pengembangan media komik sejarah ...repository.usd.ac.id/12590/2/131314011_full.pdfsejarah bermuatan...
TRANSCRIPT
i
PENGEMBANGAN MEDIA KOMIK SEJARAH BERMUATAN
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATERI PENDUDUKAN JEPANG
DI INDONESIA UNTUK SISWA SMA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
DYAYU CHRISTA
NIM : 131314011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
PENGEMBANGAN MEDIA KOMIK SEJARAH BERMUATAN
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATERI PENDUDUKAN JEPANG
DI INDONESIA UNTUK SISWA SMA
Oleh :
DYAYU CHRISTA
NIM: 131314011
Telah disetujui oleh :
Pembimbing I
Dra. Theresia Sumini, M.Pd. Tanggal 12 September 2017
Pembimbing II
Hendra Kurniawan, M.Pd. Tanggal 12 September 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
PENGEMBANGAN MEDIA KOMIK SEJARAH BERMUATAN
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATERI PENDUDUKAN JEPANG
DI INDONESIA UNTUK SISWA SMA
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Dyayu Christa
NIM: 131314011
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
pada tanggal 22 September 2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. ………………..
Sekretaris : Dra. Theresia Sumini, M.Pd. ..........................
Anggota : Dra. Theresia Sumini, M.Pd. ……………..…
Anggota : Hendra Kurniawan, M.Pd. .………………
Anggota : Drs. Y.R. Subakti, M.Pd. ………………..
Yogyakarta, 22 September 2017 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Dekan,
Rohandi, Ph.D.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus yang tiada henti memberikan berkat dan kasih
karuniaNya kepada saya.
2. Kedua orang tua saya “Bapak Marsetyantara dan Ibu Suratimah”, yang sangat
menyayangi dan mencintai saya, saya sangat bersyukur memiliki mereka, tiada
kata yang mampu terucapkan untuk semua yang telah Tuhan berikan melalui
mereka.
3. Adik tercinta “Febrisa Deya Fernanda”, nenek “Hardi Sumarto” yang sangat
mencintai, menyayangi saya dan memberikan kekuatan, dukungan, dan doa,
serta untuk Almh. Eyang Yatmini tercinta yang selama hidupnya sangat
menyayangi saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, janganlah bersandar kepada
pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan
meluruskan jalanmu.
(Amsal 3:5 – 6)
Terus belajar, berusaha, berjuang, bekerja keras dan berdoa maka kita yang
menentukan nasib.
(Dyayu Christa)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 22 September 2017
Penulis,
Dyayu Christa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMISI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Dyayu Christa
Nomor Mahasiswa : 131314011
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“PENGEMBANGAN MEDIA KOMIK SEJARAH BERMUATAN
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATERI PENDUDUKAN JEPANG
DI INDONESIA UNTUK SISWA SMA”
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya
dalam bentuk perangkat data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademisi
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 22 September 2017
Yang menyatakan
(Dyayu Christa)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN MEDIA KOMIK SEJARAH BERMUATAN
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATERI PENDUDUKAN JEPANG
DI INDONESIA UNTUK SISWA SMA
Dyayu Christa Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media komik sejarah
bermuatan pendidikan karakter dalam materi pendudukan Jepang di Indonesia yang layak digunakan untuk siswa SMA. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan yang
mengikuti langkah – langkah desain program pembelajaran menurut Dick & Carey : (1) analisis kebutuhan dan tujuan, (2) analisis pembelajaran, (3) analisis
pembelajar dan konteks, (4) merumuskan tujuan performansi, (5) mengembangkan instrumen, (6) mengembangkan strategi pembelajaran, (7) mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, (8) merancang dan melakukan
evaluasi formatif, (9) melakukan revisi, (10) produk akhir. Validasi dilakukan oleh ahli materi, ahli media, ahli pendidikan karakter, dan guru. Subjek uji coba
adalah siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Kasihan. Uji coba dilakukan dua tahap, yaitu uji coba perorangan dan kelompok kecil. Data dikumpulkan dengan teknik kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan metode kualitatif
dan kuantitatif. Hasil penilaian menunjukkan bahwa produk komik sejarah yang
dikembangkan layak digunakan untuk siswa SMA. Hal ini ditunjukkan dari hasil validasi dari ahli materi, ahli media, ahli pendidikan karakter dan dua guru memberikan kriteria “baik”. Hasil penilaian dari uji coba perorangan dan
kelompok kecil memberikan kriteria “sangat baik”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF HISTORY COMIC MEDIA ABOUT
JAPANESE OCCUPATION IN INDONESIA FOR HIGH SCHOOL
STUDENTS IN CHARGE OF CHARACTER EDUCATION
Dyayu Christa Sanata Dharma University
2017
This research aims to develop appropriate learning media to develop character education of senior high school students using the subject matter
Japanese occupation in Indonesia. This research used Research and Development that follow the steps of
instructional design model by Dick & Carey: (1) the analysis of instructional
needs and goals, (2) conducting instructional analysis, (3) conducting instructional and contexting analysis, (4) summarizing performance objectives, (5) developing
instrument(s), (6) developing instructional strategy, (7) developing and selecting instructional materials, (8) designing and conducting formative evaluation of instruction, (9) revising instruction, (10) presenting final product. Validating was
performed by a material expert, a media expert, a character education expert, and two history teachers. The test subjects were the 12th (final) grade of IPS (social
sciences) in SMA Negeri 1 Kasihan (Kasihan 1 Senior State High School). The testing was conducted through two phases, they were personal test and small group testing. The data were gained by applying questionnaire and interview. The
data analysis technique uses qualitative and quantitative method. The result of the assessment indicates that the history comic product is
suitable for the Senior High School Students. It is indicated through the validation result from material expert, media expert, character education expert, and the teachers, all of them gave it a “good” criteria. The assessment result from personal
testing and small group also stated “very good”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha kuasa karena
berkat dan rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Komik
Sejarah Bermuatan Pendidikan Karakter Dalam Materi Pendudukan
Jepang di Indonesia Untuk Siswa SMA” dapat diselesaikan oleh penulis.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang
sebesar – besarnya kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang telah membimbing
penulis selama proses penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Hendra Kurniawan, M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing II yang
turut serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. S. Adisusilo J. R., M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik
yang telah membimbing peneliti .
6. Para dosen Prodi Pendidikan Sejarah yang sudah memberikan banyak ilmu
pengetahuan dan nilai – nilai kehidupan untuk penulis.
7. Pak Agus, selaku staf sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang
selalu sabar dan telaten dalam memberikan pelayanan administrasi seperti
surat izin penelitian kepada penulis.
8. Kedua orang tua tercinta, yaitu Bapak Marsetyantara dan Ibu Suratimah yang
sangat mencintai saya dan selalu mendukung dan memberi kekuatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
9. Adik tercinta Febrisa Deya Fernanda yang selalu mendoakan yang terbaik
untuk mbaknya ini.
10. Saudara – saudaraku yang selalu mendukung dan memberi penguatan
terkhusus Endah Tri Susanti dan Katon Mahanani.
11. Sahabat terkasihku yaitu Irine Dewi Puti Anggini, Scholastica Dewi
Nugrahini, Rifan Ventura Bangun, Ribka, dan Ramatia.
12. Teman-teman terkasihku dari Pendidikan Sejarah USD angkatan 2013 yang
selalu memberi dukungan.
13. Semua pihak yang memberikan dukungan, bimbingan, bantuan, serta motivasi
kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi banyak orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMISI ...................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
ABSRACT ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR...................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xxii
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Batasan Masalah .......................................................................................... 6
C. Rumusan Masalah........................................................................................ 7
D. Tujuan Penelitian......................................................................................... 7
E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan ........................................................... 7
F. Manfaat Penelitian dan Pengembangan ....................................................... 8
BAB II : KAJIAN PUSTAKA....................................................................... 9
A. Kajian Teori................................................................................................. 9
1. Media Pembelajaran ..................................................................................... 9
a. Pengertian Media Pembelajaran ................................................................... 9
b. Klasifikasi Media Pembelajaran................................................................... 11
c. Fungsi Media Pembelajaran ......................................................................... 13
d. Prinsip dan Kriteria Memilih Media Pembelajaran...................................... 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
e. Ciri-ciri Media Pembelajaran ....................................................................... 15
f. Manfaat dan Tujuan Media Pembelajaran .................................................... 17
2. Media Komik................................................................................................ 19
a. Definisi Komik ............................................................................................. 19
b. Jenis-jenis Komik ......................................................................................... 21
c. Peranan Komik sebagai Media Pembelajaran .............................................. 22
3. Komik Sejarah .............................................................................................. 24
4. Kelemahan dan Kelebihan Komik sebagai Media Pembelajaran ................ 26
5. Evaluasi Media Pembelajaran ...................................................................... 26
6. Pembelajaran Sejarah ................................................................................... 29
a. Pengertian Pembelajaran Sejarah ................................................................. 29
b. Prinsip Pembelajaran Sejarah ....................................................................... 30
c. Tujuan Pembelajaran Sejarah ....................................................................... 31
7. Pendidikan Karakter ..................................................................................... 32
a. Definisi Pendidikan Karakter ....................................................................... 32
b. Dimensi Pendidikan Karakter ...................................................................... 34
c. Nasionalisme dan Patriotisme ...................................................................... 37
8. Sinopsis Buku Komik................................................................................... 41
B. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................................... 52
BAB III : METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ............... 54
A. Model Pengembangan ................................................................................. 54
B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan...................................................... 57
C. Uji Coba Produk .......................................................................................... 61
1. Desain Uji Coba ........................................................................................... 61
2. Subyek Uji Coba .......................................................................................... 63
D. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 63
E. Jenis Data ..................................................................................................... 63
F. Instrumen Pengumpulan Data ...................................................................... 64
G. Teknik Analisis Data ................................................................................... 65
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ..................... 68
A. Deskripsi Produk Awal ............................................................................... 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
B. Data Validasi dan Revisi Produk................................................................. 80
1. Data Validasi oleh Ahli Materi .................................................................... 80
a. Deskripsi Data Validasi oleh Ahli Materi .................................................... 80
b. Revisi Produk Ahli Materi ........................................................................... 83
2. Data Validasi oleh Ahli Media ..................................................................... 92
a. Deskripsi Data Validasi oleh Ahli Media..................................................... 92
b. Revisi Produk Ahli Media............................................................................ 95
3. Data Validasi oleh Ahli Pendidikan Karakter .............................................. 102
a. Deskripsi Data Validasi oleh Ahli Pendidikan Karakter .............................. 102
b. Revisi Produk Ahli Pendidikan Karakter ..................................................... 104
4. Data Validasi oleh Guru ............................................................................... 106
a. Deskripsi Data Validasi oleh Guru ............................................................... 106
1) Data Validasi oleh Guru I ............................................................................ 106
2) Data Validasi oleh Guru II ........................................................................... 110
a) Deskripsi Data Validasi oleh Guru II ........................................................... 110
b) Revisi Produk oleh Guru II .......................................................................... 116
C. Data Uji Coba dan Revisi Produk................................................................ 119
1. Data Uji Coba Perorangan............................................................................ 119
a. Deskripsi Data Uji Coba Perorangan ........................................................... 119
b. Revisi Produk oleh Uji Coba Perorangan .................................................... 120
2. Data Uji Coba Kelompok Kecil ................................................................... 121
a. Deskripsi Data Uji Coba Kelompok Kecil ................................................... 121
b. Revisi Produk Uji Coba Kelompok Kecil .................................................... 121
D. Analisis Data ............................................................................................... 122
1. Analisis Data Hasil Validasi dari Ahli Materi ............................................. 122
2. Analisis Data Hasil Validasi dari Ahli Media .............................................. 125
3. Analisis Data Hasil Validasi dari Ahli Pendidikan Karakter ....................... 129
4. Analisis Data Hasil Validasi dari Guru I dan Guru II .................................. 130
5. Analisis Data Penilaian Produk dari Uji Coba Peorangan ........................... 137
6. Analisis Data Penilaian Produk dari Uji Coba Kelompok Kecil ................. 142
E. Kajian Produk Akhir .................................................................................... 148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
1. Kelebihan Produk Komik............................................................................. 152
2. Kelemahan Produk Komik ........................................................................... 152
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 153
A. Kesimpulan.................................................................................................. 153
B. Saran ............................................................................................................ 154
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 156
LAMPIRAN .................................................................................................... 159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter…………………... 34
Tabel 2 Pedoman Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif………….. 67
Tabel 3 Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Pembelajaran
oleh Ahli Materi…………………………………………………..
80
Tabel 4 Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Isi oleh Ahli
Materi……………………………………………………………..
81
Tabel 5 Rekapitulasi Penilaian Produk Komik Sejarah oleh Ahli Materi… 82
Tabel 6 Saran Perbaikan oleh Ahli Materi………………………………... 82
Tabel 7 Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Tampilan
oleh Ahli Media…………………………………………………...
92
Tabel 8 Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Penyajian
oleh Ahli Media…………………………………………………...
93
Tabel 9 Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Kebahasaan
oleh Ahli Media…………………………………………………...
93
Tabel 10 Rekapitulasi Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah oleh Ahli
Media……………………………………………………………..
94
Tabel 11 Saran Perbaikan oleh Ahli Media………………………………... 94
Tabel 12 Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Muatan
Pendidikan Karakter oleh Ahli Pendidikan Karakter……………..
102
Tabel 13 Saran Perbaikan Ahli Pendidikan Karakter………………………. 104
Tabel 14 Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Tampilan
oleh Guru I………………………………………………………..
106
Tabel 15 Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Penyajian
oleh Guru I………………………………………………………..
107
Tabel 16 Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Kebahasaan
oleh Guru I………………………………………………………..
107
Tabel 17 Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
oleh Guru I……………………………………………………….. 108
Tabel 18 Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Isi oleh Guru
I…………………………………………………………………...
108
Tabel 19 Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Muatan
pendidikan Karakter oleh Guru I………………………………….
109
Tabel 20 Rekapitulasi Penilaian Produk Komik sejarah oleh Guru I……… 109
Tabel 21 Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Tampilan
oleh Guru II……………………………………………………….
111
Tabel 22 Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Penyajian
oleh Guru II……………………………………………………….
111
Tabel 23 Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Kebahasaan
oleh Guru II……………………………………………………….
111
Tabel 24 Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Pembelajaran
oleh Guru II……………………………………………………….
112
Tabel 25 Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Isi oleh Guru
II…………………………………………………………………..
113
Tabel 26 Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Muatan
Pendidikan Karakter oleh Guru II………………………………...
113
Tabel 27 Rekapitulasi Penilaian Produk Komik Sejarah oleh Guru II…….. 114
Tabel 28 Saran Perbaikan oleh Guru II…………………………………….. 115
Tabel 29 Rekapitulasi Penilaian Produk Komik Sejarah oleh Guru I dan
Guru II…………………………………………………………….
118
Tabel 30 Rekapitulasi Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah oleh Siswa
pada Uji Coba Perorangan………………………………………...
120
Tabel 31 Rekapitulasi Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah oleh Siswa
pada Uji Coba Kelompok Kecil…………………………………..
121
Tabel 32 Analisis Data Hasil Validasi Aspek Pembelajaran oleh Ahli
Materi……………………………………………………………..
123
Tabel 33 Analisis Data Hasil Validasi Aspek Isi oleh Ahli Materi………... 124
Tabel 34 Analisis Data Hasil Validasi Aspek Tampilan oleh Ahli Media… 125
Tabel 35 Analisis Data Hasil Validasi Aspek Penyajian oleh Ahli Media… 126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Tabel 36 Analisis Data Hasil Validasi Aspek Kebahasaan oleh Ahli
Media……………………………………………………………...
127
Tabel 37 Analisis Data Hasil Validasi Aspek Pendidikan Karakter oleh
Ahli Pendidikan Karakter…………………………………………
129
Tabel 38 Analisis Data Hasil Validasi Aspek Tampilan oleh Guru I dan
Guru II…………………………………………………………….
130
Tabel 39 Analisis Data Hasil Validasi Aspek Penyajian oleh Guru I dan
Guru II…………………………………………………………….
131
Tabel 40 Analisis Data Hasil Validasi Aspek Kebahasaan oleh Guru I dan
Guru II…………………………………………………………….
132
Tabel 41 Analisis Data Hasil Validasi Aspek Pembelajaran oleh Guru I
dan Guru II………………………………………………………..
134
Tabel 42 Analisis Data Hasil Validasi Aspek Isi oleh Guru I dan Guru II… 135
Tabel 43 Analisis Data Hasil Validasi Aspek Pendidikan Karakter oleh
Guru I dan Guru II……………………………………………….
136
Tabel 44 Analisis Data Penilaian Aspek Tampilan dari Uji Coba
Perorangan………………………………………………………...
137
Tabel 45 Analisis Data Penilaian Aspek Penyajian dari Uji Coba
Perorangan………………………………………………………...
139
Tabel 46 Analisis Data Penilaian Aspek Pendidikan Karakter dari Uji
Coba Perorangan…………..……………………………………...
140
Tabel 47 Analisis Data Penilaian Aspek Kemenarikan dari Uji Coba
Perorangan………………………………………………………...
141
Tabel 48 Analisis Data Penilaian Aspek Tampilan dari Uji Coba
Kelompok Kecil …..……………………………………………...
142
Tabel 49 Analisis Data Penilaian Aspek Penyajian dari Uji Coba
Kelompok Kecil…………………………………………………..
144
Tabel 50 Analisis Data Penilaian Aspek Pendidikan Karakter dari Uji
Coba Kelompok Kecil…………………………………...………..
145
Tabel 51 Analisis Data Penilaian Aspek Kemenarikan dari Uji Coba
Kelompok Kecil…………………………………………………..
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar I Prosedur Pengembangan Media Komik Model Dick
dan Carey…………………………………………….
61
Gambar II Tampilan Sampul Luar Produk Awal……………….. 69
Gambar III Tampilan Sampul Dalam Produk Awal ……………. 70
Gambar IV Tampilan Kata Pengantar Produk Awal…..………… 71
Gambar V Tampilan Informasi dan Petunjuk Penggunaan
Komik Produk Awal …...…………………………...
72
Gambar VI Tampilan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar,
Indikator, dan Tujuan Pembelajaran Produk Awal …
73
Gambar VII Tampilan Daftar Isi Produk Awal …………………. 74
Gambar VIII Tampilan Pengenalan Tokoh Awal…………………. 75
Gambar IX Tampilan Isi Komik Produk Awal ……………….... 76
Gambar X Tampilan Soal Latihan Produk Awal……………….. 77
Gambar XI Tampilan Refleksi Produk Awal …………………... 78
Gambar XII Tampilan Daftar Pustaka Produk Awal …………… 79
Gambar XIII Tampilan Halaman 35 Sebelum Revisi……………... 84
Gambar XIV Tampilan Halaman 35 Sesudah Revisi……………… 84
Gambar XV Tampilan Halaman 41 Sebelum Revisi ……………. 86
Gambar XVI Tampilan Halaman 41 Setelah Revisi ……………... 86
Gambar XVII Tampilan Halaman 45 Sebelum Revisi ……………. 87
Gambar XVIII Tampilan Halaman 45 Setelah Revisi ……………... 88
Gambar XIX Tampilan Halaman 56 Sebelum Revisi ……………. 89
Gambar XX Tampilan Halaman 56 Setelah Revisi ……………... 89
Gambar XXI Tampilan Halaman 48 Sebelum Revisi …………….. 90
Gambar XXII Tampilan Halaman 48 Setelah Revisi ……………... 91
Gambar XXIII Tampilan Halaman 10 Sebelum Revisi ……………. 95
Gambar XXIV Tampilan Halaman 10 Setelah Revisi ……………... 96
Gambar XXV Tampilan Halaman 27 Sebelum Revisi ……………. 97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
Gambar XXVI Tampilan Halaman 27 Setelah Revisi ……………... 97
Gambar XXVII Tampilan Halaman 14 Sebelum Revisi ……………. 98
Gambar XXVIII Tampilan Halaman 14 Setelah Revisi ……………... 98
Gambar XXIX Tampilan Halaman 16 Sebelum Revisi ……………. 99
Gambar XXX Tampilan Halaman 16 Setelah Revisi ……………... 100
Gambar XXXI Tampilan Halaman 48 Sebelum Revisi ……………. 101
Gambar XXXII Tampilan Halaman 48 Setelah Revisi ……………... 101
Gambar XXXIII Tampilan Halaman 10 Sebelum Revisi ……………. 104
Gambar XXXIV Tampilan Halaman 10 Setelah Revisi ……………... 105
Gambar XXXV Tampilan Halaman 15 Sebelum Revisi ……………. 116
Gambar XXXVI Tampilan Halaman 15 Setelah Revisi ……………... 117
Gambar XXXVII Diagram Lingkaran Hasil Analisis Data Validasi
Aspek Pembelajaran dari Ahli Materi……………….
123
Gambar XXXVIII Diagram Lingkaran Hasil Analisis Data Validasi
Aspek Isi dari Ahli Materi…………………………...
124
Gambar XXXIX Diagram Lingkaran Hasil Analisis Data Validasi
Aspek Tampilam dari Ahli Media…..……………….
126
Gambar XL Diagram Lingkaran Hasil Analisis Data Validasi
Aspek Penyajian dari Ahli Media…..……………….
127
Gambar XLI Diagram Lingkaran Hasil Analisis Data Validasi
Aspek Kebahasaan dari Ahli Materi………………...
128
Gambar XLII Diagram Lingkaran Hasil Analisis Data Validasi
Aspek Pendidikan Karakter dari Ahli Pendidikan
Karakter……………………………...……………....
129
Gambar XLIII Diagram Lingkaran Hasil Analisis Data Validasi
Aspek Tampilan dari Guru I dan II………………….
131
Gambar XLIV Diagram Lingkaran Hasil Analisis Data Validasi
Aspek Penyajian dari Guru I dan II………………….
132
Gamabr XLV Diagram Lingkaran Hasil Analisis Data Validasi
Aspek Kebahasaan dari Guru I dan II……………….
133
Gambar XLVI Diagram Lingkaran Hasil Analisis Data Validasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
Aspek Pembelajaran dari Guru I dan II…………….. 134
Gambar XLVII Diagram Lingkaran Hasil Analisis Data Validasi
Aspek Isi dari Guru I dan II………………………….
135
Gambar XLVIII Diagram Lingkaran Hasil Analisis Data Validasi
Aspek Pendidikan Karakter dari Guru I dan II
..……………………………………………………...
137
Gambar XLIX Diagram Hasil Analisis Data Penilaian pada Aspek
Tampilan dari Uji Coba Perorangan……..…………..
138
Gambar L Diagram Hasil Analisis Data Penilaian pada Aspek
Penyajian dari Uji Coba Perorangan……..………….
139
Gamabr LI Diagram Hasil Analisis Data Penilaian pada Aspek
Pendidikan Karakter dari Uji Coba Perorangan….….
140
Gambar LII Diagram Hasil Analisis Data Penilaian pada Aspek
Kemenarikan dari Uji Coba Perorangan.....………….
142
Gambar LIII Diagram Hasil Analisis Data Penilaian pada Aspek
Tampilan dari Uji Coba Kelompok Kecil……..…….
143
Gambar LIV Diagram Hasil Analisis Data Penilaian pada Aspek
Penyajian dari Uji Coba Kelompok Kecil……..…….
144
Gambar LV Diagram Hasil Analisis Data Penilaian pada Aspek
Pendidikan Karakter dari Uji Coba Kelompok
Kecil………………………….....………………..….
146
Gambar LVI Diagram Hasil Analisis Data Penilaian pada Aspek
Kemenarikan dari Uji Coba Kelompok Kecil
.....……………………………………………………
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Jadwal Penelitian ………………………………………... 160
Lampiran 2 : Surat Rekomendasi Penelitian Kesbangpol ……………... 161
Lampiran 3 : Surat Rekomendasi Penelitian Dikpora ...……………….. 162
Lampiran 4 : Lembar Disposisi Sekolah ………………......…………… 163
Lampiran 5 : Surat Keterangan Penelitian Sekolah ……………………. 164
Lampiran 6 : Surat Permohonan Validasi Ahli Pendidikan Karakter…... 165
Lampiran 7 : Lembar Validasi Ahli Materi ...………………….............. 166
Lampiran 8 : Lembar Validasi Ahli Media ...………………….............. 171
Lampiran 9 : Lembar Validasi Ahli Pendidikan Karakter ...…………… 176
Lampiran 10 : Lembar Validasi Guru I .................................................. 181
Lampiran 11 : Lembar Validasi Guru II .................................................. 189
Lampiran 12 : Contoh Penilaian Uji Coba Perorangan ………………….. 197
Lampiran 13 : Contoh Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil ...................... 201
Lampiran 14 : Keterangan Rumus Konversi Nilai Skala Lima ………….. 205
Lampiran 15 : Data Uji Coba Perorangan ……………………………….. 206
Lampiran 16 : Data Uji Coba Kelompok Kecil …………………………. 208
Lampiran 17 : Nama Responden Uji Coba Perorangan …………………. 210
Lampiran 18 : Nama Responden Uji Coba Kelompok Kecil ……………. 211
Lampiran 19 : Silabus ……………………………………………………. 212
Lampiran 20 : RPP ……………………………………………...……….. 219
Lampiran 21 : Materi …………………………………………………….. 226
Lampiran 22 : Kunci Jawaban …………………………………………… 232
Lampiran 23 : Hasil Wawancara Guru dan Siswa ……………………….. 233
Lampiran 24 : Dokumentasi Penelitian ………………………………….. 235
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pematangan kualitas hidup.
Melalui proses tersebut diharapkan manusia dapat memahami apa arti dan hakikat
hidup, serta untuk apa dan bagaimana menjalankan tugas hidup dan kehidupan
yang benar.1 Pendidikan bukan sekedar pengajaran dalam arti kegiatan
mentransfer ilmu, teori dan fakta-fakta akademis semata atau bukan sekedar
urusan ujian, penetapan kriteria kelulusan, serta pencetakan ijazah semata.
Pendidikan merupakan proses pembebasan peserta didik dari ketidaktahuan,
ketidakmampuan, ketidakberdayaan, ketidakbenaran, ketidakjujuran, dan dari
buruknya hati, akhlak, dan keimanan. Ini berarti setiap manusia berhak mendapat
dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan.
Menurut Driyarkara pendidikan merupakan proses humanisasi dan
hominisasi, artinya pemanusiaan menyangkut keseluruhan jiwa dan badan.2
Tradisi Humaniora ini mendasari perkembangan undang-undang pendidikan. Pada
UU Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 menyatakan berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
1 Dedi Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing , Bandung, Remaja Rosdakarya, 2011,
hlm. 2. 2 Sudiarja, Pendidikan dalam Tantangan Zaman , Yogyakarta, Kanisius, 2004, hlm. 29.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.3 Dalam konteks ini
penegasan dalam UU No. 20 Tahun 2003 yaitu bahwa pembentukan
“kemanusiaan”. Penegasan ini merupakan tujuan penting dalam konsep
pendidikan kita. Maka sangat pentinglah pendidikan kita masa kini tidak hanya
sekedar pengembangan kognitif atau hanya sekedar mentransfer ilmu namun juga
sembari membentuk karakter siswa.
Dewasa ini kemajuan teknologi yang semakin modern berdampak pada
lahirnya manusia-manusia yang semakin cerdas, sehingga tidak bisa dipungkiri
bahwa pendidikan masa kini semakin mengalami kemajuan yang pesat. Dunia
pendidikan harus terus menyesuaikan dengan perkembangan zaman agar mampu
menyediakan output yang berkualitas sesuai dengan tuntutan kebutuhan.
Kecerdasan akademik saja tidak cukup menjadi bekal di masa depan, namun
pendidikan kini dituntut untuk melahirkan manusia yang cerdas dan berbudi
luhur, sehingga harus diimbangi dengan pendidikan nilai karakter.
Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang berkaitan erat dengan
nilai-nilai karakter. Menurut Hermanu Joebagio dalam Brian Garvey
pembelajaran sejarah adalah proses internalisasi nilai-nilai peristiwa masa lalu,
berupa asal-usul, silsilah, pengalaman kolektif, dan keteladanan pelaku sejarah.4
Pembelajaran sejarah sangat menekankan tentang pendidikan nilai-nilai karakter
dan kemanusiaan. Keterkaitan individu dengan masyarakat atau bangsanya
memerlukan terbentuknya kesadaran pentingnya sejarah terhadap persoalan
3 Loc.cit. 4 Hermanu Joebagio, Kata Pengantar dalam Model-model Pembelajaran Sejarah di Sekolah
Menengah, Yogyakarta, Ombak, 2015, hlm. ix.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kehidupan bersama seperti; nasionalisme, persatuan, solidaritas dan integritas
nasional.
Sayangnya kebanyakan siswa masih belum bisa menyadari dan memahami
pentingnya pelajaran sejarah. Hal itu dapat dilihat dari pengalaman peneliti saat
melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA N 1 Kasihan pada
bulan Juli-September 2016. Banyak siswa yang terlihat kurang tertarik dengan
pelajaran sejarah dengan berbagai alasan. Salah satuya persepsi tentang mata
pelajaran sejarah yang penuh dengan hafalan dan cara mengajar guru yang kurang
menarik sehingga pelajaran sejarah sulit untuk disampaikan dan sulit untuk
menekankan pendidikan karakter yang terkadung dalam pembelajaran sejarah.
Sangat disayangkan jika pelajaran sejarah yang selain berguna untuk
menyadarkan jati diri bangsa juga sangat mempengaruhi terbentuknya karakter
suatu bangsa harus dipandang sebelah mata karena beberapa alasan.
Sampai saat ini pendidikan karakter tidak tersampaikan secara maksimal
kepada siswa sehingga menyebabkan perkembangan karakter siswa rendah.
Seperti contoh masih banyak terjadi tawuran antar siswa, kurangnya sopan santun
siswa terhadap guru, banyaknya siswa yang sering membolos, terjerumus dalam
seks bebas, mengkonsumsi narkoba dan lain sebagainya. Hal itu sebagai contoh
besarnya kemerosotan moral yang terjadi pada zaman sekarang.5
Untuk membentuk peserta didik yang cerdas dan berkarakter tentu saja
tidak lepas dari beberapa faktor yang berpengaruh. Faktor pertama, yaitu peran
lembaga pendidikan atau sekolah yang digunakan sebagai tempat dalam
5 Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah , Bandung,
Remaja Rosdakarya, 2011, hlm.2-4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
mewujudkan kegiatan belajar mengajar secara formal. Faktor kedua, yaitu guru
memiliki peran penting dalam mendampingi proses belajar mengajar. Proses
pembelajaran akan terlihat menarik apabila guru memiliki kemampuan dalam
menyampaikan pengetahuan sehingga mampu dipahami siswa. Saat
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar masing-masing siswa mempunyai
kemampuan atau cara yang berbeda dalam memahami pelajaran yang
disampaikan oleh guru. Ada siswa yang memahami pelajaran dengan cepat dan
baik sedangkan ada siswa yang lain lambat dalam memahami pelajaran. Dengan
begitu guru harus memiliki cara tertentu untuk menyampaikan materi kepada
siswa agar dapat mencapai kompetensi dasar yang ditentukan. Guru memang
bukan satu-satunya sumber belajar, walaupun tugas, peranan dan fungsinya dalam
proses belajar mengajar sangatlah penting.6
Faktor ketiga, yaitu fasilitas sekolah. Fasilitas adalah sarana yang
mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya
saja buku paket. Namun kita ketahui bahwa tidak semua siswa mampu memahami
buku dengan cepat dikarenakan beberapa buku terlalu sulit untuk dipahami. Hal
itu tentu menjadi dampak kurangnya minat belajar siswa dan berpengaruh pada
prestasi belajarnya.
Berangkat dari berkembangnya pendidikan masa kini, maka digunakanlah
media pembelajaran yang harapannya dapat membantu guru dalam
menyampaikan pelajaran yang dapat menarik siswa untuk belajar. Media
pembelajaran atau alat pembelajaran dapat menjadi alternatif atau solusi untuk
6 Arief.S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, Jakarta, Pustekom, 1986, hlm.3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
menyelesaikan permasalahan pembelajaran tersebut. Penerapan media
pembelajaran akan memicu suasana belajar yang lebih menyenangkan. Media
komik memiliki daya tarik yang kuat dalam menarik perhatian siswa, karena
berdasarkan penelitian yang ada tidak sedikit kalangan masyarakat yang suka
membaca komik. Dari data yang ada dipaparkan bahwa pembaca utama dan
terbanyak komik yaitu orang yang berusia 15 sampai dengan 25 tahun.7
Berdasarkan data tersebut tentang ketertarikan individu terhadap komik, sangat
baik jika komik dimanfaatkan sebagai media dalam pembelajaran siswa sekolah
menengah atas.
Media komik sangat cocok digunakan untuk menyampaikan pembelajaran
sejarah, karena dengan membaca komik siswa dapat berimajinasi dan mampu
merasakan alur ceritanya. Komik sebagai media yang tidak hanya menyajikan
tulisan namun juga didukung dengan gambar yang semakin mempermudah
pembaca untuk mengingat dan memahami. Ketepatan komik digunakan sebagai
media pembelajaran sejarah dapat dilihat bahwa pembelajaran sejarah merupakan
pembelajaran yang menyajikan tentang peristiwa penting yang terjadi di masa
lampau, sehingga dengan menyajikan pembelajaran sejarah dalam bentuk komik
akan semakin mempermudah siswa untuk belajar.
Dengan menggunakan sesuatu (media komik) yang terlebih dahulu sudah
menarik perhatian atau banyak individu gemar membacanya, maka harapannya
pembelajaran dengan media komik dapat menambah pemahaman siswa pada
materi ajar. Pada dasarnya bahasa gambar dan teks yang tersusun dalam alur cerita
7 Indria Maharsi, Dunia Kreatif Tanpa Batas, Yogyakarta, Kata Buku, 2011, hlm. 3-4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
ternyata lebih mampu mentransfer pemahaman atau informasi dengan cepat
dibandingkan hanya dengan menggunakan tulisan saja. Hal itu dikarenakan
dengan membaca cerita bergambar, pembaca merasa terlibat dalam tokoh ataupun
situasi yang diungkapkan.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Pengembangan Media Komik Sejarah Bermuatan
Pendidikan Karakter Dalam Materi Pendudukan Jepang Di Indonesia Untuk
Siswa SMA”. Harapannya melalui media komik ini pembelajaran sejarah di
sekolah dapat berjalan dengan efektif dan efisien serta menyenangkan. Selain itu
dengan menggunakan media komik diharapkan pembelajaran sejarah lebih
menarik dan mendorong siswa untuk mencintai pelajaran sejarah. Melalui
ketertarikanya siswa terhadap pelajaran sejarah besar kemungkinan siswa mampu
memahami dan menyerap nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
B. Batasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada media pembelajaran berupa
komik pada mata pelajaran Sejarah untuk siswa SMA kelas XI pada kompetensi
dasar 3.5 dengan materi Pendudukan Jepang di Indonesia yang memuat nilai
karakter. Nilai karakter yang akan dipaparkan dalam materi sejarah tersebut yaitu
Nasionalisme dan Patriotisme. Masalah ini dipilih karena media pembelajaran
memegang peranan penting untuk menunjang proses pembelajaran sedangkan
media pembelajaran khususnya komik untuk materi tersebut relatif jarang ditemui.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah
yaitu “Bagaimanakah bentuk dan isi komik sejarah tentang pendudukan Jepang di
Indonesia untuk membentuk sikap nasionalisme dan patriotisme yang layak
digunakan untuk siswa SMA?”
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media komik sejarah
bermuatan pendidikan karakter yang layak digunakan untuk siswa SMA dalam
pembelajaran sejarah materi pendudukan Jepang di Indonesia.
E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Produk yang akan dihasilkan dalam penelitian ini digunakan sebagai
media penunjang proses belajar. Produk yang dikembangkan memiliki spesifikasi
sebagai berikut:
1. Komik disajikan dalam bentuk buku yang memuat gambar-gambar dan cerita
yang menarik sehingga dapat menumbuhkan minat belajar siswa.
2. Komik disajikan dalam bentuk buku yang mengandung unsur-unsur
pendidikan karakter bagi siswa.
3. Media komik memuat alur cerita yang dapat membantu siswa memahami
materi Pendudukan Jepang di Indonesia.
4. Media komik dapat digunakan sebagai media pendukung siswa untuk belajar
secara mandiri baik di sekolah maupun di rumah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
5. Media komik memuat soal-soal latihan dan evaluasi untuk melihat
kemampuan siswa dalam memahami materi.
6. Materi yang disajikan dalam komik sejarah mengacu pada Kurikulum 2013
edisi revisi 2016.
F. Manfaat Penelitian dan Pengembangan
1. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat membantu sekolah dalam memfasilitasi
sumber belajar siswa. Sekolah juga dapat menambah koleksi sumber belajar siswa
dengan menyediakan media pembelajaran komik untuk mata pelajaran lainnya.
2. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan membantu guru dalam memfasilitasi media yang
unik dan menarik dari biasanya sehingga dalam proses pembelajaran dapat
mempermudah guru dalam menyampaikan materi.
3. Bagi Siswa
Pengembangan media komik sejarah ini akan mempermudah siswa dalam
memahami pelajaran sejarah dan siswa juga mempunyai pengalaman belajar yang
berkesan serta tidak membosankan.
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini akan memberi pengalaman baru bagi peneliti dalam
membuat media yang unik dan menarik untuk pembelajaran sejarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar.8 Media dapat
digunakan sebagai alat komunikasi baik dalam bentuk tercetak maupun
audiovisual. Menurut AECT sebuah organisasi teknologi pendidikan dan
komunikasi, mengartikan media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk
proses penyaluran infromasi.9 Selain itu Robert Hanick dalam Wina Sanjaya juga
mengartikan media sebagai sesuatu yang membawa informasi antara sumber dan
penerima informasi.10 Tidak jauh berbeda dengan pendapat Raharjo dalam Cecep
Kustandi yang menyatakan media adalah wadah dari pesan yang oleh sumbernya
ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut11. Dari beberapa
pengertian di atas dapat kita garis bawahi bahwa media adalah perantara yang
digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi.
Pembelajaran sendiri menurut Nana Sudjana merupakan kegiatan
melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi
8 Arief.S.Sadiman, op.cit. hlm.6. 9 Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, Jakarta, Kencana Prenadamedia Group, 2012,
hlm. 56. 10 Loc.cit. 11 Cecep Kustandi,dkk, Media Pembelajaran, Bogor, Ghalia Indonesia, 2013, hlm.7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.12 Dalam proses
pembelajaran tidak lepas dari peran seorang guru dan siswa sehingga dalam
pembelajaran akan terjadi interaksi antara guru dan siswa untuk saling tukar
menukar informasi. Penyampaikan pesan dalam pembelajaran tentunya harus
dapat diterima oleh siswa, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Namun
terkadang dalam pembelajaran tidak semua siswa mampu menyerap pelajaran
yang diberikan guru secara efektif dan efesien. Salah satu cara untuk mengatasi
masalah tersebut adalah penggunaan media dalam pembelajaran.
Menurut Rossi dan Breidle dalam Wina Sanjaya media pembelajaran
adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan seperti
radio, televisi, buku, majalah, dan sebagainya.13 Heinich,dkk dalam Cecep
Kustandi mengemukakan apabila media itu mengandung maksud-maksud
pembelajaran maka media itu disebut media pembelajaran.14 Pengertian ini
diperjelas dengan pandangan Geralch dan Ely dalam Azhar Arsyad bahwa media
pembelajaran adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun suatu
kondisi atau membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau
sikap.15 Sejalan dengan pengertian yang dikemukakan oleh Azhar Arsyad bahwa
media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional
atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media
pembelajaran.16 Jadi dalam pengertian ini media pembelajaran bukan hanya
12 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, Bandung, C.V Sinar Baru Bandung, 1990,
hlm. 1. 13 Wina Sanjaya, op.cit, hlm 58. 14 Cecep Kustandi, op.cit, hlm.8. 15 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2014, hlm. 3. 16 Ibid., hlm.4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
berupa alat dan bahan saja akan tetapi hal-hal yang memungkinkan siswa dapat
memperoleh pengetahuan.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka perbedaan antara media
dan media pembelajaran terletak pada pesan atau isi yang ingin disampaikan.17
Kesimpulannya yang dimaksud dengan media pembelajaran adalah sarana seperti
alat, lingkungan dan segala bentuk kegiatan pendidikan yang dikondisikan untuk
menyampaikan pesan kepada siswa sehingga dapat menambah pengetahuan,
mengubah sikap atau menanamkan keterampilan pada setiap orang yang
memanfaatkannya.
b. Klasifikasi Media Pembelajaran
Menurut Wina Sanjaya, media pembelajaran dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa sudut pandang. Berdasarkan sifatnya, media pembelajaran
dibagi menjadi: a) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar atau
yang memiliki unsur suara; b) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat
saja, tanpa mengandung unsur suara; c) Media audio visual, yaitu jenis media
yang mengandung unsur suara dan unsur gambar yang dapat dilihat. 18
Berdasarkan cara atau teknik pemakaiannnya, media pembelajaran dibagi
menjadi : a) Media yang diproyeksikan seperti film slide, film stripe, transparasi,
computer, dll; b) Media yang tidak diproyeksikan. Contohnya: gambar, foto,
lukisan, radio, dll.19
17 Wina Sanjaya, op.cit, hlm.58. 18 Ibid., hlm. 118. 19 Ibid., hlm. 119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Berberdasarkan bentuk dan cara penyajian, media pembelajaran dibagi
menjadi:20
1) Media grafis, bahan cetak dan gambar diam: a) Media grafis adalah media yang menyampaikan fakta, ide, gagasan melalui
penyajian kata-kata, kalimat, angka, symbol. Contohnya: grafik, diagram, bagan, sketsa, poster, papan flannel, bulletin board, dan komik.
b) Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses
pencetakan, printing atau offset. Contohnya: buku tes, modul, bahan pengajaran yang terprogram.
c) Gambar diam adalah visual berupa gambar yang dihasilkan melalui proses fotografi, yang termasuk dalam media ini adalah foto.
2) Media proyeksi diam: OHP/OHT, opaque projector, slide dan filmstripe.
3) Media audio : radio, media alat perekam pita magnetic/kaset tape recorder. 4) Media audiovisual diam, media sound slide, film stripe bersuara.
5) Film (motion picture), yaitu serangkaian gambar diam yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga memberi kesan hidup dan bergerak. Ada beberap jenis film, yaitu film bisu, film bersuara dan film gelang yang
ujungnya saling bersambungan dan tidak memerlukan penggelapan ruangan. 6) Media televisi: media televise, televise terbatas, dan video cassete recorder.
7) Multimedia, merupakan suatu sistem penyampaian dengan menggunakan berbagai jenis bahan belajar yang membentuk suatu unit atau paket. Contohnya: modul yang terdiri atas bahan cetak, bahan audio dan bahan
audiovisual.
Maka kesimpulannya, dilihat dari klasifikasi media pembelajaran yang
telah disampaikan di atas, media pembelajaran berupa komik dilihat dari sudut
pandang berdasarkan sifatnya yaitu jenis media visual atau dengan kata lain hanya
bisa dilihat saja tanpa mengandung unsur suara. Media komik juga tidak dapat
diproyeksikan. Kemudian berdasarkan bentuk dan cara penyajiannya merupakan
jenis media grafis dimana media menyampaikan fakta, ide, gagasan melalui
penyajian kata-kata, kalimat, angka, symbol.
20 Wina Sanjaya, loc.cit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
c. Fungsi Media Pembelajaran
Para ahli mengemukakan beberapa fungsi media pembelajaran yang
berbeda-beda. Menurut Wina Sanjaya, media pembelajaran dapat dibagi ke dalam
beberapa fungsi. Peneliti hanya akan mengambil beberapa fungsi yang relevan
dengan media pembelajaran komik. Pertama, Fungsi Komunikatif yaitu media
pembelajaran digunakan untuk menyampaikan komunikasi antara penyampai
pesan dan penerima pesan. Kedua, Fungsi Motivasi yaitu misalnya pembelajaran
yang hanya mengandalkan suara namun tidak melibatkan peserta didik secara
optimal tentu akan menimbulkan kebosanan pada diri siswa dan dapat
mengganggu suasana belajar.
Dengan menggunakan media pembelajaran diharapkan siswa akan lebih
termotivasi dalam belajar dan memudahkan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran sehingga dapat lebih meningkatkan gairah siswa untuk belajar. Ketiga,
Fungsi Individualitas, pemanfaatan media pembelajaran berfungsi untuk dapat
melayani kebutuhan setiap individu yang memiliki minat dan gaya belajar yang
berbeda.21
Berbeda dengan pendapat Levin dan Lentz yang mengemukakan empat
fungsi media pembelajaran khususnya media visual. Pertama, Fungsi Atensi yaitu
media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa
untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual
yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Kedua, Fungsi Afektif
adalah media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar
21 Wina Sanjaya, op.cit, hlm. 73-74.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
(atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat
menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah
social atau ras. Ketiga, Fungsi Kognitif adalah media visual terlihat dari temuan-
temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau
pesan yang terkandung dalam gambar. Keempat, Fungsi Kompensatoris adalah
media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang
memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam
membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingat
kembali.22
d. Prinsip dan Kriteria Memilih Media Pembelajaran
Dalam penggunaan media pembelajaran tentu harus memperhatikan
prinsip-prinsip media pembelajaran agar dapat tercapai tujuan yang diharapkan.
Wina Sanjaya mengemukakan beberapa prinsip-prisip media pembelajaran
diantaranya: a) Media digunakan dan diarahkan untuk mempermudah siswa
belajar dalam upaya memahami materi pelajaran; b) Media digunakan oleh guru
harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran; c) Media yang
digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran; d) Media yang akan
digunakan harus memperhatikan evektifitas dan efesiensi; e) Media yang
digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoprasikannya.23
Dengan memenuhi beberapa prinsip di atas, harapannya media pembelajaran
benar-benar dapat menjadi sarana dalam menyampaikan pelajaran dengan efektif
22 Cecep Kustandi, op.cit, hlm.19-20. 23 Wina Sanjaya, op.cit, hlm. 75-76.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dan efesien sehingga tujuan pembelajaran dapat terealisasikan kepada peserta
didik.
Selain harus memperhatikan prinsip agar tujuan awal pembelajaran dapat
tercapai, kita dituntun untuk memperhatikan berbagai kriteria dalam pemilihan
media pembelajaran. Kriteria-kriteria yang harus diperhatikan dalam pemilihan
media pembelajaran menurut Nana Sudjana, yaitu: a) ketepatannya dengan tujuan
pengajaran; artinya media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan
instruksional yang telah ditetapkan; b) dukungan terhadap isi bahan pelajaran;
artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi
sangat memerlukan media agar lebih mudah dipahami siswa; c) kemudahan
memperoleh media; media pembelajaran mudah diperoleh atau dapat dibuat
langsung oleh guru; d) keterampilan guru dalam menggunakannya; e) Tersedia
waktu untuk menggunakannya; f) Sesuai dengan taraf pikir siswa; media
pembelajaran harus disesuaikan dengan taraf berpikir siswa sehingga makna
dalam pembejaran dapat dipahami oleh siswa.24
e. Ciri-ciri Media Pembelajaran
Ciri – Ciri Umum dari Media Pembelajaran menurut Oemar Hamalik, yaitu:25
1) Media pendidikan/ alat pembelajaran dapat diraba, dilihat, didengar, dan yang
dapat diamati melalui pancaindera kita. 2) Benda atau hal-hal yang bisa dilihat dan didengar.
3) Dapat digunakan dalam rangka hubungan (komunikasi) dalam pengajaran, antara guru dan siswa.
4) Semacam alat bantu belajar mengajar, baik diluar kelas.
5) Berdasarkan (3) dan (4), maka pada dasarnya media pendidikan merupakan suatu “perantara” (medium, media) dan digunakan dalam rangka pendidikan.
6) Mengandung aspek; sebagai alat dan teknik, yang sangat erat pertaliannya dengan metode mengajar.
24 Nana Sudjana, op.cit, hlm. 4-5. 25 Oemar Hamalik, Media Pendidikan, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 1994, hlm. 11-12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Menurut pendapat Geralch dan Ely dalam Cecep Kustandi, terdapat 3
(tiga) ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa
saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu
melakukannya, sebagai berikut:26
1) Ciri Fiksatif (Fixative Property), Ciri fiksatif merupakan media yang mampu
merekam, menyimpan, melestarikan dan merekontruksi suatu peristiwa atau
obyek. Suatu objek yang telah diambil gambarnya dengan foto atau video
dengan mudah dapat direproduksi, bisa kapan saja diperlukan. Dengan ciri
fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang
terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.
2) Ciri Manipulatif (Manipulative Property), Transformasi suatu kejadian atau
objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulative. Kejadian yang
memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua
atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording.
3) Ciri Distributif (Distributive Property), Ciri distributive dari media
memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang,
dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar
siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.
Distribusi media tidak hanya terbatas pada satu kelas atau beberapa kelas
pada sekolah-sekolah di dalam suatu wilayah tertentu, tetapi juga media itu.
Sekali informasi direkam dalam format media apa saja, maka ia dapat
26 Cecep Kustandi, op.cit., hlm. 12-14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
direproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan secara bersamaan di
berbagai tempat atau digunakan secara berulang-ulang di suatu tempat.
Konsistensi informasi yang telah direkam akan terjamin sama atau hampir
sama dengan aslinya.
f. Manfaat dan Tujuan Media Pembelajaran
Levie & Levie dalam Azhar Arsyad mengemukakan bahwa dalam
temuannya tentang penelitian-penelitian tentang belajar melalui stimulus visual
atau gambar dengan belajar melalui kata atau verbal menyimpulkan bahwa
stimulus visual lebih membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas
seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali dan menghubung-hubungkan
fakta dan konsep. Stimulus verbal juga memiliki andil dalam mendukung belajar
apabila dalam pembelajaran itu melibatkan ingatan yang berturut-turut.27
Landasan teori yang lebih menguatkan yaitu menurut pandangan Baugh dalam
Azhar Arsyad bahwa 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera
pandanga atau visual, 5% indera pendengaran dan 5% indera yang lainnya. Dale
juga menyatakan bahwa hasil belajar melalui indera pandang berkisar 75%,
melalui indera dengar 12%, dan melalui indera lainnya 13%.
Menurut Edar Dale dalam Wina Sanjaya, perolehan pengetahuan siswa
akan semakin abstrak apabila hanya disampaikan melalui bahasa verbal. Hal ini
akan mengakibatkan siswa hanya akan mengetahui tentang kata tanpa memahami
dan mengerti makna yang terkandung dalam kata tersebut.28 Dengan demikian
penyampaian informasi melalui bahasa verbal dapat menimbulkan salah persepsi
27 Azhar Arsyad, op.cit, hlm.12. 28 Wina Sanjaya, op.cit, hlm.69.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dan siswa kurang bergairah menangkap pesan, hal itu karena siswa kurang diajak
berpikir dan menghayati pesan yang disampaikan. Oleh karena itu peranan media
pembelajaran sangat diperlukan dalam suatu kegiatan belajar mengajar.
Pernyataan di atas dapat disimpulkan jika antara stimulus visual dengan
stimulus verbal disatukan maka akan melahirlah hasil belajar yang lebih maksimal
dan memberikan keuntungan bagi siswa. Berangkat dari kesimpulan ini maka
media pembelajaran memiliki peran besar dalam membantu aktivitas
pembelajaran. Salah satu contoh media pembelajaran visual yaitu komik.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa media pembelajaran
mempunyai manfaat dan tujuan dalam mempermudah pembelajaran.
Manfaat media pembelajaran menurut Kemp dan Dayton dalam Wina
Sanjaya, yaitu:29
1) Penyampaian pelajaran tidak kaku; 2) Pelajaran bisa lebih menarik;
3) Pembelajaran lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik dan penguatan;
4) Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat; 5) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bila integrasi kata dan gambar
sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasi dengan baik, spesifik, dan jelas;
6) Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana saja diinginkan atau
diperlukan, terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunakan secara individu;
7) Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan;
8) Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif.
Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran menurut
Sanaky:30
29 Ibid., hlm. 72-73.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
1) Mempermudah proses pembelajaran dikelas;
2) Meningkatkan efesiensi proses pembelajaran di kelas; 3) Menjaga relevansi antara materi pembelajaran dan tujuan pembelajaran; 4) Membantu konsentrasi pembelajaran dalam proses pembelajaran.
2. Media Komik
a. Definisi Komik
Komik merupakan salah satu contoh yang tergolong ke dalam bentuk
media Grafis. Komik dapat dikatakan sebagai bagian dari media grafis karena
media grafis menurut Webster mempunyai arti sebagai seni atau ilmu
menggambar khususnya untuk menggambar mekanik. Grafis sebagai media
pembelajaran dapat mengkombinasikan fakta-fakta, gagasan-gagasan secara jelas
dan kuat melalui perpaduan antara ungkapan kata-kata dan gambar.31
Definisi komik menurut Nana Sudjana yaitu sebagai suatu bentuk kartun
yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang
erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan
kepada para pembaca32. Komik terdiri atas berbagai situasi cerita bersambung.
Beberapa perwatakan lain dari komik harus dikenal agar kekuatan medium ini
bisa dihayati. Komik memusatkan perhatian di sekitar rakyat. Cerita-ceritanya
mengenai diri pribadi sehingga pembaca dapat mengidentifikasikan dirinya
melalui perasaan serta tindakan dari perwatakan-perwatakan tokoh utamanya.
Cerita-ceritanya ringkas dan menarik perhatian, dilengkapi dengan aksi.
30 Hujair Sanaky, Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif, Yogyakarta, Kaukaa Dipantara, 2013,
hlm.5. 31 Nana Sudjana, op.cit, hlm. 19-20. 32 Ibid., hlm. 64.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Will Eisner mendefinisikan komik sebagai Sequential Art, yaitu susunan
gambar dan kata-kata untuk menceritakan sesuatu atau mendramatisasi suatu
ide33. Tidak jauh berbeda dengan pendapat Scott McCloud dalam Indria Maharsi
mendefinisikan seni sequential dan komik sebagai gambar-gambar dan lambang-
lambang lain yang terjukstaposisi (berdekatan, bersebelahan) dalam urutan
tertentu yang bertujuan untuk memberikan informasi atau untuk mencapai
tanggapan estetis dari para pembaca.34
Nana Sudjana memperkirakan banyaknya pembaca komik di Amerika
Serikat lebih dari seratus juta orang. Antara 400 sampai 500 judul buku komik
terjual dan kurang lebih 95 juta kopi dijual setiap bulannya. Diterjemahkan ke
dalam lebih dari 30 bahasa, dan dibaca secara luas oleh lebih dari 100 negara.35
Menurut Bonneff dalam buku Indria Maharsi, komik disinyalir memiliki
andil yang cukup besar dalam memberikan pengaruh dan perubahan perilaku pada
golongan usia 15 sampai dengan 25 tahun, karena pada 15 sampai dengan 25
tahun itulah yang menjadi pembaca utama komik36. Kursrianto dalam Indria
Maharsi, juga berpendapat komik dikatakan sebagai media grafis yang efektif
untuk menyampaikan pesan karena kekuatan bahasa gambar dan bahasa tulis yang
dimilikinya.37
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media komik memanfaatkan
ruang dalam media gambar untuk meletakan gambar demi gambar yang
dipadukan dengan kata-kata sehingga membentuk alur cerita. Dari beberapa
33 Indria Maharsi, op.cit, hlm. 3. 34 Ibid., hlm.4 35 Nana Sudjana, op.cit, hlm.63-64. 36 Ibid., hlm. 7. 37 Loc.cit, hlm. 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
pendapat yang telah diuraikan komik lebih dari sekedar cerita bergambar yang
menghibur namun disini dapat kita ambil pengertian bahwa komik dapat
digunakan sebagai alat komunikasi visual yang memiliki kekuatan untuk
menyampaikan informasi secara popular dan mudah dimengerti.
Kolaborasi antara teks dan gambar yang merangkai alur cerita adalah
kekuatan komik. Gambar membuat cerita mudah diserap. Teks membuat komik
lebih mudah dimengerti dan alur cerita membuat pesan atau informasi yang ingin
disampaikan akan mudah untuk diikuti dan diingat. Dan berdasarkan data yang
ada dimana komik memiliki popularitas yang tinggi disemua kalangan, sehingga
mendukung digunakannya sebagai media pembelajaran.
b. Jenis-Jenis Komik
Berdasarkan jenisnya, komik dapat dibedakan sesuai jenis-jenis komik
menurut Bonneff dalam Indria Maharsi, sebagai berikut;38
1) Komik Strip (Comic Strips) Komik strip merupakan komik pendek, biasanya muncul di surat kabar dan majalah.
2) Buku Komik (Comic Book) Comic Book atau buku komik adalah komik yang disajikan dalam bentuk
buku. Buku komik ini terdiri dari kumpulan halaman yang dijilid rapi dan diterbitkan secara berkala.
3) Novel Grafis (Graphic Novel)
Graphic Novel atau novel grafis pada jenis komik ini yang membedakan dengan komik lainnya yaitu tema-tema yang lebih serius dengan panjang
cerita hampir sama dengan novel dan ditujukan bagi pembaca dewasa (bukan anak-anak).
4) Komik Kompalasi
Komik kompalasi merupakan kumpulan dari beberapa judul komik dari beberapa komikus yang berbeda. Cerita yang terdapat dalam komik kompilasi
ini bisa tidak berhubungan sama sekali. 5) Komik Online (Web Comic)
Komik online ini menggunakan media internet dalam publikasinya.
38 Indria Maharsi, op.cit, hlm. 15-20.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Selain jenis-jenis komik di atas, komik juga dapat dibedakan menjadi
beberapa kelompok sesuai dengan jenisnya. Pertama, Komik Edukasi merupakan
seni gambar yang berkolaborasi dengan tulisan yang membentuk alur cerita yang
dijadikan sebagai alat bantu untuk menyampaikan pesan atau informasi. Pesan
atau informasi dalam sebuah komik edukasi tersebut menyampaikan suatu pesan
pendidikan. Hal ini karena kedudukan komik yang semakin berkembang ke arah
yang baik karena masyarakat sudah menyadari nilai komersial dan nilai edukatif
yang bisa dibawanya.
Kedua, Komik Promosi (Komik Iklan), Komik iklan ini biasanya
menceritakan tentang benefit produk yang dipromosikan dengan bahasa yang
lugas, kadang bersifat humor. Ketiga, Komik Wayang, Komik wayang merupakan
komik yang bercerita tentang cerita wayang, misalnya Mahabharata yang
menceritakan perang besar antara Kurawa dan Pandawa. Kempat, Komik Silat,
Komik silat sangat popular, karena tema-tema silat yang didominasi oleh adegan
laga atau pertarungan sampai saat ini masih menjadi idola. Untuk seting cerita
komik jenis ini menyesuaikan budaya dari masing-masing Negara yang
menerbitkan komik tersebut.39
c. Peranan Komik sebagai Media Pembelajaran
Menurut Nana Sudjana & Ahmad Rivai, Komik telah mendorong banyak
guru bereksperimen dengan medium ini untuk maksud pengajaran.40 Penggunaan
39 Ibid, hlm.21-27 40 Nana Sudjana, op.cit, hlm. 65-69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
komik dalam pengajaran sebaiknya dipadu dengan metode mengajar sehingga
komik akan dapat menjadi alat pengajaran yang efektif.
Peranan pokok dari buku komik dalam pengajaran adalah kemampuannya
dalam menciptakan minat para siswa dalam belajar tanpa harus dibujuk dengan
dukungan bimbingan guru. Berikut ini pendapat para ahli yang digunakan sebagai
pendukung peran komik sebagai media pembelajaran:
1) Menurut Scout McCloud, komik dapat memiliki arti gambar-gambar serta
lambang lain yang terjukstaposisi (berdekatan, besebelahan) dalam urutan
tertentu, untuk menyampaikan informasi dan manyampaikan tanggapan
estestis dari pembacanya.41 Komik adalah suatu bentuk media komunikasi
visual yang mempunyai kekuatan untuk menyampaikan informasi secara
popular dan mudah dimengerti. Hal ini karena komik memadukan kekuatan
gambar dan tulisan, yang dirangkai dalam suatu alur cerita gamabar yang
membuat informasi lebih mudah diserap. Teks membuatnya lebih dimengerti,
dan alur membuatnya mudah untuk diikuti dan dingat.
2) Menurut Rohani, media komik merupakan media yang mempunyai sifat
sederhana, jelas, mudah dipahami dan lebih bersifat personal sehingga
informative dan edukatif.42
3) Menurut Waluyanto dalam Ahmad Dahlan, komik sebagai media
pembelajaran merupakan alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan
pembelajaran. Dalam konteks ini pembelajaran merujuk pada sebuah proses
komunikasi antara siswa dan sumber belajar (dalam hal komik pembelajaran).
41 Indiria Maharsi, op.cit, hlm. 4. 42 Rohani, Media Instruksional Edukatif, Jakarta, Rineka Cipta, 1997, hlm.21.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Komunikasi belajar akan berjalan dengan maksimal jika pesan pembelajaran
disampaikan secara jelas, runtut, dan menarik. Penggunakan analogi dan
penggambaran cerita dalam kehidupan sehari-hari dapat membantu siswa
untuk memahami suatu materi.43
3. Komik Sejarah
Penggunakaan media dalam pengajaran sejarah dapat dikatakan sangat
penting dan sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Seorang guru dalam
menyampaikan pembelajaran sejarah tidak mungkin bisa menunjukkan peristiwa
sejarah itu secara langsung, karena peristiwa sejarah merupakan peristiwa yang
terjadi di masa lampau dan tidak dapat terulang kembali. Hanya sebagian kecil
saja bagian dari peristiwa sejarah mampu kita capai melalui pengamatan biasa.
Keterbatasan dalam penyampaian peristiwa sejarah tidak menjadi
penghambat seorang pendidik untuk memanfaatkan berbagai alat bantu mengajar
dengan memvisualisasikan peristiwa sejarah sedemikian rupa sehingga lebih
memudahkan siswa untuk menangkap serta menghayati gambar peristiwa
tersebut. Atas dasar kenyataan inilah maka media pengajaran sangat mutlak
diperlukan dalam pengajaran sejarah. Maka dalam hal penggunakan media
pembelajaran untuk sejarah, peneliti bermaksud ingin menggunakan media
pembelajaran berupa komik sejarah. Dimana buku komik akan memuat materi
43 Ahmad Dahlan,dkk, Komik sebagai Media Pembelajaran, diakses dari
www.eurekapendidikan.com/2015/02/komik-sebagai-media-pembelajaran.html?m=1, pada tanggal
20 Juli 2017 pukul 19.29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
sejarah, sehingga diharapkan ketika siswa membaca komik akan ikut merasakan
alur cerita didalamnya dan mampu lebih memahami isi cerita.44
Pembelajaran sejarah adalah pembelajaran yang memuat materi sejarah
atau peristiwa yang terjadi pada masa lalu, dimana dalam pembelajaran sejarah
banyak mengandung nilai-nilai kehidupan. Maka dapat disimpulkan pengertian
komik sejarah merupakan susunan gambar yang diperjelas dengan menggunakan
kata-kata yang membentuk alur cerita secara runtut tentang peristiwa sejarah.
Dalam pembelajaran sejarah di sekolah tentu tidak lepas dari kegiatan
membaca menggunakan buku paket. Kita ketahui bahwa tidak semua siswa dapat
mudah memahami buku paket mengingat terkadang bahasa yang dipakai terlalu
sulit untuk dipahami. Tanpa memiliki keinginan atau tanpa memiliki minat
membaca dalam diri siswa maka akan sulit siswa juga menyukai pelajaran sejarah.
Komik merupakan bacaan yang banyak disukai oleh kalangan muda. Besarnya
daya tarik yang dimiliki komik menumbuhkan minat membaca seseorang tanpa
adanya paksaan mendorong peneliti membuat media pembelajaran dalam bentuk
komik.
Berangkat dari kesenangan kebanyakan remaja menyukai komik
mendorong dibuatnya komik sejarah. Materi sejarah tidak lepas dari unsur
manusia, waktu dan tempat sehingga pembelajaran sejarah dengan menggunakan
komik sangat cocok digunakan dalam pembelajaran sejarah yang menyenangkan
karena komik tidak hanya menyajikan materi sejarah berupa tulisan namun juga
disertai dengan gambar ilustrasi suatu peristiwa tersebut untuk menumbuhkan
44 I Gde Widja, Dasar-Dasar Pengembangan Strategi Serta Metode Pengajaran Sejarah , Jakarta,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989, hlm. 60.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
imajinasi si pembaca. Munculnya imajinasi si pembaca membuat si pembaca akan
merasa masuk dan terlibat dalam cerita tersebut. Perasaan terlibat dalam cerita
akan sangat mempermudah si pembaca memahami materi sejarah.
4. Kelebihan dan Kelemahan Komik sebagai Media Pembelajaran
Kelebihan komik menurut Gene Yang dalam Wurianto,yaitu:45
a. Komik dapat memotivasi siswa selama proses belajar mengajar; b. Komik terdiri dari gambar-gambar yang merupakan media yang dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran; c. Komik bersifat permanen;
d. Komik bisa membangkitkan minta membaca dan mengarahkan siswa untuk disiplin membaca khususnya mereka yang tidak suka membaca;
e. Komik adalah bagian dari budaya popular.
Kelemahan komik menurut Lestari dalam Wurianto, yaitu:
a. Komik membatasi bahkan memungkinkan membunuh imajinasi; b. Penyampaian materi pelajaran melalui media komik terlalu sederhana;
c. Penggunaan media komik hanya efektif diberikan pada peserta didik yang bergaya visual.
5. Evaluasi Media Pembelajaran
Menurut Stufflebeam dalam Aman, evaluasi merupakan suatu usaha
sistemik dan sistematik untuk mengumpulkan, menyusun, dan mengolah data,
fakta dan informasi dengan tujuan menyimpulkan nilai, makna, kegunaan, prestasi
dari suatu program, dan hasil kesimpulan tersebut dapat digunakan dalam rangka
pengambilan keputusanperencanaan, maupun perbaikan dari suatu program.46
45Wuriyanto, Komik sebagai Media Pembelajaran, (online), diakses dari
www.eurekapendidikan.com/2015/02/komik-sebagai-media-pembelajaran.html?m=1, pada tanggal
20 Juli 2017 pukul 19.29 46 Aman, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah , Yogyakarta, Ombak, 2011, hlm. 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Berbeda dengan pandangan Griffin dan Nix dalam Eko Putro Widoyoko
bahwa evaluasi merupakan proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis
dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan.47 Sax dalam Eko Putro Widoyoko mengemukakan pendapat bahwa
dari hasil evaluasi proses diharapkan mampu membantu peneliti untuk membuat
keputusan yang berkenaan dengan kelanjutan, akhir maupun modifikasi
program.48
Dari beberapa pengertian di atas evaluasi dapat di definisikan sebagai
kegiatan pengumpulan data yang kemudian dianalisis untuk mendapatkan
informasi sejauh mana ketercapaian tujuan yang diinginkan harus dihentikan,
direvisi, atau tetap dilanjutkan.
Evaluasi media pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
media pembelajaran berupa komik adalah evaluasi formatif dan evaluasi
sumatif.49
a. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif merupakan kegiatan pengumpulan data yang terkait
dengan kekuatan dan kelemahan program pembelajaran. Hasil dari proses evaluasi
formatif dapat digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki draf program.
Berikut ini merupakan fase dalam melakukan evaluasi formatif, yaitu:
47 Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran , Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2009,
hlm.4. 48 Ibid., hlm. 183. 49 Adelina Hasyim, Metode Penelitian dan Pengembang di Sekolah , Yogyakarta, Media Akademi,
2016, hlm. 80-81.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
1) Tinjauan Terbatas
Tinjauan terbatas adalah tinjauan seluruh komponen yang dilakukan oleh
peneliti dengan melibakan orang-orang yang dapat membantu memperbaiki
kesalahan atau kekurangan yang terdapat dalam produk pembelajaran, misalnya
dosen pembimbing. Fase ini dilakukan untuk menjamin kualitas produk sebelum
diberikan kepada ahli.
2) Validasi Ahli
Tahap validasi ahli merupakan tahap yang dilakukan setelah produk
pembelajaran selesai dibuat. Validasi produk pembelajaran oleh ahli dilakukan
dengan meninjau kelengkapan dan ketepatan. Tahap validasi ini dilakukan oleh 5
ahli yaitu satu ahli materi, satu ahli media, satu ahli pendidikan karakter dan dua
orang guru sejarah.
3) Evaluasi Perorangan dengan Siswa
Tahap ini dilakukan setelah tahap ahli validasi dilakukan. Pada tahap
evaluasi perorangan ini dilakukan oleh 5 siswa. Evaluasi ini dilakukan guna
mengetahui tanggapan dari siswa terhadap produk pembelajaran.
4) Evaluasi Kelompok
Tahap ini di uji cobakan kepada kelompok kecil yang terdiri dari 15 siswa,
tahapan ini dilakukan setelah tahap uji coba perorangan dilakukan.
5) Uji Coba Lapangan
Pada tahap uji coba lapangan ini dilakukan untuk menyimpulkan apakah
perbaikan-perbaikan yang dilakukan sebelumnnya mampu dikatakan efektif atau
tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
b. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif adalah puncak dalam aktifitas desain pembelajaran yang
dikemukakan oleh Dick and Carey. Evaluasi sumatif merupakan kegiatan untuk
menentukan tingkat efektifitas produk, program, atau proses secara keseluruhan.
6. Pembelajaran Sejarah
a. Pengertian Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran sejarah menurut Hermanu Joebagio dalam Brian Garvey
adalah proses internalisasi nilai-nilai peristiwa masa lalu, berupa asal-usul,
silsilah, pengalaman kolektif, dan keteladanan pelaku sejarah.50 Pembelajaran itu
dirancang untuk membentuk pribadi yang arif dan bijaksana, karena itu
pembelajaran sejarah menuntut desain yang menghasilkan kualitas output yang
meliputi pemahaman peristiwa sejarah bangsa, meneladani kearifan, dan sikap
bijak pelaku sejarah.
Pembelajaran sejarah yang baik akan membentuk pemahaman sejarah.
Pembelajaran sejarah juga memiliki arti strategis dalam pembentukan watak dan
peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia Indonesia
yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.51 Pemahaman sejarah
merupakan kecenderungan berfikir yang merefleksikan nilai-nilai positif dari
peristiwa sejarah dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kita menjadi lebih bijak
dalam melihat dan merespon terhadap berbagai masalah kehidupan. Dengan
demikian pemahaman sejarah memberi petunjuk kepada kita untuk melihat
50 Hermanu Joebagio, op.cit, hlm. ix. 51 Aman, op.cit, hlm. 35.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
serangkaian masa lalu sebagai sistem tindakan masa lalu sesuai dengan jiwa
jamannya, akan tetapi memiliki sekumpulan nilai edukatif terhadap kehidupan
sekarang dan akan datang. 52
Maka dapat diambil pengertian bahwa pembelajaran sejarah tidak hanya
sekedar menyajikan teori tentang fakta-fakta sejarah yang terkesan kering, disini
pembelajaran sejarah harus menekankan pada pemahaman yang bertujuan untuk
membentuk atau mengembangkan karakter peserta didik dengan menyampaikan
nilai-nilai yang terkandung dalam peristiwa sejarah dan dapat dihubungkan
dengan kehidupan masa sekarang.
b. Prinsip Pembelajaran Sejarah
Berikut ini merupakan beberapa prinsip yang terdapat dalam pembelajaran
Sejarah:53
1) Pembelajaran yang dilakukan haruslah adaptif dan kontekstual dengan
kehidupan di masa sekarang sehingga nilai karakter yang terkandung dalam
fakta sejarah dapat tersampaikan dalam alam fikir peserta didik.
2) Pembelajaran sejarah hendaklah berorientasi pada pendekatan nilai artinya
dalam penyampaian pembelajaran sejarah guru harus mampu mengupas fakta
sejarah sampai ke intisari nilai.
3) Strategi pembelajaran yang digunakan hendaklah tidak mematikan kreatifitas
dan memaksa peserta didik hanya untuk menghafal fakta dalam buku teks.
52 Heri Susanto, Seputar Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta, Aswaja Pressindo, 2014, hlm. 36. 53 Ibid., hlm. 56-57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
c. Tujuan Pembelajaran Sejarah
Menurut Heri Susanto tujuan pembelajaran sejarah adalah sebuah ilmu
yang memiliki misi yang sangat besar untuk memperbaiki peradaban umat
manusia, sejarah banyak memberikan pelajaran tentang konsep-konsep penting
dalam menghadapi kehidupan yang akan datang.54 Sejarah diajarkan dalam
kehidupan sejak dini agar manusia dapat memahami konteks masa lalu untuk
membuat sejumlah keputusan di masa yang akan datang. Jadi kesimpulannya
tujuan pembelajaran sejarah adalah upaya penyadaran individu dan masyarakat
agar mampu menjadi warga Negara yang baik dan berkarakter.
Tujuan pembelajaran sejarah nasional menurut Moh. Ali dalam Heri
Susanto, yaitu:55
1) Membangkitkan, mengembangkan serta memelihara semangat kebangsaan; 2) Membangkitkan hasrat mewujudkan cita-cita kebangsaan dalam segala
lapangan; 3) Membangkitkan hasrat mempelajari sejarah kebangsaan dan mempelajari
sebagai bagian dari sejarah dunia; 4) Menyadarkan anak tentang cita-cita nasional (Pancasila dan Undang-undang
Pendidikan) serta perjuangan tersebut untuk mewujudkan cita-cita itu
sepanjang masa.
Sementara itu dalam Standar Isi tujuan pembelajaran sejarah dalam Heri
Susanto ditetapkan sebagai berikut:56
1) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat
yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini dan masa depan;
2) Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara
benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan;
54 Ibid., hlm.8 55 Ibid., hlm.57. 56 Ibid., hlm. 57-58.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
3) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap
peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau;
4) Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap terbentuknya bangsa
Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang;
5) Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional
maupun internasional.
7. Pendidikan Karakter
a. Definisi Pendidikan Karakter
Menurut Hornby dalam Adi Kurniawan karakter secara harafiah dapat
diartikan sebagai kualitas mental atau moral, kekuatan moral, nama atau
reputasi.57 Rutland dalam Furqon Hidayatullah mengemukakan bahwa karakter
berasal dari akar bahasa Latin yang berarti “dipahat”.58 Kemendiknas tahun 2010
dalam Agus Wibowo juga mendefinisikan karakter adalah watak, tabiat, akhlak
atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai
kebajikan, yang diyakini dan digunakan sebagai landasan cara pandang, berpikir,
bersikap dan bertindak.59 Selain itu Kamus Bahasa Indonesia dalam Agus
Wibowo juga mendefinisikan karakter sebagai tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak,
atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain dan watak.60
Dari beberapa pengertian di atas dapat diartikan bahwa karakter adalah
kualitas kepribadian, perilaku, sifat, tabiat, dan watak seseorang yang dibentuk
57 Barnawi, Strategi & Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter , Yogyakarta, Ar_Ruzz
Media, 2012, hlm.20. 58 Furqon Hidayatullah, Desain Pendidikan Karakter, Jakarta, Kencana Prenada Media Group,
2011, hlm.12 59 Agus Wibowo, Manajemen Pendidikan Karakter Di Sekolah, Yogyakarta, Pustaka Pelajar,
2013, hlm.10. 60 Ibid., hlm.8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
atau dipahat sejak dini agar terbentuk kepribadian khusus yang menjadi
pendorong dan penggerak, serta membedakan dengan individu lain.
Menurut Zubaedi pendidikan karakter dipahami sebagai upaya penanaman
kecerdasan dalam berpikir, sikap, dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai
luhur yang menjadi jati dirinya, diwujudkan dalam interaksi dengan Tuhannya,
diri sendiri, antarsesama, dan lingkungannya61. Pendidikan karakter menurut
Ratna Megawangi yaitu sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat
mengambil keputusan dengan bijak dan memperhatikan dalam kehidupan sehari-
hari sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada
lingkungannya62. Definisi lainnya dikemukakan oleh Fakry Gaffar, bahwa
pendidikan karakter adalah sebuah proses tranformasi nilai-nilai kehidupan untuk
ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam
perilaku kehidupan orang itu63. Nilai-nilai sosial perlu ditanamkan kepada peserta
didik karena akan berfungsi sebagai acuan dalam berinteraksi dan berperilaku
dengan sesama sehingga keberadaanya dapat diterima di masyarakat.64
Dengan demikian dapat diartikan bahwa pendidikan karakter adalah segala
upaya yang dilakukan guru menanamkan nilai-nilai sosial sehingga mampu
mempengaruhi terbentuknya karakter peserta didik sesuai dengan nilai-nilai
kehidupan yang positif.
61 Zubaedi, 2011, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga
Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, hlm. 17. 62 Dharma Kesuma, op.cit , hlm.5 63 Ibid., hlm.5. 64 Zubaedi, op.cit, hlm. 39.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
b. Dimensi Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter di Indonesia didasarkan pada Sembilan pilar karakter
dasar. Karakter dasar menjadi tujuan pendidikan karakter. Kesembilan pilar
karakter dasar ini, antara lain: 1) Cinta kepada Allah dan semesta beserta isinya;
2) Tanggung jawab, disiplin, dan mandiri; 3) Jujur; 4) Hormat dan santun; 5)
Kasih sayang, peduli dan kerjasama; 6) Percaya diri, kreatif, kerja keras, dan
pantang menyerah; 7)Keadilan dan kepemimpinan; 8) Baik dan rendah hati, dan;
9) Toleransi, cinta damai, dan persatuan.65
Adapun nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter di
Indonesia diidentifikasi berasal dari empat sumber, yaitu 1) agama; 2) pancasila;
3) budaya; 4) tujuan pendidikan nasional. 66
Berdasarkan keempat sumber nilai tersebut, teridentifikasi sejumlah nilai
untuk pendidikan karakter seperti pada tabel berikut:67
Tabel 1: Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter
No Nilai Dekripsi
1 Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama
lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2 Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan
3 Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari
65 Ibid., hlm. 72. 66 Ibid., hlm.73. 67 Ibid., hlm 74-75.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
dirinya.
4 Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5 Kerja Keras Perilaku yang menunjukakan upaya sungguh-
sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya
6 Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu
yang telah dimiliki
7 Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas
8 Demokrasi Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang
menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain
9 Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar
10 Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindakm dan berwawasan
yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan diri dan kelompok.
11 Cinta Tanah Air Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, social, budaya, ekonomi, dan politik bangsa
12 Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain
13 Bersahabat/Komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan
orang lain
14 Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
aman atas kehadiran dirinya
15 Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya
16 Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan kerusakan alam yang sudah terjadi
17 Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan
18 Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, social, dan budaya), Negara dan Tuhan Yang Maha Esa
Berdasarkan nilai-nilai pendidikan karakter di atas, peneliti akan memilih
dua nilai karakter yang akan dikembangkan dalam komik sejarah yaitu Cinta
Tanah Air (Nasionalisme) dan Semangat Kebangsaan (Patriotisme).
Peneliti memilih nilai karakter nasionalisme dan patriotisme karena
pembelajaran sejarah memiliki andil yang besar untuk menjadi sarana dalam
menyampaikan nilai-nilai karakter bagi kehidupan. Khususnya dalam materi
pendudukan Jepang di Indonesia terdapat nilai-nilai yang menggambarkan
perjuangan rakyat Indonesia untuk lepas dari kolonialisme dan mempunyai
keinginan untuk menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perjuangan demi
meraih kemerdekaan bangsa Indonesia inilah yang disebut sebagai nilai
nasionalisme dan patriotisme. Peneliti ingin pembaca tidak hanya mengerti
tentang peristiwa sejarah di dalam komik tetapi juga dapat menyadari pentingnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
nilai nasionalisme dan patriotisme untuk dimiliki setiap individu agar kesatuan
dan persatuan dapat terus dijaga dan dipertahankan.
Nasionalisme dan patriotisme tidak boleh berhenti meskipun Indonesia
telah mencapai kemerdekaan. Di dalam Negara yang sudah merdekapun nilai
nasionalisme dan patriotisme tetap harus ditanamkan dan dikembangkan sebagai
bentuk rasa cinta tanah air dengan kesetiaan tertinggi diberikan untuk bangsa dan
negaranya agar tetap tercipta keutuhan dan kesatuan sehingga rakyat Indonesia
mampu mempertahankan negaranya. Berikut ini merupakan definisi nilai
nasionalisme dan patriotisme.
c. Nasionalisme dan Patriotisme
Nasionalisme
1) Definisi Nasionalisme
Nasionalisme berasal dari kata nation dalam bahasa Inggris yang artinya
bangsa. Menurut Ernest Renan dalam Kardiyat Wiharyanto, nasionalisme adalah
sekelompok orang yang ingin hidup bersama.68 Dari pengertian tersebut maka
dapat dijelaskan bahwa nasionalisme dalam pandangan Ernest Renan merupakan
nasionalisme dalam arti suatu kelompok yang ingin mempertahankan kesatuan
dan persatuan. Biasanya nasionalisme dalam arti tersebut merupakan nasionalisme
bagi bangsa yang terjajah yang ingin bersatu mengusir penjajah maupun bangsa
yang sudah merdeka yang ingin mempertahankan persatuan.
Menurut Hans Kohn nasionalisme merupakan suatu paham yang
memandang bahwa kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada Negara
68 Kardiyat Wiharyanto, Sejarah Asia Tenggara: Dari Awal Tumbuhnya Nasionalisme Sampai
Terbangunnya Kerjasama Asean, Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, 2012, hlm.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
kebangsaan.69 Biasanya pandangan nasionalisme tersebut merupakan pandangan
suatu bangsa atau negara yang sudah merdeka atau belum pernah dijajah.
Dari beberapa pengertian nasionalisme di atas dapat diambil pengertian
bahwa nasionalisme merupakan masyarakat yang memiliki persamaan nasib dan
cita-cita yang sama yang menaruh cinta dan kesetiaannya kepada negara
kebangsaannya.
2) Faktor-Faktor Munculnya Nasionalisme di Indonesia
Sartono Kartodirjo dalam Kardiyat Wiharyanto mengemukakan bahwa
syarat-syarat politik, ekonomi, dan sosial yang dibentuk oleh pemerintahan
kolonialisme merupakan persoalan yang melatarbelakangi munculnya
nasionalisme di Indonesia.70 Jadi lahirnya nasionalisme di Indonesia merupakan
jawaban dari adanya kolonialisme.
Faktor-faktor lahirnya nasionalisme dikelompokan menjadi dua dimensi
yaitu faktor intern dan faktor ekstern, sebagai berikut.71 Pertama, faktor Intern
meliputi: (a) Kejayaan Bangsa Indonesia sebelum Kedatangan Bangsa Barat; (b)
Munculnya kaum terpelajar merupakan jawaban dari sikap balas budi yang
diberikan oleh pemerintah kolonial dengan mengeluarkan kebijakan politik etis.
Salah satu isi kebijakan politik etis yaitu berisikan pendidikan yang melahirkan
kaum terpelajar yang kemudian menjadi pelopor pergerakan nasional; (c)
69 Hans Kohn, Nasionalisme Arti dan Sejarahnya , Jakarta, Pembangunan dan Penerbit Erlangga,
1984, hlm.1. 70 Kardiyat Wiharyanto, op.cit, hlm. 4. 71 Yulius Cahyono, Faktor Pendorong Munculnya Nasionalisme Indonesia, History File,
http://historyfileon.blogspot.co.id/2016/02/faktor-pendorong-munculnya-nasionalisme.html?m=1,
diakses pada tanggal 24 Juli 2017 pukul 21.44.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Penderitaan akibat penjajahan, dimana hak-hak bangsa Indonesia dirampas; (d)
Diskriminasi rasial.
Kedua, faktor Ekstern meliputi : (a) Kemenangan Jepang terhadap Rusia
(1904-1905). Kemenangan Jepang terhadap Rusia merupakan motivasi bagi
bangsa kulit berwarna dan mengubah pandangan bahwa bangsa kulit putih yang
selama ini dianggap sebagai bangsa superior dapat dikalahkan oleh bangsa kulit
berwarna; (b) Kebangkitan nasionalisme Negara-negara Asia-Afrika; (c) Revolusi
Tiongkok (1911) dan pembentukan partai Kuomintang oleh Sun Yan Set yang
berhasil menjadikan Cina sebagai negara mereka pada tahun 1912; (d) Masukanya
paham-paham baru, paham-paham baru seperti liberalisme, demokrasi, dan
nasionalisme muncul setelah terjadinya Revolusi Amerika dan Revolusi Perancis.
Hubungan antara Asia dan Eropa menyebabkan paham-paham itu menyebar dari
Eropa ke Asia.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nasionalisme Indonesia
merupakam nasionalisme yang terbentuk melalui suatu proses perjuangan dan
kesadaran. Bukan merupakan nasionalisme yang tumbuh secara alami karena
persamaan ras, suku, atau bahasa akan tetepi muncul karena adanya persamaan
nasib dan sekaligus merupakan jawaban atas keinginan memecah belah dan
menguasai yang dilakukan oleh bangsa asing72.
Dari beberapa faktor munculnya nasionalisme di Indonesia di atas
melahirkan pandangan beberapa tokoh mengenai substansi atau unsur pokok
nasionalisme Indonesia. Menurut Heri Susanto nasionalisme Indonesia
72 Heri Susanto, op.cit. hlm.25.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
mempunyai dua unsur. Pertama, kesadaran mengenai persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia yang terdiri atas banyak suku, etnik dan agama. Kedua,
kesadaran bersama bangsa Indonesia dalam menghapus segala bentuk penjajahan
dan penindasan dari Indonesia.73 Frenderik Hertz juga menyatakan dalam
bukunya yang berjudul Nationality History and Politics, bahwa nasionalisme
memiliki 4 (empat unsur), yaitu; 1) hasrat untuk mencapai kesatuan; 2) mencapai
kemerdekaan; 3) mencapai keaslian; 4) kehormatan bangsa.74
3) Ciri-Ciri Sikap Nasionalisme
Sikap nasionalisme dapat dirumuskan melalui sikap dan perilaku sebagai
berikut: bangga sebagai bangsa Indonesia, cinta tanah air dan bangsa, rela
berkorban demi bangsa, menerima kemajemukan, bangga pada budaya yang
beraneka ragam, menghargai jasa para pahlawan, dan mengutamakan kepentingan
umum.75
Patriotisme
1) Definisi Patriotisme
Pengertian patriotisme secara terminologis berasal dari kata “ patriot” dan
“isme” yang berarti sifat kepahlawanan atau jiwa pahlawan, atau “heroism” dan
“patriotism” dalam bahasa Inggris. Menurut Stanford Encycloedia of Philosophy,
patriotisme bisa didefinisikan sebagai kecintaan terhadap bangsa dan Negara,
serta perhatian khusus terhadap sisi positif dari Negara dan rakyatnya. Patriotisme
73 Ibid., hlm.2. 74 My campus, “Unsur dan Aspek Nasionalisme”, diakses dalam stiebanten.blogspot.co.id,
http://stiebanten.blogspot.co.id/2011/06/unsur-dan-aspek-nasionalisme.html, pada tanggal 18 Mei
2017 pukul 16.19 75 Aman. op.cit, hlm. 42.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
adalah sikap yang berani, pantang menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan
Negara.
Patriotisme juga disebut sebagai sikap untuk selalu mencintai atau
membela tanah air, seorang pejuang sejati, pejuang bangsa yang mempunyai
semangat, sikap dan perilaku cinta tanah air, dimana ia sudi mengorbankan
segala-galanya bahkan jiwa sekalipun demi kemajuan, kekayaan dan kemakmuran
tanah air. Namun seorang yang layak disebut patriot tidak hanya orang yang
menjujung dan mencintai kelompok (partai/bangsa), namun juga menjujung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
2) Ciri-ciri Patriotisme
a) Cinta tanah air
b) Menempatkan persatuan dan kesatuan bangsa/Negara diatas kepentingan
kelompok dan individu
c) Tidak kenal menyerah dan putus asa
d) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara
e) Berjiwa pembaharu
8. Sinopsis Buku Komik
Kemajuan Jepang dalam segala bidang kehidupan yang terjadi dengan luar
biasa sejak dilakukannya restorasi Meiji menyebabkan perkembangan pesat bagi
perekonomiannya terutama dalam bidang industri. Kemajuan Jepang ini menjadi
pendorong Jepang memiliki obsesi untuk menjadikan negaranya serupa dengan
bangsa Barat. Hal itu dapat dilihat dari keberhasilan Jepang membangun kekuatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
militernya yang kemudian diujicobakan dengan melakukan ekspansi ke Cina pada
tahun 1894. Setelah melakukan peperangan dengan tentara Cina selama satu
tahun, pada tanggal 17 April 1895, Jepang mendapatkan kemenangan dengan
ditandatanganinya perjanjian Shimonoseki. Perjanjian tersebut merupakan
perjanjian dimana wilayah Cina telah jatuh ditangan Jepang yaitu pulau Formosa
(Taiwan), Kwantung, Port Arthur, dan Daren.
Kemenangan tersebut membawa dampak yang besar bagi bangsa Jepang
untuk menjadi yang termaju di antara bangsa Asia lainnya. Halangan utama yang
harus segera diatasi Jepang adalah memotong kepentingan Rusia di wilayah Asia
Timur. Membiarkan Rusia memiliki pelabuhan air hangat akan sangat
membahayakan Jepang, sehingga politik “air hangat Rusia” perlu diakhiri sedini
mungkin.
Pada tahun 1889 sentimen Jepang terhadap Rusia meningkat. Hal ini
dipicu setelah Rusia memperoleh hak sewa Semenanjung Liadong dari Cina,
berawal dari permasalahan itu Rusoa pun berusaha memperluas pengaruhnya ke
Korea. Untuk memotong kepentingan Rusia atas Asia Timur Pasifik, pada tahun
1904 Jepang menyerang kota dan pangkalan militer Rusia Port Arthur di ujung
Semenanjung Liaodong yang disewa dari Cina. Pertempuran ini dimenangkan
oleh Jepang dengan merebut Liadong, yang kemudian berusaha masuk lebih jauh
ke dalam wilayah Manchuria. Setahun kemudian, Jepang berkuasa atas wilayah
Manchuria sampai dengan Pulau Sakhalin Selatan.
Pecahnya Perang Dunia I pada tahun 1914 menjadi kesempatan bagi
Jepang untuk memperluas pengaruhnya. Akibat kalahnya Jerman dalam Perang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Dunia I, Jepang pun memeting keuntungan dengan mengambil alih konsesi
Jerman di Cina yaitu di Semenanjung Shantung.
Keberhasilan yang telah didapat oleh Jepang memberikan rasa bangga bagi
Jepang, akan tetapi pada sisi lain hasil ekspansi yang diperoleh tersebut
melahirkan ketidakpuasan di kalangan sebagian masyarakat Jepang. Perasaan ini
lahir sebagai suatu reaksi terhadap berbagai kebijakan yang ditetapkan Amerika
Serikat dan Inggris, terutama yang berkaitan dengan perimbangan kekuatan
militer dunia. Jepang tidak dapat menolak kepentingan Amerika Serikat dan
Inggri karena secara ekonomi mereka masih sangat bergantung pada kedua negara
tersebut.
Krisis ekonomi sedunia yang terjadi pada tahun 1929 ikut memukul
Jepang. Beberapa usaha tutup dan jutaan orang menganggur. Hal ini semakin
mendorong Jepang untuk segera mengekspansi daerah yang kaya akan sumber
daya alam sebagai pemasok bahan baku perindustian. Pada Februari 1932, Jepang
mengumumkan terpisahnya Manchuria dari Cina. Jepang juga meneruskan
agresinya dengan memasuki provinsi Cina lainnya di utara, Jehol dan Chahar.
Agresi terhadap Cina menimbulkan spekulasi bahwa ini merupakan awal aksi
Jepang untuk menguasai Asia.
Pada tanggal 10 Mei 1940 Jepang telah berhasil menguasai seluruh
kawasan Indocina. Kemudian pada 27 September 1940, Jerman, Jepang, dan Italia
mengikat diri dalam persekutuan yang disebut Triple Alliance. Kelompok ini
dikenal dengan sebutan “Poros” sebagai lawan Sekutu. Kerjasama antara ketiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
negara ini semakin memperbesar tekad dan keberanian Jepang untuk menyerbu ke
arah Selatan.
Melihat gelagat Jepang yang semakin agresif untuk menaklukan Hindia
Belanda semakin jelas, Amerika Serikat mencoba membendung ambisi agresi
Jepang dengan mengajak Inggris dan Belanda bergabung untuk melakukan
embargo terhadap Jepang yang berlaku pada bulan Juli 1941. Embargo tersebut
berhasil memukul Jepang, negara yang miskin akan sumber daya alam, penduduk
yang banyak, wilayah yang sempit, dan masuk jalur gempa bumi. Keputusan
Amerika Serikat membuat geram bangsa Jepang, sehingga Jepang menilai untuk
menguasai Pasifik, Jepang harus terlebih dahulu melumpuhkan kekuatan Amerika
Serikat di kawasan tersebut.
Perselisihan ini terus terjadi hingga akhirnya Jepang memutuskan untuk
menjatuhkan bom ke pangkalan militer Pearl Harbor di Hawaii pada tanggal 8
Desember 1941 milik Amerika Serikat guna melumpuhkan kekuatan Amerika
yang dianggap akan menghalangi Jepang untuk menguasai wilayah Asia. Jepang
berhasil melumpuhkan kekuatan Amerika sementara dan Jepang berhasil
memasuki wilayah Indonesia pada tanggal 11 Januari 1942, di Tarakan,
Kalimantan Timur.
Pada saat itu Indonesia masih berada di bawah pemerintahan Belanda.
Jepang menggunakan kesempatan ini untuk mencuri hati rakyat Indonesia dengan
memperkenalkan diri sebagai saudara tua yang akan membebaskan rakyat
Indonesia dari jajahan Belanda dengan menggunakan ajaran Shintoisme yaitu
tentang Hakko Ichiu, yakni ajaran tentang kesatuan keluarga umat manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Ajaran ini diterjemahkan bahwa Jepang sebagai negara maju bertanggung jawab
untuk membentuk kesatuan keluarga umat manusia dengan memajukan dan
mempersatukan bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia.
Propaganda-progandanya telah berhasil mengajak rakyat Indonesia untuk
membantunya mengusir Belanda dari Indonesia. Saat itu Jenderal Imamura
merupakan pimpinan tentara Jepang telah berhasil membujuk rakyat Indonesia
yang bernama Budi untuk mempermudah jalannya Jepang mengambil hati rakyat
yang lainnya. Menurut Jepang dengan mengambil hati rakyat Indonesia maka
akan mempermudah Jepang mengusir Belanda dan menguasai bangsa Indonesia.
Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang dengan menandatangi
perjanjian Kalijati pada tanggal 8 Maret 1942, di Jawa Barat. Mulailah babak baru
dimana Indonesia berada dibawah kekuasaan Jepang. Tujuan awal Jepang ke
Indonesia yaitu untuk mencari sumber daya alam Indonesia untuk kebutuhan
perindustrian yang saat itu telah menjadi pemasok utama keuangan Negara
Jepang, tetapi akhirnya Jepang juga mencari pasukan untuk membantunya dalam
perang asia timur raya atau sering disebut perang pasifik.
Dalam kependudukan Jepang di Indonesia. Pemerintahan Jepang
membentuk kebijakan dengan menyusun pemerintahan militer namun tetap
mempertahankan pemerintahan sipil. Demi segi keamanan pemerintahan Jepang
membagi Wilayah Indonesia menjadi tiga wilayah yaitu 1) Pemerintahn
pendudukan militer Angkatan Darat (Rikugun), di Bukit Tinggi, Sumatera,
dikendalikan oleh Tentara ke-25; 2) Pemerintahan pendudukan militer AD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
(Rikugun) , di Jakarta oleh Tentara ke-16; 3) Pemerintahan pendudukan militer
Angkatan Laut (Kaigun), di Kalimantan, Sulawesi, Bali,NTB, NTT, dan Maluku.
Jepang terus melakukan propaganda untuk mengambil hati rakyat.
Awalnya mereka memperbolehkan dikibarkannya bendera merah putih dan
diperdengarkannya lagu Indonesia Raya. Pada tanggal 29 Maret 1942 Jepang
membentuk organisasi yang pertama yaitu organisasi 3A yang diketuai oleh Mr.
Syamsuddin dengan slogan Jepang Pemimpin Asia, Jepang Pelindung Asia,
Jepang Cahaya Asia dengan tujuan rakyat Indonesia mau bergabung dalam
mempersiapkan tenaga untuk terjun di medan perang. Selain itu Jepang mulai
melarang kebijakan-kebijakan peninggalan Belanda. Rakyat semakin yakin bahwa
Jepang sangat membenci Belanda dan akan memenuhi janji kemerdekaan yang
dijanjikan oleh Jepang.
Seiring dengan perjalanan waktu Jepang mulai memperlihatkan sifat
aslinya yang kejam. Bendera merah putih dan lagu Indonesia Raya mulai dilarang.
Kekecewaan rakyat Indonesia terhadap kebijakan Jepang membuat gerakan 3A
tidak berjalan seperti yang diharapkan dan saat itu perkembangan pertempuran
Asia Timur raya mulai tidak menggembirakan. Akhirnya pemerintah Jepang
mulai membuat siasat baru dengan mengajak tokoh terkemuka yaitu Ir. Sukarno,
Moh. Hatta, K.H Dewantara, dan K.H Mas Mansur untuk bekerjasama
membentuk organisasi PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat) pada tanggal 16 April
1943. Selain itu Jepang juga mulai mendekati tokoh-tokoh Islam karena rakyat
Indonesia mayoritas beragama Islam. Kerjasama antara Jepang dan tokoh Islam
membuahkan kesepakatan untuk mengaktifkan kembali organisasi MIAI (Majelis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Islam A’la Indonesia) yang pada masa Belanda telah di non-aktifkan, diketuai
oleh K.H Hasyim Asyari.
Arah perkembangan MIAI ini mulai dipahami oleh Jepang. MIAI tidak
memberi konstribusi terhadap Jepang. Hal tersebut tidak sesuai dengan harapan
Jepang sehingga pada November 1943 MIAI dibubarkan. Sebagai penggantinya,
Jepang membentuk Masyumi (Majelis Syura Muslimin Indonesia). Harapan dari
pembentukan majelis ini adalah agar Jepang dapat mengumpulkan dana dan dapat
menggerakkan umat Islam untuk menopang kegiatan perang Asia Timur Raya.
Tahun 1944, situasi Perang Asia Timur Raya mulai berbalik, tentara
Sekutu dapat mengalahkan tentara Jepang di berbagai tempat. Hal ini
menyebabkan kedudukan Jepang di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Oleh
karena itu, Panglima Tentara ke-16, Jenderal Kumaikici Harada membentuk
organisasi baru yang diberinama Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa).
Untuk menghadapi situasi perang tersebut, Jepang membutuhkan persatuan dan
semangat segenap rakyat baik lahir maupun batin. Sesuai dengan sifat
pemerintahan militer, Jepang berusaha mengerahkan rakyat Indonesia, terutama
para pemuda melalui berbagai macam organisasi yang bersifat semimiliter dan
juga yang bersifat militer, seperti: Seinendan, Keibodan, Barisan Pelopor,
Hizbullah, PETA.
Berbagai kebijakan dan tindakan Jepang seperti disebutkan di atas telah
membuat penderitaan rakyat. Rakyat petani tidak dapat berbuat banyak kecuali
harus tunduk kepada praktik-praktik tirani Jepang. Penderitaan rakyat ini semakin
dirasakan dengan adanya kebijakan untuk pengerahan tenaga romusa. Perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
diketahui bahwa untuk menopang Perang Asia Timur Raya, Jepang mengerahkan
semua tenaga kerja dari Indonesia.Tenaga kerja inilah yang kemudian kita kenal
dengan romusa. Mereka dipekerjakan di lingkungan terbuka, misalnya di
lingkungan pembangunan kubu-kubu pertahanan, jalan raya, lapangan udara. Pada
awalnya, tenaga kerja dikerahkan di Pulau Jawa yang padat penduduknya,
kemudian di kota-kota dibentuk barisan romusa sebagai sarana propaganda. Desa-
desa diwajibkan untuk menyiapkan sejumlah tenaga romusa.
Jepang yang mula-mula disambut dengan senang hati, kemudian berubah
menjadi kebencian. Rakyat bahkan lebih benci pada pemerintah Jepang daripada
pemerintah Kolonial Belanda. Jepang seringkali bertindak sewenangwenang.
Rakyat tidak bersalah ditangkap, ditahan, dan disiksa. Kekejaman itu dilakukan
oleh kempetai (polisi militer Jepang). Pada masa pendudukan Jepang banyak
gadis dan perempuan Indonesia yang ditipu oleh Jepang dengan dalih untuk
bekerja sebagai perawat atau disekolahkan, ternyata hanya dipaksa untuk
melayani para kempetai. Para gadis dan perempuan itu disekap dalam kamp-kamp
yang tertutup sebagai wanita penghibur. Kampkamp itu dapat kita temukan di
Solo, Semarang, Jakarta, dan Sumatra Barat. Kondisi itu menambah deretan
penderitaan rakyat di bawah kendali penjajah Jepang. Oleh karena itu, wajar kalau
kemudian timbul berbagai perlawanan, seperti;
1) Aceh angkat senjata, Abdul Jalil memimpin rakyat Cot Plieng untuk melawan
tindak penindasan dan kekejaman yang dilakukan pendudukan Jepang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
2) Perlawanan di Singaparna, Singaparna merupakan salah satu daerah di
wilayah Jawa Barat, yang rakyatnya dikenal sangat religius dan memiliki jiwa
patriotic
3) Perlawanan di Indramayu, Perlawanan terhadap kekejaman Jepang juga
terjadi di daerah Indramayu. Latar belakang dan sebab-sebab perlawanan itu
tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di Singaparna. Para petani dan
rakyat Indramayu pada umumnya hidup sangat sengsara.
4) Peta di Blitar Angkat Senjata, Peta di Blitar di bawah pimpinan Supriyadi ini
dapat dipadamkan. Tokoh-tokoh dan anggota Peta yang ditangkap kemudian
diadili di depan Mahkamah Militer Jepang di Jakarta. Setelah melalui
beberapa kali persidangan, mereka kemudian dijatuhi hukuman sesuai dengan
peranan masing-masing dalam perlawanan itu.
Pada tahun 1944, Jepang terdesak, Angkatan Laut Amerika Serikat
berhasil merebut kedudukan penting Kepulauan Mariana, sehingga jalan menuju
Jepang semakin terbuka. Jenderal Hedeki Tojo pun kemudian digantikan oleh
Jenderal Jiniaki Kaiso sebagai perdana menteri. Angkatan udara Sekutu yang di
Morotai pun mulai mengadakan pengeboman atas kedudukan Jepang di Indonesia.
Rakyat mulai kehilangan kepercayaannya terhadap Jepang dalam melawan
Sekutu.
Sementara itu Jenderal Kiniaki Kaiso memberikan janji kemerdekaan
(September 1944). Sejak itulah Jepang memberikan izin kepada rakyat Indonesia
untuk mengibarkan bendera Merah Putih di samping bendera Jepang Hinomaru.
Lagu Indonesia Raya boleh dinyanyikan setelah lagu Kimigayo. Sejak itu pula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Jepang mulai mengerahkan tenaga rakyat Indonesia untuk pertahanan. Mereka
disiapkan untuk menghadapi musuh. Pada saat itu suasana kemerdekaan terasa
semakin dekat. Selanjutnya, Letnan Jenderal Kumakici Harada mengumumkan
dibentuknya Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) pada 1 Maret 1945. Badan itu dibentuk untuk menyelidiki dan
mengumpulkan bahan-bahan penting tentang ekonomi, politik, dan tatanan
pemerintahan sebagai persiapan kemerdekaan Indonesia. Badan itu diketuai oleh
Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat, R.P Suroso sebagai wakil ketua merangkap
kepala Tata Usaha dan seorang Jepang sebagai wakilnya Tata Usaha, yaitu
Masuda Toyohiko dan Mr. R. M. Abdul Gafar Pringgodigdo. Semua anggotanya
terdiri dari 60 orang dari tokoh-tokoh Indonesia, ditambah tujuh orang Jepang
yang tidak punya suara.
Sidang BPUPKI dilakukan dua tahap, tahap pertama berlangsung pada 28
Mei 1945 sampai 1 Juni 1945. Sidang pertama tersebut dilakukan di Gedung
Chou Shangi In di Jakarta yang sekarang dikenal sebagai Gedung Pancasila. Pada
masa penjajahan Belanda gedung ini digunakan sebagai gedung Volksraad.
Meskipun badan itu dibentuk oleh pemerintah militer Jepang, jalannya
persidangan baik wakil ketua maupun anggota istimewa dari kebangsaan Jepang
tidak pernah terlibat dalam pembicaraan persiapan kemerdekaan. Semua hal yang
berkaitan dengan masalah-masalah kemerdekaan Indonesia merupakan urusan
pemimpin dan anggota dari Indonesia.
Pada pidato sidang BPUPKI,Radjiman menyampaikan pokok persoalan
mengenai Dasar Negara Indonesia yang akan dibentuk. Pada sidang tahap kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
yang berlangsung dari tanggal 10-11 Juni 1945, dibahas dan dirumuskan tentang
Undang-Undang Dasar. Dalam kata pembukaannya Rajiman Wedyodiningrat
meminta pandangan kepada para anggota mengenai dasar negara Indonesia.
Orang-orang yang membahas mengenai dasar negara adalah Muhammad Yamin,
Supomo, dan Sukarno.
Dalam sidang pertama, Sukarno mendapat kesempatan berbicara dua kali,
yaitu tanggal 31 Mei dan 1 Juni 1945. Namun pada saat itu, seperti apa yang
disampaikan oleh Radjiman, selama dua hari berlangsung rapat, belum ada yang
menyampaikan pidato tentang dasar negara. Menanggapi hal itu, pada tanggal 1
Juni pukul 11.00 WIB, Sukarno menyampaikan pidato pentingnya. Pada saat itu,
Gedung Chuo Shangi In mendapat penjagaan ketat dari tentara Jepang. Sidang
saat itu dinyatakan tertutup, hanya beberapa wartawan dan orang teertentu yang
diizinkan masuk. Dalam pidatonya, Sukarno mengusulkan dasar-dasar negara.
Pada mulanya Sukarno mengusulkan Panca Dharma. Nama Panca Dharma
dianggap tidak tepat, karena Dharma berarti kewajiban, sedangkan yang
dimaksudkan adalah dasar. Sukarno kemudian meminta saran pada seorang
teman, yaitu Muh. Yamin yang merupakan ahli bahasa, selanjutnya dinamakan
Pancasila. Sila artinya azas atau dasar, dan di atas kelima dasar itu didirikan
Negara Indonesia, supaya kekal dan abadi.
Selanjutnya, sebelum sidang pertama berakhir BPUPKI membentuk
panitia kecil yang terdiri dari sembilan orang. Pembentukan panitia sembilan itu
bertujuan untuk merumuskan tujuan dan maksud didirikannya Negara Indonesia.
Panitia kecil itu terdiri atas, Ir. Sukarno, Drs Muh. Yamin, Mr. Ahmad Subardjo,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Mr. A.A Maramis, Abdul Kahar Muzakkar, Wahid Hasyim, H. Agus Salim, dan
Abikusno Cokrosuyoso. Panitia kecil itu menghasilkan rumusan yang
menggambarkan maksud dan tujuan Indonesia Merdeka. Kemudian disusunlah
rumusan bersama dasar negara Indonesia Merdeka yang kita kenal dengan Piagam
Jakarta.
BPUKPI kemudian dibubarkan setelah tugas-tugasnya selesai. Selanjutnya
dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 7 Agustus
1945. Badan itu beranggotakan 21 orang, yang terdiri dari 12 orang wakil dari
Jawa, tiga orang wakil dari Sumatera, dan dua orang dari Sulawesi dan masing-
masing satu orang dari Kalimantan, Sunda Kecil, Maluku, dan golongan
penduduk Cina, ditambah enam orang tanpa izin dari pihak Jepang. Panitia inilah
yang kemudian mengesahkan Piagam Jakarta sebagai pendahuluan dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, 18 Agutus 1945.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian ini didukung penelitian yang sudah pernah dilakukan
sebelumnya antara lain:
1) Eko Yuli Supriyanta yang berjudul “Pengembangan Media Komik Untuk
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Tentang Sejarah Persiapan
Kemerdekaan Indonesia Pada Kelas V SD Muhammadiyah Mutihan Wates
Kulon Progo”, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produk komik yang
dikembangkan layak digunakan dan dapat menumbuhkan motivasi belajar
siswa. Hal ini ditunjukan oleh (1) hasil penilaian dari ahli materi menilai
“baik” dengan skor rata-rata 4,14; (2) hasil penilaian dari ahli media menilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
“baik” dengan skor rata-rata 4,07; (3) hasil penilaian dari uji coba lapangan
menilai “baik” dengan skor rata-rata 4,19; (4) hasil penilaian dari uji lapangan
lebih luas menilai “sangat baik” dengan skor rata-rata 4,26.
2) Epifania Kurnia Januarti yang berjudul “ Pengembangan Media Komik
Bermuatan Pendidikan Karakter Untuk Pembelajaran Materi Entri Jurnal
Perusahaan Jasa Bagi Siswa Kelas X SMK Bidang Keahlian Bisnis dan
Manajemen” hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produk komik yang
dikembangkan layak digunakan dan dapat menumbuhkan motivasi belajar
siswa. Hal ini ditunjukkan oleh (1) hasil penilaian dari ahli materi menilai
“sangat baik” dengan rata-rata skor 4,75; (2) hasil penilaian dari ahli media
menilai “baik” dengan rata-rata skor 3,57; (3) hasil dari ahli pendidikan
karakter menilai “sangat baik” dengan rata-rata skor 5; (4) hasil penilaian dari
uji coba perorangan menilai "baik” dengan rata-rata skor 4,21; (5) hasil
penilaian dari uji coba kelompok kecil meilai baik dengan rata-rata skor 4,01;
(6) hasil penilaian dari uji coba lapangan menilai “sangat baik” dengan rata-
rata skor 4,47.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB III
METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
A. Model Pengembangan
Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian dan
pengembangan atau Research and Development (R&D). Metode penelitian dan
pengembangan ini merupakan metode yang digunakan untuk mengembangkan dan
mengahasilkan suatu produk yang telah divalidasi. Kegiatan research dilakukan
untuk mendapatkan informasi tentang kebutuhan pengguna disertai dengan proses
pengembangan produk, sedangkan kegiatan development dilakukan untuk
menghasilkan perangkat pembelajaran dengan melakukan validasi produk.76
Dengan kata lain penelitian dan pengembangan bertujuan untuk mengembangkan,
menguji kemanfaatan dan efektivitas produk yang dapat digunakan sebagai alat
bantu dalam pembelajaran.77 Penelitian pengembangan ini dilakukan untuk
mengembangkan media pembelajaran berupa komik sejarah yang bermuatan
pendidikan karakter dalam materi Pendudukan Jepang di Indonesia untuk siswa
SMA.
Borg dan Gall mendefinisikan bahwa penelitian dan pengembangan adalah
proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk
pendidikan.78 Menurut Sugiyono metode penelitian pengembangan merupakan
metode yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
76 Adelina Hasyim, op.cit, hlm. 41. 77 Ibid., hlm. 42. 78 Loc.cit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
keefektifan produk tersebut. Setelah produk telah memenuhi syarat dan teruji, maka
produk dapat diaplikasikan di lapangan.79 Pendapat lain yang tidak jauh berbeda
dikemukakan oleh Sukmadinata dalam Adelina Hasyim bahwa penelit ian
pengembangan adalah suatu proses untuk mengembangkan suatu produk baru, atau
menyempurnakan produk yang telah ada, dan dapat dipertanggunjawabkan80.
Produk yang dihasilnya dapat berupa perangkat keras seperti buku, modul, ataupun
perangkat lunak seperti program komputer yang dapat digunakan untuk
pembelajaran di kelas.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat diketahui bahwa penelitian dan
pengembangan (R&D) merupakan metode yang menekankan pada proses untuk
mengembangkan suatu proses pendidikan dan pembelajaran untuk menghasilkan
suatu produk berupa hardware maupun software. Produk- produk yang dihasilkan
oleh penelitian dan pengembangan mempunyai tujuan memudahkan orang dapat
belajar secara efektif, efisien dan menarik.
Borg dan Gall menjelaskan terdapat empat ciri pokok R&D yang
membedakan dengan pendekatan penelitian yang lainnya, sebagai berikut:81
1. Melakukan penelitian awal untuk mendapatkan temuan penelitian yang terkait
untuk produk yang akan dikembangkan.
2. Mengembangkan produk berdasarkan temuan penelitian awal.
3. Dilakukan uji lapangan dalam situasi senyatanya di mana produk tersebut
nantinya digunakan.
79 Sugiyono, Metode Penelitian & Pengembangan: Research and Development, Bandung, Alfabeta,
2010, hlm.407. 80 Adelina Hasyim, op.cit, hlm 43. 81 Ibid., hlm. 46.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
4. Melakukan revisi untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ditemukan
dalam tahap-tahap uji lapangan.
Dalam penelitian dan pengembangan ini peneliti berpedoman pada desain
pembelajaran model Dick and Carey dengan pertimbangan bahwa model ini telah
lama digunakan untuk pembelajaran yang bersifat makro, dan mengacu pada
tahapan umum sistem pengembangan pembelajaran.82 Model pengembangan Dick
dan Carey juga bertolak dari tujuan yang ditetapkan, yaitu proses pengembangan
dimulai dari alat evaluasi, strategi dan bahan ajar.83 Dengan kata lain berawal dari
analisis kebutuhan yang membantu dalam penetapan tujuan yang dikembangkan,
kemudian dibuatlah alat evaluasinya, strategi pembelajaran, dan bahan ajar.
Selain itu model atau langkah desain pembelajaran Dick dan Carey ini juga
merupakan sistem procedural. Sistem procedural adalah sistem deskriptif yang
menggambarkan alur atau langkah-langkah procedural yang harus diikuti untuk
menghasilkan suatu produk.84 Dengan menggunakan sistem procedural setiap
langkah dalam desain pembelajaran memiliki keterkaitan antara satu dengan yang
lainnya sehingga semua komponen saling bekerja sama untuk memenuhi dan
menghasilkan suatu sistem pembelajaran yang efektif.
Dalam penelitian ini peneliti tidak menggunakan semua langkah model
Dick dan Carey yang terdiri atas 10 langkah. Penelitian ini dibatasi hanya untuk
keperluan pengembangan dan tidak sampai dengan penelitian uji efektivitas
program secara keseluruhan yang dilakukan pada tahap ke-10 yaitu evaluasi
82 Adelina Hasyim, op.cit, hlm.77. 83Ibid., hlm. 94 84 Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan , Jakarta, Kencana
Prenadamedia Group,2013, hlm. 230.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
sumatif. Adelina Hasyim mengatakan bahwa evaluasi sumatif bukan termasuk
langkah perancangan program sehingga evaluasi sumatif tidak tergolong ke dalam
proses desain sistem pembelajaran, maka dalam penelitian ini hanya dilaksanakan
sampai tahap ke-9 dimana rancangan, proses atau program dianggap sudah
selesai.85. Keputusan ini disebabkan oleh keterbatasan sumber dana dan dilandas i
oleh pernyataan Borg dan Gall dalam Adelina Hasyim yang telah diterjemahkan
dalam bahasa Indonesia, sebagai berikut:86
“Jika anda berencana untuk melakukan R & D proyek skripsi/tesis dan disertasi, Anda berpikir dengan cermat, yang terbaik adalah melakukannya dalam
proyek skala kecil yang melibatkan jumlah subyek uji coba yang terbatas dengan desain instruksional yang dibuat oleh peneliti, jika Anda tidak memili sumber saya keuangan yang cukup besar, Anda perlu menghindari media pembelajaran yang
mahal, seperti film dan disinkronkan – tape slide, cara lain untuk menurunkan projek penelitian dengan membatasi penelitian dengan hanya beberapa langkah
dari siklus R & D”
Berlandaskan pernyataan Borg dan Gall tersebut, peneliti dapat mengambil
langkah untuk membatasi penelitian dengan mengurangi langkah penelitian dan
pengembangan. Berdasarkan pengurangan langkah tersebut maka dapat dikatakan
bahwa dalam penelitian dan pengembangan ini peneliti menggunakan model Dick
dan Carey yang sudah dimodifikasi.
B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan
Model pendekatan Dick & Carey yang telah dibahas diatas terdiri dari 10
langkah, namun mengingat penelitian ini dibatasi hanya untuk keperluan
pengembangan dan tidak sampai dengan penelitian uji efektivitas progam secara
85 Ibid., hlm. 235. 86 Adelina Hasyim, op.cit, hlm. 88.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
keseluruhan, maka dalam penelitian ini hanya dilaksanakan sampai tahap ke-9
dimana rancangan, proses atau program dianggap sudah selesai, sebagai berikut.
Berikut ini adalah beberapa tahapan atau langkah yang penting dalam
penelitian dan pengembangan model Dick dan Carey.87
1. Analisis Kebutuhan dan Tujuan
Pada tahap ini peneliti akan melakukan analisis kebutuhan pembelajaran
atau melihat pengalaman-pengalaman tentang kesulitan yang dihadapi oleh peserta
didik. Dengan melakukan analisis kebutuhan maka peneliti dapat mengidentifikas i
atau merumuskan tujuan umum pembelajaran dan peneliti akan mencoba
menawarkan suatu alternative pemecahan dengan cara mengembangkan suatu
produk atau desain tertentu
2. Analisis Pembelajaran
Tahap ini merupakan proses yang digunakan untuk menentukan
keterampilan dan pengetahuan relevan yang diperlukan peserta didik untuk
mencapai kompetensi.
3. Analisis Pebelajar dan Konteks Pembelajaran
Analisis ini meliputi gaya belajar siswa dan sikap terhadap aktivitas belajar.
Informasi tentang karakteristik siswa dapat membantu perancang program
pembelajaran dalam memilih dan menentukan strategi pembelajaran yang akan
digunakan.
87 Punaji Setyosari, op.cit , hlm. 230-235.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
4. Merumuskan Tujuan Performansi
Tahap ini dilakukan setelah peneliti telah menganalisis pembelajaran.
Peneliti harus mampu merumuskan tujuan pembelajaran secara spesifik yang harus
dikuasai oleh siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang bersifat umum.
5. Mengembangkan Instrumen Penilaian
Instrumen bisa berkaitan langsung dengan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai berdasarkan indikator-indikator tertentu dan juga instrumen untuk
mengukur perangkat produk yang dikembangkan. Instrumen yang berkaitan dengan
tujuan khusus berupa tes hasil belajar, wawancara, sedangkan instrumen yang
berkaitan dengan perangkat produk yang dikembangkan berupa berupa kuesioner.
6. Mengembangkan Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran dirancang untuk membantu siswa mencapai tujuan
pembelajaran dan juga berkaitan dengan produk yang ingin dikembangkan.
7. Mengembangkan dan memilih bahan ajar
Bahan ajar adalah sesuatu yang dapat membawa informasi dan pesan dari
sumber belajar kepada peserta didik, bahan ajar yang dapat digunakan berupa bahan
cetak, manual, bahan ajar berbasis computer, dan sebagainya yang dirancang untuk
mendukung pencapaian tujuan.
8. Merancang dan mengembangkan evaluasi formatif
Merancang dan melakukan evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang
dilaksanakan oleh pengembang selama proses, prosedur, program atau produk
dikembangkan. Hasil dari proses evaluasi formatif dapat digunakan sebagai
masukan untuk memperbaiki kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam draf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
progam. Dalam kondisi tertentu, pengembang cukup sampai pada langkah ini. Dick
and Carey merekomendasikan suatu proses evaluasi formatif yang terdiri atas tiga
langkah:
a. Uji Coba Perorangan
b. Uji Coba Kelompok Kecil
c. Uji Coba Kelompok Lapangan
9. Melakukan Revisi
Revisi dilakukan terhadap proses (pembelajaran), prosedur, program, atau
produk dikaitkan dengan langkah-langkah sebelumnya. Revisi dilakukan terhadap
tujuh langkah pertama, yaitu: tujuan umun pembelajaran,analisis pembelajaran,
perilaku awal, tujuan untuk kerja atau performansi, butir tes, strategi pembelajaran,
dan bahan-bahan pembelajaran. prosedur evaluasi formatif perlu dilakukan pada
semua aspek program pembelajaran dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan
kualitas program.
10. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan tingkat
efektivitas program secara keseluruhan dibandingkan dengan program lain. Dalam
penelitian ini langkah tes sumatif tidak dilakukan karena dalam penelitian ini hanya
sampai pada pengembangan produk. Berikut ini merupakan gambar prosedur
metode Research and Development.88
88 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidik an: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
Bandung, Alfabeta, 2016, hlm. 409.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Gambar I : Langkah-langkah penggunaan Metode Research and Development
(R&D)
C. Uji Coba Produk
Berkenaan dengan uji coba produk ini, ada beberapa hal yang ingin
disampaikan meliputi desain uji coba, subyek uji coba, jenis data, instrumen
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
1. Desain uji coba
Desain uji coba merupakan tahap uji coba yang penting untuk mengetahui
kelayakan komik sebagai media pembelajaran guna meningkatkan efektivitas
pembelajaran sehingga mampu meningkatkan pemahaman siswa pada mata
pelajaran Sejarah dalam materi Pendudukan Jepang di Indonesia. Pada tahap uji
coba, produk akan dievaluasi melalui beberapa tahap agar menghasilkan produk
yang efektif dan mendukung pembelajaran.
Berikut ini merupakan langkah- langkah untuk mengevaluasi suatu produk
(komik):
a. Validasi Ahli Materi, Ahli Media dan Ahli Pendidikan Karakter dan Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Validasi dilakukan dengan menunjukkan produk awal yang telah
dikembangkan beserta Instrumen penilaiannya kepada ahli media, ahli materi dan
ahli pendidikan karakter dan dua guru sejarah. Ahli materi yaitu Hendra Kurniawan,
M.Pd diminta untuk memberikan masukan dan menilai kesesuaian dengan
kurikulum dari segi aspek pembelajaran dan aspek isi. Ahli media yaitu Brigida
Intan P, M.Pd diminta untuk memberikan masukan dari aspek penyajian, aspek
kebahasaan dan aspek tampilan, sedangkan Ahli pendidikan karakter oleh Brigitta
Erlita Tri Anggadewi, M.Psi diminta untuk memberikan masukan dan menila i
materi komik yang bermuatan pendidikan karakter, dan terakhir yaitu dari guru
adalah Tavip Wahyudi. R, M.Pd dan Angga Riyon Nugroho, S.Pd diminta untuk
memberikan masukan dan menilai dari aspek tampilan, aspek penyajian,
kebahasaan, pembelajaran, isi, dan pendidikan karakter.
b. Revisi Produk I
Revisi produk tahap I sesuai dengan masukan dari ahli materi, ahli media
dan ahli karakter;
c. Uji Coba Perorangan pada 5 siswa;
Uji coba perorangan oleh 5 siswa untuk mengetahui kualitas media komik
yang dikembangkan dan untuk mendapatkan masukan dan saran dari siswa.
d. Revisi Produk II
e. Uji Coba Kelompok Kecil pada 15 siswa;
Uji coba kelompok kecil dilakukan oleh 15 orang siswa untuk mengetahui
kualitas media komik yang dikembangkan dan untuk mendapatkan masukan dan
saran dari keadaan siswa yang sebenarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
f. Revisi produk tahap III
2. Subjek Uji Coba
Subjek uji coba produk media komik sejarah ini adalah siswa SMA dengan
mengambil sampel siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Kasihan Yogyakarta. Uji
coba produk terdiri dari dua bagian yaitu uji coba perorangan pada 5 siswa, uji coba
kelompok pada 15 siswa.
D. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian :
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kasihan yang beralamat di Jl.
Bugisan Selatan, Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian :
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2017/2018
bulan Agustus.
E. Jenis Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif merupakan penilaian, tanggapan, kritik, saran-saran,
sedangkan data kuantitatif berupa skor hasil penilaian kualitas produk
pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
F. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data dilakukan untuk mengumpulkan data yang
digunakan dalam proses pengembangan produk pembelajaran berupa komik.
Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner dan wawancara. Kuesioner yang
digunakan diadopsi dari penelitian sebelumnnya dan dimodifikasi.
Berikut ini merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
mengumpulkan data:89
1. Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden. Kuisioner dilihat dari cara menjawabnya
dapat dibagi menjadi dua yaitu kuesioner terbuka dan kuesoner tertutup. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup adalah
yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih
Dalam penelitian dan pengembangan ini, peneliti akan menggunakan
kuesioner dalam bentuk Skala Likert dengan skor 1,2,3,4, dan 5. Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial (variable penelitian).90
Kuisioner akan digunakan untuk mendapat penilaian produk untuk
mengetahui produk yang akan dinilai, diberi komentar, dan diberi saran oleh ahli
media, ahli materi, ahli pendidikan karakter, guru dan siswa. Kuisioner ini
89 Suharsimi, Arikunto, 2010, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik , Rineka Cipta:
Jakarta, hlm. 194-198. 90 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuanti tatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta,
Bandung, 2010, hlm. 134.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
diharapkan mampu memberikan kritik dan saran kepada peneliti agar mampu
menyempurnakan produk komik sejarah.
2. Interviu / Wawancara
Interviu sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan, adalah
sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari
narasumber. Wawancara ini ditujukan kepada guru sejarah dan siswa untuk
menggali informasi mengenai pendapat digunakannya komik sebagai media
pembelajaran sejarah.
G. Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan dan Birklen dalam Muri Yusuf analisis data merupakan
suatu proses sistematis pencarian dan pengolahan transkip wawancara, observasi,
catatan lapangan, dokumen, foto, kuesioner dan material lainnya untuk
meningkatkan pemahaman peneliti tentang data yang telah dikumpulkan sehingga
memungkinkan temuan penelitian dapat disajikan dan diinformasikan kepada orang
lain.91
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik analisis kualitat i f
dan analisis kuantitatif.92
1. Teknik analisis data kualitatif
Teknik analisis data kualitatif biasanya diperoleh dengan teknik observasi
dan wawancara. Teknik analisis data kualitatif merupakan analisis data yang
91 Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan , Kencana, Jakarta,
2014, hlm. 400. 92 loc.cit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
bersifat naratif. Proses analisis ini dilakukan dengan cara mereviu dan memerik sa
data, menyitensis dan menginterprestasikan data yang terkumpul sehingga dapat
menggambarkan dan menerangkan fenomena atau situasi social yang ditelit i,
kemudian dapat disimpulkan dan hasilnya dapat dibagikan kepada orang lain..
Analisis data kualitatif sebaiknya dilakukan sejak awal penelitian dengan tujuan
untuk mengantisipasi apakah topic penelitian akan dilanjutkan atau akan diperbaiki
sesuai dengan pertimbangan yang esensisal, sangat bermakna dan fenomena yang
mendesak akan dicarikan solusinya.
2. Teknik analisis data kuantitatif
Teknik analisis data kuantitatif merupakan data yang dikumpukan berupa
angka sebagai lambang dari peristiwa atau kejadian dan dianalisis dengan
menggunakan teknik statistic yang disajikan dalam bentuk tabel, gambar, diagram
dan bagan.
Data kuantitatif dikonversi menjadi data kualitatif dengan menggunakan
teknik Skala Likert yang mengacu pada acuan konversi nilai yang diadaptasi dari
Eko Putro Widiyoko. Konversi adalah proses transformasi skor mentah ke dalam
skor terjabar atau skor standar untuk menentukan nilai peserta didik.93
Konversi data kuantitatif dilakukan dengan membandingkan skor rata-rata
kuesioner dengan kriteria yang ada mengacu pada rumus PAP. Penilaian Acuan
Patokan (PAP) merupakan pendekatan yang lebih menitikberatkan pada apa yang
dilakukan oleh peserta didik dengan kata lain penilaian acuan patokan meneliti apa
93 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip Teknik Prosedur, Bandung, PT. Remaja
Rosdakarya, 2009, hlm 232.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
yang dapat dikerjakan oleh peserta didik dengan suatu kriteria atau patokan yang
spesifik.94 Tujuan PAP adalah untuk mengukur secara pasti tujuan atau kompetensi
yang ditetapkan sebagai kriteria keberhasilan. Pendekatan ini cocok digunakan
dalam evaluasi formatif yang berfungsi untuk perbaikan proses pembelajaran.95
Konversi data kuantitatif menjadi kualitatif dilakukan dengan
membandingkan skor rata-rata angket dengan kriteria yang mengacu pada rumus
konversi Eko Putro Widoyoko, sebagai berikut pada halaman 69.96
Table 2: Pedoman Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif
Skala Interval Rerata Skor Klasifikasi
1 x > Xi + 1,80 Sbi > 4,2 Sangat Baik
2 Xi + 0,60 Sbi < x < Xi + 1,80 Sbi >3,4 - 4,2 Baik
3 Xi – 0,60 Sbi < x < Xi + 0,60 Sbi >2,6 - 3,4 Cukup Baik
4 Xi – 1,80 Sbi < x < Xi – 0,60 Sbi >1,8 - 2,6 Kurang Baik
5 x < Xi – 1,80 Sbi < 1,8 Sangat Kurang
Keterangan:
Skor maks. Ideal = 5
Skor min. ideal = 1
X = skor yang diperoleh (skor empiris)
Xi (Rerata ideal) = 1
2 (skor maks. Ideal + skor min. ideal)
Sbi (Simpangan baku skor ideal) = 1
6 (skor maks. Ideal – skor min.ideal)
Berikut ini urutan perhitungan berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP).
Xi = rerata ideal =
1
2 (skor maks. Ideal + skor min. ideal)
= 1
2 (5 + 1) = 3
Sbi = Simpangan baku ideal = 1
6 (skor maks. Ideal – skor min.ideal)
= 1
6 (5 – 1) = 0,67
94 Ibid, hlm. 235. 95 Zaenal Arifin, op.cit, hlm.86. 96 Eko Putro Widoyoko, op.cit, hlm. 238.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
A. Deskripsi Produk Awal
Produk yang dikembangkan peneliti berupa komik sebagai media
pembelajaran sejarah. Media komik merupakan salah satu alternatif yang dapat
digunakan sebagai media pembelajaran untuk memfasilitasi siswa dalam
melakukan aktifitas belajar. Dalam pengembangan produk komik ini peneliti
mengembangkan buku komik sejarah dengan materi pendudukan Jepang di
Indonesia untuk siswa SMA. Tujuan pengembangan komik sejarah tersebut adalah
untuk meningkatkan minat belajar sejarah siswa.
Komik sejarah dalam materi pendudukan Jepang di Indonesia
dikembangkan dengan judul “Matahari Terbit Seumur Jagung”. Komik sejarah ini
dikembangkan dengan bermuatan pendidikan karakter yang ditekankan pada
setiap tokoh nasional yang berperan pada masa pendudukan Jepang di Indonesia.
Selain itu isi di dalam buku komik sejarah ini meliputi kata pengantar, informasi
dan petunjuk penggunaan komik, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator,
dan tujuan pembelajaran, daftar isi, pengenalan tokoh, naskah cerita, soal latihan,
refleksi, serta daftar pustaka. Kemudian dalam pembuatan ilustrasi gambar penulis
dibantu oleh salah satu alumni mahasiswa dari Modern School of Design (MSD).
Berikut ini merupakan format produk awal, dapat dilihat pada halaman
berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
1. Sampul (cover)
Sampul atau cover komik sejarah berisi judul media pembelajaran dan
nama penyusun media pembelajaran. desain sampul luar berwarna, sedangkan
sampul dalam tidak berwarna/hitam putih.
Gambar II : Tampilan Sampul Luar Produk Awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Gambar III : Tampilan Sampul Dalam Produl Awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
2. Kata Pengantar
Kata pengantar berisi ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
ucapan terima kasih kepada pihak-pihak terkait, dan harapan penulis.
Gambar IV : Tampilan Kata Pengantar Produk Awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
3. Informasi dan Petunjuk Penggunakan Komik
Berisi tentang informasi mengenai isi komik dan cara menggunakan komik
agar dapat dipahami oleh pembaca.
Gambar V : Tampilan Informasi dan Petunjuk Penggunaan Komik Produk Awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
4. Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator dan Tujuan Pembelajaran
Berisi tentang Kompetensi Isi, Kompetensi Dasar, Indikator, dan Tujuan
pembelajaran mengenai materi memproses entri jurnal perusahaan jasa.
Gambar VI : Tampilan KI, KD, Indikator dan Tujuan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
5. Daftar Isi
Memuat daftar isi dalam buku komik beserta halamannya yang bertujuan
untuk memudahkan pembaca pada saat menggunakannya.
Gambar VII : Tampilan Daftar Isi Awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
6. Pengenalan Tokoh dan Cerita Komik
Halaman ini memuat tentang karakter masing-masing tokoh dan materi
yang disajikan dalam bentuk cerita bergambar.
Gambar VIII : Tampilan Pengenalan Tokoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Gambar IX : Tampilan Isi Komik Produk Awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
7. Soal Latihan
Pada halaman soal latihan diisi dengan soal-soal yang dapat digunakan
pembaca untuk belajar serta mengukur pemahamannya terhadap materi
pendudukan Jepang di Indonesia.
Gambar X : Tampilan Soal Latihan Produk Awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
8. Refleksi
Refleksi dbertujuan untuk mengajak siswa untuk merefleksikan diri setelah
membaca media pembelajaran komik.
Gambar XI : Tampilan Refleksi Produk Awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
9. Daftar Pustaka
Pada halaman daftar pustaka berisi daftar buku-buku referensi yang
digunakan dalam pengembangan media pembelajaran.
Gambar XII : Tampilan Daftar Pustaka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
B. Data Validasi dan Revisi Produk
Produk komik di validasi oleh 5 orang ahli yaitu satu ahli materi, satu ahli
media, ahli pendidikan karakter dan dua guru sejarah. Berikut ini dijelaskan
mengenai data validasi produk dari ahli materi, ahli media, ahli pendidikan
karakter, dan guru sejarah.
1. Data Validasi oleh Ahli Materi
a. Deskripsi Data Validasi oleh Ahli Materi
Validasi materi dilakukan oleh satu dosen ahli dalam bidang sejarah yaitu
Bapak Hendra Kurniawan, M.Pd. Validasi ini hanya dilakukan sebanyak 1 tahap
pada tanggal 9 Agustus 2017. Pemberian skor oleh ahli materi mencakup dua
aspek yaitu aspek pembelajaran dan aspek isi. Validasi ini bertujuan untuk
mendapatkan kritik dan saran dari ahli materi dalam usaha perbaikan produk
komik agar semakin layak untuk diujikan kepada siswa kelas XII IPS IPS SMA.
Berikut ini hasil penilaian produk buku komik oleh ahli materi yang
disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 3 :Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Pembelajaran oleh Ahli Materi
No Aspek yang Dinilai Skala
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian isi komik dengan kompetensi dasar (KD) dan indikator pembelajaran.
√
2. Relevansi tujuan dan indikator pembelajaran
dengan KD √
3. Kelengkapan komponen pembelajaran √
4. Kejelasan sasaran media √
5. Kejelasan isi materi √
6. Kejelasan topik pembelajaran √
7. Ketuntasan belajar √
8. Kesesuaian tingkat kesulitan dengan √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
perkembangan kognitif siswa kelas XII IPS SMA
9. Kesesuaian jumlah dan isi soal dengan
cakupan materi √
10. Kesesuaian bentuk soal:
11 Bentuk soal yang disajikan sesuai dengan materi dan sesuai untuk mengukur
ketercapaian indikator
√
12 Bentuk soal uji pengetahuan sudah cukup untuk menguji aspek kognitif
√
13 Bentuk soal uji keterampilan sudah cukup
untuk menguji aspek psikomotorik √
14 Ketepatan dialog/teks cerita untuk memperjelas penyampaian materi
√
Jumlah 3 40 10
Total Skor 53
Rata-rata Skor 3,80
Kriteria Baik
Tabel 4 : Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Isi oleh Ahli Materi
No Aspek yang Dinilai Skala
1 2 3 4 5
1. Kedalaman uraian materi √
2. Kebenaran konsep materi ditinjau dari aspek keilmuan
√
3. Kecukupan materi untuk mencapai kompetensi dasar
√
4. Kejelasan isi materi √
5. Aktualitas materi √
6. Ketepatan sistematika penyajian materi √
7. Kejelasan alur cerita komik √
8. Kejelasan rumusan soal √
9. Tingkat kesulitan soal √
Jumlah 28 10
Total Skor 38
Rata-rata Skor 4,20
Kriteria Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Tabel 5 : Rekapitulasi Penilaian Produk Komik Sejarah oleh Ahli Materi
No Aspek yang dinilai Rerata Skor Kriteria
1. Aspek Pembelajaran 3,80 Baik
2. Aspek Isi 4,20 Baik
Rerata Gabungan 4,00 Baik
Berdasarkan tabel 5 yaitu penilaian ahli materi, pada aspek pembelajaran
memiliki kriteria “Baik” dengan rata-rata skor sebesar 3,80 dan penilaian aspek isi
dalam kriteria “Baik” dengan rata-rata skor sebesar 4,20. Rata-rata gabungan yang
tertera pada Tabel 4 menunjukkan bahwa hasil penilaian buku komik yang
dilakukan oleh ahli materi sebesar 4,00. Menurut tabel pedoman konversi data
kuantitatif dan kualitatif dengan skala 5, skor gabungan ini tergolong dalam
kriteria “Baik”. Kesimpulan dari ahli materi adalah komik sejarah bermuatan
pendidikan karakter ini dinyatakan layak untuk digunakan/uji coba lapangan
dengan revisi sesuai saran.
Selain melakukan penilaian, ahli materi juga memberikan saran dan
komentar dalam rangka pengembangan produk yang telah dibuat, berikut adalah
saran perbaikan yang diberikan oleh ahli materi.
Tabel 6 : Saran Perbaikan oleh Ahli Materi
No Bagian yang
salah Jenis Kesalahan Saran Perbaikan
1. Hlm 35,41 Salah ketik Bubarkan, pelatihan
2. Hlm 45 Dialognya beras, gambarnya
kambing
Sesuaikan
3. Hlm 56 Gencatan senjata Pengaruh/ancaman Jepang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Selain saran di atas, ahli materi juga memberikan komentar yaitu:
1. Perpindahan setting tempat dan waktu sebaiknya diberi tanda.
2. Halaman 43, apakah sungguh rakyat Indonesia saat itu mengerti bahwa apa
yang dilakukan Sukarno dalam konteks bersandiwara. (dihapus atau
dihilangkan)
3. Tentang Jugun Ianfu bisa diterima, tapi soal ide Bung Karno memanfaatkan
para pelacur untuk melayani kebutuhan seks tentara Jepang apakah cocok
disampaikan pada siswa SMA?
4. Apa maksud gambar hlm 48? Perhatikan pakaiannya.
b. Revisi Produk Ahli Materi
Revisi produk ini akan menampilkan gambar komik yang telah mendapat
saran perbaikan dari ahli materi. Dalam validasi produk komik ini ahli materi
menyarankan agar salah satu bagian cerita komik tidak digunakan atau dihapus,
sehingga terjadi perubahan halaman antara komik sebelum revisi dan sesudah
revisi.
Berikut ini merupakan penjelasan beberapa revisi yang dilakukan
berdasarkan masukan dari ahli materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
1) Mengganti kata dibubarkab menjadi dibubarkan
Gambar XIII : Tampilan Halaman Sebelum Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Gambar XIV : Tampilan Halaman Sesudah Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
2) Perbaikan dialog pelatihab menjadi pelatihan
Gambar XV : Tampilan Halaman Sebelum Revisi
Gambar XVI : Tampilan Halaman Sesudah Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
3) Menyesuaikan dialog dengan gambar
Gambar XVII : Tampilan Halaman Sebelum Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Gambar XVIII : Tampilan Halaman Sesudah Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
4) Mengubah kata gencatan senjata menjadi ancaman
Gambar XIX: Tampilan Halaman Sebelum Revisi
Gambar XX : Tampilan Halaman Sesudah Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
5) Mengganti gambar halaman 48
Gambar XXI: Tampilan Halaman Sebelum Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Gambar XXII : Tampilan Halaman Sesudah Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
2. Data Validasi oleh Ahli Media
a. Deskripsi Data Validasi Ahli Media
Validasi materi dilakukan oleh satu dosen ahli dalam bidang sejarah yaitu
Ibu Brigida Intan Printina, M.Pd. Beliau adalah dosen di Program Studi
Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Beliau ditunjuk sebagai ahli media dengan alasan bahwa
beliau merupakan dosen yang memiliki pengalaman dalam hal pembuatan media
pembelajaran. Validasi ini hanya dilakukan sebanyak 1 tahap pada tanggal 9
Agustus 2017. Pemberian skor oleh ahli media mencakup tiga aspek yaitu aspek
tampilan, penyajian dan kebahasaan. Validasi ini bertujuan untuk mendapatkan
kritik dan saran dalam usaha perbaikan produk komik agar semakin layak sebelum
diujikan kepada siswa kelas XII IPS SMA.
Berikut ini hasil penilaian produk buku komik oleh ahli materi yang
disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 7 :Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Tampilan oleh Ahli
Media
No Aspek yang Dinilai Skala
1 2 3 4 5
1. Kemenarikan desain sampul √
2. Keteraturan desain halaman komik √
3. Pemilihan jenis huruf √
4. Pemilihan ukuran huruf √
5. Kemudahan untuk membaca teks/tulisan √
6. Kesinambungan transisi antar halaman √
7. Kesesuaian cerita, gambar, dan materi √
8. Layout gambar dan teks √
9. Penyelesaian komik √
Jumlah 12 16 5
Total Skor 33
Rata-rata Skor 3,70
Kriteria Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Tabel 8 :Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Penyajian oleh Ahli
Media
No Aspek yang Dinilai Skala
1 2 3 4 5
1. Keruntutan penyajian isi buku komik √
2. Alur cerita ringkas dan to the point √
3. Kejelasan alur cerita √
4. Kemenarikan alur cerita √
5. Kemenarikan gambar tokoh √
Jumlah 3 8 10
Total Skor 21
Rata-rata Skor 4,20
Kriteria Baik
Tabel 9 :Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Kebahasaan oleh Ahli Media
No Aspek yang Dinilai Skala
1 2 3 4 5
1. Kejelasan petunjuk penggunaan komik √
2. Kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikir
siswa √
3. Kesesuaian bahasa dengan tingkat perkembangan emosional siswa
√
4. Kemampuan mendorong rasa ingin tahu siswa
√
5. Kesantunan penggunaan bahasa √
6. Ketepatan dialog/teks dengan cerita/materi √
7. Kemudahan untuk memahami setiap percakapan dalam komik
√
8. Kebenaran penulisan dan penggunaan
EYD √
9. Penggunaan bahasa baku √
Jumlah 3 20 15
Total Skor 38
Rata-rata Skor 4,20
Kriteria Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Tabel 10 : Rekapitulasi Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah oleh Ahli Media
No Aspek yang dinilai Rerata Skor Kriteria
1. Aspek Tampilan 3,70 Baik
2. Aspek Penyajian 4,20 Baik
3. Aspek Kebahasaan 4,20 Baik
Rerata Gabungan 4,03 Baik
Berdasarkan hasil penilaian pada tabel 10 di atas maka dapat disimpulkan
bahwa ahli media telah memberikan penilaian pada aspek tampilan dalam kriteria
“baik” dengan rerata skor sebesar 3.70, penilaian aspek penyajian dalam kriteria
“baik” dengan rerata skor sebesar 4.20, dan penilaian aspek kebahasaan dalam
kriteria “baik” dengan rerata skor sebesar 4.20.
Rekapitulasi hasil penilaian oleh Ahli Media pada tabel 10 menghasilkan
rerata skor sebesar 4.03, skor tersebut tergolong dalam kriteria “baik” sesuai
dengan pedoman konversi data kuantitatif ke kualitatif dengan skala lima.
Kesimpulan dari ahli media adalah komik sejarah bermuatan pendidikan karakter
ini dinyatakan layak digunakan/uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran.
Ahli media juga memberikan saran dan komentar dalam rangka
penyempurnaan produk yang telah dibuat, berikut adalah saran perbaikan dan
komentar yang diberikan oleh ahli media.
Tabel 11 : Saran Perbaikan oleh Ahli Media
No Bagian yang salah Jenis
Kesalahan Saran Perbaikan
1. Keterangan peran tiap tokoh Tidak ada
penjelasan
10
2. Penjelasan situasi, tokoh, tempat, waktu kejadian
Tidak ada penjelasan
27, 28, 30, 33, 35, 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
b. Revisi Produk oleh Ahli Media
1) Menjelaskan peran tokoh dalam cerita komik
Gambar XXIII : Tampilan Halaman Sebelum Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Gambar XXIV : Tampilan Halaman Sesudah Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
2) Memberi keterangan peran Budi dan Joko
Gambar XXV : Tampilan Halaman Sebelum Revisi
Gambar XXVI : Tampilan Halaman Sesudah Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
3) Memberi keterangan tanggal dan tempat gambar
Gambar XXVII : Tampilan Halaman Sebelum Revisi
Gambar XXVIII : Tampilan Halaman Sesudah Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
4) Memberi keterangan suasana gambar
Gambar XXIX : Tampilan Halaman Sebelum Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Gambar XXX : Tampilan Halaman Sesudah Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
5) Memberikan Keterangan gambar
Gambar XXXI : Tampilan Halaman Sebelum Revisi
Gambar XXXII : Tampilan Halaman Sesudah Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
3. Data Validasi oleh Ahli Pendidikan Karakter
a. Deskripsi Validasi Ahli Pendidikan Karakter
Validasi materi dilakukan oleh satu dosen ahli dalam bidang sejarah yaitu
Ibu Brigita Erlita Trianggadewi, M.Psi. Beliau adalah dosen di Program Studi
Pendidikan Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta. Beliau ditunjuk sebagai ahli pendidikan karakter
dengan alasan bahwa beliau merupakan dosen yang mengampu mata kuliah
psikologi sehingga sangat cocok untuk menilai muatan pendidikan karakter yang
terkandung di dalam komik sejarah. Validasi ini hanya dilakukan sebanyak 1
tahap pada tanggal 9 Agustus 2017. Pemberian skor oleh ahli pendidikan karakter
mencakup 1 aspek yaitu aspek muatan pendidikan karakter. Validasi ini bertujuan
untuk mendapatkan kritik dan saran dalam usaha perbaikan produk komik agar
semakin layak sebelum diujikan kepada siswa kelas XII IPS SMA.
Berikut ini merupakan hasil penilaian produk komik sejarah oleh ahli
pendidikan karakter yang disajikan dalam tabel.
Tabel 12 : Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Muatan Pendidikan Karakter oleh Ahli Pendidikan Karakter
No Aspek yang Dinilai Skala
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian nilai-nilai karakter dengan tingkat perkembangan siswa
√
2. Kesesuaian jenis karakter yang
dikembangkan dengan nilai-nilai karakter dalam kurikulum
√
3. Kandungan contoh-contoh karakter √
4. Fasilitas untuk mempraktikan karakter √
5. Fasilitas untuk merefleksikan karakter √
6. Komik Mengandung nilai nasionalisme
Komik sejarah memaparkan cerita yang √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
menanamkan cerita yang menanamkan kesadaran persatuan, persaudaraan, dan
solidaritas (kesatuan)
Komik sejarah memaparkan cerita yang menanamkan kesadaran cinta tanah air
(mencapai kemerdekaan)
√
Komik sejarah memaparkan cerita yang memaparkan cerita yang menanamkan kesadaran untuk menerima kemajemukan
(mencapai keaslian)
√
Komik sejarah memaparkan cerita yang menanamkan kesadaran mementingkan
kepentingan umum (kehormatan bangsa)
√
7. Komik mengandung nilai patriotisme √
Komik berisikan cerita yang memaparkan nilai rela berkorban demi bangsa
√
Komik sejarah memaparkan cerita
menanamkan kesadaran untuk menghargai jasa para pahlawan
√
8. Pengembangan karakter diri √
9. Pengembangan karakter yang menunjang
pembentukan kompetensi
√
10. Kesesuaian karakter yang dikembangkan dengan tujuan pembelajaran
√
11. Kesesuaian karakter yang dikembangkan dengan lingkungan
√
Jumlah 15 40
Total Skor 55
Rata-rata Skor 3,70
Kriteria Baik
Berdasarkan hasil penilaian pada tabel 12 di atas maka dapat disimpulkan
bahwa ahli pendidikan karakter telah memberikan penilaian pada aspek muatan
pendidikan karakter dalam kriteria “baik” dengan rerata skor sebesar 3.70, sesuai
dengan pedoman konversi data kuantitatif ke kualitatif dengan skala lima.
Kesimpulan dari ahli media adalah komik sejarah bermuatan pendidikan karakter
ini dinyatakan layak digunakan/uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Ahli pendidikan karakter juga memberikan saran dan komentar dalam
rangka penyempurnaan produk yang telah dibuat, berikut adalah saran perbaikan
dan komentar yang diberikan oleh ahli media.
Tabel 13 : Saran Perbaikan Ahli Pendidikan Karakter
No Bagian yang
salah Jenis Kesalahan Saran Perbaikan
1 Halaman 27 Penempatan dialog
kurang tepat
Perbaiki.
b. Revisi Produk oleh Ahli Pendidikan Karakter
1) Memperbaiki penempatan dialog yang kurang tepat
Gambar XXXIII : Tampilan Halaman Sebelum Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Gambar XXXIV : Tampilan Halaman Sesudah Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
4. Data Validasi oleh Guru
a. Deskripsi Data Validasi oleh Guru
Pada tahap validasi guru dilakukan dua guru yang mengampu mata
pelajaran sejarah dan memiliki pengalaman mengajar yang berbeda. Validasi oleh
guru dilakukan pada tanggal 9 Agustus 2017. Tujuan dari validasi ini yaitu untuk
mendapatkan kritik dan saran perbaikan agar komik sejarah layak di ujikan
kepada siswa.
1) Data Validasi oleh Guru I
a) Deskripsi Data Validasi oleh Guru I
Data validasi diperoleh dari guru sejarah yaitu Bapak Tavip Wahyudi R,
M.Pd. Beliau sudah mengajar selama tujuh belas tahun di SMA N 1 Kasihan. Uji
validasi oleh guru ini dilakukan pada tanggal 9 Agustus 2017. Berikut ini hasil
penilaian produk buku komik oleh guru sejarah yang disajikan dalam tabel
sebagai berikut.
Tabel 14 :Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Tampilan oleh Guru
I
No Aspek yang Dinilai Skala
1 2 3 4 5
1. Kemenarikan desain sampul √
2. Keteraturan desain halaman komik √
3. Pemilihan jenis huruf √
4. Pemilihan ukuran huruf √
5. Kemudian untuk membaca teks/tulisan √
6. Kesinambungan transisi antar halaman √
7. Kesesuaian cerita, gambar, dan materi √
8. Layout gambar dan teks √
9. Penyelesaian komik √
Jumlah 9 20 5
Total Skor 34
Rata-rata Skor 3,80
Kriteria Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Tabel 15 : Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Penyajian oleh
Guru I
No Aspek yang Dinilai Skala
1 2 3 4 5
1. Keruntutan penyajian isi buku komik √
2. Alur cerita ringkas dan to the point √
3. Kejelasan alur cerita √
4. Kemenarikan alur cerita √
5. Kemenarikan gambar tokoh √
Jumlah 12 10
Total Skor 22
Rata-rata Skor 4.40
Kriteria Sangat Baik
Tabel 16 : Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Kebahasaan oleh Guru I
No Aspek yang Dinilai Skala
1 2 3 4 5
1. Kejelasan petunjuk penggunaan komik
√
2. Kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikir siswa
√
3. Kesesuaian bahasa dengan tingkat perkembangan emosional siswa
√
4. Kemampuan mendorong rasa ingin tahu
siswa
√
5. Kesantunan penggunaan bahasa √
6. Ketepatan dialog/teks dengan cerita/materi √
7. Kemudahan untuk memahami setiap percakapan dalam komik
√
8. Kebenaran penulisan dan penggunaan EYD √
9. Penggunaan bahasa baku √
Jumlah 3 32
Total Skor 34
Rata-rata Skor 3,80
Kriteria Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Tabel 17 : Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Pembelajaran oleh
Guru I
No Aspek yang Dinilai Skala
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian isi komik dengan kompetensi
dasar (KD) dan indikator pembelajaran.
√
2. Relevansi tujuan dan indikator pembelajaran dengan KD
√
3. Kelengkapan komponen pembelajaran √
4. Kejelasan sasaran media √
5. Kejelasan isi materi √
6. Kejelasan topik pembicaraan √
7. Ketuntasan belajar √
8. Kesesuaian tingkat kesulitan dengan perkembangan kognitif siswa SMA
√
9. Kesesuaian jumlah dan isi soal dengan
cakupan materi
√
10. Kesesuaian bentuk soal
11 Bentuk soal yang disajikan sesuai dengan materi dan sesuai untuk mengukur
ketercapaian indikator
√
12 Bentuk soal uji pengetahuan sudah cukup untuk menguji aspek kognitif
√
13 Bentuk soal uji keterampilan sudah cukup untuk menguji aspek psikomotorik
√
14 Ketepatan dialog/teks cerita untuk
memperjelas penyampaian materi
√
Jumlah 44 10
Total Skor 54
Rata-rata Skor 4.00
Kriteria Baik
Tabel 18 : Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Isi oleh Guru I
No Aspek yang Dinilai Skala
1 2 3 4 5
1. Kedalaman uraian materi √
2. Kebenaran konsep materi ditinjau dari aspek keilmuan
√
3. Kecukupan materi untuk mencapai
kompetensi dasar
√
4. Kejelasan isi materi √
5. Aktualitas materi √
6. Ketepatan sistematika penyajian materi √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
7. Kejelasan alur cerita komik √
8. Kejelasan rumusan soal √
9. Tingkat kesulitan soal √
Jumlah 9 24
Total Skor 33
Rata-rata Skor 3,70
Kriteria Baik
Tabel 19 : Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Muatan
Pendidikan Karakter oleh Guru I
No Aspek yang Dinilai Skala
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian nilai-nilai karakter dengan
tingkat perkembangan siswa
√
2. Kesesuaian jenis karakter yang dikembangkan dengan nilai-nilai karakter
dalam kurikulum
√
3. Kandungan contoh-contoh karakter √
4. Fasilitas untuk mempraktikan karakter √
5. Fasilitas untuk merefleksikan karakter √
6. Pengembangan karakter diri √
7. Pengembangan karakter yang menunjang pembentukan kompetensi
√
8. Kesesuaian karakter yang dikembangkan
dengan tujuan pembelajaran
√
9. Kesesuaian karakter yang dikembangkan dengan lingkungan
√
Jumlah 36
Total Skor 36
Rata-rata Skor 4,00
Kriteria Baik
Tabel 20 : Rekapitulasi Penilaian Produk Komik Sejarah oleh Guru I
No Aspek yang dinilai Rerata Skor Kriteria
1. Aspek Tampilan 3,80 Baik
2. Aspek Penyajian 4,40 Sangat Baik
3. Aspek Kebahasaan 3,80 Baik
4. Aspek Pembelajaran 4,00 Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
5. Aspek Isi 3,70 Baik
6. Aspek Muatan Pendidikan
Karakter
4,00 Baik
Rerata Gabungan 3.95 Baik
Berdasarkan tabel rekapitulasi penilaian produk komik oleh guru sejarah I
yaitu pada aspek tampilan memiliki kriteria “baik” dengan skor rerata sebesar
3.80, aspek penyajian dalam kriteria “baik” dengan skor rerata sebesar 4.40, aspek
kebahasaan memiliki kriteria “baik” dengan skor rerata sebesar 3.80, aspek
pembelajaran memiliki kriteria “baik” dengan skor rerata sebesar 4.00, aspek isi
memiliki kriteria “baik” dengan skor rerata sebesar 3.70, aspek pendidikan
karakter memiliki kriteria “baik” dengan skor rerata sebesar 4.00.
Rerata gabungan yang tertera pada tabel 20 menunjukkan bahwa hasil
penilaian produk komik yang diperoleh dari guru sebesar 3.95. Skor rerata
gabungan ini tergolong kriteria “Baik” sesuai dengan tabel pedoman konversi data
kuantitatif ke kualitatif dengan skala lima. Penilaian produk komik dari guru
sejarah I menyatakan bahwa komik sejarah bermuatan pendidikan karakter ini
dinyatakan layak untuk digunakan/uji coba lapangan tanpa revisi.
2) Data Validasi oleh Guru II
a) Deskripsi Data Validasi oleh Guru II
Data validasi diperoleh dari guru sejarah kedua yaitu Bapak Angga Riyon
Nugroho, S.Pd. Beliau sudah mengajar selama dua tahun di beberapa SMA dan
saat ini mengajar di SMA Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Uji validasi oleh guru
dilakukan pada tanggal 9 Agustus 2017. Berikut ini hasil penilaian produk buku
komik oleh guru sejarah yang disajikan dalam tabel sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Tabel 21 : Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Tampilan oleh
Guru II
No Aspek yang Dinilai Skala
1 2 3 4 5
1. Kemenarikan desain sampul √
2. Keteraturan desain halaman komik √
3. Pemilihan jenis huruf √
4. Pemilihan ukuran huruf √
5. Kemudahan untuk membaca teks/tulisan √
6. Kesinambungan transisi antar halaman √
7. Kesesuaian cerita, gambar, dan materi √
8. Layout gambar dan teks √
9. Penyelesaian komik √
Jumlah 3 24 10
Total Skor 37
Rata-rata Skor 4,10
Kriteria Baik
Tabel 22 : Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Penyajian oleh
Guru II
No Aspek yang Dinilai Skala
1 2 3 4 5
1. Keruntutan penyajian isi buku komik √
2. Alur cerita ringkas dan to the point √
3. Kejelasan alur cerita √
4. Kemenarikan alur cerita √
5. Kemenarikan gambar tokoh √
Jumlah 16 5
Total Skor 21
Rata-rata Skor 4,20
Kriteria Baik
Tabel 23 : Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Kebahasaan oleh Guru II
No Aspek yang Dinilai Skala
1 2 3 4 5
1. Kejelasan petunjuk penggunaan komik √
2. Kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikir siswa
√
3. Kesesuaian bahasa dengan tingkat perkembangan emosional siswa
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
4. Kemampuan mendorong rasa ingin tahu siswa
√
5. Kesantunan penggunaan bahasa √
6. Ketepatan dialog/teks dengan cerita/materi √
7. Kemudahan untuk memahami setiap
percakapan dalam komik
√
8. Kebenaran penulisan dan penggunaan EYD √
9. Penggunaan bahasa baku √
Jumlah 28 10
Total Skor 38
Rata-rata Skor 4,20
Kriteria Baik
Tabel 24 : Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Pembelajaran oleh
Guru II
No Aspek yang Dinilai Skala
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian isi komik dengan kompetensi
dasar (KD) dan indikator pembelajaran.
√
2. Relevansi tujuan dan indikator pembelajaran dengan KD
√
3. Kelengkapan komponen pembelajaran √
4. Kejelasan sasaran media √
5. Kejelasan isi materi √
6. Kejelasan topik pembicaraan √
7. Ketuntasan belajar √
8. Kesesuaian tingkat kesulitan dengan perkembangan kognitif siswa kelas XII IPS SMA
√
9. Kesesuaian jumlah dan isi soal dengan
cakupan materi
√
Kesesuaian bentuk soal
10 Bentuk soal yang disajikan sesuai dengan materi dan sesuai untuk mengukur
ketercapaian indikator
√
11 Bentuk soal uji pengetahuan sudah cukup untuk menguji aspek kognitif
√
12 Bentuk soal uji keterampilan sudah cukup
untuk menguji aspek psikomotorik
√
13 Ketepatan dialog/teks cerita untuk memperjelas penyampaian materi
√
Jumlah 40 15
Total Skor 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Rata-rata Skor 4,30
Kriteria Sangat Baik
Tabel 25 : Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Isi oleh Guru II
No Aspek yang Dinilai Skala
1 2 3 4 5
1. Kedalaman uraian materi √
2. Kebenaran konsep materi ditinjau dari aspek
keilmuan
√
3. Kecukupan materi untuk mencapai kompetensi dasar
√
4. Kejelasan isi materi √
5. Aktualitas materi √
6. Ketepatan sistematika penyajian materi √
7. Kejelasan alur cerita komik √
8. Kejelasan rumusan soal √
9. Tingkat kesulitan soal √
Jumlah 28 10
Total Skor 38
Rata-rata Skor 4,20
Kriteria Baik
Tabel 26 : Penilaian Produk Komik Sejarah Pada Aspek Muatan Pendidikan Karakter oleh Guru II
No Aspek yang Dinilai Skala
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian nilai-nilai karakter dengan tingkat perkembangan siswa
√
2. Kesesuaian jenis karakter yang
dikembangkan dengan nilai-nilai karakter dalam kurikulum
√
3. Kandungan contoh-contoh karakter √
4. Fasilitas untuk mempraktikan karakter √
5. Fasilitas untuk merefleksikan karakter √
6. Pengembangan karakter diri √
7. Pengembangan karakter yang menunjang pembentukan kompetensi
√
8. Kesesuaian karakter yang dikembangkan dengan tujuan pembelajaran
√
9. Kesesuaian karakter yang dikembangkan
dengan lingkungan
√
Jumlah 28 10
Total Skor 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Rata-rata Skor 4,20
Kriteria Baik
Tabel 27 : Rekapitulasi Penilaian Produk Komik Sejarah oleh Guru II
No Aspek yang dinilai Rerata Skor Kriteria
1. Aspek Tampilan 4,10 Baik
2. Aspek Penyajian 4,20 Baik
3. Aspek Kebahasaan 4,20 Baik
4. Aspek Pembelajaran 4,30 Baik
5. Aspek Isi 4,20 Baik
6. Aspek Muatan Pendidikan
Karakter
4,20 Baik
Rerata Gabungan 4,20 Baik
Berdasarkan tabel rekapitulasi penilaian produk komik oleh guru sejarah
kedua yaitu pada aspek tampilan memiliki kriteria “baik” dengan skor rerata
sebesar 4.10, aspek penyajian dalam kriteria “baik” dengan skor rerata sebesar
4.20, aspek kebahasaan memiliki kriteria “baik” dengan skor rerata sebesar 4.20,
aspek pembelajaran memiliki kriteria “sangat baik” dengan skor rerata sebesar
4.30, aspek isi memiliki kriteria “baik” dengan skor rerata sebesar 4.20, aspek
muatan pendidikan karakter memiliki kriteria “baik” dengan skor rerata sebesar
4.20.
Rerata gabungan yang tertera pada tabel 27 menunjukkan bahwa hasil
penilaian produk komik yang diperoleh dari guru sebesar 4,20. Skor rerata
gabungan ini tergolong kriteria “Baik” sesuai dengan tabel pedoman konversi data
kuantitatif ke kualitatif dengan skala lima. Penilaian produk komik dari guru
sejarah kedua menyatakan bahwa komik sejarah bermuatan pendidikan karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
ini dinyatakan layak untuk digunakan/uji coba lapangan dengan revisi sesuai
saran.
Guru sejarah II juga memberikan saran perbaikan guna menyempurnakan
produk, berikut ini merupakan tabel saran perbaikan.
Tabel 28 : Saran Perbaikan oleh Guru II
No Bagian yang
salah Jenis Kesalahan Saran Perbaikan
1. Halaman 30 Gambar tidak ada
keterangan
Harus diperbaiki
Selain itu guru sejarah II juga memberikan komentar dan saran umum,
yaitu dalam penggunakaan kalimat di dalam komik harap diperhatikan kembali,
bahasa bisa disesuaikan pada zamannya. Kemudian masih ditemui beberapa
gambar yang tidak diberi keterangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
b. Revisi Produk oleh Guru II
1) Memberi keterangan gambar pada halaman 30
Gambar XXXV : Tampilan Halaman Sebelum Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Gambar XXXVI : Tampilan Halaman Sesudah Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Tabel 29 : Rekapitulasi Penilaian Produk Komik Sejarah oleh Guru I dan Guru II
No Aspek yang dinilai Rerata Skor Rerata
Skor
Kriteria
Guru I Guru II
1. Aspek Tampilan 3,80 4,10 3.95 Baik
2. Aspek Penyajian 4,40 4,20 4.30 Sangat Baik
3. Aspek Kebahasaan 3,80 4,20 4.00 Baik
4. Aspek Pembelajaran 4,00 4,30 4.15 Baik
5. Aspek Isi 3,70 4,20 3.95 Baik
6. Aspek Muatan
Pendidikan Karakter 4,00 4,20 4.10 Baik
Rerata Gabungan 4.10 Baik
Berdasarkan tabel rekapitulasi penilaian produk komik dari gabungan
penilaian guru I dan guru II yaitu pada aspek tampilan memiliki kriteria “baik”
dengan skor rerata sebesar 3.95 , aspek penyajian dalam kriteria “sangat baik”
dengan skor rerata sebesar 4.30, aspek kebahasaan memiliki kriteria “baik”
dengan skor rerata sebesar 4.00, aspek pembelajaran memiliki kriteria “baik”
dengan skor rerata sebesar 4.15, aspek isi memiliki kriteria “baik” dengan skor
rerata sebesar 3.95, aspek muatan pendidikan karakter memiliki kriteria “baik”
dengan skor rerata sebesar 4.10.
Rerata gabungan yang tertera pada tabel 29 menunjukkan bahwa hasil
penilaian produk komik yang diperoleh dari guru I dan guru II sebesar 4,10.
Berdasarkan skor rerata gabungan ini tergolong kriteria “Baik” sesuai dengan
tabel pedoman konversi data kuantitatif ke kualitatif dengan skala lima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
C. Data Uji Coba dan Revisi Produk
Tahap uji coba dilaksanakan setelah produk komik mendapat penilaian
dari para ahli dan guru, setelah melakukan penilaian produk akan melalui proses
revisi sehingga produk komik dapat dikatakan layak untuk diujikan kepada siswa.
Uji coba dilaksanakan sebanyak dua kali, yaitu tahap perorangan dengan jumlah 5
siswa dan tahap kelompok kecil dengan jumlah 15 siswa.
1. Data Uji Coba Perorangan
a. Deskripsi Data Uji Coba Perorangan
Pada tahap uji coba perorangan ini dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus
2017. Uji coba diikuti oleh 5 siswa kelas XII IPS di SMA Negeri 1 Kasihan
Yogyakarta. Pemilihan siswa SMA kelas XII IPS sebagai obyek penelitian karena
sebelumnya siswa SMA kelas XII sudah pernah menerima pelajaran sejarah
dalam materi Pendudukan Jepang di Indonesia sehingga siswa dapat
membandingkan antara pembelajaran sejarah materi Pendudukan Jepang di
Indonesia tanpa media komik dan pembelajaran sejarah dengan menggunakan
media komik. Tujuan dari tahap uji coba perorangan ini adalah untuk memperoleh
penilaian dari siswa tentang produk komik dan mengetahui tanggapan siswa
tentang pembelajaran sejarah menggunakan komik. Berikut ini merupakan hasil
rekapitulasi penilaian dari uji coba perorangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Tabel 30 : Rekapitulasi Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah oleh Siswa pada
Uji Coba Perorangan
No Aspek yang dinilai Rerata Skor Kriteria
1. Aspek Tampilan 4.14 Baik
2. Aspek Penyajian 4,30 Sangat Baik
3. Aspek Muatan Pendidikan Karakter
4,39 Sangat Baik
4. Aspek Kemenarikan 4,35 Sangat Baik
Rerata Gabungan 4,30 Sangat Baik
Berdasarkan tabel rekapitulasi penilaian produk komik dari lima siswa
diatas yaitu pada aspek tampilan memiliki kriteria “baik” dengan skor rerata
sebesar 4.14 , aspek penyajian dalam kriteria “sangat baik” dengan skor rerata
sebesar 4.30, aspek muatan pendidikan karakter memiliki kriteria “sangat baik”
dengan skor rerata sebesar 4.39, aspek kemenarikan memiliki kriteria “sangat
baik” dengan skor rerata sebesar 4.35.
Rerata gabungan yang tertera pada tabel 30 menunjukkan bahwa hasil
penilaian produk komik yang diperoleh dari lima siswa sebesar 4,30. Berdasarkan
skor rerata gabungan ini tergolong kriteria “Sangat Baik” sesuai dengan tabel
pedoman konversi data kuantitatif ke kualitatif dengan skala lima.
b. Revisi Produk oleh Siswa Uji Coba Perorangan
Pada tahap uji coba perorangan sebelumnya, produk komik mendapat
komentar bahwa para siswa tertarik dan sangat setuju jika pelajaran sejarah dapat
dilaksanakan dengan menggunakan media komik. Selain itu siswa juga
menyampaikan sarannya, sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
1) Agar lebih menarik komik sejarah dapat diberi sentuhan warna, namun peneliti
tidak melakukan revisi berdasarkan saran siswa karena peneliti sejak awal
membatasi pengembangan media komik dengan desain hitam putih yang
disebabkan oleh keterbatasan dana.
2) Siswa juga menyarankan agar ukuran komik dapat dicetak lebih kecil agar
lebih praktis untuk dibawa kemana-mana. Saran tersebut diterima sebagai
masukan sehingga pada uji coba kelompok kecil berikutnya komik dicetak
sesuai ukuran komik pada umumnya.
2. Data Uji Coba Kelompok Kecil
a. Deskripsi Data Uji Coba Kelompok Kecil
Pada tahap uji coba kelompok kecil ini dilaksanakan pada tanggal 19
Agustus 2017. Uji coba kelompok kecil diikuti oleh 15 siswa kelas XII IPS di
SMA Negeri 1 Kasihan Yogyakarta. Tujuan dari tahap uji coba kelompok kecil ini
adalah untuk memperoleh penilaian dari siswa dengan jumlah yang lebih besar
tentang produk komik dan mengetahui tanggapan siswa tentang pembelajaran
sejarah menggunakan komik. Berikut ini merupakan hasil rekapitulasi penilaian
dari uji coba kelompok kecil.
Tabel 31 : Rekapitulasi Hasil Penilaian Produk Komik Sejarah oleh Siswa pada Uji Coba Kelompok Kecil
No Aspek yang dinilai Rerata Skor Kriteria
1. Aspek Tampilan 4,40 Sangat Baik
2. Aspek Penyajian 4,58 Sangat Baik
3. Aspek Muatan Pendidikan Karakter
4,58 Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
4. Aspek Kemenarikan 4,30 Sangat Baik
Rerata Gabungan 4,46 Sangat Baik
Berdasarkan tabel rekapitulasi penilaian produk komik dari uji coba
kelompok kecil di atas yaitu pada aspek tampilan memiliki kriteria “Sangat Baik”
dengan skor rerata sebesar 4.40 , aspek penyajian dalam kriteria “Sangat Baik”
dengan skor rerata sebesar 4.58, aspek muatan pendidikan karakter memiliki
kriteria “Sangat Baik” dengan skor rerata sebesar 4.58, aspek kemenarikan
memiliki kriteria “Sangat Baik” dengan skor rerata sebesar 4.30.
Rerata gabungan yang tertera pada tabel 31 menunjukkan bahwa hasil
penilaian produk komik yang diperoleh dari lima belas siswa sebesar 4.46.
Berdasarkan skor rerata gabungan ini tergolong kriteria “Sangat Baik” sesuai
dengan tabel pedoman konversi data kuantitatif ke kualitatif dengan skala lima.
D. Analisis Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif merupakan penilaian, tanggapan, kritik, saran-saran,
sedangkan data kuantitatif berupa skor hasil penilaian kualitas produk
pembelajaran.
1. Analisis Data Hasil Validasi dari Ahli Materi
Berikut ini merupakan tabel hasil analisis data oleh ahli materi pada
pembelajaran dan aspek isi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
a. Aspek Pembelajaran
Tabel 32 : Analisis Data Hasil Validasi Aspek Pembelajaran oleh Ahli Materi
Kriteria Skor Item Frekuensi Presentase
Sangat Baik 5 2 15 %
Baik 4 10 77 %
Cukup Baik 3 1 8 %
Kurang Baik 2 0 0
Sangat Kurang Baik 1 0 0
Jumlah 13 100 %
Pada tabel 32 di atas dapat diketahui bahwa hasil validasi pada aspek
pembelajaran yang diperoleh dari ahli materi adalah sebanyak 2 (15%) masuk
dalam kriteria “Sangat Baik”, 10 (77%) masuk dalam kriteria “Baik”, 1 (8%)
masuk dalam kriteria “Cukup Baik”, 0 % untuk kriteria kurang baik dan sangat
kurang baik. Berikut ini merupakan hasil analisis data pada aspek pembelajaran
yang dapat dilihat dalam bentuk diagram.
Gambar XXXVII : Diagram Lingkaran Hasil Analisis Data Validasi Aspek Pembelajaran dari Ahli Materi
Berdasarkan gambar diagram lingkaran hasil analisis data validasi pada
aspek pembelajaran oleh ahli materi, maka tampak bahwa penilaian produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
dominan 77% dalam kriteria “Baik”, 15% dalam kriteria “Sangat Baik”, dan 8%
dalam kriteria “Cukup Baik”. Hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa
penilaian produk komik pada aspek pembelajaran oleh ahli materi telah memenuhi
kriteria layak digunakan sebagai media pembelajaran.
b. Aspek Isi
Tabel 33 : Analisis Data Hasil Validasi Aspek Isi oleh Ahli Materi
Kriteria Skor Item Frekuensi Presentase
Sangat Baik 5 2 22%
Baik 4 7 78 %
Cukup Baik 3 0 0
Kurang Baik 2 0 0
Sangat Kurang Baik 1 0 0
Jumlah 9 100 %
Pada tabel 33 di atas dapat diketahui bahwa hasil validasi pada aspek isi
yang diperoleh dari ahli materi adalah sebanyak 2 (22%) masuk dalam kriteria
“Sangat Baik”, 7 (78%) masuk dalam kriteria “Baik”, dan 0 % untuk kriteria
cukup baik, kurang baik dan sangat kurang baik. Berikut ini merupakan hasil
analisis data pada aspek isi yang dapat dilihat dalam bentuk diagram.
Gambar XXXVIII : Diagram Lingkaran Hasil Analisis
Data Validasi Aspek Isi dari Ahli Materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Berdasarkan gambar diagram lingkaran hasil analisis data validasi pada
aspek isi oleh ahli materi, maka tampak bahwa penilaian produk dominan 78%
dalam kriteria “Baik” dan 22% dalam kriteria “Sangat Baik”. Hasil analisis
tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian produk komik pada aspek isi oleh ahli
materi telah memenuhi kriteria layak digunakan sebagai media pembelajaran.
2. Analisis Data Hasil Validasi dari Ahli Media
Berikut ini merupakan tabel hasil analisis data oleh ahli media pada aspek
tampilan, aspek penyajian, dan aspek kebahasaan:
a. Aspek Tampilan
Tabel 34 : Analisis Data Hasil Validasi Aspek Tampilan oleh Ahli Media
Kriteria Skor Item Frekuensi Presentase
Sangat Baik 5 1 12%
Baik 4 4 44%
Cukup Baik 3 4 44%
Kurang Baik 2 0 0
Sangat Kurang Baik 1 0 0
Jumlah 9 100 %
Pada tabel 34 di atas dapat diketahui bahwa hasil validasi pada aspek
tampilan yang diperoleh dari ahli media adalah sebanyak 1 (12%) masuk dalam
kriteria “Sangat Baik”, 4 (44%) masuk dalam kriteria “Baik”, 4 (44%) masuk
dalam kriteria “Cukup Baik”, 0% untuk kriteria kurang baik dan sangat kurang
baik. Berikut ini merupakan hasil analisis data pada aspek tampilan yang dapat
dilihat dalam bentuk diagram.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Gambar XXXIX : Diagram Lingkaran Hasil Analisis
Data Validasi Aspek Tampilan dari Ahli Media
Berdasarkan gambar diagram lingkaran hasil analisis data validasi pada
aspek tampilan oleh ahli media, maka tampak bahwa penilaian produk dominan
44% dalam kriteria “Baik”, 44% dalam kriteria “Cukup Baik” dan 12% dalam
kriteria “Sangat Baik”. Hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian
produk komik pada aspek tampilan oleh ahli media telah memenuhi kriteria layak
digunakan sebagai media pembelajaran.
b. Aspek Penyajian
Tabel 35 : Analisis Data Hasil Validasi Aspek Penyajian oleh Ahli Media
Kriteria Skor Item Frekuensi Presentase
Sangat Baik 5 2 40%
Baik 4 2 40%
Cukup Baik 3 1 20%
Kurang Baik 2 0 0
Sangat Kurang Baik 1 0 0
Jumlah 5 100 %
Pada tabel 35 di atas dapat diketahui bahwa hasil validasi pada aspek
penyajian yang diperoleh dari ahli media adalah sebanyak 2 (40%) masuk dalam
kriteria “Sangat Baik”, 2 (40%) masuk dalam kriteria “Baik”, 1 (20%) masuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
dalam kriteria “Cukup Baik”, 0% untuk kriteria kurang baik dan sangat kurang
baik. Berikut ini merupakan hasil analisis data pada aspek penyajian yang dapat
dilihat dalam bentuk diagram.
Gambar XL : Diagram Lingkaran Hasil Analisis Data Validasi Aspek Penyajian dari Ahli Media
Berdasarkan gambar diagram lingkaran hasil analisis data validasi pada
aspek penyajian oleh ahli media, maka tampak bahwa penilaian produk dominan
40% dalam kriteria “Sangat Baik”, 40% dalam kriteria “Baik” dan 20% dalam
kriteria “Cukup Baik”. Hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian
produk komik pada aspek penyajian oleh ahli media telah memenuhi kriteria layak
digunakan sebagai media pembelajaran.
c. Aspek Kebahasaan
Tabel 36 : Analisis Data Hasil Validasi Aspek Kebahasaan oleh Ahli Media
Kriteria Skor Item Frekuensi Presentase
Sangat Baik 5 3 33%
Baik 4 5 56%
Cukup Baik 3 1 11%
Kurang Baik 2 0 0
Sangat Kurang Baik 1 0 0
Jumlah 9 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Pada tabel 36 di atas dapat diketahui bahwa hasil validasi pada aspek
kebahasaan yang diperoleh dari ahli media adalah sebanyak 3 (33%) masuk dalam
kriteria “Sangat Baik”, 5 (56%) masuk dalam kriteria “Baik”, 1 (11%) masuk
dalam kriteria “Cukup Baik”, 0% untuk kriteria kurang baik dan sangat kurang
baik. Berikut ini merupakan hasil analisis data pada aspek kebahasaan yang dapat
dilihat dalam bentuk diagram.
Gambar XLI : Diagram Lingkaran Hasil Analisis Data Validasi Aspek Kebahasaan dari Ahli Media
Berdasarkan gambar diagram lingkaran hasil analisis data validasi pada
aspek kebahasaan oleh ahli media, maka tampak bahwa penilaian produk dominan
56% dalam kriteria “Baik”, 33% dalam kriteria “Sangat Baik” dan 11% dalam
kriteria “Cukup Baik”. Hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian
produk komik pada aspek tampilan oleh ahli media telah memenuhi kriteria layak
digunakan sebagai media pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
3. Analisis Data Hasil Validasi dari Ahli Pendidikan Karakter
Berikut ini merupakan tabel hasil analisis data oleh ahli pendidikan
karakter pada aspek pendidikan karakter:
Tabel 37 : Analisis Data Hasil Validasi Aspek Pendidikan Karakter oleh Ahli Pendidikan Karakter
Kriteria Skor Item Frekuensi Presentase
Sangat Baik 5 0 0
Baik 4 10 67%
Cukup Baik 3 5 33%
Kurang Baik 2 0 0
Sangat Kurang Baik 1 0 0
Jumlah 15 100 %
Pada tabel 36 di atas diketahui bahwa hasil validasi pada aspek pendidikan
karakter yang diperoleh dari ahli pendidikan karakter adalah sebanyak 10 (67%)
dalam kriteria “Baik”, 5 (33%) dalam kriteria “Cukup Baik”, 0% untuk kriteria
sangat baik, kurang baik dan sangat kurang baik. Berikut ini merupakan hasil
analisis data pada aspek pendidikan karakter yang dapat dilihat dalam bentuk
diagram.
Gambar XLII : Diagram Lingkaran Hasil Analisis Data Validasi Aspek Pendidikan Karakter dari Ahli Pendidikan Karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Berdasarkan gambar diagram lingkaran hasil analisis data validasi pada
aspek pendidikan karakter oleh ahli pendidikan karakter, maka tampak bahwa
penilaian produk dominan 67% dalam kriteria “Baik”, 33% dalam kriteria “Cukup
Baik”. Hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian produk komik
pada aspek pendidikan oleh ahli pendidikan karakter telah memenuhi kriteria
layak digunakan sebagai media pembelajaran.
4. Analisis Data Hasil Validasi dari Guru I dan Guru II
Pada tahap analisis data validasi guru ini peneliti memperoleh data validasi
dari dua guru yang mengampu mata pelajaran sejarah. Hasil dari kedua guru
sejarah digabungkan untuk kemudian dianalisis berdasarkan setiap aspek. Data
validasi oleh guru ini terdiri dari 6 aspek yaitu aspek tampilan, aspek penyajian,
aspek kebahasaan, aspek pembelajaran, aspek isi, dan aspek muatan pendidikan
karakter. Berikut ini merupakan tabel hasil gabungan validasi guru I dan guru II.
a. Aspek Tampilan
Tabel 38 : Analisis Data Hasil Validasi Aspek Tampilan oleh Guru I dan II
Kriteria Skor Item Frekuensi Presentase
Sangat Baik 5 3 17%
Baik 4 11 61%
Cukup Baik 3 4 22%
Kurang Baik 2 0 0
Sangat Kurang Baik 1 0 0
Jumlah 18 100 %
Pada tabel 38 di atas diketahui bahwa hasil validasi pada aspek tampilan
yang diperoleh dari guru I dan guru II adalah sebanyak 3 (17%) dalam kriteria
“Sangat Baik”, 11 (61%) dalam kriteria “Baik”, 4 (22)% untuk kriteria cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
baik, 0% kurang baik dan sangat kurang baik. Berikut ini merupakan hasil analisis
data pada aspek tampilan yang dapat dilihat dalam bentuk diagram.
Gambar XLIII : Diagram Lingkaran Hasil Analisis
Data Validasi Aspek Tampilan dari Guru I dan Guru II
Berdasarkan gambar diagram lingkaran hasil analisis data validasi pada
aspek tampilan oleh guru I dan guru II, maka tampak bahwa penilaian produk
dominan 61% dalam kriteria “Baik”, 22% dalam kriteria “Cukup Baik” dan 17%
dalam kriteria “Sangat Baik”. Hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa
penilaian produk komik pada aspek tampilan oleh guru I dan guru II telah
memenuhi kriteria layak digunakan sebagai media pembelajaran.
b. Aspek Penyajian
Tabel 39 : Analisis Data Hasil Validasi Aspek Penyajian oleh Guru I dan II
Kriteria Skor Item Frekuensi Presentase
Sangat Baik 5 3 30%
Baik 4 7 70%
Cukup Baik 3 0 0
Kurang Baik 2 0 0
Sangat Kurang Baik 1 0 0
Jumlah 10 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Pada tabel 39 di atas diketahui bahwa hasil validasi pada aspek penyajian
yang diperoleh dari guru I dan guru II adalah sebanyak 3 (30%) dalam kriteria
“Sangat Baik”, 7 (70%) dalam kriteria “Baik”, 0% untuk kriteria cukup baik,
kurang baik dan sangat kurang baik. Berikut ini merupakan hasil analisis data
pada aspek penyajian yang dapat dilihat dalam bentuk diagram.
Gambar XLIV : Diagram Lingkaran Hasil Analisis
Data Validasi Aspek Penyajian dari Guru I dan Guru II
Berdasarkan gambar diagram lingkaran hasil analisis data validasi pada
aspek penyajian oleh guru I dan guru II, maka tampak bahwa penilaian produk
dominan 70% dalam kriteria “Baik”, 30% dalam kriteria “Sangat Baik”. Hasil
analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian produk komik pada aspek
penyajian oleh guru I dan guru II telah memenuhi kriteria layak digunakan
sebagai media pembelajaran.
c. Aspek Kebahasaan
Tabel 40 : Analisis Data Hasil Validasi Aspek Kebahasaan oleh Guru I dan II
Kriteria Skor Item Frekuensi Presentase
Sangat Baik 5 2 11%
Baik 4 15 83%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Cukup Baik 3 1 6%
Kurang Baik 2 0 0
Sangat Kurang Baik 1 0 0
Jumlah 18 100 %
Pada tabel 40 di atas diketahui bahwa hasil validasi pada aspek kebahasaan
yang diperoleh dari guru I dan guru II adalah sebanyak 2 (11%) dalam kriteria
“Sangat Baik”, 15 (83%) dalam kriteria “Baik”, 1 (6%) dalam kriteria cukup baik,
0% untuk kurang baik dan sangat kurang baik. Berikut ini merupakan hasil
analisis data pada aspek kebahasaan yang dapat dilihat dalam bentuk diagram.
Gambar XLV : Diagram Lingkaran Hasil Analisis
Data Validasi Aspek Kebahasaan dari Guru I dan Guru II
Berdasarkan gambar diagram lingkaran hasil analisis data validasi pada
aspek kebahasaan oleh guru I dan guru II, maka tampak bahwa penilaian produk
dominan 83% dalam kriteria “Baik”, 11% dalam kriteria “Sangat Baik” dan 6%
dalam kriteria “Cukup Baik”. Hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa
penilaian produk komik pada aspek kebahasaan oleh guru I dan guru II telah
memenuhi kriteria layak digunakan sebagai media pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
d. Aspek Pembelajaran
Tabel 41 : Analisis Data Hasil Validasi Aspek Pembelajaran oleh Guru I dan II
Kriteria Skor Item Frekuensi Presentase
Sangat Baik 5 4 15%
Baik 4 21 81%
Cukup Baik 3 1 4%
Kurang Baik 2 0 0
Sangat Kurang Baik 1 0 0
Jumlah 26 100 %
Pada tabel 41 di atas diketahui bahwa hasil validasi pada aspek
pembelajaran yang diperoleh dari guru I dan guru II adalah sebanyak 4 (15%)
dalam kriteria “Sangat Baik”, 21 (81%) dalam kriteria “Baik”, 1 (4%) dalam
kriteria cukup baik, 0% untuk kurang baik dan sangat kurang baik. Berikut ini
merupakan hasil analisis data pada aspek pembelajaran yang dapat dilihat dalam
bentuk diagram.
Gambar XLVI : Diagram Lingkaran Hasil Analisis
Data Validasi Aspek Pembelajaran dari Guru I dan Guru II
Berdasarkan gambar diagram lingkaran hasil analisis data validasi pada
aspek pembelajaran oleh guru I dan guru II, maka tampak bahwa penilaian produk
dominan 81% dalam kriteria “Baik”, 15% dalam kriteria “Sangat Baik” dan 4%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
dalam kriteria “Cukup Baik”. Hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa
penilaian produk komik pada aspek pembelajaran oleh guru I dan guru II telah
memenuhi kriteria layak digunakan sebagai media pembelajaran.
e. Aspek Isi
Tabel 42 : Analisis Data Hasil Validasi Aspek Isi oleh Guru I dan II
Kriteria Skor Item Frekuensi Presentase
Sangat Baik 5 2 11%
Baik 4 13 72%
Cukup Baik 3 3 17%
Kurang Baik 2 0 0
Sangat Kurang Baik 1 0 0
Jumlah 18 100 %
Pada tabel 42 di atas diketahui bahwa hasil validasi pada aspek isi yang
diperoleh dari guru I dan guru II adalah sebanyak 2 (11%) dalam kriteria “Sangat
Baik”, 13 (72%) dalam kriteria “Baik”, 3 (17%) dalam kriteria cukup baik, 0%
untuk kurang baik dan sangat kurang baik. Berikut ini merupakan hasil analisis
data pada aspek isi yang dapat dilihat dalam bentuk diagram.
Gambar XLVII : Diagram Lingkaran Hasil Analisis
Data Validasi Aspek Isi dari Guru I dan Guru II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Berdasarkan gambar diagram lingkaran hasil analisis data validasi pada
aspek isi oleh guru I dan guru II, maka tampak bahwa penilaian produk dominan
72% dalam kriteria “Baik”, 17% dalam kriteria “Cukup Baik” dan 11% dalam
kriteria “Sangat Baik”. Hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian
produk komik pada aspek isi oleh guru I dan guru II telah memenuhi kriteria layak
digunakan sebagai media pembelajaran.
f. Aspek Pendidikan Karakter
Tabel 43 : Analisis Data Hasil Validasi Aspek Pendidikan Karakter oleh Guru I dan II
Kriteria Skor Item Frekuensi Presentase
Sangat Baik 5 2 11%
Baik 4 16 89%
Cukup Baik 3 0 0
Kurang Baik 2 0 0
Sangat Kurang Baik 1 0 0
Jumlah 18 100 %
Pada tabel 43 di atas diketahui bahwa hasil validasi pada aspek pendidikan
karakter yang diperoleh dari guru I dan guru II adalah sebanyak 2 (11%) dalam
kriteria “Sangat Baik”, 16 (89%) dalam kriteria “Baik”, 0% untuk kriteria cukup
baik, kurang baik dan sangat kurang baik. Berikut ini merupakan hasil analisis
data pada aspek pendidikan karakter yang dapat dilihat dalam bentuk diagram.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Gambar XLVIII : Diagram Lingkaran Hasil Analisis Data Validasi Aspek Pendidikan Karakter dari Guru I dan Guru II
Berdasarkan gambar diagram lingkaran hasil analisis data validasi pada
aspek pendidikan karakter oleh guru I dan guru II, maka tampak bahwa penilaian
produk dominan 89% dalam kriteria “Baik”, 11% dalam kriteria “Sangat Baik”.
Hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian produk komik pada
aspek pendidikan oleh guru I dan guru II telah memenuhi kriteria layak digunakan
sebagai media pembelajaran.
5. Analisis Data Penilaian Produk dari Uji Coba Perorangan
Analisis data penilaian produk dari uji coba perorangan terdiri dari empat
aspek yakni Aspek Tampilan, Aspek Penyajian, Aspek Pendidikan Karakter, dan
Aspek Kemenarikan. Berikut ini merupakan tabel hasil analisis data penilaian
produk dari uji coba perorangan:
a. Aspek Tampilan
Tabel 44 : Analisis Data Penilaian Aspek Tampilan dari Uji Coba Perorangan
Kriteria Skor Item Frekuensi Presentase
Sangat Baik 5 9 30%
Baik 4 16 53%
Cukup Baik 3 5 17%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Kurang Baik 2 0 0
Sangat Kurang Baik 1 0 0
Jumlah 30 100 %
Pada tabel 44 di atas diketahui bahwa hasil penilaian produk pada aspek
tampilan yang diperoleh dari uji perorangan adalah sebanyak 9 (30%) dalam
kriteria “Sangat Baik”, 16 (53%) dalam kriteria “Baik”, 5 (17%) dalam kriteria
cukup baik, 0% kurang baik dan sangat kurang baik. Berikut ini merupakan hasil
analisis data pada aspek tampilan yang dapat dilihat dalam bentuk diagram.
Gambar XLIX : Diagram Lingkaran Hasil Analisis Data Penilaian Produk Aspek Tampilan dari Uji Coba Perorangan
Berdasarkan gambar diagram lingkaran hasil analisis data penilaian
produk pada aspek tampilan dari uji coba perorangan, maka tampak bahwa
penilaian produk dominan 53% dalam kriteria “Baik”, 30% dalam kriteria “Sangat
Baik” dan 17% dalam kriteria “Cukup Baik”. Hasil analisis tersebut dapat
disimpulkan bahwa penilaian produk komik pada aspek tampilan dari uji coba
perorangan telah memenuhi kriteria layak digunakan sebagai media pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
b. Aspek Penyajian
Tabel 45 : Analisis Data Penilaian Aspek Penyajian dari Uji Coba Perorangan
Kriteria Skor Item Frekuensi Presentase
Sangat Baik 5 16 41%
Baik 4 19 47%
Cukup Baik 3 5 12%
Kurang Baik 2 0 0
Sangat Kurang Baik 1 0 0
Jumlah 40 100 %
Pada tabel 45 di atas diketahui bahwa hasil penilaian produk pada aspek
penyajian yang diperoleh dari uji perorangan adalah sebanyak 16 (41%) dalam
kriteria “Sangat Baik”, 19 (47%) dalam kriteria “Baik”, 5 (12%) dalam kriteria
cukup baik, 0% kurang baik dan sangat kurang baik. Berikut ini merupakan hasil
analisis data pada aspek penyajian yang dapat dilihat dalam bentuk diagram.
Gambar L : Diagram Lingkaran Hasil Analisis
Data Penilaian Produk Aspek Penyajian dari Uji Coba Perorangan
Berdasarkan gambar diagram lingkaran hasil analisis data penilaian produk
pada aspek penyajian dari uji coba perorangan, maka tampak bahwa penilaian
produk dominan 47% dalam kriteria “Baik”, 41% dalam kriteria “Sangat Baik”
dan 12% dalam kriteria “Cukup Baik”. Hasil analisis tersebut dapat disimpulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
bahwa penilaian produk komik pada aspek penyajian dari uji coba perorangan
telah memenuhi kriteria layak digunakan sebagai media pembelajaran.
c. Aspek Pendidikan Karakter
Tabel 46 : Analisis Data Penilaian Aspek Pendidikan Karakter dari Uji Coba Perorangan
Kriteria Skor Item Frekuensi Presentase
Sangat Baik 5 17 42%
Baik 4 22 55%
Cukup Baik 3 1 3%
Kurang Baik 2 0 0
Sangat Kurang Baik 1 0 0
Jumlah 40 100 %
Pada tabel 46 di atas diketahui bahwa hasil penilaian produk pada aspek
pendidikan karakter yang diperoleh dari uji perorangan adalah sebanyak 17 (42%)
dalam kriteria “Sangat Baik”, 22 (55%) dalam kriteria “Baik”, 1 (3%) dalam
kriteria cukup baik, 0% kurang baik dan sangat kurang baik. Berikut ini
merupakan hasil analisis data pada aspek penyajian yang dapat dilihat dalam
bentuk diagram.
Gambar LI : Diagram Lingkaran Hasil Analisis Data Penilaian Produk Aspek Pendidikan Karakter dari Uji Coba Perorangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Berdasarkan gambar diagram lingkaran hasil analisis data penilaian produk
pada aspek pendidikan karakter dari uji coba perorangan, maka tampak bahwa
penilaian produk dominan 55% dalam kriteria “Baik”, 42% dalam kriteria “Sangat
Baik” dan 3% dalam kriteria “Cukup Baik”. Hasil analisis tersebut dapat
disimpulkan bahwa penilaian produk komik pada aspek pendidikan karakter dari
uji coba perorangan telah memenuhi kriteria layak digunakan sebagai media
pembelajaran.
d. Aspek Kemenarikan
Tabel 47 : Analisis Data Penilaian Aspek Kemenarikan Karakter dari Uji Coba Perorangan
Kriteria Skor Item Frekuensi Presentase
Sangat Baik 5 8 40%
Baik 4 11 55%
Cukup Baik 3 1 5%
Kurang Baik 2 0 0
Sangat Kurang Baik 1 0 0
Jumlah 20 100 %
Pada tabel 47 di atas diketahui bahwa hasil penilaian produk pada aspek
kemenarikan yang diperoleh dari uji perorangan adalah sebanyak 8 (40%) dalam
kriteria “Sangat Baik”, 11 (55%) dalam kriteria “Baik”, 1 (5%) dalam kriteria
cukup baik, 0% kurang baik dan sangat kurang baik. Berikut ini merupakan hasil
analisis data pada aspek kemenarikan yang dapat dilihat dalam bentuk diagram.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Gambar LII : Diagram Lingkaran Hasil Analisis
Data Penilaian Produk Aspek Kemenarikan dari Uji Coba Perorangan
Berdasarkan gambar diagram lingkaran hasil analisis data penilaian produk
pada aspek kemenarikan dari uji coba perorangan, maka tampak bahwa penilaian
produk dominan 55% dalam kriteria “Baik”, 40% dalam kriteria “Sangat Baik”
dan 5% dalam kriteria “Cukup Baik”. Hasil analisis tersebut dapat disimpulkan
bahwa penilaian produk komik pada aspek kemenarikan dari uji coba perorangan
telah memenuhi kriteria layak digunakan sebagai media pembelajaran.
6. Analisis Data Penilaian Produk dari Uji Coba Kelompok Kecil
Analisis data penilaian produk dari uji coba kelompok kecil terdiri dari
empat aspek yakni Aspek Tampilan, Aspek Penyajian, Aspek Pendidikan
Karakter, dan Aspek Kemenarikan. Berikut ini merupakan tabel hasil analisis data
penilaian produk dari uji coba kelompok kecil:
a. Aspek Tampilan
Tabel 48 : Analisis Data Penilaian Aspek Tampilan dari Uji Coba Kelompok Kecil
Kriteria Skor Item Frekuensi Presentase
Sangat Baik 5 47 52%
Baik 4 37 41%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Cukup Baik 3 6 7%
Kurang Baik 2 0 0
Sangat Kurang Baik 1 0 0
Jumlah 90 100 %
Pada tabel 48 di atas diketahui bahwa hasil penilaian produk pada aspek
tampilan yang diperoleh dari uji coba kelompok kecil adalah sebanyak 47 (52%)
dalam kriteria “Sangat Baik”, 37 (41%) dalam kriteria “Baik”, 6 (7%) dalam
kriteria cukup baik, 0% kurang baik dan sangat kurang baik. Berikut ini
merupakan hasil analisis data pada aspek tampilan yang dapat dilihat dalam
bentuk diagram.
Gambar LIII : Diagram Lingkaran Hasil Analisis
Data Penilaian Produk Aspek Tampilan dari Uji Coba Kelompok Kecil
Berdasarkan gambar diagram lingkaran hasil analisis data penilaian
produk pada aspek tampilan dari uji coba kelompok kecil, maka tampak bahwa
penilaian produk dominan 52% dalam kriteria “Sangat Baik”, 41% dalam kriteria
“Baik” dan 7% dalam kriteria “Cukup Baik”. Hasil analisis tersebut dapat
disimpulkan bahwa penilaian produk komik pada aspek tampilan dari uji coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
kelompok kecil telah memenuhi kriteria layak digunakan sebagai media
pembelajaran.
b. Aspek Penyajian
Tabel 49 : Analisis Data Penilaian Aspek Penyajian dari Uji Coba Kelompok Kecil
Kriteria Skor Item Frekuensi Presentase
Sangat Baik 5 73 61%
Baik 4 43 36%
Cukup Baik 3 4 3%
Kurang Baik 2 0 0
Sangat Kurang Baik 1 0 0
Jumlah 120 100 %
Pada tabel 49 di atas diketahui bahwa hasil penilaian produk pada aspek
penyajian yang diperoleh dari uji coba kelompok kecil adalah sebanyak 73 (61%)
dalam kriteria “Sangat Baik”, 43 (36%) dalam kriteria “Baik”, 4 (3%) dalam
kriteria cukup baik, 0% kurang baik dan sangat kurang baik. Berikut ini
merupakan hasil analisis data pada aspek penyajian yang dapat dilihat dalam
bentuk diagram.
Gambar LIV : Diagram Lingkaran Hasil Analisis
Data Penilaian Produk Aspek Penyajian dari Uji Coba Kelompok Kecil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Berdasarkan gambar diagram lingkaran hasil analisis data penilaian
produk pada aspek penyajian dari uji coba kelompok kecil, maka tampak bahwa
penilaian produk dominan 61% dalam kriteria “Sangat Baik”, 36% dalam kriteria
“Baik” dan 3% dalam kriteria “Cukup Baik”. Hasil analisis tersebut dapat
disimpulkan bahwa penilaian produk komik pada aspek penyajian dari uji coba
kelompok kecil telah memenuhi kriteria layak digunakan sebagai media
pembelajaran.
c. Aspek Pendidikan Karakter
Tabel 50 : Analisis Data Penilaian Aspek Pendidikan Karakter dari Uji Coba Kelompok Kecil
Kriteria Skor Item Frekuensi Presentase
Sangat Baik 5 72 60%
Baik 4 46 38%
Cukup Baik 3 2 2%
Kurang Baik 2 0 0
Sangat Kurang Baik 1 0 0
Jumlah 120 100 %
Pada tabel 50 di atas diketahui bahwa hasil penilaian produk pada aspek
pendidikan karakter yang diperoleh dari uji coba kelompok kecil adalah sebanyak
72 (60%) dalam kriteria “Sangat Baik”, 46 (38%) dalam kriteria “Baik”, 2 (2%)
dalam kriteria cukup baik, 0% kurang baik dan sangat kurang baik. Berikut ini
merupakan hasil analisis data pada aspek pendidikan karakter yang dapat dilihat
dalam bentuk diagram.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Gambar LV : Diagram Lingkaran Hasil Analisis
Data Penilaian Produk Aspek Pendidikan Karakter dari Uji Coba Kelompok Kecil
Berdasarkan gambar diagram lingkaran hasil analisis data penilaian
produk pada aspek pendidikan karakter dari uji coba kelompok kecil, maka
tampak bahwa penilaian produk dominan 60% dalam kriteria “Sangat Baik”, 38%
dalam kriteria “Baik” dan 2% dalam kriteria “Cukup Baik”. Hasil analisis tersebut
dapat disimpulkan bahwa penilaian produk komik pada aspek pendidikan karakter
dari uji coba kelompok kecil telah memenuhi kriteria layak digunakan sebagai
media pembelajaran.
d. Aspek Kemenarikan
Tabel 51 : Analisis Data Penilaian Aspek Kemenarikan dari Uji Coba Kelompok Kecil
Kriteria Skor Item Frekuensi Presentase
Sangat Baik 5 39 65%
Baik 4 19 32%
Cukup Baik 3 2 3%
Kurang Baik 2 0 0
Sangat Kurang Baik 1 0 0
Jumlah 60 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Pada tabel 51 di atas diketahui bahwa hasil penilaian produk pada aspek
kemenarikan yang diperoleh dari uji coba kelompok kecil adalah sebanyak 39
(65%) dalam kriteria “Sangat Baik”, 19 (32%) dalam kriteria “Baik”, 2 (3%)
dalam kriteria cukup baik, 0% kurang baik dan sangat kurang baik. Berikut ini
merupakan hasil analisis data pada aspek kemenarikan yang dapat dilihat dalam
bentuk diagram.
Gambar LVI : Diagram Lingkaran Hasil Analisis
Data Penilaian Produk Aspek Kemenarikan dari Uji Coba Kelompok Kecil
Berdasarkan gambar diagram lingkaran hasil analisis data penilaian
produk pada aspek kemenarikan dari uji coba kelompok kecil, maka tampak
bahwa penilaian produk dominan 65% dalam kriteria “Sangat Baik”, 32% dalam
kriteria “Baik” dan 3% dalam kriteria “Cukup Baik”. Hasil analisis tersebut dapat
disimpulkan bahwa penilaian produk komik pada aspek kemenarikan dari uji coba
kelompok kecil telah memenuhi kriteria layak digunakan sebagai media
pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
E. Kajian Produk Akhir
Produk media pembelajaran berupa buku komik dengan materi
pendudukan Jepang di Indonesia dikembangkan dengan bermuatan pendidikan
karakter. Buku komik ini selain digunakan sebagai alat untuk menyampaikan
materi pelajaran sejarah juga memiliki kandungan pendidikan karakter yang
ditekankan pada nilai karakter nasionalisme dan patriotisme. Nilai karakter
nasionalisme dan patriotisme ditekankan pada dialog tokoh nasionalis yang
berperan pada masa itu.
Buku komik sejarah ini dapat selesai melalui proses yang panjang. Tahap-
tahap yang dilalui untuk membuat buku komik meliputi pembuatan naskah dialog
– pembuatan komik – validasi ahli materi, media, pendidikan karakter, dua guru
sejarah – melakukan revisi dari penilaian validasi ahli dan guru – melakukan uji
coba perorangan – revisi – uji coba kelompok kecil. Hasil penilaian produk komik
oleh ahli materi masuk dalam kriteria “baik”, oleh ahli media masuk dalam
kriteria “baik”, oleh ahli pendidikan karakter masuk dalam kriteria “baik”, oleh
guru masuk dalam kriteria “baik” serta penilaian dari uji coba perorangan dan uji
coba kelompok kecil yaitu masuk dala kriteria “sangat baik”.
Selain melalui penilaian dalam bentuk kuesioner, peneliti juga
mengumpulkan data melalui wawancara guru dan siswa. Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan peneliti terhadap guru dan siswa, peneliti mendapat
beberapa informasi yang berkaitan dengan penelitian dan pengembangan yang
dilakukan oleh peneliti. Sesuai dengan hasil wawancara terhadap guru I, dalam
melaksanakan pembelajaran sejarah biasanya guru menggunakan media film,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
laptop, dan power point. Tidak jauh berbeda dengan hasil wawancara terhadap
guru II, biasanya beliau menggunakan media pembelajaran berupa film,
powerpoint, membuat prakarya dan karya tulis. Sedangkan hasil wawancara
terhadap siswa mengenai media pembelajaran yang sering mereka jumpai saat
proses pembelajaran sejarah yaitu buku paket, power point, dan internet.
Selain itu menurut guru I, model pembelajaran yang menarik yaitu siswa
diberi tugas dan guru menjadi fasilitator, sedangkan menurut guru II yaitu
menggunakan mind mapping. Kedua guru sejarah mengaku pernah mendengar
media pembelajaran sejarah berupa komik, namun belum pernah melaksanakan
atau mengadakan media komik sebagai media pembelajaran. Kedua guru pun
setuju dan sangat tertarik apabila dalam pembelajaran sejarah di dukung dengan
media berupa komik. Menurut guru I penggunakan media komik sebagai media
pembelajaran itu menarik karena gambar-gambar akan mendorong siswa untuk
suka membaca selain gambar, komik juga memberikan tulisan berupa dialog
sebagai penjelasan sehingga akan mempermudah siswa memahami materi. Guru
II berpendapat dengan menggunakan media komik maka pembelajaran sejarah
akan lebih efektif karena siswa akan lebih mudah mengingat ketika pembelajaran
tidak hanya memaparkan tulisan tetapi juga dilengkapi dengan media gambar atau
visual. Siswa sendiripun sangat menyetujui digunakannya komik sebagai media
pembelajaran, hal itu dikarenakan mereka merasa bosan dengan media yang
memaksakan mereka harus membaca buku atau dominan tulisan yang terkadang
mereka sendiri sulit untuk memahami gaya bahasanya. Menurut siswa komik itu
sangat menarik karena pelajaran sejarah sangat cocok dipaparkan dalam bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
cerita komik sehingga siswa lebih mendalami dan dapat mengikuti alur ceritanya
yang seakan-akan membawa siswa masuk dalam ceritanya.
Setelah melakukan penilaian terhadap produk komik yang telah
dikembangkan oleh peneliti, guru I dan guru II mengutarakan pendapatnya bahwa
produk komik yang dikembangkan sebagai media pembelajaran dinyatakan layak
digunakan sebagai media pembelajaran. Begitu juga dilihat dari respon dari siswa
bahwa produk komik yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai media
pembelajaran, hal itu dikarenakan menurut siswa produk komik yang
dikembangkan sudah mampu membantu siswa lebih mudah memahami materi.
Berdasarkan penelitian dalam mengembangkan media pembelajaran
sejarah dengan media komik, dapat diambil kesimpulan bahwa dikembangkannya
produk komik sebagai media pembelajaran dapat diterima oleh guru dan siswa.
Media komik mendorong siswa untuk belajar sejarah dan memberikan dorongan
kepada siswa untuk membaca mengingat pada jaman sekarang minat baca siswa
itu sangat rendah. Hal itu membuat guru tertarik untuk menggunakan media
pembelajaran sejarah di kelas. Guru I akan mengusulkan kepada pihak sekolah
agar melengkapi sumber belajar berupa komik sejarah. Selain itu guru II juga
mengusulkan alangkah baiknya jika yang membuat komik itu siswa bukan guru
sehingga siswa dapat mengeksplorasikan imajinasinya.
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh guru dan siswa dalam
wawancara sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Nana Sudjana bahwa
pengajaran akan lebih efektif bila objek dan kejadian menjadi bahan pengajaran
dapat divisualisasikan sehingga siswa atau pembaca dapat semakin jelas dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
mendapatkan informasi.97 Selain itu Levie & Levie dalam Azhar Arsyad juga
mengemukakan bahwa dalam temuannya tentang penelitian-penelitian tentang
belajar melalui stimulus visual atau gambar dengan belajar melalui kata atau
verbal menyimpulkan bahwa stimulus visual lebih membuahkan hasil belajar
yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat
kembali dan menghubung-hubungkan fakta dan konsep. Namun tidak terlepas
stimulus verbal yang juga memiliki andil dalam mendukung belajar apabila dalam
pembelajaran itu melibatkan ingatan yang berturut-turut.98 Kursrianto dalam
Indria Maharsi, juga berpendapat komik dikatakan sebagai media grafis yang
efektif untuk menyampaikan pesan karena kekuatan bahasa gambar dan bahasa
tulis yang dimilikinya.99
Melalui ungkapan guru dan siswa yang sejalan dengan teori para ahli di
atas maka dapat disimpulkan bahwa produk komik sejarah yang dikembangkan ini
telah memiliki fungsi sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Levin dan Lentz
yang mengemukakan empat fungsi media pembelajaran khususnya media visual
yaitu: (a) fungsi atensi yaitu media visual dapat menarik dan mengarahkan
perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan
makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran; (b) fungsi
afektif adalah media visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya
informasi yang menyangkut masalah social atau ras; (c) fungsi kognitif adalah
media visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan
97 Nana Sudjana, opcit, hlm.8. 98 Azhar Arsyad, op.cit, hlm.12. 99 Indria Maharsi, op.cit, hlm. 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar; (d) fungsi
kompensatoris yaitu media visual yang memberikan konteks untuk memahami
teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan
informasi dalam teks dan mengingat kembali.100
Produk komik sejarah dengan judul “Matahari Terbit Seumur Jagung”
juga memiliki kelebihan dan kelemahan, sebagai berikut:
1. Kelebihan Produk Komik
a. Buku komik memiliki gambar yang didukung dengan penjelasan tulisan
sehingga lebih mampu menarik siswa untuk membaca, mengingat pada saat ini
minat baca siswa sangat rendah.
b. Buku komik memiliki kandungan nilai karakter nasionalisme dan patriotisme.
c. Buku komik praktis untuk dibawa kemana saja.
d. Buku komik berisikan latihan soal dan refleksi sehingga mampu membantu
siswa untuk menggali pengetahuan yang didapatnya dari membaca komik.
2. Kelemahan Produk Komik
Selain kelebihan-kelebihan yang dimiliki buku komik di atas, buku komik
yang dikembangkan ini tidak terlepas dari kekurangan-kekurangan, yakni:
a. Bagian buku komik yang diberi sentuhan warna hanya bagian sampul depan.
b. Ilustrasi gambar tidak terlalu mirip dengan wajah aslinya.
100 Cecep Kustandi, op.cit, hlm.19-20.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Pengembangan Media Komik
Sejarah Bermuatan Pendidikan Karakter dalam Materi Pendudukan Jepang di
Indonesia untuk Siswa SMA”, menghasilkan produk berupa komik yang layak
digunakan sebagai media pembelajaran. Dalam penelitian ini buku komik telah
melalui beberapa tahap validasi dari ahli materi, ahli media, ahli pendidikan
karakter, dan guru serta penilaian dari uji coba perorangan dan uji coba kelompok
kecil.
Berdasarkan hasil penilaian dari validasi ahli dan uji coba, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Penilaian terhadap buku komik oleh ahli materi menunjukkan kualitas komik
masuk dalam kriteria “Baik” dengan rata-rata skor sebesar 4,00.
2. Penilaian terhadap buku komik oleh ahli media menunjukkan kualitas komik
masuk dalam kriteria “Baik” dengan rata-rata skor sebesar 4,03.
3. Penilaian terhadap buku komik oleh ahli pendidikan karakter menunjukkan
kualitas komik masuk dalam kriteria “Baik” dengan rata-rata skor sebesar 3,70.
4. Penilaian terhadap buku komik oleh guru menunjukkan kualitas komik masuk
dalam kriteria “Baik” dengan rata-rata skor sebesar 4,10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
5. Penilaian terhadap buku komik oleh 5 siswa menunjukkan kualitas komik
masuk dalam kriteria “Sangat Baik” dengan rata-rata skor sebesar 4,30.
6. Penilaian terhadap buku komik oleh 15 siswa menunjukkan kualitas komik
masuk dalam kriteria “Sangat Baik” dengan rata-rata skor sebesar 4,46.
Berdasarkan data dari hasil validasi oleh ahli dan penilaian dari uji coba
terhadap produk yang dikembangkan, dapat disimpulkan bahwa buku komik
sejarah bermuatan pendidikan karakter dengan judul “Matahari Terbit Seumur
Jagung” layak digunakan sebagai media pembelajaran sejarah.
B. Saran
Berdasarkan penelitian dan pengembangan yang sudah dilakukan, maka
peneliti menyampaikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Alangkah baiknya jika sekolah menyediakan berbagai macam sumber belajar
siswa dengan menambahkan koleksi buku termasuk komik.
2. Bagi Guru
Media komik dapat digunakan oleh guru sebagai variasi media pembelajaran
dalam kelas. Guru juga dapat meningkatkan kreatifitasnya dalam membuat
media pembelajaran lainnya.
3. Bagi Siswa
Siswa hendaknya mengekplorasi berbagai macam sumber belajar sehingga
siswa dapat meningkatkan kreatifitasnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti sebaiknya mengembangkan komik yang lebih menarik dari
sebelumnya dan peneliti dapat membuat komik yang diberi sentuhan warna
sehingga komik dapat lebih menarik. Selain itu peneliti diharapkan untuk
melakukan penelitian lanjutan terkait dengan penilaian efektivitas yang belum
dilakukan oleh peneliti sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
DAFTAR PUSTAKA
Adelina Hasyim. 2016. Metode Penelitian dan Pengembangan Di Sekolah.
Yogyakarta: Media Akademik.
Agus Wibowo. 2013. Manajemen Pendidikan Karakter Di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ahmad Rohani. 1997. Media Instrusional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Ombak. Arief S Sadiman,dkk. 1986. Media Pendidikan. Jakarta: Pustekkom.
Azhar Arsyad. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo.
Barnawi. 2012. Strategi & Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Ar_Ruzz Media.
Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto. 2013. Media Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia. Dedi Mulyasana. 2011. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Dharma Kesuma, dkk. 2011.Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Eko Putro Widoyoko. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran Pandungan:Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Furqon Hidayatullah. 2011. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: .Kencana Prenada Media Group.
Garvey, Brian dan Many Krug. 2015. Model-Model Pembelajaran Sekolah di
Sekolah Menengah. Yogyakarta: Ombak. Heri Susanto. 2014. Seputar Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Aswaja
Pressindo.
Hujair Sanaky. 2013. Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta: Kaukaa Dipantara.
I Gde Widja. 1989. Dasar-Dasar Pengembangan Strategi Serta Metode Pengajaran Sejarah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Indria Maharsi. 2011. Dunia Kreatif Tanpa Batas. Yogyakarta: Kata Buku. Kardiyat Wiharyanto,A. 2012. Sejarah Asia Tenggara: Dari Awal Tumbuhnya
Nasionalisme Sampai Terbangunnya Kerjasama Asean. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Kohn, Hans. 1984. Nasionalisme Arti dan Sejarahnya. Jakarta: Pembangunan
dan Penerit Erlangga.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 1990. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
Muri Yusuf. 2014. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan. Jakarta: Kencana.
Oemar Hamalik. 1994. Media Pendidikan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Punaji Setyosari. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana.
Sudiarja, Antonius. 2014. Pendidikan dalam Tantangan Zaman. Yogyakarta:
Kanisius. Sugiyono. 2010. Metode penelitian & Pengembangan: Research and
Development, Bandung: Alfabeta.
.2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Wina Sanjaya. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenadammedia Group.
Zaenal Arifin. 2009. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip Teknik Prosedur. Bandung:
Remaja Rosdakarya. Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter: konsepsi dan Aplikasinya dalam
Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kecana Prenada Media Group.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Sumber Internet :
Ahmad Dahlan,dkk.“Komik sebagai Media Pembelajaran”,diakses dari
www.eurekapendidikan.com/2015/02/komik-sebagai-media-pembelajaran.
html?m=1, pada tanggal 20 Juli 2017 pukul 19.29
My campus, “Unsur dan Aspek Nasionalisme”, diakses dalam
stiebanten.blogspot.co.id, http://stiebanten.blogspot.co.id/2011/06/unsur-dan-aspek-nasionalisme.html, pada tanggal 18 Mei 2017 pukul 16.19
Wuriyanto, “Komik sebagai Media Pembelajaran”, (online), diakses dari www.eurekapendidikan.com/2015/02/komik-sebagai-media pembelajaran.
html?m=1, pada tanggal 20 Juli 2017 pukul 19.29 Yulius Cahyono, “Faktor Pendorong Munculnya Nasionalisme Indonesia”,
History File, http://historyfileon.blogspot.co.id/2016/02/faktor-pendorong-munculnya-nasionalisme.html?m=1, diakses pada tanggal 24
Juli 2017 pukul 21.44.
Sumber Makalah/Skripsi :
Eko Yuli Supriyanta. 2015. Pengembangan Media Komik Untuk Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial Tenang Sejarah Persiapan Kemerdekaan
Indonesia Pada Kelas V SD Muhammadiyah Mutihan Wates Kulon Progo. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. (Tidak diterbitkan)
Epifania Kurnia Januarti. 2016. Pengembangan Media Komik Bermuatan
Pendidikan Karakter untuk Pembelajaran Materi Memproses Entri Jurnal Perusahaan Jasa Bagi Siswa Kelas X SMK Bidang Keahlian Bisnis dan
Manajemen. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. (Tidak diterbitkan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Lampiran 1 : Jadwal Penelitian
No
. Kegiatan
Bulan
Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5
1 Persiapan
2 Pembuatan Naskah Komik
3 Pembuatan Komik
4 Validasi Ahli
5 Uji Coba 1 dan 2
6 Analisis Data dan Penyelesaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Lampiran 2 : Surat Rekomendasi Penelitian Kesbangpol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Lampiran 3 : Surat Rekomendasi Penelitian Dikpora
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Lampiran 4 : Lembar Disposisi Sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
Lampiran 5 : Surat Keterangan Penelitian Sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Lampiran 6: Surat Permohonan Validasi Ahli Pendidikan Karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
Lampiran 7: Lembar Validasi Ahli Materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Lampiran 8: Lembar Validasi Ahli Media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
Lampiran 9: Lembar Validasi Ahli Pendidikan Karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
Lampiran 10 : Lembar Validasi Guru I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
Lampiran 11: Lembar Validasi Guru II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
Lampiran 12: Contoh Penilaian Uji Coba Perorangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
Lampiran 13: Contoh Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
Lampiran 14: Keterangan dari Rumus Konversi Nilai Skala Lima
KETERANGAN:
Skor maksimal = 5
Skor minimal = 1 Skor maksimal ideal = jumlah indikator X tertinggi Skor minimal ideal = jumlah indikator X terendah
X = skor yang diperoleh Rerata ideal = (skor maks. Ideal + skor min. ideal)
Simpangan baku skor
ideal = (skor maks. Ideal – skor min.ideal)
Berikut ini perhitungan berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP).
Xi = rerata ideal = (skor maks. Ideal + skor min. ideal)
= (5 + 1) = 3
Sbi = Simpangan baku ideal
= (skor maks. Ideal – skor min.ideal)
= (5 – 1) = 0,67
Sangat Baik = x > Xi + 1,80 Sbi = x > 3 + (1,80 x 0,67)
= x > 3 + 1,21 = x > 4,21
Baik = Xi + 0,60 Sbi < x < Xi + 1,80 Sbi = 3 + (0,60 x 0,67) < x < 3 + (1,80 x 0,67)
= 3 + 0,40 < x < 3 + 1,21 = 3,40 < x < 4,21 Cukup Baik = Xi - 0,60 Sbi < x < Xi + 0,60 Sbi
= 3 – (0,60 x 0,67 < x < 3 + (0,60 x 0,67) = 3 – 0,40 < x < 3 + (0,60 x 0,67) = 2,60 < x < 3,40 Kurang Baik = Xi – 1,80 Sbi < x < Xi – 0,60 Sbi = 3 – (1,80 x 0,67) < x < 3 – (0,60 x 0,67)
= 3 – 1,21 < x < 3 – 0,40 = 1,79 < x < 2,60 Sangat Kurang Baik = x < Xi – 1,80 Sbi
= x < 3 – (1,80 x 0,67) = x < 3 – 1,21 = x < 1,79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
Lampiran 15 : Data Uji Coba Perorangan
Aspek Tampilan
Nama
Responden
Nomor Item Total
Rata-
Rata Kriteria
1 2 3 4 5 6
FIF 5 4 4 5 4 3 25 4.2 Baik
KEA 5 4 4 5 5 4 27 4.5 Sangat
Baik
MF 4 5 3 5 4 4 25 4.2 Baik
WSD 4 5 4 4 4 3 24 4.0 Baik
DR 4 5 3 4 4 3 23 3.8 Baik
Rata-Rata 4.4 4.6 3.6 4.6 4.2 3.4 24.8 4.1 Baik
Kriteria SB SB B SB SB B
Aspek Penyajian
Nama
Responden
Nomor Item Total
Rata-
Rata Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8
FIF 5 5 4 5 4 3 5 4 36 4.5 Sangat Baik
KEA 4 4 3 3 4 4 5 5 32 4.0 Baik
MF 4 4 4 4 5 5 5 5 36 4.5 Sangat Baik
WSD 4 5 4 4 3 5 5 4 34 4.3 Sangat Baik
DR 5 5 4 4 3 4 5 4 33 4.1 Baik
Rata-Rata 4.4 4.6 3.8 4 3.8 4.2 5 4.4 34.2 4.27 Sangat Baik
Kriteria SB SB B B B B SB SB
Aspek Pendidikan Karakter
Nama
Responden
Nomor Item Total
Rata-
Rata Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8
FIF 4 4 5 5 4 5 4 4 35 4.4 Sangat Baik
KEA 3 4 4 4 4 4 5 5 33 4.1 Baik
MF 4 5 5 5 4 4 4 4 35 4.4 Sangat Baik
WSD 4 5 4 4 4 5 5 5 36 4.5 Sangat Baik
DR 5 5 5 4 4 5 5 4 37 4.6 Sangat Baik
Rata-Rata 4 4.6 4.6 4.4 4 4.6 4.6 4.4 35.2 4.4 Sangat Baik
Kriteria B SB SB SB B SB SB SB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
Aspek Kemenarikan
Nama
Responden
Nomor Item Total Rata-Rata Kriteria
1 2 3 4
FIF 5 4 5 4 18 4.5 Sangat Baik
KEA 5 4 4 4 17 4.3 Sangat Baik
MF 5 4 3 5 17 4.3 Sangat Baik
WSD 4 4 4 5 17 4.3 Sangat Baik
DR 5 5 4 4 18 4.5 Sangat Baik
Rata-Rata 4.8 4.2 4 4.4 17.4 4.35 Sangat Baik
Kriteria SB B B SB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
Lampiran 16 : Data Uji Coba Kelompok Kecil
Aspek Tampilan
Nama
Responden
Nomor Item Total
Rata-
Rata Kriteria
1 2 3 4 5 6
ARAT 3 3 3 4 4 5 22 3.7 Baik
ANS 5 5 5 5 5 5 30 5 Sangat Baik
AAVC 5 5 5 5 5 5 30 5 Sangat Baik
AAK 5 4 4 5 4 4 26 4.3 Sangat Baik
AHA 5 4 5 5 5 4 28 4.7 Sangat Baik
FER 4 4 4 5 5 5 27 4.5 Sangat Baik
FFY 5 5 5 5 5 4 29 4.8 Sangat Baik
KFH 4 5 5 4 5 5 28 4.7 Sanga Baik
KN 4 4 5 5 5 5 28 4.7 Sangat Baik
MDA 4 4 4 5 5 5 27 4.5 Sangat Baik
NAL 4 4 5 4 4 5 26 4.3 Sangat Baik
RSF 4 4 4 4 4 4 24 4 Baik
YDH 5 5 5 5 5 4 29 4.8 Sangat Baik
YLK 4 4 3 4 5 4 24 4 Baik
YP 5 4 3 4 4 5 25 4.1 Baik
Rata-Rata 4.4 4 4.3 4.6 4.7 4.3 26.3 4.38 Sangat Baik
Kriteria SB B SB SB SB SB
Aspek Penyajian
Nama
Responden
Nomor Item Total
Rata-
Rata Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8
ARAT 4 4 5 5 5 4 4 5 36 4.5 Sangat Baik
ANS 5 5 4 5 5 5 5 5 39 4.9 Sangat Baik
AAVC 5 4 4 5 5 5 5 5 38 4.8 Sangat Baik
AAK 5 5 5 5 4 5 5 5 39 4.9 Sangat Baik
AHA 4 5 5 4 4 5 5 5 37 4.6 Sangat Baik
FER 4 4 3 4 4 4 4 5 32 4 Baik
FFY 4 4 4 5 4 5 5 4 35 4.4 Sangat Baik
KFH 4 5 5 5 4 5 5 5 38 4.8 Sangat Baik
KN 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 Sangat Baik
MDA 5 5 5 5 4 5 5 5 39 4.9 Sangat Baik
NAL 5 5 5 4 4 4 4 5 36 4.5 Sangat Baik
RSF 5 4 4 4 4 4 5 5 35 4.4 Sangat Baik
YDH 5 4 5 5 5 5 5 5 39 4.9 Sangat Baik
YLK 4 3 4 5 3 4 4 5 32 4 Baik
YP 4 4 5 4 3 4 5 5 34 4.3 Sangat Baik
Rata-Rata 4.5 4.4 4.5 4.8 4.2 4.6 4.7 4.9 36.6 4.6 Sangat Baik
Kriteria SB SB SB SB B SB SB SB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
Aspek Pendidikan Karakter
Nama
Responden
Nomor Item Total
Rata-
Rata Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8
ARAT 4 4 5 4 4 5 4 5 35 4.4 Sangat Baik
ANS 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 Sangat Baik
AAVC 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 Sangat Baik
AAK 5 5 5 4 5 5 5 5 39 4.9 Sangat Baik
AHA 4 3 3 4 4 4 4 4 30 3.8 Baik
FER 4 5 5 5 5 5 5 5 39 4.9 Sangat Baik
FFY 4 4 4 4 4 5 5 4 34 4.3 Sangat Baik
KFH 5 4 5 5 5 5 5 5 39 4.9 Sangat Baik
KN 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 Sangat Baik
MDA 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 Baik
NAL 4 5 4 5 5 4 4 4 35 4.4 Sangat Baik
RSF 5 5 5 5 4 4 5 5 38 4.8 Sangat Baik
YDH 5 5 5 5 4 5 5 5 39 4.9 Sangat Baik
YLK 5 4 4 5 5 5 5 5 38 4.8 Sangat Baik
YP 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 Baik
Rata-Rata 4.5 4.5 4.5 4.6 4.5 4.7 4.7 4.7 36.7 4.6 Sangat Baik
Kriteria SB SB SB SB SB SB SB SB
Aspek Kemenarikan
Nama
Responden
Nomor Item Total Rata-Rata Kriteria
1 2 3 4
ARAT 5 5 5 5 20 5 Sangat Baik
ANS 5 5 5 5 20 5 Sangat Baik
AAVC 5 5 5 5 20 5 Sangat Baik
AAK 5 5 5 5 20 5 Sangat Baik
AHA 5 5 5 4 19 4.8 Sangat Baik
FER 4 4 4 4 16 4 Baik
FFY 4 4 4 4 16 4 Baik
KFH 5 5 4 5 19 4.8 Sangat Baik
KN 5 5 5 5 20 5 Sangat Baik
MDA 3 3 4 4 14 3.5 Baik
NAL 4 4 5 4 17 4.3 Sangat Baik
RSF 5 5 5 5 20 5 Sangat Baik
YDH 4 5 5 5 19 4.8 Sangat Baik
YLK 5 4 4 4 17 4.3 Sangat Baik
YP 5 5 5 5 20 4 Baik
Rata-Rata 4.6 4.6 4.7 4.6 18.5 4.6 Sangat Baik
Kriteria SB SB SB SB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
Lampiran 17 : Nama Responden Uji Coba Perorangan
No Nama Responden Kelas
1 Dwiyantri Rahesanita XII IPS 2
2 Firdha Ikhsania F XII IPS 2
3 Kirana Emeradldi A XII IPS 2
4 Muhammad Faisal XII IPS 1
5 Widhah Salma D XII IPS 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
Lampiran 18 : Nama Responden Uji Coba Kelompok Kecil
No Nama Responden Kelas
1 Abu Rizal AT XII IPS 1
2 Adis Novita Sari XII IPS 1
3 Agatha Arvella V.C XII IPS 1
4 Aulia Azzahra K XII IPS 1
5 Ayu Hanifah Arrayani XII IPS 1
6 Fachri Ernanda Ramadhan XII IPS 1
7 Farel F.Y XII IPS 1
8 Klara F.H XII IPS 1
9 Kurnia Najib XII IPS 1
10 Mutiara D.A XII IPS 1
11 Naufal Annaf Latif XII IPS 1
12 Rusi Setia Febriana XII IPS 1
13 Yanuar Dwi Hapsari XII IPS 1
14 Yohanes Leonardus K XII IPS 1
15 Yulvian P XII IPS 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
Lampiran 19 : Silabus
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia (Wajib) Kelas : XI IPS
Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran/Minggu
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
3.1 Menganalisis proses masuk dan perkembangan penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) ke Indonesia
3.2 Menganalisis strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) sampai dengan abad ke-20
4.1 Mengolah informasi tentang proses masuk dan perkembangan penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) ke Indonesia dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah
4.2 Mengolah informasi tentang strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) sampai dengan abad ke-20 dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah
Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Eropa
Proses masuk dan perkembangan penjajahan bangsa Eropa
Perebutan politik hegemoni bangsa Eropa
Strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Eropa sampai awal abad ke-20
Membaca buku teks, melihat gambar-gambar peristiwa-peristiwa penting dan peninggalan-peninggalan masa penjajahan Eropa, serta peta lokasi perlawanan bangsa Indonesia terhadap pejajahan Barat
Membuat dan mengajukan pertanyaan/tanya jawab/berdiskusi tentang informasi tambahan yang belum dipahami/ingin diketahui sebagai klarifikasi tentang proses masuk dan perkembangan penjajahan bangsa Eropa, serta strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) sampai dengan abad ke-20
Mengumpulkan informasi terkait dengan pertanyaan tentang proses masuk dan perkembangan penjajahan bangsa Eropa, serta strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) sampai dengan abad ke-20 melalui bacaan, dan sumber-sumber lain
Menganalisis informasi yang didapat dari sumber tertulis dan sumber-sumber lain untuk mendapatkan kesimpulan tentang proses masuk dan perkembangan penjajahan bangsa Eropa, serta strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) sampai dengan abad ke-20
Melaporkan hasil analisis dalam bentuk tulisan cerita sejarah tentang proses masuk dan perkembangan penjajahan bangsa Eropa, serta strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Belanda, Inggris) sampai dengan abad ke-20
3.3 Menganalisis dampak politik, budaya, sosial, ekonomi, dan pendidikan pada masa penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) dalam kehidupan bangsa Indonesia masa kini
4.3 Menalar dampak politik, budaya, sosial, ekonomi, dan pendidikan pada masa penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) dalam kehidupan bangsa Indonesia masa kini dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah
Dampak Penjajahan Bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) bagi Bangsa Indonesia
Politik,
Budaya
Sosial-ekonomi,dan
Pendidikan
Membaca buku teks, melihat gambar-gambar kehidupan politik,budaya, sosial, ekonomi dan pendidikan pada zaman penjajahan Eropa di Indonesia
Membuat dan mengajukan pertanyaan/tanya jawab/berdiskusi tentang informasi tambahan yang belum dipahami/ingin diketahui sebagai klarifikasi tentang dampak politik, budaya, sosial, ekonomi, dan pendidikan pada masa penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) dalam kehidupan bangsa Indonesia masa kini.
Mengumpulkan informasi terkait dengan pertanyaan tentang dampak politik, budaya, sosial, ekonomi, dan pendidikan pada masa penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) dalam kehidupan bangsa Indonesia masa kini melalui bacaan, dan sumber-sumber lain
Menganalisis informasi dan data-data yang didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang dampak politik, budaya, sosial, ekonomi, dan pendidikan pada masa penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) dalam kehidupan bangsa Indonesia masa kini
Melaporkan dalam bentuk cerita sejarah tentang dampak politik, budaya, sosial, ekonomi, dan pendidikan pada masa penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) dalam kehidupan bangsa Indonesia masa kini
3.4 Menghargai nilai-nilai
Pendidikan dan Pergerakan
Membaca buku teks, melihat gambar-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Sumpah Pemuda dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan di Indonesia pada masa kini
4.4 Menyajikan langkah-langkah dalam penerapan nilai-nilai Sumpah Pemuda dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan di Indonesia pada masa kini dalam bentuk tulisan dan/atau media lain
Nasional
Munculnya golongan elite baru Indonesia
Tumbuhnya kesadaran awal kebangsaan
Organisasi-organisasi kebangsaan
Sumpah Pemuda
gambar aktifitas organisasi pergerakan nasional, tokoh pergerakan nasional dan pelaksanaan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928
Membuat dan mengajukan pertanyaan/tanya jawab/berdiskusi tentang informasi tambahan yang belum dipahami/ingin diketahui sebagai klarifikasi tentang munculnya golongan elite baru Indonesia, tumbuhnya kesadaran awal kebangsaan, organisasi-organisasi kebangsaan, dan Sumpah Pemuda.
Mengumpulkan informasi terkait dengan pertanyaan tentang munculnya golongan elite baru Indonesia, tumbuhnya kesadaran awal kebangsaan, organisasi-organisasi kebangsaan, dan Sumpah Pemuda melalui bacaan, dan sumber-sumber lain
Menganalisis informasi dan data-data yang didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang munculnya golongan elite baru Indonesia, tumbuhnya kesadaran awal kebangsaan, organisasi-organisasi kebangsaan, dan Sumpah Pemuda
Melaporkan dalam bentuk tulisan langkah-langkah dalam penerapan nilai-nilai Sumpah Pemuda dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan di Indonesia pada masa kini
3.5 Menganalisis sifat pendudukan Jepang dan respon bangsa Indonesia
4.5 Menalar sifat pendudukan Jepang dan respon bangsa
Pendudukan Jepang di Indonesia
Kedatangan Jepang
Sifat pendudukan Jepang
Respon bangsa Indonesia terhadap pendudukan Jepang
Membaca buku teks, melihat gambar-gambar peristiwa penting zaman pemerintahan pendudukan Jepang di Indonesia
Membuat dan mengajukan pertanyaan/tanya jawab/berdiskusi tentang informasi tambahan yang belum dipahami/ingin diketahui sebagai klarifikasi tentang proses kedatangan, sifat, dan respon bangsa Indonesia terhadap pendudukan Jepang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Indonesia dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah
Mengumpulkan informasi terkait dengan proses kedatangan, sifat, dan respon bangsa Indonesia terhadap pendudukan Jepang melalui bacaan, internet dan sumber-sumber lainnya
Menganalisis informasi dan data-data yang didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber lain untuk mendapatkan kesimpulan tentang proses kedatangan, sifat, dan respon bangsa Indonesia terhadap pendudukan Jepang
Melaporkan hasil analisis dalam bentuk cerita sejarah tentang proses kedatangan, sifat, dan respon bangsa Indonesia terhadap pendudukan Jepang
3.6 Menganalisis peran tokoh-tokoh nasional dan daerah dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia
4.6 Menulis sejarah tentang satu tokoh nasional dan tokoh dari daerahnya yang berjuang melawan penjajahan
Tokoh-Tokoh Nasional dan Daerah Dalam Memperjuangkan Kemerdekaan
Membaca buku teks, melihat gambar-gambar tokoh-tokoh nasional dan daerah dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia
Membuat dan mengajukan pertanyaan/tanya jawab/berdiskusi tentang informasi tambahan yang belum dipahami/ingin diketahui sebagai klarifikasi tentang peran tokoh-tokoh nasional dan daerah dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia
Mengumpulkan informasi terkait dengan peran tokoh-tokoh nasional dan daerah dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui bacaan, internet dan sumber-sumber lainnya
Menganalisis informasi dan data-data yang didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang peran tokoh-tokoh nasional dan daerah dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia
Melaporkan hasil analisis dalam bentuk tulisan sejarah tentang satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
tokoh nasional dan tokoh dari daerahnya yang berjuang melawan penjajahan
3.7 Menganalisis peristiwa proklamasi kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik, dan pendidikan bangsa Indonesia
3.8 Menganalisis peristiwa pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia pada awal kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan Indonesia masa kini
3.9 Menganalisis peran dan nilai-nilai perjuangan Bung Karno dan Bung Hatta sebagai proklamator serta tokoh-tokoh lainnya sekitar proklamasi
4.7 Menalar peristiwa proklamasi kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik, dan pendidikan bangsa Indonesia dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah
4.8 Menalar peristiwa pembentukan pemerintahan Republik
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Peristiwa proklamasi Kemerdekaa
Pembentukan pemerintahan pertama RI
Tokoh proklamator dan tokoh lainnya sekitar proklamasi
Membaca buku teks, melihat gambar peristiwa-peristiwa penting sekitar proklamasi kemerdekaan, gambar tokoh-tokoh proklamasi kemerdekaan, dan mengunjungi objek sejarah terdekat
Membuat dan mengajukan pertanyaan/tanya jawab/berdiskusi tentang informasi tambahan yang belum dipahami/ingin diketahui sebagai klarifikasi tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan, pembentukan pemerintahan pertama,dan tokoh-tokoh proklamasi Indonesia
Mengumpulkan informasi terkait dengan peristiwa proklamasi kemerdekaan, pembentukan pemerintahan pertama, dan tokoh-tokoh proklamasi Indonesia. melalui bacaan, internet dan sumber-sumber lainnya
Menganalisis informasi dan data-data yang didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan, pembentukan pemerintahan pertama, dan tokoh-tokoh proklamasi Indonesia
Melaporkan hasil analisis dalam bentuk cerita sejarah tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan, pembentukan pemerintahan pertama, dan menulis sejarah perjuangan Bung Karno dan Bung Hatta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Indonesia pada awal kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan Indonesia masa kini dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah
4.9 Menuliskan peran dan nilai-nilai perjuangan Bung Karno dan Bung Hatta serta tokoh-tokoh lainnya sekitar proklamasi
3.10 Menganalisis strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda
4.10 Mengolah informasi tentang strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah
Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan dari Ancaman Sekutu dan Belanda
Bentuk dan strategi perjuangan menghadapi ancaman Sekutu
Bentuk dan strategi perjuangan menghadapi ancaman Belanda
Membaca buku teks dan melihat gambar-gambar peristiwa penting dan mengunjungi objek sejarah terdekat berkaitan dengan perjuangan mempertahankan kemerdekaan
Membuat dan mengajukan pertanyaan/tanya jawab/berdiskusi tentang informasi tambahan yang belum dipahami/ingin diketahui sebagai klarifikasi tentang bentuk dan strategi perjuangan bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman Sekutu dan Belanda
Mengumpulkan informasi terkait dengan bentuk dan strategi perjuangan bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman Sekutu dan Belanda melalui bacaan dan/atau internet, serta sumber lainnya
Menganalisis informasi dan data-data yang didapat dari bacaan maupun dari sumber-sumber terkait lainya untuk mendapatkan kesimpulan tentang bentuk dan strategi perjuangan bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman Sekutu dan Belanda
Melaporkan hasil analisis dalam bentuk cerita sejarah tentang bentuk dan strategi perjuangan bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Sekutu dan Belanda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
Lampiran 20: RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Kasihan
Mata Pelajaran : Sejarah Wajib
Kelas/Semester : XI IIS /Semester 2
Materi Pokok : Pendudukan Jepang di Indonesia
Alokasi Waktu : 2 x 45menit (2JP)
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI.3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI.4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR (KD) DAN INDIKATOR PENCAPAIAN
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian
3.5 Menganalisis sifat pendudukan Jepang dan respon bangsa
Indonesia
3.5.1 Menganalisis kedatangan Jepang
di Indonesia
3.5.2 Menganalisis sifat pendudukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
Jepang
3.5.3 Menganalisis respon bangsa
Indonesia terhadap pendudukan
Jepang
4.5 Menalar sifat pendudukan Jepang
dan respon bangsa Indonesia dan
menyajikannya dalam bentuk
cerita sejarah
4.5.1 Membuat laporan dalam bentuk
majalah dinding tentang sifat
pendudukan jepang dan respon
bangsa Indonesia.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah megikuti pembelajaran ini peserta didik diharapkan mampu:
1. Siswa mampu menganalisis kedatangan Jepang di Indonesia
2. Siswa mampu mengevaluasi perkembangan organisasi pergerakan di Indonesia
3. Siswa mampu menganalisis perlawanan rakyat terhadap kekejaman Jepang
4. Siswa mampu menghargai dan meneladani semangat juang para tokoh dalam
melawan Jepang
5. Siswa mampu menumbuhkan rasa syukur kepada Tuhan YME atas kekuatan
yang diberikan kepada rakyat Indonesia yang masih bertahan untuk melawan
setiap pendudukan dan kekejaman bangsa asing.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Pendudukan Jepang di Indonesia:
Kedatangan Jepang
Sifat pendudukan Jepang
Respon bangsa Indonesia terhadap pendudukan Jepang
E. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan Pembelajaran : Saintifik
2. Strategi Pembelajaran : Cooperative Learning
3. Model Pembelajaran : Discovery Based Learning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
A. Pendahuluan
Guru mengucapkan salam
Guru meminta salah satu siswa untuk
memimpin doa
Guru memeriksa materi ajar dan media
pembelajaran
Guru menanyakan materi pelajaran yang telah
disampaikan pada pertemuan yang lalu
Guru menyampaikan kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran
15 menit
B. Kegiatan Inti
Mengamati:
Peserta didik menyiapkan dan membaca buku komik sejarah tentang Pendudukan Jepang di
Indonesia
Menanya:
Peserta didik diberi arahan untuk bertanya dari materi Pendudukan Jepang di Indonesia dalam
komik sejarah yang sedang dibaca
Peserta didik bertanya tentang materi Pendudukan Jepang di Indonesia yang terdapat
dalam komik sejarah.
Mengumpulkan Informasi:
Peserta didik dibagi ke dalam beberapa
kelompok yang bersifat heterogen
Masing-masing kelompok diarahkan untuk berdiskusi dan membuat majalah dinding tentang materi Pendudukan Jepang di
Indonesia: a) latar belakang kedatangan Jepang; b) perkembangan organisasi di
Indonesia; c) perlawanan-perlawanan rakyat
Indonesia
Peserta didik mengumpulkan informasi melalui
60 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
buku komik sejarah dan guru.
Mengasosiasi:
Setiap kelompok sepakat untuk membagi pekerjaan sesuai dengan kemampuannya. Misalnya bagian untuk menggambar,
mewarnai, naskah dialog, dan sebagainya
Setiap kelompok berdiskusi tentang tokoh yang
mereka teladani beserta karakternya
Peserta didik menghubungkan hasil diskusinya
Setelah berdiskusi, peserta didik diminta untuk
mengerjakan tugas individu
Mengkomunikasikan:
Setiap kelompok mempresentasikan hasil kelompok dalam bentuk majalah dinding dan
melakukan tanya jawab dengan teman
sekelasnya yang tidak presentasi
Guru mengklarifikasi setiap jawaban peserta
didik
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang melakukan presentasi dengan
baik
Guru meminta peserta didik untuk mengumpulkan hasil hasil diskusinya yang
nantinya akan ditempelkan dipapan majalah dinding sehingga semua siswa dapat
membacanya.
C. Penutup
Guru dan siwa melakukan refleksi
pembelajaran secara bersama
Guru memberikan penguatan terhadap
pencapaian kompetensi peserta didik
Guru bersama perserta didik menyimpulkan pembelajaran tentang materi yang telah
diberikan
15 enit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
G. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Media Pembelajaran : Komik sejarah tentang materi Pendudukan Jepang
2. Alat Pembelajaran : Komik sejarah, alat tulis, kertas
asturo/manila, pensil warna
3. Sumber Pembelajaran : Komik sejarah, Buku paket sejarah, Internet
H. PENILAIAN, PEMBELAJARAN REMIDIAL, DAN PENGAYAAN
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian sikap : observasi
b. Penilaian pengetahuan
1) Tes
2) Tanya jawab
3) Obeservasi terhadap kegiatan diskusi
2. Intrumen Penilaian
a. Penilaian sikap diskusi dan presentasi kelompok
Keterangan Penilaian:
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria;
Baik Sekali : 4
Baik : 3
Cukup : 2
Kurang : 1
x 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
b. Instrumen Penilaian Pengetahuan
Setiap soal memiliki bobot yang sama = 20
Keterangan Penilaian:
Skor maksimal = 60
x 100
Soal Uji Kompetensi:
1) Jelaskan latar belakang kedatangan Jepang ke Indonesia!
2) Jelaskan organisasi pertama yang dibentuk Jepang untuk mempropaganda
rakyat Indonesia!
3) Jelaskan alasan Jepang membentuk pemerintahan militer di tiga kawasan:
Sumatera, Jawa-Madura, dan kawasan Indonesia Timur, namun tetap
mempertahankan pemerintahan sipil!
4) Sebutkan organisasi-organisasi pergerakan masa pendudukan Jepang yang
digunakan tokoh nasional untuk mencapai kemerdekaan!
Jawab:
c. Psikomotorik
1) Teknik Penilaian : Penugasan
2) Bentuk Instrumen : Lembar tugas
3) Intrumen
Buatlah majalah dinding tentang tokoh nasional yang kalian kagumi yang
berperan pada masa pendudukan Jepang di Indonesia!
Petunjuk Penskoran
Peserta didik memperoleh nilai:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225
Baik sekali : 16 – 20
Baik : 11 – 15
Cukup : 6 – 10
Kurang : 1 – 5
Yogyakarta, Agustus 2017
Guru Mata Pelajaran
(Dyayu Christa,S.Pd)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
Lampiran 21 : Materi Pendudukan Jepang di Indonesia
Kemajuan Jepang dalam segala bidang kehidupan yang terjadi dengan luar biasa sejak dilakukannya restorasi Meiji menyebabkan perkembangan pesat bagi
perekonomiannya terutama dalam bidang industri. Kemajuan Jepang ini menjadi pendorong Jepang memiliki obsesi untuk menjadikan negaranya serupa dengan
bangsa Barat. Hal itu dapat dilihat dari keberhasilan Jepang membangun kekuatan militernya yang kemudian diujicobakan dengan melakukan ekspansi ke Cina pada tahun 1894. Setelah melakukan peperangan dengan tentara Cina selama satu
tahun, pada tanggal 17 April 1895, Jepang mendapatkan kemenangan dengan ditandatanganinya perjanjian Shimonoseki. Perjanjian tersebut merupakan
perjanjian dimana wilayah Cina telah jatuh ditangan Jepang yaitu pulau Formosa (Taiwan), Kwantung, Port Arthur, dan Daren.
Kemenangan tersebut membawa dampak yang besar bagi bangsa Jepang
untuk menjadi yang termaju di antara bangsa Asia lainnya. Halangan utama yang harus segera diatasi Jepang adalah memotong kepentingan Rusia di wilayah Asia
Timur. Membiarkan Rusia memiliki pelabuhan air hangat akan sangat membahayakan Jepang, sehingga politik “air hangat Rusia” perlu diakhiri sedini mungkin.
Pada tahun 1889 sentimen Jepang terhadap Rusia meningkat. Hal ini dipicu setelah Rusia memperoleh hak sewa Semenanjung Liadong dari Cina,
berawal dari permasalahan itu Rusoa pun berusaha memperluas pengaruhnya ke Korea. Untuk memotong kepentingan Rusia atas Asia Timur Pasifik, pada tahun 1904 Jepang menyerang kota dan pangkalan militer Rusia Port Arthur di ujung
Semenanjung Liaodong yang disewa dari Cina. Pertempuran ini dimenangkan oleh Jepang dengan merebut Liadong, yang kemudian berusaha masuk lebih jauh
ke dalam wilayah Manchuria. Setahun kemudian, Jepang berkuasa atas wilayah Manchuria sampai dengan Pulau Sakhalin Selatan.
Pecahnya Perang Dunia I pada tahun 1914 menjadi kesempatan bagi
Jepang untuk memperluas pengaruhnya. Akibat kalahnya Jerman dalam Perang Dunia I, Jepang pun memeting keuntungan dengan mengambil alih konsesi
Jerman di Cina yaitu di Semenanjung Shantung. Keberhasilan yang telah didapat oleh Jepang memberikan rasa bangga bagi
Jepang, akan tetapi pada sisi lain hasil ekspansi yang diperoleh tersebut
melahirkan ketidakpuasan di kalangan sebagian masyarakat Jepang. Perasaan ini lahir sebagai suatu reaksi terhadap berbagai kebijakan yang ditetapkan Amerika
Serikat dan Inggris, terutama yang berkaitan dengan perimbangan kekuatan militer dunia. Jepang tidak dapat menolak kepentingan Amerika Serikat dan Inggri karena secara ekonomi mereka masih sangat bergantung pada kedua negara
tersebut. Krisis ekonomi sedunia yang terjadi pada tahun 1929 ikut memukul
Jepang. Beberapa usaha tutup dan jutaan orang menganggur. Hal ini semakin
mendorong Jepang untuk segera mengekspansi daerah yang kaya akan sumber daya alam sebagai pemasok bahan baku perindustian. Pada Februari 1932, Jepang
mengumumkan terpisahnya Manchuria dari Cina. Jepang juga meneruskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
agresinya dengan memasuki provinsi Cina lainnya di utara, Jehol dan Chahar.
Agresi terhadap Cina menimbulkan spekulasi bahwa ini merupakan awal aksi Jepang untuk menguasai Asia.
Pada tanggal 10 Mei 1940 Jepang telah berhasil menguasai seluruh
kawasan Indocina. Kemudian pada 27 September 1940, Jerman, Jepang, dan Italia mengikat diri dalam persekutuan yang disebut Triple Alliance. Kelompok ini
dikenal dengan sebutan “Poros” sebagai lawan Sekutu. Kerjasama antara ketiga negara ini semakin memperbesar tekad dan keberanian Jepang untuk menyerbu ke arah Selatan.
Melihat gelagat Jepang yang semakin agresif untuk menaklukan Hindia Belanda semakin jelas, Amerika Serikat mencoba membendung ambisi agresi
Jepang dengan mengajak Inggris dan Belanda bergabung untuk melakukan embargo terhadap Jepang yang berlaku pada bulan Juli 1941. Embargo tersebut berhasil memukul Jepang, negara yang miskin akan sumber daya alam, penduduk
yang banyak, wilayah yang sempit, dan masuk jalur gempa bumi. Keputusan Amerika Serikat membuat geram bangsa Jepang, sehingga Jepang menilai untuk
menguasai Pasifik, Jepang harus terlebih dahulu melumpuhkan kekuatan Amerika Serikat di kawasan tersebut.
Perselisihan ini terus terjadi hingga akhirnya Jepang memutuskan untuk
menjatuhkan bom ke pangkalan militer Pearl Harbor di Hawaii pada tanggal 8 Desember 1941 milik Amerika Serikat guna melumpuhkan kekuatan Amerika
yang dianggap akan menghalangi Jepang untuk menguasai wilayah Asia. Jepang berhasil melumpuhkan kekuatan Amerika sementara dan Jepang berhasil memasuki wilayah Indonesia pada tanggal 11 Januari 1942, di Tarakan,
Kalimantan Timur. Pada saat itu Indonesia masih berada di bawah pemerintahan Belanda.
Jepang menggunakan kesempatan ini untuk mencuri hati rakyat Indonesia dengan memperkenalkan diri sebagai saudara tua yang akan membebaskan rakyat Indonesia dari jajahan Belanda dengan menggunakan ajaran Shintoisme yaitu
tentang Hakko Ichiu, yakni ajaran tentang kesatuan keluarga umat manusia. Ajaran ini diterjemahkan bahwa Jepang sebagai negara maju bertanggung jawab
untuk membentuk kesatuan keluarga umat manusia dengan memajukan dan mempersatukan bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia.
Propaganda-progandanya telah berhasil mengajak rakyat Indonesia untuk
membantunya mengusir Belanda dari Indonesia. Saat itu Jenderal Imamura
merupakan pimpinan tentara Jepang telah berhasil membujuk rakyat Indonesia
yang bernama Budi untuk mempermudah jalannya Jepang mengambil hati rakyat
yang lainnya. Menurut Jepang dengan mengambil hati rakyat Indonesia maka
akan mempermudah Jepang mengusir Belanda dan menguasai bangsa Indonesia.
Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang dengan menandatangi
perjanjian Kalijati pada tanggal 8 Maret 1942, di Jawa Barat. Mulailah babak baru
dimana Indonesia berada dibawah kekuasaan Jepang. Tujuan awal Jepang ke
Indonesia yaitu untuk mencari sumber daya alam Indonesia untuk kebutuhan
perindustrian yang saat itu telah menjadi pemasok utama keuangan Negara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
Jepang, tetapi akhirnya Jepang juga mencari pasukan untuk membantunya dalam
perang asia timur raya atau sering disebut perang pasifik.
Dalam kependudukan Jepang di Indonesia. Pemerintahan Jepang
membentuk kebijakan dengan menyusun pemerintahan militer namun tetap
mempertahankan pemerintahan sipil. Demi segi keamanan pemerintahan Jepang
membagi Wilayah Indonesia menjadi tiga wilayah yaitu 1) Pemerintahn
pendudukan militer Angkatan Darat (Rikugun), di Bukit Tinggi, Sumatera,
dikendalikan oleh Tentara ke-25; 2) Pemerintahan pendudukan militer AD
(Rikugun) , di Jakarta oleh Tentara ke-16; 3) Pemerintahan pendudukan militer
Angkatan Laut (Kaigun), di Kalimantan, Sulawesi, Bali,NTB, NTT, dan Maluku.
Jepang terus melakukan propaganda untuk mengambil hati rakyat.
Awalnya mereka memperbolehkan dikibarkannya bendera merah putih dan
diperdengarkannya lagu Indonesia Raya. Pada tanggal 29 Maret 1942 Jepang
membentuk organisasi yang pertama yaitu organisasi 3A yang diketuai oleh Mr.
Syamsuddin dengan slogan Jepang Pemimpin Asia, Jepang Pelindung Asia,
Jepang Cahaya Asia dengan tujuan rakyat Indonesia mau bergabung dalam
mempersiapkan tenaga untuk terjun di medan perang. Selain itu Jepang mulai
melarang kebijakan-kebijakan peninggalan Belanda. Rakyat semakin yakin bahwa
Jepang sangat membenci Belanda dan akan memenuhi janji kemerdekaan yang
dijanjikan oleh Jepang.
Seiring dengan perjalanan waktu Jepang mulai memperlihatkan sifat
aslinya yang kejam. Bendera merah putih dan lagu Indonesia Raya mulai dilarang.
Kekecewaan rakyat Indonesia terhadap kebijakan Jepang membuat gerakan 3A
tidak berjalan seperti yang diharapkan dan saat itu perkembangan pertempuran
Asia Timur raya mulai tidak menggembirakan. Akhirnya pemerintah Jepang
mulai membuat siasat baru dengan mengajak tokoh terkemuka yaitu Ir. Sukarno,
Moh. Hatta, K.H Dewantara, dan K.H Mas Mansur untuk bekerjasama
membentuk organisasi PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat) pada tanggal 16 April
1943. Selain itu Jepang juga mulai mendekati tokoh-tokoh Islam karena rakyat
Indonesia mayoritas beragama Islam. Kerjasama antara Jepang dan tokoh Islam
membuahkan kesepakatan untuk mengaktifkan kembali organisasi MIAI (Majelis
Islam A’la Indonesia) yang pada masa Belanda telah di non-aktifkan, diketuai
oleh K.H Hasyim Asyari.
Arah perkembangan MIAI ini mulai dipahami oleh Jepang. MIAI tidak
memberi konstribusi terhadap Jepang. Hal tersebut tidak sesuai dengan harapan
Jepang sehingga pada November 1943 MIAI dibubarkan. Sebagai penggantinya,
Jepang membentuk Masyumi (Majelis Syura Muslimin Indonesia). Harapan dari
pembentukan majelis ini adalah agar Jepang dapat mengumpulkan dana dan dapat
menggerakkan umat Islam untuk menopang kegiatan perang Asia Timur Raya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
Tahun 1944, situasi Perang Asia Timur Raya mulai berbalik, tentara
Sekutu dapat mengalahkan tentara Jepang di berbagai tempat. Hal ini
menyebabkan kedudukan Jepang di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Oleh
karena itu, Panglima Tentara ke-16, Jenderal Kumaikici Harada membentuk
organisasi baru yang diberinama Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa).
Untuk menghadapi situasi perang tersebut, epang membutuhkan persatuan dan
semangat segenap rakyat baik lahir maupun batin. Sesuai dengan sifat
pemerintahan militer, Jepang berusaha mengerahkan rakyat Indonesia, terutama
para pemuda melalui berbagai macam organisasi yang bersifat semimiliter dan
juga yang bersifat militer, seperti: Seinendan, Keibodan, Barisan Pelopor,
Hizbullah, PETA.
Berbagai kebijakan dan tindakan Jepang seperti disebutkan di atas telah
membuat penderitaan rakyat. Rakyat petani tidak dapat berbuat banyak kecuali
harus tunduk kepada praktik-praktik tirani Jepang. Penderitaan rakyat ini semakin
dirasakan dengan adanya kebijakan untuk pengerahan tenaga romusa. Perlu
diketahui bahwa untuk menopang Perang Asia Timur Raya, Jepang mengerahkan
semua tenaga kerja dari Indonesia.Tenaga kerja inilah yang kemudian kita kenal
dengan romusa. Mereka dipekerjakan di lingkungan terbuka, misalnya di
lingkungan pembangunan kubu-kubu pertahanan, jalan raya, lapangan udara. Pada
awalnya, tenaga kerja dikerahkan di Pulau Jawa yang padat penduduknya,
kemudian di kota-kota dibentuk barisan romusa sebagai sarana propaganda. Desa-
desa diwajibkan untuk menyiapkan sejumlah tenaga romusa.
Jepang yang mula-mula disambut dengan senang hati, kemudian berubah
menjadi kebencian. Rakyat bahkan lebih benci pada pemerintah Jepang daripada
pemerintah Kolonial Belanda. Jepang seringkali bertindak sewenangwenang.
Rakyat tidak bersalah ditangkap, ditahan, dan disiksa. Kekejaman itu dilakukan
oleh kempetai (polisi militer Jepang). Pada masa pendudukan Jepang banyak
gadis dan perempuan Indonesia yang ditipu oleh Jepang dengan dalih untuk
bekerja sebagai perawat atau disekolahkan, ternyata hanya dipaksa untuk
melayani para kempetai. Para gadis dan perempuan itu disekap dalam kamp-kamp
yang tertutup sebagai wanita penghibur. Kampkamp itu dapat kita temukan di
Solo, Semarang, Jakarta, dan Sumatra Barat. Kondisi itu menambah deretan
penderitaan rakyat di bawah kendali penjajah Jepang. Oleh karena itu, wajar kalau
kemudian timbul berbagai perlawanan, seperti;
1) Aceh angkat senjata, Abdul Jalil memimpin rakyat Cot Plieng untuk melawan
tindak penindasan dan kekejaman yang dilakukan pendudukan Jepang.
2) Perlawanan di Singaparna, Singaparna merupakan salah satu daerah di
wilayah Jawa Barat, yang rakyatnya dikenal sangat religius dan memiliki jiwa
patriotic
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
3) Perlawanan di Indramayu, Perlawanan terhadap kekejaman Jepang juga
terjadi di daerah Indramayu. Latar belakang dan sebab-sebab perlawanan itu
tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di Singaparna. Para petani dan
rakyat Indramayu pada umumnya hidup sangat sengsara.
4) Peta di Blitar Angkat Senjata, Peta di Blitar di bawah pimpinan Supriyadi ini
dapat dipadamkan. Tokoh-tokoh dan anggota Peta yang ditangkap kemudian
diadili di depan Mahkamah Militer Jepang di Jakarta. Setelah melalui
beberapa kali persidangan, mereka kemudian dijatuhi hukuman sesuai dengan
peranan masing-masing dalam perlawanan itu.
Pada tahun 1944, Jepang terdesak, Angkatan Laut Amerika Serikat
berhasil merebut kedudukan penting Kepulauan Mariana, sehingga jalan menuju
Jepang semakin terbuka. Jenderal Hedeki Tojo pun kemudian digantikan oleh
Jenderal Jiniaki Kaiso sebagai perdana menteri. Angkatan udara Sekutu yang di
Morotai pun mulai mengadakan pengeboman atas kedudukan Jepang di Indonesia.
Rakyat mulai kehilangan kepercayaannya terhadap Jepang dalam melawan
Sekutu.
Sementara itu Jenderal Kiniaki Kaiso memberikan janji kemerdekaan
(September 1944). Sejak itulah Jepang memberikan izin kepada rakyat Indonesia
untuk mengibarkan bendera Merah Putih di samping bendera Jepang Hinomaru.
Lagu Indonesia Raya boleh dinyanyikan setelah lagu Kimigayo. Sejak itu pula
Jepang mulai mengerahkan tenaga rakyat Indonesia untuk pertahanan. Mereka
disiapkan untuk menghadapi musuh. Pada saat itu suasana kemerdekaan terasa
semakin dekat. Selanjutnya, Letnan Jenderal Kumakici Harada mengumumkan
dibentuknya Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) pada 1 Maret 1945. Badan itu dibentuk untuk menyelidiki dan
mengumpulkan bahan-bahan penting tentang ekonomi, politik, dan tatanan
pemerintahan sebagai persiapan kemerdekaan Indonesia. Badan itu diketuai oleh
Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat, R.P Suroso sebagai wakil ketua merangkap
kepala Tata Usaha dan seorang Jepang sebagai wakilnya Tata Usaha, yaitu
Masuda Toyohiko dan Mr. R. M. Abdul Gafar Pringgodigdo. Semua anggotanya
terdiri dari 60 orang dari tokoh-tokoh Indonesia, ditambah tujuh orang Jepang
yang tidak punya suara.
Sidang BPUPKI dilakukan dua tahap, tahap pertama berlangsung pada 28
Mei 1945 sampai 1 Juni 1945. Sidang pertama tersebut dilakukan di Gedung
Chou Shangi In di Jakarta yang sekarang dikenal sebagai Gedung Pancasila. Pada
masa penjajahan Belanda gedung ini digunakan sebagai gedung Volksraad.
Meskipun badan itu dibentuk oleh pemerintah militer Jepang, jalannya
persidangan baik wakil ketua maupun anggota istimewa dari kebangsaan Jepang
tidak pernah terlibat dalam pembicaraan persiapan kemerdekaan. Semua hal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231
berkaitan dengan masalah-masalah kemerdekaan Indonesia merupakan urusan
pemimpin dan anggota dari Indonesia.
Pada pidato sidang BPUPKI,Radjiman menyampaikan pokok persoalan
mengenai Dasar Negara Indonesia yang akan dibentuk. Pada sidang tahap kedua
yang berlangsung dari tanggal 10-11 Juni 1945, dibahas dan dirumuskan tentang
Undang-Undang Dasar. Dalam kata pembukaannya Rajiman Wedyodiningrat
meminta pandangan kepada para anggota mengenai dasar negara Indonesia.
Orang-orang yang membahas mengenai dasar negara adalah Muhammad Yamin,
Supomo, dan Sukarno.
Dalam sidang pertama, Sukarno mendapat kesempatan berbicara dua kali,
yaitu tanggal 31 Mei dan 1 Juni 1945. Namun pada saat itu, seperti apa yang
disampaikan oleh Radjiman, selama dua hari berlangsung rapat, belum ada yang
menyampaikan pidato tentang dasar negara. Menanggapi hal itu, pada tanggal 1
Juni pukul 11.00 WIB, Sukarno menyampaikan pidato pentingnya. Pada saat itu,
Gedung Chuo Shangi In mendapat penjagaan ketat dari tentara Jepang. Sidang
saat itu dinyatakan tertutup, hanya beberapa wartawan dan orang teertentu yang
diizinkan masuk. Dalam pidatonya, Sukarno mengusulkan dasar-dasar negara.
Pada mulanya Sukarno mengusulkan Panca Dharma. Nama Panca Dharma
dianggap tidak tepat, karena Dharma berarti kewajiban, sedangkan yang
dimaksudkan adalah dasar. Sukarno kemudian meminta saran pada seorang
teman, yaitu Muh. Yamin yang merupakan ahli bahasa, selanjutnya dinamakan
Pancasila. Sila artinya azas atau dasar, dan di atas kelima dasar itu didirikan
Negara Indonesia, supaya kekal dan abadi.
Selanjutnya, sebelum sidang pertama berakhir BPUPKI membentuk
panitia kecil yang terdiri dari sembilan orang. Pembentukan panitia sembilan itu
bertujuan untuk merumuskan tujuan dan maksud didirikannya Negara Indonesia.
Panitia kecil itu terdiri atas, Ir. Sukarno, Drs Muh. Yamin, Mr. Ahmad Subardjo,
Mr. A.A Maramis, Abdul Kahar Muzakkar, Wahid Hasyim, H. Agus Salim, dan
Abikusno Cokrosuyoso. Panitia kecil itu menghasilkan rumusan yang
menggambarkan maksud dan tujuan Indonesia Merdeka. Kemudian disusunlah
rumusan bersama dasar negara Indonesia Merdeka yang kita kenal dengan Piagam
Jakarta.
BPUKPI kemudian dibubarkan setelah tugas-tugasnya selesai. Selanjutnya
dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 7 Agustus
1945. Badan itu beranggotakan 21 orang, yang terdiri dari 12 orang wakil dari
Jawa, tiga orang wakil dari Sumatera, dan dua orang dari Sulawesi dan masing-
masing satu orang dari Kalimantan, Sunda Kecil, Maluku, dan golongan
penduduk Cina, ditambah enam orang tanpa izin dari pihak Jepang. Panitia inilah
yang kemudian mengesahkan Piagam Jakarta sebagai pendahuluan dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, 18 Agutus 1945.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232
Lampiran 22 : Kunci Jawaban
1) Jelaskan latar belakang kedatangan Jepang ke Indonesia!
2) Jelaskan organisasi pertama yang dibentuk Jepang untuk mempropaganda
rakyat Indonesia!
3) Jelaskan alasan Jepang membentuk pemerintahan militer di tiga kawasan:
Sumatera, Jawa-Madura, dan kawasan Indonesia Timur, namun tetap
mempertahankan pemerintahan sipil!
4) Sebutkan organisasi-organisasi pergerakan masa pendudukan Jepang yang
digunakan tokoh nasional untuk mencapai kemerdekaan!
Jawaban:
1) Latar belakang kedatangan Jepang ke Indonesia mula-mula berawal dari
perindustrian Jepang yang mengalami perkembangan pesat sehingga
menyebabkan kekurangan pemasokan bahan baku perindustruan. Jepang
memutuskan untuk menguasai wilayah Asia salah satunya adalah
Indonesia, dimana sumber daya alam sangat mampu untuk memenuhi
pemasokan bahan baku perindustriannya dan menggunakan tenaga rakyat
Indonesia untuk membantu dalam peperangan Asia Timur Raya.
2) Organisasi 3A (Jepang Cahaya Asia, Jepang Pemimpin Asia, Jepang
Pelindung Asia). Organisasi ini bertujuan untuk mempropaganda rakyat
agar mampu mengambil simpati masyarakat Indonesia terhadap
pemerintahan Jepang.
3) Alasan Jepang membentuk pemerintahan militer dengan membagi ke
dalam tiga wilayah yaitu untuk keamanan dan memperketat pengawasan
dari serangan musuh.
4) Putera, Peta, MIAI, Masyumi, Hizbullah, Jawa Hokokai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
233
Lampiran 23: Hasil Wawancara Guru dan Siswa
1. Tabel Wawancara Guru
Pertanyaan Guru I Guru II
Media apa saja yang pernah bapak gunakan saat proses belajara
mengajar?
Film, laptop, power point. Film, power point, membuat prakarya, karya tulis.
Menurut bapak, model pembelajaran seperti
apakah yang menarik?
Siswa diberi tugas dan guru menjadi fasilitator.
Menggunakan mind mapping tapi kembali
lagi pada pembawaan gurunya.
Apakah bapak pernah mendengar media
pembelajaran berupa komik?
Pernah. Pernah.
Pernahkah bapak
melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan media pembelajaran berupa komik?
Belum. Belum.
Bagaimana pendapat
bapak mengenai pembelajaran sejarah
menggunakan komik?
Lebih bagus dan menarik,
karena terdapat gambar yang didukung dengan
penjelasn berupa tulisan. Dengan adanya dialog, siswa akan lebih tertarik
dan merasa ikut dalam alur cerita.
Bagus,karena
pembelajaran sejarah akan lebih efektif jika
media gambar atau visual juga berperan melengkapi dan siswa
akan lebih mudah mengingat
Bagaimana pendapat
bapak mengenai komik yang dikembangkan peneliti sebagai media
pembelajaran?
Bagus, menarik, dan
layak digunakan sebagai media pembelajaran.
Ya menurut saya layak
digunakan sebagai media pembelajaran.
Apakah bapak tertarik menggunakan komik
dalam pembelajaran sejarah di kelas?
Tertarik, saya akan mencoba mengusulkan
kepada pihak sekolah untuk mendanai adanya media komik sebagai alat
belajar.
Tertarik, tetapi kalau saya alangkah baiknya
jika yang membuat komik itu siswa bukan guru, jadi siswa bisa
mengeksplorasikan imajinasinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234
2. Tabel Wawancara Siswa
Pertanyaan Siswa (FIF) Siswa (YLK)
Media pembelajaran
apa yang sering digunakan oleh guru di kelas?
Buku paket, powerpoint,
internet
Buku paket,
powerpoint, internet
Apakah Anda pernah
mendengar media pembelajaran berupa
komik?
Belum Belum
Apakah Anda tertarik jika media komik digunakan sebagai alat
pembelajaran sejarah?
100% tertarik, karena membaca buku komik itu saya lebih mendalami dan
mengikuti alur ceritanya, jadi seakan-akan saya ikut
masuk dalam ceritanya.
Sangat tertarik, karena dibandingkan dengan buku paket saya lebih
menyukai membawa komik. Ide yang bagus
komik bisa digunakan menjadi penghantar ilmu pengetahuan.
Apakah komik sejarah
yang dikembangkan oleh peneliti sudah
layak digunakan sebagai media pembelajaran?
Sudah layak, karena saya
dapat memahami materinya dengan mudah.
Layak, apalagi jika
komiknya diberi warna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
235
Lampiran 24: Dokumentasi Penelitian
1. Uji Coba Perorangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
236
2. Uji Coba Kelompok Kecil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
237
3. Wawancara Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI