pengaruh sistem akuntansi manajemen …penerapan tqm dengan informasi sistem akuntansi manajemen...

of 34 /34
1 PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA TOTAL QUALITY MANAGEMENT DENGAN KINERJA MANAJERIAL DAN KEPUASAN KERJA PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK DI BURSA EFEK JAKARTA Sri Suranta ABSTRACT The purpose of this research is to examine empirically the effect of management accounting systems and leadership style to the relationship between Total Quality Management (TQM) with managerial performance and job satisfaction. The hypothesis is that there are positive significant influence of management accounting systems and leadership style to relationship between Total Quality Management (TQM) with managerial performance and job satisfaction. Taken population in this research consists of companies in Indonesian Capital Market Directory (ICMD) year 2004. The samples are middle managers of manufacturing business in ICMD. The hypotheses are examined by moderated regression analysis. Therefore, data must be analyzed by classical assumption, i.e. normality, autocorrelation, and heteroscedasticity. The examination indicated that all variable are valid and reliable. The classical assumption test fulfilled the classical assumption. Results of hypothesis examination indicate that management accounting systems and leadership style have effect to the relationship between Total Quality Management (TQM) and managerial performance and leadership style has effect to relationship between Total Quality Management (TQM) and managerial performance. Nevertheless, the effect of management accounting systems to relationship between Total Quality Management (TQM) and job satisfaction is not supported by the research. Keyword: Total Quality Management (TQM), Management Accounting Systems, Leadership Style, Managerial Performance, Job Satisfaction. A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Lingkungan persaingan bisnis yang semakin tajam dan bersifat global menuntut perusahaan untuk meningkatkan mutu dan keunggulan daya saing (competitive advantage). Salah satu cara yang digunakan perusahaan untuk memenuhi keunggulan daya saing adalah menerapkan total quality management (TQM). TQM merupakan inovasi teknologi perusahaan yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas baik tenaga kerja maupun kapital (Wruck dan Michael, 1997).

Author: others

Post on 02-Feb-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

Embed Size (px)

TRANSCRIPT

  • 1

    PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN DAN

    GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA

    TOTAL QUALITY MANAGEMENT DENGAN KINERJA MANAJERIAL DAN

    KEPUASAN KERJA PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK

    DI BURSA EFEK JAKARTA

    Sri Suranta

    ABSTRACT

    The purpose of this research is to examine empirically the effect of

    management accounting systems and leadership style to the relationship between

    Total Quality Management (TQM) with managerial performance and job satisfaction.

    The hypothesis is that there are positive significant influence of management

    accounting systems and leadership style to relationship between Total Quality

    Management (TQM) with managerial performance and job satisfaction.

    Taken population in this research consists of companies in Indonesian Capital

    Market Directory (ICMD) year 2004. The samples are middle managers of

    manufacturing business in ICMD. The hypotheses are examined by moderated

    regression analysis. Therefore, data must be analyzed by classical assumption, i.e.

    normality, autocorrelation, and heteroscedasticity.

    The examination indicated that all variable are valid and reliable. The classical

    assumption test fulfilled the classical assumption. Results of hypothesis examination

    indicate that management accounting systems and leadership style have effect to the

    relationship between Total Quality Management (TQM) and managerial performance

    and leadership style has effect to relationship between Total Quality Management

    (TQM) and managerial performance. Nevertheless, the effect of management

    accounting systems to relationship between Total Quality Management (TQM) and

    job satisfaction is not supported by the research.

    Keyword: Total Quality Management (TQM), Management Accounting Systems,

    Leadership Style, Managerial Performance, Job Satisfaction.

    A. PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang Masalah

    Lingkungan persaingan bisnis yang semakin tajam dan bersifat global

    menuntut perusahaan untuk meningkatkan mutu dan keunggulan daya saing

    (competitive advantage). Salah satu cara yang digunakan perusahaan untuk

    memenuhi keunggulan daya saing adalah menerapkan total quality management

    (TQM). TQM merupakan inovasi teknologi perusahaan yang dapat digunakan

    untuk meningkatkan produktivitas baik tenaga kerja maupun kapital (Wruck dan

    Michael, 1997).

  • 2

    Sistem akuntansi manajemen kontemporer berkembang sebagai reaksi

    terhadap perubahan yang signifikan pada lingkungan bisnis yang dihadapi. Tujuan

    keseluruhan sistem akuntansi manajemen adalah untuk meningkatkan kualitas,

    kepuasan, relevansi, dan penetapan waktu informasi biaya (Steven dalam Mowen

    dan Hansen, 2000). Praktik TQM yang efektif memerlukan perubahan dalam

    sistem akuntansi manajemen. Komponen penting perubahan-perubahan dalam

    sistem akuntansi manajemen adalah pengumpulan informasi baru, desiminasi

    informasi lintas hirarki organisasional, sistem reward, tujuan kinerja, dan ukuran

    kinerja (Sim dan Killough, 1998).

    Beberapa perusahaan yang telah menerapkan TQM, ada yang telah berhasil

    meningkatkan kinerjanya, namun ada juga yang belum mampu meningkatkan

    kinerjanya (Sim dan Killough, 1998). Ittner dan Larcker (1995) tidak menemukan

    bukti bahwa organisasi yang menerapkan TQM dan sistem akuntansi manajemen

    dapat mencapai kinerja yang tinggi. Peneliti lain yaitu Sim dan Killough (1998),

    Suprantiningrum dan Zulaikha (2003), Mardiyah dan Listianingsih (2005)

    menemukan bukti bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan antara praktik

    penerapan TQM dengan informasi sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja.

    Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada sistem akuntansi manajemen

    secara universal selalu tepat untuk dapat diterapkan seluruh organisasi pada setiap

    keadaan (Otley dalam Nazaruddin, 1998). Namun, sistem akuntansi manajemen

    tergantung juga pada faktor-faktor kondisional yang ada dalam organisasi.

    Riset empiris menyatakan bahwa TQM mempunyai pengaruh yang

    signifikan terhadap outcome individual, misalnya kepuasan kerja. Temuan Boselie

    dan Ton (2001) yang melakukan riset di Belanda menemukan adanya hubungan

    konsep “cooperation”, “information”, “leadership”, “salary”, “work

    conditions” dan “goal setting” dengan kepuasan kerja dan keinginan untuk

    meninggalkan organisasi.

  • 3

    Wasserman et al. (2001) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan

    faktor penting dalam kinerja organisasional. O’Reilly III et al. (2005) menemukan

    bukti substansial bahwa kepemimpinan mempunyai hubungan positif baik dengan

    outcomes organisasi maupun individu.

    Penelitian ini menggunakan variabel pemoderasi dengan alasan bahwa

    variabel pemoderasi adalah suatu variabel independen lainnya yang dimasukkan

    kedalam model karena mempunyai efek kontinjensi dari hubungan variabel

    independen dan variabel dependen sebelumnya. Suatu interaksi negatif terjadi jika

    hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen lebih negatif

    untuk nilai variabel pemoderasi yang lebih tinggi (Jogiyanto, 2004: 142-145).

    Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah berikut ini.

    Penelitian ini memfokuskan TQM, sistem akuntansi manajemen meliputi

    karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen, yaitu informasi broad scope,

    aggregate, integration, dan integrated yang bermanfaat menurut persepsi para

    manajer. Hal ini mendasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Boselie dan

    Ton (2001) bahwa terdapat hubungan konsep informasi, dalam hal ini informasi

    sistem akuntansi manajemen pada hubungan TQM dengan outcome individual.

    Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sim dan Killough (1998),

    Suprantiningrum dan Zulaikha (2003), dan Mardiyah dan Listianingsih (2005),

    mereka menggunakan komponen sistem akuntansi manajemen yang terdiri atas

    sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan (reward). Perbedaan lainnya

    adalah penelitian ini menggunakan variabel kepemimpinan sebagai variabel

    kontinjensi (pemoderasi) dalam hubungan TQM dengan outcome

    organisasi/individu. Hal ini juga mendasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh

    Boselie dan Ton (2001) bahwa terdapat hubungan konsep leadership pada

    hubungan TQM dengan outcome individual. Perbedaan berikutnya adalah

  • 4

    penelitian ini menguji beberapa outcome organisasi/individu, yaitu kinerja

    manajerial dan kepuasan kerja.

    2. Perumusan Masalah

    Berdasarkan penelitian Sim dan Killough (1998), Boselie dan Ton (2001),

    Suprantiningrum dan Zulaikha (2003), Mardiyah dan Listianingsih (2005), dan

    O’Reilly III et al. (2005), rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1)

    Apakah interaksi penerapan TQM dan informasi sistem akuntansi manajemen

    berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial? (2) Apakah interaksi penerapan

    TQM dan informasi sistem akuntansi manajemen berpengaruh positif terhadap

    kepuasan kerja? (3) Apakah interaksi penerapan TQM dan gaya kepemimpinan

    berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial? (4) Apakah interaksi penerapan

    TQM dan gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja?

    3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk menemukan bukti empiris

    apakah interaksi informasi sistem akuntansi manajemen dan gaya kepemimpinan

    dengan total quality management berpengaruh terhadap kinerja manajerial dan

    kepuasan kerja.

    Manfaat yang dapat diambil dari penelitian adalah untuk memberi masukan

    bagi dunia bisnis mengenai pentingnya mempertimbangkan faktor-faktor

    kondisional, yaitu informasi sistem akuntansi manajemen dan gaya kepemimpinan

    atas penerapan TQM untuk meningkatkan outcome organisasi/individu, yaitu

    kinerja manajerial dan kepuasan kerja.

    B. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

    1. Teori Kontinjensi

    Teori kontinjensi berdasarkan pada asumsi bahwa jika suatu organisasi ingin

    memiliki kinerja yang baik harus menyesuaikan desain sistem terhadap kondisi

  • 5

    ketidakpastian misalnya dari lingkungan, ukuran organisasi, dan strategi bisnis

    (Burns dan Stalker, 1961; Donaldson, 2001; dalam Gerdin, 2005). Teori

    kontinjensi mendukung dilakukannya pendekatan kontinjensi. Hannan dan

    Freeman (Gerdin, 2005) berpendapat bahwa pendekatan kontinjensi dapat

    dilakukan jika memenuhi asumsi yang menjadi ide dari pendekatan kontijensi

    sebagai berikut.

    1. Tidak ada satupun desain organisasional yang terbaik, yang terstruktur secara

    pasti dan tidak terstruktur secara pasti, yang diaplikasikan dalam suatu

    organisasi.

    2. Beragam desain organisasional tersebut memiliki peluang hasil atau kinerja

    yang sama.

    Terpenuhinya kedua asumsi tersebut merupakan syarat untuk dapat

    dilakukannya pengujian kontinjensi dalam bentuk seleksi natural yaitu dengan

    menyesuaikan perubahan jumlah populasi (Hannan dan Freeman dalam Gerdin,

    2005).

    Sistem akuntansi manajemen merupakan suatu pendekatan kontinjensi dari

    faktor kondisional yang digunakan dalam penelitian sebagai variabel yang

    memoderasi suatu hubungan. Sesuai dengan pendekatan kontinjensi, Otley dalam

    Nazaruddin (1998), pendekatan kontinjensi akuntansi manajemen didasarkan

    premis bahwa tidak ada sistem akuntansi manajemen secara universal selalu tepat

    digunakan seluruh organisasi, namun sistem akuntansi manajemen hanya sesuai

    (fit) untuk suatu konteks atau kondisi tertentu saja. Teori kontinjensi dalam metoda

    penelitian mengargumenkan bahwa efektivitas informasi sistem akuntansi

    manajemen tergantung eksistensi perpaduan antara organisasi dengan

    lingkungannya. Sistem akuntansi manajemen dikatakan sebagai variabel

    pemoderasi yang mempengaruhi hasil hubungan antara penerapan TQM terhadap

    kinerja manajerial. Apabila sistem akuntansi manajemen fit dengan konteks dan

  • 6

    kondisi organisasi maka diproposisikan akan menimbulkan kinerja superior

    (Mardiyah dan Listianingsih, 2005).

    Sistem akuntansi manajemen sering digunakan sebagai mekanisme untuk

    memotivasi dan mempengaruhi perilaku karyawan dalam berbagai cara yang akan

    memaksimalkan kesejahteraan organisasi dan karyawan. Sistem akuntansi

    manajemen sebagai alat kontrol organisasi dan alat yang efektif menyediakan

    informasi yang bermanfaat guna memprediksi konsekuensi yang mungkin terjadi

    berbagai aktivitas yang dilakukan.

    Sim dan Killough (1998) menyatakan bahwa ada pengaruh interaktif antara

    praktik pemanufakturan (TQM) terhadap kinerja dengan desain sistem akuntansi

    manajemen. Penerapan TQM yang tinggi dengan sistem pengukuran kinerja yang

    tinggi akan meningkatkan kinerja manajerial, begitu juga sebaliknya. Manajer

    akan lebih termotivasi untuk meningkatkan kinerja manajerial, jika pengukuran

    kinerja yang tinggi dalam bentuk informasi yang diperlukan yang memberikan

    umpan balik untuk perbaikan dan pembelajaran. Selain itu, pemberian kompensasi

    yang lebih baik kepada manajer juga memotivasi dalam peningkatan kerja.

    Gaya Kepemimpinan merupakan suatu pendekatan kontinjensi dari faktor

    kondisional yang digunakan dalam penelitian sebagai variabel yang memoderasi

    suatu hubungan. Sesuai dengan pendekatan kontinjensi, O’Reilly III et al. (2005)

    menemukan bukti bahwa kontinjensi kepemimpinan yang efektif diantara level

    hirarki secara signifikan dapat meningkatkan kinerja. Mereka juga menemukan

    bahwa kepemimpinan diantara hirarki secara agregat dapat mempengaruhi

    perubahan strategi. Hal ini berarti perusahaan yang menerapkan strategi baru,

    misalnya menerapkan TQM akan dapat dipengaruhi oleh kepemimpinan di setiap

    hirarki organisasi.

  • 7

    2. TQM, Informasi Sistem Akuntansi Manajemen, Kinerja Manajerial, dan

    Kepuasan Kerja

    Penelitian yang dilakukan oleh Mardiyah dan Listianingsih (2005)

    memberikan bukti empiris mengenai pentingnya informasi sistem akuntansi

    manajemen sebagai faktor kontinjensi dalam upaya peningkatan kinerja. Dengan

    memasukkan faktor kontinjensi, yaitu sistem akuntansi manajemen terhadap

    keefektifan penerapan teknik Total Quality Management, hasil penelitian tersebut

    menunjukkan interaksi antara sistem akuntansi manajemen dan TQM mempunyai

    pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. Boselie dan Ton

    (2001) melakukan riset mengenai persepsi karyawan terhadap TQM dan

    pengaruhnya terhadap outcome individual di Belanda dan menemukan adanya

    hubungan konsep “cooperation”, “information”, “leadership”, “salary”, “work

    conditions” dan “goal setting” dengan kepuasan kerja dan keinginan untuk

    meninggalkan organisasi.

    Hasil-hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perusahaan yang

    menerapkan teknik TQM secara langsung dapat meningkatkan outcome organisasi

    maupun individu, yaitu kinerja manajerial dan kepuasan kerja setelah penerapan

    TQM tersebut dipengaruhi oleh informasi sistem akuntansi manajemen yang ada

    didalam organisasi.

    Sistem akuntansi manajemen sering digunakan sebagai mekanisme untuk

    memotivasi dan mempengaruhi perilaku karyawan dalam berbagai cara yang akan

    memaksimalkan kesejahteraan organisasi dan karyawan. Sistem akuntansi

    manajemen sebagai alat kontrol organisasi dan alat yang efektif menyediakan

    informasi yang bermanfaat guna memprediksi konsekuensi yang mungkin terjadi

    berbagai aktivitas yang dilakukan (Mardiyah dan Listianingsih, 2005). Berdasar

    uraian tersebut, hipotesis alternatif yang diajukan adalah berikut ini.

  • 8

    Ha1: Interaksi antara penerapan TQM dan informasi akuntansi manajemen

    berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.

    Ha2: Interaksi antara penerapan TQM dan informasi akuntansi manajemen

    berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja.

    Gambar 1

    Model Pengaruh Interaksi TQM dan Informasi Akuntansi Manajemen

    terhadap Kinerja Manajerial dan Kepuasan Kerja

    3. TQM, Gaya Kepemimpinan, Kinerja Manajerial, dan Kepuasan Kerja

    Penelitian yang dilakukan oleh O’Reilly III et al. (2005) pada organisasi

    kesehatan menemukan bukti bahwa kontinjensi kepemimpinan yang efektif

    diantara level hirarki secara signifikan dapat meningkatkan kinerja. Mereka juga

    menemukan bahwa kepemimpinan diantara hirarki secara agregat dapat

    mempengaruhi perubahan strategi. Hal ini berarti perusahaan yang menerapkan

    strategi baru, misalnya menerapkan TQM akan dapat dipengaruhi oleh

    kepemimpinan di setiap hirarki organisasi. Penelitian yang dilakukan oleh

    Wasserman et al. (2001) menemukan bukti bahwa CEO mempunyai pengaruh

    yang sangat signifikan terhadap kinerja organisasi apalagi bila didalam organisasi

    CEO sebagai sumber daya yang langka. Hal ini menunjukkan bahwa

    kepemimpinan mempunyai pengaruh terhadap outcome organisasi maupun

    individu. Berdasar penelitian O’Reilly III et al. (2005), Wasserman et al. (2001),

    dan penelitian yang dilakukan oleh Boselie dan Ton (2001) yang menemukan

    hubungan antara TQM dan konsep kontekstual, yaitu leadership terhadap

    TQM

    Informasi Sistem

    Akuntansi Manajemen

    Kinerja Manajerial

    Kepuasan Kerja

  • 9

    kepuasan kerja dan keinginan untuk meninggalkan organisasi, hipotesis alternatif

    yang diajukan berikut ini.

    Ha3: Interaksi antara penerapan TQM dan gaya kepemimpinan berpengaruh

    positif terhadap kinerja manajerial.

    Ha4: Interaksi antara penerapan TQM dan gaya kepemimpinan berpengaruh

    positif terhadap kepuasan kerja.

    Gambar 2

    Model Pengaruh Interaksi TQM dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja

    Manajerial dan Kepuasan Kerja

    B. METODE PENELITIAN

    1. Populasi dan Sampel

    Penelitian ini menurut metodenya merupakan penelitian survei. Penelitian

    survei merupakan penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan

    menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan datanya. Survei (survey) atau

    lengkapnya self-administrated survey adalah metode pengumpulan data primer

    dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden individu

    (Jogiyanto, 2004).

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

    mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

    dipelajari lalu ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2001). Populasi dalam penelitian ini

    adalah manajer tingkat menengah pada perusahaan di Indonesia.

    TQM

    Gaya Kepemimpinan

    Kinerja Manajerial

    Kepuasan Kerja

  • 10

    Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

    populasi tersebut (Sugiyono, 2001). Pemilihan sampel menggunakan metode

    purposive sampling. Pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling)

    dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria

    tertentu, kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan (judgment)

    tertentu atau jatah (quota) tertentu (Jogiyanto, 2004). Subjek penelitian yang

    dijadikan sampel adalah manajer tingkat menengah pada perusahaan-perusahaan

    manufaktur di Indonesia yang diseleksi dari Index Capital Market Directory 2004,

    dengan alasan: a) perusahaan yang menerapkan TQM biasanya perusahaan

    manufaktur, b) manajer tingkat menengah merupakan pelaksana manajemen

    puncak yang mampu berinteraksi dengan karyawan dan manajemen puncak, dan

    c) biasanya mereka terlibat langsung dengan kebijakan yang dilaksanakan oleh

    manajemen puncak.

    2. Pengumpulan Data

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut

    Sekaran (2000), data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

    individu-individu, kelompok-kelompok tertentu, dan juga responden yang telah

    ditentukan secara spesifik yang memiliki data secara spesifik dari waktu ke waktu.

    Data primer penelitian ini diperoleh melalui survei, yaitu dengan cara menyebar

    kuesioner dengan menggunakan jasa pos (mail survey). Survei pos (mail survey)

    merupakan survei yang pertanyaan-pertanyaannya diirimkan kepada responden

    lewat pos atau fax atau cara pengiriman yang lain (Jogiyanto,2004).

    Data penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yang diberikan kepada

    responden sesuai prosedur pengumpulan data yang direncanakan. Kuesioner yang

    disebarkan sebanyak 612 eksemplar yang terdistribusi di 153 perusahaan

    manufaktur se-Indonesia yang terdapat dalam Indonesian Capital Market

    Directory (ICMD) tahun 2004. Penyebaran kuesioner dimulai pada pertengahan

  • 11

    bulan Juli 2006 sampai dengan pertengahan bulan September 2006. Setiap

    perusahaan diberikan 4 eksemplar kuesioner yang ditujukan kepada middle

    management, misalnya: Manajer Keuangan, Manajer Pemasaran, Manajer

    Produksi dan Manajer Sumber Daya Manusia.

    Dari 612 eksemplar kuesioner yang disebarkan ternyata kembali sebanyak 33

    eksemplar. Dari 33 eksemplar setelah diperiksa 2 eksemplar tidak dapat dianalisis

    karena perusahaan tidak menerapkan TQM. Jumlah total kuesioner yang dapat

    dianalisis sebanyak 31 eksemplar.

    Tabel 1

    Jumlah Kuesioner yang Disebar, Kembali,

    Tidak Dapat Dianalisis dan Dapat Dianalisis

    Jumlah %

    Kuesioner Disebar 612 100

    Kuesioner Kembali 33 5,4

    Kuesioner tidak dapat dianalisis 2 0,4

    Kuesioner Dianalisis 31 5

    Sumber: data primer yang diolah

    3. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran

    a. Variabel Independen

    1) Total Quality Management (TQM)

    Total Quality Management dalam penelitian ini adalah suatu filosofi yang

    menekankan peningkatan proses pemanufakturan secara berkelanjutan dengan

    mengeliminasi pemborosan, meningkatkan kualitas, mengembangkan ketrampilan,

    dan mengurangi biaya produksi (Sim dan Killough, 1998). Variabel TQM ini

    mengukur persepsi manajer secara individual mengenai penerapan teknik TQM di

    lingkungan perusahaannya. Variabel TQM diukur dengan memasukkan elemen

    utama manajemen kualitas yaitu orientasi proses, elemen manusia serta budaya

    kualitas. Instrumen yang digunakan adalah instrumen yang dikembangkan oleh

    Ahire (1996). Instrumen ini juga digunakan oleh Rahayu (1998) dalam tesisnya.

  • 12

    Instrumen ini terdiri dari 6 pertanyaan yang diukur dengan menggunakan skala

    interval. Skala yang digunakan mulai 1 yang menyatakan “sangat tidak setuju”,

    sampai dengan 5 yang menyatakan “sangat setuju”.

    2) Informasi Sistem Akuntansi Manajemen

    Sistem akuntansi manajemen dalam penelitian ini adalah sistem yang

    mengumpulkan data operasional dan finansial, memprosesnya, menyimpannya

    dan melaporkannya kepada pengguna, yaitu para pekerja, manajer, dan eksekutif

    (Atkinson et al. dalam Desmiyawati, 2001). Variabel informasi sistem akuntansi

    manajemen diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh

    Chenhall dan Morris (1986) dan telah digunakan beberapa peneliti yang lain,

    misalnya Abbernathy dan Guthrie (1994), Chong dan Chong (1997), Nazaruddin

    (1998), Supardiyono (1999), Mardiyah dan Gudono (2000) dalam Imron (2004),

    Muslichah (2003), Meildawati (2003) dan Imron (2004).

    Chenhall dan Morris (1986) menyatakan bahwa terdapat empat karakteristik

    informasi yang dihasilkan oleh sistem akuntansi manajemen, yaitu broad scope,

    timeliness, aggregate, dan integrated yang bermanfaat menurut persepsi para

    manajer. Instrumen ini terdiri dari 19 pertanyaan yang diukur dengan

    menggunakan skala interval. Skala yang digunakan mulai 1 yang menyatakan

    “tidak penting”, sampai dengan 7 yang menyatakan “sangat penting”. Ke-19

    pertanyaan tersebut terbagi dalam: 5 (lima) pertanyaan mengenai instrumen yang

    bersifat broad scop, 4 (empat) pertanyaan mengenai instrumen yang bersifat

    timelines, 7 (tujuh) pertanyaan mengenai instrumen yang bersifat aggregation dan

    3 (tiga) pertanyaan mengenai instrumen yang bersifat integration.

    3) Gaya Kepemimpinan

    Gaya kepemimpinan dalam penelitian ini merupakan derajat hubungan

    antara seseorang dengan teman sekerjanya, termasuk teman sekerja yang tidak

    disukai (Fiedler dalam Sumarno, 2005). Instrumen untuk mengukur variabel ini

  • 13

    diadopsi dari Fiedler (1967) yang dikenal dengan nama Least Preferred Cowoker

    (LPC). Instrumen ini juga digunakan oleh Sumarno (2005). Instrumen ini diukur

    dengan menggunakan skala interval. Skala yang digunakan mulai 1 (satu) sampai

    dengan 7 (tujuh).

    b. Variabel Dependen

    1) Kinerja Manajerial

    Kinerja manajerial yang dimaksud didalam penelitian ini adalah kinerja

    individu dalam kegiatan-kegiatan manajerial yang diukur dengan menggunakan

    instrumen self-rating yang dikembangkan oleh Mahoney et al. (1963) dan telah

    banyak digunakan oleh peneliti. Para responden diminta untuk menilai kinerja

    mereka dibandingkan dengan rata-rata kinerja rekan mereka, dengan

    menggunakan likert scale satu sampai dengan sembilan yang menyatakan “kinerja

    di bawah rata-rata” (1) dan “kinerja di atas rata-rata” (9) serta pertanyaan

    sebanyak sembilan butir. Instrumen kinerja manajerial yang diukur meliputi

    delapan dimensi, yaitu perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi,

    pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, dan perwakilan, serta satu dimensi

    pengukuran kinerja manajer secara keseluruhan. Penggunaan pendekatan self-

    rating dalam pengukuran kinerja manajerial dipilih dengan alasan untuk

    menghindari kemungkinan pengukuran kinerja yang tidak representatif (Heneman

    dalam Nazaruddin, 1998), karena jika digunakan superior-rating ada

    kemungkinan para superior tersebut kurang memahami kondisi sebenarnya.

    Walupun self-rating ini juga memiliki kelemahan dengan adanya kemungkinan

    para responden memilih skor yang rata-rata cenderung melebihi skor sebenarnya

    (leniency bias).

    2) Kepuasan Kerja

    Kepuasan kerja didalam penelitian ini merupakan keadaan emosi positif atau

    menyenangkan yang diakibatkan oleh penghargaan atas pekerjaan seseorang atau

  • 14

    pengalaman pekerjaannya (Locke dalam Wasisto dan Sholihin, 2004). Variabel ini

    diukur dengan menggunakan instrumen Minnesota Satisfaction Questionnaire

    (MSQ) yang pendek yaitu sebanyak 20 item pertanyaan. Instrumen ini juga

    digunakan oleh peneliti lain, misalnya Aisyah dan Sholihin (2004) dan Wasisto

    dan Sholihin (2004). Instrumen ini diukur dengan menggunakan skala interval.

    Skala yang digunakan mulai 1 yang menyatakan “tidak puas” sampai dengan 5

    yang menyatakan “benar-benar puas”.

    C. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

    1. Pengujian Data

    a. Uji Validitas

    Untuk menguji validitas konstruk dalam penelitian ini, digunakan alat uji

    pearson correlation. Hasil dari uji ini menunjukkan semua instrumen pada setiap

    variabel valid, karena nilai signifikansi koefisien pearson lebih kecil dari α yang

    ditetapkan, yaitu sebesar 0,05 atau nilai koefisien pearson lebih besar dari nilai ρ

    tabel yang ditetapkan, yaitu sebesar 0,374 (lampiran tabel 3).

    b. Uji Reliabilitas

    Untuk menguji reliabilitas data dalam penelitian ini, digunakan teknik

    Cronbach’s alpha. Hasil uji cronbach’s alpha menunjukkan bahwa variabel Total

    Quality Management (TQM), sistem akuntansi manajemen (SAM), gaya

    kepemimpinan, kepuasan kerja dan kinerja manajerial dikategorikan reliabilitas

    baik, karena nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,8 (lampiran tabel 4). Dari

    hasil uji validitas dan reliabilitas maka variabel yang ada layak untuk dilakukan uji

    berikutnya.

  • 15

    3. Uji Asumsi Klasik

    a. Normalitas

    Uji Normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.

    Dari hasil uji normalitas yang telah dilakukan dapat kita ketahui bahwa variabel

    Total Quality Management (TQM), sistem akuntansi manajemen (SAM), gaya

    kepemimpinan, kepuasan kerja dan kinerja manajerial berdistribusi normal,

    karena nilai signifikansi K-S lebih besar dari α yang tetapkan, yaitu 0,05 (lampiran

    tabel 5).

    b. Multikolinearitas

    Uji Multikolinearitas merupakan suatu alat keadaan dimana variabel-variabel

    independen dalam persamaan regresi mempunyai hubungan yang kuat satu sama

    lain (Arsyad, 1997). Menurut Hartmann dan Moers dalam Jogiyanto (2004: 150)

    bahwa multikolinearitas tidak terjadi untuk tiga variabel interaksi karena koefisien

    dari interaksi variabel independen dengan variabel pemoderasi tidak sensitif

    terhadap perubahan dari titik awal skala (misalnya ditransformasikan untuk

    ditengahkan berdasarkan nilai rata-ratanya) dari variabelin dependen dan variabel

    pemoderasi, sehingga multikolinearitas tidak terjadi masalah ketika menerapkan

    analisis regresi pemoderasi.

    c. Heteroskedastisitas

    Heteroskedastisitas berarti penyebaran titik data populasi pada bidang regresi

    tidak konstan. Situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan penafsiran koefisien

    regresi menjadi tidak efisien. Hasil taksiran dapat menjadi kurang dari semestinya,

    melebihi dari semestinya, atau menyesatkan. Model regresi yang baik, jika varian

    dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap atau homoskedastisitas

    (Nugroho, 2005). Uji Heteroskedastisitas menggunakan metode grafik scatter plot.

    Hasil dari gambar scatte rplot menunjukkan penyebaran titik-titik sebagai berikut:

  • 16

    1) Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0.

    2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

    3) Penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola bergelombang melebar

    kemudian menyempit dan melebar.

    4) Penyebaran titik-titik data tidak berpola.

    Berdasar hasil uji heteroskedastisitas, dapat disimpulkan bahwa model regresi

    linier moderasian terbebas dari asumsi klasik heteroskedastisitas dan layak

    digunakan dalam penelitian (lampiran tabel 6).

    d. Autokorelasi

    Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan uji Durbin

    Watson. Nilai d yang dihasilkan dalam setiap persamaan regresi sebesar 1,706;

    1,710; 1,714; dan 2,218; .Dengan tingkat signifikansi 0,05, nilai d pada tabel

    statistik d dari Durbin Watson untuk K (jumlah variabel independen) = 3 dan n

    (jumlah sampel) = 31 yaitu nilai dl = 1,130 dan nilai du = 1,550. Dari nilai-nilai

    tersebut diketahui tidak terjadi autokolerasi sebab d hitung tidak lebih kecil dari du

    dan tidak lebih besar dari 4-du yaitu 1,550 < 1,706; 1,710; 1,714; 2,218< 2,450

    yang berarti tidak ada autokorelasi (lampiran tabel 6).

    4. Pengujian Hipotesis dengan Moderated Regression Analysis (MRA)

    Hipotesis penelitian ini diuji dengan alat analisis regresi berganda.

    Menurut Jogiyanto (2004), model empiris untuk variabel pemoderasi

    menggunakan model analisis regresi moderasian (moderated regression analysis).

    Berikut ini hasil analisis regresi pengaruh gaya kepemimpinan dan SAM terhadap

    hubungan antara Total Quality Management (TQM) dan kepuasan/kinerja

    manajerial.

  • 17

    a. Uji Hipotesis Ha1

    Hipotesis 1 (Ha1) dinyatakan bahwa interaksi antara penerapan TQM dan

    informasi akuntansi manajemen berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.

    Berdasar tabel 2 di bawah diketahui bahwa variabel interaksi TQM dan SAM

    memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,016 < 0,05 yang artinya hubungan interaksi

    tersebut signifikan. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh signifikan interaksi TQM

    dengan SAM terhadap kinerja manajerial. Namun, koefisien nilai t negatif yaitu

    sebesar t = -2,566, yang berarti semakin tinggi pengaruh sistem akuntansi

    manajemen semakin besar pengaruh negatif TQM terhadap kinerja manajerial.

    Tabel 2

    Hasil Uji Hipotesis 1

    Unstandardized

    Coefficients

    Standardized

    Coefficients t Sig.

    Model B Std. Error Beta

    1 (Constant) -55,300 38,241 -1,446 0,160

    TQM 5,170 1,791 2,629 2,887 0,008

    SAM 0,808 0,296 2,034 2,725 0,011

    TQMSAM -3,553E-02 0,014 -3,146 -2,566 0,016

    a Dependent Variable: KINERJA

    b. Uji Hipotesis Ha2

    Hipotesis 2 (Ha2) dinyatakan bahwa interaksi antara penerapan TQM dan

    informasi akuntansi manajemen berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja.

    Berdasar tabel 3 di bawah diketahui bahwa variabel interaksi TQM dan SAM

    memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,064 > 0,05 yang artinya hubungan interaksi

    tersebut tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa tidak ada pengaruh signifikan

    interaksi TQM dengan SAM terhadap kepuasan kerja.

  • 18

    Tabel 3

    Hasil Uji Hipotesis 2

    Unstandardized

    Coefficients

    Standardized

    Coefficients t Sig.

    Model B Std. Error Beta

    1 (Constant) -24,278 53,124 -0,457 0,651

    TQM 4,963 2,488 1,989 1,995 0,056

    SAM 0,655 0,412 1,300 1,590 0,123

    TQMSAM -3,718E-02 0,019 -2,595 -1,933 0,064

    a Dependent Variable: PUAS

    c. Uji Hipotesis Ha3

    Hipotesis 3 (Ha3) dinyatakan bahwa interaksi antara penerapan TQM dan

    gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Berdasar

    tabel 4 di bawah diketahui bahwa variabel interaksi TQM dan gaya kepemimpinan

    memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,041< 0,05 yang artinya hubungan interaksi

    tersebut signifikan. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh signifikan interaksi TQM

    dengan gaya kepemimpinan terhadap kinerja manajerial. Namun, koefisien nilai t

    negatif yaitu sebesar t = -2,151, yang berarti semakin tinggi pengaruh gaya

    kepemimpinan semakin besar pengaruh negatif TQM terhadap kinerja manajerial.

    Tabel 4

    Hasil Uji Hipotesis 3

    Unstandardized

    Coefficients

    Standardized

    Coefficients t Sig.

    Model B Std. Error Beta

    1 (Constant) -114,138 68,480 -1,667 0,107

    TQM 6,891 2,978 3,504 2,314 0,029

    PIMPIN 1,823 0,760 2,968 2,399 0,024

    TQMGK -7,027E-02 0,033 -4,662 -2,151 0,041

    a Dependent Variable: KINERJA

    d. Uji Hipotesis Ha4

    Hipotesis 4 (Ha4) dinyatakan bahwa interaksi antara penerapan TQM dan

    gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja. Berdasar tabel 5

  • 19

    di bawah diketahui bahwa variabel interaksi TQM dan gaya kepemimpinan

    memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,043 < 0,05 yang artinya hubungan interaksi

    tersebut signifikan. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh signifikan interaksi TQM

    dengan gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja. Namun, koefisien nilai t

    negatif yaitu sebesar t = -2,120, yang berarti semakin tinggi pengaruh gaya

    kepemimpinan semakin besar pengaruh negatif TQM terhadap kepuasan kerja.

    Tabel 5

    Hasil Uji Hipotesis 4

    Unstandardized

    Coefficients

    Standardized

    Coefficients t Sig.

    Model B Std. Error Beta

    1 (Constant) -150,321 97,018 -1,549 0,133

    TQM 8,948 4,219 3,587 2,121 0,043

    PIMPIN 2,401 1,076 3,081 2,230 0,034

    TQMGK -9,812E-02 0,046 -5,132 -2,120 0,043

    a Dependent Variable: PUAS

    5. Pembahasan Hasil Analisis

    Hasil analisis regresi berganda moderasian (moderated regression

    analysis) tidak dapat menolak tiga hipotesis alternatif, yaitu Ha1, Ha3 dan Ha4.

    Hal ini berarti bahwa ada pengaruh signifikan sistem akuntansi manajemen (SAM)

    dan gaya kepemimpinan terhadap hubungan antara Total Quality Management

    (TQM) dengan kinerja manajerial dan ada pengaruh signifikan gaya

    kepemimpinan terhadap hubungan Total Quality Management (TQM) dengan

    kinerja manajerial. Namun penelitian ini menolak Ha2 bahwa tidak ada pengaruh

    signifikan sistem akuntansi manajemen (SAM) terhadap hubungan antara Total

    Quality Management (TQM) dengan kepuasan kerja.

    Hasil penelitian ini konsistensi dengan hasil penelitian Boselie dan Ton

    (2001) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan konsep “cooperation”,

    “information”, “leadership”, “salary”, “work conditions” dan “goal setting”

  • 20

    dengan kepuasan kerja. Hasil penelitian ini juga konsistensi dengan hasil

    penelitian O’Reilly III et al. (2005) yang menemukan bukti substansial bahwa

    kepemimpinan mempunyai hubungan positif baik dengan outcomes organisasi

    maupun individu. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan penelitian yang

    dilakukan oleh Sim dan Killough (1998), Suprantiningrum dan Zulaikha (2003),

    Mardiyah dan Listianingsih (2005) menemukan bukti bahwa adanya pengaruh

    positif dan signifikan antara praktik penerapan TQM dengan informasi sistem

    akuntansi manajemen terhadap kinerja.

    D. SIMPULAN DAN SARAN

    Berdasar hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan,

    dapat disimpulkan berikut ini.

    1. Ada pengaruh yang signifikan interaksi antara total quality management dan

    sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial, dan ada pengaruh

    yang signifikan interaksi total quality management dengan gaya

    kepemimpinan terhadap kinerja manajerial dan kepuasan kerja.

    2. Tidak ada pengaruh pengaruh yang signifikan interaksi antara total quality

    management dengan sistem akuntansi manajemen terhadap kepuasan kerja.

    3. Perusahaan yang menerapkan strategi baru, misalnya total quality

    management dapat mempengaruhi outcome individu, misalnya kinerja

    manajerial dan kepuasan kerja bila didukung faktor kondisional yang lain,

    misalnya sistem akuntansi manajemen dan gaya kepemimpinan.

    Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Oleh karena itu peneliti

    memberikan saran perbaikan untuk penelitian berikutnya.

    1. Instrumen untuk mengukur kinerja manajerial merupakan self-rating yang

    bisa menimbulkan leniency bias, yaitu kecenderungan memberikan skor

    yang lebih tinggi daripada keadaan sebenarnya. Penelitian mendatang bisa

    dikembangkan dengan menggunakan ukuran kinerja organisasi, misalnya

  • 21

    dengan menggunakan ROA (Return On Assets) atau ROI (Return On

    Investment).

    2. Pengiriman kuesioner melalui pos tidak mendapatkan respon yang baik serta

    tidak dapat dikendalikan karena peneliti tidak bisa secara langsung bertemu

    dengan responden. Hal tersebut menyebabkan persentase tingkat

    pengembalian kuesioner melalui pos sangat kecil. Untuk penelitian

    mendatang, sebaiknya peneliti melakukan reminder kepada responden yang

    lebih intensif, dengan cara setelah kuesioner dikirim, responden dihubungi

    beberapa kali lewat telepon untuk memastikan bahwa kuesioner sampai

    tujuan, kuesioner telah diisi dan dikembalikan lagi kepada peneliti.

    E. DAFTAR PUSTAKA

    Ahire, Sanjay L, Golhar, Damodar Y, Waller, and Mathew A. Al. 1996. Development

    and Validation of TQM Implementation Constructs. Decision Sience, 27: 23-

    56.

    Aisyah, Mimin Nur dan Mahfud Sholihin. 2004. The Role of Organizational

    Commitment and Job-Relevant Information on The Relationship between

    Budgetary Participation and Job Satisfaction. Simposium Nasional Akuntansi

    VII (SNA VII): Denpasar, 2-3 Desember.

    Arsyad, Lincolin. 1997. Peramalan Bisnis. Yogyakarta: BPFE.

    Banker, R. D., G. Potter and R. G. Schroeder. 1993. Reporting Manufacturing

    Performance Measures to Workers: An Empirical Study. Journal of

    Management Accounting Research 5 (Fall): 33-55.

    Bennis, W. And Nanus (1985). Leaders: The Strategies for Taking Charge. New

    York: Harper and Row.

    Besterfield, Dale H, Carol Besterfield-Michna, Glen H. Besterfiled dan Mary

    Besterfield-Sacre. 2003. Total Quality Management. Third Edition. New

    Jersey: Prentice Hall.

    Boselie, Paul, and Ton Van Der Weile. 2001. Employee Perceptions of HRM and

    TQM and the Effects of Satisfaction and Intention to Leave. ERIM Report

    Series Reference No. 2001-42-ORG.

  • 22

    Chenhall, RH. (2003). Management Control Systems Design within Its

    Organizational Context: Findings from Contingency-based Research and

    Directions for The Future. Accounting, Organizations and Society 28, pp.

    127-168.

    Chenhall, Robert H., and Morris, Deigen. 1986. The Impact of Structure,

    Enviroment, and Interdependence on the Perceived Usefulness of

    Management Accounting System. The Accounting Review, Vol. LXI, No.1,

    pp. 16-33.

    Desmiyawati. 2001. Pengaruh Strategi Bisnis dan Ketidakpastian Lingkungan

    terhadap Hubungan antara Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi

    Manajemen dengan Kinerja Organisasi. Thesis S2. Yogyakarta: Program

    Pasca Sarjana UGM.

    Fisher, Joseph. 1995. Contingency-Based Research On Management Control

    System: Categorization By Level Of Complexity.Journal of Accounting

    Literature. Vol. 14 p: 24-48.

    Fiedler, F.E. (1964). A Contingency Model of Leadership Effectiveness. Advances

    in Experimental Social Psychology. L. Berkowitz. New York: Academic

    Press: pp. 149-190.

    (1967). A Theory of Leadership Effectiveness. New York: McGraw-

    Hill.

    (1971). Leadership. New York: General Learning Press.

    (1981). Leader Attitudes and Group Effectiveness. Westport, CT:

    Greenwood Publishing Group.

    Gerdin, Jonas. 2005. Conceptualizations of Contigency Fit in Management

    Accounting Research- Correspondence Between Statistical Models Used and

    Core Contigency Theory Assumptions.

    www.cf.uk/carbs/research/cafbru/2005ISCAR/aksara.

    Gibson, James L. 1997. Organization, Behavior, Structure, Process. 9th

    edition.

    Chicago: Irwin.

    Graham, Jill W. (2002). Leadership, Moral Development, and Citizen Behavior.

    Diperoleh secara on-line dari situs www.du.edu/

    Gujarati, Damodar N. 2003. Basics Econometrics. New York : Mc Graw Hill.

    http://www.cf/http://www.du.edu/

  • 23

    Hackman, J. R. And Wegeman, R. (1995). Total Quality Management: Empirical,

    Conceptual and Practical Issues. Administrative Science Quarterly, 40, pp.

    309-342.

    Handoko, T Hani. 1986. Manajemen. Edisi Kedua. Yogyakarta.: BPFE UGM

    Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. Edisi

    Kedua. Yogyakarta: BPFE UGM

    Hardini, Sri. 2001. Hubungan Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Prestasi

    Kerja Pegawai KPKN Yogyakarta. Skripsi S-1 Fakultas Ekonomi, UGM.

    Herbowo, 2005. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: AA YKPN

    Ikhsan, Arfan dan Rasdianto. 2005. Pengaruh Intervening Penggunaan Sistem

    Akuntansi Manajemen dalam Hubungan Antara Intensitas Persaingan

    Pasar terhadap Kinerja Unit Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi

    VIII (SNA VIII): Solo, 15-16 September.

    Imron, Moch. 2004. Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan dan Strategi Bisnis

    terhadap Hubungan antara Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi

    Manajemen Broadscope dengan Kinerja Unit Bisnis Strategis. Simposium

    Nasional Akuntansi VII (SNA VII): Denpasar, 2-3 Desember.

    Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1998. Metodologi Penelitian Bisnis untuk

    Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

    Ittner, CD and Larcker, DF. 1995. Total Quality Management and The Choice of

    Information and Reward Systems. Journal of Accounting Research 33

    (suppl.), pp. 1-34.

    Jogiyanto, H. M. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan

    Pengalaman-pengalaman. Edisi 2004/2005. Yogyakarta: BPFE.

    Juniarti dan Evelyne (November, 2003). Hubungan Karakteristik Informasi yang

    Dihasilkan oleh Sistem Informasi Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja

    Manajerial pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur di Jawa Timur. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 5 (2), hlm. 110-122.

    Kanji, G. K. (1998). Measurement of Business Excellence, Total Quality

    Management, 9 (7), pp. 633-643.

    K.C.Ho, Steve .2003. Management Principles (First Edition). Hongkong: ICL

    Distance Learning Center.

  • 24

    Luthans, Fred. 1998. Organizational Behavior. New York: Mc Graw Hill

    Mahoney, T. A., T. H. Jerdee and S. J. Carroll (1963). Development of Managerial

    Performance: A Research Approach. Cincinnati: South Western Publ. Co.

    Mardiyah, Aida Ainul dan Listianingsih (2005). Pengaruh Sistem Pengukuran

    Kinerja, Sistem Reward, dan Profit Center terhadap Hubungan antara Total

    Quality Management dengan Kinerja Manajerial. Simposium Nasional

    Akuntansi VIII (SNA VIII): Solo, 15-16 September.

    Meildawati. 2003. Pengaruh Efektivitas Sistem Akuntansi Manajemen terhadap

    Peningkatan Kinerja Manajerial: Ketidakpastian Lingkungan dan Struktur

    Organisasional sebagai Variable Moderating. Skripsi S1. Tidak

    dipublikasikan. Surakarta: UNS.

    Mowen, Maryanne M., and Hansen R. Don. 2000. Management Accounting.

    International Thomson Publishing, pp. 434-457.

    Mulyadi (1998). Total Quality Management. Edisi I. Yogyakarta: Aditya Media.

    ______ dan Johny (1999). Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen:

    Sistem Pelipat Ganda Kinerja Perusahaan. Edisi I. Yogyakarta: Aditya

    Media.

    Muslichah (2003). The Effect of Contextual Variables on Management Accounting

    System Characteristics and Managerial Performance. Simposium Nasional

    Akuntansi VI (SNA VI): Surabaya, 16-17 Oktober.

    Nazaruddin, Ietje. 1998. Pengaruh Desentralisasi dan Karakteristik Informasi

    Sistem Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial. Jurnal Riset

    Akuntansi Indonesia, Vol. 1, No. 2, hal. 141-160.

    Nugroho, Bhuono Agung (2005). Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian

    dengan SPSS. Edisi 1. Yogyakarta: Penerbit Andi.

    O’Reilly III, Charles A., David Caldwell and Jennifer Chatman. 2005. How

    Leadership Matters: The Effects of Leadership Alignment on Strategic

    Execution. Stanford GSB Research Paper No. 1895, June.

    Pinder, Craig C. 1984. Work Motivation: Theory, Issues, and Applicaions. United

    States of America: Scott, Foresman and Company

    Prasetyo, Priyono Puji. 2002. Pengaruh Locus of Control terhadap Hubungan

    Antara Ketidakpastian Lingkungan dengan Karakteristik Informasi Sistem

  • 25

    Akuntansi Manajemen. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 5, No. 1, hal.

    119-136.

    Rahayu, Fatik (1998). TQM dan Dampaknya terhadap Kepuasan Kerja. Tesis S2.

    Tidak dipublikasikan. Yogyakarta: UGM.

    Ritonga, Kirmizi, dan Zainuddin, Yuserrie. 2001a. Faktor-faktor Kontekstual dan

    Sistem Akuntansi Manajemen. Kompak, No. 2, hal. 183-203.

    ______. 2001b. Pengaruh Faktor Kontekstual terhadap Penerapan Sistem

    Akuntansi Manajemen dalam Meningkatkan Kinerja Organisasi. Jurnal

    Manajemen dan Bisnis, Vol. 3, No. 3, hal. 255-273.

    ______. 2002. Pengaruh Ketidaktentuan Lingkungan terhadap Penerapan Sistem

    Akuntansi Manajemen: Struktur Organisasi sebagai Faktor Moderasi.

    Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 5, No. 1, hal. 102-116.

    Robbins, Stephen P. 2000. Essentials of Organizational Behavioral. New Jersey:

    Prentice Hall.

    Santoso, Singgih (2001). SPSS Versi 10: Mengolah Data Statistik secara

    Profesional. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

    Schriesheim, C. And S. Kerr (1977). R.I.P. LPC: A Response to Fiedler. Leadership:

    The Cutting Edge. J. Hunt and L. Larson, Carbondale: Southern Illinois

    University Press.

    Sekaran, Uma (2000). Research Method for Business: A Skill Building Approach.

    Third Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.

    Setiana, Sinta. 2005. Pengaruh Pemahaman Manajemen atas Karakteristik

    Informasi Akuntansi Manajemen dan Aplikasinya terhadap Kinerja

    Manajerial. Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol. 4, No. 3, hal. 40-53.

    Shank, J.K. and V. Govindarajan. 1993. Strategic Cost Management: The New Tool

    for Competitive Advantage. New York: Free Press.

    Shingo, S. 1986. Zero Quality Control: Source Inspection and the Poka-Yoke

    System. Massachusetts: Productivity Press.

    Sim, K.L., and L.N. Killough. 1998. The Performance Effect of Complementaries

    between Manufacturing Practice and Management Accounting System.

    Journal of Management Accounting Research 10 (Fall): pp. 325-346.

    Sugiyono (2001). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

  • 26

    Sumarno, J. (2005). Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan

    terhadap Hubungan anatar Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial.

    Simposium Nasional Akuntansi VIII (SNA VIII): Solo, 15-16 September.

    Suprantiningrum dan Zulaikha (2003). Pengaruh Total Quality Management

    terhadap Kinerja Manajerial dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan

    Sistem Penghargaan (Reward) sebagai Variabel Moderating. Simposium

    Nasional Akuntansi VI (SNA VI): Surabaya, 16-17 Oktober.

    Syptak, Marslanddan dan Ulmer. 1999. Job Satisfaction: Putting Theory Into

    Practice. American Academy of Phisicians. Vol. 6, No. 9

    Tannenbaum, R. And W. H. Schmidt. (1958, March/April). How to Choose A

    Leadership Pattern. Harvard Business Review, pp. 95-101.

    Taylor, F. W. (1911). The Principles of Scientific Management. New York: Harper

    and Row.

    Turner, R. And Turner, L. (1998). Deming’s 14 points and 7 deadly diseases. Ends of

    the Earth Learning Group. Tersedia secara on-line di website:

    www.endsoftheearth.com/Deming

    Waldman, D. A. 1994. Designing Performance Management Systems for Total

    Quality Implementation. Journal of Organizational Change Management 7

    (2): 31-44.

    Wartono. 2005. Metodologi Penelitian. Modul Perkuliahan Metodologi Penelitian.

    Universitas Sebelas Maret: Surakarta.

    Wasisto, Arief dan Mahfud Sholihin. 2004. Peran Partisipasi Penganggaran dalam

    Hubungan antara Keadilan Prosedural dengan Kinerja Manajerial dan

    Kepuasan Kerja. Simposium Nasional Akuntansi VII (SNA VII): Denpasar, 2-

    3 Desember.

    Wasserman, Noam, Nitin Nohria dan Bharat N. Anand. 2001. When Does The

    Leadership Matter? The Contingent Opportunities View of CEO Leadership.

    Startegy Unit Working Paper No. 02-04; Harvard Business School Working

    Paper No. 01-063.

    Wruck, Karen H., and Michael C. Jensen. 1997. Science, Specific Knowledge, and

    Total Quality Management. Journal of Applied Corporate Finance, Vol. 10,

    No. 2 (Summer).

    http://www.endsoftheearth.com/Deming

  • 27

    LAMPIRAN

    Tabel 2

    Data Responden yang Mengembalikan Kuesioner dan Dapat Dianalisis

    No Perusahaan Jumlah %

    1 PT. Mustika Ratu 4 100

    2 PT. Semen Gresik (Persero) 2 50

    3 PT. Dankos Laboratories 3 75

    4 PT. Citra Tubindo Tbk. 4 100

    5 PT. Astra Otoparts Tbk. 4 100

    6 PT. Pyridam Farma Tbk. 4 100

    7 PT. Pelangi Indah Comindo 1 25

    8 PT. Tira Austenite Tbk. 1 25

    9 PT. Dynaplast Tbk. 2 50

    10 PT. IMSI Tbk. 1 25

    11 PT. Tembaga Mulia Semanan Tbk. 1 25

    12 PT. Surya Kertas 1 25

    13 PT. Polychem Indonesia 2 50

    14 PT. HM Sampoerna 1 25

    TOTAL

    31 5%

    Sumber: data primer yang diolah

  • 28

    Tabel 3

    Validitas Data Variabel Penelitian

    No Item Pertanyaan Signifikansi Pearson α Status

    A Total Quality Management

    1 TQM1 0,000 0,05 valid

    2 TQM2 0,000 0,05 valid

    3 TQM3 0,000 0,05 valid

    4 TQM4 0,000 0,05 valid

    5 TQM5 0,000 0,05 valid

    6 TQM6 0,000 0,05 valid

    B SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN

    1 SIA1 0,000 0,05 valid

    2 SIA2 0,000 0,05 valid

    3 SIA3 0,000 0,05 valid

    4 SIA4 0,000 0,05 valid

    5 SIA5 0,000 0,05 valid

    6 SIA6 0,000 0,05 valid

    7 SIA7 0,000 0,05 valid

    8 SIA8 0,000 0,05 valid

    9 SIA9 0,000 0,05 valid

    10 SIA10 0,000 0,05 valid

    11 SIA11 0,000 0,05 valid

    12 SIA12 0,000 0,05 valid

    13 SIA13 0,000 0,05 valid

    14 SIA14 0,000 0,05 valid

    15 SIA15 0,000 0,05 valid

    16 SIA16 0,000 0,05 valid

    17 SIA17 0,000 0,05 valid

    18 SIA18 0,000 0,05 valid

    19 SIA19 0,000 0,05 valid

    20 SIA20 0,000 0,05 valid

    21 SIA21 0,000 0,05 valid

    C GAYA KEPEMIMPINAN

    1 GK1 0,000 0,05 valid

    2 GK2 0,000 0,05 valid

    3 GK3 0,005 0,05 valid

    4 GK4 0,010 0,05 valid

    5 GK5 0,001 0,05 valid

    6 GK6 0,000 0,05 valid

    7 GK7 0,000 0,05 valid

  • 29

    Tabel 3

    Validitas Data Variabel Penelitian (lanjutan)

    No Item Pertanyaan Signifikansi Pearson α Status

    8 GK8 0,000 0,05 valid

    9 GK9 0,000 0,05 valid

    10 GK10 0,000 0,05 valid

    11 GK11 0,000 0,05 valid

    12 GK12 0,005 0,05 valid

    13 GK13 0,000 0,05 valid

    14 GK14 0,000 0,05 valid

    15 GK15 0,002 0,05 valid

    16 GK16 0,000 0,05 valid

    17 GK17 0,000 0,05 valid

    D KEPUASAN KERJA

    1 KP1 0,000 0,05 valid

    2 KP2 0,000 0,05 valid

    3 KP3 0,000 0,05 valid

    4 KP4 0,007 0,05 valid

    5 KP5 0,002 0,05 valid

    6 KP6 0,005 0,05 valid

    7 KP7 0,000 0,05 valid

    8 KP8 0,000 0,05 valid

    9 KP9 0,000 0,05 valid

    10 KP10 0,001 0,05 valid

    11 KP11 0,000 0,05 valid

    12 KP12 0,000 0,05 valid

    13 KP13 0,000 0,05 valid

    14 KP14 0,000 0,05 valid

    15 KP15 0,000 0,05 valid

    16 KP16 0,000 0,05 valid

    17 KP17 0,000 0,05 valid

    18 KP18 0,005 0,05 valid

    19 KP19 0,000 0,05 valid

    20 KP20 0,000 0,05 valid

  • 30

    Tabel 3

    Validitas Data Variabel Penelitian (lanjutan)

    No Item Pertanyaan Signifikansi Pearson α Status

    E KINERJA MANAJERIAL

    1 KM1 0,000 0,05 valid

    2 KM2 0,000 0,05 valid

    3 KM3 0,000 0,05 valid

    4 KM4 0,000 0,05 valid

    5 KM5 0,000 0,05 valid

    6 KM6 0,000 0,05 valid

    7 KM7 0,007 0,05 valid

    8 KM8 0,000 0,05 valid

    9 KM 9 0,000 0,05 valid Sumber: data primer yang diolah

    Tabel 4

    Reliabelitas Data Variabel Penelitian

    No Variabel Signifikansi Cronbach’ Alpha Status

    1 TQM 0,9025 baik

    2 SAM 0,9610 baik

    3 Gaya Kepemimpinan 0,9103 baik

    4 Kinerja Manajerial 0,9000 baik

    5 Kepuasan Kerja 0,9321 baik

    Tabel 5

    Hasil Uji Normalitas Data Penelitian

    No Variabel Signifikansi K-S Status

    1 TQM 0,403 normal

    2 SAM 0,879 normal

    3 Gaya Kepemimpinan 0,978 normal

    4 Kinerja Manajerial 0, 433 normal

    5 Kepuasan Kerja 0, 949 normal

  • 31

    Tabel 6

    Hasil Uji Hipotesis Penelitian

    Regression-TQM, SAM, TQM*SAM-KINERJA (H1) Model Summary

    Model R R Square Adjusted R Square

    Std. Error of the Estimate

    Durbin-Watson

    1 ,560 ,314 ,237 7,658 1,714

    a Predictors: (Constant), TQMSAM, SAM, TQM b Dependent Variable: KINERJA ANOVA

    Model Sum of Squares

    df Mean Square

    F Sig.

    1 Regression 723,336 3 241,112 4,111 ,016

    Residual 1583,438 27 58,646

    Total 2306,774 30

    a Predictors: (Constant), TQMSAM, SAM, TQM b Dependent Variable: KINERJA

    Coefficientsa

    Unstd. Coefficient

    s

    Standardized Coefficients

    t Sig. Collinearity Statistics

    Model B Std. Error Beta Tolerance VIF

    1 (Constant) -55,300 38,241 -1,446 ,160

    TQM 5,170 1,791 2,629 2,887 ,008 ,031 32,619

    SAM ,808 ,296 2,034 2,725 ,011 ,046 21,927

    TQMSAM -3,553E-02 ,014 -3,146 -2,566 ,016 ,017 59,119

    a Dependent Variable: KINERJA

    Partial Regression Plot

    Dependent Variable: KINERJA

    TQMSAM

    3002001000-100-200-300

    KIN

    ER

    JA

    20

    10

    0

    -10

    -20

    -30

  • 32

    Regression-TQM, SAM, TQM*SAM-PUAS (H2) Model Summary

    Model R R Square Adjusted R Square

    Std. Error of the Estimate

    Durbin-Watson

    1 ,420 ,177 ,085 10,639 2,218

    a Predictors: (Constant), TQMSAM, SAM, TQM b Dependent Variable: PUAS ANOVA

    Model Sum of Squares

    df Mean Square

    F Sig.

    1 Regression 656,080 3 218,693 1,932 ,148

    Residual 3055,855 27 113,180

    Total 3711,935 30

    a Predictors: (Constant), TQMSAM, SAM, TQM b Dependent Variable: PUAS

    Coefficients

    Unstandardized

    Coefficients

    Standardized

    Coefficients

    t Sig. Collinearity Statistics

    Model B Std. Error Beta Tolerance VIF

    1 (Constant) -24,278 53,124 -,457 ,651

    TQM 4,963 2,488 1,989 1,995 ,056 ,031 32,619

    SAM ,655 ,412 1,300 1,590 ,123 ,046 21,927

    TQMSAM -3,718E-02 ,019 -2,595 -1,933 ,064 ,017 59,119

    a Dependent Variable: PUAS

    Partial Regression Plot

    Dependent Variable: PUAS

    TQMSAM

    3002001000-100-200-300

    PU

    AS

    20

    10

    0

    -10

    -20

    -30

  • 33

    Regression-TQM, PIMPIN,TQM*GK-KINERJA (H3) Model Summary

    Model R R Square Adjusted R Square

    Std. Error of the Estimate

    Durbin-Watson

    1 ,580 ,336 ,262 7,532 1,710

    a Predictors: (Constant), TQMGK, PIMPIN, TQM b Dependent Variable: KINERJA ANOVA

    Model Sum of Squares

    df Mean Square

    F Sig.

    1 Regression 775,212 3 258,404 4,555 ,010

    Residual 1531,562 27 56,725

    Total 2306,774 30

    a Predictors: (Constant), TQMGK, PIMPIN, TQM b Dependent Variable: KINERJA

    Coefficients

    Unstandardized

    Coefficients

    Standardized

    Coefficients

    t Sig. Collinearity Statistics

    Model B Std. Error Beta Tolerance VIF

    1 (Constant) -114,138 68,480 -1,667 ,107

    TQM 6,891 2,978 3,504 2,314 ,029 ,011 93,259

    PIMPIN 1,823 ,760 2,968 2,399 ,024 ,016 62,217

    TQMGK -7,027E-02 ,033 -4,662 -2,151 ,041 ,005 191,058

    a Dependent Variable: KINERJA

    Partial Regression Plot

    Dependent Variable: KINERJA

    TQMGK

    2001000-100

    KIN

    ER

    JA

    20

    10

    0

    -10

    -20

    -30

    Regression-TQM, PIMPIN, TQM*GK-PUAS (H4)

  • 34

    Model Summary

    Model R R Square Adjusted R Square

    Std. Error of the Estimate

    Durbin-Watson

    1 ,415 ,172 ,080 10,670 1,706

    a Predictors: (Constant), TQMGK, PIMPIN, TQM b Dependent Variable: PUAS ANOVA

    Model Sum of Squares

    df Mean Square

    F Sig.

    1 Regression 637,920 3 212,640 1,868 ,159

    Residual 3074,016 27 113,852

    Total 3711,935 30

    a Predictors: (Constant), TQMGK, PIMPIN, TQM b Dependent Variable: PUAS

    Coefficients

    Unstandardized

    Coefficients

    Standardized

    Coefficients

    t Sig. Collinearity Statistics

    Model B Std. Error Beta Tolerance VIF

    1 (Constant) -150,321 97,018 -1,549 ,133

    TQM 8,948 4,219 3,587 2,121 ,043 ,011 93,259

    PIMPIN 2,401 1,076 3,081 2,230 ,034 ,016 62,217

    TQMGK -9,812E-02 ,046 -5,132 -2,120 ,043 ,005 191,058

    a Dependent Variable: PUAS

    Partial Regression Plot

    Dependent Variable: PUAS

    TQMGK

    2001000-100

    PU

    AS

    20

    10

    0

    -10

    -20

    -30