pengembangan bahan ajar fisika pada materi …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal...

13
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Lubuklinggau 1 Dosen Program Pendidikan Fisika STKIP PGRI Lubuklinggau 2 3 Pengembangan Bahan Ajar Fisika Pada Materi Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Berbasis Inquiry Di Kelas X SMA Negeri 1 Lubuklinggau Tiara Nindy Alisha 1 Tri Ariani 2 Wahyu Arini 3 Program Studi Pendidikan Fisika STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU JL. Mayor Toha Kel. Air Kuti Telp. (0733) 451432 Lubuklinggau E-Mail : [email protected] ABSTRAK Penelitian ini berjudul Pengembangan Bahan Ajar Fisika Pada Materi Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Berbasis Inquiry Di Kelas X SMA Negeri 1 Lubuklinggau. Masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana Cara Mengembangkan Bahan Ajar Fisika Pada Materi Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Berbasis Inquiry Di Kelas X SMA Negeri 1 Lubuklinggau?, 2) Bagaimana Karakteristik Bahan Ajar Fisika Berbasis Inquiry yang Dikembangkan Memenuhi Sasaran Kevalidan, Kepraktisan dan Keefektifan Di Kelas X SMA 1 Negeri Lubuklinggau?. Subjek penelitian ini terdiri dari 36 siswa kelas X MIPA 4 SMAN 1 Lubuklinggau yang diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling dimana pengambilan subjek penelitian dilakukan secara acak. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, angket dan tes. Pengembangan dilakukan dengan menggunakan Model Sugiyono dengan 10 tahapan. Kevalidan bahan ajar dilakukan dari 3 segi yaitu materi dengan persentase 76,57% pada kategori baik, segi tata bahasa dengan persentase 83,33% termasuk kategori baik dan media dengan persentase 80,55% dengan kategori baik. Kepraktisan buku ajar mencapai 86,25% dengan kategori sangat setuju. Keefektifan buku ajar dapat dilihat dari hasil tes ulangan siswa mencapai 80,55% dengan siswa yang mendapat nilai >70 berjumlah 29 siswa dan mendapat nilai <70 berjumlah 7 siswa. Dimana t hitung = 2,7 dan t tabel = 1,689, karena t hitung > t tabel maka H a diterima dan H o ditolak. Oleh karena itu, bahan ajar pada materi Gerak Harmonik Sederhana (GHS) berbasis inkuiri dapat dikatakan valid, praktis dan efektif. Kata kunci : Bahan Ajar, Model Inquiry, Research and Development. ABSTRACT This thesis is entitled "Development of Physics Teaching Materials on Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Based on Inquiry in Class X SMA Negeri 1 Lubuklinggau". The problems in this research are 1) How to Develop Physics Teaching Materials on Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Based on Inquiry in Class X SMA Negeri 1 Lubuklinggau? 2) How are the Characteristics of Inquiry-Based Physics Teaching Materials Developed to fulfill the Objectives of Validity, Practicality and Effectiveness In Class X SMAN 1 Lubuklinggau? The subjects of this research consisted of 36 students of class X MIPA 4 of SMAN 1 Lubuklinggau who were taken using simple random sampling technique in which the subjects were taken randomly. Data collection was carried out by interview, questionnaires and tests techniques. The

Upload: others

Post on 29-Dec-2019

28 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengembangan Bahan Ajar Fisika Pada Materi …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNAL TIARA.pdfMengembangkan Bahan Ajar Fisika Pada Materi Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Berbasis

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Lubuklinggau 1

Dosen Program Pendidikan Fisika STKIP PGRI Lubuklinggau 2 3

Pengembangan Bahan Ajar Fisika Pada Materi Gerak Harmonik Sederhana

(GHS) Berbasis Inquiry Di Kelas X SMA Negeri 1 Lubuklinggau

Tiara Nindy Alisha1 Tri Ariani

2 Wahyu Arini

3

Program Studi Pendidikan Fisika STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU

JL. Mayor Toha Kel. Air Kuti Telp. (0733) 451432 Lubuklinggau

E-Mail : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Fisika Pada Materi Gerak

Harmonik Sederhana (GHS) Berbasis Inquiry Di Kelas X SMA Negeri 1

Lubuklinggau”. Masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana Cara

Mengembangkan Bahan Ajar Fisika Pada Materi Gerak Harmonik Sederhana (GHS)

Berbasis Inquiry Di Kelas X SMA Negeri 1 Lubuklinggau?, 2) Bagaimana

Karakteristik Bahan Ajar Fisika Berbasis Inquiry yang Dikembangkan Memenuhi

Sasaran Kevalidan, Kepraktisan dan Keefektifan Di Kelas X SMA 1 Negeri

Lubuklinggau?. Subjek penelitian ini terdiri dari 36 siswa kelas X MIPA 4 SMAN 1

Lubuklinggau yang diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling

dimana pengambilan subjek penelitian dilakukan secara acak. Pengumpulan data

dilakukan dengan teknik wawancara, angket dan tes. Pengembangan dilakukan dengan

menggunakan Model Sugiyono dengan 10 tahapan. Kevalidan bahan ajar dilakukan

dari 3 segi yaitu materi dengan persentase 76,57% pada kategori baik, segi tata bahasa

dengan persentase 83,33% termasuk kategori baik dan media dengan persentase

80,55% dengan kategori baik. Kepraktisan buku ajar mencapai 86,25% dengan

kategori sangat setuju. Keefektifan buku ajar dapat dilihat dari hasil tes ulangan siswa

mencapai 80,55% dengan siswa yang mendapat nilai >70 berjumlah 29 siswa dan

mendapat nilai <70 berjumlah 7 siswa. Dimana thitung = 2,7 dan ttabel = 1,689, karena

thitung > ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak. Oleh karena itu, bahan ajar pada materi

Gerak Harmonik Sederhana (GHS) berbasis inkuiri dapat dikatakan valid, praktis dan

efektif.

Kata kunci : Bahan Ajar, Model Inquiry, Research and Development.

ABSTRACT

This thesis is entitled "Development of Physics Teaching Materials on Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Based on Inquiry in Class X SMA Negeri 1 Lubuklinggau". The problems in this research are 1) How to Develop Physics Teaching Materials on Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Based on Inquiry in Class X SMA Negeri 1 Lubuklinggau? 2) How are the Characteristics of Inquiry-Based Physics Teaching Materials Developed to fulfill the Objectives of Validity, Practicality and Effectiveness In Class X SMAN 1 Lubuklinggau? The subjects of this research consisted of 36 students of class X MIPA 4 of SMAN 1 Lubuklinggau who were taken using simple random sampling technique in which the subjects were taken randomly. Data collection was carried out by interview, questionnaires and tests techniques. The

Page 2: Pengembangan Bahan Ajar Fisika Pada Materi …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNAL TIARA.pdfMengembangkan Bahan Ajar Fisika Pada Materi Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Berbasis

2

development was carried out using the Sugiyono Model with 10 aspects. The validity of teaching

materials used in 3 aspects, namely material with a percentage of 76.57% in the good category,

grammar with a percentage of 83.33% including both categories and media with a percentage of

80.55% with good categories. Practical textbooks reached 86.25% with strongly agree categories.

The effectiveness of textbooks can be seen from the results of students' test tests reaching 80.55%

with students who got> 70 scores totaling 29 students and got a score of <70 totaling 7 students.

Where is tcount = 2.7 and ttable = 1.689, because tcount >ttable then Ha is accepted and Ho is rejected.

Therefore, instructional materials in inquiry-based Gerak Harmonik Sederhana (GHS) material

can be said to be valid, practical and effective.

Keywords: Teaching Materials, Inquiry Model, Research and Development.

PENDAHULUAN

Ada beberapa alasan mengapa guru

harus mengembangkan buku ajar. Salah

satunya adalah ketersediaan alat pembelajaran

yang harus sesuai dengan kurikulum dan

pemecahan berbagai masalah. Guru berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran di

sekolah salah satunya dengan menggunakan

buku ajar. Buku ajar pun bisa memberikan

dampak yang positif bagi siswa karena

dengan adanya buku ajar siswa mampu untuk

bisa belajar dengan mandiri. Tanpa

menggunakan buku ajar mustahil suatu

pembelajaran akan terlaksana dengan baik.

Berdasarkan wawancara yang telah

dilakukan diketahui bahwa siswa susah untuk

mengingat rumus fisika dikarenakan guru

mengajar dengan cara mencatat sehingga

siswa tidak ikut terlibat secara aktif dalam

pembelajaran. Siswa ternyata lebih menyukai

pembelajaran secara aktif seperti praktikum

ataupun diskusi. Pembelajaran fisika yang

dilakukan menggunakan bantuan berupa buku

ajar yang berasal dari cetakan yang sudah ada,

akibatnya mereka tidak suka membaca buku

tersebut karena bahasa yang digunakan sulit

untuk dimengerti siswa. Kurikulum yang

digunakan ini lebih menuntut kepada

keaktifan siswa dalam mencari dan

menemukan informasi sendiri mengenai

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Mencari dan menemukan sendiri

jawaban dari permasalahan yang dihadapi

dinamakan dengan model pembelajaran

Inkuiri. Trianto (2009:166) inkuiri yang

dalam bahasa inggrisnya Inquiry, berarti

pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan.

Inkuiri sebagai proses umum yang dilakukan

manusia untuk mencari atau memahami

informasi. Hal ini dikarenakan model-model

pemrosesan informasi menekankan pada

bagaimana seseorang berpikir dan bagaimana

dampaknya terhadap cara-cara mengolah

informasi. Tujuan model pembelajaran Inquiry, yaitu memberi kesempatan siswa

untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran

dengan menemukan jawaban atas

permasalahan yang ada dengan melibatkan

banyak hal seperti pencarian informasi,

eksperimen maupun diskusi yang

memberikan peluang kepada siswa untuk bisa

menyelesaikan suatu masalah dengan

pemikiran mereka sendiri.

Tujuan penelitian yang ingin dicapai

oleh peneliti dalam penelitian ini adalah: 1)

untuk mengetahui cara mengembangkan

bahan ajar fisika pada materi Gerak Harmonik

Sederhana (GHS) berbasis Inquiry di kelas X

SMA Negeri 1 Lubuklinggau. dan 2) untuk

mengetahui karakteristik bahan ajar fisika

berbasis Inquiry yang dikembangkan

memenuhi sasaran kevalidan, kepraktisan dan

keefektifan di kelas X SMA Negeri 1

Lubuklinggau.

KAJIAN TEORITIK

PENELITIAN PENGEMBANGAN

Sudjana (dalam Trianto, 2011:81) untuk

melaksanakan pengembangan perangkat

diperlukan model-model pengembangan yang

sesuai dengan sistem pendidikan. Sehubungan

dengan itu ada beberapa model

pengembangan pengajaran yang biasanya

digunakan dalam suatu penelitian

pengembangan baik pada pengembangan

pendidikan, teknologi, sosial maupun keadaan

Page 3: Pengembangan Bahan Ajar Fisika Pada Materi …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNAL TIARA.pdfMengembangkan Bahan Ajar Fisika Pada Materi Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Berbasis

3

sejarah. Dalam pengembangan perangkat

pembelajaran dikenal 3 macam model

pengembangan perangkat, yaitu Model Dick-

Carey, Model Four-D dan Model Kemp.

Selain itu terdapat juga model Sugiyono.

Sugiyono (2012:407) menyatakan bahwa

metode penelitian dan pengembangan atau

Bahasa Inggris nya Research And

Development adalah metode penelitian yang

digunakan untuk menghasilkan produk

tertentu, dan menguji keefektifan produk

tersebut.

Model pengembangan yang digunakan

adalah model Sugiyono. Langkah-langkah

pengembangan model Sugiyono ada 10

tahapan mulai dari potensi dan masalah,

pengumpulan data, desain produk, validasi

desain, revisi desain, uji coba produk, revisi

produk, uji coba pemakaian, revisi produk

dan produksi massal.

Gambar 1 Langkah-langkah penggunaan

model pengembangan Sugiyono Model pengembangan buku ajar yang

akan dipakai yaitu menggunakan model Sugiyono karena revisi yang berlapis terhadap produk yang dikembangkan dan langkah pengembangan yang tidak begitu rumit. Namun model pengembangan Sugiyono memakan banyak biaya bagi produk akhir yang akan diproduksi massal, sehingga peneliti hanya mengembangkan buku ajar pada tahap ke-9 yaitu revisi produk tanpa ikut memproduksi massal dari buku ajar yang dikembangkan berbasis inkuiri pada materi Gerak Harmonik Sederhana (GHS).

BUKU AJAR

Millah dkk (dalam Pambudiono dkk,

2016:1077) buku ajar merupakan seperangkat

materi substansi pelajaran yang disusun

secara sistematis menampilkan keutuhan dari

kompetensi yang akan dikuasai oleh siswa

dalam kegiatan pembelajaran. Prianto (dalam

Perwiraningtyas, 2017:20) buku ajar

merupakan salah satu bentuk bahan cetak

yang dapat dikembangkan sebagai sumber

belajar. Buku ajar dapat digunakan sebagai

salah satu sumber acuan bagi pendidik dalam

melaksanakan proses pembelajaran.

Sedangkan menurut Bacon (dalam Hanifah,

2014:104) buku ajar adalah buku yang

dirancang untuk penggunaan di kelas dengan

cermat disusun dan dipersiapkan oleh pakar

atau para ahli dalam bidang tertentu dan

dilengkapi dengan sarana-sarana

pembelajaran yang relevan dan serasi.

Artinya dengan kata lain dapat

disimpulkan bahwa buku ajar adalah suatu

alat yang digunakan dalam proses belajar

mengajar yang telah disusun secara sistematis

yang berisi materi yang akan diajarkan yang

disesuaikan dengan sarana yang telah

disediakan. Menurut Greeny dan Petty (dalam

Hanifah, 2014:106-107) fungsi buku ajar

yaitu penyajian buku ajar mencerminkan

suatu sudut pandang sehingga dapat dengan

mudah untuk mengaplikasikan dalam proses

pembelajaran. Buku ajar ini nantinya akan

digunakan oleh peneliti dalam kegiatan

penelitian kedepannya. Buku ajar dapat

digunakan dalam berbagai jenjang pendidikan

termasuk dalam jenjang pendidikan tinggi.

Dalam proses pembelajaran tentu mempunyai

tujuannya yaitu untuk bisa mencapai hasil

pembelajaran yang maksimal sesuai dengan

indikator materi yang akan diajarkan melalui

buku ajar. Dalam suatu kelas terdapat

berbagai ragam siswa baik dari segi

kecerdasan, emosional, budaya, bahasa, dan

sebagainya yang menuntut guru untuk bisa

berperan aktif dalam meningkatkan hasil

belajar siswa.

Adapun kualitas pengembangan buku

ajar yang baik dilihat dari tingkat kevalidan,

kepraktisan dan keefektifan nya. Ada

beberapa indikator yang terdapat pada tingkat

kevalidan, kepraktisan dan keefektifan yang

dijelaskan seperti berikut ini.

1. Kevalidan

Mukarramah dkk (2016:123) validasi

dapat dilihat dari validasi isi dan validasi

konstruk (tampilan). Validasi isi terdiri

Page 4: Pengembangan Bahan Ajar Fisika Pada Materi …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNAL TIARA.pdfMengembangkan Bahan Ajar Fisika Pada Materi Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Berbasis

4

dari aspek kualitas isi, organisasi, evaluasi

dan kebahasaan. Sedangkan validasi

tampilan terdiri dari konsistensi, format,

daya tarik, bentuk dan gaya huruf. Oleh

sebab itu dibutuhkan ahli/ pakar untuk

menilai kevalidan perangkat pembelajaran

yang dikembangkan. Perangkat dikatakan

valid jika validator memberikan penilaian

dengan rata-rata skor berada pada kriteria

baik atau sangat baik (Rudyanto, 2014:44).

2. Kepraktisan

Sudirta (dalam Widya dkk,

2017:166) kepraktisan perangkat

pembelajaran dapat dilihat dari

keterlaksanaan perangkat pembelajaran.

Farda dkk (2016:40) kepraktisan bahan

ajar cetak juga dapat dilihat dari tanggapan

atau respons peserta didik dan respons

guru. Perangkat dikatakan praktis jika

respon guru dan siswa berada pada kriteria

baik atau sangat baik (Rudyanto, 2014:45).

3. Keefektifan

Jannah dkk (2016:1200)

keefektifan ditinjau dari hasil belajar

kognitif produk. Keefektifan bahan ajar

yang diperoleh dari hasil belajar kognitif

produk ini juga didukung oleh data

validitas dan data kepraktisan bahan ajar

yang dikembangkan. Mukarrahmah

(2016:124) untuk mengetahui efektif

tidaknya suatu proses pembelajaran dapat

dilihat dari tes hasil belajar siswa.

MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

Inkuiri lebih menekankan kepada

pembelajaran sains dimana siswa menjadi

terampil dalam memperoleh dan menganalisis

informasi yang didapat. Informasi yang

didapat merupakan jawaban dari rumusan

permasalahan yang diajukan. Rumusan

masalah tersebut bisa diselesaikan dengan

berbagai cara seperti melakukan

percobaan/praktikum, eksperimen ataupun

diskusi. Model ini membuat siswa berpikir

lebih kreatif untuk memecahkan masalah

karena bisa merancang, menemukan dan

membuktikan jawaban yang diberikan. Trianto (2009:166) inkuiri berarti

pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai proses umum yang dilakukan

manusia untuk mencari atau memahami informasi. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah 1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, 2) keterarahan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran, 3) mengembangkan sikap percaya diri pada siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. Gulo (dalam Dewi, 2014:87) metode inkuiri melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga peserta didik dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Trianto (2009:169) ada beberapa prosedur atau langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar-mengajar model inkuiri yaitu: 1) mengajukan pertanyaan atau permasalahan, 2) merumuskan hipotesis, 3) mengumpulkan data, 4) analisis data dan 5) membuat kesimpulan.

Kelebihan-kelebihan penerapan Inquiry (Anam, 2016:15) adalah : 1) siswa belajar tentang hal-hal penting namun mudah dilakukan, siswa didorong untuk melakukan, bukan hanya duduk, diam dan mendengarkan, 2) tema yang dipelajari tidak terbatas, bisa bersumber dari mana saja, buku pelajaran, pengalaman siswa/guru, internet, media elektronik, 3) siswa akan menjadi pembelajar aktif, out of the box, siswa akan belajar karena mereka membutuhkan, bukan sekedar kewajiban. sehingga dengan adanya kegiatan keaktifan membuat siswa lebih mudah dalam mengerti tentang materi yang diajarkan, 4) dengan melakukan observasi dan eksperimen siswa memiliki peluang besar untuk melakukan penemuan. Siswa akan segera mendapat hasil dari materi atau topik yang mereka pelajari. Kelemahan-kelemahan penerapan model pembelajaran Inquiry yang biasanya diterapkan di dalam kelas antara lain (Faizi, 2013:160): 1) memerlukan persiapan dan kemampuan berpikir yang tinggi dan 2) membutuhkan peralatan dan fasilitas yang memadai.

METODOLOGI PENELITIAN

Model pengembangan yang digunakan

untuk mengembangkan buku ajar fisika

berbasis inkuiri menerapkan model

pengembangan Sugiyono. Adapun langkah

dari pengembangan model Sugiyono terdapat

10 tahapan yaitu: tahap potensi dan masalah,

Page 5: Pengembangan Bahan Ajar Fisika Pada Materi …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNAL TIARA.pdfMengembangkan Bahan Ajar Fisika Pada Materi Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Berbasis

5

pengumpulan data, desain produk, validasi

desain, revisi desain, uji coba produk, revisi

produk, uji coba pemakaian, revisi produk

dan produksi massal, namun peneliti hanya

menggunakan 9. Teknik pengumpulan data

dalam penelitian ini menggunakan angket,

wawancara dan tes. Adapun instrumen yang

digunakan untuk melihat kelayakan dan

keefektifan buku ajar yang dikembangkan

yaitu menggunakan, angket kevalidan, angket

kepraktisan, wawancara dan soal tes.

Dalam mengembangkan buku ajar ini

peneliti mendesain produk menggunakan

photoshop dan Ms. Word. Dimana hasil dari

desain yang dilakukan oleh peneliti harus

melalui tahap FGD yang dilakukan oleh Ibu

Ida Kurnia, M.Pd dan Bapak Ahmad Amin,

M.Si. FGD dilakukan guna untuk bisa saling

bertukar pikiran antara peneliti dengan tim

FGD agar produk yang dikembangkan

semakin baik sebelum produk tersebut akan

divalidasi oleh para validator yang ahli di

bidangnya masing-masing. Validator yang

akan memvalidasi buku ajar yang

dikembangkan adalah ahli materi oleh bapak

Yaspin Yolanda, M.Pd.Si dan ibu Ida

Silpiani, S.Pd, ahli tata bahasa dilakukan oleh

ibu Dr. Yohanna Satinem, M.Pd serta ahli

media dilakukan oleh bapak Dodik Mulyono,

M.Pd. Peneliti menggunakan desain One Shot

Case Study dimana peneliti hanya melihat hasil akhir dari sebuah penelitian. Peneliti melakukan 3 tahap pengujian yaitu dengan menggunakan One To One, uji kelompok terbatas dan uji kelompok luas. Pada uji perorangan peneliti menggunakan lembar wawancara dengan 3 orang siswa kelas X MIPA 3, kemudian memberikan angket dengan 9 orang siswa kelas X MIPA 6. Angket ini berisi 10 pernyataan yang harus diberikan tanggapan oleh siswa dan guru. Pada akhirnya tahap uji coba kelompok luas dilakukan di kelas X MIPA 4 SMAN 1 Lubuklinggau dengan menggunakan 10 soal tes sebagai instrumen pengujian keefektifan produk.

Untuk menghitung skor angket menggunakan rumus:

Persentase = d e e

x 100 %

Persentase ketuntasan menurut

Fatmawati (2016:97) ada 2 yaitu ketuntasan

individual dan ketuntasan klasikal.

Persentase ketuntasan individual :

N = d d

x 100%

Persentase ketuntasan klasikal:

N =

e x 100%\

Untuk menguji hipotesis tersebut dapat

menggunakan t-test satu sampel dengan

rumus sebagai berikut:

t = ̅–

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan 1 bahasan

materi yaitu materi Gerak Harmonik

Sederhana (GHS) dengan menerapkan model

inkuiri pada bahan ajar yang dikembangkan.

Pembelajaran dilakukan 1 kali dalam 1

minggu dengan menggunakan 3 x 40 menit

setiap satu kali pertemuan. Penelitian

dilakukan selama 3 minggu sehingga peneliti

harus bisa memanfaatkan waktu yang sedikit

untuk mencapai keterlaksanaan pembelajaran

yang maksimal.

Buku ajar ini didesain dengan

menggunakan bantuan Ms. Word dan

Photoshop. Buku ajar dibuat berbeda dengan

buku lainnya dan bisa menarik perhatian

siswa sehingga buku ajar harus didesain

sebagus mungkin untuk mendapatkan hasil

pengembangan buku ajar yang maksimal.

Siswa biasanya lebih tertarik pada

penggunaan gambar dan warna yang terdapat

di dalam buku karena hal tersebut membuat

kesan buku ajar tersebut tidak terlalu sulit dan

membosankan. Gambar-gambar tersebut

ditujukan agar siswa bisa merumuskan

masalah dan menjawab sendiri masalah yang

dihadapi siswa sesuai dengan model

pembelajaran yang digunakan. Buku ajar yang dikembangkan terdiri

dari buku guru dan buku siswa. Buku guru

Page 6: Pengembangan Bahan Ajar Fisika Pada Materi …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNAL TIARA.pdfMengembangkan Bahan Ajar Fisika Pada Materi Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Berbasis

6

dan buku siswa sebenarnya sama namun ada perbedaan sedikit pada kedua buku tersebut. Pada buku guru terdapat soal evaluasi dan penyelesaian dari soal latihan dan soal evaluasi serta LKP yang lengkap namun pada buku siswa hanya terdapat soal latihan, tidak ada penyelesaian untuk soal latihan dan juga tidak terdapat soal evaluasi beserta penyelesaiannya serta penyajian LKP yang belum lengkap.

Buku ajar yang dikembangkan telah melalui beberapa tahap demi memperoleh buku ajar final yang dapat digunakan dalam penelitian yang sebenarnya. Berikut penjelasan mengenai tahap demi tahap dalam memperoleh buku ajar final.

Buku Ajar Draft 1 Pada bagian ini peneliti telah membuat

buku ajar berbasis inkuiri namun belum divalidasi dan dinilai oleh para validator dengan materi Gerak Harmonik Sederhana (GHS) untuk kelas X MIPA SMAN 1 Lubuklinggau. Buku ini telah dibuat dengan meletakkan sintaks pembelajaran inkuiri didalamnya. Berikut tabel yang memaparkan isi dari buku ajar draft 1.

Cover buku ajar

Isi buku ajar

Peta konsep buku

ajar

LKP buku ajar

Gambar 2 Buku Ajar Draft 1

Setelah buku ajar draft 1 ini selesai di

desain maka buku ajar ini diberikan pada tim

FGD untuk dinilai dan diberikan komentar

sesuai dengan isi dari buku ajar yang

dikembangkan. Tim FGD ini terdiri dari 2

orang yaitu 1 orang dosen fisika yaitu bapak

Ahmad Amin, M.Si dan 1 orang guru fisika

SMAN 1 Lubuklinggau yaitu ibu Ida Kurnia,

M.Pd.

Buku Ajar Draft 2

Setelah buku ajar yang dikembangkan

diberikan pada tim FGD maka buku ajar akan

direvisi sesuai dengan saran dan komentar

yang diberikan oleh tim FGD sebelum buku

ajar berbasis inkuiri divalidasi oleh tim

validator. Berikut tabel yang memaparkan isi

dari buku ajar draft 2.

Cover depan buku

ajar

Cover belakang

buku ajar

Isi buku ajar

Peta konsep buku

ajar

Page 7: Pengembangan Bahan Ajar Fisika Pada Materi …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNAL TIARA.pdfMengembangkan Bahan Ajar Fisika Pada Materi Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Berbasis

7

LKP buku ajar

Isi buku ajar

Gambar 3 Buku Ajar Draft 2

Setelah buku ajar draft 2 ini selesai di

desain maka buku ajar ini diberikan pada tim

validator untuk divalidasi dan diberikan

komentar sesuai dengan isi dari buku ajar

yang dikembangkan. Ada 3 aspek yang harus

divalidasi yaitu materi, tata bahasa dan media.

Tim validator ini terdiri dari 4 orang yaitu 1

orang dosen fisika yaitu bapak Yaspin

Yolanda, M.Pd.Si dan 1 orang guru fisika

SMAN 1 Lubuklinggau yaitu ibu Ida Silpiani,

S.Pd sebagai validator materi, 1 orang dosen

bahasa indonesia yaitu Ibu Dr. Yohanna

Satinem, M.Pd, dan 1 orang dosen

matematika yaitu bapak Dodik Mulyono,

M.Pd.

Buku Ajar Final

Setelah buku ajar berbasis inkuiri draft

1 dan draft 2 diberikan penilaian dan

divalidasi maka buku ajar siap untuk diuji

cobakan dalam penelitian. Berikut tabel yang

memaparkan isi dari buku ajar final.

Cover depan buku

ajar final

Cover belakang buku

ajar final

Isi buku ajar final

Konsep buku ajar

final

Isi buku ajar final

Isi buku ajar final

Gambar 4 Buku Ajar Final

Setelah draft final selesai maka buku

ajar ini di uji cobakan di SMAN 1

Lubuklinggau. Buku ajar ini menurut para

validator dan tim FGD telah layak untuk

diproduksi dan hasil penilaian dari mereka

sudah baik dalam proses pengembangan buku

ajar pada materi Gerak Harmonik Sederhana

(GHS) berbasis inkuiri. Terlihat dari tabel

diatas bahwa semua tampilan telah dijelaskan

dan dipaparkan dengan baik sesuai dengan

saran dan komentar yang diberikan oleh para

ahli.

KELAYAKAN BUKU AJAR

Kelayakan dari buku ajar berbasis

inkuiri yang dikembangkan harus melalui

tahap validasi terlebih dahulu sebelum buku

yang dikembangkan di uji cobakan pada saat

penelitian. Pemvalidasian tersebut dilakukan

oleh para ahli dibidangnya masing-masing.

Page 8: Pengembangan Bahan Ajar Fisika Pada Materi …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNAL TIARA.pdfMengembangkan Bahan Ajar Fisika Pada Materi Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Berbasis

8

Validasi dilakukan dari 3 aspek yaitu materi,

tata bahasa, media. Ketiga aspek ini dinilai

oleh 4 orang ahli yaitu 2 orang ahli materi

dari dosen Fisika dan guru fisika SMAN 1

Lubuklinggau, 1 orang ahli tata bahasa dari

dosen Bahasa Indonesia dan 1 orang ahli

media dari dosen Matematika. Ahli materi

adalah dosen Fisika yaitu bapak Yaspin

Yolanda, M.Pd.Si dan guru Fisika SMAN 1

Lubuklinggau yaitu ibu Ida Silpiani, S.Pd,

ahli tata bahasa adalah dosen Bahasa

Indonesia yaitu ibu Dr. Yohanna Satinem,

M.Pd serta ahli media adalah dosen

Matematika yaitu bapak Dodik Mulyono,

M.Pd.

Para ahli yang merupakan dosen dari

STKIP-PGRI Lubuklinggau tersebut

merupakan orang-orang yang disarankan oleh

pihak LP4MK STKIP-PGRI Lubuklinggau

untuk bisa memberikan saran dan komentar

serta penilaian mereka terhadap buku ajar

yang dikembangkan berbasis inkuiri. Untuk

guru fisika SMAN 1 Lubuklinggau dipilih

langsung oleh peneliti sendiri. Instrumen yang

digunakan dalam bagian validasi ini adalah

berupa angket terbuka yang mana para ahli

nantinya bisa memberikan komentar dan

saran sesuai dengan apa yang ada di pikiran

mereka sendiri.

Penilaian dari dosen fisika yaitu bapak

Yaspin Yolanda, M.Pd.Si dan guru fisika

yaitu ibu Ida Silpiani, S.Pd yang ada di

SMAN 1 Lubuklinggau terhadap buku ajar

yang dikembangkan dari segi materi dapat

diakumulasikan menjadi 76,57% yang

termasuk kedalam kategori baik. Dengan

melihat hasil persentase yang didapatkan dari

para ahli materi maka buku ajar yang

dikembangkan dapat diakatakan layak dari

segi materi. Selanjutnya buku ajar yang sudah

melalui tahap validasi materi maka akan

diajukan pada ahli tata bahasa.

Hasil tanggapan dari dosen ahli tata

bahasa yaitu ibu Dr. Yohanna Satinem, M.Pd

untuk buku ajar berbasis inkuiri mendapatkan

skor 20 yang termasuk kedalam kategori baik

dengan persentase 83,33% sehingga buku ajar

layak untuk digunakan dari segi tata bahasa.

Maka dengan melihat hal tersebut buku

tersebut ternyata sudah dapat digunakan

dalam penelitian namun harus melalui satu

tahapan lagi. Tahapan tersebut adalah

pengujian dari segi media.

Hasil tanggapan dari dosen ahli media

yaitu bapak Dodik Mulyono, M.Pd untuk

buku ajar berbasis inkuiri mendapatkan skor

29 yang termasuk kedalam kategori baik

dengan persentase 80,55% sehingga buku ajar

layak untuk digunakan dari segi media.

Karena buku yang dikembangkan sudah

melalui beberapa tahapan pengujian maka

buku sudah siap untuk di uji cobakan dalam

pelaksanaan penelitian. Penelitian ini

dilakukan di SMA Negeri 1 Lubuklinggau.

Dari hasil evaluasi melalui 4 para ahli

yang meliputi segi tata bahasa, media maupun

materi persentase yang dicapai untuk melihat

tingkat kevalidan buku ajar yang

dikembangkan adalah 80,15% dan termasuk

kategori baik sehingga layak untuk digunakan

dengan tetap melakukan revisi sesuai dengan

saran dan komentar yang diberikan. Karena

hasil validasi telah dikatakan baik maka buku

bisa diproduksi masal. Berikut hasil

rekapitulasi penilaian oleh para validator :

Tabel 1. Hasil Rekapitulasi Validasi

KEPRAKTISAN BUKU AJAR

Kepraktisan dilakukan dengan

melakukan uji coba terhadap siswa kelas X

SMA Negeri 1 Lubuklinggau. Uji coba

dilakukan dengan menggunakan uji One To

One, uji kelompok terbatas dan uji kelompok

luas. Pengujian dilakukan pada kelas yang

berbeda. Dimana setiap melakukan pengujian

jumlah subjek yang digunakan berbeda-beda.

Uji one to one dilaksanakan pada hari

senin, tanggal 23 Juli 2018 di kelas X MIPA 3

dengan 3 orang siswa. Uji coba ini dilakukan

di perpustakaan SMAN 1 Lubuklinggau. Hal-

hal yang dilakukan saat sebelum melakukan

wawancara terhadap siswa maka peneliti

Page 9: Pengembangan Bahan Ajar Fisika Pada Materi …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNAL TIARA.pdfMengembangkan Bahan Ajar Fisika Pada Materi Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Berbasis

9

memberikan arahan seperti meminta siswa

untuk melihat atau membaca sekilas tentang

buku ajar berbasis inkuiri yang dikembangkan

± 5 menit. Buku ajar yang dikembangkan bisa

dikatakan baik dilihat dari segi keterbacaan,

produk yang dihasilkan praktis dan materi

yang disajikan mudah dipahami. Pada uji

coba ini peneliti menggunakan lembar

wawancara dalam menilai kepraktisan dari

buku ajar yang dikembangkan. Uji one to one

dilaksanakan untuk melihat respon siswa

terhadap kepraktisan dari buku ajar berbasis

inkuiri yang dikembangkan.

Dari ketiga respon wawancara di atas

terdapat penilaian terhadap 3 indikator, yaitu :

a) desain buku ajar, b) kemudahan

pemahaman materi, dan c) keterbacaan

materi. Pelaksanaan uji coba one to one

dilakukan guna untuk melihat kepraktisan dari

buku ajar berbasis inkuiri yang

dikembangkan. Pelaksanaan uji coba one to

one dilakukan dengan 3 orang siswa yang

menyatakan bahwa buku ajar berbasis inkuiri

sudah sangat menarik. Materi yang disajikan

mudah dipahami karena ada penjelasannya

beserta gambar yang menarik dan bisa

memotivasi siswa dalam belajar. Guna

kebaikan buku ajar berbasis inkuiri yang

dikembangkan, hasil dari wawancara dengan

3 orang siswa menyatakan tidak ada saran

ataupun masukan terhadap buku ajar yang

dikembangkan. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa buku ajar bisa digunakan tanpa ada

revisi dan dilanjutkan dengan uji coba

kelompok terbatas.

Uji coba kelompok terbatas dilakukan

pada tanggal 24 Juli 2018 hari selasa di kelas

X MIPA 6 di perpustakaan sekolah dengan 9

orang siswa yang diambil berdasarkan 3

tingkatan mulai dari yang tinggi, sedang dan

rendah dengan menggunakan angket berskala

Likert yang didalamnya terdapat 10

pernyataan yang harus ditanggapi dan

dikomentari oleh siswa dengan keterangan

penilaian, STS = Sangat Tidak Setuju, TS =

Tidak Setuju, S = Setuju, SS = Sangat Setuju.

Pada penilaian angket terdapat kategori positif

dan negatif gunanya untuk melihat tanggapan

tentang pernyataan positif dan negatif yang

diberikan oleh peneliti.

Hal-hal yang dilakukan oleh peneliti

untuk mendapakan respon siswa

menggunakan angket yaitu : meminta siswa

untuk melihat dan membaca sekilas buku ajar

berbasis inkuiri sekitar ± 5 menit. Uji coba

kelompok terbatas juga digunakan untuk

melihat tingkat kepraktisan dari buku ajar

yang dikembangkan dengan menggunakan

angket berjenis terbuka.

Angket yang diberikan untuk penilaian

buku ajar berbasis inkuiri indikatornya sama

seperti lembar wawancara yaitu, a)

kemenarikan bahan pembelajaran fisika, b)

keterbacaan materi, dan c) kemudahan

pemahaman materi. Pada angket ini, semua

siswa memberikan komentar dan saran

terhadap buku ajar berbasis inkuiri.

Hasil respon siswa terhadap

kepraktisan buku yang dikembangkan

menyatakan bahwa siswa yang setuju

memiliki persentase 66,67% dan siswa yang

sangat setuju jika buku tersebut sangat praktis

digunakan dalam pembelajaran persentasenya

mencapai 33,33%, sedangkan untuk kategori

kurang setuju dan sangat tidak setuju tidak

ada siswa yang memiliki pernyataan tersebut.

Hasil persentase respon siswa pada uji coba

kelompok terbatas dengan menggunakan

angket dapat dijabarkan pada gambar diagram

berikut.

Gambar 5. Persentase Respon Kepraktisan

Siswa Secara Klasikal

Angket respon pada kelompok terbatas

bukan hanya diberikan pada siswa saja

melainkan juga kepada guru fisika yaitu Ibu

Ida Kurnia, M.Pd untuk bisa memberikan

komentar dan tanggapan terhadap buku ajar

berbasis inkuiri yang nantinya akan dianalisis

Page 10: Pengembangan Bahan Ajar Fisika Pada Materi …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNAL TIARA.pdfMengembangkan Bahan Ajar Fisika Pada Materi Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Berbasis

10

guna melihat tingkat kepraktisan dari buku

ajar yang dikembangkan. Berdasarkan angket

yang diberikan pada guru terdapat saran untuk

perbaikan buku ajar kedepannya. Melalui

instrumen angket yang diberikan pada guru

maka peneliti bisa mengetahui hal-hal yang

harus diperbaiki dan direvisi kembali untuk

mendapatkan buku ajar yang baik dan bisa

diuji cobakan ke dalam kelompok luas.

Dari uji coba yang dilakukan terhadap

siswa dan guru dengan menggunakan angket

didapatkan hasil data kepraktisan buku ajar

fisika pada materi Gerak Harmonik Sederhana

(GHS) berbasis inkuiri di kelas X SMAN 1

Lubuklinggau yaitu perlu ada perbaikan lagi

untuk kedepannya dimana buku ajar yang

sudah diperbaiki akan di uji cobakan

dikelompok luas. Data yang dimaksud dapat

dilihat sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Rekapitulasi Penilaian Angket

Kepraktisan Kelompok Kecil

Uji coba kelompok luas tujuannya yaitu

untuk melihat tingkat kepraktisan dan

keefektifan dari buku ajar yang

dikembangkan. Kelas X MIPA 4 dijadikan

sebagai sampel dalam penelitian dengan

pengambilan sampel secara simple random

sampling. Teknik sampling ini diberi nama

demikian karena di dalam pengambilan

e , e e “ e c ” b e -

subjek di dalam populasi sehingga semua

subjek dianggap sama (Arikunto, 2010:177).

Pada uji coba kelompok luas masih

melakukan uji kepraktisan terhadap buku ajar

yang dikembangkan.

Uji coba pemakaian untuk melihat

kepraktisan diberikan ke kelas X MIPA 4

SMAN 1 Lubuklinggau dilaksanakan pada

hari rabu, 25 Juli 2018 yang melibatkan 36

siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki 20

siswa perempuan. Pelaksanaan pengerjaan

angket respon kepraktisan dilakukan saat

pembelajaran belum dimulai di dalam kelas

pada jam 07.00 WIB pada pertemuan

pertama.

Uji coba dilakukan kembali karena

adanya saran dari kelompok terbatas

mengenai buku ajar fisika pada materi Gerak

Harmonik Sederhana (GHS) berbasis inkuiri.

Angket yang diberikan sama dengan angket

yang diberikan pada kelompok terbatas dan

siswa dianjurkan untuk mengisi saran atau

komentar di tempat yang telah disediakan.

Dalam hal ini tidak ada lagi saran mengenai

buku ajar namun terdapat beberapa komentar

mengenai buku ajar yang dikembangkan.

Komentar yang diberikan berasal dari 11

siswa di kelas X MIPA 4 SMAN 1

Lubuklinggau.

Gambar 6. Persentase Respon Kepraktisan

Siswa Secara Klasikal

Selain siswa, ibu Ida Kurnia, M.Pd juga

turut kembali memberikan penilaian terhadap

buku ajar yang telah diperbaiki saat jam

istirahat di ruang guru. Saran dan masukkan

untuk perbaikan buku ajar kedepannya sudah

tidak ada lagi karena komentar yang diberikan

merupakan tanggapan persetujuan atas semua

indikator yang telah ada di dalam buku ajar.

Dari hasil perhitungan angket kelompok

luas didapatkan data sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Rekapitulasi Penilaian Angket

Kepraktisan Kelompok Luas

Page 11: Pengembangan Bahan Ajar Fisika Pada Materi …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNAL TIARA.pdfMengembangkan Bahan Ajar Fisika Pada Materi Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Berbasis

11

Dikarenakan angket yang diberikan

terjadi 2 kali maka perlu diketahui nilai rata-

rata untuk melihat persentase kepraktisan

terhadap buku ajar fisika pada materi Gerak

Harmonik Sederhana (GHS) berbasis inkuiri

di kelas X. Berikut hasil analisis data dari

penjumlahan nilai angket kelompok terbatas

dan angket kelompok luas:

Tabel 4. Hasil Rekapitulasi Penilaian Angket

Kepraktisan

Berdasarkan perhitungan diatas terlihat

bahwa buku ajar berbasis inkuiri yang

dikembangkan telah layak dan dapat

digunakan dalam proses pembelajaran di

sekolah karena buku tersebut terbukti sangat

praktis dengan persentase 86,25% dengan

kategori sangat setuju.

KEEFEKTIFAN BUKU AJAR

Santosa (2016:39) keefektifan

merupakan faktor penting dalam

pembelajaran. Keefektifan menunjukkan

ketercapaian tujuan pembelajaran yang akan

dicapai dalam suatu pembelajaran apakah

sudah sesuai dengan indikator yang telah

dijabarkan. Sardiman (dalam Trianto,

2009:20) menyatakan bahwa keefektifan

adalah hasil guna yang diperoleh setelah

pelaksanaan proses belajar mengajar.

Vembrianto (dalam Widya dkk, 2017:162)

efektivitas ialah pengukuran terhadap prestasi

atau hasil belajar yang telah dicapai oleh

siswa setelah mempelajari buku

ajar/perangkat pembelajaran yang digunakan

dan (Hariyanto, 2012:9) belajar adalah suatu

aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh

pengetahuan, meningkatkan keterampilan,

memperbaiki perilaku, sikap, dan

mengokohkan kepribadian.

Dari beberapa pendapat di atas dapat

disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu

bentuk pengukuran hasil belajar dari proses

pembelajaran yang disesuaikan dengan

indikator pembelajaran yang telah dijelaskan.

Keefektifan mencakup tingkat seorang siswa

dapat mencapai sasaran pembelajaran yang

diharapkan.

Berdasarkan penjelasan diatas peneliti

telah mendapatkan hasil dari uji coba

kelompok luas untuk melihat keefektifan dari

buku ajar yang dikembangkan. Keefektifan

tersebut dilihat dari hasil belajar siswa. Uji

kelompok luas ini dilakukan di kelas X MIPA

4 SMAN 1 Lubuklinggau dengan

menggunakan 1 kelas sebagai subjek dalam

penelitian ini.

Akhir dari penelitian ini adalah untuk

melihat tingkat keefektifan dari buku ajar

berbasis inkuiri yang dikembangkan. Hal ini

bisa dilhat dari hasil soal tes siswa. Soal tes

digunakan untuk melihat ketuntasan hasil

belajar siswa dari segi kognitif secara

klasikal. Soal yang diberikan berjumlah 10

soal dengan menggunakan kriteria C1-C6.

Persentase ketuntasan hasil belajar

siswa dari segi kognitif sebesar 80,55% yang

dapat dikatakan tuntas. Suatu hasil ketuntasan

belajar siswa secara klasikal dapat dikatakan

tuntas apabila kelas tersebut hasil belajar

kognitif mencapai lebih dari angka 75%. Atau

dengan kata lain siswa harus mendapatkan

nilai >70 karena KKM materi fisika di SMAN

1 Lubuklinggau adalah 70. Menurut Sutirto

(dalam Jannah, 2016:1200) capaian ini dapat

diberi makna bahwa buku ajar yang

dikembangkan telah memberikan dampak

terhadap ketuntasan secara klasikal. Sehingga

menurut Utami (dalam Jannah, 2016:1200)

menunjukkan bahwa penerapan model

pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan

hasil belajar dan keterampilan proses sains

lebih baik. Sama halnya dengan penelitian

yang dilakukan oleh Ali (2014:388)

ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 86,67%

dengan menggunakan model pembelajaran

inkuiri.

Setelah diadakannya tes di kelas X

MIPA 4 SMAN 1 Lubuklinggau pada hari

rabu, maka hasil yang di dapat bahwa Uji

coba soal tes diterapkan pada 36 siswa, 29

Page 12: Pengembangan Bahan Ajar Fisika Pada Materi …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNAL TIARA.pdfMengembangkan Bahan Ajar Fisika Pada Materi Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Berbasis

12

siswa mendapatkan nilai > 70 sedangkan 7

orang siswa mendapatkan nilai < 70. Dengan

demikian persentase ketuntasan siswa lebih

dari 75% dari jumlah keseluruhan siswa

dengan hasil yang dihitung mencapai 80,55%

sehingga buku ajar pada materi Gerak

Harmonik Sederhana (GHS) berbasis inkuiri

dapat dikatakan efektif.

Gambar 7. Diagram Persentase Ketuntasan

Klasikal

Diagram diatas menunjukkan hasil

ketuntasan siswa secara klasikal. Dari hasil

nilai rata-rata seluruh siswa dapat dihitung

menggunakan t-test satu sampel. Rata-rata

nilai siswa kelas X MIPA 4 SMAN 1

Lubuklinggau adalah 75. Dimana thitung = 2,7

dan ttabel = 1,689 karena thitung ≥ ttabel maka Ha

diterima, dengan demikian rata-rata nilai hasil

belajar kognitif siswa dapat dikatakan tuntas.

Tuntas tersebut dapat dilihat dari hasil

persentase klasikal siswa.

Dari pembahasan di atas maka buku ajar

berbasis inkuiri yang dikembangkan dapat

dilihat dari segi kevalidan, kepraktisan dan

keefektifan. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa buku ajar fisika pada

materi Gerak Harmonik Sederhana (GHS)

berbasis inkuiri telah valid, praktis dan efektif

digunakan dalam proses belajar-mengajar di

kelas X SMAN 1 Lubuklinggau.

KESIMPULAN

Peneliti mengembangkan buku ajar

dengan menggunakan model pembelajaran

inkuiri yaitu model pembelajaran dengan cara

menemukan. Pengembangan buku ajar

berbasis inkuiri yang dilakukan melalui 10

tahapan mulai dari potensi dan masalah,

pengumpulan data, desain produk, validasi

desain, revisi desain, uji coba produk, revisi

produk, uji coba pemakaian, revisi produk,

dan produksi massal.

Hasil penilaian kelayakan terhadap

kualitas buku ajar berbasis inkuiri secara

keseluruhan adalah 80,15% sehingga buku

ajar berbasis inkuiri dikatakan valid dan

memenuhi kriteria baik. Persentase

keseluruhan respon siswa terhadap buku ajar

berbasis inkuiri adalah 86,25% sehingga buku

ajar dikatakan praktis dan memenuhi kriteria

sangat setuju atau positif. Hasil penilaian

keefektifan terhadap buku ajar berbasis

inkuiri pada persentase hasil tes ulangan

harian sebesar 80,55% siswa yang

memperoleh nilai di atas 70 ada 29 siswa dan

7 siswa nilainya dibawah 70 dari 10 butir

soal tes sehingga buku ajar dikatakan efektif.

Dimana nilai rata-rata yang didapat berupa,

thitung = 2,7 dan ttabel = 1,689, karena thitung ≥

ttabel . Sehingga dapat dikatakan Ha diterima

dan Ho ditolak karena rata-rata nilai hasil

ulangan siswa kelas X MIPA 4 adalah 74,8

yang nilainya >70. Oleh karena itu, buku ajar

materi Gerak Harmonik Sederhana (GHS)

berbasis inkuiri dapat dikatakan valid, praktis

dan efektif.

SARAN

Adapun saran dalam melakukan

pengembangan produk lebih lanjut adalah

sebagai berikut:

1. Peneliti menyarankan bahwa buku ajar

yang dikembangkan dapat digunakan

dalam pembelajaran materi Gerak

Harmonik Sederhana (GHS) berbasis

inkuiri karena telah mendapat penilaian

sangat baik dan layak digunakan.

2. Buku ajar berbasis inkuiri bisa

dikombinasikan dengan model

pembelajaran yang lain selama masih

menyertakan sintaks atau langkah dari

model pembelajaran inkuiri.

3. Untuk membuat siswa menjadi aktif dalam

kegiatan pembelajaran maka buku ajar

berbasis inkuiri yang dikembangkan

mampu memberikan kesempatan kepada

siswa agar menjadi student centered.

Page 13: Pengembangan Bahan Ajar Fisika Pada Materi …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/JURNAL TIARA.pdfMengembangkan Bahan Ajar Fisika Pada Materi Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Berbasis

13

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad Alfan. 2014. Pengembangan

Lembar Kerja Siswa Materi Ekosistem

Berbasis Inkuiri Untuk Menunjang

Kurikulum 2013. Bioedu. 3 (3), 388.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur

Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Anam, Khoirul. 2016. Pembelajaran Berbasis

Inkuiri Metode dan

Aplikasi.Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Dewi, N.R dan I.Akhlis. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Science Berorientasi Cultural Deviance

Solution Berbasis Inkuiri Menggunakan Ict Untuk Mengembangkan Karakter

Peserta Didik. Jurnal Pendidikan IPA

Indonesia. 3(1), 87.

Faizi, Mastur. 2013. Ragam Metode

Mengajarkan Eksakta Pada Murid.

Jogyakarta:Diva Press

Farda, dkk,. 2016. Validitas Pengembangan

Bahan Ajar Ipa Bervisi Sets. Journal Of

Primary Education. 5 (1), 40.

Fatmawati, Agustina. 2016. Pengembangan

Perangkat Pembelajaran Konsep

Pencemaran Lingkungan Menggunakan

Model Pembelajaran Berdasarkan

Masalah Untuk Sma Kelas X. EduSains.

4 (2), 97.

Hanifah, Umi. 2014. Pentingnya Buku Ajar

yang Berkualitas Dalam Meningkatkan

Efektivitas Pembelajaran Bahasa Arab.

Jurnal At-Tajdid. 3 (1), 104.

Hariyanto dan Suyono. 2012. Belajar dan

Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.

Jannah, dkk,. 2016. Desain Bahan Ajar Materi

Gelombang Dan Bunyi Model Inkuiri

Terbimbing Untuk Melatihkan

Keterampilan Proses Sains Siswa SMP.

Pendidikan Sains Pascasarjana

Universitas Negeri Surabaya. 6 (1),

1199 - 1200.

Mukarrahmah, dkk,. 2016. Pengembangan

Modul Fisika pada Pokok Bahasan

Listrik Dinamis dengan Menggunakan

Model Discovery Learning di SMAN

Banjarmasin.Jurnal Fisika FLUX. 13

(2), 123.

Perwiraningtyas, Pertiwi Dan Nugroho Aji

Prasetiyo. 2017. Pengembangan Buku

Ajar Berbasis Lingkungan Hidup Pada

Matakuliah Biologi Di Universitas

Tribhuwana Tunggadewi. Jurnal

Pendidikan Biologi Indonesia. 3 (1), 20.

Rudyanto, Hendra Erik. 2014. Model

Discovery Learning Dengan Pendekatan

Saintifik Bermuatan Karakter Untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir

Kreatif. Premiere Educandum. 4 (1),

44-45.

Santosa, Rusgianto Heri dan I Ketut Loka

Santi. 2016. Pengembangan Perangkat

Pembelajaran Menggunakan

Pendekatan Saintifik pada Materi Pokok

Geometri Ruang SMP. Jurnal

Pendidikan Matematika. 11 (1), 39.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian

Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Trianto. 2009. Mendesain Model

Pembelajaran Inovatif-Progresif.

Jakarta:Kencana

Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu.

Jakarta:Bumi Aksara

Widya, dkk,. 2017. Kualitas Perangkat

Pembelajaran Fisika Berbasis Model

Creative Problem Solving Dengan

Pendekatan Open – Ended Pada Materi

Usaha Dan Energi Terintegrasi Energi

Biomassa. Gravity: Jurnal Ilmiah

Penelitian dan Pembelajaran Fisika. 3

(2), 162, 164 dan 166.