pengembangan modul metode permainan ...pengembangan modul metode permainan tradisional anak untuk...

188
PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Ridho Indra Pratama 151134176 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 25-Feb-2021

30 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

i

PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL

ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Ridho Indra Pratama

151134176

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

i

PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL

ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Ridho Indra Pratama

NIM : 151134176

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

ii

A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

iii

A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

1. Allah SWT. yang telah melimpahkan Rahmat serta Karunia-Nya sehingga

peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini.

2. Orang tua penulis, Bapak Bambang Indriyanto dan Ibu Sri Martuti sebagai

orang tua yang selalu mendoakan, mendukung, membimbing, dan

memberi semangat saya sehingga peneliti selalu termotivasi untuk segera

menyelesaikan skripsi.

3. Arinda Rizky Mahesa Jati sebagai adik yang selalu menemani dan

memberikan semangat kepada saya.

4. Teman-teman payung permainan tradisional anak yang saling mendukung

dan berbagi pengalaman selama proses pembuatan skripsi ini.

5. Teman-teman kelas A dan satu angkatan PGSD 2015, terimakasih sudah

berdinamika selama berproses di Universitas Sanata Dharma.

6. Almamater Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan seluruh pendidik

dalam Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

v

MOTTO

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama

kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu

urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada

Tuhanmulah engkau berharap.” (QS. Al-Insyirah,6-8)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakata, 21 November 2019

Peneliti

Ridho Indra Pratama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Ridho Indra Pratama

Nomor Mahasiswa : 15113476

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universtas Sanata Dharma, karya ilmiah saya yang berjudul:

Pengembangan Modul Metode Permainan Tradisional Anak Untuk

Pembelajaran Kelas I Tema 3 Subtema 2

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 21 November 2019

Yang menyatakan

Ridho Indra Pratama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL

ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2

Ridho Indra Pratama

Universitas Sanata Dharma

2019

Penelitian ini dilatar belakangi berdasarkan kebutuhan guru akan

kurangnya sumber belajar berupa modul pembelajaran menggunakan permainan

tradisional anak sebagai bahan ajar atau sumber referensi penyampaikan materi

ajar. Pengembangan ini berawal dari kebutuhan guru mengenai ketersediaan

bahan ajar suatu pembelajaran yang di dalamnya terdapat unsur bermain.

Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan prosedur pengembangan modul

pembelajaran menggunakan permainan tradisional anak dan 2) mengetahui

kualitas modul pembelajaran menggunakan permainan tradisional anak bagi guru

kelas I sekolah dasar.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

(Research and Development). Penelitian ini menggunakan prosedur

pengembangan yang dimodifikasi dari Sugiyono, meliputi: 1) potensi dan

masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5) perbaikan

desain, 6) uji coba produk, 7) revisi produk. Instrumen dalam penelitian ini adalah

pedoman observasi, pedoman wawancara dan kuesioner yang digunakan untuk

mengumpulkan data. Data berupa hasil penilaian mengenai kualitas produk dan

saran untuk merevisi produk. Daftar pertanyaan digunakan untuk analisis

kebutuhan guru kelas I, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas

produk oleh dua ahli dan guru kelas I sekolah dasar. Hasil validasi yaitu, 1)

validasi produk dari dua ahli pakar dan seorang guru kelas I SD mendapat skor

rata-rata 4,3 dengan kategori sangat baik dan layak diuji cobakan setelah

dilakukan perbaikan. Hasil uji coba produk dari guru kelas I mendapat skor rata-

rata 4,34 dengan kategori “sangat baik” sehingga layak digunakan oleh guru. Jadi

dapat disimpulkan bahwa penelitian ini menunjukan produk modul pembelajaran

anak menggunakan permainan tradisional yang dikembangkan layak untuk

digunakan.

Kata kunci: penelitian dan pengembangan, modul pembelajaran, permainan

tradisional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

ix

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF CHILDREN TRADITIONAL GAME MODULE

METHOD FOR CLASS I LEARNING THEME 3 SUBTEMA 2

Ridho Indra Pratama

Sanata Dharma University

2019

This research is based on the teacher's need for the lack of learning

resources in the form of learning modules using traditional children's games as

teaching materials or reference sources for teaching material delivery. This

development starts from the teacher's needs regarding the availability of teaching

materials in a learning which contains play elements. This study aims to 1)

describe the procedure of developing learning modules using traditional

children's games and 2) determine the quality of learning modules using

traditional children's games for grade 1 elementary school teachers.

The type of research used is research and development. This study uses a

modified development procedure from Sugiyono, covering: 1) potential and

problems, 2) data collection, 3) product design, 4) design validation, 5) design

improvement, 6) product trial, 7) product revision. The instruments in this study

were observation guidelines, interview guides and questionnaires which were

used to collect data. Data in the form of the results of an assessment of product

quality and suggestions for revising the product. The questionnaire was used to

analyze the needs of class I teachers, while the questionnaire was used to validate

product quality by two experts and grade I teachers of primary schools. The

results of the validation are, 1) Product validation from two expert experts and a

grade I primary school teacher gets an average score of 4.3 with a very good

category and is worth testing after making improvements. The product trial

results from grade 1 teachers got an average score of 4.34 in the "very good"

category so that it was appropriate for teachers to use. So it can be concluded

that this study shows that children's learning module products using traditional

games developed are feasible to use.

Keywords: research and development, learning module, traditional games.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan berkat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik dan lancar. Skripsi ini berjudul “Pengembangan Modul

Metode Permainan Tradisional Anak Untuk Pembelajaran Kelas I Tema 3

Subtema 2”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti telah

memperoleh banyak doa, motivasi, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak

baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan

dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ibu Christiyanti Aprinastuti, M.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ibu Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

4. Ibu Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing I

yang telah sabar mendampingi, membimbing, dan mengarahkan peneliti

selama menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Bapak Andeas Erwin Prasetya, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah

sabar mendampingi, membimbing, dan mengarahkan peneliti selama

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Yoseph Yapi Taum, M. Hum. yang telah berkenan membantu

dalam proses validasi produk.

7. Ibu Brigitta Erlita Tri Anggadewi, M.Psi. yang telah berkenan membantu

dalam proses validasi produk.

8. Ibu Theresia Mardinah, S.Si. selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Pugeran

yang telah memberi izin penelitian.

9. Ibu Valentine selaku guru kelas I SD Kanisius Pugeran yang telah membantu

peneliti dalam melakukan analisis kebutuhan.

10. Keluarga yang selalu mendoakan, memberikan dukungan serta semangat

kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Nanda Verawati yang selalu memberikan semangat dan motivasi.

12. Emanuel Dian Pramono teman seperjuangan dalam pembuatan skripsi ini

sekaligus sahabat saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

xi

13. Teman-teman satu payung skripsi permainan tradisional anak yang telah

berjuang bersama-sama.

14. Teman-teman PGSD angkatan 2015 dan semua pihak yang pernah

berdinamika selama masa perkuliahan.

15. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, terimakasih untuk

motivasi dan bantuannya.

Peneliti menyadari bahwa penelitian skripsi ini masih memiliki banyak

keterbatasan dan kekurangan. Oleh karena itu, peneliti membutuhkan kritik dan

saran yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya, peneliti mengucapkan

selamat membaca dan semoga bermanfaat bagi pembaca dan kita semua.

Yogyakarta, 11 November 2019

Peneliti

Ridho Indra Pratama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv

HALAMAN MOTTO .............................................................................................. v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................... vii

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......... vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

ABSTRACT ............................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................. x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii

BAB I ....................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 8

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 8

E. Spesifikasi Produk ...................................................................................................... 9

F. Definisi Operasional ................................................................................................. 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

xiii

BAB II .................................................................................................................... 12

LANDASAN TEORI ............................................................................................. 12

A. Kajian Pustaka.......................................................................................................... 12

1.1 Teori Perkembangan Anak .................................................................................. 12

2. Kurikulum ................................................................................................................. 18

2.1 Kurikulum 2013 .................................................................................................. 19

3. Modul Pembelajaran ................................................................................................. 22

4. Permainan Tradisional .............................................................................................. 29

4.1 Nilai-nilai dan Manfaat dalam Permainan Tradisional ....................................... 30

4.2 Jenis-Jenis Permainan Tradisional .......................................................................... 31

B. Penelitian Yang Relevan .......................................................................................... 46

C. Kerangka Berpikir .................................................................................................... 52

D. Pertanyaan-pertanyaan Penelitian ............................................................................ 55

BAB III .................................................................................................................. 56

METODE PENELITIAN ....................................................................................... 56

A. Jenis Penelitian ......................................................................................................... 56

B. Prosedur Pengembangan .......................................................................................... 58

C. Setting Penelitian ...................................................................................................... 61

1. Lokasi Penelitian ................................................................................................... 61

2. Subjek Penelitian .................................................................................................. 61

3. Objek Penelitian ................................................................................................... 61

4. Waktu Penelitian ................................................................................................... 62

E. Uji Validasi Produk .................................................................................................. 62

F. Teknik Pengumpulan Data........................................................................................ 63

1. Observasi ............................................................................................................... 63

2. Wawancara ............................................................................................................ 65

3. Kuesioner .............................................................................................................. 66

G. Instrumen Penelitian ................................................................................................ 67

1. Kisi-kisi Observasi ................................................................................................ 67

2. Kisi-kisi Wawancara ............................................................................................. 69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

xiv

3 Kisi-kisi Kuesioner ................................................................................................ 70

H. Validitas ............................................................................................................... 73

I. Teknik Analisis Data ................................................................................................. 74

1. Data Kualitatif ....................................................................................................... 74

2. Data Kuantatif ....................................................................................................... 75

BAB IV .................................................................................................................. 79

HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN ................... 79

A. Analisis Penelitian Pengembangan .......................................................................... 79

1. Prosedur Penelitian ............................................................................................... 79

1.1 Potensi dan Masalah ............................................................................................... 79

1.2 Pengumpulan Data .................................................................................................. 83

1.3 Desain Produk ........................................................................................................ 86

1.4 Validasi ................................................................................................................... 95

1.5 Perbaikan Desain .................................................................................................... 97

1.6 Data Validasi ........................................................................................................... 97

1.6.1 Data Validasi Oleh Ahli I dan Revisi Produk .................................................. 97

1.6.2 Data Validasi Oleh Ahli I dan Revisi Produk ................................................ 100

1.6.3 Data Validasi oleh Guru Kelas I SD .............................................................. 102

1.7 Uji Coba Produk ................................................................................................... 104

1.8 Revisi Produk ........................................................................................................ 108

2. Kualitas Modul Pembelajaran Menggunakan Permainan Tradisional Anak Untuk

Kelas I Sekolah Dasar Tema 3 Subtema 2 .................................................................. 110

B. Kajian Produk Akhir .............................................................................................. 112

1. Sampul Modul Pembelajaran .............................................................................. 112

2. Bagian-bagian Modul Pembelajaran Setelah Direvisi ........................................ 113

C. Pembahasan ............................................................................................................ 115

BAB V .................................................................................................................. 124

PENUTUP ............................................................................................................ 124

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 124

B. Keterbatasan Penelitian .......................................................................................... 125

C. Saran ....................................................................................................................... 126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

xv

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 127

LAMPIRAN ......................................................................................................... 131

Lampiran 12 Curriculum Vitae ............................................................................ 169

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Potensi dan Masalah ……………………………. 67

Tabel 3.2 Kisi-kisi Observasi Siswa Uji Coba Lapangan …………………........ 68

Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara Potensi dan Masalah …………………...……... 69

Tabel 3.4 Kisi-kisi wawancara kepada guru kelas I ………………………….… 69

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Uji Validasi untuk Pakar dan Guru ………….…. 70

Tabel 3.6 Kisi-kisi Uji Coba Modul Pembelajaran .……………………………. 71

Tabel 3.7 Kriteria Kelayakan Instrumen ……………………...……………….. 73

Tabel 3.8 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima …….…….. 76

Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Wawanacara Guru Kelas I SD ………………....... 83

Tabel 4.2 Skor Penilaian Instrumen Modul Pembelajaran oleh Para Ahli ……. 95

Tabel 4.3 Komentar dan Saran Ahli I dan Revisi ………………………………. 97

Tabel 4.4 Komentar dan Saran Ahli II dan Revisi…………………………....... 101

Tabel 4.5 Komentar dan Saran dari Guru Kelas I SD dan Revisi …………....... 103

Tabel 4.6 Hasil Uji Coba Subjek Penelitian ……………………………………. 106

Tabel 4.7 Pengamatan Uji Coba Produk ……………………………………….. 107

Tabel 4.8 Rekapitulasi Skor Hasil Validasidan Uji Coba Lapangan ………....... 111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Literature Map…………………………………………………………. 51

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan Menurut Sugiyono …. 57

Gambar 3.2 Langkah-langkah Penelitian yang Digunakan Oleh Peneliti …………... 58

Gambar 4.1 Sampul Modul …………………………………………………………. 88

Gambar 4.2 Kata Pengantar Modul …………………………………………………. 89

Gambar 4.3 Daftar Isi Modul ……………………………………………………….. 89

Gambar 4.4 Kompetensi Inti Modul ……………………………………………...… 90

Gambar 4.5 Ilustrasi Permainan …………………………………………………….. 91

Gambar 4.6 Deskripsi dan Isi Setiap Permainan ……………………………………. 91

Gambar 4.7 Daftar Pustaka Modul ………………………………………………….. 94

Gambar 4.8 Biografi Penulis Modul ……………………………………………....... 95

Gambar 4.9 Revisi Isi Modul Tentang Cara Bermain ………………………………. 98

Gambar 4.10 Revisi Kata Pengantar ………………………………………………... 99

Gambar 4.11 Revisi Isi Modul Tentang Materi Pelajaran ………………………….. 100

Gambar 4.12 Revisi Warna Modul …………………………………………………. 102

Gambar 4.13 Revisi Sampul modul ………………………………………………… 104

Gambar 4.14 Perbaikan Langkah Permainan Sapiring Dua Piring …………………. 110

Gambar 4.15 Refleksi Pembelajaran ………………………………………………... 110

Gambar 4.16 Hasil Akhir Sampul Modul Setelah Direvisi …………………………. 113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ……………………………………… 130

Hasil Wawancara Guru Kelas I ……………………………………………... 134

Hasil Validasi Ahli I ………………………………………………………… 136

Hasil Validasi Ahli II ………………………………………………………... 140

Hasil Validasi Guru Kelas I …………………………………………………. 144

Hasil Uji Coba Produk Guru Kelas I ………………………………………... 148

Rekapitulasi Skor Hasil Validasi dan Skor Uji Coba Produk ………………. 152

Surat Ijin Penelitian …………………………………………………………. 153

Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ……………………………... 154

Gambar Produk yang Dikembangkan ……………………………………….. 155

Foto Uji Coba Produk ……………………………………………………….. 168

Curriculum Vitae ……………………………………………………………. 169

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab I ini berisi tentang (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah,

(3) tujuan penelitian, (4) spesifikasi produk, dan (5) definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Perubahan kurikulum mengacu pada kebutuhan peserta didik dan tantangan

yang akan dihadapi di masa mendatang, serta tetap berlandaskan pada Pancasila

dan Undang-Undang Dasar 1945. Menurut Shobirin (2016: 4) kurikulum di

Indonesia telah mengalami perubahan pada tahun 1947, 1952, 1964, 1975, 1984,

1994, 2004, 2006 dan 2013. Kurikulum akan terus berganti berdasarkan kaitan

kurikulum dengan upaya pemerintah menciptakan suasana pembelajaran yang

sesuai dengan kebutuhan guru dan peserta didik. Kurikulum 2013 yang memiliki

pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, sehingga kurikulum 2013

dirasa sesuai dengan yang kurikulum yang dibutuhkan di Indonesia saat ini.

Menurut Shobirin (2016: 38), kurikulum yang digunakan pada saat ini dalam

pendidikan di Indonesia, yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013 erat kaitannya

dengan upaya pemerintah dalam menghasilkan peserta didik yang produktif,

kreatif, inovatif, dan efektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa),

keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terinteregasi.

Kurikulum 2013 memiliki pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi

pembelajaran berpusat pada peserta didik, pola pembelajaran satu arah (interaksi

guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaksi guru- peserta didik-

masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya), pola pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

2

terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu

dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui

internet), pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif mencari

(pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran

pendekatan sains), serta pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada kurikulum tersebut dilakukan sebagai

salah satu bentuk usaha dalam mencapai kesempurnaan pendidikan di Indonesia.

Kurikulum 2013 sudah digunakan beberapa sekolah dasar di Indonesia. Dalam

pelaksanaannya, kurikulum 2013 pada jenjang pendidikan dasar memiliki arah

dan tujuan untuk membentuk peserta didik yang memiliki keterampilan dan

kemampuan dasar membaca, menulis, dan berhitung sebagai bekal untuk

memperoleh pengetahuan yang lebih tinggi, mengembangkan potensi peserta

didik, serta membentuk mental dan kepribadian peserta didik (Shobirin, 2016:

13). Menurut Majid (2014: 37) penerapan kurikulum 2013 didasari dari

permasalahan yang dihadapi dalam kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 2006

atau kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).

Kegiatan pembelajaran akan semakin menarik bila dalam pelaksanaan

pembelajaran guru menggunakan metode-metode yang biasa digunakan pendidik

untuk menyampaikan suatu pembelajaran. Komponen-komponen yang dapat

memberikan konstribusi terhadap kualitas dan hasil pembelajaran yaitu peserta

didik, pendidik, materi, metode, sumber belajar, sarana, dan prasarana. Memilih

sebuah metode sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Metode-

metode yang baik akan membantu peserta didik dalam mengembangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

3

kemampuan yang dimilikinya (Karwono dan Mularsih, 2017: 7). Pendidik

sebaiknya menggunakan metode-metode yang dibutuhkan oleh peserta didik yang

akan berdampak pada ketertarikan peserta didik dan dapat menciptakan kelas

yang menyenangkan dan dapat membangkitkan minat peserta didik untuk belajar.

Sebuah metode diperlukan pendidik untuk menunjang dan membantu pendidik

dalam menyampaikan materi pelajaran.

Modul pembelajaran biasanya berisikan metode yang cocok dipakai pendidik

ketika melaksanakan pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Menurut Anwar

(2010: 24) modul pembelajaran merupakan bahan ajar yang disusun secara

sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode dan evaluasi yang dapat

digunakan secara mandiri untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Modul

pembelajaran bersifat fleksibel yang artinya dapat disesuaikan dengan kebutuhan

yang ada di lapangan. Hal ini menunjukkan salah satu bahan ajar yang sering

digunakan adalah modul pembelajaran, dengan menggunakan modul

pembelajaran merupakan salah satu cara untuk siswa dapat belajar secara mandiri

dan menyenangkan. Modul pembelajaran dapat diimplementasikan dengan

permainan tradisional sehingga siswa mampu belajar secara menyenangkan yaitu

belajar dan bermain.

Menurut pendapat Tedjasaputro (dalam Yumarlin, 2013: 77) belajar dengan

bermain memberikan kesempatan kepada anak untuk memanipulasi,

mempraktekkan, dan mendapatkan bermacam-macam konsep serta pengertian

yang tak terhitung banyaknya. Pembelajaran melalui permainan mampu

memberikan beberapa keuntungan. Pertama, apa yang dipelajari oleh peserta didik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

4

tidak hanya berupa pengetahuan akal semata, melainkan benar-benar dialami

secara nyata, pengalaman demikianlah yang sulit dilupakan. Kedua, pelajaran

yang diberikan dapat diterima secara menyenangkan, karena terkait dengan sifat

dasar permainan yang menghibur dan menggembirakan. Dengan demikian,

kemungkinan penolakan peserta didik terhadap apa yang diajarkan dapat

diminimalisir. Ketiga, karena permainan itu menyenangkan, bermain sekaligus

membangkitkan minat yang besar bagi peserta didik akan topik tertentu.

Sedangkan menurut Yumarlin (2013: 76) Permainan yang didesain dengan baik

akan mengembangkan keterampilan peserta didik dalam hal tertentu, karena

peserta didik menyukai hal tersebut.

Indonesia memiliki berbagai adat dan budaya yang melimpah, salah satunya

adalah permainan tradisional dari berbagai macam daerah. Namun kini

permainan-permainan tradisional mulai menghilang keberadaannya terutama di

kota-kota besar dan sekarang banyak anak-anak yang tidak mengenal permainan

tradisional yang ada padahal permainan tersebut merupakan warisan dari leluhur

rakyat Indonesia. Permainan tradisional mulai tersisih dikarenakan telah tercipta

permainan-permainan yang lebih mudah dilakukan dan menyenangkan hati anak-

anak walaupun permainan tersebut bukan berasal dari Indonesia. Permainan

modern memang dapat dengan mudah diakses melalui internet secara individual,

sehingga lebih menghemat waktu. Zaman sekarang ini teknologi sudah banyak

berkembang dalam hal video game dan game online yang menghiasi dan

menyuguhi hiburan bagi anak-anak (Hasanah dan Pratiwi, 2017: 33). Sebagai

contoh PlayStation (PS) yang merupakan produk dari Jepang. Dengan banyaknya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

5

permainan elektronik maupun non elektronik yang lebih menyenangkan dan

menghibur, maka sedikit demi sedikit keberadaan permainan tradisional mulai

diasingkan. Menurut Depdiknas (dalam Chabib, Djatmika, dan Kuswandi, 2017:

1) zaman era globalisasi banyak mempengaruhi aspek kehidupan, untuk itu perlu

pengembangan dalam proses pembelajaran tentang bagaimana cara belajar dan

bagaimana cara materi tersampaikan dengan baik. Hal ini senada dengan tugas

pendidik dan tenaga kependidikan yang berkewajiban menciptakan suasana

pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis serta

mempunyai komitmen secara professional. Dengan demikian guru harus lebih

kreatif dan guru harus lebih berperan sebagai fasilitator dengan mengoptimalkan

penggunakan berbagai bahan sumber ajar tanpa meninggalkan nilai-nilai budaya

dari Indonesia.

Kurniati (2016: 2) mengatakan bahwa dari permainan, anak-anak mampu

mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga memperoleh pengalaman yang

berguna dan bermakna, mampu membina hubungan dengan sesama teman baik di

dalam maupun diluar kelas, meningkatkan kosakata yang dimiliki anak, serta

mampu menyalurkan perasaan-perasaan yang tertekan dengan tetap melestarikan

budaya bangsa melalui permainan tradisional. Prihantiyani (dalam Sujarno, dkk.

2013:3) mengatakan bahwa di zaman sekarang lebih mudah mencari anak yang

bermain dengan menggunakan produk pabrik daripada permainan tradisional.

Berkembangnya zaman tentunya akan banyak permainan atau game-game yang

modern lainnya akan bermunculan sehingga cepat atau lambat permainan

tradisional yang secara turun temurun dilestarikan akan jarang dimainkan. Seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

6

yang ditemukan peneliti pada saat observasi di SD Kanisius Pugeran I bahwa

sebagian besar siswa kelas I belum banyak mengetahui apa itu permainan

tradisional, namun ketika ditanya beberapa permainan tradisional mereka

mengetahuinya seperti permainan congklak, petak umpet, dan engklek. Siswa

yang mengetahui nama dan cara permainan tradisional hanya 5 dari 10 siswa yang

peneliti mewawancarai. Hal seperti ini tidak boleh dibiarkan secara terus menerus

agar permainan tradisional anak tidak hilang dan agar tetap terus menerus

dilestarikan. Selain itu, seperti yang sudah diketahui permainan tradisional dapat

meningkatkan relasi antar individu dan melalui permainan tradisional anak-anak

dapat belajar dari hal-hal yang terdapat di lingkungan sekolah. Untuk menciptakan

situasi tersebut, maka anak memerlukan pengenalan terlebih dahulu. Dengan hal

tersebut cara yang tepat untuk mengenalkan permainan tradisional anak di dalam

ruang lingkup sekolah pada saat pembelajaran berlangsung.

Dalam hal ini, permainan tradisional anak digabungkan ke dalam satu

pembelajaran agar siswa mampu mempelajari materi yang disampaikan, dan siswa

mampu mengenali lingkungan belajar dengan cara berinteraksi antara siswa satu

dengan siswa yang lain. Hal ini diperkuat oleh penelitian yang relevan oleh

Yumarlin (2013) dalam jurnal yang berjudul Pengembangan Permainan Ular

Tangga Untuk Kuis Mata Pelajaran Sains Sekolah Dasar mengungkapkan bahwa

permainan tradisional mampu melibatkan anak secara aktif minimal indera

penglihatan dan pendengaran dan menggali kembali sisi kognitif dan jiwa

kompetisi anak dan juga dapat meningkatkan relasi antar siswa dalam sebuah

pembelajaran, selain itu materi permainan tradisional dapat digunakan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

7

menyampaikan kuis atau evaluasi pada pelajaran IPA. Dengan adanya penelitian

yang relevan tersebut dapat digunakan sebagai sumber yang akurat dalam

penerapan permainan tradisional yang dimodifikasi untuk menyampaikan materi

ajar sebagai sebuah bahan ajar.

Sejalan dengan hal tersebut, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan

dengan guru kelas I SD Kanisius Pugeran mengungkapkan bahwa guru

memerlukan bahan ajar yang didalamnya memuat materi dan dilengkapi dengan

strategi pembelajaran agar siswa dapat belajar didalam kelas maupun

dilingkungannya. Hal ini juga disampaikan guru kelas I SD Kanisius Pugeran (V.

Febrina, permainan tradisional yang digabungkan dengan materi pembelajaran

maka akan menunjang pembelajaran dan siswa dapat memahami materi yang

disampaikan, siswa juga dapat meningkatkan interaksi mereka dengan siswa yang

lainnya melalui permainan tradisional. 2019, Maret 6) Salah satu cara dengan

menggunakan permainan tradisional anak yang dirasa dapat membantu guru

dalam menyampaikan materi ajar dan dapat menciptakan proses pembelajaran

yang kreatif dan inovatif.

Berdasarkan uraian latar belakang dan kebutuhan guru, maka peneliti

berupaya untuk mengembangkan sebuah modul pembelajaran yang digabungkan

dengan permainan tradisional anak. Modul pembelajaran menggunakan

permainan tradisional ini diharapkan menambah referensi tambahan selain buku

pegangan guru demi menunjang proses belajar mengajar di dalam maupun diluar

kelas menjadi lebih aktif, kreatif, dan inovatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

8

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan batasan masalah maka dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana prosedur pengembangan modul pembelajaran menggunakan

permainan tradisional anak untuk kelas I Sekolah Dasar Tema 3 Subtema 2?

2. Bagaimana kualitas modul pembelajaran menggunakan permainan tradisional

anak untuk kelas I Sekolah Dasar Tema 3 Subtema 2?

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan prosedur perkembangan modul permainan tradisional anak

untuk kelas I Sekolah Dasar tema 3 subtema 2.

2. Mendeskripsikan kualitas modul pembelajaran menggunakan permainan

tradisional anak untuk kelas I Sekolah Dasar tema 3 subtema 2.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

Guru dapat menggunakan permainan anak tradisional sebagai media atau

pengantar pembelajaran. Guru memperoleh referensi berupa modul

pembelajaran menggunakan permainan tradisional anak untuk kelas I Sekolah

Dasar tema 3 subtema 2 sebagai bahan ajar tambahan yang dapat digunakan

untuk membantu materi pembelajaran.

2. Bagi Sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

9

Sekolah memperoleh bahan ajar tambahan berupa modul pembelajaran

menggunakan permainan tradisional anak untuk kelas I Sekolah Dasar tema 3

subtema 2.

3. Bagi program Studi PGSD

Penelitian ini dapat menambahkan pustaka program PGSD Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta terkait dengan pengembangan modul pembelajaran

permainan tradisional anak untuk kelas I Sekolah Dasar tema 3 subtema 2.

4. Bagi Peneliti

Peneliti akan mendapat pengalaman langsung dan meningkatkan wawasan

tentang jenis penelitian Research and Development (Penelitian dan

Pengembangan) dalam mengembangkan modul pembelajaran yang

menggunakan permainan tradisional anak untuk kelas I Sekolah Dasar tema 3

subtema 2.

E. Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangkan memiliki spesifikasi sebagai berikut:

1. Modul pembelajaran menggunakan bahasa yang sederhana untuk membuat

guru akan lebih mudah memahami isi modul.

2. Modul pembelajaran dibuat dengan penuh warna dan memiliki gambar di

dalamnya agar lebih menarik dan tidak mudah bosan saat dibaca serta berbeda

dari modul pembelajaran yang lain karena memasukan unsur permainan

tradisional di dalamnya yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

10

Gambar 1.1 Warna pada Modul

3. Modul pembelajaran bersifat kontekstual dengan anak, yaitu disusun dengan

menghubungkan dunia sekitar anak, sehingga sesuai dengan tahap

perkembangan anak pada usia sekolah dasar.

4. Isi modul pembelajaran memuat materi-materi pembelajaran tematik yang

nantinya akan disampaikan kepada peserta didik.

Gambar 1.2 Materi Pembelajaran pada Modul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

11

F. Definisi Operasional

1. Modul adalah sebuah bahan ajar yang disusun sistematis dengan bahasa yang

mudah dipahami oleh guru, sehingga siswa dapat mempelajari sendiri maupun

dengan bimbingan dari pendidik.

2. Permainan tradisional adalah suatu bentuk kegiatan permainan yang berasal

dan berkembang dari kebiasaan masyarakat daerahnya, dan diajarkan secara

turun temurun dari suatu generasi ke generasi berikutnya.

3. Pembelajaran adalah suatu proses penambahan pengetahuan atau wawasan

berupa interaksi antara peserta didik dan pendidik yang dilakukan secara sadar

guna meningkatkan kemampuan dan pengalaman baru yang dapat membantu

peserta didik untuk menyelesaikan persoalan secara kritis dan mandiri.

4. Kelas I adalah peserta didik pada jenjang sekolah dasar yang rata-rata berumur

6 atau 7 tahun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

12

BAB II

LANDASAN TEORI

Uraian dalam bab II ini terdiri dari (1) teori yang mendukung, (2) hasil

penelitian yang relevan, (3) kerangka berpikir, dan (4) pertanyaan penelitian.

A. Kajian Pustaka

1. Teori yang Mendukung

1.1 Teori Perkembangan Anak

Perkembangan adalah serangkaian perubahan yang berlangsung secara

terus menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang

dimiliki individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan,

dan belajar (Desmita, 2009: 9). Perkembangan menurut Piaget merupakan proses

spontan dimana organisme memainkan peran aktif. Proses perkembangan terdiri

atas empat faktor: maturasi, pengalaman transmisi sosial, dan faktor ekuilibrasi

yang bersifat menyatukan semuanya (Salkind, 2009: 313).

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan

anak adalah perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap

dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap

kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan, dan belajar. Pada tahap ini, siswa

dapat melakukan operasi logis yang dihadapkan pada permasalahan yang konkret.

Kemampuan tersebut perlu dilatih, diperkuat, dan dikembangkan untuk

mempertajam keterampilan-keterampilan mereka. Bahan ajar pembelajaran

dibutuhkan oleh siswa SD untuk melatih kemampuan memecahkan permasalahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

13

logis melalui benda-benda konkret. Melalui buku pelajaran, siswa dapat

mengetahui media yang digunakan untuk belajar. Berkaitan dengan tahap

perkembangan anak tersebut peneliti membuat permainan tradisional sebagai

media pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan anak.

1.1.1 Teori Perkembangan Kognitif Menurut Piaget

Menurut Piaget (dalam Suparno, 2013: 39) secara umum membedakan 4

tahap perkembangan kognitif seseorang, yaitu tahap sensori-motor (0-2 tahun),

tahap pra-operasional (2-7 tahun), tahap pemikiran operational konkrit (7-11

tahun), dan tahap pemikiran formal (11 tahun ke atas). Berikut ini adalah

penjelasan dalam setiap tahapannya :

1. Tahap sensorimotor (umur 0-2 tahun)

Pada Tahap ini, intelegensi anak lebih didasarkan pada tindakan inderawi anak

terhadap lingkungannya, seperti melihat, meraba, menjamah, mendengar,

membau, dan lain-lain. Pada tahap ini, anak belum mempunyai bahasa simbol

untuk mengungkapkan adanya suatu benda yang tidak berada di dekatnya.

Perkembangan anak pada tahap ini dimulai dengan reaksi refleks anak

terhadap rangsangan dari luar.

2. Tahap Pra-operasi (2-7 tahun)

Pada tahap ini pemikiran pra-operasi dicirikan dengan adanya fungsi semiotic,

yaitu menggunakan simbol atau tanda untuk menyatakan atau menjelaskan

suatu objek yang saat itu tidak berada bersama subjek. Tahap ini juga dicirikan

dengan pemikiran intuitif pada anak. Dengan adanya simbol itu, seorang anak

dapat mengungkapkan dan membicarakan suatu hal yang sudah terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

14

3. Tahap Operasi Konkret (7-11 tahun)

Tahap operasi konkret (concrete operations) dicirikan dengan perkembangan

sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis.

Dengan operasi itu, anak telah mengembangkan sistem pemikiran yang logis

yang dapat diterapkan dalam memecahkan persoalan-persoalan konkret yang

dihadapi. Ciri utama dari pemikiran logis tersebut adalah adanya transformasi

reversible atau sistem kekebalan. Anak masih menerapkan logika berpikir

pada barang-barang konkret, belum bersifat abstrak apalagi hipotesis sehingga

mereka masih mempunyai kesulitan dalam memecahkan masalah atau

persoalan yang mempunyai banyak variable.

4. Tahap Operasi Formal (11 tahun ke atas)

Tahap terakhir dalam perkembangan kognitif menurut Piaget. Ini terjadi pada

umur sekitar 11 atau 12 tahun ke atas. Pada tahap ini, seorang remaja sudah

dapat berpikir logis, berpikir dengan pemikiran teoritis formal berdasarkan

proposisi-proposisi dan hipotesis, dan dapat mengambil kesimpulan lepas dari

apa yang dapat diamati saat itu. Ciri pokok perkembangan pada tahap ini

adalah anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan

pola berpikir “kemungkinan”. Anak sudah memiliki kemampuan menarik

kesimpulan, menafsirkan, dan mengembangkan hipotesis dengan model

berpikir ilmiah tipe hipothetico deductive dan inductive.

Menurut penjelasan dari ahli dapat dijelaskan bahwa tahap perkembangan

anak atau siswa yang akan peneliti gunakan dalam pembuatan pengembangan

modul permainan tradisional anak, berdasarkan pada tahap operasional konkret

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

15

(7-11 tahun) karena rata-rata umur anak kelas I Sekolah Dasar telah memasuki

tahap perkembangan operasional konkret. Dimana pada tahap perkembagan ini

ditandai dengan adanya sistem operasi terhadap objek konkret/nyata yang

dibutuhkan oleh siswa kelas I untuk mengenal lingkungannya secara langsung

terhadap objek konkret/nyata. Berkaitan dengan modul yang peneliti buat, modul

membuat permainan tradisional dengan menggunakan benda-benda konkret sesuai

dengan tahapan perkembangan anak.

1.1.2 Teori Perkembangan Sosial Vygotsky

Perkembangan sosio emosi merupakan pencapaian individu terhadap

kemampuan perilaku/sikap dengan harapan sosial yang sesuai di lingkungan

sosialnya. Perkembangan sosio emosi adalah kemampuan anak dalam

menyesuaikan diri terhadap dunia social dalam ruang lingkup yang lebih luas.

Pada perkembangan sosio emosi Vygotsky beranggapan bahwa suatu

perkembangan langsung dipengaruhi dengan adanya perkembangan kognitif.

Dalam penyampaian istilah yang digunakan ialah scaffolding dan zone of

development (ZPD) (Sugihartono, dkk 2013: 113).

Menurut Vygotsky (dalam Mutiah, 2010: 81-82) pembelajaran berdasarkan

scaffolding merupakan upaya untuk menumbuhkan keterampilan siswa dalam

memecahkan suatu masalah untuk mencapai keberhasilan. Hal tersebut tentunya

menekankan pentingnya guru sebagai fasilitator dalam perkembangan potensi

siswa dengan tujuan siswa mampu terealisir menjadi actual. Dalam

pelaksanaannya peran guru bertugas untuk mengawasi dan memberikan apresiasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

16

ketika siswa sedang melakukan aktivitas dalam memecahkan sebuah masalah

dengan harapan siswa mampu mencapai keberhasilan. Selain itu, guru bertugas

memberikan bantuan kepada siswa ketika siswa belum mengetahui atau lupa

mengenai hal yang mesti siswanya lakukan. Oleh karena itu pembelajaran

scaffolding dapat menambah motivasi siswa merespon dengan antusias, melatih

siswa dalam mengambil resiko, meningkatkan rasa ingin tahu siswa, dan

membantu siswa untuk mengakui keberhasilan yang diperoleh.

Berbeda dengan konstruktivisme kogintif Piaget, konstruktivisme sosial yang

dikembangkan oleh Vygotsky adalah bahwa belajar bagi anak dilakukan dalam

interaksi dengan lingkungan sosial maupun fisik. Inti konstruktivisme Vygotsky

adalah interaksi antara aspek internal dan eksternal yang penekanannya pada

lingkungan social dalam belajar (Sugihartono, dkk 2013: 113). Guru memberikan

keterampilan yang penting untuk pemecahan masalah secara mandiri seperti

berdiskusi dengan siswa, praktik langsung, dan memberikan penguatan. Guru

yang memberikan bantuan secara bertahap justru akan mengurangi pemahaman

siswa. Vygotsky telah mengidentifikasi empat fase pembelajaran scaffolding,

yaitu (1) pemodelan, dengan penjelasan secara verbal; (2) peniruan terhadap

pemodelan guru; (3) masa ketika guru mulai menghilangkan bantuannya; dan (4)

siswa telah mencapai level penguasaan seorang ahli.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa perkembangan sosial dipengaruhi

oleh peserta didik itu sendiri. Sikap sosial sebaiknya dimiliki anak karena setiap

anak membutuhkan interaksi sosial terhadap orang lain. Kemampuan anak dalam

mengembangkan sosioemosi inilah yang akan menempatkan anak pada level

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

17

perkembangan potensial. Dalam penelitian ini peneliti mengimplementasi

permainan tradisional dengan materi pelajaran agar siswa dapat bersosial dengan

baik melalui permainan tradisional sebagai media pembelajaran.

1.2 Teori Perkembangan Anak SD Usia Bawah

Usia anak untuk masuk SD umurnya berkisar 5-7 tahun. Pada masa

tingkatan SD anak harus melewati 6 kelas yang telah dibagi menjadi 2 bagian

yaitu kelas bawah (kelas 1-3) usia anak rerata pada usia 5-13 tahun dan kelas atas

( kelas 4-6) berusia kisaran 9-13 tahun. Anak usia SD tentu memiliki karakteristik

khusus sesuai dengan tahap perkembangannya. Menurut Hosnan (2016: 58-60)

yaitu 1) senang bermain, 2) senang melakukan aktivitas, 3) senang melakukan

kerja dalam sebuah kelompok, 4) senang melakukan, mempergerahkan sesuatu hal

secara langsung, 5) suka menangis, 6) sulit memahami apa yang disampaikan oeh

orang lain, 7) senang memperoleh perhatian dari orang lain, dan 8) suka meniru

yang dilakukan oleh teman sebayanya.

Suparno (2013: 24) mengungkapkan bahwa anak sekolah dasar berada

pada tahap operasional konkret, sehingga konsep yang tertanam pada tahap ini

ialah konsep yang samar-samar dan sekarang lebih konkret. Umunya pada

lingkungan sekolah pada tahap ini siswa sudah memiliki pemikirannya sendiri.

Namun agar lebih optimal dalam proses pengembangan potensi dibutuhkan

dorongan dan dukungan dari orang sekitar mereka.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa anak usia sekolah

banyak melakukan aktivitas dan dapat belajar dari lingkungannya. Dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

18

kesimpulan tersebut peneliti tertarik untuk mengembangkan modul metode

permainan tradisional anak untuk pembelajaran kelas I sekolah dasar. Modul

metode permainan tradisional anak dapat digunakan sebagai pegangan guru dalam

pembelajaran untuk menggunakan benda konkret melalui lingkungannya yang

dapat dilakukan dengan melakukan permainan tradisional anak sehingga anak

mampu memahami materi sesuai dengan tujuan dari pembelajaran yang harus

dicapai.

2. Kurikulum

Kurikulum menjadi salah satu hal pokok yang ada dalam proses belajar

mengajar. Kurikulum akan berkembang sejalan dengan perkembangan-

perkembangan pendidikan. Menurut Sukadinata (dalam Majid, 2014: 1)

menyatakan bahwa konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan

dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan serta bervariasi sesuai aliran

atau teori pendidikan yang dianutnya. Menurut pandangan lama, sejak zaman

Yunani kuno, kurikulum merupakan kumpulan mata pelajaran-mata pelajaran

yang harus disampaikan guru atau dipelajari siswa. Lebih khusus kurikulum

sering diartikan sebagai isi pelajaran. Pendapat-pendapat yang muncul berikutnya

telah beralih dari penekanan terhadap isi menjadi lebih menekankan pada

pengalaman belajar.

Pandangan lain menurut Sanjaya (dalam Fadillah, 2014: 14) selain

diartikan sejumlah mata pelajaran, kurikulum dapat pula dimaknai sebagai

serangkaian pengalaman belajar peserta didik. Sebagaimana disebutkan oleh para

tokoh pendidikan bahwa kurikulum buka hanya menyangkut mata pelajaran yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

19

harus dipelajari, melainkan menyangkut seluruh usaha sekolah untuk

mempengaruhi siswa belajar, baik di dalam maupun di luar kelas atau bahkan di

luar sekolah. Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti melihat kesamaan bahwa

kurikulum merupakan kumpulan mata pelajaran-mata pelajaran yang harus

dipelajari peserta didik dalam menempuh pendidikan di lembaga pendidikan.

Dalam penelitian ini, peneliti menyusun modul pembelajaran dengan

menyesuaikan kurikulum 2013 sehingga modul akan mencapai kompetensi dari

kurikulum 2013 yang dikembangkan di sekolah.

2.1 Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang utuh,

yaitu kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi dengan

memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai

kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Menurut Majid (2014)

Orientasi pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013 adalah untuk

menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan efektif melalui

penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan

pengetahuan (tahu apa). Hal ini dilandasi oleh adanya kesadaran bahwa

perkembangan kehidupan dan ilmu pengetahuan abad 21 telah terjadi pergeseran

ciri khas dibandingkan dengan abad sebelumnya, yaitu merupakan abad informasi,

komputasi, otomasi, dan komunikasi.

Menurut Fadillah (2014: 16), kurikulum 2013 ini adalah pengembangan dari

kurikulum yang telah ada sebelumnya, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi yang

telah dirintis pada tahun 2004 maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

20

pada tahun 2006. Salah satu yang menjadi titik tekan yang terpenting pada

Kurikulum 2013 ini adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan

hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Kurikulum 2013 berusaha untuk menanamkan nilai-nilai yang tercermin pada

sikap dapat berbanding lurus dengan ketrampilan yang diperoleh peserta didik

melalui pengetahuan di bangku sekolah. Pembelajaran dalam kurikulum 2013 ini

lebih bersifat tematik integratif dalam semua mata pelajaran.

Terkait dengan pengertian bebrapa ahli di atas tentang kurikulum dapat

disimpulkan bahwa kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang sudah

disempurnakan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum berbasis kompetensi

(KBK) yang mengembangkan beberapa aspek yaitu sikap (tahu mengapa),

keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa). Kurikulum 2013 juga

menerapkan pembelajaran secara tematik dan menggunakan pendekatan saintifik

dan lebih menekankan pada pendidikan karakter pada anak. Berkaitan dengan

pendapat ahli modul metode permainan anak tradisional dapat digunakan pada

kurikulum 2013 sebagai bahan ajar guru, karena isi modul pembelajaran dengan

permainan tradisional mencakup aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

2.1.2 Tujuan dan Fungsi Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 memiliki beberapa tujuan, Menurut Fadlillah (2014: 25)

yaitu 1) meningkatkan mutu pendidikan dengan menyeimbangkan hard skill dan

soft skill melalui kemampuan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam rangka

menghadapi tantangan global yang terus berkembang, 2) membentuk dan

meningkatkan sumber daya manusia yang produktif, kreatif, dan inovatif, 3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

21

meringankan tenaga pendidikan dalam menyampaikan materi dan menyiapkan

administrasi mengajar, 4) meningkatkan peran serta pemerintah pusat dan daerah

serta warga masyarakat secara seimbang dalam mengendalikan kualitas

pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan, serta 5) meningkatkan

persaingan yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang

akan dicapai.

2.1.3 Karakteristik Kurikulum 2013

Menurut Kemendikbud (dalam Widyastono, 2014: 131) mengungkapkan

karakteristik kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: 1) Mengembangkan sikap

spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan

intelektual dan psikomotorik secara seimbang, 2) Memberikan pengalaman belajar

terencana ketika peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke

masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai bahan ajar secara seimbang, 3)

Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan serta menerapkannya

dalam berbagai situasi di sekolah maupun masyarakat, 4) Memberi waktu yang

cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan

ketrampilan, 5) Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang

dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran, 6) Kompetensi inti

kelas menjadi unsur pengorganisasian kompetensi dasar, di mana semua

kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai

kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti, dan 7) Kompetensi dasar

dikembangkan berdasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

22

(reinforced) dan memperkaya (enriched) antara mata pelajaran dan jenjang

pendidikan.

Berdasarkan tujuh karakteristik yang ada pada kurikulum 2013 tersebut dapat

disimpulkan bahwa di dalam kurikulum 2013 yang bertujuan menciptakan peserta

didik yang berkualitas. Pembelajaran akan memberikan pengalaman belajar dan

mengembangkan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan siswa.

3. Modul Pembelajaran

Menurut Prastowo (2015: 106) modul merupakan bahan ajar yang disusun

sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa sehingga siswa dapat

mempelajari materi sendiri maupun dengan bimbingan dari pendidik. Menurut

Daryanto (2013: 9) modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas

secara utuh dan sistematis, di dalamnya untuk membantu peserta didik menguasai

tujuan belajar yang spesifik. Modul yang baik di dalamnya mencakup aspek

pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dikemas secara sistematis. Selain itu

modul juga harus mampu mengatasi keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki

seperti ruang, waktu, dan daya perkembangan siswa.

Adapun menurut Depdiknas (2008: 6) mendefinisikan modul sebagai

bahan ajar cetak untuk dipelajari oleh siswa yang dilengkapi dengan petunjuk

belajar secara mandiri. Petunjuk dalam modul dibuat secara jelas agar siswa

mudah untuk memahami. Pendapat lain dari Purwanto, Rahadi, & Lasmono

(2007: 9) menjelaskan bahwa modul merupakan bahan belajar yang didesain

secara sistematis berdasarkan kurikulum dan dikemas dalam bentuk satuan

pembelajaran terkecil yang dapat dipelajari dalam waktu tertentu. Modul didesain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

23

secara teratur sesuai dengan materi dan saling berhubungan dalam

mempelajarinya.

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa modul

pembelajaran adalah bahan ajar yang tersusun secara sistematis dan menarik yang

mencakup isi materi, metode dan evaluasi dengan menggunakan bahasa yang

sederhana sehingga mudah dipahami dan bertujuan untuk memberikan

kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut cara masing-masing. Belajar siswa

menjadi lebih aktif dan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Modul adalah

bahan ajar cetak yang didesain sistematis berdasarkan kurikulum untuk belajar

siswa secara mandiri ataupun dengan bimbingan guru dalam waktu tertentu dan

dilengkapi petunjuk yang jelas agar siswa dapat menguasai materi. Berkaitan

dengan pendapat maka peneliti membuat modul dengan desain yang sesuai

dengan umur siswa kelas 1 sekolah dasar, dengan materi seperti yang ada pada

buku tematik kurikulum 2013. Permainan tradisional yang diimplementasi juga

diberi petunjuk yang jelas agar siswa dapat belajar sendiri.

3.1 Modul

Menurut Rahdiyatna (2009: 2-3) untuk menghasilkan modul yang mampu

meningkatkan motivasi belajar, pengembangan modul harus memperhatikan

karakteristik yang diperlukan sebagai modul, yaitu:

1) Self Instruction, merupakan karakteristik penting dalam modul, dengan karakter

tersebut memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan tidak tergantung

pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter self instruction.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

24

2) Self Contained, modul dikatakan self contained bila seluruh materi

pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul tersebut. Tujuan dari konsep

ini adalah memberikan kesempatan peserta didik mempelajari materi

pembelajaran secara tuntas, karena materi belajar dikemas kedalam satu kesatuan

yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu

standar kompetensi/kompetensi dasar, harus dilakukan dengan hati-hati dan

memperhatikan keluasan standar kompetensi/kompetensi dasar yang harus

dikuasai oleh peserta didik.

3) Stand alone atau berdiri sendiri merupakan karakteristik modul yang tidak

tergantung pada bahan ajar/media lain, atau tidak harus digunakan bersama-sama

dengan bahan ajar/media lain. Dengan menggunakan modul, peserta didik tidak

perlu bahan ajar yang lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada

modul tersebut. Jika peserta didik masih menggunakan dan bergantung pada

bahan ajar lain selain modul yang digunakan, maka bahan ajar tersebut tidak

dikategorikan sebagai modul yang berdiri sendiri.

4) Adaptif Modul hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap

perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul tersebut dapat

menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta

fleksibel/luwes digunakan di berbagai perangkat keras (hardware).

5) Bersahabat/Akrab (User Friendly), modul hendaknya juga memenuhi kaidah

user friendly atau bersahabat/akrab dengan pemakainya. Setiap instruksi dan

paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

25

pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon dan mengakses

sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti,

serta menggunakan istilah yang umum digunakan, merupakan salah satu bentuk

user friendly.

3.2 Jenis Modul Pembelajaran

Menurut Hermawan (2009: 28) jenis modul pembelajaran memiliki dua jenis

yaitu modul sederhana dan modul kompleks yang dapat digunakan sebagai acuan

dalam membuat rancangan modul pembelajaran sebagai berikut:

a) Modul sederhana yaitu pembelajaran tertulis yang hanya terdiri atas 3-5

halaman, bahan pembelajaran ini dibuat untuk kepentingan pembelajaran

selama 1-2 jam pembelajaran.

b) Modul kompleks yaitu bahan pembelajaran yang terdiri atas 40-60 halaman,

untuk 20-30 jam pembelajaran. Modul ini dilengkapi bahan audio, video,

kegiatan percobaan, praktikum, dan sebagainya.

Berdasarkan jenis-jenis modul menurut ahli, modul yang akan peneliti

kembangkan modul yang terdiri dari 30-40 halaman saja, sehingga modul peneliti

belum bisa dikatakan menjadi modul kompleks. Modul yang akan dikembangkan

oleh peneliti termasuk ke dalam jenis modul untuk peserta didik yang berisi

kegiatan belajar yang digunakan oleh peserta didik.

3.3 Langkah-langkah Penyusunan Modul

Menurut Mulyasa (2004 : 43-45) modul merupakan paket belajar mandiri

yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan serta dirancang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

26

secara sistematis untuk membantu siswa mencapai tujuan belajar. Modul

memiliki beberapa komponen yaitu : (1) lembar kegiatan siswa , memuat

pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa. Susunan materi sesuai dengan tujuan

instruksional yang akan dicapai, disusun langkah demi langkah sehingga

mempermudah siswa belajar., (2) lembar kerja , menyertai lembaran kegiatan

siswa yang dipakai untuk menjawab atau mengerjakan soal-soal tugas atau

masalah-masalah yang harus dipecahkan, (3) kunci lembar kerja siswa ,berfungsi

untuk mengevaluasi atau mengoreksi sendiri hasil pekerjaan siswa. (4) lembar

soal, berisi soal-soal guna melihat keberhasilan siswa dalam mempelajari bahan

yang disajikan dalam modul, (5) kunci jawaban untuk lembar soal, merupakan alat

koreksi terhadap penilaian yang dilaksanakan oleh para siswa sendiri.

Menurut Nana Sujana (dalam Budiono dan Susanto, 2006: 80) Komponen-

komponen tersebut disusun menjadi sebuah modul dengan prinsip-prinsip

penyusunan sebagai berikut : (1) bahasa modul harus menarik dan selalu

merangsang siswa untuk berfikir, (2) informasi tentang materi pelajaran

dilengkapi oleh gambar-gambar atau alat peraga lainnya, (3) modul harus

memungkinkan penggunaan multimedia yang relevan dengan tujuan, (4) waktu

mengerjakan modul sebaiknya berkisar antara 4 sampai 8 jam pelajaran, (5)

modul harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa, dan modul memberi

kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikannya secara individual.

Dari uraian langkah-langkah penyusunan modul peneliti kemudian

menyusun modul dengan langkah-langkah seperti yang dipaparkan , yaitu (1)

modul menggunakan bahasa yang mudah dipahami semua orang, (2) materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

27

pembelajaran yang diimplementasi dengan permainan tradisional dilengkapi

dengan gambar yang konkret, (3) modul penelitian dilengkapi dengan soal

evaluasi sebagai tolak ukur siswa dalam pembelajaran, (4) modul permainan

tradisional dapat digunakan pada 1 pembelajaran atau 6 jam pelajaran pada siswa

SD kelas I, (5) desain modul disesuaikan dengan umur pembaca, yaitu siswa kelas

I SD.

3.4 Fungsi dan Tujuan Modul

Modul memiliki peranan penting dalam kegiatan pembelajaran. Apabila

dijabarkan lebih luas meliputi fungsi, dan tujuan. Hermawan (2009: 33)

menjelaskan bahwa fungsi dari modul adalah 1) mengatasi kelemahan sistem

pengajaran tradisional, 2) meningkatkan motivasi belajar, 3) meningkatkan

kreativitas pelatih dalam mempersiapkan pembelajaran individual, 4)

mewujudkan prinsip maju berkelanjutan, 5) mewujudkan belajar yang

berkonsentrasi.

Adapun tujuan dari sebuah modul pembelajaran, menurut pendapat dari

Nasution (2010: 205) mengemukakan bahwa tujuan dari pengajaran melalui

modul ada beberapa tujuan yatitu sebagai berikut: 1) Pertama adalah dapat

membuka kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan masing-

masing. 2) Kedua adalah pengajaran modul juga memberi kesempatan kepada

siswa untuk dapat belajar sesuai dengan cara sendiri-sendiri.

Dari fungsi dan tujuan yang dapat dipaparkan oleh ahli di atas modul

pembelajaran yang akan peneliti kembangkan yaitu fungsi modul pembelajaran

untuk mengatasi kelemahan sistem pelajaran tradisional, dan dapat meningkatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

28

motivasi belajar siswa, juga dapat berfungsi untuk meningkatkan kreativitas guru

dalam menyiapkan pembelajaran. Sedangkan tujuan modul untuk memberikan

kesempatan pada siswa agar dapat belajar sesuai dengan kecepatan masing-

masing dan agar siswa dapat belajar sesuai dengan cara individual.

3.5 Kelebihan dan Kekurangan Modul

Modul pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan dalam

pembelajaran yang dijelaskan sebagai berikut:

4.5.1 Kelebihan Modul

Menurut Santyasa (2009: 37) menyebutkan keunggulan modul pembelajaran

dengan penerapan modul sebagai berikut: 1) modul pembelajaran dapat

mengingkatkan motivasi belajar peserta didik dalam mengerjakan tugas

pembelajaran. 2) guru memberikan evaluasi kepada peserta didik untuk

mengetahui kemampuan belajar dan sejauh mana keberhasilan materi

pembelajaran yang dirancang dalam produk modul pembelajaran. 3) modul

pembelajaran digunakan sebagai bahan pembelajaran yang dirancang dalam satu

semseter. 4) modul pembelajaran yang disusun sesuai dengan kebutuhan peserta

didik secara akademik.

4.5.2 Kekurangan Modul

Menurut Mudhoffir (dalam Eko Budiono, Hadi Susanto, 2006: 80)

kelemahan penggunaan modul dalam proses pembelajaran adalah : (1) bila modul

didesain secara kaku dan tidak bervariasi, maka akan timbul kebosanan dalam diri

siswa karena siswa merasa belajar dengan cara-cara yang monoton. Oleh sebab itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

29

biasanya dilengkapi dengan penggunaan multimedia sebagai usaha menggugah

minat belajar siswa, (2) tidak semua siswa dan guru cocok dengan pendekatan

belajar mandiri seperti yang diterapkan dalam penggunaan modul, (3) penyusunan

modul biasanya melibatkan suatu tim perencana yang kompleks dan

membutuhkan waktu yang lama untuk menyusun sebuah modul yang berkualitas

baik, (4) karena penyusunan modul melibatkan suatu tim perencana yang

kompleks, maka guru sendiri terkadang kesulitan untuk menyusun sebuah modul

yang berkualitas baik

4. Permainan Tradisional

Uraian tentang permainan tradisional membahas beberapa hal antara lain

pengertian permainan tradisional, nilai-nilai yang terkandung dalam permainan

tradisional dan manfaat permainan tradisional.

Selain itu menurut Gelisli, Yucel & Yazici, Elcin (Dalam Ichsan, 2016)

bermain merupakan salah satu kebutuhan dasar anak. Anak-anak bisa

menggabungkan semua pengetahuan, keterampilan yang dibutuhkan di masa

depan melalui permainan, serta mampu menjelaskan diri mereka sendiri dan

menunjukkan keterampilan mereka.

Kurniati (2016: 2) mengungkapkan permainan tradisional merupakan

suatu aktivitas permainan yang tumbuh dan berkembang di daerah tertentu, yang

sarat dengan nilai-nilai budaya dan tata nilai kehidupan masyarakat dan diajarkan

secara turun-temurun. Dari permainan, anak-anak akan mampu mengembangkan

potensi yang dimilikinya, memperoleh pengalaman yang berguna dan bermakna,

mampu membina hubungan dengan sesame teman, meningkatkan pembedaharaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

30

kata, serta mampu menyalurkan perasaan-perasaan yang tertekan dengan tetap

melestarikan dan mencintai budaya bangsa.

Dari penjelasan mengenai pengertian permainan tradisional tersebut, dapat

dikatakan bahwa permainan tradisional adalah jenis permainan yang

mengikutsertakan kamampuan dengan budaya. Sehingga permianan ini dinilai

tidak memiliki dampak negatif terhadap anak. Permainan tradisional adalah

permainan yang masih tercampur oleh budaya sekitar, sehingga permainan ini

tidak menimbulkan dampak negatif bagi anak. Selain itu permainan tradisional

dikatakan sebagai permainan yang kreatif karena dapat melatih anak fokus,

melatih anak untuk memberikan penghargaan terhadap pencapaian temannya.

Permainan tradisional juga dapat membantu anak untuk menyesuaikan dirinya dan

mampu berinteraksi terhadap orang lain.

4.1 Nilai-nilai dan Manfaat dalam Permainan Tradisional

Setiap permainan tradisional mengandung beberapa nilai yang bermanfaat

untuk membantu anak membangun karakternya. Menurut Cahyono dalam Nur

(2013: 91-92) permainan tradisional cenderung menggunakan atau memanfaatkan

alat di lingkungan tanpa membeli sehingga perlu daya imajinasi dan kreativitas,

permainan melibatkan pemain yang relative banyak sehingga mampu membangun

interaksi anak. Permainan tradisional sendiri memiliki nilai-nilai luhur dan pesan-

pesan moral tertentu seperti nilai-nilai kebersamaan, kejujuran, tanggung jawab,

sikap lapang dada, dan taat pada aturan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

31

4.2 Jenis-Jenis Permainan Tradisional

5.3.1 Pindah Bintang

Permainan pindah bintang adalah nama permainan tradisional anak-anak

Kalimantan Timur. Tidak pernah diketahui secara pasti siapa yang menciptakan,

memberi nama, dan menyebarkannya. Pada intinya, pindah bintang bisa

dimainkan oleh anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Pindah bintang adalah

permainan yang sangat sederhana karena konsep permainannya hanya berpindah

tempat atau posisi berdiri. Penamaan permainan ini diambil dari gerakan bintang

di langit seolah-olah berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Teryata,

permainan semacam ini tercatat dalam sebuah ensiklopedia berjudul The Book of

Knowledge (Volume VII), sehingga diperkirakan permainan pindah bintang

berasal dari Eropa yang dibawa ke tanah Melayu pada masa colonial. (Tim

Playplus Indonesia, 2016).

Cara bermain sebelum dimodifikasi :

1) Para pemain membuat lingkaran atau petak diatas tanah dengan kapur atau

benda lain sebagai penanda “markas”. Pohon atau tiang juga bisa dipakai

sebagai “markas”. Jumlah “markas” tidak sesuai jumlah pemain. Jika total ada

7 orang, “markas” cukup dibuat 6 saja.

2) Para pemain melakukan hompimpa atau sut untuk menentukan siapa yang

menjadi penjaga atau berstatus “ajak”. Setelah penjaga terpilih, pemain lain

langsung menemmpati “markas” yang tadi dibuat atau memegang benda

pegangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

32

3) Jika semua pemain sudah siap, salah satu pemain memberi aba-aba untuk

berpindah “markas”. Jika aba-aba sudah diucapkan, semua pemain harus

pindah “markas”. Masa perpindahan inilah yang harus dimanfaatkan oleh

penjaga untuk merebut “merebut markas” pemain lain. Peraturannya, tidak

boleh saling dorong antar pemain dan satu “markas” tidak boleh diisi dua

orang.

4) Pemenang ditentukan dengan melihat siapa yang selalu mendapatkan

“markas” dan tidak pernah atau jarang menjadi penjaga.

Cara bermain yang sudah dimodifikasi :

1) Anak diminta untuk berhitung 1-3, guna untuk pembagian kelompok kecil.

2) Anak diminta membuat tempat pijakan berbentuk lingkaran, sembari guru

menjelaskan cara-cara permainan ini.

3) Setiap kelompok diminta untuk hom-pim-pa untuk mengundi siapa yang

berjaga.

4) Anak yang bermain pertama-tama akan mendengarkan aba-aba dari guru,

semua kelompok kecil memulai permainan dengan bersamaan.

5) Permainan dimulai saat guru memberikan aba-aba, anak yang gagal dalam

merebut tempat pijakan (lingkaran), maka siswa yang tidak dapat tempat

pijakan akan mendapatkan hadiah berupa 2 kata-kata tentang kegiatan di siang

hari misalnya “ma-kan si-ang” dan “be-la-jar di-se-ko-lah” untuk dibacakan di

tengah lingkaran permainan dengan menggerakan tubuh atau menari

sederhana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

33

6) Dalam setiap pijakan juga terdapat satu kata-kata yang harus dibaca siswa,

secara urut arah jarum jam dari yang ditunjuk yang jaga.

7) Ketika semua siswa sudah membaca kata-kata dan sudah siap dimulai kembali

maka guru boleh memulai kembali permainan dengan membunyikan aba-aba.

8) Di pijakan selanjutnya siswa seperti permainan awal. Soal kali ini berupa soal

membaca kata-kata lagi, contoh “cu-ci ta-ngan” maka pemain harus membaca

kata tersebut secara lancar.

9) Lanjut ke pijakan selanjutnya pemain kembali berlomba untuk mendapatkan

tempat pijakan kembali satu soal berupa “menyebutkan satu kata kegiatan di

siang hari”.

10) Di puncak puncak permaian Pindah Bintang, setelah pemain menjawab semua

pertanyaan, siswa kemudian merebut pijakan dengan sedikit gerakan tari

sederhana sambil bernyanyi “burung kakak tua” kemudian mulailah mencari

tempat pijakan. Kemudian pemain mengambil lagi satu soal berupa membaca

kata misalnya “ma-kan si-ang” pemain harus membaca dengan benar jika

ingin melanjutkan permainan.

11) Setelah siswa menjawab semua pertanyaan. Kemudian siswa mengambil lagi

satu soal berupa membaca sebuah bacaan singkat 1 kalimat yang sudah

disediakan. pemain harus membaca dengan benar jika ingin melanjutkan

permainan.

5.3.2 Kalla-kalla

Nama permainan ini adalah kalla-kalla, yang artinya menebak siapa yang

ada di balik sarung dengan cara meraba kaki atau kepala orang yang ada didalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

34

sarung tersebut. Permainan ini berasal dari Binongko, Kabupaten Wakatobi ini

biasa dimainkan saat ada acara pernikahan. Permainan ini dilakukan oleh anak-

anak saat menunggu orang tua mereka yang menghadiri persiapan acara

pernikahan. Biasanya seminggu sebelum pernikahan berlangsung, sudah ada

persiapan di tempat kedua calon mepelai. Orang tua mereka sibuk membantu

itulah, anak-anak biasa bermain kalla-kalla. Sayangnya, permainan ini sekarang

jarang dimainkan oleh anak-anak karena banyak jenis permainan modern yang

menggantikannya (Tim Playplus Indonesia, 2016: 142-143).

Cara Sebelum dimodifikasi :

1) Jumlah pemain berkisar antara 5-10 orang.

2) Sebelum memulai permainan dimulai perlu disepakati bersama atau diundi

terlebih dahulu siapa pemain pertama yang akan menjadi si penebak.

3) Tugas si penebak adalah semua orang yang ada di balik sarung atau kain

tersebut dengan cara meraba bagian kaki atau kepala.

4) Pergantian pemain dilakukan jika si penebak berhasil menebak semua orang

yang ada dibalik sarung atau kain dan si penebak selanjutnya adalah orang

yang akan pertama kali ditebak tadi.

5) Permainan ini tidak boleh dimainkan di saat terang karena si penebak akan

mudah mengenali orang yang ada di balik sarung atau kain.

6) Saat meraba, si penebak tidak boleh meraba daerah yang dapat membuat di

balik sarung atau kain tertawa dan bersuara karena hal itu akan memudahkan

si penebak untuk mengetahui orang yang ada di balik kain tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

35

Cara bermain yang sudah dimodifikasi peneliti :

1. Jumlah pemain berkisar antara 5-10 orang.

2. Sebelum permainan dimulai perlu disepakati bersama atau diundi terlebih

dahulu siapa pemain pertama yang akan menjadi si penebak. Dan

disepakati bagaimana pemberian hukuman yang berupa soal jika gagal

dalam menebak maupun jika orang di balik sarung atau kain berhasil

tertebak.

3. Tugas si penebak adalah menebak semua orang yang ada di balik sarung

atau kain tersebut dengan cara meraba bagian kaki atau kepala.

4. Jika penebak salah dalam menebak maka akan diberikan sebuah soal yang

diberi waktu 3 menit untuk mengerjakan sebuah soal.

5. Namun jika penebak benar dalam menebak maka siswa yang berada dalam

sarunglah yang akan diberikan soal.

6. Pergantian pemain dilakukan jika si penebak berhasil menebak semua

orang yang ada dibalik sarung atau kain si penebak selanjutnya adalah

orang yang pertama kali ditebak tadi.

7. Saat meraba, si penebak tidak boleh meraba daerah yang dapat membuat

orang di balik sarung atau kain tertawa dan bersuara karena hal itu akan

memudahkan si penebak untuk mengetahui orang yang ada dibalik sarung

atau kain tersebut.

5.3.3 Domikado

Permainan domikado adalah permainan berkelompok dimana permainan

tersebut terdiri dari beberapa anak yang membuat lingkaran dan tangannya saling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

36

menyambung. Tangan kiri berada dibawah tangan kanan rekan yang berada

disebelah kirinya, dan tangan kanan berada di atas tangan kiri rekan yang berdiri

di kanan. Permainan ini juga dilakukan dengan menyanyikan satu lagu yang

berjudul “Domikado”. Permainan ini dimainkan dengan menggunakan lagu tanpa

menggunakan alat. Permainan ini boleh dimainkan oleh anak perempuan ataupun

laki-laki. Biasanya permainan ini dimainkan di halaman rumah atau taman

bermain. Permainan ini dimainkan oleh minimal 3 orang atau lebih. Anak-anak

biasanya memainkan pada waktu luang di pagi, siang, sore dan malam hari. Nilai-

nilai yang terkandung dalam permainan ini, antara lain sportivitas, kreatifitas,

kecepatan dan ketangkasan. Menurut Kristiani (2015: 54) cara memainkan

permainan domikado pemain saling menyambungkan tangan antara satu dengan

pemain lain. Posisi tangan kiri berada dibawah tangan kanan teman yang ada

disebelah kanan. Anak yang ditepuk pada saat lagu berakhir makaharus keluar

dari lingkaran.

Cara Bermain sebelum dimodifikasi :

1) Seluruh pemain membentuk lingkaran.

2) Telapak tangan kanan di atas telapak kiri temannya.

3) Permainan dimulai dengan telapak tangan kanan menepuk telapak tangan

kanan teman di sebelahnya sambung-menyambung.

4) Kemudian menyanyikan lagu: Do Mi Ka Do... Mi Ka Do... Es Ka! Es Ka

Do... Es Ka Do... Bea Bea.. Cis! Cis! Cis! One! Two! Three! Four!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

37

5) Orang yang telapak tangannya kena tepuk ketika lagu berakhir harus keluar

dari lingkaran dan selamat. Lanjutkan hingga tersisa hanya 2 orang dan

tentukan.

Cara bermain setelah dimodifikasi :

1) Siswa dibagi dalam 1-3 kelompok kecil.

2) Kemudian setelah mendapatkan kelompok, siswa memposisikan diri masing-

masing dengan membuat lingkaran.

3) Kemudian pemain yang sudah duduk menyanyikan lagu “Domikado” dan para

siswa sudah mulai permainan.

4) Saat lagu sudah habis, maka pemain yang terkena tepuk saat lagu berakhir

maka ia akan diberikan soal yaitu membuat kalimat sederhana tentang aturan

di rumah.

5) Setelah itu jika siswa tidak berhasil menepuk temanya maka siswa yang tidak

berhasil yang harus menjawab soal yang diberikan.

6) Kemudian saat pemain yang sudah keluar dari lingkaran atau yang sudah

kalah, dapat bermain lagi tetapi dengan syarat berhasil mengerjakan soal yang

diberikan oleh guru, dengan cara menulis pada selembar kertas. Pertanyaan

membuat kosakata dengan melihat gambar yang diberikan oleh guru. Lakukan

berulang-ulang hingga semua siswa mendapatkan bagian untuk menjawab

soal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

38

5.3.4 Donal Bebek

Permainan yang sudah ada sejak tahun 2000-an ini sangat digemari anak-

anak di zamannya, bukan tanpa alasan permainan ini memiliki keunikan tersendiri

dan bisa dimainkan oleh banyak orang. Ya, permainan ini adalah Donal bebek,

yang diduga berasal Jawa. Nama Donal bebek sendiri sampai saat ini masih belum

jelas bagaimana mendapatkannya. Donal bebek adalah permainan yang dilakukan

dengan formasi melingkar. Secara umum permainan ini hampir sama dengan

permainan “mama pergi papa pergi”. Dimana para pemain akan mengikuti

gerakan sesuai dengan lagu yang dinyanyikan (Kurniati, 2016:76).

Cara bermain sebelum dimodifikasi :

1) Pemain dengan minimal 2 pemain, membuat lingkaran kecil dan

bergandengan tangan dengan pemain sebelahnya.

2) Lalu, nyanyian dimulai dengan “Donal Bebek. Maju 1 langkah. Mundur 3

langkah. 1 2 3…”. Dengan langkah kaki mengikuti lirik tersebut.

3) Setelah itu, para pemain bermain hompimpa dengan nyanyiannya.

4) Pemain yang menang akan mendapatkan satu kali kesempatan untuk

menginjak kaki pemain yang ada disebelahnya tanpa aba-aba dengan

menginjak ke samping kanan atau kiri.

5) Kemudian pemain sasaran harus bersiap untuk tetap bertahan dengan sigap,

menghindar ketika pemain yang akan menginjak tersebut akan bergerak dapat

menghindar dengan melompat, membuka kedua kaki, bahkan dengan diam

selama gerakan-gerakan tersebut tetap dalam posisi seimbang (tidak jatuh,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

39

tangan menempel tanah, dan bergerak sebelum pemain yang menginjak

bergerak). Jika terinjak, maka kalah dan tidak bisa melanjutkan permainan.

Jika tidak, pemain dapat melanjutkan permainan. Pemain yang tidak menjadi

sasaran harus tetap diam.

6) Selanjutnya, dimulai dengan menyanyikan lagu hompimpa lagi dengan posisi

dan cara yang masih sama meskipun kaki sudah hampir mendekati sasaran.

7) Satu pemain yang bertahan hingga akhir itulah yang menjadi pemenang.

Biasanya, pemain yang kalah mendapat hukuman.

Cara bermain setelah dimodifikasi oleh penulis :

1) Anak anak diminta untuk membentuk formasi melingkar. Kemudian

menentukan siapa yang akan menjadi ucing yang akan berdiri ditengah-tengah

lingkaran. Proses mencari ucing merupakan bagian dari permainan ini.

2) Setelah melingkar anak-anak mulai menyanyikan lagu “Donal

bebek…mundur tiga langkah…1…2…3”

Bintang-bintang di langit ada bintang (salah seorang anak menunjuk anak lain

yang ada dalam lingkaran sambil menyanyikan lagu tersebut, anak terakhir

ditunjuk dialah yang harus berada ditengah-tengah lingkaran dan harus

menjawab kuis dari guru seperti “buatlah kalimat dengan kata makan”

3) Setelah salah seorang siswa misalnya bernama Nanda ke tengah, maka

lagupun dilanjutkan lagi. Sambil berkeliling dan bertepuk tangan, anak-anak

berkeliling mengikuti bentuk lingkaran anak-anak menyanyikan lagu berikut

ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

40

Hansip..hansip penjaga malam

Ngintip..ngintip disekolahan

Betapa senangnya Nanda sekolah

Jam 12 masih ada di sana

Coel..coelin..coelin bubur ayam (Nanda dikelitikin)

Ciu..cium..ciumin bubur ayam

Dewa dewi disko..disko

La..la..la..la..sepak bola

Li..li..li..li..tari bali

Kepiting cina eo..eo

Senjata muda I..ja..ja..ja..i..ja..ja

Si jojon pulang sekolah celananya sobek sebelah

Mentang-mentang anak pa lurah

Dianterin sampai kerumah

4) Pada saat lagu selesai dinyanyikan Nanda yang berada di tengah menutup

matanya kemudian berkeliling dia menebak anak yang dipegangnya.

Misalnya, sambil diraba.

5) Jika Nanda benar menebak teman lainnya, maka teman lain akan mendapatkan

soal membuat kalimat dengan kata “membaca”

6) Jika Nanda salah menebak teman lainnya, maka Nanda akan mendapatkan

soal yang serupa. Permainan dimulai dengan formasi seperti awal, kecuali

yang jadi di tengah lingkaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

41

5.3.5 Sapiring Dua Piring

Permainan ini adalah permainan yang memiliki kesamaan dengan

permainan ucing beunang. Namun terdapat perbedaan juga muncul dari

permainan ini setiap anak yang mengikuti permainan ini harus memiliki nama

samaran terlebih dahulu. Sehingga pada saat ucing akan menyentuh pemain, maka

dia harus menyebutkan nama samaran pemain tersebut (Kurniati, 2016:79).

Cara bermain sebelum dimodifikasi :

1) Seorang yang berperan sebagai juri akan mempersiapkan kertas yang berisi

nama samaran masing-masing siswa yang ikut bermain.

2) Untuk menentukan siapa yang akan terlebih dahulu menentukan nama samara

anak-anak menyanyi lagu “sapiring dua piring” dengan posisi tangan kanan

dikepalkan, digabungkan dengan teman lainnya.

3) Salah seorang anak yang dianggap sebagai pemimpin memukul kepalan

tangan tersebut dengan intonasi lagu yang dinyanyikan.

4) Pada saat ketukan terakhir anak yang berada pada posisi tersebut menyebutkan

nama samara sesuai dengan undian yang diberikan juri misalnya “siti”

.kemudian lagu itu dilanjutkan “slamet” Pada saat lagu itu berhenti di tangan

pemain maka dialah yang akan memiliki nama samaran…

5) Untuk menentukan nama samaran lain, maka lagu terus dinyanyikan. Sampai

semua anak memiliki nama samaran masing-masing. Dan dengan nama

samaran.

6) Anak yang terakhir dan tidak memiliki nama samaran, maka ialah yang akan

menjadi ucing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

42

7) Setelah ucing diketahui, setiap anak yang memiliki nama samaran saling

memperkenalkan diri secara bergantian kepada ucing yang ditandai dengan

berjabat tangan. Kemudian permainan segera dimulai yang mana setiap berlari

menghindari kejaran ucing.

8) Ketika ucing dapat menyentuh pemain maka ucing harus menyebutkan nama

samaran pemain tersebut, jika benar maka pemain yang disentuh akan menjadi

ucing.

9) Namun jika ucing dapat menyebutkan nama samaran maka ucing masih

menjadi ucing kembali.

Cara bermain setelah dimodifikasi :

1) Guru mempersiapkan kertas yang berisi nama samara masing-masing siswa

yang ikut bermain.

2) Untuk menentukan siapa yang akan terlebih dahulu menentukan nama samara

anak-anak menyanyi lagu “sapiring dua piring”w dengan posisi tangan kanan

dikepalkan, digabungkan dengan teman lainnya.

3) Salah seorang anak yang dianggap sebagai pemimpin memukul kepalan

tangan tersebut dengan intonasi lagu yang dinyanyikan.

4) Pada saat ketukan terakhir anak yang berada pada posisi tersebut menyebutkan

nama samara sesuai dengan undian yang diberikan guru misalnya “Siti”

kemudian lagu itu dilanjutkan dengan nama “Parno” pada saat lagu itu

berhenti di tangan pemain maka dialah yang akan memiliki nama samaran

“Parno”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

43

5) Untuk menentukan nama samaran lain, maka lagu terus dinyanyikan. Sampai

semua anak memiliki nama samaran masing-masing. Dan dengan nama

samaran guru meminta siswa menuliskan satu kalimat dengan menggunakan

nama samaran misalnya “siang”

6) Anak yang terakhir dan tidak memiliki nama samaran, maka ialah yang akan

menjadi ucing.

7) Setelah ucing diketahui, setiap anak yang memiliki nama samaran saling

memperkenalkan diri secara bergantian kepada ucing yang ditandai dengan

berjabat tangan. Kemudian permainan segera dimulai yang mana setiap berlari

menghindari kejaran ucing.

8) Ketika ucing dapat menyentuh pemain maka ucing harus menyebutkan nama

samaran pemain tersebut, jika dia tidak bisa menyebutkan nama samaran maka

ucing harus membuat satu kalimat dengan kata-kata “sekolah”. Namun jika

ucing dapat menyebutkan nama samaran maka siswa yang tersentuh lah yang

menjadi ucing dan mendapatkan soal untuk menyusun salah satu kata dari

syair lagu “balonku ada lima”.

5.3.6 Delikan

Menurut Kurniati (2016: 32) permainan petak umpet atau ucing sumput ini

teridri dari dua suku kata, yaitu ucing (artinya-kucing), dan sumput (artinya-

sembunyi). Permainan ini dapat diterjemahkan bahwa seekor kucing akan mencari

mangsanya yang sedang bersembunyi di berbagai tempat. Permainan ini biasanya

dimainkan lebih dari 5 anak bahkan bisa juga anak satu kampung ikut bermain.

Inti dari permainan ini adalah mencari tempat persembunyian pemain lain sambil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

44

menjaga benteng pertahanan sendiri agar tidak disentuh oleh pemain lain. Benteng

adalah sebuah tembok atau bisa juga pohon yang harus dijaga pemain dari

sentuhan atau serangan pemain lain. Permainan ini tidak membutuhkan peralatan

khusus, cukup tembok atau pohon yang dapat dijadikan sebagai benteng

pertahanan.Cara bermain yang belum dimodifikasi menurut Kurniati (2016, : 32-

33) :

1) Sebelum permaian dimulai, terlebih dahulu tentukan anak yang akan menjadi

penjaga “benteng” dapat dilakukan dengan cara hompimpa jika pemain lebih

dari 2 orang.

2) Pilih tembok atau pohon yang akan dijadikan sebagai benteng.

3) Pada saat anak lain mencari tempat persembunyian, anak yang berperan

menjadi penjaga akan menutup matanya, sehingga tidak akan mengetahui di

mana teman-temannya bersembunyi. Di tengah permainan penjaga akan

bertanya “sudah belum?”, apabila teman-temannya mengatakan “belum” maka

penjaga akan terus menutup matanya, dan apabila ketika bertanya lagi tidak

ada yang menjawab berarti penjaga sudah bisa untuk memulai melakukan

pencarian.

4) Ketika tempat persembunyian pemanin lain diketahui maka penjaga akan

mengatakan misalnya,”Putri candak” artinya Putri ketahuan tempat

persembunyiannya sambil berlari memegang gawang.

5) Setelah satu orang diketahui, maka dia akan terus mencari teman lainnya yang

sedang bersembunyi sampai semua anak-anak yang bersembunyi dapat

ditemukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

45

6) Permainan ini akan dilanjutkan atas kesepakatan bersama, dan anak yang akan

menggantikan posisi penjaga adalah anak yang ditemukan pertama kali oleh

penjaga.

Cara permainan setelah dimodifikasi:

1) Sebelum permaian dimulai, terlebih dahulu tentukan anak yang akan menjadi

penjaga “benteng” dapat dilakukan dengan cara hompimpa jika pemain lebih

dari 2 orang.

2) Pilih tembok atau pohon di lingkungan sekitar sekolah yang akan dijadikan

sebagai benteng sesuai kesepakatan bersama.

3) Pada saat anak lain mencari tempat persembunyian, anak yang berperan

menjadi penjaga akan menutup matanya dan berhitung dari angka 1 - 20,

sehingga tidak akan mengetahui di mana teman-temannya bersembunyi. Di

tengah berhitung penjaga akan bertanya “sudah belum?”, apabila teman-

temannya mengatakan “belum” maka penjaga akan terus menutup matanya

dan melanjutkan berhitung, dan apabila ketika bertanya lagi tidak ada yang

menjawab berarti penjaga sudah bisa untuk memulai melakukan pencarian.

4) Pemain yang bersembunyi harus membawa satu benda dari alam yang

berada disekitar lingkungan sekolah seperti daun, bunga, biji kering, batu

kerikil dll. Nantinya benda-benda alam ini akan dilaporkan kepada guru apa

yang mereka peroleh.

5) Ketika tempat persembunyian pemain lain diketahui maka penjaga akan

berlari dan menepuk benteng dan meneriakan nama pemain yang berhasil di

temukan misalnya,”Didit candak” itu artinya Didit sudah kalah. Penjaga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

46

tidak boleh salah menyebut nama pemain yang bersembunyi maka dari itu

penjaga harus mengingat nama-nama pemain yang bersembunyi.

6) Jika pemain yang bersembunyi dapat berlari mendahului penjaga menuju

benteng lalu menepuknya kemudian berteriak “Didit lolos” artinya Didit

berhasil sampai ke benteng terlebih dahulu.

7) Setiap pemain yang bersembunyi yang sudah ditemukan harus mengambil

satu gulug kertas berisi soal yang dibawa oleh guru. Isi soal tersebut berisi

tentang melengkapi kalimat rumpang atau menyebutkan benda-benda alam

yang dapat digunakan untuk membuat karya seni. Contoh soal melengkapi

kalimat rumpang “Ani sedang . . . . buku di perpustakaan”.

8) Permainan akan berakhir jika pemain sudah ditemukan dari tempat

persembunyiannya.

9) Pemain yang menjadi penjaga selajutnya yaitu anak yang pertama kali

namanya disebutkan dan tidak berhasil menepuk benteng mendahului sang

penjaga.

B. Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian pengembangan ini dapat

dipaparkan sebagai berikut:

Dalam jurnal pertama, Rafika Nurrahmi (2017) Pengembangan Modul

Berbasis Kearifan Lokal Daerah Istimewa Yogyakarta Untuk Siswa Kelas III

Sekolah Dasar. Penelitian bertujuan untuk menghasilkan produk berupa modul

berbasis kearifan lokal Daerah Istimewa Yogyakarta tema pendidikan yang layak

untuk siswa kelas III SD. Hasil uji coba perorangan mendapat skor rata-rata 4,39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

47

dengan kategori sangat baik. Hasil uji coba kelompok kecil mendapat skor rata-

rata 4,57 dengan kategori sangat baik. Hasil uji coba lapangan mendapat skor rata-

rata 4, 56 dengan kategori sangat baik.

Adapun kesamaan yang dimiliki penelitian tersebut dengan peneliti yaitu: (1)

Penelitian relevan ini menggunakan metode Research & Development, (2)

Penelitian relevan ini berorientasi pada pembuatan produk sebagai hasil akhir, dan

(3) Penelitian relevan ini juga mengembangkan produk berupa modul

pembelajaran untuk memudahkan belajar siswa. Namun terdapat perbedaan dalam

penelitian ini dengan yang akan dilakukan peneliti yaitu: (1) Penelitian ini

menggunakan pengembangan R & D dari Thiagarajan, Semmel, and Semmel

yang disebut dengan model Four-D sedangkan Peneliti menggunakan langkah

penelitian dari Sugiyono, (2) Penelitian relevan ini menggunakan siswa kelas III

SD sebagai subjek penelitian sedangkan subjek peneliti akan menggunakan guru

kelas I SD sebagai subjek penelitian.

Penelitian yang kedua, adalah penelitian yang dilakukan Joko Siswoyo

(2015) dalam jurnalnya yang berjudul Pengembangan Alat Permainan Edukatif

Ular Tangga Matematika Pokok Bahasan Luas Bangun Datar Untuk Siswa Kelas

V SD Negeri I Sinduadi Mlati Sleman. Penelitian ini bertujuan untuk

menghasilkan alat permainan edukatif Ular tangga matematika pokok bahasan

luas bangun datar untuk siswa kelas V sekolah dasar yang layak digunakan. Hasil

penilaian ahli media mendapatkan ratarata skor 4,4 dengan presentase skor 87,8%

termasuk kategori sangat baik. Hasil penilaian ahli materi mendapatkan rata-rata

skor 4,8 dengan presentase skor 96,6% termasuk kategori sangat baik. Pada uji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

48

coba lapangan mendapatkan presentase skor 87,5% termasuk dalam kategori

layak. Uji coba lapangan utama mendapatkan presentase skor 96,2% termasuk

dalam kategori layak. Uji coba lapangan operasional mendapatkan presentase skor

98% termasuk dalam kategori layak.

Adapun kesamaan yang dimiliki penelitian tersebut dengan yang dilakukan

oleh peneliti: (1) Penelitian relevan ini menggunakan penelitian dan

pengembangan atau Research and Development yang juga digunakan oleh

peneliti, (2) Penelitian yang relevan in I berorientasi pada pembuatan produk

sebagai hasil akhir, (3) Penelitian yang relevan ini juga mengembangkan model

permainan tradisional yaitu ular tangga, adapun perbedaan dengan yang peneliti

lakukan yaitu: (1) Penelitian relevan ini menggunakan siswa kelas V SD sebagai

subjek penelitian sedangkan subjek peneliti akan menggunakan guru kelas I SD

sebagai subjek penelitian. (2) Permainan yang dikembangkan hanya satu

permainan saja, sedangkan permainan yang digunakan oleh peneliti menggunakan

6 permainan.

Penelitian yang relevan ketiga, penelitian dari Astuti (2015) yang berjudul

Pengembangan Permainan Tradisional Boi-boian Dalam Menanamkan Pola Pikir

Sains Anak Sekolah Dasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

tahapan dan hasil penerapan pengembangan strategi pembelajaran permainan

tradisional boi-boian dalam menanamkan pola pikir sains anak sekolah dasar.

Hasil analisis kebutuhan menunjukkan: strategi pembelajaran yang dipilih guru

lebih menekankan pada metode ceramah, dikte dan hafalan sehingga belum

mampu menanamkan pola pikir sains secara maksimal. Pola pikir peserta didik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

49

cenderung pasif; Guru belum pernah menerapkan strategi pembelajaran

kooperatif; Pengujian perbedaan hasil evaluasi penggunaan strategi dengan

independent sample t-test menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan nilai yang

signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, yaitu dengan nilai t hitung >

dari pada t tabel (2,226> 2,015) dan P value (0,03 < 0,05) dengan rata-rata nilai

kelas kontrol dan kelas eksperimen (78.96 < 82.57), serta dinyatakan lebih aktif

dalam hal mengamati, menanya, berargumen, mendengarkan dan kepercayaan

diri.

Adapun kesamaan yang dimiliki penelitian terebut dengan yang dilakukan

oleh peneliti yaitu: (1) penelitian relevan ini menggunakan metode penelitian

Research & Development yang digunakan oleh peneliti. (2) penelitian relevan ini

juga mengembangan permainan tradisional. Selain memiliki kesamaan, adapun

perbedaan dengan tulisan peneliti, yaitu: (1) penelitian menggunakan metode

penelitian Borg & Gall, sedangkan peneliti menggunakan metode penelitian

Sugiyono (2) penelitian relevan ini hanya menggunakan satu permainan aja,

sedangkan peneliti menggunakan enam permainan. (3) penelitian relevan di atas,

menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, observasi, dan penyebaran

angket, sedangkan peneliti menggunakan observasi, wawancara, dan kuesioner.

Berdasarkan ketiga penelitian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa jenis

penelitian research and development (RnD) berhasil menghasilkan produk

pengembangan modul pembelajaran dapat membantu siswa untuk dapat belajar

dengan menyenangkan dan meningkatkan semangat belajar siswa. Sedangkan

pengimplementasian permainan tradisional terdapat kelebihan yang ada pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

50

penelitian tersebut, yaitu berupa alat permainan edukatif yang dapat membantu

siswa dalam memperlajari luas bangun datar yang dilengkapi dengan buku

pedoman permainan dan perangkat alat permainan tersebut. Dalam mata pelajaran

sekolah dasar menunjukkan hasil bahwa permainan tradisional dapat

meningkatkan motivasi siswa dan meningkatkan kreativitas bagi guru. dalam

mengembangkan metode belajar. Modul permainan tradisional menggunakan

permainan tradisional ini dapat membantu guru untuk memudahkan dalam

penyampaian materi kepada siswa. Peneliti menemukan hal yang baru pada

penelitian ini yaitu bahan ajar berupa modul permainan tradisional yang

dikombinasikan dengan materi pembelajaran tema 2 subtema 3 kurikulum 2013

untuk kelas I Sekolah Dasar, yang dapat digunakan sebagai referensi guru untuk

mengajarkan pembelajaran melalui permainan tradisional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

51

Gambar 2.1 Literature Map Penelitian yang Relevan

Permainan Tradisional

Efi Tri Astuti

(2015) yang

berjudul

Pengembangan

Permainan

Tradisional Boi-

boian Dalam

Menanamkan

Pola Pikir Sains

Anak Sekolah

Dasar.

Joko Siswoyo

(2015) dalam

jurnalnya yang

berjudul

Pengembangan

Alat Permainan

Edukatif Ular

Tangga

Matematika

Pokok Bahasan

Luas Bangun

Datar Untuk

Siswa Kelas V

SD Negeri I

Sinduadi Mlati

Sleman.

Rafika Nurrahmi

(2017)

Pengembangan

Modul Berbasis

Kearifan Lokal

Daerah Istimewa

Yogyakarta

Untuk Siswa

Kelas III

Sekolah Dasar.

Ridho Indra Pratama (2019)

Pengembangan Modul Pembelajaran Menggunakan Permainan

Tradisional Anak Untuk Kelas 1 Sekolah Dasar Tema 3 Subtema 2

Pengembangan Modul

Pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

52

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran merupakan salah satu hal yang wajib dilakukan di

lingkungan sekolah. Dengan kegiatan tersebut berupa penyampaian materi secara

formal yang berhubungan dengan kehidupan sehari hari dan menggunakan cara-

cara tertentu. Penyampaian informasi dilakukan dengan tujuan agar siswa dapat

mengetahui hal-hal baru yang ada di lingkungan sekitarnya. Dengan banyak

informasi mengetahui hal-hal yang baru dapat membantu siswa dalam

menyelesaikan persoalan-persoalan yang akan dihadapinya kelas. Guru dapat

menciptakan proses belajar dengan menyenangkan untuk menarik minat siswa

untuk belajar.

Sejalan dengan hal tersebut, seperti yang telah diketahui bersama bahwa di

Indonesia saat ini menggunakan kurikulum 2013 sebagai pedoman dalam

melaksanakan proses pembelajaran. Dalam kurikulum 2013 sendiri memiliki

sebuah tema yang digunakan untuk menggabungkan materi ajar dari beberapa

mata pelajaran yang dipelajari secara bersama atau biasa dikenal dengan tematik.

Tema-tema yang diangkat pada kurikulum 2013 dari kegiatan ataupun lingkungan

yang dekat dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Hal ini tentunya

mengarahkan guru agar mampu memahami materi yang tersampaikan. Melalui

sebuah tema tersebut pendidik dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan

menggunakan strategi atau memanfaatkan kegiatan yang dekat dengan dunia

peserta didik, untuk membuat siswa lebih mengeksplorasi dan memberi contoh

secara konkret. Modul pembelajaran adalah salah satu media yang sering

digunakan guru untuk melakukan pembelajaran. Modul pembelajaran merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

53

salah satu dari berbagai bahan ajar yang disusun secara sistematis dan runtut

dengan bahasa yang mudah dimengerti pembaca agar mudah dipahami. Adanya

modul pembelajaran diharapkan dapat menjadi alat bantu pembelajaran, karena

modul pembelajaran dirasakan mampu mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan

daya berkembang siswa.

Penggunaan bahan ajar merupakan salah satu faktor penting dalam

menunjang kualitas pembelajaran, dengan menggunakan bahan ajar maka materi

yang akan disampaikan kepada siswa akan lebih mudah tersampaikan. Salah satu

bahan ajar yang dapat digunakan guru adalah modul. Umumnya modul memiliki

peranan penting dalam kegiatan akademik. Dalam sebuah modul memiliki isi

yang mengulas beberapa informasi, materi, topik, dan bahkan terdapat penjelasan

langkah-langkah yang runtut dan jelas. Modul juga dapat diartikan sebagai salah

satu bahan ajar yang di dalamnya memiliki komponen berupa materi yang telah

tersusun secara sistematis dengan tujuan untuk menciptakan sarana untuk belajar.

Di lingkungan sekolah tentunya banyak modul yang telah dimanfaatkan bagi

pendidik sebagai pedoman atau pegangan pendidik untuk menunjang terciptanya

pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan materi dapat tersampaikan kepada peserta

didik dengan baik. Melalui modul pembelajaran siswa akan menjadi semangat dan

termotivasi untuk menerima materi yang akan disampaikan oleh guru. Modul

pembelajaran tidak selalu tentang pembelajaran klasikal namun dapat juga

dikombinasikan dengan pembelajaran diluar kelas, sesuai dengan karakter anak

kelas I Sekolah dasar yang masih senang bermain. Melalui bermain pula anak

dapat mengeksplorasi lebih luas dan dapat berkomunikasi lebih baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

54

Seiring dengan perkembangan zaman, bermain membawa dampak besar

pada perkembangan anak, bermain juga merupakan suatu kebutuhan setiap anak.

Bagi anak, bermain merupakan sesuatu yang sangat menggembirakan. Tetapi anak

pada zaman sekarang cenderung bermain game yang ada pada gadget masing-

masing contohnya game Free Fire, Mobile Legend, dan PUBGM. Namun

sebagian besar anak-anak masih senang bermain permainan tradisional, dengan

mengangkat tema permainan tradisional dengan mengaitkan pada proses

pembelajaran juga dapat digunakan sebagai upaya pelestarian budaya bangsa

Indonesia. Permainan tradisional sendiri memiliki banyak manfaat bagi peserta

didik, melalui permainan tradisional peserta didik dapat belajar, meningkatkan

keterampilan, aktif, dan meningkatkan interaksi terhadap teman yang lainnya.

Permainan tradisional juga mengandung banyak sekali nilai-nilai kehidupan. Hal

ini diperkuat dengan adanya pendapat dari Kurniati (dalam Nur, 2013: 89)

mengungkapkan bahwa permainan tradisional dapat menstimulasi anak dalam

mengembangkan kerja sama, membantu anak menyesuaikan diri, saling

berinteraksi secara positif, dapat mengkondisikan anak dalam mengontrol diri,

mengembangkan sikap empati terhadap teman, menaati aturan saat bermain, serta

menghargai orang lain. Oleh karena itu proses pembelajaran yang diharapkan

tentunya memerlukan sebuah media yang digunakan pendidik sehingga dapat

menciptakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif seperti yang diharapkan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud untuk mengembangkan modul

pembelajaran menggunakan permainan tradisional anak dengan tujuan dapat

membantu pendidik untuk menciptakan proses pembelajaran yang kreatif dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

55

inovatif. Selain itu, pengembangan modul menggunakan permainan tradisional

anak diharapkan dapat membantu peserta didik memahami materi, membantu

peserta didik mengenal lingkungannya, dan peserta didik dapat menemukan

pengalaman yang berguna yang diperoleh saat melaksanakan proses

pembelajaran.

D. Pertanyaan-pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan

penetitian sebagai berikut:

1. Bagaimana prosedur pengembangan modul pembelajaran menggunakan

permainan tradisional anak untuk kelas I Sekolah Dasar tema 3 subtema 2

menurut Borg and Gall?

2. Bagaimana kualitas modul pembelajaran menggunakan permainan tradisional

anak untuk kelas 1 Sekolah Dasar tema 3 subtema 2 menurut guru kelas I

SD?

3. Bagaimana kualitas modul pembelajaran menggunakan permainan tradisional

anak untuk kelas 1 Sekolah Dasar tema 3 subtema 2 menurut dosen ahli

psikologi anak?

4. Bagaimana kualitas modul pembelajaran menggunakan permainan tradisional

anak untuk kelas 1 Sekolah Dasar tema 3 subtema 2 menurut dosen ahli

bahasa?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

56

BAB III

METODE PENELITIAN

Uraian dalam bab ini berisi jenis penelitian, setting penelitian, rancangan

penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data,

dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian dan Pengembangan atau Research

and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2015a: 297) R & D adalah metode

penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk-produk tertentu, dan

menguji keefektifan produk tersebut. Menurut Sujadi (2003: 164) penelitian dan

pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah suatu proses atau

langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru, atau

menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan.

Menurut Sugiyono (2010: 407) metode penelitian dan pengembangan merupakan

penelitan yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji

keefektifan produk tersebut. Dari dua pernyataan menurut para ahli maka dapat

disimpulkan bahwa metode penelitian dan pengembangan adalah metode

penelitian yang digunakan untuk menghasilkan barang/produk tertentu dan untuk

menguji kelayakan produk tersebut.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli, dapat disimpulkan bahwa jenis

pengembangan atau Research and Development (R&D) merupakan metode

penelitian yang dapat digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan

menguji keefektifan produk yang akan dihasilkan. Penelitian ini dilakukan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

57

mengembangkan modul permainan anak tradisional untuk membantu siswa kelas I

sebagai media pembelajaran.

Penelitian ini disebut penelitian dan pengembangan dikarenakan peneliti

mengembangkan suatu produk yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari yang

dapat digunakan untuk memudahkan siswa dalam mengajarkan materi

pembelajaran setiap harinya di sekolah ataupun di rumah. Prosedur penelitian

yang digunakan dalam penelitian mengacu pada prosedur penelitian menurut Borg

& Gall (dalam Sugiyono, 2015b: 35-36). Terdapat sepuluh langkah dalam

prosedur penelitian Sugiyono. Kesepuluh langkah tersebut yaitu: 1) Potensi dan

masalah, 2) Pengumpulan data, 3) Desain Produk, 4) Validasi Desain, 5)

Perbaikan Desain, 6) Uji Coba Produk, 7) Perbaikan Produk, 8) Uji Coba

Pemakaian, 9) Perbaikan Produk, 10) Pembuatan Produk Masal.

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan Menurut Borg & Gall

(dalam Sugiyono: 35-36)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

58

B. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan penelitian ini didasarkan pada tahapan penelitian

menurut Borg & Gall (dalam Sugiyono, 2015: 35-36) yang mengadopsi langkah-

langkah R&D milik Borg and Gall yang terdiri dari 10 langkah. Dari sepuluh

langkah-langkah menurut Sugiyono tersebut, berkaitan dengan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti tidak semua langkah pengembangan dilaksanakan, peneliti

membatasi menjadi tujuh tahap Berikut langkah-langkah tersebut:

Gambar 3.2 Pengembangan Rancangan Pengembangan Produk

1. Potensi dan Masalah

Potensi dan masalah pada penelitian ini bersumber dari hasil wawancara

dan observasi yang dilakukan kepada salah satu guru kelas I SD Kanisius Pugeran

I yang dilakukan pada tanggal 4 April 2019. Wawancara dan observasi ini

bertujuan untuk mendapatkan data yang up to date terkait dengan masalah yang

terjadi dan kemungkinan yang akan terjadi berhubungan dengan pengembangan

modul pembelajaran menggunakan permainan tradisional anak untuk kelas I

Sekolah Dasar tema 3 subtema 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

59

2. Pengumpulan Data

Pada tahap kedua yaitu pengumpulan data, peneliti mengumpulkan data

dengan wawancara pada guru kelas I SD Kanisius Pugeran. Data awal yang

diperoleh melalui wawancara kemudian dijadikan sebagai acuan dalam

penyusunan produk yang akan dikembangkan, untuk dapat berguna dan

membantu proses pembelajaran. Pada penelitian ini peneliti bertujuan untuk

membantu guru dalam memberikan materi pembelajaran melalui permainan

tradisional anak.

3. Desain Produk

Pada tahap ketiga, peneliti membuat desain produk yang akan

dikembangkan yaitu berupa modul pembelajaran menggunakan permainan

tradisional anak untuk kelas I Sekolah Dasar Tema 3 Subtema 2. Modul

pembelajaran ini terdiri dari sampul/cover, kata pengantar, daftar isi, ilustrasi

permainan, materi pembelajaran kelas I pada tema Tema 3 Subtema 2, cara

bermain yang sudah dimodifikasi, daftar referensi, dan profil penulis. Modul ini

berisi enam permainan tradisional yang ada di Indonesia yaitu: Pindah Bintang,

Lulu Cina Buta, Domikado, Sapiring Dua Piring, Donal Bebek, dan Polisi dan

Maling. Modul pembelajaran didesain dengan warna-warna yang cerah serta

menggunakan gambar ilustrasi permainan. Gambar ilustrasi dibuat berdasarkan

hal-hal yang konkret yang terjadi pada kehidupan sehari-hari. Bahasa yang ada

pada modul ini menggunakan bahasa Indonesia sederhana yang bertujuan agar

guru atau pembaca dengan mudah memahami isi modul pembelajaran. Produk

modul permainan tradisional anak ini dicetak dengan ukuran kertas A5. Pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

60

bagian sampul/cover modul dicetak dengan kertas Art Paper 120gr dan pada

bagian isi menggunakan kertas Hvs 80gr.

4. Validasi Desain

Validasi desain dilakukan oleh beberapa ahli, yang pertama adalah guru

kelas I SD Kanisius Pugeran, dan dua orang dosen PGSD Sanata Dharma. Aspek-

aspek yang dinilai meliputi: penggunaan bahasa, format modul, dan isi modul

(berkaitan dengan: deskripsi permainan, cara bermain, materi). Validasi dilakukan

bertujuan untuk mendapatkan kritik dan saran atas produk modul yang telah

dibuat. Dari kritik dan saran validator, peneliti dapat mengetahui kekurangan dan

kelebihan modul. Peneliti kemudian memperbaiki produk sesuai dengan kritik dan

saran validator.

5. Revisi Produk

Perbaikan desain produk dilakukan setelah peneliti mendapatkan kritik dan

saran dari tiga validator ahli. Kemudian dari kritik dan saran tersebut, peneliti

melakukan perbaikan pada modul. Perbaikan ini bertujuan untuk memperbaiki

kekurangan produk yang telah di validasi oleh ahli.

6. Uji Coba Lapangan

Produk yang telah peneliti buat diuji cobakan pada guru kelas I SD

Kanisius Pugeran I. Uji coba dilakukan peneliti pada tanggal 25 April 2019. Uji

coba produk dilakukan untuk mengetahui sejauhmana keunggulan dan kelemahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

61

produk ketika diuji coba oleh guru. Kemudian berdasarkan hasil uji coba tersebut,

diadakan perbaikan untuk mendapatkan produk yang lebih baik lagi.

7. Revisi Produk Akhir

Berdasarkan hasil uji coba produk kepada guru SD kelas I, guru diberikan

sebuah instrumen uji coba untuk menunjukkan hasil uji coba. Jika guru

menujukkan bahwa produk masih belum maksimal, maka akan dilakukan revisi

produk agar produk dapat digunakan dengan efektif dan efisien. Hasil revisi ini

akan menghasilkan produk final berupa modul pembelajaran menggunakan

permainan tradisional anak untuk kelas I sekolah dasar tema 3 subtema 2.

C. Setting Penelitian

Setting penelitian menjelaskan objek penelitian, subjek penelitian, lokasi

penelitian dan waktu penelitian

1. Lokasi Penelitian

Wawancara, observasi, dan validasi modul dilaksanakan SD Kanisius

Pugeran I yang berlamat di Jalan Suryodiningratan No. 71, Mantrijeron, Kota

Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Pugeran I dengan melibatkan

guru dan enam orang siswa. Subjek tersebut nantinya akan melakukan uji coba

awal produk.

3. Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah modul metode permainan tradisional anak

untuk pembelajaran tematik yang diperuntukkan untuk guru kelas I SD. Buku ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

62

dilengkapi dengan perpaduan tulisan dan gambar yang menarik serta disesuaikan

dengan kebutuhan kelas bawah khususnya kelas I SD.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu selama enam bulan. Terhitung dari

bulan Desember 2018 sampai dengan Mei 2019. Analisis dilakukan pada bulan

Desember dan uji coba awal produk dilakukan pada bulan Mei.

E. Uji Validasi Produk

Validasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu validasi konstruk.

Validasi konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep

dari teori yang menjadi dasar penyusunan instrumen. Oleh karena itu, peneliti

menyertakan pembahasan yang menjadi dasar penentuan konstruk suatu

instrumen. Untuk menguji validitas konstruk, peneliti menggunakan pendapat

para ahli (expret judgment) dengan jumlah tenaga ahli minimal tiga orang

(Widiyoko, 2009 : 131-132). Validasi dilakukan oleh seorang Guru kelas 1 SD

Kanisius Pugeran I dan dua dosen ahli. Hasil desain modul pembelajaran

menggunakan permainan tradisional anak untuk kelas 1 sekolah dasar tema 3

subtema 2 diberikan pada ketiga ahli untuk divalidasi guna mengetahui tingkat

kelayakan produk yang dikembangkan. Hasil validasi dari ketiga ahli, akan

mendapatkan kritik dan saran hal tersebut yang akan dijadikan acuan dalam

merevisi produk yang peneliti kembangkan berdasarkan kritik dan saran yang

telah diberikan sebelum diuji cobakan secara terbatas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

63

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan data sesuai

tata cara penelitian sehingga diperoleh data yang dibutuhkan. Menurut Sugiyono

(2015 : 224), teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuesioner, observasi,

dan wawancara.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi,

wawancara, dan kuesioner. Observasi dan wawancara dilakukan untuk memenuhi

survey kebutuhan. Peneliti melakukan wawancara guru kelas I SD Kanisius

Pugeran I. Data kemudian dianalisis untuk mendapatkan informasi mengenai

kesulitan siswa dalam melakukan permainan tradisional. Teknik pengumpulan

data kuesioner bermaksud untuk membantu peneliti menvaliditas dan membantu

peneliti merevisi modul permainan anak tersebut. Teknik non tes untuk melihat

siswa dalam memahami modul dan cara bermain permainan tradisional untuk

pendidikan.

1. Observasi

Widoyoko (2012: 46), mengemukakan bahwa observasi adalah salah satu

teknik pengumpulan data dimana pengumpulan data dengan cara mengamati

secara visual dari gejala-gejala yang akan diamati serta menginterpretasikan hasil

pengamatan tersebut dalam bentuk catatan. Menurut Arifin (2009: 153), observasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

64

adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistemastis, logis, objektif,

dan rsional mengenai berbagai feomena, baik pada situasi yang sebenaranya

maupun dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk

mencapai suatu tujuan tertentu.

Menurut Patton (dalam Sugiyono, 2015: 313), manfaat observasi adalah sebagai

berikut.

1) Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami

konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh

pandangan yang holistik atau menyeluruh.

2) Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga

memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak

dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif

membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery.

3) Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak

diamati orang lain, khusunya orang yang berbeda dalam lingkungan itu,

karena telah dianggap”biasa”dan karena itu tidak akan terungkapkan

dalam wawancara.

4) Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak

akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat

sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.

5) Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar presepsi

responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih

komperhesif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

65

6) Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan daya

yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan

suasana situasi yang diteliti.

Observasi dilakukan peneliti dengan acuan mengamati kegiatan

pembelajaran membaca serta dalam penggunaan media pembelajaran berupa

modul permainan tradisional anak untuk siswa kelas I Sekolah Dasar. Data yang

diperoleh saat melakukan observasi kemudian diolah dan hasilnya dijadikan dasar

analisis kebutuhan pengembangan buku tentang permainan anak tradisional.

2. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan

ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik

tertentu. Agar wawancara dapat dijadikan sebagai teknik pengumpulan data yang

efektif, maka harus menyusun pedoman wawancara terlebih dahulu sehingga

pertanyaan yang akan diajukan menjadi terarah dari Estebreg (dalam Sugiyono,

2015: 231). Widoyoko (2012: 40-42), mengemukakan bahwa wawancara adalah

suatu proses tanya jawab atau dialog secara lisan antara pewawancara

(interviewer) dengan reponden atau orang yang diinterviu (interviewee), dengan

tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh penulis. Berdasarkan

sifat pertanyaan wawancara dapat dibedakan menjadi yaitu: (1) wawancara

terstruktur (wawancara yang dilakukan dengan pedoman wawancara yang telah

disusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data), dan (2)

wawancara tidak terstruktur atau terbuka (wawancara ini bebas dimana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

66

pewawancara tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun secara

sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data).

Peneliti menggunakan wawancara langsung atau terstruktur pada

penelitian ini. Peneliti menggunakan wawancara langsung atau terstruktur kerena

pada pelaksanaannya peneliti berhadapan langsung dengan narasumber. Peneliti

mengunakan pedoman wawancara guna memudahkan peneliti dalam memperoleh

informasi pokok. Pedoman wawancara menjadi acuan dalam melakukan

wawancara ini agar informasi pokok dapat diperoleh dengan lebih detail atau lebih

jelas. Peneliti mengambil data dengan mewawancarai guru kelas dan empat siswa

kelas I di SD Kanisius Pugeran I. Hasil wawancara ini akan diolah dan digunakan

untuk menganalisis masalah serta potensi.

3. Kuesioner

Widoyoko (2012: 33), mengemukakan bahwa angket atau kuesioner

adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk diberikan

respon yang sesuai dengan permintaan pengguna. Ridwan (2013: 25)

mengemukakan bahwa kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada

orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan peneliti.

Peneliti menggunakan bentuk kuesioner yang terstruktur dengan bentuk tanya

jawab tertutup, tetapi dengan menggunakan alternatif jawaban yang diberikann

secara terbuka. Hal tersebut dikarenakan dalam kuesioner validator yang dapat

memberikan komentar, tanggapan dan juga saran-saran yang dapat digunakan

oleh peneliti untuk dapat memvariasi produk yang akan divalidasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

67

Lembar kuesioner ini diberikan kepada validator yaitu ahli media, guru,

dan enam siswa kelas I SD Kanisius Pugeran I. Validasi kuesioner ini dibedakan

antara validasi pakar dan guru. Hasil validasi kemudian diolah dengan teknik

analisis data sehingga dapat digunakan sebagai masukan dan saran-saran untuk

melakukan revisi atas buku permainan anak tradisional yang dibuat.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat yamg digunakan untuk

memperoleh data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan peneliti (masalah)

dan menguji hipotesis yang telah diperoleh (Margono, 2003: 155). Instrumen

peneltian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, lembar

wawancara dan lembar kuesioner.

1. Kisi-kisi Observasi

Berikut adalah kisi-kisi observasi saat pembelajaran di kelas I yang

digunakan dalam penelitian untuk melakukan analisis kebutuhan.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Potensi dan Masalah

Objek yang diamati Indikator No Item

Modul Pembelajaran Ketersediaan modul pembelajaran untuk kelas I 1,2

Penggunaan modul dalam pembelajaran untuk

siswa kelas I

3,4,5,6,7

Metode Pembelajaran Metode yang digunakan saat pembelajaran di

kelas

8

Penggunaan media dalam pembelajaran 9

Pembelajaran Tematik Keterakitan pembelajaran tematik dengan

permainan tradisional

10,11,12

,

Kegiatan siswa Kegiatan yang dilakukan siswa pada saat jam

istirahat

13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

68

Tabel 3.2 Kisi-kisi Observasi Siswa Uji Coba Produk

Objek yang diamati Indikator No

Item

Partisipasi siswa Siswa semangat ketika mengikuti permainan

tradisional

1

Siswa mengikuti jalannya permainan dengan

tertib sesuai pada isi modul

2

Keaktifan siswa Semua siswa aktif dalam kegiatan bermain 3

Percaya diri siswa Siswa percaya diri dalam mengemukakan

pendapat terhadap jawabannya

4

Kerja sama antar siswa Siswa mampu bekerja sama bersama kelompok

dengan baik

5

Interaksi siswa Siswa mampu berinteraksi antar teman dengan

baik

6

Siswa mampu berinteraksi dengan guru 7

Ketepatan siswa dalam

menjawab soal

Siswa mampu menjawab soal dengan cepat dan

benar

8

Pemahaman yang

diperoleh siswa

Siswa mampu mengulang kembali kegiatan apa

saja yang sudah dilakukan

9

Siswa mampu menjawab semua soal evaluasi

pada modul

10

Setelah membuat kisi-kisi, peneliti selanjutnya akan menyusun daftar

pertanyaan yang akan dimasukan ke dalam lembar kuesioner uji coba produk.

Lembar tersebut dibuat untuk menilai pembelajaran dengan menggunakan modul

yang telah peneliti buat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

69

2. Kisi-kisi Wawancara

Berikut adalah kisi-kisi wawancara yang digunakan oleh peneliti:

Tabel 3.3 Kisi-kisi wawancara potensi dan masalah

No. Aspek Indikatori No Item

1. Modul

Pembelajaran

Penggunaan bahan ajar dalam

pembelajaran

1

2. Buku permainan

tradisional

Ketersediaan buku tentang permainan

tradisional

2

3. Metode

Pembelajaran

Metode pembelajaran yang digunakan

guru saat pembelajaran di kelas

3

4. Kekatifan Siswa Partisipasi siswa saat mengikuti

pembelajaran di kelas

4

5. Permainan

tradisional

Pengetahuan guru tentang permainan

tradisional

5

Permainan yang diterapkan siswa di

sekolah

6

Pengimplementasian permainan

tardisional ke dalam pembelajaran

7

Tabel 3.4 Kisi-kisi wawancara kepada guru kelas I

No. Aspek Indikatori No Item

1. Karakter Belajar

Siswa

Karakter belajar siswa kelas I 1

Kondisi proses belajar di kelas 2

2. Metode

Pembelajaran

Metode pembelajaran yang

digunakan guru saat pembelajaran di

kelas

3,4,5,6,7,8

3. Pembelajaran

Tematik

Pedoman guru dalam mengajar 9

Tanggapan tentang implementasi

permainan tradisional

10

4. Permainan

tradisional

Penerapan permainan tradisional di

sekolah

11,12,13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

70

Pengimplementasian permainan

tradisional ke dalam pembelajaran

14,15

Diatas adalah 15 pertanyaan yang akan dipertanyakan kepada guru kelas 1

SD. Pertanyaan yang diberikan membahas tentang modul pembelajaran dengan

menggunakan permainan tradisional anak, pembelajaran tematik, aktivitas siswa,

dan permainan tradisional. Beberapa topik kemudian digunakan peneliti sebagai

acuan penyusunan modul.

3 Kisi-kisi Kuesioner

Kuesioner digunakan peneliti sebagai acuan dalam merevisi agar produk

menjadi lebih baik sebelum diuji cobakan. Peneliti menggunakan kuesioner dalam

proses validasi oleh tiga validator. Kuesioner ini berisi penilaian terhadap produk

yang dibuat oleh peneliti. Dalam kuesioner terdapat pernyataan-pernyataan yang

disesuaikan dengan spesifikasi produk yang dikembangkan serta kolom untuk

mengisi komentar dan saran bagi peneliti.

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Uji Validasi untuk Pakar dan Guru

Indikator Deskripsi No. Item

A. Isi modul dan

Bahasa

Modifikasi permainan tradisional anak sesuai

dengan materi pembelajaran terkait.

1

Kelengkapan materi pembelajaran sesuai dengan

kompetensi dasar

2

Modul pembelajaran memuat kejelasan materi

pembelajaran

3

Isi dari modul pembelajaran permainan tradisional

anak runtut

4

Penggunaan bahasa Indonesia yang baku 5

Bahasa mudah dipahami oleh guru 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

71

Langkah permainan tardisional runtut serta mudah

dipahami

7

B. Desain modul Tampilan cover buku menarik 8

Ilustrasi gambar mudah dipahami 19

Warna yang digunakan antara modul , tulisan, dan

gambar kontras dan sesuai

10

Tampilan bentuk huruf dan ukuran pada buku sesuai 11

Ukuran buku praktis di bawa kemanapun 12

C. Tujuan

pembuatan

modul

Sebagai bahan ajar guru saat pembelajaran 13

Modul pembelajaran dibuat sesuai dengan

kebutuhan belajar siswa

14

Permainan tradisional dapat menjadi media

penyampaian materi ajar

15

Berikut adalah daftar pedoman kuesioner uji coba validasi untuk ahli dan

guru dapat dilihat pada tabel 3.5. Nilai dan komentar yang di dapat akan

digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui apakah modul yang telah dibuat

berkualitas atau tidak.

Tabel 3.6 Kisi-kisi uji coba modul pembelajaran

Aspek Indikator No Item

Isi Modul dan Bahasa Isi materi pembelajaran pada modul

pembelajaran sesuai dengan isi materi pada

buku guru

1

Kelengkapan materi pembelajaran pada modul

disertai dengan contoh

2

Isi materi pembelajaran pada modul lebih

menarik sehingga memotivasi siswa

3

Materi pembelajaran pada modul jelas dan

runtut sesuai dengan aktualisasi materi

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

72

Isi materi disampaikan melalui bermain pada

langkah-langkah permainan

5

Kesesuain evaluasi setiap pembelajaran pada

modul

6

Isi materi permainan tradisional menambah

pengetahuan baru

7

Langkah-langkah permainan pada modul

mencakup materi pembelajaran yang sesuai

8

Penyampaian materi selain menggunakan

metode permainan juga menggunakan benda

konkrit

9

Desain Modul Gambar pada modul lebih banyak dan jelas 10

Gambar sesuai dengan uraian materi pada modul 11

Gambar pada modul menarik untuk siswa 12

Gambar pada modul sesuai dengan permainan

yang ada

13

Tujuan Modul Tujuan pembelajaran tercapai dengan baik

melalui modul pembelajaran menggunakan

permainan tradisional

14

Meningkatkan interaksi antara guru dan siswa

dalam pembelajaran

15

Meningkatkan interaksi antara siswa dan siswa

dalam pembelajaran

16

Menumbuhkan sikap sosial pada diri siswa 17

Menumbuhkan antusias belajar siswa 18

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

belajar mandiri

19

Tabel 3.6 merupakan pedoman kuesioner uji coba produk. Nilai dan komentar

yang didapat akan dijadikan alat ukur untuk mengetahui apakah modul yang dibuat

berkualitas atau tidak yang nantinya nilai tersebut akan dirata-rata dengan nilai validasi

dari tiga ahli.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

73

Tabel 3.7 Kriteria kelayakan instrumen

No. Kiteria Skor

1. Sangat Baik > 4,2

2. Baik >3,4 - 4,2

3. Cukup baik >2,6 – 3,4

4. Kurang baik >1,8 – 2,6

5. Sangat kurang baik <1,8

Berikut kriteria penilaian skala 5 terhadapat modul pembelajaran

menggunakan permainan tradisional menurut Widoyoko (2009: 238).

H. Validitas

Menurut Anastasia dan Urbina (dalam Purwanto, 2007: 123) validitas

berhubungan dengan apakah tes mengukur apa yang mesti diukur dan seberapa

baik dia melakukannya. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid

tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir atau

pertanyaan tersebut atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2006: 45).

Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan validitas isi. Hal tersebut

karena peneliti tidak melakukan validitas pada bentuk penampilan media

pembelajaran yang digunakan untuk penelitian.

1. Validitas Isi

Validitas isi berkenaan dengan isi dan format dari instrumen. Salah satu cara

yang digunakan untuk menentukan validitas adalah dengan mengkaji isi tes itu

(Mulyasa, 2009 : 51). Instrumen penilaian yang digunakan berisi kelengkapan isi

modul metode pembelajaran permainan tradisional anak. Validitas isi (content

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

74

validity) adalah pengujian validitas dilakukan atas isinya untuk memastikan

apakah isi instrumen mengukur secara tepat keadaan yang ingin diukur (Purwanto,

2007: 125). Merupakan validasi yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes

dengan analisis rasional atau lewat professional judgement. Pertanyaan yang

dicari jawabannya dalam validasi ini adalah “sejauh mana item-item dalam tes

mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur” atau “sejauhmana

isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur” (Azwar, 2009: 45).

Validasi isi digunakan untuk melihat valid atau tidaknya modul

pembelajaran permainan tradisional anak yang digunakan peneliti untuk

melakukan penelitian. Pada validitas rencana pelaksanaan pembelajaran, para ahli

memberikan skor pada lembar validitas dengan rentang nilai 1 sampai 4. Bobot 1

berarti sangat kurang, bobot 2 berarti kurang, bobot 3 berarti baik, dan bobot 4

berarti sangat baik.

I. Teknik Analisis Data

Data penelitian ini dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif, dengan

penjelasan sebagai berikut:

1. Data Kualitatif

Data kualitatif diambil saat wawancara, pengamatan langsung melalui

observasi dan uji validasi dengan ahli, dan uji coba yang dilakukan guru kelas I

SD Kanisius Pugeran I, kemudian revisi yang diberikan oleh ahli dan guru kelas I

SD Kanisius Pugeran I pada tahun ajaran 2018/2019 yang melakukan validasi

terhadap produk yang dikembangkan. Tujuan dari validasi yang dilakukan adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

75

untuk mendapatkan komentar atau saran untuk memperbaiki produk serta melihat

kelayakan produk yang dikembangkan peneliti. Setelah itu peneliti kemudian

melakukan revisi produk sesuai dengan saran dan komentar ahli.

2. Data Kuantatif

Data berupa skor dari penilaian oleh pakar dan guru kelas I sekolah dasar, dan

siswa kelas I sekolah dasar. Data yang dianalisis sebagai dasar dari hasil penilaian

kuesioner diubah menjadi data interval. Skala penilaian terhadap buku cerita yang

dikembangkan yaitu sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2) dan

sangat kurang baik (1). Skor yang sudah didapat kemudian dikonversikan menjadi

data kualitatif skala lima dengan acuan menurut Widoyoko (2009: 238) sebagai

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

76

Tabel 3.8 Konversi Data Kuantitatif Ke Data Kualitatif Skala Lima

menurut Widoyoko

Interval Skor Rerata Skor Kategori

X > Xi + 1,80 Sbi >4,2 Sangat baik

Xi + 0,60 Sbi < X < Xi + 1,80 Sbi >3,4 – 4,2 Baik

Xi - 0,60 Sbi < X < Xi + 0,60 Sbi >2,6 – 3,4 Cukup baik

Xi + 1,80 Sbi < X < Xi – 0,60 Sbi >1.8 – 2,6 Kurang

X < Xi – 1,80 Sbi < 1,8 Sangat kurang

Keterangan:

Rerata ideal (Xi) :

(skor maksimal ideal+skor minimal ideal)

Simpangan baku ideal (SBi) :

(skor maksimal ideal-skor minimal ideal)

X : Skor aktual

Berdasarkan rumus konversi di atas perolehan data kualitatif dilakukan

dengan menerapkan rumus konversi sebagai berikut:

Diketahui :

Skor maksimal ideal : 5

Skor minimal ideal : 1

Rerata ideal (Xi) :

(5+1) = 3

Simpangan baku ideal (SBi) :

(5-1) = 0,67

Ditanyakan :

Skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat

kurang baik.

Jawaban :

Kategori sangat baik i ,8 S i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

77

= X > 3 + (1,80 . 0,67)

= X > 3 + (1,2)

= X > 4,2

Kategori baik i ,6 S i i ,8 S i

3 ( ,6 . ,67) 3 ( ,8 . ,67)

3 ( ,4 ) 3 ( ,2)

3,4 4,2

Kategori cukup baik i - ,6 S i i ,6 S i

= 3 - ( ,6 . ,67) 3 (0,60 . 0,67)

= 3 – ( ,4 ) 3 ( ,4 )

2,6 3,4

Kategori kurang baik i - ,8 S i i - 0,60SBi

= 3 - ( ,8 . ,67) 3 - (0,60 . 0,67)

= 3 - ( ,2) 3 - (0,40)

,8 2,6

Kategori sangat kurang baik = 𝑋 i – 1,80SBi

3 - (1,80 . 0,67)

3 - (1,2)

,8

Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi

data kualitatif skala lima. Hasil dari penghitungan skor masing-masing validasi

yang dilakukan akan dicari rerata skor perolehannya, kemudian dikonversikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

78

dari data kuantitatif ke data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang tertera

pada tabel kriteria skor skala lima.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

79

BAB IV

HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV ini berisi tentang hasil penelitian dan pengembangan serta

pembahasan mengenai penelitian.

A. Analisis Penelitian Pengembangan

Hasil penelitian pengembangan ini membahas dua masalah yang ada dalam

rumusan masalah dan akan dijelaskan. Pertama, mengenai prosedur

pengembangan modul pembelajaran menggunakan permainan tradisional anak

untuk kelas I Sekolah Dasar tema 3 subtema 2. Kedua, tentang kualitas modul

pembelajaran menggunakan permainan tradisional anak berdasarkan hasil validasi

dan uji coba lapangan terbatas.

1. Prosedur Penelitian

Pada bagian ini, modul pembelajaran menggunakan permainan tradisional

yang berjudul “Modul Pembelajaran Menggunakan Permainan Tradisional Anak

Untuk Kelas I Tema 2 Subtema 4” peneliti kembangkan dengan mengambil tujuh

dari sepuluh prosedur yang dipaparkan oleh Sugiyono (2015 : 409-426).

1.1 Potensi dan Masalah

Modul pembelajaran merupakan salah satu bagian penting dalam

pembelajaran di sekolah, namun di kelas I SD Kanisius Pugeran belum digunakan

secara maksimal. Berdasarkan hasil studi kepustakaan buku tematik kelas I

Sekolah Dasar pada tema 3 “Kegiatanku” subtema 2 “Kegiatan Siang Hari”,

materi pembelajaran yang terdapat dalam setiap pembelajaran di dalamnya belum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

80

dibahas dan dipelajari lebih mendalam. Dalam mengidentifikasi potensi dan

masalah, peneliti melakukan observasi dan wawancara terhadap guru kelas I dan

proses belajar siswa. Observasi dan wawanacara di lakukan di SD Kanisius

Pugeran I pada tanggal 4 April 2019.

Potensi pertama, keterseediaan modul dan buku tentang permainan tardisional

di sekolah. Setelah observasi peneliti belum menemukan buku bacaan atau modul

tentang permainan tradisional, tetapi peneliti menemukan beberapa modul

pembelajaran di perpustakaan SD Kanisius Pugeran I. Modul pembelajaran yang

ada di perpustakaan masih layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran.

Dalam kegiatan belajar mengajar guru juga masih sering menggunakan buku

tematik peganggan guru. Selain itu hasil wawancara kepada guru menujukkan jika

guru pernah menggunakan modul pembelajaran dalam proses belajar mengajar.

Menurut guru penggunaan modul dalam pembelajaran juga dirasa sangat

membantu dalam proses penyampaian materi kepada siswa.

Potensi kedua, yaitu sarana dan prasarana dalam permainan tradisional dan

penerapannya. Keterkaitan permainan traidisional dalam penelitian ini untuk

memberikan inovasi cara belajar yang baru kepada guru kelas I agar dapat

diterapkan dalam pembelajaran di sekolah. Selain bermanfaat untuk

menumbuhkan sikap bersosialisasi, permainan tradisional anak juga dapat

dimanfaatkan guru sebagai media untuk menumbuhkan semangat dan motivasi

siswa sekaligus sebagai perantara pemberian materi pembelajaran melalui

langkah-langkah di dalam setiap permainan. Dari hasil observasi yang dilakukan

sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam kegiatan permainan tradisional juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

81

dapat ditemukan di sekolah. Walaupun tidak banyak alat-alat permainan namun di

SD Kanisius Pugeran siswa sudah banyak yang bermain permainan tradisional

dengan alat-alat bermain permainan tradisional meskipun hanya beberapa saja

contohnya: hula hup, catur, lompat tali, dan engklek. Selain itu di sekolah tempat

untuk bermain sepak bola kampung dan basket di lapangan sekolah. Halaman

sekolah yang cukup luas, sering digunakan oleh siswa untuk bermain di waktu

istirahat maupun pulang sekolah. Selain itu, halaman yang cukup luas dapat

mendukung proses kegiatan siswa di luar kelas dan siswa dapat bermain

permainan tradisional. Kondisi lingkungan sekolah yang tertata rapi membuat

siswa nyaman dan aman untuk belajar dan bermain di luar kelas tanpa ada

gangguan yang dapat mecelakai siswa. Dengan tersedianya sarana dan prasarana

yang ada di setiap sekolah akan mendukung dalam melakukan penelitian ini.

Potensi ketiga, metode dan proses pembelajaran yang digunakan oleh guru

dalam pembelajaran di sekolah. Melalui wawancara guru menjelaskan bahwa

ketika pembelajaran di kelas guru menggunakan metode diskusi dan tanya jawab.

Hal ini bertujuan agar siswanya selalu aktif, kreatif, dan siswa tetap berpusat pada

kegiatan pembelajaran. Dalam proses kegiatan pembelajaran guru sesekali

mengajak siswa untuk bermain di luar kelas. Dari hasil observasi dapat dilihat

bahwa setelah guru mengajak bermain, siswa menjadi lebih aktif, mau

bersosialisasi dan percaya diri. Selain itu siswa mejadi lebih semangat ketika

mengikuti kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh guru saat kegiatan diluar

kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

82

Potensi keeempat, aktivitas bermain siswa. Siswa kelas bawah memiliki

keaktifan yang sangat tinggi saat bermain. Dari hasil observasi peneliti melihat

siswa yang memainkan permainan tradisional di halaman sekolah. Peneliti melihat

beberapa siswa perempuan sedang bermain hula hup di halaman sekolah dan

beberapa siswa laki-laki sedang bermain sepak bola kampung di lapangan basket

pada saat jam istirahat. Peneliti juga mengobservasi kegiatan siswa setelah pulang

sekolah, terdapat beberapa siswa yang bermain sepak bola dihalaman sekolah dan

beberapa siswa yang bermain abc lima dasar. Siswa tidak diperbolehkan keluar

dari gerbang sekolah ketika menunggu jemputan. Jadi beberapa siswa menunggu

untuk dijemput sambil bermain.

Dalam proses kegiatan pembelajaran ini juga guru memiliki beberapa

kendala. Melalui kegiatan observasi yang dilakukan peneliti, kendala yang dialami

guru ketika proses pembelajaran, sering terjadi beberapa siswa laki-laki yang maju

ketika diminta menulis oleh guru semua siswa yang maju ini kemudian menulis

sambil tiduran. Ada pula seorang siswa laki-laki yang selalu mencari perhatian,

ketika siswa tersebut tidak diperhatikan oleh guru maka siswa akan mencari

perhatian sendiri dengan mengganggu teman-temannya. Saat guru sedang

mengoreksi hasil pekerjaan siswa beberapa siswa yang sudah selesai bermain

pintu kelas dengan membuka dan menutupnya. Hal ini juga diungkapkan oleh

guru ketika peneliti melakukan wawancara, guru mengungkapkan jika ada

beberapa siswa yang seringkali tidak memperhatikan dan bermain ketika jam

pelajaran. Menurut guru, guru juga membutuhkan bahan ajar atau modul

pembelajaran yang menarik untuk siswa. Modul yang guru perlukan adalah modul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

83

pembelajaran dengan media bermain. Jadi, dengan adaanya modul pembelajaran

menggunakan permainan tradisional anak, guru dan orang tua siswa juga dapat

melakukan pembelajaran sambil bermain, dan juga dapat membantu siswa dalam

mengajarkan materi pembelajaran, anak juga dapat mempraktikkan permainan-

permainan yang ada dalam modul dimana saja.

1.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperoleh dari wawancara. Wawancara menggunakan

pedoman wawancara terstruktur. Wawancara dilaksanakan dengan guru kelas I di

SD Kanisius Pugeran I. Wawancara ini dilaksanakan pada tanggal 4 April 2019.

Berikut adalah pedoman wawanacara yang peneliti gunakan:

Tabel 4.1 Rangkuman hasil wawanacara guru kelas I SD

No. Daftar Pertanyaan

Wawancara

Rangkuman Hasil Wawancara

1 Bagaimana karakter belajar

siswa kelas I?

Karakter siswa kelas I SD Kanisius Pugeran I

masih senang belajar bersama temannya atau

berkelompok dengan temannya. Jika saat ujian

sekolah pun anak dikelompokan menjadi beberapa

kelompok yang ditentukan tingkat kepahaman

siswa.

2.

Bagaimana kondisi proses

belajar mengajar di dalam

kelas?

Saat pembelajaran di kelas beberapa siswa laki-laki

yang maju untuk menulis apa yang dituliskan guru

dipapan tulis. Tidak sedikit juga siswa yang asik

dengan teman sebangkunya dan juga teman

sekitarnya. Ada satu siswa yang sering membuat

ramai dikelas sehingga menyebabkan teman

sekelas tidak kondusif dalam belajar.

3. Metode apa yang biasanya

digunakan untuk

menghadapi situasi belajar

di dalam kelas?

Disesuaikan dengan kondisi siswa. Lebih sering

menggunakan metode tanya jawab.

4. Mengapa bapak/ibu guru

memilih metode tersebut

yang digunakan dalam

proses belajar mengajar?

Disesuaikan dengan kondisi kelas dan karakteristik

setiap siswa. Tetapi guru lebih sering menggunakan

metode tanya jawab karena siswa menjadi lebih

fokus dan lebih tenang saat pembelajaran.

5. Apa saja langkah-langkah

untuk mencapai metode

Ada beberapa langkah yang guru gunakan dalam

mencapai metode tanya jawab tersebut. Guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

84

tersebut?

menjelaskan tujuan tanya jawab, hal ini digunakan

agar siswa tetap berpusat pada kegiatan

pembelajaran. Kemudian guru memberikan

kesempatan siswa untuk bertanya. Yang kemudian

giliran guru memberikan beberapa pertanyaan

untuk siswa.

6. Apakah bapak/ibu guru

pernah mencoba metode

lain dalam proses belajar

mengajar?

Guru pernah mengajak siswa ntuk belajar di luar

kelas, karena menurut guru salah satu metode yang

digunakan ini efektif untuk mengajak siswa lebih

aktif dan mereka dapat belajar secara mandiri.

7. Menurut bapak/ibu apakah

metode lain yang

digunakan tersebut lebih

efektif dari metode yang

bisa digunakan?

Guru menyesuaikan dengan kondisi perasaan

siswa. Jadi jika guru menerapkan metode

pembelajaran sesuai dengan kondisi siswa maka

metode tersebut efektif untuk digunakan.

8. Menurut bapak/ibu sejauh

mana hasil dari penerapan

metode yang digunakan

tersebut?

Sudah berjalan baik akan tetapi masih perlu adanya

bahan ajar yang mendukung untuk menciptakan

suasana pembelajaran yang kondusif diluar kelas.

Karena dengan metode diluar kelas menurut guru

siswa dapat belajar lebih mandiri untuk

menemukan jawaban dari persoalan yang diperoleh

dari kegiatan belajar di luar kelas.

9. Apakah saat proses

pembelajaran anak-anak

sering melakukan aktivitas

lain, seperti halnya

bermain?

Sering kali ada beberapa siswa yang asik dengan

kegiatannya sendiri seperti bermain dengan

temannya, bermain pintu saat menunggu hasil soal

yang diberikan guru.

10. Apakah bapak/ibu guru

memiliki sumber

refrensi/buku panduan

pembelajaran tematik selain

buku guru?

Ada, tetapi guru masih memikirkan startegi apa

yang cocok digunakan dalam proses pembelajaran

dan penyampaian materi. Guru masih berpedoman

pada buku tematik kurikulum 2013, tak jarang pula

guru menggunakan LKS untuk penugasan siswa.

11. Bagaimana tanggapan

bapak/ibu guru jika

permainan tradisional

sebagai sarana

impelemntasi proses

pembelajaran tematik?

Baik karena akan lebih menarik perhatian siswa.

Dengan permainan tradisional sebagai sarana

implementasi proses pembelajaran tematik maka

siswa dapat meningkatkan interaksi mereka dengan

teman kelas yang lainnya.

12. Apakah Bapak/Ibu pernah

menerapkan permainan

tradisional dalam

pembelajaran?

Sering, biasanya guru menyesuaikan dengan materi

pembelajarannya. Karena menurut guru siswa akan

lebih semangat dan lebih aktif dibandingkan

dengan pembelajaran dengan metode tanya jawab.

13.

Menurut bapak/ibu guru

apakah anak-anak

mengetahui jenis-jenis

permainan tradisional?

Menurut guru mungkin siswa tahu beberapa

permainan yang ada didaerahnya masing-masing

seperti petak umpet, sepak bola kampung, gobak

sodor, polisi maling, dan hulahup. Karena guru

lebih sering mendengar siswa bercerita tentang

game yang ada pada gadget masing-masing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

85

14. Apa saja permainan

tradisional yang sering

dimainkan anak-anak di

lingkungan sekolah?

Guru sering melihat siswa bermain catur, sepak

bola kampung, dan hulahup. Kadang juga ada yang

membawa karet yang digunakan untuk lompat tali.

15. Adakah rencana untuk

mengimplementasikan

sebuah permainan

tradisional ke dalam proses

pembelajaran?

Ada, tetapi guru masih memikirkan strategi apa

yang akan digunakan dalam proses penyampaian

materi. Seperti halnya proses pembelajaran yang

ada dibuku tematik kurikulum 2013, ada beberapa

permainan tradisional yang dihubungkan dengan

pembelajaran.

16. Bagaimana tanggapan

bapak/ibu guru apabila ada

modul pembelajaran

sebagai pegangan guru

dengan mengimplementasi

permainan tradisional

dalam menyampaikan

materi yang akan dicapai?

Guru merasa lebih senang karena akan menambah

pengalaman apalagi untuk program pembelajaran

sudah ada di buku dan lebih mudah dalam

menyampaikan materi. Ditambah lingkungan

sekolah yang mendukung untuk penerapan

permainan tradisional anak untuk menyampaikan

pembelajaran berbasis tematik. Pelaksanaan

pembelajaran dapat dilakukan di halaman sekolah

yang biasa digunakan untuk upacara maupun di

lapangan basket sekolah.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru kelas I

SD Kanisius Pugeran dapat disimpulkan bahwa guru hanya beberapa kali

mengimplementasikan permainan tradisional anak dalam pembelajaran tematik,

berdasarkan materi yang ada pada buku tematik kurikulum 2013 saja. Menurut

guru antusias siswa bertambah dalam belajar jika pelajaran diimplementasikan

dengan sebuah permainan, siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar sehingga

pengembangan modul pembelajaran permainan tradisional anak ini dapat

membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Guru juga menyampaikan

bahwa berdasarkan pengamatannya siswa lebih cenderung bercerita tentang game-

game modern daripada bermain permainan tradisional saat jam istirahat. Guru

ingin melakukan proses belajar dengan mengimplementasikan pembelajaran

dengan permainan tradisional, namun guru masih kesulitan dalam menemukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

86

pedomannya, hal ini muncul ketika guru melihat antusias belajar siswa saat

menggunakan permainan.

1.3 Desain Produk

Berdasarkan hasil observasi kelas I sekolah dasar dan wawancara guru kelas I

sekolah dasar di SD Kanisius Pugeran I, peneliti terdorong untuk membuat sebuah

modul pembelajaran. Cara yang digunakan peneliti dalam membuat modul

pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Desain Modul Pembelajaran Menggunakan Permainan Tradisional

Peneliti melakukan beberapa langkah dalam pembuatan modul pembelajaran

menggunakan permainan tardisional. Peneliti melakukan wawancara tertulis

kepada guru kelas I terkait dengan karakter belajar siswa kelas I, metode dan

bahan ajar yang digunakan, permainan tradisional di sekolah, dan

pengimplementasian permainan tradisional dalam pembelajaran. Hasil data yang

terkumpul kemudian dianalisis, dan hasilnya digunakan untuk pengkajian Tema

dan Subtema pada kurikulum 2013 kelas 1. Tema yang peneliti pilih yaitu tema 3.

Kegiatanku, dan subtema 2. Kegiatan Pada Siang Hari. Tema dan Subtema ini

nantinya akan digunakan untuk menentukan materi setiap pembelajaran dengan

permainan tradisional yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Setelah

menentukan Tema dan Subtema yang sesuai, peneliti kemudian menentukan

permainan yang dapat dimasukan ke dalam setiap materi yang sesuai dengan buku

pegangan guru. Selanjutnya peneliti menyusun langkah-langkah permainan yang

sesuai dengan kegiatan atau tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada

Kompetensi Dasar setiap Pembelajaran. Kemudian peneliti melengkapi isi buku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

87

dengan mencari deskripsi permainan menurut beberapa ahli, alat yang akan

dibutuhkan/digunakan, dan tujuan permainan, evaluasi, dan refleksi. Setelah

semua sudah tersusun, kemudian peneliti menyusun kerangka modul

pembelajaran menggunakan berbasis permainan tradisional anak untuk kelas I

tema 3 subtema 2 yang disusun sesuai kebutuhan. Modul pembelajaran dibuat

menggunakan Corel Draw X7 2015 dalam penyusunan modul ini peneliti

membuat sketsa pada kertas kemudian di scan dan dipindai ke aplikasi Corel

Draw X7 2015 untuk pewarnaan dan desain.

Penyusunan modul pembelajaran menggunakan permainan tradisional anak

untuk kelas I Sekolah Dasar pada tema 3 subtema 4. Komponen yang peneliti

kembangkan yaitu 1) sampul modul/cover, 2) kata pengantar, 3) daftar isi, 4)

kompetensi inti, 5) isi modul, 6) daftar pustaka, dan 7) profil penulis.

b. Sampul modul/ cover

Sampul modul permainan tradisional anak untuk siswa kelas I SD dibuat

dengan menggunakan aplikasi Corel Draw X7. Sampul buku dicetak dengan

menggunakan kertas Art Paper 120gr. Sampul dari modul tersebut diberi judul

“Permainan Tradisional Anak” yang di letakan pada bawah tengah Penulisan

judul menggunakan jenis huruf “ObelixPro” dengan ukuran huruf sebesar 3 pt.

Selain itu, juga terdapat sub judul “Tema 3 Subtema 2 Kelas I SD” diletakan di

bawah judul modul. Diatas tengah juga terdapat nama penulis, yaitu “Ridho Indra

Pratama”. Penulisan judul dan nama penulis menggunakan jenis huruf Times New

Roman dengan ukuran huruf sebesar 12 pt. Dalam sampul memiliki gambar

ilustrasi gambar tiga anak yang sedang bermain polisi maling. Pemilihan karakter

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

88

anak yang digunakan oleh peneliti disesuaikan dengan karakter siswa kelas I SD

yang ceria dan pada gambar karakter mudah dibedakan. Latar belakang sampul

memiliki warna hijau sebagai lapangan bermain anak dan biru muda sebagai

langit.. Ilustrasi dibuat secara manual dengan menggunakan tangan, kemudian

dipindai agar dapat diedit dalam format Corel Draw X7. Pada gambar 4.1 berikut

adalah penampakan sampul modul.

Gambar 4.1 Sampul Modul

c. Kata Pengantar

Halaman kata pengantar berada di bagian depan modul pembelajaran

setelah sampul. Kata pengantar berisi ucapan syukur atas keberhasilan dalam

membuat modul permainan tradisional anak. Selain itu, kata pengantar juga berisi

permohonan maaf atas kekurangan dalam modul, serta permintaan kritik dan saran

yang membangun untuk memperbaiki kekurangan modul. Font yang digunakan

dalam kata pengantar menggunakan Candara dengan ukuran 10 pt.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

89

Gambar 4.2 Kata pengantar modul

d. Daftar Isi

Daftar isi pada modul ini dibuat untuk memudahkan pengguna modul

permainan tradisional anak dalam mencari halaman modul dan halaman gambar.

Font yang digunakan dalam penulisan daftar isi menggunakan Candara ukuran 10

pt.

Gambar 4.3 Daftar isi modul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

90

e. Kompetensi Inti

Pada bagian ini berisikan kompetensi inti yang ada pada kurikulum 2013

yang merupakan gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokan ke

dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan

psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah,

kelas, dan mata pelajaran. Dalam kompetensi inti ini berisikan 4 point. Font

DFGothic-EB ukuran 12 pt dan Candara ukuran 10 pt.

Gambar 4.4 Kompetensi inti pada modul

f. Isi Modul

Isi buku modul permainan tradisional anak untuk kelas I SD berupa enam

pembelajaran dalam satu subtema. Masing-masing pembelajaran terdapat satu

permainan di dalamnya di lengkapi dengan diskripsi permainan, kompetensi

dasar, materi pembelajaran, alat yang dibutuhkan, tujuan permainan, cara

bermain, evaluasi, dan refleksi. Isi modul ini mengacu pada pembelajaran

kurikulum 2013 yang dikombinasikan dengan permainan tradisional. Penulisan isi

modul menggunakan jenis huruf Candara dengan ukuran font 10 pt.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

91

Gambar 4.5 Ilustrasi Permainan

Gambar 4.6 Deskripsi dan isi setiap permainan

Modul ini berisi enam pembelajaran yang diambil dari buku tematik

kurikulum 2013 tema 3 Kegiatanku subtema 2 Kegiatan Siang Hari. Pada setiap

pembelajaran di dalam modul terdapat ilustrasi gambar permainan, deskripsi

permainan, kompetensi dasar, materi pembelajaran, alat yang dibutuhkan,

langkah-langkah bermain dan tujuan permainan. Dalam penulisan isi modul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

92

peneliti memperhatikan aspek-aspek dalam pengembangan modul ini antara lain

sebagai berikut:

1) Isi modul memberi pengaruh terhadap siswa

Penulis membuat gambar-gambar yang sesuai dengan ketertarikan dan

kebutuhan siswa kelas bawah dalam isi modul. Gambar yang dibuat disesuaikan

dengan jenis permainan, sketsa anak yang sedang bermain permainan tradisional

tersebut dengan memperhatikan warna yang cerah dan ukuran yang sesuai untuk

menarik minat pembacanya. Dengan desain yang peneliti buat diharapkan

pembaca dapat tertarik dan meningkatkan rasa ingin tahu terhadap permainan

tradisional, sehingga dengan modul permainan tradisional anak siswa dapat

belajar sembari melakukan permainan tradisional secara real. Penulis juga

memberikan materi pada modul yang sesuai dengan buku guru dan buku siswa

sehingga guru tidak perlu menggunakan dua buku dalam pembelajaran karena

sudah dikombinasikan menjadi satu dengan permainan tradisional. Font yang

digunakan dalam penulisan isi modul adalah Candara dengan ukuran 10 pt dan

dan 14 pt untuk sub bab judul setiap permainan dalam pembelajaran, dicetak

menggunakan kertas Hvs 80 gr dan modul berukuan A5 (14,8 cm x 21 cm).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

93

2) Isi modul sesuai dengan fokus pembelajaran yang diajarkan

Penulis mencantumkan enam jenis permainan tradisional yang sudah

disesuaikan dengan setiap materi pembelajaran dalam tema 3 subtema 2, namun

penulis hanya memasukan materi PPKn, Bahasa Indonesia, dan SBdP. sehingga

tujuan dari setiap pembelajaran diharapkan akan tercapai jika materi pembelajaran

dikombinasikan dengan permainan tradisional yang akan membuat siswa menjadi

lebih tertarik untuk mengikuti pelajaran, menumbuhkan semangat siswa, mudah

untuk memahami, dan siswa akan menjadi lebih aktif dalam pembelajaran.

Dengan menggunakan materi sesuai pada buku tematik kurikulum 2013 maka

dapat membantu guru dan siswa untuk mempermudah pembelajaran. Penulis

menggunakan bahasa yang sederhana dengan tujuan agar mudah dipahami guru

maupun siswa atau pembaca.

3) Modul memberi efek positif terhadap guru dan siswa

Penulis memberikan hal baru dalam penyusunan modul pembelajaran

tematik yaitu memodifikasi pembelajaran tematik dengan mengkombinasikan

permainan tradisional dimana sebelumnya belum menjumpai sebuah modul

pembelajaran yang dikemas dengan cara mengkombinasikan menggunakan

permainan tradisional. Manfaat yang didapat antara lain adalah: 1) siswa menjadi

mengenal banyak permainan tradisional dan cara bermain permainan tradisional,

2) siswa menjadi lebih bersosialisasi saat melakukan permainan tradisional, 3)

siswa dapat mempraktikan langsung permainan tradisonal, 4) siswa menemukan

cara belajar yang baru yaitu dengan cara bermain permainan tradisional, 4) guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

94

memperoleh cara penyampaian materi pembelajaran yang baru, 5) guru

memperoleh sumber belajar baru.

g. Daftar Pustaka

Bagian ini memuat sumber-sumber yang digunakan penulis dalam

penyusunan modul permainan tradisional anak untuk kelas I SD. Sumber-sumber

tersebut berupa buku, teks bacaan, maupun informasi dari internet. Adapun

sumber dari buku-buku permainan tradisional, teks bacaan, serta sumber dari

internet.

Gambar 4.7 Daftar pustaka modul

h. Profil Penulis

Profil penulis berisi informasi terkait dengan penulis modul permainan

tradisional anak untuk kelas I SD. Profil penulis dicantumkan agar pengguna

modul permainan tradisional anak mengetahui identitas asli penulis. Profil penulis

mempunyai tujuan agar pembaca modul pembelajaran menggunakan permainan

tradisional anak ini bisa mengetahui identitas penulis. Profil penulis terdiri foto

penulis yang disertai dengan pemaparan tentang nama penulis, tempat tanggal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

95

lahir penulis, dan riwayat pendidikan penulis. Menggunakan font Candara ukuran

10 pt dan DFGothic-EB dengan ukuran 12 pt.

Gambar 4.8 Biografi penulis modul

1.4 Validasi

Penelitian ini menggunakan type validasi isi. Produk yang telah melalui

proses pengembangan kemudian akan dinilai oleh ahli atau pakar melalui kegiatan

validasi. Hasil penilaian oleh validator nantinya akan dihitung dan kemudian

diperoleh rata-rata keseluruhan nilai yang di dapat. Perhitungan skor rata-rata

yang di dapat secara kuantitatif kemudian dikonversikan ke data kualitatif

berdasarkan skala lima pada tabel 3.8.

Peneliti memilih dua ahli dan guru kelas I SD untuk melakukan penilaian

terhadap modul pembelajaran yang sudah dihasilkan. Berikut merupakan hasil

validasi dari modul pembelajaran oleh validator.

Tabel 4.2 Skor Penilaian Instrumen Modul Pembelajaran oleh para ahli

Nomor Item Skor Item dari

Ahli I

Skor Item dari Ahli II Skor Item dari guru

kelas I SD

1 4 5 4

2 4 4 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

96

3 4 4 5

4 4 5 5

5 4 5 4

6 4 4 4

7 4 5 4

8 4 4 4

9 3 5 4

10 4 5 4

11 3 5 4

12 4 4 5

13 4 5 5

14 4 5 5

15 4 5 5

Rerata Skor 3,6 4,6 4,4

Keterangan

Skala Lima

Menurut

Widoyoko

(2019: 238)

“ aik” “Sangat baik” “Sangat baik”

Nilai =

= 4,2

Berdasarkan nilai yang di peroleh dari validator rata-rata hasil validasi

sebesar 4,2, jika dilihat dari nilai skala lima maka termasuk ke dalam kategori

“Sangat aik”. Berdasarkan hasil validasi tersebut menujukkan bahwa modul

pembelajaran yang berjudul “Modul Pembelajaran Menggunakan Permainan

Tradisional Anak Untuk Kelas I Sekolah Dasar Tema 3 Subtema 2” sudah layak

diuji cobakan, namun validator juga memberikan saran terkait dengan modul

untuk perbaikan mengubah beberapa kekurangan modul pembelajaran, validator

juga menambahkan saran untuk melengkapi modul pembelajaran. Untuk itu

sebelum diuji cobakan kepada guru kelas I Sekolah Dasar maka peneliti perlu

memperbaiki produk terlebih dahulu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

97

1.5 Perbaikan Desain

Berdasarkan hasil dari validasi oleh ketiga validator, peneliti melakukan

perbaikan desain berupa modul berjudul “Modul Pembelajaran Menggunakan

Permainan Tradisional Anak Untuk Kelas I Sekolah Dasar Tema 3 Subtema 2”.

Komentar dan saran dari ketiga ahli digunakan sebagai pedoman untuk

memperbaiki desain produk.

1.6 Data Validasi

1.6.1 Data Validasi Oleh Ahli I dan Revisi Produk

Validitor I dalam penelitian ini adalah dosen Psikologi Universitas Sanata

Dharma. Validasi dilakukan pada tanggal 11 April 2019. Adapun aspek-aspek

yang dinilai dalam modul pembelajaran menggunakan permainan tradisional

adalah 1) Isi modul dan bahasa, 2) Desain modul, 3) Tujuan pembuatan modul.

Dari hasil validasi mempeoleh hasil yang baik yaitu dengan rata-rata skor 3,6. Jika

dilakukan perbandingan dengan skala lima yang telah ditentukan oleh peneliti

skor yang diperoleh menujukkan modul pembelajaran yang dikembangkan oleh

peneliti termasuk dalam kategori “ aik”. Modul pembelajaran menggunakan

permainan tradisional dinyatakan sudah layak untuk digunakan dengan revisi

sesuai saran. Dari hasil validasi peneliti mendapat beberapa komentar dan saran

terkait dengan isi modul. Berikut tabel komentar dan masukan dari ahli I terhadap

isi modul:

Tabel 4.3 Komentar dan Saran Ahli I dan Revisi

No. Komentar Ahli Revisi

1. Penulisan lirik lagu terlalu real Memperbaiki lirik lagu dan sedikit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

98

memodifikasinya.

2. Perbaiki tata letak pada cara agar terlihat

rapi

Memperbaiki tata letak materi

Berikut adalah revisi yang dilakukan peneliti berdasarkan komentar dan saran dari

ahli I:

Sebelum Direvisi Sesudah Direvisi

Gambar 4.9 Revisi isi modul tentang cara bermain

Peneliti merubah tata letak dan format penulisan cara bermain. Hal ini

dikarenakan penempatan penulisan cara bermain yang peneliti gunakan

sebelumya masih belum tertata rapi, sehingga penulisan cara bermain masih

terlihat acak-acakan. Dengan demikian peneliti mengubah penulisan dengan

menggunakan format penulisan rata kanan-kiri, validator I menginginkan cara

bermain menjadi lebih mudah untuk dibaca dan dipahami. Maka peneliti

melakukan revisi berdasarkan komentar dan saran validator I, yaitu dengan

merubah format penulisan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

99

Sebelum Direvisi Sesudah Direvisi

Gambar 4.10 Revisi kata pengantar

Pada revisi kata pengantar ini peneliti memperbaiki kata dan kalimat yang

kurang sesuai. Penataan dalam kata pengantar format penulisan yang digunakan

belum sama antar paragraf. Selain itu validator menyarankan untuk menambahkan

nama penulis pada bagian kanan bawah halaman. Kemudian pada kata pengantar

sebelah kiri sebelum direvisi warna background terlihat lebih kusam dan gelap

sehingga pada gambar sebelah kanan peneliti mengganti warna background

menjadi warna yang lebih cerah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

100

Sebelum Direvisi Sesudah Direvisi

Gambar 4.11 Revisi isi modul tentang materi pelajaran

Peneliti melakukan perbaikan isi modul berdasakan komentar dan saran

validator I. Peneliti menambahkan soal evaluasi pada setiap akhir pembelajaran

dengan menggunakan soal evaluasi. Soal evaluasi bertujuan untuk mengetahui

sejauh mana tingkat pemahaman dan kemampuan siswa dalam mengikuti

pembelajaran dengan implementasi permainan tradisional. Dapat dilihat pada

gambar sebelah kiri sebelum direvisi, materi hanya diambil dari buku tidak

terdapat juga soal evaluasi. Setelah direvisi pada gambar sebelah kanan

menambahkan soal evaluasi pada setiap pembelajaran. Soal evaluasi yang

diberikan dalam setiap pembelajaran ini mencakup materi-materi yang diajarkan

dalam kegiatan pembelajaran.

1.6.2 Data Validasi Oleh Ahli I dan Revisi Produk

Validitor I dalam penelitian ini adalah ahli bahasa Indonesia. Validasi

dilakukan pada tanggal 12 April 2019. Adapun aspek-aspek yang dinilai dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

101

modul pembelajaran menggunakan permainan tradisional adalah 1) Isi modul dan

bahasa, 2) Desain modul, 3) Tujuan pembuatan modul. Dari hasil validasi

memperoleh hasil yang baik yaitu dengan rata-rata skor 4,9. Jika dilakukan

perbandingan dengan skala lima yang telah ditentukan oleh peneliti skor yang

diperoleh menujukkan modul pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti

termasuk dalam kategori “ aik”. Modul pembelajaran menggunakan permainan

tradisional dinyatakan sudah layak untuk digunakan dengan revisi sesuai saran.

Dari hasil validasi peneliti mendapat beberapa komentar dan saran terkait dengan

isi modul. Berikut tabel komentar dan masukan dari ahli I terhadap isi modul:

Tabel 4.4 Komentar dan Saran Ahli I dan Revisi

No. Komentar Ahli Revisi

1. Perbaiki kata dan kalimat yang masih

salah tata letak juga diperhatikan.

Memperbaiki penulisan kata dan

penyusunan kalimat.

2. Tambahkan lampiran syair lagu Menambahkan syair lagu pada

langkah permainan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

102

Berikut adalah revisi yang dilakukan peneliti berdasarkan komentar dan

saran dari ahli II:

Sebelum Direvisi Sesudah Direvisi

Gambar 4.12 Revisi warna isi modul

Peneliti melakukan revisi dari komentar dan sara validator II, peneliti

melakukan perbaikan warna dan tata letak penulisan sesuai dengan komentar dan

saran dari validator II untuk memperjelas informasi dan menciptakan kenyamanan

bagi pembaca. Pada gambar sebelah kiri sebelum direvisi warna background pada

modul masih terkesan gelap dan tata penulisan masih belum rata kanan kiri.

Kemudian peneliti melakukan perbaikan warna background isi modul dan tata

letak penulisan agar pembaca nantinya lebih nyaman untuk membaca dan

memahami isi modul pembelajaran tersebut.

1.6.3 Data Validasi oleh Guru Kelas I SD

Validator III dalam penelitian ini adalah guru kelas I SD Kanisius Pugeran I.

Validasi dilakukan pada tanggal 4 April 2019. Adapun aspek-aspek yang dinilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

103

dalam modul pembelajaran menggunakan permainan tardisional adalah 1) Isi

modul dan bahasa, 2) Desain modul, 3) Tujuan pembuatan modul. Dari hasil

validasi oleh guru kelas I SD peneliti memperoleh hasil skor yang baik yaitu

dengan rata-rata 4,4. Jika dilakukan perbandingan dengan skala lima yang telah

ditentukan oleh peneliti skor yang diperoleh menujukkan modul pembelajaran

yang dikembangkan oleh peneliti termasuk dalam kategori “Sangat aik”. Modul

pembelajaran menggunakan permainan tradisional dinyatakan sudah layak untuk

digunakan setelah dilakukan revisi sesuai saran. Dari hasil validasi peneliti

mendapat beberapa komentar dan saran terkait dengan isi modul. Berikut tabel

komentar dan saran dari guru kelas I SD terhadap isi modul :

Tabel 4.5 Komentar dan Saran dari Guru Kelas I SD dan Revisi

No. Komentar Ahli Revisi

1. Warna pada cover modul di usahakan

lebih cerah

Memperbaiki warna pada modul

dengan warna yang lebih cerah

2. Memperbaiki kerapian penulisan materi

modul

Memperbaiki kerapian pada

penulisan materi modul

pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

104

Berikut adalah revisi yang dilakukan peneliti berdasarkan komentar dan saran

dari guru kelas I SD:

Sebelum Direvisi Sesudah Direvisi

Gambar 4.13 Revisi warna sampul modul

Peneliti setuju dengan komentar dan saran dari guru kelas I SD untuk

membuat sampul modul menjadi lebih cerah. Seletelah direvisi pada gambar

sebelah kanan peneliti mengubah warna pada sampul. Agar pembaca lebih tertarik

dengan sampul yang lebih berwarna. Penulisan pada sampul menggunakan

DFGothic-EB ukuran 24 pt, diubah dengan font ObelixPro dengan ukuran 24 pt,

20pt, dan 12 pt

1.7 Uji Coba Produk

Tahap selanjutnya dalam peneliti dan pengembangan ini adalah peneliti

melakukan uji coba produk pada tanggal 25 April 2019. Dalam tahap uji coba

produk, peneliti meminta guru kelas I untuk menerapkan modul pembelajaran

permainan tradisional anak. Produk diujikan setelah melalui tahap revisi isi

produk maupun revisi desain. Produk yang telah direvisi dan layak maka diuji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

105

cobakan kepada siswa kelas I SD Kanisius Pugeran I. Uji coba dilakukan oleh

guru kelas I selama 2 jam pelajaran karena keterbatasan waktu. Uji coba

dilakukan secara terbatas dan dilakukan oleh guru kelas I dengan jumlah siswa 6

orang siswa yang dipilih langsung oleh guru sesuai dengan kemampuan dan minat

belajar yang kurang.

Pada tahap ini guru kelas I SD melakukan uji coba produk dengan

memperhatikan rencana pelaksanaan pembelajaran harian yang menjadi pedoman

guru pada proses pembelajaran. Tahap selanjutnya pada inti pembelajaran guru

melaksanakan proses pembelajaran berpedoman pada materi dan langkah-langkah

dari modifikasi permainan yang terdapat pada modul metode permainan

tradisional untuk pembelajaran kelas I SD. Setelah melakukan uji coba produk

secara terbatas, kemudian guru mengisi kuesioner yang diberikan peneliti dengan

tujuan untuk mengetahui keefektifan produk yang telah dikembangkan sebagai

bahan ajar dan sebagai referensi bagi guru untuk menyampaikan materi.

Pada saat uji coba produk modul metode permainan tradisional anak untuk

pembelajaran kelas I SD guru mengajak 6 siswa untuk mengikuti pembelajaran.

Sebelum memulai pembelajaran guru membacakan pengertian permainan

domikado. Kemudian guru membacakan tujuan permainan domikado. Karena

hanya 6 siswa saja yang mengikuti pembelajaran maka guru hanya membuat 1

kelompok untuk pembelajaran menggunakan domikado. Setelah posisi siswa

membentuk lingkaran, guru membacakan langkah-langkah permainan domikado.

Kemudian guru menunjuk salah satu siswa sebagai langkah tepukan awal

permainan, pada saat awal tepukan siswa bersama-sama bernyanyi “domikado mi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

106

kado eska, eska do eska do bea beo cis cis one, two, three, four, five, six, seven,

eight, nine, ten” pada saat lagu berakhir siswa yang terakhir menepuk berhasil

mengenai tangan siswa yang disampingnya. Kemudian guru memberikan

pertanyaan yang sesuai dengan materi pembelajaran ke 3 tema 3 subtema 2. Salah

satu pertanyaan yang didapatkan siswa adalah menulis satu kata tentang kebiasaan

siswa kegiatan disiang hari. Guru memberikan sebuah kata yaitu “makan”,

kemudian siswa membuat sebuah kalimat “setelah pulang sekolah, saya lalu

makan siang”. Walaupun membutuhkan beberapa waktu namun siswa tersebut

dapat menuliskan apa yang diminta guru. Siswa yang dapat menjawab pertanyaan

dari guru maka siswa boleh bermain kembali. Permainan berlangsung seru hingga

semua siswa mendapatkan pertanyaan. Kesulitan pada permainan ini siswa masih

ada yang belum dapat membaca secara lancar.

Uji coba produk hanya satu pembelajaran saja selama 2 jam pelajaran

karena faktor waktu yang terbatas. Setelah uji coba dilakukan oleh guru kelas I,

kemudian guru diminta untuk menganalisis dan mengisi kuesioner yang peneliti

berikan. Kuesioner berisi tentang perbedaan setelah dan sebelum menggunakan

produk modul permainan tradisional anak. Berikut rekap hasil kuesioner uji coba

yang diberikan kepada guru kelas I SD Kanisius Pugeran I. berikut adalah hasil uji

coba lapangan yang diperoleh:

Tabel 4.6 Hasil Uji Coba Subjek Penelitian

Nama Skor Kategori

Ibu V 4,36 Sangat Baik

Kesimpulan 4,36 Sangat Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

107

Berdasarkan hasil kuesioner uji coba yang telah diberikan kepada guru,

modul pembelajaran menggunakan permainan tradisional anak memperoleh skor

rata-rata 4,36 dengan kategori “Sangat aik”. Pembelajaran sesudah

menggunakan modul permainan tradisional anak memiliki perkembangan dengan

sebelum menggunakan modul. Perkembangan nampak khususnya untuk antusias.

Siswa lebih aktif selama pembelajaran. Melalui kegiatan bermain ini pula peneliti

melihat siswa mampu berinteraksi sesama teman dan guru dengan baik dan sopan.

Dalam tahap uji coba terbatas, guru menerapkan pembelajaran dengan

modul permainan tradisional anak terhadap enam siswa yang dipilih langsung

oleh guru. Peneliti hanya sebagai pengamat dalam tahap uji coba. Peneliti

mengamati beberapa hal sebagai berikut:

Tabel 4.7 Pengamatan Uji Coba Produk Kategori Penerapan

Antusias siswa Siswa yang mengikuti tahap uji coba

produk mengikuti dengan semangat

langkah-langkah yang diberikan oleh guru

yang sesuai dengan modul permainan

tradisional anak. Namun siswa juga

memerlukan penjelasan tentang pelajaran

yang akan dilakukan dengan modul

permainan tradisional anak.

Pemahaman materi Guru memberikan evaluasi terhadap siswa

sesuai dengan materi yang diberikan. Dari

evaluasi tersebut guru dapat mengetahui

apakah siswa memahami materi atau belum

memahami materi pelajaran. Evaluasi

diberikan secara lisan oleh guru dengan

hasil siswa mampu menjawab evaluasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

108

yang diberikan oleh guru, siswa juga ingat

setiap cara bermain permainan tradisional

yang digunakan sebagai media.

Efektivitas waktu Guru melakukan satu pembelajaran dengan

menggunakan waktu dua jam pelajaran

sehingga efektif jika diterapkan pada

pembelajaran selanjutnya.

Peneliti melakukan pengamatan dimana siswa yang mengikuti uji coba

produk terlihat antusias. Pada saat bermain permainan domikado guru

memberikan pertanyaan pada siswa sesuai dengan langkah yang peneliti tulis pada

modul pembelajaran, peneliti melihat sebagian besar siswa sudah mampu

menjawab pertanyaan dengan cepat dan benar. Tetapi ada juga satu siswa yang

menjawab dengan asal cepat dan belum benar, kemudian guru memberikan

toleransi waktu 1 menit untuk mengulang dan membenarkan jawabannya.

Pemahaman materi yang diterima oleh siswa, terlihat saat dilakukannya tahap

evaluasi dan tanya jawab oleh guru yang dilakukan secara lisan. Pada akhir

kegiatan siswa kemudian diminta guru untuk menyebutkan kegiatan apa saja yang

sudah dilakukan dan materi apa saja yang mereka peroleh dalam kegiatan

permainan tradisional yang sudah dilakukan dengan cara menanyakan satu persatu

kepada setiap siswa. Pada kegiatan evaluasi seluruh siswa juga dapat mengerjakan

soal evaluasi yang diberikan dengan baik meskipun 2 siswa lebih lambat dari 4

siswa yang lainnya.

1.8 Revisi Produk

Setelah peneliti memperoleh hasil uji coba terbatas produk yang dilakukan

oleh guru kelas I SD. Langkah selanjutnya peneliti melakukan revisi produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

109

sesuai dengan saran dan komentar dari guru kelas I SD. Pada akhir kegiatan

pembelajaran guru kelas I SD mengatakan bahwa secara keseluruhan dalam

pelaksanaan pembelajaran menggunakan modul permainan tradisional anak

sudah dapat dikatakan berjalan dengan baik. Namun, guru menambahkan

komentar untuk memperbaiki penjelasan dalam langkah permainan sapiring dua

piring. Guru SD juga memberikan saran untuk menambahkan refleksi.

Adapun alasan guru untuk memberikan komentar tersebut karena pada saat

kegiatan uji coba produk terbatas langkah yang dijelaskan dalam permainan

sapiring dua piring masih belum jelas sehingga guru sempat bingung ketika

mempraktikan permainan tersebut. Permainan sapiring dua piring juga dirasa guru

asing karena bukan berasal dari daerah asal guru dan para siswa, sehingga

langkah-langkah harus lebih jelas dan dapat dipahami pembaca. Saran guru untuk

penambahan refleksi dilakukan karena setiap akhir pembelajaran menggunakan

permainan tardisional anak, guru mendapatkan timbal balik dari siswa mengenai

perasaan siswa setelah melakukan pembelajaran menggunakan permainan

tradisional anak, mengetahui sejauh mana pemahaman siswa, dan informasi apa

saja yang didapatkan siswa setelah melakukan pembelajaran dengan

menggunakan permainan tradisional anak. Dengan adanya relfleksi ini pula guru

akan mengetahui sejauh mana minat dan semangat siswa untuk mengikuti proses

kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan komentar dari guru kelas I SD Kanisius Pugeran I, peneliti

kemudian menindak lanjuti komentar dari guru tersebut yang dapat dilihat pada

gambar di bawah ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

110

Gambar 4.14 Perbaikan Langkah Permainan Sapiring Dua Piring

Gambar 4.15 Refleksi Pembelajaran Pada Kegiatan Akhir Permainan

2. Kualitas Modul Pembelajaran Menggunakan Permainan Tradisional

Anak Untuk Kelas I Sekolah Dasar Tema 3 Subtema 2

Pada bagian ini peneliti akan menjelaskan tentang kualitas dari modul

pembelajaran yang dibuat oleh peneliti. Kualitas produk dilihat dari skor yang

didapat dari hasil kuesioner yang diberikan kepada tiga validator serta kuesioner

yang diberikan kepada guru saat uji coba lapangan terbatas dengan guru kelas I

SD Kanisius Pugeran I.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

111

Penilaian terhadap modul yang sudah dilakukan, kemudian direkap

menjadi satu. Rekapitulasi ini merupakan hasil penilaian modul dari tiga validator.

Berikut ini adalah hasil rekapitulasi:

Tabel 4.8 Rekapitulasi Skor Hasil Validasidan Uji Coba Lapangan

NO Validator Modul Pembelajaran

Skor Kategori

1 Validator I 3,6 “ aik”

2 Validator II 4,9 “Sangat aik”

3 Validator III 4,4 “Sangat aik”

4. Uji Coba Guru kelas I SD 4,3 “Sangat aik”

Jumlah 17,2

Rata-rata 4,3

Kategori Skala Lima “Sangat aik”

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran

menggunakan permainan tardisional anak yang dibuat oleh peneliti

memperolehskor 3,6 dari validator I yang masuk ke dalam kategori “ aik” seperti

yang dipaparkan Widyoko (2019: 238) hasil validasi jika dilihat dari nilai skala lima,

kemudian skor validator II adalah 4,9 yang masuk ke dalam kategori “Sangat

aik”, skor dari validator III adalah 4,4 yang masuk kategori “Sangat aik”.

Untuk perolehan skor uji coba lapangan terbatas kepada guru kelas I SD adalah

4,36 yang masuk ke dalam kategori “Sangat aik”. Dari hasil rekapitulasi

keseluruhan skor yang peneliti dapatkan dari tiga validator dan subjek penelitian,

maka skor rata-rata yang didapatkan adalah 4,3 yang masuk ke dalam kategori

“Sangat aik” dan layak untuk digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

112

B. Kajian Produk Akhir

Produk akhir yang diperoleh berdasarkan masukan, saran, dan komentar dari

keduavalidator ahli dan guru kelas I SD Kanisius Pugeran I, Yogyakarta. Produk

awal yang dihasilkan oleh peneliti kemudian direvisi sehingga menghasilkan

poduk akhir yang lebih baik dari pada produk awal. Produk akhir yang dihasilkan

yaitu berbentuk modul pembelajaran yang berjudul “Modul Pembelajaran

Menggunakan Permainan Tradisional Untuk Kelas I Sekolah Dasar Tema 2

Subtema 4”. Produk tersebut dicetak berukuran A5 dengan menggunakan kertas

Art Paper 120gr di bagian sampul atau cover dan kertas Hvs 80gr pada bagian isi

modul.

1. Sampul Modul Pembelajaran

Sampul modul pembelajaran menggunakan permainan tradisional pada

produk akhir yang dihasilkan oleh peneliti masih dengan background berwarna

hijau dan biru. Gambar sampul depan yaitu dua anak laki-laki dan seorang anak

perempuan yang bermain polisi maling. Kemudian di bagian depan anak tersebut

terdapat gambar papan kayu bewarna coklat yang bertuliskan judul modul yaitu

“Modul Pembelajaran Menggunakan Permainan Tradisional, Untuk Kelas I

Sekolah Dasar Tema 3 Subtema 2”. Dibagian tengah atas terdapat nama penulis

dari modul tersebut yaitu “Ridho Indra Pratama”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

113

Gambar 4.16 Hasil Akhir Sampul Modul Setelah Direvisi

2. Bagian-bagian Modul Pembelajaran Setelah Direvisi

2.1 Sampul/cover Modul

Sampul berisikan informasi tentang apa saja yang ada pada modul. Peneliti

menambahkan beberapa tambahan informasi terkait judul yang lebih spesifik agar

pembaca lebih tertarik

2.2 Kata Pengantar

Pada bagian ini terdapat beberapa revisi, antara lain mengganti kata “buku

bergambar” menjadi kalimat “modul pembelajaran menggunakan permainan

tardisional”. Peneliti juga memperbaiki kesalahan dalam penulisan, sepasi antar

baris, dan tanda baca. Kata pengantar masih berada di bagian depan modul setelah

sampul. Kata pengantar berisi ucapan terimakasih atas keberhasilan membuat

modul pembelajaran tersebut. Selain ucapan terimakasih, kata pengantar juga

berisi permintaan maaf atas kekurangan dalam modul pembelajaran tersebut serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

114

kesediaan peneliti untuk menerima kritik dan saran yang membangun untuk

menjadi lebih baik lagi.

2.3 Isi Modul

Modul pembelajaran ini memuat materi pembelajaran pada tema 3

subtema 2 dengan mengimpletasikan permainan tradisional di dalam kegiatan

pembelajaran. Selain materi pembelajaran dan kegiatan permainan di dalam

modul pembelajaran ini juga terdapat deskripsi permainan yang akan menjadi

informasi tambahan bagi pembaca. Pada bagian isi modul ini peneliti

memperbaiki langkah-langkah dalam permainan agar menjadi lebih runtut dan

jelas. Peneliti juga memperbaiki beberapa bagian pada format penulisan yang

masih belum rata kanan kiri supaya nyaman untuk dibaca dengan

mengkombinasikan dengan warna yang cerah dan sesuai untuk anak SD.

2.4 Refleksi Akhir Setiap Pembelajaran

Penambahan halaman refleksi akhir kegiatan supaya guru mendapatkan

timbal baluk dari siswa mengenai perasaan siswa setelah melakukan pembelajaran

menggunakan permainan tradisional anak, mengetahui sejauh mana pemahaman

siswa, dan informasi apa saja yang didapatkan siswa setelah melakukan

pembelajaran dengan menggunakan permainan tradisional anak. Dengan adanya

relfleksi ini pula guru akan mengetahui sejauh mana minat dan semangat siswa

untuk mengikuti proses kegiatan pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

115

2.5 Daftar Pustaka

Daftar pustaka ini berisi berbagai referensi yang mendukung dalam penulisan

pengertian permainan, dan isi modul pembelajaran. Beberapa sumber yang

digunakan oleh peneliti dalam penyusunan modul ini dituliskan pada daftar

pustaka modul.

2.6 Profil Penulis

Profil penulis berisi tentang biografi penulis dari nama lengkap penulis,

tempat dan tanggal lahir penulis, serta riwayat pendidikan penulis.

C. Pembahasan

Penelitian dan pengembangan ini di latar belakangi dengan adanya kebutuhan

guru terhadap adanya sumber mengajar berupa pegangan selain buku tematik,

sehingga guru hanya terpaku pada satu buku saja. Adanya hal tersebut membuat

guru hanya terpaku pada satu buku dan tidak mengeksplorasi kegiatan

pembelajaran yang lebih inovatif. Kebutuhan guru akan penambahan bahan ajar

dapat membantu guru dalam menyampaikan materi kepada siswa. Berdasarkan

hasil observasi dan hasil kuesioner, tanggapan guru mengenai modul

pembelajaran sangat baik. Menurut guru, bahan ajar yang dikemas secara menarik

dan baik adalah bahan ajar yang memiliki komponen isi materi yang lengkap serta

dilengkapi dengan strategi pembelajaran yang dapat membantu guru dalam setiap

proses pembelajaran secara lebih kreatif dan inovatif. Oleh karena itu, peneliti

terdorong untuk melakukan penelitian dan pengembangan modul pembelajaran

menggunakan permainan tradisional anak kelas I Sekolah Dasar tema 3 subtema

2. Menurut Majid (2014) Orientasi pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

116

adalah untuk menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan

efektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana),

dan pengetahuan (tahu apa).

Permainan tradisional merupakan permainan yang tumbuh dan berkembang

dilingkungan masyarakat yang dilakukan secara turun menurun. Dengan bermain

permainan tradisional anak tidak hanya mendapatkan aktivitas berupa gerak tubuh

namun juga belajar mengenai kebudayaan Indonesia. Menurut Vygotsky (dalam

Kurniati, 2016:7) konstribusi bermain dapat mempengaruhi perkembangan siswa

khususnya dalam hal menalar. Siswa yang bermain permainan tradisional akan

berpikir bagaimana cara menyelesaikan permasalahan yang timbul pada saat

bermain. Seperti pada saat siswa diminta untuk membuat suatu kalimat dengan

menggunakan kata “siang hari”, kemudian siswa tersebut akan merangkai kata

menjadi suatu kalimat. Hal ini menunjukan bahwa sebuah permainan tidak hanya

sekedar bermain, akan tetapi juga terdapat makna dan pembelajaran di dalamnya.

Selain itu, dalam pengembangan modul pembelajaran dengan menggunakan

permainan tradisional anak sebaiknya pembelajaran ini memperhatikan

perkembangan dan karakteristik anak usia SD kelas bawah. Maka dalam

penyusunan modul pembelajaran harus disusun secara sistematis dan dengan

bahasa yang mudah dipahami seperti yang diungkapkan Prastowo (2013:106)

modul merupakan bahan ajar yang disusun sistematis dengan bahasa yang mudah

dipahami oleh siswa sehingga siswa dapat mempelajari materi sendiri maupun

dengan bimbingan dari pendidik. untuk itu peneliti akan memperhatikan tujuan

pembelajaran dan tujuan permainan agar dapat berkolaborasi dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

117

Modul pembelajaran dikembangkan sebagai bahan ajar yang sederhana

ditunjukkan kepada guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas

maupun diluar kelas. Modul ini nantinya akan digunakan guru sebagai bahan

referensi untuk melaksanakan proses pembelajaran. Langkah yang terdapat pada

modul juga dapat disisipkan dengan pembelajaran tematik yang telah disusun.

Supaya modul pembelajaran dengan mudah dipahami oleh siswa seperti yang

diungkapkan Prastowo (2015:106) modul merupakan bahan ajar yang disusun

sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa sehingga siswa dapat

mempelajari materi sendiri maupun dengan bimbingan dari pendidik.

Pengembangan modul pembelajaran dikembangkan oleh peneliti

menggunakan tujuh langkah dari Sugiyono (2015). Langkah awal yang dilakukan

peneliti adalah analisis kebutuhan. Kegiatan tersebut berupa mencari informasi

atau fakta-fakta yang sesuai dengan apa yang ada di lapangan. Informasi berupa

fakta yang didapat kemudian akan dimasukan kedalam kategori potensi dan

masalah. Fakta yang bersifat positif atau kelebihan terhadap suatu hal dijadikan

sebagai sebuah potensi, sedangkan fakta yang bersifat negative dijadikan sebagai

masalah dari suatu hal. Temuan-temuan tersebut kemudian dijadikan dasar untuk

mengembangkan sebuah produk yang memiliki manfaat bagi penggunanya.

Proses pembuatan modul ini diawali dengan analisis potensi dan masalah.

Analisis potensi dan masalah dilakukan dengan melakukan kegiatan observasi dan

wawancara kepada guru kelas I SD Kanisius Pugeran. Analisis kebutuhan ini

berguna untuk memperoleh data konkret yang ada di lapangan. Informasi yang

diperoleh peneliti tidak hanya berupa temuan, namun juga data-data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

118

Pengumpulan data dilakukan peneliti dengan cara observasi dan wawancara.

Peneliti melakukan observasi pada saat pembelajaran berlangsung yang dilakukan

oleh guru kelas I, peneliti hanya mengamati dan tidak ikut terlibat pada proses

pembelajaran. Hal yang diamati peneliti adalah metode yang digunakan guru,

bahan ajar apa saja yang digunakan guru, dan respons siswa terhadap

pembelajaran. Hasil pengamatan yang diperoleh kemudian diperkuat dengan

adanya wawancara yang dilakukan oleh peneliti setelah kegiatan observasi. Data

yang diperoleh dari kegiatan tersebut kemudian peneliti merekapitulasi. Analisis

kebutuhan ini berguna untuk memperoleh data konkret yang ada di lapangan serta

menjadi acuan dalam pembuatan isi dari produk yang peneliti kembangkan.

Proses ini sesuai dengan langkah pertama pengembangan dari Sugiyono (2015:

409-426).

Selanjutnya peneliti mendesain produk yang akan dikembangkan. Desain

yang dibuat sesuai dengan kebutuhan dan keadaan penggunanya. Di dalam modul

yang dikembangkan selain adanya tulisan, peneliti menambahkan ilustrasi gambar

permainan yang sesuai dengan nama permainannya. Misalnya di dalam permainan

Kalla-kalla, peneliti menambahkan gambar anak yang sedang bermain Kalla-kalla

buta bersama dengan teman-temannya. Desain modul telah disesuaikan antara

tulisan, gambar, dan warnanya. Supaya siswa dapat belajar secara mandiri, modul

juga dapat digunakan oleh siapapun dan dimanapun dengan memahami terlebih

dahulu isi modul. Maka modul pembelajaran ini disusun secara jelas dan runtut

seperti menurut Depdiknas (2008: 6) mendefinisikan modul sebagai bahan ajar

cetak untuk dipelajari oleh siswa yang dilengkapi dengan petunjuk belajar secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

119

mandiri. Petunjuk dalam modul dibuat secara jelas agar siswa mudah untuk

memahami.

Penyusunan modul pembelajaran menggunakan permainan tradisional ini

diawali dengan memetakan tema dan subtema kurikulum 2013 yang akan dipilih

dalam pembuatan modul. Setelah diperoleh peneliti kemudian mencari permainan

yang sesuai dengan tema subtema yang dipilih baru kemudian menentukan judul.

Prosedur penyusunan yang peneliti kembangkan ini sesuai dengan prosedur

penysusunan modul menurut Menurut Sujana (dalam Budiono dan Susanto. 2006:

80) terdapat lima langkah dalam penyusunan modul yaitu: 1) bahasa modul harus

menarik dan selalu merangsang siswa untuk berfikir, (2) informasi tentang materi

pelajaran dilengkapi oleh gambar-gambar atau alat peraga lainnya, (3) modul

harus memungkinkan penggunaan multimedia yang relevan dengan tujuan, (4)

waktu mengerjakan modul sebaiknya berkisar antara 4 sampai 8 jam pelajaran, (5)

modul harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa, dan modul memberi

kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikannya secara individual.

Modul pembelajaran yang dikembangkan berupa modul yang memuat

materi pembelajaran tema 3 subtema 2. Modul pembelajaran yang dikembangkan

ini memperhatikan tahap perkembangan anak untuk siswa kelas 1 yaitu pada tahap

operasional konkret dengan ciri pemikiran anak yang sudah berdasarkan logika

dengan sifat revensibilitas dan kekekalan. Anak masih menerapkan logika berpikir

pada barang-barang konkret, belum bersifat abstrak apalagi hipotesis sehingga

mereka masih mempunyai kesulitan dalam memecahkan masalah atau persoalan

yang mempunyai banyak variable (Piaget dalam Suparno, 2001: 26)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

120

Produk berupa modul pembelajaran yang telah selesai di desain kemudian

divalidasikan kepada dua orang ahli atau pakar dan satu guru kelas I Sekolah

Dasar. Penilaian yang dilakukan oleh validator adalah menilai desain produk.

Aspek yang dinilai berupa isi modul, desain modul, dan tujuan dikembangkannya

modul pembelajaran. Setelah validasi selesai dilakukan, peneliti kemudian

melakukan revisi desain atas saran dan komentar yang diberikan oleh validator.

Modul pembelajaran yang dibuat oleh peneliti memiliki 45 halaman yang sudah

termasuk sampul depan dan sampul belakang dan memuat materi pembelajaran

tema 3 subtema 2. Didalam modul pembelajaran peneliti menyusun bagian-bagian

isi modul dengan sketsa gambar. Kemudian produk dicetak menggunakan kertas

Hvs 80gr, dan pada bagian cover dicetak menggunakan kertas Art Paper 120gr.

Selanjutnya peneliti melakukan uji coba produk terbatas setelah merevisi

produk sesuai saran dan komentar dari ahli pakar dan guru. Peneliti memberikan

modul pembelajaran permainan tradisional kepada guru kelas I untuk digunakan

di uji cobakan pada saat mengajar. Hanya saja guru melakukan satu permainan

saja yaitu domikado karena keterbatasan waktu. Pada saat guru memilih dan

mengajak siswa untuk bermain terlihat siswa yang mengikuti pembelajaran

dengan modul permainan anak ini merasa tertarik terlihat dari raut wajah siswa

yang senang. Siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan rasa ingin

tahu siswa mulai bertambah, hal ini terlihat pada saat guru mulai membaca

langkah-langkah permainan domikado. Siswa dapat mengetahui simbol-simbol

yang diberikan guru yang berupa lingkaran, segitiga dan persegi hal ini. Menurut

Piaget (dalam Suparno, 2013:39) pada tahap pra operasi dicirikan dengan adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

121

fungsi semiotik, yaitu menggunakan simbol atau tanda untuk menyatakan atau

menjelaskan suatu objek yang saat itu tidak bersama subjek. Siswa bertanya

bagaimana langkah-langkah bermain dan bagaimana jika siswa menjawab

pertanyaan dengan salah. Setelah diberikan penjelasan oleh guru siswa kemudian

membuat formasi melingkar untuk melakukan permainan sesuai dengan instruksi

guru. Siswa menjadi lebih aktif dan antusias memperhatikan ketika guru

membacakan cara bermain menurut Mulyadi (dalam Kurniati, 2016: 5) bermain

dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya, karena melalui bermain anak

akan sering melakukan eksplorasi terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungan

sekitarnya sebagai wujud rasa ingin tahunya. Karena sasaran dari pengembangan

modul metode permainan tradisional anak SD menurut Hosnan (2016: 58-60)

yaitu: 1) senang bermain, 2) senang melakukan aktivitas dan 3) senang melakukan

kerja dalam sebuah kelompok. Sejalan dengan pendapat Hosnan berdasarkan

ketiga karakteristik tersebut terlihat saat peneliti melakukan uji coba produk

secara terbatas.

Selama kegiatan pembelajaran dengan modul permainan anak tradisional

berlangsung terlihat raut wajah siswa yang senang dan gembira terlihat ketika

mereka bermain. Peneliti melihat bahwa ketika siswa mengikuti proses

pembelajaran dengan cara menggunakan permainan tradisional, siswa menjadi

lebih aktif dan rasa ingin tahu dalam dirinya sangatlah tinggi, hal ini terlihat dari

raut wajah siswa saat melakukan permainan. seperti yang diungkapkan Kurniati

(2016) mengungkapkan permainan tradisional merupakan suatu aktivitas

permainan yang tumbuh dan berkembang di daerah tertentu, yang sarat dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

122

nilai-nilai budaya dan tata nilai kehidupan masyarakat dan diajarkan secara turun-

temurun. Dari permainan, anak-anak akan mampu mengembangkan potensi yang

dimilikinya, memperoleh pengalaman yang berguna dan bermakna, mampu

membina hubungan dengan sesame teman, meningkatkan pembedaharaan kata,

serta mampu menyalurkan perasaan-perasaan yang tertekan dengan tetap

melestarikan dan mencintai budaya bangsa. Setelah kegiatan permainan selesai

kemudian guru merefleksikan bersama kegiatan yang sudah dilakukan, dengan

yakin siswa menjawab “sangat senang” dan ketika guru memberikan pertanyaan

berupa evaluasi yang ada pada modul siswa dapat menyelesaikan soal evaluasi

dengan baik, setelah dicek oleh guru jawaban dari rata-rata siswa hampir semua

benar. Berdasarkan hasil pengerjaan evaluasi ini guru dapat melihat sejauh mana

pemahaman siswa dan kemampuan yang mereka peroleh ketika mengikuti

kegiatan pembelajaran. Pencapaian hasil evaluasi ini sesuai dengan salah satu

fungsi modul pembelajaran menurut Prastowo (2013, 107-108) modul dapat

digunakan sebagai bahan evaluasi yaitu untuk mengukur nilai tingkat penguasaan

materi untuk peserta didik.

Berdasarkan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa produk berupa modul

pembelajaran menggunakan permainan tradisional anak untuk kelas I tema 3

subtema 2 telah layak digunakan. Hal ini dapat dilihat dari hasil validasi

menunjukkan skor produk yang dikembangkan rata-rata 4,3 yang menunjukkan

kategori “sangat baik”. Hasil juga diperoleh dari uji coba produk terbatas

menunjukkan skor rata-rata 4,36 dan masuk ke dalam kategori “sangat baik”. Oleh

karena itu, produk yang dikembangkan peneliti telah layak digunakan sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

123

pegangan guru atau sebagai bahan ajar tambahan selain buku tematik. Dengan

adanya modul yang dikembangkan guru dapat lebih mengeksplorasi bagaimana

cara mengajarkan pembelajaran yang lebih menyenangkan dan lebih kreatif dari

sebelumnya.

Modul pembelajaran yang berjudul “Modul Metode Permainan Tradisional

Anak Untuk Pembelajaran Kelas I Tema 3 Subtema 2” memiliki kelebihan antara

lain: (1) modul memuat materi 6 pembelajaran dalam subtema 2 “Kegiatanku

pada siang hari” pada buku tematik tema 3 “Kegiatanku”; (2) dalam modul

pembelajaran permainan tradisional anak terdapat gambar ilustrasi yang menarik,

dengan warna yang cerah, dan bahasanya mudah untuk dipahami oleh pembaca;

(3) modul dibuat dengan ukuran yang praktis dan mudah dibawa; (4) langkah-

langkah permaian yang terdapat dalam modul agar mudah diikuti dan dimainkan;

(5) mengenalkan kembali budaya permainan tradisional kepada anak; (6) modul

pembelajaran yang dikembangkan sesuai untuk kebutuhan guru dan siswa. Modul

juga memiliki kekurangan yaitu modul pembelajaran yang berjudul “Modul

Pembelajaran Menggunakan Permainan Tradisional Anak Untuk Kelas I Tema 3

Subtema 2” ini juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain sebagai berikut:

(1) terdapat bagian modul pembelajaran yang hanya memuat tulisan saja; (2)

penelitian hanya sampai pada revisi produk akhir; (3) ilustrasi gambar hanya satu

peragaan saja belum setiap langkah terdapat ilustrasi; (4) penelitian pada

pengembangan modul permainan anak tradisional ini hanya terbatas pada satu

subtema saja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

124

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini peneliti menguraikan (1) kesimpulan dari penelitian yang

dilakukan, (2) keterbatasan penelitian, dan (3) saran.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan modul pembelajaran

menggunakan permainan tradisional anak untuk kelas I Sekolah Dasar tema 3

subtema 2, didapat kesimpulan sebagai berikut:

1. Modul pembelajaran menggunakan permainan tradisional anak untuk kelas

I Sekolah Dasar dikembangkan dengan metode pengembangan dari

Sugiyono yang dimodifikasi menjadi delapan langkah pengembangan,

yaitu: 1) potensi dan masalah: bahan ajar/modul pembelajaran

menggunakan permainan anak tradisional dibutuhkan guru kelas I Sekolah

Dasar. 2) pengumpulan data: dengan observasi sekolah, wawancara guru

kelas I Sekolah Dasar, dan kuesioner untuk tiga validator, 3) desain

produk: menyusun produk dengan melakukan pemetaan tema dan subtema

terlebih dahulu, mentukan materi pembelajaran dan memilih permainan

yang akan diterapkan dalam setiap pembelajaran, kemudian gambar

ilustrasi dan diberi warna yang menarik, 4) validasi desain: meminta tiga

orang ahli untuk menilai modul pembelajaran menggunakan permainan

tradisional anak dengan kuesioner yang diberikan peneliti, 5) perbaikan

desain: memperbaiki modul pembelajaran menggunakan permainan

tradisional anak sesuai dengan saran dan komentar validator, 6) uji coba

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

125

produk: melakukan uji coba modul pembelajaran menggunakan permainan

tradisional anak kepada guru kelas I Sekolah Dasar, dan 7) revisi produk

akhir: perbaikan produk akan dilakukan apabila setelah melakukan uji

coba lapangan terdapat kritik dan saran untuk memperbaiki produk maka

peneliti akan melakukan revisi produk.

2. Kualitas modul pembelajaran menggunakan permainan tradisional anak

untuk kelas I sekolah dasar tema 2 subtema 4 dikembangkan dengan

kualitas yang baik dan layak digunakan sebagai bahan ajar dengan

menggunakan pemainan tradisional anak. Penilaian modul pembelajaran

ini ditinjau dari tiga aspek yaitu: (1) Isi modul dan bahasa yang digunakan,

(2) Desain Modul Pembelajaran, dan (3) Tujuan pembuatan modul.

Berdasarkan validasi yang dilakukan oleh tiga validator mendapat rata-rata

skor 4,3 dengan kategori “Sangat aik” dan layak untuk diuji cobakan

setelah dilakukan perbaikan. Sedangkan hasil uji coba terhadap guru kelas

I SD Kanisius Pugeran I mendapat skor 4,36 dan termasuk dalam kategori

“Sangat aik”.

B. Keterbatasan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan ini, tidak sepenuhnya

berjalan lancer seperti yang diharapkan. Adapun beberapa keterbatasan yang

dimiliki peneliti, anatara lain adalah sebagai berikut:

1. Modul yang dibuat masih sangat sederhana dan belum dilengkapi dengan

rubrik penilaian dan hanya memuat inti pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

126

2. Peneliti hanya melakukan uji coba produk hanya menerapkan satu

pembelajaran saja sedangkan di dalam modul ada enam pembelajaran.

C. Saran

Saran untuk penelitian lebih lanjut terkait dengan modul pembelajaran

menggunakan permainan anak tradisional adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan modul pembelajaran sebaiknya memuat semua komponen

yang mendukung terbentuknya modul secara utuh.

2. Uji coba produk secara terbatas sebaiknya dilakukan dengan menerapkan

semua pembelajaran yang ada pada modul.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

127

DAFTAR PUSTAKA

Anwar. (2010). Pengembangan bahan ajar, bahan kuliah online direktori.

Bandung: UPI.

Arifin, Z. (2009). Evaluasi pembelajaran prinsip, teknik, prosedur . Bandung.

PT. Remaja Rosdakarya

Astuti, E.T. (2015). Pengembangan permainan tradisional boi-boian dalam

menanamkan pola pikir sains anak sekolah dasar. Jurnal Madrasah

Ibtidaiyah. https://ojs.uniska-

bjm.ac.id/index.php/jurnalmuallimuna/article/view/1272

Azwar, S. (2009). Realibilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Budiono, E., & Susanto, H. (2006). Penyusunan dan penggunaan modul berbasis

pembelajaran berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi sub pokok

bahasan analisa kuantitatif untuk soal-soal dinamika sederhana pada

kelas X semester I SMA. Jurnal: Pend. Fisika Indonesia Vol.4, No 2, Juli

2006

Chabib, M., Djatmika., & Kuswandi (2017). Evektivitas pengembangan media

permainan ular tangga sebagai sarana belajar tematik SD. Jurnal

Pendidikan.

http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/viewFile/9634/4549

Daryanto. (2013). Strategi dan tahapan mengajar. Bandung: CV Yrama Widya.

Depdiknas. (2008). Penulisan modul. Jakata: Dirjendidasmen

Desmita. (2009). Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Fadillah, M. (2014). Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran SD/MI,

SMP/Mts, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Ghozali, I. (2006). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Haerani, N. (2013). Membangun karakter anak melalui permainan tradisional.

Jurnal UNM. Hal 1-8. Jurnal Pendidikan Karakter.

https://journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/download/1290/1074

Hasanah, N.I & Pratiwi, H. (2017). Pengembangan anak melalui permainan

tradisional. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Hasnan, M. (2016). Psikologi perkembangan peserta didik. Bogor: Ghalia

Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

128

Hermawan, A.H. (2009). Pengembangan kurikulum dan pembelajaran. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Ichsan, R.N. (2016). Pengembangan variasi permainan bola botol pelangi pada

pembelajaran bola kecil untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Jurnal

Pendidikan Jasmani. http://journal.um.ac.id/index.php/pendidikan-

jasmani/article/download/7724/3542

Karwono & Mularsih, H. (2017). Belajar dan pembelajaran serta pemanfaatan

sumber belajar. Depok: PT Rajagrafindo Persada.

Kristiani, D. (2015). Ensiklopedia negeriku permainan tradisional. Jakarta:

Bhuana Ilmu Populer.

Kurinati, E. (2016). Permainan tradisional dan perannya dalam mengembangkan

ketrampilan sosial. Jakarta: Prenadamedia Group.

Majid, A., & Rochman, C. (2014). Pendekatan ilmiah dalam implementasi

kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Margono. (2003). Metode penelitian pendidikan. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Mulyasa, H.E. (2004). Kurikulum berbasis kompetensi, Bandung: Remaja

Rosdakarya Offset

Mulyasa. (2009). Analisis, validitas, realiabilitas, dan interpretasi hasil tes.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mutiah, D. (2010). Psikologi bermain anak usia dini. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

Nasution. (2010). Berbagai pendekatan dalam proses belajar dan

mengajar.Jakarta: Bumi Aksara.

Nurrahmi, R. (2017). Pengembangan modul berbasis kearifan lokal daerah

istimewa yogyakarta tema pendidikan untuk siswa kelas III Sekolah

Dasar. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/pgsd/article/download/11033

/10578

Prastowo, A. (2013). Pengembangan bahan ajar tematik. Yogyakarta: DIVA

Press.

--------------. (2015). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:

DIVA Press.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

129

Purwanto, R.A. & Lasmono, S. (2007). Pengembangan modul. Jakarta:

Depdiknas.

Purwanto. (2007). Evaluasi hasil belajar. Surakarta: Pustaka Belajar.

Rahdiyanta. (2009). Teknik penyusunan modul. Artikel Pendidikan.

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/dr-dwi-rahdiyanta-

mpd/20-teknik-penyusunan-modul.pdf

Ridwan. (2013). Skala pengukuran variabel-variabel penelitian. Bandung:

Alfabeta

Salkind, N.J. (2009). Teori-teori perkembangan manusia. Bandung: Nusa Media.

Santyasa, I.W. (2009). Metode penelitian pengembangan dan teori

pengembangan modul. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Shadiq. Fadjar. & Mustajab. 2011. Penerapan teori belajar dalam pembelajaran

matematika di SD. Jakarta: Kemendiknas.

Shobirin. (2016). Konsep dan implementasi kurikulum 2013 di sekolah dasar.

Yogyakarta: CV Budi Utama

Siswoyo, J. (2015). Pengembangan alat permainan edukatif ular tangga

matematika pokok bahasan luas bangun datar untuk siswa kelas V SD

negeri 1 sinduadi mlati sleman. Jurnal Ilmiah.

http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/tp-

s2/article/download/662/643

Suparno. (2013). Metodologi pembelajaran fisika konstruktivisik &

menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Sugihartono. (2013). Psikologi pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

-----------. (2015)a. Metode penelitian & pengembangan research and

development. Bandung: Alfabeta.

-----------. (2015)b. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sujadi. (2003). Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Sujarno, dkk. (2013). Pemanfaatan permainan tradisional dalam pembentukan

karakter anak. Yogyakarta: Balai Pelestarian Budaya Daerah Istimewa

Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

130

Suparno, P. (2013). Metodologi pembelajaran fisika. Yogyakarta: Universitas

Sanata Dharma.

Tim PlayPlus, I. (2016). Ensiklopedia permainan tradisional anak indonesia.

Jakarta: Erlangga.

Widoyoko, E.P. (2009). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka

Belajar.

-------------------. (2012). Teknik penyusunan instrument penelitian. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Widyastono, H. (2014). Pengembangan kurikulum di era otonomi daerah ( dari

kurikulum 2004, 2006, ke kurikulum 2013). Jakarta: Bumi Aksara.

Yumarlin, M.Z. (2013). Pengembangan permainan ular tangga untuk kuis mata

pelajaran sains Sekolah Dasar. Jurnal Teknik.

https://www.researchgate.net/publication/319416534_PENGEMBANGA

N_PERMAINAN_ULAR_TANGGA_UNTUK_KUIS_MATA_PELAJA

RAN_SAINS_SEKOLAH_DASAR

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

131

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

132

Lampiran 1 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan

Hasil Observasi Analisis Kebutuhan

Indikator Pernyataan Tanggapan Deskripsi

Ya Tidak Koleksi modul

pembelajaran

tema permainan

tradisional untuk

siswa kelas 1

1.Modul

pembelajaran tema

permainan tradisional

tersedia di

perpustakaan

√ Buku pembelajaran tematik

dengan tema permainan

tradisional tidak tersedia,

namun ada beberapa budaya

Indonesia.

2. Modul

pembelajaran

permainan tradisional

memuat materi

pembelajaran tematik

√ Modul pembelajaran

permainan tradisional yang

memuat pembelajaran tematik

kelas I tema 3 subtema 2

belum tersedia di SD. Hanya

ada beberapa buku budaya dan

cerita rakyat

3. Modul

pembelajaran

permainan

tradisional/buku

memiliki kondisi

yang bersih dan

halaman utuh

√ Sebagian besar kondisi buku-

buku yang ada diperpustakaan

terawat dengan baik, namun

ada beberapa buku yang

memang sampul sudah tidak

layak dan ada halaman yang

hilang

Penggunaan

modul

pembelajaran

untuk siswa kelas

1

4. Siswa meminjam

modul pembelajaran

untuk dibaca

diperpustakaan atau

dibawa pulang

√ Ada beberapa siswa yang

memang suka membaca, tetapi

mereka hanya menggunakan

buku atau modul saat ada

perintah dari guru.

5. Guru

menggunakan modul

pembelajaran

permainan anak

tradisional di sekolah

√ Guru hanya menggunakan

buku tematik dan buku siswa

bahkan terkadang melalui

sumber internet

Metode yang

digunakan saat

pembelajaran

6. Apakah guru

menggunakan metode

dalam pembelajaran

√ Guru menggunakan beberapa

metode pelajaran seperti

metode ceramah dan diskusi,

selain itu guru jarang

menggunakannya dalam

pembelajaran sehari-hari

Penggunaan

media dalam

pembelajaran

7. Guru

menggunakan media

untuk mendukung

pemahaman siswa

√ Penggunaan media

pembelajaran tidak diberikan

setiap kali pelajaran, guru

hanya menggunakan pada

materi-materi tertentu

Keterkaitan

pembelajaran

dengan

permainan

8. Guru

menyampaikan

permainan tradisional

dalam pembelajaran

√ Guru belum pernah

mengimplementasikan

permainan tradisional kedalam

pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

133

tradisional tematik

9. Guru

mempraktikan

permainan tradisional

dalam pembelajaran

tematik pada

kompetensi dasar

ketrampilan

√ Guru belum pernah

memberikan permainan dalam

pembelajaran meskipun saat

penugasan

Partisipasi siswa

dalam mengikuti

pembelajaran

tematik

10. Siswa menjawab

pertanyaan yang

diberikan oleh guru

√ Siswa sangat antusias ketika

guru memberikan pertanyaan,

terlebih jika menggunakan

benda konkrit siswa lebih aktif

Kegiatankegiatan

yang dilakukan

saat jam istirahat

11. Siswa bermain

secara mandiri atau

berkelompok

√ Siswa dapat berhubungan baik

dengan teman-temannya

sehingga dapat bekerja dalam

kelompok dengan baik

12. Permainan-

permainan apa saja

yang di lakukan

siswa saat jam

istirahat

√ Siswa lebih banyak

menghabiskan bermain sepak

bola bagi siswa laki-laki dan

kadang siswa perempuang

memamainkan permainan hula

hup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

134

Lampiran 2 Hasil Wawancara Guru Kelas

No. Daftar Pertanyaan

Wawancara

Rangkuman Hasil Wawancara

1 Bagaimana karakter belajar

siswa kelas I?

Karakter siswa kelas I SD Kanisius Pugeran I

masih senang belajar bersama temannya atau

berkelompok dengan temannya. Jika saat ujian

sekolah pun anak dikelompokan menjadi beberapa

kelompok yang ditentukan tingkat kepahaman

siswa.

2.

Bagaimana kondisi proses

belajar mengajar di dalam

kelas?

Saat pembelajaran di kelas beberapa siswa laki-laki

yang maju untuk menulis apa yang dituliskan guru

dipapan tulis. Tidak sedikit juga siswa yang asik

dengan teman sebangkunya dan juga teman

sekitarnya. Ada satu siswa yang sering membuat

ramai dikelas sehingga menyebabkan teman

sekelas tidak kondusif dalam belajar.

3. Metode apa yang biasanya

digunakan untuk

menghadapi situasi belajar

di dalam kelas?

Disesuaikan dengan kondisi siswa. Lebih sering

menggunakan metode tanya jawab.

4. Mengapa bapak/ibu guru

memilih metode tersebut

yang digunakan dalam

proses belajar mengajar?

Disesuaikan dengan kondisi kelas dan karakteristik

setiap siswa. Tetapi guru lebih sering menggunakan

metode tanya jawab karena siswa menjadi lebih

fokus dan lebih tenang saat pembelajaran.

5. Apa saja langkah-langkah

untuk mencapai metode

tersebut?

Ada beberapa langkah yang guru gunakan dalam

mencapai metode tanya jawab tersebut. Guru

menjelaskan tujuan tanya jawab, hal ini digunakan

agar siswa tetap berpusat pada kegiatan

pembelajaran. Kemudian guru memberikan

kesempatan siswa untuk bertanya. Yang kemudian

giliran guru memberikan beberapa pertanyaan

untuk siswa.

6. Apakah bapak/ibu guru

pernah mencoba metode

lain dalam proses belajar

mengajar?

Guru pernah mengajak siswa ntuk belajar di luar

kelas, karena menurut guru salah satu metode yang

digunakan ini efektif untuk mengajak siswa lebih

aktif dan mereka dapat belajar secara mandiri.

7. Menurut bapak/ibu apakah

metode lain yang

digunakan tersebut lebih

efektif dari metode yang

bisa digunakan?

Guru menyesuaikan dengan kondisi perasaan

siswa. Jadi jika guru menerapkan metode

pembelajaran sesuai dengan kondisi siswa maka

metode tersebut efektif untuk digunakan.

8. Menurut bapak/ibu sejauh

mana hasil dari penerapan

metode yang digunakan

tersebut?

Sudah berjalan baik akan tetapi masih perlu adanya

bahan ajar yang mendukung untuk menciptakan

suasana pembelajaran yang kondusif diluar kelas.

Karena dengan metode diluar kelas menurut guru

siswa dapat belajar lebih mandiri untuk

menemukan jawaban dari persoalan yang diperoleh

dari kegiatan belajar di luar kelas.

9. Apakah saat proses Sering kali ada beberapa siswa yang asik dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

135

pembelajaran anak-anak

sering melakukan aktivitas

lain, seperti halnya

bermain?

kegiatannya sendiri seperti bermain dengan

temannya, bermain pintu saat menunggu hasil soal

yang diberikan guru.

10. Apakah bapak/ibu guru

memiliki sumber

refrensi/buku panduan

pembelajaran tematik selain

buku guru?

Ada, tetapi guru masih memikirkan startegi apa

yang cocok digunakan dalam proses pembelajaran

dan penyampaian materi. Guru masih berpedoman

pada buku tematik kurikulum 2013, tak jarang pula

guru menggunakan LKS untuk penugasan siswa.

11. Bagaimana tanggapan

bapak/ibu guru jika

permainan tradisional

sebagai sarana

impelemntasi proses

pembelajaran tematik?

Baik karena akan lebih menarik perhatian siswa.

Dengan permainan tradisional sebagai sarana

implementasi proses pembelajaran tematik maka

siswa dapat meningkatkan interaksi mereka dengan

teman kelas yang lainnya.

12. Apakah Bapak/Ibu pernah

menerapkan permainan

tradisional dalam

pembelajaran?

Sering, biasanya guru menyesuaikan dengan materi

pembelajarannya. Karena menurut guru siswa akan

lebih semangat dan lebih aktif dibandingkan

dengan pembelajaran dengan metode tanya jawab.

13.

Menurut bapak/ibu guru

apakah anak-anak

mengetahui jenis-jenis

permainan tradisional?

Menurut guru mungkin siswa tahu beberapa

permainan yang ada didaerahnya masing-masing

seperti petak umpet, sepak bola kampung, gobak

sodor, polisi maling, dan hulahup. Karena guru

lebih sering mendengar siswa bercerita tentang

game yang ada pada gadget masing-masing.

14. Apa saja permainan

tradisional yang sering

dimainkan anak-anak di

lingkungan sekolah?

Guru sering melihat siswa bermain catur, sepak

bola kampung, dan hulahup. Kadang juga ada yang

membawa karet yang digunakan untuk lompat tali.

15. Adakah rencana untuk

mengimplementasikan

sebuah permainan

tradisional ke dalam proses

pembelajaran?

Ada, tetapi guru masih memikirkan strategi apa

yang akan digunakan dalam proses penyampaian

materi. Seperti halnya proses pembelajaran yang

ada dibuku tematik kurikulum 2013, ada beberapa

permainan tradisional yang dihubungkan dengan

pembelajaran.

16. Bagaimana tanggapan

bapak/ibu guru apabila ada

modul pembelajaran

sebagai pegangan guru

dengan mengimplementasi

permainan tradisional

dalam menyampaikan

materi yang akan dicapai?

Guru merasa lebih senang karena akan menambah

pengalaman apalagi untuk program pembelajaran

sudah ada di buku dan lebih mudah dalam

menyampaikan materi. Ditambah lingkungan

sekolah yang mendukung untuk penerapan

permainan tradisional anak untuk menyampaikan

pembelajaran berbasis tematik. Pelaksanaan

pembelajaran dapat dilakukan di halaman sekolah

yang biasa digunakan untuk upacara maupun di

lapangan basket sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

136

Lampiran 3 Hasil Validasi Ahli I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

137

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

140

Lampiran 4 Hasil Validasi Ahli II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

141

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

142

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

144

Lampiran 5 Hasil Validasi Guru Kelas I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

145

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

147

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

148

Lampiran 6 Hasil Uji Coba Produk Guru Kelas I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

150

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

151

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

152

Lampiran 7 Rekapitulasi Skor Hasil Validasi dan Skor Uji Coba Produk

No Validator Hasil

Skor Kategori

Validasi

1. Ahli I 3,6 Baik

2. Ahli II 4,6 Sangat Baik

Guru Kelas I 4,44 Sangat Baik

Uji Coba Terbatas

4. Guru Kelas I 4,36 Sangat Baik

Jumlah 16,8

Rata-Rata 4,24

Kategori Sangat Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

153

Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

154

Lampiran 9 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

155

Lampiran 10 Gambar Produk yang Dikembangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

156

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

157

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

158

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

159

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

160

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

161

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

162

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

163

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

164

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

165

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

166

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

167

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

168

Lampiran 11 Foto Uji Coba Produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN ...PENGEMBANGAN MODUL METODE PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK PEMBELAJARAN KELAS I TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi …

169

Lampiran 12 Curriculum Vitae

Ridho Indra Pratama merupakan anak pertama

dari pasangan Bambang Indriyanto dan Sri Martuti.

Lahir di Sleman pada tanggal 14 Mei 1997. Pernah

menempuh jenjang pendidikan sekolah dasar di SD

Negeri Tegalrejo I Yogyakarta pada tahun 2003-2009.

Menempuh jenjang pendidikan sekolah menengah

pertama di SMP Negeri 2 Gamping Sleman pada tahun

2009-2012. Menempuh jenjang sekolah menengah kejuruan di SMK Negeri 2

Yogyakarta tahun 2012-2015. Kemudian melanjutkan pendidikannya di

Universitas Sanata Dharma jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

tahun 2015. Peneliti pernah mengikuti kegiatan kemahasiswaan antara lain,

INSADHA, INFISA, INSIPRO, Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar

(KMD), Week-End Moral, English Club (EC), Parade Gamelan Anak IX

(Pargem) menjabat sebagai devisi publikasi dan dokumentasi. Peneliti mengakhiri

pendidikan di Universitas Sanata Dharma dengan menulis skripsi berjudul

“Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak Untuk Kelas I

Tema 3 Sub Tema 2 di SD Kanisius Pugeran” tahun 2019.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI