pengembangan sistem informasi manajemen pondok pesantren...
TRANSCRIPT
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren
Menggunakan Metode Pemodelan Berorientasi Objek
(Studi Kasus di Bagian Perencanaan dan Data Sekretariat Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer
Oleh:
YENI HILMI KHAIRANI LUBIS
NIM: 104093002948
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M / 1431 H
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren
Menggunakan Metode Pemodelan Berorientasi Objek
(Studi Kasus di Bagian Perencanaan dan Data Sekretariat Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
Yeni Hilmi Khairani Lubis
NIM: 104093002948
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M / 1431 H
i
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren
Menggunakan Metode Pemodelan Berorientasi Objek
(Studi Kasus di Bagian Perencanaan dan Data Sekretariat Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer
Pada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
Yeni Hilmi Khairani Lubis
104093002948
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Ditdit Nugraha Utama, MMSI, M. Com
Mengetahui,
Ketua Program Studi Sistem Informasi
A’ang Subiyakto, M. Kom
NIP. 150 411 252
Nur Aeni Hidayah, MMSI NIP. 19750818 200501 2 008 NIP. 1974 1129 200801 1 006
ii
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-
BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Juni 2010
Yeni Hilmi Khairani Lubis
104093002948
iv
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi yang berjudul “Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren Menggunakan Metode Pemodelan Berorientasi Objek (Studi Kasus di Bagian Perencanaan dan Data Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI) telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Rabu, 30 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Sistem Informasi.
Jakarta, Juni 2010
Tim Penguji,
Mengetahui,
Pembimbing I
Ditdit Nugraha Utama, MMSI, M. Com NIP. 1974 1129 200801 1 006
Penguji I
Bayu Waspodo,MM
NIP.19740812 200801 1 001
Pembimbing II
Nur Aeni Hidayah, MMSI
NIP. 19750818 200501 2 008
Penguji II
Qurrotul Aini, MT
NIP.19730325 200901 2 001
Ketua Program Studi
Sistem Informasi
A’ang Subiyakto, M. Kom NIP.150 411 252
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis
NIP. 19680117 200212 001
iii
ABSTRAK
Yeni Hilmi Khairani Lubis – 104093002948. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren Menggunakan Metode Pemodelan Berorientasi Objek (Studi Kasus Bagian Perencanaan dan Data Sekretariat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama RI). (Di bawah bimbingan Ditdit Nugraha Utama dan Nur Aeni Hidayah). Pondok Pesantren merupakan salah satu lembaga keagamaan Islam dalam bidang pendidikan yang berada dalam pengawasan Kementrian Agama. Jumlah pondok pesantren terus mengalami perkembangan di masing-masing daerah pada setiap tahunnya, oleh karena itu Kementrian Agama memiliki tanggung jawab dalam pendataan kondisi perkembangan pesantren. Dan yang terpenting pendataan pesantren merupakan salah satu kebutuhan dalam strategi pembangunan dan kebijakan pendidikan. Untuk kepentingan mengelola data pondok pesantren tersebut maka dibutuhkan sistem manajemen data yang dapat menampung seluruh data pesantren. Saat ini data yang dikumpulkan dan diolah belum terintegrasi antara kantor wilayah dan kantor pusat dan sebagian besar masih menggunakan proses manual. Selain itu pengolahan data masih menggunakan aplikasi Visual Foxpro 6.0, dimana masih banyak terdapat kelemahan dan keterbatasan dalam penggunaannya. Oleh karena itu perlunya mengembangkan sistem informasi pondok pesantren yang lebih mudah dan dapat memenuhi kebutuhan para penggunanya. Sistem yang dikembangkan ini merupakan aplikasi berbasis web yang menggunakan metode pemodelan objek dengan pendekatan Rapid Application Development (RAD). Secara umum, sistem ini membantu proses penginputan data pesantren dari setiap propinsi dan memudahkan user dalam mendapatkan informasi yang akurat dan relevan. Perangkat yang diperlukan dalam merancang aplikasi ini adalah PHP sebagai bahasa scripting, Apache Web Server dan MySQL sebagai pengolah database dengan menggunakan paket Xampp.
Kata kunci: Pemodelan sistem berorientasi objek, SIM (Sistem Informasi Manajemen), Rapid Application Development (RAD), Unified Modelling Language (UML), DBMS (Database Management System)
V Bab + xxii Halaman + 180 Halaman + Daftar Pustaka + Lampiran. Pustaka Acuan (28, 1994-2008)
v
KATA PENGANTAR
Bissmillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas seluruh rahmat
dan karunia-Nya yang diberikan kepada peneliti sehingga peneliti dapat
melaksanakan penelitian skripsi ini dan menyelesaikan penelitiannya deangan
lancar. Shalawat serta salam selalu tersampaikan kepada Rasulullah SAW yang
telah menyampaikan ajaran Islam sehingga dapat menyejukkan hati ini dalam
menyelesaikan laporan ini.
Skripsi ini berjudul “Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Pondok Pesantren Menggunakan Metode Pemodelan Berorientasi Objek”,
yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program S1
pada Program Studi Sistem Informasi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah mendukung terselesaikannya skripsi ini. Karena
tanpa dukungan dari mereka, peneliti tidak akan mampu menyelesaikan laporan
ini dengan baik. Mereka yang telah mendukung peneliti adalah:
1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.SIS, selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak A’ang Subiyakto, selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
vi
3. Ditdit Nugraha Utama, MMSI, M. Com selaku pembimbing I dan Ibu Nur
Aeni Hidayah, MMSI selaku pembimbing II peneliti yang telah memberi
banyak pengarahan bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen dan staf karyawan Fakultas Sains dan Teknologi, khususnya
Program Studi Sistem Informasi, yang telah membimbing peneliti selama
menuntut ilmu di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Keluargaku, Ayah, Mama dan Adik-adikku Afni, Heri dan Azhari. Seluruh
keluarga besar di Medan dan Pangkalan Berandan. Tanpa doa dan kasih
sayang yang diberikan, peneliti tidak akan memiliki semangat untuk
menyelesaikan skripsi. Insya Allah, peneliti dapat menjadi orang yang
bermanfaat bagi Islam, Indonesia dan kehidupan ini.
6. Sahabat-sahabatku yang sudah banyak membantu khususnya Sensi
Anggraini, Sinta Isdriani, Sarika, Fitria Nurul Husna, Ulfah, Indri, Dwi, Siti,
Maya, Wuri, Dyan, Ajeng, Wardi, Ghozali, Andika, Hamzah, Yudi, Angga,
Esa dan seluruh teman-teman Sistem Informasi angkatan 2004.
7. Seluruh staff Kementerian Agama bagian EMIS dan Kepegawaian, Ibu
Sakdiyah, Pak Asep, Pak Aziz dan bapak/ ibu yang sudah berbagi
pengetahuan dan membantu dalam proses penelitian.
10 Pihak-pihak lain yang tak dapat peneliti sebutkan satu per satu yang telah
membantu peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung. Terima
kasih.
vii
viii
Akhir kata tiada gading yang tak retak, begitu juga dengan skripsi ini dan
peneliti mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca untuk
penelitian laporan yang lebih baik lagi. Kritik dan saran dapat disampaikan ke peneliti
melalui [email protected]. Semoga skripsi ini dengan izin Allah dapat
bermanfaat bagi semua pembaca. Amin.
Jakarta, Juni 2010
Yeni Hilmi Khairani Lubis 104093002948
DAFTAR ISI
Halaman Judul..............................................................................................................
Halaman Persetujuan Pembimbing.............................................................................
Halaman Pengesahan...................................................................................................
Halaman Pernyataan.....................................................................................................
Abstraksi........................................................................................................................
Kata Pengantar............................................................................................................
Daftar Isi.......................................................................................................................
Daftar Gambar...........................................................................................................
Daftar Tabel................................................................................................................
Daftar Simbol...............................................................................................................
Daftar Lampiran..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
1.1 Latar Belakang.................................................................................
1.2 Perumusan Masalah...........................................................................
1.3 Batasan Masalah...................................................................................
1.4 Ruang Lingkup ..............................................................................
1.5 Tujuan Penelitian..................................................................................
1.6 Manfaat Penelitian..............................................................................
1.7 Metode Penelitian ........................................................................
1.8 Sistematika Penulisan............................................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
ix
xiv
xvii
xix
xxiv
1
1
3
4
4
5
6
6
7
ix
BAB II LANDASAN TEORI.................................................................................
2.1 Konsep Dasar Sistem.............................................................................
2.1.1 Pengertian Sistem........................................................................
2.1.2 Karakteristik Sistem.....................................................................
2.2 Konsep Dasar Informasi........................................................................
2.2.1 Data Versus Informasi....................................................................
2.2.2 Siklus Informasi........................................................................
2.2.3 Kualitas Informasi....................................................................
2.2.4 Nilai Informasi.........................................................................
2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi...........................................................
2.3.1 Pengertian Sistem Informasi....................................................
2.3.2 Komponen Sistem Informasi....................................................
2.3.3 Sistem Informasi Manajemen...................................................
2.4 Konsep Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren...................
2.4.1 Pengertian dan Fungsi Pondok Pesantren................................
2.4.2 Manajemen Pondok Pesantren.................................................
2.4.3 Pengertian SIMPONTREN..................................................
2.5 Pengembangan Sistem Informasi Berorientasi Objek..........................
2.5.1 Pengertian Pengembangan Sistem Informasi...........................
2.5.2 Pengertian Object Oriented......................................................
2.5.3 Pengembangan Sistem Berorientasi Objek..............................
2.6 Alur Pengembangan Rapid Application Development (RAD)............
2.7 Rich Picture.........................................................................................
10
10
10
11
14
14
15
16
17
18
18
19
20
21
23
25
26
29
29
32
35
38
40
x
2.8 Matriks Masalah, Kesempatan, Tujuan dan Batasan......................
2.9 Functional dan Nonfunctional Requirement....................................
2.10 Unified Modelling Language (UML)...........................................…..
2.10.1 Use Case Diagram.................................................................
2.10.2 Activity Diagram....................................................................
2.10.3 Sequence Diagram.....................................................................
2.10.4 ClassDiagram..........................................................................
2.10.5 Statechart Diagram.....................................................................
2.11 Perancangan Database.........................................................................
2.11.1 Manajemen Database..............................................................
2.11.2 Model Basis Data (Database Model)......................................
2.11.3 Relational Database Management System.............................
2.12 Mengenal Rational Rose..............................................................................
2.12.1 Dasar-dasar Pemodelan dengan Rational Rose.......................
2.12.2 Konsep Dasar Rational Rose................................................
2.13 Konsep Dasar Internet.........................................................................
2.14 Unsur-unsur Perancangan Website......................................................
2.14.1 HTTP (HyperText Transfer Protocol).....................................
2.14.2 Web Browser............................................................................
2.14.3 Web Serser...............................................................................
2.14.4 Website...................................................................................
2.14.5 PHP (PHP Hypertext Preprocessor)........................................
2.14.5.1 Sejarah PHP.............................................................
40
41
43
44
46
46
47
47
48
49
50
51
51
52
53
56
57
57
57
58
59
59
60
xi
2.14.5.2 Keuntungan Penggunaan PHP.................................
2.14.6 MySQL.....................................................................................
2.14.6.1 Sejarah MySQL.......................................................
2.14.6.2 Keistimewaan MySQL.............................................
2.14.7 PHPMyAdmin.........................................................................
2.14.8 Apache....................................................................................
2.15 Pengujian Perangkat Lunak.................................................................
2.16 Metode Pengumpulan Data.................................................................
2.16.1 Observasi..................................................................................
2.16.2 Wawancara..................................................................................
2.16.3 Studi Pustaka...........................................................................
65
66
61
61
62
63
65
67
67
70
70
70
71
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................
3,1 Metode Penelitian............................................................................
3.2 Teknik Pengumpulan Data...................................................................
3.3 Metode Pengembangan Sistem.......................................................
3.4 Rapid Application Development...........................................................
3.5 Kerangka Pemikiran................................................................................
72
72
72
74
75
82
BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................................
4.1 Sekilas Tentang Bagian Perencanaan dan Data..................................
4.2 Mendefinisikan Lingkup.....................................................................
4.3 Analisis Sistem....................................................................................
4.3.1 Analisis Masalah.....................................................................
4.3.2 Analisis Persyaratan................................................................
83
84
86
87
87
95
xii
xiii
4.3.3 Analisis Keputusan.................................................................
4.4 Perancangan Sistem............................................................................
4.4.1 Identifikasi Usecase dan Aktor..............................................
4.4.2 Usecase Diagram........................................................................
4.4.3 Deskripsi Usecase Tingkat Perancangan......................................
4.4.4 Activity Diagram..................................................................
4.4.5 Class Diagram......................................................................
4.4.6 Sequence Diagram......................................................................
4.4.7 Statechart Diagram..............................................................
4.4.8 Perancangan Basis Data.........................................................
4.4.9 Rancangan Antarmuka..........................................................
4.5 Implementasi Sistem (Construction dan Testing)...................................
4.5.1 Konstruksi Perangkat Lunak...........................................................
4.5.2 Penyiapan Rencana Implementasi Jaringan............................
4.5.3 Spesifikasi Hardware............................................................
4.5.4 Uji Coba (Testing).................................................................
99
101
101
104
105
123
137
141
155
159
169
174
175
176
176
177
BAB V PENUTUP.....................................................................................................
5.1 Simpulan...........................................................................................
5.2 Saran....................................................................................................
173
173
174
181
181
182
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 183
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Karakteristik Sistem...............................................................................
Gambar 2.2 Siklus Informasi.....................................................................................
Gambar 2.3 Pilar-pilar Informasi yang Berguna......................................................
Gambar 2.4 Pengembangan Sistem Informasi..........................................................
Gambar 2.5 Strategi Rapid Application Development...............................................
Gambar 2.6 Contoh Model Use Case Diagram........................................................
Gambar 2.7 Tampilan Dasar dalam Rational Rose..................................................
Gambar 3.1 Logical Frame Work Penelitian............................................................
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sekretariat Dirjen Pendidikan Islam......................
Gambar 4.2 Rich Picture Sistem Berjalan SIMPONTREN......................................
Gambar 4.3 Use case Diagram..................................................................................
Gambar 4.4 Activity Diagram dari Use case Mendaftar sebagai Pengguna..............
Gambar 4.5 Activity Diagram dari Use case Menginput Data Pesantren..............
Gambar 4.6 Activity Diagram dari Use case Pengecekan Data Pesantren................
Gambar 4.7 Activity Diagram dari Use case Manajemen Pengguna.......................
Gambar 4.8 Activity Diagram dari Use case Monitoring Data Pesantren................
Gambar 4.9 Activity Diagram dari Use case Memanipulasi Data Pendukung.........
Gambar 4.10 Activity Diagram dari Use case Melihat Laporan Profil Pesantren.....
Gambar 4.11 Activity Diagram dari Use case Melihat Laporan Nasional...............
Gambar 4.12 Activity Diagram dari Use case Melihat Data Statistik Pesantren......
Gambar 4.13 Class Diagram......................................................................................
Gambar 4.14 Sequence Diagram Mendaftar sebagai Pengguna................................
14
16
17
31
39
45
56
83
87
92
107
126
127
128
130
132
133
135
136
137
141
142
xiv
Gambar 4.15 Sequence Diagram Pengecekan Data Pesantren..................................
Gambar 4.16 Sequence Diagram Menginput Data Pesantren....................................
Gambar 4.17 Sequence Diagram Monitoring Data Pesantren.................................
Gambar 4.18 Sequence Diagram Manajemen Pengguna..........................................
Gambar 4.19 Sequence Diagram Manipulasi Data Pendukung................................
Gambar 4.20 Sequence Diagram Melihat Laporan Profil Pesantren.......................
Gambar 4.21 Sequence Diagram Melihat Laporan Nasional Pesantren...................
Gambar 4.22 Sequence Diagram Melihat Data Statistik Pesantren........................
Gambar 4.23 Statechart Diagram dari Objek Pesantren...........................................
Gambar 4.24 Statechart Diagram dari Objek Santri................................................
Gambar 4.25 Statechart Diagram dari Objek Pengajar.............................................
Gambar 4.26 Statechart Diagram dari Objek Fasilitas..............................................
Gambar 4.27 Statechart Diagram dari Objek Keuangan...........................................
Gambar 4.28 Statechart Diagram dari Objek Pengguna...........................................
Gambar 4.29 Database Relational SIMPONTREN...............................................
Gambar 4.30 Rancangan Halaman Utama Web Public User....................................
Gambar 4.31 Rancangan Form Select Laporan Nasional........................................
Gambar 4.32 Rancangan Menu Laporan Nasional Pesantren....................................
Gambar 4.33 Rancangan Form Select Laporan Profil Pesantren..............................
Gambar 4.34 Rancangan Menu Laporan Profil Pesantren.........................................
Gambar 4.35 Rancangan Menu Cek Data Pesantren...............................................
Gambar 4.36 Rancangan Menu Input Pesantren.....................................................
Gambar 4.37 Rancangan Menu Input Santri............................................................
143
145
147
149
151
153
154
155
156
157
157
158
158
159
161
170
170
171
171
172
172
173
173
xv
xvi
Gambar 4.38 Rancangan Menu Input Pengajar.........................................................
Gambar 4.39 Rancangan Menu Input Fasilitas..........................................................
Gambar 4.40 Implementasi Jaringan SIMPONTREN............................................
174
174
176
DAFTAR SIMBOL
SIMBOL USE-CASE MODEL DIAGRAM
Simbol Keterangan
Actor
Use case
Association
Extends
Uses (includes)
Depends on
Inheritance
<<depends on>>
(Sumber: Whitten, 2004)
xix
SIMBOL CLASS DIAGRAM
Simbol Keterangan
Class
1. class name
2. attributes
3. behaviors
Association
Agregation
Generalization
1 2 3
(Sumber: Whitten, 2004)
xx
SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM
Simbol Keterangan
Object
Lifeline
Messages
Behaviors (operations)
(Sumber: Whitten, 2004)
xxi
SIMBOL STATECHART DIAGRAM
Simbol Keterangan
State
Transition Paths
Initial State
Final State
(Sumber: Whitten, 2004)
xxii
xxiii
SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM
Simbol Keterangan
Activity
Initiate Activities
Start of the Process
Termination of the Process
Synchronization Bar
Decision Activity
(Sumber: Whitten, 2004)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Studi Literatur…………........……………………….….
Tabel 4.2 Cause and Effect Analysis………………………………………………..
Tabel 4.2 System Improvement Objectives............………………………………....
Tabel 4.3 Nonfunctional Requirement …...……………………………………….
Tabel 4.4 Requirement Aktor dan Use Case ……………………………….….....
Tabel 4.5 Narasi dari Use Case Mendaftar sebagai Pengguna...……………….…..
Tabel 4.6 Narasi dari Use Case Menginput Data Pesantren..………………….…..
Tabel 4.7 Narasi dari Use Case Pengecekan Data Pesantren......………………….
Tabel 4.8 Narasi dari Use Case Monitoring Data Pesantren.....…………………...
Tabel 4.9 Narasi dari Use Case Manajemen Pengguna....……….........……………
Tabel 4.10 Narasi dari Use Case Memanipulasi Data Pendukung……....…………
Tabel 4.11 Narasi dari Use Case Melihat Laporan Profil Pesantren..……………...
Tabel 4.12 Narasi dari Use Case Melihat Laporan Nasional Pesantren ………….
Tabel 4.13 Narasi dari Use Case Melihat Data Statistik Pesantren ……………...
Tabel 4.14 Kandidat Class Entity......................…………………………………...
Tabel 4.15 Spesifikasi Stereotype Class....................………………………………
Tabel 4.16 Tabel Pesantren........................................................................................
Tabel 4.17 Tabel Santri........................................................................................
Tabel 4.18 Tabel Pengajar........................................................................................
Tabel 4.19 Tabel Fasilitas........................................................................................
Tabel 4.20 Tabel Keuangan......................................................................................
27
94
96
99
104
108
109
111
114
115
117
119
121
123
139
139
162
163
164
165
166
xvii
xviii
Tabel 4.21 Tabel Pengguna........................................................................................
Tabel 4.22 Tabel Propinsi.........................................................................................
Tabel 4.23 Tabel Kabupaten......................................................................................
Tabel 4.24 Tabel Pendaftar......................................................................................
Tabel 4.25 Tabel Data_has_tahun..............................................................................
Tabel 4.26 Daftar Tools Pengembangan Sistem Perangkat Lunak..........................
Tabel 4.27 Testing halaman Operator Data Entry..................................................
Tabel 4.28 Testing Halaman Admin..........................................................................
Tabel 4.29 Testing Halaman Public User..............................................................
167
168
168
169
169
175
178
179
180
xxiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Surat Penelitian........................................................................ A
Lampiran B Wawancara..............................................................................
Lampiran C Tampilan Aplikasi....................................................................
B
C
Lampiran D Source Code............................................................................. D
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peranan teknologi informasi dalam menunjang sistem operasional dan
manajerial pada instansi pemerintahan dewasa ini dirasakan semakin penting
(Arief, 2005). Adanya perkembangan yang signifikan di bidang teknologi
informasi telah menyebabkan perubahan mendasar, di antaranya dampak positif
yang besar bagi peningkatan produktivitas dan perumusan kebijakan lembaga
pemerintahan. Salah satu kebijakan pemerintah yang perlu selalu ditingkatkan
adalah bidang pendidikan karena mencakup ruang lingkup yang luas dalam
pelaksanaannya. Termasuk di dalamnya sistem pengembangan pendidikan pada
pondok pesantren.
Pondok pesantren selain sebagai lembaga keagamaan Islam, juga telah
membuktikan dirinya sebagai lembaga pendidikan yang memiliki peranan besar
dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa (Departemen Agama, 2001).
Bahkan pondok pesantren (madrasah) di dalam Undang-Undang nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, ditegaskan sebagai subsistem dari
sistem pendidikan nasional. Oleh karena itu, pondok pesantren harus dilibatkan
dalam proses pembangunan pendidikan.
Data merupakan sumber informasi yang berguna bagi penerimanya untuk
pengambilan keputusan masa kini dan masa akan datang (Ladjamuddin, 2005).
Untuk itu diperlukan suatu sistem proses pengolahan data yang dapat
2
menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu, efisien, dan dapat dipercaya.
Berkenaan dengan hal tersebut maka data dan informasi menduduki peranan
penting sebagai row input yang mendasari penyusunan program dan perencanaan
pembangunan pendidikan. Untuk mendukung pengolahan data hingga menjadi
informasi yang dibutuhkan maka diperlukan suatu sistem manejemen pendataan
dan informasi.
Departemen Agama yang sejak Januari tahun 2010 mengalami perubahan
nomenklatur menjadi Kementerian Agama berperan sebagai instansi
pemerintahan, yang memiliki kewenangan dan tugas dalam pembinaan dan
penyelenggaraan pendidikan keagamaan. Maka dalam melaksanakan proses
pembangunan pendidikan Kementerian Agama memiliki bagian Data dan
Informasi Pendidikan Sekretariat Direktorat Jendral Pendidikan Islam, merupakan
unit organisasi yang bertanggung jawab dalam proses pendataan kegiatan di
bidang pendidikan dan kelembagaan agama Islam. Pengumpulan dan pengolahan
data, serta analisis data dilakukan untuk memperoleh informasi yang cepat dan
akurat, sehingga dapat disajikan sesuai dengan kebutuhan yang sangat diperlukan
untuk menunjang dalam pengambilan keputusan.
Program pendataan lembaga pendidikan dan keagamaan ini dilakukan
setiap tahun yang laporannya digunakan untuk kebutuhan dalam menentukan
strategi pembangunan dan kebijakan pendidikan. Laporan tersebut
menggambarkan perkembangan pendidikan agama dan kelembagaan secara
kuantitatif, menyoroti kondisi dan tingkat kebutuhan yang berkembang dewasa
ini. Karena itulah data tersebut sangat penting, tidak hanya untuk mengetahui
3
perkembangan lembaga-lembaga pendidikan agama, tetapi yang lebih penting
adalah untuk dijadikan sebagai bahan dalam meningkatkan kualitas pendidikan,
baik terkait dengan peralatan sistem, sarana dan prasarana, ketenagakerjaan,
termasuk kenaikan anggaran pendidikan.
Banyaknya data yang dihimpun dan kebutuhan akan informasi yang selalu
meningkat, maka diperlukan suatu pengembangan sistem informasi manajemen
data pendidikan dan kelembagaan yang sangat berguna dalam mengolah data
secara terintegrasi dan memudahkan dalam menyajikan data secara statistik.
Sistem usulan ini dirancang berdasarkan hasil analisis dan kebutuhan pengguna.
Hal tersebut menjadi latar belakang dalam tugas akhir ini yang berjudul
“Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren
Menggunakan Metode Pemodelan Berorientasi Objek (Studi Kasus di
Bagian Perencanaan dan Data Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Kementerian Agama RI)”.
1.2 Perumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya,
ada tujuh permasalahan yang dapat dirumuskan dalam skripsi ini:
a. Jumlah data yang dihimpun melalui formulir mengalami peningkatan tetapi
tidak diimbangi dengan keakuratan proses validasi sistem pendataan sehingga
output yang dihasilkan mengalami ketidaklengkapan dan kebenaran
informasi tersebut diragukan.
4
b. Data yang diolah dalam sistem pendataan kadang masih belum relevansi
dengan informasi yang dibutuhkan para pengguna, dikarenakan data masih
kurang ter-update dengan permasalahan yang ada.
c. Proses edit dan delete pada aplikasi dilakukan langsung pada basis data
sehingga konsistensi data kurang terjamin dan sangat memungkinkan
terjadinya kesalahan dalam penginputan data.
d. Hak akses dan keamanan data masih kurang terjamin karena pengaksesan
aplikasi hanya berdasarkan username.
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada skripsi ini adalah sebagai berikut:
a. Membangun sistem informasi yang memberikan fasilitas dalam mengakses
informasi yang terupdate dan menjamin keakuratan data yang diolah.
b. Perancangan database yang dapat memperbaiki pengolahan data Pondok
Pesantren.
c. Data yang telah diinput di tingkat kantor wilayah atau propinsi dapat
dilakukan proses pengiriman secara langsung dalam sistem aplikasi.
d. Keamanan data dibuat seunik mungkin yang dirancang berdasarkan NIP dan
password untuk setiap pengguna.
1.4 Ruang Lingkup
Kegiatan penelitian dilakukan dengan melakukan analisis dan perancangan
sistem informasi manajemen database beserta implementasinya, dengan ruang
5
lingkup seputar sistem pendataan pondok pesantren, yang dilaksanakan pada
tanggal 2 Februari 2009 s.d 30 April 2009 dengan bertempat di Bagian Data dan
Informasi Pendidikan Sekretariat Direktorat Jenderal (Dirjen) Pendidikan Islam
Kementerian Agama RI. Jl. Lapangan Banteng Barat 3-4 Lt.8 Blok A Jakarta
Barat. Sistem ini akan dijalankan pada web browser dengan Apache XAMPP
server aplikasinya, bahasa pemrograman PHP 5 dan database MySQL.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dari diadakannya penelitian dan pengembangan sistem informasi
manajemen database pondok pesantren dalam menunjang skripsi ini adalah:
a. Menganalisis sistem dan mengidentifikasi masalah pada sistem yang berjalan
(current system) di Bagian Data dan Informasi Dirjen Pendidikan Islam
Kementerian Agama RI
b. Merancang suatu perangkat lunak yang mampu membantu melaksanakan
proses pengolahan data dalam menghasilkan informasi yang sangat
dibutuhkan dalam proses perumusan kebijakan.
c. Mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren yang
masih berbasis stand alone menjadi sistem yang berbasiskan website.
d. Membuat suatu perangkat lunak yang sesuai dengan rancangan sistem.
Perangkat lunak tersebut dinamai “Sistem Informasi Manajemen Pondok
Pesantren (SIMPONTREN)”
6
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang didapat dari penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut:
a. Menjadi referensi bagi penelitian berikutnya, di bidang pengembangan sistem
informasi.
b. Dapat memahami konsep sistem informasi manajemen database pondok
pesantren secara umum.
c. Dapat memahami rancang bangun Sistem Informasi Manajemen Database
Pondok Pesantren secara umum.
1.7 Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan ada dua jenis, yaitu pengumpulan data
dan metode pengembangan sistem. Untuk metode pengumpulan data, ada
beberapa cara yang digunakan:
1. Observasi
Pengumpulan data dan informasi dengan cara meninjau dan melakukan
pengamatan secara langsung terhadap Sistem Informasi Manajemen Pondok
Pesantren (SIMPONTREN), pengenalan data yang ada sehingga dapat
diadakan evaluasi yang mendukung pengambilan keputusan.
2. Wawancara
Mengadakan Tanya Jawab dengan Pembimbing dari bagian Data dan
Informasi Sekretariat Dirjen Pendidikan Islam Kementerian RI untuk
7
memperoleh gambaran, keterangan dan penjelasan tentang proses kegiatan
yang dilakukan pada SIMPONTREN.
3. Studi Pustaka
Melakukan studi kepustakaan dengan mengumpulkan data dan informasi
mengenai prosedur sistem yang telah ada, analisis perancangan sistem
berorientasi objek dan bahasa pemrogramaan yang dapat dijadikan acuan
pembahasan dalam masalah ini.
Pengembangan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren
(SIMPONTREN) ini, menggunakan metode pemodelan berorientasi objek,
dengan alur pendekatan strategi pengembangan aplikasi cepat atau yang biasa
disebut Rapid Application Development (RAD). Pengembangan metode
pemodelan objek (object modeling), merupakan suatu teknik yang mencoba untuk
menyatukan data dan proses ke dalam konsep tunggal yang disebut objek
(Whitten, 2004).
Sebagai rute pengembangan aplikasi digunakan RAD (Rapid Application
Development), yaitu sebuah strategi pengembangan sistem yang menekankan
kecepatan pengembangan melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam
konstruksi, cepat, berulang dan bertambah serangkaian prototipe yang bekerja
pada sebuah sistem dan pada akhirnya berkembang ke dalam sistem final
(Whitten, 2004).
8
1.8 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah mengikuti penelitian dan format penulisan skripsi
ini, maka terdiri dari beberapa tahap kegiatan sesuai dengan ruang lingkup yang
dijelaskan sebelumnya secara garis besar, yang dibagi menjadi beberapa bab yang
secara ringkas dapat dijabarkan sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, permasalahan, ruang lingkup penelitian, tujuan dan
manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini diuraikan dasar teori yang diperlukan dalam mendukung
skripsi dan pembuatan aplikasi, yaitu Konsep Dasar Sistem, UML dan
perangkat lunak pendukung.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini dipaparkan tentang metode yang dipakai dalam
pencarian data maupun metode untuk pengembangan sistem yang
dilakukan pada penelitian ini.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini merupakan inti dari penyusunan pengembangan sistem
informasi manajemen database berbasis web pada bagian Data dan
Informasi Sekretariat Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI,
seperti gambaran umum bagian Perencanaan dan Data, analisis sistem
yang sedang berjalan dan pengembangan sistem yang baru dengan
9
membuat pengembangan aplikasi sistem informasi manajemen
database pondok pesantren berbasis web.
BAB V PENUTUP
Berisi simpulan mengenai hasil akhir dari keseluruhan proses yang telah
dijalani dan saran-saran untuk perbaikan selanjutnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem
Suatu sistem dapat terdiri dari sistem-sistem bagian (subsystem). Masing-
masing sub sistem dapat terdiri dari sub sistem-sub sistem yang lebih kecil lagi
atau terdiri dari komponen-komponen. Subsistem perangkat keras (hardware)
dapat terdiri dari alat masukan, alat pemroses, alat keluaran dan simpanan luar.
Sub sistem-sub sistem saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk
satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai
(Jogiyanto, 2005). Interaksi dari subsistem-subsitem sedemikian rupa, sehingga
dicapai suatu kesatuan yang terpadu atau terintegrasi. Untuk lebih memahami
konsep sistem maka akan dibahas lebih lanjut tentang pengertian, karakteristik
dan klasifikasi sistem.
2.1.1 Pengertian Sistem
Istilah sistem bukanlah hal yang asing bagi kebanyakan orang. Pada
dasarnya, sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang
dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai gambaran, jika dalam sebuah
sistem terdapat elemen yang tidak memberikan manfaat dalam mencapai tujuan
yang sama, maka elemen tersebut dapat dipastikan bukanlah bagian dari sistem.
Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu
yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau
10
11
elemennya. Menurut Gerald, pendekatan sistem yang lebih menekankan pada
prosedur mendefinisikan sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-
prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan
suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu (Jogiyanto, 2005).
Sedangkan terdapat beberapa pendapat tentang pengertian sistem yang
lebih menekankan pada komponen atau elemennya, diantaranya sistem adalah
sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk
mencapai suatu tujuan (McLeod, 2004). Pengertian lain mengemukakan bahwa
sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang
dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan (Kadir, 2003). Sedangkan Jogiyanto
(2005) mengemukakan bahwa suatu sistem adalah kumpulan dari komponen atau
elemen yang saling berhubungan satu dengan lainnya membentuk satu kesatuan
untuk mencapai tujuan tertentu.
Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan dari komponen atau
elemen-elemen merupakan definisi yang lebih luas dibandingkan pendekatan
sistem yang lebih menekankan pada prosedurnya. Definisi ini lebih banyak
diterima karena pada kenyataannya suatu sistem memang terdiri dari subsistem-
subsistem. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada komponen akan lebih
mudah dipelajari untuk analisis dan rancangan sistem (Ladjamudin, 2005).
2.1.2 Karakteristik Sistem
Sistem terdiri dari struktur dan proses, dimana struktur sistem merupakan
komponen-komponen yang membentuk sistem tersebut. Sedangkan proses sistem
12
menjelaskan cara kerja setiap unsur sistem dalam mencapai tujuan sistem. Sistem
dibuat untuk menangani sesuatu yang rutin atau berulang kali terjadi.
Sistem memiliki sifat-sifat atau karakteristik untuk dapat menjalankan
suatu fungsi tertentu. Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang
tertentu, yaitu (Ladjamudin, 2005):
a. Komponen Sistem
Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu
subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-
sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi
proses sistem secara keseluruhan.
b. Batasan Sistem
Merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang
lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan
suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan dan menunjukkan ruang
lingkup dari sistem tersebut.
c. Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang
memepngaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat
menguntungkan dan juga merugikan. Lingkungan luar yang menguntungkan
merupakan energi dari sistem dan demikian harus dijaga dan dipelihara.
Sedangkan lingkungan yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, jika
tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
13
d. Penghubung Sistem
Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang
lainnya. Melalui penghubung ini, sumber-sumber daya mengalir dari satu
subsistem ke subsistem yang lainnya.
e. Masukan Sistem
Merupakan segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya
menjadi bahan untuk diproses.
f. Keluaran Sistem
Merupakan hasil dari pemrosesan sistem, yang bisa berupa suatu informasi,
saran, cetakan laporan dan sebagainnya.
g. Pengolahan Sistem
Merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan
menjadi keluaran yang berguna.
h. Sasaran Sistem
Suatu sistem mempunyai tujuan atau sasaran, kalau sistem tidak mempunyai
sasaran maka sistem tidak akan ada. Suatu sistem dikatakan berhasil bila
mengenai sasaran atau tujuannya. Sasaran sangat berpengaruh pada masukan
dan keluaran yang dihasilkan.
14
Gambar 2.1 Karakteristik Sistem (Sumber: Jogiyanto, 2005)
2.2 Konsep Dasar Informasi
Informasi memiliki peranan yang sangat penting pada suatu organisasi
ibarat udara yang kita hirup. Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari
pebgolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi
penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata
(fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan (Jogiyanto, 2005).
2.2.1 Data Versus Informasi
Data adalah deskripsi dari sesuatu atau kejadian yang kita hadapi (the
description of things and events that we face). Definisi data yang lain adalah data
merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan
15
nyata. Kesatuan nyata adalah berupa suatu objek nyata seperti tempat, benda dan
orang yang betul-betul ada dan terjadi. Untuk pengambilan keputusan bagi
manajemen, maka faktor-faktor tersebut harus diolah lebih lanjut untuk menjadi
suatu informasi (Ladjamudin, 2005).
Sedangkan pengertian Informasi yang dijelaskan oleh Kadir (2003), bahwa
informasi adalah data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga
meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut. Dan
Gordon B. Davis mendefinisikan informasi adalah suatu data yang diolah menjadi
bentuk yang berarti bagi si penerima dan bermanfaat dalam pengambilan
keputusan saat ini atau akan dating (Jogiyanto, 2005).
Menurut John Burch dan Gary Grudnitski, informasi yang berharga adalah
informasi yang memenruhi 3 kriteria, di ataranya: akurat, relevan dan tepat waktu.
Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan
dengan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut (Ladjamudin, 2005).
2.2.2 Siklus Informasi
Data merupakan bentuk yang masih mentah, belum dapat bercerita
banyak, sehingga harus diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk
dihasilkan informasi. Data dapat berbentuk simbol-simbol semacam huruf-huruf
atau alphabet, angka-angka, bentuk-bentuk suara, sinyal-sinyal, gambar-gambar
dan sebagainya (Jogiyanto, 2005). Jadi pada intinya adalah bahwa hasil dari
pengolahan data adalah informasi yang sangat diperlukan oleh penerimanya. Ini
dapat dilihat dari Gambar 2.2 yang dikemukakan oleh Ladjamudin, berpendapat
16
bahwa untuk memperoleh informasi yang bermanfaat bagi penerimanya, perlu
untuk dijelaskan bagaimana siklus yang terjadi atau dibutuhkan dalam
menghasilkan informasi (Ladjamudin, 2005). Siklus informasi atau siklus
pengolahan data seperti Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Siklus Informasi (Sumber: Ladjamudin, 2005)
2.2.3 Kualitas Informasi
Informasi yang baik adalah informasi yang berkualitas, informasi yang
berkualitas ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut (Kadir, 2003):
a. Akurat (accurate)
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan,
informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.
b. Tepat waktu (timelines)
Informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan tidak boleh terlambat, karena
nantinya tidak mempunyai nilai yang baik, sehingga apabila dijadikan dasar
dalam pengambilan keputusan akan berakibat fatal atau kesalahan
pengambilan keputusan dan tindakan.
17
c. Relevan (relevance)
Informasi harus memberikan manfaat yang baik untuk pemakai informasi
tersebut.
Sedangkan menurut Ladjamudin kualitas informasi tidak hanya ditentukan
oleh 3 hal diatas. Menurutnya selain 3 hal sebelumnya kualitas informasi juga
harus bernilai ekonomis (economy), efisien (efficiency) dan dapat dipercaya
(reliability) (Ladjamuddin, 2005).
Kea
kura
sian
Ket
epat
anW
aktu
Rel
evan
siKualitas Informasi
Gambar 2.3 Pilar-pilar Informasi yang Berguna (Sumber: Jogiyanto, 2005)
2.2.4 Nilai Informasi
Nilai dari informasi (value of information) ditentukan dari dua hal, yaitu
manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila
manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Lebih
lanjut sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan
satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektifitasnya. Pengukurannya dapat
menggunakan analisis cost effectiveness atau cost benefit (Jogiyanto, 2005).
18
2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi
Sistem Informasi memberikan nilai tambah terhadap proses, produksi,
kualitas, menajemen, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah serta
keunggulan kompetitif yang sangat berguna bagi kegiatan bisnis. Sebuah sistem
informasi pada hakekatnya merupakan suatu sistem yang memiliki suatu
komponen-komponen atau subsistem-subsistem untuk menghasilkan informasi.
Berikut ini akan dijelaskan pengertian-pengertian mendasar tentang pemahaman
sistem informasi secara utuh.
2.3.1 Pengertian Sistem Informasi
Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen di dalam
pengambilan keputusan, permasalahannya adalah dari mana informasi itu didapat.
Informasi dapat diperoleh dari sistem informasi. Robert A. Leitch mendefinisikan
sistem informasi sebagai berikut (Jogiyanto, 2005):
”Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,
bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan
pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.
Secara umum definisi dari Sistem Informasi adalah sekelompok elemen-
elemen dalam suatu organisasi yang saling berintegrasi dengan menggunakan
masukan, proses dan keluaran dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu
tujuan dan dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan yang tepat
(Whitten , 2004).
19
2.3.2 Komponen Sistem Informasi
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan
istilah blok bangunan (building block), masing-masing saling berinteraksi satu
dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya.
Komponen-komponen tersebut adalah hardware, software, prosedur, orang,
database, jaringan komputer dan komunikasi data (Kadir, 2003):
a. Perangkat keras (hardware)
Mencakup peranti-peranti fisik seperti komputer dan printer.
b. Perangkat lunak (software) atau program
Sekumpulan intruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk memproses
data.
c. Prosedur
Sekumpulan aturan yang diapakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan
pembangkitan keluaran yang dikehendaki.
d. Orang
Semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi,
pemrosesan dan penggunaan keluaran sistem informasi.
e. Basisdata (database)
Sekumpulan tabel, hubungan dan lain-lain yang berkaitan dengan
penyimpanan data.
f. Jaringan komputer dan komunikasi data
Sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) dipakai secara
bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.
20
Menurut Ladjamudin (2005) ke enam komponen sistem informasi tersebut
dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu sebagai berikut:
1. Hardware (perangkat keras) dan Software (perangkat lunak) yang berfungsi
sebagai mesin.
2. People dan Procedures yang merupakan manusia dan tatacara menggunakan
mesin.
3. Data merupakan jembatan penghubung antara manusia dan mesin agar terjadi
suatu proses pengolahan data.
Gambar 2.4 Komponen Sistem Informasi (Sumber: Ladjamudin, 2005)
2.3.3 Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah sistem informasi yang
digunakan untuk menyajikan informasi agar mendukung operasi, manajemen dan
pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. SIM menghasilkan informasi
untuk memantau kinerja, memelihara koordinasi dalam proses operasi organisasi.
Selain itu SIM disebut juga jaringan prosedur pengolah data yang dikembangkan
dalam suatu sistem terintergrasi dengan maksud memberikan informasi yang
Hardware (Perangkat
Keras)
Software (Perangkat
Lunak)
People (Manusia)
Procedures (Prosedur)
DATA
Mesin Manusia
21
bersifat intern ataupun ekstern kepada manajemen, dengan dasar pengambilan
keputusan. Secara garis besar SIM dibangun atas komponen:
a. Basisdata (Database)
Sebuah Sistem Informasi Manajemen memiliki subsistem manajemen data.
Subsistem manajemen data merupakan manajemen yang memasukan data ke
suatu database untuk suatu situasi dan dikelola oleh perangkat lunak untuk
menjadi sebuah informasi.
b. Sistem Perangkat Lunak (Software System)
Dalam komponen ini terdapat subsistem manajemen pengguna, pengguna
berkomunikasi dengan dan memerintahkan sistem informasi, sehingga
pengguna adalah bagian yang dipertimbangkan dari sistem. Selain itu dalam
SIM juga terdapat manajemen laporan, merupakan aspek laporan informasi
yang diberikan kepada pengguna.
2.4 Konsep Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren
Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan penerapan dari sistem
yang menyediakan semua informasi yang bertujuan untuk mendukung operasi
manajemen dan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. SIM cenderung
selalu melakukan pengolahan informasi yang berbasis pada komputer (computer
based informasion processing) dengan mempertimbangkan informasi apa, untuk
siapa dan kapan harus disajikan (Ladjamudin, 2005).
22
Konsep Sistem Informasi Manajemen yang dikembangkan dalam
penelitian ini dengan membandingkan skripsi sebelumnya mengenai
pengembangan sistem informasi manajemen yaitu oleh Rifqi Octaviani dengan
judul Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Dalam Monitoring Penjualan
Flexi Pada PT. Telkom Kantor Daerah Telekomunikasi Jakarta Selatan. Tujuan
pengembangan sistem informasi manajemen dalam penelitian ini memiliki
persamaan yaitu mengembangkan sistem informasi sebelumnya dalam hal
manajemen atau pengaturan basisdata dan sistem perangkat lunak (software
system) yang mengalami perbaikan pada proses penginputan, pengolahan dan
pelaporan yang menghasilkan informasi bagi pengguna.
Perbedaan yang mendasari dari penelitian pada skripsi sebelumnya adalah
metode pengembangan sistem informasi yang digunakan. Pada penelitian
sebelumnya menggunakan metodologi penegembangan terstruktur SDLC, dengan
beberapa tools yaitu flowchart, DFD dan ERD pada proses analisis dan desain
sistemnya. Sedangkan pada tahapan implementasi menggunakan metode yang
sama yaitu berbasis web internet.
Selanjutnya akan dibahas konsep Sistem Informasi Manajemen Pondok
Pesantren (SIMPONTREN) yang menjelaskan pengertian pondok pesantren,
fungsi pondok pesantren dan pengertian sistem informasi manajemen pondok
pesantren.
23
2.4.1 Pengertian dan Fungsi Pondok Pesantren
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan keagamaan Islam yang
tumbuh dan berkembang di masyarakat. Pondok pesantren juga dianggap sebagai
lembaga tradisional yang secara bahasa teknis berarti suatu tempat yang dihuni
oleh para santri, orang yang mencari ilmu. Tujuan utama pondok pesantren adalah
menyiapkan santri dalam mendalami dan menguasai ilmu agama Islam yang
diharapkan dapat mencetak kader-kader ulama dan turut mencerdaskan
masyarakat Indonesia (Departemen Agama, 2001).
Seperti yang diperintahkan Allah SWT kepada setiap manusia untuk
menuntut ilmu, dalam QS. At-Taubah [9]: 122, yang berbunyi:
⌧ ☺
⌧ ⌧
⌧
⌧
Artinya: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya
mereka itu dapat menjaga dirinya.
Ketika setiap manusia mendapatkan ilmu dengan baik lalu mau
memberikan ilmunya kepada orang lain sehingga bermanfaat bagi dirinya sendiri
24
dan orang lain, maka dengan izin Allah derajatnya akan dinaikkan. Hal ini
terdapat dalam Q.S. Al-Hujurat [49]: 11
⌧ ☺
⌧
☺ ☺
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Perkembangan masyarakat dewasa ini menghendaki adanya pembinaan
peserta didik yang dilaksanakan secara seimbang antara nilai dan sikap,
pengetahuan, kecerdasan dan keterampilan, kemampuan berkomunikasi dan
berinteraksi dengan masyarakat secara luas, serta meningkatkan kesadaran
terhadap alam lingkungannya.
Dari waktu ke waktu fungsi pesantren berjalan secara dinamis, berubah
dan berkembang mengikuti dinamika sosial masyarakat global. Betapa tidak, pada
25
awalanya lembaga tradisional ini mengembangkan fungsi sebagai lembaga sosial
dan penyiaran agama (Masyhud, 2006). Sementara, menurut Azyumardi Azra
dalam buku Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-Lembaga
Pendidikan Islam di Indonesia (Nata, 2001) menawarkan adanya tiga fungsi
pesantren, yaitu: (1) transmisi dan transfer ilmu-ilmu Islam, (2) pemeliharaan
tradisi islam dan (3) reproduksi ulama.
2.4.2 Manajemen Pondok Pesantren
Keberadaan pondok pesantren yang semakin beragam dalam bentuk,
peranan dan fungsi ini menjadikan adanya fenomena yang cukup berarti dalam
upaya membuat suatu pola yang dapat dipahami sebagai acuan untuk
pengembangan pondok pesantren masa depan, tanpa independensi pondok
pesantren (Departemen Agama, 2001).
Kementerian Agama sebagai departemen teknis yang memiliki wewenang
dan tugas dalam pembinaan penyelenggaraan pendidikan keagamaan, memiliki
tanggung jawab, baik langsung maupun tidak, terhadap eksitensi pondok
pesantren. Di antara bentuk tanggung jawabnya adalah dengan memberikan
perhatiannya secara lebih serius terhadap pengembangan dan peningkatan pondok
pesantren dengan memberdayakan eksistensinya di tengah masyarakat.
Untuk itu diperlukan suatu sistem manajemen dalam mengontrol
perkembangan pondok pesantren, baik itu yang berhubungan dengan masing-
masing elemen di dalamnya (santri, kyai dan pengasuh pondok), sistem
pendidikan formal dan non formal, sarana dan prasarana, sampai dengan
26
keuangan pondok pesantren. Maka sumber informasi mengenai proses
perkembangan tersebut harus disediakan oleh setiap pesantren secara akurat untuk
dapat memenuhi kebutuhan dalam proses controlling dan peningkatan kualitas
pondok pesantren.
Penyajian informasi tersebut dapat dilakukan dengan mengelompokkan
data dari masing-masing kebutuhan akan setiap elemen setiap tahunnya. Hal ini
dilakukan dengan pertimbangan efisiensi dan efektivitas waktu baik dalam
mengumpulkan dan menyajikan data. Pengaturan tingkat kebutuhan data di
antaranya adalah:
a. Santri
Jumlah santri tiap pesantren dan pembagiannya dalam tingkat pendidikan.
b. Ketenagaan Pesantren
Jumlah kyai, ustadz dan tenaga kerja lainnya yang berada di pondok
pesantren.
c. Sarana dan Prasarana
Kondisi bangunan pesantren, ruang belajar, sarana olahraga dan lainnya.
d. Keuangan
Meliputi pemasukan dan pengeluaran keuangan pondok pesantren, serta
bantuan yang pernah diterima.
2.4.3 Pengertian Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren
Sistem informasi manajemen pondok pesantren merupakan kegiatan
pengolahan data pondok pesantren dengan memanfaatkan dan menerapkan
27
teknologi informasi (Departemen Agama, 2006). Dimana suatu data pondok
pesantren tersimpan secara utuh di dalam suatu komputer yang dapat diakses ke
semua penggunanya. Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren
(SIMPONTREN) didefinisikan sebagai sistem informasi terpadu, yang meliputi
pendataan pondok pesantren, pengolahan data santri, ketenagakerjaan, sarana
prasarana dan keuangan untuk menghasilkan informasi yang cepat, lengkap dan
akurat dalam rangka mendukung pengelolaan dan peningkatan mutu pondok
pesantren. Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren mempunyai tiga
keuntungan di antaranya:
1. Memungkinkan Direktorat Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah
Kemeterian Agama berperan aktif dalam perencanaan strategis peningkatan
kualitas pesantren.
2. Mengintegrasikan dan menyimpan semua informasi pesantren dalam suatu
database, yang sebelumnya tersimpan di beberapa komputer yang tidak
terintegrasi.
3. Memfasilitasi penyimpanan data dan akses catatan pondok pesantren yang
sangat penting bagi Kementerian Agama.
Pada Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren ini peniliti
melakukan pengkajian kembali dari Laporan Praktek Kerja Lapangan yang telah
peneliti buat sebelumnya dengan judul Analisis dan Perancangan Sistem
Informasi Manajemen Pondok Pesantren. Dari pengkajian didapat beberapa
kekurangan dan kelebihan dari Sistem Informasi tersebut, seperti pada Tabel 2.1.
28
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Studi Literatur
Kekurangan Kelebihan
1. Sistem yang dirancang masih bersifat
stand alone. Sistem atau aplikasi hanya
berada pada satu komputer saja sehingga
hanya digunakan oleh administrator.
Pada dasarnya sistem informasi yang
dirancang dapat digunakan oleh
siapapun, kapanpun dan di mana pun
tanpa adanya batasan tertentu. Oleh
karena itu sistem informasi dianjurkan
berbasis web.
2. Pengembangan aplikasi dengan
menggunakan Visual Foxpro 6.0 Secara
garis besar ada beberapa kekurangan
dalam pengolaha data, diantaranya: hanya
menyediakan fasilitas entry data, edit dan
hapus silakukan langsug di basisdata,
keamanan data dan kontrol validasi
kurang baik.
3. Pengolahan data masih menggunakan
1. Visual FoxPro (VFP) memeliki
kemampuan dalam mengolah record
volume data yang besar. Hal ini sangat
dibutuhkan dalam mengolah data pondok
pesantren di Indonesia yang berada di
bawah naungan Kementerian Agama RI.
2. Visual FoxPro (VFP) merupakan
remote access data. VFP mendukung
untuk mengakses data diluar dari database
native yang dimilikinya, seperti Microsoft
SQL Server, Oracle, MySQL,
PostGreSQL, Thunderbird.
3. Desain dan pengembangan aplikasi
yang user friendly sehingga memudahkan
dalam mengelola informasi dan proses
bisnis yang sangat kompleks.
4. Kemampuan dalam memanipulasi
29
Microsoft Excel. Sehingga mengalami
kesulitan dalam mengolah data dan
membutuhkan waktu yang lebih lama lagi
dalam menghasilkan suatu informasi.
4. Pembuatan report yang belum
mengimplementasikan OOP (Object
Oriented Programming)
5. Menu designer juga belum
mengimplementasikan OOP. Sehingga
untuk proses perancangan report dan
tabulasi data membutuhkan aplikasi lain,
seperti Microsoft Excel.
6. Aplikasi ini menampung banyaknya
data (overload) sehingga terkesan tidak
adanya pembaharuan (update) dari fungsi
dan tampilan aplikasi.
dan menggabungkan data hampir tidak
terbatas pada jumlah tabel dan record,
dengan hal ini Visual FoxPro disebut
juga alat pengembangan aplikasi data
driven. Fungsi data driven dapat
digunakan untuk mengkonfigurasi
aplikasi secara otomatis ke dalam
database dan mengkonfigurasi
antarmuka sesuai dengan perubahan
kondisi data. Sehingga dengan VFP
aplikasi dirancang dengan baik, dimana
interaksi antara data dan interface yang
berkesinambungan dan dinamis.
2.5 Pengembangan Sistem Informasi Berorientasi Objek
2.5.1 Pengertian Pengembangan Sistem Informasi
Pengembangan sistem (sistem development) dapat berarti menyusun
sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau
memperbaiki sistem yang sudah ada dengan harapan bahwa sistem yang baru
dapat mengatasi sistem yang lama (Jogiyanto, 2005). Sistem yang lama perlu
30
diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal, yaitu sebagai berikut
(Jogiyanto, 2005):
1. Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang
lama. Permasalahan yang timbul dapat berupa ketidakberesan dalam sistem
yang lama yang menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai
dengan yang diharapkan. Dan juga pertumbuhan organisasi, yang
menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru. Pertumbuhan organisasi
diantaranya adalah kebutuhan informasi yang semakin luas, volume
pengolahan data yang semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi atau
pengolahan data yang baru.
2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan (opportunities), teknologi informasi
telah berkembang dengan cepatnya. Perangkat keras komputer, perangkat
lunak dan teknologi komunikasi telah begitu cepat berkembang. Organisassi
mulai merasakan bahwa teknologi informasi ini perlu digunakan untuk
meningkatkan pelayanan informasi sehingga dapat mendukung dalam proses
pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh pihak manajemen.
3. Adanya instruksi-instruksi (directives), penyusunan sistem yang baru dapat
juga terjadi karena adanya instruksi-instruksi dari atas pimpinan ataupun dari
luar organisasi.
Karena adanya permasalahan, kesempatan atau instruksi, maka sistem
yang baru perlu dikembangkan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan
yang timbul, meraih kesempatan-kesempatan yang ada atau memenuhi instruksi
yang diberikan.
31
Gambar 2.4 Pengembangan Sistem Informasi (Sumber: Jogiyanto, 2005)
Proses pengembangan sistem melewati beberapa tahapan dari mulai sistem
direncanakan sampai dengan sistem tersebut diterapkan, dioperasikan dan
dipelihara. Ketika dalam operasinya sistem mengalami permasalahan, maka perlu
dikembangkan kembali suatu cara atau tehnik yang sistematis untuk
menyelesaikan permasalahan yang ada, ini disebut juga metodologi
pengembangan sistem informasi. Dari beberapa metode pengembangan sistem
yang digunakan, proses pengembangan sistem yang utama adalah analisis sistem,
desain sistem dan implementasi sistem.
32
Metode yang digunakan pada penulisan skripsi ini adalah pengembangan
sistem informasi berorientasi objek. Metode orientasi objek menganalogikan
sistem aplikasi seperti kehidupan nyata. Sistem yang dibangun dengan teknologi
objek memiliki fleksbilitas yang tinggi terhadap perubahan karena menggunakan
konsep komponen yang bisa digunakan kembali. Berikut dijelaskan lebih lanjut
tentang pengembangan sistem informasi berorientasi objek.
2.5.2 Pengertian Object Oriented
Object oriented atau berorientasi objek, merupakan suatu organisasi
perangkat lunak sebagai kumpulan dari objek tertentu yang memiliki struktur data
dan perilakunya (Sutopo, 2002). Metode pengembangan berorientasi objek
diperkenalkan pada tahun 1980, fokus utama metodologi ini dengan melihat suatu
sistem terdiri dari objek yang saling berhubungan. Objek yang digambarkan
dalam sebuah model bagian sistem merupakan suatu fokus selama dalam proses
analisis dan perancangan dengan menekankan pada state, perilaku (behavior) dan
interaksi objek dalam model tersebut.
Metode object oriented menganalogikan sistem aplikasi seperti kehidupan
nyata yang didominasi oleh objek. Manusia adalah objek, komputer adalah objek.
Objek memiliki atribut: manusia memiliki nama, pekerjaan, rumah dan lain-lain.
Mobil memiliki warna, merk, sejumlah roda dan lain-lain. Komputer memiliki
kecepatan, sistem operasi dan lain-lain. Objek dapat beraksi dan bereaksi.
Manusia dapat berjalan, berbicara, makan, minum; mobil dapat berjalan,
mengerem; komputer dapat mengolah data, menampilkan gambar dan lain-lain.
33
Keunggulan teknologi objek dengan demikian adalah bahwa model yang
dibuat akan sangat mendekati dunia nyata yang masalahnya akan dipecahkan oleh
sistem yang dibangun. Sistem yang dibangun dengan teknologi objek memiliki
fleksibilitas yang tinggi terhadap perubahan karena menggunakan konsep
komponen yang bisa digunakan kembali (Hermawan, 2004).
Terdapat beberapa cara untuk menentukan karakteristik dalam pendekatan
berorientasi objek, tetapi secara umum mencakup Polimorfisme, Inheritance
(Pewarisan) dan Encapsulation (Pembungkusan).
a) Polimorfisme, yaitu konsep yang menyatakan bahwa suatu fungsi yang sama
dapat diterapkan dan dapat dimiliki oleh kelas-kelas yang berlainan.
b) Inheritance, pewarisan ini pada dasarnya adalah berbagi atribut dan operasi
antarkelas berdasarkan hierarki kelas. Pewarisan akan sangat mengurangi
perulangan penulisan kode dan mungkin merupakan salah satu keunggulan
utama rekayasa perangkat lunak, karena memungkinan penulisan kode yang
lebih sedikit tanpa mengorbankan esensi perangkat lunak secara keseluruhan.
c) Encapsulation, Pembungkusan berarti meninggalkan aspek eksternal dari
objek yang dapat diakses oleh objek lain dan memfokuskan diri pada
implementasi internal suatu objek. Keuntungan pembungkusan adalah
memungkinkan seseorang menggunakan (memanfaatkan fungsi-fungsi serta
layanan) suatu komponen yang diciptakan dengan konsep pembungkusan
tanpa mengetahui rincian implementasinya.
34
Pemahaman dasar konsep pemodelan objek yang akan digunakan akan
dijelaskan sebagai berikut:
1) Objek
Sebuah objek memiliki keadaan (state) dan perilaku (behavior). State dari
sebuah objek adalah kondisi objek tersebut atau himpunan dari keadaan yang
menggambarkan objek tersebut. State dinyatakan dengan nilai dari sebuah atribut
objeknya. Atribut adalah nilai internal suatu objek yang mencerminkan antara lain
karakteristik objek, kondisi objek, kondisi sesaat, koneksi dengan objek lain dan
identitas. Perubahan state dicerminkan oleh perilaku (behavior) objek tersebut.
Behavior suatu objek mendefinisikan bagaimana sebuah objek bertindak
(beraksi) dan memberikan reaksi. Behavior ditentukan oleh himpunan semua atau
beberapa operation yang dapat dilakukan dalam objek itu sendiri. Behavior dari
sebuah objek dicerminkan oleh interface, service dan methode dari objek tersebut.
Interface adalah pintu untuk mengakses service objek. Service adalah
fungsi yang bisa diemban objek. Methode adalah mekanisme internal objek yang
mencerminkan perilaku (behavior) objek tersebut. Sebagai contoh, jika printer
merupakan sebuah objek maka perilaku (behavior) atau servisnya mencetak
apapun yang dia terima.
2) Kelas (Class)
Kelas (Class) adalah definisi umum (pola, template atau cetak biru) untuk
himpunan objek sejenis. Kelas menetapkan spesifikasi perilaku (behaviors) dan
atribut objek-objek tersebut. Class adalah absraksi dari entitas dalam dunia nyata.
Objek adalah contoh dari sebuah kelas. Sebagai contoh, atribut untuk kelas
35
binatang adalah berkaki empat dan memiliki ekor. Perilakunya adalah makan dan
tidur. Contoh yang mungkin dari kelas binatang ini adalah kucing, gajah dan
kuda.
3) Association dan Aggegation
Association (asosiasi) adalah hubungan antar objek yang saling
membutuhkan. Sedangkan aggregation (agregasi) adalah bentuk khusus dari
asosiasi yang menggambarkan seluruh bagian suatu objek merupakan bagian dari
objek lainnya. Sebagai contoh, objek tanggal dapat disusun dari objek hari, objek
bulan dan objek tahun.
2.5.3 Pengembangan Sistem Berorientasi Objek
Terdapat beberapa metode strategi alternatif dalam pengembangan sistem,
salah satunya adalah pengembangan model-driven (model-driven development).
pengembangan model-driven adalah sebuah startegi pengembangan sistem yang
menekankan pembuatan gambar model-model sistem untuk membantu visualisasi
dan analisis masalah, mendefinisikan persyaratan bisnis dan mendesain sistem
informasi (Whitten, 2004).
Dalam pengembangan model-driven terdapat beberapa pemodelan,
(Whitten, 2004) yaitu:
a. Pemodelan proses (process modeling)
b. Pemodelan data (data modeling)
c. Pemodelan objek (object modeling)
36
Menurut Jeffrey L. Whitten (2004), teknik analisis berorientasi objek
merupakan alat terbaik yang dapat digunakan untuk sebuah proyek yang akan
mengimplementasikan sistem yang menggunakan teknologi objek untuk
membangun, mengelola dan merakit objek-objek menjadi aplikasi komputer yang
berguna.
Pemodelan objek (object modeling) merupakan sebuah teknik yang
mencoba untuk menyatukan data dan proses ke dalam konsepsi tunggal yang
disebut objek. Model-model objek adalah diagram-diagram yang
mendokumentasikan sebuah sistem dalam artian objek-objek dan interaksi-
interaksinya. Pemodelan objek adalah basis atau dasar dari metodologi-
metodologi analisis dan desain berorientasi objek. Teknik pemodelan objek
menyajikan penggunaan metodologi dan notasi diagram yang sama sekali berbeda
dengan teknik lainnya (Whitten, 2004).
Terdapat beberapa kelebihan dalam penggunaan teknik permodelan
berorientasi objek, di antaranya:
a. Jika terjadi perubahan pada sistem, maka hanya perlu mengubah objek dan
fungsinya yang dikehendaki tanpa akan mempengaruhi objek lain yang tidak
dikehendaki terjadinya perubahan. Hal ini dikarenakan setiap objek berdiri
secara mandiri (Whitten, 2004).
b. Jika terjadi perubahan pada sistem, maka akan lebih mudah mengubahnya,
meskipun pada sistem yang besar sekalipun (Whitten, 2004).
c. Pendekatan objek menuntun penggunaan ulang (reuse) komponen-komponen
program selanjutnya (Hariyanto, 2004).
37
d. Perangkat lunak yang dikembangkan dengan berorientasi objek mempermudah
pemeliharaan (Hariyanto, 2004).
e. Sistem berorientasi objek lebih mudah diadaptasi dan diskala menjadi sistem
lebih besar karena sistem-sistem lebih besar dibuat dengan merakit subsistem-
subsistem yang dapat diguna ulang (Hariyanto, 2004).
Teknik permodelan objek menyajikan penggunaan metode dan notasi
untuk pemodelan data dan pemodelan proses. Pada akhir tahun 80-an dan awal
tahun 90-an, digunakan beberapa metode berorientasi objek yang berbeda-beda.
Yang paling terkenal adalah Metode Booch dari Grady Booch, Object Modeling
Technique (OMT) dari James Rumbaugh dan Object Oriented Software
Engineering (OOSE) dari Ivar Jacobson. Banyaknya metode dan teknik
berorientasi objek yang ada menjadi industri pengembangan berorientasi objek
membatasi kemampuan untuk memakai model-model pada proyek lain dan tim
pengembang. Masalah ini dan yang lainnya mendorong dilakukannya usaha untuk
mendesain bahasa pemodelan standard (Whitten, 2004).
Pada tahun 1994, Grady Booch dan James Rumbaugh sepakat bergabung
untuk menggunakan metode pengembang berorientasi objek dengan tujuan
membuat proses standard tunggal untuk mengembangkan sistem berorientasi
objek. Ivar Jacobson bergabung pada tahun 1995 dan mereka bertiga fokus
membuat bahasa pemodelan objek standard sebagai ganti dari pendekatan atau
metode berorientasi objek yang sebelumnya. Berdasarkan hasil kerja mereka
dihasilkanlah Unified Modeling Language (UML) versi 1.0 yang dirilis tahun
1997 (Whitten, 2004).
38
2.6 Alur Pengembangan Rapid Application Development (RAD)
RAD adalah sebuah strategi pengembangan sistem yang menekankan
kecepatan pengembangan melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam
konstruksi, cepat, berulang dan bertambah serangkain prototype yang bekerja
pada sebuah sistem yang pada akhirnya berkembang ke dalam sistem final
(Whitten, 2004).
Sebagai respon pada kemajuan ekonomi pada umumnya, rapid application
development (RAD) atau pengembangan aplikasi cepat telah menjadi rute yang
populer untuk mengakselerasi pengembangan sistem. Gagasan-gagasan RAD
adalah (Whitten, 2004):
1. Lebih aktif melibatkan para pengguna sistem dalam aktifitas analisis, desain,
konstruksi.
2. Mengorganisasikan pengembangan sistem ke dalam rangkaian seminar yang
intensif dan berfokus dengan para pemilik, pengguna, analis, desainer,
pembangun sistem.
3. Mengakselerasi fase-fase analisis dan desain persyaratan melalui pendekatan
konstruksi berulang.
4. Memperpendek waktu yang diperlukan sebelum para pengguna mulai melihat
sebuah sistem yang bekerja.
39
Gambar 2.5 merupakan diagram yang akan menerangkan rute atau tahapan
dalam RAD. Dalam penelitian ini alur tahapan pengembangan RAD
menggunakan beberapa tools.
40
SCOPE DEFINITION
PROBLEM ANALYSIS+
REQUIREMENTS ANALYSIS+
DECISION NALYSIS
SOME DESIGN(LOGICAL AND/OR
PHYSICAL)
SOME CONSTRUCTION& TESTING
SOME MOREREQTS. & DECISION
ANALYSIS
REVIEWTHE
SYSTEM
DELIVERYOf a version
CurrentSYSTEM
OPERATION&
MAINTENANCE
System Owner and User
docum entation
docum entationdocum entation
documentation
RepositoryOf
SystemKnowledge
START:Problem s, Oppurtunities
AndDirectives
Statem entOf work
Problems statement and
scope & visions
Initial System Improvem ent ObjectivesInitial Bussines Requirem ent Statement
Initial System ProposalInitial Application Architecture
Some Redesign Bussines Processes
Some Logical and /or Physical Design
Specifications
Some Design Prototypes and /
or partial Functional SystemBussiness Feedback
Technical Feedback
Refind Application Architecture and/or
Design Changes
Refind System Im provem ent Objectives
and/or Bussiness Requirem ent
Candidate Release
Version of the Functional
System
Training MaterialsPost-Audit Review Operational System
FINISH:Working
BusinessSolutions
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Gambar 2.5 Strategi Rapid Apllication Development (RAD) (Sumber: Whitten, 2004)
40
2.7 Rich Picture
Rich Picture digunakan pada waktu penyeleksian sistem untuk
menyatakan secara keseluruhan dalam memahami proses dari tahapan proyek
pengembangan sistem. Rich picture secara khusus mendeskripsikan masalah
sistem dan sekaligus penguasaan aplikasi.
Rich picture tidak didasari pada suatu catatan khusus tetapi seharusnya
memberikan penyesuaian mengenai aspek yang dideskripsikan pada proyek
(Mathiassen, 2000).
2.8 Matriks Masalah, Kesempatan, Tujuan dan Batasan (Problems,
Opportunities, Objectives and Constraints Matrix)
Analisis masalah dalam tahapan RAD menggunakan Matriks Masalah,
Kesempatan, Tujuan dan Batasan, yang dijabarkan dalam dua tabel yaitu Analisis
Sebab Akibat (Cause and Effect Analysis) dan tabel Tujuan-tujuan Perbaikan
Sistem (System Improvement Objectives). Cause and Effect Analysis merupakan
sebuah tehnik tempat masalah-masalah dipelajari untuk menentukan penyebab-
penyebab dan akibat-akibatnya (Whitten, 2004).
Dalam praktiknya, sebuah akibat mungkin sebenarnya adalah gejala dari
masalah yang berbeda, yang lebih mendalam atau mendasar. Masalah tersebut
juga harus dianalisis untuk mencari penyebab dan akibatnya dan seterusnya
sampai penyebab dan akibat tersebut tidak menghasilkan gejala-gejala masalah-
masalah lainnya. Oleh sebab itu semua pihak, baik analis sistem, pemilik dan
41
pengguna sistem harus secara aktif berpartisipasi dalam proses analisis sebab
akibat.
Setelah diberikan pemahaman akan lingkup, masalah dan kesempatan
sistem, maka dapat menentukan tujuan-tujuan perbaikan sistem. Tujuan dari tugas
ini adalah menentukan kriteria di mana semua perbaikan pada sistem akan diukur
dan untuk mengidentifikasi semua batasan yang membatasi fleksibilitas perbaikan
tersebut (Whitten, 2004).
Dalam tabel ini terdiri dari dua hal yaitu tujuan (objective) sistem, yaitu
ukuran keberhasilan, sesuatu yang ingin diraih jika diberikan sumber-sumber daya
yang cukup dan batasan (constraint) sistem, yaitu sesuatu yang akan membatasi
fleksibilitas dalam mendefinisikan suatu solusi untuk tujuan-tujuan dan pada
dasarnya batasan-batasan ini tidak dapat diubah.
2.9 Functional dan Nonfunctional Requirement
Tahapan analisis persyaratan yang menentukan persyaratan bisnis bagi
sistem yang baru. Maka dalam tahapan ini digunakan functional dan
nonfunctional requirement merupakan teknik yang digunakan dalam penelitian ini
untuk mendeskripsikan persyaratan bagi pengembangan sistem usulan. Tugas dari
functional dan nonfunctional requirement ini adalah menerjemahkan sasaran-
sasaran sistem yang telah diidentifikasi pada tahapan analisis masalah ke dalam
outline persyaratan sistem yang diperlukan untuk mencapai tujuan pengembangan
sistem (Whitten, 2004).
42
Persyaratan fungsional sering diidentifikasi dalam istilah input, output,
proses dan data tersimpan yang dibutuhkan untuk memenuhi sasaran peningkatan
sistem. Sedangkan persyaratan nonfungsional yaitu persyaratan sistem yang
menetapkan properti atau kualitas yang harus dimiliki oleh sistem. Pada
persyaratan nonfungsional akan digunakan kerangka kerja PIECES merupakan
alat (tools) untuk menggolongkan persyaratan sistem. PIECES merupakan
singkatan untuk memudahkan mengingatnya, terdiri atas (Jogiyanto, 2005):
a. Performance (kinerja), peningkatan terhadap kinerja (hasil kerja) sistem yang
baru sehingga menjadi lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari throughput dan
response time. Throughput adalah jumlah dari pekerjaan yang dapat
dilakukan suatu saat tertentu. Respon time adalah rata-rata waktu yang
tertunda di antara dua transaksi atau pekerjaan ditambah dengan waktu
response untuk menanggapi pekerjaan tersebut.
b. Information (informasi), peningkatan terhadap kualitas informasi yang
disajikan.
c. Economy (ekonomis), peningkatan terhadap manfaat-manfaat atau
keuntungan-keuntungan atau penurunan-penurunan biaya yang terjadi.
d. Control (pengendalian), peningkatan terhadap pengendalian untuk
mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan serta kecurangan-
kecurangan yang dan akan terjadi.
e. Efficiency (efisiensi), peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi
berbeda dengan ekonomis. Bila ekonomis berhubungan dengan jumlah
43
sumber daya yang digunakan, efisiensi berhubungan dengan bagaimana
sumber daya tersebut digunakan dengan pemborosan yang paling minimum.
f. Services (pelayanan), peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh
sistem.
2.10 UML (Unified Modelling Language)
Pada bagian sebelumnya, telah dibahas tentang pengembangan model-
driven yang di dalamnya terdapat pemodelan berorientasi objek. Teknik
pemodelan objek menyajikan penggunaan metodologi dan notasi diagram yang
sama sekali berbeda dengan teknik lainnya. UML merupakan pemodelan standard
berorientasi objek yang telah dikembangkan oleh Grady Booch, James Rumbaugh
dan Ivar Jacobson (Whitten, 2004).
Menurut Jeffrey L. Whitten (2004) UML merupakan satu kumpulan
konvensi pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan
sebuah sistem software yang terkait dengan objek.
UML menawarkan diagram yang dikelompokan menjadi beberapa
perspektif berbeda untuk memodelkan suatu sistem; seperti satu set cetak biru
(blueprint) yang digunakan untuk membangun sebuah rumah (Whitten, 2004).
Beberapa diagram UML yang digunakan dalam pengembangan Sistem
Informasi Penjadwalan ini yaitu: usecase diagram, activity diagram; class
diagram, sequence diagram dan state diagram.
44
2.10.1 Use Case Model Diagram
Use case adalah teknik untuk merekam persyaratan fungsional sebuah
sistem. Use case mendeskripsikan interaksi tipikal antara para pengguna sistem
dengan sistem itu sendiri, dengan memberi sebuah narasi tentang bagaimana
sistem tersebut digunakan (Fowler, 2005).
Use case diagram merupakan diagram yang menggambarkan interaksi
antara sistem dengan sistem eksternal dan pengguna Dengan kata lain, secara
grafis menggambarkan siapa yang akan menggunakan sistem dan dengan cara apa
pengguna mengharapkan untuk berinteraksi dengan sistem (Whitten, 2004).
Simbol-simbol yang digunakan dalam usecase diagram adalah sebagai
berikut:
a. Use case
Pemodelan usecase mengidentifikasi dan menggambarkan fungsi-fungsi
sistem dari sudut pandang pengguna eksternal dan dalam sebuah cara dan
terminologi yang mereka pahami. Usecase merupakan urutan langkah-langkah
yang secara tindakan saling terkait (scenario), baik otomatis maupun secara
manual (Whitten, 2004).
b. Actor (Pelaku)
Actor merupakan segala sesuatu yang perlu berinteraksi dengan sistem
untuk pertukaran informasi. Actor dapat berupa orang, peralatan atau sistem lain
yang berinteraksi dengan sistem yang sedang dibangun (Whitten, 2004).
45
c. Relationship (Hubungan)
Pada diagram use case, relationship digambarkan sebagai sebuah garis
antara dua simbol. Pemaknaan relationship berbeda-beda tergantung bagaimana
garis tersebut digambar dan tipe simbol apa yang digunakan untuk
menghubungkan garis tersebut. Berikut adalah perbedaan diantara relationship
yang ada pada sebuah diagram use case (Whitten, 2004).
d. Extend
Extension use case merupakan usecase yang terdiri dari langkah yang
terekstraksi dari use case yang lebih kompleks untuk menyederhanakan masalah
dan karena itu memperluas fungsinya.
e. Include
Hubungan include menggambarkan bahwa satu use case seluruhnya
meliputi fungsionalitas dari use case lainnya.
Gambar 2.6 Contoh Model Use Case Diagram (Sumber: Fowler, 2005)
46
2.10.2 Activity Diagram
Activity diagram adalah teknik untuk menggambarkan logika prosedural,
proses bisnis dan jalur kerja (Fowler, 2005). Activity diagram secara grafis
digunakan untuk menggambarkan rangkaian aliran aktifitas baik proses bisnis atau
use case (Whitten, 2004).
Diagram ini berbeda dengan flowchart dimana diagram ini menyediakan
sebuah mekanisme untuk menggambarkan kegiatan yang tampak secara pararel
(Munawar, 2005).
2.10.3 Sequence Diagram
Sequence diagram secara grafis menggambarkan bagaimana object
berinteraksi dengan satu sama lain melalui pesan pada eksekusi sebuah usecase
atau operasi. Sebuah sequence diagram, secara khusus, menjabarkan behaviour
(perilaku) sebuah skenario tunggal (Flower, 2004). Diagram ini mengilustrasikan
bagaimana pesan terkirim dan diterima di antara object dan sequence (ruang
waktu) (Whitten, 2004).
Pembuatan Sequence diagram untuk desain sistem penelitian ini
berdasarkan pada setiap usecase dan menggunakan konsep yang biasanya tersusun
dari element Object, Interaction dan Message. Object dapat berupa boundary
class, control class dan entity class. Sedangkan Interaction menghubungkan dua
objek dengan pesannya. Cara mudah yang bisa diikuti untuk memulai pembuatan
sequence diagram adalah sebagai berikut (Hermawan, 2004):
47
1. Menggambarkan aktor dan kelas yang terlibat ke dalam sequence diagram
2. Mengurutkan element yang digunakan, di antaranya: aktor – objek dari
boundary class – objek dari control class – objek dari entity class
3. Mengikuti urutan seperti dalam usecase specification dan mulai identifikasi
operasi yang diperlukan untuk mengeksekusi suatu baris aktivitas dalam
usecase specification. Operasi ini akan bergerak bertahap: dari aktor ke
boundary class, dari boundary class ke control class, dari control class ke
satu atau beberapa entity class.
4. Dari masing-masing operasi, identifikasi informasi apa saja yang perlu
dipindahkan dari aktor ke boundary class ke control class hingga entity
class.
2.10.4 Class Diagram
Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam sistem dan
berbagai macam hubungan statis yang terdapat di antara mereka (Fowler, 2005).
Class diagram merupakan gambar grafis mengenai struktur objek statis dari suatu
sistem, menunjukkan kelas-kelas objek yang menyusun sebuah sistem dan juga
hubungan antara kelas objek tersebut (Whitten, 2004).
2.10.5 State Diagram
State diagram adalah teknik yang umum digunakan untuk menggambarkan
behavior sebuah sistem (Fowler, 2005). State diagram mengilustrasikan siklus
48
hidup object dan keadaan yang dapat diasumsikan oleh object dan events yang
menyebabkan object beralih dari satu state ke state yang lain (Whitten, 2004).
Tidak semua objek yang terdapat pada sistem dibuat state diagram-nya,
hanya objek yang memiliki perubahan status yang akan dibuat state-nya dan state
diagram digunakan hanya untuk dokumentasi (Fowler, 2005).
Seluruh simbol yang terdapat pada diagram-diagram di atas dapat dilihat
pada halaman daftar simbol.
2.11 Perancangan Database
Database atau basisdata adalah kumpulan data (elementer) yang secara
logik berkaitan dalam mempresentasikan fenomena atau fakta secara terstruktur
dalam domain tertentu untuk mendukung aplikasi pada sistem tertentu (Hariyanto,
2008). Selain itu basisdata juga merefleksikan fakta-fakta yang terdapat di
organisasi. Database dapat dinyatakan sebagai salah suatu sistem yang memiliki
karakteristik, antara lain:
a. Merupakan suatu kumpulan interrelated data yang disimpan bersama tanpa
menggangu satu sama lain atau membentuk kelengkapan data.
b. Kumpulan data dalam database dapat digunakan oleh sebuah program
aplikasi atau lebuh secara optimal
c. Penambahan data baru, penghapusan data, modifikasi dan pengambilan
kembali data dapat dilakukan dengan mudah dan terkontrol.
d. Data merupakan suatu sumber yang sangat berguna bagi hampir di semua
organisasi.
49
2.11.1 Manajemen Database
Sejak tahun 1960-an penggunaan basisdata sudah digunakan untuk bidang
komersial, dimana pemrosesan file-nya masih berbasis manajemen file tradisional.
Perkembangan komputer yang semakin pesat diikuti dengan perkembangan
perangkat lunak untuk aplikasi bisnis, sejak tahun 1970-an sampai awal tahun
1980 manajemen berbasis file tradisional berkembang menjadi manajemen
basisdata.
Sistem Manajemen Database atau disebut juga DBMS (DataBase
Management System) merupakan perangkat lunak untuk mendefinisikan,
menciptakan, mengelola dan mengendalikan pengaksesan basisdata (Hariyanto,
2004). Dengan tersedianya data yang melimpah, maka masalah pengaturan data
secara efektif menjadi suatu hal yang sangat penting dalam pengembangan sistem
informasi manajemen.
Oleh karena itu, maka tujuan dari diadakannya pengaturan (manajemen)
data adalah sebagai berikut:
a. Menyediakan penyimpanan data untuk dapat digunakan oleh organisasi saat
sekarang dan masa yang akan datang.
b. Cara pemasukan data, sehingga memudahkan tugas operator dan menyangkut
pula waktu yang diperlukan oleh pemakai untuk mendapatkan data serta hak-
hak yang dimiliki terhadap data yang ditangani.
c. Pengendalian data untuk setiap siklus agar data selalu up to date dan dapat
mencerminkan perubahan spesifik yang terjadi di setiap sistem.
50
d. Pengamanan data terhadap kemungkinan penambahan, modifikasi, pencurian
dan gangguan-gangguan lain.
Manajemen Database memungkinkan banyak user untuk mengakses data
secara bersamaan sehingga fasilitas yang dimiliki oleh manajemen sudah semakin
banyak yaitu fasilitas pemanipulasian data, kontrol konkurensi data, recovery
data, keamanan data dan didukung dengan fasilitas komunikasi data karena
manajemen ini sudah terhubung dengan suatu jaringan.
2.11.2 Model Basisdata (Database Model)
Di dalam manajemen basisdata dikenal berbagai model data yang dapat
digunakan untuk mendeskripsikan sebuah data dalam merancang suatu database.
Yang dimaksud dengan model data adalah sekumpulan konsep terintegrasi yang
dipakai untuk menjabarkan data, hubungan antardata dan kelengkapan terhadap
data yang digunakan untuk menjaga konsistensi (Kadir, 2003).
Perkembangan dunia usaha semakin meningkat ditunjang dengan
perkembangan komunikasi yang mempermudah organisasi atau perusahaan untuk
mengakses data, sehingga mengubah manajemen basisdata menjadi manajemen
basisdata tingkat lanjut didukung dengan fasilitas data warehousing dan fasilitas
basisdata berbasis web sebagai salah satu strategi organisasi dalam meningkatkan
kinerja dan keuntungan organisasi.
Model data yang dikenal pada saat ini ada 4 macam, yaitu (Kadir, 2003):
a. Model data hierarkis
b. Model data jaringan
51
c. Model data relasional
d. Model data berbasis objek
2.11.3 Relational Data Base Management System (RDBMS)
Jeffrey L. Whitten (2004) mendefinisikan RDBMS (Relational Database
Management System) sebagai database system yang mengimplementasikan data
sebagai serangkaian table dua dimensi yang dihubungkan melalui foreign key.
Bahasa SQL (Structured Query Language) digunakan pada RDBMS
dalam menyediakan perintah-perintah untuk membuat (create), memperbaharui
(update), memodifikasi (edit) dan menghapus (delete) record, juga
mengkategorikan record dalam database.
2.12 Mengenal Rational Rose
Pengguna UML secara manual untuk melakukan analisis masalah dan
perancangan sistem atau perangkat lunak sungguh sudah memadai. Namun, para
pengguna merasa pemodelan dengan UML secara manual masih terlalu lambat
dan tingkat akurasinya rendah. Selain itu, proses rekayasa balik (reverse
engineering), yaitu mengubah kode-kode program kemudian melakukan
pemodelan kembali dengan cara iteratif, akan sangat membosankan jika dilakukan
dengan cara manual.
Sebab itu para pengembang perangkat lunak berorientasi objek
membutuhkan perangkat lunak yang dapat mengotomatisasi semua hal itu. Di
antaranya adalah Rational Rose, yang dapat mengotomatisasi pemodelan dengan
52
UML, mempermudah rekayasa balik, serta Rational Rose dapat menghasilkan
kode-kode program dari beberapa jenis pemograman, diantaranya C++, Java serta
Visual Basic.
2.12.1 Dasar-dasar Pemodelan dengan Rational Rose
Pemodelan UML dengan menggunakan Rational Rose didasarkan pada
beberapa konsep, di antaranya sebagai berikut:
a. Visual Modelling
Menurut Quatrani visual modelling atau pemodelan visual adalah suatu
cara berpikir tentang persoalan menggunakan model-model yang diorganisasikan
seputar dunia nyata (Sholiq, 2006). Model tersebut berguna untuk memahami
persoalan, mengkomunikasikan dengan orang-orang yang terlibat di dalam
proyek, memodelkan perusahaan, menyiapkan dokumentasi, merancang program
dan merancang basis data.
Visual Modelling dapat membantu kita untuk menampilkan elemen-
elemen yang penting secara detil dari suatu masalah yang kompleks dan
menyaring untuk kemudian membuang elemen-elemen yang tidak penting.
Rational Rose menggunakan UML sebagai bahasa pemodelannya. Semua
semantik dan notasi dalam UML dibuat untuk digunakan dalam visual modelling.
b. Model dalam Rekayasa Software
Sebagaimana telah diketahui dalam mendesain sebuah model dalam proses
rekayasa software sangat penting sebagaimana pentingnya memiliki cetak biru
untuk membangun suatu bangunan yang besar. Untuk melakukan pemodelan
53
sistem atau perangkat lunak maka akan digunakan notasi-notasi UML (Unified
Modeling Language) yang akan digambarkan secara elekronik (dengan bantuan
komputer) lewat sarana perangkat lunak Rational Rose. Dengan pemodelan
menggunakan UML ini, para pengembang sistem dapat melakukan (Nugroho,
2005):
1) Tinjauan umum bagaimana arsitektur sistem secara keseluruhan.
2) Penelaahan bagaimana objek-objek dalam sistem saling mengirimkan pesan
(message) dan saling bekerjasama satu sama lain.
3) Menguji apakah sistem atau perangkat lunak sudah berfungsi seperti yang
seharusnya.
4) Dokumentasi sistem atau perangkat lunak untuk keperluan-keperluan
tertentu di masa yang akan datang.
2.12.2 Konsep dasar Rational Rose
Rational Rose adalah kakas (tools) pemodelan visual untuk pengembangan
sistem berbasis objek yang sangat handal untuk digunakan sebagai bantuan bagi
para pengembang dalam melakukan analisis dan perancangan sistem (Nugroho,
2005). Rational Rose yang dikembangkan oleh tiga pendekar teknologi objek dan
pendeklarasi UML Booch, Rumbaugh, Jacobson melalui perusahaan Rational
(yang sejak Februari 2003 menjadi anak perusahaan IBM) yang sudah menjadi
alat bantu yang digunakan oleh industri pengembang perangkat lunak aplikasi
berorientasi objek di seluruh dunia untuk melakukan analisis dan desain visual
(Hermawan, 2004).
54
Selain itu, Rational Rose juga memungkinkan pengembang untuk
mendokumentasikan kegiatan-kegiatannya. Adapun beberapa fungsi dari
dokumentasi adalah sebagai berikut (Nugroho, 2005):
1. Para pengembang dapat menggunakan diagram usecase untuk mendapatkan
pemahaman yang komprehensif tentang sistem dan lingkungan luar yang
meliputi sistem
2. Para calon pengguna dan manajer proyek dapat menggunakan diagram
usecase untuk mendapatkan pandangan peringkat paling atas tentang sistem
dan untuk menentukan persetujuan tentang lingkup proyek.
3. Manajer proyek dapat menggunakan diagram usecase untuk membagi sistem
secara keseluruhan menjadi bagian-bagian yang dapat dikelola dengan
seksama.
4. Calon pengguna dan analis sistem dapat melihat diagram usecase untuk
dapat memahami fungsionalitas sistem yang diharapkan
5. Analis sistem dan pengembang dapat melihat sequence diagram untuk
memahami bagaimana logika sistem berjalan, objek-objek yang terlibat dalam
sistem, serta pesan-pesan (message) yang dikirimkan suatu objek ke objek-
objek lainnya.
6. Para pengembang dapat menggunakan diaram class dan statechart diagram
untuk mendapatkan rincian sistem bagaimana objek-objek berhubungan dan
bekerja.
Elemen-elemen dasar GUI dalam Rational Rose terdiri dari empat jendela
(window) utama, yang deskripsinya adalah sebagai berikut (Nugroho, 2005):
55
1) Browser. Jendela ini berfungsi untuk secara cepat bergerak dalam model.
2) Jendela Diagram. Jendela ini berfungsi untuk membuat, menampilkan
(display), serta menyunting (edit) satu atau lebih diagram UML.
3) Jendela Dokumentasi. Jendela ini berguna untuk melihat atau memperbaharui
(update) dokumentasi unsur-unsur model.
4) Jendela Log. Jendela ini berguna untuk melihat kesalahan (error) dan
melaporkan (report) hasil-hasil dari berbagai perintah yang diberikan pada
Rational Rose.
Gambar 2.7 Tampilan dasar dalam Rational Rose (Sumber: Nugroho, 2005)
Ada tiga edisi Rational Rose, yaitu:
a) Rose Modeller, tidak mendukung bahasa pemrograman apapun.
b) Rose Profesional, mendukung satu bahasa pemrograman.
56
c) Rose Enterprise, mendukung banyak bahasa pemrograman, yaitu CORBA,
VC ++, Visual Basic, Java dan sebagainya.
Penulisan skripsi ini akan menggunakan edisi Rational Rose Enterprise.
2.13 Konsep Dasar Internet
Internet merupakan contoh jaringan terbesar yang menghubungkan jutaan
komputer yang tersebar di seluruh penjuru dunia dan tak terikat pada satu
organisasi siapapun. Dengan menggunakan jaringan ini, sebuah organisasi dapat
melakukan pertukaran informasi secara eksternal dengan organisasi-organisasi
lain (Kadir, 2003).
Internet (Interconnected Network) merupakan jaringan (Network)
komputer yang terdiri dari ribuan jaringan komputer independen yang
dihubungkan satu dangan yang lainnya. Jaringan komputer ini dapat terdiri dari
lembaga pendidikan, pemerintah, militer, organisasi bisnis dan organisasi-
organisasi lainnya (Jogiyanto, 2004).
Beberapa layanan popular di internet menggunakan
email/surat_elektronik, Usenet, Newsgroup, perkongsian file (File Sharing),
WWW (World Wide Web), Gopher, akses sesi (Session Access), WAIS, finger,
IRC, MUD dan MUSH. Di antara semua itu, email atau surat elektronik dan World
Wide Web (WWW) lebih banyak digunakan dan lebih banyak layanan yang dibuat
seperti Website, Mailing List, Weblog dan lainnya.
57
2.14 Unsur-unsur dalam Perancangan Website
Unsur-unsur dalam perancangan website aplikasi SIMPONTREN terdiri
dari HTTP, Web Browser, Web Server, Website, JSP, MySql, Netbeans dan
Macromedia Dreamweaver.
2.14.1 HTTP (HyperText Transfer Protocol)
HTTP adalah protokol untuk hypertext. Kependekan dari HyperText
Transfer Protocol, HTTP adalah protokol untuk mentransfer informasi antara
komputer client dan server. Selain itu HTTP merupakan protokol level aplikasi
untuk sistem informasi hypermedia tersebar dan juga bahasa komunikasi atara
web browser dan web server. Protokol ini generik dan stateless yang dapat
dimanfaatkan banyak tugas selain untuk hypertext (Hariyanto, 2008).
2.14.2 Web Browser
Web browser adalah perangkat lunak yang berguna untuk mengakses
informasi web ataupun untuk melakukan transaksi via web. Beberapa contoh
browser yang ada saat ini seperti: Internet Explorer, Mozilla Firefox, Opera,
Netscape dan Safari. Cara kerja browser yaitu dengan membaca dokumen HTML
yang diambil dari web server melalui ISP sebagai koneksi internet, kemudian
ditampilkan melalui browser pada komputer (Kadir, 2003).
Web browser ini mengacu pada suatu sistem perangkat lunak yang
memungkinkan mengambil hypermedia dengan mengetik parameter pencarian
atau mengklik grafik. Kemampuan ini membebaskan dari keharusan untuk
mengetahui URL dari webpage yang berisi informasi yang dibutuhkan. Hariyanto
58
juga mendefinisikan bahwa web browser adalah perangkat lunak untuk
menampilkan dokumen web (HTML). Selain itu web browser dapat dilengkapi
beragam plugin yang dapat menampilkan beragam jenis dokumen lain misalnya
PDF, postscript, Macromedia Flash untuk file animasi dan sebaginya (Hariyanto,
2008).
2.14.3 Web Server
Web browser berkomunikasi dengan web server lewat jaringan
komunikasi mengunakan protokol HTTP. Browser mengirim pesan meminta
dokumen atau layanan tertentu web server. Web server kemudian menanggapi
dengan mengirim dokumen atau menjalankan layanan tertentu di server dan
mengirim hasil menggunakan protokol HTTP. Kemudian browser akan menerima
dokumen (HTML) tanggapan dari web server dan menampilkanya di layar
(Hariyanto, 2008).
Protokol HTML dirancang untuk dapat menggabung semua protokol
internet seperti Goper, Telnet, WAIS dan sebagainya dalam satu protokol tunggal.
Semua layanan protokol lain dikemas sebagai layanan-layanan yang disediakan
lewat interaksi web browser dan web server. Web server yang terkenal di
antaranya adalah Apache dan Microsoft Internet Information Service (IIS).
Apache merupakan web server antar-platform, sedangkan IIS hanya dapat
beroperasi di sistem operasi Windows.
59
2.14.4 Website (Web)
Website dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu website statis dan website
dinamis (Kadir, 2003).
a. Website Statis
Website statis adalah website yang berisi atau menampilkan informasi-
informasi yang sifatnya statis (tetap). Disebut statis karena pengunjung tidak
dapat berinteraksi dengan web tersebut. Pada web statis pengunjung hanya
dapat melihat isi dokuman pada halaman web. Web statis biasanya
menggunakan pemrograman web HTML dan tidak memiliki database.
b. Website Dinamis
Website dinamis adalah website yang menampilkan informasi serta dapat
berinteraksi dengan pengunjung dengan menggunakan form sehingga dapat
mengolah informasi yang ditampilkan. Terkadang pengertian web dinamis
diartikan sebagai halaman yang dilengkapi dengan animasi gambar, selain
dapat berinteraksi dengan basisdata. Dengan menggunakan pendekatan web
dinamis, dimungkinkan untuk membentuk sistem informasi berbasis web.
2.14.5 PHP (PHP Hypertext Preprocessor)
PHP singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor yang digunakan sebagai
bahas script server-side dalam pengembangan web yang disisipkan pada
dokumen HTML.
Penggunaan PHP memungkinkan web dapat dibuat dinamis sehingga
maintenance situs web tersebut menjadi lebih mudah dan efisien. PHP merupakan
60
Software Open-Source yang disebarkan dan dilisensikan secara gratis serta dapat
di download secara bebas dari situs resminya. PHP ditulis menggunakan bahasa C
(Peranginangin, 2006).
2.14.5.1 Sejarah PHP
Berikut ini adalah ringkasan sejarah perkembangan PHP (Peranginangin,
2006):
1994 Diperkenalkan oleh Rasmus Lerdorf. Beberapa versi awal yang tidak
dipublikasikan digunakan pada situs pribadinya.
1995 Versi pertama digunakan oleh pihak lain dan dikenal sebagai Personal
Home Page Tools.
Implementasi C.
Source code PHP/FI disebarkan.
1997 PHP/FI 2.0 digunakan di 50 000 situs web di seluruh dunia.
PHP 3.0 diciptakan oleh Andi Gutmans dan Zeev Suraski hampir
merupakan versi pertama yang menyerupai PHP seperti yang kita ketahui
saat ini.
1998 PHP/FI maupun PHP 3 dikemas bersama dengan produk- produk
komersial seperti server web StrongHold buatan C2 dan Linux RedHat.
1999 PHP 4.0 yang didasarkan pada ‘Zend Engine’ mesin baru kembangan Zeev
dan Andi diluncurkan yang meningkatkan performa PHP 3.0.
2004 PHP 5.0 diluncurkan.
61
2.14.5.2 Keuntungan Penggunaan PHP
PHP memiliki banyak kelebihan yang tidak dimiliki oleh bahasa script
sejenis, sehingga terdapat beberapa keuntungan dari penggunaan PHP sebagai
bahasa pemrograman, yaitu (Peranginangin, 2006):
a. PHP adalah teknologi yang paling superior. Teknologi lain yaitu PERL,
Phyton, Tcl, VB script, ASP merupakan teknologi yang lebih rendah dan
lebih tua. Bahkan Java/Jsp lebih rendah dari PHP.
b. Open source.
c. Sintaks-sintaksnya lebih mudah dipelajari, sangat menyerupai C dan Perl.
d. Integrasi yang sangat luas ke berbagai server database. Menulis web yang
terhubung ke database menjadi sangat sederhana. Database yang didukung
oleh PHP: Oracle, Sybase, mSQL, MySQL, Solid, ODBC, PostgreSQL,
Adabas D, FilePro, Velocis, Informix, dBase, UNIX dbm.
e. Script (kode program) terintegrasi dengan file HTML, sehingga developer
bisa berkonsentrasi langsung pada penampilan dokumen web-nya.
f. Tidak ada proses compiling dan linking.
2.14.6 MySQL
MySQL merupakan software sistem manajemen database (Database
Management Systems/DBMS) yang sangat populer di kalangan pemrograman
web, terutama di lingkungan Linux dengan menggunakan script PHP dan Perl
(Sidik, 2005). MySQL merupakan salah satu jenis database server yang sangat
terkenal. Kepopulerannya disebabkan MySQL menggunakan SQL sebagai bahasa
62
dasar untuk mengakses database-nya. Software database ini kini telah tersedia
juga pada platform sistem operasi Windows (Prasetyo, 2003).
MySQL adalah Relational Database Management Sistem (RDBMS) yang
didistribusikan secara gratis di bawah lisensi GPL (General Public License).
Dimana setiap orang bebas untuk menggunakan MySQL, namun tidak boleh
dijadikan produk turunan yang bersifat closed source atau komersial (Prasetyo,
2003).
MySQL ideal untuk perangkat lunak database berbasis web berukuran
minimal dan menengah, namun telah menjanjikan untuk penggunaan besar
(Hariyanto, 2004).
2.14.6.1 Sejarah MySQL
Pada tahun 1994 MySQL pertama kali dikembangkan oleh pengembang
software dan konsultan database bernama MySQL AB (yang dulunya bernama
TcX DataKonsult AB) yang bertempat di Swedia.
Awalnya Michael Widenius ”Monty”, pengembang satu-satunya di TCX,
memiliki sebuah aplikasi UNIREG dan rutin ISAM buatannya sendiri dan sedang
mencari antarmuka SQL yang cocok untuk diimplementasikan ke dalamnya.
Mula-mula Monty memakai miniSQL (mSQL) pada eksperimennya itu, namun
mSQL dirasa kurang sesuai, karena terlalu lambat dalam pemrosesan query.
Akhirnya Monty menghubungi David Hughes, pembuat mSQL yang
sedang merilis versi kedua dari mSQL. Kemudian Monty mencoba membuat
sendiri mesin SQL yang memiliki antarmuka mirip dengan SQL, tetapi dengan
kemampuan yan glebih sesuai dan lahirlah MySQL.
63
Tentang pengambilan nama MySQL, sampai saat ini masih belum jelas
asal usulnya. Ada yang berpendapat nama My diambil dari huruf depan dan
belakang Monty, tetapi versi lain mengatakan itu diambil dari nama putri Monty
yang kebetulan bernama My (Prasetyo, 2003).
2.14.6.2 Keistimewaan MySQL
Sebagai database server yang memiliki konsep database modern,
MySQL memiliki banyak sekali keistimewaan. Berikut ini beberapa keistimewaan
yang dimiliki MySQL (Prasetyo, 2003):
a. Portability
MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti Windows,
Linux, FreeBSD, Mac Os X Server, Solaris, Amiga dan masih banyak lagi.
b. Open Source
MySQL didistribusikan secara open source, di bawah lisensi GPL sehingga
dapat digunakan secara cuma-cuma.
c. Multiuser
MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan
tanpa mengalami masalah atau konflik.
d. Performance tuning
MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam menangani query
sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL per satuan
waktu.
64
e. Column types
MySQL memiliki tipe kolom yang sangat kompleks, seperti signed/ unsigned
integer, float, double, char, text, date, timestamp dan lain-lain.
f. Command dan functions
MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah
Select dan Where dalam query .
g. Security
MySQL memiliki beberapa lapisan sekuritas seperti level subnetmask, nama
host dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetail serta
password terenkripsi.
h. Scalability dan limits
MySQL mampu menangani database dalam skala besar, dengan jumlah
records lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 milyar baris. Selain itu batas
indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya.
i. Connectivity
MySQL dapat melakukan koneksi dengan client menggunakan protokol
TCP/IP, Unix soket (UNIX), atau Named Pipes (NT).
j. Localisation
MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan pada client dengan menggunakan
lebih dari dua puluh bahasa. Meskipun demikian, bahasa Indonesia belum
termasuk di dalamnya.
65
k. Interface
MySQL memiliki interface terhadap berbagai aplikasi dan bahasa
pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Application Programming
Interface).
l. Clients dan tools
MySQL dilengkapi dengan berbagai tool yang dapat digunakan untuk
administrasi database dan pada setiap tool yang ada disertakan petunjuk
online.
m. Struktur tabel
MySQL memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam menangani ALTER
TABLE, dibandingkan database lainnya semacam PostgreSQL ataupun Oracle.
2.14.7 phpMyAdmin
phpMyAdmin adalah sebuah free software yang ditulis dengan PHP yang
digunakan untuk menangani administrasi MySQL di World Wide Web seperti
yang dituliskan dalam website resminya http://www.phpmyadmin.net/home_page/.
Aplikasi phpMyAdmin dapat mengatur sebuah server MySQL
(membutuhkan sebuah super-user) sama sepeti sebuah database tunggal. Untuk
menjalankan script MySQL anda perlu mengatur privilege bagi user yang
menggunakan aplikasi ini, agar user tersebut dapat membaca/ mengubah hanya
database tertentu. Cara pengaturan tersebut terdapat pada manual MySQL.
phpMyAdmin dapat melakukan kegiatan berikut
(http://www.phpmyadmin.net/home_page/):
66
a. Membuat dan menghapus database
b. Membuat, mengkopi, menghapus, menganti nama dan mengubah tabel
c. Melakukan pemeliharaan tabel
d. Menghapus, mengubah dan menambahkan field
e. Mengeksekusi berbagai SQL-statement, bahkan batch-queries
f. Mengatur key pada field
g. Memproses file teks ke dalam tabel
h. Membuat dan membaca tabel
i. Mengeksport data menjadi format CSV, XML dan Latex
j. Memungkinkan penggunaan multipel server
k. Mengatur user dan privilege MySQL
l. Mengecek referensi penggabungan dalam tabel MyISAM
m. Menggunakan Query-by-example (QBE), membuat query yang kompleks
secara otomatis terkoneksi dengan table yang diinginkan
n. Membuat grafik PDF dari layout database
o. Melakukan pencarian secara global dalam sebuah database
p. Mentransformasi data yang disimpan ke dalam berbagai format menggunakan
seperangkat fungsi, seperti menampilkan BLOB-data sebagai gambar atau
download link
q. Support tabel InnoDB dan foreign key
r. Support mysqli, pengembangan ekstensi MySQL
s. Dapat digunakan pada 50 bahasa berbeda
67
2.14.8 Apache
Web server Apache berbasiskan Open Source dan mulai populer di Internet
sejak tahun 1996 karena open source, Apache bebas didistribusikan oleh siapa
saja dan kepada siapa saja. Software ini dapat diunduh pada situs
http://www.apache.org dan tersedia untuk berbagai platform (Windows, Linux dan
UNIX).
Supaya dokumen-dokumen web baik berupa HTML ataupun PHP bisa
diakses oleh browser maka dokumen-dokumen tersebut perlu diletakkan dalam
direktori khusus yang diatur oleh Apache. Oleh karena itu, semua skrip PHP yang
digunakan perlu diletakkan di dalamnya (Kadir, 2008).
2.15 Pengujian Perangkat Lunak
Pengujian perangkat lunak adalah proses pemeriksaan atau evaluasi sistem
atau komponen sistem secara manual atau otomatis untuk memverifikasi apakah
sistem memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang dispesifikasikan atau
mengidentifikasi perbedaan-perbedaan antara hasil yang diharapkan dengan hasil
yang terjadi (Hariyanto, 2004).
Sasaran pengujian adalah penemuan semaksimum mungkin kesalahan
dengan usaha yang dapat dikelola pada rentang waktu realistik. Pengujian
perangkat lunak merupakan tahap kritis dalam penjaminan kualitas perangkat
lunak dan merupakan review menyeluruh terhadap spesifikasi perancangan dan
pengkodean (Hariyanto, 2004).
Glen Myers menyatakan tiga sasaran pengujian, yaitu (Hariyanto, 2004):
68
a. Pengujian adalah proses mengeksekusi program dengan hasrat menemukan
kesalahan.
b. Kasus uji yang bagus adalah mempunyai peluang tinggi menemukan kesalahan
yang sebelumnya belum ditemukan.
c. Pengujian yang berhasil adalah pengujian yang menyingkap kesalahan yang
sebelumnya belum ditemukan.
Manfaat pengujian (Hariyanto, 2004):
a. Pengujian akan menyingkap kesalahan di perangkat lunak.
b. Pengujian mendemonstrasikan fungsi-fungsi perangkat lunak bekerja sesuai
spesifikasi, kebutuhan serta terpenuhi perilaku dan sejenisnya.
Terdapat dua teknik pengujian berdasarkan ketersediaan logik sistem,
yaitu black box testing dan white box testing (Hariyanto, 2004).
Pengujian white-box adalah sebuah pengujian yang dilakuan lebih dekat
lagi untuk menguji prosedur-prosedur yang ada. Lintasan lojik yang dilalui oleh
setiap bagian prosedur yang diuji dengan memberikan kondisi/ loop spesifik.
Proses yang terjadi pada pengujian white-box yaitu:
a. Menjamin pengujian terhadap semua lintasan yang tidak bergantungan minimal
satu kali.
b. Mencoba semua keputusan lojik dari sisi ‘true’ dan ‘false’.
c. Eksekusi semua loop dalam batasan kondisi dan batasan operasionalnya
d. Pengujian validasi struktur data internal.
Konsep black box testing digunakan untuk merepresentasikan sistem yang
cara kerja di dalamnya tidak tersedia untuk diinspeksi. Di dalam kotak hitam,
69
item-item yang diuji dianggap “gelap” karena logiknya tidak diketahui, yang
diketahui hanya apa yang masuk dan apa yang keluar. Pada black box testing,
kasus-kasus pengujian berdasarkan pada spesifikasi sistem. Pada black box
testing, dicobakan beragam masukan dan memeriksa keluaran yang dihasilkan.
Teknik black box testing juga dapat digunakan untuk pengujian berbasis skenario
di mana isi dalam sistem mungkin tidak tersedia untuk diinspeksi tapi masukan
dan keluaran yang didefinisikan dengan usecase dan informasi analisis yang lain
(Hariyanto, 2004). Black box testing berusaha menemukan kesalahan dalam
kategori, sebagai berikut (Pressman, 2002):
a. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang.
b. Kesalahan antarmuka.
c. Kesalahan dalam struktur data atau akses database.
d. Kesalahan kinerja.
Pengujian black box testing merupakan pengujian yang dilakukan oleh
pengembang sistem. Karena pengguna akhir sistem memiliki pemahaman tentang
sistem informasi dengan tingkatan yang berbeda, maka seberapa jauh pengguna
akhir dapat memahami dan menerima sistem harus diuji. Pengujian inilah yang
dinamakan dengan user acceptance test. Pengujian ini dilakukan untuk menjamin
bahwa sistem telah melayani kebutuhan organisasi.
70
2.16 Metode Pengumpulan Data
2.16.1 Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang
dilakukan. Observasi atau pengamatan (observation) merupakan salah satu teknik
pengumpulan fakta/ data (fact finding technique) yang cukup efektif untuk
mempelajari suatu sistem (Jogiyanto, 2005).
Observasi mempunyai beberapa kebaikan dibandingkan dengan teknik
pengumpulan data yang lainnya, yaitu (Jogiyanto, 2005):
a. Data yang dikumpulkan melalui observasi cenderung mempunyai keandalan
yang tinggi.
b. Analis sistem melalui observasi dapat melihat langsung apa yang sedang
dikerjakan.
c. Dengan observasi, analis sistem dapat menggambarkan lingkungan fisik dari
kegiatan-kegiatan seperti misalnya tata-letak fisik peralatan, penerangan,
gangguan suara dan lain sebagainya.
d. Dengan observasi, analis sistem dapat mengukur tingkat suatu pekerjaan
(work measurement).
2.16.2 Wawancara
Wawancara sebagai teknik pengumpulan data yang memungkinkan analis
sistem sebagai pewawancara (interviewer) untuk mengumpulkan data secara tatap
muka langsung dengan orang yang diwawancarai (interviewee). Wawancara
(interview) telah diakui sebagai teknik pengumpulan data/ fakta (fact finding
71
technique) yang penting dan banyak dilakukan dalam pengembangan sistem
(Jogiyanto, 2005).
Walaupun wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya
jawab dengan tatap muka, wawancara adalah suatu proses pengumpulan data
untuk suatu penelitian.
Kebaikan dari wawancara adalah sebagai berikut (Jogiyanto, 2005):
a. Wawancara memberikan kesempatan kepada pewawancara untuk memotivasi
orang yang diwawancarai untuk menjawab dengan bebas dan terbuka terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
b. Memungkinkan pewawancara untuk mengembangkan pertanyaan-pertanyaan
sesuai dengan situasi yang berkembang.
c. Pewawancara dapat menilai kebenaran jawaban yang diberikan dari gerak-
gerik dan raut wajah orang yang diwawancarai.
d. Pewawancara dapat menanyakan kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu
terjadi.
2.16.3 Studi Pustaka
Pengumpulan data dan informasi dengan cara membaca buku-buku terkait
yang dapat dijadikan bahan acuan bagi pengembangan sistem informasi yang
sedang dilakukan (Keraf, 1994).
Selain itu pengumpulan data dapat dilakukan juga dengan mempelajari
hasil-hasil penelitian sejenis sebelumnya, khususnya penelitian yang membahas
tentang Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Tujuan dari metodologi penelitian secara sederhana ialah bagaimanakah
mengetahui sesuatu yang dilakukan melalui cara tertentu dengan prosedur yang
sistematis. Proses sistematis ini tidak lain adalah langkah-langkah metode ilmiah
yang menggambarkan proses pelaksanaan penelitian secara langsung maupun
tidak langsung atau pemahaman tentang cara berpikir dan cara melaksanakan hasil
berpikir menurut langkah-langkah ilmiah.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penyusunan skripsi ini, diperlukan data-data serta informasi yang
relatif lengkap sebagai bahan yang dapat mendukung kebenaran materi uraian dan
pembahasan. Oleh karena itu, sebelum penyusunan skripsi ini dilakukan, maka
perlu dilakukan riset atau penelitian terlebih dahulu untuk menjaring data serta
informasi yang terkait. Proses pengumpulan data dapat dilakukan dengan teknik-
teknik tertentu. Teknik yang dipilih dan digunakan dalam proses pengumpulan
data tergantung pada sifat dan karakteristik penelitian yang dilakukan.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Melakukan observasi agar dapat mengetahui secara langsung kegiatan
pendataan pondok pesantren di subbagian Data dan Informasi Sekretariat
72
73
Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI yang biasa disebut juga
bagian EMIS (Education Management Information System). Saat melakukan
observasi, terlibat langsung dengan pegawai di bagian EMIS Kementerian
Agama RI. Bagaimana melihat data pondok pesantren yang telah disebar ke
beberapa daerah di Indonesia dalam bentuk formulir dan dikumpulkan
kembali ke kantor pusat, melihat data-data pondok pesantren seluruh
Indonesia mulai dari data umum pesantren, data santri, data ketenagaan di
pesantren, sarana dan presarana, hingga data keuangan. Di samping itu melihat
contoh data pesantren yang telah dibuat dalam bentuk laporan yang dibukukan
dalam buku Statistik Pendidikan Agama dan Keagamaan setiap tahunnya.
Observasi ini dilakukan selama menjalani Praktek Kerja Lapangan yaitu pada
tanggal 2 Februari 2009 sampai dengan 30 April 2009 yang bertempat di
Bagian Data dan Informasi Pendidikan Sekretariat Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. Jl. Lapangan Banteng Barat 3-4
Lt.8 Blok A Jakarta Barat.
b. Wawancara
Melakukan wawancara secara langsung dengan beberapa pihak pada saat
Praktek Kerja Lapangan seperti Ibu Sakdiyah selaku ketua Bagian Data dan
Informasi Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian
Agama RI yang bertanggung jawab atas jalannya proses pendataan lembaga
pendidikan dan keagamaan yang berada di bawah naungan Kementerian
Agama di seluruh Indonesia. Bapak Asep selaku staff EMIS Kementerian
74
Agama RI yang mengurusi pengolahan data pondok pesantren, menyusun
laporan data pondok pesantren dan salah satu tim penyusun buku Statistik
Pendidikan Agama dan Keagamaan.
Secara garis besar, menanyakan beberapa pertanyaan kepada beberapa pihak
EMIS Kementerian Agama yaitu mananyakan mengenai proses pendataan dari
mulai penyusunan formulir, penyebaran formulir, pengumpulan, penginputan
ke dalam SIMPONTREN dan pengolahannya hingga menjadi buku Statistik
Pendidikan Agama dan Keagamaan (Terlampir).
c. Studi pustaka
Melakukan studi pustaka dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku
yang berhubungan dengan analisa dan perancangan sistem, pemrograman web
serta buku-buku yang mendukung topik yang akan dibahas dalam penyusunan
skripsi ini.
Selain itu, juga mengunjungi website yang berhubungan dengan topik dalam
skripsi ini. Adapun daftar buku dan website yang menjadi referensi dalam
penyusunan skripsi ini dapat dilihat pada daftar pustaka.
3.3 Metode Pengembangan Sistem
Proses pengembangan sistem diartikan sebagai sekumpulan aktivitas,
metode, best practice, deliverable dan tools-tools otomatis yang digunakan
stakeholder untuk mengembangkan sistem informasi dan software secara kontinu,
artinya pengembangan yang dilakukan secara bertahap dari hal-hal yang menjadi
75
kendala sistem sampai hal-hal yang menjadi kebutuhan sistem. Untuk
mengembangkan sistem, dibutuhkan metode yang tepat agar memenuhi
tujuannya.
Dalam pengembangan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Pondok
Pesantren (SIMPONTREN) ini, dengan menggunakan metode pemodelan
berorientasi objek, dengan alur pendekatan strategi pengembangan aplikasi cepat
atau yang biasa disebut Rapid Application Development (RAD). Model RAD
merupakan model inkremental (bertingkat) dari proses pengembangan perangkat
lunak yang menekankan pada sedikitnya siklus pengembangan. Model ini memecah
suatu proyek menjadi bagian-bagian kecil yang mana tiap bagiannya dibangun
dengan model yang mirip dengan Waterfall.
Berikut akan dibahas dengan lebih jelas alasan mengapa menggunakan
strategi pengembangan sistem RAD dalam pengembangan aplikasi
SIMPONTREN dan tahapan dari alur RAD tersebut.
3.4 Rapid Application Development (RAD)
Pada saat RAD diimplementasikan, maka para pemakai bisa menjadi
bagian dari keseluruhan proses pengembangan sistem dengan bertindak sebagai
pengambil keputusan pada setiap tahapan pengembangan. RAD bisa
menghasilkan suatu sistem dengan cepat karena sistem yang dikembangkan dapat
memenuhi keinginan dari para pemakai sehingga dapat mengurangi waktu untuk
pengembangan ulang setelah tahap implementasi.
76
Berdasarkan penjelasan sebelumnya yang menjadi alasan digunakannya
metode RAD karena merupakan metode yang paling cocok dalam pengembangan
aplikasi SIMPONTREN dan lebih menekankan pada pembuatan aplikasi atau
prototype dengan melakukan pendekatan kepada user atau pengguna sistem ini
dalam pencapaian solusi dari permasalahan yang ada.
Pada pengembangan aplikasi SIMPONTREN dalam alur proses RAD
hanya digunakan beberapa tahapan yaitu dari Scope Definition sampai dengan
tahapan Construction & Testing, selebihnya diserahkan pada pihak EMIS
Kementerian Agama dalam mengelola aplikasi ini.
Adapun penjelasan alur dalam RAD yang akan digunakan dalam
penelitian ini sebagai berikut.
3.4.1 Definisi Lingkup (Scope Definition)
Fase pertama pengembangan sistem ini adalah mendefinisikan lingkup
sistem, yang artinya menentukan tingkat atau ukuran dan batas-batas
pengembangan sistem. Tahap ini juga menggambarkan dengan jelas dan singkat
tentang masalah, kesempatan dan perintah yang memicu pengembangan aplikasi.
Lingkup dapat didefinisikan dengan istilah informasi, fungsi dan antarmuka.
Lingkup memang dapat dan sering berubah selama proses pelaksanaannya. Tetapi
dengan mendokumentasikan lingkup awal, maka dapat dibentuk tahap awal untuk
mengontrol scope creep, yaitu persyaratan dan harapan dalam meningkatkan
pengembangan sistem informasi.
77
3.4.2 Analisis Sistem (Analysis)
Tujuan utama dari analisis berorientasi objek adalah memodelkan sistem
yang nyata dengan penekanan pada apa yang harus dilakukan bukannya
bagaimana melakukannya. Hasil utama dari analisis sistem adalah pemahaman
sistem seutuhnya sebagai persiapan menuju ke tahap perancangan.
Ada tiga fase dalam tahapan analisis sistem pada alur pengembangan
sistem RAD, yaitu:
a. Analisis Masalah, mempelajari sistem yang ada atau sistem berjalan dengan
pemahaman mendalam akan masalah-masalah pengembangan sistem.
b. Analisis Persyaratan, mendefinisikan dan memprioritaskan persyaratan-
persyaratan bisnis.
c. Analisis Keputusan, setelah mengetahui permasalahan dan persyaratan sistem
yang diinginkan maka fase selanjutnya adalah analisis keputusan yang akan
menghasilkan arsitektur aplikasi untuk solusi yang disetujui.
Dalam tahapan analisis sistem SIMPONTREN akan diperlihatkan dengan
menggunakan beberapa metode yaitu Rich Picture dan Matriks Masalah,
Kesempatan, Tujuan dan Batasan (Problems, Opportunities, Objectives, and
Constraints Matrix) pada tahap analisis masalah. Matriks ini akan dijabarkan
dalam dua tabel yaitu Analisis Sebab dan Akibat (Cause and Effect Analysis) dan
tabel Tujuan-tujuan Perbaikan Sistem (System Improvement Objectives). Dan pada
analisis persyaratan dibagi menjadi dua bagian yaitu Functional Requirement
yaitu aktivitas dan service yang harus disediakan oleh sistem yang akan
78
dikembangkan. Bagian kedua adalah Nonfunctional Requirement yaitu fitur-fitur
lain yang diperlukan oleh sistem agar sistem dapat lebih memuaskan.
3.4.3 Perancangan Sistem (Design)
Perancanan sistem termasuk bagaimana mengorganisasi sistem ke dalam
subsistem-subsistem, serta alokasi subsistem-subsistem ke komponen-komponen
perangkat keras, perangkat lunak, serta prosedur-prosedur.
Perancangan sistem dilakukan setelah tahap analisis telah rampung,
Adapun metode yang digunakan adalah Desain Berorientasi Objek atau Object
Oriented Design (OOD) dengan menggunakan UML (Unified Modelling
Language) sebagai tools untuk perancangan dan pengembangan aplikasinya.
Namun tidak semua diagram yang disediakan oleh UML akan digunakan
dalam perancangan sistem ini. Hanya beberapa diagram UML saja yang
digunakan. Adapun diagram tersebut di antaranya:
a. Use Case Diagram: merupakan diagram yang menjelaskan aktifitas apa saja
yang dilakukan oleh sistem yang akan dibangun dan siapa yang berinteraksi
dengan sistem tersebut.
b. Activity Diagram: merupakan diagram yang menggambarkan berbagai alir
aktifitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing
alir berawal, decision yang mungkin terjadi dan bagaimana mereka berakhir.
Activity Diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin
terjadi pada beberapa eksekusi.
79
c. Class Diagram: merupakan diagram yang selalu ada pada pemodelan sistem
yang berorientasi objek. Class diagram menunjukkan hubungan antar class
dalam sistem yang sedang dibangun dan bagaimana mereka saling
berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan.
d. Sequence Diagram: merupakan diagram yang menjelaskan secara detail
urutan proses yang dilakukan oleh sistem untuk mencapai tujuan dari
usecase, interaksi yang terjadi antar class, operasi apa saja yang terlibat,
urutan antar operasi dan informasi yang diperlukan oleh masing-masing
operasi.
e. Statechart Diagram: menyediakan cara untuk memodelkan bermacam-
macam keadaan yang mungkin dialami oleh sebuah objek.
Selain diagram di atas, digunakan juga diagram lain yang tentunya di luar
dari diagram yang disediakan oleh UML, namun peranannya yang cukup penting
dalam mendukung tahapan perancangan sistem ini, yaitu Database Schema.
3.4.4 Implementasi Sistem (Construction & Testing)
Tahap perancangan diikuti oleh tahap implementasi. Pada tahap ini
dilakukan beberapa proses.
3.4.4.1 Pemrograman
Menerjemahkan perancangan ke kode program adalah proses yang relatif
sederhana dan bersifat mekanis sebab perancangan yang baik sudah
mengambarkan dengan baik apa yang harus dilakukan dengan bahasa-bahasa
pemrograman. Jika telah melakukan pemodelan dengan baik (misalnya dengan
80
menggunakan UML yang digunakan dalam pengembangan aplikasi
SIMPONTREN) dan mempergunakan banyak perangkat-perangkat lunak berjenis
CASE (Computer Aided Software Engineering) yang baik, misalnya Rational
Rose yang digunakan, maka akan dengan mudah menerjemahkan model-model
yang dibuat ke dalam sintak beberapa bahasa pemrograman.
Pada tahapan pemograman aplikasi SIMPONTREN akan digunakan
bahasa pemograman PHP 5. Sebagai software yang menunjang database pada
aplikasi ini, akan digunakan MySQL karena mendukung untuk infrastruktur
jaringan dan juga menggunakan Macromedia Dreamweaver sebagai software
editor.
3.4.4.2 Pengujian (Testing)
Pada tahap ini dilakukan dengan pengujian masing-masing modul atau unit
program apakah sesuai dengan tugasnya. Kemudian dilakukan uji coba terhadap
integrasi keseluruhan unit program untuk mengetahui apakah sistem yang telah
dibuat sudah memenuhi kriteria yang diinginkan. Pengetesan ini dilakukan dengan
metode pengujian black box.
Pengujian secara black box yang dilakukan dalam sistem ini di antaranya
adalah fungsi-fungsi yang tidak benar, baik input maupun output, kesalahan
interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database.
81
3.5 Kerangka Pemikiran (Logical Frame Work) Penelitian
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren
(SIMPONTREN) disusun melalui beberapa tahapan yang harus dilakukan dengan
tujuan memudahkan dalam penelitian. Adapun alur penelitian yang dilakukan oleh
peneliti seperti pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Logical Frame Work Penelitian
82
Penyusunan tahapan penelitian ini dimulai dengan observasi atau
pengamatan lapangan yang dilakukan selama tiga bulan di Kantor Pusat
Kementerian Agama. Pada bulan Maret dilakukan wawancara dengan Kepala
Bagian Perencanaan dan Data. Wawancara dilakukan untuk mengetahui profil dan
alur kerja Bagian Perencanaan dan Data terutama subbagian Data dan Informasi
yang mengatur pengolahan data pondok pesantren. Setelah dilakukan observasi
dan wawancara, tahap selanjutnya adalah studi pustaka dan studi literatur. Studi
pustaka dilakukan untuk mencari solusi permasalahan serta landasan teori yang
berhubungan dengan penelitian sedangkan studi literatur dilakukan pada
penelitian sejenis guna mendukung penelitian tugas akhir.
Setelah studi pustaka dan informasi lain dikumpulkan, tahap selanjutnya
adalah dengan melakukan tahap pengembangan sistem. Tahap pengembangan
sistem dilakukan melalui pendekatan Rapid Application Development. Pendekatan
ini dilakukan melalui empat tahapan yaitu tahap definisi lingkup (scope
definition), analisis sistem, perancangan sistem dan implementasi (construction
dan testing). Pada tahap analisis masalah dibagi lagi menjadi tiga bagian yaitu
analisis masalah dengan menggunakan Rich Picture dan Matriks Masalah,
Kesempatan, Tujuan dan Batasan. Tahap perancangan dilakukan dengan tools
UML dengan menggunakan lima diagram yaitu use case diagram, activity
diagram, class diagram, sequence diagram dan statechart diagram. Tahapan
terakhir yaitu membangun sistem. Tahapan ini dilakukan dengan bahasa
pemrograman PHP dan MySQL.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini, mambahas secara detail dan terperinci mengenai aplikasi
sistem yang akan diimplementasikan dengan menerapkan metode penelitian yang
telah diuraikan pada bab sebelumnya.
Pada bab sebelumnya telah dibahas, bahwa metode pengembangan sistem
yang digunakan dalam pengembangan aplikasi ini adalah metode pemodelan
berorientasi objek dengan alur pendekatan Rapid Application Development
(RAD). Di dalam bab empat ini diuraikan tentang tahap pengembangan sistem
RAD di antaranya adalah scope definition, analisis sistem terdiri dari analisis
masalah, analisis persyaratan dan analisis keputusan, tahap selanjutnya desain atau
perancangan dan implementasi (Construction & Testing).
Sebelum membahas tahapan pengembangan sistem akan dijelaskan
terlebih dahulu profil umum Bagian Perencanaan dan Data Sekretariat Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama sebagai tempat penelitian yang
mengolah data lembaga pendidikan dan keagamaan Islam di Indonesia. Dan
dalam rangka mengetahui proses kerja yang ada di Bagian Perencanaan dan Data,
yaitu dengan menelaah dokumen-dokumen terkait untuk mendapatkan informasi
tentang perkembangan lembaga pendidikan dan keagaamaan tetapi dalam
penelitian ini secara khusus hanya membahas data pondok pesantren di Indonesia.
83
84
4.1 Sekilas Tentang Bagian Perencanaan dan Data
Bagian Perencanaan dan Data mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan rencana dan program, pelayanan data dan informasi serta penyusunan
laporan dan evaluasi program berdasarkan sasaran, program dan kegiatan yang
ditetapkan oleh Sekretariat Direktorat Jenderal. Salah satu program yang
dilaksanakan adalah Education Management Information System (EMIS).
Program EMIS merupakan unit kerja yang menangani pengumpulan,
pengolahan dan penyajian data pendidikan agama Islam dan kelembagaan secara
kuantitatif dalam menyediakan informasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
yang diperlukan. Data yang dikumpulkan dan diolah di EMIS System merupakan
data yang dihimpun dari seluruh sekolah, pondok pesantren dan kelembagaan
agama Islam yang ada di seluruh Indonesia. Data yang dibutuhkan disebar melalui
formulir untuk setiap lembaga keagamaan dan pendidikan yang bernaung di
bawah Kementerian Agama.
Dalam menyaksanakan tugasnya, Bagian Perencanaan dan Data
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan bahan rumusan rencana dan program
b. Pelaksanaan penyusunan rencana dan program
c. Penyiapan data serta pengembangan sistem informasi
d. Penyusunan bahan dan pelaksanaan pengendalian dan eveluasi program
Bagian Perencanaan dan Data terdiri dari beberapa subbagian yang
merupakan unit kerja, yaitu:
85
1. Subbagian Perencanaan
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan rencana, program dan anggaran
Direktorat Jenderal serta penyiapan bahan pidato pimpinan
2. Subbagian Data dan Informasi
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan pengumpulan,
pengolahan, penyajian dan pelayanan data perencanaan serta pengembangan
sistem informasi
3. Subbagian Pengendalian dan Evaluasi Program
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengendalian, evaluasi dan
monitoring program.
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
86
4.2 Mendefinisikan Lingkup (Scope Definition)
Perangkat lunak atau suatu aplikasi merupakan bagian dari suatu sistem
yang lebih besar, maka hal pertama yang dilakukan adalah menentukan kebutuhan
untuk semua elemen sistem dan kemudian dilanjutkan dengan menentukan
kebutuhan perangkat lunak. Penentuan kebutuhan sistem ini sangat perlu ketika
perangkat lunak harus berinteraksi dengan elemen-elemen sistem yang lain seperti
perangkat keras, manusia dan basis data. Maka hal itu dapat dijelaskan dalam
pendefinisian lingkup dan batasan sistem yang dikembangkan.
Penelitian pengembangan sistem yang dilakukan lebih difokuskan pada
batasan masalah dan ruang lingkup kegiatan di Bagian Perencanaan dan Data
Kementerian Agama dengan pengembangan sistem informasi pendataan pondok
pesantren yang mendukung teknologi jaringan berbasis web. Pengembangan
sistem ini mengatur pengolahan data pondok pesantren dari mulai proses
penginputan, cek data¸ pelaporan, hingga statistik pengembangan pondok
pesantren. Data pondok pesantren yang diolah dalam sistem ini hanya berada pada
ruang lingkup kegiatan pendidikan formal dan informal pondok pesantren, kondisi
belajar mengajar dan keterangan penerimaan bantuan. Untuk itu penelitian hanya
membatasi visi dan misi dari aplikasi SIMPONTREN (Sistem Informasi
Manajemen Pondok Pesantren) yang memiliki peran sebagai data sentral
perkembangan pondok pesantren di Indonesia setiap tahunnya.
Penerapan aplikasi ini dalam lingkup internet karena melibatkan kantor
wilayah tingkat propinsi dan penyajian akan informasi ini bersifat umum. Untuk
itu seluruh aktivitas yang dilakukan secara online dan data yang terdistribusi
87
secara langsung. Beberapa kegiatan pada sistem informasi ini dapat diakses oleh
siapa saja yang membutuhkan informasi pondok pesantren dan pengunjung web
ini yang merupakan public user, tetapi yang memiliki hak akses penuh akan
sistem adalah admin yang berada di kantor pusat Kementerian Agama dan yang
melakukan penginputan serta pengeditan data adalah operator data entry yang
berada di setiap kantor wilayah Kementerian Agama masing-masing propinsi.
4.3 Analisis Sistem (Analysis)
Analisis sistem mempelajari suatu masalah dan mempunyai tujuan utama
untuk melakukan tindakan. Terdapat tiga tahapan analisis sistem dalam
metodologi RAD yang akan digunakan dalam menganalisis sistem
SIMPONTREN yang akan dirancang. Diantaranya adalah Analisis Masalah
(Problem Analysis), Analisis Persyaratan (Requirement Analysis) dan Analisis
Keputusan (Decision Analysis).
4.3.1 Analisis Masalah (Problem Analysis)
Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren (SIMPONTREN)
merupakan sistem pengolahan data pondok pesantren yang berjalan saat ini sudah
menggunakan sistem terkomputerisasi, yaitu dengan menggunakan program
aplikasi Visual FoxPro 6.0. Tetapi sistem tersebut belum terintegrasi sehingga
mengalami kendala dalam proses penginputan dan proses pengolahan data
lainnya. Proses pendataan pondok pesantren yang dilakukan subbagian Data dan
Informasi Direktorat Pendidikan Islam dimulai dari proses penyebaran formulir ke
semua pondok pesantren yang berada di bawah naungan Kementerian Agama.
88
Setelah formulir diisi oleh pihak pondok pesantren maka formulir
selanjutnya dikirm kembali ke kantor wilayah Kementerian Agama baik itu
tingkat kabupaten/ kota maupun tingkat propinsi. Di kantor wilayah data formulir
pondok pesantren diinput ke aplikasi SIMPONTREN, karena sistem yang stand
alone maka penginputan data memerlukan waktu yang cukup lama. Setelah proses
penginputan dilakukan maka selanjutnya data dikirim ke kantor pusat untuk
dilakukan proses validasi. Pengiriman data dilakukan dengan berbagai cara,
diantaranya pengiriman data melalui email atau pengiriman data yang sudah
berbentuk CD (Compact Disk) yang dikirim melalui jasa pengiriman barang. Ini
juga dapat menghambat waktu pengolahan data dan kurang terjaminnya
keselamatan dan keamanan data hingga sampai ke subbagian Data dan Informasi.
Proses validasi pada aplikasi SIMPONTREN dilakukan untuk memeriksa
keakuratan dan kelengkapan data dan proses ini akan menunjukkan kesalahan atau
ketidaklengkapan penginputan data. Ada juga beberapa kendala pada saat validasi
dilakukan oleh subbagian Data dan Informasi di kantor pusat Kementerian
Agama, yaitu ketika terjadi kesalahan yang terekam pada saat proses validasi
maka admin atau subbagian Data dan Informasi tidak dapat mengecek kebenaran
dan memperbaikinya, karena formulir sebagai bukti kebenaran data dan proses
penginputan yang berada dan dilakukan di kantor wilayah di tiap propinsi atau
kabupaten/ kota. Sehingga ini sangat menyulitkan dalam proses perbaikan data
pondok pesantren. Hal ini dapat menyebabkan rendahnya tingkat kebenaran dan
keakuratan data tersebut.
89
Data yang sudah valid selanjutnya akan dilakukan proses report atau
pelaporan. Laporan yang diproses dalam aplikasi SIMPONTREN ditampilkan
dalam bentuk standart yaitu berupa tabel yang berisikan data yang diminta.
Selama ini pada sistem berjalan proses pembuatan laporan yang dilakukan pada
aplikasi SIMPONTREN hanya bisa dijalankan oleh subbagian Data dan
Informasi. Sedangkan direktorat atau bagian yang terkait lainnya hanya menerima
laporan dalam bentuk booklet sebagai publikasi data yang menyajikan statistik
perkembangan pondok pesantren setiap tahunnya dan bisa juga laporan dalam
bentuk kertas untuk menyajikan data lebih rinci atau sesuai dengan permintaan
data apa yang dibutuhkan.
Setelah proses pelaporan data pondok pesantren, selanjutnya dilakukan
pengolahan data secara statistik yang dapat mengetahui perkembangan pondok
pesantren tiap tahunnya. Data pondok pesantren akan diolah dan ditampilkan
dalam bentuk diagram dan grafik. Tetapi proses pengolahan secara statistik ini
tidak dapat dilakukan di aplikasi SIMPONTREN yang dirancang dengan
menggunakan Visual FoxPro 6.0. Dalam proses pengolahan data statistik saat ini
diperlukan aplikasi perangkat lunak lainnya yaitu Microsoft Excel.
Setelah dijelaskan dengan rinci permasalahan, maka pada bagian ini
dibahas mengenai analisis terhadap problems (masalah-masalah) yang dihadapi
dan opportunities (peluang-peluang) yang bisa diambil dari keadaan sistem saat
ini. Analisis terhadap problem dan opportunities akan diperlihatkan dengan
menggunakan 2 (dua) metode yaitu Rich Picture dan Matriks Masalah,
Kesempatan, Tujuan dan Batasan.
90
a. Rich Picture
Analisis masalah dari sistem berjalan divisualisasikan dalam pemodelan
rich picture Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Rich Picture Analisis Sistem Berjalan SIMPONTREN
91
b. Problems, Opportunities, Objectives and Constraints Matrix
Selanjutnya hasil analisis permasalahan dan peluang disebutkan secara
lengkap pada Matriks Masalah, Kesempatan, Tujuan dan Batasan (Problems,
Opportunities, Objectives, and Constraints Matrix). Matriks ini dijabarkan dalam
dua tabel yaitu Analisis Sebab dan Akibat (Cause and Effect Analysis) dan tabel
Tujuan-tujuan Perbaikan Sistem (System Improvement Objectives). Cause and
Effect Analysis merupakan sebuah tehnik tempat masalah-masalah dipelajari
untuk menentukan penyebab-penyebab dan akibat-akibatnya, sampai penyebab
dan akibat tersebut tidak kembali menghasilkan gejala-gejala masalah yang
lainnya.
System Improvement Objectives memiliki tujuan yaitu untuk menentukan
kriteria di mana semua perbaikan pada sistem akan diukur dan untuk
mengidentifikasi semua batasan yang membatasi fleksibilitas semua perbaikan
tersebut. Berikut adalah tabel Cause and Effect Analysis dan System Improvement
Objectives pada sistem berjalan SIMPONTREN.
92
Tabel 4.1 Cause and Effect Analysis (Analisis Sebab Akibat)
Problem (Masalah)
Cause and Effects (Sebab dan Akibat)
1. Hubungan antara kantor pusat Kementerian Agama dengan kantor wilayah secara offline
Cause: Sistem informasi saat ini yang ada di kantor pusat dengan kantor wilayah tidak terhubung dalam suatu jaringan tertentu, misal: jaringan LAN ataupun internet. Effect: Penyampaian informasi dari kantor wilayah ke kantor pusat maupun sebaliknya dilakukan secara manual, baik melalui telepon, fax ataupun surat yang disampaikan pegawai Depag. Sehingga penyampaian informasi membutuhkan waktu yang relatif lama.
2. Tingkat keakuratan dan kebenaran data masih minim
Cause: data yang diinputkan oleh kantor wilayah masih banyak yang belum lengkap dan sangat sering mengalami kesalahan, proses validasi yang dilakukan pegawai di kantor pusat pun tidak dapat memberikan solusi untuk memperbaiki karena formulir data pesantren berada di kantor wilayah masing-masing Effect: penyajian informasi tidak bernilai akurat, karena data yang tidak lengkap dan kebenaran masih belum bisa dipastikan. Dan proses validasi yang tidak efektif dan efisien karena data harus dianalisis kembali.
3. Penggunaan sistem manual
yang tidak feasible lagi
Cause: Data dari kantor wilayah yang akan dikirim ke pusat, disimpan dalam bentuk CD dan diantar oleh pegawai Depag ataupun lewat jasa pengiriman barang. Selain itu jika fasilitas memadai data dapat juga dikirm melalui email Effect: Rentan akan kehilangan, pencurian maupun redundancy data (data disimpan pada database kantor cabang dan pusat) serta mengakibatkan lambatnya proses
93
pengolahan di kantor pusat.
4. Laporan yang kurang akurat dan tidak terupdate
Cause: keterlambatan proses pengumpulan data hingga ke kantor pusat dan kesalahan atau ketidaklengkapan pada saat penginputan data Effect: data banyak yang berubah tidak lagi sesuai dengan data awal yang dikumpulkan, data menjadi tidak relevan.
5. Pengolahan data pada aplikasi
sangat rumit untuk menghasilkan data statistik, yaitu berupa grafik dan diagram
Cause: menggunakan aplikasi lain yaitu Ms.Excel dalam menghasilkan data berupa grafik dan diagram Effect: proses menjadi lebih rumit dan tidak efisien waktu.
Opportunities (Kesempatan)
Cause-Effect (Sebab-Akibat)
1. Penggunaan database terpusat yang berada di kantor pusat bukan database yang terdistribusi di masing-masing kantor wilayah.
Cause: Adanya redundancy data (data disimpan di kantor wilayah dan kantor pusat). Selain itu adanya masalah keamanan dan kecepatan dalam pentransferan data (data di kantor cabang yang ditransfer ke kantor pusat disimpan di CD dan dikirim oleh pegawai Depag atau lewat jasa pengiriman). Effect: Mengatasi adanya redundancy data, masalah keamanan (jika CD tersebut hilang atau disalahgunakan oleh karyawan) serta mempercepat pentransferan data dari kantor wilayah ke kantor pusat sehingga mempercepat pengolahan di kantor pusat.
2. Desain form dan pengorganisasian data yang rapih dalam aplikasi
Cause: penyusunan dilakukan berdasarkan kebutuhan dan jenis data Effect: melanjutkan desain form data yang telah ada.
94
Tabel 4.2 System Improvement Objectives (Tujuan-Tujuan Perbaikan Sistem)
System Objective (Tujuan sistem)
System Constraint (Batasan sistem)
1. Menghubungkan secara online kantor pusat dengan kantor wilayah
1.1 Keterbatasan infrastruktur baik dari segi PC yang ada sekarang maupun jaringan yang tersedia.
1.2 Besarnya biaya awal pengimplementasian sistem online dan biaya operasionalnya kemudian, baik untuk maintenance maupun upgrade sistem.
2. Memudahkan proses penginputan dan mengotomasikan proses validasi dan pengiriman data dari kantor wilayah ke kantor pusat
2.1. Belum adanya jaringan yang menghubungkan kantor pusat dengan kantor cabang secara online.
3. Mencegah kehilangan atau kesalahan data baik pada saat penginputan hingga pelaporan.
3.1. Jumlah data yang semakin bertambah dan SDM hanya sedikit yang mengerti dalam menggunakan sistem terutama pegawai di tinggat wilayah
4. Mempercepat dan mempermudah proses pengolahan data sampai menghasilkan data statistik
4.1. Jumlah data yang banyak dan masih ada yang tidak lengkap
Kebutuhan sistem yang dijelaskan pada tabel System Improvement
Objectives juga merupakan sebagian besar hasil dari permintaan para pengguna
yang sebelumnya telah dilakukan pendekatan terhadap mereka. Sehingga
diharapkan tidak ada lagi error dan kelalaian dalam pengembangan sistem
informasi manajemen pondok pesantren. Untuk itu diperlukan sistem usulan yang
dapat mencakup kebutuhan dari proses pengolahan data pondok pesantren. Sistem
95
usulan ini setidaknya dapat memperbaiki kekuarangan dari sistem sebelumnya dan
mengurangi tingkat kesulitan dalam menjalankan proses pada sistem berjalan.
4.3.2 Analisis Persyaratan (Requirement Analysis)
Fase ini adalah fase yang sangat penting dalam pengembangan sebuah
sistem informasi. Fase ini bertujuan untuk menentukan apa yang dapat dilakukan
oleh sistem dan harus memenuhi System Objectives dari sistem tersebut sehingga
dapat membangun sebuah sistem informasi baru yang bersifat web based dalam
melakukan proses pengolahan data pondok pesantren yang lebih efisien dan
efektif.
Requirements yang ada akan dibagi menjadi 2 (dua) bagian. Bagian
pertama adalah Functional Requirement yaitu aktivitas dan service yang harus
disediakan oleh sistem yang akan dikembangkan. Bagian kedua adalah
Nonfunctional Requirement yaitu fitur-fitur lain yang diperlukan oleh sistem agar
sistem dapat lebih memuaskan.
Berikut adalah requirements dari Sistem Informasi Manajemen Pondok
Pesantren (SIMPONTREN).
4.3.2.1 Functional Requirements
Sistem yang dikembangkan harus mempunyai functional requirements
sebagai berikut:
1. Membuat sistem informasi untuk bagian perencanaan dan data Kementerian
Agama yang lebih baik, antara lain meliputi:
96
a. Pengaturan penyimpanan data pondok pesantren yang berada dibawah
naungan Depag di Indonesia, yang terdiri dari data umum pesantren, data
santri, pengajar dan ketenagaan, fasilitas dan data penerimaan bantuan.
b. Penginputan data pesantren dan proses validasi secara langsung atau
otomatis
c. Memonitor jumlah data pondok pesantren di seluruh propinsi.
d. Mengintegrasikan data-data pesantren sehingga terletak pada database
yang sama.
e. Pembuatan laporan pendataan pesantren tiap tahunnya.
f. Data pesantren terdokumentasi dengan baik dan lengkap.
g. Pembuatan statistik perkembangan pesantren dalam bentuk diagram dan
grafik yang dilakukan dalam satu aplikasi.
2. Melakukan proses otomasi untuk semua transaksi diatas.
3. Sistem memiliki tingkat keamanan yang tinggi dalam pemprosesan data dan
informasi.
4. Aplikasi dapat segera diselesaikan sehingga dapat langsung digunakan.
4.3.2.2 Nonfunctional Requirements
Nonfunctional Requirements dari sistem yang dikembangkan akan
dijelaskan dalam Tabel 4.3.
97
Tabel 4.3 Nonfunctional Requirement
Jenis Kebutuhan Penjelasan
1. Model Tampilan (Performance) a) Mengefisienkan waktu proses pengolahan data pesantren dari kantor wilayah dan kantor pusat yaitu penginputan hingga pelaporan
b) Membantu peningkatan pemantauan perkembangan pesantren tiap-tiap propinsi.
c) Mengurangi tingkat kesalahan dan ketidaklengkapan data
d) Tampilan interface yang menarik dan lebih user friendly sehingga lebih mudah dimengerti dan digunakan oleh user.
2. Model Penyimpanan Data (Information)
a) Melakukan penyimpanan data berupa informasi umum pesantren, santri, pengajar dan ketenagaan, fasilitas dan dana bantuan yang dibutuhkan secara terpusat sehingga memudahkan pelaksanaan proses.
b) Mencegah terjadinya penyimpanan data yang redundant.
c) Mencegah hilangnya data yang selama ini disebabkan karena penyimpanan data dilakukan dengan menggunakan CD.
d) Sistem pusat dan cabang terintegrasi sehingga memudahkan untuk mendapatkan data yang paling aktual.
e) Format penyajian laporan dibuat sehingga lebih mudah dipahami.
f) Meminimalisasi terjadinya kesalahan penginputan data dan informasi.
g) Data terdokumentasi dan terstruktur.
98
3. Model Segi Ekonomi (Economic)
a) Mengurangi biaya operasional untuk transfer informasi atau dokumen ke pusat yang selama ini dilakukan secara manual.
b) Memperlancar aliran informasi antara kantor Kementerian Agama Pusat, kantor wilayah di seluruh propinsi, pondok pesantren dan masyakarat umum yang membutuhkan informasi.
4. Model Pengontrolan Sistem (Control)
a) Meningkatkan keamanan terhadap pelaksanaan proses penyimpanan data.
b) Membatasi akses penggunaan terhadap sistem dengan cara menerapkan priviledge.
c) Adanya operator data entry yang bertangungjawab terhadap pelaksanan pemasukan data dan aministrator yang bertanggung jawab atas semua jalannya aktifitas pada aplikasi
d) Mencegah akses penuh dari pengguna-pengguna yang tidak berwenang.
5. Model Efisiensi Sistem (Eficiency)
a) Menggunakan sistem penyimpanan data yang terpusat untuk memudahkan proses pendistribusian antara kantor pusat dengan kantor wilayah Kementerian Agama.
b) Mengefisienkan waktu untuk pelaksanaan proses validasi penginputan data
c) Meminimalisasi biaya dan sumber daya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proses pelaporan.
6. Model Pelayanan Sistem a) Menghasilkan informasi yang akurat
99
(Service) untuk bahan pertimbangan dan evaluasi.
b) Memberi kemudahan dalam penggunaan operasional sistem.
4.3.3 Analisis Keputusan (Decision Analysis)
Dari tahapan analisis sebelumnya telah diketahui permasalahan dari sistem
berjalan dan persyaratan dan kebutuhan sistem yang diinginkan, maka fase
selanjutnya adalah analisis keputusan yaitu menentukan komponen-komponen
dari sistem usulan yang akan dirancang, dibangun dan diimplementasikan. Berikut
merupakan komponen-komponen yang dibutuhkan:
1. Data Pondok Pesantrean
Proses perekaman pengolahan seluruh data pesantren yang ada ke dalam
suatu database, yaitu data umum pesantren, santri, pengajar dan ketenagaan,
fasilitas dan data penerimaan bantuan.
7. Monitoring Data
Pengawasan jumlah masing-masing data yang telah dihimpun dari setiap
propinsi ke dalam database.
8. Data Wilayah
Data-data wilayah yang akan digunakan dalam Sistem Informasi ini
menjelaskan gambaran umum keadaan setiap propinsi sebagai faktor
pendukung pelaksanaan pendidikan terutama pesantren di wilayahnya.
9. Pelaporan
100
Data-data pada sistem informasi ini akan dapat mulai dimanfaatkan sebagai
bahan laporan profil dan laporan nasional pesantren, untuk itu perlu dibuat
fasilitas pelaporan dari informasi-informasi yang penting yaitu data umum
pesantren, santri, pengajar dan ketenagaan, fasilitas dan data penerimaan
bantuan.
10. Statistik Data Pesantren
Penyajian informasi perkembangan pesantren dalam bentuk grafik dan
diagram untuk beberapa jenis data.
11. User Maintenance
Memverifikasi data pendaftar sebagai operator data entry untuk dapat aktif
atau masuk ke dalam sistem. Dan mengatur data-data para pengguna, baik
Admin di kantor pusat dan Operator Data Entry dari masing-masing propinsi.
Setelah mengetahui komponen-komponen sistem yang diusulkan
selanjutnya adalah menentukan jenis perangkat sistem yaitu berupa tools atau alat
untuk merancang dan mengimplementasikan sistem ususlan sehingga
menghasilkan arsitektur sistem yang diinginkan. Dalam menentukan arsitektur
sistem usulan yang terpenting adalah pemahaman terhadap jenis tools yang akan
digunakan karena harus sesuai dengan kebutuhan pengguna dan fungsi-fungsi
sistem yang terdapat di dalamnya.
Di dalam sistem lama, proses pengolahan dilakukan pada masing-masing
komputer yang stand alone, sedangkan pada sistem informasi yang akan
dikembangkan adalah sistem informasi berbasis web. Sistem usulan dirancang
dengan menggunakan UML (Unified Modeling Language) dan bahsa
101
pemograman PHP. Sehingga konsep tentang UML dn PHP harus benar-benar
dikuasai. Sedangkan pada perancangan sistem database akan menggunakan
diagram Database Relational dan mengimplementasikannya pada MySQL.
4.4 Perancangan Sistem (System Design)
Desain atau perancangan sistem didefinisikan sebagai tugas yang fokus
pada spesifikasi solusi detail berbasis komputer. Jika analisis sistem menekankan
pada masalah bisnis, maka sebaliknya desain sistem fokus pada segi teknis atau
implementasi sebuah sistem.
Perancangan berorientasi objek merupakan contoh salah satu pendekatan
model driven, yaitu menekankan penggambaran model sistem untuk
mendokumentasikan aspek teknis dan implementasi dari sebuah sistem. Saat ini
pendekatan model driven hampir selalu ditingkatkan oleh penggunaan peralatan
otomatis, yang disebut juga CASE tools. Peralatan CASE ini menawarkan
konsistensi dan kelengkapan seperti pengecekan error berbasis aturan (rule based
error checking). Untuk itu dalam perancangan sistem SIMPONTREN ini
menggunakan Rational Rose.
4.4.1 Identifikasi Use case dan Aktor
Identifikasi aktor dan use case ini didasari pada kebutuhan fungsi-fungsi
sistem. Kebutuhan akan fungsi ini diakomodir di use case. Selanjutnya use case
menyediakan nilai hasil kepada aktor. Atas dasar spesifikasi ini paling tidak
didapat cara menentukan aktor.
102
Berdasarkan penjelasan bab sebelumnya use case mencakup aliran-aliran
kerja (workflow) dalam sistem (bersifat internal) sedangkan aktor-aktor mencakup
segala sesuatu yang ada di luar sistem (bersifat eksternal).
Pemodelan sistem dilakukan untuk mendeskripsikan use case apa saja dan
aktor yang akan terlibat dalam analisis sistem usulan, dapat dilihat dalam Tabel
4.4 requirement aktor dan use case.
Tabel 4.4 Requirement Aktor dan Use case
Requirement Aktor Use case
1. Operator Data Entry melakukan
pendaftaran sebagai pengguna
terlebih dahulu
2. Operator Data Entry dapat
melakukan proses input data
pondok pesantren, yang terdiri dari
data umum pesantren, santri,
pengajar dan ketenagaan, fasilitas
dan keuangan.
Operator Data
Entry
Operator Data
Entry
Mendaftar sebagai
Pengguna
Menginput Data
Pesantren
3. Operator Data Entry dapat
mengecek dan mencari data
pesantren yang dibutuhkan dalam
aplikasi ini untuk dilakukan
pengeditan dan penghapusan data
pesantren.
Operator Data
Entry
Pengecekan Data
Pesantren
4. Admin melakukan pengawasan
atau pengontrolan jumlah dan
Admin Monitoring Data
Pesantren
103
kondisi data pesantren yang telah
diinputkan dari masing-masing
kanwil di setiap propinsi (Operator
Data Entry).
5. Admin melakukan manipulasi data
pengguna, baik itu sebagai admin
atau operator data entry yang
berada di masing-masing kanwil
dan mengatur hak akses ke dalam
menu dan halaman web.
Admin Manajemen Pengguna
6. Admin melakukan penginputan,
edit dan delete data wilayah yang
berupa data propinsi dan data
kabupaten.
Admin Manipulasi Data
Wilayah
7. Setelah data yang dimasukkan
telah lengkap ke dalam database
pesantren maka proses selanjutnya
adalah menampilkan laporan
berkala yang diperlukan untuk
proses yang berlangsung di
masing-masing Direktorat
Kementerian Agama.
Public User Melihat Laporan Profil
Pondok Pesantren,
Melihat Laporan
Nasional Pesantren
104
8. Laporan yang telah ada
ditampilkan dalam bentuk tabel,
untuk mengetahui perkembangan
pesantren lebih akurat maka
dibuatkan statistik perkembangan
pondok pesantren dalam bentuk
diagram dan grafik.
Public User Melihat Data Statistik
Pesatren
4.4.2 Use Case Diagram
Use Case Diagram menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh sistem yang
akan dibangun dan siapa yang berinteraksi dengan sistem. Use Case Diagram
dapat dibuat sesuai dengan Tabel 4.4 Requirement Aktor dan Use Case.
Sebagai catatan bahwa dalam perancangan sistem ini Admin memiliki
hak akses penuh terhadap seluruh proses yang ada dalam aplikasi SIMPONTREN.
Sedangkan bagi proses penambahan data pesantren dilakukan pada use case
Menginputkan Data Pesantren dan edit data pesantren dapat dilakukan pada use
case Pengecekan Data Pesantren, yang kedua use case ini dilakukan oleh Operator
Data Entry.
Use case Pengecekan Data Pesantren merupakan include atau bagian dari
proses Monitoring Data Pesantren, artinya setiap proses Monitoring Data
Pesantren dilakukan maka dapat diketahui proses Pengecekan Data Pesantren.
Berikut ini merupakan use case diagram dari sistem usulan SIMPONTREN.
105
Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren (SIMPONTREN)
Melihat Data Statistik Pesantren
Melihat Laporan Nasional Pesantren
Melihat Laporan profil pesantren
Public User
Manajemen Pengguna
Memanipulasi Data Wilayah
Monitoring Data PesantrenAdmin
Pengecekan Data Pesantren
Menginput Data Pesantren
Operator Data Entry
PendaftarMendaftar sebagai Operator Data
Entry
Gambar 4.3 Use case Diagram
4.4.3 Deskripsi Use Case Tingkat Perancangan
Setiap use case pada Gambar 4.3 harus dideskripsikan dalam dokumen
yang disebut dokumen flow of event. Dokumentasi ini mendefinisikan apa yang
harus dilakukan oleh sistem ketika aktor mengaktifkan use case. Struktur dari
dokumen use case ini bisa bermacam-macam tetapi umumnya deskripsi ini paling
tidak harus mengandung:
106
1. Brief Description (deskripsi singkat)
2. Aktor yang terlibat
3. Precondition yang penting bagi use case untuk memulai
4. Deskripsi rinci dari aliran kejadian yang mencakup:
a. Main flow dari kejadian yang bisa dirinci lagi menjadi sub flow dari
kejadian (sub flow bisa dibagi lagi lebih jauh menjadi sub flow yang lebih
kecil agar dokumen lebih mudah dibaca dan dimengerti)
b. Alternative flow untuk mendefinisikan situasi perkecualian
5. Postcondition yang menjelaskan state dari sistem setelah use case berakhir
Selain beberapa hal yang disebutkan sebelumnya, dapat juga memakai
beberapa deskripsi tambahan lainnya untuk melengkapi pendeskripsian yang
dibuat. Setelah menjelaskan use case pada bahasan sebelumnya, maka berikut ini
dijelaskan spesifikasi use case yang telah ditentukan.
Tabel 4.5 Spesifikasi Naratif untuk Use Case Mendaftar sebagai Operator Data Entry Tingkat Perancangan
Nama Use Case: Mendaftar sebagai Operator Data Entry
Actor (s) Pendaftar
Deskripsi: Use case ini mendeskripsikan event dari seorang Pendaftar yaitu
mendaftar sebagai operator data entry. Form ini berisi data
pendaftar
Prakondisi: Masuk ke dalam web utama.
Basic Flow: Kegiatan Pelaku Respons Sistem
Langkah 1: Pendaftar masuk
ke web sebagai public user,
klik [Belum Terdaftar] pada
Langkah 3: Sistem
menampilkan form daftar
Operator Data Entry
107
form login
Langkah 2: Selanjutnya
Pendaftar menginputkan data
pengguna dan mengklik
tombol [Ok]
Langkah 5: Pendaftar
mengklik keluar halaman
daftar
Langkah 4: Sistem
menampilkan pesan data
pengguna telah tersimpan dan
akan diproses oleh admin
terlebih dahulu
Langkah 6: Sistem merespon
menutup halaman daftar dan
kembali halaman utama public
user
Bidang Alternatif: -
Postkondisi: -
Aturan Bisnis: Pendaftar telah mempunyai data sebagai pengguna yang valid
Tabel 4.6 Spesifikasi Naratif untuk Use Case Menginput Data Pesantren Tingkat Perancangan
Nama Use Case: Menginput Data Pesantren
Actor (s) Operator Data Entry
Deskripsi: Use case ini mendeskripsikan event dari seorang Operator Data
Entry yaitu menambah data pesantren. Form ini berisi data
umum pesantren, santri, pengajar dan ketenagaan, fasilitas dan
data keuangan
Prakondisi: Masuk ke dalam web utama.
Orang tersebut haruslah sudah terdaftar sebagai Operator Data
Entry.
Basic Flow: Kegiatan Pelaku Respons Sistem
Langkah 1: Operator Data
Entry login dengan
menginputkan username dan
password pada form login
Langkah 2: Selanjutnya
Langkah 3: Sistem merespon
dengan memverifikasi data
username dan password yang
telah diinputkan
Langkah 4: Sistem
108
Operator Data Entry
mengirimkan data username
dan password dengan
mengklik tombol [Login]
Langkah 5: Operator Data
Entry mengklik menu [Input
Data]
Langkah 7: Operator Data
Entry memasukkan data
pesantren ke dalam field yang
telah disediakan dengan benar
Langkah 8: Operator Data
Entry mengecek semua data
yang telah dimasukkan, bila
tidak ada perubahan maka
Operator Data Entry mengklik
tombol [Simpan]
Langkah 10: Operaotr Data
Entry mengklik tombol
[Keluar] pada toolbar atas
sebelah kanan bila tidak ada
proses input lagi.
menampilkan pesan Selamat
Datang bagi Oparator Data
Entry dan menampilkan
halaman web yang berisi
kegiatan utama bagi Operator
Data Entry
Langkah 6: Sistem merespon
dengan menampilkan form
input data pesantren, yang
diklasifikasikan beberapa jenis
data, yaitu data pesantren,
santri, pengajar, fasilitas dan
keuangan, tombol [Simpan]
dan [Reset]
Langkah 9: Sistem merespon
dengan menyimpan data yang
telah diinputkan tersebut ke
dalam database sistem.
Muncul jendela pesan bahwa
data tersimpan dan sistem
merespon dengan
menampilkan form input yang
kosong untuk diisikan kembali
Bidang Alternatif: Alt-Langkah 4: Jika dalam verifikasi username dan password
tidak sesuai maka sistem akan menampilkan pesan bahwa login
tidak sesuai dan harus kembali ke Langkah 1
Alt-Langkah 8: Jika Operator Data Entry mengklik tombol
[Reset] maka sistem akan mengosongkan field input data dan
kembali ke Langkah 6.
Alt-Langkah 9: Jika data yang disimpan tidak lengkap maka
akan muncul pesan peringatan data tidak lengkap dan kembali ke
109
Langkah 7
Postkondisi: Data pesantren telah disimpan dan telah ter-update dan sistem
menampilkan kembali form Input Data
Operator Data Entry ingin keluar dari sistem harus melakukan
logout
Aturan Bisnis: a. Operator Data Entry harus memiliki username dan password
yang valid
b. Operator Data Entry sudah menyiapkan data pesantren yang
valid
Tabel 4.7 Spesifikasi Naratif untuk Use Case Pengecekan Data Pesantren Tingkat Perancangan
Nama Use case: Pengecekan Data Pesantren
Actor (s) Operator Data Entry
Deskripsi: Use case ini mendeskripsikan event dari seorang Operator Data
Entry yaitu mencari data pesantren untuk masing-masing
propinsinya yang dibutuhkan dan mengecek detail data tersebut,
sehingga dapat dirubah atau dihapus
Prakondisi: Masuk ke dalam web utama.
Orang tersebut haruslah sudah terdaftar sebagai pengguna sistem
Operator Data Entry yang dapat melakukan pengecekan data
pesantren
Basic Flow: Kegiatan Pelaku Respons Sistem
Langkah 1: Operator Data
Entry login dengan
menginputkan username dan
password pada form login
Langkah 2: Selanjutnya
Operator Data Entry
mengirimkan username dan
Langkah 3: Sistem merespon
dengan memverifikasi data
username dan password yang
telah diinputkan
Langkah 4: Sistem
menampilkan pesan Selamat
Datang bagi Oparator Data
110
password dengan mengklik
tombol [Login]
Langkah 5: Operator Data
Entry mengklik menu [Cek
Data]
Langkah 7: Operator Data
Entry menginputkan keyword
data dan menyeleksi kategori
data yang ingin dicari pada
field input yang telah
ditentukan dengan benar
Langkah 8: Operator Data
Entry mengklik tombol [Cari]
Langkah 10: Operator Data
Entry memilih tombol [Edit]
untuk merubah data pesantren
Langkah 12: Operator Data
Entry melakukan pengeditan
data pada form edit tersebut
dengan teliti dan sesuai dengan
data yang sebenarnya.
Kemudian klik tombol
[Simpan] ketika sudah
merubah data
Langkah 14: Operator Data
Entry mengklik tombol
[Keluar] bila tidak ada proses
cek data lagi
Entry dan menampilkan
halaman web yang berisi
kegiatan utama bagi Operator
Data Entry
Langkah 6: Sistem merespon
dengan menampilkan form cek
data pesantren yang berisi field
input keyword dan seleksi
kategori pencarian dan terdapat
juga tombol navigasi [Cari]
Langkah 9: sistem merespon
dengan mengontrol apakah
data yang dimasukkan sudah
sesuai dengan ketentuan. Bila
sudah sesuai maka sistem
merespon untuk melanjutkan
mencari data yang dimasukkan
dan menampilkan semua data
pesantren yang dicari tersebut
dan mengaktifkan tombol
[Edit] dan [Lihat Detail]
Langkah 11: Sistem merespon
dengan menampilkan detail
data tersebut dan mengaktifkan
tombol [Simpan], [Hapus] dan
[Keluar]
Langkah 13: Sistem
menyimpan perubahan data
pesantren tersebut ke dalam
database sistem dan kembali
menampilkan form cek data
111
Langkah 15: Sistem merespon
dengan menutup form cek data
dan menampilkan halaman
utama bagi Operator Data entry
Bidang Alternatif: Alt-Langkah 4: Jika dalam verifikasi username dan password
tidak sesuai maka sistem akan menampilkan pesan bahwa Login
tidak sesuai dan harus kembali ke Langkah 1
Alt-Langkah 7: Jika keyword yang dimasukkan tidak sesuai atau
data tidak terdapat dalam database maka sistem menampilkan
pesan data pesantren tidak tersedia dan kembali ke Langkah 6
Alt-Langkah 10: Jika Operator hanya ingin melihat data dan
mencetak maka klik tombol [Lihat Detail], kemudian sistem
menampilkan data dan tombol [Cetak]
Alt-Langkah 12a: Jika Operator Data Entry mengklik tombol
[Hapus] maka sistem akan menghapus data yang telah diseleksi
atau dicari tersebut dan kembali pada Langkah 6
Alt-Langkah 12b: Jika Operator Data Entry mengklik tombil
[Keluar] maka sistem akan keluar dari form edit data tersebut dan
kembali ke Langkah 6
Postkondisi: Perubahan data telah tersimpan dan telah ter-update dan sistem
menampilkan halaman utama web
Operator Data Entry ingin keluar dari sistem harus melakukan
logout
Aturan Bisnis: a. Operator Data Entry harus memiliki username dan password
yang valid
b. Operator Data Entry sudah menyiapkan data pesantren yang
ingin dicari atau diedit.
112
Tabel 4.8 Spesifikasi Naratif untuk Use Case Monitoring Data Pesantren Tingkat Perancangan
Use case name Monitoring Data Pesantren
Aktor Admin
Brief
Description
Use case ini merupakan event dari seorang Admin untuk melihat
atau pengontrolan kondisi seluruh data pesantren yang telah
diinputkan dari setiap kanwil tingkat propinsi (Operator Data
Entry).
Pre condition Admin masuk ke halaman utama web bagi Public User
Orang tersebut haruslah terdaftar sebagai Admin sistem.
Basic Flow Kegiatan Pelaku Respon Sistem
Langkah 1: Admin login
dengan menginputkan
username dan password pada
form login
Langkah 2: Selanjutnya
Admin mengirimkan
username dan password
dengan mengklik tombol
[Login]
Langkah 5: Admin memilih
menu Data Pesantren
Langkah 7: Admin memilih
dan mengisi data pesantren
yang akan dilihat, lalu klik
tombol [Cari]
Langkah 9: Admin memilih
data dan mengklik [Lihat
Detail]
Langkah 11: Memeriksa data
Langkah 3: Sistem merespon
dengan memverifikasi data
username dan password yang
telah diinputkan
Langkah 4: Sistem
menampilkan pesan Selamat
Datang bagi Admin dan
menampilkan halaman web yang
berisi kegiatan utama bagi
Admin
Langkah 6: Sistem
menampilkan form pilihan data
pesantren dan tombol [Cari]
Langkah 8: sistem
menampilkan daftar pesantren
dan tombol [Lihat Detail]
Langkah 10: Sistem
menampilkan data pesantren
secara lengkap dan tombol
113
yang telah diinputkan/ diedit
oleh Operator Data Entry,
klik [Cetak]
Langkah 13: Admin
mengatur pilihan cetak, Klik
[Print]
Langkah 14: Setelah selesai,
Admin ingin keluar dari
menu Data Pesantren dengan
mengklik tombol [Keluar].
[Cetak] dan [Keluar]
Langkah 12: Sistem
menampilkan pengaturan untuk
mencetak data dalam bentuk
dokumen
Langkah 13: Menampilkan
kembali form pilihan data
pesantren
Alternatif flow Alt-Langkah 4: Jika dalam verifikasi username dan password
tidak sesuai maka sistem akan menampilkan pesan bahwa login
tidak sesuai dan harus kembali ke Langkah 1
Post condition Tampilan halaman menu bagi Admin. Jika ingin keluar halaman
web Admin melakukan logout
Aturan Bisnis Admin memiliki username dan password yang valid
Tabel 4.9 Spesifikasi Naratif untuk Use Case Manajemen Pengguna Tingkat Perancangan
Nama Use case: Manajemen Pengguna
Actor (s) Admin
Deskripsi: Use ini mendeskripsikan event dari seorang Admin yaitu
memvalidasi data pendaftar (calon operator data entry),
menginputkan data admin dan mengedit data pengguna
SIMPONTREN baik itu data admin atau operator data entry yang
berada di setiap propinsi.
Prakondisi: Admin masuk ke halaman utama web bagi Public User
Orang tersebut haruslah terdaftar sebagai Admin sistem.
Basic Flow: Kegiatan Pelaku Respons Sistem
114
Langkah 1: Admin Login
dengan menginputkan
username dan password pada
form login
Langkah 2: Selanjutnya
Admin mengirimkan data
username dan password
dengan mengklik tombol
[Login]
Langkah 5: Admin mengklik
menu [Data Pengguna]
Langkah 7: Admin
menginputkan data pengguna
yang tersedia pada form lalu
mengklik tombol [Cari]
Langkah 9: Admin mengklik
tombol [edit] untuk mengedit
isi data pengguna
Langkah 11: Admin mengklik
tombol [Simpan] untuk
menyimpan perubahan data
pengguna.
Langkah 13: Admin keluar
dari menu Data Pengguna
Langkah 3: Sistem merespon
dengan memverifikasi
username dan password yang
telah diinputkan
Langkah 4: Sistem
menampilkan pesan Selamat
Datang bagi Admin dan
menampilkan halaman web
yang berisi kegiatan utama
bagi Admin
Langkah 6: Sistem merespon
dengan menampilkan form data
pengguna dan tombol
[Tambah] dan [Cari]
Langkah 8: Sistem merespon
dengan menampilkan data
pengguna sistem yang cari
dalam bentuk tabel dan tombol
[edit] dan [delete]
Langkah 10: Sistem
menampilkan form data
pengguna yang dicari, tombol
[Simpan] dan [Keluar]
Langkah 12: Sistem
menyimpan data pengguna
tersebut dan kembali
menampilkan halaman menu
Data Pengguna
Bidang Alternatif: Alt-Langkah 4: Jika dalam verifikasi username dan password
tidak sesuai maka sistem akan menampilkan pesan bahwa login
tidak sesuai dan harus kembali ke Langkah 1
115
Alt-Langkah 7: Jika Admin mengklik tombol [Tambah] maka
sistem akan menampilkan form data pengguna untuk diinputkan
data lebih lengkap dan akan tersimpan ke dalam database sistem.
Alt-Langkah 9: Admin mengklik tombol [delete] untuk
menghapus data pengguna yang dicari
Alt-Langkah 11: Jika Admin mengklik tombol [Keluar] maka
sistem akan keluar dari halaman form data pengguna dan kembali
ke Langkah 6
Postkondisi: Data pengguna telah disimpan dan telah ter-update dan sistem
menampilkan kembali halaman utama web
Jika ingin keluar halaman web Admin melakukan logout
Aturan Bisnis: a. Admin harus memiliki username dan password yang valid
b. Admin sudah menyiapkan data pengguna yang valid
Tabel 4.10 Spesifikasi Naratif untuk Use Case Memanipulasi Data Wilayah Tingkat Perancangan
Nama Use case: Memanipulasi Data Wilayah
Actor (s) Admin
Deskripsi: Use case ini mendeskripsikan event dari seorang Admin yaitu
menginputkan dan mengedit data propinsi yang sangat
mendukung dalam pengolahan data pesantren.
Prakondisi: Admin masuk ke halaman utama web bagi Public user
Orang tersebut haruslah terdaftar sebagai Admin sistem.
Basic Flow: Kegiatan Pelaku Respons Sistem
Langkah 1: Admin login
dengan menginputkan
username dan password pada
form login
Langkah 2: Selanjutnya
Admin mengirimkan username
Langkah 3: Sistem merespon
dengan memverifikasi
username dan password yang
telah diinputkan
Langkah 4: Sistem
menampilkan pesan Selamat
116
dan password dengan
mengklik tombol [Login]
Langkah 5: Admin mengklik
menu [Data Wilayah]
Langkah 7: Admin
menginputkan data wilayah
berupa propinsi, kabupaten/
kota dan keterangan pada form
yang tersedia lalu mengklik
tombol [Cari]
Langkah 9: Admin mengklik
tombol [edit] untuk mengedit
isi data propinsi
Langkah 11: Admin mengklik
tombol [Simpan] untuk
menyimpan perubahan data
propinsi.
Langkah 13: Admin keluar
dari menu Data Wilayah
Datang bagi Admin dan
menampilkan halaman web
yang berisi kegiatan utama
bagi Admin
Langkah 6: Sistem merespon
dengan menampilkan form
pilihan data propinsi dan
tombol [Tambah] dan [Cari]
Langkah 8: Sistem merespon
dengan menampilkan data
propinsi yang cari dalam
bentuk tabel dan tombol [edit]
dan [delete]
Langkah 10:Sistem
menampilkan form data
propinsi yang dicari dan
tombol [Simpan] dan [Keluar]
Langkah 12: Sistem
menyimpan data propinsi
tersebut dan kembali
menampilkan halaman menu
Data Wilayah
Bidang Alternatif: Alt-Langkah 4: Jika dalam verifikasi username dan password
tidak sesuai maka sistem akan menampilkan pesan bahwa login
tidak sesuai dan harus kembali ke Langkah 1
Alt-Langkah 7: Jika Admin mengklik tombol [Tambah] maka
sistem akan menampilkan form data propinsi untuk diinputkan
data lebih lengkap dan akan tersimpan ke dalam database sistem.
Alt-Langkah 9: Admin mengklik tombol [Delete] untuk
menghapus data propinsi yang dicari
Alt-Langkah 11: Jika Admin mengklik tombol [Keluar] maka
117
sistem akan keluar dari halaman form data propinsi dan kembali
ke Langkah 2
Postkondisi: Data propinsi telah disimpan dan telah ter-update dan sistem
menampilkan kembali halaman utama web
Jika ingin keluar halaman web Admin melakukan logout
Aturan Bisnis: a. Admin harus memiliki username dan password yang valid
b. Admin sudah menyiapkan data propinsi dan kabupaten yang
valid
Tabel 4.11 Spesifikasi Naratif untuk Use Case Melihat Laporan Profil Pesantren Tingkat Perancangan
Nama Use case: Melihat Laporan Profil Pesantren
Actor (s) Public User
Deskripsi: Use ini mendeskripsikan event dari seorang Public User yaitu
melihat setiap profil pesantren yang berbentuk format dokumen,
Public User diberikan fasilitas untuk menyimpan laporan profil
pesantren dalam format pdf dan juga dapat langsung mencetak
laporan dengan printer yang sudah terinstal di komputer
Prakondisi: Seorang yang melihat, menyimpan dan mencetak laporan data
pesantren dapat siapa saja yang merupakan pengunjung halaman
web ini.
Basic Flow: Kegiatan Pelaku Respons Sistem
Langkah 1: Public User
mengklik menu [Laporan]
[Profil Pesantren]
Langkah 3: Public User
menginputkan keyword data
pesantren yang akan
ditampilkan dalam laporan
profil dengan benar dan lalu
Langkah 2: Sistem merespon
dengan menampilkan form
input keyword Laporan Profil
Pesantren dan mengaktifkan
tombol [Lihat]
Langkah 4: Sistem
menampilkan profil pesantren
sesuai dengan keyword yang
118
klik tombol [Lihat]
Langkah 5: Public User
melihat dengan teliti data
pesantren yang ditampilkan
sistem, user mengklik tombol
[Cetak]
Langkah 7: Public User
mencocokkan pengaturan
printer dan memilih perintah
yang sesuai, kemudian
mengklik tombol [Print]
Langkah 9: Public User
mengklik tombol [Keluar] pada
toolbar atas kanan
diinputkan dalam bentuk
halaman dokumen yang
berisikan data-data pesantren
dan sistem mengaktifkan
[Simpan], [Cetak] dan [Keluar]
Langkah 6: Sistem merespon
dengan menampilkan display
print yang berisikan select
Printer, select Pages Range,
Number of Copies, tombol
[Print] dan [Close]
Langkah 8: Sistem merespon
dengan otomatis akan
terkoneksi pada printer yang
sudah terinstal di komputer dan
mencetak laporan profil
pesantren melalui media kertas
Langkah 10: Sistem merespon
dengan menutup halaman
laporan profil dan kembali
menampilkan halaman utama
Bidang Alternatif: Alt-Langkah 5a: Jika Public User tidak ingin mencetak tapi
hanya melihat dan keluar dari laporan profil maka klik tombol
[Keluar] dan kembali pada Langkah 2.
Alt-Langkah 5b: Jika Public User ingin menyimpan laporan
profil pesantren maka klik tombol [Simpan], laporan tersebut
akan tersimpan dalam bentuk softcopy, tentunya dalam format
yang telah disediakan. Sistem merespon dengan menampilkan
display export yang berisikan direktori untuk menyimpan
laporan, tombol [Save] dan [Cancel]. Public User menyeleksi
dan menginput data-data yang diminta dan menyimpan laporan
119
tersebut ke dalam direktori yang dipilih dengan mengklik tombol
[Save], kemudian ke Langkah 2
Postkondisi: Laporan profil pesantren tercetak dalam media kertas
Laporan profil pesantren tersimpan dalam format softcopy ke
dalam direktori komputer
Menampilkan halaman utama web
Aturan Bisnis: -
Tabel 4.12 Spesifikasi Naratif untuk Use Case Melihat Laporan Nasional Pesantren Tingkat Perancangan
Nama Use case: Melihat Laporan Nasional Pesantren
Actor (s) Public User
Deskripsi: Use ini mendeskripsikan event dari seorang Public User yaitu
melihat seluruh data pesantren yang berada di seluruh propinsi di
Indonesia yang diklasifikasikan beberapa jenis informasi masing-
masing pesantren. Public User diberikan fasilitas untuk
menyimpan laporan nasional pesantren dalam format pdf dan
juga dapat langsung mencetak laporan dengan printer yang sudah
terinstal di komputer.
Prakondisi: Seorang yang melihat, menyimpan dan mencetak laporan data
pesantren dapat siapa saja yang merupakan pengunjung alamat
web ini.
Basic Flow: Kegiatan Pelaku Respons Sistem
Langkah 1: Public User
mengklik menu [Laporan]
[Nasional Pesantren]
Langkah 3: Public User
memilih jenis laporan dan data
lainnya yang dibutuhkan
sistem, Public User mengklik
Langkah 2: Sistem merespon
dengan menampilkan form
input keyword dan pilihan jenis
laporan yang akan ditampilkan
dan mengaktifkan tombol
[Lihat]
Langkah 4: Sistem
120
tombol [Lihat]
Langkah 5: Public User
melihat dengan teliti laporan
nasional pesantren yang
dipilih, kemudian klik tombol
[Cetak]
Langkah 7: Public User
memasukkan data yang
diminta sistem untuk mencetak
laporan, kemudian klik tombol
[Print]
Langkah 9: Public User
mengklik tombol [Keluar] pada
toolbar atas kanan
menyeleksi data yang dipilih
PublicUser dan kemudian
menampilkan laporan
pesantren secara nasional yang
berupa page document yang
berisikan data-data pesantren
dan sistem mengaktifkan
[Simpan], [Cetak] dan [Keluar]
Langkah 6: Sistem merespon
dengan menampilkan display
print yang berisikan select
Printer, select Pages Range,
Number of Copies, tombol
[Print] dan [Close]
Langkah 8: Sistem merespon
dengan otomatis akan
terkoneksi pada printer yang
sudah terinstal di komputer dan
mencetak laporan nasional
pesantren melalui media kertas
Langkah 10: Sistem merespon
dengan menutup halaman
laporan nasional pesantren dan
kembali menampilkan halaman
utama
Bidang Alternatif: Alt-Langkah 5a: Jika Public User tidak ingin mencetak tapi
hanya melihat dan keluar dari laporan nasional maka klik tombol
[Keluar] dan kembali pada Langkah 2.
Alt-Langkah 5b: Jika Public User ingin menyimpan laporan
nasional pesantren maka klik tombol [Simpan], laporan tersebut
akan tersimpan dalam bentuk softcopy, tentunya dalam format
121
yang telah disediakan. Sistem merespon dengan menampilkan
display export yang berisikan direktori untuk menyimpan
laporan, tombol [Save] dan [Cancel]. Public User menyeleksi
dan menginput data-data yang diminta dan menyimpan laporan
tersebut ke dalam direktori yang dipilih dengan mengklik tombol
[Save], kemudian ke Langkah 2
Postkondisi: Laporan nasional pesantren tercetak dalam media kertas
Laporan nasional pesantren tersimpan dalam format softcopy ke
dalam direktori komputer
Menampilkan halaman utama web
Aturan Bisnis: -
Tabel 4.13 Spesifikasi Naratif untuk Use Case Melihat Data Statistik Pesantren Tingkat Perancangan
Nama Use case: Melihat Data Statistik Pesantren
Actor (s) Public User
Deskripsi: Use case ini mendeskripsikan event dari seorang Public user
yaitu melihat data pesantren yang diklasifikasikan beberapa jenis
informasi dan disajikan dalam bentuk grafik dan diagram. Public
User diberikan fasilitas untuk menyimpan data statistik pesantren
dalam format pdf dan juga dapat langsung mencetak dengan
printer yang sudah terinstal di komputer.
Prakondisi: Seorang yang melihat, menyimpan dan mencetak data statistik
pesantren dapat siapa saja yang merupakan pengunjung alamat
web ini.
Basic Flow: Kegiatan Pelaku Respons Sistem
Langkah 1: Public User
mengklik menu [Statistik Data
Pesantren]
Langkah 3: Public User
Langkah 2: Sistem merespon
dengan menampilkan form
input propinsi, tahun dan
pilihan jenis data statistik yang
122
memilih jenis informasi dan
data lainnya yang dibutuhkan
sistem, Public User mengklik
tombol [Lihat]
Langkah 5: Public User
melihat dengan teliti data
statistik pesantren yang dipilih,
kemudian klik tombol [Cetak]
Langkah 7: Public User
memasukkan data yang
diminta sistem untuk mencetak
halaman data statistik,
kemudian klik tombol [Print]
Langkah 9: Public User
mengklik tombol [Keluar] pada
toolbar atas kanan
akan ditampilkan dan
mengaktifkan tombol [Lihat]
Langkah 4: Sistem
menyeleksi data yang dipilih
Public User dan kemudian
menampilkan data statistik
pesantren yang berupa page
document yang berisikan data-
data pesantren dalam bentuk
grafik dan diagram dan sistem
mengaktifkan [Save], [Cetak]
dan [Keluar]
Langkah 6: Sistem merespon
dengan menampilkan display
print yang berisikan select
Printer, select Pages Range,
Number of Copies, tombol
[Print] dan [Close]
Langkah 8: Sistem merespon
dengan otomatis akan
terkoneksi pada printer yang
sudah terinstal di komputer dan
mencetak data statistik
pesantren melalui media kertas
Langkah 10: Sistem merespon
dengan menutup halaman data
statistik pesantren dan kembali
menampilkan halaman utama
Bidang Alternatif: Alt-Langkah 5a: Jika Public User tidak ingin mencetak tapi
hanya melihat dan keluar dari statistik pesantren maka klik
tombol [Keluar] dan kembali pada Langkah 2.
123
Alt-Langkah 5b: Jika Public User ingin menyimpan data
statistik pesantren maka klik tombol [Save], data statistik
tersebut akan tersimpan dalam bentuk softcopy, tentunya dalam
format yang telah disediakan. Sistem merespon dengan
menampilkan display export yang berisikan direktori untuk
menyimpan data statistik, tombol [Save] dan [Cancel]. Public
User menyeleksi dan menginput data-data yang diminta dan
menyimpan laporan tersebut ke dalam direktori yang dipilih
dengan mengklik tombol [Save], kemudian ke Langkah 2
Postkondisi: Data statistik pesantren tercetak dalam media kertas
Data statistik pesantren tersimpan dalam format softcopy ke
dalam direktori komputer
Menampilkan halaman utama web
Aturan Bisnis: -
4.4.4 Activity Diagram
Activity diagram memodelkan alur kerja (work flow) sebuah urutan
aktivitas pada suatu proses. Diagram ini sangat mirip dengan flowchart karena
kita dapat memodelkan proses logika, proses bisnis dan laur kerja. Perbedaan
utamanya adalah flowchart dibuat untuk menggambarkan alur kerja dari sebuah
sistem, sedangkan activity diagram dibuat untuk menggambarkan aktivitas aktor.
Berikut akan digambarkan satu persatu activity diagram untuk masing-
masing use case.
124
1) Diagram aktivitas dari Use case Mendaftar sebagai Operator Data Entry
Gambar 4.4 Activity Diagram dari Use Case Mendaftar sebagai Pengguna
Calon operator data entry akan melakukan daftar sebagai pengguna,
sebelum login sebagai operator data entry. Caranya dengan mengklik Belum
Terdaftar pada form login yang akan menapilkan form untuk mendaftar sebagai
operator data entry. Selanjutnya menginputkan data pengguna dan data akan
tersimpan ke dalam database. Untuk dapat mulai masuk ke dalam sistem data
pengguna tersebut akan diproses terlebih dahulu oleh admin.
Klik Daftar
Mengisi Form Daftar Pengguna, Klik OK
Menampilkan Form Daftar Pengguna
Menyimpan data pendaftaran pengguna
SistemPendaftar
125
Klik menu Input Data
Menginput data pesantren
Keluar menu input
Klik tombol Simpan
Klik tombol reset
Simpanelse
Login
Menampilkan form Input data pesantren
Menampilkan pesan data tersimpandata lengkap
data tidak lengkap
Memverifikasi username & password
Login invalid
Login valid
Operator Data Entry Sistem
2) Diagram aktivitas dari Use Case Menginput Data Pesantren
Gambar 4.5 Activity Diagram dari Use Case Menginput Data Pesantren
Pertama kali Operator Data Entry akan melakukan login yaitu
menginputkan username dan password yang selanjutnya akan diverifikasi oleh
sistem. Jika login invalid maka Operator Data Entry dapat memilih menu Input
Data. Sistem akan menampilkan form input data pesantren, yang kemudian
Operator Data Entry dapat menginputkan data pesantren. Jika ingin mengulang
tampilan form input kosong maka Operator Data Entry memilih tombol reset.
Jika ingin menyimpan Operator Data Entry memilih tombol Simpan,
sistem akan memproses data yang diinput. Jika data tidak lengkap maka
Operator Data Entry diminta untuk melengkapi penginputan data. Sedangkan
126
Login invalid
jika data salah diinput dengan lengkap maka akan tampil pesan data tersimpan,
selanjutnya Operator Data Entry dapat keluar dari menu Input Data.
3) Diagram aktivitas dari Use case Pengecekan Data Pesantren
Login
Memilih Menu Data Pesantren
Memilih dan isi form yang sesuai, klik tombol Cari
Memilih Data Pesantren, Klik Lihat Detail
Klik CetakKlik Keluar
Klik Print
keluar
cetak
Memverifikasi username & password
Login valid
Menampilkan form Pilihan data Pesantren, dan tombol Cari
Menampilkan Daftar Pesantren, tombol Lihat Detail
Menampilkan Data Pesantren, tombol Cetak, dan Keluar
Menampilkan Form Setting Cetak, dan tombol Print
Admin Sistem
Gambar 4.6 Activity Diagram dari Use Case Pengecekan Data Pesantren
127
Operator Data Entry akan melakukan login yaitu menginputkan username
dan password yang selanjutnya akan diverifikasi oleh sistem. Jika login invalid
maka Operator Entry diminta untuk melakukan login kembali, sedangkan jika
login valid maka Operator Data Entry dapat memilih menu Cek Data. Sistem
akan menampilkan form cek data dan mengatifkan tombol Cari. Selanjutnya
Operator Data Entry menginputkan keyword dan seleksi data pesantren yang
dicari lalu klik tombol Cari. Jika data tidak ditemukan maka sistem akan
menampilkan kembali form cek data.
Sedangkan jika data ditemukan maka sistem akan menampilkan data
pesantren yang dicari dan terdapat tombol Edit dan Lihat Detail. Jika memilih
lihat detail maka data akan tampil dan dapat memilih untuk mencetak atau
keluar dari tampilan data. Jika memilih tombol edit data maka sistem akan
menampilkan form edit data pesantren, terdapat tombol Simpan, Hapus dan
Keluar.
Jika data telah diedit maka perubahan data tersebut harus disimpan dengan
memilih tombol simpan. Jika data ingin dihapus maka klik tombol hapus dan
ingin keluar dari form edit klik tombol keluar. Selanjutnya sistem akan
menapilkan kembali form cek data dan kemudian klik tombol keluar untuk
keluar dari menu Cek Data.
128
Memilih menu Data Pengguna
Menginput data pengguna pada form dan klik tombol Cari
Klik tombol Tambah untuk menambahkan data pengguna
Mengisi form dan Klik tombol Simpan
Klik tombol Edit
Klik tombol Delete
Mengedit data pengguna dan Klik Simpan
Klik Keluar
Keluar menu Data Pengguna
Tambah data
Cari data
edit datadelete data
simpan data
keluar
Login
Menampilkan form data pengguna, dan tombol Tambah, Cari
Menampilkan data pengguna yang dicari, tombol Edit dan tombol Delete
Menampilkan form data pengguna yang lebih lengkap
Menampilkan pesan data pengguna tersimpan
Menampilkan pesan data terhapus
menampilkan form data pengguna, tombol Simpan dan tombol Keluar
Menampilkan pesan data pengguna tersimpan dan kembali ke menu Data Pengguna
Memverifikasi username & password
Login valid
Login invalid
Admin Sistem
4) Diagram aktivitas dari Use case Manajemen Pengguna
Gambar 4.7 Activity Diagram dari Use Case Manajemen Pengguna
129
Admin akan melakukan login terlebih dahulu, sistem akan merespon
dengan memverifikasi username dan password. Jika login invalid maka Admin
diminta untuk melakukan login kembali, sedangkan jika login valid maka
admin dapat memilih menu Data Pengguna. Sistem akan menampilkan form
data pengguna. Jika Admin memilih tambah data untuk menambahkan data
pengguna maka sistem akan menampilkan form data untuk diinputkan oleh
Admin.
Kemudian data diinputkan dan disimpan sehingga akan tampil pesan data
pengguna telah tersimpan. Jika memilih tombol cari maka sistem akan
menampilkan data pengguna yang dicari dan mengaktifkan fungsi edit dan
delete. Untuk menghapus data pengguna maka Admin mengklik Delete, maka
sistem akan menghapus data pengguna. Sedangkan untuk mengedit data,
Admin mengklik edit. Maka sistem akan menampilkan form edit data
pengguna. Jika Admin telah melakukan perubahan data lalu mengklik tombol
Simpan, untuk menyimpan data tersebut. Selanjutnya data tersimpan dan
Admin dapat keluar dari menu Data Pengguna.
130
5) Diagram aktivitas dari Use case Monitoring Data Pesantren
Login
Memilih Menu Data Pesantren
Memilih dan isi form yang sesuai, klik tombol Cari
Memilih Data Pesantren, Klik Lihat Detail
Klik CetakKlik Keluar
Klik Print
keluar
cetak
Memverifikasi username & password
Login invalid
Login valid
Menampilkan form Pilihan data Pesantren, dan tombol Cari
Menampilkan Daftar Pesantren, tombol Lihat Detail
Menampilkan Data Pesantren, tombol Cetak, dan Keluar
Menampilkan Form Setting Cetak, dan tombol Print
Admin Sistem
Gambar 4.8 Activity Diagram dari Use Case Monitoring Data Pesantren
Admin akan melakukan login terlebih dahulu, sistem akan merespon
dengan memverifikasi username dan password. Jika login invalid maka Admin
diminta untuk melakukan login kembali, sedangkan jika login valid maka admin
dapat memilih menu Data Pesantren. Sistem akan menampilkan form pilihan data
pesantren dan tombol Cari. Admin akan memilih dan mengisi form dengan data
yang sesuai dan klik tombol cari. Sistem akan menampilkan daftar pesantren dan
tombol Lihat Detail. Selanjutnya data pesantren ditampilkan oleh sistem. Jika
131
menekan tombol cetak maka akan tampil pengaturan untuk mencetak data
pesantren, lalu klik tombol Print untuk memulai proses cetak data pesantren. Jika
klik tombol keluar maka sistem akan keluar dari menu Data Pesantren.
Memilih menu Data Pendukung
Menginput data, lalu klik tombol Cari
Klik tombol Tambah untuk menginputkan data
Mengisi data dan klik tombol Simpan
Klik tombol Edit
Klik tombol Delete
edit datadelete data
Mengedit data, dan klik Simpan
Klik tombol Keluar
simpan datakeluar
Keluar menu Data Pendukung
cari data
tambah data
Login
Memilih menu Data Propinsi
Memilih menu Data Kabupaten
data propinsidata kabupaten
Menampilkan form pilihan data, tombol Tambah dan tombol Cari
Menampilkan form data propinsi yang lebih lengkap
Menampilkan pesan data tersimpan
Menampilkan pesan data terhapus
menampilkan form data, tombol Simpan dan tombol Keluar
Menampilkan data tersimpan dan ke menu awal Data Pendukung
Memverifikasi username & password
Menampilkan data yang dicari, tombol Edit dan tombol Delete
Login valid
login invalid
Admin Sistem
6) Diagram aktivitas dari Use case Manipulasi Data Pendukung
Gambar 4.9 Activity Diagram dari Use Case Memanipulasi Data Pendukung
132
Admin akan melakukan login terlebih dahulu, sistem akan merespon
dengan memverifikasi username dan password. Jika login invalid maka Admin
diminta untuk melakukan login kembali, sedangkan jika login valid maka
admin dapat memilih menu Data Pendukung. Admin dapat memilih sub menu
Data Propinsi atau Data Kabupaten. Untuk kedua sub menu ini sistem akan
menampilkan form pilihan data masing-masing, yaitu propinsi atau kabupaten
dan tombol pilihan Tambah dan Cari. Jika Admin memilih tambah data untuk
menambahkan data propinsi atau kabupaten maka sistem akan menampilkan
form data untuk diinputkan oleh Admin.
Kemudian data diinputkan dan disimpan sehingga akan tampil pesan data
propinsi atau kabupaten telah tersimpan. Jika memilih tombol cari maka sistem
akan menampilkan data yang dicari dan mengaktifkan fungsi edit dan delete.
Untuk menghapus data maka Admin mengklik Delete, maka sistem akan
menghapus data tersebut. Sedangkan untuk mengedit data, Admin mengklik
edit. Maka sistem akan menampilkan form edit data propinsi atau kabupaten.
Jika Admin telah melakukan perubahan data lalu mengklik tombol Simpan,
untuk menyimpan data tersebut. Selanjutnya data tersimpan dan Admin dapat
keluar dari menu Data Pendukung.
133
Me ilih menu Laporan rofil Pesantren
mP
Menginput dan pilih data profil pesantren, dan klik tombol Lihat
Klik keluar
Klik Simpan
Klik Cetak
Klik Print
Klik Keluar
Keluar
Cetak
Simpan
Menampilkan form pilihan Laporan Profil, dan tombol Lihat
menampilkan Laporan Profil Pesantren
menyimpan laporan pada direktori yang diinginkan
menampilkan jendela setting printer
Laporan profil ditemukan
Laporan tidak ditemukan
Public User Sistem
7) Diagram aktivitas dari Use case Melihat Laporan Profil
Gambar 4.10 Activity Diagram dari Use Case Melihat Laporan Profil Pesantren
134
Public User memilih menu Laporan Profil Pesantren, maka sistem akan
menampilkan form pilihan data pesantren dan tombol Lihat. Public User akan
menginputkan dan memilih data profil pesantren dan mengklik tombol Lihat.
Jika data profil pesantren tidak ditemukan maka sistem akan menampilkan
kembali form pilihan data pesantren. Sedangkan jika data profil ditemukan
maka sistem akan menampilkan laporan profil pesantren tersebut.
Public User dapat memilih pilihan untuk mencetak, menyimpanatau
keluar. Jika Public User mengklik tombol Cetak maka sistem akan
menampilkan jendela pengaturan printer, untuk memulai mencetak Public User
mengklik Print. Untuk menyimpan laporan profil pesantren Public User
mengklik tombol Simpan maka sistem akan menyimpan laporan pada direktori
yang diinginkan. Jika ingin keluar Public User mengklik tombol Keluar.
135
8) Diagram aktivitas dari Use case Melihat Laporan Nasional
Memilih Menu Laporan Nasional Pesantren
Memilih jenis Laporan Nasional Pesantren
Klik Keluar
Klik Simpan
Klik Cetak
Klik Print
Klik Keluar
Keluar
SimpanCetak
Menampilkan Form Pilihan Laporan Nasional
Menampilkan Laporan Nasional Pesantren
Menampilkan jendela setting printer
Menyimpan laporan pada direktori yang diinginkan
Public User Sistem
Gambar 4.11 Activity Diagram dari Use Case Melihat Laporan Nasional Pesantren
Public User memilih menu Laporan Nasional Pesantren, maka sistem akan
menampilkan form pilihan laporan nasional pesantren. Public User akan
memilih jenis laporan pesantren yang dicari dan mengklik tombol Lihat.
Sistem akan menampilkan laporan nasional pesantren tersebut. Public User
dapat memilih pilihan untuk mencetak, menyimpan atau keluar. Jika Public
User mengklik tombol Cetak maka sistem akan menampilkan jendela
136
pengaturan printer. Untuk menyimpan laporan nasional pesantren Public User
mengklik tombol Simpan maka sistem akan menyimpan laporan pada direktori
yang diinginkan. Jika ingin keluar Public User mengklik tombol Keluar.
9) Diagram aktivitas dari Use case Melihat Laporan Nasional
Memilih menu Statistik Pesantren
Memilih jenis data Statistik Pesantren
Klik Keluar Klik Cetak
Klik Simpan
Klik Print
Klik Keluar
Keluar
Simpan
Cetak
Menampilkan pilihan jenis data statistik pesantren
Menampilkan data Statistik Pesantren yang diinginkan
Menampilkan jendela setting printer
menyimpan data statistik pada direktori yang diinginkan
Public User Sistem
Gambar 4.12 Activity Diagram dari Use Case Melihat Data Statistik Pesantren
Public user memilih menu Statistik Pesantren, maka sistem akan
menampilkan form pilihan jenis data statistik pesantren dan tombol Lihat.
Public user akan menginputkan dan memilih jenis data statistik pesantren dan
mengklik tombol Lihat. Maka sistem akan menampilkan data statistik
pesantren tersebut.
137
Public user dapat memilih pilihan untuk mencetak, menyimpanatau keluar.
Jika Public user mengklik tombol Cetak maka sistem akan menampilkan
jendela pengaturan printer, untuk memulai mencetak Public User mengklik
Print. Untuk menyimpan data statistik pesantren Public User mengklik tombol
Simpan maka sistem akan menyimpan data statistik pada direktori yang
diinginkan. Jika ingin keluar Public User mengklik tombol Keluar.
4.4.5 Class Diagram
Class Diagram merupakan diagram yang menunjukkan hubungan antara
class di dalam sistem yang sedang dibangun dan bagaimana mereka saling
berkolaborsi untuk mencapai suatu tujuan. Class biasanya digunakan untuk
mendefinisikan objek-objek bisnis. Class-class seperti ini biasanya
mendefinisikan model database dari suatu aplikasi. Atas dasar itulah class seperti
ini sering disebut dengan class entity karena mewakili objek database.
Class entity ini menjelaskan esensi sistem informasi apapun. Biasanya
analisis kebutuhan digunakan untuk menemukan class entity ini. Akan tetapi,
untuk bisa menjalankan sistem secara benar, sistem membutuhkan class-class
yang mendefinisikan objek-objek GUI (seperti form layar) yang disebut class
boundary. Sistem juga membutuhkan class-class yang mengontrol logika program
yang disebut class control. Berikut ini disebutkan ketiga class tersebut dalam
mengembangkan aplikasi SIMPONTREN, sebelumnya dijelaskan cara pencarian
kandidat class entity pada aplikasi SIMPONTREN.
138
Tabel 4.14 Kandidat Class Entity pada Aplikasi SIMPONTREN
Requirement Class Entity
1. Calon Operator Data Entry pertama kali aktif
ke dalam SIMPONTREN harus melakukan
pendaftaran terlebih dahulu, username dan
password sesuai yang telah diberikan admin
2. Admin dan Operator Data Entry ingin Login
terhadap sistem dengan menginputkan data
username dan password, maka sistem akan
memvalidasi username dan password tersebut
Pendaftar
Pengguna
3. Operator Data Entry menginputkan data
pesantren yang meliputi data umum
pesantren, data santri, data fasilitas, tenaga
pengajar dan data keuangan
Pesantren, Santri, Fasilitas,
Pengajar dan Keuangan
9. Admin perlu menginputkan data pengguna
yang dibedakan berdasarkan tugas dan hak
akses dan setiap pengguna (Operator Data
Entry) merupakan perwakilan tiap-tiap
propinsi
Pengguna, Propinsi,
Kabupaten.
Tabel 4.15 Spesifikasi Stereotype Class Tingkat Perancangan
Class Boundary Class Control Class Entity
MainPage
FormLogin Proses Login (verifikasi
username dan password)
Pengguna
FormInputData AddData Pesantren
Santri
Pengajar
Fasilitas
Keuangan
139
FormSelectData Edit_View _Data Pesantren
Santri
Pengajar
Fasilitas
Keuangan
FormPropinsi AddEditPropinsi Propinsi
FormKabupaten
FormPengguna
FormLaporanProfil
FormLaporanNasional
FormDataStatistik
AddEditKabupaten
AddEditPengguna
ProsesLaporanProfil
ProsesLaporanNasional
ProsesDataStatistik
Kabupaten
Pengguna
Pesantren
Santri
Pengajar
Fasilitas
Keuangan
Pesantren
Santri
Pengajar
Fasilitas
Keuangan
Pesantren
Santri
Pengajar
Fasilitas
Keuangan
Langkah selanjutnya adalah membuat class diagram. Dengan mengacu
pada ilustrasi Tabel 4.15 maka pemodelan class diagram digambarkan seperti
pada Gambar 4.13.
140
AbstractEntry
getId()setId()getLastEdited()setLastEdited()getCreator()setCreator()
Santriid_santri : ints_ra/tk : ints_ra/tk1 : ints_ra/tk2 : ints_mi/sd : ints_mi/sd1 : ints_mi/sd2 : ints_mts/smp : ints_mts/smp1 : i...s_mts/smp2 : i...s_ma/sma : ints_ma/sma1 : ints_ma/sma2 : ints_ptai/ptu : ints_ptai/ptu1 : ints_ptai/ptu2 : int
Fasilitasid_fasilitas : intk_rguru_b : intk_rguru_rr : intk_rguru_rb : intluas_rguru : intk_rbljr_baik : intk_rbljr_rr : intk_rbljr_rb : intluas_rbljr : intk_rolahraga_b : t ink_rolahraga_rr nt : ik_rolahraga_r tb : inluas_rolahraga nt : ik_msjdmshla_ intb :k_msjdmshla_ intrr :k_msjdmshla_rb : i...luas_msjdmsh intla :
Keuanganid_keuangan : intbiaya_pend : intbiaya_hdp : intusaha : intupos : intbntuan_ppus : intbntuan_pd : intsumbgn_ttp : intsumbgn_tdktetp : i...
Pengajarid_pengajar : i...s_kyai : ints_kyai1 : ints_kyai2 : ints_tu : ints_tu1 : ints_tu2 : ints_ustadz : ints_ustadz1 : ints_ustadz2 : ints_dosen : ints_dosen1 : ints_dosen2 : int
Kabupatenid_kabupaten : intkabupaten : string
tambah_kab()edit_kab()delete_kab()
Pesantrennspp : intnama : Stringalamat : Stringt oh_pendiri : Striok n...jenjang_pdd1 : Stringj ang_pdd2 : Stringenjt on : Stringelpthn_berdri : year
t bah_pesantren()amedit_pesantren()delete_pesantren()
1
1
1
1
Penggunaid_user : int
Propinsi
Pendaftaranid_daftarfullname : Stringalamat : Stringjabata : Stringusername : Strin...password : int
username : Strin...fullna : Stringmeemai tringl : Stelpon : String
id : int
Jabat Stringan :
add_ )user(edit_user()delete user()_
propinsi : strin...
tambah_prop()edit_prop()delete_prop()
Gambar 4.13 Class Diagram
Diagram Class pada Gambar 4.13 memiliki sembilan class yang saling
berhubungan, yaitu User, Abstract Entry, Propinsi, Kabupaten, Pesantren, Santri,
Pengajar, Fasilitas dan Keuangan. Masing-masing class memiliki atribut-atribut
kecuali class Abstact Entry yang bertindak sebagai Class Absract yang menjadi
superclass terhadap class Propinsi, Kabupaten dan Pesantren, karena pada class
ini dideklarasikan variabel creator dan last_edited dari class User yang
dibutuhkan masing-masing subclass. Selain itu class Pesantren mempunyai
141
:
asosiasi dengan class Propinsi dan class Kabupaten. Dan class Santri, Pengajar,
Fasilitas dan Keuangan merupakan agregasi atau bagian dari class Pesantren.
4.4.6 Sequence Diagram
Sequence diagram menunjukkan bagaimana detail operasi dilakukan pesan
apa yang dikirim dan kapan. Sequence diagram didasarkan atas class diagram
yang sudah dibuat, dari tabel spesifikasi stereotype class sebelumnya didapat
beberapa class entity yang memilki alir aktifitas yang sama. Di antaranya
Pesantren, Santri, Fasilitas, Pengajar dan Keuangan. Oleh karena itu pada
perancangan sequence diagram ini, akan digambarkan salah satu perwakilan dari
class entity yaitu Pesantren.
Pendaftar
: Pendaftar
:MainPage:MainPage :FormDaftar:FormDaftar :AddDaftar:AddDaftar :Pendaftaran:Pendaftaran<<ui>> <<ui>> <<controller>>
Tampilan Awal Web
FormDaftar()
Koneks tabaseiDa InputDaftar()
Simpan() close()
Gambar 4.14 Sequence Diagram untuk Use Case Mendaftar sebagai Pengguna
Sequence diagram Gambar 4.14 menjelaskan proses pendaftaran calon
user yang mendaftar sebagai operator data entry, dengan menginputkan data pada
FormDaftar dan akan tersimpan pada database Pendaftaran.
142
: Operator Data
Entry : Operator Data
Entry
:From Login:From Login :Proses Login:Proses Login : DataUser : DataUser :Main Page:Main Page :FormSelectData:FormSelectData :Edit_View_Data:Edit_View_Data : Data Pesantren
: Data Pesantren
FormLogin()
<<ui>> <<controller>>
VerifikasiUsernamePassword()
KoneksiDatabase()
Validasi UsernamePassword
CheckStatus()
Status Login
<<ui>>
TampilanAwalPage()
<<ui>>
FormSelectData()
ReleaseRecord()
<<controller>>
View_Edit_Data()
KoneksiDatabase()
Simpan()
UpdateData()
getData()
DisplayData()
Cetak()
Cetak()Close()
Logout()
KoneksiDatabase()
ReloadRecord()
Gambar 4.15 Sequence Diagram untuk Use Case Pengecekan Data Pesantren
143
Pada diagram sequence Pengecekan Data Pesantren, tahap ini dimulai
dengan proses login, dimana Operator Data Entry menginputkan username dan
password pada class boundary atau disebut juga user interface (ui) FormLogin.
Selanjutnya proses login diverifikasi pada class controller Proses Login yang
langsung terintegrasi dengan database dan melakukan validasi pada objek atau
class entity Pengguna. Ketika pengecekan status login, jika status login invalid
(No) maka proses untuk masuk ke tampilan halaman web operator data entry tidak
dapat dilakukan dan proses login mengirimkan message ke class boundary
FormLogin untuk melakukan operation destroy.
Jika status login valid (Yes) maka secara otomatis akan masuk ke tampilan
awal halaman web Operator Data Entry. Selanjutnya class boundary MainPage
akan memanggil FormSelectData untuk melakukan pemilihan data yang dicari.
Data yang dipilih disini dapat berupa pesantren, santri, pengajar, fasilitas dan
keuangan. Untuk pemodelan sequnce diagram ini akan diambil contoh
menggunakan pesantren. Setelah memilih jenis data maka database mulai
terkoneksi untuk memeriksa pilihan data tersebut.
Selanjutnya pesantren akan tampil dalam daftar tabel dan terdapat dua
perintah yaitu perintah Lihat dan Edit. Ketika memilih Lihat, maka database akan
menghubungkan dengan class Pesantren, selanjutnya data ditampilkan dan dapat
dicetak. Kemudian ketika memilih perintah edit, maka akan dilakukan
penyimpanan untuk data data diperbaharui dan akan terupdate dalam database.
Selanjutnya halaman web akan kembali pada FormSelectData. Setelah selesai
Operator Data Entry dapat keluar dari menu dan juga dapat logout dari sistem.
144
: Operator Data Entry
: Operator Data Entry
:From Login:From Login :Proses Login:Proses Login : DataUser : DataUser :Main Page:Main Page :FormInputData:FormInputData :AddData:AddData : Data Pesantren
: Data Pesantren
FormLogin()
<<ui>> <<controller>>
VerifikasiUsernamePassword()
KoneksiDatabase()
Validasi UsernamePassword
CheckStatus()
Status Login
<<ui>>
TampilanAwalPage()
<<ui>>
FormInputData()
ReleaseRecord()
<<controller>>
AddData()
Simpan()
KoneksiDatabase()
Close()
Logout()
KoneksiDatabase()
ReloadRecord()
Gambar 4.16 Sequence Diagram untuk Use Case Menginput Data Pesantren
145
Pada diagram sequence Menginput Data Pesantren, tahap ini dimulai
dengan proses login, dimana Operator Data Entry menginputkan username dan
password pada class boundary atau disebut juga user interface (ui) FormLogin.
Selanjutnya proses login diverifikasi pada class controller ProsesLogin yang
langsung terintegrasi dengan database dan melakukan validasi pada objek atau
class entity Pengguna.
Ketika pengecekan status login, jika status login invalid (No) maka proses
untuk masuk ke tampilan halaman web operator data entry tidak dapat dilakukan
dan proses login mengirimkan message ke class boundary FormLogin untuk
melakukan operation destroy. Jika status login valid (Yes) maka secara otomatis
akan masuk ke tampilan awal halaman web operator data entry. Selanjutnya class
boundary MainPage akan memanggil FormInputData untuk memasukkan atau
menambahkan data pesantren.
Selanjutnya proses penambahan data dilakukan pada class controller
AddData dan akan disimpan pada objek atau class entity Pesantren dan akan ter-
update dalam database. Selanjutnya halaman web akan kembali pada
FormInputData. Setelah proses menginput data selesai Operator Data Entry dapat
keluar dari menu dan juga dapat logout dari sistem.
146
: Admin
: Admin
:From Login:From Login :Proses Login:Proses Login : DataUser : DataUser :Main Page:Main Page :FormSelectData:FormSelectData :ViewData:ViewData : Data Pesantren
: Data Pesantren<<ui>> <<controller>>
KoneksiDatabase()
Validasi UsernamePassword
CheckStatus()
Status Login
<<ui>> <<ui>>
ReleaseRecord()
<<controller>>
SelectData()
display_data()
FormLogin()
VerifikasiUsernamePassword()
TampilanAwalPage()
FormSelectData()
Close()
Logout()
KoneksiDatabase()
get_data()
Cetak()
Cetak()
Gambar 4.17 Sequence Diagram untuk Use Case Monitoring Data Pesantren
147
Pada diagram sequence Monitoring Data Pesantren, tahap ini dimulai
dengan proses login, dimana Admin menginputkan username dan password pada
class boundary atau disebut juga user interface (ui) FormLogin. Selanjutnya
proses login diverifikasi pada class controller ProsesLogin yang langsung
terintegrasi dengan database dan melakukan validasi pada objek atau class entity
Pengguna.
Ketika pengecekan status login, jika status login invalid (No) maka proses
untuk masuk ke tampilan halaman web bagi Admin tidak dapat dilakukan dan
proses login mengirimkan message ke class boundary FormLogin untuk
melakukan operation destroy. Jika status login valid (Yes) maka secara otomatis
akan masuk ke tampilan awal halaman web Admin. Selanjutnya class boundary
MainPage akan memanggil FormSelectData untuk melakukan pemilihan data
yang dicari.
Untuk pemodelan sequnce diagram ini akan diambil contoh menggunakan
data pesantren. Setelah memilih jenis data maka database mulai terkoneksi untuk
memeriksa pilihan data tersebut. Data pesantren yang dicari telah didapat dan
akan selanjutnya data ditampilkan dan dicetak. Setelah selesai Admin dapat keluar
dari menu dan juga dapat logout dari sistem.
148
: Admin
: Admin
:From Login:From Login :Proses Login:Proses Login : DataUser : DataUser :Main Page:Main Page :FormPengguna:FormPengguna :Add_Edit_Data:Add_Edit_Data : DataUser : DataUser<<ui>> <<controller>>
KoneksiDatabase()
Validasi UsernamePassword
CheckStatus()
Status Login
<<ui>> <<ui>>
ReleaseRecord()
<<controller>>
Add_Edit_DataPengguna()
ReloadRecord()
FormLogin()
VerifikasiUsernamePassword()
TampilanAwalPage()
FormDataPengguna()
Close()
Logout()
KoneksiDatabase()
KoneksiDatabase()
Update()
Simpan()
Gambar 4.18 Sequence Diagram untuk Use Case Manajemen Pengguna
149
Pada diagram sequence Pengelolaan Data Pengguna, tahap ini dimulai
dengan proses login, dimana Admin menginputkan username dan password pada
class boundary atau disebut juga user interface (ui) FormLogin. Selanjutnya
proses login diverifikasi pada class controller ProsesLogin yang langsung
terintegrasi dengan database dan melakukan validasi pada objek atau class entity
Pengguna.
Ketika pengecekan status login, jika status login invalid (No) maka proses
untuk masuk ke tampilan halaman web Admin tidak dapat dilakukan dan proses
login mengirimkan message ke class boundary FormLogin untuk melakukan
operation destroy. Jika status login valid (Yes) maka secara otomatis akan masuk
ke tampilan awal halaman web Admin.
Selanjutnya class boundary MainPage akan memanggil FormPengguna
untuk melakukan penambahan dan pengeditan data pengguna sistem. Proses Add
dan Edit data pengguna dilakukan pada class controller Add_Edit_Data dan
terhubung dengan database untuk memanggil data dan menyimpan perubahan
data pengguna. Setelah selesai menginputkan dan mengedit data pengguna,
Admin dapat keluar dari menu dan juga dapat logout dari sistem.
150
: Admin
: Admin
:From Login:From Login :Proses Login:Proses Login : DataUser : DataUser :Main Page:Main Page :FormPropinsi:FormPropinsi :Add_Edit_Data:Add_Edit_Data : Propinsi : Propinsi<<ui>> <<controller>>
KoneksiDatabase()
Validasi UsernamePassword
CheckStatus()
Status Login
<<ui>> <<ui>>
ReleaseRecord()
<<controller>>
Add_Edit_DataPengguna()
ReloadRecord()
FormLogin()
VerifikasiUsernamePassword()
TampilanAwalPage()
FormDataPropinsi()
Close()
Logout()
KoneksiDatabase()
KoneksiDatabase()
Update()
Simpan()
Gambar 4.19 Sequence Diagram untuk Use Case Manipulasi Data Pendukung
151
Pada diagram sequence Manipulasi Data Pendukung, tahap ini dimulai
dengan proses login, dimana Admin menginputkan username dan password pada
class boundary atau disebut juga user interface (ui) FormLogin. Selanjutnya
proses login diverifikasi pada class controller ProsesLogin yang langsung
terintegrasi dengan database dan melakukan validasi pada objek atau class entity
Pengguna.
Ketika pengecekan status login, jika status login invalid (No) maka proses
untuk masuk ke tampilan halaman web Admin tidak dapat dilakukan dan proses
login mengirimkan message ke class boundary FormLogin untuk melakukan
operation destroy. Jika status login valid (Yes) maka secara otomatis akan masuk
ke tampilan awal halaman web Admin.
Selanjutnya class boundary MainPage akan memanggil form data
pendukung, yaitu propinsi atau kabupaten. Untuk pemodelan sequence diagram
ini dicontohkan dengan propinsi. Setelah FormPropinsi ditampilkan amka
database akan terhubung untuk melakukan penambahan dan pengeditan data
propinsi. Proses Add dan Edit propinsi dilakukan pada class controller
Add_Edit_Data dan terhubung dengan database untuk memanggil data dan
menyimpan perubahan data propinsi. Setelah selesai menginputkan dan mengedit
data propinsi, Admin dapat keluar dari menu dan juga dapat logout dari sistem.
152
: Public User : Public User:Main Page:Main Page :FormLaporanProfil:FormLaporanProfil :ProsesLaporanProfil:ProsesLaporanProfil : Data
Pesantren : Data
Pesantren<<ui>> <<ui>>
ReleaseRecord()
<<controller>>
InputKeyword()
ReloadRecord()
TampilanAwalPage()
FormLaporanProfil()
Close()
Logout()
KoneksiDatabase()
KoneksiDatabase()
SelectData()
get_data()
Cetak()
Cetak()
Gambar 4.20 Sequence Diagram Melihat Laporan Profil Pesantren
Pada diagram sequence Melihat Laporan Profil Pesantren, tahap ini
dimulai Public User dengan menampilkan halaman utama web yaitu class
boundary MainPage. Kemudian memanggil FormLaporanProfil untuk melakukan
pemilihan jenis laporan profil pesantren yang dicari.
Dalam class controller ProsesLaporanProfil jenis laporan yang dipilih
diinputkan dan database mulai terkoneksi untuk memeriksa pilihan data tersebut.
Selanjutnya laporan profil pesantren akan ditampilkan dan dapat dicetak. Setelah
selesai Public User dapat keluar dari menu dan juga dapat logout dari sistem.
153
: Pu c erbli Us : Pu c erbli Us:Main Page:Main Page :FormLaporanNasional
:FormLaporanNasional :ProsesLaporanNasional:ProsesLaporanNasional : Data
Pesantren : Data
Pesantren<<ui>> <<ui>>
ReleaseRecord()
<<controller>>
InputKeyword()
ReloadRecord()
TampilanAwalPage()
FormLaporanNasional()
Close()
Logout()
KoneksiDatabase()
KoneksiDatabase()
SelectData()
get_data()
Cetak()
Cetak()
Gambar 4.21 Sequence Diagram Melihat Laporan Nasional Pesantren
Pada diagram sequence Melihat Laporan Nasional Pesantren, tahap ini
dimulai Public User dengan menampilkan halaman utama web yaitu class
boundary MainPage. Kemudian memanggil FormLaporanNasional untuk
melakukan pemilihan jenis laporan profil pesantren yang dicari.
Dalam class controller ProsesLaporanNasional jenis laporan yang dipilih
diinputkan dan database mulai terkoneksi untuk memeriksa pilihan data tersebut.
Selanjutnya laporan nasional pesantren akan ditampilkan dan dapat dicetak.
Setelah selesai Public User dapat keluar dari menu dan juga dapat logout dari
sistem.
154
: Public User : Public User:Main Page:Main Page :FormDataStatistik:FormDataStatistik :ProsesDataStatistik:ProsesDataStatistik : Data
Pesantren : Data
Pesantren<<ui>> <<ui>>
ReleaseRecord()
<<controller>>
InputKeyword()
ReloadRecord()
TampilanAwalPage()
FormDataStatistikl()
Close()
Logout()
KoneksiDatabase()
KoneksiDatabase()
SelectData()
get_data()
Cetak()
Cetak()
Gambar 4.22 Sequence Diagram untuk use case Melihat Data Statistik Pesantren.
Pada diagram sequence Melihat Data Statistik Pesantren, tahap ini dimulai
Public User dengan menampilkan halaman utama web yaitu class boundary
MainPage. Kemudian memanggil FormDataStatistik untuk melakukan pemilihan
jenis data statistik pesantren yang dicari.
Dalam class controller ProsesDataStatistik jenis data statistik yang dipilih
diinputkan dan database mulai terkoneksi untuk memeriksa pilihan data tersebut.
Selanjutnya data statistik pesantren akan ditampilkan dan dapat dicetak. Setelah
selesai Public User dapat keluar dari menu dan juga dapat logout dari sistem.
155
4.4.7 Statechart Diagram
Statechart Diagram biasanya digunakan untuk memodelkan perilaku
dinamis suatu class atau objek. Selain itu statechart diagram juga digunakan
untuk memodelkan objek dari semenjak dibuat sampai selesai. Pada kondisi ini
tidak semua class mempunyai state yang menarik untuk dibahas. Untuk itu tingkah
laku object yang telah ditemukan digambarkan pada statechart diagram berikut.
1. Statechart Diagram dari objek pesantren
Pesantren dibuat
membuat laporan
input data pengecekan data
Pesantren ditampilkan
liha etailt d
Pesantren diperbarui
hapus edit
lihat
siap cetak
Gambar 4.23 Statechart Diagram Pesantren
Statechart Diagram untuk objek pesantren dimulai dengan input data atau
membuat laporan, maka pesantren dibuat. Pesantren ditampilkan pada saat
melihat detail atau pengecekan dan pesantren diperbarui ketika dilakukan
proses edit dan hapus. Selanjutnya state selesai ketika pesantren siap cetak.
156
2. Statechart Diagram dari objek santri
Santri dibuat
input data
Santri ditampilkan
membuat laporan
lihat detail
Santri diperbarui
lihat
hapus edit
siap cetak
pengecekan
Gambar 4.24 Statechart Diagram Santri
Statechart Diagram untuk objek santri dimulai dengan input data atau
membuat laporan, maka santri dibuat. Santri ditampilkan pada saat melihat
detail atau pengecekan dan santri diperbarui ketika dilakukan proses edit dan
hapus. Selanjutnya state selesai ketika santri siap cetak.
3. Statechart Diagram dari objek pengajar
Pengajar dibuat
Pengajar ditampilkan
Pengajar diperbarui
membuat laporan
lihat detailpengecekan
hapus
edit
lihat
siap cetak
input data
Gambar 4.25 Statechart Diagram Pengajar
Statechart Diagram untuk objek pengajar dimulai dengan input data atau
membuat laporan, maka pengajar dibuat. Pengajar ditampilkan pada saat
157
melihat detail atau pengecekan dan pengajar diperbarui ketika dilakukan proses
edit dan hapus. Selanjutnya state selesai ketika pengajar siap cetak.
4. Statechart Diagram dari objek fasilitas
Fasilitas dibuat
Fasilitas ditampilkan
Fasilitas diperbarui
input data
lihat detail
edit
lihat
membuat laporan
hapus
pengecekan
siap cetak
Gambar 4.26 Statechart Diagram Fasilitas
Statechart Diagram untuk objek fasilitas dimulai dengan input data atau
membuat laporan, maka fasilitas dibuat. Fasilitas ditampilkan pada saat melihat
detail atau pengecekan dan fasilitas diperbarui ketika dilakukan proses edit dan
hapus. Selanjutnya state selesai ketika fasilitas siap cetak.
5. Statechart Diagram dari objek keuangan
Keuangan dibuat
input data
membuat laporan
Keuangan ditampilkan
Keuangan diperbarui
lihat detailpengecekan
hapus
lihat
edit
siap cetak
Gambar 4.27 Statechart Diagram Keuangan
158
Statechart Diagram untuk objek keuangan dimulai dengan input data atau
membuat laporan, maka keuangan dibuat. Keuangan ditampilkan pada saat
melihat detail atau pengecekan dan keuangan diperbarui ketika dilakukan
proses edit dan hapus. Selanjutnya state selesai ketika keuangan siap cetak.
6. Statechart Diagram dari objek pengguna
username dan password diverifikasi
input username dan password invalid
User diaktifkan
valid
User ditambahkan
add user
User ditampilkan
lihat
chek user
User diperbarui
edit
lihat
proses selesai
hapus
Gambar 4.28 Statechart Diagram Pengguna
Statechart Diagram untuk objek pengguna dimulai dengan input username dan
password, maka statenya berupa username dan password diverifikasi. Ada dua
kemungkinan transisi berikutnnya yaitu invalid maka state akan finish dan
valid maka user diaktifkan. User ditampilkan pada saat melihat detail atau
check user dan user diperbarui ketika dilakukan proses edit dan hapus.
159
4.4.8 Rancangan Sistem Basis Data
Rancangan sistem basis data (database) SIMPONTREN ini merupakan
rancangan sistem informasi berbasis web yang mengintegrasikan kumpulan data
yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Database ini didapat dari
pemetaan (maaping) class entity yang telah digambarkan dalam class diagram
sebelumnya. Pemetaan data-data yang berhubungan dalam sistem dijabarkan
dalam bentuk tabel. Berikut adalah tabel-tabel database yang dihubungkan oleh
foreign key untuk menunjukkan relasi atau disebut juga Relational Database
Management System (RDBMS).
160
Gambar 4.29 Database Relational (Physical Database Schema) SIMPONTREN
161
Berdasarkan physical database schema Gambar 4.29, maka spesifikasi database
yang akan diimplementasikan adalah sebagai berikut.
1. Tabel pesantren
File Name : pesantren
Primary Key : nspp
Foreign Key : id_propinsi, id_kabupaten, id_user
Tabel 4.16 Tabel Pesantren
No Field Type Size Null Keterangan
1 nspp Varchar 5 No Nomor statistik pondok
pesantren
2 id_propinsi Varchar 4 No Kode propinsi
3 id_kabupaten Varchar 6 No Kode kabupaten
4 id_user Varchar 4 No Kode user yang membuat
5 nama Varchar 30 No Nama pesantren
6 alamat Varchar 45 No Alamat pesantren
7 no_telepon Varchar 20 No Nomor telepon
8
9
10
11
jenjang_pendidikan1
jenjang_pendidikan2
tokoh_pendiri
Varchar
Varchar
Varchar
Varchar
20
20
20
25
No
No
No
No
Email pesantren
Pendidikan Agama
Pendidikan Umum
Nama tokoh pendiri
12 tahun_berdiri Date No Tahun pesantren didirikan
13 last_edited Datetime No Tanggal terakhir modifikasi
2. Tabel santri
File Name : santri
Primary Key : id_santri
Foreign Key : id_user, nspp
162
Tabel 4.17 Tabel Santri
No Field Type Size Null Keterangan
1 id_santri Varchar 6 No Kode santri
2 nspp Varchar 5 No Nomor statistik pondok
pesantren
3 id_user Varchar 4 No Kode user yang membuat
4 s_tk_ra Int 4 No Jumlah seluruh santri
pendidikan RA/ TK
5 s_ra_tk1 Int 4 No Jumlah santri laki-laki
pendidikan RA/ TK
6 s_ra_tk2 Int 4 No Jumlah santri perempuan
pendidikan RA/ TK
7
8
9
10
11
12
13
14
15
s_mi_sd
s_mi_sd1
s_mi_sd2
s_mts_smp
s_mts_smp1
s_mts_smp2
s_ma_sma
s_ma_sma2
s_pt
Int
Int
Int
Int
Int
Int
Int
Int
Int
4
4
4
4
4
4
4
4
4
No
No
No
No
No
No
No
No
No
Jumlah seluruh santri
pendidikan MI/ SD
Jumlah santri laki-laki
pendidikan MI/ SD
Jumlah santri perempuan
pendidikan MI/ SD
Jumlah seluruh santri
pendidikan MTs/ SMP
Jumlah santri laki-laki
pendidikan MTs/ SMP
Jumlah santri perempuan
perndidikan MTs/ SMP
Jumlah seluruh santri
pendidikan MA/ SMA
Jumlah santri laki-laki
pendidikan MA/ SMA
Jumlah santri perguruan
tinggi
163
16 s_pt1 Int 4 No Jumlah santri laki-laki
perguruan tinggi
17 s_pt2 Int 4 No Jumlah santri perempuan
perguruan tinggi
18 last_edited Datetime No Tanggal terakhir modifikasi
3. Tabel pengajar
File Name : pengajar
Primary Key : id_pengajar
Foreign Key : id_user, nspp
Tabel 4.18 Tabel Pengajar
No Field Type Size Null Keterangan
1 id_pengajar Varchar 6 No Kode pengajar
2 nspp Varchar 5 No Nomor statistik pondok
pesantren
3 id_user Varchar 4 No Kode user yang membuat
4 s_kyai Int 4 No Jumlah seluruh kyai
5 s_kyai1 Int 4 No Jumlah kyai laki-laki
6 s_kyai2 Int 4 No Jumlah kyai perempuan
7 s_ustadz Int 4 No Jumlah seluruh ustadz
8 s_ustadz1 Int 4 No Jumlah ustadz laki-laki
9 s_ustadz2 Int 4 No Jumlah ustadz perempuan
10 s_tu Int 4 No Jumlah seluruh pegawai TU
11 s_tu1 Int 4 No Jumlah pegawai TU laki-laki
12 s_tu2 Int 4 No Jumlah pegawai TU wanita
13 s_dosen Int 4 No Jumlah seluruh dosen
164
14 s_dosen1 Int 4 No Jumlah dosen laki-laki
15 s_dosen2 Int 4 No Jumlah dosen wanita
16 last_edited Datetime No Tanggal terakhir modifikasi
4. Tabel fasilitas
File Name : fasilitas
Primary Key : id_fasilitas
Foreign Key : id_user, nspp
Tabel 4.19 Tabel Fasilitas
No Field Type Size Null Keterangan
1 id_fasilitas Varchar 6 No Kode fasilitas
2 nspp Varchar 5 No Nomor statistik pondok
pesantren
3 id_user Varchar 4 No Kode user yang membuat
4 k_rguru_b Int 4 No Kondisi ruang guru baik
5 k_rguru_rr Int 4 No Kondisi ruang guru rusak
ringan
6 k_rguru_rb Int 4 No Kondisi ruang guru rusak
berat
7 luas_rguru Int 4 No Luas ruang guru
8 k_rbljr_b Int 4 No Kondisi ruang belajar baik
9 k_rbljr_rr Int 4 No Kondisi ruang belajar rusak
ringan
10 k_rbljr_rb Int 4 No Kondisi ruang belajar rusak
berat
11 luas_rbljr Int 4 No Luas ruang belajar
12 k_olahrg_b Int 4 No Kondisi peralatan olahraga
165
baik
13 k_olahrg_rr Int 4 No Kondisi peralatan olahraga
rusak ringan
14 k_olahrg_rb Int 4 No Kondisi peralatan olahraga
rusak berat
15 k_msjdmushla_b Int 4 No Kondisi masjid/ mushola baik
16 k_msjdmushla_rr Int 4 No Kondisi masjid/ mushola
rusak ringan
17 k_msjdmushla_rb Int 4 No Kondisi masjid/ mushola
rusak berat
18 last_edited Datetime No Tanggal terakhir modifikasi
5. Tabel keuangan
File Name : keuangan
Primary Key : id_keuangan
Foreign Key : id_user, nspp
Tabel 4.20 Tabel Keuangan
No Field Type Size Null Keterangan
1 id_keuangan Varchar 6 No Kode keuangan
2 nspp Varchar 5 No Nomor statistik pondok
pesantren
3 id_user Varchar 4 No Kode user yang membuat
4 Biaya_pend Int 8 No Biaya pendidikan santri
5 Biaya_hdp Int 8 No Biaya hidup santri
6 usaha Int 8 No Biaya pemasukan dari
bidang usaha pesantren
7 upos Int 8 No Biaya pemasukan dari orang
tua santri
166
8 bntuan_ppus Int 8 No Bantuan dari pemerintah
pusat
9 bntuan_pd Int 8 No Bantuan dari pemerintah
daerah
10 smbgn_ttp Int 8 No Penerimaan sumbangan
tetap
11 smbgn_tdktetp Int 8 No Penerimaan sumbangan
tidak tetap
12 last_edited Datetime No Tanggal terakhir modifikasi
6. Tabel pengguna
File Name : pengguna
Primary Key : id_user
Foreign Key : -
Tabel 4.21 Tabel Pengguna
No Field Type Size Null Keterangan
1 id_user Varchar 4 No Kode pengguna
2 username Varchar 10 No Nama pengguna
3 fullname Varchar 30 No Nama asli/ lengkap pengguna
4 email Varchar 20 No Email pengguna
5 no_telpon Varchar 15 No Nomor telpon pengguna
6 propinsi Varchar 40 No Propinsi pengguna
7 jabatan Varchar 15 No Jabatan pengguna sebagai
admin atau operator data
entry
8 login_time Datetime No Waktu login terakhir
9 logout_time Datetime No Waktu logout terakhir
167
7. Tabel propinsi
File Name : propinsi
Primary Key : id_propinsi
Foreign Key : id_user
Tabel 4.22 Tabel propinsi
No Field Type Size Null Keterangan
1 id_propinsi Varchar 4 No Kode propinsi
2 id_user Varchar 4 No Kode user yang membuat
3 propinsi Varchar 40 No Nama propinsi
4 Last_edited Datetime No Tanggal terakhir modifikasi
8. Tabel kabupaten
File Name : kabupaten
Primary Key : id_kabupaten
Foreign Key : id_user, id_propinsi
Tabel 4.23 Tabel kabupaten
No Field Type Size Null Keterangan
1 id_kabupaten Varchar 6 No Kode kabupaten
2
3
id_user
id_propinsi
Varchar
Varchar
4
4
No
No
Kode user yang membuat
Kode propinsi
3 kabupaten Varchar 30 No Nama kabupaten
4 last_edited Datetime No Tanggal terakhir modifikasi
168
9. Tabel Pendaftar
File Name : pendaftar
Primary Key : id_daftar
Foreign Key : -
Tabel 4.24 Tabel Pendaftar
No Field Type Size Null Keterangan
1 id_daftar Varchar 6 No Kode daftar
2 username Varchar 10 No Nama pengguna
3 fullname Varchar 30 No Nama asli/ lengkap pengguna
4 email Varchar 20 No Email pengguna
5 no_telpon Varchar 15 No Nomor telpon pengguna
6 propinsi Varchar 40 No Propinsi pengguna
7 Waktu_daftar Datetime No Waktu pendaftaran
10. Tabel data_has_tahun
File Name : data_has_tahun
Primary Key : tahun
Foreign Key : id_santri, id_pengajar, id_fasilitas, id_keuangan
Tabel 4.25 Tabel data_has_tahun
No Field Type Size Null Keterangan
1 tahun year 4 No Kode kabupaten
2 id_santri Varchar 6 No Kode santri
3 id_pengajar Varchar 6 No Kode pengajar
4 id_fasilitas Varchar 6 No Kode fasilitas
169
5 id_keuangan Varchar 6 No Kode keuangan
4.4.9 Rancangan Antarmuka (Interface)
Pada tahap ini dilakukan perancangan tampilan (antarmuka) halaman-
halaman web, dimana dari beberapa menu atau submenu memiliki form, yaitu
form tambah data, daftar data dan edit data. Perancangan antarmuka ini
diharapkan dapat memudahkan pengguna, admin dan operator data entry serta
public user dalam menjalankan sistem informasi manajemen pondok pesantren.
Berikut ini adalah gambaran rancangan antarmuka simpontren.
1) Halaman Utama Public User
Halaman ini adalah tampilan awal ketika masuk ke dalam web
SIMPONTREN, yang juga merupakan main page bagi public user dan
terdapat form login bagi admin dan operator data entry.
Gambar 4.30 Rancangan Halaman Utama Web Public user
170
2) Menu Laporan Nasional Pesantren
Bagi public user yang ingin melihat laporan nasional maka memilih
propinsi, tahun dan kategori laporan.
Gambar 4.31 Rancangan Form Select Laporan Nasional Pesantren
Gambar 4.32 Rancangan Menu Laporan Nasional Pesantren
171
3) Menu Laporan Profil Pesantren
Bagi public user yang ingin melihat laporan profil maka menginputkan
nspp (nomor statistik pesantren), nama pesantren dan propinsi.
Gambar 4.33 Rancangan Form Select Laporan Profil Pesantren
Gambar 4.34 Rancangan Menu Laporan Profil Pesantren
4) Menu Cek Data Pesantren
Halaman ini bagi operator data entry untuk melihat detail dan
mengedit data pesantren
172
Gambar 4.35 Rancangan Menu Cek Data Pesantren
5) Menu Input Data Pesantren
Halaman Input Data Pesantren digunakan oleh operator data entry
menginputkan data pesantren, santri, pengajar, fasilitas dan keuangan.
Gambar 4.36 Rancangan Menu Input Pesantren
173
No Jenjang Pendidikan Jmlah Santri
HEADER
Santri Fasilitas KeuanganPengajar
Form Input SantriTahun :
Simpan Reset
HOME
Input Data
Cek Data
Username
Logout
TK/RA
SD/MI
1
2
SMP/MTs3
Lk Pr
Gambar 4.37 Rancangan Menu Input Santri
Gambar 4.38 Rancangan Menu Input Pengajar
174
Gambar 4.39 Rancangan Menu Input Fasilitas
4.5 Implementasi Sistem (Construction dan Testing)
Tahap implementasi sistem dibagi menjadi dua bagian yaitu construction
dan testing sistem. Berikut ini adalah penjelasannya.
4.5.1 Konstruksi Perangkat Lunak
Blueprint (cetak biru) sistem yang telah dimodelkan dan dirancang
sebelumnya dieksekusi menjadi sebuah set kode program dengan menggunakan
bahasa pemograman PHP 5 guna mengimplementasikan sistem informasi
manajemen pondok pesantren.
Sejumlah tools digunakan untuk mengembangkan perangkat lunak sistem
informasi manajemen pondok pesantren. Pada tabel berikut ditunjukkan daftar
tools yang digunakan dalam pengembangan SIMPONTREN.
175
Tabel 4.26 Daftar Tools Pengembangan Perangkat Lunak Sistem
No. Tools Kegunaan
1 Rational Rose Mendesain diagram-diagram UML
2 DBDesigner 4 Menggambarkan database schema aplikasi
3 PHP 5 Bahasa pemograman untuk
mengembangkan aplikasi SIMPONTREN
4 MySQL Database yang digunakan dalam sistem
5 XAMPP Apache HTTP Server Web Server
6 PHP MyAdmin Perangkat untuk mengakses database yang
terdapat pada XAMPP Apache
7 Mozilla Firefox 3.5 Web Browser
4.5.2 Penyiapan Rencana Implementasi Jaringan
SIMPONTREN yang telah dibuat akan diimplementasikan melalui
jaringan internet. Gambaran implementasi jaringan ditetapkan menggunakan
jaringan internet dapat dilihat pada Gambar 4.40.
176
Gambar 4.40 Gambaran Implementasi Jaringan untuk SIMPONTREN
4.5.3 Spesifikasi Hardware
Perangkat keras yang dibutuhkan aplikasi SIMPONTREN agar dapat
dijalankan adalah sebagai berikut:
1. Sebuah komputer yang digunakan operator data entry dan public user untuk
mengakses sistem SIMPONTREN. Spesifikasi minimum komputer yang
dibutuhkan adalah:
a. Processor dengan kecepatan 133 MHz
b. RAM 32 MB
c. Monitor Super VGA minimum 15”
d. Harddisk 1 GB
e. Keyboard
177
f. Mouse
g. Modem
2. Sebuah komputer yang digunakan administrator sebagai server aplikasi
SIMPONTREN. Spesifikasi minimum komputer yang disarankan adalah:
a. Processor dengan kecepatan 1 GHz
b. RAM 128 MB
c. Monitor Super VGA minimum 15”
d. Harddisk 20 GB
e. Keyboard
f. Mouse
g. Modem
4.5.4 Uji Coba (Testing)
Setelah melakukan pengkodean dari aplikasi SIMPONTREN, sistem ini
harus diuji, apakah sistem ini sudah bekerja sesuai spesifikasi yang diharapkan
atau belum. Tahap uji coba (testing) merupakan tahap meletakkan sistem suapaya
dipastikan tidak terjadi kesalahan sebelum sistem tersebut diserahkan kepada end
user.
Pada tahap ini dilakukan dengan pengujian masing-masing halaman menu
para pengguna. Dilakukan uji coba terhadap integrasi keseluruhan unit program
untuk mengetahui apakah sistem yang telah dibuat sudah memenuhi kriteria yang
diinginkan. Pengetesan ini dilakukan dengan menggunakan metode white box dan
black box testing. Pengujian white box yaitu pengujian yang dilakuan lebih dekat
178
lagi untuk menguji prosedur-prosedur yang ada yang dilakukan saat menjalankan
bahasa pemrograman. Lintasan logika yang dilalui oleh setiap bagian prosedur
yang diuji dengan memberikan kondisi dan loop spesifik. Sedangkan pengujian
black box yaitu pengetesan menggunakan metode pengujian logika program yaitu
contoh per kasus atau masalah yang diajukan. Berikut ini adalah tabel testing
aplikasi SIMPONTREN.
1) Testing halaman Operator Data Entry
Tabel 4.26 Testing halaman Operator Data Entry
No Fungsi Keterangan Hasil yang diharapkan Hasil Ujicoba
1 Login menu operator data entry
Masukkan username dan password, jika salah tampil pesan login salah
Masuk Halaman Home operator data entry
OK
2 Klik menu Input Data Tampil halaman form input data pesantren
OK
3 klik simpan setelah mengisi form input pesantren
Menambah data pesantren yang akan disimpan pada tabel pesantren
OK
4 Klik sub menu santri Tampil halaman form input santri
OK
5 klik simpan setelah mengisi form input santri
Menambah data santri yang akan disimpan pada tabel santri
OK
6 Klik sub menu pengajar
Tampil halaman form input pengajar
OK
7 klik simpan setelah mengisi form input pengajar
Menambah data pengajar yang akan disimpan pada tabel pengajar
OK
8 Klik sub menu fasilitas Tampil halaman form input fasilitas
OK
10 klik simpan setelah mengisi form input fasilitas
Menambah data fasilitas yang akan disimpan dalam tabel fasilitas
OK
11 Klik sub menu keuangan
Tampil halaman form input keuangan
OK
12 klik simpan setelah mengisi form input keuangan
Menambah data fasilitas yang akan disimpan dalam tabel keuangan
OK
179
13 Klik menu Cek Data Memilih data pesantren yang dicari
Tampil daftar data pesantren
OK
14 Klik Edit Memilih salah satu data pesantren untuk diedit
Tampil form pengeditan data
OK
15 Klik Delete Memilih salah satu data pesantren untuk dihapus
Data terhapus dari tabel database
OK
2) Testing halaman Admin
Tabel 4.27 Testing halaman Admin
No Fungsi Keterangan Hasil yang diharapkan Hasil Ujicoba
1 Login menu Admin Masukkan username dan password, jika salah tampil pesan login salah
Masuk Halaman Home Admin
OK
2 Klik menu Data Pesantren
Tampil halaman form select data pesantren
OK
3 klik cari setelah mengisi form select data
Mencari data detail pesantren
OK
4 klik lihat detail Memilih salah satu daftar pesantren
Tampil data pesantren OK
5 klik menu Data Pengguna
Tampil halaman form input pengguna
OK
6 klik tambah setelah mengisi form input pengguna
Menambah data pengguna yang akan disimpan pada tabel pengguna
OK
7 klik edit pengguna Memilih salah satu data pengguna untuk diedit
Tampil halaman form edit pengguna
OK
8 klik sub menu Propinsi Tampil halaman form input propinsi
OK
9 klik tambah setelah mengisi form input propinsi
Menambah data propinsi yang akan disimpan pada tabel propinsi
OK
10 klik edit propinsi Memilih salah satu data propinsi untuk diedit
Tampil halaman form edit propinsi
OK
11 klik sub menu Kabupaten
Tampil halaman form input kabupaten
OK
12 klik tambah setelah mengisi form input propinsi
Menambah data kabupaten yang akan disimpan pada tabel
OK
180
kabupaten
13 klik edit kabupaten Memilih salah satu data kabupaten untuk diedit
Tampil halaman form edit kabupaten
OK
3) Testing halaman Public User
Tabel 4.28 Testing halaman public user
No Fungsi Keterangan Hasil yang diharapkan Hasil Ujicoba
1 Klik menu Home Tampil halaman utama bagi public user
OK
2 klik menu Profil Tampil halaman profil SIMPONTREN
OK
3 klik sub menu Laporan Profil Pesantren
Tampil halaman form select laporan
OK
4 klik Lihat setelah mengisi form select laporan
Tampil laporan profil pesantren
OK
5 klik sub menu Laporan Nasional
Tampil halaman form select laporan
OK
6 klik Lihat setelah mengisi form select laporan
Tampil laporan nasional pesantren
OK
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Tujuan pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren
(SIMPONTREN) ini untuk membantu subbagian Data dan Informasi Sekjen
Pendidikan Islam Kementerian Agama dalam pengolahan data pondok pesantren
di Indonesia. Berdasarkan hasil analisis dan perancangan pada bab sebelumnya,
maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:
1. Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren dibangun menjadi sebuah
sistem berbasis web yang dapat menampung peningkatan jumlah data dan
perbaikan proses validasi yang secara otomatis pada saat data dimasukkan,
sehingga informasi yang dihasilkan secara lengkap dan tingkat kebenaran
terjamin.
2. Data pesantren yang dihimpun dalam SIMPONTREN ini dapat memberikan
informasi terbaru mengenai kondisi pesantren, baik itu profil data pesantren,
perkembangan jumlah santri dan pengajar serta kondisi terbaru mengenai
fasilitas kegiatan belajar mengajar di setiap pesantren.
3. Manajemen basis data pesantren sudah mengalami perbaikan yang didukung
oleh sistem dan perangkat yang memadai dan juga pengaturannya disesuaikan
dengan jenis dan kebutuhan sistem, sehingga proses pengolahan data
pesantren, seperti penambahan dan pengeditan data dapat dilakukan melalui
prosedur yang lebih baik.
181
182
4. Pengguna SIMPONTREN yang memiliki akses masuk sebagai admin dan
operator entry merupakan pegawai tingkat pusat dan wilayah yang memiliki
username dan password yang unik dan rahasia. Baik admin dan operator data
entry memiliki tugas dan wewenang tersendiri dalam setiap menu
SIMPONTREN.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dari kesimpulan, maka dapat diajukan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Data yang diolah dalam Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren tidak
hanya data umum pesantren, santri, fasilitas, pengajar dan keuangan,
diharapkan lebih luas lagi untuk dapat mengawasi dan mengatur
perkembangan pondok pesantren. Data yang disajikan seperti hasil nilai ujian
nasional santri, kegiatan pengembangan santri dan usaha mandiri pesantren,
sehingga dapat saling berbagi permasalahan dan mendapatkan pertimbangan
solusi bagi kemajuan pondok pesantren.
2. Kemajuan teknologi komputerisasi diharapkan SIMPONTREN bisa
memanfaatkan teknologi tersebut untuk terus mengembangkan sistemnya.
Sebagai contoh pengembangan SIMPONTREN berbasis Java dan
pemanfaatan manajemen database yang lebih meningkat dengan sistem
database berbasis objek atau objek relasional.
DAFTAR PUSTAKA
Arief. 2005. Sistem Informasi. Berbagai makalah tentang sistem informasi dari perspektif: manusia dan sistem informasi, organisasi dan sistem informasi, teknologi dan sistem informasi yang disampaikan dalam Konferensi Nasional Sistem Informasi 2005 di Institut Teknologi Bandung. Informatika: Bandung.
Departemen Agama. 2001. Pola Pengembangan Pondok Pesantren. Departemen
Agama RI: Jakarta. Departemen Agama. 2006. Statistik Pendidikan Agama dan Keagamaan Tahun
Pelajaran 2005-2006. Departemen Agama RI : Jakarta. Fowler, Martin. 2005. UML Distilled 3th Ed., Panduan Singkat Bahasa
Pemodelan Obyek Standar. Alih Bahasa. Penerbit Andi: Yogyakarta. Hariyanto, Bambang, Ir., MT. 2004. Rekayasa Sistem Berorientasi Objek.
Informatika: Bandung. Hariyanto, Bambang, Ir., MT. 2004. Sistem Manajemen Basisdata. Informatika:
Bandung. Hariyanto, Bambang, Ir., MT. 2008. Dasar Informatika dan Ilmu Komputer
Disertai Aksi-aksi Praktis. Informatika: Bandung. Hermawan, Julius. 2004. Analisa Desain dan Pemograman Berorientasi Obyek
dengan UML dan Visual Basic.NET. Andi: Yogyakarta. Jogiyanto, HM., MBA., Akt., Ph.D. 2004. Pengenalan Komputer: dasar ilmu
komputer, pemrograman, sistem informasi dan inteligensi buatan. Edisi 3. Andi: Yogyakarta.
Jogiyanto, HM., MBA., Akt., Ph.D. 2005. Analisis & Desain Sistem Informasi:
Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Andi: Yogyakarta.
Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Edisi 1. Andi: Yogyakarta. Kadir, Abdul. 2008. Tuntunan Praktis Belajar Database Menggunakan MySQL.
Andi: Yogyakarta. Keraf, Gorys, Prof. Dr. 1994. Komposisi. Nusa Indah: NTT.
183
184
Ladjamudin, Al-Bahra bin. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Graha Ilmu: Yogyakarta.
Masyhud, Muhammad Sulthon., dan Moh. Khusnuridlo. 2006. Manajemen
Pondok Pesantren. LaksBang Pressindo: Yogyakarta. Mathiassen, Lars. 2000. Object Oriented Analysis and Design. Marko Publishing McLeod, Raymond Jr., dan George Schell. 2004. Sistem Informasi Manajemen
Jilid I. PT. Prenhallindo dan Index: Jakarta. Munawar. 2005. Pemodelan Visual dengan UML. Graha Ilmu: Yogyakarta. Nata, Abuddin. 2001. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-
lembaga Pendidikan Islam di Indonesia. Gramedia dan IAIN: Jakarta. Nugroho, Adi. 2002. Analisis & Perancangan SIstem Informasi dengan
Metodologi Berorientasi Objek. Informatika: Bandung. Nugroho, Adi. 2005. Rational Rose untuk Pemodelan Berorientasi Objek.
Informatika: Bandung. Peranginangin, Kasiman. 2006. Aplikasi Web dengan PHP dan MySQL. Andi:
Yogyakarta. Prasetyo, Didik Dwi. 2003. Administrasi Database Server MySQL. PT. Elex
Media Komputindo: Jakarta. Pressman, Roger S. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak. Buku 1. Alih bahasa. Andi:
Yogyakarta. Sholiq. 2006. Pemodelan Sistem Informasi Berorientasi Objek dengan UML.
Graha Ilmu: Yogyakarta. Sutopo, Ariesto Hadi. 2002. Analisis dan Desain Berorientasi Objek. Informatika:
Bandung. Whitten, Jeffrey L., Lonnie D. Bentley., Kevin C. Dittman. 2004. Metode Desain
& Analisis Sistem. Ed. 6, Andi: Yogyakarta PhpMyAdmin Devel Team. 2003. PhpMyAdmin [Online] Tersedia:
http://www.phpmyadmin.net/home_page/. [1 Pebruari 2010]
LAMPIRAN A
SURAT PENELITIAN
LAMPIRAN B
WAWANCARA
WAWANCARA
Nama Pegawai : Dra. Siti Sakdiyah, M.Pd
Jabatan : Ketua Subbagian Data dan Informasi
1. Apa tugas dan wewenang dari subbagian Data dan Informasi?
Data dan Informasi merupakan subbagian dari bagian Perencanaan dan Data
dibawah Sekretariat Dirjen Pendidikan Islam yang menangani data lembaga
pendidikan agama dan keagamaan mulai dari pelaksanaan pengumpulan data,
penyajian, pelayanan serta proses pengolahannya pada sistem informasi, yang
biasa disebut EMIS (Education Management Information System).
2. Data apa saja yang diolah di EMIS?
Data-data lembaga pendidikan dan keagamaan yang berada di bawah
nauangan Departemen Agama se-Indonesia. Meliputi pondok pesantren,
madrasah diniyah, masjid, majelis taklim, penyulus agama Islam, taman
pendidikan Al-Qur’an dan sebagainya.
3. Bagaimana alur pengumpulan data yang dilakukan sekarang ini?
Data dihimpun melalui formulir-formulir yang disebar ke seluruh daerah
untuk diisi oleh setiap lembaga pendidikan dan keagamaan. Formulir yang
disebar di tiap kantor wilayah dan kabupaten yang bertanggung jawab untuk
mengirimkan formulir ke setiap lembaga yang ada di daerahnya. Setelah
formulir diisikan, formulir akan dikembalikan lagi kepada kantor wilayah
(kanwil). Kanwil yang sudah memiliki fasilitas dan perangkat komputer yang
memadai dan telah terinstal aplikasi EMIS dapat melakukan penginputan data
dari formulir-formulir tersebut. Sedangkan kanwil yang tidak memiliki sarana
yang memadai akan mengirimkan formulir ke kantor pusat, maka kantor pusat
yang akan melakukan penginputan.
Selanjutnya kanwil tersebut mengirimkan data yang telah diinput melalui
fasilitas pengiriman data EMIS pada web departemenagama/pendis.go.id, atau
ada pula yang mengirimkan manual lewat jasa pengiriman yang disimpan
pada media CD (Compact Disk).
4. Setelah pengumpulan data, apa proses selanjutnya?
Setelah data masuk ke dalam aplikasi EMIS di kantor pusat selanjutnya admin
kantor pusat melakukan validasi data-data tersebut. Validasi dilakukan untuk
mengecek kelengkapan data dan mengetahui letak kesalahan atau
ketidaksesuaian data yang diinputkan. Selanjutnya dilakukan proses report
atau pelaporan.
5. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dari mulai pengumpulan data sampai
pelaporan?
Pembuatan instrument yang berupa formulir berisikan data apa yang
dibutuhkan setiap dirjen, baik dirjen pondok pesantren maupun direktorat
pendidikan Islam dan bagian yang membutuhkan lainnya. Pembuatan
formulir hingga cetak membutuhkan waktu sekitar satu bulan. Sedangkan
untuk perancangan penginputan pada aplikasi sekitar dua minggu.
Penyebaran formulir dan sosialisasi di setiap kanwil se-Indonesia sekitar dua
bulan. Pelaksanaan pengisiian formulir setiap lembaga sekitar satu bulan.
Kembali lagi ke kandepag atau kanwil sekitar dua minggu, dan untuk proses
penginputan membutuhkan waktu satu sampai dua bulan tergantung
banyaknya data. Dan setelah itu barulah data dikirimkan ke kantor pusat.
Selanjutnya kantor pusat melaukan validasi, pelaporan, dan dipublikasikan
dalam bentuk booklet Statistik Pendidikan Agama dan Keagamaan. Proses
pengolahan data ini dilakukan setiap tahun.
Nama Pegawai : Asep Sjafrudin, S.Si
Jabatan : Staff Data dan Informasi untuk Pondok Pesantren
(admin)
1. Aplikasi EMIS dirancang menggunakan program apa?
EMIS yang digunakan dirancang melalui program Visual Foxpro 6.0.
2. Proses apa saja yang dilakukan pada aplikasi EMIS?
Proses penginputan, validasi, sampai dengan laporan. Ada juga proses atau
fasilitas tambahan untuk menyajikan sistem dalam bentuk diagram ataupun
grafik. Fasilitas ini tidak dilakukan pada aplikasi EMIS tetapi membutuhkan
perangkat lain yaitu Microsoft Excel.
3. Apakah pelaksanaan proses pada aplikasi EMIS sudah sesuai dengan
kebutuhan pengguna?
Aplikasi ini keunggulannya dapat menyimpan data dalam jumlah yang sangat
banyak. Tampilan sudah user friendly sehingga memudahkan pengguna
awam atau baru dapat menggunakannya. Mungkin kelemahannya teknologi
ini sudah tertinggal jauh dengan keunggulan teknologi sekarang.
131
LAMPIRAN C
TAMPILAN APLIKASI
132
TAMPILAN APLIKASI
1. Public User
2. Laporan Nasional Pesantren
133
3. Operator Data Entry
LAMPIRAN D
SOURCE CODE
137
index.php <?php include "connect.php"; session_start();?> <!DOCTYPE HTML PUBLIC "‐//W3C//DTD HTML 4.01 Transitional//EN"> <head> <link href="css/style.css" type="text/css" rel="stylesheet" /> </head> <body> <div id='page_wrapper'> <div id='page_header'> <object classid="clsid:D27CDB6E‐AE6D‐11cf‐96B8‐444553540000" codebase="http://download.macromedia.com/pub/shockwave/cabs/flash/swflash.cab#version=6,0,29,0" width="730" height="154"> <param name="movie" value="img/head.swf"> <param name="quality" value="high"> <embed src="img/head.swf" quality="high" pluginspage="http://www.macromedia.com/go/getflashplayer" type="application/x‐shockwave‐flash" width="730" height="154"></embed></object> </div> <div id='page header'> </div> <div id='menu_bar'> <td><img src="img/menu_bg.jpg" width="640" height="45"></td> <p> <?php include "menu.php"; ?></p> </div> <div id='content_wrapper'> </div> <div class='spacer'></div> <div id='right_side'> <h3></h3> <p> <strong>Assalamu'alaikum Wr. Wb. </strong></p> <p align="justify"><font color="#000000">Selamat datang di situs Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Ini adalah salah satu jalur komunikasi yang bisa diakses publik. Informasi tentang kebijakan, program, dan kegiatan
pengembangan pendidikan Islam, dalam ha ini Pondok Pesantren, dalam pengelolaan Direktorat Pendidikan Islam bisa diperoleh. Sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mengalokasikan anggaran 20% dari APBN, pengembangan pendidikan Islam menyentuh sejumlah target strategis, baik dalam konteks peningkatan akses, peningkatan mutu, maupun penguatan tata kelola. </font></p> <p align="justify"><font color="#000000">Semua itu diupayakan melalui aneka kegiatan bersekala nasional, seperti kegiatan bantuan operasional sekolah, beasiswa siswa miskin, rehab ruang kelas, kualifikasi guru, sertifikasi guru, kesejahteraan guru, dan pengembangan madrasah bertaraf internasional. Melalui media situs ini, pembaca akan dapat mengikuti perkembangan yang terjadi dalam konteks pembangunan pendidikan Islam sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional. </font></p> <p align="justify"><font color="#000000">Selamat membaca, Wassalam</font><font color="#996600">.</font></p> </div> <div id='left_side'> <h3>Login</h3> <form action="login_cek.php" method="post" name="form" > <p><font size="2" face="Tahoma">Username</font> </p> <p><input type="text" name="a" size="15" height="20"></td> </p> <p><font size="2" face="Tahoma">Password</font></p> <p><input type="password" name="b" size="15" height="20"></p> <p><input type="submit" name="Submit" value="Login" height="20"></p> <p><a href="#">Belum terdaftar?</a></p> </form> <br> <h3>Jadwal Kegiatan</h3> <p> Seminar Manajemen Pondok Pesantren</p> <p>11 ‐ 13 Juni 2010 di Hotel Endah Parahyangan Bandung</p></div> <div class='spacer'> </div> <div id='page_footer'> <p><strong><font size="2" face="Tahoma">Copyrights © 2010 Yeni Hilmi K.L. All Rights Reserved. </font></strong></p></div> </div></body></html> login_cek.php <?php include "connect.php"; session_start();?> <html> <head><title>Customer Care</title> </head> <body><?
138
$aa=$_POST[a]; $bb=$_POST[b]; $login=mysql_query("SELECT * FROM pengguna WHERE username='$aa' AND id_user='$bb'"); $data=mysql_fetch_array($login); if($data[username]==$_POST[a] AND $data[id_user]==$_POST[b]) { $_SESSION['username'] = $data['username']; $_SESSION['jabatan'] = $data['jabatan']; $_SESSION['id_user'] = $data['id_user']; $username=$data[username]; $id_user=$data[id_user]; $jabatan=$data[jabatan]; $tgl=date("y‐m‐d"); $jam=date("h:i:s"); $online=mysql_query("UPDATE pengguna SET status='online',login_time='$tgl $jam' WHERE username='$data[username]'"); if($jabatan=='ADMIN'){?> <script>window.location.href='admin/home.php';</script> <?} else if ($jabatan=='OPERATOR DATA ENTRY') {?> <script>window.location.href='ode/home.php';</script> <? } } else { echo "<center>Gagal! Username dan atau Password Salah<br><br><br>"; echo "<a href=index.php>kembali</a></center>";} ?> </body></html> Lap_nsl.php <?php include "connect.php"; session_start();?> <!DOCTYPE HTML PUBLIC "‐//W3C//DTD HTML 4.01 Transitional//EN"> <head> <!‐‐ Site Title ‐‐> <title>SIMPONTREN</title>
<!‐‐ Link to Style External Sheet ‐‐> <link href="css/style.css" type="text/css" rel="stylesheet" /> </head> <body> <div id='page_wrapper'> <div id='page_header'> <object classid="clsid:D27CDB6E‐AE6D‐11cf‐96B8‐444553540000" codebase="http://download.macromedia.com/pub/shockwave/cabs/flash/swflash.cab#version=6,0,29,0" width="731" height="157"> <param name="movie" value="img/head.swf" /> <param name="quality" value="high" /> <embed src="img/head.swf" quality="high" pluginspage="http://www.macromedia.com/go/getflashplayer" type="application/x‐shockwave‐flash" width=731 height="154"></embed></object></div> <div id='menu_bar'> <td><img src="img/menu_bg.jpg" width="640" height="45"></td> <p> <?php include "menu.php"; ?></p> </div><!‐‐ ======================= C O N T E N T =================================‐‐> <div id='content_wrapper'> <div class='spacer'></div> <div id='right_side'> <p> <font size="2"><strong>Laporan Nasional Pesantren</strong></font></p> <form name="form" method="get" action="lap_nsl2.php" onSubmit="return valid()"> <table width="375"> <tr> <td width="105" height="34"> <div align="left">Jenis Laporan</div></td><td width="258"><div align="left"> <select name="lap"> <option selected value=""><em>Pilih Jenis Laporan</em></option> <option value>Identitas Pesantren</option> </select> </div></td></tr> <tr> <td height="34"> <div align="left">Propinsi</div></td> <td> <div align="left"> <select name="id_propinsi"> <option selected value="">‐Propinsi‐</option> <?php $a=mysql_query("select * from propinsi ORDER BY propinsi"); while($b=mysql_fetch_array($a)) {echo"<option value=$b[id_propinsi]>$b[propinsi]</option>"}?> </select> <select name="id_kabupaten"> <option selected value="">‐Kabupaten‐</option> <?php $c=mysql_query("select * from kabupaten ORDER BY kabupaten");
139
while($d=mysql_fetch_array($c)) { echo"<option value=$d[id_kabupaten]>$d[kabupaten]</option>" }?> </select> </div></td></tr> <tr> <td height="30" colspan="2" align="center"> <input type="submit" name="submit" value="Cari"></td></tr></table></form> </div> <div id='left_side'> <h3>Login</h3> <p><form action="login_cek.php" method="post" name="form"> <p><font size="2" face="Tahoma">Username</font> </p> <p><input type="text" name="a" size="15" height="20"></td> </p> <p><font size="2" face="Tahoma">Password</font></p> <p><input type="password" name="b" size="15" height="20"></p> <p><input type="submit" name="Submit" value="Login" height="20"></p> <p><a href="#">Belum terdaftar?</a></p> </form> <br> <h3>Jadwal Kegiatan</h3> <p> Seminar Manajemen Pondok Pesantren</p> <p>11 ‐ 13 Juni 2010 di Hotel Endah Parahyangan Bandung</p> </div> <div class='spacer'></div></div> <!‐‐ ============E N D OF C O N T E N T ========================‐‐> <div id='page_footer'> <p><strong><font size="2" face="Tahoma">Copyrights © 2010 Yeni Hilmi K.L. All Rights Reserved. </font></strong></p> </div></div></body></html> ode_pesantren.php <?php include "../connect.php"; include "../class/edit_pesantren.php"; session_start();?> <!DOCTYPE HTML PUBLIC "‐//W3C//DTD HTML 4.01 Transitional//EN"> <head> <!‐‐ Site Title ‐‐> <title>SIMPONTREN</title></head> <body>
<div id='page_wrapper'> <div id='page_header'> <object classid="clsid:D27CDB6E‐AE6D‐11cf‐96B8‐444553540000" codebase="http://download.macromedia.com/pub/shockwave/cabs/flash/swflash.cab#version=6,0,29,0" width="730" height="154"> <param name="movie" value="img/head.swf" /> <param name="quality" value="high" /> mbed src="im<e g/head.swf" quality="high" pluginspage="http://www.macromedia.com/go/getflashplayer" type="application/x‐shockwave‐flash" width="730" height="154"></embed></object> </div> <div id='left_side'> <tr bgcolor="#FFFFFF"> <td width="29%" rowspan="17" align="left" valign="top" bgcolor="#FFFFFF"> <!‐‐ =============M E N U============‐‐> <?php include "menu.php"; ?> </td></div> <!‐‐ ============= E N D M E N U============‐‐> <tr bgcolor="#FFFFFF"> <td></td> </tr> <div id='right_side'> <td height="50" colspan="4"><marquee> Anda Login Sebagai <? echo $HTTP_SESSION_VARS["username"];?> </marquee> <hr> <!‐‐ =====================================C O N T E N T====================‐‐> <?php if($_GET['action']=='add') { $a=$_POST[nspp]; $b=$_POST[nm]; $c=$_POST[almt]; $d=$_POST[telp]; $e=$_POST[email]; $f=$_POST[tokoh]; $g=$_POST[thn]; $h=$_POST[Pendidikan_Agama]; $i=$_POST[Pendidikan_Umum]; $j=$_POST[kbptn];
140
$k=$_POST[propinsi]; $l=$HTTP_SESSION_VARS["id_user"]; $tgl=date("y‐m‐d"); $jam=date("h:i:s"); $inp=mysql_query("insert into pesantren values ('$a','$b','$c','$d','$e','$f','$g','$h','$i','$j','$k','$l','$tgl $jam')"); $sqlOp_plg = new pesantren(); if ($sqlOp_plg‐>add_pesantren($data)){ echo "<script type='text/javascript'>"; echo "alert('Data Telah Tersimpan');"; echo "location.href ='ode_pesantren.php';"; echo "</script>";} else{ echo "<script type='text/javascript'>"; echo "alert('Data Gagal disimpan.Error: ".$sqlOp_plg‐>error."');"; echo "</script>";} }else{?> <table> <form form id="form" name="form" action="<? echo $_SERVER['PHP_SELF'];?>?action=add" method="post" enctype="multipart/form‐data" target="submitExec" ><table width="46%" height="139" border="0"> <tr bgcolor="#FFFFFF"> <td height="34" colspan="2" bgcolor="#FFFFFF"><font size="3" face="Georgia, Times New Roman, Times, serif"><strong>Identitas Pondok Pesantren</strong></font></td></tr> <tr bgcolor="#FFFFFF"> <td width="25%" height="34" bgcolor="#FFFFFF"><font size="3" face="Georgia, Times New Roman, Times, serif">NSPP:</font></td> <td width="46%"><input type="text" name="nspp" size="12"></td> </tr> <tr bgcolor="#FFFFFF"> <td height="34" bgcolor="#FFFFFF"><font size="3" face="Georgia, Times New Roman, Times, serif">Nama P esantren:</font></td> <td><input type="text" name="nm" size="25"></td> </tr><tr bgcolor="#FFFFFF"> <td height="34" bgcolor="#FFFFFF"><font size="3" face="Georgia, Times New Roman, Times, serif">Alamat:</font></td><td><input type="text" name="almt" size="50"></td></tr> <tr bgcolor="#FFFFFF"> <td bgcolor="#FFFFFF"><font size="3" face="Georgia, Times New Roman, Times, serif">Kabupaten:</font></td><td><select name="kbptn"> <?php $a=mysql_query("SELECT * FROM kabupaten");
while($b=mysql_fetch_array($a)){ echo"<option value='$b[id_kabupaten]'>$b[kabupaten]</option>";} ?></select></td> </tr> <tr bgcolor="#FFFFFF"> <td bgcolor="#FFFFFF"><font size="3" face="Georgia, Times New Roman, Times, serif">Propinsi:</font></td> <td><select name="propinsi"> <?php $c=mysql_query("SELECT * FROM propinsi"); while($d=mysql_fetch_array($c)) { echo"<option value='$d[id_propinsi]'>$d[propinsi]</option>"; }?> </select></td> </tr> <tr bgcolor="#FFFFFF"> <td height="34" bgcolor="#FFFFFF"><font size="3" face="Georgia, Times New Roman, Times, serif">Telepon:</font></td> <td><input type="text" name="telp" size="15"></td> </tr> <tr bgcolor="#FFFFFF"> <td height="34" bgcolor="#FFFFFF"><font size="3" face="Georgia, Times New Roman, Times, serif">Website/Email:</font></td> <td><input type="text" name="email" size="20"></td> </tr> <tr bgcolor="#FFFFFF"> <td height="34" bgcolor="#FFFFFF"><font size="3" face="Georgia, Times New Roman, Times, serif">Jenjang Pendidikan (Sekolah):</font></td> <td bgcolor="#FFFFFF"> <input type="radio" name="agama" value="Pendidikan_Agama"> <font size="3" face="Georgia, Times New Roman, Times, serif">Pendidikan Agama </font> <tr bgcolor="#FFFFFF"> <td height="34"> </td> <td bgcolor="#FFFFFF"> <input type="radio" name="umum" value="Pendidikan_Umum"> <font size="3" face="Georgia, Times New Roman, Times, serif">Pendidikan Umum</font> </td> </tr> <tr bgcolor="#FFFFFF"> <td height="34" bgcolor="#FFFFFF"><font size="3" face="Georgia, Times New Roman, Times, serif">Tokoh Pendiri:</font></td> <td><input type="text" name="tokoh"></td> </tr> <tr bgcolor="#FFFFFF"> <td height="34" bgcolor="#FFFFFF"><font size="3" face="Georgia, Times New Roman, Times, serif">Tahun Berdiri:</font></td> <td><input type="text" name="thn" size="8"></td> </tr> <tr bgcolor="#FFFFFF">
141
142
<th height="34" colspan="2" align="center" valign="bottom" bgcolor="#FFFFFF"> <input type="submit" name="submit" value="Tambah"></th> </tr> </form> <iframe name="submitExec" style="visibility: hidden; width: 100%; height: 0pt;"></iframe> </div> <?}?> </table> <!‐‐ =============F O O T E R============‐‐> <div class='spacer'></div> <div id='page_footer'> <p><strong><font size="2" face="Tahoma">Copyrights © 2010 Yeni Hilmi K.L. All Rights Reserved. </font></strong></p> </div></div></body></html> cek_data.php <?php include "../connect.php"; session_start();?> <!DOCTYPE HTML PUBLIC "‐//W3C//DTD HTML 4.01 Transitional//EN"> <head> <!‐‐ Site Title ‐‐><title>SIMPONTREN</title> </head> <body> <div id='page_wrapper'> <div id='page_header'> <object classid="clsid:D27CDB6E‐AE6D‐11cf‐96B8‐444553540000" codebase="http://download.macromedia.com/pub/shockwave/cabs/flash/swflash.cab#version=6,0,29,0" width="639" height="143"> <param name="movie" value="../img/head.swf"> <param name="quality" value="high"> <embed src="../img/head.swf" quality="high" pluginspage="http://www.macromedia.com/go/getflashplayer" type="application/x‐shockwave‐flash" width="639" height="143"></embed></object> </div> <div id='content_wrapper'> <div class='spacer'></div> <div id='right_side'> <h3>Menu</h3> <td height="87" align="left"><p> <!‐‐ =============M E N U============‐‐> <?php include "menu.php"; ?> </p> <h3>Jadwal Kegiatan</h3></div> </tr> <tr> <td width="25%" height="87" valign="top"> </td>
<div id='left_side'> <font size="2"> Assalamu'alaikum, <b><? echo $HTTP_SESSION_VARS["username"]; ?></b></font> <table width="350" height="221" border="2" align="center" bordercolor="#000000" bgcolor=transparent> <form action="ode_cek_data2.php" method="get" name="form"> <tr> <td height="33" colspan="5"><div align="center"><strong><font color="#000000" size="3" face="Georgia, Times New Roman, Times, serif">Cek Data esantren</font></strong></div></td> </tr> <tr> <td width="145" height="33">Nama Pesantren</td> <td width="195" colspan="4"><input type="text" name="nm"></td></tr> <tr> <td height="33">Propinsi</td> <td colspan="4"><strong> <select name="propinsi"> <?php $a=mysql_query("SELECT * FROM propinsi"); while($b=mysql_fetch_array($a)) {echo"<option value='$b[propinsi]'>$b[propinsi]</option>"; } ?> </select><strong></td> </tr><tr> <td height="33">Kategori</td> <td colspan="4"><strong> <select name="ktgr"> </select> </strong></td> </tr> <tr> <td>Tahun</td> <td colspan="4"><strong> <select name="thn"> <?php $c=mysql_query("SELECT * FROM data_has_tahun"); while($d=mysql_fetch_array($c)) { echo"<option value='$d[tahun]'>$d[data_has_tahun]</option>"; }?> </select> </strong></td></tr> <tr> <td><div align="left"></div></td> <td colspan="4"><strong> <input type="submit" name="Submit2" value="Cari">/strong></td> </tr> </form> </table> </div> <div class='spacer'></div> </div> <div id='page_footer'> <p><strong><font size="2" face="Tahoma">Copyrights © 2010 Yeni Hilmi K.L. All Rights Reserved. </font></strong></p> </div></div></body></html>