penjelasan secara menyeluruh untuk beberapa … serta menghasilkan output pemetaan risiko dari...

24

Upload: lamcong

Post on 31-Mar-2018

224 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penjelasan secara menyeluruh untuk beberapa … serta menghasilkan output pemetaan risiko dari masing masing metode. 7. Penyusunan Self Asessment Matriks Operasi Pengukuran Risiko
Page 2: Penjelasan secara menyeluruh untuk beberapa … serta menghasilkan output pemetaan risiko dari masing masing metode. 7. Penyusunan Self Asessment Matriks Operasi Pengukuran Risiko

Penjelasan secara menyeluruh untuk beberapa tahapan akan dijabarkan pada

sub-sub bab berikutnya. Walaupun begitu, untuk memberi gambaran umum

tentang kerangka pemecahan masalah, berikut ini akan diberikan penjelasan

ringkas mengenai tiap-tiap tahapan di atas:

1. Identifikasi Masalah

Pada tahap ini penulis berusaha untuk mengetahui permasalahan yang

terjadi dan hendak ditemukan solusi atau pemecahannya. Permasalahan

tersebut meliputi:

a. Hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi pembuatan model

Manajemen Risiko Operasional dengan menggunakan pengelolaan

data AMA (Advance Measurements Approaches)?

b. Bagaimana membuat Risk Assessment Matrix yang dapat

mengakomodasi hasil akhir kedua proses (Manajemen Risiko dan

Sarbane-Oxley Act)?

2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan penjabaran dari permasalahan dalam bagian

bagian yang lebih rinci untuk menentukan arah dalam melakukan suatu

penelitian. Dengan tujuan penelitian ini, diharapkan analisis yang

dihasilkan akan lebih tepat mengenai sasaran yang diinginkan atau lebih

baik. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah :

a. Memberikan usulan cara membangun model Risk Assessment Matrix

dengan menggunakan metode AMA (Advance Measurements

Approaches) terkait dengan risiko risiko operasional yang dapat

mengakomodasi proses Manajemen Risiko dan Sarbane-Oxley Act

b. Memberikan gambaran tentang model Manajemen Risiko Operasional

dengan menggunakan pengelolaan data AMA (Advance Measurements

Approaches)

3. Studi Pustaka dan Studi Pendahuluan

Pada tahap ini dilakukan studi terhadap buku-buku referensi dan teori-

teori yang relevan dengan penulisan Proyek Akhir. Dengan pelaksanaan

studi literatur dan studi pendahuluan ini, diharapkan dapat memberikan

landasan berfikir yang cukup kuat untuk memecahkan masalah yang ada.

Beberapa literatur yang digunakan antara lain:

• Herman Darmawi. Manajemen Risiko,Bumi Aksara, Jakarta, 2005.

37

Page 3: Penjelasan secara menyeluruh untuk beberapa … serta menghasilkan output pemetaan risiko dari masing masing metode. 7. Penyusunan Self Asessment Matriks Operasi Pengukuran Risiko

• Ferry N. Idroes & Sugiarto, Manajemen Risiko Perbankan, dalam

konteks kesepakatan Basel dan peraturan Bank Indonesia, Graha

Ilmu,Yogyakarta, 2006.

• Michel Crouchy, Dan Galai, Robert Mark, The Essentials of Risk

Management, McGraw-Hill,2006.

• Basel Committee on Banking Supervision Working Paper on the

Regulatory Treatment of Operational Risk, Basel, September 2001

4. Pengumpulan dan Pengolahan Data

Tahap ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi umum

perusahaan yang akan dijadikan sebagai studi kasus, dengan melakukan

pengumpulan data-data awal yang diperlukan untuk keperluan analisis.

Data-data tersebut berupa data internal dan data eksternal. Data internal

merupakan data-data yang diperoleh dari lingkungan perusahaan tersebut

sedangkan data eksternal merupakan data seputar lingkungan di luar

lingkup perusahaan.

Faktor faktor yang akan dijabarkan pada sub-sub bab berikut

merupakan rangkaian proses yang diperlukan untuk membentuk Risk

Assessment Matrix.

5. Identifikasi Risiko

Analisis identifikasi risiko berdasar kepada lingkungan yang

berkaitan dengan segi operasional perusahaan. Tahapan ini dimaksud

untuk mengindentifikasi hal hal yang mempengaruhi kinerja operasional

dan sebagai dasar analisis untuk tahap berikutnya. Tahapan ini

menggunakan dua metode kualitatif dan kuantitatif yang pada nantinya,

hasil akhir data merupakan variabel penting untuk membuat matriks

risiko yang baru. Penggunaan metode kualitatif dan kuantitatif

dimaksudkan agar dapat mengukur risiko dari sisi finansial dan kebijakan

penanganan risiko perusahaan.

6. Pengukuran Risiko

Tahapan ini merupakan lanjutan dari tahapan sebelumnya, karena

data hasil identifikasi diukur dengan metode kuantitaif dan kualitatif

sehingga risiko dapat dikategorikan menjadi mendesak dan tidak

38

Page 4: Penjelasan secara menyeluruh untuk beberapa … serta menghasilkan output pemetaan risiko dari masing masing metode. 7. Penyusunan Self Asessment Matriks Operasi Pengukuran Risiko

mendesak serta menghasilkan output pemetaan risiko dari masing masing

metode.

7. Penyusunan Self Asessment Matriks Operasi Pengukuran Risiko

Tahapan ini merupakan produk akhir dari tahapan identifikasi dan

pengukuran risiko. Dimana varibal variabel dari data sebelumnya

dimasukkan dalam suatu matriks untuk menunjukkan tinggi tidaknya

suatu risiko. Matriks operasi dibentuk menjadi 3 dimensi untuk dapat

mengakomodasi risiko secara finansial dan opersional.

8. Penanganan dan Pengendalian Risiko

Alternatif-alternatif rencana tindak yang telah diperoleh akan

diimplementasikan. Serta penentuan langkah-langkah implementasi yang

harus ditempuh untuk mewujudkan masing-masing rencana tindak.

9. Monitoring Risiko

Analisis monitoring risiko adalah bentuk kontrol terhadap risiko itu

sendiri. Tahapan monitoring terhadap risiko menerangkan langkah

langkah penanganan terhadap risiko. Bentuk pelaporan kontrol dan

monitoring mencakup rencana tindak terhadap setiap risiko yang telah

diidentifikasi dan prioritas penanganannya. Tahapan ini berhubungan

dengan analisis terhadap KRI (Key Risk Indicator).

10. Kesimpulan dan saran

Tahap akhir dari penelitian ini adalah penarikan kesimpulan dan

saran. Kesimpulan merupakan hasil rangkuman dari proses analisis yang

telah dilakukan, selain itu penulis juga mencoba memberikan saran-saran

yang memungkinkan untuk perusahaan dan untuk penelitian selanjutnya.

4.2 Studi Literatur

Beberapa tahun belakangan ini, institusi institusi di dunia telah

mengakui elemen risiko operasional sebagai elemen pembentuk Risiko Korporat.

Perkembangan teknologi, pertumbuhan E-Commerce, merger skala besar,

peningkatan sistem outsourcing serta penggunaan teknik teknik baru untuk

mengurangi kredit dan risiko secara langsung berpengaruh risiko operasional.

39

Page 5: Penjelasan secara menyeluruh untuk beberapa … serta menghasilkan output pemetaan risiko dari masing masing metode. 7. Penyusunan Self Asessment Matriks Operasi Pengukuran Risiko

Hal hal tersebut membuka pandangan baru terhadap risiko opersional yang

akan berkembang seiiring dengan perkembangan waktu.

Pada institusi finansial pandangan ini semakin berkembang pada

beberapa tahun belakangan ini. Menyikapi perkembangan ini, Basel Committee

on Banking Supervision (BCBS) mengeluarkan pedoman pedoman yang terdiri

dari tiga pilar utama, dimana prinsipal pilar pertama mengikutsertakan

operasional risk sebagai salah satu komponen utama.

Basel Committee on Banking Supervision (BCBS) adalah komite 13

negara yang diwakili oleh supervisor dan bankir bank sentral yang bertujuan

untuk merevisi standar internasional yang mengukur kemampuan modal bank.

BCBS dibentuk untuk mempromosikan penanganan konsisten terhadap risiko

risiko yang dihadapi oleh bank dan bank regulator.

Gambar 4.2 Basel II mengharuskan Risiko Operasional dalam perhitungan Rasio

Kecukupan Modal

Berdasarkan analisis BCBS, risiko operasional digolongkan sebagai

subjek yang dipengaruhi oleh beban finansial dan dimasukkan dalam kriteria

pilar pertama. Posisi ini dikemukakan pada 2001 Consultative Package and

forms bulan januari 2001 yang diperkuat oleh hasil analisis dari Risk

Management Group’s (RMG.s). Hasil analisis RMG terhadap dokumen tersebut

membawa beberapa perubahan terhadap Consultative Packages, antara lain:

• Perubahan definisi risiko operasional yang mendasari peraturan

kalkulasi finansial

• Proposal pengurangan secara umum level biaya finansial risiko

operasional

40

Page 6: Penjelasan secara menyeluruh untuk beberapa … serta menghasilkan output pemetaan risiko dari masing masing metode. 7. Penyusunan Self Asessment Matriks Operasi Pengukuran Risiko

• Pengenalan sistem pendekatan finansial baru yang berdasar kepada

estimasi risiko internal bank (Advanced Measurement Approaches.

[AMA])

• Pertimbangan fungsi asuransi sebagai mitigasi risiko pada peraturan

perhitungan finansial

Perubahan-perubahan ini akan terjadi selama masa transisi sampai

implementasi. RMG akan melakukan analisis berdasar data Compliance Process

(CP) dan Quantitative Impact Study (QIS) untuk memberi masukan masukan

baru selama proses transisi.

Gambar 4.3 Proses transisi CP Risiko Operasional

(Sumber; Basel Commitee, 2003)

Periode konsultasi meliputi serangkaian Studi Dampak Kuantitatif

(Quantitative Impact Studies), dimana pada sejumlah bank mengestimasi

dampak dari implementasi kesepakatan berdasarkan makalah konsultatif.

Pendekatan konsultatif dilakukan agar bank merasa yakin bahwa kesepakatan

yang dibuat adalah benar.

4.2.1 Definisi Operational Risk

Pada Consultative Package January 2001, risiko operasional didefinisikan

sebagai risiko kerugian langsung atau tidak langsung yang terjadi dikarenakan

kegagalan proses internal, manusia dan sistem atau kejadian eksternal.

Dokumen ini juga menjelaskan bahwa definisi di atas mengikutsertakan risiko

legal (hukum), tetapi, risiko strategis dan reputasi tidak diikutsertakan dengan

tujuan untuk meminimalisasi biaya finansial risiko operasional.

Definisi ini telah dapat diterima secara luas walaupun ada ketidakjelasan

mengenai arti sebenarnya kerugian langsung dan tidak langsung. Pilar I Basel

menyebutkan bahwa risiko strategis dan reputasi tidak dikutsertakan, begitu

41

Page 7: Penjelasan secara menyeluruh untuk beberapa … serta menghasilkan output pemetaan risiko dari masing masing metode. 7. Penyusunan Self Asessment Matriks Operasi Pengukuran Risiko

pula biaya modal tidak diikutsertakan untuk menutup kerugian tidak langsung

atau opportunity cost.

Sebagai hasilnya, referensi terhadap langsung dan tidak langsung pada

definisi terdahulu dihilangkan. Dengan cara mendefiniskan langsung tipe tipe

kerugian ke dalam data internal kerugian, RMG memberi arahan yag jelas

tentang kerugian kerugian mana yang tercakup dalam biaya modal risiko

operasional. Perubahan ini merevisi definisi risiko operasional sebagai

“The risk of loss resulting from inadequate or failed internal processes,

people and systems or from external events”.

Perlu ditekankan bahwa pengertian ini berbasis kepada dasar penyebab

risiko operasional. Hal hal yang dimaksud meliputi 4 penyebab risiko:

• Manusia

• Proses

• Sistem

• Faktor Eksternal

Penyebab di atas secara spesifik sangat berguna dalam penanganan

risiko dalam suatu institusi, tetapi, sangat bergantung kepada definisi yang

telah ada dan telah terukur serta dapat dibandingkan.

Mengingat risiko Operasional adalah wacana baru, supervisor dan

perusahaan tidak dapat bertumpu pada data (yang secara eksplisit belum ada di

lapangan) sehingga mereka harus menganalisis risiko berdasarkan perbedaan

penyebab risiko operasional, kejadian kejadian yang dapat diukur serta efek

profit dan loss (biaya) dari kejadian kejadian yang dimaksud.

Seringkali perubahan-perubahan pada pasar mempengaruhi kinerja

operasinya sehingga menimbulkan risiko operasonal. Pada pasar yang berubah –

ubah, perubahan yang tidak diharapkan pada pasar dan sumber daya akan

meningkatkan kecepatan perusahaan untuk menyesuaikan teknologi

operasinya, tetapi hal ini juga berarti meningkatnya risiko pada praktek strategi

operasi tersebut. Pada banyak perusahaan efektifitas dan efisiensi manajemen

dari strategi operasi yang dilakukan menjadi isu dan problem yang sangat

penting.

Risiko berhubungan dengan ketidakpastian pada pengembangan operasi

yang berdasarkan sumber daya dan menggeser persyaratan pasarnya. Setiap

strategi operasi harus mengakomodasi risiko ini. Slack & Lewis pada bukunya

42

Page 8: Penjelasan secara menyeluruh untuk beberapa … serta menghasilkan output pemetaan risiko dari masing masing metode. 7. Penyusunan Self Asessment Matriks Operasi Pengukuran Risiko

Operations Strategy, (2002) menerangkan tentang risiko operasional

menggunakan poros persyaratan pasar dengan kapabilitas sumber daya operasi.

Gambar 4.4 Proses strategi Operasi ‘Risk’

(Sumber; Slack & Lewis, Operations Strategy, 2002)

Kesulitan dalam menyesuaikan peningkatan pasar dan operasiya setiap

saat secara jelas berarti perusahaan akan bergeser dari garis yang menunjukkan

fit line yang sempurna. Pergeseran ke atas dari garis diagonal tersebut berarti

bahwa kinerja pasar (persyaratan dan ekspektasi pasar) melebihi kemampuan

dari kapabilitas operasi yang dimiliki perusahaan untuk memenuhinya. Area di

bawah garis diagonal berarti bahwa perusahaan memiliki tingkat kompetensi

atau kinerja potensial yang belum dioptimalkan dalam memenuhi persyaratan

pasar. Kedua hal tersebut menunjukkan adanya risiko.

Menurut hasil survey Risk Management Association (RMA) pada tahun

2003 external fraud merupakan sumber utama penyebab risiko operasional,

sedangkan key driver dalam pengimplementasian risiko operasional berupa

peningkatan performansi operasional.

43

Page 9: Penjelasan secara menyeluruh untuk beberapa … serta menghasilkan output pemetaan risiko dari masing masing metode. 7. Penyusunan Self Asessment Matriks Operasi Pengukuran Risiko

Gambar 4.5 Sources of Operational Risk

(Sumber; RMA (Risk Management Association), 2003)

Gambar 4.6 Key Driver of Operational Risk

(Sumber; RMA (Risk Management Association), 2003)

Secara umum framework manajemen risiko operasional menggarisbawahi

seluruh arahan strategi risiko operasional dan mengontrol manajemen risiko

operasional serta proses pengukuran agar dapat diimplementasikan secara

efektif pada perusahaan. Framework ini menyediakan aplikasi pengaturan dan

prosedur risiko operasional secara menyeluruh pada perusahaan, baik badan

independen yang yang menangani risiko sampai kepada setiap bisnis unit.

Framework juga memberikan proses pengambilan data yang akurat agar data

tersebut konsisten dan kompeherensif untuk mengukur dan memverifikasi

keakuratan risiko operasional, sistem pelaporan dan strategi mitigasi risiko.

44

Page 10: Penjelasan secara menyeluruh untuk beberapa … serta menghasilkan output pemetaan risiko dari masing masing metode. 7. Penyusunan Self Asessment Matriks Operasi Pengukuran Risiko
Page 11: Penjelasan secara menyeluruh untuk beberapa … serta menghasilkan output pemetaan risiko dari masing masing metode. 7. Penyusunan Self Asessment Matriks Operasi Pengukuran Risiko
Page 12: Penjelasan secara menyeluruh untuk beberapa … serta menghasilkan output pemetaan risiko dari masing masing metode. 7. Penyusunan Self Asessment Matriks Operasi Pengukuran Risiko
Page 13: Penjelasan secara menyeluruh untuk beberapa … serta menghasilkan output pemetaan risiko dari masing masing metode. 7. Penyusunan Self Asessment Matriks Operasi Pengukuran Risiko

Penggunaan metode AMA dalam makalah ini, adalah sebagai alat

pengukur kuantifikasi data, yang pada nantinya akan digunakan sebagai salah

satu pilar pembentuk matriks risiko operasional yang baru.

AMA ‘Toolkit’, meliputi penggunaan metode seperti:

• Internal loss event data

• External loss data

• Scenario analysis

• Key Risk/Performance Indicators (KRIs/KPIs)

• Quantitative measures serving as early warning indicators

• Risk and Control Self Assessments (RCSAs)

• Qualitative assessments of inherent risks and controls

4.2.4 Manajemen Risiko Operasional Telkom

Telkom melakukan manajemen risiko operasional dengan menggunakan

pendekata ERM (Enterprise Risk Management). Konsep ERM memberikan

proses pengendalian dan pengelolaan yang lebih mendetail dibandingkan dengan

manajemen risiko tradisional ERM. Karena ERM mencakup penulusuran,

pengukuran dan rencana tindak semua kategori risiko perusahaan seperti risiko

operasional, risiko finansial, risiko strategis, risiko hukum, risiko pasar, risiko

sosial dan politik, risiko teknologi, risiko reputasi, risiko customer dan risiko

kompetisi. ERM tidak berfungsi sebagai alat penghapus risiko, tetapi lebih

berfungsi untuk menekan dampak risiko yang diterima oleh perusahaan. ERM

bertujuan untuk membalikkan stigma risiko yang berupa ancaman menjadi

peluang untuk meningkatkan daya saing perusahaan.

Konsep ERM Telkom mengacu kepada konsep COSO ( Committee of

Sponsoring Organization of the Treadaway Commission) dikarenakan dewan

otoritas pasar modal Amerika Serikat mengharuskan pengimplementasian

Sarbanes-Oaxley Act (SOA) dan pengendalian internal perusahaan dengan

COSO SOA.

Penerapan ERM harus didukung perusahaan dengan mengikutsertakan

aspek-aspek berikut di setiap level perusahaan;

• Strategic, mencakup visi, misi dan strategi perusahaan

• Operational, efisiensi kegiatan operasional perusahaan

• Reporting, ketepatan waktu pelaporan dengan data yang akurat sesuai

dengan prinsip-prinsip perusahaan.

48

Page 14: Penjelasan secara menyeluruh untuk beberapa … serta menghasilkan output pemetaan risiko dari masing masing metode. 7. Penyusunan Self Asessment Matriks Operasi Pengukuran Risiko
Page 15: Penjelasan secara menyeluruh untuk beberapa … serta menghasilkan output pemetaan risiko dari masing masing metode. 7. Penyusunan Self Asessment Matriks Operasi Pengukuran Risiko

• Kategorisasi risiko, kerugian, dan recoveries

• Assessment risiko secara kuantitatif atau kualitatif

• Top down atau bottom up assessment

• Modelling residual risk

• Simple risk exposure atau perhitungan aktuarial

4.3 Pengumpulan dan Pengolahan Data

4.3.1 Identifikasi Risiko

Pengidentifikasian risiko merupakan proses penganalisisan untuk

menemukan secara sistematis dan secara berkesinambungan risiko (kerugian

yang potensial) Telkom, khususnya dalam sistem operasi Divisi Infratel Telkom.

Proses pengidentifikasian harus secara cermat, karena risiko yang tidak

teridentifikasi mengakibatkan perusahaan menanggung risiko tersebut secara

tidak sadar. Oleh karena itu, secara prosedural ada dua tahapan yang mesti

dilalui dalam proses identifikasi risiko antara lain:

• Pembuatan daftar dari semua kerugian potensial yang mungkin dapat terjadi

pada umumnya

• Metode identifikasi risiko mengacu kepada daftar yang telah dibuat.

4.3.1.1 Pembuatan Daftar

Pembuatan daftar dapat mengacu kepada risiko existing yang dari

perusahaan itu sendiri atau dengan melihat data comparative study dengan

perusahaan lain yang bergerak pada industri yang sama. Daftar juga dapat

dilihat dengan mengacu kepada daftar yang diterbitkan oleh

• Perusahaan asuransi,

• Badan penerbitan asuransi

• Asosiasi asuransi

Risiko internal dapat dilihat pula dengan melihat potensi kerugian dalam

perusahaan, karena daftar yang diterbitkan oleh perusahaan asuransi biasanya

hanya menyagkut risiko yang diasuransikan saja. Salah satu alternatif sistem

pengklasifikasikan kerugian dalam daftar adalah:

1. Kerugian Hak Milik (Property Losses)

• Kerugian langsung terhadap operasional perusahaan

• Kerugian tidak langsung terhadap operasional perusahaan

50

Page 16: Penjelasan secara menyeluruh untuk beberapa … serta menghasilkan output pemetaan risiko dari masing masing metode. 7. Penyusunan Self Asessment Matriks Operasi Pengukuran Risiko

• Kerugian pendapatan akibat penghentian sementara kegiatan

operasional

2. Kewajiban Mengganti Kerugian Orang Lain (Liability Losses)

Kerugian penggantian biaya akibat terjadi kegiatan operasional yang

merugikan orang lain (customer,partner)

3. Kerugian Personalia (Personnel Losses)

• Kerugian bagi perusahaan karena kematian, cacat atau pengunduran diri

pegawai, langganan atau pemilik

• Kerugian bagi keluarga pegawai dikarenakan kematian, cacat atau

pemberhentian

4.3.1.2 Metode Identifikasi Risiko

Tahapan kedua dari pengidentifikasian risiko adalah menggunakan

daftar pada tahap pertama untuk menemukan dan menjelaskan jenis jenis

kerugian yang dihadapi perusahaan. Banyak metode yang dianjurkan untuk

mengeksplorasi daftar yang telah dibangun dan melihat apakah kerugian yang

dimaksud ada pada perusahaan yang bersangkutan.

Metode-metode yang dianjurkan untuk mengidentifikasi risiko, antara lain:

• Kuesioner laporan keuangan

• Metode laporan keuangan

• Metode flow-chart

• Inspeksi langsung pada objek

• Interaksi yang terencana dengan bagian-bagian perusahaan

• Catatan Statistik dari kerugian masa lalu

• Analisis lingkungan

4.3.1.3 Identifikasi Risiko pada Divisi InfraTel

Berdasarkan hasil wawancara dan brainstorming Unit Pranjanis (unit yang

bertanggungjawab dengan penerapan manajemen risiko Divisi Infratel),

didapatkan hasil identifikasi risiko operasi pada Divisi Infratel Telkom, seperti

dipaparkan pada tabel berikut ini:

51

Page 17: Penjelasan secara menyeluruh untuk beberapa … serta menghasilkan output pemetaan risiko dari masing masing metode. 7. Penyusunan Self Asessment Matriks Operasi Pengukuran Risiko
Page 18: Penjelasan secara menyeluruh untuk beberapa … serta menghasilkan output pemetaan risiko dari masing masing metode. 7. Penyusunan Self Asessment Matriks Operasi Pengukuran Risiko
Page 19: Penjelasan secara menyeluruh untuk beberapa … serta menghasilkan output pemetaan risiko dari masing masing metode. 7. Penyusunan Self Asessment Matriks Operasi Pengukuran Risiko
Page 20: Penjelasan secara menyeluruh untuk beberapa … serta menghasilkan output pemetaan risiko dari masing masing metode. 7. Penyusunan Self Asessment Matriks Operasi Pengukuran Risiko
Page 21: Penjelasan secara menyeluruh untuk beberapa … serta menghasilkan output pemetaan risiko dari masing masing metode. 7. Penyusunan Self Asessment Matriks Operasi Pengukuran Risiko
Page 22: Penjelasan secara menyeluruh untuk beberapa … serta menghasilkan output pemetaan risiko dari masing masing metode. 7. Penyusunan Self Asessment Matriks Operasi Pengukuran Risiko
Page 23: Penjelasan secara menyeluruh untuk beberapa … serta menghasilkan output pemetaan risiko dari masing masing metode. 7. Penyusunan Self Asessment Matriks Operasi Pengukuran Risiko
Page 24: Penjelasan secara menyeluruh untuk beberapa … serta menghasilkan output pemetaan risiko dari masing masing metode. 7. Penyusunan Self Asessment Matriks Operasi Pengukuran Risiko