12 tahun (61,5%)

Distribusi frekuensi responden

berdasarkan kelas ditampilkan dalam

tabel 3

Tabel 3. Distribusi berdasarkan kelas

Kelas Jumlah %

IV 9 23.0

V 15 38.5

VI 15 38.5

Jumlah 39 100.0

Page 8: PERBEDAAN TINGKAT KONSENTRASI PADA …eprints.ums.ac.id/27147/17/NASKAH_PUBLIKASI.pdfMELAKUKAN SARAPAN PAGI DENGAN YANG ... Scale for Children, dan kuesioner tentang sarapan pagi

Perbedaan Tingkat Konsentrasi Pada Siswa Yang Melakukan Sarapan Pagi Dengan Yang Tidak

Melakukan Sarapan Pagi Di SDN Gondang III Kecamatan Nawangan Pacitan

Tabel 3 menunjukkan responden

penelitian pada kelas V dan VI

masing-masing sebesar 38,5%

Analisis univariat

Sarapan pagi

Tabel 4 Distribusi responden

berdasarkan kebiasaan sarapan

Sarapan pagi Jumlah (%)

Ya 14 35.9

Tidak 25 64.1

Total 39 100.0

Tabel 4 menunjukkan sebagian besar

responden tidak melakukan sarapan

pagi, yaitu sebesar 64,1%.

Jenis asupan makan sarapan pagi

responden

Tabel 5 Distribusi responden

berdasarkan jenis asupan sarapan pagi

Jenis sarapan Jumlah (%)

Tidak sarapan 25 64.1

Nasi, sayur 6 15.4

Nasi, sayur, lauk 5 12.8

Mie goreng/instant 3 7.7

Jumlah 39 100.0

Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa

sebagai sebagian besar responden

yang sarapan pagi dengan

menggunakan menu nasi dan sayur.

Jenis menu minuman respoden

Tabel 6 Distribusi responden

berdasarkan jenis menu minuman

Jenis minuman Jumlah %

Teh manis 20 51.3

Air putih 12 30.8

Susu 7 17.9

Jumlah 39 100,0

Berdasarkan tabel 6 diketahui

sebagian besar responden minum teh

manis sebelum berangkat ke sekolah,

yaitu 51,3%

Konsentrasi belajar

Tabel 7 Distribusi responden

berdasarkan tingkat konsentrasi

Konsentrasi Frekuensi (%)

Baik 21 53.8

Kurang 18 46.2

Jumlah 39 100.

0

Berdasarkan tabel 7 diketahui

sebagian besar responden mempunyai

konsentrasi pada kategori baik, yaitu

sebesar 53,8 %.

Perbedaan tingkat konsentrasi pada anak yang melakukan sarapan pagi

dengan yang tidak melakukan sarapan pagi di SD Negeri Gondang 3,

Kecamatan Nawangan Pacitan

Tabel 8 Uji perbedaan tingkat konsentrasi pada anak yang melakukan

sarapan pagi dengan yang tidak melakukan sarapan pagi

Sarapan

pagi

Konsentrasi Total 2 P

Baik Kurang

N % N % N % 13,374 0,001

Ya 13 33,3 1 2,6 14 35,9

Tidak 8 20,5 17 43,6 25 64,1

Total 21 53,8 18 46,2 39 100

Page 9: PERBEDAAN TINGKAT KONSENTRASI PADA …eprints.ums.ac.id/27147/17/NASKAH_PUBLIKASI.pdfMELAKUKAN SARAPAN PAGI DENGAN YANG ... Scale for Children, dan kuesioner tentang sarapan pagi

Perbedaan Tingkat Konsentrasi Pada Siswa Yang Melakukan Sarapan Pagi Dengan Yang Tidak

Melakukan Sarapan Pagi Di SDN Gondang III Kecamatan Nawangan Pacitan

Tabel 8 menunjukkan dari 14

siswa (35,9%) yang sarapan pagi

terdapat 13 siswa (33,3%) yang dapat

berkonsentrasi dengan baik,

sedangkan 1 siswa (2,6%) kurang

dapat berkonsentrasi. Dari 25 siswa

yang tidak sarapan pagi (64,1%),

terdapat 8 siswa (20,5%) tetap dapat

berkonsentrasi, sementara 17 siswa

(43,6%) kurang dapat berkonsentrasi.

Berdasarkan hasil analisis data,

diperoleh nilai 2 = 13,374 dengan p

= 0,00. Hasil ini dapat diartikan ada

perbedaan tingkat konsentrasi pada

anak yang melakukan sarapan pagi

dengan yang tidak melakukan sarapan

pagi di SD Negeri Gondang 3,

Kecamatan Nawangan Pacitan

PEMBAHASAN

Analisis Univariat

1. Sarapan pagi

Berdasarkan hasil penelitian

mengenai sarapan pagi diketahui

sebagian besar responden tidak

melakukan sarapan pagi (64,1%).

Berdasarkan penelitian di lapangan,

responden mengatakan jarang sarapan

pagi karena tidak terbiasa dengan

sarapan pagi. Menurut responden

dirinya lebih suka jajan pada jam

istirahat pertama, yaitu pada pukul

9.00 WIB, selain itu menurut

responden alasan tidak sarapan pagi

karena tidak tersedianya sarapan pagi

dirumahnya, mengingat orang tuanya

sudah berangkat bekerja pagi-pagi dan

adanya anggapan orang tua bahwa

sarapan pagi akan membuat anak

mengantuk ketika disekolah

Sarapan pagi sangat penting dan

bermanfaat bagi semua orang. Semua

zat gizi yang diperoleh dari makan

malam sudah diubah dan diedarkan ke

seluruh jaringan tubuh. Sementara

jarak antara waktu makan malam dan

bangun pagi sekitar 8 jam. Selama

tidur metabolisme dalam tubuh tetap

berlangsung, akibatnya pada pagi hari

perut sudah kosong (Muchtar, Julia

and Gamayanti, 2011). Sarapan pagi

yang baik harus banyak mengandung

karbohidrat karena akan merangsang

glukosa dan mikro nutrient dalam otak

yang dapat menghasilkan energi,

selain itu dapat berlangsung memacu

otak agar membantu memusatkan

pikiran untuk belajar dan

memudahkan penyerapan pelajaran

(Moehji, 2009).

Syahbudin (2006) anak yang

jarang sarapan pagi akan kekuarangan

zat gizi untuk memenuhi kebutuhan

tubuh dalam proses meta dan

mengalami pembesaran kelenjar

tiroid. efek hormon tiroid terhadap

otak dapat bersifat sekunder terhadap

meningkatnya kepekaan terhadap

katekolamin yang diikuti dengan

peningkatan aktivitas sistem

retikularis barrier darah otak tidak

berkembang pada saat lahir dan

hormon tiroid mempunyai efek nyata

pada perkembangan otak. Pada bayi

hipotiroid, sinaps-sinaps berkembang

tidak normal, mielinisasi terganggu,

dan perkembangan mental terhambat.

Dalam penelitan yang

dilakukan oleh Franklin (2007)

tentang asupan makan dimana

kandungan glukosa berperan dalam

Page 10: PERBEDAAN TINGKAT KONSENTRASI PADA …eprints.ums.ac.id/27147/17/NASKAH_PUBLIKASI.pdfMELAKUKAN SARAPAN PAGI DENGAN YANG ... Scale for Children, dan kuesioner tentang sarapan pagi

Perbedaan Tingkat Konsentrasi Pada Siswa Yang Melakukan Sarapan Pagi Dengan Yang Tidak

Melakukan Sarapan Pagi Di SDN Gondang III Kecamatan Nawangan Pacitan

meningkatkan kinerja otak yang

dilajkuakn dalam hewan percobaan

yaitu mencit. Ketidakcukupan glukosa

di otak memberi efek buruk terhadap

daya berfikir dan mengingat. Glukosa

memberi efek yang kuat untuk fungsi

lobus temporal yaitu memori

deklaratif verbal jangka masa panjang.

Glukosa juga memberi efek kepada

memori jangka pendek, memori

prosedural, dan respon inhibisi.

Menurut survey Yayasan

Kusuma Buana, sebuah LSM di

Jakarta yang bergerak dibidang

kesehatan, cukup banyak anak yang

berangkat kesekolah tanpa sarapan

(16,9% dari 3.495 siswa yang diteliti).

Akibatnya mereka jajan di warung

dekat sekolah atau pedagang kaki lima

di sekitar sekolah. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan 2001/2002

di 13 SD di Jakarta, ternyata

kesibukan orang tua di pagi hari atau

belum adanya selera makan pagi

menjadi alasan anak berangkat ke

sekolah tanpa sarapan ( Andriani and

Wirjatmaji, 2012).

Konsentrasi

Berdasarkan Hasil penelitian

menunjukkan bahwa dari 39

responden, 21 responden (53,8%)

mempunyai konsentrasi yang baik.

Konsentrasi kategori baik artinya nilai

dari skornya lebih dari atau sama

dengan nilai rata-rata jawaban benar

(≥ 52,20). Dimana nilai skor

responden antara 67-100. Banyaknya

nilai 67-100 ini berdasarkan hasil

penelitian bahwa sumbangan nilai

terbesar adalah nilai skor pada test

pertama yang berisi 25 soal dari empat

test yang diberikan. Nilai jawaban

pada test pertama dapat tinggi

disebabkan responden masih

mempunyai motivasi tinggi untuk

dapat mengerjakan soal yang

diberikan. Sedangkan untuk

konsentrasi kurang apabila nilai

skornya kurang dari nilai rata-rata

jawaban benar (<52,20). Nilai

jawaban masuk dalam kategori

kurang disebabkan responden kurang

dapat berkonsentrasi dengan baik dan

responden kurang pandai dalam

memanfaatkan waktu untuk

mengerjakan soal.

Menurut Susanto (2006)

Seorang anak bisa berkonsentrasi

dengan baik atau tidak, dipengaruhi

oleh dua faktor yaitu internal dan

eksternal. Faktor internal adalah faktor

yang muncul dalam diri anak itu.

Sedangkan faktor eksternal adalah

pengaruh yang berasal dari luar

individu. Faktor internal misalnya

ketidaksiapan mereka dalam

menerima pelajaran, kondisi fisik,

kondisi psikologis, modalitas belajar,

sedangkan faktor eksternal misalnya

adanya suara-suara berisik dari TV,

radio, atau suara-suara yang

mengganggu lainnya.

Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Muchtar, Julia and

Gamayanti (2010) tentang Sarapan

dan jajan berhubungan dengan

kemampuan konsentrasi pada anak,

dengan menggunakan kuesioner digit

symbol substitution test, hasilnya

menunjukkan bahwa anak yang ditest

pada pukul 08.30 WIB dengan test

yang dilakukan pada pukul 10.00 hasil

menunjukkan adanya perbedaan

tingkat konsentrasi, hal ini disebabkan

karena pengaruh asupan gizi yang

diperoleh dari jajan pada jam istirahat

Page 11: PERBEDAAN TINGKAT KONSENTRASI PADA …eprints.ums.ac.id/27147/17/NASKAH_PUBLIKASI.pdfMELAKUKAN SARAPAN PAGI DENGAN YANG ... Scale for Children, dan kuesioner tentang sarapan pagi

Perbedaan Tingkat Konsentrasi Pada Siswa Yang Melakukan Sarapan Pagi Dengan Yang Tidak

Melakukan Sarapan Pagi Di SDN Gondang III Kecamatan Nawangan Pacitan

pertama dan sudah terbiasanya subjek

dengan tes yang dilakukan.

Santrock, (2008). Konsentrasi

belajar merupakan kemampuan

memusatkan perhatian pada sesuatu

yang berkaitan dengan memori

(ingatan), merupakan suatu proses

sentral dalam perkembangan kognitif.

Analis Bivariat

Berdasarkan data-data yang

berhasil dikumpulkan didapatkan hasil

bahwa nilai 2 = 13,374 dengan p =

0,00. Hasil ini dapat diartikan bahwa

ada perbedaan tingkat konsentrasi

pada siswa yang melakukan sarapan

pagi dengan yang tidak melakukan

sarapan pagi. Hasil penelitian ini

sejalan dengan teori yang

dikemukakan Khomsan (2010), bahwa

aktivitas makan pagi secara tidak

langsung dapat mempengaruhi prestasi

belajar siswa. Hal ini dikarenakan ada

dua manfaat yang bisa diambil bila

siswa melakukan sarapan pagi.

Pertama, sarapan pagi dapat

menyediakan karbohidrat yang siap

digunakan untuk meningkatkan kadar

gula darah. Dengan kadar gula dara

yang terjamin normal, maka gairah

dan konsentrasi kerja bisa lebih baik

sehingga berdampak positif untuk

meningkatkan prestasi belajar. Kedua,

pada dasarnya sarapan pagi akan

memberikan kontribusi penting akan

beberapa zat gizi yang diperlukan

tubuh seperti protein, lemak, vitamin

dan mineral. Ketersediaan zat gizi ini

bermanfaat untuk berfungsinya proses

fisiologis dalam tubuh.

Berdasarkan Tabel 8 terdapat 13

siswa (33,3%) yang sarapan pagi

yang dapat berkonsentrasi dengan

baik. Hal ini dapat terjadi karena siswa

tersebut sudah dididik oleh orang tua

pentingnya sarapan pagi sebelum

beraktivitas termasuk ke sekolah.

Orang tua responden mengajarkan

bahwa dengan sarapan pagi setidaknya

anak tidak akan cepat merasa lapar

selama proses belajar di kelas yang

akhirnya justru mengalami kesulitan

mengikuti proses belajar yang sedang

berlangsung. Selain itu orang tua

mengajarkan anak untuk dapat

berhemat, artinya jika responden telah

sarapan pagi maka pada jam istirahat

anak lebih sedikit mengeluarkan uang

saku dalam membeli jajan dari pada

jika tidak sarapan. Namun ada 1

responden (7,1%) yang sudah sarapan

pagi namun tetap kurang dapat

berkonsentrasi. Hal ini dapat terjadi

karena lain seperti psikologis seperti

motivasi. Kurangnya motivasi dalam

melakukan tugas yang diberikan

mengakibatkan kurang maksimalnya

hasil penilaian dalam test konsentrasi

dalam penelitian ini. Supriyono (2007)

salah satu faktor mempengaruhi

konsentrasi belajar siswa adalah

Faktor non intelektif, yaitu unsur-

unsur kepribadian tertentu seperti

sikap, kebiasaan, minat kebutuhan,

motivasi.

Responden yang tidak sarapan

pagi namun tetap dapat berkonsentrasi

berdasarkan hasil penelitian diketahui

25 siswa (64,1%). Kebiasaan dalam

lingkungan keluarga responden

menjadikan jarangnya responden

dalam sarapan pagi. Responden jarang

sarapan pagi atau bahkan tidak

sarapan pagi karena orang tua yang

jarang menyiapkan sarapan pagi

secara rutin. Faktor pekerjaan

Page 12: PERBEDAAN TINGKAT KONSENTRASI PADA …eprints.ums.ac.id/27147/17/NASKAH_PUBLIKASI.pdfMELAKUKAN SARAPAN PAGI DENGAN YANG ... Scale for Children, dan kuesioner tentang sarapan pagi

Perbedaan Tingkat Konsentrasi Pada Siswa Yang Melakukan Sarapan Pagi Dengan Yang Tidak

Melakukan Sarapan Pagi Di SDN Gondang III Kecamatan Nawangan Pacitan

orangtua seperti buruh tani yang sudah

pergi ke sawah pada pagi hari sebelum

responden ke sekolah menjadikan

tidak adanya orang yang menyiapkan

sarapan, ataupun tidak adanya bekal

sarapan itu sendiri. Orang tua hanya

memberikan uang saku responden

untuk jajan di sekolah. Atas dasar

kebiasaan terebut responden jarang

sarapan. Responden jajan makan pada

saat jam istirahat sekolah. Pada saat

itulah responden jajan makanan

ringan. Berkaitan dengan masih

baiknya konsentrasi diketahui bahwa

soal yang diberikan pada saat

penelitian dinyatakan oleh responden

termasuk tidak sulit, dimana

responden hanya mencocokkan tanda

symbol yang diberikan. Namun ada 17

responden (68,0%) yang tidak

melakukan sarapan pagi dan kurang

dapat berkonsentrasi. Melewatkan

makan pagi akan menyebabkan tubuh

kekurangan glukosa dan hal ini

menyebabkan tubuh lemah dan kurang

konsentrasi karena tiadanya suplai

energi

Moehji (2009) menyatakan

bahwa manusia membutuhkan sarapan

pagi karena dalam sarapan pagi

diharapkan terjadinya kesediaan

energi yang digunakan untuk jam

pertama melakukan aktivitas. Akibat

tidak sarapan pagi akan menyebabkan

tubuh tidak mempunyai energy yang

cukup untuk melakukan aktivitas

terutama pada proses belajar karena

pada malam hari di dalam tubuh tetap

berlangsung proses oksidasi guna

menghasilkan tenaga untuk

menggerakkan jantung, paru-paru dan

otot-otot tubuh lainnya.

Brown (2008) yang meneliti

menengai impact of school breakfast

on children’s health and learning

disebutkan bahwa anak dengan

sarapan pagi akan lebih sehat dan siap

menerima pelajaran dari pada siswa

yang jarang saraapan pagi. Asupan

makan yang mengandung kalori,

sebagai enenergi pembangun

ditujukan agar anak mempunyai

energy selama mengikuti kegiatan

proses belajar mengajar.Tubuh

membutuhkan asupan makanan agar

dapat melakukan aktivitas dengan

baik. Pada pagi hari, tubuh

membutuhkan asupan energi yang

banyak karena pada pagi hari

seseorang melakukan banyak

aktivitas. Oleh karena itu, setiap orang

sangat disarankan untuk sarapan pagi

agar dapat melakukan aktivitas tanpa

merasa kelelahan.

Meninggalkan makan pagi akan

memberikan dampak yang buruk

terhadap kinerja otak, berkurangnya

pemikiran dalam memecahkan

masalah. Sebaliknya, ketika anak

mengkonsumsi sarapan pagi kinerja

otak akan meningkat, anak akan penuh

perhatian, penuh kewaspadaan,

mempunyai penalaran yang logis, dan

mampu dalam memecahkan masalah

(Mahoney, Taylor, Kanarek and

Samuel, 2005). Sedangkan menurut

Djamarah (2011), anak-anak yang

jarang sarapan pagi ternyata

kemampuan belajarnya di bawah

anak-anak yang sering sarapan pagi,

mereka lekas lelah, mudah mengantuk

dan sukar menerima pelajaran.

Penelitian yang dilakukan oleh

Sartono, Lestariana and Sudargo

(2007) membuktikan bahwa makan

Page 13: PERBEDAAN TINGKAT KONSENTRASI PADA …eprints.ums.ac.id/27147/17/NASKAH_PUBLIKASI.pdfMELAKUKAN SARAPAN PAGI DENGAN YANG ... Scale for Children, dan kuesioner tentang sarapan pagi

Perbedaan Tingkat Konsentrasi Pada Siswa Yang Melakukan Sarapan Pagi Dengan Yang Tidak

Melakukan Sarapan Pagi Di SDN Gondang III Kecamatan Nawangan Pacitan

pagi berpengaruh pada konsentrasi

dan prestasi belajar anak sekolah.

Hasil penelitian pada 130 anak

sekolah usia 6-13 tahun di Madrid

menunjukkan bahwa ada hubungan

antara persentase asupan energi

sarapan terhadap total energi dengan

kemampuan intelektual anak.

Kesimpulan

1. Sebagian besar siswa SDN

Gondang 3, Kecamatan Nawangan

Pacitan tidak melakukan sarapan

pagi

2. Sebagian besar tingkat

konsentrasi pada siswa di SDN

Gondang 3 Kecamatan Nawangan

Pacitan dalam kategori sedang.

3. Ada perbedaan tingkat konsentrasi

pada siswa yang melakukan

sarapan pagi, dengan yang tidak

melakukan sarapan pagi di SDN

Gondang 3, Kecamatan Nawangan

Pacitan.

Saran

1. Orang tua murid

Adanya temuan bahwa

sebagaian besar responden tidak

sarapan pagi sebelum sekolah,

maka Diharapkan orang tua

berusaha menyiapkan dan

memberikan pendidikan bahwa

sarapan pagi sangat penting bagi

kesehatan dan dapat meningkatkan

konsentrasi dalam belajar.

2. Responden

Diharapkan responden untuk

selalu mau mengkonsumsi sarapan

pagi dengan baik yang

mengandung karbohidrat, proteitn

seprti telur atara tubuh tercukupi

kecukupan gizi dan dapat

meningkatkan konsentrasi belajar

salama pelajaran sekolah.

3. Instansi kesehatan

Diharapkan instansi

kesehatan memberikan pelayanan

kesehatan ke penduduk mengenai

pentingnya sarapan pagi,

sa;ahsatunya adalah dengan

memberi pendidikan kesehatan

tentang asupan gizi guna

meningkatkan konsentrasi belajar

anak.

4. Guru

Diharapkan guru untuk

berperan aktif selama proses belajar

mengajar, dan tetap memperhatikan

kesehatan siswa terlebih terdapat

siswa menurun konsentrasi akibat

tidak sarapan pagi.

Daftar pustaka

Andriani, M & Wirjatmaji, B. (2012).

Pengantar Gizi Masyarakat.

Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

Boyle, G.J., Saklofske, D.H., &

Matthews, G. (2012).

Psychological Assessment,

Clinical Neuropsychological

Assessment Vol.III. London:

Sage Production.

Brown C., & William, H. (2008)

impact of school breakfast on

children’s health and learning.

“The Economic Cost of

Domestic Hunger: Estimated

Annual Burden to the United

States

Page 14: PERBEDAAN TINGKAT KONSENTRASI PADA …eprints.ums.ac.id/27147/17/NASKAH_PUBLIKASI.pdfMELAKUKAN SARAPAN PAGI DENGAN YANG ... Scale for Children, dan kuesioner tentang sarapan pagi

Perbedaan Tingkat Konsentrasi Pada Siswa Yang Melakukan Sarapan Pagi Dengan Yang Tidak

Melakukan Sarapan Pagi Di SDN Gondang III Kecamatan Nawangan Pacitan

http://achoey.wordpress.com/20

08/11/10. Diakses pada tanggal

22 oktober 2013.

Djamarah, S. (2011). Psikologi

Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Franklin, M. (2007) Effects of a free

school breakfast programme

on children’s attendance,

academic achievement and

short-term hunger: results

from a stepped-wedge, cluster

randomised controlled trial. J

Epidemiol Community Health

2013;67:257–264.

doi:10.1136/jech-2012-201540

Hakim, T.(2005). Belajar Secara

Aktif. Jakarta: Puspa Swara.

Kartasapoetra, G & Marsetyo. (2005).

Ilmu Gizi Korelasi Gizi,

Kesehatan dan Produktifitas

Kerja. Jakarta: Rineka Cipta

Khomsan, Ali. (2006). Solusi

Makanan Sehat. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

__________ . (2010). Pangan dan

Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta

: Raja Grafindo Persada.

Lezak, M. (2004). Neuropsychological

assessment Fourth Edition.

London, TX: Pearson

Assessment.

Mahoney, C.R., Taylor, H. A.,

Kanarek, R. B., & Samuel, P.

(2005). Effect of breakfast

composition on cognitive

processes in elementary school

children. Journal Psysiology &

Behavior.

doi:10.1016/j.physbeh.2005.06

.023

Moehji, S. (2009). Ilmu Gizi 1

Pengetahuan Dasar Ilmu Gizi.

Jakarta: PT Bhratara Niaga

Media.

Muchtar,M., Julia, M., & Gamayanti,

I. (2011). Sarapan dan jajan

berhubungan dengan

kemampuan konsentrasi pada

remaja. Jurnal Gizi Klinis

Indonesia, vol. 8 no. 1

Notoatmodjo, S. (2010). Metode

Penelitian Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta.

Santrock. (2008). Perkembangan

Masa Hidup (Terjemahan

Diana Angela). Jakarta:

Erlangga.

Sartono, Lestariana, W., Sudargo, T.

(2007). Hubungan konsumsi 5.

makanan dan kadar

hemoglobin (Hb) dengan

prestasi belajar siswa SLTP

Kota Palembang. Jurnal Gizi

Klinik Indonesia. Vol. 4, No. 1

Supriyono (2007) Buku data dan

analisa untuk health research

training: Analisis data

kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Susanto, H. (2006). Meningkatkan

Konsentrasi Siswa Melalui

Optimalisasi Modalitas

Belajar Siswa. Jurnal

Pendidikan Penabur.

No.06/Th.V/Juni.

Page 15: PERBEDAAN TINGKAT KONSENTRASI PADA …eprints.ums.ac.id/27147/17/NASKAH_PUBLIKASI.pdfMELAKUKAN SARAPAN PAGI DENGAN YANG ... Scale for Children, dan kuesioner tentang sarapan pagi

Perbedaan Tingkat Konsentrasi Pada Siswa Yang Melakukan Sarapan Pagi Dengan Yang Tidak

Melakukan Sarapan Pagi Di SDN Gondang III Kecamatan Nawangan Pacitan

Syahbudin (2006) Kebiasaan sarapan

di kalangan anak usia sekolah

dasar di poliklinik umum

Departemen Ilmu Kesehatan

Anak FKUI-RSCM. Sari

Pediatri, Vol. 11, No. 1

Febrina Mahardhika Suwardhani*:

Mahasiswa S1 Keperawatan FIK UMS

Irdawati, S.Kp, Ns., MSi., Med**: Dosen

FIK UMS

Dewi Suryandari, S.Kep., Ns**: Dosen FIK

UMS