penggunaan ayat-ayat al qur’an...

123
PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Serjana Agama (S.Ag) Oleh: Makhliyatul Haq NIM. 11150340000034 FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2019 M

Upload: others

Post on 06-Mar-2020

38 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM

KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR

JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Serjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Makhliyatul Haq

NIM. 11150340000034

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2019 M

Page 2: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA
Page 3: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Makhliyatul Haq

NIM : 11150340000034

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR‟AN DALAM

KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR

JAKARTA SELATAN adalah benar merupakan karya saya

sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam

penyusunannya. Adapun kutipan yang ada dalam penyusunan

karya ini telah saya cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi.

Saya bersedia melakukan proses yang semestinya sesuai dengan

peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata skripsi ini

sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang

lain.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

Jakarta, 20 Juni 2019

Makhliyatul Haq

NIM 11150340000034

Page 4: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul “Penggunaan Ayat-ayat al-Qur’an dalam

Khutbah Jumat di Masjid al-Azhar Jakarta Selatan” telah

diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ushuluddin dan

Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

pada Selasa, 31 Juli 2019. Skripsi ini telah diterima sebagai salah

satu syarat memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) pada

Program Studi Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir.

Ciputat, 31 Juli 2019

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota

Dr. Eva Nugraha, M.Ag

NIP. 19710217 199803 1 002

Sekretaris Merangkap Anggota

Fahrizal Mahdi, Lc, MIRKH

NIP. 19820816 201503 1 004

Penguji I

Dr. Eva Nugraha, M.Ag

NIP. 19710217 199803 1 002

Penguji II

Ahmad Rifqi Muchtar, M.A.

NIP. 19690822 19970 1 002

Pembimbing

Moh. Anwar Syarifuddin, MA

NIP. 19720518 199803 1 003

Page 5: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

iv

ABSTRAK

Makhliyatul Haq, Penggunaan Ayat-ayat al-Qur’an dalam

Khutbah Jumat di Masjid Agung al-Azhar Jakarta Selatan

Shalat Jumat adalah salah satu kegiatan yang menjadi

kewajiban bagi laki-laki muslim baligh. Ibadah ini tidak bisa

dipisahkan dengan ibadah khutbah Jumat, yang memang menjadi

syarat dari shalat Jumat. Khutbah Jumat berisi seputar tentang

keagamaan yang biasanya menyesuaikan dengan kondisi sosial

yang terjadi di lingkungan tempat pelaksanaan shalat Jumat.

Khatib harus menggunakan dalil berupa ayat-ayat al-

Qur‟an, atau hadis-hadis yang tepat untuk menyempurnakan

penjelasan dari tema khutbah yang ditentukan. Di Masjid Agung

al-Azhar Jakarta Selatan, pengurus mempersiapkan nama-nama

khatib sekaligus tema khutbah. Namun, bukan tidak mungkin

untuk khatib mengubah tema atau pembahasan yang akan

disampaikan pada khutbah Jumat, karena sesuai dengan yang

penulis teliti selama satu bulan, pada bulan Oktober 2018. Semua

para khatib yang bertugas pada bulan tersebut, mengganti tema

khutbah, bahkan mengganti khatib yang sudah dijadwalkan oleh

pengurus masjid.

Penelitian yang dilakukan penulis adalah mengenai

penggambaran relasi antara tema khutbah oleh para khatib

dengan penjelasan, serta ayat-ayat al-Qur‟an yang dikutip sebagai

penguat dari materi. Ini dirasa penting oleh penulis, karena

seorang khatib ketika menyampaikan khutbah Jumat harus fokus,

konsisten, dan tidak keluar dari materi dari tema yang sudah

ditentukan sebelumnya. Telebih, masjid yang menjadi tempat

penelitian, merupakan masjid di bawah naungan Yayasan

Pesantren Islam al-Azhar, yayasan yang menampung pendidikan

formal dari Taman Kanak sampai Universitas.

Penulis terlebih dahulu melakukan transkrip khutbah

setelah video para khatib ketika menyampaikan khutbah Jumat

diunggah oleh pihak masjid di aplikasi Youtube. Kemudian,

kesimpulan dari penelitian ini adalah, dari empat khatib, ada satu

khatib yang sesuai dengan tema, ayat dan penjelasannya.

Page 6: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

v

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah atas limpahan rahmat dan

karuniahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

sebagai tugas akhir yang juga merupakan syarat kelulusan dengan

tepat waktu. Penulis menyadari bahwa dalam perjalanan

penulisan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai macam rintangan

dan hambatan baik dari luar maupun dari dalam diri penulis.

Segala bentuk desakan khususnya dari keluarga membuat penulis

semakin termotivasi untuk lulus tepat waktu.

Shalawat serta salam, semoga tetap tercurahkan kepada

Nabi Muhammad Saw, mahaguru dalam dunia pendidikan dan

yang selalu menginspirasi kepada kebaikan.

Skripsi ini merupakan tugas akhir penulis selama

menempuh pendidikan kurang-lebih empat tahun sebagai syarat

mendapatkan gelar Serjana Agama Islam di Fakultas

Ushuluddin., jurusan Ilmu Qur‟an dan Tafsir Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi yang diselesaikan dengan judul “Penggunaan ayat-

ayat al-Qur‟an dalam Khutbah Jumat di Masjid Agung al-Azhar

Jakarta Selatan” merupakan karya penulis yang tidak terlepas dari

berbagai macam kekurangan. Hal ini disebabkan oleh dangkalnya

pengetahuan penulis dalam menyelami samudra pengetahuan

maka kritik dan saran sangat diperlukan demi perbaikan skripsi

ini ke depannya.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa

selesai tanpa dukungan dan dorongan dari berbagai macam pihak.

Page 7: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

vi

Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan

terima kasih banyak kepada:

1. Prof. Dr. Amany Lubis MA, selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr.Yusuf Rahman MA, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin

beserta seluruh jajarannya.

3. Dr. Eva Nugraha, M.Ag, dan Fahrizal Mahdi, MIRKH selaku

Ketua dan Sekretaris Jurusan Ilmu Qur‟an dan Tafsir.

4. Moh. Anwar Syarifuddin MA, selaku dosen pembimbing

penulis yang telah membimbing dan mengarahkan penulis.

5. Dr. Ahzami Samiun Jazuli, M.A, selaku dosen penasehat

akademik sekaligus tempat penulis berkonsultasi mengenai

segala permasalahan akademik.

6. Kepada seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin yang telah

memberikan dedikasinya dalam mendidik penulis,

memberikan banyak ilmu, pengalaman, yang menjadi bekal

di kehidupan nanti.

7. Kepada Eva Nugraha, M.Ag dan Ahmad Rifqi Muchtar,

M.A. selaku penguji sidang skripsi.

8. Kepada seluruh keluarga besar Masjid Agung al-Azhar

Jakarta Selatan, tempat penulis melakukan penelitian.

9. Kepada kedua orang tua penulis, Abah Mushonnif yang

semoga selalu bahagia di dimensi berbeda namun tetap

menyemangati lewat mimpi. Ibuk Chanifah, yang selalu

tabah dan giat berdoa untuk anak-anaknya. Saudara-saudara

yang istimewa dengan bahasa dan gaya yang berbeda setiap

Page 8: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

vii

memberi dukungan. Terimakasih kepada ponakan-ponakan

yang tawanya membawa kebahagiaan.

10. Kepada seluruh keluarga besar Pondok Pesantren al-Qur‟an

Nur Medina, khususnya Ustadz Endang dan Ibu Arbiyah

yang telah menjadi orang tua kedua dan juga guru spritual

bagi penulis.

11. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Ilmu Qur‟an dan

Tafsir angkatan 2015: Nunuk, Dara, Nada, Nufa, Fina,

Hanifah, Lutfia, Nurul, Pia, Fitri, Zulfah, Muslim, Ma‟rifat,

Ardi, Hima, Ka Ulfah, Ka Fika dan lain-lain yang senantiasa

memberi semangat dalam penyusunan skripsi. Mereka juga

yang selalu membersamai penulis dalam mengarungi

dinamika kehidupan kampus baik di kala suka maupun duka.

12. Seluruh pihak yang tidak saya sebutkan namanya satu

persatu, terima kasih atas kontribusinya, semoga Allah

membalas kebaikan kalian dengan balasan yang lebih baik.

Demikian semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan

digunakan sebagai acuan bagi para akademisi setelahnya. Kritik

dan saran sangat membantu demi perbaikan dan kemajuan

penelitian di masa mendatang.

Jakarta, 22 Mei 2019

Penulis

Page 9: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam skripsi ini

berpedoman pada buku pedoman penulisan skripsi yang terdapat

dalam buku Pedoman Akademik Program Strata 1 Tahun 2017

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

a. Padanan Aksara

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

tidak dilambangkan ا

b be ب

t te ت

ts te dan es ث

j je ج

ẖ ha dengan garis bawah ح

kh ka dan ha خ

d de د

dz de dan zet ذ

r er ر

z zet ز

s es س

sy es da ye ش

s es dengan garis di bawah ص

ḏ de dengan garis di bawah ض

ṯ te dengan garis di bawah ط

ẕ zet dengan garis di bawah ظ

koma terbali di atas hadap kanan ‘ ع

Page 10: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

ix

gh ge da ha غ

f ef ف

q qi ق

k ka ك

l el ل

m em م

n en ن

w we و

h ha ه

՚ ء apostrof

y ye ي

b. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti dalam bahasa

Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal

rangkap atau diftong. Untuk vokal tunggal, ketentuan alih

aksaranya adalah sebagai berikut:

Vokal tunggal Vokal panjang Vokal rangkap

Fathah : a أ : â ى...´ : ai

Kasrah : i ى : î و....´ : au

Dhammah : u و : û

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya

adalah sebagai berikut:

Page 11: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

x

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ي ai a dan i

و au a dan i

c. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (mad), yang dalam

bahasa Arab dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

â a dengan topi di atas ىآ

î i dengan topi di atas ىي

û u dengan topi di atas ىى

huruf syamsiyyah maupun huruf qamariyyah. Contoh: al-

rijal, bukan ar-rijal, al-diwân bukan ad-diwân.

d. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah atau tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab

dilambangkan dengan sebuah tanda ( ), dalam alih aksara ini

dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf

yang diberi syaddah itu. Akan tetapi hal ini tidak berlaku jika

huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata

sandang yang diikuti oleh huruh-huruf syamsiyyah. Misalnya,

kata الضرورة tidak ditulis aḏ-darûrah melainkan al-ḏarûrah,

demikian seterusnya.

e. Ta Marbûṯah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûṯah

terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut

dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat contoh 1 di bawah ini).

Hal yang sama juga berlaku jika ta marbûṯah tersebut diikuti oleh

Page 12: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

xi

datkata sifat (na’t) (lihat contoh 2). Namun, jika huruf ta

marbûṯah diikuti kata benda), maka huruf tersebut

dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3).

No Tanda Vokal Latin Keterangan

ṯarîqah طريقت 1

al-Jâmi’ah al-Islâmiyyah الجامعت اإلسالميت 2

waẖdat al-wujûd وحدة الىجىد 3

f. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak

dikenal, dalam alih aksara ini huruf kapital tersebut juga

digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang berlaku Ejaan

Bahasa Indonesia (EBI), antara lain untuk menuliskan permulaan

kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan

lain-lain. Jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang

ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut,

bukan huruf awal atau kata sandangnya. Contoh: Abû Hâmid Al-

Ghazâlî bukan Abû Hâmid al-Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi.

Beberapa ketentuan lain dari EBI sebetulnya juga dapat

diterapkan dalam alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai

huruf cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold). Jika menurut

EBI, judul buku itu ditulis dengan cetak miring, maka demikian

halnya dalam alih aksaranya, demikian seterusnya.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama

tokoh yang berasal dari dunia nusantara sendiri, disarankan tidak

dialihaksarakan meskipun akar katanya berasal dari bahasa Arab.

Page 13: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

xii

Misalnya ditulis Abdussamad al-Palimbani, tidak „Abd al-Samad

al-Palimbânî; Nuruddin al-Raniri, tidak Nûr al-Dîn al-Rânîrî.

g. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja (fi’l) , kata benda (ism),

maupun huruf (harf) ditulis secara terpisah. Berikut adalah

beberapa contoh alih aksara atas kalimat-kalimat dalam Bahasa

Arab, dengan berpedoman pada ketentuan di atas.

Kata Arab Alih Aksara

dzahaba al-ustâdzu ذهب األستاذ

tsabata al-ajru ثبت األجر

al-ẖarakah al-„asriyyah الحركت العصريت

asyhadu an lâ ilâha illâ Allâh أشهد ان ال إله إال هللا

maulâna Malik al-sâliẖ مىالنا ملك الصالح

yu‟atstsirukum Allâh يؤثركم هللا

Al-maẕâhir al-„aqliyyah المظاهر العقليت

Penulisan nama orang harus sesuai dengan tulisan nama

diri mereka. Nama orang berbahasa Arab tetapi bukan asli orang

Arab tidak perlu dialihaksarakan. Contoh: Nurcholish Madjid,

bukan Nûr Khâlis Majîd; Mohamad Roem, bukan Muhammad

Rûm; Fazlur Rahman, bukan Fadl al-Rahmân.

Page 14: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

xiii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................. i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................... iii

ABSTRAK ...................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................... v

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .................................................. ..6

C. Pembatasan Masalah ................................................. ..7

D. Perumusan Masalah .................................................... 8

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................... 8

F. Tinjauan Pustaka ......................................................... 9

G. Metode Penelitian ....................................................... 12

H. Sistematika Penulisan ................................................. 13

BAB II KAJIAN TENTANG KHUTBAH JUMAT ................ 15

A. Definisi Khutbah Jumat............................................ 15

B. Hukum Khutbah Jumat ............................................ 16

C. Syarat-syarat Khutbah Jumat ................................... 18

D. Rukun Khutbah Jumat .............................................. 19

E. Adab-adab Khatib .................................................... 21

F. Naskah Khutbah ....................................................... 23

G. Karakteristik Khutbah Jumat.................................... 24

Page 15: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

xiv

BAB III PROFIL KHATIB DAN PROFIL MASJID

AGUNG AL-AZHAR JAKARTA SELATAN ........................... 26

A. Profil Khatib ............................................................... 26

1. Shobahussurur ....................................................... 26

2. Goodwill Zubir ..................................................... 27

3. Nasroul Hamzah ................................................... 27

4. Muhammad Suhadi ............................................... 28

B. Sejarah Singkat Masjid Agung al-Azhar .................... 29

C. Visi dan Misi Masjid Agung al-Azhar ........................ 31

D. Kegiatan Rutin Masjid Agung al-Azhar ..................... 32

E. Jadwal Khatib dan Tema Khutbah .............................. 32

BAB IV RELASI TEKS KHUTBAH JUMAT DENGAN

AYAT, RUKUN, DIKSI DAN TEMA KHUTBAH .... 33

A. Relasi Isi Teks dengan Rukun Khutbah Jumat ....... …33

B. Relasi Ayat yang dikutip dengan Penjelasan dalam

Teks ......................................................................... …38

1. Ayat Dijelaskan dengan Panjang ...................... …42

2. Ayat Dijelaskan Secara Singkat ........................ …45

3. Ayat yang Diterjemah ....................................... …49

4. Ayat Tanpa Penjelasan ...................................... …51

C. Relasi Ayat dengan Tema dan Diksi ....................... …56

1. Ayat yang Sesuai dengan Tema dan Diksi ........ ....57

2. Ayat yang Sesuai dengan Diksi ........................ …57

3. Ayat yang Tidak Sesuai dengan Diksi dan Tema..58

4. Ayat yang Tidak Sesuai dengan Tema .............. ....58

Page 16: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

xv

BAB V PENUTUP ...................................................................... 59

A. Kesimpulan ................................................................. 59

B. Saran ........................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 62

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................ 67

Page 17: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jumat dalam bahasa Arab bisa disebutkan dengan beberapa

lafadz, jumu’ah, jum’ah, juma’ah dan jumi’ah. Awal mula adanya

lafadz ini adalah turunnya surah al-Jumu‟ah ayat 9, yang

mewajibkan muslim, kecuali budak, anak kecil, perempuan dan

orang yang sakit, untuk melaksanakan shalat Jumat.1

ب يع ذلكم يا أي ها الذين آمنوا إذا نودي للصلة من ي وم المعة فاسعوا إل ذكر الله وذروا ال

ر لكم إن كنتم ت علمون خي

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, apabila telah diseur

untuk melaksanakan shalat pada hari Jumat, maka segeralah kamu

mengingat Allāh dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu

lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. AL-Jumu’ah

{62}: 9)

Shalat Jumat memiliki syarat-syarat yang harus dilaksanakan.

Kitab Fathu al-Qarīb menjelaskan ada tuuh syarat dalam shalat

Jumat, syarat pertama sampai ketiga sama dengan syarat shalat

yang lain, yakni Islam, baligh dan berakal.

Syarat selanjutnya adalah merdeka, laki-laki, sehat dan

bertempat tinggal. Dijelaskan kembali mengenai syarat

mengerjakan shalat Jumat adalah berada dilaksanakan di suatu

1 Zakariā ibn Muhammad ibn Ahmad ibn Zakariyā al-Ansarī, Fathu al-

Wahhāb bi syarhi Manhaj al-Tullāb, cet. 1, jilid 1 (TK: Dār al-Fikr li al-Tabā‟ah wa

al-Nasyar, 1994), h. 86.

Page 18: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

2

negara atau desa, jamaah yang mengikuti minmal 40 orang(yang

memenuhi syarat sebelumnya) dan dilaksanakan di waktu dhuhur.2

Khutbah Jumat merupakan salah satu syarat sah shalat Jumat

yang dilaksanakan sebelum shalat Jumat. Jumlah khutbah Jumat

juga ada dua sebagaimana jumlah shalat Jumat yang berjumlah dua

rakaat. Penjelasan tentang khutbah Jumat dilaksanakan sebelum

shalat Jumat adalah merujuk kepada hadis Nabi3:

ث نا يي بن يي، أخب رنا أبو خيثمة، عن ساك، قال: أن بأن جابر بن سرة، أن رسول »وحد طب قائمااهلل صلى اهلل عليه وسلم، كان يطب قائما، ث يلس، ث ي قوم ف يخ

Artinya, “Yahya ibn Yahya menceritakan kepada kami, Abū

Khaitsamah menceritakan dari Simāk, ia berkata, “Jābir ibn

Samurah memberikan kabar kepadaku, „Sesungguhnya Rasulullah

Saw. berkhutbah dengan berdiri, kemudian duduk, kemudian berdiri

dan bekhutbah dengan berdiri.”(H.R. Muslim)4

Pada dasarnya, membicarakan mengenai khutbah tidak selalu

identik dengan shalat Jumat, karena ada shalat lain yang

pelaksanaannya disertai dengan khutbah. Seperti shalat Idul Fitri,

Idul Adha, shalat Istisqā, shalat gerhana bulan dan gerhana

matahari. Hanya saja, selain khutbah Jumat, maka khutbah

disampaikan sesudah shalat dilaksanakan.

2 Muhammad ibn Qāsim ibn Muhammad ibn Muhammad Abū „Abdullāh Syamsu

al-Dīn al-Ghazī, Fathu al-Qarīb al-Mujīb, cet. 1 (TK: Dār ibn Hazm li al-Tabā‟ah,

2015), h. 98. 3 M. Mubasysyarum bih, “Enam Syarat Sah Pelaksanaan Khutbah Jumat,”

artikel diakses pada tanggal 06 Oktober 2019 dari

https://islam.nu.or.id/post/read/83135/enam-syarat-sah-pelaksanaan-shalat-jumat 4 Muslim al-hajjāj Abū al-Hasan al-Qusyairī al-Naisābūrī, Sahīh Muslim, cet.1,

jilid 2 (Bairūt, Dār Ihyā‟ al-Turāts al-„Arabī) hadis ke-862, h. 589.

Page 19: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

3

Khutbah pada saat melaksankaan kshalat Jumat dan khutbah

pada saat melaksanakan shalat gerhana bulan atau gerhana matahari

memiliki kesamaan dalam rukun dan syaratnya. Sedangkan rukun

dan syarat khutbah ketika melaksanakan shalat Idul Fitri dan Idul

Adha sama dengan ketika khutbah shalat istisqā.

Perbedaan khutbah shalat istisqā dengan shalat Idul Fitri dan

Idul Adha adalah takbiratu al-ihrām yang dilaksanakan tujuh kali di

rakaat pertama dan lima kali di rakaat kedua. Hal tersebut tidak

dilakukan ketika shalat istisqā, karena diganti dengan bacaan

istighfar tujuh kali di khutbah pertama dan istighfar lima kali di

khutbah kedua.5

Bangsa Arab sejak masa jahiliyyah, tidak mungkin terpisah

dengan yang namanya sastra Arab, karena pada saat itu, orang-

orang Arab mengagumi sekali dengan seni sastra. Sehingga, ketika

menyampaikan khutbah, kata-kata yang disampaikan juga

menggunakan bahasa yang baik, sesuai dengan sastra pada masa itu.

Khutbah hendaknya disampaikan secara jelas, padat, tidak

keluar dari pembahasan materi dan bersifat ajakan, bukan hanya

lancar ketika menyampaikan saja. Sehingga para jamaah mampu

dengan sangat mudah memahami atau bahkan meresapi atas apa

yang dibicarakan oleh khatib.6

5 Muhammad ibn Qāsim ibn Muhammad ibn Muhammad Abū „Abdullāh Syamsu

al-Dīn al-Ghazī, Fathu al-Qarīb al-Mujīb, cet. 1 (TK: Dār ibn Hazm li al-Tabā‟ah,

2015), h. 106. 6 Muzaiyanah, “Linguistik Kultural Wacana Khutbah Jum‟at,” Wardah: 17, No.

1, (Januari-Juni 2016), h. 22.

Page 20: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

4

Rukun khutbah Jumat salah satunya adalah khatib

mencantumkan ayat al-Qur‟an sebagai dalil dari materi khutbah

Jumat. Ayat atau hadis yang dijadikan rujukan para khatib

hendaknya sesuai dengan penjelasannya, sehingga para jamaah

mampu menerima dan memahami materi khatib.7

Khutbah Jumat yang dilaksanakan di Masjid Agung al-Azhar

memiliki ciri khas tersendiri, memiliki perbedaan dengan masjid

yang lain. Di sini, yang dimakud memiliki ciri khas adalah Masjid

Agung al-Azhar di bawah naungan Yayasan Pesantren Islam (YPI)

al-Azhar. Masjid dikelilingi dengan tempat pendidikan formal yang

juga di bawah naungan YPI al-Azhar. Pendidikan formal mulai dari

Taman Kanak sampai Universitas.

Melihat pernyataan di atas, maka disimpulkan bahwa Masjid

Agung al-Azhar mengharuskan siapa saja yang mengisi tausiyah,

ceramah, kuliah umum, bahkan khutbah Jumat memiliki standar

pendidikan yang bisa mengimbangi lingkungannya. Khususnya

pada khutbah Jumat, para jamaah terdiri dari orang-orang yang

bermukim di sekitar masjid, beberapa ibu-ibu, dan mayoritas diikuti

oleh siswa dan mahasiswa, para guru, dosen juga melaksanakan

shalat Jumat di masjid tersebut.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis merasa penting

untuk melakukan penelitian mengenai khutbah Jumat yang

dibawakan oleh para khatib pada bulan Oktober 2018. Para khatib

ketika menyampaikan khutbah mempunyai kesempatan besar untuk

mengajak para jamaah ke arah yang benar, memberikan ilmu

7 Wahbah Zuhaili, al-Fiqhu al-Syafi’i al-Muyassar penerjemah M. Afifi, Abdul

Hafiz (Jakarta: PT. Almahira, 2010), cet. 1, h. 368.

Page 21: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

5

kepada para jamaah, atau bahkan membahas mengenai kondisi

sosial yang sedang terjadi dan memberikan solusinya. Semua materi

khutbah disampaikan dengan merujuk kepada ayat-ayat yang tepat

untuk dijadikan rujukan sesuai dengan tema khutbah.

Masjid dikelilingi oleh orang-orang terpelajar, memiliki

pesantren Islam sebesar al-Azhar, memiliki siswa-siswi, bahkan

mahasiswa-mahasiswi yang menuntut ilmu di YPI al-Azhar turut

menjadi pertimbangan atas terpilihnya khatib. Hal ini dilakukan,

karena ketika melaksanakan shalat Jumat, para pelajar dan pengajar

yang mendominasi di lingkungan masjid juga ikut melaksanakan

shalat dan pasti mendengarkan khutbah Jumat. Sehingga, perlu

mendatangkan pemateri khutbah yang sesuai dengan para pelajar

dan juga para pengajar yang ada di YPI al-Azhar.

Penulis melakukan penelitian selama satu bulan di bulan

Oktober, karena di bulan ini, banyak momen-momen yang penting

dan bersejarah baik itu dalam lingkup nasional ataupun

internasional, sebagaimana di tanggal 01 Oktober adalah Hari

Kesaktian Pancasila, 02 Oktober adalah Hari Batik, 04 Oktober

adalah Hari Binatang Sedunia, 05 Oktober adalah Hari Tentara

Nasional Indonesia, 08 Oktober, wafatnya Filsuf Jacques Derida

dan Hari Malam Pengamatan Bulan Internasional, 16 Oktober, Hari

Parlemen Indonesia dan Hari Pangan Sedunia, 22 Oktober adalah

Hari Santri Nasional, 24 Oktober, Hari Perserikatan Bangsa-Bangsa

dan Hri Dokter Nasional, 27 Oktober, Hari Penerbangan dan Hari

Page 22: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

6

Listrik Nasional, 28 Oktober adalah Hari Sumpah Pemuda, 29

Oktober, Hari Stroke Dunia, 30 Oktober, Hari Keuangan.8

Dari penjelasan latar belakang di atas, maka penulis merasa

perlu untuk meneliti ayat-ayat yang disampaikan khatib dalam

khutbah Jumat. Penulis ingin memberikan judul dalam penelitian

kali ini dengan judul “Penggunaan Ayat-ayat al-Qur’an dalam

Khutbah Jumat di Masjid Agung al-Azhar Jakarta Selatan.”

B. Identifikasi, Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat

diidentifikasi masalahnya, yakni:

a. Suatu khutbah bisa dikatakan “Khutbah” jika memenuhi

syarat-syarat dan rukun-rukun yang sudah ditentukan.

Akan sangat mungkin terjadi, khatib tanpa sadar

menghilangkan salah satu rukun-rukun dan syarat-syarat

khutbah, sehingga khutbah tidak bisa dikatakan

“Khutbah.”

b. Keserasian antara ayat-ayat al-Qur‟an dengan penjelasan

khatib. Ketika berkhutbah. Khatib harusnya menjelaskan

ayat-ayat yang sesuai, sehingga para jamaah memahami

arah yang dibicarakan khatib.

c. Khatib menentukan tema khutbah Jumat, tema khutbah

sejatinya terdapat merujuk kepada ayat-ayat al-Qur‟an

8 Pikiran Rakyat, “Ini Daftar Hari-hari Penting Sepanjang Oktober yang Perlu

Diketahui,” artikel diakses pada tanggal 01 Oktober 2019 dari https://www.pikiran-

rakyat.com/hidup-gaya/2017/09/30/ini-daftar-hari-hari-penting-sepanjang-oktober-

yang-perlu-diketahui-410173

Page 23: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

7

yang sepadan dengan tema dan diksi khutbah Jumat,

bukan hanya sekedar membacakan ayat al-Qur‟an tanpa

menjelaskan, atau bahkan menjelaskan ayat tidak sesuai

dengan tema khutbah Jumat.

d. Pemilihan khatib pada khutbah Jumat di Masjid Agung

al-Azhar memiliki pertimbangan dari segi keilmuan

dalam bidang keagamaan, karena masjid tersebut dalam

naungan Yayasan Pesantren Islam al-Azhar, yang

sebagian besar dari jamaahnya adalah pelajar dan

pengajar. Sehingga dibutuhkan khatib yang sesuai dengan

kadar pengetahuan jamaah.

e. Bulan Oktober adalah bulan dengan berbagai macam

momen-momen penting, baik dari nasional maupun

internasional. Khutbah Jumat terkadang menyesuaikan

dengan kondisi sosial terkini, sehingga para jamaah bisa

menemukan keterkaitan dalam keagamaan dengan

momen-momen penting tersebut.

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan dari identifikasi masalah yang sudah

diuraikan, penulis membatasi masalah pada penelitian ini,

sehingga dapat lebih fokus untuk membahasnya. Oleh

karena itu, penulis membatasi masalah pada penggunaan

ayat-ayat al-Quran dalam khutbah Jumat di Masjid Agung

al-Azhar Jakarta Selatan.”

Page 24: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

8

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari pembatasan masalah di atas, maka

penulis rumuskan permasalahan penelitian adalah

bagaimana penggunaan ayat-ayat al-Qur‟an dalam khutbah

Jumat di Masjid al-Azhar Jakarta Selatan, sebagai berikut:

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian:

a. Mengetahui relasi khutbah para khatib di Masjid Agung

al-Azhar dengan rukun-rukun khutbah.

b. Mengetahui bagaimana kegunaan ayat-ayat al-Qur‟an

yang dikutip oleh khatib saat khutbah Jumat.

c. Mengetahui bagaimana penjelasan terhadap ayat-ayat al-

Qur‟an yang dikutip oleh khatib dalam khutbah Jumat.

2. Manfaat Penelitian:

a. Melatih berpikir ilmiah terhadap masalah-masalah di

dalam al-Qur‟an melalui penelitian yang dilakukan

penulis, sehingga ilmu yang didapatkan selama ini

mampu diaplikasikan.

b. Menjadi bagian dari materi pembelajaran metode

penelitian bidang Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir, terutama

yang berkaitan dengan penelitian penulis.

c. Menjadi bahan evaluasi bagi para khatib untuk

menyesuaikan ayat dengan tema dan penjelasannya

ketika menyampaikan khutbah Jumat di Masjid al-Azhar

Jakarta Selatan.

Page 25: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

9

D. Tinjauan Pustaka

1. Aminatuz Zahro9, Institut Agama Islam Syarifuddin

Lumajang dengan artikel penelitian, “Khutbah Jumat

Sebagai Media Dakwah Strategis”. Dakwatuna: Jurnal

dakwah dan komunikasi Islam vol. 2 Nomor 1, Februari

2016. Dalam artikel tersebut dijelaskan tentang bagaimana

khutbah dijadikan sebagai alat atau media dakwah dengan

berbagai cara penyampaian dan juga adab dalam

menyampaikan khutbah Jumat. Penelitian ini juga memuat

kelemahan dan kelebihan khutbah Jumat sebagai alat

dakwah dan komunikasi. Hal ini berbeda dengan penelitian

yang akan dilakukan oleh peneliti yang fokus pada khutbah

Jumat yang membahas terkait tema, diksi, ayat dan

penjelasan khatib.

2. Ryan Arief Saputra10

, mahasiswa UIN Sunan Ampel

Surabaya, dengan skripsi yang berjudul, “Analisis Semiotik

Materi Khutbah Jumat di Masjid Haqqul Yaqien Klampis

Semalang Kecamatan Sukolilo Surabaya”. Penelitian ini

menjelaskan tentang materi, bagaimana cara khatib merujuk

ayat-ayat yang akan disampaikan dan untuk mengetahui

tatacara dan gaya bahasa khatib dalam melakukan khutbah

Jumat. Berbeda dengan peneliti yang akan lebih

memfokuskan pada ayta-ayat al-Qur‟an yang dijadikan

9 Aminatuz Zahro,“Khutbah Jumat Sebagai Media Dakwah Strategis”

Dakwatuna: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Islam 2, no. 1 (2016). 10

Ryan Arief Saputra, “Analisis Semiotik Materi Khutbah Jumat di Masjid

Haqqul Yaqien Klampis Semalang Kecamatan Sukolilo Surabaya,” (Skripsi S1 UIN

Sunan Ampel Surabaya).

Page 26: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

10

rujukan para khatib, tema, diksi serta penjelasan khatib yang

terkait.

3. Samsuri11

, mahasiswa UIN Walisongo ini menulis skripsi

berjudul, “Implikasi Materi Khutbah Jumat Terhadap

Pemahaman Agama Jamaah di Masjid Nurul Yaqin

Kelurahan Purwosari Kecamatan Mijen Kota Semarang.”

Skripsi ini membahas materi khutbah Jumat di Masjid Nurul

Yaqin Kelurahan Purwosari Kecamatan Mijen Kota

Semarang. Sedangkan penulis akan meneliti khutbah Jumat

di Masjid Agung al-Azhar Jakarta Selatan.

4. Lutfi Muhyiddin,12

menulis artikel di Jurnal al-Ta‟dib, vol.

8, no. 2, tahun 2013 yang berjudul, “Gaya Bahasa Khutbah

Jumat (Kajian Pola Retorika).” Artikel ini membahas

tentang gaya bahasa para khatib ketika menyampaikan

khutbah Jumat kepada jamaah. Pengaruh bahasa yang

disampaikan oleh khatib juga dibahas dalam artikel ini.

Berbeda dengan penulis yang membahas mengenai

penjelasan khatib tafsiran dari para khatib ketika

menyampaikan ayat-ayat al-Qur‟an dalam khutbah Jumat.

5. Yusuf Hamdan,13

artikelnya di Mediator , vol. 8, no. 2, 2007

dengan judul, “Karakteristik Khutbah Jumat di Masjid

Kampus: Perspektif Komunikasi.” Artikel ini ditulis dengan

11

Samsuri, “Implikasi Materi Khutbah Jumat Terhadap Pemahaman Agama

Jamaah di Masjid Nurul Yaqin Kelurahan Purwosari Kecamatan Mijen Kota

Semarang,” (Skripsi mahasiwa UIN Walisongo). 12

Lutfi Muhyidin, “Gaya Bahasa Khutbah Jumat (Kajian Pola Retorika)” Al-

Ta’dib: vol. 8, no. 2 (Desember 2013), h. 299-315. 13

Yusuf Hamdan, “Karakteristik Khutbah Jumat di Mesjid Kampus: Perspektif

Komunikasi” Mediator: Jurnal Komunikasi, vol.8, no. 2, (Desember 2017), h. 353-

368.

Page 27: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

11

melakukan penelitian dari karakteristik khatib dalam

menyampaikan khutbah Jumat serta respon para jamaah

terkait dengan khutbah Jumat yang disampaikan khatib di

Mesjid Kampus tersebut. Berbeda dengan yang penulis

teliti, yang membahas mengenai ayat-ayat al-Qur‟an yang

diangkat oleh khatib serta keserasiannya dalam menjelaskan

tema dan ayat tersebut.

6. Marzuki,14

adalah dosen Pendidikan Agama Islam dan

Hukum Islam Universitas Negeri Yogyakarta. Artikel ini

disampaikan dalam Pelatihan Khutbah yang diadakan oleh

UKKI UNY di Masjid Mujahidin Universitas Negeri

Yogyakarta tahun 2006. Menulis sebuah artikel dengan

judul, “Ibadah Jumat dan Penyusunan Naskah Khutbah.”

Membahas mengenai pelaksanaan shalat Jumat dan

penyusunan naskah khutbah Jumat. Namun penulis

membahas mengenai khutbah Jumat di Masjid Agung al-

Azhar Jakarta Selatan, yang meliputi ayat-ayat al-Qur‟an

sebagai rujukan khatib, penjelasan dengan tema dan diksi

dalam khutbah.

7. Muzaiyanah15

, menulis artikel di jurnal wardah: vol.17, no.

1, tahun 2016 dengan judul artikel, “Linguistik Kultural

Analisis Wacana Khutbah Jumat.” Membahas tentang tata

bahasa dalam khutbah Jumat yang menyesuaikan dengan

kultur budaya di tempat khutbah tersebut disampaikan.

14

Marzuki, “Ibadah Jumat dan Penyusunan Naskah Khutbah,” (Skripsi mahasiwa

Uiniversitas Negeri Yogyakarta). 15

Muzaiyanah, “Linguistik Kultural Analisis Wacana Khutbah Jumat” Jurnal

Wardah: vol. 17, no.1 (2016).

Page 28: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

12

Sedangkan penulis membahas mengenai tema, ayat-ayat

dalam khutbah Jumat, serta penjelasan khatib yang terkait

dengan tema, diksi dan ayat dalam khutbah Jumat.

E. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan penelitian ini adalah menggunakan

metode kualitatif. Metode ini merupakan penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa saja yang

dialami oleh subjek penelitian. Metode kualitatif seringkali

digunakan dengan beberapa istilah diantaranya adalah inkuiri

naturalistik atau alamiah, fenomenologis, studi kasus.16

Teknik pengumpulan data dalam metode kualitatif adalah

observasi. Merupakan teknik dalam mengumpulkan data langsung

dari lapangan yang bertujuan untuk menjelaskan kondisi yang

terjadi. Observasi yang dilakukan peneliti adalah bentuk observasi

partisipan. Pengumpulan data menggunakan panca indera sehingga

data dapat dihasilkan.

Observasi terhadap data oleh penulis selama satu bulan,

tepatnya pada bulan Oktober 2018 adalah melalui aplikasi youtube.

Materi khutbah tersebut didapatkan oleh penulis setelah pengurus

Masjid Agung al-Azhar Jakarta Selatan menggunggah video

khutbah. Unggahan video ini dilakukan oleh pengurus setelah satu

atau dua hari dari khutbah Jumat berlangsung.17

16

Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 20011), h.6. 17

Pupu Saeful Rahmat, “Penelitian Kualitatif” Equilibrium: vol. 5, no. 9,

(Januari-Juni 2009), h. 7.

Page 29: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

13

Berdasarkan data tersebut, penulis mengubah video menjadi

sebuah teks, sehingga dapat dengan mudah melakukan penelitian

dalam bentuk tulisan.

Penulis mendapatkan redaksi khutbah Jumat, yang di dalamnya

tercantum tema, khutbah pertama sampai khutbah kedua dari

khatib. Penulis melakukan identifikasi antara khutbah Jumat

dengan ketentuan dari rukun-rukun dan syarat-syarat khutbah.

Kemudian penulis melanjutkan untuk mengidentifikasi tema dan

ayat-ayat yang mempunyai relasi, serta penjelasan khatib dengan

tema dan diksi ketika berkhutbah.

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ditulis menjadi lima bab, setiap bab terdiri dari beberapa

sub bab yang bertujuan untuk mempermudah penyusunan dan

mempelajarinya, sistematikanya sebagai berikut:

Bab pertama, berupa pendahuluan yang membahas tentang latar

belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian

dan sistematika penulisan.

Bab kedua, berupa kerangka teoritik, merupakan kerangka

teoritik yang dijelaskan sebagai landasan teori yang dibutuhkan dari

sumber baik umum maupun khusus. Penulis membahas tentang

khutbah Jumat.

Bab ketiga, berupa latar belakang tempat penelitian yang

menjelaskan tentang profil para khatib shalat Jumat pada bulan

Oktober 2018. Penulis juga menjelaskan secara singkat tentang

Page 30: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

14

profil, visi dan misi, kegiatan rutin, dan juga jadwal Khatib

sekaligus tema khutbah di Masjid Agung al-Azhar Jakarta Selatan.

Bab keempat, berupa penyajian mengenai hasil penelitian

penulis. Berupa relasi isi khutbah dengan ketentuan rukun-rukun

dan syarat-syarat khutbah. Relasi antara tema dengan ayat dan

relasi antara penjelasan diksi khatib dengan tema khutbah.

Bab kelima, penutup dan kesimpulan yang merupakan jawaban

dari rumusan masalah dan tujuan penelitian skripsi, serta saran

penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

Page 31: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

15

BAB II

KAJIAN TENTANG KHUTBAH JUMAT

Sebelum melakukan penelitian, penulis menjelaskan dahulu

mengenai kajian tentang khutbah Jumat. Dimulai dari definisi khutbah,

rukun-rukun, syarat-syarat khutbah sampai pada pembahasan

karakteristik khutbah.

A. Definisi Khutbah Jumat

Pengertian umum tentang khutbah Jumat adalah khutbah yang

dilaksanakan dua kali sebelum shalat Jumat, yang juga berjumlah

dua rakaat. Kedua ibadah ini tidak bisa dipisahkan, karena menjadi

ibadah tersebut merupakan ibadah pengganti shalat Jumat. Jika

dilihat dari bahasa kata khutbah adalah salah satu hasil serapan dari

bahasa Arab yang sudah menjadi bahasa Indonesia. yang berarti

pidato atau ceramah.1

Sedangkan definisi khutbah menurut terminologi adalah suatu

ceramah atau pidato yang disampaikan oleh seorang ahli

keagamaan di depan para jamaah. Isi materi yang disampaikan

adalah berupa pesan atau ajaran-ajaran yang terdapat dalam agama.2

Mahmūd al-Dairi memberikan pendapat tentang pengertian

khutbah, yakni

و لقناعو و استمالتو فهي فن كالم اجليد اخلطبة ىي فن مشافحة اجلمهور

1 Muzaiyanah, "Linguistik Kultural Wacana Khutbah Jum‟at" Wardah: Vol.

17, No. 1, Januari-Juni (2016), h. 22. 2 Ahmad Zaini, “Dakwah melalui Mimbar dan Khitabah, At-Tabsyir” Jurnal

Komunikasi dan Penyiaran Islam: Vol. 1, No.2, (Juli-Desember 2013), h. 74.

Page 32: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

16

Artinya: “Khutbah adalah seni berbicara di hadapan banyak

orang dengan kepuasan dan berisi ajakan, sehingga itu

adalah seni berbicara yang baik.”

Mahmūd al-Dairī menjelaskan maksud dari seni berbicara yang

baik bukanlah kesenian mengenai kelancaran berbicara khatib

dalam menyampaikan khutbah, melainkan khutbah Jumat yang

tersampaikan dengan jelas, berisi dan mampu mengajak jamaah

untuk meresapi materi dibawakan khatib selama khutbah Jumat itu

berlangsung.3

B. Hukum Khutbah Jumat

Khutbah Jumat hukumnya adalah wajib, karena ia menjadi salah

satu syarat shalat Jumat. Pengertian ini sesuai dengan ayat:

ذروا الب يع يا أي ها الذين آمنوا إذا نودي للصالة من ي وم اجلمعة فاسعوا إل ذكر اللو و

ر لكم إن كنتم ت علمون ذلكم خي

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman. Apabila telah

diseru untuk melaksanakan shalat pada hari Jumat, maka

segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.

Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu

mengetahui.”(Q.S. al-Jumu’ah (62): 9)

Kalimat فاسعوا إل ذكر اللو menunjukkan bahwa khutbah adalah

dalil dari sahnya shalat Jumat, karena ketika mendengarkan

khutbah, jamaah bisa mengingat Allah. Pendapat lain dari Sa‟d ibn

3 Muzaiyanah, "Linguistik Kultural Wacana Khutbah Jum‟at" Wardah: Vol.

17, No. 1, Januari-Juni (2016): 22.

Page 33: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

17

Jubair mempunyai argumen bahwa khutbah Jumat adalah sebagai

pengganti dari dua rakaat shalat dhuhur.4

Sebab turunnya ayat di atas adalah untuk menasehati orang-

orang yang pada waktu itu tengah melaksanakan shalat Jumat.

Ketika Nabi menyampaikan isi khutbahnya, orang-orang tersebut

keluar dari masjid dan mendatangi kafilah yang membawa

dagangan ke Madinah.5

Ayat ini juga dijelaskan oleh sebuah hadis sebagai berikut:

نا النب صلى اهلل عليو وسلم قائم ي وم اجلمعة، إذ ق دمت عن جابر بن عبد اهلل، قال: ب ي

اهلل صلى اهلل عليو وسلم، حت ل ي بق معو إل عري إل المدينة، فاب تدرىا أصحاب رسول

، فيهم أبو بكر وعمر، قال: ون زلت ىذه الية وإذا رأوا تارةا أو لواا ( :اث نا عشر رجالا

)ان فضوا إليها

Artinya: “Jabir ibn „Abdullāh bercerita bahwa pada saat Nabi

Saw. Sedang berkhutbah Jumat datanglah kafilah dagang dari

Syam. Para jama‟ah lantas keluar masjid untuk menyambut

kedatanagan kafilah itu. Hanya ada dua belas pria yang saat itu

masih berada di masjid. Ayat dalam surah tersebut diturunkan

oleh Allah Swt. berkaitan dengan kejadian itu, idzā ra’au

tijāratan aulahwanin faddū ilaihā watarakūka qāimā. “(H.R.

Muslim)6

4 A. Chodri Romli, Permasalahan Shalat Jum’at (Surabaya: PT Progressif,

1996), cet.1, h. 192. 5 Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟an Badan Litbang dan Diklat

Kementerian Agama RI 2017, Asbābun Nuzūl Kronologi dan Sebab Turunnya Wahyu

al-Qur’an (Jakarta: PT. Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟an, 2017), cet. 1, h. 436. 6 Muslim al-hajjāj Abū al-Hasan al-Qusyairī al-Naisābūrī, Kitāb al-Jumū’ah,

Bāb fī Qaulihī wa iẓā Ra’au Tijāratan au Lahwan, cet.1, jilid 2 (Bairūt, Dār Ihyā al-

Turāts al-„Arabī), h. 590, hadis ke-863.

Page 34: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

18

C. Syarat-syarat Khutbah

Khutbah jumat merupakan salah satu syarat dari shalat Jumat.

Tiga di antara syarat dari shalat Jumat sama dengan syarat dari

khutbah. Berikut adalah tiga syarat yang sama dengan syarat shalat

Jumat:

a. Khatib membacakan khutbah dengan keadaan berdiri

b. Khatib duduk di antara dua khutbah sekiranya seperti

tuma’ninah ketika duduk di antara dua sujud

c. Shalat dua rakaat setelah dua khutbah. Dalam syarat ketiga

ini, ada perbedaan. Ketika khutbah Jumat, maka shalat dua

rakaat dilaksanakan setelah dua khutbah selesai. Namun,

ketika khutbah selain khutbah Jumat, seperti khutbah shalat

‘īdu al-adhā dan‘īdu al-fitri maka shalat dua rakaat

dilakukan sebelum dua khutbah disampaikan oleh khatib.

Berikut adalah syarat khutbah yang tidak termasuk dengan

syarat shalat Jumat:

a. Menutup aurat

b. Suci dari hadas dan najis, baik di pakaian, badan atau

tempat khutbah berlangsung.7

Kitab Futūhātu al-Wahhāb bi Taudīh Syarh Manhaj al-Tullāb al-

Ma’rūf bi Hāsyiyah al-Jamal, memberikan penambahan dari syarat-

syarat khutbah selain di atas, yaitu khutbah Jumat harus

7 Muhammad ibn Qāsim ibn Muhammad ibn Muhammad Abū „Abdullāh,

Fathu al-Qqrīb al-Mujīb, cet. 1, jilid 1 (Bairut, Dār Ibn Hazm), h. 99.

Page 35: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

19

menggunakan bahasa Arab dan ketika memulai khutbah adalah

pada saat masuknya waktu dzuhur8

D. Rukun Khutbah Jumat

Seorang khatib yang hendak memberikan khutbah, perlu

mengetahui bagian dari rukun-rukun khutbah. Sesuai dengan

madzhab yang diikuti oleh kebanyakan orang Indonesia, maka

penulis mencatumkan rukun-rukun khutbah sesuai dengan

ketentuan dari kitab-kitab fikih yang bermadzhab Syafi’ī.

Secara umum, ada lima rukun khutbah yang sudah disepakati

oleh ulama fikih madzhab Syāfi’i, di antaranya adalah membaca

hamdalah, salawāt, nasehat tentang bertakwa kepada Allah Swt,

membaca ayat al-Qur‟an dan doa untuk orang mukmin.

Pertama, khatib diharuskan membaca kalimat hamdalah. Rukun

pertama ini bertujuan untuk mengagumi keagungan Allah sebagai

Tuhan. Ada beberapa kalimat dalam mengucapkan hamdalah,

seperti al-hamdu lillāh, ahmadullāh, nahmadullāh.9

Pembacaan syahadat juga disebutkan dalam kitab al-Minhāj al-

Qadīm, bahwa ketika berkhutbah dan syahadat tidak dibacakan,

maka seperti tangan yang berpenyakit kusta. Di dalam kitab

tersebut juga disebutkan penyebutan kalimat ‘ammā ba’du bermula

dari khutbah atau ceramah Nabi Muhammad Saw. yang selalu

8 Sulaiman ibn „Umar ibn Mansūr al-„Ujailī al-Azharī, Futūhātu al-Wahhāb

bi Taudīh Syarh Manhaj al-Tullāb al-Ma’rūf bi Hāsyiyah al-Jamal, cet. 1, jilid 2 (TK:

Dār al-Fikr), h. 28. 9 Zakariā ibn Muhammad ibn Ahmad ibn Zakariyā al-Ansarī, Fathu al-

Wahhāb bi syarhi Manhaj al-Tullāb, cet. 1, jilid 1 (TK: Dār al-Fikr li al-Tabā‟ah wa

al-Nasyar, 1994), h. 88.

Page 36: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

20

menggunakan kalimat ‘ammā ba’du, kemudian dikatakan bahwa

kalimat tersebut bersumber dari Nabi Daud As. Kalimat ‘Ammā

ba’du adalah kalimat yang sudah terkenal, namun bisa berbeda-

beda dalam pengucapannya. Disebutkan dengan ‘ammā ba’dan,

‘ammā ba’dun, atau ‘ammā ba’da.10

Kedua, membaca salawāt untuk Nabi Muhammad Saw. rukun

kedua dengan rukun pertama (membaca hamdalah) diibaratkan

seperti adzan dan shalat. Kalimat salawāt juga bisa diucapkan

dengan د اللهم صل على مم د , د atau أصلي على مم 11.نصلي على مم

Ketiga, mengingatkan untuk bertakwa kepada Allah , karena

sejatinya tujuan khutbah adalah memberikan peringatan dan nasehat

bagi jamaah agar berbakti kepada Allah dan menghindari

kemaksiatan. Untuk itu kenapa khatib mengingatkan untuk

bertakwa kepada Allah adalah karena sudah termasuk memberikan

nasehat.

Keempat, membaca ayat al-Qur‟an, ketika khatib

menyampaikan khutbah harus berlandaskan dengan ayat-ayat al-

Qur‟an sebagai dalil dan penguat atas apa yang dia sampaikan

sehingga mampu memberikan pemahaman yang mudah diterima

oleh para jamaah.12

10

Abū Zakariyā Muhyi al-Dīn ibn Syaraf al-Nawawī, Daqāiqu al-Minhāj

(Bairut, Dār Ibn Hazm), cet. 1, h. 82. 11

Zakariā ibn Muhammad ibn Ahmad ibn Zakariyā al-Ansarī, Fathu al-

Wahhāb bi syarhi Manhaj al-Tullāb, cet. 1, jilid 1 (TK: Dār al-Fikr li al-Tabā‟ah wa

al-Nasyar, 1994), h. 88. 12

Wahbah Zuhaili, penerjemah M. Afifi, Abdul Hafiz, al-Fiqhu al-Syafi’I al-

Muyassar (Jakarta: PT. Almahira, 2010), cet. 1, h. 368.

Page 37: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

21

Pembacaan ayat harus yang memahamkan, dalam artian ayat

harus mengandung salah satu dari empat hal, yakni wa’dan (janji)

atau wa’īd (ancaman) atau hukm (hukum) atau qisah (cerita).

Karena jika salah satu dari empat ini dipenuhi oleh khatib, maka

para jamaah akan bisa memahami dari ayat yang disampaikan.13

Kelima, mendoakan kaum muslim secara keseluruhan, baik

laki-laki maupun perempuan, disyaratkan doa tersebut untuk

meminta ampunan dan tentang keakhiratan. Namun, tidak dilarang

juga jika khatib berdoa untuk urusan lain, seperti urusan duniawi.14

E. Adab-adab Khatib

Sebagai seorang khatib, tentu harus memiliki tata cara ketika

menjadi khatib. Adapun adab-adab khatib yang sesuai dengan

tuntutan Imām al-Ghazālī:

a. Ketika khatib hendak pergi untuk berkhutbah, khatib harus

menangkan hati dan pikirannya. Sehingga selama

menyampaikan khutbah, khatib mampu memenuhi rukun-

rukun dan syarat-syarat khutbah. Sikap dan penjelasan

khatib juga dapat tetap stabil dan mampu memberikan

suguhan ilmu dengan baik kepada jamaah.

b. Ketika khatib sampai di masjid, hendaknya khatib

melakukan ibadah shalat sunnah, kemudian tetap diam tanpa

sepatah katapun sambil menunggu sampai waktunya tiba.

Namun, dibolehkan berbicara jika keadaan yang memaksa.

13

Abū Bakr „Utsmān Muhammad Syatā al-Dimyatī al-Syāfi‟i, I’ānatu al-

Tālibīn, cet. 1, jilid 2 (TK: Dār al-Fikr,1997), h. 78. 14

A. Chodri Romli, Permasalahan Shalat Jum’at (Surabaya: PT Progressif,

1996), cet. 1, h. 208.

Page 38: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

22

c. Ketika khatib menuju mimbar untuk berkhutbah, hianjurkan

untuk bersikap terhormat, karena seorang khatib

melaksanakan sebuah tanggung jawab yang juga terhormat.

Khatib juga hendaknya seakan-akan menyampaikan sesuatu

kepada Allah Swt.

d. Khatib naik ke atas mimbar dengan khusyu‟ dan mengingat

Allah Swt. Hal ini dilakukan karena pelaksanaan ibadah

khutbah merupakan ibadah yang sakral dan berbeda dengan

ceramah atau tausiyah.

e. Khatib hendaknya mengarahkan pandangan ke semua

jamaah yang disusul dengan kalimat salam. Tujuan

memandangi para jamaah adalah khatib seakan-akan

mengajak jamaah untuk berkonsentrasi mendengarkan

khutbah.

f. Setelah khatib memberikan salam, akan dikumandangkan

adzan. Sikap khatib ketika mendengarkan adzan adalah

duduk di kursi yang telah disediakan di atas mimbar,

kemudian khatib membaca doa dengan suara lirih.

g. Khatib menyampaikan khutbah setelah adzan berlangsung.

Khutbah khatib harus dengan sikap yang stabil, tidak

dengan sikap yang angkuh atau sombong yang tersirat

dalam kata-kata atau bahasa tubuh seorang khatib.

h. Khatib hendaknya menyampaikan materi khutbah dengan

perasaan yakin bahwa apa yang disampaikan dapat

bermanfaat bagi para jamaah. Maka sebelum khatib

berkhutbah, sebaiknya menyiapkan teks khutbah dengan

baik.

Page 39: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

23

i. Ketika khatib menjalankan rukun khutbah berupa doa,

hendaknya khatib mengangkat kedua tangannya, sehingga

para jamaah dapat menangkap isyarat yang diberikan khatib,

bahwa khatib sedang berdoa dan para jamaah akan

mengamini doa tersebut.

j. Ketika muadzin mengumandangkan iqāmah, maka khatib

turun dari mimbar, disusul para jamaah berdiri untuk

melaksanakan shalat berjamaah.

k. Khatib menunggu jamaah tenang untuk merapikan barisan,

baru kemudian memulai shalat berjamaah dengan takbiratu

al-ihrām. Setelah itu, khatib memulai shalat dengan bacaan

shalat secara tartil.15

F. Naskah Khutbah

Penyusunan naskah khutbah Jumat bisa ditulis seperti halnya

ketika menyusun karya ilmiah, atau bisa juga merujuk kepada

buku-buku kumpulan khutbah Jumat yang saat ini beredar di

masyarakat. Dua hal besar yang menjadi acuan ketika menyusun

naskah khutbah Jumat. Pertama adalah merancang tema atau judul

yang akan dibahas pada materi khutbah Jumat. Terkadang,

diserasikan dengan suasana atau momen penting yang terjadi tidak

jauh dari khutbah Jumat berlangsung.

15

Muhammad Ishom, “12 Adab Khatib Menurut Imam al-Ghazali, NU

Online,” artikel diakses pada tanggal 06 Oktober 2019 dari

https://islam.nu.or.id/post/read/99134/12-adab-khatib-menurut-imam-al-ghazali.

Page 40: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

24

Setelah tema atau judul ditentukan, barulah dikembangkan

secara detail. Membahas dalil-dalil yang bersangkutan dengan tema

atau judul. Baik dari al-Qur‟an atau hadis serta pendapat-pendapat

ulama. dengan mengetahui batas materi tanpa keluar dan beralih

kepada materi yang lain.16

G. Karakteristik Khutbah Jumat

Khutbah Jumat menjadi suatu kegiatan yang sangat efektif

dalam berkomunikasi dengan para jamaah untuk kembali

mengingatkan keteladanan yang ada pada ajaran agama, baik

mengenai akidah, syari‟at maupun akhlak. Karena tentu, shalat

Jumat dilakukan bukan hanya di setiap daerah, melainkan di

seluruh belahan dunia terdapat muslim di dalamnya. Untuk itu,

peranan khutbah Jumat dalam rangka memberikan pengaruh positif

terhadap perilaku umat muslim sangatlah penting dan besar

manfaatnya.

Di sinilah, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yakni

mengenai penyampaian khutbah Jumat tersebut, baik itu dari segi

materi ataupun dari segi khatibnya. Segi materi yang dimaksud di

sini adalah berdasarkan tiga poin, pertama tentang gaya bahasa,

meliputi kelengkapan dan karakteristik pesan. Kedua, struktur

pesan khutbah Jumat yang meliputi penggambaran kesimpulan,

16

Marzuki, pada pelatihan khutbah yang diselenggarakan oleh UKKI UNY

di Masjid Mujahidin Universitas Yogyakarta, Ibadah Jumat dan Penyusunan Naskah

Khutbah Ahad 26 Maret 2006, h. 5.

Page 41: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

25

dan penataan argumen. Ketiga, himbauan pesan, meliputi

emosional, rasional dan himbauan bertakwa.17

Sedangkan dari segi khatib yang harus diperhatikan adalah

mengenai penguasaan materi khutbah, kefasihan ketika membaca

al-Qur‟an, kepekaan atas reaksi jamaah, menghargai waktu jamaah,

menjaga misi dakwah, daya tarik tema khutbah, dan aktualitas tema

khutbah, dan mengaitkan tema yang revelan dengan konteks pada

waktu itu.18

17

Yusuf Hamdan, “Karakteristik Khutbah Jum‟at di Mesjid Kampus:

Perspektif Komunikasi” Mediator: Jurnal Komunikasi Vol. 8, No. 2, (Desember

2007): 357. 18

Yusuf Hamdan, “Karakteristik Khutbah Jum‟at di Mesjid Kampus:

Perspektif Komunikasi” Mediator: Jurnal Komunikasi Vol. 8, No. 2, (Desember

2007): 361.

Page 42: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

26

BAB III

PROFIL KHATIB DAN PROFIL MASJID AGUNG AL-AZHAR

JAKARTA SELATAN

A. Profil Khatib

Penulis akan menjelaskan secara singkat, profil dari para khatib

dalam khutbah Jumat di Masjid Agung al-Azhar Jakarta Selatan

selama bulan Oktober 2018. Keempat khatib ini adalah termasuk

200 nama penceramah yang sudah diverifikasi Kementerian

Agama.1

1. Shobahussurur

Shobahussurur adalah salah satu dosen yang mengajar di

Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta. Riwayat pendidikannya

dimulai di Sekolah Dasar Bulungbasri Lamongan, MTsN

Bulungbasri Lamongan, KMI Gontor, Fakultas Ushuluddin IPD

Gontor, dan IAIN Medan Sumatera Utara.

Ia sering memberikan ceramah dan kuliah shubuh di Masjid

Agung al-Azhar, seperti melakukan pembicara di bulan

Ramadan setelah tarawih, sebelum berbuka dan tausiyah i’tikaf

sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan. Shobahussurur juga

pernah mendapatkan penghargaan di tahun 2012 berupa Satya

Lencana.

1 Tempo.co, “Siapa 200 Mubaligh Laik Naik Mimbar? Inilah Nama

Mereka,” artikel diakses pada tanggal 04 Oktober 2019 dari

https://nasional.tempo.co/read/1091243/siapa-200-mubaligh-kemenag-laik-naik-

mimbar-inilah-nama-mereka/full&view=ok

Page 43: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

27

Kegiatan sekarang adalah masih memberikan tausiyah di

berbagai tempat khususnya di Masjid Agung al-Azhar, serta

mengajar Bahasa Arab, Studi Islam, Pemikiran Politik Islam,

Praktikum Qira’ah, Islam dan Ilmu Pengetahuan dan

Metodologi Penelitian di Jurusan Ilmu Politik UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.2

2. Goodwill Zubir

Goodwill Zubir lahir di Padang pada tanggal 05 November

1962. Dibesarkan dan menuntut ilmu dari sekolah dasar sampai

perguruan tinggi di Padang, ia menjadi sarjana lulusan IAIN

Imam Bonjol. Aktif di organisasi Muhammadiyah dan menjadi

Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah di bidang wakaf dan

kehartabendaan periode 2010-2015, sempat menduduki jabatan

sebagai Sekretaris Jenderal PP Muhammadiyah. Periode 2009-

2014, ia menjabat sebagai Ketua BP4 Pusat dan tahun ini,

adalah tahun terakhir ia menjabat di PP Muhammadiyah sebagai

anggota Tim Ahli/ Dewan Pakar BP4 Pusat sejak tahun 2014.

Tak hanya berkiprah di P Muhammadiyah, ia juga pernah

menjadi anggota Lembaga Sensor Film Nasional.3

3. Nasroul Hamzah

“Nasroul Hamzah adalah mantan Sekretaris Yayasan

Pesantren Islam al-Azhar pada tahun 2004.4 Selain aktif di

berbagai kegiatan Masjid Agung al-Azhar seperti menjadi

2 Profil Staff, “Direktori Staff UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,” artikel

diakses pada tanggal 04 Oktober 2019 dari

https://staff.uinjkt.ac.id/profile.php?staff=32007009-efc2-933a-d27a-b212a27f8d4e 3 Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “M. Goodwill Zubir,” artikel diakses pada

tanggal 05 Oktober 2018 dari https://id.wikipedia.org/wiki/M._Goodwill_Zubir 4 Lembaga Zakat al-Azhar, “Lembaga Amil Zakat Nasional,” artikel diakses

pada tanggal 04 Oktober 2019 dari http://alazharpeduli.com/profil

Page 44: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

28

penceramah kuliah shubuh, khatib pada khutbah Jumat, ia juga

merupakan salah satu anggota Pengelola Dewan Syariah

Yayasan Pesantren al-Azhar.”5

4. Muhammad Suhadi

Muhammad Suhadi lahir pada tahun 1951 tanggal 21

Oktober di Wonogiri. Ia menyelesaikan pendidikan strata satu

pada tahun 2003 di Universitas Budi Luhur Jurusan Sistem

Informatika. Selain itu, ia juga pernah menuntut ilmu di Jurusan

Kedokteran Universitas Islam Indonesia, namun tidak selesai.

Aktif di berbagai organisasi, mulai dari menjadi Sekretaris

Cabang Pemuda Muhammadiyah Jakarta Utara pada tahun

1972, menjadi Corps Kesehatan IMM Surakarta di tahun yang

sama, menjadi Ketua Organisasi Kepala SMP Swasta Islam di

Jakarta Selatan pada tahun 1990.

Riwayat mengajarnya dimulai di Muallimin RPI (Rumah

Pendidikan Islam) tahun 1973-1976, menjadi guru di SMP

Islam al-Azhar tahun 1973, menjadi kepala sekolah pada tahun

1985, 1990-1995. Tahun 2007-2012 menjadi Sekretaris

Yayasan Pesantren Islam al-Azhar, dan menjadi Ketua Umum

di yayasan tersebut pada tahun 2012-2017. Saat ini, ia menjabat

sebagai Ketua Pengurus Yayasan Pesantren Islam untuk tahun

2017-2020.6

5 Yayasan Pesantren al-Azhar, “Wakaf al-Azhar,” artikel diakses pada

tanggal 04 Oktober 2019 dari www.al-azhar.or.id/index.php/sosial/wakaf-alazhar 6 Penulis memberikan form profil kepada khatib melalui pengurus Masjid

Agung al-Azhar Jakarta Selatan pada tanggal 07 Oktober 2019.

Page 45: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

29

B. Sejarah Singkat Masjid Agung al-Azhar

Masjid Agung al-Azhar adalah masjid yang berdiri di bawah

naungan Yayasan Pesantren Islam (YPI) dengan luas tanah

43.755m2. Pembangunan masjid tersebut selesai pada tahun 1958,

enam tahun setelah YPI beroperasi. YPI sendiri dicetuskan oleh

Menteri Sosial Republik Indonesia pada tahun 1952, Dr.

Syamsuddin, Walikota Jakarta Raya, Sjamsuridjal dan tokoh-tokoh

lain seperti Hariri Hady, Faray Martak dan Soedirdjo.

Pada awalnya Masjid Agung dikenal dengan Masjid Agung

Kebayoran Lama. Namun pada tahun 1960, Rektor Universitas al-

Azhar Mesir, Prof. Dr. Mahmoud Syaltout melakukan kunjungan ke

Indonesia dan memberikan kuliah umum untuk jamaah masjid

tersebut, kemudian ia memberikan kontribusi berupa penambahan

kata “al-Azhar,” sehingga menjadi Masjid Agung al-Azhar.

Masjid Agung al-Azhar memiliki berbagai macam kegiatan

ibadah dan dakwah untuk orang yang berada di sekitar masjid,

seperti pengayuh becak, kuli bangunan, bahkan orang-orang elite di

Kebayoran. Lambat laun, jamaah masjid semakin banyak yang

berdatangan dari berbagai daerah seperti Depok, Bogor dan

sekitarnya.

Buya Hamka sebagai Imam Besar Masjid memiliki peran yang

sangat penting, karena kehadirannya mengisi kuliah umum seputar

kajian tafsir setiap lepas shubuh di Masjid Agung al-Azhar dan

dengan penyampaiannya yang sangat menyejukkan para jamaah

masjid tersebut, maka Masjid Agung al-Azhar berkembang sangat

pesat.7

7 Yayasan Pesantren Islam al-Azhar, “Sejarah YPI al-Azhar,” artikel diakses

pada tanggal 12 November 2018 dari http://www.al-azhar.or.id/index.php/tentang-

kami

Page 46: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

30

Membahas mengenai Masjid Agung al-Azhar tidak bisa terlepas

dari YPI sebagai yayasan yang menaunginya. Maka dari itu, penulis

menjelaskan sedikit tentang YPI. Selain memiliki Masjid, sebagai

Lembaga Pesantren Islam, YPI juga memiliki lembaga pendidikan

di berbagai macam tingkatan, dari Taman Kanak, Sekolah Dasar

sampai Universitas al-Azhar. Hal ini bermula pada tahun 1962

Masjid Agung al-Azhar mengadakan kegiatan bernama Pramuka

Gugus Depan dan pada sore hari diadakan Pendidikan Islam al-

Azhar (PIA).8

Tahun 1998, YPI mendirikan lembaga sosial keagamaan berupa

Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang mendapatkan izin

oleh Kementerian Agama. KBIH ini berkembang pesat, sampai

pada tahun 2002 YPI al-Azhar menghadirkan biro perjalanan

umroh dan haji khusus.9

Kegiatan lain yang didirikan di Masjid Agung al-Azhar di

antaranya adalah adalah Lembaga Tahfidz al-Azhar. Lembaga ini

dibangun pada tahun 2012 yang bertujuan sebagai tempat bagi siapa

saja yang ingin menghafalkan al-Qur’an dan untuk membantu

siswa-siswi yang berada di Lembaga Pendidikan YPI dalam

kurikulum pendidikannya berupa tahfidz.10

8 Yayasan Pesantren Islam al-Azhar, “Sejarah Masjid Agung al-Azhar,”

artikel diakses pada tanggal 15 November 2018 dari

http://www.masjidagungalazhar.com/index.php/profil/sejarah-masjid-agung-al-azhar 9 Yayasan Pesantren Islam al-Azhar, “KBIH,” artikel diakses pada tanggal

15 November 2018 dari

http://www.masjidagungalazhar.com/index.php/profil/sejarah-masjid-agung-al-azhar 10

Yayasan Pesantren Islam al-Azhar, “Lembaga Tahfizh al-Azhar,” artikel

diakses pada tanggal 15 November 2018 dari http://www.al-

azhar.or.id/index.php/dakwah/lembaga-tahfidz

Page 47: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

31

C. Visi dan Misi Masjid Agung al-Azhar

"Dalam anggaran dasar YPI Al-Azhar ( pasal 4 ) digariskan

bahwa ada dua tujuan utama didirikannya Yayasan ini, yang

tak dapat dipisahkan dari didirikannya MAA yakni :

Membina dan mengembangkan dakwah dan pendidikan

Islam dalam arti kata yang seluas-luasnya dan Membentuk

masyarakat yang berilmu, beramal dan bertaqwa dalam

rangka Izzul Islam wal Muslimin.

Dijabarkan pula Misi MAA sebagai berikut :

1. Al-amru bi al-ma’rūf wa al-nahyu ‘an al-munkar, yakni

mendordong kebaikan dan mencegah kemunkaran

berdasarkan Al-Qur’an dan al-Sunnah Rasulullah SAW

dengan cara yang lebih bijak ( al-Hikmah ), nasehat yang

santun ( al-Mau’izhah Hasanah ), dialog yang lebih beradab

( al-Jadal bi Al-Ahsan ).

2. Al-Tatwīr wa Al-Tatsqīf yakni memberikan pencerahan

dan pemberdayaan kepada umat Islam melalui program

pendidikan, pelatihan, pengajian, khutbah dan kajian

ilmiah.

3. Al-Khidmah wa Al-Amnu yakni memberikan pelayanan

dan ketenteraman kepada umat Islam dalam mengatasi

berbagai persoalan hidup dan kehidupan mereka, sehingga

dapat beribadah dan menjalankan ajaran Islam sesuai

dengan tuntunan syari’ah.

4. Al-Ri’āyah yakni meningkatkan mutu pemeliharaan dan

pengawalan terhadap aqidah umat Islam dari bahaya

pemurtadan, aliran-aliran sesat, pola pikir dan gaya hidup

yang bertentangan dengan nilai-nilai al-Qur’an dan al-

Sunnah."11

11

Yayasan Pesantren Islam al-Azhar, “Visi Misi Masjid Agung al-Azhar,”

artikel diakses pada tanggal 17 November 2018 dari http://www.al-

azhar.or.id/index.php/dakwah/masjid-alazhar/masjid-agung

Page 48: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

32

D. Kegiatan Rutin Masjid Agung al-Azhar

Informasi mengenai kegiatan di Masjid Agung al-Azhar

dibagikan oleh Pengurus Masjid melalui media yang dimiliki.

Penulis mendapatkan informasinya melalui media berupa

Instragam. Di akun instagram dengan akun “Masjid Agung al-

Azhar” tersebut, diberitahukan kegiatan-kegiatan apa saja yang

akan berlangsung. Seperti khutbah Jumat sekaligus dengan khatib,

imam dan waktu shalat yang dicantumkan. Majelis Taklim pada

hari Minggu pagi dan Minggu Duhā, hari Jumat setelah shalat Isya,

Rabu pagi, Sabtu lepas shalat shubuh, Kajian Tafsir pukul 10.00

pagi yang semua kegiatan tersebut diisi oleh banyak tokoh agama

seperti Zahruddin Sulthani, Oemar Mita, Ahmad Lutfi Fathullah,

Nasroul Hamzah, Hidayat Nur Wahid, A. Chalil Ridwan,

Shobahussurur dan masih banyak lagi.12

E. Jadwal Khatib dan Tema Khutbah

Pengurus Masjid al-Azhar memberikan jadwal khatib sekaligus

tema di setiap khutbah Jumat. Namun, jadwal ini bisa diganti jika

khatib berhalangan dan akan diganti sesuai dengan kebijakan

pengurus. Untuk tema khutbah juga bisa dirubah sesuai yang

diinginkan khatib, tanpa harus mengacu kepada tema khutbah yang

sudah dijadwalkan sebelumnya.13

Berikut jadwal khatib dan tema

khutbah jumat Masjid al-Azhar Jakarta Selatan:

12

Akun Instagram, “Masjid Agung al-Azhar,” diakses pada 28 September

2018 dari https://www.instagram.com/masjidagungalazhar/ 13

Wawancara dengan Ketua Pengurus Masjid Agung al-Azhar Jakarta

Selatan, Shobahussurur Syamsi, pada tanggal 21 Januari 2019.

Page 49: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

33

Tabel 3.1

Tanggal Nama Khatib Tema Khutbah

5 Shobahussurur Keseimbangan dalam Islam

12 Goodwill Zubir Hidup berkah bersumber dari

akidah dan akhlak yang benar

19 Nasroul Hamzah Menjaga amanah

26 Muhammad Suhadi Regenerasi kader dakwah dan

perjuangan

Page 50: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

34

BAB IV

RELASI TEKS KHUTBAH DENGAN AYAT, RUKUN, DIKSI

DAN TEMA KHUTBAH

A. Relasi Isi Teks dengan Rukun Khutbah

Penelitian yang dilakukan penulis selama satu bulan di Masjid

Agung al-Azhar, tepatnya pada bulan Oktober tahun 2018,

menghasilkan empat khutbah. Tiga di antaranya (Nasroel Hamzah,

Shobahussurur dan Muhammad Suhadi) menjadi pengganti dari

khatib yang sudah dijadwalkan sebelumnya oleh pengurus masjid

dan berhalangan hadir.

Khutbah pertama, disampaikan oleh Shobahussurur dengan

tema, “Keseimbangan dalam Islam.” Kedua, khutbah disampaikan

oleh Goodwill Zubir dengan tema khutbah, “Hidup berkah

bersumber dari akidah yang benar.” Ketiga, khutbah disampaikan

oleh Nasroel Hamzah dengan tema, “Menjaga Amanah.” Terakhir,

khutbah disampaikan oleh Muhammad Suhadi dengan tema,

“Regenerasi kader dakwah dan perjuangan.”

Selanjutnya, penulis akan memaparkan mengenai relasi isi teks

keempat khutbah dengan rukun khutbah, karena khutbah memiliki

rukun-rukun yang harus dipenuhi oleh para khatib yang

menyampaikannya.

Secara umum, ada lima rukun khutbah yang sudah disepakati

oleh ulama fikih madzhab Syāfi’i, di antaranya adalah membaca

Page 51: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

35

hamdalah, salawāt, nasehat tentang bertakwa kepada Allah Swt,

membaca ayat al-Qur‟an dan doa untuk orang mukmin.1

Table 4.1: Isi Khutbah Jumat

No. Khatib Tema Isi Khutbah

1. Shobahussurur Keseimbangan

dalam Islam

Khutbah 1:

- Salam

- Hamdalah

- Surah al-Baqarah ayat

255

- Syahādat

- Salawāt

- Surah Āli Imrān ayat

102

- Ta’āwudz

- Basmalah

- Surah al-Nisā ayat 100 Kalimat syukur dan

salawat

- Menjelaskan definisi

seimbang (al-sukūn wa al-

harakah)

- Menjelaskan contoh

seimbang

Khutbah 2:

- Hamdalah

- Syahādat

- Ta’āwudz

- Surah al-„Asr

- Surah al-Isrā‟ ayat 80

- Menjelaskan hijrah

Rasulullah

- Surah Āli Imrān ayat 102

- Surah al-Ahzab ayat 56

- Salawat

- Doa-doa

1 Zakariā ibn Muhammad ibn Ahmad ibn Zakariyā al-Ansarī, Fathu al-

Wahhāb bi syarhi Manhaj al-Tullāb (Dār al-Fikr li al-Tabā’ah wa al-Nasyar, 1994),

h. 88.

Page 52: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

36

- Surah al-Nahl ayat 90

2. Goodwill

Zubir

Hidup berkah

bersumber dari

akidah yang

benar

Kutbah 1:

-Salam

- Hamdalah

- Tasbih

- Syahādat

- Salawāt

- Surah Āli Imrān ayat 102

- Ta’āwudz

- Basmalah

- Surah al-Syūra ayat 30

- Menjelaskan musibah di

Indonesia

- Menjelaskan 15 sebab

adanya musibah

-Surah al-Taubah ayat 103

-Surah al-Nisā ayat 34

Khutbah 2:

-Hamdalah

-Syahadat

- Salawāt

-Surah Āli Imrān ayat 102

-Ta’āwudz

-Basmalah

-Surah al-Syūra ayat 30

-Surah al-Ahzab ayat 56

-Doa

3. Nasroel

Hamzah

Menjaga amanah Khutbah 1:

-Salam

-Hamdalah

-Syahadat

-Salawat

-Surah al-Ahzab ayat 70-

71

-Ta’āwudz

-Surah al –Baqarah ayat

208

-Penjelasan tentang Islam

yang kaffāh

-Surah al-Baqarah ayat

179

-Surah al-Nisā ayat 29

-Penjelasan ayat tentang

Page 53: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

37

akidah, syariat dan akhlak

-Doa

Khutbah 2:

-Hamdalah

-Syahadat

-Salawāt

-Surah Āli Imrān ayat 102

-Ta’āwudz

-Surah al-„Asr

-Ajakan untuk

meningkatkan iman

-Surah al-Ahzab ayat 56

-Salawat

-Doa

-Surah al-Nahl ayat 90

4. Muhammad

Suhadi

Regenerasi kader

dakwah dan

perjuangan

Khutbah 1:

-Salam

-Hamdalah

-Syahadat

-Salawat

-Ta’āwudz

-Basmalah

-Surah Āli Imrān ayat 102

-Surah al-Nisā ayat 1

-Surah al-Ahzab ayat 70-

71

-Menjelaskan kondisi umat

Islam

-Menjelaskan kekuasaan

dan kejayaan umat Islam

- Surah Āli Imrān ayat 140

-Menjelaskan umat Islam

yang sedang diganggu

- Surah Āli Imrān ayat 103

-Surah al-Māidah ayat 2

-menjelaskan kejayaan

umat Islam adalah bergilir

-Doa

Khutbah 2:

-Hamdalah

-Salawāt

-Syahadat

-Surah Āli Imrān ayat 102

Page 54: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

38

-Surah al-Ra‟d ayat 11

-menjelaskan umat

Indonesia yang semangat

belajar agama

-Menjelaskan tentang

persiapan untuk generasi

selanjutnya

-Surah al-Ahzab ayat 56

-Salawat

-Doa

Hasil relasi antara teks keempat khutbah sudah sesuai dan

memenuhi kelima rukun khutbah Jumat. Namun, ada yang perlu

digarisbawahi pada bagian rukun yang keempat, yakni perihal

menyampaikan ayat al-Qur‟an. Bahwa, keempat hasil dari teks

khutbah yang sudah memenuhi rukun khutbah Jumat tersebut,

adalah terlepas dari serasi atau tidaknya dengan tema khutbah,

dalam hal ini akan dibahas secara rinci oleh penulis pada poin

selanjutnya.

B. Relasi Ayat yang Dikutip dengan Penjelasan dalam Teks

Ayat yang dikutip oleh khatib dalam khutbah Jumat sejatinya

harus dijelaskan dan sesuai dengan tema, sehingga para jamaah

yang mendengarkan dapat mudah memahami materi. Namun, pada

kenyataannya, ada ayat yang hanya disampaikan dengan

terjemahan, atau sekedar dibacakan tanpa diterjemah apalagi

dijelaskan, bahkan, ada juga ayat yang disampaikan tidak sesuai

dengan tema.

Page 55: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

39

Tab

le 4

.2:

Kes

era

sian

Tem

a d

engan

Ayat

No.

Kh

ati

b

Ayat

Tem

a A

yat

Fu

ngsi

Ayat

Pen

jela

san

Ayat

1.

Shobah

uss

uru

r S

ura

h a

l-B

aqar

ah a

yat

255

Tau

hid

P

embukaa

n k

hutb

ah 1

T

idak

dij

elas

kan

Sura

h Ā

li I

mrā

n a

yat

102

Tak

wa

P

embukaa

n k

hutb

ah 1

T

idak

dij

elas

kan

Sura

h a

l-N

isā

ayat

100

H

ijra

h

Pem

bukaa

n k

hutb

ah 1

D

ijel

askan

sin

gk

at

S

ura

h a

l-‘A

sr

Iman

dan

am

al

sale

h

Khutb

ah 2

T

idak

dij

elas

kan

Sura

h a

l-Is

rā’

ayat

80

D

oa

Nab

i

Khutb

ah 2

D

ijel

askan

sin

gk

at

Sura

h a

l-A

hza

b a

yat

56

Sala

wāt

Pen

utu

p

Tid

ak d

ijel

askan

Sura

h a

l-N

ahl

ayat

90

P

erin

tah N

ahī

Munka

r

Pen

utu

p

Tid

ak d

ijel

askan

2.

Go

odw

ill

Zubir

Su

rah

Āli

Im

rān a

yat

10

2

Tak

wa

Pem

bukaa

n k

hutb

ah

1,2

Tid

ak d

ijel

askan

Su

rah

al-

Syū

ra a

yat

30

Musi

bah

P

embukaa

n k

hutb

ah

1,2

Dij

elas

kan

Su

rah

al-

Ahza

b a

yat

56

Sala

wāt

Khutb

ah 2

T

idak

dij

elas

kan

S

ura

h a

l-T

aub

ah a

yat

10

3

Zak

at

Per

tengah

an k

hutb

ah

Ter

jem

ahan

Su

rah

al-

Nis

ā ay

at 3

4

Lak

i-la

ki

dan

per

empuan

Per

tengah

an k

hutb

ah

Ter

jem

ahan

Page 56: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

40

3.

Nas

roul

Ham

zah

Su

rah

al-

Ahza

b a

yat

70

-

71

Tak

wa

Pem

bukaa

n k

hubah

1

Tid

ak d

ijel

askan

Su

rah

al-

Baq

arah

ayat

20

8

Isla

m y

ang k

aff

āh

P

embukaa

n k

hutb

ah 1

D

ijel

askan

Su

rah

al-

Baq

arah

ayat

17

9

Qis

ās

P

erte

ngah

an k

hutb

ah

Dij

elas

kan

sin

gk

at

Su

rah

al-

Nis

ā ay

at 2

9

Men

curi

P

erte

ngah

an k

hutb

ah

Ter

jem

ahan

S

ura

h Ā

li I

mrā

n a

yat

10

2

Tak

wa

Khutb

ah 2

D

ijel

askan

sin

gk

at

Su

rah

al-

‘Asr

Im

an d

an a

mal

sale

h

Khutb

ah 2

T

idak

dij

elas

kan

Su

rah

al-

Ahza

b a

yat

56

Sala

wāt

Khutb

ah 2

T

idak

dij

elas

kan

S

ura

h a

l-N

ahl

ayat

90

Per

inta

h N

ahī

Munka

r

Pen

utu

p

Tid

ak d

ijel

askan

4.

Mu

ham

mad

Suhad

i

Su

rah

Āli

Im

rān a

yat

10

2

Tak

wa

P

embukaa

n k

hutb

ah 1

T

idak

dij

elas

kan

Su

rah

al-

Nis

ā ay

at 1

T

akw

a

Pem

bukaa

n k

hutb

ah

Tid

ak d

ijel

askan

S

ura

h a

l-A

hza

b a

yat

70

-

71

T

akw

a

Pem

bukaa

n k

hutb

ah 1

T

idak

dij

elas

kan

Su

rah

Āli

Im

rān a

yat

14

0

Kej

ayaa

n u

mat

Isla

m

Per

tengah

an k

hutb

ah

Dij

elas

kan

Su

rah

Āli

Im

rān a

yat

10

3

Kes

atuan

um

at

Per

tengah

an k

hutb

ah

Dij

elas

kan

sin

gk

at

Su

rah

al-

Māi

dah

ayat

2

Tolo

ng m

enolo

ng

P

erte

ngah

an k

hutb

ah

Dij

elas

kan

sin

gk

at

Su

rah

Āli

Im

rān a

yat

T

akw

a K

hutb

ah 2

T

idak

dij

elas

kan

Page 57: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

41

10

2

Su

rah

al-

Ra’

d a

yat

11

Per

ubah

an k

aum

K

hutb

ah 2

T

erje

mah

an

Su

rah

al-

Ahza

b a

yat

56

Sala

wāt

K

hutb

ah 2

T

idak

dij

elas

kan

Page 58: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

42

Penulis akan mengklasifikasikannya menjadi tiga hal:

1. Ayat Dijelaskan dengan Panjang

Berdasarkan tabel di atas, ayat-ayat yang disampaikan

khatib dalam khutbah Jumat, bukan hanya satu atau dua ayat,

melainkan beberapa ayat, bahkan ada yang menyampaikan satu

surat pendek. Khatib mempunyai perbedaan dalam

menjelaskan ayat, dan dari keempat khutbah yang penulis teliti,

ada tiga ayat saja yang dijelaskan dengan panjang. Ayat yang

dibawakan oleh Muhammad Suhadi pada surah Āli Imrān ayat

140:

Artinya: “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, Maka

Sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar)

mendapat luka yang serupa. dan masa (kejayaan dan

kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar

mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan

orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya

sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada'. dan

Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.”(Q.S. Āli

Imrān(3): 140)

Khutbah yang disampaikan Muhammad Suhadi bertema,

“Regenerasi Kader Dakwah dan Perjuangan.” Ia menjelaskan

mengenai kejayaan dan kebangkitan umat Islam yang naik

turun. Ia menghimbau bahwa saat inilah, waktu yang tepat

Page 59: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

43

untuk meraih kejayaan, sebagaimana yang disampaikan dalam

ayat tersebut. Walaupun banyak sekali hal-hal yang

mengganggu proses dalam rangka meraih kejayaan dan

kemajuan Islam.

Ia juga menjelaskan bahwa kejayaan dapat diperoleh ketika

umat Islam saling berpegangteguh dan tolong menolong untuk

meraih kejayaan tersebut. Di tengah kondisi masyarakat yang

pada waktu itu terjadi mengenai pembakaran bendera tauhid,

oleh khatib dijelaskan sebagai contoh dari pihak-pihak yang

tidak menginginkan Islam bangkit. Padahal ia katakana, di

awal abad 15 Hijriyah, umat Islam memproklamirkan

kebangkitan Islam. Ayat tersebut oleh khatib disimpulkan,

bahwa alasan Allah Swt. menjadikan kejayaan dan kebangkitan

umas Islam dibuat bergilir adalah supaya bisa membedakan

mana yang munafik, kafir dan yang beriman.1

Ayat yang dibawakan Goodwill Zubir ketika membawa

khutbah Jumat bertema, “Hidup berkah bersumber dari akidah

yang benar,” mengutip surat al-Syūrā ayat 30 dan dijelaskan

mengenai musibah dan penyebab datangnya musibah.

Artinya: “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka

adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah

1 Muhammad Suhadi, “Regenerasi Kader Dakwah dan Perjuangan,” diakses

pada 28 Oktober 2018 dari https://m.youtube.com/watch?v=OlVwU0SovmA

Page 60: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

44

memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).”

(Q.S. AL-Syūrā(42): 30)

Ia menjelaskan ada 15 penyebab yang membuat terjadinya

musibah. Di antaranya adalah jabatan yang dimiliki oleh

seseorang tanpa mempertimbangkan kemampuannya, orang

yang tidak bertanggung jawab atas amanah yang dibebankan,

ibadah yang disertai dengan riya, suami yang tunduk kepada

isteri, membenarkan kesalahan, melakukan fitnah, gunjing dan

adu domba di masjid, durhaka kepada orang tua, pemimpin

yang dzālim, mengajak orang lain untuk menjauh dari Allah

Swt, mengkonsumsi barang yang diharamkan, dan generasi

muda yang tidak mau mendengarkan ulama.2

Ayat yang dibawakan Nasroul Hamzah, membawa materi

dengan dalil yang merujuk pada surah al-Baqarah ayat 208.

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke

dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-

langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata

bagimu.” (Q.S. al-Baqarah(2): 208)

Penjelasannya adalah mengenai Islam yang kāffah, diperinci

dengan membahas tiga pokok masalah, yakni akidah, syariat

2 Goodwill Zubir, “Hidup berkah bersumber dari akidah yang benar” diakses

pada 15 Oktober 2018 dari https://m.youtube.com/watch?v=Ph4Ms9mHtF4.

Page 61: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

45

dan akhlak. Selain pengertian, khatib juga menjelaskan contoh-

contohnya. Seperti ketika memberi contoh akidah, ia

memaparkan bahwa iman adalah sepenuhnya percaya kepada

Allah Swt tanpa ada keraguan sama sekali di dalam hatinya,

tidak akan sumbing keyakinannya kepada Allah Swt.

Tentang syariat,Nasroul Hamzah mengungkapkan banyak

sekali contoh, seperti pembahasan syariat dalam hukuman

qisās dan mencuri. Sedangkan dalam akhlak, khatib

menyebutkan untuk berperilaku adil, amanah dan jujur.3

2. Ayat Dijelaskan Secara Singkat

Pada tabel juga terlihat, bahwa khatib menjelaskan ayat

secara singkat. Ada beberapa khatib, setidaknya ada enam ayat

dari tiga khatib. Oleh para khatib ayat yang dijelaskan secara

singkat adalah ayat yang berfungsi sebagai penjelas dari ayat

utama, yang dijelaskan secara panjang. Berikut ayat dan

penjelasan singkat dari ketiga khatib:

a. Surat al-Nisā ayat 100, dibawakan oleh Shobahussurur:

3Nasroul Hamzah, “Menjaga Amanah,” diakses pada tanggal 22 Oktober

2018 dari https://m.youtube.com/watch?v=6L71FpYhw

Page 62: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

46

Artinya: “Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya

mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang

Luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari

rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan

Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum

sampai ke tempat yang dituju), Maka sungguh telah tetap

pahalanya di sisi Allah. dan adalah Allah Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Q.S. al-Nisā(4):

100)

Ayat tersebut berisi tentang hijrah dengan penjelasan

yang padat. Hijrah dalam khutbah merupakan hijrah yang

dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw. dan para

sahabatnya dari Makkah ke Yatsrib sepanjang 450 km.

Rasulullah Saw. berdakwa selama 10 tahun di Makkah,

mengenalkan akidah dan memantapkannya. Hingga 10

tahun berikutnya, dakwah Nabi Saw. berupa

menggerakkan pikiran, menggerakkan logika agar

mendapatkan ilmu dengan melakukan hijrah ke Madinah.

Terbukti, setelah Nabi Muhammad Saw. hijrah, karya-

karya peradaban Islam berkembang.4

a. Surah al-Isrā ayat 80,

Artinya, “Dan Katakanlah: "Ya Tuhan-ku, masukkanlah

aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku

4 Sobahussurur, “Keseimbangan dalam Islam,” diakses pada tanggal 08

Oktober 2018 dari https://m.youtube.com/watch?v=Lpj9SDXJ4M

Page 63: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

47

secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari

sisi Engkau kekuasaan yang menolong.” (Q.S. al-

Isrā(17): 80)

Dijelaskan dengan singkat oleh Shobahussurur selaku

khatib dalam khutbah keduanya. Ayat tersebut

merupakan doa Nabi Muhammad Saw. ketika hijrah ke

Madinah dan ke Yatsrib. Khatib mengungkapkan, bahwa

doa ini bertujuan untuk selalu mendapatkan tempat yang

tepat ketika melakukan hijrah.5

b. Surah al-Baqarah ayat 179,

Artinya, “Dan dalam qishaash itu ada (jaminan

kelangsungan) hidup bagimu, Hai orang-orang yang

berakal, supaya kamu bertakwa.” (Q.S. al-Baqarah(2):

179)

Dikutip oleh Nasroul Hamzah dalam khutbahnya. Ia

menyatakan bahwa syariat Islam berupa qisās akan

menjamin kehidupan karena hukuman terhadap orang

yang membunuh setimpal dan menimbulkan efek jera

atau ketakutan bagi orang lain, sehingga menjaga dari

perbuatan membunuh nyawa orang yang jika

disimbolkan, sama halnya dengan membunuh nyawa

seluruh manusia.6

5 Sobahussurur, “Keseimbangan dalam Islam,” diakses pada tanggal 08

Oktober 2018 dari https://m.youtube.com/watch?v=Lpj9SDXJ4M 6Nasroul Hamzah, “Menjaga Amanah,” diakses pada tanggal 22 Oktober

2018 dari https://m.youtube.com/watch?v=6L71FpYhw

Page 64: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

48

c. Surah Āli Imrān ayat 102,

Artinya, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah

kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan

janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam

Keadaan beragama Islam.”(Q.S. Āli Imrān(3):102)

Disampaikan oleh Nasroul Hamzah. Menjelaskan bahwa

untuk mencapai لمون ول توتن إل وأن تم مس (kematian dalam

keadaan muslim), maka seseorang harus meningkatkan

keimanan dengan cara selalu beramal saleh dan berlaku

benar, terlebih dapat mengajak orang lain pada kebaikan.7

d. Awal surah Āli Imrān ayat 103,

Artinya,” dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali

(agama) Allah.”(Q.S. Āli Imrān (3):103)

Dikutip oleh Muhammad Suhadi, ia membahas mengenai

kesatuan umat ketika menuju kebangkitan dan kejayaan

umat Islam, maka menurut khatib adalah dengan

7Nasroul Hamzah, “Menjaga Amanah,” diakses pada tanggal 22 Oktober

2018 dari https://m.youtube.com/watch?v=6L71FpYhw

Page 65: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

49

bersatunya umat Islam. Ia mencontohkan kejadian yang

membuat terpecah belahnya umat, salah satunya adalah

pihak-pihak yang tidak menginginkan kejayaan Islam

dengan memprovokasi berbentuk pembakaran bendera

tauhid.8

e. Surah al-Māidah ayat 2,

Artinya, “dan tolong-menolonglah kamu dalam

(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-

menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan

bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah

Amat berat siksa-Nya.” (Q.S. al-Māidah (5): 2)

Dibahas dengan singkat oleh Muhammad Suhadi. Ia

fokus pada kalimat ta’āwanu, untuk bekerjasama di

berbagai pihak, baik perorangan, organisasi dalam

komunikasi, sehingga mencegah pihak provokasi untuk

memecah belah.9

3. Ayat yang Diterjemah

Khatib mencantumkan beberapa ayat dalam khutbahnya

sebagai dalil penguat pada materi yang dibawanya. Namun, ada

8 Muhammad Suhadi, “Regenerasi Kader Dakwah dan Perjuangan,” diakses

pada 28 Oktober 2018 dari https://m.youtube.com/watch?v=OlVwU0SovmA 9 Muhammad Suhadi, “Regenerasi Kader Dakwah dan Perjuangan,” diakses

pada 28 Oktober 2018 dari https://m.youtube.com/watch?v=OlVwU0SovmA.

Page 66: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

50

juga ayat-ayat yang oleh para khatib hanya diterjemahkan, tanpa

dijelaskan sama sekali. Namun, fungsinya juga sebagai penguat

dalil mengenai materi khutbahnya. Berikut adalah ayat-ayat

yang hanya diterjemahkan:

a. Surah al-Taubah ayat 103, yang dibawakan oleh

Goodwill Zubir di pertengahan isi khutbah.

Artinya, “ambillah zakat dari sebagian harta mereka,

dengan zakat itu kamu membersihkan[658] dan

mensucikan mereka.”(Q.S. al-Taubah(9):103)

b. Surah al-Nisā ayat 34 yang juga dibawakan oleh

Goodwill Zubir.

Artinya, “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum

wanita.”(Q.S. al-Nisā ayat 34)

c. Surah al-Nisā ayat 29, dibawakan oleh Nasroul Hamzah

di pertengahan khutbahnya.

Artinya, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu

saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil,

kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan

suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu

Page 67: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

51

membunuh dirimu[287]; Sesungguhnya Allah adalah

Maha Penyayang kepadamu.” (Q.S. al-Nisā(4)29)

d. Surah al-Ra‟d ayat 11, disampaikan oleh Muhammad

Suhadi di khutbah kedua.

Artinya, “Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan

sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan.”(Q.S.

al-Ra’d(13): 11)

4. Ayat Tanpa Penjelasan

Ayat tanpa penjelasan dibacakan oleh khatib dalam khutbah

pada pembukaan atau penutup khutbah saja. Berikut ini adalah

ayat-ayat yang hanya dibacakan tanpa ada penjelasan maupun

terjemah:

a. Surat al-Baqarah ayat 255, disampaikan oleh

Shobahussurur dalam pembukaan khutbah, ayat ini

bertema tentang tauhid.

Page 68: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

52

Artinya, “tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)

melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus

mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak

tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi.

tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa

izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan

mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak

mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang

dikehendaki-Nya. Kursi[161] Allah meliputi langit dan

bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara

keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.”

(Q.S. AL-Baqarah(2): 255)

b. Surah Āli Imrān ayat 102, disampaikan oleh

Shobahussurur pada pembukaan khutbah, Goodwill Zubir

dan Muhammad Suhadi di pembukaan khutbah serta di

penutup. Tema ayat adalah tentang takwa.

Artinya, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah

kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan

janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam

Keadaan beragama Islam.”(Q.S. Āli Imrān(3):102)

c. Surah al-Nahl ayat 90, dibacakan setelah doa pada

khutbah kedua oleh Shobahussurur. Juga disampaikan

olehNasroul Hamzah pada penutup khutbahnya, ayat

tersebut bertema tentang perintah nahī dan munkar.

Page 69: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

53

Artinya, “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu)

Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada

kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,

kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran

kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (Q.S.

al-Nahl(16):90)

d. Surah al-Ahzab ayat 70-71, disampaikan oleh Nasroul

Hamzah dan Muhammad Suhadi pada pembukaan

pertama. Ayat tersebut bertema takwa.

Artinya, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah

kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang

benar. Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-

amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan

Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka

Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang

besar.” (Q.S. al-Ahzab(33): 70-71)

e. Surah al-„Asr, dibacakan dari ayat pertama sampai akhir

oleh Shobahussurur danNasroul Hamzah pada khutbah

kedua, dengan tema ayat tentang iman dan amal saleh.

Page 70: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

54

Artinya, “Demi masa.Sesungguhnya manusia itu benar-

benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman

dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati

supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati

supaya menetapi kesabaran.” (Q.S. al-‘Asr(103): 1-3)

f. Surah al-Ahzab ayat 56, dibacakan oleh keempat khatib

pada khutbah kedua. Ayat tersebut bertema tentang

salawāt.

Artinya, “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-

Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang

beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan

ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Q.S.

Surah al-Ahzab ayat 56)

g. Surah al-Nisā ayat 1, dibacakan oleh Muhammad Suhadi

pada khutbah pertamanya, ayat tersebut bertema tentang

takwa.

Page 71: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

55

Artinya, “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada

Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri,

dan dari padanya[263] Allah menciptakan isterinya; dan

dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-

laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada

Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu

saling meminta satu sama lain[264], dan (peliharalah)

hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu

menjaga dan mengawasi kamu.” (Q.S. al-Nisā (4): 1)

Page 72: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

56

C.

Rel

asi

Ayat

den

ga

n T

ema

dan

Dik

si

Tab

el 4

.3:

Tem

a d

an

Dik

si d

ala

m K

hu

tbah

Ju

ma

t

No.

Kh

ati

b

Dik

si

Arg

um

ent

Dik

si

Fu

ngsi

S

etem

a

Sed

iksi

1.

Shobah

uss

uru

r

Ger

ak

Shal

at,

taw

āf,

ber

pik

ir,

hij

rah

Pen

jela

s dar

i

kes

eim

ban

gan

Tid

ak a

da

Ada

Dia

m

I’ti

kāf,

wuqūf,

mabīt

P

enje

las

dar

i

kes

eim

ban

gan

Tid

ak a

da

Tid

ak a

da

2.

Go

odw

ill

Zubir

M

usi

bah

1

5 p

enyeb

ab m

usi

bah

T

idak

men

jela

skan

tem

a T

idak

ada

Ada

3.

Nas

roul

Ham

zah

Akid

ah

Iman

, qa

daru

llāh

T

idak

men

jela

skan

tem

a

Tid

ak a

da

Tid

ak a

da

Syar

iat

Qis

ās,

men

curi

T

idak

men

jela

skan

tem

a T

idak

ada

Ada

Akid

ah

Adil

, ju

jur,

am

anah

T

idak

men

jela

skan

tem

a T

idak

ada

T

idak

ada

4.

Mu

ham

mad

Suhad

i

Keb

angkit

an

Isla

m

Um

at

Isla

m

mem

pro

kla

mir

kan

15

Hij

riyah

Pen

jela

san

dar

i

per

juan

gan

Ada

Ada

Kes

atuan

um

at

Tolo

ng m

enolo

ng,

tidak

terp

ecah

bel

ah

Pen

jela

san

dar

i

per

juan

gan

ada

Ada

Page 73: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

57

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, dari keempat

khutbah di Masjid Agung al-Azhar dihasilkan ada yang

pengangkatan ayat sesuai dengan tema, sesuai dengan diksi, atau

yang sesuai dengan keduanya.

1. Ayat yang Sesuai dengan Tema dan Diksi

Pada tabel diketahui bahwa khatib dalam khutbahnya

memberikan dalil berupa ayat al-Qur’an yang sesuai dengan dan

diksi. Keempat khatib yang khutbah Jumatnya diteliti oleh

penulis, hanya ada satu khatib yang sesuai antara tema, diksi

dan ayat yang dikutip. Khatib tersebut adalah Muhammad

Suhadi, membawakan khutbah Jumat dengan tema, “Regenerasi

Kader Dakwah dan Perjuangan.” Ayat yang dikutip adalah

surah Āli Imrān ayat 103, ayat tersebut membahas mengenai

kemenangan umat Islam.

Muhammad Suhadi dalam khutbah Jumatnya pada tanggal

25 Oktober 2018 mengutip juga surah al-Māidah ayat 2. Ayat

tersebut mengenai perjuangan, dakwah untuk tetap teguh dan

semangat dengan saling tolong menolong dalam berjuang

meraih kejayaan Islam.

2. Ayat yang Sesuai dengan Diksi

Pada poin ini, penulis hanya mendapatkan lima ayat yang

serasi dengan diksi. Berdasarkan dengan tabel, diketahui ada

tiga khatib yang sesuai dengan diksi. Nasroel Hamzah

menguktip tiga ayat, Shobahussurur dan Goodwill Zubir

Page 74: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

58

3. Ayat yang Tidak Sesuai dengan Diksi dan Tema

Penulis hanya menemukan satu ayat yang tidak sesuai

dengan tema khutbah Jumat. Surah al-Nisā ayat 100 yang

dibawakan oleh Shobahussurur. Penjelasannya tentang diam

tidak ada kaitannya dengan ayat yang harusnya membahas

tentang hijrah. Ayat tersebut juga tidak sesuai dengan tema

khutbah, “Keseimbangan dalam Islam.”

4. Ayat yang Tidak Sesuai dengan Tema

Ada tiga khutbah yang tidak sesuai antara tema dengan ayat

yang disampaikan para khatib dalam khutbah Jumat. surah al-

Syurā ayat 30 yang membahas mengenai musibah oleh

Goodwill Zubir dijelaskan pada khutbah Jumatnya yang

bertema, “Hidup berkah bersumber dari akidah yang benar.”

Seharusnya tema khutbah berkaitan dengan musibah, sehingga

para jamaah mampu memahami secara mudah.

Surah al-Baqarah ayat 208 dikutip oleh Nasroul Hamzah.

Ayat ini menjelaskan mengenai Islam yang kāffah, sangat

berbeda dan tidak sesuai dengan tema khutbahnya“Menjaga

Amanah.” Seharusnya, tema diganti menjadi, “Agama Islam

yang sempurna.”

Shobahussurur ketika menjelaskan surah al-Nisā ayat 100,

ayat tersebut membahas mengenai hijrah, yang juga tidak sesuai

dengan tema khutbahnya tentang, “Keseimbangan dalam

Islam.” Seharusnya, tema diganti menjadi, “Hijrah Nabi

Muhammad Saw.”

Page 75: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

59

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bab ini, penulis akan memaparkan hasil penelitian yang

sudah dilakukan selama satu bulan pada masa bulan Oktober

tahun 2018. Berdasarkan rumusan masalah yang ada pada Bab I,

pertama, tentang rukun-rukun khutbah Jumat. Kesimpulan pada

masalah ini adalah khutbah yang disampaikan oleh keempat

khatib, Shobahussurur, Goodwill Zubir, Nasroul Hamzah dan

Muhammad Suhadi telah memenuhi rukun-rukun khutbah.

Kedua, ayat yang dijelaskan khatib dalam teks khutbah Jumat.

Terdapat tiga ayat yang dijelas dengan panjang lebar oleh khatib,

khutbah dari Goodwill Zubir ketika menjelaskan surah al-Syurā

ayat 30, Muhammad Suhadi, ketika menjelaskan surah Āli Imrān

ayat 140, dan Nasroul Hamzah ketika menjelaskan surah al-

Baqarah ayat 208. Ayat yang dijelaskan secara singkat,

Ketiga, tentang keserasian ayat-ayat al-Qur’an dengan tema

dan diksi khatib. Ayat-ayat yang serasi dengan tema dan diksi

juga hanya pada khutbah Jumat yang disampaikan oleh

Muhammad Suhadi. Ayat-ayat yang serasi dengan diksi saja ada

lima ayat, tiga ayat dari Muhammad Nasroul Hamzah, satu ayat

dari Shobahussurur dan satu ayat dari Goodwill Zubir. Selain itu,

dijelaskan secara singkat, diterjemah atau bahkan tidak

dijelaskan.

Page 76: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

60

Ayat-ayat yang tidak sesuai dengan tema dan diksi khatib

adalah ayat yang dijelaskan oleh Shobahussurur ketika

menjelaskan diam dan menjelaskan gerak dalam keseimbangan.

Hanya pada argument diksi mengenai hijrah, ia disimpulkan

serasi antara pembahasan dengan ayat.

Keserasian antara ayat, tema, diksi dan penjelasan khatib.

Kesimpulan pada masalah ini adalah dari keempat khatib yang

diteliti, hanya ada satu khatib yang tema dan penjelasannya

sesuai. Khatib tersebut adalah Muhammad Suhadi, tema yang

dibawa dalam khutbah Jumat adalah Regenerasi Kader Dakwah

dan Perjuangan. Penjelasan dalam khutbahnya mengajak para

jamaah untuk menyatukan umat demi kejayaan dan kemajuan

umat Islam.

Ayat yang tidak sesuai dengan tema khutbah adalah selain

Muhammad Suhadi, yakni Shobahussurur, Goodwill Zubir,

Nasroul Hamzah. Tema Shobahussurur adalah “Keseimbangan

dalam Islam,” namun ayat yang dikutip adalah al-Nisā ayat 100,

ayat ini membahas tentang hijrah. Goodwill Zubir, tema

khutbahnya, “Hidup Berkah Bersumber dari Akidah yang Benar.”

Ayat yang dikutip adalah al-Syuā ayat 30, ayat ini bertema

musibah. Muhammad Suhadi mengangkat tema pada khutbah

Jumatnya, “Menjaga Amanah.” Ayat yang dikutip adalah al-

Baqarah ayat 208, ayat ini membahas tentang Islam yang kāffah.

Page 77: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

61

B. Saran

Sebagaimana kesimpulan di atas yang membahas mengenai

ayta-ayat al-Quran, tema khutbah dan diksi dalam teks khutbah

Jumat di Masjid Agung al-Azhar Jakarta Selatan. Penulis

memberikan saran untuk membahas lebih dalam mengenai alasan

khatib menentukan tema, menentukan ayat-ayat al-Qur’an yang

dijadikan dalil dari penegasan materi khutbah Jumatnya.

Kemudian, menanyakan kitab tafsir yang dijadikan rujukan oleh

khatib sehingga penelitiannya membahas lebih dalam mengenai

keserasian dengan kitab tafsir yang dirujuk oleh khatib dengan

penjelasan khatib ketika menyampaikan khutbah Jumat.

Page 78: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

62

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ansarī, Zakariā ibn Muhammad ibn Ahmad ibn Zakariyā. Fathu al-

Wahhāb bi syarhi Manhaj al-Tullāb. Dār al-Fikr li al-Tabā’ah wa

al-Nasyar, 1994.

Al-Ghazī, Muhammad ibn Qāsim ibn Muhammad ibn Muhammad Abū

„Abdullāh Syamsu al-Dīn. Fathu al-Qarīb al-Mujīb. Dār ibn Hazm li

al-Tabā’ah, 2015.

Bih, M. Mubasysyarum. “Enam Syarat Sah Pelaksanaan Khutbah

Jumat.” Artikel diakses pada tanggal 06 Oktober 2019 dari

https://islam.nu.or.id/post/read/83135/enam-syarat-sah-pelaksanaan-

shalat-jumat

Al-Naisābūrī, Muslim al-hajjāj Abū al-Hasan al-Qusyairī. Sahīh

Muslim Bairūt, Dār Ihyā’ al-Turāts al-‘Arabī.

Muzaiyanah. “Linguistik Kultural Wacana Khutbah Jum‟at.” Wardah:

17, No. 1, (Januari-Juni 2016), h. 22-34. Zuhaili, Wahbah. al-Fiqhu

al-Syafi’i al-Muyassar penerjemah M. Afifi, Abdul Hafiz Jakarta:

PT. Almahira, 2010.

Rakyat, Pikiran. “Ini Daftar Hari-hari Penting Sepanjang Oktober yang

Perlu Diketahui.” Artikel diakses pada tanggal 01 Oktober 2019 dari

https://www.pikiran-rakyat.com/hidup-gaya/2017/09/30/ini-daftar-

hari-hari-penting-sepanjang-oktober-yang-perlu-diketahui-410173

Zahro, Aminatuz. “Khutbah Jumat Sebagai Media Dakwah Strategis”.

Dakwatuna: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Islam 2, no. 1 (2016):

74-83.

Page 79: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

63

Saputra, Ryan Arief. “Analisis Semiotik Materi Khutbah Jumat di

Masjid Haqqul Yaqien Klampis Semalang Kecamatan Sukolilo

Surabaya.” Skripsi mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya.

Samsuri. “Implikasi Materi Khutbah Jumat Terhadap Pemahaman

Agama Jamaah di Masjid Nurul Yaqin Kelurahan Purwosari

Kecamatan Mijen Kota Semarang.” Skripsi mahasiwa UIN

Walisongo.

Muhyidin, Lutfi. “Gaya Bahasa Khutbah Jumat (Kajian Pola Retorika)”

Al-Ta’dib: vol. 8, no. 2 (Desember 2013), h. 299-315. Hamdan,

Yusuf. “Karakteristik Khutbah Jumat di Mesjid Kampus: Perspektif

Komunikasi” Mediator: Jurnal Komunikasi, vol.8, no. 2, (Desember

2007), h. 353-268.

Marzuki. “Ibadah Jumat dan Penyusunan Naskah Khutbah.” Skripsi

mahasiwa Uiniversitas Negeri Yogyakarta. Maleong, Lexy J.

Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: Remaja Rosdakarya,

2011.

Zaini, Ahmad. “Dakwah melalui Mimbar dan Khitabah, At-Tabsyir”

Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam: Vol. 1, No.2, (Juli-

Desember 2013), h. 73-90.

Romli, A. Chodri. Permasalahan Shalat Jum’at. Surabaya: PT

Progressif, 1996.

Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟an Badan Litbang dan Diklat

Kementerian Agama RI. Asbābun Nuzūl Kronologi dan Sebab

Page 80: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

64

Turunnya Wahyu al-Qur’an. Jakarta: PT. Lajnah Pentashihan

Mushaf al-Qur‟an, 2017.

Al-Naisābūrī, Muslim al-hajjāj Abū al-Hasan al-Qusyairī. Kitāb al-

Jumū’ah, Bāb fī Qaulihī wa iẓā Ra’au Tijāratan au Lahwan. Bairūt,

Dār Ihyā al-Turāts al-‘Arab.

Abū „Abdullāh, Muhammad ibn Qāsim ibn Muhammad ibn

Muhammad. Fathu al-Qqrīb al-Mujīb. Bairut. Dār Ibn Hazm.

Al-Azharī, Sulaiman ibn „Umar ibn Mansūr al-„Ujailī. Futūhātu al-

Wahhāb bi Taudīh Syarh Manhaj al-Tullāb al-Ma’rūf bi Hāsyiyah

al-Jamal. Dār al-Fikr.Al-Ansarī,

Zakariā ibn Muhammad ibn Ahmad ibn Zakariyā. Fathu al-Wahhāb bi

syarhi Manhaj al-Tullāb. Dār al-Fikr li al-Tabā’ah wa al-Nasyar,

1994.

Al-Nawawī, Abū Zakariyā Muhyi al-Dīn ibn Syaraf. Daqāiqu al-

Minhāj. Bairut, Dār Ibn Hazm. Al-Syāfi‟i, Abū Bakr „Utsmān

Muhammad Syatā al-Dimyatī. I’ānatu al-Tālibīn. Dār al-Fikr,1997.

Ishom, Muhammad. “12 Adab Khatib Menurut Imam al-Ghazali, NU

Online.” Artikel diakses pada tanggal 06 Oktober 2019 dari

https://islam.nu.or.id/post/read/99134/12-adab-khatib-menurut-

imam-al-ghazali.

Marzuki. Pada pelatihan khutbah yang diselenggarakan oleh UKKI

UNY di Masjid Mujahidin Universitas Yogyakarta, Ibadah Jumat

dan Penyusunan Naskah Khutbah Ahad 26 Maret 2006.

Page 81: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

65

Tempo.co, “Siapa 200 Mubaligh Laik Naik Mimbar? Inilah Nama

Mereka.” Artikel diakses pada tanggal 04 Oktober 2019 dari

https://nasional.tempo.co/read/1091243/siapa-200-mubaligh-

kemenag-laik-naik-mimbar-inilah-nama-mereka/full&view=ok

Staff, Profil “Direktori Staff UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.” Artikel

diakses pada tanggal 04 Oktober 2019 dari

https://staff.uinjkt.ac.id/profile.php?staff=32007009-efc2-933a-

d27a-b212a27f8d4e

Ensiklopedia Bebas, Wikipedia. “M. Goodwill Zubir.” Artikel diakses

pada tanggal 05 Oktober 2018 dari

https://id.wikipedia.org/wiki/M._Goodwill_Zubir

Al-Azhar, Lembaga Zakat. “Lembaga Amil Zakat Nasional.” Artikel

diakses pada tanggal 04 Oktober 2019 dari

http://alazharpeduli.com/profil

Al-Azhar, Yayasan Pesantren. “Wakaf al-Azhar.” Artikel diakses pada

tanggal 04 Oktober 2019 dari www.al-

azhar.or.id/index.php/sosial/wakaf-alazhar

Al-Azhar, Yayasan Pesantren Islam. “Sejarah YPI al-Azhar diakses.”

Artikel diakses pada tanggal 12 November 2018 dari http://www.al-

azhar.or.id/index.php/tentang-kami

Al-Azhar, Yayasan Pesantren Islam. “KBIH.” Artikel diakses pada

tanggal 15 November 2018 dari

http://www.masjidagungalazhar.com/index.php/profil/sejarah-

masjid-agung-al-azhar

Page 82: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

66

Al-Azhar, Yayasan Pesantren Islam. “Lembaga Tahfizh al-Azhar.”

Artikel diakses pada tanggal 15 November 2018 dari http://www.al-

azhar.or.id/index.php/dakwah/lembaga-tahfidz

Al-Azhar, Yayasan Pesantren Islam. “Visi Misi Masjid Agung al-

Azhar.” Artikel diakses pada tanggal 17 November 2018 dari

http://www.al-azhar.or.id/index.php/dakwah/masjid-alazhar/masjid-

agung

Akun Instagram. “Masjid Agung al-Azhar.” Diakses pada 28

September 2018 dari

https://www.instagram.com/masjidagungalazhar/

Suhadi, Muhammad. “Regenerasi Kader Dakwah dan Perjuangan.”

Diakses pada 28 Oktober 2018 dari

https://m.youtube.com/watch?v=OlVwU0SovmA

Zubir, Goodwill. “Hidup berkah bersumber dari akidah yang benar.”

Diakses pada 15 Oktober 2018 dari

https://m.youtube.com/watch?v=Ph4Ms9mHtF4

Hamzah, Nasroel. “Menjaga Amanah.” Diakses pada tanggal 22

Oktober 2018 dari https://m.youtube.com/watch?v=6L71FpYhw

Sobahussurur. “Keseimbangan dalam Islam.” Diakses pada tanggal 08

Oktober 2018 dari https://m.youtube.com/watch?v=Lpj9SDXJ4M

Rahmat, Pupu Saeful. “Penelitian Kualitatif” Equilibrium: vol. 5, no. 9,

Januari-Juni 2009:1-8

Page 83: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

67

LAMPIRAN-LAMPIRAN TRANSKIP

Khutbah Ke-1, 05-Oktober-2018, Keseimbangan dalam Islam

oleh Shobahussurur

ذان( أو )تالسالم عليكم و رحة اهلل و بركا. بسم اللو الرحن الرحيم

ل إلو إل ىو الي القيوم ل تأخذه سنة ول ن وم لو ما ف ي ذ و ال ل ل د م ل , ا هلل د م ل ا

ماوات من ذا الذي يشفع عنده إل بإذنو ي علم ما ب ي أيديهم وما وما ف الرض الس

يطون بشيء ماوات والرض ول ي ئوده خلفهم ول ي من علمو إل با شاء وسع كرسيو الس

حفظهما وىو العلي العظيم

ي ر و قد على كل شيئ لو المد وىو لو الملك و وحده ل شريك لو أشهد ان ل الو ال اهلل

د را و نذي را و و ا الرسول اهلل عبده و رسول أشهد ان مم النب المصطفى ال كافة النام بشي

را. أللهم فصل و سلم عل د و على ال ىديا و سراجا مني و من تبعو و و صحبو ى سيدنا مم

ين. اما ب عد. ال ي وم الد

يا أي ها الذين آمنوا ات قوا اللو ف ياعباد اهلل اوصيكم و ن فس بت قو اهلل وطاعتو لعلكم ت رحون

يطان الرجيم ن تم مسلمون حق ت قاتو ول توتن إل وأ ومن ي هاجر ف . وأعوذ باهلل من الش

سولو ث سبيل اللو يد ف الرض مراغما كثريا وسعة ومن يرج من ب يتو مهاجرا إل اللو ور

, النساء مياهوقع أجره على اللو وكان اللو غفورا رحيما يدركو الموت ف قد

Page 84: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

68

Dan barangsiapa yang berhijrah di jalan Allah maka dia akan

mendapatkan di muka bumi tempat-tempat hijrah yang banyak,

serta berbagai kemudahan dan barangsiapa yang keluar dari

rumahnya dalam rangka hijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, lalu

kematian menemuinya, maka telah ditetapkan pahalanya di sisi

Allah dan adalah Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang, al-

Qur‟an surah al-Nisā ayat 100.

Hadirin, sidang Jumat Masjid Agung al-Azhar yang berbahagia.

Marilah kita bersyukur kehadirat Allah Swt. dengan nikmat yang

luar biasa, hari ini, siang ini, kita dapat bersimpuh di masjid yang

kita cintai ini, untuk menjalankan ibadah wajib mingguan, ibadah

shalat Jumat bersama. Shalawat serta salam kita sampaikan

kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw. yang telah

memberikan kepada kita nurul islām, nurul imān. Sehingga

dengan cahaya itu, kita terus-menerus mampu berupaya keras

untuk menjalankan perintah-perintah dan menjauhi larangan-

larangan Allah dengan sebaik-baiknya. Hadirin sidang Jumat

yang berbahagia, salah satu ajaran utama Islam adalah

keseimbangan. Di dalam literatur studi Islam, kata-kata seimbang

terkadang digunakan dengan bahasa al-tawāzun, maka Islam

adalah dīnu al-tawāzun bagaikan timbangan antara timbangan

yang kanan dan kiri sejajar itulah al-tawāzun, seimbang.

Digunakan juga istilah ‘adālah padanan kata Indonesianya tidak

ketemu, yang ketemu ya keseimbangan yaitu keadilan yang

biasanya keadilan ini dikaitkan dengan kebenaran versus

kesalahan, benar maka itu adil, salah itu berakhir maka Islam

Page 85: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

69

disebut dengan dīnu al-‘adālah. agama berkeadilan. Istilah

keseimbangan juga digunakan dengan kata-kata al-tawāssut,

maka Islam adalah dīnu al-tawassut atau dīn al-wasat yang kini

kemudian populer dengan istilah wasatiyyah Islam, Islam

tengahan. Bahwa ajaran Islam adalah berupaya untuk menengahi

dua yang bertentangan, antara kanan dan kiri, antara atas dan

bawah, antara depan maupun belakang. Di antara keseimbangan

yang harus kita upayakan untuk tetap berada dalam posisi tengah

adalah konsep tentang al-sukūn wa al-harakah, yaitu ajaran Islam

yang semestinya menyeimbangkan antara diam dan gerak. Al-

sukūn atau al-sakīnah adalah diam al-harakah adalah gerak.

Banyak contoh-contoh di dalam ajaran Islam yang disimbolkan

sebagai ajaran tentang al-sukūn, ajaran tentang diam itu, adalah

ajaran tentang al-sakīnah itu. Umpamanya kita diajarkan untuk

melakukan apa yang disebut dengan al-i’tikāf, diam di satu

tempat tertentu, nggak boleh di tempat lain, hanya di tempat

tertentu namanya adalah Masjid, al-i’tikāf. Waktunya bisa

leluasa, kapan saja, boleh pagi, boleh sore, boleh siang, boleh

malam, boleh bulan apa saja, boleh Ramadan, boleh di luar bulan

Ramadan, tetapi mesti diam di satu tempat. Waktunya tidak

terbatas boleh 10 hari di bulan Ramadan seperti Rasulullah Saw

maupun boleh juga tidak mampu 10 hari di luar bulan Ramadan,

5 jam 6 jam berada di masjid, al-i’tikāf, konsep tentang diam.

Ada lagi umpamanya tentang diam ini tentang al-sukūn ini

tempatnya ditentukan harus di tempat tertentu waktunya pun

dibatasi waktu tertentu, tempatnya itu di Arafah. waktunya itu

terbatas hanya waktu dzuhur sampai maghrib. Diam nggak boleh

Page 86: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

70

kemana-mana, saat haji tanggal 9, waktunya pun tanggalnya pun

ditentukan ndak boleh tanggal selain sembilan Dzulhijjah tidak

boleh di tempat selain Arafah, tidak boleh pada waktu di luar jam

dhuhur sampai maghrib tengah malam gak bisa, disuruh untuk

diam ajaran tentang diam dalam Islam. Tempatnya tertentu,

waktunya tertentu tanggalnya tertentu. Ada lagi umpamanya

tentang diam ini di tempat tertentu, waktunya lebih panjang dan

itu mesti malam hari, tempatnya di Muzdalifah, waktunya malam

di istilahkan dengan al-mabīt. Kalau di Arafah diistilahkan

dengan al-wuqūf kalau di masjid diistilahkan dengan al-i’tikāf.

Ada istilah al-mabīt juga kalau Muzdalifah hanya satu malam, di

Mina dua malam bahkan tiga malam, ini konsep tentang diam.

Tetapi tidak boleh umat Islam, tidak boleh kaum muslimin hanya

menggunakan satu konsep tentang diam ini, lalu porsi hidupnya

banyak diamnya dari pada geraknya, harus seimbang, maka Islam

memberikan berbagai simbol-simbol ajaran yang mengarahkan

kepada kita untuk gerak. Banyak sekali, umpamanya salat, mesti

bergerak, fisiknya gerak tidak hanya rohaninya yang gerak, tetapi

fisiknya gerak, berdiri, ruku‟, sujud, duduk dan lain sebagainya.

Ada lagi umpanya di dalam peristiwa haji gerak itu disimbolkan

dengan al-tawāf, keliling di satu tempat, tidak boleh diam, mesti

bergerak gerakannya pun teratur jumlahnya pun terbatas 7 nggak

boleh 15, konsep tentang gerak. Adalagi umpamanya, al-sa’i

setelah melaksanakan tawaf dalam umroh maupun haji diikuti

kemudian gerak berikutnya yang lebih jauh dan bila perlu lari-lari

kecil yang disebut dengan al-sa’i, bergerak, jalan, lari-lari kecil,

bolak-balik 7 putaran, berusaha melakukan sesuatu

Page 87: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

71

menggerakkan badannya, menggerakkan pikirannya. Ada lagi

umpamanya tentang gerak ini tentang al-harakah ini yang lebih

jauh dari itu tidak hanya simboliknya itu tawaf, tidak hanya

simboliknya itu sa‟i, tidak hanya simboliknya itu shalat, tetapi

bergerak jauh dari satu tempat ke tempat yang lain, yaitu al-

hijrah. Rasulullah Saw. dengan para sahabatnya bergerak,

kemana? tidak hanya dari rumahnya ke masjid, tidak di dalam

tidak hanya di dalam Masjidil Haram dari tawaf ke sa‟i tetapi

bergerak jauh dalam hijrah, 450 km dari Makkah ke Yatsrib, 15

abad yang lalu, transportasinya terbatas, berjalan kaki, kiri

kanannya, bawah, atap, langit, panas, pasir, gurun, tidak ada

hijau, bergerak 450 km, Jakarta-Solo dalam keadaan gersang,

berjalan kaki. Ini adalah simbol yang memberi simbol bahwa

umat Islam harus bergerak. Namun dua-duanya, antara al-sakīnah

dengan al-harakah itu seimbang. Dalam proses dakwah

Rasulullah bisa kita bagi menjadi dua yang seimbang 20 tahun 40

sampai 63. 23 tahun gampang membaginya 20 tahun 10 tahun, 10

tahun, yang pertama adalah kaitanya dengan al-sakīnah, 10 tahun

di Makkah, yang kedua adalah dalam kaitanya dengan al-harakah

di Madinah. Selama 10 tahun lamanya Rasulullah Saw. di Mekah

sebelum hijrah adalah apa yang dilakukan, menenangkan,

mendiamkan hati, pikiran agar fokus dalam satu kemantaban

akidah dan itulah maka kerjaan Rasulullah Saw adalah

memantapkan akidah kaum muslimin selama 10 tahun agar hati,

qalb, yang selalu bergerak-gerak berubah-rubah berbolak-balik

ini supaya diam, tenang, dalam prinsipnya tidak bergerak-gerak.

Maka hati tidak boleh bergerak-gerak, akidahnya berubah-rubah.

Page 88: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

72

Satu kali bertauhid kedua kali menyembah dua Tuhan, ketiga kali

menyembah 3 Tuhan 10 Tuhan, tidak dibenarkan. Harus satu

mantap diam, 10 tahun lamanya, menenangkan hati supaya dalam

satu kemantaban akidah. Tetapi 10 tahun berikutnya disimbolkan

dengan hijrah. Jalan, gerak, diwujudkan 10 tahun berikutnya di

Madinah menggerakkan pikiran, menggerakkan logika untuk

kemudian mendapatkan ilmu. Ilmu itu kemudian didesain

sedemikian rupa menjadi peradaban dan oleh karenanya dari

hijrah itulah 10 tahun berikutnya terlihat karya-karya peradaban

Islam, dari hasil gerak. Gerak pikiran, gerak ilmu dan yang

dikumandangkan oleh Rasulullah Saw. untuk kemudian terwujud

dalam pembangunan-pembangunan, maka kemudian jadilah

dunia ini makmur itulah makna tahmir, itulah makna umroh,

itulah maknanya peradaban, dibangun oleh gerakan-gerakan baik

itu gerakan fisikal tentu dimulai dengan gerakan pikiran-

pikirannya. Maka keseimbangan itulah menjadi manusia-manusia

yang ulū al-bāb, yaitu manusia yang menyeimbangkan antara hati

yang tenang, antara spiritual yang mantap dengan pikiran yang

terus-menerus kreatif, pikiran yang terus-menerus menambah

ilmu, tidak bosan-bosannya untuk belajar, belajar, belajar,

bergerak pikirannya, maju pikirannya, berkembang pikirannya,

tetapi hatinya tetap dalam kemantapan tidak kemana-mana dalam

Islam. 10 tahun, 10 tahun 20 tahun menyeimbangkan antara

pikiran dan hati jadilah kemudian para sahabat, para sahabat yang

memiliki watak ulū al-bāb, memiliki keseimbangan antara rasa

dan pikiran, banyak orang yang lebih mengedepankan terhadap

rasa, akhirnya melankolis, akhirnya terlalu berperasaan, terlalu

Page 89: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

73

sensitif, namun pikirannya tidak dijalankan. Jadilah kemudian

manusia-manusia yang gampang emosional, manusia-manusia

yang gampang marah, manusia-manusia yang rasanya tinggi,

sensitivitasnya tinggi, tetapi pikirannya rendah. Adapula yang

tidak seimbang, tatkala kemudian pikirannya yang besar,

pikirannya yang dimajukan, ilmunya yang ditata rapi, yang

dikedepankan, yang diprioritaskan adalah pikiran ilmu peradaban,

tetapi betapa di barat, betapa di dunia barat, karena kemudian

ilmu terlalu didewakan sampai kemudian dipertuhankan,

teknologi terlalu didewakan sampai kemudian dituhankan,

akhirnya spiritualitas hatinya rendah dan terjadilah kegersangan

spiritual. Maka, umat Islam dalam kurun waktu panjang

mengalami dinamika antara mana yang dominan dan mana yang

kurang dominan, dan kapan-kapan seimbang dalam sejarahnya

memang naik turun. Saat itu pernah di era klasik umat Islam

dalam keseimbangannya yang luar biasa, maka umat Islam maju

pesat menjadi super power dunia era itu disebut dengan The

Golden era of islam, tapi berikutnya terjadi penurunan, tatkala

kemudian salah satu yang diprioritaskan, spiritualnya yang diberi

prioritaskan, tetapi intelektualnya ditenggelamkan, maka apa

yang terjadi, tiba-tiba ada serangan dari Barat, umat Islam secara

hampir keseluruhan dijajah oleh dunia Barat. Saatnya dalam

pesan, dalam wasiat Jumat ini, kita ingin mengembalikan

keseimbangan itu, kita mesti bergerak, kita tidak boleh tinggal

diam pada satu tempat, pada satu kondisi tetapi, kita mesti

menggerakkan, menggerakkan pikiran kita, ternyata kami, kita

ketinggalan, ternyata mereka lebih aktif bergerak, mereka lebih

Page 90: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

74

aktif membangun peradaban, sementara kita terlena tenggelam

menikmati ketenangannya. Saatnya kita, kemudian

menyeimbangkan antara diam dan gerak ini bayna al-sukūn wa

al-harakah, mudah-mudahan dalam suasana awal tahun Hijriyah

ini, keseimbangan itu kembali kita coba untuk hadirkan dalam

membangun umat, dalam membangun bangsa, dalam

membangun Indonesia. Ketika kita merasa bahwa pikiran kita

yang terlalu dominan sementara spiritual kita, hati kita kosong,

hati kita gersang, saatnyalah kemudian kita mesti i‟tikaf, dalam

simbol i‟tikaf, saatnyalah kita mesti al-wuqūf. Kita saatnya untuk

al-mabīt di Muzdalifah, al-mabīt di Mina dalam simbol-simbol

diam itu artinya kita mesti bersimpuh mendekatkan diri sedekat-

dekatnya kepada Allah, sebaliknya kalaulah kita merasa bahwa

ternyata dan ini yang dominan di masyarakat kita, kalau kita

kemudian ternyata tertinggal dari sisi gerak, kita ternyata belum

banyak bergerak, kita ternyata tertinggal berjalan kita ternyata

Tertinggal lari dengan mereka, maka seharusnya kita gerakkan

aktivitas kita, fisik kita pikiran, kita kemudian kata-kata kita,

narasi-narasi kita, untuk kemudian seimbang antara al-sukūn wa

al-harakah.

ىذا ق ول المؤمنات. أق ول ب رك اهلل ل ولكم ولميع المسلمي و المسلمات و المؤمني و

. انو ىو الغفور الرحيم فاست غفره

Page 91: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

75

(Khutbah ke-2)

ين كلو أرسل رسولو المد هلل, المد للو الذي ولو باهلدى ودين الق ليذىره على الد

لشريك لو و أشهد ان وحده الكره المشركون و كفى باهلل شهيدا. أشهد ان ل الو ال اهلل

دا الرسول اهلل ل نب ب عده. اما ب عد. مم

يطان الرجيم ف نسان لفي خسر إل الذين آمنوا وعملوا الصالات أعوذ باهلل من الش إن ال

وقل رب أدخلن مدخل صدق وأخرجن مرج صدق .وت واصوا بالق وت واصوا بالصب

واجعل ل من لدنك سلطانا نصريا

Doa Rasulullah Saw. tatkala mau berangkat hijrah ke madinah,

tatkala mau berangkat ke Yatsrib. ب أدخلن مدخل صدق وقل ر Ya

Allah, ya Tuhanku, masukkanlah aku ke dalam tempat masuk

yang benar, وأخرجن مرج صدق dan keluarkanlah aku ke dalam

tempat keluar yang benar. واجعل ل من لدنك سلطانا نصريا dan

jadikanlah aku sultān yang penolong. Mudah-mudahan gerakan

kita adalah gerakan yang diikuti dengan doa, yaitu agar nanti

berada di satu tujuan gerakan itu kita berada pada مدخل صدق.

يا أي ها الذين آمنوا ات قوا اللو ون ف ياعباد اهلل اوصيكم و ن فس بت قو اهلل وطاعتو لعلكم ت رح

إن اللو ومالئكتو يصلون على النب يا أي ها الذين . حق ت قاتو ول توتن إل وأن تم مسلمون

د . آمنوا صلوا عليو وسلموا تسليما د و على ال مم كما أللهم صل و سلم على سيدنا مم

Page 92: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

76

يد. اللهم اغفر للمسلمي و يد م و المسلمات صليت على اب راىيم ف العالمي انك ح

هم و الموات.المؤمني و المؤمنات الح رب نا ظلمنا أن فسنا وإن ل ت غفر لنا وت رحنا ياء من

رب نا ل نة و ن عوذبك من سططك والنار. اللهم انا نسألك رضاك وال لنكونن من الاسرين

نا إصرا كما حلتو على الذين من ق بلنا رب نا ت ؤاخذنا إن نسينا أو أخطأنا رب نا ول تمل علي

لنا ما ل طاقة لنا بو واعف عنا واغفر لنا وارحنا أنت مولنا فانصرنا عل وم ى الق ول تم

. فانصرنا على القوم المنافقي فانصرنا على القوم الكافرين ن يا المشركي رب نا آتنا ف الد

ا يصفون حسنة وف الخرة حسنة وقنا عذاب النار المد هلل و سبحان ربك رب العزة عم

العالمي

هى عن الفحشاء والمنكر ياعباد اهلل حسان وإيتاء ذي القرب وي ن إن اللو يأمر بالعدل وال

رون يذكركم واشكروا على نعمو يزدكم ولذكر اهلل فاذكروا اللو . والب غي يعظكم لعلكم تذك

أكب ر. أقيم الصالة

KHUTBAH KE-2, 12 OKTOBER 2018,

Hidup Berkah Bersumber dari Akidah yang Benar, oleh

Goodwill Zubir

و )أذان( تالسالم عليكم و رحة اهلل و بركا

, حسب ون اهلل , سبحانك لالو ال انت ان كنت من الظالمي ونعم المد هلل رب العالمي

الملك ولو أشهد ان ل الو ال اهلل وحده لشريك لو, لو . الوكيل نعم المول ونعم النصري

Page 93: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

77

دا عبده و رسولو صلى اهلل عليو وسلم أللهم فصل و بي و أشهد ان مم

سلم على الق امل

. اما ب عد. النب الكري و على الو وصحبو أجعي

ت قون صيكم و ن فس بت قو اهلل ف ياعباد اهلل او ات قوا اللو حق ت قاتو ول توتن ف قد فاز ف وزا امل

يطان الرجيم أ . إل وأن تم مسلمون من وما أصابكم بسم اللو الرحن الرحيم عوذ باهلل من الش

. صدق اهلل العظيم مصيبة فبما كسبت أيديكم وي عفو عن كثري

Bapak, saudara-saudara, para undang Allah yang mulia, akhir-

akhir ini, musibah silih berganti dihadapi oleh bangsa negara kita,

masih segar di ingatan kita, peristiwa musibah yang dihadapi oleh

kawan-kawan kita yang berada di Lombok NTB, kemudian

diikuti peristiwa di Palu Sigi Donggala, berapa juga waktu saat

ini kita dengarkan lagi musibah yang terjadi di Jawa Timur dan

juga di Maluku Utara. Saya ingatkan kita bersama kata Allah,

وما أصابكم من مصيبة فبما كسبت أيديكم وي عفو عن كثري

musibah yang menimpa dirimu kata Allah, disebabkan perbuatan

kamu sendiri. Namun Allah memaafkan sebagian besarnya, surah

al-Syurā ayat 30. Bapak, saudara-saudara berapa abad yang silam

nabi menafsirkan ayat ini melalui sebuah hadisnya yang berbunyi

idza fa’alat ummatī khamsah ‘asyrata aslatan halla biha al-

balā’, apabila umatku sudah melakukan, melaksanakan,

mengerjakan 15 macam perbuatan, sudah memasyarakat,

membudaya di tengah-tengah masyarakat, tunggu balā’, cobaan,

malapetaka, musibah, akan datang dari Allah. Kata-kata pertama

Page 94: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

78

diucapkan Nabi idza kalām mā lam tu’alam, apabila kekuasaan,

jabatan dianggap satu jatah yang dibagi-bagi, orang mendapat

jabatan kekuasaan bukan berdasarkan skillnya, tapi berdasarkan

kelompoknya, berdasarkan kliknya, atau orang itu mendapat

jabatan berdasarkan pandainya antara orang yang mendapat yang

pandai dengan oleh skill, itu jauh berbeda, kalau yang pandai

populer di tengah-tengah masyarakat kita, orang yang bisa ke

depan, ke belakang, ke kiri, dan ke kanan, pokoknya bagaimana

situasi, kondisi, dia mampu menyesuaikan diri. Tapi orang yang

skill ialah orang yang betul-betul paham mengerti seluk beluk

secara mendatar dan menyeluruh jabatan yang ia duduki, apa kata

Nabi, idza wusila al-amru al-ilāhi antaziru al-sā’ah, apabila

suatu jabatan tidak diserahkan kepada ahlinya tunggulah

kehancuran. Bapak, saudara-saudara Nabi lanjutan yang kata-kata

wa al-amanatu maghnāman amanah dianggap satu rampasan,

orang diberi amanah, dipercayai dia, tapi dia lupa bahwa amanah

itu akan dipertanggungjawabkan kepada orang yang memberi

amanah, terutama juga kepada Allah Swt. Sehingga banyak

orang-orang yang kita lihat diberi amanah itu, dia berbuat seenak

perutnya, sekehendak hatinya, semau guenya saja, walaupun

orang lain tidak senang dengan perbuatan amanah yang dia pikul

itu. Selanjutnya dikatakan, wa al-zakātu wa al-zamān, zakat

dianggap satu pajak, UPT, padahal dalam al-Qur‟an sering kita

dengar bunyai ayat, يهم با رىم وت زك ,sedekah خذ من أمواهلم صدقة تطه

wakaf, zakat itu merupakan kewajiban kita untuk pembersih diri

kita, kita lihat sekarang fenomena yang terjadi di tengah-tengah

Page 95: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

79

umat islam, di tengah-tengah bangsa dan negara kita, banyak

rakyat, umat itu yang membayarkan zakat mau dia berinfaq,

bersedekah bukan hanya mengharap ridha Allah, mardātillāh,

bukan dia berbuat lillāhi ta’āla, tapi dia mau mengeluarkan

zakatnya, mau dia berinfaq, mau dia wakaf, ada sesuatu hal yang

mau dia capai, ada satu hal yang mau dia tuju, paling tidak dia

riya‟. Ada sesuatu hal yang terserat di hatinya. Kita lihat bapak

saudara, Ramadan umpanya, ini tradisi kita, banyak orang-orang

yang mampu, yang berzakat itu, dikumpulkan anak yatim, 80.000

orang diberi dia makan, diberikan amplop, begitu juga kalau tiba

hari raya haji yang popular dengan hari raya qurbannya, dia ikut

berkurban, dicari sapi yang paling besar, tapi hebatnya

dikumpulkan anak yatim, dia cari sapi untuk berqurban itu,

dipanggil pula wartawan sebanyak mungkin, di saat itulah, dia

perlihatkan bahwa dialah orang yang suka membayarkan zakat,

ialah orang yang suka berdema, berwakaf dan berinfaq. Jadi

masih banyak yang terjadi di tengah masyarakat, dia berbuat itu

bukan suatu kewajiban, tapi dia berbuat untuk riya dan ingin

dipuja-dipuji oleh orang lain, yang popular di masa kita sekarang

dengan kata pencitraan, ceremonial, lifserfis. Nabi lanjutkan

dengan kata-kata wata’wuju al-zaujata, suami tunduk kepada

kemauan isteri, yang berkuasa di rumah tangga itu isteri, bukan

suami, padahal Allah katakan الرجال ق وامون على النساء, laki-laki itu

pemimpin bagi wanita.

Bapak, saudara-saudara, kalau wanita yang memimpin dalam satu

rumah tangga, kalau di Jakarta popular dengan suami DKI, suami

Page 96: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

80

Di bawah Ketiak Isteri, atau di bawah kontrol isteri. Ada sebuah

film yang judulnya susu tari, suami-suami di bawah kontrol istri

kalau istri yang berkuasa di rumah tangga, perempuan itu lebih

banyak mendahulukan perasaan ketimbang akal sehatnya. Ada

contoh kecil Bapak saudara-saudara, seorang perampok yang

tertangkap basah lalu dihakimi seorang oleh massa sampai babak

belur, kalau perempuan umpamanya yang liwat apa kata

perempuan ini “Sudahlah, maaf kan dia dia, tolong dia maafkan”,

kenapa yang dipikirkan di otaknya waktu itu adalah keluarganya,

anak dan suaminya. Kalau nanti pula terjadi bagi keluarganya

yang mendorong dia bicara itu adalah perasaan, tapi kalau laki-

laki yang melihat seorang pencopet yang sedang babak belur

dihajar oleh massa itu, yang tertangkap basah itu, apa kata laki-

laki dia ngomong keluar dari kata-kata di mulutnya, “Hajar,

bunuh sampai mati enak saja dia menikmati, orang sudah

berkeringat dingin untuk mendapatkan sesuatu.” Ini bahayanya

perbandingan kepemimpinan seorang laki-laki dengan

perempuan.

Saudara-saudara bapak sidang Jumat yang mulia, ada satu

penelitian yang sederhana banyaknya sekarang suami-suami,

laki-laki yang berada di balik keranda besi, keranda besi, yang

berada di penjara yang dihadapkan ke meja hijau itu saham yang

paling utama, yang paling besar adalah oleh istrinya, kenapa?

karena isterinya nda tega lagi, dia bisikan kepada suaminya,

“Masa Bapak tidak melihat lingkungan kita, tetangga kita orang

sudah punya mobil mewah rumah megah, sudah punya toko

Page 97: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

81

sekian pintu, sudah punya simpanan uang di bank di dalam dan

luar negeri, kenapa kesempatan baik bapak abaikan?”, tanpa filter

dari laki-laki ini, akhirnya meringkuk di balik keranda besi.

Bapak saudara-saudara, selanjutnya Nabi katakan, musibah itu

datang juga wabarra sadīqah, kalau terjemahnya itu

membenarkan apa yang dibuat saudaranya, atau bahasa yang

agak politis lagi, membeo, mengikuti, menuruti apa yang

diomongkan oleh saudaranya walaupun yang diperbuat oleh

saudaranya itu jelas bertentangan dengan keyakinannya, dengan

hati nuraninya, dengan akal sehatnya, jelas itu sudah

menyimpang dari ketentuan-ketentuan agama Allah. Tapi dia

mengatakan justman, membeo dengan saudaranya.

Saudara-saudara yang mulia, Nabi juga sebut “wartafati al-aswāt

fī al-masājid, heboh, hiruk pikuk di dalam masjid, banyak ahli

hadis yang mengartikan ini, ialah masjid dijadikan sebagai

wadah, sarana untuk mempengaruhi orang banyak, berlakulah di

dalamnya fitnah, guncing, adu domba, bukan lagi sebagai tempat

ibadah kalaupun dia melaksanakan shalat di masjid itu, tapi

selesai sholat itu tidak luput dari perbuatan-perbuatan membawa

dia, menggilincirkan dia terhadap perbuatan-perbuatan yang

bertentangan dengan Allah Swt. Bapak, saudara-saudara yang

mulia, negara kita sekarang Insyaallah berapa bulan lagi akan

mengadakan pesta pora besar-besaran untuk penentuan para

calon-calon legislatif kita, baik tingkat 2, tingkat 1, DPR RI

termasuk juga nanti kita akan memilih menentukan siapa orang

nomor satu nomor dua di negara kita tercinta ini, saya ingatkan

Page 98: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

82

pada khutbah ini, untuk mendapatkan cita-citanya, keinginannya

untuk atau memenangkan apa yang dia dukung itu, jangan sampai

mengobarkan masjid sebagai sarananya yang timbul adalah fitnah

dan adu domba gunjing dan lain sebagainya atau juga dari masjid

ini menjalar yang namanya permusuhan, yang tidak diridai oleh

agama kita.

Bapak saudara-saudara para hamba Allah yang mulia, selanjutnya

kata Nabi wajāfa abāhu wa ‘aqā ummāhu, bilamana anak-anak

sudah sinis, jijik kepada bapaknya, wa ‘aqā ummāhu, durhaka

kepada ibunya. Kalau ini terjadi musibah datang, kalau kita ikuti

media massa, media cetak elektronik, media sosial betapa banyak

sekarang kita, bukan lagi mendengarkan anak-anak itu

mengeluarkan kata-kata kasar menghardik bapak ibunya, malah

banyak anak-anak itu yang kita tonton tv, kita baca koran, yang

sampai mempenjarakan, menghadapkan kemeja hijau bapak

ibunya, tidak sedikit juga dari mereka perlakuannya yang sampai

membunuh bapak dan ibunya. Ini namanya wajāfa abāhu wa

‘aqā ummāhu.

Bapak, saudara-saudara para hamba Allah yang mulia, kapan

musibah itu datang?, kata Nabi, diucapkan kata-kata yang

berbunyi oleh Nabi, bilamana pemimpin suatu bangsa dan negara

itu disebut di sini pemimpin suatu kaum, bangsa dan negara

terdiri dari orang-orang jahat yang tidak berbudi. Saya baca kitab

Irsyādu al-Ibād, ciri-ciri pemimpin yang jahat yang tidak berbudi

itu, tertera dalam kitab itu ada 3 cara, yang pertama pemimpin

yang zalim, yang aniaya, walaupun rakyatnya, masyarakatnya

Page 99: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

83

menderita sengsara tapi masih saja dia menumpuk harta benda

untuk kepentingan pribadi kelompok dan golongannya, yang

kedua, kadzīb, pemimpin yang bohong, lain kata mulutnya, lain

kata hati dan lain perbuatannya. Di tengah-tengah masyarakat

luar biasa ngomongnya pembela rakyat tapi perbuatannya tindak-

tanduknya tingkah lakunya sudahlah mendustai pembohongan

rakyatnya. Yang ketiga, tanda pemimpin yang jahat itu yang tidak

berbudi itu, al-qāilu bihaqqi qalīl alladzī lihadzi dalīl, sedikit

sekali kata-kata ucapan yang keluar dari mulutnya yang benar,

yang jujur, yang lurus, penuh dengan kekeliruan, penuh dengan

kebohongan penuh dengan lip servicenya, al-qāilu bihaqqi qalīl

alladzī lihadzi dalīl malah kalau ada orang-orang yang jujur,

orang orang-orang tulus, orang-orang yang benar, dia dipojokkan,

dihina, dikucilkan, malah dibikin suatu strategi bagaimana orang

itu bisa mengikut dia, membaiat dia, membantu dia, mendukung

dia, kalau dia tidak mau mendukungnya, penjara telah tersedia.

Bapak saudara-saudara para undangan Allah yang mulia, Nabi

juga mengatakan, wa akrimnā fatasorrih, dimuliakan sesorang,

disegani seseorang, dikagumi seseorang, dielu-elukan seseorang,

bukan kepada kebenarannya, bukan faktor pada kejujurannya,

tapi takut kena kejahatannya, kalau ini terjadi di tengah-tengah

masyarakat, tunggu bencana, bala‟, malapetaka akan datang dari

Allah.

Bapak, saudara-saudara, hadis itu juga berbunyi, “wa al-tazati al-

qaina’ah wa al-ma’adzik”, satu pesta pora demokrasi, di satu

pertemuan musyawarah, untuk mengambil perhatian masyarakat

Page 100: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

84

ramai, ditonjolkan penari-penari, film-film, band-band porno

yang menyebabkan orang nanti jauh dari agama Allah, dia

korbankan keyakinanya, dikorbankan agamanya, dikobarkan

ibadahnya, asal keinginannya itu tercapai dengan jalan

menonjolkan penari-penari, band-band, film-film porno.

Bapak, saudara-saudara, kata Nabi, merajalelanya minuman

khamar yang memabukkan, malah sekarang arah hari hadis itu,

segala yang merusak akal sehat rohani umat, rakyat itu, itu

namanya, apa itu termasuk narkoba, narkotika dan sebagainya,

bukan lagi minuman. Tapi kita lihat saja contoh kecil saja, betapa

selama ini kita lihat hampir setiap saat di manapun tempat, yang

namanya minuman keras itu, itu betul-betul di masyarakatkan,

dipropagandakan untuk menghadangnya untuk melarangnya

untuk membasminya, kita berterima kasih kepada aparat penegak

hukum kita, banyaknya tertangkap basah minuman-minuman

yang memabukkan itu sehingga dikumpulkan di lapangan,

dipertontonkan kepada rakyat melalui TV yang sebagainya,

dibulduzer, dihancurkan, dibakar, tapi aneh, akal kita ini tidak

bisa menerima, kenapa kok pabriknya jalan terus, aneh bin ajaib,

secara ilmu ekonomi kalau terus dihancurkan, dihabiskan,

dimusnahkan, setiap ada penggeledahan itu, sementara

masyarakat ada juga yang mengkonsumsi, itu secara ekonomi

pabriknya pun tambah banyak memproduksinya. Kenapa tidak

terpikir selama ini untuk menghalangi, untuk menghancurkan

pabrik yang membuat itu.

Page 101: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

85

Bapak, saudara-saudara para hamba Allah yang mulia, wala’ana

aghyādzi al-ummah awwalaha, para generasi mudanya, pelanjut,

penerusnya sudah mulai anti, abrori, sinis, jijik, dengan pendapat,

paham, keyakinan para ulamanya, para pendahulunya, banyak

kita lihat sekarang para penerus-penerusnya, generasi-generasi

muda kita yang sudah mulai lagi mau memakai apa yang

difatwakan oleh para ulama para tokoh ustadz dan mubalighnya,

melaknat dia, mengutuk dia, tidak mau mengikutinya.

Bapak saudara-saudara, hadis ini ditutup dengan kata-kata,

“Falyartaqibu ‘inda dzālik rīhan aw hasfan aw maskan” apabila

yang 15 macam ini sudah terjadi, sudah membudaya di tengah-

tengah masyarakat, kata Nabi, tunggu, angin merah berapi akan

datang, banyak hampir sepakat ahli hadis mengatakan angin

berarti itu adalah kebakaran di mana-mana, gempa yang disertai

oleh gelodo sekarang populer dengan tsunami, aw maskan huru-

hara, demonstrasi muncul dimana-mana, dan susah untuk

dibendung lagi, dua sudah terjadi di negara tercinta ini, yang

namanya kebakaran, yang namanya gempa dimana-mana,

tsunami itu sudah mulai, yang satu ini lagi, kalau umat Islam,

rakyat bangsa dan negara ini tidak hati-hati. Kalau betul nanti

huru-hara demontrasi muncul dimana-mana, susah untuk

dibendung lagi, tunggu kehancuran, musibah sudah di depan mata

kita, semoga khotbah ini menjadi buah pikiran kita bersama.

علكم ت رحون.ل ال الصالة فأعتبوا

Page 102: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

86

(Khutbah ke-2)

,ال دا الرسول اهلل صلى اهلل ان ل الو ال اهلل أشهد مد هلل رب العالمي و أشهد ان مم

. الكري ىذا النب عليو وسلم. أللهم فصل و سلم على د و على الو وصحبو اجعي مم

قون اماب عد. ت ات قوا اللو حق ت قاتو ول ف ياعباد اهلل اوصيكم و اياي بت قو اهلل ف قد فاز ف وزا امل

يطان الرجيم توتن إل وأن تم مسلمون وما بسم اللو الرحن الرحيم أعوذ باهلل من الش

.أصابكم من مصيبة فبما كسبت أيديكم وي عفو عن كثري

أللهم نوا صلوا عليو وسلموا تسليماإن اللو ومالئكتو يصلون على النب يا أي ها الذين آم

د. اللهم انا نسألك عيشة نقية و ميتة سوية و مردا غ د و على ال مم ر صل على مم ي

ن يا حسنة وف رورىم ش ن م اللهم انا نسألك ف ن ورىم و ن عوذبك فدي. رب نا آتنا ف الد

ار يارحان يارحيم يارب الخرة حسنة وقنا عذاب النار وأدخلنا النة مع الب رار ياعزي ز ياغف

. العالمي

, اللهم اختم أجلنا وعملنا بسن الاتة ولتتم أجلنا وعملنا بسؤء الاتة و عباداهلل

. صلى اهلل على مد على الو وصحبو أجعي والمد هلل رب العالمي

Page 103: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

87

Khutbah ke-3, 19 Oktober 2018, Menjaga Amanah, oleh

Nasroul Hamzah

و )أذان( تالسالم عليكم و رحة اهلل و بركا

ين كلو و كفى المد هلل, المد للو الذي أرسل رسولو باهلدى ودين الق ليذىره على الد

لفتاقي وات باع اهلوى. أحده باهلل شهيدا. الذي أمرنا باجتمع على الق واهلدى ون هى عن ا

عمو الت لتسى أشهد ان ل الو ال اهلل لشريك لو و لو الساء السن و وأشكروا على ن

دا عبده و رسولو الت ل ي نتق عن اهلوى ان ىي وحي ي وحى. ال أشهد ان مم

د و على ال و أللهم فصل نا مم و سلم على ىذا النب الكري و رسول العظيم, نبي

أصحابو و من اتبع اهلدى أما ب عد.

ات قوا اللو أي ها الذين آمنوايا ف ياعباد اهلل اوصيكم و ن فس بت قو اهلل ف قد فاز ف وزا من ات قى

يصلح لكم أعمالكم وي غفر لكم ذنوبكم ومن يطع اللو ورسولو ف قد ديدا و ق ولوا ق ول س

يطان الرجيم قال اهلل ت على ف القرأن الكري أعوذ .فاز ف وزا عظيما يا أي ها باهلل من الش

لم يطان إنو لكم عدو مبي الذين آمنوا ادخلوا ف الس كافة ول ت تبعوا خطوات الش

Ma’āsyira al-muslimīn rahimakullāh, dalam kesempatan khutbah

Jum'at hari ini, khatib ingin mengajak kita semua merenungkan

memikirkan, dan sesudah itu bisa menindak lanjuti suatu ayat al-

Qur‟an surah al-Baqarah ayat 208 yang tadi itulah yang telah

dibacakan, yang ditujukan kepada setiap insan yang beriman

Page 104: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

88

لم يا أي ها الذين آمن يطان إنو لكم عدو مبي وا ادخلوا ف الس كافة ول ت تبعوا خطوات الش

wahai sekalian orang yang mengaku telah beriman, percaya

kepada Allah percaya kepada malaikat, percaya kepada kitab,

percaya kepada Rasul, percaya kepada hari akhir, percaya kepada

takdir, masuklah kalian ke dalam Islam secara Kaffāh, secara

totalitas secara utuh, tidak di keping-keping, tidak di pilah-pilah

dan tidak dipilih-pilih, kaffāh. Islam adalah mā jāa bihi al-nabī

Saw. apa yang dibawa oleh Rasulullah terakhir, Nabi Muhammad

Saw. dari Allah Swt sebagai agama terakhir yang juga telah

dinyatakan sebagai agama yang sempurna alyauma akmaltu

lakum dīnakum wa atmamtu ‘alaikum ni’matī waradītulakumu al-

islāmadinā. Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad, Islam

yang sudah sempurna, Islam yang tidak perlu ditambah dan

ditumpuk-tumpuk lagi dan tidak ada embel-embelnya.

Pedomannya adalah sebagaimana yang disabdakan oleh

Rasulullah Saw taraktu fīkum amraini mā intamassaktum bihī

man tadillu abadā, kutinggalkan buat kalian buat pusaka yang

sangat tinggi nilai, apabila kalian berpegang teguh kepada dua

pusaka itu kalian tidak akan pernah sesak di belantara kehidupan

dunia ini. Apa itu?, kitab Allah al-Qur‟an dan sunnah Rasul-Nya,

alhadis. Islam yang dibawa Rasulullah Saw. yang lengkap, yang

sempurna itu berisikan aturan-aturan secara garis besar aturan itu

meliputi bidang akidah, syariah dan bidang akhlak, bisa

dibedakan tetapi tidak bisa dicerai pisahkan, tidak bisa dipilih

seperti sebagai opsional tapi kumulatif bahkan dilaksanakannya

secara serentak dalam waktu yang bersamaan. Aturan mengenai

Page 105: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

89

akidah harus diyakini dengan sepenuh keyakinan, tidak ada boleh

syāk dan ragu kepadanya, oleh karena itu orang yang beriman

sepenuh-penuhnya iman kepada Allah itu tidak sumbing oleh

keadaan apapun. Termasuk kepada rukun rukun iman yang lain,

kitab yang kita akui dan kita yakini kebenarannya lā raiba fīhi,

tetapi tidak jarang juga di kalangan kaum muslimin sendiri sering

mempertanyakan, apakah mempertanyakan itu karena ingin lebih

tahu atau mempertanyakan karena keragu-raguan, sementara

ketika dia menyatakan dirinya beriman sesungguhnya tidak ada

jalan lain, tidak ada pilihan lain kecuali mempercayainya.

Keyakinan itu adalah sesuatu yang diikrarkan di dalam hati

ditasdiqkan dalam hati, dikeluarkan dengan lidah dan dibuktikan

dengan amal perbuatan nyata tentang iman apapun tentang hari

akhir tentang rizki, tentang bala‟, tentang bencana, tentang

musibah tapi banyak orang sekarang yang ingin

merasionalisasikan segala sesuatu yang terjadi, ga itu

hubungannya musibah itu dengan dosa, tetapi orang yang

beriman karena Allah yang berfirman dalam al-Qur‟an yakin

seyakin-yakinnya oleh karena itu kejadian ini kejadian kita

jadikan pelajaran hikmahnya. Tidak mungkin sesuatu yang sudah

menjadi takdir Allah, qadarullāh, musibah nggak bisa ditolak,

musibah itu harus dihadapi. Allah melalui al-Quran dan rasul-

Nya melalui hadis menunjukkan bagaimana caranya mensiasati

agar musibah sebagai gejala alam yang terjadi dan kejadian-

kejadian diciptakan oleh Allah sendiri atas izin-Nya, karena tidak

ada apapun yang terjadi di atas muka bumi ini di alam ini yang

tanpa seizin Allah Swt., caranya bagaimana?, ditunjukkan

Page 106: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

90

caranya, bagi yang terkena innalillāhi wainnālillahi rāji’ūn,

samping bersyukur kepada allah karena dia selamat, dia harus

menunjukkan empati dan simpati kepada orang yang kena

musibah itu. Sebagian kita telah melaksanakan setiap kali ada

bencana terus di garis depan dalam ikut menanggulangi, tapi

sebagian yang lain masih berpikir pikir apa iya musibah itu, yang

diderita kalau memang itu karena dosanya biarkan sajalah dia

bersama dosanya. Bukan ini yang diajarkan oleh Rasulullah

kepada kita, yang kedua di bidang syariah ada aturan, namanya

syariat itu mengatur hal-hal yang berkaitan dengan ibadah dan

muamalah, ada aturan yang jelas bahkan sebagai yang sekecil-

kecilnya diatur. Tidak ada dalam agama lain atau ajaran manapun

di dunia ini sebegitu rincinya, masuk wc saja ada aturannya

keluar dari sana ada uturannya, mau tidur, bangun tidur, mau

makan, habis makan, mau mandi, mau berjalan, tidak ada tanpa

aturan tetapi sekarang ini kita masih sering mendengarkan upaya

yang begitu rupa yang dilakukan oleh kalangan umat Islam untuk

tetap berusaha menegakkan syariat Islam. Tetapi ada juga yang

melawannya, bahkan ada yang berdalih kalau syariat Islam itu

syariat yang mana, yang bersangkutan terlalu banyak pandangan

rupanya pendapat tentang itu, yang mana yang datang dari Allah

dan Rasul-Nya, bukan yang datang dari orang, bukan yang datang

dari kelompok, bukan yang datang dari suatu bangsa, yang datang

dari Allah Swt. Itu isi aturannya, untuk apa syariah itu diturunkan

oleh Allah paling tidak ada 4 fungsinya yang pertama adalah

untuk memelihara dan menjaga agama itu sendiri, bagi orang

mukmin ketika agamanya diganggu, dia pasti bereaksi, kenapa?,

Page 107: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

91

karena memang syariahnya begitu, jangan biarkan agama

menghinakan orang, jangan dibiarkan Rasul-Mu dihinakan orang,

jangan biarkan kitab sucimu dihinakan orang, itu syariat yang

harus ditegakkan, tidak harus menunggu undang-undangnya ada

di DPR, kalaupun ada kita nda tahu kapan itu undang-undang

akan muncul, bahwa kalau ada agama dibeginikan, ada atau tidak

undang-undang sebagai hukum positif setiap muslim wajib

terpangggil hatinya, ketika agamanya dihinakan. Kedua, untuk

menjaga atau memelihara jiwa manusia, hukum qisās adalah

yang sangat terang, jelas. Bagaimana Allah menentukan hukuman

kepada orang yang menghilangkan nyawa orang lain, tetap orang

lain berkata yang tidak suka dengan syariat Islam, orang Islam itu

keras pembunuh, dia radikal, dia teroris, capnya seperti itu,

padahal Islam mengajarkan menurut syariatnya tidak boleh

membunuh orang kecuali di jalan yang hak, siapa yang

membunuh, menghilangkan nyawa satu orang saja manusia tanpa

hak, dia sama dengan membunuh seluruh manusia, dan siapa

yang bisa menghidupkan orang cara menjaga hak hidupnya, yang

menghidupkan semua manusia. Itu syariat islam itu, bukan

membunuh orang. kalau ada hukum qisas, dinyatakan ولكم ف

dalam tegaknya hukum qisas itu القصاص حياة يا أول اللباب

menjamin kehidupan orang lain untuk menjadi pelajaran

penjeraan terhadap orang yang seenaknya saja, tapi ketika hukum

itu tidak tegak dengan sejumlah uang orang bisa membunuh

orang, bahkan bisa anak membunuh orang tuanya sendiri,

menjaga harta bagaimana caranya kalau harta itu dipindahkan,

Page 108: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

92

ada caranya menurut syariat Islam, نكم بالباطل إل أن ل تأكلوا أموالكم ب ي

jangan diambil, dipindahkan harta orang dariتكون تارة عن ت راض منكم

kantong orang ke kantongmu kecuali dengan cara-cara yang sah,

tidak boleh cara yang tidak sah. Kalau sekedar hukum positif

begitu beratnya orang yang melakukan korupsi tetapi orang nda

pernah jera, nda pernah kapok untuk melakukannya. Islam datang

dikatakan kejam dan keras, potong tangan, laki-laki yang mencuri

perempuan yang mencuri potong tangannya, tentu dengan syarat-

syarat yang cukup berat. Jumlahnya harus sekian, yang diambil

itu harus begini, harus begitu baru dilaksanakan, kalau saja itu

dilakukan kepada satu saja barang kali, mungkin boleh jadi orang

yang tidak suka ada ketika boleh ada lagi kenapa?, karena orang

takut mencuri, sekali dia melakukan dia kena hukuman ke mana

pun dia pergi, orang tahu itu tandanya, apa buktinya? tangannya

sudah salah satu ga ada, masih juga, dipotong kakinya secara

silang, kelihatan kejam tapi pasti menjamin harta benda orang

tidak mudah berpindah. Kemudian menjaga kehormatan dan

keturunan ga boleh zina, kenapa itu kehormatan seorang

perempuan harus dijaga dengan baik, kalau mau juga jatuh hati

kepada dia, pinang baik-baik, nikahi menurut syariat, sah dia,

bedanya cuman ada akad atau tidak, kalau tidak ada akad itu

sama dengan kebo, kalau ada akad dilakukan menurut syarat-

syarat dan rukunnya ditentukan oleh syariat itulah perkawinan

yang diajarkan oleh Islam. Kenapa harus kawin?, supaya jelas

kalau dari perkawinan itu lahir seorang anak jelas bapaknya, jelas

ibunya, mengamankan keturunan, jadi hakikatnya syariat itu

Page 109: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

93

untuk menjaga memelihara pertama dari agama, kedua adalah

nyawa, ketiga harta benda, keempat adalah kehormatan dan

keturunan. Kemudian bidang yang ketiga adalah akhlaq, tidak

hanya fikih yang ada aturannya, akidah ada aturannya, akhlakpun

ada aturannya. Orang Islam diaturnya dirinya supaya selalu

menampilkan perilaku yang terpuji, menjauhkan yang tercela,

misalnya yang pertama harus al-haq, selalu benar, benar bukan

batil, kalau ada yang batil menurut syara‟, ada atau tidak undang-

undang hukum positif seorang muslim harus menjauh, itu batil,

yang haq ini, walaupun sedikit kalau itu bukan hak saya, tidak

akan pernah saya ambil, kenapa? tak ada hak saya di situ. Tapi

kalau syariatnya ga jalan, maka yang terjadi adalah ungkapan-

ungkapan yang tidak enak didengar zaman sekarang masih cara

yang halal, cari yang haram aja susah. Tapi bagi orang yang

betul-betul konsisten dan konsekuen dengan imannya pasti

mengatakan, lebih baik saya lapar daripada saya harus

mengambil hak orang lain. Jujur, tidak bohong, dibohongi itu

bukan akhlak yang diajarkan oleh Islam, „alaikum bi al-sidqi,

hendaklah kamu selalu benar, jujur, karena jujur mengantarmu

kebaikan, kebaikan akan mengantarkan kamu ke surga, jauhkan

kebohongan itu, karena kebohongan itu mengantarkan pada

kejelekan, dan kejelekan itu mengantarkan kamu ke neraka. Apa

lagi, adil, adil adalah akhlak yang diajarkan oleh Islam, orang adil

dalam menghukum nda mau menghukum orang yang bersalah,

dan menghukum orang yang bersalah, siapapun dia, contohnya

sudah dicontohkan oleh Rasulullah, tidak ada pandang bulu ada

persamaan hak orang di depan hukum, dilaksanakan dengan

Page 110: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

94

seadil-adilnya. Lawannya adalah zalim, meletakkan sesuatu tidak

pada tempatnya adalah zalim, orang ga salah dia hukum, zalim.

Orang yang ga berdosa dihukum, zalim. Orang yang baik

dikatakan jelek, zalim. Selanjutnya adalah di samping jujur, adil,

amanah. Amanah adalah jenis lambang syariat islam yang harus

dijalani oleh muslim, ga boleh amanah disia-siakan, mudah-

mudahan kita semua bangkit kesadaran kita dalam suasana

bagaimanapun juga, bagi kita Islam adalah jalan terang yang

harus kita ditempuh, agar kita bisa hidup sentosa, bahagia di

dunia sampai ke akhirat kelak. Dunia yang sangat sebentar,

kenikmatannya juga sebentar, tapi kalau akhirat kita persiapkan,

kenikmatannya entah berapa lamanya ga bisa dihitung dengan

tahun. Mudah-mudahan Allah bukakan pintu hati kita untuk

bagaimana pun juga tidak mendiskusikan tentang syariat tapi

berusaha melaksanakan syariat dalam diri kita, di keluarga kita,

dilindungi lingkungan kita, di organisasi kita, di bangsa kita dan

seterusnya.

وذكر الكيم ب رك اهلل ل و لكم ف القرأن العظيم و ن فعن و اياكم فيما فيهم واليات

ومنكم ميع العليم تالوتو انو ىو ت قيل من ولوالولكم أست غفراهلل العظيم ف ىذا ق ول أق ول الس

فأست غفره انو ىوالغفور الرحيم و المؤمني و المؤمنات المسلمي و المسلمات ولميع

(Khutbah ke-2)

نو و ست غفره و ن عوذ باهلل من شرور أن فسنا و من سيئات ن المد هلل و نمده و نستعي

أشهد ان ل الو ال اهلل وحده فالمضل لو و من يضللو فالىادي لو اهلل ه أعملنا من ي هد

Page 111: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

95

دا عبده و رسولو أللهم فصل و سلم وبارك على ىذا الن ب لشريك لو و أشهد ان مم

. اما ب عد. الكري و رسو نا ممد و على الو و صحبو أجعي ل العظيم نبي

. ات قوا اللو حق ت قاتو ول توتن إل وأن تم مسلمون أي هاالمسلون الاضرون رحيمكم اهلل ف يا

يطان الرجيم ف القران الكري قال اهلل ت عال نسان لفي والعصر أعوذ باهلل من الش إن ال

خسر إل الذين آمنوا وعملوا الصالات وت واصوا بالق وت واصوا بالصب

Ini masa, pagi, siang, sore, malam, masa muda, masa tua, masa

enak, masa ga enak, masa kaya, masa miskin, semua yang

namanya manusia pasti merugi, kecuali orang yang beriman,

yang beramal saleh, saling berwasiat dan saling tegursapa,

nasehat menasehati dalam kebenaran dan nasehat menasehati di

dalam kesabaran. Mari kita pupuk iman kita dengan selalu

meningkatkan iman itu dengan amal saleh, kita tunjukkan yang

benar itu benar, dan kita minta kepada Allah, supaya kita

ditunjukkan yang mana itu yang nyata, dan mana benarnya, dan

kita bisa melaksanakan, ditunjukkan pula kepada kita kemudian

kita tunjukkan kepada orang-orang lain yang salah itu, nyata-

nyata salah dan mampu untuk meninggalkannya. Kita yakin

hanya dengan demikian, kita berhak untuk mencapai apa yang

diperingatkan oleh Allah وتن إل وأن تم مسلمون ول ت .

أللهم . ماإن اللو ومالئكتو يصلون على النب يا أي ها الذين آمنوا صلوا عليو وسلموا تسلي

د كما صليت على اب راىيم و على ال اب راىيم و د و على ال مم صل و سلم على مم

Page 112: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

96

د كما باركت على اب راىيم و على ال اب راىيم ف العالمي د و على ال مم بارك على مم

يد. اللهم اغفرل يد م الحياء المسلمي و المسلمات و و المؤمني و المؤمنات انك ح

هم و الموات عوات و ياقاضي الاجة من يب الد يع قريب م انك س

Allūhumma, Ya Allah, Ya Tuhan kami, banyak yang kami sudah

tau tentang agama kami tapi masih banyak pula yang belum kami

lakoni dalam kehidupan kami, banyak lagi yang belum kami

ketahui, jangankan kami akan melaksanakannya, oleh karena itu

Ya Allah, berikan kepada kami, petunjuk dan hidayah-Mu jalan

untuk mendapatkan ilmu, sehingga kami tahu dan paham akan

agama kami, kami punya kekuatan untuk melaksanakannya

dalam hidup kami, agar kami betul-betul menjadi orang yang

senantiasa kami laporkan kepada-Mu setiap shalat kami, bahwa

hidup dan mati kami, ibadah dan amal kami hanya untuk engkau

saja.

رب نا ظلمنا أن فسنا رب نا ىب لنا من أزواجنا وذرياتنا ق رة أعي واجعلنا للمتقي إماما.اللهم

ن يا حسنة وف الخرة حسنة . . وت رحنا لنكونن من الاسرين وإن ل ت غفر لنا رب نا آتنا ف الد

هى عن . عباداهلل وقنا عذاب النار حسان وإيتاء ذي القرب وي ن إن اللو يأمر بالعدل وال

رون العظيم ويشكركم واسألون فاذكروا اللو . الفحشاء والمنكر والب غي يعظكم لعلكم تذك

أقيم الصالة من فضلو اعتذكم ولذكر اهلل أكب ر و

Page 113: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

97

Khutbah Jum’at ke-4, 25 Oktober 2018, Regenerasi Kader

Dakwah dan Perjuangan, oleh Muhammad Suhadi

و )أذان( تالسالم عليكم و رحة اهلل و بركا

نو هلل المد ان من شرور أن فسنا و من سيئات أعملنا ون عوذبنا ونست غفره نمده و نستعي

أشهد ان ل الو ال اهلل وحده لشريك اهلل فالمضل لو و من يضللو فالىادي لو من ي هده

دا عبده و رسولو د و على الو صل على أللهم لو و أشهد ان مم نا مم و من تبعو نبي

ين. يطان الرجيم كتابو قال اهلل ت على ف باحسان ال ي وم الد بسم الكري أعوذ باهلل من الش

يا .وتن إل وأن تم مسلمون يا أي ها الذين آمنوا ات قوا اللو حق ت قاتو ول ت اللو الرحن الرحيم

هما ها زوجها وبث من أي ها الناس ات قوا ربكم الذي خلقكم من ن فس واحدة وخلق من

يا أي ها . ن اللو كان عليكم رقيبارجال كثريا ونساء وات قوا اللو الذي تساءلون بو والرحام إ

يصلح لكم أعمالكم وي غفر لكم ذنوبكم ومن .الذين آمنوا ات قوا اللو ولي قولوا ق ول سديدا

.يطع اللو ورسولو ف قد فاز ف وزا عظيما

Ma’āsyira al-muslimīn rahimakumullāh, puji syukur kita

panjatkan kehadirat Allah Swt. atas segala nikmat yang telah

diberikan kepada kita semua sehingga dengan rahmat dan

karunia-Nya itu, kita tetap dapat melaksanakan berbagai

kewajiban kita antara lain melaksanakan salat jum'at berjamaah di

masjid yang mulia ini, shalawat dan salam semoga selalu

tercurahkan baginda Rasulullah Saw. beserta para keluarga,

sahabat, dan semua orang yang mengikutinya hingga hari

kemudian. Kaum muslimin, jamaah sholat Jumat rahimakumullāh

Page 114: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

98

sebagai umat Islam dan bangsa Indonesia hari-hari sekarang ini

kita dalam keadaan yang tidak normal dalam arti berbagai hal

sedang terjadi berkaitan dengan tahun politik, sebagai umat Islam

yang merupakan bagian terbesar dari bangsa ini semestinya

mempunyai peran yang menentukan, tetapi juga jangan lupa

pihak-pihak yang berkepentingan di luar kepentingan umat juga

berusaha untuk bisa memanfaatkan jumlah umat yang besar ini

untuk kepentingannya. Oleh karena itu kita sebagai umat Islam

harus dapat memilah-milah dan memilih mana yang akan

memberikan jaminan kepentingan untuk umat ini, pihak-pihak

yang tidak suka dengan kebangkitan umat untuk bisa lebih

berperan di negeri ini, pasti berusaha untuk menghalangi

kebangkitan umat ini kedepan, mereka pasti berusaha untuk

melemahkan kekuatan umat ini dengan berbagai cara, yang pasti

mereka berusaha untuk memecah kekuatan persatuan umat

dengan cara yang halus maupun dengan cara yang kasar, firman

Allah dalam surah Āli Imrān ayat 140

اللو الذين إن يسسكم ق رح ف قد مس القوم ق رح مث لو وتلك اليام نداوهلا ب ي الناس ولي علم

ب الظالمي آمنوا وي تطذ منكم شهداء واللو ل ي

Jika kamu, pada perang uhud mendapat luka maka sesungguhnya

kaum kafir itu pun juga mendapat luka yang serupa, pada masa

kejayaan dan kehancuran itu kami pergilirkan di antara manusia

agar mereka dapat mendapat pelajaran dan supaya Allah

membedakan orang-orang yang beriman dengan orang kafir dan

supaya sebagian kamu dijadikannya gugur sebagai syuhadā. Dan

Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.

Page 115: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

99

Kita mersakan bahwa saat ini keadaan umat di seluruh dunia

secara umum termasuk di Indonesia pada posisi yang lemah,

kekuasaan dan kejayaan ada pihak lain kita berharap pergiliran

kejayaan dan kemenangan ini, menjadi bagian kita bagi masa ke

depan ini, bahkan umat ini pernah memproklamirkan pada awal

abad 15 Hijriah sekitar tahun 1980 yang lalu, awal abad hijriyah

adalah abad ke-15 hijriyah ini adalah abad kebangkitan umat

Islam, saat ini abad 15 hijriyah udah masuk tahun ke-40. Apakah

kita sudah siap menerima pergiliran ini sesuai dengan janji Allah

dalam Ali Imrān 140 tadi, jamaah Jumat rahimakumullāh,

marilah kita memperhatikan umat Islam di Indonesia sebagai

koreksi terhadap diri kita sendiri, umat Islam Indonesia yang

merupakan bagian terbesar mayoritas di bangsa ini, mestinya

pada momen sekarang ini adalah waktu yang tepat untuk

mengambil posisi dalam pergiliran kejayaan, seperti yang

dijanjikan Allah, tetapi seperti yang kita dapat rasakan ternyata

tubuh mati ini sekarang terkoyak, tercederai dengan banyak

penyakit, setuju tidak setuju, kita melihat bahwa dalam tubuh

umat ini terjangkit banyak penyakit yang mungkin ada yang

sengaja dimasukkan oleh pihak-pihak yang tidak suka terhadap

kebangkitan umat, eksistensi umat terus diganggu untuk

melemahkan umat, mulai dari isu menghilangkan pembelajaran

agama dari kurikulum sekolah, pembatalan perda-perda syariah,

mungkin penyusunan perumusan ke dalam tubuh umat kemudian

mengacau di dalam, yang lebih sulit lagi kalau penyusup ini

sampai mempengaruhi pemegang peran dalam kebijakan dalam

organisasi umat, wujudnya tidak terlalu tampak, tetapi gejalanya

Page 116: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

100

terasa cukup jelas, rasanya kita perlu bertanya kepada hati nurani,

fitrah, hati nurani orang akan menunjukkan suatu kebenaran,

sulitnya apabila hati nurani ini sudah tumpul, sehingga suara

kebenaran hati nurani ini tidak terdengar lagi, ketajaman hati

nurani akan dipengaruhi oleh sikap hidup seseorang, apabila

seseorang sudah terbiasa menyikapi masalah yang tidak benar

sebagai hal yang biasa, selanjutnya biasanya ketajaman suara hati

nurani akan tumpul. Orang yang sudah sering meninggalkan

shalat dia tidak akan masalah sekali-sekali meninggalkan shalat

tetapi orang yang tidak pernah meninggalkan shalat sekali

terlewat pasti akan merasakan bahwa itu suatu masalah yang

besar yang tidak boleh terulang. Jamaah Jumat rahimakumullāh,

ada perintah Allah yang akrab dengan telinga kita, awal ayat 103

Surah Āli Imrān يعا ول ت فرقوا واعتصموا ببل اللو ج berpegangteguhlah

pada tali Allah, jangan terpecah-belah. Hari-hari sekarang ini,

pelaksanaan perintah ayat ini sedang diuji, setuju tidak setuju kita

terus diprovokasi sehingga jalan menuju persatuan umat

terganggu. Terakhir, kita mendengar pembakaran bendera yang

bertuliskan kalimat tauhid, terekspos, yang melakukan adalah

saudara kita sendiri dalam Islam, mestinya kita bisa menguji pada

diri kita sendiri melalui hati nurani kita apa betul argumentasi

argumentasi yang dikeluarkan berikutnya oleh yang bersangkutan

atau oleh pihak yang terkait, kita uji lagi melalui hati nurani kita,

untuk dapat merasakan bagaimana sebenarnya kalau kita bicara

dengan latar belakang kepentingan masing-masing apalagi

kepentingan yang berseberangan pasti dia akan ada kata sepakat,

Page 117: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

101

tapi kalau kembali ke suara hati nurani walaupun tidak terucap

manusia yang normal pasti bisa merasakan sesungguhnya kepada

kebenaran itu sama. Jamaah jumat rahimakumullāh, ada sikap

yang terpuji pada umat ini yaitu kebiasaan memaafkan, memang

kita diperintahkan untuk memaafkan kesalahan orang, tetapi

kebiasaan ini sering disalahgunakan oleh orang sehingga yang

bersangkutan bisa aman bahkan mungkin akan kembali kepada

kebiasaan yang untuk berbuat yang sama. Oleh karena itu kita

perlu hati-hati seharusnya kita telusuri yang bersangkutan,

keberadaannya sekarang, sebelumnya, dan juga sikap dan tindak-

tanduknya serta lingkungannya. Sebagai contoh kita lihat, apakah

kedekatan serta keterlibatannya dengan komunitas tertentu, misal

komunitas yang melegalkan hal-hal yang munkar, bahkan mereka

berpendapat komunitas tersebut sejahtera, bahkan lebih makmur

dan kalau ada yang mengatakan tunggu adzab Allah karena itu,

dikatakan itu hanya mitos. Orang yang berpendapat demikian kita

perlu bersikap hati-hati karena yang demikian itu berarti bukan

bagian dari kita umat Islam. Jamaah Jumat rahimakumullāh,

tetapi dalam kondisi yang ada sekarang, kita juga jangan gegabah

dalam merespon, hati-hati kita bereaksi agar masih dalam kondisi

yang masih dapat diterima oleh keadaan. Reaksi yang kita

lakukan harus terukur meskipun mungkin cukup keras karena itu

juga memberi kesan kepada kita, kita tidak main-main. Kita tetap

yakin orang-orang yang benar, yang suara hati nuraninya jernih

tetap ada dimana mana, merekalah yang menyerukan amar

makruf sedangkan menyampaikan nahi munkar memang perlu

keberanian tersendiri.

Page 118: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

102

Jamaah Jumat rahimakumullāh firman Allah yang lain وت عاونوا على

ث والعدوان وات قوا اللو إن الل و شديد العقاب الب والت قوى ول ت عاونوا على ال dan

tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan

takwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggaran dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah

amat berat siksanya.

Ta’āwanu, bekerjasamalah kamu sekalian, tersirat di situ ada para

pihak, mungkin perseorangan, mungkin organisasi, oleh karena

itu komunikasi antar pihak, baik perorangan atau organisasi perlu

terus dijaga karena tanpa komunikasi yang baik pasti tidak akan

ada kerjasama apalagi tolong-menolong. Pihak provokator pasti

berusaha untuk memutus komunikasi yang mungkin terjadi,

mereka menjaga status yang ada dan terus diberalah, bahkan

diperparah agar terjadi gep komunikasi. Di sinilah sesungguhnya

sikap bijak masing-masing pihak untuk bisa menyampaikan

informasinya kepada pihak yang berbeda, mestinya pemerintah

atau ulama kita dapat memediasi hal ini karena pertemuan sesama

saudara seagama dalam mencari kebenaran dengan niat yang

tulus, Insyaallah membuahkan hasil yang baik kondisinya akan

lain kalau ada pihak-pihak yang tidak ingin yang baik itu karena

ada kepentingan.

Jamaah Jumat rahimakumullāh, kembali pada potongan 140

surah Āli Imran وتلك اليام نداوهلا ب ي الناس dan masa kejayaan dan

kehancuran itu kami pergilirkan di antara manusia. Buya Hamka

dalam Tafsīr al-Azhār memberikan penjelasan berkaitan dengan

Page 119: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

103

ayat ini sebagai berikut, ada bangsa yang menang dan ada bangsa

yang kalah, menang dan kalah suatu perjuangan tidak bersangkut

dengan benar dan salahnya suatu pendirian dan cita-cita, Tuhan

Allah mempunyai sunnah atau undang-undang terhadap

sembarang hal, orang yang berpendirian benar mungkin

dikalahkan oleh orang yang berpendirian salah, oleh karena yang

perbedaan salah itu mempunyai siasat perang yang amat teratur.

Oleh sebab itu, di samping mempunyai pendirian yang benar,

hendaklah mempunyai sebuah pertempuran yang betul orang

sekarang menyebutnya taktik yang betul, strategi yang betul,

ideologi yang benar, kalau ideologi saja yang benar padahal

praktiknya tidak betul atau strateginya tidak betul, maka ideologi

itu pun akan kalah kalau pihak lain mempunyai taktik dan strategi

yang betul. Hal yang seperti ini berlaku dalam sejarah umat

manusia.

Jamaah Jumat rahimakumullāh, dalam ayat 140 Āli Imrān

tersebut, dapat kita peroleh 6 alasan mengapa Allah

mempergilirkan kekayaan dan kejatuhan yaitu agar manusia

dapat merasakan kemenangan di samping kekalahan, agar dapat

membedakan, mana orang yang beriman dan mana yang kafir,

agar orang yang beriman dapat kesempatan untuk membuktikan

ketakwaannya, antara lain yaitu dengan gugur sebagai syuhada,

yang keempat agar manusia mengerti bahwa Allah tidak

menyukai orang-orang yang berbuat zalim, cara Allah

membersihkan dosa-dosa bagi orang-orang yang gugur sebagai

syuhada, dan yang keenam sebagai jalan untuk membinasakan

orang-orang yang kafir.

Page 120: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

104

Jamaah Jumat rahimakumullāh, mudah-mudahan Allah akan

menjadikan abad 15 ini, benar-benar abad kemenangan dan

kejayaan umat Islam di dunia, dan umat Islam Indonesia dalam

waktu dekat ini, amīn, amīn yā rabba al-‘ālamīn.

ولميع المسلمي و المسلمات و ولكم انو ىو الغفور الرحيم فاست غفره ىذا ق ول أق ول

ميع العليم المؤمني و المؤمنات انو ىو الس

(Khutbah ke-2)

نا م الم على أشرف النبياء و المرسلي نبي الة والس د المد هلل رب العالمي والص و على م

. داالو و صحبو أجعي اهلل أللهم صل و الرسول أشهد ان ل الو ال اهلل و أشهد ان مم

د. د و على ال مم يا أي ها الذين آمنوا ات قوا قال اهلل ت على ف كتابو الكري سلم على مم

روا ما إن اللو ل . اللو حق ت قاتو ول توتن إل وأن تم مسلمون ر ما بقوم حت ي غي ي غي

.بأن فسهم

Ma’āsyira al-muslimīn rahimakumullāh, jamaah shشlat jumat yg

smg senantiasa kita mendapatkan berkah dari Allah Swt, dalam

khutbah pertama telah kita peroleh gambaran umum

perkembangan kondisi umat saat ini, dalam menghadapi

kebangkitan umat Islam abad 15. Sedikit banyak kita juga

mengetahui secara khusus dengan keadaan kita umat Islam

Indonesia. Kita bersyukur karena ghīrah umat Islam di sekitar

Page 121: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

105

kita, dalam usaha lebih memahami ajaran agama, meningkat

semangat untuk belajar agama, memahami dan menghafalkan al-

Qur‟an juga meningkat, kalau kita melihat masjid serta musholla-

musholla di tempat umum, pada waktu masuk waktu shalat ramai

dihadiri jamaah, terlebih shalat maghrib, dan kalangan muda

cukup dominan, ini dapat menjadi indikator-indikator, tanda-

tanda kebangkitan umat, untuk menjadikan umat di negeri ini

berjaya saat sekarang dalam waktu dekat ini, pemimpin umat-

umat dalam membawa umat agar dapat menentukan posisi umat

ke depan, sehingga pemimpin umat ini, dapat membawa umat

dan bangsa negeri ini ke arah yang benar menuju negara yang ب لدة

.طيبة ورب غفور

Kesinambungan, keberhasilan harus dijaga, karena berkelanjutan.

Sudahkah kita menyiapkan generasi berikutnya untuk

melanjutkan kesinambungan perjuangan ini?, pengkaderan

penyiapan generasi, tidak seperti menyiapkan seorang ilmuwan,

pembentukan sikap tidak bisa didrill. Rasulullah Saw. berhasil

menyiapkan kader-kader pelanjut penerus perjuangan dengan

memberikan contoh yg sempurna, untuk kita saat ini, pasti tidak

bisa sempurna seperti keteladaan Rasulullah, tetapi paling tidak

sesuai dengan kapasitas kita masing-masing. Sudahkah kita siap,

pemimpin kita siap, menjadi contoh yg baik bagi generasi yang

berikutnya?, kita yang harus menjadikan mereka untuk siap

menerima pergeliran kejayaan umat, sesuai dengan firman Allah

Pemimpin yang baik akan dapat . وتلك اليام نداوهلا ب ي الناس

Page 122: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

106

membangun komunitas persaudaraan umat, sehingga membangun

suatu kekuatan yang tangguh, persaudaraan, pertemanan yang

tangguh karena ketakwaan kepada Allah swt. sekaligus

menyiapkan kader yang akan menerima estafet kepemimpinan

umat ke depan. Mudah-mudahan Allah melindungi dan

membimbing kita untuk selalu dalam ridha-Nya. Keadaan ke

depan bukan orang lain yang mengubah, tapi kitalah yang akan

mengubah, mampukah kita akan menerima pergiliran kejayaan

umat ini?, seperti tadi dalam awal khutbah kedua ini, sudah saya

bacakan salah satu ayat روا ما بأن فسهم ر ما بقوم حت ي غي . إن اللو ل ي غي

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum,

umat ini, Allah tidak akan mengubah, kecuali kalau kaum itu, kita

ini, umat ini mengubah diri kita masing-masing.

أللهم .ماإن اللو ومالئكتو يصلون على النب يا أي ها الذين آمنوا صلوا عليو وسلموا تسلي

د كما صل د و على ال مم د على مم يت على اب راىيم و على ال اب راىيم. وبرك على مم

د كما باركت على اب راىيم و على ال د و على ال مم د و بارك على مم و على ال مم

يد يد م المسلمي و و و المؤمني و المؤمنات اللهم اغفرل .اب راىيم ف العالمي انك ح

هم و الموات. اللهم الف ب ي ق لوبنا و أصلح ذات ب يننا واحدنا المسلمات الحياء من

الم وننا من ها و ما بطن و االظلمات ال الن ور. واجهدنا خواشي م سبل الس ظهر من

نا انك أنت الت واب بارك لنا ف أساعنأ و أبصارنا وق لوبنا و أزواجنا و ذرياتنا و تب علي

نا. الرحيم وجعلنا ش رب نا ىب لنا من اكرين بنعمك مسننا ب ها عليك قابلنا هلا وأتمها علي

ن يا حسنة وف الخرة . أزواجنا وذرياتنا ق رة أعي واجعلنا للمتقي إماما حسنة رب نا آتنا ف الد

Page 123: PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL QUR’AN DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48065...PENGGUNAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM KHUTBAH JUMAT DI MASJID AGUNG AL-AZHAR JAKARTA

107

د .وقنا عذاب النار نا مم و من تبعو باحسان ال و صحبو وعلى الو و صلى اهلل على نبي

, ين. واخر دعوانا ان المد هلل رب العالمي أقيم الصالة. ث ي وم الد