perawatan periodontal untuk pasien dengan penyakit tertentu

27
PERAWATAN PERIODONTAL UNTUK PASIEN DENGAN PENYAKIT TERTENTU Banyak pasien mengunjungi perawatan gigi dan mereka memilki kondisi medis yang signifikan yang dapat merubah penyakit utama mulut mereka dan terapi yang disediakan. Pasien periodontal yang lebih tua akan memilki kemungkinan yang lebih besar dalam memilki penyakit utama yang lenih parah. Oleh karena itu tanggung jawab terapeutik dari ahli klinis meliputi identifikasi masalah medis pasien untuk memformulasi rencana perawatan yang sesuai. Penyakit Kardiovaskular Penyakit kardiovaskular adalah penyakit sistemik dengan prevalensi terbanyak di US dan banyak negara, dan mereka lebih umum lagi pada peningkatan umur. Riwayat medis harus diamati dengan baik untuk masalah kardiovaskular. Kondisi ini meliputi hipertensi, infark miokardium, endokarditis infektif. Hipertensi JNC-7 (Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood

Upload: siti-mardhiyah

Post on 19-Oct-2015

180 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Perawatan Periodontal Untuk Pasien Dengan Penyakit Tertentu

TRANSCRIPT

PERAWATAN PERIODONTAL UNTUK PASIEN DENGAN PENYAKIT TERTENTUBanyak pasien mengunjungi perawatan gigi dan mereka memilki kondisi medis yang signifikan yang dapat merubah penyakit utama mulut mereka dan terapi yang disediakan. Pasien periodontal yang lebih tua akan memilki kemungkinan yang lebih besar dalam memilki penyakit utama yang lenih parah. Oleh karena itu tanggung jawab terapeutik dari ahli klinis meliputi identifikasi masalah medis pasien untuk memformulasi rencana perawatan yang sesuai.Penyakit Kardiovaskular Penyakit kardiovaskular adalah penyakit sistemik dengan prevalensi terbanyak di US dan banyak negara, dan mereka lebih umum lagi pada peningkatan umur. Riwayat medis harus diamati dengan baik untuk masalah kardiovaskular. Kondisi ini meliputi hipertensi, infark miokardium, endokarditis infektif.Hipertensi

JNC-7 (Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure) juga memperkenalkan istilah prehipertensi/ high normal/ borderline hypertensi (sistol antara 120-139 mm Hg dan diastol 80-89 mm Hg). Hipertensi tidak bisa didiagnosis dengan hanya satu kali pemeriksaan tekanan darah tetapi dengan beberapa kali pemeriksaan. Nilai tertinggi dari sistol dan diastol digunakan untuk menentukan klasifikasi jenis hipertensi. Penelitian dari Framingham Heart Study menunjukkan pasien 55 tahun dengan tekanan darah normal memilki resiko 90% menjadi hipertensi.Hipertensi dibagi menjadi dua yaitu tipe primer dan sekunder. Hipertensi primer terjadi jika tidak ada abnormalitas patologis yang utama yang dapat ditemukan untuk menjelaskan penyakit. Sekita 95% pasien hipertensi adalah tipe primer. Sisa 5% pasien hipertensi adalah tipe sekunder, yang mana etiologi yang mendasari dapat ditemukan dan sering tertangani. Contoh kondisi yang dapat mengakibatkan hipertensi sekunder adalah penyakit ginjal, dan penyakit neurogenik.Jika hipertensi tidak dapat diindentifikasi dan didiagnosis sejak dini maka dapat berkembang keparahannya menjadi penyakit arteri koroner, angina dan gagal ginjal.Dokter gigi dapat memainkan peran penting dalam mendeteksi pasien hipertensi dan menjaga kesehatan pasien hipertensi. Pada saat pertama kali ke dokter gigi sebaiknya dilakukan pemeriksaan tekanan darah dua kali dengan jarak waktu 10 menit, dan nilai rata-rata digunakan sebagai dasar. Sebelum dokter gigi merujuk pasien ke ahlinya karena tekanan darahnya, pemeriksaan sebaiknya dilakukan minimal 2 kali pertemuan, kecuali jika tekanan darahnya sangat tinggi ( sistol>180 mm Hg atau diastol >100 mm Hg).Prosedur periodontal sebaiknya jangan dilakukan sampai riwayat dan perhitungan tekanan darah yang tepat dilakukan untuk mengidentifikasi pasien dengan penyakit hipertensi yang signifikan. Perawatan dental untuk pasien hipertensif umunya aman selama stressnya minimal. Jika pasien sering menerima terapi antihipertensi, konsultasi dengan physician/dokter ahli diperlukan berkaitan dengan status umum medis pasien, medikasi/pengobatan, rencana perawatan periodontal, dan manajemen pasien.Perawatan dental di pagi hari disarankan untuk pasien hipertensi karena tekanan darah meningkat pada siang hari dan turun pada sore hari, oleh karena itu perawatan dental pada sore hari disarankan juga. Perawatan dental yang tidak rutin disrankan bagi pasien hipertensi dan tidak dalam perawatan medis. Untuk pasien dengan sistol >180 mm Hg dan diastol >100 mm Hg, perawatn dibatasi hanya untuk emergensi sampai hipertensi terkontrol. Analgesik dapat diberikan untuk rasa sakit dan antibiotik untuk infeksi. Tindakan pembedahan harus dibatasi karena pendarahan yang berlebihan dapat terjadi.Ketika merawat pasien hipertensi, dokter gigi jangan menggunakan anastesi lokal dengan konsentrasi epinefrin lebih besar dari 1: 100.000 dan jangan menggunakan vasopressor untuk mengontrol perdarahan. Epinefrin dapat meningkatkan detak jantung. Jika pasien menunjukkan kecemasan dalam perawatan periodontal maka pemberian obat sedatif dapat dilakukan. -adrenergic receptor antagonist, atau -blockers, digunakan untuk perawatan hipertensi. -blockers adalah cardioselective (blok reseptor jantung -1) atau nonselective (blok reseptor -1 dan -2). Epinefrin, -adrenergic dan -adrenergic agonist, menghasilkan peningkatan detah jantung dengan stimulasi langsung reseptor -1 jantung.Dokter gigi harus mengetahui efek samping yang banyak dari perawatan antihipertensi. Postural hypotension adalah hal umum dan dapat diminimalkan dengan memperlambat perubahan posisi di kursi dental. Depresi adalah efek samping dari pasien yang tidak diketahui. Mual, sedasi, mulut kering, lichenoid reaksi obat, dan gusi bengkak berhubungan dengan agen antihipertensi.

Infeksi EndokarditisInfeksi endokarditis adalah sebuah penyakit yang mana koloni mikroorganisme merusak endokardium atau katup jantung. Walaupun insidensinya rendah, penyakit ini adalah penyakit yang serius dengan prognosis buruk, meskipun dengan terapi yang modern. Istilah infeksi endokarditis mengarah kepada endokarditis bakteri karena penyakit ini dapat disebabkan oleh virus dan jamur. Organisme yang paling umum terdapat dalam penyakit ini adalah -hemolytic streptococci (ex Streptococcus viridans). Tetapi organisme nonstreptocooci sering ditemukan pada poket periodontal dan terlibat dalam penyakit ini.IE dibagi menjadi bentuk akut dan subakut. Bentuk akut melibatkan organisme virulen, umunya streptococcus nonhemolytic dan staphylococcus, yang mana menyerang jaringan jantung normal, menghasilakan emboli septik, dan menyebabkan infeksi yang berjalan cepat, umumnya masalah fatal. Di sisi lain bentuk subakut terjadi akibat pembentukan koloni dalam merusak endokardium atau katup jantung dengan organisme patogen tingkat rendah, contohnya rheumatic carditis yang menyebabkan rheumatic fever.Praktisi lebih mengarah pada pencegahan IE. Karena prosedur dental yang melibatkan perdarahan dapat menyebabkan transient bacteremia, AHA (the Ameriacan Heart Association) merekomendasi profilaksis antibiotik sebelum prosedur yang berhubungan dengan pendarahan yang parah dari jarinagn keras dan lunak, bedah periodontal, scaling, pembersihan gigi profesional. Tetapi bacteremia dapat terjadi walaupun tidak dilakukan prosedur dental. Khususnya pada individu dengan oral hygine buruk dan inflamasi periodontal yang parah. Dengan demikian pencegahan inflamasi periodontal sangat penting. AHA berpendapat bahwa pasien yang berisiko IE harus dijaga kesehatan mulutnya sebaik mungkin untuk mengurangi sumber potensial penyebaran bakteri. Untuk menyediakan pengukuran pencegahan yang adekuat untuk IE, ahli klinis mengarah pada pengurangan populasi mikroba pada rongga mulut sehingga meminimalkan inflamasi jaringan lunak dan bakteremia.Pencegahan untuk mengurangi resiko IE harus meliputi:1. Definisikan pasien yang peka. Pemeriksaan riwayat medis yang hati-hati akan menunjukkan apakah pasien peka terhadap IE. Pertanyaan yang diajukan harus meliputi semua riwayat yang berpotensi beresiko. Jika ada keraguan, maka dapat berkonsultasi kepada dokter ahli.

2. Berikan instruksi oral hygine. Oral hygine sebaiknya dilatih dengan metode yang meningkatkan kesehatan gusi da meminimalkan bakteremia. Pada pasien dengan inflamasi gusi yang berat, oral hygine harus dibatasi hanya dengan prosedur yang lembut (contohnya kumur-kumur dan penyikatan lembut dengan sikat gigi yang lembut) untuk meminimalkan perdarahan. Ketika kesehatan gusi meningkat, semakin agresif oral hygine meningkat. Oral irrigators umumnya tidak direkomendasikan karena dapat menyebabkan bakteremia. Pasien yang peka sebaiknya dianjurkan untuk mempertahankan tingkat oral hygine tertinggi ketika inflamasi jaringan lunak terkontrol.3. Selama perawatan periodontal, direkomendasikan profilaksis antibiotik sebaiknya dilakukan pada semua pasien resiko tinggi. Jika ada keraguan berhubungan dengan apakah adanya kepekaan, sebaiknya konsultasi kepada dokter pasien. Demikian juga, jika pasien meengkonsumsi antibiotik sebagai bagian dari terapi periodontal, perubahan dalam profilaksis regimen IE diindikasikan. Contohnya pasien yang mengkonsumsi penicillin setelah terapi regenaratif dapat digantikan dengan azithromycin sebelum prosedur periodontal berikutnya.4. Perawtan periodontal sebaiknya didesain untuk pasien yang rentan untuk mengakomodasi derajat keterlibatan periodontal.

Pedoman di bawah ini dapat digunakan dalam perawatan periodontal pada pasien IE: Pada pasien dengan resiko IE, setiap tindakan sebaiknya dibuat untuk mengeliminasi infeksi yang terdapat pada penyakit periodontal. Gigi dengan periodontitis yang berat dan prognosis yang buruk sebaiknya diekstraksi. Tetapi jika gig periodontitisnya tidak parah maka dapat dipertahankan dan dirawat dengan baik. Semua prosedur perawatan periodontal (termasuk probing) membutuhkan profilaksis antibiotik. Pretreatment kumu chlorhexidine direkomendasikan sebelum semua prosedur dilakukan untuk mengurangi bakteri pada permukaan mukosa. Untuk mengurangi jumlah kunjungan yang diperlukan dan meminimalkan resiko bakteri yang resistan, sejumlah prosedur sebaiknya diselesaikan pada setiap pertemuan, bergantung pada kebutuhan dan kemampuan pasien untuk mentolerir pearawatan dental Jika memungkinkan , berikan jarak 7 hari antara kunjungan Penggunaan antibiotik sebelum tindakan walaupun sebelumnya telah mengkonsumsi antibiotik (karena tindakan dental yang lalu) Pemeriksaan yang rutin dengan memeperhatikan peningkatan dan pemeliharaan pada kesehatan periodontal, sangat penting untuk pasien IE.

1. Diabetes Pasien diabetes memerlukan tindakan pencegahan khusus sebelum terapi periodontal. Dua jenis utama dari diabetes tipe 1 (sebelumnya dikenal sebagai "insulin-dependent diabetes") dan tipe 2 (sebelumnya disebut "non-insulin-dependent diabetes") . Manajemen medis diabetes telah berubah secara signifikan dalam upaya untuk meminimalkan penyakit ini, Pasien harus lebih mengelola kadar glukosa darah mereka (glikemia) melalui diet, obat oral, dan terapi insulin.Jika dokter mendeteksi tanda-tanda intraoral diabetes yang tidak terdiagnosis atau kurang terkontrol, diindikasikan pemeriksaan riwayat menyeluruh. Tanda-tanda klasik diabetes meliputi polidipsia (haus yang berlebihan), poliuria (kencing berlebihan), dan polifagia (kelaparan yang berlebihan, sering dengan bersamaan dijelaskan berat badan). Jika pasien memiliki salah satu dari tanda-tanda atau gejala, atau jika indeks klinisi kecurigaan tinggi, penyelidikan lebih lanjut dengan pemeriksaan laboraturium.

Pemeriksaan laboratorium pada control diabetes :Glycosylated hemoglobil assay (Hb A1c)4% - 6%normal8%buruk, sarankan untuk memperhatikan control diabetes

Jika pasien dicurigai memiliki diabetes tidak terkontrol, prosedur yang harus dilakukan :1. Konsultasikan kepada dokter pasien2. Analisis hasil test laboraturium.3. menyingkirkan infeksi orofasial akut atau infeksi gigi yang berat, jika ada, berikan perawatan darurat segera4. lakukan debridement nonsurgical plak dan kalkulus. Instruksikan perawatan oral higiene.Jika pasien diketahui memiliki penyakit diabetes, yang harus diperhatikan adalah level dari glikemik kontrolnya harus baik sebelum memulai perawatan periodontal. Pasien dengan control yang buruk sering memiliki respon yang buruk selama perawatan, dan lebih sering menimbultkan komplikasi postoperative, dan hasil yang kurang menguntungkan untuk jangka panjang. Pada pasien dengan glikemik control yang buruk dapat diberikan antibiotic profilaksis, yang paling sering digunakan adalah penisilin .Jika hypoglikemia terjadi pada saat perawatan, perawatan harus segera dihentikan. Periksa kadar gula darah dengan menggunakan glukometer. Penanggulangan yang harus dilakukan adalah :1. berikan sekitar 15 g karbohidrat oral kepada pasien:i. 4 sampai 6 g jus atau sodaii. 3 atau 4 sendok the gula pasiriii. Permen dengan 15 g gula2. Jika pasien tidak bisa makan atau minum dengan mulut, atau jika pasien dibius :1. Berikan 25 sampai 30 ml of 50% dekstrosa intravena2. Berikan 1mg glucagon intravena3. Berikan 1mg glucagon intramuscular.Keadaan darurat akibat hiperglikemia jarang di kedokteran gigi. mereka umumnya butuh beberapa hari untuk minggu untuk berkembang. Namun, glucometer dapat digunakan untuk mengantisipasi hiperglikemia seperti ketoasidosis diabetes, peristiwa mengancam kehidupan.Pada pasien dengan diabetes terkontrol perawatan periodontalnya akan sama dengan pasien normal selama meraka mengkontrol makanannya. 3. Penyakit InfeksiKarena penyakit menular banyak terjadi dan karena riwayat medis sering tidak akurat atau tidak lengkap, semua pasien periodontal harus diperlakukan seolah-olah mereka memiliki penyakit menular.Perlindungan pasien, dokter, dan staf kantor membutuhkan perlindungan universal (standard ) tindakan pencegahan untuk semua pasien, memaksimalkan pencegahan infeksi dan kontaminasi silang

1) HIVLesi rongga mulut sering dijumpai pada penderita AcquiredImmune Deficiency Syndrome (AIDS). Hal ini disebabkan karena pada penderitaAIDS terjadi gangguan pada sistem imun dan cenderung menjadi infeksioportunistik.Karena dalam perawatan tersebut dokter gigi selalu berkontak dengan salivadandarah. Untukmencegah terjadinyapenularan HIVpadawaktuperawatan, dokter gigi harus melakukan tindakan pencegahan untuk melindungipasien dan melindungi dirinya sendiri.Dokter gigi dapat menggunakan teknik pelindung yang akurat meliputipemakaian sarung tangan, masker, kacamata pelindung, pakaian klinis, dan isolatorkaretpadapasien. Perawatan periodontalberkaitandenganinfeksi HIVbiasanyadibagidalamdua tahap yaitutahap perawatanakutdantahapperawatan pemeliharaan. Pada tahap perawatan akut perhatian utama yangdilakukan dokter gigi adalahpengendalian rasasakit pada pasien. Sedangkan padatahap perawatan pemeliharaan, berkenaan langsung dengan penyingkiran agenpenyebab, pencegahan terhadap destruksi jaringan lebih lanjut, dan mempercepat penyembuhan.Untuk keamanan dan efektivitas dalam terapi periodontal pada individu yang terinfeksi HIV, beberapa perawatan sangatlah penting.

1) Health StatusKesehatan pasien harus sesuai dengan riwayat kesehatan, evaluasi fisik, dan hasil konsultasi dengan psikolog. Perawatan akan bergantung pada tingkat kesehatan pasien contohnya, penundaan penyembuhan luka dan meningkatkan resiko infeksi setelah operasi memungkinkan adanya faktor komplikasi pada pasien AIDS. Sangatlah penting untuk mendapatkan informasi status imun pasien dengan menanyakan beberapa pertanyaan seperti berikut:1.Berapa level CD4+ T4 lymphocyte ?2.Virus apa yang sedang menyerang ?3.Sudah berapa lama infeksi HIV diidentifikasi? Apakah mungkin untuk mengidentifikasi perkiraan tanggal dari original exposure?4.Apakah terdapat sejarah penyalahgunaan obat, penyakit yang ditransmisikan secara seksual, infeksi multiple atau fakor lain yang mungkin mengubah respon imun? Sebagai contoh, apakah pasien memiliki sejarah menderita hepatitis B kronik, hepatitis C, neutropenia, thrombocytopenia, defisiensi nutrisi atau insufisiensi adrenocorticoid ?5.Pengobatan/ obat apa yang sedang dilakukan/dikonnsumsi oleh pasien?6.Apakah pasien mendeskripsikan atau memperlihatkan efek samping ydari obat-obatan?

2) Infection Control MeasuresManajemen klinis periodontal pasien infeksi HIV membutuhkan kedisiplinan dalam perawatan untuk membentuk metodeinfection control, berdasarkan ADA dan CDC. Terpenuhinya universalprecautionakan mengeliminasi atau meminimalisir resiko pada pasien dan dental staff. Pasien imunokompromis memiliki potensi yang besar mendapat transmisi infeksi pada dental office atau fasilitas kesehatan lainnya.

3) Goals of TherapyTujuan utama dari terapi adalah perbaikan dan pemeliharaan kesehatan mulut, kenyamanan dan fungsi. Minimal, tujuan periodontaltreatmentharus diarahkan langsung pada kontrol penyakit yang berasosiasi dengan HIV (HIV-assosiated mucosal disease) sepertichronic candidiasisdanrecurrent oral ulcerations. Acute Periodontal dan Dental Infection harus ditangani dan pasien harus mendapatakan instruksi detail untuk melakukan proseduroral hygineyang efektif. Konservatif, terapi periodontal tanpa pembedahan menjadi pilihan perawatan untuk pasien HIV positif, tetapi prosedur pembedahan periodontal pernah dilaporkan sukses mengobati pasien HIV positif.Necrotizing ulcerative periodontal(NUP) atauNecrotizing ulcerative somatitis(NUS) menyebabkan kerusakan hebat pada struktur periodontal, tapi sejarah dari kondisi seperti ini tidak otomatis membuat kita mengekstraksi gigi, kalau pasien tidak bisa atau tidak sanggup memeliharaoral hyginekhususnya di daerah yang terkena atau terinfeksi. Keputusan mengenai prosedur periodontal yang terpilih harus dibuat dengan izin pasien (informed consent) dan setelah konsultasi medik, jika memungkinkan.4) Maintenance TherapySangatlah penting bahwa pasien harus menjagaoral hygine. Sebagai tambahan, kontrol untuk perawatan periodontal dilakukan dalam jangka waktu 2-3 bulan. Terapi dengan antibiotik sistemik harus terkonsultasi atau koordinasi dengan dokter sangat diperlukan.Psychological Factor, infeksi HIV pada sel neural mempengaruhi fungsi otak dan menimbulkan outright dementia. Hal ini sangat mempengaruhi responsive pasien pada dental treatment. Bagaimanapun, faktor psikologis banyak ditemukan pada pasien yang terinfeksi HIV, walaupun lesi neuronal tidak ditemukan. Dengan penyakit seumur hidup ini, pada beberapa pasien dapat menimbulkan depresi, rasa gelisah, kemarahan, sehingga perawatan harus dilakukan dalam suasana rileks, tenang dan tingkat stress dari pasien harus minimum. Pasien dengan lesi oral dari infeksi HIV harus segera diberi tahu dan jika benar atau tepat harus ditanyakan mengenai riwayat HIV. Jika dokter gigi memilih melakukan tes untuk antibodi HIV maka pasien harus diberitahu. Pada keadaan atau situasiinform consent(IC) diperlukan sebelum melakukan tes.

Perawatan Periodontitis Ulseratif Nekrosis pada pasien HIVPada periodontitis ulserasi nekrosis yang parah, terapi antibiotik sangat diperlukantetapi harus diberikan secara hati-hati kepada pasien HIV untuk mencegah terjadi infeksi oportunistik yang berpotensi serius, seperti kandidiasis lokal atau candidalsepticemia.Pemberian antibiotika seperti metronidazol 250 mg dikombinasikan dengan amoksisilin klafulanat potassium 250 mg tiga kali sehari selama limahingga tujuhhari, dapatmenjadi perawatanyang efektifuntukperiodontitisulseratif nekrosis.Antibiotika sistemik seperti metronidazol, tetrasiklin,klindamisin,amoksisilin, dan amoksisilin klafulanat potassium, dapat dikombinasikan dengan debridemen pada jaringan nekrosis. Penggunaan antibiotika sistemik dapat meningkatkan resiko perkembangan Candida padapasien, sehingga perlu diberikanbersama-sama dengan penggunaan antijamur.

2) HepatitisSampai saat ini, enam virus yang berbeda menyebabkan hepatitis virus telah diidentifikasi:. Hepatitis A, B, C, D, E, G Selain itu, baru-baru ini telah diidentifikasi dalam kasus hepatitis akut dan kronis. Virus hepatitis dapat dibedakan dengan epidemiologinya, virology dan profilaksis. Karena mayoritas infeksi hepatitis tidak dapat di diagnosis, maka dokter harus menyadari kelompok dengan resiko tinggi terjangkit penyakit ini seperti pasien immunosuppressed, pecandu narkoba, homoseksual, pasien renal dialysis, tranfusi darah, pekerja kesehatan.Tahapan perawatan periodontal pada pasien hepatitis adalah :2. terlepas dari jenis, aktif tidaknya penyakit, jangan memberikan terapi periodontal kecuali situasi darurat. 3. Untuk pasien dengan riwayat hepatitis, konsultasikan dengan dokter untuk menentukan jenis hepatitis, dan lama penyakit, cara penularan dan semua penyakit hati kronis 4. Untuk pasien HAV atau HEV yang telah sembuh, lakukan pemeriksaan periodontal rutin.5. Untuk pasien HBV dan HDV yang telah sembuh, konsultasikan dengan dokter tentang HBsAg dan anti HBs.6. Untuk pasien HCV, konsultasikan dengan dokter untuk menentukan risiko pasien untuk status transmisibilitas dan status penyakit hati kronis7. Jika pasien dengan hepatitis aktif, membutuhkan perawatan keadaan darurat.

4. LeukemiaManifestasi oral dan periodontal leukemia terdiri dari infiltrasi leukemia,perdarahan, ulserasi oral, dan infeksi. Ekspresi dari tanda-tanda ini lebih seringterjadi dalam bentuk akut dan subakut leukemia dibandingkan dalam bentukkronis. Sel-sel leukemia dapat menyusup pada gingiva dan kurang sering tulangalveolar. Infiltrasi gingiva seringmengakibatkan pembesaran gingiva leukemia. leukemia dapat bersifat akut (dimanadapat berakibat fatal secara cepat), sub akut, atau kronik. Pada leukemia akut sel-sel blast primitif dilepaskan kedalam sirkulasi perifer, pada leukemia kronik sel-sel abnormal cenderung untuk lebih matang dengan karakteristik morfologi sertafungsi yang normal saat dilepaskan dalam sirkulasi.Manajemen yang diberikanmerupakan Causatif dan Suportif, dikarenakan untuk menghilangkan secara permanen manifestasi oral yaitu dengan memperbaiki keadaan umum terlebih dahulu. Pencabutan atau ekstraksi gigi tidakdianjurkan atau dihindari karena ditakutkan terjadi resiko infeksi berat,perdarahan, dan anemia. Bila terpaksa dilakukan ekstraksi, dapat dibantu dengantransfusi darah dan pemberian antibiotik. Berikut ini merupakan beberapa hal yang dapat dilakukan dokter gigiterhadap penderita leukemia :a. DHE (Dental Health Education)Memberitahukan kepada pasien untuk selalu menjaga kesehatan gigi danmulutnya agar tidak menjadi fokal infeksi yang berhubungan dengan penyakityang diderita. Seperti pemilihan sikat gigi dan cara menyikat gigi yang benar,waktu dan frekuensi menyikat gigi yang tepat, sertapenggunaan sikat lidah.b. Pemberian obat kumurPenggunaan obat kumur dengan kandungan chlorhexidine 0,2%, dapat mengendalikan infeksipada pembengkakan gingivac.c. Pemberian obat kumurTerapi ini diperlukan untuk ulserasi yang terjadi pada mukosa

5. Hemophilia Hemofilia adalah adalah kelainan perdarahan yang disebabkan adanyakekurangan salah satu faktor pembekuan darah. Hemofilia adalah penyakit gangguan pembekuan darah dan diturunkan oleh melalui kromoson X. Penyakitini ditandai dengan perdarahan spontan yang berat dan kelainan sendi yang nyeri dan menahun.TerapidanPerawatanPeriodontalpadaHemofilia :Pasien hemofilia dapat mengalami perdarahan pada gusi walaupun trauma yang minimal, perdarahan ini umumnya sukar untuk dihentikan. Pengobatan penderita hemofilia berupaRecombinantFactor VIII yang diberikan kepada pasien hemofili berupa suntikan maupun tranfusi. Pemberian transfusi rutin berupa kriopresipitat-AHF untuk penderita hemofilia A dan plasma beku segaruntuk penderita hemofilia B. Terapi lainnya adalah pemberian obat melalui injeksi. Baik obat maupun transfusi harus diberikan pada penderita secara rutinsetiap 7-10 hari. Tanpa pengobatan yang baik, hanya sedikit penderita yang mampu bertahan hingga usia dewasa. Karena itulah kebanyakan penderita hemofilia meninggal dunia pada usia kanak-kanak atau balita (Riri dkk,2008).Penderita hemofilia juga harus rajin melakukan perawatan dan pemeriksaan kesehatan gigi dan gusi secara rutin. Untuk pemeriksaan gigi, minimal setengah tahun sekali, karena kalau giginya bermasalah misalnya harus dicabut, tentunya dapat menimbulkanperdarahan2.6 OBAT OBATAN DAN BAHAN UNTUK PERAWATAN PERIODONTAL :

1. Periodontal absesIndikasi terapi antibiotic bagi penderita abses akut : a. Selulitis tak-terlokalisir, infeksi menyebarb. Poket dalam dan tidak terjangkauc. Demamd. Limfadenopatie. Pasien immunocompromised

Pilihan antibiotik pilihan untuk infeksi periodontal :1) Amoksilin 500 mg, 1 g dosis awal, kemudian 500 mg tiga kali sehari untuk tiga hari. Evaluasi setelah 3 hari untuk menentukan kebutuhan lanjutan atau penyesuaian terapi antibiotic. 2) Jika alergi penisilin, berikan Klindamisin. Dosis awal 600 mg, kemudian 300 mg 4 kali sehari untuk 3 hari. 3) Azritomisin, Dosis awal 1 g kemudian 500 mg 4 kali sehari untuk 3 hari.

2. Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis (ANUG)Antibiotik yang bisa diberikan adalah:1) amoxicillin 500 mg (setiap 6 jam sekali selama 10 hari)2) erithromycin 250 mg (setiap 6 jam sekali selama 10 hari)3) tetracyclin 250 mg (dua kali sehari selama 7 hari)4) metronodazole 500 mg (dua kali sehari selama 7 hari)Pasien dengan ANUG ini seringkali mengeluhkan rasa sakit sehingga susah untuk makan, minum apalagi menyikat gigi sehingga diperlukan pemberian analgesik (contoh: ibuprofen)3. Acute Herpetic GingivostomatitisTerapi antiviral yang diberikan adalah Terapi dengan 15 mg/kg suspense acyclovir diberikan 5 kali sehari selama 7 hari tanpa menimbulkan efek samping. Acyclovir mengurangi gejala termasuk demam dari 3 hari menjadi 1 hari, menurunkan lesi ekstraoral yang barudari 5 hari jadi 0 hari dan mengurangi kesulitan makan dari 7 hari menjadi 4 hari.NSAID (ibuprofen) juga bisa diberikan untuk mengurangi demam dan nyeri. Pasien juga bisa menggunakan supplement nutrisi atau topical anestesi (contohnya lidokain) sebelum makan untuk membantu nutrisi yang cukup pada selama phase awal pada acute herpetic gingivostomatitis.4. Perokoronitis Pemberian antibiotik seperti metronidazole 250-500 mg 3 x sehari selama 4-6 hari atau erythromisin 500 mg/day selama 4-6 hari atau penicilin 1-2 MIU/hari selama 4-5 hari.

DAFTAR PUSTAKA

Carranza FA. 2006. Clinical Periodontology. 10th ed. Philadelphia:VBSaunders CompanyShafer William G, Hine Maynard K, Levy Barnet M. A textbook of oralpathology, chapter 9. P. Philadelphia: W.B. Saunders. 1974