pengetahuan dasar imunologi

Upload: herdx

Post on 11-Oct-2015

162 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Slide 1

ANATOMI KULIT

Kulit merupakan pembatas tubuh dengan lingkungan sekitar karena posisinya yang terletak di bagian paling luar. Luas kulit dewasa 1,5 m2 dengan berat kira-kira 15% berat badan.

Klasifikasi berdasar :

1. Warna :terang (fair skin), pirang, dan hitammerah muda : pada telapak kaki dan tangan bayihitam kecokelatan : pada genitalia orang dewasa2. Jenisnya : Elastis dan longgar : pada palpebra, bibir, dan preputiumTebal dan tegang : pada telapak kaki dan tangan orang dewasaTipis : pada wajahLembut : pada leher dan badanBerambut kasar : pada kepala

Anatomi kulit secara histopatologik

1 Lapisan Epidermis (kutikel)

Stratum Korneum (lapisan tanduk)lapisan kulit paling luar yang terdiri dari sel gepeng yang mati, tidak berinti, protoplasmanya berubah menjadi keratin (zat tanduk)Stratum Lusidum terletak di bawah lapisan korneum, lapisan sel gepeng tanpa inti, protoplasmanya berubah menjadi protein yang disebut eleidin. Lapisan ini lebih jelas tampak pada telapak tangan dan kaki.Stratum Granulosum (lapisan keratohialin)merupakan 2 atau 3 lapis sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti di antaranya. Butir kasar terdiri dari keratohialin. Mukosa biasanya tidak mempunyai lapisan ini.

Stratum Spinosum (stratum Malphigi) atau prickle cell layer (lapisan akanta )terdiri dari sel yang berbentuk poligonal, protoplasmanya jernih karena banyak mengandung glikogen, selnya akan semakin gepeng bila semakin dekat ke permukaan. Di antara stratum spinosum, terdapat jembatan antar sel (intercellular bridges) yang terdiri dari protoplasma dan tonofibril atau keratin. Perlekatan antar jembatan ini membentuk penebalan bulat kecil yang disebut nodulus Bizzozero. Di antara sel spinosum juga terdapat pula sel Langerhans.Stratum Basalisterdiri dari sel kubus (kolumnar) yang tersusun vertikal pada perbatasan dermo-epidermal berbaris seperti pagar (palisade). Sel basal bermitosis dan berfungsi reproduktif. Sel kolumnar => protoplasma basofilik inti lonjong besar, di hubungkan oleh jembatan antar sel.Sel pembentuk melanin (melanosit) atau clear cell => sel berwarna muda, sitoplasma basofilik dan inti gelap, mengandung pigmen (melanosomes)

2 Lapisan Dermis (korium, kutis vera, true skin)

=> terdiri dari lapisan elastik dan fibrosa pada dengan elemen-elemen selular dan folikel rambut

Pars Papilare => bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah.Pars Retikulare => bagian bawah yang menonjol ke subkutan. Terdiri dari serabut penunjang seperti kolagen, elastin, dan retikulin. Dasar (matriks) lapisan ini terdiri dari cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat, dibagian ini terdapat pula fibroblas. Serabut kolagen dibentuk oleh fibroblas, selanjutnya membentuk ikatan (bundel) yang mengandung hidroksiprolin dan hidroksisilin. Kolagen muda bersifat elastin, seiring bertambahnya usia, menjadi kurang larut dan makin stabil. Retikulin mirip kolagen muda. Serabut elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf, dan mudah mengembang serta lebih elastis.

3. Lapisan Subkutis (hipodermis=> lapisan paling dalam, terdiri dari jaringan ikat longgar berisi sel lemak yang bulat, besar, dengan inti mendesak ke pinggir sitoplasma lemak yang bertambah. Sel ini berkelompok dan dipisahkan oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan sel lemak disebut dengan panikulus adiposa, berfungsi sebagai cadangan makanan. Di lapisan ini terdapat saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening. Lapisan lemak berfungsi juga sebagai bantalan, ketebalannya berbeda pada beberapa kulit. Di kelopak mata dan penis lebih tipis, di perut lebih tebal (sampai 3 cm).

Vaskularisasi di kuli diatur pleksus superfisialis (terletak di bagian atas dermis) dan pleksus profunda (terletak di subkutis)

Adneksa Kulit

1 Kelenjar Kulit => terdapat pada lapisan dermis Kelenjar Keringat (glandula sudorifera) Keringat mengandung air, elektrolit, asam laktat, dan glukosa. pH nya sekitar 4-6,8.Kelenjar Ekrin => kecil-kecil, terletak dangkal di dermis dengan secret encer.Kelenjar Ekrin terbentuk sempurna pada minggu ke 28 kehamilan dan berfungsi 40 minggu setelah kelahiran. Salurannya berbentuk spiral dan bermuara langsung pada kulit dan terbanyak pada telapak tangan, kaki, dahi, dan aksila. Sekresi tergantung beberapa faktor dan saraf kolinergik, faktor panas, stress emosional. Kelenjar Apokrin => lebih besar, terletak lebih dalam, secretnya lebih kental.Dipengaruhi oleh saraf adrenergik, terdapat di aksila, aerola mammae, pubis, labia minora, saluran telinga. Fungsinya belum diketahui, waktu lahir ukurannya kecil, saat dewasa menjadi lebih besar dan mengeluarkan secretKelenjar Palit (glandula sebasea)

Terletak di seluruh permukaan kuli manusia kecuali telapak tangan dan kaki. Disebut juga dengan kelenjar holokrin karena tidak berlumen dan sekret kelenjar ini berasal dari dekomposisi sel-sel kelenjar. Kelenjar palit biasanya terdapat di samping akar rambut dan muaranya terdapat pada lumen akar rambut (folikel rambut). Sebum mengandung trigliserida, asam lemak bebas, skualen, wax ester, dan kolesterol. Sekresi dipengaruhi oleh hormon androgen. Pada anak-anak, jumlahnya sedikit. Pada dewasa menjadi lebih banyak dan berfungsi secara aktif.

2 Kuku => bagian terminal lapisan tanduk (stratum korneum) yang menebal. Pertumbuhannya 1mm per minggu.

Nail root (akar kuku) => bagian kuku yang tertanam dalam kulit jariNail Plate (badan kuku) => bagian kuku yang terbuka/ bebas.Nail Groove (alur kuku) => sisi kuku yang mencekung membentuk alur kukuEponikium => kulit tipis yang menutup kuku di bagian proksimalHiponikium => kulit yang ditutupi bagian kuku yang bebas

3. Rambut

Akar rambut => bagian yang terbenam dalam kulitBatang rambut => bagian yang berada di luar kulitJenis rambutLanugo => rambut halus pada bayi, tidak mengandung pigmen.Rambut terminal => rambut yang lebih kasar dengan banyak pigmen, mempunyai medula, terdapat pada orang dewasa.

Pada dewasa, selain di kepala, terdapat juga bulu mata, rambut ketiak, rambut kemaluan, kumis, janggut yang pertumbuhannya dipengaruhi oleh androgen (hormon seks). Rambut halus di dahi dan badan lain disebut rambut velus.Rambut tumbuh secara siklik, fase anagen (pertumbuhan) b erlangsung 2-6 tahun dengan kecepatan tumbuh 0,35 mm perhari. Fase telogen (istirahat) berlangsung beberapa bulan. D antara kedua fase tersebut terdapat fase katagen (involusi temporer). Pada suatu saat 85% rambut mengalami fase anagen dan 15 % sisanya dalam fase telogen.Rambut normal dan sehat berkilat, elastis, tidak mudah patah, dan elastis. Rambut mudah dibentuk dengan memperngaruhi gugusan disulfida misalnya dengan panas atau bahan kimia.

FISIOLOGI KULIT18FUNGSI KULIT

Proteksi terhadap trauma mekanis, kimia,suhu, sinar Ultra VioletAbsorpsiEkskresiPersepsi sensorisPengaturan suhu tubuhPembentukan pigmenPembentukan vitamin DKosmetikaWound healingFUNGSI PROTEKSIMenjaga bagian dalam tubuh terhadap :Gangguan fisis atau mekanis (tekanan, gesekan, tarikan)Gangguan kimia terutama zat-zat yang bersifat iritan (lisol, karbol, asam dan alakali)Gangguan bersifat panas (ultraviolet, radiasi)Gangguan infeksi luar terutama kuman / bakteri maupun jamurPelindung terhadap gangguan fisisBantalan lemakTebalnya lapisan kulitSerabut-serabut jaringan penunjangMelanosit dengan mengadakan tanningProteksi rangsangan kimiaKarena sifat stratum korneum yang impermeabel terhadap berbagai zat kimia dan air. Disamping itu terdapat lapisan keasaman kulit yang melindungi kontak zat-zat kimia dengan kulit.Lapisan keasaman mungkin terbentuk dari ekskresi keringat dan sebum menyebabkan pH kulit berkisar 5 - 6.5 sehingga melindungi terhadap infeksi bakteri maupun jamur.Proses keratinisasi karena sel-sel mati melepaskan diri secara teraturFungsi absorbsiLebih mudah menyerap cairan yang mudah menguapBerperan dalm fungsi respirasi karna permeabilitas terhadap 02, C02 dan uap airKemampuan absorbsi dipengaruhi tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan, metabolisme dan jenis vehikulumDiabsorbsi melalui sel-sel epidermis / muara kelenjarFungsi ekskresiMengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi / sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan amonia.Kelenjar lemak pada fetus atas pengaruh hormon androgen dari ibunya memproduksi sebum untuk melindung kulit dari cairan amnion (vernix caseosa)Sebum menjga kulit agak tidak kering dan keasaman pH 5 6.5Fungsi pembentukan pigmenSel pembentuk pigmen : melanositJumlah melanosit dan besarnya butiran pigmen (melanosomes) menentukan warna kulit.Pajanan terhadap sinar matahari mempengaruhi produksi melanosomSelain pigmen kulit, warna kulit juga dipengaruhi tebal tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi hb dan karotenFungsi keratinisasiMemberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis fisologikFungsi pembentukan vit. DDengan mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar matahariUntuk memenuhi kebutuhan tubuh perlu vitamin D sistemikFungsi persepsiSensasi diketahui merupakan salah satu fungsi kulit dalam merespon suatu rangsang raba, karena banyaknya akhiran saraf seperti pada bibir, puting, dan unjung jari.Panas : RuffiniDingin : KrauseRabaan : MeissnerTekanan : Paccini

Fungsi termoregulasiDengan mengeluarkan keringat dan mengerutkan pembuluh darahPada bayi pembulih darah belum terbentuk sempurna, sehingga terjadi ekstravasasi cairan sehingga kulit bayi tampak lebih edematosa karena lebih banyak mengandung air dan Na

Termoregulasi dikontrol oleh hipothalamus.Temperatur perifer mengalami proses keseimbangan melalui keringat, insessible loss dari kulit, paru-paru dan mukosa bukal.Temperatur kulit dikontrol dengan dilatasi atau kontriksi pembuluh darah kulit.Bila temperatur meningkat terjadi vasodilatasi pembuluh darah, kemudian tubuh akan mengurangi temperatur dengan melepas panas dari kulit dengan cara mengirim sinyal kimia yang dapat meningkatkan aliran darah di kulit.Pada temperatur yang menurun, pembuluh darah kulit akan vasokontriksi yang kemudian akan mempertahankan panas.Pengetahuan Dasar ImunologiKelompok BIlmu yang mempelajari sistem imunRespon ImunBerfungsi sebagai mediator berbagai proses peradangan (Vasodilatasi, pengeluaran cairan, kemotaksis fagosit, oponisasi, proses metabolisme dalam sel peradangan)Non SpesifikSpesifikNon Spesifika.Pertahanan fisik/mekanikKulit, selaput lender, silia saluram nafas, batuk dan bersin, merupakan garis pertahanan terdepan terhadap infeksi. Keratinosit dan lapisan epidermis kulit sehat dan epitel mukosa yang utuh tidak dapat ditembus kebanyakan mikroba. Kulit yang rusak akibat luka bakar dan selaput lendir saluran nafas yang rusak oleh asap rokok akan meningkatkan resiko infeksi.

b.Pertahanan biokimiaBahan yang disekresi mukosa saluran napas, kelenjar sebaseus kulit, telinga, spermin dalam semen mengandung bahan yang berperanan dalam pertahanan tubuh secara biokimiawi. Asam hidroklorida dalam lambung, lisozim dalam keringat, ludah, air mata dan air susu dapat melindungi tubuh terhadap berbagai kuman gram positif dengan jalan meng-hancurkan dinding selnya. Air susu ibu juga mengandung laktoferin dan asam neuroaminat yang mempunyai sifat antibakterial terhadapE. colidanStaphylococcus

c.Pertahanan HumoralMolekul larut tertentu diproduksi di tempat infeksi atau cedera dan berfungsi local seperti peptide antimikroba seperti defensin, katelisidin dan IFN dengan efek antiviral. Factor larut lainnya diproduksi di tempat yang lebih jauh dan dikerahkan ke jaringan sasaran melalui seirkulasi seperti komplemen dan PFA

d.Pertahanan selularFagosit, sel NK, sel mast dan eosinofil berperan dalam sistem imun nonspesifik berperan dalam sistem imun nonspesifik selular. Sel-sel system imun tersebut dapat ditemukan dalam sirkulasi atau jaringan. Contoh sel yang dapat ditemukan dalam sirkulasi adalah neutrofil, eosinofil, basofil, monosit, sel T, sel B, sel NK, sel darah merah dan trombosit. Sel-sel tersebut masih dapat mengenal produk mikroba esensial yang diperlukan untuk hidupnya. Contoh sel-sel dalam jaringan adalah eosinofil, sel mast, makrofag, sel T, sel plasma dan sel NK.

KomplemenKomplemen terdiri atas sejumlah besar protein yang bila diaktifkan akan memberikan proteksi terhadap infeksi dab berperan dalam respon inflamasi. Komplemen dengan spectrum aktivitas yang luas diproduksi oleh hepatosit dan monosit dan dapat diaktifkan secara langsung oleh mikroba atau produknya (jalur alternatif, klasik dan lektin). Komplemen berperan sebagai opsonin yang meningkatkan fagositosis, sebagai factor kemotaktik dan juga menimbulkan destruksi/lisis bakteri dan parasit.KomplemenKumpulan 9 protein plasma non antibodi (C1-C9), yang akan mengaktifasi secara bertingkat.Diperlukan untuk terjadinya kerusakan jaringan dan komponen penting pada reaksi imun II dan IIIJalur aktivasi:KlasikAlternatif

Protein fase akut

Selama fase akut infeksi, terjadi perubahan pada kadar beberapa protein dalam serum yang disebut APP merupakan bahan antimicrobial dalam serum yang meningkat dengan cepat setelah system imun nospesifik diaktifkan. Protein yang meningkat atau menurun selama fase akut disebut juga APRP yang berperan dakam pertahanan diri.

FagositosisIngesti benda asing yang berupa partikelPeristiwa pignositosisReaksi PeradanganSpektrum peristiwa selular maupun sistemik

SpesifikSistem imun spesifik mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Benda asing yang pertama kali terpajan dengan tubuh segera dikenal oleh sistem imun spesifik. Pajanan tersebut menimbulkan sensitasi, sehingga antigen yang sama dan masuk kedalam tubuh untuk kedua kalinya akan dikenal lebih cepat kemudian dihancurkan. Untuk menghancurkan benda asing yang berbahaya bagi tubuh, system imun spesifik dapat bekerja tanpa bantuan sistem imun nonspesifik. Namun pada umumnya terjalin kerja sama yang baik antara sistem imun nonspesifik dan spesifik seperti antara komple-fagosit-antibodi dan antara makrofag-sel T.Sistem imun spesifik terdiri atas sistem humoral dan sistem selular. Pada imunitas humoral, sel B melepas antibody untuk menyingkirkan mikroba ekstraselular. Pada imunitas selular, sel T mengaktifkan makrofag sebagai efektor untuk menghancurkan mikroba atau mengaktifkan sel CTC/Tc sebagai efektor yang menghancurkan sel terinfeksi.Segmen AferenSegmen Eferen

Sistem ImunRespon Imun HumoralMeliputi globulin gamma tertentuRespon Imun SelularDiperankan oleh limfosit serta produknya

Imunitas HumoralPemeran utama dalam sistem imun spesifik humoral adalah limfosit B atau sel B. Sel B berasal dari sel multipoten di sumsum tulang. Pada unggas, sel yang disebutBursal cellatau sel B akan berdiferensiasi menjadi sel B yang matang dalam alat yang disebutBursa Fabriciusyang terletak dekat kloaka. Pada manusia diferensiasi tersebut terjadi dalam sumsum tulang.Sel B yang dirangsang oleh benda asing akan berproliferasi, berdifensiasi dan berkembang menjadi sel plasma yang memproduksi antibody. Antibodi yang dilepas dapat ditemukan dalam serum. Fungsi utama antibody ialah pertahanan terhadap infeksi ekstraselular, virus dan akteri serta menetralkan toksinnya.

Imunitas SelularLimfosit T atau sel T berperan pada system imun spesifik selular. Sel tersebut juga berasa dari sel asal yang sama seperti sel B. Pada orang dewasa, sel T dibentuk di dalam sumsum tulang, tetapi proliferasi dan diferensiasinya terjadi di dalam kalenjar timus atau pengaruh berbagai factor asal timus. 90-95% dari semuasel T dalam timus tersebut mati dan hanya 5-10% menjadi matang dan selanjutnya meningglakan timus untuk masuk ke dalam sirkulasi.AntibodiAntibodi atau Immunoglobulin merupakan suatu fraksi plasma (serum) yang bereaksi secara khusus dengan antigen yang merangsang produksinya. Berat molekulnya dari terendah sekitar 150.000 (angka sedimentasi 7S) untuk komponen IgG hingga fraksi dengan berat molekul 900.000 (19S) untuk IgM.5 imunoglobulinIgGIgMIgAIgDIgE

IgGAdalah reaksi imun yang diproduksi terbanyak sebagai antibodi utama dalam proses sekunder dan merupakan pertahanan inang yang penting terhadap bakteri yang terbungkus dan virus. Mampu menyebar dengan mudah ke dalam celah ekstravaskuler dan mempunyai peranan penting menetralisir toksin kuman, serta melekat pada kuman sebagai persiapan fagositosis.Merupakan proteksi utama pada bayi terhadap infeksi selama beberapa minggu pertama setelah lahir, dikarenakan mampu menembus jaringan plasenta. IgG yang dikeluarkan melalui cairan kolostrum dapat menembus mukosa usus bayi dan menambah daya kekebalan.

IgAAdalah Imunoglobulin utama dalam sekresi selektif, misalnya pada susu, air liur, air mata dan dalam sekresi pernapasan, saluran genital serta saluran pencernaan atau usus (Corpo Antibodies). Imunoglobulin ini melindungi selaput mukosa dari serangan bakteri dan virus. Ditemukan pula sinergisme antara IgA dengan lisozim dan komplemen untuk mematikan kuman koliform. Juga kemampuan IgA melekat pada sel polimorf dan kemudian melancarkan reaksi komplemen melalui jalan metabolisme alternatif.

Imunoglobulin M (IgM)

Imunoglobulin utama yang pertama dihasilkan dalam respon imun primer. IgM terdapat pada semua permukaan sel B yang tidak terikat. Struktur polimer IgM menurutHilschmanadalah lima subunit molekul 4-peptida yang dihubungkan oleh rantai-J. Pentamer berbobot molekul 900.000 ini secara keseluruhan memiliki sepuluh tempat pengikatan antigen Fab sehingga bervalensi 10, yang dapat dibuktikan dengan reaksiHapten. Polimernya berbentuk bintang, tetapi apabila terikat pada permukaan sel akan berbentuk kepiting.Disebabkan bervalensi tinggi, maka antibodi ini paling sering bereaksi di antara semua Imunoglobulin, sangat efisien untuk reaksi aglutinasi dan reaksi sitolitik, pengikatan komplemen, reaksi antibodi-antigen yang lain dan karena timbulnya cepat setelah terjadi infeksi dan tetap tinggal dalam darah, maka IgM merupakan daya tahan tubuh yang penting untuk bakteremia dan virus. Antibodi ini dapat diproduksi oleh janin yang terinfeksi.

ImunoglobulinE (IgE)

Didalam serum ditemukan dalam konsentrasi sangat rendah. IgE apabila disuntikkan ke dalam kulit akan terikat padaMast Cellsdan Basofil. Kontak dengan antigen akan menyebabkan degranulasi dariMast Cellsdengan pengeluaran zat amin yang vasoaktif. IgE yang terikat ini berlaku sebagai reseptor yang merangsang produksinya dan kompleks antigen-antibodi yang dihasilkan memicu respon alergiAnafilaktikmelalui pelepasan zat perantara.Pada orang dengan hipersensitivitas alergi berperantara antibodi, konsentrasi IgE akan meningkat dan dapat muncul pada sekresi luar. IgE serum secara khas juga meningkat selama infeksi parasit cacing.

ImunoglobulinD (IgD)

Antibodi ini fungsi keseluruhannya belum diketahui secara jelas. Dalam serum IgD ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit dan IgD merupakan antibodi inti sel. Zat ini juga terdapat pada sel penderita leukemia getah bening.Telah dibuktikan pula bahwa IgD dapat bertindak sebagai reseptor antigen apabila berada pada permukaan limfosit B tertentu dalam darah tali pusar janin dan mungkin merupakan reseptor pertama dalam permulaan kehidupan sebelum diambil alih fungsinya IgM dan Imunoglobulin lainnya, setelah sel tubuh berdiferensiasi lebih jauh.

4 Tipe Reaksi Imun:Tipe I: Reaksi Anafilaksis (IgE)Tipe II: Reaksi sitotoksisTipe III: Reaksi Kompleks antigen-antibodiTipe IV: Reaksi hipersensitifitas terlambat

Reaksi AnafilaktikFase SensitisasiFase AktivasiFase Efektor

MediatorAdalah substansi kimia yang mempengaruhi dan memacu respon imun dan proses peradangan.HistaminSerotoninKlininHistaminPenyebab VasodilatasiPengeluaran proteinMenimbulkan rasa gatalMemacu respon peradanganSerotoninMerangsang proses fagositosisMencegah pembentukan granulomaKlininMenyebabkan vasodilatasi, danPermeabilitas kapilerSistem FagositosisFagosit adalah sel yang mampu memfagos benda asingTerdiri atas: PMN, Monosit, MakrofagReaksi Imunologi padaKulitPada kulit, ada beberapa mekanisme dasar perlindungan dari invasi luar yang membahayakan, antara lain1:Susunan stratum korneum yang sangat rapat.Sel Langerhans (turunan dari sumsum tulang) bekerja mirip dengan makrofag (memproses antigen sebelum disajikan ke limfosit / APC).Reaksi inflamasi jika sudah menembus ke daerah dermis (daerah dengan pembuluh darah.

Secara umum, jika ada luka pada kulit dan jaringan penunjang akan memicu reaksi inflamasi. Sebenarnya inflamasi itu adalah reaksi lokal yang diakibatkan oleh luka sebagai mekanisme pertahanan tubuh yang dipertahankan oleh kulit. Reaksi inflamasi yang dimulai segera setelah terlukanya kulit adalah inflamasi akut. Urutan kejadian pada inflamasi akut yaitu:Komponen vaskular1Perubahan ini mencakup pada ukuran pembuluh darah dan laju aliran darah. Setelah vasokonstriksi singkat (hitungan detik) untuk mencegah darah dalam jumlah yang lebih banyak, pembuluh darah ber-vasodilatasi untuk meningkatkan laju aliran darah dimana ada di dalamnya sel-sel radang. Laju aliran darah yang tinggi ke tempat luka inilah menyebabkan eritema (kemerahan) dan daerah tersebut akan terasa hangat akibat kalor yang dibawa oleh darah.Komponen Eksudatif1Setelah itu, pembuluh darah menjadi lebih permeabel mengakibatkan masuknya cairan (plasma darah) ke ekstravaskuler. Hal ini disebabkan meningkatnya tekanan hidrostatik intravaskular. Awalnya hanya cairan yang miskin protein keluar ke ekstravaskuler (transudat), kelamaan cairan kaya protein ikut mengalir ke ekstravaskular (eksudat). Setelah cairan kaya protein mengalir keluar meninggalkan pembuluh darah, tekanan osmotik intravaskular akan turun dan menyebabkan air ber-osmosis dan mengisi rongga ekstravaskular. Penumpukan air inilah yang menyebabkan edema pada inflamasi akut. Tambahan, pelepasan mediator bradykinin ke ekstravaskular dan terangsangnya ujung saraf bebas menyebabkan nyeri pada jaringan tersebut.

Komponen selular1Selama proses pada komponen eksudatif berlangsung, sel-sel PMN bersiap untuk keluar juga bertujuan membersihkan jaringan yang rusak. Karena cairan eksudat sudah banyak yang keluar dari vaskular, darah bersifat lebih kental (viskositas meningkat) dan laju aliran darah menurun. Darah lebih terkonsentrasi dengan dilatasi pembuluh darah (penumpukan eritrosit pada pembuluh darah yang dilatasi). Proses emigrasi sel PMN ke ekstraseluler ada 4 fase yaitu: marginasi, rolling, adesi, dan transmigrasi. Sel PMN bergerak dengan panduan dari kemotaksis, sementara itu mediator kimia dari makrofag berupa TNF dan IL-1. Tiga jenis reseptor pada sel PMN yang akan bereaksi dengan endotel yaitu: 2 integrin, reseptor chemokin, dan selektin ligand yang secara berturut-turut akan berikatan dengan ICAM 1, proteoglikan, dan E-selektin.

Sebelum bantuan dari sel PMN datang, makrofag telah terlebih dahulu untuk menghancurkan dengan cara memotong antigen dalam bentuk yang tidak infektif. Setelah sel PMN datang, sel-sel tersebut bekerja memiliki tugas spesifik yaitu:Neutrofil bekerja efektif mem-fagosit agen infektif yang masuk ke dermis kulit.Eosinofil bersifat lemah dalam urusan fagosit, tetapi menjadi pertahanan efektif terhadap parasit.Sel mast bekerja efektif dalam menghadapi bakteri.

Proses FagositosisMikroba berada di dekat neutrofil, neutrofil membentuk pseudopodia, pseudopodia tersebut mengurung mikroba tersebut dalam sebuah kantung yang disebut dengan fagosom, fagosom fusi dengan lisosom, lisosom menguraikan mikroba tersebut, badan residu dari mikroba tersebut di eksitosis.Inflamasi akut akan mengalami akhir berupa:Resolusi (perbaikan): pembersihan rangsang penyebab cedera, pembersihan mediator dan sel-sel radang, penggantian sel yang rusak, dan kembali nya ke fungsi normal.Berkembang ke inflamasi kronik: jika waktu paparan penyebab cedera berlangsung waktu terlalu lama, sel-sel PMN yang tidak mampu bekerja secara normal yaitu menghilangkan agen penyebab cedera.

Inflamasi Kronik

Pada inflamasi kronik, terjadi peristiwa berupa: infiltrat sel mononuklear, destruksi jaringan, dan proliferasi vaskular. Sel yang berperan dalam inflamasi ini yaitu:Makrofag1

Makrofag merupakan sel yang berasal dari monosit setelah ber-emigrasi dari aliran darah. Makrofag memang tersebar secara normal dalam jumlah yang kecil sebagai penjaga di organ tertentu, contohnya: sel Kupffer, mikroglia, histiosit sinus, dan makrofag alveolar. Makrofag penjaga ini berfungsi sebagai penyaring terhadap mikroba, partikel asing, dan sel apoptosis. Makrofag ini berfungsi juga untuk memanggil limfosit T dan B terhadap keadaan yang berbahaya. Setelah keluar ke ekstravaskular, makrofag menjadi lebih besar, memiliki akivitas fagositik, dan kebutuhan metabolisme yang tinggi. Makrofag dapat ber-apoptosis segera setelah tugasnya selesai, ditarik melalui pembuluh limfa untuk dikeluarkan. Sementara itu, pada inflamasi kronik, makrofag nya berfusi untuk membentuk sebukan yang acak. Terkadang, makrofag dapat bersatu membentuk selgiant.Limfosit1Limfosit dimobilisasi ketika ada rangsangan imun spesifik dan diperantai oleh non-imun. Aktivitas limfosit berkaitan dengan makrofag. Makrofag jaringan setelah menyajikan fragmen antigen, mengeluarkan kemotaksis untuk memandu gerak dari limfosit agar ber-emigrasi. Limfosit tersebut mengeluarkan IFN- untuk mengaktivasi makrofag. Selanjutnya makrofag ini akan mengeluarkan IL-1 dan TNF untuk mengaktivasi limfosit lainnya. Oleh karena urutan pemanggilan ini berlangsung sampai antigen berhasil dibersihkan dari jaringan, jaringan tersebut akan terlihat sebukan limfosit dan makrofag yang disebut dengan fokus radang.