penuntun praktikum kimia dasar 1

55
KATA PENGANTAR Bismilahirrahmanirrahim Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga tim penulis dapat menyelesaikan penuntun praktikum Kimia Dasar I guna lancarnya kegiatan praktikum di jurusan kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya. Dalam menyusun penuntun ini, Tim penulis menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kekurangan, akan tetapi berkat bantuan dari segala pihak akhirnya kesulitan-kesulitan tersebut dapat diatasi Atas bantuan dari berbagai pihak tersebut, pada kesempatan yang baik ini Tim penulis menghaturkan penghargaan dan terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Rektor Universitas Sriwijaya 2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 3.Proyek HEDS Atas segala dukungnya pada kegiatan ini baik secara moril maupun materil. Semoga penuntun ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Inderalaya, April 2012

Upload: friska-yunita-lumban-tobing

Post on 27-Jul-2015

1.009 views

Category:

Education


22 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penuntun praktikum kimia dasar 1

KATA PENGANTAR

Bismilahirrahmanirrahim

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga tim penulis dapat menyelesaikan penuntun praktikum Kimia Dasar I guna lancarnya kegiatan praktikum di jurusan kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya.

Dalam menyusun penuntun ini, Tim penulis menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kekurangan, akan tetapi berkat bantuan dari segala pihak akhirnya kesulitan-kesulitan tersebut dapat diatasi

Atas bantuan dari berbagai pihak tersebut, pada kesempatan yang baik ini Tim penulis menghaturkan penghargaan dan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Rektor Universitas Sriwijaya2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam3. Proyek HEDS

Atas segala dukungnya pada kegiatan ini baik secara moril maupun materil. Semoga penuntun ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Inderalaya, April 2012

Tim Penulis

Page 2: Penuntun praktikum kimia dasar 1

DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1Diskripsi lab Kimia Dasar 3Percobaan I 11Percobaan II 14Percobaan III 17Percobaan IV 21Percobaan V 25Percobaan VI 29Percobaan VII 32Percobaan VIII 35Daftar Pustaka 40

Page 3: Penuntun praktikum kimia dasar 1

DESKRIPSI LAB KIMIA DASAR

UMUM.Kimia, seperti semua pengetahuan cabang ilmu lainnya,

ditegakkan diatas percobaan-percobaan, di lab kita akan mempelajari teknik-teknik dasar yang digunakan oleh para ahli kimia, dan menerapkannya pada suatu percobaan.

Di laboratorium hal utama adalah masalah keselamatan mahasiswa dan dosen. Maka sebelum masuk ke ruang lab yakinkan terlebih dahulu bahwa anda telah membaca ketentuan dan teknik-teknik laboratorium dalam penuntun praktikum kimia dasar.

Bekerja secara hati-hati, efesien adalah merupakan sesuatu yang dituntut dalam program laboratorium. Percobaan harus didisain terlebih dahulu sehingga rencana kerja dapat diselesaikan dalam masa normal sekitar dua jam kalau seandainyam anda betul-betul sudah siap dan kerja secara efesien.

Berikut ini adalah aturan-aturan keselamatan umum & tata tertib dilaboratorium.

KETENTUAN UMUM

1. Gunakan kaca mata pelindung debu & jangan menggunakan lensa kontak

2. Gunakan jas lab dan sepatu. Serta gunakan sarung tangan khusus ketika menumpahkan cairan corosive (yang merusak)

3. Dilarang makan, merokok atau minum

Page 4: Penuntun praktikum kimia dasar 1

4. Jangan pernah meninggalkan suatu percobaan. Tak boleh menerima tamu, tak boleh ada api kecuali ada perintah asisten.

5. Simpanlah baju, buku-buku dan lainnya yang dimiliki diatas rak yang ada dilaboratorium.

6. Gunakan lemari asam untuk percobaan yang melibatkan atau menggunakan gas berbahaya.

7. Bacalah label yang tertera di botol atau wadah dengan cermat untuk meyakinkan anda terhadap bahan yang betul tersebut. kenali sifat-sifat bahan kimia yang akan anda kerjakan di dalam setiap percobaan.

PROSEDUR MENGATASI KECELAKAAN

Bila setiap ada kecelakaan di laboratorium, maka

perhatikanlah apa yang harus diperbuat seperti dibawah ini :

1. Laporkan kepada asisten (instruktur) atau kepala

laboratorium. Bila hal ini darurat, ambillah segera langkah-

langkah untuk mengeluarkan personil ketempat yang aman

atau jauh dari tempt kecelakaan.

2. Kenali lokasi-lokasi dan cara kerja alat-alat berikut di

laboratorium :

Air pancuran pencuci

mata

APM

Shower pengaman

darurat

SPD

Pemadam kebakaran PK

Pintu keluar darurat PKD

Kotak P3K P3K

Selimut api (pasir,

karung)

SA

Page 5: Penuntun praktikum kimia dasar 1

Kotak alarm api KAA

Telepon terdekat TT

Kantor kepala

laboratorium

KKL

(Buatlah denah lokasi dari fasilitas laboratorium tersebut)

1. Bila bahan kimia korosive memercik ke mata anda. Segera

cuci mata anda dengan air dari pancuran pencuci mata

2. Apabila terbakar sendiri.

Untuk luka bakar kecil, anda dapat menaruhkan air es yang

terluka bakar untuk menghilangkan rasa sakit. Tidak boleh

menempelkan apapun pada tempat luka bakar tersebut,

kecuali suatu analgetik topical.

Untuk luka bakar besar, hubungi langsung dokter.

3. Apabila terjadi kebakaran.

Ambil alat pemadam kebakaran terdekat, lepaskan kunci

pengamannya, bidik sumber api, dan dari jarak beberapa

meter semprotkan alat tersebut sampai apinya padam.

PENGELOLAAN LIMBAH KIMIA

Dilarang membuang bahan kimia

sembrangan dengan cara

menumpahkan/membuang begitu saja

kedalam saluran pipa atau kaleng

Page 6: Penuntun praktikum kimia dasar 1

sampah. Bak pembuangan limbah bahan

kimia secara rutin tersedia di dalam

laboratorium

PERHATIKAN PETUNJUK PENCEGAHAN KECELAKAAN

BERIKUT INI

1. Bekerja dengan tabung atau batang gelas

a. Ketika memasukkan tabung atau thermometer kedalam

tutup karet, selalu gunakan gliserin atau air sabun sebagai

pelican. Lindungi tangan anda dengan cara membungkus

tabung gelas tersebut dengan handuk

b. Dibilas dengan api semua pinggiran tabung atau batang

gelas tersbut.

c. Buang segera glassware yang retak atau pecah kedalam

tempat sampah yang sesuai. Ganti barang yang pecah dari

laci anda dengan menghubungi bagian perlengkapan.

d. Jangan memanaskan gelas ukur, labu ukur, atau

ermometer langsung dengan api Bunsen.

2. Penggunaaan Pembakar Bunsen

a. Pembakar Bunsen hanya dapat dinyalakan selama waktu

pemakaian. Jauhkan penempatannya dari rak reagensia.

b. Sebelum menyalakan Bunsen, yakinkan tidak ada

reagensia yang mudah terbakar.

Page 7: Penuntun praktikum kimia dasar 1

c. Jangan sampai tangan atau rambut anda dekat dengan

nyala api.

3. Susunlah alat-alat percobaan dengan cermat

4. Jangan membawa botol reagensia keats meja anda.

5. Melepaskan tutup gelas dari botol reagensia

Gengamlah tutup botol antara dua jari telunjuk dari jari

tengah dengan telapak tangan anda menghadap ke atas.

Peganglah tutup tersebut pada posisi ini sampai anda

menutupnya kembali botol tersbut. Jangan menaruh tutup

tersebut keats permukaan lain. Ini akan terhindar dari

kontaminasi.

6. Mengambil bahan kimia cair

Bawalah beker gelas bersih ke botol reagensia. Keluarkan

atau lepaskan tutupnya dan tuangkanlah sejumlah yang telah

dipeerkirakan kedalam beker glass. Jangan masukkan pipet

tetes kedalam botol. Tutupkan kembali stopper dan

kembalikan lagi ke meja anda dengan reganennya. Jangan

mengambil lebih dari pada yang diperlukan, jika seandainya

berlebihan mengambil kelebihannya buang pada tempatnya.

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

1. BIAYA PRAKTIKUM

2. PENGISIAN FORMULIR PRAKTIKUM

3. MENYALIN LAPORAN

Page 8: Penuntun praktikum kimia dasar 1

Walaupun dalam beberapa percobaan anda boleh bekerja

sama dengan kawan mahasiswa lainnya untuk mendapatkan

data, tetapi laporan dan perhitungan yang anda buat haruslah

dari hasil kerja sendiri. Mahasiswa dilarang bekerja sama

dalam membuat laporan. Dalam hal ini jurusan kimia

mengagap serius. Sangsi minimum dalam bentuk nyalin

apapun adalah bernilai E.

4. WAKTU RESPONSI (resitasi)

Tiap test lamanya 50 menit perminggu. Selama msa ini dua

jenis percobaan dan teori/perhiyungan yang berkaitan dengan

jenis praktikum ini akan dibicarakan oelh mahasiswa. Laporan

response sudah harus diterima sebelum masuk lab.

5. KOMPONEN PENILAIAN

- Ujian I dan II 20%. Lain-2 (tertib dll) 15%. Laporan tertulis

lab 25%

- Ujian akhir 15%. Quiz 15%. Laporan pendahuluan pratikum

10%

a. Ujian I dan II (masing-masing 10%)

Ada dua macam ujian (masing-masing 50 menit),

sesuaikan dengan silabus.

b. Comprehensive ujian akhir

Kebijaksanaan sama yang diterapkan terhadap ujian

regular dipakai dalam ujian akhir. Ujian komperehensive

dapat berupa multiple choice.

c. Quiz (15%)

Page 9: Penuntun praktikum kimia dasar 1

Anda harus memberikan nilai 80% atau lebih, bila tidak

mereka harus mengulang. Mahasiswa yang skornya kurang

dari 80% pada ulangan quiz berarti tidak lulus. Quiz

diberikan dalam bentuk essay atau berupa perhitungan

yang berkaitan dengan teori dari semua percobaan-

percobaan yang telah dilakukan.

d. Lain-lain (penampilan, tingkah dll)

Penampilan anda di laboratorium merupakan petunjuk

penting dari adanya pahamk-paham terhadap prinsip-

prinsip ilmu kimia dan penerapannya di dalam teknik

laboratorium. Contoh skala penilaian dapat disusun sebagai

berikut :

Jenis percobaan (3 ion yang tak

diketahui)

Jenis percobaan (2 anion yang

tak diketahui

Yang

harus

dilaporka

n

Jawaban

yang

benar

Nilai Yang

harus

dilaporka

n

Jawaban

yang

benar

nilai

3 3 100 3 3 100

2 2 85 1 1 85

3 2 75 2 1 70

1 1 65 1 0 55

2 1 60 2 0 40

3 1 55

1 0 45

2 0 40

a. Laporan tertulis laboratorium (25%)

Page 10: Penuntun praktikum kimia dasar 1

Suatu laporan harus dibuat per percobaan, dan paling

lambat 7 hari setelah tanggal percobaan sesuai jadwal

dalam silabus. Laporan harus diselesaikan dalam masa

laboratorium bila diajukan dalam 7 hari laporan diselesaikan

setelah masa laboratorium selesai akan dihukum dengan

pengurangan 10%, dan dengan 10% lagi untuk hari-hari

berikutnya yang terlambat. Nilai laporan tertinggi 100.

b. Jenis laporan laboratorium atau proyek (10%)

Dalam silabus akan diperinci laporan laboratorium yang

harus diserahkan dalam bentuk tertulis. Laporan-laporan,

termasuk table dan kurva, harus ditulis (diketik computer)

dan diprint. Merupakan tanggung jawab mahasiswa untuk

meyakinkan bahwa mereka tahu bagaimana seharusnya

menyajikan. Laporan dinilai dengan skor sampai 100 tak

lebih setelah 10 selesai praktikum. Laporan lewat harinya

akan direduksi 10%, dan lebih dari hari setelah hari

terlambat tersebut ditambah lagi 10% per harinya.

PROSEDUR PENGECEKAN LABORATORIUM

Prosedur Check-In

1. Meja kerja, daftar peralatan, kunci kombinasi akan anda dapat.

Kunci yang rusak akan diganti/diperbaiki. Jika anda akan

melengkapi kunci anda, silahkan hubungimpetugas.

2. Semua mahasiswa harus melengkapi dan mengembalikan

kartu isian kepada asisten/petugas.

3. Anda dapat membuka lemari dan laci laboratorium anda dan

menyimpan lab kerja anda.

Page 11: Penuntun praktikum kimia dasar 1

4. Cek peralatan yang ada dalam daftar dalam lemari anda.

Jangan diterima peralatan yang rusak atas gelas yang retak

atau pecah.

5. Apabila anda kegilangan beberapa item, lapor.

6. Dalam daftar peralatan tulis nomor meja, nomor praktikum,

dan nama anda.

7. Simpan daftar peralatan dilaci/lemari anda. Dan anda dapat

mulai kerja percobaan.

PERCOBAAN I

PENGAMATAN ILMIAH

I. Tujuan

1. Memperoleh pengalaman dalam mencatat dan menjelaskan

pengamatan percobaan.

2. Mengembangkan keterampilan dalam menangani alat akca

dan memindahkan bahan kmia padat maupun cairan.

3. Membiaskan diri dengan tata cara keselamatan kerja

dilaboratorium.

II. Pertanyaan Prapraktek :

1. Bagaimana caranya mengamati reaksi yang menghasilakn

gas, cairan dan padatan.

Page 12: Penuntun praktikum kimia dasar 1

2. Mana dari bahan kmia yang perlu dilakukan dengan hati-hati

dan sebutkan bahayanya : alcohol, ammonium nitrat,

kalsium klorida, bahan kmia organic, dan air suling.

III. Dasar Teori

Ilmu kimia mempelajari bangun (struktur) materi dan

perubahan-perubahan yang dialami materi ini dalam proses

alamiah maupun eksperimen yang direncanakan. Seperti dalam

semua ilmu pengetahuan alam orang terus menerus membuat

pengamatan dan mengumpulkan fakta yang kemudian dicatat

dengan cermat sampai dibuat kesimpulan.

Sebelum menarikkesimpulan, data hasil observasi yang

banyak diringkas menjadi satu pertanyaan singkat yang disebut

“hukum”. Hukum dan fakta yang ada dijelaskan dengan bantuan

hipotesis ataupun suatu teori yang dirancang untuk menyarankan

mengapa atau bagaimana suatu hal dapat terjadi.

Semua hal ini jika disimpulkan merupakan suatu prosedur

yang disenut Penelitian Ilmiah yang melibatkan tiga langkah

utama, yaitu :

1. Pelaksanaan percobaan dan mengumpulkan data

2. Menjelaskan hipotesis untuk menghubungkan

danmenjelaskan data yang ada

3. Mengajukan teori

Hipotesis yang diajukan kadang-kadang terbukti tidak terlalu

sesuai keadaan yang nyata dan terjadi, walaupun tidak segeraa

ditolak. Hal ini terjadi karena banyak para ilmuwan kimia yang

Page 13: Penuntun praktikum kimia dasar 1

enggan untuk meninggalkan teori lama untuk menganut dan

mengembangkan teori yang baru yang oleh mereka dikatakan

bahwa masih banyak hal-hal dialam ini yang samar-samar dan

tidak jelas. Oleh sebab itu hipotesis dapat ditolak, diubah atau

walaupun jarang, sedusah diuji seksama, bahkan menjadi hokum

atau teori ilmiah. Mari kita lihat cara mengajukan hipotesis.

Merkuri oksida yaitu serbuk jingga, dimasukkan dalam

tabung reaksi dan dipanaskan selama 2 menit. Batang korek api

dinyalakan kemudian dipadamkan. Batang korek api yang masih

membara ini lalu didekatkan pada mulut tabung.

Pengamatan Hipotesis

Loagam keperakan

terbentuk dibagian dalam

tabung reaksi

Batang korek api kembali

menyala

Merkuri dan oksigen

dihasilkan dari pemanasan

merkuri oksida

IV. Prosedur Percobaan

1. Busa hitam. Masukkan gula pasir kedalam gelas piala150

mL sampai 1/6 gelas piala terisi. Tambahkan 5 mL asam

sulfat pekat dan aduk hati-hati.

2. Panas dan dingin. Masukkan seujung sudip ammonium

klorida kedalam tabung reaksi dan kalsium klorida kedalam

tabung reaksi yang lain. Isilah tabung sampai setengahnya

dengan air. Peganglah bagian bawah tabung (catatan :

Page 14: Penuntun praktikum kimia dasar 1

buanglah bahan kmia kedalam bak cuci, lalu siram dengan

air yang banyak).

3. Aktif dan tidak aktif. Isilah gelas piala (250 mL) dengan air

sampai setengahnya. Masukkan sebuah paku besi dan

sekeping logam kalsium dalam air. Catat pengamatan anda

dan ajukan hipoetesis.

4. Paku tembaga. Isilah setengah gelas piala (250 mL) dengan

larutan tembaga (II) sulfat, masukkan sebuah paku besi

kedalamnya. Tunggu beberapa menit lalu catat

pengamatan anda.

5. Ada dan hilang. Masukkan sekitar 10 mL merkuri (II) nitrat

ke dalam gelas ukur. Tambahkan 20 mL larutan kalium

iodide ke dalam gelas piala tersbut. Amati dan cata,

kemudian ajukan hipotesa anda.

PERCOBAAN II

RUMUS EMPERIS SENYAWA

Page 15: Penuntun praktikum kimia dasar 1

I. Tujuan :

1. Mencari rumus emperis dari suatu senyawa dan

menetapkan rumus molekul senyawa tersebut.

2. Mempelajari cara mendapatkan data percobaan dan cara

memakai data untuk menghitung rumus emperis.

II. Pertanyaan Prapraktek

1. Berilah 5 buah contoh senyawa yang memilki rumus

molekul dan rumus emperis yang sama dan 5 buah senyawa

yang memiliki rumus molekul dan rumus emperis yang

berbeda.

2. Pembakaran senyawa CxHy dalam oksigen berlebih

menghasilkan 11 g H2O. jika Ar O = 16, C = 12 dan H = 1.

Bagaimana rumus emperis senyawa tersebut.

III. Dasar Teori

Untuk menyatakan komposisi zat-zat dan menggambarkan

perubahan-perubahan kualitatif yang terjadi selama reaksi kimia

secra tepat, singkat dan langsung, kita gunakan lambing-lambang

kmia dan rumus-rumus kimia. Secara umum dikenal rumus

emperis dan rumus molekul.

Rumus emperis adalah suatu senyawa yang menyatakan

nisbah (jumlah) terkecil jumlah atom yang terdapat dalam

senyawa tersebut, sedangkan rumus yang sebenarnya untuk

semua unsure dalam senyawa dinamakan rumus molekul. Sebagi

contoh karbohidroksida terdiri dari 1 atom C dan 2 atom O, maka

Page 16: Penuntun praktikum kimia dasar 1

rumus emperisnya CO2. Hidrogen peroksida yang mempunyai 2

atom H dan 2 atom O memiliki rumus molekul H2O2 rumus

emperisnya HO.

Untuk penulisan rumus emperis walau tak ada aturan yang

ketat, tetapi umumnya untuk zat anorganik, unsure logam atau

hydrogen ditulis terlebih dahulu, diikuti dengan non

logam/metalloid dan akhirnya oksigen, sedangkan untuk zat-zat

organic aturan yang umum berlaku adalah C, H, O, N, S, dan P.

Berdasarkan beberapa percobaan yang dilakukan

disimpulkan rumus empiris ditentukan lewat penggabungan

nisbah bobot dari unsure-unsurnya. Ini merupakan langkah yang

penting untuk memperlihatkan sifat berkala dan unsure-unsur.

Secara sederhana penentuan rumus emperis suatu senyawa

dapat dilakukan dengan eksperimen, dengan menentukan

persentase jumlah unsure-unsur yang terdapat dalam zat

tersebut, memakai metode analisis kimia kuantitatif. Disamping

itu ditentukan pula massa molekul relative senyawa tersebut.

Untuk menyatakan rumus emperis senyawa telah diketahui dapat

disimpulkan sifat-sifat fisik dan kimia dari zat tersebut, yaitu :

1. Dari rumus emperis ini dapat dilihat unsure apa yang

terkandung senyawa tersbut, dan berapa banyak atom dari

masing-masing “unsur membentuk molekul senyawa

tersebut”.

2. Massa molekul relative dapat ditentukan dengan

menjumlahkan massa atom relative dari unsure-unsur yang

membentuk senyawa.

Page 17: Penuntun praktikum kimia dasar 1

3. Berdasarkan rumus emperis dapat dihitung jumlah relative

unsure-unsur yang terdapat dalam senyawa atau komposisi

persentase zat tersebut.

IV. Prosedur Percobaan

1.Ambil cawan krus dan tutupnya. Alat ini harus bersih dan

kering.

2.Timbang krus dan tutupnyahingga ketelitian 0,001 g, catat

bobotnya.

3.Kedalam cawan tambahkan 0,5 g logam tembaga, campur

dengan 10 mL asam nitrat 4 M dan tutup dengan gelas arloji.

4.Pemanasan dilanjutkan sampai terbentuk Kristal kekuning-

kuningan, dinginkan dalam suhu kamar.

5.Timbang cawan penguap besera isinya sampai bobot tetap.

6.Tentukan rumus emperis dari oksida tembaga tersebut.

Page 18: Penuntun praktikum kimia dasar 1

PERCOBAAN III

STRUKTUR SENYAWA

I. Tujuan :

1. Menyususn model setiap senyawa yang ditugaskan

berdasarkan rumus molekulnya.

2. Menggambarkan model senyawa dalam struktur tiga

demensi.

3. Menggambarkan rumus struktur untuk setiap senyawa

berdarkan model molekulnya.

4. Menuliskan rumus struktur dan titik electron untuk setiap

model senyawa yang diberikan oleh asisten.

II. Pertanyaan Prapraktek :

Page 19: Penuntun praktikum kimia dasar 1

1. Bagaimana perbedaan panjang ikatan tunggal dengan

ikatan ganda dua dan ikatan ganda tiga.

2. Beri nama bentuk ruang (model 3 demensi) tetrahedral,

octahedral, linier, dll dari senyawa berikut : a) H2, b) CH4,

c) C6H6, d) C2H2

3. Gambarkan rumus struktur dan rumus titik lektron dari

setiap model yang digambarkan pada soal (2).

III. Dasar teori

Atom-atom bereaksi satu sama lain dengan menggunakan

electron-electron dalam tingkatan energy terluar. Antar aksi

electron ini menghasilkan gaya-gaya tarik yang kuat “ikatan

kimia” yang mengikat atom-atom bersamaan dalam suatu

senyawa.

Dari rumus senyawa seperti H2O, H2O2, HCl, CO2, C2H2 jelas

bahwa atom-atom dari unsure yang berlainan mempunyai

kemampuan berlainan dalam mengikat satu sama lain.

Kemampuan bersenyawa suatu unsure disebut valensi.

Wajah struktur yang paling penting dari atom-atom dalam

menentukan perilaku kimia ialah banyaknya electron dalam

tingkatan energy terluarnya. Electron-electron terluar ini dirujuk

sebagai “energy valensi”. Bila atom-atom suatu unsure

bersenyawa dengan atom-atom unsure lain, selalu terjadi

perubahan dalam distribusi electron pada tingkatan energy

terluarnya. Terjadinya pembentukan senyawa menyebabkan

atom-atom unsure tertentu cenderung memperoleh electron dan

Page 20: Penuntun praktikum kimia dasar 1

atom unsure lain cenderung kehilangan electron. Masing-masing

berupaya untuk menghasilkan suatu penataan yang stabil.

Na + Cl Na + Cl

H + Br H + Br

Pada umumnya, bila suatu unsure non logam bersenyawa

dengan unsure-unsur non logam lain, electron tidak dibuang

ataupun diambil oleh atom-atom, melainkan digunakan secara

bersama-sama yang disebut “ikatan kovalen”. Senyawa yang

dibentuk oleh ikatan kovalen disebut senyawa kovalen.

3H + N H-N-H

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengambil

kesimpulan mengenai rumus titik electron senyawa dari suatu

model. Model tersbut disusun dari sejumlah bola dan tongkat

penghubung. Setiap bola mewakili sebuah atom dan setiap

tongkat penghubung mewakili satu ikatan kovalen tunggal. Satu

ikatan kovalen tunggal terdiri dari dua electron yang

digambarkan dengan 2 titik.

Untuk menysusun suatu model, satu tongkat yang

menghubungkan dua bola menggambarkan satu ikatan tunggal.

Jika dua bola bergabung dengan dua tongkat, ini berarti satu

ikatan ganda atau empat electron ikatan. Tiga tongkat yang

menggabungkan dua bola menggambarkan tiga pasang electron

ikatan.

IV. Prosedur Percobaan

Page 21: Penuntun praktikum kimia dasar 1

1. Susunlah model molekul untuk setiap senyawa dibawah ini

(A, B, C, D). gambarkan model tiga demensinya pada lembar

laporan.

2. Gambarkan rumus struktur dari setiap senyawa.

3. Tuliskan rumus titik lektron sesuai dengan rmus etrukturnya.

Setiap atom harus dikeleilingi oleh electron octet . (catatan :

kecuali atom hydrogen karena hanya mempunyai satu

subkulit dan ditempati oleh dua electron).

4. Periksa kembali setiap rumus titik electron dengan jalan

menjumlahkan electron valensinya.

Senyawa-senyawa prosedur diatas :

Senyawa A : senyawa dengan iaktan tunggal

H2 Cl2 Br2 I2 HCl HBr HI CH4

Cl4 CH2I2 NH3 H2O2 CH3OH

Senyawa B : Senyawa dengan ikatan ganda dua

C2H4 HONO HCOOHC2HCl3

CH3N2CH3

Senyawa C : Senyawa dengan ikatan ganda tiga

N2 C2H2 HOCN

Senyawa D : senyawa dengan dua iaktan ganda

CO2 C3H4 C2H2O

Senyawa yang tidak diketahui

Gambarkan rumus struktur setiap model molekul senyawa

yang diberi oleh asisten. Tuliskan rumus titik elektronnya sesuai

dengan rumus struktur.

Page 22: Penuntun praktikum kimia dasar 1

PERCOBAAN IV

Page 23: Penuntun praktikum kimia dasar 1

TITRASI ASAM BASA : VOLUMETRI

I. Tujuan :

1. Mempelajari dan menerapkan teknik tiitrasi untuk

menganalisis contoh yang mengandung asam.

2. Menstandarisasi larutan penitrasi.

II. Pertanyaan Prapraktek :

1. Apa yang dimasud dengan :

a) asam b) basa c) titik ekivalen d) indicator

2. Jelaskan perbedaan titik akhir titrasi dengan titik ekivalen.

3. Sebanyak 0,7742 g kalium hydrogen sitrat dimasukkan

kedalam Erlenmeyer dan dilarutkan dengan air suling,

kemudian dititrasi dengan larutan NaOH, berupa

molaritaas larutan NaOH tersebut?

III. Dasar Teori

Analisa volumetric adalah analisa kuantitatif dimana kadar

komponen dari zat uji ditetapkan berdasarkan volume pereaksi

(konsentrasi doketahui) yang ditambahkan kedalam larutan zat

uji, hingga komponen yang akan ditetapkan bereaksi secara

kuantitatif dengan pereaksi tersebut. Proses yang dikenal dengan

“titrasi”, oleh karena itu analisis volumetric dikenal juga dengan

“analisa titrimetri”.

Suatu pereaksi dapat digunakan sebagai dasar analisa

titrimetri apabila memenuhi syarat-syarat berikut :

Page 24: Penuntun praktikum kimia dasar 1

1. Reaksi harus berlangsung sesuai persamaan reaksi kimia

tertentu, harus tidak ada reaksi samping.

2. Reaksi harus berlangsung sampai benar-benar lengkap pada

titik ekivalen, suatu indicator harus ada untuk menunjukkan

titik ekivalen.

3. Reakjsi harus berlangsung cepat, sehingga titrasi dapat

dilakukan dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama

Pereaksi yang digunakan dinamakan titran dan larutannya

disebut larutan titer atau larutan baku. Konsentrasi larutan ini

dapat dihitung berdasarkan berat baku yang ditimbang secara

seksama atau dengan penetapanyang dikenal dengan

standarisasi (pembakuan) terhadap larutan basa, yang

selanjutnya digunakan untuk menganalisis contoh yang

mengandung asa. Bila sebagai titran adalah larutan baku asam,

maka penetapan tersebut asidimetri dan bila larutan baku basa

sebagai titran maka disebut alkalimetri.

Secara ringkas reaksi asam atau basa atau netralisasi

disebabkan oleh proton (H+) dari asam yang beraksi dengan OH-

dari basa. Reaksi yang terjadi adalah :

H+(aq) + OH-

(aq) H2O(aq)

Sumber ion H+ dapat berasal dari asam atau kuat atau

asam lemak, dan ion OH- berasal dari basa kuat dan lemah. Bila

H+ dan OH- berasal dari asam kuat maka reaksi tersebut

dinamakan reaksi asam kuat-basa kuat.

Page 25: Penuntun praktikum kimia dasar 1

Pada kebanyakan titrasi asam basa, perubahan larutan

pada titik ekivalen tidak jelas. Untuk mengatasi hal ini maka

digunakan indicator yaitu senyawa organic atau basa lemah yang

mempunyai warna molekul (warna asam) berbeda dengan warna

ionnya (warna basa), dimana indicator ini memperlihatkan

perubahan warna pada pH tertentu. Secara umum untuk titrasi

asam basa, indicator yang digunakan indicator fenolftalien yang

mempunyai trayek pH 8,3 – 10,5 dimana senyawa ini tidak

bewarna pada larutan asam dan bewarna merah jambu dalam

larutan basa.

IV. Prosedur Percobaan :

A. Standarisasi larutan NaOH 0,1 M

Cuci dengan baik buret 50 mL, selanjutnya bilas dengan

air suling, tutup ceratnya dan masukkan kira-kira 5 mL

larutan NaOH yang akan distandarisasi. Miringkan dan

putar buret dan ulangi proses pembilasan sekali atau dua

kali dengan larutan NaOH. Isi buret dengan larutan hingga

skala 0, alirkan larutan untuk mengeluarkan gelembung

udara pada ujung buret dan isi buret kembali.

Cuci 3 erlenmeyer 250 mL dan kemudian bilas dengan

air suling. Pipet 25 mL larutan HCl standar 0,1 M kedalam

setiap Erlenmeyer. Tambahkan kedalam Erlenmeyer

masing-masing 25 mL air suling dan 3 tetes indicator

fenolftalien. Catat kedudukan awal NaOH pada buret

kemudian alirkan sedikit larutan NaOH pada Erlenmeyer

pertama. Titik akhir tercapai bila bewarna merah jambu

Page 26: Penuntun praktikum kimia dasar 1

bertahan selama 30 detik setelah campuran. Catat volume

akhir dalam buret, isi buret kembali dan titrasi pada

Erlenmeyer kedua dan ketiga. Hitunglah molaritas larutan

standar NaOH.

B. Menentukan persentase asam asetat dalam cuka

Cuka dapur mengandung asam asetat 4-6%. Akrena

komponen yang bersifat asam dalam cuka adalah asam

asetat, maka konsentrasi asam asetat dapat dengan

mudah ditentukan melalui titrasi dengan larutan standar

NaOH atau basa kuat lainnya.

Contoh cuka dapat diperoleh dipasar dan dicatat

pengmatan pada labelnya seperti nomor, merek, dan

sebaginya. Cuci dan bilas tiga Erlenmeyer 250 mL, pipet 2

mL asam cuka kedalam setiap Erlenmeyer. Tambahkan 20

mL air suling, 3 tetes indicator fenolftalien dan selanjutnya

titrasi dengan larutan standar NaOH sampai terebntuk

warna merah jambu. Hitung persentase masa pada tiap-

tiap contoh.

Page 27: Penuntun praktikum kimia dasar 1

PERCOBAAN V

PENETAPAN MASSA MOLAR

BERDASARKAN PENURUNAN TITIK BEKU

I. Tujuan

1. Menetapkan titik beku cairan murni dan larutan.

2. Menetapkan massa molar dari senyawa yang tidak diketahui

berdasarkan penurunan titik beku.

II. Pertanyaan Prapraktek

Page 28: Penuntun praktikum kimia dasar 1

1. Dalam 400 g air dilarutkan 9 g glukosa dan sejumlah urea.

Bila titik beku larutan -0,93 C tentukan berat urea yang

ditambahkan.

2. Sebanyak 1,2 g senyawa rumus C8H8O dilarutkan dalam 15,0

mL sikloheksana (ρ 0,799 g/mL). hitunglah molaritas larutan

ini.

III. Dasar Teori

Sifat koligatif merupakan sifat yang berlaku umum pada

larutan, dimana besarnya hanya bergantung pada jumlah partikel

yang terdapat dalam larutan, tidak bergantung pada jenisnya.

Sifat-sifat tersebut adalah :

1. Penurunan titik beku, Tb

2. Kenaikan titik didih, Td

3. Penurunan tekanan uap, P

4. Tekan osmose, π = mRT

Larutan akan memperlihatkan perilaku pendinginan yang

berbeda dengan cairan murni. Temperature larutan akan turun

lebih rendah tetapi belum membeku, kemudian akan turun lagi

secara perlahan disaat pembekuan berlangsung (gambar b),

lewat dingin, artinya temperature turun di bawah titik beku lalu

naik lagi. Untuk memperoleh titik yang terbaik, tariklah dua garis,

masing-masing untuk bagian atas dan bagian bawah kurva

hingga berpotongan. Titik potong menunjukkan titik beku.

T T

Page 29: Penuntun praktikum kimia dasar 1

T

Penurunan titik beku dirumuskan sebagai berikut :

Tb = Kb . m

Tb = Tb lar – Tb pel

Dimana

M = (w2/Mr W2) x (1000/w1)

Keterangan :

W2 = massa zat terlarut

Mr = Mr zat terlarut

W1 = massa pelarut

M = Molalitas

Pada larutan elektrolit, nilai koligatif lebih besar dari zat

non elektrolit, sebab zat elektrolit mengalami disosiasi / ionisasi

membentuk ion-ionnya sehingga ada factor koreksi Van Hoff (i).

Tb = Kb . m . i

Tb = Kb . m (1+(n-1)α)

Dengan

n = jumlah ion

a = derajat ionisasi

IV. Prosedur Percobaan

A. Penetapan titik beku pelarut

Page 30: Penuntun praktikum kimia dasar 1

1.Ambil tabung raksi besar, gabus, sumbat dengan dua

lubang, thermometer dengan ketelitian sampai 0,1oC,

statif dan klem, kawat kasa, kawat pengaduk, dan gelas

piala 600 ml. rakitlah alat seperti gambar berikut,

pasanglah thermometer dan kawat pendingin yang terdiri

dari es, air dan sedikit garam.

2.Tambahkan tepat 5 ml air ke dalam tabung, lalu pasanglah

sumbat. Jepitlah tabung seperti yang terlilhat pada

gambar. Pastikan permukaan cairan pendingin dalam

gelas piala.

3.Gunakan kawat pengaduk untuk mengaduk p Xilena

sewaktu mendingin. Jika temperature telah mencapai

18oC, catatlah temperatur setiap 15 detik hingga p Xilena

membeku.

4.Angkat tabung dari cairan pendingin dan biarkan mencair

kembali. Gunakan tabung dan isinya untuk percobaan B.

B. Penetapan masa senyawa yang tak diketahui

1. Ambil kira-kira 1 sampai 2,5 gr senyawa, dan timbang

dengan ketelitian tinggi. Pindahkan ke dalam tabung

hingga semua zat larut.

2. Tetapkan titik beku larutan p Xilena, catat temperature

setiap 15 detik seperti pada butir 3.

V. Perhitungan

1. Plot kurva titik beku p Xilena murni, tentukan titik beku

pelarut murni.

Page 31: Penuntun praktikum kimia dasar 1

2. Buat kurva titik beku larutan senyawa dalam p Xilena.

Gunakan metode yang digunakan pada latar belakang,

tentukan titik beku larutan.

3. Tetapan titik beku molar (Kb) p Xilena = 4,3oC per menit.

Cari rapatan p Xilena dalam handbook dan hitung masa

pelarut yang digunakan. Hitung masa molar senyawa.

4. Asisten akan memberikan rumus empiris senyawa. Hitung

rumus molekulnya.

Page 32: Penuntun praktikum kimia dasar 1

PERCOBAAN VI

PEMBUATAN ESTER

I. Tujuan

1. Mensintesis 3 macam ester.

2. Mengetahui pengaruh konsentrasi alcohol terhadap reaksi

kesetimbangan pembuatan ester.

3. Mengeahui pengaruh konsentrasi asam karboksilat terhadap

reaksi kesetimbangan pembuatan ester.

4. Mengenal bau khas dari beberapa ester.

II. Pertanyaan Prapraktek

1. Berikan 10 contoh ester yang terdapat pada essen buah-

buahan.

2. Tuliskan struktur umum dari alcohol primer, sekunder, dan

tersier.

3. Tulis persamaan reaksi :

a. Alcohol primer dengan asam karboksilat

b. Alcohol sekunder dengan asam karboksilat

c. Alcohol tersier dengan asam karboksilat

III. Dasar Teori

Ester ssaalah satu dari kelas dari senyawa organic yang

sangat berguna yang sering dijumpai di alam. Ester merupakan

senyawa turunan karboksilat dimana atom H pada –COOH diganti

dengan gugus alkil (-R) atau aril (-Ar), sehingga pada tata nama

Page 33: Penuntun praktikum kimia dasar 1

menurut IUPAC gugus alkil tersebut lebih dahulu, lalu gugus

karboksilatnya. Contoh CH3COOCH3 dengan nama metal asetat.

Digunakan untuk polimer sintetik dan dapat diubah menjadi

aneka ragam senyawa lain. Cita rasa buah alamiah merupakan

ramuan rumit bermacam-macam ester bersama dengan senyawa

organic lain. Cita rasa buah sintetik biasanya hanya merupakan

ramuan sederhana dari beberapa ester dan senyawa lain.

Ester dapat disintesis dengan mereaksikan asam

karboksilat dan alcohol dengan bantuann katalis asam. Reaksi ini

disebut esterifikasi, berlangsung reversible, dengan reaksi

umum :

RCOOH + ROH RCOOR +

H2O

Asam karboksilat alcohol ester air

Laju reaksi terhadap asam karboksilat bergantung terhadap

efek sterik dari alcohol dan asam karboksilat. Kuat asam dari

asam karboksilat hanya memberikan sumbangan kecil dalam laju

reaksi pembentukan ester. Kenaikan kereaktifan alcohol terhadap

esterifikasi adalah :

Alcohol tersier < alcohol sekunder < alcohol

primer < CH3OH

Ester bertitik didih dan titik beku lebih rendah dari asam

karboksilat penyusunnya. Ester suhu rendah berupa zat cair yang

berbau harum. Ester bersifat netral, mudah direduksi menjadi

alcohol dan mudah terhidrolisis menjadi asam dan alkoholnya.

Page 34: Penuntun praktikum kimia dasar 1

IV. Prosedur Percobaan

A. Sintesis dan Identifikasi Ester

1. Masukkan 1 ml asam asetat glacial dan 1 ml isoamil

alcohol kedalam tabung reaksi. Perhatikan baunya.

2. Kemudian dengan hati-hati tambahakan 10 tetes asam

sulfat 6M, aduk, lalu masukkan tabung reaksi ke

penangas air selama 10 menit. Terbentuk 2 lapisan,

bagian atas adalah ester.

3. Pindahkan beberapa tetes lapisan atas ke dalam gelas

arloji.

4. Identifikasi baunya.

B. Esterifikasi dengna Alkohol Berlebih

1. Siapkan 3 tabung reaksi yang kering dan bersih, masing-

masing isi dengan 3 ml asamnya lalu berturut-turut

tambahkan alcohol 2,3, dan 4 ml.

2. Tambahkan pada setiap tabung 10 tetes asam sulfat 6M

secara perlahan, lalu panaskan dalam penangas air

selama 10 menit.

3. Terbentuk 2 lapisan. Lapisan atas adalah ester.

4. Bandingkan bau yang terbentuk, zat apa saja yang pada

setiap tabung.

C. Sintesis Beberapa Ester

Lakukan percobaan seperti cara A dengan,

1. Asam benzoate 200 mg dan methanol 3 ml, 15 tetes

asam sulfat 6 M.

Page 35: Penuntun praktikum kimia dasar 1

2. Asam asetat 1 ml dan butanol 1 ml, 10 tetes asam sulfat

6 M.

D. Esterifikasi dengan Asam Berlebih

1. Siapkan 3 tabung reaksi yang kering dan bersih, masing-

masing masukkan asam 4,6, dan 8 ml lalu setiap tabung

diberi 3 ml alkohol.

2. Tambahkan pada setiap tabung 15 tetes asam sulfat 6M

secara perlahan, lalu panaskan dalam penangas air

selama 10 menit.

3. Terbentuk 2 lapisan. Lapisan atas adalah ester.

4. Bandingkan bau yang terbentuk.

PERCOBAAN VII

ANALISIS MELALUI PENGENDAPAN

I. Tujuan

1. Mengendapkan BaCl2 dan menentukan persentase hasil

BaCrO4.

2. Menentukan persentase BaCl2 dalam campuran.

3. Mendalami hokum stoikiometri.

4. Mengembangkan keterampilan menyaring dan

memindahkan endapan.

Page 36: Penuntun praktikum kimia dasar 1

II. Pertanyaan Prapraktek

1. Berikan defenisi untuk : filtrasi, % komposisi, endapan,

stoikhiometri, supernatann, hasil teoritis.

2. Bagaimana menguji endapan telah sempurna.

3. Apa yang terjadi jika endapan tidak sempurna.

4. Apa yang anda lakukan jika partikel endapan terlihat dalam

filtrate.

III. Dasar Teori

Endapan merupakan zat yang memisahkan diri dari

larutan, berfase padat, terbentuk jika lewat jenuh. Suatu zat akan

mengendap jika hasil kali kelarutan ion-ionnya lebih besar dari

Ksp. Kelarutan (s) didefenisikan sebagai konsentrasi molar dari

larutan jenuhnya.

Pembentukan endapan adalah salah satu teknik untuk

memisahkan analit dari zat lain, dan endapan ditentukan dengan

cara ditimbang dan dilakukan perhitungan stoikhiometri. Cara ini

dikenal dengan nama gravimetri.

Gravimetri berdasar pada reaksi berikut :

aA + rR AaRr

dengan :

A = molekul analit A

R = molekul analit R

AaRr = zat yang mengendap

Pereaksi R berlebih biasanya untuk menekan kelarutan

endapan. Keberhasilan analisa gravimetri bergantung pada :

Page 37: Penuntun praktikum kimia dasar 1

a. Kesempurnaan proses pemisahan hingga kuantitas yang

tidak baik mengendap tak ditemukan (biasanya 0,1 mg)

b. Zat yang ditimbang mempunyai susunan tertentu yang

diketahui dan murni.

IV. Prosedur Percobaan

A. Penentuan endapan teoritis dan persen hasil

1. Timbang gelas piala 250 mL dan catat bobotnya.

2. Masukkan kira-kira 1 g BaCl2 kedalam gelas piala dan

timbang.

3. Lalu tambahkan 25 mL air suling, aduk hingga

homogeny, lalu tambahkan lagi 25 mL K2CrO4, aduk dan

amati endapan yang terbentuk. Ujilah dengan

memberikan K2CrO4 beberapa tetes, apakah endapan

terbentuk.

4. Jika endapan BacrO4 masih terbentuk, tambahkan terus

hingga endapannya hilang.

5. Panaskan hingga mendidih, jauhkan dari api, dan saring

dengan kertas saring whatman yang telah diketahui

beratnya. Keringkan, timbang dan catat bobotnya.

6. Hitung hasil teoritis endapan BaCrO4 dan persen

hasilnya.

B. Penentuan endapan teoritis dan persen hasil

1. Dapatkan campuran yang mengandung BaCl2. Catat

bobotnya.

2. Ulangi prosedur A.

Page 38: Penuntun praktikum kimia dasar 1

3. Hitung massa dan persentase BaCl2 dalam campuran itu.

PERCOBAAN VIII

Page 39: Penuntun praktikum kimia dasar 1

UJI MOLEKUL HAYATI

I. Tujuan :

1. Mengenal sifat-sifat fisika dan kimia molekul karbohidrat,

protein, dan lemak.

2. Menghubungkan reaksi karbohidrat dengan strukturnya.

3. Melakukan uji sederhana terhadap molekul hayati.

II. Pertanyaan Prapraktek :

1. Bandingkan struktur glukosa dan fruktosa.

2. Apa yang dimaksud dengan ikatan peptide, gambar

strukturnya.

3. Tulis asam amino esensial beserta rumusnya.

III. Dasar teori :

A. Karbohidrat

Karbohidrat adlah polihidroksi aldehid atau keton yang

secara alamiah terbagi atas monosakarida, oligosakarida dan

olisakarida. Monosakarida mengandung satu gugus aldehid

disebut aldosa, seperti fruktosa. Oligosakarida adalah karbohidrat

dengan 2 sampai 8 polimer monosakarida, biasanya bersifat larut

dalam air. Polisakarida merupakan polimer monosakarida

berantai lurus atau bercabang dan dapat dihidrolisis

menghasilkan oligosakarida dan monosakarida.

Semua jenis karbohidrat akan bewarna merah bila

larutannya diberi beberapa tetes α-napthol sebagai uji molisch.

Cara lain untuk mengetahui adanya karbohidrat adalah uji

benedict (adanya gula pereaksi bewarna hijau, kuning atau

Page 40: Penuntun praktikum kimia dasar 1

merah), uji fehling (endapan merah bata). Reaksi dengan

golongan phenol akan menghasilkan warna berbeda dari tiap-tiap

golongan karbohidrat

CHO

H OH

HO H

H OH

H OH

CH2OH

(D) glukosa

B. Lipida

Didefenisikan sebagai senyawa organic yang terdapat

dialam dan lak larut dalam air, larut dalam pelarut organic non

polar seperti hidrokarbon atau dietil eter. Lipida bersifat palstis

(mudah dibentuk) yang mengandung Kristal trigliserida padat dan

sebagian cair. Titik lebur tergantung jenis asam lemaknya, mudah

menyerap bau, dapat terhidrolisis dengan basa membentuk

sabun dan gliserol. Reaksi ini dikenal dengan safonakasi.

O

CH2-O-C-R1

O

CH-O-C-R2

O

CH2-O-C-R3

Page 41: Penuntun praktikum kimia dasar 1

Trigliserida

C. Protein

Protein merupakan poliamida yang dihungkan dengan

ikatan peptide, dapat dihidrolisis menjadi asam-asam amino. BM

nya besar sekali, karenanya mudah mengalami perubahan bentuk

fisis maupun aktifitas biologisnya. Asam amoni penyususun

protein adalah senyawa yang satu atau lebih gugus karboksil (-

COOH) dan satu atau lebih gugus amino (-NH2) yang salah

satunya berada tepat disebelah gugus karboksil. Di alam terdapat

20 jenis asam amino.

O

H2N CH C OH

CH3

Asam amino

IV. Prosedur Percobaan

A. Uji karbohidrat

1. Uji molisch

Siapkan 5 tabung reaksi yang bersih secara berurutan

diisi : 2 mL larutan glokosa 2%, 2 mL larutan fruktosa, 2

mL larutan sukrosa 2%, 2 mL amylum 2%. Tambahkan 2

tetes reagen molisch (10% α-napthol dalam etanol) pada

tiap tabung. Lalu beri 2 mL H2SO4 pekat secara perlahan

hingga terbentuk lapisan dalam tabung. Amati perubahan

warna yang terjadi.

Page 42: Penuntun praktikum kimia dasar 1

2. Uji Fehling

ambil satu tabung reaksi dan isi dengan 4 mL air suling,

tambahkan 1 mL larutan fehling A dan fehling B.

campurkan lalu bagi tiga. Tabung 1 sampai dengan 3

secara berurutan diisi 2 mL glukosa, sukrosa dan amylum.

Panaskan ketiga tabung rekasi dalam penangas air

temperature 60oC selama 10 menit. Amati perubahan

warna yang terjadi.

B. Uji protein dan asam amino

samapel putih telur, susu (larutkan dalam air) dan madu

diuji dengan pereaksi berikut :

1. Biuret

Tabung reaksi yang telah berisi 2 mL sample, tambahkan

5 tetes larutan CuSO4 0,005 M dan 2 mL NaOH 10 M,

kocok dan mati perubahan warna yang terjadi.

2. Xantoprotein

Tabung reaksi yang berisi 0,5 mL sample, tambahkan

volume yang sama HNO3 pekat. Amati perubahan

perubahan warna yang terjadi. Tambahkan NaOH hingga

alkalis, amati perubahan warna yang terjadi.

3. Ninhidrin

tabung reaksi yang berisis 1 mL sample, tambahkan 5

mL tetes ninhidrin, didihkan selama 2 menit. Amati

perubahan warna yang terjadi.

C. Uji Lemak

Page 43: Penuntun praktikum kimia dasar 1

1. Uji Karoten

siapkan 2 tabung reaksi pyrex kering. Tabung diisi

dengan 5 tetes minyak nabati dan yang lain dengan 5

tetes gliserol. Tambahkan padatan kalium hydrogen sulfat

dengan bobot yang sama. Panaskan dengan Bunsen.

Tepiskan uapnya ke hidung, catat dan bandingkan bau

alrolen dari gliserol maupun minyak nabati.

Page 44: Penuntun praktikum kimia dasar 1

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, C.H and J.L.Hawes, 1971, Basic Exsperimental

Chemistry. A Laboratory Manual for

Beginning students. W.A.Benjamin, California.

Day, Jr, R.A. and Underwood A.L, 1990, Analisa Kimia Kuantitatif,

Edisi IV, Erlangga, Jakarta.

Dosen-dosen Kimia di P.T.Wilayah Barat, 1994, Penuntun

Praktikum Kimia Dasar, Jakarta.

Fessenden dan Fessenden, 1992. Kimia Organic II, Erlangga,

Jakarta.

Page 45: Penuntun praktikum kimia dasar 1

Keenan, C.W, D.C.Kleinfeller, J.H. Wood, 1986. Ilmu Kimia untuk

Universitas. (terjemahan A.H.Pudjaamaka) terbitan VI, Erlangga,

Jakarta.

Mueller, W.J, M.G.Ondrus, M.Orfield, G.L.Zimmerman, 1985.

Introduction to Chemistry the Laboratory, J.C.Nurrenber,

Minnesota.

Sudaremadji, S, Haryono, B, dan Suhardi, 1981. Analisa Bahan

Pangan dan Pertanian. Liberty, Yogykarta.

Winarno, 1992. Kimia Pangan dan Gizi, P.T.Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta.

Vogel & Vogel, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitative Makro

dan Semmikro (terjemahan A.H.Putjaamaka), Edisi V, P.T.Kalman

Media Pustaka, Jakarta.