pengembangan model bahan ajar pendidikan lingkungan hidup berbasis lokal mata pelajaran ilmu...
TRANSCRIPT
Volume Xl, Nomor 2, Januari 2011 tssN 1412 - 1557
PELA}'6IPET.IDIDIKAN
Majalah llmiah Kependidikan
Model Attractive Learning Dapat Meningkatkan Minat Belajar SiswaTaman Kanak-Kanak
Pengembangan Model Bahan AjarPendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Lokal Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
Kemampuan Intra Dan Inter Personal Guru
Bimbingan Preventif Terhadap Kenakalan Remaja Di SMU
Peranan Layanan Bimbingan Karir Dan Motivasi Belajar Dalam MeningkatkanKemandirian Siswa Sekolah Dasar
Bimbingan Konseling Di SekolahDalam Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Siswa
Peranan Sekolah Menengah Kejuruan (SMIQ Dalam Pengembangan Sumber DayaManusia (SDIVD Berbasis Informatika Technology (IT)
Civic Education Sebagai Dasar Pembinaan Generasi Muda
Ilmu Dan Budaya
SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANCATUR SAKTI BANTUL
PelangiPendidikan
Vol. XI No.02 Hlm.1-80
YogyakartaJanuari 2011
ISSNl4t2 - t5s7
Volume Nomor 2, Januari 2011 lssN 1412-1557
PELANGIPENDIDIKAN
Model Attractive LearningDapat Meningkatkan Minat Belajar SiswaTaman Kanak-Kanak
Pengembangan Model Bahan AjarPendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Lokal Mata Pelajaran llmu Pengetahuan Sosial
Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
Kemampuan Intra Dan Inter Personal Guru
Bimbingan Preventif Terhadap Kenakalan Remaja Di SMU
Peranan Layanan Bimbingan Karir Dan Motivasi Belajar Dalam MeningkatkanKemandirian Sislva Sekolah Dasar
Bimbingan Konseling Di SekolahDalam Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Siswa
Peranan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dalam Pengembangan Sumber DayaManusia (SDM) Berbasis Informatika Technology (IT)
Civic Educatioa Sebagai Dasar Pembinaan Generasi Muda
Ilmu Dan Budaya
SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANCATUR SAKTI BANTUL
Majalah llmiah Kependidikan
PelangiPendidikan
Vol. XI No.2 Hlm.1-80
YogyakartaJanuari 201 1
ISSN1412 - ls57
Volume XI, Nomor 2,Januai2}l7 ISSN 1412-1557
PELANGI PENDIDIKAN
Penerbit:
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
CATUR SAKTI
Alamat:Jt. Dr. wdhidin sudirohusodo Bantul, Yogyakarta 55714 Telp' (0274)367612
Pelindung:Ketua Yayasan Catur Sakti
Ketua/Penan gg u ngjawab :
Ag. Wahana
Ketua Penyunting/Redaksi :
Sumadi
Sekretaris PenYunting:Sukardi, B. SurYosubroto
Anggota:Djuwalman,ArdiRis,Mulyoto,Bayudi,EdiS',Farida,MardiAk'
LaY Out:Kris BR
Administrasi :
Maryanto, Edi K., Tukul PS.
ISSN:1412-1557
No. 1 8.389A/1.3.03/ISSN/2001
PENGA]{TAN.I
Duada ptmelihar kerymrBerbagai sikrFmenduduki jabdmalu melakukmlndonesia Kqithenti.
Dd kstrkita akan p€iliqgagasan sutrl $fu
Pendidikan hEterbentukny'a rilda5s1 hinqga rntingg. Harrymini benar-b€CItr 1
progam ini htrtpenguasam tehtidak herarti kilmasa lampatr y-vang berbuda-rm"
Penrgmh
bangsa Indmidiperhatikan fuI'ang rr':4emkkekalam b€rgucita d"m pcrjum
Redaksi menerima sumbangan tulisan atau ringkasan hasil penelitian dari
para pembaca. Redaksi berhak menyingkat dan memperbaikitulisanyang akan dimuat, tanpa mengubah maksud dan isi'-
lsi tulisan merupakan tanggung jawab penulis'
ffi
Volume XI, Nomor 2,Jarrruat'r2011 ISSN 1412-1557
PELAI\GI PENDIDIKAN
DAFTAR ISI
Model Attractive Learning Dapat Meningkatkan MinatBelajar Siswa Taman Kanak-Kanak, Nelva Rolina
Pengembangan Model Bahan Ajar Pendidikan LingkunganHidup Berbasis Lokal Mata Pelajaran Ilmu pengetahuanSosial, Sudaryanti, dan Sigit Dwi Kusrahmadi
Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan Prestasi BelajarWibawa Haryono Tasmin
Kemampuan Intra Dan Inter Personal Guru,Siti Partini Suardiman
Bimbingan Preventif Terhadap Kenakalan Remaja Di SMU,Tuwarji
Peranan Layanan Bimbingan Karir Dan Motivasi BelajarDalam Meningkatkan Kemandirian Siswa Sekolah Dasar,Aspandi
Bimbingan Konseling Di Sekolah Dalam Upaya PeningkatanMotivasi Belajar Siswa, Nanang Masruri dan Rajimin
Peranan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) DalamPengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) BerbasisInformatika Technology (IT), Awan Susilo
Civic Education Sebagai Dasar Pembinaan Generasi Muda,Gunartarti
Ilmu Dan Budaya, Heriyanto
t-12
V t3 -24
25 -3r
32-36
37 -4s
46-56
57 -62
53-68
69-72
73-80
}IODEL.IXJ]If\--{,7
Abstrak\lo*nel -{;
digunaliar. sec,m
panbetra-;ar::- agghin g_qa sis'mi ;pembetra-iaran.
Peneh:rr:\{odel pembe,ra
dan bernl aa-r:
Pembelajam: m.
PErLei;^m.
menjadi suhldiPatalan- Je::s" E
tindalian- *lir,, ri
-zuru. Kenn;;:abensi _1 a11.i,rl-E
Hasil ca:i peieisist a Th-
Kata k;nql : :bela.1ar sisn; TI
Pendahu-Nuan\[e:';ru: ]
Srnart can Srr r:
or theaio; ;n;:oelElormsn; lPendape: trer:-e
rcenr.urjuliLen bmeng:,unghap,kt
1-ang reenatua:llql iri frffn-*
menari.k d* p*saru keimriff: r
R=-r- "-US!L9 &
Proses p.o:u-,n;arahEr ::ere'r;
7 {- : -- , -*t1urc. _1.. 4--" ' = -Be,;:,r- -i;s,""; I;"r
idikan
t{anok-kanak.
t-eaning andItnentational
don Sikap.
nur. Malang:
\1'.
uadung: P.T.
mgaruhinya.
fopntent andn).
oft. Jakarta:
I: FIP IKIP
rrikel (tidak
rbit uGM.
'ar. Jakarta:
PENGEMBANGAN MODEL BAHAN AJARPENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP BERBASIS LOKAL MATA
PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIALOleh: Sudaryanti, dan Sigit Dwi Kusrahmadi (FIp tINy)
-\bstrakPenelitian bertujuan mengembangkan model bahan ajar pendidikan
--:-ekungan hidup berbasis lokal daiam mata pelajaran Ilmu pengetahuanS..,sia1. Ada empat variabel model yang akan dikembangkan; a) materi:-rhan ajar yang terdiri dari manusia, tempat dan lingkungan b):ensembangan bahan ajar PLH yang terdiri dari waktu, keberlanjutan, dan:rubahan c) efektifitas bahan ajar pLH dalam IpS yang terdiri,dari sistems--sial dan budaya d) perilaku ekonomi dan kesejahteraan. Subyek:enelitian siswa kelas IV berjumlah 70 anak di empat Sekolah Dasar,-"kasi wilayah Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Daerah Istimewa\-.rg1-akarta.
Jenis penelttian Research and Development, diawali survey, tindakan:= evaluasi, dilaksanakan bulan Maret oktober 2009. Teknik:e:eumpulan data menggunakan angket; demonstrasi; dan dokumentasi.-i::lisis data yang akan digunakan adalah teknik terpadu atau serantak;:-tr.ra pendekatan deskriptif kuantitatif. Data kuantitatif diolah dengan:ilrJsk21an model jalur ANAVA,
Target yang telah dihasilkan dalam penelitian ini adalah; (1):;:-*ujudnya model pengembangan bahan ajar pendidikan lingkungan::lup berbasis lokal dalam mata pelajaran Ilmu pengetahuan sosiat,lz;::lasilkan acuan dalam pengembangan materi pembelajaran pendidikan
--:rkungan Hidup pada peserta didik di empat sekolah dasar diKecamatan Kasihan Bantul, (3) dihasilkan deskripsi atau gambaran warga:::srarakat melalui pendapat siswa dalarn menjaga kelestarian lingkungan:-Jup. budaya tradissional, dan adat istiadat berbasis lokaf dalam::-::apelajaran IPS.
liata kunci : Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Lokal
Latar Belakang MasalahDampak dan hasil "pendidikan lingkungan hidup,, yang telah
;;iaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan belum banyak terlihat, baik; ada masy arukat maupun lingkungan. Sebaliknya, berbagai permasalahan-rn-ekungan hidup yang berakar dari perilaku manusia n urih sering kita::mukan dalam kehidupan sehari-hari. I(enyataan belum maksimalnya;::aian hasil pendidikan ini diakui oleh Menteri Negara Lingkungan
,:?;n:bangan Model Bahan Ajar Pendidikan Lingkungan 13;:,t Berbasis Lokal Mata Pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial l3 _ 24
PELANGI PENDIDIKAN Vol. Xl, No. 2 Januari 2011
Hidup Indonesia (2004:3) yang menyatakan bahwa "materi dan metode
pelaksa.raan p"rrdidik*t lingkungan hidup tidak aplikatif, kurang'mendukung panyelesaian permasalahan lingkungan hidup yang dihadapi di
daerah *riing-*using."Ha1 ini secara tidak langsung merupakan indikasi
bahwa secara ,rrn r*-konsepsi pendidikan lingkungan hidup di sekolah
lebih banyak pada tatanan ide dan instrumental, lingkungan hidup di
sekolah.Pengkajianterhadappelaksanaanpembelajaranpendidikan
lingkunga; iriarrp selama -ini
perlu dilakukan, dalam arti bahwa perlu
*.irgt+ strategi pembelaj aran- dan penyediaan pengalaman belaj ar pada
p"r#u aiait daram rangka mencari alternatif bentuk model pembelajaran
yang dianggap lebih efektif dari sebelumnya'
Keharusan untuk meninjau kembali tentang pelaksananan pendidikan
lingkungan hidup juga ditekankan oleh Soemarwoto (2001:180 -183) yang
m.iryutu'tatt bahwa-pendidikan lingkungan hidup mulai sekolah dasar
sampai perguruan tinggi perlu ditinjau kembali agarbahanpelajaran dapat
diiniernalkan dan -.luftitt* masyarakat yang bersikap dan berkelakuan
ramah terhadap lingkungan hidup. Kelemahan selama ini adalah pelajaran
lingkungan hidup tJrlalu berat pada ekologi dan tidak memasukkan hal-hal
praktis dari kehidupan sehari-hari.Pemberlakuan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan telah
memberikan rambu-rambu ke arah perlunya pengkajian terhadap strategi
pembelaj aran untuk mempersiapkan suatu model pernbelaj aran, khususnya
iluhun ajar berbasis lokal yang ditandai dengan terbukanya pintu bagi
p.n.rupun desentralisasi pendidikan dalarn bidang kurikulum. Namun,
pengembangan suatu model bahan ajar pendidikan lingkungan hidup
ir"rriut rryu iesuai dengan kebutuhan di daerah yang bersangkutan dengan
t"iup -#perhatikan bahwa materi yang dikembangkan harus disesuaikan
dengan perkembangan peserta didik, kemampuan, minat dan
kebituhannya. Sejalan dengan itu, maka pengembangan materi bahan ajar
danstrategipendidikanlingkunganhidupharusmengacupadakarakteristik daerah yang bersangkutan, baik yang berkenaan dengan
kondisi bentang alam,-sumber daya alam, maupun kondisi sosial ekonomi'
serta budaya masyarak atnya. Masalah-masalah yang, berkenaan dengan
sumber daya hendaknya selalu digambarkan melalui praktek ekologis yang
serasi.Kondisi lain yang mendukung pentingnya bahan aiar yang relevan
dengan kebutuhan siswa adalah kenyataan bahwa siswa berasal dari
kelompok masyarakat yang memiliki keanekaragaman sosial budaya,
aspirasi politik, dan kondisi ekonomi mewarnai struktur mental peserta
aliit< . pada gilirannya berpengaruh dalam proses pembelajaran dan hasil
t4
T ut tli:ulu
materi dan metodeaplikatif, kurang
uX' )'ang dihadapi dimempakan indikasir hidup di sekolahrukungan hidup di
iiaran pendidikanr arti bahwa perlulernan belajar padanodel pembelajaran
;enanan pendidikanfli:1S0 -183) yangunai sekolah dasarhan pelajaran dapatrp dan berkelakuanni edalah pelajaranremrasukkan hal-hal
FEndidikan telahn terhadap strategillaiaran. khususnyaukanr-a pintu bagiurikulum. Namun,Xingkungan hidup
rsangkutan denganl h,arus disesuaikanlun. minat dan: n:ateri bahan ajar: mengacu padaherkenaan denganLisi sosial ekonomi,berkenaan denganI-tek ekologis yang
aiar yang relevan;isu'a berasal darian sosial budaya,rur mental pesertahelajaran dan hasil
Sudaryanti, dan Sigit Dwi Kusrahmadi
':e1ajar. Pengkajian terhadap bahan ajar itu sendiri merupakan hal yang
nenting, seperti dinyatakan oleh Cunningswort (1995) bahwa bahan ajar
: erp en garuh terhadap suasana pro s es pemb el aj aran.
Rumusan MasalahMencermati uraian latar belakang masalah tersebut di atas, rumusan
=asalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: o'Bagaimanakah model
:engembangan bahan ajar Pendidikan Lingkungan Hidup berbasis lokal:alam mata pelajaran IPS untuk satuan pendidikan SD kelas V yang sesuai
Jengan tuntutan kurikulum yang berlaku?". Secara khusus masalah yang
::enjadi obyek studi adalah sebagai berikut:
Pendidikan Lingkungan Hidup dalam mata pelajaran IPS bagi muridSD di Lingkungan Masyarakat Adat Jawa ?
-. Bagaimanakah model pengembangan bahan ajar Pendidikan
Lingkungan Hidup dalam mata pelajaran IPS yang berbasis lokal bagi
murid SD di lingkungan masyarakat adat Jawa yang dapat mewujudkanrujuan pendidikan lingkungan?
cukup efektif digunakan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial?
Tujuan PenelitianMemperhatikan latar belakang dan rumusan masalah, penelitian
:e1-rujuan untuk memperoleh gambaran empirik tentang:
:. Pokok-pokok materi Pendidikan Lingkungan yang dibutuhkan sebagai
bahan ajar Pendidikan Lingkungan Hidup berbasis lokal pada muridajar SD di lingkungan masyarakat adat Jawa.
l. Mendapatkan model pengembangan bahan ajar Pendidikan LingkunganHidup berbasis lokal yang telah teruji.
dalam mata pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
\Ianfaat Penelitian-. lIodel ini disamping meringankan beban pemerintah, juga sekaligus
mendorong inisiatif dan kreatifitas siswa dan guru.
l. Melalui model ini memungkinkan meningkatkan peran lembaga-
lembaga terkait' dalam pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidupberbasis lokal pada murid SD di lingkungan masyarakat adat Jawa.
-1. Pihak perguruan tinggi sebagai lembaga ilmiah yang dituntut untukmenemukan model-model pengembangan usaha pengembangan
Pendidikan Lingkungan Hidup berbasis lokal pada murid SD di
'ei:gembangan Model Bahan Aiar Pendidikan Lingkungan 15aiaup Berbasis Lokal Mata Pelajaran llmu Pengetahuan Sosial 13 - 24
PELANGI PENDIDIKAN Vol. Xl, No.2 Januari2011
lingkungan masyarakat adat Jawa dapat dipertanggung-jawabkansecara ilmiah untuk dikembangkan lebih lanjut oleh pemerintah
Tinjauan PustakaPendidikan lingkungan hidup menurut konvensi LINESCO di
Tbilisi (1997.5) merupakan suatu proses yang bertujuan untukmenciptakan suatu masyarakat dunia yang memiliki kepedulian terhadaplingkungan dan masalah masalah yang terkait di dalamnya serta memilikipengetahuan, motivasi, komitmen, dan keterampilan untuk bekerja, baiksecara perorangan maupun kolektif dalam mencari alternatif atau memberisolusi terhadap permasalahan mencari alternatif atau memberi solusiterhadap permasalahan lingkungan hidup yang ada sekarang dan untukmenghindari timbulnya masalah-masalah lingkungan hidup baru(Gyallay,2003:408).
Adapun tujuan umum pendidikan lingkungan hidup menurutkonferensi Tbilisi (1997:23) adalah: (1) untuk membantu menjelaskanmasalah kepedulian serta perhatian tentang saling keterkaitan antaraekonomi, sosial, politik, dan ekologi di kota maupun di wilayah pedesaan;(2) untuk memberikan kesemtan kepada setiap orang untukmengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, komitmen, dan kemampuanyang dibutuhkan untuk melindungi dan memperbaiki lingkungan, dan (3)untuk menciptakan pola perilaku yang baru pada individu, kelompok, danmasyarakat sebagai suatu keseluruhan terhadap lingkungan (Gyallay, 2001:409). Tujuan yang ingin dicapai tersebut meliputi aspek: (1) pengetahuan,(2) sikap, (3) kepedulian. (4) keterampilan, dan (5) partisipasi (Gyallay,201: 409). Internasional Working Meeting on Environment EducationInschool Cuniculum, dalam rekomendasinya mengenai pelaksanaanpendidikan lingkungan hidup, menyatakan bahwa proses pembelajaranyang dilakukan hendaknya merupakan suatu proses mengorganisasi nilaidan memperjelas konsep-konsep untuk membina keterampilan dan sikapyang diperlukan untuk memahami dan menghargai antar hubunganmanusia, kebudayaan, dan lingkungan fisiknya. Pendidikan lingkunganhidup harus juga diikuti dengan praktik pengambilan keputusan danmerumuskan sendiri ciri-ciri perilaku yang didasarkan pada isu-isu tentangkualitas lingkungan (Schmieder, 197 7 :25).
Dengan demikian, proses pembelajaran pendidikan lingkungan hidupyang dilakukan selain memperluas wawasan kognitif hendaknya jugamenyentuh ranah keyakinan ilmiah, sikap, nilai, dan perilaku. Tillaar(2000:28) juga menekankan hal yang senada, yakni hakikat pendidikanadalah proses menumbuh kembangkan eksistensi peserta didik yang
:.__-!L: , lll- illls-.6
: i :.. -:jl,L^ llxtli:
L,',r, rr-r-d,
&
: Ll$*11: it3ul$Iil
.fiL. ,Llu:]t :rfl
. ii:- f,L*r&
lLl,fli rllh, Frrlll{i .}rr
t., J,q,[-,1+ ul /e
\r1l,.T'nflfll]U
lL,i::uis fl l
]ilsiiij !rJ]:"jil!l^,
"ffi,l-r l!Jr,t],J ,I&L
I'1 I till"lll , ', ]f,Ht
rl'":lIU,,E[, i.4ii*lln
11-,Ui lr J,I{","[]L,
'iij-[m]L lrLrfiUlIl
'.flI5llllTrlfl. .E]]A,n
j'\u-J -JU* l
,-.,!lrJ"J, .lLlldlllLll- +
- ii
-tr 4
*l.J,i]; :rr,gmLL,LLli*
"1..[]-l,li1 T.Ixu,llm]lli
iJdlJ[ m]mllifii"._ -l-.- -,-,*,il, i]iil:lt ;ifllL lu4UL
.i",]tru",u.l.lrl;U,X lW
nrglt.*;tTtffttili*i.ll* ir;:"- Lll, istnlL
:;xlTtifintr
){P:,mUl-rl;g]ll.;fl1i.
:,flL,!.L1 iL ., L;i(h
:lJit-.i;L$,,tu ",r-
ir.inLr]Jm. IriJllrl]
rr x'n -ir.,*Tl
:l:]-{Jl": rrnq"rllrllr
:rtrr-!:I,ruriL;E[:f -(:
".*:,,Ir -r r'fiI-
- xtr- I - *!Lr- ."4:
r:::"]:{Ul:[
i ,-,,p1-."7'a1r
r.eill- -: .iu
t6
;zung-jawabkanlerintah
LI-'ESCO dirn:juan untukJulian terhadapserta memiliki
k bekerja, baikf atau memberinemberi solusiang dan untuk
hidup baru
Lidup menurutu menjelaskanrkaitan antaraavah pedesaan;orang untuk
rr kemampuanungan, dan (3)kelompok, danG1'allay, 2001:) pengetahuan,ipasi (Gyallay,ent Educationi pelaksanaan
pembelajaranrrganisasi nilairilan dan sikapltar hubunganan lingkungankeputusan danisu-isu tentang
gkungan hidupxrdaknya jugarilaku. Tillaarrat pendidikan'.a didik yang
Sudatyanti, dan Sigit Dwi Kusruhmadi
memasyarakat mernbudaya, dalam tata kehidupan yangnasional, dan global.
1oka1,
Belajar pada tingkat pendidikan dasar menurut Tillar (1999:42-43),bukan sekedar transmisi ilmu pengetahuan sebagai fakta, tetapi lebih dariiru, yakni peserta didik mengolah dengan penalaran sebagai bekal dasar
bagi setiap warganegara yar.g bertanggung jawab. Oleh karena itu, iamenekankan bahwa proses pembelajaran pada pendidikan dasar, menuntutrntegrasi dengan lingkungan
Selanjutnya, kata "lokal" dalam konteks pengertian masalah yang
Jibahas di sini dimaksudkan sebagai lingkungan tempat peseta didik:erdomisili, hidup, dan dibesarkan pada suatu kelompok masayarakat adat
:ertentu yang memilki sistem nilai budaya tertentu pula. Sistem nilai:udaya itu sendiri menurut I(oentjaraningrat (187: 11), terdiri darikonsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian wargamasyarakat mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilaiJalam hidup. Hal ini bermakna bahwa sistem nilai yang ada di masayarakat:ersebut akan termanifestasikan dalam perilaku kehidupan masyarakatsehari-hari, baik itu terwujud dalam bentuk kearifan-kearifa lokal maupunradisi atau lainnya.
Hal-hal yang diungkap di atas menunjukkan bahwa suatu kelompok
"dat memiliki tata nilai yang unik, baik yang berkaitan dengan pengelolaan.lam maupun yang berkaitan dengan perikehidupan lainnya. Tata nilai itua<an menjadi identitas masyarakat yang bersangkutan dan melahirkano,earifan dan pengetahuan yang unggul yang kondusif dan lestari, dan yang
:ak kalah pentingnya bahwa kelompok masyarakat tersebut berhak untuk:nengoperasi-kan kearifan dan pengetahuannya itu menurut pertimbangan:an aspirasinya.
Bahan ajar itu sendiri menurut Dick & Carey (1996: 229) merupakanseperangkat materi/substansi pelajaran (teaching material) yang disusuns3cara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan
;ikuasai oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kaitannya
;engan bahan ajar pendidikan lingkungan hidup, Hines.dkk. (1993: 2),;alam tulisannya "Global Issues and Environment Education",:engidentifikasi empat elemenpokok yang harus ada dalam pendidikan.:;rglarngan hidup, Jraitu: (1) pengetahuan tentang isu- isu lingkungan; (2)
:engetahuan tentang strategi tindakan yang khusus untuk diterapkan pada
:su-isu lingkungan; (3) kemampuan untuk bertindak terhadap isu- isu.:n-ekungan, dan (4) memiliki kualitas dalam menyikapi serta sikappersonalitas yang baik.
Teori-teori belajar yang menjelaskan dan mendukung bagiiemungkinan kesesuaian bahan ajar yatg disusun berdasarkan kondisi dan
?engembangan Model Bahan Ajar Pendidikan Lingkungan 17iidup Berbasis Lokal Mata Pelc$oran llmu Pengetahuan Sosial l3 - 24
PELANGI PENDIDIKAN Vol. Xl, No. 2 Januari 2011
fenomena lokal antara lain teori perkembangan kognitif Piaget. Dalam
hal ini, Piaget (dalam Ginn, 2001.2) menjelaskan bahwa perkembangan
kognitif itu sendiri merupakan suatu usaha penyesuaian diri terhadap
lingkungan melalui proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan
suatu tindakan pasif dalam membangun pengetahuan utama yang
melibatkan penafsiran peristiwa dalam hubungannya dengan struktur
kogpitif yang ada. Sedangkan, akomodasi merupakan suatu pengetahuan
yang baru yang mengacu pada perubahan struktur kognitif yarrg
disebabkan oleh lingkungan. Dengan demikian, realita dan fenomena
konkret yang ditemui peserta didik tesebut, akan penjadi referensi baginya
dalam mempelajari materi pendidikan lingkungan hidup.Teori belajar kognitif menjelaskan tentang fungsi intelektual otak
dengan suatu analogi bagaimana komputer beroperasi. Otak manusia
menerima informasi, menyimpannya, dan kemudian mendapatkan kembali
informasi tersebut ketika diperlukan. Teori kognitif ini berasumsi bahwa
setiap orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan di dalam
dirinya yang tertata dalam bentuk struktur mental atau skema. Skema itusendiri merupakan struktur pengetahuan internal yang telah dimilikiseseorang. Skema tersebut terbentuk dari informasi yang diperolehnya
secara empiris terhadap apa yang ada dan ia temui di lingkungannya
(Soekamto dan Udin, 1997 21-28). Teori belajar kognitif menyatakan
proses bela;ar akan berjalan dengan baik apabila materi pembelajaranyang
baru beradaptasi secara tepat dengan struktur kognitif yang telah dimilikipeserta didik. Sejalan dengan teori belajar kognitif yang dikemukakan di
atas adalah belajar konstektual yang menyatakan bahwa belajar itu terjadi
hanya ketika peserta didik memproses pengetahuan dan informasi baru
sedemikian rupa, sehingga dapat dipertimbangkannya dalam kerangka
acuan mereka sendiri (memori mereka sendiri, pengalaman, dan
tanggapan), dan fokus belajar kontekstual itu sendiri adalah pada berbagai
aspek yang ada di lingkungan belajar (Blanchard, 2001: 1).- Bruner, salah seorang tokoh teori konstruktif mengatakan bahwa
belajar adalah sebuah proses aktif di mana peserta didik menyusun dan
membangun ide-ide atau konsep berdasarkan struktur pengetahuan yang
dimilikinya (Smith, 1996: l). Dengan demikian, menurut teori konstruktifproses pembelajaran yang bermakna harus bermula dari pengetahuan yang
telah dimiliki untukMenurut teori behavior, lingkungan merupakan salah satu unsur
yang menyediakan stimulus yang menyebabkan tanggapan individu
berkembang. Atas dasar itu, teori behavior menyatakan bahwa suatu
perilaku itu dibentuk oleh lingkungan. Perubahan perilaku yang terjadi
pada peserta didik merupakan hasil belajar (Smith, 1996:1).
18
Tm,:t Fem'gt
I ],",
,"*11.,":!,lir.-,1,,]'l *.!,!i-
- 'i ', .,.-r-n r4
_ri:-
rn ;rlr
--l - J].,r-!llL.JJuL,.
": , ;,fu .', !r-!4!,
[.". * t.t.t.L.l.x.J.
+ irr N,,irr ri rr- !].1r.,*-,.uxu
! {Ll4 [
, *;"l, Li]I[* lir, J- e
'nr*,ll ;pti,r,rll ff,
i rm,-
,"- -.* ;;5 rJ *r_.ItJ-
" ,d .L:r 1 n*-:-,lluls
*. ,-1. _ .. ,r! G-i384-r
iilr,,-iil: :l*r"l',,",-*,*,*,.,4!,&
- u;r
* r.Jt- --e
r, -l-li"
*. l.
pirif Piaget. Dalamiftu, a perkembanganruaian diri terhadapsimrlasi merupakanuhnan utama yafiEra dengan strukturr suatu pengetahuan$ur kognitif yanga.lile dan fenomenard.i referensi baginya
r'Esi intelektual otakra-ci. Otak manusiaer,dapatkan kembaliru berasumsi bahwargetahuan di dalamu skema. Skema ituans telah dimiliki1'ang diperolehnya
i dr lingkungannyargrutif menyatakani pembelajaran yang
iang telah dimilikimg dikemukakan di, e belajar itu terjadiia:r informasi baru.a dalam kerangka
pengalaman, dandalah pada berbagai: 1).
raengatakan bahwaidik menyusun dan' pengetahual yangn:t teori konstruktif-i pengetahuan yang
l salah satu unsuranggapan individum.kan bahwa suaturilak-u yang terjadii:1).
Sudarvanti, clan Sigit Dwi Kusrahmadi
Teori Pengembangan Bahan AjarBahan Ear yang efektif menurut Gerlach dan Ely sebagaimana
dikutip oleh Karim (1980: 70) harus memenuhi syarat: (1) ketepatankognitif (cognitive appropriateness); (2) tingkat berpikir (evel ofshopisication); (3) biaya (cost); (4) ketersediaan bahan (availability); dan(5) mutu teknis (technical quality).
Dalam hal pengembangan bahan ajar, Dick dan Carey (1996:228),nengaj ukan hal-hal berikut untuk diperhatikan, yakni : ( 1 ) memperhatikan:rotivasi belajar yang diinginkan, (2) kesesuaian materi yang diberikan ,
i-l) mengikuti suatu urutan yang benar, (4) berisikan informasi yagiibutuhkan, dan (5) adanya latihan praktek, (6) dapat memberikan umpanralik, (7) tersedia tes, yang sesuai dengan materi yang diberikan, (8)rersedia petunjuk untuk tindak lanjut ataupun kemajuan umumpembelajaran (9) tersedia petunjuk bagi peserta didik untuk tahap-tahapaktivitas yang dilakukan, dan (10) dapat diingat dan ditransfer.Romiszowski (1986: 22) mengenai pengembangan bahan ajar menyatakanlahwa pengembangan suatu bahan ajar hendaknya mempertimbangkanempat aspek, yaitu: (1) aspek akademik; (2) aspek sosial; (3) aspekiekreasi; dan (4) aspek pengembangan pribadi.
Jolly dan Bolitho (dalam Tomsilon. ed, 1998: 96-97), mengajukan.angkah-langkah pengembangan bahan ajar sebagai berikut: (1)::engidentifikasi kebutuhan materi yang perlu dibutuhkan (2)rengeksplorasi kondisi lingkungan wilayah tempat bahan ajar akan:lgunakan; (3) menentukan masalah atau topik yang sesuai denganienl'ataan yang ada di lingkungan peserta didik untuk diajarkan; dan (4):emilih pendekatan latihan dan aktivitas serta pendekatan prosedur
;embelajaran, dan (5) menulis rancangan materi bahan ajar. Atas dasar:;on belajar dan pengembangan bahan ajar yang dikemukakan di atas,
:aka kerangka konseptual model pengembangan bahan ajar yang uji.
-\lodel PenelitianRancangan penelitian ini akan menguji pengembangan model bahan
.rar pendidikan lingkungan hidup berbasis lokal dalam mata pelajaran Ilmu?engetahuan Sosial di wilayah desa Kasihan Kabupaten Bantul dengan::enggunakan siklus tahapan R&D dari Borg and Gall (1983:132). Model
""ran diuji secara teoritik maupun secara empirik dilapangan setelah;rtemukan model secara tentatif melalui penelitian pendahuluan.
Dalam hal penelitian pengembangan, dikemukakan oleh Gayi981:10), bahwa tujuan utama dari Research and Development bvkan
::rruk menguji hipotesis, melainkan rnenghasilkan produk-produk efektif;rruk digunakan dalam kalangan pendidikan. Karena itu, dalarn penelitian
',,:gentbangan Model Bahan Ajar Pendidilcan Lingkttngan 19-:;:tp Berbasis Lokal Mata Pelc[aran Ilmu Pengetahuan Sosial l3 - 24
PELANGI PENDIDIKAN Vot. Xt, No. 2 Januari 2011
ini tidak memaparkan rumusan hipotesis penelitian secara eksplisit. Untukmenghasilkan produk yang afeksif, peneliti melakukan uji coba produkpengembangan untuk mengetahui goodness offit d,aimodel hipotetik yangdiajukan.
Variabel penelitianPenelitian yang diajukan, dirancang dengan menggunakan
pendekatan longitudinal akan menguji secara teoritik maupur empiriktentang model Penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur tingkatefektifitas model. Adapun variabel yang dilibatkan dalam penelitian inimeliputi: 1) materi bahan ajar PLH mencakup manusia, tempat danlingkungan, 2) pengembangan bahan ajar pLH yang mencakup waktu,keberlanjutan, dan perubahan, 3) efektifitas bahan ajar pLH dilam IpSyang mencakup sistem sosial budaya, perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
Mengacu kepada empat variabel tersebut di atas, maka dapat disusunsuatu model hipotetik yang memposisikan pencapaian model sebagaivariabel laten eksogenous Xl materi bahan ajar pLH X2 pengembanganbahan ajar PLH, X3 efektifitas bahan ajar pLH dalam IpS.
Hasil Dan PembahasanKegiatan Research and Development (R&D) melalui kajian teoretik,
empirik, dan praktik di lapangan pada akhirnya diperoleh konseptualisasipengembanagan model Bahan ajar Pendidikan Lingkungan HidupBerbasisLokal dalarn Mata Pelajaran IPS. Konseptualisasi modei yang dihasilkantelah dikaji melalui proses pary'ang seperti diskusi panel, seminarinstrumen, teknik Delphi, diskusi terfokus, dan ujicoba produk di lapangan.Diskusi panel dilakukan dengan pakar pendidikan Lingkungan Hidup danpraktisi IPS, akademisi Jurusan PGSD, serta mengikutsertakan pengawasSD dan guru-guru sD di Kecamatan Kasihan Bantul sebagai wilayahpenelitian.
Proses R&D yang terencana secara sistematis, rumit, danmembutuhkan waktu yang panjangpada akhirnya diperoleh komponen danindikator instrumen pengembanagan model Bahan ajar pendidikanLingkungan Hidup Berbasis Lokal dalam Mata pelajaran IpS yang akandigunakan sebagai acuan untuk mengembangkan model penelitian. lokustemuan R&D untuk mendapatkan konseptualisasi model yang memilikikelayakan dalam pelaksanaan pengembanagan model gahan aJarPendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Lokal dalam Mata pelajaran IFsdipilih pendekatan teknik Delphi, yakni melalui pemberian pendapat,komentar, dan saran-saran untuk memperoleh konsensus. para pakar danpraktisi yang berasal dari berbagai institusi dan latar belakang sebagai
20
: _. _...t.,.-
ra eksplisit. Untuk: u;i coba produk:,Je1 hipotetik yang
Ln menggunakanmaupun empirik
menzukur tingkat"Iam penelitian iniiu-sia. tempat danmencakup waktu,r PLH dalam IPSfun kesejahteraan.laka dapat disusunm model sebagai\r pengembanganS.
1ui kajian teoretik,eh konseptualisasian Hidup Berbasisei 1'ang dihasilkani panel, seminarrrrduk di lapangan.kunean Hidup daniErtakan Pengawasi sebagai wilayah
atis. rumit, dantreh komponen danajar Pendidikan
an IPS yang akanpenelitian. Fokus[e1 1'ang memiliki
'de1 Bahan EarIata Pelajaran IPSaberian pendapat,
-<. Para pakar danbelakang sebagai
Sudaryanti, dan Sigit Dwi l{usrahmadi
peserta Delphi dipilih untuk berpartisipasi melakukan penilaian tingkat.,epentingan terhadap komponen dan indikator-indikator yang diajukan.
Mengingat keterbtasan dan dan waktu penelitian, secara teknis:elaksanaan model Delphi dilakukan satu putaran dengan waktu 10 hari.\dapun responden Delphi yang dilibatkan untuk berpartisipasi adalah 50,t:ang peserta, sedangkan instrumen yang kembali pada peneliti sejumlah-ll orang, kegiatan Delphi dilaksanakan pada 15 - 25 Juli 2009.
Setelah instrumen dibagikan kepada peserta Delphi untuk diberikan:.spon dengan menilai setiap sub variabel dan indikator model yang:-ajukan, peserta juga diberikan peluang untuk menyampaikan saran,
::ndapat, dan komentar tentang konseptualisasi model yang: iembangkan. Berdasarkan penilaian dan saran yang diberikan, langkahs;ianjutnya peneliti melakukan konfirmasi untuk mendiskusikan saran dan:endapat yang disampaikan peserta Delphi untuk memperoleh kejelasan;:"si1nya.
Kriteria yang digunakan untuk menetapkan apakah sub variabel atau
r..mponen dan indikator model dinyatakan layak sebagai konseptualisasi:engembanagan model Bahan Ajar Pendidikan Lingkungan Hiduptserbasis Lokal dalam Mata Pelajaran IPS apabila memperoleh presentase
:-iekat kepentingan di atas 70oA, di samping itu saran, pendapat, dan
";rmentar yang diberikan juga digunakan sebagai pertimbangan. Setelah:-:nalisis dengan memberikan pembobotan pada setiap butir jawaban
-.-rimya diperoleh skor pada masing-masing komponen dan indikator:r,rdel. Berdasarkan besaran skor dan persentase serta saran-saran yang:-:enkan, digunakan peneliti sebagai dasar untuk mengembangkan.: :;iseptualisasi pengembanagan model Bahan aj ar Pendidikan Lingkungan..:dup Berbasis Lokal dalam Mata Pelajaran IPS.
Walaupun secara kuantitatif semua komponen dan indikator model:,:menuhi kriteria yang ditetapkan, konseptualisasi model berupa,::nponen dan indikator model yang baru mengalami perubahan yang.-_rrfikan, yakni dari 15 sub variabel model dan 70 indikator model:;:rbah menjadi 12 sub variabel model dan 50 indikator model yang lebih-.: esrfik, komprehensif, dan dinamik.
Secara kuantitatif hampir semua komponen dan indikator model::enenuhi kriteria yang ditetapkan, hanya indikator No. 35 yakni menjaga,':esucian diri, dan No. 45 ajaran tentang konsep benda yang belum:.erdapatkanT}Yo. Kajian teoretik, empirik, dan praktik di lapangan serta::sl-usi intensif dengan berbagai pihak melalui ujicoba di lapangan:enunjukkan bahwa konseptualisasi pengembanagan model Bahan ajarPendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Lokal dalam Mata Pelajaran IPS
'.;is menawarkan komponen dan indikator yang lebih komprehensif,
-:,:Tentbangcrn Model Bcthan Ajar Pendidiktn Lingkungan 21- -:.i:,p Berbasis Lokal Mata Pelajaran llmu Pengetahuan Sosial 13 - 24
PELANGI PENDIDIKAN Vol. Xl, No' 2 Januari 2011
yakni konsep yang lebih padat, menyeluruh, dan terintegrasi berisi 12 sub
variabel komponen pengembanagan model Bahan ajar Pendidikan
Lingkungan UiAup gerbasis Lokal dalam Mata Pelajaran IPS, dan 70
indilkator-sebagai produk akhir dari hasil penelitian dan pengembangan ini.
Produk p.ng.irbungutt dipaparkan pada pengembanagan model Bahan
ajar feniidifan f-ingtcurgu, ftid,rp Berbasis Lokal dalam Mata Pelajaran
IPS di Sekolah Dasar.
Memp erhat lkan | 2 vari ab el p eneliti an, dilihat dari vari ab el mengucap
syukur; hasil distribusi ,ormuf dalam variabel ini menunjukan ada
keragaman dalam mengucap syukur, mulai dari yang kurang inten, cukup
inten, inten, sampai dengan inten sekali. Dalam bentuk angka rasa syukur
masyarakat terukur padalsaran sekor 8 sampai 20, dengan sebaran berada
diseiitar garis diagonal. Disekitar garis diagonal berarti sekor data berada
disekitamilui t".rgah atau terdistribusi seimbang sehingga dinyatakan
normal. Beberapa yang jauh dari garis diagonal seperti sekor 8 dan 20
merupakan p.nyi*pungun dari kenormalan dan dapat menyebabkan
distritusi mln3aai iidul tto.rrral, namun demikian secara keseluruhan
penyimpangannolmalyangterjadibelumsignifikan(p>0.05)sehingga*urit aaram toleransi histribusi normal. Memperhatikan hasil penelitian
tersebut berarti budaya masyarakat dalam mengucap stukur variatif dan
diwujudkan dalam berbagai macam bentuk kegiatan di masyarakat'
Kesimpulan1. Lingkungan sekolah dan masyarakat masih memelihata adanya adat
budaya tradisional yang berjud kesenian maupun yang lain'
2. Upacara tradisional; ditunjukkan oleh adanya kelestarian upacara
tradisional yang hampir punah, tapi kenyataan sebagian masyarakat
masih menjaga upacara tradisional secara rutin'
3. Dalam hal menjaga kelestarian lingkungan, walaupun ada beberapa
lingkungan yang sudah rusak, misalnya sumber mata at di desanya,
sungai yang penuh kotoran atau sampah, tapi masih ada lingkungan
vurE ,"urit aiSugu denga baik; tempat-tempat keramat, penghijauan,
dan sebagainYa.
4. Dalam hal kekerabata/trah keluarga indikator yang diukur
menunjukkan masih ada data bahwa masyarakat menjaga
kekerabatarVtrah keluarga.
5. Masyarakat masih menjaga tradisi atau kebiasaan penggunaan hitungan
pranoto jowo/mongso, misalnya ketika mereka akan melaksanakan
tegiatan bekerja *"rggutup lahan pertanian, mempunyai kerja atau
hajatan.
,L
,1," .,i . iJ ..d.,.ft,,.'r'
22
fiegrasi berisi 12 subm ajar Pendidikan[ajaran IPS, dan 70m pengembangan ini.magan model Bahanlalam Mata Pelqaran
ri variabel mengucapni menunjukan adakurang inten, cukup
uk angka rasa syukurrngan sebaran beradarti sekor databeradasehingga dinyatakanrcrti sekor 8 dan 20dryat menyebabkan
secara keseluruhan
b > 0.05) sehinggaikan hasil penelitiansnrkur variatif dan
, masl'arakat.
relihara adanya adatmg lain.kelestarian upacaraxbagian masyarakat
ilrpun ada beberapamata air di desanya,asih ada lingkunganlrrmat, penghijauan,
iltor yang diukury"arakat menjaga
l€nggunaan hitunganakan melaksanakanmpunyai kerja atau
Sudaryanti, dan Sigit Dwi Kusrahmadi
6. Alat komunikasi tradisional ternyata masih sering digunakan hal inimasih berpengaruh dalam suasana kerja, keselamatan kgrja, prosespekerjaan, adalah indikator untuk mencerminkan masih adanya upayamelestarikan buadaya tradisonal.Masih ada kebiasaan masyarakat untuk menjaga budayanya, merekamasih menjaga tali persaudaraanlmenyambung balung pisah, hal inibisa diwujudkan dalam trah kelompok warga tertentu atau talipemikahan antar saudara.
!" Umumnya masyarakat kurang menjaga kelestarian hasil bumi.Masyarakat cenderung ketika mereka mendapatkan hasil bumi seketikaitu dihabiskan, berbeda dengan nenek moyang kita waktu dulu, ketikamereka mendapatkan hasil bumi sebagian disimpin sampai datangnyahasil bumi yang ditanam panen kembali.
9. Anak-anak sekarang kurang mengenal lagi tentang melestarikanperibasan jawa/sanepan. Hal ini dapat dibuktikan dalam sikapkeseharian kenyataan yang ada anak-anak dan masyarakat tidakpernah lagi menerapkan paribasan jawalsanepan dalam kehidupannya.
: -r. Perlu dikemas pokok-pokok materi Pendidikan Lingkungan yangdibutuhkan sebagai bahan ajar Pendidikan Lingkungan Hidup berbasislokal pada murid SD di lingkungan masyarakat adat Jawa.
: ". Di sekolah dasar lokasi penelitian para siswa telah mendapatkan modelpanbelajaran pengembangan bahan ajar Pendidikan Lingkungan Hidupberbasis lokal yang telah teruji
Daftar Pustaka
Borg, Walter R, dan Meredith D. Gall. (1983). Educational Research AnInrroduction. New York: Longman.
Ctanningsworth, Alan. (1995). Choosing Your Course Book. Oxford:Heinemann,
Dick. Walter dan Lou Carey. (1996). The Systematic Design of Instruction.New York: Longman
FErdinant Augusty. DR.MBA, Structural Equation Model, CD.IndoprintSemarang,2005
Kementerian Lingkungan Hidup. (2004). Kebijakan PendidikanLingkungan Hidup. J akarta,
?etgembangan Model Bahan Ajar Pendidikan Lingkungan 23H:dup Berbasis Lokal Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial 13 - 24
PELANGI PENDIDIKAN Vot. Xt, No. 2 Januari 2011
Koendaraningrat. (1987). Kebudayaan, Mentalitas,Jakarta: Gramedia,
dan Pembangunan.Enmfr
Cflrsfo.:
Rrnltrrfltlfril
'lnrtlrmnrilTom*[iffinmii
fumrrnm' I@tifiN
fimwernnnnWrnn
mmum
@m-ummnrm$mcmtffirn
ftrrmnnflliiritmmr r
mmnnmr{ mn ;
"lnrmmirrrffiFifimnT l1i
,'r,rilH@''m ffiqumlimnrWhmmeuffi
mirffiiriroIM r!'rrr{grrn.
etrrlileflirirrrlrilWrrrl&
W@EnMilmrywm dnrnnmffimliiftr
rf,nmrmnecmrmltffer
mrmrml miturififirflil
lflry$um
mmlllmull mp@md[N ie
I[fir,rfiilrildhmmifim
Mim
fummou dh@
nmlmmr, rm
formum d6ugTlitnhfirilffininfir"qguir
wmilfrlrrm dlmFe@m
gromu, u&m nil@Smm edrtnnuum'rt gamu
lh:lmiiimlmm t
-emunmmgumJ6
P"'mm@M "n@
Romiszowski. (1986) Developing Auto Instructional Materials.Philedelphia: Nicolas Publishing, 1 986
Sadtono. (1979). "Telcnik cloze: sebagai Alat pengukur Dalam Bahasa".Pengajaran Bahasa dan Saska, Tahun II, No.6, 1979
Schmieder, Allen A. (1977). "The Nature and philosophy of EvironmentalEducation: Goal and objectives", Trends in EnvironmentalE ducati on. (LINES-CO),
Semiawan, conny. (1992). Pendekatan Keterampilan proses. Jakarta: prGramedia,
soekamto, Toeti dan udin saripudin winataputra. (1997).Teori Belajard an Mo d e I -Mo d e I P emb e I aj ar an. J akarta p 2T Universitas Terbuka.
soemarwoto, otto. (2001). Atur Diri sendiri: paradigma BaruPengelolaan Lingkungan Hidup. yogyakarta: cadjah-madaUniversity Press.
Setyo Hari wijanto, structural Equation Modeling dengan Lisrel g.g,Graha Ilmu Jogjak arta, 2008
Tilaar, HArt. (2000). Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat MadaniIndonesia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
----. (1999). Manajemen pendidikan Nasional. Bandung: pTRemaja Rosdakarya.
Tomlison, Brian (ed). (1998). Material Development in Languageteaching. Cambridge; Cambridege University.
titl;J
24