pengaruh sistem pengendalian internal, audit effort, absolute level...
TRANSCRIPT
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT
EFFORT, ABSOLUTE LEVEL OF TOTAL ACCRUAL, DAN
LEVERAGE TERHADAP AUDIT DELAY DENGAN UKURAN
PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat - Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Ibrahim Esandika
NIM:1112082000013
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
ii
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT
EFFORT, ABSOLUTE LEVEL OF TOTAL ACCRUAL, DAN
LEVERAGE TERHADAP AUDIT DELAY DENGAN UKURAN
PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat - Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Ibrahim Esandika
NIM:1112082000013
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
iii
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT
EFFORT, ABSOLUTE LEVEL OF TOTAL ACCRUAL DAN
LEVERAGE TERHADAP AUDIT DELAY DENGAN UKURAN
PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Ibrahim Esandika
NIM: 1112082000013
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
Yulianti, SE.,M.Si.
NIP.19820318 201101 2 011
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
iv
Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Audit
Effort,Absolute Leve of Total Accrual, dan Leverage
terhadap Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan Sebagai
Variabel Moderasi
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini selasa 9 agustus 2016 telah dilaksanakan ujian komprehensif atas
mahasiswa/i:
1. Nama : Ibrahim Esandika
2. NIM : 1112082000013
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi :
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka dipastikan bahwa
mahasiswa/i tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Syarif
Hidayattullah Jakarta.
Jakarta, 9 Agustus 2016
1. Fitri Yani Jalil, SE., M.Sc.
NIP: -
2. Husnul Khotimah,SE.,MS.AK
NIP: - (____________)
Penguji 2
v
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Kamis, 20 Oktober 2016 telah dilakukan Ujian Skripsi atas
mahasiswa/i:
1. Nama : Ibrahim Esandika
2. NIM : 1112082000013
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Sistem Pengendalian Interna, Audit Efforrt,
Absolute Level of Total Accrual, dan Leverage Terhadap
Audit Delay Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel
Moderasi.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa /i
tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 20 Oktober 2016
1. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA (_________________)
NIP: 19760924 200604 2 002 Ketua
2. Yulianti, SE., M.Si (_________________) NIP: 19820318 201101 2 011 Sekretaris
3. Reskino, SE., M.Si., Ak., CA (_________________) NIP: 19740928 200801 2 004 Penguji Ahli
4. Yulianti, SE., M.Si (__________________) NIP: 19820318 201101 2 011 Pembimbing I
vi
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : : Ibrahim Esandika
NIM :: : 1112082000013
Jurusan : : Akuntansi
Fakultas : : Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya
ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, September 2016
Yang Menyatakan,
(Ibrahim Esandika)
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Ibrahim Esandika
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 16 Maret 1995
3. Alamat : Jl. Kalimulya, RT 01 RW 03, Depok,
Cilodong
4. Telepon : 087885365845
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD Islam Amarlilis Tahun 2000-2006
2. SMP Bintara Tahun 2006-2009
3. SMA Bintara Tahun 2009-2012
4. S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012-2017
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Rohis SMA Bintara
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Djoko Wiyono
2. Ibu : Wawaimuli Arozal
viii
3. Anak ke- : pertama dari dua bersaudara
ix
THE INFLUENCE OF INTERNAL CONTROL SYSTEM, AUDIT
EFFORT, ABSOLUTE LEVEL OF TOTAL ACCRUAL, AND
LEVERAGE ON AUDIT DELAY WITH COMPANY SIZE AS
MODERATING VARIABLE
ABSTRACT
The purpose of this research was found evidences regarding the influence
of internal control system, audit effort, absolute level of total accrual and leverage
on audit delay. This also examined whether the company size can make strong or
weak the influence of internal control system, audit effort, absolute level of total
accrual and leverage on audit delay.
The sample of this research used manufacture industry which listed in
Indonesia Stock Exchange during 2013-2015 period. The number of manufacture
industries were consisted of 137 companies with 3 years observation. This research
based on purposive sampling method. The total of research samples are 147
financial statements. Hypothesis in this research are tested by multiple regression
analysis and MRA (Moderated Regression Analysis).
The results of this research indicated that internal control system, absolute
level of total accrual and leverage did not give influence to audit delay. Audit effort
give influence to audit delay. This research did not found envidence that interaction
between internal control system and company size gave influence to audit delay as
well as the interaction between absolute level of total accrual and company size did
not give influence to audit delay, and the interaction between leverage and
company size did not give influence to audit delay. This reasearch did found
envidence that interaction between audit effort and company size gave influence to
audit delay.
Keyword: Internal Control System, Audit effort, Absolute Level of Total Accrual,
Leverage, Audit Delay, Company Size
x
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT
EFFORT, ABSOLUTE LEVEL OF TOTAL ACCRUAL DAN
LEVERAGE TERHADAP AUDIT DELAY DENGAN UKURAN
PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti mengenai pengaruh sistem
pengendalian internal, audit effort, absolute level of total accrual dan leverage
terhadap audit delay. Penelitian ini juga menguji apakah ukuran perusahaan dapat
memperkuat atau memperlemah pengaruh sistem pengendalian internal, audit
effort, absolute level of total accrual dan leverage terhadap audit delay.
Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia selama periode 2013-2015. Jumlah perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel penelitian adalah 137 perusahaan dengan pengamatan selama 3 tahun. Penelitian ini berdasarkan purposive sampling. Total sampel penelitian ini adalah 147 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelit ian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda dan MRA (Moderated Regression
Analysis).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sistem pengendalian interna l,
absolute level of total accrual dan leverage tidak berpengaruh terhadap audit delay. Audit effort berpengaruh terhadap audit delay. Penelitian ini tidak menemukan bukti bahwa interaksi antara sistem pengendalian internal dengan ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap audit delay sama halnya dengan interaksi antara absolute level of total accrual dengan ukuran perusahaan terhadap audit delay, dan interaksi antara leverage dengan ukuran perusahaan terhadap audit delay. Penelit ian ini menemukan bukti mengenai interaksi antara audit effort dengan ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap audit delay.
Kata kunci : sistem pengendalian internal, audit effort, absolute level of total
Accrual, leverage, audit delay, ukuran perusahaan
xi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pengaruh Sistem Pengendalian Internal , Audit Effort, Absolute
Level Of Total Accrual dan Leverage terhadap Audit Delay dengan Ukuran
Perusahaan sebagai Variabel Moderasi” dengan lancar. Shalwat serta salam
senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, teladan bagi setiap
manusia di bumi Allah.
Skripsi ini merupakan tugas yang diselesaikan sebagai syarat guna meraih
gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu
tersusunnya skripsi ini terutama kepada:
1. Kedua orang tua (Mami dan Bapak) yang selalu mendukung penulis dalam hal
pendidikan.
2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Yessy Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Yulianti, SE., M.Si selaku dosen pembimbing yang bersedia meluangkan
waktu, serta dengan sabar memberikan pengarahan dan bimbingan dalam
penulisan skrispsi ini.
6. Seluruh staf pengajar dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah banyak memberikan bantuan kepada penulis.
7. Teman-teman Forum Komunikasi Akuntansi (Forkast) 2012 yang banyak
memberikan pelajaran berharga terhadap penulis.
xii
8. Teman-teman KKN Bebas yang telah bersamasama melewati sebulan KKN
penuh kebersamaan.
9. Teman-teman sahabat selama di kampus. Terima kasih atas setiap waktu
terbaik yang pernah kita lewati. Semoga Allah memberikan satu jalan kepada
kita, jalan kesuksesan.
Akhir kata, penulis sadar bahwa skripsi ini masih perlu banyak saran dan
masukan yang membangun dari para pembaca. Penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Depok, September 2016
Ibrahim Esandika
xiii
DAFTAR ISI
COVER
COVER DALAM ................................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI.................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI......................................................v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................ vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................ viii
ABSTRACT ............................................................................................................ ix
ABSTRAK...............................................................................................................x
KATA PENGANTAR .......................................................................................... xii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiiii
DAFTAR TABEL................................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ................................................................................ 11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 14
A. Teori yang berkenaan dengan variabel yag diambil ............................... 14
1. Teori Agensi (Agency Theory) ......................................................... 14
2. Teori Sinyal (Signalling Theory) ..................................................... 15
3. Audit Delay ...................................................................................... 16
4. Sistem Pengendalian Internal........................................................... 17
5. Audit Effort........................................................................................ 20
6. Absolute Level of Total Accrual....................................................... 21
7. Leverage........................................................................................... 23
8. Ukuran Perusahaan .......................................................................... 24
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................ 26
xiv
C. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 30
D. Perumusan Hipotesis............................................................................... 31
1. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal terhadap Audit Delay........ 31
2. Pengaruh Audit Effort terhadap Audit Delay ................................... 31
3. Pengaruh absolute level of total accrual terhadap audit delay ........ 32
4. Pengaruh leverage terhadap audit delay .......................................... 33
5. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal dengan Audit Delay dengan
Ukuran Perusahaan sebagi Moderasi ............................................... 34
6. Pengaruh Audit Effort terhadap Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan
sebagai Moderasi.............................................................................. 35
7. Pengaruh Absolute Level of Total Accrual terhadap Audit Delay
dengan Ukuran Perusahaan sebagai Moderasi................................. 36
8. Pengaruh Leverage terhadap Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan
sebagai Moderasi.............................................................................. 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 39
A. Ruang Lingkup Penelitian....................................................................... 39
B. Metode Penentuan Sampel...................................................................... 39
C. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 40
D. Metode Analisis Data.............................................................................. 41
1. Analisis Statistik Deskriptif ............................................................. 41
2. Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 41
3. Koefisien Determinasi (Adj R2) ....................................................... 44
4. Uji Hipotesis .................................................................................... 44
5. Moderated Regression Analysis (MRA).......................................... 45
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ........................................................ 47
1. Variabel Bebas ................................................................................. 47
2. Variabel Terikat ............................................................................... 49
3. Variabel Pemoderasi ........................................................................ 50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 54
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................... 54
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ................................................................ 55
xv
1. Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................................. 55
2. Hasil Statistik Deskriptif .................................................................. 62
3. Hasil Koefisien Determinasi (R2) .................................................... 64
4. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 77
A. Kesimpulan ............................................................................................. 77
B. Saran........................................................................................................ 78
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 79
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................. 83
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Jumlah Perusahaan Terdaftar di BEI yang terlambat Menyampaikan
Laporan Keuangan Periode 2010-2014..................................................4
Tabel 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu............................................................26
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel......................................51
Tabel 4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian.....................................................54
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas: Kolmogorov Smirnov dengan 312 Sampel...........56
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov Smirnov........................57
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikoloniaritas dengan Uji VIF............................................59
Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskesdasitas dengan Uji Glejser.....................................60
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi:Run Test.............................................................62
Tabel 4.7 Statatistik Deskriptif...............................................................................63
Tabel 4.8 Hasil Koefisien Determinasi..................................................................65
Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Individual : Uji t.................................................66
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Skema Kerangka Pemikiran...............................................................30
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas dengan grafik Histogram..................................58
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas dengan P-Plot...................................................58
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskesdasitas dengan grafik Scatterplot.......................61
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Perusahaan Maufaktur yang Menjadi Sampel..........................84
Lampiran 2 Hasil Perhitungan................................................................................86
Lampiran 3 Hasil Output SPSS.............................................................................100
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan sarana utama yang digunakan oleh
perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan perusahaan kepada pihak
luar. Menurut Baridwan (2004: 17), laporan keuangan adalah ringkasan proses
pencatatan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun
buku yang bersangkutan.
Tujuan laporan keuangan adalah sebagai media bagi perusahaan untuk
mengkomunikasikan berbagai informasi dan pengukuran secara ekonomis
mengenai kinerja keuangan perusahaan, perubahan posisi keuangan, arus kas
serta sumber daya yang dimiliki perusahaan kepada berbagai pihak yang
mempunyai kepentingan terhadap informasi tersebut. Laporan keuangan
sebaiknya dibuat dan dipublikasikan sesegera mungkin agar tidak
mempengaruhi kapasitasnya dalam mempengaruhi pengambilan keputusan
para pemakainya. Perusahaan diharapkan untuk tidak menunda penyajian
laporan keuangan yang dapat menyebabkan manfaat informasi disajikan
menjadi berkurang (Sa’adah, 2013).
Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan audit
(timeliness) merupakan syarat utama bagi peningkatan harga pasar saham
perusahaan-perusahaan go public. Timeliness adalah karakteristik yang penting
dalam sistem informasi akuntansi, karena ketepatan waktu penyampaian
laporan mengacu pada informasi yang lebih berguna untuk pengambilan
2
keputusan. Audit delay dapat mempengaruhi ketepatan waktu informas i
laporan keuangan dikeluarkan (Asthon, 1987). Maka dari itu audit delay
merupakan determinan yang penting dalam penelitian yang berhubungan
dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan atau timeliness
(Givoly dan Palmon, 1982). Ketepatan waktu penyampaian laporan keuagan
merupakan bagaian terpenting dalam fungsi dari capital market, selain itu dapat
mengurangi asimetri informasi dan mempertajam pengambilan keputusan yang
lebih efektif.
Menurut Givoly dan Palmon (1982) Informasi yang diperlukan oleh
pihak-pihak yang berkepentingan dapat bermanfaat bilamana disajikan secara
akurat dan tepat pada saat dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan, namun
informasi tidak lagi bermanfaat bila tidak disajikan secara akurat dan tepat
waktu. Nilai dari ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan faktor
penting bagi kemanfaatan laporan keuangan tersebut. Regulator memandang
Perlu menentukan suatu regulasi yang mengatur batas waktu penerbitan laporan
keuangan yang harus dipenuhi oleh setiap emiten (Wirakusuma, 2004).
Sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap masyarakat, khususnya
investor dan calon investor perusahaan yang terdaftar di BEI wajib menerbitkan
laporan leuangan pada setiap akhir periode akuntansi. Proses audit yang
dilakukan untuk perusahaan - perusahaan yang go public tidaklah mudah,
karena dibutuhkan waktu yang lama, sehingga menyebabkan pengumuman
laporan keuangan menjadi tertunda. Dalam pelaksanaannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. Hal ini
3
menjadi tanggung jawab yang besar untuk auditor agar bekerja secara lebih
profesional sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik, karena auditor
harus memberikan opini atas laporan keuangan tersebut (Mulyadi, 2006).
Semakin cepat informasi laporan keuangan dipublikasikan ke publik,
maka informasi tersebut semakin bermanfaat bagi pengambilan keputusan. Dan
sebaliknya, jika terdapat penundaan yang tidak semestinya, maka informas i
yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya dalam hal pengambilan suatu
keputusan. Oleh karena itu, informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk
dapat digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan-keputusan
ekonomi (Baridwan, 2011). Berkaitan dengan ketepatan waktu publikas i
laporan keuangan tersebut, Bursa Efek Indonesia (BEI) mewajibkan
perusahaan-perusahaan yang terdaftar untuk menyerahkan laporan keuangan
tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik dalam waktu selambat-
lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan
tahunan. Hal tersebut berdasarkan Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran
Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor KEP-346/BL/2011 tentang
Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten dan Perusahaan
Publik.
Lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan
tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan audit disebut sebagai audit
delay (Lawrence dan Bryan, 1998). BAPEPAM mengenakan sanksi
keterlambatan kepada emiten yang terlambat menyampaikan laporan hasil audit
berupa denda sebesar Rp 1.000.000 per hari dihitung sejak tanggal jatuh tempo
4
yaitu pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Denda
maksimal yang dikenakan untuk emiten yang terlambat menyampaikan laporan
hasil audit adalah Rp 500.000.000, ketentuan ini diatur sesuai dengan UU R.I
No.8/1995 Bab XIV pasal 102 dan diperjelas dalam PP.No.45/1995 Bab XII
pasal 63. Namun pada kenyataannya, banyak emiten yang terdaftar di BEI tidak
mampu tepat waktu dalam publikasi laporan keuangannya.
Tabel 1. 1 Jumlah Perusahaan Terdaftar di BEI yang terlambat Menyampaikan Laporan Keuangan Periode 2010-2014
Tahun Jumlah perusahaan Persentase
2010 100 -
2011 92 8 % (menurun)
2012 126 36,96 % (meningkat)
2013 162 28,57 %(meningkat)
2014 143 11,73 % (menurun)
Sumber : BEI (2015)
Tabel 1.1 menunjukkan jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI yang
terlambat menyampaikan laporan keuangan pada tahun 2010 berjumlah 100
perusahaan. Pada tahun 2011 terjadi penurunan menjadi 92 perusahaan (turun
sebanyak 8 persen). Selanjutnya pada tahun 2012 perusahaan yang terlambat
menyampaikan laporan keuangan meningkat kembali menjadi 126 perusahaan
(naik sebanyak 36,96 persen). Pada tahun 2013 meningkat lagi menjadi 162
(naik sebanyak 28,57 persen). Terakhir, pada tahun 2014 menurun menjadi 143
(turun sebanyak 11,73 persen). Hal ini dikarenakan adanya berbagai faktor yang
diduga mempengaruhi penyampaian laporan keuangan pada suatu perusahaan.
Untuk mendapatkan laporan akuntan alam rangka audit atas laporan
keuangan, diperlukan proses audit dengan jangka waktu yang berakibat adanya
5
audit delay. Lamanya proses penyelesaian audit ini dapat mempengaruhi
ketepatan waktu perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan kepada
masyarakat umum dan kepada BAPEPAM. Rentan waktu penyelesaian
pelaksanaan audit atas laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya
hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit
laporan keuangan tahunan perusahaan. Lamanya waktu penyelesaian audit
dihitung mulai dari tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tangga l
diterbitkannya laporan audit disebut audit delay (Dyer & McHugh, 1975).
Menurut Lawrence dan Bryan (1998) mendefinisikan audit delay adalah
lamanya hari yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan audit
yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya
laporan audit. Sedangkan Menurut Ashton et al. (1987) audit delay adalah
lamanya waktu penyelesaian audit dari akhir tahun fiskal perusahaan sampai
tanggal laporan audit dikeluarkan.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi audit delay. Dalam
penelitian Sa’adah (2013) salah satu faktor yang mempengaruhi audit delay
adalah sistem pengendalian internal. Sistem pengendalian internal adalah
prosedur yang dirancang untuk memberikan kepastian yang layak mengena i
pencapaian tujuan manajemen yang terdiri atas reliabilitas pelaporan keuangan,
efektivitas dan efisiensi operasi, dan ketaatan pada ketentuan hukum dan
peraturan (Arens, 2015). UU Sarbanes- Oxley Section 404, auditor diharuskan
untuk memberikan atestasi mengenai efektivitas pengendalian internal atas
pelaporan keuangan. Atestasi merupakan jasa assurance dimana KAP
6
mengeluarkan laporan tentang reliabilitas suatu asersi yang disiapkan pihak
lain. Atestasi berupa audit atas laporan keuangan dan atestasi mengena i
pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Atestasi menghasilkan
pendapat opini yang dikeluarkan auditor atas efektivitas pengendalian interna l.
Efektivitas pengendalian internal dapat dilihat dari opini audit yang diterima
oleh perusahaan. Perusahaan yang pengendalian internalnya efektif menerima
opini wajar tanpa pengecualian dan perusahaan pengendalian internalnya
kurang efektif menerima opini selain wajar tanpa pengecualian.
Perusahaan yang memiliki sistem pengendalian internal yang baik
dapat mengurangi kesalahan dalam menyajikan laporan keuangan perusahaan,
sehingga memudahkan auditor dalam melakukan pengauditan laporan
keuangan. Lemahnya pengendalian internal memberikan dampak audit delay
yang semakin lama karena auditor membutuhkan sejumlah waktu untuk
mencari bahan bukti yang lengkap dan kompleks untuk mendukung opininya
(Sa’adah, 2013).
Semakin banyak hari yang dihabiskan oleh seorang auditor menambah
panjang rentan waktu penyampaian laporan hasil audit yang berujung pada
audit delay. Beberapa faktor yang terindikasi menambah panjang hari yang
dihabiskan auditor dalam mengaudit sustu entitas, diantaranya adalah audit
effort. Menurut penelitian Vuko dan Marko (2014) audit effort diartikan sebagai
lamanya waktu yang diperlukan tim audit dalam menyelesaikan pekerjaanya.
Lamanya waktu tersebut banyak dipengaruhi oleh perencanaan audit yang
direncanakan pada awal kesepakatan ikatan kerja oleh klien. Semakin besar
7
suatu perusahaan maka semakin rumit dan panjang waktu yang dibutuhkan oleh
seorang audit dalam menyelesaikan tugasnya dengan kata lain ukuran
perusahaan menentukan seberapa besar audit effort yang akan dihasilkan
(O’Keefe et al., 1994; Palmrose, 1989).
Salah satu pertimbangan dalam tugas audit oleh auditor dalam
mengaudit suatu entitas adalah risiko audit yang akan dihadapi selama proses
pelaksanaan audit berlangsung. Variabel yang cocok untuk mengukur resiko
audit adalah Absolute Level of Total Accrual (Vuko dan Marko, 2014). Total
akrual mencerminkan resiko audit yang terdapat pada suatu entitas atau
perusahaan .Argumentasi yang muncul dalam penelitan Francis dan Krishnan
(1999) mengatakan bahwa semakin besar total akrual yang ada maka ancaman
yang tidak menentu mengenai resiko audit akan semakin besar. Total akrual
dapat dihasil dari selisih dari net income dengan operating cash flow lalu hasil
dari pengurangan tersebut dibagi oleh total aset yang ada, maka Absolute Level
of Total Accrual akan didapat. Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin
besar aset yang dimiliki dan semakin besar pula total akrual yang akan
dihasilkan. Aset yang dimaksud adalah aset yang tidak terdeteksi yang dimilik i
oleh entitas. Besarnya total akrual yang dimiliki perusahaan berpengaruh
terhadap banyaknya aset yang tidak terdeteksi tersebut dan menimbulkan
masalah going concern (Vuko dan Marko, 2014).
Penelitian yang dilakukan Carslaw dan Kaplan (1991); Bamber et al.
(1993) mengemukakan bahwa leverage berpengaruh terhadap audit delay.
Menurut Febrianty (2011) rasio leverage merupakan kemampuan perusahaan
8
dalam memenuhi liabilitasnya. Terdapat beberapa cara untuk menghitung rasio
leverage, dalam penelitian ini peneliti menggunakan total debt to assets sebagai
acuan dalam menghitung rasio leverage karena terdapat hubungan antara
kondisi keuangan perusahaan dengan tindakan manajemen. Manajer cenderung
menggunakan manajemen laba dalam mengatasi kondisi keuangan perusahaan
yang memburuk. Hal dapat menambah rentan waktu yang ada dalam audit delay
(Jörg-Markus Hitz et al., 2013).
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,
menunjukkan hasil yang tidak konsisten antara faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap audit delay. Oleh karena itu, diduga ada variabel yang memoderas i
pengaruh faktor- faktor tersebut terhadap audit delay. Menurut Sembiring
(2012), ukuran perusahaan diduga moderasi karena besar kecilnya ukuran
perusahaan sangat mempengaruhi keputusan manajemen dalam menjalankan
kegiatan operasionalnya, sehingga perusahaan bisa menentukan tingkat
seberapa mudah perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. Perusahaan
yang mempunyai aset lebih besar cenderung lebih bebas melakukan kebijakan
apapun. Besar kecilnya ukuran perusahaan juga dipengaruhi oleh kompleksita s
operasional, variabilitas, dan intensitas transaksi perusahaan tersebut yang
tentunya akan berpengaruh terhadap kecepatan dalam menyajikan laporan
keuangan kepada publik. Ukuran perusahaan mencerminkan perusahaan
tersebut agar dapat berkompetisi dengan pesaingnya karena memiliki aktiva
atau aset yang lebih besar. Di samping itu, ukuran perusahaan juga berpengaruh
terhadap alokasi dana yang lebih besar untuk membayar biaya audit (audit fee),
9
sehingga perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang lebih besar
cenderung memiliki audit delay yang lebih pendek bila dibandingkan dengan
perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang lebih kecil.
Menurut Dyer dan McHugh (1975) mengenai ukuran perusahaan,
perusahaan besar lebih konsisten untuk tepat waktu dibandingkan perusahaan
kecil dalam menginformasikan laporan keuangannya. Pengaruh ini ditunjukkan
dengan semakin besar nilai aktiva perusahaan maka semakin pendek audit delay
dan sebaliknya. Perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya
lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan karena
manajemen perusahaan berskala besar cenderung diberikan insentif untuk
mengurangi audit delay dikarenakan perusahaan- perusahaan tersebut dimonito r
secara ketat oleh investor dan pemerintah.
Pada penelitian Ashton et al. (1987) dan Pourali, et al. (2013),
Khalatbari, et al. (2013) menunjukkan hasil bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap audit delay. Sementara itu menurut hasil penelit ian
Lianto dan Budi (2010) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap audit delay. Dengan hasil tersebut dapat dijelaskan
bahwa, semakin besar ukuran perusahaan berarti memiliki waktu tunda audit
yang sangat pendek atau dapat dikatakan memiliki tingkat ketepatan waktu
yang tinggi dalam menyampaikan laporan keuangan kepada publik.
Dalam penelitian Putra dan I Made (2016) menggunakan variabel
ukuran perusahaan sebagai variabel moderasi dengan opini auditor,
10
profitabilitas, dan debt equity to ratio sebagi variabel independen untuk
menguji pengaruh terhadap audit delay menunjukan hasil bahwa ukuran
perusahaan memederasi pengaruh opini auditor tetapi tidak memoderas i
profitabilitas dan debt equity to ratio. Sedangkan dalam penelitian Made dan
Gede (2016) menunjukan hasil bahwa ukuran perusahaan tidak mampu
memoderasi pengaruh opini auditor terhadap audit delay.
Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian oleh Vuko
dan Marko (2014) dengan tujuan untuk mempertegas hasil dari penelit ian
sebelumnya dengan rancangan yang berbeda. Perbedaan yang signifikan
terhadap penelitian sebelumnya terdapat pada komposisi variabel. Pada
penelitian ini menggabungkan beberapa unsur dari variabel penelitian lain.
Variabel company size atau ukuran perusahaan yang sebelumnya merupakan
variabel independen menjadi variabel moderasi. Variabel moderasi ini juga
digunakan dalam peneletian milik Putra dan I Made (2016), dan Miradhi dan
Gede (2016), selain itu terdapat variabel sistem pengendalian internal sebagai
variabel indenpenden yang diambil dari penelitian milik Sa’adah (2013).
Berdasarkan latar belakang dan hasil dari penelitian sebelumnya yang
menunjukan hasil yang berbeda sehingga menarik untuk membuat penelit ian
yang sama dengan data yang berbeda dan penambahan variabel moderasi.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Audit Effort, Absolute Level of
Total Accrual, dan Leverage terhadap Audit Delay dengan Ukuran
Perusahaan sebagai Variabel Moderasi”
11
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan yang
hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah sistem pengendalian internal berpengaruh terhadap audit delay ?
2. Apakah audit effort berpengaruh terhadap audit delay ?
3. Apakah absolute level of total accrual berpengaruh terhadap audit delay ?
4. Apakah leverage berpengaruh terhadap audit delay ?
5. Apakah ukuran perusahaan perusahaan memoderasi pengaruh sistem
pengendalian internal terhadap audit delay ?
6. Apakah ukuran perusahaan memoderasi pengaruh audit effort terhadap
audit delay ?
7. Apakah ukuran perushaan memoderasi pengaruh abslute level of total
accrual terhadap audit delay ?
8. Apakah ukuran perusahaan memoderasi pengaruh leverage terhadap audit
delay ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk hal-hal sebagai
berikut:
a. Untuk mengetahui pengaruh sistem pengendalian internal terhadap
audit delay
b. Untuk mengetahui pengaruh audit effort terhadap audit delay
12
c. Untuk mengetahui pengaruh absolute level of total accrual terhadap
audit delay
d. Untuk mengetahui pengaruh leverage terhadap audit delay
e. Untuk mengetahui moderasi ukuran perusahaan terhadap pengaruh
sistem pengendalian internal terhadap audit delay
f. Untuk mengetahui moderasi ukuran perusahaan terhadap pengaruh
audit effort terhadap audit delay
g. Untuk mengetahui moderasi ukuran perusahaan terhadap pengaruh
absolute level of total accrual terhadap audit delay
h. Untuk mengetahui moderasi ukuran perusahaan terhadap pengaruh
leverage terhadap audit delay
2. Manfaat Penelitian
a. Kontribusi Teoritis
1) Memberikan pengetahuan tambahan secara lebih mendalam tentang
ilmu pengauditan, secara khusus terkait wawasan tentang audit
delay.
2) Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai
bahan referensi penelitian selanjutnya.
b. Kontribusi Praktis
1) Memberikan informasi kepada perusahaan untuk melihat fenomena
audit delay di dalam sebuah unit perusahaan.
2) Memicu perusahaan untuk lebih mengendalikan faktor-faktor yang
mempengaruhi audit delay sehingga dapat menyajikan laporan
13
keuangan secara tepat waktu karena perusahaan keuangan cenderung
lebih ketat diawasi oleh para investor dan institusi lain.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori yang berkenaan dengan variabel yag diambil
1. Teori Agensi (Agency Theory)
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa hubungan keagenan
adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan pemegang saham
(principal). Hubungan keagenan tersebut terkadang menimbulkan masalah
antara manajer dan pemegang saham. Konflik yang terjadi karena manusia
adalah makhluk ekonomi yang mempunyai sifat dasar mementingkan
kepentingan diri sendiri. Pemegang saham dan manajer memiliki tujuan yang
berbeda dan masing-masing menginginkan tujuan mereka terpenuhi, akibat
yang terjadi adalah munculnya konflik kepentingan. Pemegang saham
menginginkan pengembalian yang lebih besar dan secepat–cepatnya atas
investasi yang mereka tanamkan sedangkan manajer menginginkan
kepentingannya diakomodasi dengan pemberian kompensasi atau insentif yang
sebesar-besarnya atas kinerjanya dalam menjalankan perusahaan.
Dengan demikian terdapat dua kepentingan yang berbeda di dalam
perusahaan untuk mencapai tingkat kemakmuran yang dikehendaki. Inti dari
teori keagenan adalah pembuatan kontrak yang tepat untuk menyelaraskan
kepentingan prinsipal dan agen dalam hal terjadi konflik kepentingan.
15
Dalam audit delay dimana terdapat rentang waktu antara pelaporan dan
tanggal opini auditor sangat mempengaruhi keputusan baik itu principal
maupun agent, karena pada dasarnya laporan keuangan yang sudah di audit oleh
auditor eksternal memilki pengaruh terhadap pengambilan keputusan ekonomi.
Teori agensi menjadi tolak ukur bagaimana manajer dengan pemilik saham
bersikap dalam mengambil keputusan.
2. Teori Sinyal (Signalling Theory)
Teori sinyal menyatakan bahwa adanya kandungan informasi pada
pengumuman suatu informasi yang dapat menjadi sinyal bagi investor dan
pihak potensial lainnya dalam mengambil keputusan ekonomi. Suatu
pengumuman dikatakan mengandung informasi apabila dapat memicu reaksi
pasar, yaitu dapat berupa perubahan harga saham atau abnormal return. Apabila
pengumuman tersebut memberikan dampak positif berupa kenaikan harga
saham, maka pengumuman tersebut merupakan sinyal positif. Namun jika
pengumuman tersebut memberikan dampak negatif, maka pengumuman
tersebut merupakan sinyal negatif. Berdasarkan teori ini maka pengumuman
laporan keuangan atau laporan audit merupakan informasi yang penting dan
dapat mempengaruhi dalam proses pengambilan keputusan (Scott, 2010).
Manfaat utama teori ini adalah akurasi dan ketepatan waktu penyajian
laporan keuangan ke publik adalah sinyal dari perusahaan akan adanya
informasi yang bermanfaat dalam kebutuhan untuk pengambilan keputusan dari
investor. Semakin penjang audit delay menyebabkan ketidakpastian pergerakan
16
harga saham (Wiwik, 2006). Investor dapat mengartikan lamanya audit delay
disebabkan perusahaan memiliki informasi atau berita yang buruk yang
dianggap sebagai sinyal negatif karena tidak segera mempublikasikan laporan
keuangannya, yang akan berakibat pada penurunan harga saham perusahaan.
3. Audit Delay
Menurut Ashton et al. (1987) Audit delay diartikan sebagai rentang
waktu antara tanggal pelaporan (fiskal akhir tahun) dan tanggal opini auditor.
Ini merupakan ukuran kuantitatif waktu dan sumber daya yang dihabiskan
untuk proses audit. Namun, kualitas indikatif audit delay untuk tujuan ini
terbatas. Pertama, pengukuran audit delay menyiratkan upaya audit yang relatif
invarian per hari (Ruhnke dan Au, 1998).
Sedangkan Menurut Dyer & McHugh (1975) definisi audit delay atau audit
report lag adalah sebagai berikut:
“Auditors’ report lag is the open interval of number of days from the year
end to the date recorded as the opinion signature date in the auditor’s report”.
Artinya audit delay atau audit report lag adalah suatu interval hari dari akhir
tahun sampai tanggal penyampaian data penandatanganan opini
Menurut Knechel dan Payne (2001) audit delay atau audit reporting lag
dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Scheduling lag, yaitu selisih waktu antara tahun penutupan buku
perusahaan dengan dimulainya pekerjaan lapangan auditor.
17
b. Fieldwork lag, yaitu selisih waktu antara dimulainya pekerjaan
lapangan dan saat penyelesaiannya.
c. Reporting lag, yaitu selisih waktu antara saat penyelesaian pekerjaan
lapangan dengan tanggal laporan auditor.
Menurut Halim (2000) audit delay didefinisikan sebagai lamanya waktu
penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga
tanggal diterbitkannya laporan audit. Senada dengan pernyataan Halim, Aryati
(2005) menyebutkan audit delay sebagai rentang waktu penyelesaian laporan
audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari yang
dibutuhkan untuk memperoleh laporan keuangan auditor independen atas audit
laporan keuangan perusahaan sejak tanggal tutup buku perusahaan, yaitu per 31
Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen.
Berdasarkan berbagai definisi diatas, pengertian audit delay atau audit
report lag adalah suatu interval atau rentan waktu hari dari tanggal dimana
perusahaan melakukan penutupan tahun buku sampai diterbitkanya laporan
audit oleh auditor.
4. Sistem Pengendalian Internal
Menurut Arens & Mark S. Beaslev (2015) sistem pengendalian interna l
terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan
manajemen kepastian yang layak bahwa perusahaan telah mencapai tujuan dan
sasarannya. Tujuan tersebut terdiri atas: Reliabilitas pelaporan keuangan,
Efisiensi dan efektifitas operasi, Ketaatan pada hukum dan peraturan.
18
Lima elemen pengendalian internal COSO menurut Arens (2015) :
a. Lingkungan pengedalian
Lingkungan pengendalian terdiri atas tindakan, kebijakan, dan
prosedur yang mencerminkan sikap manajemen puncak, para direktur,
dan pemilik entitas secara keseluruhan. Subelemen yang harus
dipertimbangkan auditor untuk memahami dan menilai lingkungan
pengendalian:
1. Intregitas dan nilai-nilai etis
2. Komitmen dan kompetensi
3. Partisipasi dewan komisaris atau komite audit
4. Filosofi dan gaya operasi manajemen
5. Kebijakan dan praktik gaya kepemimpinan manusia
b. Penilaian risiko
Penilaian risiko atas pelaporan keuangan adalah tindakan yang
dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko-
risiko yang relavan dengan laporan keuangan yang sesuai dengan
GAAP.
c. Aktivitas pengendalian
Kebijakan dan prosedur, selain yang termasuk dalam komponen
lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikas i,
dan pemantauan, yang membantu memastikan bahwa tindakan yang
19
diperlukan telah diambil untuk menangani risiko guna mencapai tujuan
entitas. Lima jenis aktivitas pengendalian:
1. Pemisahan tugas yang memadai
2. Otorisasi yang tepat atas transaksi dan aktivitas
3. Dokumen yang memadai
4. Pengendalian fisik atas aset dan catatan
5. Pemerikasaan indepen atas kinerja
d. Informasi dan komunikasi
Tujuan sistem informasi dan komunikasi akuntansi dari entitas
adalah untuk memulai, mencatat, memproses, dan melaporkan transaksi
yang dilakukan entitas tersebut serta mempertahankan akuntabilitas aset
terkait. Sistem informasi dan komunikasi akuntansi mempunya i
beberapa subkompenen, yang biasanya terdiri atas kelas-kelas transaksi
seperti penjualan, retur penjualan, penerimaan kas, akuisisi, dan
sebagainya.
e. Pemantauan
Penilaian mutu pengendalian internal secara berkelanjutan atau
periodik oleh manajemen untuk menentukan bahwa pengendalian
tersebut telah beroperasi seperti yang diharapkan, dan telah dimodifikas i
sesuai dengan perubahan kondisi.
Tanggung jawab auditor untuk memahami pengendalian interna l:
Standar pekerjaan lapangan yang kedua dari GAAS (Arens, 2015) menyatakan
“Auditor harus memiliki pemahaman yang cukup tentang entitas dan
20
lingkungannya, termasuk pengendalian internalnya, untuk menilai apakah
risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan disebabkan oleh
kekeliruan atau kecurangan, dan untuk merancang sifat, penetapan waktu, dan
luas prosedur audit lebih lanjut”.
Pemahaman pengendalian yang terutama diperhatikan auditor dalam
pengendalian internal (Arens, 2015):
a. Pengedalian atas reliabilitas pelaporan keuangan
b. Pengendalian atas kelas-kelas transaksi
UU Sarbanes-Oxley Section 404 (Arens, 2015) menyatakan auditor
diharuskan untuk memberikan atestasi mengenai efektivitas pengendalian
internal atas pelaporan keuangan. Atestasi merupakan jasa assurance dimana
KAP mengeluarkan laporan tentang reliabilitas suatu asersi yang disiapkan
pihak lain. Atestasi berupa audit atas laporan keuangan dan atestasi mengena i
pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Atestasi menghasilkan
pendapat opini yang dikeluarkan auditor atas efektivitas pengendalian interna l.
Efektivitas pengendalian internal dapat dilihat dari opini audit yang diterima
oleh perusahaan. Perusahaan yang pengendalian internalnya efektif menerima
opini wajar tanpa pengecualian dan perusahaan pengendalian internalnya
kurang efektif menerima opini selain wajar tanpa pengecualian.
5. Audit Effort
Berbagai literatur mendefinisikan audit effot sebagai jumlah dari hari
yang dihabiskan oleh tim audit (Caramanis dan Lennox, 2008; Palmrose, 1984;
21
Davidson dan Gist, 1996). Waktu audit mengacu pada jumlah hari yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan proses audit keseluruhan, termasuk
perencanaan audit, fieldwork dan review. Data penelitian di kebanyakan negara
diperoleh dari negaranya masing-masing ataupun di luar negara sesuai dari data
apa yang ingin didapat melalui kuisioner yang meliputi proses audit secara
keseluruhan. Audit effort dapat didefinisikan sebagai sebagai log of the product
dari jumlah waktu audit lapangan dan ukuran tim audit.
Ada nilai praktis dan akademis penting dalam mengidentifikasi dan
mengkonfigurasi risiko utama yang mempengaruhi audit effort untuk
mengurangi risiko audit dan meningkatkan efisiensi audit dan efektivita s.
Simunic (1980) memandang risiko audit sebagai kerugian pada nilai sekarang
kepada pihak ketiga karena laporan keuangan yang diaudit, dan berpendapat
bahwa investasi dalam sumber daya audit dapat mengurangi risiko.
Houston et al. (1999) memperluas definisi Simunic (1980) untuk risiko
audit, melihatnya sebagai terdiri dari dua bagian: salah saji material yang belum
ditemukan dan immaterial (tidak relevan) salah saji. Mereka berpendapat
bahwa auditor harus menilai risiko bisnis dan kemudian menentukan audit
effort sesuai dengan itu.
6. Absolute Level of Total Accrual
Total akrual adalah selisih antara laba dan arus kas yang berasal dari
aktivitas operasi. Total akrual dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
a. Nondiscretionary accruals
22
Bagian akrual yang memang sewajarnya ada dalam proses penyusunan
laporan keuangan, disebut normal accruals atau nondiscretionary accruals.
Nondiscretionary accruals merupakan komponen akrual yang terjadi
seiring dengan perubahan dari aktivitas perusahaan. Banyak dari model
estimasi akrual nondiskresioner perusahaan dari level akrual masa lalu
perusahaan sebelum periode ketika tidak terdapat manajemen laba yang
sistematik (Jones, 1991).
b. Discretionary accruals
Bagian akrual yang merupakan manipulasi data akuntansi yang disebut
dengan abnormal accruals atau discretionary accruals. Discretionary
accruals merupakan komponen akrual yang berasal dari earnings
management yang dilakukan manajer. Akrual diskresioner tidak bisa
diobservasi lansung dari laporan keuangan, maka hasus diestimasi melalui
beberap model. Model tersebut membentuk ekspektasi pada level akrual
non diskresioner dan jumlah deviasi yang diobservasi secara aktual, hal ini
diasumsikan sebagai akrual nondiskresioner.Sehingga akrual diskresioner
didefinisikan sebagai akrual melalui model yang digunakan. Apakah ini
proksi yang bagus dan tepat atau tidak untuk manajemen laba atau tidak
akan bergantung pada kemampuan model untuk dengan benar memprediks i
bagaimana perubahan dan kondisi bisnis mempengaruhi akrual. Menurut
Sulistyanto (2008:211)
23
Variabel total akrual digunakan sebagai indikator pada resiko bawaan
audit dikarenakan akrual mempunyai risiko yang tinggi terhadap kesahalan dan
memerlukan audit effort yang lebih. Francis dan Krishan (1999) berpendapat
bahwa audit dari total akrual yang tinggi pada suatu perusahaan memilik i
ancaman yang tidak menentu dibanding audit yang memiliki total akrual yang
rendah pada suatu perusahaan karena potensi dari estimasi kesalahan dan
kesempatan yang besar dari total akrual yang tinggi di suatu perusahaan yang
memiliki realisasi aset yang tidak terdeteksi dan atau akan masalah going
concern terkait dengan tingkat yang lebih tinggi dari total akrual ( Vuko dan
Marko 2014).
7. Leverage
Menurut Febrianty (2011) rasio leverage merupakan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi liabilitasnya. Apabila perusahaan memiliki rasio
leverage yang tinggi maka resiko kerugian perusahaan tersebut akan bertambah.
Oleh sebab itu, untuk memperoleh keyakinan akan laporan keuangan
perusahaan maka auditor akan meningkatkan kehati-hatiannya sehingga rentang
audit delay akan lebih panjang. Sedangkan menurut Wirakusuma (2004) Rasio
leverage merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka panjang .
Proporsi debt to assets ratio yang tinggi akan meningkatkan kegagalan
perusahaan sehingga auditor akan meningkatkan perhatian bahwa ada
kemungkinan laporan keuangan kurang dapat dipercaya. Debt to assets ratio
24
yang tinggi memberikan sinyal bahwa perusahaan sedang dalam kesulitan
keuangan. Biasanya perusahaan akan mengurangi resiko dengan memundurkan
publikasi laporan keuangannya dan mengulur waktu dalam pekerjaan auditnya.
Perusahaan dengan kondisi rasio hutang terhadap modal yang tinggi akan
terlambat dalam penyampaian laporan keuangan, karena waktu yang ada
digunakan untuk menekan debt to total asset ratio serendah-rendahnya
(Hassanudin, 2002). variabel ini diukur dengan debt to total assets, dimana
pengukurannya dengan membangi total kewajiban dengan total aset.
8. Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala di mana dapat
diklasifikasikan besar kecil perusahaan dengan berbagai cara antara lain
dinyatakan dalam total aktiva atau aset, nilai pasar saham, dan lain-la in.
Keputusan ketua Bapepam No. Kep. 11/PM/1997 menyebutkan perusahaan
kecil dan menengah berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah badan hukum yang
memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan perusahaan
besar adalah badan hukum yang total aktivanya diatas seratus milyar.
Aryati dan Maria (2005) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
ukuran perusahaan yang diukur dengan total aset memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap audit delay. Pengaruh ini ditunjukkan dengan semakin besar
nilai aktiva suatu perusahaan maka semakin pendek audit delay dan sebaliknya.
Perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat
dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk
25
mengurangi audit delay dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonito r
secara ketat oleh investor, pengawas modal dan pemerintah. Jadi dapat diartikan
bahwa, ukuran perusahaan adalah suatu ukuran atau besarnya aset yang
diantaranya adalah perolehan laba bersih sesudah pajak, total penjualan, total
aset, log size, jumlah pegawai, nilai pasar perusahaan, dan nilai buku
perusahaan.
26
f. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat
dilihat dalam tabel 2.1.
Tabel 2.1
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti(tahun) Judul Penelitian
Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Tina Vuko dan
Marko Cular (
2014)
Finding determinants
of audit delay by
pooled OLS
regression analysis
Variabel
Audit Effort,
Absolute
Level total of-
Total Accrual
dan Leverage.
Objek
penelitian
tidak terdapat
Sistem
Pengendalian
Internal ,tidak
terdapat
variabel
moderasi dan
menggunakan
uji pooled
OLS
regression
analysis .
profitabilitas yang lebih rendah dan utang yang
lebih tinggi meningkatkan audit -report lag,
sedangkan keberadaan komite audit memberikan
kontribusi untuk laporan keuangan yang tepat
waktu dengan memperpendek audit delay.
Bersambung ke halaman selanjutnya
27
2. Jörg-Markus
Hitz,Philipp
Löw, dan
Mara Solka
(2013)
Determinants of audit
delay in a mandatory
IFRS setting
Variabel
Leverage
dengan
menggunakan
metode
regresi.
Tidak ada
Variabel
Audit Effort,
dan Absolute
Level total of
Total
Accrual.
Diketahui bahwa faktor yang berhubungan
dengan pasar muncul untuk membentuk durasi
audit.
3. Hongbo
Zhang (2012)
Accounting
comparability, Audit
Effort, and Audit
Outcomes
Pengaruh
Variabel
audit effort
dengan audit
delay.
Tujuan
penelitian
lebih
berfokus pada
accounting
quality-
comparability
untuk
auditor-client
relationship.
Comparability berpengaruh positif terhadap
timeliness of audit production, mengurangi audit
effort, dan menambah keakurasian opini audit.
4. Shohelma
Sa’adah
(2013)
Pengaruh Ukuran
Perusahaan dan
Sistem Pengendalian
Internal terhadap
Audit Delay
Pengukuran
variabel
sistem
pengendalian
internal
dengan
menggunakan
Variabel
ukuran
perusahaan
dalam
penelitian ini
bukan
merupakan
Hasil pengujian secara parsial menunjukkan
bahwa variabel yang- mempengaruhi audit delay
adalah ukuran perusahaan dan sistem
pengendalian internal
Bersambung ke halaman selanjutnya
28
variabel
dummy
variabel
moderating
5. Putu Gede
Ovan Subawa
Putra dan I
Made Pande-
Dwiana Putra
(2016)
Ukuran Perusahaan
sebagai Pemoderasi
Pengaruh Opini
auditor,Profitabilitas,
dan Debt to Equity
Ratio terhadap Audit
Delay
Dalam
penelitian
menggunakan
variabel
ukuran
perusahaan
sebagai
variabel
moderating
Tidak ada
Variabel
Audit Effort,
dan Absolute-
Level total of
Total
Accrual.
opini auditor berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap audit delay,profitabilitas berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap audit delay, debt to
equity ratio (DER) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap audit delay, ukuran
perusahaan memoderasi (memperkuat) pengaruh
opini auditor terhadap audit delay, ukuran
perusahaan tidak memoderasi pengaruh
profitabilitas terhadap audit delay, dan ukuran
perusahaan tidak memoderasi pengaruh debt to
equity ratio (DER) terhadap audit delay.
6. Fitria Ingga
Saemargani
(2015)
Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Umur
Perusahaan,
Provitabilitas,
Solvabilitas, Ukuran
KAP, dan Opini
Auditor terhadap
Audit Delay
Terdapat
variabel
ukuran
perusahaan
dan audit
delay
Tidak terdapat
variabel
moderasi
dalam
penelitian
Ukuran Perusahaan tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap Audit Delay pada
perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2011-2013.
Bersambung ke halaman selanjutnya
29
7. Made Gede
Miradhi dan
Gede Juliarsa
(2014)
Ukuran perusahaan
sebagai Pemoderasi
Pengaruh
Profitabilitas dan
Opini Auditor
terhadap Audit Delay
Terdapat
variabel
ukuran
perusahaan
sebagai
variabel
moderasi
Tidak ada
Variabel
Audit Effort,
dan Absolute-
Level total of
Total
Accrual.
Profitabilitas (ROA) berpengaruh negatif
signifikan pada audit delay, Opini auditor tidak
berpengaruh signifikan pada audit delay, Ukuran
perusahaan memperkuat interaksi antara
profitabilitas pada audit delay, Ukuran perusahaan
tidak mampu memoderasi interaksi antara opini
auditor pada audit delay
30
C. Kerangka Pemikiran
kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1
Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Audit Effort, Absolute Level of
Total Accrual dan Leverage terhadap Audit Delay dengan Ukuran
Perusahaan sebagai Variabel Moderating.
Adanya keterlambatan perusahaan-perusahaan Go Public di dalam
Menyampaikan Laporan Keuangan
Basis Teori: Teory Agency dan Teory Signaling
Sistem Pengendalian
Internal
Variabel independen
Audit Effort
Absolute Level Of Total
Accrual
Leverage
Ukuran Perusahaan
Audit Delay
Variabel dependen
Metode Analisis : Moderated Regression Analysis
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Gambar 2. 1 Skema Kerangka Pemikiran
31
D. Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal terhadap Audit Delay
Menurut Carslaw (1991), perusahaan yang memiliki pengendalian
internal yang kuat maka auditor memerlukan waktu yang relatif singkat dalam
melakukan pengujian substansi dan pengujian ketaatan, sehingga mempercepat
proses pengauditan laporan keuangan dan meminimalisasi penundaan laporan
keuangan yang telah diaudit kepada publik. Perusahaan yang memiliki sistem
pengendalian internal yang baik dapat mengurangi kesalahan dalam
menyajikan laporan keuangan perusahaan, sehingga memudahkan auditor
dalam melakukan pengauditan laporan keuangan. Lemahnya pengendalian
internal memberikan dampak audit delay yang semakin lama karena auditor
membutuhkan sejumlah waktu untuk mencari bahan bukti yang lengkap dan
komplek untuk mendukung opininya ( Sa’adah, 2013). Maka hipotesis yang
dapat disusun adalah :
H1 : Sistem Pengendalian Internal berpengaruh terhadap Audit Delay
2. Pengaruh Audit Effort terhadap Audit Delay
Audit effort merupakan jumlah hari yang digunakan oleh auditor atau
tim audit untuk mengaudit suatu entitas atau jumlah hari yang dihabiskan oleh
tim audit dalam melakukan pekerjaanya (Lennox, 2008; Palmrose, 1984;
Davidson dan Intisari, 1996). Sama seperti halnya dengan audit delay yang
didefinisikan sebagai rentan waktu rentang waktu antara tanggal pelaporan
(fiskal akhir tahun) dan tanggal opini auditor yang dikemukakan dalam Ashton
32
et al.(1987). Hal ini dapat memungkinkan suatu hubungan yang erat antara
audit effort dengan audit delay yang dimana hal ini dapat membuat seorang
auditor menghabiskan hari yang panjang jika suatu entitas memiliki resiko
hutang dan resiko audit yang besar (O’Keefe et al., 1994) dan memperpanjang
rentan waktu antara tanggal pelaporan dan tanggal opini auditor. Maka
hipotesis yang dapat disusun adalah:
H2 : audit effort berpengaruh terhadap audit delay
3. Pengaruh absolute level of total accrual terhadap audit delay
Francis dan Krishan (1999) berpendapat bahwa audit dari total akrual
yang tinggi pada suatu perusahaan memiliki ancaman yang tidak menentu
dibanding audit yang memiliki total akrual yang rendah pada suatu perusahaan
karena potensi dari estimasi kesalahan dan kesempatan yang besar dari total
akrual yang tinggi di suatu perusahaan yang memiliki realisasi aset yang tidak
terdeteksi atau terjadi masalah going concern terkait dengan tingkat yang lebih
tinggi dari total akrual.
Dikarenakan level dari total akrual yang tinggi maka risiko dari suatu
informasi yang dimiliki entitas menjadi tidak menentu atau memiliki risiko
yang tinggi pula (karena bersifat subjektif, dan mempunyai hubungan yang erat
dengan manajemen laba), ( Vuko dan Marko, 2014).
H3 : Absolute level of total accrual berpengaruh terhadap audit delay
33
4. Pengaruh leverage terhadap audit delay
Dikarenakan leverage mengukur financial risk, hal tersebut
mengindikasikan bahwa kondisi finansial dari suatu entitas dan hal-hal yang
mendorong sikap dari manajemen dalam mengambil keputusan. Maka dari itu
terdapat indikasi adanya intinsic risk yang membuat audit untuk lebih
mengkonsentrasikan kerja mereka jika terdapat peningkatan leverage, dan
memperpanjang audit delay (Carslaw dan Kaplan, 1991; Bamber et al., 1993).
Selain menggunakan total debt to equity ratio, leverage dapat dihitung
dengan debt to assets. Proporsi debt to assets ratio yang tinggi akan
meningkatkan kegagalan perusahaan sehingga auditor akan meningkatkan
perhatian bahwa ada kemungkinan laporan keuangan kurang dapat dipercaya.
Debt to assets ratio yang tinggi memberikan sinyal bahwa perusahaan sedang
dalam kesulitan keuangan. Biasanya perusahaan akan mengurangi resiko
dengan memundurkan publikasi laporan keuangannya dan mengulur waktu
dalam pekerjaan auditnya. Perusahaan dengan kondisi rasio hutang terhadap
modal yang tinggi akan terlambat dalam penyampaian laporan keuangan,
karena waktu yang ada digunakan untuk menekan debt to total asset ratio
serendah-rendahnya (Hassanudin, 2002). variabel ini diukur dengan debt to
total assets, dimana pengukurannya dengan membagi total kewajiban dengan
total aset.
Maka hipotesis yang dapat dibuat adalah:
34
H4 : Leverage berpengaruh terhadap audit delay
5. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal dengan Audit Delay
dengan Ukuran Perusahaan sebagi Moderasi
Dalam Arens (2015) Pengendalian internal yang bagus menentukan
proses audit yang digunakan, besar kecilnya sampel yang harus dikumpulkan
oleh auditor yang akhirnya dapat menghemat biaya dan waktu, sehingga audit
delay akan semakin cepat. Menurt Carslaw dan Kaplan (1991) menyatakan
bahwa perusahaan yang memiliki pengendalian internal yang kuat maka auditor
memerlukan waktu yang relatif singkat dalam melakukan pengujian substansif
dan pengujian ketaatan, sehingga mempercepat proses pengauditan laporan
keuangan dan meminimalisasi penundaan laporan keuangan yang telah diaudit
kepada publik.
Arens (2015), auditor akan mengeluarkan opini wajar tanpa
pengecualian mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan apabila
pada dua kondisi. Pertama, tidak adanya kelemahan material yang
teridentifikasi. Kedua, tidak adanya pembatasan ruang lingkup pekerjaan
auditor. Apabila salah satu kondisi tersebut terjadi, maka auditor akan
mengeluarkan pendapat selain dari wajar tanpa pengecualian.
Bagi perusahaan besar yang menerima pendapat unqualified opinion
pada perusahaan yang mengalami profitabilitas tinggi akan berusaha
mempercepat penerbitan laporan auditan karena itu adalah berita baik buat
mereka sehingga audit delay yang dialami oleh perusahaan lebih cepat. Tidak
menutup kemungkinan bagi perusahaan berskala kecil untuk menyelesaikan
35
audit dengan tepat waktu. Jika perusahaan berskala kecil memiliki sistem
pengendalian internal dan kinerja manajemen yang baik maka perusahaan
tersebut dapat melaporkan laporan keuangannya tepat waktu, sehingga tidak
memerlukan waktu audit yang lebih panjang (Putra dan I Made, 2016).
Maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :
H5 : Ukuran Perusahaan mampu memoderasi pengaruh antara Sistem
Pengendalian Internal terhadap Audit Delay
6. Pengaruh Audit Effort terhadap Audit Delay dengan Ukuran
Perusahaan sebagai Moderasi
O’keefle et al. (1994) berpendapat bahwa semakin besar suatu
perusahaan maka semakin besar pula audit effort yang diperlukan dalam
mengaudit perusahaan tersebut. Asset dan liabilitas rasio (hutang)
mencerminkan bagaimana keadaan dan kemampuan yang dimiliki perusahaan
untuk membayar hutang yang dimilikinya. Semakin besar rasio tersebut maka
semakin besar pula resiko hutang dan resiko audit yang dimiliki oleh suatu
entitas.
Meskipun Houston et al. (1999) mengemukakan bahwa audit effort yang
didasarkan pada risiko bisnis, mereka menawarkan ada definisi yang jelas
tentang apa yang merupakan risiko bisnis. Penelitian empiris yang dilakukan
oleh O'Keefe et al. (1994) untuk mengkarakterisasi risiko bisnis menunjukkan
bahwa audit effort secara signifikan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan,
kompleksitas, risiko utang, risiko pengendalian internal dan tegas status
cantuman.
36
Maka hipotesis yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut:
H6 : Ukuran Perusahaan mampu memoderasi pengaruh antara Audit
Effort dengan Audit Delay
7. Pengaruh Absolute Level of Total Accrual terhadap Audit Delay
dengan Ukuran Perusahaan sebagai Moderasi
Penelitian yang dilakukan Bamber et al.(1993) menggunakan Absolute
Level of Total Accrual (TA)sebagai proxy bagi client complexity dan
engagament risk. Selain itu dalam penelitian tersebut terdapat argumen bahwa
semakin besar tugas auditor dalam mengaudit klien maka semakin besar pula
risiko bisnis yang dihadapi auditor dengan klienya. Risiko bisnis akan
bertambah seiring dengan kondisi keuangan klien yang memburuk. Variabel
TA digunakan sebagai indikator dari audit inherent risk. Semakin besar total
akrual yang dimiliki entitas maka semakin besar pula risiko yang dihadapi (
Francis dan Krishnan, 1999). Disisi lain ukuran perusahaan mengukur seberapa
besarnya suatu perusahaan (Ningsaptiti, 2010), semakin besar perusahaan maka
aset yang dimiliki juga semakin banyak pula. Dengan banyaknya aset yang
dimilki perusahaan baik itu yang terdeteksi atau tidak akan mempengaruhi total
akrual yang dimiliki perusahaan tersebut ( Francis dan Krishnan, 1999).
Maka hipotesis yang dapat disusun adalah sebagi berikut :
H7 : Ukuran perusahaan mampu memoderasi pengaruh antara Absolute
Level of Total Accrual dengan Audit Delay
37
8. Pengaruh Leverage terhadap Audit Delay dengan Ukuran
Perusahaan sebagai Moderasi
Pada penelitian Ashton et al. (1987) dan Pourali, et al. (2013),
menunjukkan hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit
delay. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Khalatbari, et al. (2013)
yang menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay.
Sementara itu menurut hasil penelitian Lianto dan Budi (2010) yang
menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay.
Dengan hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa, semakin besar ukuran
perusahaan berarti memiliki waktu tunda audit yang sangat pendek atau dapat
dikatakan memiliki tingkat ketepatan waktu yang tinggi dalam menyampaikan
laporan keuangan kepada publik.
Ukuran perusahaan merupakan fungsi dari kecepatan penyampaian
laporan keuangan karena perusahaan yang besar cenderung memiliki audit
delay yang lebih pendek dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil,
karena perusahaan besar diperhatikan oleh pihak investor, kreditor dan
masyarakat yang membutuhkan laporan keuangan untuk keputusan bisnisnya
sehingga perusahaan besar dituntut untuk melaporkan laporan keuangannya
lebih cepat. Bagi Bagi perusahaan besar yang menerima pendapat unqualified
opinion pada perusahaan yang mengalami profitabilitas tinggi akan berusaha
mempercepat penerbitan laporan auditan karena itu adalah berita baik buat
mereka sehingga audit delay yang dialami oleh perusahaan lebih cepat. Tidak
menutup kemungkinan bagi perusahaan berskala kecil untuk menyelesaikan
38
audit dengan tepat waktu. Jika perusahaan berskala kecil memiliki sistem
pengendalian internal dan kinerja manajemen yang baik maka perusahaan
tersebut dapat melaporkan laporan keuangannya tepat waktu, sehingga tidak
memerlukan waktu audit yang lebih panjang (Putra dan I Made, 2016).
Berdasarkan uraian tersebut, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H8 : Ukuran Perusahaan mampu memoderasi pengaruh antara Leverage
terhadap Audit Delay
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganilisa hubungan kausalitas yang
digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu istem
pengendalian internal, audit effort, absolute level of total accrual, dan leverage
terhadap audit delay dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderasi.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
pada periode 2013-2015. Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitat if
berupa data sekunder yang diperoleh dengan mengakses website
www.idx.co.id.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-
2015. Metode pengambilan sampel penelitian ini adalah metode nonprobability
sampling dengan teknik purposive sampling, yaitu metode penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu, dimana anggota sampel akan dipilih sedemikian
rupa sehingga sampel yang dibentuk tersebut dapat mewakili sifat-sifat populasi
(Sugiyono, 2014:122). Tujuan penggunaan metode purposive sampling adalah
untuk mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang
ditentukan. Kriteria-kriteria sampel dalam penelitian ini sebagai berikut :
40
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar secara berturut-turut selama
periode pengamatan yaitu 2013-2015.
2. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan dalam mata
uang rupiah untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember dan
telah diaudit oleh auditor independen pada periode pengamatan yaitu
2013-2015.
3. Laporan keuangan memiliki data yang dibutuhkan sesuai dengan variabel
dalam penelitian ini
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan teknik pengumpulan dokumenter, yaitu data yang digunakan
berasal dari dokumen-dokumen yang sudah ada. Sumber data yang dipakai
adalah data sekunder yang diambil dari laporan keuangan perusahaan sampel
beserta laporan audit oleh auditor independen dan data lain yang diperlukan
berdasarkan variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Data pendukung lainya
diperoleh dari kajian pustaka berupa literatur buku dan jurnal-jurnal ilmiah yang
berkaitan dengan penelitian ini. Data diperoleh dari www.idx.co.id yang berupa
laporan tahunan (Annual Report), laporan keuangan dan laporan audit oleh
laporan auditor independen.
41
D. Metode Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelit ian
dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan.
Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan atau penyusunan data dalam
bentuk tabel numerik dan grafik (Indriantoro dan Bambang, 2002).
Statistik deskriptif memberi gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), minimum, maksimum dan standar
deviasi, varian, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan
distribusi) (Ghozali, 2013)
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk memastikan bahwa sampel yang
diteliti terbebas dari gangguan multikolonieritas, normalitas, autokorelas i,
dan heteroskedastisitas.
a. Uji Multikolineraritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabe l
bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel
terikatnya menjadi terganggu. Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Ghozali (2013)
42
menjelaskan cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multiokolinieritas di dalam model regresi, yaitu:
1) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika
antar variabel ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas
0,90), maka hal ini mengindikasikan adanya multikolinearitas.
2) Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan lawannya
yaitu Variance Inflation Factor (VIF). Nilai Tolerance yang
rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance).
Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolinearitas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan
nilai VIF ≥ 10. Regresi bebas dari masalah multikolinearitas jika
nilai Tolerance > 0,10 atau sama dengan niai VIF < 10 (Ghozali,
2013).
b. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nila i
residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka
uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. (Ghozali,
2013).
Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik dapat
dilakukan dengan melihat grafik histogram dan normal probability
43
plot (Normal P-P Plot). Distribusi normal akan membentuk satu garis
diagonalnya. Sedangkan, uji statistik yang digunakan adalah uji
statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika uji
Kolmogorov-Smirnov menunjukkan hasil yang signifikan berarti data
residual terdistribusi tidak normal (Ghozali, 2013).
c. Uji Heteroskesdastisitas
Uji heteroskesdastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskesdastisitas dan
jika berbeda disebut heteroskesdastisitas. Model regresi yang baik
adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskesdastisitas.
Deteksi ada atau tidaknya heteroskesdastisitas dapat dilihat
dengan ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola
tertentu maka mengindikasikan telah terjadi heteroskesdastisita s.
Tetapi, jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskesdastisitas (Ghozali, 2013).
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalm model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
44
korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelas i
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan
satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan
pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau
tidaknya autokorelasi adalah uji statistik non-parametrik Run Test. Jika
uji Run Test menunjukkan hasil yang signifikan berarti residual tidak
random atau terjadi autokorelasi antar nilai residual.
3. Koefisien Determinasi (Adj R2)
Koefisien Determinasi (Adj R2) pada intinya adalah mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Nilai Adj R2 adalah diantara nol dan satu. Jika
nilai Adj R2 semakin mendekati angka nol, berarti semakin lemah
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen (Ghozali, 2013).
4. Uji Hipotesis
a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Uji signifikansi parameter individual atau yang sering disebut
dengan uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel
terikat. Dengan menggunakan Uji t, maka akan diketahui pengaruh
45
dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
Serta dalam penelitian ini, akan diketahui juga pengaruh dari variabel
moderasi terhadap hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen.
Langkah yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah
dengan menentukan level of significance-nya. Level of significance
yang digunakan adalah sebesar 5% atau (α) = 0,05. Jika sign. t > 0,05
maka Ha ditolak namun jika sign. t < 0,05 maka Ha diterima dan
berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
independen dengan variabel dependen (Ghozali, 2013).
5. Moderated Regression Analysis (MRA)
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
moderate regression analysis dengan menggunakan program Statistic
Program and Service Solution (SPSS). Penelitian ini bertujuan untuk
menguji apakah ukuran perusahaan mampu memoderasi pengaruh sistem
pengendalian internal, Audit Effort, Absolute Level of total Accrual dan
Leverage terhadap audit delay. Salah satu cara yang dapat digunakan
untuk menguji apakah suatu variabel merupakan variabel moderating,
yakni dengan melakukan uji interaksi antarvariabel yang disebut dengan
Moderated Regression Analysis (MRA). MRA merupakan aplikasi
khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan regresinya
mengantur unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel
independen). Perhitungan statistik akan dianggap signifikan apabila nilai
46
ujinya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak).
Sebaliknya, apabila nilai uji berada di luar daerah kritis (H0 diterima),
maka penghitungan statistiknya tidak signifikan.
Untuk melihat besarnya pengaruh sistem pengendalian interna l,
audit effort, absolute level of total accrual, dan leverage terhadap audit
delay dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderasi, maka model
regresi yang digunakan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Y= α + β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4+ β5X5 + β6X1X5 + β7X2X5 +
β8X3X5 + β9X4X5 + e
Keterangan:
β = Koefisien Regresi
Y = Audit Delay
α = Konstanta
X1 = Sistem Pengendalian Internal
X2 = Audit Effort
X3 = Absolute Level of Total Accrual
X4 = Leverage
X5 = Ukuran Perusahaan
e = Standard Error
47
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas, terdiri dari:
a. Sistem Pengendalian Internal
Menurut Carslaw dan Kaplan (1991), perusahaan yang
memiliki pengendalian internal yang kuat maka auditor memerlukan
waktu yang relatif singkat dalam melakukan pengujian substansi dan
pengujian ketaatan, sehingga mempercepat proses pengauditan
laporan keuangan dan meminimalisasi penundaan laporan keuangan
yang telah diaudit kepada publik. Perusahaan yang memiliki sistem
pengendalian internal yang baik dapat mengurangi kesalahan dalam
menyajikan laporan keuangan perusahaan, sehingga memudahkan
auditor dalam melakukan pengauditan laporan keuangan. Lemahnya
pengendalian internal memberikan dampak audit delay yang
semakin lama karena auditor membutuhkan sejumlah waktu untuk
mencari bahan bukti yang lengkap dan komplek untuk mendukung
opininya ( Sa’adah, 2013).
Sistem pengendalian internal ini diukur dengan menggunakan
penilaian berupa pendapat yang diberikan oleh auditor atas
pelaporan keuangan perusahaan. Penelitian ini menggunakan dua
klasifikasi pendapat auditor, yaitu wajar tanpa pengecualian (nila i
dummy 1) dan selain wajar tanpa pengecualian (dummy 0).
Pengukuran ini mengacu pada penelitian Sa’adah (2013).
48
b. Audit Effort
Berbagai literatur mendefinisikan audit effot sebagai jumlah
dari hari yang dihabiskan oleh tim audit (Caramanis dan Lennox, 2008;
Palmrose, 1984; Davidson dan Gist, 1996). Waktu audit mengacu pada
jumlah hari yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses audit
keseluruhan, termasuk perencanaan audit, fieldwork dan review. Data
penelitian di kebanyakan negara diperoleh dari negaranya masing-
masing ataupun di luar negara sesuai dari data apa yang ingin didapat
melalui kuisioner yang meliputi proses audit secara keseluruhan. Audit
effort dalam studi ini didefinisikan sebagai log of the product dari
jumlah waktu audit lapangan dan ukuran tim audit. Penelitian ini
menggunakan jumlah dari inventory dan piutang kemudian dibagi total
aset yang dimilki perusahaan untuk meneliti seberapa jauh audit effort
yang diperlukan dalam suatu perusahaan (Vuko dan Marko, 2014).
(InvRec) = (Inventories + Receivables) / Total assets
c. Absolute Level of Total Accruals
Total akrual adalah selisih antara laba dan arus kas yang
berasal dari aktivitas operasi. Variabel total akrual digunakan
sebagai indikator pada resiko bawaan audit dikarenakan akrual
mempunyai risiko yang tinggi terhadap kesahalan dan memerlukan
audit effort yang lebih. Francis dan Krishan (1999) berpendapat
bahwa audit dari total akrual yang tinggi pada suatu perusahaan
memiliki ancaman yang tidak menentu dibanding audit yang
49
memiliki total akrual yang rendah pada suatu perusahaan karena
potensi dari estimasi kesalahan dan kesempatan yang besar dari total
akrual yang tinggi di suatu perusahaan yang memiliki realisasi aset
yang tidak terdeteksi dan / atau akan masalah going concern terkait
dengan tingkat yang lebih tinggi dari total akrual ( Vuko dan Marko
2014).
Absolute level of total accruals = TA = (Net income - Operating
Cash Flow) / Total assets
d. Leverage
Menurut Febrianty (2011) rasio leverage merupakan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi liabilitasnya. Apabila perusahaan
memiliki rasio leverage yang tinggi maka risiko kerugian perusahaan
tersebut akan bertambah. Oleh sebab itu, untuk memperoleh keyakinan
akan laporan keuangan perusahaan maka auditor akan meningkatkan
kehati-hatiannya sehingga rentang audit delay akan lebih panjang.
Variabel ini diukur dengan debt to total assets, dimana pengukurannya
dengan membagi total kewajiban dengan total aset.
Leverage = Total Liabilities / total assets
2. Variabel Terikat, terdiri dari:
a. Audit Delay
Audit delay yaitu lama waktu penyelesaian audit diukur
berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk laporan auditor
independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak
50
tanggal tutup tahun buku perusahaan yaitu per 31 Desember sampai
tanggal yang tertera pada laporan auditor independen (Aryati dan
Maria, 2005). Variabel ini diukur dengan menghitung jumlah hari dari
tanggal tutup tahun buku perusahaan sampai tanggal yang tertera pada
laporan auditor independen.
3. Variabel Pemoderasi, terdiri dari:
a. Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan adalah besar kecilnya suatu perusahaan
yang dilihat dari besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan
tersebut. Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Pada
penelitian ini,ukuran perusahaan diproksikan dengan menggunakan
Ln Total Asset. Hal ini dikarenakan besarnya total aset masing-
masing perusahaan berbeda bahkan mempunyai selisih yang besar,
sehingga dapat menyebabkan nilai yang ekstrim (Subekti dan
Widiyanti, 2004).
51
Tabel 3.1
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
No. Variabel Jenis Variabel Indikator Skala
Pengukuran
1. Sistem
Pengendalian
Internal
(Sa’adah,
2013)
Independen Variabel dummy
yaitu dengan
menggunakan dua
klasifikasi pendapat
auditor,yaitu wajar -
tanpa pengecualian
(nilai dummy 1) dan
selain- wajar tanpa
pengecualian
(dummy 0).
Nominal
2. Audit Effort
(Vuko dan
Marko,
2014)
Independen Dengan menghitung
jumlah dari inventori
dan piutang
kemudian dibagi
total aset yang
dimilki perusahaan
untuk meneliti
seberapa jauh audit
Rasio
Berlanjut dihalaman selanjutnya Berlanjut dihalaman selanjutnya
52
effort yang
diperlukan dalam
suatu perusahaan
3. Absolute
Level of
Total
Accruals
(Vuko dan
Marko,
2014)
Independen Dengan menghitung
selisih antara laba
dan arus kas yang
berasal dari aktivitas
operasi
Rasio
4. Leverage
(Vuko dan
Marko,
2014)
Independen Menghitung hasil
dari total liabilities
dibagi dengan total
aset yang dimiliki
perusahaan
Rasio
5. Audit Delay
(Putu dan I
Made, 2016)
Dependen diukur dengan
menghitung jumlah
hari dari tanggal
tutup tahun buku
perusahaan sampai
tanggal yang tertera
pada laporan auditor
independen.
Rasio
Berlanjut dihalaman selanjutnya
53
5. Ukuran
Perusahaan
(Vuko dan
Marko,
2014)
Moderasi dengan
menggunakan Ln
Total Asset dari
seluruh aset yang-
dimiliki perusahaan
Rasio
54
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
bersumber dari laporan tahunan emiten dengan menggunakan populasi
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 yang diperoleh melalui situs resmi
Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu pada alamat web www.idx.co.id.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara
purposive sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu.
Berikut tabel 4.1 yang menyajikan perolehan sampel berdasarkan kriteria
yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Tabel 4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian
No. Kriteria Pelanggaran
Kritera
Jumlah
1. Jumlah perusahaan
manufaktur tahun 2013
- 137
2. Perusahaan manufaktur
yang terdaftar secara
berturut-turut selama
periode pengamatan yaitu
2013-2015.
(7) 130
Berlanjut dihalaman selanjutnya
55
3. Perusahaan manufaktur
yang menerbitkan laporan
keuangan dalam mata uang
rupiah untuk peroide yang
berakhir pada tanggal 31
desember dan telah diaudit
oleh auditor independen
pada periode pengamatan
yaitu 2013-2015.
(26) 104
4 Laporan keuangan memilik i
data yang dibutuhkan sesuai
dengan variabel dalam
penelitian ini
- 104
Perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel dalam
penelitian
104
Jumlah sampel yang diambil selama periode
pengamatan yaitu tahun 2013-2015
312
Sumber: Data sekunder yang diolah
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
Pada saat pengujian normalitas, diperoleh hasil bahwa data
penelitian tidak normal. Pengujian dengan Kolmogorov Smirnov
menghasilkan nilai sebesar 0,000- sekian dengan total sampel
sebanyak 312 sampel, artinya data tidak lolos uji normalitas karena
nilai siginifikansi dibawah 0,05. Berikut hasil dari uji normalitas
dengan Kolmogorov Smirnov dengan 312 sampel yang disajikan
dalam tabel 4.2.
56
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas: Kolmogorov Smirnov dengan
312 Sampel
Sumber: Output SPSS yang dioalah
Salah satu cara agar data penelitian ini menjadi normal
adalah dengan melakukan screening data untuk mendeteksi apakah
data dari masing-masing variabel penelitian memiliki data ekstrim
(outlier) yang berpotensi mengganggu hasil anlisis. Screening data
penelitian ini menggunakan Zscore dan menghapus data yang
ekstrim yang tertera di Zscore.
Hasil screening data menunjukan bahwa terdapat sampel
data yang ekstrim sebanyak 165 sampel, sehingga harus dikeluarkan
dari sampel. Jumlah akhir sampel yang diobservasi adalah 147
sampel.
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik memilik i
data yang berdistribusi normal. Untuk menguji normalitas data
penelitan menggunakan uji statistik yaitu uji Kolmogorov Smirnov
57
(K-S). Nilai residual terstandarisasi berdistribusi normal jika nilai
Asymp. Sig. >0,05.
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov
Smirnov
Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) pada hasil uji Kolmogorov
Smirnov adalah sebesar 0,057. Nilai tersebut signifikan yaitu 0,05.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistribus i
normal, maka model regresi dapat digunakan untuk pengujian
berikutnya.
Hasil uji normalitas data yang ditunjukan Kolomogorov
Smirnov tersebut konsiten dengan hail analisi grafik histogram dan
grafik normal P-Plot berikut ini.
Sumber: Output SPSS yang diolah
58
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas dengan grafik Histogram
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas dengan P-Plot
Berdasarkan kedua grafik tersebut dapat dilihat bahwa grafik
histogram maupun grafik normal P-Plot memberikan pola distribus i
data yang normal. Pada grafik histogram dapat dilihat bahwa grafik
menggambarkan bentuk lonceng serta pada grafik normal P-Plot
titik-titik yang mewakili sampel dalam penelitian ini mendekati
garis diagonal.
b. Hasil Uji Multikoloniaritas
Uji Multikoloniaritas ini dilakukan untuk melihat apakah
terjadi korelasi antara variabel bebas atau satu sama lainya. Jika nilai
59
Tolerance > 0,1 dan VIF < 10, maka dapat dikatakan tidak terjadi
multikoloniaritas antara variabel bebas. Berikut tabel 4.4 yang
menunjukan hasil dari uji multikoloniaritas.
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikoloniaritas denganUji VIF
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 SPI ,965 1,037
Inv Rec ,752 1,329
TA ,801 1,249
Lev ,923 1,084
UP ,884 1,131
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan pada hasil uji multikoloniaritas pada tabel 4.4
dapat dilihat bahwa variabel bebas dalam penelitan ini tidak saling
berkorelasi, karena memiliki nilai Tolerance > 0,1 dan VIF < 10.
Maka dapat dikatakan tidak terjadi gejala multikoloniaritas antar
variabel.
c. Hasil Uji Heteroskesdasitas
Hasil uji heteroskesdasitas dilakukan untuk melihat apakah
ada ketidaksamaan varians dalam fungsi regresi. Data yang baik
adalah data yang homoskesdasitas atau data yang memilik i
kesamaan varians dalam fungsi regresi. Uji heteroskedasitas dalam
penelitian ini menguji uji glejser yang dilakukan dengan cara
60
meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut
residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen
dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah
heteroskesdasitas.
Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskesdasitas dengan Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coef f icients Standardized Coef f icients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3,692 12,491 ,296 ,768
SPI 2,764 1,410 ,164 1,959 ,052
Inv Rec -3,132 4,258 -,070 -,736 ,463
TA -7,680 8,328 -,085 -,922 ,358
Lev -,172 2,785 -,005 -,062 ,951
UP ,144 ,417 ,030 ,344 ,731
Sumber: Output SPSS yang diolah
Pada tabel 4.5 terlihat bahwa nilai signifikansi antara semua
variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini mempunya i
kesamaan varians dalam fungsi regresi atau homoskesdasitas atau
tidak terjadi heteroskedasitas.
Hasil uji glejser ini konsisten dengan hasil uji grafik
scatterplot berikut ini:
61
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskesdasitas dengan grafik Scatterplot
Grafik scatterplot menunjukan bahwa data tersebar di atas
dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu y dan tidak terdapat suatu
pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini
mengindikasikan bahwa penyebaran titik-titik yang mewakili
sampel pada scatterplot di atas mengemukakan bahwa data dalam
penelitian ini mempunyai kesamaan varians dalam fungsi regresi
atau homoskesdasitas.
d. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan esalahan pengganggu pada periode t-1. Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan ada masalah autokrelasi (Ghozali, 2013).
Dalam penelitian ini uji autokorelasi dilaksanakan dengan
menggunakan run test dengan ketentuan probabilitas lebih besar dari
signifikansi 0,05. Hasil uji autokoreasi dalam penelitian ini disajikan
dalam table 4.6.
62
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi:Run Test
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea 1,62905
Cases < Test Value 73
Cases >= Test Value 74
Total Cases 147
Number of Runs 72
Z -,413
Asy mp. Sig. (2-tailed) ,679
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan table 4.6 nilai test adalah sebesar 1,62905 dengan
probabilitas 0,679 yang bernilai lebih besar dari 0,05. Hal tersebut
menunjukan bahwa nilai residual acak atau random, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah autokorelasi pada model
regresi yang digunakaan didalam penelitian ini.
2. Hasil Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan metode dimana semua data yang
digunakan dalam penelitian dikumpulkan dan dikelompokan untuk
kemudian dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif dengan
membandingkan nilai minimum, nilai maksimum, dan rata-rata dari
sampel.
Berikut tabel 4.7 yang merupakan analisis deskriptif untuk
variabel yang dibunakan dalam penelitian.
63
Tabel 4.7 Statatistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Dev iation
Inv Rec 147 ,04 ,80 ,4009 ,16618
TA 147 -,26 ,25 -,0121 ,08235
Lev 147 ,12 1,29 ,5174 ,22945
UP 147 25,33 33,13 28,3999 1,56567
AD 147 45,00 130,00 78,8980 12,20865
Valid N (listwise) 147
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata
dari variabel dependen yaitu audit delay (AD) adalah sebesar 78,8980.
Dalam tabel 4.7 tersebut juga dapat dilihat bahwa nilai minimum dari
audit delay dalam penelitian adalah sebesar 130,00 yang terjadi pada PT
Sierad Produce Tbk. tahun 2015. Sedangkan nilai maksimum dari audit
delay adalah sebesar 45,00 yang terjadi pada PT Merck Tbk. tahun 2013.
Selanjutnya, bedasarkan tabel 4.7 dapat dilihat nilai rata-rata dari
Audit Effort (InvRec) adalah sebesar 0,4009 yang menunjukan bahwa
rata-rata perusahaan yang diteliti telah mengungkapkan 40% item-item
yang digunaan untuk mengukur Audit Effort. Nilai minimum dari Audit
Effort adalah sebesar 0,04 yang terjadi pada PT Kertas basuki Rachmat
Indonesia Tbk. pada tahun 2014. Nilai maksimum dari Audit Effort adalah
sebesar 0,80 yang terjadi pada PT Jemblo Cable Company Tbk. pada
tahun 2014.
64
Rata- rata dari Absolute Level of Total Accrual (TA) adalah
sebesar -0,0121. Nilai minimum dari Absolute Level of Total Accrual
adalah sebesar -0,26 yang terjadi pada PT Panasia Indo Resources Tbk.
pada tahun 2013. Nilai maksimum Absolute Level of Total Accrual adalah
sebesar 0,25 yang terjadi pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.
pada tahun 2015.
Dilihat dari tabel 4.7 variabel Leverage (Lev) mempunyai nila i
rata-rata sebesar 0,5174 hal ini menunjukan bahwa perusahaan yang
diteliti telah mengungkapkan 51% item-item yang digunkan untuk
mengukur leverage. Nilai minimum dari leverage adalah sebesar 0,12
yang terjadi pada PT Kertas basuki Rachmat Indonesia Tbk. pada tahun
2013. Nilai maksimum Leverage adalah sebesar 1,29 yang terjadi pada
PT Apac Citra Centertex Tbk. pada tahun 2015.
Variabel moderasi ukuran perusahaan (UP) mempunyai rata-rata
sebesar 28,3999. Nilai minimum dari ukuran perusahaan adalah sebesar
25,33 yang terjadi pada PT Kedaung Indah Can Tbk. pada tahun 2013.
Nilai maksimum dari ukuran perusahaan adalah sebesar 33,13 yang
terjadi pada PT Astra International Tbk. pada tahun 2015.
3. Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2013).
65
Hasil dari uji koefisien determinasi dalam penelitian ini disajikan
dalam table 4. 8.
Tabel 4.8 Hasil Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 ,365a ,133 ,103 11,56537 1,832
Sumber: Output SPSS yang diolah
Dari tabel 4.8 yang telah disajikan di atas dapat kita lihat bahwa
nilai adjusted R2 sebesar 0,103 yang menjelaskan bahwa variabel-
variabel independen yang ada di dalam penelitian ini dapat menjelaskan
10,3% variabel dependen yang ada di dalam penelitian ini yaitu
persistensi laba. Hasil ini menunjukkan bahwa model memilik i
kemampuan yang tinggi dalam menjelaskan variabel dependen,
sedangkan sisanya sebesar 89,7% dijelaskan oleh varibel-variabel lain di
luar penelitian ini seperti variabel reputasi auditor, pergantian auditor,
ukuran KAP, komite audit, umur perusahaan, dan lain sebagainya (Putra
dan I Made, 2016).
4. Hasil Uji Hipotesis
a. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas atau variabel independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel independen (Ghozali, 2013). Dalam
penelitian ini, variabel independen yang terdiri dari sistem pengendalian
66
internal, Audit Effort, Absolute Level of Total Accrual, dan leverage
dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderasi mempengaruhi
variabel dependen yaitu audit delay. Hasil uji signifikansi parameter
individual (uji statistik t) disajikan pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Individual : Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coef f icients Standardized Coef f icients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 178,258 78,945 2,258 ,026
SPI 15,101 43,927 ,548 ,344 ,732 ,002 415,677
Inv Rec -279,358 130,160 -3,803 -2,146 ,034 ,002 513,559
TA 179,698 285,320 1,212 ,630 ,530 ,002 606,057
Lev 55,278 102,762 1,039 ,538 ,592 ,002 610,256
UP -3,805 2,746 -,488 -1,385 ,168 ,049 20,297
MSPI -,553 1,547 -,573 -,357 ,721 ,002 421,082
MInv Rec 9,973 4,601 3,741 2,167 ,032 ,002 487,372
MTA -6,887 10,072 -1,319 -,684 ,495 ,002 608,878
MLev -1,388 3,608 -,755 -,385 ,701 ,002 629,709
a. Dependent Variable: AD
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan pada hasil uji signifikan individual (uji t) yang
disajikan pada table 4.9 diatas maka didapat persamaan regresi seperti
berikut:
AD = 178,258 – 279,358 InvRec + 9,973 MInvRec + e
67
1. Nilai konstanta sebesar 178,258 artinya jika variabel sistem
pengendalian internal (SPI), audit effort (InvRec), absolute level of
total accrual (TA), leverage (Lev), ukuran perusahaan (UP),
moderasi sistem pengendalian internal (MSPI), moderasi audit
effort (MinvRec), moderasi absolute level of total accrual (MTA),
moderasi leverage (Mlev) bernilai nol, maka variabel dependen
atau audit delay (AD) akan bernilai 178,258 satuan.
2. Koefisien regresi audit effort (InvRec) sebesar -279,358 yang
berarti jika variabel audit effort meningkat sebesar satu satuan dan
variabel lainya konstan, maka variabel dependen yaitu audit delay
akan meningkat sebesar -279,358 satuan.
3. Koefisien moderated regression analysis audit effort (MinvRec)
sebesar 9,973 yang berarti jika variabel moderated regression
analysis audit effort meningkat sebesar satu satuan dan variabel
lainya konstan, maka variabel dependen yaitu audit delay akan
meningkat sebesar 9,973 satuan.
Berikut hasil uji signifikansi parameter individual (uji t) dari
variabel dari variabel independen yang terdiri dari sistem pengendalian
internal (SPI), audit effort (InvRec), absoulte level of total accrual
(TA), dan leverage (Lev) terhadap variabel dependen audit delay (AD)
dengan ukuran perusahaan (UP) sebagai variabel moderasi. penjelasan
dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
68
1. Hasil uji Hipotesis Pengaruh Sistem Pengendalian Internal terhadap
Audit Delay
Pada table 4.9 menunjukan angka signifikansi sebesar 0,732.
Hal ini menunjukan bahwa sistem pengendalian internal tidak
berpengaruh terhadap audit delay karena nilai signifikansi yang
lebih besar dari 0,05 ( 0,732 > 0,05) dengan demikian H1 ditolak.
Dalam penelitian Sa’adah (2013) mempunyai nilai signifikan
negatif dari sistem pengendalian internal terhadap audit delay. Nilai
tersebut didukung oleh data penelitian dari sistem pengendalian
internal yang rata-rata memiliki 80% opini wajar tanpa pengecualian
(WTP) setiap tahunya. proksi yang dipakai dalam menilai sistem
pengendalian internal adalah dengan melihat opini laporan auditor
independen. Dengan melihat opini yang tertera pada laporan
keuagan perusahaan yang sudah di audit oleh auditor independen,
maka dapat dilihat keefektivan sistem pengendalian internal yang
ada di suatu perusahaan tersebut. Menurut Arens (2015), auditor
akan mengeluarkan opini wajar tanpa pengecualian mengena i
pengendalian internal atas pelaporan keuangan apabila pada dua
kondisi. Pertama, tidak adanya kelemahan material yang
teridentidikasi. Kedua, tidak adanya pembatasan ruang lingkup kerja
auditor. Apabila salah satu kondisi tersebut terjadi, maka auditor
akan mengeluarkan pendapat selain dari wajar tanpa pengecualian.
69
Beberapa penelitian terdahulu meneliti pengaruh opini audit
terhadap audit delay dengan proksi yang sama dengan sistem
pengendalian internal yaitu menggunakan variabel dummy, memberi
nilai 1 jika laporan keuangan keuangan mendapat opini wajar tanpa
pengecualian dan 0 jika mendapat opini selain wajar tanpa
pengecualian. Dalam penelitian Lucyanda dan Sabrina (2013), dan
Kartika (2011) menyatakan bahwa opini audit tidak mempengaruhi
audit delay. Hal ini disebabkan karena auditor telah bekerja secara
profesional sehingga apapun opini yang dikeluarkan auditor dan
sistem pengendalian internal perusahaan tidak mempengaruhi
lamanya waktu penyelesaian audit. Kerena pada dasarnya
manajerlah yang bertanggung jawab dalam sistem pengendalian
internal di setiap perusahaan dan auditor independenlah yang
menentukan lama waktunya proses audit berlangsung.
2. Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Audit Effort terhadap Audit Delay
Pada table 4.9 menunjukan hasil signifikansi sebesar 0,034
pada variabel audit effort (InvRec). Hal ini menunjukan bahwa audit
effort berpengaruh terhadap audit delay karena nilai signifikans i
yang lebih kecil dari 0,05.
Hasil dari penelitian ini bertolak belakang dengan penelit ian
yang dilakukan oleh Vuko dan Marko (2014) yang menyatakan
bahwa audit effort tidak berpengaruh terhadap audit delay. Sampel
yang digunakan dalam penelitian Vuko dan Marko (2014) adalah
70
perusahaan yang terdaftar di Kroasia dalam kurun waktu 2008
sampai 2011, sedangkan dalam penelitian ini sampel yang
digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal
ini menyebabkan bahwa pengaruh yang signifikan terjadi di
perusahaan manufaktur di Indonesia antara audit effort terhadap
audit delay.
Hasil penelitian ini diperoleh dalam penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan Zhang Hongbo (2012). Dalam penelit ian
Zhang Hongbo (2012) audit effort atau upaya audit dijelaskan dalam
beberapa variabel terpisah yang mereprensentasikan audit effort itu
sendiri, dimana audit effort berperan penting dalam menilai resiko
audit yang akan dihadapi selama proses audit berlangsung. Hasil dari
penelitian Zhang Hongbo membuktikan audit effort berpengaruh
terhadap audit delay.
3. Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Absolute Level of Total Accrual
terhadap Audit Delay
Pada table 4.9 menunjukan angka signifikansi sebesar 0,530.
Hal ini menunjukan bahwa absolute level of total accrual tidak
berpengaruh terhadap audit delay karena nilai signifikansi yang
lebih besar dari 0,05 ( 0,530 > 0,05) dengan demikian H3 ditolak.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini mendukung
penelitian Vuko dan Marko (2014) dan Zhang Hongbo (2012).
Dimana absolute level of total accrual tidak berpengaruh terhadap
71
audit delay. Dalam pernyataan yang dikemukakan dalam penelit ian
Francis dan Krishnan (1999) proses audit dari total akrual yang
tinggi pada suatu perusahaan memiliki ancaman yang tidak menentu
dibanding audit yang memilki total akrual yang rendah pada suatu
perusahaan. Tingkat total akrual yang tinggi dapat menyebabkan
risiko dai suatu informasi yang dimiliki perusahaan atau entitas
menjadi tidak menentu (Vuko dan Marko, 2014), tetapi karena
ancaman dan risiko yang tidak menentu tersebut tidak menjadi faktor
utama dalam lamanya proses audit yang berlangsung.
4. Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Leverage terhadap Audit Delay
Pada table 4.9 menunjukan angka signifikansi sebesar 0,592.
Hal ini menunjukan bahwa Leverage tidak berpengaruh terhadap
audit delay karena nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 (
0,592 > 0,05) dengan demikian H4 ditolak.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari dan made (2014),
Sukmawati (2014), dan Janartha dan Bambang (2016). Namun hasil
dari penelitian ini tidak mendukung hasil dari penelitian Vuko dan
Marko (2014) yang memperoleh hasil bahwa Leverage berpengaruh
terhadap audit delay.
Jumlah utang yang tinggi tidak memberikan tekanan pada
perusahaan untuk mempublikasikan laporan keuangan auditan lebih
cepat. Debt to equity ratio (DER) yang tinggi akan memberikan
72
sinyal bahwa perusahaan sedang dalam kesulitan keuangan. Hal ini
dikarenakan rasio utang terhadap ekuitas menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya.
Semakin tinggi rasio utang berarti ada permasalahan going concern
yang memerlukan audit lebih teliti dan waktu yang lebih lama oleh
auditor. Tingkat utang yang tinggi akan meningkatkan kehati-hat ian
auditor terhadap laporan keuangan yang akan diaudit. Hal ini
disebabkan karena tingginya proporsi dari utang akan meningkatkan
pula risiko keuangannya. Perusahaan yang memiliki banyak utang
pada struktur keuangannya, maka perusahaan tersebut memilik i
resiko yang cukup besar akibat kesulitan dalam membayar utang
yang besar, sehingga bisa menunda publikasi laporan keuangan.
Proporsi yang tinggi dari utang, akan memengaruhi kondisi
keuangan yang terkait dengan masalah kelangsungan hidup
perusahaan (going concern), yang pada akhirnya memerlukan
kecermatan yang lebih dalam pengauditan (Janartha dan Bambang,
2016).
Leverage tidak selalu berdampak negatif terhadap perusahaan.
Apabila perusahaan berhasil mengelola utangnya dengan baik,
efisien dan tepat sasaran, profit perusahaan akan meningkat secara
signifikan dan tidak akan ada masalah tehadap kesulitan keuangan.
Disampng itu, tidak perlu adanya negosiasi dengan pihak auditor
73
dalam proses audit sehingga tidak akan terjadi audit delay
(Puspitasari dan made, 2014).
5. Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Sistem Pengendalian Internal terhadap
Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan sebagai variabel Moderasi
Hasil uji moderated regression analysis (MRA) menunjukan
angka signifikansi sebesar 0,721 pada variabel MSPI. Dengan
demikian maka H5 ditolak dan ukuran perusahaan tidak dapat
memoderasi pengaruh sistem pengendalian internal terhadap audit
delay. Hal ini dikarenakan yang bertanggung jawab sepenuhnya
dalam sistem pengendalian internal perusahaan adalah manajemen
perusahaan sendiri dan tugas auditor eksternal yang menentukan
proses audit yang digunakan.
Dalam penelitian Miradhi dan Gede (2016) yang menelit i
pengaruh opini auditor terhadap audit delay dimana proksi yang
digunakan sama dengan sistem pengendalian internal yaitu dengan
menggunakan variabel dummy untuk setiap opini auditor yang
diberikan pada laporan keuangan perusahaan menjelaskan bahwa
seberapa besarnya perusahaan atau seberapa bagus sistem
pengendalian internal yang ada didalamnya, auditor dalam
memberikan opininya berdasarkan apa yang terjadi dalam laporan
keuangan dan opini auditor merupakan bagian dari kewenangan
KAP yang sudah sesuai dengan prosedur dalam standar profesiona l
akuntan publik. Maka ukuran perusahaan tidak mampu memoderasi
74
sistem pengendalian internal terhadap audit delay. Hasil dari
penelitian ini mendukung hasil yang dari penelitian Miradhi dan
Gede (2016).
6. Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Audit Effort terhadap Audit Delay
dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi
Tabel 4.9 menunjukan hasil dari nilai signifikansi sebesar
0,032 pada variabel MinvRec. Dengan demikian H6 diterima karena
nilai signifikansi yang kurang dari 0,05.
Dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan dapat
memoderasi audit effort terhadap audit delay. Merujuk pada
penelitian Vuko dan Marko (2014) yang menggunakan total
inventory dan total receivables dibagi dengan total asset
menunjukan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka nila i
dari audit effort itu sendiri akan semakin besar pula dalam
mempengaruhi audit delay.
Hasil dari penelitian ini didukung oleh hasil dalam penelit ian
Limei Cao et al. (2015) yang menunjukan audit effort secara
signifikan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan dam menyatakan
bahwa semakin besar suatu perusahaan maka semakin besar pula
audit effort yang diperlukan dalam mengaudit perusahaan tersebut.
7. Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Absolute Level of Total Accrual
terhadap Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel
Moderating
75
Tabel 4.9 menunjukan nilai signifikansi sebesar 0,495 pada
variabel MTA, hal ini menunjukan bahwa H7 ditolak karena nila i
signifikansi yang diatas dari 0,05. Dengan demikian ukuran
perusahaan tidak dapat memoderasi pengaruh absolute level of total
accrual terhadap audit delay.
Penelitian ini menggunkan variabel TA sebagai indikator dari
audit inherent risk. Walaupun terdapat argumen dalam penelit ian
Vuko dan Marko (2014) yang menyatakan bahwa semakin besar
tugas auditor dalam mengaudit klien maka semakin besar pula risiko
bisnis yang dihadapi auditor dengan klienya, lalu dalam penelit ian
Francis dan Krishnan (1999) mengungkapkan bahwa aset yang
dimiliki perusahaan baik itu yang terdeteksi atau tidak akan
mempengaruhi total akrual yang dimiliki perusahaan belum dapat
menjelaskan secara utuh bahwa total akrual dapat mempengaruhi
lamanya audit delay. Hal ini bisa disebabkan karena faktor yang
tidak menentu yang diakibatkan oleh nilai dari total akrual tersebut
(Vuko dan Marko, 2014).
8. Uji Hipotesis Pengaruh Leverage terhadap Audit Delay dengan
Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi
Pada tabel 4.9 yang ditunjukan oleh variabel Mlev dengan nilai
signifikansi sebesar 0,701 yang berarti bahwa H8 ditolak karena nila i
signifikansi yang melebihi 0,05. Maka dapat disimpulkan ukuran
perusahaan tidak dapat memoderasi pengaruh leverage terhadap
76
audit delay. Hasil dari penelitian ini mendukung hasil dari penelit ian
Putra dan I Made (2016) yang menyatakan bahwa ukuran
perusahaan tidak dapat memoderasi pengaruh debt equity to ratio
atau leverage terhadap audit delay. Hal ini dapat disebabkan karena
auditor didalam melaksanakan penugasan audit bersikap
professional dan memenuhi standar audit sebagaimana yang telah
diatur oleh IAI tanpa melihat ukuran perusahaan yang diaudit
(Haryani dan I Dewa, 2014). Potensi terjadinya audit delay yang
lebih panjang pada perusahaan besar didasari oleh pandangan bahwa
lingkup audit dan kompleksitas transaksi pada perusahaan besar
akan lebih luas dibandingkan dengan perusahaan kecil, namun hal
ini tidak terjadi pada perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel
pada penelitian ini yang berarti bahwa besar kecilnya perusahaan
manufaktur tidak mencerminkan kompleksitas di dalam penerapan
audit prosedur dan waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian tugas
audit. Selain itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan mungkin saja akan memberikan pengaruh terhadap
pelaksanaan audit namun tidak akan memberikan dampak yang
signifikan terhadap penyelesaian audit (Haryani dan I Dewa, 2014).
77
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian
yang telah dilakukan dengan moderated regression analysis, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Sistem pengendalian internal tidak berpengaruh terhadap audit delay.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Lucyanda dan Sabrina (2013), dan
Kartika (2011). Hasil dari penelitian ini tidak sesuai dengan penelit ian
Sa’adah (2013).
2. Audit Effort berpengaruh terhadap audit delay. Hasil ini sesuai dengan
penelitian Zhang Hongbo (2012). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
penelitian Vuko dan Marko (2014).
3. Absolute Level of Total Accrual tidak berpengaruh terhadap audit delay.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Vuko dan Marko (2014) dan Zhang
Hongbo (2012).
4. Leverage tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hasil ini sesuai dengan
penelitian Puspitasari dan made (2014), Sukmawati (2014), dan Janartha
dan Bambang (2016).
5. Hubungan interaksi antara sistem pengendalian internal dengan ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hasil ini sesuai
dengan penelitian Miradhi dan Gede (2016).
78
6. Hubungan interaksi antara audit effort dengan ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap audit delay. Hasil ini sesuai dengan penelitian Limei
Cao et al. (2015).
7. Hubungan interaksi antara absolute level of total accrual dengan ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hasil ini sesuai
dengan penelitian Francis dan Krishnan (1999) serta Vuko dan Marko
(2014).
8. Hubungan interaksi antara leverage dengan ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap audit delay. Hasil ini sesuai dengan penelit ian
Putra dan I Made (2016).
B. Saran
Berikut saran-saran yang dapat diberikan untuk penelit ian
selanjutnya, adalah sebagai berikut:
1. Penelitian selanjutnya disarankan agar menambah variabel yang
akan digunakan seperti komite audit, opini auditor, audit
comparability, audit outcomes, dll sehingga hasilnya akan
memperkaya pembahasan mengenai audit delay
2. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan proksi-proksi
yang berbeda dalam setiap variabel sehingga dapat dibandingkan
dengan proksi yang digunakan dalam penelitian ini,
3. Penelitian selanjutnya disarankan agar memperluas wilayah
sampel dengan menambah jenis industri atau menggunakan
seluruh industri yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
79
DAFTAR PUSTAKA
Arens. A. Alvin, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley, Alvin A. 2015. Auditing dan
Jasa Assurance Pendekatan Terintigrasi. Edisi Kedua Belas. Jilid Kedua, Jakarta: Erlangga.
Aryati, Titik dan Maria Theresia. 2005. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay dan Timeliness”. Media Riset Akuntansi, Volume 5. No 3 Desember
Hal 271-287.
Ashton, R.H., Willingham, J.J, dan Elliot, R.K. 1987. “An Emprical Analysis of
Audit Delay”. Journal of Accounting Research, Vol. 25 No 2. (Autumn): Hal 275- 292.
Bamber, E. M., Bamber, L. S. and Schoderbek, M. P. 1993. “Audit structure and other determinants of audit report lag: An empirical analysis”, Auditing: A
Journal of Practice & Theory, Vol. 12, No. 1, Hal 1-23.
Bapepam. 2006. Kewajiban Penyampaian Laporan Berkala Oleh Perusahaan Efek.
Juli, Kep - 06/BL/2006.
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Caramanis, C., dan C. Lennox. 2008. “Audit effort and earnings management”.
Journal of Accounting and Economics 45 (1): Hal 116-138.
Carslaw, Charles dan Kaplan. 1991. “An Examination of Audit Delay: Further
Evidence from New Zealand”. Accounting and Business Research,Vol. 22, No. 85,.
Dyer, dan McHugh. 1975. “The Timeliness of the Australian Annual Report”. Journal of Accounting Research.
Febrianty. 2011. “Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Delay
Perusahaan Sektor Perdagangan yang Terdaftar di BEI periode 2007- 2009”, Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (Vol. 1 No. 3 September 2011), Politeknik PalComTech.
Francis, J. R. dan Krishnan, J. 1999 . “Accounting Accruals and Auditor Reporting Conservatism”, Contemporary Accounting Research, Vol. 16, No.
1, Hal 135-165.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Jakarta.
Givoly, D. dan Palmon, D. 1982. “Timeliness of Annual Earnings Announcements :
Some Empirical Evidence”, Accounting Review, Hal 486-508.
80
Halim, Varianda. 2000. “Faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Delay: Studi
Empiris Perusahaan-perusahaan di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 2 No 1: Hal 63-75.
Haryani, Jumratul dan I Dewa Nyoman Wiratmaja. 2014. “Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Komite Audit, Penerapan International Reporting Standards dan
Kepemilikan Publik Pada Audit Delay”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.
Hassanudin. 2002. “Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Suatu Tinjauan Faktor-
faktor yang Mempengaruhi)”. Jurnal Indonesia Membangun, Juli 2002.
Houston, R.W., M.F. Peters, dan J.H. Pratt. 1999. “The audit risk model, business
risk and audit- planning decisions”. The Accounting Review 74 (3): Hal 281-
298.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis.
Yogyakarta : Edisi Pertama, Penerbit BPFE.
Janartha, I Wayan Pion dan Bambang Suprasto H. 2016. “Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Keberadaan Komite Audit dan leverage”. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana.
Jörg-Markus Hitz,Philipp Löw, dan Mara Solka. 2013. “Determinant of Audit Delay in Mandatory IFRS Setting”. Die Betriebswirtschaft.
Jones,J. 1991. “Earnings Management during import relivef investigation”. Journal
of accounting research 29: Hal 193-228.
Kartika, Andi. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”, Dinamika Keuangan dan Perbankan.
Khalatbari, Abdossamad, Ismail Ramezanpour, dan Jalal Haghdoost. 2013.
“Studying the Relationship of Earnings Quality and Audit Delay in Accepted
Companies in Tehran Securities”, International Research Journal of Applied and Basic Sciences, Vol. 6. No. 5. Hal 549-555.
Lawrence, Janice, dan Barry Bryan. 1998. “Characteristics Associated with Audit
Delay in The Monitoring of Low Income Housing Projects”, Journal of Public Budgeting, Accounting & Financial Management, 10 (2): Hal 173-191.
Lianto, Novice dan Budi Hartono Kusuma. 2010. “Faktor-Faktor yang Berpengaruh
terhadap Audit Report Lag”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi , Universita s Tarumanegara, Vol. 12 No.2, Agustus 2010, Hal 97-106.
Limei, Cao, Wanfu Li, dan Limin Zhang. 2015. “Audit Mode Change, Corporate
Governence and Audit Effort”. China Journal of Accounting Reasearch.
81
Lucyanda, Jurica dan Sabrina Paramitha Nura’ni. 2013. “Pengujia Faktor Faktor
yang Mempengaruhi Audit Delay”. Jurnal Akuntansi & Auditing.
Miradhi, Made Devi dan Gede Juliarsa. 2016. “Ukuran Perusahaan sebagai
Pemoderasi Pengaruh Profitabilitas dan Opini Auditor pada Udit Delay”, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Bali.
Mulyadi. 2006. Auditing. Edisi Pertama. Cetakan Keenam, Jakarta, Salemba Empat.
O‟Keefe, T.B., R.D. King, dan K.M. Gaver. 1994. “Audit Fees, Industry
Specialization, and Compliance with GAAS Reporting Standards”, Auditing: A Journal of Practice & Theory 13: Hal 41- 55.
Palmrose, Z. 1989. “The Relation of Audit Contract Type to Audit Fees and Hours”,
The Accounting Review, 64(3), Hal 488-499.
Pourali, Mohammad Reza, Jozi, Mahshid, Rostami, Keramatollah Heydari,
Taherpour, Gholam Reza dan Niazi, Faramarz. 2013. “Investigation of Effective Factors in Audit Delay: Evidence from Tehran Stock Exchange (TSE)”, Research Journal of Applied Sciences, Engineering and Technolo gy,
Vol. 5, No. 2, Hal 405- 410.
Puspitasari, Ketut Dian dan Made Yeni Latrini. 2014. “Pengaruh Ukuran Perusahan,
Anak Perusahaan, Leverage, dan Ukuran KAP Terhadap Audit Delay”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.
Putra, Putu Gede Ovan Subawa dan I Made Pande Dwiana Putra. 2016. “Ukuran
Perusahaan Sebagai Pemoderasi Pengaruh Opini Auditor, Profitabilitas, dan Debt Equity to Ratio Terhadap Audit Delay”, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Bali.
Ruhnke, K dan Au, K. 1998. “Die Dauer der Jahresabschlußprüfung – Eine empirische Untersuchung des audit delay bei deutschen
Aktiengesellschaften”. Die Betriebswirtschaft, Hal 644–658.
Sa’adah,Shohelma. 2013. “Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Sistem Pengendalia n
Internal terhadap Audit Delay”. ejournal.unp.ac.id, Volume 1, No. 2, Maret.
Saemargani,Fitria Indah. 2015. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan,
Provabilitas, Solvabilitas, Ukuran KAP, dan Opini Auditor terhadap Audit Delay”, Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen, Volume 4, No.
2, Universitas Negri Yogyakarta.
Scott, William R. 2010. Financial Accounting Theory, Sixth Edition. Pearson
Canada Inc. Toronto.
Sembiring, Sukmi Amelanty. 2012 “Pengaruh Klasifikasi Industri dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Risiko Bisnis Pada Perusahaan Manufaktur yang
82
Terdaftar di BEI”. Jurnal Manajemen, Volume 01, No. 01, Fakultas Ekonomi,
Universitas Negeri Semarang.
Simunic, D., dan M.T. Stein. 1996. “Impact of litigation risk on audit pricing: A
review of the economics and the evidence”. Auditing: A Journal of Practice & Theory 15: Hal 119-134.
Subekti, Imam dan Widiyanti, Novi Wulandari. 2004. “Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Delay di Indonesia”. SNA 7. Ikatan Akuntan
Indonesia, Hal 991-1002.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta.
Sulistyanto, Sri. 2008. Manajemen Laba teori dan model empiris.Jakarta :
Grasindo.
Vuko, Tina dan Marko Cular. 2014. “Finding Determinant of Audit Delay by
Pooled OLS Regression Analysis”, Croatian Operational Research Review, University of Split Cuite Fiskovica, Kroasia.
Wirakusuma, Made Gede. 2004. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rentang
Waktu Penyajian Laporan Keuangan ke Publik (Studi Empiris Mengenai
Keberadaan Divisi Internal Audit pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”, Simposium Nasional Akuntansi VII. (Desember) : Hal 1202-1222.
Wiwik, Utami. 2006. “Analisis Determinan Audit Delay Kajian Empiris di Bursa
Efek Jakarta”. Bulletin Penelitian No.09 Tahun 2000.
Zhang, Hongbo. 2012. “Accounting Comparability, Audit Effort, and Audit
Outcomes”. etd.lsu.edu. Dissertation. University of Illinois.
83
LAMPIRAN-LAMPIRAN
84
Lampiran 1 Daftar Perusahaan Maufaktur yang Menjadi Sampel
No Nama Perusahaan Kode Tahun
1 PT AKASHA WIRA INTERNATIONAL ADES 2013
2 ADES 2014
3 ADES 2015
4 PT Alkindo Naratama Tbk ALDO 2013
5 ALDO 2014
6 ALDO 2015
7 PT Asiaplast Industries Tbk APLI 2013
8 APLI 2014
9 APLI 2015
10 PT Astra International Tbk ASII 2015
11 ASII 2014
12 ASII 2013
13 PT Astra Otoparts Tbk AUTO 2013
14 AUTO 2015
15 AUTO 2014
16 PT Berlina Tbk BRNA 2013
17 BRNA 2014
18 BRNA 2015
19 PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk CEKA 2013
20 CEKA 2015
21 CEKA 2014
22 PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN 2013
23 CPIN 2014
24 CPIN 2015
25 PT DELTA DJAKARTA Tbk DLTA 2015
26 DLTA 2013
27 DLTA 2014
28 PT INDOFARMA INAF 2014
29 PT Fajar Surya Wisesa Tbk FASW 2013
30 FASW 2014
31 FASW 2015
32 PT Gajah Tunggal Tbk GJTL 2013
33 GJTL 2014
34 GJTL 2015
35 PT Panasia Indo Resources Tbk HDTX 2013
36 HDTX 2015
37 HDTX 2014
38 PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk HMSP 2015
39 HMSP 2013
40 HMSP 2014
41 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP 2015
42 ICBP 2013
43 ICBP 2014
44 PT Indomobil Sukses Internasional IMAS 2013
45 IMAS 2014
46 IMAS 2015
47 PT INDOFARMA INAF 2013
48 INAF 2015
49 PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 2013
50 INDF 2015
51 INDF 2014
52 PT INDOSPRING Tbk INDS 2014
53 INDS 2013
54 INDS 2015
55 PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk JECC 2015
56 JECC 2014
57 JECC 2013
58 PT KMI Wire and Cable Tbk KBLI 2014
59 KBLI 2015
60 KBLI 2013
61 PT KABELINDO MURNI Tbk. KBLM 2015
62 KBLM 2014
63 KBLM 2013
64 PT KERTAS BASUKI RACHMAT INDONESIA TBKKBRI 2013
65 KBRI 2014
66 KBRI 2015
67 PT KEDAUNG INDAH CAN Tbk KICI 2015
68 KICI 2013
69 KICI 2014
70 PT Kalbe Farma Tbk. KLBF 2015
71 KLBF 2014
72 KLBF 2013
73 PT LANGGENG MAKMUR INDUSTRI Tbk LMPI 2015
74 LMPI 2014
75 LMPI 2013
76 PT MARTINA BERTO Tbk MBTO 2013
77 MBTO 2014
78 MBTO 2015
79 PT MERCK Tbk MERK 2014
80 MERK 2015
81 MERK 2013
82 PT MULTI BINTANG INDONESIA Tbk MLBI 2013
83 MLBI 2015
84 MLBI 2014
85 PT APAC CITRA CENTERTEX Tbk MYTX 2013
86 MYTX 2014
87 MYTX 2015
88 PT NIPRESS Tbk NIPS 2014
89 NIPS 2015
90 NIPS 2013
91 PT PYRIDAM FARMA Tbk PYFA 2013
92 PYFA 2014
93 PYFA 2015
94 PT BENTOEL INTERNASIONAL INVESTAMA TbkRMBA 2013
95 RMBA 2014
96 RMBA 2015
97 PT Nippon Indosari Corpindo Tbk ROTI 2014
98 ROTI 2015
99 ROTI 2013
100 PT MERCK SHARP DOHME PHARMA TBK SCPI 2013
85
101 SCPI 2014
102 SCPI 2015
103 PT SIERAD PRODUCE Tbk SIPD 2013
104 SIPD 2014
105 SIPD 2015
106 PT SEKAR LAUT Tbk SKLT 2013
107 SKLT 2014
108 SKLT 2015
109 PT Selamat Sempurna Tbk SMSM 2015
110 SMSM 2014
111 SMSM 2013
112 PT SUPARMA Tbk SPMA 2013
113 SPMA 2014
114 SPMA 2015
115 PT. SUNSON TEXTILE MANUFACTURER, Tbk. SSTM 2015
116 SSTM 2013
117 SSTM 2014
118 PT SIANTAR TOP Tbk STPP 2015
119 STPP 2014
120 STPP 2013
121 PT. MANDOM INDONESIA Tbk TCID 2015
122 TCID 2013
123 TCID 2014
124 PT Tirta Mahakam Resources TIRT 2013
125 TIRT 2014
126 TIRT 2015
127 PT TRISULA INTERNATIONAL Tbk TRIS 2013
128 TRIS 2014
129 TRIS 2015
130 PT Trias Sentosa Tbk TRST 2013
131 TRST 2014
132 TRST 2015
133 PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk TSCP 2013
134 TSCP 2014
135 TSCP 2015
136 PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY Tbk.ULTJ 2015
137 ULTJ 2014
138 ULTJ 2013
139 PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK UNIT 2014
140 UNIT 2015
141 UNIT 2013
142 PT Voksel Electric Tbk VOKS 2015
143 VOKS 2014
144 VOKS 2013
145 PT WISMILAK INTI MAKMUR TBK WIIM 2015
146 WIIM 2014
147 WIIM 2013
86
Lampiran 2 Hasil Perhitungan
Kode Tahun SPI
ADES 2013 1
ADES 2014 1
ADES 2015 1
ALDO 2013 0
ALDO 2014 0
ALDO 2015 1
APLI 2013 1
APLI 2014 1
APLI 2015 1
ASII 2015 1
ASII 2014 1
ASII 2013 0
AUTO 2013 1
AUTO 2015 1
AUTO 2014 1
BRNA 2013 1
BRNA 2014 1
BRNA 2015 1
CEKA 2013 1
CEKA 2015 1
CEKA 2014 1
CPIN 2013 1
CPIN 2014 1
CPIN 2015 1
DLTA 2015 1
DLTA 2013 1
DLTA 2014 1
INAF 2014 1
FASW 2013 1
FASW 2014 1
FASW 2015 0
GJTL 2013 0
GJTL 2014 0
GJTL 2015 0
HDTX 2013 1
HDTX 2015 0
HDTX 2014 0
HMSP 2015 1
HMSP 2013 1
HMSP 2014 1
ICBP 2015 1
ICBP 2013 0
ICBP 2014 1
IMAS 2013 1
IMAS 2014 1
IMAS 2015 1
INAF 2013 1
INAF 2015 0
INDF 2013 0
SCPI 2013 1
SCPI 2014 1
SCPI 2015 1
SIPD 2013 1
SIPD 2014 1
SIPD 2015 1
SKLT 2013 1
SKLT 2014 1
SKLT 2015 0
SMSM 2015 1
SMSM 2014 0
SMSM 2013 0
SPMA 2013 1
SPMA 2014 1
SPMA 2015 0
SSTM 2015 0
SSTM 2013 0
SSTM 2014 0
STPP 2015 0
STPP 2014 1
STPP 2013 1
TCID 2015 0
TCID 2013 1
TCID 2014 1
TIRT 2013 1
TIRT 2014 1
TIRT 2015 1
TRIS 2013 1
TRIS 2014 1
TRIS 2015 0
TRST 2013 1
TRST 2014 1
TRST 2015 1
TSCP 2013 1
TSCP 2014 1
TSCP 2015 1
ULTJ 2015 1
ULTJ 2014 1
ULTJ 2013 0
UNIT 2014 1
UNIT 2015 1
UNIT 2013 1
VOKS 2015 0
VOKS 2014 1
VOKS 2013 1
WIIM 2015 0
WIIM 2014 1
WIIM 2013 1
INDF 2015 1
INDF 2014 1
INDS 2014 1
INDS 2013 1
INDS 2015 1
JECC 2015 0
JECC 2014 0
JECC 2013 0
KBLI 2014 1
KBLI 2015 0
KBLI 2013 1
KBLM 2015 0
KBLM 2014 1
KBLM 2013 1
KBRI 2013 1
KBRI 2014 1
KBRI 2015 0
KICI 2015 1
KICI 2013 1
KICI 2014 1
KLBF 2015 1
KLBF 2014 1
KLBF 2013 1
LMPI 2015 0
LMPI 2014 1
LMPI 2013 1
MBTO 2013 1
MBTO 2014 1
MBTO 2015 1
MERK 2014 0
MERK 2015 1
MERK 2013 1
MLBI 2013 0
MLBI 2015 1
MLBI 2014 0
MYTX 2013 0
MYTX 2014 1
MYTX 2015 0
NIPS 2014 1
NIPS 2015 0
NIPS 2013 1
PYFA 2013 1
PYFA 2014 1
PYFA 2015 0
RMBA 2013 1
RMBA 2014 1
RMBA 2015 1
ROTI 2014 1
ROTI 2015 1
ROTI 2013 1
87
Kode Tahun Inventories Receivables Total Aset InvRec
ADES 2013 84.788.000.000Rp 79.179.000.000Rp 441.064.000.000Rp 0,37
ADES 2014 92.474.000.000Rp 105.645.000.000Rp 502.990.000.000Rp 0,39
ADES 2015 99.210.000.000Rp 126.954.000.000Rp 653.224.000.000Rp 0,35
ALDO 2013 57.739.756.146Rp 108.891.776.939Rp 290.641.923.909Rp 0,57
ALDO 2014 74.595.484.757Rp 139.991.484.544Rp 346.674.687.826Rp 0,62
ALDO 2015 79.554.208.566Rp 154.979.376.416Rp 366.010.819.198Rp 0,64
APLI 2013 33.591.526.509Rp 44.108.251.883Rp 303.594.490.546Rp 0,26
APLI 2014 35.111.850.724Rp 49.153.447.552Rp 273.126.657.794Rp 0,31
APLI 2015 30.089.436.015Rp 33.735.103.522Rp 308.620.387.248Rp 0,21
ASII 2015 18.337.000.000.000Rp 53.005.000.000.000Rp 245.435.000.000.000Rp 0,29
ASII 2014 16.896.000.000.000Rp 54.759.000.000.000Rp 236.027.000.000.000Rp 0,3
ASII 2013 14.433.000.000.000Rp 51.645.000.000.000Rp 213.994.000.000.000Rp 0,31
AUTO 2013 1.472.428.000.000Rp 1.650.725.000.000Rp 12.484.843.000.000Rp 0,25
AUTO 2015 1.749.263.000.000Rp 1.687.825.000.000Rp 14.339.110.000.000Rp 0,24
AUTO 2014 1.718.663.000.000Rp 1.784.361.000.000Rp 14.387.568.000.000Rp 0,24
BRNA 2013 148.582.554.000Rp 159.995.683.000Rp 1.125.375.706.000Rp 0,27
BRNA 2014 184.314.236.000Rp 232.366.683.000Rp 1.334.086.016.000Rp 0,31
BRNA 2015 202.459.084.000Rp 244.365.819.000Rp 1.820.783.911.000Rp 0,25
CEKA 2013 365.614.090.062Rp 284.131.937.391Rp 1.069.627.299.747Rp 0,61
CEKA 2015 424.593.167.957Rp 261.169.962.552Rp 1.485.826.210.015Rp 0,46
CEKA 2014 475.991.159.222Rp 315.238.141.384Rp 1.284.150.037.341Rp 0,62
CPIN 2013 4.030.952.000.000Rp 2.616.950.000.000Rp 15.704.502.000.000Rp 0,42
CPIN 2014 4.321.016.000.000Rp 3.522.209.000.000Rp 20.841.795.000.000Rp 0,38
CPIN 2015 5.454.001.000.000Rp 3.339.849.000.000Rp 24.684.915.000.000Rp 0,36
DLTA 2015 181.162.743.000Rp 181.290.870.000Rp 1.038.321.916.000Rp 0,35
DLTA 2013 176.233.006.000Rp 120.891.620.000Rp 872.682.405.000Rp 0,34
DLTA 2014 197.437.057.000Rp 218.008.089.000Rp 997.443.167.000Rp 0,42
INAF 2014 216.406.886.501Rp 208.245.803.553Rp 1.249.763.660.131Rp 0,34
FASW 2013 649.109.351.590Rp 1.063.613.166.479Rp 5.692.060.407.681Rp 0,3
FASW 2014 829.904.363.829Rp 817.928.768.583Rp 5.581.000.723.345Rp 0,3
FASW 2015 905.574.220.303Rp 682.421.107.867Rp 6.993.634.266.969Rp 0,23
GJTL 2013 1.820.112.000.000Rp 1.499.470.000.000Rp 15.411.013.000.000Rp 0,22
GJTL 2014 2.247.074.000.000Rp 1.408.324.000.000Rp 16.122.036.000.000Rp 0,23
GJTL 2015 2.112.616.000.000Rp 1.587.995.000.000Rp 17.509.505.000.000Rp 0,21
HDTX 2013 192.015.441.000Rp 162.807.610.000Rp 2.381.070.075.000Rp 0,15
HDTX 2015 309.153.529.000Rp 132.107.473.000Rp 4.878.367.904.000Rp 0,09
HDTX 2014 205.112.296.000Rp 124.082.619.000Rp 4.224.585.356.000Rp 0,08
HMSP 2015 19.071.523.000.000Rp 4.726.827.000.000Rp 38.010.724.000.000Rp 0,63
HMSP 2013 17.332.558.000.000Rp 1.449.427.000.000Rp 27.404.594.000.000Rp 0,69
HMSP 2014 17.431.586.000.000Rp 1.097.937.000.000Rp 28.380.630.000.000Rp 0,65
ICBP 2015 2.546.835.000.000Rp 3.363.697.000.000Rp 26.560.624.000.000Rp 0,22
ICBP 2013 2.868.722.000.000Rp 2.549.415.000.000Rp 21.410.331.000.000Rp 0,25
ICBP 2014 2.813.122.000.000Rp 2.920.956.000.000Rp 25.029.488.000.000Rp 0,23
IMAS 2013 4.498.533.194.624Rp 5.177.115.721.348Rp 22.322.118.753.227Rp 0,43
IMAS 2014 3.366.038.875.959Rp 6.681.071.756.383Rp 23.473.796.788.460Rp 0,43
IMAS 2015 2.818.952.958.749Rp 7.174.450.155.103Rp 24.860.957.839.497Rp 0,4
INAF 2013 236.417.397.357Rp 285.853.171.964Rp 1.297.630.005.512Rp 0,4
INAF 2015 300.271.746.960Rp 209.889.781.499Rp 1.533.708.564.241Rp 0,33
INDF 2013 8.160.539.000.000Rp 5.267.014.000.000Rp 77.777.940.000.000Rp 0,17
88
Kode Tahun Inventories Receivables Total Aset InvRec
INDF 2015 7.627.360.000.000Rp 5.116.610.000.000Rp 91.831.526.000.000Rp 0,14
INDF 2014 8.446.349.000.000Rp 4.358.424.000.000Rp 86.077.251.000.000Rp 0,15
INDS 2014 478.330.720.924Rp 339.313.341.166Rp 2.282.666.078.493Rp 0,36
INDS 2013 383.515.708.536Rp 309.703.107.747Rp 2.196.518.364.473Rp 0,32
INDS 2015 538.841.439.260Rp 311.412.184.688Rp 2.553.928.346.219Rp 0,33
JECC 2015 341.529.516.000Rp 469.089.278.000Rp 1.358.464.081.000Rp 0,6
JECC 2014 376.648.221.000Rp 473.898.955.000Rp 1.064.129.232.000Rp 0,8
JECC 2013 464.139.560.000Rp 513.749.516.000Rp 1.240.064.675.000Rp 0,79
KBLI 2014 265.488.262.441Rp 476.764.021.710Rp 1.340.881.252.563Rp 0,55
KBLI 2015 294.194.627.877Rp 545.744.436.251Rp 1.551.799.840.976Rp 0,54
KBLI 2013 297.833.900.644Rp 486.996.835.413Rp 1.345.309.104.201Rp 0,58
KBLM 2015 137.507.066.544Rp 189.980.395.473Rp 654.385.717.061Rp 0,5
KBLM 2014 91.036.548.405Rp 220.478.314.735Rp 647.249.655.440Rp 0,48
KBLM 2013 101.884.229.643Rp 222.905.072.590Rp 654.296.256.935Rp 0,5
KBRI 2013 3.464.928.952Rp 42.348.392.307Rp 788.749.190.752Rp 0,06
KBRI 2014 16.458.960.535Rp 36.076.174.991Rp 1.298.895.336.018Rp 0,04
KBRI 2015 126.054.995.613Rp 104.375.851.445Rp 1.455.931.208.462Rp 0,16
KICI 2015 57.384.023.808Rp 9.335.284.746Rp 133.831.888.816Rp 0,5
KICI 2013 49.680.217.136Rp 9.693.700.254Rp 99.922.106.691Rp 0,59
KICI 2014 47.833.812.926Rp 9.919.207.273Rp 100.322.024.001Rp 0,58
KLBF 2015 3.003.149.535.671Rp 2.434.081.759.027Rp 13.696.417.381.439Rp 0,4
KLBF 2014 3.090.544.151.155Rp 2.464.901.529.716Rp 12.439.267.396.015Rp 0,45
KLBF 2013 3.053.494.513.851Rp 2.273.378.788.416Rp 11.319.399.302.160Rp 0,47
LMPI 2015 190.669.843.103Rp 242.107.769.071Rp 793.093.512.600Rp 0,55
LMPI 2014 194.645.138.281Rp 250.433.391.505Rp 808.892.238.344Rp 0,55
LMPI 2013 210.044.497.976Rp 229.486.553.340Rp 822.189.506.877Rp 0,53
MBTO 2013 53.263.258.533Rp 277.815.321.506Rp 614.837.006.986Rp 0,54
MBTO 2014 74.985.171.053Rp 303.320.568.986Rp 623.002.100.394Rp 0,61
MBTO 2015 76.682.141.187Rp 337.082.565.169Rp 648.899.377.240Rp 0,64
MERK 2014 183.724.387.000Rp 144.633.951.000Rp 711.055.830.000Rp 0,46
MERK 2015 161.124.628.000Rp 171.588.194.000Rp 641.646.818.000Rp 0,52
MERK 2013 249.318.913.000Rp 137.783.742.000Rp 699.477.946.000Rp 0,55
MLBI 2013 161.867.000.000Rp 325.807.000.000Rp 1.782.148.000.000Rp 0,27
MLBI 2015 131.360.000.000Rp 209.771.000.000Rp 2.100.853.000.000Rp 0,16
MLBI 2014 226.717.000.000Rp 382.051.000.000Rp 2.231.051.000.000Rp 0,27
MYTX 2013 262.635.000.000Rp 147.737.000.000Rp 2.096.272.000.000Rp 0,2
MYTX 2014 303.288.000.000Rp 173.335.000.000Rp 2.042.336.000.000Rp 0,23
MYTX 2015 219.446.000.000Rp 148.546.000.000Rp 1.944.326.000.000Rp 0,19
NIPS 2014 225.074.574.000Rp 325.696.898.000Rp 1.206.854.400.000Rp 0,46
NIPS 2015 246.439.073.000Rp 322.119.195.000Rp 1.547.720.090.000Rp 0,37
NIPS 2013 193.146.288.000Rp 255.667.534.000Rp 798.407.625.000Rp 0,56
PYFA 2013 35.866.745.171Rp 30.273.751.470Rp 175.048.620.682Rp 0,38
PYFA 2014 32.258.012.129Rp 39.596.938.982Rp 172.557.400.461Rp 0,42
PYFA 2015 36.163.518.386Rp 30.245.569.598Rp 159.951.537.229Rp 0,42
RMBA 2013 5.038.069.000.000Rp 291.678.000.000Rp 9.935.256.000.000Rp 0,54
RMBA 2014 5.096.435.000.000Rp 801.783.000.000Rp 10.821.467.000.000Rp 0,55
RMBA 2015 5.962.896.000.000Rp 658.867.000.000Rp 12.667.314.000.000Rp 0,52
ROTI 2014 40.795.755.774Rp 213.406.935.097Rp 2.142.894.276.216Rp 0,12
ROTI 2015 43.169.425.832Rp 250.544.417.433Rp 2.706.323.637.034Rp 0,11
ROTI 2013 36.523.703.417Rp 183.089.019.764Rp 1.822.689.047.108Rp 0,12
89
Kode Tahun Inventories Receivables Total Aset InvRec
SCPI 2013 260.927.092.000Rp 181.314.244.000Rp 746.401.836.000Rp 0,59
SCPI 2014 324.081.925.000Rp 574.099.695.000Rp 1.323.397.641.000Rp 0,68
SCPI 2015 407.900.378.000Rp 566.688.083.000Rp 1.510.747.778.000Rp 0,65
SIPD 2013 507.694.110.429Rp 431.547.275.995Rp 3.155.502.293.672Rp 0,3
SIPD 2014 557.327.627.156Rp 432.110.287.781Rp 2.799.604.621.544Rp 0,35
SIPD 2015 373.941.409.810Rp 251.852.212.190Rp 2.246.770.166.899Rp 0,28
SKLT 2013 70.556.604.227Rp 73.947.590.412Rp 304.009.369.369Rp 0,48
SKLT 2014 73.181.753.579Rp 82.116.256.304Rp 336.932.338.819Rp 0,46
SKLT 2015 80.328.938.283Rp 91.574.884.157Rp 377.110.748.359Rp 0,46
SMSM 2015 560.755.000.000Rp 614.004.000.000Rp 2.220.108.000.000Rp 0,53
SMSM 2014 432.027.000.000Rp 574.663.000.000Rp 1.757.634.000.000Rp 0,57
SMSM 2013 401.681.000.000Rp 564.631.000.000Rp 1.717.857.000.000Rp 0,56
SPMA 2013 304.304.052.441Rp 195.976.401.834Rp 1.767.105.818.949Rp 0,28
SPMA 2014 387.969.639.852Rp 181.435.555.062Rp 2.091.957.078.669Rp 0,27
SPMA 2015 459.153.960.245Rp 154.527.265.068Rp 2.185.464.365.772Rp 0,28
SSTM 2015 323.426.229.333Rp 50.717.553.591Rp 721.884.167.684Rp 0,52
SSTM 2013 344.737.943.944Rp 67.264.858.235Rp 801.866.397.035Rp 0,51
SSTM 2014 349.113.710.318Rp 47.899.817.337Rp 773.663.346.934Rp 0,51
STPP 2015 298.729.619.637Rp 315.428.170.065Rp 1.919.568.037.170Rp 0,32
STPP 2014 309.595.185.554Rp 281.859.370.792Rp 1.700.204.093.895Rp 0,35
STPP 2013 285.793.392.774Rp 235.749.453.769Rp 1.470.059.394.892Rp 0,35
TCID 2015 382.731.850.133Rp 487.907.805.966Rp 2.082.096.848.703Rp 0,42
TCID 2013 330.318.448.755Rp 290.267.183.651Rp 1.473.919.541.356Rp 0,42
TCID 2014 419.658.098.409Rp 320.449.310.585Rp 1.863.679.837.324Rp 0,4
TIRT 2013 287.670.354.500Rp 24.917.449.146Rp 728.917.893.119Rp 0,43
TIRT 2014 326.708.721.310Rp 46.681.612.020Rp 716.491.912.027Rp 0,52
TIRT 2015 338.446.411.134Rp 41.020.117.863Rp 763.168.027.178Rp 0,5
TRIS 2013 138.215.834.515Rp 119.310.956.522Rp 475.381.602.732Rp 0,54
TRIS 2014 167.719.631.272Rp 141.945.316.154Rp 521.920.090.728Rp 0,59
TRIS 2015 194.554.840.234Rp 136.103.536.749Rp 574.346.433.075Rp 0,58
TRST 2013 558.872.700.036Rp 475.835.141.313Rp 3.260.919.505.192Rp 0,32
TRST 2014 509.899.015.645Rp 485.064.194.004Rp 3.261.285.495.052Rp 0,31
TRST 2015 581.817.476.600Rp 429.237.700.778Rp 3.357.359.499.954Rp 0,3
TSCP 2013 1.000.694.231.080Rp 960.837.122.825Rp 5.417.059.772.651Rp 0,36
TSCP 2014 1.056.050.634.231Rp 1.045.016.218.317Rp 5.609.556.653.195Rp 0,37
TSCP 2015 1.232.919.055.623Rp 1.089.607.648.881Rp 6.284.729.099.203Rp 0,37
ULTJ 2015 738.803.692.770Rp 477.628.933.703Rp 3.539.995.910.248Rp 0,34
ULTJ 2014 714.411.455.060Rp 407.449.449.974Rp 2.918.133.278.435Rp 0,38
ULTJ 2013 534.977.217.239Rp 381.952.810.801Rp 2.812.056.096.621Rp 0,33
UNIT 2014 46.464.388.233Rp 21.809.949.372Rp 440.522.832.644Rp 0,15
UNIT 2015 50.916.708.614Rp 28.601.841.641Rp 460.539.382.206Rp 0,17
UNIT 2013 44.238.433.634Rp 23.703.372.219Rp 459.103.410.809Rp 0,15
VOKS 2015 428.533.328.072Rp 576.314.237.799Rp 1.536.244.634.556Rp 0,65
VOKS 2014 437.889.107.015Rp 605.281.551.176Rp 1.557.960.734.712Rp 0,67
VOKS 2013 365.801.446.338Rp 1.017.890.720.351Rp 1.958.478.794.072Rp 0,71
WIIM 2015 762.247.944.395Rp 63.576.888.370Rp 1.342.700.045.391Rp 0,62
WIIM 2014 753.511.490.458Rp 74.680.987.552Rp 1.334.544.790.387Rp 0,62
WIIM 2013 693.067.236.229Rp 59.295.144.406Rp 1.232.930.133.158Rp 0,61
90
Kode Tahun Net Income Operating Cash Flow Total Aset TA
ADES 2013 55.656.000.000Rp 40.102.000.000Rp 441.064.000.000Rp 0,04
ADES 2014 31.072.000.000Rp 101.377.000.000Rp 502.990.000.000Rp -0,1
ADES 2015 32.839.000.000Rp 26.040.000.000Rp 653.224.000.000Rp 0,01
ALDO 2013 22.589.101.552Rp 39.652.190.973Rp 290.641.923.909Rp -0,1
ALDO 2014 21.070.935.796Rp (470.702.303)Rp 346.674.687.826Rp 0,06
ALDO 2015 24.079.122.338Rp 2.204.123.679Rp 366.010.819.198Rp 0,06
APLI 2013 1.881.586.263Rp 61.602.782.548Rp 303.594.490.546Rp -0,2
APLI 2014 9.691.077.438Rp 22.314.328.339Rp 273.126.657.794Rp -0,1
APLI 2015 1.854.274.736Rp 24.587.547.474Rp 308.620.387.248Rp -0,1
ASII 2015 15.613.000.000.000Rp 26.290.000.000.000Rp 245.435.000.000.000Rp -0
ASII 2014 22.131.000.000.000Rp 14.963.000.000.000Rp 236.027.000.000.000Rp 0,03
ASII 2013 22.297.000.000.000Rp 21.250.000.000.000Rp 213.994.000.000.000Rp 0
AUTO 2013 999.766.000.000Rp 551.756.000.000Rp 12.484.843.000.000Rp 0,04
AUTO 2015 322.701.000.000Rp 866.768.000.000Rp 14.339.110.000.000Rp -0
AUTO 2014 954.086.000.000Rp 264.565.000.000Rp 14.387.568.000.000Rp 0,05
BRNA 2013 (12.219.421.000)Rp 103.086.504.000Rp 1.125.375.706.000Rp -0,1
BRNA 2014 56.972.147.000Rp 198.105.603.000Rp 1.334.086.016.000Rp -0,1
BRNA 2015 (7.159.572.000)Rp 276.302.922.000Rp 1.820.783.911.000Rp -0,2
CEKA 2013 65.068.958.558Rp 19.608.725.490Rp 1.069.627.299.747Rp 0,04
CEKA 2015 106.549.446.980Rp 168.614.370.234Rp 1.485.826.210.015Rp -0
CEKA 2014 41.001.414.954Rp (147.806.952.847)Rp 1.284.150.037.341Rp 0,15
CPIN 2013 2.528.690.000.000Rp 2.061.273.000.000Rp 15.704.502.000.000Rp 0,03
CPIN 2014 1.745.724.000.000Rp 462.975.000.000Rp 20.841.795.000.000Rp 0,06
CPIN 2015 1.832.598.000.000Rp 1.707.438.000.000Rp 24.684.915.000.000Rp 0,01
DLTA 2015 192.045.199.000Rp 246.625.414.000Rp 1.038.321.916.000Rp -0,1
DLTA 2013 270.498.062.000Rp 348.712.041.000Rp 872.682.405.000Rp -0,1
DLTA 2014 288.499.375.000Rp 164.246.813.000Rp 997.443.167.000Rp 0,12
INAF 2014 1.440.337.677Rp 148.726.901.608Rp 1.249.763.660.131Rp -0,1
FASW 2013 (249.057.875.558)Rp 209.910.765.041Rp 5.692.060.407.681Rp -0,1
FASW 2014 91.501.928.259Rp 1.327.852.701.205Rp 5.581.000.723.345Rp -0,2
FASW 2015 (308.896.601.295)Rp 72.901.791.421Rp 6.993.634.266.969Rp -0,1
GJTL 2013 120.330.000.000Rp 1.299.132.000.000Rp 15.411.013.000.000Rp -0,1
GJTL 2014 283.016.000.000Rp 152.146.000.000Rp 16.122.036.000.000Rp 0,01
GJTL 2015 (313.326.000.000)Rp 795.635.000.000Rp 17.509.505.000.000Rp -0,1
HDTX 2013 (218.654.504.263)Rp 393.683.433.691Rp 2.381.070.075.000Rp -0,3
HDTX 2015 (355.659.019.000)Rp 64.535.476.000Rp 4.878.367.904.000Rp -0,1
HDTX 2014 (103.565.969.000)Rp (115.537.033.000)Rp 4.224.585.356.000Rp 0
HMSP 2015 10.363.308.000.000Rp 811.163.000.000Rp 38.010.724.000.000Rp 0,25
HMSP 2013 10.818.486.000.000Rp 10.802.179.000.000Rp 27.404.594.000.000Rp 0
HMSP 2014 10.181.083.000.000Rp 11.103.195.000.000Rp 28.380.630.000.000Rp -0
ICBP 2015 2.923.148.000.000Rp 3.485.533.000.000Rp 26.560.624.000.000Rp -0
ICBP 2013 2.771.924.000.000Rp 1.993.496.000.000Rp 21.410.331.000.000Rp 0,04
ICBP 2014 2.574.172.000.000Rp 3.860.843.000.000Rp 25.029.488.000.000Rp -0,1
IMAS 2013 621.139.761.829Rp (2.354.544.752.211)Rp 22.322.118.753.227Rp 0,13
IMAS 2014 (64.879.016.968)Rp 525.682.412.925Rp 23.473.796.788.460Rp -0
IMAS 2015 (22.489.430.531)Rp 793.372.435.545Rp 24.860.957.839.497Rp -0
INAF 2013 (54.222.595.302)Rp (141.616.973.089)Rp 1.297.630.005.512Rp 0,07
INAF 2015 6.565.707.419Rp 134.284.985.659Rp 1.533.708.564.241Rp -0,1
INDF 2013 3.416.635.000.000Rp 6.928.790.000.000Rp 77.777.940.000.000Rp -0,1
91
Kode Tahun Net Income Operating Cash Flow Total Aset TA
INDF 2015 3.709.501.000.000Rp 4.213.613.000.000Rp 91.831.526.000.000Rp -0
INDF 2014 5.229.489.000.000Rp 9.269.318.000.000Rp 86.077.251.000.000Rp -0,1
INDS 2014 127.819.512.585Rp 65.911.208.643Rp 2.282.666.078.493Rp 0,03
INDS 2013 147.608.449.013Rp 255.755.973.870Rp 2.196.518.364.473Rp -0,1
INDS 2015 1.933.819.152Rp 110.641.662.962Rp 2.553.928.346.219Rp -0
JECC 2015 2.464.669.000Rp 21.550.154.000Rp 1.358.464.081.000Rp -0
JECC 2014 23.904.334.000Rp 42.230.169.000Rp 1.064.129.232.000Rp -0
JECC 2013 22.553.551.000Rp (119.083.783.000)Rp 1.240.064.675.000Rp 0,11
KBLI 2014 72.026.856.790Rp 170.079.674.604Rp 1.340.881.252.563Rp -0,1
KBLI 2015 115.371.098.970Rp 46.127.980.815Rp 1.551.799.840.976Rp 0,04
KBLI 2013 73.530.280.777Rp (27.123.241.057)Rp 1.345.309.104.201Rp 0,07
KBLM 2015 12.760.365.612Rp 24.641.687.071Rp 654.385.717.061Rp -0
KBLM 2014 20.498.841.379Rp 6.098.895.903Rp 647.249.655.440Rp 0,02
KBLM 2013 7.678.095.359Rp (106.551.188.953)Rp 654.296.256.935Rp 0,17
KBRI 2013 (24.216.555.605)Rp (26.374.624.720)Rp 788.749.190.752Rp 0
KBRI 2014 (16.574.614.090)Rp (51.115.372.756)Rp 1.298.895.336.018Rp 0,03
KBRI 2015 (155.746.630.931)Rp (110.572.481.288)Rp 1.455.931.208.462Rp -0
KICI 2015 (13.000.883.220)Rp (4.055.527.244)Rp 133.831.888.816Rp -0,1
KICI 2013 7.419.500.718Rp 2.412.411.340Rp 99.922.106.691Rp 0,05
KICI 2014 5.026.825.403Rp 1.313.583.361Rp 100.322.024.001Rp 0,04
KLBF 2015 2.122.677.647.816Rp 2.316.125.821.045Rp 13.696.417.381.439Rp -0
KLBF 2014 2.122.677.647.816Rp 2.316.125.821.045Rp 12.439.267.396.015Rp -0
KLBF 2013 1.970.452.449.686Rp 927.163.654.212Rp 11.319.399.302.160Rp 0,09
LMPI 2015 3.968.046.308Rp 16.467.774.299Rp 793.093.512.600Rp -0
LMPI 2014 1.746.709.496Rp 7.786.642.389Rp 808.892.238.344Rp -0
LMPI 2013 (12.040.411.197)Rp (28.721.183.892)Rp 822.189.506.877Rp 0,02
MBTO 2013 16.162.858.075Rp (2.863.783.370)Rp 614.837.006.986Rp 0,03
MBTO 2014 4.209.673.280Rp 1.669.652.857Rp 623.002.100.394Rp 0
MBTO 2015 (14.056.549.894)Rp 1.011.148.821Rp 648.899.377.240Rp -0
MERK 2014 182.147.224.000Rp 232.826.497.000Rp 711.055.830.000Rp -0,1
MERK 2015 142.545.462.000Rp 160.700.345.000Rp 641.646.818.000Rp -0
MERK 2013 175.444.757.000Rp 133.099.062.000Rp 699.477.946.000Rp 0,06
MLBI 2013 1.171.229.000.000Rp 1.181.049.000.000Rp 1.782.148.000.000Rp -0
MLBI 2015 496.909.000.000Rp 919.232.000.000Rp 2.100.853.000.000Rp -0,2
MLBI 2014 794.883.000.000Rp 914.558.000.000Rp 2.231.051.000.000Rp -0,1
MYTX 2013 (49.787.000.000)Rp 28.132.000.000Rp 2.096.272.000.000Rp -0
MYTX 2014 (157.088.000.000)Rp (39.557.000.000)Rp 2.042.336.000.000Rp -0,1
MYTX 2015 (263.871.000.000)Rp (66.225.000.000)Rp 1.944.326.000.000Rp -0,1
NIPS 2014 49.741.721.000Rp (148.589.542.000)Rp 1.206.854.400.000Rp 0,16
NIPS 2015 30.671.339.000Rp (137.952.161.000)Rp 1.547.720.090.000Rp 0,11
NIPS 2013 33.872.112.000Rp (75.416.394.000)Rp 798.407.625.000Rp 0,14
PYFA 2013 6.195.800.338Rp (5.856.771.777)Rp 175.048.620.682Rp 0,07
PYFA 2014 2.661.022.001Rp 1.472.541.371Rp 172.557.400.461Rp 0,01
PYFA 2015 3.087.104.465Rp 15.699.910.434Rp 159.951.537.229Rp -0,1
RMBA 2013 (1.023.985.000.000)Rp (1.078.626.000.000)Rp 9.935.256.000.000Rp 0,01
RMBA 2014 (2.251.323.000.000)Rp (1.083.777.000.000)Rp 10.821.467.000.000Rp -0,1
RMBA 2015 (1.638.538.000.000)Rp (2.823.747.000.000)Rp 12.667.314.000.000Rp 0,09
ROTI 2014 188.648.345.876Rp 364.975.619.113Rp 2.142.894.276.216Rp -0,1
ROTI 2015 270.538.700.440Rp 555.511.840.614Rp 2.706.323.637.034Rp -0,1
ROTI 2013 158.015.270.921Rp 314.587.624.896Rp 1.822.689.047.108Rp -0,1
92
Kode Tahun Net Income Operating Cash Flow Total Aset TA
SCPI 2013 (12.167.645.000)Rp (36.859.173.000)Rp 746.401.836.000Rp 0,03
SCPI 2014 (62.461.393.000)Rp (294.733.753.000)Rp 1.323.397.641.000Rp 0,18
SCPI 2015 139.321.698.000Rp (29.185.794.000)Rp 1.510.747.778.000Rp 0,11
SIPD 2013 8.377.508.652Rp 43.982.040.665Rp 3.155.502.293.672Rp -0
SIPD 2014 3.575.817.538Rp (26.515.915.109)Rp 2.799.604.621.544Rp 0,01
SIPD 2015 (362.030.918.107)Rp 205.597.582.102Rp 2.246.770.166.899Rp -0,3
SKLT 2013 11.440.014.188Rp 26.893.558.457Rp 304.009.369.369Rp -0,1
SKLT 2014 16.855.973.113Rp 23.398.218.902Rp 336.932.338.819Rp -0
SKLT 2015 20.066.791.849Rp 29.666.923.359Rp 377.110.748.359Rp -0
SMSM 2015 461.307.000.000Rp 536.111.000.000Rp 2.220.108.000.000Rp -0
SMSM 2014 421.095.000.000Rp 449.864.000.000Rp 1.757.634.000.000Rp -0
SMSM 2013 338.223.000.000Rp 448.032.000.000Rp 1.717.857.000.000Rp -0,1
SPMA 2013 (23.856.512.660)Rp 73.269.743.170Rp 1.767.105.818.949Rp -0,1
SPMA 2014 48.961.046.055Rp 32.968.578.086Rp 2.091.957.078.669Rp 0,01
SPMA 2015 (42.597.342.144)Rp 85.999.470.922Rp 2.185.464.365.772Rp -0,1
SSTM 2015 (22.355.081.158)Rp 29.295.185.872Rp 721.884.167.684Rp -0,1
SSTM 2013 (3.484.385.880)Rp 83.498.266.987Rp 801.866.397.035Rp -0,1
SSTM 2014 (24.249.961.314)Rp 39.556.169.947Rp 773.663.346.934Rp -0,1
STPP 2015 185.705.201.171Rp 194.843.122.728Rp 1.919.568.037.170Rp 0
STPP 2014 123.635.526.965Rp 198.516.135.904Rp 1.700.204.093.895Rp -0
STPP 2013 114.674.074.530Rp 58.655.739.190Rp 1.470.059.394.892Rp 0,04
TCID 2015 544.474.278.014Rp 120.781.612.127Rp 2.082.096.848.703Rp 0,2
TCID 2013 160.148.465.833Rp 253.851.906.566Rp 1.473.919.541.356Rp -0,1
TCID 2014 175.828.646.432Rp 123.551.162.065Rp 1.863.679.837.324Rp 0,03
TIRT 2013 (108.075.284.498)Rp (20.566.761.493)Rp 728.917.893.119Rp -0,1
TIRT 2014 20.893.337.922Rp 73.334.021.253Rp 716.491.912.027Rp -0,1
TIRT 2015 (865.431.603)Rp 16.167.875.835Rp 763.168.027.178Rp -0
TRIS 2013 51.984.966.129Rp 22.118.879.879Rp 475.381.602.732Rp 0,06
TRIS 2014 36.522.815.125Rp 51.371.394Rp 521.920.090.728Rp 0,07
TRIS 2015 37.448.445.764Rp 61.186.196.427Rp 574.346.433.075Rp -0
TRST 2013 32.965.552.359Rp 111.913.265.220Rp 3.260.919.505.192Rp -0
TRST 2014 30.256.039.162Rp 236.909.957.713Rp 3.261.285.495.052Rp -0,1
TRST 2015 25.314.103.403Rp 135.020.261.491Rp 3.357.359.499.954Rp -0
TSCP 2013 638.535.108.795Rp 448.669.480.614Rp 5.417.059.772.651Rp 0,04
TSCP 2014 585.790.816.012Rp 512.956.089.428Rp 5.609.556.653.195Rp 0,01
TSCP 2015 529.218.651.807Rp 778.361.981.647Rp 6.284.729.099.203Rp -0
ULTJ 2015 523.100.215.029Rp 669.463.282.892Rp 3.539.995.910.248Rp -0
ULTJ 2014 283.061.430.451Rp 128.022.639.236Rp 2.918.133.278.435Rp 0,05
ULTJ 2013 325.127.420.664Rp 195.989.263.645 2.812.056.096.621Rp 0,05
UNIT 2014 352.883.734Rp 26.832.155.682Rp 440.522.832.644Rp -0,1
UNIT 2015 385.953.128Rp (24.744.623.459)Rp 460.539.382.206Rp 0,05
UNIT 2013 831.855.726Rp 2.050.933.566Rp 459.103.410.809Rp 0
VOKS 2015 277.107.966Rp 16.054.543.972Rp 1.536.244.634.556Rp -0
VOKS 2014 (86.571.176.611)Rp (72.598.588.767)Rp 1.557.960.734.712Rp -0
VOKS 2013 39.092.753.172Rp 339.998.701.687Rp 1.958.478.794.072Rp -0,2
WIIM 2015 131.081.111.587Rp 62.869.126.110Rp 1.342.700.045.391Rp 0,05
WIIM 2014 112.673.763.260Rp 44.609.246.858Rp 1.334.544.790.387Rp 0,05
WIIM 2013 132.322.207.861Rp (33.786.467.879)Rp 1.232.930.133.158Rp 0,13
93
Kode Tahun Total Liabilities Total Aset Lev
ADES 2013 Rp179.543.000.000 441.064.000.000Rp 0,41
ADES 2014 Rp210.845.000.000 502.990.000.000Rp 0,42
ADES 2015 Rp324.855.000.000 653.224.000.000Rp 0,5
ALDO 2013 Rp162.010.439.584 290.641.923.909Rp 0,56
ALDO 2014 Rp197.870.888.906 346.674.687.826Rp 0,57
ALDO 2015 Rp195.081.792.385 366.010.819.198Rp 0,53
APLI 2013 Rp87.092.447.163 303.594.490.546Rp 0,29
APLI 2014 Rp48.553.666.580 273.126.657.794Rp 0,18
APLI 2015 Rp87.059.306.497 308.620.387.248Rp 0,28
ASII 2015 Rp118.902.000.000.000 245.435.000.000.000Rp 0,48
ASII 2014 Rp115.840.000.000.000 236.027.000.000.000Rp 0,49
ASII 2013 Rp107.806.000.000.000 213.994.000.000.000Rp 0,5
AUTO 2013 Rp3.058.924.000.000 12.484.843.000.000Rp 0,25
AUTO 2015 Rp4.195.684.000.000 14.339.110.000.000Rp 0,29
AUTO 2014 Rp4.244.862.000.000 14.387.568.000.000Rp 0,3
BRNA 2013 Rp825.117.391.000 1.125.375.706.000Rp 0,73
BRNA 2014 Rp976.013.390.000 1.334.086.016.000Rp 0,73
BRNA 2015 Rp992.869.623.000 1.820.783.911.000Rp 0,55
CEKA 2013 Rp541.352.365.829 1.069.627.299.747Rp 0,51
CEKA 2015 Rp845.932.695.663 1.485.826.210.015Rp 0,57
CEKA 2014 Rp746.598.865.219 1.284.150.037.341Rp 0,58
CPIN 2013 Rp5.700.518.000.000 15.704.502.000.000Rp 0,36
CPIN 2014 Rp9.836.577.000.000 20.841.795.000.000Rp 0,47
CPIN 2015 Rp12.123.488.000.000 24.684.915.000.000Rp 0,49
DLTA 2015 Rp188.700.435.000 1.038.321.916.000Rp 0,18
DLTA 2013 Rp199.584.996.000 872.682.405.000Rp 0,23
DLTA 2014 Rp237.047.063.000 997.443.167.000Rp 0,24
INAF 2014 Rp662.061.635.028 1.249.763.660.131Rp 0,53
FASW 2013 Rp4.158.262.249.561 5.692.060.407.681Rp 0,73
FASW 2014 Rp3.964.899.470.440 5.581.000.723.345Rp 0,71
FASW 2015 Rp4.548.288.087.745 6.993.634.266.969Rp 0,65
GJTL 2013 Rp9.910.440.000.000 15.411.013.000.000Rp 0,64
GJTL 2014 Rp10.485.032.000.000 16.122.036.000.000Rp 0,65
GJTL 2015 Rp12.115.363.000.000 17.509.505.000.000Rp 0,69
HDTX 2013 Rp1.669.081.092.000 2.381.070.075.000Rp 0,7
HDTX 2015 Rp3.482.406.080.000 4.878.367.904.000Rp 0,71
HDTX 2014 Rp3.619.720.129.000 4.224.585.356.000Rp 0,86
HMSP 2015 Rp5.994.664.000.000 38.010.724.000.000Rp 0,16
HMSP 2013 Rp13.249.559.000.000 27.404.594.000.000Rp 0,48
HMSP 2014 Rp14.882.516.000.000 28.380.630.000.000Rp 0,52
ICBP 2015 Rp10.173.713.000.000 26.560.624.000.000Rp 0,38
ICBP 2013 Rp8.621.314.000.000 21.410.331.000.000Rp 0,4
ICBP 2014 Rp10.445.187.000.000 25.029.488.000.000Rp 0,42
IMAS 2013 Rp15.683.539.544.864 22.322.118.753.227Rp 0,7
IMAS 2014 Rp16.753.973.180.065 23.473.796.788.460Rp 0,71
IMAS 2015 Rp18.163.865.982.392 24.860.957.839.497Rp 0,73
INAF 2013 Rp716.194.659.797 1.297.630.005.512Rp 0,55
INAF 2015 Rp940.999.667.498 1.533.708.564.241Rp 0,61
INDF 2013 Rp40.893.841.000.000 77.777.940.000.000Rp 0,53
94
Kode Tahun Total Liabilities Total Aset Lev
INDF 2015 Rp48.709.933.000.000 91.831.526.000.000Rp 0,53
INDF 2014 Rp45.803.053.000.000 86.077.251.000.000Rp 0,53
INDS 2014 Rp459.998.606.660 2.282.666.078.493Rp 0,2
INDS 2013 Rp446.736.255.583 2.196.518.364.473Rp 0,2
INDS 2015 Rp634.889.428.231 2.553.928.346.219Rp 0,25
JECC 2015 Rp990.707.822.000 1.358.464.081.000Rp 0,73
JECC 2014 Rp897.735.513.000 1.064.129.232.000Rp 0,84
JECC 2013 Rp1.093.134.917.000 1.240.064.675.000Rp 0,88
KBLI 2014 Rp414.243.649.312 1.340.881.252.563Rp 0,31
KBLI 2015 Rp524.437.909.934 1.551.799.840.976Rp 0,34
KBLI 2013 Rp483.519.840.220 1.345.309.104.201Rp 0,36
KBLM 2015 Rp357.910.337.055 654.385.717.061Rp 0,55
KBLM 2014 Rp356.961.782.297 647.249.655.440Rp 0,55
KBLM 2013 Rp384.632.097.122 654.296.256.935Rp 0,59
KBRI 2013 Rp95.301.698.524 788.749.190.752Rp 0,12
KBRI 2014 Rp621.855.911.958 1.298.895.336.018Rp 0,48
KBRI 2015 Rp934.677.601.389 1.455.931.208.462Rp 0,64
KICI 2015 Rp40.460.281.468 133.831.888.816Rp 0,3
KICI 2013 Rp30.824.681.859 99.922.106.691Rp 0,31
KICI 2014 Rp32.370.776.498 100.322.024.001Rp 0,32
KLBF 2015 Rp2.758.131.396.170 13.696.417.381.439Rp 0,2
KLBF 2014 Rp2.675.166.377.592 12.439.267.396.015Rp 0,22
KLBF 2013 Rp2.840.007.635.536 11.319.399.302.160Rp 0,25
LMPI 2015 Rp391.881.675.091 793.093.512.600Rp 0,49
LMPI 2014 Rp413.237.817.893 808.892.238.344Rp 0,51
LMPI 2013 Rp425.681.193.526 822.189.506.877Rp 0,52
MBTO 2013 Rp172.720.327.244 614.837.006.986Rp 0,28
MBTO 2014 Rp180.110.021.474 623.002.100.394Rp 0,29
MBTO 2015 Rp214.685.781.274 648.899.377.240Rp 0,33
MERK 2014 Rp166.811.511.000 711.055.830.000Rp 0,23
MERK 2015 Rp168.103.536.000 641.646.818.000Rp 0,26
MERK 2013 Rp194.854.208.000 699.477.946.000Rp 0,28
MLBI 2013 Rp794.615.000.000 1.782.148.000.000Rp 0,45
MLBI 2015 Rp1.334.373.000.000 2.100.853.000.000Rp 0,64
MLBI 2014 Rp1.677.254.000.000 2.231.051.000.000Rp 0,75
MYTX 2013 Rp2.202.243.000.000 2.096.272.000.000Rp 1,05
MYTX 2014 Rp2.314.207.000.000 2.042.336.000.000Rp 1,13
MYTX 2015 Rp2.512.252.000.000 1.944.326.000.000Rp 1,29
NIPS 2014 Rp624.632.294.000 1.206.854.400.000Rp 0,52
NIPS 2015 Rp938.717.411.000 1.547.720.090.000Rp 0,61
NIPS 2013 Rp563.687.795.000 798.407.625.000Rp 0,71
PYFA 2013 Rp80.936.445.295 175.048.620.682Rp 0,46
PYFA 2014 Rp75.460.789.155 172.557.400.461Rp 0,44
PYFA 2015 Rp58.729.478.032 159.951.537.229Rp 0,37
RMBA 2013 Rp8.929.372.000.000 9.935.256.000.000Rp 0,9
RMBA 2014 Rp12.102.506.000.000 10.821.467.000.000Rp 1,12
RMBA 2015 Rp15.816.071.000.000 12.667.314.000.000Rp 1,25
ROTI 2014 Rp1.189.311.196.709 2.142.894.276.216Rp 0,56
ROTI 2015 Rp1.517.788.685.162 2.706.323.637.034Rp 0,56
ROTI 2013 Rp1.045.725.133.498 1.822.689.047.108Rp 0,57
95
Kode Tahun Total Liabilities Total Aset Lev
SCPI 2013 Rp736.010.824.000 746.401.836.000Rp 0,99
SCPI 2014 Rp1.361.171.539.000 1.323.397.641.000Rp 1,03
SCPI 2015 Rp1.409.875.667.000 1.510.747.778.000Rp 0,93
SIPD 2013 Rp1.870.408.096.157 3.155.502.293.672Rp 0,59
SIPD 2014 Rp1.509.417.123.614 2.799.604.621.544Rp 0,54
SIPD 2015 Rp1.512.527.888.605 2.246.770.166.899Rp 0,67
SKLT 2013 Rp170.418.657.744 304.009.369.369Rp 0,56
SKLT 2014 Rp199.636.573.747 336.932.338.819Rp 0,59
SKLT 2015 Rp225.066.080.248 377.110.748.359Rp 0,6
SMSM 2015 Rp779.860.000.000 2.220.108.000.000Rp 0,35
SMSM 2014 Rp635.514.000.000 1.757.634.000.000Rp 0,36
SMSM 2013 Rp716.547.000.000 1.717.857.000.000Rp 0,42
SPMA 2013 Rp1.016.436.164.510 1.767.105.818.949Rp 0,58
SPMA 2014 Rp1.296.175.354.250 2.091.957.078.669Rp 0,62
SPMA 2015 Rp1.390.005.205.106 2.185.464.365.772Rp 0,64
SSTM 2015 Rp477.792.694.823 721.884.167.684Rp 0,66
SSTM 2013 Rp531.613.892.867 801.866.397.035Rp 0,66
SSTM 2014 Rp515.532.106.459 773.663.346.934Rp 0,67
STPP 2015 Rp910.758.598.913 1.919.568.037.170Rp 0,47
STPP 2014 Rp884.693.224.635 1.700.204.093.895Rp 0,52
STPP 2013 Rp780.488.966.725 1.470.059.394.892Rp 0,53
TCID 2015 Rp367.225.370.670 2.082.096.848.703Rp 0,18
TCID 2013 Rp314.830.093.210 1.473.919.541.356Rp 0,21
TCID 2014 Rp611.508.876.121 1.863.679.837.324Rp 0,33
TIRT 2013 Rp675.072.520.937 728.917.893.119Rp 0,93
TIRT 2014 Rp642.668.663.300 716.491.912.027Rp 0,9
TIRT 2015 Rp672.006.964.821 763.168.027.178Rp 0,88
TRIS 2013 Rp173.336.060.248 475.381.602.732Rp 0,36
TRIS 2014 Rp213.369.013.290 521.920.090.728Rp 0,41
TRIS 2015 Rp245.138.356.170 574.346.433.075Rp 0,43
TRST 2013 Rp1.553.844.457.566 3.260.919.505.192Rp 0,48
TRST 2014 Rp1.504.845.098.173 3.261.285.495.052Rp 0,46
TRST 2015 Rp1.400.438.809.900 3.357.359.499.954Rp 0,42
TSCP 2013 Rp1.581.513.124.423 5.417.059.772.651Rp 0,29
TSCP 2014 Rp1.527.428.955.386 5.609.556.653.195Rp 0,27
TSCP 2015 Rp1.947.588.124.083 6.284.729.099.203Rp 0,31
ULTJ 2015 742.490.216.326 3.539.995.910.248Rp 0,21
ULTJ 2014 644.827.122.017 2.918.133.278.435Rp 0,22
ULTJ 2013 789.866.406.873 2.812.056.096.621Rp 0,28
UNIT 2014 Rp198.280.335.744 440.522.832.644Rp 0,45
UNIT 2015 Rp217.565.067.467 460.539.382.206Rp 0,47
UNIT 2013 Rp217.066.445.190 459.103.410.809Rp 0,47
VOKS 2015 Rp1.026.591.706.684 1.536.244.634.556Rp 0,67
VOKS 2014 Rp1.054.188.282.958 1.557.960.734.712Rp 0,68
VOKS 2013 Rp1.365.175.194.118 1.958.478.794.072Rp 0,7
WIIM 2015 Rp398.991.064.485 1.342.700.045.391Rp 0,3
WIIM 2014 Rp488.154.387.359 1.334.544.790.387Rp 0,37
WIIM 2013 Rp463.327.445.464 1.232.930.133.158Rp 0,38
96
Kode Tahun Total Aset UP
ADES 2013 441.064.000.000Rp 26,81
ADES 2014 502.990.000.000Rp 26,94
ADES 2015 653.224.000.000Rp 27,21
ALDO 2013 290.641.923.909Rp 26,4
ALDO 2014 346.674.687.826Rp 26,57
ALDO 2015 366.010.819.198Rp 26,63
APLI 2013 303.594.490.546Rp 26,44
APLI 2014 273.126.657.794Rp 26,33
APLI 2015 308.620.387.248Rp 26,46
ASII 2015 245.435.000.000.000Rp 33,13
ASII 2014 236.027.000.000.000Rp 33,09
ASII 2013 213.994.000.000.000Rp 33
AUTO 2013 12.484.843.000.000Rp 30,16
AUTO 2015 14.339.110.000.000Rp 30,29
AUTO 2014 14.387.568.000.000Rp 30,3
BRNA 2013 1.125.375.706.000Rp 27,75
BRNA 2014 1.334.086.016.000Rp 27,92
BRNA 2015 1.820.783.911.000Rp 28,23
CEKA 2013 1.069.627.299.747Rp 27,7
CEKA 2015 1.485.826.210.015Rp 28,03
CEKA 2014 1.284.150.037.341Rp 27,88
CPIN 2013 15.704.502.000.000Rp 30,38
CPIN 2014 20.841.795.000.000Rp 30,67
CPIN 2015 24.684.915.000.000Rp 30,84
DLTA 2015 1.038.321.916.000Rp 27,67
DLTA 2013 872.682.405.000Rp 27,49
DLTA 2014 997.443.167.000Rp 27,63
INAF 2014 1.249.763.660.131Rp 27,85
FASW 2013 5.692.060.407.681Rp 29,37
FASW 2014 5.581.000.723.345Rp 29,35
FASW 2015 6.993.634.266.969Rp 29,58
GJTL 2013 15.411.013.000.000Rp 30,37
GJTL 2014 16.122.036.000.000Rp 30,41
GJTL 2015 17.509.505.000.000Rp 30,49
HDTX 2013 2.381.070.075.000Rp 28,5
HDTX 2015 4.878.367.904.000Rp 29,22
HDTX 2014 4.224.585.356.000Rp 29,07
HMSP 2015 38.010.724.000.000Rp 31,27
HMSP 2013 27.404.594.000.000Rp 30,94
HMSP 2014 28.380.630.000.000Rp 30,98
ICBP 2015 26.560.624.000.000Rp 30,91
ICBP 2013 21.410.331.000.000Rp 30,69
ICBP 2014 25.029.488.000.000Rp 30,85
IMAS 2013 22.322.118.753.227Rp 30,74
IMAS 2014 23.473.796.788.460Rp 30,79
IMAS 2015 24.860.957.839.497Rp 30,84
INAF 2013 1.297.630.005.512Rp 27,89
INAF 2015 1.533.708.564.241Rp 28,06
INDF 2013 77.777.940.000.000Rp 31,98
Kode Tahun Total Aset UP
INDF 2015 91.831.526.000.000Rp 32,15
INDF 2014 86.077.251.000.000Rp 32,09
INDS 2014 2.282.666.078.493Rp 28,46
INDS 2013 2.196.518.364.473Rp 28,42
INDS 2015 2.553.928.346.219Rp 28,57
JECC 2015 1.358.464.081.000Rp 27,94
JECC 2014 1.064.129.232.000Rp 27,69
JECC 2013 1.240.064.675.000Rp 27,85
KBLI 2014 1.340.881.252.563Rp 27,92
KBLI 2015 1.551.799.840.976Rp 28,07
KBLI 2013 1.345.309.104.201Rp 27,93
KBLM 2015 654.385.717.061Rp 27,21
KBLM 2014 647.249.655.440Rp 27,2
KBLM 2013 654.296.256.935Rp 27,21
KBRI 2013 788.749.190.752Rp 27,39
KBRI 2014 1.298.895.336.018Rp 27,89
KBRI 2015 1.455.931.208.462Rp 28,01
KICI 2015 133.831.888.816Rp 25,62
KICI 2013 99.922.106.691Rp 25,33
KICI 2014 100.322.024.001Rp 25,33
KLBF 2015 13.696.417.381.439Rp 30,25
KLBF 2014 12.439.267.396.015Rp 30,15
KLBF 2013 11.319.399.302.160Rp 30,06
LMPI 2015 793.093.512.600Rp 27,4
LMPI 2014 808.892.238.344Rp 27,42
LMPI 2013 822.189.506.877Rp 27,44
MBTO 2013 614.837.006.986Rp 27,14
MBTO 2014 623.002.100.394Rp 27,16
MBTO 2015 648.899.377.240Rp 27,2
MERK 2014 711.055.830.000Rp 27,29
MERK 2015 641.646.818.000Rp 27,19
MERK 2013 699.477.946.000Rp 27,27
MLBI 2013 1.782.148.000.000Rp 28,21
MLBI 2015 2.100.853.000.000Rp 28,37
MLBI 2014 2.231.051.000.000Rp 28,43
MYTX 2013 2.096.272.000.000Rp 28,37
MYTX 2014 2.042.336.000.000Rp 28,35
MYTX 2015 1.944.326.000.000Rp 28,3
NIPS 2014 1.206.854.400.000Rp 27,82
NIPS 2015 1.547.720.090.000Rp 28,07
NIPS 2013 798.407.625.000Rp 27,41
PYFA 2013 175.048.620.682Rp 25,89
PYFA 2014 172.557.400.461Rp 25,87
PYFA 2015 159.951.537.229Rp 25,8
RMBA 2013 9.935.256.000.000Rp 29,93
RMBA 2014 10.821.467.000.000Rp 30,01
RMBA 2015 12.667.314.000.000Rp 30,17
ROTI 2014 2.142.894.276.216Rp 28,39
ROTI 2015 2.706.323.637.034Rp 28,63
ROTI 2013 1.822.689.047.108Rp 28,23
Kode Tahun Total Aset UP
SCPI 2013 746.401.836.000Rp 27,34
SCPI 2014 1.323.397.641.000Rp 27,91
SCPI 2015 1.510.747.778.000Rp 28,04
SIPD 2013 3.155.502.293.672Rp 28,78
SIPD 2014 2.799.604.621.544Rp 28,66
SIPD 2015 2.246.770.166.899Rp 28,44
SKLT 2013 304.009.369.369Rp 26,44
SKLT 2014 336.932.338.819Rp 26,54
SKLT 2015 377.110.748.359Rp 26,66
SMSM 2015 2.220.108.000.000Rp 28,43
SMSM 2014 1.757.634.000.000Rp 28,19
SMSM 2013 1.717.857.000.000Rp 28,17
SPMA 2013 1.767.105.818.949Rp 28,2
SPMA 2014 2.091.957.078.669Rp 28,37
SPMA 2015 2.185.464.365.772Rp 28,41
SSTM 2015 721.884.167.684Rp 27,31
SSTM 2013 801.866.397.035Rp 27,41
SSTM 2014 773.663.346.934Rp 27,37
STPP 2015 1.919.568.037.170Rp 28,28
STPP 2014 1.700.204.093.895Rp 28,16
STPP 2013 1.470.059.394.892Rp 28,02
TCID 2015 2.082.096.848.703Rp 28,36
TCID 2013 1.473.919.541.356Rp 28,02
TCID 2014 1.863.679.837.324Rp 28,25
TIRT 2013 728.917.893.119Rp 27,31
TIRT 2014 716.491.912.027Rp 27,3
TIRT 2015 763.168.027.178Rp 27,36
TRIS 2013 475.381.602.732Rp 26,89
TRIS 2014 521.920.090.728Rp 26,98
TRIS 2015 574.346.433.075Rp 27,08
TRST 2013 3.260.919.505.192Rp 28,81
TRST 2014 3.261.285.495.052Rp 28,81
TRST 2015 3.357.359.499.954Rp 28,84
TSCP 2013 5.417.059.772.651Rp 29,32
TSCP 2014 5.609.556.653.195Rp 29,36
TSCP 2015 6.284.729.099.203Rp 29,47
ULTJ 2015 3.539.995.910.248Rp 28,9
ULTJ 2014 2.918.133.278.435Rp 28,7
ULTJ 2013 2.812.056.096.621Rp 28,66
UNIT 2014 440.522.832.644Rp 26,81
UNIT 2015 460.539.382.206Rp 26,86
UNIT 2013 459.103.410.809Rp 26,85
VOKS 2015 1.536.244.634.556Rp 28,06
VOKS 2014 1.557.960.734.712Rp 28,07
VOKS 2013 1.958.478.794.072Rp 28,3
WIIM 2015 1.342.700.045.391Rp 27,93
WIIM 2014 1.334.544.790.387Rp 27,92
WIIM 2013 1.232.930.133.158Rp 27,84
97
Kode Tahun tanggal tutup bukutanggal audit AD
ADES 2013 31-Des 14-Mar-14 73
ADES 2014 31-Des 30-Mar-15 89
ADES 2015 31-Des 28-Mar-16 88
ALDO 2013 31-Des 18-Mar-14 77
ALDO 2014 31-Des 18-Mar-15 77
ALDO 2015 31-Des 18-Mar-16 78
APLI 2013 31-Des 19-Mar-14 78
APLI 2014 31-Des 20-Mar-15 79
APLI 2015 31-Des 28-Mar-16 88
ASII 2015 31-Des 25-Feb-16 56
ASII 2014 31-Des 26-Feb-15 57
ASII 2013 31-Des 19-Mar-14 57
AUTO 2013 31-Des 20-Feb-14 51
AUTO 2015 31-Des 20-Feb-16 51
AUTO 2014 31-Des 20-Feb-15 51
BRNA 2013 31-Des 27-Mar-14 86
BRNA 2014 31-Des 23-Mar-15 82
BRNA 2015 31-Des 30-Mar-16 90
CEKA 2013 31-Des 07-Mar-14 66
CEKA 2015 31-Des 16-Mar-16 76
CEKA 2014 31-Des 26-Mar-15 85
CPIN 2013 31-Des 26-Mar-14 85
CPIN 2014 31-Des 27-Mar-15 86
CPIN 2015 31-Des 29-Mar-16 89
DLTA 2015 31-Des 27-Mar-14 89
DLTA 2013 31-Des 27-Mar-15 86
DLTA 2014 31-Des 27-Mar-15 86
INAF 2014 31-Des 20-Feb-15 51
FASW 2013 31-Des 03-Mar-14 62
FASW 2014 31-Des 10-Mar-15 69
FASW 2015 31-Des 28-Mar-16 88
GJTL 2013 31-Des 24-Mar-14 83
GJTL 2014 31-Des 25-Mar-15 84
GJTL 2015 31-Des 28-Mar-16 88
HDTX 2013 31-Des 19-Mar-14 78
HDTX 2015 31-Des 15-Mar-16 75
HDTX 2014 31-Des 16-Mar-15 75
HMSP 2015 31-Des 01-Mar-16 61
HMSP 2013 31-Des 27-Mar-14 86
HMSP 2014 31-Des 18-Mar-15 77
ICBP 2015 31-Des 23-Mar-16 83
ICBP 2013 31-Des 17-Mar-14 76
ICBP 2014 31-Des 12-Mar-15 71
IMAS 2013 31-Des 14-Mar-14 73
IMAS 2014 31-Des 23-Mar-15 82
IMAS 2015 31-Des 24-Mar-16 84
INAF 2013 31-Des 21-Feb-14 52
INAF 2015 31-Des 25-Feb-16 56
INDF 2013 31-Des 17-Mar-14 76
Kode Tahun tanggal tutup buku tanggal audit AD
INDF 2014 31-Des 12-Mar-15 71
INDS 2014 31-Des 30-Mar-15 89
INDS 2013 31-Des 26-Mar-14 85
INDS 2015 31-Des 28-Mar-16 88
JECC 2015 31-Des 24-Mar-16 84
JECC 2014 31-Des 24-Mar-15 83
JECC 2013 31-Des 21-Mar-14 80
KBLI 2014 31-Des 20-Mar-15 79
KBLI 2015 31-Des 21-Mar-16 81
KBLI 2013 31-Des 20-Mar-14 79
KBLM 2015 31-Des 28-Mar-16 88
KBLM 2014 31-Des 27-Mar-15 86
KBLM 2013 31-Des 25-Mar-14 84
KBRI 2013 31-Des 27-Mar-14 86
KBRI 2014 31-Des 23-Mar-15 82
KBRI 2015 31-Des 28-Mar-16 88
KICI 2015 31-Des 28-Mar-16 88
KICI 2013 31-Des 03-Mar-14 62
KICI 2014 31-Des 04-Mar-15 63
KLBF 2015 31-Des 11-Mar-16 71
KLBF 2014 31-Des 12-Mar-15 71
KLBF 2013 31-Des 11-Mar-14 70
LMPI 2015 31-Des 17-Mar-16 77
LMPI 2014 31-Des 09-Mar-15 68
LMPI 2013 31-Des 14-Mar-14 73
MBTO 2013 31-Des 17-Mar-14 76
MBTO 2014 31-Des 25-Mar-15 84
MBTO 2015 31-Des 21-Mar-16 81
MERK 2014 31-Des 27-Feb-15 58
MERK 2015 31-Des 04-Mar-16 64
MERK 2013 31-Des 14-Feb-14 45
MLBI 2013 31-Des 17-Mar-14 76
MLBI 2015 31-Des 14-Mar-16 74
MLBI 2014 31-Des 16-Mar-15 75
MYTX 2013 31-Des 21-Mar-14 84
MYTX 2014 31-Des 12-Mar-15 119
MYTX 2015 31-Des 28-Mar-16 81
NIPS 2014 31-Des 27-Mar-15 86
NIPS 2015 31-Des 26-Mar-16 86
NIPS 2013 31-Des 27-Mar-14 86
PYFA 2013 31-Des 10-Mar-14 69
PYFA 2014 31-Des 16-Mar-15 75
PYFA 2015 31-Des 21-Mar-16 81
RMBA 2013 31-Des 27-Mar-14 86
RMBA 2014 31-Des 27-Mar-15 86
RMBA 2015 31-Des 17-Mar-16 77
ROTI 2014 31-Des 20-Mar-15 79
ROTI 2015 31-Des 24-Mar-16 84
ROTI 2013 31-Des 17-Feb-14 48
98
Kode Tahun tanggal tutup buku tanggal audit AD
SCPI 2013 31-Des 01-Apr-14 91
SCPI 2014 31-Des 01-Apr-15 91
SCPI 2015 31-Des 18-Apr-16 109
SIPD 2013 31-Des 28-Mar-14 87
SIPD 2014 31-Des 27-Mar-15 86
SIPD 2015 31-Des 09-Mei-16 130
SKLT 2013 31-Des 19-Mar-14 78
SKLT 2014 31-Des 16-Mar-15 75
SKLT 2015 31-Des 28-Mar-16 88
SMSM 2015 31-Des 29-Mar-16 89
SMSM 2014 31-Des 25-Mar-15 84
SMSM 2013 31-Des 25-Mar-14 84
SPMA 2013 31-Des 27-Mar-14 86
SPMA 2014 31-Des 30-Mar-15 89
SPMA 2015 31-Des 28-Mar-16 88
SSTM 2015 31-Des 28-Mar-16 88
SSTM 2013 31-Des 25-Mar-14 84
SSTM 2014 31-Des 27-Mar-15 86
STPP 2015 31-Des 21-Mar-16 81
STPP 2014 31-Des 27-Mar-15 86
STPP 2013 31-Des 27-Mar-14 86
TCID 2015 31-Des 03-Mar-16 63
TCID 2013 31-Des 05-Mar-14 64
TCID 2014 31-Des 05-Mar-15 64
TIRT 2013 31-Des 20-Mar-14 79
TIRT 2014 31-Des 25-Mar-15 84
TIRT 2015 31-Des 23-Mar-16 83
TRIS 2013 31-Des 03-Mar-14 62
TRIS 2014 31-Des 17-Mar-15 76
TRIS 2015 31-Des 14-Mar-16 74
TRST 2013 31-Des 18-Mar-14 77
TRST 2014 31-Des 16-Mar-15 75
TRST 2015 31-Des 14-Mar-16 74
TSCP 2013 31-Des 17-Mar-14 76
TSCP 2014 31-Des 19-Mar-15 78
TSCP 2015 31-Des 18-Mar-16 78
ULTJ 2015 31-Des 29-Mar-16 89
ULTJ 2014 31-Des 30-Mar-15 89
ULTJ 2013 31-Des 24-Mar-14 83
UNIT 2014 31-Des 25-Mar-15 84
UNIT 2015 31-Des 21-Mar-16 81
UNIT 2013 31-Des 20-Mar-14 79
VOKS 2015 31-Des 07-Apr-16 98
VOKS 2014 31-Des 15-Apr-15 105
VOKS 2013 31-Des 20-Mar-14 79
WIIM 2015 31-Des 18-Mar-16 78
WIIM 2014 31-Des 23-Mar-15 82
WIIM 2013 31-Des 14-Mar-14 73
99
MSPI MInvRec MTA Mlev
26,81 9,97 0,95 10,91
26,94 10,61 -3,77 11,29
27,21 9,42 0,28 13,53
0 15,13 -1,55 14,71
0 16,45 1,65 15,17
26,63 17,06 1,59 14,19
26,44 6,77 -5,2 7,58
26,33 8,12 -1,22 4,68
26,46 5,47 -1,95 7,46
33,13 9,63 -1,44 16,05
33,09 10,05 1,01 16,24
0 10,19 0,16 16,62
30,16 7,54 1,08 7,39
30,29 7,26 -1,15 8,86
30,3 7,38 1,45 8,94
27,75 7,61 -2,84 20,35
27,92 8,72 -2,95 20,43
28,23 6,93 -4,39 15,39
27,7 16,83 1,18 14,02
28,03 12,94 -1,17 15,96
27,88 17,18 4,1 16,21
30,38 12,86 0,9 11,03
30,67 11,54 1,89 14,47
30,84 10,99 0,16 15,15
27,67 9,66 -1,45 5,03
27,49 9,36 -2,46 6,29
27,63 11,51 3,44 6,57
27,85 9,46 -3,28 14,76
29,37 8,84 -2,37 21,46
29,35 8,67 -6,5 20,85
0 6,72 -1,61 19,23
0 6,54 -2,32 19,53
0 6,9 0,25 19,78
0 6,44 -1,93 21,1
28,5 4,25 -7,33 19,98
0 2,64 -2,52 20,86
0 2,27 0,08 24,91
31,27 19,58 7,86 4,93
30,94 21,21 0,02 14,96
30,98 20,22 -1,01 16,24
30,91 6,88 -0,65 11,84
0 7,77 1,12 12,36
30,85 7,07 -1,59 12,87
30,74 13,32 4,1 21,6
30,79 13,18 -0,77 21,97
30,84 12,4 -1,01 22,54
MSPI MInvRec MTA Mlev
27,89 11,23 1,88 15,39
0 9,33 -2,34 17,22
0 5,52 -1,44 16,82
32,15 4,46 -0,18 17,05
32,09 4,77 -1,51 17,07
28,46 10,19 0,77 5,73
28,42 8,97 -1,4 5,78
28,57 9,51 -1,22 7,1
0 16,67 -0,39 20,37
0 22,13 -0,48 23,36
0 21,96 3,18 24,55
27,92 15,46 -2,04 8,63
0 15,19 1,25 9,49
27,93 16,29 2,09 10,04
0 13,62 -0,49 14,88
27,2 13,09 0,61 15
27,21 13,51 4,75 15,99
27,39 1,59 0,08 3,31
27,89 1,13 0,74 13,35
0 4,43 -0,87 17,98
25,62 12,77 -1,71 7,75
25,33 15,05 1,27 7,81
25,33 14,58 0,94 8,17
30,25 12,01 -0,88 6,09
30,15 13,47 -0,47 6,48
30,06 14,15 2,77 7,54
0 14,95 -0,43 13,54
27,42 15,09 -0,2 14,01
27,44 14,67 0,56 14,2
27,14 14,62 0,84 7,63
27,16 16,49 0,11 7,85
27,2 17,34 -0,63 9
0 12,6 -1,94 6,4
27,19 14,1 -0,77 7,12
27,27 15,09 1,65 7,6
0 7,72 -0,16 12,58
28,37 4,61 -5,7 18,02
0 7,76 -1,53 21,38
0 5,55 -1,05 29,81
28,35 6,61 -1,63 32,12
0 5,36 -2,88 36,56
27,82 12,7 4,57 14,4
0 10,31 3,06 17,02
27,41 15,41 3,75 19,35
25,89 9,78 1,78 11,97
25,87 10,77 0,18 11,31
0 10,71 -2,03 9,47
29,93 16,05 0,16 26,9
30,01 16,36 -3,24 33,57
30,17 15,77 2,82 37,67
MSPI MInvRec MTA Mlev
28,39 3,37 -2,34 15,76
28,63 3,11 -3,01 16,05
28,23 3,4 -2,43 16,2
27,34 16,2 0,9 26,96
27,91 18,94 4,9 28,71
28,04 18,09 3,13 26,17
28,78 8,57 -0,32 17,06
28,66 10,13 0,31 15,45
28,44 7,92 -7,19 19,15
26,44 12,57 -1,34 14,82
26,54 12,23 -0,52 15,73
0 12,15 -0,68 15,91
28,43 15,04 -0,96 9,99
0 16,15 -0,46 10,19
0 15,85 -1,8 11,75
28,2 7,98 -1,55 16,22
28,37 7,72 0,22 17,58
0 7,98 -1,67 18,07
0 14,15 -1,95 18,07
0 14,08 -2,97 18,17
0 14,05 -2,26 18,24
0 9,05 -0,13 13,42
28,16 9,8 -1,24 14,65
28,02 9,94 1,07 14,87
0 11,86 5,77 5
28,02 11,8 -1,78 5,98
28,25 11,22 0,79 9,27
27,31 11,71 -3,28 25,3
27,3 14,23 -2 24,49
27,36 13,6 -0,61 24,09
26,89 14,57 1,69 9,8
26,98 16,01 1,89 11,03
0 15,59 -1,12 11,56
28,81 9,14 -0,7 13,73
28,81 8,79 -1,83 13,3
28,84 8,69 -0,94 12,03
29,32 10,62 1,03 8,56
29,36 11 0,38 7,99
29,47 10,89 -1,17 9,13
28,9 9,93 -1,19 6,06
28,7 11,03 1,52 6,34
0 9,35 1,32 8,05
26,81 4,16 -1,61 12,07
26,86 4,64 1,47 12,69
26,85 3,97 -0,07 12,7
0 18,35 -0,29 18,75
28,07 18,8 -0,25 19
28,3 20 -4,35 19,73
0 17,18 1,42 8,3
27,92 17,33 1,42 10,21
27,84 16,99 3,75 10,46
100
Lampiran 3 Hasil Output SPSS
1. Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Dev iation
Inv Rec 147 ,04 ,80 ,4009 ,16618
TA 147 -,26 ,25 -,0121 ,08235
Lev 147 ,12 1,29 ,5174 ,22945
UP 147 25,33 33,13 28,3999 1,56567
AD 147 45,00 130,00 78,8980 12,20865
Valid N (listwise) 147
2. Uji Normalitas
Grafik Histogram
101
Grafik Normal Probability Plot
3. Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 SPI ,965 1,037
Inv Rec ,752 1,329
TA ,801 1,249
Lev ,923 1,084
UP ,884 1,131
Sumber: Output SPSS yang diolah
102
4. Uji Heteroskedasitas
Uji Glejser
Model
Unstandardized Coef f icients Standardized Coef f icients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3,692 12,491 ,296 ,768
SPI 2,764 1,410 ,164 1,959 ,052
Inv Rec -3,132 4,258 -,070 -,736 ,463
TA -7,680 8,328 -,085 -,922 ,358
Lev -,172 2,785 -,005 -,062 ,951
UP ,144 ,417 ,030 ,344 ,731
Sumber: Output SPSS yang diolah
Grafik Scatterplot
5. Uji Auto Korelasi
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea 1,62905
Cases < Test Value 73
Cases >= Test Value 74
Total Cases 147
Number of Runs 72
Z -,413
Asy mp. Sig. (2-tailed) ,679
Sumber: Output SPSS yang diolah
103
6. Hasil Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 ,365a ,133 ,103 11,56537 1,832
Sumber: Output SPSS yang diolah
7. Hasil Uji Signifikan Individual : Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coef f icients Standardized Coef f icients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 178,258 78,945 2,258 ,026
SPI 15,101 43,927 ,548 ,344 ,732 ,002 415,677
Inv Rec -279,358 130,160 -3,803 -2,146 ,034 ,002 513,559
TA 179,698 285,320 1,212 ,630 ,530 ,002 606,057
Lev 55,278 102,762 1,039 ,538 ,592 ,002 610,256
UP -3,805 2,746 -,488 -1,385 ,168 ,049 20,297
MSPI -,553 1,547 -,573 -,357 ,721 ,002 421,082
MInv Rec 9,973 4,601 3,741 2,167 ,032 ,002 487,372
MTA -6,887 10,072 -1,319 -,684 ,495 ,002 608,878
MLev -1,388 3,608 -,755 -,385 ,701 ,002 629,709
b. Dependent Variable: AD
Sumber: Output SPSS yang diolah