peningkatan kemampuan pemecahan … digilib.uns.ac.id commit to user i peningkatan kemampuan...

97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING BANGUN RUANG MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 SISWODIPURAN KECAMATAN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012 SKRIPSI Oleh : VERA YULI NUGROHO K7108248 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: trantu

Post on 04-May-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG

JARING-JARING BANGUN RUANG MELALUI PENDEKATAN

REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION PADA SISWA KELAS IV SD

NEGERI 01 SISWODIPURAN KECAMATAN BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012

SKRIPSI

Oleh :

VERA YULI NUGROHO

K7108248

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Vera Yuli Nugroho

NIM : K7108248

Jurusan/Program Studi : FKIP/PGSD

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENINGKATAN KEMAMPUAN

PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING BANGUN

RUANG MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS

EDUCATION PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 SISWODIPURAN

KECAMATAN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012” ini benar-

benar merupakan hasil karya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip

dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar

pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012

Yang membuat pernyataan

Vera Yuli Nugroho

Page 3: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG

JARING-JARING BANGUN RUANG MELALUI PENDEKATAN

REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION PADA SISWA KELAS IV SD

NEGERI 01 SISWODIPURAN KECAMATAN BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012

Oleh :

VERA YULI NUGROHO

K7108248

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 4: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Drs.Ngadino.Y,M.Pd

NIP.194910091979031001

iv

PERSETUJUAN

elah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta, Juli 2012

NIP.194910091979031001

Dra. Noer Hidayah, M.Pd

NIP.194910151983012001

elah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Juli 2012

Page 5: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Selasa

Tanggal : 31 Juli 2012

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang

Ketua : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd

Sekertaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd

Anggota I : Drs.Ngadino.Y,M.

Anggota II : Dra. Noer Hidayah, M.Pd

Disahkan oleh

Fakutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Nama Terang

Drs. Hadi Mulyono, M.Pd

Drs. Hasan Mahfud, M.Pd

rs.Ngadino.Y,M.Pd

Dra. Noer Hidayah, M.Pd

Tanda Tangan

Fakutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Surakarta dan diterima

untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Page 6: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Vera Yuli Nugroho. PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING BANGUN RUANG MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 SISWODIPURAN KECAMATAN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2012.

Tujuan penelitian melalui pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) ini, antara lain: (1) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah tentang jaring-jaring bangun ruang melalui pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Siswodipuran Kecamatan Boyolali tahun pelajaran 2011/2012, (2) Mendeskripsikan hambatan dan solusi selama penerapan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah tentang jaring-jaring bangun ruang pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Siswodipuran Kecamatan Boyolali tahun pelajaran 2011/2012.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Subyek penelitian ini seluruh siswa kelas IV SD Negeri 01 Siswodipuran Kecamatan Boyolali tahun pelajaran 2011/2012 berjumlah 39 siswa. Tehnik pengumpulan data menggunakan tehnik wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi. Validitas data yang digunakan adalah validitas triangulasi sumber dan metode. Tehnik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif interaktif.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata hasil evaluasi matematika siswa sebelum tindakan yaitu 58,70 dengan ketuntasan klasikal 28,20%. Pada siklus I nilai rata-rata dari pertemuan I, II, dan III yaitu 72,05 dengan ketuntasan klasikal 79,48%. Sedangkan pada siklus II pertemuan I, II, dan III yaitu 82,05 dengan ketuntasan klasikal 89,74%.

Berdasarkan data dan perincian di atas, jumlah siswa yang tuntas dari pra tindakan, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan sesuai indikator keberhasilan yang sudah ditentukan yaitu >80% dari jumlah keseluruhan 39 siswa mendapat nilai di atas KKM (70). Hal ini menunjukkan bahwa upaya peningkatan kemampuan pemecahan masalah tentang jaring-jaring bangun ruang dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dinyatakan berhasil.

Kata kunci: pendekatan Realistic Mathematics Education (RME), kemampuan pemecahan masalah.

Page 7: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Vera Yuli Nugroho.Increased capacity problem-solving about nets up space through realistic approach mathematics education in elementary graders iv siswodipuran boyolali sub-district land 01/ 20211 lesson year 2012. A thesis. Surakarta: education and science faculty keguruan eleven march university Surakarta. 2012.

Realistic research purposes through learning mathematics education (rme) among others: (1) upgrading problem-solving nets up space through learning about mathematics education realistic (rme) in fourth grade of elementary school students siswodipuran boyolali sub-district 01/ 2012, the year 2011 (2) described resistance and realistic solutions for the application of learning mathematics education (rme) in upgrading problem-solving about nets up space at graders iv elementary siswodipuran boyolali sub-district land 01 / 18-23 lesson year 2012.

This research is research class action (ptk) consisting of two cycles. All students respondent iv grade of elementary siswodipuran sub-districts boyolali / 01 / 2012 39-- 18-23 lesson for students. Data technique using interviews, technique observation, test, and documentation. Validity of data used is validity triangulation sources and methods. Analysis of data used technique is descriptive analysis interactive.

Based on research results obtained average value math students valuation before the act of venerating 58,70 with ketuntasan klasikal 28,20 %. On the average values of cycle i first meeting ii and iii namely. 72,05 with ketuntasan klasikal 79,48 %. While in cycles ameeting i, ii ii and iii namely. 82,05 with ketuntasan klasikal 89,74 %.

Based on data and details on number of students completed action, of preëmption. I, cycle and increased congrue ii cycle indicators defined success: 80 % of total of 39 student gets values above kkm (70). It showed that the increase problem-solving abilities of nets up space by using realistic approach mathematics education ( rme ) declared successful.

Key word: Realistic research purposes through learning mathematics education (rme).

Page 8: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

“Maka sesungguhnya di samping ada kesukaran terdapat pula kemudahan.

Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan”

(Q. S. Al Insyirah: 5-6)

“Saya mendengar maka saya lupa, saya melihat maka saya tahu, saya berbuat

maka saya mengerti ”

(Pepatah Cina)

“Berpura-pura tidak akan gagal ternyata memperbesar kemungkinan kita untuk

berhasil”

(Mario Teguh)

“Kecantikan itu datang dari dalam ketika hati kita lapang, bebas dari iri dan

dengki, sabar dan selalu bertawakal kepada Allah niscaya cahaya kecantikan

akan terpancar di wajah kita”

(Kota Santri)

“Kesuksesan buah dari keteguhan dan kesabaran”

(Penulis)

Page 9: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:

Ayahku (Drs. Darmawan, M.Pd)

yang sangat aku sayangi,

Terimakasih atas doa serta dorongan motivasi dan materiil yang selalu diberikan

kepadaku hingga saat ini.

Adikku tersayang (Septi Media Nugrahani, Wildan Rakai Fajar Dewantara,

Arkadio Bhara Bintang Dewantara)

Terimakasih atas doa serta motivasi dan semangat yang diberikan hingga saat

ini.

(Mas Alfan Nahareko)

Terima kasih atas doa serta senantiasa selalu memberikan semangat, dukungan

dan motivasi yang diberikan hingga saat ini.

Sahabatku tersayang (Titania Dewi. P, Vita Nurmalita, Tri Handayani)

Terima kasih atas doa dan dukungannya, serta selalu setia menemaniku dalam

suka dan duka kita selalu bersama.

Teman-temanku (kelas 7F)

Terima kasih atas kerjasamanya selama dalam kebersamaan yang indah.

Keluarga Besar PGSD FKIP UNS dan Almamaterku

yang aku banggakan,

Terima kasih telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman hingga saat ini.

Page 10: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas Rahmat,

hidayah serta inayah-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan.

Skripsi yang berjudul Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah

Tentang Jaring-jaring Bangun Ruang Melalui Pendekatan Realistic

Mathematics Education Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Siswodipuran

Kecamatan Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi, Surakarta, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Maret 2012

ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan pada Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa penelitian tindakan kelas ini tidak akan berhasil

tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam

penyusunan skripsi ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis

menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada

semua pihak, khususnya kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Ngadino. Y, M.Pd Pembimbing I yang mengarahkan dan membimbing

dengan sabar hingga selesainya skripsi ini.

5. Dra. Noer Hidayah, M.Pd selaku pembimbing II yang membimbing hingga

selesainya skripsi ini.

6. Dra. Rini Aryati selaku Kepala Sekolah SD N 1 Siswodipuran.

7. Bapak Ibu guru beserta staf karyawan SD N 1 Siswodipuran.

8. Siswa-siswi kelas IV SD N 1 Siswodipuran.

Page 11: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

9. Semua pihak yang telah memberi bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak

kekurangan karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu

saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Harapan

penulis semoga skripsi ini dapat memberi manfaat kepada penulis khususnya dan

para pembaca umumnya.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 12: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK.................................................................................. vi

HALAMAN MOTTO.. .................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN. ..................................................................... ix

KATA PENGANTAR ..................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL... ......................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR. ...................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN............. ....................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 4

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 6

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 6

1. Hakikat Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah

Tentang Jaring-jaring Bangun Ruang .................................... 6

a. Pengertian Kemampuan .................................................. 8

b. Pengertian Pemecahan Masalah ...................................... 7

c. Hakekat Jaring-jaring Bangun Ruang ............................. 8

2. Hakikat Pembelajaran Realistic Mathematics Education

(RME) ................................................................................... 13

a. Pengertian Pembelajaran ................................................. 13

b. Pengertian Matematika ................................................... 14

Page 13: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

c. Fungsi Pembelajaran Matematika ................................... 15

d. Tujuan Pembelajaran Matematika .................................. 15

e. Evaluasi Pembelajaran Matematika ............................... 16

f. Hakekat Pendekatan Realistic Mathematics Education

(RME) ............................................................................. 17

g. Karakteristik dan Prinsip RME ....................................... 18

h. Kelebihan dan Kelemahan RME .................................... 20

i. Langkah-langkah Pembelajaran Matematika Realistik .. 21

B. Penelitian yang Relevan ................................................................. 22

C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 24

D. Hipotesis Tindakan ........................................................................ 26

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 27

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 27

1. Setting Penelitian ................................................................... 27

2. Jadwal Penelitian.................................................................... 27

B. Subjek Penelitian............................................................................ 27

C. Bentuk dan Strategi Penelitian ....................................................... 28

D. Variabel data .................................................................................. 30

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 30

F. Validitas Data ................................................................................. 31

G. Teknik Analisis Data ...................................................................... 32

H. Indikator Kinerja ............................................................................ 34

I. Prosedur Penelitian ........................................................................ 35

1. Siklus I ................................................................................... 37

2. Siklus II .................................................................................. 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 43

A. Deskripsi Lokasi Penelitian .......................................................... 43

B. Deskripsi Pra Tindakan ................................................................ 44

C. Deskripsi Hasil Tindakan ............................................................. 45

1. Tindakan Siklus I .................................................................. 45

a. Tahap Perencanaan ........................................................ 45

Page 14: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

b. Pelaksanaan Tindakan .................................................... 46

c. Observasi ........................................................................ 48

d. Analisis dan Refreksi ..................................................... 54

2. Tindakan Siklus II ................................................................. 55

a. Tahap Perencanaan ........................................................ 55

b. Pelaksanaan Tindakan .................................................... 57

c. Observasi ........................................................................ 62

d. Analisis dan Refreksi ..................................................... 64

3. Perbandingan Antar Siklus .................................................... 66

D. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 71

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ......................................... 76

A. Simpulan ......................................................................................... 76

B. Implikasi ......................................................................................... 77

1. Implikasi Teoritis ........................................................................ 77

2. Implikasi Praktis ......................................................................... 77

C. Saran .............................................................................................. 78

DAFTAR PUSTAKA. ..................................................................................... 80

LAMPIRAN. .................................................................................................... 83

Page 15: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Distribusi Prosentase Nilai Tes Kemampuan Awal......................... 43

2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I...... 50

3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Siklus I....... 51

4 Hasil Belajar Matematika Siklus I................................................... 53

5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam PembelajaranSiklus I...... 61

6 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Siklus II...... 62

7 Hasil Belajar Matematika Siklus II.................................................. 63

8 Rangkuman Hasil Observasi Kemampuan Belajar Siswa............... 68

9 Nilai Matematika Kemampuan Awal dan Hasil Tes Tiap Siklus.... 69

10 Perbandingan Antar Daftar Frekuensi Nilai Kemampuan Pra

Tindakan, Siklus I, dan Siklus II....................................................

71

11 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Tentang Jaring-

jaring Bangun Ruang Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus

II.....................................................................................................

73

Page 16: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Kubus........................................................................................... 9

2 Contoh Benda Berbentuk Kubus................................................. 10

3 Jaring-jaring Kubus..................................................................... 11

4 Balok............................................................................................ 11

5 Contoh Benda Berbentuk Balok................................................. 13

6 Jaring-jaring Balok...................................................................... 13

7 Skema Kerangka Berfikir............................................................ 25

8 Komponen Analisis Data............................................................ `33

9 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas........................................... 35

10 Grafik Nilai Siswa Kelas IV....................................................... 44

11 Grafik Data Hasil Belajar Siswa Siklus I................................... 54

12 Grafik Data Hasil Belajar Siswa Siklus II.................................. 64

13 Grafik Perkembangan Nilai Rata-rata Hasil Belajar

Matematika.................................................................................

69

14 Grafik Perbandingan Dafar Nilai Kemampuan Pra Tindakan,

Siklus I, dan Siklus II.................................................................

71

15 Grafik Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Pra

Tindakan, Siklus I, dan Siklus II..............................................

73

Page 17: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................ 83

2. Silabus ............................................................................................ 84

3. RPP Siklus I ................................................................................... 86

4. RPP Siklus II .................................................................................. 98

5. Soal Pre Test .................................................................................. 110

6. Soal Siklus I Pertemuan I ............................................................... 114

7. Soal Siklus I Pertemuan II ............................................................. 116

8. Soal Siklus I Pertemuan III ............................................................ 119

9. Soal Siklus II Pertemuan I ............................................................. 122

10. Soal Siklus II Pertemuan II .......................................................... 125

11. Soal Siklus II Pertemuan III ......................................................... 128

12. Lembar Diskusi Sikuls I Pertemuan III........................................ 131

13. Lembar Diskusi Siklus II Pertemuan II........................................ 133

14. Lembar Diskusi Siklus II Pertemuan III ...................................... 135

15. Daftar Nilai Pra Tindakan ............................................................ 137

16. Daftar nilai Siklus I ...................................................................... 139

17. Daftar Nilai Siklus II .................................................................... 141

18. Daftar Siswa ................................................................................. 143

19. Instrumen Wawancara .................................................................. 144

20. Foto Pembelajaran........................................................................ 147

Page 18: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan pendidikan nasional adalah terwujudnya masyarakat Indonesia

yang damai, demokratis, berkeahlian, berdaya saing, maju dan sejahtera dalam

wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia

Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cinta tanah

air, berdasarkan hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan

teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi serta disiplin, Undang-undang Sistem

Pendidikan Nasional (2003). Hal tersebut ditegaskan pada pembukaan UUD 1945

alinea keempat bahwa pendidikan di Indonesia berfungsi untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa. Oleh sebab itu, upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di

kelas merupakan amalan mulia yang dimiliki guru karena memberikan kontribusi

dalam mengisi kemerdekaan Indonesia. Hal tersebut harus didukung dengan

keprofesionalan dan kompetensi yang dimiliki guru. Dengan penguasaan materi,

penggunaan pendekatan, strategi, metode, media pembelajaran dan keterkaitan

dengan kehidupan sehari-hari atau dunia nyata siswa diharapkan tujuan

pendidikan dapat tercapai.

Inti pokok dalam pembelajaran adalah peserta didik yang belajar. Belajar

dalam arti adanya perubahan, Perubahan dari yang sebelumnya belum tahu

menjadi tahu, yang sebelumnya tidak memiliki keterampilan kemudian memiliki

keterampilan. Ranah yang menjadi muara dari suatu pendidikan adalah adanya

peningkatan pada aspek kognitif atau pengetahuan, afektif atau sikap, dan

psikomotor atau keterampilan yang semakin optimal setelah siswa memperoleh

pendidikan. Penguasaan terhadap ketiga ranah tersebut mendasari perkembangan

berbagai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang saat ini semakin

berkembang pesat. Menurut Herman Hudojo (2005: 37), dengan perkembangan

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin pesat, pelaksanaan

pendidikan tentunya perlu mendapat porsi yang cukup agar diperoleh out put yang

unggul. Penanaman pendidikan diharuskan mengacu pada arah perbaikan,

1

Page 19: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

khususnya adalah peningkatan kemampuan akademis. Salah satu kemampuan

akademis yang harus dikuasai siswa adalah matematika.

Menurut Herman Hudojo (2005: 37) berpendapat bahwa matematika

merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai

peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia.

Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan

penguasaan matematika sejak dini. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika

merupakan mata pelajaran yang diberikan pada setiap jenjang pendidikan dari

mulai pendidikan dasar. Salah satu mata pelajaran yang mempunyai nilai hasil belajar

rendah di sekolah dasar adalah matematika. Matematika termasuk mata pelajaran

yang disegani siswa, karena untuk dapat memahami konsep yang terkandung

didalamnya perlu adanya kejelian berpikir, ketelitian mengerjakan, dan waktu yang

cukup untuk mengadakan latihan-latihan baik pada jam pelajaran maupun di luar jam

pelajaran. Padahal konsep yang ada di dalam matematika berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari siswa, tetapi dalam pembelajaran siswa kurang memahami konsep

matematika serta mengaplikasikan pembelajaran matematika secara real. Hal ini yang

mengakibatkan siswa mengalami kesulitan belajar matematika di kelas.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan dengan

guru kelas IV SD Negeri 01 Siswodipuran, Kecamatan Boyolali Tahun Pelajaran

2011/ 2012. Menurut Trijoko Listianto, pada pelajaran matematika yang perlu

mendapat perhatian khusus adalah materi jaring-jaring bangun ruang. Siswa

belum mampu untuk dalam memahami konsep yang diajarkan guru, sehingga

hasil belajar siswa masih kurang optimal. Penyebab dari permasalahan tersebut

adalah kurang tepatnya metode dan media pembelajaran yang dipilih guru. Guru

belum menggunakan multimetode dan media pembelajaran yang tepat dalam

pembelajaran, yang akibatnya menjadikan kelas terasa monoton dan

membosankan. Selain itu, guru dalam pelaksanaanya tidak dapat menyampaikan

konsep-konsep jaring-jaring bangun ruang dengan menarik dan menyenangkan,

karena guru hanya berpedoman pada buku materi yang dimiliki siswa yaitu paket

dan LKS saja. Sehingga guru di dalam menyampaikan materi juga hanya dengan

ceramah dan siswa diminta memperhatikan materi yang ada dalam buku tersebut,

Page 20: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

tanpa diimbangi siswa diajak aktif berkreasi untuk mempraktekkan materi

tersebut. Akibatnya hasil belajar siswa di sekolah tersebut juga masih kurang

optimal. (Dapat dilihat pada lampiran 19).

Pembenahan dalam pembelajaran matematika perlu dilakukan menurut

Ariyadi Wijaya (2012: 46) antara lain dengan pemilihan pendekatan yang

merupakan dasar teoritis untuk suatu metode, metode mencakup pemilihan

penentuan bahan ajar, tehnik yang merupakan cara guru menyampaikan bahan

ajar yang sudah dianut. Disamping itu pengembangan model pembelajaran yang

tepat juga sangat diperlukan di dalam pembenahan pembelajaran matematika.

Menurut Ariyadi Wijaya (2012: 47) model yang merupakan suatu bentuk

representasi matematis dari suatu masalah Pembenahan dalam pembelajaran

matematika salah satunya dengan model “pemecahan masalah” menurut Steve

Kneeland (2001: 1) pemecahan masalah tidak berhubungan dengan kecerdasan,

pemecahan masalah berhubungan dengan berpikir langsung dan berhubungan

dengan penggunaan proses secara benar. Dengan demikian, pengajaran berbasis

masalah melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri, yang

memungkinkan siswa menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia

nyata dan membangun pengetahuannya tentang fenomena tersebut.

Salah satu pendekatan dalam pembelajaran matematika yang tepat

digunakan untuk model tersebut yaitu Realistic Mathematics Education. Menurut

(Nyimas Aisyah dkk, 2007: 7-14) Pendekatan Matematika Realistik memandang

matematika sebagai kegiatan manusia dan harus dikaitkan dengan realitas yaitu

matematika harus dekat dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Melalui

penggunaan pendekatan Realistic Mathematics Education siswa dapat

menerapkan pembelajaran lebih bermakna sehingga siswa mampu untuk

memahami konsep yang terkandung di dalam materi tentang jaring-jaring bangun

ruang.

Berdasarkan paparan dari permasalahan tersebut di atas, maka peneliti

perlu dan tertarik untuk melaksanakan suatu penelitian dengan judul “Peningkatan

Kemampuan Pemecahan Masalah Tentang Jaring-jaring Bangun Ruang Melalui

Page 21: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Pendekatan Realistic Mathematics Education Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01

Siswodipuran Kecamatan Boyolali Tahun Pelajaran 20011/2012”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Apakah pendekatan Realistic

Mathematics Education dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam

memecahkan masalah tentang jaring-jaring bangun ruang pada siswa kelas IV SD

Negeri 01 Siswodipuran, Kecamatan Boyolali tahun pelajaran 2011/2012?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah “untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam memecahkan masalah tentang jaring-jaring bangun

ruang melalui pendekatan Realistic Mathematics Education pada siswa kelas IV

SD Negeri 01 Siswodipuran, Kecamatan Boyolali tahun pelajaran 2011/2012.”

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoretis

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

masukan inovatif dalam pembelajaran matematika khususnya dalam materi

tentang jaring-jaring bangun rudi sekolah dasar yang sangat penting demi

kemajuan siswa. Selain itu hasil penelitian juga dapat digunakan

sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan

pendekatan Realistic Mathematics Education di dalam kegiatan belajar

mengajar, khususnya dalam hal pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh beberapa pihak, khususnya

yang terkait dalam bidang pendidikan dan pembelajaran. Pihak-pihak tersebut

adalah:

Page 22: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

a. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan kemampuan siswa di dalam mempelajari pelajaran

matematika di Sekolah Dasar.

b. Bagi Guru

Dapat meningkatkan wawasan pembelajaran matematika, sehingga siswa

dengan mudah mampu memahami konsep matematika dari materi yang

diterimanya.

b. Bagi Sekolah

1) Memberikan alternatif pilihan penerapan pendekatan Realistic

Mathematics Education yang efektif untuk kegiatan belajar mengajar

di sekolah dasar.

2) Meningkatnya kualitas pembelajaran di sekolah sehingga dapat

tercipta iklim pembelajaran yang kondusif.

c. Bagi Peneliti

1) Mengembangkan wawasan mengenai penggunaan pendekatan yang

tepat dalam proses pembelajaran.

2) Untuk mengukur sejauh mana prestasi yang dicapai siswa dalam

pembelajaran matematika, khususnya kemampuan memecahkan

masalah jaring-jaring bangun ruang dengan menggunakan Pendekatan

Realistic Mathematics Education (RME).

3) Memperoleh bukti bahwa menerapkan Pendekatan Realistic

Mathematics Education (RME) dalam pembelajaran matematika dapat

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah jaring-jaring bangun

ruang pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Siswodipuran Kecamatan

Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012.

Page 23: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Tentang Jaring-

jaring Bangun Ruang

a. Pengertian Kemampuan

Menurut Sumiyati dan Asra (2008: 132), kemampuan berfikir siswa

berdasarkan tingkatannya adalah memahami dan menerapkan konsep yang ada

dalam suatu mata pelajaran. Kategori yang rendah adalah memahami,

sedangkan yang tinggi adalah menerapkan dalam berbagai situasi. Untuk

mencapai kemampuan yang lebih tinggi siswa harus melalui tingkat berfikir di

bawahnya terlebih dahulu.

Menurut Woordworth dan Marquis “Ability (kemampuan) mempunyai

tiga arti yaitu : (1) Achievement yang merupakan actual ability, yang dapat

diukur langsung dengan alat atau tes tertentu. (2) Capacity yang merupakan

potential ability, yang dapat diukur secara tidak langsung melalui pengukuran

terhadap kecakapan individu. (3) Aptitude yaitu kulitas yang hanya dapat

diungkap atau diukur dengan tes khusus yang sengaja dibuat untuk itu”

(Suryabrata, 1993:169). Sedangkan menurut Desmita (2008: 257), ability

(kemampuan, kacakapan). Suatu istilah umum yang berkenaan dengan potensi

untuk menguasai suatu ketrampilan.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

kemampuan adalah ukuran potensi seseorang di dalam memahami suatu

konsep. Setiap individu itu berbeda satu sama lain dalam hal kemampuan atau

intelegensi. Kenyataan menunjukkan ada orang yang di karuniai kemampuan

tinggi, sehingga mudah mempelajari sesuatu, demikian sebaliknya ada orang

yang mempunyai kemampuan kurang atau pas-pasan sehingga lebih sulit untuk

memahami sesuatu. Oleh sebab itu kemampuan merupakan faktor yang penting

dalam mempelajari sesuatu.

6

Page 24: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

b. Pengertian Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah dalam pengertiannya di dalam pembelajaran

hampir sama dengan model Problem Solving, yaitu pembelajaran yang

melibatkan peserta didik secara langsung dalam suatu mata pelajaran yang

memerlukan praktek.

Menurut Herman Hudoyo (2005: 129) pemecahan masalah, secara

sederhana, merupakan proses penerimaan masalah sebagai tantangan untuk

menyelesaikan masalah tersebut. Mengajarkan pemecahan masalah kepada

siswa merupakan kegiatan dari seorang guru di mana guru itu membangkitkan

siswa-siswanya agar menerima dan merespon pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan olehnya dan kemudian ia membimbing siswa-siswanya untuk sampai

kepada penyelesaian masalah.

Menurut Aryadi Wijaya (2012: 58) pemecahan masalah (problem

solving) tidak bisa lepas dari dua jenis, yaitu masalah rutin (routine problem)

dan masalah tidak rutin (non-routine-problem). Masalah rutin (routine

problem) adalah masalah yang cenderung melibatkan hafalan serta pemahaman

alogaritma dan prosedur sehingga masalah rutin sering dianggap sebagai soal

level rendah. Masalah rutin (routine problem) biasanya merujuk pada sal satu

atau dua tahap (one or two-step problem) yang hanya membutuhkan proses

reproduksi (mengulang suatu prosedur) dan menerapkan suatu konsep dan

prosedur yang sudah pasti. Sebaliknya, masalah tidak rutin dikategorikan

sebagai soal level tinggi karena membutuhkan penguasaan ide konseptual yang

rumit dan tidak menitikberatkan pada alogaritma. Masalah tidak rutin (non-

routine problem) membutuhkan pemikiran kreatif dan produktif serta cara

penyelesaian yang kompleks.

Menurut Steve Kneeland (2001: 1) pemecahan masalah tidak

berhubungan dengan kecerdasan, pemecahan masalah berhubungan dengan

berpikir langsung dan berhubungan dengan penggunaan proses secara benar.

Dengan demikian, pengajaran berbasis masalah melibatkan siswa dalam

penyelidikan pilihan sendiri, yang memungkinkan siswa menginterpretasikan

Page 25: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun pengetahuannya

tentang fenomena tersebut.

Menurut Endang Setyo dan Sri Harmini (2011: 121) suatu strategi

yang disusun terlebih dahulu bagaimana cara mengerjakannya dan bagaimana

menentukan jawab dari persoalan tersebut, maka latihan yang dimaksud

merupakan suatu pemecahan masalah.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemecahan

masalah merupakan suatu proses pembelajaran yang melibatkan siswa dengan

masalah nyata yang sesuai minat dan perhatiannya, sehingga motivasi dan rasa

ingin tahu menjadi meningkat. Dengan demikian siswa diharapkan dapat

mengembangkan cara berfikir dan ketrampilan yang lebih tinggi.

c. Hakikat Jaring-jaring Bangun Ruang

1. Pengertian Bangun Ruang

Menurut Indras P dan Oktavia (2012: 47) bangun ruang adalah

bangun yang mempunyai isi atau volume. Sedangkan menurut Dwi Sunar

Prasetyo (2009: 99) bangun ruang merupakan bangun yang tergolong toga

dimensi dan memiliki volume tertentu. Kemudian menurut Burhan

Mustaqim dan Ary Astuty (2008: 207) berpendapat bahwa bangun ruang

adalah bangun yang mempunyai sisi, rusuk, dan titik sudut. Selaras dengan

hal beberapa pendapat tersebut, Evawati Alisah dan M.Idris (2009: 247)

juga berpendapat bahwa bangun ruang adalah suatu yang dibatasi oleh

beberapa sisi yang berupa bidang.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bangun ruang

adalah suatu bangun yang dibatasi oleh suatu bidang yang mempunyai

unsur-unsur sisi, rusuk, titik sudut, dan volume.

2. Macam-macam Bangun Ruang

Menurut Dwi Sunar Prasetyo (2009: 99) macam-macam bangun

ruang antara lain kubus, balok, prisma, tabung, limas, kerucut, bola. Dari

berbagai bangun ruang tersebut masing-masing mempunyai unsur sebagai

berikut:

Page 26: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

- Sisi adalah bidang datar/lengkung yang membatasi bagian dalam bangun

ruang.

- Rusuk adalah garis yang merupakan pertemuan (perpotongan) sisi-sisi

bangun ruang.

- Titik sudut adalah titik potong dari beberapa rusuk.

Namun pada penelitian ini yang akan kita bahas lebih lanjut khususnya

adalah jaring-jaring bangun ruang kubus dan balok.

3. Pengertian Jaring-jaring

Menurut M.Cholik dan Sugijono (2007: 96) jika suatu bangun

ruang diiris pada beberapa rusuknya, kemudian direbahkan sehingga terjadi

bangun datar, maka bangun datar tersebut disebut jaring-jaring. Sedangkan

menurut M.Idris dkk (2008: 50) jaring-jaring merupakan sebutan untuk

bidang yang dapat disusun menjadi sebuah bangun.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, yang dimaksud dengan

jaring-jaring adalah suatu irisan rusuk susunan bangun ruang yang

kemudian direbahkan menjadi sebuah bangun datar, yang jika disusun

kembali akan menjadi bentuk bangun ruang seperti semula.

4. Materi Jaring-jaring Bangun Ruang

a) Kubus

1) Sifat-sifat Kubus

Gambar 1. Kubus

Kubus terdiri dari :

· 6 bidang sisi, yaitu

Page 27: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

- Sisi bawah ABCD

- Sisi atas EFGH

- Sisi kiri ADHE

- Sisi kanan BFGC

- Sisi depan ABFE

- Sisi belakang DCGH

· 8 titik sudut, yaitu

- Titik sudut A,B,C,D,E,F,G,H

· 12 rusuk, yaitu

- AB, BC, CD, DA, AE, BF, EF, FG, GH, HE, DH, CG

Setelah bagian-bagian dari kubus dipahami sekarang kita

perhatikan sifat-sifat kubus.

· Terdapat enam sisi yang sama luasnya, yaitu:

Sisi ABCD, AFGH, ABFE, ADHE, BFGC, CDGH

· Terdapat 3 pasang sisi yang sejajar (//),

Artinya jika dua sisi diperpanjang tidak akan berpotongan, yaitu:

- Sisi bawah ABCD // sisi atas EFGH

- Sisi kiri ADHE // sisi kanan BFGC

- Sisi depan ABFE // sisi belakang DCGH

· Terdapat 3 pasang rusuk yang sejajar (//),

Artinya jika dua rusuk diperpanjang tidak akan berpotongan, yaitu:

- Rusuk AB//EF//HG//DC

- Rusuk AE//BF//CG//DH

- Rusuk AD//EH//FG//BC

· Terdapat 12 rusuk yang sama panjang, yaitu:

Rusuk AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, DH, CG

2) Benda-benda berbentuk kubus yang dapat kita jumpai dalam

kehidupan sehari-hari

Beberapa benda berbentuk kubus antara lain: dadu, rubicupe,

kado, dll. Dapat dilihat pada gambar berikut:

Page 28: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Gambar 2. Contoh benda berbentuk kubus

3) Jaring-jaring kubus

Menurut Indras P dan Oktavia (2012: 51) jaring-jaring kubus

adalah gabungan dari beberapa persegi yang membentuk kubus.

Sedangkan menurut Burhan Mustaqim dan Ary Astuty (2008: 214)

jaring-jaring kubus adalah gabungan dari beberapa persegi yang

membentuk kubus.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, yang dimaksud

dengan jaring-jaring kubus adalah gabungan dari beberapa persegi

yang jika saling dihubungkan akan membentuk sebuah bangun kubus.

Contoh jaring-jaring kubus

Gambar 3. Jaring-jaring kubus

b) Balok

1) Sifat-sifat Balok

Gambar 4. Balok

Page 29: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Balok terdiri dari:

· 6 bidang sisi, yaitu

- Sisi bawah ABCD

- Sisi atas EFGH

- Sisi kiri ADHE

- Sisi kanan BCGF

- Sisi depan ABFE

- Sisi belakang DCGH

· 8 titik sudut, yaitu

Titik sudut A,B,C,D,E,F,G,H

· 12 rusuk, yaitu

Rusuk AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, DH, CG

Setelah bagian-bagian dari balok dipahami sekarang kita

perhatikan sifat-sifat balok.

· Terdapat 3 pasang sisi yang sama luasnya, yaitu:

- Sisi bawah ABCD = sisi atas EFGH

- Sisi kiri ADHE = sisi kanan BCGF

- Sisi depan ABFE = sisi belakang DCGH

· Terdapat 3 pasang sisi yang sejajar (//), yaitu:

- Sisi bawah ABCD // sisi atas EFGH

- Sisi kiri ADHE // sisi kanan BCGF

- Sisi depan ABFE // sisi belakang DCGH

· Terdapat 3 pasang rusuk yang sama panjang, yaitu:

- Rusuk AB = DC = EF = HG

- Rusuk AE = BF = CG = DH

- Rusuk AD = BC = FG =EH

· Terdapat 3 pasang rusuk yang sejajar (//), yaitu:

- Rusuk AB // DC // EF // HG

- Rusuk AE // BF // CG // DH

- Rusuk AD // BC // FG // EH

Page 30: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

2) Benda berbentuk balok yang dapat kita jumpai dalam kehidupan

sehari-hari adalah bis, brankas besi, kotak speaker, almari kaca..

Gambar 5.Contoh benda berbentuk balok

3) Jaring-jaring balok

Menurut Indras P dan Oktavia (2012:51) jaring-jaring kubus

adalah gabungan dari beberapa persegi yang membentuk kubus.

Sedangkan menurut Burhan Mustaqim dan Ary Astuty (2008:214)

jaring-jaring kubus adalah gabungan dari beberapa persegi yang

membentuk kubus.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, yang dimaksud

dengan jaring-jaring balok adalah gabungan dari beberapa persegi

panjang yang jika saling dihubungkan akan membentuk sebuah

bangun balok.

Contoh jaring-jaring balok

Gambar 6. Jaring-jaring balok

Page 31: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

2. Hakikat Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME)

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran menurut tim dosen strategi belajar mengajar (MG.

Dwijiastuti, Usada dan Sri Anitah, 2005: 6) adalah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama

keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunkasi dua arah,

mengajar dilakukan pihak guru sebaga pendidik, sedangkan belajar dilakukan

oleh siswa.

Pembelajaran menurut Oemar Hamalik (2009: 77) berpendapat

pembelajaran merupakan suatu sistem, artinya pembelajaran merupakan

kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen yang berinterelasi dan

berinteraksi antara satu dengan lainnya dan keseluruhan itu sendiri untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang telah diterapkan sebelumnya. Adapun

komponen-komponen itu adalah tujuan pendidikan dan pengajaran, peserta

didik atau siswa, tenaga kependidikan, perencanaan pembelajaran sebagai

suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media pembelajaran, dan

evaluasi pembelajaran.

Pembelajaran menurut Ruminiati (2007: 15) merupakan suatu

kegiatan yang dirancang guru untuk membantu, membimbing, dan memotivasi

siswa mempelajari suatu informasi tertentu dalam suatu proses yang telah

dirancang secara masak mencakup segala kemungkinan yang terjadi.

Sedangkan pembelajaran menurut Abdul Majid (2009: 111) merupakan suatu

proses penyelenggaraan interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar.

Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dengan siswa atau

sumber belajar untuk saling memberi dan menerima informasi sehingga

menghasilkan perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik dan

menghasilkan perubahan yang relatif tetap.

Page 32: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

b. Pengertian Matematika

Menurut Ariyadi Wijaya (2008: 41-42) berpendapat bahwa,

matematika berasal dari bahasa latin mathematisation atau mathemetization.

Kata mathematisation maupun mathematization merupakan kata benda dari

kata kerja mathematise atau mathematize yang artinya adalah

mematematikakan suatu fenomena. Mematematikakan bias diartikan sebagai

memodelkan suatu fenomena secara matematis (dalam arti mencari matematika

yang relevan terhadap suatu fenomena) ataupun membangun suatu konsep

matematika dari suatu fenomena.

Sedangkan hakikat matematika menurut Soedjadi (2000: 11) yaitu

memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir yang

deduktif. Soejadi (2000: 13) mengemukakan tentang karakteristik matematika

yaitu; (1) memiliki obejek kajian abstrak; (2) bertumpu pada kesepakatan; (3)

berpola pikir deduktif; (4) memiliki symbol yang kosong dari arti; (5)

memperhatikan semesta pembicaraan; dan (5) konsisten dalam sistemnya.

Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian matematika yang

telah di kemukakan para ahli di atas, dapat di simpulkan bahwa matematika

adalah ilmu universal yang mengkaji benda-benda abstrak, disusun dengan

menggunakan bahasa simbol untuk mengekspresikan hubungan kuantitatif dan

keruangan yang mendasari perkembangan kemajuan teknologi modern dan

memajukan daya pikir manusia, serta berguna untuk memacahkan masalah-

masalah dalam kehidupan sehari-hari.

c. Fungsi Pembelajaran Matematika

Cornelius dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 253) matematika

perlu disampaikan kepada siswa karena matematika : 1) Sarana belajar yang

jelas dan logis, 3) Sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-

hari, 2) Sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman 4)

Sarana untuk mengembankan kreatifitas, dan 5) Sebagai sarana untuk

meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Asep Jihad (2008: 153) berpendapat bahwa matematika memiliki 2

fungsi utama, yaitu : 1) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan

Page 33: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

menggunakan bilangan dan simbol, dan 2) Mengembangkan ketajaman

penalaran yang dapat memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam

kehidupan sehari-hari.

Bertolak dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

fungsi matematika sangat besar dalam kehidupan sehari-hari, yaitu : dapat

memberikan bekal kepada peserta didik untuk berfikir logis, analisis, kritis,

mengembangkan kreatifitas, dan dapat meningkatkan kemampuan dalam usaha

memecahkan masalah yang menantang.

d. Tujuan Pembelajaran Matematika

Banyak manfaat yang diperoleh ketika siswa mempelajari matematika.

Berikut ini disampaikan beberapa tujuan dari pembelajaran matematika

menurut para ahli.

Asep Jihad (2008: 153) mengemukakan bahwa matematika memiliki

beberapa tujuan, di antaranya : 1) Menggunakan algoritma atau prosedur

pekerjaan, 2) Melakukan manipulasi secara matematika, (3) Mengorganisasi

data, 4) Memanfaatkan simbol, tabel, diagram dan grafik, 5) Mengenal dan

menemukan pola, 6) Menarik keimpulan, 7) Membuat kalimat atau model

matematika, 8) Membuat interpretasi bangun dalam bidang dan ruang, 9)

Mamahami pengukuran dan satuan-satuannya, dan 10) Menggunakan alat

hitung dan alat bantu matematika.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa tujuan dari pembelajaran

matematika akan nampak pada kemampuan berpikir yang matematis dalam diri

siswa, yang bermuara pada kemampuan menggunakan matematika sebagai

bahasa dan alat dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam

kehidupan sehari-hari.

e. Evaluasi Pembelajaran Matematika

Menurut Abdul Majid (2009: 185) avaluasi merupakan pengukuran

ketercapaian program pendidikan, perencanaan hasil belajar siswa selama dan

setelah kegiatan belajar mengajar. Sependapat dengan pernyataan tersebut

Daryanto (1999: 6) mengemukakan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan

menilai yang terjadi dalam kegiatan pendidikan.

Page 34: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Menurut Ruminiati (2003: 3-1) evaluasi merupakan suatu kegiatan

penilaian memiliki tujuan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran,

sehingga bermanfaat bagi siswa untuk mengukur sejauh mana siswa mampu

menyerap materi yang telah disampaikan. Sependapat dengan hal tersebut

Sarwiji Suwandi (2009: 8) mengemukakan bahwa evaluasi adalah penilaian

keseluruhan program pendidikan termasuk perencanaan suatu program

substansi pendidikan termasuk kurikulum dan penilaian (assessment) dan

pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan guru, pengelolaan

(management) pendidikan, dan reformasin pendidikan secara keseluruhan.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat kita simpulkan bahwa

evaluasi matematika merupakan suatu sarana untuk mengukur suatu

ketercapaian hasil belajar matematika, untuk mengukur sejauh mana siswa

mampu menyerap materi yang disampaiki bangun ruang. Dalam penelitian ini

yang digunakan untuk evaluasi khususnya pada materi bangun ruang.

Evaluasi terhadap proses dan hasil belajar, secara umum ada dua

macam yaitu teknik tes dan non tes. Dalam penelitian ini yang digunakan untuk

evaluasi khususnya pada materi bangun ruang adalah dengan kedua teknik

tersebut. Pada tes peneliti menggunakan soal-soal obyektif maupun uraian,

sedangkan pada non tes siswa melakukan observasi pembuktian mengenai

materi yang telah disampaikan.

f. Hakekat Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME)

Menurut Ariyadi Wijaya (2012: 21) suatu masalah disebut “realistik”

jika masalah tersebut dapat dibayangkan (imagineable) atau nyata (real) dalam

pikiran siswa. Pada pengetahuan informal (informal knowledge) dan

pengetahuan awal (pre knowledge) yang dimiliki siswa menjadi hal yang

sangat mendasar dalam mengembangkan permasalahan yang realistik.

Pengetahuan informal siswa dapat berkembang menjadi pengetahuan formal

(matematika) melalui proses permodelan. Secara umum, dalam Pendidikan

Matematika realistik dikenal dua macam model, yaitu “model of” dan “model

for”. Ketika bekerja dalam permasalahan realistik, siswa akan alat dan

pemahaman matematika (mathematical tools and understanding). Pertama

Page 35: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

siswa akan mengembangkan alat dan pemahaman matematika (mathematical

tools) yang masih memiliki keterkaitan dengan konteks masalah. Alat

matematis (mathematicals tools) tersebut bisa berupa strategi atau prosedur

penyelesaian. Pemahaman matematis (mathematical understanding) terbentuk

ketika suatu strategi bersifat general dan tidak terkait pada konteks situasi

masalah realistik.

Menurut pandangan matematika realistik dalam Asep Jihad (2008:

149), matematika merupakan lawan dari matematika mekanistik di Belanda,

suatu proses kegiatan manusia yang aktif atau a human activity dan bukan

merupakan teori pendidikan matematika yang statis dan sudah selesai serta

berkaitan dengan dunia siswa atau realita, menekankan siswa melakukan

reinvention, melalui penyajian situasi masalah dalam konteks. Istilah realistik

tidak selalu terkait dengan dunia nyata, tetapi penyajian masalah dalam konteks

yang dapat dijangkau siswa; konteks dapat dunia nyata, dunia fantasi, atau

dunia matematika formal asalkan nyata dalam alam fikiran siswa (dalam Asep

Jihad, 2008: 149).

Menurut Yenni B. Widjaja dan Andre Heck (2003: 2) In the concept

of RME, mathematic is a human activity connected with reality. Bahwa dalam

konsep RME matematika adalah aktivitas manusia berhubungan dengan

realitas.

Menurut David C. Webb, Henk van der Kooij dan Monica R. Geist

(2011 : 47) In many mathematics classes, particulary in postsecondary

developmental mathematics courses, teachers believe that students need to be

hold how to solve a problem, instead of motivating students to think for

themselves. Bahwa dalam beberapa pengklasifikasian mata pelajaran

matematika, siswa dihadapkan pada suatu masalah yang dapat memotivasi

siswa untuk menemukan pemecahannya untuk menambah pengetahuan atau

pemahaman mereka sendiri.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa Realistic Mathematics Education (RME) adalah

pembelajaran yang memandang matematika sebagai kegiatan manusia dan

Page 36: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

harus dikaitkan dengan relitas sehingga siswa dapat melakukan proses

penemuan kembali yang terbimbing. Dengan demikian siswa dapat mengalami

proses yang sama dengan proses penemuan ide dan konsep matematika. Proses

ini dilakukan melalui matematisasi horizontal dan vertikal. Matematisasi

horizontal bergerak dari dunia nyata ke dalam dunia simbol sedangkan

matematisasi vertikal bergerak di dalam dunia simbol.

g. Karakteristik dan Prinsip RME

1) Karakteristik RME

Menurut Treffers (1987) merumuskan lima karakteristik

Pendidikan Matematika Realistik, yaitu :

a) Penggunaan konteks, permasalahan realistik yang digunakan sebagai

titik awal pembelajaran matematika.

b) Penggunaan model untuk matematisasi, sebagai jembatan (bridge) dari

pengetahuan dan matematika tingkat konkrit menuju pengetahuan

matematika tingkat formal.

c) Pemanfaatan hasil konstruksi siswa, bermanfaat dalam membantu siswa

memahami konsep matematika.

d) Interaktivitas, bermanfaat dalam mengembangkan kemampuan kognitif

dan afektif siswa secara simultan.

e) Keterkaitan, pembelajaran matematika diharapkan bias mengenalkan

dan membangun lebih dari satu konsep matematika secara bersamaan

(walau ada konsep yang dominan). (Ariyadi Wijaya 2012: 21-23).

Dari karakteristik pendekatan matematika realistik di atas dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran matematika realistik adalah sebagai

berikut :

a) merupakan “cara belajar siswa aktif” sebab pembelajaran matematika

dilakukan melalui “belajar dengan mengerjakan”,

b) merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa karena mereka

memecahkan masalah dari dunia mereka sesuai dengan potensi yang

mereka miliki, sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator,

Page 37: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

c) termasuk pembelajaran dengan penemuan kembali konsep dan prinsip

matematika,

d) termasuk pembelajaran kontekstual karena pembelajaran maematika

dimulai dari masalah kontekstual, yaitu masalah yang diambil dari dunia

siswa,

e) termasuk pembelajaran konstruktivisme karena siswa diarahkan untuk

menemukan sendiri pengetahuan matematika mereka dengan

memecahka masalah dan diskusi.

Pembelajaran yang berbasis pada pembelajaran matematika

realistik adalah siswa secara aktif mengkontruksi sendiri pengetahuan

matematika kemudian siswa dapat menerapkan konsep-konsep matematika

tersebut dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Materi pelajaran

dalam pembelajaran matematika realistik dikembangkan dari situasi

kehidupan sehari-hari yaitu dari apa yang telah didengar, dilihat, atau

dialami oleh siswa. Oleh karena itu, dalam memberikan pengalaman belajar

kepada siswa hendaknya menggunakansesuatu yang real atau nyata bagi

siswa.

2) Prinsip-prinsip RME

Menurut Marpaung prinsip-prinsip pokok pembelajaran

matematika secara PMR (Muhamad Toyib, 2009: 20), yaitu:

a) Prinsip aktivitas menyatakan bahwa matematika adalah aktivitas

manusia. Matematika paling baik dipelajari dengan melakukannya

sendiri.

b) Prinsip realitas menyatakan bahwa pembelajaran matematika dimulai

dari masalah-masalah dunia nyata yang dekat dengan pengalaman siswa

atau masalah yang realistis bagi siswa tetapi diartikan tidak selalu

berkaitan dengan dunia nyata, bisa juga dari dunia lain tetapi dapat

dibayangkan oleh siswa.

c) Prinsip penjenjangan menyatakan bahwa pemahaman siswa terhadap

perolehan insight dan penyelesaian secara formal.

Page 38: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

d) Prinsip jalinan menyatakan bahwa materi matematika di sekolah tidak

dipecah-pecah menjadi aspek-aspek (learning strands) yang diajarkan

terpisah-pisah.

e) Prinsip interaksi menyatakan bahwa belajar matematika dapat dipandang

sebagai aktivitas sosial dan individu.

f) Prinsip bimbingan menyatakan bahwa siswa perlu mendapat bimbingan

dalam menemukan kembali (reinvent) matematika. (Muhamad Toyib,

2009: 20).

Menurut Asep Jihad (2008: 150), pelaksanaan pembelajaran

matematika realistik menganut lima prinsip utama yaitu:

a) Penggunaan konteks sebagai sumber belajar dalam menemukan kembali

(reinvention) idea matematika dan secara bersamaan menerapkan idea

tersebut.

b) Menggunakan model produksi dan konstruksi siswa.

c) Menolak proses yang mekanistik, saling terlepas dan tak bermakna,

prosedur rutin, dan sering bekerja individual.

d) Siswa bukan penerima informasi, tetapi subjek aktif dalam reinvention.

e) Menggunakan berbagai teori belajar yang relevan dan saling terkait.

h. Kelebihan dan Kelemahan RME

1) Kelebihan RME

Menurut Asep Jihad (2008: 150), keuntungan Pembelajaran

Matematika Realistik (PMR) antara lain sebagai berikut:

a) Pemahaman tentang RME dan pengimplementasian RME membutuhkan

paradigma, yaitu perubahan pandangan yang sangat mendasar mengenai

berbagai hal. Perubahan paradigma ini ini mudah untuk dipraktekkan

karena paradigma lama sudah begitu kuat dan lama mengakar.

b) Pencarian soal-soal yang kontekstual tidak selalu mudah untuk setiap

topik matematika yang perlu dipelajari siswa.

c) Adanya tantangan dalam mendorong siswa untuk menemukan cara

penyaleseian tiap soal.

Page 39: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

d) Proses pengembangan kemampuan berfikir siswa dengan memulai soal-

soal kontekstual, proses matematisasi horizontal dan proses matematisasi

vertikal juga bukan merupakan sesuatu yang sederhana sehingga

kecermatan guru yang sangat diperlukan.

e) Perlunya kecermatan dalam memilih alat peraga yang dapat membantu

proses berpikir siswa.

f) Penilaian (assessment) dalam RME lebih rumit daripada dalam

pembelajaran konvensional.

g) Kepadatan materi pembelajaran dalam kurikulum perlu dikurangi secara

substansial, agar proses pembelajaran siswa bisa berlangsung sesuai

dengan prinsip-prinsip RME.

i. Langkah-langkah Pembelajaran Matematika Realistik

Menurut Yusuf Hartono langkah-langkah pembelajaran matematika

realistic (Nyimas Aisyah, dkk. 2007: 7-27) adalah sebagai berikut :

1) Persiapan

a) Menentukan masalah kontekstual yang sesuai dengan pokok bahasan

yang akan diajarkan.

b) Mempersiapkan model atau alat peraga yang dibutuhkan.

2) Pembukaan

a) Memperkenalkan masalah kontekstaul kepada siswa.

b) Meminta siswa menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri.

3) Proses Pembelajaaran

a) Memperhatikan kegiatan siswa baik secara individu maupun kelompok.

b) Memberi bantuan jika diperlukan.

c) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menyajikan hasil kerja mereka

dan mengomentari hasil kerja temannya.

d) Mengarahkan siswa untuk mendapatkan strategi terbaik untuk

menyelesaikan masalah.

e) Mengarahkan siswa untuk menemukan aturan atau prinsip yang bersifat

umum.

Page 40: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

4) Penutup

a) Mengajak siswa menarik kesimpulan tentang apa yang telah mereka

lakukan dan pelajari.

b) Memberi evaluasi berupa soal matematika dan pekerjaan rumah.

B. Penelitian yang Relevan

Dalam penelitian ini penulis mengacu pada penelitian terdahulu yang

relevan dilaksanakan saat ini.

1) Rameli dalam skripsinya berjudul Peningkatan Hasil Belajar Matematika

Melalui Pendekatan Realistic Mathematics Education Pada Siswa Kelas III

Tahun 2009/2010. Penelitian Tindakan Kelas Di SD Negeri 1 Pelem

Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali. Memperoleh hasil penelitian bahwa

hasil belajar matematika setelah menggunakan pendekatan Realistic

Mathematics Education mengalami peningkatan. Dengan rincian

pembuktian peningkatan pembelajaran matematika yaitu pertemuan ke-I

nilai rata-rata 76,67 dengan prosentase siswa yang memperoleh nilai di atas

70 mencapai 100% sedangkan pada pertemuan ke-II nilai rata-rata 83,33

dengan prosentase siswa yang mendapat nilai di atas 70 mencapai 100%.

Nilai rata-rata dari hasil ulangan I dan ke-II diperoleh nilai 80,00 seluruh

siswa mendapat nilai di atas KKM (100%). Dari keseluruhan siklus yang

dilakukan, dengan menggunakan Pendekatan Realistic Mathematics

Education, disimpulkan bahwa guru telah mampu meningkatkan hasil

belajar matematika siswa kelas III SD Negeri 1 Pelem Kecamatan Simo

Kabupaten Boyolali, Tahun Pelajaran 2009/2010.

2) Rina Natalia dalam skripsinya yang berjudul Peningkatan Pemahaman

Konsep Jaring-jaring Bangun Ruang Melalui Pembelajaran Realistic

Mathematics Education (RME) Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01

Malangjiwan Colomadu Karanganyar Tahun Ajaran 2009/2010.

Memperoleh hasil penelitian bahwa, nilai rata-rata hasil evaluasi

matematika siswa sebelum tindakan yaitu 69,89 dan ketuntasan klasikal

63,04%. Pada siklus I pertemuan I nilai rata-rata yaitu 74,13 dan ketuntasan

Page 41: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

klasikal 71,73%, sedangkan pertemuan II nilai rata-rata yaitu 80 dan

ketuntasan klasikal 78,26%. Nilai rata-rata hasil evaluasi siklus I pertemuan

I dan II yaitu 77,17 dan ketuntasan klasikal 78,26%. Pada siklus II

pertemuan I nilai rata-rata yaitu 83,66 dan ketuntasan klasikal 84,78%,

sedangkan pertemuan II nilai rata-rata yaitu 85,87 dengan ketuntasan

klasikal 89,13%. Nilai rata-rata dari hasil evaluasi siklus II pertemuan I dan

II yaitu 84,78 dengan ketuntasan klasikal 86,96%. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran matematika melalui Realistic

Mathematics Education (RME) dapat meningkatkan pemahaman konsep

jaring-jaring bangun ruang pada siswa kelas V SD Negeri 01 Malangjiwan

Colomadu Karanganyar tahun ajaran 2009/2010.

3) Ratnasari Yulianti dalam skripsinya yang berjudul Upaya Penguasaan

Unggah-ungguh Basa Dalam Pembelajaran Bahasa Jawa Melalui Model

Problem Based Learning Siswa Kelas VA SDN I Pracimantoro Semester II

Tahun Ajaran 2010/2011. Memperoleh hasil penelitian bahwa penguasaan

unggah-ungguh basa dalam pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

siswa kelas VA SDN 1 Pracimantoro semester II tahun ajaran 2010/2011

meningkat. Hal ini dapat ditunjukkan data-data sebagai berikut: pada pra

tindakan hanya 17,14% siswa yang mendapat nilai 70, pada siklus I 42,86%

siswa telah mendapat nilai 70 dan pada siklus II 74,29% siswa telah

mendapat nilai lebih dari 70. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa

penggunaan melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

sangat berguna untuk membantu peningkatan penguasaan unggah-ungguh

basa siswa dalam pembelajaran bahasa Jawa.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori di atas dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai

berikut:

Pada kondisi awal guru belum menerapkan Realistic Mathematics

Education (RME). Pembelajaran matematika di SD Negeri 01 Siswodipuran

masih didominasi oleh pembelajaran konvensional. Siswa diposisikan sebagai

Page 42: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

obyek yang dianggap tidak tahu apa-apa, sementara guru memposisikan diri

sebagai yang mempunyai pengetahuan. Siswa menjadi pasif, mereka tidak

memiliki kesempatan untuk mengembangkan ide atau gagasan dan selama

pembelajaran kurang adanya interaksi antara guru dengan siswa maupun antar

siswa sehingga membuat pemahaman siswa terhadap konsep jaring-jaring bangun

ruang masih rendah.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru menerapkan Realistic

Mathematics Education (RME) yaitu suatu pembelajaran yang memandang

matematika sebagai kegiatan manusia dan harus dikaitkan dengan realitas

sehingga siswa dapat mengalami proses penemuan kembali yang terbimbing.

Penerapan RME dapat membangkitkan kemampuan berpikir dan berargumentasi

dalam menyelesaikan masalah dengan berbagai ide atau gagasan. Melalui ide

yang dimiliki siswa akan memudahkan dalam memahami konsep matematika

yang sedang mereka pelajari.

Setelah guru menerapkan Realistic Mathematics Education (RME), siswa

menjadi lebih aktif, terjalin interaksi antara guru dengan siswa maupun antar

siswa, selain itu siswa mampu menyelesaikan masalah dengan berbagai ide atau

gagasan yang mereka miliki. Pada kondisi akhir pemahaman siswa terhadap

konsep jaring-jaring bangun ruang meningkat.

Bertolak dari pemikiran tersebut, maka penerapan pembelajaran Realistic

Mathematics Education (RME) dapat meningkatkan kemampuan siswa ternhadap

konsep jaring-jaring bangun ruang.

Dari pemikiran di atas, dapat dilihat kerangka pemikiran pada gambar

berikut:

Page 43: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Gambar 7. Skema Kerangka Berfikir

Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa dengan penggunaan

pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran matematika, sehingga dapat meningkatkan kemapuan siswa

di dalam memecahakan permasalahan yang kaitannya tentang jaring-jaring

bangun ruang pada siswa SD Negeri 01 Siswodipuran Kecamatan Boyolali Tahun

Pelajaran 2011/2012.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan.

Hipotesis Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai berikut :

“Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME), dapat

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah tentang jaring-jaring bangun

ruang pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Siswodipuran Kecamatan Boyolali

Tahun Pelajaran 2011/2012 ”.

Siklus II

Kondisi awal

Tindakan

Kondisi akhir

ü Guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional

ü Guru belum menerapkan RME

Pembelajaran menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME)

Pendekatan Realistic Mathematics Education dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah jaring-jaring bangun ruang pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Siswodipuran Kecamatan Boyolali tahun pelajaran 2011/2012.

Kemampuan siswa tentang jaring- jaring bangun ruang yang masih rendah.

Siklus I

Page 44: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Setting Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di SD Negeri 01 Siswodipuran semester

II (genap) tahun pelajaran 2011/2012. Tempat tersebut dipilih dengan beberapa

pertimbangan, diantaranya memang di sekolah tersebut terdapat suatu

permasalahan dalam bidang akademik terutama pada mata pelajaran matematika

tentang materi Bangun Ruang. Selain itu waktu, biaya, dan keberadaan subjek

untuk memudahkan peneliti memperoleh data. Disamping itu lokasinya mudah

dijangkau oleh peneliti, dan tidak mengganggu proses belajar mengajar di sekolah

tempat peneliti melakukan penelitian.

2. Jadwal Penelitian

Peneliti telah merencanakan waktu penelitian selama 6 bulan yaitu mulai

bulan Januari 2012 sampai Juli 2012. (Waktu penelitian dapat dilihat pada

lampiran 1)

B. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian adalah sesuatu baik orang benda ataupun lembaga

(organisasi) yang sifat keadaannya akan diteliti (Amirin, 2009). Dalam penelitian

ini subyek penelitiannya adalah siswa kelas IV SD N 1 Siswodipuran, Kecamatan

Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012. Kelas IV erjumlah 39 siswa terdiri dari 21

siswa laki – laki dan 18 siswa perempuan. Menurut Amirin Obyek penelitian

adalah sifat keadaan dari suatu benda, orang atau keadaan, yang menjadi pusat

perhatian atau sasaran penelitian (2009). Obyek atau sasaran dalam penelitian ini

adalah kemampuan pemecahan masalah tentang jaring – jaring bangun ruang.

Dari subyek dan obyek penelitian tersebut dapat diketahui variabel

penelitian. Variabel penelitian adalah suatu akibat, nilai, atau sifat dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh

Page 45: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 38). Dalam

penelitian ini terdapat variabel (pendekatan Realistic Mathemathic Education).

Menurut Sugiyono variabel bebas (x) adalah merupakan yang mempengaruhi atay

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Sedangkan variabel terikat (y) maupun variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (2010). Seperti yang dijelaskan

dalam bab II yang dimaksud pendekatan Realistic Mathemathic Education adalah

suatu pembelajaran yang memandang matematika sebagai kegiatan manusia dan

harus dikaitkan dengan realitas sehingga siswa dapat mengalami proses penemuan

kembali yang terbimbing.

C. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan

terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan

terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Suharsimi Arikunto, 2008: 3).

Tindakan itu dilakukan di dalam kelas yang diberikan kepada siswa oleh seorang

guru. Prinsip utama dalam PTK adalah pemberian tindakan dalam siklus yang

bertahap dan berkelanjutan sampai memperoleh hasil yang ditetapkan/

ditargetkan.

2. Strategi Penelitian

Strategi tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

siklus. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Suhardjono dalam Suharsimi

Arikunto (2008: 73), bahwa PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang yang

di dalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan, yaitu (a) perencanaan; (b)

tindakan; (c) pengamatan; dan (d) refleksi.

Adapun perincian dari keempat tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan tindakan meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

Page 46: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

1) Mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang terjadi di dalam kelas

saat pembelajaran Matematika.

2) Menetapkan alasan dilakukan penelitian tersebut.

3) Merumuskan permasalahan sesuai materi yang akan digunakan dalam

penelitian.

4) Menetapkan cara pemecahan masalah dengan pendekatan Realistic

Mathematics Education.

5) Menentukan indikator kinerja.

6) Merancang tindakan kelas secara rinci dan menyusun instrumen penelitian.

b. Tahap Tindakan

Tahap tindakan merupakan tahap pelaksanaan dari rancangan dan instrumen

penelitian yang telah disusun yang diterapkan pada proses pembelajaran.

Kegiatan pelaksanaan tindakan selalu diamati dan direfleksikan.

c. Tahap Pengamatan

Pada tahap ini dilakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi saat

penerapan tindakan yang sudah direncanakan pada pembelajaran yang

sesungguhnya.

d. Tahap Refleksi

Tahap refleksi diawali dengan menganalisis dan mengkaji secara menyeluruh

dari hasil pengamatan sehingga diperoleh simpulan tentang bagian yang telah

mencapai tujuan penelitian dan bagian yang masih perlu perbaikan. Dari hasil

penarikan kesimpulan tersebut, dapat diketahui apakah tindakan ini dapat

mencapai keberhasilan dengan adanya peningkatan penguasaan konsep atau

tidak. Supardi dalam Suharsimi Arikunto (2008: 133) menjelaskan bahwa

reflection adalah kegiatan mengulas secara kritis (reflective) tentang perubahan

yang terjadi (a) pada siswa, (b) suasana kelas, dan (c) guru. Berdasarkan hasil

refleksi peneliti dapat mengetahui seberapa jauh keberhasilan dan kekurangan

dari pembelajaran yang telah dilakukan. Kekurangan tersebut berusaha diatasi

dengan melaksanakan tindakan atau melaksanakan siklus selanjutnya.

Page 47: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

D. Variabel Data

Variabel penelitian adalah suatu akibat, nilai, atau sifat dari orang, obyek

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 38). Data yang

sudah digali, dikumpulkan, dan dicatat dalam kegiatan penelitian harus

dimantapkan kebenarannya. Oleh Karen itu, penulis harus memilih dan

menentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang

sudah diperolehnya. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah pendekatan

Realistic Mathematics Education sebagai variabel bebas (X) dan peningkatan

kemampuan pemecahan masalah tentang jaring-jaring bangun ruang sebagai

variabel terikat (Y). Sedangkan data yang dikumpulkan adalah :

1. Konsep materi tentang pemecahan masalah jaring-jaring bangun ruang.

2. Kemampuan memahami materi tentang jaring-jaring bangun ruang.

3. Semangat dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran Matematika.

4. Kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran.

5. Ketepatan guru dalam memilih model pembelajaran.

E. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk penelitian dan sumber data yang dimanfaatkan,

maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Observasi (Pengamatan)

Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan peniliti dengan

cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.

Observasi ini dilakukan secara formal di dalam ruang kelas pada saat

pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan untuk mengetahui

perkembangan siswa dan guru kelas IV SD Negeri 01 Siswodipuran selama

proses pembelajaran sesuai dengan siklus yang ada.

Page 48: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

2. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data yang bersumber dari dokumen dan arsip.

Dokumen berupa daftar nilai, daftar hadir siswa dan arsip-arsip lain yang

dimiliki guru kelas IV SD Negeri 01 Siswodipuran.

3. Tes

Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur kemampuan tentang

pemecahan masalah yang melibatkan uang yang diperoleh siswa setelah

kegiatan pembelajaran Matematika dengan menggunakan pendekatan Realistic

Mathematics Education. Tes ini diberikan pada awal penelitian untuk

mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan siswa dalam pembelajaran.

Selain itu tes ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran untuk mengetahui

peningkatan kemampuan siswa kelas IV SD Negeri 01 Siswodipuran.

4. Wawancara

Menurut Sugiyono (2009: 317) wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Wawancara

dilakukan dengan guru kelas V SD Negeri 1 Siswodipuran dengan tujuan untuk

mendapatkan informasi dan memperoleh data yang berkaitan dengan

pembelajaran matematika sebelum dan sesudah penerapan realistic

mathematics education di SD Negeri 1 Siswodipuran.

F. Validitas Data

Data penelitian perlu diperiksa validitasnya agar data tersebut bisa

dipertanggungjawabkan. Menurut Sarwiji Suwandi (2009: 60) mengemukakan

bahwa “Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa

validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat

dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik simpulan.” Teknik yang

digunakan untuk menjaga kevalidan data dalam penelitian digunakan teknik

Page 49: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

triangulasi. Menurut Moleong (2009: 330) “Teknik triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu

untuk keperluan mengecek atau sebagai pembanding data.” Berikut teknik

triangulasi yang digunakan untuk menguji validitas data dalam penelitian ini:

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda

dalam penelitian kualitatif (Patton, 1987: 331) dalam Lexy J. Moleong (2009:

330). Dari teknik ini diharapkan dapat memberi informasi yang tepat sesuai

keadaan siswa maupun guru. Dalam tahap triangulasi sumber, peneliti

membandingkan data dari berbagai sumber baik siswa maupun guru.

2. Triangulasi Metode

Triangulasi metode dilakukan peneliti dengan mengumpulkan data

sejenis dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda

(Sutopo: 2002: 80). Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek

dengan observasi dan dokumentasi. Apabila hasil data yang diperoleh dengan tiga

teknik tersebut berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada

sumber data yang bersangkutan untuk memastikan data mana yang dianggap

benar. Dari beberapa data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data yang

berbeda tersebut hasilnya dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan agar

diperoleh data yang lebih kuat validitasnya.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

model analisis interaktif. Cara analisisnya mengikuti pola pemikiran yang

kongkret kualitatif artinya suatu analisis yang kajiannya didasarkan pada

kenyataan-kenyataan empirik dan unsur-unsur terkecil dari pendekatan secara

mikro ke makro untuk unit kasus tertentu.

Page 50: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Model analisis interaktif mempunyai tiga komponen yaitu: (1) Reduksi

Data (Data Reduction), (2) Penyajian Data (Data Display), (3) Penarikan

Kesimpulan (Verification). Miles dan Huberman (2009: 19) mengemukakan

bahwa tiga komponen tersebut sebagai sesuatu yang jalin menjalin pada saat

sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar,

untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Reduksi data, penyajian

data, dan penarikan kesimpulan menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan

sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul. Berikut

penjelasan alur kegiatan analisis interaktif menurut Miles dan Huberman (2009:

15-21)

1. Reduksi Data

Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulis di lapangan. Data-data penelitian yang telah dikumpulkan

selanjutnya direduksi yaitu mempertegas, menggolongkan, memfokuskan,

membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data sedemikian rupa

sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. Proses reduksi ini berlangsung terus

selama pelaksanaan penelitian.

2. Penyajian Data

Penyajian data adalah sekumpulan data/ informasi yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian

data yang digunakan dapat berupa: berbagai jenis matriks, grafik, jaringan, dan

bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam

suatu bentuk yang padu dan mudah diraih, dengan demikian penganalisis dapat

melihat apa yang sedang terjadi, dapat menarik suatu kesimpulan, dan

menentukan tindakan yang harus dilakukan.

3. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan adalah temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.

Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya

Page 51: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat

berupa hubungan kausal (interaktif), hipotesis atau teori.

Ketiga komponen analisis data saling berhubungan dan dapat digambarkan

pada skema berikut:

Gambar 8. Komponen-komponen Analisis Data

(Sumber : Miles dan Huberman, 2009: 20)

Dari bagan diatas, langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini

adalah:

a. Melakukan analisis awal, dengan cara mengumpulkan dokumen yang ada.

Dokumen tersebut antara lain silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), dan daftar perolehan nilai penguasaan konsep keputusan bersama pada

siswa kelas IV SD Negeri 01 Siswodipuran.

b. Pemilihan dan penyederhanaan data kasar yang muncul selama proses

pembelajaran Matematika berlangsung.

c. Mengembangkan bentuk sajian data yaitu menyusun sekumpulan informasi

yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan.

d. Melakukan analisis data.

e. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.

Pengumpulan Data

(Data Collection)

Reduksi Data

(Data Reduction)

Penyajian Data

(Data Display)

Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Page 52: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

H. Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan

atau tolok ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Pada

penelitian ini, indikator yang menjadi pedoman keberhasilan adalah meningkatnya

pemahaman konsep pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Siswodipuran,

Kecamatan Boyolali Tahun Pelajaran 2010/2011 melalui pengoptimalan

penerapan pendekatan Realistic Mathematics Education. Indikator penelitian

bersumber dari kurikulum dan silabus KTSP matematika kelas IV serta Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh kepala sekolah dan guru

mata pelajaran matematika, yaitu 70.

Pada siklus I pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil tes evaluasi

siswa mencapai rata-rata kelas 70 dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 70

mencapai 70 % . Pada siklus II pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil

evaluasi siswa mencapai rata-rata kelas 80 dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 80

mencapai 80 %.

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal

hingga akhir. Menurut Suharsimi Arikunto (2009: 20) ada empat tahapan penting

dalam penelitian tindakan yaitu: (1) perencanaan (planning); (2) penerapan

tindakan (action); (3) mengobservasi (observation); dan (4) melakukan refleksi

(reflecting). Setiap pelaksanaan siklus pada penelitian tindakan kelas harus

mencakup 4 tahapan di atas.

Untuk lebih jelasnya rangkaian tahapan dalam penelitian tindakan kelas

dapat dilihat sebagai berikut

Page 53: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Gambar 9. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto dkk,

2008: 16)

Berdasarkan bagan di atas, dapat dijelaskan bahwa keempat tahap dalam

penelitian tindakan tersebut adalah unsur yang dapat membentuk sebuah siklus.

Siklus pertama diawali dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, kemudian

refleksi. Jika pada siklus yang pertama, setelah direfleksi ternyata belum cukup

menghasilkan apa yang ingin dicapai maka setelah tahap tersebut dilakukan

perencanaan untuk siklus kedua kemudian pelaksanaan, pengamatan sampai

direfleksi kembali sampai apa yang ditargetkan peneliti sudah tercapai. Dalam

penelitian ini akan diadakan dua kali siklus pembelajaran matematika dengan

menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME). Adapun

prosedur tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Adapun tahapan pada masing-masing siklus adalah sebagai berikut :

Perencanaan

Pelaksanaan Siklus I Refleksi

Refleksi

Pengamatan

Perencanaan

Siklus II

?

Pelaksanaan

Pengamatan

Page 54: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

1. Rancangan Siklus I

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti telah menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan, mempersiapkan

materi yang akan disampaikan, mempersiapkan media yang akan dipakai

dalam pembelajaran, dan sumber belajar yang diperlukan..

b. Penerapan Tindakan

Penerapan tindakan merupakan pelaksanaan dari rencana

pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan. Secara garis besar pelaksanaan

tindakan pelaksanaan pembelajaran matematika dengan pendekatan Realistic

Mathematics Education (RME) adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal

Kegiatan awal termasuk tahap persiapan dalam pendekatan Realistic

Mathematics Education (RME). Sebelum menyampaikan materi, guru

memberikan apersepsi yang terkait dengan materi yang akan dipelajari

yaitu bangun ruang, kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai, serta memotivasi siswa untuk memperhatikan pelajaran.

2) Kegiatan Inti

Pada pembelajaran ini, kegiatan inti termasuk dalam tahap penyampaian

dan tahap pelatihan. Kegiatan inti terbagi menjadi tiga tahap yaitu

eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

a) Eksplorasi

Dalam kegiatan ini, guru menggali informasi sebanyak-banyaknya

tentang kemampuan yang dimiliki oleh siswa, berkaitan dengan materi

yang akan diajarkan. Dalam hal ini guru menggali penguasaan konsep

siswa tentang bangun ruang, khususnya sifat dan jaring-jaring bangun

ruang.

Page 55: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

b) Elaborasi

Dalam elaborasi, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran

menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME).

Adapun langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut:

1) Guru memberikan sedikit ulasan tentang bangun ruang, emudian

guru mengkhususkan materi balok dan kubus yang akan dipelajari.

2) Guru memaparkan contoh benda berbentuk balok dan kubus, dan

semua siswa diminta untuk mengamati.

3) Siswa diminta untuk menyebutkan contoh benda berbentuk balok

dan kubus yang ada di lingkungan sekitar mereka.

4) Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan tentang sifat-sifat

yang dimiliki bangun ruang balok dan kubus.

5) Guru memberikan contoh cara pembuatan jaring-jaring balok dan

kubus, dan semua siswa mengamati.

6) Kemudian guru membagi siswa menjadi 8 kelompok, masing-

masing kelompok terdiri dari 5 anak.

7) Salah satu perwakilan dari siswa maju ke depan menyebutkan sifat-

sifat balok dan kubus, ada juga perwakilan dari salah satu siswa yang

membuat jaring-jaring balok dan kubus sesuai bimbingan guru tadi.

8) Guru memberikan lembaran soal-soal evaluasi tentang sifat maupun

jaring-jaring bangun ruang balok dan kubus, untuk didiskusikan dan

dikerjakan masing-masing kelompok maupun individu, sesuai

dengan materi yang telah dipelajari bersama.

9) Setelah selesai, perwakilan siswa dari masing-masing kelompok

diminta maju ke depan untuk membacakan hasil pekerjaan mereka.

10) Kelompok yang lain memperhatikan, mencatat hal penting dan

saling memberi masukkan.

c) Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi ini, kegiatan yang akan dilakukan guru

yaitu membenarkan atau meluruskan jawaban siswa yang sekiranya

Page 56: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

kurang tepat sehingga tidak terjadi kesalahan konsep dan pemantapan

materi bangun ruang balok dan kubus yang telah dipelajari. Sehingga

kemampuan siswa untuk memecahkan masalah yang berkaian dengan

hal tersebut juga dapat meningkat

3) Kegiatan Akhir

Dalam kegiatan akhir pembelajaran menggunakan RME, kegiatan yang

dilakukan berupa:

a) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran.

b) Siswa mengerjakan soal evaluasi.

c) Guru memberikan penilaian dan penguatan.

c. Observasi

Observasi adalah mengamati tingkah laku siswa dan guru selama

kegiatan pembelajaran berlangsung untuk penelitian. Dalam melakukan

observasi, peneliti dibantu oleh guru kelas. Sasaran yang diamati adalah

aktivitas siswa kemudian juga aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME).

d. Refleksi

Refleksi dilakukan setiap akhir pembelajaran. Refleksi dilaksanakan

untuk mengetahui bagian yang sudah sesuai dengan tujuan penelitian, masalah-

masalah yang muncul saat pembelajaran, dan bagian yang masih perlu

diperbaiki. Refleksi pada siklus ini memperoleh hasil prosentase ketuntasan

79,48 % yang masih kurang dari indikator ketercapaian yang diharapkan yaitu

>80%. Dengan demikian, masih ada bagian yang masih perlu diperbaiki maka

peneliti dan observer berdiskusi untuk menyusun rencana perbaikan tindakan

dan mempertahankan bagian yang sudah sesuai dengan tujuan penelitian yang

akan diterapkan pada siklus berikutnya.

Page 57: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

2. Rancangan Siklus II

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus II merupakan hasil refleksi siklus I yang

meliputi rencana perbaikan dan penyempurnaan penggunaan pendekatan

Realistic Mathematics Education (RME) dalam pembelajaran ini. Materi yang

diajarkan masih sama dengan materi pada siklus I. Segala sesuatu yang

dipersiapkan pada siklus II, masih sama seperti siklus I. Hanya saja,

perencanaan siklus II lebih dipersiapkan lagi untuk memperbaiki kekurangan/

kelemahan pada siklus I, berdasarkan hasil analisis dan pembahasan siklus I.

b. Tindakan

Tindakan yang dilaksanakan pada siklus II sesuai dengan RPP siklus

II yang telah disusun. Pada tahap ini guru mengoptimalkan penggunaan

pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) untuk memperbaiki

kekurangan dan masalah yang muncul pada siklus I. Penggunaan pendekatan

ini dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran untuk

meningkatkan kemapuan siswa di dalam memahami materi guna meningkatkan

kemampuan siswa dalam memecahkan masalah atau soal matematika yang

berkaitan dengan bangun ruang balok dan kubus. Dalam kegiatan ini langkah-

langkahnya adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal

Kegiatan awal termasuk tahap persiapan dalam penggunaan pendekatan

Realistic Mathematics Education (RME). Sebelum menyampaikan materi,

guru memberikan apersepsi yang terkait dengan materi yang akan

dipelajari, kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai, serta memotivasi siswa untuk memperhatikan pelajaran.

2. Kegiatan Inti

Padapembelajaran ini, kegiatan inti termasuk dalam tahap penyampaian

dan tahap pelatihan. Kegiatan inti terbagi menjadi tiga tahap yaitu

eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

Page 58: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

1. Eksplorasi

Dalam kegiatan ini, guru menggali informasi sebanyak-banyaknya

tentang kemampuan yang dimiliki oleh siswa, berkaitan dengan materi

yang akan diajarkan. Dalam hal ini guru menggali penguasaan konsep

siswa tentang bangun ruang, khususnya sifat dan jaring-jaring bangun

ruang.

2. Elaborasi

Dalam elaborasi, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran

menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME).

Adapun langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut:

1) Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri

dari 5 anak.

2) Siswa diminta mencari benda di sekitar mereka yang berbentuk

balok dan kubus.

3) Masing-masing kelompok tersedia berbagai macam contoh benda

yang berbentuk balok dan kubus sesuai yang mereka cari.

4) Semua siswa diminta unuk mengamati benda yang ada di depan

mereka, kemudian diminta untuk mengidentifikasi sesuai sifat-sifat

balok dan kubus yang telah mereka pelajari.

5) Siswa masing-masing kelompok, semua anggota kelompok diminta

membuat jaring-jaring balok dan kubus.

6) Setelah semua paham mengenai cara-cara pembuatan jaring-jaring

balok dan kubus, kemudian diminta untuk membuktikannya dengan

cara menggabungkan jaring-jaring tadi menjadi sebuah benda

berbentuk balok maupuan berbentuk kubus.

7) Setelah selesai, perwakilan siswa dari masing-masing kelompok

diminta maju ke depan untuk membacakan dan memaparkan hasil

pekerjaan mereka.

8) Kelompok yang lain memperhatikan, mencatat hal penting dan

saling memberi masukkan.

Page 59: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

d) Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi ini, guru membenarkan jawaban siswa yang

sekiranya kurang tepat sehingga tidak terjadi kesalahan konsep dan

pemantapan materi yang telah dipelajari. Sehingga peningkatan

kemampuan siswa, dalam penyimpulan atau pemecahan masalah

mengenai materi bangun ruang balok dan kubus dapat terjawab dengan

jelas begitu juga dengan konsep materinya.

3. Kegiatan Akhir

Dalam kegiatan akhir terdapat tahap penampilan hasil sebagai tahap akhir

dalam penggunaan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) .

Kegiatan yang dilakukan berupa:

1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran dan

pemantapan materi.

2. Guru melakukan evaluasi tertulis

3. Guru memberi tugas

4. Guru menyampaikan pesan moral dan menutup pembelajaran.

c. Observasi

Observasi dilakukan selama pembelajaran matematika berlangsung.

Observasi yang dilakukan pada siklus II juga masih sama dengan observasi

pada siklus I, yaitu mengobservasi aktivitas siswa dan kinerja guru dalam

pembelajaran menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education

(RME).

d. Refleksi

Setelah pembelajaran siklus II berakhir, maka diadakan analisis semua

data yang diperoleh melalui proses observasi, wawancara, dan nilai hasil

evaluasi penguasaan konsep. Pada siklus ini diperoleh hasil prosentase

ketuntasan sebesar 89,74%. Dengan demikian indikator ketercapaian >80%

sudah tercapai, maka penelitian tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Page 60: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Siswodipuran

Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali. Pendirian sekolah ini adalah agar

tgerwujudnya atau terbentuknya siswa yang cerdas, berbudi pekerti luhur,

terampil, sehat jasmani dan rohani. Lokasi Sekolah Dasar Negeri 1 Siswodipuran

tepatnya di Jalan Nanas Kelurahan Siswodipuran Kecamatan Boyolali, Kabupaten

Boyolali.

Bangunan sekolah ini terdiri dari enam ruang kelas, satu ruang guru yang

menjadi satu dengan ruang kepala sekolah, selain itu juga ada mushola, UKS, dan

perpustakaan. Halaman di sekolah ini juga cukup luas dan biasa digunakan untuk

upacara dan olahraga.

Ruang kelas yang terdiri dari enam ruangan ini cukup untuk proses belajar

mengajar siswa dan kondisinya cukup baik. Kelas merupakan tempat utama

belajar siswa SD Negeri 1 Siswodipuran. Siswa yang belajar di sekolah ini berasal

dari masyarakat sekitar sekolah.

Dalam pembelajaran Matematika di kelas IV SD Negeri 1 Siswodipuran,

guru sudah cukup inovatif dalam menyampaikan materi kepada siswa, namun

belum melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan teknik maupun metode

lain khususnya untuk pembelajaran Matematika pada materi sifat-sifat bangun

ruang dan jaring-jaring bangun ruang pada khususnya, sehingga pemahaman

konsep siswa dalam pembelajaran masih sangat rendah. Untuk mengatasi hal

tersebut peneliti mengadakan penelitian di kelas IV, maka peneliti menggunakan

pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dalam pembelajaran yang

dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan materi bangun ruang

dan jaring-jaring bangun ruang.

43

Page 61: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

B. Deskripsi Pra Tindakan

Nilai tes kemampuan awal belajar matematika mempunyai rentangan 30-

92 dengan rata-rata 58,7 tabel 1 menyajikan diskripsi data nilai tes mata pelajaran

matematika.

Tabel 1. Distribusi Presentasi Nilai Tes Kemampuan Awal

No Interval

Nilai

Frekuens

i (fi)

Nilai

Tengah (xi)

Fi.xi Prosentase

(%)

Keterangan

1 30-38 3 34 102 7,69 Tidak tuntas

2 39-47 6 43 258 15,83 Tidak tuntas

3 48-56 9 52 468 23.07 Tidak tuntas

4 57-65 10 61 610 25,64 Tidak tuntas

5 66-74 4 70 280 10,25 Tuntas

6 75-83 5 79 395 12,82 Tuntas

7 84-92 2 88 176 5,12 Tuntas

Jumlah 39 2289 100

Nilai rata-rata = 2289 : 39 = 58.7

Ketuntasan klasikal = (11:39) x 100% = 28,20 %

Nilai Di bawah KKM = (28 :39) x 100% = 71,79 %

Nilai tertinggi = 90

Nilai terendah = 30

Berdasarkan tabel diatas, jika disajikan dalam bentuk grafik maka akan

tampak seperti dibawah ini:

Page 62: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 10 . Grafik Nilai Siswa kelas IV SDN Siswodipuran tahun

2011/2012

1. Tindakan Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan selama tiga kali pertemuan. Tiap

pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit ) yaitu dilaksanakan pada

tanggal . Adapun tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai beri

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 14 April 2012 di ruang

guru SDN 1 Siswodipuran. Peneliti dan guru kelas IV mendiskusikan rancangan

tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini. Akhir diskusi diperoleh

kesepakatan bahwa pelaksa

Senin, Kamis dan Sabtu, tanggal 16, 19 dan 21 April 2012. Pelaksanaan siklus I

pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 16 April 2012 selama dua jam

pelajaran (2 x 35 menit) yaitu jam ke

08.10 WIB). Pelaksanaan siklus I pertemuan II dilaksanakan pada hari Kamis

tanggal 19 April 2012 selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yaitu jam ke

0

2

4

6

8

10

12JU

MLA

H S

ISW

A

Gambar 10 . Grafik Nilai Siswa kelas IV SDN Siswodipuran tahun

C. Deskripsi Hasil Tindakan

Tindakan siklus I dilaksanakan selama tiga kali pertemuan. Tiap

pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit ) yaitu dilaksanakan pada

tanggal . Adapun tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 14 April 2012 di ruang

guru SDN 1 Siswodipuran. Peneliti dan guru kelas IV mendiskusikan rancangan

tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini. Akhir diskusi diperoleh

kesepakatan bahwa pelaksanaan tindakan siklus I akan dilaksanakan pada hari

Senin, Kamis dan Sabtu, tanggal 16, 19 dan 21 April 2012. Pelaksanaan siklus I

pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 16 April 2012 selama dua jam

pelajaran (2 x 35 menit) yaitu jam ke-1 dan jam ke-2 (pukul 07.00 WIB s/d pukul

08.10 WIB). Pelaksanaan siklus I pertemuan II dilaksanakan pada hari Kamis

tanggal 19 April 2012 selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yaitu jam ke

30-38 39-47 48-56 57-65 66-74 75-83

INTERVAL NILAI

45

Gambar 10 . Grafik Nilai Siswa kelas IV SDN Siswodipuran tahun

Tindakan siklus I dilaksanakan selama tiga kali pertemuan. Tiap-tiap

pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit ) yaitu dilaksanakan pada

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 14 April 2012 di ruang

guru SDN 1 Siswodipuran. Peneliti dan guru kelas IV mendiskusikan rancangan

tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini. Akhir diskusi diperoleh

akan dilaksanakan pada hari

Senin, Kamis dan Sabtu, tanggal 16, 19 dan 21 April 2012. Pelaksanaan siklus I

pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 16 April 2012 selama dua jam

2 (pukul 07.00 WIB s/d pukul

08.10 WIB). Pelaksanaan siklus I pertemuan II dilaksanakan pada hari Kamis

tanggal 19 April 2012 selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yaitu jam ke-1 dan

84-92

Page 63: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

jam ke-2 (pukul 07.00 WIB s/d pukul 08.10 WIB). Pelaksanaan siklus I

pertemuan III dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 21 April 2012 selama dua jam

pelajaran (2 x 35 menit) yaitu jam ke-1 dan jam ke-2 (pukul 07.00 WIB s/d pukul

08.10 WIB).

Guru kelas IV dan peneliti menyamakan persepsi tentang Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Dalam RPP yang telah disusun, setiap pertemuan waktu selama 70

menit digunakan untuk kegiatan awal pembelajaran selama 10 menit, kegiatan

inti yang terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (EEK) selama 45 menit,

dan kegiatan akhir selama 15 menit.

Pembelajaran yang dilaksanakan adalah cara meningkatkan kemampuan

anak tentang pemecahan masalah berkaitan dengan bangun ruang balok dan

kubus, yang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan Realistic

Mathematics Education (RME). Mengingat bahwa Realistic Mathematics

Education (RME) adalah pembelajaran yang memandang matematika sebagai

kegiatan manusia dan harus dikaitkan dengan relitas sehingga siswa dapat

melakukan proses penemuan kembali yang terbimbing. Dengan demikian siswa

dapat mengalami proses yang sama dengan proses penemuan ide dan konsep

matematika.

Setelah RPP dibuat, peneliti mempersiapkan media dan sumber belajar.

Media yang akan digunakan adalah kertas karton, gunting, dan lem. Sedangkan

sumber belajar diambil dari buku paket dan LKS siswa. Selanjutnya peneliti

mempersiapkan lembar kerja kelompok, soal evaluasi individu, daftar nilai,

reward, lembar observasi guru mengajar dan lembar observasi aktivitas siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Pertemuan I

Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin

tanggal 16 April 2012. Tindakan dilaksanakan sesuai perencanaan selama

dua jam pelajaran (2x35menit) yaitu jam ke-1 dan jam ke-2 (pukul 07.00

WIB s/d pukul 08.10 WIB). Pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas IV

Page 64: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

SD Negeri 1 Siswodipuran Boyolali. Urutan pelaksanaan tindakan siklus

pertama pertemuan pertama adalah sebagai berikut :

a) Kegiatan awal

Guru memberikan salam pembuka lalu siswa berdoa bersama dan

melaksanakan absensi. Kegiatan dilanjutkan dengan bernyanyi bersama

untuk menumbuhkan semangat siswa dan melakukan tanya jawab untuk

menumbukan rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari.

Siswa dikondisikan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada

kegiatan ekplorasi terdiri dari langkah berikut:

(1) Guru bertanya dengan siswa, tentang apa itu bangun ruang, dan

macam-macam bangun ruang.

(2) Guru bertanya dengan siswa, contoh benda berbentuk kubus dan

balok yang ada di lingkungan sekitar mereka.

(3) Guru menggali pengetahuan siswa tentang unsur-unsur yang

dimiliki balok dan kubus sesuai yang mereka ketahui.

(4) Guru memberikan penjelasan tentang balok dan kubus.

Pada kegiatan elaborasi terdiri dari langkah berikut :

(1) Guru menunjuk salah satu siswa maju ke depan untuk menjelaskan

sifat-sifat kubus, sesuai contoh benda yang telah dipersiapkan oleh

guru.

(2) Siswa yang lain memperhatikan dan saling memberikan tanggapan

“benar / salah”.

(3) Guru menunjuk salah satu siswa maju ke depan untuk menjelaskan

sifat-sifat balok, sesuai contoh benda yang telah dipersiapkan oleh

guru.

(4) Siswa yang lain memperhatikan dan saling memberikan tanggapan

“benar / salah”.

Page 65: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Pada kegiatan konfirmasi terdiri dari langkah berikut :

(1) Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan.

(2) Guru mengarahkan siswa untuk mendapatkan strategi terbaik untuk

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sifat-sifat bangun

ruang, khususnya balok dan kubus.

c) Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup siswa mengerjakan tes evaluasi individu, lalu

untuk memotivasi siswa, guru memberikan penghargaan kepada siswa

yang berprestasi. Untuk kegiatan tindak lanjut siswa mendapatkan

pekerjaan rumah (PR).

2) Pertemuan II

Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan II dilaksanakan pada hari Kamis

tanggal 19 April 2012. Tindakan dilaksanakan sesuai perencanaan selama

dua jam pelajaran (2x35menit) yaitu jam ke-1 dan jam ke-2 (pukul 07.00

WIB s/d pukul 08.10 WIB). Pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas IV

SD Negeri 1 Siswodipuran Boyolali. Urutan pelaksanaan tindakan siklus

pertama pertemuan pertama adalah sebagai berikut :

a) Kegiatan awal

Guru memberikan salam pembuka lalu siswa berdoa bersama dan

melaksanakan absensi. Kegiatan dilanjutkan dengan bernyanyi bersama

untuk menumbuhkan semangat siswa dan melakukan tanya jawab untuk

menumbukan rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari.

Siswa dikondisikan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada

kegiatan ekplorasi terdiri dari langkah berikut:

(1) Guru menunjukkan kertas karton di depan kelas yang berisi gambar

model jaring-jaring kubus dan balok.

Page 66: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

(2) Guru membimbing siswa mengidentifikasi gambar jaring-jaring

tersebut mana yang jaring-jaring kubus atau balok atau bukan

merupakan jaring-jaring kubus dan balok.

Pada kegiatan elaborasi terdiri dari langkah berikut :

(1) Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok, masing-masing

kelompok terdiri dari 5 siswa.

(2) Guru membagikan lembar kerja pada setiap siswa dalam masing-

masing kelompok.

(3) Siswa setiap kelompok memperhatikan gambar model jaring-jaring

kubus dan balok yang ditunjukkan oleh guru di depan kelas.

(4) Siswa tiap kelompok mengidentifikasikan gambar jaring-jaring

tersebut merupakan jaring-jaring kubus atau balok atau bukan

merupakan jaring-jaring kubus atau balok.

(5) Guru meminta siswa perwakilan setiap kelompok maju ke depan

membacakan hasil diskusinya.

(6) Siswa dari kelompok lain memperhatikan dan saling memberikan

masukkan.

Pada kegiatan eksplorasi terdiri dari lankah berikut :

(1) Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan.

(2) Guru mengarahkan siswa untuk mendapatkan strategi terbaik untuk

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan jaring-jaring

bangun ruang balok dan kubus.

(3) Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup siswa mengerjakan tes evaluasi individu, lalu

untuk memotivasi siswa, guru memberikan penghargaan kepada siswa

yang berprestasi. Untuk kegiatan tindak lanjut siswa mendapatkan

pekerjaan rumah (PR).

3) Pertemuan III

Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan III dilaksanakan pada hari Sabtu

tanggal 21 April 2012. Tindakan dilaksanakan sesuai perencanaan selama

Page 67: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

dua jam pelajaran (2x35menit) yaitu jam ke-1 dan jam ke-2 (pukul 07.00

WIB s/d pukul 08.10 WIB). Pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas IV

SD Negeri 1 Siswodipuran Boyolali. Urutan pelaksanaan tindakan siklus

pertama pertemuan pertama adalah sebagai berikut :

a) Kegiatan awal

Guru memberikan salam pembuka lalu siswa berdoa bersama dan

melaksanakan absensi. Kegiatan dilanjutkan dengan bernyanyi bersama

untuk menumbuhkan semangat siswa dan melakukan tanya jawab untuk

menumbukan rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari.

Siswa dikondisikan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada

kegiatan ekplorasi terdiri dari langkah berikut:

(1) Guru bertanya pada siswa tentang apa itu bangun ruang yang telah

mereka ketahui, dan apa saja macam-macam contoh bendanya ?

(2) Guru meminta siswa memberikan contoh benda berbentuk balok

dan kubus yang ada dilingkungan sekitarnya.

(3) Guru meminta perwakilan siswa maju ke depan mendeskripsikan

sifat-sifat kubus dan balok yang telah mereka ketahui.

Pada kegiatan elaborasi terdiri dari langkah berikut :

(1) Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok, masing-masing siswa

terdiri dari 5 siswa.

(2) Guru membagikan lembar diskusi pada masing-masing kelompok.

(3) Siswa diminta untuk mendiskusikan tentang jaring-jaring kubus

dan balok.

(4) Guru meminta perwakilan siswa dari masing-masing kelompok

maju ke depan maju ke depan membacakan hasil diskusinya.

(5) Siswa dari kelompok lain memperhatikan, dan saling memberikan

masukkan.

Pada kegiatan eksplorasi terdiri dari lankah berikut :

(1) Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan.

Page 68: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

(2) Guru mengarahkan siswa untuk mendapatkan strategi terbaik untuk

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sifat-sifat bangun

ruang dan jaring-jaring bangun ruang, khususnya balok dan kubus.

(4) Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup siswa mengerjakan tes evaluasi individu, lalu

untuk memotivasi siswa, guru memberikan penghargaan kepada siswa

yang berprestasi. Untuk kegiatan tindak lanjut siswa mendapatkan

pekerjaan rumah (PR).

c. Observasi

Tahap ini peneliti melaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan

proses pembelajaran dengan penggunaan media realistik berupa jaring-jaring

bangun ruang sderhana. Dalam mengadakan pemantauan peneliti

menggunakan lembar observasi. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui

kemampuan dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan media realistik berupa jaring-jaring bangun ruang sederhana.

Tabel 2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran siklus I

No Aspek Yang

Dinilai

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

A B C D A B C D A B C D

1 Aktif

mendengarkan

penjelasan guru

√ √ √

2 Aktif menjawab

pertanyaan guru

√ √ √

3 Keaktifan dan

inisiatif siswa

meningkat

√ √ √

4 Motivasi dan minat

untuk bertanya

√ √ √

5 Kesungguhan √ √ √

Page 69: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

No Aspek Yang

Dinilai

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

A B C D A B C D A B C D

siswa

menyelesaikan

tugas

6 Kesungguhan

mengerjakan soal

tes

√ √ √

Keterangan :

A : Amat Baik, B : Baik, C : Cukup, D : Kurang

Observasi tersebut tidak hanya dilakukan pada aktivitas siswa, juga

ditunjukkan pada guru dalam proses pembelajaran. Adapun observasi untuk guru

dapat dijelaskan seperti:

Tabel 3. Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus I

No Aspek Yang

Dinilai

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

A B C D A B C D A B C D

1 Memberi informasi

secara tepat

√ √ √

2 Menggunakan

berbagai sumber

√ √ √

3 Menggunakan

waktu sesuai

rencana

√ √ √

4 Penuh perhatian

pada siswa

√ √ √

5 Memotivasi

individu

√ √ √

6 Memotivasi

kelompok

√ √ √

7 Menggunakan √ √ √

Page 70: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

No Aspek Yang

Dinilai

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

A B C D A B C D A B C D

multi metode

8 Menggunakan

media secara tepat

√ √ √

9 Melakukan

penilaian proses

√ √ √

10 Memberikan tindak

lanjut

√ √ √

Berdasarkan data-data tersebut diperoleh hasil observasi.

1) Kegiatan Siswa

a) Siswa aktif memperhatikan penjelasan guru.

b) Siswa aktif menjawab pertanyaan guru dengan baik.

c) Kreatifitas dan inisiatif siswa belum cukup meningkat.

d) Motivasi dan kemampuan siswa belum cukup meningkat karena belum

banyak siswa yang bertanya.

e) Siswa menunjukkan kesungguhan untuk menyelesaikan tugas guru.

2) Kegiatan Guru

a) Memberikan informasi secara tepat dengan baik.

b) Menggunakan berbagai sumber dengan baik.

c) Menggunakan waktu sesuai rencana dengan baik.

d) Penuh perhatian terhadap seluruh siswa dengan baik.

e) Memotivasi siswa secara individu dengan baik.

f) Memotivasi siswa secara kelompok dengan baik.

g) Telah menggunakan berbagai metode dengan baik.

h) Telah menggunakan media realita secara tepat dengan baik.

i) Telah melakukan penilaian proses dengan baik.

j) Telah memberikan tindak lanjut dengan baik.

Page 71: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

d. Analisis dan Refleksi

Hasil penelitian siklus I, maka peneliti merenungkan bahwa masih ada

beberapa siswa yang belum menunjukkan kesungguhan dan masih ada siswa

yang belum tahu akan sifat bangun dan hubungan antar bangun. Demikian

dapat direnungkan bahwa penelitian pada siklus I belum menunjukkan

keberhasilan dalam proses pembelajaran sehingga merencanakan lagi untuk

siklus berikutnya. Adapun yang diperoleh siswa pada siklus I dapat dilihat pada

tabel grafik berikut :

Tabel 4. Data Hasil Belajar Matematika siklus I.

No Interval Nilai (x) Frekuensi fx

1 30-38 0 0 0

2 39-47 0 0 0

3 48-56 50 3 150

4 57-65 60 5 300

5 66-74 70 16 1120

6 75-83 80 11 880

7 84-92 90 4 360

Jumlah 39 2810

Nilai rata-rata 72

Berdasarkan data di atas, jika disajikan dalam bentuk grafik maka

akan tampak seperti berikut:

Page 72: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 11. Grafik data hasil belajar matematika siklus I

Berdasarkan data dan hasil observasi tentang aktivitas dan hasil

belajar siswa, maka peneliti menyimpulkan bahwa ada peningkatan suatu

proses pembelajaran yang berarti. Karena kreatifitas,

belum meningkat. Berkaitan dengan hal tersebut, maka peneliti mengadakan

tindakan untuk siklus berikutnya.

2. Tindakan Siklus II

Tindakan siklus II dilaksanakan selama tiga kali pertemuan. Tiap

pertemuan terdiri dari dua jam

tanggal . Adapun tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 21 April 2012 di ruang

guru SDN 1 Siswodipuran. Peneliti dan guru kela

tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini. Akhir diskusi diperoleh

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18JU

MLA

H S

ISW

A

Gambar 11. Grafik data hasil belajar matematika siklus I

Berdasarkan data dan hasil observasi tentang aktivitas dan hasil

belajar siswa, maka peneliti menyimpulkan bahwa ada peningkatan suatu

proses pembelajaran yang berarti. Karena kreatifitas, motivasi dan kemampuan

belum meningkat. Berkaitan dengan hal tersebut, maka peneliti mengadakan

tindakan untuk siklus berikutnya.

Tindakan siklus II dilaksanakan selama tiga kali pertemuan. Tiap

pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit ) yaitu dilaksanakan pada

tanggal . Adapun tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 21 April 2012 di ruang

guru SDN 1 Siswodipuran. Peneliti dan guru kelas IV mendiskusikan rancangan

tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini. Akhir diskusi diperoleh

30-38 39-47 48-56 57-65 66-74 75-83 84

INTERVAL NILAI

55

Berdasarkan data dan hasil observasi tentang aktivitas dan hasil

belajar siswa, maka peneliti menyimpulkan bahwa ada peningkatan suatu

motivasi dan kemampuan

belum meningkat. Berkaitan dengan hal tersebut, maka peneliti mengadakan

Tindakan siklus II dilaksanakan selama tiga kali pertemuan. Tiap-tiap

pelajaran (2 x 35 menit ) yaitu dilaksanakan pada

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 21 April 2012 di ruang

s IV mendiskusikan rancangan

tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini. Akhir diskusi diperoleh

84-92

Page 73: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

kesepakatan bahwa pelaksanaan tindakan siklus II akan dilaksanakan pada hari

Senin, Kamis dan Sabtu, tanggal 23, 26 dan 28 April 2012. Pelaksanaan siklus II

pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 23 April 2012 selama dua jam

pelajaran (2 x 35 menit) yaitu jam ke-1 dan jam ke-2 (pukul 07.00 WIB s/d pukul

08.10 WIB). Pelaksanaan siklus II pertemuan II dilaksanakan pada hari Kamis

tanggal 26 April 2012 selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yaitu jam ke-1 dan

jam ke-2 (pukul 07.00 WIB s/d pukul 08.10 WIB). Pelaksanaan siklus II

pertemuan III dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 28 April 2012 selama dua jam

pelajaran (2 x 35 menit) yaitu jam ke-1 dan jam ke-2 (pukul 07.00 WIB s/d pukul

08.10 WIB).

Guru kelas IV dan peneliti menyamakan persepsi tentang Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Dalam RPP yang telah disusun, setiap pertemuan waktu selama 70

menit digunakan untuk kegiatan awal pembelajaran selama 10 menit, kegiatan

inti yang terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (EEK) selama 45 menit,

dan kegiatan akhir selama 15 menit.

Pembelajaran yang dilaksanakan adalah cara meningkatkan kemampuan

anak tentang pemecahan masalah berkaitan dengan bangun ruang balok dan

kubus, yang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan Realistic

Mathematics Education (RME). Mengingat bahwa Realistic Mathematics

Education (RME) adalah pembelajaran yang memandang matematika sebagai

kegiatan manusia dan harus dikaitkan dengan relitas sehingga siswa dapat

melakukan proses penemuan kembali yang terbimbing. Dengan demikian siswa

dapat mengalami proses yang sama dengan proses penemuan ide dan konsep

matematika.

Setelah RPP dibuat, peneliti mempersiapkan media dan sumber belajar.

Media yang akan digunakan adalah kertas karton, gunting, dan lem. Sedangkan

sumber belajar diambil dari buku paket dan LKS siswa. Selanjutnya peneliti

mempersiapkan lembar kerja kelompok, soal evaluasi individu, daftar nilai,

reward, lembar observasi guru mengajar dan lembar observasi aktivitas siswa.

Page 74: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Pertemuan I

Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin

tanggal 23 April 2012. Tindakan dilaksanakan sesuai perencanaan selama

dua jam pelajaran (2x35menit) yaitu jam ke-1 dan jam ke-2 (pukul 07.00

WIB s/d pukul 08.10 WIB). Pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas IV

SD Negeri 1 Siswodipuran Boyolali. Urutan pelaksanaan tindakan siklus

pertama pertemuan pertama adalah sebagai berikut :

a) Kegiatan awal

Guru memberikan salam pembuka lalu siswa berdoa bersama dan

melaksanakan absensi. Kegiatan dilanjutkan dengan bernyanyi bersama

untuk menumbuhkan semangat siswa dan melakukan tanya jawab untuk

menumbukan rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari.

Siswa dikondisikan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada

kegiatan ekplorasi terdiri dari langkah berikut:

(1) Guru bertanya pada siswa tentang apa itu bangun raung, macam-

macam bangun ruang, dan contoh bangun ruang yang ada di

lingkungan sekitar.

(2) Guru meminta siswa mencari contoh benda berbentuk kubus yang

ada di lingkungan sekitar.

(3) Guru meminta siswa mencari contoh benda berbentuk balok yangb

ada di lingkungan sekitar.

Pada kegiatan elaborasi terdiri dari langkah berikut :

(1) Guru menunjuk perwakilan siswa maju ke depan kelas untuk

menjelaskan sifat-sifat kubus, sesuai dengan contoh benda yang

telah mereka cari.

(2) Siswa yang lain memperhatikan, dan saling memberikan tanggapan

“benar / salah”.

Page 75: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

(3) Guru menunjuk perwakilan siswa maju ke depan kelas untuk

menjelaskan sifat-sifat balok, sesuai dengan contoh benda yang

telah mereka cari.

(4) Siswa yang lain memperhatikan, dan saling memberikan tanggapan

“benar / salah”.

Pada kegiatan konfirmasi terdiri dari langkah berikut :

(1) Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan.

(2) Guru mengarahkan siswa untuk mendapatkan strategi terbaik untuk

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sifat-sifat bangun

ruang, khususnya balok dan kubus.

c) Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup siswa mengerjakan tes evaluasi individu, lalu

untuk memotivasi siswa, guru memberikan penghargaan kepada siswa

yang berprestasi. Untuk kegiatan tindak lanjut siswa mendapatkan

pekerjaan rumah (PR).

2) Pertemuan II

Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan II dilaksanakan pada hari Kamis

tanggal 26 April 2012. Tindakan dilaksanakan sesuai perencanaan selama

dua jam pelajaran (2x35menit) yaitu jam ke-1 dan jam ke-2 (pukul 07.00

WIB s/d pukul 08.10 WIB). Pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas IV

SD Negeri 1 Siswodipuran Boyolali. Urutan pelaksanaan tindakan siklus

pertama pertemuan pertama adalah sebagai berikut :

a) Kegiatan awal

Guru memberikan salam pembuka lalu siswa berdoa bersama dan

melaksanakan absensi. Kegiatan dilanjutkan dengan bernyanyi bersama

untuk menumbuhkan semangat siswa dan melakukan tanya jawab untuk

menumbukan rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari.

Siswa dikondisikan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

Page 76: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada

kegiatan ekplorasi terdiri dari langkah berikut:

(1) Guru meminta siswa menyiapkan dan menunjukkan contoh benda-

benda berbentuk kubus yang telah mereka cari dan mereka bawa

dari rumah.

(2) Guru menunjuk siswa untuk maju ke depan kelas untuk

menjelaskan sifat-sifat kubus yang telah mereka pelajari

sebelumnya, sesuai contoh benda yang telah mereka persiapkan.

(3) Guru meminta siswa memberikan contoh membuat jaring-jaring

kubus dari contoh benda tersebut, sesuai cara yang pernah di

berikan guru pada pertemuan lalu.

Pada kegiatan elaborasi terdiri dari langkah berikut :

(1) Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok, masing-masing

kelompok terdiri dari 5 siswa.

(2) Guru meminta semua siswa pada masing-masing kelompok untuk

memperhatikan contoh benda berbentuk kubus yang ada di depan

mereka.

(3) Siswa tiap kelompok mempraktekkan cara membuat jaring-jaring

kubus.

(4) Guru membagikan lembar kerja pada masing-masing kelompok

untuk didiskusikan.

(5) Setelah selesai dikerjakan, lembar kerja diminta untuk

dikumpulkan di depan kelas (meja guru).

Pada kegiatan eksplorasi terdiri dari langkah berikut :

(1) Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan.

(2) Guru mengarahkan siswa untuk mendapatkan strategi terbaik untuk

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan jaring-jaring

bangun ruang kubus.

Page 77: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

c) Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup siswa mengerjakan tes evaluasi individu, lalu

untuk memotivasi siswa, guru memberikan penghargaan kepada siswa

yang berprestasi. Untuk kegiatan tindak lanjut siswa mendapatkan

pekerjaan rumah (PR).

3) Pertemuan III

Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan III dilaksanakan pada hari Sabtu

tanggal 28 April 2012. Tindakan dilaksanakan sesuai perencanaan selama

dua jam pelajaran (2x35menit) yaitu jam ke-1 dan jam ke-2 (pukul 07.00

WIB s/d pukul 08.10 WIB). Pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas IV

SD Negeri 1 Siswodipuran Boyolali. Urutan pelaksanaan tindakan siklus

pertama pertemuan pertama adalah sebagai berikut :

a) Kegiatan awal

Guru memberikan salam pembuka lalu siswa berdoa bersama dan

melaksanakan absensi. Kegiatan dilanjutkan dengan bernyanyi bersama

untuk menumbuhkan semangat siswa dan melakukan tanya jawab untuk

menumbukan rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari.

Siswa dikondisikan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada

kegiatan ekplorasi terdiri dari langkah berikut:

(1) Guru meminta siswa menyiapkan dan menunjukkan contoh benda-

benda berbentuk balok yang telah mereka cari dan mereka bawa

dari rumah.

(2) Guru menunjuk siswa untuk maju ke depan kelas untuk

menjelaskan sifat-sifat balok yang telah mereka pelajari

sebelumnya, sesuai contoh benda yang telah mereka persiapkan.

(3) Guru meminta siswa memberikan contoh membuat jaring-jaring

kubus dari contoh benda tersebut, sesuai cara yang pernah di

berikan guru pada pertemuan lalu.

Page 78: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Pada kegiatan elaborasi terdiri dari langkah berikut :

(1) Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok, masing-masing

kelompok terdiri dari 5 siswa.

(2) Guru meminta semua siswa pada masing-masing kelompok untuk

memperhatikan contoh benda berbentuk kubus yang ada di depan

mereka.

(3) Siswa tiap kelompok mempraktekkan cara membuat jaring-jaring

balok.

(4) Guru membagikan lembar kerja pada masing-masing kelompok

untuk didiskusikan.

(5) Setelah selesai dikerjakan, lembar kerja diminta untuk

dikumpulkan di depan kelas.

Pada kegiatan konfirmasi terdiri dari langkah berikut :

(1) Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan.

(2) Guru mengarahkan siswa untuk mendapatkan strategi terbaik untuk

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sifat-sifat dan

jaring-jaring bangun ruang balok.

c) Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup siswa mengerjakan tes evaluasi individu, lalu

untuk memotivasi siswa, guru memberikan penghargaan kepada siswa

yang berprestasi. Untuk kegiatan tindak lanjut siswa mendapatkan

pekerjaan rumah (PR).

c. Observasi

Tahap ini peneliti mengadakan pengamatan terhadap meningkatkan

kemampuan belajar matematika dengan menggunakan konsep bangun ruang

dengan menggunakan media realita. Pengamatan tersebut dilakukan pada saat

proses pembelajaran berlangsung. Maksud dari pengamatan tersebut adalah

untuk mengetahui peningkatan, keaktifan dan partisipasi siswa selama proses

pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dalam lembar observasi.

Page 79: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Tabel 5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa siklus II

No Aspek Yang

Dinilai

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

A B C D A B C D A B C D

1 Aktif

mendengarkan

penjelasan guru

√ √ √

2 Aktif menjawab

pertanyaan guru

√ √ √

3 Keaktifan dan

inisiatif siswa

meningkat

√ √ √

4 Motivasi dan minat

untuk bertanya

√ √ √

5 Kesungguhan

siswa

menyelesaikan

tugas

√ √ √

6 Kesungguhan

mengerjakan soal

tes

√ √ √

Keterangan :

A : Amat Baik, B : Baik, C : Cukup, D : Kurang

Observasi tersebut tidak hanya dilakukan pada aktivitas siswa, juga

ditunjukkan pada guru dalam proses pembelajaran. Adapun observasi untuk guru

dapat dijelaskan seperti berikut:

Page 80: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Tabel 6. Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus I

No Aspek Yang

Dinilai

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

A B C D A B C D A B C D

1 Memberi informasi

secara tepat

√ √ √

2 Menggunakan

berbagai sumber

√ √ √

3 Menggunakan

waktu sesuai

rencana

√ √ √

4 Penuh perhatian

pada siswa

√ √ √

5 Memotivasi

individu

√ √ √

6 Memotivasi

kelompok

√ √ √

7 Menggunakan

multi metode

√ √ √

8 Menggunakan

media secara tepat

√ √ √

9 Melakukan

penilaian proses

√ √ √

10 Memberikan tindak

lanjut

√ √ √

Dari data-data tersebut diperoleh hasil observasi.

1) Kegiatan Siswa

a) Siswa aktif memperhatikan penjelasan guru.

b) Siswa aktif menjawab pertanyaan guru dengan baik.

c) Kreatifitas dan inisiatif siswa belum cukup meningkat.

Page 81: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

d) Motivasi dan kemampuan siswa belum cukup meningkat karena belum

banyak siswa yang bertanya.

e) Siswa menunjukkan kesungguhan untuk menyelesaikan tugas guru.

2) Kegiatan Guru

a) Memberikan informasi secara tepat dengan amat baik.

b) Menggunakan berbagai sumber dengan amat baik.

c) Menggunakan waktu sesuai rencana dengan amat baik.

d) Penuh perhatian terhadap seluruh siswa dengan amat baik.

e) Memotivasi siswa secara individu dengan amat baik.

f) Memotivasi siswa secara kelompok dengan amat baik.

g) Telah menggunakan berbagai metode dengan amat baik.

h) Telah menggunakan media realita secara tepat dengan amat baik.

i) Telah melakukan penilaian proses dengan amat baik.

j) Telah memberikan tindak lanjut dengan amat baik.

e. Analisis dan Refleksi

Hasil penelitian yang dilakukan pada siklus I dan II peneliti

menyimpulkan bahwa ada peningkatan suatu proses pembelajaran matematika

konsep bangun ruang dengan penggunaan media realistik. Hal ini dapat dilihat

adanya peningkatan kemampuan belajar matematika konsep bangun ruang.

Terlibat juga adanya peningkatan kemampuan belajar siswa dalam

pembelajaran konsep bangun ruang matematika pada siklus ke II dapat dilihat

pada tabel dan grafik.

Tabel 7. Data Hasil Belajar Matematika siklus II.

No Interval Nilai (x) Frekuensi Fx

1 30-38 0 0 0

2 39-47 0 0 0

3 48-56 50 0 0

4 57-65 60 0 0

5 66-74 70 4 280

6 75-83 80 23 1840

Page 82: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

No Interval

7 84-92

Jumlah

Nilai rata

Jika disajikan dalam bentuk grafik maka akan tampak seperti :

Gambar 12. Grafik

Berdasarkan data hasil observasi tentang aktifitas dan kemampuan

belajar konsep bangun ruang, maka peneliti menyimpulkan bahwa ada

peningkatan suatu proses pembelajaran matematika konsep bangun ruang.

3. Perbandingan Antar Siklus

Setelah melakukan dan menyelesaikan tindakan pada setiap siklus,

diperoleh peningkatan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran konsep

bangun ruang memahami sifat

menggunakan media realistik berupa jaring

0

5

10

15

20

25

JUM

LAH

SIS

WA

Nilai (x) Frekuensi Fx

90 12 1080

Jumlah 39 3200

Nilai rata-rata 82

Jika disajikan dalam bentuk grafik maka akan tampak seperti :

Gambar 12. Grafik data hasil belajar matematika siklus II

Berdasarkan data hasil observasi tentang aktifitas dan kemampuan

belajar konsep bangun ruang, maka peneliti menyimpulkan bahwa ada

peningkatan suatu proses pembelajaran matematika konsep bangun ruang.

Antar Siklus

Setelah melakukan dan menyelesaikan tindakan pada setiap siklus,

diperoleh peningkatan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran konsep

bangun ruang memahami sifat-sifat bangun ruang sederhana dengan

menggunakan media realistik berupa jaring-jaring bangun ruang sederhana.

30-38 39-47 48-56 57-65 66-74 75-83 84

INTERVAL NILAI

65

Jika disajikan dalam bentuk grafik maka akan tampak seperti :

Berdasarkan data hasil observasi tentang aktifitas dan kemampuan

belajar konsep bangun ruang, maka peneliti menyimpulkan bahwa ada

peningkatan suatu proses pembelajaran matematika konsep bangun ruang.

Setelah melakukan dan menyelesaikan tindakan pada setiap siklus,

diperoleh peningkatan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran konsep

sifat bangun ruang sederhana dengan

aring bangun ruang sederhana.

84-92

Page 83: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

a) Proses Pembelajaran Siklus I

Pada siklus I disampaikan kompeensi dasar mengenal bangun ruang

sederhana dan sifatnya. Proses pembelajaran matematika menggunakan media

realistik berupa jaring-jaring bangun ruang sederhana secara individu maka ada

juga kendala karena siswa telah mendapatkan pengalaman dari orang tua atau

boleh juga dari taman kanak-kanak, diantaranya siswa dapat mengenal sifat

bangun ruang.

Sebelum pembelajaran berakhir, maka siswa diberi tugas yang berkaitan

dengan sifat bangun ruang berupa balok dan kubus. Untuk ini siswa memahami

betul materi yang telah diberikan baik teori maupun praktek yang dapat digunakan

sebagai acuan serta media realistik menyeleseikan tugas dan tes yang diberikan.

Hasil observasi siklus ke I ditemukan hal-hal sebagai berikut :

a. Suasana kelas tertib sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik.

b. Pada umumnya siswa memperhatikan penjelasan guru meskipun ada beberapa

siswa yang belum memperhatikan dengan sungguh-sungguh.

c. Siswa masih ada yang belum berani bertanya, guru telah memberi umpan pada

siswa dan memberi kesempatan untuk bertanya.

d. Siswa aktif dalam proses pembelajaran dengan mau membuat gambar balok.

e. Selama mengerjakan tes, siswa mengerjakan dengan tertib dan tenang.

Hasil refleksi pelaksanaan siklus I disampaikan sebagai berikut :

a. Suasana kelas tertib.

b. Siswa sedikit demi sedikit mulai aktif dalam proses pembelajaran.

c. Guru menjelaskan dengan jelas serta memberi kesempatan bertanya.

d. Ketrampilan bertanya masih kurang.

e. Minat dan Motivasi siswa masih kurang.

f. Sebagian siswa masih kurang terampil dalam menyelesaikan tugas dan soal.

Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada siklus ke I maka dipandang

perlu diadakan siklus ke II. Pada siklus ke II ini yang dibahas adalah kompetensi

dasar membuat jaring-jaring bangun ruang sederhana yaitu balok dan kubus.

Page 84: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Maka materi ini juga tidak mengalami hambatan dan kesulitan. Karena cara

penyampaian materi didahului prasarat teori-teori yang ada hubungannya dengan

sifat-sifat bangun ruang tersebut serta ditunjang pemanfaatan media realistik

berupa jaring-jaring bangun ruang sederhana secara individu dan kelompok,yang

mempermudah pemahaman konsep yang disampaikan oleh guru.

Ada beberapa siswa yang belum memahami konsep sifat bangun ruang

sederhana. Untuk itu guru memberikan bimbingan secara khusus bagi mereka.

Sehingga sedikit demi sedikit anak mengikuti proses pembelajaran sama dengan

teman yang lain.

Pendapat Edgar Dele dalam SBM II yang diikuti tim pengembang PGSD

(1988:16) menyatakan bahwa “bila siswa mengambil manfaat dari kegiatan

pembelajaran yang mempunyai nilai relevansi dengan pengalaman langsung, akan

memberi makna embelajaran yang diikutinya”. Hal ini ditandai dengan semakin

besar peningkatan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran dengan

dioptimalkan pnggunaan media.

Dari hasil observasi siklus ke II ditemukan hal-hal sebagai berikut :

a. Keberanian siswa untuk mencoba semakin tumbuh.

b. Suasana kelas tertib dan teratur maka proes pembelajaran dapat berjalan lancar.

c. Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik

d. Siswa aktif dalam proses pembelajaran, kini ditandai dengan adanya kegiatan

siswa untuk mencoba me,buat sendiri jaring jaring bangun ruang sederhana.

e. Minat dan motivasi semakain meningkat.derhana dengan baik, tertib, dan

tenang.

f. Selama siswa mengerjakan tes, siswa membuat sendiri jaring-jaring bangun

ruang sederhana dengan baik, tertib, dan tenang.

Hasil refleksi dari pelaksanaan siklus II disampaikan sebagai berikut :

a. Siswa aktif dalam pembelajaran.

b. Guru menyampaikan materi dengan jelas dan megoptimalkan penggunaan

media realistik berupa jaring-jaring bangun ruang sederhana.

Page 85: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

c. Siswa sudah terampil dalam menyelesaikan tugas.

d. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.

e. Siswa sudah terampil membuat jaring-jaring bangun ruang sederhana, siswa

sudah terampil menyelesaikan tugas.

f. Siswa sudah terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Tabel 8. Rangkuman Hasil Observasi Kemampuan Belajar Siswa.

No Kategori

Jumlah Jumlah

Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Amat Baik

- - 4 6 9

1

0 0% 0%

10,

2%

15,

3%

23,

7%

25,

6%

2 Baik

1

2

1

5

1

7

1

9

1

8

1

5

30,7

%

38,

4%

43,

5%

48,

7%

46,

1%

38,

4%

3 Cukup

1

5

1

4

1

1 9 7

1

1

38,4

%

28,

2%

28,

2%

23,

7%

23,

1%

28,

2%

4 Kurang

1

2

1

0 7 5 5 3

30,7

%

25,

6%

17,

9%

12,

8%

12,

8%

7,6

9%

Dilihat dari beberapa faktor siswa dapat dikumpulkan hal-hal sebagai

berikut: (a) siswa belum berani bertanya meskipun belum jelas betul; (b) masih

ada beberapa siswa yang belum mampu bekerja sendiri; (c) motivasi siswa masih

kurang; (d) sebagian siswa masih kurang terampil menyelesaikan soal dan tugas.

Dilihat dari proses pembelajaran interaksi siswa dan guru kurang sehingga

suasana kelas kurang hidup. Kedua faktor tersebut masih ada beberapa faktor

yang harus ditingkatkan, sehingga hasil proses pembelajaran siklus ke II

meningkat.

Page 86: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

b) Peningkatan Proses Pembelajaran Siklus ke II

Setelah diadakan tes siklus ke II diperoleh rata-rata 82, jumlah siswa

yang nilainya kurang dari 80 menurun menjadi 4 siswa, berarti presentasi siswa

yang berhasil menguasai materi naik, dari 79% menjadi 89%. Hal ini

menunjukkan adanya peningkatan kemampuan belajar matematika yang cukup

berarti. Pada siklus ke II ternyata sudah menunjukkan teori belajar tuntas.

Keberhasilan tersebut dapat disebabkan oleh faktor siswa, guru dan proses

pembelajaran yang mengoptimalkan media realistik berupa jaring-jaring bangun

ruang kubus dan balok. Siswa telah berani bertanya, sudah mampu membuat

jaring-jaring bangun ruang sederhana dan memahami sifat-sifatnya, hubungan

guru dan peserta didik komunikatif, serta kemampuan guru meningkat.

Uraian tersebut di atas dapat dijelaskan melalui:

Tabel 9. Nilai Matematika Kemampuan Awal dan Hasil Tes Tiap Siklus

No Kemampuan Awal /

Siklus

Nilai rata-

rata

Jumlah siswa yang

mendapat hasil tes

tiap siklus

Presentase

(%)

1 Kemampuan Awal 5,87 18 47%

2 Siklus I 7,2 8 21%

3 Siklus II 8,2 4 13%

Berdasarkan data pada tabel di atas, maka nilai rata-rata hasil belajar

siswa dari tahap awal hingga tindakan pembelajaran siklus II dapat disajikan ke

dalam bentuk grafik:

Page 87: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Gambar 13. Grafik Perkembangan Nilai Rata-rata Hasil Belajar Matematika

Setelah dikaji pelaksanaan siklus ke I dan II ternyata hasil yang diperoleh

sudah menunjukkan teori belajar tuntas, yaitu apabila kelas sudah dapat

menguasai materi pembelajaran matematika antara 70% - 80%, maka penelitian

tindakan kelas ini cukup dilaksanakan dua siklus.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dari beberapa tabel di atas dapat diketahui

adanya peningkatan proses pembelajaran pada tiap-tiap siklus. Adapun gambaran

adanya peningkatan kemampuan belajar matematika kelas IV sekolah dasar, dapat

dilihat sebagai berikut:

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

Siklus I Siklus II

Pertemuan I

Pertemuan II

Rata-rata

Page 88: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Tabel 10. Perbandingan Daftar Frekuensi Nilai Kemampuan Pra

Tindakan, Siklus I, dan Siklus II.

No Interval

Nilai

Pra Tindakan Siklus I Siklus II

Freku

ensi

Prosentase

(%)

Freku

ensi

Prosentase

(%)

Frek

uensi

Prosentase

(%)

1 30-38 3 7,69 0 0 0 0

2 39-47 6 15,83 0 0 0 0

3 48-56 9 23,07 3 7,71 0 0

4 57-65 10 25,64 5 12,82 0 0

5 66-74 4 10,25 16 41,02 4 10,25

6 75-83 5 12,82 11 28,20 23 58,97

7 84-92 2 5,12 4 10,25 12 30,78

Jumlah 39 100 39 100 39 100

Perbandingan daftar frekuensi ketuntasan pada tabel di atas dapat

disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Page 89: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Gambar 14. Grafik Perbandingan Daftar Frekuensi Nilai Kemampuan Pra

Tindakan, Siklus I, dan Siklus II

Berdasarkan tabel 10 dan gambar 14, terlihat perbandingan daftar

frekuensi nilai kemampuan pemecahan masalah bangun ruang dari pra tindakan,

siklus I, dan siklus II dalam interval nilai yang sama dengan penjelasan sebagai

berikut :

1. Terdapat 3 siswa pada pra tindakan dan tidak ada siswa pada siklus I yang

mendapat nilai antara 30-38. Sedangkan pada siklus II tidak ada siswa yang

mendapat nilai antara 30-38.

2. Terdapat 6 siswa pada pra tindakan dan 1 siswa pada siklus I yang mendapat

nilai antara 39-47. Sedangkan pada siklus II tidak ada siswa yang mendapat

nilai antara 39-47.

3. Terdapat 9 siswa pada pra tindakan dan tidak ada siswa pada siklus I ada 3

siswa yang mendapat nilai antara 48-56. Sedangkan pada siklus II tidak ada

siswa yang mendapat nilai antara 48-56.

4. Terdapat 10 siswa pada pra tindakan, 5 siswa pada siklus I, yang mendapat

nilai 57-65. Sedangakan pada siklus II tidak ada siswa yang mendapat nilai

antara 57-65.

0

5

10

15

20

25

Pra Tindakan Siklus I Siklus II

30-38

39-47

48-56

57-65

66-74

75-83

84-92

Page 90: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

5. Terdapat 4 siswa pada pra tindakan, 16 siswa pada siklus I, dan 4 siswa pada

siklus II yang mendapat nilai antara 66-74.

6. Pada pra tindakan terdapat 5 siswa yang nilainya antara 75-83. Sedangkan

pada siklus I terdapat 11 siswa dan pada siklus II terdapat 23 siswa yang

mendapat nilai antara 75-83.

7. Pada pra tindakan terdapat 2 siswa yang nilainya antara 84-92. Sedangkan

pada siklus I terdapat 4 siswa yang nilainya 84-92 dan pada siklus II terdapat

12 siswa yang nilainya 84-92.

Selain itu dari data yang diperoleh, terlihat pula peningkatan kemampuan

pemecahan masalah tentang jaring-jaring bangun ruang,untuk aspek nilai

terendah, nilai tertinggi, rata-rata klasikal, dan prosentase ketuntasan yang terlihat

meningkat dari pra tindakan, siklus I, dan siklus II. Hal ini dapat dilihat sebagai

berikut:

Tabel 11. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah tentang jaring-

jaring bangun ruang Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II

NO KETERANGAN PRA

TINDAKAN

SIKLUS I SIKLUS II

1 Nilai terendah 30 40 60

2 Nilai tertinggi 90 90 90

3 Rata-rata Nilai Klasikal 58,7 72,05 82,05

4 Prosentase Ketuntasan 28,20% 79,48% 89,74%

Peningkatan kemampuan pemecahan masalah tentang jaring-jaring

bangun ruang pada tabel 11 di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik yang

dapat dilihat sebagai berikut:

Page 91: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Gambar 15. Grafik Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah

Tentang Jaring-jaring Bangun Ruang Pra Tindakan, Siklus I,

dan Siklus II.

Berdasarkan Tabel 11 dan Gambar 15 terlihat peningkatan kemampuan

pemecahan masalah siswa tentang jaring-jaring bangun ruang dengan penjelasan

sebagai berikut:

1. Nilai terendah pada tes pra tindakan adalah 30, pada siklus I nilai terendah

meningkat menjadi 50, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 70.

2. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada tes pra tindakan adalah 90, pada

siklus I 90, dan pada siklus II juga 90.

3. Nilai rata-rata klasikal juga terjadi peningkatan yaitu pada tes pra tindakan

nilai rata-ratanya 58,70. Pada siklus I meningkat menjadi 72,05, dan pada

siklus II kembali meningkat menjadi 82,05.

4. Untuk siswa yang tuntas pada pra tindakan terdapat 11 siswa yang tuntas atau

28,20, sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 31 siswa yang tuntas atau

79,48%, dan pada siklus II kembali meningkat menjadi 35 siswa yang tuntas

atau 89,74%. Namun masih terdapat 10,25% siswa yang belum tuntas karena

nilai hasil evaluasi yang masih dibawah KKM, dan memang siswa-siswa

tersebut adalah siswa yang tergolong lambat belajar dibandingkan dengan

siswa lainnya di kelas IV. Data tersebut diambil dari jumlah keseluruhan siswa

0102030405060708090

100

Pra Tindakan Siklus I Siklus II

Nilai Terendah

Nilai Tertinggi

Rata-rata Klasikal

Prosentase Ketuntasan

Page 92: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

yaitu 39 siswa. Sesuai data tersebut dapat dinyatakan bahwa dari pra tindakan

ke siklus I prosentase ketuntasan meningkat sebesar 51,28%, sedangkan dari

siklus I ke siklus II prosentase ketuntasan meningkat sebesar 10,26%.

Peningkatan kemampuan pemecahan masalah tentang jaring-jaring

bangun ruang dengan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) bila

dibandingkan, peningkatan prosentase ketuntasan dari pra tindakan ke siklus I

yaitu 51,28% lebih besar dibandingkan peningkatan prosentase ketuntasan dari

siklus I ke siklus II yaitu 10,26%. Hal tersebut disebabkan karena pada saat

dilakukan tindakan pada siklus I, pembelajaran dilaksanakan secara diskusi atau

berkelompok hanya untuk memperagakan dan memperhatikan saja sehingga siswa

lebih berani untuk bertukar pikiran dengan temannya pada saat siswa mengalami

kesulitan untuk memahami materi. Sedangkan pada tindakan siklus II siswa

dituntut untuk belajar mandiri, yaitu siswa diminta untuk mencari sendiri contoh-

contoh benda yang ada dilingkungan sekitar yang berhubungan dengan bangun

ruang balok dan kubus. Kemudian siswa diminta untuk mempraktekkan dan

mengidentifikasi sendiri tentang sifat bangun ruang balok dan kubus, khususnya

pada jaring-jaring dari bangun ruang tersebut. Hal tersebut menyebabkan

peningkatan prosentase ketuntasan dari pra tindakan ke siklus I lebih besar

dibandingkan peningkatan prosentase ketuntasan dari siklus I ke siklus II.

Berdasarkan data dan perincian di atas, jumlah siswa yang tuntas dari

pra tindakan, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan sesuai indikator

keberhasilan yang sudah ditentukan yaitu >80% dari jumlah keseluruhan 39

siswa mendapat nilai di atas KKM (70). Hal ini menunjukkan bahwa upaya

peningkatan kemampuan pemecahan masalah tentang jaring-jaring bangun ruang

dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME)

dinyatakan berhasil.

Penelitian yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dapat disimpulkan

bahwa ada peningkatan kemampuan pemecahan masalah tentang jaring-jaring

bangun ruang dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education

Page 93: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

(RME). Hal ini terjadi karena pendekatan Realistic Mathematics Education

(RME) adalah pembelajaran yang memandang matematika sebagai kegiatan

manusia dan harus dikaitkan dengan realitas sehingga siswa dapat melakukan

proses penemuan kembali yang terbimbing.

Page 94: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilaksanakan

dalam dua siklus dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematics

Education dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah

tentang jaring-jaring bangun ruang pada siswa kelas IV SD Negeri 1

Siswodipuran, Kecamatan Boyolali tahun pelajaran 2011/2012, ternyata hipotesis

yang dirumuskan telah terbukti, sehingga dapat dibuat kesimpulan sebagai

berikut:

Hasil belajar matematika setelah menggunakan pendekatan Realistic

Mathematics Education mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan pendekatan

Realistic Mathematics Education dilakukan secara efektif dan maksimal oleh

guru, yaitu dengan memperhatikan hambatan yang dialami selama pembelajaran

berlangsung.

Hasil tersebut diperoleh dari data penelitian tindakan pada pra siklus,

siklus I dan siklus II dapat dijabarkan sebagai berikut: pada kondisi awal sebelum

dilaksanakan tindakan nilai rerata hasil belajar matematika siswa 58,7 dengan

prosentase ketuntasan klasikal sebesar 28,20% dari 39 siswa. Siklus I nilai rerata

hasil belajar matematika siswa 72,0 dengan ketuntasan klasikal sebesar 79,48%

dari 39 siswa. Siklus II nilai rerata aktivitas belajar matematika siswa 82,0 dengan

ketuntasan klasikal sebesar 89,74% dari 39 siswa. Penerapan pendekatan

Realistic Mathematics Education dapat dilaksanakan untuk meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah tentang jaring-jaring bangun ruang pada siswa

kelas IV SD Negeri 1 Siswodipuran, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan

kuantitas pembelajaran matematika di kelas IV khususnya pada mata pelajaran

matematika.

77

Page 95: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

B. Implikasi

Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan

pada pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Realistic Mathematics

Education dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah tentang jaring-

jaring bangun ruang. Teknik yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik

siklus. Prosedur penelitiannya terdiri dari 2 siklus. Siklus I dilaksanakan pada hari

Senin, Kamis dan Sabtu, tanggal 16, 19 dan 21 Apil 2012. Siklus II dilaksanakan

pada hari Senin, Kamis dan Sabtu tanggal 23, 26 dan 28 April 2012. Berdasarkan

hasil penelitian dapat dikemukakan implikasi teoritis dan implikasi praktis hasil

penelitian sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah bahwa penerapan

pendekatan Realistic Mathematics Education untuk meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah tentang jaring-jaring bangun ruang, dapat

dipertimbangkan untuk menambah teknik pembelajaran bagi guru dalam

memberikan materi pelajaran bagi siswa.

Pendekatan Realistic Mathematics Education ini sengaja dirancang

untuk memberikan peluang bagi siswa untuk melakukan eksplorasi

intelektual, meningkatkan keaktifan siswa dan mengasah keterampilan

sosialisasi siswa untuk dapat memecahkan masalah bersama-sama sehingga

tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Siswa juga tertantang untuk membuat tambahan informasi dari

informasi yang tersediakan, sehingga melatih sikap kritis dan cara berfikir

divergen bagi siswa. Siswa akan lebih peka terhadap masalah yang timbul di

sekitarnya dan mampu memberikan penyelesaian yang cerdas.

2. Implikasi Praktis

Penelitian telah membuktikan bahwa pembelajaran Matematika dengan

pendekatan Realistic Mathematics Education dapat meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah tentang jaring-jaring bangun ruang pada siswa kelas IV

SD Negeri 1 Siswodipuran.

Page 96: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan

calon guru untuk meningkatkan keefektifan teknik pembelajaran guru dalam

mengajar dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran sehubungan dengan

keterampilan dan hasil belajar siswa yang akan dicapai. Berdasarkan kriteria

temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti yang telah diuraikan pada bab

IV, maka penelitian ini dapat digunakan peneliti untuk membantu dalam

menghadapi permasalahan yang sejenis. Pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan Realistic Mathematics Education pada hakikatnya dapat

digunakan dan dikembangkan oleh guru yang menghadapi permasalahan

sejenis, terutama untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

tentang jaring-jaring bangun ruang. Adapun kendala yang dihadapi dalam

pelaksanaan penelitian ini harus diatasi semaksimal mungkin. Oleh karena itu

kreatifitas dan keaktifan guru sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas

dan kuantitas pembelajaran Matematika di kelas IV khususnya pada materi

jaring-jaring bangun ruang.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang dapat

dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan sebagai bahan uraian penutup

skripsi ini antara lain:

1. Bagi Sekolah

Hendaknya sekolah meningkatkan kualitas pembelajaran dengan

mengupayakan pelatihan dan penggunaan model pembelajaran inovatif

khususnya untuk guru mata pelajaran matematika agar dapat menggunakan

pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai dengan optimal.

2. Bagi Guru

a) Sebaiknya menerapkan pembelajaran yang kreatif dan inovatif seperti

model pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) sehingga siswa

menjadi lebih tertarik dalam pembelajaran dan menciptakan kondisi belajar

Page 97: PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN … digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TENTANG JARING-JARING …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

yang lebih kondusif dan bermakna. Hal ini membuat siswa tidak jenuh dan

tetap termotivasi untuk mengikuti proses.

b) Guru dalam proses pembelajaran hendaknya berperan sebagai fasilitator dan

motivator dimana guru harus paham tentang model pendekatan Realistic

Mathematics Education (RME).

c) Guru hendaknya mengusahakan tindak lanjut terhadap pembelajaran dengan

dengan menggunakan model pendekatan Realistic Mathematics Education

(RME) pada pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pemanfaatan

pendekatan ini dapat memberikan manfaat bagi siswa untuk menghadapi

permasalahan global yang muncul akibat perkembangan jaman. Sehingga

menjadi pribadi yang tanggap keadaan di sekitar, berfikir kritis, dan percaya

diri untuk menggali pengetahuan lebih dalam lagi.

3. Bagi Siswa

Siswa harus lebih mengembangkan sifat aktif dan meningkatkan

keberanian menyampaikan pendapat dalam proses pembelajaran untuk

menambah pemahaman pengetahuan serta meningkatkan aktivitas belajar.

Selain itu, siswa juga diharapkan mampu memanfaatkan lingkungan di sekitar

dan semua hal yang ada di masyarakat untuk memperoleh informasi,

pengetahuan, atau pengalaman belajar, dan tidak tergantung pada guru saja.

4. Bagi Peneliti Yang Lain

Peneliti yang ingin membahas permasalahan yang sama hendaknya lebih

cermat dan lebih mengusahakan pengkajian teori-teori yang berkaitan dengan

model pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dalam

pembelajaran untuk melengkapi kekurangan yang ada serta sebagai salah satu

alternatif dalam meningkatkan aktivitas belajar yang belum tercakup dalam

penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih baik.