pengembangan dan aplikasi k3 dalam perusahaan

27
Makalah K3 tentang PENGEMBANGAN DAN APLIKASI K3 DALAM PERUSAHAAN Mochamad Robby Firmansyah MI – 1B

Upload: robby-firmansyah

Post on 30-Jun-2015

1.540 views

Category:

Education


3 download

DESCRIPTION

Materi ini saya dapatkan pada mata kuliah K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) saat Semester 1

TRANSCRIPT

Page 1: Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan

Makalah K3 tentang

PENGEMBANGAN DAN APLIKASI K3

DALAM PERUSAHAAN

Mochamad Robby Firmansyah

MI – 1B

(1331140019)

Page 2: Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan

Daftar Isi

Daftar Isi..........................................................................................................................................1

Abstraksi..........................................................................................................................................2

Bab 1 Pendahuluan.........................................................................................................................3

A. Latar Belakang........................................................................................................................3

B. Tujuan......................................................................................................................................5

C. Manfaat....................................................................................................................................5

Bab 2 PEMBAHASAN..................................................................................................................6

A. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja.....................................................................6

1. Sebab-sebab Kecelakaan...................................................................................................8

2. Faktor - faktor Kecelakaan................................................................................................8

3. Masalah Kesehatan Dan Keselamatan Kerja....................................................................9

B. Pengembangan Program K3 di Perusahaan............................................................................11

C. Aplikasi K3 di Perusahaan.....................................................................................................13

Bab 3 PENUTUP..........................................................................................................................17

A. Kesimpulan.........................................................................................................................17

B. Saran...................................................................................................................................17

Daftar Pustaka................................................................................................................................18

1

Page 3: Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan

Abstraksi

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan dan pengaplikasian

pada perusahaan dan karyawan terhadap pelaksanaan keselamatan dan program kesehatan di

sebuah perusahaan, dan manfaat yang dirasakan oleh karyawan. Ada lima elemen atau aplikasi

dari pelaksanaan keselamatan dan program kesehatan di setiap perusahaan, yaitu Jaminan

Keselamatan dan Kesehatan, Keselamatan dan Pelatihan Kesehatan, Alat Pelindung Diri, Beban

Kerja dan Jam Kerja, sudah mencerminkan bahwa pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja

sudah berkembang di dalam lingkungan perusahaan.

Manfaat yang bisa diperoleh dari pelaksanaan program pengembangan dan aplikasi

keselamatan dan kesehatan adalah pengurangan absentisme, pengurangan biaya klaim kesehatan,

pengurangan turnover pekerja, dan peningkatan produktifitas.

Kata kunci: Perkembangan, Aplikasi, Manfaat, Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2

Page 4: Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan

Bab 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat global seperti sekarang

ini, persaingan industri untuk memperebutkan pasar baik pasar tingkat regional, nasional

maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara kompetitif. Industrialisasi

tidak terlepas dari sumber daya manusia, yang dimana setiap manusia diharapkan dapat

menjadi sumber daya siap pakai dan mampu membantu tercapainya tujuan perusahaan

dalam bidang yang dibutuhkan.

Masalah yang sering muncul dalam perusahaan saat ini adalah kurangnya perhatian

terhadap aspek manusiawi. Bila ingin memahami perilaku karyawan, seorang manajer

atau pimpinan harus dapat menciptakan kondisi-kondisi yang mendukung kenyamanan

dan kegairahan kerja, sehingga dengan kondisi tersebut karyawan dapat meningkatkan

mutu kerjanya sehingga sekaligus dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas perusahaan

itu sendiri. Semakin cukup kuantitas dan kualitas fasilitas keselamatan dan kesehatan

kerja, maka semakin tinggi pula mutu kerja karyawannya. Dengan demikian perusahaan

akan semakin diuntungkan dalam upaya pencapaian tujuannya.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan,

karena dampak kecelakaan dan penyakit kerja tidak hanya merugikan karyawan, tetapi

juga perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Terdapat beberapa

pengertian tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang didefinisikan oleh beberapa

ahli, dan pada dasarnya definisi tersebut mengarah pada interaksi pekerja dengan mesin

atau peralatan yang digunakan, interaksi pekerja dengan lingkungan kerja, dan interaksi

pekerja dengan mesin dan lingkungan kerja.

Dengan adanya berbagai tuntutan tentang masalah kesehatan dan keselamatan

kerja, maka perusahaan harus dapat memenuhi tanggung jawabnya dalam memberikan

3

Page 5: Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan

perlindungan pada karyawan dengan melakukan program-program tentang kesehatan dan

keselamatan kerja.

Oleh sebab itu, pemerintah memberikan jaminan kepada karyawan dengan

menyusun Undang-Undang Tentang Kecelakaan Tahun 1947 Nomor 33, yang dinyatakan

berlaku pada tanggal 6 Januari 1951, kemudian disusul dengan Peraturan Pemerintah

Tentang Pernyataan berlakunya Peraturan Kecelakaan tahun 1947 (PP No. 2 Tahun

1948), yang merupakan bukti tentang disadarinya arti penting keselamatan kerja di dalam

perusahaan. Lalu, menurut penjelasan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3

Tahun 1992, menyatakan bahwa sudah sewajarnya apabila tenaga kerja juga berperan

aktif dan ikut bertanggung jawab atas pelaksanaan program pemeliharaan dan

peningkatan kesejahteraan demi terwujudnya perlindungan tenaga kerja dan keluarganya

dengan baik. Jadi, bukan hanya perusahaan saja yang bertanggung jawab dalam masalah

ini, tetapi para karyawan juga harus ikut berperan aktif dalam hal ini agar dapat tercapai

kesejahteraan bersama.

4

Page 6: Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan

B. Tujuan

Pengembangan dan aplikasi K3 di perusahaan bertujuan untuk :

- Meningkatkan derajat kesehatan kerja di perusahaan.

- Melindungi pekerja atau karyawan dari semua gangguan kesehatan.

- Meningkatkan produktifitas perusahaan.

C. Manfaat

Pengembangan dan aplikasi K3 di perusahaan bermanfaat untuk :

- Agar para pekerja atau karyawan mendapat rasa aman.

- Agar lingkungan kerja sehat dan ramah lingkungan.

- Mencegah kecelakaan kerja.

- Meningkatkan produktifitas kerja.

5

Page 7: Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan

Bab 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya

untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada

khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat

makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan

dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit

akibat kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi

baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka

menimbulkan konsekwensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula

meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja.

Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam

mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis kecelakaannya.

Sejalan dengan itu, perkembangan pembangunan yang dilaksanakan tersebut maka

disusunlah UU No.14 tahun 1969 tentang pokok-pokok mengenai tenaga kerja yang

selanjutnya mengalami perubahan menjadi UU No.12 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan.

Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh

mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja,

moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai

agama.

Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka dikeluarkanlah peraturan

perundangan-undangan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja sebagai pengganti

peraturan sebelumnya yaitu Veiligheids Reglement, STBl No.406 tahun 1910 yang dinilai

sudah tidak memadai menghadapi kemajuan dan perkembangan yang ada.

Peraturan tersebut adalah Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja

yang ruang lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja, baik di  darat, didalam tanah,

6

Page 8: Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan

permukaan air, di dalam air maupun udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum

Republik Indonesia.

Undang-undang tersebut juga mengatur syarat-syarat keselamatan kerja dimulai dari

perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian,

penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang produk tekhnis dan aparat

produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.

Walaupun sudah banyak peraturan yang diterbitkan, namun pada pelaksaannya masih

banyak kekurangan dan kelemahannya karena terbatasnya personil pengawasan, sumber daya

manusia K3 serta sarana yang ada. Oleh karena itu, masih diperlukan upaya untuk

memberdayakan lembaga-lembaga K3 yang ada di masyarakat, meningkatkan sosialisasi dan

kerjasama dengan mitra sosial guna membantu pelaksanaan pengawasan norma K3 agar

terjalan dengan baik.

7

Page 9: Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan

1. Sebab-sebab Kecelakaan

Kecelakaan tidak terjadi begitu saja, kecelakaan terjadi karena tindakan yang salah

atau kondisi yang tidak aman. Kelalaian sebagai sebab kecelakaan merupakan nilai

tersendiri dari teknik keselamatan. Ada pepatah yang mengungkapkan tindakan yang lalai

seperti kegagalan dalam melihat atau berjalan mencapai suatu yang jauh diatas sebuah

tangga. Hal tersebut menunjukkan cara yang lebih baik selamat untuk menghilangkan

kondisi kelalaian dan memperbaiki kesadaran mengenai keselamatan setiap karyawan

pabrik.

Diantara kondisi yang kurang aman salah satunya adalah pencahayaan, ventilasi

yang memasukkan debu dan gas, layout yang berbahaya ditempatkan dekat dengan

pekerja, pelindung mesin yang tak sebanding, peralatan yang rusak, peralatan pelindung

yang tak mencukupi, seperti helm dan gudang yang kurang baik.

Diantara tindakan yang kurang aman salah satunya diklasifikasikan seperti latihan

sebagai kegagalan menggunakan peralatan keselamatan, mengoperasikan pelindung

mesin mengoperasikan tanpa izin atasan, memakai kecepatan penuh, menambah daya dan

lain-lain. Dari hasil analisa kebanyakan kecelakaan biasanya terjadi karena mereka lalai

ataupun kondisi kerja yang kurang aman, tidak hanya satu saja. Keselamatan dapat

dilaksanakan sedini mungkin, tetapi untuk tingkat efektivitas maksimum, pekerja harus

dilatih, menggunakan peralatan keselamatan.

2. Faktor - faktor Kecelakaan

Studi kasus menunjukkan hanya proporsi yang kecil dari pekerja sebuah industri

terdapat kecelakaan yang cukup banyak. Pekerja pada industri mengatakan itu sebagai

kecenderungan kecelakaan. Untuk mengukur kecenderungan kecelakaan harus

menggunakan data dari situasi yang menunjukkan tingkat resiko yang ekivalen.

Begitupun, pelatihan yang diberikan kepada pekerja harus dianalisa, untuk

seseorang yang berada di kelas pelatihan kecenderungan kecelakaan mungkin hanya

sedikit yang diketahuinya. Satu lagi pertanyaan yang tak terjawab ialah apakah ada

hubungan yang signifikan antara kecenderungan terhadap kecelakaan yang kecil atau

8

Page 10: Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan

salah satu kecelakaan yang besar. Pendekatan yang sering dilakukan untuk seorang

manager untuk salah satu faktor kecelakaan terhadap pekerja adalah dengan tidak

membayar upahnya. Bagaimanapun jika banyak pabrik yang melakukan hal diatas akan

menyebabkan berkurangnya rata-rata pendapatan, dan tidak membayar upah pekerja akan

membuat pekerja malas melakukan pekerjaannya dan terus membahayakan diri mereka

ataupun pekerja yang lain. Ada kemungkinan bahwa kejadian secara acak dari sebuah

kecelakaan dapat membuat faktor-faktor kecelakaan tersendiri.

3. Masalah Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

Kinerja setiap petugas kesehatan dan non kesehatan merupakan resultan dari tiga

komponen kesehatan kerja yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja yang

dapat merupakan beban tambahan pada pekerja. Bila ketiga komponen tersebut serasi

maka bisa dicapai suatu derajat kesehatan kerja yang optimal dan peningkatan

produktivitas. Sebaliknya bila terdapat ketidak serasian dapat menimbulkan masalah

kesehatan kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada akhirnya akan

menurunkan produktivitas kerja.

a) Kapasitas Kerja

Status kesehatan masyarakat pekerja di Indonesia pada umumnya belum

memuaskan. Dari beberapa hasil penelitian didapat gambaran bahwa 30-40%

masyarakat pekerja kurang kalori protein, 30% menderita anemia gizi dan 35%

kekurangan zat besi tanpa anemia. Kondisi kesehatan seperti ini tidak memungkinkan

bagi para pekerja untuk bekerja dengan produktivitas yang optimal. Hal ini diperberat

lagi dengan kenyataan bahwa angkatan kerja yang ada sebagian besar masih di isi oleh

petugas kesehatan dan non kesehatan yang mempunyai banyak keterbatasan, sehingga

untuk dalam melakukan tugasnya mungkin sering mendapat kendala terutama

menyangkut masalah PHK dan kecelakaan kerja.

9

Page 11: Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan

b) Beban Kerja

Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan maupun yang bersifat teknis beroperasi

8 - 24 jam sehari, dengan demikian kegiatan pelayanan kesehatan pada laboratorium

menuntut adanya pola kerja bergilirdan tugas/jaga malam. Pola kerja yang berubah-

ubah dapat menyebabkan kelelahan yang meningkat, akibat terjadinya perubahan pada

bioritmik (irama tubuh). Faktor lain yang turut memperberat beban kerja antara lain

tingkat gaji dan jaminan sosial bagi pekerja yang masih relatif rendah, yang

berdampak pekerja terpaksa melakukan kerja tambahan secara berlebihan. Beban

psikis ini dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan stres.

c) Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja bila tidak memenuhi persyaratan dapat mempengaruhi

kesehatan kerja dapat menimbulkan Kecelakaan Kerja (Occupational Accident),

Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja (Occupational Disease &

Work Related Diseases).

10

Page 12: Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan

B. Pengembangan Program K3 di Perusahaan

Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu sistem yang dirancang

untuk menjamin keselamatan yang baik pada semua personel di tempat kerja agar tidak

menderita luka maupun menyebabkan penyakit di tempat kerja dengan mematuhi/ taat pada

hukum dan aturan keselamatan dan kesehatan kerja, yang tercermin pada perubahan sikap

menuju keselamatan di tempat kerja. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) juga

bisa disebut suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya

pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan dan penyakit kerja akibat hubungan kerja

dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan

kecelakaan dan penyakit kerja akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal

yang tidak diinginkan.

Program pengembangan keselamatan dan kesehatan kerja diselenggarakan karena tiga

alasan pokok, yaitu:

1. Moral. Para pengusaha menyelenggarakan upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit

kerja pertama sekali semata-mata atas dasar kemanusiaan. Mereka melakukan hal itu

untuk memperingan penderitaan karyawan dan keluarganya yang mengalami kecelakaan

dan penyakit akibat kerja.

2. Hukum. Dewasa ini, terdapat berbagai peraturan perundang-undangan yang mengatur

ikhwal keselamatan dan kesehatan kerja, dan hukuman terhadap pihak-pihak yang

melanggar ditetapkan cukup berat. Berdasarkan peraturan perundang-undangan itu,

perusahaan dapat dikenakan denda, dan para supervisor dapat ditahan apabila ternyata

bertanggungjawab atas kecelakaan dan penyakit fatal.

3. Ekonomi. Adanya alasan ekonomi karena biaya yang dipikul perusahaan dapat jadi cukup

tinggi sekalipun kecelakaan dan penyakit yang terjadi kecil saja. Asuransi kompensasi

karyawan ditujukan untuk member ganti rugi kepada pegawai yang mengalami

kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

11

Page 13: Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan

Apabila perusahaan dapat melaksanakan pengembangan program keselamatan

dan kesehatan kerja dengan baik, maka perusahaan akan dapat memperoleh manfaat

sebagai berikut:

4. Meningkatkan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang.

5. Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih komitmen.

6. Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.

7. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah karena

menurunnya pengajuan klaim.

8. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari partisipasi dan ras

kepemilikan.

9. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatkan citra perusahaan.

10. Perusahaan dapat meningkatkan keuntungannya secara substansial.

Kemudian manfaat pengembangan program keselamatan dan kesehatan kerja di

perusahaan antara lain:

1. Pengurangan Absentisme. Perusahaan yang melaksanakan program keselamatan dan

kesehatan kerja secara serius, akan dapat menekan angka risiko kecelakaan dan penyakit

kerja dalam tempat kerja, sehingga karyawan yang tidak masuk karena alasan cedera dan

sakit akibat kerja pun juga semakin berkurang.

2. Pengurangan Biaya Klaim Kesehatan. Karyawan yang bekerja pada perusahaan yang

benar-benar memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja karyawannya kemungkinan

untuk mengalami cedera atau sakit akibat kerja adalah kecil, sehingga makin kecil pula

kemungkinan klaim pengobatan/ kesehatan dari mereka.

3. Pengurangan Turnover Pekerja. Perusahaan yang menerapkan program K3 mengirim

pesan yang jelas pada pekerja bahwa manajemen menghargai dan memperhatikan

kesejahteraan mereka, sehingga menyebabkan para pekerja menjadi merasa lebih bahagia

dan tidak ingin keluar dari pekerjaannya.

4. Peningkatan Produktivitas. Perusahaan yang melakukan program keselamatan dan

kesehatan kerja secara serius, akan menunjukkan bahwa baik secara individual maupun

bersamasama program keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh positif terhadap

produktivitas kerja.

12

Page 14: Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan

C. Aplikasi K3 di Perusahaan

Banyak elemen dan faktor-faktor yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja

agar pelaksanaan program pengembangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam

perusahaan dapat berjalan efektif. Dan berikut adalah elemen-elemen pelaksanaan program

keselamatan dan kesehatan kerja di setiap perusahaan :

13

Keselamatan dan Kesehatan

KerjaJaminan

Keselamatan dan Kesehatan

Jam Kerja

Beban Kerja

Alat Pelindung

DiriPelatihan K3

Page 15: Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan

1. Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja para tenaga kerja harus diprioritaskan atau

diutamakan dan diperhitungkan agar tenaga kerja merasa ada jaminan atas pekerjaan yang

mereka lakukan, baik yang beresiko maupun tidak. Jaminan keselamatan dan kesehatan dapat

membuat para tenaga kerja merasa nyaman dan aman dalam melakukan suatu pekerjaan,

sehingga dapat memperkecil atau bahkan mewujudkan kondisi nihil kecelakaan dan penyakit

kerja. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara jaminan keselamatan dan

kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan. Kinerja karyawan yang meningkat akan diikuti

pula dengan meningkatnya produktivitas karyawan.

2. Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah pelatihan yang disusun untuk

memberi bekal kepada personil yang ditunjuk perusahaan untuk dapat menerapkan K3 di

tempat kerja. Pelatihan K3 bertujuan agar karyawan dapat memahami dan berperilaku

pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja, mengidentifkasi potensi bahaya di tempat kerja,

melakukan pencegahan kecelakaan kerja, mengelola bahan bahan beracun berbahaya dan

penanggulangannya, menggunakan alat pelindung diri, melakukan pencegahan dan

pemadaman kebakaran serta menyusun program pengendalian keselamatan dan kesehatan

kerja perusahaan.

3. Alat Pelindung Diri

Yang menjadi dasar hukum dari alat pelindung diri ini adalah Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1970 Bab IX Pasal 13 tentang Kewajiban Bila Memasuki Tempat kerja yang berbunyi:

“Barangsiapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk

keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.”

Alat pelindung diri adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai

kebutuhan untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya. Pada

umumnya alat-alat tersebut terdiri dari:

14

Page 16: Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan

1. Safety Helmet, berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala

secara langsung.

2. Tali Keselamatan (Safety Belt), berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan

alat transportasi ataupun peralatan lain yang serupa (mobil, pesawat, alat berat, dan lain-

lain).

3. Sepatu Karet (Sepatu Boot), berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang

becek ataupun berlumpur.

4. Sepatu Pelindung (Safety Shoes), berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang

menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dan

sebagainya.

5. Sarung Tangan, berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau

situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan.

6. Tali Pengaman (Safety Harness), berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian.

7. Penutup Telinga (Ear Plug/ Ear Muff), berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat

bekerja di tempat yang bising.

5. Kacamata Pengaman (Safety Glasses), berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja

(misal mengelas).

8. Masker (Respirator), berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di

tempat dengan kualitas udara yang buruk (misal berdebu, beracun, berasap, dan

sebagainya).

6. Pelindung Wajah (Face Shield), berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda

asing saat bekerja (misal pekerjaan menggerinda).

7. Jas Hujan (Rain Coat), berfungsi melindungi diri dari percikan air saat bekerja (missal

bekerja pada saat hujan atau sedang mencuci alat).

15

Page 17: Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan

4. Beban Kerja

Beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh

suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu. Semakin berat beban

kerja yang ditanggung, maka akan semakin besar risiko perawat yang bekerja di tempat tersebut

terkena stres. Beban kerja berhubungan negatif dengan kinerja karyawan. Semakin berat

kelebihan beban kerja yang mereka terima, maka kinerjanya akan semakin menurun.

5. Jam Kerja

Untuk karyawan yang bekerja 6 hari dalam seminggu, jam kerjanya adalah 7 jam dalam

satu hari dan 40 jam dalam satu minggu. Sedangkan untuk karyawan dengan 5 hari kerja dalam

satu minggu, kewajiban bekerja mereka adalah 8 jam dalam satu hari dan 40 jam dalam satu

minggu (berdasarkan info dari www.gajimu.com). Hampir satu abad berlalu sejak standar

internasional jam kerja diberlakukan, sebuah studi yang dilakukan oleh Organisasi Buruh se-

Dunia (ILO) memperkirakan bahwa satu dari 5 pekerja di berbagai penjuru bumi atau lebih dari

600 juta orang masih bekerja lebih dari 48 jam per minggu.

Studi bertajuk “Working Time Around the World: Trends in Working Hours, Laws and

Policies in a Global Comparative Perspective” itu mengungkapkan, 22% tenaga kerja global,

atau 614,2 juta pekerja, bekerja di atas standar jam kerja. Padahal, sedemikian studi tersebut

mengingatkan, jam kerja yang lebih pendek bisa mendatangkan konsekuensi-konsekuensi positif,

seperti meningkatkan kesehatan hidup karyawan dan keluarganya, mengurangi kecelakaan di

tempat kerja dan mempertinggi produktivitas. Namun, pada sisi lain, studi yang sama juga

mengungkapkan sisi negatif dari jam kerja yang pendek, terutama di negara-negara berkembang

dan transisi. Yakni, bisa menyebabkan pengangguran dan dengan demikian cenderung

meningkatkan kemiskinan.

16

Page 18: Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan

Bab 3 PENUTUP

A. Kesimpulan

Di setiap perusahaan harus selalu ada kebijakan K3 untuk melindungi pekerja atau

karyawannya agar terciptanya rasa aman dan nyaman saat melakukan kegiatan produksi dan

secara otomatis meningkatkan efisiensi dan produktifitas dari perusahaan itu sendiri. Dalam

penerapan K3 tersebut, diperlukan juga adanya pengembangan dan pengaplikasiannya dalam

proses produksi di perusahaan tersebut agar tetap terjaganya keamanan dan mencegah

terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dalam proses produksi di suatu perusahaan.

B. Saran

Setiap tingkat pimpinan dalam perusahaan harus menunjukkan komitmen terhadap K3

sehingga penerapan K3 berhasil diterapkan dan dikembangkan dan setiap pekerja/buruh dan

orang lain yang berada ditempat kerja harus berperan serta dalam menjaga dan

mengendalikan pelaksanaan K3.

17