peralatan selam dasar
TRANSCRIPT
PERALATAN SELAM DASAR
1. MASK
Fungsi :
a. Menciptakan ruang udara antara mata dan air.
b. Melindungi hidung dan mata terhadap air.
Ciri-ciri masker yang baik :
a. Safety tempered glass
b. Frame terbuat dr bahan anti karat
c. Memiliki double seal yang lentur untuk wajah
d. Memliki adjustable buckles
Jenis-Jenis Masker :
1. Single Lens Mask2. Double Lens Mask3. Full Face Mask
Pemeliharaan dan Penyimpanan :
a. Hindarkan dari terik matahari terlalu lama
b. Cuci bersih dengan air tawar selesai dipakai
c. Jangan sampai tergencet waktu menyimpan
d. Untuk penyimpanan jangka panjang semprot dengan silicon dan simpan dalam tempat yang kering.
2. SNORKEL
Fungsi :
a. Membantu untuk bernafas dipermukaan air tanpa harus mengangkat kepala
b. Untuk berenang menuju sasaran tanpa udara dari SCUBA
c. Memungkinkan melihat pemandangan bawah air.
Jenis-jenis Snorkel :
1. J-Snorkel2. Two way Snorkel
Ciri-ciri snorkel yang baik :
a. Pas dan nyaman di mulut.
b. Panjang antara 12-14 inci
c. Semi flexible.
d. Tidak ada penutup pada ujung atasnya,
3. FINS
Fungsi :
Untuk menambah kemampuan berenang.
Jenis-jenis fins :
a. Foot pocket
b. Open Heel
c. Adjustable Open Heel
4. BCD (Bouyancy Compensator Device)
Fungsi :
a. Memberi daya apung positif selama berenang dan beristirahat di permukaan
b. memberi daya apung netral di dalam air
5. REGULATOR
Fungsi :
a. Untuk menyalurkan dan munurunkan tekanan udara dari dalam tangki ke mulut penyelam
b. Untuk menyalurkan dan munurunkan tekanan udara dari dalam tangki ke dalam BCD (dg melalui inflator)
c. Untuk menyalurkan udara dari dalam tangki ke Pressure gauge.
6. SCUBA TANK
Fungsi:
Untuk membawa persediaan udara selama menyelam.
Sistem SCUBA :
a. Sistem tertutup
b. Sistem sirkuit terbuka
c. Sistem semi tertutup
d. Sistem semi tertutup gas campuran
Jenis-jenis Tabung :
a. Tabung Baja 71.2 Cuft
b. Tabung Aluminium 71.2 Cuft
c. Tabung Alumunium 3000 Psi. 72.0 Cuft
d. Unit Tabung Ganda
Kode pada Tabung :
Tabung buatan Amerika akan diberi kode DOT (department of explosive and department of transportation) dan buatan Kanada akan diberi kode CTC (Canadian Transport Commision).
Contoh :
D O T 3 AA 2250
H 456709
9 + 72 +
Keterangan :
DOT : Dept. of Transportation.
3 AA : Tipe bahan (Chromemolybdenum steel-4130)
2250 : Tekanan Kerja 2250 psi.
H 456709 : Nomer seri tabung
9 + 72 + : Bulan pengujian dan tanda ‘+’ berarti dapat diisi
lebih 10 % dari tekanan maximum
Penanganan selama pemakaian :
a. Bila membuka katup, bukalah secara perlahan sampai habis dan balikan lagi ½ putaran.
b. Bila menutup juga lakukan dengan hati-hati, jangan terlalu keras/dipaksa.
c. jangan membubuhkan pelumas pada katup tabung
Perawatan :
a. Pada pengisian udara harus cukup kering
b. Waktu menyelam udara tidak boleh dikosongkan (min. 300 Psi)
c. Cuci bersih setelah pemakaian, kalau perlu rendamlah
d. Selama penyimpanan tabung harus isi minimal 100 Psi
e. Bila dibawwa dengan kendaraan letakan tabung menghadap ke muka.
f. Lakukan cheking secara berkala.
7. WEIGHT BELT
Fungsi :
Untuk menambah negatif buoyancy.
8. OTHER
PISAU
Untuk memotong tali/jaring bila terjerat kaki/bagian tubuh lain yang sulit dilepaskan. Membantu pekerjaan bawah air.
WET SUIT
Menahan panas tubuh. Menghindari goresan benda tajam selama penyelaman.
COMPASS
Untuk membantu Navigasi bawah air
GLOVES
Melindungi tangan dari goresan. Menahan panas badan.
PELUIT
Untuk komunikasi.
MARINE SAUSAGE
Sebagai tanda bagi orang-orang diatas kapal untuk menjemput penyelam. Sebagai tanda bagi nelayan ada penyelam yang akan naik ke permukaan Sebagi tanda apabila kita tersesat/terpisah dari rombongan penyelam.
Underwater Watch
Sebagai pedoman waktu ketika kita menyelam sehingga kita dapat menghindari dekompresi ketika menyelam cukup dalam.
DIVE COMPUTER
Sebagai alat bantu untuk penghitungan Tabel selam Sebagai alarm apabila kita naik terlalu cepat, masuk Deco Dive, melanggar batas
waktu deco stop
Underwater Camera
Untuk dokumentasi bawah air.
Peralatan yang di gunakan sebagai berikut :
1. Mask
Mask merupakan peralatan selam yang menutupi sebagian wajah terutama daerah mata dan hidung, dengan memiliki fungsi : menciptakan kantong udara antara mata dan hidung penyelam terhadap kolom air sehingga memungkinkan penyelam dapat melihat pada daerah kolom air, lalu masker dapat mencegah air masuk ke hidung dan mata, sekaligus mencegah timbulnya iritasi. Mask haruslah nyaman dan kedap air, bentuknya juga harus mengikuti bentuk wajah pemakai. Untuk menguji kekedapannya pakailah mask tersebut dengan tanpa tali, tarik napas melalui hidung dan lepaskan mask dari tangan. Jika tidak jatuh berarti masker itu cocok.
2. Snorkel
Snorkel merupakan pipa yang terbuat dari silicon dengan panjang antara 12 sampai 14 inch yang berfungsi sebagai alat survival untuk membantu penyelam untuk bernafas dipermukaan air tanpa mengangkat kepala dan melihat pemandangan dibawah permukaan air. Bentuknya semi-fleksibel dengan tidak berpenutup pada bagian atasnya.
3. Fins (Kaki Katak)
Fins merupakan alat selam yang memiliki fungsi memberi kekuatan pada kaki dan sebuah piranti penggerak untuk berenang dengan capat di perairan. Namun, pada hakikatnbya fins bukan dibuat demi menambah kecepatan berenang, namun menambah daya kayuh. Dengan menggunakan alat ini kemampuan renang kita bertambah 10 kali lebih besar dibanding tanpa menggunakannya.
4. Wet Suit
Pakaian pelindung penyelam yang kini umum dipakai adalah foam neoprene wet suit, bahan yang terbuat dari karet neoprene yang mempunyai gelembung – gelembung busa berudara. Bahan ini tidak menyerap air dan dibuat dalam berbagai ukuran ketebalan bahan. Adapun kegunaan alat ini adalah untuk melindungi penyelam dari goresan karang dan pengurangan panas badan dibawah permukaan air. Namun wet suit sama sekali tidak membuat penyelam menjadi hangat, hanya mencegah penyelam dari kedinginan dan bukan berati penyelam tidak basah.
5. Weight Belt
Alat ini digunakan untuk mengatur daya apung penyelam. Setiap penyelam mempunyai daya apung yang berbeda. Seorang penyelam di air laut tanpa menggunakan wet suit memerlukan berat antara 4 sampai dengan 6 pounds untuk mengingimbangi daya apung positifnya, sedang bila menggunakan wet suit memerlukan tambahan pemberat antara 10 sampai dengan 12 pounds diatas daya apung normal, sehingga jumlah total yang diperlukan seorang penyelam untuk bisa turun ke bawah berkisar antara 14 sampai dengan 16 pounds. Sebagai pedoman untuk mempermudah penentuan berapa berat yang diperlukan adalah 1/10 dari berat badan normal untuk wet suit dengan ketebalan 3/16 inch. Weight belt harus dilengkapi dengan quick release buckle yaitu suatu gesper pengancing yang dapat dilepas secara cepat.
6. Tabung Selam (Aqualung)
Tabung selam merupakan botol udara yang bertekanan tinggi dibuat untuk menampung udara yang di mampatkan secara aman.
7. Regulator
Regulator adalah suatu alat yang sederhana untuk mengubah udara bertekanan tinggi dari sebuah tabung scuba menjadi udara bertekanan rendah sesuai dengan kebutuhan penyelam dan hanya memberikan udara yang diperlukan sesuai dengan tekanan sekelilingnya.
8. Buoyancy Compensator Device / BCD
Berbentuk seperti sebuah rompi yang didalamnya terdapat air cell. Air cell pada sebuah BCD berfungsi untuk mengatur buoyancy (daya apung) sang penyelam. Komponen lain dari sebuah BCD diantaranya adalah inflator / deflator dan dump valve.
Selain perlengkapan wajib di atas, ada peralatan tambahan yang di sarankan di bawa untuk memudahkan diver saat melakukan penyelaman. Berbagai alat tambahan yang disarankan di bawa adalah sebagai berikut :
a. Pisau Selam
Untuk penyelaman ilmiah, yang memerlukan durasi waktu lama di bawah laut, disarankan membawa alat serbaguna ini. Gunanya untuk menolong, menggali, juga sebagai alat
pengukur. Terbuat dari logam antikarat, bergerigi pada matanya dan yang lain dapat berguna memotong tali di dalam air.
b. Sarung Tangan
Peralatan ini merupakan tambahan pakaian selam. Berguna untuk melindungi anggota tubuh yaitu bagian dari tangan dari goresan tangan dan sebagainya. Tangan penyelam akan menjadi lembut jika terendam dalam air dan apabila tergores sangat sulit untuk menghentikan pendarahan.
c. Senter
Penyelaman bisa di lakukan kapan saja. Jika Anda merencanakan penyelaman saat malam hari, maka, alat penerangan ini wajib Anda bawa. Juga ketika memasuki gua-gua di bawah laut yang gelap, senter ini satu-satunya teman terbaik Anda dalam menuntun arah penyelaman.
d. Jam Selam
Sebaiknya menggunakan jam yang dikombinasikan dengan depth meter dan kompas. Kesemua alat ini sangat di perlukan untuk mengetahui data Anda selama melakukan penyelaman. Biasanya untuk penyelaman komersial, waktu penyelaman berkisar selama setengah jam sampai satu jaman.
e. Bag
Saat penyelaman jika Anda merasa perlu untuk membawa barang berharga, Anda bisa menyimpannya pada alat ini. Tips memilih bag, pastikan warnanya tidak mencolok maupun mengkilat agar tidak membuat ikan tertarik.
PERALATAN DASAR SELAM DAN SCUBAWritten by AdministratorTuesday, 14 June 2011 16:56
Menyelam adalah kegiatan yang dilakukan dibawah permukaan air dengan atau tanpa
menggunakan peralatan selam, dengan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam
kegiatan penyelaman terdapat dua jenis kegiatan selam menurut kebutuhan dan
kelengkapannya, yaitu skin diving dan scuba diving. Skin diving merupakan penyelaman
yang dilakukan dengan menggunakan peralatan selam dasar (masker, snorkel dan fins) dan
biasanya hanya dilakukan untuk kegiatan snorkling (menikmati pemandangan bawah
permukaan air) atau sport diving (penyelaman olahraga. Sedagkan scuba diving merupakan
penyelaman yang menggunakan peralatan selam lengkap atau biasa disebut peralatan
SCUBA (Self Breathing Underwater Breathing Apparatus) yang biasanya digunakan untuk
kegiatan penyelaman ilmiah (Scientific Diving), penyelaman komersial (engginering dive,
ship salvage, inspection & repair), ataupun penyelaman yang dilakukan oleh para marinir
untuk kegiatan pertahan dan keamanan (Tactical / Combat Diving).
Adapun alat yang digunakan pada Skin dive dan Scuba dive, yaitu :
1. Peralatan Dasar Selam (Skin Dive Equipment)
· Mask
Mask merupakan peralatan selam yang menutupimsebagian wajah terutama daerah mata
dan hidung, dengan memiliki fungsi : menciptakan kantong udara antara mata dan hidung
penyelam terhadap kolom air sehingga memungkinkan penyelam dapat melihat pada daerah
kolom air, lalu masker dapat mencegah air masuk ke hidung dan mata, sekaligus mencegah
timbulnya iritasi. Mask haruslah nyaman dan kedap air, bentuknya juga harus mengikuti
bentuk wajah pemakai. Untuk menguji kekedapannya pakailah mask tersebut dengan tanpa
tali, tarik napas melalui hidung dan lepaskan mask dari tangan. Jika tidak jatuh berarti
masker itu cocok.
· Snorkel
Snorkel merupakan pipa yang terbuat dari silicon dengan panjang antara 12 sampai 14 inch
yang berfungsi sebagai alat survival untuk membantu penyelam untuk bernafas
dipermukaan air tanpa mengangkat kepala dan melihat pemandangan dibawah permukaan
air. Bentuknya semi-fleksibel dengan tidak berpenutup pada bagian atasnya.
· Fins (Kaki Katak)
Fins merupakan alat selam yang memiliki fungsi memberi kekuatan pada kaki dan sebuah
piranti penggerak untuk berenang dengan capat di perairan. Namun, pada hakikatnbya fins
bukan dibuat demi menambah kecepatan berenang, namun menambah daya kayuh. Dengan
menggunakan alat ini kemampuan renang kita bertambah 10 kali lebih besar dibanding
tanpa menggunakannya. Ada tiga macam jenis fins :
a. Foot Pocket
Cocok untuk kegiatan skin diving atau fins swimming, biasanya lebih fleksibel dengan letak
lempeng lebih menyudut, yang menyebabkan kaki tidak mudah lelah. Lebih untuk dikenakan
atau mencopotnya untuk kegiatan scuba diving, juga berbahaya untuk dikenakan pada
kegiatan scuba diving karena sangat riskan tercopot jikalau tersangkut karang atau benda
laut lainnya.
b. Open Heel
Cocok untuk ekgiatan scuba diving, biasanya berlempeng lurus, semi kaku dengan lempeng
lebih panjang. Jenis ini memberikan kekuatan lebih besar, namun membutuhkan waktu
penyesuaian bagi otot – otot kaki. Open heel fins mempunyai kelebihan dalam hal
pemakaian atau melepasnya.
c. Adjustable Open Heel
Jenis ini paling sesuai untuk dikenakan pada scuba diving, karena mempunyai kantong yang
cukup besar untuk kaki yang memakai boots (pelindung kaki yang digunakan untuk
melindungi kaki dari daerah berkarang dan berbatu yang terbuat dari karet busa dengan sol
keras). Biasanya terdapat lubang – lubang alur air dibagian atas lempengan tersebut. Lubang
alur air ini mengurangi kelelahan kaki yang disebabkan oleh daerah negatif pada lempengan.
· Bouyancy / Life Vest
Merupakan rompi yang dapat diisi dengan udara sehingga dapat memberikan daya apung
positif bagi pemakainya selama berenang dipermukaan air, dengan demikian seorang
penyelam dapat bergerak tanpa banyak mengeluarkan tenaga. Juga memberi daya apung
agar pemakai dapat beristirahat atau menyangga pemakainya pada saat keadaan darurat.
2. Peralatan Scuba (Scuba Equipment)
Scuba merupakan peralatan pernafasan dibawah permukaan air yang dapat dibawa sendiri
oleh penyelam. Perlengkapan scuba menurut sistem kerjanya dibagi menjadi 4 sistem:
Sistem Sirkulasi Tertutup
Suatu sistem yang menggunakan zat asam/oksigen murni dilengkapi penyerap kimia untuk
menghalau zat asam arang/CO2 yang keluar dari paru-paru. Unit ini pada hakekatnya
meniupkan kembali O2 membuang udara ke dalam air. Ini merupakan suatu sistem tertutup
sama sekali. Unit ini digunakannya terbatas hingga kedalaman 33 feet. Penggunaan SCUBA
jenis ini dituntut keahlian tertentu karena sangat berbahaya.
Sistem Sirkulasi Terbuka
Terdiri dari Demand Regulator dan Tabung Udara yang dimampatkan (Compressed Air Tank)
adalah jenis alat scuba yang pada saat ini merupakan alat yang paling aman dipergunakan.
Udara yang dimampatkan disalurkan melalui regulator ke penyelam, dan udara yang telah
dihisap dibuang langsung ke air tanpa dipergunakan lagi.
Sistem Sirkulasi Semi Tertutup
Dipakai untuk operasi militer dan merupakan kombinasi dari sistem-sistem sirkuit terbuka
dan tertutup. Sistem ini mempunyai kantong udara, kotak kimiawi, regulator dan tabung
udara yang dimampatkan. Sistem ini memungkinkan penyelam militer untuk bekerja pada
kedalaman dan jangka waktu yang lama. Sistem ini memerlukan pemanasan yang khusus
serta membutuhkan peralatan pendukung yang khusus pula, hingga unit ini jarang dipakai
umum.
Sistem Gas-Campuran Sirkulasi Tertutup
Sistem ini sangat rumit, memerlukan pemeliharaan khusus dan cukup mahal. Unit ini
mempunyai kantong pernafasan, kotak kimiawi dan suatu alat elektronis penyaring oksigen
yang dapat mengontrol jumlah O2 pada kedalaman lebih dari 1.000 feet, yang memberikan
cukup udara untuk turun dan naik kembali ke permukaan untuk pekerjaan-pekerjaan ilmiah
dalam penggunaannya memerlukan latihan yang sangat khusus. Dari keempat sistem yang
dibicarakan untuk selam olahraga adalah sistem terbuka.
Didalamnya termasuk masker, fins, dan snorkel selain itu juga terdapat :
Wet Suit
Pakaian pelindung penyelam yang kini umum dipakai adalah foam neoprene wet suit, bahan
yang terbuat dari karet neoprene yang mempunyai gelembung – gelembung busa berudara.
Bahan ini tidak menyerap air dan dibuat dalam berbagai ukuran ketebalan bahan. Adapun
kegunaan alat ini adalah untuk melindungi penyelam dari goresan karang dan pengurangan
panas badan dibawah permukaan air. Namun wet suit sama sekali tidak membuat penyelam
menjadi hangat, hanya mencegah penyelam dari kedinginan dan bukan berati penyelam
tidak basah.
b. Weight Belt
Alat ini digunakan untuk mnengatur daya apung penyelam. Setiap penyelam
mempunyai daya apung yang berbeda. Seorang penyelam di air laut tanpa menggunakan
wet suit memerlukan berat antara 4 sampai dengan 6 pounds untuk mengingimbangi daya
apung positifnya, sedang bila menggunakan wet suit memerlukan tambahan pemberat
antara 10 sampai dengan 12 pounds diatas daya apung normal, sehingga jumlah total yang
diperlukan seorang penyelam untuk bisa turun ke bawah berkisar antara 14 sampai dengan
16 pounds. Sebagai pedoman untuk mempermudah penentuan berapa berat yang
diperlukan adalah 1/10 dari berat badan normal untuk wet suit dengan ketebalan 3/16 inch.
Weight belt harus dilengkapi dengan quick release buckle yaitu suatu gesper pengancing
yang dapat dilepas secara cepat.
c. Tabung Selam (Aqualung)
Tabung selam merupakan botol udara yang bertekanan tinggi dibuat untukmenampung
udara yang dimampatkan secara aman. Tabung – tabung masa kini dibuat dari bahanbaja
atau campuran alumunium dan diperoleh dalam beberapa ukuran. Pada tabung biasa
terdapat tulisan – tulisan DOT 3 AA 2250, H 474829, 7 + 89 +. Tulisan itu berarti, tabung ini
telah memiliki lisensi dari Department of Transportation (DOT) cap ini biasanya merupakan
produk buatan amerika. 3 AA memiliki arti tabung menggunakan kelas dan macam logam
penahan tekanan tinggi (Chromenolybdenum stell – 4130). 2250 merupakan tekanan kerja
maksimum pada tabung dalam satuan Psi, namun dapat diisi hingga 2475 Psi. H 474829
merupakan nomer seri tabung dan 7 + 89 + merupakan tanggal pengujian. Adapun macam –
macam jenis tabung :
Tabung baja 71,2 cuft : Standart tabung baja adalah 25 inch panjang, memiliki berat
kira – kira 30 Lbs dalam keadaan kososng dan dirancang sedemikian rupa sehingga
dapat melayang di air laut. bila udara dimampatkan atau dipompa kedalam tabung
sampai tekanan maksimum sebesar 2250 Psi itu berarti kira – kira 65 cuft udara
bebas yang ditampungnya. Dan apabila diisi hingga melampaui 10 % yaitu 2475 Psi,
berarti tabung ini biasanya disebut tabung selam satandar 71 kubik feet (71 cubic
feet satandart diving tank).
Tabung alumunium 71,2 cuft : Silinder alumunium 71,2 cuft, panjang 28 inch dan
mempunyai berat kira – kira 27 Lbs dalam keadaan kosong. Tabung ini 3 inch lebih
panjang dan lebih ringan dibanding tabung baja dengan ukuran yang sama. Tekanan
maksimum tabung adalah 2475 Psi. Tanda A+ untuk pengisian lebih 10 % tidak
diperlukan. Silinder alumunium dijamin anti karat dan proses perapuhan tidak perlu
dikhawatirkan lagi. Sampai saat ini tabung scuba alumunium dibuat di amerika oleh
Luxver Ltd.
Tabung alumunium 3000 Psi 72,0 cuft : Tabung ini panjangnya 26 inh, beratnya 30
Lbs dan berbobot netral dalam air laut. kapasitas tabung adalah 72,0 cuft pada
tekanan maksimum 3000 Psi ada tekanan 2475 Psi tabung akan berisi lebih kurang
60 kubik feet udara bebas.
Unit tabung ganda : Tabung jenis ini disediakan untuk persediaan yang lebih lama.
Tabung ini dapat disatukan dengan katup ganda atau dua tabung tunggal yang
digabungkan dengan pipa penyambung. Pipa penyambung memungkinkan anda
untuk menggunakan tabung tunggal tersebut secara terpisah. Tipe unit ini sangat
cocok untuk penyelaman air dalam, fotografi bawah bawah air atau penyelaman
penyelamatan yang memerlukan bottom time yang lama.
Tabung selam memiliki katup tabung / valve. Terdapat dua jenis katup standar, yaitu :
· Type non reserve / “K” valve : Katup “K” tanpa cadangan adalah katup yang
mudah ditutup dan dibuka. Tabung dengan katup ini mengharuskan penyelam
menggunakan alat tambahan untuk memonitor seberapa banyak udara yang
masih ada dalam tabung. Alat itu disebut Submersible Pressure Gauge.
· Type constant reserve / “J” valve : Katup ini hampir sama dengan katup “K”
valve, adapun perbedaannya adalah tipe ini dilengkapi dengan perlengkapan
mekanisme cadangan pada tekanan 300 Psi. Jadi apabila tekanan tabung turun
sampai kira – kira 300 Psi, pegas akan menutup katup dan menimbulkan
kontraksi dalam pengadaan udara untuk pernapasan dan dengan menarik ke
bawah batang penghubung yang tersambung pada katup cadangan disisi kiri
tabung, dapat melepaskan kembali katup yang tertutup, maka mengalirlah
sisa udara terakhir pada tabung. Katup cadangan menyediakan udara cukup
untuk penyelam naik ke permukaan.
O-Ring Seal : O-ring karet (gelang karet berbentuk O) yang kecil terletak pada
permukaan katup membuat suatu kedap tekanan tinggi antara regulator
dengan katup tabung. Bawalah selalu persediaan o-ring dalam tas
perlengkapan selam anda, sebab apabila o-ring tersebut hilang maka regulator
anda tidak dapat dipakai.
Penyandang Tabung (Back Pack) : Adalah suatu sistem harness yang
melekatkan tabung pada punggung penyelam. Bentuknya bermacam-macam.
Tetapi yang beredar sekarang adalah BC yang sekaligus bergabung dengan
back packnya, sehingga mudah untuk memasangnya tabung pada BC nya.
Backpack dan sabuk penyandang harus mempunyai gesper luncur cepat pada
ikat bahu kiri ikat pinggang. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan
penyelam melepas maupun memasang kembali tabung di dalam air. Seperti
halnya dengan peralatan selam lain, setelah dipakai menyelam dibersihkan
dengan air tawar yang bersih, untuk BC dibilas dengan air hangat di bagian
dalamnya, simpan dengan kondisi berisi udara.
d. Regulator
Regulator adalah suatu alat yang sederhana untuk mengubah udara bertekanan tinggi
dari sebuah tabung scuba menjadi udara bertekanan rendah sesuai dengan kebutuhan
penyelam dan hanya memberikan udara yang diperlukan sesuai dengan tekanan
sekelilingnya.
Ada beberapa tipe regulator:
Pipa udara ganda (Double Hose)
Regulator Demand yang biasa dikenal di Amerika sejak tahun 1949 terdiri dari satu
bagian yang dipasang di atas katup tabung dengan sebuah pipa penyalur udara napas,
mouthpiece dan sebuah pipa buang udara. Pada saat ini biasanya disebut Two Hose
Regulator. Mouthpiece atau Genggam Mulut adalah suatu bagian yang dimasukkan ke
dalam mulut.
Jenis dari regulator ini pemakaiannya lebih sukar, karena penyelam harus menghembus
dengan keras bila akan menghirup udara. Pada umumnya digunakan oleh penyelam
komersil. Oleh karena gelembung udara yang dikeluarkan oleh penyelam keluar di
belakang penyelam, maka gelembung tidak mengganggu pandangan penyelam.
Prinsip kerjanya mempunyai dua tingkat yaitu tingkat pertama (first stage) dan tingkat
kedua (second stage). Pada tingkat pertama udara diturunkan diatas tekanan
sekelilingnya dan tingkat kedua tekanan udara berkurang sesuai yang dibutuhkan
penyelam yaitu sesuai dengan keadaan sekelilingnya. Sisa udara yang berasal dari
mouthpiece akan dikembalikan ke tingkat pertama untuk dibuang keluar.
Pipa udara tunggal (Single Hose)
Yang umum dipakai sekarang adalah pipa udara tunggal terdiri dari dua tingkat yaitu
tingkat pertama (first stage) dan tingkat kedua (second stage) yang dipasang pada
bagian mulut (mouthpiece). Udara pada tingkat pertama menjadi ¡¾ 140 psi diatas
tekanan sekelilingnya. Pada tingkat kedua dikurangi menjadi sebesar tekanan yang
dibutuhkan.
Perbedaan utama dengan double hose adalah bahwa kedua tingkatannya terpisah.
Dimana Second Stage terletak dekat mulut penyelam untuk memudahkan bernapas, oleh
karena itu sekat karet berada pada permukaan yang sama dengan paru-paru dalam
posisi berenang biasa.
Single hose juga dilengkapi dengan tombol kuras (purge botton) yaitu berfungsi
membuang sisa air dalam mouthpiece bila ditekan.
Untuk melindungi bagian first stage dari masuknya air dan debu juga dilengkapi dengan
penutup (cup) dipasang pada bagian first stage jika regulator tidak dipakai.
e. Buoyancy Compensator Device / BCD
Berbentuk seperti sebuah rompi yang didalamnya terdapat air cell. Air cell pada sebuah
BCD berfungsi untuk mengatur buoyancy (daya apung) sang penyelam. Komponen lain
dari sebuah BCD diantaranya adalah inflator / deflator dan dump valve.
Pisau Selam
Merupakan alat serbaguna, dipergunakan untuk menolong, menggali, juga sebagai alat
pengukur. Terbuat dari logam antikarat, bergerigi pada matanya dan yang lain dapat
berguna memotong tali di dalam air. Di pasang pada betis sebelah dalam untuk menghindari
tersangkut pada rumput dan sebagainya. Tulisan SS.320 atau SS.420 berarti SS.320
mengandung carbon lebih sedikit dibandingkan SS.420.
Selain itu ada pula alat pelengkap lainnya yang mendukung berjalannya kegiatan
penyelaman, diantaranya :
· Sarung Tangan
Peralatan ini merupakan tambahan pakaian selam. Berguna untuk melindungi
anggota tubuh yaitu bagian dari tangan dari goresan tangan dan sebagainya.
Tangan penyelam akan menjadi lembut jika terendam dalam air dan apabila
tergores sangat sulit untuk menghentikan pendarahan.
· Senter
Senter digunakan untuk selam malam, sebagai penanda, dan dalam penyelaman
gua.
Jika menyelam dilakukan pada sore hari atau pada cuaca yang kurang bersahabat
persiapkanlah senter.
· Jam Selam
Dalam penyelaman setiap penyelam harus membawa jam atau alat pengukur
waktu lainnya. Hal ini untuk mengetahui waktu-waktu dalam penyelaman.
Jam selama selain dapat melihat waktu, ada juga yang dikombinasikan dengan
depth meter dan kompas. Hal ini mempermudah penyelaman. Perhatikan batas
water resistant. Untuk penyelaman yang tidak melebihi 7 meter dapat dipakai jam
yang memiliki water resistant 10 bar (misal Q&Q).
· Bag
Sangat berfungsi untuk menyimpan barang-barang berharga atau alat komunikasi
yang tak mungkin di tinggal selama penyelaman.
Sebelum menggunakan cek apakah bag bocor atau tidak.
Perhatikan warna dari bag, warna yang terlalu mengkilat akan menarik ikan-ikan
yang mungkin dapat mendatangkan bahaya.
FISIKA PENYELAMANWritten by AdministratorTuesday, 14 June 2011 16:42
HUKUM BOYLE
Hukum ini menegaskan hubungan antara tekanan dan volume.Volume dari suatu
kumpulan gas akan berbanding terbalik dengan absolute,yaitu :
V = 1/P
P/V = K atau
P1.V1 = P2.V2
Keterangan :
P = Tekanan absolute
V = Volume
K = Kostanta
Ini berarti bahwa bilamana tekanan meningkat ,volume dari suatu kumpulan gas akan
berkurang dan sebaliknya.Selama tekanan sebanding dengan kedalaman,maka volume juga
tergantung pada kedalaman.Bila tekanan menjadi 2 kali lebih besar, maka volume akan
menjadi setengah dari volume semula.Hubungan ini berlaku terhadap semua gas didalam
ruangan tubuh sewaktu menyelam,menyelam masuk kedalam air maupun sewaktu naik ke
permukaan.
Hukum boyle pada penyelaman tahan nafas
Seorang penyelam yang menghirup nafas penuh dipermukaan akan merasakan paru-
parunya semakin lama tertekan oleh air disekelilingnya sewaktu ia turun.
Contoh : Jika seorang penyelam SCUBA menghirup nafas penuh (6 liter) pada
kedalaman 10 meter (2ATA), menahan nafasnya lalu naik ke permukaan (1 ATA), maka
udara didalam dadanya akan melipat gandakan menjadi 12 liter.Ia harus menghembuskan 6
liter udara selagi naik untuk menghindarkan agar paru-parunya jangan meledak.
P1.V1 = P2.V2
P1 = 2 ATA
P2 = 1 ATA
V1 = 6 LITER
V2 =…….?
V2 = P1.V1
V2
V2 = 6 x 2
1
V2 = 12 Liter
Jadi 6 liter yang tadi dihirup pad akedalaman 10 meter,sekarang menjadi 12 liter.
Semua rongga yang ada dalam tubuh akan terpengaruh hubungan volume dan
tekanan ini.Mengenai telinga bagian tengah, tekanan air yang berperan didalam tubuh,akan
dihantarkan oleh cairan-cairan tubuh kerongga udara didalam telinga tengah. Selama
tekanan meningkat, maka volume akan berkurang,karena telinga bagian tengah didalam
rongga tulang kaku,rongga yang sebelumnya terisi udara akan diisi lagi oleh jaringan-
jaringan yang membengkak,berdarah dan menonjol kedalam gendang telinga. Rangkaian-
rangkaian kejadian yang menjurus pada perusakan jaringan dapat dicegah dengan
menyeimbangkan tekanan (equalizing). Udara ditiupkan kedalam saluran Eustachius dari
tenggorokan untuk menjaga agar volume gas yang ada ditelinga bagian tengah tetap
konstan, sehingga tekananya menyamai tekanan air. Proses serupa dapat terjadi dengan
sendirinya (self equalizing) dalam keadaan normal,karena rongga sinus mempunyai
hubungan terbuka dengan rongga hidung.
Perubahan terbesar volume gas yang mengikuti perubahan-perubahan air terjadi
dekat permukaan.
Sebagai contoh :
Satu liter gas dipermukaan akan menyusut sampai ½ liter pada kedalaman 10 meter (dari 1
ATA ke 2 ATA),sedangkan perubahan volume antara 30 meter sampai 40 meter (dari 4 ATA
ke 5 ATA) hanya berubah sebesar 20% yaitu dari ¼ liter 1/5. Ini menerangkan kenapa tidak
mungkin menghindari resiko-resiko pada penyelaman dangkal.
HUKUM DALTON
Tekanan partial dari campuran gas: Hukum ini menyatakan bahwa jumlah
tekanan dari suatu campuran gas-gas adalah jumlah tekanan partial dari tiap gas yang
membentuk campuran tersebut, jika gas itu secara sendiri menempati seluruh ruang
(volume). Selama tekanan secara menyeluruh meningkat, tekanan partial dari tiap-tiap gas
pun akan meningkat.
Udara adalah suatu campuran yang terdiri dari kurang lebih 80%-N2 dan 20%-02, di
permukaan laut tekanan N2 adalah sebesar:
N2 = 80% dari 1 ATA (760 mmHg)
= 0,8 ATA (608 mmHg) 02
= 20% dari 1 ATA
= 0,2 ATA (152 mmHg)
Tekanan partial dari suatu gas di dalam campuran diperoleh dengan mengalikan
prosentase gas dengan tekanan total pada tekanan kedalamannya. Peningkatan tekanan
partial didalam air terjadi sebagai berikut :
Permukaan = (1 ATA)
= 0,8 ATA N2 + 0,2 ATA 02 (PP02 = 20% x I ATA)
10 meter = (2 ATA)
= 1,6 ATA N2 + 0,4 ATA 02 (PP02= 20% x 2 ATA)
20 meter = (3 ATA)
= 2,4 ATA N2 + 0,6 ATA 02 (PP02 = 20% x 3 ATA)
40 meter = (5 ATA)
= 4,0 ATA N2 + 1,0 A-rA 02 (PP02 = 20% x 5 ATA)
Dari tabel ini terlihat bahwa pada kedalaman 40 meter (tekanan 5 ATA), penyelam
yang bernafas dengan udara biasa akan menghirup oksigen dengan tekanan partial yang
sama (1 ATA) seperti bila ia sedang menghirup 100% 02 di permukaan air. Pemahaman
hukum ini penting untuk mengetahui efek toksik gas pernafasan pada kedalaman, penyakit
dekompresi dan penggunaan oksigen maupun campuran gas untuk tujuan pengobatan.
Sebagai contoh, seorang penyelam yang menghirup suatu campuran gas 60%-O2 dan 40%-
N2 resikonya menderita keracunan O2 pada kedalaman sekitar 30 meter (4 ATA).
HUKUM HENRY
Larutan Gas dan Cairan: Ini berhubungan dengan penyerapan gas didalam cairan.
Dinyatakan bahwa pada suhu tertentu jumlah gas yang terlarut di dalam suatu cairan
berbanding lurus dengan tekanan partial dari gas tersebut diatas cairan. Bila seorang
penyelam turun sampai kedalaman 10 meter (2 ATA), tekanan partial dari Nitrogen yang
dihirup menjadi 2 kali lipat dibandingkan dengan dipermukaan dan akhirnya Nitrogen yang
terlarut dalam jaringan juga akan dua kali lipat.
Waktu terjadinya keseimbangan tergantung pada daya larut gas di dalam jaringan
dan kecepatan suplai gas ke jaringan oleh darah. Pengaruh fisiologi dari hukum ini terhadap
seorang penyelam berlaku untuk penyakit dekompresi, keracunan gas dan pembiusan gas
lembam (inert gas narcocis).
Bilamana tekanan yang terdapat dalam larutan terlalu cepat berkurang, gas keluar
dari larutan dalam bentuk gelembung-gelembung gas. Pada penyelam, pelepasan
gelembung-gelembung ini dapat menyumbat pembuluh darah atau merusak jaringan tubuh
dan menyebabkan berbagai pengaruh dari penyakit dekompresi atau bends. Penyelam dapat
melihat pengaruh yang sama pada CO2 di dalam larutan. Bila ia membuka botol bir dengan
tiba-tiba, maka akan terlihat gelembung-gelembung gas yang naik ke permukaan botol.
HUKUM CHARLES
Hukum ini menyangkut hubungan antara suhu, volume, dan tekanan. Dinyatakan
bahwa bila tekanan tetap konstan, volume dari sejumlah gas tertentu adalah berbanding
lurus dengan suhu absolut. Hukum ini sangat erat hubungannya dengan sifat kompresi dan
dekompresi dari gas-gas yang juga berkaitan dengan gas-gas dalam aliran darah berwujud
cair di tubuh manusia yang dapat menjadi lewat jenuh saat menyelam dengan udara tekan
(tabung).
HUKUM ARCHIMEDES
Hukum Archimedes manyatakan bahwa :
Setiap benda yang dibenamkan sebagian atau keseluruhan kedalam cairan,maka ia
akan mendapat gaya tekanan ke atas sebesar berat cairan yang dipindahkan. Jadi semakin
padat cairan itu,maka semakin besar daya apungnya.Dengan demikian ,penyelam-penyelam
dan kapal-kapal mengapung lebih tunggi dilaut daripada di air tawar.
Dengan paru-paru mengembang sepenuhnya, biasanya orang akan mengambang
diatas permukaan air laut yaitu ia mempunyai daya apung positif. Daya apung positif yaitu
bila seseorang cenderung untuk mengambang,sedangkan daya apung negative yaitu apabila
seseorang yang cenderung tenggelam dan daya apung netral maka seseorang cenderung
melayang.
Tingkat daya apung seorang penyelam dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain :
- Beratnya alat-alat yang dipakai oleh seorang penyelam dapat mengakibatkan ia
tenggelam. Tabung yang berisi udara tekan akan lebih terapung bila dipindahkan,
hingga menjadikannya lebih ringan.
- Pakaian selam (wet suit) yang berisikan sel-sel karet busa berisikan udara.Bila kedalaman
bertambah, maka volume udara dalam sel-sel tersebut akan berkurang, dengan
demikian akan mengurangi daya apungnya.
- Rompi-rompi yang dapat mengambang (buoyancy compensator)dapat diisi udara untuk
menembah daya apung positif. Bila sipenyelam menghirup nafas,volume diudara akan
meningkat yangcenderung membuatnya mangapung. Jika ia menghembuskan nafas ia
akan cenderung tenggelam,penyelam-penyelam sering menghembuskan nafasnya
selagi mereka meninggalkan permukaan untuk memanfaatkan pengaruh tersebut dan
membantunya untuk turun.
SUHU (Temperatur)
Suhu air di sekitar tubuh kita akan menentukan kenyamanan penyelaman dan durasi.
Semua perairan bersuhu lebih dingin dari pada suhu tubuh normal (37'C atau 98'F) dan
karenanya seorang penyelam akan kehilangan panas tubuhnya ke air karena faktor
konduksi. Lapisanlapisan isolasi dan lemak atau baju selam dapat mengurangi pengaruh ini.
Pada penyelaman satu-rasi, pemeliharaan suhu badan seorang penyelam menjadi suatu
kebutuhan utama. Suhu air makin berkurang secara nyata bersamaan dengan bertambahnya
kedalaman. Perubahan suhu muali terjadi setelah 10 meter pertama disebabkan oleh karena
hilangnya sebagian besar panas matahari di kedalaman. Air dingin dapat menyebabkan
gangguan-gangguan fisiologi yang bisa menjadi kritis seperti gangguan irama pernafasan,
vertigo (pusing) dan sakit kepala berdenyut-denyut.
Penglihatan dan Cahaya
Penglihatan tanpa bantuan alat di bawah air akan buruk diakibatkan oleh terjadinya
pembiasan sinar ke dalam air. Masalah ini dapat diatasi dengan memakai suatu masker
(facemask) dimana terdapat suatu lapisan udara antara mata kita dengan air, walau
memakai masker akan memberi kesan yang palsu terhadap jarak dan ukuran.
Objek akan terlihat kurang lebih tiga perempat jauhnya daripada jarak yang
sebenarnya. Hal ini diperkuat alasan penyelam di darat dengan penglihatan kurang, namun
di bawah air merasa penglihatannya meningkat dikarenakan bendabenda terlihat lebih dekat
dan objek juga tampak lebih besar dari pada ukuran aslinya.
Lensa obat yang memperbaiki penglihatan (corrective lense) dipasangkan pada
masker bagi mereka yang memakai kaca mata di darat. Pemakaian lensa kontak (contact
lens) bersama masker dengan lensa biasa saat menyelam juga diperkenankan. Ketajaman
penglihatan di bawah air cenderung lebih rendah dikarenakan penyebaran cahaya terdistorsi
oleh bayang-bayang dari benda halus atau partikel yang melayang di dalam air serta
disebabkan penyerapan cahaya sangat cepat di dalam air. Hal ini membuat penentuan kuat
terang cahaya cukup sulit dan bila kontras berkurang, maka penglihatan juga akan
terganggu. Kejernihan air, cuaca yang terang dan cahaya buatan akan membantu
penanggulangan masalah ini.
Di bawah air, warna-warna tidak akan tampak sama seperti di permukaan. Hal ini
disebabkan karakter cahaya berdasarkan gelombang tiap warna tidak sama besar. Di
kedalaman, urutan warna-warna mulai dari merah, oranye, kuning, hijau, indigo, ungu dan
makin ke kedalaman akan menjadi warna biru.Perubahan warna-warna cerah akan cepat
sekali hilang di kedalaman karena spektrum penyerapan cahaya terjadi lebih cepat di dalam
air. Bendabenda yang berwarna merah menyala (oleh karena warna merah paling banyak
menyerap cahaya), dibawah air akan segera terlihat berubah warna dari hijau gelap,
kemudian menjadi warna hitam di kedalaman.
Suara
Suara di dalam air sangat dipengaruhi oleh media penghantarnya yaitu cairan. Karena
air lebih rapat dari pada udara, maka kecepatan suara di dalam air menjadi +4 kali lebih
cepat. Suara di udara akan cepat kehilangan energinya bila dipancarkan ke dalam
air.Perbedaan media udara dan air membuat kita sukar untuk mendengarkan suara yang
dibuat di udara dekat permukaan air.
Identifikasi jenis suara (frekwensi) terhadap pendengaran penyelam di dalam air akan
berkurang karena air berada langsung ke selaput gendang telinga bagian luar. Apa lagi jika
penyelam mengenakan penutup kepala (hood) yang lebih mengurangi ambang
pendengaran. Telinga manusia telah diciptakan untuk melokalisir arah suara di udara bila
berada di darat. Di dalam air, mekanisme ini akan terganggu oleh karena suara berjalan 4
kali lebih cepat. Akibatnya lokalisir suara menjadi lebih sulit oleh karena di dalam air suara
akan dihantarkan ke organ pendengaran lebih baik melalui tulang kepala dari pada melalui
gendang telinga.
Efisiensi Gerak
Karena kerapatan air lebih besar dari pada udara, makatahanan yang dialami oleh
tubuh pada saat bergerak akan menjadi lebih besar pula. Maka gerakan kita di air menjadi
lebih lamban. Pergerakan yang tidak teratur hanya akan menghabiskan energi saja. Saat
bergerak di dalam air sebaiknya bergerak secara perlahan dan stabil. Bergerak secara
horisontal akan mengurangi tahanan & kita akan dapat bergerak lebih cepat.
Fisiologi PenyelamanWritten by AdministratorTuesday, 14 June 2011 07:23
Penyesuaian Terhadap Pengaruh Dalam Air
Manusia dan teknologi berkemampuan untuk mengadaptasikan dirinya terhadap lingkungan
dalam dunia penyelaman. Cara beradaptasi dalam lingkungan air tersebut,tentunya melalui
proses pembelajaran terhadap batas- batas kemampuan fisiologinya. Fisiologi penyelaman
dalam bab ini memaparkan fungsifungsi tubuh dan reaksi tubuh manusia di dalam air.
Paru-paru & Fungsi Pernafasan
Proses bernafas membuat O2 (Oksigen) dari udara yang dihirup dapat disuplai melalui darah
ke semua bagian tubuh dan melepaskan CO2 (Carbon Dioksida). Udara masuk ke paru-paru
melalui airway (jalan nafas) seperti pipa yang makin menyempit (bronchi dan bronchioles)
dan bercabang di kedua sisi paru-paru dari saluran udara utama (trachea). Aliran udara
berakhir di alveoli (gelembung paru-paru) yang merupakan kantong-kantong udara terakhir
dimana proses pertukaran O2 dan CO2 dari sirkulasi darah tubuh. Terdapat lebih dari 300
juta kantong alveoli di dalam paru-paru seseorang. Kantong udara ini dipelihara dalam
keadaan terbuka oleh bahan-bahan kimia semacam deterjen yang dapat menetralkan
kecenderungan alveoli untuk mengempis. Permukaan bagian luar paru-paru ditutup oleh
Pleuran (selaput paru) yang licin. Selaput tersebut membatasi permukaan dari dinding dada.
Kedua selaput ini terletak berdekatan sekali dan dipisahkan oleh suatu lapisan tipis cairan
yang dinamakan ‘Intra Pleural Space’ (ruang antara rongga selaput dada). Saat inspirasi
(menarik nafas), dinding dada secara aktif tertarik keluar oleh pengerutan otot dinding
sehingga diafragma (sekat rongga dada) tertarik ke bawah. Berkurangnya tekanan di dalam
rongga dada menyebabkan udara mengalir ke dalam paru-paru. Terjadi upaya maksimal
pengurangan tekanan yang dapat mencapai 60 sampai 100 mmHg dibawah tekanan 1
atmosfir. Saat ekspirasi (membuang nafas), paru-paru dan dinding dada mengerut. Tekanan
yang meningkat di dalam dada memaksa gas-gas keluar dari paru-paru. Hal tertentu dapat
terjadi tanpa upaya otot, tetapi perlu dibantu melalui tambahan hembusan nafas.
Fungsi Pernafasan
Pengukuran fungsi pernafasan ada bermacammacam, tetapi berikut adalah beberapa hal
penting yang berhubungan dengan penyelaman. Adapun pengukuran fungsi pernafasan
yang dimaksud antara lain:
a. Total Lung Capacity=TLC (Kapasitas total paru-paru): dimana jumlah volume
gas yang dapat ditampung oleh kedua paru-paru bila terisi penuh. Umumnya
+ 5-6 liter.
b. Vital Capacity=VC (Kapasitas vital): adalah volume gas maksimal yang dapat
dihembuskan keluar setelah dihirup secara maksimal. Umumnya + 4-5 liter.
Kondisi ini juga disebut Forced Vital Capacity=FVC (daya tampung vital yang
dipaksakan).
c. Residual Volume=RV (Volume tersisa): adalah jumlah gas yang tertinggal di
dalam paru-paru setelah dihembuskan secara maksimal. Umumnya + 1,5 liter.
Sehingga secarapengukuran sederhana maka dapat dihitung dengan cara
sebagai berikut : Jika diperhatikan: RV kurang lebih 25% dari TLC.
d. Tidal Volume (TV): adalah volume gas yang bergerak masuk dan keluar dari
paru-paru selagi suatu putaran pernafasan sedang istirahat secara normal. Ini
biasanya kurang lebih 0,5 liter.
e. Respiration Minute Volume=RMV (Volume pernafasan semenit): adalah jumlah
gas yang bergerak masuk dan keluar dari paru-paru dalam satu menit yaitu TV
x frekuensi pernafasan = RMV. Umumnya + 6 liter/menit dalam keadaan
istirahat (0,5 liter_12kali), tetapi dapatmelebihi 100 liter saat melakukan
latihan yang berat. Kondisi tertentu RMV juga disebut Pulmonary Ventilation
(ventilasi paru-paru).
f. Timed Vital Capacity (Kapasitas vital sewaktu): adalah bagian dari VC yang
dapat Expiratory Volume=FEV (volume ekspirasi yang dipaksakan).Orang
dewasa yang sehat VC harus melebihi 75% dari FEV,tetapi berkurangnya
kemampuan karena mengidap penyakit seperti asma, bronchitis, emphysema,
dll, membuat gerakan udara yang melalui saluran udara melemah karena
menyempitnya saluran atau kekenyalan dari paru yang disebabkan oleh
pengerasan, goresan, dan hal lainnya. Pemeriksaan kondisi dan kemampuan
paru-paru secara medis harus dilakukan dengan teliti dan cermat terutama
jika akan melakukan aktifitas penyelaman guna menghindari kecenderungan
mengidap penyakit Pulmonary Barotrauma/Brust Lung (pengkerutan
paru).Parameter-parameter diatas menjadi mekanisme yang penting untuk
memahami fisiologi pernafasan yang secara relatif memungkinkan prediksi
terhadap kondisi seperti :
o Resiko barotrauma paru sewaktu descent (bergerak turun) dan ascent
(bergerak naik)
o Durasi, konsumsi dan aktifitas yang berhubungan dengan udara tabung
terutama jika terpakai habis.
o Kedalaman maksimum yang aman saat menyelam skin diving.
o Kelelahan bernafas dikarenakan peralatan selam kurang berdaya guna.
o Kekurangan O2 (Hypoxia) dikarenakan ventilasi paru-paru yang tak cukup
dan hal-hal lainnya.
Struktur Alveoli berupa kantong kecil dan tipis,melekat erat dengan lapisan pembuluh-
pembuluh darah halus (kapiler) yang membawa darah bebas O2 dari jantung. Molekul 02
disaring melalui dinding pembuluh darah tersebut untuk masuk ke aliran darah. Sama halnya
dengan CO2 yang dilepaskan dari aliran darah ke dalam kantong udara untuk dikeluarkan
melalui pernafasan. Saat tersebut akan menentukan jumlah oksigen yang masuk ke dalam
darah dan jumlah CO2 yang dikeluarkan dari darah. Gas cenderung untuk berdifusi dari
daerah dengan tekanan partial tinggi ke daerah dengan tekanan partial lebih rendah terjadi
karena selisih tekanan (pressure gradient). Selisih tekanan O2 dari aveoli ke aliran darah
atau sebaliknya, selisih tekanan CO2 dari saluran darah ke aveoli menentukan pertukarangas
tersebut di paru-paru.
Keseimbangan akan terjadi dengan masuknya O2 ke aliran darah dari paru-paru dan dengan
masuknya CO2 dari aliran darah ke paru-paru. Selisih tekanan yang sama juga terjadi pada
tingkat jaringan darah, dimana CO2 dilepas oleh jaringan masuk ke aliran darah dan O2
berdifusi di dalam jaringan tubuh. Proses ini berulang di tiap proses pernafasan dan sirkulasi
darah. Pertukaran gas melalui proses difusi yang bergantung pada dihembuskan dalam
waktu tertentu, umumnya dalam 1 detik dan sering disebut Forced tingkatan yang sesuai
dengan BJ (berat jenis) gas bersangkutan. Di alveoli, O2 berdifusi lebih cepat dari CO2
karena BJ-nya lebih rendah. Difusi gas di dalam jaringan tubuh sangat dipengaruhi oleh daya
larutnya di dalam cairan jaringan dan darah. Karena CO2 +24 kali lebih mudah larut di dalam
darah dibandingkan O2, maka keseluruhan kecepatan difusi CO2 akan meningkat + 20 kali
lipat. Difusi gas akan menurun dipengaruhi beberapa faktor seperti kelainan-kelainan dinding
alveoli, peredaran pembuluh darah halus yang tidak sempurna mengurangi suplai darah ke
alveoli. Salah satu dari hal diatas juga menyebabkan kurangnya O2 kedalam darah dan
berkurangnya CO2 dari darah. Jadi Hypoxia (kekurangan O2) / Hypercapnia (kelebihan CO2)
dapat terjadi.
Pengawasan Pernafasan
Untuk mempertahankan kadar 02 dan C02, volume pernafasan semenit harus seimbang
dengan pemakaian 02 dan kecepatannya dalam menghasilkan C02. Pernafasan diatur oleh
pusat pernafasan utama sesuai kadar C02 di dalam darah. Pengaruh sensor di dalam aorta
dan arteri karotis akan mengamati perubahan-perubahan kadar 02 dalam darah. Hal ini
menerangkan mengapa ketidak-sadaran dapat terjadi bila melakukan hyperventilasi sebelum
penyelaman tahan nafas. Hyperventiolasi dapat membuat pusat pernafasan tidak dirangsang
olehpengeuranagan kadar C02, sehingga berdampak pada kegagalan bereaksi terhadap
bahaya kekurangan kadar 02 juga selama menyelam dan sewaktu ascent.
Bahaya Hiperventilasi
Setelah melakukan hyperventilasi, penyelam saat descent masih tetap merasa nyaman.
Namun saat ascent, tekanan partial 02 menurun dengan cepat, penyelam mulai merasa
sesak dan perasaan sukar bernafas. Pada beberapa kasus menyebabkan hilangnya
kesadaran yang dikenal dengan istilah ’shallow water black-out’ karena telah terjadi anoxia
(kehabisan oksigen). Teknik hiperventilasi jangan dilakukan berlebihan, cukup dilakukan 2
atau 3 kali saja, dan jangan memaksakan kondisi diri saat skin diving. Gejala-gejala
hiperventilasi yang berlebihan adalah merasa lemah, pusing, sakit kepala dan
berkunangkunang, bahkan mungkin terjadi black-out (pingsan) di kedalaman.
Jantung & Fungsi Peredaran Darah
Peredaran darah yang dimaksud secara sederhana adalah proses O2 ke dan dari jaringan
jaringan tubuh dengan membawa kembali C02 ke paru-paru. Sistem sirkulasi dikedalikan
oleh jantung selayaknyapompa sentral. Darah dari jantung ke jaringan melalui pembuluh
darah besar yang disebut Arteri. Kemudian bercabang-cabang ke pembuluh kecil (Arteriol)
hingga ke jaringan tubuh berupa pembuluh-pembuluh halus (kapiler). Jaringan pembuluh
kapiler membawa kembali darah yang tidak mengandung O2, masuk ke pembuluh-pembuluh
darah kecil yang akan bergabung ke system pembuluh darah balik yang lebih besar disebut
Vena dan kembali ke jantung. Istilah sirkulasi muatan darah di paru-paru terbalik dengan
organ jantung, karena disini arteri paru-paru membawa darah yang bebas 02, sedangkan
vena paru-paru membawa darah yang mengandung 02 dari paru-paru ke jantung. Pembuluh
arteri mensirkulasikan darah pada tekanan tertentu dan memiliki dinding otot yang
tebal.Dinding vena cenderung menipis dan tidak elastic karena tekanan darah di dalamnya
rendah. Dinding pembuluh kapiler terdiri dari suatu lapisan tunggal dan sel-sel untuk
mempermudah difusi gas. Jantung itu sendiri merupakan satu unit yang terdiri dari dua bilik
(ventrikel) dan dua serambi (atrium). Katup-katup (valves) menjaga agar darah tidak
mengalir balik ke dalam atrium bila ventrikel mengerut.
Setiap sisi jantung bebas dari pada yang lainnya, masing-masing mengkerut secara
bersamaan pada setiap putaran.Kecepatan mengkerut jantung berbeda pada tiap-tiap orang,
ratarata kecepatan normal pada saat istirahat adalah 60-80 per menit dan pada saat bekerja
antara 80-150 per menit. Pada umumnya di dalam tubuh terdapat + 6 liter darah yang terdiri
dari cairan serum, zat pembeku darah (plasma), sel-sel darah merah yang mengandung 02
dan C02, serta sel-sel darah putih yang berguna untuk melawan infeksi.
Volume darah biasanya konstan, tetapi kecepatan peredaran darah sangat berbeda dan
tergantung pada kebutuhan 02 oleh jaringan. Oleh karena itu, pada waktu kerja, denyut nadi
atau jantung akan meningkat agar dapat mensuplai lebih 6 banyak darah dengan O2 ke
dalam jaringan. Saat yang bersamaan, lebih banyak C02 yang dilepaskan jaringan.
Pengisian jantung juga akan meningkat pada setiap siklusnya yang meningkatkan kompresi
suplai darah. Jantung mampu memompa kurang lebih 4 s/d 5 liter darah per menit pada
waktu istirahat, dan bisa mencapai 25 liter pada saat latihan atau bekerja. Tekanan darah
dan volume darah harus tetap berada dalam batas tertentu agar jaringan tubuh tidak
kekurangan 02 dan mencegah pecahnya arteri. Tekanan darah tergantung pada kecepatan
dan kekuatan pengerutan jantung dan daya tahan arteri terhadap aliran darah. Faktor-faktor
ini masuk dalam pengawasan susunan saraf yang pada gilirannya dipengaruhi oleh organ-
organ tubuh yang peka terhadap perubahan tekanan.
Tekanan darah saat istirahat, normalnya 120 s/d 140 mmHg selagi jantung mengkerut
(sistolik) dan 70-80 mmHg sewaktu jantung mengembang (diastolik). Tekanan darah ini
diukur pada saat yang sama dan tertulis sistolik / diastolik, contohnya 120/70. Apabila
tekanan darah turun, peredaran darah berkurang dan terjadi penyusutan kadar 02 ke
jaringan tubuh yang membutuhkan. Peredaran darah yang terlalu cepat dapat mengurangi
volume darah yang berdampak pada penurunan tekanan darah. ’Shock’ akan dialami jika
terjadi penurunan tekana darah yang hebat. Bila shock tidak dapat diatasi, akan
mengakibatkan kematian karena suplai darah yang membawa 02 ke jaringan berkurang,
terutama ke jaringan otak. Mengatasi shock antara lin dengan memberikan cairan (infus)
melalui pembuluh darah (intra vena) agar meningkatkan volume darah dan tekanan darah.
Gas ke Jaringan Tubuh & Paru-paru
Karena tekanan partial dari oksigen relatif rendah pada tekanan atmosfir (1 ATA) maka
hanya sedikit O2 yang terbawa di dalam darah dan terlarut secara fisik). Sebagian besar O2
yang disuplai ke jaringan tubuh akan dibawa dalam kombinasi dengan protein yang berada
dalam sel darah merah yaitu haemoglobin (Hb). Haemoglobin (Hb) memiliki daya ikat yang
besar terhadap O2 dan menjadi 98% jenuh dengan O2 pada tekanan 1 ATA di dalam alveoli.
Peningkatan hingga 100% terjadi bila menghirup atmosfir yang O2-nya sudah diperkaya
(30% atau lebih). Penyelam yang menggunakan udara pernafasan dengan meiningkatkan
kadar O2-nya (Enriched Air) sering dilakukan pada penyelaman yang disebut "NITROX".
Selama tekanan partial dari O2 ke dalam jaringan pada kisaran 40 mmHg, O2 akan
dilepaskan dari sel-sel darah merah ke jaringan tubuh. Tetapi tidak semua Hb melepaskan
O2, karena + 75% Hb tetap jenuh dan larut dalam vena untuk kembali ke jantung. Hb akan
mengeluarkan lebih banyak O2 pada tekanan oksigen yang rendah, dengan demikian dapat
membantu jaringan tubuh yang kekurangan O2. Darah arteri membawa. sejumlah + 20 ml
O2 per 100ml darah. Darah di vena dalam keadaan istirahat, kejenuhan
Haemoglobinnya(Hb) +75% dan karena jumlah O2 yang terkandung adalah +15ml per
100ml darah jaringan-jaringan tubuh akan memindahkan +5ml O2 per 100ml darah. Jumlah
ini akan meningkat saat bekerja.
Transportasi CO2 merupakan akibat langsung dari daya larut O2 di dalam darah dan sel-sel
darah merah, dan kemampuan larutnya akan tergantung pada tekanan partial CO2 di
jaringan banyak darah dengan O2 ke dalam jaringan. Saat yang bersamaan, lebih banyak
C02 yang dilepaskan jaringan. Pengisian jantung juga akan meningkat pada setiap siklusnya
yang meningkatkan kompresi suplai darah. Jantung mampu memompa kurang lebih 4 s/d 5
liter darah per menit pada waktu istirahat, dan bisa mencapai 25 liter pada saat latihan atau
bekerja.
Tekanan darah dan volume darah harus tetap berada dalam batas tertentu agar jaringan
tubuh tidak kekurangan 02 dan mencegah pecahnya arteri. Tekanan darah tergantung pada
kecepatan dan kekuatan pengerutan jantung dan daya tahan arteri terhadap aliran darah.
Faktor-faktor ini masuk dalam pengawasan susunan saraf yang pada gilirannya dipengaruhi
oleh organ-organ tubuh yang peka terhadap perubahan tekanan. Tekanan darah saat
istirahat, normalnya 120 s/d 140 mmHg selagi jantung mengkerut (sistolik) dan 70-80 mmHg
sewaktu jantung mengembang (diastolik). Tekanan darah ini diukur pada saat yang sama
dan tertulis sistolik / diastolik, contohnya 120/70. Apabila tekanan darah turun, peredaran
darah berkurang dan terjadi penyusutan kadar 02 ke jaringan tubuh yang membutuhkan.
Peredaran darah yang terlalu cepat dapat mengurangi volume darah yang berdampak pada
penurunan tekanan darah. ’Shock’ akan dialami jika terjadi penurunan tekana darah yang
hebat. Bila shock tidak dapat diatasi, akan mengakibatkan kematian karena suplai darah
yang membawa 02 ke jaringan berkurang, terutama ke jaringan otak. Mengatasi shock
antara lin dengan memberikan cairan (infus) melalui pembuluh darah (intra vena) agar
meningkatkan volume darah dan tekanan darah Sejumlah CO2 larut di dalam darah secara
fisik, tetapi sebagian besar terlarut dalam cairan di sel-sel darah merah yang memudahkan
C02 untuk bergabung dengan berbagai macam zat-zat kimia dan air yang membentuk asam
karbonat.
Sinus
Sinus adalah rongga udara yang terdapat di kepala. Terdapat 4 macam sinus di kepala
yaitu :
a. Sinus Frontalis
b. Sinus Ethmoidalis
c. Sinus Maxilaris
d. Sinus Splienodalis
Semua sinus tersebut berhubungan dengan nasopharing melalui saluran udara berongga
agar udara dapat masuk dan keluar serta untuk mengeluarkan genangan cairan yang
mungkin terjadi. Apabila saluran ke dalam rongga sinus tersumbat, maka udara pernafasan
dari hidung dan tenggorokan tidak akan dapat masuk ke dalam rongga sinus untuk
mengimbangi tekanan pada jaringan. Terjadilah pembengkakan dan mungkin disusul dengan
pendarahan jaringan yang menempati sebagian dari rongga sinus. Sumbatan pada saluran
udara dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan berikut :
a. Sinusitis (infeksi atau alergi) dimana pembengkakan dan
b. kongesti (radang) jaringan menyebabkan hambatan mekanis.
c. Rhinitis (high-fever), prosesnya sama dengan sinusitis.
d. Polip (pertumbuhan jaringan kecil/tulang muda yang dapat menyumbat saluran sinus).
e. Lipatan jaringan yang berlebihan.
f. Sumbatan oleh lendir yang mongering
Telinga
Telinga terdiri dari 3 bagian utama yaitu :
a. Telinga bagian luar.
b. Telinga bagian tengah.
c. Telinga bagian dalam.
Masing-masing bagian telinga tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Telinga
bagian luar adalah daun telinga yang berperan dalam melindungi saluran auditor. Saluran ini
dilindungi rambut dan kelenjar keringat yang mengeluarkan lilin untuk menangkap partikel
asing. Telinga bagian tengah merupakan rongga udara yang dikelilingi oleh jaringan dan
tulang-tulang yang dapat menahan tekanan udara, di dalamnya terdapat tulang-tulang
penghantar yang menghubungkan gendang telinga dengan telinga bagian dalam. Gendang
telinga adalah selaput yang lentur dan peka yang memisahkan kedua bagian teIinga ini.
Sedangkan telinga bagian dalam tidak mempunyai rongga udara, terletak diantara tulang
dan terdiri dari organ pendengaran dan keseimbangan yang berisi cairan. Telinga bagian
tengah dan dalam dipisahkan oleh dua selaput tipis yaitu tingkap lonjong (oval window) dan
tingkap bundar (round window). Pada saat penyelam turun ke kedalaman, tekanan di
kedalaman akan berpengaruh ke telinga bagian tengah dan secara tidak langsung ke telinga
dalam. Ekualisasi tekanan terhadap rongga telinga tengah perlu dilakukan pada setiap
perubahan tekanan sekeliling dimana penyelam berada. Ekualisasi tekanan dilakukan
dengan mengalirkan udara yang bertekanan sama dengan tekanan sekelilingnya melalui
saluran Eustachian (penghubung telinga tengah dengan tenggorokan) .
ASPEK MEDIS SELAMWritten by AdministratorTuesday, 14 June 2011 16:46
Snorkeling(Skin Diving)
Snorkeling merupakan kegiatan dasar yang harus dikuasai seorang calon penyelam. Ini
bertujuan untuk melatih pernapasan menggunakan mulut dan gerakan kaki yang berguna
pada saat penyelam.
Yang harus diperhatikan dalam snorkeling yaitu:
1. Dead Air Space
Pada umumnya snorkel yang dipakai penyelam tidak lebih dari 30 cm panjangnya. Hal ini
untuk menghindari Dead Air Space atau volume ruang udara mati yang mengakibatkan
udara hanya bergerak di daerah itu saja dan tidak ke lingkungan bebas. Sehingga bertambah
panjang snorkel akan bertambah besar ruang udara mati.
2. Kekurangan Oksigen (Hypoksia)
Seorang penyelam skin yang berusaha menahan napas untuk dapat berada di dalam air
lebih lama, apabila dipaksakan mengakibatkan penyelam akan mengalami kekurangan
oksigen (anoksia) sehingga jaringan tubuh tidak mendapat O2.
3. Shallow Water Blackout
Pingsan di air dangkal. Hal ini dikarenakan penyelam melakukan hiperventilasi berlebih
sehingga kadar karbondioksida menurun tajam dan selama penyelaman tubuh mengalami
hipoksia sedangkan respon/keinginan tubuh untuk bernapas belum ada.
Hiperventilasi adalah upaya penyelam untuk memperpanjang tahan napas pada skin diving
dengan bernapas dalam dan berlebihan. Hal ini dilakukan penyelam skin untuk bertahan
napas lebih lama dengan mengurangi/membuang gas CO2. Sebenarnya cara ini berbahaya
karena jika kadar CO2 turun, maka tidak akan terjadi perangsangan untuk bernapas ke
permukaan.
Penyelam skin yang melakukan over hiperventilasi di permukaan dan kemudian menyelam
pada kedalaman 10 feet (10 m) akan mengalami peningkatan tekanan parsial O2 dalam
darah dari 3 psi ke 6 psi. Bila diteruskan ke yang lebih dalam lagi sehingga melewati batas
dimana CO2 telah memberikan peringatan untuk muncul. Dikarenakan CO2 kurang saat
hiperventilasi, sedangkan O2 yang digunakan sudah pada titik rendah ½ psi yang pada
akhirnya CO2 menumpuk hingga batasnya dan penyelam akan muncul ke permukaan.
Sesampainya di permukaan, peredaran darah menurun dan O2 menjadi nol, maka akibatnya
akan pingsan dekat permukaan. Biasanya penyelam pingsan karena anoxia (kehabisan O2).
Gejalanya yaitu denyut nadi dan tekanan darah meningkat, biru pada bibir, jari dan kaki,
serta pingsan. Segera berikan udara segar/O2 murni dan jika pingsan berikan pernapasan
mulut ke mulut. Untuk itu bila penyelam melakukan snorkeling/ skin diving, bernapas dalam
dua kali sudah cukup untuk menyelam secara efisien. Jangan melakukan hiperventilasi dan
hindari menahan napas melewati peringatan CO2. Untuk penyelam scuba jangan melakukan
hiperventilasi.
4. Squeeze Paru
Merupakan barotrauma yang sangat jarang yang bisa terjadi pada breath hold diving/skin
diving. Penyelam mengalami sesak napas setelah mencapai permukaan dari kedalaman >
100 FSW. Dapat disertai dengan batuk berdarah/berbuih dan harus diberikan oksigen. Gejala
tersebut menurun dalam beberapa hari.
Hal ini terjadi ketika penyelam turun ke kedalaman dimana Volume Total Paru (TLV)
berkurang kurang dari Volume Residu (RV), pada poin itu tekanan transpulmonal melebihi
tekanan alveoli, hal ini akan menyebabkan pengeluaran cairan dan darah membuat
penyelam sesak napas.
Penyelam normal dengan TLV 6 liter dan RV 1,2 L hanya dapat menyelam hingga tekanan 5
ATA (132 FSW) , lebih dalam dari itu akan mengalami squeeze paru. Akan tetapi beberapa
penyelam dapat menyelam lebih dari itu tanpa masalah.
SCUBA Diving
Efek dan Bahaya Perubahan Tekanan pada Tubuh
Karena adanya perbedaan tekanan di kedalaman air, maka penyelam yang menyelam ke
dalam akan mengalami efek langsung tekanan air. Untuk itu diperlukan equalisasi yaitu
penyesuaian tekanan.
1. Efek Langsung Tekanan
Pada tubuh manusia terdapat rongga-rongga udara dan apabila untuk menyelam akan
mengalami tekanan langsung yang dapat berpengaruh terhadap rongga-rongga tersebut.
Rongga tersebut yaitu kulit (jika memakai dry suit), lubang telinga dan telinga tengah, sinus,
gigi, paru-paru, dan saluran pencernaan. Ketidakseimbangan tersebut akan menyebabkan
barotrauma yang dapat berupa squeeze, kerusakan organ, atau minimal menimbulkan rasa
sakit dan rasa tidak nyaman. Squeeze adalah pengerutan jaringan tubuh akibat dari tidak
dapatnya jaringan tubuh menyamakan tekanan atau equalisasi.
Mask Squeeze
Terjadi pada saat penyelam lupa mengeluarkan udara ke dalam masker pada saat equalisasi
sehingga terbentuk tekanan negatif pada ruangan masker. Hal ini mengakibatkan kapiler
darah di muka rusak dan menyebabkan pendarahan ke dalam kulit (ecchymosis) dan
pendarahan konjungtiva.
Squeeze Lubang Telinga
Terjadi karena adanya udara yang terperangkap di dalam lubang telinga. Udara tersebut
dapat terperangkap karena:
Serumen (kotoran telinga).
Earplug (tidak boleh dipakai dalam penyelaman)
Hood atau penutup kepala.
Wet suit/dry suit yang menutup telinga.
Hal ini menyebabkan terbentuknya ruang bertekanan negatif sehingga dapat menyebabkan
hal yang sama. Gejala meliputi sakit pada telinga, pembengkakan, kemerahan kulit lubang
telinga. Pada kasus yang parah dapat terjadi robek gendang telinga.
Squeeze Sinus (Barosinusitis)
Mekanismenya sama dengan squeeze lain. Jika pada saat turun ke dalam. Jika terdapat
sumbatan pada saluran sinus akan menyebabkan sinus squueze. Sumbatan ini disebabkan
oleh:
Sinusitis (infeksi/alergi) dimana pembengkakan jaringan menyebabkan penyumbatan
saluran ke hidung.
Rhinitis (hay fever), prosesnya sama dengan sinusitis.
Polip, yaitu pertumbuhan jaringan kecil yang dapat menutupi saluran sinus. Polip
terdapat pada rongga hidung.
Lipatan jaringan yang berlebihan.
Sumbatan oleh lendir yang mengering.
Gejalanya yaitu rasa sakit di wajah, kening, atau pipi selama menyelam.
Tipe yang jarang yaitu reverse sinus squeeze yang terjadi pada saat naik ke permukaan.
Kondisi ini diakibatkan karena tingginya tekanan udara dalam sinus. Ini biasanya terjadi pada
penyelam yang mengalami infeksi saluran pernapasan atas atau alergi berat yang minum
obat dekongestan (mengurangi produksi cairan) sesaat sebelum menyelam, tetapi efek obat
tersebut hilang setelah menyelam di kedalaman.
Pencegahan barosinusitis atau squeeze sinus yaitu dengan tidak menyelam pada saat
terkena infeksi saluran napas atas atau hal-hal lain yang dapat mengakibatkan penutupan
saluran sinus.
Squeeze Gigi (Barodontalgia)
Nama lainnya yaitu aerodontalgia. Kondisi ini disebabkan karena adanya gas yang
terperangkap di dalam gigi atau struktur sekitar gigi. Adanya gas akan mengakibatkan
terbentuknya tekanan negatif atau positif di dalam ruangan yang terbatas. Hal ini akan
merangsang struktur sensitif gigi danmengakibatkan rasa sakit. Barodontalgia dapt
disebabkan oleh kondisi sebgai berikut.
Karies (karang gigi).
Restorasi gigi (penambalan gigi).
Luka di daerah mulut.
Cabut gigi (belum lama).
Abses periodontal (kumpulan nanah dekat jaringan gigi).
Terapi pada akar gigi.
Jika terdapat sekumpulan udara tertangkap di gigi pada tekanan permukaan laut, tekanan di
luar gigi akan meningkat pada penyelaman, maka gigi akan pecah ke arah dalam, dan
ruangnya akan terisi darah. Kebalikannya, jika kumpulan udara terbentuk selama di
kedalaman, jika bergerak ke permukaan volumenya akan meningkat sesuai hukum Boyle
yang mengakibatkan gigi pecah ke arah luar. Untuk mencegah barodontalgia, setiap
penyelam harus menunda penyelaman sedikitnya 24 jam setelah terapi/tindakan pada gigi.
Squeeze Telinga Tengah (Barotitis Media)
Tingkat kejadian squeeze telinga tengah sangat tinggi sekitar 40 % dialami oleh para
penyelam.
Hal ini terjadi jika terdapat sumbatan yang menghalangi equalisasi rongga di telinga tengah
yang disebabkan oleh tersumbatnya saluran tuba eustachius.
Tersumbatnya saluran tuba eustachius dapat disebabkan oleh:
Infeksi saluran napas atas.
Allergi.
Rokok.
Polip.
Trauma wajah yang dialami sebelumnya.
Dapat juga terjadi jika penyelam lupa melakukan equalisasi dengan cara Manuver Valsava
dan Frenzel.
Manuver Valsalva yaitu meniup udara melawan dengan bibir dan hidung tertutup dan
lidah ke arah belakang untuk meningkatkan tekanan rongga faring yang diteruskan
ke dalam telinga tengah melalu tuba eustachius. Manuver ini juga dapat membuka
tuba eustachius yang tertutup. Biasa disebut mengedan.
Manuver Frenzel yaitu dengan menelan dengan lidah ke belakang dimana bibir
ditutup dan lubang hidung di tekan (memencet hidung).
Biasanya penyelam sudah mengalami sedikit rasa sakit pada perbedaan tekanan 60 mmHg.
Manuver ini baik dilakukan pada kedalaman 4 feet. Jika penyelam tidak melakukan equalisasi
dengan manuver ini pada perbedaan tekanan lebih dari 100-400 mmHg (4,3-17,4 feet) maka
akan terjadi squeeze yang dapat mengakibatkan robek gendang telinga. Air dingin kemudian
masuk ke telinga tengah dan menyebabkan vertigo. Gejalanya terjadi sesaat penyelam turun
dari permukaan air. Penyelam juga mengeluh rasa sakit dan rasa penuh dalam telinga atau
mengalami vertigo. Sakitnya semakin parah sehingga penyelam dapat meneruskan atau
menghentikan penyelaman. Pencegahannya dengan selalu equalisasi setiap turun ke
kedalaman.
Barotrauma Telinga Dalam
Merupakan barotrauma yang sangat serius karena akan menyebabkan ketulian permanen.
Barotaruma ini jarang terjadi. Trauma ini terjadi karena perbedaan tekanan yang bermakna
antara telinga tengah dan telinga dalam. Hal ini disebabkan terlalu kuatnya manuver Valsava
atau turun ke dalam terlalu cepat.
Gejalanya utama yaitu berdenging, vertigo, dan tuli. Dapat juga disertai rasa penuh pada
telinga, mual dan muntah, berkeringat, dan pucat. Gejala ini bisa timbul segera setelah
trauma atau dapat berkembang dalam 1 jam, tergantung aktivitas penyelam selama dan
sesudah penyelaman.
Alternobaric Vertigo
Merupakan barotaruma yang sangat jarang. Terjadi pada saat naik ke permukaan yang
disebabkan karena perubahan tekanan tiba-tiba pada telinga tengah yang menyebabkan
perangsangan ke telinga dalam dan menyebabkan vertigo. Vertigo ini hanya sebentar dan
tidak memerlukan penanganan dapat membuat penyelam panik, yang dapat mengakibatkan
tenggelam, kerusakan paru, atau emboli udara, atau trauma lain yang sangat serius.
Gejalanya yaitu kehilangan orientasi terhadap sekeliling dan tiba-tiba mual sekali.
Pencegahannya yaitu:
Jangan memaksakan diri bilamana rasa sakit menetap.
Jangan melakukan penyelaman terlalu dalam dan hentikan penyelaman.
Jangan menyelam sewaktu kepala sakit/pusing.
Bila mengalami hal ini berhenti atau berpegang pada sesuatu sampai perasaan itu hilang.
Jangan muncul kepermukaan selama masih ada reaksi dan bernapas dengan wajar.
Aerogastralgia (Gastrointestinal Barotrauma)
Hal ini sering terjadi pada penyelam yang masih baru. Karena saluran pencernaan lunak,
adanya gas di dalam usus selama turun ke dalam tidak menyebabkan barotaruma. Tetapi
adanya pengumpulan gas selama di kedalaman akan menyebabkan barotrauma pada saat
naik. Hal yang mengakibatkannya yaitu:
Manuver Valsava yang berlebihan, atau yang berulang-ulang terutama pada posisi
kepala di bawah yang mengakibatkan udara terdorong ke lambung.
Mengunyah permen karet selama penyelaman.
Memakan banyak ubi-ubian atau minum minuman berkarbonasi sesaat sebelum
menyelam.
Gejalanya yaitu rasa penuh pada perut, sakit pada perut, sering bersendawa, atau buang
angin. Hal yang serius jika terjadi perangsangan saraf yang menyebabkan jantung lemah
berkontraksi dan penekanan pada vena oleh usus, tapi hal ini jarang.
Squeeze Kulit
Squeeze kulit jarang terjadi. Jika pada area kulit penyelam ada kumpulan udara yang
terperangkap pada lipatan/lekukan dry suit. Selama penyelaman tekanan negatif terjadi
pada area tersebut, sehingga menyebabkan pembuluh darah kapiler kulit pecah dan darah
keluar mengisi ruang tekanan negatif. Kulit berwarna kemerahan. Tidak memerlukan
perawatan dan sembuh dalam beberapa hari/minggu.
Pengaruh Tekanan Sewaktu Muncul ke Permukaan
Pengembangan Paru Melewati Batas, Pulmonary Barotrauma of Ascent (Pulmonary
OverPressurization Syndrome) atau POPS
Pengembangan melewati batas pada paru-paru dapat terjadi pada penyelam yang
menyelam yang melewati tekanan lebih, dengan menahan napas tiba-tiba muncul di
permukaan yang lebih rendah, yang akan memecahkan alveoli (ingat hukum Boyle).
Gelembung akibat pecahnya alveoli bergerak ke bagian tubuh lain dan gejalanya tergantung
dari lokasi dan volume udara yang masuk. Manifestasinya yaitu:
Mediastinal emphysema
Subcutaneous emphysema
Pneumothorax
Emboli udara
Biasanya penyelam melakukan hal ini karena kehabisan udara, panik, mengalami bouyancy
positif secara tiba-tiba seperti melepas sabuk pemberat atau inflasi BC secara cepat.
Hal ini mengingatkan penyelam untuk bernapas secara wajar dan tidak boleh menahan
napas saat muncul ke permukaan dan ini berlaku untuk penyelam yang memakai peralatan
scuba.
Mediastinal Ephysema
Manifestasi pengembangan paru yang melewati batas yang paling sering yaitu mediastinal
emphysema. Gelembung dari paru-paru yang pecah, masuk ke rongga antara paru-paru di
dekat jantung dan tenggorokan. Gejalanya yaitu sakit di daerah dada karena udara menekan
jantung, sesak napas, atau sakit pada saat makan. Dapat pula pingsan. Penanganannya
yaitu konservatif, meliputi istirahat, pemberian oksigen, sedangkan rekompressi dilakukan
jika sangat parah. Hindari penerbangan selama fase penyembuhan.
Subcutaneus Emphysema
Dari daerah mediastinum gelembung-gelembung udara bergerak naik ke daerah leher, di
bawah kulit di sekitar leher, kalau dipegang maka kulit terasa pecah.
Gejalanya yaitu sakit dan sulit bernapas pada bagian yang terkena, napas pendek dan cepat,
udara dapat menekan jantung dan pembuluh darah menyebabkan kebiruan.
Penanganan sama dengan diatas. Udara dibung dengan memasukkan jarum dibawah
pengawasan ahli.
Pneumothorax
Jarang sekali terjadi, jika terjadi berarti paru-paru pecah, seperti meletus dan gelembung
udara langsung memenuhi rongga udara antara paru-paru dan selaput paru (pleura).
Gejalanya yaitu sakit dada, karena udara menekan paru-paru yang terkena.
Dalam kasus yang parah dapat terjadi tension pneumothorax, yaitu pneumothorax yang
sangat besar dan membuat paru-paru yang terkena kolaps karena tekanan yang tinggi. Ini
merupakan keadaan darurat. Gejalanya yaitu sakit dada yang berat, pengembangan dada
tidak sama yaitu paru yang terkena agak tertinggal, dan adanya penekanan ke trakea
menjadi tidak lurus. Biasanya terjadi penekanan jantung sehingga cepat pingsan.
Penangan yaitu sama dengan emboli udara. Tetapi sebelum dilakukan rekompressi maka
udara yang ada di rongga dada harus dikeluarkan dengan memasukkan jarum oleh atau
dengan pengawasan ahli.
Emboli Udara
Adalah pecahnya dinding alveoli yang menyebabkan udara masuk dalam peredaran darah,
akibatnya terjadi penyumbatan peredaran darah oleh gelembung-gelembung udara langsung
dari paru-paru. Misalnya, jika penyelam naik ke permukaan dari 100 FSW, udara dalam paru
mengembang 4 kali volume awal. Jika tidak dikeluarkan, maka menekan paru dan alveoli
pecah bersaamaan dengan pecahnya pembuluh darah. Udara terbawa ke kapiler paru dan
dibawa ke ventrikel kiri, kemudian di pompa kesuluruh tubuh lewat arteri. Adanya kumpulan
udara dalam arteri akan membentuk sumbatan sehingga jaringan kekurangan oksigen. Jika
otak mengalami hal tersebut maka akan berakibat kematian.
Gejalanya yaitu lemas, pusing, kelumpuhan/ kelemahan yang hebat, gangguan penglihatan,
nyeri dada, kejang-kejang dan pingsan, terkadang disertai busa bercampur darah di mulut.
Penanganannya adalah sebagai berikut.
Tempatkan korban dengan posisi kepala dibawah, miring 15o pada bagian kiri
badannya.
Gunakan oksigen, bila tersedia. Hal ini membantu mengecilkan gelembung-
gelembung udara dan memberikan suplai oksigen ke otak.
Masukkan ke ruangan rekompressi jika tersedia, hal ini untuk mengurangi besarnya
gelembung-gelembung sehingga melancarkan peredaran darah ke otak.
Pencegahan emboli udara yaitu penyelam harus bernapas secara wajar saat memakai
peralatan scuba dan tidak menahan napas saat muncul ke permukaan, keluarkan napas
secara terus menerus. Napas harus dikeluarkan minimal 10 feet terakhir dari permukaan.
Efek Tidak Langsung Tekanan
okygen Toxicity (Keracunan Okisgen)
Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme. Oksigen yang dihirup
adalah 1/5 dari semua oksigen yang ada. Bila campuran gas yang dihirup terdiri dari O2 20
% maka oksigen yang terpakai oleh tubuh adalah hanya 4 % nya sedangkan 16 %
dihembuskan. Meskipun dibutuhkan oleh tubuh, peningkatan tekanan parsial oksigen
menyebabkan keracunan. Sesuai dengan hukum Dalton, tekanan yang tinggi pada
penyelaman meningkatkan tekanan parsial oksigen.
Pada kedalaman 40 m (5 ATA), maka penyelam akan menghirup tekanan O2 1 ATA atau O2
100 % seperti menghirup udara murni di permukaan. Oksigen yang tinggi menyebabkan
terlalu cepatnya proses metabolisme, merusak protein tubuh dan syaraf. Hal dapat terjadi
pada penyelam yang menggunakan Nitrox.
Manifestasi gejala pada pernapasan yaitu batuk dan rasa sakit saat bernapas, pada sistem
saraf pusat gejalanya yaitu pelintiran pada otot muka sekitar bibir, gangguan penglihatan,
mual, banyak berkeringat dan kejang. Apabila terjadi di air maka berakibat fatal.
Penanganannya dengan diberikan udara segar, jangan oksigen murni. Oleh karena itu jangan
menyelam terlalu dalam dan gunakan udara biasa yang bersih bukan O2 murni.
Narcose (Pembiusan oleh Nitrogen)
Merupakan bagian terbesar dari udara yang dihirup oleh manusia. Di permukaan nitrogen
merupakan gas lambat (inert gas) dan secara kimia tidak bercampur dalam darah.
Nitrogen melarutkan oksigen dalam campuran udara dan menjadikan udara aman untuk
bernapas. Nitrogen diserap dan disimpan dalam tubuh karena inert. Maka dengan inilah
alasan utama mengapa penyelam scuba bila muncul ke permukaan harus perlahan.
Sesuai dengan hukum Dalton, tekanan parsial oksigen meningkat saat menyelam. Nitrogen
memiliki efek euforia (suasana senang berlebihan) yang meningkatkan kepercayaan diri, dan
mengurangi kognisi dan penilaian situasi sehingga menyebabkan teknik menyelam kacau
yang bisa fatal bagi penyelam. Biasanya terjadi mulai kedalaman 70- 100 feet tapi setelah
kedalaman 100 feet semua penyelam akan mengalami keracunan.
Pada penyelam scuba, gejalanya berupa kepala terasa ringan, euforia, perasaan gamang,
dan kelainan sensorik. Gejala memburuk jika semakin dalam. Pada kedalaman 100 FSW,
penyelam semakin keracunan, dengan gejala berkurangnya penilaian, rasa percaya diri
meningkat, dan reflek yang menurun. Pada kedalaman 250-300 FSW, terdapat halusinasi
lihat dan dengar dan pandangan gelap. Penyelam akan tidak sadar pada kedalaman 400
FSW. Hal ini sering disamakan dengan minum Martini (minuman alkohol). Oleh karena itu
penyelam scuba dengan udara kompresi tidak boleh menyelam lebih dari 100 FSW. Jika ingin
menyelam lebih dalam gunakan Heliox.
Jika terjadi gejala diatas pada kedalaman 70-100 FSW naiklah ke permukaan dan istirahat
atau ke kedalaman lebih dangkal sampai gejala menghilang. Hindari menyelam terlalu dalam
dan kenalilah kemampuan diri dan pelajari gejala-gejala tersebut.
Penyakit Dekompresi (Decompression Sickness)
Berbeda dengan emboli udara, Decompression sickness terjadi dimana terbentuknya
gelembung udara di dalam darah tanpa mengalami pecahnya alveoli paru. Gejalanya lambat
dibanding emboli, karena gas ini terbentuk di pembuluh darah yang menyebabkan matinya
sel-sel di jaringan secara perlahan.
Pencegahannnya: Menyelam menggunakan tabel dekompressi . Angkatan Laut dan
penyelam komersil seluruh dunia telah membuat tabel selam berdasarkan kalkulasi. Oleh
karena itu setiap penyelam harus bisa membac tabel selam. Yang dipakai umumnya
adalah U.S. Navy Standard Air Decompression Tables .
Lingkungan penyelamanWritten by AdministratorTuesday, 14 June 2011 16:39
Medan Penyelaman
Mengadakan suatu kegiatan penyelaman disuatu daerah memerlukan pengenalan
tehadap medan penyelaman. Untuk itu sebelumnya diadakan survei di daerah itu dengan
melihat perubahan cuaca alam dengan membaca buku/daftar yang dikeluarkan BMG.
Informasi dari penduduk setempatpun akan membantu survey tersebut dengan dengan
demikian penyelaman aman dan nyaman.
Penyelaman Pantai
Untuk melaksanakan penyelaman pantai membutuhkan teknik entry yang harus
dilaksanakan agar penyelaman dapan terlaksana dengan aman, nyaman, dan selamat.
Untuk itu perlu diperhatikan keadaan pantai saat penyelaman yaitu:
Tikar alas
Peralatan selam yang disiapkan untuk penyelaman harus dihindarkan dari berbagai
kotoran. Untuk itu diperlukan suatu peralatan tambahan tikar alas untuk menempatkan
peralatan yang digunakan.
Alas yang diletakkan di tanah merupakan sarana yang baik untuk meletakkan tas
perlengkapan dan jika terpaksa harus memakai pakaian selam di pantai pasir yang basah.
Alas ini dapat berupa terpal dari bahan ringan dengan ukuran kira-kira 4 x 5 feet. Setelah
selesai digunakan alat ini dapat dengan mudah dilipat dan disimpan dalam tas.
Letakkan perlengkapan yang berat dekat dengan tepian air, tapi jauh dari garis batas
pencapaian ombak, siapkanlah peralatan hingga siap pakai.
Apungan (Float).
Peralatan tambahan untuk keamanan penyelam di medan yang bergelombang adalah
float yang diikat dengan tali yang dipegang penyelam. Jangan berusaha menaikinya, kecuali
air sudah tenang. Teknik entry melewati garis gelombang, untuk kembali ke pantai, float
harus di dorong di depan penyelam melewati garis gelombang.
Navigasi
Keterampilan bernavigasi dalam air sangat diperlukan bagi penyelam, dan
merupakan bagian perencanaan penyelaman.
Bentuk Landas
Pengamatan bentuk landas di daerah penyelaman akan membantu penyelam dalam
bernavigasi di dalam air.
Kerutan Pada Landas
Apabila landas yang berpasir akan terdapat kerutan pada landas, hal ini menandakan
daerah tersebut dekat pantai, kerutan itu terbentuk karena arus yang menuju pantai.
Navigasi Jarak Jauh (ETA)
Untuk dapat bernavigasi di dalam air dengan jarak yang jauh diperlukan peralatan
yaitu kompas. Seorang penyelam harus mahir di dalam air memakai kompas, dengan alat ini
seorang penyelam dalam menuju sasaran akan lebih efektif dan efisien.
Jika menggunakan kompas sebaiknya menyelam menyusuri dasar dan terus menuju ke
kedalaman. Menyusuri dasar yang landai untuk memudahkan usaha equalizing,
dibandingkan menukik turun ke kedalaman dengan mengalami perubahan tekanan air
dengan cepat. Mengendalikan arah di bawah air adalah hal yang amat penting, kompas
digunakan untuk menentukan arah dari dan ke pantai, sehingga menghindari setiap kali
muncul ke permukaan air untuk mengecek arah. Letakkan kompas di muka sedatar mungkin
jika mengecek arah. Jarum kompas datar dipengaruhi oleh kumpulan logam, maka jangan
menggunakan kompas terlalu dekat dengan tabung buddy. Jarak kompas tidak terpengaruh
oleh logam adalah minimum 2-3 feet. Deviasi (kesalahan) kompas dapat terjadi, hal ini
tergantung dari kekuatan magnetis dari jarum kompas itu sendiri. Tabung Scuba yang
terbuat dari aluminium tidak mempengaruhi kompas.
Ada 3 jenis kompas yang digunak an untuk navigasi:
Dome Type
Merupakan kompas yang penunjuk arahnya menghadap terdekat kepada penyelam.
Flat atau Horizontal Type
Kompas yang mempunyai jarum petunjuk arah utara, dibac a melintasi muka kompas
dan juga dilengkapi dengan "garis bidik lurus" yang digunakan untuk mengendalikan arah
dengan cara mempertahankan jarum kompas tetap menunjukkan pada arah kompas yang
dituju.
Kompas dengan Rotating Bezel
Jenis ini merupakan kompas yang paling efisien untuk navigasi karena dilengkapi
dengan lingkaran tepi yang dapat diputar (rotating bezel). Lingkaran ini diberi tanda dan
tanda ini dapat disetel sedemikian rupa hingga ditempatkan di atas jarum kompas sebagai
pengendali arah. Setiap saat arah penyelaman dapat dicek dengan kompas jenis ini. Dengan
memutar lingkaran tepi kompas atau membalik arah penyelaman 180o, penyelam dapat
berenang kembali pada starting point semula. Sudut tubuh merupakan faktor terpenting.
Berenanglah selurus mungkin jika menggunakan kompas yang dipakai di pergelangan
tangan.
Selain dengan kompas navigasi dapat dilakukan dengan melihat bentuk dasar laut.
Gelombang dan Ombak
Menyelam pada saat gelombang besar sangat membahayakan penyelam dan
membuat jarak pandangan buruk. Untuk itu jangan menyelam saat gelombang besar. Bila
menyelam di medan ini harus mengamati tinggi gelombang dan frekuensi ombak. Ombak
yang disebabkan angin laut bergerak beralun-alun ke arah pantai. Di perairan yang dangkal
ombak menjadi curam, ketinggiannya sama dengan daratan.
Rangkaian gelombang dapat terdiri dari 3-4 ombak normal yang disusul ombak yang besar.
Ombak yang lebih besar ini merayap lebih jauh ke pantai dan mengalir kembali ke laut
dengan daya yang lebih besar pula. Gelombang besar pertama dapat menimbulkan
gelombang besar 1 atau 2. Gelombang pecah dipantai menunjukkan kedangkalan air di
lokasi itu. Memilih waktu yang tepat adalah unsur terpenting dalam teknik entry medan
gelombang dan ombak.
Aliran air kembali kelaut akibat dari gelombang yang memecah pantai disebut undertow,
alirannya kembali kelau dengan jarak pendek dan melalui bawah gelombang yang sedang
menuju pantai. Pantai yang curam memiliki undertow yang besar. Undertow dapat dengan
mudah menjatuhkan penyelam yang membawa peralatan berat.
Foot Pocket Fins dengan mudah dapat terlepas di dalam undertow jika penyelam berdiri
lama di garis gelombang (Surf line). Gunakanlah Heel Strap Retainer (Ikat Tumit Khusus)
untuk mencegah Fins jenis ini terlepas.
Teknik Masuk (Entry)
Daerah Berpasir
Untuk memulai penyelaman di daerah berpasir adalah dengan tenang masuk air
dengan berpegangan tangan (buddy) untuk menjaga keseimbangan, jalan dengan mundur.
Setelah air sedalam lutut balikkan badan, tengkurap dan bersama-sama snorkeling.
Untuk laut yang bergelombang tentukan waktu yang tepat saat masuk air, jangan berhenti di
daerah garis gelombang, sekali jalan tetap jalan, masuk air diawali oleh satu penyelam
dengan diawasi buddynya, memperhatikan buddy yang entry untuk dapat memberi bantuan
yang diperlukan.
Daerah Berbatu-Batu
Pemakaian boots merupakan keharusan apabila medan penyelaman berbatu, hal ini
untuk menghindari terlukanya kaki dari batu tajam & renik hewan laut. Pemakaian sarung
tangan diperlukan juga. Di daerah yang berbatu yang dekat dengan tepian air biasa
ditumbuhi tumbuhan dan alga sehingga licin. Berhati-hatilah jika terdapat tumbuhan
dikedalaman yang dangkal. Berenang lebih dahulu diatasnya, lakukan dengan santai untuk
menghindari tersangkut tanaman.
Arus
Arus Pararel dengan Pantai
Angin yang bertiup pada suatu sudut pantai atau bertiup ke arah laut mengakibatkan
air bergerak pararel menyusuri garis pantai, ini disamakan dengan pararel dengan garis
pantai (longshore curcent).
Seorang penyelam harus mewaspadai arus tersebut dengan mengusahakan selalu memakai
penyelaman pada hulu arus. Dengan demikian penyelam dapat terbawa arus dengan santai,
ketitik muncul (exit).
Arus Celah
Merupakan arus kencang, dan disebabkan karena terbentuk semacam celah,
bagaikan sungai yang mengalir ke laut yang disebabkan balikan gelombang besar. Serta
dapat disebabkan karena pantai terdapat daerah yang rendah yang membuat air kembali ke
laut.
Pada daerah arus biasanya keruh/berlumpur, hindari menyelam di tempat tersebut, bila
terperangkap arus ini, berenanglah pararel dengan santai hingga terasa bebas, atau
membiarkan hanyut sampai terbebas dari arus tersebut. Biasanya pada jarak 100 yard arus
tersebut menghilang.
Di beberapa daerah karang dan batu-batu dapat timbul arus celah alamiah (Natural Rip
Current), arus tersebut timbul diantara (crevice) & formasi landas serta saluran yang
menembusi karang, arus ini berubah tergantung pasang surut.
Arus Pasang
Pasang surut di daerah tertentu merupakan peranan penting terhadap arus dan
kejernihan air. Biasanya pada saat pasang air akan lebih jernih. Pasang surut di belahan
bumi bagian barat pergantiannya terjadi tiap 6 jam, didasarkan pada putaran bumi dan
bulan.
Kira-kira setiap 2 minggu sekali yaitu saat terbit bulan berada di dekat bumi, maka terjadi
perubahan lebih besar pada pasang surut, berakibat gelombang yang besar. Dalam periode
sebaliknya, karena pengaruh gaya tarik-menarik bulan berkurang pada pasang surut,
dinamakan pasang mati reda (neap tide) dan saat inilah terbaik untuk menyelam.
Termocline
Perbedaan suhu antara permukaan laut dan di dalam air sangat berpengaruh
terhadap tubuh penyelam. Di dalam air terdapat lapisan air yang berbeda suhunya disebut
termocline. Semakin dalam menyelam akan semakin dingin, flora dan fauna berkurang untuk
itu diperlukan pemilihan pakaian pelindung yang sesuai.
Teknik Keluar (Exit)
Daerah Berpasir
Ketepatan memilih waktu (timing) merupakan faktor yang penting baik untuk entry
atau exit. Berenang di bawah air lebih efektif daripada snorkeling di permukaan. Perhatikan
hempasan ombak dan gelombak dan selalu membiarkannya, jangan sekali-kali menentang.
Setelah mendarat, secepatnya bergerak di luar batas air, bahkan lebih baik lebih jauh dari
pantai karena kemungkinan gelombang yang berikut akan lebih besar datangnya dan
berkemas ke tempat yang aman.
Daerah Berbatu-Batu
Tekniknya tidak jauh seperti daerah berpasir, ketenangan merupakan hal yang
menentukan. Ikuti hempasan dan bertahan dengan berpegang apa saja di dasar laut (bottom
holding), untuk menunggu saat exit yang tepat.
Penyelaman Tengah Laut
Kondisi di tengah laut berbeda dengan pantai, ombaknya cenderung merata dan tidak
bergerak ke arah tertentu saja. Dasarnya cukup dalam sehingga bisa membuat penyelam
lebih mudah melakukan entry.
Boat
Perahu merupakan kebutuhan mutlak dalam penyelaman di tengah laut karena
kondisi medan jauh dari daratan.
Teknik Entry
Timing merupakan faktor utama untuk entry. Perhatikan arah gelombang dan
pergerakan kapal sebelum entry. Jangan ragu-ragu waktu masuk ke dalam air. Caranya akan
dibahas di teknik scuba diving.
Teknik Exit
Timing juga merupakan faktor utama. Yang harus diperhatikan adalah arus
gelombang yang dapat mempengaruhi bergeraknya penyelam dan boat. Untuk itu penyelam
harus mendekati boat dan kemudian berusaha mencapainya. Jangan melewati daerah
belakang boat karena baling-baling kapal cukup tajam. Caranya akan dibahas di teknik scuba
diving.
Penyelaman Air Tawar
Berbeda dengan air laut, air tawar memberikan gaya apung lebih sedikit sehingga
penyelam harus menyesuaikan boyancy. Jika di danau yang tidak terlalu luas, biasanya
jarang terdapat gelombang. Sungai yang alirannya deras sangat berbahaya dan memerlukan
peralatan dan teknik selam khusus. Arus sungai yang tidak berbatu biasanya paling kuat di
daerah tengah, sehingga penyelam rawan terbawa arus.
Boat
Tergantung kondisi perairan, semakin jauh dari daratan maka sebaiknya gunakan boat.
Teknik Entry
Jika medan penyelaman berupa danau teknik entry bisa sama dengan penyelaman
tengah laut bila penyelaman langsung dilakukan di tengah. Jika dimulai dari tepi bisa sama
dengan di daerah pantai. Pada sungai dengan arus deras harus dilakukan secara perlahan,
yang paling baik melalui daerah pinggir karena arus cenderung pelan.
Teknik Exit
Sangat sulit jika terkena arus di sungai. Tapi jika memakai peralatan khusus seperti
tali pemandu akan lebih mudah. Jangan berusaha melawan arus, tapi berusaha bergerak ke
arah tepi sehingga mudah keluar dari dalam air.
Berenang, dalam menyelam kemampuan berenang tidak perlu mahir, dalam artian bisa menguasai semua gaya berenang jawabnya TIDAK!. Anda hanya perlu bisa berenang sejauh 400m, sebaiknya anda menguasai renang gaya bebas, karena saat menyelam gaya renang yang digunakan adalah gaya bebas. Dan tenang saja, anda akan terbiasa karena saat menggunakan fins, anda akan dipaksa berenang menggunakan gaya bebas. So…yang belum bisa berenang segera belajar berenang, gampang kok! JANGAN TAKUT..! Fungsinya, berenang digunakan
untuk kegiatan penjelajahan bawah laut, dan digunakan untuk keadaan emergency, dan untuk kembali kepantai atau kapal.Water Trap, atau biasa disebut mengapung di air terkadang juga disebut injak-injak air. Anda boleh mengapung secara terlentang, atau menggerakkan kaki seperti mengayuh sepeda (injak-injak air), atau seperti berenang gaya katak secara vertikal. Pokoknya kawan-kawan sekalian bisa mempertahankan tubuh mengapung di air selama min 15 menit. Berguna untuk istirahat bila lelah berenang, tetapi saat menyelam dilaut kita di bantu BC untuk mengapung dan di air laut kita lebih mudah terapung karena adanya salinitas. Menyelam itu menyenangkan.Up nea, yaitu berenang di dalam air sejauh 8 garis lebar kolam (8-9 m)dengan 1 kali tarikan nafas tanpa masker,snorkel,dan fins. Bisa menggunakan gaya katak atau gaya bebas. Yang penting sampai. Jangan terlalu buru, karena akan menyebabkan terengah-engah sehingga nafas cepat habis, pada kedalaman 180-200cm saat teman-teman melakukan up nea harus berjarak 1 jengkal tangan dari lantai kolam. Kemampuan ini akan digunakan untuk Tuck Dive dan Duck Dive, serta penjelajahan dengan snorkel (selam permukaan).Entri, yaitu cara masuk kedalam air. Ada beberapa cara entri, bergantung pada situasi dilapangan, teknik yang bagaimana yang digunakan. Biasanya kita mengenal 3 jenis Entri, pertama giant step paling serig digunakan. Caranya Posisi awal tangan kanan memegang masker dan fins, tangan kiri memegang tabung/BC, kepala ditekuk kedalam. berdiri di bibir kolam atau dek kapal, setelah itu melangkah dan membuka (rentangkan) kaki lebar-lebar (giant step). Saat hendak muncul ke permukaan lakukan snorkel clearing dan tangan kanan diangkat keatas (muncul duluan), agar kepala tidak terantuk badan kapal. Cara lainnya ada Front Roll berputar kedepan. Posisi awal seperti rukuk, Posisi tangan selalu sama untuk setiap entri, hampir mencium lutut kemudian menjatuhkan diri ke air diawali bagian punggung. Cara ini jarang digunakan. Back Roll berputar kebelakang, Posisi awal duduk dengan kaki dilipat, bagian pantat dan tabung berada diluar dinding kapal atau di luar tepi kolam. Posisi tangan sama, badan dijatuhkan kebelakang. Cara keluar kepermukaan sama semuanya. Cara ini sering digunakan, karena dikapal biasanya terdapat atap agar alat dan penyelam tidak kepanasan (terpapar matahari langsung). Posisi lainnya untuk entri bisa tidur tengkurap, kebudian berguling masuk keair, dll. Setelah muncul kepermukaan segera isi BC menggunakan udara tabung dengan menekan tombol infliter.
Gambar1. kiri (giant step) kanan (back roll)
Tuck Dive, menyelam menggunakan snorkel,masker dan fins dan menjelajah secara horizontal menyusuri dasar perairan, bedanya dengan Duck Dive yaitu arah jelajah, duck dive secara vertikal. Caranya mengayuh fins sebagai awalan, badan ditekuk kedalam masuk keair, nafas dihembuskan perlahan agar daya apung berkurang, ditunggu hingga ujung fins berhasil masuk ke air, apabila telah memasuki air, fins dikayuh kembali untuk mendapatkan daya jelajah. Apabila fins dikayuh di atas permukaan biasanya badan akan terangkat kembali kepermukaan, bisa diartikan belum bisa masuk kedalam air, cara tercepat silahkan dicoba berulang-ulang teknik diatas. Saat melakukan Tuck Dive dan Duck Dive atau setelah entri, snorkel kita pasti akan terisi air. Cara membersihkan air dari snorkel ini dinamakan Snorkel Clearing, Kemudahannya bergantung pada tipe snorkel juga, snorkel pada saat ini sudah memiliki katub buang, sehingga air akan lebih mudah terkuras dari selang snorkel. Cara membersihkannya mudah, yaitu dengan meniupkan udara kedalam snorkel, agar air tidak masuk lagi kedalam snorkel, udara ditiupkan saat kepala (snorkel) berada di permukaan. Atau udara ditiupkan sesaat sebelum kepala keluar, dengan posisi kepala 45° dan dahi menyentuh permukaan air, udara ditiupkan secara cepat kemudian kepala langsung kembali sejajar dengan permukaan air agar snorkel menjadi tegak lurus dengan air, cara lebih disukai karena air lebih ringan ditiupkan, karena mendapat bantuan gaya gravitasi (badan pada posisi vertikal, dan selang menghadap kebawah). Tetapi kawan semua perlu berhati-hati saat menghisap udara pertama setelah dipermukaan, biasanya terdapat sisa air, apabila terburu-buru bisa tersedak, jadi pelan-pelan saja. Sesaat setelah entri, ada urut-urutan sebelum masuk kedalam air. Pertama cek waktu, untuk memastikan kegiatan penyelaman sesuai dengan yang direncanakan. Kedua observasi daerah sekeliling, meliputi dasar perairan, buddy / kelompok, kondisi perairan, dll. Ketiga, cek kondisi penyelam, dalam keadaan baik dan siap untuk menyelam apa tidak. Jika semua telah oke, buang udara BC secara perlahan, dan di ikuti dengan melakukan equalizing, ada beberapa cara melakukan equalizing, memencet hidung dan meniupkan udara melalui hidung hingga gendang telinga terasa mengembung atau berbunyi (bup), bisa juga dengan menggerakkan rahang atau menelan ludah. Setelah sampai di dasar perairan segera lakukan pengaturan bouyanci.Bouyanci, akan mempengaruhi kenyamanan penyelam, akan mempengaruhi nasib para terumbu karang, juga akan mempengaruhi nasib penyelam. Bouyanci yang baik akan membantu penyelam menikmati pemandangan, dan menyelamatkan terumbu karang dari kerusakan akibat tabrakan tubuh anda. Apabila bouyanci tidak stabil, akan mengganggu keseimbangan tekanan gendang telinga serta kestabilan paru-paru sehingga bisa menyebabkan terjadinya mimisan (hidung berdarah, atau muntah darah). Cara mengatur bouyanci, pertama tidur didasar air dengan posisi tengkurap, habiskan semua udara dalam BC, luruskan telapak kaki sehingga ujung fins menempel di dasar perairan. Selanjutnya isi perlahan-lahan BC menggunakan udara hingga miring 45° kemudian tarik dan hembuskan nafas perlahan bergantian hingga keadaan seimbang. Jangan lupa lakukan equalizing setiap turun 1m. untuk melatih bouyanci, lakukan dalam keadaan duduk bersila.
Gambar.2. Buoyancy TrainingMasker Clearing, saat menyelam terjadi perbedaan suhu tubuh dengan suhu perairan, biasanya dapat menyebabkan embun di kaca masker yang bisa mengganggu penglihatan. Cara mengatasinya dengan cara masker clearing, bagian atas masker dibuka sedikit agar air bisa masuk, sedikit saja kemudian air diratakan. Kemudian udara ditiupkan dari hidung dan bagian bawah masker di buka agar air keluar saat di tiupkan, atau udara ditiupkan dan masker didahi di tekan agar ada celah di masker bagian bawah dan air bisa keluar.
Gambar.3. Masker ClearingSaat menyelam terkadang terjadi kecelakaan berupa lepasnya Mouth fish, agar penyelam tidak panic teknik perlu dipelajari yaitu mencari mouth fish, istilahnya lupa. Ada 2 cara, pertama badan dimiringkan kearah mouth fish, tangan diluruskan searah badan kemudian ditarik kebelakang (kearah kaki) kemudian ditarik keluar menjauhi badan, biasanya selang mouth fish akan tersangkut di tangan. Bersihkan Mouth fish dari air (Mouth fish Clearing) dengan cara meniup mouth fish atau memencet tombol di tengah mouth fish yang akan menyebabkan mouth fish mengeluarkan udara. Cara kedua mencari mouth fish dengan meraba selang, dimulai dari pangkal selang dari regulator kemudian kebawah hingga pangkal mouth fish, kemudian lakukan mouth fish clearing.Terkadang saat memakai Weight Belt (pemberat) kita kurang kencang mengikatnya, dan terlepas. Hal ini sangat berbahaya, karena dapat membunuh penyelam. Penyelam akan terangkat cepat ke permukaan, dan udara didalam paru-paru akan menggembung (meledak). Oleh karena
itu, segera raih benda yang dapat mempertahankan posisi anda. Kemudian ambil dan pasang kembali pemberat anda, caranya telentangkan badan, sehingga pemberat menempel baik di punggung, tata agar BC tidak tersangkut. Setelah itu ikat tali (masukkan kedalam gesper) kemudian balik badan menjadi rukuk atau tengkurap kemudian kencangkan gesper. Cek kembali jangan terlalu kencang dan jangan sampai terlepas. Buddy breathing, bernafas menggunakan mouth fish buddy kita secara bergantian. Ingat buddy kamu juga butuh nafas, jadi ada aturannya. Langkah pertama beri signal ke buddy kalo udara tabung habis, signalnya tangan mengepal menepuk dada dilanjutkan seperti mengancam menggorok orang dan diakhiri memegang mouth fish, setelah itu rangkul buddy, biarkan buddy menghisap 2 kali tarikan nafas, setelah mouth fish diberikan kekamu jangan lupa ditiup dulu, untuk membersihkan air laut yang di mouth fish (juga air liur), hisap dalam-dalam 2kali, setelah itu berikan lagi ke buddy, dan kamu bisa melanjutkan perjalanan kepermukaan. Kenapa 2 kali tarikan nafas, tarikan pertama untuk menenangkan diri, mengisi paru-paru kembali dengan udara. Tarikan kedua sebagai cadangan saat mouth fish dikembalikan ke buddy. Inilah alasan mengapa menyelam harus dilakukan minimal 2 orang (berpasangan).
Gambar 4. Buddy BreathingSetelah puas menjelajahi dasar laut, dan melakukan buddy breathing, saatnya untuk keluar. Untuk mengurangi efek nitrogen pada darah, pada kedalaman 3-6 m kita akan diajak beristirahat kurang lebih 5-10 menit oleh instruktur. Namanya safety stop. Di kegiatan ini juga dilakukan observasi, mengecek keadaan penyelam, dan jumlah penyelam, jangan sampai ada yang tertinggal, jadi saat menyelam juga akan diberikan arahan mengenai formasi penyelaman. Setelah itu berenang kepermukaan, jangan sampai mendahului gelembung terakhir yang keluar dari mulut. Dan angkat tangan kanan, agar kepala tidak terantuk.Sebelum “menyelam rencanakan penyelamanmu dan menyelam dengan rencanamu..” di kutip dari buku menyelam “dive your plan, plan your dive”.