pengembangan buku penuntun praktikum sistem gerak pada ...digilib.unila.ac.id/30462/3/skripsi tanpa...

74
PENGEMBANGAN BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEM GERAK PADA MANUSIA DENGAN MODEL ARGUMENT-DRIVEN INQUIRY (ADI) UNTUK SISWA SMP KELAS VIII DI KOTA BANDAR LAMPUNG (Skripsi) Oleh UUN FEBRIYANI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: others

Post on 30-Aug-2019

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGEMBANGAN BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEM GERAKPADA MANUSIA DENGAN MODEL ARGUMENT-DRIVEN INQUIRY

(ADI) UNTUK SISWA SMP KELAS VIIIDI KOTA BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

UUN FEBRIYANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

ii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEM GERAKPADA MANUSIA DENGAN MODEL ARGUMENT-DRIVEN INQUIRY

(ADI) UNTUK SISWA SMP KELAS VIIIDI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

UUN FEBRIYANI

Kemampuan berargumentasi ilmiah siswa yang masih perlu diperbaiki disebabkan

oleh ketidaksesuaian model pembelajaran yang diterapkan dan sumber belajar

yang kurang relevan. Proses inkuiri ilmiah dengan Model ADI, dapat melatih

argumen siswa melalui praktikum. Kegiatan praktikum didukung oleh penuntun

praktikum yang juga disusun sesuai dengan model pembelajarannya. Oleh karena

itu, dalam penelitian ini dikembangkan Buku Penuntun Praktikum Sistem Gerak

pada Manusia dengan Model Argument-Driven Inquiry (ADI). Tujuan dari

penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan: 1) karakteristik buku penuntun

praktikum sistem gerak pada manusia yang dipakai oleh sebagian besar guru SMP

di Kota Bandar Lampung dan yang dikembangkan dengan model ADI; 2) kondisi

optimum alat, bahan, dan prosedur praktikum; 3) penilaian pendidik; 4)

keterbacaan siswa; 5) keterlaksanaan kegiatan praktikum; dan 6) validitas dan

praktikalitas buku penuntun praktikum yang dikembangkan.

Desain penelitian ini merupakan Research & Development (R&D) dengan

menggunakan model 4D oleh thiagarajan yang terdiri dari 4 langkah, yaitu define,

iii

design, develop, dan disseminate. Namun, dalam penelitian ini dibatasi hanya

sampai tahap develop. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan

instrumen berupa angket validasi buku penuntun praktikum, angket keterbacaan

siswa, lembar optimasi buku penuntun praktikum, dan lembar observasi

keterlaksanaan. Teknik analisis data yang digunakan yaitu statistik deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, karakteristik penuntun sistem gerak pada

manusia yang dipakai oleh guru SMP di Kota Bandar Lampung tidak

memfasilitasi kegiatan mengkomunikasikan sebagai bentuk pendekatan saintifik

Kurikulum 2013, sedangkan penuntun yang dikembangkan dengan model ADI

mendukung siswa untuk melatih kemampuan argumentasi. Kondisi optimum alat

dan bahan praktikum sistem gerak pada manusia yakni 5 torso rangka, 20 preparat

otot, 5 mikroskop, 20 gambar kelaianan tulang manusia dengan prosedur model

ADI. Validasi pendidik menghasilkan rerata skor keidealan 94% dengan kategori

“baik sekali”, hasil keterbacaan siswa terhadap buku penuntun praktikum

memiliki rerata skor keidealan 99% dan termasuk kategori “baik sekali”, hasil

optimasi memiliki nilai 3 dan 4 dengan keterangan argumen yang disusun lengkap

dan hasil uji keterlaksanaan dari seluruh kegiatan praktikum dengan

menggunakan buku penuntun yang dikembangkan memiliki rerata PKP yaitu 98%

dengan kriteria “hampir seluruh kegiatan terlaksana”. Berdasarkan hasil

penelitaian di atas, buku penuntun praktikum sistem gerak pada manusia

dinyatakan valid dan praktis.

Kata kunci: argument-Driven Inquiry (ADI), buku penuntun praktikum, sistemgerak pada manusia

PENGEMBANGAN BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEM GERAK

PADA MANUSIA DENGAN MODEL ARGUMENT-DRIVEN INQUIRY

(ADI) UNTUK SISWA SMP KELAS VIII

DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

UUN FEBRIYANI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 30 Juli 1995 di Desa

Pujodadi, Kecamatan Pardasuka, Kabupaten Pringsewu,

merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan

Bapak Untung Waluyo, S.Pd. dengan Ibu Bariyah, M.Pd.

Alamat penulis yaitu di Desa Pujodadi, Kecamatan

Pardasuka, Kabupaten Pringsewu. Nomor telepon penulis

yaitu 085789558202.

Penulis mengawali pendidikan formal di TK Aisyah Ambarawa pada tahun 2000-

2001, SD Negeri 4 Pujodadi yang diselesaikan pada tahun 2007. Pada tahun yang

sama yaitu 2007, penulis diterima di MTs Negeri 1 Pringsewu, dan diselesaikan

pada tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis diterima di SMA Negeri 2

Pringsewu yang diselesaikan tahun 2013.

Tahun 2013 penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan pendidikan MIPA Program Studi pendidikan

Biologi melalui jalur undangan SBMPTN. Penulis melaksanakan kegiatan Kuliah

Kerja Nyata (KKN) di Kotagajah dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di

SMP Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah pada tahun 2016. Penulis juga

menjadi peserta lomba Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-30 di

viii

Makassar pada tahun 2017, serta melaksanakan penelitian di SMP Negeri 13

Bandar Lampung untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan/S. Pd pada tahun 2018.

ix

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, segala puji untuk Mu ya Rabb atas segalakemudahan, limpahan rahmad, rezeki, dan karunia yang Engkau berikan selama

ini. Teriring doa, rasa syukur dan segala kerendahan hati.Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya ini untuk orang-

orang yang selalu berharga dalam hidupku:

Ayahku (Untung Waluyo, S.Pd.) dan Ibuku (Bariyah, M.Pd)Untuk ayah yang selalu berusaha dengan sepenuh hatinya demi keluarganya,

untuk ayah yang jasanya tidak akan pernah tergantikan sampai kapanpun,terimakasih ayahku atas segala perjuanganmu. Untuk ibuku yang sangat baikhati, untuk semua pengorbananmu, semua kasih sayangmu, semua doa-doamu,

semua nasehatmu, dan semua kesabaranmu untukku, untuk semua jasamuterimakasihku ibu

Adikku, Destiana Fuanda Ashari serta seluruh keluargabesarku tersayang

Untuk adikku yang menjadi alasanku untuk berjuang, terimakasih atas semangatyang telah diberikan. Saudara-saudaraku yang selalu menghiburku dan

memberikan motivasi untukku. Terimakasih untuk segala cinta, kasih sayang yangkalian berikan

Kawan-kawanku seperjuangan Pendidikan Biologi 2013Terimakasih untuk persahabatan, kekeluargaan, dan candatawa kita selama ini,

terimakasih untuk setiap waktu yang kita lewati bersama, semoga kita akanmenjadi kawan untuk kemarin dan juga esok

Para Pendidikku (Guru dan Dosen)Terimakasih atas bimbingan, pembelajaran, dan kasih sayang yang diberikanpadaku hingga aku dapat memiliki kesempatan untuk memperoleh ilmu yang

sangat berharga ini.

Almamaterku tercinta.Universitas Lampung

x

MOTTO

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kamu. Dan boleh

jadi kamu mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kamu. Allah Maha

mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui”.

(Al-Baqarah: 216)

“Kaca, porselen dan nama baik, adalah sesuatu yang gampang sekali pecah, dan

tak akan dapat direkatkan kembali tanpa meninggalkan bekas yang nampak”.

(Thomas Hardy)

“Manusia tidak merancang untuk gagal, mereka gagal untuk merancang”.

(William J. Siegel)

“Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putus-nya dipukul

ombak. Ia tidak saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia menenteramkan amarah ombak

dan gelombang itu”.

(Jalinus At Thabib)

xii

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA

FKIP Universitas Lampung. Penelitian skripsi ini merupakan bagian dari

penelitian produk terapan yang didanai oleh Simlitabmas Ristekdikti tahun 2017

yang berjudul:

“Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Model Argument-Driven Inquiry

(ADI) dan Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Argumentasi, Keterampilan

Berfikir Kritis, dan Pemahaman Konsep IPA SMP Siswa Berkemampuan

Akademik Berbeda di Kota Bandar Lampung”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan

dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung yang telah memberikan dukungan, sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik;

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas

Lampung yang telah memberikan motivasi, sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan;

xiii

3. Ibu Berti Yolida, S.Pd, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Biologi yang telah memberikan nasehat dan motivasinya, sehingga skripsi ini

dapat selesai;

4. Ibu Dr. Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si., selaku Pembimbing Akademik

sekaligus Pembimbing I yang telah memberikan saran, bimbingan, dan

motivasi hingga skripsi ini dapat selesai dengan baik;

5. Ibu Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah

memberikan saran, bimbingan, dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;

6. Bapak Dr. Arwin Surbakti, M. Si., selaku Pembahas & Validator yang telah

memberikan saran-saran perbaikan dan motivasi yang sangat berharga;

7. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung yang telah mendidik dan memberikan

pengetahuan selama penulis menempuh pendidikan;

8. Bapak Dr. Tri Jalmo, M.Si., Ibu Dr. Herpratiwi, M.Pd., Ibu Yeni Erikania,

S.Pd., Ibu Nani Hartati, S.Pd., dan Ibu Dwi Wahyuni, S.Pd., selaku validator

yang telah menilai dan memberi masukan berupa saran hingga buku penuntun

praktikum yang dikembangkan menjadi lebih baik.

9. Kepala SMP Negeri 13 Bandar Lampung, Kepala SMP Negeri 22 Bandar

Lampung, seluruh dewan guru, guru mitra, staf, dan siswa-siswi kelas VIII-I

SMP Negeri 13 Bandar Lampung atas kerjasama yang baik selama penelitian

berlangsung;

10. Rekan-rekan Tim Skripsi yang telah bersama-sama berjuang menyelesaikan

skripsi;

11. Rekan-rekan PPL SMPN 1 Kotagajah dan KKN Sritejokencono yang telah

xiv

memberikan pengalaman, pembelajaran dan kekeluargaan yang berharga;

12. Rekan-rekan Biologi angkatan 2013, kakak dan adik tingkat Pendidikan

Biologi FKIP UNILA atas persahabatan yang kalian berikan;

13. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, Alhamdulillahirobbil’alamiin skripsi ini telah selesai dengan baik dan

semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.

Aamiin.

Bandar Lampung, Februari 2018Penulis

Uun Febriyani

xv

DAFTAR ISI

HalamanCOVER LUAR................................................................................................ iABSTRAK ...................................................................................................... iiCOVER DALAM ........................................................................................... ivMENYETUJUI ............................................................................................... vLEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... viRIWAYAT HIDUP......................................................................................... viiPERSEMBAHAN........................................................................................... ixMOTTO........................................................................................................... xPERNYATAAN .............................................................................................. xiSANWACANA................................................................................................ xiiDAFTAR ISI................................................................................................... xvDAFTAR TABEL........................................................................................... xviiDAFTAR GAMBAR...................................................................................... xixDAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xx

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang ..................................................................................... 1B. Rumusan Masalah ................................................................................ 9C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 10D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 11E. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 12

II. TINJAUAN PUSTAKAA. Karakteristik IPA .................................................................................. 14B. Model Argument-Driven Inquiry (ADI) .............................................. 18C. Buku Penuntun Praktikum Sebagai Bahan Ajar ................................... 21D. Tinjauan Materi Sistem Gerak pada Manusia ...................................... 23E. Kerangka Pikir ..................................................................................... 28

III. METODE PENELITIANA. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 32B. Subyek Penelitian ................................................................................. 32C. Racangan Penelitian ............................................................................. 32D. Prosedur Penelitian................................................................................ 33E. Instrumen Penelitian ............................................................................ 39F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 41G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 45

xvi

IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian .................................................................................... 47B. Pembahasan .......................................................................................... 86

V. SIMPULAN DAN SARANA. Simpulan .............................................................................................. 100B. Saran . ................................................................................................... 101

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 103

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman1. Kriteria Rentang Skor Validasi ............................................................ 42

2. Kriteria Rentang Skor Angket.............................................................. 43

3. Penilaian Argumen Menurut Model Toulmin Berdasarkan KerangkaKerja Inch ............................................................................................ 43

4. Pengamatan pada Lembar Observasi Optimasi Buku PenuntunPraktikum ............................................................................................ 44

5. Interpretasi Keterlaksanaan Prosedur Praktikum ................................ 45

6. Hasil Analisis Angket dan Wawancara terhadap 25 Guru IPA SMPNegeri dan Swasta di Kota Bandar Lampung yang MenerapkanKurikulum 2013 ................................................................................... 48

7. Hasil Wawancara terhadap 12 Guru SMP/Mts Negeri dan Swasta diKota Bandar Lampung yang Mengajar Kelas VIII .............................. 49

8. Hasil Uji Optimasi Praktikum di Laboratorium denganMenggunakan Buku Penuntun Praktikum Sistem Gerak padaManusia ................................................................................................ 70

9. Perolehan Skor Optimasi Buku Penuntun Praktikum Sistem Gerakpada Manusia di SMP Negeri 13 Bandar Lampung............................. 72

10. Hasil Tanggapan Validator Terhadap Buku Penuntun PraktikumSistem Gerak pada Manusia................................................................. 73

11. Hasil Validasi Ahli Terhadap Buku Penuntun Praktikum SistemGerak pada Manusia............................................................................. 75

12. Hasil Validasi Praktisi Terhadap Buku Penuntun Praktikum SistemGerak pada Manusia............................................................................. 78

13. Hasil Respon Siswa Terhadap Keterbacaan Buku PenuntunPraktikum Sistem Gerak pada Manusia ............................................... 80

xviii

14. Hasil Keterlaksanaan Prosedur Praktikum dengan MenggunakanLKP Tulang.......................................................................................... 82

15. Hasil Keterlaksanaan Prosedur Praktikum dengan MenggunakanLKP Sendi ............................................................................................ 83

16. Hasil Keterlaksanaan Prosedur Praktikum dengan MenggunakanLKP Otot .............................................................................................. 84

17. Hasil Keterlaksanaan Prosedur Praktikum dengan MenggunakanLKP Kelainan pada Tulang .................................................................. 85

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman1. Kerangka Pikir ..................................................................................... 31

2. Alur Penelitian ..................................................................................... 38

3. Komponen Lembar Kerja Praktikum (LKP) Otot pada Buku Siswa... 51

4. Komponen Lembar Kerja Praktikum (LKP) Otot yang ditulis oleh

Guru ..................................................................................................... 52

5. Visualisasi Sampul Buku ..................................................................... 65

6. LKP-03 (Lembar Kerja Praktikum)-ADI............................................. 66

7. Lanjutan LKP-03 (Lembar Kerja Praktikum)-ADI.............................. 67

8. Lanjutan LKP-03 (Lembar Kerja Praktikum)-ADI.............................. 67

9. Lanjutan LKP-03 (Lembar Kerja Praktikum)-ADI.............................. 68

10. Lanjutan LKP-03 (Lembar Kerja Praktikum)-ADI.............................. 68

11. Lanjutan LKP-03 (Lembar Kerja Praktikum)-ADI.............................. 69

12. Lanjutan LKP-03 (Lembar Kerja Praktikum)-ADI.............................. 69

13. Perbaikan Judul Praktikum pada LKP-03 ADI .................................... 73

14. Perbaikan Gambar Otot pada LKP-03 ADI ......................................... 74

15. Miskonsepsi Materi Pendahuluan pada LKP-01 ADI.......................... 74

16. Perbaikan Kata pada Materi Pendahuluan pada LKP-01..................... 74

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. INSTRUMEN STUDI PENDAHULUANA. Kisi-Kisi Angket dan Wawancara Guru...................................................... 107B. Lembar Angket Guru................................................................................... 109C. Lembar Wawancara Guru ........................................................................... 116D. Kisi-Kisi Angket dan Wawancara Siswa .................................................... 120E. Lembar Angket Siswa ................................................................................. 122F. Lembar Wawancara Siswa .......................................................................... 125G. Lembar Observasi Pembelajaran................................................................. 128H. LKP BSE ..................................................................................................... 130I. LKP Buatan Guru........................................................................................ 131

2. INSTRUMEN PENELITIANA. Kisi-Kisi Angket Validasi ........................................................................... 132B. Lembar Angket Validasi Pengembangan Buku Penuntun Praktikum......... 133C. Kisi-Kisi Angket Keterbacaan Siswa .......................................................... 136D. Lembar Angket Keterbacaan Siswa ............................................................ 137E. Lembar Pernyataan ..................................................................................... 139F. Kisi-Kisi Lembar Observasi Keterlaksanaan Kegiatan Praktikum ............. 140G. Lembar Observasi Keterlaksanaan Kegiatan Praktikum............................. 141

3. PERANGKAT PEMBELAJARANA. Silabus ......................................................................................................... 143B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................................. 146

4. HASIL ANALISIS ANGKET, WAWANCARA, DAN OBSERVASIPEMBELAJARAN

A. Hasil Analisis Angket Guru ........................................................................ 165B. Hasil Analisis Wawancara Guru ................................................................. 172C. Hasil Analisis Angket Siswa ....................................................................... 178D. Hasil Analisis Wawancara Siswa ................................................................ 180E. Hasil Observasi Pembelajaran..................................................................... 182

5.HASIL OPTIMASI DAN HASIL VALIDASI (AHLI, PRAKTISI, DANSISWA)A. Hasil Optimasidi Laboratorium................................................................... 184B. Hasil Uji Validasi Ahli ................................................................................ 186C. Hasil Uji Validasi Praktisi ........................................................................... 202

Halaman

xxi

D. Hasil Uji Keterbacaan Siswa....................................................................... 218

6. HASIL UJI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARANA. Hasil Uji Keterlaksanaan Tulang ................................................................ 222B. Hasil Uji Keterlaksanaan Sendi................................................................... 227C. Hasil Uji Keterlaksanaan Otot..................................................................... 232D. Hasil Uji Keterlaksanaan Kelainan pada Tulang ........................................ 237

7. DOKUMENTASI PENELITIANA. Kegiatan Optimasi ....................................................................................... 242B. Kegiatan Lapangan...................................................................................... 244

1

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dunia pendidikan di Abad 21 ini dicirikan dengan adanya

pertautan antar lintas bidang ilmu. Dengan adanya perkembangan teknologi,

maka akan muncul bidang ilmu baru seperti: kimiafisik, biokimia, biofisika,

dan bioteknologi. Hal ini merupakan tantangan yang harus dihadapi dalam

dunia pendidikan. Memasuki era globalisasi saat ini, perkembangan didunia

pendidikan semakin pesat. Ilmu pengetahuan yang diajarkan semakin

berkompeten dan berbobot. Pernyataan tersebut selaras dengan pendapat

Gibson (1997 dalam Sudarisman, 2015: 29) bahwa tantangan yang terjadi pada

era globalisasi ditandai oleh adanya hiperkompetisi. Kompleksitas

permasalahan dunia global, persaingan bebas, serta situasi ketidakpastian ini

merupakan peluang sekaligus tantangan yang harus dihadapi oleh setiap

individu untuk bertahan hidup dan beradaptasi dengan baik di masa sekarang.

Salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk menghadapi adanya kompetisi

persaingan di era globalisasi adalah menciptakan Sumber Daya Manusia

(SDM) yang berkualitas dan mampu beradaptasi yakni memiliki pemahaman

IPTEK yang tinggi dan beragam keterampilan yang mampu mendukung

dirinya dalam menghadapi persaingan yang terjadi dimasa sekarang, misalnya

keterampilan berfikir kritis, keterampilan memecahkan masalah, dan

2

keterampilan dalam berkomunikasi yang baik. Melalui dunia pendidikan,

kualitas dan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) dapat ditingkatkan.

Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang kemajuan

bangsa di masa depan. Melalui pendidikan manusia sebagai subjek

pembangunan dapat dididik, dibina dan dikembangkan potensi-potensinya.

Pembenahan dan peningkatan mutu pendidikan sangat penting untuk

dilakukan, sehingga intelektualitas yang dimiliki SDM dapat ditingkatkan.

Oleh karena itu, untuk mencapai proses tersebut diperlukan pendidik yang

dapat memberikan keteladanan, membangun kemauan dan mengembangkan

potensi serta kreativitas peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah

pergeseran dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Sehingga

dalam proses pembelajaran yang dilakukan harus interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi

aktif dalam segala bidang dan menjadi bibit unggul dimasa yang akan datang

(BSNP, 2007: 14).

Kurikulum 2013 menegaskan bahwa kegiatan pembelajaran dilaksanakan

dengan pendekatan saintifik. Pendekatan ini memuat lima jenis kegiatan di

dalamnya yaitu: mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan

mengkomunikasikan (Emanuela, 2015: 270). Pembelajaran sains tidak terlepas

dengan kegiatan ilmiah, dimana peserta didik melakukan pengamatan tentang

fenomena alam. Dengan hal tersebut, akan muncul pertanyaan yang

mendorong siswa untuk melakukan percobaan, penyelidikan, atau penemuan.

Hasil dari penyelidikan, percobaan, atau penemuan yang dilakukan kemudian

harus dikomunikasikan dengan baik. Rangkaian belajar tersebut merupakan

3

gambaran dari pembelajaran berpusat pada siswa, sehingga siswa aktif dalam

belajar. Hal ini sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional seperti yang tertuang

dalam Undang Undang No. 20 Tahun 2003, bahwa Pendidikan Nasional

berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab (Handayani dkk, 2014: 69).

Berdasarkan hasil analisis angket dan wawancara terhadap 25 guru IPA SMP

Negeri dan Swasta di Kota Bandar Lampung yang menerapkan Kurikulum

2013, diketahui bahwa pemahaman sebagian besar (85%) guru tentang

pendekatan saintifik sudah baik. Namun demikian, berdasarkan hasil observasi

terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan pada bulan Oktober sampai

dengan November 2016, diketahui bahwa aplikasi atau penerapan pendekatan

saintifik belum dilaksanakan secara optimal oleh guru. Pernyataan tersebut

didukung oleh hasil persentasi observasi video yang telah dilakukan. Hasil dari

observasi video menunjukan bahwa, guru yang telah menerapkan proses 5M

didalam kelas dengan urutan logis yaitu sebanyak 5%, sedangkan guru yang

telah menerapkan proses 5M didalam kelas tetapi dengan tahapan yang tidak

lengkap adalah 45%, dan guru yang tidak menerapkan proses 5M didalam

kelas yakni 50%. Sebagian besar guru masih menggunakan metode ceramah,

diskusi, dan tanya jawab.

4

Berdasarkan hasil analisis angket dan wawancara terhadap 1.100 siswa

menunjukan bahwa metode pembelajaran yang digunakan oleh guru lebih

banyak menggunakan ceramah, dibandingkan metode yang lain seperti:

eksperimen, demonstrasi, dan inkuiri. Dengan demikian, pembelajaran masih

bersifat konvensional karena masih berpusat pada guru. Sementara siswa pasif

dalam belajar.

Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat, sehingga dapat

membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam

tentang dirinya dan alam sekitar (BSNP, 2006: 167). Biologi sebagai salah satu

bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami

konsep dan proses sains, sehingga siswa perlu dibantu untuk mengembangkan

sejumlah keterampilan proses supaya mereka mampu menjelajahi dan

memahami alam sekitar. Sesuai dengan Permendikbud Nomor 22 (2016: 3)

tentang standar proses, sedikitnya terdapat 4 model yang dapat diterapkan oleh

guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik.

Untuk memperkuat pendekatan saintifik, perlu diterapkan pembelajaran

berbasis penelitian yakni Inquiry Learning dan Discovery Learning, serta untuk

meningkatkan keterampilan peserta didik dalam menghasilkan karya

konstektual, sangat disarankan untuk menggunakan pendekatan pembelajaran

yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah yaitu Project Based

Learning dan Problem Based Learning.

Pembelajaran IPA di Indonesia khususnya pada kemampuan berargumentasi

masih tergolong rendah. Hal ini sesuai dengan Kemendikbud (2012: 37)

5

berdasarkan hasil survey TIMMS dan PIRLS menunjukkan bahwa 40% siswa

SMP di Indonesia memiliki kemampuan reasoning dalam kategori rendah.

Hasil tersebut bersesuaian dengan hasil tes kemampuan argumentasi ilmiah

yang dilakukan di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung pada materi gaya

dan gerak, hasilnya menunjukkan lebih dari 50% siswa tidak mampu

memberikan argumentasi dalam menjawab persoalan sains mengenai materi

gaya dan gerak. Hanya sedikit siswa mampu memberikan argumentasi dalam

menjawab persoalan tersebut namun tidak dilandasi oleh teori/konsep dan

alasan yang relevan (Ginanjar, 2014: 2). Meskipun umumnya pembelajaran

IPA di kelas lebih menekankan pada kerja praktek, akan tetapi dalam

pembelajaran IPA keterampilan berkomunikasi melalui serangkaian wacana

ilmiah seperti diskusi dan argumentasi, serta memberikan alasan untuk mencari

dukungan merupakan proses yang sangat penting (Briker & Bell, 2008: 55).

Konsep-konsep yang diajarkan dalam IPA bukan sebagai konsep ’’jadi’’ yang

harus diterima begitu saja oleh siswa, namun dibelajarkan melalui konstruksi

wacana argumentatif yang merupakan esensi praktek inkuiri ilmiah. Melalui

proses inkuiri ilmiah, proses pembelajaran semakin difokuskan untuk

memberikan kesempatan kepada siswa dalam menggunakan keterampilan

berpikir secara ilmiah, berargumentasi dengan baik, dan terlibat langsung

dalam belajar (Driver, dkk, 2000: 289).

Salah satu model pembelajaran berbasis inkuiri adalah Argument-Driven

Inquiry (ADI). ADI adalah model yang digunakan dalam pembelajaran dan

mampu mengajarkan siswa untuk belajar bagaimana berpartisipasi aktif dalam

6

proses belajar dan menggunakan ide-ide untuk membangun konsep dalam

mempelajari ilmu pengetahuan alam. Tahapan-tahapan pembelajaran di dalam

ADI, terdiri atas identifikasi tugas, pengumpulan data, produksi argumen

tentatif, sesi interaktif argumentasi, penyusunan laporan penyelidikan, review

laporan, revisi laporan, dan diskusi reflektif. Tahapan tersebut dilakukan untuk

mencapai tiga aspek penting yang terdapat dalam pembelajaran dengan model

ADI, yaitu: 1) kemampuan siswa menggunakan penjelasan ilmiah dalam

pemecahan masalah, 2) menghasilkan penjelasan ilmiah dan argumentasi, 3)

berpartisipasi aktif dalam melakukan praktek ilmiah dan diskusi.

Rangkaian kegiatan pembelajaran yang tertuang pada model ADI sengaja

dirancang agar siswa dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan ilmiah, mencari

pengalaman yang luas, menerima umpan balik dari seluruh proses penyelidikan

yang dilakukannya. Oleh karena itu, model ADI di kombinasikan dengan

kegiatan laboratorium melalui praktikum. Melalui kegiatan praktikum, siswa

lebih ditekankan untuk berperan layaknya ilmuan yang melakukan penelitian

sains dan melaksanakan penyelidikan, sehingga segala proses pembelajaran

yang dilakukan siswa mampu memberikan pengalaman belajar yang dapat

meningkatkan pengetahuannya (Sampson & Gleim, 2009: 466-470).

Kegiatan laboratorium merupakan bidang penting yang diperlukan untuk

pendidikan biologi. Peserta didik dapat menunjukkan keterampilan berpikir

tingkat tinggi dalam kegiatan laboratorium berjenis inkuiri dengan berperan

aktif dalam melakukan percobaan, merancang prosedur percobaan, dan

menentukan pengamatan yang tepat serta membentuk kesimpulan ilmiah yang

7

didasarkan pada temuannya. pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat

Kadayifcia, dkk. (2012: 802) bahwa peserta didik dapat menghasilkan

argumentasi ilmiah di laboratorium dengan mencari jawaban atas pertanyaan

penelitian terbuka yang diberikan kepada mereka melalui eksperimen.

Keberhasilan dan keefektifan dalam melaksanakan kegiatan ilmiah yaitu

praktikum, sangat ditunjang dengan adanya buku penuntun praktikum. Buku

penuntun praktikum merupakan salah satu bahan pembelajaran yang berisi

tentang pelaksanaan kegiatan-kegiatan praktikum dan berisi prosedur

praktikum, sehingga dapat membantu guru dan peserta didik dalam kelancaran

proses kegiatan praktikum. Digunakannya buku petunjuk praktikum dalam

kegitan praktek laboratorium bertujuan untuk mencegah dan mengurangi

dampak negatif yang ditimbulkan selama pelaksanaan praktikum. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Salirawati (2010: 5) bahwa penggunaan buku

petunjuk praktikum sangat besar peranannya dalam proses pembelajaran IPA.

Oleh karenanya, penuntun praktikum yang digunakan siswa dalam belajar

harus berkualitas baik dari segi konten isi maupun prosedur yang tertuang

didalamnya.

Materi sistem gerak pada manusia dalam pelajaran IPA SMP kelas 8 dalam

Kurikulum 2013 membahas mengenai struktur dan fungsi dari tulang, sendi,

otot, serta macam-macam gangguan dan upaya menjaga kesehatan sistem

gerak. Materi tersebut sulit untuk diamati secara langsung oleh peserta didik,

sedangkan pelaksanaan pembelajaran materi sistem gerak pada manusia masih

sering dilakukan secara tekstual (mengacu pada buku teks pembelajaran).

8

Pernyataan tersebut didukung oleh hasil wawancara terhadap 12 guru dari 25

sekolah SMP/MTs Negeri dan Swasta di Kota Bandar Lampung yang mengajar

kelas VIII, diketahui bahwa selama ini penuntun praktikum sistem gerak pada

manusia yang digunakan adalah buku siswa sebanyak 92% dan LKS yang

disusun oleh guru yakni 8%. Berdasarkan hasil persentasi tersebut, diketahui

bahwa penuntun praktikum yang digunakan oleh guru tidak berbasis Model

Pembelajaran ADI. Hal tersebut didukung oleh hasil analisis angket yang

menunjukan bahwa belum pernah ada guru di SMP/MTs Negeri dan Swasta di

Kota Bandar Lampung yang menggunakan Model ADI, dan belum ada

pembuatan penuntun praktikum yang sesuai dengan model tersebut.

Khususnya untuk melakukan kegiatan praktikum yang berbasis keterampilan

proses sains, penggunaan bahan ajar penting sebagai penunjang dalam proses

pembelajaran IPA untuk mendapatkan pengalaman belajar berupa keterampilan

sains. Oleh sebab itu, penuntun praktikum sebaiknya disusun sesuai dengan

model pembelajaran yang digunakan dan berbasis keterampilan proses sains.

Pernyataan tersebut selaras dengan pernyataan Zulaiha, dkk (2014: 87)

menyatakan bahwa, pengembangan buku penuntun praktikum berbasis

keterampilan proses sains tepat untuk dilakukan, karena untuk mendukung

proses belajar mengajar IPA lebih ditekankan pada pendekatan keterampilan

proses, hingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-

konsep, teori-teori dan sikap ilmiah siswa itu sendiri yang akhirnya dapat

berpengaruh positif terhadap kualitas belajarnya.

9

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, bahwa penuntun

praktikum sangat penting guna meningkatkan keberhasilan dalam kegiatan

praktikum. Dengan harapan dapat meningkatkan keterampilan berargumentasi

dan mengetahui kelayakan penuntun praktikum yang akan dikembangkan,

maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul

“Pengembangan Buku Penuntun Praktikum Sistem Gerak pada Manusia

dengan Model Argument-Driven Inquiry (ADI) untuk Siswa SMP Kelas VIII di

Kota Bandar Lampung”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat

dirumuskan masalah secara umum dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik penuntun praktikum sistem gerak pada manusia

yang dipakai oleh sebagian besar guru SMP di Kota Bandar Lampung dan

yang dikembangkan dengan model ADI untuk siswa SMP kelas VIII ?

2. Bagaimana kondisi optimum alat, bahan, dan prosedur praktikum sistem

gerak pada manusia?

3. Bagaimana keterlaksanaan prosedur praktikum dengan menggunakan buku

penuntun praktikum sistem gerak pada manusia dengan model ADI untuk

siswa SMP kelas VIII?

4. Bagaimana penilaian pendidik terhadap buku penuntun praktikum sistem

gerak pada manusia dengan model ADI untuk siswa SMP kelas VIII?

5. Bagaimana keterbacaan peserta didik terhadap buku penuntun praktikum

sistem gerak pada manusia dengan model ADI untuk siswa SMP kelas VIII?

10

6. Bagaimana validitas dan praktikalitas buku penuntun praktikum sistem

gerak pada manusia dengan model ADI untuk siswa SMP kelas VIII yang

telah dikembangkan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

1. Karakteristik penuntun praktikum sistem gerak pada manusia yang dipakai

oleh sebagian besar guru SMP di Kota Bandar Lampung dan yang

dikembangkan dengan model ADI untuk siswa SMP kelas VIII.

2. Kondisi optimum alat, bahan, dan prosedur praktikum sistem gerak pada

manusia

3. Keterlaksanaan prosedur praktikum dengan menggunakan buku penuntun

praktikum sistem gerak pada manusia dengan model ADI untuk siswa SMP

kelas VIII.

4. Penilaian pendidik terhadap buku penuntun praktikum sistem gerak pada

manusia dengan model ADI untuk siswa SMP kelas VIII.

5. Keterbacaan peserta didik terhadap buku penuntun praktikum sistem gerak

pada manusia dengan model ADI untuk siswa SMP kelas VIII.

6. Validitas dan praktikalitas buku penuntun praktikum sistem gerak pada

manusia dengan model ADI untuk siswa SMP kelas VIII yang telah

dikembangkan.

11

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi banyak manfaat diantaranya

yaitu:

1. Bagi peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman berharga dalam

mengembangkan buku penuntun praktikum sistem gerak pada manusia

dengan model ADI sehingga peneliti dapat melakukan perbaikan dalam

proses pembelajara nantinya ketika menjadi seorang guru.

2. Bagi siswa

Buku penuntun praktikum sistem gerak pada manusia dengan model ADI

yang telah dikembangkan dapat membantu siswa dalam meningkatkan

pemahaman dan melatih kemampuan argumentasi siswa dalam belajar.

3. Bagi guru

Buku penuntun praktikum sistem gerak pada manusia dengan model ADI

yang telah dikembangkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi

guru untuk digunakan pada kegiatan praktikum di sekolah.

4. Bagi Peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi peneliti

lain dan memudahkannya jika ingin melakukan penelitian terkaitan dengan

pengembangan buku penuntun praktikum sistem gerak pada manusia

dengan model ADI.

12

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran dalam penelitian ini, maka

peneliti membatasi ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

1. Pengembangan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk

menyempurnakan produk yang sudah ada. Pada penelitian ini yang

dikembangkan adalah penuntun praktikum dengan menggunakan prosedur

4-D, yakni Define (pendefinisian), Design (perencanaan), Development

(pengembangan), dan Desseminate (penyebaran).

2. Model ADI merupakan model pembelajaran yang memiliki karakteristik

dalam mengembangkan argumentasi siswa melalui penyelidikan sehigga

dapat memberikan siswa kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam proses

belajar. Tahapan-tahapan pembelajaran di dalam ADI yang akan diterapkan

dalam penelitian ini, terdiri atas identifikasi tugas, pengumpulan data,

produksi argument tentatif, sesi interaktif argumentasi, penyusunan laporan

penyelidikan.

3. Buku penuntun praktikum yang akan dikembangkan berisikan pendahuluan,

tujuan, pertanyaan penelitian, langkah kerja, argumen, sesi argumentasi, dan

laporan. Buku penuntun praktikum yang dikembangkan akan digunakan

oleh pendidik dan peserta didik dalam melaksanakan kegiatan praktikum di

laboratorium.

4. Materi yang dikaji dalam penelitian ini adalah sistem gerak pada manusia

yang tercantum pada kompetensi dasar 3.1 yakni memahami gerak pada

makhluk hidup, sistem gerak pada manusia, dan upaya menjaga kesehatan

sistem gerak.

13

5. Buku penuntun praktikum sistem gerak pada manusia dengan model ADI

dapat digunakan dalam pembelajaran, sehingga dapat mengembangkan

argumen siswa melalui penyelidikan (Ginanjar, 2014: 59).

6. Validitas dan praktikalitas buku penuntun praktikum yang dikembangkan

akan ditentukan berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan oleh validasi

ahli dan praktisi. Adapun validator terdiri dari tiga dosen ahli biologi

dengan kriteria menyandang gelar S3, serta tiga orang praktisi yaitu guru

yang mengajar IPA di SMP dengan kriteria yakni menyandang gelar S1

jurusan biologi. Serta hasil uji praktikalitas yang dilakukan oleh siswa SMP

kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung.

14

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Karakteristik IPA

Pembelajaran adalah proses interaksi yang terjadi antara peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada situasi pendidikan. Pembelajaran merupakan

suatu usaha yang sengaja dirancang dengan terarah dan bertujuan agar orang

lain dapat memperoleh pengalaman yang bermakna sehingga menjadi faktor

yang sangat penting dalam kehidupan (BSNP, 2006: 30). Pembelajaran IPA

yang ditempuh pada jenjang sekolah menengah diharapkan dapat menjadi

wahana edukatif bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam

sekitar serta proses pengembangan lebih lanjut dalam penerapannya di

kehidupan sehari-hari. Penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik

baiknya tentang proses belajar siswa, agar dapat memberikan bimbingan dan

menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi siswa sehingga

tercipta pembelajaran yang mampu meningkatkan pemahaman dan

keterampilan siswa (Hamalik, 2010: 36).

Menyelaraskan pembelajaran yang sesuai tuntutan zaman saja belum menjamin

keberhasilan suatu tujuan belajar dengan maksimal. Kegagalan pencapaian

suatu tujuan pembelajaran disebabkan oleh banyak hal, dua diantaranya adalah

kurangnya pemahaman guru tentang karakteristik bidang ilmu yang diajarkan

serta ketidaktahuan guru tentang hakikat bagaimana bidang ilmu tersebut

15

dibelajarkan. Harlen (2002, dalam Sudarisman, 2015: 31) menyatakan bahwa

guru dalam mengajar harus sesuai dengan bidang ilmu yang dikuasai serta

harus memahami karakteristik dan hakikat apa yang sedang diajarkannya,

sehingga dapat menciptakan proses pembelajaran yang sesuai dengan

kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat

Tomo (2003: 24) bahwa pemahaman guru tentang hakikat sains merupakan hal

yang mendasar dalam menunjang pembelajaran yang berkompeten dan

berpotensial dalam memberikan peningkatan terhadap proses dan hasil belajar

sains di sekolah. Pemahaman tentang karakteristik materi dan hakikat

pembelajaran sangat penting, sebab berkaitan erat dengan bagaimana kesiapan

seorang guru dalam menyiapkan perangkat pembelajaran termasuk

menentukan pengalaman belajar yang harus dimiliki peserta didik, pemilihan

strategi pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, serta penilaian proses

dan hasil belajar.

IPA sebagai ilmu memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan dengan ilmu-ilmu

yang lain. IPA merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang mempelajari

makhluk hidup dan kehidupannya dari berbagai aspek persoalan dan tingkat

organisasinya. Produk ilmu dalam biologi berwujud kumpulan fakta-fakta

maupun konsep-konsep sebagai hasil dari proses keilmuan biologi

(Yustiningtyas, 2015: 7). Oleh karena itu, dalam membelajarkan IPA harus

disesuaikan dengan hakikat dan karakteristik pembelajaran biologi, sehingga

ketercapaian hasil belajar yang dilaksanakan dapat maksimal. Carin (1997,

dalam Sudarisman, 2015: 31) menyatakan bahwa IPA pada hakikatnya

mengandung 4 unsur yaitu: proses (scientific processes), produk (scientific

16

knowledge), sikap (scientific attitudes), dan teknologi. Proses yang terdapat

dalam IPA mengandung arti cara penerapan atau aktivitas ilmiah untuk

menggambarkan fenomena alam hingga diperoleh produk sains berupa fakta,

prinsip, hukum, atau teori. Apabila ditinjau dari aspek materinya, biologi

mengkaji tentang makhluk hidup, lingkungan dan hubungan antara keduanya.

Materi IPA tidak hanya berhubungan dengan fakta-fakta ilmiah tentang

fenomena alam yang konkret, tetapi juga berkaitan dengan hal-hal atau obyek

yang abstrak seperti: proses-proses metabolisme kimiawi dalam tubuh. Sifat

obyek materi yang dipelajari dalam IPA sangat beragam, baik ditinjau dari

ukuran misal makroskopis, mikroskopis (bakteri atau virus yang bersifat

pathologi), bahasa (penggunaan bahasa Latin dalam nama ilmiah). Dengan

demikian, untuk merancang pembelajaran IPA diperlukan berbagai alat dukung

seperti penggunaan media pembelajaran dengan sarana laboratorium.

Laboratorium merupakan tempat yang digunakan untuk melakukan kegiatan

ilmiah. Pentingnya dalam proses pembelajaran yakni dengan adanya

laboratorium dapat memfasilitasi siswa untuk melakukan penyelidikan guna

melatih dan meningkatkan keterampilan dalam belajar IPA. Hal ini sangat

berkaitan dengan karakteristik Kurikulum 2013 revisi, dimana berlangsungnya

proses pembelajaran harus didasarkan dengan adanya pendekatan saintifik.

Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang dapat menjadikan

pembelajaran lebih aktif dan tidak membosankan, siswa dapat mengonstruksi

pengetahuan dan keterampilannya melalui fakta-fakta yang ditemukan dalam

penyelidikan di lapangan guna pembelajaran. Selain itu, dengan pembelajaran

17

berbasis pendekatan saintifik ini, siswa didorong lebih mampu dalam

mengobservasi, bertanya, bernalar, dan mengomunikasikan atau

mempresentasikan hal-hal yang dipelajari dari fenomena alam ataupun

pengalaman langsung (Emanuela, 2015: 270). Bidang IPA menyediakan

berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains,

sehingga siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan

proses supaya mereka mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar. Sesuai

dengan Permendikbud Nomor 22 (2016: 3) tentang standar proses, sedikitnya

terdapat 4 model yang dapat diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan saintifik. Untuk memperkuat pendekatan

saintifik, perlu diterapkan pembelajaran berbasis penelitian yakni Inquiry

Learning dan Discovery Learning, serta untuk meningkatkan keterampilan

peserta didik dalam menghasilkan karya konstektual, sangat disarankan untuk

menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis

pemecahan masalah yaitu Project Based Learning dan Problem Based

Learning.

Pendekatan saintifik menuntut siswa untuk memiliki keterampilan ilmiah serta

berperan aktif dalam proses belajar, sehingga sangat diperlukan dalam

pembelajaran IPA, dikarenakan berkesesuaian dengan karakteristik materi

biologi yang memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi seperti pemikiran

secara kritis, logis, analitis, bahkan kadang-kadang memerlukan pemikiran

yang terampil dalam mengkombinasi konsep-konsep yang berbeda menjadi

suatu gagasan utama yang memiliki makna pokok (Rustaman, 2010 dalam

Sudarisman, 2015: 32).

18

B. Model Argument-Driven Inquiry (ADI)

Salah satu model yang digunakan dalam pembelajaran IPA dan memiliki

karakteristik yang berpotesi untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam

berfikir secara sistematis, kritis, logis,dan analitis dalam belajar dan dapat

diaplikasikan ke dunia pendidikan yaitu model Argument-Driven Inquiry

(ADI). ADI adalah model yang digunakan dalam pembelajaran dan mampu

mengajarkan siswa untuk belajar bagaimana berpartisipasi aktif dalam proses

belajar dan menggunakan ide-ide untuk membangun konsep dalam

mempelajari ilmu pengetahuan alam. Siswa harus mampu menerapkan

pengetahuan sains untuk dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

pembelajaran IPA yang diajarkan seharusnya bukan hanya penguasaan konsep

semata, akan tetapi siswa ditekankan agar dapat membangun konsep-konsep

pengetahuan yang diajarkan sehingga menjadi landasan berpikir dalam

menjalani kehidupan (Sampson & Gleim, 2009: 470).

Rangkaian kegiatan pembelajaran yang tertuang pada model ADI sengaja

dirancang agar siswa dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan ilmiah, mencari

pengalaman yang luas, menerima umpan balik dari seluruh proses yang

dilakukannya selama proses penyelidikan (Sampson dkk, 2011). Kegiatan

laboratorium dengan model ADI lebih menekankan siswa untuk berperan

layaknya ilmuan yang melakukan penelitian sains. Kegiatan ini juga lebih

edukatif bagi siswa, karena siswa dapat berkesempatan untuk memperoleh

pengalaman dan belajar dari kesalahan serta dapat menerima umpan balik

seluruh proses kegiatan ilmiah yang dilakukan.

19

Proses pertumbuhan pengetahuan sains sangat kompleks dan terus meningkat.

Oleh karena itu, sudah seharusnya sains diajarkan dengan pendekatan ilmiah.

Model ADI digunakan sebagai tangga yang dapat digunakan untuk mencapai

tujuan pembelajaran inkuiri dengan kegiatan ilmiah sebagai upaya dalam

mengembangkan keterampilan kognitif , afektif, dan psikomotor siswa

(Sampson & Gleim, 2009: 465). Siswa diarahkan untuk merencanakan dan

melaksanakan penyelidikan, kemudian mengumpulkan dan menganalisis data

yang diperoleh dari kegiatan penyelidikan, berkomunikasi, dan membenarkan

ide-ide mereka satu sama lain, sehingga segala proses pembelajaran yang

dilakukan siswa mampu memberikan pengalaman belajar yang dapat

meningkatkan pengetahuannya.

Secara keseluruhan, model ADI tepat digunakan dalam pembelajaran

dikarenakan menunjang dalam membantu siswa untuk mengembangkan

pemahaman yang lebih baik dalam belajar IPA. Model ADI menggabungkan

percobaan laboratorium berbasis inkuiri dengan bidang yang lain, seperti

membaca dan menulis dalam suatu cara agar dapat memacu dan mendukung

pembelajaran (Sampson & Gleim, 2009: 465). Seperti halnya keterampilan

menyimak, keterampilan berbicara juga sangat diperlukan karena kedua

keterampilan tersebut menduduki tempat utama dalam memberi dan menerima

informasi. Kemampuan seseorang dalam mengemukakan gagasan, sehingga

orang lain dapat memahami informasi yang disampaikan telah menjadi

kebutuhan dasar bagi kehidupan setiap individu dalam masyarakat

20

Berdasarkan hasil tes kemampuan argumentasi ilmiah yang dilakukan di salah

satu SMP Negeri di Kota Bandung pada materi gaya dan gerak, hasilnya

menunjukkan lebih dari 50% siswa tidak mampu memberikan argumentasi

dalam menjawab persoalan sains mengenai materi gaya dan gerak. Hanya

sedikit siswa mampu memberikan argumentasi dalam menjawab persoalan

tersebut namun tidak dilandasi oleh teori/konsep dan alasan yang relevan

(Ginanjar, 2014: 2). Berkaitan dengan hal tersebut, menurut Kadayifci dkk.

(2012: 804) melalui penelitiannya pada kelas kimia di sebuah Universitas di

Turki berkesimpulan bahwa melalui ADI dalam pembelajaran dapat ditemukan

hubungan yang erat antara kelemahan mahasiswa dalam berargumen dengan

keterampilan berpikir kritis dan kreatifnya. Seorang siswa yang terampil dalam

berargumen menunujukan bahwa siswa tersebut juga memiliki kemampuan

berpikir kritis yang baik dan sangat kreatif. Berpikir kritis dalam belajar

mampu mendorong siswa menghasilkan kesimpulan berdasarkan konsep-

konsep yang dibangunnya sendiri melalui rangkaian kegiatan belajar yang

dilakukannya, dengan kreatifitas yang dimiliki siswa mampu mengolah konsep

yang telah diperoleh menjadi suatu wacana argumentasi yang relevan sehingga

mendorong keberanian siswa dalam berargumentasi. Hal ini menunjukan

keberhasilan dalam dunia pendidikan dimana dalam proses pembelajaran

tujuan belajar tercapai oleh siswa dengan baik.

Sampson & Gleim (2009) dan Sampson, dkk. (2011) merinci tahapan-tahapan

pembelajaran di dalam ADI, yang terdiri atas: 1) identifikasi tugas, 2)

pengumpulan data, 3) produksi argument tentatif, 4) sesi interaktif

argumentasi, 5) penyusunan laporan penyelidikan, 6) review laporan, 7) revisi

21

laporan, dan 8) diskusi reflektif. Melalui tahapan tersebut dapat mendorong

semangat siswa dalam membangun sendiri pengetahuan mereka lewat

keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran mereka sendiri serta pengalaman

belajar yang diperoleh selama pembelajaran berlangsung. Dimana seberapa

besar pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh siswa, semua bergantung

pada bagaimana keaktifan siswa dalam melakukan proses pembelajaran itu

sendiri. Semakin aktif siswa dalam melakukan penyelidikan maka semakin

banyak pula pengalaman yang diperoleh berdasarkan pengetahuan yang

dibangunnya. Hal ini bersesuaian dengan pemikiran konstruktivisme yang

dikenal luas yaitu teori Piaget dan Vigotsky. Teori kognitif Piaget disebut

sebagai teori konstruktivisme personal yang menekankan keaktifan pribadi

seseorang dalam mengkonstruksi pengetahuan. Sementara, teori sosial

Vigotsky menekankan proses belajar pada hakekat sosiokultural dari

pembelajaran atau menitikberatkan pada interaksi sosial individu dan

masyarakat dalam pembelajaran (Walker, 2011: 3).

C. Buku Penuntun Praktikum Sebagai Bahan Ajar

Salah satu bentuk kegiatan pembelajaran yang mampu menunjang proses

belajar sains yaitu dengan memanfaatkan sarana laboratorium guna

melaksankan kegiatan ilmiah berupa praktikum. Menurut Suharso (2011: 389)

praktikum adalah bagian dari pengajaran yang bertujuan agar siswa mendapat

kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dalam keadaan nyata apa yang

didapat dalam teori. Melalui kegiatan praktikum, peserta didik secara langsung

dihadapkan pada gejala nyata yang berhubungan dengan konsep pelajaran, baik

kondisi alamiah maupun kondisi yang dimanipulasi melalui eksperimen.

22

Dengan pengembangan pembelajaran melalui kerja praktek, peserta didik

secara langsung dihadapkan pada gejala konkrit yang berhubungan dengan

konsep pembelajaran sehingga konsep pembelajaran akan lebih mudah dicerna

dan dipahami (Anderson & Krathwohl, 2010: 97).

Kegiatan praktikum yang dilaksanakan di sekolah melatih siswa untuk

melakukan suatu kerja ilmiah sesuai dengan pendapat Hasruddin (2012: 28)

bahwa membiasakan siswa belajar melalui proses kerja ilmiah, selain dapat

melatih detail keterampilan ilmiah dan kerja sistematis, dapat pula membentuk

pola berpikir siswa secara ilmiah. Kegiatan praktikum dibutuhkan dalam proses

pembelajaran. Menurut Rustaman dalam Widodo dan Ramdhaningsih

(2006:149) secara garis besar praktikum sering dikaitkan dengan beberapa

tujuan: (1) untuk memotivasi siswa sebab kegiatan praktikum pada umumnya

menarik siswa sehingga mereka termotivasi untuk belajar sains, (2) untuk

mengajarkan keterampilan dasar ilmiah, (3) untuk meningkatkan pemahaman

konsep, (4) untuk memahami dan menggunakan metode ilmiah, (5) untuk

mengembangkan sikap ilmiah. Dengan melakukan praktikum mahasiswa akan

termotivasi, terampil dan mudah dalam memahami konsep dalam pembelajaran

IPA.

Keberhasilan dan keefektifan kegiatan praktikum ditunjang oleh beberapa

faktor, salah satunya yaitu dengan adanya penuntun praktikum. Penuntun

praktikum adalah salah satu media pembelajaran yang berisi tentang

pelaksanaan kegiatan-kegiatan praktikum yang berisi prosedur praktikum

sehingga dapat membantu guru dan peserta didik dalam kelancaran proses

23

kegiatan praktikum. Digunakannya penuntun praktikum dalam kegitan praktek

laboratorium bertujuan untuk mencegah dan mengurangi dampak negatif yang

ditimbulkan selama pelaksanaan praktikum. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Salirawati (2010: 5) bahwa penggunaan penuntun praktikum sangat besar

peranannya dalam proses pembelajaran IPA, sehingga seolah-olah penuntun

praktikum ini menjadi “buku sakti” ketika seorang guru akan melakasanakan

praktikum di laboratorium. Oleh sebab itu, kedudukan penuntun praktikum

sebagai bahan ajar perlu dikembangkan dan dimodifikasi dengan menekankan

konten buku yang berkualitas dan mampu menunjang pemahaman siswa

dengan baik. Sehingga pembelajaran yang dilakukan bermakna dan memberi

pengalaman luar biasa bagi siswa

D. Tinjauan Materi Sistem Gerak Pada Manusia

Materi pokok sistem gerak pada manusia yang akan diajarkan meliputi struktur

dan fungsi tulang, otot dan sendi pada manusia. Sistem rangka merupakan

kumpulan tulang yang dapat menyusun dan menyokong tubuh manusia

(Pujiyanto, 2012: 67). Manusia membutuhkan rangka untuk menopang

tubuhnya sehingga dapat berdiri dengan tegak dan menggerakkan tangan dan

kaki dalam setiap aktivitas sehari-hari. Rangka sangatlah penting bagi

kehidupan manusia. Rangka digambarkan sebagai sebuah kerangka bangunan

yang menjadi dasar berdirinya bangunan tersebut, tanpa kerangka, bangunan

tidak akan dapat berdiri dengan tegak dan akan mudah roboh.

Rangka yang menyusun tubuh manusia sangat beragam, keberagaman dapat

terlihat dari bentuk dan struktur tulang yang menyusun tubuh manusia. Tulang-

24

tulang yang menyusun tubuh kita sangat banyak jumlahnya. Berdasarkan

bentuknya, tulang penyusun tubuh kita dapat dibedakan menjadi empat jenis,

yaitu tulang pipa, tulang pendek, tulang pipih, dan tulang tidak beraturan.

Dengan bentuk tulang yang berbeda-beda maka terdapat variasi fungsi yang

ditimbulkan. Hal tersebut selaras bahwa struktur sangat mempengaruhi fungsi.

Sistem rangka adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan

mineral, tempat pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka,

melindungi tubuh yang lunak dan menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak,

tulang rusuk, tulang belakang, rangka penopang tulang bahu, rangka penopang

tulang pinggul, tulang angota badan atas dan bawah. Pernyataan tersebut sesuai

dengan pernyataan (Luklukaningsih, 2014: 2) bahwa rangka tubuh melindungi

beberapa organ vital seperti, tempat produksi sel darah dimana rangka tubuh

adalah tempat terjadinya haematopoiesis, yaitu tempat pembentukan sel darah.

Sumsum tulang merupakan tempat pembentukan sel darah merah. Serta

berfungsi sebagai penyimpanan dimana matriks tulang dapat menyimpan

kalsium dan terlibat dalam metabolisme kalsium. Sumsum tulang mampu

menyimpan zat besi dalam bentuk ferritin dan terlibat dalam metabolisme zat

besi.

Rangka tidak hanya berfungsi secara internal saja, rangka juga berfungsi secara

ekternal. Hal tersebut didukung dengan uraian sebagai berikut, tulang-tulang

tengkorak merupakan tulang yang menyusun kerangka kepala. Tulang

tengkorak tersusun atas 8 buah tulang yang menyusun kepala dan empat belas

tulang yang menyusun bagian wajah. tulang tengkorak bagian kepala

merupakan bingkai pelindung dari otak (Pearce, 2009 dalam Adhitama, 2015:

25

31). Ruas-ruas tulang belakang disebut juga tulang belakang disusun oleh 33

buah tulang dengan bentuk tidak beraturan. Ruas-ruas tulang belakang

berfungsi untuk menegakkan badan dan menjaga keseimbangan. menyokong

kepala dan tangan, dan tempat melekatnya otot, rusuk dan beberapa organ

(John Gibson, 2002 dalam Adhitama, 2015: 38). Fungsi gelang panggung

terutama untuk mendukung berat badan bersama-sama dengan ruas tulang

belakang. melindungi dan mendukung organ-organ bawah, seperti kandung

kemih, organ reproduksi, dan sebagai tempat tumbuh kembangnya janin

(Syaifuddin, 2011: 83). Tulang-tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka.

Kemudian sistem rangka ini bersama-sama menyusun kerangka tubuh. Sistem

rangka membentuk dasar dari tubuh manusia. Semua organ-organ, daging,

darah, otot, cair dan udara semua terkandung dalam tubuh dan memiliki

kestabilan dan kekuatan tertentu karena tulang.

Rangka manusia dibentuk dari tulang tunggal atau gabungan (seperti

tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lain seperti ligamen, tendon, otot, dan

sendi. Sendi adalah pertemuan antara dua tulang atau lebih. Sendi tidak mudah

terlepas jika digunakan karena pertemuan antara dua tulang tersebut diikat oleh

ligamen. Selain itu, ligamen juga berfungsi agar sendi kita dapat bergerak

dengan fleksibel. Ligamen adalah jaringan berbentuk pita yang tersusun dari

serabut-serabut liat yang mengikat tulang yang satu dengan tulang yang lain

pada sendi. Pada bagian ujung tulang tertutup oleh kartilago. Fungsi kartilago

(tulang rawan) ini adalah menjaga agar tidak terjadi benturan atau gesekan

antara tulang yang satu dengan tulang yang lain yang dihubungkan oleh

persendian. Salah satu jenis hubungan antartulang yaitu diartrosis atau

26

persendian. Persendian inilah yang memungkinkan kamu dapat menggerakkan

pangkal lengan atas, lutut, bahkan ibu jari tanganmu. Pada sistem gerak kita

terdapat beberapa tipe persendian. Sendi peluru atau sendi lesung, Sendi ini

menghubungkan antara satu tulang yang mempunyai satu ujung bulat yang

masuk ke ujung tulang lain yang berongga seperti mangkok. Sendi ini dapat

membentuk gerakan paling bebas di antara sendi-sendi lain. Contoh sendi

peluru adalah sendi antara tulang pinggul dengan tulang paha, antara tulang

lengan atas dengan tulang belikat. Dengan adanya sendi ini memungkinkan

tulang-tulang tersebut dapat diayunkan ke arah mana pun. Sendi engsel, tipe

sendi ini mempunyai gerakan satu arah, ada yang ke depan dan ada yang ke

belakang seperti engsel pintu. Contoh sendi engsel yaitu sendi-sendi pada siku,

lutut, dan jari. Sendi ini memiliki ruang gerak yang lebih sempit dibandingkan

sendi peluru. Sendi putar, tipe persendian ini memiliki prinsip kerja ujung

tulang satu yang berfungsi sebagai poros dan ujung tulang yang lain berbentuk

cincin yang dapat berputar pada poros tersebut. Contohnya adalah persendian

yang terdapat di antara tulang tengkorak dengan tulang leher. Sendi tersebut

memungkinkan kepala kita dapat memutar, mengangguk serta menggeleng

(Kemendikbud, 2014: 51-53).

Bergerak merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Pada manusia kemampuan

bergerak disebabkan oleh adanya suatu kerja sama antara sistem rangka dan

sistem otot. Rangka tidak dapat bergerak sendiri bila tidak digerakkan oleh

otot. Melalui kerja sama kedua sistem organ tersebut manusia tersenyum,

berlari, melompat, atau bersepeda. Berdasarkan buku siswa yang telah

dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum 2013, materi

27

jaringan otot pada manusia dijabarkan sebagai berikut, tanpa otot, tulang, dan

sendi tubuh tidak memiliki kekuatan untuk bergerak. Otot adalah penggerak

bagian-bagian tubuh, sehingga otot disebut alat gerak aktif. Hampir 35 hingga

40 persen massa tubuh adalah jaringan otot. Setiap saat selalu ada gerakan

yang terjadi di tubuh, gerakan tersebut karena adanya kerja dari otot. Otot

adalah jaringan yang dapat berkontraksi (mengkerut) dan relaksasi

(mengendur). Pada saat berkontraksi otot menjadi lebih pendek, dan pada saat

berelaksasi otot menjadi lebih panjang. Proses ini mengakibatkan bagian-

bagian tubuh bergerak.

Otot yang bekerja di bawah kesadaran adalah otot yang kerjanya dikendalikan

secara sadar, artinya dapat mengendalikan apakah harus atau tidak

menggerakkan otot-otot tersebut. Contohnya, kerja otot-otot pada saat makan,

menulis, berlari serta aktivitas-aktivitas lainnya yang dilakukan secara sadar.

Otot yang bekerja di luar kesadaran adalah otot yang tidak dapat dikendalikan

secara sadar. Prinsip kerja otot ini tidak dapat dikendalikan, artinya tidak dapat

mengendalikan apakah menggerakkan atau tidak menggerakkan otot-otot

tersebut. Otot-otot tersebut bekerja sepanjang hari, sepanjang hidup di luar

kesadaran. Contoh dari aktivitas otot ini antara lain aktivitas jantung untuk

selalu memompa darah ke seluruh tubuh, aktivitas otot-otot lambung untuk

mencerna makanan secara mekanik.

Ada tiga jenis jaringan otot di dalam tubuh, yaitu otot rangka, otot polos, dan

otot jantung. (1) otot rangka adalah otot yang paling banyak di dalam tubuh.

Jika diamati di bawah mikroskop, sel-sel otot rangka terlihat bergaris-garis

28

melintang, sehingga otot ini juga disebut dengan otot lurik. Otot rangka

melekat pada tulang dengan perantaraan tendon. Tendon adalah pita tebal,

berserabut, dan liat yang melekatkan otot pada tulang. Otot rangka tergolong

otot sadar. Otot rangka cenderung cepat berkontraksi dan cepat lelah. (2) otot

polos terdapat pada dinding organ dalam seperti lambung usus halus, rahim,

kantung empedu, dan pembuluh darah. Otot polos berkontraksi dan berelaksasi

dengan lambat. Otot ini berbentuk gelendong dan memiliki sebuah inti pada

setiap selnya. (3) otot jantung hanya ditemukan di jantung. Otot jantung juga

tergolong otot tidak sadar. Otot jantung mempunyai garis-garis seperti otot

rangka namun otot jantung mirip otot polos karena tergolong otot tidak sadar.

Upaya yang dilakukan untuk menjaga kesehatan sistem gerak pada manusia

yaitu dengan menerapkan pola hidup sehat, diantaranya yaitu rajin berolahraga

dan mengkonsumsi sayur dan buah.

E. Kerangka Pikir

Memasuki era globalisasi saat ini, perkembangan di dunia pendidikan semakin

pesat, kompleksitas permasalahan dunia global, dan persaingan bebas menjadi

situasi yang tidak pasti serta menjadi peluang sekaligus tantangan yang harus

dihadapi oleh setiap individu untuk bertahan hidup dan beradaptasi dengan

baik di masa sekarang. Upaya yang perlu dilakukan untuk menghadapi adanya

kompetisi persaingan di era globalisasi yaitu dengan menciptakan Sumber

Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Melalui dunia pendidikan, kualitas dan

mutu Sumber Daya Manusia (SDM) dapat ditingkatkan.

29

Kurikulum 2013 dikembangkan sebagai penyempurnaan dari pola pikir ,

bahwa pola pembelajaran pasif perlu diubah menjadi pembelajaran aktif

melalui pendekatan saintifik. Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan

saintifik dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba,

mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Penerapan pendekatan saintifik dalam

proses belajar, dapat mengubah paradigma teacher center menjadi paradigma

student center. Sehingga siswa dapat berperan aktif dalam melakukan proses

belajar dikelas. Pada prinsipnya belajar merupakan kegiatan untuk mengubah

tingkah laku. Dengan demikian, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas.

Aktivitas belajar siswa dapat mempengaruhi penguasaan materi siswa.

Konsep IPA diajarkan bukan sebagai konsep ’’jadi’’ yang harus diterima

begitu saja oleh siswa, namun dibelajarkan melalui konstruksi wacana

argumentatif yang merupakan esensi praktek inkuiri ilmiah. Melalui proses

inkuiri yang digunakan dalam mempelajari sains, proses belajar semakin

difokuskan untuk memberikan kesempatan kepada siswa menggunakan

keterampilan berpikir secara ilmiah dan terlibat langsung dalam belajar. Oleh

karena itu, dalam mempelajari IPA harus dibentuk kegiatan pembelajaran yang

mampu menunjang proses belajar tersebut yaitu dengan memanfaatkan sarana

laboratorium guna melaksankan kegiatan ilmiah berupa praktikum. Dengan

pengembangan pembelajaran melalui kerja praktek, peserta didik secara

langsung dihadapkan pada gejala konkrit yang berhubungan dengan konsep

pembelajaran, sehingga pembelajaran akan lebih mudah dicerna dan dipahami

oleh siswa. Salah satu upaya dalam menerapkan pembelajaran berbasis inkuiri

yaitu dengan mengaplikasikan model ADI dalam proses belajar.

30

Tahapan-tahapan pembelajaran di dalam ADI yang akan diterapkan dalam

penelitian ini, terdiri atas identifikasi tugas, pengumpulan data, produksi

argument tentatif, sesi interaktif argumentasi, penyusunan laporan

penyelidikan. Argument-Driven Inquiry (ADI) adalah model yang dapat

digunakan dalam pembelajaran dan mampu mengajarkan siswa untuk belajar

bagaimana berpartisipasi aktif dalam proses belajar serta siswa dapat

menggunakan ide-ide mereka guna membangun konsep dalam mempelajari

ilmu pengetahuan alam khususnya mempelajari materi sistem gerak pada

manusia dengan kompetensi dasar 3.1 yakni memahami gerak pada makhluk

hidup, sistem gerak pada manusia, dan upaya menjaga kesehatan sistem gerak.

Kegiatan laboratorium dengan model ADI lebih menekankan siswa untuk

berperan layaknya ilmuan yang melakukan penelitian sains. Dengan demikian,

siswa memiliki kesempatan untuk mendapatkan pengalaman belajar lebih

banyak, karena melalui kegiatan laboratorium siswa melakukan proses

mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan membangun konsep

belajar dengan sendirinya. Untuk menunjang keefektifan kegiatan praktikum,

maka diperlukan suatu penuntun praktikum yang berkualitas dan mampu

menunjang pemahaman siswa dengan baik. Sehingga pembelajaran yang

dilakukan bermakna dan memberi pengalaman luar biasa bagi siswa. Oleh

karena itu, dilakukan pengembangan buku penuntun praktikum sistem gerak

pada manusia dengan model ADI, sehingga dapat digunakan dalam

pembelajaran dan mampu meningkatkan keterampilan argumen siswa melalui

sebuah penyelidikan terkait materi tersebut.

31

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat digambarkan secara rinci dengan skema

sebagai berikut:

Buku Penuntun Praktikum Berkualitas

Kegiatan Praktikum

Sesi InteraktifArgumentasi

ProduksiArgumentTentatif

PenyusunanLaporan

Penyelidikan

PengumpulanData

IdentifikasiTugas

Model

Argument-DrivenInquiry (ADI)

Guna mempelajari IPA

Sistem Gerak Pada Manusia

5 M (mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi danmengkomunikasikan)

Pembelajaran Berbasis Pendekatan Saintifik

Kurikulum 2013

Peningkatan Mutu Pendidikan

SDM yang Berkualitas

Persaingan di Era Globalisasi

Gambar 1. Kerangka Pikir

32

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juli 2017.

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pembelajaran Biologi FKIP

Universitas Lampung untuk uji optimasi penuntun praktikum yakni optimasi

alat, bahan, dan langkah-langkah kerja dan waktu pelaksanaan praktikum, serta

uji validasi dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung untuk

mengetahui keterbacaan buku penuntun praktikum.

B. Subyek Penelitian

Subyek yang digunakan dalam penelitian ini berpusat pada buku penuntun

praktikum sistem gerak pada manusia. Buku penuntun praktikum yang

dikembangkan berisikan pendahuluan, tujuan, pertanyaan penelitian, langkah

kerja, argumen, sesi argumentasi, dan laporan. Buku penuntun praktikum yang

dikembangkan akan digunakan oleh pendidik dan peserta didik dalam

melaksanakan kegiatan praktikum di laboratorium.

C. Rancangan Penelitian

Jenis peneltian yang digunakan adalah Research and Development (R & D).

Penelitian pengembangan adalah penelitian yang didalamnya memuat metode-

metode yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, selanjutnya

dilakukan pengembangan terhadap produk tersebut, dan dilakukan uji

33

keefektivitasan dari produk yang dihasilkan (Sugiyono, 2011: 407). Model

pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada model

pengembangan perangkat pembelajaran yang dikemukakan oleh Thiagarajan

dkk. (1974: 5) yaitu Model 4-D. Model pengembangan 4-D terdiri dari empat

tahap yakni: tahap pendefinisian (define), pendisainan (design), pengembangan

(develop), dan diseminasi (disseminate). Didasarkan pada kelebihan model 4-D

dan menyesuaikannya dengan permasalahan penelitian ini maka tepat jika

model 4-D dipilih dan digunakan untuk merancang penelitian pengembangan

perangkat, khususnya buku penuntun praktikum sistem gerak pada manusia

dengan model Argument-Driven Inquiry (ADI).

Prosedur yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan buku penuntun

praktikum sistem gerak pada manusia ini dengan menggunakan model 4-D

terdiri dari tiga tahap saja yaitu tahap pendefinisian (define), pendisainan

(design), pengembangan (develop). Hal ini dikarenakan adanya pertimbangan

waktu, dimana waktu yang digunakan dalam penelitian ini terbatas, sehingga

tahap selanjutnya yaitu tahap diseminasi tidak dilakukan.

D. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur yang dilakukan dalam mengembangkan buku penuntun

praktikum sistem gerak pada manusia melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Tahap Pendefinisian (define)

Tahap pendefinisian ini bertujuan untuk menetapkan dan mendefinisikan

syarat-syarat dalam pembelajaran yang akan diterapkan. Pada tahap ini

dilakukan analisis kebutuhan guna mengetahui permasalahan yang menjadi

34

kebutuhan bagi si peneliti dan untuk digunakan sebagai acuan dalam

melaksanakan kegiatan penelitian yang akan dilakukan. Kegiatan yang

dilakukan dalam analisis kebutuhan terdiri atas: a) analisis ujung depan; b)

analisis siswa; c) analisis tugas; d) analisis konsep; e) analisis perumusan

tujuan pembelajaran. Adapun penjelasan dari kegiatan analisis tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Analisis Ujung Depan

Dilakukan analisis ujung depan bertujuan untuk mengetahui

permasalahan dasar yang terjadi dalam proses pembelajaran dan

karakteristik penuntun praktikum sistem gerak pada manusia yang

dipakai oleh sebagian besar guru SMP Negeri dan Swasta di Kota

Bandar Lampung. Perolehan kedua data tersebut digunakan sebagai

acuan dalam penelitian ini, serta dilakukannya analisis kompetensi inti,

dan kompetensi dasar pada silabus biologi SMP Kurikulum 2013 untuk

mempertimbangkan materi apa yang sesuai untuk diajarkan dengan

menggunakan buku penuntun praktikum yang dikembangkan.

b. Analisis Siswa

Dilakukan analisis siswa bermaksud untuk mengetahui karakteristik

serta kemampuan belajar yang dimiliki oleh siswa.

c. Analisis tugas

Analisis tugas dilakukan untuk mengetahui tugas-tugas yang diberikan

oleh guru dan bagaimana pengaruh tugas tersebut terhadap pemahaman

siswa.

35

d. Analisis konsep

Analisis konsep dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi

materi-materi yang sesuai dengan KD.

e. Analisis Perumusan Tujuan Pembelajaran

Dilakukan analisis perumusan tujuan pembelajaran untuk merangkum

hasil dari analisis konsep dan analisis tugas untuk menentukan perilaku

objek penelitian. Seluruh kegiatan analisis tersebut guna memperoleh

rumusan tujuan praktikum yang akan dilakukan. Pada tahap ini,

diperoleh hasil akhir yakni gambaran tentang konsep-konsep yang

penting untuk diajarkan dan mengetahui kegiatan pembelajaran yang

akan dilaksanakan dengan menggunakan buku penuntun praktikum

yang akan dikembangkan, dan akan dijadikan dasar pembuatan

rancangan awal buku penuntun praktikum beserta kuncinya.

Konsep-konsep yang telah diperoleh melalui kegiatan define akan

digunakan untuk rancangan awal buku penuntun praktikum dengan model

ADI. Pemilihan model tersebut dikarenakan model ADI dapat digunakan

sebagai tangga yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran

inkuiri dengan kegiatan ilmiah sebagai upaya dalam mengembangkan

keterampilan kognitif , afektif, dan psikomotor siswa (Sampson & Gleim,

2009: 465). Salah satu kemampuan yang dapat dikembangkan yakni

kemampuan berargumentasi siswa. Selama ini diketahui bahwa

kemampuan argumentasi siswa di Indonesia tergolong dalam kategori

rendah. Hal ini sesuai dengan Kemendikbud (2012: 37) berdasarkan hasil

36

survey TIMMS dan PIRLS menunjukkan bahwa 40% siswa di Indonesia

memiliki kemampuan reasoning dalam kategori rendah.

2. Tahap Pendisainan (design)

Pada tahap ini dilakukan perancangan komponen-komponen buku

penuntun praktikum yang meliputi teks dan gambar terkait kegiatan untuk

melatih kemampuan argumentasi siswa. Termasuk di dalamnya pertanyaan-

pertanyaan diskusi yang harus dikerjakan oleh siswa yang mengarahkan

mereka untuk menemukan konsep penting terkait materi sistem gerak pada

manusia. Hasil akhir dari tahap perancangan ini adalah tersedianya teks dan

gambar serta kunci buku penuntun praktikum yang siap untuk diproses

pada tahap selanjutnya sebagai draft 1.

3. Tahap Pengembangan (develop)

Tahapan akhir ini bertujuan untuk menghasilkan buku penuntun praktikum

sistem gerak pada manusia dan kuncinya dengan karakteristik model ADI

yang layak secara teoritis dan dilakukan penyesuaian kondisi optimum alat,

bahan, dan prosedur praktikum dengan model ADI, sehingga dapat

menunjang dan meningkatkan pemahaman siswa dalam mempelajari materi

sistem gerak pada manusia. Adapun langkah-langkah pengerjaan yang di

lakukan pada tahapan pengembangan ini adalah sebagai berikut: 1) Telaah

dan Validasi, buku penuntun praktikum dan kuncinya yang pertama kali

dibuat (draft 1) selanjutnya ditelaah oleh 6 penelaah, yaitu dua orang dosen

pendidikan biologi dan satu dosen tekhnologi pendidikan yang bertugas

sebagai validasi ahli, serta 3 orang guru biologi SMP sebagai praktisi untuk

37

mendapatkan masukan atas kesalahan yang terjadi pada draft 1. Selanjutnya

keenam penelaah tersebut melakukan validasi, dilakukannya validasi

pedagogik, validasi content atau isi, dan validasi desain.

Validasi pedagogik digunakan untuk memperoleh gambaran tentang

kesesuaian sistematika penulisan dalam buku penuntun praktikum dengan

pembelajaran biologi yang akan dilakukan. Kemudian validasi content atau

isi digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang kesesuaian materi

dalam buku penuntun praktikum yang hendak dikuasai siswa dengan tujuan

pembelajaran yang harus dicapai siswa. Sedangkan validasi desain

dilakukan guna memperoleh gambaran terkait dengan kesesuaian desain

yang diterapkan dalam buku penuntun praktikum sistem gerak pada

manusia sehingga tepat digunakan dalam pembelajaran.

Ketiga macam validasi yang dilakukan tersebut, dapat digunakan sebagai

masukan untuk bahan pertimbangan dalam menyempurnakan draft 1dan

dikembangkan menjadi draft 2 buku penuntun praktikum sistem gerak pada

manusia dengan model ADI yang siap diujicoba pada siswa (terkait dengan

keterbacaan). Setelah dibentuknya draft 2 buku penuntun praktikum

tentang sistem gerak pada manusia, maka selanjutnya diberikan kepada 40

siswa SMP kelas VIII untuk mengetahui sejauh mana keterbacaan buku

penuntun praktikum sistem gerak pada manusia dapat dipahami sehingga

mampu meningkatkan pemahaman siswa akan materi tersebut. Data respon

siswa terkait keterbacaan yang termuat pada buku penuntun praktikum

tersebut, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk

38

menyempurnakan draft 2 dan mengembangkannya menjadi draft 3 buku

penuntun praktikum sistem gerak pada manusia dengan model ADI.

Adapun sekema tahap pengembangan buku penuntun praktikum sistem

gerak pada manusia dan kuncinya dapat dijelaskan pada Gambar 2.

Gambar 2. Alur Penelitian

AnalisisKonsep

Analisis Kebutuhan

AnalisisTugas

AnalisisSiswa

Rancangan Awal Buku Penuntun Praktikum dengan Model ADI

Inventarisasi dan penyusunan isi Buku Penuntun Praktikum yangdikembangkan

DEFINE

Draft I yang siap diproses pada tahap selanjutnya

DESIGN

Telaah Buku Penutum Praktikum oleh validasiahli pend. Biologi dan praktisi

Revisi I

Revisi II

Buku Penuntun Praktikum dengan Model Argument-DrivenInquiry (ADI)

Draft II yang siap diuji coba

Uji coba kepada siswaDEVELOP

Analisis UjungDepan

Analisis Perumusantujuan pembelajaran

39

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Angket Validasi Buku Penuntun Praktikum

Angket validasi buku penuntun praktikum sistem gerak pada manusia

dengan model ADI untuk siswa SMP kelas VIII digunakan untuk

mengetahui kualitas buku penuntun praktikum yang dikembangkan dan

untuk mendapatkan masukan (pendapat, komentar, dan saran). Angket

validasi ini berupa daftar cek yang berisikan rangkaian pernyataan mengenai

validitas pedagogik, validitas content atau isi, dan validasi desain. Validator

diminta untuk menanggapi pernyataan dengan memberikan skor penilaian

dengan ketentuan: 1 = tidak baik/tidak sesuai; 2 = kurang baik/kurang

sesuai; 3 = baik/sesuai; 4 = sangat baik/sangat sesuai.Instrumen validasi

buku penuntun praktikum diberikan kepada validasi ahli yaitu 2 orang dosen

pendidikan biologi dan seorang dosen ahli tekhnologi pendidikan, serta 3

orang praktisi yakni guru biologi SMP untuk mendapatkan masukan.

Instrumen validasi yang berupa daftar cek ini dikembangkan oleh peneliti

dengan mengadaptasi angket oleh Ni’mah (2013: 85-91), kemudian

divalidasi oleh pembimbing.

2. Angket

Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap keterbacaan

buku penuntun praktikum sistem gerak pada manusia dengan model ADI

untuk siswa SMP kelas VIII. Menurut Sugiyono (2009: 199), angket

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

40

Angket disajikan dalam bentuk pernyataan positif dan siswa diminta untuk

menanggapi pernyataan dengan jawaban “Ya” atau “Tidak”.

Angket diberikan kepada setiap siswa yang telah melakukan praktikum

sistem gerak pada manusia dengan model ADI yang telah dikembangkan.

Angket yang berupa daftar cek ini dikembangkan oleh peneliti dengan

mengadaptasi angket oleh Ni’mah (2013: 94-96), kemudian divalidasi oleh

pembimbing.

3. Lembar Optimasi Buku Penuntun Praktikum

Lembar optimasi buku penuntun praktikum digunakan untuk mencatat

argumen yang disusun, terdiri atas: claim, bukti atau data pengamatan, bukti

kebenaran (warrant dan backing). Pada lembar optimasi buku penuntun

praktikum, bukti atau data yang diharapkan adalah siswa dapat memahami

sistem gerak pada manusia, gangguan serta upaya menjaga kesehatan sistem

gerak pada manusia. Data yang berasal dari lembar optimasi ini akan

digunakan untuk penyusunan buku penuntun praktikum. Sebelum

menggunakan lembar tersebut, uji optimasi penuntun praktikum terlebih

dahulu dilakukan dilaboratorium yaitu dengan melakukan pengoptimasian

terhadap alat, bahan, dan langkah-langkah kerja serta waktu pelaksanaan

praktikum sistem gerak pada manusia.

4. Lembar Observasi Keterlaksanaan Prosedur Praktikum

Lembar observasi digunakan untuk mengamati keterlaksanaan prosedur

praktikum sistem gerak pada manusia dengan menggunakan buku penuntun

ADI untuk siswa SMP kelas VIII. Lembar observasi ini diberikan kepada

41

observer yang mengamati kegiatan praktikum setiap kelompok pada saat

praktikum sistem gerak pada manusia dengan model ADI dilakukan.

Lembar observasi ini berupa daftar cek yang dikembangkan oleh peneliti

dengan mengadaptasi lembar observasi oleh Hasnunidah (2016: 97),

kemudian divalidasi oleh pembimbing. Lembar observasi keterlaksanaan

praktikum diisi dengan cara memberi tanda checklist pada salah satu kolom

penilaian yang telah ditentukan peneliti. Kolom penilaian terdiri atas

kriteria: terlaksana, kurang terlaksana, dan tidak terlaksana. Lembar

observasi ini menggunakan nilai sebagai pengukur tingkat keterlaksanaan

praktikum.

F. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan melalui

kegiatan sebagai berikut:

1. Angket Validasi Buku Penuntun Praktikum

Angket validasi buku penuntun praktikum digunakan untuk mengetahui

kualitas buku penuntun praktikum yang dikembangkan dan untuk

mendapatkan masukan. Angket validasi ini berupa daftar yang berisikan

rangkaian pernyataan mengenai validitas pedagogik, validitas content/isi,

dan validasi desain. Hasil validasi diolah sebagai berikut:

a. Menghitung jumlah jawaban tidak baik/tidak sesuai, kurang baik/kurang

sesuai; baik/sesuai; sangat baik/sangat sesuai. Setiap indikator pada

jawaban tidak baik/tidak sesuai diberikan skor 1, kurang baik/kurang

sesuai diberikan skor 2; baik/sesuai diberikan skor 3; dan sangat

baik/sangat sesuai diberikan skor 4.

42

b. Menghitung persentase skor keidealan setiap aspek dengan rumus

berikut:

c. Mengkonsultasikan persentase skor dimasukkan ke dalam kategori

menurut Arikunto (2006: 211) pada tabel 1.

Tabel 1. Kriteria Rentang SkorPersentase Skor Kategori

Kurang dari 21 Kurang

21 - 40 Cukup

41 - 70 Baik

71 - 100 Baik sekali

2. Angket

Angket digunakan untuk mengumpulkan data mengenai respon siswa

terhadap keterbacaan buku penuntun praktikum sistem gerak pada manusia

dengan model ADI untuk siswa SMP kelas VIII. Hasil yang diperoleh dari

observasi tersebut, selanjutnya diolah dengan cara berikut:

a. Menghitung jumlah jawaban “Ya” dan “Tidak”. Setiap indikator pada

jawaban “Ya” diberikan skor 1 dan “Tidak” diberikan skor 0.

b. Menghitung persentase skor dengan rumus berikut:

c. Mengkonsultasikan persentase skor dimasukkan ke dalam kategori

menurut Arikunto (2006: 211) pada tabel 2.

Skor Rata-rata Setiap Aspek% Skor Keidealan =

Skor Tertinggi Ideal Setiap AspekX 100 %

Jumlah Skor yang DiperolehSkor Keidealan % =

Skor Tertinggi x Jumlah RespondenX 100 %

43

Tabel 2. Kriteria Rentang SkorPersentase Skor Kategori

Kurang dari 21 Kurang

21 - 40 Cukup

41 – 70 Baik

71 – 100 Baik sekali

3. Lembar Optimasi Buku Penuntun Praktikum

Berdasarkan lembar optimasi buku penuntun praktikum sistem gerak pada

manusia dengan model ADI, diambil hasil optimasi yang paling optimum.

Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan penyusunan argumen sesuai

Model Toulmin berdasarkan kerangka kerja Inch (2006: 41) seperti

ditunjukkan pada Tabel 3. Selain itu, lembar optimasi buku penuntun

praktikum juga mencatat waktu yang dibutuhkan untuk melakukan

praktikum secara keseluruhan.

Tabel 3.Penilaian Argumen menurut Model Toulmin BerdasarkanKerangka Kerja Inch (2006: 41)

Skor Model Kriteria

1 C[claim]

Hanya terdiri dari klaim

2 DK[data, klaim]

Terdiri dari data dan klaim

3 DKP[data, penjamin, klaim]

Terdiri dari data, penjamin(warrant), dan klaim

4 DKPB[data, penjamin-pendukung, klaim]

Terdiri dari data, penjamin,pendukung penjamin, dan klaim

Hasil optimasi buku penuntun praktikum diolah sebagai berikut:

1. Mencatata perubahan perbaikan dari hasil pengamatan yang dilakukan

44

2. Mengkonsultasikan hasil perubahan atau perbaikan ke dalam table

pengamatan buku penuntun praktikum mengadaptasi lembar optimasi

menurut Ningsih (2013: 26) seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 4. Pengamatan pada Lembar Observasi Optimasi Buku PenuntunPraktikum.

Materi Percobaan Optimasi ke Perubahan/Perbaikan

4. Lembar Observasi Keterlaksanaan Prosedur Praktikum

Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai

keterlaksanaan prosedur praktikum dengan menggunakan buku penuntun

praktikum sistem gerak pada manusia dengan model ADI untuk siswa SMP

kelas VIII. Hasil yang diperoleh dari observasi diolah dengan cara sebagai

berikut:

a. Menghitung jumlah jawaban “Terlaksana”, “Kurang Terlaksana” dan

“Tidak Terlaksana” yang diisi oleh observer pada lembar observasi

keterlaksanaan pembelajaran. Setiap indikator pada sintaks pembelajaran

yang “Terlaksana” diberikan skor 2, “Kurang Terlaksana” diberikan skor

1, dan jika “Tidak Terlaksana” diberikan skor 0.

b. Menghitung persentase keterlaksanaan prosedur praktikum menggunakan

rumus berikut:

∑ Kegiatan yang TerlaksanaKeterlaksanaan Prosedur Praktikum (%) =

∑ KegiatanX 100 %

45

c. Mengkonsultasikan hasil perhitungan ke dalam kategori keterlaksanaan

prosedur praktikum dengan kriteria menurut Hasnunidah (2016: 98)

seperti ditunjukkan pada Tabel 4.

Tabel 5. Interpretasi Keterlaksanaan Prosedur PraktikumPKP (%) Kriteria

PKP = 0 Tak satu kegiatan pun terlaksana

0 < PKP< 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana

25 ≤ PKP< 50 Hampir setengah kegiatan terlaksana

PKP = 50 Setengah kegiatan terlaksana

50 < PKP< 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana

75 ≤ PKP< 100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana

PKP = 100 Seluruh kegiatan terlaksana

PKP = Persentase Keterlaksanaan Praktikum

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan 4 macam data, yaitu data hasil validasi

buku penuntun praktikum, data hasil angket uji keterbacaan siswa, data

optimasi buku penuntun praktikum, dan data hasil observasi keterlaksanaan

prosedur praktikum dengan menggunakan buku penuntun praktikum. Teknik

analisis data yang digunakan yaitu statistik deskriptif untuk menunjukkan

deskripsi atau profil kualitas buku penuntun praktikum yang dikembangkan.

Nilai statistik deskriptif yang digunakan meliputi: rata-rata, rerata tertinggi,

rerata terendah, dan persentase. Statistik deskriptif digunakan untuk mengolah

data yang dihimpun dari pendapat, komentar, dan saran semua validator dan

respon siswa. Statistik deskriptif juga digunakan untuk menunjukkan deskripsi

hasil optimasi buku penuntun praktikum dan hasil observasi keterlaksanaan

prosedur praktikum. Validitas dan praktikalitas produk pengembangan, yakni

46

buku penuntun praktikum sistem gerak pada manusia ditentukan dari data hasil

validasi buku penuntun praktikum dan angket uji keterbacaan siswa dengan

menggunakan kriteria minimal baik, sementara dari data hasil optimasi buku

penuntun praktikum minimal memperoleh skor 3, dan dari data hasil observasi

keterlaksanaan prosedur praktikum minimal mencapai 75 ≤ PKP< 100 dengan

kriteria yaitu hampir seluruh kegiatan terlaksana.

100

BAB V. PENUTUP

A. Simpulan

Adapun simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian diantaranya yaitu sebagai

berikut:

1. Karakteristik penuntun praktikum sistem gerak pada manusia yang

diajukan oleh sekolah di Kota Bandar Lampung tidak memfasilitasi

kegiatan menanya dan mengkomunikasikan sebagai bentuk pendekatan

saintifik Kurikulum 2013. Sedangkan karakteristik Buku Penuntun

Praktikum Sistem Gerak pada Manusia dengan model ADI memiliki desain

yaitu: a) sampul buku; b) komponen isi buku; c) LKP berisi: pendahuluan,

tujuan, pertanyaan penelitian, langkah kerja, argumen, sesi argumentasi,

dan laporan.

2. Kondisi optimum alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum sistem

gerak pada manusia terdiri dari 5 torso rangka manusia utuh, 20 preparat

otot, 5 mikroskop, dan 20 gambar kelaianan tulang pada manusia. Prosedur

praktikum dilakukan dengan menerapkan model ADI.

3. Keterlaksanaan kegiatan praktikum dengan menggunakan buku penuntun

praktikum sistem gerak pada manusia, baik praktikum tulang, sendi, otot,

dan kelainan tulang pada manusia yang dilaksanakan, memperoleh skor

PKP sebesar 98% dengan kategori seluruh kegiatan terlaksana dengan

sangat baik.

101

4. Hasil penilaian pendidik terhadap kevalidan buku penuntun praktikum

sistem gerak pada manusia dengan model ADI yang dikembangkan baik

dari validasi ahli dan juga praktisi yaitu seluruh aspek buku penuntun

praktikum termasuk dalam kategori baik sekali dengan skor keidealan yaitu

94%.

5. Hasil uji keterbacaan oleh peserta didik terhadap seluruh aspek buku

penuntun praktikum sistem gerak pada manusia yang dikembangkan

tergolong baik sekali dengan skor keidealan yaitu 99%.

6. Berdasarkan penilaian pendidik (validasi ahli dan praktisi), keterbacaan

oleh siswa, serta keterlaksanaan prosedur praktikum yang seluruhnya

menujukan hasil “baik sekali”, maka buku penuntun sistem gerak pada

manusia dinyatakan valid dan praktis.

B. Saran

Berdasarkan pengalaman penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa

saran yang dapat peneliti sampaikan terkait dengan pengembangan buku

penuntun praktikum antara lain:

1. Materi dalam buku penuntun praktikum ini disajikan menurut sintaks

model Argument-Driven Inquiry (ADI), sehingga jika diterapkan dalam

pembelajaran maka harus menggunakan model ADI.

2. Guru hendaknya benar-benar memahami model pembelajaran ADI.

3. Pengembangan buku penuntun praktikum dilakukan dengan menggunakan

model pengembangan 4D dan hanya sampai tahap ketiga. Untuk

mengetahui efektifitas penggunaan buku petunjuk praktikum dalam proses

102

pembelajaran disarankan untuk melanjutkan hingga tahap keempat yaitu

penyebaran (disseminate).

103

DAFTAR PUSTAKA

Adhitama, Y. 2015. Pengembangan Multimedia Pembelajaran IPA Interaktifpada Materi Rangka dan Otot Manusia untuk Meningkatkan KemandirianBelajar Peserta Didik SMP Kelas VIII. Skripsi. 208 hlm.

Anderson, Lorin W. & Krathwohl, David R. 2010. Kerangka Landasan UntukPembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.434 hlm.

Arifah, I., Maftukhin, A., & Fatmaryanti, S. 2014. Pengembangan Buku PetunjukPraktikum Berbasis Guided Inquiry untuk Mengoptimalkan Hands OnMahasiswa Semester II Program Studi Pendidikan Fisika UniversitasMuhammadiyah Purworejo Tahun Akademik 2013/2014. Jurnal Pen-didikan Fisika Volume 5 Nomor 1 Halaman 24-28. (Online). Tersedia dihttps://www.google.com/search? artikel.org. diakses pada 12 Mei 2016.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Ed Revisi VI.Bumi Aksara. Jakarta. 370 hlm.

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.Jakarta.

Arsika, Reza, & Ramadhan, M. Firman. 2015. Pengembangan Buku PetunjukPraktikum IPA Fisika untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa KelasVII SMPN 1 Lembar Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal Fisika danPendidikan Fisika Volume 1 Nomor 1 Halaman 10-18. (Online). Tersediadi https:// www.google. com/journal.co.id. diakses pada 12 Mei 2016.

Bricker, L.A., & Bell, P. (2008). Conceptualizations of Argumentation fromScience Studies and The Learning Sciences and Their Implications for ThePractices of Science Education. Science Education, 92(3). 473-498.

BSNP a. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan PendidikanJenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. BSNP. Jakarta.

b. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. BSNP. Jakarta.

104

Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: DepartemenPendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasardan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.

Driver, R., Newton, P., dan Osborne, J. 2000. Establishing The Norms ofScientific Argumentation in Classrooms. Science Education, 84(3): 287-313.

Emanuela, M. 2015. Penerapan Pendekatan Scientific untuk MeningkatkanPrestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Pokok BahasanPasar. Universitas negeri surabaya. Surabaya. 17 hlm.

Ginanjar, W. S. 2014. Penerapan Model Argument-Driven Inquiry dalamPembelajaran IPA untuk Meningkatkan Kemampuan Argumentasi IlmiahSiswa SMP. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. 61 hlm.

Hamalik, O. 2010. Proses Belajar Mengajar. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Handayani, Farida, dan Anhar. 2014. Pengembangan Buku Penuntun PraktikumIPA Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk SMP Kelas VII Semester II. 1 (3):69-76. Jurnal Pendidikan Biologi Kolaboratif Pps UNP. UniversitasNegeri Padang. Padang. 8 hlm.

Hasnunidah, N. 2016. Pengaruh Argument-Driven Inquiry dengan Scaffoldingdan Keterampilan Berfikir Kritis, dan Pemahaman Konsep Biologi DasarMahasiswa Jurusan PMIPA Universitas Lampung. Disertasi dan Tesis.Universitas Negeri Malang. Malang.

Hasruddin dan Salwa. 2012. Analisis Praktikum Biologi dan Permasalahannya diSMA Negeri Sekabupaten Karo. Jurnal Tabularasa PPS UNIMED vol 9No 1. Medan. 32 hlm.

Inch, E.S., Warnick, B., & Endres, D. 2006. Critical Thinking andCommunication: The Use of Reason in Argument. Pearson Education Inc.Boston. 390 hlm.

Kadayifcia, H., Atasoya, B., dan Akussa, H. 2012. The Correlation Between TheFlaws Students Define in Argument and Their Creative and CriticalThinking Abilities. Procedia-Social and Behavioral Science, 47: 802-806.

Kemendikbud a. 2012. Survei Internasional TIMSS. [Online]. Tersedia:http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/survei-internasional-timss. [4Agustus 2012].

105

b. 2016. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan danKebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses PendidikanDasar dan Menengah. Balai Pustaka. Jakarta. 15 hlm.

c. 2014. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/Mts kelas VIII Semester 1.Kemendikbud. Jakarta. Hlm 51-53.

Klare, G. R. 2008. Readability Handbook of Reading Research. New York:Longman Inc.

Luklukaningsih, Z. 2014. Anatomi, Fisiologi, dan Fisioterapi. Nuha Medika.Yogyakarta.194 hlm.

Ni Kadek A. P., I Wayan R., & Maryam S. 2014. Buku Pedoman PraktikumKimia Ramah Lingkungan untuk Pembelajaran Kimia SMA. Jurnal KimiaVisvitalis Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Kimia. 2(1): 66-75.

Ni’mah. 2013. Pengembangan LKS IPA Terpadu Berbasis Permainan EdukatifTema Gerak Tumbuhan dan Faktor yang Mempengaruhi untuk SiswaSMP. Unnes Science Education Journal. 8 hlm.

Ningsih, M. F. 2013. Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Skala Kecilpada Sub Pokok Bahasan Sifat Koloid untuk Siswa SMA. Skripsi.Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. 130 hlm.

Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva Press.Yogyakarta.

Pujiyanto, S. 2012. Biologi untuk Kelas XII SMA. Platinum. Solo.122 hlm.

Salirawati. 2010. Pelatihan Pengembangan Praktikum IPA Berbasis Lingkungan.Artikel Jurnal INOTEK. Hlm 15.

Sampson, V. dan Gleim, L. 2009. Argument-Driven Inquiry to Promote theUnderstanding of Important Concepts & Practices in Biology. TheAmerican Biology Teacher, 71 (8): 465-472.

Sampson, V., Grooms, J. & Walker, J.P. 2011. Argument-Driven Inquiry as aWay to Help Students Learn How to Part Argumentation and CraftWritten Arguments: An Exploratory Study. Science Education. 95(2): 217-257.

Sudarsiman, S. 2015. Memahami Hakikat dan Karakteristik PembelajaranBiologi dalam Upaya Menjawab Tantangan Abad 21 serta OptimalisasiImplementasi Kurikulum 2013.Jurnal Florea. 2 (1): 29-35. 7 hlm.

106

Sugiyono a. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D). Alfabeta. Bandung.

b. 2011. Metode penelitian Pendidikan Alfabeta.Bandung. 456 hlm.Suharso. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang: Widya Karya.

Syaifuddin. (2011). Anatomi Fisiologi: Kurikulum Berbasis Kompetensi untukKeperawatan dan Kebidanan, Ed.4. EGC. Jakarta. 595 hlm.

Tampubolon, A. 2008. Kemampuan Membaca: Teknik Membaca Efektif danEfesien. Angkasa. Bandung.

Thiagarajan, S., Semmel, D.S & Semmel, M. 1974. Instructional Development forTraining Teachers of Exceptional Children. Central for Enovation onTeaching the Handicapped. Blomington.

Tomo. 2003. Mengintegrasikan Teknik Membaca SQ4R dan Membuat CatatanBerbentuk Grphic Postorganizer dalam Pembelajaran Fisika. Tesis UPIBandung. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Utomo, M. P. 2011. Adaptasi Pelaksanaan Praktikum Kimia Negara OECD.Makalah disampaikan Pada PPM Unggulan berjudul Adaptasi KurikulumKimia SMA Bertaraf Internasional terhadap Kurikulum dari NegaraOECD,di FMIPA UNY: 4 Juni 2011.

Walker, P.J. 2011. Argumentation In Undergraduate Chemistry Laboratories.Disertation. USA: College of Education. The Florida State University. 117hlm.

Widodo, A. dan V.Ramdhaningsih. 2006. Analisis Kegiatan Praktikum Biologidengan Menggunakan Video. Metalogika.163 hlm.

Wirjosoemarto, Yusuf, Bambang dan Riandi. 2004. Teknik Laboratorium. JurusanPendidikan Biologi FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Yustiningtyas, F. 2015. Efektivitas Strategi Mencatat Kreatif Mind Mapping untukMeningkatkan Daya Ingat Siswa SMP Islam Cepu pada MateriKeanekaragaman Makhluk Hidup. Skripsi. Universitas negeri semarang.Semarang. 189 hlm.

Zulaiha, Hartono, A. Rachman. 2014. Pengembangan Buku Panduan PraktikumKimia Hidrokarbon Berbasis Keterampilan Proses Sains di SMA.JurnalPend.Kimia,2014, 1(1) Universitas Sriwijaya. Palembang. Hal 87-93.