pengaruh proporsi drug load terhadap disolusi … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi...

102
PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI DISPERSI PADAT SPRAY DRIED ISOLAT EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica C-95)-PVP K-25 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Evina NIM : 078114073 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011

Upload: hoangque

Post on 06-Mar-2019

264 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI DISPERSI PADAT SPRAY DRIED ISOLAT EKSTRAK RIMPANG KUNYIT

(Curcuma domestica C-95)-PVP K-25

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Evina

NIM : 078114073

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2011

Page 2: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

i

PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI DISPERSI PADAT SPRAY DRIED ISOLAT EKSTRAK RIMPANG KUNYIT

(Curcuma domestica C-95)-PVP K-25

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Evina

NIM : 078114073

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2011

Page 3: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

ii

Page 4: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

iii

Page 5: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

iv

Kegigihan adalah semangat pantang menyerah

Yang harus kita miliki.

Dengan bekal kegigihan dan usaha yang konsisten,

Kesuksesan yang kita peroleh pasti berkualitas

dan membanggakan.

-andre wongso-

In this life we cannot always do great things. But we can do small things with great love

~Mother Teresa

Karyaku ini kupersembahkan untuk:

Papa, Mama tercinta.

Akian, Sannie, dan Irine tersayang

Almamaterku

Page 6: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Evina

Nomor Mahasiswa : 078114073

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI DISPERSI

PADAT SPRAY DRIED ISOLAT EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma

domestica C-95)-PVP K-25

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya ataupun

memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenamya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 16 Februari 2011

Yang menyatakan

Evina

Page 7: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah

ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Yogyakarta, 16 Februari 2011

Penulis

Evina

Page 8: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

vii

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan

skripsi yang berjudul “Pengaruh Proporsi DrugLoad Terhadap Disolusi Dispersi

Padat Spray Dried Isolat Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma domestica C-95)-

PVP K-25” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi (S.

Farm.) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak, baik bimbingan, dorongan, maupun saran. Pada kesempatan ini,

penulis ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada:

1. Ipang Djunarko, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma.

2. Dewi Setyaningsih, M.Sc, Apt. selaku Dosen Pembimbing Utama atas

bimbingan, dukungan, pengarahannya dari awal penelitian hingga penyusunan

skripsi ini, dan telah menanggung semua biaya selama penelitian.

3. Lucia Wiwid Wijayanti, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Pendamping atas

bimbingan, dukungan, serta pengarahannya dari awal penelitian hingga

penyusunan skripsi ini.

4. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. selaku Dosen Penguji atas segala masukan dan

bimbingan.

5. Dr. C.J. Soegihardjo, Apt. selaku Dosen Penguji atas segala masukan dan

bimbingan.

Page 9: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

viii

6. Prof. Dr. Sudibyo Martono, M.S., Apt. atas pemberian eksklusif berupa

kurkumin standar.

7. PT. Menjangan Sakti atas pemberian berupa PVP K-30.

8. Segenap dosen yang telah memberikan pengetahuan dan mendukung penulis

dalam penyusunan skripsi ini.

9. Mas Bimo, Pak Musrifin, Mas Wagiran, Mas Iswandi, Mas Sigit, Mas

Kunto, Mas Ottok, Pak Timbul, Mas Yono, Pak Parjiman, Mas Heru dan

segenap Satpam terima kasih atas bantuan dan kerja samanya selama

penelitian di laboratorium.

10. Pak Bambang, Mas Sigit, Mas Fariz, Mas Jink selaku Laboran Laboratorium

Teknologi Farmasi Universitas Gadjah Mada atas bantuan dan kerja sama

selama praktikum di laboratorium Universitas Gadjah Mada.

11. Eka Permatasari, Oki Christina dan Reka Sudi, tim seperjuangan atas bantuan

dan kerja samanya. Yemima, Septi, Fanny, dan Daniel selaku teman satu

bimbingan. Lia Natalia Setiomulyo, I Gusti Ngurah Agung Windra Wartana

Putra, Sihendra atas semangat dan bantuan selama penyusunan skripsi.

12. Teman-teman farmasi 2007, baik minat FST 2007, kelas B 2007 yang tidak

dapat disebut satu per satu. Serta teman praktikum kelompok B1 Terima

kasih atas kebersamaannya selama di farmasi. Sukses selalu bagi kita semua.

13. Teman-teman Kamadhis Satya Dharma, Vidyasena Vihara Vidyaloka dan

teman- teman kost Difa yang selalu menyemangati dan mendukung penulis.

Semoga selalu berbahagia.

Page 10: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

ix

14. Segenap pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan yang tidak

dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis menyadari penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki.

Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diperlukan oleh

penulis demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan

sumbangsih yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Page 11: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...…………………………………………………… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………. ii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………..... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………. iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……………………

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………....

v

vi

PRAKATA……………………………………. ……………………......... vii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………... x

DAFTAR TABEL ………………………………………………………... xiii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. xiv

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………... xv

INTISARI ………………………………………………………………… xvi

ABSTRACT ……………………………………………………………….. xvii

BAB I. PENGANTAR ………………………………………………….... 1

A. Latar Belakang ……………………………………………................... 1

1. Perumusan masalah ………………………………………………... 4

2. Keaslian penelitian ………………………………………................ 4

3. Manfaat penelitian ………………………………………................. 4

B. Tujuan Penelitian ……………………………………………............... 5

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ………………………………….. 6

Page 12: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

xi

A. Ekstrak Rimpang Kunyit ( Curcuma domestica)…………….............. 6

B. Polyvinylpyrrolidone K-25…………………………………................ 8

C. Dispersi Padat……………………………………………………….…

1. Pengertian dispersi padat…………………………….………….…

2. Mekanisme peningkatan disolusi…………………………………..

9

9 9

D. Spray Drying………………………………………………………..…

1. Definisi ………………………………………………....................

2. Cara kerja spray dryer……………………………………………..

10

10 10

E. Uji disolusi............................................................................................. 11

1. Definisi …………………………………………………..................

2. Metode uji disolusi……………………………………………….....

11

12

F. Spektrofotometri UV- Vis ………………….………..…..…................... 13

G. Validasi Metode Analisis ……………………….……….................... 14

H. Landasan Teori …………………………………….............................. 17

I. Hipotesis ……………………………………………............................ 18

BAB III. METODE PENELITIAN ……………………………………… 19

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ……………………………................. 19

B. Variabel Penelitian …………………………………………................. 19

C. Definisi Operasional ………………………………………….............. 19

D. Bahan Penelitian ……………………………………............................ 20

E. Alat Penelitian …………………………………………....................... 21

F. Tata Cara Penelitian …………………………………………............... 21

1. Preparasi dispersi padat…………………………. …........................ 21

Page 13: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

xii

2. Pembuatan serbuk campuran fisik……………................................. 22

3. Uji disolusi…………….....................................................................

4. Validasi metode………………………………………………….....

22

22

G. Analisis Hasil ………………………………………………................. 25

BAB IV. PEMBAHASAN ……………………………………………….. 27

A. Pembuatan Dispersi Padat Ekstrak Rimpang Kunyit- PVP K-25….... 27

B. Pembuatan Campuran Fisik……………................................................ 29

C. Penetapan Panjang Gelombang Maksimum Kurkumin………………. 29

D. Pembuatan Kurva Baku Kurkumin……………………………….……

E. Validasi Metode ………………………………………………….…..

F. Uji Disolusi………………………………………...…………………..

G. Pengukuran Kadar Kurkumin………………………………………….

31

32 36 37

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………….

A. Kesimpulan…………………………………………………………….

B. Saran…………………………………………………………………..

45

45

45

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 46

LAMPIRAN……………………………………………………………… 49

BIOGRAFI……………………………………………………………….. 84

Page 14: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Grade PVP dan berat molekul PVP……………………...... 8

Tabel II. Parameter analitik………………………………………..... 15

Tabel III. Nilai recovery …………….................................................. 16

Tabel IV. Kriteria presisi………........................................................... 16

Tabel V. Level dan kisaran untuk linearitas....................................... 17

Tabel VI.

Tabel VII.

Tabel VIII.

Proporsi drug load ……........................................................

Formula pembuatan dispersi padat………............................

Penentuan panjang gelombang maksimum...........................

22

28

31

Tabel IX. Konsentrasi kurva baku VS absorbansi ……….................... 32

Tabel X.

Tabel XI.

Tabel XII.

Tabel XIII.

Tabel XIV.

Tabel XV.

Data perhitungan recovery ..................................................

Nilai recovery........................................................................

Nilai presisi…………………………………………………

Kurva baku…………………………………………………

Hasil Korelasi spearman …………………………………...

Data ANOVA……………………………………………...

34

35

35

37

43

44

Page 15: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Kurkumin ………………......…….......................... 2

Gambar 2. Kurkumin ………………………………..…….................... 7

Gambar 3. Hasil degradasi kurkumin dalam larutan........……..………. 7

Gambar 4. Struktur PVP ………......…………………………………... 8

Gambar 5. Spray dryer ………………………………………………... 11

Gambar 6. Skema kerja Spektrofometer vis…………………………… 13

Gambar 7. Grafik kurva baku ................................................................. 33

Gambar 8.

Gamabar 9.

Grafik drug load 0,6%..........................................................

Grafik drug load 1%.............................................................

39

40

Gambar 10.

Gambar 11.

Gambar 12.

Grafik drug load 2%..............................................................

Grafik drug load 0,6, 1, dan 2%...........................................

Grafik Regresi Linier……………………………………….

41

42

45

Page 16: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Certificate of Analysis isolate ekstrak rimpang kunyit

(Curcuma domestica C-95) ……………....…..…....................

50

Lampiran 2. Pernyataan Jaminan Keaslian Bahan Kurkumin Standar Hasil

Sintesis……………………………………………..................

51

Lampiran 3. Pembuatan kurva baku kurkumin .............................................. 52

Lampiran 4. Data orientasi PVP K-25……..................................................... 54

Lampiran 5. Perhitungan penimbangan dispersi padat dan campuran

fisik…………………………………….....................................

56

Lampiran 6. Data persen kurkumin terdisolusi dispersi padat dan campuran

fisik…………………………………………………………… 63

Lampiran 7. Grafik proporsi drug load 0,66, 1, 2%....................................... 69

Lampiran 8. Data Normalitas, SPSS, Spearman…………………………… 71

Lampiran 9. Scan panjang gelombang makmums.......................................... 81

Lampiran 10. Dokumentasi………………………………………………….. 83

Page 17: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

xvi

INTISARI

Kurkumin merupakan zat warna kuning utama yang terdapat dalam Curcumae domestica Rhizome, yang lebih dikenal dengan nama kunyit. Dalam hal kelarutaannya kurkumin memiliki kelarutan yang rendah pada air karena nilai log P yang kecil yaitu 2,56, hal ini menyebabkan bioavaibilitas kurkumin menjadi rendah.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh proporsi drug load terhadap disolusi kurkumin. Salah satu cara yang dipilih untuk meningkatkan disolusi kurkumin adalah dengan dispersi padat amorphous. Pembuatan dispersi padat isolat ekstrak rimpang kunyit (Curcume domestica C-95)-PVP K-25 dilakukan menggunakan metode spray drying. Penambahan pembawa, yaitu PVP K-25 dengan isolat ekstrak rimpang kunyit (Curcume domestica C-95) dibuat dengan proporsi drug load 0,6, 1, 2%. Hasil dispersi padat kemudian diuji disolusi kemudian ditetapkan kadar kurkuminnya menggunakan Spektrofotometer Vis.

Dari hasil diperoleh bahwa dispersi padat lebih dapat meningkatkan disolusi kurkumin secara signifikan dibandingkan dengan campuran fisik. Secara statistik dinyatakan bahwa tidak ada korelasi yang bermakna antara proporsi drug load dengan disolusi kurkumin dari nilai p, yaitu 0,258.

Kata Kunci : isolat ekstrak rimpang kunyit, PVP K-25, dispersi padat, spray dried, spektrofotometer VIS, drug load.

Page 18: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

xvii

ABSTRACT

Curcumin is a major yellow pigment contained in Curcumae domestica Rhizome, as known as turmeric. In terms of solubility of curcumin has low solubility in water due to the small value of log P is 2.56, this causes bioavaibility curcumin is low.

This study aims to look at the effect of the proportion of drug load on the dissolution of curcumin. One way is chosen to increase the dissolution of curcumin is the solid amorphous dispersion. Preparation of solid dispersion isolates of turmeric extract (Curcuma domestica C-95)-PVP K-25 carried out using spray drying method. The addition of carrier, PVP K-25 with isolates of turmeric extract (Curcume domestica C-95) made with the proportion of drug load 0.6, 1, 2%. The results are then tested dissolution of solid dispersion and then set levels curcumin using Vis spectrophotometer.

From the results obtained that the more solid dispersion can increase the dissolution of curcumin significantly compared with physical mixtures. The statistics revealed that there was no significant correlation between the proportion of drug-loaded with curcumin dissolution of p values, namely 0.258.

Keyword: turmeric rhizome extract isolates, PVP K-25, solid dispersion, spray dried, spektrofotometer VIS, drug load

Page 19: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kunyit merupakan rimpang berbentuk bulat panjang dan bercabang-

cabang. Kunyit tumbuh dengan baik di tanah yang tata pengairannya baik, curah

hujan 2.000 mm sampai 4.000 mm tiap tahun dan di tempat yang sedikit

terlindung. Tapi untuk menghasilkan rimpang yang lebih besar diperlukan tempat

yang lebih terbuka (Riwan, 2008).

Kunyit merupakan jenis temu-temuan yang mengandung senyawa kimia

yaitu minyak atsiri (mengandung senyawa-senyawa kimia seskuiterpen alkohol,

turmeron dan zingiberen) dan kurkuminoid (mengandung senyawa kurkumin dan

turunannya berwarna kuning yang meliputi desmetoksikurkumin dan

bisdesmetoksikurkumin) (Riwan,2008).

Kurkumin (1,7-bis-(4-hydroxy-3-methoxyphenyl)-1,6-heptadiene-3,5-

dione) adalah senyawa turunan fenolik dari hasil isolasi rimpang tanaman kunyit

(Curcuma longa) (Prasetyo, 2010) dan banyak digunakan sebagai fitokontituen

pada industri makanan (Paradkar, Ambike, Jadhav, dan Mahadik, 2003).

Kurkumin juga memiliki efek farmakologi sebagai anti inflamasi, anti mikrobial,

dan antikanker (Kaewnopparat, Kaewnopparat, Jangwang, Maneenaun,

Chuchome, dan Panichayupakaranant, 2009).

Page 20: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

2

Gambar 1. Struktur Kurkumin (Anonim, 2010)

Kurkumin merupakan zat warna kuning utama yang terdapat dalam

rhizoma Curcumae longa L. atau Curcuma domestica Val., yang lebih dikenal

dengan nama kunyit. Kurkumin beserta turunannya demetoksinya yaitu demetoksi

kurkumin dan bis-demetoksi kurkumin dikenal dengan nama kurkuminoid

(Martono , 1996).

Dalam hal kelarutaannya kurkumin memiliki kelarutan yang rendah pada

air karena nilai log P yang kecil, yaitu 2,56, hal ini menyebabkan bioavaibilitas

kurkumin menjadi rendah. Permasalahan bioavaibilitas yang timbul sering

dikaitkan dengan disolusi kurkumin yang rendah, dan kurkumin praktis tidak larut

dalam air.

Cara-cara yang digunakan untuk meningkatkan kelarutan kurkumin

adalah dengan membuatnya menjadi nanopartikel, pembentukan garam,

kompeksisasi dengan polimer, dan dengan membuat dispersi padat. Peningkatan

laju disolusi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

memperbaiki permasalahan bioavaibilitas.

Salah satu cara yang dipilih untuk meningkatkan disolusi adalah dengan

dispersi padat amorphous. Dispersi padat amorphous dapat meningkatkan laju

disolusi dari obat yang memiliki kelarutan yang rendah. Secara umum dispersi

Page 21: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

3

padat terdiri dari pembawa hidrofilik dimana obat terdispersi secara molekular

atau dalam ukuran partikel yang kecil (Srinarong, Kouwen, Visser, Hinrichs, dan

Frijlink, 2009). Selain itu, ketika pembawa terdispersi secara molekular, bentuk

kristal dalam larutan menjadi bentuk amorphous sehingga air (H2

Polimer hidrofilik juga sering digunakan sebagai pembawa dalam

dispersi padat. Salah satu polimer yang paling sering digunakan adalah PVP

karena PVP dapat meningkatkan kelarutan dan disolusi dari obat yang

kelarutannya rendah (Kaewnopparat, dkk, 2009). Selain itu, PVP dapat

berinteraksi dengan banyak senyawa lipofilik, khususnya dalam dispersi padat.

Oleh karena itu, dispersi padat menunjukan interaksi seperti ikatan hidrogen

molekular antara kurkumin dengan PVP. Interaksi ini menyebabkan perubahan

struktur kristal kurkumin menjadi bentuk amorphous (Kaewnopparat, dkk, 2009).

O) dapat

terjebak pada bentuk amorphous sehingga dapat meningkatkan kelarutannya

dalam air.

Polyvinylpirrolidone mempunyai nama lain, yaitu povidone. PVP yang

digunakan dalam penelitian terdapat banyak grade, yaitu PVP K-12, PVP K-17,

PVP K-25, PVP K-30, PVP K-90. Nilai K pada PVP menunjukkan nilai

karakterisasi dari berat molekulnya. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah

PVP K-25 dengan berat molekul, yaitu 28000-34000 (Folttmann dan Quadir,

2008).

Dalam pembuatan dispersi padat, polimer hidrofilik yaitu PVP K-25 dan

serbuk kunyit didispersikan berdasarkan proporsi drug load. Peningkatan proporsi

drug load dan atau saat pembawa terdisolusi cepat akan menyebabkan penurunan

Page 22: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

4

laju disolusi. Hal ini menandakan kristalisasi obat yang disebabkan karena

terjadinya supersaturasi (Srinarong, dkk, 2009).

1. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang muncul adalah sebagai

berikut : Bagaimana pengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat

spray dried isolat ekstrak rimpang kunyit (Curcumae domecticae C-95)-PVP K-

25?

2. Keaslian penelitian

Sejauh yang penulis tahu sudah ada penelitian mengenai disolusi dispersi

padat kurkumin-PVP K-30 dengan judul Increase Solubility, Dissolution and

Physicochemical Studies of Curcumin-PVP K-30 Solid Disperse, Characterization

of Curcumin-PVP Solid Dispersion Obtained by Spray Drying,dll namun sejauh

penulis tahu belum ada penelitian mengenai pengaruh proporsi drug load terhadap

laju disolusi dispersi padat spray dried ekstrak rimpang kunyit (Curcumae

domecticae Rhizome)-PVP K-25.

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis

b.

. Penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan

yang baru mengenai kurkumin dan metode dispersi padat.

Manfaat praktis.

c.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pengetahuan mengenai pembuatan dispersi padat kurkumin dengan

menggunakan metode spray drying.

Manfaat metodologis. Penelitian ini diharapkan dapat menambah

informasi mengenai teknik serta proporsi drug load yang digunakan

Page 23: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

5

sehingga dapat diaplikasikan dalam pengobatan menggunakan bahan

alam lipofilik.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh proporsi drug load

terhadap laju disolusi dispersi padat spray dried isolate ekstrak rimpang kunyit

(Curcuma domesticae C-95)-PVP K-25.

Page 24: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Rhizome )

Kunyit merupakan rimpang berbentuk bulat panjang dan bercabang-cabang.

Kunyit tumbuh dengan baik di tanah yang tata pengairannya baik, curah hujan 2.000

mm sampai 4.000 mm tiap tahun dan di tempat yang sedikit terlindung. Tapi untuk

menghasilkan rimpang yang lebih besar diperlukan tempat yang lebih terbuka

(Riwan, 2008).

Kunyit merupakan jenis temu-temuan yang mengandung senyawa kimia

yaitu minyak atsiri (mengandung senyawa-senyawa kimia seskuiterpen alkohol,

turmeron dan zingiberen) dan kurkuminoid (mengandung senyawa kurkumin dan

turunannya berwarna kuning yang meliputi desmetoksikurkumin dan

bisdesmetoksikurkumin) (Riwan,2008).

Kurkumin adalah senyawa yang banyak digunakan sebagai fitokonstituen

pada industri makanan dan diperoleh dari ekstrak rimpang kunyit (Curcuma longa)

(Paradkar dkk., 2003). Selain itu, kurkumin memiliki efek farmakologi sebagai, anti

inflamasi, anti mikrobial, dan antikanker (Kaewnopparat, dkk., 2009).

Kurkumin (1,7-bis-(4-hydroxy-3-methoxyphenyl)-1,6-heptadiene-3,5-dione)

adalah senyawa turunan fenolik dari hasil isolasi rimpang tanaman kunyit (Curcuma

Page 25: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

7

longa

Gambar 2. Kurkumin (Anonim, 2010)

Kurkumin memiliki stabilitas yang baik pada pH asam, sedangkan pada pH

basa, kurkumin mudah mengalami dekomposisi atau degradasi (Tonnesen dan

Karlsen , 1985, Wang dkk., 1997).

). Senyawa tersebut memiliki dua gugus vinilguaiacol (karbonil tak jenuh) yang

saling dihubungkan dengan rantai alfa beta diketon (Prasetyo, 2010).

Gambar 3. Hasil degradasi kurkumin dalam larutan (Wang, 1997)

Page 26: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

8

B. Polyvinylpyrrolidone K-25

Polyninylpyrrolidone (PVP) K-25 merupakan salah satu polimer yang

digunakan dalam pembuatan dispersi padat (Sutriyo, dkk, 2005). PVP dalam bentuk

polimer mempunyai rumus molekul ( C6H9

Gambar 4. Struktur PVP (Folttmann dan Quadir, 2008).

Polyvinylpirrolidone berupa serbuk putih atau putih kekuningan, berbau

lemah atau tidak berbau, higroskopik, mudah larut dalam air, etanol 95% P, dan

kloroform P, tidak larut dalam eter P. Bobot molekul PVP antara 10.000 hingga

700.000 (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1979).

PVP mempunyai nama lain, yaitu povidone. PVP yang digunakan dalam

penelitian terdapat banyak grade, yaitu PVP K-12, PVP K-17, PVP K-25, PVP K-

30, PVP K-90. Nilai K pada PVP menunjukkan nilai karakterisasi dari berat

molekulnya.

Tabel I. Grade PVP dan Berat molekul PVP (Foltmann dan Quadir, 2008)

NO).

Grade PVP Rata-rata berat molekul PVP K-12 2000-3000 PVP K-17 7000-11000 PVP K-25 28000-34000 PVP K-30 44000-54000 PVP K-90 1000000-1500000

Page 27: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

9

C. Dispersi Padat

1. Pengertian dispersi padat

Dispersi padat merupakan salah satu metode untuk meningkatkan kelarutan

dan bioavaibilitas dari obat yang memiliki kelarutan yang rendah dalam air (Li, dkk.,

2009). Dispersi padat merupakan dispersi dari satu atau lebih bahan aktif dalam

pembawa inert atau matriks pada keadaan padat ( Sutriyo, dkk., 2005). Pembuatan

dispersi padat dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara lain: metode

peleburan (melting method), metode pelarutan (solvent method), dan metode

campuran (melting-solvent method) (Chiou, dkk., 1971).

2. Mekanisme peningkatan disolusi

Dispersi padat amorphous dapat meningkatkan laju disolusi dari obat yang

memiliki kelarutan yang rendah. Secara umum dispersi padat terdiri dari pembawa

hidrofilik dimana obat terdispersi secara molekular atau dalam ukuran partikel yang

kecil (Srinarong, dkk., 2009).

Bila dispersi padat kontak dengan air, pembawa akan terlarut, dan obat

dilepaskan dengan ukuran partikel yang kecil (partikel koloidal). Oleh karena terjadi

peningkatan luas permukaan partikel obat, laju disolusi dan bioavailabilitasnya juga

mengalami peningkatan (Chaudhari, 2006).

Peningkatan laju disolusi dari dispersi padat menggunakan empat macam

mekanisme,yaitu sebagai berikut:

Page 28: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

10

a) Meningkatkan kemampuan pembasahan dari obat dengan kontak

langsung antara obat dengan matriks hidrofilik,

b) konsentrasi saturasi pada partikel kecil lebih besar dibandingkan pada

partikel besar,

c) meningkatkan luas permukaan, dan

d) energi yang dimiliki oleh obat dalam bentuk amorphous lebih tinggi

dibanding dengan bentuk kristalin (Waard, Hinrichs, Visser, Bologna,

dan Frijlink, 2007).

D. Spray Drying

1. Definisi

Spray drying adalah salah satu bentuk pengeringan yang tersedia untuk

mengubah cairan, bubur atau pasta viskositas rendah ke (bubuk bebas mengalir)

padat kering dalam satu operasi unit (Traub, 2008).

Metode pengeringan spray drying merupakan metode pengeringan yang

paling banyak digunakan dalam industri terutama industri makanan. Metode ini

mampu menghasilkan produk dalam bentuk bubuk atau serbuk (Rohman, 2008).

2. Cara Kerja spray dryer

Cara kerja spray dryer adalah sebagai berikut yaitu pertama-tama seluruh

air dari bahan yang ingin dikeringkan, diubah ke dalam bentuk butiran-butiran air

Page 29: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

11

dengan cara diuapkan menggunakan atomizer. Air dari bahan yang telah berbentuk

tetesan-tetesan tersebut kemudian di kontakan dengan udara panas. Peristiwa

pengontakkan ini menyebabkan air dalam bentuk tetesan-tetesan tersebut mengering

dan berubah menjadi serbuk. Selanjutnya proses pemisahan antara uap panas dengan

serbuk dilakukan dengan cyclone atau penyaring. Setelah di pisahkan, serbuk

kemudian kembali diturunkan suhunya sesuai dengan kebutuhan produksi (Rohman,

2008).

Gambar 5. Spray dryer (Anonim, 2010)

E. Uji Disolusi

1. Definisi

Disolusi didefinisikan sebagai proses dimana suatu zat padat masuk ke

dalam pelarut menghasilkan suatu larutan. Secara sederhana, disolusi adalah proses

dimana zat padat melarut. Secara prinsip disolusi dikendalikan oleh afinitas antara zat

padat dengan pelarut (Banakar, 1992).

Page 30: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

12

2. Metode uji disolusi

Beberapa metode pengujian disolusi yaitu rotating basket method, rotating

paddle method, reciprocating cylinder,flow-throught cell, paddle over disk (Troy,

2005). Selain itu cara melakukan uji disolusi dapat dilakukan dengan banyak metode

antara lain sebagai berikut.

a. Metode Wagner

Metode ini dapat menghitung tetapan kecepatan pelarutan (k) dengan

berdasarkan pada asumsi bahwa kondisi percobaan dalam keadaan sink, proses

pelarutan mengikuti orde satu, luas permukaan spesifik turun secara eksponensial

terhadap waktu.

b. Metode klasik

Metode ini menunjukkan jumlah zat aktif yang terlarut pada waktu t, yang

kemudian dikenal dengan T20, T50, T90 dan sebagainya. Metode ini hanya

menyebutkan satu titik saja, sehingga proses yang terjadi di luar (sebelum dan

sesudah) titik tersebut tidak diketahui. Titik tersebut menyatakan jumlah zat aktif

yang terlarut pada waktu tertentu (Hadi, 2007). Misalnya bisa dilihat nilai T80,

dimana itu menunjukkan waktu yang diperlukan untuk melarutkan 80% zat aktif

(Waard, dkk., 2007).

c. Jumlah zat aktif yang melarut pada waktu tertentu, misalnya C30 adalah dalam

waktu 30 menit zat aktif yang melarut sebanyak x mg atau x mg/ml (Shargel dan

Yu, 1999).

Page 31: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

13

F. Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometer UV-Vis adalah instrumentasi analisis yang bermanfaat

untuk penentuan konsentrasi senyawa- senyawa yang dapat menyerap radiasi pada

daerah ultraviolet (200–400 nm) atau pada daerah sinar tampak (400-800 nm). Prinsip

penentuan Spektrofotometer UV-Vis adalah aplikasi dari hukum Lambert-Beer,

yaitu:

A= - log T = -log It / Io = ε . b. C

Dimana : A = Absorbansi dari sample yang diukur

T = Transmintasi

It= Intensitas sinar yang masuk

Io= Intensitas sinar yang diteruskan

ε = Koefisien ekstingsi

b= Tebal kuvet yang digunakan

C =Konsentrasi dari sampel (Sastrohamidjojo, 1991).

Skema kerja spektrofotometer UV-Vis, yaitu:

Gambar 6. Skema Kerja Spektrofotometer UV- Vis (Anonim, 2010).

Komponen- komponen yang digunakan dalam mengukur absorpsi radiasi uv atau vis

meliputi :

Page 32: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

14

a) Sumber cahaya (UV and visible),

b) selektor panjang gelombang (monochromator),

c) wadah sample,

d) detektor, dan

e) signal processor and readout (Anonim, 2010).

G. Validasi Metode Analisis

Validasi metode analisis merupakan serangkaian prosedur yang digunakan

untuk membuktikan apakah suatu metode analisis yang kita gunakan tersebut taat

secara asas dan memberikan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan dengan

akurasi dan presisi yang memadai (Mulja dan Suharman, 1995).

Menurut The United States Pharmacopeia 28, suatu metode atau prosedur

analisis dibagi menjadi empat kategori, yaitu :

1. Kategori I

2.

. Mencakup prosedur analisis kuantitatif, untuk menetapkan kadar

komponen utama bahan obat atau zat aktif dalam sediaan farmasi.

Kategori II

3.

. Mencakup prosedur analisis kualitatif dan kuantitatif yang digunakan

untuk menganalisis impurities ataupun degradation compounds dalam sediaan

farmasi.

Kategori III. Mencakup prosedur analisis yang digunakan untuk menentukan

karakteristik penampilan suatu sediaan farmasi, misalnya disolusi atau pelepasan

obat.

Page 33: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

15

4. Kategori IV.

Tabel II. Parameter Analitik (Rohman, 2009)

Metode analitik yang digunakan untuk mengidentifikasi sediaan

farmasi.

Parameter Kinerja Analisis

Pengujian kategori I

Pengujian kategori II Uji kategori III Kuantitatif Uji Batas

Akurasi Ya Ya * * Presisi Ya Ya Tidak Ya

Spesifisitas Ya Ya Ya * LOD Tidak Tidak Ya * LOQ Tidak Ya Tidak *

Linieritas Ya Ya Tidak * Kisaran (range)

Ya Ya * *

Ruggedness Ya Ya Ya Ya *mungkin dibutuhkan, tergantung pada uji spesifiknya

Parameter-parameter yang digunakan dalam validitas metode analisis

meliputi:

1. Akurasi

Akurasi atau kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat

kedekatan hasil analis dengan kadar analit yang sebenarnya. Akurasi dinyatakan

sebagai persen peroleh kembali (recovery) analit yang ditambahkan (Harmita, 2004).

Menurut Anonim (2004) rentang kesalahan yang diijinkan pada setiap

konsentrasi analit pada matriks dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Page 34: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

16

Tabel III. Nilai recovery (Guideline, 2004) % Active/ impurity

content Acceptable mean recovery

≥ 10 98-102% ≥ 1 90-110%

0,1-1 80-120% < 0.1 75-125%

2. Presisi

Presisi atau keseksamaan adalah ukuran yang menunjukkan derajat

kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari

rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil

dari campuran yang homogen (Harmita, 2004). Presisi biasanya dinyatakan dalam

koefisien variasi (CV). Suatu metode dinyatakan memiliki presisi yang baik apabila

memiliki CV < 2% tetapi kriteria ini fleksibel tergantung dari kondisi analit yang

diperiksa, jumlah sampel dan kondisi laboratorium. Berikut ketentuan nilai CV yang

dapat diterima (Harmita, 2004).

Tabel IV. Kriteria nilai presisi yang diijinkan (Guideline, 2004)

Component measured in sample Precision >10.0% ≤ 2%

1.0 up to 10.0% ≤ 5% 0.1 up to 1.0% ≤ 10%

< 0.1% ≤ 20%

3. Linieritas

Linieritas merupakan kemampuan suatu metode memperoleh hasil- hasil uji

yang secara langsung proporsional dengan konsentrasi analit pada kisaran yang

Page 35: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

17

diberikan. Linieritas suatu metode merupakan ukuran seberapa baik kurva kalibrasi

yang menghubungkan antara respon ( y) dengan konsentrasi (x).

Tabel V. Level dan kisaran untuk menentukan linieritas (Rohman, 2009)

Uji Level Kisaran Kriteria keberterimaan Pengujian 5 50 %-150 % r≥ 0,999; intersep –y ≤ 2,0% Disolusi 5-8 10%-150 % r≥ 0,99; intersep –y ≤ 5,0% Pengotor 5 LOQ – 2% r≥ 0,98

4. Spesifisitas

Spesifisitas suatu metode adalah kemampuannya yang hanya mengukur zat

tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya komponen lain yang mungkin

ada dalam matriks sampel. Selektivitas metode ditentukan dengan membandingkan

hasil analisis sampel yang mengandung cemaran, hasil urai, senyawa sejenis,

senyawa asing lainnya atau pembawa plasebo dengan hasil analisis sampel tanpa

penambahan bahan-bahan tadi. Penyimpangan hasil merupakan selisih dari hasil uji

keduanya (Harmita, 2004).

H. Landasan Teori

Kunyit merupakan jenis temu-temuan yang mengandung senyawa kimia,

yaitu minyak atsiri (mengandung senyawa-senyawa kimia seskuiterpen alkohol,

turmeron dan zingiberen) dan kurkuminoid (mengandung senyawa kurkumin dan

turunannya berwarna kuning yang meliputi desmetoksikurkumin dan

bisdesmetoksikurkumin)

Page 36: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

18

Kurkumin merupakan senyawa polifenol berwarna kuning yang diperoleh

dari ekstrak rimpang kunyit (Curcuma longa), memiliki efek farmakologi sebagai

antioksidan, anti inflamasi, anti mikrobial, anti HIV, dan antikanker. Selain itu,

kurkumin juga banyak digunakan untuk penemuan obat baru.

Namun permasalahannya adalah kurkumin memiliki kelarutan yang rendah

pada air karena nilai log P yang kecil, yaitu 2,56. Oleh karena itu, menyebabkan nilai

bioavaibilitas kurkumin menjadi rendah. Salah satu cara untuk meningkatkan

kelarutan kurkumin adalah dengan mengubahnya menjadi dispersi padat.

Dispersi padat amorphous dapat meningkatkan laju disolusi dari obat yang

memiliki kelarutan yang rendah. Secara umum dispersi padat terdiri dari pembawa

hidrofilik dimana obat terdispersi secara molekular atau dalam ukuran partikel yang

kecil. Selain itu ketika pembawa terdispersi secara molekular, bentuk kristal dalam

larutan menjadi bentuk amorphous sehingga dapat meningkatkan kelarutannya

Dispersi padat dari kurkumin dibuat dengan metode Spray drying, yang dimana

menggunakan zat pembawa yaitu, PVP K-25 untuk meningkatkan laju disolusi dari

kurkumin.

I. Hipotesis

Proporsi drug load dispersi padat spray dried isolat ekstrak rimpang kunyit

(Curcuma domestica C-95)-PVP K-25 dapat meningkatkan disolusi kurkumin

Page 37: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimental dengan melakukan

percobaan dan tidak adanya manipulasi data yang diperoleh. Peneliti menambahkan

zat pembawa saat pembuatan dispersi padat untuk meningkatkan kecepatan disolusi

dari kurkumin.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas pada penelitian ini adalah proporsi drug load

2. Variabel tergantung pada penelitian ini adalah persen kurkumin terdisolusi.

3. Variabel pengacau

a. Variabel pengacau terkendali pada penelitian ini adalah cara penyimpanan

kurkumin (intensitas cahaya, dan suhu).

b. Variabel pengacau tak terkendali pada penelitian ini adalah suhu ruangan.

C. Definisi Operasional

1. Kurkumin (1,7-bis-(4-hydroxy-3-methoxyphenyl)-1,6-heptadiene-3,5-dione)

adalah senyawa turunan fenolik dari hasil isolasi rimpang tanaman kunyit

(Curcuma domestica Rhizome).

Page 38: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

20

2. Polyninylpyrrolidone (PVP) merupakan serbuk berwarna putih kekuningan yang

bersifat higroskopis, memiliki bau khas samar, larut dalam air dan pelarut organik

lainnya, bebas larut dalam etanol dan dalam metanol, sedikit larut dalam aseton

3. Dispersi padat merupakan salah satu metode untuk meningkatkan kelarutan dan

bioavaibilitas dari obat yang memiliki kelarutan yang rendah dalam air. Dispersi

padat bisa dibuat dengan banyak cara salah satunya spray drying, yaitu salah satu

bentuk pengeringan yang tersedia untuk mengubah cairan, bubur atau pasta

viskositas rendah ke (bubuk bebas mengalir) padat kering.

.

4. Disolusi didefinisikan sebagai proses dimana suatu zat padat masuk ke dalam

pelarut menghasilkan suatu larutan, bila dispersi padat kontak dengan air maka

pembawa akan terlarut, dan obat dilepaskan dengan ukuran yang lebih kecil

(partikel koloidal), sehingga laju disolusi dan bioavailabilitasnya juga mengalami

peningkatan.

5. Spektrofotometer visibel merupakan instrument yang digunakan untuk mengukur

disolusi kurkumin.

D. Bahan – bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kurkumin standar

(pemberian eksklusif dari prof. Dr. Sudibyo Martono, M.S.,Apt.) , serbuk ekstrak

rimpang kunyit (dari PT Phytochemindo Reksa) , PVP K-25 (PT Brataco), etanol

70% (PT Brataco) sebagai pelarut kurkumin, aquades sebagai pelarut PVP K-25,

Page 39: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

21

methanol p.a (E. Merck), cangkang kapsul keras ukuran 00 (PT Brataco), Natrium

klorida P, asam klorida (HCl) pekat.

E. Alat – alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Alat- alat gelas (Pyrex-

Germany), timbangan analitik (OHAUS Carat Series), spray dryer (LabPlant-

London), spektrofotometer UV-Vis (Perkin Elmer), alat uji disolusi (Sotax), stirer

magnetic (Labinco BV-Netherlands), ph indikator universal (Merck), dan desikator

F. Tata Cara Penelitian

1. Pembuatan dispersi padat

Untuk dispersi padat, kurkumin dilarutkan dengan etanol. PVP dilarutkan dengan

aquades. Larutan kurkumin dicampur dengan larutan PVP K-25 dengan proporsi

drug load yaitu 2 %, 1 %, dan 0,6 % . Pelarut dihilangkan dengan teknik I

dengan operating parameter sebagai berikut: suhu inlet, 110o C; suhu outlet ±70 o

Tabel VI. Proporsi drug load

C; feed rate 4 ml/ min.

PVP K-25 (mg)

Kurkumin ( mg) Drug load

2000 mg 40 mg 1,96 % ≈ 2%

4000 mg 40 mg 0,99 % ≈ 1%

6000 mg 40 mg 0,66 %

Page 40: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

22

2. Pembuatan serbuk campuran fisik

Campuran fisik disiapkan dengan mencampur secara manual x mg kurkumin dan

PVP K-25 dengan proporsi drug load 2 %, 1%, dan 0,6 % . Homogenkan

dengan mengaduk di atas mortar kemudiaan diayak.

3. Uji disolusi

Uji disolusi dilakukan terhadap dispersi padat, dan campuran fisik dengan

menggunakan alat uji disolusi. Medium disolusi terdiri dari 900 ml cairan

lambung buatan tanpa pepsin. Pembuatan medium disolusi mengacu pada

Farmakope IV. Kecepatan paddle diatur 50±0,1 rpm dan temperatur pengujian

37 ±0,5°C. Jumlah tiap sampel setara dengan 40 mg kurkumin. Setiap 5, 10, 15,

20, 30, 45 dan 60 menit, cuplikan sebanyak 5 ml diambil dan disaring, medium

disolusi diganti dengan 5 ml medium disolusi yang baru setelah pengambilan

cuplikan. Cuplikan diukur kadar kurkuminnya dengan Spektrofotometer visible

pada λ 421,6 nm untuk cairan lambung buatan tanpa pepsin. Konsentrasi

kurkumin dihitung dan dinyatakan sebagai persentase kurkumin terlarut dari

jumlah rata-rata tiga kali replikasi pengukuran.

4. Validasi metode

a. Pembuatan larutan stok kurkumin

Sebanyak 10,0 mg serbuk kurkumin ditimbang seksama, masukkan ke dalam

labu ukur 25,0 ml. Encerkan dengan metanol p.a hingga tanda.

Page 41: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

23

b. Pembuatan larutan intermediet

Larutan stok kurkumin dipipet sebanyak 1,0 ml, masukkan ke dalam labu

ukur 10,0 ml. Encerkan dengan metanol p.a hingga tanda. Larutan

intermediet dibuat sebanyak 3 kali.

c. Penentuan panjang gelombang maksimum

Mengambil 0,4; 0,8; dan 1,2 ml dari larutan intermediet ke dalam labu 10

ml. Encerkan dengan methanol hingga tanda. Pengukuran λ maks dilakukan

pada λ 300 – 600 nm sebanyak tiga kali. Melakukan hal yang sama pada

intermediate II dan intermediet III.panjang gelombang maksimum dilihat dari

profil kurvanya dan dilihat yang memberikan serapan maksimum.

d. Pembuatan kurva baku

Larutan intermediet diambil sebanyak 0,4 ml; 0,6 ml; 0,8 ml; 1,0 ml dan 1,2

ml, masukkan ke dalam labu ukur 10,0 ml. Encerkan dengan metanol p.a

hingga tanda. Larutan tersebut diukur serapannya pada panjang gelombang

maksimum. Replikasi sebanyak tiga kali. Data yang diperoleh dihitung

meggunakan regresi linier sehingga didapat persamaan kurva baku kurkumin.

e. Penetapan parameter akurasi (recovery)

Larutan intermediet diambil sebanyak 0,4 ml; 0,6 ml; 0,8 ml; 1,0 ml dan 1,2

ml, dimasukkan ke dalam labu ukur 10,0 ml. Diencerkan dengan metanol p.a

hingga tanda. Larutan intermediet diukur serapannya pada panjang

gelombang maksimum. Replikasi dilakukan sebanyak tiga kali. Menghitung

% recovery dengan rumus :

Page 42: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

24

% recovery = kadar terukurkadar terhitung

x 100%

f. Penetapan parameter presisi (koefisien variasi)

Larutan intermediet diambil sebanyak 0,4 ml dan 1,2 ml, masukkan ke dalam

labu ukur 10,0 ml. Encerkan dengan metanol p.a hingga tanda. Larutan

intermediet diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum. Replikasi

dilakukan sebanyak 3 kali. Serapan yang diperoleh dimasukkan ke dalam

persamaan kurva baku untuk mengetahui kadar terukur, kemudian hitung

standar deviasi, dengan rumus:

CV = SDx�

x 100%

Keterangan :

SD = standar deviasi

x� = kadar rata-rata

CV = koefisien variasi

g. Penetapan parameter linieritas

Larutan intermediet diambil sebanyak 0,4 ml; 0,6 ml; 0,8 ml; 1,0 ml dan 1,2

ml, masukkan ke dalam labu ukur 10,0 ml. Encerkan dengan metanol p.a

hingga tanda. Larutan intermediet diukur serapannya pada panjang gelombang

maksimum. Replikasi dilakukan sebanyak tiga kali. Hitung nilai linieritas

serapan dan konsentrasi baku kurkumin dengan menggunakan regresi linier.

Page 43: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

25

G. Analisis Hasil

1. Analisis validasi metode

Validasi metode yang digunakan berdasarkan parameter berikut:

a. Akurasi

Akurasi metode analisis biasa disebut juga sebagai recovery dan dihitung

dengan rumus :

% recovery = kadar terukurkadar terhitung

x 100%

Metode digunakan untuk menganalisis bahan obat dengan kadar kurang dari

0,1%, maka rentang recovery yang digunakan yaitu 80-120%.

b. Presisi

Presisi dinyatakan dengan koefisien variasi, dengan rumus:

CV = 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑥𝑥̅

x 100%

Metode ini dikatakan baik bila nilai CV yang diperoleh < 2% makin kecil

nilai CV, presisi metode yang digunakan makin baik.

c. Linieritas

Parameter linieritas dilihat dari nilai koefisien korelasi (r) hasil pengukuran

larutan seri baku kurkumin. Metode dikatakan memiliki linieritas yang baik

bila r > 0,99.

Page 44: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

26

2. Analisis statistik penetapan kadar kurkumin terlarut

Data uji disolusi kurkumin dibuat dalam bentuk kurva hubungan antara

jumlah persentase kurkumin terdisolusi terhadap waktu. Kemudian dilakukan

perhitungan statistik korelasi proporsi drug load terhadap waktu 60 menit

menggunakan korelasi Spearman dan regresi linier dengan taraf kepercayaan 95%.

Page 45: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

27

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pembuatan Dispersi Padat Kurkumin

Pembuatan dispersi padat bertujuan untuk meningkatkan disolusi obat yang

mempunyai kelarutan rendah. Dispersi padat kurkumin dibuat untuk meningkatkan

kelarutan kurkumin karena kurkumin memiliki kelarutan yang rendah. Dispersi

dibuat dengan mencampur 350,8772 mg isolat ekstrak rimpang kunyit (Curcuma

domestica C-95) yang dilarutkan dalam 125 ml etanol 70% dengan pembawa, yaitu

PVP K-25 sebanyak 2000, 4000, 6000 mg yang dilarutkan dalam 100 ml aquadest

dengan proporsi drug load seperti pada tabel VII. Campuran keduanya

dihomogenkan menggunakan magnetic stirrer.

Tabel VII. Formula pembuatan dispersi padat

PVP K-25 (mg)

Kurkumin ( mg) Drugload (%)

2000 40 1,96 ≈ 2

4000 40 0,99 ≈ 1

6000 40 0,66

Isolat ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica C-95) yang digunakan

dalam penelitian didapat dari PT. Phytochemindo Reksa dengan komponen 97,20%

merupakan kurkuminoid yang tertera pada Certificate of Analysis dan dalam

kurkuminoid terkandung 60% berupa kurkumin (Parinussa dan Timotius 2010).

Page 46: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

28

Pembawa yang digunakan dalam pembuatan dispersi padat ini menggunakan PVP K-

25 dengan karakteristik, yaitu serbuk putih kekuningan dan bersifat higroskopik. PVP

K-25 merupakan polimer hidrofilik yang sering digunakan sebagai pembawa dalam

dispersi padat karena PVP K-25 dapat meningkatkan kelarutan dan disolusi dari obat

yang kelarutannya rendah dalam air. Selain itu, PVP K-25 dapat berinteraksi dengan

banyak senyawa lipofilik. Dalam dispersi padat, PVP K-25 menunjukkan interaksi

seperti ikatan hidrogen molekular antara kurkumin dengan PVP K-25. Interaksi ini

menyebabkan perubahan struktur kristal kurkumin menjadi bentuk amorphous

(Kaewnopparat, dkk, 2009).

Formula dibuat dengan tiga proporsi drug load, yakni 2, 1, dan 0,66%.

Menurut Srinarong (2009) dengan menurunnya proporsi drug load maka akan terjadi

peningkatan disolusi.

Dispersi padat isolat ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica C-95)-

PVP K25 dibuat dengan alat spray dryer LabPlant dengan parameter, yaitu suhu inlet

110 o C, suhu exhaust 60oC - 70oC, pump speed 4 ml/menit, nozzle 1 mm. Cara kerja

dari alat Spray Dryer adalah dengan adanya uap panas akan mengubah cairan

campuran antara isolat ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica C-95) dengan

PVP K-25 menjadi serbuk kering. Serbuk dispersi padat yang diperoleh berupa

serbuk dengan ukuran kecil, berwarna kekuningan, dan higroskopis. Serbuk

kemudian dibungkus dengan aluminium foil dan disimpan selama 24 jam dalam

desikator, kemudian dimasukkan ke dalam kapsul No.00 dan disimpan lagi selama 24

Page 47: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

29

jam dalam desikator sebelum diuji disolusi. Serbuk dispersi padat yang dihasilkan

kemudian dimasukkan ke dalam kapsul no 00 sesuai dengan perhitungan.

B. Pembuatan Campuran Fisik

Campuran fisik dibuat dengan mencampur homogen secara manual dalam

mortir antara isolat ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica C-95) dengan PVP

K-25 dari hasil perhitungan hasil dispersi padat yang dimasukkan ke dalam kapsul

dibandingkan dengan jumlah dispersi padat yang dihasilkan, sehingga diperoleh

jumlah pembawa dan serbuk kunyit untuk campuran fisik. Campuran fisik diberi

perlakuan yang sama seperti dispersi padat yaitu dibungkus dibungkus dengan

aluminium foil dan disimpan selama 24 jam dalam desikator, kemudian dimasukkan

ke dalam kapsul No.00 dan disimpan lagi selama 24 jam dalam desikator sebelum

diuji disolusi. Hasil disolusi dari campuran fisik akan dibandingkan dengan dispersi

padat.

C. Penetapan Panjang Gelombang Maksimum Kurkumin

Penetapan panjang gelombang maksimum bertujuan untuk mendapatkan

panjang gelombang serapan maksimum dari kurkumin, sehingga dapat menunjukkan

sensitifitas yang baik serta untuk mendapatkan hasil pengukuran yang baik saat

dilakukan pengukuran ulang menggunakan panjang gelombang maksimum tersebut.

Penetapan panjang gelombang maksimum dilakukan dengan membuat

larutan seri baku kurkumin yaitu 1,584.10-3 mg/ml, 3,168.10-3 mg/ml, dan 4,752.10-3

Page 48: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

30

Tabel VIII. Penentuan panjang gelombang maksimum

mg/ml sebanyak tiga kali. Tiap larutan intermediet diukur menggunakan

spektrofotometer Vis dan dilihat pada panjang gelombang berapa absorbansi

maksimum paling banyak diberikan, yang dijadikan sebagai panjang gelombang

maksimum dari kurkumin dan digunakan untuk pengukuran berikutnya.

Pengukuran Konsentrasi Panjang gelombang ( nm)

Intermediet I Rendah (1,584.10-3 mg/ml) 421,6 nm Tengah (3,168.10-3 421,6 nm mg/ml) Tinggi (4,752.10-3 mg/ml) 421,6 nm

Intermediat II Rendah (1,584.10-3 421,6 nm mg/ml) Tengah (3,168.10-3 mg/ml) 421,6 nm Tinggi (4,752.10-3 421,6 nm mg/ml)

Intermediet III Rendah (1,584.10-3 mg/ml) 421,0 nm Tengah (3,168.10-3 421,6 nm mg/ml) Tinggi (4,752.10-3 mg/ml) 421,6 nm

Penentuan panjang gelombang maksimum dipilih dari nilai yang paling

sering muncul dari hasil pengukuran. Dari tabel diatas hasil pengukuran didapat

panjang gelombang maksimum kurkumin, yaitu 421,6 nm karena dari hasil

pengukuran panjang gelombang yang paling sering muncul adalah 421,6 nm.

Menurut Kaewnopparat (2009) teori panjang gelombang kurkumin adalah

421,0, nm yang diukur menggunakan spektrofotometer. Dari hasil pengukuran terjadi

pergeseran panjang gelombang untuk kurkumin sebesar 0,6 nm, hasil ini dikatakan

memenuhi syarat karena pergeseran panjang gelombang yang diijinkan adalah

sebesar 2 nm (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995).

Page 49: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

31

D. Pembuatan Kurva Baku Kurkumin

Pembuatan kurva baku bertujuan untuk memperoleh persamaan regresi linier

yang akan digunakan untuk menghitung kadar kurkumin dalam serbuk dispersi padat.

Pembuatan kurva baku dibuat dari lima konsentrasi, yaitu 1,584.10-3 mg/ml, 2,376.10-3

mg/ml, 3,168.10-3 mg/ml, 3,960.10-3 mg/ml, dan 4,752.10-3

Menurut Rohman (2009) linieritas suatu metode merupakan ukuran

seberapa baik kurva kalibrasi yang menghubungkan antara respon (y) dengan

konsentrasi (x). Linieritas suatu kurva baku menunjukan bahwa kenaikan respon

sebanding dengan kenaikan konsentrasi baku yang digunakan.

mg/ml yang kemudian

diukur dengan spektrofotometer VIS pada λ 421,6 nm. Dilakukan tiga kali replikasi

dari seri kurva baku untuk mendapatkan nilai (r) yang baik yaitu lebih besar dari 0,99.

Tabel IX. Konsentrasi Kurva Baku vs Absorbansi

I II III Konsentrasi

(mg/ml) Absorbansi Konsentrasi

(mg/ml) Absorbansi Konsentrasi

(mg/ml) Absorbansi

1,584. 10-3 0,236 mg/ml

1,584. 10-3 0,205 mg/ml

1,584. 10-3 0,207 mg/ml

2,376. 10-3 0,329 mg/ml

2,376. 10-3 0,382 mg/ml

2,376. 10-3 0,333 mg/ml

3,168. 10-3 0,461 mg/ml

3,168. 10-3 0,425 mg/ml

3,168. 10-3 0,427 mg/ml

3,960. 10-3 0,598 mg/ml

3,960. 10-3 0,589 mg/ml

3,960. 10-3 0,560 mg/ml

4,752. 10-3 0,705 mg/ml

4,752. 10-3 0,685 mg/ml

4,752. 10-3 0,697 mg/ml

A = - 0,017 B = 152,3990 r= 0,9981 y= Bx + a = 152,3990 x – 0,017

A = - 9,6 .10B = 147,3485

-3

r = 0,9878 y= Bx + a = 147,3485 x – 9,6.10

A = - 0,04

-3

B = 152,3990 r = 0,9966 y = Bx + a = 152,3990 x – 0,04

Page 50: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

32

Dari persamaan kurva baku di atas hanya persamaan I dan III yang

memenuhi kriteria linieritas yang baik. Dari kedua persamaan kurva baku yang

diperoleh dipilih persamaan kurva baku yang paling linier. Menurut Rohman (2009)

untuk uji disolusi kriteria linieritas dengan harga r ≥ 0,99. Persamaan kurva baku

yang dipilih adalah persamaan kurva baku replikasi I, yaitu y = 152,3990 x – 0,017

karena mempunyai nilai r yang paling baik yaitu dengan nilai r = 0,9981. Pemilihan

ini karena nilai r dari replikasi I lebih baik diantara yang lain.

Gambar 7. Grafik kurva baku

E. Validasi metode

Validasi metode merupakan ukuran kesasihan suatu metode yang

digunakan. Validasi yang diuji meliputi linearitas, akurasi dan presisi. Akurasi

menggambarkan apakah suatu metode mengahasilkan nilai pengukuran yang sama

atau mendekati nilai sebenarnya, sedangkan presisi menunjukkan apakah metode

y = 152,3990x -0,017

00,10,20,30,40,50,60,70,80,9

0 5 10 15

Grafik Kurva Baku

Linear (Absorbansi)

Page 51: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

33

yang digunakan memiliki ketelitian sehingga pada pengulangan pengukuran akan

memghasilkan nilai yang sama. Recovery merupakan parameter untuk akurasi suatu

metode analisis. Berdasarkan perhitungan recovery diperoleh nilai recovery pada

level rendah, tengah maaupun tinggi.

1. Akurasi

Akurasi dibuat dengan mengukur larutan seri baku 1,584.10-3, 3,168.10-3, dan

4,752.10-3

% recovery = kadar terukurkadar terhitung

x 100%

mg/ml sebanyak 3 kali. Kemudian kadarnya dihitung dengan

memasukkan nilai absorbansi ke dalam persamaan kurva baku. Dan masing-

masing seri kurva baku dihitung recovery-nya dengan rumus :

Tabel X. Data perhitungan recovery

Level Kadar terukur

( mg/ ml) Kadar teoritis

( mg/ ml) Recovery

(%) Hasil

Rendah

0,0017 0,0016 104,81 x=96,52% SD=0,000114 CV=7,45 %

0,0015 0,0016 91,96 0,0015 0,0016 92,79

Tengah

0,0031 0,0032 99,01 x=93,48% SD= 0,000154

CV=5,19 0,0029 0,0032 91,55 0,0028 0,0032 89,89

Tinggi

0,0047 0,0048 99,70 x=98,41% SD=6,61. 10-

CV= 1,41 3 0,0046 0,0048 96,93

0,0047 0,0048 98,59

Hasil dari perhitungan recovery untuk larutan seri baku 1,584. 10-3 mg/ml,

yaitu 96,52%; untuk seri 3,168. 10-3 mg/ml, yaitu 93,48% ; dan untuk seri 4,752. 10-3

Page 52: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

34

mg/ml,

Tabel XI. Nilai recovery (Anonim, 2004)

yaitu 98,41%. Menurut Guideline (2004) persamaan recovery suatu metode

analisis adalah 80 – 120% untuk kadar analit 0,1-1%.

% Active/ impurity content

Acceptable mean recovery

≥ 10 98-102% ≥ 1 90-110%

0,1-1 80-120% < 0.1 75-125%

Karena sampel yang digunakan adalah sampel dengan kadar kecil yaitu 0,1-

1% sehingga batas recovery yang diberikan juga lebih lebar yaitu 80-120%.

Recovery dari ketiga seri baku baik karena masuk dalam rentang recovery yang

diberikan, sehingga bisa dikatakan untuk metode ini memenuhi kriteria validasi

metode bagian akurasi.

2. Presisi

Presisi dihitung dari recovery, presisi yang baik bila nilai CV < 2%.

Menurut Guideline (2004) CV juga bergantung dari kadar analit sampelnya. Pada

pengukuran ini, kadar analit sampel, yaitu >0,1% atau dalam rentang 0,1-1,0%,

maka untuk nilai CV yang diacu adalah <10%.

Tabel XII. Nilai presisi (Anonim, 2004)

Component measured in sample

Precision

>10.0% ≤ 2% 1.0 up to 10.0% ≤ 5% 0.1 up to 1.0% ≤ 10%

< 0.1% ≤ 20%

Page 53: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

35

Dari ketiga baku nilai CV yang diperoleh larutan seri baku 1,584. 10-3

mg/ml yaitu 7,44%; untuk seri 3,168. 10-3 mg/ml yaitu 5,19% ; dan untuk seri

4,752. 10-3 mg/ml

3. Linearitas

yaitu 1,42%. Ketiga baku masih memenuhi kriteria presisi,

yaitu ≤ 10%, sehingga dapat dikatakan memenuhi validasi bagian presisi.

Linearitas dilakukan dengan mengukur lima larutan seri baku kurkumin

konsentrasi yaitu 1,584. 10-3, 2,376. 10-3 , 3,168. 10-3 , 3,960. 10-3 , dan 4,752. 10-3

Dari kurva baku diperoleh persamaan kurva baku y= 152,3990 x – 0,017,

dengan nilai A = -0,017 ; B = 152,39 dan r = 0,9981. Menurut Rohman (2009)

untuk uji disolusi r > 0,99. Sehingga linearitas dari metode ini dikatakan baik.

mg/ml sebanyak 3 kali. Kemudian dibuat persamaaan kurva baku dengan

memasukkan nilai absorbansi vs kadar seri baku, di hitung nilai r. Lalu dipilih

nilai r yang paling baik yang digunakan untuk kurva baku.

4. LOD

LOD merupakan Limit of Detection, dimana ini merupakan kadar terkecil

yang dapat diukur dalam pengukuran kadar. Bila kadar yang akan di ukur berada

di bawah LOD, kadar tersebut tidak dapat terdeteksi. LOD diukur menggunakan

rumus 3 𝑥𝑥 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑏𝑏

Page 54: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

36

Tabel XIII. Kurva baku

A = - 0,017

B = 152,3990

r = 0,9981

y = Bx + a

= 152,3990 x - 0,017

SD = 1,2522. 10-

LOD = 3 𝑥𝑥 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑏𝑏

3

= 3 𝑥𝑥 0,0016152 ,3990

= 2,4649. 10-5

mg/ml

Dari perhitungan LOD di atas, diketahui bahwa LOD sebesar 2,4649. 10-5

mg/ml.

Jadi, untuk pembuatan dispersi padat dan campuran fisik yang dilakukan, jumlah

kurkumin yang terkandung di dalamnya sudah berada di atas LOD.

F. Uji Disolusi

Uji disolusi dilakukan untuk mengetahui profil disolusi kurkumin antara

dispersi padat dengan campuran fisik. Uji disolusi dilakukan menurut metode

rotating paddle method. Uji disolusi bertujuan untuk melihat pelepasan obat dalam

Konsentrasi ( mg/ml) Absorbansi 1,584. 10-3 mg/ml 0,236 A 2,376. 10-3 0,329 A mg/ml 3,168. 10-3 mg/ml 0,461 A 3,960. 10-3 0,598 A mg/ml

4,752. 10-3 mg/ml 0,705 A

Page 55: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

37

tiap menit. Uji disolusi serbuk dispersi padat dan serbuk campuran fisik

menggunakan metode rotating paddle method. Dispersi padat maupun campuran fisik

dimasukkan ke dalam kapsul ukuran 00 dan dilakukan uji pada medium cairan

lambung buatan tanpa pepsin. Menurut Farmakope IV cairan lambung buatan tanpa

pepsin dibuat dengan mencampur 2 g NaCl P dengan 7 mL HCl p.a kemudian di

tambah aquadest hingga 1000 mL. Medium disolusi yang digunakan sebanyak 900

mL dituang ke alat disolusi. Uji disolusi menggunakan metode rotating paddle

method karena diatur pada suhu ±37 o

C dan dengan kecepatan 50 rpm. Pengujian

dilakukan selama 3 jam dengan pengambilan cuplikan dilakukan pada menit ke 5, 10,

20, 30, 45, 60, 90, 120, 150, dan 180 menit untuk setiap sampel. Cuplikan kemudian

diukur kadarnya dengan Spektrofotometer Vis pada λ 421,6 nm dan dihitung persen

kurkumin yang terdisolusi.

G. Pengukuran Kadar Kurkumin

Pengukuran kadar kurkumin dilakukan dengan menggunakan

Spektrofotometer Visibel. Kadar kurkumin yang terukur kemudian dihitung persen

kurkumin terdisolusi. Dilakukan pengukuran terhadap dispersi padat dan campuran

fisik pada proporsi drug load 2, 1, dan 0,66% dan dilakukan replikasi tiga kali.

Dilakukan perbandingan persen kurkumin terdisolusi antara dispersi padat dengan

campuran fisik berdasarkan kurva antara persen kurkumin terdisolusi dengan waktu.

Page 56: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

38

Data dari pengujian ditampilkan dalam grafik adalah sebagai berikut.

Gambar 8. Grafik Drug Load 0,66%

Untuk proporsi drug load 0,66% dari grafik terlihat adanya perbedaan

persen kurkumin terdisolusi antara dispersi padat dengan campuran fisik yang

signifikan. Hal ini terlihat dari tidak adanya nilai SD yang berhimpit baik dari 5 menit

hingga 180 menit. Menurut Srinarong (2009) dispersi padat akan memberikan

disolusi yang lebih besar karena dengan dispersi padat mengubah bentuk dari

kristalin menjadi amorphous yang menyebabkan peningkatan laju disolusi.

Dilakukan juga uji statistik antara disolusi dispersi padat dengan campuran

fisik. Uji statistik menggunakan Mann-Whitney karena data berdistribusi tidak

normal, dilihat dari nilai p <0,05. Uji normalitas dilakukan menggunakan Saphiro-

Wilk karena sampel yang diuji jumlahnya kurang dari 50. Dari uji T tidak

berpasangan dan uji diperoleh nilai signifikansi <0,05 maka dapat dikatakan ada

010203040506070

0 50 100 150 200

Pers

en K

urku

min

Ter

diso

lusi

Waktu ( menit)

Grafik Drug Load 0,66%

Dipersi padat

Campuran fisik

Page 57: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

39

perbedaan yang bermakna antara disolusi dispersi padat dengan campuran fisik.

Gambar 9. Grafik Drug Load 1%

Untuk proporsi drug load 1% dari grafik terlihat adanya perbedaan persen

kurkumin terdisolusi antara dispersi padat dengan campuran fisik yang signifikan.

Hal ini terlihat dari tidak adanya nilai SD yang berhimpit, baik dari 5 menit hingga

180 menit.

Perbedaan disolusi dispersi padat dengan campuran fisik juga dilakukan

dengan statistik untuk melihat perbedaan disolusi dari keduanya . Uji statistik

menggunakan uji Mann-Whitney karena data berdistribusi tidak normal. Uji

normalitas dilakukan menggunakan Saphiro-Wilk. Dari uji Mann-Whitney diperoleh

nilai signifikansi <0,05 maka dapat dikatakan terdapat perbedaan yang bermakna

antara disolusi dispersi padat dengan campuran fisik.

0102030405060

0 50 100 150 200

Pers

en K

urku

min

Ter

diso

lusi

Waktu ( menit)

Grafik Drug Load 1 %

Dispers iPadat

Campuran Fisik

Page 58: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

40

Gambar 10. Grafik Drug Load 2%

Dari grafik diatas juga terlihat adanya perbedaan persen kurkumin

terdisolusi antara dispersi padat dengan campuran fisik pada drug load 2%. Dari

grafik terlihat bahwa dengan dispersi padat dapat meningkatkan persen terdisolusi

yang signifikan dibanding dengan campuran fisik. Hal ini terlihat dari tidak adanya

nilai SD yang berhimpit.

Dilakukan juga uji statistik antara disolusi dispersi padat dengan campuran

fisik. Uji statistik menggunakan uji T tidak berpasangan karena data berdistribusi

normal dilihat dari nilai p>0,05. Uji normalitas dilakukan menggunakan Saphiro-

Wilk. Dari hasil uji T tidak berpasangan diperoleh nilai signifikansi >0,05 maka

dapat dikatakan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara disolusi dispersi

padat dengan campuran fisik pada menit awal disolusi dikarenakan belum semua

kurkumin terdisolusi sempurna pada drug load 2 % di menit awal sehingga antara

dispersi padat maupun campuran fisik memberikan disolusi yang tidak bermakna.

0102030405060

0 50 100 150 200

Pers

en K

iurk

umin

Ter

diso

lusi

Waktu (menit)

Grafik Drug Load 2 %

Dispersi Padat

Campuran Fisik

Page 59: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

41

Gambar 11. Grafik Drug Load 0,66%, 1%, dan 2%

Menurut Srinarong (2009) dengan menurunnya proporsi drug load maka

persen disolusi akan meningkat . Hal ini sesuai dengan teori karena dari grafik dapat

dilihat dengan menurunnya proporsi drug load maka persen kurkumin terdisolusi

semakin besar. Untuk proporsi drug load 0,66% tidak menunjukkan persen kurkumin

terdisolusi meningkat secara signifikan dibandingkan dengan drug load 1% karena

kurva berhimpit satu sama lain.

Dilakukan pula uji statistik untuk melihat korelasi antara proporsi drug

load dengan persen kurkumin terdisolusi pada menit tertentu. Waktu yang dipilih

adalah 60 menit untuk melihat ada tidaknya korelasi antara proporsi drug load

dengan persen kurkumin terdisolusi pada waktu 60 menit.

Uji korelasi yang dilakukan menggunakan uji korelasi Spearman karena

distribusi data tidak normal. Menurut Dahlan (2009), data dikatakan berdistribusi

05

1015202530354045505560

0 50 100 150 200

Pers

en K

urku

min

Ter

diso

lusi

Waktu (menit)

Grafik Dispersi Padat 0,66 , 1, 2%

Page 60: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

42

normal jika nilai p > 0,05 dan sebaliknya jika p < 0.05 maka data dikatakan

berdistribusi tidak normal. Uji normalitas data menggunakan Shapiro-Wilk karena

sampel yang diuji kurang dari 50.

Tabel XIV. Korelasi Spearman 60 menit

Correlations

proporsidrugloa

d persendisolusi

Spearman's rho proporsidrugload Correlation Coefficient 1,000 -,422

Sig. (2-tailed) . ,258

N 9 9

persendisolusi Correlation Coefficient -,422 1,000

Sig. (2-tailed) ,258 .

N 9 9

Berdasar data di atas terdapat korelasi tidak bermakna antara proporsi drug

load dengan disolusi kurkumin, yang dapat dilihat dari nilai p 0,258. Hal ini terjadi

karena PVP merupakan contoh polisakarida dengan tingkat kelarutan yang tinggi

sehingga dispersi padat yang dihasilkan pun memiliki kelarutan yang tinggi.

Sehingga saat menit ke-60 baik proporsi 0,66%, 1% maupun 2% sudah sebagian

besar terdisolusi.

Nilai koefisien korelasi yang diperoleh adalah -0,422. Nilai negatif

menunjukkan bahwa korelasi antara proporsi drug load dengan persen kurkumin

terdisolusi adalah berbanding terbalik, dimana dengan meningkatnya proporsi drug

load maka akan menurunkan persen kurkumin terdisolusi.

Page 61: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

43

Tabel XV. Data ANOVA

Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,598a ,358 ,266 6,90730 1,468

a. Predictors: (Constant), proporsidrugload

b. Dependent Variable: persendisolusi

ANOVA

Model

b

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 186,033 1 186,033 3,899 ,089a

Residual 333,975 7 47,711 Total 520,009 8

a. Predictors: (Constant), proporsidrugload

b. Dependent Variable: persendisolusi

Page 62: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

44

Gambar 12. Regresi linier

Dari regresi linear didapat persamaan yaitu y=-7,721x + 56,89. Persamaan

tersebut memiliki nilai signifikansi pada ANOVA diperoleh nilai 0,089 yang berarti >

0,05 yang menandakan persamaan tersebut tidak layak digunakan untuk meramalkan

pengaruh drug load terhadap disolusi kurkumin. Selain itu nilai adjusted R Square

yang diperoleh 0,266 menunjukan bahwa proporsi drug load mempengaruhi disolusi

sebesar 26,6% dan sisanya 73,4% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti.

y = -7,721x + 56,89R² = 0,357

0

50

100

150

200

0 0,5 1 1,5 2 2,5

pers

en k

urku

min

terd

isol

usi

Proporsi drug load

Grafik drug load VS Persen disolusi

Page 63: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

45

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dispersi padat dapat meningkatkan disolusi kurkumin secara signifikan

dibandingkan dengan campuran fisik bila dibandingkan pada proporsi drug load

yang sama, namun tidak terdapat korelasi yang bermakna antara proporsi drug

load dengan disolusi kurkumin.

B. Saran

1. Pembuatan dispersi padat isolat ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica C-

95)-PVP K-25 dengan proporsi drug load tidak dapat meningkatan disolusi

kurkumin, sehingga sebagai saran dapat digunakan PVP jenis yang lain.

2. Dapat dilakukan pula pembuatan dispersi padat isolate ekstrak rimpang kunyit

(Curcuma domestica C-95)-PVP K-25 dengan perbandingan ratio.

Page 64: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

46

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Kurkumin. newworldencyclopedia.org

, diakses tanggal 16 Maret 2010.

Anonim. 2010, Penerapan Nanotechnology Dalam Bidang Formulasi Sediaan Obat, www.nadjeeb.wordpress.com, diakses tanggal 16 Maret 2010.

Anonim , 2010, UV-Vis Absorption Spectroscopy , http://teaching.shu.ac.uk

/hwb/chemistry/tutorials/molspec/uvvisab3.htm

, diakses tanggal 21 November 2010.

Banakar, U. V., 1992, Pharmaceutical Dissolution Testing, Marcel Dekker Inc., New York, United States of America, pp. 15-17, 53.

Chan, C.C., Lam, N., Lee, Y.C., Zhang, X., 2004, Analytical Method Validation and Instrument Performance Verification, John Wiley & Sons, Inc., USA,16.

Chiou W.L., Riegelman S, 1971, Pharmaceutical Applications of Solid Dispersion

System. J. of Pharm. Sci 60(9), 1281-1302. Dahlan, M. S., 2009, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Salemba Medika, 60-

66, 163-170. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995, Farmakope Indonesia,

jilid III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Folttmann dan Quadir, 2008, Polyvinylpirrolidone(PVP)-One of the Most Widely Used

Excipient in Pharmaceutical: An Overview, Drug Delivery Technology Vol 8 No 6, pp. 22-27.

Guideline, 2004, Guidelines for the Validation of Analytical Methods Active

Constituen, Agriculture and Veterinary Chemical Product, Australian Pesticides & Veterinary Medicines Authority, 1-9.

Hadi, 2007, Spektrofotometri UV/VIS,

http://pkukmweb.ukm.my/~mamot/STKM2022/SPEKTRO.htm, diakses tanggal 20 November 2010.

Harmita, 2004, Petunjuk Pelaksanaan validasi Metode dan Cara, Majalah Ilmu

Kefarmasian Vol.I, No.3, Departemen Farmasi FMIPA UI, Jakarta, pp. 117-135.

Page 65: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

47

International Specialty Product , 2010, http://online1.ispcorp.com/en-US/Pages/ProductDetail.aspx?BU=Performance%20Chemicals&l1=Textiles&prodName=PVP%20K-25&prdId=72084, diakses tanggal 21 November 2010.

Kaewnopparat, N., Kaewnopparat, S., Jangwang, A., and Mannenaun, D., 2009,

Increased Solubility, Dissolution and Physicochemical Studies of Curcumin-Polyvinylpyrrolidone K-30 Solid Dispersion, World Academy Of Science, Engineering and technology 55, 229.

Li , D.X., Jang, K.J., Kang, W., Bae, K., Lee, M.H., Oh, Y.K., et al , 2009, Enhanced

Solubility and Bioavaibility of Sibutramine Base by Solid Dispersion System with Aqueous Medium, Pharmaceutical Society of Japan, pp. 279.

Martono, S., 1996, Penentuan Kadar Kurkumin secara Kromatografi Lapis Tipis-Densitometri, Buletin ISFI Yogyakarta, Vol.2 No.4.

Mulja, H.M., dan Suharman, 1995, Analisis Instrumental, Airlangga University Press, Surabaya, pp. 102.

Paradkar, A., Ambike, A.A., Jadhav, B.K., dan Mahadik, K.R., 2004, Characterization

of curcumin-PVP solid dispersion obtained by spray drying, International Journal of Pharmaceutics 271, 281.

Parinussa, T. M. S. dan Timotius, K. H., 2010, Pengaruh Penambahan Asam Terhadap

Aktivitas Antioksidan Kurkumin, BSS, 194(1), 1-6. Peakchem , 2010, http://www.peakchem.com/products/PVPk25.HTM, diakses tanggal

21 November 2010. Prasetyo, Y, 2010, Manfaat Kunyit Sebagai Obat Anti Kanker, www.yudiprasetyo.info,

diakses tanggal 16 September 2010. Riwan, 2008, Kunyit (Curcuma domestica),

http://1.bp.blogspot.com/_6bXx44CrtiA/S_UNbag4ThI/AAAAAAAAABw/l-BcqYPFsZU/s1600/kunyit.jpg, diakses tanggal 2 Januari 2011

Rohman, A., 2009, Kromatografi untuk Analisis Obat, Graha Ilmu, Yogyakarta, pp.230-

232. Rohman, S, 2008, Teknologi Pengeringan Bahan Makanan ,

http://majarimagazine.com/2008/12/teknologi-pengeringan-bahan-makanan/, diakses tanggal 21 November 2010.

Page 66: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

48

Shargel, L. dan Yu, A., 1999, Applied Biopharmaceutics & Pharmacokinetics, fourth edition, Medical Publishing Division, Mc Graw-Hill, pp.132

Sastrohamidjojo, H., 1991, Spektroskopi, Liberty, Yogyakarta, pp.1-15. Srinarong, P., Kouwen, S.,Visser, M. K., Hinrichs, W. L. J., dan Frijlink, H. W., 2009,

Effect of Drug-Carrier Interaction on dissolution Behavior of Solid Dispersion Tablets, Pharmaceutical Development and Technolog, 1-9.

Sutriyo, Rosmaladewi, dan Filosane Febrian Hevike, 2005, Pengaruh polivinilpirolidon

terhadap laju disolusi furosemid dalam sistem dispersi padat, Majalah Ilmu Farmasi Vol.II No.1, 30-42.

Tonnesen, H.H., Karlsen , J. 1985, Studies on curcumin and curcuminoid . IV . Kinetics

of curcumin degradation in aqueous solution, Z. Lebensm. Unters. Forch. 180, 402-404.

Traub, D.A, 2008, Spray Dryer Guide , http://www.process-heating.com/Articles/Feature_Article/BNP_GUID_9-5-2006_A_10000000000000311171, diakses tanggal 20 November 2010.

United States Pharmacopeia Convention, 2005, The United State Pharmacopeia , 28th

edition, United State Pharmacopeia Convention Inc., Rockville pp.2748-2751.

Waard, de. H, Hinrichs, W.L.J., Visser, M.R., Bologna, C., dan Frijlink H.W., 2007, Unexpected differences in dissolution behavior of tablets prepared from solid dispersions with a surfactant physically mixed or incorporated, International Journal of Pharmaceutics, 349.

Wang, Y.J., Pan, M.H., Chang, A.L., Hsieh, C.Y. dan Lin, J.K., 1997, Stability of

Curcumin in Buffer Solutions and Characterization of Its Degradation Products, J. Pharmaceut. Biomed. Anal., 15, 1867-1876.

Page 67: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

LAMPIRAN

Page 68: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

50

Lampiran 1. Certificate of Analysis isolate ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica C-95)

Page 69: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

51

Lampiran 2. Pernyataan Jaminan Keaslian Bahan Kurkumin Standar Hasil Sintesis

Page 70: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

52

Lampiran 3. Pembuatan kurva baku kurkumin

1. Pembuatan larutan stok kurkumin a. Penimbangan kurkumin baku

berat kertas = 0,1332 g berat kertas + zat = 0,1433 g berat kerta + sisa = 0,1334 g berat zat = 0,0990 g = 9,9 mg

Kurkumin dilarutkan dengan methanol p.a lalu di add methanol p.a hingga 25 ml.

Konsentrasi larutan stok kurkumin

= 9,9 mg / 25 ml = 0,3960 mg / ml

2. Pembuatan larutan intermediet kurkumin 1 ml larutan stok kurkumin di pipet , di add dengan methanol p.a 10,0 ml Konsentrasi larutan intermediet kurkumin = 0,3960 mg/ml x 1,0 ml / 10,0 ml

= 0,0396 mg/ml

3. Pembuatan seri larutan baku kurkumin ( scan λ maks) Seri 1 0,4 ml = 0,0396 mg/ml x 0,4 ml / 10,0 ml = 1,584. 10-3

mg/ml

Seri 2 0.6 ml = 0,0396 mg/ml x 0,6 ml / 10,0 ml = 2,376. 10-3

mg/ml

Seri 3 0.8 ml = 0,0396 mg/ml x 0,6 ml / 10,0 ml = 3,168. 10-3

mg/ml

Seri 4 1,0 ml = 0,0396 mg/ml x 0,6 ml / 10,0 ml = 3,960. 10-3

mg/ml

Seri 5 1,2 ml = 0,0396 mg/ml x 0,6 ml / 10,0 ml = 4,752. 10-3 mg/ml

Page 71: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

53

Larutan intermediet 1

A = - 0,017

B = 152,3990

r= 0,9981

y= Bx + a

= 152,3990 x – 0,017

Larutan intermediet II

A = - 9,6 .10

B = 147,3485

-3

r = 0,9878

y= 147,3485 x – 9,6.10

-3

Larutan intermediet III

A = - 0,04

B = 152,3990

r = 0,9966

y = 152,3990 x – 0,04

λ Konsentrasi ( mg/ml)

Absorbansi

421 nm

1,584. 10-3 0,236 A mg/ml 2,376. 10-3 0,329 A mg/ml 3,168. 10-3 0,461 A mg/ml 3,960. 10-3 0,598 A mg/ml 4,752. 10-3 0,705 A mg/ml

λ Konsentrasi ( mg/ml)

Absorbansi

421 nm 1,584. 10-3 0,205 A mg/ml 2,376. 10-3 0,382 A mg/ml 3,168. 10-3 0,425 A mg/ml 3,960. 10-3 0,589 A mg/ml 4,752. 10-3 0,685 A mg/ml

λ Konsentrasi ( mg/ml)

Absorbansi

421 nm 1,584. 10-3 0,207 A mg/ml 2,376. 10-3 0,333 A mg/ml 3,168. 10-3 0,417 A mg/ml 3,960. 10-3 0,560 A mg/ml 4,752. 10-3 0,697 A mg/ml

Page 72: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

54

Lampiran 4. Data orientasi PVP K-25

Penimbangan PVP K-25 ( 1 gram)

berat aluminium foil = 0,3142 g berat aluminium foil + zat = 4,3146 g berat aluminium foil + sisa = 0,3145 g berat zat = 4,0001 g

Penimbangan serbuk kunyit

berat aluminium foil = 0,4108 g berat aluminium foil + zat = 0,7619 g berat aluminium foil + sisa = 0,4109 g berat zat = 0,3510 g

Penimbangan hasil dispersi padat

berat aluminium foil = 0,2920 g berat aluminium foil + zat = 0,5580 g berat zat = 0,2660 g

0,2660 g = 266 mg / 4 = 66,5 mg dalam I kapsul

Formula Dispersi Padat Kurkumin- PVP K 25

PVP K 25 ( mg) Serbuk kunyit (mg)

( setara ± 40 mg kurkumin)

Drugload ( %)

2000

350,8772 40/(2000+40) =1,96 % ≈ 2 %

4000

350,8772 40/(4000+40) =0,99 % ≈ 1 %

6000

350,8772 40/(6000+40) =0,66 %

Page 73: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

55

Perhitungan Dari orientasi diperoleh persen kehilangan 80 % , agar setara dengan kurkumin 40 mg tiap kapsul maka serbuk kunyit yang ditimbang = (100%-80%). X = 40 mg = 0,2 X = 40 mg = 200 mg Karena serbuk kunyit mengandung 97,20% kurkuminoid serta 60 % nya adalah kurkumin, sehingga serbuk kunyit yang ditimbang menjadi = 200 mg / 0,6 / 0,95 = 350,8772 mg

Page 74: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

56

Lampiran 5. Perhitungan dispersi padat dan campuran fisik

PVP K-25 ( drug load 2%) Replikasi 1 Penimbangan PVP K-25

berat aluminium foil = 0,3777 g berat aluminium foil + zat = 8,3804 g berat aluminium foil + sisa = 0,3803 g berat zat = 8,0001 g

Penimbangan serbuk kunyit

berat aluminium foil = 0,2867 g berat aluminium foil + zat = 1,6900 g berat aluminium foil + sisa = 0,2896 g berat zat = 1,4004 g

Penimbangan hasil dispersi padat

berat aluminium foil = 0,5053 g Berat aluminium foil + zat = 1,4288 g berat zat = 0,9235 g

0,9235 g = 923,5 mg / 4 = 230,875 mg ( dalam I kapsul )

% kehilangan yang diperoleh : ( 8,0001 + 1,4004) – 0.9325 8,0001+ 1,40004

= 90,18 %

Replikasi II Penimbangan PVP K-25

berat aluminium foil = 0,3484 g berat aluminium foil + zat = 8,3584 g berat aluminium foil + sisa = 0,3552 g berat zat = 8,0032 g

Page 75: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

57

Penimbangan serbuk kunyit

berat aluminium foil = 0,3306 g berat aluminium foil + zat = 1,7314 g berat aluminium foil + sisa = 0,3312 g berat zat = 1,4002 g

Penimbangan hasil dispersi padat

berat aluminium foil = 0,4572 g berat aluminium foil + zat = 1,4363 g berat zat = 0,9791 g

0,9791 g = 979,1 mg / 4 = 244,775 mg dalam I kapsul

% kehilangan yang diperoleh : ( 8,0032 + 1,4002) – 0.9791 8,0032+ 1,40002

= 89,58%

Replikasi III Penimbangan PVP K-25

berat aluminium foil = 0,2910 g berat aluminium foil + zat = 8,3000 g berat aluminium foil + sisa = 0,2920 g berat zat = 8,0080 g

Penimbangan serbuk kunyit

berat aluminium foil = 0,3035 g berat aluminium foil + zat = 1,7060 g berat aluminium foil + sisa = 0,3040 g berat zat = 1,4020 g

Penimbangan hasil dispersi padat

berat aluminium foil = 0,4667 g berat aluminium foil + zat = 1,2670 g berat zat = 0,8003 g

0,8003 g = 800,3 mg / 4 = 200,75 mg dalam 1 kapsul

Page 76: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

58

% kehilangan yang diperoleh : ( 8,0080 + 1,4020) – 0.8003 8,0080+ 1,40020

= 91,50 %

NB : perhitungan untuk drugload 1 % dan 0,66 % sama.

Perhitungan campuran fisik

Jumlah serbuk kunyit yang ada dalam dispersi padat :

= Jumlah serbuk kunyit yang ditimbang – (Jumlah serbuk kunyit yang hilang )

Jumlah kurkumin yang ada dalam dispersi padat :

=( Jumlah serbuk kunyit yang ada dalam dispersi padat) x 0,9720 x 0,60

Jumlah kurkumin yang ada dalam dispersi padat ( dalam 1 kapsul) :

= 4

( Jumlah serbuk kunyit yang ada dalam dispersi padat) x 0,9720 x 0,60

Contoh perhitungan

Drug load 2% Replikasi 1

Jumlah serbuk kunyit yang ada dalam dispersi padat

= jumlah serbuk kunyit yang ditimbang - jumlah serbuk kunyit yang hilang

= 1,4004 g – (1,4004 g x 90,18 %)

= 1,4004 g – 1,2629 g

= 0,1375 g = 137,5 mg

Jumlah kurkumin yang ada dalam dispersi padat :

= Jumlah serbuk kunyit yang ada x 97,20 % x 60 %

= 137,5 mg x 97,20 % x 60 % = 78,375 mg

Page 77: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

59

Jumlah kurkumin yang ada dalam tiap formula

= 𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗 ℎ 𝑘𝑘𝑗𝑗𝑘𝑘𝑘𝑘𝑗𝑗𝑗𝑗𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑑𝑑𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗 ℎ𝑗𝑗𝑎𝑎𝑘𝑘𝑗𝑗 𝑎𝑎𝑠𝑠𝑘𝑘𝑗𝑗𝑠𝑠𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗 ℎ 𝑏𝑏𝑗𝑗𝑘𝑘𝑠𝑠𝑗𝑗𝑘𝑘𝑘𝑘𝑠𝑠𝑗𝑗 𝑓𝑓𝑓𝑓𝑘𝑘𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗 𝑠𝑠𝑗𝑗𝑘𝑘𝑦𝑦 𝑑𝑑𝑘𝑘𝑏𝑏𝑗𝑗𝑗𝑗𝑑𝑑

= 78,375 𝑗𝑗𝑦𝑦4

= 19,59375 mg ≈ 19,5938 mg

Jumlah serbuk yang dimasukan dalam kapsul sebanyak 190 mg

Jumlah kurkumin dalam 190 mg

= 190 𝑗𝑗𝑦𝑦𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗 ℎ 𝑎𝑎𝑠𝑠𝑘𝑘𝑏𝑏𝑗𝑗𝑘𝑘 𝑠𝑠𝑗𝑗𝑘𝑘𝑦𝑦 𝑑𝑑𝑘𝑘ℎ𝑗𝑗𝑎𝑎𝑘𝑘𝑗𝑗𝑘𝑘𝑗𝑗𝑘𝑘 𝑑𝑑𝑘𝑘𝑗𝑗𝑠𝑠 𝑓𝑓𝑓𝑓𝑘𝑘𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗

x jumlah kurkumin dalam tiap formula

= 190 𝑗𝑗𝑦𝑦230,875 𝑗𝑗𝑦𝑦

x 19,5938 = 16,4982 mg

Jumlah serbuk kunyit yang harus ditimbang

= jumlah serbuk kunyit dalam 190 mg : 97,20 % : 60 %

= 16,4982 mg : 97,20 % : 60 %

= 28,2891 mg

Jumlah pembawa yang ditambahkan = 190 mg – jumlah serbuk kunyit ditimbang

= 190 mg – 28,2891 mg

= 161,7109 mg

Jadi untuk campuran fisik, serbuk kunyit yang ditimbang sebanyak 28,2891 mg dan PVP K25 sebanyak 161,7109 mg.

Drug load 2% Replikasi 2

Jumlah serbuk kunyit yang ada dalam dispersi padat

= jumlah serbuk kunyit yang ditimbang - jumlah serbuk kunyit yang hilang

= 1,4002 g – (1,4002 g x 89,58 %)

= 1,4002 g – 1,2543 g

Page 78: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

60

= 0,1459 g = 145,9 mg

Jumlah kurkumin yang ada dalam dispersi padat :

= Jumlah serbuk kunyit yang ada x 97,20 % x 60 %

= 145,9 mg x 97,20 % x 60 % = 83,163 mg

Jumlah kurkumin yang ada dalam tiap formula

= 𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗 ℎ 𝑘𝑘𝑗𝑗𝑘𝑘𝑘𝑘𝑗𝑗𝑗𝑗𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑑𝑑𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗 ℎ𝑗𝑗𝑎𝑎𝑘𝑘𝑗𝑗 𝑎𝑎𝑠𝑠𝑘𝑘𝑗𝑗𝑠𝑠𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗 ℎ 𝑏𝑏𝑗𝑗𝑘𝑘𝑠𝑠𝑗𝑗𝑘𝑘𝑘𝑘𝑠𝑠𝑗𝑗 𝑓𝑓𝑓𝑓𝑘𝑘𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗 𝑠𝑠𝑗𝑗𝑘𝑘𝑦𝑦 𝑑𝑑𝑘𝑘𝑏𝑏𝑗𝑗𝑗𝑗𝑑𝑑

= 83,163 𝑗𝑗𝑦𝑦4

= 21,2722 mg

Jumlah serbuk yang dimasukan dalam kapsul sebanyak 190 mg

Jumlah kurkumin dalam 190 mg

= 190 𝑗𝑗𝑦𝑦𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗 ℎ 𝑎𝑎𝑠𝑠𝑘𝑘𝑏𝑏𝑗𝑗𝑘𝑘 𝑠𝑠𝑗𝑗𝑘𝑘𝑦𝑦 𝑑𝑑𝑘𝑘ℎ𝑗𝑗𝑎𝑎𝑘𝑘𝑗𝑗𝑘𝑘𝑗𝑗𝑘𝑘 𝑑𝑑𝑘𝑘𝑗𝑗𝑠𝑠 𝑓𝑓𝑓𝑓𝑘𝑘𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗

x jumlah kurkumin dalam tiap formula

= 190 𝑗𝑗𝑦𝑦244,75 𝑗𝑗𝑦𝑦

x 21,2272 = 16,512 mg

Jumlah serbuk kunyit yang harus ditimbang

= jumlah serbuk kunyit dalam 190 mg : 97,20 % : 60 %

= 16,512 mg : 97,20 % : 60 %

= 28,3127 mg

Jumlah pembawa yang ditambahkan = 190 mg – jumlah serbuk kunyit ditimbang

= 190 mg – 28,3127 mg

= 161,6873 mg

Jadi untuk campuran fisik, serbuk kunyit yang ditimbang sebanyak 28,3127 mg dan PVP K25 sebanyak 161,6873 mg.

Page 79: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

61

Drug load 2% Replikasi 3

Jumlah serbuk kunyit yang ada dalam dispersi padat

= jumlah serbuk kunyit yang ditimbang - jumlah serbuk kunyit yang hilang

= 1,4020 g – (1,4020 g x 91,50%)

= 1,4020 g – 1,28283 g

= 0,11917g = 119,17 mg

Jumlah kurkumin yang ada dalam dispersi padat :

= Jumlah serbuk kunyit yang ada x 97,20 % x 60 %

= 119,17 mg x 97,20 % x 60 % = 69,4999 mg

Jumlah kurkumin yang ada dalam tiap formula

= 𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗 ℎ 𝑘𝑘𝑗𝑗𝑘𝑘𝑘𝑘𝑗𝑗𝑗𝑗𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑑𝑑𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗 ℎ𝑗𝑗𝑎𝑎𝑘𝑘𝑗𝑗 𝑎𝑎𝑠𝑠𝑘𝑘𝑗𝑗𝑠𝑠𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗 ℎ 𝑏𝑏𝑗𝑗𝑘𝑘𝑠𝑠𝑗𝑗𝑘𝑘𝑘𝑘𝑠𝑠𝑗𝑗 𝑓𝑓𝑓𝑓𝑘𝑘𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗 𝑠𝑠𝑗𝑗𝑘𝑘𝑦𝑦 𝑑𝑑𝑘𝑘𝑏𝑏𝑗𝑗𝑗𝑗𝑑𝑑

= 69,4999 𝑗𝑗𝑦𝑦4

= 17,3750 mg

Jumlah serbuk yang dimasukan dalam kapsul sebanyak 190 mg

Jumlah kurkumin dalam 190 mg

= 190 𝑗𝑗𝑦𝑦𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗 ℎ 𝑎𝑎𝑠𝑠𝑘𝑘𝑏𝑏𝑗𝑗𝑘𝑘 𝑠𝑠𝑗𝑗𝑘𝑘𝑦𝑦 𝑑𝑑𝑘𝑘ℎ𝑗𝑗𝑎𝑎𝑘𝑘𝑗𝑗𝑘𝑘𝑗𝑗𝑘𝑘 𝑑𝑑𝑘𝑘𝑗𝑗𝑠𝑠 𝑓𝑓𝑓𝑓𝑘𝑘𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗

x jumlah kurkumin dalam tiap formula

= 190 𝑗𝑗𝑦𝑦200,75 𝑗𝑗𝑦𝑦

x 17,3750 = 16,4446 mg

Jumlah serbuk kunyit yang harus ditimbang

= jumlah serbuk kunyit dalam 190 mg : 97,20 % : 60 %

= 16,4446 mg : 97,20 % : 60 %

= 28,1972 mg

Page 80: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

62

Jumlah pembawa yang ditambahkan = 190 mg – jumlah serbuk kunyit ditimbang

= 190 mg – 28,1972 mg

= 161,8028 mg

Jadi untuk campuran fisik, serbuk kunyit yang ditimbang sebanyak 28,1972 mg dan PVP K25 sebanyak 161,8028 mg.

Page 81: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

63

Lampiran 6. Data persen terdisolusi dispersi padat

Drug Load 2 %

Replikasi I Menit Abs Kadar

(mg/ml) kadar

(mg/900ml) %

terdisolusi 5 0,014 0,00040683 0,3661 2,22 10 0,033 0,00065617 0,5906 3,58 20 0,051 0,00089239 0,8032 4,87 30 0,215 0,00304464 2,7402 16,61 45 0,19 0,00271655 2,4449 14,82 60 0,403 0,00551185 4,9607 30,07 90 0,593 0,00800530 7,2048 43,67

120 0,554 0,00749349 6,7441 40,88 150 0,646 0,00870084 7,8308 47,46 180 0,652 0,00877959 7,9016 47,89

Replikasi II Menit Abs Kadar

(mg/ml) kadar

(mg/900ml) %

terdisolusi 5 0,081 0,00128610 1,1575 7,01

10 0,345 0,00475069 4,2756 25,89 20 0,516 0,00699480 6,2953 38,13 30 0,574 0,00775596 6,9804 42,27 45 0,545 0,00737538 6,6378 40,20 60 0,584 0,00788719 7,0985 42,99 90 0,577 0,00779533 7,0158 42,49 120 0,531 0,00719165 6,4725 39,20 150 0,58 0,00783470 7,0512 42,70 180 0,566 0,00765097 6,8859 41,70

Replikasi III Menit Abs Kadar

(mg/ml) kadar

(mg/900ml) %

terdisolusi 5 0,152 0,002217862 1,9961 12,14

10 0,469 0,006377995 5,7402 34,91 20 0,649 0,008740215 7,8662 47,83 30 0,669 0,009002684 8,1024 49,27 45 0,683 0,009186412 8,2678 50,28 60 0,665 0,00895019 8,0552 48,98 90 0,693 0,009317646 8,3859 50,99 120 0,667 0,008976437 8,0788 49,13 150 0,722 0,009698226 8,7284 53,08 180 0,649 0,008740215 7,8662 47,83

Page 82: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

64

Drug Load 1 % Replikasi I Menit Abs Kadar

(mg/ml) kadar

(mg/900ml) %

terdisolusi 5 0,083 0,000656172 0,5906 6,60

10 0,425 0,002900281 2,6103 29,18 20 0,666 0,004481657 4,0335 45,09 30 0,734 0,004927854 4,4351 49,58 45 0,689 0,004632576 4,1693 46,61 60 0,734 0,004927854 4,4351 49,58 90 0,687 0,004619453 4,1575 46,48

120 0,717 0,004816305 4,3347 48,46 150 0,684 0,004599768 4,1398 46,28 180 0,704 0,004731002 4,2579 47,60

Replikasi II Menit Abs Kadar

(mg/ml) kadar

(mg/900ml) %

terdisolusi 5 0,178 0,001279536 1,1516 12,91 10 0,479 0,003254615 2,9292 32,84 20 0,738 0,004954101 4,4587 49,98 30 0,802 0,005374051 4,8366 54,22 45 0,748 0,005019718 4,5177 50,65 60 0,784 0,00525594 4,7303 53,03 90 0,774 0,005190323 4,6713 52,37

120 0,759 0,005091897 4,5827 51,37 150 0,777 0,005210008 4,6890 52,57 180 0,732 0,00491473 4,4233 49,59

Replikasi III Menit Abs Kadar

(mg/ml) kadar

(mg/900ml) %

terdisolusi 5 0.056 0,001279536 1,1516 12,90 10 0,229 0,003254615 2,9292 32,80 20 0,565 0,004954101 4,4587 49,93 30 0,711 0,005374051 4,8366 54,17 45 0,773 0,005019718 4,5177 50,60 60 0,733 0,00525594 4,7303 52,98 90 0,703 0,005190323 4,6713 52,32

120 0,773 0,005091897 4,5827 51,32 150 0,701 0,005210008 4,6890 52,51 180 0,774 0,00491473 4,4233 49,54

Page 83: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

65

Drug Load 0,66 % Replikasi I Menit Abs Kadar

(mg/ml) kadar

(mg/900ml) %

terdisolusi 5 0,025 0,000275592 0,2480 4,06 10 0,208 0,001476388 1,3287 21,75 20 0,527 0,003569577 3,2126 52,59 30 0,558 0,003772991 3,3957 55,59 45 0,574 0,003877978 3,4902 57,13 60 0,586 0,003956719 3,5610 58,29 90 0,579 0,003910787 3,5197 57,62

120 0,571 0,003858293 3,4725 56,84 150 0,572 0,003864855 3,4784 56,94 180 0,565 0,003818923 3,4370 56,26

Replikasi II Menit Abs Kadar

(mg/ml) kadar

(mg/900ml) %

terdisolusi 5 0,081 0,000643 0,5787 9,46

10 0,295 0,002047 1,8425 30,13 20 0,393 0,00269 2,4213 39,60 30 0,396 0,00271 2,4390 39,89 45 0,445 0,003032 2,7284 44,62 60 0,44 0,002999 2,6988 44,14 90 0,452 0,003077 2,7697 45,30 120 0,43 0,002933 2,6398 43,17 150 0,43 0,002933 2,6398 43,17 180 0,448 0,003051 2,7461 44,91

Replikasi III Menit Abs Kadar

(mg/ml) kadar

(mg/900ml) %

terdisolusi 5 0,081 0,000643 0,5787 9,46 10 0,222 0,001568 1,4114 23,08 20 0,47 0,003196 2,8760 47,03 30 0,483 0,003281 2,9528 48,29 45 0,483 0,003281 2,9528 48,29 60 0,486 0,003301 2,9705 48,58 90 0,463 0,00315 2,8347 46,36

120 0,438 0,002986 2,6870 43,94 150 0,373 0,002559 2,3032 37,66 180 0,473 0,003215 2,8937 47,32

Page 84: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

66

Data persen terdisolusi campuran fisik Drug load 2 % Replikasi I Menit Abs kadar

(mg/ml) kadar

(mg/900ml) %

terdisolusi 5 0,024 0,00026903 0,2421 1,47 10 0,019 0,00023622 0,2126 1,29 20 0,018 0,00022966 0,2067 1,25 30 0,022 0,00025591 0,2303 1,40 45 0,039 0,00036746 0,3307 2,00 60 0,02 0,00024278 0,2185 1,32 90 0,04 0,00037402 0,3366 2,04

120 0,042 0,00038714 0,3484 2,11 150 0,032 0,00032152 0,2894 1,75 180 0,02 0,00024278 0,2185 1,32

Replikasi II

Menit Abs kadar

(mg/ml) kadar

(mg/900ml) %

terdisolusi 5 0,012 0,00019029 0,1713 1,04 10 0,015 0,00020998 0,1890 1,14 20 0,021 0,00024935 0,2244 1,36 30 0,027 0,00028872 0,2598 1,57 45 0,034 0,00033465 0,3012 1,82 60 0,03 0,00030840 0,2776 1,68 90 0,038 0,00036089 0,3248 1,97

120 0,059 0,00049869 0,4488 2,72 150 0,031 0,00031496 0,2835 1,72 180 0,032 0,00032152 0,2894 1,75

Replikasi III Menit

Abs kadar

(mg/ml) kadar

(mg/900ml) %

terdisolusi 5 0,04 0,00037402 0,3366 2,05 10 0,04 0,00037402 0,3366 2,05 20 0,046 0,00041339 0,3720 2,26 30 0,066 0,00054462 0,4902 2,98 45 0,052 0,00045276 0,4075 2,48 60 0,059 0,00049869 0,4488 2,73 90 0,055 0,00047244 0,4252 2,59

120 0,054 0,00046588 0,4193 2,55 150 0,051 0,00044620 0,4016 2,44 180 0,054 0,00046588 0,4193 2,55

Page 85: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

67

Drug load 1 % Replikasi I Menit Abs kadar

(mg/ml) kadar

(mg/900ml) %

terdisolusi 5 0,019 0,00023622 0,2126 2,38 10 0,033 0,00032809 0,2953 3,30 20 0,035 0,00034121 0,3071 3,43 30 0,037 0,00035433 0,3189 3,56 45 0,039 0,00036746 0,3307 3,70 60 0,04 0,00037402 0,3366 3,76 90 0,042 0,00038714 0,3484 3,89

120 0,039 0,00036746 0,3307 3,70 150 0,037 0,00035433 0,3189 3,56 180 0,04 0,00037402 0,3366 3,76

Replikasi II Menit Abs kadar

(mg/ml) kadar

(mg/900ml) %

terdisolusi 5 0,022 0,00025591 0,2303 2,58 10 0,028 0,00029528 0,2657 2,98 20 0,035 0,00034121 0,3071 3,44 30 0,044 0,00040027 0,3602 4,04 45 0,04 0,00037402 0,3366 3,77 60 0,044 0,00040027 0,3602 4,04 90 0,04 0,00037402 0,3366 3,77

120 0,04 0,00037402 0,3366 3,77 150 0,04 0,00037402 0,3366 3,77 180 0,039 0,00036746 0,3307 3,71

Replikasi III Menit

Abs kadar

(mg/ml) kadar

(mg/900ml) %

terdisolusi 5 0,005 0,000144358 0,1299 1,46 10 0,036 0,000347771 0,3130 3,51 20 0,019 0,000236222 0,2126 2,38 30 0,026 0,000282154 0,2539 2,84 45 0,028 0,000295278 0,2657 2,98 60 0,024 0,000269031 0,2421 2,71 90 0,025 0,000275592 0,2480 2,78

120 0,026 0,000282154 0,2539 2,84 150 0,024 0,000269031 0,2421 2,71 180 0,026 0,000282154 0,2539 2,84

Page 86: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

68

Drug Load 0,66 %

Replikasi I Menit Abs kadar

(mg/ml) kadar

(mg/900ml) %

terdisolusi 5 0,007 0,00015748 0,1417 2,32 10 0,007 0,00015748 0,1417 2,32 20 0,007 0,00015748 0,1417 2,32 30 0,009 0,00017060 0,1535 2,51 45 0,009 0,00017060 0,1535 2,51 60 0,006 0,00015092 0,1358 2,22 90 0,004 0,00013780 0,1240 2,03

120 0,007 0,00015748 0,1417 2,32 150 0,002 0,00012467 0,1122 1,84 180 0,007 0,00015748 0,1417 2,32

Replikasi II Menit Abs kadar

(mg/ml) kadar

(mg/900ml) %

terdisolusi 5 0,001 0,000118111 0,1063 1,74 10 0,004 0,000137796 0,1240 2,03 20 0,003 0,000131234 0,1181 1,93 30 0,013 0,000196852 0,1772 2,90 45 0,011 0,000183728 0,1654 2,70 60 0,01 0,000177167 0,1594 2,61 90 0,005 0,000144358 0,1299 2,12 120 0,008 0,000164043 0,1476 2,41 150 0,006 0,00015092 0,1358 2,22 180 0,008 0,000164043 0,1476 2,41

Replikasi III Menit Abs kadar

(mg/ml) kadar

(mg/900ml) % disolusi

5 0,001 0,000118111 0,1063 1,74 10 0,015 0,000209975 0,1890 3,09 20 0,013 0,000196852 0,1772 2,90 30 0,031 0,000314963 0,2835 4,64 45 0,021 0,000249345 0,2244 3,67 60 0,034 0,000334648 0,3012 4,93 90 0,015 0,000209975 0,1890 3,09

120 0,036 0,000347771 0,3130 5,12 150 0,015 0,000209975 0,1890 3,09 180 0,036 0,000347771 0,3130 5,12

Page 87: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

69

Lampiran 7. Grafik Proporsi Drug Load

0

10

20

30

40

50

60

70

0 50 100 150 200

Pers

en K

urku

min

Ter

diso

lusi

Waktu ( menit)

Grafik Drug Load 0,66%

Dipersi padat

Campuran fisik

0

10

20

30

40

50

60

0 50 100 150 200

% K

urku

min

Ter

diso

lusi

Waktu ( menit)

Grafik Drug Load 1 %

Dispers iPadat

Campuran Fisik

Page 88: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

70

0

10

20

30

40

50

60

0 50 100 150 200

% K

iurk

umin

Ter

diso

lusi

Waktu (menit)

Grafik Drug Load 2 %

Dispersi Padat

Campuran Fisik

05

1015202530354045505560

0 50 100 150 200

Pers

en K

urku

min

Ter

diso

lusi

Waktu (menit)

Grafik Dispersi Padat 0,66 , 1, 2%

DP 0,66%

DP 1%

DP 2%

Page 89: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

71

Lampiran 8. Data SPSS

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent

DrugLoad 9 100,0% 0 ,0% 9 100,0% PersenKurkuminTerdisolusi

9 100,0% 0 ,0% 9 100,0%

Descriptives

Statistic

Std. Error

DrugLoad Mean 1,2200 ,20108 95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound ,7563 Upper Bound 1,6837

5% Trimmed Mean 1,2078 Median 1,0000 Variance ,364 Std. Deviation ,60324 Minimum ,66 Maximum 2,00 Range 1,34 Interquartile Range 1,34 Skewness ,633 ,717 Kurtosis -1,714 1,400

PersenKurkuminTerdisolusi

Mean 47,6267

2,68744

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 41,4294

Upper Bound 53,8239

5% Trimmed Mean 48,0096

Page 90: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

72

Median 48,9800

Variance 65,001 Std. Deviation 8,0623

3

Minimum 30,07 Maximum 58,29 Range 28,22 Interquartile Range 9,44 Skewness -1,233 ,717 Kurtosis 2,417 1,400

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk a

Statistic df Sig. Statistic df Sig. DrugLoad ,309 9 ,013 ,761 9 ,007 PersenKurkuminTerdisolusi

,214 9 ,200* ,907 9 ,294

a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.

Page 91: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

73

Page 92: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

74

Page 93: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

75

Correlations

proporsidrugload persendisolusi

Spearman's rho proporsidrugload Correlation Coefficient 1,000 -,422

Sig. (2-tailed) . ,258

N 9 9

persendisolusi Correlation Coefficient -,422 1,000

Sig. (2-tailed) ,258 .

N 9 9

Data regresi linear

ANOVA

Model

b

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 186,033 1 186,033 3,899 ,089a

Residual 333,975 7 47,711

Total 520,009 8

a. Predictors: (Constant), proporsidrugload

b. Dependent Variable: persendisolusi

Page 94: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

76

Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,598a ,358 ,266 6,90730 1,468

a. Predictors: (Constant), proporsidrugload

b. Dependent Variable: persendisolusi

Uji Statistik

Drug load 0,66%

Waktu (menit) Nilai sig Uji Statistik 5 0,046 Mann-Whitney 10 0,046 Mann-Whitney 20 0,000 T tidak berpasangan 30 0,001 T tidak berpasangan 45 0,000 T tidak berpasangan 60 0,000 T tidak berpasangan 90 0,007 T tidak berpasangan

120 0,008 T tidak berpasangan 150 0,017 T tidak berpasangan 180 0,000 T tidak berpasangan

Drug load 1%

Waktu (menit) Nilai sig Uji Statistik 5 0,05 Mann-Whitney 10 0,05 Mann-Whitney 20 0,05 Mann-Whitney 30 0,05 Mann-Whitney 45 0,05 Mann-Whitney 60 0,05 Mann-Whitney

Page 95: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

77

90 0,05 Mann-Whitney 120 0,05 Mann-Whitney 150 0,05 Mann-Whitney 180 0,05 Mann-Whitney

Drug load 2%

Waktu (menit) Nilai sig Uji Statistik 5 0,123 T tidak berpasangan 10 0,165 T tidak berpasangan 20 0,158 T tidak berpasangan 30 0,075 T tidak berpasangan 45 0,089 T tidak berpasangan 60 0,002 T tidak berpasangan 90 0,004 T tidak berpasangan

120 0,006 T tidak berpasangan 150 0,000 T tidak berpasangan 180 0,05 Mann-Whitney

Page 96: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

78

Lampiran 9. Scan λ maks

Intermediet I ( rendah)

Intermediet 1 ( tengah)

Page 97: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

79

Intermediet I ( tinggi)

Intermediet II(rendah)

Page 98: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

80

Intermediet II ( tengah)

Intermediet II ( tinggi)

Page 99: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

81

Intermediet III ( rendah)

Intermediet III( tengah)

Page 100: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

82

Intermediet III ( tinggi)

Page 101: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

83

Lampiran 10. Gambar alat

Alat uji disolusi Spektrofotometer Vis

Hasil disolusi Spray dryer

Page 102: PENGARUH PROPORSI DRUG LOAD TERHADAP DISOLUSI … filepengaruh proporsi drug load terhadap disolusi dispersi padat spray dried

84

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama Evina lahir di Tegal pada tanggal 12 Oktober 1988. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Penulis menempuh pendidikan formal pada tahun 1993-1995 di TK Pius Tegal, pada tahun 1995-2001 di SD Pius Tegal, pada tahun 2001-2004 di SLTP Pius Tegal, pada tahun 2004-2007 penulis menyelesaikan pendidikan di SLTA Pius Tegal dan pada tahun 2007 penulis menempuh pendidikan di Farmasi Sanata Dharma. Putri pertama dari empat bersaudara ni pernah mengikuti beberapa kepanitiaan d kampus antara lain : panitia Talk Show AIB-kah AIDS?? ( 2008), panitia Malam Keakraban Kamadhis 2008 ( 2008), panita Pengambilan Sumpah/ Janji Apoteker Angkatan XVIII ( 2010). Selain itu penulis

juga pernah mengikuti Program Kreativitas mahasiswa dengan judul Pelatihan Penggunaan Obat yang Benar Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Sehat Masyarakat Lanjut Usia di Dusun Burikan, desa Sumberadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, DIY.