pengaruh tipe kepribadian hexaco dan konformitas kelompok...
TRANSCRIPT
PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN HEXACO DAN
KONFORMITAS KELOMPOK DEMONSTRAN
TERHADAP AGRESIVITAS MAHASISWA
DEMONSTRAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Zahra Zahronah
NIM: 11140700000005
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440H / 2018M
MOTTO
“Katakanlah kata-kata yang baik
kepada manusia” . – QS. Al-
Baqarah : 83
“Setiap orang memiliki emosi,
namun belum tentu dapat
mengendalikanya.” – Penulis
ABSTRAK
A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
B) Juni 2018
C) Zahra Zahronah
D) Pengaruh Tipe Kepribadian Hexaco dan Konformitas Kelompok Demonstran
terhadap Agresivitas pada Mahasiswa Demonstran
E) xiv + 104 Halaman + Lampiran
F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Pengaruh Tipe Kepribadian Hexaco
dan Konformitas Kelompok Demonstran Terhadap Agresivitas Mahasiswa
Demonstran
Instrumen pengumpulan data menggunakan The Brief Aggression Questionnaire
(BAQ) Webster, et. al, (2013), Brief HEXACO inventory (BHI) De Vries, et. al,
(2013), Measurement of Consumer Susceptibility to Interpersonal Influence
Bearden et. al, (2018).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan analisis regresi
berganda yang melibatkan sampel sebanyak 225 Mahasiswa. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non- Random
Sampling yaitu Purposive sampling. Berdasarkan hasil uji hipotesis, kesimpulan
pertama yang diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang
signifikan Tipe Kepribadian Hexaco dan Konformitas Kelompok Demonstran
Terhadap Agresivitas Pada Mahasiswa Demonstran. Dengan proporsi varians
sebesar 50,3%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan dari variabel Kepribadian Hexaco dan konformitas dengan nilai
signifikansi sebesar 0.000 atau p < 0.05 terhadap Agresivitas. Jadi, hipotesis nihil
(H0) yang ada pada hipotesis mayor dalam penelitian ini ditolak.
Hasil uji hipotesis minor yang menguji pengaruh dari delapan independent
variable, hanya ada emapt yang signifikan, yaitu variabel Honesty-Humility,
Extraversion, Agreeableness, dan Informational infulence memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap Agresivitas. Sedangkan Emotionality,
Conscientiousness, Openess dan normative Influence tidak berpengaruh terhadap
Agresivitas. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka disarankan agar dapat
penelitian selanjutnya menganalisis variabel eksternal sehingga proporsi varians
yang lebih tinggi bisa didapatkan
G) Daftar Bacaan: 65; 12 Buku, 28 Jurnal, 5 Skripsi, 11 Link, 9 Artikel
Kata Kunci : Agresivitas, Keperibadian HEXACO, Konformitas
ABSTRACK
A) Faculty of Psychology Jakarta Islamic State University
B) June 2018
C) Zahra Zahronah
D) The Effect of Hexaco Personality and Conformity to Agrresision of collage
demontrasion
E) xiv + 104 pages + appendix
F) This study was conducted to determine The Effect of Hexaco Personality and
Conformity Group Demonstran to Agrresision of Demontran collage
Instrument data collection using The Brief Aggression Questionnaire (BAQ)
Webster, et. al, (2013), Brief HEXACO inventory (BHI) De Vries, et. al, (2013),
Interpersonal Influence Bearden, et. al, (2018).
This study using a quantitative approach with th multiple regression analysis
method at significance lecel of 0.53 or 53%. The totalled sample 225 collage
student in UIN Syarief Hidayatullah Jakarta have been join to demonstrasion
probability sampling technique, namely non- Random Sampling is Purposive
sampling.
The result showed that there was a significant effect from the variable conformity,
brand image, customer loyalty, with significant value of 0.000 or p < 0.05 totrust
of fake news. Thusm the null hypothesis (H0) that exist in the majoy hypothesis in
this study was rejected. The result of minor hypothesis test that examines the
effect of eight independent variable, there are only four independent variable
significant effect to Agerresion that is the variable strength Honesty-Humility,
Extraversion, Agreeableness, and Informational infulence. And any four
independent variable does not affect to Agrresion there are Emotionality,
Conscientiousness, Openess and normative Influence. Based on there result, it is
suggested to future research analyse the effect of external variable so that the
proportion or variance is high can be obained.
G) Reading List: 65; 12 books, 28 journals, 5 skripsi, 11 link, 9 Article
Keywords : Agrresision, Hexaco Personality, and Conformity
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat serta
kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang mengambil judul
“Pengaruh Kepribadian hexaco, dan konformitas kelompok demonstran terhadap
agresivitas mahasiswa demonstransi”.
Tujuan penulisan skripsi ini untuk memenuhi sebahagian syarat
memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) bagi mahasiswa program S-1 di
Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
demi kesempurnaan skripsi ini.
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak,
sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa
hormat penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya bagi semua pihak
yang telah memberikan bantuan moril maupun materil baik langsung maupun tidak
langsung dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai, terutama kepada yang saya
hormati:
1. Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib M. Ag M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs. Abdurrahman Saleh M.Si selaku Wakil Dekan 1 bidang
Akademik Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Miftahudin, M.Si selaku Ketua Jurusan Psikologi Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Drs. Rachmat Mulyono, M. Si, selaku dosen pembinbing skripsi saya
yang telah memberikan kritik dan saran bimbingan maupun arahan yang
sangat berguna dalam penyusunan skripsi ini.
5. Teristimewa kepada Orang Tua penulis Munasik dan Yanti Susanti, Spd
yang selalu mendoakan, memberikan motivasi dan pengorbanannya baik
dari segi moril, materi kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
6. Teruntuk My Support System Muhamaad Pandu Wibowo yang senantiasa
memberikan doa, dukungan moril dan orang yang selalu jadi garda terdepan
dalam mendengarkan keluh kesah dalam setiap dinamika hidup yang saya
jalani, teman bertukar pikiran, dan juga saling memberikan kritik dan saran
yang membangun, sehingga penulis mampu menyeselaikan dengn baik.
7. Teruntuk teman seperjuangan organisasi saya Elisa, Avindra Risandy, dan
Achmad Afrizal Fauzan sekaligus mentor saya dalam menyelesaikan
penyusunan skripsi saya dan banyak membatu saya salam setiap
semsternya. Teruntuk teman sepermainan saya Dewi Amelia, Berliana
Nurjannah, dan salsabiila Nadhiifah, Dwi Puspa Meilani, dan Siti Muna
Nafisah. Tak lupa adinda saya yang paling berjasa dalam penyusunan
skripsi saya yaitu Ismail Alviano, adik yang tidak pernah mengeluh serta
setia menemani dan membantu sebagian besar penyebaran kuisioner saya.
8. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu namun
tidak mengurangi rasa hormat penulis.
Jakarta, Juli 2018
Penulis,
Zahra Zahronah
NIM : 11140700000005
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................................ ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................................. iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................. iv
ABSTRAK ................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xv
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakangMasalah ............................................................................. 1
1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................................... 9
1.2.1. Pembatasan Masalah ...................................................................... 9
1.2.2. Perumusan Masalah ....................................................................... 9
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 10
1.3.1. Tujuan Penelitian.......................................................................... 10
1.3.2. Manfaat Penelitian ....................................................................... 11
BAB 2. LANDASAN TEORI
2.1. Ageresivitas ........................................................................................... 12
2.1.1. Definisi Ageresivitas ................................................................... 12
2.1.2. Dimensi-dimensi Ageresivitas .................................................... 13
2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Ageresivitas ................................................................................ 15
2.1.4. Pengukuran Ageresivitas ............................................................. 18
2.2. Kepribadian HEXACO ........................................................................... 19
2.2.1. Definisi Kepribadian HEXACO .................................................. 19
2.2.2. Dimensi-dimensi Kepribadian HEXACO .................................... 20
2.2.3. Pengukuran Kepribadian HEXACO ............................................ 25
2.3. Konformitas ........................................................................................... 26
2.3.1. Definisi Konformitas ................................................................... 26
2.3.2. Dimensi-dimensi Konformitas ..................................................... 27
2.3.3. Pengukuran Konformitas ............................................................ 28
2.4. Kerangka Berpikir .................................................................................. 29
2.5. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 36
xii
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .............................. 38
3.2. Variabel Penelitian
3.3 Definisi Operasional Variabel ................................................................ 38
3.4. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................... 38
3.5.UJi Validitas Konstruk ............................................................................. 41
3.5.1 Uji Validitas Skala Agresivitas .................................................. 45
3.5.2 Uji Validitas Honesty–Humility ................................................ 46
3.5.3 Uji Validitas Emotionality ......................................................... 46
3.5.4 Uji Validitas Extraversion ......................................................... 47
3.5.5 Uji Validitas Agreeableness ...................................................... 48
3.5.6 Uji Validitas Conscientiousness ................................................ 49
3.5.7 Uji Validitas Openness to Experience ....................................... 50
3.5.8 Uji Validitas Influence ............................................................... 52
3.5.9 Uji Validitas Normative Influence ............................................ 53
3.6. Teknik Analisis Data ............................................................................... 54
BAB 4. HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Subjek Penelitian ................................................................... 59
4.1.1. Deskripsi Statistik Variabel Penelitian ......................................... 59
4.1.2. Kategorisasi Skor Variabel Penelitian .......................................... 62
4.2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ................................................................. 63
4.2.1. Analisis Regresi Variabel Penelitian…………………………… 63
4.2.2. Pengujian Proporsi Varians Pada Setiap Variabel Independent ... 68
BAB 5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1.Kesimpulan .............................................................................................. 71
5.2.Diskusi ..................................................................................................... 71
5.3. Saran ....................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 79
LAMPIRAN ............................................................................................................. 86
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Skor Skala Likert ........................................................ 41
Tabel 3.2 Blue Print Skala Ageresivitas ....................……………...... 42
Tabel 3.3 Blue Print Skala Kepribadian HEXACO .........……...…….. 42
Tabel 3.4 Blue Print Skala Konformitas ......... ……………………… 43
Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Skala Ageresivitas ……………......…. 46
Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Skala Honesty-Humility ..................... 47
Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Skala Emotionality ………………….. 48
Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Skala Extraversion ……………..…… 49
Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Skala Agreeableness ……………….. 50
Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Skala Conscientiousness ..................... 51
Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Skala Openess ..................................... 52
Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Skala Informational ……………….... 53
Tabel 3.13 Muatan Faktor Item Skala Normative ……………….......... 54
Tabel 4.1 Karakteristik Sampel Penelitian .......................................... 59
Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian.................................. 60
Tabel 4.3 Pedoman Interpretasi Skor…................................................ 61
Tabel 4.4 Kategorisasi Variabel Penelitian .......................................... 62
Tabel 4.5 R square…………………………………………………… 64
Tabel 4.6 Anova pengaruh seluruh IV terhadap DV………………… 64
Tabel 4.7 Koefisien Regresi…………………………………………. 66
Tabel 4.8 Proporsi varians…………………………………………… 69
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir.................................................. 36
xv
LAMPIRAN
Lampiran 1 Gambar Descriptive Variabel ............................................... 86
Lampiran 2 Kategorisasi ........................................................................ 89
Lampiran 3 Syntax dan Diagram Path .................................................... 91
Lampiran 4 Inform Concent dan Kuesionerm ......................................... 100
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Agresivitas merupakan perilaku yang bertentangan dengan norma-norma yang
berlaku di masyarakat. Agresivitas merupakan perilaku yang dapat merugikan diri
sendiri dan juga orang lain Buss dan Perry (1992). Menurut Aryani (2006),
Agresivitas seseorang yang dapat disebabkan karena berhadapan dengan situasi-
situasi atau keadaan yang tidak menyenangkan dalam lingkungannya. Namun
menurut penelitian lainnya menyebutkan Agresivitas seseorang yang melakukan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu adanya perbedaan individu, faktor
situasional, dan interaksinya (DeWall et. al, 2011).
Agresivitas yang terjadi akhir-akhir ini sangatlah memprihatinkan. Aksi-aksi
kekerasan mungkin sudah merupakan berita harian. Hal ini pun terjadi di kalangan
akademisi. Khusus di kalangan mahasiswa, beberapa bentuk agresivitas yang sering
muncul antara lain sikap arogansi pada saat demonstrasi (sikap urakan),
mengeluarkan bentuk penolakan, hujatan dan ancaman dalam tulisan di spanduk,
membakar ban, memecahkan kaca etalase, penyegelan gedung dan kendaran
universitas, bahkan merosotnya penghargaan dan rasa hormat terhadap orang tua
dan dosen sebagai sosok yang seharusnya disegani dan dihormati dicerminkan
dengan demontrasi yang seharusnya menjadi aksi damai namun kadang berubah
menjadi deonstrasi anarkis (Azis & Mangestuti, 2006).
2
Di Indonesia, fenomena agresivitas demonstran mahasiswa seringkali terjadi
dan mendapatkan perhatian banyak pihak. Salah satu contoh dari fenomena tersebut
adalah pada tanggal 28 Maret 2012 mahasiswa UIN Jakarta menggelar aksi
demonstrasi yang berujung ricuh seperti yang dilansir dari laman berita online yaitu
berita kawanua (lanang, 2012). Fenomena demonstrasi lainnya pun dilakukan oleh
Keluarga Besar Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga menolak sistem Uang Kuliah
Tunggal (UKT) dan menuntut transparansi Anggaran Kampus. Demonstrasi digelar
di dalam Gedung Administrasi dengan ricuh hingga kaca etalase pecah. Aksi ini
bermula pada saat mahasiswa membakar ban didalam gedung sehingga
memnyebabkan ruangan penuh asap, dan suasana ramai tak terkendali. Seorang
yang memegang pengeras suara mencoba untuk menenangkan massa dan
mengatakan aksi ini adalah aksi damai bukan aksi anarkis. Setelah kejadian itu para
demonstran keluar dan berkumpul. (Uincommunity, 2013).
Aksi Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
di depan gerbang kampusnya dengan spanduk putih sepanjang dua meter
dibentangkan. Di spanduk tersebut tertera tulisan penolakan kenaikan harga BBM,
dengan sekitar 100 orang demonstran tersebut membakar ban di tengah jalan,
berorasi dan menyanyikan yel-yel penentangan. Aksi mereka membuat arus lalu
lintas menjadi tersendat. Sejumlah polisi menjaga ketertiban demonstrasi dan
mengatur arus lalu lintas yang tersendat akibat aksi tersebut. Kericuhan antara
mahasiswa dengan puluhan polisi yang dibantu Polda Metro Jaya guna berjaga-jaga
sempat pecah saat mereka mencoba membubarkan aksi mahasiwa. (DetikNews,
2014).
3
Akhir-akhir ini banyak berita agresivitas yang muncul sehingga
menggangu dan mencemaskan masyarakat karena merosotnya rasa kemanusiaan
dan nilai moral yang dimiliki seseorang. Seperti yang dilansir dalam berita
Kompas.com menyebutkan tentang pembunuhan, penganiayaan dan penyiksaan.
Kondisi korban yang diberitakan pun bervariasi, tak hanya sekedar menyakiti atau
melukai hingga cacat seumur hidup, tetapi juga ada yang meninggal dunia dengan
anggota tubuh yang hilang dan terpotong-potong (Wahyudi, 2008).
Hasil kajian agresivitas anak yang mengalami kekerasan dalam keluarga,
dapat disimpulkan bahwa kekerasan yang dialami partisipan di dalam keluarga
telah mendorong agresivitas seseorang di dalam keluarga maupun di lingkungan
sosial (Trianingsih, 2016). Dampak dari pelaku dan korban Agresivitas tidak hanya
mempengaruhi emosional dan perilaku, tetapi mempengaruhi bersosialisasi pada
masyarakat. Dampak dari pelaku, misalnya pelaku akan dijauhi dan tidak disenangi
oleh orang lain. Sedangkan dampak dari korban, misalnya timbulnya sakit fisik dan
psikis serta kerugian akibat agresivitas tersebut (Restu & Yusri, 2013).
Menurut penelitian lainnya menyebutkan faktor situasional adalah faktor
yang dapat meningkatkan agresi, seperti paparan kekerasan televisi, film, atau gim
video, juga tampak melakukannya melalui efek isyarat kognitif (Anderson, 2002).
Walaupun demikian agresivitas juga dapat terjadi karena faktor lainnya yaitu
karena faktor pembelajaran sosial. Menurut teori pembelajaran sosial (Bandura
1983), orang mendapatkan tanggapan agresif melalui pengalaman langsung atau
dengan mengamati orang lain. Teori belajar sosial menjelaskan agresivitas, melalui
proses belajar observasional, dan memberikan pemahaman konsep terhadap
4
perilaku sosial. Namun penelitian lain menyatakan bahwa, penyebab tunggal paling
penting dari agresi manusia adalah provokasi interpersonal. Provokasi lainnya
seperti penghinaan, bentuk lain dari agresi verbal, agresi fisik, gangguan dengan
upaya seseorang untuk mencapai tujuannya (Berkowitz, 1993).
Agresivitas dapat dipengaruhi oleh provokasi lewat lagu-lagu menyindir yang
dinyanyikan sehingga terprovokasi dan melakukan agresi secara langsung dan tidak
langsung. Tujuh orang mengalami luka berat dan ringan lantaran menjadi korban
pemukulan dan pengeroyokan yang diduga kuat dilakukan oleh kelompok lainnya.
Bahkan, seorang lainnya harus mendapat lima jahitan di kepala setelah terkena
lemparan batu oleh kelompok lainnya. (Tribun News, 2013). Dampak kekerasan
terhadap anak, apa pun tujuannya, sama sekali tidak bisa dianggap sepele. Kita bisa
melihatnya dari penelitian UNICEF yang mengumpulkan dan menyusun berbagai
dampak perlakuan kejam terhadap anak dari 178 studi. Efeknya pun bisa membekas
seumur hidup, sebab kekerasan terinternalisasi sedemikian rupa sebagai salah satu
metode dalam berinteraksi dengan orang lain (Gerintya, 2017).
Agresivitas mahasiswa melalui demonstrasi pun sering terjadi yang
berujung dengan kericuhan. Perilaku tersebut, menuai protes, antipati dan
kegelisahan bagi berbagai elemen masyarakat yang akhirnya membuat stigma
buruk kepada mahasiswa. Agresivitas demonstran mahasiswa sudah menjadi
fenomena sosial dalam penyelesaian sebuah masalah, seperti penyerangan terhadap
aparat hukum, pengrusakan fasilitas publik, membakar kendaraan, penjarahan,
pemblokiran jalan umum, dan lain sebagainya. Keadaan demikian dikatakan
sebagai “salah satu perilaku anti sosial” (Kurtines dan Gerwitzs 1992).
5
Penularan perilaku Fisher (dalam Sarlito,1992 ) yang disebabkan seringnya
seseorang melihat tayangan agresivitas melalui televisi atau membaca surat kabar
yang memuat hasil agresivitas, seperti pembunuhan, tawuran masal, dan
penganiayaan. Namun Agresivitas terjadi bukan hanya karna penularan perilaku
saja akan tetapi dapat terjadi karena beberapa faktor diantaranya faktor internal dan
faktor eksternal. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Berkowitz
(1995) bahwa agresivitas dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain faktor
lingkungan, baik lingkungan keluarga, masyarakat maupun lingkungan sekolah,
serta faktor kepribadian dari individu itu sendiri. Agresivitas adalah bentuk atau
kecenderungan perilaku yang diniatkan untuk melukai atau menyakiti orang lain
baik secara fisisk maupun psikologis yang dapat terjadi dimana saja dan kapan saja
(Webster et. al, 2013).
Setidaknya terdapat beberapa faktor munculnya agresivitas, antara lain faktor
internal dan eksternal. Faktor internal yaitu : frustasi, deindividualisasi, stress,
hormon, gender, dan kepribadian (personality). Adapun faktor internal agresivitas
seseorang salah satunya adalah kepribadian. Agresivitas pada dasarnya dapat
dipengaruhi oleh faktor kepribadian. Keterkaitan antara karakteristik kepribadian
dengan agresivitas diungkapkan juga oleh Harder dan Lewis (Sarwono, 1997). Pada
dasarnya setiap orang mengadakan orientasi terhadap dunia sekitarnya, tergantung
karakteristik atau tipe kepribadiannya sehingga orientasi orang yang satu dengan
orang lainnya berbeda. Karakteristik atau kondisi kepribadiannya terhadap
lingkungan dapat menyebabkan seseorang dapat terpengaruh (Eysenck & Wilson,
1992).
6
Penelitian-penelitian tentang agresivitas yang terkait dengan kepribadian
telah banyak dilakukan, diantaranya adalah penelitian Baron dan Byrne (2005)
menyimpulkan bahwa faktor kepribadian berperan penting dalam agresivitas.
Menurunya, kecenderungan agresivitas seseorang dapat dilihat dari
kepribadiannya. Individu yang memilki kepribadian tipe A cenderung lebih agresif
dalam banyak situasi daripada individu dengan kepribadian tipe B.
Selain faktor internal yang mepengaruhi agresivitas seseorang ada faktor
ekternal yang mempengaruhi agresivitas seseorang. Agresivitas seseorang tidak
akan muncul jika tidak dipicu oleh faktor eksternal. Oleh karna itu butuh adanya
faktor eksternal sebagai pemicu untuk seseorang melakukan agresif. Peneliti
berasumsi bahwa hal ini disebabkan tindakan agresif mereka bukan disebabkan
oleh kondisi situasional tertentu tapi penularan dari anggota kelompok lain yang
berada dalam kelompok yang sama dengan mereka. Namun, ketika demonstran
sudah mempunyai pengetahuan mengenai tindakan agresif, mereka harus berada
dalam kondisi situasional tertentu agar mereka melakukan tindakan agresif. Peneliti
berasumsi bahwa kondisi situasional tersebut mungkin saja kondisi yang sama
dengan kondisi sebelumnya yang telah mereka amati atau alami.
Timbulnya agresivitas pada mahasiswa merupakan hasil interaksi atau saling
berhubungan antara berbagai macam faktor. Hal ini sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Berkowitz (1995) bahwa agresi dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor antara lain faktor lingkungan, baik lingkungan keluarga, masyarakat maupun
lingkungan sekolah, serta faktor kepribadian dari individu itu sendiri. Dalam
penelitian ini, lebih difokuskan mengkaji agresivitas mahasiswa di lingkungan
7
sekolah (kampus) antara mahasiswa pelaku demonstrasi (unjuk rasa) dengan faktor
kepribadian dan konformitas kelompok demonstran lainnya . Hal ini dikarenakan
Agresivitas dalam aksi demonstrasi menjadi faktor penguat dan faktor yang ditiru
mahasiswa untuk bertingkah laku agresif (David, 1994).
Berdasarkan hasil penelitain Sokolovska, et. al (2018) menunjukkan bahwa
di antara tipe kepribadian HEXACO, domain Honesty-Humity dan Agreeableness
menunjukkan korelasi kuat dengan komponen agresivitas. Kejujuran-Kerendahan
memiliki korelasi yang tinggi namun bermuatan negatif, sementara Agreeableness
memiliki korelasi yang lebih tinggi bermuatan posotif dengan agresivitas. Hasilnya
mengungkapkan bahwa Agreeableness adalah korelasi dominan agresivitas dan
menangkap semua komponen agresivitas, sementara Honesty-Humility terkait
dengan komponen tertentu, mengacu pada manifestasi agresivitas dengan cara yang
lebih halus dan tidak langsung.
Penelitian ini bertolak dari keresahan peneliti terhadap semakin maraknya
perilaku kekerasan mahasiswa dalam menyampaikan pendapat di muka umum
melalui demonstrasi. Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan mengkaji
informasi tentang perilaku kekerasan mahasiswa dalam menyampaikan pendapat di
muka umum melalui demonstrasi. Menurut Noe (2013) Faktor-faktor penyebab
perilaku kekerasan mahasiswa dalam demonstrasi karena kekerasan sengaja
dilakukan sebagai alat agar aspirasi dapat tercapai, mahasiswa tidak memahami
substansi demonstrasi, bergantung pada kualitas isu dan kuantitas massa, serta
aparat kepolisian yang represif, pihak ketiga sebagai provokator, pihak sasaran aksi
yang tidak responsif. Konsekuensi-konsekuensi yang diterima mahasiswa yang
8
melakukan kekerasan dalam demonstrasi yaitu: tuntutan aspirasi yang disampaikan
kebanyakan tidak tercapai dan mendapat sanksi atau hukuman dari pihak perguruan
tinggi, dosen, dan aparat kepolisian. (Noe, 2013).
Faktor kepribadian bukannya satu-satunya yang mempengaruhi agresivitas
seseorang, namun ada faktor lain yang mempengaruhi agresivitas seseorang yaitu
faktor eksternal. Penelitian Wilujeng dan Budiani (2012) menunjukan bahwa
terdapat pengaruh yang positif antara konformitas dengan Agresivitas. Konformitas
teman sebaya yang merupakan salah satu faktor sosial penyebab terjadinya
agresivitas. Konformitas adalah melakukan tindakan atau sikap sebagai hasil dari
adanya tekanan kelompok yang nyata maupun yang dipersepsikan (Wade & Tavris,
2007).
Selain faktor kepribadian, faktor lain yang berpengaruh terhadap agresivitas
adalah konformitas yang merupakan salah satu faktor sosial penyebab terjadinya
agresivitas. Konformitas adalah melakukan tindakan atau sikap sebagai hasil dari
adanya tekanan kelompok yang nyata maupun yang dipersepsikan Wade dan Tavris
(2007). Tekanan untuk melakukan konformitas bisa jadi sangat sulit untuk ditolak,
begitu pula dengan adanya pengaruh konformitas terhadap agresivitas (Baron &
Byrne, 2005).
Berdasarkan data yang ada, maka peneliti merasa perlu melakukan
penelitian tentang Agresivitas pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Oleh karna itu peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh tipe
9
kepribadian HEXACO dan Konformitas kelompok demonstran terhadap Perilaku
Agresivitas Demonstran.
1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.2.1 Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, peneliti membatasi ruang
lingkup masalah penelitian ini pada pengaruh variabel bebas (Kepribadian
HEXACO dan konformitas) terhadap variabel terikat (Agresivitas). Adapun
batasan masing-masing variabel adalah :
1. Agresivitas diartikan bahwa agresivitas merupakan suatu perilaku atau
kecenderungan perilaku yang dilakukan oleh individu ataupun kelompok
yang dimaksudkan untuk menyakiti atau melukai orang lain atau kelompok
dengan niat atau kesengajaan baik secara verbal maupun fisik yang dapat
merugikan seseorang. yang terdiri dari empat bentuk agresi, yaitu agresi fisik,
agresi verbal, agresi marah, dan agresi permusuhan (Webster, et. al, 2013) .
2. Tipe Kepribadian HEXACO terdiri dari enam tipe atau faktor. Terdapat
beberapa istilah untuk menjelaskan keenam faktor tersebut: Honesty –
Huminity, Emotionality, Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness,
Opennes to experience. (Vries, 2013).
3. Konformitas Kelompok Menurut Taylor et al (2009), konformitas merupakan
sikap sukarela sebagai tendensi keyakinan yang ditunjukkan melalui perilaku
dengan tujuan penyesuaian diri terhadap individu lain. Konformitas adalah
10
suatu bentuk pengaruh sosial dimana individu mengubah sikap dan
tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma sosial yang ada.
4. Pada penelitian ini peneliti menggunakan sample Mahasiswa/i UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang pernah mengikuti protes demonstrasi.
1.2.2 Perumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh yang signifikan Tipe Keribadian Honesty – Humility
dengan Agresivitas?
2. Apakah ada pengaruh yang signifikan Tipe Keribadian Emotionality dengan
Agresivitas?
3. Apakah ada pengaruh yang signifikan Tipe Keribadian Extraversion dengan
Agresivitas?
4. Apakah ada pengaruh yang signifikan Tipe Keribadian Agreeableness dengan
Agresivitas?
5. Apakah ada pengaruh yang signifikan Tipe Keribadian Conscientiousness
dengan Agresivitas?
6. Apakah ada pengaruh yang signifikan Tipe Keribadian Openness to
Experience dengan Agresivitas?
7. Apakah ada pengaruh yang signifikan Informational Influence dengan
Agresivitas?
8. Apakah ada pengaruh yang signifikan Normative Influence dengan
Agresivitas?
11
9. Mengetahui Berapa besar pengaruh Tipe Kepribadian HEXACO, dan
Konformitas (Independent Variables) terhadap Agresivitas (Dependent
Variables).
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Tipe Kepribadian HEXACO, dan
Konformitas terhadap Agresivitas Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang pernah mengikuti protes demontrasi.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis yaitu untuk memberikan sumbangan kepada ilmu psikologi
dalam memahami fenomena yang terjadi dihubungkan dengan pandangan ilmu-
ilmu psikologi
Manfaat praktis adalah sebagai sumber informasi pembaca dan penulis bahwa
ada berbagai pandangan mengenai orang-orang yang mengikuti demonstrasi.
Apakah dari dirinya sendiri atau hanya sekedar ikut-ikutan dari mayoritas
kelompok dan lingkungannya yang mendorong seseorang melakukan Agresivitas,
sehingga dapat dijadikan dasar untuk penelitian selanjutnya.
Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tentang “Tipe
Kepribadian HEXACO dan Konformitas kelompok demonstran dengan Agresivitas
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang pernah mengikuti protes
demonstrasi”.
12
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Agresivitas
2.1.1 Definisi Agresivitas
Agresivitas adalah setiap perilaku seseorang yang secara langusng ditunjukan untuk
melukai, mencederai, atau merusak, dimana orang yang melakukan harus percaya
bahwa yang dilakukannya akan melukai korban, dan korban harus mempunyai
keinginan untuk menghindarinya Anderson dan Bushman (2002). Agresivitas
dipelajari tidak hanya oleh para antropolog, sosiolog, kriminolog, dan ilmuwan
komunikasi tetapi juga oleh sosial, kepribadian, pengembangan, dan psikolog
klinis. Lebih spesifik, agresivitas menjelaskan perbedaan individual dalam
pemikiran (misalnya, Hostility), emosi (misalnya, anger), dan perilaku (misalnya,
Agresi verbal dan fisik) yang dimaksudkan untuk merugikan orang lain (Bushman
& Huesmann, 2010).
Mischel, Shoda, dan Smith (2003) menyimpulkan, ada empat hal penting
yang bisa digaris bawahi; 1. Agresi adalah perilkau, bukan emosi. 2. Agresi adalah
perilaku yang sengaja dilakukan untuk melukai orang lain. 3. Teget dari Agresivitas
adalah “yang hidup”, bukan sesuatu yang inanimate. 4. Korban mempunyai
keinginan untuk menghindar dari perilaku. Sementara itu, Berkowitz mengatakan,
agresi adalah segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti seseorang,
fisik maupun psikis.
Webster, et. al (2013) dimensi-dimensi Agresivitas yang dikemukannya
yaitu agresi fisik (physical aggression), agresi verbal (verbal aggression),
kemarahan (anger), dan permusuhan (hostility). Agresivitas adalah bentuk atau
13
kecenderungan perilaku yang diniatkan untuk melukai atau menyakiti orang lain
baik secara fisisk maupun psikologis. Adapun dalam fenomena demonstrasi diatas
agresi fisik (dorong-dorongan, dan ricuh dengan aparat) / agresi verbal (bentuk
penolakan, hujatan dan ancaman dalam tulisan di spanduk) / kemarahan (perasaan
marah dan kesal ditunjukan dengan membakar ban, memecahkan kaca etalase,
penyegelan gedung dan kendaran universitas) dan permusuhan (mengekspresikan
kebencian, menaburkan kebencian dengan mendatangi pimpinan dengan membawa
senjata tajam (pedang) (Webster, 2013).
Agresif adalah bentuk atau kecenderungan perilaku demonstran yang
melakukan demonstrasi diniatkan untuk melukai atau menyakiti baik secara fisik
dengan aparat pemerintahan yaitu dorong-dorongan maupun psikologis dengan
tindakan, perkataan maupun tulisan yang dapat menggagu psikis sesorang. Hal
tersebut ditujukan kepada pihak yang didemo yaitu pemimpin kampus maupun
pemerintahan. Dari beberapa pandangan diatas, dapat disimpulkan bahwa
Agresivitas yang nantinya akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan alat
ukur dalam penelitian ini adalah teori (Webster et. al, 2013).
2.1.2 Dimensi-dimensi Agresivitas
1 Menurut Webster, et. al (2013) terdapat empat aspek Agresivitas yang
didasari dari tiga dimensi dasar yaitu motorik, afektif, dan kognitif. Empat aspek
Agresivitas yang dimaksud yaitu:
14
a. Physical aggression
2 Physical aggression yaitu tindakan agresi yang bertujuan untuk menyakiti,
mengganggu, atau membahayakan orang lain melalui respon motorik dalam bentuk
fisik, seperti memukul, menendang, mendorong dan lain-lain.
b. Verbal aggression
3 Verbal aggression yaitu tindakan agresi yang bertujuan untuk menyakiti,
mengganggu, atau membahayakan orang lain dalam bentuk penolakan dan
ancaman melalui respon vokal dalam bentuk verbal.
c. Anger
4 Anger merupakan emosi negatif yang disebabkan oleh harapan yang tidak
terpenuhi dan bentuk ekspresinya dapat menyakiti orang lain serta dirinya sendiri.
Beberapa bentuk anger adalah perasaan marah, kesal, sebal, dan bagaimana
mengontrol hal tersebut. Termasuk didalamnya adalah irritability, yaitu mengenai
temperamental, kecenderungan untuk cepat marah, dan kesulitan mengendalikan
amarah.
d. Hostility
5 Hostility yaitu tindakan yang mengekspresikan kebencian, permusuhan,
antagonisme, ataupun kemarahan yang snagat kepada pihak lain. Hostility adalah
suatu bentuk agresi yang tergolong agresi covert (tidak kelihatan). Hostility
mewakili komponen kognitif yang terdiri dari kebencian seperti cemburu dan iri
terhadap orang lain, dan kecurigaan seperti adanya ketidakpercayaan,
kekhawatiran.
Adapun dalam fenomena demonstrasi diatas agresi fisik berupa (dorong-
dorongan, dan ricuh dengan aparat) , agresi verbal berupa (bentuk penolakan,
15
hujatan dan ancaman dalam tulisan di spanduk), kemarahan (perasaan marah dan
kesal ditunjukan dengan membakar ban, memecahkan kaca etalase, penyegelan
gedung dan kendaran universitas) dan permusuhan (mengekspresikan kebencian,
menaburkan kebencian dengan mendatangi pimpinan dengan membawa senjata
tajam (pedang).
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Agresivitas
Dari berbagai sumber bacaan, terdapat banyak sekali faktor – faktor individu
berprilaku agresif pada seseorang. Faktor-faktor agresivitas yang sering ditemui
dan menyebabkan seseorang berprilaku agresif yaitu;
1. Frustrasi
Menurut Gerungan (2010), Agresivitas yang diakibatkan oleh rasa frustasi
bisa berwujud positif karena tidak berkaitan dengan orang lain atau sesuatu yang
hidup, atau justru sebaliknya, bisa berwujud negatif. Frustasi terjadi karena
terhambatnya upaya mencapai tujuan. Efek behavioral dari frustasi telah ditunjukan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Barker, Dembo, dan Lewin pada tahun 1941
(dalam Taylor, Peplau, O’Sears, 2012).
2. Deindividualisasi
Deindividualisasi adalah suatu keadaan dimana individu kehilangan
kesadaran atas dirinya (self awarenes) yang diakibatkan oleh situasi yang merasa
tertekan.
3. Stres
Dalam psikologi istilah stres bukan bermakna sebagai stimulus, seperti
ketakutan, kesakitan yang menggangu atau menghambat mekanisme-mekanisme
fisiologi yang normal dari organisme. Stres dibagi menjadi lima kategori, menurut
16
Godzella dan Masten (2005) membaginya kedalam lima aspek, yaitu frustration
(frustrasi), Conflict (konflik), Pressure (tekanan), Chages (perubahan), dan Self-
imposed (membebankan diri sendiri) .
4. Kepribadian
Individu yang memiliki kepribadian otoriter mempunyai keenderungan
agresi yang lebih tinggi. Demikian pula dengan orang-orang yang bertemperamen
permarah memiliki kencenderungan agresi lebih tinggi dibnadingkan temperamen
bukan pemarah. Tipe kepribadian HEXACO adalah suatu pendekatan yang
digunakan dalam psikologi untuk melihat enam tipe-tipe kepribadian yaitu Honesty
– Humility (H), Emotionality (E), Extraversion (X), Agreeableness (A),
Conscientiousness (C), dan Opennes to Experience (O). Menurut penelitian Idris
(2013) pearson /kepribadian memiliki pengaruh yang signifikan antara
Neurotisisme (Emotionality) dengan Agresivitas.
Penelitian Tampubolon (2013) pun menunjukan bahwa diemnsi openness,
conscientiousness dan agreeableness bahwa terdapat pengaruh antara kepribadian
dengan Agresivitas di kalangan mahasiswa. Hal ini dikuatkan dengan hasil
penelitian Franzoi (2003) menyebutkan kepribadian juga mempengaruhi seseorang
dalam Agresivitas. Agresivitas berhubungan positif dengan neurotisisme, tidak
konsisten dengan extraversi, dan negatif dengan keramahan, keterbukaan, dan hati
nurani (Barlett & Anderson, 2012).
5. Efek senjata
Pada penelitian Berkowitz dan Lepage (1967) yang menguji tentang efek
senjata api terhadap kecenderungan Agresivitas pada individu. Dan hasil
17
menyimpulkan bahwa individu yang berhubungan dengan senjata api cenderung
lebih agresi dari pada individu yang tidak berhubungan dengan senjata api.
6. Provokasi
Provokasi yaitu oleh pelaku agresi provokasi dilihat sebagai ancaman yang
harus dihadapi dengan respon agresi untuk meniadakan bahaya yang ditunjukan
oleh ancaman tersebut. Provokasi bisa memunculkan agresi karena berkaitan
dengan harga diri (self-esteem). Ketika harga diri seseorang terusik, maka
kemungkinan munculnya Agresivitas semakin besar (Anderson dan Bushman,
2002).
7. Alkohol dan obat-obatan
Menurut Buss & Perry (Anderson dan Bushman, 2002) Terhadap akibatnya
dari pemakaian alkohol dan obat-obatan terhadap Agresivitas. Individu yang
meminum alkohol dalam takaran-takaran yang tinggi menunjukan taraf Agresivitas
yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang tidak meminum alkohol atau
meminum alkohol dalam taraf yang rendah.
8. Suhu Udara
Menurut Buss & Perry (Anderson dan Bushman, 2002) rasa sakit atau
ketidaknyamanan seperti suhu udara, polusi udara, bau busuk yang menyengat dan
kebisingan juga dtermasuk faktor yang dapat meningkatkan Agresivitas. Mercer &
Clayton (2012) menjelaskan bahwa suhu pada musim panas dapat mempengaruhi
Agresivitas seseorang dalam merespon sebuah stimulus tertentu.
9. Media Sosial
Baron & Byre (2005) menyatakan bahawa seseorang yang melihat Film-film
yang menyajikan tentang kekerasan dapat menimbulkan peningkatan agresi pada
18
iorang lain, yaitu pada kognisi dan afeksi agresif. Semakin tinggi menonton tentang
kekerasan maka makin besar tingkat Agresivitas yang ditampilkan.
10. Konformitas
Pengaruh konformitas terhadap Agresivitas, antara lain adalah menurunkan
hambatan dari kendali moral. Seseorang dapat ikut terpengaruh oleh konformitas
kelompok dalam melakukan agresi. Selain itu, Agresivitas dapat di pengaruhi pula
oleh adanya perancuan tanggung jawab (tidak merasa ikut bertanggung jawab
karena dikerjakan beramai-ramai), adanya desakan konformitas dan identitas
kelompok (jika tidak ikut di anggap bukan anggota kelompok) (Sarwono, 1999).
Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan Levianti (2008) bahwa
tingginya konformitas pada remaja menyebabkan remaja melakukan Agresivitas.
2.1.4 Pengukuran Agresivitas
Alat ukur Agresivitas telah banyak digunakan, diantaranya adalah :
1. Alat ukur Agresivitas yang penah digunakan adalah Anger Situation
Questionnaire (ASQ). Alat ukur ini terdiri dari 33 item yang mana mengukur
disposisi amarah pada bentuk “pengalaman-pengalaman emosi”, “intensitas
perasaan:, dan “pembacaan tindakan”. Alat ukur ini dikembangkan secara khusus
untuk wanita oleh Van Goozen pada tahun 1994.
2. AQ P (Anger Questionnaire – Partner), merupakan alat ukur untuk
mengukur Agresivitas. Alat ukur ini diadaptasi dari Anger Questionnaire (AQ)
oleh Buss and Perry (1992). Terdiri dari 29 item.
3. Anger Provocation Questionnaire (APQ) merupaka alat ukur Agresivitas
yang terdiri dari 21 item dimana hanya 12 item saja yang dinyatakan reliabel. Alat
ukur ini merupakan alat ukurbaru yang digunakan untuk mengukur Agresivitas ,
19
dirancang untuk megakses kesenderungan laki-laki dalam menunjukan Agresivitas
ketika sengaja diatur dengan situasi provokasi.
4. The Brief Aggression Questionnaire (BAQ). Instrumen ini dikembangkan
oleh Webster, et. al (2013). Terdiri dari 12 Item atau pertenyaan, pada standar
psikometri menunjukan reabilitas dan internal konsisten yang adekuat.
Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan alat ukur The Brief
Aggression Questionnaire (BAQ) dari Webster, et. al (2013). Alat ukur ini sering
digunakan untuk mengukur Agresivitas dengan dasar alat ukur tersebut
mengungkap dimensi-dimensi yang peneliti ingin teliti. Alat ukur ini terdiri dari 24
item, dan 4 dimensi yaitu agresivitas verbal, fisik, hostility, dan anger.
2.2 Tipe Kepribadian HEXACO
2.2.1 Definisi Kepribadian
Ashton dan Lee (2013) mendefinisikan kepribadian mengacu pada perbedaan
dari setiap individu dengan kecenderungan yang khas dalam berprilaku, berfikir
atau merasakan pada beberapa konsep yang relatif terkait, di berbagai situasi yang
relevan dan beberapaperiode waktu yang menetap, Mischel, Shoda dan Smith
(2003) mengatakan bahwa terminologi dari kepribadian adalah stabil dan saling
berkaitan, perbedaan individu bersifat jelas dan dapat diprediksi yang mengacu
kepada keunikan yang dimiliki individu. Kepribadian merupakan kemampuan
dalam memperoleh reaksi positif dari orang lain dengan tipe yang sama dengan
individu yang bersangkutan. Sedangkan menurut Alport dalam Mischel, Shoda
(2003), kepribadian adalah perbedaan karakteristik yang dimiliki oleh setiap
20
individu, meliputi proses belajar, memori, dan proses biologis yang secara
bersamaan berinteraksi dan terintegrasi.
Kepribadian telah dikonsepkan dari bermacam-macam perspektif teoritis
yang masing-masing berbeda tingkat keluasannya. Masing-masing tingkatan ini
memiliki keunikan dalam memahami perbedaan individu dalam perilaku dan
pengalamannya. Namun, jumlah sifat kepribadian dan skala kepribadian tetap
dirancang tanpa hentihentinya Goldberg (dalam John & Srivastava, 1999).
Psikologi kepribadian memerlukan model deskriptif atau taksonomi
mengenai kepribadian itu sendiri. Salah satu tujuan utama taksonomi dalam ilmu
pengetahuan adalah untuk menyederhanakan defenisi yang saling tumpang-tindih.
Oleh karena itu, dalam psikologi kepribadian, suatu taksonomi akan
mempermudah para peneliti untuk meneliti sumber utama karakteristik
kepribadian daripada hanya memeriksa ribuan atribut yang berbeda-beda yang
membuat setiap individu berbeda dan unik (John & Srivastava, 1999).
2.2.2 Dimensi-dimensi Kepribadian HEXACO
Menurut Eyesenck (dalam Mischel, et. al., 2003) terdapat tiga tipe
kepribadian, yang disebut dengan Three Factore Personalily yaitu;
1. Tipe Ekstrovert dan Introvert
- Tipe Ekstrovert
Individu dengan tipe ekstrovert akan bersikap ramah, menyukai pesta,
memiliki banyak teman, suka berbicara dengan orang lain dan tidak suka membaca
dan belajar sendirian, mengambil banyak peluang, melakukan pekerjaan dengan
21
spontan, menyukai lelucon, riang, santai, optimis dan suka tertawa gambira, namun
individu yang selalu bisa diandalkan.
- Tipe Introvert
Individu yang memiliki tipe introvert cenderung pendiam, bertemu dengan
sedikit individu lain, lebih menyukai teman akrab, memiliki perencanaan masa
depan, bersikap lebih serius, tertutup mengenai perasaan, terkadang berprilaku
dengan cara agresif, dan menjadikan sebuah nilai sebagai standar etika dan
berprilaku.
2. Neurotisme
Dimensi neurotisme pada awalnya dikenal dengan emotional stability –
instability, dengan komponen hereditas yang kuat dalam memprediksi gangguan,
individu dengan skor neurotisme yang tinggi memiliki kecenderungan sifat seperti
cemas, depresi, malu, dan suasansa hati yang kurang stabil menurut Eyesenk (dalam
cervone dan pervin, 2011).
3. Psikotisme
Individu dengan skor tinggi pada dimensi ini memiliki kecenderungan
berprilaku agresif, rendah pada empati, memiliki hubungan interpersonal yang
dingin, dan tindakan yang dilakukan cenderung emosional menurut Eyesenck
(dalam cervone & pervin, 2011).
Penambahan dimensi Honesty-Humility merupakan salah satu karakteristik
penting dari model Kepribadian HEXACO yang diusulkan Lee dan Ashton (2004),
dan merepresentasikan kemajuan besar dari The Big Five. Kata-kata sifat yang
secara khusus menggambarkan faktor Honesty-Humility seperti jujur, tulus, adil,
rendah hati yang berlawanan dengan tamak, sombong, bohong, dan pamer;
22
sebelumnya hanyalah elemen periferal dalam Agreeableness di model The Big Five
(Lee & Ashton, 2004).
Menurut Ashton dan Lee (2007), honesty-humility yang memuat sifat-sifat
kejujuran, keadilan, ketulusan, kerendahhatian, dan lack of greed mewakili tendensi
untuk adil dan tulus dalam berurusan dengan orang lain; dalam artian melakukan
kerjasama dengan orang lain meski terdapat kesempatan memanfaatkan tanpa
mengalami pembalasan. Berdasarkan definisi tersebut, kepribadian honesty-
humility adalah sifat-sifat seseorang yang mewakili tendensi untuk adil dan tulus
dalam bekerjasama atau berurusan dengan orang lain.
Domain honesty-humility memuat faset sincerity, fairness, greed avoidance,
dan modesty. Sincerity merupakan kecenderungan untuk tulus dalam relasi
interpersonal. Fairness merupakan kecenderungan untuk menjauhi kecurangan
(fraud) dan korupsi. Greed Avoidance menunjukkan kecenderungan untuk tidak
tertarik memiliki kekayaan berlebih, barang-barang mewah, atau tanda-tanda status
sosial tinggi. Modesty mengases kecenderungan untuk rendah hati dan tidak
mencolok (unassuming) (Vries & Ashton, Lee, 2014)
Peneliti dalam penelitian ini menggunakan disemsi kepribadian menurut
Vries et. al (2014) yaitu ; Seperti yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya,
bahwa Tipe Kepribadian HEXACO terdiri dari enam tipe atau faktor. Terdapat
beberapa istilah untuk menjelaskan kelima faktor tersebut. Namun, di sini kita akan
menyebutnya dengan istilah-istilah berikut:
1. Honesty – Humility (H)
Dimensi ini melihat tingkat kejujuran individu. Pada Honesty – Humility
gambaran individu terbagi menjadi empat hal, yaitu sincerity (ketulusan) untuk
23
menilai ketulusan dalam hubungan interpersonal, fairness (keadilan) yaitu menilai
kecenderungan dalam menghindari penipuan, greed (keserakahan) yaitu menilai
kurangnya ketertarikan kerhadap kekayaan dan modesty (kesederhaan) untuk
menilai kecenderungan untuk menjadi sederhana. Faktor yang menekankan
kepercayaan, kesopanan, kurangnya keserakahan, dan kurangnya kecerobohan.
Faktor ini dapat diartikan sebagai Honesty - Huminity, atau mungkin sebagai
Moralitas, Ketulusan, atau Integritas (Vries et. al., 2013).
2. Emotionality (E)
Emotionality digunakan untuk melihat pengalamn emosional dalam
kehidupan individu. Emotionality memiliki empat bagian dalam menggambarkan
individu. Bagian tersebut adalah fearfulness (rasa takut) menilai kecenderungan
perasaan takut, anxiety (kecemasan) penilaian kekhawatiran dalam berbagai hal,
dependence (ketergantungan) menilai kebutuhan dukungan emosional dari orang
lain, dan sentimentalily (sentimental) menilai kecenderungan merasakan emosi
yang kuat. Faktor yang menekankan kecemasan, reaktivitas emosional,
sentimentality, dan kurangnya keberanian. Faktor Ketidakstabilan Emosional i sini
biasanya tidak cepat marah terkait istilah kekurangan keberanian, kurangnya
keyakinan diri, dan kurangnya ketangguhan (Vries et. al., 2013).
3. Extraversion (X)
Dimensi ini digunakan untuk melihat diri individu dalam menjalani
kehidupannya. Pada extraversion, gambaran individu dibagi menjadi empat bagian
yaitu, expressiveness (ekspresi) untuk menilai kegembiraan dan drama yang
dialami dalam hidup, social boldness (keberanian sosial) menilai perasan nyaman
dan percaya diri dalam berbagai situasi sosial, sociability (keramahan) menilai
24
kenyamanan ketika berkomunikasi, serta berinteraksi dan liveliness (keaktifan)
menilai antusiasme dan energi individu. Faktor yang menekankan kemampuan
bersosialisasi, banyak bicara, dan liveliness. Faktor ini mungkin ditafsirkan sebagai
Extraversion, Namun dapat diinterpretasikan pada pemahaman terkait dengan
keberanian, keyakinan diri, dan ketangguhan biasanya tidak terutama bagian dari
faktor ini (Vries et. al., 2013).
4. Agreeableness (A)
Agreeableness digunakan untuk melihat diri individu dengan orang lain.
individu dibagi menjadi empat bagian dalam Agreeableness. Bagian tersebut
adalah forgiveness (memaafkan) menilai kesediaan untuk percaya pada individu
lain yang pernah melakukan kesalahan, gentelness (kelembutan) menilai
kemudahan dalam menyelesaikan masalah dengan orang lain dan mengatasinya
dengan lembut. Flexibility (fleksibel) menilai kesediaan bekerjasama dengan orang
lain, dan patience (kesabaran) menilai kecenderungan untuk tenang dan tidak
mudah marah. Faktor yang menekankan kelembutan, baik hati, setuju- kemampuan,
toleransi, dan kesabaran. Isi dari faktor ini, dalam kehidupan sehari-hari adalah
Agreeableness. Namun, perlu dicatat bahwa varian ini Agreeableness berangkat
dari faktor Agreeableness tradisional dengan memasukkan konten yang terkait
dengan temperamen dan kurangnya iritabilitas (Vries et. al., 2013).
5. Conscientiousness (C)
Dimensi ini digunakan untuk melihat diri individu dalam menjalani kegiatan
dan tugas sehari-hari. Gambaran Conscientiousness pada individu, dapat dilihat
dari empat bagian, yaitu organization (organisasi) menilai kecenderungan untuk
menunggu diperintahkan, diligence (ketekunan) menilai kerja keras, perfectionism
25
(perfeksionis) penilaian dalam ketelitian dan kepedulian terhadap hal yang detail,
dan prudence (kebijaksanaan) penilaian dalam kecenderungan berbicara dengan
hati-hati. Faktor yang menekankan ketertiban, usaha kerja, dan dorongan hati
kontrol. Faktor ini dapat diartikan sebagai Conscientiousness namun tanpa konten
moral khusus yang disarankan oleh istilah itu (Vries et. al., 2013).
6. Opennes to Experience (O)
Dimensi ini digunakan untuk melihat diri individu pada pengalaman. Pada
Opennes to Experience, dalam menggambarkannya terdapat empat bagian yaitu,
aesthetic (keindahan) menilai penghayatan seseorang dalam menikmati keindahan
seni dan alam, inquisitiveness (rasa ingin tahu) menilai keingintahuan yang dimiliki
mengenai alam dan manusia, creativity (kreativitas) menilai prefensi seseorang
dalam inovasi dan eksperimen, dan unconventionality (tidak konvensional) menilai
kecenderungan dalam menerima ide yang tidak biasa. Faktor yang menekankan
intelektualitas, imajinasi, dan ketidakkonsistenan kekompakan. Faktor ini mungkin
dinamai Akal / Imajinasi / Tidak konvensional sehingga untuk menggabungkan
semua ini agak elemen yang berbeda. Faktor ini dapat diartikan sebagai Opennes to
experience (Vries et. al., 2013).
2.2.3 Pengukuran Tipe Kepribadian HEXACO
Ada beberapa alat ukur yang dikembangkan untuk mengukur kepribadian,
antara lain yaitu :
1. The HEXACO personality inventory revised (HEXACO-PI-R)
Alat ukur ini digunakan untuk mengukur enam dimensi kepribadian yaitu
Honesty – Humility (H), Emotionality (E), Extraversion (X), Agreeableness (A),
26
Conscientiousness (C), dan Opennes to Experience (O) yang terdiri dari 32 item.
Semua item dinilai dengan menggunakan skala 1 sampai 5. (Vries, 2013).
2. Brief HEXACO inventory (BHI)
Alat ukur ini dikembangkan dari HEXACO-PI-R, dengan item yang lebih
sedikit yaitu 24 item dengan 4 item untuk setiap dimensi yaitu Honesty – Humility
(H), Emotionality (E), Extraversion (X), Agreeableness (A), Conscientiousness
(C), dan Opennes to Experience (O) (Vries, 2013).
Penelitian ini menggunakan alat ukur Brief HEXACO inventory (BHI) karena
mempertimbangkan tahun penelitipat dikatakan terbaru, sehingga peneliti hanya
mengadaptasi alat ukur dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.
2.3 Konformitas
2.3.1. Pengertian Konformitas.
Menurut Bearden, et. al (2018), konformitas merupakan sikap sukarela
sebagai tendensi keyakinan yang ditunjukkan melalui perilaku dengan tujuan
penyesuaian diri terhadap individu lain.
Selanjutnya, Baron dan Byrne (2003) juga mengemukakan konformitas
adalah suatu bentuk pengaruh sosial dimana individu mengubah sikap dan
tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma sosial yang ada.
Menurut O’Sears (dalam Asch, 1916) bahwa seseorang melakukan
perilaku tertentu karena disebabkan orang lain melakukan hal tersebut maka
hal itu dinamakan sebagai konformitas Faktor-Faktor yang mepengaruhi
Konformitas Seringkali, orang tua atau organisasi berusaha agar pihak lain
menampilkan tindakan tertentu pada saat pihak lain tersebut tidak ingin
melakukannya.
27
Myers (2012) mengatakan bahwa konformitas adalah sebuah perubahan
perilaku atau kepercayaan sebagai hasil nyata atau yang dibayangkan dari tekanan
kelompok. Konformitas tidak hanya sekedar berperilaku sesuai dengan perilaku
yang dilakukan oleh orang lain, tetapi dipengaruhi oleh bagaimana cara mereka
berperilaku. Individu berperilaku atau berfikir secara berbeda dari perilaku dan
pikiran yang biasa kita lakukan jika kita sendiri (Myers, 2012)
Konformitas merupakan perilaku tertentu yang dilakukan, dikarenakan orang
lain atau kelompoknya melakukan suatu peilaku atau tindakan yang sama, maka
individu juga melakukanya walaupun individu tersebut menyukai atau tidak
menyukai apa yang terjadi Sears, Freedman, dan Peplau (dalam Pertiwi, 2013).
2.3.2. Dimensi-dimensi dalam konformitas
Menurut Barden, et. al (2018) membagi konformitas dalam dua aspek yaitu
ingin melakukan hal yang benar dan ingin diskusi, penjelasannya sebagai berikut:
a) Informasi Influence : Pengaruh informasi atau Ingin melakukan hal yang
benar. Salah satu alasana konformitas adalah perilaku orang lain sering memberikan
informasi yang bermanfaat. Ini disebut Informasi Influence (pengaruh informasi).
Tendensi untuk menyesuaikan diri berdasarkan pengaruh informasi. Bergantung
pada dua aspek situsi : seberapa besar keyakinan kita pada kelompok dan seberapa
yakinkan kita pada penilaian diri kita sendiri. Hal tersebut terjadi karena keinginan
manusia untuk melakukan hal yang benar sesuai dengan lingkungannya.
Semakin besar kepercayaan kita terhadap informasi dan opini seseorang
dilingkungan, semakin mungkin kita menyesuaikan diri dengan lingkungan. Segala
sesuatu yang menginginkan kepercayaan kita terhadap orang lain dilingkungan
28
kemungkinan juga kan menaikkan konformitas kita. Yang menjadi penyeimbnag
keyakinan kepada lingkungan adalah keyakinan kita pada pandangan sendiri.
Menurut baron dan Byrne (2003), opini dan tindakan orang lain digunakan
sebagai panduan opini dan tindakan sendiri. Hal itu didasarkan pada kecenderungan
untuk bergantung pada orang lain sebagai sumber informasi tentang berbagai aspek
dunia sosial.
b). Normative Influence : Pengaruh normatif atau Ingin disukai
Pengaruh nomatif terjadi ketika kita mengubah perilaku kita untuk
menyesuaikan diri dengan norma sosial di lingkungan atau standar kelompok agar
kita diterima secara sosial. Jika kita mengubah perilaku kita sesuai dengan norma
kelompok, kita mungkin cendenrung kan mengubah keyakinan kita (Taylor, Peplu
dan sears.,2009).
Baron dan Byrne (2003) juga menjelaskan jika kcenderungan untuk
melakukkan konformitas terhadap norma sosial hanya sebagaian saja pada
keinginan untuk disukai dan keinginan orang lain, maka akan dapat meningkatkan
rasa takut akan penolakan. Asrts, Dijksterhuis dan Custer (2003) menyebutkan jika
normative social influence berdasarkan pada kebutuhan dasar manusia untuk
disukai dan diterima oleh lingkungan maupun orang lain.
2.3.3. Pengukuran Konformitas
Pengukuran konformitas ini mengacu pada dua spek konformitas yaitu :
pengaruh informasi (informational influence) dan pengaruh noirmatif (normative
influence) menurut Bearden, et. al (2018), dengan menguunakan metode kuesioner
skala likert.
29
2.2 Kerangka Berfikir
Agresivitas adalah istilah-istilah umum yang dikaitkan dengan adanya
perasaan-perasaan marah atau permusuhan atau tindakan melukai orang lain baik
dengan tindakan kekerasan secara fisik, verbal, maupun menggunakan ekpresi
wajah dan gerakan tubuh yang mengancam atau merendahkan. Tindakan agresi
merupakan tindakan yang dilakukan denga sengaja oleh demonstran untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu. Agresivitas dalam fenomena demonstrasi yang
dilakukan oleh mahasiswa ini contohnya adalah agresi fisik berupa (dorong-
dorongan, dan ricuh dengan aparat) , agresi verbal berupa (bentuk penolakan,
hujatan dan ancaman dalam tulisan di spanduk), kemarahan (perasaan marah dan
kesal ditunjukan dengan membakar ban, memecahkan kaca etalase, penyegelan
gedung dan kendaran universitas) dan permusuhan (mengekspresikan kebencian,
menaburkan kebencian dengan mendatangi pimpinan dengan membawa senjata
tajam (pedang).
Agresivitas mungkin muncul sebagai pelampiasan perasaan marah karena
adanya ketidak sesuaian anatra harapn dengan kenyataanya. Bila Mahasiswa-
mahasiswi yang melakukan demonstrasi agresif muncul karena kondisi psikologis
bersifat temporer, dan dipahami berdasarkan konteks situasi yang sedang dihadapi.
Agresivitas seseorang muncul karena adanya provokasi dari lingkungan sekira yang
membuat seseorang sudah tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang dalam menjadi
Agresivitas pada demosntran mahasiswa salah satunya adalah Tipe kepribadian
HEXACO. Tipe kepribadian HEXACO adalah suatu pendekatan yang digunakan
dalam ilmu psikologi untuk melihat kepribadian manusia melalui trait yang
30
tersusun dalam enam buah domain kepribadian yang telah dibentuk dengan
menggunakan analisis faktor. Keenam domain tersebut disingkat dengan
HEXACO. Dimana H = Honesty – Humility ( Kejujuran – Kerendahan Hati), E =
Emotionality , E = extraversion (ekstrovert), A = Agreeableness (persetujuan), C =
Conscientiousness (hati nurani), dan O = Openness to experience (keterbukaan akan
pengalaman baru).
Faktor kepribadian adalah faktor yang dianggap cukup berperan dalam
prilaku agresif, karena kepribadian merupakan salah satu variabel Person yang
dapat menyebabkan terjadinya Agresivitas karena kepribadian seseorang
mempengaruhi cara individu dalam beraksi, berfikir, merasa, berinteraksi, dan
berpartisipasi dengan orang lain, termasuk dalam bentuk Agresivitas. terdapat
pengaruh yang signifikan atara trait kepribadian HEXACO terhadap Agresivitas.
Kepribadian Honesty-Humility menggambarkan kehidupan seseorang yang
bersikap jujur dalam menyapikan aspirasinya, ketulusan dalam menilai suatu
hubungan interpersonal/tidak ada maksud lainnya, kecenderungan menghindari
penipuan, tidak tertarik terhadap kekayaan (menolak suapan untuk anarkis dalam
berdemo), kesederhanaan hidup. Jika seorang demonstran yang memiliki tipe
kepribadian Honesty-Humility yang maka semakin rendah tingkat Agresivitas
demonstran karena lebih menekankan pada percaya, kesopanan dalam bersikap,
dan tidak serakah dalam arti berdemo bukan karna suapan atau permintaan orang
lain.
Kepribadian Emotionality menggambarkan kehidupan seseorang yang
memiliki perasaan takut, mudah khawatir dalam suatu hal, kebutuhan dukungan
31
emosional dari orang lain, merasakan emosional yang kuat dengan orang lain. Jika
seorang demonstran yang memiliki tipe kepribadian Emotionality bukan orang yang
meunjukan provoktor dalam Agresivitas demonstrasi karena lebih menenkankan
pada sikap cemas, kurang berani, dan tidak mudah marah. Namun jika di provokasi
dapat berpotensi sebagai demonstran yang dapat berprilaku agresif karena
reaktivitas emosi dan ketidak stabilan emosi.
Kepribadian Etraversion menggambarkan kehidupan seseorang yang
memiliki antusiasme tinggi, percaya diri, berani, yakin terhadap dirinya, dan
tangguh merupakan tipe kepribadian sebagai demonstran yang dapat menjadi
potensi perilaku demonstan yang agresif dalam berdemonstrasi ketika ada orang
lain yang memprovokasi dan menyulutkan amarahnya.
Kepribadian Agreeableness menggambarkan kehidupan seseorang yang
mudah memaafkan orang lain, bersikap lembut dalam menyelesaikan masalah
dengan orang lain, mudah bekerjasama dengan orang lain, dan sabar sehingga tidak
mudah marah. Namun sisi lain seorang demonstran yang memiliki tipe kepribadian
Agreeableness yaitu mudah setuju memungkinkan jika seseorang mengajaknya dan
memintanya untuk menjadi demonstran yang berpotensi bersikap agresif.
Kepribadian Conscientiousness baik jika ditempatkan dalam situasi belajar
menggambarkan kehidupan seseorang yang pekerja keras, teliti dan peduli terhadap
hal-hal detail, dan bijaksana. Tipe kepribadian Conscientiousness ini juga
berpotensi berperilaku demonstran yang agresif karena tipe kepribadian
Conscientiousness adalah menunggu diperintahkan, jika seseorang
memerintahkannya untuk memulai sesuatu maka dia akan melakukannya.
32
Tipe kepribadian Openness to experience menggambarkan seseorang dengan
penghayatan dalam seni dan alam, rasa keingintahuan yang tinggi, terbuka dalam
menerima ide yang tidak biasa, dan kreative dalam berinovasi. Tipe kepribadian ini
dapat digambarkan dengan demonstran yang intelek, dan memiliki imajinasi. Tipe
Openness lebih memungkinkan kepada seseorang dibalik layar yang hanya
mengintrusikan orang lain.
Selain faktor kepribadian, faktor lain yang berpengaruh terhadap
Agresivitas adalah konformitas kelompok yang merupakan salah satu faktor sosial
penyebab terjadinya Agresivitas. Konformitas adalah melakukan tindakan atau
sikap sebagai hasil dari adanya tekanan kelompok yang nyata maupun yang
dipersepsikan (Wade dan Tavris, 2007Tekanan untuk melakukan konformitas bisa
jadi sangat sulit untuk ditolak, begitu pula dengan adanya pengaruh konformitas
terhadap perilaku agresi (Baron & Byrne, 2005).
Selain itu Agresivitas juga berhubungan dengan pengaruh kelompok
dikarenakan kelompok dapat memperkuat reaksi agresif. Pengaruh kelompok atau
konformitas dapat minimbulkan Agresivitas jika tinggihnya konformitas seseorang.
Salah satu cara menyesuaikan diri yang paling muda adalah dengan berperilaku
mengikuti nilai atauran yang berlaku di lingkungan sekitar. Bertindak seseuai nilai
dan aturan kelompok, entah sesuai dengan nilai peribadi ataupun tidak agar diterima
oleh kelompok disebut konformitas (Baron & Byrne, 2005).
Konformitas mempengaruhi berbagai aspek kehidupan mahasiswa seperti
pilihan aktivitas, penampilan, bahasa yang digunakan, sikap, dan nilai-nilai yang
dianut. Konformitas merupakan suatu tuntutan yang tidak tertulis dari kelompok
33
terhadap anggotanya namun memiliki pengaruh yang kuat yang dapat
menyebabkan munculnya Agresivitas pada mahasiswa dalam anggota kelompok
tersebut. Menutut Sarwono (2009) kelompok teman sebaya di lingkungan kampus
memegang peranan penting dalam kehidupan mahasiswa. Di kampus seorang
mahasiswa sangat ingin diterima dan dipandang sebagai anggota kelompoknya.
Oleh karena itu, mereka cendurung bertingkah laku sesuai dengan norma sosial
yang berlaku didalam kelompoknya. Kebanyakan dari mahasiswa di kampus akan
sangat merasa menderita bila tidak diterima oleh kelompoknya. Bagi mahasiswa
menyesuaikan diri dengan standar kelompok jauh lebih penting.
Dorongan Agresivitas pada remaja akan semakin kuat sebab mereka merasa
berada dalam kondisi kelompok. Maka mahasiswa yang berada di dalam pengaruh
kelompok lebih merasa memilki kekuatan. Begitu juga Agresivitas pada mahasiswa
demonstran yang sering kali berkaitan dengan konformitas dalam melakukan
penyerangan. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan Levianti (2008)
bahwa tingginya konformitas pada seseorang menyebabkan seseorang melakukan
Agresivitas. Tindakan yang dilakukan seseorang berawal dari perasaan takut
terhdap dari tekanan dan cemoohan dari dalam kelompoknya. Kemudian timbul
kepatuhan terhadap atauran kelompok serta muncul kepercayaan terhadap
kelompok dengan melakukan kesepakatan untuk melakukan Agresivitas berupa
kekerasan, penyerangan serta perusakan kepada benda ataupun kelompok lain.
Sebagai suatu bentuk perwujutan kekompakan dan solidaritas diri seseorang
terhdap suatu kelompok serta agar menunjukan eksistensi diri maupun
kelompoknya. Dapat disimpulkan jika semakian tinggi konformitas maka akan
34
memunculkan Agresivitas, namun sebaliknya jika konformitas rendah maka
dorongan Agresivitas juga rendah.
Ingin melakukan hal yang benar atau pengaruh informasi. Salah satu alasana
konformitas adalah perilaku seseorang dapat melakukan Agresivitas karena saat
orang lain sering memberikan informasi, tendensi seseorang untuk menyesuaikan
diri berdasarkan pengaruh informasi tersebut. Hal tersebut juga seberapa besar
keyakinan kita pada kelompok dan seberapa yakinkan kita pada penilaian diri kita
sendiri. Hal tersebut terjadi karena keinginan manusia untuk melakukan hal yang
dianggap benar sesuai dengan lingkungannya. Dalam konteks ini dapat dikaitkan
dengan sikap mahasiswa UIN yang hanya sdekar ikut-ikutan saja untuk turun ke
jalanan untuk aksi, karena diajak oleh temannya ataupun pemikiran bahwa
mahasiswa setidaknya pernah melakukan demonstrasi (ujuk rasa) sebagai salah satu
sikap aktivis.
Semakin besar kepercayaan kita terhadap informasi dan opini seseorang
dilingkungan, semakin mungkin kita menyesuaikan diri dengan lingkungan. Segala
sesuatu yang menginginkan kepercayaan kita terhadap orang lain dilingkungan
kemungkinan juga kan menaikkan konformitas kita. Yang menjadi penyeimbnag
keyakinan kepada lingkungan adalah keyakinan kita pada pandangan sendiri.
Selain itu, adapun pengaruh normatif. Pengaruh nomatif terjadi ketika kita
mengubah perilaku kita untuk menyesuaikan diri dengan norma sosial di
lingkungan atau standar kelompok agar kita diterima secara sosial. Jika kita
mengubah perilaku kita sesuai dengan norma kelompok, kita mungkin cendenrung
kan mengubah keyakinan kita. Kecenderungan untuk melakukkan konformitas
35
terhadap norma sosial hanya sebagaian saja pada keinginan untuk disukai dan
keinginan orang lain, maka akan dapat meningkatkan rasa takut akan penolakan.
Sebagai contoh ketika kita sedang berada dalam lingkungan organisasi intra
kampus (Dema / Sema) sudah melakukan kajian untuk melakukan demonstrasi, kita
sebagai bagian dari organisasi tersebut harus mengikuti norma (Normative
Influence) yang berlaku sebagai anggota dari organisasi intra tersebut untuk ikut
demonstrasi. Karena kebutuhan dasar manusia untuk disukai dan diterima oleh
lingkungan maupun orang lain.
Dari kerangka berfikir diatas dapat diilustrasikan kedalam bentuk model
sebagai berikut :
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
36
2.3 Hipotesis
2.3.1 Hipotesis Mayor
HA : Adanya Pengaruh yang Signifikan Tipe kepribadian HEXACO (Honesty-
Humanity, Emosionality, Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness,
openness to experience) dan Konformitas (Informational Influence,
Normative Influence) terhadap Agresivitas pada Mahasiswa saat
Demonstrasi
2.3.2 Hipotesis Minor
Berdasarkan kerangka berpikir yang sudah dijelaskan diatas, maka
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan dimensi Tipe Keribadian Honesty-
Humanity terhadap Agresivitas
H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan dimensi Tipe Keribadian Emosionality
terhadap Agresivitas
H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan dimensi Tipe Keribadian Extraversion
terhadap Agresivitas
H4 : Terdapat pengaruh yang signifikan dimensi Tipe Keribadian Agreeableness
terhadap Agresivitas
H5 : Terdapat pengaruh yang signifikan dimensi Tipe Keribadian
Conscientiousness terhadap Agresivitas
H6 : Terdapat pengaruh yang signifikan dimensi Tipe Keribadian openness to
experience terhadap Agresivitas
37
H7 : Terdapat pengaruh yang signifikan dimensi Informational Influence pada
Konformitas terhadap Agresivitas
H8: Terdapat pengaruh yang signifikan dimensi Normative influence pada
Konformitas terhadap Agresivitas
38
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Mahasiswa/i UIN Syarief Hidayatullah Jakarta berjumlah 24.000 orang. Populasi
yang digunakan adalah Mahasiswa/i UIN Syarief Hidayatullah Jakarta yang pernah
melakukan Protes Demonstrasi ataupun unjuk rasa lainnya. Karena populasi tidak
dapat dipastikan peneliti dalam menenutukan anggota populasi dalam penelitian ini,
maka peneliti hanya akan mengambil sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Karakteristik sampel yang diambil yaitu mahasiswa UIN Jakarta yang pernah
mengikuti demonstrasi. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan dua cara yaitu
melalui Google Form dengan total 149 responden, namun hanya 125 responden
yang memenuhi kriteria. Sedangkan penyebaran kuesioner ke lapangan dilakukan
dengan total 130 responden, namun hanya 100 responden yang kembai ke penulis.
Sehingga jumlah sampel pada penelitian ini berjumlah 225 responden.
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik non- Random
Sampling. Alasan pemilihan teknik ini adalah karena kemungkinan terpilihnya
sampel dari setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan yang sama. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan yaitu Purposive sampling, dimana Peneliti
mengambil data dengan cara meyebar kuesioner ini akan diberikan kepada
Mahasiswa/i UIN Syarief Hidayatullah Jakarta yang pernah melakukan Protes
Demonstrasi ataupun unjuk rasa lainnya yang peneliti temui pada saat penelitian
berlangsung. Dan meyebar google form dengan bantuan dari Teman-teman untuk
memudahkan dalam pencapai partisipan.
39
3.2 Variabel Penelitian
Variabel Penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah
1. Variabel dependen : Perilaku Agresif (Y)
2. Variabel indpenden : Kepribadian HEXACO, Konformitas
Kepribadian HEXACO yang terdiri dari :
- (X1, Honesty–Humility),
- (X2, Emotionality),
- (X3, eXtraversion),
- (X4, Agreeableness),
- (X5, Conscientiousness),
- (X6, Openness to Experience).
Konformitas yang terdiri dari :
- (X7, Informational Influence),
- (X8, Normative Influence).
3.3 Definisi Operasional
Selain menentukan variabel mana yang menjadi variabel dependen dan
independen, maka selanjutnya peneliti menentukan definisi operasional dari
variabel-variabel peneliti yang kemudian akan digunakan dalam penelitian ini.
Adapun definisi operasional variabel adalah sebagai berikut.
1. Agresivitas diartikan sebagai suatu perilaku yang bertujuan untuk menyakiti
seseorang baik secara fisik maupun psikologis, yang terdiri dari empat bentuk
agresi, yaitu agresi fisik, agresi verbal, agresi marah, dan agresi permusuhan
(Webster et. al, 2013).
40
2. Tipe Kepribadian HEXACO (Vries, 2013). Seperti yang telah dijelaskan
pada sub bab sebelumnya, bahwa Tipe Kepribadian HEXACO terdiri dari enam tipe
atau faktor. Terdapat beberapa istilah untuk menjelaskan kelima faktor tersebut.
Namun, di sini penulis akan menyebutnya dengan istilah-istilah berikut:
a. Faktor yang menekankan kemampuan bersosialisasi, banyak bicara, dan
liveliness. Faktor ini mungkin didfinisikan sebagai Extraversion, Namun dapat
diinterpretasikan pada pemahaman terkait dengan keberanian, keyakinan diri,
dan ketangguhan biasanya tidak terutama bagian dari faktor ini.
b. Faktor yang menekankan kelembutan, baik hati, setuju- kemampuan, toleransi,
dan kesabaran. Isi dari faktor ini, dalam kehidupan sehari-hari adalah
Agreeableness. Namun, perlu dicatat bahwa varian ini Agreeableness berangkat
dari faktor Agreeableness tradisional dengan memasukkan konten yang terkait
dengan temperamen dan kurangnya iritabilitas.
c. Faktor yang menekankan ketertiban, usaha kerja, dan dorongan hati kontrol.
Faktor ini dapat diartikan sebagai Conscientiousness namun tanpa konten moral
khusus yang disarankan oleh istilah itu. Faktor yang menekankan kecemasan,
reaktivitas emosional, sentimentality, dan kurangnya keberanian. Tidak mudah
marah, kurangnya keyakinan diri, dan kurangnya ketangguhan.
d. Faktor yang menekankan kepercayaan, kesopanan, kurangnya keserakahan, dan
kurangnya kecerobohan. Faktor ini dapat diartikan sebagai Honesty - Huminity,
atau mungkin sebagai Moralitas, Ketulusan, atau Integritas.
e. Faktor yang menekankan intelektualitas, imajinasi, dan ketidakkonsistenan
kekompakan. Faktor ini mungkin dinamai Akal / Imajinasi / Tidak konvensional
41
sehingga untuk menggabungkan semua ini agak elemen yang berbeda. Faktor
ini dapat diartikan sebagai Opennes to experience.
3. Konformitas Menurut Bearden, et. al (2018), konformitas merupakan sikap
sukarela sebagai tendensi keyakinan yang ditunjukkan melalui perilaku dengan
tujuan penyesuaian diri terhadap individu lain.
a. Konformitas Informational Influence adalah Tendensi untuk menyesuaikan diri
berdasarkan pengaruh informasi karena ingin melakukan hal yang benar. Salah
satu alasan konformitas adalah perilaku orang lain sering memberikan informasi
yang bermanfaat.
b. Konformitas Normative Influence adalah suatu bentuk pengaruh sosial dimana
individu mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan
norma sosial yang ada.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa kuisioner. Kuisioner
adalah salah satu jenis alat pengumpul data berupa sejumlah daftar yang berisi suatu
rangkaian pernyataan mengenai suatu bidang untuk memperoleh data berupa
jawaban-jawaban dari responden dalam suatu penelitian. Kuisioner yang digunakan
pada penelitian ini berbentuk skala likert, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak
setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).
Subjek diminta untuk memilih satu dari empat pilihan jawaban yang
masing-masing jawaban menunjukkan kesesuaian pernyataan yang diberikan
dengan keadaan yang dirasakan oleh subjek. Model skala likert ini terdiri atas
pernyataan positif (favourable). Perhitungan skor tiap-tiap pilihan jawaban adalah
sebagai berikut:
42
Table 3.3.1 : Tabel Skor Skala Likert
Katagori Favorable Unfavorable
Sangat Setuju 1 4
Setuju 2 3
Tidak Setuju 3 2
Sangat Tidak Setuju 4 1
Instrument pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas tiga Skala,
yaitu Agresivitas, Kepribadian HEXACO, dan Konformitas.
1. Skala Agresivitas
Pada penelitian ini, penulis akan menggunakan alat ukur The Brief
Aggression Questionnaire (BAQ) yang dikemukan oleh Webster, et. al, (2013)
sebagai acuan dalam pembuatan alat ukur dalam penelitian ini.
Tabel 1 : Perilaku Agresif
2. Pengukuran Kepribadian HEXACO
Pada penelitian ini, penulis akan menggunakan alat ukur Brief HEXACO
Inventory (BHI) Reinout E. de Vries & Born (2013) yang terdiri dari 24 Item dan
6 Dimensi
No Aspek Indikator No Item
Fav Unfav
1 Physical
aggression
Menggunakan kekerasan fisik untuk menyakiti,
mengganggu, atau membahayakan orang lain
1, 2, 3
-
2 Verbal aggression Mengganggu orang lain dengan ungkapan verbal 4, 5, 6 -
3 Anger Kecenderungan sulit mengendalikan amarah 8 7*
menghindar dari tugas dan lari dari tanggung
jawab
9 -
4 Hostility Mengekspresikan kekhawatiran dan kecurigaan
terhadap orang lain
10,11,
12
-
JUMLAH 11 1
43
Tabel 2 : Kepribadian HEXACO
3. Pengukuran Konformitas
Bearden, et. al, (2018), konformitas merupakan sikap sukarela sebagai
tendensi keyakinan yang ditunjukkan melalui perilaku dengan tujuan penyesuaian
diri terhadap individu lain. Konformitas. Yang terdiri dari 2 dimensi dan 12 item
Tabel 3 : Konformitas
No Aspek Indikator No Item
Fav Unfav
1 Informational
Influence
Mengikuti kemauan seseorang agar
disukai
1, 2, 3, 4,
5, 6
-
2 Normative Influence Melakukan suatu perbuatan karena
ingin bertindak benar
7, 8, 9,
10, 11,
12
-
JUMLAH 12 -
3.5 Uji Validitas Konstruk Instrumen Pengumpulan Data
Sebelum melakukan analisis data, peneliti melakukan pengujian terhadap
validitas konstruk alat ukur. Untuk menguji validitas konstruk digunakan analisis
Confirmatory Factor Analysis atau CFA, untuk melihat validitas konstruk setiap
item serta menguji struktur faktor yang diturunkan secara teoritis. Dalam hal ini,
No Aspek Indikator No Item
Fav Unfav
1 Honesty–
Humility
Tingkat kejujuran seseorang 1,2 -
Sifat kemanusiaan yang dimiliki 3*, 4*
2 Emotionality Pengalaman takut dan cemas yang pernah
dirasakan dan dialami
5,6 -
Pengalaman kehidupan yang kaku 7*, 8*
3 Extraversion Mengekspresikan sikap dalam menjalani
kehidupan di berbagai situasi sosial
10 9*,11*, 12*
4 Agreeableness Cara berfikir yang visioner 13, 14 -
Setuju dengan orang lain 15 -
Kepercaya pada individu lain 16 -
5 Conscientiousness Melakukan kehidupan sehari-hari dengan
menilai usaha dan kerja keras
19 17*,18*
Menilai kecenderungan untuk menunggu
diperintahkan
- 20*
6 Openness to
Experience
Menilai seseorang dari bagaimana ia
menikmati keindahan pengalaman hidupnya
21, 23
22*,24*
JUMLAH 12 12
44
yang dimaksud dengan teori adalah konsep bahwa seluruh item mengukur satu hal
yang sama (unidimensional) yaitu konstruk yang hendak diukur. Analisis faktor
adalah alat analisis statistik yang digunakan untuk mereduksi faktor-faktor yang
mempengaruhi suatu variabel menjadi beberapa set indikator saja, tanpa kehilangan
informasi yang berarti. Dan akan memungkinkan item yang tidak valid akan
dibuang dan yang valid akan dihitung dan digunakan dalam penelitian
Setelah diuji validitasnya, selanjutnya akan diuji reabilitasnya dari item-item
skala tersebut. Reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable
atau handal jika jawaban responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu (Sugiyono, 2004). Nilai reliabilitas nantinya akan
didapatkan sekaligus ketika melakukan uji validitas dengan menggunakan bantuan
software LISREL 8.7 (Joreskog & Sorbom, 1999).
Dalam rangka pengujian validitas alat ukur, peneliti melakukan uji validitas
konstruk instrument tersebut. Oleh karena itu, digunakan CFA (Confirmatory
Factor Analysis) dengan bantuan software LISREL 8.70 (Joreskog dan Sorbom,
1999) untuk pengujian validitas instrumen. Adapun logika dari CFA (Umar, 2013)
yaitu:
1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang didefinisikan
secara operasional sehingga dapat disusun pertanyaan atau pernyataan untuk
mengukurnya. Kemampuan ini disebut faktor, sedangkan pengukuran
terhadap faktor ini dilakukan melalui analisis terhadap respon atas item-
itemnya.
45
2. Teori setiap item hanya mengukur satu faktor saja, begitupun juga tiap subtes
hanya mengukur satu faktor juga. Artinya baik item maupun subtes bersifat
unidimensional.
3. Dengan data yang tersedia dapat digunakan untuk mengestimasi matriks
korelasi antar item yang seharusnya diperoleh jika memang unidimensional.
Matriks korelasi ini disebut sigma (∑), kemudian dibandingkan dengan
matriks dari data empiris, yang disebut matriks S. Jika teori tersebut benar
(unidimensional) maka tentunya tidak ada perbedaan antara matriks ∑ -
matriks S atau bisa juga dinyatakan dengan ∑ - S = 0.
4. Pernyataan tersebut dijadikan hipotesis nihil yang kemudian diuji dengan chi
square. Jika hasil chi square tidak signifikan p>0.05, maka hipotesis nihil
tersebut “tidak ditolak”. Artinya teori unidimensionalitas tersebut dapat
diterima bahwa item ataupun subtes instrumen hanya mengukur satu faktor
saja.
5. Jika model fit, maka langkah selanjutnya menguji apakah item signifikan atau
tidak mengukur apa yang hendak diukur, dengan menggunakan t-test. Jika
hasil t-test tidak signifikan maka item tersebut tidak signifikan dalam
mengukur apa yang hendak diukur, bila perlu item yang demikian di drop dan
sebaliknya.
6. Terakhir, apabila dari hasil CFA terdapat item yang koefisien muatan
faktornya negatif, maka item tersebut harus di drop. Sebab hal ini tidak sesuai
dengan sifat item, yang bersifat positif (favorable).
Adapun pengujian analisis CFA seperti ini dilakukan dengan menggunakan
software LISREL 8.70.
46
3.5.1 Uji Validitas Skala Agresivitas
Peneliti menguji apakah 12 item dari Perilaku Agresif bersifat
unidimensional, artinya benar hanya mengukur Perilaku Agresif saja. Dari hasil
awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit,
dengan Chi-Square=299.34, df=54, P-value=0.00000, RMSEA=0.142. Oleh karena
itu, penulis melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran
pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukan modifikasi
sebanyak 19 kali, maka diperoleh model fit dengan Chi- Square=45.82, df=35, P-
value=0.10422, RMSEA=0.037.
Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam
mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan item manakah yang
perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang
koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut
signifikan dan sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran
Agressivitas disajikan pada tabel 3.4.1 berikut:
Table 3.4.1. Muatan Faktor Agressivitas
ITEM KOEFISIEN STANDAR ERROR T-VALUE SIG
1 0,62 0.07 8,55 √
2 0,89 0,06 14,27 √
3 0,58 0,06 8,91 √
4 0,63 0,06 10,33 √
5 0,58 0,06 8,98 √
6 0,65 0,07 9,90 √
7 0,15 0,06 2,37 √
8 0,47 0,06 7,27 √
9 0,31 0,06 4,78 √
10 0,08 0,07 1,5 x
11 0,65 0,07 9,31 √
12 0,47 0,06 7,40 √
Keterangan : √ = signifikan (t>1,96); X = tidak signifikan
47
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa dari 12 item yang mengukur Perilaku
Agresif, terdapat 11 item yang signifikan ( t > 1.96). 1 item tidak signifikan ( t <
1.96) dengan demikian ada 1 item harus digugurkan (Di-drop).
3.5.2 Uji Validitas Skala Honesty Humanity
Peneliti menguji apakah 4 item benar-benar bersifat unidimensional, artinya
benar- benar hanya mengukur Honesty Humanity. Dari hasil analisis CFA dengan
model satu faktor, ternyata sudah fit dengan Chi Square = 0.48, df = 2, P-value =
0.78773, RMSEA = 0.00. Artinya, model dengan satu faktor (unidimensional)
dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu Honesty
Humanity.
Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam
mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu
perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang
koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut
signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item
pengukuran Honesty Humanity disajikan pada table 3.4.2. berikut :
Tabel 3.4.2 : Muatan Item Honesty Humanity
ITEM KOEFISIEN STANDAR ERROR T-VALUE SIGNIFIKAN
1 0,07 0,12 0,54 x
2 0,31 0,15 2,10 √
3 0,33 0,16 2,13 √
4 0,40 0,18 2,21 √
Keterangan : √ = signifikan (t>1,96); X = tidak signifikan
Dari tabel 3.6 Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa dari 4 item yang
mengukur Honesty Humanity, terdapat 3 item yang signifikan ( t > 1.96). 1 item
tidak signifikan ( t < 1.96) dengan demikian ada 1 item harus digugurkan (Di-drop).
48
3.5.3 Uji Validitas Konstruk Skala Emotionality
Peneliti menguji apakah 4 item dari Emotionality bersifat unidimensional,
artinya benar hanya mengukur Emotionality saja. Dari hasil awal analisis CFA yang
dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square=12. 74,
df=2, P-value=0.00172, RMSEA=0.155. Oleh karena itu, penulis melakukan
modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan
berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukan modifikasi sebanyak 1 kali, maka
diperoleh model fit dengan Chi- Square=0.78, df=1, P-value=0.37632,
RMSEA=0.000.
Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam
mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu
perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang
koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut
signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item
pengukuran Emotionality disajikan pada table 3.4.3. berikut :
Tabel 3.4.3.
Muatan Item Emotionality
Keterangan : √ = signifikan (t>1,96); X = tidak signifikan
Dari tabel 3.6 Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa dari 4 item yang
mengukur Emotionality, terdapat 3 item yang signifikan ( t > 1.96). 1 item tidak
signifikan ( t < 1.96) dengan demikian ada 1 item harus digugurkan (Di-drop).
3.5.4 Uji Validitas Skala Extraversion
ITEM KOEFISIEN STANDAR ERROR T-VALUE SIGNIFIKAN
1 0,69 0,13 5,44 √
2 0,42 0,09 4,46 √
3 0,00 0,09 -0,04 x
4 0,48 0,10 4,72 √
49
Peneliti menguji apakah 4 item benar-benar bersifat unidimensional, artinya
benar- benar hanya mengukur Extraversion saja. Dari hasil awal analisis CFA yang
dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square=4.93,
df=2, P-value=0.8499, RMSEA=0.081. Oleh karena itu, penulis melakukan
modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan
berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukan modifikasi sebanyak 1 kali, maka
diperoleh model fit dengan Chi- Square=0.17, df=35, P-value=0.68402,
RMSEA=0.000.
Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam
mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu
perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang
koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut
signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item
pengukuran Extraversion disajikan pada table 3.4.4. berikut :
Tabel 3.4.4 : Muatan Item Extraversion
ITEM KOEFISIEN STANDAR ERROR T-VALUE SIGNIFIKAN
1 0,49 0,15 3,32 √
2 0,45 0,11 4,12 √
3 0,33 0,09 3,62 √
4 0,83 0,18 4,68 √
Keterangan : √ = signifikan (t>1,96); X = tidak signifikan
Dari tabel 3.4.4. Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa dari 4 item yang
mengukur Extraversion, semua item yang signifikan ( t > 1.96), maka tidak ada
item yang digugurkan (Di-drop).
3.5.5 Uji Validitas Skala Agreeableness
50
Peneliti menguji apakah 4 item benar-benar bersifat unidimensional, artinya
benar- benar hanya mengukur Agreeableness. Dari hasil analisis CFA dengan
model satu faktor, ternyata sudah fit dengan Chi Square = 5.36, df = 2, P-value =
0.06849, RMSEA = 0.087. Artinya, model dengan satu faktor (unidimensional)
dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu
Agreeableness.
Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam
mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu
perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang
koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut
signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item
pengukuran Agreeableness disajikan pada table 3.4.5. berikut :
Tabel 3.4.5 : Muatan Item Agreeableness
ITEM KOEFISIEN STANDAR ERROR T-VALUE SIGNIFIKAN
1 0,62 0,10 6,53 √
2 0,45 0,08 5,34 √
3 0,64 0,10 6,61 √
4 0,20 0,08 2,39 √
Keterangan : √ = signifikan (t >1,96); X = tidak signifikan
Dari tabel 3.4.5. Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa dari 4 item yang
mengukur Agreeableness, semua item yang signifikan ( t > 1.96), maka tidak ada
item yang digugurkan (Di-drop).
3.5.6 Uji Validitas Skala Conscientiousness
Peneliti menguji apakah 4 item benar-benar bersifat unidimensional, artinya
benar- benar hanya mengukur Conscientiousness. Dari hasil analisis CFA dengan
model satu faktor, ternyata sudah fit dengan Chi Square = 5.37, df = 2, P-value =
51
0.06828, RMSEA = 0.087. Artinya, model dengan satu faktor (unidimensional)
dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu
Conscientiousness.
Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam
mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu
perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang
koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut
signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item
pengukuran Conscientiousness disajikan pada table 3.4.6. berikut :
Tabel 3.4.6 : Muatan Item Conscientiousness
Keterangan : √ = signifikan (t>1,96); X = tidak signifikan
Dari tabel 3.4.6 Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa dari 4 item yang
mengukur Conscientiousness, semua item yang signifikan ( t > 1.96), maka tidak
ada item yang digugurkan (Di-drop).
3.5.7 Uji Validitas Skala Openness to Experience
Peneliti menguji apakah 4 item benar-benar bersifat unidimensional, artinya
benar- benar hanya mengukur Openness to Experience. Dari hasil analisis CFA
dengan model satu faktor, ternyata sudah fit dengan Chi Square = 2.71, df = 2, P-
value = 0.25787, RMSEA = 0.40. Artinya, model dengan satu faktor
(unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor
saja yaitu Openness to Experience.
ITEM KOEFISIEN STANDAR ERROR T-VALUE SIGNIFIKAN
1 0,83 0,10 8,09 √
2 0,39 0,08 5,01 √
3 0,23 0,08 2,98 √
4 0,59 0,09 6,79 √
52
Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam
mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu
perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang
koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut
signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item
pengukuran Openness to Experience disajikan pada table 3.4.7. berikut :
Tabel 3.4.7 : Muatan Item Openness to Experience
ITEM KOEFISIEN STANDAR ERROR T-VALUE SIGNIFIKAN
1 0,46 0,09 5,35 √
2 0,59 0,09 6,56 √
3 0,41 0,09 4,81 √
4 0,58 0,09 6,49 √
Keterangan : √ = signifikan (t>1,96); X = tidak signifikan
Dari tabel 3.4.7 Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa dari 4 item yang
mengukur Conscientiousness, semua item yang signifikan ( t > 1.96), maka tidak
ada item yang digugurkan (Di-drop).
3.5.8 Uji Validitas Skala Informational Influence
Peneliti menguji apakah 6 item benar-benar bersifat unidimensional, artinya
benar- benar hanya mengukur Informational Influence. Dari hasil awal analisis
CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-
Square=77,87, df=9, P-value=0.00000, RMSEA=0.185. Oleh karena itu, penulis
melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item
dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukan modifikasi sebanyak 3
kali, maka diperoleh model fit dengan Chi- Square=1.71, df=6, P-value=084370,
RMSEA=0.000.
53
Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam
mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu
perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang
koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut
signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item
pengukuran Informational Influence disajikan pada table 3.4.9. berikut :
Tabel 3.4.8 : Muatan Item Informational Influence
ITEM KOEFISIEN STANDAR ERROR T-VALUE SIGNIFIKAN
1 0,62 0,07 8,69 √
2 0,76 0,07 10,74 √
3 0,46 0,08 5,57 √
4 0,07 0,08 0,91 x
5 0,48 0,07 6,58 √
6 0,65 0,07 9,24 √
Keterangan : √ = signifikan (t>1,96); X = tidak signifikan
Dari tabel 3.4.8. Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa dari 6 item yang
mengukur Informational Influence, terdapat 5 item yang signifikan ( t > 1.96). 1
item tidak signifikan ( t < 1.96) dengan demikian ada 1 item harus digugurkan (Di-
drop).
3.5.9 Uji Validitas Skala Normative Influence
Peneliti menguji apakah 6 item benar-benar bersifat unidimensional, artinya
benar- benar hanya mengukur Normative Influence. Dari hasil awal analisis CFA
yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-
Square=83.55, df=9, P-value=0.00000, RMSEA=0.192. Oleh karena itu, penulis
melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item
dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukan modifikasi sebanyak 4
54
kali, maka diperoleh model fit dengan Chi- Square=3.30, df=5, P-value=0.65444,
RMSEA=0.000.
Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam
mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu
perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang
koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut
signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item
pengukuran Normative Influence disajikan pada table 3.4.9 berikut :
Tabel 3.4.9 : Muatan Item Normative Influence
ITEM KOEFISIEN STANDAR ERROR T-VALUE SIGNIFIKAN
1 0,21 0,06 3,41 √
2 0,20 0,06 3,20 √
3 0,33 0,07 4,67 √
4 0,97 0,12 8,11 √
5 1,09 0,12 8,91 √
6 0,54 0,08 6,57 √
Keterangan : √ = signifikan (t>1,96); X = tidak signifikan
Dari tabel 3.4.9. Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa dari 4 item yang
mengukur Conscientiousness, semua item yang signifikan ( t > 1.96), maka tidak
ada item yang digugurkan (Di-drop).
3.6 Teknik Analisis Data
Dalam menguji hipotesis penelitian, penulis menggunakan analisis regresi
berganda. Dalam hal ini yang dijadikan DV (variabel yang dianalisis variannya)
adalah Aggressivitas sedangkan yang dijadikan IV (prediktor) adalah HEXACO,
dan konformitas.
Setelah melakukan analisis faktor dengan metode CFA (Confirmatory Factor
Analysis), maka akan didapatkan data variabel yang berupa true-score yang
55
selanjutnya dijadikan input untuk dianalisis dengan regresi berganda. Karena dalam
penelitian ini akan dilakukan pengujian hipotesis dengan analisis statistik, maka
hipotesis penelitian yang ada diubah menjadi hipotesis nihil. Hipotesis nihil inilah
yang akan diuji dalam analisis statistik nantinya. Pada penelitian ini digunakan
analisis regresi berganda di mana terdapat lebih dari satu variabel bebas untuk
memprediksi variabel terikat. Pada penelitian ini terdapat tujuh independent
variable (variabel bebas) dan satu dependent variable (variabel terikat). Adapun
persamaan regresi berganda untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + e
keterangan :
Y = Nilai prediksi Y (Agrresivitas)
a = intercept (konstan)
b = koefisien regresi untuk masing-masing X
X1 = Honesty–Humility
X2 = Emotionality
X3 = eXtraversion
X4 = Agreeableness
X5 = Conscientiousness)
X6 = O Openness to Experience
X7 = Informational Influence
X8 = Normative Influence
e = residu
56
Melalui analisis regresi berganda ini akan diperoleh nilai R2, yaitu koefisien
determinasi yang menunjukan besarnya proporsi (presentase) varians dari DV yang
bisa dijelaskan oleh bervariasinya IV secara keseluruhan.
Adapun untuk mendapatkan nilai R2, digunakan rumus sebagai berikut :
(2)
Di mana :
R2 = Proporsi varians yang bisa dijelaskan oleh keseluruhan IV
SSreg = Jumlah kuadrat regresi yang dapat dihitung jika koefisien regresi
telah diperoleh.
SSy = Jumlah kuadrat dari DV (Y)
Selanjutnya R2 dapat diuji signifikansinya dengan uji F. Adapun rumus untuk
uji F terhadap R2 adalah :
dengan df= K dan (N-K-1)
Di mana K adalah banyaknya IV dan N adalah besarnya sampel. Apabila nilai
F itu siginifikan (p<0,05), maka berarti seluruh IV secara bersama-sama memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap DV.
Adapun langkah berikutnya menguji signifikansi pengaruh masing-masing
IV terhadap DV. Hal ini dilakukan melalui uji t (t-test) terhadap setiap koefisien
regresi. Jika nilai t > 1,96 maka berarti IV yang bersangkutan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap DV, dan sebaliknya.
Adapun rumus t-test yang digunakan adalah :
57
Di mana bi adalah koefisien regresi untuk IV(i) dan Sbi adalah standar deviasi
sampling dari .
Sebagai langkah terakhir adalah uji signifikan terhadap proporsi varian yang
disumbangkan oleh masing-masing IV dalam mempengaruhi DV. Dalam hal ini
penulis melakukannya melalui analisis regresi berganda yang bersifat berjenjang
atau stepwise. Artinya dilakukan analisis regresi berulang-ulang dimulai dengan
hanya satu IV kemudian dengan dua IV, dilanjutkan dengan tiga IV, dan seterusnya
sampai IV ke tujuh. Setiap kali dilakukan analisis regresi akan diperoleh nilai R2.
Setiap kali ditambahkan IV baru diharapkan terjadi peningkatan R2 secara
signifikan.
Jika pertambahan R2 (R2 change) signifikan secara statistik maka berarti IV
baru yang ditambahkan tersebut cukup penting secara statistik maupun dalam upaya
memprediksi DV serta untuk menguji hipotesis apakah IV bersangkutan signifikan
pengaruhnya. Setiap pertambahan R2 ketika satu IV baru ditambahkan adalah
menunjukan besarnya sumbangan unik IV tersebut terhadap bervariasinya DV
setelah pengaruh dari beberapa IV terdahulu diperhitungkan dampaknya. Oleh
sebab itulah analisis regresi secara sequential seperti ini dikenal dengan sebutan
stepwise regression.
Adapun rumus yang digunakan untuk menguji signifikan tidaknya
pertambahan proporsi varian (R2 change) adalah sebagai berikut :
dengan
58
Disini, adalah nilai R2 yang dihasilkan setelah IV baru ditambahkann
kedalam persamaan, dan adalah nilai R2 yang diperoleh sebelum IV baru
ditambahkan. Sedangkan T adalah banyaknya IV pada , dan S adalah banyaknya
IV pada N adalah besarnya sampel penelitian.
Rumus ini bersifat generik, artinya bisa digunakan untuk menguji signifikan
tidaknya pertambahan R2 baik untuk pertambahan satu IV maupun untuk
pertambahan beberapa IV.
Jika nilai F yang dihasilkan signifikan berarti proporsi varian yang dapat
dijelaskan dan merupakan sumbangan dari IV yang ditambahkan adalah signifikan
secara statistik. Jadi rumus ini bisa diuji signifikan tidaknya pertambahan IV baik
hanya dengan menambahkan satu IV maupun dengan menambahkan beberapa IV
sekaligus. Misalnya untuk menguji hipotesis mayor dalam penelitian ini, penulis
menggunakan rumus diatas untuk mengetahui apakah sumbangan proporsi varian
sekelompok IV yang mengukur kecerdasan emosi siginfikan atau tidaknya secara
keseluruhan, begitu pula dengan dukungan sosial. Teknik analisis data multiple
regression seperti yang telah dijelaskan di atas akan menggunakan bantuan
software statistika SPSS 16.0.
59
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1. Karakteristik Sampel Penelitian
Dalam sub bab ini akan dibahas mengenai jenis kelamin dan pernah mengikuti
demonstrasi. Responden dalam penelitian ini adalah Mahasiswa UIN Syarief
Hidayatullah Jakarta yang pernah mengikuti demonstrasi. Pada tabel 4.1 penulis akan
memaparkan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan pernah mengikuti
demonstrasi sebagai berikut
4.1 Tabel Karakteristik Sampel Penelitian
Dari 225 responden dalam penelitian ini terlihat bahwa mayoritas responden
adalah laki-laki. Banyaknya jumlah responden Laki-laki adalah sebesar 174 atau 22,7%
sedangkan responden Perempuan sebesar 51 atau 22,7%.
4.2. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
Dalam analisis statistik deskriptif pada penelitian ini digunakan skor berupa skor
faktor. Skor faktor didapat dengan merubah semua item yang ada pada dimensi yang
sama menjadi satu skor yaitu disebut factor score pada software SPSS, bukan dengan
cara menjumlahkan item-item yang ada. Factor score dibuat dengan menggunakan
metode partial-credit model (PCM). Tujuan penggunaan skor faktor ialah untuk
menghindari estimasi bias dari kesalahan pengukuran. Kemudian, factor score diubah
Deskripsi N %
Jenis Kelamin
Perempuan 51 22,7%
Laki-laki 174 77,3%
60
menjadi true score untuk menghilangkan bilangan negatif dengan cara melakukan
proses komputasi melalui formula T-score = 50 + (10). True score dalam penelitian ini
hanya digunakan untuk analisis statistik deskriptif, agar mendapatkan angka yang
positif.
Setelah melakukan analisis statistik deskriptif, didapatkan deskripsi statistik
masing-masing variabel pada penelitian ini seperti yang disajikan pada tabel 4.2.
Karena semua skor telah berada pada skala yang sama, maka mean pada skala ini
adalah 50. Namun, distribusi setiap variabel memiliki tingkat yang bervariasi. Oleh
karena itu, didapatkan distribusi frekuensi dengan titik minimum, maksimum, dan
standar deviasi seperti pada tabel 4.2.
Tabel. 4.2 : Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
N Minim Maxim Mean Std. Dev
AGRESIF 225 31.45 87.31 50.00 9.171
HONESTY 225 39.52 61.11 50.00 5.010
EMOTIONALITY 225 32.39 70.43 50.00 6.789
EXTRAVERSION 225 26.04 65.56 50.00 7.280
AGREEABLENESS 225 29.24 69.48 50.00 7.300
CONSCIOUSNESS 225 25.65 64.66 50.00 8.012
OPENNESS TO
EXPERIENCE
225 23.88 64.86 50.00 7.373
INFORMATIONAL
INFLUENCE
225 29.86 77.49 50.00 8.611
NORMATIVE
INFLUENCE
225 27.69 67.56 50.00 8.765
Valid N (listwise) 225
Dari tabel diatas dapat dilihat skor Agresivitas, Honesty - Humanity,
Emotionality, Extraversion, Agreeableness, Consciousness, Openness To Experience,
Informational Influence, dan Normative Influence maka mean kedelapan variabel
61
adalah 50 dan nilai minimum , maksimum serta standar deviasi dapat dilihat dari tabel
diatas.
4.3. Hasil Kategorisasi Skor Variabel Penelitian
Kategorisasi skor variabel bertujuan untuk menempatkan subjek ke dalam
kelompok-kelompok yang terpisah berdasarkan skor pada variabel yang diukur apakah
subjek tergolong kelompok dengan skor rendah atau skor tinggi. Sebelum
mengkategorisasikan skor masing-masing variabel berdasarkan tingkat rendah atau
tinggi, peneliti menetapkan norma dari skor dengan menggunakan mean dan standar
deviasi (dalam tabel 4.2). Setelah itu akan didapatkan persentase pada masing-masing
kategori setiap variabel.
Tabel 4.3 : Pedoman Interpretasi Skor
Kategori Rumus
Tinggi X ≥ Mean
Rendah X < Mean
Setelah kategori tersebut didapatkan, maka akan diperoleh nilai persentasi
kategori masing-masing variabel penelitian. Masing-masing variabel akan
dikategorikan sebagai rendah, dan tinggi.
62
4.4 Kategorisasi Variabel Penelitian
Tabel 4.4 : Kategorisasi Variabel Penelitian
Variabel Frekuensi (%)
Rendah Tinggi
Agresivitas 48,0% 52,0%
Honesty-Humility 48,4% 51,6%
Emotionality 50,2% 49,8%
Extraversion 44,4% 55,6%
Agreeableness 47,1% 52,9%
Consciousness 47,1% 52,9%
Opennes to experience 46,2% 53,8%
Information Influence 49,3% 50,7%
Normative Influence 47,1% 52,9%
Berdasarkan pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa sebanyak 108 responden atau
48% memiliki tingkat Agresivitas rendah, sebanyak 117 responden atau 52% memiliki
tingkat Agresivitas yang tinggi. Pada variabel Honesty - Humanity bahwa sebanyak
109 atau 48.4% responden memiliki yang rendah, sebanyak 116 atau 51.6% responden
memiliki Honesty - Humanity yang tinggi. Pada variabel Emotionality bahwa sebanyak
113 atau 50.2% responden memiliki Emotionality yang rendah, sebanyak 112 atau
49.8% responden memiliki Emotionality yang tinggi. Pada variabel Extraversion
ditemukan bahwa sebanyak 100 atau 44.4% responden memiliki Extraversion yang
rendah, sebanyak 125 atau 55.6% responden memiliki Extraversion yang tinggi.
Pada variabel Agreeableness bahwa sebanyak 106 atau 47.1% responden
memiliki Agreeableness yang rendah, sebanyak 119 atau 52.9% responden memiliki
Agreeableness yang tinggi. Pada variabel Consciousness bahwa sebanyak 98 atau
47.1% responden memiliki Consciousness yang rendah, sebanyak 127 atau 52.9%
63
responden memiliki Consciousness yang tinggi. Pada variabel Opennes to Experience
bahwa sebanyak 104 atau 46.2% responden memiliki Opennes to Experience yang
rendah, sebanyak 121 atau 53.8% responden memiliki Opennes to Experience yang
tinggi.
Pada variabel Informational Influence bahwa sebanyak 111 atau 49.3%
responden memiliki Informational Influence yang rendah, sebanyak 114 atau 50.7%
responden memiliki Informational Influence yang tinggi. Pada variabel Normative
Influence bahwa sebanyak 106 atau 47.1% responden memiliki Normative Influence
yang rendah, sebanyak 119 atau 52.9% responden memiliki Normative Influence yang
tinggi.
4.5 Uji Hipotesis Penelitian
4.5.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian
Dalam melakukan uji hipotesis penelitian, penulis menggunakan teknik analisis
regresi dengan software SPSS. Dalam melakukan analisis regresi, kita dapat melihat
tiga hal penting, pertama kita dapat melihat R² (R square) untuk mengetahui berapa
persen proporsi varians Dependent Variables yang dijelaskan oleh Independent
Variables, kedua kita dapat melihat apakah keseluruhan Independent Variables
memengaruhi Dependent Variables secara signifikan, ketiga kita dapat melihat
signifikansi dan besar pengaruh dari masing-masing Independent Variables terhadap
Independent Variables.
64
Dalam teknik analisis regresi yang sudah dilakukan, pertama-tama penulis
melihat R² untuk mengetahui berapa persen proporsi varians Dependent Variables
yang dijelaskan oleh Independent Variabl. Hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.5.
Tabel 4.5
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error
1 .709a .503 .485 6.584
a. Predictors: (Constant), Honesty - Humanity , Emotionality, Extraversion,
Agreeableness, Consciousness, Openness To Experience, Informational Influence,
dan Normative Influence
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai R Squere sebesar 0,503, atau
50.3%. Hal ini mengandung makna bahwa proporsi varian dari Agresivitas yang
dijelaskan oleh HEXACO (Honesty-Humanity, Emotionality, Extraversion,
Agreeableness, Consciousness, Openness to Experience) dan Konformitas
(Informational Influence, dan Normative Influence) adalah sebesar 50,3% kemudian
49,7% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini. Selanjutnya, peneliti
ingin melihat pengaruh dari keseluruhan independent variable terhadap Agresivitas.
Hal ini dapat dilihat dalam hasil uji F pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 : Anova pengaruh seluruh IV terhadap DV
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 9476.891 8 1184.611 27.331 .000b
Residual 9362.108 216 43.343
Total 18838.999 224
65
Berdasarkan uji F pada tabel 4.13, dapat dilihat bahwa nilai p (Sig.) pada kolom
paling kanan adalah p=0.000 dengan nilai p<0.05. Jadi, dengan demikian hipotesis nihil
yang berbunyi “tidak ada pengaruh HEXACO dan Konformitas terhadap kesejahteraan
Agresivitas" ditolak. Artinya, ada pengaruh yang signifikan HEXACO (Honesty-
Humanilty , Emotionality, Extraversion, Agreeableness, Consciousness, Openness To
Experience) dan Konformitas (Informational Influence, dan Normative Influence)
terhadap Agresivitas.
Langkah selanjutnya, peneliti melihat koefisien regresi dari masing-masing IV.
Jika sig <0,05 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti variabel
independen tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Agresivitas. Adapun
besarnya koefisien regresi dari masing-masing variabel independen terhadap
kesejahteraan subjektif dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 : Koefisien Regresi
a. Dependent Variable: Agresivitas
b. Predictors: (Constant), Honesty-Humanilty , Emotionality, Extraversion,
Agreeableness, Consciousness, Openness To Experience, Informational
Influence, dan Normative Influence
Coefficientsa
Model Unstandardized Std.Koef T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 42.389 10.669 3.973 000
HONESTY -.236 .095 -.129 -2.495 .013
EMOTIONALITY .063 .121 .046 .520 .604
EXTRAVERSION -.264 .107 -.210 -2.0467 .014
AGREEABLENESS .219 .097 .174 2.242 .026
CONSCIOUSNESS -.145 .088 .127 -1.659 .099
OPENNESS TO
EXPERIENCE
.085 .130 .068 .651 .515
INFORMATIONAL .406 .067 .381 6.087 .000
NORMATIVE .026 .055 .025 473 .637
a. Dependent Variabel : Agresivitas
66
Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.14 dapat disampaikan persamaan regresi
sebagai berikut :
Agresivitas = 42.389 – 0.236* Honesty + 0.063* Emosionality -0.264* eXtraversion
+ 0.219* Agrrebleness – 0.145* Consciousness + 0.085* Openness + 0.406*
Informational + 0.26* Normative
Dari persamaan regresi tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat empat variabel
yang nilai koefisien regresinya signifikan, yaitu; (1) Honesty-Humility; (2)
Extraversion (3) Agreebleness; (4) Informational . Sementara 4 variabel lain tidak
signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh masing-masing
independen variabel adalah sebagai berikut:
1. Honesty-Humanity pada variabel HEXACO memiliki koefisien regresi sebesar -
0.236 dengan nilai Sig = 0.013 (p < 0.05), dengan demikian H0 dalam hipotesis
minor ditolak. Hal ini mengandung arti bahwa honesty-humanity memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap agrresivitas. Koefisien bertanda negatif, artinya bahwa
semakin rendah nilai honesty – humanity maka akan semakin agresivitas.
2. Emotionality pada variable HEXACO memiliki koefisien regresi sebesar 0.063
dengan nilai Sig = 0.604 (p > 0.05), dengan demikian H0 dalam hipotesis minor
diterima. Hal ini mengandung arti bahwa emotionality tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap agresivitas.
67
3. Extraversion pada variabel HEXACO memiliki koefisien regresi sebesar -0,264
dengan nilai Sig = 0,014 (p < 0.05), dengan demikian H0 dalam hipotesis minor
ditolak. Hal ini mengandung arti bahwa extraversion memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap agresivitas. Koefisien bertanda negatif artinya bahwa semakin
rendah nilai extraversion maka akan semakin tinggi agresivitas.
4. Agreebleness pada variabel HEXACO memiliki koefisien regresi sebesar 0.219
dengan nilai Sig = 0.026 (p < 0.05), dengan demikian H0 dalam hipotesis minor
ditolak. Hal ini mengandung arti bahwa agreebleness memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap agresivitas,. Koefisien bertanda positif artinya bahwa semakin
tinggi agreebleness maka semakin tinggi agressivitas.
5. Consciousness pada variabel HEXACO memiliki koefisien regresi sebesar -0.145
dengan nilai Sig = 0.099 (p > 0.05), dengan demikian maka H0 dalam hipotesis
minor diterima. Hal ini mengandung arti bahwa consciousness tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas.
6. Openness pada variabel HEXACO memiliki koefisien regresi sebesar 0.085 dengan
nilai Sig = 0.515 (p > 0.05), dengan demikian H0 dalam hipotesis minor diterima.
Hal ini mengandung arti bahwa openness tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap agrresivitas.
7. Informational pada variabel Konformitas memiliki koefisien regresi sebesar 0.2406
dengan nilai Sig = 0.000 (p < 0.05), dengan demikian H0 dalam hipotesis minor
ditolak. Hal ini mengandung arti bahwa konformitas memiliki pengaruh yang
68
signifikan terhadap agresivitas. Koefisien bertanda positif artinya semakin tinggi
informational influence maka semakin tinggi agrresivitas, begitupun sebaliknya.
8. Normative pada variabel Konformitas memiliki koefisien regresi sebesar 0.26
dengan nilai Sig = 0.637 (p > 0.05), dengan demikian H0 dalam hipotesis minor
diterima. Hal ini mengandung arti bahwa normative influence tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas.
4.5.2 Hasil Pengujian proporsi varians masing-masing independent variabel
Selanjutnya penulis ingin mengetahui sumbangan proporsi varians dari masing-
masing independent variabel terhadap kinerja. Maka dari itu, penulis melakukan
analisis regresi berganda dengan cara menambahkan satu independent variabel setiap
melakukan regresi. Kemudian, penulis dapat melihat penambahan dari R² setiap
melakukan analisis regresi dan dapat melihat signifikansi dari penambahan R² tersebut.
Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.8
Tabel 4.8 : Model Summary Proporsi Varians Tiap-tiap IV terhadap DV
Mo
del
R R
Square
Adjuste
d R
Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F Change df1 df2 Sig. F
Change
1 .252a .064 .059 8.89400 .064 15.157 1 223 .000
2 .510b .261 .254 7.92149 .197 59.116 1 222 .000
3 .606c .367 .359 7.34408 .107 37.281 1 221 .000
4 .620d .384 .373 7.26407 .017 5.895 1 220 .016
5 .635e .403 .389 7.16871 .019 6.892 1 219 .009
6 .636f .405 .388 7.17324 .002 .724 1 218 .396
7 .709g .503 .486 6.57176 .098 42.731 1 217 .000
8 .709h .503 .485 6.58355 .001 .224 1 216 .637
Predictors : (constant), Honesty-Humanilty, Emotionality, Extraversion,
Agreeableness, Consciousness, Openness_to_Experience, Informational_Influence,
Normative_Influence.
69
Berdasarkan data yang terdapat dalam tabel 4.8, dapat diketahui bahwa:
1. Honesty - Humanity memberikan sumbangan sebesar 0.064 atau sebesar 6.4% terhadap
varians Agresivitas. Sumbangan tersebut signifikan dengan nilai sig F Change =
0,000(p < 0.05).
2. Emotionality memberikan sumbangan sebesar 0.197 atau sebesar 19.7% terhadap
varians Agresivitas. Sumbangan tersebut signifikan dengan nilai sig F Change =
0,000(p < 0.05).
3. Extraversion memberikan sumbangan sebesar 0.107 atau sebesar 10.7% terhadap
varians Agresivitas. Sumbangan tersebut signifikan dengan nilai sig F Change =
0,000(p < 0.05).
4. Agreeableness memberikan sumbangan sebesar 0.017 atau sebesar 1.7% terhadap
varians Agresivitas. Sumbangan tersebut signifikan dengan nilai sig F Change =
0,016(p < 0.05).
5. Conscientiousness memberikan sumbangan sebesar 0.019 atau sebesar 1.9% terhadap
varians Agresivitas. Sumbangan tersebut signifikan dengan nilai sig F Change =
0,009(p < 0.05).
6. Openess memberikan sumbangan sebesar 0.002 atau sebesar 0.2% terhadap varians
Agresivitas. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan nilai sig F Change = 0,396(p
< 0.05).
7. Informatonal persahabatan memberikan sumbangan sebesar 0.098 atau sebesar 9.8%
terhadap varians Agresivitas. Sumbangan tersebut signifikan dengan nilai sig F Change
= 0,000(p < 0.05).
8. Normative memberikan sumbangan sebesar 0.001 atau sebesar 0.1% terhadap varians
Agresivitas. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan nilai sig F Change = 0,637(p
< 0.05).
70
BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan, kesimpulan yang didapat dari penelitian ini
adalah : ada pengaruh yang signifikan dari variabel HEXACO (Honesty – Humility,
Emotionality, Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness, Opennes to
Experience) dan konformitas (Informational Influence dan Normative Influence)
terhadap Agresivitas pada Mahasiswa di UIN Syarief Hidayatullah Jakarta saat
demonstransi.
Peneliti telah menguji signifikansi masing-masing koefisien regresi variabel
yang telah dilakukan, terdapat empat variabel independen yang signifikan
pengaruhnya terhadap Agresivitas pada Mahasiswa di UIN Syarief Hidayatullah
Jakarta saat demonstransi, yaitu. Variabel HEXACO (Honesty – Humility (H),
Extraversion (X), Agreeableness (A) dan konformitas (Informational Influence)).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pada
variabel Honesty – Humility (H), Extraversion (X), Agreeableness (A), dan
Informational Influence terhadap Agresivitas pada demonstran Mahasiswa UIN
Syarief Hidayatullah Jakarta.
5.2 Diskusi
Diskusi bertujuan untuk melihat perbedaan hasil penelitian yang dilakukan
penulis dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti lainnya yaitu pengaruh
Kepribadian HEXACO (Honesty – Humility (H), Emotionality (E), Extraversion
71
(X), Agreeableness (A), Conscientiousness (C), dan Opennes to Experience (O)),
dan Konformitas (Informational Influence, dan Normative Influence) terhadap
Agresivitas pada mahasiswa demonstran UIN Syarief Hidayatullah Jakarta.
Berdasarkan pada hasil penelitian penulis bahwa kepribadian
Agreeableness, Honesty – Humility, dan Extraversion terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap agresivitas. Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Rahmatillah (2011), yaitu adanya pengaruh yang signifikan antara
kepribadian dengan agresivitas pada dimensi Agreeableness, Neuroticism dan
Conscientiousness.. Namun penelitian yang sejalan dengan penulis hanya pada
dimensi Agreeableness saja yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara trait kepribadian terhadap agresivitas.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fauziah dan Mutiah (2014), dimensi
kepribadian agreeableness, extraversion, dan openness mempengaruhi secara
signifikan agresivitas anak Punk di Jabodetabek. Hal tersebut sejalan dengan
penelitian penulis bahwa dimensi agreeableness, extraversion memiliki pengaruh
yang signifiikan terhadap agresivitas seseorang, sedangkan pada dimensi
kepribadian Emotionality, Conscientiousness dan Openness tidak memiliki pengaru
yang siginifikan terhadap agresivitas.
Berdasarkan hasil penelitian penulis diemnsi kepribadian Honesty–
Humility memiliki pengaruh signifikan terhadap Agresivitas seseorang. Hal
tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Book, k, dan
Hosker (2012) menunjukkan bahwa Honesty– Humility terkait erat dengan
72
Agresivitas namun . Hal ini senada dengan penelitian penulis bahwa Honesty -
Humanity memiliki pengaruh yang signikian namun bertanda negatif, hal tersebut
memiliki arti bahwa semakin rendah nilai Honesty – Humanity maka akan semakin
Agresivitas, begitupun sebaliknya.
Variabel selanjutnya dari HEXACO yang dikemukakan oleh Fauziah dan
Muthia (2014) bahwa extraversion tidak memiliki pengaruh yang signifikan adalah
Variabel Extraversion. Hal ini menunjukkan bahwa variabel extraversion pada trait
kepribadian secara positif tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap
Agresivitas. Artinya, tidak ada pengaruh antara variabel extraversion pada trait
kepribadian terhadap Agresivitas. Hasil tersebut tidak sesuai dengan penelitian
penulis bahwa extraversion memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Agresivitas. Koefisien bertanda negatif, hal tersebut memiliki arti bahwa semakin
rendah nilai extraversion maka akan semakin tinggi perilaku Agressif.
Berdasarkan penelitian Conscientiousness digambarkan dengan individu
yang patuh, terkontrol, teratur, ambisius, berfokus pada pencapaian, dan disiplin
diri (Costa & McCrae dalam Cloninger, 2009). Hal ini senada dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Rahmatillah (2011) dan Fauziah dan Muthia
(2014) Variabel Conscientiousness secara negatif mempengaruhi Agresivitas.
Artinya, semakin tinggi variabel Conscientiousness maka semakin rendah
Agresivitas.
Hal tersebut sejalan dengan penelitian peneliti bahwa Consciousness tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Agresivitas mahasiswa demonstran.
73
Koefisien bertanda negatif, hal tersebut memiliki arti bahwa semakin rendah nilai
Consciousness maka akan semakin tinggi agresivitas mahasiswa demonstran.
Berdasarkan hasil penelitian penulis menunjukan bahwa konformitas
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Agresivitas mahaiswa demosntran.
Hasil tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Fajri (2013) bahwa ada
hubungan positif yang signifikan antara konformitas teman sebaya dengan
Agresivitas pada remaja. Senada dengan itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh
kurniawan dan rois (2009) juga menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara siswa yang terlibat tawuran dengan konfromitas kelompok.
Dua dimensi konformitas yaitu Informtaional Influence dan Normative
Influence memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Agresivitas mahasiswa
demonstran. Valiabel Informtaional Influence secara positif memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap Agresivitas mahasiswa demonstran. Semakin tendensi
menyesuaikan diri karena pengaruh informasi semakin tinggi tingkat Agresivitas
nya.
Penelitian Wilujeng & budiani (2012) menunjukan bahwa terdapat
pengaruh yang positif antara konformitas dengan agresivitas pada SMK PGRI 7
Surabaya. Menurut (Myers, 1988), bentuk perilaku conformitas terbagi Information
adalah melakukan suatu tindakan atau memiliki keinginan untuk melakukan hal
yang benar sesuai dengan lingkungannya karena pengaruh informasi, Normative
adalah melakukan suatu tindakan untuk menyesuaikan diri dengan norma sosial di
lingkungan atau standar kelompok agar kita diterima secara sosial.
74
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fajri (2013) bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara konformitas teman sebaya dengan Agresivitas pada remaja.
Senada dengan itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan dan Rois (2009)
juga menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara siswa yang
terlibat tawuran dengan konformitas kelompok teman sebaya. Dalam hal ini teman
sebaya sebagai lingkungannya dan mereka memiliki keinginan untuk melakukan
hal yang benar sesuai dengan lingkungannya karena pengaruh informasi (Informasi
Influence)
Hal tersebut mendukung penelitian yang dilakukan peneliti yaitu
Informational pada variabel Konformitas memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap Agresivitas. Arah positif dalam besaran koefisien menunjukan bahwa jika
semakin tinggi Informational Influence maka semakin maka semakin tinggi
Agresivitas, begitupun sebaliknya. Protes demontrasi dilakukan karena dorongan /
keinginan seseorang untuk melakukan hal yang benar sesuai dengan
lingkungannya, pada konteks ini demontrasi dibutuhkan untuk memnyuarakan
asprirasi mahasiswa yang merasa ketidak sesuaian dengan keyakinannya
Informational Influence memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Agresivitas. Arah positif dalam besaran koefisien menunjukan bahwa jika semakin
tinggi pengaruh informasi yang diterima maka semakin maka semakin tinggi
Agresivitas, begitupun sebaliknya.
Normative pada variabel Konformitas bahwa Normative Influence tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Agresivitas. . Arah positif dalam
75
besaran koefisien menunjukan bahwa jika semakin tinggi mengubah perilaku kita
untuk menyesuaikan diri dengan norma sosial di lingkungan atau standar kelompok
agar kita diterima secara sosial maka semakin tinggi Agresivitas.
Semakin besar kepercayaan kita terhadap informasi dan opini seseorang
dilingkungan, semakin mungkin kita menyesuaikan diri dengan lingkungan. Segala
sesuatu yang menginginkan kepercayaan kita terhadap orang lain dilingkungan
kemungkinan juga kan menaikkan konformitas kita. Yang menjadi penyeimbnag
keyakinan kepada lingkungan adalah keyakinan kita pada pandangan sendiri..
Tendensi yang dipengaruhi informasi, dan mengubah perilaku kita untuk
menyesuaikan diri dengan norma sosial di lingkungan. maka akan mempengaruhi
Agresivitas individu.
Menurut penelitian palinoan (2015) menunjukkan terdapat hubungan yang
kuat atau signifikan antara konformitas terhadap Agresivitas. Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan
terdapat hubungan antara konformitas dengan Agresivitas geng motor yang berda
di Samarinda. Konformitas yang terjadi pada geng motor di Samarinda tidak
senantiasa memiliki pengaruh yang kuat terhadap Agresivitas kelompok geng
motor, masih banyak faktor lain yang mempengaruhi Agresivitas kelompok geng
motor misalnya faktor bawaan, pola asuh, lingkungan, keluarga, dan pendidikan.
Timbulnya Agresivitas pada mahasiswa merupakan hasil interaksi atau
saling berhubungan antara berbagai macam faktor. Faktor yang mempengaruhi
Agresivitas seorang individu salah satunya adalah faktor kepribadian dan pengaruh
kelompok. Hal ini dikuatkan dengan hasil penelitian Franzoi (2003) menyebutkan
76
kepribadian juga mempengaruhi agresivitas seseorang. Selain faktor kepribadian,
faktor lain yang berpengaruh terhadap Agresivitas adalah konformitas kelompok
yang merupakan salah satu faktor sosial penyebab terjadinya Agresivitas.
Dari hasil penelitian ini perlu dilakukan analisis terhadap sumber error yang
menyebabkan terjadinya ketidaksesuaian antara hasil penelitian dengan teori.
Sampling error merupakan salah satu sumber yang dapat menimbulkan bias dalam
penarikan kesimpulan penelitian. Hal ini bisa disebabkan karena peneliti tidak turun
langsung untuk membagi angket dikarenakan akan mengganggu proses bekerja
pegawai. Sehingga angket atau kuesioner diserahkah sekertaris Badan Sumper
Daya Manusia untuk disebarkan. Hal tersebut bisa membuat responden tidak sesuai
dalam mengisi angket yang menyebabkan sebaran data atau jawaban tidak merata,
sehingga mempengaruhi hasil penelitian.
5.3 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyadari bahwa
masih terdapat banyak kekurangan selama proses penelitian berlangsung. Oleh
karenanya, peneliti memberikan beberapa saran untuk pertimbangan sebagai
penyempurnaan penelitian selanjutnya, baik berupa saran teoritis maupun saran
praktis.
Berdasarkan penelitian penelitian ini, peneliti sadar masih terdapat banyak
kekurangan atau keterbatasan. Maka dari itu, peneliti menguraikan saran menjadi
dua bagian, yaitu saran teoritis dan saran praktis, yang kiranya dapat menjadi
77
pertimbangan sebagai penyempurna untuk melakukan penelitian lain dengan
dependent variable yang sama.
Pada penelitian ini varians dari Agresivitas yang dijelaskan oleh HEXACO
dan Konformitas sebesar 50.3%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.
Sehingga peneliti menyarankan agar penelitian selanjutnya meneliti Agresivitas
pada Mahasiswa saat demosntrasi dengan variabel lain seperti emotional
intelegency, spiritualitas intelegency, dan sebagainya.
Peneliti selanjutnya juga diharapkan bisa langsung turun lapangan untuk
menghindari bias atau ketidaksesuaian respondendalam mengisi angket atau
kuesioner sehingga jawaban responden merata.
78
DAFTAR PUSTAKA
Adminnusa. (2018). Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Gelar Aksi Demo
“Jakarta Membara”. Nusantaranews86.com.
Amanda, A,A,A,N & Tobing, D, H. (2017). Hubungan konformitas dan kecerdasan
emosional terhadap agresivitas pada remaja madya di SMAN 7 Denpasar.
Jurnal Psikologi Udayana 2017, 4, 92-101. Program Studi Psikologi,
Fakultas Psikologi, Universitas Udayana ISSN: 2354 5607.
Ashton, M, C., Lee, K., Vries, R, E., Perugini, M., Gnisci, A., & Sergi, I. (2006).
The HEXACO model of personality structure and indigenous lexical
personality dimensions in Italian, Dutch, and English. Journal of Research in
Personality 40 (2006) 851–875.
Ashton, M,C., Lee, K., Perugini, M., Vries, R, E., Blas L, D., Boies, K., & Raad.
B, D. (2004). A six-factor structure of personality-descriptive adjectives:
solutions from psycholexical studies in seven languages. Journal of Personality
and Social Psychology Copyright 2004 by the American Psychological
Association, Inc. 2004, . 86, 356–366 0022-3514/04/$12.00 DOI:
10.1037/0022-3514.86.2.356
Ashton, Michael, C., Lee, K., & Vries, R, E. (2014). The HEXACO Honesty-
Humility, Agreeableness, and Emotionality Factors: A Review of Research and
Theory. Personality and Social Psychology Review 2014, . 18(2) 139–152
Azis, R., & Mangestuti, R. (2006). Pengaruh kecerdasan intelektual (IQ),
kecerdasan emosional (EI) dan kecerdasan spiritual (SI) terhadap agresivitas
pada mahasiswa UIN Malang. Jurnal Penelitian dan Pengembangan. 1, 1-
10.
Baron, R. A. & Byrne, D. 2003. Social Psychology. Boston: Allyn & Bacon
Baron, R. A., & Byrne, D. 2005. Social psychology: tenth edition. In R. Djuwita,
M. M. Parman, D. Yasmina, & L. P. Lunanta, Psikologi sosial: Edisi
Kesepuluh. Jakarta: Erlangga.
Bearden. 0. William, G. Richard & Teel . E. J. (2018) Netemeyer. Measurement of
consumer susceptibility to interpersonal influence. Journal of consumer
research * . 15.
Arsip BEM UNM. (2011). Pemberitahuan aksi demonstrasi. Makassar : Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Makassar.
Blogdetik.com. (2010). Retrieved November 13, 2013, from Blogdetik.com:
http:/kategori.blogdetik.com/2010/01/22/fakir-miskin-anak2-terlantar-tak-
dipelihara-negara/
79
Book, A. S., k, A. A., & Hosker, A. (2012). Adolescent bullying and personality:
An adaptive approach. Personality and Individual Differences, 52 (2), 218–
223. https://doi.org/10.1016/j.paid.2011.10.028
Buss, A. H. & Perry, M. (1992). The aggression questionnaire. Journal of
Personality and Social Psychology.
Cloninger, S. C. (2009). Theories of personality: understanding persons. United
State: Pearson Prentice Hall.
Mahfud, MD Moh. (1993). Demokrasi dan konstitusi di Indonesia. Yogyakarta;
Liberty.
Wildan, A. (2008). Hubungan antara religiusitas dengan agresivitas pada
mahasiswa. Skripsi. Malang : Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
Malang.
Culla, A. Suryadi. (1999). Patah tumbuh hilang berganti; sketsapergolakan
mahasiswa dalam politik dan sejarah Indonesia(1908-1998). Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
David, O.S. (1994). Psikologi sosial II. Jakarta : Erlangga. Davidoff, L.L. 1991.
Psikologi Suatu Pengantar Jilid II. Edisi Kedua. Alih bahasa : Mari Juniati.
Jakarta : Erlangga.
Dayakisni, T. (2003). Psikologi sosial. Malang : UMM Press.
De Vries, R. E. (2013). The 24-item brief hexaco inventory (BHI). Journal of
Research in Personality, 47, 871-880.
DetikNews. (2014). Demo BBM UIN Jakarta ricuh.
https://metro.sindonews.com/read/752257/31/demo-bbm-mahasiswa-uin-
jakarta-ricuh-1371746022
Fajri, N. (2013). Pengaruh self-esteem, kecerdasan emosi, dan konformitas teman
sebaya terhadap Agresivitas remaja. Skripsi.
Fauziah, S & Muthiah, D (2014). Pengaruh trait kepribadian big five dan
konformitas teman sebaya terhadap agresivitas anak punk di Jabodetabek.
Skripsi. UIN Syarief Hidayatullah Jakarta.
Helmi, A.F., & Soedarjo. (1998). Beberapa perspektif perilaku agresi. Buletin
Psikologi. 2, 9-15.
http://nusantaranews86.com/19036/mahasiswa-dan-kampus-uin-syarif-
hidayatullah-gelar-aksi-demo-jakarta-membara.html
80
Hungtington, P Samuel. (2001). Gelombang demokrasi ketiga. Jakarta: PT Pustaka
Grafiti.
Idris, F., Ismail, R., Trmizi, R.M., & Ibrahim, N. (2013). Hubungan personaliti
dengan tingkah laku agresif dalam kalangan remaja bertingkah laku berisiko
tinggi di malaysia. Universiti Kebangsaan Malaysia. Pusat Pemerkasaan
(PERKASA) Remaja.
Jumadi. (2009). Tawuran mahasiswa: Konflik sosial di Makassar. Makassar:
Rayhan Intermedia.
Khoirunnisa. (2012). Social sciences. Shvoong.com: http://id.shvoong.com/social-
sciences/education/2179550-macam-macam-anak-jalanan/
Klandermans, Bert. (2005). Protes dalam kajian psikologi sosial. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Koeswara, E. (1988). Agresi manusia. Bandung : PT Eresco. Poerwadarminta
,W.J.S. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Krahe, Barbara. (2005). Agresivitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.
Kurniawan, S., & Rois, A. M. (2009). Tawuran, prasangka terhadap kelompok
siswa sekolah lain, serta konformitas pada kelompok teman sebaya.
Kurtines dan Gerwitzs. (1992). Moralitas, perilaku moral, dan perkembangan
moral. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Lanang (2012). Mahasiswa uin jakarta ricuh. Berita kawanua.
http://beritakawanua.com/berita/nasional/demo-mahasiswa-uin-jakarta-
ricuh#sthash.DuOCYx2S.dpbs. Diakses tahun 2018.
Lee, K., & Ashton, M. C. (2012). Getting mad and getting even: agreeableness and
honesty–humility as predictors of revenge intentions. personality and
individual differences. 52(5), 596–600.
Leonard, B. (1993). Aggression: its causes, consequences, and control. New York:
McGraw-Hill, Inc.
Leonard, B. (1995). Agresi 1, sebab dan akibatnya. Jakarta: Pustaka Binaman
Pressindo.
Mahfud, MD Moh. (1993). Demokrasi dan konstitusi di indonesia. Yogyakarta:
Liberty.
81
Mendrarti, M. M., & Purwoko, H. (2008). Aneka sifat kekerasan fisik, simbolik,
birokratik, dan sturktural. Jakarta: Indeks.
Miles, M & Huberman, AM. (2007). Analisis data kualitatif: buku sumber tentang
metode- metode baru. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Mincol. (2013). Demo UIN Sunan Kalijaga ricuh, mahasiswa bakar ban di dalam gedung.
Diunggah pada Nov 6, 2013. http://uincommunity.com/2013/11/demo-uin-
sunan-kalijaga-ricuh-mahasiswa-bakar-ban-di-dalam-gedung
Myers, D.G.(1988). Social psychology .Tokyo: Mc Graw-Hill book company.
Noe. Wahyudin (2013). Perilaku kekerasan mahasiswa dalam menyampaikan
pendapat di muka umum melalui demonstrasi. Studi kasus mahasiswa di Kota
Makassar Dalam Kegiatan Demonstrasi. I (1).,43-54.
Palinoan, Lolang, Erick. (2015). Pengaruh konformitas dengan agresivitas pada
kelompok geng motor di Samarinda .eJournal Psikologi, 2015 ,4 (1) : 79-94
ISSN 0000-0000, ejournal.psikologi.fisip-unmul.org
Pranadji, T. (2008). Aksi unjuk rasa dan radikalisme serta penangannya dalam
alam demokrasi di Indonesia. Forum penelitian agro ekonomi. . 26, 132-143.
Rahayu, Minto. (2007). Pendidikan kewarganegaraan perjuangan menghidupi jati
diri bangsa. Jakart : PT. Gramedia.
Rahmatillah, A. (2011). Pengaruh tipe kepribadian big five sel-control dan
terhadap agresivitas satuan pamong praja Kota Tangerang. Skripsi.
Raillon, Francois. (1989). Politik dan ideologi mahasiswa indonesia, pembentukan
dan konsolidasi orde baru 1966-1974. Jakarta: LP3ES.
Rakhmatullah. (2013). Demo BBM mahasiswa UIN Jakarta ricuh.
Republika.co.id. (2013). Berita Nasional. Retrieved, from
Republika.co.id:http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabeknasi
onal/13/03/
Robbani, Saefuddin. (2016). Mass identification, social learning, trigger, tindakan
agresif, aksi demonstrasi mahasiswa. Articel
http://repository.unpad.ac.id/id/eprint/23047
Santoso, T. (2002). Teori-teori kekerasan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Santrock, J. W. 2007. Child development, Eleventh Edition. In M. &. Rachmawati,
Perkembangan anak, edisi ketujuh. Jakarta: Erlangga.
Santrock, J. W. 2012. Adolescence: Fourteenth Edition. New York: McGraw-Hill
82
Sarwono, S. W.& Meinarno, E. A. 2009. Psikologi sosial. Jakarta: Salemba
Humanika.
Sarwono, S.W. 1999. Psikologi sosial jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Satrio, Adi. (2005). Kamus ilmiah populer. Yogyakarta: Visi
Sears, D.O, Free, &Peplau, L.A. (2002). Psikologi sosial (edisi ke
12.).Jakarta:Erlangga
Tampubolon, H. Ester. (2013). Peran tipe-tipe big five personality terhadap
kecenderungan perilaku agresi pada mahasiswa Universitas HKBP
Nommensen Medan. Skripsi.
Tentama, F. 2013. Perilaku Anak Agresif: Asesmen dan Intervensinya. Kesehatan
masyarakat, 1.
Tyas, Nuraning, Asih. (2017). Hubungan antara kematangan emosi dan konformitas
dengan Agresivitas siswa kelas xi smk pelita nusantara 2 semarang tahun
pelajaran 2016/2017. Skripsi.
Wade, C., & Tavris, C. 2011. Psychology: Tenth Edition. United State: Pearson
Education, Inc.
Wade, C., & Tavris, C. 2011. Psychology: Tenth Edition. United State: Pearson
Education, Inc.
Webster. D. Gregory, 1. C. Nathan Dewall, 2 Richard S. Pond Jr.,3 Timothy
Deckman, 2 Peter K. Jonason, 4 Bonnie M. Le, 5 Austin Lee Nichols, 6
Tatiana Orozco Schember, 1 Laura C. Crysel, 7 Benjamin S. Crosier, 8 C.
Veronica Smith, 9 E. Layne Paddock, 10 John B. Nezlek, 11,12 Lee A.
Kirkpatrick, 11 Angela D. Bryan, 13 And Renee J. Bator14 . (2015). The brief
aggression questionnaire: structure, validity, reliability, and generalizability.
Journal of Personality Assessment, 0(0), 1–12
Webster. D. Gregory, C. Nathan DeWall , Richard S. Pond Jr. , Timothy Deckman
, Peter K. Jonason , Bonnie M. Le , Austin Lee Nichols6 , Tatiana Orozco
Schember1 , Laura C. Crysel1 , Benjamin S. Crosier1 , C. Veronica Smith7 ,
E. Layne Paddock8 , John B. Nezlek9,10, Lee A. Kirkpatrick9 , Angela D.
Bryan11, and Renée J. Bator. (2013). The brief aggression questionnaire:
psychometric and behavioral evidence for an efficient measure of trait
aggression. Aggressive Behavior. ume 9999, pages 1–20 (2013)
Wiggins, J. A., Wiggins, B. B., & Zanden, J. V. (1994). Social psychology: fifth
edition. United State: McGraw-Hill, Inc.
Yoedhanegara, Pradipa. (2005). Desentralisasi gerakan mahasiswa. Jakarta: DPP
Aliansi Wartawan Indonesia.
83
LAMPIRAN 1 : GAMBARAN DESCRIPTIVE STATISTIC VARIABLE
DAN KATEGORISASI
GAMBARAN DESCRIPTIVE STATISTIC VARIABLE
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
AGRESIVITAS 225 31.45 87.31 50.0000 9.17075
HONESTY 225 39.52 61.11 50.0000 5.00988
EMOTIONAL 225 32.39 70.43 50.0000 6.78935
EXTRAVERSION 225 26.04 65.56 50.0000 7.27990
AGREEABLENESS 225 29.24 69.48 50.0000 7.30026
CONSCIOUSNESS 225 25.65 64.66 50.0000 8.01216
OPENNESS 225 23.88 64.86 50.0000 7.37290
INFORMATIONAL_INFLUENC
E
225 29.86 77.49 50.0000 8.61126
NORMATIVE_INFLUENCE 225 27.69 67.56 50.0000 8.76458
Valid N (listwise) 225
KATEGORI SKOR VARIABLE
KATEGORI RUMUS
TINGGI X ≥ MEAN
RENDAH X < MEAN
KATEGORISASI AGRESIVITAS
AGRESIVITAS
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
RENDAH 108 48.0 48.0 48.0
TINGGI 117 52.0 52.0 100.0
Total 225 100.0 100.0
KATEGORISASI HONESTY HUMILITY
HONESTY HUMILITY
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
RENDAH 109 48.4 48.4 48.4
TINGGI 116 51.6 51.6 100.0
Total 225 100.0 100.0
KATEGORISASI EMOTIONAL
EMOTIONAL
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
RENDAH 113 50.2 50.2 50.2
TINGGI 112 49.8 49.8 100.0
Total 225 100.0 100.0
84
KATEGORISASI EXTRAVERSION
EXTRAVERSION
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
RENDAH 100 44.4 44.4 44.4
TINGGI 125 55.6 55.6 100.0
Total 225 100.0 100.0
KATEGORISASI AGREEABLENESS
AGREEABLENESS
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
RENDAH 106 47.1 47.1 47.1
TINGGI 119 52.9 52.9 100.0
Total 225 100.0 100.0
KATEGORISASI CONSCIOUSNESS
CONSCIOUSNESS
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
RENDAH 98 43.6 43.6 43.6
TINGGI 127 56.4 56.4 100.0
Total 225 100.0 100.0
KATEGORISASI OPENNES
OPENNESS
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
RENDAH 104 46.2 46.2 46.2
TINGGI 121 53.8 53.8 100.0
Total 225 100.0 100.0
KATEGORISASI INFORMATIONAL INFLUENCE
INFORMATIONAL INFLUENCE
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
RENDAH 111 49.3 49.3 49.3
TINGGI 114 50.7 50.7 100.0
Total 225 100.0 100.0
85
KATEGORISASI NORMATIVE INFLUENCE
NORMATIVE INFLUENCE
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
RENDAH 106 47.1 47.1 47.1
TINGGI 119 52.9 52.9 100.0
Total 225 100.0 100.0
MODEL SUMMERY ANALISIS REGRESI
ANALISIS REGRESI VARIABEL PENELITIAN (KESELURUHAN)
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .709a .503 .485 6.58355
a. Predictors: (Constant), Normative_Influence, Honesty, Consciousness,
Agreeablenes, Extraversion, Informational Influence, Emotional, Opennes
GAMBARAN SIGNIFIKAN KESELURUHAN INDEPENDENT VARIABLE
TABEL ANOVA PENGARUH KESELURUHAN IV THD DV
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 9476.891 8 1184.611 27.331 .000b
Residual 9362.108 216 43.343
Total 18838.999 224
A. Dependent Variable: Agresivitas
B. Predictors: (Constant), Normative_Influence, Honesty, Consciousness,
Agreeableness, Extraversion, Informational_Influence, Emotional, Openness
86
LAMPIRAN 2 : KOEFISIEN REGRESI IV DAN DV
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 42.389 10.669 3.973 .000
HONESTY -.236 .095 -.129 -2.495 .013
EMOTIONAL .063 .121 .046 .520 .604
EXTRAVERSION -.264 .107 -.210 -2.467 .014
AGREEABLENESS .219 .097 .174 2.242 .026
CONSCIOUSNESS -.145 .088 -.127 -1.659 .099
OPENNESS .085 .130 .068 .651 .515
INFORMATIONAL_INFL
UENCE
.406 .067 .381 6.087 .000
NORMATIVE_INFLUENC
E
.026 .055 .025 .473 .637
a. Dependent Variable: AGRESIVITAS
MODEL SUMMERY PROPOSI VARIANS SETIAP IV TERHADA DV
TABEL PROPORSI VARIAN IV
Model Summary
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .252a .064 .059 8.89400 .064 15.157 1 223 .000
2 .510b .261 .254 7.92149 .197 59.116 1 222 .000
3 .606c .367 .359 7.34408 .107 37.281 1 221 .000
4 .620d .384 .373 7.26407 .017 5.895 1 220 .016
5 .635e .403 .389 7.16871 .019 6.892 1 219 .009
6 .636f .405 .388 7.17324 .002 .724 1 218 .396
7 .709g .503 .486 6.57176 .098 42.731 1 217 .000
8 .709h .503 .485 6.58355 .001 .224 1 216 .637
A. Predictors: (Constant), Honesty
B. Predictors: (Constant), Honesty, Emotional
C. Predictors: (Constant), Honesty, Emotional, Extraversion
D. Predictors: (Constant), Honesty, Emotional, Extraversion, Agreeableness
E. Predictors: (Constant), Honesty, Emotional, Extraversion, Agreeableness, Consciousness
87
F. Predictors: (Constant), Honesty, Emotional, Extraversion, Agreeableness, Consciousness,
Openness
G. Predictors: (Constant), Honesty, Emotional, Extraversion, Agreeableness, Consciousness,
Openness, Informational_Influence
H. Predictors: (Constant), Honesty, Emotional, Extraversion, Agreeableness, Consciousness,
Openness, Informational_Influence, Normative_Influence
88
LAMPIRAN 3: SYNTAX DAN DIAGRAM PATH
Syntax Agresivitas
UJI VALIDITAS KONSTRUK AGRESIVITAS
DA NI=12 NO=225 MA=PM
LA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10
ITEM11 ITEM12
PM SY FI=AGRESIVITAS.COR
MO NX=12 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
AGRESIVITAS
FR TD 2 1 TD 11 10 TD 6 1 TD 8 7 TD 8 1 TD 12 10 TD 11 3 TD 11 2 TD 11 5
TD 10 9
FR TD 12 7 TD 10 8 TD 11 1 TD 8 5 TD 5 4 TD 6 2 TD 12 9 TD 3 1 TD 7 4
PD
OU SS TV MI
Diagram Path Agresivitas
89
Syntax dan Diagram Path Honesly - Humility
Syntax Honesly - Humility
UJI VALIDITAS KONSTRUK HONESTY HUMILITY
DA NI=4 NO=225 MA=PM
LA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4
PM SY FI=HH.COR
MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
HONESTY
PD
OU SS TV MI
Diagram Path Honesly – Humility
90
Syntax dan Diagram Path Emotionality
Syntax Emotionality
UJI VALIDITAS KONSTRUK EMOTIONALITY
DA NI=4 NO=225 MA=PM
LA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4
PM SY FI=EMO.COR
MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
EMOTIONALITY
FR TD 4 3
PD
OU SS TV MI AD=OFF IT=1000
Diagram Path Emotionality
91
Syntax dan Diagram Path Exaversion
Syntax Exaversion
UJI VALIDITAS KONSTRUK EXTRAVERSION
DA NI=4 NO=225 MA=PM
LA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4
PM SY FI=EXT.COR
MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
EXTRAVERSION
fr td 4 1
PD
OU SS TV MI
Diagram Path Exaversion
92
Syntax dan Diagram Path Agreeableness
Syntax Agreeableness
UJI VALIDITAS KONSTRUK AGREEABLENESS
DA NI=4 NO=225 MA=PM
LA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4
PM SY FI=AGREE.COR
MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
AGREEABLENESS
fr td 2 3
PD
OU SS TV MI
Diagram Path Agreeableness
93
Syntax dan Diagram Path Conscientiousness
Syntax Conscientiousness
UJI VALIDITAS KONSTRUK CONSCIOUSNESS
DA NI=4 NO=225 MA=PM
LA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4
PM SY FI=CONS.COR
MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
CONSCIOUSNESS
fr td 2 1
PD
OU SS TV MI
Diagram Path Conscientiousness
94
Syntax dan Diagram Path Openness
Syntax Openness
UJI VALIDITAS KONSTRUK OPENNESS
DA NI=4 NO=225 MA=PM
LA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4
PM SY FI=OPEN.COR
MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
OPENNESS
PD
OU SS TV MI
Diagram Path Openness
95
Syntax dan Diagram Informational Influence
Syntax Informational Influence
UJI VALIDITAS KONSTRUK INFORMATIONAL INFLUENCE
DA NI=6 NO=225 MA=PM
LA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6
PM SY FI=II.COR
MO NX=6 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
INFORMATIONAL
FR TD 3 1 TD 5 4 TD 3 2
PD
OU SS TV MI
Diagram Path Informational Influence
Lampiran 9 : Syntax dan Diagram Informational Influence
96
Syntax Normative Influence
UJI VALIDITAS KONSTRUK NORMATIVE INFLUENCE
DA NI=6 NO=225 MA=PM
LA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6
PM SY FI=NI.COR
MO NX=6 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
NORMATIVE
FR TD 3 1 TD 2 1 TD 6 2 TD 5 4
PD
OU SS TV MI
Diagram Path Normative Influence
97
LAMPIRAN 4 : INFORMED CONSENT
Informed Consent
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir, saya Zahra Zahronah, mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Islam negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, saat
ini sedang melakukan penelitian yang merupakan persyaratan untuk mencapai gelar
sarjana psikologi, memohon kesediaan saudara/i untuk mengisi kuesioner yang
akan diberikan. Hal ini dilakukan guna mendapatkan data acuan untuk penelitian
yang sedang saya jalani.
Dalam menjawab kuisioner ini tidak ada jawaban benar atau pun salah.
Oleh karena itu, saudara/i bebas menentukan jawaban yang paling sesuai dengan
kondisi diri saudara/i.
Saya sangat mengharapkan kerjasama saudara/i untuk mengisi seluruh
bagian dari kuesioner ini secara lengkap. Sesuai dengan kode etik penelitian, semua
jawaban yang saudara/i berikan DIJAMIN KERAHASIAANNYA dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian.
Terimakasih atas kerjasama dan kesediaan ibu/bapak untuk mengisi kuesioner.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Peneliti
Zahra Zahronah
Nama / Inisial :
Jenis Kelamin :
Fakultas :
Apakah pernah mengikut demonstrasi : YA / TIDAK
98
KUESIONER
Skala 1
Anda diminta untuk memilih salah satu pada setiap pernyataan dengan memberikan
tanda checklist (√). Pilihlah jawaban yang paling sesuai menggambarkan diri anda.
Keterangan:
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
NO PERNYATAAN STS TS S SS
1 Saya akan memukul jika saya di provokasi
2 saya akan melakukan apa saja, walaupun dengan
kekerasan Ketika sedang protes saat demonstrasi
3 Saya akan membalas orang lain yang memukul saya
terlebih dahulu
4 Saya akan menghujat demonstran lain yang memiliki
pandangan yang berbeda dengan saya
5 Jika saya sudah merasa terganggu oleh demonstran lain,
Saya akan mengancamnya
6 Teman-teman mengatakan bahwa saya suka mengejek
orang lain
7 Saya bukan orang yang pemarah
8 Ketika sedang terbawa suasana protes saat demonstrasi
saya kesulitan untuk mengontrol amarah
9 Saya suka menghindar dari tanggung jawab tanpa alasan
yang pasti
10 ketika protes saat demonstra lain membawa ancaman
saya akan merasa khawatir
11 Ketika sedang protes saat demonstrasi, saya merasa
demonstran dibelakang saya sedang membicarakan
(ngeolok-olok) saya
12 Saya mencurigai apa yang mereka (demonstran protes
lain) mau ketika berbuat baik kepada saya
99
Skala 2
Anda diminta untuk memilih salah satu pada setiap pernyataan dengan memberikan
tanda checklist (√). pilihlah jawaban yang paling sesuai menggambarkan diri anda.
Keterangan:
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
NO PERNYATAAN STS TS S SS
1 Saya bisa menahan dendam untuk waktu yang lama
2 Saya dapat mengendalikan amarah pada saat protes
demonstrasi
3 Saya tetap tidak ramah kepada seseorang yang jahat
kepada saya
4 Ketika sedang protes saat demonstrasi, tidak ada yang
mau mendengarkan teriakan saya
5 Saya takut merasakan sakit
6 Saya sulit untuk bertindak dengan menggunakan
kekerasan
7 Saya lebih memilih turun langsung ke jalanan untuk
protes demonstrasi dari pada kajian protes demonstrasi
8 Saya suka pekerjaan yang menguras emosi
9 Saya akan terus berteriak agar pendapat saya
didengarkan
10 Saya mudah bergaul dengan orang lain walaupun
dengan cara mengoloknya agar terlihat dekat
11 Saya lebih sensitif (baper) daripada orang lain
12 Selain menyalurkan aspirasi saya ikut protes saat
demonstrasi karena ada imbalan lainnya
13 Saya memiliki banyak imajinasi yang jahil
14 Saya akan melakukan apa saja untuk mencapai tujuan
15 Saya cenderung mudah ikut protes demonstrasi
16 Saya tidak suka berbicara kasar dengan orang lain
100
17 Saya mudah bergaul dengan siapa saja walaupun harus
berbicara kasar agar diterima oleh orang lain
18 Saya ingin menjadi orang yang ditakuti oleh orang lain
19 Saya suka orang dengan ide yang jahil
20 Saya sering berbicara kasar tanpa berfikir
21 Saya tetap tenang walaupun diperlakukan dengan tidak
baik
22 Saya jarang ceria
23 Saya akan terharu ketika mengikuti protes demonstrasi
24 Saya berhak memprotes atas apa yang seharusnya
menjadi hak saya
101
Skala 3
Anda diminta untuk memilih salah satu pada setiap pernyataan dengan memberikan
tanda checklist (√) pilihlah jawaban yang paling sesuai menggambarkan diri anda.
Keterangan:
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
NO PERNYATAAN STS TS S SS
1 Ketika protes saat demonstrasi saya ikut teriak-teriak
karena melihat teman saya
2 ketika protes demonstrasi saya mengikuti teman yang
berkata kasar
3 Saya mengikuti protes demonstrasi berdasarkan
rekomendasi teman saya
4 Saat mengikuti protes demonstrasi , Teman saya
mengharapkan saya menjadi orator
5 Saat mengikuti protes demonstrasi , saya ingin teman
terkesan ketika saya aktif menjadi orator
6 Saya merasa bangga memiliki kesamaan dengan teman
yang mengikuti protes demonstrasi dengan anarkis
7 Agar diterima oleh teman-teman, Saya ikuti mencaci
orang yang dituntut protes saat demonstrasi
8 teman-teman saya suka memanjat-manjat tembok saat
melakukan protes demonstrasi
9 Sebelum ikut berunjuk rasa (demo), saya sering
mengamati pendapat orang lain
10 Saya bertanya kepada teman saya yang lebih
berpengalaman mengikuti berunjuk rasa (demo)
11 Saya suka berkonsultasi dengan orang lain untuk
memastikan sebelum berunjuk rasa (demo)
12 Saya mendapat infromasi dari teman dan keluarga
tentang manfaat berunjuk rasa (demo)