pengembangan keprofesian berkelanjutan f.pdf · kegiatan pembelajaran 1 analisis standar kompetensi...

274

Upload: buithien

Post on 02-Feb-2018

279 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI F Penulis: Drs. H. Haryono Adipurnomo Rahma Tri Wulandari, S.Pd. Magfirotun Nur Insani, S.Pd. Gatot Malady, S.IP., M.Si. Drs. Suparlan Al Hakim, M.Si. Dr. Sri Untari, M.Pd., M.Si. Siti Awaliyah, S.Pd., S.H., M.Hum Hj. Elita, M.Pd Siti Mulyani. YudariniProbowati, S.Pd. Drs. Sumarno P.M. Henny Dwi Omegawati, S.Pd

Penyunting: Endro Sri Widayati Desain Grafis dan Ilustrasi: Tim Desain Grafis Copyright © 2017 Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan

PPKn SMP KK F

iii

Kata Sambutan

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci

keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten

membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan

pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru

sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah

daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi

guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam

upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan

kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk

kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil

UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan

pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut

dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut

pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada

tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk

meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar

utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda

Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap

muka dengan daring).

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

(PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga

Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK

KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah

(LP2KS) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal

iv

Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan

perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya.

Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka

dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan

modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas

kompetensi guru.

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini untuk

mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

Jakarta, April 2017

Direktur Jenderal Guru

dan Tenaga Kependidikan,

Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP. 195908011985031002

PPKn SMP KK F

v

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah

Menengah Pertama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn),

Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, serta Pendidikan

Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru merupakan tindak

lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015 dan bertujuan meningkatkan

kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran

yang diampunya.

Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat,

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2017 melaksanakan

review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah

terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Penilaian Berbasis Kelas,

serta berisi materi pedagogik dan profesional yang akan dipelajari oleh peserta

selama mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah

Menengah Pertama ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan wajib bagi para

peserta diklat untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang kompetensi

pedagogik dan profesional terkait dengan tugas pokok dan fungsinya.

vi

Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada para pimpinan

PPPPTK IPA, PPPPTK PKn/IPS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika,

PPPPTK Penjas-BK, dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya

dalam menyelesaikan modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Menengah

Pertama ini. Tidak lupa saya juga sampaikan terima kasih kepada para

widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP), dosen perguruan

tinggi, dan guru-guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan modul ini.

Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dapat

meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi

pendidikan anak didik kita.

Jakarta, April 2017

Direktur Pembinaan Guru

Pendidikan Dasar

Poppy Dewi Puspitawati NIP. 196305211988032001

PPKn SMP KK F

vii

Daftar Isi

Hal. Kata Sambutan .................................................................................................... iii Kata Pengantar ..................................................................................................... v Daftar Isi .............................................................................................................. vii Daftar Gambar .................................................................................................... xii Daftar Tabel ......................................................................................................... xii Pendahuluan ......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1 B. Tujuan .......................................................................................................... 5 C. Peta Kompetensi ......................................................................................... 6 D. Ruang Lingkup ............................................................................................ 8 E. Saran Penggunaan Modul .......................................................................... 9

BAGIAN I KOMPETENSI PROFESIONAL ............................................ 19

Kegiatan Pembelajaran 1 Analisis Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ................................................................................ 21

A. Tujuan ........................................................................................................ 21 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................ 21 C. Uraian Materi ............................................................................................. 21 D. Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 29 E. Latihan/Kasus/Tugas ................................................................................. 31 F. Rangkuman ............................................................................................... 32 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................ 32

Kegiatan Pembelajaran 2 Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam Berbagai Kehidupan ........................................................................................................... 33

A. Tujuan ........................................................................................................ 33 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................ 33 C. Uraian Materi ............................................................................................. 33 D. Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 40 E. Latihan/ Kasus /Tugas ............................................................................... 42 F. Rangkuman ............................................................................................... 46 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................ 48

Kegiatan Pembelajaran 3 Penerapan Bertutur Kata, Berperilaku dan Bersikap Sesuai dengan Nilai-Nilai Pancasila ................................................................. 49

A. Tujuan ........................................................................................................ 49 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................ 49 C. Uraian Materi Pembelajaran...................................................................... 49 D. Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 52

viii

E. Latihan/Kasus/Tugas ................................................................................. 54 F. Rangkuman ................................................................................................ 59 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................. 60

Kegiatan Pembelajaran 4 Penerapan Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam UUD Negara RI Tahun 1945 .................................................................... 61

A. Tujuan ........................................................................................................ 61 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................. 61 C. Uraian Materi ............................................................................................. 61 D. Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 64 E. Latihan/Kasus/Tugas ................................................................................. 67 F. Rangkuman ................................................................................................ 69 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................. 70

Kegiatan Pembelajaran 5 Permasalahan Penerapan Isi Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945 ....................................................................................... 71

A. Tujuan ........................................................................................................ 71 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................. 71 C. Uraian Materi ............................................................................................. 71 D. Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 76 E. Latihan/Kasus/Tugas ................................................................................. 78 F. Rangkuman ................................................................................................ 81 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................. 82

Kegiatan Pembelajaran 6 Penerapan Kewenangan Lembaga Lembaga Negara Dalam UUD Negara RI Tahun 1945 ...................................................... 83

A. Tujuan Pembelajaran ................................................................................. 83 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................. 83 C. Uraian Materi ............................................................................................. 84 D. Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 87 E. Latihan/Kasus/Tugas ................................................................................. 89 F. Rangkuman ................................................................................................ 93 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................. 94

Kegiatan Pembelajaran 7 Penerapan Fungsi Lembaga Perlindungan dan Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia ................................................... 95

A. Tujuan Pembelajaran ................................................................................. 95 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................. 95 C. Uraian Materi ............................................................................................. 95 D. Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 99 E. Latihan/ Kasus/Tugas .............................................................................. 102 F. Rangkuman .............................................................................................. 104 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................... 105

PPKn SMP KK F

ix

Kegiatan Pembelajaran 8 Proses Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan .......................................................................................................... 107

A. Tujuan ...................................................................................................... 107 B. Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................... 107 C. Uraian Materi ........................................................................................... 108 D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 112 E. Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 115 F. Rangkuman ............................................................................................. 117 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .............................................................. 117

Kegiatan Pembelajaran 9 Proses Beracara di Pengadilan .......................... 119 A. Tujuan ...................................................................................................... 119 B. Indikator Pencapain Kompetensi ............................................................ 119 C. Uraian Materi .......................................................................................... 119 D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 123 E. Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 125 F. Rangkuman ............................................................................................. 127 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .............................................................. 128

Kegiatan Pembelajaran 10 Perilaku Toleransi Masyarakat Terhadap Keberagaman Suku, Agama, Ras, Budaya, dan Gender .............................. 129

A. Tujuan Pembelajaran .............................................................................. 129 B. Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................... 129 C. Uraian Materi ........................................................................................... 130 D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 132 E. Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 134 F. Rangkuman ............................................................................................. 137 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .............................................................. 137

Kegiatan Pembelajaran 11 Permasalahan Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia ........................................................................................................... 139

A. Tujuan ...................................................................................................... 139 B. Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................... 139 C. Uraian Materi ........................................................................................... 139 D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 142 E. Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 145 F. Rangkuman ............................................................................................. 148 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .............................................................. 148

Kegiatan Pembelajaran 12 Perwujudan Konsepsi Wilayah Nkri ................... 149 A. Tujuan ...................................................................................................... 149 B. Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................... 149 C. Uraian Materi ........................................................................................... 149 D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 152 E. Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 154 F. Rangkuman ............................................................................................. 155 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .............................................................. 155

x

BAGIAN II KOMPETENSI PEDAGOGIK ............................................... 157

Kegiatan Pembelajaran 13 Permasalahan Penyusunan Model Pendekatan Saintifik .............................................................................................................. 159

A. Tujuan ...................................................................................................... 159 B. Indikator Pencapain Kompetensi ............................................................. 159 C. Uraian Materi ........................................................................................... 159 D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 164 E. Latihan / Tugas/ Kasus ............................................................................ 166 F. Rangkuman .............................................................................................. 167 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................... 168

Kegiatan Pembelajaran 14 Permasalahan Penyusunan Model Pembelajaran PPKn SMP .......................................................................................................... 169

A. Tujuan ...................................................................................................... 169 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................... 169 C. Uraian Materi Pembelajaran .................................................................... 169 D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 174 E. Latihan / Kasus/ Tugas ............................................................................ 176 F. Rangkuman .............................................................................................. 178 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................... 179

Kegiatan Pembelajaran 15 Pengolahan Instrumen Penilaian Hasil Belajar ................................................................................................................ 181

A. Tujuan ...................................................................................................... 181 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................... 181 C. Uraian Materi ........................................................................................... 181 D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 185 E. Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 188 F. Rangkuman .............................................................................................. 188 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................... 189

Kegiatan Pembelajaran 16 Permasalahan Penyusunan RPP PPKn SMP .. 191 A. Tujuan ...................................................................................................... 191 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................... 191 C. Uraian Materi ........................................................................................... 191 D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 194 E. Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 196 F. Rangkuman .............................................................................................. 197 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................... 197

Kegiatan Pembelajaran 17 Penggunaan Media Pembelajaran dalam Proses Pembelajaran PPKn SMP ................................................................................. 199

A. Tujuan ...................................................................................................... 199 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................... 199 C. Uraian Materi Kegiatan Pembelajaran 1 .................................................. 199

PPKn SMP KK F

xi

D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 201 E. Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 203 1. Penguasaan Konsep ............................................................................... 203 F. Rangkuman ............................................................................................. 204 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .............................................................. 204

Kegiatan Pembelajaran 18 Permasalahan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas .................................................................................................................. 205

A. Tujuan ...................................................................................................... 205 B. Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................... 205 C. Uraian Materi ........................................................................................... 205 D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 209 E. Latihan/ Kasus /Tugas ............................................................................. 211 F. Rangkuman ............................................................................................. 213 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .............................................................. 214

Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Latihan/Kasus/Tugas ............... 215 Evaluasi ............................................................................................................. 245 Penutup ............................................................................................................. 251 Daftar Pustaka .................................................................................................. 253

xii

Daftar Gambar

Hal. Gambar 1. Ruang Lingkup ...................................................................................... 8

Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka ................................................. 9

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh .............................................. 10

Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In ................................. 12

Gambar 5. Keterkaitan Skl, Ki, Kd, Pembelajaran, Dan Penilaian ....................... 28

Gambar 6. Penggunaan Media Pembelajaran Kerucut Pengalaman ................ 200

Gambar 7. Prosedur Pelaksanaan PTK Lebih Terperinci .................................. 213

Daftar Tabel

Hal. Tabel 1. Peta Kompetensi ...................................................................................... 6

Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul .................................................................... 14

Tabel 3. Kisi – kisi USBN PPKn Kurikulum 2006 ................................................. 15

Tabel 4. Kisi – kisi USBN PPKn Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 ................ 16

Tabel 5. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Pendidikan Dasar dan Menengah 22

Tabel 6. Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah ........................................ 23

Tabel 7. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013

pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah ............................................ 25

Tabel 8. Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Analisis Standar

Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ............................ 29

PPKn SMP KK F

1

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,

konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan

lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam

menyelenggarakan pendidikan. Guru dan tenaga kependidikan wajib

melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan agar

dapat melaksanakan tugas profesionalnya.Program Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi Guru dan Tenaga

Kependidikan yang dilaksanakan sesuai kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan

untuk meningkatkan profesionalitasnya.

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kebijakan pendidikan yang

tujuan utamanya adalah untuk mengimplementasikan Nawacita Presiden Joko

Widodo – Jusuf Kalla dalam sistem pendidikan nasional. Kebijakan PPK ini

terintegrasi dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yaitu perubahan

cara berpikir, bersikap, dan bertindak menjadi lebih baik. Nilai-nilai utama GNRM

(religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, integritas) ingin ditanamkan melalui

sistem pendidikan nasional agar diketahui, dipahami dan diterapkan di seluruh

sendi kehidupan. PPK lahir karena kesadaran akan tantangan ke depan yang

semakin kompleks dan tidak pasti, namun sekaligus melihat ada banyak harapan

bagi masa depan bangsa. Ini menuntut lembaga pendidikan untuk mempersiapkan

peserta didik secara keilmuan dan kepribadian, berupa individu-individu yang

kokoh dalam nilai-nilai moral, spiritual dan keilmuan. Memahami latar belakang,

urgensi, dan konsep dasar PPK menjadi sangat penting bagi Kepala Sekolah agar

dapat menerapkannya sesuai dengan konteks pendidikan di daerah masing-

masing.

Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan

guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga

kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan

Pendahuluan

2

mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi

yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang

dipersyaratkan.

Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara mandiri

maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga

pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan

diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK atau penyedia layanan

diklat lainnya. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu

sumber belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang

untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat berisi materi, metode,

batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan

menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan

tingkat kompleksitasnya.

Pedoman penyusunan modul Pembinaan Karir Guru bagi guru dan tenaga

kependidikan ini merupakan acuan bagi penyelenggara pendidikan dan pelatihan

dalam mengembangkan modul pelatihan yang diperlukan PEMBINAAN KARIR

GURU dalam melaksanakan kegiatan PKB. Dasar Hukum penulisan Modul

Pembinaan Karir Guru untuk Guru PPKn SMPadalah :

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen.

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2000 tentang

Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil.

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013.

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang

Guru;

PPKn SMP KK F

3

6. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka

Kreditnya.

7. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan

Kepegawaian Negara Nomor 14 Tahun 2010 dan Nomor 03/V/PB/2010

tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya.

8. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 14 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Penilik dan

Angka Kreditnya

9. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas dan

Angka Kreditnya.

10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 tahun

2007 tentang Standar Pengawas Sekolah

11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13

tahun2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah

12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun

2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 tahun

2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah

14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 25 tahun

2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan

15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor No 26

tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboran

16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor No 27

tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor;

17. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 63 Tahun

2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan.

18. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka

Kreditnya.

19. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 40 Tahun

2009 tentang Standar Penguji pada Kursus dan Pelatihan

Pendahuluan

4

20. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun

2009 tentang Standar Pembimbing pada Kursus dan Pelatihan

21. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 42 Tahun

2009 tentang Standar Pengelola Kursus

22. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 43 tahun 2009

tentang Standar Tenaga Administrasi Pendidikan pada Program Paket A,

Paket B, dan Paket C.

23. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 44 tahun 2009

tentang Standar Pengelola Pendidikan pada Program Paket A, Paket B, dan

Paket C.

24. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 45 Tahun

2009 tentang Standar Teknisi Sumber Belajar pada Kursus dan Pelatihan

25. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 35 Tahun

2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan

Angka Kreditnya.

26. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas dan

Angka Kreditnya.

27. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun

2011 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan.

28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 1

tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kelola Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia.

29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

41 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPPPTK.

30. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 38 Tahun

2013 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Penilik dan Angka

Kreditnya.

31. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

39 Tahun 2013 Tentang Juknis Jabatan Fungsional Pamong Belajar dan

Angka Kreditnya.

32. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 72 tahun

2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus

PPKn SMP KK F

5

33. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 152 Tahun 2014

Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Pamong Belajar.

34. Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 143 tahun 2014 tentang

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas dan Angka

Kreditnya.

35. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

137 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.

36. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

143 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional

Pengawas dan Angka Kreditnya.

37. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

11 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan.

38. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

16 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan dan

Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

B. Tujuan Modul pembinaan karier guru sebagai panduan belajar bagi guru PPKn SMP

dalam memahami materi PPKn Sekolah Menengah Pertama melalui pendekatan

pendidikan karakter berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat sesuai

dengan potensi lingkungan dan kearifan lokal yang ada. Modul Pembinaan Karir

Guru kelompok kompetensi F ini, merupakan kesatuan utuh dari materi-materi

yang ada pada modul kelompok kompetensi F. Modul ini sebagai panduan belajar

bagi Pembinaan Karir Guru mata pelajaran PPKn SMP dalam memahami materi

PPKn Sekolah Menengah Pertama. Modul ini bertujuan dalam upaya peningkatan

kompetensi pedagogik dan profesional materi PPKn SMP sebagai tindak lanjut

dari UKG tahun 2015.

Kita akan mengajak Anda, mengkaji terkait materi yang terdiri atas materi

pedagogik dan profesional. Materi pedagogik berhubungan dengan materi yang

mendukung proses pembelajaran seperti Pendekatan Pembelajaran dan Model-

model Pembelajaran, RPP, Penilaian, Sumber dan Media, serta PTK. Materi

Pendahuluan

6

profesional terkait dengan materi PPKn, yaitu mencakup Analisis SKL, KI dan KD,

Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai kehidupan, Penerapan bertutur

kata, berperilaku dan bersikap baik dan buruk sesuai dengan nilai-nilai Pancasila,

Penerapan hak dan kewajiban warga negara dalam Undang-Undang Dasar

Republik Indonesia Tahun 1945, Permasalahan Penerapan isi Pembukaan

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, Penerapan kewenangan

Lembaga-lembaga Negara dalam UndangUndang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945, Penerapan fungsi lembaga perlindungan dan penegakan

Hak Asasi Manusia di Indonesia, Proses Penyusunan peraturan perundang-

undangan, Proses beracara di pengadilan, Perilaku toleransi masyarakat terhadap

keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan gender, Permasalahan

keberagaman dalam masyarakat Indonesia, dan Perwujudan konsepsi wilayah

NKRI.

C. Peta Kompetensi

Kompetensi yang ingin dicapai setelah peserta diklat mempelajari Modul ini

adalah: Tabel 1. Peta Kompetensi

Pembelajaran ke -

Kompetensi

1. Melakukan Analisis SKL, KI dan KD

2. Menunjukkan Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam

berbagai kehidupan

3. Menunjukkan Penerapan bertutur kata, berperilaku dan

bersikap baik dan buruk sesuai dengan nilai-nilai Pancasila

4.

Menunjukkan Penerapan hak dan kewajiban warga negara

dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun

1945

5. Menunjukkan Permasalahann Penerapan isi Pembukaan

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

6. Menunjukkan Penerapan kewenangan Lembaga-lembaga

Negara dalam UndangUndang Dasar Negara Republik

PPKn SMP KK F

7

Pembelajaran ke -

Kompetensi

Indonesia Tahun 1945

7. Menunjukkan Penerapan fungsi lembaga perlindungan dan

penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia

8. Menunjukkan Proses Penyusunan peraturan perundang-

undangan

9. Menunjukkan Proses beracara di pengadilan

10. Menunjukkan Perilaku toleransimasyarakat terhadap

keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan gender

11. Menunjukkan Permasalahan keberagaman dalam

masyarakat Indonesia

12. Menunjukkan Perwujudan konsepsi wilayah NKRI

13. Menunjukkan Permasalahan penyusunan model

Pendekatan Saintifik PPKn SMP

14. Menunjukkan Permasalahan penyusunan model

pembelajaran PPKn SMP

15. Menunjukkan Pengolahan instrumen penilaian hasil belajar

16. Menunjukkan Permasalahan penyusunan RPP PPKn SMP

17. Menunjukkan Penggunaan media pembelajaran dalam

proses pembelajaran PPKn SMP

18. Menunjukkan Permasalahan Pelaksanaan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK)

Pendahuluan

8

D. Ruang Lingkup

Gambar 1. Ruang Lingkup

Mat

eri P

PK

n S

MP

Profesional

Ruang lingkup PPKn.

Persamaan dan Perbedaan usulan dasar negara

Perbedaan Baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap.

Perubahan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

Makna Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Hubungan antar-Lembaga-lembaga Negara dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Jaminan perlindungan Hak Asasi Manusia

Persamaan dan Perbedaan Norma dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara

Lembaga-lembaga Peradilan

Norma antardaerah di Indonesia

Semangat dan Komitmen Sumpah Pemuda

Semangat Kebangsaan dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI

Pedagogik

Pendekatan Saintifik PPKn SMP

Model pembelajaran PPKn SMP

Penilaian hasil belajar

Penyusunan RPP PPKn SMP

Sumber dan Media Pembelajaran PPKn SMP

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

PPKn SMP KK F

9

E. Saran Penggunaan Modul Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran disesuaikan

dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat digunakan dalam kegiatan

pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka dengan model tatap muka penuh

maupun model tatap muka In-On-In. Alur model pembelajaran secara umum dapat dilihat

pada bagan dibawah.

Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi peningkatan

kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan oleh unit pelaksana

teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka

penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu waktu yang di pandu oleh fasilitator.

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat pada

alur dibawah.

Pendahuluan

10

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan

sebagai berikut,

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat

untuk mempelajari :

• latar belakang yang memuat gambaran materi

• tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

• kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.

• ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran

• langkah-langkah penggunaan modul

b. Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi F, fasilitator memberi

kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan

secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta

dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat

mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

PPKn SMP KK F

11

c. Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-

rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan

pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang

akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta

lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik,

dan latihan kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan

pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali informasi,

mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat kesimpulan

kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan Konfirmasi Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator

melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama.

e. Refleksi pada bagian ini peserta dan penyaji me-review atau melakukan refleksi materi

berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi oleh panitia

menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang

dinyatakan layak tes akhir.

2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi peningkatan

kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In Service Learning 1 (In-

1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-2). Secara umum, kegiatan

pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada alur berikut ini.

Pendahuluan

12

Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai berikut,

a. Pendahuluan Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In service

learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari

:

• latar belakang yang memuat gambaran materi • tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi • kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. • ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran • langkah-langkah penggunaan modul

b. In Service Learning 1 (IN-1) • Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi F, fasilitator memberi

kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan

secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta

dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat

mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

PPKn SMP KK F

13

• Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-

rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan

pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan

pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu

dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi,

maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun

sesuai dengan kegiatan pada IN1.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi,

mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job learning.

c. On the Job Learning (ON) • Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi F, guru sebagai peserta

akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1 (IN1). Guru

sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan

dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta.

• Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di

kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN1 dan sesuai dengan

rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran pada

aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode praktik,

eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion yang secara langsung di

dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja

yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON.

Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali informasi,

mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan menyelesaikan

tagihan pada on the job learning.

d. In Service Learning 2 (IN-2) Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang akan

di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama.

e. Refleksi pada bagian ini peserta dan penyaji me-review atau melakukan refleksi materi

berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi oleh panitia

Pendahuluan

14

menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang

dinyatakan layak tes akhir.

3. Lembar Kerja

Modul pembinaan karir guru kelompok komptetansi F terdiri dari beberapa kegiatan

pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai

pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari.

Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta,

lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.

Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul

No Kode LK Nama LK Keterangan

1. LK.01. Analisis SKL, KI, Kd TM, IN1 2. LK.02. Contoh penerapan nilai-niai Pancasila dalam

berbagai bidang kehidupan TM, IN1

3. LK.03. Penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap baik dan buruk sesuai dengan nilai-nilai Pancsila

TM, ON

4. LK.04. Penerapan hak dan kewajiban warga negara dalam UUDNRI tahun 1945

TM, IN1

5. LK.05. Permasalahan penerapan isi pembukaan UUDNRI tahun 1945

TM, ON

6. LK.06. Penerapan kewenangan lembaga negara dalam UUDNRI tahun 1945

TM, IN1

7. LK.07. Penerapan fungsi lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia

TM, ON

8. LK.08. Proses penyusunan peraturan perundang-undangan

ON

9. LK.09. Proses beracara di pengadilan TM 10. LK.10. Menunjukkan contoh perilaku toleransi

masyarakat terhadap keberagaman TM, ON

n LK.11 Permasalahan keberagaman dalam masyarakat Indonesia

TM. ON…

0 LK 12 Prwujudan konsepsi wilayah NKRI TM. ON… p Lk 13 Permasalahan penyusunan model pendekatan

saintifik pembelajaran PPKn TM. ON…

q LK 14 Permasalahan penyusunan model pembelajaran PPKn

TM. ON…

PPKn SMP KK F

15

No Kode LK Nama LK Keterangan

r LK 15 Pengolahan instrumen penilaian TM. ON… s LK 16 Permasalahan penyusunan RPP PPKn SMP TM. ON… t LK 17 Penggunaan media pembelajaran dalam proses

pembelajaran PPKn TM. ON…

u LK 18 Permasalahan pelaksanaan PTK

Keterangan.

TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh IN1 : Digunakan pada In service learning 1 ON : Digunakan pada on the job learning

Kisi – kisi USBN PPKn Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013

KISI – KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERAMA/MADRASAH TSANAWIYAH

KURIKULUM 2006 TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017

Mata Pelajaran : PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Tabel 3. Kisi – kisi USBN PPKn Kurikulum 2006

LEVEL KOGNITIF

LINGKUP MATERI

ATURAN DAN IDEOLOGI

HAK DAN KEWAJIBAN

WARGA NEGARA

KEDAULATAN RAKYAT

GLOBALISASI DDAN PRESTASI

DIRI

Pengetahuan dan Pemahaman

• Mengidentifikasi • Menunjukkan • Menjelaskan • Mendeskripsikan

Siswa dapat memahami dan menguasai :

• Norma • Konstitusi dan

Proklamasi • Bahaya Korupsi • Pancasila

Siswa dapat memahami dan menguasai :

• Hak Asasi Manusia

• Usaha Bela Negara

Siswa dapat mema-hami dan menguasai :

• Demokrasi dan Kedaulatan

• Kemerdekaan mengemukakan pendapat

• Otonomi daerah

Siswa dapat memahami dan menguasai :

• Globalisasi • Prestasi diri

Aplikasi

• Memberi contoh • Menentukan • Menerapkan • Menginterpretasi • Mengurutkan

Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang :

• Norma • Konstitusi dan

Proklamasi • Bahaya Korupsi • Pancasila

Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang :

• Hak Asasi Manusia

• Usaha Bela Negara

Siswa dapat mene-rapkan pengetahuan dan pemahaman tentang :

• Demokrasi dan Kedaulatan

• Kemerdekaan mengemukakan pendapat

• Otonomi daerah

Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang:

• Globalisasi • Prestasi diri

Pendahuluan

16

LEVEL KOGNITIF

LINGKUP MATERI

ATURAN DAN IDEOLOGI

HAK DAN KEWAJIBAN

WARGA NEGARA

KEDAULATAN RAKYAT

GLOBALISASI DDAN PRESTASI

DIRI

Penalaran

• Menganalisis • Mengevaluasi • Mengaitkan • Menyimpulkan

Siswa dapat menganalisis :

• Norma • Konstitusi dan

Proklamasi • Bahaya Korupsi • Pancasila

Siswa dapat menganalisis :

• Hak Asasi Manusia

• Usaha Bela Negara

Siswa dapat menganalisis:

• Demokrasi dan Kedaulatan

• Kemerdekaan mengemukakan pendapat

• Otonomi daerah

Siswa dapat menganalisis

• Globalisasi • Prestasi diri

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH

KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

MATA PELAJARAN: PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Tabel 4. Kisi – kisi USBN PPKn Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013

LEVEL KOGNITIF CAKUPAN MATERI

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI

NEGARA NORMA DAN KONSTITUSI

KOMITMEN TERHADAP KEUTUHAN NKRI

Pengetahuan dan Pemahaman • Mengidentifikasi • Menunjukkan • Menjelaskan • Mendeskripsikan

Siswa dapat memahami dan menguasai : • Proses perumusan

Pancasila • Nilai-nilai dan moral

dalam Pancasila

Siswa dapat memahami dan menguasai : • Proses perumusan

UUD NRI Tahun 1945

• Penerapan Norma • Lembaga negara

berdasarkan UUD NRI 1945

• Hak Asasi Manusia

Siswa dapat memahami dan menguasai : • Aspek-aspek

pengokohan NKRI • Keberagaman dalam

masyarakat • Semangat persatuan

dan kesatuan

Aplikasi • Memberi contoh • Menentukan • Menerapkan • Menginterpretasi • Mengurutkan

Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : • Proses perumusan

Pancasila • Nilai-nilai dan moral

dalam Pancasila

Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : • Proses perumusan

UUD NRI Tahun 1945

• Penerapan Norma • Lembaga negara

berdasarkan UUD NRI 1945

• Hak Asasi Manusia

Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : • Aspek-aspek

pengokohan NKRI • Keberagaman dalam

masyarakat • Semangat persatuan

dan kesatuan

Penalaran • Menganalisis • Mengevaluasi • Mengaitkan • Menyimpulkan

Siswa dapat menganalisis : • Proses perumusan

Pancasila

Siswa dapat menganalisis : • Proses perumusan

UUD NRI Tahun 1945

Siswa dapat menganalisis : • Aspek-aspek

pengokohan NKRI

PPKn SMP KK F

17

LEVEL KOGNITIF CAKUPAN MATERI

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI

NEGARA NORMA DAN KONSTITUSI

KOMITMEN TERHADAP KEUTUHAN NKRI

• Nilai-nilai dan moral dalam Pancasila

• Penerapan Norma • Lembaga negara

berdasarkan UUD NRI 1945

• Hak Asasi Manusia

• Keberagaman dalam masyarakat

• Semangat persatuan dan kesatuan

Kegiatan Pembelajaran 1

18

Mata Pelajaran PPKn SMP KK F

19

Bagian I Kompetensi Profesional

Kegiatan Pembelajaran 1

20

PPKn SMP KK F

21

Kegiatan Pembelajaran 1 Analisis Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

A. Tujuan

Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menganalisis keterkaitan

SKL, KI dan KD

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Menganalisis Standar Kompetensi Lulusan, KI dan KD

C. Uraian Materi

1. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Jenjang SMP/MTs Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan

lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.. Standar

Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang

diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan

pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Standar Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah

Tsanawiyah (MTs) sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan

(SKL) Pendidikan Dasar dan Menengah sebagai berikut.

Kegiatan Pembelajaran 1

22

Tabel 5. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Pendidikan Dasar dan Menengah

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap: 1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, 2. berkarakter, jujur, dan peduli, 3. bertanggungjawab, 4. pembelajar sejati sepanjang hayat, dan 5. sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berkenaan dengan: 1. ilmu pengetahuan, 2. teknologi, 3. seni, dan 4. budaya. Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.

Keterampilan Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak: 1. kreatif, 2. produktif, 3. kritis, 4. mandiri, 5. kolaboratif, dan 6. komunikatif melalui pendekatan ilmiah sesuai dengan yang dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain secara mandiri.

2. Kompetensi Inti (KI) Jenjang SMP/MTs Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu: (1) kompetensi sikap

spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Keempat

kompetensi tersebut selanjutnya disebut Kompetensi Inti.

Kompetensi Inti Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs)

merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan

(SKL) yang harus dimiliki seorang peserta didik SMP/MTs pada setiap tingkat

kelas. Kompetensi inti dirancang untuk setiap kelas. Melalui kompetensi inti,

PPKn SMP KK F

23

sinkronisasi horisontal berbagai kompetensi dasar antar-mata pelajaran pada

kelas yang sama dapat dijaga. Selain itu sinkronisasi vertikal berbagai kompetensi

dasar pada mata pelajaran yang sama pada kelas yang berbeda dapat dijaga pula.

Kompetensi inti yang bersifat generik mencakup 3 (tiga) ranah yakni sikap,

pengetahuan, dan keterampilan. Ranah sikap dipilah menjadi sikap spiritual dan

sikap sosial. Pemilahan ini diperlukan untuk menekankan pentingnya

keseimbangan fungsi sebagai manusia seutuhnya yang mencakup aspek spiritual

dan aspek sosial sebagaimana diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional.

Dengan demikian, kompetensi yang bersifat generik terdiri atas 4 (empat) dimensi

yang merepresentasikan sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan

keterampilan yang dituangkan dalam kompetensi inti.

Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:

Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;

Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;

Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan

Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

Kompetensi Inti untuk jenjang SMP/MTs sebagaimana diatur dalam Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi

Pendidikan Dasar dan Menengah dapat dilihat pada tabel berikut.

Kelas VII-IX

Tabel 6. Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL)

KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku: a. jujur, b. disiplin, c. santun, d. percaya diri, e. peduli, dan f. bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,

Kegiatan Pembelajaran 1

24

KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL)

KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)

bangsa, negara, dan kawasan regional.

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentang: a. ilmu pengetahuan, b. teknologi, c. seni, d. budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: a. kreatif b. produktif, c. kritis, d. mandiri, e. kolaboratif, dan f. komunikatif dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.

Kompetensi inti sikap spiritual (KI-1) dan kompetensi inti sikap sosial (KI-2) untuk

Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dicapai melalui

pembelajaran langsung (direct teaching) dan juga pembelajaran tidak langsung

(indirect teaching). Dalam pembelajaran tidak langsung antara lain melalui

keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan

karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses

pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru

dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

3. Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Kompetensi dasar pada Kurikulum 2013 SMP/MTs berisi kemampuan dan muatan

pembelajaran untuk mata pelajaran pada SMP/MTs yang mengacu pada

Kompetensi Inti. Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti.

Rumusan Kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik

dan kemampuan peserta didik, dan kekhasan masing-masing mata pelajaran.

PPKn SMP KK F

25

Kompetensi dasar untuk Mata Pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan

Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan meliputi empat

kelompok sesuai dengan pengelompokan Kompetensi Inti sebagai berikut.

b. Kelompok 1: kelompok KD sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1; c. Kelompok 2: kelompok KD sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2; d. Kelompok 3: kelompok KD pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3; dan e. Kelompok 4: kelompok KD keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.

Adapun untuk mata pelajaran selain Mata Pelajaran Pendidikan Agama dan Budi

Pekerti dan Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,

kompetensi dasar yang dikembangkan terdiri atas dua kelompok yaitu kelompok

kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3 dan kelompok

kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4. Kompetensi-

kompetensi dasar tersebut kemudian dikembangkan ke dalam silabus.

Berikut contoh kompetensi-kompetensi dasar mata pelajaran Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi

Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan

Menengah.

KELAS VII

Tabel 7. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada

Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL)

KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR 1.1 Bersyukur kepada Tuhan Yang

Maha Esa atas semangat dan komitmen para pendiri negara dalam merumuskan dan menetapkan Dasar Negara Pancasila

2.1 Mengembangkan sikap bertanggung jawab dan berkomitmen sebagai warga negara indonesia sepeti yang diteladankan para pendiri negara dalam perumusan dan

Kegiatan Pembelajaran 1

26

KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL)

KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)

penetapan Pancasila sebagai dasar negara

1.2 Menghargai norma-norma keadilan yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa

2.2 Mematuhi norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat untuk mewujudkan keadilan

1.3 Menghargai nilai kesejarahan perumusan dan pengesahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai bentuk sikap beriman

2.3 Mengembangkan sikap bertanggung jawab yang mendukung nilai kesejarahan perumusan dan pengesahan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

1.4 Menghormati keberagaman norma-norma, suku, agama, ras dan antargolongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika sebagai sesama ciptaan Tuhan

2.4 Menghargai keberagaman suku, agama, ras dan antargolongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika

1.5 Mensyukuri makna kerja sama dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat

2.5 Mendukung bentuk-bentuk kerja sama dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat

1.6 Menghargai karakteristik daerah tempat tinggalnya dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa

2.6 Bersikap antusias terhadap persatuan dan kesatuan dengan mempertimbangkan karakteristik daerah tempat tinggalnya

KOMPETENSI INTI 3

(PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR 3.1 Menganalisis proses perumusan

dan penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara

4.1 Menyaji hasil analisis proses perumusan dan penetapan

PPKn SMP KK F

27

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)

KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

Pancasila sebagai Dasar Negara

3.2 Memahami norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat untuk mewujudkan keadilan

4.2 Mengampanyekan perilaku sesuai norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat untuk mewujudkan keadilan

3.3 Menganalisis kesejarahan perumusan dan pengesahan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

4.3 Menjelaskan proses kesejarahan perumusan dan pengesahan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

3.4 Mengidentifikasi keberagaman suku, agama, ras dan antargolognan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika

4.4 Mendemonstrasikan hasil identifikasi suku, agama, ras dan antargolongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika

3.5 Menganalisis bentuk-bentuk kerja sama dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat

4.5 Menunjukkan bentuk-bentuk kerja sama di pelbagai bidang kehidupan masyarakat

3.6 Mengasosiasikan karakteristik daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

4.6 Melaksanakan penelitian sederhana untuk mengilustrasikan karakteristik daerah tempat tinggalnya sebagai bagian utuh dari Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan rancangan yang telah dibuat

4. Analisis SKL, KI dan KD Alur pencapaian standar kompetensi lulusan, kompetensi inti, dan kompetensi

dasar melalui proses pembelajaran dan penilaian adalah sebagai berikut.

1. Kompetensi inti (KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4) memberikan arah tingkat

kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan minimal yang harus dicapai

peserta didik.

2. Kompetensi dasar dari KI-3 adalah dasar pengembangan materi

pembelajaran, sedangkan kompetensi dasar dari KI-4 mengarahkan

keterampilan dan pengalaman belajar yang perlu dilakukan peserta didik. Dari

sinilah pendidik dapat mengembangkan proses belajar dan cara penilaian

yang diperlukan melalui pembelajaran langsung.

3. Dari proses belajar dan pengalaman belajar yang dikembangkan KD dari KI-3

dan KI-4, peserta didik mengembangkan sikap sosial dan sikap spiritual

Kegiatan Pembelajaran 1

28

tertentu berpedoman pada KD dari KI-2 dan KI-1. Dengan demikian dalam

proses analisis ini akan diperoleh rumusan Indikator Pencapaian Kompetensi

(IPK) untuk KD dari KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4.

4. Perumusan IPK memberikan gambaran rincian materi pembelajaran dalam

cakupan KD dari KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4 sehingga dapat ditentukan materi

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian.

5. Perumusan IPK memberikan gambaran rincian materi pembelajaran dalam

cakupan KD dari KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4 sehingga dapat ditentukan materi

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian.

Gambar 5. Keterkaitan Skl, Ki, Kd, Pembelajaran, Dan Penilaian

KI-1-KD-1*) KI-2-KD-2*) KI-3-KD-3 KI-4-KD-4

S

K

L

Materi Pem-belajaran

Kegiatan Pembela-

jaran

S

K

L

KETERKAITAN SKL, KI, KD, PEMBELAJARAN, DAN PENILAIAN

IPK*)

IPK*)

IPK

IPK

*) Untuk mata pelajaran:

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan.

Penilaian

• Sikap*) • Pengeta

huan • Ketera

m-pilan

PPKn SMP KK F

29

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Tabel 8. Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Analisis Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan

a. Memotivasi peserta diklat. b. menyampaikan tujuan dan garis besar cakupan

materi Analisis SKL, KI, KD

Kegiatan Inti

Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan tipe STAD) dimana langkah-langkahnya sebagai berikut. 1) Instruktur memberi informasi proses pelatihan. 2) Kelas dibagi menjadi 6 kelompok ( A, B, C, …….s/d

kelompok ) masing-masing beranggotakan 5 orang. 3) Instruktur memberi tugas mencari sumber informasi/

data untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan.

4) Berdasarkan kelompok yang sudah dibentuk: setiap kelompok melakukan diskusi untuk memecahkan permasalahan yang diajukan peserta diklat hingga selesai dalam waktu yang sudah ditentukan instruktur.

5) Peserta diklat mengerjakan LK tentang permasalahan konsep pembelajaran yang telah disepakati bersama.

6) Melaksanakan penyusunan laporan hasil diskusi. 7) Masing masing kelompok melakukan presentasi

hasil diskusi. 8) Instruktur memberikan klarifikasi berdasarkan hasil

pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok .

Kegiatan Penutup

a. Narasumber bersama-sama dengan peserta menyimpulkan hasil pembelajaran

b. melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran.

Kegiatan Pembelajaran 1

30

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1

Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Analisis Standar

Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar”, maka Anda

perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Analisis Standar

Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ”.

Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras memahami terhadap materi modul b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara

individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan

harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja

keras dalam mengerjakan LK yang ada.

c. Kegiatan In 2 Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan

pertanyaan, saran dan komentar.

Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya

dan menghargai pendapat peserta lain

Menyimpulkan hasil pembelajaran

Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

Merencanakan kegiatan tindak lanjut

PPKn SMP KK F

31

E. Latihan/Kasus/Tugas

AKTIVITAS 1 : Melakukan Analisis SKL, KI dan KD

LK.1.1 : Analisis SKL, KI dan KD Prosedur Kerja : a) Bacalah dengan cermat uraian materi “Analisis Standar Kompetensi Lulusan,

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar”

b) Carilah dari berbagai sumber materi tentang “Analisis Standar Kompetensi

Lulusan, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar”

c) Kerjakan soal-soal di bawah ini !

Kerjakan Soal-soal di bawah ini! 1. Buatlah Analisis tentang materi/konsep esensial, kegiatan pembelajaran dan

penilaian hasil belajar kompetensi pengetahuan dengan KD:3.1 Menganalisis

proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara”

2. Analisis, kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil belajar kompetensi

keterampilan dengan KD: 4.1 ”Menyaji hasil analisis proses perumusan dan

penetapan Pancasila sebagai dasar negara

AKTIVITAS 2: Menganalisis keterkaitan SKL, KI, KD, Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran dan Teknik Penilaian LK.1.2. Analisislah keterkaitan SKL, KI, KD, Materi Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran dan Teknik Penilaian. Prosedur Kerja : 1. Siapkan dokumen SKL, KI, KD, Silabus dan Pedoman Mata Pelajaran PPKn

2. Bacalah dengan cermat substansi SKL, KI, KD, Silabus Kurikulum 2013 SMP.

3. Identifikasikan setiap komponen yang terkait, SKL, KI, KD dan Silabus

4. Untuk memudahkan bekerja isilah tabel di bawah ini!

SKL KI KD IPK Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Teknik Penilaian

Kegiatan Pembelajaran 1

32

5. Presentasikan hasil analisis kelompok Anda dan kelompok yang lain dapat

memberikan masukan, agar dapat menghasilkan kesepakatan bersama dalam

memahami Analisis Dokumen: SKL, KI, KD, Silabus, dan Pedoman Mata

Pelajaran.

F. Rangkuman

Setelah semua kegiatan latihan Anda kerjakan, ada baiknya Anda membuat

rangkuman dan butir-butir yang telah Anda capai. Anda dapat mencocokkan

rangkuman Anda dengan rangkuman berikut ini.

1. Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan

peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa

belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah.

2. Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar

Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki seorang peserta didik pada

setiap tingkat kelas.

3. Penentuan cakupan materi pembelajaran untuk menunjang pencapaian

kompetensi dasar mempertimbangkan indikator pencapaian kompetensi;

potensi peserta didik; karakteristik mata pelajaran; relevansi dengan

karakteristik daerah; relevansi materi pokok dengan SKL, KI dan KD.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan

jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai

85%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 85%

ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya (nilai

tanggung jawab, komitmen moral)

PPKn SMP KK F

33

Kegiatan Pembelajaran 2 Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam Berbagai Kehidupan

A. Tujuan

1. Melalui kegiatan membaca dan berdiskusi, peserta diklat dapat menjelaskan

tentang nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dengan benar

2. Melalui kegiatan membaca dan berdiskusi, peserta diklat dapat menjelaskan

perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dengan benar

3. Melalui kegiatan membaca dan berdiskusi, peserta diklat dapat menunjukkan

penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan ekonomi, politik, sosial-

budaya serta pertahanan dan kemanan dengan benar

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila

2. Menjelaskan perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari

3. Menunjukkan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan ekonomi

4. Menunjukkan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan politik

5. Menunjukkan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sosial-budaya

6. Menunjukkan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam pertahanan dan

keamanan.

C. Uraian Materi

1. Nilai-nilai Yang Terkandung Dalam Pancasila

Pancasila merupakan suatu sistem nilai. Oleh karena itu, Pancasila pada

hakikatnya merupakan suatu kesatuan. Meskipun dalam setiap sila terkandung nilai

yang memiliki perbedaan satu sama lain, namun kesemua sila yang ada

merupakan suatu kesatuan yang sistematis. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila

Kegiatan Pembelajaran 2

34

I sampai dengan sila V dari Pancasila merupakan cita-cita, harapan, dambaan

bangsa Indonesia yang akan diwujudkan dalam kehidupannya agar terwujud

masyarakat yang sejahtera.

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mempunyai tingkatan dan bobot yang

berbeda tetapi tidak saling bertolak belakang, akan tetapi saling melengkapi.

Dengan demikian berarti nilai yang terkandung dalam Pancasila nerupakan satu

kesatuan utuh dan bulat, tidak dapat dipisahkan dan berhubungan erat. Nilai-nilai

itulah yang dimiliki bangsa Indonesia yang memberikan pola bagi sikap, tingkah

laku, dan perbuatan bangsa Indonesia.

Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancaasila adalah sebagai

berikut :

a. Ketuhanan Yang Maha Esa

Sila ini berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan negara bahkan

moral negara, moral penyelenggara negara, hukum dan peraturan perundang-

undangan negara, kebebasan dan hak asasi warga negara harus dijiwai nilai-

nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.

b. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai bahwa negara harus

menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang

beradab.

c. Persatuan Indonesia

Sila Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah sebagai

penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk individu

dan makhluk sosial.

d. Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan/ Perwakilan.

Nilai yang terkandung dalam sila ini adalah bahwa hakikatnya negara

merupakan sebuah penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu

dan makhluk sosial.

e. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Nilai keadilan sosial juga diterapkan dalam pergaulan antar negara sesama

bangsa di dunia dan prinsip ingin menciptakan ketertiban bersama dalam

suatu pergaulan antar bangsa di dunia.

PPKn SMP KK F

35

2. Perwujudan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dari Sila ke I sampai Sila Sila ke V

harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dengan berpedoman pada nilai –

nilai pengamalan Pancasila yaitu:

a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Sila pertama dari Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa Sila ini

berhubungan terhadap perilaku kita sebagai umat beragama pada Tuhannya.

Berikut ini contoh sikap yang mencerminkan sila Pertama :

1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya

terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar

kemanusiaan yang adil dan beradab.

3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara

pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda

terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah

yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha

Esa.

6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan

ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.

7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa kepada orang lain.

b. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sila ini berhubungan terhadap perilaku kita sebagai manusia yang pada

hakikatnya semua sama di Dunia ini. Berikut contoh sikap yang mencerminkan

di sila Kedua :

1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan

martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Kegiatan Pembelajaran 2

36

2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap

manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan,

jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.

3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.

4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.

5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

8) Berani membela kebenaran dan keadilan.

9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat

manusia.

10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan

bangsa lain.

c. Sila Persatuan Indonesia (cinta tanah air)

Sila ini berhubungan terhadap perilaku kita sebagai warna Negara Indonesia

untuk bersatu membangun negeri ini. Berikut contoh sikap yang mencerminkan

sila Ketiga :

1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan

keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas

kepentingan pribadi dan golongan.

2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila

diperlukan.

3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.

4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air

Indonesia.

5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi, dan keadilan sosial.

6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.

7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan/Perwakilan

PPKn SMP KK F

37

Sila ini beruhubungan terhadap perilaku kita untuk selalu bermusyawarah

dalam menyelesaikan masalah. Berikut contoh sikap yang mencerminkan di

sila Keempat

1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia

mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.

2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.

3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk

kepentingan bersama.

4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.

5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai

hasil musyawarah.

6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan

hasil keputusan musyawarah.

7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas

kepentingan pribadi dan golongan.

8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani

yang luhur.

9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral

kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat

manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan

kesatuan demi kepentingan bersama.

10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk

melaksanakan pemusyawaratan.

e. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Sila ini berhubungan dengan perilaku kita dalam bersikap adil terhadap semua

orang. Berikut contoh sikap yang mencerminkan di sila Kelima :

1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan

suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.

2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

4) Menghormati hak orang lain.

5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.

Kegiatan Pembelajaran 2

38

6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan

terhadap orang lain.

7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan

gaya hidup mewah.

8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan

kepentingan umum.

9) Suka bekerja keras.

10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan

dan kesejahteraan bersama.

11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang

merata dan berkeadilan sosial.

3. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Bidang Ekonomi

Ekonomi Pancasila dijiwai oleh setiap sila Pancasila, yaitu :

1) Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa

Sistem ekonomi Pancasila dikendalikan oleh kaidah-kaidah moral dan etika,

sehingga pembangunan nasional kita adalah pembangunan yang berakhlak.

2) Sila Kedua, Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

Ekonomi Pancasila, menghormati martabat kemanusiaan serta hak dan

kewajiban asasi manusia dalam kehidupan ekonomi.

3) Sila Ketiga, Persatuan Indonesia

Ekonomi Pancasila berwawasan kebangsaan dan tetap membutuhkan sikap

patriotik meskipun kegiatannya sudah mengglobal.

4) Sila Keempat, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Di bidang ekonomi, Ekonomi Pancasila dikelola dalam sebuah sistem

demokratis yang dalam Undang-undang Dasar yang disebut sebagai

demokrasi ekonomi.

5) Sila Kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Menunjukkan seluruh upaya pembangunan untuk mengembangkan

pertumbuhan ekonomi dikaitkan dengan pemerataan pembangunan dan hasil-

hasilnya menuju kepada terciptanya kemakmuran yang berkeadilan bagi

PPKn SMP KK F

39

seluruh rakyat Indonesia dalam sistem ekonomi yang disusun sebagai usaha

bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.

4. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Politik

Pedoman yang perlu dijadikan pegangan dalam kehidupan partai politik adalah :

1) Mengaktualisasikan kebersamaan dalam kemajemukan untuk mewujudkan

cita-cita dan tujuan nasional.

2) Penyampaian aspirasi rakyat dan segenap perilaku partai politik harus

menjamin tegaknya keselarasan dan kerukunan serta budi luhur.

3) Segenap perilaku partai politik selalu bersendi pada keputusan bersama yang

mengikat dan mengandung sanksi terhadap penyimpangan penyalahgunaan

kekuasaan dan wewenang.

4) Program partai politik harus mengarah pada kokohnya Pancasila sebagai dasar

negara, utuh dan kuatnya Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang

berpemerintahan presidensial dan bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika

5. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Sosial-Budaya

Secara sistematik, wujud sistem sosial-kebudayaan dapat dikelompokkan menjadi

tiga yaitu (1) sistem nilai, (2) sistem sosial dan (3) wujud fisik baik dalam

kebudayaan maupun kehidupan masyarakat. Dalam hubungan ini Pancasila

merupakan core values sistem sosial kebudayaan masyarakat Indonesia, yaitu

merupakan suatu esensi nilai kehidupan sosial-kebudayaan yang multikultural.

Secara kausalitas Pancasila sebelum disahkan menjadi dasar filsafat negara, nilai-

nilainya telah ada dan berasal dari bangsa Indonesia sendiri yang berupa nilai adat

istiadat, kebudayaan dan nilai religius. Penerapan positif nilai-nilai Pancasila

dalam bidang sosial budaya perlu terus dikembangkan dan ditanamkan agar

keanekaragaman yang ada tidak menimbulkan perpecahan dalam kehidupan

bangsa Indonesia.

6. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Pertahanan Dan Keamanan

Pada dasarnya segala macam bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan

gangguan yang dihadapi oleh setiap bangsa dalam perjalannya selalu berubah.

Kegiatan Pembelajaran 2

40

Pada umumnya suatu bangsa selalu dapat mengatasi sendiri hakikat yang

dihadapi tersebut berdasarkan potensi yang dimiliki. Dengan kemampuan itulah

kemerdekaan dan kedaulatan bangsa dan negaranya tetap dapat dipertahankan

dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat. Dari pengalaman sejarah suatu

bangsa diperlukan adanya upaya untuk terus menjaga, memelihara dan

meningkatkan ketahanan dan ketangguhan.

D. Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti

moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.

Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas

pembelajaran pada point 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Penerapan nilai-nilai

Pancasila Dalam Berbagai Bidang Kehidupan”, maka Anda perlu mengikuti

aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Penerapan nilai-nilai Pancasila Dalam Berbagai Bidang Kehidupan”.

b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.

c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok.

d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul

e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan);

f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.

g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. h. Penyampaian hasil diskusi; i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya

pada diskusi dan kerja kelompok

PPKn SMP KK F

41

j. Menyimpulkan hasil pembelajaran k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In 1) Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Penerapan Nilai-nilai

Pancasila Dalam Berbagai Kehidupan”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas

pembelajaran sebagai berikut.

Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Penerapan Nilai-nilai

Pancasila Dalam Berbagai Kehidupan”.

Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras memahami terhadap materi modul

2) Kegiatan on

Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara

individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan

harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja

keras dalam mengerjakan LK yang ada.

3) Kegiatan In 2

Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan

pertanyaan, saran dan komentar.

Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya

dan menghargai pendapat peserta lain

Menyimpulkan hasil pembelajaran

Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

Merencanakan kegiatan tindak lanjut

Kegiatan Pembelajaran 2

42

E. Latihan/ Kasus /Tugas

1. Soal Pilihan Ganda Aktifitas 2.1 : Mengerjakan latihan soal Pilihan Ganda

LK2.1. :

Kerjakan soal Pilihan Ganda dibawah ini !

1. Yang merupakan wujud pengamalan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

adalah ....

a. Membina kerukunan hidup diantara sesama umat beragama dan

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

b. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan

martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

c. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara

pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda

terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

d. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar

kemanusiaan yang adil dan beradab.

2. Yang merupakan wujud pengamalan pengamalan sila Keadilan Sosial bagi

Seluruh Rakyat Indonesia adalah ....

a. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

b. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan

c. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.

d. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.

3. Berikut ini merupakan pernyataan yang sesuai dengan sistem ekonomi

Indonesia ....

a. sistem ekonomi yang dibangun oleh bangsa Indonesia adalah sistem

ekonomi Pancasila

b. Perkembangan ekonomi harus disesuaikan dengan perkembangan

ekonomi mengarah dunia yang mengarah pada persaingan bebas

c. Pembangunan ekonomi bangsa Indonesia berlandaskan Pancasila,

sebagai satu-satunya tujuan untuk memaksimalkan SDA yang ada

d. Sistem ekonomi di Indonesia mendasarkan atas kekeluargaan dan

kesejahteraan seluruh bangsa serta sekelompok golongan

PPKn SMP KK F

43

4. Pedoman yang perlu dijadikan pegangan dalam kehidupan partai politik adalah

....

a. Mengaktualisasikan kebersamaan dalam kemajemukan untuk

mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.

b. Penyampaian aspirasi rakyat melalui partai politik harus selaras antara

kepentingan masyarakat dengan kepentingan politik

c. Segenap perilaku partai politik selalu bersendi pada keputusan bersama

yang disetujui oleh ketua politik dan mengandung sanksi terhadap

penyimpangan penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang.

d. Program partai politik harus mengarah pada kokohnya Pancasila sebagai

dasar negara, utuh dan kuatnya Negara Kesatuan Republik Indonesia,

yang berpemerintahan absolut dan bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika

5. Berikut ini yang merupakan wujud sistem sosial-kebudayaan adalah ....

a. Sistem nilai, sistem sosial dan wujud fisik baik dalam kebudayaan maupun

kehidupan masyarakat

b. Sistem nilai, sistem sosial-ekonomi dan wujud fisik baik dalam kebudayaan

maupun kehidupan masyarakat

c. Sistem nilai ekonomi, sistem sosial dan wujud fisik baik dalam kebudayaan

maupun kehidupan masyarakat

d. Sistem nilai yang berbentuk piramida hierarki, sistem sosial-ekonomi dan

kebudayaan maupun kehidupan masyarakat

2. Lembar Kerja Aktivitas 2.2 : Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam berbagai bidang kehidupan

LK. 2.2 : Berikan contoh penerapan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai bidang

kehidupan

Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi “Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Dalam

Berbagai Bidang Kehidupan”

2. Carilah dari berbagai sumber Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam berbagai

Lingkungan (keluarga, sekolah dan masyarakat)

3. Untuk membantu jawaban anda isilah masukan kedalam tabel 2.

4. Presentasikan hasil kerja Saudara

Kegiatan Pembelajaran 2

44

Tabel 2.2 Contoh Penerapan Nilai-nilai Pancasila dalam berbagai bidang kehidupan

No Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dan berbagai bidang kehidupan Contoh

1. Ekonomi Dalam berjualan mengutamakan nilai-nilai kejujuran (sila1) Dalam menerima pegawai tidak boleh diskriminasi (sila2)

2. Sosial Budaya

3. Pertahanan dan Keamanan

4. Politik

AKTIVITAS: PMENGEMBANGKAN SOAL

3. Lembar Kerja Pembuatan Soal Aktivitas pengembangan butir soal penilaian berbasis kelas LK 2. 3 Menyusun soal USBN/Penilaian Berbasis Kelas Prosedur Kerja 1. Cermatilah kisi-kisi penyusunan soal USBN yang dikeluarkan oleh Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan pada pendahuluan E 4.

2. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan

pembelajaran ini sesuai format berikut ( sesuaikan dengan kurikulum yang

berlaku di sekolah Anda)

3. Buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini

berdasarkan kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan seperti pada tabel di bawah ini (Kurikulum 2006/2013)

4. Buatlah soal pilihan ganda (PG)sebanyak 3 soal dan soal uraian sebanyak 3.

PPKn SMP KK F

45

TABEL 2.3 KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK

a. Kurikulum 2006 (Permendikbud nomor 22 Tahun 2006) Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn

No. Urut

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk

Soal 1 VIII Sikap positif

Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

PG dan Esaay Level Kognitif Aplikasi

VIII Sikap positif Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

PG dan Essay Level Kognitif Aplikasi

b. Kurikulum 2013 (Permendikbud Nomor 24 tahun 2016) Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn

No. Urut

Kompetensi Dasar

Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk

Soal 1, 2 9 • Langkah-langkah

perwujudan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dalam berbagai kehidupan

PG dan Essay Level Kognitif Aplikasi

2

8 • Membiasakan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila sebagai dasar Negara dan pandangan hidup bangsa

PG dan Essay Level Kognitif Aplikasi

Kegiatan Pembelajaran 2

46

KARTU SOAL KURIKULUM 2006/2013

Jenjang :

Mata Pelajaran :

Kelas :

Kompetensi :

Level :

Materi :

Bentuk Soal :

BAGIAN SOAL DISINI

Kunci Jawaban : :

F. Rangkuman

1. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mempunyai tingkatan dan bobot

yang berbeda tetapi tidak saling bertolak belakang, akan tetapi saling

melengkapi. Dengan demikian berarti nilai yang terkandung dalam Pancasila

nerupakan satu kesatuan utuh dan bulat, tidak dapat dipisahkan dan

berhubungan erat. Nilai-nilai itulah yang dimiliki bangsa Indonesia yang

memberikan pola bagi sikap, tingkah laku, dan perbuatan bangsa Indonesia.

2. Perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari:

a. Sila pertama dari Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa Sila ini

berhubungan terhadap perilaku kita sebagai umat beragama pada

Tuhannya.

b. Sila kedua ini berhubungan terhadap perilaku kita sebagai manusia yang

pada hakikatnya semua sama di Dunia ini.

PPKn SMP KK F

47

c. Sila ketiga ini berhubungan terhadap perilaku kita sebagai warga Negara

Indonesia untuk bersatu membangun negeri ini.

d. Sila keempat

e. Sila ini beruhubungan terhadap perilaku kita untuk selalu bermusyawarah

dalam menyelesesaikan masalah.

f. Sila kelima

g. Sila ini berhubungan dengan perilaku kita dalam bersikap adil terhadap

semua orang.

3. Perwujudan nilai Pancasila dalam bidang ekonomi

Sistem ekonomi di Indonesia mendasarkan atas kekeluargaan dan

kesejahteraan seluruh bangsa dan bukan untuk dimonopoli oleh

sekelompok orang saja.

Ekonomi Negara haruslah berlandaskan pada sila-sila dalam pancasila,

dan pancasila memiliki peran sebagai dasar dari berlangsungnya kegiatan

ekonomi, sehingga perekonomianpun berjalan sesuai jati diri bangsa.

Sistem ekonomi Pancasila adalah sistem ekonomi pasar yang terkelola

dan kendali pengelolaannya adalah nilai-nilaiPancasila. Dengan perkataan

lain ekonomi Pancasila tentulah harus dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila.

4. Implementasi Ideologi Pancasila dalam perkembangan politik di Indonesia

harus bertujuan sesuai dengan cita-cita dan tujuan nasional yang diamanatkan

Pembukaan UUD NRI Tahun1945. 5. Perwujudan nilai–nilai Pancasila dalam bidang sosial budaya hendaknya

didasarkan atas sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki

oleh masyarakat tersebut. Pengembangan sosial budaya kita harus

mengangkat nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar nilai yaitu

nilai-nilai pancasila itu sendiri. 6. Perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam bidang pertahanan dan keamanan

adalah negara pada hakikatnya adalah merupakan suatu masyarakat hukum.

Demi tegaknya hak-hak warga negara maka diperlukan peraturan perundang-

undangan negara, baik dalam rangka mengatur ketertiban warga maupun

dalam rangka melindungi hak-hak warganya.

Kegiatan Pembelajaran 2

48

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir

modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk

mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 2.

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali

80 – 89% = baik

70 – 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat

meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 3, jika masih di bawah 80% Anda

harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 2, terutama yang belum dikuasai.

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%

PPKn SMP KK F

49

Kegiatan Pembelajaran 3 Penerapan Bertutur Kata, Berperilaku dan Bersikap Sesuai dengan Nilai-Nilai Pancasila

A. Tujuan

1. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengidentifikasi

penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap baik dan buruk di lingkungan

keluarga dengan benar.

2. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengidentifikasi

penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap baik dan buruk di lingkungan

sekolah dengan benar.

3. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengidentifikasi

penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap baik dan buruk di lingkungan

masyarakat dengan benar.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Mengidentifikasi penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap baik dan

buruk di lingkungan keluarga.

2. Mengidentifikasi penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap baik dan

buruk di lingkungan sekolah.

3. Mengidentifikasi penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap baik dan

buruk di lingkungan masyarakat.

C. Uraian Materi Pembelajaran

1. Penerapan Bertutur Kata, Berperilaku dan Bersikap Baik dan Buruk di Lingkungan Keluarga

Dalam lingkungan keluarga perlu ditanamkan kepada anak-anak kita sedini

mungkin perilaku-perilaku yang baik seperti rajin beribadah, sopan santun,

Kegiatan Pembelajaran 3

50

bertanggung jawab, suka memberi kepada sesama dan juga perlu dibudayakan

bertutur kata baik, berperilaku dan bersikap baik, sikap kasih sayang, saling

menghormati antar sesama anggota keluarga, rukun, dan lain sebagainya. Untuk

lebih jelasnya berikut perilaku-perilaku yang menerapkan nilai-nilai Pancasila

dalam lingkungan keluarga : :

1. Saling menghormati antar sesama anggota keluarga

2. Saling menyayangi satu sama lain (saling melindungi)

3. Sebagai orang tua harus mendidik anak-anaknya agar selalu patuh terhadap

agama dan hukum

4. Sebagai orang tua juga harus menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya,

dan memberikan contoh perilaku yang sesuai dengan norma agama, norma

kesusilaan, norma kesopanan, norma hukum dan adat.

5. Sebagai orang tua harus mengajarkan/mendidik anak-anaknya untuk selalu

berbuat kebaikan (seperti sedekah kepada orang lain, saling menghormati dll).

6. Sebagai orang tua bersikap adil terhadap anak-anaknya, tidak boleh pilih kasih

7. Sebagai anak harus berbakti kepada orang tua dll

Penerapan sikap diatas akan menjadikan anak untuk bertutur kata, berperilaku

dan bersikap baik

2. Penerapan Bertutur Kata, Berperilaku dan Bersikap Baik dan Buruk di Lingkungan Sekolah

Cara efektif agar anak mempunyai tutur kata, bersikap dan berperilaku baik di

lingkungan sekolah

1. Melalui pelajaran, Pendidikan Kewarganegaraan atau Pendidikan Pancasila

Melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan atau Pendidikan

Pancasila diharapkan peserta didik memperoleh pengetahuan tentang apa itu

Pancasila, apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dan apa saja

manfaat mengamalkan nilai-nilai Pancasila

2. Nasihat Guru kepada murid

Kebanyakan orang setelah mereka mendengarkan nasihat atau ceramah

mereka akan memperoleh ilmu dan pengetahuan baru atau koreksi-koreksi

yang mungkin ia dapatkan karena nasihat atau ceramah itu menyingung

perbuatan-perbuatan tercela yang mungkin pernah ia lakukan terlebih jika

nasihat itu disampaikan oleh guru.

PPKn SMP KK F

51

3. Memberikan contoh sikap-sikap yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila

Seorang guru harus berperilaku selayaknya seorang pendidik yang

berkepribadian baik, karena setiap perilaku yang ia lakukan akan dicontoh oleh

muridnya

4. Menanamkan sikap disiplin terhadap siswa melalui berbagai cara :

a) Guru Memberikan contoh keteladan terhadap siswa.

b) Memberlakukan peraturan tata tertib yang jelas dan tegas

c) Secara konsisten guru terus mensosialisasikan kepada siswa tentang

pentingnya disiplin

5. Melatih siswa untuk rajin beribadah

Nilai-nilai Ketuhanan ini menjadi fondasi dasar manusia dalam menjalankan

kehidupannya, sehingga setiap siswa harus benar-benar menjiwai nilai

Ketuhanan ini. Untuk itu siswa dapat dilatih dan diarahkan agar selalu rajin

dalam menjalankan ibadah dalam agama mereka masing-masing dengan

cara-cara yang sederhana dan menarik

6. Siswa diajak dan dilatih untuk membudayakan

Dengan membudayakan 3S (Senyum, Salam, Sapa) kepada siswa dan

sesama guru maka akan tercipta suasana yang nyaman dan kondusif

3. Penerapan Bertutur Kata, Berperilaku dan Bersikap Baik dan Buruk di Lingkungan Masyarakat

Perilaku yang mencerminkan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila dalam

lingkungan masyarakat :

1. Saling menghormati dan memberikan toleransi antar umat beragama

2. Rukun dengan tetangga yang berbeda agama.

3. Berbuat adil kepada tetangga, tidak membeda-bedakan tetangga.

4. Menyeimbangkan hak dan kewajiban kita di masyarakat.

5. Mematuhi norma-norma dan aturan yang berlaku di dalam masyarakat.

6. Selalu aktif dalam kegiatan sosial seperti kerja bakti, ronda malam dll.

Kegiatan Pembelajaran 3

52

D. Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti

moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.

Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas

pembelajaran pada point 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Penerapan bertutur

kata, berperilaku dan bersikap baik dan buruk sesuai nilai-nilai Pancasila”, maka

Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Penerapan bertutur kata,

berperilaku dan bersikap baik dan buruk sesuai nilai-nilai Pancasila”.

b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil

kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan

materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok.

d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras memahami terhadap materi modul

e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan

keperluan);

f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi

latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.

Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani

mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta

berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.

g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. (percaya diri)

h. Penyampaian hasil diskusi; (profesional)

i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya

pada diskusi dan kerja kelompok (kreatif)

j. Menyimpulkan hasil pembelajaran

k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

PPKn SMP KK F

53

m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Penerapan bertutur

kata, berperilaku dan bersikap baik dan buruk sesuai dengan nilai-nilai Pancasila”.,

maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Penerapan bertutur kata,

berperilaku dan bersikap baik dan buruk sesuai dengan nilai-nilai

Pancasila”.

Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras memahami terhadap materi modul

b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara

individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan

harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja

keras dalam mengerjakan LK

c. Kegiatan In 2 Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan

pertanyaan, saran dan komentar.

Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya

dan menghargai pendapat peserta lain

Menyimpulkan hasil pembelajaran

Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

Merencanakan kegiatan tindak lanjut

Kegiatan Pembelajaran 3

54

E. Latihan/Kasus/Tugas

1. Penguasaan Konsep/TesFormatif Aktivitas 2.1 : Mengerjakan soal Pilihan Ganda LK 3.2 : Kerjakan soal Pilihan Ganda di bawah ini! Prosedur Kerja: 1) Bacalah dengan cermat uraian materi “Penerapan bertutur kata, berperilaku

dan bersikap baik dan buruk sesuai dengan nilai-nilai Pancasila”.

2) Carilah dari berbagai sumber “Penerapan bertutur kata, berperilaku dan

bersikap baik dan buruk sesuai dengan nilai-nilai Pancasila”

3) Kerjakan soal di bawah!

Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari alternatif jawaban yang tersedia

1. Yang dimaksud dengan Pancasila sebagai sumber nilai adalah ...

a. Kehidupan bangsa Indonesia itu harus sesuai dengan kepribadiannya

b. Keberhasilan dan kemajuan bangsa Indonesia diukur dengan

kepribadiannya

c. Yang menjadi sumber ukuran baik atau tidak adalah kepribadiannya

d. Masyarakat Indonesia yang maju adalah yang tinggi intelektualnnya

2. Pancasila dilaksanakan secara objektif , artinya ...

a. Pancasila digunakan sebagai pedoman perilaku sehari-hari

b. Pancasila digunakan sebagai asas tunggal partai politik

c. Pancasila digunakan sebagai sumber hukum negara

d. Pancasila digunakan sebagai dasar hukum penyelenggaraan negara

3. “Merusak sarana umum” termasuk perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai

Pancasila, hususnya ...

a. Sila kelima

b. Sila ketiga

c. Sila keempat

d. Sila kedua

4. Berikut ini adalah contoh berperilaku baik kepada orang tua, kecuali ...

a. Bertegur sapa

b. Mengucapkan salam

c. Berbicara sopan

d. Menolak perintah

PPKn SMP KK F

55

5. Perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila di lingkungan masyarakat

adalah ...

a. Berperan aktif dalam pembangunan sekolah

b. Membangun pos ronda

c. Menghormati HAM

d. Tidak memaksakan kehendak

6. Norma yang berlaku di lingkungan masyarakat yang sanksi bagi pelanggarnya

dikucilkan adalah ...

a. Kesopanan

b. Kesusilaan

c. Agama

d. Moral

7. Semangat atau dorongan bathin dalam diri seseorang untuk melakukan atau

tidak melakukan sesuatu disebut ...

a. Etika

b. Keteladanan

c. Moral

d. Kepatutan

8. Nilai yang menjadi dasar masyarakat indonesia untuk berperilaku adalah ...

a. Bhinneka Tunggal Ika

b. Norma-norma

c. Pancasila

d. Sumpah Pemuda

9. Berikut ini adalah nilai-nilai pokok dari Pancasila yaitu ...

a. Nilai moral

b. Nilai sosial

c. Nilai kemanusiaan

d. Nilai budaya

10. Masalah sikap dan bertingkah laku yang baik diatur di dalam nilai-nilai ...

a. Persatuan

b. Ketuhanan

c. Kemanusiaan

d. Kedaulatan rakyat

Kegiatan Pembelajaran 3

56

2. Lembar Kerja Aktivitas 3.2 : Menunjukkan penerapan bertutur kata, berperilaku daan bersikap baik dan buruk sesuai dengan nilai-nilai Pancasilan

LK 3.2 : Penerapan bertutur kata, berperilaku daan bersikap baik dan

buruk sesuai dengan nilai-nilai Pancasila

Prosedur Kerja : 1) Bacalah dengan cermat uraian materi “Penerapan bertutur kata,

berperilaku dan bersikap baik dan buruk sesuai dengan nilai-nilai

Pancasila”.

2) Carilah dari berbagai sumber “Penerapan bertutur kata, berperilaku dan

bersikap baik dan buruk sesuai dengan nilai-nilai Pancasila”

3) Isilah lembar kerja di bawah ini! Bacalah kasus di bawah ini dan jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini !

Saling Membantu Sesama Korban Gempa

Liputan6 on 22 Okt 2009 at 00:36 WIB

Liputan6.com, Padang: Sekelompok pelajar sekolah menengah pertama di Padang memberikan bantuan langsung kepada korban gempa di Desa Salisikan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat, Rabu (21/10) siang. Para pelajar yang memberikan bantuan ini adalah juga korban gempa di Padang.

Tak hanya memberi bantuan, para pelajar juga ikut membangun ruang belajar darurat di lokasi bencana Desa Salisikan. Di desa ini, puluhan rumah warga hancur. Meski tidak ada korban jiwa, puluhan korban luka sempat dirawat di sejumlah rumah sakit di Pariaman dan Padang. Sementara itu ratusan warga Tasikmalaya, Jawa Barat, masih bertahan di pengungsian setelah daerah mereka diguncang gempa pada satu bulan lalu. Mereka berharap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang baru dilantik membantu pembangunan kembali rumah yang roboh. Sejumlah warga yang rumahnya tak rusak parah, mulai membangun kembali. Gempa Tasikmalaya awal September lalu merusak ribuan rumah warga. Belum lagi rehabilitasi selesai, gempa mengguncang Padang dengan kekuatan lebih besar sehingga pusat perhatian beralih kepada korban di Padang.(JUM/YUS)

SUMBER: http://news.liputan6.com/read/248321/saling-membantu-sesama-korban-gempa diakses 9 desember 2015

PPKn SMP KK F

57

Tabel 3.2 Contoh Penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap baik dan buruk sesuai dengan nilai-nilai Pancasila”. SALING MEMBANTU SESAMA KORBAN GEMPA

No Kinerja Pemecahan Rumusan Kinerja Pemecahan Kasus

1. Bacalah dengan kritis dan cermat wacana di atas, dan selanjutnya identifikasi termasuk bentuk-bentuk penerapan di lingkungan manakah kejadian tersebut?

Berita tersebut merupakan bentuk penerapan berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai Pancasila 1. Sila 1 Alasan :

2. Setelah kelompok anda mencermati wacana tersebut, coba dianalisis apa yang melatar belakangi masalah tersebut

Perilaku baik tersebut menjelaskan bahwa sekelompok pelajar melakukan,: 1........................................................... alasannya............................................ 2........................................................... alasannya............................................

3. Menurut Kelompok anda siapakah yang membantu korban gempa

Kelompok yang membantu korban gempa adalah: ............................................................. .............................................................

4. Bagaimana perasaan anda atau pandangan anda tentang hal tersebut .

Kelompok memiliki pandangan masing-masing: ............................................................. alasannya............................................

3. Lembar Kerja Pembuatan Soal Aktivitas pengembangan butir soaal penilaian berbasis kelas LK 3. 3 Menyusun soal USBN/Penilaian Berbasis Kelas Prosedur Kerja

1. Cermatilah kisi-kisi penyusunan soal USBN yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada pendahuluan E 4.

2. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan pembelajaran ini sesuai format berikut ( sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah Anda)

3. Buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini berdasarkan kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan seperti pada tabel di bawah ini (Kurikulum 2006/2013)

4. Buatlah soal pilihan ganda (PG)sebanyak 3 soal dan soal uraian sebanyak 3.

Kegiatan Pembelajaran 3

58

Tabel 3.3.. Kisi-kisi penulisan soal tes prestasi akademik Matapelajaran PPKn

SMP/MTs Kegiatan Pembelajaran 1 Kurikulum 2006

No. Urut

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk

Soal 1, 2, 3

7 Menerapkan norma-norma, kebiasaan, adat istiadat dan peraturan yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

PG dan essay Level Kognitif penerapan

Tabel 3.4 Kisi-kisi Penulisan Soal Tes Prestasi Akademik Mata Pelajaran PPKn

SMP/MTs Kegiatan pembelajaran 1 Kurikulum 2013

No. Urut

Kompetensi Dasar

Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

1, 2 9 Penerapan bertutur kata bersikap, berperilaku, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila

PG dan essay Level Kognitif penerapan

3

7 Perilaku sesuai norma yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari

PG dan Essay Level Kognitif penerapan

KARTU SOAL KURIKULUM 2006/2013

Jenjang : Mata Pelajaran : Kelas : Kompetensi : Level : Materi : Bentuk Soal :

BAGIAN SOAL DISINI

Kunci Jawaban : :

PPKn SMP KK F

59

F. Rangkuman

1. Pancasila adalah merupakan suatu ideologi bangsa yang menjadi pedoman

hidup warga negara dalam berperilaku sehingga apabila diterapkan akan

tercipta suasana kehidupan yang religius, damai, harmonis, demokratis dan

sejahtera. Penerapan bertutur kata yang baik sangat penting untuk dilakukan.

Dengan bertutur kata yang baik maka akan menciptakan suatu kondisi yang

damai.

2. Penerapan berperilaku dan bersikap baik penting untuk dilakukan sebagai

acuan untuk menjalani kehidupan. Penerapan bertutur kata, berperilaku dan

bersikap baik harus dilakukan di berbagai kehidupan. Baik dilingkungan

keluarga, sekolah dan masyarakat. Sehingga apabila hal tersebut

dilaksanakan, akan terjamin kondisi kehidupan yang damai dan harmonis.

3. Penerapan bertutur kata, berperilaku, bersikap baik dan buruk di lingkungan

masyarakat harus sesuai dengan norma-norma dan aturan yang berlaku di

dalam masyarakat tersebut.

Kegiatan Pembelajaran 3

60

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir

modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk

mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 1.

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali

80 – 89% = baik

70 – 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat

meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 2, jika masih di bawah 80% Anda

harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 1, terutama yang belum dikuasai

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%

PPKn SMP KK F

61

Kegiatan Pembelajaran 4 Penerapan Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam UUD Negara RI Tahun 1945

A. Tujuan

1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengidentifikasi hak

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 .

2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengidentifikasi

kewajiban warga negara dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945

3. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menunjukkan contoh

penerapan hak dan kewajiban warga negara dalam UUDNRI Tahun 1945

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Peserta diklat mampu mengidentifikasi hak warga negara dalam Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Peserta diklat mampu mengidentikasi kewajiban warga negara dalam

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

3. Peserta diklat mampu menunjukkan contoh Penerapan hak dan kewajiban

warga negara dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945.

C. Uraian Materi

1. Hak Warga Negara Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Hak adalah sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penerapannya tergantung

pada diri kita sendiri. Adapaun Prof. Dr Notonagoro mendeinisikan hak adalah kuasa

untuk menerima atau melakukan sesuatu yang semestinya diterima atau dilakukan

melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada

prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.

Kegiatan Pembelajaran 4

62

Pasal-pasal dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang

mengatur tentang hak warga negara adalah :

1. Setiap warga negara berhak mendapatkan status kewarganeagaraan (Pasal

26 (1, 2)

2. Hak atas kedudukan yang sama di bidang hukum dan pemerintahan (Pasal

27 (1), maksud yang terkandung dalam pasal 27adalah bahwa semua warga

neagra baik pejabat maupun rakyat baik kaya maupun miskin harus

mendapatkan perlakuan yang sama di bidang hukum.

3. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak

Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak diatur dalam pasal 27 ayat

2. Pasal ini merupakan pengakuan bahwa setiap warga negara yang telah

memenuhi persyaratan tertentu tanpa memandang suku, ras dan agama

berhak memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi

kemanusiaan

4. Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya (Pasal 28 (A,) Hak untuk

membentuk keluarga dan keturunan melalui perkawinan yang sah (pasal 28 B

ayat 1)

5. Hak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan

berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi seni dan

budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup

manusia (pasal 28 C ayat 1)

6. Hak atas pengakuan, jaminan perlindungan dan kepastian hukum yang adil

serta perlakuan yang sama di depan hukum (pasal 28 D aayat 1)

7. Hak untuk mempunyai hak milik pribadi, hak untuk hidup, hak untuk tidak

disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani , hak beragama, hak untuk

tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak

untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi

manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun (pasal 8 I ayat 1)

8. Hak atas kebebasan memeluk agama (Pasal 29 (2)

9. Hak ikut serta dalam pertahanan negara Pasal (30 ayat 1

10. Hak mendapat pengajaran Pasal 31 ayat 1

11. Hak dipelihara oleh negara pasal 34

PPKn SMP KK F

63

2. Kewajiban Warga Negara menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Kewajiban adalah segala sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa

tanggung jawab. Pasal-pasal dalam UUDNRI Tahun 1945 yang mengatur tentang

kewajiban warga negara adalah:

a) Kewajiban menjunjung hukum dan pemerintahan.

Dalam pasal 27 ayat 1 disebutkan bahwa segala warga negara bersamaan

kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum

dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

Berdasarkan pasal tersebut setiap warga negara wajib mentaati peraturan tanpa

kecuali. Semua peraturan yang dikeluarkan oleh negara wajib ditaati oleh setiap

warganegara agar terwujud masayarakat, bangsa dan negara yang aman dan

tertib. Kewajiban untuk patuh pada hukum bersifat memaksa, artinya barang siapa

yang melanggar hukum akan mendapat sanksi sesuai dengan jenis

pelanggaran/kejahatannya.

Tuntutan patuh pada aturan hukum bukan hanya dalam aspek kehidupan politik,

tetapi juga dalam aspek kehidupna ekonomi, sosial, budaya, hankam, dan agama,

serta dalam lingkungan kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Selain itu setiap warga negara berkewajiban untuk menjunjung pemerintahan dan

patuh terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah baik pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah serta pemerintah setempat.

b) Wajib menghormati hak asasi orang lain (pasal 28 J ayat 1

c) Wajib tunduk pada pembatasan yang ditetapkan dengan Undang-Undang

(pasal 28 J ayat 2)

d) Kewajiban membela negara

Berdasarkan pasal 27 ayat 3 UUUDNRI tahun 1945, membela negara merupakan

kewajiban selain hak setiap warganegra. Apabila negara memandang perlu, setiap

warga negara mau tidak mau harus ikut serta membela negara baik terhadap

gangguan dari dalam maupun dari luar. Misalnya keharusan ikut serta dalam wajib

militer.

e) Wajib ikut serta dalam pertahanan dan keamanan negara

Hak dan kewajiban warga negara dalam pertahanan dan keamanan diatur

Kegiatan Pembelajaran 4

64

didalam pasal 30 UUD NRI tahun 1945 diatur lebih lanjut dalam UU no. 20

tahun 1982 tentang ketentuan ketentuan pokok Pertahanan Dan Keamanan

Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang tersebut disebutkan

bahwa komponen kekuatan pertahanan negara terdiri atas:

1) Rakyat terlatih sebagai komponen dasar.

2) Angkatan bersenjata beserta cadangan tentara nasional Indonesia sebagai

komponen utama.

3) Perlindungan masyarakat sebagai komponen khusus

4) Sumber daya alam, sumber daya buatan, dan pra sarana nasional sebagai

komponen pendukung

3. Penerapan Hak dan Kewajiban Warganegara menurut Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Penerapan hak sangat berkaitan dengan kewajiban, sehingga keduanya tidak dapat

dipisahkan, karena setiap hak selalu didahului atau diikuti kewajiban, yang berarti

tiada hak tanpa kewajiban.

Mengapa setiap hak selalu didahului atau diikuti kewajiban? Hal ini dimaksudkan

justru untuk menjaga supaya tidak terjadinya kesewenang-wenangan penggunaan

hak atau untuk membatasi pelaksanaan hak.

Bangsa Indonesia melihat hak tidak terlepas dari kewajiban. Dengan demikian,

manusia Indonesia baik sebagai warga negara maupun sebagai warga masyarakat,

mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Hak dan kewajiban dapat dibedakan

tetapi tidak dapat dipisahkan, karena keduanya merupakan satu kesatuan dimana

setiap hak mengandung kewajiban, demikian pula sebaliknya, keduanya-duanyan

merupakan dua sisi dari mata uang yang sama. Negara Indonesia yang berdasarkan

atas paham persatuan menempatkan kewajiban di muka, sehingga kepentingan

umum, masyarakat, bangsa dan negara harus didahulukan dari kepentingan pribadi.

D. Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 3 ini, peserta yang mengikuti

moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.

Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas

pembelajaran pada point 2.:

PPKn SMP KK F

65

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Penerapan Hak Dan

Kewajiban Warga Negara Dalam UUDNRI Tahun 1945”, maka Anda perlu

mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Penerapan Hak Dan

Kewajiban Warga Negara Dalam UUDNRI Tahun 1945”.

b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil

kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan

materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok.

d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja

keras memahami terhadap materi modul

e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan

keperluan);

f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi

latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.

Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani

mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta

berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.

g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar.

h. Penyampaian hasil diskusi;

i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya

pada diskusi dan kerja kelompok

j. Menyimpulkan hasil pembelajaran

k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In 1) Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Penerapan Hak Dan

Kewajiban Warga Negara Dalam UUDNRI Tahun 1945”, maka Anda perlu

Kegiatan Pembelajaran 4

66

mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

a) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Penerapan Hak dan

Kewajiban Warga Negara Dalam UUDNRI Tahun 1945”.

b) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

c) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

d) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras memahami terhadap materi modul

2) Kegiatan on

Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara

individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan

harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja

keras dalam mengerjakan LK yang ada.

3) Kegiatan In 2

a. Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan

pertanyaan, saran dan komentar.

b. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya

dan menghargai pendapat peserta lain

c. Menyimpulkan hasil pembelajaran

d. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

e. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

f. Merencanakan kegiatan tindak lanjut

PPKn SMP KK F

67

E. Latihan/Kasus/Tugas

1. Tes Formatif

Aktivitas : Menunjukkan Penerapan Hak dan Kewajiban Warga negara Dalam UUDNRI Tahun 1945 LK 4.1.: Penerapan Hak dan Kewajiban Warga negara Dalam UUDNRI Tahun 1945 Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi “Penerapan Hak dan Kewajiban Warga

negara Dalam UUDNRI Tahun 1945

2. Carilah dari berbagai sumber “Penerapan Hak dan Kewajiban Warga negara

Dalam UUDNRI Tahun 1945

3. Jawablah pertanyaan di bawah ini.

4. Presentasikan hasil kerja Saudara

Jawablah soal-soal di bawah ini ! 1. Jelaskan pengertian warganegara dan mengapa diperlukan status

kewarganegaraan !

2. Bagaimana penerapan hubungan antara hak dan kewajiban warga negara

dalam proses demokrasi!

3. Deskripsikan karaktertisik /prinsip-prinsip bangsa Indonesia berkaitan dengan

hak dan kewajiban dengan benar

4. Jelaskan kedudukan hak dan kewajiban warga negara menurut UUDNRI 1945

secara benar.

5. Tunjukkan contoh bagimanakah penerapan hak dan kewajiban warga negara

di bidang pendidikan menurut UUDNRI 1945.

2. Lembar Kerja Pembuatan Soal Aktivitas pengembangan butir soaal penilaian berbasis kelas LK 4. 2 Menyusun soal USBN/Penilaian Berbasis Kelas Prosedur Kerja

1. Cermatilah kisi-kisi penyusunan soal USBN yang dikeluarkan oleh Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan pada pendahuluan E 4.

2. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan

Kegiatan Pembelajaran 4

68

pembelajaran ini sesuai format berikut ( sesuaikan dengan kurikulum yang

berlaku di sekolah Anda)

3. Buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini

berdasarkan kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan seperti pada tabel di bawah ini (Kurikulum 2006/2013)

4. Buatlah soal pilihan ganda (PG)sebanyak 3 soal dan soal uraian sebanyak 3.

Tabel 4.2 Kisi-kisi Penulisan Soal Tes Prestasi Akademik Mata

Pelajaran PPKn SMP/MTs Kegiatan pembelajaran 1 Kurikulum 2006

No. Urut

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar Bahan

Kelas Materi Indikator Bentuk

Soal

1, 2 7 Menguraikan hakikat, hukum dan kelembagaan HAM

PG dan Essay Level Kognitif penerapan

2 Menjelaskan hakikat kemerdekaan mengemukakan pendapat

PG dan Essay Level Kognitif penerapan

3 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara

PG dan Essay Level Kognitif penerapan

Tabel 4.3 Kisi-kisi Penulisan Soal Tes Prestasi Akademik Mata Pelajaran

PPKn SMP/MTs Kegiatan pembelajaran 1 Kurikulum 2006

No. Urut

Kompetensi Dasar

Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

1, 8 Menguraikan hakikat hukum dan kelembagaan HAM

PG dan Essay Level Kognitif penerapan

2,3 9

cinta tanah air/bela negara dalam konteks negara kesatuan republik indonesia

PPKn SMP KK F

69

KARTU SOAL KURIKULUM 2006/2013

Jenjang :

Mata Pelajaran :

Kelas :

Kompetensi :

Level :

Materi :

Bentuk Soal :

BAGIAN SOAL DISINI

Kunci Jawaban : :

F. Rangkuman

1. Hak warga negara diatur dalam UUDNRI tahun 1945 yaitu

a) Pasal 26 ayat 1

b) Pasal 27 (1,2,3)

c) Pasal 28 (A, B, C, D, E, F, G, H, I, J)

d) Pasal 29 (2)

e) Pasal 30

f) Pasal 31

g) Pasal 32, 34

2. Kewajiban warga negara diatur dalam UUDNRI yaitu :

a) 27 ayat (1,2)

b) Pasal 28 J (1,2)

c) Penerapan hak dan kewajiban warga negara menurut UUDNRI tahun 1945

diatur dalam pasal 26 sampai 34. Pada intinya semua hak dan kewajiban

haruslah dilakukan secara seimbang

Kegiatan Pembelajaran 4

70

3. Penerapan hak dan kewajiban warga negara dalam UUDNRI Tahun 1945 yaitu

dilakukan secara seimbang, dalam arti kedua hal itu tidak dapat dipisahkan

karena setiap hak selalu didahului atau diikuti kewajiban.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir

modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk

mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 2.

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali

80 – 89% = baik

70 – 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat

meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 3, jika masih di bawah 80% Anda

harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 2, terutama yang belum dikuasai.

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%

PPKn SMP KK F

71

Kegiatan Pembelajaran 5 Permasalahan Penerapan Isi Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945

A. Tujuan

1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan Isi

Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 dengan

benar.

2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengidentifikasi

Permasalahan Penerapan isi Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik

Indonesia Tahun 1945 secara benar

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Peserta diklat mampu menjelaskan Isi Pembukaan Undang-Undang Dasar

Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Peserta diklat mampu mengidentifikasi Permasalahan Penerapan isi

Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

C. Uraian Materi

1. Isi Pembukaan UUDNRI Tahun 1945

a. Alinea I memuat dasar/motivasi pernyataan kemerdekaan Indonesia. Di

dalamnya (secara obyektif) dinyatakan bahwa segala bentuk penjajahan di

atas dunia ini tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Untuk itu (secara subyektif) bangsa Indonesia memiliki aspirasi untuk

membebaskan diri dari penjajahan itu guna membangun masa depan

bersama yang lebih baik.

Alinea ini memberikan jaminan yang universal bahwa kemerdekaan dan

kebebasan adalah hak segala bangsa. Pernyataan inilah yang kemudian

Kegiatan Pembelajaran 5

72

mengilhami bangsa Indonesia untuk aktif dalam memperjuangkan

kemerdekaan bagi bangsa- bangsa terjajah di seluruh dunia.

b. Alinea II memuat cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia. Dengan

pernyataan kemerdekaan Indonesia itu berarti perjuangan pergerakan

kemerdekaan telah sampai pada saat yang berbahagia. Pernyataan

kemerdekaan itu sendiri barulah awal dari proses pembangunan bangsa

ini menuju kepada negara yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Alinea ini mengandung pengertian bahwa setelah bangsa Indonesia

merdeka maka rakyat Indonesia dijamin dan diwujudkan hak politik dan hak

ekonomi atau hak kesejahteraannya. Hak politik termuat dalam pernyataan

bersatu dan berdaulat dan hak ekonomi yaitu terwujudnya masyarakat adil

dan makmur

c. Alinea III memuat pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia. Di situ

ditegaskan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia itu selain upaya

manusia, juga tidak terlepas dari berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa.

Dengan demikian tampak jelas ada keseimbangan antara motivasi material

dan spiritual dari pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia itu.

Keseimbangan ini pula yang selalu eksis dalam pernjuangan mengisi

kemerdekaan berupa pembangunan nasional sebagai pengalaman

Pancasila.

Alinea ini mengandung pengertian bahwa hak-hak yang telah

bangsa Indonesia dapatkan yaitu kemerdekaan dan berbagai hak yang

melekat didalamnya, adalah tidak hanya hasil perjuangan manusia

semata melainkan anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Pernyataan tersebut

akan menimbulkan kesadaran ketuhanan, sebagai penyeimbang dari nilai-

nilai keduniaan semata.

d. Alinea IV memuat tujuan nasional, penyusunan negara hukum, bentuk

negara Republik Indonesia, negara berkedaulatan rakyat, dan lima dasar

negara (yang kemudian dikenaldengan Pancasila). Fungsi dan tujuan

negara Indonesia secara gamblang ditegaskan dalam alinea ini, yakni

PPKn SMP KK F

73

untuk melindungi segenap bangsa Indonesiadan seluruh tumpah darah

Indonesia, memajukan kesejahteraan dunia yang berdasarkan kehidupan

bangsa, dan ikut melaksanakan ketrtiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Untuk menjalankan

fungsi dan mencapai tujuan yang mulia tersebut, maka disusunlah

kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu undang-undang

dasar (UUD1945). Di situ juga ditegaskan bahwa bentuk negara yang

dipilih adalah republik, yang berkedaulatan rakyat berdasar Pancasila.

Di dalam alinea keempat ini mengandung berbagai hak seperti hak

perlindungan keamanan dan perlindungan hukum, hak ekonomi, dan hak

sosial-budaya. Serta hak kemerdekaan dan keamanan bagi seluruh dunia.

Yang dimaksud dasar negara dalam alinea keempat tersebut adalah dasar

negara Pancasila.

Selain mempunyai makna yang sangat mendalam, Pembukaan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga mengandung

pokok-pokok pikiran. Pokok-pokok pikiran menggambarkan suasana

kebatinan dari Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945, serta mewujudkan cita hukum yang melandasi hukum dasar negara,

baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Pokok-pokok pikiran tersebut

adalah

sebagai berikut:

1. Pokok Pikiran I menyatakan, bahwa negara melindungi segenap

bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia berdasarkan

atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh

rakyat Indonesia. Ini sekaligus berarti, dalam Pembukaan UUD 1945

diterima aliran pengertian (paham) negara persatuan, negara yang

melindungi dan meliputi segenap bangsa seluruhnya, mengatasi

segala paham golongan dan perseorangan. Aliran inilah yang

kemudian dikenal sebagai paham negara persatuan (integralistik

atau kekeluargaan). Tampak di sini, bahwa pokok pikiran ini identik

dengan Sila ke-3 dari Pancasila.

2. Pokok Pikiran II menyatakan, bahwa negara hendak mewujudkan

keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kegiatan Pembelajaran 5

74

Pokok pikiran ini menempatkan suatu tujuan atau cita-cita yang ingin

dicapai dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun

1945, dan merupakan suatu kausa-finalis (sebab-tujuan) sehingga

dapat menentukan jalan serta aturan yang harus dilaksanakan dalam

Undang-Undang Dasar untuk sampai pada tujuan tersebut dengan

modal persatuan. Ini merupakan pokok pikiran keadilan sosial yang

didasarkan pada kesadaran bahwa manusiamempunyai hak hak dan

kewajiban dalam kehidupan masyarakat. Pokok pikiran ini

merupakan penjabaran sila kelima Pancasila.

3. Pokok Pikiran III menyatakan, bahwa negara berkedaulatan rakyat,

berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan.

Pokok pikiran ini mengandung konsekuensi logis bahwa sistem

negara yang terbentuk dalam Undang-Undang Dasar harus

berdasarkan atas kedaulatan rakyat dan

permusyawaratan/perwakilan. Aliran ini sesuai dengan sifat

masyarakat Indonesia, yang selalu mengedapankan asas

musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan suatu persoalan.

Ini merupakan pokok pikiran kedaulatan rakyat, yang menyatakan

bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan

menurut Undang-Undang Dasar. Pokok pikiran inilah yang

merupakan dasar politik negara. Pokok pikiran ini merupakan

penjabaran sila keempat Pancasila.

4. Pokok Pikiran IV menyatakan, bahwa negara berdasar atas

Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan

beradab

Pokok pikiran ini mengandung makna bahwa Undang-Undang Dasar

harus mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan

penyelenggara negara lainnya untuk memelihara budi pekerti yang

luhur. Hal ini menegaskan bahwa pokok pikiran Ketuhanan Yang Maha

Esa mengandung pengertian taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

dan pokok pikiran kemanusian yang adil dan beradab mengandung

pengertian menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia atau nilai

PPKn SMP KK F

75

kemanusian yang luhur. Pokok pikiran keempat ini merupakan dasar

moral negara yang pada hakikatnya merupakan suatu penjabaran dari

sila pertama dan sila kedua Pancasila.

Empat pokok pikiran ini merupakan penjelasan dari inti alinea keempat

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945. Atau dengan kata lain keempat pokok pikiran tersebut tidak lain

adalah merupakan penjabaran dari dasar negara, yaitu Pancasila.

2. Permasalahan Penerapan Isi Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 Apabila kita perhatikan keempat pokok pikiran di atas maka tampaklah bahwa

pokok-pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 adalah pancaran dari nilai-nilai Pancasila.

Kemudian penjelasan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 menegaskan bahwa “Pokok-pokok pikiran tersebut meliputi suasana

kebatinan dari Undang-Undang Dasar Negara Indonesia. Pokok-pokok pikiran ini

mewujudkan cita-cita hukum (Reichsidee) yang menguasai hukum dasar negara,

baik hukum yang tertulis (Undang-Undang Dasar)maupun hukum yang tidak

tertulis. Undang-Undang Dasar menciptakanpokok-pokok pikiran ini dalam pasal-

pasalnya.” Dalam pengertian ini maka dapat disimpulkan bahwa pokok pikiran

yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 adalah “sumber hukum tertinggi di Indonesia”. Sebagai

konsekuensi dari kedudukannya sebagai sumber hukum tertinggi di Indonesia

maka pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam berlaku di Indonesia, seperti

Ketetapan MPR, undang-undang, Peraturan Pemerintah dan sebagainya.

Dengan demikian, seluruh peraturan perundang-undangan di Indonesia harus

bersumber pada Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 yang didalamnya terkandung asas kerohanian bangsa yaitu

Pancasila.

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang

memuat dasar falsafah negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan, bahkan merupakan satu rangkaian kesatuan nilai dan norma yang

Kegiatan Pembelajaran 5

76

terpadu. Undang-Undang dasar 1945 terdiri dari rangkaian pasal-pasal yang

merupakan perwujudan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang tidak lain

adalah nilai-nilai Pancasila. Adapun Pancasila itu sendiri memancarkan nilai-nilai

luhur yang telah mampu memberikan semangat dan terpancang dengan khidmat

dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

D. Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti

moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.

Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas

pembelajaran pada point 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Menunjukkan

permasalahan penerapan isi Pembukaan UUDNRI tahun 1945”, maka Anda perlu

mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Menunjukkan permasalahan

penerapan isi Pembukaan UUDNRI tahun 1945”.

b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil

kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan

materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok.

d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras memahami terhadap materi modul

e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan

keperluan);

f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi

latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.

Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani

PPKn SMP KK F

77

mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta

berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.

g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. (percaya diri)

h. Penyampaian hasil diskusi; (profesional)

i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya

pada diskusi dan kerja kelompok (kreatif)

j. Menyimpulkan hasil pembelajaran

k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1

Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Menunjukkan

permasalahan penerapan isi Pembukaan UUDNRI tahun 1945”, maka

Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses

pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul

“Permasalahan Penerapan Isi Pembukaan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945”.

Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan

tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.

Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas

dan kerja keras memahami terhadap materi modul

b. Kegiatan on

Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara

individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.

Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan

pendapat, bekerja keras dalam mengerjakan LK yang ada.

Kegiatan Pembelajaran 5

78

c. Kegiatan In 2

Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan

pertanyaan, saran dan komentar.

Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil

pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain

Menyimpulkan hasil pembelajaran

Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

Merencanakan kegiatan tindak lanjut

E. Latihan/Kasus/Tugas

1. Penguasaan Konsep 1. Alinea keempat Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

mempunyai makna ... A. Bahwa perjuangan bangsa Indonesia telah mencapai tingkat yang

menentukan bangsa Indonesia B. Kemerdekaan didorong oleh motivasi spiritual, yaitu sikap dan

keyakinan bangsa Indonesia terhadap Tuhan YME. C. Bahwa momentum yang telah dicapai harus dimanfaatkan untuk

menyatakan kebenaran dan ketangguhan. D. Memuat prinsip bentuk negara yaitu susunan negara republik

Indonesia yang berkedaulatan rakyat. 2. 2. Perhatikan pokok-pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945 di bawah

ini! 1. Negara berdasar atas ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar

Kemanusiaan Yang adil dan Beradab 2. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat 3. Negara hendak melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh

tumpah darah 4. Indonesia atas dasar persatuan 5. Negara yang berkedaulatan rakyat atas dasar permusyawaratan

perwakilan Pokok pikiran pembukaan UUD 1945 secara berurutan ditunjukan nomor…. a. 1, 2, 3, 4 b. 3, 2, 4, 1 c. 1, 3, 2, 4 d. 4, 3, 2, 1

PPKn SMP KK F

79

3. Pada bagian pembukaan UUD 1945 terdapat pokok pikiran yang merupakan suasanan kebatinan dari UUD 1945 yang pada hakikatnya adalah…. a. nilai-nilai kegotong - royongan b. nilai-nilai persatuan c. nilai-nilai luhur pancasila d. rangkuman nilai-nilai budaya seluruh bangsa

4. Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan perwujudan dari sila-sila dalam Pancasila. Selanjutnya, pokok-pokok pikiran tersebut dijabarkan atau dijelaskan dalam Batang Tubuh UUD 1945 melalui .... a. Bentuk-bentuknya b. Jumlah kalimatnya c. Alenia-alenianya d. Pasal-pasalnya

5. Konsekuensi dari hubungan kausal organis antara pancasila, pembukaan UUD 1945, dan batang tubuh UUD 1945 yang tidak dapat dipisahkan adalah… a. Tiap pasal tidak boleh saling bertentangan b. Nilai pancasila harus ada dalam tiap pasal c. Unsur tersebut harus saling mengisi d. UUD 1945 harus merangkum sila-sila pada pancasila

2. Pengembaangan Soal

AKTIVITAS: MENGEMBANGKAN SOAL

LK 5. 2 Pengembangan Soal a. Prosedur Kerja

1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul

Profesional Kelompok Kompetensi A Pengembangan Pembelajaran soal

pada Kegiatan Pembelajaran 5 “Permasalahan penerapan isi pembukaan

UUDNRI tahun 1945 “

2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan seperti pada tabel 3

3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada

kegiatan pembelajaran ini sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan

kurikulum yang berlaku di sekolah anda)

Kegiatan Pembelajaran 5

80

Tabel 5 . 2 KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK

a. Kurikulum 2006 (Permendikbud nomor 22 Tahun 2006)

Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn

No. Urut

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

PG Level Kognitif penerapan

b. Kurikulum 2013 (Permendikbud Nomor 24 tahun 2016)

Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn

No. Urut

Kompetensi Dasar

Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk

Soal • Makna alinea

Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

PG Level Kognitif penerapan

• Makna alinea Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

PG Level Kognitif penerapan

Sikap positif terhadap Pembukaan UUDNRI tahun 1945

PPKn SMP KK F

81

F. Rangkuman

a. Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan uraian

terperinci dari Proklamasi Kemerdekaan.

b. Pembukaan merupakan pokok kaidah negara yang fundamental, memuat

prinsip-prinsip negara seperti tujuan negara, bentuk negara, dan dasar negara.

c. Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memiliki nilai

universal dan lestari. Universal mengandung arti bahwa diterima oleh bangsa-

bangsa beradab di dunia. Sedangkan lestari adalah mampu menampung

dinamika masyarakat dan akan tetap menjadi landasan perjuangan bangsa.

d. Makna alinea Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

a. Alinea pertama mengandung makna dalil objektif dan dalil subjektif.

b. Alinea kedua mengandung makna perjuangan bangsa Indonesia

c. telah mencapai tingkat yang menentukan.

d. Alinea ketiga mengandung makna pengukuhan makna dari proklamasi

yang luhur. Makna tersebut didorong dari motivasi spiritual yang luhur.

e. Alinea keempat mengandung tujuan Negara, bentuk negara, dan dasar

negara.

e. Bangsa Indonesia bertekad untuk tidak mengubah Pembukaan UUD Negara

Republik Indonesia Tahun 1945. Karena mengubah Pembukaan UUD Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 pada hakekatnya mengubah Negara

Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasikan 17 Agustus 1945.

Kegiatan Pembelajaran 5

82

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir

modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk

mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 2.

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali

80 – 89% = baik

70 – 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat

meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 3, jika masih di bawah 80% Anda

harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 2, terutama yang belum dikuasai.

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%

PPKn SMP KK F

83

Kegiatan Pembelajaran 6 Penerapan Kewenangan Lembaga Lembaga Negara Dalam UUD Negara RI Tahun 1945

A. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah mempelajari modul ini peserta diklat dapat menunjukkan contoh

penerapan kewenangan MPR

2. Setelah mempelajari modul ini peserta diklat dapat menunjukkan contoh

penerapan kewenangan MPR

3. Setelah mempelajari modul ini peserta diklat dapat menunjukkan contoh

penerapan kewenangan DPD

4. Setelah mempelajari modul ini peserta diklat dapat menunjukkan contoh

penerapan kewenangan Presiden

5. Setelah mempelajari modul ini peserta diklat dapat menunjukkan contoh

penerapan kewenangan BPK

6. Setelah mempelajari modul ini peserta diklat dapat menunjukkan contoh

penerapan kewenangan MA

7. Setelah mempelajari modul ini peserta diklat dapat menunjukkan contoh

penerapan kewenangan MK

8. Setelah mempelajari modul ini peserta diklat dapat menunjukkan contoh

penerapan kewenangan KY

B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menunjukkan contoh penerapan kewenangan MPR;

2. Menunjukkan contoh penerapan kewenangan DPR;

3. Menunjukkan contoh penerapan kewenangan DPD;

4. Menunjukkan contoh penerapan kewenangan Presiden;

5. Menunjukkan contoh penerapan kewenangan BPK;

6. Menunjukkan contoh penerapan kewenangan MA;

7. Menunjukkan contoh penerapan kewenangan MK; dan

8. Menunjukkan contoh penerapan kewenangan KY.

Kegiatan Pembelajaran 6

84

C. Uraian Materi

1. Penerapan kewenangan MPR

Berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 3, dan pasal 8

ayat (2) dan (3) UUDNRI tahun 1945 MPR memiliki tugas dan wewenang sebagai

berikut: (1) mengubah dan menetapkan UUD; (2) MELANTIK Presiden dan Wakil

Presiden (3) memutuskan usul DPR untuk memberhentikan Presiden dan / Wakil

Presiden dalam masa jabatannya (4) Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden

apabila Presiden mangkat, berhenti atu diberhentikan atau tidak dapat

melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatannya selambat-lambatnya dalam

waktu 60 hari (5) memilih Presiden dan atau Wakil Presiden apabila keduanya

berhenti secara bersamaan dalam masa jabatannya, dari dua pasangan calon

Presiden dan Calon Wakil Presiden yang diusulkan oleh partai politik atau

gabungaan partai politik yang pasangan calon Presiden dan wakil presidennya

meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umumsebelumnya,

sampai berakhir masa jabatannya.(7) Menetapkan Peraturan Tata Tertibdan Kode

Etik (8) memilih dan menetapkan Pimpinan Majelis (8) membentuk alat

kelengkapan.

2. Penerapan kewenangan DPR

Menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, kewenangan DPR antara

lain:

1) Fungsi legislasi,

2) Fungsi pengawasan

3) Fungsi anggaran

4) Fungsi-fungsi lainnya yang tersebar dalam bab-bab lain dari UUD Negara

Republik Indonesia Tahun 1945

3. Penerapan kewenangan DPD

Kewenangan DPD dalam sistem ketatanegaraan Indonesia hanya bersifat

tambahan dan terbatas dalam hal-hal yang berkaitan langsung dengan

kepentingan daerah. Dalam UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 22

D ayat (1), (2), dan (3) hasil amandemen dinyatakan:

PPKn SMP KK F

85

(1) Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada Dewan Perwakilan

Rakyat rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi

daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta

penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya

ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan

pusat dan daerah.

(2) Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas rancangan undang-undang

yang berkaitan dengan otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah;

pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah; pengelolaan

sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan

keuangan pusat dan daerah; serta memberikan pertimbangan kepada

Dewan Perwakilan Rakyat atas rancangan undang-undang anggaran

pendapatan dan belanja negara dan rancangan undang-undang yang

berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.

(3) Dewan Perwakilan Daerah dapat melakukan pengawasan atas

pelaksanaan undang-undang mengenai : otonomi daerah, pembentukan,

pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah,

pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,

pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, pajak, pendidikan,

dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya itu kepada Dewan

Perwakilan Rakyat sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti.

4. Penerapan kewenangan Presiden

Presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan melaksanakan

tugas-tugas sebagai berikut.

1) Tugas eksekutif kepala pemerintahan

2) Tugas legislatif kepala pemerintahan

3) Tugas yudisial atau kehakiman

Presiden juga dapat memberikan gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan

yang diatur dengan undang-undang (pasal 15). Selain itu presiden juga berwenang

membentuk dewan pertimbangan dengan tugas memberikan nasehat dan

pertimbangan kepada presiden, yang selanjutnya diatur dengan undang-undang

(pasal 16).

Kegiatan Pembelajaran 6

86

5. Penerapan kewenangan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

BPK memiliki posisi strategis dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. BPK diatur

dalam satu bab tersendiri dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

yaitu bab VIIIA, 3 pasal dan tujuh ayat. Pasal 23E mengatur tentang kewenangan

BPK memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab t keuangan negara (ayat 1)

yang hasilnya diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai kewenangannya

(ayat 2) dan ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan/atau badan lain sesuai

undang-undang (ayat 3). Penambahan kata pengelolaan pada ayat (1)

dimaksudkan untuk menegaskan bahwa BPK memeriksa pengelolaan keuangan

negara dan dalam pengelolaan itu terkandung tanggung jawab tentang keuangan

negara.

6. Penerapan kewenangan Mahkamah Agung

Kewenangan MA adalah (1) mengadili perkara pada tingkat kasasi, yaitu

pembatalan atau pernyataan tidak sah terhadap putusan hakim karena tidak

sesuai dengan UU; (2) menguji peraturan perundang-undangan di bawah UU;

serta (3) memberikan pertimbangan kepada presiden, jika presiden akan

memberikan grasi dan rehabilitasi.

7. Penerapan kewenangan Mahkamah Konstitusi

Mahkamah Konstitusi diberikan wewenang oleh UUD Negara Republik Indonesia

1945 (Pasal 24 C) untuk mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang

putusannya bersifat final untuk:

a) menguji undang-undang terhadap UUD;

b) memutus sengketa kewenangan antar lembaga negara yang

kewenangannya diberikan oleh UUD;

c) memutus pembubaran partai politik;

d) memutus sengketa hasil pemilu;

e) memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran

oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD.

PPKn SMP KK F

87

8. Penerapan Kewenangan KomisiYudisial

Pembentukan Komisi Yudisial oleh UUD Negara Republik Indonesia 1945

dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa kekuasan kehakiman yang merdeka tidak

bisa dibiarkan menjadi sangat bebas tanpa dapat dikontrol dan diawasi, walaupun

pengawasan itu sendiri dalam batas-batas tertentu. Itulah sebabnya dibentuk

Komisi Yudisial dimaksudkan untuk menjaga dan menegakkan kehormatan,

keluhuran, martabat serta perilaku hakim serta mengusulkan pengangkatan hakim

agung. (Zoelva, 2002).

D. Aktivitas Pembelajaran

Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi , Anda perlu mengikuti

aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti

moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.

Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas

pembelajaran pada point 2.

1) Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Penerapan

Kewenangan Lembaga Negara”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas

pembelajaran sebagai berikut.

a) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Penerapan Kewenangan

Lembaga –Lembaga Negara Dalam UUDNRI Tahun 1945”.

b) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

c) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau

kelompok.

d) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras memahami terhadap materi modul

Kegiatan Pembelajaran 6

88

e) Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan

keperluan);

f) Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi

latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.

Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani

mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta

berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.

g) Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. (percaya diri)

h) Penyampaian hasil diskusi; (profesional)

i) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya

pada diskusi dan kerja kelompok (kreatif)

j) Menyimpulkan hasil pembelajaran

k) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

l) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

m) Merencanakan kegiatan tindak lanjut

2) Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1

Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Penerapan

Kewenangan Lembaga-Lembaga Negara Dalam UUDNRI Tahun 1945”, maka

Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Penerapan Kewenangan

Lembaga-Lembaga Negara Dalam UUDNRI Tahun 1945”

Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras memahami terhadap materi modul

b. Kegiatan on

PPKn SMP KK F

89

Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras dalam mengerjakan LK yang ada. (nilai kemandirian, tanggung jawab, etos kerja, keberanian)

c. Kegiatan In 2

1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan

pertanyaan, saran dan komentar.

2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil

pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain

3) Menyimpulkan hasil pembelajaran

4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut

E. Latihan/Kasus/Tugas

1. Penguasaan Konsep

Aktivitas: Menunjukkan contoh Penerapan Kewenangan Lembaga Negara LK 6.1 : Contoh penerapan Kewenangan Lembaga-lembaga Negara dibawah ini.

Prosedur Kerja :

1. Bacalah dengan cermat uraian materi “Penerapan Kewenangan Lembaga-

Lembaga Negara Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945.

2. Carilah dari berbagai sumber Penerapan Kewenangan Lembaga-Lembaga

Negara Dalam UUD NRI Tahun 1945

3. Untuk membantu jawaban saudara isilah kedalam tabel di atas.

4. Presentasikan hasil kerja Saudara !

Kegiatan Pembelajaran 6

90

Isilah tabel di bawah !

No Lembaga Negara Kewenangan Contoh

1 Presiden ………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

2 MPR ………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

3 DPR ………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

4 DPD ………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

5 BPK ………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

6 MA ………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

7 MK ………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

8 KY ………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Lembar Kerja

Aktivitas : Memahami Konsep Penerapan Lembaga Negara

L.K. 6.2. : Bacalah wacana berikut dengan baik, kemudian diskusikan wacana tersebut bersama kelompok Anda dengan terlebih dahulu menjawab pertanyaan yang ada.

PPKn SMP KK F

91

Kini DPD Miliki Kewenangan Setara DPR dan Presiden

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Ilham

Selasa, 22 September 2015, 19:34 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan

sebagian permohonan judicial review Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014

tentang MPR, DPD, DPR, dan DPRD (UU MD3). Dalam putusannya, MK

mengabulkan permohonan DPD terkait kewenangan dalam membahas RUU

dan kewenangan menyusun anggaran secara mandiri.

Hakim MK, Anwar Usman mengatakan, dengan dikabulkanya

permohonan itu, maka kini DPD memiliki kewenangan yang sama dengan DPR

dan presiden untuk mengajukan RUU dan membahas RUU mengenai

pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan SDA,

dan sumber daya ekonomi lainnya.

"Kewenangan yang sama juga dimiliki DPD dalam mengajukan RUU

yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah," ucapnya

usai sidang pembacaan putusan judicial review UU MD 3 di Gedung MK, Jakarta

Pusat, Selasa (22/9).

Pasal lain yang juga dikabulkan MK adalah pasal 250 ayat 1 terkait

anggaran DPD. Sebelumnya, disebutkan bahwa dalam melaksanakan

wewenang dan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 249, DPD menyusun

anggaran yang dituangkan dalam program dan kegiatan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Setelah ini, DPD memiliki kemandirian menyusun anggaran yang

dituangkan dalam program dan kegiatan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. "Sebagai salah satu lembaga negara, maka tugas DPD

harus didukung dengan ketersediaan anggaran yang cukup," kata Anwar.

Ketua DPD, Irman Gusman mengharapkan DPR dan Pemerintah dapat

segera menindaklanjuti putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengabulkan

sebagian permohonan judicial review Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014

tentang MPR, DPD, DPR dan DPRD (UU MD3).

Kegiatan Pembelajaran 6

92

Irman mengatakan, DPR dan Pemerintah harus segera menindaklanjuti

putusan ini dengan merevisi UU MD3. “Kami bersyukur dengan apa yang

diputuskan MK hari ini. Selanjutnya, diharapkan putusan itu segera

ditindaklanjuti DPR dan Presiden. Kita tetap berharap, saat ini kita cari lagi posisi

legal standing. Tapi yang terpenting memperkuat posisi DPD RI di UU MD3,”

ujar Irman.

Sumber: http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/15/09/22/nv2w9j361-kini-dpd-miliki-kewenangan-setara-dpr-dan-presiden

diunduh pada 6 desember 2015

a) Apa saja kewenangan DPD dalam legislasi?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

b) Apa saja kewenangan DPD dalam pengawasan?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

.

c) Secara umum, bagaimana pendapat Anda tentang wacana di atas? Jelaskan!

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

2. Lembar Kerja Pembuatan Soal

Aktivitas pengembangan butir soaal penilaian berbasis kelas LK 6. 3 Menyusun soal USBN/Penilaian Berbasis Kelas Prosedur Kerja

1. Cermatilah kisi-kisi penyusunan soal USBN yang dikeluarkan oleh Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan pada pendahuluan E 4.

2. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan

pembelajaran ini sesuai format berikut ( sesuaikan dengan kurikulum yang

berlaku di sekolah Anda)

PPKn SMP KK F

93

3. Buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini

berdasarkan kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan seperti pada tabel di bawah ini (Kurikulum 2006/2013)

4. Buatlah soal pilihan ganda (PG)sebanyak 3 soal dan soal uraian sebanyak 3.

Tabel 6.3 Kisi-kisi Penulisan Soal Tes Prestasi Akademik Mata Pelajaran

PPKn SMP/MTs Kegiatan pembelajaran 1 Kurikulum 2006

No. Urut

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

1, 2, 3 8 Kewenangan Lembaga negara

PG dan Essay Level Kognitif penerapan

Tabel 6.3 Kisi-kisi Penulisan Soal Tes Prestasi Akademik Mata Pelajaran

PPKn SMP/MTs Kegiatan pembelajaran 1 Kurikulum 2013 No. Urut

Kompetensi Dasar

Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

1, 2, 3

• Penerapan kewenangan lembaga negara

PG dan Essay Level Kognitif penerapan

F. Rangkuman

1. Penerapan kewenangan MPR diatur dalam pasal UUDNRI tahu 1945 pasal 3

dan pasal 8

2. Penerapan kewenangan DPR diatur dalam UUDNRI tahun dalam UUDNRI

Tahun 1945 Pasal 7 A, 9, 11, 13, 14 ayat 2, 23 F, 24 A ayat 3, 24 B ayat 3, 24

C ayat 4

3. Penerapan Kewenangan DPD diatur dalam UUDNRI Tahun 1945 pasal 22

4. Penerapan Kewenangan Presiden diatur dalam UUDNRI Tahun 1945 pasal 5

(2) 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16

5. Penerapan Kewenangan BPK diatur dalam UUDNRI Tahun 1945 pasal 23 E

Kegiatan Pembelajaran 6

94

6. Penerapan Kewenangan Mahkamah Agung diatur dalam UUDNRI Tahun

1945 pasal 22

7. Penerapan Kewenangan Mahkamah Konstitusi diatur dalam UUDNRI Tahun

1945 pasal 24

8. Penerapan Kewenangan Komisi Yudisial diatur dalam UUDNRI Tahun 1945

pasal 24 B

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir

modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk

mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 2.

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali

80 – 89% = baik

70 – 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat

meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 3, jika masih di bawah 80% Anda

harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 2, terutama yang belum dikuasai.

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%

PPKn SMP KK F

95

Kegiatan Pembelajaran 7 Penerapan Fungsi Lembaga Perlindungan dan Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat dapat menunjukkan penerapan

fungsi lembaga perlindungan dan penegakan hak asasi manusia di indonesia

sesuai fakta.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menunjukkan penerapan fungsi lembaga perlindungan hak asasi manusia di

Indonesia

2. Menunjukkan penerapan fungsi lembaga penegakan hak asasi manusia di

Indonesia

C. Uraian Materi

1. Penerapan Fungsi Lembaga Perlindungan Hak Asasi Manusia

Di Indonesia pelaksanaan upaya pelindungan HAM dilakukan oleh lembaga milik

pemerintah dan lembaga milik swasta lain yang berwenang,antara lain :

1) Kementerian Hukum dan Hak asasi manusia (Kemenkumham) RI

Dalam kementrian hukum dan HAM terdapat direktorat Jenderal Peraturan

Perlindungan HAM yang mempunyai tugas merumuskan dan

melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang perlindungan

HAM

2) Kepolisian

UU RI No 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia

menyatakan bahwa “Kepolisian Negara Republik Indonesia bertujuan

untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya

Kegiatan Pembelajaran 7

96

keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegak hukum,

terselenggaranya perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat,

serta terbinanya ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggi hak

asasi manusia.

Adapun fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan Negara di

bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat. Jadi, lembaga

kepolisian ini sebagai lembaga yang paling awal, dalam menangani

berbagai permasalahan yang terjadi di masyarakat, termasuk menangani

dan menindaklanjuti kasus pelanggaran hak asasi manusia. Mulai dari

proses penyelidikan kasusnya hingga proses penyidikannya.

Tugas pokok Kepolisian Negara Republik adalah

a. memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat b. menegakkan hukum c. memberikan pengayoman dan pelayanan pada masyarakat d. membina ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggi HAM

3) Kejaksaan

Kejaksaan ini adalah lembaga pemerintah yang melaksanakan kekuasaan

negara di bidang penuntutan. Penuntutan yang dilakukan oleh kejaksaan

dapat dilaksanakan setelah memperoleh berkas kumpulan fakta, data

akurat yang diserahkan oleh kepolisian melalui proses penyelidikan dan

penyidikan

4) Komnas HAM

Komnas HAM pada awalnya dibentuk dengan Keputusan Presiden Nomor

50 Tahun 1993 untuk melaksanakan fungsi pengkajian dan penelitian,

penyuluhan, pemantauan dan mediasi. Tujuan Komnas HAM adalah

memberikan perlindungan sekaligus penegakan hak asasi manusia di

Indonesia.

Komnas HAM beranggotakan tokoh masyarakat yang profesional,

berdedikasi dan berintegrasi tinggi, menghayati cita-cita negara hukum dan

kesejahteraan yang berintikan keadilan, menghormati hak asasi manusia

dan kewajiban dasar manusia

5) Pengadilan HAM di Indonesia

Lembaga pengadilan yang dimaksud disini adalah Pengadilan Hak Asasi

Manusia. Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yang berada

dilingkungan peradilan umum yang menangani kasus pelanggaran HAM

PPKn SMP KK F

97

yang bersifat berat. Pengadilan ini berkedudukan di kota atau ibu kota,

kabupaten dan daerah hukumnya sesuai dengan hukum Pengadilan

Negeri yang bersangkutan Pengadilan HAM ini ditetapkan dengan UU

nomor 26 tahun 2000. Pengadilan HAM khusus diperuntukan dalam

menangani pelanggaran hak asasi manusia yang berat yaitu kejaksaan

genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Proses pemeriksaan

perkara dalam Pengadilan HAM tidak jauh berbeda dengan prosedur-

prosedur pemeriksaan di Pengadilan sipil

6) Mahkamah Agung

Mahkamah Agung adalah salah satu lembaga tinggi negara Republik

Indonesia, yang melaksanakan kekuasaan yudikatif atau kehakiman

7) Lembaga Bantuan Hukum

LBH mempunyai peran antara lain:

a. sebagai relawan membantu kepada pihak-pihak yang membutuhkan

bantuan hukum

b. sebagai pembela dalam menegakkan keadilan dan kebenaran

c. sebagai pembela dan melindungi HAM

d. sebagai penyuluh dan penyebar informasi di bidang hukum dan HAM

8) LSM

Merupakan organisasi non pemerintah (lembaga swadaya masyarakat)

yang berfokus pada pengembangan kehidupan demokratis dan

pengembangan HAM

Yang termasuk LSM ini antara lain: YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan

Hukum Indonesia) sebagai upaya penegakan dan perlindungan HAM pada

masyarakat menengah ke bawah., Kontras (Komisi untuk orang hilang dan

korban kekerasan), Elsam (lembaga studi dan advokasi masyarakat), PBHI

(Perhimpunan bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia) dan lain-lain

9) Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum Perguruan Tinggi

Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum Perguruan Tinggi berperan sebagai:

a. kantor, pusat kegiatan untuk memberikan layanan kepada semua pihak

yang ingin berkonsultasi dan meminta bantuan di bidang hukum dan

HAM

b. Pelaksana program tridharma perguruan tinggi di bidang hukum dan

HAM

Kegiatan Pembelajaran 7

98

c. Menangani masalah-masalah pengabdian kepada masyarakat, seperti

perselisihan warisan, uang ganti pembebasan tanah.

10) Komnas Anak

Tugas utama menyelenggarakan perlindungan terhadap hak-hak anak.

Ada dua jenis Komnas Anak, yaitu Komisi Nasional Perlindungan Anak

(KNPA) dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)

KNPA lahir berawal dari gerakan nasional perlindungan anak sejak 1997.

Setelah reformasi, tanggung jawab tersebut diserahkan pada masyarakat.

KNPA melakukan perlindungan anak dari perlakuan diskriminasi,

eksploitasi, penelantaran, kekejaman, kekerasan, penganiayaan,

ketidakadilan dan perlakuan salah yang lain.

11) Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan

Komnas Anti Kekerasan terhadap Perempuan dibentuk berdasarkan

Keppres No. 181 Tahun 1998. Dasar pertimbangan pembentukan Komisi

Nasional ini adalah sebagai upaya mencegah terjadinya dan menghapus

segala bentuk kekerasan terhadap perempuan

12) Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi

Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi adalah lembaga yang melakukan

penyelesaian terhadap kasus pelanggaran HAM di luar pengadilan HAM.

komisi ini di bentuk berdasarkan UU RI nomor 27 tahun 2004. Menurut

pasal 43 UU No. 26 tahun 2000 menyatakan bahwa kasus pelanggaran

HAM Berat yang tidak dapat di selesaikan melalui pengadilan HAM akan

ditangani oleh Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi. Komisi Kebenaran dan

Rekonsiliasi dibentuk berdasar UU No. 27 tahun 2004

2. Penerapan Fungsi Lembaga Penegakan Hak Asasi Manusia

Peranan Komnas HAM dalam penegakkan HAM antara lain sebagai berikut:

a. sebagai salah satu lembaga penggerak dalam menjalankan perlindungan

HAM

b. sebagai salah satu lembaga yang melaksanakan kajian tentang HAM

c. sebagai salah satu lembaga yang turut serta secara aktif dalam

menegakkan HAM

PPKn SMP KK F

99

d. sebagai salah satu lembaga yang bergerak sebagai media (perantara) bagi

pihak-pihak yang berkepentingan dengan HAM

Komnas HAM bertujuan:

a. membantu pengembangan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak

asasi manusia.

b. meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna

berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuan

berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan.

Untuk melaksanakan tujuan tersebut, Komnas HAM melaksanakan fungsi :

a. Fungsi pengkajian dan penelitian.

b. Fungsi penyuluhan.

c. Fungsi pemantauan.

d. Fungsi mediasi.

Adapun tugas dan wewenang pengadilan HAM adalah sebagai berikut:

1) Memeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM yang berat

2) Memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran HAM yang berat yang

dilakukan di luar batas teritorial wilayah Negara RI oleh WNI

3) Pengadilan HAM tidak berwenang mengadili seseorang yang berumur di

bawah 18 tahun

D. Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti

moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.

Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas

pembelajaran pada point 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Penerapan

Kewenangan Lembaga Negara”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas

pembelajaran sebagai berikut.

a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Penerapan Kewenangan

Lembaga Negara”.

Kegiatan Pembelajaran 7

100

b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau

kelompok.

d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras memahami terhadap materi modul

e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan

keperluan);

f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi

latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.

Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani

mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta

berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.

g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. (percaya diri)

h. Penyampaian hasil diskusi; (profesional)

i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya

pada diskusi dan kerja kelompok (kreatif)

j. Menyimpulkan hasil pembelajaran

k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1

Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Penerapan Fungsi

Lembaga Perlindungan dan Penegakan HAM di Indonesia”, maka Anda perlu

mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Penerapan Fungsi

Lembaga Perlindungan dan Penegakan HAM di Indonesia”.

PPKn SMP KK F

101

Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras memahami terhadap materi modul

b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara

individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan

harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja

keras dalam mengerjakan LK yang ada.

c. Kegiatan In 2 Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan

pertanyaan, saran dan komentar.

Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya

dan menghargai pendapat peserta lain

Menyimpulkan hasil pembelajaran

Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

Merencanakan kegiatan tindak lanjut

Kegiatan Pembelajaran 7

102

E. Latihan/ Kasus/Tugas

1. Penguasaan Konsep Perlindangan dan Penegakan HAM

Aktivitas : Menunjukkan penerapan fungsi lembaga perlindngan dan penegakan HAM LK 7.1 : Penerapan fungsi perlindungan dan penegakan HAM

Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi “Penerapan Fungsi Lembaga

Perlindungan dan Penegakan HAM” 2. Carilah dari berbagai sumber Penerapan Fungsi Lembaga Perlindungan dan

Penegakan HAM

3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.

4. Presentasikan hasil kerja Saudara

Jawablah pertanyaan di bawah ini! 1. Jelaskan mengapa istilah pengadilan HAM sering dipertentangkan dengan

istilah peradilan pidana.

2. Bagaimanakah hambatan dan tantangan dalam penegakkan HAM !

3. Buktikan bahwa pemerintah Indonesia memiliki komitmen yang tinggi

terhadap perlindungan dan penegakan HAM.

4. Kegiatan seperti apa yang dapat digolongkan sebagai menghargai upaya

penegakan HAM?

2. Lembar Kerja Aktivitas 7.2 : Memberikan contoh Penerapan Fungsi Lembaga Perlindungan dan Penegakan HAM di Indonesia LK 7.2 : Contoh Penerapan fungsi lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia. Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi “Penerapan Fungsi Lembaga

Perlindungan dan Penegakan HAM”

2. Carilah dari berbagai sumber Penerapan Fungsi Lembaga Perlindungan dan

Penegakan HAM

3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.

4. Presentasikan hasil kerja Saudara

PPKn SMP KK F

103

Tabel 7.2 Contoh Penerapan Fungsi Lembaga Perlindungan dan Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia

No Lembaga Hak Asasi Manusia

Fungsi, Tugas dan Peran

Contoh Penerapan (Kasus yang

pernah/sudah ditangani)

Lembaga Perlindungan HAM :

Lembaga Penegakan HAM :

3. Lembar Kerja Pembuatan Soal

Aktivitas pengembangan butir soaal penilaian berbasis kelas LK 2. 3 Menyusun soal USBN/Penilaian Berbasis Kelas Prosedur Kerja : 1. Cermatilah kisi-kisi penyusunan soal USBN yang dikeluarkan oleh Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan pada pendahuluan E 4.

2. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan

pembelajaran ini sesuai format berikut ( sesuaikan dengan kurikulum yang

berlaku di sekolah Anda)

3. Buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini

berdasarkan kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan seperti pada tabel di bawah ini (Kurikulum 2006/2013)

4. Buatlah soal pilihan ganda (PG)sebanyak 3 soal dan soal uraian sebanyak 3.

Kegiatan Pembelajaran 7

104

Tabel 7.3 Kisi-kisi Penulisan Soal Tes Prestasi Akademik Mata Pelajaran PPKn SMP/MTs Kegiatan pembelajaran 1 Kurikulum 2006

No. Urut

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

1,2 7 Lembaga Perlindungan HAM

PG dan Level Kognitif penerapan

3 Lembaga Penegakan HAM

PG dan Level Kognitif penerapan

Tabel 3.3 Kisi-kisi Penulisan Soal Tes Prestasi Akademik Mata Pelajaran

PPKn SMP/MTs Kegiatan pembelajaran 1 Kurikulum 2013 No. Urut

Kompetensi Dasar

Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

1,2,3

8 Perlindungan dan penegakan HAM

PG Level Kognitif penerapan

F. Rangkuman

1. Penerapan fungsi lembaga perlindungan HAM, Negara wajib melindungi dan

menjunjung tinggi HAM karena masyarakat telah menyerahkan sebagian hak-

haknya kepada negara untuk dijadikan hukum (Teori Kontrak Sosial). Negara

memiliki hak membuat hukum dan menjatuhkan hukuman atas pelanggaran

HAM. Negara, pemerintah atau organisasi berkewajiban untuk melindungi hak

asasi manusia pada setiap manusia.

2. Penerapan perlindungan penegakan HAM dilakukan oleh lembaga pemerintah

dan lembaga milik swasta lain yang berwenang antara lain-

a. Kepolisian

b. Kejaksaan

c. Komnas HAM

d. Pengadilan HAM di Indonesia

e. Lembaga Bantuan Hukum Perguruan Tinggi

f. Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum Perguruan Tinggi

g. Komnas HAM

PPKn SMP KK F

105

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir

modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk

mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 7

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali

80 – 89% = baik

70 – 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat

meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 8, jika masih di bawah 80% Anda

harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 7, terutama yang belum dikuasai.

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%

Kegiatan Pembelajaran 8

106

PPKn SMP KK F

107

Kegiatan Pembelajaran 8 Proses Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan

A. Tujuan

1. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menunjukkan proses

perubahan dan penetapan UUD NRI Tahun 1945 secara benar

2. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menunjukkan proses

pembentukan Undang-Undang secara benar

3. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menunjukkan proses

pembentukan Peraturan Pemerintah secara benar

4. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menunjukkan proses

pembentukan Peraturan Presiden secara benar

5. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menunjukkan proses

pembentukan Peraturan Daerah Provinsi secara benar

6. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menunjukkan proses

pembentukan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota secara benar

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menunjukkan proses perubahan dan penetapan UUD NRI Tahun 1945

2. Menunjukkan proses pembentukan Undang-Undang

3. Menunjukkan proses pembentukan Peraturan Pemerintah

4. Menunjukkan proses pembentukan Peraturan Presiden

5. Menunjukkan proses pembentukan Peraturan Daerah Provinsi

6. Menunjukkan proses pembentukan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

Kegiatan Pembelajaran 8

108

C. Uraian Materi

1. Proses perubahan dan penetapan UUD NRI Tahun 1945 Berdasarkan Peraturan Tata Tertib MPR, pasal 78, tata cara perubahan UUD

adalah sebagai berikut

a. Di usulkan oleh sekurang-kurangnya 1/3 (sepertiga) dari jumlah anggota

Majelis;

b. Setiap usul perubahan diajukan secara tertulis dan ditunjukkan dengan jelas

bagian yang diusulkan untuk diubah beserta ulasannya;

c. Usul diajukan kepada Pimpinan Majelis dan Pimpinan Majelis melaksanakan

rapat untuk membahas usul tersebut paling lambat 90 (sembilan puluh) hari

sejak diterimanya usul;

d. Apabila rapat Pimpinan Majelis menilai usul tersebut telah memenuhi

persyaratan (di usulkan oleh sekurang-kurangnya 1/3 (sepertiga) dari jumlah

anggota Majelis dan setiap usul perubahan diajukan secara tertulis dan

ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta

ulasannya), Pimpinan Majelis mengundang Anggota Majelis untuk

melaksanakan Sidang Majelis.

Sedangkan pada pasal 71 ayat (1) huruf a Peraturan Tata Tertib MPR

menyatakan bahwa ”diambil dalam rapat yang dihadiri oleh sekurang-

kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Majelis untuk mengubah dan

menetapkan Undang-Undang Dasar (kuorum), dan disetujui oleh lima puluh

persen ditambah satu anggota dari seluruh anggota Majelis”.

2. Proses pembentukan Undang-Undang a. Perencanaan penyusunan Undang-Undang

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2011

tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, menyatakan

bahwa perencanaan penyusunan Undang-Undang yang dilakukan dalam

Prolegnas Rancangan Undang-Undang didasarkan atas

1) perintah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945;

2) perintah Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;

3) perintah Undang-Undang lainnya;

4) sistem perencanaan pembangunan nasional;

PPKn SMP KK F

109

5) rencana pembangunan jangka panjang nasional;

6) rencana pembangunan jangka menengah;

7) rencana kerja pemerintah dan rencana strategis DPR; dan

8) aspirasi dan kebutuhan hukum masyarakat.

b. Penyusunan Undang-Undang

Tahap penyusunan RUU merupakan tahap penyiapan sebelum sebuah

RUU dibahas bersama antara DPR dan pmerintah Pada tahap ini terdari

dari pembuatan naskah akademik, penyusunan RUU, Harmonisasi,

pembuatan dan pemantapan konsepsi

c. Pembahasan

Pembahasan materi RUU antara DPR dan Presiden (juga DPD) khusus

untuk topik-topik tertentu. melalui 2 tingkat pembicaraan. Tingkat 1 adalah

pembicaraan dalam rapat komisi, rapat gabungan komisi, rapat badan

legislasi, rapat anggaran atau rapat panitia khusus.Tingkat 2 adalah

pembicaraan dalam rapat komisi.

d. Pengesahan

Setelah ada persetujuan bersama antara DPR dan Presiden terkait RUU

yang dibahas Presiden mengesaahkan RUU tersebut. Jika dalam jangka

waktu 30 hari Presiden tidak menandatangani maka RUU tersebut wajib

diundangkan

e. Pengundangan

3. Penyusunan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang dibentuk oleh Presiden tanpa

terlebih dahulu mendapat persetujuan DPR, hal ini dikarenakan Perppu dibuat

dalam keadaan darurat. Namun demikian harus diajukan ke DPR dalam

persidangan yang berikut. Pengajuan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

Undang dilakukan dalam bentuk pengajuan Rancangan Undang-Undang tentang

penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang menjadi Undang-

Undang. DPR hanya memberikan persetujuan atau tidak memberikan

persetujuan terhadap Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang. Dalam

hal Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang mendapat persetujuan

DPR dalam rapat paripurna, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

tersebut ditetapkan menjadi Undang-Undang.

Kegiatan Pembelajaran 8

110

4. Pembahasan dan Pengesahan Rancangan Undang-Undang

Ketentuan mengenai mekanisme khusus dilaksanakan dengan tata cara sebagai berikut:

1) Rancangan Undang-Undang tentang Pencabutan Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang diajukan oleh DPR atau Presiden;

2) Rancangan Undang-Undang tentang Pencabutan diajukan pada saat

Rapat Paripurna DPR tidak memberikan persetujuan atas Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang yang diajukan oleh Presiden; dan

3) Pengambilan keputusan persetujuan terhadap Rancangan Undang-

Undang tentang Pencabutan dilaksanakan dalam Rapat Paripurna DPR

yang sama dengan rapat paripurna penetapan tidak memberikan

persetujuan atas Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

tersebut.

5. Proses Penyusunan Peraturan Pemerintah a. Perencanaan Peraturan Pemerintah

Perencanaan penyusunan Peraturan Pemerintah dikoordinasikan oleh

menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum.

Perencanaan penyusunan Peraturan Pemerintah ditetapkan dengan

Keputusan Presiden. Rancangan Peraturan Pemerintah berasal dari

kementerian dan/atau lembaga pemerintah nonkementerian sesuai

dengan bidang tugasnya.

b. Penyusunan Peraturan Pemerintah

Dalam penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah, pemrakarsa

membentuk panitia antar kementerian dan/atau lembaga pemerintah

nonkementerian. Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan

konsepsi Rancangan Peraturan Pemerintah dikoordinasikan oleh menteri

yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum.

6. Proses Penyusunan Peraturan Presiden a. Perencanaan PeraturanPresiden

Perencanaan penyusunan Peraturan Presiden dilakukan dalam suatu

program penyusunan Peraturan Presiden. Ketentuan mengenai

perencanaan penyusunan Peraturan Pemerintah berlaku secara mutatis

mutandis terhadap perencanaan penyusunan Peraturan Presiden.

b. Penyusunan Peraturan Presiden

PPKn SMP KK F

111

Dalam penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, pemrakarsa

membentuk panitia antarkementerian dan/atau antarnonkementerian.

Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi Rancangan

Peraturan Presiden dikoordinasikan oleh menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum. Ketentuan

lebih lanjut mengenai tata cara pembentukan panitia antarkementerian

dan/atau antarnonkementerian, pengharmonisasian, penyusunan, dan

penyampaian Rancangan Peraturan Presiden diatur dalam Peraturan

Presiden.

7. Proses Penyusunan Peraturan Daerah Provinsi a. Perencanaan PeraturanDaerah Provinsi

Perencanaan penyusunan Peraturan Daerah Provinsi dilakukan dalam

Prolegda Provinsi. Prolegda Provinsi memuat program pembentukan

Peraturan Daerah Provinsi dengan judul Rancangan Peraturan Daerah

Provinsi, materi yang diatur, dan keterkaitannya dengan Peraturan

Perundang-undangan lainnya. Materi yang diatur serta keterkaitannya

dengan Peraturan Perundang-undangan lainnya merupakan keterangan

mengenai konsepsi Rancangan Peraturan Daerah Provinsi yang meliputi

latar belakang dan tujuan penyusunan; sasaran yang ingin diwujudkan;

pokok pikiran, lingkup, atau objek yang akan diatur; dan jangkauan dan

arah pengaturan.

b. Penyusunan Peraturan Daerah Provinsi

Rancangan Peraturan Daerah Provinsi dapat berasal dari DPRD Provinsi

atau Gubernur. Rancangan Peraturan Daerah Provinsi dengan

penjelasan atau keterangan dan/atau Naskah Akademik. Rancangan

Peraturan Daerah Provinsi mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Provinsi; pencabutan Peraturan Daerah Provinsi; atau perubahan

Peraturan Daerah Provinsi yang hanya terbatas mengubah beberapa

materi, disertai dengan keterangan yang memuat pokok pikiran dan

materi muatan yang diatur.

c. Pembahasan Peraturan Daerah Provinsi

Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Provinsi dilakukan oleh

DPRD Provinsi bersama Gubernur. Pembahasan bersama dilakukan

melalui tingkat-tingkat pembicaraan. Tingkat-tingkat pembicaraan

Kegiatan Pembelajaran 8

112

dilakukan dalam rapat komisi/panitia/ badan/alat kelengkapan DPRD

Provinsi yang khusus menangani bidang legislasi dan rapat paripurna.

Rancangan Peraturan Daerah Provinsi dapat ditarik kembali sebelum

dibahas bersama oleh DPRD Provinsi dan Gubernur. Rancangan

Peraturan Daerah Provinsi yang sedang dibahas hanya dapat ditarik

kembali berdasarkan persetujuan bersama DPRD Provinsi dan Gubernur.

d. Penetapan Peratutan Daerah Provinsi

Rancangan Peraturan Daerah Provinsi yang telah disetujui bersama oleh

DPRD Provinsi dan Gubernur disampaikan oleh pimpinan DPRD Provinsi

kepada Gubernur untuk ditetapkan menjadi Peraturan Daerah Provinsi.

Penyampaian Rancangan Peraturan Daerah Provinsi dilakukan dalam

jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal

persetujuan bersama.

8. Proses Penyusunan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota a. Perencanaan PeraturanDaerah Kabupaten/kota

Perencanaan penyusunan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dilakukan

dalam Prolegda Kabupaten/Kota.

b. Penyusunan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

Ketentuan mengenai penyusunan Peraturan Daerah Provinsi berlaku

secara mutatis mutandis terhadap penyusunan Peraturan Daerah

Kabupaten/Kota.

c. Penetapan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

Ketentuan mengenai penetapan Rancangan Peraturan Daerah Provinsi

berlaku secara mutatis mutandis terhadap penetapan Peraturan Daerah

Kabupaten/Kota.

D. Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti

moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.

Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas

pembelajaran pada point 2.

PPKn SMP KK F

113

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Proses Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas

pembelajaran sebagai berikut.

1. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Proses Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan “.

2. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

3. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil

kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan

materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok.

4. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras memahami terhadap materi modul

5. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan

keperluan);

6. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi

latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.

Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani

mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta

berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.

7. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. (percaya diri)

8. Penyampaian hasil diskusi; (profesional)

9. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya

pada diskusi dan kerja kelompok (kreatif)

10. Menyimpulkan hasil pembelajaran

11. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

12. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

13. Merencanakan kegiatan tindak lanjut

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Proses

Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan”, maka Anda perlu mengikuti

Kegiatan Pembelajaran 8

114

aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses

pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul “ Proses

Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan “

Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan

tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.

Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas

dan kerja keras memahami terhadap materi modul

b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara

individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.

Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan

pendapat, bekerja keras dalam mengerjakan LK yang ada.

c. Kegiatan In 2 Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan

pertanyaan, saran dan komentar.

Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil

pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain

Menyimpulkan hasil pembelajaran

Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

Merencanakan kegiatan tindak lanjut

PPKn SMP KK F

115

E. Latihan/Kasus/Tugas

1. Penguasaan Konsep

Aktivitas 8.1 : Menunjukkan Proses Pembentukan Peraturan Perundang-

undangan

LK 8.1 : Proses pembentukaan peraturaan perundang-undangan

Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi “Proses Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan. 2. Carilah dari berbagai sumber materi tentang Proses Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan 3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini. 4. Presentasikan hasil kerja Saudara Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini 1. Jelaskan pemberlakuan secara mutatis mutandis bagi teknik penyusunan

dan/atau bentuk peraturan perundang-undangan!

2. Jelaskan partisipasi masyarakat dalam pembentukan peraturan perundang-

undangan!

2. Lembar Kerja Pembuatan Soal

Aktivitas pengembangan butir soaal penilaian berbasis kelas LK 8. 3 Menyusun soal USBN/Penilaian Berbasis Kelas Prosedur Kerja

1. Cermatilah kisi-kisi penyusunan soal USBN yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada pendahuluan E 4.

2. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan pembelajaran ini sesuai format berikut ( sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah Anda)

3. Buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini berdasarkan kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan seperti pada tabel di bawah ini (Kurikulum 2006/2013)

4. Buatlah soal pilihan ganda (PG)sebanyak 3 soal dan soal uraian sebanyak 3.

Kegiatan Pembelajaran 8

116

Tabel 8.3 Kisi-kisi Penulisan Soal Tes Prestasi Akademik Mata Pelajaran PPKn

SMP/MTs Kegiatan pembelajaran 1 Kurikulum 2006. No. Urut

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

1,2,3 8 Penatapan peraturan perundang-undangan

PG dan Essay Level Kognitif penerapan

Tabel 8.4 Kisi-kisi Penulisan Soal Tes Prestasi Akademik Mata Pelajaran PPKn

SMP/MTs Kegiatan pembelajaran 1 Kurikulum 2013 No. Urut

Kompetensi Dasar

Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

1,2,3 Proses penyusunan peraturan perundang-undangan

PG dan Essay Level Kognitif penerapan

KARTU SOAL KURIKULUM 2006/2013

Jenjang :

Mata Pelajaran :

Kelas :

Kompetensi :

Level :

Materi :

Bentuk Soal :

BAGIAN SOAL DISINI

Kunci Jawaban : :

PPKn SMP KK F

117

F. Rangkuman

Setelah semua kegiatan latihan Anda kerjakan, ada baiknya Anda membuat

rangkuman dan butir-butir yang telah Anda capai. Anda dapat mencocokkan

rangkuman Anda dengan rangkuman berikut ini.

1. Proses perubahan dan penetapan UUDNRI Tahun 1945 dilakukan

berdasarkan Peraturan Tata Tertib MPR pasal 78, Lembaga yang berwenang

untuk melakukan perubahan dan penetapan UUDNRI tahun 1945 adalah

MPR.

2. Proses pembentukan Undang-Undang dilakukan dalam Prolegnas melalui 5

tahap yaitu perencanaan, penyusunan, pembahasan dan pengesahan.

3. Proses pembentukan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

dilakukan dalam keadaan “darurat” sehingga Perppu tersebut harus

mendapatkan persetujuan dari DPR. DPR dapat menerima atau menolak

Perppu tersebut. Jika ditolak maka Perppu tersebut harus dicabut.

4. Peraturan Pemerintah dibentuk untuk melaksanakan Undang-Undang

5. 5.. Peraturan Presiden dibentuk untuk menyelenggarakan pengaturan lebih

lanjut perintah Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah secara tegas

maupun tidak tegas diperintahkan pembentukannya.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir

modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk

mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 8

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali

80 – 89% = baik

70 – 79% = cukup

< 70% = kurang

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%

Kegiatan Pembelajaran 8

118

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat

meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 9, jika masih di bawah 80% Anda

harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 8, terutama yang belum dikuasai.

PPKn SMP KK F

119

Kegiatan Pembelajaran 9 Proses Beracara di Pengadilan

A. Tujuan

Setelah mengikuti diklat dan membaca modul secara seksama, diharapkan

peserta dapat:

1. Menguraikan proses beracara di Pengadilan Negeri dengan benar.

2. Mengidentifikasi proses beracara di Pengadilan Tata Usaha Negara dengan

benar.

3. Menjelaskan proses beracara di Mahkamah Konstitusi dengan benar.

B. Indikator Pencapain Kompetensi

Indikator pencapaian kompetensi setelah mempelajari modul berikut adalah

1. Peserta diklat mampu menguraikan proses beracara di Pengadilan Negeri.

2. Peserta diklat mampu mengidentifikasi proses beracara di Pengadilan Tata

Usaha Negara.

3. Peserta diklat mampu menjelaskan proses beracara di Mahkamah Konstitusi.

C. Uraian Materi

1. Beracara di Pengadilan Negeri a. Pokok-Pokok Beracara dalam Kasus Hukum Perdata

Prosedur pengajuan gugatan keperdataan:

1. Pihak yang merasa dirugikan mengajukan perkaranya ke pengadilan

untuk memperoleh penyelesaian, istilahnya sebagai penggugat.

2. Surat gugatan diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri yang

berwenang (tempat peristiwa sengketa perdata terjadi).

3. Surat gugatan diserahkan kepada panitera pengadilan negeri. Panitera

menghitung biaya perkara yang dibutuhkan.

Kegiatan Pembelajaran 9

120

4. Pemeriksaan perkara dilakukan oleh Majelis hakim yang terdiri dari 3

(tiga) orang hakim atau lebih.

5. Pihak penggugat dan tergugat menghadiri sidang pada waktu yang

telah ditentukan bersama saksi- saksi dan alat bukti yang diperlukan.

6. Sidang dibuka dan terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis.

7. Majelis hakim memeriksa dan memperhatikan peristiwa/ kejadian yang

dikemukakan oleh para pihak.

8. Majelis Hakim memberikan keputusan terhadap sengketa yang ada.

Putusan hakim pengadilan dalam bidang keperdataan ditinjau dari sifatnya

ada tiga jenis putusan hakim (Harahap, 2008:876-878), yaitu putusan

deklarator, putusan konstitutif, dan putusan kondemnator.

b. Pokok-pokok Kasus Hukum Pidana Penerapan aturan-aturan dalam hukum harus didasarkan pada asas-asas

hukumnya. Asas-asas hukum acara pidana menurut Kansil (1993:176-177)

sebagai berikut.

1) Asas persamaan di muka hukum

2) Asas perintah tertulis dari pihak berwenang

3) Asas praduga tak bersalah/presumption of innocent

4) Asas pemberian ganti rugi dan rehabilitasi atas salah tangkap, salah

tahan, dan salah tuntut

5) Asas peradilan cepat, sederhana, biaya ringan, bebas, jujur, dan tidak

memihak

6) Asas memperoleh bantuan hukum seluas-luasnya

7) Asas wajib diberai tahu dakwaan dan dasar hukum dakwaan

8) Asas hadirnya terdakwa

9) Asas pemeriksaan di muka hukum

10) Asas pengawasan putusan pelaksanaan

Pihak-pihak yang berwenang dalam penanganan kasus ini adalah

kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan.

2. Proses Beracara di Pengadilan Tata Usaha Negara Sengketa Tata Usaha Negara berkaitan dengan adanya gugatan yang dilakukan

oleh pihak- pihak yang merasa kepentingannya dirugikan akibat dikeluarkannya

keputusan Tata Usaha Negara. Pihak-pihak tersebut dapat perorangan maupun

badan hukum perdata. Gugatan adalah permohonan yang berisi tuntutan terhadap

PPKn SMP KK F

121

badan atau pejabat Tata Usaha Negara dan diajukan ke pengadilan untuk

mendapatkan keputusan. Hal ini dapat dilihat pada bunyi Pasal 53 ayat (1)

Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu 90 hari setelah

keputusan badan atau pejabat tata usaha negara tersebut dikeluarkan. Jika

dalam waktu tersebut tidak diajukan gugatan maka tidak dapat diajukan

gugatan setelah masa tersebut. Obyek gugatan keputusan tata usaha negara

adalah:

(a) penetapan tertulis,

(b) berisi tindakan hukum tata usaha negara,

(c) berdasarkan peraturan perundang-undangan.

(d) bersifat konkrit, individual, dan final,

(e) menimbulkan akibat hukum.

Subyek atau pihak-pihak yang berperkara dalam Pengadilan Tata Usaha

Negara ada 2 pihak, yaitu penggugat dan tergugat. Menurut Tutik (2010:335-

338) pihak penggugat memiliki hak untuk:

(1) Mengajukan gugatan tertulis kepada PTUN terhadap suatu keputusan

Tata Usaha Negara.

(2) Mendapat pendampingan dari kuasa hukum.

(3) Mengajukan kepada ketua pengadilan untuk bersengketa cuma-cuma.

(4) Mendapat panggilan secara sah.

(5) Mengajukan permohonan agar pelaksanaan keputusan TUN itu ditunda

selama pemeriksaan sengketa TUN sedang berjalan, sampai ada putusan

pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum yang tetap.

(6) Mengubah alasan yang mendasari gugatannya hanya sampai dengan

replik asal disertai alasan yang cukup serta tidak merugikan kepentingan

tergugat.

(7) Mencabut jawaban sebelum tergugat memberikan jawaban.

(8) Mempelajari berkas perkara dan surat-surat resmi lainnya bersangkutan

di kepaniteraan dan membuat kutipan seperlunya.

(9) Membuat atau menyuruh membuat salinan atau petikan segala surat

pemeriksaan perkaranya dengan biaya sendiri setelah mendapat ijin ketua

pengadilan

(10) Mencantumkan dalam gugatannya permohonan mempercepat

pemeriksaan sengketa.

Kegiatan Pembelajaran 9

122

(11) Mencantumkan dalam gugatannya permohonan ganti rugi.

(12) Mengajukan permohonan pemeriksaan banding.

(13) Mengajukan permohonan kasasi.

Penggugat memiliki hak-hak yang cukup luas agar kepentingannya dapat

terlindungi. Perlindungan tidak hanya diberikan kepada penggugat, tetapi juga

kepada tergugat. Hal ini dapat dilihat pada hak-hak tergugat berikut ini.

(1) Mendapat pendampingan dari kuasa hukum

(2) Mendapat panggilan secara sah.

(3) Mengubah alasan yang mendasari jawaban hanya sampai dengan duplik

asal disertai alasan yang cukup serta tidak merugikan kepentingan

penggugat.

(4) Apabila tergugat sudah memberikan jawaban atas gugatan, pencabutan

gugatan oleh penggugat akan dikabulkan oleh pengadilan jika mendapat

persetujuan dari tergugat.

(5) Mempelajari berkas perkara dan surat-surat resmi lainnya yang

bersangkutan.

(6) Mengemukan pendapat yang terakhir berupa kesimpulan.

(7) Bermusyawarah dalam ruangan tertutup untuk mempertimbangkan segala

sesuatu guna putusan sengketa tersebut.

(8) Mengajukan permohonan pemeriksaan banding.

(9) Menyerahkan memori banding kepada pihak lainnya dengan perantara

panitera.

(10) Mengajukan permohonan pemeriksaan kasasi.

Tahapan penanganan sengketa acara biasa terdiri dari prosedur dismisal,

pemeriksaan persiapan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan.

3. Mahkamah Konstitusi Alat bukti dalam pemeriksaan berbagai perkara di Mahkamah Konstitusi tidak

berbeda jauh dengan alat-alat bukti pada kasus perdata, pidana maupun Tata

Usaha Negara, yaitu: a. surat atau tulisan,

b. keterangan saksi,

c. keterangan ahli,

d. keterangan para pihak,

e. petunjuk,

PPKn SMP KK F

123

f. alat bukti lain berupa informasi yang diucapkan, dikirimkan, diterima, atau

disimpan secara elektronik dengan alat optik atau yang serupa dengan itu.

Prosedur permohonan penyelesian perkara melalui Mahkamah Konstitusi dapat

dilaksanakan secara langsung atau online.

D. Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti

moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.

Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas

pembelajaran pada point 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Proses Beracara di

pengadilan”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di

pengadilan”.

b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator pencapaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau

kelompok.

d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras memahami terhadap materi modul

e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan

keperluan);

f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi

latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.

Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani

mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta

berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.

g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. (percaya diri)

Kegiatan Pembelajaran 9

124

h. Penyampaian hasil diskusi; (profesional)

i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya

pada diskusi dan kerja kelompok (kreatif)

j. Menyimpulkan hasil pembelajaran

k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1

Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi ““Proses Beracara di

pengadilan”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai

berikut.

Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di

pengadilan”

Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras memahami terhadap materi modul

b. Kegiatan on

Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara

individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan

harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja

keras dalam mengerjakan LK yang ada.

c. Kegiatan In 2

PPKn SMP KK F

125

Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan

pertanyaan, saran dan komentar.

Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya

dan menghargai pendapat peserta lain

Menyimpulkan hasil pembelajaran

Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

Merencanakan kegiatan tindak lanjut

E. Latihan/Kasus/Tugas

1. Penguasaan Konsep/Tes Formatif Aktivitas 9.1 : Menguraikan proses beracara di Pengadilan

LK 9.1 : Proses beracara di pengadilan

Pilihlah satu jawaban yang benar! 1. Putusan hakim pengadilan dalam bidang keperdataan ada tiga jenis yaitu ....

a. putusan konstitutif, deklarator, kondemnator

b. putusan deklarator, kondemnator, dismissal

c. putusan dismissal, konstitutif, kondemnator

d. putusan kondemnator, deklarator, obyektif

2. Putusan yang menguatkan hak seseorang disebut ….

a. putusan konstitutif

b. putusan deklarator

c. putusan dismissal

d. putusan subyektif

3. Semua orang yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut dan dihadapkan di

muka sidang pengadilan wajib dianggap tidak bersalah sampai adanya

putusan pengadilan merupakan salah satu asas hukum pidana yaitu ….

a. asas pemeriksaan di muka hukum

b. asashadirnya terdakwa

c. asas praduga tak bersalah

d. asas persamaan di muka hukum

Kegiatan Pembelajaran 9

126

4. Serangkaian tindakan penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti untuk

membuat terang terjadinya tindak pidana untuk menemukan tersanngkanya

disebut ….

a. penyitaan

b. penggeledahan

c. penyelidikan

d. penyidikan

5. Seseorang yang karena keadaanya, berdasarkan bukti permulaan patut diduga

sebagai pelaku tindak pidana disebut ….

a. pelaku

b. tergugat

c. terpidana

d. tersangka

6. Berikut ini yang bukan merupakan obyek gugatan keputusan tata usaha

negara adalah ….

a. penetapan tidak tertulis

b. berisi tindakan hukum tata usaha negara

c. berdasarkan peraturan perundang-undangan

d. bersifat kongkrit, individual, dan final

7. Pemeriksaan administrasi untuk menetapkan apakah suatu gugatan dapat

diterima atau tidak dapat diterima, tahap uji kelayakan gugatan disebut ….

a. pemeriksaan persiapan

b. prosedur dismissal

c. pemeriksaan di pengadilan

d. penyelidikan

8. Berikut ini yang bukan merupakan alat bukti dalam pemeriksaan perkara di

Mahkamah Konstitusi adalah….

a. surat atau tulisan

b. keterangan saksi

c. keterangan polisi

d. keterangan ahli

9. Berikut ini yang bukan merupakan putusan pengadilan yang dapat diambil oleh

hakim setelah melalui proses persidangan adalah ….

a. gugatan ditolak

PPKn SMP KK F

127

b. gugatan dikabulkan

c. gugatan tidak diterima

d. gugatan diabaikan

10. Berikut ini yang merupakan kewenangan Mahkamah Konstitusi berdasarkan

UUD NRI Tahun 1945 adalah ….

a. mengadili pada tingkat kasasi

b. menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap

undang-undang

c. mengajukan tiga orang hakim konstitusi

d. menguji undang-undang terhadap Undang-undang Dasar

F. Rangkuman

1. Pengadilan negeri menyelesaikan berbagai kasus hukum perdata dan pidana.

Prosedur beracara untuk kedua kasus tersebut memiliki perbedaan, termasuk

istilah pihak-pihak yang duduk berperkara. Putusan hakim pengadilan dalam

bidang keperdataan ditinjau dari sifatnya ada tiga jenis putusan hakim yaitu

putusan deklarator, putusan konstitutif, dan putusan kondemnator. Beberapa

istilah yang berkaitan dengan prosedur penyelesaian hukum pidana adalah

penyidikan, penyelidikan, jaksa penuntut umum, penasehat hukum, terdakwa,

tersangka, penyitaan, penggeledahan, penangkapan, dan penggeledahan.

2. Proses beracara di pengadilan Tata Usaha Negara:

Tahapan penanganan segngketa acara biasa terdiri dari prosedur dismisal,

pemeriksaan persiapan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan.

3. Proses beracara di Makamah Konstitusi dapat dilaksanakan secaralangsung

atau online. Prosedur pendaftaran langsung (datang ke kantor MK)

Kegiatan Pembelajaran 9

128

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir

modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk

mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 9.

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali

80 – 89% = baik

70 – 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat

meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 10, jika masih di bawah 80% Anda

harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 9, terutama yang belum dikuasai.

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%

PPKn SMP KK F

129

Kegiatan Pembelajaran 10 Perilaku Toleransi Masyarakat Terhadap Keberagaman Suku, Agama, Ras, Budaya, dan Gender

A. Tujuan Pembelajaran

a. Melalui membaca modul dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan

perilaku toleransi masyarakat terhadap keberagaman agama.

b. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan perlunya

perilaku toleransi masyarakat terhadap keberagaman budaya dengan benar.

c. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan perlunya

perilaku toleransi masyarakat terhadap keberagaman agama dengan benar.

d. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan perlunya

perilakun toleransi masyarakat terhadap keberagaman gender dengan benar.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

a. Peserta diklat mampu menjelaskan perlunya perilaku toleransi masyarakat

terhadap keberagaman suku dan ras.

b. Peserta diklat mampu menjelaskan perlunya perilaku toleransi masyarakat

terhadap keberagaman budaya.

c. Peserta diklat mampu menjelaskan perlunya perilaku toleransi masyarakat

terhadap keberagaman agama.

d. Peserta diklat mampu menjelaskan perlunya perilaku toleransi masyarakat

terhadap keberagaman gender.

Kegiatan Pembelajaran 10

130

C. Uraian Materi

1. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Agama Semua orang di Indonesia tentu menyakini salah satu agama atau kepercayaan

yang ada di Indonesia. Pemerintah Indonesia mengakui enam agama yang ada di

Indonesia. Agama tersebut adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan

Khonghucu.

Negara menjamin warga negaranya untuk menganut dan mengamalkan ajaran

agamanya masing-masing. Jaminan negara terhadap warga negara untuk

memeluk dan beribadah diatur dalam UUD 1945 Pasal 29 ayat (2). Bunyi lengkap

Pasal 29 ayat (2) adalah “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk

untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut

agamanya dan kepercayaannya itu”.

Dalam kehidupan berbangsa, keberagaman dalam agama itu benar-benar terjadi.

Agama apap pun tidak mengajarkan untuk memaksakan keyakinan atau

agamanya kepada orang lain. Bentuk perilaku toleransi dalam kehidupan

beragama di antaranya adalah:

- menghormati agama yang diyakini oleh orang lain;

- tidak memaksakan keyakinan agama kita kepada orang yang berbeda agama;

- menghormati dan mmenghargai keyakinan dan ibadah yang dilaksanakan

oleh orang yang memiliki keyakinan dan agama yang berbeda;

- tidak memandang rendah agama yang berbeda yang dianut oleh orang lain.

2. Perilaku Toleransi terhadap Keberagaman Suku dan Ras di Indonesia Perbedaan suku dan ras antara manusia yang satu dengan manusia yang lain

bukanlah menjadi kendala dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa

Indonesia maupun dalam pergaulan dunia. Sikap dan perilaku toleransi akan

mendorong terwujudnya semangat persaudaraan dengan sesama manusia

dengan menjunjung nilai-nilai kemanusiaan. Melalui toleransi akan dapat

diwujudkan sikap menghormati harkat dan martabat kemanusiaan.

Perbedaan suku dan ras bukanlah ukuran baik dan buruknya seseorang. Baik dan

buruk seseorang tidak diitentukan oleh warna, rupa, dan bentuk fisik, melainkan

oleh baik dan buruknya berperilaku. Karenanya, harus dikembangkan perilaku

yang baik kepada semua orang tanpa memandang perbedaan suku dan ras.

Bentuk perilaku toleransi terhadap keberagaman suku dan ras diantarnya adalah

PPKn SMP KK F

131

dengan menghormati semua suku dan ras yang ada seta tidak memandang

rendah terhadap orang lain yang berbeda suku dan ras.

3. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Sosial Budaya Bentuk perilaku toleransi terhadap keberagaman sosial budaya masyarakat

Indonesia diantaranya adalah:

- mengenal dan memahami kebudayaan suku atau masyarakat lain yang

berbeda dengan kebudayaan sendiri;

- menghormati dan menghargai kebudayaan yang dimiliki suku lain;

- tidak memaksakan kebudayaan kita kepada orang yang berbeda suku dan

budaya;

- tidak memandang rendah kebudayaan yang berbeda yang dimiliki oleh suku

lain.

4. Perilaku toleran Gender Tuhan menciptakan manusia dalam dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Laki-

laki dan perempuan pada dasarnya sama. Konsep hubungan sosial yang

membedakan kedudukan, fungsi, dan peran antara laki-laki dan perempuan

dalam masyarakat disebut dengan Gender. Gender dibentuk dan berkembang

seiring dengan budaya masyarakat.

Pemahaman gender di Indonesia tentulah akan sejalan dengan perkembangan

budaya bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pemahaman dan kesadaran gender

bersifat dinamis dan dapat berbeda antara masyarakat yang satu dengan

masyarakat yang lain.

Kesadaran gender bararti meletakan kedudukan, fungsi, dan peran antara laki-

laki dan perempuan dalam masyarakat secara sejajar. Misalnya dalam keluarga,

maka setiap anggota keluarga bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapian

rumah tempat tinggalnya. Anak laki-laki atau anak perempuan, keduanya bisa

menjaga kebersihan dan kerapian rumah tempat tinggalnya. Di sekolah, laki-laki

atau perempuan sama-sama dapat menjadi guru. Dalam kehidupan masyarakat,

baik baik laki-laki maupun perempuan sama-sama dapat mengambil peran yang

berguna bagi sesama manusia lainnya. Perbedaan jenis kelamin antara laki-laki

dan perempuan tidaklah menjadi alasan perbedaan sikap dan perilaku yang

semata-mata hanya didasarkan atas perbedaan jenis kelamin.

Kegiatan Pembelajaran 10

132

D. Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti

moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.

Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas

pembelajaran pada point 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Perilaku Toleransi

Masyarakat Terhadap Keberagaman Suku, Agama, Ras, Budaya, Dan Gender”,

maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di

pengadilan”.

b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator pencapaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau

kelompok.

d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras memahami terhadap materi modul

e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan

keperluan);

f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi

latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.

Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani

mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta

berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.

g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. (percaya diri)

h. Penyampaian hasil diskusi; (profesional)

i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya

pada diskusi dan kerja kelompok (kreatif)

j. Menyimpulkan hasil pembelajaran

k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

PPKn SMP KK F

133

l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi ““Perilaku Toleransi

Masyarakat Terhadap Keberagaman Suku, Agama, Ras, Budaya, Dan

Gender”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di

pengadilan”

Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras memahami terhadap materi modul

b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara

individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan

harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja

keras dalam mengerjakan LK yang ada.

c. Kegiatan In 2 Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan

pertanyaan, saran dan komentar.

Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya

dan menghargai pendapat peserta lain

Menyimpulkan hasil pembelajaran

Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

Merencanakan kegiatan tindak lanjut

Kegiatan Pembelajaran 10

134

E. Latihan/Kasus/Tugas

1. Penguasaan Konsep Aktivitas : Menunjukkan perilaku toleransi masyarakat terhadap

keberagaman agama, suku, ras, budaya dan gender”

LK 10.1 : Menjelaskan Perilaku toleransi masyarakat terhadap

keberagaman agama, suku, ras, budaya dan gender

Prosedur Kerja :

1. Bacalah dengan cermat uraian materi ““Menunjukkan perilaku toleransi

masyarakat terhadap keberagaman suku, agama, ras, budaya dan gender”.

2. Carilah dari berbagai sumber materi tentang “Menunjukkan perilaku toleransi

masyarakat terhadap keberagaman suku, agama, ras, budaya dan gender”

3. Presentasikan hasil kerja Saudara

Jawablah Pertanyaan-pertaanyaan di bawah ini

1. Jelaskan perlunya perilaku toleransi masyarakat terhadap keberagaman suku

dan ras disertai dengan 2 (dua) contoh nyata dari perilaku toleransi diimaksud.

2. Jelaskan perlunya perilaku toleransi masyarakat terhadap keberagaman

agama disertai dengan 2 (dua) contoh nyata dari perilaku toleransi dimaksud.

3. Jelaskan perlunya perilaku toleransi masyarakat terhadap keberagaman

budaya disertai dengan 2 (dua) contoh nyata dari perilaku toleransi diimaksud.

4. Jelaskan perlunya perilaku toleransi masyarakat terhadap keberagaman

gender disertai dengan 2 (dua) contoh nyata dari perilaku toleransi diimaksud.

2. Lembar Kerja Aktivitas : Menunjukkan Perilaku Toleransi Masyarakat Terhadap Keberagaman Suku, Agama, Ras, Budaya dan Gender. LK 10.2 : Membuat makalaah tentang Perilaku Toleran Prosedur Pembuatan 1. Makalah adalah betul-betul karya Saudara sendiri. Hal-hal yang bukan karya

Saudara dalam makalah tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam

daftar pustaka.

2. Sistematika Makalah:

a. Pendahuluan/ Latar belakang Masalah

PPKn SMP KK F

135

b. Pembahasan

c. Penutup/ Kesimpulan

3. Ketentuan lain

a. Makalah terdiri dari 7 sampai 10 halaman.

b. Jenis huruf: Arial

c. Besar/ukuran huruf atau font adalah 11.

d. Spasi:1,5 spasi

e. Jangan lupa untuk mencantumkan identitas Saudara pada makalah

Buatlah makalah dengan tema Perilaku Toleransi Terhadapa keberagaman Suku,

Agama, Ras Budaya dan Gender

3. Lembar Kerja Pembuatan Soal

Aktivitas pengembangan butir soaal penilaian berbasis kelas LK 10. 3 Menyusun soal USBN/Penilaian Berbasis Kelas Prosedur Kerja

1. Cermatilah kisi-kisi penyusunan soal USBN yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada pendahuluan E 4.

2. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan pembelajaran ini sesuai format berikut ( sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah Anda)

3. Buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini berdasarkan kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan seperti pada tabel di bawah ini (Kurikulum 2006/2013)

4. Buatlah soal pilihan ganda (PG)sebanyak 3 soal dan soal uraian sebanyak 3.

Tabel 10.3 Kisi-kisi Penulisan Soal Tes Prestasi Akademik Mata

Pelajaran PPKn SMP/MTs Kegiatan pembelajaran 1 Kurikulum 2006 No. Urut

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk

Soal 1 Mendeskripsikan

hakikat norma-norma, kebiasaan, adat istiadat, peraturan, yang berlaku dalam masyarakat

PG Level Kognitif penerapan

2.3 Menerapkan norma-norma, kebiasaan, adat istiadat dan peraturan yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

PG dan Essay Level Kognitif penerapan

Kegiatan Pembelajaran 10

136

Tabel 10.4 Kisi-kisi Penulisan Soal Tes Prestasi Akademik Mata Pelajaran PPKn

SMP/MTs Kegiatan pembelajaran 1 Kurikulum 2013 No. Urut

Kompetensi Dasar

Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

1,2, 3

7 PerilakuToleransi masyarakat terhadap keberagaman suku, agama ras dan gender

PG dan Essay Level Kognitif penerapan

KARTU SOAL KURIKULUM 2006/2013

Jenjang :

Mata Pelajaran :

Kelas :

Kompetensi :

Level :

Materi :

Bentuk Soal :

BAGIAN SOAL DISINI

Kunci Jawaban : :

PPKn SMP KK F

137

F. Rangkuman

1. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari berbagai suku, ras,

pemeluk agama, budaya, dan kebiasaan;

2. Keberagaman adalah sebuah keniscayaan bagi bangsa Indonesia yang

harus diterima dengan lapang dada dan penuh rasa syukur dengan segala

dampak positif dan negatifnya.

3. Menghormati dan mengghargai keberagaman masyarakat Indonesia

adalah sikap dan perilaku yang dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk

dan cara dalam bingkai semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.

4. Sikap dan perilaku toleransi terhadap keberagaman suku, ras, agama,

budaya, dan gender yang ada dalam masyarakat Indonesia adalah salah

satu sikap dan perilaku yang perlu dikembangkan dalam kehidupan

bermasyarakat sehari-hari dan kehidupan bernegara.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir

modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk

mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 2.

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali

80 – 89% = baik

70 – 79% = cukup

< 70% = kurang

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%

Kegiatan Pembelajaran 10

138

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat

meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 11, jika masih di bawah 80% Anda

harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 10, terutama yang belum

dikuasai.

PPKn SMP KK F

139

Kegiatan Pembelajaran 11 Permasalahan Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia

A. Tujuan

1. Dengan mencermati materi modul peserta diklat mampu menjelaskan bentuk

konflik pada masyarakat Indonesia dengan benar.

2. Dengan berdiskusi peserta diklat dapat menjelaskan penyebab timbulnya

konflik dalam masyarakat Indonesia dengan benar.

3. Dengan diskusi kelompok peserta diklat mampu menjelaskan akibat konflik

dalam masyarakat Indonesia dengan benar.

4. Dengan berdiskusi peserta diklat mampu menunjukkan alternatif penyelesaian

permasalahan dalam keberagamana masyarakat Indonesia dengan benar.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan bentuk konflik pada masyarakat Indonesia

2. Menjelaskan penyebab timbulnya konflik dalam masyarakat Indonesia

3. Menjelaskan dampak konflik dalam masyarakat Indonesia

4. Mengidentifikasi alternatif penyelesaian permasalahan dalam keberagaman

masyarakat Indonesia.

C. Uraian Materi

1. Bentuk Konflik Dalam masyarakat Indonesia a. Konflik dalam masyarakat dapat dikelompokkan berdasarkan tingkatnya,

yaitu:

a) Konflik Ideologi : adalah konflik yang terjadi karena perbedaan ideologi

dalam masyarakat.

b) Konflik politik :merupakan pertentangan yang disebabkan perbedaan

kepentingan dalam memperoleh kekuasaan atau merumuskan

kebijakan pemerintah.

Kegiatan Pembelajaran 11

140

2. Berdasarkan jenisnya, konflik dapat dibedakan menjadi : 1) Konflik antarsuku yaitu pertentangan antara suku yang satu dengan suku

yang lain. Perbedaan suku seringkali menjadi faktor utama pemicu

terjadinya pertentangan antarsuku.

2) Konflik antaragama yaitu perentangan antara kelompok yang memiliki

keyakinan atau agama berbeda.

3) Konflik antarras yaitu pertentangan antara ras yang satu dengan ras yang

lain. Hal ini disebabkan sikap realustis yaitu memperlakukan orang

berbeda-beda sesuai rasnya.

4) Konflik antargolongan yaitu pertentangan antara kelompok atau golongan

dalam masyarakat.

3. Faktor penyebab konflik dalam masyarakat Indonesia Berikut ini dikemukakan beberapa penyebab konflik dalam masyarakat Indoneia,

antara lain sebagai berikut.

(1) Perbedaan pendirian dan perasaan orang seorang makin tajam sehingga

timbul bentrokan perseorangan (konflik individual).

(2) Perubahan sosial yang terlalu cepat di dalam masyarakat sehingga terjadi

disorganisasi dan perbedaan pendirian mengenai reorganisasi dari sistem

nilai baru.

(3) Perbedaan kebudayaan yang mempengaruhi pola pemikiran dan tingkah

laku perseorangan dalam kelompok kebudayaan yang bersangkutan.

(4) Bentrokan antar kepentingan, baik perseorangan maupun kelompok,

misalnya kepentingan ekonomi, sosial, politik, ketertiban, dan keamanan

(konflik interes, konflik individual dan kelompok)

(5) Permasalahan di bidang ekonomi, seperti kelangkaan beberapa kebutuhan

pokok masyarakat (kesenjangan sosial, kaya-miskin)

(6) Lemahnya kepemimpinan pada berbagai tingkatan (weak leadership).

Pemimpin kurang tegas, lamban dalam mengatasi masalah bangsa

(seakan reformasi di persimpangan);

(7) Ketidak-adilan yang dirasakan oleh sebagian atau seluruh kelompok

masyarakat.

PPKn SMP KK F

141

(8) Rendahnya tingkat penegakan hukum (lack of legal mechanism).

Penegakan hukum lemah, praktik hukum diwarnai pelanggaran pada

norma, hukum tumpul ke atas dan tajam ke bawah.

(9) Tererosinya nilai-nilai tradisional yang mengedepankan kebersamaan dan

harmoni (erosion of traditional community strengthening values).

(10) Sejarah operasi pemerintah pada masa lalu terutama melalui kekuatan

militer bersenjata (past history of goverment oppression), bisa menjadi

pemicu terjadi konflik vertikal.

(Sumber:http://visiuniversal.blogspot.co.id/2014/04/10-pe-nyebab-konflik-

dalam-masyarakat.html. diakses pada tanggal 5 Desember 2015).

4. Dampak konflik dalam masyarakat Indonesia Dampak konflik dapat dibedakan menjadi dua, yakni dampak positif dari konflik

dan dampak negatif dari konflik itu sendiri yang dapat dikemukakan dalam daftar

sebagai berikut (Muin, 2013; Maryati, 2006).

Dampak Positif Konflik Sosial, antara lain dapat diidentifikasi berikut.

Konflik dapat menciptakan integrasi yang harmonis

Konflik dapat memperkuat identitas pihak yang berkonflik

Dengan konflik dapat menciptakan kelompok baru

Dengan konflik, justru dapat membuka wawasan seseorang (masyarakat)

Dengan konflik dapat memperjelas berbagai aspek kehidupan yang belum

tuntas;

Dapat meningkatkan solidaritas antara anggota kelompok

Dapat mengurangi rasa ketergantungan individu atau kelompok

Dapat memunculkan kompromi baru, dan sebagainya.

Sedangkan Dampak Negatif Konflik dalam masyarakat, dapat diidenfikasi antara

lain sebagai berikut.

Rusaknya fasilitas umum

Terjadi perubahan kepribadian

Menyebabkan domnasi kelompok pemenang

Menimbulkan keretakan hubungan antara individu dan kelompok

Menyebabkan rusaknya berbagai harta benda dan jatuhnya korban jiwa,

dan sebagainya.

Kegiatan Pembelajaran 11

142

5. Alternatif Penyelesaian Permasalahan Keberagaman Dalam masyarakat Indonesia

Ada beberapa alternatif metode penyelesaian konflim dala masyarakat, antara lain

didemukakan sebagai berikut.

a. Hodge dan Anthony (1991), memberikan gambaran melalui berbagai

metode penyelesaian konflik (conflict resolution methods).

Pertama, dengan metode penggunaan paksaan.

Kedua, penyelesaian konflik dengan menggunakan metode penghalusan

(smoothing).

Ketiga, penyelesaian konflik dengan cara demoktratis.

b. Cribbin (1985) menegaskan adalah tidak tiga startegi penyelesaian konflik,

yaitu (1) Strategi yang paling tidak efektif; (2) Strategi yang efektif; dan (3)

Strategi yang paling efektif.

c. Nasikun (1993), mengidentifikasi pengendalian konflik melalui tiga cara,

yaitu dengan konsiliasi (conciliation), mediasi (mediation), dan perwasitan

(arbitration).

Beberapa metode untuk penyelesaikan konflik dalam masyarakat Indonesia yang

bersifat majemuk antara lain adalah sebagai berikut.

1. Pertama, dengan cara dialog mendalam (deep dialogue).

2. Kedua, dengan metode Membangun empati dan Pengurangan Prasangka.

3. Ketiga, dengan cara pandang perspektif ganda (multiple perspectives).

4. Keempat, dengan pendekatan "multikultural'.

D. Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti

moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.

Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas

pembelajaran pada point 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Permasalahan

Keberagaman Dalam Masyarakat Indonesia”, maka Anda perlu mengikuti

aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

PPKn SMP KK F

143

a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di

pengadilan”.

b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator pencapaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau

kelompok.

d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras memahami terhadap materi modul

e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan

keperluan);

f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi

latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.

Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani

mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta

berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.

g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. (percaya diri)

h. Penyampaian hasil diskusi; (profesional)

i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya

pada diskusi dan kerja kelompok (kreatif)

j. Menyimpulkan hasil pembelajaran

k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi ““Permasalahan

Keberagaman Dalam Masyarakat Indonesia”, maka Anda perlu mengikuti

aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

Kegiatan Pembelajaran 11

144

Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di

pengadilan”

Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras memahami terhadap materi modul

b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara

individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan

harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja

keras dalam mengerjakan LK yang ada.

c. Kegiatan In 2 Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan

pertanyaan, saran dan komentar.

Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya

dan menghargai pendapat peserta lain

Menyimpulkan hasil pembelajaran

Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

Merencanakan kegiatan tindak lanjut

PPKn SMP KK F

145

E. Latihan/Kasus/Tugas

1. Penguasaan Konsep Aktifitas : Menganalisis Permasalahan Keberagaman Dalam Masyarakat Indonesia LK 11.1 : Permasalahan Keberagaman Dalam Masayarakat Indonesia Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi “Proses Permasalahan Keberagaman

Dalam Masyarakat Indonesia

2. Carilah dari berbagai sumber materi tentang “Proses Permasalahan Keberagaman Dalam Masyarakat Indonesia”

3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.

4. Presentasikan hasil kerja Saudara

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar ! 1. Berikut ini bukan merupakan penyebab terjadinya keberagaman masyarakat

Indonesia .... a. Letak strategis wilayah Indonesia. b. Indonesia adalah negara yang kaya raya c. Kondisi negara kepulauan d. Penerimaan masyarakat terhadap perubahan

2. Kebhinnekaan masyarakat Indonesia mudah membuat penduduk Indonesia berbeda pendapat, lepas kendali, mudah tumbuh perasaan kedaerahan, hal ini dikatakan sebagai .. a. Tantangan bangsa Indonesia b. Potensi yang dimiliki bangsa Indonesia. c. Tantangan sekaligus potensi bangsa Indonesia d. Ciri khas bangsa Indonesia

3. Konflik yang disebabkan perbedaan kepentingan dalam memperoleh kekuasaan atau merumuskan kebijakan disebut ................ a. Konflik ideologi b. Konflik kepentingan c. Konflik politik d. Konflik kekuasaan

4. Di bawah ini bukan merupakan gejala yang menunjukkan adanya konflik sosial adalah ... a. Adanya persamaan pandangan antar kelompok, seperti persamaan

tujuan, cara melakukan sesuatu. b. Norma-norma sosial tidak berfungsi dengan baik, sebagai alat mencapai

tujuan.

Kegiatan Pembelajaran 11

146

c. Adanya pertentangan norma-norma dalam masyarakat sehingga menimbulkan keingungan bagi masyarakat.

d. Sanksi terhadap pelanggar atas norma tidak tegas atau lemah. 5. Pernyataan dibawah ini termasuk pengertian Stereotip yang merupakan

salah satu penyebab terjadinya konflik sosial dalam masyarakat adalah .................... a. Proses yang mengarah pada persaingan yang tidak sehat. b. Perasaan kelompok dimana kelompok merasa dirinya paling baik, paling

benar, paling hebat. c. Anggapan yang dimiliki terhadap suatu kelompok yang bersifat tidak

baik. d. Hubungan antara penduduk asli dan penduduk pendatang yang kurang

harmonis. 6. Masyarakat Indonesia diwarnai dengan berbagai macam perbedaan suku,

agama, ras, kebudayaan dan bahasa. Kondisi yang demikian menjadikan kehidupan bangsa Indonesia rawan dengan konflik. Pernyataan tersebut meropakan faktor keberagaman dilihat dari aspek ...................... a. Sosial budaya c. Strategi b. Ekonomi d. Kewilayahan

7. Perhatikan pernyataan di bawah ini 1. Persoalan pribadi antar siswa baik dalam lingkungan sekolah maupun

masyarakat 2. Kejenuhan siswa dalam lingkungan sekolah 3. Pengaruh orang lain di luar sekolah 4. Permasalahan cita-cita yang berbeda yang ingin dicapai siswa Pernyataan di atas yang menunjukkan adanya pertentangan antar pelajar di sekolah ditunjukkan pada nomor .....

a. 1, 2, 3 b. 1 dan 3 c. 2 dan 4 d. 4

8. Salah satu gejala dalam masyarakat yang memiliki potensi menjadi penyebab konflik sosial dalam masyarakat yaitu menguatnya etnosentrisme kelompok yang artinya .... a. Proses yang mengarah pada persaingan yang tidak sehat. b. Perasaan kelompok dimana kelompok merasa dirinya paling baik, paling

benar, paling hebat. c. Anggapan yang dimiliki terhadap suatu kelompok yang bersifat tidak

baik. d. Hubungan antara penduduk asli dan penduduk pendatang yang kurang

harmonis 9. Upaya menyelesaikan masalah yang muncul dalam keberagaman

masyarakat dengan cara kuratif adalah .... a. Mengembangkan sikap toleransi dan kerjasama antar umat beragama.

PPKn SMP KK F

147

b. Melakukan penangkapan terhadap pihak-pihak yang terlibat konflik. c. Mengadakan rehabilitasi masyarakat pasca terjadi konflik d. Melakukan pembubaran paksa konflik yang terjadi dalam masyarakat

10. Sikap yang harus dikembangkan dalam mewujudkan persatuan dalam keragaman adalah

a. Menghapus segala perbedaan. b. Memandang rendah suku atau budaya bangsa lain c. Memandang budaya sendiri sebagai budaya yang paling baik d. Menerima keragaman suku dan budaya sebagai kekayaan bangsa.

2. Lembar Kerja Pembuatan Soal Aktivitas pengembangan butir soaal penilaian berbasis kelas LK 11. 2 Menyusun soal USBN/Penilaian Berbasis Kelas Prosedur Kerja

1. Cermatilah kisi-kisi penyusunan soal USBN yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada pendahuluan E 4.

2. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan pembelajaran ini sesuai format berikut ( sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah Anda)

3. Buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini berdasarkan kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan seperti pada tabel di bawah ini (Kurikulum 2006/2013)

4. Buatlah soal pilihan ganda (PG)sebanyak 3 soal dan soal uraian sebanyak 3.

Tabel 11.2 Kisi-kisi Penulisan Soal Tes Prestasi Akademik Mata

Pelajaran PPKn SMP/MTs Kegiatan pembelajaran 1 Kurikulum 2013

No. Urut

Kompetensi Dasar

Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal

1,2 9 • Permasalahan keberagaman dalam masyarakat Indonesia

PG dan Essay Level Kognitif penerapan

3

9 • Upaya menyelesaikan permasalahan keberagaman masyarakat Indonesia

PG dan Essay Level Kognitif penerapan

Kegiatan Pembelajaran 11

148

F. Rangkuman

1. Bentuk konflik pada masyarakat Indonesia:

a) Menurut tingkatannya : Konflik ideologi, konflik politik

b) Menurut sifatnya : Konflik aantar agama, suku, ras antar golongan

2. Penyebab timbulnya konflik

a) Perbedaan pendirian dan perasaan orang.

b) Perubahan sosial

c) Perbedaan kebudayaan

d) Faktor ekonomi

3. Dampak konflik dalam masyarakat :

Konflik dalam masyarakat memiliki akibat yang positif maupun negatif. Akibat

negatif dari konflik yang terjadi antara lain perpecahan atau disintegrasi

masyarakat, kehancuran nilai-nilai dan norma sosial yang ada, kerugian harta

benda dan korban manusia, dan perubahan kepribadian.

4. Upaya mencegah dan mengatasi masalah akibat keberagaman masyarakat

Indonesia dapat dilakukan secara prefentif, represif maupun kuratif. .

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir

modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk

mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 11.

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali

80 – 89% = baik

70 – 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat

meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 12, jika masih di bawah 80% Anda

harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 11, terutama yang belum

dikuasai.

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%

PPKn SMP KK F

149

Kegiatan Pembelajaran 12 Perwujudan Konsepsi Wilayah Nkri

A. Tujuan

1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan

pengertian konsepsi wilayah NKRI dengan benar.

2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menunjukkan contoh

Perwujudan konsepsi Kewilayahan NKRI secara benar

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Peserta diklat mampu menjelaskan pengertian konsepsi wilayah NKRI.

2. Peserta diklat mampu menunjukkan contoh Perwujudan konsepsi wilayah

NKRI.

C. Uraian Materi

1. Konsepsi Kewilayahan Negara Republik Salah satu persyaratan mutlak yang harus dimiliki oleh sebuah negara adalah

wilayah kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep

dasar wilayah kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember

1957. Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia,

karena telah melahirkan konsep Wawasan Nusantara yang menyatukan wilayah

.negara kesatuan Republik Indonesia.

Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957. Mengisyaratkan aadanya pokok –

pokok pengertian tentang perairan yang disebutkan dalam deklarasi itu kemudian

disempurnakan dalam Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang No. 4

Tahun 1960 (18 februari 1960) tentang perairan Indonesia. Menurut ketentuan ini

dinyatakan bahwa lautan Republik Indonesia adalah selain “ laut-laut dalam ” dan

“selat-selat dalam “ (maksudnya lautan dan diantara pulau-pulau), juga termasuk

lautan territorial sepanjang 12 mil, yang dihitung mulai dari suatu “ garis dasar ”

yang telah ditetapkan ke lautan (bebas). Adapun yang dimaksud dengan “ garis

Kegiatan Pembelajaran 12

150

dasar ” tersebut adalah garis dalam peta yang dibuat disekeliling seluruh

kepulauan Indonesia dan terdiri atas garis-garis lurus yang menghubungkan

pulau-pulau yang terujung di sekitar kepulauan Republik Indonesia.

Setelah melalui perjuangan panjang dan sangat rumit di forum internasional,

akhirnya konferensi PBB tentang Hukum Laut III di New York pada 30 April 1940

telah menghasilkan United Nations Convention on the Law of the Sea (Konvensi

PBB tentang Hukum Laut). Konvensi ini kemudian ditandatangani di Montego Bay,

Jamaica, pada 10 Desember 1982 oleh 117 negara peserta termasuk Republik

Indonesia. Konvensi ini antara lain mengakui tentang asas Negara kepulauan

(Archipelago State Principle) dan ZEE (Zona Ekonomi Ekslusif). Pada 18 Oktober

1983, pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan Undang-Undang No. 17

Tahun 1985 tentang pengesahan UN Convention on the Law of the Sea.

2. Perwujudan Konsepsi Wilayah Indonesia Wawasan Nusantara sebagai wawasan kewilayahan. Sebagai faktor eksistensi

suatu negara, wilayah nasional perlu ditentukan batas-batasnya agar tidak terjadi

sengketa dengan negara tetangga. Mengenai batas negara, UUD 1945 tidak

menjelaskan secara jelas tentang batas negara, melainkan hanya menyebut

“seluruh tumpah darah Indonesia” (Pembukaan UUD 1945) dan pasal 18 UUD

1945 menyebutkan “pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil”.

Dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip wawasan nusantara itu, bangsa

Indonesia akan mampu menegakkan kebenaran dan keadilan. Pada dasarnya,

wawasan nusantara berusaha untuk memperlakukan segenap manusia Indonesia

secara adil dan benar. Hal ini ditunjukan oleh wawasan nusantara yang

memandang bahwa Indonesia adalah satu kesatuan dalam bidang wilayah,

ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, hankam. Pernyataan tersebut dijelaskan

sebagai berikut:

a. Kesatuan wilayah, artinya wilayah Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau

besar dan kecil yang dihubungkan oleh lautan harus dijaga dan diusahakan

tetap menjadi satu kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan

kekayaannya.

PPKn SMP KK F

151

b. Kesatuan bangsa, artinya bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam

suku bangsa, bahasa, dan agama harus diusahakan terwujud dalam satu

kesatuan bangsa yang bulat dan utuh.

c. Kesatuan ideologi, artinya bangsa Indonesia yang berBhineka Tunggal Ika

dituntut untuk memiliki dan menganut satu ideologi bangsa, yaitu Pancasila.

Artinya, Pancasila merupakan satu-satunya ideologi bangsa dan negara yang

melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa menuju tercapainya cita-

cita nasional.

d. Kesatuan dalam bidang hukum, artinya seluruh kepulauan nusantara

merupakan kesatuan hukum dalam arti hanya ada satu hukum nasional yang

mengabdi pada kepentingan nasional.

e. Kesatuan dalam bidang ekonomi, artinya kekayaan wilayah Indonesia, baik

yang potensial maupun yang efektif adalah modal bersama milik bangsa.

Segala keperluan sehari-hari harus tersedia diseluruh wilayah tanah air, tingkat

perkembangan ekonomi pun harus sama, setidak-tidaknya berimbang

diseluruh daerah.

f. Kesatuan dalam bidang sosial, artinya bahwa masyarakat Indonesia adalah

satu. Oleh karena itu, perikehidupan bangsa harus merupakan satu kehidupan

dengan tingkat kemajuan masyarakat yang seimbang dan merata serta

keselarasan hidup sesuai dengan kemajuan bangsa.

g. Kesatuan dalam bidang budaya, artinya bahwa kebudayaan Indonesia adalah

satu corak ragam budaya yang menggambarkan kekayaan budaya bangsa.

h. Kesatuan dalam bidang hukum, artinya bahwa ancaman dan gangguan

terhadap salah satu pulau atau daerah, hakikatnya merupakan ancaman

terhadap seluruh bangsa dan negara.

i. Kesatuan dalam bidang psikologi, artinya bahwa secara psikologis bangsa

Indonesia merasa dirinya satu, senasib sepenanggungan, sebangsa, dan

setanah air, serta mempunyai satu tekad didalam usaha mencapai cita-cita

bangsa

Kegiatan Pembelajaran 12

152

D. Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti

moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.

Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas

pembelajaran pada point 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Perwujudan Konsepsi

Wilayah Nkri”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di

pengadilan”.

b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator pencapaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau

kelompok.

d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras memahami terhadap materi modul

e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan

keperluan);

f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi

latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.

Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani

mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta

berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.

g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. (percaya diri)

h. Penyampaian hasil diskusi; (profesional)

i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya

pada diskusi dan kerja kelompok (kreatif)

j. Menyimpulkan hasil pembelajaran

k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

PPKn SMP KK F

153

m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi ““Perwujudan

Konsepsi Wilayah Nkri”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran

sebagai berikut.

Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di

pengadilan”

Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras memahami terhadap materi modul

b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara

individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan

harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja

keras dalam mengerjakan LK yang ada.

c. Kegiatan In 2 Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan

pertanyaan, saran dan komentar.

Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya

dan menghargai pendapat peserta lain

Menyimpulkan hasil pembelajaran

Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

Merencanakan kegiatan tindak lanjut.

Kegiatan Pembelajaran 12

154

E. Latihan/Kasus/Tugas

1. Penguasaan Konsep Aktivitas 12.1 : Menjelaskan Konsepsi Kewilayahan Negara Kesatuan

Republik Indonesia

LK 12.1 : Konsepsi Kewilyahan Negara Kesatuan Republik Indonesia Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi “Konsepsi Kewilayahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia”

2. Carilah dari berbagai sumber materi tentang “Konsepsi Kewilayahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia”

3. Presentasikan hasil kerja Saudara

LK 12.1 : Konsepsi Kewilyahan Negara Kesatuan Republik Indonesia Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini

1. Jelaskan pengertian konsepsi kewilayahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia dengan benar.

2. Deskripsikan Konsepsi kewilayahan NKRI secara benar

2. Lembar Kerja Aktivitas : Menunjukkan contoh perwujudan Konsepsi Kewilayahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia

LK 12.2 : Perwujudan Konsepsi Kewilayahan NKRI

Prosedur Kerja : a. Bacalah dengan cermat uraian materi “Perwujudan Konsepsi Kewilayahan

Negara Kesatuan Negara Republik Indonesia”

b. Carilah dari berbagai sumber materi tentang Perwujudan Konsepsi

Kewilayahan Negara Kesatuan Negara Republik Indonesia”

c. Diskusikan bersama kelompok pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

d. Presentasikan hasil kerja Kelompok Anda

Berikan contoh perwujudan konsepsi kewilayahan NKRI dalam berbagai bidang

kehidupan berbangsa dan bernegara

PPKn SMP KK F

155

No Bidang Kehidupaan Contoh Perwujudan Konsepsi

Kewilayahan dan berbagai bidang Kehidupan

1 Politik 2 Ekonomi 3. Sosial Budaya 4. Hankam

F. Rangkuman

1) Wawasan Nusantara merupakan perwujudan konsepsi kewilayahan NKRI. Konsep

dasar wilayah NKRI telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember

1957. Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa

Indonesia,karena telah melahirkan konsep Wawasan Nusantara yang

menyatukan wilayah .negara kesatuan Republik

2) Perwujudan konsepsi kewilaayahan NKRI meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi,

sosial dan budaya serta pertahanan dan keamanan

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir

modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk

mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 13

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali

80 – 89% = baik

70 – 79% = cukup

< 70% = kurang

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%

Kegiatan Pembelajaran 12

156

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat

meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 13, jika masih di bawah 80% Anda

harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 12, terutama yang belum

dikuasai.

PPKn SMP KK F

BAGIAN II KOMPETENSI PEDAGOGIK

Kegiatan Pembelajaran 12

158

PPKn SMP KK F

159

Kegiatan Pembelajaran 13 Permasalahan Penyusunan Model Pendekatan Saintifik

A. Tujuan

1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menggali informasi

tentang permasalahan materi pelajaran dalam penyusunan model

pendekatan saintifik dengan benar.

2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menggalil informasi

tentang Permasalahan sumber belajar dan media pembelajaran dalam

penyusunan model pendekatan saintifik dengan benar.

3. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menggali informasi

permasalan penyusunan langkah-langkah pendekatan saintifik dalam dengan

benar.

B. Indikator Pencapain Kompetensi

1. Peserta diklat mampu menunjukkan permasalahan materi pelajaran dalam

penyusunan model pendekatan saintifik .

2. Peserta diklat mampu menunjukkan permasalahan sumber belajar dan media

pembelajaran dalam penyusunan model pendekatan saintifik

3. Peserta diklat mampu menunjukkan permasalahan pendekatan saintifik

dalam pembelajaran

C. Uraian Materi

1. Permasalahan Materi Pelajaran dalam Penyusunan Model Pendekatan saintifik

Pembelajaran dengan pendekatan scientific adalah proses pembelajaran yang

dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep,

hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi

Kegiatan Pembelajaran 13

160

atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau

merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,

menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum

atau prinsip yang ditemukan. (Hariadi, 2013).

Materi pelajaran merupakan komponen pembelajaran yang selama ini dipahami

oleh sebagian guru adalah buku paket mata pelajaran yang diwajibkan untuk

dimiliki oleh peserta didik. Sumber belajar yang terbatas itu tentunya akan

mempengaruhi pembelajaran tekstual terbatas pada buku paket yang dimiliki. Jika

hal ini terjadi pada mata pelajaran PPKn, maka peserta didik hanya memahami

konsep-konsep PPKn sebatas teoritis seperti yang ada dalam buku paket, yang

berakibat peserta didik tidak dapat menerapkannya dalam kehidupan

bermasyarakat dan juga tidak dapat mengkritisi masalah yang ada sehingga pada

saat siswa diminta untuk menerapkan langkah saintitik yang pertama yaitu “

mengamati” sebagaian guru dan siswa hanya memanfaat buku penunjang yang

berasal dr pemerintah. Mengingat Materi pelajaran adalah substansi yang akan

disampaikan dalam proses belajar mengajar (Djamarah dan Zain, 2006: 43). Maka

Tanpa materi pelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Guru yang

akan mengajar pasti memiliki dan harus menguasai materi pelajaran yang akan

disampaikan pada peserta didik. Biasanya aktivitas peserta didik akan berkurang

bila bahan pelajaran yang diberikan guru kurang menarik perhatiannya. Materi

pelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik karena akan

memotivasi peserta didik untuk belajar.

2. Permasalahan sumber belajar dan media pembelajaran dalam penyusunan model pendekatan saintifik

Pola pendidikan tradisional menganggap pemanfaatan sumber belajar dan media

sebagai penghambat atau tidak efisien, karena ketidaktahuan dengan pola baru,

dan menganggap yang menjadi pusat perhatian adalah medianya, bukan

informasi atau pengalaman yang disalurkan melalui media (Danim, 1994: 10).

Tuntutan masyarakat yang semakin besar terhadap pendidikan dan kemajuan

IPTEK menuntut pemanfaatan media yang harus dioptimalkan. Keterbatasan

kemampuan guru dan minimnya media pembelajaran di sekolah menyebabkan

pembelajaran PPKn di kelas masih menggunakan media konvensional sampai

sekarang hal inilah yang menjadi kendala bagi guru pada saat menerapkan

pendekatan saintifik pada saat proses “mengamati” .

PPKn SMP KK F

161

Agar pendekatan saintifik dapat diterapkan dengan baik maka menuntut peran

guru dalam merancang pembelajaran yang dimulai dari merumuskan indikator dan

menentukan tujuan pembelajaran sesuaidengan KD, langkah-langkah

pembelajaran samapi merancang kegiatan pembelajaran , media pembelajaran.

Media pendidikan menurut Santoso S Hamidjojo dalam Rumamouk (1988 : 6)

adalah media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi

pengajaran, dimaksudkan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar.

Hal tersebut biasanya sudah dituangkan dalam garis-garis besar tujuan

pembelajaran.

a) Danim (1994 : 12-13) mengemukakan penggunaan media oleh guru dapat

diperoleh beberapa manfaat yaitu :

b) Meningkatkan mutu pendidikan, di mana dapat mempercepat dan

membantu guru menggunakan waktu belajar dengan lebih baik,

c) Pendidikan yang individual, dengan mengurangi kontrol guru yang

tradisional dan kaku, memberi kesempatan luas kepada anak untuk

berkembang menurut kemampuannya dan belajar sesuai cara yang

dikehendakinya;

d) Pengajaran lebih ilmiah, dengan merencanakan program pengajaran yang

logis, dan sistematis, serta mengembangkan kegiatan pengajaran melalui

penelitian,

e) Data lebih konkret;

f) Membawa dunia nyata ke dalam kelas

g) Penyajian pendidikan lebih luas.

Namun kenyataannya sebagian guru belum mampu memanfaatkan dan

menggunkan media dengan baik sehingga pembelajaran

3. Permasalahan Penyusunan pendekatan saintifik dalam pembelajaran Dalam rangka meningkatkan kualitas belajar mengajar di Indonesia, pemerintah

menerapkan kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013 untuk menyempurnakan

kurikulum sebelumnya, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Salah satu

perubahan mendasar dalam Kurikulum 2013 adalah pendekatan pembelajaran.

Pendekatan pembelajaran Kurikulum 2013 berbasis scientific dengan lima langkah

pembelajaran yaitu mengamati, bertanya, mencoba, mengasosiasi dan

Kegiatan Pembelajaran 13

162

mengomunikasikan.

Namun, masih banyak guru yang mengalami kesulitan dalam menggunakan

pendekatan scientific untuk mengajar di dalam kelas. Kesulitan yang dihadapi oleh

guru dalam menggunakan pendekatan ini dapat timbul karena kurangnya

persiapan yang dilakukan.

Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-

langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model

pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya

kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan

berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan

adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil:

1996), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap,

tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap

itu diperoleh peserta didik (Zamroni, 2000; &Semiawan, 1998).

Langkah-langkah pembelajaran dengan metode scientic yaitu

a. Mengamati

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran

(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti

menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan

tertantang, dan mudah pelaksanaannya.

Sedangkan dalam pembelajaran di kelas, mengamati dapat dilakukan

melalui berbagai media yang dapat diamati siswa, misalnya: video,

gambar, grafik, bagan, dsb.

Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh

langkah-langkah seperti berikut ini.

• Menentukan objek apa yang akan diobservasi

• Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan

diobservasi

• Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik

primer maupun sekunder

• Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi

• Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk

mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar

PPKn SMP KK F

163

• Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi ,

seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video

perekam, dan alat-alat tulis lainnya.

b. Menanya

Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk

meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan

pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia

membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika

guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia

mendorong siswa untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.

Artinya guru dapat menumbuhkan sikap ingin tahu siswa, yang

diekspresikan dalam bentuk pertanyaan. Misalnya: manfaat / fungsi

bertanya:

• Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik

tentang suatu tema atau topik pembelajaran.

• Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta

mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.

• Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan

ancangan untuk mencari solusinya.

• Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan

pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.

• Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara,

mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis,

sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

• Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen,

mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.

• Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima

pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan

toleransi sosial dalam hidup berkelompok.

• Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap

dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.

Kegiatan Pembelajaran 13

164

• Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan

berempati satu sama lain.

1) Mencoba/mengumpulkan data atau informasi dengan berbagai teknik

Siswa mengumpulkan informasi / data dengan satu atau lebih teknik yang

sesuai, misalnya eksperimen, pengamatan, wawancara, survey dan membaca

dokumen-dokumen.

2) Mengasosiasi /menganalisis data atau informasi untuk menarik kesimpulan.

Dalam tahap ini siswa menggunakan informasi/data yang sudah dikumpulkan

untuk menjawab pertanyaan dan menarik kesimpulan

3) Mengomunikasikan kesimpulan

Siswa menyampaikan jawaban atas pertanyaan (kesimpulan) secara lisan dan

/ atau tertulis.

4) Mencipta

Siswa mencipta dan atau menginovasi produk, mpdel, gagasan dengan

pengetahuan yang diperoleh. Mencipta merupakan penerapan dari

pengetahuan yang diperoleh, hasilnya berupa sesuatu yang berwujud seperti

produk dan karya, maupun yang tidak berwujud seperti gagasan atau ide.

D. Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti

moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.

Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas

pembelajaran pada point 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Permasalahan

Penyusunan Model Pendekatan Saintifik”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas

pembelajaran sebagai berikut.

a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di

pengadilan”.

b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

PPKn SMP KK F

165

c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator pencapaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau

kelompok.

d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras memahami terhadap materi modul

e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan

keperluan);

f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi

latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.

Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani

mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta

berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.

g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. (percaya diri)

h. Penyampaian hasil diskusi; (profesional)

i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya

pada diskusi dan kerja kelompok (kreatif)

j. Menyimpulkan hasil pembelajaran

k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi ““Permasalahan

Penyusunan Model Pendekatan Saintifik”, maka Anda perlu mengikuti

aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di

pengadilan”

Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

Kegiatan Pembelajaran 13

166

Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras memahami terhadap materi modul

b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara

individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan

harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja

keras dalam mengerjakan LK yang ada.

c. Kegiatan In 2 Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan

pertanyaan, saran dan komentar.

Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya

dan menghargai pendapat peserta lain

Menyimpulkan hasil pembelajaran

Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

Merencanakan kegiatan tindak lanjut.

E. Latihan / Tugas/ Kasus

1. Penguasaan Konsep Aktifitas 13. 1. : Menunjukkan Permasalahan Penyusunan Pendekatan Saintifik PPKn LK : Permasalahan Penyusunan Penyusunan Pendekatan Saintifik PPKn Prosedur Kerja: 1. Bacalah dengan cermat uraian materi “Permasalahan Penyusunan Pendekatan

Saintifik PPKn SMP ” dan Panduan Pembelajaran untuk Sekolah Menengah

Pertama.

PPKn SMP KK F

167

2. Carilah dari berbagai sumber materi tentang “Permasalahan Penyusunan

Pendekatan Saintifik PPKn SMP ”

3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.

4. Presentasikan hasil kerja Saudara

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini ! 1. Jelaskan pengertian model pendekatan saintifik ?

2. Jelaskan sumber-sumber belajar ?

3. Jelaskan permasalahan dalam penyusunan model pendekatan saintifik ?

2. Penguasaan Konsep

Aktifitas 13. 2. : Penyusunan Pendekatan Saintifik PPKn LK : Penyusunan Pendekatan Saintifik PPKn Prosedur Kerja: 1. Bacalah dengan cermat uraian materi “Permasalahan Penyusunan

Pendekatan Saintifik PPKn SMP ” dan Panduan Pembelajaran untuk Sekolah

Menengah Pertama.

2. Carilah dari berbagai sumber materi tentang “Permasalahan Penyusunan

Pendekatan Saintifik PPKn SMP ”

3. Buatlah satu RPP dengan menggunakan pendekatan Saintifik

4. Presentasikan hasil kerja Saudara

F. Rangkuman

Permasalahan Materi Pelajaran dalam Penyusunan Model Pendekatan saintifik

yaitu Materi pelajaran merupakan komponen pembelajaran yang selama ini

dipahami oleh sebagian guru adalah buku paket mata pelajaran yang diwajibkan

untuk dimiliki oleh peserta didik. Sumber belajar yang terbatas itu tentunya akan

mempengaruhi pembelajaran tekstual terbatas pada buku paket yang dimiliki. Jika

hal ini terjadi pada mata pelajaran PPKn, maka peserta didik hanya memahami

konsep-konsep PPKn sebatas teoritis seperti yang ada dalam buku paket, yang

berakibat peserta didik tidak dapat menerapkannya dalam kehidupan

bermasyarakat dan juga tidak dapat mengkritisi masalah yang ada.

Kegiatan Pembelajaran 13

168

Permasalahan sumber belajar pada waktu penyusunan pendekatan saintifik yaitu

Keterbatasan kemampuan guru dan minimnya media pembelajaran di sekolah.

Permasalahan yang dihadapi guru dalam memberikan materi pelajaran dengan

menggunakan model pendekatan saintifik antara lain :

keterbatasan waktu

keterbatasan sumber daya pendamping

penyusunan RPP

pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas dan

penerapan pendekatan saintifik

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir

modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk

mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 14

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali

80 – 89% = baik

70 – 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat

meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 14, jika masih di bawah 80% Anda

harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 13, terutama yang belum

dikuasai.

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%

PPKn SMP KK F

169

Kegiatan Pembelajaran 14 Permasalahan Penyusunan Model Pembelajaran PPKn SMP

A. Tujuan

1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan model-

model pembelajaran PPKn SMP

2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menunjukkan

permasalahan penyusunan model pembelajaran PPKn SMP

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan model-

model pembelajaran PPKn SMP

2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menunjukkan

permasalahan penyusunan model pembelajaran PPKn SMP

C. Uraian Materi Pembelajaran

1. Model pembelajaran PPKn SMP

Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal

sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model

pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,

metode, dan teknik pembelajaran. Bruce Joyce dan Marsha Weil (dalam Dedi

Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat)

kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model

pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi

tingkah laku.

Berdasarkan Permendikbud No.22 tahun 2016 tentang Standar Proses,

disebutkan bahwa untuk memperkuat pendekatan saaintifik tersebut, perlu

Kegiatan Pembelajaran 14

170

diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry

learning). Di samping pendekatan saintifik, dapat diterapkan model-model

pembelajaran lainnya, antara lain discovery learning, project-based learning,

problem-based learning, inquiry learning.

Untuk menentukan model pembelajaran yang akan dilaksanakan dapat

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

Kesesuaian model pembelajaran dengan kompetensi sikap pada KI-1 dan KI-2

serta kompetensi pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan KD-3 dan/atau

KD-4.

Kesesuaian model pembelajaran dengan karakteristik KD-1 (jika ada) dan KD-2

yang dapat mengembangkan kompetensi sikap, dan kesesuaian materi

pembelajaran dengan tuntutan KD-3 dan KD-4 untuk memgembangkan

kompetensi pengetahuan dan keterampilan.

Penggunaan pendekatan saintifik yang mengembangkan pengalaman belajar

peserta didik melalui kegiatan mengamati (observing), menanya (questioning),

mencoba/mengumpulkan informasi (experimenting/ collecting information),

mengasosiasi/menalar (assosiating), dan mengomunikasikan (communicating).

Berikut adalah contoh kegiatan dalam model pembelajaran PPKn yaitu

Model Inquiry Learning Dalam Permendikbud No 22 tahun 2016 dikatakan pembelajaran inquiry disebut

bersama dengan discovery. Dalam Webster’s Collegiate Dictionary inquiry

didefinisikan sebagai “bertanya tentang” atau “mencari informasi”. Discovery

disebut sebagai “tindakan menemukan”. Jadi, pembelajaran ini memiliki dua

proses utama. Pertama, melibatkan siswa dalam mengajukan atau merumuskan

pertanyaan-pertanyaan (to inquire), dan kedua, siswa menyingkap, menemukan

(to discover) jawaban atas pertanyaan mereka melalui serangkaian kegiatan

penyelidikan dan kegiatan-kegiatan sejenis (Sutman, et.al., 2008: x dalam Materi

Bimtek K13 :52)

Langkah-langkah dalam model inkuiri terdiri atas:

1. Observasi/Mengamati berbagi fenomena alam. Kegiatan ini memberikan

PPKn SMP KK F

171

pengalaman belajar kepada peserta didik bagaimana mengamati berbagai

fakta atau fenomena dalam mata pelajaran tertentu.

2. Mengajukan pertanyaan tentang fenomana yang dihadapi. Tahapan ini melatih

peserta didik untuk mengeksplorasi fenomena melalui kegiatan menanya baik

terhadap guru, teman, atau melalui sumber yang lain.

3. Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban. Pada tahapan ini peserta

didik dapat mengasosiasi atau melakukan penalaran terhadap kemungkinan

jawaban dari pertanyaan yang diajukan.

4. Mengumpulkan data yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan yang

diajukan, sehingga pada kegiatan tersebut peserta didik dapat memprediksi

dugaan atau yang paling tepat sebagai dasar untuk merumuskan suatu

kesimpulan.

5. Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah atau

dianalisis, sehingga peserta didik dapat mempresentasikan atau menyajikan

hasil temuannya.

Model Discovery Learning. 1. Stimulation (memberi stimulus). Pada kegiatan ini guru memberikan stimulan,

dapat berupa bacaan, atau gambar, atau situasi, sesuai dengan materi

pembelajaran/topik/tema yang akan dibahas, sehingga peserta didik

mendapat pengalaman belajar mengamati pengetahuan konseptual melalui

kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat gambar.

2. Problem Statement (mengidentifikasi masalah). Dari tahapan tersebut, peserta

didik diharuskan menemukan permasalahan apa saja yang dihadapi, sehingga

pada kegiatan ini peserta didik diberikan pengalaman untuk menanya, mencari

informasi, dan merumuskan masalah.

3. Data Collecting (mengumpulkan data). Pada tahapan ini peserta didik

diberikan pengalaman mencari dan mengumpulkan data/informasi yang dapat

digunakan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi.

Kegiatan ini juga akan melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran, serta

membiasakan peserta didik untuk mencari atau merumuskan berbagai

alternatif pemecahan masalah, jika satu alternatif mengalami kegagalan.

Kegiatan Pembelajaran 14

172

4. Data Processing (mengolah data). Kegiatan mengolah data akan melatih

peserta didik untuk mencoba dan mengeksplorasi kemampuan pengetahuan

konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata, sehingga kegiatan

ini juga akan melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.

5. Verification (memferifikasi). Tahapan ini mengarahkan peserta didik untuk

mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data, melalui

berbagai kegiatan, antara lain bertanya kepada teman, berdiskkusi, atau

mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, serta

mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan.

6. Generalization (menyimpulkan). Pada kegiatan ini peserta didik digiring untuk

menggeneralisasikan hasil simpulannya pada suatu kejadian atau

permasalahan yang serupa, sehingga kegiatan ini juga dapat melatih

pengetahuan metakognisi peserta didik.

Problem Based Learning Model pembelajaran ini bertujuan merangsang peserta didik untuk belajar melalui

berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan

pengetahuan yang telah atau akan dipelajarinya melalui langkah-langkah

pembelajaran sebagai berikut:

1. Mengorientasi peserta didik pada masalah. Tahap ini untuk memfokuskan

peserta didik mengamati masalah yang menjadi objek pembelajaran.

2. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. Pengorganisasian pembelajaran

salah satu kegiatan agar peserta didik menyampaikan berbagai pertanyaan

(atau menanya) terhadap malasalah kajian.

3. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok. Pada tahap ini peserta didik

melakukan percobaan (mencoba) untuk memperoleh data dalam rangka

menjawab atau menyelesaikan masalah yang dikaji.

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Peserta didik mengasosiasi

data yang ditemukan dari percobaan dengan berbagai data lain dari berbagai

sumber.

5. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Setelah peserta didik

mendapat jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan

dievaluasi.

PPKn SMP KK F

173

Project Based Learning Model pembelajaran ini bertujuan untuk pembelajaran yang memfokuskan pada

permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan

insvestigasi dan memahami pembelajaran melalui investigasi, membimbing

peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai

subjek (materi) dalam kurikulum, memberikan kesempatan kepada para peserta

didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang

bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif.

Langkah pembelajaran dalam project based learning adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini sebagai langkah

awal agar peserta didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang

muncul dari fenomena yang ada.

2. Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata menjawab

pertanyaan yang ada disusunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui

percobaan.

3. Menyusun jadwal sebgai langkah nyata dari sebuah proyek. Penjadwalan

sangat penting agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang

tersedia dan sesuai dengan target.

4. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Guru melakukan monitoring

terhadap pelaksanaan dan perkembangan proyek. Peserta didik mengevaluasi

proyek yang sedang dikerjakan.

5. Menguji hasil. Fakta dan data percobaan atau penelitian dihubungkan dengan

berbagai data lain dari berbagai sumber.

6. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi

kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran

yang sama atau mata pelajaran lain.

2. Permasalahan penyusunan model pembelajaran PPKn SMP diatasi Dalam penerapannya di sekolah-sekolah, masih ada guru yang kesulitan dalam

mengajar dengan Kurikulum 2013. Bantuan guru masih diperlukan dalam

melaksanakan proses pembelajaran. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus

semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin

tingginya kelas siswa.

Kegiatan Pembelajaran 14

174

Untuk mengatasi kesulitan itu, perlu dijalankan program pendampingan untuk

guru-guru di sekolah sasaran. Selain itu, guru-guru di sekolah sasaran juga

diberikan video pembelajaran untuk mengembangkan metode pembelajaran

mereka. Dalam menjalankan Kurikulum 2013, guru harus melakukan

perubahan mindset dan persiapan, diantaranya persiapan pengetahuan,

persiapan fisik dan mental, serta persiapan hati untuk dapat menjalankan tugas

dengan keikhlasan. Tujuannya untuk mempersiapkan siswa yang berkualitas. ke

depan Guru perlu diberi program pendampingan dan video pembelajaran untuk

mengembangkan metode pembelajaran mereka. Guru harus melakukan

perubahan mindset dan persiapan, diantaranya persiapan pengetahuan,

persiapan fisik dan mental, serta persiapan hati untuk dapat menjalankan tugas

dengan keikhlasan untuk mempersiapkan siswa yang berkualitas.

Guru perlu diberi program pendampingan dan video pembelajaran untuk

mengembangkan metode pembelajaran mereka. Guru harus melakukan

perubahan mindset dan persiapan, diantaranya persiapan pengetahuan,

persiapan fisik dan mental, serta persiapan hati untuk dapat menjalankan tugas

dengan keikhlasan untuk mempersiapkan siswa yang berkualitas.

D. Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti

moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.

Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas

pembelajaran pada point 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Permasalahan

Penyusunan Model Pembelajaran Ppkn Smp”, maka Anda perlu mengikuti

aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di

pengadilan”.

b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

PPKn SMP KK F

175

c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator pencapaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau

kelompok.

d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras memahami terhadap materi modul

e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan

keperluan);

f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi

latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.

Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani

mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta

berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.

g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. (percaya diri)

h. Penyampaian hasil diskusi; (profesional)

i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya

pada diskusi dan kerja kelompok (kreatif)

j. Menyimpulkan hasil pembelajaran

k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi ““Permasalahan

Penyusunan Model Pembelajaran Ppkn Smp”, maka Anda perlu mengikuti

aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di

pengadilan”

Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

Kegiatan Pembelajaran 14

176

Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras memahami terhadap materi modul

b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara

individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan

harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja

keras dalam mengerjakan LK yang ada.

c. Kegiatan In 2 Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan

pertanyaan, saran dan komentar.

Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya

dan menghargai pendapat peserta lain

Menyimpulkan hasil pembelajaran

Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

Merencanakan kegiatan tindak lanjut.

E. Latihan / Kasus/ Tugas

1. Penguasaan Konsep Aktivitas 14.1 : Menunjukkan Permasalahan Penyusunan Model Pembelajaran PPKn LK : Permasalahan Penyusunan Model Pembelajaran PPKn SMP 1. Perhatikan pernyataan di bawah ini

1. Menentukan dimana tenpat objek yang yang akan diobservasi

2. membuat pedoman observasi

3. menentukan secara jelas dimana tempat objek yang akan diobservasi

4. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi baik data

PPKn SMP KK F

177

primer maupun skunder

5. Menentukan objek apa yang akan diobservasi

6. 6 menentukan cara dalam melakukan atas hasil observasi

Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menenmpuh

langkah-langkah ....

a. 5, 4, 2, 3, 6,1

b. 2, 3, 6, 1, 5, 4

c. 4, 5, 2, 2, 3, 6

d. 5, 2, 4, 1, 6, 3

2. Tujuan pembelajaran berbasis proyek adalah ...

a. Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar

b. Membuat siswa lebih aktif dalam memecahkan masalah yang kompleks

dengan hasil produk nyata berupa barang atau jasa

c. Mendorong siswa untuk mendorong siswa agar semakin berani dan kreatif

berimajinasi

d. Agar siswa mampu merumuskan daan menjawab pertanyaan apa, siapa,

kapan dan bagaimana

3. Dalam menerapkan model pembelajaran berbasis masalah peran guru

memfasilitasi siswa terlihat dalam kegiatan sebagai berikut ..

a. Memfasilitasi dan memberikan klarifikasi dalam kegiatan siswa

b. Mengondisikan atau membangun situasi untuk kegiatan investigasi

c. Kegiatan brainstorming dalam menganalisis masalah dan presentasi

d. Melakukan intervensi terhadap kegiatan kelompok yang tidak kondusif

4. Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis masalah adalah..

a. belajar secara integrated

b. siswa dipandang sebagai pusat proses pembelajaran

c. guru selain sebagai fasilitator juga bertindak sebagai pembelajar

d. d.terjadinya kegiatan belajar aktif siswa untuk mendorong pemikiran kritis

dan kreatif

Kegiatan Pembelajaran 14

178

5. Model pembelajaran dalam Mata Pelajaran PPKn yang sesuai dengan

pembelajaran berbasis masalah (Problem Base Learning)diterapkan melalui

kegiatan ...

a. debat pro dan kontra

b. pembiasaan

c. keteladanan

d. kajian dokumen historis

F. Rangkuman

Bruce Joyce dan Marsha Weil (dalam Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega,

1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu

(1) model interaksi sosial;

(2) model pengolahan informasi;

(3) model personal-humanistik; dan

(4) model modifikasi tingkah laku.

Untuk menentukan model pembelajaran yang akan dilaksanakan dapat

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

• Kesesuaian model pembelajaran dengan kompetensi sikap pada KI-1 dan KI-

2 serta kompetensi pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan KD-3

dan/atau KD-4.

• Kesesuaian model pembelajaran dengan karakteristik KD-1 (jika ada) dan KD-

2 yang dapat mengembangkan kompetensi sikap, dan kesesuaian materi

pembelajaran dengan tuntutan KD-3 dan KD-4 untuk memgembangkan

kompetensi pengetahuan dan keterampilan.

• Penggunaan pendekatan saintifik yang mengembangkan pengalaman belajar

peserta didik melalui kegiatan mengamati (observing), menanya (questioning),

mencoba/mengumpulkan informasi (experimenting/ collecting information),

mengasosiasi/menalar (assosiating), dan mengomunikasikan

(communicating).

Berikut adalah contoh kegiatan dalam model pembelajaran dikaitkan dengan

pendekatan saintifik (5M).

1. Model Inquirilearning

PPKn SMP KK F

179

2. Model Discovery Learning Learning

3. Model Problem Based Learning

4. Model Project Based Learning

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir

modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk

mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 15

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali

80 – 89% = baik

70 – 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat

meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 16, jika masih di bawah 80% Anda

harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 15, terutama yang belum

dikuasai.

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%

Kegiatan Pembelajaran 14

180

PPKn SMP KK F

181

Kegiatan Pembelajaran 15 Pengolahan Instrumen Penilaian Hasil Belajar

A. Tujuan

Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menguraikan pengolahan

instrumen penilaian hasil belajar dengan benar.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Peserta diklat mampu Menguraikan pengolahan instrumen penilaian hasil

belajar.

2. Peserta diklat mampu menguraikan pengolahan instrumen penilaian hasil

belajar Sikap.

3. Peserta diklat mampu menguraikan pengolahan instrumen penilaian hasil

belajar pengetahuan.

4. Peserta diklat mampu menguraikan pengolahan instrumen penilaian hasil

belajar ketrampilan.

C. Uraian Materi

1. Pengolahan Instrumen Penilaian Hasil Belajar a. Pengolahan penilaian hasil belajar

Penilaian Hasil Belajar dilakukan oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan

pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah pada pasal 1 ayat (1)

dan (2) dinyatakan bahwa:

a) Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan

informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam

aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan yang

dilakukan secara terencana dan sistematis yang dilakukan untuk

memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar

melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar.

Kegiatan Pembelajaran 15

182

b) Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan adalah proses

pengumpulan informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta

didik dalam aspek pengetahuan dan aspek keterampilan yang

dilakukan secara terencana dan sistematis dalam bentuk penilaian

akhir dan ujian sekolah/madrasah

b. Pengolahan Instrumen Penilaian Sikap Berdasarkan Permendikbud No. 24 Tahun 2016, mengenai kompetensi Inti

dan Kompetensi Dasar, diketahui bahwa KD dari KI-1 dan KI-2 hanya ada

pada mata pelajaran PABP (Pendidikan Agama Budi Pekerti dan PPKn

akan diturunkan dari KD pada KI-1 dan KI-2, yang kemudian dirumuskan

indikatornya.Indikator sikap ini diamati dan dicatat pada jurnal.

Nilai-nilai yang akan diobservasi terkait dengan KD dan indikator yang

dikembangkan, selanjutnya pendidik menentukan teknik penilaian sikap,

yaitu terutama teknik observasi, penilaian diri dan antar teman.

Pelaksanaan Penilaian sikap dilakukan oleh guru mata pelajaran (selama

proses pembelajaran pada jam pelajaran) dan /atau di luar jam pelajaran,

guru bimbingan konseling(BK), dan wali kelas (selama peserta didik di luar

jam pelajaran)

Langkah-langkah untuk membuat deskripsi nilai perkembangan sikap

selama satu semester adalah :

a. Guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK masing-masing

mengelompokan (menandai) catatan-catatan sikap pada jurnal yang

dibuatnya ke dalam sikap spiritual dan sikap sosial (apabila pada

jurnal belum ada butir nilai)

b. Guru mata pelajaran, wali kelas dan Guru BK masing-masing

membuat rumusan deskripsi singkat sikap spiritual dan sikap sosial

berdasarkan catatan-catatan jurnal untuk setiap peserta didik.

c. Wali kelas mengumpulkan deskripsi singkat sikap dari guru mata

pelajaran dan guru BK. Dengan memperhatikan deskripsi singkat

sikap spiritual dan sosial dari guru mata pelajaran, guru BK, dan wali

kelas yang bersangkutan, wali kelas menyimpulkan (merumuskan

deskripsi) capaian sikap spiritual dan sosial peserta didik.

PPKn SMP KK F

183

d. Pelaporan hasil penilaian sikap dalam bentuk predikat dan deskripsi.

c. Pengolahan Instrumen Penilaian Pengetahuan.

Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik yaitu tes tulis, tes

lisan dan penugasan.Langkah-langkah dalam mengolah penilaian

pengetahuan yaitu:

a) Menentukan perencanaan penilaian

Perencanaan penilaian pengetahuan oleh pendidik merupakan

kegiatan perancangan penilaian yang dilakukan sebelum kegiatan

tersebut dilaksanakan. Perencanaan dilakukan untuk menetapkan

tujuan penilaian dan KD tertentu akan dinilai menggunakan bentuk

apa, teknik apa, berapa frekuensinya, untuk apa pemanfaatannya,

serta bagaimana tindak lanjutnya. Perancangan strategi penilaian

dilakukan pada saat penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) berdasarkan silabus

b) Penyusunan kisi-kisi

c) Menyusun Soal

d) Menyusun pedoman penskoran

e) Pelaksanaan Penilaian

Berdasarkan bentuknya, pelaksanaan penilaian terdiri dari

pelaksanaan penilaian harian (PH) dan penilaian tengah semester

(PTS). Penilaian harian dilaksanakan setelah serangkaian kegiatan

pembelajaran berlangsung sebagaimana yang direncanakan dalam

RPP. Penilaian tengah semester (PTS) merupakan kegiatan penilaian

yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar mata

pelajaran setelah kegiatan pembelajaran berlangsung 8-9 minggu.

Cakupan PTS meliputi seluruh KD pada periode tersebut.

Berikut ini contoh penghitungan HPA atas nama peserta didik ani dengan pembobotan HPH : HPTS : HPAS = 2 : 1 : 1, yaitu: HPA = ((2 x HPH) + (1 x HPTS) + (1 x HHPAS))/4

d. Pengolahan Instrumen Penilaian Ketrampilan

Teknik penilaian kompetensi ketrampilan Mata Pelajaran Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan menggunakan tes praktik, projek, dan

portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala

Kegiatan Pembelajaran 15

184

penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.

a. Tes Praktik/Penilaian Kinerja Penilaian kinerja adalah penilaian untuk mengukur capaian

pembelajaran yang berupa keterampilan proses dan/atau hasil

(produk). Dengan demikian, aspek yang dinilai dalam penilaian kinerja

adalah kualitas proses mengerjakan/melakukan suatu tugas atau

kulaitas produknya atau kedua-duanya. Contoh keterampilan proses

adalah keterampilan melakukan tugas/tindakan dengan menggunakan

alat dan/atau bahan dengan prosedur kerja tertentu, sementara

produk adalah sesuatu (bisa barang) yang dihasilkan dari

penyelesaian sebuah tugas. Produk bisa berbentuk dua dimensi (Misal

PPKn : poster ,slogan, kartun, foto, film dengan tema sesuai KD) atau

tiga dimensi seperti miniatur ruang sidang di Pengadilan Negeri,

miniatur gedung MPR/DPR.

Contoh penilaian kinerja yang menekankan aspek proses pada Mata

Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah

berpidato dan simulasi. Contoh penilaian kinerja yang mengutamakan

aspek produk adalah membuat gambar grafik, menyusun karangan,

dan membuat laporan.

Langkah-langkah umum penilaian kinerja adalah:

a) menyusun kisi-kisi;

b) mengembangkan/menyusun tugas yang dilengkapi dengan

langkah-langkah, bahan, dan alat;

c) menyusun rubrik penskoran dengan memperhatikan aspek-aspek

yang perlu dinilai;

d) melaksanakan penilaian dengan mengamati siswa selama proses

penyelesaian tugas dan/atau menilai produk akhirnya berdasarkan

rubrik;

e) mengolah hasil penilaian dan melakukan tindak lanjut.

PPKn SMP KK F

185

b. Penilaian Proyek Penilaian proyek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui kemampuan siswa

dalam mengaplikasikan pengetahuannya melalui penyelesaian suatu tugas

dalam periode/waktu tertentu. Penilaian proyek dapat dilakukan untuk

mengukur satu atau beberapa KD dalam satu atau beberapa mata

pelajaran.Tugas tersebut berupa rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan,

pengumpulan data, pengorganisasian data, pengolahan dan penyajian data,

serta pelaporan.

Pada penilaian proyek setidaknya ada 4 (empat) hal yang perlu

dipertimbangkan, yaitu:

1) Pengelolaan

Kemampuan siswa dalam memilih topik, mencari informasi, dan mengelola

waktu pengumpulan data, serta penulisan laporan.

2) Relevansi

Topik, data, dan produk sesuai dengan KD.

3) Keaslian

Produk (misalnya laporan) yang dihasilkan siswa merupakan hasil

karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk

dan dukungan terhadap proyek siswa.

4) Inovasi dan kreativitas

Hasil proyek siswa terdapat unsur-unsur kebaruan dan menemukan

sesuatu yang berbeda dari biasanya.

D. Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti

moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.

Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas

pembelajaran pada point 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Pengolahan Instrumen

Penilaian Hasil Belajar”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran

sebagai berikut.

Kegiatan Pembelajaran 15

186

a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di

pengadilan”.

b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator pencapaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau

kelompok.

d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras memahami terhadap materi modul

e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan

keperluan);

f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi

latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.

Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani

mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta

berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.

g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. (percaya diri)

h. Penyampaian hasil diskusi; (profesional)

i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya

pada diskusi dan kerja kelompok (kreatif)

j. Menyimpulkan hasil pembelajaran

k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi ““Pengolahan

Instrumen Penilaian Hasil Belajar”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas

pembelajaran sebagai berikut.

PPKn SMP KK F

187

Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di

pengadilan”

Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras memahami terhadap materi modul

b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara

individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan

harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja

keras dalam mengerjakan LK yang ada.

c. Kegiatan In 2 Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan

pertanyaan, saran dan komentar.

Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya

dan menghargai pendapat peserta lain

Menyimpulkan hasil pembelajaran

Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

Merencanakan kegiatan tindak lanjut.

Kegiatan Pembelajaran 15

188

E. Latihan/Kasus/Tugas

1. Penguasaan Konsep Aktivitas : Menunjukkan pengolahan Instrumen Penilaian LK : .Buatlah jurnal penilaian sikap sosial dan buatlah deskripsi penilaian sikap Prosedur Kerja: 1. Bacalah materi tentang Pengolahan instrumen hasil belajar

2. Kerjakan LK di bawah ini

No Tanggal Nama Siswa

Catatan Perilaku

Butir Sikap Ttd Tindak

lanjut

Deskripsi Sikap Sosial

No Nama Deskripsi Nilai Sikap Sosial

F. Rangkuman

Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk

mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar oleh

pendidik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil

belajar peserta didik secara berkesinambungan.

PPKn SMP KK F

189

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir

modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk

mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 15.

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali

80 – 89% = baik

70 – 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat

meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 16, jika masih di bawah 80% Anda

harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 15, terutama yang belum

dikuasai.

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%

Kegiatan Pembelajaran 16

190

PPKn SMP KK F

191

Kegiatan Pembelajaran 16 Permasalahan Penyusunan RPP PPKn SMP

A. Tujuan

1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu memahami prinsip

penyusunan RPP dengan benar.

2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mendeskripsikan

perumusan indikator pencapaian kompetensi dengan benar.

3. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mendeskripsikan

perumusan materi pembelajaran dengan benar.

4. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengidentifikasi

permasalahan penyusunan RPP dengan benar.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Peserta diklat mampu memahami prinsip penyusunan RPP

2. Peserta diklat mampu menjelaskan perumusan Indikator,

3. Peserta diklat mampu mendeskripsikan perumusan materi pembelajaran

4. Permasalahan yang dihadapi guru pada saat menyusun RPP

C. Uraian Materi

1. Prinsip Penyusunan RPP RPP pada kurikulum 2013 disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan

kebudayaan, RPP harus memuat komponen (1) identitas sekolah/madrasah, mata

pelajaran,dan kelas/semester; (2) alokasi waktu; KI; KD; (3) Iindikator Pencapaian

Kompetensi; (4) Materi pembelajaran; (5) kegiatan pembelajaran; (6) penilaian; (7)

media/alat; bahan; dan sumber belajar.

Kegiatan Pembelajaran 16

192

Untuk menumbuhkan budi pekerti, RPPperlu memuat antara lain :

(1) KD sikap, baik spiritual maupun sosial ( untuk mata pelajaran Pendidikan

Agama dan Budi Pekerti dan PPKn);

(2) Indikator pencapaian kompetensi sikap spiritual dan sosial (untuk mata

pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn);

(3) Kegiatan pembelajaran yang efektif mengembangkan pengetahuan dan

ketrampilan siswa tetapi sekaligusmenumbuhkan karakter.

(4) Teknik penilaian untuk memantau pertumbuhan karakters siswa

Prinsip-prinsip yang harus diikuti pada saat penyusunan RPP sesuai

Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 adalah:

1. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat

intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial,

emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang

budaya, norma, nilai, dan /atau lingkungan peserta didik.

2. Partisipasi aktif peserta didik

3. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi,

minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemadirian.

4. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk

mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan,

dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

5. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program

pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan dan remidi.

6. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,

penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.

7. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata

pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

8. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi.

2. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan pembelajaran.

Keberadaan indikator akan menjadi acuan terhadap berhasil atau tidak

PPKn SMP KK F

193

berhasilnya pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Indikator

pencapaian kompetensi dirumuskan dengan memperhatikan beberapa ketentuan

berikut

a. Indikator pencapaian kompetensi meliputi indikator pencapaian domain

pengetahuan dan keterampilan. Untuk Mata Pelajaran PPKn dan

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti IPK juga mencakup domain sikap.

b. Rumusan IPK sekurang-kurangnya memuat kata kerja operasional (dapat

diamati dan diukur) dan materi pembelajaran.

c. Indikator yang dikembangkan hars menggambarkan hierarkhi kompetensi

3. Perumusan Materi Pembelajaran Dalam penulisan materi pembelajaran Tulislah tema/sub-tema dan butir-butir

materi yang dicakup untuk materi pembelajaran:

1) Pembelajaran reguler (butir-butir materi sebagaimana dicakup oleh KD)

2) Pengayaan (sejumlah butir materi pengayaan/perluasan/ pendalaman

dari yang dicakup oleh materi pembelajaran reguler)

3) Remedial (butir-butir materi reguler yang diperkirakan sulit dikuasai oleh

sebagian/seluruh peserta didik).

4) Permasalahan guru dalam menyusun RPP yaitu

Masalah yang sering dihadapi guru dalam menyusun RPP yaitu:

a) Guru belum memahami benar bagaimana prinsip-prinsip penyusunan RPP

yang benar sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

b) Perubahan kurikulum akan berimbas pada perubahan susunan komponen

dalam RPP. RPP disusun mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku sehingga

hal ini sering menyulitkan guru dalam mengimplementasikannya

c) Minimnya penguasaan teknologi komputerisasi para guru terutama guru

yang berusia tua, sehingga mereka cenderung copy paste RPP yang

dimiliki oleh temannya

Kegiatan Pembelajaran 16

194

D. Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti

moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.

Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas

pembelajaran pada point 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Pengolahan Instrumen

Penilaian Hasil Belajar”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran

sebagai berikut.

a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di

pengadilan”.

b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator pencapaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau

kelompok.

d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras memahami terhadap materi modul

e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan

keperluan);

f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi

latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.

Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani

mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta

berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.

g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. (percaya diri)

h. Penyampaian hasil diskusi; (profesional)

i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya

pada diskusi dan kerja kelompok (kreatif)

j. Menyimpulkan hasil pembelajaran

k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

PPKn SMP KK F

195

l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi ““Pengolahan

Instrumen Penilaian Hasil Belajar”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas

pembelajaran sebagai berikut.

Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di

pengadilan”

Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras memahami terhadap materi modul

b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara

individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan

harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja

keras dalam mengerjakan LK yang ada.

c. Kegiatan In 2 Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan

pertanyaan, saran dan komentar.

Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya

dan menghargai pendapat peserta lain

Menyimpulkan hasil pembelajaran

Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

Merencanakan kegiatan tindak lanjut.

Kegiatan Pembelajaran 16

196

E. Latihan/Kasus/Tugas

1. Penguasaan Konsep

Aktivitas 16.1 : Menunjukkan Permasalahan Penyusunan RPP PPKn SMP LK 16.1 : Permasalahan Penyusunan RPP PPKn SMP Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi “Permasalahan Penyusunan RPP PPKn

SMP dan Permendikbud No. 22 tahun 2016”.

2. Carilah dari berbagai sumber materi tentang “Permasalahan Penyusunan

RPP PPKn SMP”.

3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.

4. Presentasikan hasil kerja Saudara

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! 1. Jelaskan prinsip-prinsip dalam penyusunan RPP berdasarkan Permendikbud

nomor 22 tahun 2016

2. Jelaskan bagaimana perumusan Indikator yang bernar

3. Deskripsikan perumusan materi pembelajaran yang ada didalam RPP

2. Lembar Kerja

Aktivitas 16.2 : Menunjukkan Permasalahan Penyusunan RPP PPKn SMP LK 16.2 : Permasalahan Penyusunan RPP PPKn SMP Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi “Permasalahan Penyusunan RPP PPKn

SMP dan Permendikbud No. 22 tahun 2016”.

2. Carilah dari berbagai sumber materi tentang “Permasalahan Penyusunan

RPP PPKn SMP”.

3. Kerjakan Soal di bawah ini!

4. Presentasikan hasil kerja Saudara

Soal: 1. Buatlah RPP untuk 1 KD

2. Identifikasikan permasalahan-permasalahan apa yang Bapak / Ibu hadapi

pada saat menyusun RPP

PPKn SMP KK F

197

F. Rangkuman

1. Prinsip dalam menyusun RPP disesuaikan dengan Permendikbud yang berlaku

yaitu Permendikbud No 22 Tahun 2016

2. Setelah semua kegiatan latihan Anda kerjakan, ada baiknya Anda membuat

rangkuman dan butir-butir yang telah Anda capai. Anda dapat mencocokkan

rangkuman Anda dengan rangkuman berikut ini

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir

modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk

mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 17

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali

80 – 89% = baik

70 – 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat

meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 17, jika masih di bawah 80% Anda

harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 16, terutama yang belum

dikuasai.

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%

Kegiatan Pembelajaran 16

198

PPKn SMP KK F

199

Kegiatan Pembelajaran 17 Penggunaan Media Pembelajaran dalam Proses Pembelajaran PPKn SMP

A. Tujuan

1. Dengan membaca cermat peserta diklat mampu menjelaskan penggunaan

media menurut ilmu komunikasi dengan benar.

2. Dengan tugas kelompok peserta diklat dapat menjelaskan penggunaan media

menurut ilmu informasi dengan benar.

3. Dengan diskusi kelompok peserta diklat dapat menggunakan media

berdasarkan kerucut pengalaman dengan benar.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan penggunaan media menurut ilmu komunikasi

2. Menjelaskan penggunaan media menurut ilmu informasi dengan benar.

3. Menggunakan media berdasarkan kerucut pengalaman dengan benar.

C. Uraian Materi Kegiatan Pembelajaran 1

1. Penggunaan media menurut ilmu komunikasi Penggunaan media pembelajaran jelas tidak bisa dipisahkan dengan ilmu

komunikasi. Penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran

menggambarkan bagaimana proses komunikasi antara pemberi pesan

(komunikator = guru) dengan penerima pesan (komunikan = siswa) berlangsung

dalam proses yang direncanakan. Dalam proses ini media pembelajaran berfungsi

sebagai ’kendaraan bermakna” bagaimana pesan pembelajaran yang

disampaikan guru bisa sampai kepada siswa sesuai dengan pesan awalnya.

Secara demikian penggunaan media yang tepat dalam proses pembelajaran akan

menentukan keberhasilan proses komunikasi antara guru dengan siswa. Dan

pada gilirannya pesan pembelajaran akan terinternalisasi dengan baik, lantaran

media yang digunakan juga baik, tepat dan fungsional

Kegiatan Pembelajaran 17

200

2. Penggunaan Media Menurut Ilmu informasi. a. Pengertian informasi

Ilmu informasi adalah ilmu yang mempelajari data dan informasi, dan

mencakup cara bagaimana menginterpretasi, menganalisis, menyimpan,

dan mengambil kembali data dan informasi tersebut. Ilmu informasi

merupakan dasar dari analisis komunikasi dan basis data.Secara lebih

luas, ilmu informasi merupakan bidang interdisipliner yang berkaitan

dengan beberapa aspek ilmu komputer, ilmu perpustakaan, dengan bidang

kognitif, dan ilmu sosial (wikipedia bahasa Indonesia).

b. Hal yang harus dimiliki calon profesional informasi Keahlian yang harus dimiliki calon profesional informasi adalah

kemampuan kebahasaan, kemampuan keilmuan, kemampuan Teknologi

Informasi dan perilaku ingin tahu serta membaca (Wersig & Neveling

(1975); Belkin & Robertson (1976).

3. Penggunaan Media Pembelajaran Berdasarkan Kerucut Pengalaman Pembelajaran dengan Kerucut Pengalaman antara lain dielaborasi dari Edgar

Dale merupakan tokoh yang berjasa dalam pengembangan Teknologi

Pembelajaran modern. Edgar Dale mengemukakan tentang Kerucut Pengalaman

(Cone of Experience) sebagaimana tampak dalam gambar berikut.

Gambar 6. Penggunaan Media Pembelajaran Kerucut Pengalaman

PPKn SMP KK F

201

D. Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti

moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.

Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas

pembelajaran pada point 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Penggunaan Media

Pembelajaran Dalam Proses Pembelajaran Ppkn Smp”, maka Anda perlu

mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di

pengadilan”.

b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator pencapaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau

kelompok.

d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras memahami terhadap materi modul

e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan

keperluan);

f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi

latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.

Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani

mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta

berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.

g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. (percaya diri)

h. Penyampaian hasil diskusi; (profesional)

i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya

pada diskusi dan kerja kelompok (kreatif)

j. Menyimpulkan hasil pembelajaran

k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Kegiatan Pembelajaran 17

202

l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi ““Penggunaan Media

Pembelajaran Dalam Proses Pembelajaran Ppkn Smp”, maka Anda perlu

mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di

pengadilan”

Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras memahami terhadap materi modul

b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara

individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan

harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja

keras dalam mengerjakan LK yang ada.

c. Kegiatan In 2 Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan

pertanyaan, saran dan komentar.

Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya

dan menghargai pendapat peserta lain

Menyimpulkan hasil pembelajaran

Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

Merencanakan kegiatan tindak lanjut.

PPKn SMP KK F

203

E. Latihan/Kasus/Tugas

1. Penguasaan Konsep

Aktivitas 17.1 : Menunjukkan Penggunaan Media Pembelajaran Dalam Proses Pembelajaran PPKn SMP LK 17.1 : Penggunaan Media Pembelajaran Dalam Proses Pembelajaran PPKn SMP Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi “Penggunaan Media Pembelajaran

PPKn SMP..

2. Carilah dari berbagai sumber materi tentang “Pernggunaan Media

Pembelajaran Dalam Proses Pembelajaraan PPKn SMP.

3. Kerjakan Soal di bawah ini!

4. Presentasikan hasil kerja Saudara

Diskusikan bersama Kelompok Anda (4-5) orang teman diklat, beberapa persoalan

berikut!

1. Ada tiga pandangan tentang pembelajaran. Pertama mengajar di laksanakan

guru tanpa media; kedua mengajar dilakanakan guru dengan bantuan media;

dan ketiga mengajar dilaksanakan dengan media. Pandangan di atas

mengajar pada pandangan ekstrem mengajar dan akomodatif dalam

mengajar. Kemukakan dan beri rasional mana pandangan mengajar yang

dipandang ekstrem dan mana yang dipandang akomodatif. Menurut kelompok

Anda, mana di antara pandangan itu yang paling cocok dalam kajian modul

ini?

2. Analisis Kasus. “Pak Akim adalah Guru PPKn SMP. Sebagai guru dia punya

kelebihan dalam eksplanasi (menjelaskan) dengan baik. Setiap mengajar dia

jarang memakai media. Filosofi andalan mengajarnya adalah “menjelaskan

dengan baik, anak mengerti dan hasilnya pasti baik”. Terbukti dalam setia hasil

ulangan siswanya selalu baik-baik. Anak-anak merasa puas dan merasa

senang diajar oleh Pak Akim”. Terhadap kasus tadi, lakukan analisis di dalam

kelompok Anda! Bagamainakah jika ala pembelajaran Pak Akim tadi dikaji

berdasarkan teori pembelajaran yang berkembang dewasa Ini?

Kegiatan Pembelajaran 17

204

F. Rangkuman

1. Penggunaan media pembelajaran tidak bisa dipisahkan dengan ilmu

komunikasi. Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran

menggambarkan bagaimana proses komunikasi antara pemberi pesan

(komunikator = guru) dengan penerima pesan (komunikan = siswa)

berlangsung dalam proses yang direncanakan.

2. Dalam dunia pembelajaran, bahwa penggunaan media pembelajaran jelas

memiliki hubungan erat dengan ilmu informasi. Informasi disalurkan melalui

media teks, dokumen atau cantuman artinya apa yang dipahami seorang

pembaca dari teks atau dokumen, yang mencakup juga tanda (sign), sinyal

dan simbol. Secara demikian, penggunaan media dalam praktik pembelajaran

PPKn adalah syarat dengan ilmu informasi.

3. Penggunaan media dengan berdasarkan kerucut pengalaman menunjukkan

bahwa persentasi pengalaman konkrit lebih besar kadar ketimbang belajar

pada pengalaman yang abstrak.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir

modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk

mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 17.

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali

80 – 89% = baik

70 – 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat

meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 18, jika masih di bawah 80% Anda

harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 17, terutama yang belum

dikuasai.

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%

PPKn SMP KK F

205

Kegiatan Pembelajaran 18 Permasalahan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

A. Tujuan

1. Dengan membaca modul dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan

permasalahan penetapan fokus permasalahan penelitian tindakan kelas

dengan benar.

2. Dengan membaca modul dan berdiskusi peserta diklat mampu

mendeskripsikan permasalahan perencanaan tindakan kelas secara benar.

3. Dengan membaca modul dan berdiskusi peserta diklat mampu

mendeskripsikan permasalahan pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK)

secara benar.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan permasalahan penetapan fokus permasalahan penelitian

tindakan kelas .

2. Mendeskripsikan permasalahan perencanaan tindakan kelas .

3. Mendeskripsikan permasalahan pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK)

C. Uraian Materi

1. Permasalahan penetapan fokus permasalahan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian Tindakan Kelas berasal dari bahasa Inggris, yaitu Classrom Action

Research, diartikan penelitian dengan tindakan yang dilakukan dikelas.

Untuk lebih jelasnya, mari kita perhatikan beberapa pengertian PTK berikut ini :

a. Menurut Lewin (Tahir 2012:77), PTK merupakan siasat guru dalam

mengaplikasikan pembelajaran dengan berkaca pada pengalamnya sendiri

Kegiatan Pembelajaran 18

206

atau dengan perbandingan dari guru lain.

b. Menurut Bahri (2012:8), Penelitian Tindakan Kelas merupakan sebuah

kegiatan yang dilaksanakan untuk mengamati kejadian-kejadian dalam kelas

untuk memperbaiki praktek dalam pembelajaran agar lebih berkualitas dalam

proses sehingga hasil belajarpun menjadi lebih baik.

Berdasarkan beberapa pemahaman mengenai PTK diatas dapat disimpulkan

bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu pengamatan yang

menerapkan tindakan didalam kelas dengan menggunakan aturan sesuai dengan

metodologi penelitian yang dilakukan dalam beberapa periode atau

siklus.Berdasarkan jumlah dan sifat perilaku para anggotanya, PTK dapat

berbentuk individual dan kaloboratif, yang dapat disebut PTK individual dan PTK

kolaboratif. Dalam PTK individual seorang guru melaksanakan PTK di kelasnya

sendiri atau kelas orang lain, sedang dalam PTK kolaboratif beberapa orang guru

secara sinergis melaksanakan PTK di kelas masing-masing dan diantara anggota

melakukan kunjungan antar kelas.

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti tersebut, dapat

disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan

terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan

terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.Tindakan tersebut diberikan oleh guru

atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Dengan kata lain, guru

melaporkan berlangsungnya proses belajar yang dialami oleh siswa, perilakunya,

perhatian mereka pada proses yang terjadi, mengamati hasil dari proses,

mengadakan pencatatan hasil, mendiskusikan dengan teman kelompoknya,

melaporkan di depan kelas, dan sebagainya.

prosedur pelaksanaan PTK yang meliputi penetapan fokus permasalahan,

perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan yang diikuti dengan kegiatan

observasi, interpretasi, dan analisis, serta refleksi. Apabila diperlukan, pata tahap

selanjutnya disusun rencana tinda lanjut.Upaya tersebut dilakukan secara berdaur

membentuk suatu siklus.

Penetapan fokus permasalahan PTK diawali dari munculnya suatu masalah

dalam pembelajaran. Masalah ini kemudian dikaji, diamati, dan dicermati yang

dikenal dengan identifikasi masalah. Dari sejumlah masalah, kemudian dipilih dan

PPKn SMP KK F

207

dipilah yang menjadi masalah utama pembelajaran atau fokus masalah. Masalah

ibarat penyakit yang harus disebutkan. Obat penyembuhnya harus bentul-betul

tepat

Hal-hal yang perlu di perhatikan pada saat memilih fokus permasalahan adalah

a. Pilihlah permasalahan yang dirasa penting oleh guru

b. Pilih ddan tetapkan permasalahan yang terjadi /dihadapi dalam kelas

usahakan untuk bekerja secara kolaboratif dalam pengembangan focus

penelitian.

c. Kaitkan PTK yang akan dilakukan dengan prioritas-prioritas yang ditetapkan

dalam rencana pengembangan sekolah

d. Letak keberhasilan PTK ditentukan pada saat guru menentukan fokus

penelitian

e. Perumusan masalah yang jelas akan membuka peluang bagi guru untuk

menentukan alternatif tindakan

f. Banyak kendala yang dialami oleh guru dalam melaksanakan fokus penelitian

ini adalah kurang pahamnya guru terhadap teknik penulisan PTK, dan tugas

guru yanga banyak menyebabkan guru tidak punya kesempatna untuk

melakukan penelitian Permasalahan yang dihadapi guru dalam

2. Permasalahan perencananaan tindakan kelas Kegiatan Perencanaan (Planning) adalah langkah awal dalam melakukan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Langkah ini menjadi landasan bagi langkah-

langkah berikutnya, yaitu pelaksanaan, obsevasi dan refleksi. Meskipun,

pelaksanaan tindakan memiliki nilai strategis dalam kegiatan pembelajaran,

namun tindakan tersebut tidaklah berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari kegiatan perencanaan. Dengan perencanaan yang

baik, guru pelaksana PTK akan lebih mudah untuk mengatasi kesulitan dan

mendorong guru untuk bertindak dengan lebih efektif. Sebagai bagian dari

perencanaan, guru sebagai peneliti harus berkolaborasi (bekerja sama) dan

berdiskusi dengan sejawat untuk membangun kriteria dan kesamaan bahasa dan

persepsi dalam merancang tindakan perbaikan. Tahapan yang dilaksaksanakan

pada tahap perencanaan meliputi Identifikasi masalah, analisis masalah,

Kegiatan Pembelajaran 18

208

perumusan masalah, dan formulasi tindakan dalam bentuk hipotesis tindakan.

Pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi masalah

Suatu rencana PTK diawali dengan adanya masalah yang dirasakan atau disadari

oleh guru sebagai pengelola pembelajaran. Guru merasa bahwa ada sesuatu yang

harus diperbaiki di kelasnya, yang jika dibiarkan akan berdampak buruk bagi

peroses dan hasil belajar siswa. Misalnya, ada sekelompok siswa yang mengalami

kesulitan yang sama dalam mempelajari suatu bagian pelajaran, ada siswa yang

tidak disiplin mengerjakan tugas, atau hasil belajar siswa menurun secara drastic.

Anda dapat mengemukakan contoh lain dari pengalaman Anda sendiri dalam

mengelola peroses pembelajaran. Masalah yang dirasakan guru mungkin masih

kabur, sehingga guru perlu merenung atau melakukan refleksi agar masalah

tersebut menjadi semakin jelas.

2. Menganalisis dan merumuskan masalah

Menganalisis masalah merupakan langkah yang harus dilakukan guru setelah

melakukan identifikasi. Jika melalui identifikasi anda dapat menemukan beberapa

masalah yang terkait dengan kegiatan pembelajaran di kelas, maka analisis

bertujuan agar masalah tersebut menjadi lebih jelas dan dapat menduga faktor-

faktor penyebabnya. Analisis dapat kita lakukan dengan mengajukan pertanyaan

kepada diri sendiri atau yang disebut rifleksi, dan dapat pula mengkaji ulang

berbagai dokumen seperti pekerjaan siswa, daftar hadir, atau daftar nilai,

persiapan mengajar atau bahkan mungkin bahan pelajaran yang kita siapkan.

Analisis masalah mempunyai beberapa tujuan, yaitu :

a) Mendapatkan Kejelasan Masalah yang Sesungguhnya

b) Menemukan kemungkinan faktor penyelesaian

3. Permasalahan pelaksanaan tindakan kelas Permasalahan yang dihadapi guru pada saat melakukan penelitian tindakan kelas

adalah:

1. kendala yang berhubungan dengan lemahnya pemahaman konsep dan

prinsip PTK.

2. Kendala yang berhubungaan dengan PTK sebagai strategi pengembang

profesi guru , sehingga perlu kiranya pihak-pihak terkait untuk

PPKn SMP KK F

209

memprogramkan dan menyediakan anggaran yang memadai untuk

melaksanakannya.

3. Kendala yang berhubungan dengan tidak adanya pembimbing penelitian

di sekolah.

4. Guru sering mengalami kendala atau hambatan dalam rangka

melaksanakan rangkaian kegiatan PTK dimana PTK merupakan rangkaian

kegiatan yang harus dilakukan sendiri oleh guru tahap demi tahap, selain

itu PTK juga melibatkan kolaborasi dengan teman sejawat. Keengganan

diri untuk melibatkan teman sejaawat menjadi kendala tersendiri bagi guru

secara psikologis.

5. Kendala penulisan laporan kegiatan PTK

6. Menulis laporan kegiatan PTK menjadi kendala utama bagi guru. Hal ini

berkaitan dengan kemampuan menulis atau menyusun laporan kegiatan

PTK secara tertulis. Bekal dasar yang diperoleh guru pada saat mengikuti

diklat PTK dan diklat lainnya belum dapat diterapkan secara optimal karena

memang jarang dilatih

D. Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti

moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.

Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas

pembelajaran pada point 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Penggunaan Media

Pembelajaran Dalam Proses Pembelajaran Ppkn Smp”, maka Anda perlu

mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di

pengadilan”.

b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

Kegiatan Pembelajaran 18

210

hasil kerja sebagai indikator pencapaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau

kelompok.

d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras memahami terhadap materi modul

e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan

keperluan);

f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi

latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.

Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani

mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta

berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.

g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. (percaya diri)

h. Penyampaian hasil diskusi; (profesional)

i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya

pada diskusi dan kerja kelompok (kreatif)

j. Menyimpulkan hasil pembelajaran

k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi ““Penggunaan Media

Pembelajaran Dalam Proses Pembelajaran Ppkn Smp”, maka Anda perlu

mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran

dan kebermaknaan mempelajari materi modul ““Proses Beracara di

pengadilan”

Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan

yang hendak dicapai pada modul ini.

Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan

hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam

penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

PPKn SMP KK F

211

Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan

kerja keras memahami terhadap materi modul

b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara

individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan

harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja

keras dalam mengerjakan LK yang ada.

c. Kegiatan In 2 Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan

pertanyaan, saran dan komentar.

Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya

dan menghargai pendapat peserta lain

Menyimpulkan hasil pembelajaran

Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

Merencanakan kegiatan tindak lanjut.

E. Latihan/ Kasus /Tugas

Penguasaan Konsep Aktivitas : Menunjukkan Permasalahan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas LK : Permasalahan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi “Permasalahan Pelaksanaan Penelitian

Tindakan Kelas”.

2. Carilah dari berbagai sumber materi tentang Pelaksanaan Penelitan Tindakan

Kelas

3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.

4. Presentasikan hasil kerja Saudara

Kegiatan Pembelajaran 18

212

Pilihlah satu jawaban yang benar!

1. PTk adalah suatu bentuk inkuiri yang didahului dengan refleksi . Pendapat

tersebut dikemukakan oleh ..

a. Mc Taggard

b. Carr dan Kemis

c. Rochman

d. Schmuck

2. Langkah awal PTK oleh guru dimulai dengan melakukan ...

a. perumusan masalah

b. identifikasi masalah

c. analisis masalah

d. pembatasan masalah

3. Berikut ini merupakan beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam

melakukan analisis masalah kecualai ...

a. melakukan refleksi

b. berdiskusi dengan dengan teman sejawat

c. mengkaji dokumen-dokumen kelas tentang siswa

d. melakukan studi banding ke sekolah lain

4. Refleksi paling tepat dilakukan oleh peneliti PTK pada saat ...

a.sebelum menyusun proposal

b. sesudah menentukan upaya tindakan

c. sesudah menyusun proposal

d. sesudah melakukan upaya perbaikan

5. Berikut ini merupakan kriteria yang harus dipertimbangkan sebelum

menentukan apakah masalah yang muncul dalam kelas layak diteliti atau tidak

, kecuali ...

a. relevan dengan pengembangan sekolah

b. mendapat persetujuan dari Kepala Sekolah

c. guru mampu untuk melaksanakannya

d. masalah pembelajaran bersifat specifik dan bermanfaat bagi siswa

PPKn SMP KK F

213

F. Rangkuman

Gambar 7. Prosedur Pelaksanaan PTK Lebih Terperinci

Prosedur Pelaksanaan PTK :

PTK dimulai dengan refleksi awal, yaitu guru merefleksikan masalah-masalah

yang ada di kelasnya.

Kegiatan ini meliputi:

identifikasi masalah,

analisis masalah,

perumusan masalah, dan perumusan hipotesis tindakan

Setelah melakukan refleksi tentang pembelajaran yang terjadi sebelumnya,

selanjutnya dilakukan:

(1) planning (perencanaan),

(2) acting (pelaksanaan),

(3) observing (pengamatan)

(4) reflecting (refleksi).

Kegiatan Pembelajaran 18

214

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir

modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk

mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 18.

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali

80 – 89% = baik

70 – 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat

meneruskan dengan Kegiatan Evaluasi, jika masih di bawah 80% Anda harus

mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 18, terutama yang belum dikuasai.

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%

PPKn SMP KK F

215

Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Latihan/Kasus/Tugas

1. Kunci Jawaban KP 1

No Kunci Jawaban Skor

1 Analisis materi/konsep esensial KD: 3.1 Menganalisis

proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai

Dasar Negara.

a. SKL:3. Memiliki (melalui mengetahui, memahami,

menerapkan, menganalisis, mengevaluasi)

pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural

dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, budaya

dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan

kejadian yang tampak mata.

b. KI: 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual,

dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya

terkait fenomena dan kejadian tampak mata

c. KD:3.1 Menganalisis proses perumusan dan

penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara.

d. Materi/konsep esensial :Pembentukan BPUPKI;

Perumusan Dasar Negara; Penetapan Pancasila

sebagai dasar negara; dan Semangat pendiri

negara dalam merumuskan dan menetapkan

Pancasila sebagai dasar negara.

2. Analisis materi/konsep esensial KD: 4.1

4

Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas

216

a. SKL:4. Memiliki [melalui mengamati, menanya,

mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta]

kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan

kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai

dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain

sejenis

b. KI: 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam

ranah konkret (menggunakan, mengurai,

merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan

ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,

menggambar, dan mengarang) sesuai dengan

yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang

sama dalam sudut pandang/teori

c. KD:4.1 Menyaji hasil analisis proses perumusan

dan penetapan Pancasila sebagai dasar Negara”

d. Materi/konsep esensial : Menyusun hasil telaah

proses perumusan dan penetapan Pancasila

sebagai dasar negara; Menyusun hasil telaah

tentang sejarah penetapan Pancasila sebagai

dasar negara; Menyusun hasil telaah tentang

semangat dam komitmen para pendiri negara

dalam merumuskan dan menetapkan Pancasila

sebagai dasar negara.

3. Kegiatan belajar KD 3.1 dan 4.1

a. Mengamati

• Membaca dari berbagai sumber belajar

tentang pembentukan BPUPKI, perumusan

dan penetapan Pancasila sebagai dasar

negara;

PPKn SMP KK F

217

• Membaca salinan Piagam Jakarta;

• Mencatat rumusan dasar negara dalam

Piagam Jakarta

b. Menanya

• Mengajukan pertanyaan tentang

pembentukan BPUPKI, perumusan dan

penetapan Pancasila sebagai dasar negara

c. Mengumpulkan informasi

• Mendiskusikan semangat komitmen para

pendiri negara dalam merumuskan dan

menetapkan Pancasila sebagai dasar

negara

d. Mengasosiasi

• Mengambil kesimpulan semangat dan komitmen

yang dimiliki para pendiri negara dalam

merumuskan dan menetapkan Pancasila sebagai

dasar negara

e. Mengomunikasikan

• Menyusun tulisan singkat (bahan paparan,

display, artikel dan sebagainya) tentang

sejarah dan semangat komitmen para pendiri

negara dalam merumuskan Pancasila

sebagai dasar negara

• Menyusun ikrar mempertahankan Pancasila

sebagai perwujudan komitmen terhadap

Pancasila sebagai dasar negara.

Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas

218

2 Analisis materi/konsep esensial KD: 4.1

a. SKL:4. Memiliki [melalui mengamati, menanya,

mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta]

kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan

kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai

dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain

sejenis

b. KI: 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam

ranah konkret (menggunakan, mengurai,

merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan

ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,

menggambar, dan mengarang) sesuai dengan

yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang

sama dalam sudut pandang/teori

c. KD:4.1 Menyaji hasil analisis proses perumusan

dan penetapan Pancasila sebagai dasar Negara”

d. Materi/konsep esensial : Menyusun hasil telaah

proses perumusan dan penetapan Pancasila

sebagai dasar negara; Menyusun hasil telaah

tentang sejarah penetapan Pancasila sebagai

dasar negara; Menyusun hasil telaah tentang

semangat dam komitmen para pendiri negara

dalam merumuskan dan menetapkan Pancasila

sebagai dasar negara.

3. Kegiatan belajar KD 3.1 dan 4.1

a. Mengamati

• Membaca dari berbagai sumber belajar

tentang pembentukan BPUPKI, perumusan

dan penetapan Pancasila sebagai dasar

4

PPKn SMP KK F

219

negara;

• Membaca salinan Piagam Jakarta;

• Mencatat rumusan dasar negara dalam

Piagam Jakarta

b. Menanya

• Mengajukan pertanyaan tentang

pembentukan BPUPKI, perumusan dan

penetapan Pancasila sebagai dasar negara

c. Mengumpulkan informasi

• Mendiskusikan semangat komitmen para

pendiri negara dalam merumuskan dan

menetapkan Pancasila sebagai dasar

negara

d. Mengasosiasi

• Mengambil kesimpulan semangat dan komitmen

yang dimiliki para pendiri negara dalam

merumuskan dan menetapkan Pancasila sebagai

dasar negara

e. Mengomunikasikan

• Menyusun tulisan singkat (bahan paparan,

display, artikel dan sebagainya) tentang

sejarah dan semangat komitmen para pendiri

negara dalam merumuskan Pancasila

sebagai dasar negara

• Menyusun ikrar mempertahankan Pancasila

sebagai perwujudan komitmen terhadap

Pancasila sebagai dasar negara.

Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas

220

Penilaian hasil belajar KD 3.1 dan 4.1

a. Portofolio, penilaian ini digunakan untuk menilai

hasil pekerjaan baik individu maupun kelompok

tentang sejarah dan semangat komitmen para

pendiri negara dalam merumuskan dan

menetapkan Pancasila sebagai dasar negara

b. Tes digunakan untuk menilai hasil belajar secara

individu tentang pengetahuan sejarah perumusan

dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara.

c. Pengamatan, penilaian ini merupakan penilaian

proses menilai perilaku dan sikap peserta didik

dalam proses pembelajaran

Total Skor 8

2. Kunci Jawaban KP 2

Petunjuk mengisi skor

Skor Rubrik

4 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan sempurna

3 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan kurang sempurna

2 Apabila materi/jawaban benar, tidak rasional, dan tidak sempurna

1 apabila materi/jawaban tidak benar, tidak rasional, dan tidak sempurna

𝑁𝑁𝑇𝑇𝐽𝐽𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑗𝑗𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑗𝑗𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑏𝑏

𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝐽𝐽𝑇𝑇ℎ 𝑝𝑝𝑠𝑠𝑇𝑇𝐽𝐽𝑥𝑥 100%

PPKn SMP KK F

221

KP 2

No Kunci Jawaban Skor

1 B 20

2 D 20

3 D 20

4 A 20

5 A 20

Skor Maximum 100

𝑁𝑁𝑇𝑇𝐽𝐽𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝑦𝑦𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑑𝑑𝑇𝑇𝑝𝑝𝑝𝑝𝑏𝑏𝑠𝑠𝐽𝐽𝑝𝑝ℎ𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝑀𝑀𝑇𝑇𝑥𝑥𝑇𝑇𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽

𝑥𝑥 100%

3. Kunci Jawaban KP 3 No Kunci Jawaban Skor 1 A 10 2 A 10 3 D 10 4 D 10 5 D 10 6 A 10 7 C 10 8 C 10 9 C 10

10 C 10 Total Skor 100

𝑁𝑁𝑇𝑇𝐽𝐽𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝑦𝑦𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑑𝑑𝑇𝑇𝑝𝑝𝑝𝑝𝑏𝑏𝑠𝑠𝐽𝐽𝑝𝑝ℎ𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝑀𝑀𝑇𝑇𝑥𝑥𝑇𝑇𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽

𝑥𝑥 100%

Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas

222

4. Kunci Jawaban KP 4

No. Kunci Jawaban Skor

1 Menurut KBBI warga negara adalah penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan , tempat kelahiran, dan sebagainya, yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai warga negara dari negara itu.

Pasal 26 ayat (1) warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang-undang sebagai warga negara. Diperlukan status kewarganegaraan karena dengan menjadi warga negara seseorang dapat melaksankan hak dan kewajibannya sebagai warga Negara

4

2 Hak : hak ini seharusnya membuka ruang yang seluas-luasnya bagi setiap warga untuk menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan umum, sebab pembatasan hak pilih warga negara merupakan salah satu bentuk pelanggran hak asasi

Kewajiban : sebagai warga negara kita harus melaksanakan kewajiban kita sesuai dengan Undang-Undang Misalnya : Mentaati hukum dan pemerintahan, wajib ikut serta dalam pembelaan negara, menghormati hak asasi orang lain, tunduk pada pembatasan yang ditetapkan dengan Undang-Undang.

4

3 Prinsip utama dalam penerapan hak dan kewajiban warga negara adalah terlibatnya warga negara secara langsung ataupun perwakilan dalam setiap perumusan dan kewajiban tersebut sehingga warga sadar dan menganggap hak dan kewajiban tersebut sebagai bagian dari kesepakatan mereka yang dibuat sendiri. Contoh: Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam pemerintahan. Semua masyarakat

4

PPKn SMP KK F

223

mempunyai hak yang sama tanpa ada batasan misalnya dalam kasus hukum yang dialami anak Gubernur Jawa Barat meskipun ayahnya mempunyai kekuasaan namun tetap menjalani proses sesuai dengan peraturan yang berlaku.

4 Kedudukan hak dan kewajiban warga negara menurut UUDNRI tahun 1945 Warga negara adalah sama kedudukannya, hak dan kewajibannnya hal ini bisa dilihat dari bunyi pasal 27 UUDNRI tahun 1945

4

5 Contoh bagimanakah penerapan hak dan kewajiban warga negara di bidang pendidikan menurut UUDNRI 1945.

Jawab : UUDNRI tahun 1945 dalam rangka melindungi hak warga negara untuk mendapatkan pendidikan tertuang dalam pasal 31 . Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa pendidikan merupakan hak setiap warga negara. Dengan kata lain pendidikan merupakan tanggung jawab pemerintah yang diberikan kepada setiap warga negara di Indonesia.D alam rangka merealisasi bunyi pasal 31 tersebut pemerintah mengeluarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam pasal 34 UU No. 20 tahun 2003 disebutkan bahwa setiap warga negara yang berusia 6 tahun dapat mengikuti program wajib belajar; wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. Dari bunyi pasal itu jelas bahwa pemerintah telah merealisasikan hak warga negara untuk memperoleh pendidikan . (jawaban dapat bervariasi dan mengambil dari berbagai sumber

4

Skor Total 20

Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas

224

5. Kunci Jawaban KP 5 Petunjuk mengisi skor

Skor Rubrik 4 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan sempurna

3 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan kurang sempurna

2 Apabila materi/jawaban benar, tidak rasional, dan tidak sempurna

1 apabila materi/jawaban tidak benar, tidak rasional, dan tidak

sempurna

𝑁𝑁𝑇𝑇𝐽𝐽𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝑦𝑦𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑑𝑑𝑇𝑇𝑝𝑝𝑝𝑝𝑏𝑏𝑠𝑠𝐽𝐽𝑝𝑝ℎ 𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝐽𝐽𝑇𝑇𝑥𝑥𝑇𝑇𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽

𝑥𝑥 100

No Lembaga

Negara Kewenanagan Contoh Skor

1. MPR Melantik Presiden dan wakil Presiden

Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo dan Yusuf Kalla akan dilantik oleh MPR, pada 20 Oktober 2014 Dalam UU No. 42 ahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Preside terpililih harus dilantik berteptan dngan berakhirnya masa jabatan presiden dan wakil Preside, (metotvnews.com jkarta 11 Oktober 2014

4

2 DPR Fungsi Pengawasan

Enam fraksi partai politik pendukung pemerintah yakni PDIP, Golkar, PKB, PPP, Nasdem, dan Hanura menyatakan menolak usulan hak angket dari empat fraksi di DPR, terkait pengaktifan kembali Basuki Tjahaja sebagai gubernur DKI

4

PPKn SMP KK F

225

3 DPD Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada DPR rancangan Undang-Undang yang berkaiatan dengan otonomi

Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Pimpinan dan Ketua Alat kelengkapan DPD untuk rapat konsultasi bersama. Dalam pertemuan tersebut dibahas tentang Otsus Papua, masalah pembentukan daerah otonomi baru. (Liputan 6.com diunduh 19 feb 2017)

4

4 BPK Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara

BPK memberikan laporan hasil pemeriksaan terhadap laporan keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) 2015 kepada Presiden JOKOWI. Dalam laporan tersebut BPK menemukan enam permasalahan dalam pemeriksaan LKPP 2015. Permasalahan tersebut merupakan gabungan ketidaksesuaian dengan standar akuntansi pemerintah, kelemahan sistem pengendalian intern dan ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan (sindonews.com,6 Juni 2016)

4

6. Kunci Jawaban KP 6

Petunjuk mengisi skor

Skor Rubrik

4 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan sempurna

3 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan kurang sempurna

2 Apabila materi/jawaban benar, tidak rasional, dan

Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas

226

tidak sempurna 1 apabila materi/jawaban tidak benar, tidak rasional, dan

tidak sempurna

𝑁𝑁𝑇𝑇𝐽𝐽𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝑦𝑦𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑑𝑑𝑇𝑇𝑝𝑝𝑝𝑝𝑏𝑏𝑠𝑠𝐽𝐽𝑝𝑝ℎ 𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝐽𝐽𝑇𝑇𝑥𝑥𝑇𝑇𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽

𝑥𝑥 100

LK 6.2 a) Kewenanagan DPD dalam Legislasi yaitu:

DPD dapt mengajukan kepada DPR rancangan undang-undang yang

berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,

pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah pengelolaan

sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya

b) Kewenangan DPD dalam pengawasan

• Melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang dan

menyampaikan hasil pengawasaannya kepada DPR sebagai bahan

pertimbangan untuk ditindaklanjuti terkait APBN, Pajak, Pendidikan dan

Agama

• Menerima hasil pemeriksaan keuangan negara yang dilakukan oleh BPK

7. Kunci Jawaban KP 7

No Kunci Jawaban Skor

1 Istilah pengadilan HAM sering dipertentangkan dengaan istilah peradilan pidana karena pada hakekatnya untuk menangani kejahatan pada hakekatnya menjadi kewenangan pengadilan HAM juga merupakan perbuatan pidana. UU No. 26 Tahun 2000 yang menjadi landasan berdirinya pengadilan HAM mengatur tentang beberapa kekhususan atau pengaturan yang berbeda dengan

4

PPKn SMP KK F

227

pengaturan dalam hukum acara pidana. Pengaturan yang berbeda atau khusus ini mulai sejak tahap penyelidikan oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) sebagai lembaga yang berwenang menyelidiki terjadinya pelanggaran HAM berat, sampai pengaturan tentang majelis hakim yang komposisinya berbeda dengan pengadilan pidana biasa

3 Tantangan dan hambatan dalam penegakkan HAM yaitu:

a) Masalah ketertiban dan keamanan social

b) Rendahnya kesadaran akan hak-hak asasi manusia yang dimiliki orang lain

c) Terbatasnya perangkat hukum dan perundang-undangan yang ada

d) Adanya dikotomi antara individualism dan kolektivisme

e) Kurang berfungsinya lembaga-lembaga penegakan hukum

f) Pemahaman belum merata, baik kalangan sipil maupun kalangan militer

g) Belum adanya kesepakatan pada tatanan konsep HAM antara aliran universalisme dengan partikularisme

4

3 Bukti komitmen bahwa pemerintah Indonesia memiliki komitmen dalam memajukan dan menegakkan hak asasi

4

Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas

228

manusia !

Pembentukkan komnas HAM pada tahun 1993

Dimasukannya materi HAM dalam kurikulum sekolah

Diratifikasikannya beberapa instrument hukum HAM sedunia

Pengesahan UU. No. 39/1999, tentang HAM

Penambahan pasal-pasal khusus mengenai HAM dalam amandemen UUD 1945

4 Kegiatan yang dapat digolongkan sebagai menghargai upaya penegakan HAM yaitu ukuran yang dapat dipakai untuk menentukan kegiatan yang dapat digolongkan (dikategorikan) menghargai upaya penegakan HAM adalah setiap sikap dan perilaku yang positif untuk mendukung upaya–upaya menindak secara tegas pelaku pelanggaran HAM baik melalui jalur hukum maupun melalui jalur politik, seperti KKR, pemberian rehabilitasi, restitusi, dan kompensasi. Beberapa contoh Kegiatan yang dapat dimasukan menghargai upaya penegakan HAM, antara lain:

a) Membantu dengan menjadi saksi dalam penegaakan HAM

b) Mendukung para korban untuk memperoleh restitusi maupun kompensasi serta rehabilitasi

c) Tidak mengganggu jalannya persidangan HAM di Pengadilan HAM

4

PPKn SMP KK F

229

Skor maximum 16

Petunjuk mengisi skor

Skor Rubrik 4 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan sempurna 3 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan kurang

sempurna 2 Apabila materi/jawaban benar, tidak rasional, dan tidak

sempurna 1 apabila materi/jawaban tidak benar, tidak rasional, dan

tidak sempurna

𝑁𝑁𝑇𝑇𝐽𝐽𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝑦𝑦𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑑𝑑𝑇𝑇𝑝𝑝𝑝𝑝𝑏𝑏𝑠𝑠𝐽𝐽𝑝𝑝ℎ 𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝐽𝐽𝑇𝑇𝑥𝑥𝑇𝑇𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽

𝑥𝑥 100

LK 7.2

No Lembaga Hak

Asasi Manusia

Fungsi, Tugas

dan Peran

Contoh Penerapan (Kasus

yang pernah/sudah ditangani)

1 Komnas HAM Penyelidikan dan pemamtauan terhadap pelanggaran HAM

Komisi Nasional HAM menurunkan tim ke Medan terkait bentrok antara warga Sari Rejo dengan TNI AU. Dalam bentrok tersebut sejumlah warga dan dua jurnalis mengalami penganiayaan. (Liputan 6 com,16 Agustus 2016)

2

Lembaga Penegakan HAM : Pengadilan HAM

Mencari kejelasan kasus HAM

Pengadian HAM Makasar pada tanggal 8-9 November 2005 telah menyelesaikan kasus Abepura. Kasus Abepura adalah kasus penyerangan terhadap polsek Abepura pada 7 Desember 2000 yang menimbulkan kurban 105 orang.Kurban meninggal karena aparat keamanan melakukan penyisiran tanpa prosedur hukum

Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas

230

8. Kunci Jawaban KP 8

No Kunci Jawaban Skor

1 Pemberlakuan secara mutatis mutandis bagi

teknik penyusunan dan /atau bentuk peraturan

perundang-undangan yaitu penyusunan

perubahan peraturan perudang-undangan yang

diperlukan saja yaitu bagi teknik penyusunan

dan/atau bentuk Keputusan Presiden, Keputusan

Pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat,

Keputusan Pimpinan DPR, Keputusan Pimpinan

DPD, Keputusan Ketua Mahkamah Agung,

Keputusan Ketua Mahkamah Konstitusi,

Keputusan Ketua Komisi Yudisial, Keputusan

Kepala Badan Pemeriksa Keuangan, Keputusan

Gubernur Bank Indonesia, Keputusan Menteri,

Keputusan Kepala Badan, Keputusan Kepala

Lembaga, atau Keputusan Ketua Komisi yang

setingkat, Keputusan Pimpinan DPRD Provinsi,

Keputusan Gubernur, Keputusan Pimpinan

DPRD Kabupaten/Kota, Keputusan

Bupati/Walikota, Keputusan Kepala Desa atau

yang setingkat.

4

2 Partisipasi masyarakat dalam pembentukan

peraturan perundang-undangan

Masyarakat berhak memberikan masukan secara

lisan dan/atau tertulis dalam Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan.Masukan secara

lisan dan/atau tertulis dapat dilakukan melalui:

a. rapat dengar pendapat umum;

4

PPKn SMP KK F

231

b. kunjungan kerja;

c. sosialisasi; dan/atau

d. seminar, lokakarya, dan/atau diskusi.

Masyarakat adalah orang perseorangan atau

kelompok orang yang mempunyai kepentingan

atas substansi Rancangan Peraturan Perundang-

undangan. Untuk memudahkan masyarakat

dalam memberikan masukan secara lisan

dan/atau tertulis setiap Rancangan Peraturan

Skor Maximum 8

Petunjuk mengisi skor

Skor Rubrik

4 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan sempurna

3 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan kurang sempurna

2 Apabila materi/jawaban benar, tidak rasional, dan tidak sempurna

1 apabila materi/jawaban tidak benar, tidak rasional, dan tidak sempurna

𝑁𝑁𝑇𝑇𝐽𝐽𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝑦𝑦𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑑𝑑𝑇𝑇𝑝𝑝𝑝𝑝𝑏𝑏𝑠𝑠𝐽𝐽𝑝𝑝ℎ 𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝐽𝐽𝑇𝑇𝑥𝑥𝑇𝑇𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽

𝑥𝑥 100

Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas

232

9. Kunci Jawaban Kp 9

No Kunci Jawaban Skor

1 A 10

2 B 10

3 C 10

4 D 10

5 D 10

6 A 10

7 B 10

8 C 10

9 D 10

10 D 10

Skor Maximum 100

10. Kunci Jawaban Kp 10

No KUNCI jAWABAN SKOR

1 Perlunya perilaku toleran terhadap

keberagaman suku dan ras adalah Bentuk

perilaku toleransi terhadap keberagaman suku

dan ras diantarnya adalah dengan

menghormati semua suku dan ras yang ada

seta tidak memandang rendah terhadap orang

lain yang berbeda suku dan ras.

4

PPKn SMP KK F

233

2 Perlunya perilaku toleran terhadap umat

beragama yaitu:

a. Dapat terhindar dari adanya perpecahan

antar umat beragama

b. Dapat mempererat tali silaturahmi

c. Pembangunan akan lebih terjamin

pelaksanaannya

d. Dapat menciptakan ketentraman dalam

masyarakat.

Bentuk perilaku toleransi dalam kehidupan

beragama di antaranya adalah:

a. menghormati agama yang diyakini oleh

orang lain;

b. tidak memaksakan keyakinan agama kita

kepada orang yang berbeda agama;

c. menghormati dan mmenghargai keyakinan

dan ibadah yang dilaksanakan oleh orang

yang memiliki keyakinan dan agama yang

berbeda;

d. tidak memandang rendah agama yang

berbeda yang dianut oleh orang

lain.Bentuk perilaku toleransi terhadap

keberagaman sosial budaya masyarakat

Indonesia diantaranya adalah:

4

3 Contoh perilaku toleran dalam budaya: 4

Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas

234

mengenal dan memahami kebudayaan

suku atau masyarakat lain yang berbeda

dengan kebudayaan sendiri;

4 Contoh perilaku toleran masayarakat terhadap

keberagaman gender adalah dalam keluarga,

maka setiap anggota keluarga bertanggung

jawab atas kebersihan dan kerapian rumah

tempat tinggalnya. Anak laki-laki atau anak

perempuan, keduanya bisa menjaga

kebersihan dan kerapian rumah tempat

tinggalnya. Di sekolah, laki-laki atau

perempuan sama-sama dapat menjadi guru.

Dalam kehidupan masyarakat, baik baik laki-

laki maupun perempuan sama-sama dapat

mengambil peran yang berguna bagi sesama

manusia lainnya

4

Skor maximum 16

Petunjuk mengisi skor

Skor Rubrik 4 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan sempurna

3 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan kurang sempurna

2 Apabila materi/jawaban benar, tidak rasional, dan tidak sempurna

1 apabila materi/jawaban tidak benar, tidak rasional, dan tidak

sempurna

𝑁𝑁𝑇𝑇𝐽𝐽𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝑦𝑦𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑑𝑑𝑇𝑇𝑝𝑝𝑝𝑝𝑏𝑏𝑠𝑠𝐽𝐽𝑝𝑝ℎ 𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝐽𝐽𝑇𝑇𝑥𝑥𝑇𝑇𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽

𝑥𝑥 100

PPKn SMP KK F

235

11. Kunci Jawaban Kp 11

No Kunci Jawaban No Kunci Jawaban

1 B 6 B

2 A 7 B

3 C 8 B

4 A 9 C

5 C 10 D

Total Skor = 10 X 10

12. KUNCI JAWABAN KP 12

KP 12.1

No Kunci Jawaban Skor

1 Pengertian konsepsi kewilayahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia

adalah

Konsep kewilayahan negara kesatuan

Republik Indonesia adalah wawasan

nusantara yang dicetuskan dalam

Deklarasi Djuanda pada 13 Desember

1957. Yang dimaksud dengan

Wawasan Nusantara adalah cara

pandang dan sikap Bangsa Indonesia

mengenai diri dan lingkungannya yang

serba beragam dan bernilai strategis

dengan mengutamakan persatuan

dan kesatuan dengan tetap

menghargai dan menghormati

kebhinekaan di dalam setiap aspek

kehidupan nasional untuk mencapai

4

Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas

236

tujuan nasional Indonesia

2 Mendiskripsikan Konsepsi kewilayahan

NKRI meliputi:

h. Landasan hukum

i. Unsur-unsur Wawasan Nusantara

j. Kedudukan, fungsi dan tujuan

4

Skor Total 8

13. Kunci Jawaban KP 12

Petunjuk mengisi skor

Skor Rubrik

4 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan sempurna

3 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan kurang

sempurna

2 Apabila materi/jawaban benar, tidak rasional, dan

tidak sempurna

1 apabila materi/jawaban tidak benar, tidak rasional, dan

tidak sempurna

𝑁𝑁𝑇𝑇𝐽𝐽𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝑦𝑦𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑑𝑑𝑇𝑇𝑝𝑝𝑝𝑝𝑏𝑏𝑠𝑠𝐽𝐽𝑝𝑝ℎ 𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝐽𝐽𝑇𝑇𝑥𝑥𝑇𝑇𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽

𝑥𝑥 100

PPKn SMP KK F

237

LK 12.2

No Bidang Kehidupaan Contoh Perwujudan Konsepsi

Kewilayahan dan berbagai bidang Kehidupan

1 Politik Pelaksanaan kehidupan politik diatur

dalam Undang-Undang, seperti UU

No. 8 tahun 2012 tentang Pemilihan

Umum anggota DPR, DPD dan

DPRD.Contoh : dalam pemilihan

Presiden, anggota DPR dan Kepala

Daerah harus menjalankan prinsip

demokrasi dan keadilan sehingga

tidak menghancurkan persatuan dan

kesatuan bangsa, Meningkatkan

peran Indonesia dalam kancah

internasional dan memperkuat korps

diplomatic sebagai upaya penjagaan

wilayah Indonesia terutama pulau-

pulau terluar dan pulau kosong

2 Ekonomi Wilayah nusantara mempunyai

potensi ekonomi yang tinggi, seperti

posisi khatulistiwa, wilayah laut yang

luas, hutan tropis yang besar, hasil

tambang atau minyak yang besar,

serta memiliki penduduk dalam

jumlah cukup besar. Oleh karena itu,

implementasi dalam kehidupan

ekonomi harus berorientasi pada

sector pemerintahan, pertanian, dan

perindustrian.

Contoh :

Menyeimbangkan Keuangan Pusat

dan Daerah dengan keluarnya

Undang-Undang No. 25 Tahun 1999

Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas

238

tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pusat dan Daerah.

Pembagian keuangan yang semula

hampir 80% anggaran daerah harus

menunggu didatangkan dari pusat,

padahal 90% hasil-hasil daerah

diserahkan pada pemerintahan

pusat, kini pada UU tersebut diubah

menjadi:

1) Hasil Pajak Bumi dan Bangunan,

10% untuk pemerintah pusat dan

90% untuk daerah.

2) Hasil Bea Perolehan Hak atas

Tanah dan Bangunan, 20% untuk

pusat, 80% untuk daerah.

3) Hasil kehutanan, pertambangan

umum dan perikanan, 20% untuk

pusat dan 80% untuk daerah.

4) Hasil minyak bumi, 85% untuk

pusat, 15% untuk daerah dan gas

alam, 70% untuk pusat dan 30%

untuk daerah. Bahkan, porsi daerah

ditambah lagi dengan adanya “Dana

Alokasi Umum” yang dialokasikan

untuk daerah-daerah dengan

perimbangan tertentu, yang jumlah

totalnya adalah 25% dari

penerimaan dalam negeri APBN,

sebagai perimbangan.

3. Sosial Budaya Mengembangkan kehidupan bangsa

yang serasi antara masyarakat yang

berbeda, dari segi budaya, status

sosial, maupun daerah. Contohnya

PPKn SMP KK F

239

dengan pemerataan pendidikan di

semua daerah dan program wajib

belajar harus diprioritaskan bagi

daerah tertinggal.

Pengembangan budaya Indonesia,

untuk melestarikan kekayaan

Indonesia, serta dapat dijadikan

kegiatan pariwisata yang

memberikan sumber pendapatan

nasional maupun daerah. Contohnya

dengan pelestarian budaya,

pengembangan museum, dan cagar

budaya

4. Hankam Kegiatan pembangunan pertahanan

dan keamanan harus memberikan

kesempatan kepada setiap warga

negara untuk berperan aktif, karena

kegiatan tersebut merupakan

kewajiban setiap warga negara,

seperti memelihara lingkungan

tempat tinggal, meningkatkan

kemampuan disiplin, melaporkan

hal-hal yang mengganggu

keamanan kepada aparat dan

belajar

Membangun rasa persatuan,

sehingga ancaman suatu daerah

atau pulau juga menjadi ancaman

bagi daerah lain. Rasa persatuan ini

dapat diciptakan dengan

membangun solidaritas dan

hubungan erat antara warga negara

yang berbeda daerah dengan

Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas

240

kekuatan keamanan.

Membangun TNI yang profesional

serta menyediakan sarana dan

prasarana yang memadai bagi

kegiatan pengamanan wilayah

Indonesia, terutama pulau dan

wilayah terluar Indonesia.

14. Kunci Jawaban KP 13

No Kunci Jawaban Skor

1 Pengertian model pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruksikan konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.

4

2 Sumber-sumber belajar terdiri dari :

Tempat atau lingkungan alam sekitar dimana saja seseorang dapat

melakukan belajar atau proses perubahan tingkah laku, misalnya : perpustakaan, pasar, museum, sungai, gunung, dan lain-lain.

Benda, yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya

perubahan tingkah laku bagi peserta didik, misalnya : candi, masjid, dan sebagainya

Buku, yaitu segala macam jenis buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh peserta didik, misalnya : buku pelajaran, majalah, koran, dan sebagainya

4

PPKn SMP KK F

241

Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, misalnya kerusuhan, peristiwa bencana, dan peristiwa lainnya.

3 Permasalahan dalam penyusunan model pendekatan saintifik terdiri dari beberapa factor antara lain :

1. Adanya keterbatasan waktu 2. Adanya keterbatasan sumber daya pendamping 3. Penyusunan RPP yang sesuai dengan langkah –

langkah pendekatan saintifik 4. pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas dan 5. penerapan pendekatan saintifik

4

4 Permasalahan dalam penyusunan model pendekatan saintifik terdiri dari

beberapa factor antara lain :

1. Adanya keterbatasan waktu 2. Adanya keterbatasan media dan sumber

belajar 3. Niat guru untuk menerapkan model

pendekatan saintific kurang 4. Sebagian siswa masih kurang memiliki

keberanian untuk mengemukakan pendapat

4

Petunjuk mengisi skor

Skor Rubrik

4 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan sempurna

3 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan kurang sempurna

2 Apabila materi/jawaban benar, tidak rasional, dan tidak sempurna

1 apabila materi/jawaban tidak benar, tidak rasional, dan tidak sempurna

𝑁𝑁𝑇𝑇𝐽𝐽𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝑦𝑦𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑑𝑑𝑇𝑇𝑝𝑝𝑝𝑝𝑏𝑏𝑠𝑠𝐽𝐽𝑝𝑝ℎ 𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝐽𝐽𝑇𝑇𝑥𝑥𝑇𝑇𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽

𝑥𝑥 100

Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas

242

15. Kunci Jawaban Kp 14

No Kunci Jawaban Skor

1 D 20

2 B 20

3 C 20

4 A 20

5 A 20

Total Skor 100

Nilai = jumlah skor yang benar

16. Kunci Jawaban KP 15

Jawaban berfariasi

No Kunci Jawaban Skor

1 Sebagaimana pernyataan dalam latihan,

bahwa yang termasuk pandangan ekstrem

adalah pandangan ke satu dan ke dua, yaitu

guru mengajar tidak menggunakan media

sama sekali dan guru mengajar hanya

mengandalkan dan menyerahkan pada media

saja. Sedangkan pandangan yang ke dua,

termasuk pandangan yang akomidatif, di

mana guru mengajar dengan menggunakan

media merupakan akomodasi pandangan

kesatu dan kedua. Dan pandangan ke dua,

sekaligus merupakan pandangan yang

4

PPKn SMP KK F

243

cocok/sesuai dengan kajian Modul ini, yaitu

Penggunan Media dalam Pembelajaran

PPKn”.

Secara empirik pembelajaran PPKn Pak

Akim baik. Mengantarkan siswa untuk

menguasai kemampuan akademik pesan

belajar PPKn dan mereduksikan dalam

ulangan dengan hasil yang baik. Namun jika

ditilik dari kompetensi mengajar guru,

kemampuan mengajar profesional itu tidak

hanya menjelaskan. Ada kemampuan lain

yang harus dikuasai oleh guru misalnya,

kemampuan bertanya, kemampuan

memberi penguatan, kemampuan

mengelola kelas, menerapkan metode

mengajar, termasuk kemampuan

menerapkan media. Oleh karena itu, jika

dianalisis dengan perkembangan teori

pembelajaran dewasa ini, praktik dan

perfomansi mengajar Pak Akim, tidak bisa

diterima. Walaupun hasil ulangan siswa

baik, itu masih sebatas kemampuan

akademik ranah kognisi saja. Hal ini

bertentangan dengan ranah pembelajaran

materi PPKn, yang meliputi ranah kognisi

(pengetahuan); psikomorik (keterampilan),

disposision (karakter), dan ranah konasi

(kemauan untuk bertindak). Capaian

terhadap ragam ranah itu tidak mungkin

hanya dijawab dengan perlakuan

penjelasan guru. Terlebih lagi, tuntutan baru

dalam dunia mengajar sesorang guru

profesional harus mampu mengajar dengan

4

Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas

244

menggunakan beberapa media, jadi pola

mengajar dengan sistem multi media

Total Skor 8

17. Kunci Jawaban KP 16

Petunjuk mengisi skor

Skor Rubrik 4 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan sempurna

3 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan kurang sempurna

2 Apabila materi/jawaban benar, tidak rasional, dan tidak sempurna

1 apabila materi/jawaban tidak benar, tidak rasional, dan tidak sempurna

𝑁𝑁𝑇𝑇𝐽𝐽𝑇𝑇𝑇𝑇 =𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝑦𝑦𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑑𝑑𝑇𝑇𝑝𝑝𝑝𝑝𝑏𝑏𝑠𝑠𝐽𝐽𝑝𝑝ℎ 𝑆𝑆𝑇𝑇𝑠𝑠𝑏𝑏 𝐽𝐽𝑇𝑇𝑥𝑥𝑇𝑇𝐽𝐽𝑝𝑝𝐽𝐽

𝑥𝑥 100

18. Kunci Jawaban KP 17

Jawaban bervariasi

19. Kunci Jawaban KP 18

No Kunci Jawaban Skor

1 C 20

2 C 20

3 C 20

4 D 20

5 B 20

Skor total 100

Nilai = skor yang diperoleh

PPKn SMP KK F

245

Evaluasi

Bacalah dengan cermat pertanyaan atau pernyataan di bawah ini, kemudian

pilihlan salah satu dari alternatif jawaban (a, b, c, atau d) yang paling tepat dengan

cara membubuhkan tanda silang (x) pada huruf alternatif jawaban di bawah ini.

1. Materi/konsep esensial yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam

membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan

adalah salah satu prinsip dalam menentukan materi/konsep esensial, yaitu

...

(A) keajegan

(B) ketepatan

(C) kecukupan

(D) kesesuaian

2. Yang merupakan wujud pengamalan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

adalah ...

(A) membina kerukunan hidup diantara sesama umat beragama dan

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

(B) mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan

martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa

(C) mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara

pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda

terhadap Tuhan Yang Maha Esa

(D) manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut

dasar kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila di lingkungan masyarakat

adalah ...

(A) berperan aktif dalam pembangunan sekolah

(B) tidak memaksakan kehendak

(C) membangun pos ronda

(D) menghormati HAM

Evaluasi

246

5. Keinginan luhur bangsa Indonesia supaya berkehidupan yang bebas

tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea ...

(A) Pertama

(B) Kedua

(C) Ketiga

(D) Keempat

6. Pemulihan nama baik atau kehormatan seseorang yang telah dituduh secara

tidak sah atau dilanggar kehormatannya, merupakan peran Presiden

sebagai …

(A) Kepala negara

(B) Pemimpin kabinet

(C) Kepala pemerintahan

(D) Hak yudikatif presiden

7. Melakukan kerjasama dengan organisasi, lembaga atau pihak-pihak

lain merupakan penerapan fungsi Komnas HAM yaitu ...

(A) fungsi penelitian

(B) fungsi pengkajian

(C) fungsi penyuluhan

(D) fungsi pemantauan

8. Syarat Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU)

dapat dikeluarkan oleh Presiden apabila …

(A) keadaan darurat dan sudah ada undang-undang yang

mengaturnya

(B) keadaan darurat belum ada undang-undang yang mengaturnya

(C) ada tekanan politik dari partai politik pemenang PEMILU

(D) ada tekanan dari kelompok kepentingan di masyarakat

4. Dalam menjalankan hak nya, setiap warga negara wajib menghormati hak

orang lain, hal ini diatur dalam UUD 1945 pasal ...

(A) 28 G

(B) 28 H

(C) 28 I

(D) 28 J

PPKn SMP KK F

247

9. Semua orang yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut dan

dihadapkan di muka sidang pengadilan wajib dianggap tidak bersalah

sampai adanya putusan pengadilan merupakan salah satu asas

hukum pidana yaitu …

(A) asas hadirnya terdakwa

(B) asas praduga tak bersalah

(C) asas persamaan di muka hukum

(D) asas pemeriksaan di muka hukum

10. Perhatikan pernyataan berikut ini :

1) mengenal dan memahami kebudayaan suku atau masyarakat lain

yang berbeda dengan kebudayaan sendiri;

2) menghormati dan menghargai kebudayaan yang dimiliki suku lain;

3) tidak memaksakan kebudayaan kita kepada orang yang berbeda

suku dan budaya;

4) tidak memandang rendah kebudayaan yang berbeda yang

dimiliki oleh suku lain.

Pernyataan diatas merupakan bentuk perilaku toleransi dalam

terhadap ...

(A) keberagaman suku dan ras di indonesia

(B) keberagaman sosial budaya

(C) kehidupan beragama

(D) perbedaan gender

11. Agar tidak terjadi konflik dalam kehidupan bermasyarakat yang

beragam, maka kita harus mampu …

(A) mengendalikan diri dalam melihat kenyataan di masyarakat

(B) menempatkan diri agar diri kita di hargai orang di sekitarnya

(C) menghindarkan diri dari aktivitas yang berbau syirik di masyarakat

(D) mengandalkan kekuasaan ketika aktivitas masyarakat tidak

sejalan

Evaluasi

248

12. Wilayah yang diakui sebagai wilayah kekuasaan suatu negara

meskipun wilayah tersebut letaknya di negara lain disebut wilayah ...

(A) teritorial

(B) ekstra teritorial

(C) pangkalan militer

(D) Zona Ekonomi Eksklusif 13. Penentuan skala prioritas, menjadwal ulang semua kegiatan dan pembagian

tugas yang jelas merupakan strategi dalam mengatasi permasalahan ...

(A) keterbatasan waktu

(B) kesulitan penyusunan RPP

(C) keterbatasan sumber daya pendamping

(D) kesulitan pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas

14. Penggunaan model discovery learning dalam pembelajaran PPKn,

dimaksudkan agar peserta didik dapat …

(A) menemukan konsep

(B) menemukan masalah

(C) memecahkan masalah

(D) mengasosiasi informasi

15. Guru menilai aspek penilaian mulai dari persiapan, pelaksanaan,

laporan kegiatan hingga penyajian laporan, maka guru tersebut

melakukan penilaian ...

(A) projek

(B) produk

(C) kinerja

(D) portofolio

16. Acuan kriteria menggunakan rerata dipakai untuk melakukan

penilaian ...

(A) ketrampilan

(B) sikap sosial

(C) pengetahuan

(D) sikap spiritual

PPKn SMP KK F

249

17. Pada saat menyusun RPP, pemilihan dan penetapan komponen

media pembelajaran mengacu pada …

(A) tujuan/indikator dan materi pembelajaran

(B) metode dan kegiatan pembelajaran

(C) indikator dan materi pembelajaran

(D) tujuan dan indikator

18. Agar peserta didik lebih memahami sesuai dengan tingkat

perkembangannya, maka materi pembelajaran PKn perlu dikemas

dalam bentuk ...

(A) diktat

(B) modul

(C) makalah

(D) lembar kerja siswa

19. Prinsip penggunaan media adalah ...

(A) media seharusnya mengikuti perkembangan teknologi

(B) media merupakan salah satu bagian dari sumber belajar

(C) media merupakan bagian integrasi dari sistem instruksional

(D) menggunakan media yang sama bila karakteristik materinya sama

20. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas berpedoman pada …

(A) Rencana kerja sekolah

(B) Metodologi penelitian

(C) Kalender pendidikan

(D) Proposal penelitian

Evaluasi

250

KUNCI JAWABAN EVALUASI

N0 Kunci No Kunci

1 D 11 A

2 B 12 A

3 B 13 A

4 D 14 A

5 A 15 A

6 A 16 C

7 C 17 A

8 A 18 D

9 B 19 B

10 A 20 C

PPKn SMP KK F

251

Penutup

Demikianlah modul Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan Kelompok

Kompetensi F Mata Pelajaran PPKn SMP.

Mudah-mudahan anda dapat memahami secara menyeluruh apa yang diuraikan

dalam modul ini, sebab pemahaman tersebut akan menjadi bekal dalam

menyusun materi PPKn, pelaksanaan proses pembelajaran yang bermutu yaitu

kesesuaian, daya tarik, efektivitas, efisiensi dan produktivitas pembelajaran serta

bermakna bagi para peserta didik.

Kemampuan-kemampuan yang anda kuasai setelah mempelajari modul ini akan

berguna bagi anda dalam membimbing teman sejawat dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran.

Semoga bahan modul ini mampu memfasilitasi kinerja Anda tidak saja pada saat

pendidikan latihan tetapi pada saat Anda melaksanakan tugas di daerah masing-

masing

Modul ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penyusun berharap saran dan

kritik yang membangun untuk kesempurnaan modul.

Daftar Pustaka

252

PPKn SMP KK F

253

Daftar Pustaka

Al Hakim, Suparlan dkk. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Konteks Indonesia. Malang: Madani (Kelompok Intrans Publishing).

Akbar, Patrialis. 2013. Lembaga-Lembaga Negara Menurut UUD Negara RI Tahun 1945. Jakarta: Sinar Grafika.

Asshiddiqie, Jimly, 2012. Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi, Jakarta: Sinar Grafika.

Ali, M. 2003. Teologi Pluralis-Multikultural: Menghargai Kemajemukan Menjalin Kebersamaan. Jakarta. PT Kompas Media Nusantara.

Al-Hakim, Suparlan. 2006. Manajemen Konflik. Makalah Diasajikan pada: Diklat Instruktur Nasional Sosiologi Jenjang MenengahTanggal 7 s/d 20 Juni

Al-Hakim, Suparlan. 2006. Manajemen Konflik. Makalah Diasajikan pada: Diklat Instruktur Nasional Sosiologi Jenjang MenengahTanggal 7 s/d 20 Juni 2006. Depdiknas. Dirjen Dikdasmen. PPPG IPS dan PMP Malang

Ali, Fachry. 1997. “Budaya Lokal Di Indonesia”. Dalam Aspi, ,orasi Budaya Lokal Dalam Konteks negara Kesatuan. (Halaman 1-34). Jakarta. Penerbit Badan Pendidikan dan Pelatihan Departemen Dalam Negeri.

Arsyad, Azhar . 2003. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Eko Purwana, Agung dkk. 2009. Pembelajaran PPKn Edisi Pertama. Surabaya : LAPIS PGMI.

Budiarjo, Miriam. 2003. Dasar- Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Berger, P. dan Neuhauss, R. 1977. To Empower People: The Role Mediating Structure in Public Policy. Washington: American Enterprice Institute for Public Policy Research.

Cribbin, J.J. 1985. Kepemimpinan: Strategi Mengefektifkan Organisasi. Terjemahan Rochmulyati Hamzah. Jakarta. PT Pustaka Bina Persindo.

Darmiyati, Zuchdi. 1955. Pembentukan Sikap. Cakrawala Pendidikan. No. 3 Th. XIV. November. Yogyakarta: LPM IKIP Yogyakarta. Hlm. 51-63

Darji Darmodiharjo, Prof, S.H.; 1986; Pancasila Sebagai Filsafat dan Ideologi Nasional; Malang: Laboratorium IKIP Malang

Gaffar, Afan. 2000. Politik Indonesia: Transisi Menuju Demokrasi, Yogyakarta : Pusataka Pelajar.

Daftar Pustaka

254

Geertz, Clifford, 1973. The Interpretation of Culture. New York. Basic Books. Inc.

http://muklis-superband.blogspot.co.id/2011/04/kendala-kendala-yang-dialami-guru-dalam.html

.Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Jakarta : Ghalia Indonesia

Freedman, P.I. 1984. “Multicultural Education: Establishing the Foundations”. The Social Studies. 75 (200-203).

Harahap, Yahya. 2008. Hukum Acara Perdata. Sinar Grafika. Jakarta.

Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Jakarta : Ghalia Indonesia

El-Muhtaj, Majda. 2007. Hak Asasi Indonesia dalam Konstitusi Indonesia. Jakarta: Kencana

Juliardi, Budi. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Kaelan. 2014. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma

Kaelan. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma

Kansil, C.S.T, dkk. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan SMP/MTs. Jakarta: Bumi Nusantara

Kemendikbud, 2017. Materi Bimbingan Teknis Instruktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran PPKn. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Pranarka. A.M.W. 1985. Sejarah Pemikiran Tentang Pancasila. Jakarta: Yayasan Proklamasi

Saksono, Ign. Gatut . 2007. Pancaila Soekarno. Yogyakarta: Rumah Belajar Tabinkas

Suteng, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA Kelas XII. Jakarta:

Penerbit Erlangga

Taniredja, Tukiran, dkk. 2014. Kedudukan dan Fungsi Pancasila Bagi Bangsa dan Negara Indonesia. Bandung: Alfabeta

Wahidin, Samsul. 2015. Dasar-dasar Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta:Pustaka Pelajar

-------------------------------. 2009. Buku Pintar Politik Sejarah, Pemerintahan dan Ketatanegaraan. Yogyakarta: Great Publisher

PPKn SMP KK F

255

--------------------------------. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

--------------------------------. 2013. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

--------------------------------. 2013. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

_____. 2014. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP Kelas VIII.Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

_____. 2014. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP Kelas VIII.Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta : Kemendikbud.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013.Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta : Kemdikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2013. Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP-MTs. Jakarta : Kemdikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2013. Tentang Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta : 2014

Kansil, C.S.T. 1993. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Balai Pustaka.Jakarta.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Buku Siswa Kelas 8, 2014

Surya Saputra, Lukman, (2007), Pendidikan Kewarganegaraan Menumbuhkan Nasionalisme dan Patriotisme untuk kelas VIII Sekolah Menengah Pertama / MadrasahTsanawiyah,Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Daftar Pustaka

256

PimpinanMPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPRPeriode 2009-2014. Empat Pillar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Jakarta; Sekretariat Jenderal MPR RI, 2012.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) turunan dari Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 54 tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Muhtadi, Ali. Pengembangan Sikap dan Perilaku Siswa yang Bermoral Dalam Kegiatan Pembelajaran di Sekolah, diambil dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132280878/Pengem%20sikap%20dan%20perilaku%20bermoral%20di%20sekolah-Majalah%20Ilmiah%20Pembelajaran-Mei-2011.pdf (diakses tanggal 9 Desember 2015)

Mertokusumo, Sudikno. 1991. Pengenal Hukum, Suatu Pengantar. Yogyakarta: Liberty.

Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang Tentang Mahkamah Konstitusi. Kepeniteraan dan Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi RI. Jakarta.

Muhammad. Abdul Kadir. 2000. Hukum Acara Perdata Indonesia. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.

Mahkamah Agung Republik Indonesia Pengadilan Negeri Metro Lampung. 2015. Prosedur Beracara Pidana. Online.http://pn-metro.go.id/main/index.php/transparansi/pidana/prosedur-beracara-pidana.html. diakses pada tanggal 10 Desember 2015.

Muhammad. Abdul Kadir. 2000. Hukum Acara Perdata Indonesia. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.

Mas’oed, Mochtar dan MacAndrews, Colin, Editor. 2001. Perbandingan Sistem Politik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Malian, Sobirin dan Marzuki, Suparman. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia. Yogyakarta: UII Press

Nasution, DR. Bahder Johan. 2014. Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia. Bandung: CV. Mandar Maju

Nickel, James W. 1996. Hak Asasi Manusia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

PPKn SMP KK F

257

Notonagoro, Prof.,Dr., h.c.Mr. Drs, 1980, Pancasila Secara Ilmiah Populer, Djakarta: Pantjuran Tudjuh

Persada.Eko Purwana, Agung dkk. 2009. Pembelajaran IPS EdisiPertama. Surabaya : LAPIS PGMI

Ridwan, R. 2014. Hukum Administrasi Negara. PT. Raja Grafindo Persada. Jakart

Rohani, Ahmad. 2014. Media Instruksional Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta.

Republik Indonesia. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Saraswati, LG. 2006. Hak Asasi Manusia (Teori, Hukum, Kasus).Jakarta: Filsafat UI Press

Sujatmoko, Andrey. 2015. Hukum HAM dan Hukum Humaniter. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

Soekanto, Soerjono, Dr., S.H., MA., 1982, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum; Jakarta: CV Rajawali

Tim Dosen PKn UPI. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: CV Maulana Media Grafika.

Tutik, Titik Tri Wulan. 2014. Pengantar Hukum Tata Usaha Negara Indonesia. Prsetasi Pustakaraya. Jakarta.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan

Yuda AR, Hanta. 2010. Presidensialisme Setengah Hati: Dari Dilema Ke Kompromi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Zoelva, Hamdan. 2002. Sistem Penyelenggaraan Kekuasaan Negara Setelah Perubahan UUD 1945. Makalah. Jakarta : Sekretaris Negara RI.

Wiriatmadja. 2009. Perspektif Multikultural dalam Pengajaran Sejarah. Jurnal Pendidikan. Vol 15 (4): 368-382.

Liliweri, Alo. 2005. Prasangka & Konflik: Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultural. Yogyakarta. LKiS.

Maryati, Kun, dan Suryawati, Juju. 2006. Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta : Esis.

Muin, Idianto. 2013. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X. Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga. Hal: 72-74.

Daftar Pustaka

258

Nasikun. 1993. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta. Penerbit PT Raja-Grafindo Persada.

Nugroho, Heru. 1997. “Pemahaman Kritis SARA dan Kemajemukan Masyarakat Indonesia”. Dalam Cara pandang Kebangsaan. (Halaman 49-66). Jakarta. Penerbit Badan Pendidikan

Sujak, Abi. 1990. Kepemimpinan Manajemen: Eksistensi dan Perilaku Organisasi. Jakarta. Rajawali Press.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di SekolahDasar. Jakarta : Kencana.

Triyanto. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Triyanto. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Republik Indonesia, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No. 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013.

Republik Indonesia, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No. 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI,2014. Buku Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP , Jakarta, Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Jakarta.

Republik Indonesia , Kementeri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, 2015, Jakarta

Drs. Supandi M.Pd (2015) Materi Implementasi guru Implementasi Kurikulum 2013. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

RPP. (2015) Materi Pendampingan Kurikulum 2013 di Hotel Surya Indah Kota Batu oleh KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

DIREKTORAT PEMBINAAN SMP

AECT, (1977), The Definition of Educational Technology. Association For Educational Communication and Technology.

PPKn SMP KK F

259

Al Hakim, S. (2011), Modul Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Malang: Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 15 Universitas Negeri Malang.

Ariani, Niken, dan Haryanto, Dany, (2010) Pembelajaran Multi Media di Sekolah, Jakarta: Prestasi Pustaka Publishe.

Asmani, Jamal Ma’mur, (2012), Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif, Jogjakarta: Diva Press.

Cangara, Hafidz ,2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada.

Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya.

Komalasari, Kokom. (2010), Pembelajaran Kontekstual, Konsep dan Aplikasi, Bandung: PT. Refika Aditama.

Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda.

Mulyasa, E.m(2011), Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Pudjantoro, P. 2012. Modul PengembanganMedia Pembelajaran PKn. Modul untuk Diklat Sertifikasi Guru. Malang. PSP 115.

Ruben, Brent D, Stewart, Lea P, 2005, Communication and Human Behaviour,USA:Alyn and Bacon .

Sadiman. Arief, dkk. 2003. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatan . Di Jakarta. Penerbit : PT. Raja Grapindo Persada.

Sendjaja,S.D. 1994, Pengantar Komunikasi,Jakarta:Universitas Terbuka.

Sudjana, Nana, dan Ahmad Rivai (2010), Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Agelsindo.

Daftar Pustaka

260