pengembangan model bahan ajar pendidikan lingkungan hidup berbasis lokal mata pelajaran ilmu...

16
Volume Xl, Nomor 2, Januari 2011 tssN 1412 - 1557 PELA}'6I PET.IDIDIKAN Majalah llmiah Kependidikan Model Attractive Learning Dapat Meningkatkan Minat Belajar Siswa Taman Kanak-Kanak Pengembangan Model Bahan Ajar Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Lokal Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Kemampuan Intra Dan Inter Personal Guru Bimbingan Preventif Terhadap Kenakalan Remaja Di SMU Peranan Layanan Bimbingan Karir Dan Motivasi Belajar Dalam Meningkatkan Kemandirian Siswa Sekolah Dasar Bimbingan Konseling Di Sekolah Dalam Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Peranan Sekolah Menengah Kejuruan (SMIQ Dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDIVD Berbasis Informatika Technology (IT) Civic Education Sebagai Dasar Pembinaan Generasi Muda Ilmu Dan Budaya SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN CATUR SAKTI BANTUL Pelangi Pendidikan Vol. XI No.02 Hlm. 1-80 Yogyakarta Januari 2011 ISSN l4t2 - t5s7

Upload: mala-syahril

Post on 13-Aug-2015

106 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengembangan Model Bahan Ajar Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Lokal Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Volume Xl, Nomor 2, Januari 2011 tssN 1412 - 1557

PELA}'6IPET.IDIDIKAN

Majalah llmiah Kependidikan

Model Attractive Learning Dapat Meningkatkan Minat Belajar SiswaTaman Kanak-Kanak

Pengembangan Model Bahan AjarPendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Lokal Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar

Kemampuan Intra Dan Inter Personal Guru

Bimbingan Preventif Terhadap Kenakalan Remaja Di SMU

Peranan Layanan Bimbingan Karir Dan Motivasi Belajar Dalam MeningkatkanKemandirian Siswa Sekolah Dasar

Bimbingan Konseling Di SekolahDalam Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Siswa

Peranan Sekolah Menengah Kejuruan (SMIQ Dalam Pengembangan Sumber DayaManusia (SDIVD Berbasis Informatika Technology (IT)

Civic Education Sebagai Dasar Pembinaan Generasi Muda

Ilmu Dan Budaya

SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANCATUR SAKTI BANTUL

PelangiPendidikan

Vol. XI No.02 Hlm.1-80

YogyakartaJanuari 2011

ISSNl4t2 - t5s7

Page 2: Pengembangan Model Bahan Ajar Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Lokal Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Volume Nomor 2, Januari 2011 lssN 1412-1557

PELANGIPENDIDIKAN

Model Attractive LearningDapat Meningkatkan Minat Belajar SiswaTaman Kanak-Kanak

Pengembangan Model Bahan AjarPendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Lokal Mata Pelajaran llmu Pengetahuan Sosial

Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar

Kemampuan Intra Dan Inter Personal Guru

Bimbingan Preventif Terhadap Kenakalan Remaja Di SMU

Peranan Layanan Bimbingan Karir Dan Motivasi Belajar Dalam MeningkatkanKemandirian Sislva Sekolah Dasar

Bimbingan Konseling Di SekolahDalam Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Siswa

Peranan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dalam Pengembangan Sumber DayaManusia (SDM) Berbasis Informatika Technology (IT)

Civic Educatioa Sebagai Dasar Pembinaan Generasi Muda

Ilmu Dan Budaya

SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANCATUR SAKTI BANTUL

Majalah llmiah Kependidikan

PelangiPendidikan

Vol. XI No.2 Hlm.1-80

YogyakartaJanuari 201 1

ISSN1412 - ls57

Page 3: Pengembangan Model Bahan Ajar Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Lokal Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Volume XI, Nomor 2,Januai2}l7 ISSN 1412-1557

PELANGI PENDIDIKAN

Penerbit:

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

CATUR SAKTI

Alamat:Jt. Dr. wdhidin sudirohusodo Bantul, Yogyakarta 55714 Telp' (0274)367612

Pelindung:Ketua Yayasan Catur Sakti

Ketua/Penan gg u ngjawab :

Ag. Wahana

Ketua Penyunting/Redaksi :

Sumadi

Sekretaris PenYunting:Sukardi, B. SurYosubroto

Anggota:Djuwalman,ArdiRis,Mulyoto,Bayudi,EdiS',Farida,MardiAk'

LaY Out:Kris BR

Administrasi :

Maryanto, Edi K., Tukul PS.

ISSN:1412-1557

No. 1 8.389A/1.3.03/ISSN/2001

PENGA]{TAN.I

Duada ptmelihar kerymrBerbagai sikrFmenduduki jabdmalu melakukmlndonesia Kqithenti.

Dd kstrkita akan p€iliqgagasan sutrl $fu

Pendidikan hEterbentukny'a rilda5s1 hinqga rntingg. Harrymini benar-b€CItr 1

progam ini htrtpenguasam tehtidak herarti kilmasa lampatr y-vang berbuda-rm"

Penrgmh

bangsa Indmidiperhatikan fuI'ang rr':4emkkekalam b€rgucita d"m pcrjum

Redaksi menerima sumbangan tulisan atau ringkasan hasil penelitian dari

para pembaca. Redaksi berhak menyingkat dan memperbaikitulisanyang akan dimuat, tanpa mengubah maksud dan isi'-

lsi tulisan merupakan tanggung jawab penulis'

ffi

Page 4: Pengembangan Model Bahan Ajar Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Lokal Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Volume XI, Nomor 2,Jarrruat'r2011 ISSN 1412-1557

PELAI\GI PENDIDIKAN

DAFTAR ISI

Model Attractive Learning Dapat Meningkatkan MinatBelajar Siswa Taman Kanak-Kanak, Nelva Rolina

Pengembangan Model Bahan Ajar Pendidikan LingkunganHidup Berbasis Lokal Mata Pelajaran Ilmu pengetahuanSosial, Sudaryanti, dan Sigit Dwi Kusrahmadi

Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan Prestasi BelajarWibawa Haryono Tasmin

Kemampuan Intra Dan Inter Personal Guru,Siti Partini Suardiman

Bimbingan Preventif Terhadap Kenakalan Remaja Di SMU,Tuwarji

Peranan Layanan Bimbingan Karir Dan Motivasi BelajarDalam Meningkatkan Kemandirian Siswa Sekolah Dasar,Aspandi

Bimbingan Konseling Di Sekolah Dalam Upaya PeningkatanMotivasi Belajar Siswa, Nanang Masruri dan Rajimin

Peranan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) DalamPengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) BerbasisInformatika Technology (IT), Awan Susilo

Civic Education Sebagai Dasar Pembinaan Generasi Muda,Gunartarti

Ilmu Dan Budaya, Heriyanto

t-12

V t3 -24

25 -3r

32-36

37 -4s

46-56

57 -62

53-68

69-72

73-80

}IODEL.IXJ]If\--{,7

Abstrak\lo*nel -{;

digunaliar. sec,m

panbetra-;ar::- agghin g_qa sis'mi ;pembetra-iaran.

Peneh:rr:\{odel pembe,ra

dan bernl aa-r:

Pembelajam: m.

PErLei;^m.

menjadi suhldiPatalan- Je::s" E

tindalian- *lir,, ri

-zuru. Kenn;;:abensi _1 a11.i,rl-E

Hasil ca:i peieisist a Th-

Kata k;nql : :bela.1ar sisn; TI

Pendahu-Nuan\[e:';ru: ]

Srnart can Srr r:

or theaio; ;n;:oelElormsn; lPendape: trer:-e

rcenr.urjuliLen bmeng:,unghap,kt

1-ang reenatua:llql iri frffn-*

menari.k d* p*saru keimriff: r

R=-r- "-US!L9 &

Proses p.o:u-,n;arahEr ::ere'r;

7 {- : -- , -*t1urc. _1.. 4--" ' = -Be,;:,r- -i;s,""; I;"r

idikan

Page 5: Pengembangan Model Bahan Ajar Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Lokal Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

t{anok-kanak.

t-eaning andItnentational

don Sikap.

nur. Malang:

\1'.

uadung: P.T.

mgaruhinya.

fopntent andn).

oft. Jakarta:

I: FIP IKIP

rrikel (tidak

rbit uGM.

'ar. Jakarta:

PENGEMBANGAN MODEL BAHAN AJARPENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP BERBASIS LOKAL MATA

PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIALOleh: Sudaryanti, dan Sigit Dwi Kusrahmadi (FIp tINy)

-\bstrakPenelitian bertujuan mengembangkan model bahan ajar pendidikan

--:-ekungan hidup berbasis lokal daiam mata pelajaran Ilmu pengetahuanS..,sia1. Ada empat variabel model yang akan dikembangkan; a) materi:-rhan ajar yang terdiri dari manusia, tempat dan lingkungan b):ensembangan bahan ajar PLH yang terdiri dari waktu, keberlanjutan, dan:rubahan c) efektifitas bahan ajar pLH dalam IpS yang terdiri,dari sistems--sial dan budaya d) perilaku ekonomi dan kesejahteraan. Subyek:enelitian siswa kelas IV berjumlah 70 anak di empat Sekolah Dasar,-"kasi wilayah Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Daerah Istimewa\-.rg1-akarta.

Jenis penelttian Research and Development, diawali survey, tindakan:= evaluasi, dilaksanakan bulan Maret oktober 2009. Teknik:e:eumpulan data menggunakan angket; demonstrasi; dan dokumentasi.-i::lisis data yang akan digunakan adalah teknik terpadu atau serantak;:-tr.ra pendekatan deskriptif kuantitatif. Data kuantitatif diolah dengan:ilrJsk21an model jalur ANAVA,

Target yang telah dihasilkan dalam penelitian ini adalah; (1):;:-*ujudnya model pengembangan bahan ajar pendidikan lingkungan::lup berbasis lokal dalam mata pelajaran Ilmu pengetahuan sosiat,lz;::lasilkan acuan dalam pengembangan materi pembelajaran pendidikan

--:rkungan Hidup pada peserta didik di empat sekolah dasar diKecamatan Kasihan Bantul, (3) dihasilkan deskripsi atau gambaran warga:::srarakat melalui pendapat siswa dalarn menjaga kelestarian lingkungan:-Jup. budaya tradissional, dan adat istiadat berbasis lokaf dalam::-::apelajaran IPS.

liata kunci : Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Lokal

Latar Belakang MasalahDampak dan hasil "pendidikan lingkungan hidup,, yang telah

;;iaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan belum banyak terlihat, baik; ada masy arukat maupun lingkungan. Sebaliknya, berbagai permasalahan-rn-ekungan hidup yang berakar dari perilaku manusia n urih sering kita::mukan dalam kehidupan sehari-hari. I(enyataan belum maksimalnya;::aian hasil pendidikan ini diakui oleh Menteri Negara Lingkungan

,:?;n:bangan Model Bahan Ajar Pendidikan Lingkungan 13;:,t Berbasis Lokal Mata Pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial l3 _ 24

Page 6: Pengembangan Model Bahan Ajar Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Lokal Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

PELANGI PENDIDIKAN Vol. Xl, No. 2 Januari 2011

Hidup Indonesia (2004:3) yang menyatakan bahwa "materi dan metode

pelaksa.raan p"rrdidik*t lingkungan hidup tidak aplikatif, kurang'mendukung panyelesaian permasalahan lingkungan hidup yang dihadapi di

daerah *riing-*using."Ha1 ini secara tidak langsung merupakan indikasi

bahwa secara ,rrn r*-konsepsi pendidikan lingkungan hidup di sekolah

lebih banyak pada tatanan ide dan instrumental, lingkungan hidup di

sekolah.Pengkajianterhadappelaksanaanpembelajaranpendidikan

lingkunga; iriarrp selama -ini

perlu dilakukan, dalam arti bahwa perlu

*.irgt+ strategi pembelaj aran- dan penyediaan pengalaman belaj ar pada

p"r#u aiait daram rangka mencari alternatif bentuk model pembelajaran

yang dianggap lebih efektif dari sebelumnya'

Keharusan untuk meninjau kembali tentang pelaksananan pendidikan

lingkungan hidup juga ditekankan oleh Soemarwoto (2001:180 -183) yang

m.iryutu'tatt bahwa-pendidikan lingkungan hidup mulai sekolah dasar

sampai perguruan tinggi perlu ditinjau kembali agarbahanpelajaran dapat

diiniernalkan dan -.luftitt* masyarakat yang bersikap dan berkelakuan

ramah terhadap lingkungan hidup. Kelemahan selama ini adalah pelajaran

lingkungan hidup tJrlalu berat pada ekologi dan tidak memasukkan hal-hal

praktis dari kehidupan sehari-hari.Pemberlakuan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan telah

memberikan rambu-rambu ke arah perlunya pengkajian terhadap strategi

pembelaj aran untuk mempersiapkan suatu model pernbelaj aran, khususnya

iluhun ajar berbasis lokal yang ditandai dengan terbukanya pintu bagi

p.n.rupun desentralisasi pendidikan dalarn bidang kurikulum. Namun,

pengembangan suatu model bahan ajar pendidikan lingkungan hidup

ir"rriut rryu iesuai dengan kebutuhan di daerah yang bersangkutan dengan

t"iup -#perhatikan bahwa materi yang dikembangkan harus disesuaikan

dengan perkembangan peserta didik, kemampuan, minat dan

kebituhannya. Sejalan dengan itu, maka pengembangan materi bahan ajar

danstrategipendidikanlingkunganhidupharusmengacupadakarakteristik daerah yang bersangkutan, baik yang berkenaan dengan

kondisi bentang alam,-sumber daya alam, maupun kondisi sosial ekonomi'

serta budaya masyarak atnya. Masalah-masalah yang, berkenaan dengan

sumber daya hendaknya selalu digambarkan melalui praktek ekologis yang

serasi.Kondisi lain yang mendukung pentingnya bahan aiar yang relevan

dengan kebutuhan siswa adalah kenyataan bahwa siswa berasal dari

kelompok masyarakat yang memiliki keanekaragaman sosial budaya,

aspirasi politik, dan kondisi ekonomi mewarnai struktur mental peserta

aliit< . pada gilirannya berpengaruh dalam proses pembelajaran dan hasil

t4

T ut tli:ulu

Page 7: Pengembangan Model Bahan Ajar Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Lokal Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

materi dan metodeaplikatif, kurang

uX' )'ang dihadapi dimempakan indikasir hidup di sekolahrukungan hidup di

iiaran pendidikanr arti bahwa perlulernan belajar padanodel pembelajaran

;enanan pendidikanfli:1S0 -183) yangunai sekolah dasarhan pelajaran dapatrp dan berkelakuanni edalah pelajaranremrasukkan hal-hal

FEndidikan telahn terhadap strategillaiaran. khususnyaukanr-a pintu bagiurikulum. Namun,Xingkungan hidup

rsangkutan denganl h,arus disesuaikanlun. minat dan: n:ateri bahan ajar: mengacu padaherkenaan denganLisi sosial ekonomi,berkenaan denganI-tek ekologis yang

aiar yang relevan;isu'a berasal darian sosial budaya,rur mental pesertahelajaran dan hasil

Sudaryanti, dan Sigit Dwi Kusrahmadi

':e1ajar. Pengkajian terhadap bahan ajar itu sendiri merupakan hal yang

nenting, seperti dinyatakan oleh Cunningswort (1995) bahwa bahan ajar

: erp en garuh terhadap suasana pro s es pemb el aj aran.

Rumusan MasalahMencermati uraian latar belakang masalah tersebut di atas, rumusan

=asalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: o'Bagaimanakah model

:engembangan bahan ajar Pendidikan Lingkungan Hidup berbasis lokal:alam mata pelajaran IPS untuk satuan pendidikan SD kelas V yang sesuai

Jengan tuntutan kurikulum yang berlaku?". Secara khusus masalah yang

::enjadi obyek studi adalah sebagai berikut:

Pendidikan Lingkungan Hidup dalam mata pelajaran IPS bagi muridSD di Lingkungan Masyarakat Adat Jawa ?

-. Bagaimanakah model pengembangan bahan ajar Pendidikan

Lingkungan Hidup dalam mata pelajaran IPS yang berbasis lokal bagi

murid SD di lingkungan masyarakat adat Jawa yang dapat mewujudkanrujuan pendidikan lingkungan?

cukup efektif digunakan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial?

Tujuan PenelitianMemperhatikan latar belakang dan rumusan masalah, penelitian

:e1-rujuan untuk memperoleh gambaran empirik tentang:

:. Pokok-pokok materi Pendidikan Lingkungan yang dibutuhkan sebagai

bahan ajar Pendidikan Lingkungan Hidup berbasis lokal pada muridajar SD di lingkungan masyarakat adat Jawa.

l. Mendapatkan model pengembangan bahan ajar Pendidikan LingkunganHidup berbasis lokal yang telah teruji.

dalam mata pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

\Ianfaat Penelitian-. lIodel ini disamping meringankan beban pemerintah, juga sekaligus

mendorong inisiatif dan kreatifitas siswa dan guru.

l. Melalui model ini memungkinkan meningkatkan peran lembaga-

lembaga terkait' dalam pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidupberbasis lokal pada murid SD di lingkungan masyarakat adat Jawa.

-1. Pihak perguruan tinggi sebagai lembaga ilmiah yang dituntut untukmenemukan model-model pengembangan usaha pengembangan

Pendidikan Lingkungan Hidup berbasis lokal pada murid SD di

'ei:gembangan Model Bahan Aiar Pendidikan Lingkungan 15aiaup Berbasis Lokal Mata Pelajaran llmu Pengetahuan Sosial 13 - 24

Page 8: Pengembangan Model Bahan Ajar Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Lokal Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

PELANGI PENDIDIKAN Vol. Xl, No.2 Januari2011

lingkungan masyarakat adat Jawa dapat dipertanggung-jawabkansecara ilmiah untuk dikembangkan lebih lanjut oleh pemerintah

Tinjauan PustakaPendidikan lingkungan hidup menurut konvensi LINESCO di

Tbilisi (1997.5) merupakan suatu proses yang bertujuan untukmenciptakan suatu masyarakat dunia yang memiliki kepedulian terhadaplingkungan dan masalah masalah yang terkait di dalamnya serta memilikipengetahuan, motivasi, komitmen, dan keterampilan untuk bekerja, baiksecara perorangan maupun kolektif dalam mencari alternatif atau memberisolusi terhadap permasalahan mencari alternatif atau memberi solusiterhadap permasalahan lingkungan hidup yang ada sekarang dan untukmenghindari timbulnya masalah-masalah lingkungan hidup baru(Gyallay,2003:408).

Adapun tujuan umum pendidikan lingkungan hidup menurutkonferensi Tbilisi (1997:23) adalah: (1) untuk membantu menjelaskanmasalah kepedulian serta perhatian tentang saling keterkaitan antaraekonomi, sosial, politik, dan ekologi di kota maupun di wilayah pedesaan;(2) untuk memberikan kesemtan kepada setiap orang untukmengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, komitmen, dan kemampuanyang dibutuhkan untuk melindungi dan memperbaiki lingkungan, dan (3)untuk menciptakan pola perilaku yang baru pada individu, kelompok, danmasyarakat sebagai suatu keseluruhan terhadap lingkungan (Gyallay, 2001:409). Tujuan yang ingin dicapai tersebut meliputi aspek: (1) pengetahuan,(2) sikap, (3) kepedulian. (4) keterampilan, dan (5) partisipasi (Gyallay,201: 409). Internasional Working Meeting on Environment EducationInschool Cuniculum, dalam rekomendasinya mengenai pelaksanaanpendidikan lingkungan hidup, menyatakan bahwa proses pembelajaranyang dilakukan hendaknya merupakan suatu proses mengorganisasi nilaidan memperjelas konsep-konsep untuk membina keterampilan dan sikapyang diperlukan untuk memahami dan menghargai antar hubunganmanusia, kebudayaan, dan lingkungan fisiknya. Pendidikan lingkunganhidup harus juga diikuti dengan praktik pengambilan keputusan danmerumuskan sendiri ciri-ciri perilaku yang didasarkan pada isu-isu tentangkualitas lingkungan (Schmieder, 197 7 :25).

Dengan demikian, proses pembelajaran pendidikan lingkungan hidupyang dilakukan selain memperluas wawasan kognitif hendaknya jugamenyentuh ranah keyakinan ilmiah, sikap, nilai, dan perilaku. Tillaar(2000:28) juga menekankan hal yang senada, yakni hakikat pendidikanadalah proses menumbuh kembangkan eksistensi peserta didik yang

:.__-!L: , lll- illls-.6

: i :.. -:jl,L^ llxtli:

L,',r, rr-r-d,

&

: Ll$*11: it3ul$Iil

.fiL. ,Llu:]t :rfl

. ii:- f,L*r&

lLl,fli rllh, Frrlll{i .}rr

t., J,q,[-,1+ ul /e

\r1l,.T'nflfll]U

lL,i::uis fl l

]ilsiiij !rJ]:"jil!l^,

"ffi,l-r l!Jr,t],J ,I&L

I'1 I till"lll , ', ]f,Ht

rl'":lIU,,E[, i.4ii*lln

11-,Ui lr J,I{","[]L,

'iij-[m]L lrLrfiUlIl

'.flI5llllTrlfl. .E]]A,n

j'\u-J -JU* l

,-.,!lrJ"J, .lLlldlllLll- +

- ii

-tr 4

*l.J,i]; :rr,gmLL,LLli*

"1..[]-l,li1 T.Ixu,llm]lli

iJdlJ[ m]mllifii"._ -l-.- -,-,*,il, i]iil:lt ;ifllL lu4UL

.i",]tru",u.l.lrl;U,X lW

nrglt.*;tTtffttili*i.ll* ir;:"- Lll, istnlL

:;xlTtifintr

){P:,mUl-rl;g]ll.;fl1i.

:,flL,!.L1 iL ., L;i(h

:lJit-.i;L$,,tu ",r-

ir.inLr]Jm. IriJllrl]

rr x'n -ir.,*Tl

:l:]-{Jl": rrnq"rllrllr

:rtrr-!:I,ruriL;E[:f -(:

".*:,,Ir -r r'fiI-

- xtr- I - *!Lr- ."4:

r:::"]:{Ul:[

i ,-,,p1-."7'a1r

r.eill- -: .iu

t6

Page 9: Pengembangan Model Bahan Ajar Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Lokal Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

;zung-jawabkanlerintah

LI-'ESCO dirn:juan untukJulian terhadapserta memiliki

k bekerja, baikf atau memberinemberi solusiang dan untuk

hidup baru

Lidup menurutu menjelaskanrkaitan antaraavah pedesaan;orang untuk

rr kemampuanungan, dan (3)kelompok, danG1'allay, 2001:) pengetahuan,ipasi (Gyallay,ent Educationi pelaksanaan

pembelajaranrrganisasi nilairilan dan sikapltar hubunganan lingkungankeputusan danisu-isu tentang

gkungan hidupxrdaknya jugarilaku. Tillaarrat pendidikan'.a didik yang

Sudatyanti, dan Sigit Dwi Kusruhmadi

memasyarakat mernbudaya, dalam tata kehidupan yangnasional, dan global.

1oka1,

Belajar pada tingkat pendidikan dasar menurut Tillar (1999:42-43),bukan sekedar transmisi ilmu pengetahuan sebagai fakta, tetapi lebih dariiru, yakni peserta didik mengolah dengan penalaran sebagai bekal dasar

bagi setiap warganegara yar.g bertanggung jawab. Oleh karena itu, iamenekankan bahwa proses pembelajaran pada pendidikan dasar, menuntutrntegrasi dengan lingkungan

Selanjutnya, kata "lokal" dalam konteks pengertian masalah yang

Jibahas di sini dimaksudkan sebagai lingkungan tempat peseta didik:erdomisili, hidup, dan dibesarkan pada suatu kelompok masayarakat adat

:ertentu yang memilki sistem nilai budaya tertentu pula. Sistem nilai:udaya itu sendiri menurut I(oentjaraningrat (187: 11), terdiri darikonsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian wargamasyarakat mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilaiJalam hidup. Hal ini bermakna bahwa sistem nilai yang ada di masayarakat:ersebut akan termanifestasikan dalam perilaku kehidupan masyarakatsehari-hari, baik itu terwujud dalam bentuk kearifan-kearifa lokal maupunradisi atau lainnya.

Hal-hal yang diungkap di atas menunjukkan bahwa suatu kelompok

"dat memiliki tata nilai yang unik, baik yang berkaitan dengan pengelolaan.lam maupun yang berkaitan dengan perikehidupan lainnya. Tata nilai itua<an menjadi identitas masyarakat yang bersangkutan dan melahirkano,earifan dan pengetahuan yang unggul yang kondusif dan lestari, dan yang

:ak kalah pentingnya bahwa kelompok masyarakat tersebut berhak untuk:nengoperasi-kan kearifan dan pengetahuannya itu menurut pertimbangan:an aspirasinya.

Bahan ajar itu sendiri menurut Dick & Carey (1996: 229) merupakanseperangkat materi/substansi pelajaran (teaching material) yang disusuns3cara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan

;ikuasai oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kaitannya

;engan bahan ajar pendidikan lingkungan hidup, Hines.dkk. (1993: 2),;alam tulisannya "Global Issues and Environment Education",:engidentifikasi empat elemenpokok yang harus ada dalam pendidikan.:;rglarngan hidup, Jraitu: (1) pengetahuan tentang isu- isu lingkungan; (2)

:engetahuan tentang strategi tindakan yang khusus untuk diterapkan pada

:su-isu lingkungan; (3) kemampuan untuk bertindak terhadap isu- isu.:n-ekungan, dan (4) memiliki kualitas dalam menyikapi serta sikappersonalitas yang baik.

Teori-teori belajar yang menjelaskan dan mendukung bagiiemungkinan kesesuaian bahan ajar yatg disusun berdasarkan kondisi dan

?engembangan Model Bahan Ajar Pendidikan Lingkungan 17iidup Berbasis Lokal Mata Pelc$oran llmu Pengetahuan Sosial l3 - 24

Page 10: Pengembangan Model Bahan Ajar Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Lokal Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

PELANGI PENDIDIKAN Vol. Xl, No. 2 Januari 2011

fenomena lokal antara lain teori perkembangan kognitif Piaget. Dalam

hal ini, Piaget (dalam Ginn, 2001.2) menjelaskan bahwa perkembangan

kognitif itu sendiri merupakan suatu usaha penyesuaian diri terhadap

lingkungan melalui proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan

suatu tindakan pasif dalam membangun pengetahuan utama yang

melibatkan penafsiran peristiwa dalam hubungannya dengan struktur

kogpitif yang ada. Sedangkan, akomodasi merupakan suatu pengetahuan

yang baru yang mengacu pada perubahan struktur kognitif yarrg

disebabkan oleh lingkungan. Dengan demikian, realita dan fenomena

konkret yang ditemui peserta didik tesebut, akan penjadi referensi baginya

dalam mempelajari materi pendidikan lingkungan hidup.Teori belajar kognitif menjelaskan tentang fungsi intelektual otak

dengan suatu analogi bagaimana komputer beroperasi. Otak manusia

menerima informasi, menyimpannya, dan kemudian mendapatkan kembali

informasi tersebut ketika diperlukan. Teori kognitif ini berasumsi bahwa

setiap orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan di dalam

dirinya yang tertata dalam bentuk struktur mental atau skema. Skema itusendiri merupakan struktur pengetahuan internal yang telah dimilikiseseorang. Skema tersebut terbentuk dari informasi yang diperolehnya

secara empiris terhadap apa yang ada dan ia temui di lingkungannya

(Soekamto dan Udin, 1997 21-28). Teori belajar kognitif menyatakan

proses bela;ar akan berjalan dengan baik apabila materi pembelajaranyang

baru beradaptasi secara tepat dengan struktur kognitif yang telah dimilikipeserta didik. Sejalan dengan teori belajar kognitif yang dikemukakan di

atas adalah belajar konstektual yang menyatakan bahwa belajar itu terjadi

hanya ketika peserta didik memproses pengetahuan dan informasi baru

sedemikian rupa, sehingga dapat dipertimbangkannya dalam kerangka

acuan mereka sendiri (memori mereka sendiri, pengalaman, dan

tanggapan), dan fokus belajar kontekstual itu sendiri adalah pada berbagai

aspek yang ada di lingkungan belajar (Blanchard, 2001: 1).- Bruner, salah seorang tokoh teori konstruktif mengatakan bahwa

belajar adalah sebuah proses aktif di mana peserta didik menyusun dan

membangun ide-ide atau konsep berdasarkan struktur pengetahuan yang

dimilikinya (Smith, 1996: l). Dengan demikian, menurut teori konstruktifproses pembelajaran yang bermakna harus bermula dari pengetahuan yang

telah dimiliki untukMenurut teori behavior, lingkungan merupakan salah satu unsur

yang menyediakan stimulus yang menyebabkan tanggapan individu

berkembang. Atas dasar itu, teori behavior menyatakan bahwa suatu

perilaku itu dibentuk oleh lingkungan. Perubahan perilaku yang terjadi

pada peserta didik merupakan hasil belajar (Smith, 1996:1).

18

Tm,:t Fem'gt

I ],",

,"*11.,":!,lir.-,1,,]'l *.!,!i-

- 'i ', .,.-r-n r4

_ri:-

rn ;rlr

--l - J].,r-!llL.JJuL,.

": , ;,fu .', !r-!4!,

[.". * t.t.t.L.l.x.J.

+ irr N,,irr ri rr- !].1r.,*-,.uxu

! {Ll4 [

, *;"l, Li]I[* lir, J- e

'nr*,ll ;pti,r,rll ff,

i rm,-

,"- -.* ;;5 rJ *r_.ItJ-

" ,d .L:r 1 n*-:-,lluls

*. ,-1. _ .. ,r! G-i384-r

iilr,,-iil: :l*r"l',,",-*,*,*,.,4!,&

- u;r

* r.Jt- --e

r, -l-li"

*. l.

Page 11: Pengembangan Model Bahan Ajar Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Lokal Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

pirif Piaget. Dalamiftu, a perkembanganruaian diri terhadapsimrlasi merupakanuhnan utama yafiEra dengan strukturr suatu pengetahuan$ur kognitif yanga.lile dan fenomenard.i referensi baginya

r'Esi intelektual otakra-ci. Otak manusiaer,dapatkan kembaliru berasumsi bahwargetahuan di dalamu skema. Skema ituans telah dimiliki1'ang diperolehnya

i dr lingkungannyargrutif menyatakani pembelajaran yang

iang telah dimilikimg dikemukakan di, e belajar itu terjadiia:r informasi baru.a dalam kerangka

pengalaman, dandalah pada berbagai: 1).

raengatakan bahwaidik menyusun dan' pengetahual yangn:t teori konstruktif-i pengetahuan yang

l salah satu unsuranggapan individum.kan bahwa suaturilak-u yang terjadii:1).

Sudarvanti, clan Sigit Dwi Kusrahmadi

Teori Pengembangan Bahan AjarBahan Ear yang efektif menurut Gerlach dan Ely sebagaimana

dikutip oleh Karim (1980: 70) harus memenuhi syarat: (1) ketepatankognitif (cognitive appropriateness); (2) tingkat berpikir (evel ofshopisication); (3) biaya (cost); (4) ketersediaan bahan (availability); dan(5) mutu teknis (technical quality).

Dalam hal pengembangan bahan ajar, Dick dan Carey (1996:228),nengaj ukan hal-hal berikut untuk diperhatikan, yakni : ( 1 ) memperhatikan:rotivasi belajar yang diinginkan, (2) kesesuaian materi yang diberikan ,

i-l) mengikuti suatu urutan yang benar, (4) berisikan informasi yagiibutuhkan, dan (5) adanya latihan praktek, (6) dapat memberikan umpanralik, (7) tersedia tes, yang sesuai dengan materi yang diberikan, (8)rersedia petunjuk untuk tindak lanjut ataupun kemajuan umumpembelajaran (9) tersedia petunjuk bagi peserta didik untuk tahap-tahapaktivitas yang dilakukan, dan (10) dapat diingat dan ditransfer.Romiszowski (1986: 22) mengenai pengembangan bahan ajar menyatakanlahwa pengembangan suatu bahan ajar hendaknya mempertimbangkanempat aspek, yaitu: (1) aspek akademik; (2) aspek sosial; (3) aspekiekreasi; dan (4) aspek pengembangan pribadi.

Jolly dan Bolitho (dalam Tomsilon. ed, 1998: 96-97), mengajukan.angkah-langkah pengembangan bahan ajar sebagai berikut: (1)::engidentifikasi kebutuhan materi yang perlu dibutuhkan (2)rengeksplorasi kondisi lingkungan wilayah tempat bahan ajar akan:lgunakan; (3) menentukan masalah atau topik yang sesuai denganienl'ataan yang ada di lingkungan peserta didik untuk diajarkan; dan (4):emilih pendekatan latihan dan aktivitas serta pendekatan prosedur

;embelajaran, dan (5) menulis rancangan materi bahan ajar. Atas dasar:;on belajar dan pengembangan bahan ajar yang dikemukakan di atas,

:aka kerangka konseptual model pengembangan bahan ajar yang uji.

-\lodel PenelitianRancangan penelitian ini akan menguji pengembangan model bahan

.rar pendidikan lingkungan hidup berbasis lokal dalam mata pelajaran Ilmu?engetahuan Sosial di wilayah desa Kasihan Kabupaten Bantul dengan::enggunakan siklus tahapan R&D dari Borg and Gall (1983:132). Model

""ran diuji secara teoritik maupun secara empirik dilapangan setelah;rtemukan model secara tentatif melalui penelitian pendahuluan.

Dalam hal penelitian pengembangan, dikemukakan oleh Gayi981:10), bahwa tujuan utama dari Research and Development bvkan

::rruk menguji hipotesis, melainkan rnenghasilkan produk-produk efektif;rruk digunakan dalam kalangan pendidikan. Karena itu, dalarn penelitian

',,:gentbangan Model Bahan Ajar Pendidilcan Lingkttngan 19-:;:tp Berbasis Lokal Mata Pelc[aran Ilmu Pengetahuan Sosial l3 - 24

Page 12: Pengembangan Model Bahan Ajar Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Lokal Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

PELANGI PENDIDIKAN Vot. Xt, No. 2 Januari 2011

ini tidak memaparkan rumusan hipotesis penelitian secara eksplisit. Untukmenghasilkan produk yang afeksif, peneliti melakukan uji coba produkpengembangan untuk mengetahui goodness offit d,aimodel hipotetik yangdiajukan.

Variabel penelitianPenelitian yang diajukan, dirancang dengan menggunakan

pendekatan longitudinal akan menguji secara teoritik maupur empiriktentang model Penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur tingkatefektifitas model. Adapun variabel yang dilibatkan dalam penelitian inimeliputi: 1) materi bahan ajar PLH mencakup manusia, tempat danlingkungan, 2) pengembangan bahan ajar pLH yang mencakup waktu,keberlanjutan, dan perubahan, 3) efektifitas bahan ajar pLH dilam IpSyang mencakup sistem sosial budaya, perilaku ekonomi dan kesejahteraan.

Mengacu kepada empat variabel tersebut di atas, maka dapat disusunsuatu model hipotetik yang memposisikan pencapaian model sebagaivariabel laten eksogenous Xl materi bahan ajar pLH X2 pengembanganbahan ajar PLH, X3 efektifitas bahan ajar pLH dalam IpS.

Hasil Dan PembahasanKegiatan Research and Development (R&D) melalui kajian teoretik,

empirik, dan praktik di lapangan pada akhirnya diperoleh konseptualisasipengembanagan model Bahan ajar Pendidikan Lingkungan HidupBerbasisLokal dalarn Mata Pelajaran IPS. Konseptualisasi modei yang dihasilkantelah dikaji melalui proses pary'ang seperti diskusi panel, seminarinstrumen, teknik Delphi, diskusi terfokus, dan ujicoba produk di lapangan.Diskusi panel dilakukan dengan pakar pendidikan Lingkungan Hidup danpraktisi IPS, akademisi Jurusan PGSD, serta mengikutsertakan pengawasSD dan guru-guru sD di Kecamatan Kasihan Bantul sebagai wilayahpenelitian.

Proses R&D yang terencana secara sistematis, rumit, danmembutuhkan waktu yang panjangpada akhirnya diperoleh komponen danindikator instrumen pengembanagan model Bahan ajar pendidikanLingkungan Hidup Berbasis Lokal dalam Mata pelajaran IpS yang akandigunakan sebagai acuan untuk mengembangkan model penelitian. lokustemuan R&D untuk mendapatkan konseptualisasi model yang memilikikelayakan dalam pelaksanaan pengembanagan model gahan aJarPendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Lokal dalam Mata pelajaran IFsdipilih pendekatan teknik Delphi, yakni melalui pemberian pendapat,komentar, dan saran-saran untuk memperoleh konsensus. para pakar danpraktisi yang berasal dari berbagai institusi dan latar belakang sebagai

20

: _. _...t.,.-

Page 13: Pengembangan Model Bahan Ajar Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Lokal Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

ra eksplisit. Untuk: u;i coba produk:,Je1 hipotetik yang

Ln menggunakanmaupun empirik

menzukur tingkat"Iam penelitian iniiu-sia. tempat danmencakup waktu,r PLH dalam IPSfun kesejahteraan.laka dapat disusunm model sebagai\r pengembanganS.

1ui kajian teoretik,eh konseptualisasian Hidup Berbasisei 1'ang dihasilkani panel, seminarrrrduk di lapangan.kunean Hidup daniErtakan Pengawasi sebagai wilayah

atis. rumit, dantreh komponen danajar Pendidikan

an IPS yang akanpenelitian. Fokus[e1 1'ang memiliki

'de1 Bahan EarIata Pelajaran IPSaberian pendapat,

-<. Para pakar danbelakang sebagai

Sudaryanti, dan Sigit Dwi l{usrahmadi

peserta Delphi dipilih untuk berpartisipasi melakukan penilaian tingkat.,epentingan terhadap komponen dan indikator-indikator yang diajukan.

Mengingat keterbtasan dan dan waktu penelitian, secara teknis:elaksanaan model Delphi dilakukan satu putaran dengan waktu 10 hari.\dapun responden Delphi yang dilibatkan untuk berpartisipasi adalah 50,t:ang peserta, sedangkan instrumen yang kembali pada peneliti sejumlah-ll orang, kegiatan Delphi dilaksanakan pada 15 - 25 Juli 2009.

Setelah instrumen dibagikan kepada peserta Delphi untuk diberikan:.spon dengan menilai setiap sub variabel dan indikator model yang:-ajukan, peserta juga diberikan peluang untuk menyampaikan saran,

::ndapat, dan komentar tentang konseptualisasi model yang: iembangkan. Berdasarkan penilaian dan saran yang diberikan, langkahs;ianjutnya peneliti melakukan konfirmasi untuk mendiskusikan saran dan:endapat yang disampaikan peserta Delphi untuk memperoleh kejelasan;:"si1nya.

Kriteria yang digunakan untuk menetapkan apakah sub variabel atau

r..mponen dan indikator model dinyatakan layak sebagai konseptualisasi:engembanagan model Bahan Ajar Pendidikan Lingkungan Hiduptserbasis Lokal dalam Mata Pelajaran IPS apabila memperoleh presentase

:-iekat kepentingan di atas 70oA, di samping itu saran, pendapat, dan

";rmentar yang diberikan juga digunakan sebagai pertimbangan. Setelah:-:nalisis dengan memberikan pembobotan pada setiap butir jawaban

-.-rimya diperoleh skor pada masing-masing komponen dan indikator:r,rdel. Berdasarkan besaran skor dan persentase serta saran-saran yang:-:enkan, digunakan peneliti sebagai dasar untuk mengembangkan.: :;iseptualisasi pengembanagan model Bahan aj ar Pendidikan Lingkungan..:dup Berbasis Lokal dalam Mata Pelajaran IPS.

Walaupun secara kuantitatif semua komponen dan indikator model:,:menuhi kriteria yang ditetapkan, konseptualisasi model berupa,::nponen dan indikator model yang baru mengalami perubahan yang.-_rrfikan, yakni dari 15 sub variabel model dan 70 indikator model:;:rbah menjadi 12 sub variabel model dan 50 indikator model yang lebih-.: esrfik, komprehensif, dan dinamik.

Secara kuantitatif hampir semua komponen dan indikator model::enenuhi kriteria yang ditetapkan, hanya indikator No. 35 yakni menjaga,':esucian diri, dan No. 45 ajaran tentang konsep benda yang belum:.erdapatkanT}Yo. Kajian teoretik, empirik, dan praktik di lapangan serta::sl-usi intensif dengan berbagai pihak melalui ujicoba di lapangan:enunjukkan bahwa konseptualisasi pengembanagan model Bahan ajarPendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Lokal dalam Mata Pelajaran IPS

'.;is menawarkan komponen dan indikator yang lebih komprehensif,

-:,:Tentbangcrn Model Bcthan Ajar Pendidiktn Lingkungan 21- -:.i:,p Berbasis Lokal Mata Pelajaran llmu Pengetahuan Sosial 13 - 24

Page 14: Pengembangan Model Bahan Ajar Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Lokal Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

PELANGI PENDIDIKAN Vol. Xl, No' 2 Januari 2011

yakni konsep yang lebih padat, menyeluruh, dan terintegrasi berisi 12 sub

variabel komponen pengembanagan model Bahan ajar Pendidikan

Lingkungan UiAup gerbasis Lokal dalam Mata Pelajaran IPS, dan 70

indilkator-sebagai produk akhir dari hasil penelitian dan pengembangan ini.

Produk p.ng.irbungutt dipaparkan pada pengembanagan model Bahan

ajar feniidifan f-ingtcurgu, ftid,rp Berbasis Lokal dalam Mata Pelajaran

IPS di Sekolah Dasar.

Memp erhat lkan | 2 vari ab el p eneliti an, dilihat dari vari ab el mengucap

syukur; hasil distribusi ,ormuf dalam variabel ini menunjukan ada

keragaman dalam mengucap syukur, mulai dari yang kurang inten, cukup

inten, inten, sampai dengan inten sekali. Dalam bentuk angka rasa syukur

masyarakat terukur padalsaran sekor 8 sampai 20, dengan sebaran berada

diseiitar garis diagonal. Disekitar garis diagonal berarti sekor data berada

disekitamilui t".rgah atau terdistribusi seimbang sehingga dinyatakan

normal. Beberapa yang jauh dari garis diagonal seperti sekor 8 dan 20

merupakan p.nyi*pungun dari kenormalan dan dapat menyebabkan

distritusi mln3aai iidul tto.rrral, namun demikian secara keseluruhan

penyimpangannolmalyangterjadibelumsignifikan(p>0.05)sehingga*urit aaram toleransi histribusi normal. Memperhatikan hasil penelitian

tersebut berarti budaya masyarakat dalam mengucap stukur variatif dan

diwujudkan dalam berbagai macam bentuk kegiatan di masyarakat'

Kesimpulan1. Lingkungan sekolah dan masyarakat masih memelihata adanya adat

budaya tradisional yang berjud kesenian maupun yang lain'

2. Upacara tradisional; ditunjukkan oleh adanya kelestarian upacara

tradisional yang hampir punah, tapi kenyataan sebagian masyarakat

masih menjaga upacara tradisional secara rutin'

3. Dalam hal menjaga kelestarian lingkungan, walaupun ada beberapa

lingkungan yang sudah rusak, misalnya sumber mata at di desanya,

sungai yang penuh kotoran atau sampah, tapi masih ada lingkungan

vurE ,"urit aiSugu denga baik; tempat-tempat keramat, penghijauan,

dan sebagainYa.

4. Dalam hal kekerabata/trah keluarga indikator yang diukur

menunjukkan masih ada data bahwa masyarakat menjaga

kekerabatarVtrah keluarga.

5. Masyarakat masih menjaga tradisi atau kebiasaan penggunaan hitungan

pranoto jowo/mongso, misalnya ketika mereka akan melaksanakan

tegiatan bekerja *"rggutup lahan pertanian, mempunyai kerja atau

hajatan.

,L

,1," .,i . iJ ..d.,.ft,,.'r'

22

Page 15: Pengembangan Model Bahan Ajar Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Lokal Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

fiegrasi berisi 12 subm ajar Pendidikan[ajaran IPS, dan 70m pengembangan ini.magan model Bahanlalam Mata Pelqaran

ri variabel mengucapni menunjukan adakurang inten, cukup

uk angka rasa syukurrngan sebaran beradarti sekor databeradasehingga dinyatakanrcrti sekor 8 dan 20dryat menyebabkan

secara keseluruhan

b > 0.05) sehinggaikan hasil penelitiansnrkur variatif dan

, masl'arakat.

relihara adanya adatmg lain.kelestarian upacaraxbagian masyarakat

ilrpun ada beberapamata air di desanya,asih ada lingkunganlrrmat, penghijauan,

iltor yang diukury"arakat menjaga

l€nggunaan hitunganakan melaksanakanmpunyai kerja atau

Sudaryanti, dan Sigit Dwi Kusrahmadi

6. Alat komunikasi tradisional ternyata masih sering digunakan hal inimasih berpengaruh dalam suasana kerja, keselamatan kgrja, prosespekerjaan, adalah indikator untuk mencerminkan masih adanya upayamelestarikan buadaya tradisonal.Masih ada kebiasaan masyarakat untuk menjaga budayanya, merekamasih menjaga tali persaudaraanlmenyambung balung pisah, hal inibisa diwujudkan dalam trah kelompok warga tertentu atau talipemikahan antar saudara.

!" Umumnya masyarakat kurang menjaga kelestarian hasil bumi.Masyarakat cenderung ketika mereka mendapatkan hasil bumi seketikaitu dihabiskan, berbeda dengan nenek moyang kita waktu dulu, ketikamereka mendapatkan hasil bumi sebagian disimpin sampai datangnyahasil bumi yang ditanam panen kembali.

9. Anak-anak sekarang kurang mengenal lagi tentang melestarikanperibasan jawa/sanepan. Hal ini dapat dibuktikan dalam sikapkeseharian kenyataan yang ada anak-anak dan masyarakat tidakpernah lagi menerapkan paribasan jawalsanepan dalam kehidupannya.

: -r. Perlu dikemas pokok-pokok materi Pendidikan Lingkungan yangdibutuhkan sebagai bahan ajar Pendidikan Lingkungan Hidup berbasislokal pada murid SD di lingkungan masyarakat adat Jawa.

: ". Di sekolah dasar lokasi penelitian para siswa telah mendapatkan modelpanbelajaran pengembangan bahan ajar Pendidikan Lingkungan Hidupberbasis lokal yang telah teruji

Daftar Pustaka

Borg, Walter R, dan Meredith D. Gall. (1983). Educational Research AnInrroduction. New York: Longman.

Ctanningsworth, Alan. (1995). Choosing Your Course Book. Oxford:Heinemann,

Dick. Walter dan Lou Carey. (1996). The Systematic Design of Instruction.New York: Longman

FErdinant Augusty. DR.MBA, Structural Equation Model, CD.IndoprintSemarang,2005

Kementerian Lingkungan Hidup. (2004). Kebijakan PendidikanLingkungan Hidup. J akarta,

?etgembangan Model Bahan Ajar Pendidikan Lingkungan 23H:dup Berbasis Lokal Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial 13 - 24

Page 16: Pengembangan Model Bahan Ajar Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Lokal Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

PELANGI PENDIDIKAN Vot. Xt, No. 2 Januari 2011

Koendaraningrat. (1987). Kebudayaan, Mentalitas,Jakarta: Gramedia,

dan Pembangunan.Enmfr

Cflrsfo.:

Rrnltrrfltlfril

'lnrtlrmnrilTom*[iffinmii

fumrrnm' I@tifiN

fimwernnnnWrnn

mmum

@m-ummnrm$mcmtffirn

ftrrmnnflliiritmmr r

mmnnmr{ mn ;

"lnrmmirrrffiFifimnT l1i

,'r,rilH@''m ffiqumlimnrWhmmeuffi

mirffiiriroIM r!'rrr{grrn.

etrrlileflirirrrlrilWrrrl&

W@EnMilmrywm dnrnnmffimliiftr

rf,nmrmnecmrmltffer

mrmrml miturififirflil

lflry$um

mmlllmull mp@md[N ie

I[fir,rfiilrildhmmifim

Mim

fummou dh@

nmlmmr, rm

formum d6ugTlitnhfirilffininfir"qguir

wmilfrlrrm dlmFe@m

gromu, u&m nil@Smm edrtnnuum'rt gamu

lh:lmiiimlmm t

-emunmmgumJ6

P"'mm@M "n@

Romiszowski. (1986) Developing Auto Instructional Materials.Philedelphia: Nicolas Publishing, 1 986

Sadtono. (1979). "Telcnik cloze: sebagai Alat pengukur Dalam Bahasa".Pengajaran Bahasa dan Saska, Tahun II, No.6, 1979

Schmieder, Allen A. (1977). "The Nature and philosophy of EvironmentalEducation: Goal and objectives", Trends in EnvironmentalE ducati on. (LINES-CO),

Semiawan, conny. (1992). Pendekatan Keterampilan proses. Jakarta: prGramedia,

soekamto, Toeti dan udin saripudin winataputra. (1997).Teori Belajard an Mo d e I -Mo d e I P emb e I aj ar an. J akarta p 2T Universitas Terbuka.

soemarwoto, otto. (2001). Atur Diri sendiri: paradigma BaruPengelolaan Lingkungan Hidup. yogyakarta: cadjah-madaUniversity Press.

Setyo Hari wijanto, structural Equation Modeling dengan Lisrel g.g,Graha Ilmu Jogjak arta, 2008

Tilaar, HArt. (2000). Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat MadaniIndonesia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

----. (1999). Manajemen pendidikan Nasional. Bandung: pTRemaja Rosdakarya.

Tomlison, Brian (ed). (1998). Material Development in Languageteaching. Cambridge; Cambridege University.

titl;J

24