peranan sistem akuntansi terhadap penerimaan dan
TRANSCRIPT
45 © 2018 STIE Pembangunan Nasional
Abstract
This study aims to determine whether the accounting system that applies and applies to the Regional Employment
Agency of the City of Gunungsitoli has been in accordance with Permendagri No. 13 of 2016 concerning Guidelines
for Regional Financial Management.
This study uses a type of descriptive research. The technique of collecting data used is field research (field research)
and library research (library research). From the research findings, the authors conclude that the accounting
system applied to the Regional Personnel Agency (BKD) of Gunungsitoli City specifically requires cash that has
been well-made and in accordance with Minister of Home Affairs Regulation No. 13 of 2006 concerning Regional
Financial Management Guidelines, as well as a special accounting system The request for approved cash is
important to be approved and accounted for in the financial management of the regional government.
Keywords: accounting system, procedures, cash receipts, cash disbursement.
.
Abstrak
Penelitian ini betujuan untuk mengetahui apakah sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas
yang diterapkan pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Gunungsitoli telah sesuai dengan Permendagri
No. 13 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
riset lapangan (field research) dan riset pustaka (library research). Dari hasil temuan penelitian, penulis
menyimpulkan bahwa sistem akuntansi yang diterapkan pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota
Gunungsitoli khususnya pengeluaran kas telah berjalan dengan baik dan telah sesuai dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, serta
sistem akuntansi khususnya pengeluaran kas yang telah diterapkan tersebut berperan penting untuk
transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan pemerintah daerah.
Kata kunci: sistem akuntansi, prosedur, penerimaan kas, pengeluaran kas.
JAM PEMBNAS JURNAL AKUNTANSI DAN MANAJEMEN PEMBNAS
http://ejournal.stiepembnas.ac.id
ISSN XXX
Peranan Sistem Akuntansi Terhadap Penerimaan Dan Pengeluaran Kas
Badan Kepegawaian Daerah Kota Gunungsitoli
Noviza Asni Waruwu
e-mail : [email protected]
JAM PEMBNAS, Vol. 4 Nomor 1 Desember 2018
46 © 2018 STIE Pembangunan Nasional
PENDAHULUAN
Perubahan sistem pemerintahan dari
sistem terpusat menjadi sistem Otonomi Daerah
telah memberi dampak yang besar pada sistem
penyelenggaraan pemerintahan dan ruang
lingkup pada umumnya sehingga, memberi
dampak juga pada perubahan pengaturan
sistem keuangan pemerintahan daerah. Sejak
diberlakukannya No. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah dimana Pemerintah Daerah
berhak untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan menurut azas otonomi
daerah dan tugas pembantuan, diarahkan untuk
mempercepat tercapainya kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan pelayanan,
pemberdayaan dan peran serta semua
masyarakat, serta meningkatkan daya saing
daerah dengan memperhatikan prinsip
demokrasi, pemerataan, keadilan, dan
kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Secara umum pemerintah pusat hanya
bertanggung jawab atas urusan pemerintahan
yang berkaitan dengan bidang pertahanan
keamanan, luar negeri, moneter, fiskal, hukum
dan keagamaan. Pemerintah daerah dalam hal
ini Pemerintah Kabupaten/Kota, bertanggung
jawab atas pelaksanaan urusan lain di luar
urusan yang dipegang oleh Pemerintah Pusat.
Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri)
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, memberikan
penjelasan lebih lanjut mengenai aktivitas untuk
setiap urusan yang telah didesentralisasikan
tersebut.
Otonomi daerah banyak menuntut pada
pemerintahan daerah untuk lebih memberikan
pelayanan public yang didasarkan asas-asas
pelayanan public yang meliputi: transparansi,
akuntabilitas, kondisional, partisipatif,
kesamaan hak, keseimbangan hak dan
kewajiban demi tercapainya Good Governance.
Untuk mencapai hal tersebut maka diperlukan
pengembangan sistem penyelenggaraan
pemerintah dengan memanfaatkan kemajuan
teknologi informasi dan ilmu pengetahuan
sehingga tersedianya data dan informasi pada
instansi pemerintah yang dapat dianalisis dan di
manfaatkan secara cepat, akurat dan aman.
Sistem Akuntansi Sektor Publik merupakan
salah satu bagiannya, yang selama ini mulai
mengalami perkembangan sesuai dengan
perubahan sistem pemerintahan tersebut.
Perubahan tersebut ditandai dengan perubahan
hukum dalam bentuk Undang-Undang,
Peraturan Pemerintah sampai dengan Peraturan
Daerah.
Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota
Gunungsitoli sebagai organisasi yang
mengemban fungsi teknis daerah yang
membidangi urusan kepegawaian di wilayah
Pemerintahan Kota Gunungsitoli, dalam
JAM PEMBNAS, Vol. 4 Nomor 1 Desember 2018
47 © 2018 STIE Pembangunan Nasional
melaksanakan aktivitasnya memerlukan
indikator penunjang operasional kegiatan guna
terlaksananya kinerja yang optimal. Indikator
yang dimaksud salah satunya adalah kas.
Apabila pengelolaan kas dilakukan dengan baik
dengan menggunakan sistem yang sesuai
dengan peraturan yang berlaku maka kegiatan
organisasi dapat berjalan dengan lancar,
terwujudnya transparansi dan akuntabilitas
serta dapat dijadikan sebagai dasar
pengambilan keputusan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Peranan Sistem Akuntansi Terhadap
Penerimaan dan Pengeluaran Kas Badan
Kepegawaian Daerah Kota Gunungsitoli”
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan
sistem akuntansi terhadap penerimaan dan
pengeluaran kas pada Badan Kepegawaian
Daerah Kota Gunungsitoli.
Untuk mengetahui apakah sistem
akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas
yang diterapkan pada Badan Kepegawaian
Daerah Kota Gunungsitoli telah sesuai dengan
Permendagri No. 13 Tahun 2016 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
STUDI PUSTAKA
Menurut Baridwan (2000: 4) menyatakan
bahwa “Sistem akuntansi adalah formulir-
formulir, catatan-catatan, dan prosedur-
prosedur yang digunakan untuk mengolah data
mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis
dengan tujuan untuk menghasilkan umpan
balik dalam bentuk laporan-laporan yang
diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi
usahanya”. Sedangkan Menurut Mulyadi,
(2001:6) “Sistem akuntansi adalah organisasi
formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi
sedemikian rupa untuk menyediakan informasi
keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen
guna memudahkan pengelolaan perusahaan”.
Dalam hal Sistem Akuntansi Penerimaan Kas,
menurut Mulyadi, (2001:3) “Sistem akuntansi
penerimaan kas adalah satu jaringan prosedur
yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk
melaksanakan kegiatan penerimaan kas dari
penjualan rutin dan tidak rutin berdasarkan
ketentuan-ketentuan dari perusahaan yang
bersangkutan”.
Pada umumnya penerimaan kas
perusahaan yang utama adalah dari penjualan
tunai dan penerimaan piutang. Di samping itu,
juga terdapat sumber penerimaan kas lainnya
seperti pinjaman dari kreditur, pendapatan
bunga, penjualan aktiva tetap, dan sebagainya.
Prosedur penerimaan kas melibatkan
beberapa bagian dalam perusahaan agar
transaksi penerimaan kas tidak terpusat pada
satu bagian saja. Hal ini perlu agar dapat
memenuhi prinsip-prinsip pengendalian intern
yang baik. James A. Hall, (2001:197) membagi
beberapa departemen mengenai arus dokumen
JAM PEMBNAS, Vol. 4 Nomor 1 Desember 2018
48 © 2018 STIE Pembangunan Nasional
yang melukiskan prosedur penerimaan tunai
atau kas yaitu:
a. Dokumen ruang penerimaan dokumen.
Tugas bagian penerimaan
dokumen adalah menerima cek dari
pelanggan bersama dengan bukti
pembayaran, kemudian
mengirimkannya kepada petugas
administrasi yang akan mengesahkan
(endorses) cek tersebut dan
mencocokkan jumlah nilai dari bukti
pembayaran dengan cek tersebut.
b. Departemen penerimaan tunai atau kas.
Departemen ini berfungsi untuk
mencocokkan kebenaran dan
kelengkapan antara cek dengan bukti
pembayaran.
c. Departemen piutang.
Departemen piutang ini bertugas
melakukan proses posting bukti
pembayaran pada rekening pelanggan
di buku besar pembantu piutang.
d. Departemen buku besar.
Bagian ini bertugas menerima
dokumen jurnal dari departemen
penerimaan tunai dan ringkasan
renening dari departemen piutang.
e. Departemen pengawasan.
Bagian ini bertugas secara berkala
(mingguan atau bulanan) mencocokkan
penerimaan tunai dengan
membandingkan dokumen-dokumen:
(1) salinan dari bukti pembayaran; (2)
slip setoran bank yang diterima dari
bank; (3) dokumen jurnal dari
departemen penerimaan kas dan
departemen piutang.
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
menyebutkan bahwa sistem akuntansi
penerimaan kas merupakan serangkaian proses
kegiatan menerima, menyimpan, menyetor,
membayar, menyerahkan dan mempertanggung
jawabkan penerimaan uang yang berada pada
pengelolaan SKPD dan/atau SKPKD. Fungsi
yang terkait dalam penerimaan kas pada SKPD
dan/atau SKPKD adalah Satuan Pemegang Kas
(SPK), Satuan Pemegang Kas (SPK) Pembantu,
Bendahara Umum Daerah (BUD) dan akuntansi.
Dokumen yang digunakan adalah Surat
Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) terbayar, Tanda
Bukti Penerimaan (TBP), Rekap Setoran, Surat
Tanda Setoran (STS), Rekapitulasi Penerimaan
Harian (RPH), dan Rekening Koran (RK).
Catatan yang digunakan adalah buku kas
umum, buku jurnal penerimaan kas, buku besar,
buku besar pembantu, register peneriman kas
dan register RPH.
Sementara dalam sistem Akuntansi
Pengeluaran Kas menurut Mulyadi, (2001:509)
“Sistem akuntansi pengeluaran kas adalah satu
jaringan prosedur yang dibuat menurut pola
yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan
pengeluaran baik dengan cek maupun dengan
JAM PEMBNAS, Vol. 4 Nomor 1 Desember 2018
49 © 2018 STIE Pembangunan Nasional
uang tunai yang digunakan untuk kegiatan
umum perusahaan.”
Sistem pengeluaran kas menggunakan
buku pengeluaran kas (cash payment journal). Di
dalam prosedur pengeluaran kas ada dua
metode yang digunakan yaitu dengan cek dan
dana kas kecil.
a. Metode Pengeluaran Kas Dengan Cek
Metode pengeluaran kas dengan cek
dapat menjamin diterimanya pembayaran
tersebut oleh perusahaan yang berhak
menerimanya dan memungkinkan
dilibatkannyapihak ketiga (bank) untuk
turut serta mengawasi pengeluaran kas
perusahaan. Dengan demikian sistem
pengeluaran kas ini hanya akan
menyangkut pengeluaran kas dengan cek
saja.
b. Dana kas kecil
Pengertian dana kas kecil
menurut Skousen dan Stice, (2001:379)
yaitu “Jumlah kecil kas yang disimpan
di tangan untuk pembuatan
pembayaran bermacam-macam”.
METODE PENELITIAN
Dalam melaksanakan penelitian ini,
penulis menggunakan metode dekriptif yaitu
suatu metode penelitian yang dilakukan dengan
cara pengumpulan data dan informasi dari
suatu objek penelitian yang kemudian
mengklasifikasinya sehingga memberikan suatu
kesimpulan dari kejadian atau fakta-fakta.
Sementara populasi dalam penelitian ini adalah
data-data yang berkaitan dengan sistem
penerimaan dan pengeluran kas pada Badan
Kepegawaian Daerah Kota Gunungsitoli
misalnya bukti pembayaran kas, bukti
penerimaan kas, dokumen pencatatan kas, dan
sebagainya dan sampelnya adalah bukti
pembayaran kas, bukti penerimaan kas,
dokumen pencatatan kas, dan sebagainya pada
Badan Kepegawaian Daerah Kota Gunungsitoli
tahun 2015.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Pada
Badan Kepegawaian (BKD) Kota Gunungsitoli
Menurut ketentuan dari Permendagri
Nomor 13 Tahun 2006 yang dimaksud dengan
penerimaan daerah adalah uang yang masuk ke
kas daerah. Berhubung karena Badan
Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Gunungsitoli
merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah
yang tidak mengelola penerimaan pendapatan
asli daerah (PAD), maka akuntansi penerimaan
kas tidak dilaksanakan.
Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Pada
Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota
Gunungsitoli
Menurut Permendagri Nomor 13 Tahun
2006 bahwa sistem akuntansi pengeluaran kas
merupakan serangkaian proses kegiatan
JAM PEMBNAS, Vol. 4 Nomor 1 Desember 2018
50 © 2018 STIE Pembangunan Nasional
menerima, menyimpan, menyetor, membayar,
menyerahkan dan mempertanggungjawabkan
pengeluaran uang yang berada pada
pengelolaan SKPD dan/atau SKPKD.
Dari hasil penelitian yang dilakukan
oleh penulis, adapun unsur-unsur yang
membentuk sistem akuntansi pengeluaran kas
pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota
Gunungsitoli adalah sebagai berikut:
a. Pihak-pihak yang terkait.
Adapun pihak-pihak yang terkait
dalam sistem akuntansi pengeluaran kas
pada BKD Kota Gunungsitoli adalah sebagai
berikut:
1) Pengguna Anggaran (PA).
2) Pejabat Penatausahaan Keuangan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-
SKPD).
3) Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
(PPTK).
4) Bendahara Pengeluaran SKPD.
5) Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
selaku Bendahara Umum Daerah (PPKD
selaku BUD).
6) Kuasa Bendahara Umum Daerah (Kuasa
BUD).
b. Dokumen yang digunakan.
Adapun dokumen yang digunakan
dalam sistem akuntansi pengeluaran kas
pada BKD Kota Gunungsitoli, terdiri atas:
1) Anggaran Kas.
2) Dokumen Pelaksanaan Anggaran
Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-
SKPD).
3) Surat Penyediaan Dana.
4) Register SPD.
5) Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
yang terdiri atas SPP Uang Persediaan
(SPP-UP), SPP Ganti Uang Persediaan
(SPP-GU), SPP Tambahan Uang
Persediaan (SPP-TU) dan SPP-Langsung
(SPP-LS).
6) Register SPP.
7) Surat Perintah Membayar (SPM).
8) Register SPM.
9) Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).
10) Rigister SP2D.
11) Buku Kas Umum (BKU).
12) Buku Simpanan/Bank.
13) Buku Panjar.
14) Buku Pajak PPN/PPh.
15) Register Penutupan Kas.
16) Rincian Pengeluaran per Rincian Obyek.
Prosedur Pengeluaran Kas Pada Badan
Kepegawaian Daerah (BKD) Kota
Gunungsitoli
Dari hasil temuan penelitian, adapun
prosedur yang diterapkan oleh BKD kota
Gunungsitoli yang membentuk sistem akuntansi
pengeluaran kas, antara lain sebagai berikut:
a. Penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD).
JAM PEMBNAS, Vol. 4 Nomor 1 Desember 2018
51 © 2018 STIE Pembangunan Nasional
1) PPKD selaku BUD dalam rangka
manajemen kas menerbitkan SPD
dengan mempertimbangkan
penjadwalan pembayaran pelaksanaan
program dan kegiatan yang dimuat
dalam DPA-BKD Kota Gunugsitoli.
2) Penyiapan draft SPD dilaksanakan oleh
Kuasa BUD untuk ditandatangani oleh
PPKD selaku BUD.
3) SPD yang diterbitkan terdiri atas 3
lembar, yaitu lembar 1 diterima oleh
BKD Kota Gunungsitoli, lembar 2
diterima oleh Pengawas Daerah dan
lembar 3 sebagai arsip PPKD selaku
BUD.
4) PPKD selaku BUD mencatat SPD yang
diterbitkan kedalam register SPD.
a. Pengajuan Surat permintaan Pembayaran
(SPP).
1) Persiapan dokumen
Bendahara pengeluaran
mempersiapkan dokumen-dokumen
yang diperlukan sebagai lampiran
dalam pengajuan SPP-UP/SPP-GU/SPP-
TU sedangkan dokumen SPP-LS
dipersiapkan oleh PPTK.
Adapun dokumen-dokumen SPP
yang dipersiapkan menurut jenis
dananya antara lain sebagai berikut:
a) Untuk SPP-UP, terdiri atas:
(1) Salinan SPD.
(2) Surat pengantar pengajuan SPP-
UP.
(3) Lampiran lain yang diperlukan.
b) Untuk SPP-GU, terdiri atas:
(1) Surat pengesahan SPJ atas
penggunaan dana SPP-GU
sebelumnya.
(2) Salinan SPD.
(3) Surat pernyataan Pengguna
Anggaran.
(4) Lampiran lain yang diperlukan.
c) Untuk SPP-TU, terdiri atas:
(1) Surat pengesahan SPJ atas
penggunaan dana SPP-TU
sebelumnya.
(2) Salinan SPD.
(3) Surat pernyataan Pengguna
Anggaran.
(4) Surat keterangan penjelasan
keperluan pengisian TU.
(5) Lampiran lain yang diperlukan.
(6) Untuk SPP-LS Gaji dan
Tunjangan, terdiri atas:
(1) Salinan SPD.
(2) Surat pernyataan Pengguna
Anggaran.
(3) Dokumen-dokumen
pelengkap daftar gaji yang
terdiri atas: Pembayaran
gaji induk, Gaji susulan,
Kekurangan gaji, Gaji
terusan, Uang duka
JAM PEMBNAS, Vol. 4 Nomor 1 Desember 2018
52 © 2018 STIE Pembangunan Nasional
wafat/tewas yang
dilengkapi dengan daftar
gaji induk/gaji
susulan/kekurangan
gaji/uang duka /wafat, SK
CPNS, SK PNS, SK
kenaikan pangkat, SK
jabatan, Kenaikan gaji
berkala, Surat pernyataan
pelantikan, Surat
pernyataan masih
menduduki jabatan, Surat
pernyataan melaksanakan
tugas, Daftar keluarga
(KP4), Fotokopi surat
nikah, Fotokopi akte
kelahiran, SKPP, Daftar
potongan surat rumah
dinas, Surat keterangan
masih sekolah/kuliah, Surat
pindah, Surat kematian,
dan SSP PPh Pasal 21.
d) Untuk SPP-LS Barang dan Jasa,
terdiri atas:
(1) Salinan SPD.
(2) Surat pernyataan dari Pengguna
Anggaran.
(3) Dokumen-dokumen terkait
kegiatan (disiapkan oleh PPTK)
yang terdiri atas: Salinan SPD,
Salinan surat rekomendasi dari
SKPD teknis terkait, SPP disertai
faktur pajak (PPN dan PPh)
yang telah ditandatangani wajib
pajak, Surat pernyataan
Pengguna Anggaran mengenai
penetapan rekanan, Surat
perjanjian kerjasama/kontrak
antara pihak ketiga dengan
Pengguna Anggaran yang
mencantumkan nomor rekening
pihak ketiga, Berita acara
penyelesaian pekerjaan, Berita
acara serah terima barang dan
jasa, Berita acara pembayaran,
Kwitansi bermaterai dan
nota/faktur yang ditandatangani
pihak ketiga dan PPK serta
disetujui oleh Pengguna
Anggaran, Surat jaminan bank
atau yang dipersamakan yang
dikeluarkan oleh bank atau
lembaga keuangan bukan bank,
Dokumen lain yang
dipersyaratkan untuk kontrak-
kontrak yang dananya sebagian
atau seluruhnya bersumber dari
penerusan pinjaman/hibah luar
negeri, Berita acara pemeriksaan
yang ditandatangani oleh pihak
ketiga/rekanan serta unsur
panitia pemeriksaan barang
berikut lampiran daftar barang
yang diperiksa, Surat angkutan
JAM PEMBNAS, Vol. 4 Nomor 1 Desember 2018
53 © 2018 STIE Pembangunan Nasional
atau konosemen apabila
pengadaan barang dilaksanakan
diluar wilayah kerja, Surat
pemberitahuan potongan denda
keterlambatan pekerjaan dari
PPTK apabila pekerjaan
mengalami keterlambatan, Foto/
buku/dokumentasi tingkat
kemajuan/penyelesaian
pekerjaan, Potongan jamsostek
(potongan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku/surat
pemberitahuan jamsostek), dan
Khusus untuk pekerjaan
konsultan yang perhitungan
harganya menggunakan biaya
personil (billing rate) maka berita
acara prestasi kemajuan
pekerjaan dilampiri dengan
bukti kehadiran dari tenaga
konsultan sesuai pengtahapan
waktu pekerjaan dan bukti
penyewaan/pembelian alat
penunjang serta bukti
pengeluaran lainnya
berdasarkan rincian dalam surat
penawaran.
2) Pembuatan Dokumen SPP
Dokumen SPP disiapkan dan diisi
oleh bendahara pengeluaran untuk SPP-
UP/SPP-GU/SPP-TU dan PPTK untuk
SPP-LS. Masing-masing bagian
mempunyai kolom-kolom yang harus
diisi dan disesuaikan dengan jenis SPP
yang diajukan. SPP tersebut kemudian
dibuat rangkap empat dengan distribusi,
lembar asli untuk pengguna anggaran,
salinan 1 dan 2 dikirim ke Kuasa BUD,
lembar 3 sebagai arsip PPK-SKPD.
3) Pengisian register SPP
Setelah proses pembuatan dokumen
selesai dilakukan, bendahara mencatat
SPP yang diajukan tersebut ke dalam
register yang telah disiapkan.
b. Penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM).
1) Penerbitan SPM -UP/SPM-GU/SPM-TU,
meliputi:
(a) PPK-SPKD mewakili Pengguna
Anggaran (PA) menerima SPP-
UP/SPP-GU/SPP-TU yang diajukan
oleh Bendahara Pengeluaran.
(b) PPK-SPKD atas nama Pengguna
Anggaran (PA) meneliti
kelengkapan dokumen SPP-
UP/SPP-GU/SPP-TU.
(c) PPK-SKPD mencatat SPP-
UP/SPP-GU/SPP-TU yang
diterima ke dalam register SPP-
UP/SPP-GU/SPP-TU.
(d) Jika kelengkapan dokumen SPP-
UP/SPP-GU/SPP-TU dinyatakan
lengkap dan sah, PPK-SKPD
menyiapkan SPM-UP/SPM-
GU/SPM-TU untuk
JAM PEMBNAS, Vol. 4 Nomor 1 Desember 2018
54 © 2018 STIE Pembangunan Nasional
ditandatangani oleh Pengguna
Anggaran (PA).
(e) Jika kelengkapan dokumen SPP-
UP/SPP-GU/SPP-TU dinyatakan
tidak lengkap dan sah, maka
PPK-SKPD menolak untuk
menerbitkan SPM-UP/SPM-
GU/SPM-TU dan selanjutnya
mengembalikan SPP-UP/SPP-
GU/SPP-TU kepada bendahara
pengeluaran untuk dilengkapi
dan diperbaiki.
(f) Pengguna Anggaran (PA)
menerbitkan SPM-UP/SPM-
GU/SPM-TU paling lambat 2
(dua) hari kerja terhitung sejak
diterimanya pengajuan SPP-
UP/SPP-GU/SPP-TU yang
bersangkutan.
(g) Pengguna Anggaran (PA) melalui
PPK-SKPD mengembalikan SPP-
UP/SPP-GU/SPP-TU paling
lambat 1 (satu) hari kerja
terhitung sejak diterimanya
pengajuan SPP-UP/SPP-GU/SPP-
TU yang bersangkutan.
(h) PPK-SKPD mencatat penerbitan
SPM-UP/SPM-GU/SPM-TU yang
diterima ke dalam register
Penerbitan SPM.
(i) PPK-SKPD mencatat penolakan
penerbitan SPM-UP/SPM-
GU/SPM-TU yang diterima ke
dalam Register Penolakan SPP.
(j) Penerbitan SPM-UP/SPM-
GU/SPM-TU terdiri atas 3 lembar,
yang terdiri atas: lembar 1 dan 2
dikirim ke Kuasa BUD, lembar 2
akan dikembalikan ke PPK-SKPD
setelah dibubuhi cap “Telah
diterima oleh Kuasa BUD Tanggal
…… dan Nomor……”, dan
Lembar 3 sebagai arsip PPK-
SKPD.
2) Penerbitan SPM-LS, meliputi:
(a) PPK-SPKD atas nama Pengguna
Anggaran (PA) menerima SPP-LS
baik SPP-LS Pembayaran Gaji dan
Tunjangan maupun SPP-LS
Pengadan Barang dan Jasa yang
diajukan oleh PPTK.
(b) PPK-SKPD mencatat SPP-LS yang
diterima ke dalam Register SPP-LS.
(c) PPK-SKPD atas nama Pengguna
Anggaran (PA) meneliti kelengkapan
dokumen SPP-LS.
(d) Jika kelengkapan dokumen SPP-LS
dinyatakan lengkap dan sah, PPK-
SKPD menyiapkan SPM-LS untuk
ditandatangani oleh Pengguna
Anggaran (PA).
(e) Jika kelengkapan dokumen SPP-LS
dinyatakan tidak lengkap dan sah,
PPK-SKPD menolak untuk
JAM PEMBNAS, Vol. 4 Nomor 1 Desember 2018
55 © 2018 STIE Pembangunan Nasional
menerbitkan SPM-LS dan
selanjutnya mengembalikan SPP-LS
kepada Bendahara Pengeluaran
untuk dilengkapi dan dipebaiki.
(f) Pengguna Anggaran (PA)
menerbitkan SPM-LS paling lambat 2
(dua) hari kerja terhitung sejak
diterimanya pengajuan SPP yang
bersangkutan.
(g) Pengguna Anggaran (PA)
melalui PPK-SKPD
mengembalikan SPP-LS paling
lambat 1 (satu) hari kerja
terhitung sejak diterimanya
pengajuan SPP yang
bersangkutan.
(h) PPK-SKPD mencatat penerbitan
SPM-LS yang diterima ke dalam
register Penerbitan SPM.
(i) PPK-SKPD mencatat penolakan
penerbitan SPM-LS yang
diterima ke dalam Register
Penolakan SPP.
(j) Penerbitan SPM-LS terdiri atas 3
lembar, yang terdiri atas: lembar
1 dan 2 dikirim ke Kuasa BUD,
lembar 3 sebagai arsip PPK-
SKPD, lembar 2 akan
dikembalikan ke PPK-SKPD
setelah dibubuhi cap “Telah
diterima oleh Kuasa BUD
Tanggal ........ dan Nomor…… ”.
c. Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D).
1) Kuasa BUD menerima SPM-UP/SPM-
GU/SPM-TU/ dan SPM-LS yang
diajukan oleh Pengguna Anggaran (PA).
2) Kuasa BUD mencatat SPM-UP/SPM-
GU/SPM-TU/ dan SPM-LS yang
diterima ke dalam register SPM-
UP/SPM-GU/SPM-TU/ dan SPM-LS.
3) Kuasa BUD meneliti kelengkapan
dokumen SPM-UP/SPM-GU/SPM-
TU/ dan SPM-LS.
4) Jika kelengkapan dokumen SPM-
UP/SPM-GU/SPM-TU/ dan SPM-LS
dinyatakan lengkap dan sah, Kuasa
BUD menyiapkan dan menerbitkan
SP2D (Surat Perintah Pencaiaran
Dana).
5) Jika kelengkapan dokumen SPM-
UP/SPM-GU/SPM-TU/ dan SPM-LS
dinyatakan tidak lengkap dan tidak
sah, maka Kuasa BUD menolak
menerbitkan SP2D dan selanjutnya
mengembalikan SPM-UP/SPM-
GU/SPM-TU/ dan SPM-LS kepada
Pengguna Anggaran (PA) untuk
dilengkapi dan diperbaiki.
6) Kuasa BUD menerbitkan SP2D
paling lambat 2 (dua) hari kerja
terhitung sejak diterimanya
pengajuan SPM-UP/SPM-GU/SPM-
JAM PEMBNAS, Vol. 4 Nomor 1 Desember 2018
56 © 2018 STIE Pembangunan Nasional
TU/ dan SPM-LS yang dinyatakan
lengkap dan sah.
7) Kuasa BUD mengembalikan SP2D
paling lambat 1 (satu) hari kerja
terhitung sejak diterimanya
pengajuan SPM-UP/SPM-
GU/SPM-TU/dan SPM-LS yang
bersangkutan.
8) Kuasa BUD mencatat penerbitan
SP2D yang diterima ke dalam
register penerbitan SP2D.
9) Kuasa BUD mencatat penolakan
penerbitan SP2D yang diterima ke
dalam Register Penolakan SPM.
10) Penerbitan SP2D terdiri atas 3
lembar, yang terdiri atas: lembar 1
diterima/dikirim ke Kuasa Bank,
lembar 2 diterima/dikirim ke
SKPD setelah dibubuhi cap
“Telah diterima oleh Kuasa BUD
Tanggal ........ dan Nomor…… ”,
dan lembar 3 sebagai arsip
BUD/Kuasa BUD dilengkapi
lembaran ke 1 SPM dan bukti
pengeluaran asli.
d. Pertanggungjawaban Penggunaan Dana.
1) Secara administratif, Bendahara
Pengeluaran harus
mempertanggungjawabkan penggunaan
Uang Persediaan (UP), Ganti Uang
Persediaan (GU), Tambahan Uang
Persediaan (TU) kepada Pengguna
Anggaran berupa pembuatan dan
penyampaian laporan
pertanggungjawaban.
2) Dokumen laporan
pertanggungjawaan penggunaan
UP/GU/TU harus disertai dengan
lampiran, yang terdiri dari:
(a) Ringkasan pengeluaran per
rincian obyek beserta bukti
pengeluaran yang sah.
(b) Bukti atas setoran PPN/PPh ke
kas Negara.
(c) Register Penutupan Kas.
3) Bendahara Pengeluaran harus
menyampaikan Laporan
Pertanggungjawaban beserta
lampirannya kepada Pengguna
Anggaran melalui PPK-SKPD paling
lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan
berikutnya.
4) Khusus bulan Desember, bendahara
pengeluaran harus menyampaikan
Laporan Pertanggungjawaban
kepada Pengguna Anggaran melalui
PPK-SKPD sebelum tanggal 31
(tigapuluh satu) Desember.
5) PPK-SKPD melakukan verifikasi
atas laporan pertanggungjawaban
pengeluaran yang dibuat oleh
Bendahara Pengeluaran. Verifikasi
dilakukan dengan:
JAM PEMBNAS, Vol. 4 Nomor 1 Desember 2018
57 © 2018 STIE Pembangunan Nasional
(a) Penelitian kelengkapan
dokumen.
(b) Keabsahan bukti-bukti
pengeluaran yang
dilampirkan.
(c) Pengujian perhitungan atas
pengeluaran per rincian objek.
(d) Perhitungan pengenaan
PPN/PPh atas beban
pengeluaran.
(e) Pengujian kebenaran sesuai
SPM dan SP2D periode
sebelumnya.
Selain melakukan pertanggungjawaban
secara administratif, Bendahara Pengeluaran
juga melakukan pertanggungjawaban secara
fungsional, Bendahara SKPD harus membuat
laporan pertanggungjawaban kepada PPKD
selaku BUD.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah di
lakukan pada Badan Kepegawaian Daerah
(BKD) Kota Gunungsitoli, maka penulis
menyimpulkan beberapa hal antara lain sebagai
berikut:
a. Sistem akuntansi yang diterapkan pada
Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota
Gunungsitoli khususnya pengeluaran kas
telah berjalan dengan baik dan telah sesuai
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
b. Sistem akuntansi pengeluaran kas yang
diterapkan pada BKD Kota Gunungsitoli
berperan penting dalam menghasilkan
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan pemerintah. Hal ini dapat dilihat
dari adanya pengendalian internal yang
telah dilaksanakan sesuai dengan standar
yang berlaku diantaranya adanya
pemisahan tugas dan fungsi yang tepat dari
pihak-pihak yang terkait, adanya otorisasi
dari pihak yang berwenang dan adanya
pencatatan akuntansi yang didukung oleh
bukti-bukti transaksi pengeluaran kas.
c. Prosedur pengeluaran kas yang diterapkan
pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD)
Kota Gunungsitoli diantaranya penerbitan
Surat Penyediaan Dana (SPD), pengajuan
Surat Permintaan Pembayaran (SPP),
penerbitan Surat Perintah Membayar
(SPM), penerbitan Surat Perintah Pencairan
Dana (SP2D) serta Pertanggungjawaban
Penggunaan Dana sudah dilaksanakan
secara memadai dan sesuai dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah. Baik untuk belanja Uang
Persediaan/ Ganti Uang Persediaan/
Tambah Uang Persediaan (UP/GU/TU)
maupun untuk belanja LS-Gaji dan
JAM PEMBNAS, Vol. 4 Nomor 1 Desember 2018
58 © 2018 STIE Pembangunan Nasional
Tunjangan serta belanja LS-Barang dan
Jasa.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah
diuraikan di atas, maka penulis mengajukan
beberapa saran yang diharapkan dapat berguna
sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi
instansi diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Disarankan untuk dapat mempertahankan
sistem dan prosedur akuntansi khususnya
pengeluaran kas yang telah diterapkan
tersebut.
b. Perlu ditingkatkannya pelatihan-pelatihan
sumber daya manusia dalam bidang-
bidang yang ada di BKD Kota Gunungsitoli
sehingga sumber daya yang dihasilkan
handal, dapat dipercaya, dalam
menjalankan sistem dan prosedur yang
ada.
c. Perlu adanya penambahan pegawai yang
memahami dan memiliki kemampuan
dalam hal pengelolaan keuangan SKPD.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta:
Erlangga.
Asyari. (2003). Sistem Informasi Akuntansi.
Surabaya: Penerbit Usaha Nasional.
Baridwan, Zaki. (2000). Sistem Infornasi
Akuntansi. Edisi Kedua. Cetakan
Kelima. Yogyakarta: BPFE.
Hall, James A. (2001). Sistem Informasi Akuntansi,
Edisi Ketiga, Jilid Satu. Jakrta: Salemba
Empat.
Harahap, Sofyan Syafri. (2004). Akuntansi Aktiva
Tetap. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Istijanto. (2005). Akuntansi Menengah. Jakarta:
Erlangga.
Kuncoro. (2003). Teknik Analisa Keuangan.
Jakarta: Erlangga.
Mulyadi. (2001). Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga.
Jakarta: Salemba Empat.
Skousen, K. Fred, Stice, Earl K., Stice, James D.,
(2001). Akuntansi Keuangan Menengah.
Jakarta: Salemba Empat.
Suhanda. (2007). Akuntansi Pemerintahan Daerah:
Bandung: Alfabeta.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Undang-Undang 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
Daerah.