peraturan gubernur banten pemerintah provinsi … · pedoman umum reformasi birokrasi; 9. peraturan...
TRANSCRIPT
- 1 -
PERATURAN GUBERNUR BANTEN
NOMOR 14 TAHUN 2018
TENTANG
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI
PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2018 - 2022
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR BANTEN
Menimbang : a. bahwa dalam rangka mempercepat tercapainya tata
kelola pemerintahan yang baik, professional,
berkarakter, berintegritas, bersinergitas, andal,
berkinerja tinggi, mampu melayani publik, netral,
sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilai-
nilai dasar dan kode etik aparatur Negara, perlu
melakukan reformasi birokrasi di Lingkungan
Pemerintah Provinsi Banten;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan
Peraturan Gubernur tentang Road Map Reformasi
Birokrasi Pemerintah Provinsi Banten Tahun 2018-
2022;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182,
tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4210);
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas
dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3851);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
- 2 -
5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
7. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang
Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;
8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor Per/15/M.PAN/7/2008 tentang
Pedoman Umum Reformasi Birokrasi;
9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 9 Tahun
2011 tentang Pedoman Penyusunan Road Map
Reformasi Birokrasi Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah;
10. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 10 Tahun
2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program
Manajemen Perubahan;
11. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun
2011 tentang Kriteria dan Ukuran Keberhasilan
Reformasi Birokrasi;
12. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun
2011, tentang Pedoman Penataan Tatalaksana
(Business Process);
13. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun
2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Quick Wins;
- 3 -
14. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 39 Tahun 2012
tentang Pedoman Pengembangan Budaya Kerja;
15. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Tahun 2017-2022;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG ROAD MAP
REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH PROVINSI
BANTEN TAHUN 2018-2022.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Provinsi Banten.
2. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan urusan pemerintah
oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi
seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah Gubernur sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
4. Gubernur adalah Gubernur Banten.
5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Banten.
6. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah adalah Gubernur.
7. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Gubernur dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari Sekretariat
Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah dan Badan Daerah.
8. Grand Design Reformasi Birokrasi selanjutnya disingkat GDRB adalah
rancangan induk yang berisi arah kebijaksanaan reformasi birokrasi
nasional untuk kurun waktu 2010-2025.
9. Road Map adalah sebuah dokumen rencana kerja rinci yang
mengintegrasikan seluruh rencana dan pelaksanaan program serta
kegiatan dalam rentang waktu tertentu.
10. Road Map Reformasi Birokrasi selanjutnya disingkat RMRB adalah
bentuk operasional Grand Design Reformasi Birokrasi (GDRB) yang
disusun dan dilakukan setiap 5 (lima) tahun sekali dan merupakan
rencana rinci pelaksanaan reformasi birokrasi dari satu tahapan ke
- 4 -
tahapan selanjutnya selama lima tahun dengan sasaran per tahun
yang jelas;
11. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah selanjutnya
disingkat RPJMD adalah Merupakan Penjabaran dari Visi, Misi dan
Program Kepala Daerah yang Penyusunannya Berpedoman Kepada
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan
memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN).
Pasal 2
(1) Road Map Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah disusun dengan
maksud sebagai petunjuk/arah dalam mengintegrasikan seluruh
rencana dan pelaksanaan reformasi birokrasi dalam program/kegiatan
Perangkat Daerah.
(2) Road Map Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah disusun dengan
tujuan untuk memberikan arah pelaksanaan reformasi birokrasi di
Lingkungan Pemerintah Daerah agar berjalan secara efektif, efisien,
terukur, konsisten, terintegrasi, melembaga, dan berkelanjutan.
BAB II
RUANG LINGKUP ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI
Pasal 3
(1) Ruang lingkup RMRB Pemerintah Daerah, tersusun dalam bentuk
Dokumen Road Map Reformasi Birokrasi dengan sistematika terdiri
atas:
a. Ringkasan Eksekutif;
b. BAB I Pendahuluan;
1. Latar Belakang;
2. Tujuan Penyusunan Road Map;
3. Ruang Lingkup; dan
4. Dasar Hukum. c. BAB II Gambaran Umum Birokrasi;
1. Kondisi Saat Ini; dan
2. Permasalahan Reformasi Birokrasi .
d. BAB III Agenda Reformasi Birokrasi;
1. Fokus Perubahan Reformasi Birokrasi;
2. Sasaran Reformasi Birokrasi;
3. Program Reformasi Birokrasi; dan
4. Rencana Aksi.
e. BAB IV Monitoring dan Evaluasi; dan
- 5 -
f. BAB V Penutup.
(2) Sistematika sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Gubernur ini.
BAB III
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 4
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan
Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Provinsi Banten.
Ditetapkan di Serang
pada tanggal 18 April 2018
GUBERNUR BANTEN,
ttd
WAHIDIN HALIM
Diundangkan di Serang
pada tanggal 18 April 2018
SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI BANTEN,
ttd
RANTA SOEHARTA
BERITA DAERAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2018 NOMOR 14
Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM,
ttd
AGUS MINTONO, SH. M.Si Pembina Tk. I
NIP. 19680805 199803 1 010
- 6 -
LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR
NOMOR 14 TAHUN 2018 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI
PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2018-2022
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI DAERAH TAHUN 2018-2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik (good govermance),
pemerintah telah mencanangkan program Reformasi Birokrasi melalui
Grand Design Reformasi Birokrasi Nasional 2010-2025 yang tertuang
dalam Peraturan Presiden Nomor 81 tahun 2010, dengan tujuan yaitu
“untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang profesional dengan
karakteritik adaptif, berintegritas, berkinerja tinggi, bersih dan bebas
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), mampu melayani publik, netral,
sejahtera, berdedikasi dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode
etika aparatur negara”.
Dalam Grand Design Reformasi Birokrasi yang ditetapkan dalam
Peraturan Presiden tersebut, Pemerintah menargetkan Indonesia
memiliki pemerintah yang berkelas dunia. Sejalan dengan hal tersebut,
pelaksanaan reformasi birokrasi merupakan salah satu bidang utama
dalam pembangunan nasional. Reformasi birokrasi dipandang sebagai
sebuah instrumen kebijakan yang ditandai gemuknya organisasi
pemerintahan, adanya tumpang tindih berbagai peraturan perundang-
undangan, rendahnya produktifitas, dan kinerja aparatur akibat masih
rendahnya kompetensi sumberdaya aparatur, ketidakjelasan tupoksi
dan tumpang tindih kewenangan jabatan serta pola pikir dan budaya
kerja yang belum terbangun sehingga berdampak pada belum
maksimalnya pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat.
Untuk menjawab perubahan tersebut Pemerintah Provinsi
Banten secara bertahap melaksanakan Reformasi Birokrasi dengan
melakukan perbaikan kinerja dengan efektif, efisien dan akuntabilitas
seluruh aspek penyelenggaraan pemerintahan. Proses Reformasi yang
terjadi saat ini adalah melalui program dan kegiatan Reformasi
Birokrasi, maka segala upaya untuk melakukan pembaharuan dan
- 7 -
perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan,
terutama menyangkut aspek kelembagaan, ketatalaksanaan dan
sumberdaya manusia aparatur yang perlu diarahkan kepada perbaikan
lingkungan birokrasi yang didasarkan pada peraturan perundang-
undangan yang baku menuju sistem manajemen publik yang lebih
fleksibel dan lebih berorientasi pada kepentingan publik. Setiap
perubahan diharapkan dapat memberikan dampak pada penurunan
praktek Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN), pelaksanaan anggaran
yang lebih baik, manfaat program-program pembangunan bagi
masyarakat meningkat, kualitas pengelolaan kebijakan dan pelayanan
publik meningkat, produktivitas aparatur meningkat, kesejahteraan
pegawai meningkat, dan hasil-hasil pembangunan dirasakan secara
secara merata oleh seluruh masyarakat.
Adapun visi reformasi birokrasi yang tercantum dalam Grand
Design Reformasi Birokrasi Indonesia adalah “terwujudnya
pemerintahan kelas dunia”.Visi tersebut menjadi acuan dalam
mewujudkan pemerintahan kelas dunia, yaitu pemerintahan yang
profesional dan berintegritas tinggi yang mampu menyelenggarakan
pelayanan prima kepada masyarakat dan manajemen pemerintah yang
demokratis agar mampu menghadapi tantangan pada abad ke-21
melalui tata pemerintahan yang baik pada tahun 2025. Sedangkan Misi
Reformasi Birokrasi Indonesia adalah :
1. Membentuk/menyempurnakan peraturan perundang-undangan
dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik;
2. Melakukan penataan dan penguatan organisasi, tatalaksana,
manajemen sumberdaya manusia aparatur, pengawasan,
akuntabilitas, kualitas pelayanan publik, mindset, dan kultural set;
3. Mengembangkan mekanisme kontrol yang efektif; dan
4. Mengelola administrasi secara efektif dan efisien.
Salah satu tonggak penting yang menandai berprosesnya
Pemerintah Provinsi Banten dalam melaksanakan reformasi birokrasi
adalah dengan membuat pedoman reformasi birokrasi Pemerintah
Provinsi Banten dalam kurun waktu lima tahun mendatang, dari tahun
2018 - 2022. Dokumen pedoman reformasi birokrasi terdapat didalam
road map reformasi birokrasi, sebagai langkah awal bagi Provinsi
Banten dalam melaksanakan reformasi birokrasi.
- 8 -
Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi
Banten dilakukan dengan memperhitungkan harapan para pemangku
kepentingan yang dipadukan dengan kemampuan pemerintah provinsi
dalam memenuhi keinginan dimaksud.
Karena itu Road Map Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi
Banten disusun dengan mengutamakan prioritas jangka pendek, jangka
menengah dan capaian yang dilakukan dalam jangka waktu lima tahun
kedepan. Road Map Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi Banten
bersifat dinamis, karena memberikan kemungkinan dilakukannya
berbagai rencana dan pelaksanaan kegiatan yang dipandang strategis
pada tahun-tahun pelaksanaanya.
Salah satu bagian penting dari dokumen road map adalah
rencana kerja rinci dan berkelanjutan yang menggambarkan
pelaksanaan reformasi birokrasi sampai dengan tahun 2022. Selain
rencana pelaksanaan kegiatan, road map menjelaskan informasi penting
lain yang mencakup : penanggungjawab, pelaksana, dukungan yang
diperlukan, serta target atau indikator pencapaiannya.
Secara umum, Road Map Reformasi Birokrasi Pemerintah
Provinsi Banten berisi uraian mengenai gambaran kondisi Pemerintah
Provinsi Banten saat ini, kondisi yang diharapkan lima tahun
mendatang, permasalahan yang dihadapi serta agenda pelaksanaan
reformasi birokrasi dalam rangka mengatasi berbagai permasalahan
yang dihadapi, serta dalam rangka sasaran reformasi birokrasi.
Mengingat pentingnya informasi yang dicakup dalam road map sebagai
basis pelaksanaan reformasi birokrasi, maka disusunlah pedoman ini.
Pedoman ini diharapkanakan mempermudah Pemerintah Provinsi
Banten dalam melaksanakan reformasi birokrasi sesuai dengan
kesiapan, tahapan dan karakteristik Provinsi Banten.
1.2 Tujuan Penyusunan Road Map
Road Map Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi Banten
tahun 2018-2022 ini menggambarkan program reformasi birokrasi
Pemerintah Provinsi Banten selama 5 (lima) tahun dengan sasaran yang
jelas. Adapun tujuan disusunnya Road Map Reformasi Birokrasi adalah
untuk dijadikan panduan bagi pengelola reformasi birokrasi
dilingkungan Pemerintah Provinsi Banten dan memberikan langkah
- 9 -
kongkrit, menjalankan program reformasi birokrasi agar berjalan secara
efektif, efisien, terukur, terintegrasi dan berkelanjutan serta
meningkatkan kualitas birokrasi Pemerintah Provinsi Banten dan
memberikan kesamaan pemahaman mengenai Road Map Reformasi
Birokrasi di Provinsi Banten juga membantu Perangkat Daerah dalam
melaksanakan reformasi birokrasi di Provinsi Banten.
1.3 Dasar Hukum
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi Banten
berdasarkan pada beberapa peraturan yang saling sinergi.
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan
Propinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 182, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4210);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010–2025;
6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :
Per/15/M.PAN/7/2008 tentang Pedoman Umum Reformasi
Birokrasi;
7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman
- 10 -
Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian/Lembaga
dan Pemerintah Daerah;
8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 10 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pelaksanaan Program Manajemen Perubahan;
9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun 2011 tentang Kriteria dan
Ukuran Keberhasilan Reformasi Birokrasi;
10. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2011, tentang Pedoman
Penataan Tatalaksana (Business Process);
11. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pelaksanaan Quick Wins;
12. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 39 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengembangan
Budaya Kerja;
13. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2017 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2017-2022.
1.4 Hubungan Antar Dokumen
RMRB Pemerintah Provinsi Banten berisi prioritas perencanaan
pencapaian sasaran 8 (delapan) area perubahan Reformasi Birokrasi,
beserta target capaian dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan.
Mengingat situasi dan kondisi aktual yang terus berkembang maka
dokumen RMRB Pemerintah Provinsi Banten bersifat dinamis dan selalu
terbuka untuk mengantisipasi kemungkinan perkembangan tantangan
daerah serta pelaksanaan program dan kegiatan dalam kurun waktu
berjalannya RMRB Pemerintah Provinsi Banten.
RMRB berfokus pada pelaksanaan misi ke satu dari RPJMD yaitu
Reformasi Birokrasi dan misi ke empat dari RPJMD yakni meningkatkan
kualitas pelayanan publik sehingga kedudukan RMRB merupakan
dokumen strategis yang bersifat pendukung, pengungkit dan
komplementer terhadap RPJMD dalam kurun waktu yang sama yakni
periode 2017-2022.
- 11 -
1.5 Sistematika Dokumen RMRB
Secaraumum RMRB Pemerintah Provinsi Banten tahun 2018-2022
memiliki sistematika sebagai berikut :
Ringkasan Eksekutif
Berisi uraian singkat substansi Road Map Reformasi Birokrasi yang
mencakup gambaran kondisi saat ini, kondisi yang diharapkan,
prioritas program, quick wins, anggaran, rencana penghematan yang
diharapkan, rencana waktu pelaksanaan dan kriteria keberhasilan yang
ditetapkan yaitu :
BAB I Pendahuluan
Menguraikan latar belakang perlunya disusun Road Map sebagai dasar
perencanaan pelaksanaan Reformasi Birokrasi, tujuan penyusunan Road
Map ruang lingkup dan dasar hukum.
BAB II Gambaran Umum Birokrasi
a. Gambaran umum Birokrasi, yang berisi uraian kondisi birokrasi
Pemerintah Daerah saat ini dipandang dari 3 (tiga) hal terkait dengan
capaian sasaran reformasi birokrasi nasional yaitu pemerintahan yang
bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, kualitas
pelayanan publik serta kapasitas dan akuntabilitas kinerja. Penguraian
kondisi mencakup hal-hal yang sudah dicapai/sudah baik dan perlu
terus dipertahankan atau ditingkatkan, dan hal-hal yang masih perlu
disempurnakan/diperbaiki.
b. Permasalahan Reformasi Birokrasi saat ini antara lain terkait dengan
susunan kelembagaan/organisasi, ketatalaksanaan, SDM Aparatur,
Peraturan Perundang-undangan, Pengawasan, Akuntabilitas Kinerja,
Pelayanan Publik, serta Manajemen Perubahan dan Budaya Kerja.
c. Kebutuhan/harapan Pemangku Kepentingan, yang berisi uraian
gambaran profil birokrasi yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5
(lima) tahun kedepan sesuai dengan harapan para pemangku
kepentingan.
BAB III Agenda Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah Provinsi Banten
Menjelaskan beberapa hal sebagai berikut :
- 12 -
a. Fokus Perubahan Reformasi Birokrasi, yang berisi uraian fokus
perubahan reforamsi birokrasi yang menyangkut prioritas pembenahan
manajemen Pemerintah Daerah dan prioritas peningkatan kualitas
pelayanan publik, termasuk di dalamnya Quick Wins ;
b. Sasaran, Indikator Keberhasilan, Program dan Kegiatan, yang berisi
uraian sasaran dan indikator keberhasilan dengan mengacu pada
pencapaian, tantangan dan harapan pemangku kepentingan, serta
uraian program dan kegiatan yang berisi uraian program/kegiatan yang
akan dilakukan sesuai dengan klasifikasi.
c. Program-program Reformasi Birokrasi sebagaimana tertuang dalam
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi
2010-2014 dan kriteria dalam komponen model Penilaian Mandiri
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi berdasarkan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1
Tahun 2012.
d. Rencana Aksi Daerah, yang berisi uraian tentang rencana kegiatan
Reformasi Birokrasi yang akan dilaksanakan dalam 5 (lima) tahun
kedepan sesuai dengan fokus perubahan, sasaran, program atau
kegiatan, tahapan atau aktivitas, target-target sasaran tahunan yang
ingin diwujudkan, konsekuensi waktu pelaksanaannya, termasuk
pelaksanaan kegiatan Quick Wins, Perangkat Daerah Penanggungjawab
dan rencana anggaran yang diperlukan. Rencana Aksi disusun dalam
bentuk matriks yang memberikan gambaran menyeluruh mengenai
langkah-langkah yang akan di lakukan selama 5 (lima) tahun kedepan.
BAB IV Monitoring dan Evaluasi
Menjelaskan mekanisme monitoring dan evaluasi yang dilakukan dalam
rangka menjamin konsistensi, efektivitas dan keberlanjutan serta akibat
pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah bagi
masyarakat.
- 13 -
BAB V Penutup.
1.6 Pengorganisasian Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dilingkungan Pemerintah Provinsi
Banten di organisasi dan dipimpin oleh sebuah tim melalui Keputusan
Gubernur Provinsi Banten Nomor: 188.35.05/Kep. 413-Huk/2017
tentang Pembentukan Tim Penyusunan Rancangan Peraturan
GubernurTentang Road Map Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi
Banten Tahun 2018-2022. Tim dimaksud dimungkinkan untuk
membentuk kelompok kerja yang disesuaikan dengan tujuan
pembentukan kelompok kerja dimaksud dan untuk kelompok kerja
yang dibentuk untuk melaksanakan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan Reformasi Birokrasi, keanggotaannya dapat diisi dari
unsur masyarakat sipil dan akademisi.
- 14 -
BAB II
GAMBARAN UMUM BIROKRASI
2.1 Kondisi Saat Ini
Provinsi Banten yang dibentuk dengan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2000, sepanjang pembentukannya telah melakukan 4 (empat)
kali penyusunan dan penetapan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah(RPJMD). Seiring dengan pergantian kepemimpinan
Pemerintahan Provinsi Banten berdasarkan hasil Pemilihan Kepala
Daerah (Gubernur dan Wakil Gubernur Banten) periode Tahun 2017-
2022 Gubernur dan Wakil Gubernur Banten terpilih mengusung visi
dan misi yang merupakan visi misi Provinsi Banten 2017-2022.
Dalam dokumen RPJPD Provinsi Banten 2005-2025 dinyatakan
RPJMD tahap ke-4 (empat) tahun 2018-2022 merupakan (Tahap
Akselerasi II) mengingat pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur
Provinsi Banten dan Jadwal Pengesahan RPJMD pada tahun yang sama
2017 maka tahun pemberlakuannya menjadi RPJMD Provinsi Banten
tahun 2017-2022. Mengingat tahun 2017 sedang berjalan termasuk
periode RPJMD tahun periode sebelumnya sehingga dalam penetapan
indikator kinerja capaiannya sebagai patokan angka dasar/base line
2017 dan target indikator awal di mulai tahun 2018 sedangkan capaian
indekator kinerja akhir tahun 2022.
Dalam RPJPD Provinsi Banten tahun 2005-2025 telah
ditetapkan Visi “Banten Mandiri, Maju, Sejahtera, Berlandaskan Iman
dan Takwa” yang ditempuh melalui 4 (empat) Misi yaitu :
1. Mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, berbudaya, sehat
dan cerdas;
2. Mewujudkan perekonomian yang maju dan berdaya saing secara
merata dan berkeadilan;
3. Mewujudkan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
yang lestari; dan
4. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik, bersih dan
berwibawa.
Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2017
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2017-2022,
Pemerintah Provinsi Banten berupaya untuk melakukan perubahan
- 15 -
dalam menangkap isu strategis, menetapkan visi dan misi,strategi dan
kebijakan, serta penyusunan program dan kegiatan. Dalam upaya
pencapaian visi dan misiyang telah ditetapkan dengan memperhatikan
kondisi permasalahan serta tantangan kedepan, khususnya pencapaian
misi ke-4 (empat), yaitu Menciptakan tata kelola pemerintahan yang
baik (Good Govermant), bersih dan berwibawa, maka dituangkan ke
dalam Rencana Aksi pada Road Map Pemerintah Provinsi Banten 2018-
2022. Jika dilihat dari sasaran Reformasi Birokrasi yaitu terwujudnya
Pemerintahan yang bersih bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
menangkap isu strategis, menetapkan visi dan misi, strategi dan
kebijakan, serta penyusunan program dan kegiatan. Dalam upaya
pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan dengan tetap
memperhatikan kondisi permasalahan serta tantangan kedepan,
khususnya pencapaian misi kesatu yaitu Menciptakan Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik dan Bersih (Good Govermant and Clear
Governance). Maka dituangkan kedalam Rencana Aksi pada Road Map
Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi Banten 2018-2022.Jika dilihat
dari sasaran Reformasi Birokrasi yaitu: Terwujudnya pemerintahan
yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme, meningkatnya
kualitas pelayanan publik kepada masyarakat, dan meningkatnya
kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi, maka dapat diuraikan
beberapa hal yang sudah dicapai oleh Pemerintah Provinsi Banten
sebagai berikut:
1. AREA KELEMBAGAAN ATAU ORGANISASI
Kegiatan Capaian
a. Kelembagaan Perangkat Daerah 1. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun
2016 tentang Pembentukan
Organisasi Perangkat Daerah
Provinsi Banten.
2. Peraturan Gubernur Nomor 83
Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Tugas Pokok, Fungsi, Tipe
Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Perangkat Daerah Provinsi
Banten.
- 16 -
b. Kelembagaan UPT
Peraturan Gubernur Nomor 86
Tahun 2016 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis dilingkungan
Pemerintah Provinsi Banten.
c. Fasilitasi Kelembagaan
Kabupaten/Kota
1. Telah Memfasilitasi Kelembagaan
Perangkat Daerah 8
Kabupaten/Kota (Sekretariat
Daerah, Sekretariat DPRD,
Inspektorat Daerah, Dinas
Daerah, dan Badan Daerah)
dengan melakukan pengkajian
(menganalisa, membahas,
menyusun, dan menyimpulkan)
Rancangan Peraturan Daerah
tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten/Kota, dalam bentuk
Surat Persetujuan Gubernur
untuk disampaikan kepada
Bupati/Walikota, yang bersifat
mengikat.
2. Telah Memfasilitasi Konsultasi
Kelembagaan Unit Pelaksana
Teknis Daerah (UPTD) 8
Kabupaten/Kota, dengan
melakukan pengkajian
(menganalisa, membahas,
menyusun, dan menyimpulkan)
Kajian Akademik dan Analisis
Rasio Belanja Pegawai yang
hasilnya berupa Surat
Rekomendasi Gubernur untuk
disampaikan kepada
Bupati/Walikota, yang bersifat
mengikat.
- 17 -
2. AREA KETATALAKSANAAN
Kegiatan Capaian
a. Pengembangan e-government 1. SIMRAL (Sistem Informasi
Manajemen Perencanaan,
Penganggaran dan Pelaporan).
2. Aplikasi Pengaduan Masyarakat
3. Dashboard Pimpinan untuk di
Command Centre.
4. Banten Satu Data.
5. Sistem Informasi Barang Daerah.
6. Informasi Layanan Kesehatan.
7. Report Banten tentang
Pengadaan Barang/Jasa.
8. Sistem Informasi Presensi Online
(SIPO).
9. BANTOS (Banten OS).
10. Sistem Pengendalian dan
Evaluasi Provinsi Banten
(DALEV).
b. Penyusunan Rapergub Sarana
dan Prasarana Kerja Aparatur
Peraturan Gubernur Nomor 37 Tahun
2014 tentang Standarisasi Sarana
dan Prasarana Kerja Aparatur
Pemerintah Provinsi Banten, dan
sedang dalam proses Perubahan.
c. Penyelenggaraan Tata Naskah
Dinas
Peraturan Gubernur Nomor 24 Tahun
2012 tentang Pedoman Tata Naskah
Dinas Provinsi Banten dan sedang
dalam proses perubahan.
d. Penyusunan Peraturan
Gubernur Tentang SOP
Peraturan Gubernur Nomor 23 Tahun
2011 tentang SOP Setda Provinsi
Banten, dan sedang dalam proses
perubahan
3. AREA SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR
Kegiatan Capaian
a. Pemberian Tunjangan Kinerja
dan Disiplin Pegawai
1. Peraturan Gubernur Nomor 5
tahun 2017 tentang Pedoman
Manajemen Kinerja Pegawai
Dilingkungan Pemerintah Provinsi
Banten
- 18 -
2. Peraturan Gubernur Nomor 13
Tahun 2017 Tentang Pedoman
Pengukuran Kinerja dan
Pemberian Tambahan Penghasilan
Pegawai dilingkungan Pemerintah
Provinsi Banten.
b. Pengembangan Database
Pegawai
Sistem Informasi Manajemen
Pegawai (SIMPEG)
c. Kenaikan Pangkat Pegawai 1. Pelaksanaan Kenaikan Pangkat
Otomatis (KPO)
d. Pengembangan Pegawai 1. Pelaksanaan Assesman Pejabat
Eselon III, Eselon IV dan Pelaksana
antara lain :
a. Tahun 2015
- Eselon III sebanyak 28 orang;
- Eselon IV sebanyak 24 orang;
- Pelaksana sebanyak 48 orang.
b. Tahun 2016
- Eselon III sebanyak 150 orang;
- Eselon IV sebanyak 53 orang;
- Pelaksana sebanyak 60 orang.
c. Tahun 2017
- Eselon IV sebanyak 70 orang.
2. Pegembangan Jabatan Fungsional
sebanyak 37 Jabatan terdiri dari :
a. Instruktur 8 orang;
b. Pengawas Ketenagakerjaan 8
orang;
c. Medik Veteriner 5 orang;
d. Pengawas Benih Tanaman 15
orang;
e. Pengawas Mutu Pakan 2 orang;
f. Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan 62
orang;
g. Penyuluh Pertanian 13 orang;
h. Arsiparis 6 orang;
i. Peneliti 10 orang;
j. Perencana 3 orang;
k. Apoteker 2 orang;
- 19 -
l. Asisten Apoteker 4 orang;
m. Bidan 4 orang;
n. Dokter 9 orang;
o. Dokter Gigi 2 orang;
p. Nutrisionis 1 orang;
q. Perawat 19 orang;
r. Perawat Gigi 2 orang;
s. Perekam Medis 1 orang;
t. Pranata Laboratorium
Kesehatan 3 orang;
u. Radiografer 1 orang;
v. Fisioterapis 5 orang;
w. Sanitarian 2 orang;
x. Penyuluh Perikanan 1 orang;
y. Guru 149 orang;
z. Pamong Belajar 1 orang;
aa. Pengawas Sekolah 333 orang;
bb. Widyaiswara 23 orang;
cc. Penera 11 orang;
dd. Penyuluh Kehutanan 1 orang;
ee. Analisis Kepegawaian 1 orang;
ff. Auditor 61 orang;
gg. Pustakawan 5 orang;
hh. Analisis Pasar Hasil Perikanan 4
orang;
ii. Auditor Kepegawaian 3 orang;
jj. Pengawas Penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan di Daerah
(Pengawas Pemerintahan) 16
orang;
kk. Pengelola Barang Jasa 44 orang.
4. AREA PERUNDANG-UNDANGAN
Kegiatan Capaian
a. Pengawasan Produk Hukum
Kabupaten/Kota
Pencapaian Pengawasan Rancangan
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
antara lain :
a. Tahun 2015
- Pemberian Nomor Register
mencapai 40 Peraturan Daerah
- Pemantauan mencapai 9
Peraturan Daerah
- 20 -
- Klarifikasi mencapai 17
Peraturan Daerah
b. Tahun 2016
- Fasilitasi mencapai 16
Rancangan Peraturan Daerah
- Evaluasi mencapai 1 Rancangan
Peraturan Daerah
- Pembatalan 10 Peratuan Daerah
c. Tahun 2017
- Pemberian Nomor Register
mencapai 73 Peraturan Daerah
- Fasilitasi mencapai 51
Rancangan Peraturan Daerah
- Evaluasi 7 Rancangan Peratuan
Daerah
b. Peningkatan Pemahaman dan
Kesadaran Hukum Masyarakat
Penyuluhan Hukum kepada Ormas
dan Masyarakat ke Kabupaten/Kota
ditingkat kecamatan sebanyak :
1. 2014 sebanyak 16
2. 2015 sebanyak 16
3. 2016 sebanyak 16
4. 2017 sebanyak 24
c. Pengembangan Jaringan
Dokumentasi dan Informasi
Hukum (JDIH)
Pengelolaan JDIH dengan optimal
kepada publik/masyarakat.
5. AREA PENGAWASAN
Kegiatan Capaian
a. Klinik Konsultasi Permasalahan Klinik konsultasi terkait tindak
lanjut hasil pengawasan inspektorat
dan BPK sebanyak 41 (empat puluh
satu) Perangkat Daerah untuk
melayani konsultasi berkaitan
dengan permasalahan pelaksanaan
anggaran dan kegiatan.
b. Diklat Fungsional Auditor Mengirim pejabat fungsional Auditor
untuk mengikuti Diklat Teknis,
Diklat Pembentukan, dan Diklat
Penjenjangan.
- 21 -
c. Tim Saber Pungli Keputusan Gubernur Banten Nomor
703.05/kep.18-Huk/2017 tentang
Perubahan Atas Keputusan
Gubernur Banten Nomor
703.05/Kep.587-Huk/2016
Tentang Pembentukan Satuan
Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar di
Provinsi Banten yang ditetapkan
pada tanggal 2 Februari 2016.
d. Unit Pengendali Gratifikasi Peraturan Gubernur Banten Nomor
58 Tahun 2016 tentang Pedoman
Pengendalian Gratifikasi di
lingkungan Pemerintah Provinsi
Banten yang diundangkan pada
tanggal 30 Juni 2016.
e. Pelapor Pelanggaran
(Whistleblower)
Peraturan Gubernur Banten Nomor
66 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Penanganan Pelaporan Pelanggaran
Atas Dugaan Penyimpangan yang
dilakukan Aparatur Sipil Negara
dilingkungan Pemerintah Provinsi
Banten yang diundangkan pada
tanggal 30 Oktober2017.
6. AREA AKUNTABILITAS KINERJA
Kegiatan Capaian
a. Laporan Akuntabilitas Kinerja
Pemerintah (LAKIP)
Kementerian PAN dan RB
memberikan nilai CC kepada
Pemerintah Provinsi Banten.
b. Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD)
Pemerintah Provinsi Banten telah
mendapatkan Opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) atas LKPD
Provinsi Banten dari Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK RI).
- 22 -
7. AREA PELAYANAN PUBLIK
Kegiatan Capaian
a. Peningkatan Kualitas Pelayanan
Publik
1. Persentase Kualitas Pelayanan
Publik Pada RSUD Banten antara
lain :
a. Pada tahun 2014
- Pemakaian Tempat Tidur
Pada Satu-satuan Waktu
Tertentu (BOR) Bed
Occopation Rates mencapai
29.60%;
- Lama Rawat Seorang Pasien
(ALOS : Hari) Length Of Stay
mencapai 4.88%;
- Frekuensi pemakaian
tempat tidur pada satu
periode, berapa kali tempat
tidur dipakai dalam satu
satuan waktu / BTO (Bed
Turn Over) mencapai 1.99%;
- TOI (Trunt Over Interval)
dimana Tempat tidur Tidak
Ditempati dari Telah diisi
kesaat terisi berikutnya
mencapai 22.35%;
- Frekuensi pemakaian tempat
tidur pada suatu periode,
berapa kali tempat tidur
dipakai/NDR (Net Death
Rate) mencapai 0.01%;
- Angka kematian umum
untuk 1000 penderita keluar
rumah sakit/GDR (Gross
Death Rate) mencapai 0.01%.
b. Persentase RSUD Banten
pada tahun 2015 antara lain:
- Pemakaian Tempat Tidur
Pada Satu-satuan Waktu
Tertentu (BOR) Bed
Occopation Rates mencapai
50.92%;
- 23 -
- Lama Rawat Seorang
Pasien (ALOS : Hari) Length
Of Stay mencapai 4.57%;
- Frekuensi pemakaian
tempat tidur pada satu
periode, berapa kali tempat
tidur dipakai dalam satu
satuan waktu/BTO (Bed
Turn Over) mencapai
39.64%;
- TOI (Trunt Over Interval)
dimana Tempat tidur Tidak
Ditempati dari Telah diisi
kesaat terisi berikutnya
mencapai 5.52%;
- Frekuensi pemakaian
tempat tidur pada suatu
periode, berapa kali tempat
tidur dipakai/NDR (Net
Death Rate) mencapai
27.00 %;
- Angka kematian umum
untuk 1000 penderita
keluar rumah sakit/GDR
(Gross Death Rate)
mencapai 81.00%.
c. Persentase RSUD Banten
pada tahun 2016 antara lain:
- Pemakaian Tempat Tidur
Pada Satu-satuan Waktu
Tertentu (BOR) Bed
Occopation Rates mencapai
60.32% ;
- Lama Rawat Seorang
Pasien (ALOS : Hari) Length
Of Stay mencapai 4,09% ;
- Frekuensi pemakaian
tempat tidur pada satu
periode, berapa kali tempat
tidur dipakai dalam satu
satuan waktu/BTO (Bed
Turn Over) mencapai
53.53% ;
- 24 -
- TOI (Trunt Over Interval)
dimana Tempat tidur Tidak
Ditempati dari Telah diisi
kesaat terisi berikutnya
mencapai 2.71%;
- Frekuensi pemakaian
tempat tidur pada suatu
periode, berapa kali tempat
tidur dipakai/NDR (Net
Death Rate) mencapai
31.00%;
- Angka kematian umum
untuk 1000 penderita
keluar rumah sakit/GDR
(Gross Death Rate)
mencapai 63.00%.
d. Persentase RSUD Banten
pada tahun 2017 antara lain :
- Pemakaian Tempat Tidur
Pada Satu-satuan Waktu
Tertentu (BOR) Bed
Occopation Rates mencapai
56.14% ;
- Lama Rawat Seorang Pasien
(ALOS : Hari) Length Of Stay
mencapai 3.87% ;
- Frekuensi pemakaian
tempat tidur pada satu
periode, berapa kali tempat
tidur dipakai dalam satu
satuan waktu/BTO (Bed
Turn Over) mencapai
42.67%;
- TOI (Trunt Over Interval)
dimana Tempat tidur Tidak
Ditempati dari Telah diisi
kesaat terisi berikutnya
mencapai 3.12%;
- Frekuensi pemakaian
tempat tidur pada suatu
periode, berapa kali tempat
tidur dipakai/NDR (Net
Death Rate) mencapai 32.29
%;
- 25 -
- Angka kematian umum
untuk 1000 penderita
keluar rumah sakit/GDR
(Gross Death Rate) mencapai
60.90%.
2. Realisasi Perizinan dan Non
Perijinan pada DPMPTSP antara
lain:
a. Tahun 2015 sebanyak 1.385
perizinan yang tersebar di 12
Perangkat Daerah yaitu ;
- Penanaman Modal
mencapai 233 perijinan;
- Pertambangan dan energi
mencapai 387 perijinan;
- Tenaga Kerja mencapai 443
perijinan;
- Bina Marga mencapai 51
perijinan;
- Sumber Daya Air dan
Pemukiman mencapai 5
perijinan;
- Kesehatan 91 perijinan;
- Sosial 34 perijinan;
- Kelautan dan Perikanan 46
perijinan;
- Kehutanan dan Perkebunan
52 perijinan;
- Pertanian dan Peternakan
21 perijinan;
- Lingkungan Hidup 17
perijinan; dan
- Perdagangan 5 perijinan.
b. Tahun 2016 sebanyak 3.125
perizinan yang tersebar di 15
Perangkat Daerahyaitu;
- Penanaman Modal
mencapai 274 perijinan;
- Pertambangan dan Energi
mencapai 1.043 perijinan;
- Kehutanan mencapai 19
perijinan;
- 26 -
- Tenaga Kerja mencapai
1.135 perijinan;
- Kelautan dan perikanan
mencapai 284 perijinan;
- Bina Marga mencapai 27
perijinan;
- Sumber Daya Air dan
Permukiman mencapai 17
perijinan;
- Perdagangan mencapai 1
perijinan;
- UKM mencapai 3 perijinan;
- BLHD mencapai 38
perijinan;
- Pendidikan mencapai 39
perijinan;
- Sosial mencapai 53
perijinan;
- Pertanian dan Perternakan
mencapai 24 perijinan;
- Dinas Kesehatan mencapai
164 perijinan;
- Penataan Ruang mencapai 1
perijinan dan;
- Dinas Perhubungan
mencapai 1 perijinan.
c. Tahun 2017 sebanyak 3.354
perizinan yang tersebar di
12Perangkat Daerahyaitu;
- Penanaman Modal mencapai
187 perijinan;
- Sumber Daya Energi dan
Mineral mencapai 1.150
perijinan;
- Badan Lingkungan Hidup
dan Daerah mencapai 40
perijinan;
- Tenaga Kerja mencapai
1.056 perijinan;
- Kelautan dan Perikanan
mencapai 151 perijinan;
- Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang mencapai
13 perijinan;
- 27 -
- Perindustrian dan
Perdagangan mencapai 2
- Dinas Pendidikan mencapai
41 perijinan;
- Dinas Pertanian mencapai
14 perijinan
- Dinas Kesehatan mencapai
171 perijinan;
- Dinas Sosial mencapai 57
perijinan dan;
- Dinas Perhubungan
mencapai 472 perijinan.
b. Peraturan Gubernur tentang
Percepatan SPM
Peraturan Gubernur Nomor 76
Tahun 2014 tentang Percepatan
Penerapan dan Pencapaian Standar
Pelayanan Minimal Pemerintah
Provinsi Banten Tahun 2014-2017.
c. Survei Kepuasan Masyarakat Melaksanakan Survei Kepuasan
Masyarakat dari tahun 2014-2017
1. 2014 ke Bidang Pendidikan;
2. 2015 ke UPT Samsat;
3. 2016 ke Bidang Kesehatan
(RSUD) dan;
4. 2017 ke ULP se-Provinsi Banten.
8. AREA PERUBAHAN POLA PIKIR DAN BUDAYA KERJA
Kegiatan Capaian
a. Sosialisasi Produk Hukum
tentang Budaya Kerja.
Peraturan Gubernur Nomor 77
Tahun 2015 tentang Pedoman
Pengembangan Budaya Kerja
dilingkungan Pemerintah Provinsi
Banten
b. Pembinaan Rohani Pembinaan Rohani dilaksanakan
setiap 1 (satu) bulan sekali.
c. Pembinaan Kesegaran Jasmani
Pegawai Setda
Pembinaan Kesegaran Jasmani
dilaksanakan seminggu sekali
setiap hari Jum’at
- 28 -
Berbagai hal yang telah dicapai oleh Pemerintah Provinsi Banten
akan terus dipelihara bahkan terus ditingkatkan sehingga dari tahun
ke tahun masyarakat akan terus merasakan perbaikan dari kinerja
Pemerintah Provinsi Banten.
Kebutuhan dan Harapan Masyarakat atas Reformasi Birokrasi
sebagai langkah awal dimulainya pelaksanaan Reformasi Birokrasi yang
lebih sitematis dan sinergis, pemerintah telah melakukan upaya
indentifikasi harapan-harapan masyarakat atau pemangku
kepentingan agar pelaksanaan Reformasi Birokrasi fokus pada
kebutuhan pemangku kepentingan sebagai berikut :
1. Bidang manajemen SDM Aparatur, harapan masyarakat atau
pemangku kepentingan antara lain:
a. Integritas dan Profesionalisme Aparatur, harapan ini
tampaknya memberikan indikasi bahwa masyarakat sangat
mendambakan para aparatur yang jujur, penuh pengabdian,
dan memiliki kompetensi yang diperlukan dalam memberikan
pelayanan;
b. Pemimpin daerah dan pejabat di Pemerintah Provinsi Banten
diharapkan dapat menjadi teladan dalam berbagai tindakan
atau bahkan menjadi penggerak penyelenggaraan pemerintah
yang bersih dan bebas KKN; dan
c. Dari pihak pemangku kepentingan internal Pemerintah Provinsi
Banten, umumnya mengharapkan adanya peningkatan
kesejahteraan pegawai sebagai bagian dari upaya mengurangi
tindakan yang terkait dengan KKN.
2. Bidang Pengawasan dan Akuntabilitas Kinerja, harapan
masyarakat atau pemangku kepentingan antara lain:
a. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dari
kementerian PAN dan RB dengan nilai CC, kedepan memiliki
potensi untuk memperoleh nilai sampai pada katagori nilai B
bahkan nilai A;
b. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Banten
memperoleh opiniWTP.Untuk Peningkatan kedepan harus tetap
bisa mempertahanakan Opini WTP dari BPK RI;
- 29 -
c. Penerapan sistem penilaian kinerja yang betul-betul
memperhatikan kinerja sebagai bahan pertimbangan
memberikan reward dan punishment bagi pegawai;
d. Penguatan pengawasan dalam meningkatkan pembinaan
sebagai upaya pencegahan terhadap praktik-praktik yang
berpotensi terjadinya penyimpangan/pelanggaran dalam
pengelolaan keuangan dan barang; dan
e. Tidak terdapat duplikasi tugas pokok dan fungsi dalam
penyelenggaraan pemerintah Provinsi Banten, sehingga
sumber-sumber yang ada dapat dipergunakan secara efektif
dan efisien.
3. Bidang Pelayanan Publik, harapan masyarakat atau pemangku
kepentingan antara lain:
a. Memberikan perhatian kepada mereka yang berkebutuhan
khusus dalam memberikan pelayanan;
b. Penerapan sistem pelayanan yang akuntabel, dilihat dari
kejelasanprosedur, proses dan besaran biaya yang diperlukan;
c. Penempatan pejabat yang melaksanakan pelayanan sesuai
dengan standar kompetensi atau aturan yang berlaku;
d. Mengubah budaya melayani di seluruh level unit pelayanan
atau bahkan pada seluruh Perangkat Daerahdi Provinsi Banten;
dan.
e. Memenuhi kebutuhan dasar masyarakat sesuai dengan target
SPM yang telah ditetapkan oleh Kementerian terkait.
2.2 Permasalahan Reformasi Birokrasi
Meskipun sudah banyak hal-hal yang sudah dicapai, namun
demikian masih banyak juga hal yang masih menjadi permasalahan
pada Birokrasi saat ini, beberapa permasalahan yang masih menjadi
agenda Pemerintah Provinsi Banten yang harus menjadi perhatian
yaitu:
1. Kelembagaan/Organisasi
a. Organisasi Perangkat Daerah belum didasarkan kepada hasil
Analisis Jabatan Dan Analisis Beban Kerja, sehingga struktur
organisasi cendrung mengikuti pola maksimal.
b. Tingkat eselonnering kelembagaan belum mempertimbangkan
besaran beban kerja berdasarkan kelas jabatan; dan
- 30 -
c. Belum sepenuhnya menerapkan koordinasi, simplikasi dan
sinkronisasi dengan Kabupaten/Kota maupun instansi pusat;
2. Ketatalaksanaan
a. Implementasi Terhadap Teknologi Informasi belum semua
Perangkat Daerahmelaksanakan, misalnya dalam penerapan e-
office;
b. Pelaporan terhadap capaian SPM belum tepat waktu sehingga
kesulitan untuk melihat capaian program kegiatan;
c. Masih ada Perangkat Daerahyang belum menyusun dan
melaksanakan Standar Operasional Prosedur;
d. Sistem Tata Naskah Dinas Elektronikdalam Proses di Biro
Hukum;
e. Belum optimal pemakaian teknologi informasi dan komunikasi;
dan
f. Fungsi kearsipan dan pengolahan arsip kurang mendapat
perhatian.
3. SDM Aparatur
a. Belum adanya sistem pola karir pegawai;
b. Penyusunan formasi belum sepenuhnya berdasarkan atas
Analisa Jabatan dan analisa beban kerja;
c. Pengangkatan dalam jabatan, promosi dan mutasi belum
sepenuhnya berdasarkan kompetensi dan kinerja;
d. Alokasi dan distribusi PNS tidak seimbang/merata;
e. Penerapan Sistem Kinerja Sistem Online (SKP) Online belum
berjalan sebagaimana yang diharapkan; dan
f. Masih banyak pegawai atau pejabat yang belum melaporkan
Harta Kekayaan (mengisi LHKPN).
4. Peraturan Perundang-undangan
a. Pemahaman aparatur masih minim terhadap pentingnya produk
hukum untuk mendukung pelaksanaan tugas; dan
b. Keterbatasan Sumber Daya Manusia dibidang perancang
peraturan perundang-undangan.
5. Pengawasan
a. Belum adanya manajemen integritas maupun penetapan zona
integritas;
- 31 -
b. Perlu meningkatkan sinergitas pejabat fungsional Pengawas
Penyelenggara Urusan Pemerintahan di Daerah dengan pejabat
fungsional Auditor (JFA) dan Pejabat Fungsional Audiwan;
c. Terbatasnya penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
(Diklat) serta bimbingan teknis bagi para Pejabat Fungsional
bidang pengawasan (JFA); dan
d. Belum menggunakan rencana audit risiko (risk base audit plan).
6. Akuntabilitas kinerja
a. Kurangnya pemahaman pegawai dalam penyusunan pelaporan
kinerja;
b. Kualitas pelaporan kinerja masih perlu ditingkatkan;
c. Penerapan dan pelaksanaan kinerja instansi pemerintah belum
menunjukkan ukuran kinerja yang baik dilihat dari penilaian
LAKIP dengan nilai CC; dan
d. Belum terbangunnya sistem informasi kinerja yang memadai;
7. Pelayanan Publik
a. Sistem dan prosedur pelayanan belum sepenuhnya
dilaksanakan dengan baik;
b. Teknologi informasi belum dapat dimanfaatkan secara optimal;
c. Mekanisme pengaduan belum dikelola secara komprehensif;
d. SOP pelayanan dan maklumat pelayanan belum seluruhnya
dimiliki oleh Perangkat Daerah;
e. Hasil survei lembaga Ombudsman tentang pelayanan publik
Pemerintah Provinsi Banten masih dalam katagori zona kuning;
f. Masih ada unit pelayanan yang belum membuat standar
pelayanan;
g. Penerapan SPM belum berjalan sesuai harapan atau target yang
ditetapkan; dan
h. Standar pelayanan masih banyak yang belum berdasarkan
standar mutu (ISO).
8. Manajemen Perubahan dan Budaya Kerja
a. Etika dan budaya malu pegawai masih perlu ditingkatkan;
b. Pemahaman pegawai terhadap kewajiban sebagai abdi Negara
dan abdi masyarakat masih perlu ditingkatkan;
c. Belum berkembangnya budaya kerja secara efisien, efektif,
disiplin dan hemat;
- 32 -
d. Belum terbentuknya kelompok budaya kerja di masing-masing
Perangkat Daerah; dan
e. Sikap dan perilaku aparatur belum optimal membangun kultur
birokrasi.
- 33 -
BAB III
AGENDA REFORMASI BIROKRASI
3.1 Fokus Perubahan Reformasi Birokrasi
Pemerintah Provinsi Banten pada dasarnya telah mengalami banyak
perubahan, yang pada hakekatnya perubahan itu semata-mata untuk
kepentingan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Perubahan
yang dilakukanPemerintah Provinsi Banten melibatkan partisipasi
masyarakat, hal ini sebagai bentuk keterbukaan Provinsi Banten
dalam mengapresiasi aspirasi masyarakat, sehingga kebutuhan dan
harapan masyarakat secara bertahap dapat terpenuhi. Selain itu
pemerintah Provinsi Banten dalam melaksanakan perubahan
Reformasi Birokrasi fokus untuk 5 (lima) tahun kedepan guna
mencapai tujuan dan sasaran reformasi birokrasi diarahkan pada 8
(delapan) area perubahan:
1) Kelembagaan
a) Penataan dan penguatan organisasi di fokuskan pada penataan
kelembagaan perngkat daerah yang tepat fungsi dan tepat
ukuran, dengan berlandaskan pada urusan pemerintah yang
menjadi kewenangan daerah. Pembentukan Perangkat Daerah
ini disesuaikan dengan potensi dan karakteristik, serta
memperhatikan analisis jabatan dan analisis beban kerja;
b) Penyempurnaan dalam penyusunan dan evaluasi tugas fungsi
Perangkat Daerah, sehingga diharapkan tidak terjadi
duplikasi/tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas fungsi;
c) Melakukan analisis jabatan, analisis beban kerja serta evaluasi
jabatan kepada seluruh Perangkat Daerah;
d) Tingkat eselonnering kelembagaan belum mempertimbangkan
besaran beban kerja; dan
e) Belum sepenuhnya menerapkan koordinasi, simplikasi dan
sinkronisasi dengan Kabupaten/Kota maupun instansi pusat.
2) Ketatalaksanaan
a) Melakukan pendampingan dalam pembuatan SOP pada semua
Perangkat Daerah, harapannya seluruh kegiatan/aktivitas
- 34 -
memiliki SOP berbagai permasalahan yang dihadapi antara
lain:
b) Melakukan fasilitasi dalam penyusunan dalam pelaporan SPM
terhadap Perangkat Daerahyang memiliki SPM hal ini untuk
mengetahui capaian program/kegiatan yang telah ditentukan;
c) Masih ada Perangkat Daerahyang belum menyusun dan
melaksankan Standar Operasional Prosedur;
d) Belum terbentuknya Sistem Tata Naskah Dinas Elektronik;
e) Belum optimal pemakaian teknologi informasi dan komunikasi;
dan
f) Fungsi kearsipan dan pengolahan arsip kurang mendapat
perhatian.
3) SDM Aparatur
a) Membuat/menyusun konsep sistem pola karir, disesuaikan
dengan karakteristik dan kondisi daerah;
b) Melakukan peningkatan kualitas pegawai melalui pembinaan
terhadap ketentuan/peraturan di bidang kepegawaian;
c) Meningkatkan kapasitas terhadap jabatan fungsional tertentu;
d) Mengembangkan dan updating data pada sistem informasi
kepegawaian daerah;
e) Mengembangkan dan membangun sistem informasi kinerja
pegawai;
f) Melakukan Assesment terhadap seluruh pegawai, sebagai
salah satu bahan untuk penyusunan profiling pegawai;
g) Menyusun perubahan Peraturan Gubernur Nomor 13 tahun
2017 tentang pedoman pengukuran kinerja dan pemberian
tambahan penghasilan pegawai dilingkungan Pemerintah
Provinsi Banten;
h) Penyusunan formasi belum sepenuhnya berdasarkan atas
analisa jabatan dan analisa beban kerja; dan
i) Pengangkatan dalam jabatan, promosi dan mutasi belum
sepenuhnya berdasarkan kompetensi dan kinerja.
4) Pengawasan
a) Meningkatkan kualitas, kapasitas, dan kompetensi aparat
pengawasan interen pemerintah (APIP);
- 35 -
b) Meningkatkan sistem pengawasan intern pemerintahan (SPIP);
c) Mendorong pegawai untuk melaporkan kekayaan (LHKPN)
maupun(LHKASN);
d) Menyusun konsep tunas integritas dan menetapkan zona
efektivitas;
e) Meningkatkan sinergitas pejabat fungsional Pengawas
Penyelenggara Urusan Pemerintahan di Daerah (JFP2UPD)
dengan pejabat fungsional Auditor (JFA) dan Pejabat
Fungsional Audiwan;
f) Terbatasnya penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
(Diklat) serta bimbingan teknis bagi para Pejabat Fungsional
bidang pengawasan (JFA, JFP2UPD dan JF Audiwan);
g) Belum menggunakan rencana audit risiko (risk base audit
plan); dan
h) Melakukan pembangunan sistem dan budaya integritas.
5) Perundang-undangan
a) Melakukan pembinaan terhadap produk hukum daerah yang
ada di kabupaten/kota; dan
b) Melakukan Evaluasi terhadap produk hukum daerah, sehingga
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi atau tidak tumpang tindih antara produk
hukum daerah dengan yang lainnya
6) Akuntabilitas
a) Meningkatkan kualitas pelaporan kinerja, melalui peningkatan
kapasitas pegawai yang ditugaskan untuk menyusun laporan
kinerja; dan
b) Peningkatan kualitas data/dokumentasi sebagai bahan
penyusunan laporan kinerja.
7) Pelayanan Publik
a) Menyusun konsep regulasi dalam rangka pelayanan publik
disesuaikan dengan karakteristik dan kondisi daerah yang
didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi;
b) pembinaan dan peningkatan kualitas Pelayanan Publik;
c) fasilitasi penyusunan standar pelayanan;
d) monitoring dan evaluasi pelaksanaan Pelayanan Publik;
e) percepatan penerapan SPM; dan
f) survei kepuasan masyarakat.
- 36 -
8) Budaya Kerja dan Mental Aparatur
a) Belum terbentuknya kelompok budya kerja di masing-masing
Perangkat Daerah; dan
b) Sikap dan perilaku aparatur belum optimal membangun
kulturdan mencerminkan nilai-nilai budaya kerja sesaui
dengan motto budaya kerja Pemerintah Provinsi Banten yaitu:
BISA (Banten, Integritas, Sinegritas dan Andal).
Berdasarkan fokus perubahan diatas terdapat beberapa hal
yang menjadi prioritas pembenahan diantaranya adalah :
1. Prioritas pemeliharaan yang telah dihasilkan:
a) Memelihara dan melaksanakan peraturan-peraturan yang telah
diterbitkan;
b) Memelihara dan menjaga e-government yang telah diterapkan;
c) Penyediaan sarana pengaduan atau pusat konsultasi untuk
mengatasi permasalahan-permasalahan;
d) Pelaksanaan penyuluhan hukum kepada ormas dan masyarakat;
e) Mempertahankan nilai Laporan Keuangan Pemerintah Daerah opini
WTP dari BPK; dan
f) Mempertahankan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Daerah nilai CC, dan ditingkatkan pada tahun
berikutnya menjadi nilai B.
2. Prioritas peningkatan kualitas pelayanan
Prioritas Peningkatan kualitas pelayanan, yaitu pelayanan Rumah
Sakit Umum Daerah yang sangat stategis dan memerlukan jangka
waktu secara bertahap untuk melakukan peningkatan kualitasnya.
Jenis pelayanan pada sektor ini menjadi prioritas untuk ditingkatkan
kualitas pelayanannya adalah:
1) Peningkatan sumber daya aparatur rumah sakit umum daerah;
2) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana kesehatan; dan
3) Peningkatan mekanisme pelayanan.
3. Quick Wins
Quick Wins merupakan inisiatif yang mudah dan cepat dalam
merespon kepentingan masyarakat dan manfaatnya segera dapat
dirasakan. Quick Wins diprioritaskan pada program/kegiatan
Reformasi Birokrasi yang berkaitan dengan inovasi peningkatan
- 37 -
kualitas pelayanan publik dan pembenahan manajemen pemerintahan.
Quick Wins yang dicanangkan sebagai bagian dari upaya pencapaian
sasaran Reformasi Birokrasi dari Pemerintah Provinsi Banten adalah:
1. Program Penerimaan Siswa Baru secara Online dan pindahan
sekolah lewat E-mutasi; dan
2. E-Government Provinsi Banten dengan Pengembangan Sistem
informasi Kinerja Aparatur (SIKAP).
3.2 Sasaran Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Berdasarkan fokus perubahan sebagaimana yang telah
diuraikan diatas, sasaran Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi
Banten dapat ditentukan beserta indikator dan program untuk 5
(lima) tahun ke depan sebagai berikut :
No Sasaran Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi
Indikator Program
1 2 3 4
1. Area Perubahan Pola Pikir dan Budaya Kerja
Terwujudnya Peningkatan
Kinerja, Kualitas,
Kreatifitas dan
Pembentukan Pedoman
Pengembangan Budaya
Kerja
Prosentase
Perangkat
Daerahyang telah
membentuk dan
memanfaatkan
pedoman
pengembangan
budaya kerja
Penataan Kelembagaan
dan Ketatalaksanaan
Perangkat Daerah
2. Area Penataan Kelembagaan
a. Terbentuknya
kelembagaanPerangkat
Daerah
Prosentase
Penataan Ulang
Perangkat
Daerahdan
Prosentase
evaluasi UPT
Program
PenataanKelembagaan
dan Ketatalaksanaan
Perangkat Daerah
b. Tersusunnya Penataan
Analisa dan Formasi
Jabatan Perangkat
Daerah
1. Prosentase
Perangkat
Daerahyang
telah menyusun
analisa jabatan,
analisa beban
kerja dan
Uraian Tugas
Pada Perangkat
Daerah
Program Penataan
Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan
Perangkat Daerah
- 38 -
2. Prosentase UPT
yang telah
menyusun
analisa jabatan,
analisa beban
kerja dan
Uraian Tugas
sesuai
peraturan
perundang-
undangan
c. Terwujudnya pedoman
standar kompetensi
jabatan, baik jabatan
pimpinan tinggi, jabatan
administratif, maupun
jabatan fungsional,
sesuai denganketentuan
peraturan perundang-
undangan Aparatur Sipil
Negara
Prosentase
Perangkat
Daerahdan
UPTyang telah
menyusun
standar
kompetensi
jabatan dan pola
karir
Program Penataan
Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan
Perangkat Daerah
3. Area Penataan Ketatalaksanaan
a. Terbentuknya sistem
administrasi dan
manajemen surat
elektronik/tata naskah
dinas sehingga
mempercepat proses
persuratan dan
pengadministrasian
Prosentase
Perangkat
Daerahdan UPT
yang telah
menerapkan
sistem
administrasi dan
manajemen tata
naskah dinas
Program Penyusunan
Kebijakan
Ketalaksanaan
b. Terbentuk dan
digunakannya SOP,
sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan,
antara lain ketentuan
SPIP, Pelayanan Publik,
Keterbukaan Informasi,
Kearsipan, dan
Pemerintahan Daerah.
Prosentase
Perangkat
Daerahdan
UPTyang telah
menyusun SOP
sesuai ketentuan
Program Penyusunan
Kebijakan
Ketalaksanaan
- 39 -
4. Area Penataan Hukum
a. Terbentuknya kebijakan
dan prosedur ”Executive
Review” terhadap produk
hukum daerah, baik dari
lingkungan Pemerintah
Provinsi maupun dari
pemda kabupaten dan
kota, secara transparan,
akuntabel, efektif, dan
efisien, yang
menyediakan draft dan
hasil ”Executive Review”–
nya dalam sistem
informasi Pemerintah
provinsi berbasis website
waktu klarifikasi
dan evaluasi
produk hukum
Daerah Kabupaten/
Kota
Peningkatan Kesadaran
dan Pengembangan
Produk Hukum dan HAM
b. Meningkatnya efektifitas
dan kualitas pelayanan
bantuan hukum kepada
warga masyarakat
miskin yang sedang
bermasalah dengan
hukum, dan pegawai
ASN yang dihadapkan
dengan masalah hukum
dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya,
melalui pembentukan
unit layanan bantuan
hukum, sesuai
peraturan perundang-
undangan Bantuan
Hukum
Prosentase
ketepatan waktu
pemberian
bantuan /
pertimbangan
hukum
Peningkatan
Kesadaran dan
Pengembangan
Produk Hukum dan
HAM
5. Area Penataan Sistem Manajemen SDMAparatur
a. Terpenuhinya
penempatan pegawai
sesuai dengan
kebutuhan dan
kompetensinya
Prosentase
pegawai ASN yang
ditempatkan
sesuai kebutuhan
dan kompetensi
Program
Penyelenggaraan
Pelayanan
Manajemen
Aparatur
- 40 -
b. Meningkatnya
kedisiplinan dan kinerja
pegawai ASN melalui
penggunaan “E-Absent”
Prosentase tingkat
kehadiran pegawai
ASN
Program Pembinaan
dan Pengembangan
Aparatur
c. Terbentuknya sistem
“reward and
punishment”(termasuk
penerapan tunjangan
kinerja, penghargaan,
dan sanksi
administratif) berdasar
hasil penilaian kinerja
dan perilaku kerja
pegawai ASN secara
jelas, terukur dan
berkeadilan, yang
disediakan oleh sistem
informasi database
kepegawaian ASN yang
terintegrasi, sebagai
pelaksanaan sistem
merit
Prosentase capaian
rata-rata kumulatif
atas sasaran kerja
pegawai dan
perilaku kerja dari
pegawai ASN
Program
Pembinaan dan
Pengembangan
Aparatur
d. Terbentuknya kebijakan
pengisian dan
penyampaian LHKPN
bagi Gubernur, Wakil
Gubernur, dan Pejabat
Eselo I, Eselon II, Eselon
III dan Eselon IV
Provinsi Banten
Prosentase Pejabat
Negara dalam
pengisian LHKPN
ProgramPencegahan
Korupsi
6. Area Penguatan Pengawasan
a. Tersusunnya kebijakan
sistem dan prosedur
pembinaan dan
pengawasan sebagai
pedoman pelaksanaan
tugas serta peningkatan
SDM APIP baik dari
kualitas maupun
kuantitas untuk
mencapai peingkatan
Leveling Kapabilitas APIP
Capaian Leveling
Kapabilitas APIP
Program Pembinaan
dan Pengawasan
Pembangunan
- 41 -
b. Terciptanya
lingkungan
pengendalian yang
kondusif, maupun
melakukan kegiatan
pengendalian dengan
sistem informasi dan
komunikasi yang
efektif serta mampu
melakukan
pemantauan yang
berkelanjutan dan
melaksanakan
evaluasi terpisah
Capaian
Leveling
Maturitas SPIP
Program Pembinaan dan
Pengawasan
Pembangunan
c. Terselenggaranya
Pemerintah Daerah
yang akuntabel
Nilai SAKIP Program Pembinaan dan
Pengawasan
Pembangunan
d. Terselenggaranya
pengawalan terhadap
penyelenggaraan
pemerintah daerah
melalui kegiatan
pembinaan dan
pengawasan bidang
pendapatan, belanja
modal dan BMD, belanja
barang/jasa, bantuan
keuangan daerah,
kegiatan pencegahan
pemberantasan korupsi
serta pemantauan dan
tindaklanjut hasil
pembinaan dan
pengawasan untuk
mencapai opini WTP
dalam pengelolaan
keuangan
Opini Laporan
Keuangan Program Pencegahan
Korupsi
- 42 -
7. Area Peningkatan Akuntabilitas Kinerja
a. Tersusunnya LAKIP
(Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi
Pemerintah)
Prosentase
Perangkat
Daerah dan UPT
berpredikat B
Program Penataan
Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan
Perangkat Daerah
b. Terbentuk dan
beroperasinya
mekanisme monitoring
dan evaluasi untuk
perbaikan dan
pemutakhiran LAKIP
Prosentase
Perangkat
Daerahyang
dibina dan
dievaluasi dalam
penyusunan dan
pemutakhiran
LAKIP
Program Penataan
Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan
Perangkat Daerah
8. Area Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
a. Meningkatnya
Kepuasan Masyarakat
Terhadap Kinerja
Penyelenggara
Pelayanan Publik
Persentase Capaian
Kepuasan
Masyarakat
Penataan
Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan
Perangkat Daerah
b. Terwujudnya SPM
sebagai prioritas dalam
perencanaan dan
penganggaran
Prosentase
Perangkat
Daerahyang telah
dibina dan
dievaluasi dalam
penyusunan SPM.
Penataan Kelembagaan
dan Ketatalaksanaan
Perangkat Daerah
c. Terbentuknya evaluasi
kinerja unit pelayanan
publik secara berkala
melalui pelaksanaan
Survei Kepuasan
Masyarakat.
Prosentase
Perangkat
Daerahdan
UPTyang telah
dievaluasi kinerja
pelayanan
publiknya
Penataan Kelembagaan
dan Ketatalaksanaan
Perangkat Daerah
d. Terwujudnya kompetisi
inovasi pelayanan
publik dalam rangka
menggiatkan kreatifitas
dan produktifitas unit
penyelenggarapelayana
n publiksecara berkala,
sebagai upaya
meningkatkan indeks
kepuasan masyarakat
dari unit pelayanan
publik.
Prosentase unit
penyelenggara/
pelaksana
pelayanan publik
yang telah
dievaluasi dalam
merumuskan dan
melaksanakan
inovasi pelayanan
publik
Penataan Kelembagaan
dan Ketatalaksanaan
Perangkat Daerah
- 43 -
e. Terbentuknya sistem
penanganan pengaduan,
keluhan, saran dan
masukan yang efektif
dan responsif ditingkat
PERANGKAT
DAERAH/UPT secara
Online.
Prosentase
tindaklanjut
pengaduan
masyarakat
Penataan Kelembagaan
dan Ketatalaksanaan
Perangkat Daerah
f. Meningkatnya
pengembangan informasi
komunikasi publik dan
pengelolaan e-govermant
berserta infrastuktur
pendukungnya dalam
penyelenggaraan tata
kelola pemerintahan
Prosentase capaian
tersediaan perangkat
teknologi informatika
Program pengembangan
dan pendayagunaan
teknologi informasi dan
komunikasi publik
Capaian jumlah
transaksi data dalam
setiap aplikasi
Program pengembangan
dan pendayagunaan
teknologi informasi dan
komunikasi publik
Capaian jumlah
kegiatan pengelolaan
e-govermant
Program pengembangan
dan pendayagunaan
teknologi informasi dan
komunikasi publik
Capaian prosentasi
realisasi 10 blue print
rencana induk
komunikasi
Program pengembangan
dan pendayagunaan
teknologi informasi dan
komunikasi publik
Capaian prosentase
peningkatan
pelayanan dalam
peenyebarluasan
informasi
pembangunan
Program pengembangan
dan pendayagunaan
teknologi informasi dan
komunikasi publik
- 44 -
Capaian presentasi
kinerja persandian
statistik dan layanan
pengadaan
Program peningkatan
tata kelola pemerintahan
g. Meningkatnya pelayanan
perizinan
Capaian presentasi
Penerbitan Izin
Program peningkatan
iklim investasi dan
realisasi investasi
Quick Wins / Inovasi
1 Program Penerimaan
Siswa Baru secara
Online dan pindahan
sekolah lewat E-mutasi
Indek Kepuasan
Masyarakat
Program Pendidikan
Menengah pada Dinas
Pendidikan
2 E-Government Provinsi
Banten dengan
Pengembangan Sistem
informasi Kinerja
Aparatur (SIKAP)
Persentase Kinerja
Aparatur
Program
Pengembangan
Pegawai pada Badan
Kepegawaian Daerah
Monitoring dan EvaluasiPelaksanaan Reformasi Birokrasi
1 Tercapainya indikator
yang optimal dari setiap
Sasaran Perubahan
Reformasi Birokrasi,
beserta Program,
Kegiatan dan target
waktu pencapaiannya,
yang
dipertanggungjawabkan
sebagai bagian dari
Laporan KinerjaInstansi
Pemerintah dan Laporan
Keterangan
Pertanggungjawaban
Kepala Daerah
Prosentase capaian
Reformasi
Birokrasi
Program Penataan
Ketalaksanaan dan
Pelayanan Publik
3.3 Rencana Aksi
Sebagai panduan pelaksanaan Reformasi Birokrasi guna memberikan
peta jalan yang jelas dan terarah, rencana program/kegiatan yang
akan dilakukan selama kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan dapat
dilihat dalam Matrik Rencana Aksi berikut:
- 45 -
MATRIKS RENCANA AKSI
Program
Kegiatan
Indikator
Waktu Pencapaian Perangkat
Daerah PJ 2018 2019 2020 2021 2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. AREA KELEMBAGAAN ATAU ORGANISASI
a. Terbentuknya Kelembagaan Perangkat Daerah
Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan Perangkat Daerah
Sinkronisasi Penataan Kelembagaan Pemerintah Daerah
Prosentase Penataan Ulang Perangkat Daerah dan Prosentase evaluasi UPT
100
100
100
100
100
Biro Organisasi
b. Terbentuknya kelembagaan Perangkat Daerah
Program Penataan Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan Perangkat Daerah
Penataan Kelembagaan
Pemerintah Daerah
Penataan Ulang Perangkat Daerah
Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten
100
100
100
100
100
Biro Organisasi
- 46 -
Program
Kegiatan
Indikator Waktu Pencapaian
Perangkat Daerah PJ 2018 2019 2020 2021 2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9
c. Terbentuknya kelembagaan Perangkat Daerah dan UPT yang Efektif, Efisien dan Akuntabel
Program Penataan Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan Perangkat Daerah
Pembinaan dan Pengendalian
Kelembagaan Kabupaten/Kota
1. Terbentuknya
Kelembagaan
Organisasi Perangkat
daerah Kabupaten/Kota yang Efektif,
Efisien dan Akuntabel
100
100
100
100
100
Biro Organisasi
2. Terbentuknya
Kelembagaan UPTD Kabupaten/Kota yang Efektif,
Efisien dan Akuntabel
100
100
100
100
100
Biro Organisasi
- 47 -
Program
Kegiatan
Indikator
Waktu Pencapaian Perangkat
Daerah PJ 2018 2019 2020 2021 2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9
2. AREA KETATALAKSANAAN
a. Terbentuknya Sistem Administrasi Dan Manajemen Surat Elektronik/Tata Naskah Dinas Sehingga
Mempercepat Proses Persuratan dan Pengadministrasian Program Penyusunan Kebijakan
Ketatalaksanaan
Standardisasi Sistem Informasi danMuatan TIK
Prosentase Perangkat Daerah dan UPT yang
telah menerapkan
sistem administrasi dan manajemen tata
naskah dinas
50
75
100
100
100
Biro Organisasi
b. Terbentuk dan digunakannya SOP, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, antara lain
ketentuan SPIP, Pelayanan Publik, Keterbukaan Informasi, Kearsipan, dan Pemerintahan Daerah.
Program Penyususnan
Kebijakan Ketatalaksanaan
Pengembangan
Infrastruktur Jaringan TIK
Perangkat Daerah dan UPT yang telah
menyusun SOP sesuai
ketentuan
50
75
100
100
100
Biro Organisasi
- 48 -
Program
Kegiatan
Indikator Waktu Pencapaian
Perangkat Daerah PJ
2018 2019 2020 2021 2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9
c. Terbentuknya sistem “reward and punishment” (termasuk penerapan tunjangan kinerja,
penghargaan, dan sanksi administratif) berdasar hasil penilaian kinerja dan perilaku kerja pegawai
ASN secara jelas, terukur dan berkeadilan, yang disediakan oleh sistem informasi database kepegawaian ASN yang terintegrasi, sebagai pelaksanaan sistem merit
Program
Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
Program
Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
Prosentase
capaian rata-rata kumulatif atas sasaran kerja
pegawai dan perilaku kerja dari
pegawai ASN
100
100
100
100
100
Badan
Kepegawaian Daerah
d. Terbentuknya Kebijakan Pengisian dan Penyampaian LHKPN bagi Gubernur, Wakil Gubernur, dan Pejabat
Eselo II, Eselon III dan Eselon IV Provinsi Banten
Program
Pencegahan Korupsi
Penatausahaan
Kepegawaian Daerah
Prosentase
Pejabat Negara dalam pengisian
LHKPN
100
100
100
100
100
Badan Kepegawaian
Daerah
- 49 -
Program
Kegiatan
Indikator
Waktu Pencapaian Perangkat
Daerah PJ 2018 2019 2020 2021 2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9
e. Terlaksananya Pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana Barang Medis Rumah Sakit
Program
Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan
Pemenuhan
Standar Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
Prosentase
Pengadaan Sarana dan Prasarana Barang
Medis
70
75
80
85
90
RSUD BANTEN
f. Terlaksananya Pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana Barang Non Medis Rumah Sakit
Program
Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan
Pemenuhan
Standar Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
Prosentase
Pengadaan Sarana dan Prasarana
Barang Non Medis
70
75
80
85
90
RSUD BANTEN
- 50 -
Program
Kegiatan
Indikator
Waktu Pencapaian Perangkat
Daerah PJ 2018 2019 2020 2021 2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9
g. Terlaksananya Peningkatan Jumlah Sarana dan Prasarana RS yang Atraktif
Program Peningkatan Tata
Kelola Pemerintahan
Peningkatan Jumlah Sarana
dan Prasarana Rumah Sakit
yang Atraktif
Prosentase Pengembangan
Sarana dan Prasarana
Pelayanan Rumah Sakit untuk menjadi Rumah
Sakit Rujukan Regional danRumah Sakit.
50
70
80
90
100
RSUD BANTEN
- 51 -
Program
Kegiatan
Indikator
Waktu Pencapaian Perangkat
Daerah PJ 2018 2019 2020 2021 2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9
3. AREA SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR
a. Terpenuhinya penempatan pegawai sesuai dengan kebutuhan dan kompetensinya
Program Penyelenggaraan
Pelayanan Manajemen Aparatur
Pengembangan
Jabatan Fungsional, Pengangkatan
Jabatan Tinggi dan Administrasi
Prosentase
pegawai ASN yang ditempatkan sesuai kebutuhan
dan kompetensi
100
100
100
100
100
Badan
Kepegawaian Daerah
b. Meningkatnya Kedisiplinan dan Kinerja Pegawai ASN Melalui Penggunaan “E-Absent”
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
Penerapan
Disiplin Pegawai
ASN Melalui E-
Absent
Prosentase tingkat kehadiran pegawai
ASN
100
100
100
100
100
Badan Kepegawaian
Daerah
- 52 -
Program
Kegiatan
Indikator
Waktu Pencapaian Perangkat
Daerah PJ 2018 2019 2020 2021 2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9
4. AREA PERUNDANG-UNDANGAN
a. Terbentuknya kebijakan dan prosedur ”Executive Review” terhadap produk hukum daerah, baik dari lingkungan
Pemprov maupun dari pemda kabupaten dan kota, secara transparan, akuntabel, efektif, dan efisien, yang
menyediakan draft dan hasil ”Executive Review”–nya dalam sistem informasi Pemprov berbasis website.
Peningkatan
Kesadaran dan Pengembangan Produk Hukum
dan HAM
Fasilitasi
Penyusunan
Rancangan Peraturan Daerah
Prosentase ketepatan waktu
klarifikasi dan evaluasi produk hukum Daerah
Kabupaten/ Kota
100
100
100
100
100
Biro Hukum
- 53 -
Program
Kegiatan
Indikator
Waktu Pencapaian Perangkat
Daerah PJ 2018 2019 2020 2021 2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9
5. AREA PENGAWASAN
a. Tersusunnya kebijakan sistem dan prosedur pembinaan dan pengawasan sebagai pedoman pelaksanaan
tugas serta peningkatan SDM APIP baik dari kualitas maupun kuantitas untuk mencapai peingkatan Leveling Kapabilitas APIP
Program Pembinaan dan
Pengawasan Pembangunan
Peningkatan SDM
Capaian Leveling
Kapabilitas APIP
Level 2
Level 3
Level 3
Level
3
Level 3
Inspektorat
b. Terciptanya lingkungan pengendalian yang kondusif, maupun melakukan kegiatan pengendalian dengan sistem
informasi dan komunikasi yang efektif serta mampu melakukan pemantauan yang berkelanjutan dan
melaksanakan evaluasi terpisah
Program Pembinaan dan Pengawasan Pembangunan
Pengendalian dengan Sistem
Komunikasi yang efektif
Capaian Leveling
Maturitas SPIP
Level 2
Level 3
Level 3
Level 4
Level 4
Inspektorat
- 54 -
Program
Kegiatan
Indikator Waktu Pencapaian
Perangkat Daerah PJ
2018 2019 2020 2021 2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9
c. Terselenggaranya Pemerintah Daerah yang Akuntabel
Program Pembinaan dan Pengawasan
Pembangunan
Terselenggaranya Pemerintah
yang Akuntabel
Nilai SAKIP
BB
A
A
A
A
Inspektorat
d. Terselenggaranya pengawalan terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah melalui kegiatan pembinaan dan
pengawasan bidang pendapatan, belanja modal dan BMD, belanja barang/jasa, bantuan keuangan daerah, kegiatan pencegahan pemberantasan korupsi serta pemantauan dan tindaklanjut hasil pembinaan dan
pengawasan untuk mencapai opini WTP dalam pengelolaan keuangan
Program
Pencegahan Korupsi
Program
Pencegahan Korupsi
Opini Laporan
Keuangan
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
Inspektorat
- 55 -
Program
Kegiatan
Indikator
Waktu Pencapaian Perangkat
Daerah PJ 2018 2019 2020 2021 2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9
6. AREA AKUNTABILITAS KINERJA
a. Tersusunnya LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)
Program Penataan Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan Perangkat Daerah
Laporan akuntabilitas
Kinerja dan instansi pemerintah
Provinsi Banten
Prosentase Perangkat Daerah
dan UPT berpredikat B
B
B
BB
A
AA
Biro Organisasi
b. Terbentuk dan beroperasinya mekanisme monitoring dan evaluasi untuk perbaikan dan pemutakhiran
LAKIP
Program Penataan Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan Perangkat Daerah
Peningkatan
akuntabilitas Kinerja Instansi
Daerah
Prosentase Perangkat
Daerah yang dibina dan dievaluasi
dalam penyusunan
dan pemutakhiran LAKIP
60
65
75
90
100
Biro Biro Organisasi
- 56 -
Program
Kegiatan
Indikator
Waktu Pencapaian Perangkat
Daerah PJ 2018 2019 2020 2021 2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9
7. AREA PELAYANAN PUBLIK
a. Meningkatnya Kepuasan Masyarakat Terhadap Kinerja Penyelenggara Pelayanan Publik
Penataan Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan Perangkat Daerah
Pelaksanaan survei kepuasan
masyarakat
Persentase Capaian
Kepuasan Masyarakat
20
40
60
80
100
Biro Organisasi
b. Terwujudnya SPM sebagai prioritas dalam perencanaan dan penganggaran
Program Tata Kelola Pemerintahan
Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan
Tercapainya
Laporan Akuntabilitas Kegiatan 100%
98
98
99
99
100
DPMPTSP
- 57 -
Program
Kegiatan
Indikator
Waktu Pencapaian Perangkat
Daerah PJ 2018 2019 2020 2021 2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9
c. Terbentuknya Evaluasi Kinerja Unit Pelayanan Publik Secara Berkala Melalui Pelaksanaan Survei Kepuasan
Masyarakat.
Penataan
Kelembagaan dan Ketatalaksanaan
Perangkat Daerah
Pembinaan dan
Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik
Prosentase
Perangkat Daerah dan
UPTyang telah dievaluasi kinerja
pelayanan publiknya
50
70
100
100
100
Biro Organisasi
d. Terwujudnya kompetisi inovasi pelayanan publik dalam rangka menggiatkan kreatifitas dan produktifitas
unit penyelenggarapelayanan publik secara berkala, sebagai upaya meningkatkan indeks kepuasan
masyarakat dari unit pelayanan publik Penataan
Kelembagaan dan Ketatalaksanaan
Perangkat Daerah
Sosialisasi kompetisi
inovasi pelayanan
publik
Prosentase unit
penyelenggara/pelaksana pelayanan publik yang telah
dievaluasi dalam merumuskan dan melaksanakan
inovasi pelayanan publik
100
100
100
100
100
Biro Organisasi
- 58 -
Program
Kegiatan
Indikator
Waktu Pencapaian Perangkat
Daerah PJ 2018 2019 2020 2021 2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9
e. Terbentuknya sistem penanganan pengaduan, keluhan, saran dan masukan yang efektif dan responsif
ditingkat Perangkat Daerah /UPT secara Online
Penataan
Kelembagaan dan Ketatalaksanaan
Perangkat Daerah
Bimbingan teknis layanan aspirasi
pengaduan online buat
masyarakat
Prosentase tindaklanjut
pengaduan masyarakat
75
75
80
90
100
Biro Organisasi
- 59 -
Program
Kegiatan
Indikator
Waktu Pencapaian Perangkat
Daerah PJ 2018 2019 2020 2021 2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9
f. Meningkatnya pengembangan informasi komunikasi publik dan pengelolaan e-government berserta infrastuktur
pendukungnya dalam penyelenggaraan tata kelola pemerintahan
Program
pengembangan
pendayagunaan
peningkatan
teknologi informasi
dan komunikasi
1. Pengembangan
sarana dan
prasarana
telematika
2. Pengelolaan
teknologi
informasi
3. Pendayagunaan
telematika
4. Pembangunan
sarana aplikasi
informatika
5. Layanan
pengadaan
barang dan jasa
elektonik
Prosentase capaian
tersedianya
perangkat
teknologi
informatika
30,26
48,38
67,31
85,08
100
DINAS
KOMINFO
- 60 -
Program
Peningkatan Akses
dan Kualitas
Informasi Publik
1. Penyebarluasan
informasi
pembangunan
2. Komunikasi
kelembagaan dan
kemitraan media
Capaian
jumlah
Pengelolaan
Informasi dan
komunikasi
Pulik
20
40
60
80
100
DINAS KOMINFO
Program Tata Kelola
Persandian
Pengelolaan
persandian dan
keamanan
informasi
Capaian
Presentasi
Ketersediaan
Sarana da
Prasarana
Persandiandan
Keamanan
Informasi
20 40 60 80 100 DINAS KOMINFO
Program Penyediaan
Data Pembangunan
Daerah
Penyediaan data
dan informasi
pembangunan
Capaian
Presentasi
Keterpakaian
Data dan
Informasi
Pembangunan
Daerah yang
Terintegritas
50 60 70 80 90 DINAS KOMINFO
- 61 -
Program
Kegiatan
Indikator Waktu Pencapaian
Perangkat Daerah PJ
2018 2019 2020 2021 2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9
g. Meningkatnya Pelayanan Perizinan
Program Pelayanan
Perizinan Penanaman Modal
Pelayanan Perizinan
Prosentase Realisasi
Perizinan Sesuai Standar Pelayanan
100
100
100
100
100
DPMPTSP
- 62 -
Program
Kegiatan
Indikator
Waktu Pencapaian Perangkat
Daerah PJ 2018 2019 2020 2021 2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9
8. AREA PERUBAHAN POLA PIKIR DAN BUDAYA KERJA
a. Terwujudnya peningkatan kinerja, kualitas, kreatifitas, dan Pembentukan Pedoman Pengembangan Budaya
Kerja Program Penataan Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan Perangkat Daerah
Sosialisasi Produk Hukum tentang
Budaya Kerja Aparatur Pemerintah
Provinsi Banten
Prosentase Perangkat Daerah
yang telah membentuk dan memanfaatkan
pedoman pengembangan budaya kerja
20
30
50
75
90
Biro Organisasi
b. Terwujudnya Pembinaan Mental dan Rohani Bagi Aparatur Sipil Negara
Program Penataan
Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan
Perangkat Daerah
Pembinaan Rohani
Pegawai Setda
Provinsi Banten
Prosentase ASN
dilingkungan
Sekretariat Daerah
mengikuti
pembinaan rohani
100 100 100 100 100 Biro
Organisasi
- 63 -
Program
Kegiatan
Indikator
Waktu Pencapaian Perangkat
Daerah PJ 2018 2019 2020 2021 2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9
c. Terwujudnya Pembinaan Pembinaan Kesegaran Jasmani Bagi Aparatur Sipil Negara
Program Penataan
Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan
Perangkat Daerah
Pembinaan
Kesegaran Jasmani
Pegawai Sekretariat
Daerah Provinsi
Banten
Prosentase ASN
dilingkungan Setda
mengikuti
kesegaran jasmani
100 100 100 100 100 Biro
Organisasi
d. Tersusunnya Penataan Analisa dan Formasi Jabatan Perangkat Daerah
Program Penataan
Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan
Perangkat Daerah
Fasilitasi
Penyusunan
ANJAB ABK dan
Evaluasi Jabatan
Perangkat Daerah
Prosentase Perangkat Daerah
yang telah menyusun analisa jabatan, analisa
beban kerja dan Uraian Tugas Pada
perangkat Daerah
100
100
100
100
100
Biro
Organisasi
Fasilitasi
Penyusunan ANJAB ABK dan
Evaluasi Jabatan Cabang Dinas/UPTD
Prosentase Cabang Dinas/UPTD yang telah menyusun analisa jabatan, analisa beban kerja dan Uraian Tugas pada Cabang Dinas/UPTD
100
100
100
100
100
Biro
Organisasi
- 64 -
Program
Kegiatan
Indikator Waktu Pencapaian
Perangkat Daerah PJ 2018 2019 2020 2021 2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9
e. Terwujudnya pedoman standar kompetensi manajerial dan teknis untuk jabatan pimpinan tinggi,
jabatan administratif, jabatan fungsional umum dan jabatan fungsional tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Aparatur Sipil Negara.
Program
Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan
Perangkat Daerah
Penetapan Standar
Kompetensi Manajerial dan Kompetesi Teknis
Persentase
Perangkat Daerah dan UPT yang
telah menyusun standar kompetensi
Manajerial dan Kompetesi Teknis
100
100
100
100
100
Biro Organisasi
- 65 -
Quick Wins /Inovasi
1. Program Penerimaan Siswa Baru Secara Online dan pindahan sekolah lewat E-mutasi
Program
Pendidikan
Menengah pada
Dinas Pendidikan
Pengembangan
Sistem Informasi
Penerimaan
Siswa Baru dan
Pindahan
Sekolah atau
Mutasi
Secara Online
Indek Kepuasan
Masyarakat
100
100
100
100
100
Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan
2. Sistem Informasi Kinerja Aparatur (SIKAP)
Program
Pembinaan dan
Pengembangan
Aparatur
Pengembangan
Layanan dan
Sistem Informasi
Perpustakaan
Berbasis
Teknologi dan
Informatika
Prosentase
Peningkatan Minat
Baca Masyarakat
100
100
100
100
100
BKD
- 66 -
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
1. Tercapainya indikator yang optimal dari setiap Sasaran Perubahan Reformasi Birokrasi, beserta
Program, Kegiatan dan target waktu pencapaiannya, yang dipertanggungjawabkan sebagai bagian dari
Laporan KinerjaInstansi Pemerintah dan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah
Program
Penataan
Ketalaksanaan
dan Pelayanan
Publik
Pembinaan dan
Evaluasi
Penerapan
Peraturan
Ketatalaksanaan
Pemerintah
Prosentase capaian
Reformasi
Birokrasi
25
50
100
100
100
Biro
Organisasi
- 72 -
- 67 -
BAB IV
MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN
PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap Road Map
Reformasi Birokrasi mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 60
Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP).
Adapun obyek dari monitoring dan evaluasi pelaksanaan RoadMap
Reformasi Birokrasi ini adalah Tim Reformasi Birokrasi Provinsi Banten,
yang terdiri dari Tim Pengarah dan Tim Pelaksana. Dalam monitoring
dan evaluasi ini, dibutuhkan 3 (tiga) siklus penting, yaitu:
1. Perencanaan, meliputi kegiatan dalam rangka penetapan target,
pemilihan metode dan penentuan langkah-langkah kerja yang akan
dilaksanakan serta Sumber Daya Manusia (SDM) yang akan
dibutuhkan dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi;
2. Pelaksanaan, meliputi kegiatan pelaksanaan langkah-langkah kerja
yang berdasarkan standar monitoring dan evaluasi yang berlaku;dan
3. Pelaporan, meliputi kegiatan menyampaikan hasil pemantauan
kemajuan dan capaian pelaksanaan Reformasi Birokrasi disertai
dengan analisis dan saran/rekomendasi untuk perbaikannya.
Tujuan monitoring dan evaluasi atas penyelenggaraan
program/kegiatan dari Road Map Reformasi Birokrasi ini adalah:
1. Mendapatkan informasi akurat tentang kemajuan pelaksanaan
program/kegiatan Reformasi Birokrasi pada organisasi perangkat
Daerah, sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dalam Road
Map Reformasi Birokrasi;
2. Mendorong terciptanya transparansi pada proses pelaksanaan
program/kegiatan dalam Road Map Reformasi Birokrasi;
3. Menilai tingkat keberhasilan pelaksanaan Reformasi Birokrasi dalam
suatu periode tertentu;dan
4. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan
kegagalan dalam pelaksanaan program/kegiatan Road Map
Reformasi Birokrasi.
Adapun ruang lingkup monitoring dan evaluasi Road Map
Reformasi Birokrasi ini adalah:
- 68 -
1. Pemantauan kemajuan pelaksanaan program/kegiatan Reformasi
Birokrasi ditingkat Perangkat Daerah yang ditetapkan dalam
dokumen Road Map Reformasi Birokrasi; dan
2. Penilaian kemajuan pelaksanaan Reformasi Birokrasi beserta
pencapaian pelaksanaan quick wins dan evaluasi dampak strategis
pelaksanaan Reformasi Birokrasi secara keseluruhan terhadap
Pemerintah Provinsi Banten.
Dampak dari monitoring dan evaluasi Reformasi Birokrasi ini
adalah efisiensi dan optimalisasi penggunaan anggaran, peningkatan
kualitas pelayanan publik serta peningkatan kapasitas dan akuntabilitas
kinerja Perangkat Daerah.
4.1. Monitoring
Monitoring adalah proses penilaian kemajuan suatu program
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan monitoring
dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali o leh Tim Terkoordinasi. Dalam
pelaksanaan monitoring ini, Tim Terkoordinasi menggunakan
metodologi pelaksanaan monitoring berikut:
1. Desk Monitoring, yaitu membandingkan laporan kemajuan
pelaksanaan Reformasi Birokrasi beserta bukti-buktinya dengan Road
Map Reformasi Birokrasi;dan
2. Field Monitoring, yaitu observasi langsung, wawancara dan kuesioner
dengan memanfaatkan instrumen lembar kerja monitoring.
4.2. Evaluasi
Evaluasi merupakan rangkaian kegiatan membandingkan
hasil pencapaian suatu program/kegiatan Reformasi Birokrasi
dengan standar, rencana, atau norma yang telah ditentukan
dalam Road Map Reformasi Birokrasi serta menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu
kegiatan dalam mencapai tujuan. Pelaksanaan evaluasi dapat
dilakukan melalui forum Diskusi Kelompok Terfokus, “mysterious
shopper” dan “in-depth interview”.
- 69 -
4.3. Pelaporan
Pelaporan adalah wujud penyampaian pertanggungjawaban
atas terlaksananya rangkaian kegiatan monitoring dan evaluasi
besertahasil- hasil yang dicapai berupa saran/rekomendasi.
Bagian utama dari pelaporan adalah analisis hasil monitoring
dan evaluasi. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan
hasil penilaian lapangan dari dokumen Road Map Reformasi
Birokrasi dengan pencapaian kemajuan dan dampak strategis
yang dicapai. Analisis tersebut akan memberikan kesimpulan dan
saran yang menggambarkan tingkat kecukupan dokumen dalam
rangka pemenuhan pencapaian target atas rencana aksi yang
telah ditetapkan serta ketepatan waktu pelaksanaan program.
Monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap
program/kegiatan Reformasi Birokrasi dilaksanakan oleh suatu
Kelompok Kerja yang dibentuk oleh Tim Terkoordinasi Reformasi
Birokrasi Provinsi Banten yang keanggotaannya diisi dari unsur
Perangkat Daerah terkait. Biro Organisasi Sekretariat Daerah
Provinsi Banten akan berperan sebagai “leading sector” dalam
persiapan, perencanaan, dan pelaksanaan monitoring, evaluasi
dan pelaporan.
- 70 -
BAB V
PENUTUP
Road Map Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi Banten Tahun
2018-2022 merupakan bentuk operasionalisasi Grand Design Reformasi
Birokrasi yang disusun dan dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sehingga
sekaligus merupakan bagian pendukung operasional dari implementasi
Misi ke-1 RPJMD Provinsi Banten Tahun 2017-2022 yaitu menciptakan
tata kelola pemerintahan yang baik (good government), bersih dan
berwibawa. Dokumen Road Map ini secara substansial telah memuat
sasaran, indikator, dan program yang akan dicapai dalam setiap
tahapan. Program dan kegiatan yang ada dalam Road Map ini
merupakan kegiatan prioritas dan strategis dalam mendukung
percepatan tercapainya sasaran-sasaran Reformasi Birokrasi di
lingkungan Pemerintah Provinsi Banten.
Sehubungan dengan pelaksanaan Road Map ini, maka instansi
yang berwenang membidangi tugas pokok dan fungsi terkait dengan
lingkup area Reformasi Birokrasi, perlu memperhatikan kaidah-kaidah
pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:
1. Road Map Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi Banten ini
menjadi dasar atau acuan bagi Instansi terkait di lingkungan
Pemerintah Provinsi Banten dalam menyusun dokumen
Perancanaan Daerah;
2. Road Map Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi Banten ini
merupakan pedoman bagi Instansi terkait dilingkungan
Pemerintah Provinsi Banten dalam menyusun perencanaan
program/kegiatan, dan anggarannya dalam dokumen KUA/PPA
dan RKA-SKPD setiap tahun dalam kurun waktu Tahun 2018 -
2022, dengan demikian diharapkan dapat terjadi sinergitas arah
pelaksanaan Reformasi Birokrasi selama periode waktu 5 (lima)
tahun kedepan; dan
3. Road Map Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi Banten
menjadi dasar penyelenggaran Reformasi Birokrasi di lingkungan
Pemerintah Provinsi Banten.
- 71 -
Dalam rangka menjaga konsistensi, sinergitas dan
keberlangsungan pelaksanaan dan keberhasilan Reformasi Birokrasi
maka diperlukan monitoring dan pelaporan implementasi Road Map
Reformasi Birokrasi secara berkala. Untuk itu, masing-masing Perangkat
Daerah yang membidangi pelaksanaan Reformasi Birokrasi agar
melakukan pengawasan internal serta bertanggungjawab atas
pencapaian kinerja sasaran yang diharapkan dari pelaksanaan
Reformasi Birokrasi di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten.
GUBERNUR BANTEN,
ttd
WAHIDIN HALIM
SSaalliinnaann sseessuuaaii ddeennggaann aasslliinnyyaa
KKEEPPAALLAA BBIIRROO HHUUKKUUMM,,
ttttdd
AAGGUUSS MMIINNTTOONNOO,, SSHH.. MM..SSii
PPeemmbbiinnaa TTkk.. II
NNIIPP.. 1199668800880055 119999880033 11 001100