peningkatan kualitas sdm dengan mengedepankan peran kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan

22
PENINGKATAN KUALITAS SDM DENGAN MENGEDEPANKAN PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PEMIMPIN PENDIDIKAN BAB I - PENDAHULUAN A. Latar Balakang Sejalan dengan tantangan kehidupan global, pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena pendidikan salah satu penentu mutu Sumber Daya Manusia. Dimana dewasa ini keunggulan suatu bangsa tidak lagi ditandai dengan melimpahnya kekayaan alam, melainkan pada keunggulan Sumber Daya Manusia (SDM). Dimana mutu Sember Daya Manusia (SDM) berkorelasi positif dengan mutu pendidikan, mutu pendidikan sering diindikasikan dengan kondisi yang baik, memenuhi syarat, dan segala komponen yang harus terdapat dalam pendidikan, komponen-komponen tersebut adalah masukan, proses, keluaran, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana serta biaya. Dengan Pemberlakuan otonomi daerah di kota dan Kabupaten, maka pemerintah memberikan otonomi pendidikan ke sekolah dengan pelaksanaan manajemen berbasis sekolah, melalui undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 51 butir 1 yaitu : Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah “ Model SBM ( School Based Management ) atau Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia muncul akibat perubahan politik dan krisis ekonomi yang berkembang menjadi krisis sosial politik yang berdampak pada perubahan dalam manajemen pendidikan. SBM bertujuan memberdayakan sekolah dengan

Upload: ana-fatimah

Post on 02-Jan-2016

39 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peningkatan Kualitas Sdm Dengan Mengedepankan Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan

PENINGKATAN KUALITAS SDM DENGAN MENGEDEPANKAN PERAN

KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PEMIMPIN PENDIDIKAN

BAB I - PENDAHULUAN

A. Latar Balakang

Sejalan dengan tantangan kehidupan global, pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena

pendidikan salah satu penentu mutu Sumber Daya Manusia. Dimana dewasa ini keunggulan suatu

bangsa tidak lagi ditandai dengan melimpahnya kekayaan alam, melainkan pada keunggulan Sumber

Daya Manusia (SDM). Dimana mutu Sember Daya Manusia (SDM) berkorelasi positif dengan mutu

pendidikan, mutu pendidikan sering diindikasikan dengan kondisi yang baik, memenuhi syarat, dan

segala komponen yang harus terdapat dalam pendidikan, komponen-komponen tersebut adalah

masukan, proses, keluaran, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana serta biaya.

Dengan Pemberlakuan otonomi daerah di kota dan Kabupaten, maka pemerintah memberikan otonomi

pendidikan ke sekolah dengan pelaksanaan manajemen berbasis sekolah, melalui undang-undang

nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 51 butir 1 yaitu : Pengelolaan satuan

pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan

standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah “ Model SBM

( School Based Management ) atau Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia muncul akibat perubahan

politik dan krisis ekonomi yang berkembang menjadi krisis sosial politik yang berdampak pada

perubahan dalam manajemen pendidikan. SBM bertujuan memberdayakan sekolah dengan

memberikan kewenangan ( deligation of authority ) kepada sekolah untuk melakukan perbaikan dan

peningkatan kualitas secara berkelanjutan ( quality continous improvement ).

Pendidikan yang bermutu sangat membutuhkan tenaga kependidikan yang professional. Tenaga

kependidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembentukan pengetahuan, ketrampilan,

dan karakter peserta didik. Oleh karena itu tenaga kependidikan yang professional akan melaksanakan

tugasnya secara professional sehingga menghasilkan tamatan yang lebih bermutu. Menjadi tenaga

kependidikan yang profesional tidak akan terwujud begitu saja tanpa adanya upaya untuk

meningkatkannya, adapun salah satu cara untuk mewujudkannya adalah dengan pengembangan

Page 2: Peningkatan Kualitas Sdm Dengan Mengedepankan Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan

profesionalisme ini membutuhkan dukungan dari pihak yang mempunyai peran penting dalam hal ini

adalah kepala sekolah, dimana kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang sangat penting

karena kepala sekolah berhubungan langsung dengan pelaksanaan program pendidikan di sekolah.

Ketercapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan kepemimpinan

kepala sekolah yang merupakan salah satu pemimpin pendidikan. Karena kepala sekolah merupakan

seorang pejabat yang profesional dalam organisasi sekolah yang bertugas mengatur semua sumber

organisasi dan bekerjasama dengan guru-guru dalam mendidik siswa untuk mencapai tujuan

pendidikan. Dengan keprofesionalan kepala sekolah ini pengembangan profesionalisme tenaga

kependidikan mudah dilakukan karena sesuai dengan fungsinya, kepala sekolah memahami kebutuhan

sekolah yang ia pimpin sehingga kompetensi guru tidak hanya mandeg pada kompetensi yang ia miliki

sebelumnya, melainkan bertambah dan berkembang dengan baik sehingga profesionalisme guru akan

terwujud.

B. Tujuan Penulisan Makalah

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran kepemimpinan kepala sekolah

2. Untuk memahami peranan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan.

C. Manfaat makalah

Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah:

1. Dapat memahami bagaimana gambaran kepemimpinan kepala sekolah

2. Dapat memahami peranan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan

BAB II - PEMBAHASAN

1. Konsep Kepemimpinan

a. Pengertian Kepemimpinan

Istilah kepemimpinan pendidikan mengandung dua pengertian dimana kata “pendidikan”

Page 3: Peningkatan Kualitas Sdm Dengan Mengedepankan Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan

menerangkan dalam lapangan apa dan dimana kepemimpinan itu berlangsung, dan sekaligus menjadi

sifat dan ciri-ciri bagaimana yang harus dimilki pemimpin itu. Menurut Hadari Nawawi: kepemimpinan

adalah kemampuan menggerakkan, memberikan motivasi dan mempengaruhi orang-orang agar

bersedia melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada pencapaian tujaun (1993:81).

b. Tipe Kepemimpinan

Dalam upaya menggerakkan dan memotivasi orang lain agar melakukan tindakan-tindakan yang terarah

pada pencapaian tujuan, seorang pemimpin melakukan dalam beberapa cara. Cara yang ia lakukan

merupakan pencerminan sikap serta gambaran tentang tipe (bentuk) kepemimpinan yang

dijalankannya. Adapun gaya atau tipe kepemimpinan yang pokok atau juga disebut ekstrem ada tiga tipe

atau bentuk kepemimpinan yaitu:

1) Kepemimpinan Otoriter

Kepemimpinan otoriter adalah kepemimpinan yang bertindak sebagai diktor terhadap anggota-anggota

kelompoknya. Baginya memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Apa yang

diperintahnya harus dilaksanakan secara utuh, ia bertindak sebagai penguasa dan tidak dapat dibantah

sehingga orang lain harus tunduk kepada kekuasaanya. Ia menggunakan ancaman dan hukuman untuk

menegakkan kepemimpinannya. Kepemimpian otoriter hanya akan menyebabkan ketidakpuasan

dikalangan guru.

2) Kepemimpinan Laissez Faire

Bentuk kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari kepemimpinan otoriter. Yang mana kepemimpinan

laissez faire menitik beratkan kepada kebebasan bawahan untuk melakukan tugas yang menjadi

tanggung jawabnya. Pemimpin lasses faire banyak memberikan kebebasan kepada personil untuk

menentukan sendiri kebijaksanaan dalam melaksanakan tugas, tidak ada pengawasan dan sedikit sekali

memberikan pengarahan kepada personilnya.

Kepemimpinan Laissez Faire tidak dapat diterapkan secara resmi di lembaga pendidikan, kepemimpinan

laissez faire dapat mengakibatkan kegiatan yang dilakuakn tidak terarah, perwujudan kerja simpang siur,

Page 4: Peningkatan Kualitas Sdm Dengan Mengedepankan Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan

wewenang dan tanggungjawab tidak jelas, yang akhirnya apa yang menjadi tujuan pendidikan tidak

tercapai.

3) Kepemimpinan Demokratis

Bentuk kepemimpinan demokratis menempatkan manusia atau personilnya sebagai faktor utama dan

terpenting. Hubungan antara pemimpin dan orang-orang yang dipimpin atau bawahannya diwujudkan

dalam bentuk human relationship atas dasar prinsip saling harga-menghargai dan hormat-menghormati.

Dalam melaksanakan tugasnya, pemimpin demokratis mau menerima dan bahkan mengharapkan

pendapat dan saran-saran dari bawahannya, juga kritik-kritik yang membangun dari anggota

diterimanya sebagai umpan balik atau dijadikan bahan pertimbangan kesanggupan dan kemampuan

kelompoknya. Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis, terarah yang

berusaha memanfaatkan setiap personil untuk kemajuan dan perkembangan organisasi pendidikan

c. Fungsi Kepemimpinan Pendidikan

Kependidikan adalah proses menggerakkan, mempengaruhi, memberikan motivasi dan mengarahkan

orang-orang dilembaga pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Untuk

mewujudkan tugas tersebut seorang pemimpin harus mampu bekerjasama dengan orang yang

dipimpinnya. Seorang pemimpin harus tahu fungsi dan peranannya sebagai pemimpin. Adapun fungsi

kepemimpinan pendidikan menurut Soekarto Indrafachrudi (1993:33) adalah pada dasarnya dapat

dibagai menjadi dua yaitu:

Fungsi yang bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai

- Pemimpin berfungsi memikirkan dan merumuskan dengan teliti tujuan kelompok serta menjelaskan

supaya anggota dapat berkerjasama mencapai tujuan itu.

- Pemimpin berfungsi memberi dorongan kepada anggota-anggota kelompok untuk menganalisis

situasi supaya dapat dirumuskan rencana kegiatan kepemimpinan yang dapat memberi harapan baik.

- Pemimpin berfungsi membantu anggota kelompok dalam memberikan keterangan yang perlu

supaya dapat mengadakan pertimbangan yang sehat.

- Pemimpin berfungsi menggunakan kesempatan dan minat khusus anggota kelompok.

Page 5: Peningkatan Kualitas Sdm Dengan Mengedepankan Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan

2) Fungsi yang bertalian dengan suasana pekerjaan yang sehat dan menyenangkan

- Pemimpin berfungsi memupuk dan memelihara kebersamaan di dalam kelompok.

- Pemimpin berfungsi mengusahakan suatu tempat bekerja yang menyenangkan, sehingga dapat

dipupuk kegembiraan dan semangat bekerja dalam pelaksanaan tugas.

- Pemimpin dapat menanamkan dan memupuk perasaan para anggota bahwa mereka termasuk

dalam kelompok dan merupakan bagian dari kelompok.

d d. Syarat-Syarat Kepemimpinan Pendidikan

Mengenai syarat-syarat kepemimpinan, Tead (1935:31-34) dalam (Soekarna

Indrafachrudin) bahwa syarat kepemimpinan pendidikan adalah:

1) Memiliki kesehatan jasmaniah dan rohaniah yang baik.

2) Berpegang teguh pada tujuan yang hendak dicapai.

3) Bersemangat

4) Jujur

5) Cakap dalam memberi bimbingan

6) Cepat serta bijaksana dalam mengambil keputusan

7) Cerdas

8) Cakap dalam hal mengajar dan menaruh kepercayaan kepada yang baik dan berusaha

mencapainya

2. Konsep Kepala Sekolah

A. Pengertian Kepala Sekolah

Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan

kualitas pendidikan. Untuk itu kepala sekolah harus mengetahui tugas-tugas yang harus ia laksankan.

Adapun tugas-tugas dari kepala sekolah seperti yang dikemukakan Wahjosumidjo (2002:97) adalah

Kepala sekolah bekerja dengan dan melalui orang lain.

Kepala sekolah bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan. Kepala sekola bertindak dan

bertanggungjawab atas segala tindakan yang dilakukan oleh bawahan. Perbuatan yang dilakukan oleh

Page 6: Peningkatan Kualitas Sdm Dengan Mengedepankan Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan

para guru, siswa, staf, dan orang tua siswa tidak dapat dilepaskan dari tanggung jawab kepala sekolah.

Kepala sekolah harus berfikir secara analitik dan konsepsional. Kepala sekolah harus dapat memecahkan

persoalan melalui satu analisis, kemudian menyelesaikan persoalan dengan satu solusi yang feasible.

Serta harus dapat melihatsetiap tugas sebagai satu keseluruhan yang saling berkaitan.

Kepala sekolah adalah seorang mediator atau juru penengah. Dalam lingkungan sekolah sebagai suatu

organisasi di dalamnya terdiri dari manusia yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda yang

bisa menimbulkan konflik untuk itu kepala sekolah harus jadi penengah dalam konflik tersebut.

Kepala sekolah adalah seorang politisi. Kepala sekolah harus dapat membangun hubungan kerja sama

melalui pendekatan persuasi dan kesepakatan (compromise). Peran politis kepala sekolah dapat

berkembang secara efektif, apabila: (1) dapat dikembangkan prinsip jaringan saling pengertian terhadap

kewajiban masing-masing, (2) terbentuknya aliasi atau koalisi, seperti organisasi profesi, OSIS, BP3, dan

sebagainya; (3) terciptanya kerjasama (cooperation) dengan berbagai pihak, sehingga aneka macam

aktivitas dapat dilaksanakan.

Kepala sekolah adalah seorang diplomat. Dalam berbagai macam pertemuan kepala sekolah adalah

wakil resmi sekolah yang dipimpinnya.

Dari konsep diatas dapat disimpulkan bahwasan kepala sekolah adalah guru yang diberi tugas tambahan

sebagai kepala sekolah/madrasah untuk memimpin dan mengelola sekolah/madrasah dalam upaya

meningkatkan mutu pendidikan baik.

B. Kompetensi Kepala Sekolah

Permendiknas No. 1 Tahun 2007 disyaratkan 5 kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah. Lima

kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang kepala sekolah yaitu: kompetensi kepribadian, kompetensi

manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial.

1) Kompetensi Kepribadian

Kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah dalam dimensi kompe-tensi keribadian antara lain: (1)

Page 7: Peningkatan Kualitas Sdm Dengan Mengedepankan Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan

berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia

bagi komunitas di sekolah/ madrasah; (2) memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin; (3) memiliki

keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah/madrasah; (4) bersikap terbuka

dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi; (5) mengen-dalikan diri dalam menghadapi masalah dalam

pekerjaan sebagai kepala sekolah/ madrasah; dan (6) memiliki bakat dan minat jabatan sebagai

pemimpin pendidikan.

2) Kompetensi Manajerial

Sebagai seorang manajer, kepala sekolah harus mempunyai empat kompetensi dan ketrampilan utama

dalam menajerial organisasi, yaitu ketrampilan membuat perencanaan, keterampilan mengorganisasi

sumberdaya, keterampilan melaksanakan kegiatan, dan keterampilan melakukan pengendalian dan

evaluasi.

3) Kompetensi Kewirausahaan

Dimensi kompetensi kewirausahaan dalam Permendiknas No. 13 Tahun 2007 terdiri atas lima

kompetensi, yaitu: (1) menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah; (2)

bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang

efektif; (3) memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya

sebagai pemimpin sekolah/madrasah; (4) pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam

menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah; dan (5) memiliki naluri kewirausahaan dalam

mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.

4) Kompetensi Supervisi

Supervisi dalam pengertian intinya adalah kegiatan membantu guru bukan hanya untuk memvonis guru

(benar atau salah). Kegiatan membantu guru harus dilakukan secara terencana dan sistematis bukan

insidental sehingga dengan kegiatan supervisi kemampuan profesional guru dapat berkembang dengan

optimal.

Dalam Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang kompetensi kepala sekolah, dimensi kompetensi

supervisi terdiri atas tiga kompetensi, yaitu: (1) merencanakan program supervisi akademik dalam

Page 8: Peningkatan Kualitas Sdm Dengan Mengedepankan Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan

rangka peningkatan profesionalisme guru; (2) melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan

menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat; dan (4) menindaklanjuti hasil supervisi

akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru

5) Kompetensi Sosial

Sekolah merupakan organisasi pembelajar (learning organization) di mana sekolah selalu berhadapan

dengan stake holder. Kemampuan yang diperlukan untuk berhadapan dengan stakeholder adalah

kemampun berkomunikasi dan berinteraksi yang efektif. Agar terbina hubungan yang baik antara

sekolah dengan orang tua, sekolah dengan kantor/dinas yang membawahinya maka kepala sekolah

harus mampu mengkomunikasikannya.

Bagi kepala sekolah, kegiatan komunikasi bermanfaat, antara lain untuk: (a) penyampaian program yang

disampaikan dimengerti oleh warga sekolah, (b) mampu memahami orang lain, (c) gagasannya diterima

oleh orang lain, dan (d) efektif dalam menggerakkan orang lain melakukan sesuatu.

Kompetensi sosial dalam Permendiknas No. 13 Tahun 2007 terdiri atas: (1) bekerja sama dengan pihak

lain untuk kepentingan sekolah/madrasah; (2) berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan; dan

(3) memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.

C. Tugas pokok Kepala Sekolah

Berkenaan dengan tugas pokok kepala sekolah ini, pada semua jenjang pendidikan tugas kepala sekolah

akan mencakup tiga bidang, yaitu: (a) tugas manajerial, (b) supervisi dan (c) kewirausahaan.

Tugas kepala sekolah dalam bidang manajerial berkaitan dengan pengelolaan sekolah, sehingga semua

sumber daya dapat disediakan dan dimanfaatkan secara optimal untuk mencapai tujuan sekolah secara

efektif dan efisien. Tugas manajerial ini meliputi aktivitas sebagai berikut: (1) menyusun perencanaan

sekolah; (2) mengelola program pembelajaran; (3) mengelola kesiswaan; (4) mengelola sarana dan

prasarana; (5) mengelola personal sekolah; (6) mengelola keuangan sekolah; (7) mengelola hubungan

sekolah dan masyarakat; (8) mengelola administrasi sekolah; (9) mengelola sistem informasi sekolah;

(10) mengevaluasi program sekolah; dan memimpin sekolah.

Selain tugas manajerial, kepala sekolah juga memiliki tugas pokok melakukan supervisi terhadap

Page 9: Peningkatan Kualitas Sdm Dengan Mengedepankan Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan

pelaksanaan kerja guru dan staf., dengan tujuan untuk menjamin agar guru dan staf bekerja dengan baik

serta menjaga mutu proses maupun hasil pendidikan di sekolah. Dalam tugas supervisi ini tercakup

kegiatan-kegiatan: (1) merencanakan program supervisi; (2) melaksanakan program supervisi; dan (3)

menindaklanjuti program supervisi.

Di samping tugas manajerial dan supervisi, kepala sekolah juga memiliki tugas kewirausahaan. Tugas

kewirausahaan ini tujuannya adalah agar sekolah memiliki sumber-sumber daya yang mampu

mendukung jalannya sekolah, khususnya dari segi finansial. Selain itu juga agar sekolah membudayakan

perilaku wirausaha di kalangan warga sekolah, khususnya para siswa.

Untuk dapat melaksanakan tugas pokok tersebut, seorang kepala sekolah dituntut memiliki sejumlah

kompetensi. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar

Kepala Sekolah telah ditetapkan bahwa terdapat 5 (lima) dimensi kompetensi yang seyogyanya dikuasai

oleh kepala sekolah, yaitu: (a) kompetensi kepribadian, (b) kompetensi manajerial, (c) kompetensi

kewirausahaan, (d) kompetensi supervisi, dan (e)kompetensi sosial.

D. Tanggung Jawab Kepala Sekolah

Kepala sekolah sebagai tenaga non professional dalam pelaksanaan bimbingan di sekolah adalah

mempunyai tanggung jawab penuh terhadap seluruh program bimbingan di sekolah. Menurut Ketut

Sukardi(1983) tugas dan tanggung jawab dan wewenang dari kepala sekolah dalam bidang bimbingan

diantaranya:

1) Menyusun secara kolektif program bimbingan tertulis yang bersifat komprehensif dan operasional

dengan situasi dan kondisi sekolah.

2) Mengusahakan bentuk-bentuk pembinaan intern yang intensif melalui rapat-rapat rutin, insidentil,

konferensi kasus dan lain sebagainya.

3) Mengkoordinasikan bentuk-bentuk kegiatan petugas bimbingan yang terpadu dengan kegiatan-

krgiatan guru bidang studi.

4) Memikirkan dan mengusahakan tersedianya kebutuhan sarana dan prasarana untuk menunjang

keberhasilan pelaksanaan program layanan bimbingan di sekolah.

5) Merintis bentuk-bentuk kerjasama dengan istansi-istansi lain diluar sekolah yang ada kaitannya

dengan pengembangan program layanan bimbingan disekolah. Misalnya: rumah sakit, departemen

Page 10: Peningkatan Kualitas Sdm Dengan Mengedepankan Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan

tenaga kerja dan lain sebagainya.

6) Berusaha untuk menggali bernagai sumber informasi yang dapat dipergunakan untuk kepentingan

pengembangan bimbingan di sekolah.

7) Merintis, mengusahakan dan membina bentuk-bentuk kerjasama bimbingan antar sekolah, baik

yang bersifat informasi, pengalaman maupun pemecahan kasus.

8) Mendorong para petugas bimbingan untuk melaksanakan tugasnya dengan penuh rasa tanggung

jawab, serta menciptakan situasi tertentu untuk menggairahkan petugas bimbingan dalam menjalankan

tugasnya.

9) Membuat dan mengirimkan laporan pelaksanaan layanan bimbingan kapada pihak aturan baik

secara berkala maupun secara insidentil.

E) Peran Kepala Sekolah

Kepala sekolah sebagai pengelola satuan pendidikan (sekolah) bertanggung jawab terhadap efektivitas

dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan di sekolahnya, melalui peranan-peranan yang dimainkannya.

Peranan yang dimainkan kepala sekolah sangatlah kompleks, di antaranya peran kepala sekolah sebagai

pemimpin, administrator, manajer, supervisor dan penghubung masyarakat (Atmodiwirio, Soebagio,

1991:60).

Adapun Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas, 2006), terdapat tujuh peran utama

kepala sekolah yaitu, sebagai: (1) educator (pendidik); (2) manajer; (3) administrator; (4) supervisor

(penyelia); (5) leader (pemimpin); (6) pencipta iklim kerja; dan (7) wirausahawan. Kepala sekolah

memiliki peran sebagai berikut:

A. Kepala Sekolah sebagai Educator (Pendidik)

Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan guru merupakan pelaksana dan

pengembang utama kurikulum di sekolah. Kepala sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan

fokusterhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja akan

sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan senantiasa

berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus menerus meningkatkan

kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien.

Page 11: Peningkatan Kualitas Sdm Dengan Mengedepankan Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan

B. Kepala Sekolah sebagai Manajer

Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus dilakukan kepala sekolah adalah

melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru. Dalam hal ini, kepala

sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi dan memberikan kesempatan yang luas kepada para guru untuk

dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan pendidikan dan

pelatihan, baik yang dilaksanakan di sekolah, –seperti : KKKS/KKG tingkat sekolah, in house training,

diskusi profesional dan sebagainya–, atau melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan di luar sekolah,

seperti: kesempatan melanjutkan pendidikan atau mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang

diselenggarakan pihak lain.

C. Kepala Sekolah sebagai Administrator

Nawawi (1983: 11) mengatakan : “Administrasi pendidikan adalah rangkaian kegiatan atau keseluruhan

proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara

berencana dan sistematis yang diselenggarakan di lingkungan tertentu, terutama berupa lembaga

pendidikan formal”.

Mengacu pada pengertian administrasi secara umum dan administrasi pendidikan pada khususnya,

dalam kajian ini yang dimaksud dengan peranan kepala sekolah sebagai administrator adalah kedudukan

yang dimiliki kepala sekolah untuk merangkai kegiatan dan sejumlah orang dalam lembaga pendidikan

formal untuk mencapai tujuan pendidikan secara berencana dan sistematis.

Manajemen sekolah tidak lain berarti pendayagunaan dan penggunaan sumber daya yang ada dan yang

dapat diadakan secara efisien dan efektif untuk mencapa visi dan misi sekolah. Kepala sekolah

bertanggung jawab atas jalannya lembaga sekolah dan kegiatannya. Kepala sekolah berada di garda

terdepan dan dapat diukur keberhasilannya.

Tujuh kegiatan pokok yang harus diemban kepala sekolah yakni merencanakan, mengorganisasi,

mengadakan stafmengarahkan/orientasi sasaran, mengkoordinasi, memantau serta menilai/evaluasi.

Melalui kegiatan perencanaan terjawablah beberapa pertanyaan: Apa yang akan, apa yang seharusnya

dan apa yang sebaiknya?. Hal ini tentu berkaitan dengan perencanaan reguler, teknis-opersional dan

Page 12: Peningkatan Kualitas Sdm Dengan Mengedepankan Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan

perencanaan strategis (jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang). Kepala sekolah mulai

menggarap bidang sasaran yang mungkin sebelumnya sudah dikaji secara bersama-sama.

D. Kepala Sekolah sebagai Supervisor

Kepala sekolah mempunyai tugas sebagai supervisor. Kepala sekolah sebagai supervisor dimaksudkan

untuk meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap guru-guru dan personel lain untuk

meningkatkan kinerja mereka. Kepala sekolah sebagai supervisor bertugas mengatur seluruh aspek

kurikulum yang berlaku di sekolah agar dapat memberikan hasil yang sesuai dengan target yang telah

ditentukan. Aspek-aspek kurikulum yang harus dikuasai oleh kepala sekolah sebagai supervisor adalah

materi pelajaran, proses belajar mengajar, evaluasi kurikulum, pengelolaan kurikulum, dan

pengembangan kurikulum.

Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan pembelajaran, secara berkala kepala

sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas

untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan

metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran (E. Mulyasa, 2004).

Dari hasil supervisi ini, dapat diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam melaksanakan

pembelajaran, tingkat penguasaan kompetensi guru yang bersangkutan, selanjutnya diupayakan solusi,

pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus

mempertahankan keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran.

Edmonds (dalam Sagala, 2005) tentang sekolah efektif menunjukkan bahwa peran kepala sekolah

sedemikian penting untuk menjadikan sebuah sekolah pada tingkatan yang efektif. Asumsinya adalah

bahwa sekolah yang baik akan selalu memiliki kepala sekolah yang baik, artinya kemampuan profesional

kepala sekolah dan kemauannya untuk bekerja keras dalam memberdayakan seluruh potensi sumber

daya sekolah menjadi jaminan keberhasilan sebuah sekolah. Untuk lebih mengefektifkan pelaksanaan

pekerjaannya dan dapat mendayagunakan seluruh potensi sumber daya yang ada di sekolah maka

kepala sekolah harus memahami perannya. Tiga hal penting yang menjiwai supervisi pendidikan, yaitu:

1) Supervisi pendidikan adalah suatu perbuatan yang telah diprogramkan secara resmi oleh

organisasi. Jadi bukan perbuatan yang dilakukan tanpa perencanaan terlebih dahulu, tetapi

direncanakan secara matang sebelumnya.

Page 13: Peningkatan Kualitas Sdm Dengan Mengedepankan Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan

2) Supervisi pendidikan adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh supervisor (kepala sekolah) dan

secara langsung berpengaruh terhadap kemampuan profesional guru.

3) Supervisi pendidikan mempengaruhi kemampuan guru yang pada gilirannya meningkatkan kualitas

pembelajaran peserta didik, sehingga tujuan sekolah dapat tercapai secara optimal.Sebagai supervisor,

kepala sekolah mempunyai beberapa peran penting, yaitu:

(a) Melaksanakan penelitian sederhana untuk perbaikan situasi dan kondisi proses belajar mengajar.

(b) Mengadakan observasi kelas untuk peningkatan efektivitas proses belajar mengajar.

(c) Melaksanakan pertemuan individual secara profesional dengan guru untuk meningkatkan profesi

guru.

(d) Menyediakan waktu dan pelayanan bagi guru secara profesional dalam pemecahan masalah proses

belajar mengajar.

(e) Menyediakan dukungan dan suasana kondusif bagi guru dalam perbaikan dan peningkatan Kualitas

proses belajar mengajar.

(f) Melaksanakan pengembangan staf yang berencana dan terarah.

(g) Melaksanakan kerjasama dengan guru untuk mengevaluasi hasil belajar secara komprehensif.

(h) Menciptakan team work yang dinamis dan profesional.

(i) Menilai hasil belajar peserta didik secara komprehensif.

E. Kepala Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin)

Tugas dan tanggung jawab merupakan sesuatu hal yang harus dilaksanakan oleh seseorang dalam

memangku suatu jabatan. Demikian pula dengan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah. Kepala

sekolah adalah pemimpin pendidikan yang memiliki peranan sangat besar dalam mengembangkan mutu

pendidikan di sekolah. Berkembangnya semangat kerja, kerjasama yang harmonis, minat terhadap

perkembangan pendidikan, suasana kerja yang menyenangkan dan perkembangan mutu profesional di

antara para guru, banyak ditentukan oleh kualitas kepemimpinan kepala sekolah. Dengan demikian

kepala sekolah adalah salah satu kunci keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuannya.

F. Kepala sekolah sebagai pencipta iklim kerja

Budaya dan iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan setiap guru lebih termotivasi untuk

Page 14: Peningkatan Kualitas Sdm Dengan Mengedepankan Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan

menunjukkan kinerjanya secara unggul, yang disertai usaha untuk meningkatkan kompetensinya. Oleh

karena itu, dalam upaya menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif, kepala sekolah hendaknya

memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : (1) para guru akan bekerja lebih giat apabila kegiatan

yang dilakukannya menarik dan menyenangkan, (2) tujuan kegiatan perlu disusun dengan dengan jelas

dan diinformasikan kepada para guru sehingga mereka mengetahui tujuan dia bekerja, para guru juga

dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut, (3) para guru harus selalu diberitahu tentang dari

setiap pekerjaannya, (4) pemberian hadiah lebih baik daripada hukuman, namun sewaktu-waktu

hukuman juga diperlukan, (5) usahakan untuk memenuhi kebutuhan sosio-psiko-fisik guru, sehingga

memperoleh kepuasan ( E. Mulyasa, 2003).

G. Kepala sekolah sebagai wirausahawan

Dalam menerapkan prinsip-prinsip kewirausaan dihubungkan dengan peningkatan kompetensi guru,

maka kepala sekolah seyogyanya dapat menciptakan pembaharuan, keunggulan komparatif, serta

memanfaatkan berbagai peluang. Kepala sekolah dengan sikap kewirausahaan yang kuat akan berani

melakukan perubahan-perubahan yang inovatif di sekolahnya, termasuk perubahan dalam hal-hal yang

berhubungan dengan proses pembelajaran siswa beserta kompetensi gurunya.

BAB III - PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kepemimpinan adalah kemampuan menggerakkan, memberikan motivasi dan mempengaruhi

orang-orang agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada pencapaian

2. Fungsi Kepemimpinan terbagi dua antara lain 1) Fungsi yang bertalian dengan tujuan yang hendak

dicapai. 2) Fungsi yang bertalian dengan suasana pekerjaan yang sehat dan menyenangkan

3. Kepala sekolah adalah guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah untuk

memimpin dan mengelola sekolah/madrasah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan baik.

4. Kepala Sekolah harus memilki Kompetensi yaitu: kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial,

Page 15: Peningkatan Kualitas Sdm Dengan Mengedepankan Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan

kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial.

5. Tugas pokok kepala sekolah ini, pada semua jenjang pendidikan tugas kepala sekolah akan

mencakup tiga bidang, yaitu: (a) tugas manajerial, (b) supervisi dan (c) kewirausahaan.

6. Kepala sekolah mempunyai tanggung jawab penuh terhadap seluruh program bimbingan di sekolah

Peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai: (1) educator (pendidik); (2) manajer; (3) administrator; (4)

supervisor (penyelia); (5) leader (pemimpin); (6) pencipta iklim kerja; dan (7) wirausahawan.

B. Saran

Berdasarkan makalah yang penulis buat mengenai Kepemimpinan Pendidikan, maka penulis melihat

bahwa Kepemimpinan Pendidikan tidak luput dari berbagi elemen yang saling mendukung satu sama

lainnya serta etos kerja yang efektif dan efesien. Untuk itu penulis menyarankan kepada beberapa pihak

antara lain :

1. Kepala sekolah diharapkan mampu memberi pengaruh yang baik dalam menetapkan fungsi

planning, organizing, actuating maupun controlling demi pencapaian mutu pendidikan yang maksimal.

2. Diharapkan kepada Semua lapisan dinas Kependidikan agar dapat lebih bekerja sama dan berperan

aktif dalam memotivasi dan mengontrol terhadap aktivitas Pendidikan agar tujuan pendidikan dapat

tercapai dengan maksimal karena tugas kepemimpinan pendidikan bukan hanya sekedar Kepala Sekolah

namun juga tanggung dinas pendidikan dan instansi yang terkait dalam pendidikan.

http://indonesiaberitachoice.blogspot.com/2012/11/peningkatan-kualitas-sdm-dengan.html