pengaruh self efficacy beliefs -...

20

Click here to load reader

Upload: nguyenkhanh

Post on 05-Jul-2018

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS - …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1902/1/Artikel... · JURNAL PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS ... motivasi dan monitoring dari orang

JURNAL PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS

TERHADAP PRESTASI AKADEMIK SISWA SMA KELAS XI JURUSAN IPS

Rika Indah Amalia

Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma

ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui apakah terdapat pengaruh Self

efficacy beliefs terhadap prestasi akademik

siswa SMA kelas XI jurusan IPS.

Tingkat intelektual setiap siswa

berbeda-beda. Ada yang lemah dalam suatu

bidang tapi unggul di bidang lain. Untuk

memunculkan potensi unggulan itu

diperlukan suasana dan kondisi keyakinan

diri individu yang nantinya akan

mempengaruhi prestasi akademik siswa.

Subjek penelitian ini adalah siswa –

siswi SMA Budhi Warman I Cililitan –

Jakarta Timur. Subjek dalam penelitian ini

diambil dari siswa – siswi Kelas XI jurusan

IPS yang berusia 15 – 18 tahun dengan

jumlah subjek penelitian 100 orang

responden.

Metode pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah metode skala. Untuk

mengukur self efficacy beliefs digunakan

skala self efficacy beliefs yang berbentuk

skala Likert, yang disusun berdasarkan

komponen-komponen self efficacy beliefs

menurut Bandura (1997), yaitu komponen

magnitude, komponen generality dan

komponen strength. Untuk variabel prestasi

akademik di ambil dari nilai rata-rata raport

selama masa studi yang sudah di tempuh.

Dalam penelitian ini peneliti mengambil nilai

raport semester ganjil.

Hasil penelitian ini diketahui

memiliki validitas antara 0,311 sampai

dengan 0.534. dan nilai reliabilitas sebesar

0.874. dan nilai normalitas pada Kolmogorov

Smirnov sebesar 0,200 (p > 0,05). Nilai

linieritas sebesar 2,750 (p < 0,05) hal ini

berarti hasil penelitian ini tidak linier.

Hasil analisis data (uji hipotesis)

dalam penelitian ini diketahui dengan

menggunakan teknik regresi sederhana

diperoleh nilai 0,027 dengan signifikansi

0,100 (p > 0,05) Hasil tersebut menunjukkan

bahwa hipotesis yang berbunyi “terdapat

pengaruh self efficacy beliefs prestasi

akademik di tolak”. Dengan demikian tidak

terdapat pengaruh self efficacy beliefs

terhadap prestasi akademik.

Hasil tersebut menunjukkan adanya

perbedaan tingkat Adversity Quotient yang

signifikan antara orang tua tunggal wanita

dengan strategi problem-focused coping dan

orang tua tunggal wanita dengan strategi

emotion-focused coping.

Kata kunci: Self Efficacy Beliefs, Prestasi Akademik, SMA

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berlangsung seumur

hidup manusia, maka sampai masa dewasa

pun pendidikan seseorang belum berakhir.

Page 2: PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS - …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1902/1/Artikel... · JURNAL PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS ... motivasi dan monitoring dari orang

Baru habis usaha itu kalau manusia yang

bersangkutan telah dijemput utusan

penciptanya.

Pada era globalisasi dituntut sumber

daya manusia yang berkualitas, maka saat

ini pendidikan sangatlah penting. Oleh

karena itu banyak orang-orang yang ingin

menuntut ilmu sampai setinggi-tingginya.

Dewasa ini bangsa Indonesia sedang

menghadapi era globalisasi dan

perdagangan bebas. Sehingga untuk

menghadapinya bangsa Indonesia

membutuhkan penerus bangsa yang

berkualitas dan unggul. Sumber daya

manusia yang unggul hanya dapat

diciptakan melalui pendidikan yang

berkualitas.

Pendidikan di Indonesia mutunya

masih rendah dibandingkan dengan Negara-

negara lainnya yang berada di Asia. Apabila

dibandingkan dengan Jepang mutu

pendidikan di tanah air masih kalah jauh.

Seiring dengan itu, tokoh

cendikiawan muslim, Nurcholis Madjid

mengakui bahwa, di Amerika, Jepang dan

negara-negara lain baik di Asia dan Eropa,

perkembangan pendidikan hampir merata.

Sebab, anggaran yang dialokasikan ke

pendidikan besar dan berjalan lancar. Tentu

saja, pendapat ini tidak begitu saja

dilontarkan. Menurutnya, paling tidak 65%

penduduk Indonesia berpendidikan SD,

bahkan tidak tamat. Selain itu kualitas

pendidikan di negara ini juga dinilai masih

rendah bila dibandingkan dengan negara

lain. Tak heran jika Indonesia hanya

menempati urutan 102 dari 107 negara di

dunia dan urutan 41 dari 47 negara di Asia.

Rendahnya mutu pendidikan di

Indonesia mengundang perhatian Dien

Novita, siswi Sekolah Menengah Umum

(SMU) Negeri 3 Madiun. Dia lalu mereka-

reka penyebabnya, terutama pada

menurunnya minat belajar siswa. Dien

menduga, itu terjadi karena kurangnya

motivasi dan monitoring dari orang tua

terhadap aktivitas keseharian anaknya,

disamping belum adanya kesadaran dan

keyakinan dari masing-masing siswa

mengenai perkembangan yang terjadi pada

dirinya.

Berangkat dari dugaan itu, Dien lalu

melakukan penelitian. Dia mencoba mencari

pengaruh minat terhadap prestasi siswa

dalam pelaksanaan metode belajar quantum

learning di sekolahnya. Melalui penelitian

itu, Dien menduga metode pembelajaran itu

mampu meningkatkan minat siswa untuk

berprestasi. Metode ini, seperti diketahui,

menekankan pada prinsip kebebasan

berekspresi yang bertanggug jawab itu

mampu Dien mengumpulkan bahan

penelitiannya melalui wawancara dengan

siswa kelas 1 dan kelas 2. Dia mengambil

sampel enam orang dengan tingkat

keberhasilan prestasi yang berbeda. Setiap

jenjang kelas, diambil satu siswa berprestasi

tinggi, satu berprestasi sedang, dan seorang

lainnya berprestasi kurang. Dia juga

mewawancarai empat guru bidang studi dan

seorang wakil kepala sekolah.

Page 3: PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS - …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1902/1/Artikel... · JURNAL PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS ... motivasi dan monitoring dari orang

Tak hanya wawancara, dia pun

melakukan pengamatan dan pencatatan

terhadap gejala-gejala yang sedang

dijadikan sasaran pengamatan.

Pengamatan dilakukan mengenai proses

belajar mengajar di kelas, keatifan, dan

kegiatannya. Selain itu, dia juga mencari

data mengenai siswa-siswa yang terlibat

dalam kegiatan ekstra kurikuler sekolah dan

prestasi siswa mengikuti kegiatan quantum

learning. Hal yang sama dilakukan terhadap

beberapa siswa yang pasif dalam kegiatan

sekolah.

Dari penelitian ini diketahui, siswa

dengan kemampuan dan keyakinan diri

yang lebih, mampu mengatasi kejenuhan

dengan sekejap dan cara yang relevan.

Sedangkan siswa dengan kemampuan

sedang dan memiliki keyakinan yang

kurang, lebih cenderung tidak memaksakan

diri dan lebih santai.

Siswa berkemampuan lebih dan

yang mempunyai keyakinan yang tinggi

sangat memperhatikan keseimbangan antara

belajar, istirahat, dan beraktivitas. Mereka

tidak hanya membuat jadwal, tapi juga lebih

banyak memperhitungkan waktu dan

manfaatnya. Siswa dengan kemampuan

sedang dan memiliki keyakinan diri yang

kurang rata-rata belajar sesuai dengan mood

sehingga tidak efisien (Republika online,

2007).

Pendidikan pada dasarnya

merupakan interaksi antara pendidik dengan

peserta didik, untuk mencapai tujuan

pendidikan, yang berlangsung dalam

lingkungan tertentu. Interaksi ini disebut

interaksi pendidikan, yaitu saling

mempengaruhi antar pendidik dan peserta

didik.

Tingkat intelektual setiap siswa

kondisinya berbeda-beda. Ada yang lemah

dalam suatu bidang, tapi unggul dalam

bidang lain. Untuk memunculkan potensi

unggulan itu diperlukan suasana belajar dan

kondisi keyakinan diri individu itu sendiri

yang nantinya akan mempengaruhi prestasi

akademik siswa tersebut.

Menurut Winkel (1996) prestasi

akademik adalah proses belajar yang

dialami siswa untuk menghasilkan

perubahan dalam bidang pengetahuan,

pemahaman, penerapan, daya analisis, dan

evaluasi.

Menurut Soemanto, dkk (1988)

terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi akademik yaitu faktor internal dan

faktor eksternal. Secara faktor internal yaitu:

(a) kematangan, (b) faktor usia kronologis,

(c) faktor perbedaan jenis kelamin, (d)

pengalaman sebelumnya, (e) kapasitas

mental, (f) kondisi kesehatan jasmani, (g)

kondisi kesehatan rohani, (h) tipe

kepribadian, dan (i) motivasi.

Sedangkan faktor eksternal prestasi

akademik di pengaruhi oleh: (a) lingkungan

keluarga, (b) lingkungan sekolah, dan (c)

faktor situasional.

Suryabrata(1993) menjelaskan

bahwa prestasi akademik adalah hasil

evaluasi dari suatu proses yang biasanya

dinyatakan dalam bentuk kuantitatif (angka)

Page 4: PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS - …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1902/1/Artikel... · JURNAL PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS ... motivasi dan monitoring dari orang

yang khusus dipersiapkan untuk proses

evaluasi, misalnya rapor.

Prestasi akademik yang ingin

dikemukakan dalam penelitian ini akan

dilihat berdasarkan jumlah nilai rapor yang

diperoleh dari rata-rata nilai setiap mata

pelajaran. Penentuan tinggi rendahnya

prestasi akademik siswa dapat ditentukan

setelah membandingkan jumlah nilai dari

semua siswa di kelas yang dijadikan subjek

penelitian.

Prestasi akademik yang ingin

peneliti teliti dari para siswa yang

berhubungan dengan bagaimana siswa

tersebut mempunyai kepercayaan diri atas

kemampuannya untuk menentukan

danmelaksanankan berbagai macam tugas

serta bisa menampilkan performa perilaku

untuk menyelesaikan tugas tertentu dengan

baik dan efektif kepercayaan dirinya,

kemampuan dirinya tersebut disebut dengan

Self efficacy beliefs.

Self efficacy beliefs adalah

kepercayaan akan kemampuan diri yang

dimiliki individu untuk menentukan dan

melaksanakan berbagai tindakan yang

diperlukan untuk menghasilkan suatu

pencapaian (Bandura, 1997).

Sedangkan menurut Coetzee &

Cilliers (2001) menyatakan self-efficacy

beliefs sebagai keyakinan individu untuk

bisa menampilkan perilaku performa yang

efektif sehingga bisa menyelesaikan tugas

tertentu dengan baik.

Fungsi dari self efficacy beliefs

menurut Hjelle & Ziegler ada lima fungsi

yaitu: (pertama) menentukan pilihan tingkah

laku, (kedua) menentukan seberapa besar

usaha dan ketekunan yang dilakukan,

(ketiga) mempengaruhi pola pikir dan reaksi

emosional, (keempat) meramalkan tingkah

laku selanjutnya, dan (kelima) menunjukkan

kinerja selanjutnya.

Selain itu terdapat pula faktor-faktor

yang mempengaruhi self efficacy beliefs.

Menurut Bandura (1997) menjelaskan

bahwa self efficacy beliefs dapat

ditumbuhkan dan dipelajari berdasarkan

lima sumber informasi yaitu: (a)

performance accomplishment, (b) vocarious

experiences, (c) verbal persuasion, (d)

emotional aurosal, dan (e) physical or

affective status.

Selain itu menurut Bandura self

efficacy beliefs mempunyai tiga komponen.

ketiga komponen tersebut adalah: (a)

komponen magnitude, yaitu komponen yang

berhubungan dengan tingkat kesulitan

tugas. Yang disesuaikan dengan batas

kemampuan yang dirasakan untuk

memenuhi tuntutan perilaku yang

dibutuhkan bagi masing-masing tingkat.

Orang yang memiliki self efficacy beliefs

yang tinggi cenderung akan memilih

mengerjakan tugas-tugas yang sifatnya sulit

dibandingkan yang sifatnya mudah, (b)

komponen generality, yaitu komponen yang

menjelaskan tentang keyakinan individu

untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu

dengan tuntas dan baik, (c) komponen

strength, komponen ini berhubungan

dengan derajat kemantapan individu

terhadap keyakinannya.

Bentuk pendekatan yang dilakukan

Page 5: PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS - …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1902/1/Artikel... · JURNAL PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS ... motivasi dan monitoring dari orang

siswa untuk memahami dan melaksanakan

tugas akan mempengaruhi hasil belajarnya,

sebab bentuk pendekatan yang dipilih

dipengaruhi oleh tingkah laku terhadap

dirinya sendiri dan lingkungannya. Dalam

hal tingkah laku terhadap dirinya sendiri

individu akan memilih menyelesaikan tugas-

tugas tertentu dengan tuntas dan baik

disesuaikan dengan kemampuan yang

dimilikinya. Lingkungan belajar yang

menyenangkan, tidak mengancam, memberi

semangat, dan sikap optimisme bagi siswa

dalam belajar, cenderung akan mendorong

seseorang untuk belajar. Hal ini berarti sel

efficacy beliefs mempunyai peranan dalam

menentukan kualitas dan kuantitas belajar

siswa.

Dari uraian di atas, maka peneliti

ingin meneliti apakah terdapat pengaruh self

efficacy beliefs terhadap prestasi akademik

siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Budhi

Warman I kelas XI jurusan IPS Jakarta -

Timur?

B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk

menguji apakah terdapat pengaruh self

efficacy beliefs terhadap prestasi akademik

siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Budhi

Warman I kelas XI jurusan IPS Jakarta -

Timur?

C. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi

masukan untuk merekomondasikan

pentingnya self efficacy beliefs sebagai

salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi prestasi akademik siswa

Sekolah Menengah Atas (SMA) SMUN

99 kelas XI jurusan IPS Jakarta – Timur.

2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diketahui memiliki

validitas korelasi total item antara

0,311 sampai dengan 0,534. Dan

nilai reliabilitas sebesar 0, 874. Dan

nilai normalitas pada Kolmogorov

Smirnov sebesar 0, 200 (p > 0,05).

Hasil analisis data (uji hipotesis)

dalam penelitian ini diketahui dengan

menggunakan teknik regresi

sederhana diperoleh nilai 0,027

dengan signifikansi 0,100 (p > 0,05)

hal ini berarti tidak terdapat pengaruh

self efficacy beliefs terhadap prestasi

akademik. Hasil penelitian ini di

harapkan dapat memperkaya

khasanah ilmu pengetahuan,

khususnya di bidang Psikologi

pendidikan serta dapat dipergunakan

sebagai pedoman dalam melakukan

penelitian secara lebih lanjut,

terutama dengan mengkaji variabel-

variabel lain yang berkaitan dengan

self efficacy beliefs dan prestasi

akademik.

TINJAUAN PUSTAKA A. Self Efficacy Beliefs 1. Pengertian Self Efficacy Beliefs

Menurut Bandura (1997), self

efficacy beliefs adalah keyakinan seseorang

terhadap kemampuan yang dimilikinya untuk

menentukan dan melaksanakan berbagai

tindakan yang diperlukan untuk

Page 6: PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS - …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1902/1/Artikel... · JURNAL PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS ... motivasi dan monitoring dari orang

menghasilkan suatu pencapaian.

Pajares (1997), self efficacy beliefs

adalah penilaian seseorang terhadap

kemampuan diri untuk mengorganisasikan

dan melaksanakan langkah-langkah yang

terarah untuk mencapai suatu tujuan.

Coetzee & Cilliers (2001)

menyatakan self efficacy beliefs sebagai

keyakinan individu untuk bisa menampilkan

perilaku dengan performa yang efektif

sehingga bisa menyelesaikan tugas tertentu

dengan baik.

Norwich (dalam Azwar, 1996)

mendefinisikan self efficacy beliefs sebagai

keyakinan diri yang merupakan salah satu

faktor personal yang menjadi perantara

interaksi antara faktor perilaku dan faktor

lingkungan. Tingginya keyakinan diri yang

dipersepsikan akan memotivasi individu

secara kognitif untuk bertindak lebih terarah,

terutama apabila tujuan yang hendak

dicapai merupakan tujuan yang jelas.

Berdasarkan definisi diatas dapat

disimpulkan bahwa self efficacy beliefs

adalah keyakinan seseorang terhadap

kemampuan yang dimilikinya untuk

mengorganisasikan dan bisa menampilkan

perilaku performa yang efektif sehingga bisa

menyelesaikan tugas tertentu dengan baik

serta merupakan salah satu faktor personal

yang menjadi perantara antara faktor

perilaku dan faktor lingkungan.

2. Fungsi Self Efficacy Belief Menurut Hjelle & Ziegler (1992), self

efficacy memiliki lima macam fungsi, yaitu:

a. Menentukan pilihan tingkah laku

Seseorang akan cenderung memilih

tugas yang diyakininya mampu

untuk diselesaikan dengan baik dan

akan menghindari suatu tugas yang

dianggap sulit dilaksanakan dengan

baik.

Lebih lanjut juga disebutkan bahwa

dalam pemilihan aktivitas, individu

cenderung menghindari tugas-tugas

dan situasi yang diyakini melebihi

kemampuan dirinya dan cenderung

melakukan tugas yang berada

dalam jangkauannya.

b. Menentukan seberapa besar

usaha dan ketekunan yang

dilakukan.

Self efficacy beliefs menentukan

seberapa besar usaha yang dapat

dilakukan seseorang dan berapa

lama dirinya bertahan dalam

menghadapi kesulitan. Self efficacy

beliefs yang dimiliki individu juga

akan menentukan pembentukan

komitmen individu dalam

pencapaian tujuan dari hal-hal yang

dilakukannya (Smither, 1994).

c. Mempengaruhi pola pikir dan

reaksi emosional

Penilaian mengenai kemampuan

seseorang juga memiliki pengaruh

terhadap pola pikir dan reaksi

emosionalnya. Individu dengan self

efficacy beliefs rendah akan menilai

dirinya tidak mampu mengerjakan

tugas dan menghadapi tuntutan

lingkungan. Mereka juga cenderung

lebih memikirkan kekurangan

dirinya daripada berusaha

Page 7: PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS - …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1902/1/Artikel... · JURNAL PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS ... motivasi dan monitoring dari orang

memperbaikinya. Hal yang

sebaliknya justru terjadi pada

individu dengan self efficacy tinggi.

d. Meramalkan tingkah laku

selanjutnya

Individu dengan self efficacy beliefs

yang tinggi akan berbeda dengan

individu dengan self efficacy beliefs

yang rendah dalam bertindak dan

berperasaan.

e. Menunjukkan kineja selanjutnya

Self efficacy beliefs dapat

berpengaruh terhadap kinerja yang

akan dilakukan seseorang.

Penguasaan materi yang

menghasilkan kesuksesan dapat

membangun self efficacy beliefs

seseorang. Di lain pihak, kegagalan

yang tercipa justru dapat

menurunkan self-efficacy beliefs

(Bandura, 1995).

Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa self-efficacy beliefs

memiliki fungsi-fungsi untuk menentukan

pilihan tingkah laku guna memilih tugas

yang diyakininya dapat dikerjakan dengan

baik dan menghindari tugas yang sulit,

menentukan seberapa besar usaha dan

ketekunan yang diperlukan untuk

menyelesaikan tugas tersebut,

mempengaruhi pola pikir dan reaksi

emosional terhadap mampu atau tidaknya

individu dalam menyelesaikan tugas,

meramalkan tingkah laku selanjutnya, serta

menunjukkan kinerja selanjutnya di mana

kesuksesan akan mampu berpengaruh

positif terhadap self-efficacy beliefs yang

dimiliki.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Self-Efficacy Beliefs

Bandura (1997) menjelaskan bahwa

self-efficacy beliefs dapat ditumbuhkan dan

dipelajari berdasarkan lima sumber

informasi, yaitu:

a. Perfomance Accomplishment

Performance accomplishment

merupakan sumber pengharapan

yang utama karena didasarkan

pada pengalaman individu ketika

berhasil mengerjakan suatu hal

dengan baik. Bandura (1986)

menyebutkan hal ini dengan nama

lain, yaitu enactive attaintment atau

sumber informasi yang paling

berpengaruh karena memiliki dasar

pada keberhasilan pengalaman

pribadi dalam menyelesaikan sutau

tugas dengan baik. Keberhasilan

akan menumbuhkan pengharapan

dan kegagalan yang terjadi

berulangkali melemahkan

pengharapan.

Bandura (1986) menyebutkan hal ini

sebagai mastery experience di

mana keberhasilan sebelumnya

dimasa lalu akan mempengaruhi

keberhasilan dan pengerjaan tugas-

tugas berikutnya.

b. Vicorious Experiences

Vicariousexperiences adalah

pengalaman yang didapat ketika

individu melihat orang lain berhasil

menyelesaikan suatu tugas dengan

Page 8: PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS - …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1902/1/Artikel... · JURNAL PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS ... motivasi dan monitoring dari orang

baik. Pengharapan dapat tumbuh

pada diri individu yang memiliki

posisi sebagai pengamat pada saat

dirinya menyaksikan orang lain

mampu melakukan aktivitas dalam

situasi yang tertekan tanpa akibat

yang merugikan. Pengamatan ini

akan menumbuhkan keyakinan

bahwa suatu saat dirinya akan

mampu dan juga berhasil jika

berusaha secara intensif dan tekun.

Kemudian akan timbul sugesti

bahwa jika orang lain dapat

melakukan dengan baik maka

dirinya juga akan mampu atau

paling tidak ada sedikit perbaikan

dan peningkatan yang dapat

dilakukan dalam kinerjanya.

c. Verbal Persuasion

Menurut Bandura (1995), verbal

persuasion ini digunakan untuk

meyakinkan seseorang bahwa

dirinya memiliki kemampuan.

Individu yang dapat diyakinkan

secara verbal oleh lingkungannya

akan mengeluarkan usaha yang

besar dibandingkan jika dirinya

memiliki keraguan akan

kemampuan yang dimilikinya.

Bandura (1986) kembali

menekankan hal tersebut dengan

mengatakan bahwa individu yang

diarahkan dengan saran, nasihat

dan bimbingan dapat meningkatkan

kapasitasnya tentang kemampuan-

kemampuan yang dimilikinya

sehingga individu tersebut

mencapai tujuan yang diinginkan.

d. Emotional Arousal

Emotional aurosal adalah muncul

dan naiknya emosi seseorang ketika

individu berada dalam situasi yang

tertekan. Saat berada dalam situasi

yang tertekan, kondisi emosional

dapat mempengaruhi pengharapan

individu. Rasa takut dan cemas

mengalami kegagalan membuat

individu mnjadi tidak yakin dalam

menghadapi tugas-tugas berikutnya

(Bandura, 1986).

Dalam beberapa hal, individu

menyandarkan dirinya pada gejolak

fisiologis dalam menilai kecemasan

dan kepekaannya terhadap stres.

Gejolak yang berlebihan biasanya

akan melumpuhkan kinerja. Individu

jelas berharap akan lebih berhasil

jika mengalami gejolak fisiologis

ringan daripada haris menderita

tekanan, goncangan dan

kegelisahan yang mendalam.

e. Physical or Affective Status

Stres dan kecemasan memiliki

akibat negatif terhadap self-efficacy.

Jika individu tidak sedang

mengalami gejolak perasaan maka

dirinya akan mampu berpikir relative

tenang, jernih dan terarah. Hal ini

berguna agar dapat melihat apakah

tujuan yang akan dicapai sulit,

sedang atau mudah. Pada akhirnya

self-efficacy yang akan muncul akan

lebih sesuai dengan kenyataan

yang sedang dihadapi oleh individu

Page 9: PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS - …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1902/1/Artikel... · JURNAL PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS ... motivasi dan monitoring dari orang

yang bersangkutan.

Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi self-

efficacy beliefs antara lain adalah

performance accomplishment atau sumber

pengharapan yang muncul ketika individu

berhasil menyelesaikan suatu hal dengan

baik, vicarious experiences atau pengalaman

yang didapat ketika individu melihat orang

lain berhasil meyelesaikan suatu tugas

dengan baik, verbal persuasion atau

dukungan verbal kepada individu agar dapat

menyelesaikan tugas dengan baik, emotional

aurosal atau gejolak fisiologis ketika individu

berada dalam situasi tertekan, dan physical

or affective status atau kondisi fisik dan

afeksi yang dirasakan oleh individu.

4. Komponen Self-Efficacy Beliefs

Bandura (1997) memaparkan bahwa

self-efficacy beliefs pada individu terdiri

dari tiga komponen. Ketiga komponen

tersebut adalah:

a. Komponen Magnitude

Dimensi ini adalah dimensi yang

berhubungan dengan tingkat

kesulitan tugas. Jika seseorang

diharapkan pada tugas-tugas yang

disusun menurut tingkat kesulitan

yang ada maka pengharapannya

akan jatuh pada tugas-tugas yang

sifatnya mudah, sedang dan sulit.

Hal ini akan disesuaikan dengan

batas kemampuan yang dirasakan

untuk memenuhi tuntutan perilaku

yang dibutuhkan bagi masing-

masing tingkat. Orang yang memiliki

self-efficacy beliefs tinggi cenderung

akan memilih mengerjakan tugas-

tugas yang sifatnya sulit

dibandingkan yang sifatnya mudah.

b. Komponen Generality

Generality menjelaskan keyakinan

individu untuk menyelesaikan tugas-

tugas tertentu dengan tuntas dan

baik. Di sini setiap individu memiliki

keyakinan yang berbeda-beda

sesuai dengan tugas-tugas yang

berbeda pula. Ruang lingkup tugas-

tugas yang dilakukan bisa berbeda

dan tergantung dari persamaan

derajat aktivitas, kemampuan yang

diekspresikan dalam hal tingkah

laku, pemikiran dan emosi, kualitas

dari situasi yang ditampilkan dan

sifat individu dalam tingkah laku

secara langsung ketika

menyelesaikan tugas.

Kemampuan individu dalam

menyelesaikan tugas akan

mempengaruhi self-efficacy beliefs

yang dimiliki. Semakin tinggi

kemampuan yang dimiliki maka

akan semakin tinggi self-efficacy

beliefs yang ada, begitu pula

sebaliknya. Hal ini bisa terjadi

karena semakin tinggi kemampuan

yang dimiliki maka keyakinan untuk

menyelesaikan tugas denanga baik

dan tuntas juga semakin tinggi.

c. Komponen Strength

Komponen ini berhubungan dengan

derajat kemantapan individu

terhadap keyakinannya. Seseorang

Page 10: PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS - …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1902/1/Artikel... · JURNAL PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS ... motivasi dan monitoring dari orang

dengan self-efficacy beliefs yang

tinggi sangat yakin dengan

kemampuan dirinya. Mereka tidak

pernah frustasi dalam menghadapi

masalah yang sulit dan lebih

mampu menyelesaikan masalah

dengan berbagai macam rintangan.

Sebaliknya, seseorang dengan

tingkatan self-efficacy beliefs yang

rendah merasa bahwa dirinya

memiliki kemampuan yang lemah

dan akan mudah terguncang

apabila menghadapi rintangan

dalam melakukan tugasnya.

Komponen ini juga

berkaitan langsung dengan

komponen magnitude di mana

semakin tinggi taraf kesulitan tugas

yang dihadapi maka akan semakin

tinggi keyakinan yang dirasakan

untuk menyelesaikannya.

Dengan demikian maka

dapat disimpulkan bahwa self-

efficacy beliefs memiliki tiga

komponen. Ketiga komponen itu

adalah komponen magnitude atau

komponen yang berkaitan dengan

kesulitan tugas di mana individu

akan memilih tugas berdasarkan

tingkat kesulitannya, komponen

generality atau keyakinan individu

untuk menyelesaikan tugas-tugas

tertentu dengan tuntas dan baik di

mana tugas-tugas tersebut beragam

dengan individu lainnya, dan

komponen strength atau komponen

yang berkaitan dengan sejauh mana

individu yakin dapat meyelesaikan

tugas dengan sebaik-baiknya.

5. Cara Meningkatkan Self-Efficacy

Beliefs Santrock (1999) menyebutkan

empat cara meningkatkan self-efficacy yang

dimiliki. Keempat cara tersebut adalah:

a. Memilih satu tujuan yang

diharapkan dapat dicapai di mana

tujuan yang dipilih tentu saja yang

sifatnya realistis untuk dicapai.

b. Memisahkan pengalaman masa lalu

dengan rencana yang sedang

dilakukan. Hal ini penting untuk

dilakukan agar pengaruh kegagalan

masa lalu tidak tercampur baur

dengan rencana yang sedang

dilakukan.

c. Tetap berusaha mempertahankan

prestasi yang baik dengan cara

berusaha tetap fokus dengan

keberhasilan yang telah dicapai.

d. Membuat daftar urutan situasi atau

kegiatan yang diharapkan dapat

diatasi atau dapat dilakukan mulai

dari yang paling mudah sampai ke

yang paling sulit. Hal ini penting

untuk mengingkatkan self-efficacy

secara bertahap dalam pengerjaan

hal-hal yang sulit.

Berdasarkan keterangan di

atas maka dapat disimpulkan bahwa

empat cara yang dilakukan agar

individu dapat meningkatkan self-

efficacy beliefs yang dimiliki adalah

(1) memilih satu tujuan yang secara

Page 11: PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS - …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1902/1/Artikel... · JURNAL PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS ... motivasi dan monitoring dari orang

realistis dapat dicapai, (2)

memisahkan pengalamn masa lalu

dengan rencana yang sedang

dilakukan, (3) tetap focus

mempertahan prestasi, dan (4)

membuat daftar kegiatan dan

mengerjakan sesuatu berdasarkan

tingkatan kesulitan tugas.

B. Prestasi Akademik

1. Pengertian Prestasi Akademik Chaplin (2001) mengatakan

prestasi akademik dalam bidang

pendidikan akademik, merupakan

satu tingkat khusus perolehan atau

hasil keahlian karya akademik yang

dinilai oleh guru-guru, lewat tes

yang dibakukan, atau lewat

kombinasi kedua hal tersebut.

Prestasi akademik menurut

Suryabrata (1993) disebut juga

penilian hasil pendidikan yaitu

mengetahui sejauh mana kemajuan

anak didik setelah ia belajar dan

berlatih dengan sengaja.

Menurut Bloom (dalam

Winkel, 1996) prestasi akademik

adalah proses belajar yang dialami

siswa untuk menghasilkan

perubahan dalam bidang

pengetahuan, pemahaman,

penerapan, daya analisis, dan

evaluasi.

Suryabrata (1993)

menjelaskan bahwa prestasi

akademik adalah hasil belajar

evaluasi dari suatu proses yang

biasanya dinyatakan dalam bentuk

kuantitatif (angka) yang khusus

dipersiapkan untuk proses evaluasi,

misalnya rapor.

Selain itu juga terdapat

penilaian bentuk angka-angka pada

anak sekolah atau siswa mulai

rentang 1 (buruk sekali) sampai 10

(sangat istimeiwa). Dengan

demikian hasil tes prestasi

akademiki seorang siswa di sekolah

dapat dilihat dari hasil tes, evaluasi,

maupun ujian dalam bentuk angka-

angka (Suryabrata, 1993).

Prestasi akademik yang ingin

dikemukakan dalam penelitian ini

akan dilihat berdasarkan jumlah

rapor yang diperoleh rata-rata nilai

setiap mata pelajaran. Penentuan

tinggi rendahnya prestasi akademik

siswa dapat ditentukan setelah

membandingkan jumlah nilai dari

semua siswa di kelas yang dijadikan

subjek penelitian.

Dari definisi diatas tampak

keterkaitan dan persamaan

mengenai prestasi akademik,

dimana dikatakan bahwa prestasi

akademik merupakan hasil penilaian

atau evaluasi hasil belajar yang

dinyatakan dalam buku rapor.

Dengan demikian peneliti

menyimpulkan bahwa prestasi

akademik adalah hasil evaluasi

dalam bidang akademik yang dinilai

oleh guru atau pengajar dan

Page 12: PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS - …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1902/1/Artikel... · JURNAL PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS ... motivasi dan monitoring dari orang

dinyatakan dalam bentuk angka

serta dicantumkan dalam buku

rapor.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik

Setiap siswa disekolah dapat

menunjukkan prestasi akademik

yang berbeda dengan siswa

lainnya. Hal ini dapat disebabkan

adanya faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi akademik.

Menurut Soemanto dkk., (1998)

faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi akademik secara garis

besar dapat dibagi menjadi:

a. Faktor Internal, terbagi atas:

1) Kematangan

Kematangan dicapai individu

dari proses pertumbuhan

fisiologisnya. Kematangan

terjadi akibat adanya

perubahan kuantitatif

didalam struktur jasmani

disertai dengan perubahan

kualitatif terhadap struktur

tersebut.

2) Faktor Usia Kronologis

Pertambahan dalam hal usia

selalu bersamaan dengan

proses pertumbuhan dan

perkembangan. Semakin tua

usia individu semakin

meningkat pula kematangan

berbagai fungsi fisiologisnya.

Usia kronologis merupakan

faktor penentu dari pada

tingkat kemampaun belajar

individu.

3) Faktor Perbedaan Jenis Kelamin

Hingga saat ini belum ada petunjuk

yang menguatkan tentang adanya

perbedaan prestasi, kemampuan,

sikap-sikap, minat, tempramen,

bakat, dan pola-pola tingkah laku

sebagai akibat dari perbedaan jenis

kelamin. Mungkin yang dapat

membedakan pria dan wanita dalam

hal peranan dan perhatian terhadap

suatu pekerjaan dan ini pun sebagai

akibat dari pengaruh kultural.

4) Pengalaman Sebelumnya

Lingkungan mempengaruhi

perkembangan individu karena

lingkungan banyak memberikan

pengalaman-pengalaman pada

individu.

5) Kapasitas Mental

Dalam tahap perkembangan tertentu,

individu mempunyai kapasitas-

kapasitas mental yang berkembang

akibat dari pertumbuhan dan

perkembangan fungsi fisiologis pada

sistem syaraf dan jaringan otak.

Kapasitas adalah potensi untuk

mempelajari serta mengembangkan

berbagai keterampilan akibat dari

hereditas dan lingkungan,

berkembanglah kapasitas individu

yang berupa intelegensi. Latar

belakang hereditas dan lingkungan

masing-masing bervariasi,

intelegensi seseorang ikut

menentukan prestasi akademik

seseorang.

Page 13: PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS - …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1902/1/Artikel... · JURNAL PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS ... motivasi dan monitoring dari orang

6) Kondisi Kesehatan Jasmani

Orang yang belajar,

membutuhkan kondisi badan

yang sehat. Orang yang

badannya sakit akibat dari

penyakit tertentu serta

kelelahan tidak akan dapat

belajar dengan efektif. Cacat

fisik juga dapat menggangu

proses belajar.

7) Kondisi Kesehatan Rohani

Gangguan serta cacat mental

pada seseorang sangat

mengganggu proses belajar

orang yang bersangkutan.

Bagaimana orang dapat

belajar dengan baik apabila ia

sakit ingatan, sedih ataupun

putus asa.

8) Tipe Kepribadian

Ciri kepribadian yang sering

diteliti dalam hubungannya

dengan keberhasilan

akademis salah satunya

adalah ektrovert dan introvert.

9) Motivasi

Motivasi yang berhubungan

dengan kebutuhan, motif, dan

tujuan, sangat mempengaruhi

kegiatan dan hasil belajar.

Motivasi adalah penting

dalam proses belajar, karena

motivasi menggerakkan

organisme, mengarahkan

tindakan, serta memilih tujuan

belajar yang dirasakan paling

berguna bagi kehidupan.

b. Faktor Eksternal, terbagi atas:

1) Lingkungan Keluarga

Keluarga adalah lembaga yang

pertama dan utama. Keluarga

mempunyai peranan penting di

dalam pendidikan siswa. Yang

termasuk dalam faktor

keluarga adalah hubungan

antara orangtua-anak, suasana

keluarga dan keadaan

ekonomi keluarga.

2) Lingkungan Sekolah

Guru merupakan orang yang

memegang peranan penting

dalam menentukan

keberhasilan kegiatan belajar

mengajar dan tercapainya

dengan tujuan pendidikan.

Guru dapat berfungsi

membangkitkan motivasi

belajar siswa seperti ucapan

maupun tindakan guru dapat

mempengaruhi sikap dan

motivasi siswa dalam belajar.

3) Faktor Situasional

Yang termasuk faktor

situasional adalah keadaan

yang timbul dan berpengaruh

terhadap pelaksanaan proses

belajar-mengajar, namun tidak

menjadi tanggung jawab

langsung dari staf pendidikan

maupun siswa.

3. Indikator Prestasi Akademik Menurut Syah (dalam Azwar,

Page 14: PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS - …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1902/1/Artikel... · JURNAL PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS ... motivasi dan monitoring dari orang

2005) pengungkapan hasil belajar

ideal meliputi ranah psikologis yang

berubah sebagai akibat pengalaman

dan proses belajar siswa. Untuk

memperoleh ukuran dan data hasil

belajar siswa adalah dengan

mengetahui garis-garis besar

indikator (petunjuk adanya prestasi

tertentu) dikaitkan dengan jenis

prestasi yang hendak di ukur.

Taksonomi tujuan pendidikan

kawasan kognitif ini paling penting

dan berguna dalam prestasi

akademik, karena kawasan lainnya,

yaitu afektif dan psikomotor

biasanya diungkap dengan jenis tes

lain (Azwar, 2005). Rapor

merupakan salah satu hasil tes

prestasi. Dalam rapor tersebut

terdapat berbagai macam mata

pelajaran, di mana dalam

pengungkapan tes prestasi dari

masing-masing mata pelajaran

disusun menggunakan taksonomi

tujuan pendidikan dari Bloom.

4. Pengukuran Prestasi Akademik Berdasarkan Undang-undang

No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional dan Surat

Edaran Dikmenti DKI Jakarta Nomor

1665/SE/2004 tanggal 2 Juli 2004

Tentang Pelaksanaan Kurikulum

2004 (Kurikulum Berbasis

Kompetensi) Seluruh Sekolah

Menengah Atas Negeri dan Swasta

di DKI Jakarta mulai tahun ajaran

2004/2005 memutuskan dalam

Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis

Kompetensi) Depatemen

Pendidikan Nasional Nomor

506/C/Kep/PP/2004 mempunyai

standar nilai akademik 60% dalam

setiap mata pelajaran. Siswa

dikatakan naik kelas bila siswa telah

memperoleh nilai standar

ketuntasan belajar minimal yaitu

60% dalam setiap mata pelajaran.

Dalam rapor tersebut terdapat

berbagai macam mata pelajaran, di

mana dalam pengungkapan tes

prestasi dari masing-masing mata

pelajaran menggunakan taksonomi

tujuan pendidikan dari Bloom.

Pengukuran prestasi

akademik biasanya dilakukan

dengan tes ulangan harian, di mana

tes ini meliputi sebagian dari bahan

pelajaran yang telah selesai

diajarkan. Kemudian tes ulangan

pada akhir semester, di mana tes ini

meliputi bahan pelajaran selama

satu semester. Nilai yang diperoleh

dalam kedua tes tersebut sangat

mempengaruhi nilai dalam buku

rapor (Winkel, 1983).

Suryabrata (1993)

mengemukakan bahwa rapor

sebagai perumusan terakhir sesaat

dari pada penilaian hasil-hasil

pendidikan. maksud penilaian

pendidikan itu ialah untuk

mengetahui (dengan alasan yang

bermacam-macam) pada waktu

Page 15: PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS - …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1902/1/Artikel... · JURNAL PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS ... motivasi dan monitoring dari orang

dilakukan penelitian sudah sejauh

manakah kemajuan anak didik.

Menurut Winkel (1996)

pelaporan hasil penilaian atau

evaluasi belajar dapat dilakukan

dengan dua cara, yaitu dengan

mengembalikan tes hasil belajar

setelah diperiksa serta diberi nilai

atau mencantumkan nilai untuk

suatu bidang studi dalam buku

rapor.

Rapor itu sendiri merupakan

perumusan terakhir yang diberikan

oleh guru mengenai kemajuan atau

hasil belajar setelah diperiksa serta

dinilai dan mencantumkan nilai

untuk suatu bidang studi dalam

buku rapor.

Pada sekolah yang dijadikan

tempat pengambilan data,

umumnya rapor diberikan kepada

siswa setiap enam bulan sekali,

yaitu setiap satu semester.

Responden yang dipilih adalah

kelas XI jurusan IPS. Mata pelajaran

yang menjadi penilaian dalam buku

rapor antara lain: pendidikan

agama, PPkn, bahasa Indonesia,

matematika, Geografi, sejarah,

ekonomi, akutansi, seni musik, seni

rupa, penjaskes, bahasa inggris,

bahasa jepang, dan TIK (teknologi,

informasi dan komunikasi).

METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian Dalam penelitian ini beberapa variabel yang

akan dikaji yaitu:

1. Prediktor : Self efficacy

beliefs

2. Kriterium : Prestasi akademik

B.Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional dalam penelitian ini

adalah:

1. Prestasi akademik adalah hasil

penilaian atau evaluasi hasil belajar

yang dinyatakan dalam buku rapor.

Dengan demikian peneliti

menyimpulkan bahwa prestasi

akademik adalah hasil evaluasi

dalam bidang akademik yang dinilai

guru atau pengajar yang dinyatakan

dalam bentuk angka serta

dicantumkan dalam buku rapor.

Dalam penelitian ini peneliti

mengambil responden yaitu siswa

kelas XI yang mengambil jurusan

IPS. Adapun mata pelajaran kelas

XI jurusan IPS yaitu: pendidikan

agama, PPkn, bahasa Indonesia,

matematika, Geografi, sejarah,

ekonomi, akutansi, seni musik, seni

rupa, penjaskes, bahasa inggris,

bahasa jepang, dan TIK (tekhnologi,

informasi dan komunikasi).

2. Self efficacy beliefs adalah

keyakinan seseorang terhadap

kemampuan yang dimilikinya untuk

mengorganisasikan dan bisa

menampilkan perilaku perfoma

yang efektif sehingga bisa

menyelesaikan tugas tertentu

Page 16: PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS - …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1902/1/Artikel... · JURNAL PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS ... motivasi dan monitoring dari orang

dengan baik serta merupakan

salah satu faktor persinal yang

menjadi perantara antara faktor

perilaku dan faktor lingkungan.

Untuk mengukur self efficacy

beliefs digunakan skala self

efficacy beliefs yang berbentuk

skala Likert, yang disusun

berdasarkan komponen-komponen

self efficacy beliefs menurut

Bandura (1997), yaitu komponen

magnitude, komponen generality,

dan komponen strength.

C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa atau siswi kelas XI

jurusan IPS yang bersekolah di SMA

Budhi Warman I Jakarta - Timur

sebanyak 296 orang. Sampel dalam

penelitian ini akan peneliti ambil

sebanyak 100 0rang. Teknik sampling

yang digunakan pada penelitian ini

adalah Purposive Sampling. Menurut

Sukandarumidi (2002), Purposive

Sampling adalah pengambilan sampel

yang berdasarkan atas pertimbangan

sampel yang berdasarkan atas

pertimbangan sesuai dengan maksud

dan tujuan penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengambilan data dalam

penelitian ini dengan menggunakan

kuesioner. Kuesioner adalah teknik

pengumpulan data dengan cara

mengirimkan suatu daftar pertanyaan

kepada responden untuk diisi

(Sukandarrumidi, 2002). Kuesioner berisi

data isian identitas subjek. Selain itu, dalam

kuesioner terdapat pula skala self efficacy

beliefs dan untuk memperoleh data prestasi

akademik siswa digunakan nilai dalam buku

rapor.

E. Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpul Data

1. Validitas

Menurut Azwar (2005) validitas

adalah sejauh mana tes mampu

mengukur atribut yang seharusnya

diukur. Pengujian validitas item bagi alat

pengumpul data ini dibantu dengan

menggunakan teknik item total

correlation.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat

kemampuan instrumen penelitian untuk

mengumpulkan data secara tetap dari

kelompok individu (Azwar, 2005). Untuk

menguji reliabilitas skala digunakan

teknik Alpha Cronbach. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang akan

digunakan adalah analisis regresi

sederhana untuk menguji sumbangan self-

efficacy beliefs (X) sebagai prediktor

terhadap prestasi akademik (Y) sebagai

kriterium. Uji analisis data dilakukan dengan

menggunakan bantuan program komputer

SPSS Ver 12.0 for Windows

HASIL PENELITIAN 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Menurut Azwar (2005) koefisien

validitas dapat dianggap memuaskan

apabila melebihi 0,30. Dari hasil uji coba

Page 17: PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS - …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1902/1/Artikel... · JURNAL PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS ... motivasi dan monitoring dari orang

pada Skala Self Efficacy Beliefs diperoleh

hasil bahwa dari 60 item yang di ujicobakan

terdapat 38 item yang valid dan 22 item

yang dinyatakan gugur. Dari 38 item yang

valid tersebut, memiliki korelasi total item

antara 0,311 sampai dengan 0,534.

Untuk mengetahui konsistensi alat

ukur, maka dilakukan uji reliabilitas. Teknik

yang digunakan untuk mendapatkan nilai

konsistensi dari alat ukur ini adalah dengan

teknik Alpha Cronbach. Dari hasil uji

reliabilitas alat ukur tersebut, diperoleh nilai

reliabilitas sebesar 0, 874.

Untuk uji normalitas digunakan uji

Kolmogorov Smirnov dan Shapiro Wilk

untuk menguji normalitas sebaran skor.

Berdasarkan pengujian normalitas

pada variabel self efficacy beliefs diperoleh

nilai signifikasi pada Kolmogorov Smirnov

sebesar 0, 200 (p > 0,05). Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa distribusi skor Self

Efficacy beliefs pada sampel yang diambil

adalah normal.. 2. Analisis Data

Berdasarkan analisis data yang

dilakukan dengan menggunakan teknik

regresi sederhana diperoleh R Square

sebesar 0,027 dengan signifikansi 0,100

(p ≥ 0,05) hal ini berarti terdapat tidak

terdapat pengaruh self efficacy beliefs

terhadap prestasi akademik. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa hipotesis

yang berbunyi “terdapat kontribusi Self

Efficacy Beliefs terhadap prestasi

akademik ditolak”. Dengan demikian

tidak terdapat pengaruh Self Efficacy

Beliefs terhadap prestasi akademik.

Hal ini berarti hanya ada

pengaruh self efficacy beliefs terhadap

prestasi akademik sebesar 2,7 dan 97,

3 % merupakan faktor-faktor lain yang

mempengaruhi prestasi akademik

seperti minat, cara belajar dan motivasi.

4. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh self efficacy

beliefs terhadap prestasi akademik.

Berdasarkan hasil analisis regresi

sederhana yang telah dilakukan

diketahui tidak terdapat pengaruh self

efficacy beliefs terhadap prestasi

akademik.

Penelitian ini diketahui bahwa

hipotesis Ha ditolak dan hipotesis Ho

diterima, hal ini berarti tidak ada

pengaruh self efficacy beliefs terhadap

prestasi akademik. Hal ini dikarenakan

prestasi akademik tidak hanya

dipengaruhi oleh faktor self efficacy

beliefs saja tetapi dipengaruhi oleh

banyak faktor-faktor lain. Winkel (1991,

1996) faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi akademik antara lain adalah

fungsi konatif – dinamik yaitu karakter –

hasrat – kehendak. Selain itu juga

dipengaruhi oleh Motivasi belajar,

konsentrasi- perhatian dan fungsi afektif

yaitu tempramen, perasaan, sikap dan

minat.

Demikian juga seperti yang

diungkapan Gage dan Berliner (1991)

yaitu prestasi akademik sangat

dipengaruhi oleh teman sebaya,

khususnya teman dari kelompok

Page 18: PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS - …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1902/1/Artikel... · JURNAL PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS ... motivasi dan monitoring dari orang

acuannya atau peer. Apabila temannya

menunjukkan sikap yang negatif

terhadap siswa yang bersemangat tinggi

dalam mengerjakan tugas-tugas

akademik, maka kemungkinan besar

siswa yang bersangkutan akan

menurunkan kadar belajarnya agar

dapat diterima oleh kelompok

bermainnya. Sikap siswa terhadap

pelajaran juga dapat mempengaruhi

prestai akademiknya. Siswa yang

bersikap positif terhadap pelajaran

cenderung berusaha dan bekerja lebih

keras dalam menghadapi tugas-tugas

yang diberikan. Selain itu juga

dipengaruhi oleh situasi bising dan

keadaan kelas yang panas. Karena

keadaan bising dan situasi kelas yang

panas dapat menurunkan semangat

belajar.

Disamping faktor situasi kelas

dan teman sebaya, prestasi akademik

juga dipengaruhi oleh intelegensi.

Intelegensi memegang peranan penting

terhadap tinggi rendahnya prestasi

akademik siswa. Dalam penelitian yang

telah dilakukan penulis, kontrol terhadap

intelegensi memang tidak dilakukan

sehingga dapat saja menjadi salah satu

faktor yang mempengaruhi hasil

penelitian.

Begitu juga dengan faktor-faktor

lain yang mungkin mempunyai

pengaruh lebih besar daripada self

efficacy beliefs dalam mempengaruhi

prestasi akademik seperti motivasi

belajar yang dapat menimbulkan,

menjamin, dan memberikan arah pada

kegiatan belajar (Woolfolk, 1995).

Berdasarkan karakteristik

perbedaan sifat pria dan wanita

menurut Basow (1992), dapat

disimpulkan bahwa pria memiliki sifat

yang aktif, suka bersaing, logis,

ambisius, mudah mengambil

keputusan, dan objektif yang

merupakan salah satu faktor mengapa

prestasi akademik pria lebih tinggi

dibandingkan prestasi akademik

wanita.

B. Saran Berdasarkan penelitian yang

dilakukan, maka saran yang dapat diberikan

adalah sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini diketahui tidak

ada pengaruh self efficacy beliefs

terhadap prestasi akademik siswa

SMA yang mengambil jurusan IPS.

Hal ini dikarenakan ada banyak

faktor selain self efficacy beliefs

yang mempengaruhi prestasi

akademik seperti teman, cara

belajar, faktor lingkungan, dan

faktor-faktor lain yang berasal dari

diri individu sendiri. Kepada subjek

penelitian disarankan untuk selektif

dalam memilih teman dikarenakan

prestasi akademik sangat

dipengaruhi oleh teman sebaya,

khususnya teman dari kelompok

acuan atau peer. Apabila temannya

menunjukkan sikap yang negatif

terhadap siswa yang bersemangat

tinggi dalam mengerjakan tugas-

Page 19: PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS - …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1902/1/Artikel... · JURNAL PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS ... motivasi dan monitoring dari orang

tugas akademik, maka

kemungkinan besar siswa yang

bersangkutan akan menurunkan

kadar belajarnya agar dapat

diterima oleh kelompok bermainnya.

Dan juga untuk lebih meningkatkan

self efficacy beliefs dalam diri siswa-

siswi dengan cara memilih satu

tujuan yang diharapkan dapat

dicapai di mana tujuan yang dipilih

tentu saja yang sifatnya realistis

untuk dicapai, memisahkan

pengalaman masa lalu dengan

rencana yang sedang dilakukan. Hal

ini penting untuk dilakukan agar

pengaruh kegagalan masa lalu tidak

tercampur baur dengan rencana

yang sedang dilakukan, tetap

berusaha mempertahankan prestasi

yang baik dengan cara berusaha

tetap fokus dengan keberhasilan

yang telah dicapai, dan membuat

daftar urutan situasi atau kegiatan

yang diharapkan dapat diatasi atau

dapat dilakukan mulai dari yang

paling mudah sampai ke yang

paling sulit. Hal ini penting untuk

meningkatkan self-efficacy secara

bertahap dalam pengerjaan hal-hal

yang sulit.

2. Saran untuk Pihak Sekolah

Hasil penelitian ini diketahui tidak

ada pengaruh self efficacy beliefs

terhadap prestasi akademik siswa

SMA yang mengambil jurusan IPS.

Hal ini dikarenakan ada banyak

faktor selain self efficacy beliefs

yang mempengaruhi prestasi

akademik seperti minat, cara

belajar, faktor lingkungan, dan

faktor-faktor lain yang berasal dari

diri individu sendiri. Disarankan

untuk pihak sekolah untuk sesering

mungkin memberikan bimbingan

untuk meningkatkan self efficacy

beliefs siswa-siswi dengan cara

memberikan tugas dari yang paling

mudah ke yang paling sulit agar

siswa tidak merasa terbebani

dengan tugas yang diberikan.

Memotivasi siswa agar tetap fokus

mempertahankan dan

meningkatkan prestasi akademik

dalam hal ini meningkatkan nilai

raport. Dan untuk menambah materi

dari pelajaran-pelajaran yang tidak

dimengerti siswa khususnya dalam

ilmu pengetahuan sosial.

3. Saran untuk Penelitian Lebih Lanjut

Bagi penelitian selanjutnya

diharapkan dapat melakukan

penelitian dengan subjek yang

bukan hanya berasal dari jurusan

IPS saja, tetapi siswa dari jurusan

lain seperti Bahasa, IPA. Dan juga

bisa menggunakan variabel lain

seperti motivasi berprestasi,

kepercayaan diri, dan self regulated

learning, sehingga hasil penelitian

akan lebih beragam.

DAFTAR PUSTAKA

Page 20: PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS - …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1902/1/Artikel... · JURNAL PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS ... motivasi dan monitoring dari orang

Anastasi, A. & Urbina. S. (1997). Tes psikologi: Psychological testing 7e. Alih Bahasa: Imam, RH. Penyunting: Molan, B. Jakarta: Prenhallindo.

Azwar, S. (2005). Tes prestasi: Fungsi dan pengembangan prestasi belajar. Edisi kedua. Yogyakarta: Pustaka pelajar

Bandura, A. (1986). Social foundations of thought and action: A social cognitive theory. New Jersey: Prentice-Hall

Bandura, A. (1995). Self-Efficacy in changing society. New York: Cambridge University Press.

Bandura, A. (1997). Self-Efficacy: The exercise of control. New York: W. H. Freeman and Company.

Basow, S. A.(1992). Gender streotype and roles. California: Brooks / Cole Publiehing, Co.

Chaplin, J.P. (2001). Kamus lengkap psikologi. Alih bahasa : Kartini Kartono. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Crowford Mary & Rhoda Unger. (1992). Women and gender. New York: McGraw-Hill, Inc.

Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi, (2004). Pedoman penilaian. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Hjelle, L. A. & Ziegler, D.J. (1992). Personality theories: Basic assumptions, resesrch and applications (Third Edition). New York: McGraw-Hill, Inc.

Pajares, F. (1997). Current directions in self-efficacy research. In M. Maehr & P. R. Pntrich (Eds). Advances in motivation and achievement http: www.des.emory/mfp/BanEncy.html

Santrock, J.W. (1999). Life-span development (Seventh Edition). New York: McGraw-Hill, Inc.

Soemanto. (1998). Kepemimpinan dan supervisi pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Suryabrata, S., (1998). Psikologi pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Winkel. (1996). Psikologi pengajaran. Jakarta: Grasindo

Woolfolk, A.E. (1995). Educational psychology (Sixth Edition). New York: Ally&Bacon Inc.