pengembangan alat evaluasi perkuliahan untuk...
TRANSCRIPT
i
PENGEMBANGAN ALAT EVALUASI PERKULIAHAN UNTUK MENINGKATKAN MUTU DAN HASIL
EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBERI LAYANAN MAHASISWA
DI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH
TAHUN 2018
Dr. Winarno, S. Si, M. Pd.
ii
PENGEMBANGAN ALAT EVALUASI PERKULIAHAN UNTUK MENINGKATKAN MUTU DAN HASIL EVALUASI
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBERI LAYANAN MAHASISWA DI INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN) SALATIGA MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH TAHUN 2018
Penulis:
Dr. Winarno, S. Si, M. Pd. Desain cover/ lay out: Griya Media
Griya Media, 2019
xi + 193 hlm, 24 cm
Cetakan pertama, Juni 2019
ISBN: 978-602-6257-81-9
Penerbit:
Jl. Sonotirto No. 654 Salatiga
Telp./ Fax: 0298-328933
email: [email protected]
iii
ABSTRAK
Evaluasi sebagai komponen pengajaran adalah proses untuk mengetahui keberhasilan program pengajaran dan merupakan proses penilaian yang bertujuan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat pada proses belajar Salah satu cara dalam evaluasi pendidikan adalah dengan menggunakan tes. Sebagian besar alat untuk evaluasi selama ini menggunakan kertas dan pencil (papper and pencils). Saat ini, kehadiran teknologi komputer mulai dipergunakan untuk kemajuan pengujian.. Salah satu prototype komputerisasi penilaian individu yang
berkembang saat ini adalah alat evaluasi perkuliahan menggunakan bahasa pemrograman Macromedia Flash. .
Dalam penelitian dan pengembangan alat evaluasi perkuliahan menggunakan bahasa pemrograman Macromedia Flash yang menggunakan bahasa pemrograman Macromedia Flash ini menggunakan metode penelitian Research and Development (R&D). Ada dua tahapan pelaksanaan yang akan dilakukan yaitu: tahap pengembangan produk dan tahap implementasi produk. Tahap pengembangan produk meliputi: Langkah pertama dan kedua dinamakan problem revision kemudian langkah ketiga
iv
dan keempat dinamakan formalism revision sedangkan langkah kelima dan keenam dinamakan evolutionari
revision. Tahap implementasi produk implementasi alat evaluasi perkuliahan menggunakan bahasa pemrograman Macromedia Flash dalam situasi kelas yang sesungguhnya. Subyek coba yang akan digunakan untuk uji coba adalah: (a) 45 mahasiswa IAIN Salatiga untuk uji fungsionalitas dan unjuk kerja program, (b) 5 dosen IAIN Salatiga untuk proses penggalian informasi dan identifikasi kebutuhan sistem yang diperlukan dalam dan juga untuk memperoleh informasi mengenai pemilihan materi tes uji coba.
Hasil penelitian dan pengembangan dalam
pembuatanalat evaluasi perkuliahan menggunakan bahasa pemrograman Macromedia Flash yang menggunakan bahasa pemrograman Macromedia Flash untuk meningkatkan mutu dan hasil evaluasi dalam memberi layanan mahasiswa di lingkungan IAIN Salatiga dapat dilaksanakan dalam jangka waktu dua bulan yang
bisa menghasilkan alat evaluasi perkuliahan menggunakan bahasa pemrograman Macromedia Flash jadi dan telah diujicobakkan. Aplikasi salat evaluasi perkuliahan menggunakan bahasa pemrograman Macromedia Flash yang menggunakan bahasa pemrograman Macromedia Flash untuk meningkatkan mutu dan hasil evaluasi dalam memberi
v
layanan mahasiswa di lingkungan IAIN Salatiga telah dilakukan di Laboratorium komputer kampus 1 IAIN Salatiga dengan hasil: 1) Angket Tentang Aspek Tampilan Software, 2). Angket Tentang Penyajian Software, 3) Angket Tentang Aspek Pemrograman Software rata-rata bagus
vi
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur ALHAMDULILLAH hanya
peneliti haturkan kepada Allah SWT (RABB) atas
selesainya penyusunan laporan Akhir Penelitian Hibah
IAIN Salatiga tahun 2011 dan dapat terselesaikan tepat
waktu. Penelitian ini berjudul: PENGEMBANGAN ALAT
EVALUASI PERKULIAHAN UNTUK MENINGKATKAN
MUTU DAN HASIL EVALUASI PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBERI
LAYANAN MAHASISWA DI INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA MENGGUNAKAN
MACROMEDIA FLASH TAHUN 2018.
Dalam kesempatan ini, Peneliti menyampaikan
ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. Selaku Rektor
IAIN Salatiga yang telah memberi Surat Keputusan
(SK)
2. Dr. Adang Kuswaya, M. Ag. Sebagai Kepala LP2M
IAIN Salatiga dan jajaran pengurus yang telah
viii
mempercayai kepada peneliti sebagai peneliti hibah
IAIN Salatiga tahun 2018
3. Para Dosen dan mahasiswa IAIN Salatiga yang telah
menjadi subyek penelitian dan memberikan
masukan demi perbaikan software yang
dikembangkan dalam penelitian ini
4. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per
satu yang telah membantu menyelesaikan laporan
penelitian ini.
Semoga berbagai amal kebaikan mendapatkan
pahala yang berlipat ganda dari Allah S.W.T.
Hormat kami
Peneliti,
Dr. Winarno, S. Si, M. Pd.
ix
DAFTAR ISI
Abstrak .......................................................................... iii
Kata Pengantar…………………………………………………….…....vii
Daftar Isi ....................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN) ……………………………………………… 1
A. Latar Belakang…………….…….............................. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………… 2
C. Tujuan Penelitian……………………………………….…. 3
D. Manfaat Penelitian……………………………………..… 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA…………………………………...... 7
BAB III JENIS-JENIS EVALUASI PENDIDIKAN DALAM
PEMBELAJARAN PAI………………………………………...... 27
BAB IV JENIS EVALUASI TES DALAM PENILAIAN
PENDIDIKAN DALAM PEMBELAJARAN PAI…………. 39
BAB V PENINGKATAN MUTU……………………………… 61
x
BAB VII MACROMEDIA FLASH…………………………… 65
BAB VIII PRIOR RESEARCH REVIEW……………………. 67
BAB IX METODE PENELITIAN……………………………… 69
BAB X HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……. 95
XI SIMPULAN DAN SARAN………………………………… 187
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Evaluasi sebagai komponen pengajaran adalah proses
untuk mengetahui keberhasilan program pengajaran dan
merupakan proses penilaian yang bertujuan untuk
mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat pada proses
belajar 1. Evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan
dalam meningkatkan kualitas, kinerja, atau produktivitas
suatu suatu lembaga dalam melaksanakan programnya.
Fokus evaluasi adalah individu, yaitu prestasi belajar yang
dicapai kelompok atau kelas. Melalui evaluasi akan
diperoleh informasi tentang apa yang telah dicapai dan
mana yang belum2. Evaluasi memberikan informasi bagi
kelas dan pendidik untuk meningkatkan kualitas proses
belajar mengajar. Evaluasi sebagai komponen pengajaran
adalah proses untuk mengetahui keberhasilan program
pengajaran; merupakan proses penilaian yang bertujuan
untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat pada
proses belajar 3.
1 Murshel, J.L. (1954). Successfull teaching, its psychological principles. USA:
Mc. Graw Hill Book Company Inc, 373 2 Djemari Mardapi. (2008). Teknik penyusunan instrumen tes dan nontes.
Yogyakarta: Mitra Cendikia Press, 9 3 Murshel, J.L. (1954). Successfull teaching, its psychological principles. USA:
Mc. Graw Hill Book Company Inc, 374
2
Salah satu cara dalam evaluasi pendidikan adalah
dengan menggunakan tes. Sebagian besar alat untuk
mengukur tes selama ini menggunakan kertas dan pencil
(papper and pencils). Saat ini, kehadiran teknologi
komputer mulai dipergunakan untuk kemajuan pengujian 4.
Komputerisasi penilaian individu lebih efisien dan akurat
daripada penilaian menggunakan kertas dan pensil (pencil
and paper test) 5 .
Berdasarkan pada pemikiran di atas, penelitian dan
pengembangan ini dilakukan guna membuat untuk
meningkatkan mutu dan hasil evaluasi dalam memberi
layanan mahasiswa di lingkungan IAIN Salatiga
menggunakan bahasa pemrograman Macromedia Flash
B. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang masalah dan pembatasan
masalah di atas, objective penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara membuat alat evaluasi perkuliahan
untuk meningkatkan mutu dan hasil evaluasi
pembelajaran pendidikan agama islam dalam
memberi layanan mahasiswa diInstitut Agama Islam
Negeri (IAIN) SALATIGA menggunakan bahasa
pemrograman macromedia flash tahun 2018?
4 Hambleton, R.K. & Swaminathan, H. & Rogers, H.J. (1991). Fundamental of
item response theory, Newbury Park, CA: Sage Publication Inc, 5 5 Wainer, H. (1990). Computerized adaptive testing : A primer. Hillsdale, NJ:
Lawrence Erlbaum Associates, Publisher, 273
3
2. Bagaimana kelayakan aplikasi alat evaluasi
perkuliahan untuk meningkatkan mutu dan hasil
evaluasi pembelajaran pendidikan agama islam
dalam memberi layanan mahasiswa diInstitut
Agama Islam Negeri (IAIN) SALATIGA menggunakan
bahasa pemrograman macromedia flash tahun
2018?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Menghasilkan alat evaluasi perkuliahan untuk
meningkatkan mutu dan hasil evaluasi
pembelajaran pendidikan agama islam dalam
memberi layanan mahasiswa diInstitut Agama Islam
Negeri (IAIN) SALATIGA menggunakan bahasa
pemrograman macromedia flash tahun 2018
2. Mengetahui kelayakan alat evaluasi perkuliahan
untuk meningkatkan mutu dan hasil evaluasi
pembelajaran pendidikan agama islam dalam
memberi layanan mahasiswa diInstitut Agama Islam
Negeri (IAIN) SALATIGA menggunakan bahasa
pemrograman macromedia flash tahun 2018 ?
4
D. Manfaat Penelitian
Dengan ditemukannya alat evaluasi perkuliahan untuk
meningkatkan mutu dan hasil evaluasi pembelajaran
pendidikan agama islam dalam memberi layanan
mahasiswa diInstitut Agama Islam Negeri (IAIN) SALATIGA
menggunakan bahasa pemrograman macromedia flash
tahun 2018ini dapat memberikan signifikansi secara teoritis
dan praktis sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis adalah memberikan sumbangan
tentang penggunaan komputer untuk membantu
pelaksanaan tes agar lebih maksimal.
2. Manfaat praktis
a. Bagi dosen-dosen IAIN Salatiga bisa
memanfaatkan software alat tes untuk
pelaksanaan tes (ujian harian, MID dan UAS)
yang menggunakan bentuk tes objektif pilihan
ganda.
b. Bagi Unit Pengembangan Mutu Akademik
(UPMA) IAIN Salatiga bisa memanfaatkan untuk
tes komprehensif tertulis bentuk objektif pilihan
ganda.
c. Untuk Unit Pelayanan Bahasa (UPB) IAIN Salatiga
bisa memanfaatkan software alat tesuntuk
5
plecement test SIBA dan SIBI yang berbentuk
objektif pilihan ganda
d. Bagi mahasiswa IAIN Salatiga, dengan software
alat tes maka hasil tes bisa dilihat langsung
e. Hasil penelitian ini dapat memperkaya khasanah
ilmu pengetahuan, khususnya dalam penilaian
berbasis komputer
6
7
BAB II
Evaluasi Perkuliahan PAI
A. Evaluasi Perkuliahan
Secara bahasa pengertian kata evaluasi
berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti
penilaian atau penaksiran. Sedangkan pengertian
secara istilah, evaluasi merupakan kegiatan yang
terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu
obyek dengan menggunakan instrument dan
hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur untuk
memperoleh kesimpulan.6
Anne Anastasi mengartikan evaluasi bukan
sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan
insidental, melainkan merupakan kegiatan untuk
menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan
terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas.7
Menurut Bloom et. al. (1971), evaluasi
adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis
untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya
6M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 1990), hlm. 1. 7Ibid., hlm. 1.
8
terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan
sejauh mana tingkat perubahan dalam diri pribadi
siswa.8
Pengertian evaluasi secara umum, yaitu
suatu proses mencari data atau informasi tentang
objek atau subjek yang dilaksanakan untuk tujuan
pengambilan keputusan terhadap objek atau subjek
tersebut. Evaluasi pembelajaran digunakan untuk
menentukan tingkat penguasaan tentang materi
belajar siswa.9
Evaluasi pembelajaran diartikan sebagai
penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian
mengenai hal yang berkaitan dengan kegiatan
pendidikan.
Evaluasi pembelajaran menurut penulis
adalah suatu tindakan atau proses penilaian yang
digunakan dalam suatu kegiatan pembelajaran
untuk mengetahui mutu atau hasil yang dicapai
dalam suatu pembelajaran.
8Suke Silverius, Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik, (Jakarta: PT Grasindo,
1991), hlm. 4. 9Sukardi, Evaluasi Program Pendidikan Dan Kepelatihan, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2014), hlm. 2-3.
9
1. Tujuan Evaluasi dalam Pembelajaran PAI
Tujuan utama melakukan evaluasi dalam
proses belajar-mengajar adalah untuk
mendapatkan informasi yang akurat mengenai
tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa
sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya.10
1. Tujuan secara umum
Secara umum, tujuan evaluasi dalam bidang
pendidikan ada dua, yaitu:
a. Untuk memperoleh data pembuktian, yang
akan menjadi petunjuk sampai di mana tingkat
kemampuan dan tingkat keberhasilan peserta
didik dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler,
setelah mereka menempuh proses
pembelajaran dalam jangka waktu yang telah
ditentukan.
b. Untuk mengukur dan menilai sampai
dimanakah efektivitas mengajar dan metode-
metode mengajar yang telah diterapkan atau
dilaksanakan oleh pendidik, serta kegiatan
belajar yang dilaksankan oleh peserta didik.
10Ibid., hlm. 9.
10
2. Tujuan secara khusus
Tujuan khusus dari kegiatan evaluasi dalam
bidang pendidikan adalah:
a. Untuk merangsang kegiatan peserta didik
dalam menempuh program pendidikan. Tanpa
adanya evaluasi maka tidak mungkin timbul
kegairahan atau rangsangan pada diri peserta
didik untuk memperbaiki dan meningkatkan
prestasinya masing-masing.
b. Untuk mencari dan menemukan faktor-
faktor penyebab keberhasilan dan
ketidakberhasilan peserta didik dalam
mengikuti program pendidikan, sehingga dapat
dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-
cara perbaikannya.11
Tindak lanjut yang dimaksud dalam tujuan
evaluasi pembelajaran merupakan fungsi evaluasi
yang berupa:
1) Penempatan pada tempat yang tepat.
2) Pemberian umpan balik.
3) Diagnosis kesulitan belajar siswa.
11http://sumber-mu.blogspot.co.id/2012/06/pengertian-evaluasi-pendidikan-
dan.html
11
4) Penentuan kelulusan.12
Tujuan evaluasi hasil belajar dalam proses
belajar mengajar (termasuk belajar mengajar
pendidikan agama): untuk mengetahui atau
mengumpulkan informasi taraf perkembangan dan
kemajuan yang diperoleh murid, dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
kurikulum. Disamping itu agar guru dapat meniali
daya guna pengalaman dan kegiatan-kegiatan yang
telah dilaksanakan sekaligus mempertimbangkan
hasilnya serta metode mengajar dan sistem
pengajaran yang dipergunakan apakah sudah sesuai
dengan yang diharapkan dalam kurikulum.13
2. Fungsi Evaluasi Pembelajaran PAI
Sebagai salah satu komponen penting dalam
pelaksanaan pendidikan Islam, evaluasi berfungsi
sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas cara
belajar dan mengajar yang telah dilakukan
12Suke Silverius, Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik, hlm. 9-10. 13Zuhairini dkk, Metodologi Penelitian Agama, (Solo: Ramadhani, 1993), hlm.
147.
12
benar-benar tepat atau tidak, baik yang
berkenaan dengan sikap pendidik atau guru
maupun anak didik atau murid.
2) Untuk mengetahui hasil prestasi belajar siswa
guna menetapkan keputusan apakah bahan
pelajaran perlu diulang atau dapat dilanjutkan.
3) Untuk mengetahui atau mengumpulkan
informasi tentang taraf perkembangan dan
kemajuan yang diperoleh murid dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
kurikulum pendidikan Islam.
4) Sebagai bahan laporan bagi orang tua murid
tentang hasil belajar siswa. Laporan ini dapat
berbentuk buku raport, piagam, sertifikat,
ijazah, dan lain sebagainya.
5) Untuk membandingkan hasil pembelajaran
yang diperoleh sebelumnya dengan
pembelajaran yang dilakukan sesudah itu, guna
meningkatkan pendidikan.14
14Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Agama Islam,
(Jakarta: Ciputat Press, 2002), hlm. 58.
13
3. Prinsip Evaluasi dalam Pembelajaran PAI
Terdapat beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dalam melakukan evaluasi. Betapapun
baiknya prosedur evaluasi diikuti dan betapapun
sempurnanya teknik evaluasi diterapkan, apabila
tidak dipadukan dengan prinsip-prinsip
penunjangnya maka hasil evaluasinya pun akan
kurang dari yang diharapkan. Prinsip-prinsip yang
dimaksud adalah:
1. Keterpaduan
Tujuan instruksional, materi dan metode
pengajaran, serta evaluasi merupakan tiga
kesatuan terpadu yang tidak boleh dipisahkan.
Karena itu, perencanaan evaluasi harus sudah
ditetapkan pada waktu menyusun satuan
pengajaran sehingga dapat disesuaikan secara
harmonis dengan tujuan instruksional dan
materi pengajaran yang hendak disajikan.
14
2. Keterlibatan Siswa
Prinsip ini berkaitan dengan metode belajar
CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) yang menuntut
keterlibatan siswa secara aktif. Untuk dapat
mengetahui sejauh mana siswa berhasil dalam
kegiatan belajar-mengajar yang dijalaninya
secara aktif, siswa membutuhkan evaluasi yang
merupakan suatu kebutuhan yang tak bisa
dihindari.
3. Koherensi
Dengan prinsip koherensi dimaksudkan
evaluasi harus berkaitan dengan materi
pengajaran yang sudah disajikan dan sesuai
dengan ranah kemampuan yang hendak diukur.
4. Pedagogis
Evaluasi perlu diterapkan sebagai upaya
perbaikan sikap dan tingkah yang juga ditinjau
dari segi pedagogis. Evaluasi dan hasil belajar
hendaknya dapat dijadikan sebagai alat
motivasi untuk siswa dalam kegiatan belajar.
15
Hasil evaluasi hendaknya dirasakan sebagai
ganjaran (reward) yakni sebagai penghargaan
bagi yang berhasil tetapi merupakan hukuman
bagi yang tidak atau kurang berhasil.
5. Akuntabilitas
Sejauh mana keberhasilan program
pengajaran perlu disampaikan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan dengan pendidikan
sebagai laporan pertanggungjawaban (account-
ability) untuk mengetahui keadaan kemajuan
belajar siswa agar dapat dipertimbangkan
pemanfaatannya.15
4. Ruang Lingkup Evaluasi dalam Pembelajaran PAI
Ruang lingkup evaluasi berkaitan dengan
objek evaluasi itu sendiri. Jika objek evaluasi
tersebut tentang pembelajaran, maka semua hal
yang berkaitan dengan pembelajaran menjadi
ruang lingkup evaluasi pembelajaran. Ruang lingkup
pembelajaran ditinjau dari berbagai perspektif yaitu
15Ibid., hlm. 11-12.
16
domain hasil belajar, sistem pembelajaran, proses
dan hasil belajar, serta kompetensi.
1. Ruang lingkup evaluasi pembelajaran dalam
perspektif domain hasil belajar.
Menurut Benyamin S. Bloom, dkk hasil
belajar dapat dikelompokkan ke dalam 3
domain yaitu:
a. Domain kognitif, domain ini memiliki enam
jenjang kemampuan, yaitu:
1. Pengetahuan (knowledge)
Yaitu jenjang kemampuan uang
menuntut siswa mengetahui adanya
konsep, fakta, atau istilah tanpa harus
mengerti atau dapat menggunakannya.
2. Pemahaman (comprehension)
Yaitu jenjang kemampuan yang
menuntut siswa memahami atau
mengerti tentang materi pelajaran yang
disampaikan dan dapat memanfaat-
kannya.
3. Penerapan (application)
17
Jenjang kemampuan yang menuntut
peserta didik menggunakan ide-ide
umum, metode, prinsip dan teori dalam
situasi yang baru dan konkret.
4. Analisis (analysis)
Yaitu jenjang kemampuan yang
menuntut peserta didik menguraikan
suatu situasi atau keadaan tertentu
dalam kemampuan pembentuknya.
5. Sintesis (synthesis)
Yaitu jenjang kemampuan yang
menuntut peserta didik menghasilkan
sesuatu yang baru dengan cara
menggabungkan berbagai faktor.
Hasilnya bisa berupa tulisan, dan atau
rencana.
6. Evaluasi (evaluation)
Yaitu jenjang kemampuan yang
menuntut peserta didik dapat
mengevaluasi suatu keadaan, situasi,
pernyataan atau konsep berdasar
kriteria tertentu.
18
Dalam taksonomi Bloom yang direvisi oleh
David R. Krathwohl di jurnal Theory into Practice,
aspek kognitif dibedakan atas enam jenjang yaitu:
1. Mengingat (remembering)
2. Memahami (understanding)
3. Menerapkan (applying)
4. Menganalisis (analyzing)
5. Mengevaluasi (evaluating)
6. Mencipta (creating)
b. Domain afektif (affective domain), yaitu
internalisasi sikap yang menunjuk kea rah
pertumbuhan batiniah dan terjadi bila
peserta didik sadar tentang nilai yang
diterima, kemudian mengambil sikap
sehingga menjadi bagian darinya dalam
membantu nilai dan tingkah laku. Domain
afektif terdiri atas beberapa jenjang
kemampuan, yaitu:
1. Kemampuan menerima peserta didik
terhadap suatu fenomena atau
rangsangan tertentu.
19
2. Kemampuan menanggapi atau
menjawab suatu permasalahan secara
sukarela.
3. Kemampuan menilai peserta didik
untuk suatu objek, fenomena atau
tingkah laku secara konsisten.
4. Kemampuan organisasi yang menuntut
peserta didik dapat menyatukan nilai
yang berbeda dalam memecahkan
masalah.
5. Menjadi pola hidup yaitu kemampuan
seseorang untuk menerapkan setiap
yang dipelajari dalam tindakan sehari-
hari.
c. Domain psikomotor (psychomotor domain),
yaitu kemampuan peserta didik yang
berkaitan dengan gerak tubuh atau
bagiannya.
1. Meniru, merupakan kemampuan
mencontoh sesuatu yang diamati
meskipun belum mengerti maknanya.
20
2. Memanipulasi, kemampuan melakukan
suatu seperti yang diajarkan dan
mampu memilih mana yang diperlukan.
3. Pengalamian, merupakan suatu
tindakan dimana hal-hal yang
dicontohkan sudah menjadi suatu
kebiasaan.
2. Ruang lingkup evaluasi pembelajaran dalam
perspektif sistem pembelajaran:
a. Program pembelajaran meliputi:
1. Tujuan pembelajaran
umum atau kompetensi
dasar yaitu, target yang
harus dikuasai peserta
didik dalam setiap pokok
bahasan.
2. Isi atau materi
pembelajaran, yaitu isi
kurikulum yang berupa
topik atau pokok bahasan
beserta perinciannya
21
dalam setiap bidang
studi.
3. Metode pembelajaran,
yaitu cara guru menyam-
paikan materi pelajaran.
4. Media pembelajaran,
yaitu alat-alat bantu yang
mempermudah guru
dalam penyampaian isi
atau materi pelajaran.
5. Sumber belajar.
6. Lingkungan.
7. Proses penilaian dan hasil
belajar.
b. Program pelaksanaan pembelajar-
an:
1. Kegiatan, yang meliputi
jenis kegiatan, prosedur
pelaksanaan, sarana
pendukung dll.
2. Guru, sebagai penyampai
materi.
22
3. Peserta didik, peran serta
dalam kegiatan pembe-
lajaran, keaktifan, kesulit-
an belajar, dll.
d. Hasil pembelajaran, baik jangka pendek,
jangka menengah, maupun jangka panjang.
3. Ruang lingkup evaluasi pembelajaran dalam
perspektif penilaian proses dan hasil belajar.
a. Sikap, kebiasaan, motivasi, minat
dan bakat.
b. Pengetahuan dan pemahaman
peserta didik terhadap bahan
pelajaran.
c. Kecerdasan peserta didik.
d. Perkembangan jasmani atau
kesehatan.
e. Keterampilan.
4. Ruang lingkup evaluasi pembelajaran dalam
perspektif penilaian berbasis kelas
23
Sesuai kurikulum berbasis kompetensi
2004, maka ruang lingkup penilaian berbasis
kelas adalah sebagai berikut:
a. Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Kompetensi ini pada hakikatnya
ialah pengetahuan ketrampilan, sikap,
dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak
setelah peserta didik menyelesaikan
suatu aspek atau subjek mata
pelajaran.
b. Kompetensi Rumpun Pelajaran
Rumpun pelajaran merupakan
kumpulan dan mata pelajaran yang
lebih spesifik.
c. Kompetensi Lintas Kurikulum
Kompetensi ini merupakan
kompetensi yang harus dikuasai peserta
didik melalui seluruh rumpun pelajaran
dalam kurikulum.
24
d. Kompetensi Tamatan
Kompetensi ini merupakan
pengetahuan, ketrampilan, sikap dan
nilai-nilai yang direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak
setelah peserta didik menyelesaikan
jenjang pendidikan tertentu.
e. Pencapaian Keterampilan Hidup
Penguasaan berbagai kompetensi
dasar, kompetensi lintas kurikulum,
kompetensi rumpun pelajaran, dan
kompetensi tamatan melalui berbagai
pengalaman belajar dapat memberikan
efek positif dalam bentuk kecakapan
hidup (life skills).16
5. Macam-macam Evaluasi Pembelajaran PAI
Macam-macam jenis evaluasi hasil belajar
dalam proses belajar mengajar pendidikan agama di
sekolah dapat dibedakan ke dalam:17
16http://long-visit.blogspot.co.id/2012/10/ruang-lingkup-evaluasi-
pembelajaran.html 17Zuhairini dkk, Metodologi Penelitian Agama, hlm. 151.
25
1) Tes Penempatan (Placement Test)
Tes ini digunakan untuk mengukur kesiapan
siswa dan mengetahui tingkat pengetahuan
yang telah dicapai sehubungan dengan
pelajaran yang akan disajikan.
2) Tes Formatif (Formative Test)
Tes ini digunakan untuk memantau
(memonitor) kemajuan belajar siswa demi
memberikan umpan balik, baik kepada siswa
maupun kepada guru.
3) Tes Diagnostik (Diagnostic Test)
Tes ini bertujuan mendiagnosis kesulitan
belajar siswa untuk mengupayakan perbaikan-
nya.
4) Tes Sumatiif (Summative Test)
Test ini diberikan pada akhir tahun ajaran atau akhir
suatu jenjang pendidikan
26
27
BAB III
JENIS-JENIS EVALUASI PENDIDIKAN DALAM
PEMBELAJARAN PAI
A. MATERI
1 Pengertian Evaluasi
Evaluasi berasal dari bahasa Inggris
“Evaluation” akar katanya value yang berarti nilai
atau harga. Dalam bahasa arab disebut al-qimah
atau al-taqdir. Dengan demikian secara harfiah,
evaluasi pendidikan al-taqdir at-tarbawy dapat
diartikan sebagai penilaian dalam (bidang)
pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan kegiatan pendidikan.18
Menurut Edwind Wandt, evaluasi
mengandung pengertian: suatu tindakan atau
proses dalam menentukan nilai sesuatu.
Sedangkan menurut M. Chabib Thoha, Evaluasi
merupakan kegiatan yang terencana untuk
mengetahui keadaan objek dengan menggunakan
18Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia,
2002), hlm. 331.
28
instrument dan hasilnya dibandingkan dengan
tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.19
Adapun ruang lingkup kegiatan evaluasi
pendidikan agama mencakup penilaian terhadap
kemajuan belajar (hasil belajar) siswa dalam aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap sesudah
mengikuti program pengajaran.
Sedangkan di dalam pendidikan agama,
evaluasi sebagai suatu sistem, bukan sekedar
pekerjaan tambal sulam, tetapi evaluasi
merupakan salah satu komponen, disamping
materi (bahan) kegiatan belajar mengajar, alat
pelajaran, sumber dan metode, yang kesemua
komponen saling berinteraksi satu sama lain
untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah di
rumuskan.20
2. Prinsip Dasar Evaluasi
Adapun prinsip dasar evaluasi yang biasa
diistilahkan dengan prinsip idealisme dari evaluasi
mencakup hal-hal sebagai berikut:
19Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Kalam Mulia, Jakarta, 1992), hal. 221 20Zuhairini, dkk,Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Usaha Nasional, Surabaya,
1983), hal. 154
29
a) Evaluasi adalah alat komunikasi; yaitu
komunikasi inter dan antar sekolah dengan
orang tua dan sekolah dengan masyarakat.
b) Evaluasi untuk membantu anak-anak dalam
mencapai perkembangan yang semaksimal
mungkin.
c) Evaluasi terhadap anak tidak hanya
dibandingakan dengan nilai anak itu sendiri
pada hasil-hasil sebelumnya akan tetapi juga
dibandingkan dengan kelompoknya.
d) Dalam mengadakan evaluasi seharusnya
mempergunakan berbagai macam alat atau
cara-cara evaluasi dengan segala variasinya.
e) Evaluasi seharusnya memberi follow up
f) Bahwa dalam memberi nilai/evaluasi
seseorang itu didasarkan pada keadaan yang
bisa diserap oleh indera manusia, sedangkan
keadaan bathiniyah seseorang menjadi urusan
masing-masing orang dengan Allah SWT.21
21Zuhairini dkk,”Metodologi Penelitian Agama”, (Solo: Ramadhani, 1993),
hal.149
30
3. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi di sekolah pada dasarnya
dapat digolongkan menjadi 4 kategori:22
a) Memberikan umpan balik (feedback)
kepada guru sebagai dasar untuk
memperbaiki program satuan
pelajar/proses mengajar.
b) Menentukan hasil kemajuan belajar siswa,
anatar lain berguna sebagai bahan laporan
kepada orang tua (pengisian rapor),
penentuan kenaikan kelas, dan
menentukan lulus-tidaknya seorang siswa.
c) Menempatkan siswa dalam situasi belajar-
mengajar yang tepat (misalnya dalam
menentukan tingkat/kelas, atau jurusan),
sesuai dengan tingkat kemampuan/
karakteristik lainnya yang dimiliki siswa.
d) Mengenal latar belakang psikologis, fisik,
dan lingkungan siswa, terutama yang
mengalami kesulitan-kesulitan belajar,
22M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan teknik evaluasi pengajaran (Bandung:
Remadja Karya, 1984), hlm. 161.
31
untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai
dasar perbaikan/pembimbingan.
Tujuan pada no. 1 dan 2 menjadi tanggung
jawab guru, sedangkan no. 3 dan 4 dilakukan/
diperlukan oleh petugas Bimbingan dan
Penyuluhan.
Sehingga dapat dijabarkan bawhasannya
tujuan evaluasi hasil belajar dalam proses belajar
mengajar (termasuk belajar mengajar pendidikan
agama): untuk mengetahui atau mengumpulkan
informasi taraf perkembangan dan kemajuan yang
diperoleh muri, dalam rangka mencapai tujuan
yang telah ditetepkan dalam kurikulum.
Disamping itu agar guru dapat menilai daya guna
pengalaman dan kegiatan-kegiatan yang telah
dilaksanakan sekaligus mempertimbangkan
hasilnya serta metode mengajar dan sistem
pengajaran yang dipergunakan apakah sudah
sesuai dengan yang diharapkan dalam
kurikulum.23
23Zuhairini dkk, “Metodologi Penelitian Agama”,Hal. 147
32
Tujuan evaluasi adalah mengetahui kadar
pemahaman anak didik terhadap materi pelajaran,
melatih keberanian dan mengajak anak didik
untuk mengingat kembali materi yang telah
diberikan. Selain itu, program evaluasi bertujuan
mengetahui siapa diantara anak didik yang cerdas
dan yang lemah, sehingga yang lemah diberi
perhatian khusus agar ia dapat mengejar
kekurangannya, sehingga naik tingkat, kelas
maupun tamat sekolah. Sasaran evaluasi tidak
hannya bertujuan mengevaluasi anak didik saja,
tetapi juga bertujuan mengevaluasi pendidik,
sejauh mana ia bersungguh-sungguh dalam
menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan
pendidikan islam.24
4. Jenis dan Fungsi Evaluasi Pendidikan
Jenis-jenis evaluasi hasil dalam proses belajar
mengajar pendidikan di sekolah dapat di bedakan
kedalam beberapa jenis yaitu:
24Choirul Anam, Metodologi Pendidikan Islam, hal. 25
33
1. Evaluasi Formatif
2. Evaluasi Sumatif
3. Evaluasi Penempatan
4. Evaluasi Diagnostik.25
Macam-macam jenis evaluasi hasil belajar
dalam proses belajar mengajar pendidikan agama
di sekolah dapat dibedakan ke dalam:26
a) Penilaian Formatif adalah penilaian
yang dilaksanakan pada akhir program belajar-
mengajar untuk mengetahui hasil belajar yang di
capai oleh para peserta didik setelah
menyelesaikan program dalam satuan materi
pokok pada suatu bidang studi tertentu:
1) Fungsi
Untuk memperbaiki proses
pembelajaran kearah yang lebih baik dan
efisien atau memperbaiki satuan atau
rencana pembelajaran.
2) Tujuan
25Dewanto.DKK. Evaluasi prosedur pengembangan sistim intruksionil, salatiga:
C.V saudara. 1977. Hlm. 30
26Zuhairini dkk,Metodologi Penelitian Agama, hlm. 151
34
Untuk mengetahui hingga dimana
penguasaan peserta didik tentang materi
yang diajarkan dalam satu rencana atau
satuan pembelajaran.27
b) Penilaian Sumatif adalah penilaian
yang di lakukan terhadap hasil belajar peserta
didik yang telah selesai mengikuti pembelajaran
dalam satu catur wulan semester atau akhir
tahun.
1) Fungsi
Untuk mengetahui angka atau nilai
murid setelah mengikuti program
pembelajaran dalam satu catur wulan/
semester.
2) Tujuan
Untuk mengetahui taraf hasil
belajar yang dicapai oleh peserta didik
setelah melakukan program pembelajaran
dalam satu catur wulan, semester, akhir
tahun atau akhir suatu program
27Nana sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Menajar (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1990), hlm. 5.
35
pembelajaran pada suatu unit pendidikan
tertentu.
c) Penilaian Penempatan (placement) yaitu
penilaian tentang pribadi peserta didik untuk
kepentingan penempatan di dalam situasi belajar
yang sesuai dengan kondisi peserta didik. (tujuan
no.3)
1) Fungsi; untuk mengetahui keadaan peserta
didik sepintas lalu termasuk keadaan seluruh
pribadinya, peserta didik tersebut dapat di
tempatkan pada posisinya.
2) Tujuan; untuk menempatkan peserta didik
pada tempatnya yang sebenarnya, berdasarkan
bakat, minat, kemampuan, kesanggupan, serta
keadaan diri peserta didik sehingga peserta
didik tidak mengalami hambatan dalam
mengikuti pembelajaran atau setiap program
bahan yang di sajikan guru.28
d) Evaluasi Diagnostic ialah suatu
evaluasi yang berfungsi untuk mengenal latar
belakang kehidupan (psikologi, phisik dan milliau)
28M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan teknik evaluasi pengajaran (Bandung:
Remadja Karya, 1984), hlm. 162.
36
murid yang mengalami kesulitan belajar yang
hasilnya dapat digunakann sebagai dasar dalam
memcahkan kesulitan-kesulitan tersebut.29
1) Fungsi
Untuk mengetahui masalah-masalah yang
di derita atau mengganggu peserta didik,
sehingga peserta didik mengalami kesulitan,
hambatan atau gangguan ketika mengikuti
program pembelajaran dalam suatu bidang
study.Kesulitan peserta didik tersebut di
usahakan pemecahannya.
2) Tujuan
Untuk membantu kesulitan atau
mengetahui hambatan yang di alami peserta
didik waktu mengikuti kegiatan pembelajaran
pada suatu bidang study atau keseluruhan
program pembelajaran.30
5. Alat-alat penilaian
29Hasan, Basyri dan Beni, Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung:
CV Pustaka Setia, 2010), hal. 152 30Nana sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Menajar (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1990), hlm. 5.
37
Pada pelaksanaan evaluasi hasil belajar akan di
perkenalkan tiga bentuk Evaluasi yaitu:
a. Tes tertulis
Yaitu tes, ujian atau ulangan, yang dialami
oleh sejumlah siswa secaraserempak dan
harus menjawab sejumlah pertanyaan atau
soal secara tertulis dalamwaktu yang sudah di
tentukan.
b. Tes lisan
Yaitu bila sejumlah siswa seorang demi
seorang diuji secara lisan oleh seorang guru
penguji atau lebih.
c. Observasi
Yaitu metode atau cara menganalisis dan
menggadakan percatatan secara sistematis
mengenai tingkah laku dengan melihat atau
mengamati siswa/ sekelompok siswa secara
langsung.31
31(http://blogpenahitam.bolgspot.co.id/2005/09/makalah-evaluasi-pembelajaran-
pai,html) 10/10/2019 20:30 wib
38
39
BAB IV
JENIS EVALUASI TES DALAM PENILAIAN
PENDIDIKAN DALAM PEMBELAJARAN PAI
1. Pengertian Tes
Secara harfiah, kata tes berasal dari bahasa
Prancis kuno: testum dengan arti: “piring untuk
menyisihkan logam - logam mulia” (maksudnya
dengan menggunakan alat berupa piring itu akan
dapat diperoleh jenis-jenis logam mulia yang
nilainya sangat tinggi ) dalam bahasa Inggris ditulis
dengan test yang dalam bahasa indonesia
diterjemahkan dengan tes “ujian” atau percobaan”.
Dalam bahasa arab: latihan (imtihan).32
Secara istilah, menurut sumadi suryabrata,
mengartikan tes adalah pertanyaan-pertanyaan yag
harus dijawab dan atau perintah-perintah yang
harus dijalankan, yang mendasarkan harus
bagaimana testeer menjawab pertanyaan-
pertanyaan atau melakukan perintah-perintah itu,
penyelidik mengambil Kesimpulan dengan cara
32M. Chabib Thoha. Tenik Evaluasi pendidikan. Jakarta: PT. Rosda Karya.
2003.hlm.43.
40
membandingkan dengan standar atau testeer
lainnya.33
Adapun menurut Lee J. Cronbach dalam
bukunya berjudul Essential of Psychological Testing,
tes merupakan suatu prosedur yang sitematis untuk
membandingkan tingkah laku dua orang atau lebih.
34
Sedangkan menurut F.L. Goodenough, tes
adalah suatu tugas atau serangkaian tugas yang
diberikan kepada individu atau sekelompok
individu, dengan maksud untuk membandingkan
kecakapan mereka, satu dengan yang lain.
Dari definisi-definisi tersebut di atas kiranya
dapat dipahami bahwa dalam dunia evaluasi
pendidikan, yang dimaksud dengan tes adalah cara
yang digunakan dalam rangka pengukuran dan
penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk
pemberian tugas atau serangkaian tugas (baik
berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijaawab), atau perintah-perintah ( yang harus
33Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011),
hlm.3. 34M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: Pt Raja Grafindo,
1990), hlm. 66-67.
41
dikerjakan ) oleh peserta didik, sehingga (atas dasar
data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut)
dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah
laku atau prestasi peserta didik.
1. Fungsi Tes
Secara umum, ada 2 macam fungssi yang
dimiliki oleh tes, yaitu :
a. Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik.
Dalam hubungan ini tes berfungsi mengukur
tingkat perkembangan atau kemajuan yang
telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka
menempuh proses belajar mengajar dalam
jangka waktu tertentu.
b. Sebagai alat pengukur keberhasilan program
pengajaran, sebab melalui tes tersebut akan
dapat diketahui sudah seberapa jauh program
pengajaran yang telah ditentukan, telah dapat
dicapai.35
Fungsi Tes dan Non Tes. Searah dengan
tujuannya, secara umum pembuatan tes dan non
35M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: Pt Raja Grafindo,
1990), hlm. 66-67.
42
tes memiliki manfaat, di antaranya untuk
mengetahui keberhasilan guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran, kemampuan memecahkan
masalah, proses berpikir terutama melihat
hubungan sebab akibat, serta kemampuan
menggunakan bahasa lisan. Selain itu tes juga
bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan
peserta didik, mengukur pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik, mendiagnosis
kesulitan belajar peserta didik, mengetahui hasil
pengajaran, mengetahui hasil belajar, mengetahui
pencapaian kurikulum, mendorong peserta didik
belajar, dan mendorong guru agar mengajar lebih
baik.36
2. Jenis-Jenis Tes
a. Tes bentuk Uraian
Pengertian tes uraian adalah butiran soal
yang mengandung pertanyaan atau tugas yang
jawabannya harus dilakukan pertanyaan atau
tugas yang jawabannya harus dilakukan dengan
36Mardapi, D. Penyusunan Tes Hasil Belajar, (Yogyakarta : Program
Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta, 2004)., hlm.72,
43
cara mengakspresikan pikiran peserta tes secara
naratif. Ciri khas tes uraian adalah jawaban
terhadap soal tersebut tidak disediakan oleh
orang yang membuat butir soal, melainkan
dipasok oleh peserta tes. Peserta tes bebas
menjawab pertanyaan yang diajukan. Setiap
peserta tes dapat memilih, menghubungjan
ataupun menyampaikan gagasan menggunakan
kata-kata sendiri.37
Secara sederhana tes uraian dapat dibedakan
menjadi dua bentuk38, yaitu:
1) Tes uraian bentuk bebas (terbuka)
Tes karangan jenis ini membuka
kesempatan pada setiap peserta tes untuk
mengeluarkan pendapatnya sesuai
dengan hal yang diketahuinya. Ia bebas
beragumentasi berkenaan dengan sesuatu
soal menurut pandangan masing-masing.
Setiap tes karangan, hendaknya
37Sitiatava Rizema Putra, Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja,
(Yogyakarta: Diva Press, 2013), hlm. 119. 38Yusuf, Dasar-Dasar dan Teknik Evaluasi Pendidikan, (Padang: FIP IKIP
Padang, 1998), hlm. 198.
44
problematik, bukan sekedar menanyakan
berbagai fakta.
2) Tes uraian bentuk terstruktur (terbatas).
Jenis ini sedikit lebih mengikat peserta
ujian, tetapi lebih membantu pada
sebagian orang lain pada waktu menskor
ujian, tetapi lebih terarah dan terbatas.
Kondisi demikian akan membantu dalam
menyusun kunci soal.39
Tes uraian memiliki kelebihan, diantaranya:
1) Tes uraian merupakan jenis tes hasil
belajar yang pembuatannya dapat
dilakukan dengan mudah dan cepat
2) Melalui butir-butir soal tes uraian,
penyususn soalakan mendapat
mengetahui seberapa jauh tingkat
kedalaman dan tingkat penguasaan
peserta didik dalam memahami meteri
yang ditanyakan dalam tes tersebut.
Tes jenis ini juga memiliki beberapa
kelemahan, yaitu:
39Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya,
2011), hlm. 135
45
1) Pada umumnya tes uraian kurang
mewakili isi dan luanya materi atau bahan
pelajaran yang telah diberikan kepada
peserta didik, yang seharusnya diujikan
dalam tes hasil belajar.
2) Cara mengoreksi jawaban soal tes uraian
cukup sulit
3) Pekerjaan koreksi terhadaplembar-lembar
jawaban hasil tes uraian, sulit untuk
diserahkan kepada orang lain karena pada
tes uraian orang yang paling tahu
mengenai jawaban yang sempurna adalah
penyusun tes itu sendiri.40
b. Tes Objektif
Tes objektif menuntut peserta didik untuk
memilih jawaban yang benar di antara kemungkinan
jawaban yang telah disediakan, memberikan jawaban
singkat dan melengkapi pernyataan atau pertanyaan
yang belum sempurna.Tes objektif sangat cocok untuk
menilai kemampuan menuntut proses mental yang
40Sitiatava Rizema Putra, Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja,
(Yogyakarta: Diva Press, 2013), hlm. 119-122
46
tidak begitu tinggi, seperti mengingat, mengenal
pengertian dan penerapan prinsip-prinsip.41 Tes
objektif terdiri dari beberapa jenis. Masing-masing
memiliki kelebihan dan kekurangan, berikut akan di
bahas mengenai jenis-jenis tes objektif beserta
kelemehan dan kelebihannya.42.
1) Benar Salah
Bentuk tes benar salah (B – S) adalah
pernyataan yang mengandung dua kemungkinan
jawaban yaitu benar atau salah. Peserta didik
diminyta untuk menentukan pilihannya mengenai
pernyataann-pernyataan atau pertanyaan-
pertanyaan dengan cara seperti yang diminta
dalam petunjuk mengerjakan soal . Salah satu
fungsi soal benar-salah adalah untuk mengukur
kemampuan peserta didik dalam membedakan
antara fakta dan pendapat.43
Contoh:
41 Ibid., 135. 42Sitiatava Rizema Putra, Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja,
(Yogyakarta: Diva Press, 2013), hlm. 228-229. 43Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya,
2011), hlm. 135-136.
47
Di bawah ini terdapat sejumlah dua kemungkinan
jawaban, benar atau salah. Siswa diminta untuk
menentukan pilihan dari setiap pernyataan
tersebut, benar atau salah. Jika benar beri tanda
(+), sebaliknya jika salah tulislah tanda (-) di depan
nomor masing-masing pernyataan itu. Nomor 1
dan 2 adalah contoh bagai mana cara
mengerjakan soal-soal selanjutnya.
+ (1) Surat Al-Fatihah termasuk surat makiyyah
(2) Surat Al-Fatihah juga disebut ummul Kitab
- (3) Nun mati bertemu dengan huruf Alif
hukumnya ikfa’
(4) Nun mati bertemu dengan huruf ta hukumnya
izhar.
Kelebihan bentu B-S, diantara lain (a)
memiliki karakteristik yang menguntungkan, yaitu
mudah dan cepat dalam menilai (b) waktu
mengerjakan soal lebih cepat diselesaikan (c) hasil
akhir penilaian dapat menjadi objektif (d)
penyususnan soal yang digunakan relative mudah.
Kelemahannya tes bentuk B-S, diantaranya (a) ada
kecenderungan peserta didik menjawab dengan
48
mengira-ngira (b) mengontruksi item tes betul-
salah pada umumnya diperlukan waktu yang lebih
lama jika dibandingkan dengan pembuatan tes
esai (c) terbatas mengukur aspek pengetahuan
saja.44
2) Piliha Ganda
Tes ini diharapkan siswa pada sejumlah
alternative jawaban. Umunya antara 3-5 alternatif
untuk setiap soal dan tugas siswa adalah memilih
salah satu di abtatra alternative tesebut
berdasatkanm sesuatu dasar pertimbangamn
tertentu.45
Ada beberapa jenis tes bentuk pilihan
ganda, yaitu:
a) Dictracters yaitu setiap pertanyaan atau
pernyataan mempunyai beberapa pilihan
jawaban yang salah, tetapi disediakan satu
jawaban yang benar. Tugas peserta didik
adalah memilih satu jawaban yang benar itu.
44Sukardi, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 122. 45Sitiatava Rizema Putra, Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja,
(Yogyakarta: Diva Press, 2013), hlm. 232.
49
Contoh:
menuju ke Baitullah dan tempat-tempat
tertentu untuk melaksanakan amalan-
amalan ibadah tertentu pula disebut . . . .
a) Haji
b) Umrah
c) Thowaf
d) Sa’i
b) Analisis hubungan antara hal, yaitu bentuk
soal yang dapat digunakan untuk melihat
kemampuan peserta didik dalam
menganalisisi hubungan pernyataan dan
alasan (sebab-akibat).46 Contoh:
Pilihlah :
a) Jika pernyataan betul alasan betul dan
mempunyai hubungan sebab akibat
b) Jika pernyataan betul alasan betul tetapi
tidak mempunyai hubungan sebab akibat
c) Jika pernyataan betul alasan salah
d) Jika pernyataan salah alasan betul
46 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya,
2011), hlm. 139
50
e) Jika baik pernyataan dan alasan semuanya
salah
Soal:
1. Imam adalah orang yang memimpin sholat
berjamah. Agar sholat berjamaah yang
dilakukan sempurna, hendaklah dipimpin
oleh seorang imam yang memnuhi syarat
yang ditentukan bagi seorang imam.
Sebab
Imam dalam sholat berjamaah harus
orang yang paling bagus bacaan Al-
Qur’annya diantara jamaah yang ada.
c) Variasi negatif, yaitu setriap pernyataan
mempunyai beberapa pilihan jawaban yang
benar, tetapi disediakan satu kemungkinan
jawaban yang salah. Tugas pendidik adalah
memberikan jawaban yang salah.47 Contoh:
Berikut ini latar belakang Allah menurunkan Al-
Qur’an, kecuali. . .
a) Agar hidup manusia menjadi tentram
47 Ibid., hlm 140
51
b) Pedoman dalam menjalani kehidupan di
dunia
c) Sebagai sarana memperoleh kebahagiaan
di dunia dan akhirat
d) Agar manusia saling berselisih pendapa
e) Sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-
orang yang beriman
d) Variasi berganda, yaitu memilih beberapa
kemungkinan jawaban yang semuanya benar,
tetapi ada satu jawaban yang peling benar.
Tugas peserta didik adalam memilih jawaban
yang paling benar: contoh:
Peserta didik hendaknya menghormati. . . .
a) Sesama teman
b) Guru-gurunya
c) Orang tuanya
d) Teman, guru, orang tuanya
e) Variasi yang tidak lengkap, yaitu pertanyaan
atau pertanyaan yang memiliki beberapa
kemungkinan jawaban yang belum lengkap.
Tugas peserta didik adalam mencari satu
52
kemungkinan jawaban yang benar dan
melengkapinya.48
Kelebihan dari tes ini antara lain, (a) Cara
penilaian dapat dilakukan dengan mudah, (b)
Kemungkinan peserta didik menjawab dengan
terkaan dapat dikurangi, (c) Dapat digunakan
juntuk menilai kemampuan peserta didik dalam
berbagai jenjang kemampuan kognitif, (d) Dapat
digunakan berulang-ulang, (e) Sangat cocok untuk
jumlah peserta tes yang banyak.
Kelemahan tes ini, antara lain (a)Tidak
dapat digunakan untuk mengukur kemampuan
verbal dan pemecahan masalah, (b) Penyususnan
soal yang benar-benar baik membutuhkan waktu
lama, (c) Sukar menentukan alternative jawaban
yang benar-benar logis dan berfungsi.49
3) Menjodohkan
Tes ini merupakan bentuk khusus dari tes
pilihan berganda. Isi yang membedakan keduanya
48Suharsimi arikunto, dasar-dasar evaluasi pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2013), hlm. 179. 49Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya,
2011), hlm. 139-144.
53
yaitu dalam bentuk menjodohkan tidak hanya ada
satu altrernatif jawaban. Jawabannya harus
dituliskan dalam satu kemungkinan jawaban.
Secara nyata, dalam tes bentuk ini disediakan dua
kolom bahan, dan siswa harus mencari pasangan
yang sesuai antara bahan yang terdapat pada
kelompok pertama dan kedua.50
Contoh :
Dibawah ini terdapat dua daftar, yaitu daftar I dan
II. Tiap-tiap kata pada daftra I mempunyai
pasangan yang terdapat pada daftar II. Tulislah
huruf abjad yang terdapat pada daftar II di atas
titik-titik yang terdapat pada daftar I.
Daftar A Daftar B
A) . . . Salat sunnah yang dilaksanakan pada tiap malam
malam bulan ramadhan A. Istisqah’
B.Tarawih
B) . . . Salat sunnah yang dilakukan sebelum C. Rawatib
Dan sesudah sholat fardhu D. Tahajud
C) . . . Salat yang dilakukan pada sepertiga malam E. Dhuha
Kelebihan dari soal menjodohkan, antara lain
(a) relative mudah di susun, (b) penskorannya
50Sitiatava Rizema Putra, Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja,
(Yogyakarta: Diva Press, 2013), hlm. 235.
54
mudah, objektif dan cepat, (c) dapat digunakan
untuk menilai teori dengan penemunya, sebab
dan akibatnya, istilah dan definisinya, (d) materi
tes cukup luas. Sedangkan kekurangannya ada
kecenderungan untuk menekankan ingatan.51
3. Jawaban Singkat (Short Answer) dan Melengkapi
(Completion)
Kedua bentuk tes ini masing-masing
menghendaki jawaban dengan dengan kalimat
atau angka-angka yang hanya dapat dinilai benar
atau salah. Soal tes bentuk jawaban singkat
biasanya dikemukakan dalam bentuk pertanyaan.
Dengan kata lain soal tersebut berupa suatu
kalimat bertanya dapat dijawab dengan singkat,
berupa kata, prase, nama, tempat, nama tokoh,
dan lain-lain.52 Contoh:
a) Disebut apa orang yang mengikuti imam
dalam shalat berjamaah?
b) Apa yang dilakukan seorang imam sebelum
memulai shalat berjamaah?
51Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya,
2011), hlm. 135-136. 52Ibid., hlm. 145.
55
c) Apabila seorang makmum terlambat dalam
shalat berjama’ah apa yang hendaknya
dilakukan ?
d) Seorang imam yang diutamakan adalah yang
fasih dalam hal ?
e) Dalam shalat apa sajakah seorang imam akan
menyaringkan suaranya ketika membaca
surah al-fatihah dan surah pendek ?
Soal bentuk melengkapi dikemukakan dalam
kalimat yang tidak lengkap. Contoh:
1) surah an-nasr terdiri atas ... ayat
2) an-nasr artinya adalah ....
3) surah an-nasr diturunkan di ....
4) surah al-‘asr terdiri atas ... ayat
5) al-‘asr artinya adalah ....
Kelebihan dari tes ini , antara lain (a) mudah
dalam penyusunan, terutama untuk mengukur
ingatan dan pengetahuan(b) sedikit kesempatan
untuk menduga-duga jawaban(c) cocok untuk
siswa kelas rendah. Sedangkan Kekurangannya,
antara lain (a) Dalam pemeriksaan lembar
jawaban dibiutuhkan waktu yang cukup
56
banyak,(b) Pada soal bentuk melengkapi, jika titik-
titik harus di sisi terlalu banyak, para peserta didik
sering terkecoh. (c) sukar untuk mengukur proses
mental yang tinggi.53
c. Tes Lisan
Tes lisan (nonpencil and paper test), yaitu tes
dimana tester di dalam mengajukan pertanyaan-
pertanyaanatau soalnya dilakukan secara lisan, dan
testee memberikan jawabannya secara lisan pula.54
Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan
kata-katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan atau
perintah yang diberikan. Tes lisan dapar berbentuk
seperti berikut:
1) Seorang guru menilai seorang peserta didik
2) Seorang guru menilai sekelompok peserta didik
3) Sekelompok guru menilai seorang peserta didik
4) Sekelompok guru menilai sekelompok peserta
didik
53Sitiatava Rizema Putra, Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja,
(Yogyakarta: Diva Press, 2013), hlm. 238. 54Sudjiono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Prees.,
hlm. 74.
57
Kelebihan tes ini, diantaranya (a) dapat
mengetahui langsung kemampuan peserta didik dalam
mengemukakan pendapatnya secara lisan, (b) tidak
perlu menyusun soal-soal secara terurai, tetapi cukup
mecatat pokok-pokok permasalahannya saja, (c)
Kemungkinan peserta didik akan menerka-nerka
jawaban dan berspekulasi dapat dihindari,
Sedangkan kelemahannya, antara lain (a)
Memakan waktu yang cukup banyak, apalagi bila
jumlah peserta didik banyak, (b) Sering muncul unsure
subjektivitas bilamana dalam suasana ujian lisan itu
hanya ada seorang guru dan seorang peserta didik.55
d. Tes Perbuatan
Tes perbuatan atau tes praktik adalah tes yang
menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk
perilaku, tindakan dan perbuatan. Tes tindakan adalah
suatu tes yang peserta didiknya untuk melakukan
kegiatan khusus di bawah pengawasan penguji yang
akan mengobservasi penampilannya dan membuat
keputusan tentang kualitas hasil belajar yang di
55Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya,
2011), hlm. 148-149.
58
demonstrasikan. Peserta didik bertindak sesuai dengan
apa yang diperintahkan dan ditanyakan. Misalnya coba
praktikkan bagaimana berwudhu atau tayamum.
Untuk melihat bagaimana cara berwudhu yang
benar, guru harus menyuruh peserta didik
mempraktekkan dan mendemonstrasikan berwudhu
dengan prosedur yang baik dan benar. Dalam
pelaksanaanya, tes tindakan dapat dilakukan dalam
situasi yang sebenarnya atau situasi yang dimanipulasi.
Alat yang digujnakan dalam tes tindakan adalah lembar
pengamatan dan portopolio.56
1) Kelebihan
a) Satu-satunya teknik tes yang dapat yang
digunakan untuk mengetahui dalam bidang
keterampilan.
b) Sangat baik digunakan untuk mencocokkan
antara pengetahuan teori dan keterampilan
praktik, sehingga penilaian menjadi lengkap
c) Dalam pelaksanaan tidak memungkinkan
peserata didik untuk menyontek
56Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010), hlm. 45.
59
d) Guru dapat mengenal lebih dalam
karakteristik masing-masimng peserta didik
sebagai dasar tindak lanjut hasil penilaian,
seperti pembelajaran remedial.57
2) Kelemahan
a) Memakan waktu yang lama
b) Dalam hal tertentu membutuhkan biaya
yang besar
c) Cepat membosankan
d) Memerlukan syarat-syarat pendukung yang
lengkap, baik waktu, tenaga, penilaian tidak
dapat dipertanggung jawabkan dengan
baik.58
57 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya,
2011), hlm. 149 58 Ibid., hlm.151.
61
BAB V
PENINGKATAN MUTU
Dalam rangka umum, ‘mutu’ mengandung makna
derajat (tingkat) keunggulan suatu produk (hasil
kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa; baik yang
tangible maupun yang intangible. Dalam konteks
pendidikan pengertian mutu, dalam hal ini mengacu pada
proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dalam "proses
pendidikan" yang bermutu terlibat berbagai input, seperti;
bahan ajar (kognitif, afektif, atau psikomotorik),
metodologi, sarana pendidikan tinggi, dukungan
administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya
serta penciptaan suasana yang kondusif. Manajemen
pendidikan tinggi, dukungan kelas berfungsi mensinkronkan
berbagai input tersebut atau mensinergikan semua
komponen dalam interaksi (proses) belajar mengajar baik
antara dosen, mahasiswa dan sarana pendukung di kelas
maupun di luar kelas; baik konteks kurikuler maupun
ekstra-kurikuler, baik dalam lingkup subtansi yang akademis
maupun yang non-akademis dalam suasana yang
mendukung proses pembelajaran. Mutu dalam konteks
"hasil pendidikan" mengacu pada evaluasi pembelajaran
dan prestasi yang dicapai oleh permahasiswaan tinggo.
Prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan (student
62
achievement) dapat berupa hasil test kemampuan akademis
(misalnya: IPK). Dapat pula prestasi di bidang lain seperti
prestasi di suatu cabang olah raga, seni atau keterampilan
tambahan tertentu misalnya: komputer, beragam jenis
teknik, jasa. Bahkan prestasi pendidikan tinggi dapat berupa
kondisi yang tidak dapat dipegang (intangible) seperti
suasana disiplin, keakraban, saling menghormati,
kebersihan, dsb.
Antara proses dan hasil pendidikan yang bermutu
saling berhubungan. Akan tetapi agar proses yang baik itu
tidak salah arah, maka mutu dalam artian hasil (ouput)
harus dirumuskan lebih dahulu oleh permahasiswaan tinggi,
dan harus jelas target yang akan dicapai untuk setiap tahun
atau kurun waktu lainnya. Berbagai input dan proses harus
selalu mengacu pada mutu-hasil (output) yang ingin dicapai.
63
BAB VI
HASIL EVALUASI PEMBELAJARAN
Evaluasi pembelajaran menurut Baumgartner, T.A.
dan Jackson, A.S. (2005) juga merupakan suatu penilaian
yang digunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan
belajar, yaitu: (a) banyaknya materi yang dapat diserap
siswa, (b) perkembangan kemampuan siswa menghadapi
persoalan nyata, dan (c) kualitas pelaksanaan program
pengajaran. Tujuan utama evaluasi pembelajaran ada enam
macam, yaitu: (a) menimbulkan motivasi siswa, (b)
memberikan umpan balik kepada siswa, (c) memberikan
umpan balik kepada mahasiswa, (d) memberikan informasi
kepada orang tua/lembaga pengirim, (e) memberikan
informasi seleksi atau pemyataan kelulusan, dan (f)
memberikan pertanggung-jawaban suatu pelaksanaan
program 59.
Hasil evaluasi pembelajaran untuk peserta tes
berupa nilai angka yang mencerminkan kemampuan kognisi
personal. Hasil evaluasi pembelajaran yang dilakukan dapat
mempengaruhi keputusan yang diberikan. Hasil evaluasi
pembelajaran dengan instrumen yang memenuhi
persyaratan juga dapat memungkinkan hasil keputusan
59 Baumgartner, T.A. & Jackson, A.S. (1995). Measurement for Evaluation in
Physical Education and Exercise Science (th5 Ed). USA: WCB Brown &
benchmark publishers
64
yang salah, jika unsur menebak (guesing) banyak mewarnai
seseorang pada saat mengerjakan. Untuk itu persyaratan
instrumen tes yang baik juga perlu memperhatikan unsur
kemungkinan menebak sekecil mungkin. Gardner seperti
dikutip oleh Stark & Thomas (2004:7), mengatakan bahwa
ada 5 dasar alternatif pendekatan evaluasi pembelajaran,
yaitu: (a) evaluasi pembelajaran sebagai pengukuran, (b)
evaluasi pembelajaran sebagai judgment profesional, (c)
evaluasi pembelajaran sebagai kongruen assesment antara
performance dan tujuan, (d) evaluasi pembelajaran
berorientasi keputusan, dan (e) evaluasi pembelajaran goal-
free responsive.
65
BAB VII
MACROMEDIA FLASH
Macromedia Flash merupakan salah satu perangkat
lunak bahasa pemrogrmaman aplikasi berbasis web, yaitu
perangkat lunak untuk merancang grafis dan animasi teks
dalam web. Macromedia juga salah satu dari authoring toll
untuk produksi multimedia dan internet dengan
actionscript, flash mempunyai kemampuan dalam membuat
interactive scripting.
Hakim (2004: 2) mengatakan bahwa Macromedia
Flash merupakan alat bahasa pemrograman yang sangat
bagus untuk desainer web, praktisi media interaktif, atau
multimedia. Penekanan flash untuk pembuatan (kreasi)
animasi teks, serta mengimpor dan memanipulasi berbagai
tipe media (audio, video, bipmap, vektor, teks, grafik, dan
data). Hakim dan Mutmainah (2003) menyebutkan bahwa
macromedia flash adalah: (1) program grafis animasi
standar profesional, (2) berbais vektor, dengan movie flash
(yang terdiri dari grafik, teks, animasi), (3) mampu untuk
menghasilkan halaman web yang menarik, (4) bisa diakses
lebih cepat dan terlihat halus pada skala resolusi layar
berapapun, (5) adanya actionscript (suatu bahasa
pemrograman berorientasi objeck) maka bisa memasukkan
unsur interaktif dalam moveinya, (6) bagi para desainer,
macromedia flash menyediakan kemampuan yang lebih
66
tinggi dan mempermudah dengan tool desain yang banyak,
sehingga dapat membantu mereka agar lebih cepat dalam
menciptakan suatu kreasi karya yang bagus dan berbobot,
(7) bagi para pengembang, macromedia flash menyediakan
script yang lebih komplek dan canggih, referensi kode yang
lebih banyak, tool debug yang dapat memeriksa kesalahan,
dan pendefinisian komponen untuk apliasi web, sehingga
dapat digunakan untuk membangun apliasi web yang lebih
menarik dan dapat diandalkan.
67
BAB VIII
PRIOR RESEARCH REVIEW
Prior Research Review dalam penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Winarno dkk yang berjudul
“Penelitian dan Pengembangan software alat tes
Computerized Adaptive Testing (software alat tes) Berbasis
Tingkat Kesukaran, Daya Beda Dan Tingkat Menebak
(Guessing) Menggunakan Bahasa Pemograman PHP dan My
SQL” yang dilaksanakan atas biaya bantuan dana penelitian
kompetitif kolektif dan individual Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Direktorat Pendidikan Tinggi Islam
Kementerian Agama RI tahun 2010 menyimpulkan bahwa
penggunaan teknologi komputer dapat membantu dalam
pelaksanaan tes dalam proses belajar mengajar. Posisi
penelitian ini akan melengkapi penelitian Winarno di atas
berdasar gambar berikut:
68
Gambar 1. Dua sisi mata uang dari software alat tes
dan CAT
software alat tes dan CAT seperti dua sisi mata uang
yang saling melengkapi dalam tes yang menggunakan atau
berbasis komputer
69
BAB IX
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian pengembangan (Research and
Development). Menurut Sugiyono, metode research
and development merupakan proses atau metode yang
digunakan untuk memvalidasi dan mengembangkan
produk.60
Dengan definisi tersebut maka penelitian
dan pengembangan merupakan metode penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu
dan menguji keefektifan produk tersebut.
Sugiyono dengan mendasarkan pada
berbagai literatur menetapkan level tertinggi dari
research and development adalah meneliti dan menguji
untuk menciptakan produk yang belum ada. Level ini
berbeda dengan 3 macam level lain dibawahnya; level
1 yaitu meneliti tanpa membuat dan menguji produk,
level 2 yaitutanpa meneliti hanya menguji produk yang
telah ada, dan level 3 yaitu meneliti dan mengembang-
kan produk yang telah ada.61
60 Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan: Research and
Development/R&D, Bandung: Alfabeta, 2015, 28. 61 Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan: Research...., 33.
70
Berdasarkan 4 level yang dikemukakan Sugiyono di
atas, penelitian tentang perancangan software alat tes
ini berada pada level 4 yaitu meneliti dan menguji
untuk menciptakan produk yang belum ada.
Untuk level meneliti dan menguji untuk
menciptakan produk yang belum ada tersebut,
langkah-langkah yang dilakukan mengacu langkah-
langkah R&D model Sugiyono yang disederhakan yang
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1. Langkah-langkah penelitian dan
pengembangan level menciptakan produk baru62.
62 Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan: Research...., 48.
Potensi
dan
Masalah
Studi
literatur
Pengum-
pulan
informasi
Rancangan
produk Validasi desain
Revisi desain
Revisi
produk 1 Ujicoba
lapangan utama
Ujicoba terbatas
Pembuatan
produk
Revisi
produk 2
Diseminasi dan
implementasi
71
B. Langkah-Langkah Penelitian
Berdasarkan langkah-langkah yang
dikemukakan Sugiyono di atas, maka prosedur yang
dilakukan dalam membangun software alat tes ini
adalah:
1. Identifikasi Potensi dan Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini
yaitu mengidentifikasi potensi dan masalah yang
dialami oleh mahasiswa PAI terkait dengan sistem
komunikasi dan informasi serta penyimpanan data
mahasiswa PAI yang menjadi binaannya. Tahap ini
sudah dimulai dengan melakukan penelitian
pendahuluan (pra research).
2. Analisis Kebutuhan dan Pengumpulan Data
Dalam pengembangan peranti lunak
dimulai dengan analisis kebutuhan pengguna.
Analisis ini secara formal disajikan dalam sebuah
laporan kebutuhan sistem yang merupakan dasar
untuk memilih antara berbagai alternatif yang
ada.63
Dengan demikian, analisis kebutuhan
merupakan tahapan pengumpulan data-data yang
diperlukan untuk digunakan sebagai dasar dari
pengembangan software alat tes. Analisis
63 James A. Hall, software alat tes Akuntansi, Edisi 4, penterjemah Dewi
Fitriasari dan Deny Kwary Arnos, Jakarta: Salemba Empat, 2007, 356.
72
kebutuhan dilakukan peneliti terhadap apa yang
dibutuhkan oleh mahasiswa PAI, kemudian
melakukan analisis software alat tes seperti apa
yang dapat mengatasi kebutuhan tersebut.
Sedangkan pengumpulan data dalam
tahap ini selain dilakukan dengan melakukan
wawancara langsung terhadap mahasiswa PAI,
juga dilakukan dengan menggunakan teknik
Focused Group Discussion..
Selain menganalisisa kebutuhan
mahasiswa terhadap software alat tes di atas,
peneliti juga menganalisa kebutuhan yang
diperlukan untuk mengembangkan software alat
tes PAI.
3. Perancangan Desain Produk
Kegiatan pada tahap ini, adalah
perancangan isi dari software alat tes. Langkah-
langkah yang dilakukan tahap desain produk
adalah :
a. Perancangan Pemodelan software alat tes
Pemodelan (modeling) sesungguhnya
digunakan untuk penyederhanaan
permasalahan.64 Pemodelan software alat tes
64 Adi Nugroho, Rekayasa Perangkat Lunak Menggunakan UML dan Java,
Yogyakarta: Andi Offset, 2009, 5.
73
yang dilakukan sesungguhnya adalah abstraksi
(gambaran) dari segala sesuatu yang ada di
dalam software alat tes sehingga menjadi
gambaran-gambaran yang lebih mudah
dipahami.
Adapun tujuan pemodelan (dalam
kerangka pengembangan sistem/perangkat
lunak aplikasi) adalah sebagai sarana visualisasi
dokumentasi yang bermanfaat untuk
menelaah perilaku sistem yang akan
dikembangkan.
Dalam pemodelan sistem ini, penulis
menggunakan use case (user berinteraksi
dengan sebuah sistem), activity diagram
(perilaku prosedural dan paralel), dan sequnce
diagram (proses interaksi).
1) Use Case Diagram
John Satzinger seperti dikutip
Evi Triandini dan I Gede Suardika
menyatakan bahwa yang dimaksud
dengan use case adalah sebuah kegiatan
yang dilakukan oleh sistem, biasanya
dalam menanggapi permintaan dari
pengguna sistem.65Use casediagram
65 Evi Triandini dan I Gede Suardika, Step by Step Desain Proyek Menggunakan
UML, Yogyakarta: Andi Offset, 2012, 17.
74
merupakan deskripsi lengkap tentang
interaksi yang terjadi antara para aktor
dengan sistem/perangkat lunak yang
sedang kita kembangkan.66
2) Activity Diagram
Activity diagram adalah sebuah
diagram alur kerja yang menjelaskan
berbagai kegiatan pengguna (atau sistem),
orang yang melakukan masing-masing
aktivitas, dan aliran sekuensial dari
aktivitas-aktivitas tersebut.67
3) Sequnce Diagram
System sequence diagram
(SSD) adalah diagram yang digunakan
untuk mendefinisikan input dan output
serta urutan interaksi antara pengguna
dan sistem untuk sebuah usecase.68
b. Perancangan Database
Database adalah sekumpulan data
yang terdiri dari satu atau lebih tabel yang
saling berhubungan.69 Database dibutuhkan
dalam pembuatan sebuah software alat tes
66 Adi Nugroho, Rekayasa Perangkat Lunak Menggunakan UML dan Java...., 7. 67 Evi Triandini dan I Gede Suardika, Step by Step Desain Proyek ...., 37. 68 Evi Triandini dan I Gede Suardika, Step by Step Desain Proyek ...., 71. 69 Agnes Heni Triyuliana (ed), Aplikasi Manajemen Database Pendidikan
Berbasis Web dengan PHP dan MySQL, Yogyakarta: Andi Offset, 2005,
2.
75
dikarenakan untuk membuat aplikasi yang baik
maka pengelolaan data merupakan kunci
utamanya. Database ini berfungsi untuk
menyimpan sejumlah data yang diinput dan
sekaligus nantinya akan dibutuhkan sebagai
informasi bagi pengguna.
Pembuatan database dalam
perancangan aplikasi ini menggunakan MySql.
MySQL (My Structured Query Language) adalah
sebuah program pembuat dan pengelola
database atau yang sering disebut dengan
DBMS (DataBase Management System).70
c. Perancangan Desain Antarmuka
Perancangan desain adalah kegiatan
membuat tampilan aplikasi yang direncanakan.
Desain antar muka menjadi penting sebagai
tampilan dari sistem yang dirancang.
Dalam perancangan software alat tes
ini, desain antar muka dibuat dengan
menggunakan aplikasi macromedia
dreamweaver dan dibantu dengan adobe
photoshop sebagai pengolah image yang
menjadi bagian desain antarmuka.
4. Validasi Desain
70 Bunafit Nugroho, Latihan Membuat Aplikasi PHP dan MySQL dengan
Dreamweaver, Yogyakarta: Gava Media, 2008, 91.
76
Validasi desain merupakan tahapan
pengujian rancangan sistem oleh pakar. Di dalam
kegiatan ini desain yang telah direncanakan oleh
peneliti diajukan kepada pakar untuk mendapatkan
penilaian dan masukan.
Dalam tahap validasi desain, penulis
menggunakan dua orang pakar yang terdiri dari
satu orang pakar IT dan satu orang praktisi ahli
yang diambilkan dari mahasiswa PAI yang dianggap
memiliki kualifikasi tinggi dalam bidang .
Validasi desain oleh pakar IT dilakukan
untuk menguji kemungkinan sistem berjalan
dengan baik melalui berbagai desain yang telah
penulis buat. Sedangkan validasi desain oleh
praktisi ahli digunakan untuk menguji apakah
desain yang dibuat dapat memenuhi harapan
praktisi atas kebutuhan informasi.
5. Revisi Desain dan Analisis Data I
Data dan masukan dari para ahli
kemudian dianalisis untuk memperbaiki desain
yang dirancang sebelumnya.
Pada tahapan ini penulis melakukan
analisis data yang telah didapatkan berupa
penilaian dan masukan para pakar. Hasil analisis
data selanjutnya digunakan untuk melakukan revisi
77
desain sebelumnya sehingga didapatkan desain
yang lebih baik.
6. Pembuatan Produk
Berdasarkan desain produk yang telah
direvisi tersebut, penulis tuangkan dalam tahapan
pembuatan produk. Dalam tahap ini, penulis
sebagai perancang produk menuangkan desain-
desain yang telah direvisi sehinga menjadi produk
yang siap digunakan.
7. Ujicoba Terbatas
Dalam tahap ini, produk yang telah selesai
dikerjakan diujikan pada kelompok kecil pengguna.
Tahap ini disebut juga dengan tahapan pengujian
Alpha Testing, yaitu pengujian yang dilakukan oleh
pengguna di bawah bimbingan tim pengembang.
Dalam tes ini, pengguna menguji perangkat lunak
pada platform pengembangan dan menunjukkan
kesalahan untuk koreksi.71
8. Revisi Produk dan Analisis Data II
Hasil dari Alpha Testing dalam tahapan
pengujian terbatas dianalisis untuk mendapatakan
data kelayakan produk. Dari hasil analisis tersebut,
peneliti melakukan revisi atas produk sebelumnya.
9. Final Produk
71 Bharat Bhushan Argawal dan Sumit Prakash Tayal, software alat tes
Engineering, New Delhi: Laxmi Publication (P) Ltd, 2007, 140.
78
Hasil analisis dari pengujian produk dalam
tahap pengujian terbatas digunakan sebagai
perbaikan terakhir. Kritik dan saran dari
responden menjadi dasar perbaikan ini. Setelah
perbaikan ulang, jadilah produk akhir software
alat tes ini.
10. Ujicoba Lapangan Luas
Ujicoba lapangan luas (Beta Testing)
dilakukan untuk mendapatkan gambaran
mengenai kualitas produk akhir yang telah
dihasilkan.
C. Obyek Penelitian
Obyek yang diteliti pada penelitian ini
adalah software alat tes PAI Berbasis Web dengan
menggunakan bahasa pemrograman Macromedia
Flash
D. Definisi Operasional Variabel
Variabel yang menjadi tolak ukur adalah
kelayakan produk. Aspek kelayakan rekayasa perangkat
lunak seperti yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya yang diuji yaitu Functionality, Usability,
79
Reliability, Performance dan Supportability atau yang
disingkat sebagai FURPS.72
Yang dimaksudkan dengan Functionality,
Usability, Reliability, Performance dan Supportability
atau yang disingkat sebagai FURPS dalam penelitian ini
adalah:
1. Functionality
Functionality pada hakekatnya adalah
kemampuan software alat tes yang dibangun
untuk menyediakan kebutuhan user. Kemampuan
tersebut berkaitan dengan kepuasan pengguna
terkait apakah sistem dapat menyediakan
informasi yang dibutuhkan oleh mereka.
2. Usability
Usability, sesuai penjelasan dalam bab
sebelumnya, meliputi faktor manusianya, seperti
estetika, konsistensi dalam user interface dan
bantuan yang sifatnya online. Dengan demikian
usability dalam konteks perancangan software
alat tes ini adalah pandangan pengguna terhadap
tampilan software alat tes.
3. Reliability, mencakup frekuensi dan tingkat
keparahan kegagalan (failure), pemulihan
72 Wayan Gede Suka Parwita dan Luh Arida Ayu Rahning Putri, “Komponen
Penilaian Kualitas Perangkat Lunak Berdasarkan software alat tes Quality
Models”, Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi Terapan
2012 (Semantik 2012), Semarang 23 Juni 2012.
80
(recovery), akurasi, prediksi dan waktu rata-rata
antar terjadinya kegagalan (Mean Time Between
Failure).
Dengan pengertian di atas, maka reliability dapat
diartikan sebagai ketahanan software alat tes yang
dibangun terhadap kesalahan (error).
4. Performance, menekankan pada kondisi
persyaratan fungsional seperti kecepatan,
efisiensi, ketersediaan, dan akurasi.
5. Supportability, meliputi antara lain kemampuan
untuk dapat diuji, dapat dikembangkan,
kemampuan adaptasi, pemeliharaan, serta
kompatibilitas.
Dalam penelitian ini, aspek supportability
ditentukan oleh kemampuan software alat tes
dioperasikan melalui berbagai macam browser
(searching engine), semisal google crhome,
mozzilla firefox, dan internet explorer.
Untuk menguji aspek reliability dan
performance di atas, penulis menggunakan software
alat tes WAPT Tools (Web Application Perfomance
Testing). Menurut informasi dari situs resmi WAPT,
aplikasi WAPT merupakan alat pengujian beban dan
81
stres yang memungkinkan pengembang menganalisis
kinerja situs web yang dibangun dengan mudah.73
Gambar 3.2. Tampilan muka aplikasi WAPT
Sedangkan untuk menguji aspek
functionality, usability dan supportability, penulis
menggunakan angket untuk mendapatkan persepsi
pengguna terhadap ketiga aspek dalam software alat
tes yang dirancang.
E. Populasi dan Sampel Penelitian
Suharsimi Arikunto mendefiniskan populasi
sebagai semua subjek penelitian.74 Subyek penelitian
terkait dengan data merupakan sumber informasi
untuk dianalisis sehingga didapatkan hasil penelitian
73 SoftLogica, WAPT, melalui
http://www.loadtestingtool.com/index.shtml[06/02/2018], 2018. 74 Suharsimi Arikunto, Proseedur Penelitian: Suatu Pendekatan dan Praktek,
Jakarta: Rineka Cipta, 1998, 115.
82
yang representatif.75 Yang menjadi subyek penelitian
bisa berupa benda, orang, model atau karakteristik
tertentu sehingga penekanan pada persiapan subyek
penelitian adalah dimana data tersebut dapat diambil.
Berdasarkan hal di atas, maka populasi di
dalam penelitian ini adalah wilayah generalisasi yang
dapat berupa orang, benda, model, ataupun
karakteristik dari lingkungan organisasi /mahasiswa di
Kementerian Agama Kabupaten Semarang. Secara riil,
populasi yang dapat digunakan antara lain pegawai Sie
Pais Kemenag, mahasiswa, dan mahasiswa PAI di
wilayah Kabupaten Semarang.
Sedangkan sampel, menurut Sugiyono,
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi.76 Sampel, dalam pengertian yang
lebih mudah, diartikan sebagai sebagian atau wakil
populasi yang diteliti.77
Dalam pengambilan sampel yang berfungsi
mewakili populasi, maka pengambilan (pemilihan)
sampel harus dilakukan secara hati-hati. Hal ini agar
hasil dari sampel dapat menggambarkan hasil populasi
secara keseluruhan.
75 Zulfikar dan I. Nyoman Budiantara, Manajemen Riset dengan Pendekatan
Komputasi Statistika, Yogyakarta: Deepublish, 2014, 88. 76 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D...., 81. 77 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan dan Praktek....,
117.
83
Teknik sampling di dalam penelitian ini
menggunakan probability sampling. Probability
sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel.78 Sedangkan jenis probability sampling yang
dipilih yaitu disproportionate stratified random
sampling, yaitu teknik yang digunakan untuk
mengambil sampel jika populasi memiliki strata namun
kurang proporsional.79
Jenis disproportionate stratified random
sampling dipilih karena peneliti melihat populasi yang
hendak diteliti memiliki strata, yaitu mahasiswa dan
mahasiswa yang bertugas di tingkat SD, SMP dan
SMA/SMK, namun jumlah pada tiap-tiap strata tidak
sama (tidak proporsional).
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian dan
pengembangan ini menggunakan teknik dokumentasi,
wawancara, dan kuesioner.
1. Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah teknik
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
78 Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan: Research...., 139. 79 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D...., 82.
84
berupa catatan, tanskrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen, dan sebagainya.80
Dalam penelitian ini, teknik dokumentasi
digunakan untuk mendapatkan data tentang
jumlah mahasiswa PAI pada semua tingkatan,
jumlah mahasiswa binaan untuk masing-masing
mahasiswa, serta struktur organisasi Kelompok
Kerja mahasiswa Kabupaten Semarang.
Dokumentasi yang diambil sebagai
sumber data penelitian dapat dimanfaatkan oleh
peneliti terutama untuk menguji, menafsirkan,
dan bahkan untuk meramalkan.81 Dalam
penelitian ini data yang dihasilkan dari teknik
dokumentasi lebih banyak digunakan sebagai alat
untuk menafsirkan sebuah keadaan yang
berkaitan dengan penelitian.
2. Wawancara
Menurut Sugiyono mengutip pendapat
Esterberg menjelaskan yang disebut dengan
wawancara adalah pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam
suatu topik tertentu.82
80 Suharsimi Arikunto, Proseedur Penelitian: Suatu Pendekatan dan Praktek....,
236. 81 Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan: Research...., 241. 82 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D...., 231.
85
Secara lebih khusus teknik interview
atau wawancara dalam penelitian ini
menggunakan teknik semistructured interview.
Dengan menggunakan teknik semistructured
interview ini, peneliti menggunakan instrumen
wawancara yang telah ditentukan, namun
membuka peluang akan pengembangan jawaban
atas instrumen tersebut. Dengan cara ini sumber
data yang diwawancarai dapat mengemukakan ide
dan gagasannya.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono
yang menyatakan bahwa dalam wawancara
dengan teknik semistructured interview,
diharapkan dapat ditemukan permasalahan lebih
terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara
diminta pendapat dan ide-idenya.83
Di dalam penelitian ini teknik wawancara
merupakan langkah awal peneliti untuk menggali
informasi terkait dengan kebutuhan mahasiswa
dan mahasiswa akan software alat tes. Data yang
diperoleh dari proses wawancara selanjutnya
digunakan sebagai bahan dalam Focused Group
Discussion untuk menentukan kebutuhan
mahasiswa secara keseluruhan.
83 Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan: Research...., 233.
86
3. Focused Group Discussion
Focused Group Discussion atau juga
sering disebut dengan FGD merupakan upaya yang
sistematis dalam pengumpulan data. Focus Group
Discussion (FGD) adalah bentuk diskusi yang
didesain untuk memunculkan informasi mengenai
keinginan, kebutuhan, sudut pandang,
kepercayaan dan pengalaman yang dikehendaki
peserta.84
Secara teoritis FGD berbeda wawancara.
Jika wawancara merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakuakn terhadap orang perorangan,
sedangkan FGD merupakan diskusi yang
memungkinkan setiap orang untuk beriteraksi
mengemukakan pendapatnya.
Teknik pengumpulan data Focused
Group Discussion (FGD) ini menjadi relevan
dengan langkah R&D yang peneliti lakukan dimana
mahasiswa dan mahasiswa sebagai pengguna
akhir software alat tes dilibatkan secara aktif
dalam proses penentuan kebutuhan software alat
tes PAI.
84 Astridya Paramita dan Lusi Kristiana, “Teknik Focus Group Discussion Dalam
Penelitian Kualitatif (Focus Group Discussion Tehnique In Qualitative
Research)”, Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, Vol. 16, No. 2 (April
2013), 118.
87
Sehingga, teknik FGD dalam penelitian
ini digunakan untuk menentukan kebutuhan para
mahasiswa terhadap sistem (yang telah
didapatkan dalam teknik wawancara) untuk
kemudian membuat kesimpulan bersama
sehingga terdapat kesamaan persepsi di antara
seluruh mahasiswa atas kebutuhan sistem
tersebut.
4. Kuesioner
Sugiyono mengutip pendapat Creswell
menyatakan:
“Questionnaires are dorms used in a
survey design that participant in a study
complete and return to the researcher.
(Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data dimana partisipan/
responden mengisi pertanyaan atau
pernyataan kemudian setelah diisi
dengan lengkap mengembalikan kepada
peneliti)”.85
85 Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan: Research...., 216.
88
Teknik kuesioner digunakan untuk
melakukan pengambilan data atas kelayakan
sistem yang telah dibuat.
Teknik kuesioner (angket) dipilih karena
teknik ini dianggap efisien sebagai teknik
pengumpul data dengan kondisi kuesioner yang
berada pada lokasi menyebar. Seperti diketahui,
bahwa mahasiswa dan mahasiswa PAI di
Kabupaten Semarang menyebar pada 19
kecamatan di kabupaten ini.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat untuk
mengumpulkan data. Tanpa alat tersebut, tidak mungkin
data dapat diambil.86 Instrumen penelitian selalu terkait
dengan metode pengumpulan data. Artinya, jika dalam
penelitian ini pengumpulan data menggunakan teknik
dokumentasi, wawancara, dan kuesioner, maka
instrumen yang digunakan antara lain berbentuk
pedoman wawancara dan kuesioner.
Terkait dengan kuesioner, dalam penelitian ini
instrumen kuesioner digunakan untuk mendapatkan
data terkait; pertama, pendapat pakar atas desain
86 Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan: Research...., 156.
89
software alat tes yang dirancang, dan kedua pendapat
pengguna atas kualitas sistem yang telah dibangun.
Kualitas-kualitas sebagai variabel penelitian
yang digunakan oleh peneliti seperti telah disebutkan di
atas antara lain; functionality, usability dan
supportability. Selanjutnya agar lebih mudah dipahami
variabel tersebut dijabarkan ke dalam indikator
operasional. Indikator ini dipilih untuk mengetahui
sejauh mana perangkat lunak mampu memenuhi
kebutuhan pelanggan. Kemudian dari indikator maka
dibuat pernyataan ataupun pertanyaan operasional.
Penjabaran tersebut disesuaikan dengan aspek yang
hendak diambil datanya, yaitu:
90
Tabel 3.2. Instrumen pengujian perangkat lunak
bagi pakar/ahli Aspek
Butir Kriteria
Skor
5 4 3 2 1
Functionality - Desain software alat tes telah
menyediakan informasi yang
dibutuhkan
- Desain software alat tes telah
meliputi proses pengolahan
data (simpan, edit, hapus, dan
tampil data).
- Desain software alat tes telah
dilengkapi dengan fitur
pencarian
- Desain software alat tes telah
dilengkapi dengan username
dan password sebagai
perlengkapan keamanan akun
Usability - Desain software alat tes ringkas
dan mudah dipelajari
- Desain software alat tes
memiliki desain tampilan setiap
interface yang menarik
- Tata letak dalam desain
software alat tes tertata dengan
sangat jelas
Supportability - Desain software alat tes
memungkinkan untuk
dioperasikan dari berbagai
searching engine, semacam
google chrome, mozzilla firefox
dan internet explorer
91
Tabel 3.3. Instrumen pengujian perangkat lunak bagi
pengguna
Aspek Butir Kriteria Skor
5 4 3 2 1 Functionality Completeness
- software alat tes telah memuat proses
pengolahan data (simpan, edit, hapus,
dan tampil data).
- Informasi yang diberikan sangat efektif
dalam membantu menyediakan
informasi yang saya butuhkan.
Consistency
- software alat tes ini sudah konsisten
melakukan perintah sesuai tombol yang
dikehendaki pada setiap pemakaiannya
Keamanan
- software alat tes telah dilengkapi dengan
username dan password sebagai
perlengkapan keamanan akun
Usability Accuracy
- software alat tes PAI ini sudah mampu
melakukan proses pengolahan data
(simpan, edit, hapus, tampil data) secara
tepat.
Error Tolerance
- software alat tes PAI ini masih bisa
berjalan bila terjadi kesalahan, baik
dalam proses login, maupun pengolahan
data (simpan, edit, hapus, tampil data).
Simplicity
- Informasi, menu-menu, dan tombol yang
ada pada software alat tes PAI ini bisa
dipahami tanpa adanya kesulitan.
Operability
- software alat tes PAI ini dapat
dioperasikan dengan mudah.
- Sistem ini sangat mudah dipelajari
Tampilan
- Tampilan setiap interface dalam
software alat tes ini telah dirancang
secara menarik
- Tata letak dalam sistem tertata dengan
sangat jelas
- Warna background dengan warna teks
- sudah jelas dan tepat
- software alat tes menggunakan ukuran
font yang mudah dibaca
- Variasi warna dalam software alat tes
cukup dalam hal kecerahan dan kontras
warna
Supportability - Sistem ini dapat saya operasikan dari
berbagai searching engine, semacam
google chrome, mozzilla firefox dan
internet explorer.
92
H. Analisis Data
Tahap analisis data dalam sebuah penelitan
pada umumnya dilakukan setelah proses pengumpulan
data selesai dilakukan. Di dalam penelitian
pengembangan yang penulis lakukan, analisis data
dilakukan tiga kali mengacu pada tahapan-tahapan
perancangan software alat tes yang dilakukan.
Gambar 3.3. Posisi analisis data dalam penelitian dan
pengembangan level menciptakan produk baru87
87 Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan: Research...., 48.
Anal
isis dat
Analisis
data
Analisis
Potensi
dan
Masalah
Studi
literatur
Pengumpul
an
informasi
Rancanga
n produk Validasi desain
Revisi desain
Revisi produk 1
Ujicoba lapangan
utama
Ujicoba terbatas
Pembuatan produk
Revisi
produk 2
Diseminasi dan
implementasi
93
Berdasarkan prosedur penelitian yang
ditempuh dan langkah-langkah di atas, analisis data
penulisan lakukan pada tiga tahapan, yaitu; setelah
validasi desain, setelah ujicoba terbatas dan setelah
ujicoba lapangan.
Seperti yang telah dijelaskan di atas,
pengujian aspek reliability dan performance software
alat tes ini akan penulis lakukan sendiri dengan
menggunakan software alat tes WAPT Tools (Web
Application Perfomance Testing).
Sedangkan ketiga aspek lainnya, yaitu;
Functionality, Usability dan Supportability diuji dengan
menggunakan teknik analisis data kuantitatif. Kegiatan
dalam analisis data kuantitatif antara lain; mengelom-
pokkan data berdasarkan seluruh responden, menya-
jikan data tiap variabel yang diteliti, dan melakukan
penghitungan untuk menjawab rumusan masalah.88
Data kuantitatif yang diperoleh melalui uji
coba akan dianalisis dengan statistik deskriptif
kemudian dikonversikan ke data kualitatif dengan skala
5 untuk mengetahui kualitas produk. Konversi yang
dilakukan terhadap data kualitatif mengacu pada
rumus konversi yang dikemukakan oleh Eko Putro
Widoyoko.89
88 Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan: Research...., 255. 89 Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi
Pendidik dan Calon Pendidik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, 238.
94
Tabel 3.4 Konversi data kuantitatif menjadi kualitatif
Rumus Klasifikasi
X >Xi + 1,8 x sbi Sangat baik
Xi + 0,6 x sbi< X ≤ Xi + 1,8 x sbi Baik
Xi - 0,6 x sbi< X ≤ Xi + 0,6 x sbi Cukup
Xi – 1,8 x sbi< X ≤ Xi + 0,6 x sbi Kurang
X ≤ Xi – 1,8 x sbi Sangat kurang
Keterangan:
X = Skor yang didapatkan (skor empiris)
Xi = Rerata ideal
Xi= ⁄
sbi = Simpangan baku ideal
sbi= ⁄
Skor tertinggi ideal = ∑butir kriteria x skor tertinggi x jumlah responden
Skor terendah ideal = ∑butir kriteria x skor terendah x jumlah responden
95
BAB X
HASIL DAN ANALISIS DATA
I. Analisis Kebutuhan dan Pengumpulan Data
1. Analisis Sistem yang Sudah dan Sedang Berjalan
Sebagaimana telah disampaikan di atas,
sistem yang sudah dan sedang berjalan pada
mahasiswa PAI masih memiliki kendala dalam hal
penyimpanan dan pengolahan data kepegawaian
serta penyampaian informasi kepada mahasiswa
sebagai bagian dari kegiatan. Sampai saat ini,
software alat tes yang digunakan masih bersifat
manual. Artinya, penyimpanan dan pengolahan
data masih bersifat by paper, sedangkan
penyampaian informasi sebagai bagian dari
kegiatan juga masih mengandalkan pertemuan
langsung.
Beberapa upaya telah dilakukan untuk
menjembatani keterbatasan di atas, salah satunya
dengan memanfaatkan media komunikasi. Namun
pemanfaatan teknologi informasi yang selama ini
dilakukan hanya terbatas pada penggunaan email,
dan media sosial lainnya yang hanya bersifat
komunikasi dua arah. Proses pengolahan
informasiseperti di atas menjadikan informasi hasil
kemahasiswaan tidak mempunyai daya sebaran
yang merata.90
90 Amir Machmud, Ka. Pokjawas Kabupaten Semarang, Wawancara Pra
Penelitian,10 Februari 2015.
96
Gambar 4.1. Gambaran sistem yang sudah dan
sedang berjalan
Keterangan gambar di atas adalah pada
sistem yang sudah dan sedang berjalan, arsip dan
data kepegawaian disimpan didalam brangkas oleh
mahasiswa. Ketika mahasiswa membutuhkan
informasi berdasarkan data, maka data diolah
secara manual. Informasi, baik hasil pengolahan
data mahasiswa ataupun informasi lainnya,
disampaikan kepada mahasiswa melalui email dan
sosmed yang masih bersifat komunikasi dua arah.
Informasi diterima oleh mahasiswa.
2. Analisis Kebutuhan terhadap software alat tes
software alat tes PAI yang dirancang
diharapkan dapat membantu mahasiswa PAI
Data kepegawaian
disimpan dalam
Data kepegawaian
diolah secara manual
Informasi diupload
melalui email atau
Informasi diakses
oleh mahasiswa
97
dalam menyimpan dan mengolah data mahasiswa
serta menyampaikan informasi sebagai bagian
dari kegiatan yang dilakukannya. Sistem yang
dibangun menyajikan informasi secara rinci dan
ringkas dalam bentuk laporan yang fiturnya
disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa PAI.
Gambar 4.2. Gambaran sistem yang diusulkan
Keterangan gambar dari sistem yang
diusulkan di atas adalah akun pegawai, yang
terdiri dari username dan password, dibuat oleh
atasan pegawai. Pegawai yang telah memiliki akun
melengkapi data kepegawaian untuk selanjutnya
disimpan dan diolah oleh sistem. Informasi
mengenai diupload oleh admin dan mahasiswa
Atasan pegawai
(Staf Sie Pais,
mahasiswa)
Pegawai
(mahasiswa,
Atasan pegawai
mengupload
Semua pihak
(admin,
mahasiswa,
98
dan dapat diakses secara bersamaan oleh semua
pihak, baik admin, mahasiswa dan mahasiswa.
3. Analisis Fitur Sistem Yang Akan Dibangun
Yang dimaksud dengan fitur dalam
sistem ini adalah fasilitas sistem yang disediakan
untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Untuk
menentukan fitur sistem yang akan dibangun
diperoleh dari wawancara kepada mahasiswa PAI
yang selanjutnya dari hasil wawancara tersebut
digunakan sebagai acuan dan bahan Focused
Group Discussion.
Pelaksanaan Focused Group Discussion
tersebut dimaksudkan untuk memperoleh
gambaran kesamaan kebutuhan pengguna, dalam
hal ini seluruh mahasiswa PAI, terhadap sistem
yang dibangun. Meskipun sasaran utama sistem
adalah untuk memudahkan pelaksanaan , namun
sebagai sebuah kesatuan maka FGD dilaksanakan
dengan melibatkan pihak Seksi PAIS yang akan
dijadikan sebagai admin sistem yang dibangun.
Dari hasil FGD didapatkan hasil
kebutuhan pengguna terhadap sistem sebagai
berikut:
a. Berita
b. Agenda kegiatan pendidikan
c. Data pribadi mahasiswa PAI
99
d. Data mahasiswa PAI binaan
e. Upload file
f. Download file
g. Akun user yang aman
h. Penilaian kinerja mahasiswa
Sedangkan kebutuhan penulis selaku
pengembang produk secara singkat terdiri atas
kebutuhan hardware dan software alat tes.
Spesikasi hardware yang digunakan dalam
pengembangan software alat tes sebagai berikut :
a. Netbook dengan Prosesor Intel(R) Celeron(R)
CPU N2840 2.16 GHz.
b. Memory 2 GB RAM.
c. Harddisk 2 MB.
d. Mouse
software alat tes pendukung yang
digunakan dalam pengembangan pengembangan
software alat tes sebagai berikut :
a. Windows 8.1 Pro.
b. Macromedia Dreamweaver 8.
c. XAMPP 1.6.5 dan Google Chrome.
d. Adobe Photoshop CS6.
J. Perancangan Desain Produk
1. Perancangan Pemodelan software alat tes
100
Seperti telah dikemukakan pada bab
sebelumnya, dalam pemodelan sistem ini, penulis
menggunakan use case (user berinteraksi dengan
sebuah sistem), activity diagram (perilaku
prosedural dan paralel), dan sequnce diagram
(proses interaksi).
a. Use Case Diagram
1) Aktor
Aktor adalah orang atau pihak-pihak yang
berinteraksi dengan software alat tes
yang akan dibuat. Berikut adalah aktor-
aktor yang ada di dalam software alat tes
yang dirancang, antara lain:
a) Admin
Admin adalah orang yang bertugas
dan memiliki hak akses untuk
melakukan pengelolaan seluruh data
sehingga dapat disajikan sebagai
informasi yang berguna bagi aktor
lain. Di dalam software alat tes ini
admin dipengang oleh pegawai/
pejabat Kementerian Agama.
b) User
User adalah pengguna yang ikut
memanfaatkan informasi dari
software alat tes yang dibangun, dan
101
ia telah memiliki hak akses berupa
akun untuk melakukan proses log in.
User dalam software alat tes ini
adalah mahasiswa PAI dan
mahasiswa PAI.
c) Guest
Berbeda dengan user yang memiliki
akun untuk melakukan proses log in,
guest adalah pihak yang dapat
memanfaatkan informasi dari sistem
namun sifatnya terbatas, dan ia tidak
dapat melakukan proses log in
dikarenakan tidak memiliki hak akses
(akun).
2) Usecase
Usecase adalah gambaran dari
fungsionalitas atau layanan sistem
kepada pengguna dan pengelola. Di
antara usecase dalam sistem ini adalah:
a) Usecaseguest
Berikut ini adalah layanan sistem
yang dapat digunakan oleh
pengunjung tamu, antara lain:
(1) Melihat tampilan utama
102
(2) Melihat struktur organisasi
Pokjawas, yang terdiri dari; visi
misi pokjawas, data singkat
mahasiswa, dan facebook grup
pokjawas.
(3) Melihat berita kependidikan
(4) Melihat agenda kependidikan
(5) Melihat artikel kependidikan
(6) Downoad file kependidikan,
antara lain makalah dan
undang-undang kependidikan.
Aktifitas-aktifitas di atas
sebenarnya merupakan aktifitas
dasar software alat tes PAI yang
dirancang. Yang dimaksudkan
sebagai aktifitas dasar menurut
penulis adalah sejumlah aktifitas
yang dapat dilakukan oleh
pengunjung siapapun tanpa harus
melakukan proses login. Dengan
demikian, aktifitas tersebut dapat
juga dilakukan oleh admin,
mahasiswa, dan mahasiswa tanpa
melakukan proses login terlebih
dahulu.
103
b) Usecase admin
Berikut ini adalah layanan sistem
yang dapat digunakan oleh
pegawai/pejabat Kemenag yang
ditunjuk sebagai admin, antara lain:
(1) Login akun admin
(2) Melihat tampilan utama
administrator
(3) Mengatur data rujukan yang
akan digunakan user
(mahasiswa dan mahasiswa)
untuk memudahkan mengisi
data kepegawaian
(4) Memasukkan agenda
kependidikan
(5) Upload berita dan artikel
kependidikan
(6) Upload file kependidikan
(7) Membuat akun mahasiswa
(8) Melihat data seluruh
mahasiswa
(9) Melihat data seluruh
mahasiswa
(10) Melihat statistik mahasiswa
(11) Melihat statistik seluruh
mahasiswa
104
(12) Melihat seluruh mahasiswa
c) Usecase mahasiswa
Aktifitas yang dapat dilakukan oleh
mahasiswa dalam software alat tes
ini antara lain;
(1) Login akun mahasiswa
(2) Melihat tampilan utama
mahasiswa
(3) Upload berita dan artikel
kependidikan
(4) Memasukkan agenda
kependidikan
(5) Upload file kependidikan
(6) Membuat akun mahasiswa
(7) Melihat data mahasiswa
binaannya
(8) Melihat statistik mahasiswa di
wilayah binaannya
(9) Melakukan mahasiswa di
wilayah binaannya
d) Usecase mahasiswa
Berikut ini adalah layanan sistem
yang dapat digunakan oleh
mahasiswa, antara lain:
(1) Login akun mahasiswa
105
(2) Melihat tampilan utama
mahasiswa
(3) Upload file kependidikan
(4) Melihat data diri
(5) Menambah atau merubah data
diri
(6) Melakukan mahasiswa di
wilayah binaannya
3) Usecasediagram
Berikut ini adalah gambar diagram
usecase dari software alat tes (software
alat tes) yang akan dibuat berdasarkan
masing-masing aktor, yaitu:
106
a) Guest
Gambar 4.3. Guest usecase diagram
b) Admin
Gambar 4.4. Usecase diagram untuk admin
Guest
Visi Misi
mahasiswa
FB Pokjawas
View Organisasi Pokjawas
View berita
View agenda
View artikel
Download file
Admin
View halaman utama
login
View halaman utama
berhasil
gagal peringatan
Pengaturan
Data Diri
Modul
Menu
Utama Kecamatan
Jenjang Pend.
Upload
Berita
Artikel
Agenda
Materi Pend.
Data
mahasiswInput
Lihat Data
Lihat statistik
Lihat Detail
Data mahasiswa
Lihat Data
Lihat statistik
Lihat Detail
Keterangan: Semua fitur dilengkapi fasilitas edit dan delete
107
c) mahasiswa
Gambar 4.4. Usecase diagram untuk mahasiswa
d) mahasiswa
Gambar 4.5. Usecase diagram untuk mahasiswa
mahasiswa
View halaman utama
login
View halaman utama
mahasiswa
berhasi
l
gagal peringatan
Data Diri
Lihat
Edit
Lengkapi
detail data diri
mahasiswa
Input
Lihat Data
Lihat Statistik
Lihat Detail
Upload
Agenda
Materi
Artikel
Input
Edit
Download
mahasisw
a
View halaman utama
login
View halaman
berhasi
l
gagal peringatan
Data Diri
Lihat
Edit
Lengkapi detail
data diri
Lihat
Download
Upload
Materi
108
b. Activity Diagram
Sesuai fungsinya, activity diagram
di dalam pemodelan digunakan untuk
menggambarkan berbagai alur aktifitas dalam
sistem yang sedang dirancang, bagaimana
masing-masing dimulai, aktifitas yang
mungkin terjadi, dan bagaimanakah alur
tersebut berakhir. Berikut adalah activity
diagram dalam software alat tes PAI yang
dibangun:
1) Activity diagram log in
Gambar 4.6. Login activity diagram
S
PrInvval
109
2) Activity diagram berita
Gambar 4.7. Activity diagram berita
3) Activity diagram agenda kegiatan
pendidikan
Gambar 4.8. Activity diagram kegiatan
pendidikan
Data
Tampil
St
Login
Laman user
Pilih input berita
Input berita
Pro
Menyi
St
Pros
110
4) Activity diagram data pribadi mahasiswa
PAI
Gambar 4.9. Activity diagram data
mahasiswa PAI
5) Activity diagram data mahasiswa PAI
Gambar 4.10. Activity diagram data
mahasiswa PAI
StPro
Datab
Tampil
St
Login
Laman user
Pilih data
Edit dan lengkapi
Pros
Menyim
111
6) Activity diagram upload file makalah
kependidikan
Gambar 4.11. Activity diagram upload
file
7) Activity diagram Penilaian Kinerja
mahasiswa
Gambar 4.12. Activity diagram
Datab
Tampil
St
Login
Laman user
Pilih upload
Upload file
Pros
Menyim
StPros
112
c. Sequnce Diagram
Sequence diagram digunakan untuk
menggambarkan arus pekerjaan, pesan yang
sampaikan dan bagaimana elemen-elemen di
dalamnya bekerja sama dari waktu ke waktu
untuk mencapai suatu hasil.
1) Sequence Diagram Login
Gambar 4.13. Sequence diagram Login
2) Sequence Diagram Pendaftaran Pegawai
(membuat akun)
Gambar 4.14. Sequence diagram
pendaftaran pegawai
6. Login
diteri
1. Buka 2. Pilih 3. Select
jenis user,
Peringata
n gagal
4. Jenis
user,
5. Meng
ulangi
1. Buka 2. Proses
3. Select 4. Create
akun:
buat
Form Atasan
5. Sukses
113
3) Sequence Diagram Melengkapi Biodata
Pegawai
Gambar 4.15. Sequence diagram edit
dan lengkapi data kepegawaian
4) Sequence Diagram Upload Berita dan
Agenda Kegiatan
Gambar 4.16. Sequence diagram upload
berita / agenda kegiatan
1. Buk2. Prose
3. Selec
4. Edit /
Lengka
Form Pe
6. Sukse
3. Selec
4. input 5. Sukse
114
5) Sequence Diagram Upload File Makalah
Pendidikan
Gambar 4.17. Sequence diagram upload
makalah
6) Sequence Diagram Input / Edit
Gambar 4.18. Sequence diagram input /
edit
3. Sele
4.
1. Buka 2. Proses
3. Select 4. Pilih nama
mahasiswa
ma
8. Sukse6. Pilih
kompet
115
7) Sequence Diagram Lihat, Simpan atau
Cetak
Gambar 4.19. Sequence diagram lihat, simpan
atau cetak
2. Perancangan Database
Database dalam sebuah software alat tes
berfungsi untuk menyimpan sejumlah data yang
diinput dan sekaligus nantinya akan dibutuhkan
sebagai informasi bagi pengguna.
Berikut perancangan database yang digunakan
dalam software alat tes PAI, yaitu:
a. Agenda
Gambar 4.20. Database table agenda
b. Artikel
3. Sele 4. tahu
n
5. Pilih Print
116
Gambar 4.21. Database table artikel
c. Berita
Gambar 4.22. Database table berita
117
d. Data sekolah
Gambar 4.23. Database table data sekolah
e. Download
Gambar 4.24. Database table download
118
f. Golongan
Gambar 4.25. Database table golongan
g. mahasiswa
Gambar 4.26. Database table mahasiswa
119
h. Kecamatan
Gambar 4.27. Database table kecamatan
i. Kompetensi
Gambar 4.28. Database table kompetensi
120
j. Kompetensi 1
Gambar 4.29. Database table kompetensi 1
k. Kom2
Gambar 4.30. Database table kompetensi 2
l. Kom3
Gambar 4.31. Database table kompetensi 3
121
m. Kom4
Gambar 4.32. Database table kompetensi 4
n. Kom5
Gambar 4.33. Database table kompetensi 5
122
o. Kom6
Gambar 4.34. Database table kompetensi 6
p. Kom7
Gambar 4.35. Database table kompetensi 7
123
q. Kom8
Gambar 4.36. Database table kompetensi 8
r. Kom9
Gambar 4.37. Database table kompetensi 9
124
s. Kom10
Gambar 4.38. Database table kompetensi 10
t. Kom11
Gambar 4.39. Database table kompetensi 11
125
u. Kom12
Gambar 4.40. Database table kompetensi 12
v. Kom13
Gambar 4.41. Database table kompetensi 13
126
w. Kom14
Gambar 4.42. Database table kompetensi 14
x. Menu
Gambar 4.43. Database table menu
y. Pendidikan
Gambar 4.44. Database table pendidikan
127
z. mahasiswa
Gambar 4.45. Database table mahasiswa
3. Perancangan Desain Antarmuka
a. Halaman Utama
Gambar 4.46. Desain halaman utama
HEADER software alat tes lo
g
Header Bantu (Nama software alat tes)
FOOTER
Menu Menu Menu Menu
Menu Menu Menu LOGIN
128
b. Form Login
Gambar 4.47. Desain form login
c. Halaman Admin
Gambar 4.48. Desain halaman admin
Login User
Jenis
User
HEADER software alat tes logo
FOOTER
Menu
Menu
Menu
Menu
CONTENT
129
d. Halaman mahasiswa
Gambar 4.49. Desain halaman mahasiswa
e. Halaman mahasiswa
Gambar 4.50. Desain halaman mahasiswa
K. Validasi Desain
Keseluruhan desain, baik dari segi model
sistem, desain database, maupun desain interface,
yang telah dirancang kemudian diuji oleh para ahli
(pakar). Validasi oleh para pakar ini dimaksudkan untuk
mengetahui kelayakan desain sistem telah benar-benar
sesuai dengan kebutuhan.
Dalam tahap validasi desain ini penulis
menggunakan 2 ahli; pertama, ahli (pakar) dalam
HEADER software alat tes lo
g
Menu
FOOTER
Menu Menu Menu
HEADER software alat tes lo
Menu Menu Menu
130
bidang IT, dan kedua, pakar dari praktisi ahli (Biodata
pakar terlampir).
Validasi desain oleh pakar IT dilakukan untuk menguji
kemungkinan sistem berjalan dengan baik melalui berbagai
desain yang telah penulis buat. Sedangkan validasi desain
oleh praktisi ahli digunakan untuk menguji apakah desain
yang dibuat dapat memenuhi harapan praktisi atas
kebutuhan informasi .
Pengumpulan data dalam tahap validasi ini
menggunakan teknik kuesioner seperti yang telah
ditentukan sebelumnya, sebagai berikut:
131
Tabel 4.3. Instrumen pengujian perangkat lunak
bagi pakar/ahli
Aspek Butir Kriteria Skor
5 4 3 2 1
Functionality
(F)
- Desain software alat tes
telah menyediakan informasi
yang dibutuhkan (F1)
- Desain software alat tes
telah meliputi proses
pengolahan data (simpan,
edit, hapus, dan tampil data)
(F2)
- Desain software alat tes telah
dilengkapi dengan fitur
pencarian (F3)
- Desain software alat tes telah
dilengkapi dengan username
dan password sebagai
perlengkapan keamanan
akun (F4)
132
Usability
(U)
- Desain software alat tes
ringkas dan mudah dipelajari
(U1)
- Desain software alat tes
memiliki desain tampilan
setiap interface yang menarik
(U2)
- Tata letak dalam desain
software alat tes tertata
dengan sangat jelas (U3)
Supportability
(S)
- Desain software alat tes
memungkinkan untuk
dioperasikan dari berbagai
searching engine, semacam
google chrome, mozzilla
firefox dan internet explorer
(S)
133
L. Menentukan Pedoman Konversi Data Kuantitatif ke
Kualitatif
Sebelum analisis data dilakukan, untuk
menentukan kualitas produk maka diperlukan
pedoman konversi data kuantitatif menjadi kualitatif.
Rumus yang digunakan dalam konversi skor ke nilai
untuk menentukan rentang nilai kelayakan desain
tersebut, sesuai yang telah ditentukan dalam Bab III,
adalah:
Tabel 4.4 Rumus konversi data kuantitatif menjadi
kualitatif
Rumus Klasifikasi
X >Xi + 1,8 x sbi Sangat layak
Xi + 0,6 x sbi< X ≤ Xi + 1,8 x sbi Layak
Xi - 0,6 x sbi< X ≤ Xi + 0,6 x sbi Cukup
Xi – 1,8 x sbi< X ≤ Xi + 0,6 x sbi Kurang layak
X ≤ Xi – 1,8 x sbi Sangat kurang layak
134
Keterangan:
X = Skor yang didapatkan (skor
empiris)
Xi = Rerata ideal
Xi = ⁄
sbi = Simpangan baku ideal
sbi = ⁄
Skor tertinggi ideal = ∑butir kriteria x skor tertinggi
x jumlah responden
Skor terendah ideal = ∑butir kriteria x skor
terendah x jumlah responden
Dari rumus tersebut kemudian dihitung
dengan menggunakan bantuan microsoft excel sebagai
berikut:
Tabel 4.5. Penghitungan konversi data kuantitatif
menjadi kualitatif
∑
Skor
Teren
dah
∑ Skor
Tertinggi
Simpangan
Baku Ideal
(sbi)
Rerata
Ideal
(Xi)
Xi +
1,8 x
sbi
Xi + 0,6 x
sbi
Xi - 0,6
x sbi
Xi – 1,8
x sbi
1 5 0,67 3 4,2 3,4 2,6 1,8
135
Atas dasar perhitungan di atas, konversi data
kuantitatif skala 5 dapat disederhanakan sebagaimana
tersaji dalam tabel berikut:
Tabel 4.6. Pedoman konversi data kuantitatif ke data
kualitatif dengan skala 5
M. Analisis Data dan Revisi Desain
Hasil dari validasi desain oleh pakar kemudian
dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan mengenai
kelayakan desain. Langkah-langkah yang dilakukan
dalam analisis data dari pakar dan perbaikan desain
adalah sebagai berikut:
1. Mendata dan menghitung skor per-butir dan per-
aspek
136
Tabel 4.7. Perolehan skor dari pakar/ahli
2. Melakukan analisis konversi data kuantitatif
menjadi kualitatif dengan cara membandingkan
rata-rata skor per-butir dan per-indikator dengan
konversi skor ke nilai.
137
Tabel 4.8. Analisis konversi data kuantitatif
menjadi kualitatif
Berdasarkan tabel analisis konversi di
atas, diketahui beberapa hal sebagai berikut:
a. Keseluruhan aspek dalam desain sistem
dinyatakan sangat layak. Hal ini juga tertulis
dari kesimpulan para pakar yang menyatakan
bahwa desain layak untuk diteruskan ke tahap
pembuatan produk dengan sedikit revisi
desain. Jika dihitung berdasarkan keseluruhan
138
desain dimana desain memperoleh rata-rata
skor 4,56 maka desain dikategorikan dalam
kriteria sangat layak.
b. Berdasarkan konversi analisis kuantitatif
menjadi kualitatif per-butir, didapatkan hasil
bahwa seluruh butir masuk dalam kategori
sangat layak (nilai A), kecuali 1 butir yang
hanya berkategori layak (nilai B) yaitu butir U2
(desain software alat tes memiliki desain
tampilan setiap interface yang menarik).
3. Menentukan kelemahan desain berdasarkan
analisis yang telah dilakukan dan masukan dari
pakar.
Beberapa kelemahan desain yang
ditemukan dalam proses analisis data validasi
pakar dan memerlukan perbaikan antara lain:
a. Desain perlu mencantumkan lebih detail
tentang form yang seringkali dipakai oleh
mahasiswa.
b. Desain belum mencantumkan fitur biodata
singkat kreator dan fitur bantuan untuk
memperjelas penggunaan sistem.
4. Perbaikan desain.
Berdasarkan kelemahan yang ditemukan
sebagai hasil analisis data validasi desain tersebut,
139
maka penulis melakukan perbaikan desain sebagai
berikut:
a. Perbaikan desain form ()
1) Activity diagram Penilaian Kinerja
mahasiswa
Gambar 4.51. Revisi activity diagram
Perbaikan halaman muka dengan mencantumkan fitur
biodata singkat kreator dan fitur bantuan
Gambar 4.52. Perbaikan halaman muka dengan
mencantumkan fitur petunjuk dan info kreator
N. Pembuatan Produk
Kebutuhan perangkat lunak untuk kepentingan
pengujian dalam tes bentuk pilihan ganda menggunakan
perangkat komputer untuk saat ini sangat diperlukan guna
memudahkan pekerjaan manusia. Dalam penelitian ini,
HEADER software alat tes log
Menu Menu Menu Menu
Menu Kreator Petunju LOGIN
140
perangkat lunak Computer Based Testing (software alat tes)
diharapkan mampu memberikan kemudahan untuk
keperluan pengujian. Untuk mengimplementasikan
keinginan tersebut, dalam penelitian ini dilakukan
pengembangan software alat tes yang disusun berdasarkan
tahapan atau prosedur baku pengembangan perangkat
lunak. Bagian analisis sistem menggambarkan proses
pemilihan model sistem software alat tes yang akan
dikembangkan dan analisis kebutuhan terhadap hal-hal
yang diperlukan untuk membangun sistem software alat
tes, antara lain: kebutuhan pemakai, analisis kerja, dan
analisis diagram konteks. Bagian desain sistem
menggambarkan proses pembuatan prototipe program
yang meliputi desain diagram alir data (data flow diagram),
desain basis data, desain flow chart desain sistem inferensi,
dan desain tampilan. Pada bagian implementasi berisi
proses kerja sistem yang digambarkan ke dalam rancangan
algoritma yang akan dilanjutkan penulisan kode sumber
(source code) program. Pada bagian akhir, yaitu pengujian
program menggambarkan proses pengujian sistem.
Pengujian terhadap program dilakukan melalui dua
tahap, yaitu: tahap pengujian internal untuk pelacakan
kesalahan program (debugging) dan tahap pengujian
eksternal untuk validasi program. Pelacakan kesalahan
program dilakukan untuk menguji bahwa program yang
dibuat telah dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan.
141
Proses pelacakan kesalahan program dilakukan melalui tiga
macam koreksi, yaitu koreksi terhadap kesalahan kalimat
dan perintah (syntax error), koreksi terhadap kesalahan saat
dijalankan (run time error), dan koreksi terhadap kesalahan
fungsi dan hasil dari penalaran logika (logic error).
Pelacakan terhadap kesalahan program dilakukan secara
terus menerus sehingga diperoleh program yang benar-
benar terbebas dari ketiga maca kesalahan (error) di atas.
Dalam tahap validasi program dimaksudkan untuk
menguji program yang telah dibuat benar-benar dapat
berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. Validasi program
dilakukan melalui dua langkah, yaitu: (1) menerapkan
program kepada pengguna pertama / first user (dosen IAIN
Salatiga), (2) menerapkan program kepada pengguna akhir /
end user (peserta didik). Pengujian kepada dosen IAIN
Salatiga dan peserta didik dilakukan untuk mengetahui
bahwa program yang dibuat benar-benar berfungsi dan
berjalan sesuai dengan rencana, yaitu dapat membedakan
proses kerjanya sesuai dengan tujuan pengguna. Bagi
pengguna dosen IAIN Salatiga, program ini dapat bekerja
dan berfungsi: (1) mata kuliah yang akan diujikan, (2)
memasukkan data soal berupa: butir-butir tes yang terdiri
dari identitas soal, naskah soal, dan pilihan jawaban yaitu
kunci jawaban. (3) membuat daftar peserta yang akan
mengikuti tes, (4) melihat daftar hasil tes semua peserta
pada setiap mata kuliah, (5) melihat daftar hasil per individu
142
peserta tes pada setiap mata kuliah, (6) membuat
konfigurasi setting soal dari mata kuliah yang akan diujikan,
dan (7) mencetak soal maupun hasil tes mahasiswa. Bagi
pengguna peserta didik, program ini dapat bekerja dan
berfungsi: (1) melakukan identifikasi pengguna, (2)
menampilkan butir-butir tes, dan (3) butir-butir tes yang
ditampilkan memiliki karakteristik soal sesuai dengan
tingkat kemampuan peserta didik sebagai testee.
1. Halaman Awal sebagai Pembuka
Halaman awal akan tampil sesaat setelah program
software alat tes dipanggil (dijalankan). Desain tampilan
awal terdiri dari tiga tesk. Teks pertama berbunyi “alamat
IAIN Salatiga” yang didesain secara artistik dengan warna
merah ahti. Teks kedua berbunyi “WINARNO-software alat
tes” yang diketik dengan huruf kapital semua dan berwarna
putih. Tes ketiga berbunyi “OK” juga berwarna putih. Ketiga
teks berada dalam bingkai kotak yang warna latar belakang
berwarna abu-abu. Dibelakang ketiga teks terdapat gambar
orang sedang melaksanakan tes di depan sebuah komputer.
Disini juga user diminta masukan nama password. Dalam
halaman awal ini ada tombol “X” apabila user akan keluar
atau membatalkan rencana untuk masuk ke dalam sistem
software alat tes. Gambar halaman awal sebagai pembuka
tersaji dalam gambar berikut ini
143
.
Gambar 2. Halaman Awal sebagai Pembuka
2. Halaman Login
Halaman login digunakan untuk mengenali identitas
pengguna program. Identitas digunakan untuk menentukan
halaman tampilan yang selanjutnya akan terbuka. Gambar
halaman login tersaji dalam gambar berikut ini
144
Gambar 3. Halaman login
3. Halaman Menu Utama
Halaman menu utama diperuntukan bagi pengguna
mahasiswa dan dosen IAIN Salatiga. Halaman menu utama
berisi salam pembuka “Hallo..” dari software alat tes untuk
nama yang telah dimasukkan sebelumnya sebelum menuju
halaman soal. Gambar halaman menu utama tersaji dalam
gambar berikut ini
145
Gambar 4. Halaman Menu Utama
4. Halaman Soal
Tampilan halaman soal dibagi menjadi empat
bagian, yaitu: bagian atas untuk teks header, Bagian kiri
adalah soal yang berjalan dan bagian kanan adalah opsi
jawaban yang diberi tanda mana yang sesuai dengan
pilihannya yang dipilih. Dalam menu ini juga tersedia waktu
yang harus diperhitungkan oleh user ketika tes. Juga di beri
tombol “BACK” apabila user akan kembali ke soal
sebelumnya dan tombol “NEXT” apabila user akan
melanjutkan ke soal berikutnya. Gambar halaman soal
tersaji dalam gambar berikut ini
146
Gambar 5. Desain Tampilan Halaman Soal.
5. Halaman akhir setelah menyelesaikan soal
Halaman akhir akan mucul apabila setelah soal yang
terakhir, para user mengeklik tombol “NEXT”. Artinya user
akan mengakhiri proses tes. Dalam menu ini user akan
diminta “type your password” yang gunanya untuk menuju
menu berikutnya untuk melihat hasil akhir atau nilai.
Gambar halaman akhir setelah menyelesaikan soal tersaji
dalam gambar berikut ini
147
Gambar 6. Permintaan password untuk melihat hasil akhir:
6. Halaman hasil Akhir tes secara keseluruhan
(Kesimpulan)
Dalam halaman hasil akhir tes secara keseluruhan
ini terdapat hasil semua jawaban dari nomor pertama
sampai terakhir. Bila keterangan menunjukkan angka “1”
maka kesimpulannya user menjawab BENAR untuk nomor
tersebut, tetapi bila keterangan menunjukkan angka “0”
maka kesimpulannya user telah menjawab SALAH untuk
nomor tersebut. Di akhir menu tersaji SCORE yang
diperoleh user sebagai nilai akhir. Gambar halaman hasil
akhir tes secara keseluruhan tersaji dalam gambar berikut
ini:
148
Gambar 7. Halaman hasil Akhir tes secara keseluruhan
Kebutuhan perangkat lunak untuk kepentingan
pengujian dalam tes bentuk pilihan ganda menggunakan
perangkat komputer untuk saat ini sangat diperlukan guna
memudahkan pekerjaan manusia. Dalam penelitian ini,
perangkat lunak Computer Based Testing (software alat tes)
diharapkan mampu memberikan kemudahan untuk
keperluan pengujian. Untuk mengimplementasikan
keinginan tersebut, dalam penelitian ini dilakukan
pengembangan software alat tes yang disusun berdasarkan
tahapan atau prosedur baku pengembangan perangkat
lunak. Bagian analisis sistem menggambarkan proses
pemilihan model sistem software alat tes yang akan
dikembangkan dan analisis kebutuhan terhadap hal-hal
yang diperlukan untuk membangun sistem software alat
tes, antara lain: kebutuhan pemakai, analisis kerja, dan
149
analisis diagram konteks. Bagian desain sistem
menggambarkan proses pembuatan prototipe program
yang meliputi desain diagram alir data (data flow diagram),
desain basis data, desain flow chart desain sistem inferensi,
dan desain tampilan. Pada bagian implementasi berisi
proses kerja sistem yang digambarkan ke dalam rancangan
algoritma yang akan dilanjutkan penulisan kode sumber
(source code) program. Pada bagian akhir, yaitu pengujian
program menggambarkan proses pengujian sistem.
Pengujian terhadap program dilakukan melalui dua
tahap, yaitu: tahap pengujian internal untuk pelacakan
kesalahan program (debugging) dan tahap pengujian
eksternal untuk validasi program. Pelacakan kesalahan
program dilakukan untuk menguji bahwa program yang
dibuat telah dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan.
Proses pelacakan kesalahan program dilakukan melalui tiga
macam koreksi, yaitu koreksi terhadap kesalahan kalimat
dan perintah (syntax error), koreksi terhadap kesalahan saat
dijalankan (run time error), dan koreksi terhadap kesalahan
fungsi dan hasil dari penalaran logika (logic error).
Pelacakan terhadap kesalahan program dilakukan secara
terus menerus sehingga diperoleh program yang benar-
benar terbebas dari ketiga maca kesalahan (error) di atas.
Dalam tahap validasi program dimaksudkan untuk
menguji program yang telah dibuat benar-benar dapat
berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. Validasi program
150
dilakukan melalui dua langkah, yaitu: (1) menerapkan
program kepada pengguna pertama / first user (dosen IAIN
Salatiga), (2) menerapkan program kepada pengguna akhir /
end user (peserta didik). Pengujian kepada dosen IAIN
Salatiga dan peserta didik dilakukan untuk mengetahui
bahwa program yang dibuat benar-benar berfungsi dan
berjalan sesuai dengan rencana, yaitu dapat membedakan
proses kerjanya sesuai dengan tujuan pengguna. Bagi
pengguna dosen IAIN Salatiga, program ini dapat bekerja
dan berfungsi: (1) mata kuliah yang akan diujikan, (2)
memasukkan data soal berupa: butir-butir tes yang terdiri
dari identitas soal, naskah soal, dan pilihan jawaban yaitu
kunci jawaban. (3) membuat daftar peserta yang akan
mengikuti tes, (4) melihat daftar hasil tes semua peserta
pada setiap mata kuliah, (5) melihat daftar hasil per individu
peserta tes pada setiap mata kuliah, (6) membuat
konfigurasi setting soal dari mata kuliah yang akan diujikan,
dan (7) mencetak soal maupun hasil tes mahasiswa. Bagi
pengguna peserta didik, program ini dapat bekerja dan
berfungsi: (1) melakukan identifikasi pengguna, (2)
menampilkan butir-butir tes, dan (3) butir-butir tes yang
ditampilkan memiliki karakteristik soal sesuai dengan
tingkat kemampuan peserta didik sebagai testee.
151
7. Halaman Awal sebagai Pembuka
Halaman awal akan tampil sesaat setelah program
software alat tes dipanggil (dijalankan). Desain tampilan
awal terdiri dari tiga tesk. Teks pertama berbunyi “alamat
IAIN Salatiga” yang didesain secara artistik dengan warna
merah ahti. Teks kedua berbunyi “WINARNO-software alat
tes” yang diketik dengan huruf kapital semua dan berwarna
putih. Tes ketiga berbunyi “OK” juga berwarna putih. Ketiga
teks berada dalam bingkai kotak yang warna latar belakang
berwarna abu-abu. Dibelakang ketiga teks terdapat gambar
orang sedang melaksanakan tes di depan sebuah komputer.
Disini juga user diminta masukan nama password. Dalam
halaman awal ini ada tombol “X” apabila user akan keluar
atau membatalkan rencana untuk masuk ke dalam sistem
software alat tes. Gambar halaman awal sebagai pembuka
tersaji dalam gambar berikut ini
152
.
Gambar 2. Halaman Awal sebagai Pembuka
8. Halaman Login
Halaman login digunakan untuk mengenali identitas
pengguna program. Identitas digunakan untuk menentukan
halaman tampilan yang selanjutnya akan terbuka. Gambar
halaman login tersaji dalam gambar berikut ini
153
Gambar 3. Halaman login
9. Halaman Menu Utama
Halaman menu utama diperuntukan bagi pengguna
mahasiswa dan dosen IAIN Salatiga. Halaman menu utama
berisi salam pembuka “Hallo..” dari software alat tes untuk
nama yang telah dimasukkan sebelumnya sebelum menuju
halaman soal. Gambar halaman menu utama tersaji dalam
gambar berikut ini
154
Gambar 4. Halaman Menu Utama
10. Halaman Soal
Tampilan halaman soal dibagi menjadi empat
bagian, yaitu: bagian atas untuk teks header, Bagian kiri
adalah soal yang berjalan dan bagian kanan adalah opsi
jawaban yang diberi tanda mana yang sesuai dengan
pilihannya yang dipilih. Dalam menu ini juga tersedia waktu
yang harus diperhitungkan oleh user ketika tes. Juga di beri
tombol “BACK” apabila user akan kembali ke soal
sebelumnya dan tombol “NEXT” apabila user akan
melanjutkan ke soal berikutnya. Gambar halaman soal
tersaji dalam gambar berikut ini
155
Gambar 5. Desain Tampilan Halaman Soal.
11. Halaman akhir setelah menyelesaikan soal
Halaman akhir akan mucul apabila setelah soal yang
terakhir, para user mengeklik tombol “NEXT”. Artinya user
akan mengakhiri proses tes. Dalam menu ini user akan
diminta “type your password” yang gunanya untuk menuju
menu berikutnya untuk melihat hasil akhir atau nilai.
Gambar halaman akhir setelah menyelesaikan soal tersaji
dalam gambar berikut di bawah ini
156
Gambar 6. Permintaan password untuk melihat hasil akhir:
12. Halaman hasil Akhir tes secara keseluruhan
(Kesimpulan)
Dalam halaman hasil akhir tes secara keseluruhan
ini terdapat hasil semua jawaban dari nomor pertama
sampai terakhir. Bila keterangan menunjukkan angka “1”
maka kesimpulannya user menjawab BENAR untuk nomor
tersebut, tetapi bila keterangan menunjukkan angka “0”
maka kesimpulannya user telah menjawab SALAH untuk
nomor tersebut. Di akhir menu tersaji SCORE yang
diperoleh user sebagai nilai akhir. Gambar halaman hasil
akhir tes secara keseluruhan tersaji dalam gambar berikut
di bawah ini:
157
Gambar 7. Halaman hasil Akhir tes secara keseluruhan
O. Ujicoba Terbatas
Keseluruhan sistem yang telah dirancang, baik
berupa tampilan interface, tombol, dan database
kemudian diujikan secara terbatas terhadap
sekelompok sampel. Pengujian terbatas yang dilakukan
oleh sekelompok kecil sampel ini dimaksudkan untuk
menjajagi kemungkinan terdapatnya kesalahan di
dalam sistem sebelum nantinya diujikan terhadap
kelompok sampel yang lebih besar.
Dalam tahap ujicoba terbatas ini penulis
lakukan kepada 10 orang yang terdiri dari berbagai
tingkatan user, antara lain; pertama, mahasiswa PAI
berjumlah 2 orang, dan kedua, mahasiswa PAI tingkat
Dasar berjumlah 6 orang, dan ketiga, mahasiswa PAI
tingkat Menengah berjumlah 2 orang.
158
Pengumpulan data dalam tahap validasi ini
menggunakan 2 teknik yang berbeda, yaitu; teknik
kuesioner dan penggunaan software alat tes WAPT
Tools (Web Application Perfomance Testing).
Penggunaan software alat tes untuk menguji aspek
reliability dan performance dari software alat tes yang
dibangun. Sedangkan Teknik kuesioner digunakan
untuk menguji aspek functionality, usability dan
supportability. Kuesioner yang digunakan seperti yang
telah ditentukan sebelumnya, sebagai berikut:
159
Aspek Butir Kriteria Skor
5 4 3 2 1 Functiona lity
(F)
Completeness
- software alat tes telah memuat
proses pengolahan data
(simpan, edit, hapus, dan
tampil data). (F1)
- Informasi yang diberikan
sangat efektif dalam
membantu menyediakan
informasi yang saya butuhkan.
(F2)
Consistency
- software alat tes ini sudah
konsisten melakukan perintah
sesuai tombol yang
dikehendaki pada setiap
pemakaiannya (F3)
Keamanan
- software alat tes telah
dilengkapi dengan username
dan password sebagai
perlengkapan keamanan akun
(F4)
Usability
(U)
Accuracy
- software alat tes PAI ini sudah
mampu melakukan proses
pengolahan data (simpan, edit,
hapus, tampil data) secara
tepat.(U1)
Error Tolerance
- software alat tes PAI ini masih
bisa berjalan bila terjadi
kesalahan, baik dalam proses
login, maupun pengolahan data
(simpan, edit, hapus, tampil
data). (U2)
160
Tabel 4.9 Instrumen pengujian perangkat lunak bagi
pengguna
Simplicity
- Informasi, menu-menu, dan
tombol yang ada pada software
alat tes PAI ini bisa dipahami
tanpa adanya kesulitan. (U3)
Operability
- software alat tes PAI ini dapat
dioperasikan dengan mudah.
(U4)
- Sistem ini sangat mudah
dipelajari (U5)
Tampilan
- Tampilan setiap interface dalam
software alat tes ini telah
dirancang secara menarik (U6)
- Tata letak dalam sistem tertata
dengan sangat jelas (U7)
- Warna background dengan
warna teks sudah jelas dan
tepat (U8)
- software alat tes menggunakan
ukuran font yang mudah dibaca
(U9)
- Variasi warna dalam software
alat tes cukup dalam hal
kecerahan dan kontras warna
(U10)
Supportabilit
y - Sistem ini dapat saya
operasikan dari berbagai
searching engine, semacam
google chrome, mozzilla firefox
dan internet explorer. (S)
161
P. Analisis Data Hasil Ujicoba Terbatas dan Revisi Sistem
Hasil dari ujicoba terbatas kemudian dianalisis
untuk mendapatkan kesimpulan mengenai kelayakan
sistem. Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis
data dari ujicoba terbatas adalah sebagai berikut:
1. Analisis Data Aspek Functionality, Usability dan
Supportability
a. Mendata dan menghitung skor per-butir dan
per-aspek
Untuk memperoleh jumlah perolehan
skor seluruh aspek, penulis melakukan
penghitungan dengan menggunakan aplikasi
micorsoft excel (data penghitungan perolehan
skor ujicoba terbatas terlampir).
162
Dari penghitungan tersebut didapatkan hasil
sebagai berikut:
Tabel. 4.10. Tabel penghitungan skor ujicoba
terbatas
Aspek
Butir
Kriteri
a
Skor per-Butir Jumlah
Skor per-
Aspek
Rata2 per-
Aspek Jumlah Rata2
Functionalit
y
(F)
F1 26 2,6
135 3,38
F2 31 3,1
F3 41 4,1
F4 37 3,7
Usability
(U)
U1 34 3,4
419 4,19
U2 43 4,3
U3 42 4,2
U4 43 4,3
U5 41 4,1
U6 44 4,4
U7 44 4,4
U8 41 4,1
U9 42 4,2
U10 45 4,5
Supportabil
ity S 45 4,5 45 4,50
(S)
163
b. Melakukan analisis konversi data kuantitatif
menjadi kualitatif dengan cara
membandingkan perolehan skor per-butir dan
per-indikator dengan konversi skor ke nilai
Dengan berdasarkan perolehan skor dan
dengan dibandingkan dengan pedoman
konversi skor ke nilai maka didapatkan hasil
sebagai berikut:
Tabel. 4.11. Analisis konversi data per-indikator
tahap ujicoba terbatas
Butir
Kriteria
Skor per-
Butir
Kriteria Aspek Skor per-
Aspek
Kriteria
F1 2,6 Kurang Layak Functionality 3,38 Cukup
F2 3,1 Cukup
F3 4,1 Layak
F4 3,7 Layak
U1 3,4 Cukup Usability 4,19 Layak
U2 4,3 Sangat Layak
U3 4,2 Layak
U4 4,3 Sangat Layak
U5 4,1 Layak
U6 4,4 Sangat Layak
164
U7 4,4 Sangat Layak
U8 4,1 Layak
U9 4,2 Layak
U10 4,5 Sangat Layak
S 4,5 Sangat Layak Supportabilit
y
4,50 Sangat Layak
c. Membuat kesimpulan tentang aspek-aspek
yang perlu diperbaiki
Berdasarkan langkah yang telah ditempuh di
atas, maka diambil kesimpulan sebagai berikut:
1) Berdasarkan perolehan nilai per aspek,
maka aspek yang memerlukan perbaikan
(mendapat nilai cukup) adalah aspek
functionality. Secara detail untuk melihat
kekurangan tersebut dapat dilihat dari
perolehan per-indikator pada aspek
tersebut, dimana dari 4 indikator terdapat
2 indikator yang mendapat nilai rendah,
yaitu:
a) Indikator F1: software alat tes telah
memuat proses pengolahan data
(simpan, edit, hapus, dan tampil data)
berkriteria tidak layak. Hal ini
165
diperkuat dari indikator akurasi sistem
yaitu indikator U1: software alat tes
PAI ini sudah mampu melakukan
proses pengolahan data (simpan, edit,
hapus, tampil data) secara tepat yang
juga berkriteria cukup.
b) Indikator F2: Informasi yang diberikan
sangat efektif dalam membantu
menyediakan informasi yang saya
butuhkan berkriteria cukup.
2) Untuk membuat kesimpulan bagian yang
perlu diperbaiki, perolehan nilai dari
indikator kemudian dibandingkan dengan
komentar yang didapatkan, yaitu:
a) Komentar sampel 1 antara lain: Input
data mahasiswa belum dapat dilihat di
halaman muka dan terdapat iklan
dalam software alat tes.
b) Komentar sampel 2 antara lain:
Biodata singkat mahasiswa harap
ditampilkan di halaman depan
software alat tes.
c) Komentar sampel 7 yaitu: terganggu
oleh iklan.
166
3) Berdasarkan perolehan nilai dan komentar
di atas, maka bagian software alat tes yang
perlu diperbaiki adalah:
a) Script PHP dan tata letak halaman
muka sistem untuk menampilkan data
singkat seluruh mahasiswa PAI.
b) Faktor keamanan dimana sistem
belum aman dari iklan liar yang tidak
disetting oleh admin.
2. Analisis Data Aspek Reliability dan Performance
Untuk mendapatkan gambaran kualitas
sistem ditinjau dari aspek Reliability dan
Performance, maka penulis menggunakan bantuan
aplikasi WAPT. Pengujian ini dilakukan selama 10
menit yang diakukan oleh 20 pengguna dimana
setiap pengguna masuk tiap 20 detik.
167
Dari tes tersebut didapatkan hasil sebagai berikut:
Gambar 4.63. Hasil uji aspek Reliability dan
Performance menggunakan aplikasi WAPT
Dalam pengujian perfomansi sistem ini telah
teruji 102 sessions yang berhasil dan 123
sessions yang gagal, kemudian terdapat 1482
halaman yang dibuka dengan berhasil dan 123
halaman gagal dibuka. Sehingga total halaman
yang akan dibuka adalah 1605 (1482+123).
Jumlah hits yang berhasil sebanyak 2891 dan
kegagalan sebanyak 12 hits. Sehingga total hits
yang akan dilakukan adalah 2903 (2891 + 12).
Total data yang terkirim adalah 1244 Kbytes
dan 32730 Kbytes berhasil diterima. Serta rata-
rata waktu yang dibutuhkan untuk merespon
adalah 0.66 detik dengan jumlah elemen
halaman sebanyak 154.
168
a. Kemudian jika dipersentasekan error
perfomance adalah sebagai berikut:
= (Jumlah halaman gagal: Total Halaman
yang akan dibuka) * 100%
= (123 : 1605) * 100%
= 7,66 %
Sehingga presentase keberhasilan
performance sistem adalah:
= 100% - error performance
= 100% - 7,66%
= 92,34 %
b. Presentase Error hits sebagai berikut:
= (Jumlah hits yang gagal: Total hits
yang dilakukan) * 100%
= (12 : 2903) * 100%
= 0,41 %
Sehingga presentase keberhasilan hits
yang dibuka adalah:
= 100% - error hits
= 100% - 0,41%
= 99,59 %
Dengan memperhatikan kedua
indikator di atas, keberhasilan performance
(92,34 %) dan keberhasilan hits (99,59 %),
169
maka dapat disimpulkan bahwa aspek
reliability dan performance sistem yang
dibangun sudah sangat baik.
3. Kesimpulan tahap ujicoba terbatas
Berdasarkan langkah-langkah yang telah ditempuh
dalam tahap ujicoba terbatas didapatkan
kesimpulan tentang kelayakan produk sebagai
berikut:
a. Dari aspek functionality, usability dan
supportability didapatkan hasil bahwa aspek
functionality mendapatkan nilai C (kategori
cukup) dan perlu dilakukan perbaikan
khususnya pada tampilan halaman muka dan
aspek keamanan.
b. Dilihat dari aspek reliability dan performance,
maka software alat tes yang dibangun
termasuk dalam kategori sangat baik.
Q. Revisi Sistem Pasca Ujicoba Terbatas
Dengan berdasar pada kesimpulan tahap
ujicoba terbatas, maka penulis melakukan revisi pada 2
hal, yaitu rekap dan sistem keamanan.
1. Tampilan halaman muka Sistem untuk
menampilkan biodata singkat seluruh mahasiswa.
Dari hasil ujicoba terbatas dimana sampel
mahasiswa menginginkan adanya tampilan
170
biodata singkat mahasiswa pada halaman muka
software alat tes, maka penulis melakukan
perubahan pada tampilan halaman muka, dengan
langkah sebagai berikut:
a. Revisi Script PHP Halaman Muka
Untuk tahapan ini, penulis berusaha
mempertahankan fitur-fitur yang sudah ada
sebelumnya yang tidak menjadi masalah di
dalam ujicoba terbatas. Oleh karena itu,
penulis membagi tampilan halaman muka ke
dalam dua bagian, yaitu bagian kanan dan
bagian kiri.
Bagian kanan dalam halaman muka
ini memuat isi dari fitur-fitur yang diinginkan,
termasuk fitur tampilan biodata singkat
mahasiswa. Bagian kiri memuat tombol analog
seputar software alat tes, yaitu; tombol info
seputar software alat tes, tombol bantuan,
tombol tentang kreator, dan tombol link
facebook kreator.
Selain itu untuk mengakomodir
masukan mahasiswa selama tahap ujicoba
terbatas, yaitu untuk memasukkan fitur
biodata singkat mahasiswa, maka tombol fitur
yang sebelumnya berupa tombol gambar akan
171
dirubah menjadi tombol tulisan dalam formasi
horizontal yang dapat menghemat ruang.
Script PHP yang dihasilkan dalam
revisi adalah sebagai berikut:
Gambar 4.64. Potongan hasil revisi script php
halaman muka
<!DOCTYPE html PUBLIC "-//W3C//DTD XHTML 1.0 Transitional//EN" "http://www.w3.org/TR/xhtml1/DTD/xhtml1-transitional.dtd"> <html xmlns="http://www.w3.org/1999/xhtml" xml:lang="en" lang="en"> <html> <head> <title>::: TESIS software alat tes (software alat tes Pendidikan Agama Islam) :::</title> <meta http-equiv="content-type" content="text/html;charset=utf-8" /> <meta name="robots" content="index, follow" /> <link rel="shortcut icon" href="favicon.png" /> <link href="css/style.css" rel="stylesheet" type="text/css"> </head> <body> <div id="wrapper"> <div id="header"></div> <div id="headerbantu"><marquee type="scroll">software alat tes PENDIDIKAN AGAMA ISLAM(software alat tes)</marquee></div> <div id='cssmenu'> <ul> <li class='active'><a href=menu.php?module=home><span>Home</span></a></li> <li class='has-sub' ><a href="#">Pokjawas</a> <ul> <li><a href=menu.php?module=visimisi>Visi Misi</a></li> <li><a href=menu.php?module=mahasiswa>mahasiswa</a></li> <li><a href=https://www.facebook.com/ahmad.kholis.37 target="_blank">Facebook Group</a></li> </ul></li> <li class='has-sub'><a href='#'><span>Berita</span></a> <ul> <li><a href=menu.php?module=berita><span>Berita</span></a></li> <li><a href=menu.php?module=agenda><span>Agenda</span></a></li> </ul>
172
b. Membuat file php untuk bagian kanan dan
kiri.
c.
Script php bagian kanan
Gambar 4.65. Script php bagian kanan
<?php include "config/koneksi.php"; include "config/fungsi_indotgl.php"; include "config/library.php"; include "config/class_paging.php"; $module = $_GET['module']; // Bagian Home if ($module=='home'){include "belajar.html";} // Tampilkan 3 agenda dan 3 pengumuman terbaru // echo "<img src=images/agenda.jpg><br />"; // $agenda=mysql_query("SELECT * FROM agenda // ORDER BY id_agenda DESC LIMIT 3"); // while($a=mysql_fetch_array($agenda)){ // $mulai =tgl_indo($a[tgl_mulai]); // $selesai=tgl_indo($a[tgl_selesai]); // echo "<span class=isi_kecil>$mulai - $selesai </span> // <br /><a href=?module=detailagenda&id=$a[id_agenda]>$a[tema]</a> // <hr color=white>"; // }
173
Script php bagian kiri
Gambar 4.66. Script php bagian kiri
Membuat file php baru untuk yang memuat foto dan
biodata mahasiswa.
Dalam file kanan.php ditentukan untuk
menampilkan biodata singkat mahasiswa
ditentukan melalui file belajar.php. Script
untuk file belajar.php tersebut adalah sebagai
berikut:
<?php include "config/koneksi.php"; include "config/library.php";
// Form Pencarian
echo "<table> <th colspan=5 style=background-
color:#fb054a><center>ABOUT</center></th> <tr>
<td width=24 align=center style=background-color:#0567fa><a href=menu.php?module=profil><img
src=images/visimisi.png border=none class=vtip title='Profil software alat tes(software alat tes)'></a></td>
<td width=24 align=center style=background-color:#cffa05><a href=menu.php?module=bantuan><img
src=images/help.png border=none class=vtip title='Penjelasan penggunaan software alat tes'></a></td>
</tr> <th width=24 style=background-
color:#050bfa><b>software alat tes</b></th>
174
Gambar 4.67. Script php menampilkan biodata
mahasiswa
<!DOCTYPE html> <html> <head>
<title> Cara Membuat Images Slideshow Pada Dokumen HTML </title> <link rel="stylesheet" type="text/css" href="css/slider.css" />
</head> <body>
<p> </p> <p align=center><strong>mahasiswa PAI KABUPATEN SEMARANG</p>
<p> </p> <!-- start slider -->
<div class="slider"> <ul>
<li><a href="#" target="_blank"><img alt="Images 1" src="image/taufiq.jpg" /></a>
<div><h3>H. Taufiqurrahman, S.Ag,.M.S.I</h3><p>Kasi PAIS Kabupaten Semarang</p></div></li>
<li><a href="#" target="_blank"><img alt="Images 2" src="image/amir.jpg" /></a><div><h3>Drs. H. Amir Mahmud, M.M., M.PdI</h3><p>mahasiswa PAI tk.
Menengah</p></div></li> <li><a href="#" target="_blank"><img alt="Images 3" src="image/hasanah.jpg"
/></a><div><h3>Dra. Hasanah, M.PdI</h3><p>mahasiswa PAI TK/SD</p></div></li> <li><a href="#" target="_blank"><img alt="Images 4" src="image/nurhid.jpg"
/></a><div><h3>Nur Hidayati S.Ag, M. PdI</h3><p>mahasiswa PAI TK/SD</p></div></li> <li><a href="#" target="_blank"><img alt="Images 5" src="image/nurham.jpg"
/></a><div><h3>Nur Hamidah, S.Ag., M.PdI</h3><p>mahasiswa PAI TK/SD</p></div></li> <li><a href="#" target="_blank"><img alt="Images 6" src="image/salim.jpg"
/></a><div><h3>Salim, S.Ag, M.PdI</h3><p>mahasiswa PAI TK/SD</p></div></li> <li><a href="#" target="_blank"><img alt="Images 7" src="image/blank.jpg" /></a><div><h3>mahasiswa PAI TK/SD</h3><p>mahasiswa PAI TK/SD</p></div></li> <li><a href="#" target="_blank"><img alt="Images 8" src="image/blank.jpg" /></a><div><h3>Drs. Mahmud Ali, M.PdI</h3><p>mahasiswa PAI TK/SD</p></div></li> <li><a href="#" target="_blank"><img alt="Images 9" src="image/blank.jpg"
/></a><div><h3>Drs. Ardani Iskandar, M.PdI</h3><p>mahasiswa PAI tk. Menengah</p></div></li>
</ul></div>
<!-- // end slider -->
</body> </html>
175
d. Tampilan yang dihasilkan
Selain file-file php tersebut, dibutuhkan file
lain berekstensi css. Dan hasil dari
keseluruhan revisi tampilan halaman muka
tersebut adalah sebagai berikut:
2. Revisi Sistem Keamanan Sistem
Untuk meningkatkan keamanan akun,
baik akun admin, mahasiswa, maupun mahasiswa,
maka penulis merubah sistem password ke dalam
bentuk MD5.
MD5 (Message-Digest algortihm 5) ialah
fungsi hash kriptografik yang digunakan secara
luas dengan hash value 128-bit. Sedangkan
kriptografi sendiri berasal dari bahasa Yunani
yakni kriptos yang artinya tersembunyi dan
graphia yang artinya sesuatu yang tertulis,
sehingga kriptografi dapat disebut sebagai sesuatu
yang tertulis secara rahasia.91Cryptographyberarti
suatu ilmu ataupun seni mengamankan pesan,
dan dilakukan oleh cryptographer.92
91 Saipul Bahri, dkk., “Studi dan Implementasi Pengamanan Basis Data
Menggunakan Metode Enkripsi MD5 (Message-Digest Algorihm 5)”,
Jurnal Imiah Vol.x No.x (April), E-Journal on-line, Melalui http://www.binadarma.ac.id/ [05/13/16], 2012.
92 Tedi Heriyanto, “Pengenalan Kriptografi”, Jurnal Edisi : 0.0.5 (Juni), E-Journal
on-line, Melalui http://www.binadarma.ac.id/[05/13/16], 1999.
176
Dengan berdasarkan pengertian-
pengertian di atas, maka MD5 merupakan sebuah
metode untuk mengamankan pesan yang
dilakukan dengan cara enskripsi data (merubah
data asal berupa plaintext ke dalam data
berbentuk sandi/ciphertext).
MD5 dimanfaatkan dalam berbagai
aplikasi keamanan, dan umumnya digunakan
untuk meguji integritas sebuah file. Enkripsi
menggunakan MD5 masih mendominasi sebagian
besar aplikasi PHP. Enkripsi MD5 dianggap strong
karena enkripsi yang dihasilkannya bersifat ‘one
way hash’. Berapapaun string yang di enkripsi
hasilnya tetap sepanjang 32 karakter.
Ada empat tujuan dari ilmu kriptografi,
yaitu :
a. Kerahasiaan, adalah layanan yang digunakan
untuk menjaga isi dari informasi dari
siapapun kecuali yang memiliki otoritas,
b. Integritas data, adalah berhubungan dengan
penjagaan dari perubahan data secara tidak
sah. Untuk menjaga integritas data, sistem
harus memiliki kemampuan untuk
mendeteksi manipulasi data oleh pihak-pihak
yang tidak berhak, antara lain menyangkut
177
penyisipan, penghapusan, dan pensubtitusian
data lain ke dalam data yang sebenarnya.
c. Autentikasi, adalah berhubungan dengan
identifikasi, baik secara kesatuan sistem
maupun informasi itu sendiri. Dua pihak yang
saling berkomunikasi harus saling
memperkenalkan diri. Informasi yang
dikirimkan melalui kanal harus diautentikasi
keaslian, isi datanya, waktu pengiriman, dan
lain-lain,
d. Non-repudiasi, yang berarti begitu pesan
terkirim, maka tidak akan dapat dibatalkan.93
Dengan fungsi-fungsi MD5 di atas, maka
penulis berasumsi bahwa untuk mengamankan
software alat tes yang dibangun dari iklan yang
tidak dikehendaki maka penulis merubah script
login (khususnya password) dengan sistem MD5.
Berikut ini adalah hasil revisi script PHP
sistem login yang dimaksud:
93 Saipul Bahri, dkk., “Studi dan Implementasi...., Melalui
http://www.binadarma.ac.id/ [05/13/16], 2012.
178
Gambar 4.69. Script login hasil revisi
Dan berikut adalah contoh data
(password) akun mahasiswa yang telah dihasilkan
dengan sistem MD5 dan disimpan ke dalam
database.
Gambar 4.70. Tampilan tabel mahasiswa dalam
database yang memuat enkripsi paswwor MD5
R. Uji Coba Lapangan Utama
Keseluruhan sistem yang telah dirancang
dan termasuk hasil revisi, baik berupa tampilan
<?php
include "config/koneksi.php";
function anti_injection($data){
$filter =
mysql_real_escape_string(stripslashes(strip_tags(htmlspecialchars($data,ENT_Q
UOTES))));
return $filter;}
$username = anti_injection($_POST['id_user']);
$pass = anti_injection(md5($_POST['password']));
......................
179
interface, tombol, dan database kemudian diujikan
kembali secara lebih luas terhadap sampel. Pengujian
ini merupakan pengujian terakhir yang dilakukan oleh
sampel secara lebih luas yang dimaksudkan untuk
mengetahui kualitas akhir dari software alat tes yang
dihasilkan.
Seperti halnya dalam tahap ujicoba
terbatas, pengumpulan data dalam tahap validasi ini
menggunakan 2 teknik yang berbeda, yaitu; teknik
kuesioner dan penggunaan software alat tes WAPT
Tools (Web Application Perfomance Testing).
Sedangkan penggunaan software alat tes untuk
menguji aspek reliability dan performance dari
software alat tes yang dibangun.
Untuk menguji aspek functionality, usability
dan supportability, dalam tahap ujicoba lapangan
utama ini penulis lakukan kepada 84 sampel yang
terdiri dari berbagai tingkatan user, antara lain;
pertama, mahasiswa PAI berjumlah 8 sampel, dan
kedua, mahasiswa PAI tingkat Dasar berjumlah 50
orang, dan ketiga, mahasiswa PAI tingkat Menengah
berjumlah 26 orang.
S. Analisis Ujicoba Lapangan Luas Sebagai Ukuran
Kualitas Produk
180
Hasil dari ujicoba lapangan luas kemudian
dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan mengenai
kelayakan sistem. Langkah-langkah yang dilakukan
dalam analisis data dari ujicoba terbatas adalah
sebagai berikut:
1. Analisis Data Aspek Functionality, Usability dan
Supportability
a. Mendata dan menghitung skor per-butir dan
per-aspek
Untuk memperoleh jumlah perolehan
skor seluruh aspek, penulis melakukan
penghitungan dengan menggunakan aplikasi
micorsoft excel (data penghitungan perolehan
skor ujicoba lapangan luas terlampir).
Dari penghitungan tersebut
didapatkan hasil sebagai berikut:
181
Tabel. 4.12. Tabel penghitungan skor ujicoba
lapangan luas
Aspek
Butir
Kriteri
a
Skor per-Butir Jumlah
Skor
per-
Aspek
Rata2 per-
Aspek
Jumla
h Rata2
Functional
ity
(F)
F1 356 4,19
1443 4,24
F2 369 4,34
F3 361 4,25
F4 357 4,20
Usability
(U)
U1 360 4,24
3607 4,30
U2 355 4,18
U3 353 4,15
U4 360 4,24
U5 363 4,27
U6 372 4,38
U7 362 4,26
U8 355 4,18
U9 360 4,24
U10 367 4,32
Supportab
ility S 364 4,28 364 4,28
(S)
182
b. Melakukan analisis konversi data kuantitatif
menjadi kualitatif dengan cara
membandingkan perolehan skor per-butir dan
per-indikator dengan konversi skor ke nilai
Dengan berdasarkan perolehan skor dan
dengan dibandingkan dengan pedoman
konversi skor ke nilai maka didapatkan hasil
sebagai berikut:
183
Tabel. 4.13. Analisis konversi data per-indikator
tahap ujicoba lapangan luas
184
2. Analisis Data Aspek Reliability dan Performance
Untuk mendapatkan gambaran kualitas
sistem ditinjau dari aspek Reliability dan
Performance, maka penulis menggunakan bantuan
aplikasi WAPT. Pengujian ini dilakukan selama 10
menit yang diakukan oleh 20 pengguna dimana
setiap pengguna masuk tiap 20 detik.
Dari tes tersebut didapatkan hasil
sebagai berikut:
Gambar 4.71. Hasil uji aspek Reliability dan
Performance tahap ujicoba lapangan luas
menggunakan aplikasi WAPT
Dalam pengujian perfomansi sistem ini
telah teruji 15 sessions yang berhasil dan 8
sessions yang gagal, kemudian terdapat 236
halaman yang dibuka dengan berhasil dan 8
halaman gagal dibuka. Sehingga total halaman
yang akan dibuka adalah 244 (236+8). Jumlah hits
yang berhasil sebanyak 826 dan kegagalan
sebanyak 68 hits. Sehingga total hits yang akan
185
dilakukan adalah 894 (826 + 68). Total data yang
terkirim adalah 382 Kbytes dan 24697 Kbytes
berhasil diterima. Serta rata-rata waktu yang
dibutuhkan untuk merespon adalah 1.15 detik
dengan jumlah elemen halaman sebanyak 563.
Kemudian jika dipersentasekan error perfomance adalah
sebagai berikut:
= (Jumlah halaman gagal: Total Halaman
yang akan dibuka) * 100%
= (8 : 244) * 100%
= 3,3 %
Sehingga presentase keberhasilan
performance sistem adalah:
= 100% - error performance
= 100% - 3,3%
= 96,7 %
a. Presentase Error hits sebagai berikut:
= (Jumlah hits yang gagal: Total hits yang
dilakukan) * 100%
= (68 : 894) * 100%
= 7,6 %
Sehingga presentase keberhasilan hits yang
dibuka adalah:
= 100% - error hits
= 100% - 7,6%
= 92,4 %
186
Dengan memperhatikan kedua
indikator di atas, keberhasilan performance
(96,7 %) dan keberhasilan hits (92,4 %), maka
dapat disimpulkan bahwa aspek reliability dan
performance sistem yang dibangun sudah
sangat baik.
Kesimpulan kualitas software alat tes dalam tahap ujicoba
lapangan luas
Berdasarkan langkah-langkah yang telah ditempuh
dalam tahap ujicoba lapangan luas didapatkan
kesimpulan tentang kelayakan produk sebagai
berikut:
a. Dari aspek functionality, usability dan
supportability didapatkan hasil bahwa
keseluruhan aspek termasuk dalam kriteria
sangat layak.
b. Dilihat dari aspek reliability dan performance,
maka software alat tes yang dibangun
termasuk dalam kriteria sangat layak.
187
BAB XI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti dalam
membangun software alat tes maka peneliti mengambil
kesimpulan :
1. Alur pengembangan software alat tes PAI yang
digunakan adalah sesuai dengan alur R&D yang
dikemukakan oleh Sugiyono, yaitu: identifikasi
Potensi dan Masalah, Analisis Kebutuhan dan
Pengumpulan Data, Perancangan Desain Produk,
Validasi Desain, Revisi Desain dan Analisis Data I,
Pembuatan Produk, Ujicoba Terbatas, Revisi Produk
dan Analisis Data II, Final Produk, dan Ujicoba
Lapangan Luas.
2. Hasil dari pengembangan sistem yang diharapkan
dapat membantu menyediakan informasi
kepegawaian pada mahasiswa PAI Kementerian
Agama Kabupaten Semarang ini adalah
pengembangan sistem lama yang telah berjalan,
yaitu sistem by paper yang dipadukan dengan email
dan media sosial, menjadi sebuah software alat tes
berbasis web (online).Pengembangan software alat
tes(software alat tes) Berbasis Web telah sesuai
denganspesifikasi yang diharapkan.
188
3. Berdasarkan ujicoba pada pengguna secara luas
dimana hasilnya kemudian dikonversikan ke dalam
bentuk kualitatif maka tingkat kelayakan software
alat tes(software alat tes) Berbasis Web dinyatakan
layakdengan melalui 5 aspek pengujian sistem yaitu;
aspek functionality dengan perolehan skor 4,24
(kategori sangat baik), aspek usability dengan
perolehan skor 4,30 (kategori sangat baik), aspek
supportability dengan perolehan skor 4,28 (kategori
sangat baik), aspek performance dengan persentase
keberhasilan sebesar 96,7 %, dan aspek reliability
dengan persentase keberhasilan sebesar 92,4 %.
B. Saran
Dalam penelitian ini tentunya masih terdapat
banyak kekurangan dan hal-hal yang masih perlu dikaji
dan dikembangkan kembali. Peneliti memiliki saran
untuk pengembangan software alat tes PAI berbasis
web ke depan antara lain :
1. Dikarenakan terdapat keterkaitan antara yang
merupakan salah satu bagaian dalam sistem ini
dengan penilaian tahunan mahasiswa dalam
mekanisme Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) maka ke
depan diharapkan software alat tes ini mampu
mengintegrasikan kedua hal tersebut.
130
189
2. Meskipun software alat tes ini telah dapat
dioperasikan melalui berbagai search engine
(misalnya Google Chrome, Mozilla Firefox, dan
Internet Explorer) namun tampilannya belum
maksimal jika dioperasikan via gadget. Ole karena
itu, ke depan perlu perbaikan sistem agar dapat
dijalankan dengan tampilan maksimal pada berbagai
browser dan gadget.
3. Penggunaan domain dan hosting dalam sistem ini
masih menggunakan akun free atau tidak berbayar
yang disediakan oleh idhostinger.com. oleh
karenanya dalam proses akses sistem user terkadang
mengalami kendala berupa lamanya proses loading.
Sehingga untuk dapat digunakan secara maksimal
maka software alat tes ini masih perlu diupgrade ke
dalam domain dan hosting berbayar dengan
kapasitas yang lebih baik.
190
DAFTAR PUSTAKA
Baumgartner, T.A. & Jackson, A.S. (1995). Measurement for
Evaluation in Physical Education and Exercise Science (
th5 Ed). USA: WCB Brown & benchmark publishers.
Djemari Mardapi. (2008). Teknik penyusunan instrumen tes
dan nontes. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.
Hakim, L (2004). Cara Ampuh Menguasai Macromedia Flash
MX 2004. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Hambleton, R.K. & Swaminathan, H. & Rogers, H.J. (1991).
Fundamental of item response theory, Newbury Park,
CA: Sage Publication Inc.
Kendall, K.E., & Kendall, J.E. (2002). Systems analysis and
design .5 edth . Englewood Cliffs: Prentice Hall
International, Inc.
Murshel, J.L. (1954). Successfull teaching, its psychological
principles. USA: Mc. Graw Hill Book Company Inc.
Pressman, R.S. (1997). Engineering, a practitioner's
approach. USA: Mc. Graw Hill Book Inc.
Stark, J.S., & Thomas, A. (1994). Assesment and program
evaluation. USA: Simon & Schuster Custom
Publishing.
Bartram B. & Hamleton, R.K. (2006). Computer-Based
Testing and the Internet. NJ: John Wiley & Sons Inc.
191
Winkel, W.S. (2004). Psikologi pengajaran. Yogyakarta:
Media Abadi.
Al Fatta, Hanif. Analisis dan Perancangan software alat tes
untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan
Organisasi Modern. Yogyakarta: Andi, 2007.
Ermawati, Heni. “Penerapan Document Oriented Database
(Nosql) Dalam Pembuatan Simulasi software
alat tes Dapodik (Data Pokok Pendidikan)
Dengan Mongodb Dan PHP”, E-Journal
Teknologi Industri Universitas Gunadarma,
Melalui
http://publication.gunadarma.ac.id/handle/12
3456789/119501/09/15], 2012.
Lampiran I Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan e-Government.
Masaong, Abd. Kadim. Pembelajaran dan Pengembangan
Kapasitas mahasiswa: Memberdayakan
mahasiswa Sebagai mahasiswanya
mahasiswa. Bandung: Alfabeta, 2012.
Menteri Agama RI. Peraturan Menteri Agama RI Nomor 2
Tahun 2013 Tentang mahasiswa Madrasah
Dan mahasiswa Pendidikan Agama Islam Pada
Sekolah. Jakarta: Kementerian Agama RI, 2012.
192
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
No. 21 Tahun 2010 Tentang Jabatan Fungsional
mahasiswa Sekolah Dan Angka Kreditnya.
PP nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja
Pegawai Negeri Sipil.
Parwita, Wayan Gede Suka, dan Putri, Luh Arida Ayu
Rahning. “Komponen Penilaian Kualitas
Perangkat Lunak Berdasarkan software alat tes
Quality Models”, Seminar Nasional Teknologi
Informasi & Komunikasi Terapan 2012
(Semantik 2012), Semarang 23 Juni 2012.
Sugiyono. Metode Penelitian dan Pengembangan: Research
and Development/R&D. Bandung: Alfabeta,
2015.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
Tentang Aparatur Sipil Negara.
Widoyoko, Eko Putro. Evaluasi Program Pembelajaran:
Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon
Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Baumgartner, T.A. & Jackson, A.S. (1995). Measurement for
Evaluation in Physical Education and Exercise Science (
th5 Ed). USA: WCB Brown & benchmark publishers.
193
Bartram B. & Hamleton, R.K. (2006). Computer-Based
Testing and the Internet. NJ: John Wiley & Sons Inc.
Daulay, Melwin S,. (2007). Mengenal Hardware-Software
dan Pengelolaan Instalansi Komputer. Yogyakarta:
Andi.
Jogiyanto. (1999). Pengenalan Komputer. Andi:Yogyakarta.
Djemari Mardapi. (2008). Teknik penyusunan instrumen tes
dan nontes. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.
Hambleton, R.K. & Swaminathan, H. & Rogers, H.J. (1991).
Fundamental of item response theory, Newbury Park,
CA: Sage Publication Inc.
Kendall, K.E., & Kendall, J.E. (2002). Systems analysis and
design .5 edth. Englewood Cliffs: Prentice Hall
International, Inc.
Murshel, J.L. (1954). Successfull teaching, its psychological
principles. USA: Mc. Graw Hill Book Company Inc.
Pressman, R.S. (1997). Engineering, a practitioner's
approach. USA: Mc. Graw Hill Book Inc.
Saragih, Hoga, Siti S. Analisis Kualitas Aplikasi Ujian Online
Erbasis Web Pada Perum Perumnas. Journal of
Information Systems, Volume 10, Issue 2, October
2014.
194
Schneberger, Scott. "Factors That Influence The
Performance of CombuterBased Assessments: An
Extension of The Technology Acceptance Model". The
Journal
of Computer Information System, Vol 74. 2008
Stark, J.S., & Thomas, A. (1994). Assesment and program
evaluation. USA: Simon & Schuster Custom
Publishing.
Winkel, W.S. (2004). Psikologi pengajaran. Yogyakarta:
Media Abadi