penilaian saham dan obligasi

22
PENILAIAN SAHAM A. Pengertian Saham Saham adalah bentuk penyertaan modal dalam sebuah perusahaan. Ketika seorang memiliki saham sebuah perusahaan, bisa dikatakan kita memiliki perusahaan tersebut sebesar persentase tertentu sesuai dengan jumlah lembar saham yang kita miliki. Pada umumnya, perusahaan-perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat luas adalah perusahaan yang telah berdiri selama rentang waktu tertentu dan mendapatkan keuntungan dari waktu ke waktu. Dengan demikian diharapkan pada masa yang akan datang keuntungan tersebut bisa tetap dipertahankan atau ditingkatkan sehingga pemilik perusahaan bisa mendapatkan keuntungan. Dengan kata lain, ketika seorang membeli saham sebuah perusahaan, sebenarnya bukanlah membeli perusahaan pada masa kini, akan tetapi yang dibeli adalah masa depan perusahaan. Dengan kata lain, seorang itu membeli prospek perusahaan. Jika prospek perusahaan membaik harga saham tersebut akan meningkat. Memiliki saham berarti memiliki perusahaan. penghasilan yang dinikmati oleh pembeli saham adalah pembagian dividen ditambah dengan kenaikan harga saham tersebut (capital gains). Dengan demikian, dipandang dari segi kepastian, maka penghasilan pemilik saham menjadi lebih tidak pasti. Hal ini disebabkan karena pembayaran dividen sendiri akan dipengaruhi oleh prospek perusahaan yang tidak pasti. Suatu perusahan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham (stock). Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini disebut dengan saham biasa (commen stock). Untuk menarik investor potensial lainnya, suatu perusahaan mungkin juga mengeluarkan kelas lain dari saham, yaitu yang disebut dengan dengan saham preferen (preferred stock). Saham preferren mempunyai hak-hak prioritas lebih dari saham biasa. Hak-hak prioritas dari saham preferren yaitu hak atas deviden yang tetap dan hak terhdap aktiva jika terjadi likuiditas. Akan tetapi, saham

Upload: vivi-alviani

Post on 29-Dec-2015

1.608 views

Category:

Documents


123 download

DESCRIPTION

tugas makalah penilaian Saham Dan Obligasi

TRANSCRIPT

Page 1: Penilaian Saham Dan Obligasi

PENILAIAN SAHAM

A. Pengertian Saham

Saham adalah bentuk penyertaan modal dalam sebuah perusahaan. Ketika seorang

memiliki saham sebuah perusahaan, bisa dikatakan kita memiliki perusahaan tersebut

sebesar persentase tertentu sesuai dengan jumlah lembar saham yang kita miliki.

Pada umumnya, perusahaan-perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat

luas adalah perusahaan yang telah berdiri selama rentang waktu tertentu dan

mendapatkan keuntungan dari waktu ke waktu. Dengan demikian diharapkan pada

masa yang akan datang keuntungan tersebut bisa tetap dipertahankan atau ditingkatkan

sehingga pemilik perusahaan bisa mendapatkan keuntungan. Dengan kata lain, ketika

seorang membeli saham sebuah perusahaan, sebenarnya bukanlah membeli perusahaan

pada masa kini, akan tetapi yang dibeli adalah masa depan perusahaan. Dengan kata

lain, seorang itu membeli prospek perusahaan. Jika prospek perusahaan membaik harga

saham tersebut akan meningkat. Memiliki saham berarti memiliki perusahaan.

penghasilan yang dinikmati oleh pembeli saham adalah pembagian dividen ditambah

dengan kenaikan harga saham tersebut (capital gains). Dengan demikian, dipandang

dari segi kepastian, maka penghasilan pemilik saham menjadi lebih tidak pasti. Hal ini

disebabkan karena pembayaran dividen sendiri akan dipengaruhi oleh prospek

perusahaan yang tidak pasti.

Suatu perusahan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham (stock). Jika

perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini disebut dengan

saham biasa (commen stock). Untuk menarik investor potensial lainnya, suatu

perusahaan mungkin juga mengeluarkan kelas lain dari saham, yaitu yang disebut

dengan dengan saham preferen (preferred stock). Saham preferren mempunyai hak-hak

prioritas lebih dari saham biasa. Hak-hak prioritas dari saham preferren yaitu hak atas

deviden yang tetap dan hak terhdap aktiva jika terjadi likuiditas. Akan tetapi, saham

preferen umumnya tidak mempunyai hak veto seperti seperti  yang dimiliki oleh saham

biasa.

B. Jenis-Jenis Saham

1. Jenis Saham Berdasarkan Cara Peralihan Hak

a) Saham atas unjuk (bearer stocks)

Saham jenis ini sangat mudah dipindahkan seperti halnya mata uang. Oleh karena

itu kualitas kertas lembar saham dibuat spesifik agar sulit untuk dapat dipalsukan.

Dalam saham jenis ini pada sertifikatnya tidak tercantum nama pemilik saham

sehingga manakala pemiliknya ingin menjual atau memindahkan kepada orang

lain akan dapat melaksanakannya dengan mudah.

Page 2: Penilaian Saham Dan Obligasi

b) Saham atas nama (registered stocks)

Saham jenis ini merupakan kebalikan dari saham atas unjuk. Saham ini

memuat nama pemiliknya dan nama ini akan tercantum dalam buku perseroan

sehingga apabila terjadi pemindahan saham atas nama maka harus menempuh

prosedur tertentu yang harus dipenuhi.

Saham ini mempunyai tingkat keamanan yang tinggi sebab sudah tercantum

dalam buku perseroan sehingg apabila saham ini hilang maka cukup

memberitahukan kepada perusahaan untuk meminta penggantian.

2. Jenis saham berdasarkan hak tagihan (klaim)

a) Saham biasa (common stocks)

Dengan adanya resiko yang besar tersebut biasanya jika usaha perusahaan

berjalan dengan baik maka deviden saham biasa akan lebih besar daripada saham

preferen. Tetapi manakala terjadi likuidasi pembagian deviden dan pembagian

harta perusahaan serta pemegang saham biasa akan memperoleh pembagian

terakhir setelah pemegang saham preferen.

Pembagian deviden untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah

membayar deviden untuk saham preferen Saham biasa mempunyai hak yang

sama bagi pemegangnya yang dapat menentukan jalannya perseroan melalui

rapat umum pemegang saham. Kadangkadang hak suara dalam rapat pemegang

saham hanya diberikan pada saham biasa, tetapi sering juga saham preferen

mempunyai hak suara (Jogianto, 2000:58).

b) Saham preferen (prefered stock)

Saham preferen merupakan saham yang mempunyai hak khusus melebihi

pemegang saham biasa. Saham preferen disebut juga dengan saham istimewa

sebab mempunyai banyak keistimewaan. Biasanya keistimewaan ini

dihubungkan dalam hal pembagian deviden atau pembagian aktiva pada saat

likuiditas.

Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan (hybrid)

antara obligasi (bond) dan saham biasa, seperti bond yang membayarkan harga

atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa deviden

preferen seperti saham biasa dalam hal likuidasi klaim pemegang saham preferen

dibawah klaim pemegang obligasi (bond) dibandingkan dengan saham biasa,

saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas deviden tetap dan hak

pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi (Jogianto, 2000:59).

Kelebihan dalam hal pembagian deviden adalah bahwa deviden yang dibagi

pertama kali harus dibagikan untuk saham preferen, kalau ada kelebihan baru

dibagikan kepada pemegang saham biasa. Deviden saham preferen tidak terutang

Page 3: Penilaian Saham Dan Obligasi

atas dasar waktu, tetapi baru terutang jikasudah diumumkan oleh perusahaan.

Dalam hal pimpinan perusahaan tidak mengumumkan pembagian deviden dalam

suatu periode maka deviden tidak hilang.

Biasanya saham preferen mempunyai nilai nominal dan devidennya

dinyatakan dalam persentase dari nilai nominal. Apabila saham prioritas tidak

mempunyai nilai nominal maka devidennya dinyatakan dalam bentuk rupiah dan

bukan dalam bentuk persentase.

Suatu perusahaan dapat mengeluarkan lebih dari satu macam saham preferen

disebut saham preferen ke satu, saham preferen kedua dan seterusnya, dimana

saham preferen kesatu mempunyai klaim yang pertama terhadap laba dan saham

preferen kedua mempunyai klaim kedua dan seterusnya. Saham preferen dipisah

lagi menjadi:

Saham preferen kumulatif. Saham preferen kumulatif adalah saham preferen

yang devidennya setiap tahun harus dibayarkan kepada pemegang saham

dengan kata lain saham ini merupakan saham yang dijamin akan memperoleh

deviden setiap tahunnya. Apabila dalam satutahun deviden tidak dapat

dibayarkan maka pada tahun-tahun berikutnya deviden yang belum dibayar

tersebut harus dilunasi dulu sehingga dapat mengadakan pembagian deviden

untuk saham biasa.

Saham preferen tidak kumulatif. Saham ini merupakan kebalikan dari saham

preferen kumulatif. Dalam saham preferen tidak kumulatif pemegang saham

tidak akan memperoleh pembagian keuntungan secara penuh manakala

dalam suatu periode ada deviden yang belum dibayar. Dalam saham jenis ini,

pemegang saham preferen akan mendapat proritas akan tetapi hanya sampai

pada jumlah tertentu sehingga tidak seluruh deviden yang tidak dibayar akan

dipenuhi seluruhnya, kadangkala tidak menutup kemungkinan bahwa

deviden yang tidak dibayar pada tahun sebelumnya tidak akan dibayar

ditahun kemudian.

Saham preferen partisipasi. Saham ini merupakan saham preferen dalam hak

devidennya tidak terbatas dalam jumlah tertentu. Ini berarti saham ini

disamping memperoleh deviden tetap juga akan memperoleh bonus

(tambahan) deviden manakala perusahaan mencapai sasaran yang telah

digariskan.

Saham preferen konvertibel (Convertible prefered stocks). Adalah saham

preferen yang dapat diujur dengan surat berharga lain yang dikeluarkan oleh

perusahaan lain yang menerbitkan saham ini umumnya hak konversi

ditujukan untuk dapat ditukarnya saham preferen dengan saham biasa.

Page 4: Penilaian Saham Dan Obligasi

Meskipun saham preferen umumnya mempunyai hak yang didahulukan

dalam pembagian deviden akan tetapi dalam hubungannya dengan kekuasaan

terhadap keberadaan perusahaan sangat jauh lebih kecil dibandingkan dengan

saham biasa.

C. Struktur Modal Perusahaan

Saham yang dikeluarkan perusahaan nantinya merupakan bukti penyertaan pemegang

saham kadalam perusahaan. Jumlah yang terakumulasi dalam perusahaan dinamakan

dengan nama modal saham. Modal saham dapat dibagi atas tiga macam yaitu:

1. Modal dasar. Dalam anggaran dasar perseroan akan dicantumkan modal dasar yang

menggambarkan estimasi modal yang akan dikeluarkan oleh perusahaan. Modal dasar

ini dibagi dalam sejumlah saham dengan nilai nominal tertentu. Semakin kecil nilai

nominal lembar saham akan semakin banyak lembar saham yang harus dikeluarkan

oleh perseroan.

2. Modal ditempatkan. Jika modal yang ditempatkan kurang dari batas minimal yang

ditetapkan maka perseroan tidak akan diakui atau disahkan oleh pemerintah dan

keberadaannya tidak dianggap sebagai perseroan terbatas tetapi akan tunduk pada

ketentuan perusahaan persekutuan. Jika sudah demikian, antara harta peribadi dan

harta perusahaan tidak akan terpisah dan para pemilik perusahaan mempunyai

kewajiban untuk menyelesaikan segala kewajibannya meskipun seluruh harta

pribadinya tidak mencukupi.

3. Modal disetor. Semua pendiri perseroan terbatas bertanggung jawab terhadap seluruh

modal ditempatkan akan tetapi walaupun demikian tidak harus setoran kedalam

perusahaan dilakukan pada saat perusahaan baru beroperasi. Ada batas kontribusi

minimal besarnya uang yang harus disetor kadalam perusahaan dan setiap negara

mempunyai kebijakan sendiri.

Nilai suatu saham dapat dipandang dalam empat konsep yang memberikan makna

yang berbeda. Yaitu:

a. Suatu saham memiliki nilai nominal yaitu nilai perlembar saham yang berkaitan

dengan kepentingan akuntansi dan hukum. Nilai nominal tidak mengukur nilai riil

suatu saham, akan tetapi hanya digunakan untuk menentukan besarnya modal disetor

penuh dalam neraca.

b. Nilai buku perlembar saham, yaitu total ekuitas dibagi jumlah saham beredar. Nilai

buku perlembar saham menunjukkan nilai aktiva bersih perlembar saham yang

dimiliki oleh pemegangnya.

c. Nilai pasar, yaitu nilai suatu saham yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran

saham di bursa saham. Harga pasar saham inilah yang menentukan indeks harga

saham gabungan ( IHSG ).

Page 5: Penilaian Saham Dan Obligasi

d. Nilai fundamental atau nilai intrinsik saham, yaitu menentukan harga wajar suatu

saham agar harga saham tersebut mencerminkan nilai saham yang sebenarnya

sehingga tidak terlalu mahal.

D. Macam-macam Transaksi Pasar Bursa

1. Dari Sisi Waktunya

a) Transaksi instan. Yakni transaksi dimana dua pihak pelaku transaksi melakukan

serah-terima jual-beli secara langsung atau paling lambat 2×24 jam. Transaksi

instan adalah serah-terima barang sungguhan, bukan sekedar transaksi semu, atau

bukan sekedar jual-beli tanpa ada barang, atau bisa diartikan ada serah-terima riil.

b) Transaksi berjangka. Yakni transaksi yang diputuskan setelah beberapa waktu

kemudian yang ditentukan dan disepakati saat transaksi. Terkadang harus

diklarifikasi lagi pada hari-hari yang telah ditetapkan oleh komite bursa dan

ditentukan serah-terimanya di muka Transaksi berjangka tujuannya pada

umumnya adalah hanya semacam investasi terhadap berbagai jenis harga tanpa

keinginan untuk melakukan jual-beli secara riil, dimana jual-beli ini pada

umumnya hanya transaksi pada naik turun harga-harga itu saja.

Baik transaksi instan maupun transaksi berjangka terkadang menggunakan kertas-

kertas berharga, terkadang menggunakan barang-barang dagangan. Bahkan diantara

transaksi berjangka ada yang bersifat permanen bagi kedua pihak pelaku. Ada juga

yang memberikan beberapa bentuk hak pilih sesuai dengan bentuk transaksi.

Transaksi yang memberikan hak pilih ini memiliki perbedaan dari transaksi lain,

bahwa orang yang mendapatkan hak pilih harus membayar biaya kompensasi bila ia

menggunakan hak pilih tersebut.

2. Dari Sisi Objek

Dari sisi objeknya transaksi bursa efek ini terbagi menjadi dua:

a) Transaksi yang menggunakan barang-barang komoditi (Bursa komoditi).

b) Transaksi yang menggunakan kertas-kertas berharga (Bursa efek).

Dalam bursa komoditi yang umumnya berasal dari hasil alam, barang-barang

tersebut tidak hadir. Barter itu dilakukan dengan menggunakan barang contoh atau

berdasarkan nama dari satu jenis komoditi yang disepakati dengan penyerahan

tertunda.

Bursa efek sendiri objeknya adalah saham dan giro. Kebanyakan transaksi bursa

itu menggunakan kertas-kertas saham tersebut. Giro yang dimaksud di sini adalah cek

yang berisi perjanjian dari pihak yang mengeluarkannya, yakni pihak bank atau

perusahaan untuk orang yang membawanya agar ditukar dengan sejumlah uang yang

ditentukan pada tanggal yang ditentukan pula dengan jaminan bunga tetap, namun

tidak ada hubungannya sama sekali dengan pergulatan harga pasar.

Page 6: Penilaian Saham Dan Obligasi

E. Jenis Penilaian Saham

Ada tiga jenis penilaian saham (Hartono, 2000: 79), yaitu:

1. Nilai buku

Nilai buku ialah nilai asset yang tersisa setelah dikurangi kewajiban perusahaan

jika dibagikan. Nilai buku hanya mencerminkan berapa besar jaminan atau seberapa

besar aktiva bersih untuk saham yang dimiliki investor.

Beberapa nilai yang berkaitan dengan nilai buku:

Nilai nominal, ialah nilai yang ditetapkan oleh emiten.

Agio saham, ialah selisih harga yang diperoleh dari yang dibayarkan investor

kepada emiten dikurangi harga nominalnya.

Nilai modal disetor, ialah total yang dibayar oleh pemegang saham kepada

perusahaan emiten, yaitu jumlah nilai nominal ditambah agio saham.

Laba ditahan, ialah laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham dan

diinvestasikan kembali ke perusahaan dan merupakan sumber dana internal.

2. Nilai pasar

Nilai pasar merupakan harga yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran saham di

pasar modal atau disebut juga dengan harga pasar sekunder. Nilai pasar tidak lagi

dipengaruhi oleh emiten atau pihak pinjaman emisi, sehingga boleh jadi harga inilah

yang sebenarnya mewakili nilai suatu perusahaan.

3. Nilai intrinsik

Nilai intrinsik adalah nilai saham yang menentukan harga wajar suatu saham agar

saham tersebut mencerminkan nilai saham yang sebenarnya sehingga tidak terlalu

mahal. Perhitungan nilai intrinsik ini adalah mencari nilai sekarang dari semua aliran

kas di masa mendatang baik yang berasal dari dividen maupun capital gain

(Sulistyastuti, 2002).

F. Dampak Positif Dan Negatif Bursa Saham

1. Berbagai Dampak Positif Bursa Saham

Berbagai sisi positif dari bursa tersebut tergambar pada hal-hal berikut:

a)Bursa saham ini membuka pasar tetap yang mempermudah para pembeli dan

penjual untuk saling bertemu lalu melakukan transaksi instan maupun transaksi

berjangka terhadap kertas-kertas saham, giro maupun barang-barang komoditi.

b)Mempermudah pendanaan pabrik-pabrik dan perdagangan dan proyek pemerintah

melalui penjualan saham dan kertas-kertas giro komersial.

c)Bursa ini juga mempermudah penjualan saham dan giro pinjaman kepada orang

lain dan menggunakan nilainya. Karena para perusahaan yang mengeluarkan

saham-saham itu tidak mematok harga murni untuk para pemiliknya.

Page 7: Penilaian Saham Dan Obligasi

d)Mempermudah mengetahui timbangan harga-harga saham dan giro piutang serta

barang-barang komoditi, yakni pergulatan semua hal tersebut dalam dunia bisnis

melalui aktivitas penawaran dan permintaan.

2. Beberapa Dampak Negatif Bursa Saham

Adapun dampak-dampak negatif dari adanya bursa saham ini tergambar pada hal-hal

berikut:

a) Transaksi berjangka dalam pasar saham ini sebagian besarnya bukanlah jual-beli

sesungguhnya. Karena tidak ada unsur serah-terima dalam pasar saham ini antara

kedua pihak yang bertransaksi, padahal syarat jual-beli adalah adanya serah-

terima dalam barang yang disyaratkan ada serah-terima barang dagangan dan

pembayarannya atau salah satu dari keduanya.

b) Kebanyakan penjualan dalam pasar ini adalah penjualan sesuatu yang tidak

dimiliki, baik itu berupa mata uang, saham, giro piutang, atau barang komoditi

komersial dengan harapan akan dibeli di pasar sesunguhnya dan diserah-

terimakan pada saatnya nanti, tanpa mengambil uang pembayaran terlebih dahulu

pada waktu transaksi sebagaimana syaratnya jual beli as-Salm.

c) Pembeli dalam pasar ini kebanyakan membeli menjual kembali barang yang

dibelinya sebelum dia terima. Orang kedua itu juga menjualnya kembali sebelum

dia terima. Demikianlah jual-beli ini terjadi secara berulang-ulang terhadap satu

objek jualan sebelum diterima, hingga transaksi itu berakhir pada pembeli

terakhir yang bisa jadi sebenarnya ingin membeli barang itu langsung dari penjual

pertama yang menjual barang yang belum dia miliki, atau paling tidak

menetapkan harga sesuai pada hari pelaksanaan transaksi, yakni hari penutupan

harga. Peran penjual dan pembeli selain yang pertama dan terakhir hanya mencari

keuntungan lebih bila mendapatkan keuntungan saja, dan melepasnya bila sudah

tidak menguntungkan.

d) Yang dilakukan oleh para pemodal besar dengan memonopoli saham dan

sejenisnya serta barang-barang komoditi komersial lain di pasaran agar bisa

menekan pihak penjual yang menjual barang-barang yang tidak mereka miliki

dengan harapan akan membelinya pada saat transaksi dengan harga lebih murah,

atau langsung melakukan serah-terima sehingga menyebabkan para penjual lain

merasa kesulitan.

e) Sesungguhnya bahaya pasar modal semacam ini berpangkal dari dijadikannya

pasar ini sebagai pemberi pengaruh pasar dalam skala besar. Karena harga-harga

dalam pasar ini tidak sepenuhnya bersandar pada mekanisme pasar semata secara

praktis dari pihak orang-orang yang butuh jual-beli. Namun justru terpengaruh

oleh banyak hal, sebagian diantaranya dilakukan oleh para pemerhati pasar,

Page 8: Penilaian Saham Dan Obligasi

sebagian lagi berasal dari adanya monopoli barang dagangan dan kertas saham,

atau dengan menyebarkan berita bohong dan sejenisnya. Disinilah tersembunyi

bahaya besar menurut tinjauan syari’at. Karena cara demikian menyebabkan

ketidakstabilan harga secara tidak alami, sehingga berpengaruh buruk sekali pada

perekonomian yang ada.

Sebagai contoh saja bukan untuk menyebutkan secara keseluruhan: sebagian

besar investor sengaja melempar sejumlah kertas saham dan giro, sehingga

harganya menjadi jatuh karena terlalu banyak penawaran. Pada akhirnya para

pemilik saham kecil-kecilan bergegas menjualnya kembali dengan harga murah

sekali, karena khawatir harga saham-saham itu semakin jatuh sehingga mereka

semakin rugi. Dengan adanya penawaran mereka itu, mulailah harga saham itu

terus menurun, sehingga para investor besar itu berkesempatan membelinya

kembali dengan harga lebih murah dengan harapan akan bisa meninggikan

harganya dengan banyaknya permintaan. Pada akhirnya para investor besarlah

yang beruntung sementara kerugian besar-besaran harus ditanggung investor

kecil-kecilan, sebagai akibat dari perbuatan investor besar yang berpura-pura

melempar kertas-kertas saham itu sebagai ikutan. Hal itupun terjadi di pasar

komoditi komersial.

PENILAIAN OBLIGASIA. Pengertian Oblogasi

Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.

B. Jenis ObligasiObligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu:

1. Dilihat dari sisi penerbit:a) Corporate Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk

badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.b) Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.c) Municipal Bond: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untut

membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public utility).

2. Dilihat dari sistem pembayaran bunga:a) Zero Coupon Bonds.

Zero coupon bonds adalah obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo. Obligasi ini diperdagangkan dengan pemberian potongan harga dari nilai pari. Pemegang obligasi menerima secara penuh pokok hutang pada saat jatuh

Page 9: Penilaian Saham Dan Obligasi

tempo obligasi dengan kata lain penerbit obligasi hanya akan membayar pokok obligasi pada saat jatuh tempo.

Investor mendapatkan keuntungan dari bunga intrinsik pada saat jatuh tempo serta selisih dari harga discounted dengan nilai par-nya. Investor yang membeli obligasi zero coupon bond memang tidak akan mendapatkan bunga sama sekali sampai jatuh tempo. Jika obligasi itu diterbitkan untuk masa 10 tahun misalnya, maka uang investor akan mengendap di sana selama masa tersebut, kecuali jika investor menjualnya kembali ke pasar.Contoh :Zero-coupon bond selalu ditawarkan dengan harga diskon yang tinggi. Ketika membeli, investor akan membeli dengan harga diskon dan ketika jatuh tempo ia akan menerima pembayaran penuh. Gambarannya begini. Perusahaan ABC menerbitkan obligasi tanpa bunga sebesar Rp100 miliar dengan masa jatuh tempo 10 tahun. Obligasi ini dilepas pada harga 60 persen. Dengan harga penawaran sebesar itu berarti investor yang membeli obligasi ABC tadi tidak perlu membayar senilai harga nominal 100 persen. Jika investor X misalnya akan membeli sebanyak Rp100 juta maka ia hanya membayar sebesar Rp60 juta.

Meski investor X tadi hanya membayar Rp60 juta, tapi pada saat jatuh tempo nanti (10 tahun kemudian) ia akan menerima pokok obligasi sebesar Rp 100 juta. Jadi dalam kurun 10 tahun, uang investor X tadi tumbuh sebesar 66,6 persen dari Rp 60 juta menjadi Rp100 juta. Dari kacamata investor, jelas zero-coupon bond merupakan instrument investasi jangka panjang yang imbal hasillnya tidak bisa dipanen cepat satu tahun atau dua tahun. Jika investor membutuhkan dana tunai, jalan satu-satunya hanya menjual obligasi tersebut di pasar.

Harga zero coupon bond akan naik dari waktu ke waktu mendekati tanggal jatuh tempo. Disitulah keuntungan yang bisa dinikmati investor. Sedangkan bagi issuer atau penerbit, meskipun nilai obligasi yang ditawarkan mencapai Rp100 miliar, jika obligasi tanpa bunga tersebut terjual semua, maka perusahaan ABC hanya akan menerika dana tunai sebesar Rp60 miliar saja. Tentu ini belum dipotong biaya-biaya dalam rangka penerbitan. Dari sisi issuer, obligasi tanpa bunga memiliki kelebihan bahwa perusahaan tidak dipusingkan dengan bunga yang harus dibayar tiga bulan sekali sebagaimana obligasi pada umumnya. Perusahaan hanya memikirkan agar saat jatuh tempo 10 tahun mendatang harus ada dana tunai Rp100 miliar untuk membayar pokok obligasi tersebut.

b) Coupon Bonds: Coupon bonds adalah obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara

periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya. Kupon bisa juga disebut sebagai tingkat bunga yang dibayarkan oleh pihak yang mengeluarkan obligasi kepada investor.

Coupon Bond terdiri dari: Fixed-Rate Bond

Fixed-rate bond adalah obligasi dengan tingkat kupon/bunga yang tetap, berkebalikan dengan floating-rate bond. Fixed-rate bond adalah surat hutang jangka panjang yang membawa tingkat bunga yang telah ditentukan

Page 10: Penilaian Saham Dan Obligasi

sebelumnya.Tingkat bunga dikenal sebagai tingkat kupon dan bunga dapat dibayarkan pada tanggal tertentu sebelum obligasi tersebut jatuh tempo.

Misal: Coupon obligasi 18% per tahun dengan nilai nominal Rp 1.000.000,00 selama 5 tahun, maka pembeli obligasi akan menerima Rp 180.000,00 per tahun selama 5 tahun ditambah dengan Rp 1.000.000,00.

Floating-Rate BondFloating-rate bond adalah obligasi yang mempunyai kupon yang

berubah-ubah, mengikuti tingkat bunga pasar uang seperti suku bunga Bank Indonesia, dan juga spread. Spread adalah tingkat yang tetap konstan (bisa dianggap sebagai tingkat keuntungan tambahan atas risiko). Hampir semua floating-rate bond mempunyai kupon secara kuartal, tiga bulanan. Pada tiap awal periode kupon, tingkat kupon dihitung dengan mengambil referensi suku bunga pasar pada hari tersebut, kemudian menambahkan spread.

Misalnya; Pada tahun pertama menawarkan suku bunga 19% (tetap), tapi pada tahun berikutnya menawarkan suku bunga mengambang (dikaitkan dengan suku bunga beberapa bank ditambah dengan presentase tertentu). Sebagai contoh : suku bunga mengambang ditawarkan sama dengan rata-rata suku bunga deposito 6 bulan dari bank-bank umum di tambah 1,75%.

3. Dilihat dari hak penukaran/opsi:a) Convertible Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi

untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.

b) Exchangeable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.

c) Callable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

d) Putable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

4. Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya:a) Secured Bonds: obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya

atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini, termasuk didalamnya adalah:i. Guaranteed Bonds: Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin

denan penangguangan dari pihak ketigaii. Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin

dengan agunan hipotik atas properti atau asset tetap.iii. Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki

penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan yang dimilikinya.

b) Unsecured Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.

Page 11: Penilaian Saham Dan Obligasi

5.Dilihat dari segi nilai nominal:a) Konvensional Bonds: obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu

nominal, Rp 1 miliar per satu lot.b) Retail Bonds: obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai nominal yang

kecil, baik corporate bonds maupun government bonds.6. Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil:

a) Konvensional Bonds: obligasi yang diperhitungan dengan menggunakan sistem kupon bunga.

b) Syariah Bonds: obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam obligasi syariah, yaitu:

i. Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten.

ii. Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa diketahui/diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan.

C. Karakteristik Obligasi:1. Nilai Nominal (Face Value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima

oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo.2. Kupon (the Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara

berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6 bulanan) Kupon obligasi dinyatakan dalam annual prosentase.

3. Jatuh Tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau Nilai Nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk di prediksi, sehingga memilki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi Kupon / bunga nya.

4. Penerbit / Emiten (Issuer) Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi merupakan faktor sangat penting dalam melakukan investasi Obligasi Ritel. Mengukur resiko / kemungkinan dari penerbit obigasi tidak dapat melakukan pembayaran kupon dan atau pokok obligasi tepat waktu (disebut default risk) dapat dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti PEFINDO atau Kasnic Indonesia. 

D. Harga Obligasi:Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang, harga

obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal.Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu:

Page 12: Penilaian Saham Dan Obligasi

1. Par (nilai Pari): Harga Obligasi sama dengan nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x Rp 50 juta = Rp 50 juta.

2. at premium (dengan Premi): Harga Obligasi lebih besar dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal RP 50 juta dijual dengan harga 102%, maka nilai obligasi adalah 102% x Rp 50 juta = Rp 51 juta.

3. at discount (dengan Discount): Harga Obligasi lebih kecil dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 98%, maka nilai dari obligasi adalah 98% x Rp 50 juta = Rp 49 juta.

E. Penilaian Obligasi Obligasi sebagai instrument investasi jangka panjang mempunyai karakteristik

penilaian yang spesifik dan berbeda dengan instrumen investasi lainnya seperti saham. Konsep penilaian obligasi yang bentuk pendapatannya dikenal dengan istilah  yield  pada dasarnya dikembangkan  atas dasar intrinsik dari nilai tersebut. Selain itu, besaran aliran dana yang dihasilkan dari kupon(suku bunga) obligasi tersebut merupakan faktor penting dalam penilaian sebuah obligasi,konsep penilaian obligasi diantaranya meliputi:1. Time value of money/nilai waktu mata uang. Yaitu perhitungan pendapatan atasnilai

uang tertentu, dimana investor akan menghitung nilai investasinya sampai periode jatuhtemponya yang akan bertambah dari pendapatan suku bunga. Tingkat suku bunga didapatkandari perhitungan rasio antara tingkat pendapatan yang akan diterima ddengan nilai pokok investasi pada periode tertentu. Perhitungannya adalah jika R ( reeturn) merupakan tingkat suku bunga dan Po merupakan nilai pokok dari investasi ( principal )

2. Future value/ nilai yang akan datang. Mempunyai pengertian bahwa nilai yangakan diterima dari investasi serta hasil pendapatan suku bunga tersebut diinvestasikan kembalidengan tingkat suku bunga yang sama dalam periode waktu tertentu. Atau dengan kata lain merupakan nilai yang diterima dari hasil pendapatan interest dan pokok investasiyang diterima. Metode perhitungan yang digunakan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu  simple interest dan compaund interest 

3. Present value/  nilai sekarang. Yaitu jumlah uang yang harus di investasikansekarang untuk mendapatkan sejumlah uang tertentu pada suatu periode nanti. Metode ini jugadisebut metode arus kas diskonto.

F. Faktor- faktor penentu nilai obligasiFactor terpenting sebagai pertimbangan investor dalam melakukan pembelian

obligasisebagai instrument investasinya adalah  yield obligasi. Investor obligasi akan menghitung seberapa besar pendapatan investasi atas dana yang dibelikan obligasi tersebut denganmenggunakan alat ukur  yield. Investor yang konservatif akan bisa melakukan perhitungan  yield  sampai masa jatuh tempo dengan menggunakan metode YTM ( yield to maturity). Selain itu,investor jangka pendek bisa melakukan perbandingan nilai investasinya dengan menggunakan metode CY (current yield) . Yaitu menilai tingkat pendapatan obligasi tersebut dibandingkandengan harga pasar obligasi.

Page 13: Penilaian Saham Dan Obligasi

Yield Obligasi:Pendapatan atau imbal hasil atau return yang akan diperoleh dari investasi obligasi dinyatakan sebagai yield, yaitu hasil yang akan diperoleh investor apabila menempatkan dananya untuk dibelikan obligasi. Tingkat  yield sebuah obligasi dipengaruhi oleh beberapa faktor ekonomi dan nonekonomi serta harga harga obligasi tersebut dipasar perdagangan Sebelum memutuskan untuk berinvestasi obligasi, investor harus mempertimbangkan besarnya yield obligasi, sebagai faktor pengukur tingkat pengembalian tahunan yang akan diterima. Ada 2 (dua) istilah dalam penentuan yield yaitu current yield dan yield to maturity.

1. Currrent yield adalah yield yang dihitung berdasarkan jumlah kupon yang diterima selama satu tahun terhadap harga obligasi tersebut.Current yield =  bunga tahunan

                         harga obligasi

Contoh:Jika obligasi PT XYZ memberikan kupon kepada pemegangnya sebesar 17% per tahun sedangkan harga obligasi tersebut adalah 98% untuk nilai nominal Rp 1.000.000.000, maka: Current Yield     = Rp 170.000.000 atau   17%                              Rp 980.000.000          98%

          = 17.34%

2. Sementara itu yiled to maturity (YTM) adalah tingkat pengembalian atau pendapatan yang akan diperoleh investor apabila memiliki obligasi sampai jatuh tempo. Formula YTM  yang seringkali digunakan oleh para pelaku adalah YTM approximation atau pendekatan nilai YTM, sebagai berikut:YTM approximation =       C +     R – P

                                                                          n                     x 100%                                                  R + P                                                        2

 Keterangan:C = kuponn = periode waktu yang tersisa (tahun)R = redemption valueP = harga pemeblian (purchase value)

Contoh:Obligasi XYZ dibeli pada 5 September 2003 dengan harga 94.25% memiliki kupon sebesar 16% dibayar setiap 3 bulan sekali dan jatuh tempo pada 12 juli 2007. Berapakah besar YTM approximationnya?C = 16%n = 3 tahun 10 bulan 7 hari = 3.853 tahunR = 94.25%P = 100%

Page 14: Penilaian Saham Dan Obligasi

  YTM approximation         = 16 +   100 – 94.25                                                       3.853                                        =  100 + 94.25                                                 2                                        = 18.01 %                          

G. STRATEGI DAN ANALISIS OBLIGASIMenurut Eduardus tendelin (2010;176) Dalam pengelolaan portofolio obligasi ada

tiga pendekatan, yaitu pasif, aktif dan kombinasi dari kedua pendekatan tersebut atau strategi imunisasi. Pemilihan strategi yang akan digunakan sangat tegantung kepada preferensi risiko, pengetahuan tentang pasar obligasi dan tujuan dari investasi yang ingin dicapai oleh investor.

1. Strategi Pengelolaan pasif Menurut William F.sharpe (1997;1) Metode yang termasuk kategori pasif berdasar pada asumsi bahwa pasar obligasi berbentuk efisiensi semi kuat – jadi harga obligasi sekarang, dipandang merefleksikan semua informasi yang tersedia untuk publik secara kuat. Jadi obligasi dirasakan memiliki nilai yang layak di pasar, memberikan return (hasil) yang setaraf dengan risiko yang terlibat. Sebagai tambahan kepercayaan bahwa obligasi individu tidak salah dihargai (mispriced), investor pasif juga percaya bahwa usaha untuk meramalkan tingkat bunga , secara umum tidak berguna.            Menurut Eduardus tendelin (2010;176-177) Strategi pasif didasari pemikiran bahwa pasar dalam kondisi yang efisien, sehingga harga-harga sekuritas di pasar sudah ditentukan secara tepat sesuai dengan nilai instrinsiknya. Investor yang menganut strategi pasif, tidak secara aktif mencari kemungkinan-kemungkinan strategi perdagangan tertentu yang bisa menghasilkan return abnormal. Oleh karena strategi pasif didasari oleh asumsi bahwa harga obligasi sudah ditentukan secara fair maka strategi pasif menggunkan informasi-informasi yang ada sekarang, bukan informasi-informasi yang bersifat estimasi.

            Strategi yang termasuk pendekatan pasif dalam pengelolaan portofolio obligasi adalah strategi beli dan simpan dan strategi mengikuti indeks (indexing) pasar.

1. Beli dan simpan.Investor yang mengikuti strategi beli dan simpan, berarti ia berniat  untuk tidak aktif melakukan perdagangan. Investor tersebut secara hati-hati memilih obligasi yang akan dibentuk dalam portofolionya dan investor tidak berusaha memperdagangkan obligasi tersebut untuk mendapatkan return yang lebih tinggi, sehingga factor penting dalam strategi beli dan simpan adalah pemilihan obligasi yang sesuai dengan kebutuhan investor.

2. Mengikuti indeks pasar. Investor tidak akan mampu memperoleh keuntungan abnormal karena harga obligasi sudah mencerminkan semua informasi yang ada. Kondisi tersebut menyebabkan tidak ada satupun investor mampu mendapatkan return yang

Page 15: Penilaian Saham Dan Obligasi

lebih besar dari return pasar, sehingga investor akan membentuk porofolio yang sesuai

2. Strategi Imunisasi            Menurut Eduardus tendelin (2010;177-178) Strategi imunisasi adalah strategi yang

berusaha untuk melindungi portofolio terhadap risiko tingkat bunga dengan cara saling meniadakan pengaruh dua komponen risiko tingkat bunga, yaitu risiko harga dan risiko reinvestasi. Risiko harga merupakan risiko yang berasal dari hubungan yang terbalik antara harga obligasi dengan tingkat bunga. Artinya semakin rendah tingkat bunga maka harga obligasi akan semakin tinggi. Sedangkan risiko investasi merupakan risiko yang berasal dari ketidakpastian mengenai tingkat investasi terhadap kupon yang akan diterima dimasa yang akan datang.Masalah dengan imunisasi yaitu :a) Risiko default dan call yaitu imunisasi didasarkan pada asumsi bahwa obligasi

tidak akan default dan di call sebelum jatuh tempo jadi obligasi diasumsikan bebas risiko call dan default. Konsekuensinya, jika obligasi portofolio menjadi default stau di call, portofolio tidak akan kebal.

b) Pergeseran tidak paralel berganda di kurva yield yang tidak horizontal yaitu imunisasi (dan durasi) juga didasarkan pada asumsi bahwa kurva yield horzontal dan tiap pergeserannya adalah paralel dan akan terjadi sebelum pembayaran diterima dari obligasi yang di beli.

c) Penyeimbangan ulang yaitu merujuk pada penjualan sebagian sekuritas yang dimiliki dan menggantinya dengan sekuritas lain sehingga durasi portofolio sesuai dengan durasi arus kas keluar yang dijanjikan.

3.  Strategi aktif Menurut William F.sharpe (1997;1) Metode aktif manajemen portofolio obligasi didasarkan pada asumsi bahwa pasar obligasi sangat tidak efisien , oleh karena itu memberi investor peluang untuk memperoleh return di atas rata-rata.  Jadi manajemen aktif didasarkan pada kemampuan manajer portofolio untuk mengidentifikasi obligasi yang salah dihargai atau menentukan saat yang tepat untuk membeli atau menjual di pasar obligasi dengan meramalkan tingkat bunga secara akurat.