pengaruh sumber-sumber stres kerja dan disiplin …

12
890 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk PENGARUH SUMBER-SUMBER STRES KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA ANGGOTA POLRES BINJAI SUMUT Emi Wakhyuni, Nurafrina Siregar, Lidya Ningsih Universitas Pembangunan Pancabudi/Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Medan Alamat Korespondensi : Jalan Jend. Gatot Subroto Km 4,5 (061) 30106056 Fax. (061) 8458077 E-mail: [email protected], [email protected] Abstrak Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan badan hukum yang dibentuk untuk pengamanan Negara. Di Indonesia ini memiliki 33 provinsi, maka terbagi pula suatu pengamanan Negara disetiap Provinsi. Untuk daerah Sumatera Utara yang berkotakan Medan, Markas Besar atau Polda yang di kepalai oleh Kapolda (Kepala Kepolisisan Daerah) memiliki banyak anak instansi atau Polres di bawah naungannya, salah satunya adalah Polres Binjai. Berdirinya Polres Binjai berawal pada tahun 2002 Bulan Oktober, setelah terjadi pemekaran pada Polres Langkat, maka terbentuklah Polres Binjai dengan 5 Polsek jajaran dan ditambah 3 Polsek wilayah Pemkab Langkat yang masuk dalam wilayah Hukum Polres Binjai yaitu : Polsek Binjai Kota, Polsek Binjai Utara, Polsek Binjai Selatan,Polsek Binjai Timur, Polsek Binjai Barat, Polsek Sei Bingai ( Kab. Langkat ), Polsek Selesai (Kab. Langkat ) dan Polsek Binjai ( Kab. Langkat ) . Polres Binjai memiliki 753 personil dengan Perwira 75 orang, Brigadir 635 orang dan PNS 43 orang. Setiap Polres memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing instansi, terutama terhadap beban kerja yang diberikan. Otomatis tingkat stres kerja yang dimiliki berbeda tergantung pada beban kerja. Dengan demikian, penelitian ini untuk menguji pengaruh sumber stres kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja anggota Polres Binjai di Binjai. Jenis penelitian ini digolongkan pada penelitian yang bersifat survey. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh personil Polres Binjai. Pemilihan sampel dengan menggunakan simple random sampling dengan jumlah responden 70 orang yaitu 10% dari jumlah keseluruhan personil. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer. Teknik pengumpulan data dengan menyebar kuesioner. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan bantuan Statistical Package For Social Science 16 (SPSS 16) . Kata kunci: disiplin kerja, kinerja, stres kerja, 1. PENDAHULUAN Instansi Pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan orang-orang yang dipilih secara khusus untuk melaksanakan tugas Negara sebagai bentuk pelayanan kepada orang banyak. Peran manusia dalam organisasi sebagai sumber daya manusia memegang peran penting sebagai penentu hidup matinya suatu organisasi, karena setiap individu yang ada menjadi penggerak dan penentu jalannya organisasi. Faktor sumber daya manusia ini merupakan elemen yang harus diperhatikan oleh setiap instansi, terutama bila mengingat bahwa instansi pemerintah yang berhubungan dengan pelayanan publik. Tetapi, menjalankan perintah atau sebagai suatu penggerak bukanlah hal yang begitu saja mudah dilakukan, ada beberapa faktor yang sering menjadi suatu penghambat atau penghalang salah satunya ialah stres kerja dan tingkat kedisiplinan yang tinggi. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang bertugas untuk melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat memiliki kedudukan penting baik dari segi perlindungan maupun tugasnya yang sangat penting, sehingga menyebabkan anggota kepolisian dituntut untuk kesetiaan dan ketaatan secara maksimal dalam menjalankan tugasnya. Bersikap siaga dan memberi pelayanan serta instruksi/perintah dari pimpinan menjadi suatu kewajiban yang sudah wajib dikerjakan setiap harinya. Dalam kegiatan rutinitas para anggota mulai dari apel pagi, pengaturan anak sekolah, kembali pada kegiatan pelayanan / kegiatan rutinitas sampai pada apel sore serta penjagaan piket setiap harinya sesuai jadwal yang telah ditentukan. Semua dilaksanakan pada tindakan disiplin, dalam pengawasan dilakukan oleh Provos. Adapaun bagian dalam Polres Binjai yaitu Sat Binmas, Sat

Upload: others

Post on 21-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH SUMBER-SUMBER STRES KERJA DAN DISIPLIN …

890 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

PENGARUH SUMBER-SUMBER STRES KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA ANGGOTA POLRES BINJAI SUMUT

Emi Wakhyuni, Nurafrina Siregar, Lidya Ningsih Universitas Pembangunan Pancabudi/Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Medan

Alamat Korespondensi : Jalan Jend. Gatot Subroto Km 4,5 (061) 30106056 Fax. (061) 8458077

E-mail: [email protected], [email protected]

Abstrak

Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan badan hukum yang dibentuk untuk pengamanan

Negara. Di Indonesia ini memiliki 33 provinsi, maka terbagi pula suatu pengamanan Negara

disetiap Provinsi. Untuk daerah Sumatera Utara yang berkotakan Medan, Markas Besar atau Polda

yang di kepalai oleh Kapolda (Kepala Kepolisisan Daerah) memiliki banyak anak instansi atau

Polres di bawah naungannya, salah satunya adalah Polres Binjai. Berdirinya Polres Binjai berawal

pada tahun 2002 Bulan Oktober, setelah terjadi pemekaran pada Polres Langkat, maka terbentuklah

Polres Binjai dengan 5 Polsek jajaran dan ditambah 3 Polsek wilayah Pemkab Langkat yang masuk

dalam wilayah Hukum Polres Binjai yaitu : Polsek Binjai Kota, Polsek Binjai Utara, Polsek Binjai

Selatan,Polsek Binjai Timur, Polsek Binjai Barat, Polsek Sei Bingai ( Kab. Langkat ), Polsek Selesai

(Kab. Langkat ) dan Polsek Binjai ( Kab. Langkat ) . Polres Binjai memiliki 753 personil dengan

Perwira 75 orang, Brigadir 635 orang dan PNS 43 orang. Setiap Polres memiliki peran dan

tanggung jawab masing-masing instansi, terutama terhadap beban kerja yang diberikan. Otomatis

tingkat stres kerja yang dimiliki berbeda tergantung pada beban kerja. Dengan demikian, penelitian

ini untuk menguji pengaruh sumber stres kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja anggota Polres

Binjai di Binjai. Jenis penelitian ini digolongkan pada penelitian yang bersifat survey. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh personil Polres Binjai. Pemilihan sampel dengan menggunakan

simple random sampling dengan jumlah responden 70 orang yaitu 10% dari jumlah keseluruhan

personil. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer. Teknik pengumpulan data

dengan menyebar kuesioner. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier

berganda dengan bantuan Statistical Package For Social Science 16 (SPSS 16).

Kata kunci: disiplin kerja, kinerja, stres kerja,

1. PENDAHULUAN

Instansi Pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan orang-orang yang dipilih

secara khusus untuk melaksanakan tugas Negara sebagai bentuk pelayanan kepada orang banyak.

Peran manusia dalam organisasi sebagai sumber daya manusia memegang peran penting sebagai

penentu hidup matinya suatu organisasi, karena setiap individu yang ada menjadi penggerak dan

penentu jalannya organisasi. Faktor sumber daya manusia ini merupakan elemen yang harus

diperhatikan oleh setiap instansi, terutama bila mengingat bahwa instansi pemerintah yang

berhubungan dengan pelayanan publik. Tetapi, menjalankan perintah atau sebagai suatu penggerak

bukanlah hal yang begitu saja mudah dilakukan, ada beberapa faktor yang sering menjadi suatu

penghambat atau penghalang salah satunya ialah stres kerja dan tingkat kedisiplinan yang tinggi.

Kepolisian Negara Republik Indonesia yang bertugas untuk melindungi, mengayomi dan melayani

masyarakat memiliki kedudukan penting baik dari segi perlindungan maupun tugasnya yang sangat

penting, sehingga menyebabkan anggota kepolisian dituntut untuk kesetiaan dan ketaatan secara

maksimal dalam menjalankan tugasnya. Bersikap siaga dan memberi pelayanan serta

instruksi/perintah dari pimpinan menjadi suatu kewajiban yang sudah wajib dikerjakan setiap

harinya.

Dalam kegiatan rutinitas para anggota mulai dari apel pagi, pengaturan anak sekolah, kembali

pada kegiatan pelayanan / kegiatan rutinitas sampai pada apel sore serta penjagaan piket setiap

harinya sesuai jadwal yang telah ditentukan. Semua dilaksanakan pada tindakan disiplin, dalam

pengawasan dilakukan oleh Provos. Adapaun bagian dalam Polres Binjai yaitu Sat Binmas, Sat

Page 2: PENGARUH SUMBER-SUMBER STRES KERJA DAN DISIPLIN …

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 891

Reskrim, Sat Narkoba, Sat Shabara, dan Sat lantas. Seluruh Satuan memiliki tugas dan tanggung

jawab yang berbeda, dalam tugas tersebut juga memiliki tingkat stres yang berbeda pula yang

ditentukan berdasarkan tugas pokok masing-masing satuan. Kondisi itu bila tidak disikapi dan

dikelola dengan baik oleh setiap anggota polisi maka dapat menimbulkan masalah baik untuk diri

sendiri maupun instansi. Diluar dari itu semua anggota Polisi tetap harus dituntut untuk melakukan

dan memberikan Kinerja yang sempurna/maksimal. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk memilih

penilitian ini dengan judul Pengaruh Sumber-sumber Stres Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap

Kinerja Anggota Polres Binjai di Binjai. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh sumber-sumber stres kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja anggota secara Parsial dan

Simultan.

Robbins & Judge (2013:368) menyatakan stress is a dynamic condition in which an individual

is confronted with an opportunity, demand, or resource related to what the individual desires and for

which the outcome is perceived to be both uncertain and important (stres adalah suatu kondisi

dinamis dimana seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait

dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan hasilnya dipandang tidak pasti dan penting).

Suwatno (2011:255) menyatakan bahwa stres kerja dapat timbul jika tuntutan pekerjaan tidak

seimbang dengan kemampuan untuk memenuhi tuntutannya tersebut sehingga menimbulkan stres

kerja dengan berbagi taraf. Uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa stres kerja adalah suatu

kondisi yang dapat memberikan dampak positif maupun negatif terhadap pegawai dalam

melaksanakan tugasnya dalam organisasi. Keberadaan stres kerja yang dialami oleh anggota tentu

saja tak dapat dipisahkan dari sumber-sumber penyebab stres kerja tersebut. Robbins menyatakan,

sumber stres kerja yang dialami oleh seorang karyawan setidaknya ada 3 (Robbins, 2007:372).

Sumber stres kerja tersebut adalah:

a. Tuntutan tugas. Merupakan faktor yang dikaitkan pada pekerjaan seseorang. Faktor ini mencakup

desain pekerjaan individu itu (otonomi, keragaman tugas, tingkat otomatisasi), kondisi kerja, dan tata

letak fisik. Makin banyak kesaling-tergantungan antara tugas seseorang dengan tugas orang lain,

maka makin potensial untuk terjadi stres. Pekerjaan dimana suhu, kebisingan, atau kondisi kerja yang

berbahaya dan sangat tidak diinginkan dapat menimbulkan kecemasan. Demikian juga bekerja dalam

suatu ruangan yang di penuhi dengan berkas, permasalahan dan pelayanan dalam situasi yang dimana

timbul masalah secara terus menerus. Secara lebih spesifik, tuntutan tugas masih dipengaruhi oleh

beberapa variabel. Variabel-variabel tersebut meliputi:

1) Ketersediaan sistem informasi

2) Kelancaran pekerjaan

3) Wewenang untuk melaksanakan pekerjaan

4) Peralatan yang digunakan dalam menunjang pekerjaan

5) Banyaknya pekerjaan yang harus dilaksanakan

b. Tuntutan peran. Tuntutan peran yakni stres kerja yang berhubungan dengan tekanan yang

diberikan pada seseorang sebagai suatu fungsi dari peran tertentu yang dimainkan dalam organisasi

tertentu. Konflik peran menciptakan harapan-harapan yang hampir pasti tidak dapat diwujudkan atau

dipuaskan. Jika hal itu sampai terjadi pada anggota maka dapat dipastikan anggota akan mengalami

ketidakjelasan mengenai apa yang harus dikerjakan. Pengukuran variabel tuntutan peran terdiri dari:

1) Kesiapan anggota dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan

2) Perbedaan antara pimpinan dengan anggota berkaitan dengan tugas harus dilaksanakan

3) Keterbatasan waktu dalam melaksanakan pekerjaan

4) Beban pekerjaan yang berat

c. Tuntutan pribadi. Tuntutan pribadi yaitu stres kerja yang terkait dengan tekanan yang diciptakan

oleh anggota lain atau rekan kerja. Kurangnya dukungan sosial dari rekan-rekan kerja dan hubungan

antar pribadi yang buruk dapat menimbulkan stres yang cukup besar, terutama antar anggota dengan

kebutuhan sosial yang tinggi. Pengukuran variabel tuntutan pribadi terdiri dari:

1) Hubungan dengan Pimpinan

2) Hubungan dengan sesama anggota

3) Hubungan dengan keluarga

4) Pengawasan yang dilakukan pimpinan (atasan)

5) Keahlian pengawas dalam mengawasi pekerjaan

Page 3: PENGARUH SUMBER-SUMBER STRES KERJA DAN DISIPLIN …

892 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

d. Kebebasan. Kebebasan yang diberikan kepada anggota belum tentu merupakan hal yang

menyenangkan. Ada sebagian anggota yang justru dengan adanya kebebasan membuat mereka

merasa ketidakpastian dan ketidakmampuan dalam bertindak. Hal ini dapat merupakan sumber stres

bagi seseorang.

e. Kesulitan. Kesulitan-kesulitan yang dialami dirumah, seperti ketidak- cocokan suami istri

masalah keuangan, perceraian dapat mempe-ngaruhi kinerja seseorang dan merupakan sumber

stres bagi seseorang.

Kata disiplin itu sendiri berasal dari bahasa Latin “discipline” yang berarti “latihan atau

pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat”. Menurut Fathoni (2009:172),

disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan dan norma-norma sosial

yang berlaku. Sedangkan H. Simamora (2006:610) menyatakan bahwa :”Disiplin adalah prosedur

yang mengoreksi atau menghukum bawahan karena melanggar peraturan dan prosedur. Disiplin

merupakan bentuk pengendalian diri pegawai dan pelaksaan yang teratur serta menunjukkan tingkat

kesungguhan tim kerja didalam suatu organisasi”. Menurut Sondang P.Siagian (2008: 304) dikatakan

bahwa terdapat dua jenis disiplin dalam organisasi, yaitu yang bersifat preventif dan korektif.

a. Pendisiplinan Preventif.

Pendisiplinan yang bersifat preventif adalah tindakan yang mendorong para anggota untuk taat

kepada berbagai ketentuan yang berlaku dan memenuhi standar yang telah ditetapkan. Artinya

melalui kejelasan dan penjelasan tentang pola sikap, tindakan dan perilaku yang diinginkan dari

setiap anggota organisasi diusahakan pencegahan jangan sampai para anggota berperilaku negatif.

b. Pendisiplinan Korektif.

Jika ada anggota yang nyata-nyata telah melakukan pelanggaran atas ketentuan-ketentuan yang

berlaku atau gagal memenuhi standar yang telah ditetapkan, kepadanya dikenakan sanksi disipliner.

Berat atau ringannya suatu sanksi tentunya tergantung pada bobot pelanggaran yang telah terjadi.

Artinya pengenaan sanksi diprakarsai oleh atasan langsung anggota yang bersangkutan, diteruskan

kepada pimpinan yang lebih tinggi dan keputusan akhir pengenaan sanksi tersebut diambil oleh

pejabat pimpinan yang memang berwenang untuk itu, Kapolres misalnya pada Instansi ini.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja pegawai

merupakan sikap atau tingkah laku yang menunjukkan kesetiaan dan ketaatan seseorang atau

sekelompok orang terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh instansi atau organisasinya baik

yang tertulis maupun tidak tertulis sehingga diharapkan pekerjaan yang dilakukan efektif dan efesien.

Menurut Alfred R. Lateiner dalam Imam Soedjono (2006: 67), umum-nya disiplin kerja dapat diukur

dari 3 indikator yaitu :

1.Disiplin waktu

Disiplin waktu disini diartikan sebagai sikap atau tingkah laku yang menunjukkan ketaatan terhadap

jam kerja yang meliputi : kehadiran dan kepatuhan pegawai pada jam kerja, pegawai melaksanakan

tugas dengan tepat waktu dan benar.

2.Disiplin Peraturan dan Berpakaian

Peraturan maupun tata tertib yang tertulis dan tidak tertulis dibuat agar tujuan suatu organisasi dapat

dicapai dengan baik. Untuk itu dibutuhkan sikap setia dari anggota terhadap komitmen yang telah

ditetapkan tersebut. Kesetiaan disini berarti taat dan patuh dalam melaksanakan perintah dari atasan

dan peraturan, tata tertib yang telah ditetapkan, serta ketaatan anggota dalam menggunakan

kelengkapan pakaian seragam kepolisian dari instansi.

3. Disiplin Tanggung Jawab Kerja

Salah satu wujud tanggung jawab anggota adalah penggunaan dan pemeliharaan peralatan

yang sebaik-baiknya sehingga dapat menunjang kegiatan kantor berjalan dengan lancar. Serta adanya

kesanggupan dalam menghadapi pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya sebagai seorang polisi

penegak hukum.

Kinerja apabila dikaitkan dengan performance sebagai kata benda (noun), maka pengertian

performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok

orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing

dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak

bertentangan dengan moral dan etika (Rivai & Basri, 2006; 309). Dilihat dari sudut pandang

ahli yang lain, Stephen Robbins yang diterjemahkan dalam Harbani Pasolong “Kinerja adalah

Page 4: PENGARUH SUMBER-SUMBER STRES KERJA DAN DISIPLIN …

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 893

hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan dibandingkan kriteria yang

telah ditetapkan sebelumnya,” Milner dalam Sutrisno (2011: 172), mengemukakan secara

umum dapat dinyatakan empat aspek dari kinerja, yaitu sebagai berikut :

1) Kualitas yang dihasilkan, menerangkan tentang jumlah kesalahan, waktu, dan ketepatan

dalam melakukan tugas.

2) Kuantitas yang dihasilakan, berkenaan dengan beberapa jumlah produk atau jasa yang

dapat dihasilkan.

3) Waktu kerja, menerangakan akan jumlah absen, keterlambatan, serta masa kerja yang

telah dijalani individu pegawai tersebut.

4) Kerja sama, menerangkan akan bagaimana individu membantu atau menghambat usaha

dari teman sekerjanya.

2. METODE

Pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang bersifat

kuantitatif bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dengan penelitian

maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan

mengontrol gejala, Rusiadi (2013 : 14). Penelitian ini dilakukan pada Polres Binjai yang beralamat

di Jalan Sultan Hasanuddin No.1 Binjai. Jadwal penelitian yang penulis lakukan di mulai dari bulan

November 2016 sampai dengan Februari 2017. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang

ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Populasi dibatasi

sebagai jumlah kelompok atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. Yang

menjadi populasi dalam penelitian ini adalah anggota Polres Binjai sebanyak ± 700 personil. Teknik

penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel Probability Sampling yaitu teknik

pengambilan sampel yang memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur

(anggota) populasi untuk menjadi sampel. Oleh karena itu, penulis membuat penetapan sampel

berdasarkan setiap Fungsi yang ada di dalam instansi dengan jumlah sebanyak 70 anggota/responden,

dimana pengambilan jumlah ini yaitu 10 % dari 700 = 70 responden.

Teknik yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu Kuesioner atau Angket. Pengertian

metode angket menurut Arikunto (2006:151) “Angket adalah pernyataan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi

atau hal-hal yang ia ketahui”. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis

kuantitatif melalui perhitungan statistik dengan menggunakan metode regresi linear

berganda (multiple Regression). Metode kuantitatif yaitu metode penulisan dengan cara

menyusun, mengklasifikasikan, menganalisa, dan menginter-prestasikan data sehingga

menjadi kesimpulan dalam analisis. Metode kuantitatif adalah untuk mengetahui pengujian

: Uji Validasi, Uji Realibilitas (kehandalan). Selain itu juga dilakukan Uji asumsi klasik

adalah pengujian asumsi-asumsi yang harus dipenuhi data analisis regresi linier berganda

yang berbasis ordinary least square (OLS) yang terdiri dari Uji Normalitas, Uji

Multikolinieritas, Uji Heteroskedastisitas. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui

hubungan dalam organisasi adalah dengan model persamaan analisis regresi linier berganda

adalah sebagai berikut : Y = α + b1x1 + b2x2 + €

Pengujian hipotesis menggunakan Uji Serempak F, Uji Parsial (t). Selanjutnya untuk melihat

seberapa besar tingkat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara

parsial digunakan koefisien determinasi (Kd) dengan rumus sebagai berikut :

Kd = r2 x 100%

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data karaktersitik responden dalam tabel dibawah ini menyajikan beberapa informasi umum

mengenai kondisi responden yang ditemukan di lapangan. Informasi yang disajikan antara lain jenis

kelamin jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan masa jabatan.

Page 5: PENGARUH SUMBER-SUMBER STRES KERJA DAN DISIPLIN …

894 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

Tabel 3.1 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Keterangan Jumlah (orang) Persentase (%)

Jenis Kelamin:

1. Laki-laki

2. Perempuann

57

13

81,42

18,58

Karakterisitik responden berdasarkan tingkat pendidikan :

Tabel 3.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Keterangan Jumlah (orang) Persentase (%)

Tingkat Pendidikan

1. SMA

2. D-3

3. S-1

53

3

14

75,71

4,29

20

Karakterisitik responden berdasarkan masa jabatan :

Tabel 3.3 Distribusi Responden Berdasarkan Masa Jabatan

Keterangan Jumlah (orang) Persentase (%)

Masa Jabatan

1. < 10 tahun

2. > 10 tahun

38

32

54,28

45,72

Adapun hasil dari uji validditas yang dilakjukan terhdapa masing-masing variabel akan

ditampilkan pada tabel-tabel berikut :

Tabel 3.4

Uji Validitas Variabel X1 (Stres Kerja)

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Butir 1 34.6429 25.537 .335 .694

Butir 2 33.7857 25.910 .440 .680

Butir 3 34.0571 26.373 .369 .690

Butir 4 33.8714 25.418 .426 .680

Butir 5 34.6714 24.572 .303 .704

Butir 6 34.2857 26.207 .366 .689

Butir 7 34.1714 23.361 .516 .661

Butir 8 34.3429 24.750 .347 .693

Butir 9 34.7000 24.706 .303 .704

Butir 10 33.9857 25.898 .391 .686

Tabel 3.5

Uji Validitas Variabel X2 (Disiplin Kerja)

Page 6: PENGARUH SUMBER-SUMBER STRES KERJA DAN DISIPLIN …

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 895

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Butir 1 38.9571 18.650 .732 .891

Butir 2 38.7143 20.207 .568 .901

Butir 3 38.8857 18.393 .694 .894

Butir 4 38.7714 18.730 .698 .893

Butir 5 38.8000 19.757 .562 .901

Butir 6 38.8286 18.898 .709 .892

Butir 7 38.9714 17.970 .761 .889

Butir 8 38.7857 19.069 .692 .894

Butir 9 38.8857 19.523 .610 .899

Butir 10 38.8143 19.951 .583 .900

Tabel 3.6

Uji Validitas Variabel Y (Kinerja)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

Butir 1 39.8857 11.088 .356 .725

Butir 2 39.9571 11.114 .349 .726

Butir 3 39.9857 11.058 .346 .727

Butir 4 39.9857 10.710 .320 .735

Butir 5 39.9000 11.164 .455 .713

Butir 6 40.0286 10.434 .483 .706

Butir 7 39.9857 10.855 .461 .711

Butir 8 40.0857 10.572 .459 .709

Butir 9 40.1143 10.653 .446 .712

Butir 10 39.9286 11.198 .367 .724

hasil uji reliabititas secara rinci ditampilkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.7 Uji Reliabilitas (X1) Stres Kerja

Tabel 3.8 Uji Reliabilitas (X2) Disiplin Kerja

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.710 10

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.905 10

Page 7: PENGARUH SUMBER-SUMBER STRES KERJA DAN DISIPLIN …

896 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

Tabel 3.9 Uji Reliabilitas (Y) Kinerja

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.740 10

Uji asumsi klasik dilakukan dengan Uji Normalitas yang digunakan untuk melihat normalitas

model regresi. Grafik uji normalitas dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 3 1 Uji Normalitas (Histogram)

Sumber : Hsum

Gambar 3.2 PP Plot Normalitas

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Uji multikoliniearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel independen penelitian, Apabila nilai tolerance > 1 dan VIF <

10, maka dinyatakan tidak ada korelasi sempurna antar variabel independen dan sebaliknya

(ghozali,2006). Pada tabel 4.10 di atas terlihat bahwa tidak ada variabel bebas yang memiliki

nilai VIF diatas 10, dan tidak ada juga yang mempunyai nilai tolerance kurang dari 0,1.

Dengan demikian dapat disimpulkan dalam model regresi tidak terjadi multikoliniearitas

antar variabel indenpenden tersebut.

Page 8: PENGARUH SUMBER-SUMBER STRES KERJA DAN DISIPLIN …

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 897

Tabel 4.10 Uji Multikoliniearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Correlations

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta

Zero-order Partial Part

Tolerance VIF

1 (Constant) 26.947 4.699 5.735 .000

x1 -.022 .068 -.034 -.327 .744 -.175 -.040 -.033 .938 1.066

x2 .425 .077 .568 5.512 .000 .576 .559 .550 .938 1.066

Pengujian heteroskedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui kebersamaan varian masing-masing

variabel independen X1 dan X2 terhadap variabel terikat (Y). Berdasarkan grafik scatterplot di atas

tampak bahwa titik-titik yang dihasilkan menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola atau

trend garis tertentu. Gambar di atas juga menunjukkan bahwa sebaran data ada disekitar titik 0. Hasil

pengujian ini menunjukkan bahwa model regresi ini bebas dari masalah heterokedastisitas.

Gambar 3.3 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas

4. KESIMPULAN

Kesimpulan menjelaskan apa yang diharapkan pada bagian Pendahuluan, serta kesimpul

an dari

Berdasarkan tabel 4.10 tersebut diperoleh regresi linier berganda sebagai berikut :

Y= 26.947 + (-.327) X1 + 5.512 X2 + €

Interpretasi dari persamaan regresi linier berganda adalah :

a. Jika segala sesuatu pada variabel-variabel bebas dianggap nol maka nilai kinerja (Y) adalah

sebesar 26.947 satuan.

b. Jika terjadi peningkatan Stress Kerja sebesar 1, maka kinerja (Y) akan menurun sebesar 327 satuan.

c. Jika terjadi peningkatan Disiplin Kerja sebesar 1, maka kinerja (Y) akan meningkat sebesar 5.512

satuan.

Signifikan Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara

simultan, pengujian dilakukan dengan membandingkan Fhitung dan Ftabel. Hasil pengolahan data

uji F di atas menunjukkan Fhitung = 16,729 dengan tingkat signifikansi 0,000a. Jika dibandingkan

dengan Ftabel pada tingkat kepercayaan 5% (α = 0,05) yang besarnya hanya 2,740 maka nilai Fhitung

(16,729) > Ftabel (2,740), sehingga dapat disimpulkan bahwa secara serempak atau simultan,

variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kinerja.

Tabel 4.11

Page 9: PENGARUH SUMBER-SUMBER STRES KERJA DAN DISIPLIN …

898 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 300.125 2 150.062 16.729 .000a

Residual 601.018 67 8.970

Total 901.143 69

a. Predictors: (Constant), x2, x1

b. Dependent Variable: y

Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen secara persial. Berdasarkan tabel diatas, maka uji hipotesis dapat disimpulkan :

1) Stress kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja.

Hasil analisis dari tabel dan nilai signifikan 0,744 > α 0,05. Hal ini menunjukan bahwa stress kerja

(X1) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karena thitung (-.327) < ttabel

(1,994) serta nilai signifikansinya diatas 5%, sehingga hipotesis dalam penelitian ini ditolak. Menurut

S. Siagian (2009:300) stres merupakan kondisi ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan

pikiran, dan kondisi fisik seseorang. Maka dapat disimpulkan bahwa tinggi atau rendahnya tingkat

sumber-sumber stres maka akan tetap meningkatkan hasil kinerja.

2) Disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja.

Hasil analisis dari tabel nilai signifikansi 0,000 < α 0,50. Hal ini menunjukkan bahwa disiplin kerja

(X2) secara persial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karena thitung (5,512) > ttabel (1,994)

serta nilai signifikansi dibawah 5%, sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima. Disiplin adalah

kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku

(Fathoni, 2009:172), maka dapat disimpulkan dalam hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

semakin tingginya tingkat disiplin kerja anggota akan semakin meningkatkan kinerja.

Page 10: PENGARUH SUMBER-SUMBER STRES KERJA DAN DISIPLIN …

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 899

Tabel 4.12

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Correlations

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta

Zero-

order Partial Part

Tolera

nce VIF

1 (Constant) 26.947 4.699 5.735 .000

x1 -.022 .068 -.034 -.327 .744 -.175 -.040 -.033 .938 1.066

x2 .425 .077 .568 5.512 .000 .576 .559 .550 .938 1.066

a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi yang terlihat dari tabel di bawha ini, besarnya R Square

adalah 0,333. Hal ini mengindikasikan bahwa kontribusi variabel independen (stres kerja dan disiplin

kerja) dengan variabel dependen (kinerja) adalah sebesar 33,3 % (erat). Sedangkan nilai Adjusted R

Square sebesar 0,313 berarti bahwa 31,3% faktor-faktor kinerja dapat dijelaskan oleh sumber-sumber

stres dan disiplin kerja sedangkan sisanya 68,7 % ditentukan oleh faktor lain di luar model yang

tidak terdeteksi dalam penelitian ini.

Tabel 4.43

Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R

R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

Durbin-

Watson

R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .577a .333 .313 2.99507 .333 16.729 2 67 .000 1.641

a. Predictors: (Constant), x2, x1

b. Dependent Variable: y

Berdasarakan hasil pengolahan data yang dilakukan di atas maka dapat dijelaskan adanya pengaruh

variabel – variabel X dengan varibel Y yaitu sebagia berikut :

1. Pengaruh Stres Kerja terhadap Kinerja

Dari hasil perhitungan regresi, maka diperoleh nilai koefisien regresi untuk Stres Kerja dengan hasil

probabilitas signifikannya 0,744 > α 0,05. Disimpulkan bahwa Stres Kerja tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap Kinerja.

Page 11: PENGARUH SUMBER-SUMBER STRES KERJA DAN DISIPLIN …

900 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

Orang-orang yang mengalami stres bisa nervous dan merasakan kekhawatiran kronis. Mereka sering

menjadi mudah marah dan agresif, tidak dapat rileks, atau menunjukkan sikap yang tidak kooperatif

(Rivai, 2010).

Hasil penelitian tentang kualitas kinerja ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh Ray Aprial Munandar “ Pengaruh Stres Kerja dan Budaya Organisasi

serta Kepuasan Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai di Badan Penyelengara Jaminan sosial

(BPJS) Kesehatan kantor Cabang Utama Medan (Program studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu

Manajemen Angkatan 2016 Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Panca Budi)” yang

menyatakan bahwa variabel stres kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja Pegawai Badan

penyelenggara jaminan sosial (BPJS) kesehatan kantor cabang utama medan.

Dengan teori yang dikemukakan di/atas dan hasil penelitian sebelumnya tersebut mendukung temuan

atau hasil penelitian tentang stres kerja yang tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja secara

parsial.

2. Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja

Dari hasil perhitungan regresi maka diperoleh nilai koefisien regresi untuk disiplin kerja probabilitas

signifikannya 0,000 < 0,05 disimpulkan bahwa disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap

kinerja.

Penelitian ini sejalan dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Ray Aprial Munandar “ Pengaruh Stres Kerja dan Budaya Organisasi serta Kepuasan

Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai di Badan Penyelengara Jaminan sosial (BPJS)

Kesehatan kantor Cabang Utama Medan (Program studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Manajemen

Angkatan 2016 Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Panca Budi)” yang menyatakan bahwa

variabel budaya organisasi lebih dominan berpengaruh daripada variabel stres kerja.

3. Pengaruh Stres Kerja dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja secara Simultan.

Hasil pengolahan data uji F menunjukkan signifikan pada level 0,000 < 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa secara serempak atau simultan, variabel independen berpengaruh terhadap

variabel dependen yaitu kinerja.

Penelitian ini sejalan dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Ray Aprial Munandar “ Pengaruh Stres Kerja dan Budaya Organisasi serta Kepuasan

Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai di Badan Penyelengara Jaminan sosial (BPJS)

Kesehatan kantor Cabang Utama Medan (Program studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Manajemen

Angkatan 2016 Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Panca Budi)” yang menyatakan bahwa

pengaruh Stres Kerja, Budaya Organisasi, dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja secara simultan.

4. KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan penulis pada Polres Binjai di Binjai, maka

penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Stres kerja dan disiplin kerja secara simultan atau serempak berpengaruh signifikan terhadap

kinerja di Polres Binjai dengan nilai Fhitung (16,729) > Ftabel (2,740) dengan tingkat signifikansi

0,000a.

2. Stres kerja secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja di Polres Binjai dengan

nilai thitung (-.327) < ttabel (1,994) serta nilai signifikansinya diatas 5%,

3. Disiplin kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja di Polres Binjai dengan

nilai (5,512) > ttabel (1,994) serta nilai signifikansi dibawah 5%.

4. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,313 berarti bahwa 31,3% faktor-faktor kinerja dapat

dijelaskan oleh sumber-sumber stres dan disiplin kerja sedangkan sisanya 68,7 % ditentukan

oleh faktor lain di luar model yang tidak terdeteksi dalam penelitian ini.

B. Saran

Berdasarkan hasil simpulan di atas, penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi instansi/kesatuan, untuk lebih memperhatikan tingkat stres kerja dan disiplin kerja para

anggota Polres Binjai dengan menerapkan beberapa program dan kegiatan yang dapat

mengurangi tingkat stress kerja seperti kegiatan kerohanian, olahraga, sharing session dan

Page 12: PENGARUH SUMBER-SUMBER STRES KERJA DAN DISIPLIN …

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 901

bimbingan, coaching dan konseling serta untuk meningkatkan disiplin kerja dengan

meningkatkan pengawasan dan menerapkan program punish and reward kepada seluruh

anggota. Diaharapkan dengan program-program tersebut tingkat stres kerja dapat tusurn dan

disiplin kerja serta kinerja dapat meningkat.

2. Bagi peneliti berikutnya, diharapkan dapat meneliti kembali variabel stres kerja, disiplin kerja

maupun variabel-variabel lain diluar variabel ini agar memperoleh hasil yang lebih bervariatif.

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal:

.Munandar, Ray Aprial (2015). Pengaruh Stres Kerja dan Budaya Organisasi serta

Kepuasan Kerja Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Di Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) Kesehatan Kantor Cabang Utama Medan. Universitas Pembangunan Panca

Budi.

[1] Siti Nurhendar (2007). Pengaruh Stres Kerja dan Semangat Kerja terhadap Kinerja

karyawan pada CV.Aneka Ilmu. Semarang.

[2] Zesbendri, Anik Ariyanti, 2009. Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai pada

Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. Skripsi Program Strata Satu Manajemen

STIE IP WIJAYA.

Buku :

[1] Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

[2] Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara

[3] Bernardin dan Russel (dalam Ruky, 2006:15) Pengertian Kinerja diakses dari

http://teorionline.wordpress.com/category/kumpulan - teori/msdm/ diakses pada tanggal

11 oktober 2011.

[4] Byars, Llloyd L dan Rue, Leslie W. 2006. Human Resource Management, 8 edition

MCGraw -Hill, Irwin.

[5] Fathoni, A. 2006. Organisasi dan Manajemen. Penerbit Rineke Cipta. Jakarta.

[6] Rivai, Veithzal dan Basri. 2006. Performance Appraisal: Sistem Yang Tepat Untuk

Menilai Kinerja Karyawan Dan Meningkatkan daya Saing Perusahaan. Rajagrafindo

Persada. Jakarta

[7] Robbins SP, dan Judge. 2007. Perilaku Organisasi, Jakarta: Salemba Empat.

[8] Robbins, Stephen P dan Timothy A. Judge. 2013. Organizational Behavior. 15th

[9] Rusiadi. Et al. (2013). Metode Penelitian Manajemen. Akuntansi. dan Ekonomi

Pembangunan. Medan : USU Press.

[10] Simamora, Henry. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 2, STIE YKPN.

Yogyakarta.

[11] Siagian, S.P. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Satu. Cetakan Ketujuh

belas. Bumi Aksara. Jakarta.