penuntun praktikum kimia analitik · 2017. 7. 23. · 1 praktikum i asidi alkalimetri i....

31
i PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK OLEH: A. A. ISTRI SRI WIADNYANI, S.TP., M.SC IR. A. A. G. N. ANOM JAMBE, M.SI NI LUH ARI YUSASRINI, S.TP., M.P JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA 2017

Upload: others

Post on 30-Apr-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK · 2017. 7. 23. · 1 PRAKTIKUM I ASIDI ALKALIMETRI I. PENDAHULUAN 1.1. TEORI Dasar titrasi asam-basa adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara

i

PENUNTUN PRAKTIKUM

KIMIA ANALITIK

OLEH:

A. A. ISTRI SRI WIADNYANI, S.TP., M.SC

IR. A. A. G. N. ANOM JAMBE, M.SI

NI LUH ARI YUSASRINI, S.TP., M.P

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2017

Page 2: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK · 2017. 7. 23. · 1 PRAKTIKUM I ASIDI ALKALIMETRI I. PENDAHULUAN 1.1. TEORI Dasar titrasi asam-basa adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara

ii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Ida Hyang Widhi Wasa, diktat Penuntun

Praktikum Kimia Analitik dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penuntun praktikum ini

dimaksudkan untuk dipergunakan sebagai pegangan bagi mahasiswa Jurusan Ilmu dan

Teknologi Pangan pada Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana dalam

melakukan praktikum mata kuliah Kimia Analitik

Penuntun praktikum ini disusun dengan tujuan untuk memberikan petunjuk kepada

mahasiswa dalam melakukan pekerjaan dilaboratorium, sebagai dasar untuk melakukan

penelitian yang berhubungan dengan penyelesaian studi ataupun tugas penelitian lainnya.

Penuntun ini akan diuji-cobakan kepada mahasiswa dan apabila praktikum ini dalam

pelaksanaanya tidak mencapai sasaran yang diinginkan maka penuntun ini akan

disempurnakan kemudian.

Kami sadar sepenuhnya bahwa diktat ini masih banyak kekurangannya dan dengan

segala kerendahan hati, untuk tujuan penyempurnaan tersebut kami membutuhkan kritik dan

saran membangun dari semua pihak untuk penerbitan berikutnya. Besar harapan kami

mudah-mudahan diktat penuntun ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Denpasar, Februari 2017

Penyusun

Page 3: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK · 2017. 7. 23. · 1 PRAKTIKUM I ASIDI ALKALIMETRI I. PENDAHULUAN 1.1. TEORI Dasar titrasi asam-basa adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara

iii

DAFTAR ISI

Kata pengantar ………………………………………………………………… ii

Daftar isi ……………………………………………………………………… iii

Tata tertib ……………………………………………………………………… iv

Format laporan ……………………………………………………………….. v

I. ASIDI ALKALIMETRI……………………………………………………. 1

II. PERMANGANOMETRI ….…………………………………………………. 5

III. IODOMETRI ……….………………………………………………………. 9

IV. ARGENTOMETRI …………………………………………………………. 14

V. KOMPLEKSOMETRI ………………………………………………………. 22

Daftar Pustaka ……………………………………………………………………. 26

Page 4: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK · 2017. 7. 23. · 1 PRAKTIKUM I ASIDI ALKALIMETRI I. PENDAHULUAN 1.1. TEORI Dasar titrasi asam-basa adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara

iv

TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Mahasiswa berpakaian sopan, tidak: oblong/t-shirt, baju ketat, sandal jepit padawaktu mengikuti praktikum.

2. Pada saat praktikum wajib mengenakan jas lab dan membawa penuntun praktikum

3. Pada waktu praktikum semua handphone harus dalam keadaan mati/silent.

4. Mahasiswa wajib menjaga kebersihan alat-alat maupun ruangan laboratorium selamamengikuti praktikum

5. Keterlambatan masuk praktikum hanya diijinkan maksimal 15 menit dari jadwal.Lewat dari batas tersebut mahasiswa boleh masuk tapi tidak mendapat presensikecuali dengan alasan yang jelas dan tepat.

6. Tidak diperkenakan melakukan keributan di Laboratorium dalam bentuk apapunselama praktikum.

7. Bila berhalangan, maka mahsiswa diwajibkan memberi keterangan tertulis/suratketerangan dokter. Surat keterangan tersebut harus diserahkan selambat-lambatnyasebelum praktikum dimulai. Bila tidak, dianggap tidak tidak ikut praktikum dan padasesi tersebut diberi nilai nol.

8. Bagi mahasiswa yang berhalangan diberikan satu kali waktu praktikum khusus setelahsemua percobaan selesai dengan sepengetahuan dan seijin dosen pengampu matakuliah ini.

9. Mahasiswa wajib membuat laporan sementara yang diberi paraf/Acc olehdosen/asisten dosen

10. Laporan Praktikum disetorkan paling lambat 1 minggu setelah praktikum dilakukanyang sesuai dengan topik yang dipraktikumkan atau sebelum praktikum selanjutnyadilakukan.

11. Penilaian praktikum meliputi

a. Pre/post- test (30 %)

b. Praktikum harian (70%)

Page 5: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK · 2017. 7. 23. · 1 PRAKTIKUM I ASIDI ALKALIMETRI I. PENDAHULUAN 1.1. TEORI Dasar titrasi asam-basa adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara

v

FORMAT LAPORAN

I. PENDAHULUAN

II. TUJUAN

III. TINJAUAN PUSTAKA (Sesuaikan dengan ndic praktikum)

IV. METODELOGI

4.1. Bahan-bahan

4.2. Alat-alat

4.3. Cara Kerja

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.2. Pembahasan

VI. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN (foto-foto dan laporan sementara)

Page 6: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK · 2017. 7. 23. · 1 PRAKTIKUM I ASIDI ALKALIMETRI I. PENDAHULUAN 1.1. TEORI Dasar titrasi asam-basa adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara

1

PRAKTIKUM I

ASIDI ALKALIMETRI

I. PENDAHULUAN

1.1. TEORI

Dasar titrasi asam-basa adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara ion H+ (H3O)+

dari asam dengan ion OH- dari basa yang akan membentuk air. Sebagai contoh reaksi antara

NaOH dengan HCl:

Asam : HCl H+ + Cl

H+ + H2O H3O+

HCl + H2O H3O+ + Cl-

Basa: NaOH Na+ + OH-

Asam + basa: HCl + H2O H3O+ + Cl

NaOH Na+ +OH-

H3O+ + OH- H2O

HCl + NaOH Na+ + Cl- + H2O

Asidimetri adalah titrasi larutan basa dengan larutan baku asam. Alkalimeri adalah titrasi

larutan asam dengan larutan baku basa.

Indikator asam basa

Indikator asam-basa pada umumnya adalah senyaw organic yang bersifat asam atau

basa lemah dan dalam larutan mengalami ionisasi sbagai berikut:

Hin H+ + In-

(bentuk asam) (bentuk basa)

Bila hanya salah satu bentuk-bentuk itu yang berwrna tertentu disebut indicator satu wrana,

misalnya timoolftalein (tak berwarna-biru), fenolftalein (tak berwarna-merah), bila kedua

Page 7: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK · 2017. 7. 23. · 1 PRAKTIKUM I ASIDI ALKALIMETRI I. PENDAHULUAN 1.1. TEORI Dasar titrasi asam-basa adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara

2

bentuk itu mempunyai warna yang berbeda disebut indicator dua warna, misalnya metal

orange (merah-orange), metal merah (merah-kuning) dan banyak lainnya. Pada titrasi asam

basa indicator yang dipilih harus dapat berubah warna tepat pada saat titik ekivalen tercapai.

Bobot ekivalen

Bobot ekivalen untuk reaksi netralisasi didefinisikan sebagai berikut : satu ekivalen

asam/basa adalah banyaknya asam/basa yang dapat melepaskan satu mol H+ atau OH-

Misalnya:

1. HCl H+ + Cl-

1 ek. HCl = 1 mol

2. H2SO4 2H+ + 2 SO42-

1 ek. H2SO4 = ½ mol

3. NaOH Na+ + OH-

1 ek. NaOH = 1 mol

1.2. TUJUAN:

1. Mahasiswa mampu memahami prinsip-prinsip reaksi netralisasi

2. Mahasiswa mampu melakukan analisis ndicator secara titrasi ndic alkalimetri

II. CARA PEMBUATAN LARUTAN

a. Pembuatan larutan baku primer asam oksalat

Timbang dengan teliti menggunakan neraca analitik sekitar 6,3470 gram asam oksalat

dihidrat dan lakukan dalam air suling pada labu ukur 1 liter sampai tanda batas. Hitung

normalitas larutan tersbut sampai 4 angka di belakang koma.

b. Pembuatan larutan baku sekunder NaOH

Timbang pada neraca teknis kira-kira 4 gram NaOH dan larutkan dalam 1 liter air suling.

c. Indikator fenolftalein 1 %

Dilarutkan 1 gram fenolftalein dalam 100 ml etanol 70%

Page 8: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK · 2017. 7. 23. · 1 PRAKTIKUM I ASIDI ALKALIMETRI I. PENDAHULUAN 1.1. TEORI Dasar titrasi asam-basa adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara

3

III. CARA KERJA

a. Pembakuan larutan NaOH

1. Pipet 10 ml larutan bku asam oksalat dengan pipet volume yang kering dan bersih,

kemudian masukkan larutan ke dalam ndicator .

2. Tambahan 2-3 tetes indicator fenolftalein

3. Titrasi dengan larutan NaOH sampai terjadi perubahan warna dari tak berwarna

menjadi merah muda

4. Catat volume NaOH yang digunakan

5. Ulangi pekejaan di atas sekali lagi

6. Hitung normalitas rata-rata NaOH sampai empat angka di belakang koma

b. Menentukan kadar sampel

1. Pipet 10 ml larutan sampel dengan pipet volume yang kering dan bersih, kemudian

masukkan larutan ke dalam Erlenmeyer

2. Tambahkan 2-3 tetes indicator fenolftlein

3. Titrasi dengan larutan NaOH sampai terjadi perubahan warna dari tak berwarna

menjadi merah muda

4. Catat volume NaOH yang digunakan

5. Ulangi Pekerjaan di atas dua kali lagi

6. Hitung kadar rata-rata sampel sampai dua angka di belakang koma dalam satuan

gram/100 ml (% b/v)

Page 9: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK · 2017. 7. 23. · 1 PRAKTIKUM I ASIDI ALKALIMETRI I. PENDAHULUAN 1.1. TEORI Dasar titrasi asam-basa adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara

4

LEMBAR PENGAMATAN

PRAKTIKUM I: ASIDI ALKALIMETRI

Nama :

NIM :

Tanggal :

1. Menentukan normalitas larutan baku primer asam oksalat (H2C2O4.2H2O)

Berat asam oksalat:

Volume asam oksalat:

2. Menentukan normalitas larutan baku sekunder NaOH:

Indikator yang digunakan:

Perubahan warna yang terjadi:

Data penentuan normalitas larutan baku sekunder NaOH:

Percobaan Volume H2C2O4.2H2O Volume NaOH

I

II

III

Hitung: Normalitas NaOH pada percobaan I, II dan III

Normalitas rata-rata NaOH

3. Menentukan kadar sampel (asam asetat)

Indikator yang digunakan:

Perubahan warna yang terjadi:

Data penentuan kadar sampel (asam asetat)

Percobaan Volume CH3COOH Volume NaOH

I

II

III

Hitung: Kadar asam asetat dlam percobaan I,II dan III dalam gram/100ml

Kadar-rata-rata asam asetat dalam gram/100ml

Paraf Dosen Pengawas

Page 10: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK · 2017. 7. 23. · 1 PRAKTIKUM I ASIDI ALKALIMETRI I. PENDAHULUAN 1.1. TEORI Dasar titrasi asam-basa adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara

5

PRAKTIKUM II

PERMANGANOMETRI

I. PENDAHULUAN

1.1. TEORI

Permanganometri adalah salah satu contoh titrasi oksidimetri, yaitu titrasi yang

berhubungan dengan reaksi oksidasi-reduksi. Titrasi permanganometri adalah titrasi yang

menggunakan oksidator KmnO4 sebagai larutan baku. Biasanya titrasi dengan KmnO4

dilakukan dalam suasana asam dengan persamaan reaksi sebagai berikut:

MnO4- + 8H+ + 5 e Mn 2+ + 4 H2O

Untuk mengasamkannya digunakan asam sulfat encer, karena asam sulfat tidak mudah

teroksidasi dan juga tidak sebagai oksidator.

Bobot ekivalen

Bobot ekivalen dari reaksi redoks didefinisikan sebagai berikut: bobot ekivalen suatu

oksidator/reduktor adalah jumlah perubahan bilangan oksidasi dari semua olume yang ada

dalam suatu molekul oksidator/reduktor. Jadi untuk reaksi KmnO4 di atas 1 ek. KmnO4 = 1/5

mol KMnO4.

Kalium permanganat tidak dapat digunakan sebagai larutan baku primer karena sukar

didapatkan dalam keadaan murni dan hampir selalu bercampur dengan MnO2, mudah

tereduksi oleh reduktor organik yang ada dalam air suling. Oleh karena itu kalium

permanganat harus dibakukan yang biasanya dilakukan dengan larutan baku primer asam

oksalat. Reaksi redoks antara asam oksalat dengan KMnO4 dalam suasana asam adalah

sebagai berikut:

Reduksi : MnO4- + 8 H+ + 5 e Mn 2+ + 4 H2O X 2

Oksidasi : C2O42- 2 CO2 + 2 e X 5

2 MnO4- + 16 H+ + 5 C2O4

2- 2 Mn 2+ + 8 H2O + 10 CO2

jadi 1 ek. H2C2O4 = ½ mol

Page 11: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK · 2017. 7. 23. · 1 PRAKTIKUM I ASIDI ALKALIMETRI I. PENDAHULUAN 1.1. TEORI Dasar titrasi asam-basa adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara

6

Reaksi di atas dalam suasana netral atau basa dan dingin akan berjalan lambat. Untuk

mempercepat reaksi, disamping membuat dalam suasana asam juga dibuat dalam suasana

panas (60 – 70OC). kalau reaksi berjalan di atas 80OC, maka KMnO4 akan terurai menjadi

MnO2.

Pada titrasi menggunakan KMnO4 mula-mula larutan nerwarna violet (merah muda

untuk larutan encer) dan setelah reaksi sempurna larutan akan tidak berwarna, oleh karena itu

titrasi dengan KMnO4 tidak memerlukan indicator khusus karena KMnO4 disamping sebagai

oksidator juga berfungsi sebagai indicator (autoindikator). Disamping itu Mn 2+ bertindak

pula sebagai katalisator yang menyebabkan semakin lama reaksi semakin cepat. Reaksi

KMnO4 dalam suasana asam dengan F2SO4 dapat terjadi seperti reaksi berikut:

Reduksi : MnO4- + 8 H+ + 5 e Mn 2+ + 4 H2O

Oksidasi : Fe 2+ Fe 3+ + e

MnO4- + 8 H+ + 5 Fe 2+ Mn 2+ + 4 H2O + 5 Fe 3+

Jadi 1 ek. Fe SO4 = 1 mol

1.2. TUJUAN:

1. Mahasiswa mampu memahami prinsip-prinsip reaksi reduksi oksidasi

2. Mahasiswa mampu melakukan analisis ndicator secara titrasi permanganometri

II. CARA PEMBUATAN LARUTAN

a. Cara pembuatan larutan asam oksalat (cara sama dengan prsoedur di praktikum 1)

b. Cara membuat larutan KmnO4

Timbang pada neraca teknis kira-kira 3,35 gram KmnO4, larutkan dengan 1 liter air

suling. Larutan dididihkan selama 30 menit, lalu didinginkan. Saring larutan dengan

glasswool, lalu larutan disimpan dalam botol berwarna gelap pada tempat yang gelap.

III. CARA KERJA

a. Menentukan normalitas larutan KmnO4

1. Pipet 10 ml larutan baku primer asam oksalat dengan pipet volume yang kering dan

bersih, masukkan ke dalam Erlenmeyer.

2. Tambahkan 10 ml H2SO4 2 N panaskan 60-70OC

Page 12: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK · 2017. 7. 23. · 1 PRAKTIKUM I ASIDI ALKALIMETRI I. PENDAHULUAN 1.1. TEORI Dasar titrasi asam-basa adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara

7

3. Titrasi dengan larutan KmnO4 sampai timbul warna merah muda

4. Ulangi pekerjaan ini dua kali lagi

5. Hitng normalitas rata-rata sampai 4 angka dibelakang koma.

b. Menentukan kadar sampel

1. Pipet 10,0 ml larutan dengan pipet volume yang kering dan bersih, masukkan ke

dalam Erlenmeyer

2. Tambahkan 10 m H2SO4 2 N

3. Titrasi dengan larutan KmnO4 sampai timbul warna merah muda

4. Ulangi pekerjaan ini dua kali

5. Hitung kadar sampel rata-rata sampai 2 angka di belakang koma dalam satuan

gram/100ml (%b/v)

Page 13: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK · 2017. 7. 23. · 1 PRAKTIKUM I ASIDI ALKALIMETRI I. PENDAHULUAN 1.1. TEORI Dasar titrasi asam-basa adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara

8

LEMBAR PENGAMATAN

PRAKTIKUM II: PERMANGANOMETRI

Nama :

NIM :

Tanggal :

1. Menentukan normalitas larutan baku primer asam oksalat (H2C2O4.2H2O)

Berat asam oksalat:

Volume asam oksalat:

2. Menentukan normalitas larutan baku sekunder KmnO4:

Indikator yang digunakan:

Perubahan warna yang terjadi:

Data penentuan normalitas larutan baku sekunder KmnO4:

Percobaan Volume H2C2O4.2H2O Volume KmnO4

I

II

III

Hitung: Normalitas KmnO4 pada percobaan I, II dan III

Normalitas rata-rata KmnO4

3. Menentukan kadar sampel (asam askorbat)

Indikator yang digunakan:

Perubahan warna yang terjadi:

Data penentuan kadar sampel (asam askorbat)

Percobaan Volume asam askorbat Volume KmnO4

I

II

III

Hitung: Kadar asam askorbt dalam percobaan I,II dan III dalam gram/100ml

Kadar-rata-rata asam askorbat dalam gram/100ml

Paraf Dosen Pengawas

Page 14: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK · 2017. 7. 23. · 1 PRAKTIKUM I ASIDI ALKALIMETRI I. PENDAHULUAN 1.1. TEORI Dasar titrasi asam-basa adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara

9

PRAKTIKUM III

IODOMETRI

1. Pendahuluan

1.1. Teori

Dasar teori iodo-iodimetri adalah reaksi oksidasi reduksi atau redoks. Yang digunakan

sebagai oksidator dapat berupa larutan iodium dalam air atau dapat pula suatu campuran

pereaksi yang menghasilkan iodium bebas. Iodium yang bebas ini dapat dititrasi dengan suatu

reduktor misalnya larutan natrium thiosulfat. Iodium sedikit larut dalam air, tetapi mudah

larut dalam KI, karena akan terbentuk ion kompleks triodida (I3).

I 2- + I- I3 –

Baik I2 maupun I3- merupakan oksidator yang cukup kuat, tetapi kurang kuat dibandingkan

dengan kalium permanganate atau kalium bikromat. Pada titrasi langsung menggunakan

larutan I2 dalam KI yang menghasilkan ion yang reaktif yaitu triodida. Semua reaksi yang

berhubungan dengan iodium sebaiknya ditulis dengan I3-. Contohnya :

I3- + 2S2O3

2- 3I- + S4O62-

Tetapi untuk menyederhanakan sering ditulis :

I2- + 2S2O3

2- 2I- + S4O62-

Yang reaksi redoksnya sebagai berikut :

I3- + 2e 2I- (Reduksi)

2S2O32- S4O6

2- + 2e (Oksidasi)

I2 + 2S2O32- 2I- + S4O6

2-

Jadi 1 ek I2 = ½ mol

1 ek. Na2S2O3 = 1 mol

Page 15: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK · 2017. 7. 23. · 1 PRAKTIKUM I ASIDI ALKALIMETRI I. PENDAHULUAN 1.1. TEORI Dasar titrasi asam-basa adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara

10

Sebagai larutan primer dalam titrasi iodometri banyak digunakan campuran larutan KI

dengan KIO3 karena campuran ini sangat stabil dan bila ditambahkan asam dihasilkan iodium

yang dapat dititrasi dengan larutan natrium thiosulfat. Reaksinya sebagai berikut :

IO3- + 6H+ + 6e I3

- + 3H2O (Reduksi)

6 - 3I2 + 2e (Oksidasi)

Disamping larutan kalium iodidat (KIO3) dapat pula digunakan kalium bikromat (K2Cr2O7)

sebagai larutan baku primer. Dalam suasana asam kalium bikromat direduksi oleh ion iodida

menjadi garam kromi yang berwarna hijau.

Reaksinya :

Cr2O72- + 14 H+ + 6e 2Cr3+ + 7H2O (Reduksi)

6 I- 3 I2 + 6e (Oksidasi)

Cr2O72- + 14 H+ + 6 I- 2Cr3+ + 3 I2 + 7H2O

Jadi 1 ek. K2Cr2O7 = 1/6 mol.

Larutan iodium dalam air yang mengandung KI berwarna kuning sampai coklat, oleh karena

itu pada titrasi larutan yang berwarna, iodium disamping sebagai oksidator, dapat pula

berfungsi sebagai indicator. Tetapi untuk memperjelas perubahan warna dapat digunakan

larutan amilum yang dengan ion iodium memberikn warna biru. Pada pemakaian indicator

amilum perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Indikator amilum tidak dapat digunakan dengan asam kuat (pH kecil) karena mudah

terhidrolisa.

2. Indikator amilum pada titrasi tidak boleh ditambahkan pada permulaan titrasi (pada

waktu konsentrasi I2 masih banyak), karena I2 dengan amilum dapat membentuk

senyawa kompleks yang sukar larut. Karena itu penambahan indikator amilum baru

boleh dilakukan bila sudah mendekati titik akhir titrasi.

1.2. Tujuan

1.2.1. Mahasiswa mampu memahami prinsip-prinsip reaksi reduksi oksidasi

1.2.2. Mahasiswa mampu melakukan analisis indikator secara titrasi iodometri

Page 16: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK · 2017. 7. 23. · 1 PRAKTIKUM I ASIDI ALKALIMETRI I. PENDAHULUAN 1.1. TEORI Dasar titrasi asam-basa adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara

11

2. Cara Pembuatan Larutan

a. Pembuatan larutan amilum 1 %

Buat adonan 1 gram amilum dengan sedikit air, kemudian dilarutkan dalam 100 mL air

mendidih, didihkan selama 1 menit, kemudian didinginkan dan ditambahkan 2 – 3 gram

KI, campurkan sampai homogen.

b. Pembuatan larutan baku primer K2Cr2O7

Timbang dengan teliti 4,9 gram K2Cr2O7 menggunakan neraca analitik, masukkan ke

dalam labu ukur 1 liter, tambahkan air sampai tepat garis tanda. Hitung normalitas

larutan ini sampai empat angka dibelakang koma.

c. Pembuatan larutan Na2S2O3

Timbang dengan neraca teknis 25 gram Na2S2O3.5H2O, lalu dimasukkan ke dalam labu

ukur 1 liter. Tambahkan air suling dingin yang sudah didihkan sampai volumenya tepat

pada garis tanda. Kocok sampai homogen dan tambahkan 3 tetes kloroform atau 10 mg

HgI2 (sebagai stabilisator) dan disimpan pada tempat yang gelap.

3. Cara Kerja

a. Penentuan normaliatas larutan Na2S2O3

1. Masukkan ke dalam erlenmeyer bertutup 10 ml air suling dingin yang sudah

didihkan, tambahkan kira-kira 1 gram KI dan 1 gram NaHCO3, lalu kocok sampai

larut semua dan tambahkan 3 mL HCl pekat pelan-pelan sambil erlenmeyer diputar-

putar supaya bercampur homogen.

2. Pipet 10,0 mL larutan K2Cr2O7 menggunakan pipet volumen lalu tambahkan ke

dalam larutan tadi. Tutup erlenmeyer dan kocok sampai homogen.

3. Bilas dinding erlenmeyer dengan air suling, diamkan selama 5 menit, bilas tutup

erlenmeyer.

4. Titrasi dengan latutan natrium thiosulfat sampai larutan hijau kekuningan (dekat titik

akhir titrasi), tambahkan 1 mL larutan amilum dan teruskan titrasi sampai larutan

berwarna hijau.

Page 17: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK · 2017. 7. 23. · 1 PRAKTIKUM I ASIDI ALKALIMETRI I. PENDAHULUAN 1.1. TEORI Dasar titrasi asam-basa adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara

12

5. Baca volume larutan natrium thiosulfat yang digunakan

6. Ulangi pekerjaan ini sekali lagi

7. Hitung normalitas rata-rata larutan natrium thiosulfat.

b. Penentuan kadar sampel (I2)

1. Pipet 10 mL larutan sampel menggunakan pipet volume lalu tambahkan 10 mL air

suling.

2. Titrasi dengan larutan natrium thiosulfat sampai warna larutan kuning muda (dekat

titik akhir titrasi, jangan sampai warna kuning hilang).

3. Tambahkan 1 mL larutan amilum dan teruskan titrasi sampai warna biru tepat

hilang.

4. Baca volume larutan natrium thiosulfat yang digunakan.

5. Ulangi pekerjaan ini sekali lagi.

6. Hitung kadar rata-rata larutan sampel sampai dua angka dibelakang koma dalam

satuan gram/100 mL (% b/v)

Page 18: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK · 2017. 7. 23. · 1 PRAKTIKUM I ASIDI ALKALIMETRI I. PENDAHULUAN 1.1. TEORI Dasar titrasi asam-basa adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara

13

LEMBAR PENGAMATAN

PRAKTIKUM III : IODOMETRI

Nama :

NIM :

Tanggal :

1. Menentukan normalitas larutan baku primer asam oksalat (H2C2O4.2H2O)

Berat K2Cr2O7 :

Volume K2Cr2O7 :

2. Menentukan normalitas larutan baku sekunder KMnO4:

Indikator yang digunakan:

Perubahan warna yang terjadi:

Data penentuan normalitas larutan baku sekunder Na2S2O3:

Percobaan Volume K2Cr2O7 Volume Na2S2O3

I

II

III

Hitung: Normalitas Na2S2O3 pada percobaan I, II dan III

Normalitas rata-rata Na2S2O3

3. Menentukan kadar sampel (iodium) dalam larutan

Indikator yang digunakan:

Perubahan warna yang terjadi:

Data penentuan kadar sampel (I2)

Percobaan Volume sampel (I2) Volume Na2S2O3

I

II

III

Hitung: Kadar sampel (I2) dalam percobaan I,II dan III dalam gram/100ml

Kadar-rata-rata sampel (I2) dalam gram/100ml

Paraf Dosen Pengawas

Page 19: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK · 2017. 7. 23. · 1 PRAKTIKUM I ASIDI ALKALIMETRI I. PENDAHULUAN 1.1. TEORI Dasar titrasi asam-basa adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara

14

PRAKTIKUM IV

ARGENTOMETRI

1. Pendahuluan

1.1. Teori

Titrasi pengendapan adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi pengendapan. Salah

satu jenis titrasi ini adalah argentometri, yaitu titrasi dengan menggunakan larutan argentum

nitrat untuk menentukan kadar halogenida. Argentum nitrat dengan garam halogenida akan

membentuk endapan argentum halogenida (AgX)

NaX + AgNO3 AgX(s) + NaNO3

X = halogenida

Titrasi ini dapat dipakai untuk menentukan kadar-kadar senyawa-senyawa yang

dengan argentum membentuk endapan. Ada dua cara titrasi argentometri :

1. Cara langsung dengan menggunakan :

a. Metode Mohr

b. Metode Fajans

2. Cara tidak langsung dengan menggunakan metode Volhard

Metode Mohr

Titrasi ini menggunakan indikator K2CrO4. Titik akhir titrasi ditunjukkan oleh

terbentuknya endapan Ag2CrO4 yang berwarna merah bata. Mula-mula ion Ag- yang

ditambahkan akan bereaksi membentuk endapan yang berwarna putih untuk AgCl, kuning

muda untuk AgBr dan kuning untuk AgI. Apabila ion halogen praktis sudah habis bereaksi di

dalam larutan, maka kelebihan ion Ag+ akan bereaksi dengan ion CrO42- dan membentuk

endapan Ag2CrO4 yang berwarna merah bata.

Page 20: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK · 2017. 7. 23. · 1 PRAKTIKUM I ASIDI ALKALIMETRI I. PENDAHULUAN 1.1. TEORI Dasar titrasi asam-basa adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara

15

Metode Fajans

Dalam titrasi ini digunakan indikator adsorpsi yaitu fluorescein. Titik akhir titrasi ditunjukkan

dengan perubahan warna endapan yang mula-mula putih menjadi merah muda. Hal ini terjadi

karena mula-mula ion Ag+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion halogen membentuk

endapan koloidal yang warnanya sesuai dengan warna ion halogennya. Koloid ini akan

mengabsorpsi ion halogen yang masi hada dalam larutan sehingga partikel-partikel koloid ini

bermuatan negatif yang menyebabkan fluorescein yang juga bermuatan negatif tidak akan

diadsorpsi oleh partikel-partikel koloid. Bila ion halogen sudah habis bereaksi dengan ion

Ag+, kelebihan sedikit ion Ag+ akan menyebabkan koloid bermuatan positif dan hal ini pada

akhirnya menyebabkan fluorescein akan teradsorpsi oleh partikel-partikel koloid yang

menyebabkan warna merah muda. Warna merah muda ini akan lebih jelas terlihat bila

endapan Ag+ halogenida tetap dalam keadaan koloid. Untuk tetap mempertahankan keadaan

koloid ini perlu ditambahkan larutan amilum sebagai pelindung.

Metode Volhard.

Pada metode ini ke dalam larutan sampel yang akan dianalisis ditambahkan larutan

baku AgNO3 berlebih dan kelebihan AgNO3 dititrasi kembali dengan larutan thiosianat dan

sebagai indikator digunakan garam feri ammonium sulfat.

X- + Ag+ (berlebih) AgX (s) + Ag+ (sisa)

Ag+ (sisa) + SCN- AgSCN (s)

Fe3+ (indicator) + SCN `[Fe(SCN)]2+

Pada titik akhir titrasi terjadi perubahan yaitu berubahnya warna larutan menjadi berwarna

merah karena terbentuknya kompleks antara besi (III) dengan thiosianat.

Bobot ekivalen

Pada reaksi pengendapan dan reaksi pembentukan kompleks, bobot ekivalen

didifinisikan sebagai “satu ekivalen sama dengan bobot dari zat itu yang mengandung atau

bereaksi dengan satu mol kation univalent atau setengah mol kation bivalen atau sepertiga

kation trivalent” dimana bobot ekivalennya sama dengan bobot atomnya dibagi valensinya.

Page 21: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK · 2017. 7. 23. · 1 PRAKTIKUM I ASIDI ALKALIMETRI I. PENDAHULUAN 1.1. TEORI Dasar titrasi asam-basa adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara

16

3.1. Tujuan

3.1.1. Mahasiswa mampu memahami prinsip-prinsip reaksi reduksi pengendapan

3.1.2. Mahasiswa mampu melakukan analisis indicator secara titrasi argentometri

4. Cara Pembuatan Larutan

a. Pembuatan larutan baku primer NaCl

Timbang sekitar 5,8460 gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian masukkan ke

dalam labu ukur 1 lite dan dilarutkan dengan air sampai tepat garis tanda. Hitunglah

konsentrasi laruta tersebut sampai empat angka di belakang koma.

b. Pembuatan larutan baku sekunder AgNO3

Timbang dengan neraca teknis 17 gram AgNO3 dan dilarutkan dalam 1 liter air suling.

Simpan larutan dalam tempat yang gelap.

5. Cara Kerja

a. Pembakuan larutan AgNO3

1. Metode Mohr

a) Pipet 10 ml larutan NaCl dengan pipet volumen yang kering dan bersih dan

masukkan ke dalam erlenmeyer.

b) Tambahkan kira-kira 5-10 tetes indikator K2CrO4 dan 1 ml larutan NaHCO3

c) Titrasi dengan larutan AgNO3 sampai terbentuk endapan merah bata yang

tidak hilang setelah dikocok.

d) Catat volumen AgNO3 yang diperlukan.

e) Ulangi pekerjaan ini sekali lagi.

f) Hitung normalitas rata-rata larutan AgNO3 sampai empat angka di belakang

koma.

Page 22: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK · 2017. 7. 23. · 1 PRAKTIKUM I ASIDI ALKALIMETRI I. PENDAHULUAN 1.1. TEORI Dasar titrasi asam-basa adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara

17

2. Metode Fajans

a) Pipet 10 ml larutan NaCl dengan pipet volumen yang kering dan bersih dan

masukkan ke dalam erlenmeyer.

b) Tambahkan 5-10 tetes larutan fluorescein dan 1 ml larutan amilum, lalu kocok.

c) Titrasi dengan larutan AgNO3 sampai endapan koloid berubah warna menjadi

merah muda.

d) Catat volume AgNO3 yang digunakan.

e) Ulangi pekerjaan ini sekali lagi.

f) Hitung normalitas rata-rata larutan AgNO3 sampai empat angka dibelakang

koma.

b. Penentuan kadar sampel

1. Metode Mohr

a) Pipet 10 ml larutan sampel dengan pipet volume yang kering dan bersih dan

masukkan ke dalam erlenmeyer.

b) Tambahkan kira-kira 5-10 tetes indikator K2CrO4 dan 1 ml larutan NaHCO3.

c) Titrasi dengan larutan AgNO3 sampai terbentuk endapan merah bata yang

tidak hilang setelah dikocok.

d) Catat volumen AgNO3 yang digunakan.

e) Ulangi pekerjaan ini dua kali lagi.

f) Hitung kadar rata-rata larutan sampel sampai dua angka dibelakang koma

dalam satuan gran/100 ml.

2. Metode Fajans

a) Pipet 10 ml larutan sampel dengan pipet volumen yang kering dan bersih dan

masukkan ke dalam erlenmeyer.

b) Tambahkan 5-10 tetes larutan fluorescein dan 1 ml larutan amilum, lalu kocok.

Page 23: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK · 2017. 7. 23. · 1 PRAKTIKUM I ASIDI ALKALIMETRI I. PENDAHULUAN 1.1. TEORI Dasar titrasi asam-basa adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara

18

c) Titrasi dengan larutan AgNO3 sampai endapan koloid berubah warna menjadi

merah muda.

d) Catat volumen AgNO3 yang digunakan.

e) Ulangi pekerjaan ini dua kali lagi.

f) Hitung kadar rata-rata larutan sampel sampai dua angka di belakang koma

dalam satuan gram/100 ml.

Page 24: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK · 2017. 7. 23. · 1 PRAKTIKUM I ASIDI ALKALIMETRI I. PENDAHULUAN 1.1. TEORI Dasar titrasi asam-basa adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara

19

LEMBAR PENGAMATAN

PRAKTIKUM IV : ARGENTOMETRI

Nama :

NIM :

Tanggal :

1. Menentukan normalitas larutan baku primer NaCl

Berat NaCl :

Volume NaCl :

2. Pembakuan larutan AgNO3

a. Metode Mohr

Indikator yang digunakan:

Perubahan warna yang terjadi:

Data penentuan normalitas AgNO3

Percobaan Volume NaCl Volume AgNO3

I

II

III

Hitung: Normalitas AgNO3 pada percobaan I, II dan III

Normalitas rata-rata AgNO3

b. Metode Fajans

Indikator yang digunakan:

Perubahan warna yang terjadi:

Page 25: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK · 2017. 7. 23. · 1 PRAKTIKUM I ASIDI ALKALIMETRI I. PENDAHULUAN 1.1. TEORI Dasar titrasi asam-basa adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara

20

Data penentuan normalitas AgNO3

Percobaan Volume NaCl Volume AgNO3

I

II

III

Hitung: Normalitas AgNO3 pada percobaan I, II dan III

Normalitas rata-rata AgNO3

3. Menentukan kadar sampel

Metode Mohr

Indikator yang digunakan:

Perubahan warna yang terjadi:

Data penentuan kadar sampel

Percobaan Volume sampel Volume AgNO3

I

II

III

Hitung: Kadar sampel dalam percobaan I,II dan III dalam gram/100ml

Kadar-rata-rata sampel dalam gram/100ml

Metode Fajans

Indikator yang digunakan:

Perubahan warna yang terjadi:

Page 26: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK · 2017. 7. 23. · 1 PRAKTIKUM I ASIDI ALKALIMETRI I. PENDAHULUAN 1.1. TEORI Dasar titrasi asam-basa adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara

21

Data penentuan kadar sampel

Percobaan Volume sampel Volume AgNO3

I

II

III

Hitung: Kadar sampel dalam percobaan I,II dan III dalam gram/100ml

Kadar-rata-rata sampel dalam gram/100ml

Paraf Dosen Pengawas

Page 27: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK · 2017. 7. 23. · 1 PRAKTIKUM I ASIDI ALKALIMETRI I. PENDAHULUAN 1.1. TEORI Dasar titrasi asam-basa adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara

22

PRAKTIKUM V

KOMPLEKSOMETRI

I. PENDAHULUAN

1.1. TEORI

Dalam analisa ndicator yang dimaksud dengan titrasi kompleksometri adalah

titrasi yang berdasarkan pembentukan senyawa kompleks. Sejumlah senyawa organik dapat

membentuk kompleks dengan ion-ion logam, terutma senyawa organik yang mengandung

nitrogen yang bersifat basa. Senyawa-senyawa pembentuk kompleks disebut komplekson

atau ligand. Untuk analisa volumetri dipilih komplekson yang dapat membentuk kompleks

secara kuantitatif. Banyak sekali senyawa-senywa yang dapat dijdikan komplekson untuk

titrasi volumetri, misalnya:

EDTA : Etilene Diamine Tetra Acetic acid, yang disebut juga komplekson III atau titriplex

III

NTA : Nitrilo Tri Acetic acid atau komplexon I

DCTA : 1,2- Diaminocyclohexane-NNN’N’-Tetra Acetic acid atau komplexon IV

Yang banyak digunakan dalam volumetri adalah EDTA. Rumus molekul EDTA

adalah H4C10H12O8N2, merupakan asam bebasa empat sehingga sering ditulis sebagai H4Y.

Sebagai asam lemah, EDTA mengalami ionisasi bertahap elepas ion hidrogen satu persatu.

Yang digunakan sebagai komplekson adalah garam dinatriumnya (Na2 H4C10H12O8N2 atau

Na2H4Y).

Di dalam air, garam ini terionisasi menghasilkan ion:

Na2H2Y 2 Na+ + H2Y2-

Kompleks logam-EDTA adalah kompleks 1:1, artinya satu ion logam selalu mengikat satu

ion EDTA. Reaksinya dengan kation-kation adalah sebagai berikut:

M2+ + H2Y2- MY2- + 2H+

M3+ + H2Y2- MY- + 2H+

M4+ + H2Y2- MY + 2H+

M5+ + H2Y2- MY+ + 2H+

Mn+ + H2Y2- MY(n-4) + 2H+

Disini terlihat bahwa setiap mol logam bereksi dengan 1 mol EDTA, dimana selalu

dilepaskan 2 mol H+. hal ini mengakibatkan konsentrasi ion hidrogen makin besar (Ph makin

Page 28: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK · 2017. 7. 23. · 1 PRAKTIKUM I ASIDI ALKALIMETRI I. PENDAHULUAN 1.1. TEORI Dasar titrasi asam-basa adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara

23

kecil) dan konsentrasi ion loga makin kecil(Pm makin besar). Untuk mengatasi agar Ph tidak

turun terus maka ke dalam larutan dapat ditambahkan lrutan buffer (biasanya buffer salmiak).

Pada titrasi dengan EDTA ini titik akhir titrasi ditunjukkan dengan pemakaian

indicator yang sensitive terhadap perubahan Pm. Indikator yang umum digunakan adalah

EBT (Erio Black T). kompleks logam-EBT adalah kompleks 1:1. Indikator ini mempunyai

rumus molekul NaH2C20H10O7N3S atau disingkat dengan NaH2In yang dalam air terionisasi

memberikan ion berwarna:

H2In- Hin2- In3-

Ph ,3-7,3 (biru) Ph 10,5-12,5 (orange-kuning)

pada Ph 7-11 warna indicator biru tetapi apabila ditambahkan ion logam warnanya akan

berubah menjadi merah anggur karena terbentuk kompleks logam-indikator.

Mn+ + Hin2- Min- + H+

(biru) (merah anggur)

Syarat yang diperlukn agar indicator itu dapat digunakan adalah bahwa stabilitas komplk

logam-indikator harus lebih kecil dari stabilitas logam-EDTA, sehingga pada titrasi dapat

terjai reaksi berikut substitusi:

Min- + H2Y2- MY2- + Hin2-

(merah anggur) (biru)

Akibatnya pada titik ekivalen semua logam bereaksi dengan EDTA atau jumlah mol logam

sama dengan jumlah mol EDTA

1.2. TUJUAN:

1. Mahasiswa mampu memahami prinsip-prinsip reaksi pembentukan senyawa komplek

2. Mahasiswa mampu melakukan analisis ndicator secara titrasi kompleksometri

II. CARA PEMBUATAN LARUTAN

a. Cara membuat larutan indikator EBT

Timbang kira-kira 0,4 gram EBT, larutkan dalam 100 ml methanol

b. Cara membuat larutan buffer salmiak

Timbang dengan neraca teknis 17,5 gram NH4Cl dan larutkan di dalam 142 ml larutan

amoniak pekat, kemudian encerkan dengan air sehingga volumenya menjadi 250 ml.

c. Cara membuat larutan EDTA

Page 29: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK · 2017. 7. 23. · 1 PRAKTIKUM I ASIDI ALKALIMETRI I. PENDAHULUAN 1.1. TEORI Dasar titrasi asam-basa adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara

24

Timbang dengan neraca teknis 37.7 gram EDTA dan larutkan dalam 1 liter air suling (air

yang benar-benar bebas dari ion-ion logam polivalen)

d. Cara membuat larutan baku primer ZnSO4

Timbang dengan teliti menggunakan neraca analitik sekitar 28,75 gram ZnSO4.7H2O,

masukkan ke dalam labu ukur 1 liter, tambahkan air suling sampai tepat garis tanda.

Hitung normalitas larutan ini sampai empat angka di belakang koma.

III. CARA KERJA

a. Penentuan normalitas EDTA

1. Pipet 10,0 ml larutan baku ZnSO4 menggunakan pipet volume yang kering dan bersih,

masukkan ke dalam Erlenmeyer.

2. Tambahkan 1-2 ml larutan buffer salmiak dan 3 tetes indicator EBT

3. Titrasi dengan larutan EDTA sampai warna larutan berubah dari merah anggur

menjadi biru

4. Baca volume EDTA yang digunakan

5. Ulangi pekerjaan ini dua kali

6. Hitung normalitas rata-rata EDTA sampai empat angka di belakang koma

b. Penentuan kadar sampel

1. Pipet 10,0 ml larutan sampel menggunakn pipet volume yang kering dan bersih,

masukkan ke dalam Erlenmeyer

2. Tambahkan 1-2 ml larutan buffer salmiak dan 3 tetes indicator EBT

3. Titrasi dengan larutan EDTA sampai larutan berubah dari merah anggur menjadi biru

4. Baca volume EDTA yang digunakan

5. Ulangi pekerjaan ini dua kali lagi

6. Hitung kadar rata-rata sampel sampai dua ngka di belakang koma dalam satuan

gram/100ml

Page 30: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK · 2017. 7. 23. · 1 PRAKTIKUM I ASIDI ALKALIMETRI I. PENDAHULUAN 1.1. TEORI Dasar titrasi asam-basa adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara

25

LEMBAR PENGAMATAN

PRAKTIKUM V: KOMPLEKSOMETRI

Nama :

NIM :

Tanggal :

1. Menentukan normalitas larutan baku primer ZnSO4

Berat ZnSO4:

Volume ZnSO4:

2. Menentukan normalitas larutan baku sekunder EDTA:

Indikator yang digunakan:

Perubahan warna yang terjadi:

Data penentuan normalitas larutan baku sekunder EDTA:

Percobaan Volume ZnSO4 Volume EDTA

I

II

III

Hitung: Normalitas EDTA pada percobaan I, II dan III

Normalitas rata-rata EDTA

3. Menentukan kadar sampel

Indikator yang digunakan:

Perubahan warna yang terjadi:

Data penentuan kadar sampel (asam askorbat)

Percobaan Volume sampel Volume EDTA

I

II

III

Hitung: Kadar asam askorbt dalam percobaan I,II dan III dalam gram/100ml

Kadar-rata-rata sampel dalam gram/100ml

Paraf Dosen Pengawas

Page 31: PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK · 2017. 7. 23. · 1 PRAKTIKUM I ASIDI ALKALIMETRI I. PENDAHULUAN 1.1. TEORI Dasar titrasi asam-basa adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara

26

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2004. Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Kuantitatif. Staf Laboratorium Kimia

Analitik, Jurusan Kimia-FMIPA, Universitas Udayana.

Muhilal, M., Sihombing, R., Marrschal, dan Djoko, S. 1989. Penuntun Praktikum Kimia

Dasar, Bag. Pendidikan Akademi Gizi Jakarta; peningkatan Pengembangan Kegiatan

Selected Centre, Jakarta.

Nursanyoto, H. 1995. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar. Pendidikan Ahli Madya Gizi

Departemen kesehatan Republik Indonesia, Denpasar.