pengaruh profitabilitas, leverage, struktur …digilib.unila.ac.id/29985/10/skripsi tanpa bab...

66
PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN STATUS PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016) (Skripsi) Oleh Tri Sunu Akbar Nugroho FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: doduong

Post on 12-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN

STATUS PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2013-2016)

(Skripsi)

Oleh

Tri Sunu Akbar Nugroho

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

ABSTRACT

THE EFFECT OF PROFITABILITY, LEVERAGE, OWNERSHIP STRUCTURE

AND COMPANY'S STATUS ON DISCLOSURE OF FINANCIAL STATEMENTS

(Empirical Study On Manufacturing Companies Listed In Indonesia Stock Exchange

Year 2013-2016)

By

Tri Sunu Akbar Nugroho

The purpose of this study is to see whether or not the influence of the ratio of profitability,

leverage, ownership structure and corporate status to the level of financial statement

disclosure in manufacturing companies in Indonesia. This study looks at the disclosure

level of financial statements using Disclosure Index as the dependent variable. Index used

as a reference based on Wallace index. The independent variables in this research are

profitability, leverage, ownership structure projected with public ownership, managerial

ownership and company status. The sample selected in this study amounted to 48

companies per year with the observation period 2013-2016, so the total sample observed

amounted to 192. The data were analyzed using Statistical Package for Social Science

(SPSS) with multiple linear regression analysis method.

The results showed that found a positive influence between the ratio of profitability and

public ownership to the level of financial statement disclosure. Unlike the variable leverage

and corporate status where found a negative influence, while for managerial ownership

variable was not found any significant influence on the disclosure of a company's financial

statements.

Keywords : Disclosure of information in financial statements, profitability, leverage,

ownership structure, corporate status

ABSTRAK

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, STRUKTUR KEPEMILIKAN

DAN STATUS PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN LAPORAN

KEUANGAN

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2013-2016)

Oleh

Tri Sunu Akbar Nugroho

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh rasio

profitabilitas, leverage, struktur kepemilikan dan status perusahaan terhadap tingkat

pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Penelitian ini

melihat tingkat pengungkapan laporan keuangan menggunakan Disclosure Index sebagai

variabel dependen. Indeks yang digunakan sebagai acuan berdasarkan indeks Wallace.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah profitabilitas, leverage, struktur

kepemilikan yang diproyeksikan dengan kepemilikan publik, kepemilikan manajerial dan

status perusahaan. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini berjumlah 48 perusahaan per

tahun dengan periode pengamatan 2013-2016, sehingga total sampel yang diamati

berjumlah 192. Data yang ada dianalisis menggunakan Statistical Package for Social

Science (SPSS) dengan metode analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan pengaruh positif antara rasio

profitabilitas dan kepemilikan publik terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan.

Berbeda dengan variabel leverage dan status perusahaan dimana ditemukan adanya

pengaruh negatif, sedangkan untuk variabel kepemilikan manajerial tidak ditemukan

adanya pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan suatu

perusahaan.

Kata kunci : Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan, profitabilitas,

leverage, struktur kepemilikan, status perusahaan.

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, STRUKTUR KEPEMILIKAN

DAN STATUS PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN LAPORAN

KEUANGAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2013-2016)

Oleh

TRI SUNU AKBAR NUGROHO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 3

Desember 1994, sebagai anak ketiga dari pasangan Bapak

Anung Ratmadji, S.E. dan Ibu Drs. Badriah Bisma.

Pada tahun 2000, penulis menyelesaikan pendidikan Taman

Kanak-Kanak (TK) di TK Sari Teladan, Bandar Lampung.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan oleh penulis pada

tahun 2006 di SD Negeri 1 Beringin Raya. Sekolah Menengah Pertama (SMP)

ditempuh oleh penulis di MTsN 1 Bandar Lampung, kemudian pada tahun 2009

penulis melanjutkan pendidikan tingkat atas di SMK SMTI Bandar Lampung. Lalu

melanjutkan pendidikan D1 Bahasa Inggris di Lembaga Bahasa Inggris LIA Bandar

Lampung. Kemudian, penulis melanjutkan pendidikannya di jurusan akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung dan berhasil diselesaikan pada

tahun 2018.

Selain kuliah, penulis aktif dalam organisasi Economic English Club (EEC) di FEB

Unila dan pernah menjabat sebagai presidium dengan posisi anggota dewan

pengawas periode 2015-2016. Penulis telah mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di

Dusun 2, Desa Kediri, Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Pringsewu selama 40

hari pada periode Juli-Agustus 2016. Penulis juga telah melakukan magang di PT.

Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) Cabang Bandar Lampung. Selain itu

penulis juga bergabung dengan organisasi profesi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

sebagai anggota muda.

MOTTO

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amata baik bagimu. Dan boleh jadi

kamu mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah Maha mengetahui

sedangkan kamu tidak mengetahui.”

(Q.S. Al-Baqarah: 216)

“Remember, with great power comes great responsibility”

(Ben Parker)

“Pelaut yang tangguh tidak terbentuk dari ombak laut yang tenang”

(Anonim)

“Little knowledge of science makes you an atheist, but in-depth study of science

makes you a believer in God”

(Francis Bacon)

DEDICATION

This undergraduate thesis is dedicated to

The sake of Allah SWT, my creator and my master

My great teacher and messenger Muhammad, SAW

May Allah bless and grant him, who taught us the purpose of life

My beloved Mom (Badriah Bisma) and Dad (Anung Ratmadji)

For their endless love, dua, big support, and encouragement.

My dearest brothers and sister Ami Kesumaningtyas, Ikhwan Arif Wicaksono dan Sigit Tunggul Waskito

For their understanding and encouragement in many moments of crisis

Thank you all for giving me strength to reach the stars and chase my dreams.

SANWACANA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Bismillahirohmannirrahim

Puji syukur atas karunia Allah SWT, berkat ridhoNya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Stuktur

Kepemilikan Dan Status Perusahaan Terhadap Pengungkapan Laporan

Keuangan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016)”.

Skripsi ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhadap pengembangan

penelitian, khususnya bidang akuntansi keuangan serta dapat memberikan

kontribusi terhadap pengembangan pengungkapan laporan keuangan tahunan.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari doa, bantuan, masukan, dan kontribusi dari

berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si.,Akt. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

4. Bapak Pigo Nauli, S.E., M.Sc., selaku Pembimbing Akademik. Terimakasih

untuk nasehat dan bimbingannya selama ini.

5. Bapak Dr. Tri Joko Prasetyo, S.E., M.Si., Akt., selaku Dosen Pembimbing

Utama. Terimakasih atas kesediannya memberikan bimbingan dan masukan

yang sangat membangun dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu Niken Kusumawardani, S.E., M.Sc., Akt. selaku Dosen Pembimbing

Kedua yang selalu bersedia untuk memberikan bimbingan dan saran dalam

proses penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Drs. A. Zubaidi Indra, M.M., C.A., C.P.A., Akt selaku Dosen Penguji

Utama yang telah bersedia memberikan saran-saran yang membangun dan

bermanfaat.

8. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu

pengetahuan selama proses perkuliahan berlangsung.

9. Pak Sobari, Mas Veri, Mas Yana, Mas Yono, Mas Romi, Mbak Sri, Mpok,

dan Mas Leman. Terimakasih untuk kesabarannya dalam membantu

mengurus skripsi dan proses birokrasi.

10. Seluruh Staf TU, Administrasi, Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Lampung, serta pegawai yang turut membantu dalam proses

penyusunan skripsi ini.

11. Kedua orangtuaku tercinta, Bapak Anung Ratmadji, S.E. dan Ibu Drs.

Badriah Bisma. Terimakasih atas ridho, doa, dukungan, dan cintanya selama

ini. Terimakasih telah mengajarkan banyak hal dan senantiasa menjadi

teladan bagi penulis.

12. Kakak-kakakku, Mbak Ami Kesumaningtyas, Mas Angga, Mas Ikhwan,

Mbak Nurul serta adikku Sigit Tunggul Waskito. Terimakasih atas doa,

kebersamaan, dan dukungannya selama ini.

13. Keluarga besarku nenek, kakek, mbah putri, mbah kakung, Om Rus, Tante

Jum, Tante Nur, Bu Wati, Bu Tuti, Bu Luki, Bu Hesti, Bu Upik, Bu Tri, Mba

Adit, Mas Hari, Dani, Rahmat, Aan, Diah, Mba Eni, Mba Yoga, Mas Tedi,

Ilham, Ridho, Arbayezit, Yumna dan Hanif. Terimakasih ya Rabb engkau

telah memberikan keluarga yang sungguh sangat luar biasa.

14. Sahabat-sahabatku, Sadam Husen, Koji, Riyan, Wahyu, Yuni, Laras, Mei,

Haris tdk, Rahmat Taufik dan Ramadhan Dwi Pratama, terimakasih atas doa,

semangat, dan kebersamaannya selama ini.

15. Teman-teman terbaikku, Iqbal, Abdul, Adon, Deni, Sidik, Sulton, Arbud,

Ardi, Ferdinan, Audhitya, dan Lano terimakasih atas bantuan, semangat, dan

kebersamaannya selama ini. Terimakasih banyak.

16. Teman-teman seperjuangan Akuntansi 2013, Eten, Indika, Eza, Nada, Fitria,

Ucha, Elsi, Seli, Sesil, Syuhada, Kinan, Jania, Galuh, Dewi, Ayudia, Novi,

Melin, Lala, Diena, Adit, Gus, Reni, Ulva dan semua teman-teman yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih atas kebersamaannya

selama ini,

17. Teman-teman seperjuangan yang dalam proses pembuatan skripsi ini, Dian

Fajarini, Wahyu Saputra, Kevin, Ivan, Bang Zulfikar, Yudi, Wido,

Ardyatama, Dayu, Julian dan Meily terimakasih atas bantuan, semangat, dan

kebersamaannya selama ini. Terimakasih banyak.

18. Keluarga besar EEC FEB Unila, Presidium periode 2015-2016, Renita, Ane,

Mila, Cynthia, Yohana, Intan, Eka, Dian, Fajar, Akbar, Romu, Diah, Ashep,

Azis, Adit, Iqbal, Fiko. Seluruh board EEC, Cynthia, Amel, Anggita, Bela,

Rifki, Faisal, Dita, Jefry dan board lainnya, newbie, expert staff dan seluruh

demisioner yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih atas

keluarga, dukungan, pelajaran berharga, dan kebersamaannya selama ini.

19. Teman-teman KKN dan warga Dusun 2, Desa Kediri, Kecamatan Gading

Rejo, Kabupaten Pringsewu, Pak Saring, Ibu Tutur, Mas Aan, Rahmat,

Ramadhan, Hombing, Sidik, Nadia, Virgin, Mba Dea, Ezra, Nisa, Citra dan

Azmi Terimakasih sudah menjadi keluarga kecilku selama 40 hari.

20. Keluarga besar PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) cabang

Bandar Lampung, Bapak Akhmad, Bu Desyana, Pak Petrus, Bu Vera, Bu

Wirna, Pak Ican, Pak Herdi, Mas Hari, Mbak Ririn, Mbak Dessy, Mbak Ila,

Mbak Nisa, Mbak Aliya, Mas Widodo, Mas Toni, Mas Maul, Mas Udin, Mas

Ramli, Mas Nur, Mas Agus. Terima kasih atas dukungan, pelajaran berharga

dan kebersamaannya selama ini.

21. Organisasi profesi yang menaungi seluruh akuntan Indonesia, Ikatan Akuntan

Indonesia (IAI). Terimakasih atas pelajaran berharganya. Semoga ilmu ini

senantiasa berkah dan bermanfaat.

22. Serta kepada semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis mengucapkan terimakasih atas semua yang telah diberikan. Semoga

Allah melimpahkan berkah dan rahmatnya kepada kita semua.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

penulis, pembaca, dan pihak-pihak lainnya.

Wassalamualaikum Wr Wb.

Bandarlampung, 16 Januari 2018

Penulis,

Tri Sunu Akbar Nugroho

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 5

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori................................................................................... 8

2.1.1 Teori Agensi.............................................................................. 8

2.1.2 Teori Persinyalan ...................................................................... 10

2.1.3 Teori Tindakan Beralasan ......................................................... 11

2.1.4 Laporan Keuangan .................................................................... 12

2.1.4.1 Definisi Laporan Keuangan ................................................... 12

2.1.4.2 Tujuan Laporan Keuangan ..................................................... 13

2.1.4.3 Kelengkapan Laporan Keuangan ........................................... 13

2.1.4.4 Kebijakan Laporan Keuangan................................................ 14

2.1.5 Indeks Wallace .......................................................................... 14

2.1.6 Profitabilitas .............................................................................. 15

2.1.7 Leverage .................................................................................... 16

2.1.8 Kepemilikan Publik .................................................................. 17

2.1.9 Kepemilikan Manajerial ........................................................... 17

2.1.10 Status Perusahaan ................................................................... 18

2.2 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 18

2.3 Model Penelitian ................................................................................ 20

2.4 Pengembangan Hipotesis .................................................................. 21

2.4.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Tingkat Pengungkapan

Laporan Keuangan .................................................................... 21

2.4.2 Pengaruh Leverage terhadap Tingkat Pengungkapan

Laporan Keuangan .................................................................... 22

2.4.3 Pengaruh Kepemilikan Publik terhadap Tingkat Pengungkapan

Laporan Keuangan ................................................................... 23

2.4.4 Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Tingkat

Pengungkapan Laporan Keuangan ........................................... 24

2.4.5 Pengaruh Status Perusahaan terhadap Tingkat

Pengungkapan Laporan Keuangan ........................................... 25

III. METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel .......................................................................... 27

3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian........................................... 27

3.2.1 Variabel Dependen.................................................................... 27

3.2.2 Variabel Independen ................................................................. 29

3.2.2.1 Profitabilitas ........................................................................... 29

3.2.2.2 Leverage ................................................................................. 29

3.2.2.3 Kepemilikan Publik ............................................................... 30

3.2.2.4 Kepemilikan Manajerial......................................................... 30

3.2.2.5 Status Perusahaan................................................................... 30

3.3 Metode Analisis Data ......................................................................... 31

3.3.1 Analisis Statistik Deskriptif ..................................................... 31

3.3.2 Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 31

3.3.2.1 Uji Normalitas ........................................................................ 31

3.3.2.2 Uji Multikolinearitas .............................................................. 32

3.3.2.3 Uji Autokorelasi ..................................................................... 33

3.3.2.4 Uji Heteroskedastisitas........................................................... 34

3.3.3 Pengujian Hipotesis .................................................................. 34

3.3.3.1 Uji Koefisien Determinasi ..................................................... 34

3.3.3.2 Uji Kelayakan Model (Uji Statistik F) ................................... 35

3.3.3.3 Uji Signifikansi Parameter Individual ................................... 35

3.4 Model Penelitian ................................................................................ 36

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Objek Penelitian .............................................................. 37

4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ............................................. 39

4.3 Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 41

4.3.1 Uji Normalitas ........................................................................... 41

4.3.2 Uji Multikolinearitas ................................................................. 43

4.3.3 Uji Autokorelasi ........................................................................ 44

4.3.4 Uji Heteroskedastisitas.............................................................. 45

4.4 Uji Hipotesis ...................................................................................... 47

4.4.1 Uji Koefisien Determinasi ........................................................ 47

4.4.2 Uji Kelayakan Model (Uji Statistik F) ...................................... 48

4.4.3 Uji Hipotesis ............................................................................. 49

4.4.3.1 Uji Hipotesis 1 ....................................................................... 49

4.4.3.2 Uji Hipotesis 2 ....................................................................... 50

4.4.3.3 Uji Hipotesis 3 ....................................................................... 50

4.4.3.4 Uji Hipotesis 4 ....................................................................... 51

4.4.3.5 Uji Hipotesis 5 ....................................................................... 51

4.4.4 Model Penelitian ....................................................................... 52

4.5 Pembahasan........................................................................................ 53

4.5.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Tingkat Pengungkapan

Laporan Keuangan .................................................................... 53

4.5.2 Pengaruh Leverage terhadap Tingkat Pengungkapan

Laporan Keuangan .................................................................... 54

4.5.3 Pengaruh Kepemilikan Publik terhadap Tingkat Pengungkapan

Laporan Keuangan .................................................................... 56

4.5.4 Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Tingkat

Pengungkapan Laporan Keuangan ........................................... 57

4.5.5 Pengaruh Status Perusahaan terhadap Tingkat Pengungkapan

Laporan Keuangan .................................................................... 58

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ............................................................................................ 59

5.2 Implikasi Penelitian ........................................................................... 60

5.3 Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 61

5.4 Saran .................................................................................................. 61

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Sampel ................................................................... 33

Tabel 4.2 Daftar Sampel Perusahaan ................................................................... 34

Tabel 4.3 Hasil Statistik Deskriptif Tanpa Variabel Dummy .............................. 35

Tabel 4.4 Frekuensi Variabel Dummy (Status Perusahaan) ................................. 37

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas ............................................................................ 38

Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitsa .................................................................. 39

Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi ......................................................................... 40

Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 42

Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi .......................................................... 43

Tabel 4.10 Hasil Uji ANOVA ............................................................................. 43

Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis 1 .......................................................................... 44

Tabel 4.12 Hasil Uji Hipotesis 2 .......................................................................... 45

Tabel 4.13 Hasil Uji Hipotesis 3 .......................................................................... 45

Tabel 4.14 Hasil Uji Hipotesis 4 .......................................................................... 46

Tabel 4.15 Hasil Uji Hipotesis 5 .......................................................................... 46

Tabel 4.16 Hasil Penelitian .................................................................................. 47

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Model Penelitian ............................................................................. 18

Gambar 4.1 Normal Probability Plot ................................................................... 38

Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 41

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Nama Perusahaan Sampel

Lampiran 2. Daftar Item Pengungkapan Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan

Lampiran 3. Tabel Pengamatan Pengungkapan Laporan Tahunan Tahun 2013

Lampiran 4. Tabel Pengamatan Pengungkapan Laporan Tahunan Tahun 2014

Lampiran 5. Tabel Pengamatan Pengungkapan Laporan Tahunan Tahun 2015

Lampiran 6. Tabel Pengamatan Pengungkapan Laporan Tahunan Tahun 2016

Lampiran 7. Data Pengamatan Tahun 2013

Lampiran 8. Data Pengamatan Tahun 2014

Lampiran 9. Data Pengamatan Tahun 2015

Lampiran 10. Data Pengamatan Tahun 2016

Lampiran 11. Hasil Uji Statistik

Lampiran 12. Data Pengamatan Pengungkapan Dengan Variabel Profitabilitas

Lampiran 13. Data Pengamatan Pengungkapan Dengan Variabel Leverage

Lampiran 14. Ringkasan Data Pengamatan Pengungkapan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya semua perusahaan memiliki tujuan utama yang sama yaitu untuk

memperoleh laba yang sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan tersebut

perusahaan dihadapkan pada kondisi untuk dapat lebih transparan dalam

mengungkapan informasi perusahaannya, sehingga akan lebih membantu para

pengambil keputusan dalam mengantisipasi kondisi yang semakin berubah. Suatu

perusahaan dihadapkan pada kondisi yang mendorong mereka untuk lebih

transparan dalam mengungkapkan informasi tentang perusahaannya, terlebih bagi

perusahaan yang melakukan penawaran umum kepada publik atau go public. Salah

satu sarana bagi perusahaan untuk memperoleh modal demi kelangsungan usahanya

adalah melalui pasar modal. Dalam melakukan aktivitas di pasar modal para pelaku

pasar mendasarkan keputusannya pada informasi yang diterimanya. Oleh karena

itu, setiap perusahaan yang terdaftar di pasar modal diwajibkan untuk

menyampaikan laporan perusahaannya kepada Badan Pengawas Pasar Modal

(Bapepam) yang sejak tahun 2011 digantikan perannya oleh Otoritas Jasa

Keuangan (OJK). Sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

29/Pojk.04/2016 Tentang Laporan Tahunan Emiten Atau Perusahaan Publik,

2

perusahaan wajib meyampaikan Laporan Tahunan kepada Otoritas Jasa Keuangan

paling lambat pada akhir bulan keempat setelah tahun buku berakhir. Laporan

tersebut dapat berupa laporan keuangan (financial statement) ataupun laporan

tahunan (annual report).

Dampak krisis keuangan global pada tahun 2008 mengakibatkan para investor dan

kreditor berhati-hati dalam menanamkan modalnya pada suatu perusahaan demi

mengantisipasi risiko yang akan terjadi (Ginting, 2010). Sebelum melakukan

investasi, investor akan menelaah secara teliti laporan keuangan yang dimiliki oleh

suatu perusahaan untuk mengetahui kelangsungan hidup perusahaan tersebut.

Laporan keuangan merupakan jendela informasi yang memungkinkan pihak

eksternal suatu perusahaan untuk mengetahui kondisi perusahaan tersebut. Sejauh

mana informasi yang dapat diperoleh akan sangat tergantung pada seberapa besar

tingkat pengungkapan (disclosure) laporan keuangan perusahaan yang

bersangkutan. Pengungkapan (disclosure) yang disampaikan oleh perusahaan dapat

dibagi menjadi pengungkapan sukarela dan wajib.

Laporan tahunan pada dasarnya adalah sumber informasi bagi investor sebagai

salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi dalam pasar

modal, juga sebagai sarana pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang

dipercayakan kepadanya. Secara umum laporan keuangan merupakan hasil akhir

(output) dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-

pihak yang berkepentingan. Pada dasarnya laporan keuangan terdiri dari laporan

3

neraca (balance sheets), laporan rugi laba (income statements), laporan perubahan

ekuitas (statements of changes in equity), laporan arus kas (statements of cash

flows) serta catatan atas laporan keuangan (notes to financial statements). Proses

pembuatan laporan keuangan tidak lepas dari kelengkapan pengungkapan

(disclosure). Hal ini sangat penting untuk dilakukan karena akan memberikan

gambaran kondisi suatu perusahaan, serta mampu menunjukkan sifat perbedaan

kelengkapan pengungkapan antar perusahaan.

Salah satu faktor yang mencerminkan kinerja perusahaan adalah laporan keuangan

yang harus dibuat oleh pihak manajemen secara teratur. Laporan keuangan pada

dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang disajikan dalam bentuk

kuantitatif dimana informasi-informasi yang disajikan didalamnya merupakan

sumber utama informasi keuangan yang disampaikan oleh manajemen kepada

pihak-pihak di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan.

Beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai kelengkapan pengungkapan

laporan keuangan antara lain penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2012) yang

berjudul Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Tingkat Keluasan

Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Sektor Industri Makanan dan Minuman

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia hasilnya secara simultan terdapat pengaruh

positif antara karakteristik perusahaan yang diukur dari rasio likuiditas, rasio

leverage, rasio profitabilitas, ukuran perusahaan dan saham publik yang

berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Deviana dan Syamsul (2011) memperoleh hasil

4

mendukung yang berhubungan dengan tingkat profitabilitas, ukuran perusahaan,

status perusahaan dan tingkat hutang (leverage) tetapi tidak mendukung hipotesis

yang berhubungan dengan likuiditas.

Dewi (2008) dengan menguji Pengaruh Luas Pengungkapan Laporan Keuangan

Tahunan pada terhadap Keputusan oleh Investor, memperoleh bahwa Current ratio

dan porsi saham publik mempengaruhi luas pengungkapan laporan keuangan

tahunan secara positif. return on asset, operating profit margin, net profit margin,

porsi saham publik, presentase kepemilikan manajerial, gross profit margin tidak

berpengaruh terhadap luas pengungkapan laporan keuangan tahunan perusahaan.

Terdapat beberapa faktor dalam pengungkapan (disclosure) laporan keuangan.

Faktor-faktor tersebut meliputi profitabilitas, leverage, struktur kepemilikan dan

status perusahaan. Faktor profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap

kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan. Perusahaan dengan

profitabilitas tinggi akan melakukan pengungkapan laporan keuangan secara

berlebih. Semakin tingginya rasio profitabilitas perusahaan, menunjukkan semakin

tingginya kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan semakin baik

kinerja perusahaannya. Dengan laba yang tinggi perusahaan memiliki cukup dana

untuk mengumpulkan, mengelompokkan dan mengolah informasi menjadi lebih

bermanfaat serta dapat menyajikan pengungkapan yang lebih komprehensif. Oleh

karena itu perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi akan lebih berani

mengungkapkan laporan. Dengan demikian semakin tinggi profitabilitas

perusahaan maka akan semakin luas pengungkapan laporan keuangannya. Leverage

menunjukan seberapa besar ekuitas yang tersedia untuk memberikan jaminan

5

terhadap hutang. Hutang disini meliputi hutang lancar dan hutang jangka panjang.

Leverage sering juga disebut dengan solvabilitas

Persentase saham yang ditawarkan kepada publik menunjukkan besarnya private

information yang harus dibagikan manajer kepada publik. Private information

tersebut merupakan informasi internal yang semula hanya diketahui oleh manajer,

seperti: standar yang dipakai dalam pengukuran kinerja perusahaan, keberadaan

perencanaan bonus, dan sebagainya. Dengan adanya public investor mengakibatkan

manajer berkewajiban memberikan informasi internal secara berkala sebagai

bentuk pertanggungjawabannya.

Faktor status perusahaan didorong oleh suatu alasan sederhana yaitu bahwa

perusahaan dengan status yang berbeda akan memililki stakeholder yang berbeda,

sehingga tingkat kelengkapan pengungkapan yang harus dilakukan berbeda

(Agustina, 2006). Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas penulis

tertarik untuk membuat judul “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Struktur

Kepemilikan dan Status Perusahaan terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti mengemukakan beberapa poin

permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan informasi

dalam laporan keuangan perusahaan?

6

2. Apakah leverage berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan informasi dalam

laporan keuangan perusahaan?

3. Apakah kepemilikan publik berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan

informasi dalam laporan keuangan perusahaan?

4. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan

informasi dalam laporan keuangan perusahaan?

5. Apakah status perusahaan berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan

informasi dalam laporan keuangan perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang diharapkan dari penelitian ini

adalah:

1. Untuk membuktikan secara empiris adakah pengaruh profitabilitas terhadap

tingkat pengungkapan informasi dalam laporan keuangan perusahaan.

2. Untuk membuktikan secara empiris adakah pengaruh leverage terhadap tingkat

pengungkapan informasi dalam laporan keuangan perusahaan.

3. Untuk membuktikan secara empiris adakah pengaruh kepemilikan publik

terhadap tingkat pengungkapan informasi dalam laporan keuangan perusahaan.

4. Untuk membuktikan secara empiris adakah pengaruh kepemilikan manajerial

terhadap tingkat pengungkapan informasi dalam laporan keuangan perusahaan.

5. Untuk membuktikan secara empiris adakah pengaruh status perusahaan

terhadap tingkat pengungkapan informasi dalam laporan keuangan perusahaan.

7

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Emiten

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan informasi yang

sesuai dengan kebutuhan informasi bagi perusahaan dalam hal pengungkapan

laporan keuangan dan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran perusahaan

pada aspek pengungkapan serta transparansi dari laporannya.

2. Bagi Akademisi

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam memahami tentang

luas pengungkapan (disclosure) laporan keuangan serta dapat menambah

wawasan pembaca dalam hal pengetahuan tentang pengungkapan (disclosure)

laporan keuangan.

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Agensi

Teori keagenan pada intinya membahas hubungan manajemen sebagai agen dan

pemegang saham sebagai principal. Prinsipal menyediakan fasilitas dan dana untuk

menjalankan perusahaan. Di lain pihak, manajemen mempunyai kewajiban untuk

mengelola apa yang diamanahkan pemegang saham kepadanya. Agen diwajibkan

untuk memberi laporan perodik pada prinsipal tentang usaha yang dijalankannya.

Prinsipal akan menilai kinerja agen melalui laporan keuangan yang disampaikan

kepadanya (Harianto dan Sudomo, 1998). Oleh karena itu, perusahaan dituntut

melakukan pengungkapan informasi keuangan dan informasi relevan lainnya dalam

laporan keuangan tahunan karena pengungkapan merupakan aspek penting

akuntansi keuangan. Informasi tersebut berguna bagi para pemakai terutama

investor untuk pengambilan keputusan (Harjanto, 2001).

Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham

(principal) yang tercermin pada meningkatnya harga saham. Namun tujuan tersebut

sering bertentangan dengan tujuan pihak manajer (agent) sebagai pengelola

perusahaan. Adanya pihak-pihak seperti pemegang saham, debtholder dan

manajemen yang mempunyai kepentingan berbeda sering memunculkan konflik

9

keagenan (agency problem). Konflik keagenan yang terjadi dapat diminimumkan

dengan mekanisme pengawasan sehingga dapat mensejajarkan kepentingan

tersebut. Namun adanya mekanisme pengawasan akan memunculkan biaya agensi

(agency cost). Konflik keagenan dalam konteks manajemen keuangan muncul

antara pemegang saham (shareholders) dengan manajer dan antara pemegang

saham dengan kreditur (bondholder atau pemegang obligasi) (Kahar, 2008).

Asimetri informasi ini terjadi karena pihak manajemen mempunyai informasi yang

lebih banyak daripada pemodal (Husnan, 1996). Dengan demikian, pihak

manajemen mungkin berpikir bahwa harga saham saat ini sedang overvalue (terlalu

mahal). Kalau hal ini diperkirakan terjadi, maka manajemen tentu akan berpikir

untuk lebih baik menawarkan saham baru (sehingga dapat di jual dengan harga

yang lebih mahal dari pada seharusnya). Tetapi pemodal akan menafsirkan kalau

perusahaan menawarkan saham baru, salah satu kemungkinannya adalah harga

saham saat ini sedang terlalu mahal (sesuai dengan persepsi pihak manajemen).

Sebagai akibatnya para pemodal akan menawar harga saham baru tersebut dengan

harga yang lebih rendah. Karena itu emisi saham baru akan menurunkan harga

saham.

Karena adanya asimetri informasi itulah, maka sering timbul hazard dari agen

untuk menyembunyikan informasi yang diketahuinya dari prinsipal dengan tujuan

untuk kepentingan yang menguntungkan agen. Moral hazard adalah situasi dimana

agen cenderung untuk menyembunyikan informasi yang dimilikinya atau menyalah

sajikan informasi kepada prinsipal dengan tujuan untuk melindungi kepentingan

10

agen. Sebagai mahluk yang bertindak rasional agen akan berusaha

memaksimumkan kepentingannya yang seringkali dilakukan dengan

mengorbankan kepentingan prinsipal.

2.1.2 Teori Persinyalan

Teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk pasar

modal (Wolk, et al., 2000). Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi

antara manajemen perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan

informasi tersebut. Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya

perusahaan memberikan sinyal-sinyal pada pengguna laporan keuangan.

Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri

informasi antara manajer perusahaan dan pihak luar karena manajer perusahaan

mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang

daripada pihak luar (Wolk et al., 2000). Perusahaan dapat meningkatkan nilai

perusahaan dengan mengurangi informasi asimetri. Salah satu cara untuk

mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar,

salah satunya berupa informasi keuangan yang positif dan dapat dipercaya yang

akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan di masa mendatang

sehingga dapat meningkatkan kredibilitasnya dan kesuksesan perusahaan (Wolk et

al., 2000).

11

2.1.3 Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action)

Theory Reasoned Action pertama kali dicetuskan oleh Ajzen pada tahun 1980. Teori

ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa manusia berperilaku dengan cara

yang sadar dan mempertimbangkan segala informasi yang tersedia. (Jogiyanto,

2007), sikap merupakan jumlah dari perasaan yang dirasakan seseorang untuk

menerima atau menolak suatu obyek atau perilaku dan diukur dengan suatu

prosedur yang menempatkan individual pada skala evaluative dua kutub, misalnya

baik atau jelek, setuju atau menolak dan sebagainya. Selanjutnya norma-norma

subyektif didefinisikan sebagai persepsi atau pandangan seseorang terhadap

kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi niat untuk

melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan

(Jogiyanto, 2007).

Dalam perspektif model teori tindakan beralasan, norma subjektif, berkenaan

dengan dasar perilaku yang merupakan fungsi dari keyakinan-keyakinan normatif

(normative beliefs) dan keinginan untuk mengikuti keyakinan-keyakinan normatif

itu (motivation to comply). Norma subjektif menggambarkan persepsi individu

tentang harapan-harapan orang-orang lain yang dianggapnya penting terhadap

seharusnya ia berperilaku.

Teori tindakan beralasan mengemukakan bahwa sebab terdekat (proximalcause)

timbulnya perilaku bukan sikap, melainkan niat (intention) untuk melaksanakan

perilaku itu. Niat merupakan pengambilan keputusan seseorang untuk

12

melaksanakan suatu perilaku. Pengambilan keputusan oleh seseorang untuk

melaksanakan suatu perilaku merupakan suatu hasil dari proses berpikir yang

bersifat rasional. Proses berpikir yang bersifat rasional berarti bahwa dalam setiap

perilaku yang bersifat sukarela maka akan terjadi proses perencanaan pengambilan

keputusan yang secara kongkret diwujudkan dalam niat untuk melaksanakan suatu

perilaku.

Dalam kerangka teori tindakan beralasan, sikap ditransformasikan secara tidak

langsung dalam wujud perilaku terbuka melalui perantaraan proses psikologis yang

disebut niat. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa niat merupakan suatu proses

psikologis yang keberadaannya terletak di antara sikap dan perilaku. Banyak

penelitian di bidang sosial yang sudah membuktikan bahwa Theory of Reason

Action (TRA) ini adalah teori yang cukup memadai dalam memprediksi tingkah

laku.

2.1.4 Laporan Keuangan

2.1.4.1 Definisi Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) laporan keuangan adalah laporan

yang menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang

diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karaktristik ekonominya.

Kelompok besar tersebut merupakan unsur dari laporan keuangan.

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat

digunakan untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu

13

perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas

perusahaan tersebut.

2.1.4.2 Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan menurut Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) No. 1 (2015:3) adalah: Tujuan laporan keuangan adalah

memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas

entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam

pembuatan keputusan ekonomi.

Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan,

struktur keuangan, likuiditas dan solvabilitas, serta kemampuan beradaptasi

terhadap perubahan lingkungan, Informasi kinerja perusahaan, terutama

profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi

yang mungkin dikendalikan di masa depan. Sedangkan informasi tentang

perubahan posisi keuangan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan

dan operasi selama periode pelaporan.

2.1.4.3 Kelengkapan Laporan Keuangan

Dalam membuat indeks kelengkapan dan luas pengungkapan dibutuhkan suatu

instrumen yang dapat mencerminkan informasi-informasi yang diinginkan secara

detail pada masing-masing item laporan keuangan yang telah ditentukan. Dalam

menghitung indeks, penulis menggunakan indeks Wallace (Wallace et al., 1994)

yang mengungkapkan perbandingan antara jumlah item yang diungkap dengan

jumlah item yang seharusnya diungkap dengan jumlah total (N) sebesar 73 item.

14

2.1.4.4 Kebijakan Pengungkapan Laporan Keuangan

Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor satu tentang

penyajian laporan keuangan bermaksud untuk meningkatkan mutu dari laporan

keuangan. Pengungakapan tersebut bertujuan agar laporan keuangan dapat

dimengerti oleh para pemakainya.

Laporan keuangan di sini harus menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja

keuangan, perubahan ekuitas, dan arus kas dengan menerapkan PSAK secara benar

dan disertai pengungkapan yang diharuskan PSAK dalam Catatan Atas Laporan

Keuangan (pengungkapan wajib / enforced / mandatory disclosure). Informasi lain

juga tetap diungakapkan untuk menghasilkan penyajian yang wajar walaupun

pengungkapan tersebut tidak diharuskan oleh PSAK (pengungkapan sukarela /

voluntary disclosure).

2.1.5 Indeks Wallace

Indeks Wallace adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur berapa banyak

informasi laporan keuangan yang material yang diungkap oleh perusahaan.

Semakin banyak item yang diungkap oleh perusahaan, semakin banyak juga angka

indeks yang diperoleh perusahaan.

Perusahaan dengan angka indeks yang lebih tinggi menunjukkan bahwa perusahaan

tersebut telah melakukan praktek pengungkapan secara lebih komprehensif

dibanding perusahaan yang lain.

15

2.1.6 Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh keuntungan

(profit). Rasio profitabilitas juga merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan

manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan.

Profitabilitas bertujuan untuk mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan

kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dan untuk memperoleh

keuntungan tersebut pengelola perusahaan harus mampu bekerja secara efisien serta

kinerja perusahaan harus senantiasa ditingkatkan.

Perusahaan dengan profitabilitas tinggi akan melakukan pengungkapan laporan

keuangan secara berlebih. Semakin tingginya rasio profitabilitas perusahaan,

menunjukkan semakin tingginya kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba

dan semakin baik kinerja perusahaannya. Dengan laba yang tinggi perusahaan

memiliki cukup dana untuk mengumpulkan, mengelompokkan dan mengolah

informasi menjadi lebih bermanfaat serta dapat menyajikan pengungkapan yang

lebih komprehensif. Oleh karena itu perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi

akan lebih berani mengungkapkan laporan. Dengan demikian semakin tinggi

profitabilitas perusahaan maka akan semakin luas pengungkapan laporan

keuangannya.

Penelitian yang dilakukan oleh Kartika (2009) dengan menggunakan return on

asset (ROA) sebagai ukuran profitabilitas dan memperoleh bukti empiris bahwa

ROA memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan laporan

keuangan. Dengan rentabilitas ekonomi dan profit margin yang tinggi akan

16

mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang lebih rinci, sebab

mereka ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan dan

mendorong kompensasi terhadap manajemen.

2.1.7 Leverage

Leverage atau solvabilitas merupakan istilah yang sering digunakan perusahaan

untuk mengukur kemampuan perusahaan didalam memenuhi seluruh kewajiban

finansialnya apabila perusahaan dilikuidasi, secara umum solvabilitas dapat

dihitung dengan membagi total aset dengan total hutang.

Dalam rangka mengukur resiko fokus perhatian kreditor jangka panjang terutama

ditujukan pada prospek laba dan perkiraan arus kas. Keseimbangan proporsi antara

aktiva yang didanai oleh kreditor dan yang didanai oleh pemilik perusahaan dapat

diukur dengan Debt to Equity Ratio. DER juga dapat memberikan gambaran

tentang struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat

resiko tak tertagihnya suatu hutang.

Leverage menunjukkan proporsi pendanaan perusahaan yang dibiayai dengan

hutang. Semakin tinggi leverage suatu perusahaan berarti semakin tinggi pula

ketergantungan perusahaan tersebut kepada krediturnya. Hal ini sesuai dengan

agency teory, yaitu hubungan keagenan antara prinsipal (kreditur) dengan agennya

(perusahaan). Perusahaan akan berusaha memberikan informasi yang seluas-

luasnya mengenai kondisi perusahaan kepada krediturnya. Harapannya kreditur

lebih mengetahui dan memahami perusahaan dalam kaitannya dengan kredit yang

diberikan.

17

Semakin tinggi tingkat leverage perusahaan, maka akan semakin besar pula

kemungkinan terjadinya transfer kemakmuran dari kreditur jangka panjang kepada

pemegang saham dan manajer.

2.1.8 Kepemilikan Publik

Persentase saham yang ditawarkan kepada publik menunjukkan besarnya private

information yang harus dibagikan manajer kepada publik. Private information

tersebut merupakan informasi internal yang semula hanya diketahui oleh manajer,

seperti: standar yang dipakai dalam pengukuran kinerja perusahaan, keberadaan

perencanaan bonus, dan sebagainya. Dengan adanya public investor mengakibatkan

manajer berkewajiban memberikan informasi internal secara berkala sebagai

bentuk pertanggungjawabannya. Semakin besar persentase saham yang ditawarkan

kepada publik, maka semakin besar pula informasi internal yang harus diungkapkan

kepada publik, sehingga kemungkinan dapat mengurangi intensitas terjadinya

earnings management.

2.1.9 Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh direksi, manajemen,

komisaris maupun setiap pihak yang terlibat secara langsung dalam pembuatan

keputusan perusahaan. Salah satu mekanisme yang digunakan untuk mengatasi

konflik keagenan adalah dengan meningkatkan kepemilikan manajerial sehingga

dapat mensejajarkan kepentingan pemilik dengan manajer. Semakin besar

kepemilikan manajerial maka agency cost akan semakin turun. Hal ini dikarenakan

semakin besar kepemilikan saham oleh manajerial, maka semakin besar informasi

dimiliki oleh manajemen sekaligus sebagai pemilik perusahaan, sehingga hal

18

tersebut mengakibatkan biaya agen yang digunakan untuk biaya monitoring

semakin kecil, karena pemilik sudah merangkap sebagai manajemen.

2.1.10 Status Perusahaan

Latar belakang masuknya variabel status perusahaan didorong oleh suatu alasan

sederhana yaitu bahwa perusahaan dengan status yang berbeda akan memililki

stakeholder yang berbeda, sehingga tingkat kelengkapan pengungkapan yang harus

dilakukan berbeda, Agustina (2006). Perusahaan berbasis asing (PMA) mungkin

melakukan pengungkapan yang lebih luas dibanding perusahaan yang berbasis

dalam negeri (PMDN). Hal ini dikarenakan, pertama perusahaan berbasis asing

mendapatkan pelatihan yang lebih baik (misalnya dalam bidang akuntansi) dari

perusahaan induknya di luar negeri, kedua perusahan berbasis asing mungkin

mempunyai sistem akuntansi yang lebih efisien untuk memenuhi kebutuhan

pengendalian internal dan kebutuhan informasi perusahaan induknya, ketiga

perusahan asing memiliki permintaan informasi yang lebih besar dari pelanggan,

pemasok, analis dan masyarakat pada umumnya. Perusahaan-perusahaan dengan

status yang berbeda akan memiliki stakeholder yang berbeda, sehingga tingkat

kelengkapan pengungkapan wajib laporan keuangan yang diungkap juga berbeda.

2.2 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian telah dilakukan mengenai kelengkapan pengungkapan laporan

keuangan. Penelitian yang dilakukan Dewi (2008) dengan judul penelitian

Pengaruh Luas Pengungkapan Laporan Keuangan Tahunan pada Perusahaan

Manufaktur di Bursa Efek Indonesia terhadap Keputusan oleh Investor memperoleh

19

hasil penelitian Current ratio dan porsi saham publik mempengaruhi luas

pengungkapan laporan keuangan tahunan secara positif. Return on asset,

Operating profit margin, Net profit margin, Porsi saham publik, Persentase

kepemilikan manajerial, Gross profit margin tidak berpengaruh terhadap luas

pengungkapan laporan keuangan tahunan perusahaan.

Penelitian yang berjudul Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Tingkat

Keluasan Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Sektor Industri Makanan Dan

Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia oleh Nugroho (2012)

memperoleh hasil secara simultan terdapat pengaruh positif antara karakteristik

perusahaan yang diukur dari rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas,

ukuran perusahaan dan saham publik yang berpengaruh positif terhadap

kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

Deviana dan Syamsul (2011) dengan judul penelitian Pengaruh Kondisi Keuangan

Perusahaan Tehadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial memperoleh hasil

mendukung hipotesis yang berhubungan dengan tingkat profitabilitas, ukuran

perusahaan, status perusahaan dan tingkat hutang (leverage) tetapi tidak

mendukung hipotesis yang berhubungan dengan likuiditas.

Karunisari (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Leverage,

Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Luas Pengungkapan Laporan

Keuangan pada Perusahaan manufaktur yang telah Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) memperoleh hasil bahwa masih banyak perusahaan yang tingkat

20

kelengkapan pengungkapan (disclosure) laporan keuangannya belum memenuhi

aturan yang sesuai dengan PSAK yang ditetapkan oleh SK Bapepam sehingga bagi

penelitian yang akan datang disarankan menggunakan populasi yang lebih banyak

dan melibatkan para ahli di bidang ini dalam penentuan jumlah dan penilaian item

pengungkapan laporan keuangan. Belum optimalnya jumlah item yang diungkap

perusahaan mensyiratkan Bapepam perlu mengontrol laporan keuangan yang

disampaikan oleh perusahaan (emiten).

2.3 Model Penelitian

Adapun model dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1

Model Penelitian

Profitabilitias

Status Perusahaan

Leverage

Kepemilikan Publik Pengungkapan Laporan

Keuangan

Kepemilikan Manajerial

21

2.4 Pengembangan Hipotesis

2.4.1 Pengaruh Profitablitas terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan

Tingkat profitabilitas bertujuan untuk mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan

kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Untuk mengukur

profitabilitas perusahaan, penelitian saat ini menggunakan Return on Asset.

Semakin besar profitabilitas maka akan semakin luas dalam pengungkapan laporan

keuangan. Hal ini dikarenakan dengan tingginya profitablitas menunjukkan

semakin tingginya kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan semakin

baik kinerja perusahaannya. Dengan laba yang tinggi perusahaan memiliki cukup

dana untuk mengumpulkan, mengelompokkan dan mengolah informasi menjadi

lebih bermanfaat serta dapat menyajikan pengungkapan yang lebih komprehensif.

Oleh karena itu perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi akan lebih berani

mengungkapkan laporan. Dengan demikian semakin tinggi profitabilitas

perusahaan maka akan semakin luas pengungkapan laporan keuangannya.

Sebaliknya, semakin kecil profitabilitas maka akan semakin sempit dalam

pengungkapan laporan keuangan.

Hasil penelitian yang dilakukan Simanjuntak (2004) memperoleh bahwa

profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan,

namun penelitian yang dilakukan Agustina (2006) dan Dewi (2008) belum berhasil

membuktikan adanya pengaruh signifikan antara profitabilitas terhadap

pengungkapan laporan keuangan. Dengan demikian, penelitian ini mengusulkan

hipotesis berikut:

H1 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan

laporan keuangan

22

2.4.2 Pengaruh leverage terhadap pengungkapan laporan keuangan

Rasio leverage menunjukkan proporsi pendanaan yang dibiayai dengan hutang.

Semakin tinggi leverage semaki tinggi pula ketergantungan perusahaan kepada

krediturnya. Hal ini sesuai dengan teori agensi, yaitu hubungan kegenan antara

prinsipal (kreditor) dengan agennya (perusahaan). Kreditor akan selalu memantau

dan membutuhkan informasi mengenai keadaaan finansial perusahaan untuk

meyakinkan bahwa perusahaan tersebut dapat memenuhi kewajibannya pada saat

jatuh tempo. Dan perusahaan akan berusaha memberikan informasi yang luas

mengenai kondisi perusahaannya. Selain itu, tingkat leverage menggambarkan

kemampuan perusahaan membayar semua kewajiban (jangka pendek maupun

jangka panjang) atau kewajiban-kewajiban apabila perusahaan dilikuidasi. Menurut

hasil penelitian Simanjuntak dan Widiastuti (2004) Secara parsial leverage

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan

keuangan. Tambahan informasi diperlukan untuk menghilangkan keraguan

pemegang obligasi terhadap dipenuhinya hak-hak mereka sebagai kreditur. Oleh

karena itu, perusahaan dengan leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk

melakukan pengungkapan yang lebih luas daripada perusahaan dengan rasio

leverage yang rendah.

Berdasarkan uraian di atas hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut:

H2 : Leverage berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan laporan

keuangan

23

2.4.3 Pengaruh kepemilikan publik terhadap pengungkapan laporan

keuangan

Adanya perbedaan dalam proporsi saham yang dimiliki investor dapat

mempengaruhi kelengkapan pengungkapan oleh perusahaan. Hal ini karena

semakin banyak pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan, semakin

banyak pula detail-detail butir yang dituntut untuk dibuka dan dengan demikian

pengungkapan perusahaan semakin luas. Informasi tingkat kepemilikan saham

akan digunakan oleh investor pertanda prospek suatu perusahaan, dengan kata lain

semakin banyak saham yang dimiliki oleh publik berarti semakin tinggi perusahaan

dalam memberikan deviden dan layak beroperasi terus menerus untuk itu

perusahaan dituntut untuk memberikan informasi yang komprehensif.

Persentase saham yang ditawarkan kepada publik menunjukkan besarnya private

information yang harus dibagikan manajer kepada publik. Private information

tersebut merupakan informasi internal yang semula hanya diketahui oleh manajer,

seperti: standar yang dipakai dalam pengukuran kinerja perusahaan, keberadaan

perencanaan bonus, dan sebagainya. Dengan adanya public investor mengakibatkan

manajer berkewajiban memberikan informasi internal secara berkala sebagai

bentuk pertanggungjawabannya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2008), Agustina (2006) dan

Simanjuntak (2004) memperoleh hasil bahwa kepemilikan saham publik

berpengaruh terhadap pengungkapan laporan keuangan.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti mengusulkan hipotesis:

H3 : Kepemilikan publik berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan

laporan keuangan

24

2.4.4 Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap pengungkapan laporan

keuangan

Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh direksi, manajemen,

komisaris maupun setiap pihak yang terlibat secara langsung dalam pembuatan

keputusan perusahaan. Salah satu mekanisme yang digunakan untuk mengatsi

konflik keagenan adalah dengan meningkatkan kepemilikan manajerial sehingga

dapat mensejajarkan kepentingan pemilik dengan manajer.

Persentase saham yang dimiliki oleh manajemen dalam hal ini dewan komisaris dan

direksi yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan. Dalam kaitannya

dengan kepemilikan manajerial, pengungkapan perusahaan biasanya dilakukan

untuk mengendalikan konflik kepentingan antara pemegang saham, kreditur dan

manajemen. Maka dapat disimpulkan bahwa pengungkapan erat kaitannya dengan

hubungan keagenan antara manajemen dan pemilik serta antara pemilik (melalui

manajemen) dengan kreditur. Dengan pengungkapan yang lebih luas, manajemen

berusaha menurunkan potensi konflik yang akan menaikkan biaya pengawasan.

Hal ini mengindikasikan bahwa manajemen sangat berperan penting dalam setiap

keputusan-keputusan yang akan diambil demi kelangsungan hidup suatu

perusahaan. Manajemenlah yang menentukan kebijakan-kebijakan perusahaan agar

tujuan perusahaan tercapai. Hasil kerja manajemen ini akan

dipertanggungjawabkan dan pertanggungjawaban ini dapat diungkapkan dalam

laporan keuangan perusahaan. Sehingga diperkirakan jumlah kepemilikan saham

25

manajerial akan dapat memepengaruhi pengungkapan laporan keuangan

perusahaan.

Dewi (2008) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial memiliki hubungan positif

yang signifikan dengan pengungkapan laporan keuangan. Hasil ini

mengindikasikan bahwa bila kepemilikan manajerial meningkat menunjukkan

bahwa pengungkapan laporan keuangan semakin lengkap.

Berdasarkan uraian di atas hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut:

H4 : Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap tingkat

pengungkapan laporan keuangan

2.4.5 Pengaruh status perusahaan terhadap pengungkapan laporan keuangan

Latar belakang masuknya variabel status perusahaan didorong oleh suatu alasan

sederhana yaitu bahwa perusahaan dengan status yang berbeda akan memililki

stakeholder yang berbeda, sehingga tingkat kelengkapan pengungkapan yang harus

dilakukan berbeda, Agustina (2006). Perusahaan yang berstatus penanaman modal

asing cenderung akan melaporkan laporan keuangan yang luas dibandingkan

perusahaan yang berstatus penanaman modal dalam negeri.

Perusahaan berbasis asing (PMA) mungkin melakukan pengungkapan yang lebih

luas dibanding perusahaan yang berbasis dalam negeri (PMDN). Hal ini

dikarenakan, pertama perusahaan berbasis asing mendapatkan pelatihan yang lebih

baik (misalnya dalam bidang akuntansi) dari perusahaan induknya di luar negeri,

kedua perusahan berbasis asing mungkin mempunyai sistem akuntansi yang lebih

26

efisien untuk memenuhi kebutuhan pengendalian internal dan kebutuhan informasi

perusahaan induknya, ketiga perusahan asing memiliki permintaan informasi yang

lebih besar dari pelanggan, pemasok, analis dan masyarakat pada umumnya.

Perusahaan-perusahaan dengan status yang berbeda akan memiliki stakeholder

yang berbeda, sehingga tingkat kelengkapan pengungkapan wajib laporan

keuangan yang diungkap juga berbeda. Penelitian yang dilakukan oleh Agustina

(2006) memperoleh hasil bahwa status perusahaan tidak berpengaruh terhadap

pengungkapan laporan keuangan, namun secara teori dengan status perusahaan

yang baik akan semakin luas pula pengungkapan laporan keuangan perusahaan.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti mengusulkan hipotesis:

H5 : Status perusahaan berpengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan

laporan keuangan

27

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar pada

Bursa Efek Indonesia selama periode 2013-2016. Metode pemilihan sampel dalam

penelitian ini menggunakan purposive sampling methode yaitu pemilihan sampel

dari populasi dengan tujuan tertentu, agar sampel yang dipilih dapat mewakili

keseluruhan populasi, dimana sampel tersebut harus memiliki kriteria tertentu.

Adapun dalam penelitian ini kriteria dalam pemilihan sampel adalah sebagai

berikut:

1. Perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan sahamnya aktif

diperdagangkan selama tahun 2013-2016.

2. Perusahaan tersebut menerbitkan annual report periode tahun 2013-2016.

3. Perusahaan mengungkapkan informasi yang lengkap berkaitan dengan

variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.

3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian

3.2.1 Variabel Dependen

Pada penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah pengungkapan

laporan keuangan yang diukur menggunakan instrumen Wallace serta

28

menggunakan indeks untuk mengukur berapa banyak laporan keuangan yang

material yang diungkap oleh perusahaan. Semakin banyak item yang diungkap oleh

perusahaan, semakin besar angka indeks yang diperoleh perusahaan.

Kategori pengungkapan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ketegori

pengungkapan wajib dan sukarela menggunakan instrumen Wallace yang terdiri 10

kategori berisi 73 item, yang meliputi: informasi umum perusahaan terdiri dari 4

item; informasi tentang dewan komisaris atau direktur perusahaan terdiri dari 6

item; review operasi perusahaan masa yang lalu terdiri dari 8 item; informasi

tentang operasi di masa yang akan datang terdiri dari 9 item; ikhtisar informasi

keuangan terdiri dari 7 item; informasi mengenai tenaga kerja terdiri dari 14 item;

informasi tentang pasar modal terdiri dari 6 item; informasi Riset dan

Pengembangan terdiri dari 5 item; informasi tanggung jawab sosial perusahaan

terdiri dari 9 item dan Informasi perbaikan produk dan pelayanan terdiri dari 5 item.

Pengukuran luas pengungkapan tersebut dilakukan dengan cara mengamati ada

tidaknya suatu item yang ditemukan dalam laporan tahunan, apabila item informasi

tidak ada dalam laporan tahunan maka diberi skor 0, dan jika item informasi

ditemukan dalam laporan tahunan maka diberi skor 1. Skor yang diperoleh tiap

perusahaan sampel dijumlahkan untuk mendapat skor total. Kemudian skor total

dibagi 73 sehingga diperoleh indeks yang akan dipakai dalam pengolahan data.

Perhitungan untuk menentukan angka indeks ditentukan dengan formula sebagai

berikut: (Nugraheni, 2002:80)

𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 =𝑛

𝑁

29

Dimana:

n : jumlah butir pengungkapan.

N : jumlah butir pengungkapan keseluruhan yang seharusnya.

3.2.2 Variabel Independen

Variabel Independen merupakan tipe variabel yang menjelaskan atau

mempengaruhi variabel lain, variabel independen dalam penelitian ini adalah

profitabilitas, leverage, kepemilikan publik, kepemilikan manajerial dan status

perusahaan.

3.2.2.1 Profitabilitas

Profitabilitas bertujuan untuk mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan

kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dan untuk memperoleh

keuntungan tersebut pengelola perusahaan harus mampu bekerja secara efisien serta

kinerja perusahaan harus senantiasa ditingkatkan. Untuk mengukur profitabilitas

dapat digunakan rasio Return on Asset yang dirumuskan sebagai berikut: Kasmir

(2014:202)

𝑅𝑂𝐴 = 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡

3.2.2.2 Leverage

Leverage yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi segala kewajiban

finansialnya baik jangka panjang maupun jangka pendeknya. Dalam menghitung

leverage dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio hutang (debt

ratio). Adapun metode skala pengukuran debt to equity (DER) sebagai alat

penelitian sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut: Kasmir (2014:158)

30

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

3.2.2.3 Kepemilikan Publik

Struktur kepemilikan saham oleh publik menggambarkan tingkat kepemilikan

perusahaan oleh masyarakat publik. Variabel ini ditunjukkan dengan persentase

saham yang dimiliki oleh publik yang dihitung dengan cara membandingkan antara

jumlah saham yang dimiliki oleh masyarakat (publik) dengan total saham

perusahaan yang beredar dan dapat diformulasikan sebagai berikut: (Simanjuntak,

2004)

𝐾𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑢𝑏𝑙𝑖𝑘 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑚𝑎𝑠𝑦𝑎𝑟𝑎𝑘𝑎𝑡

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 𝑥 100%

3.2.2.4 Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh direksi, manajemen,

komisaris maupun setiap pihak yang terlibat secara langsung dalam pembuatan

keputusan perusahaan. Variabel ini ditunjukkan dengan presentase saham yang

dimiliki oleh manajer yang dihitung dengan cara membandingkan antara jumlah

saham yang dimiliki oleh manajer dengan total saham perusahaan yang beredar dan

dapat diformulasikan sebagai berikut: (Dewi, 2008)

𝐾𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑛𝑎𝑗𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑚𝑎𝑛𝑎𝑗𝑒𝑟

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 𝑥100%

3.2.2.5 Status Perusahaan

Latar belakang masuknya variabel status perusahaan didorong oleh suatu alasan

sederhana yaitu bahwa perusahaan dengan status yang berbeda akan memililki

31

stakeholder yang berbeda, sehingga tingkat kelengkapan pengungkapan yang harus

dilakukan berbeda (Agustina, 2006). Status perusahaan dihitung menggunakan

Variabel dummy, skor 1 untuk penanaman modal dalam negeri dan skor 0 jika

untuk penanaman modal asing (Agustina, 2006).

3.3 Metode Analisis Data

3.3.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik desktiptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi

suatu data. Analisis ini dimaksudkan untuk menganalisis data disertai dengan

perhitungan agar dapat memperjelas keadaan dan karakteristik data tersebut.

Pengukuran yang dilihat dari statistik deskriptif meliputi nilai rata-rata (mean),

standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness

(kemencengan distribusi) (Ghozali, 2011).

3.3.2 Uji Asumsi Klasik

Penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda sebagai alat analisis,

sehingga terlebih dulu harus lolos uji asumsi klasik agar syarat asumsi dalam regresi

terpenuhi. Uji asumsi klasik yang diperlukan ialah uji normalitas, multikolinearitas,

autokorelasi dan heteroskedastisitas.

3.3.2.1 Uji Normalitas

Menurut Imam Ghozali (2013:160) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti

distribusi normal. Proses uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji

32

Kolmogorov Smirnov dengan kriteria jika angka signifikan > taraf signifikansi (α)

0,05 maka distribusi data dikatakan normal, dan jika angka signifikan < taraf

signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak normal. Selain itu,

Penelitian ini mengunakan pendekatan grafik Normal P-P of regression

standardized residual untuk menguji normalitas data. Untuk pendekatan grafik jika

data menyebar disekitar garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola

distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data

menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik

histogram tidak menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas (Imam Ghozali,2013:163) .

3.3.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolinearitas di dalam model regresi dilihat dari hubungan antara variabel

bebas yang ditunjukkan oleh angka tolerance dan variance inflation factor (VIF)

yaitu:

a) Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak

terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut

b) Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka dapat diartikan bahwa terjadi

gangguan multikolinearitas pada penelitian tersebut.

33

3.3.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu

pada periode t-1 (periode sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada

problem autokorelasi. Autokorelasi muncul, karena observasi yang berurutan

sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini muncul karena adanya

residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi

lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series, karena gangguan pada

individu atau kelompok cenderung mempengaruhi gangguan pada individu atau

kelompok pada periode berikutnya (Ghozali, 2011).

Dalam penelitian ini uji autokorelasi dilakukan dengan Uji Durbin Watson (DW).

Pengambilan keputusan ada tidaknya korelasi:

a) Bila nilai Dw terletak antara batas atas atau Upper bound (du) dan (4-du), maka

koefisien autokorelasi sama dengan nol yang berarti tidak ada gangguan

autokorelasi.

b) Bila nilai Dw lebih rendah dari batas bawah atau Lower Bound sebesar (du),

maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol yang berarti ada masalah

autokorelasi positif.

c) Bila nilai Dw lebih besar dari (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil

daripada nol yang berarti ada autokorelasi ada autokorelasi negatif.

d) Bila nilai Dw terletak antara batas atas (du) dan batas bawah (dl), maka hasilnya

tidak dapat disimpulkan.

34

3.3.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah di dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

disebut homoskedastisitas, sedangkan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,

2011).

Salah satu cara untuk mengetahuinya dapat dilakukan melalui Uji Glejser.

Pengujian ini dilakukan dengan cara meregres nilai absolut residual pada variabel

independen. Jika variabel independen secara signifikan mempengaruhi variabel

dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Model regresi dinyatakan

tidak terjadi heteroskedastisitas apabila probabilitas signifikansinya diatas 5% pada

tingkat probabilitas yang digunakan α = 5% (Ghozali, 2011).

3.3.3 Pengujian Hipotesis

3.3.3.1 Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai kemampuan variable

variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai R2

yang mendekati satu berarti menunjukkan bahwa variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel

dependen (Ghozali, 2011).

35

3.3.3.2 Uji Kelayakan Model (Uji Statistik F)

Uji statistik F atau uji Analysis of Variance (ANOVA) merupakan metode untuk

menguji hubungan antara satu variabel dependen (skala mentrik) dengan satu atau

lebih variabel independen (skala non metrik atau kategorikal dengan kategori lebih

dari dua). ANOVA digunakan untuk mengetahui pengaruh utama dan pengaruh

interaksi dari variabel independen kategorikal terhadap variabel dependen metrik.

Pengaruh utama adalah pengaruh langsung variabel independen terhadap variabel

dependen, sedangkan pengaruh interaksi adalah pengaruh bersama dua atau lebih

variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011). Pengujian ini

dilakukan untuk uji model. Apabila nilai F signifikan pada tingkat probabilitas 5%,

maka dapat dikatakan bahwa semua variabel independen secara bersama-sama

mempengaruhi variabel dependen.

3.3.3.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh variabel penjelas atau

independen secara individual menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,

2011). Pengujian ini dilakukan untuk menguji variabel independen secara parsial

dengan tingkat probabilitas 5%. Apabila tingkat probabilitas lebih kecil dari 5%

maka hipotesis diterima. Pada Uji t dapat dilihat pula nilai koefisien atau beta yang

menunjukkan seberapa besar masing-masing variabel independen dalam

menjelaskan variabel dependen, serta pengaruh positif atau negatif berdasarkan

tanda positif atau negatif pada koefisien.

36

3.4 Model Penelitian

Model yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan

analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu

profitabilitas, leverage, kepemilikan publik, kepemilikan manajerial dan status

perusahaan terhadap variabel dependen pengungkapan laporan keuangan

perusahaan. Model regresi yang dikembangkan untuk menguji hipotesis-hipotesis

yang telah dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

𝐹𝑆𝐷 = 𝛽0 + 𝛽1𝑃𝑅𝑂 + 𝛽2𝐿𝐸𝑉 + 𝛽3𝐾𝑃 + 𝛽4𝐾𝑀 + 𝛽5𝑆𝑃 + 𝑒

Dimana:

FSD : Indeks pengungkapan laporan keuangan perusahaan

PRO : Profitabilitias

LEV : Leverage

KP : Kepemilikan publik

KM : Kepemilikan manajer

SP : Status perusahaan

β : Konstanta

β1,β2…βn : Koefisien regresi

е : residual error

59

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Profitabilitas secara statistik ditemukan adanya pengaruh positif terhadap

pengungkapan laporan keuangan tahunan suatu perusahaan. Sehingga semakin

tinggi tingkat profitabilitas maka akan semakin tinggi pengungkapan laporan

keuangan tahunan perusahaan yang dilakukan.

2. Variabel struktur kepemilikan dengan proyeksi kepemilikan publik secara

statistik ditemukan adanya pengaruh positif terhadap pengungkapan laporan

keuangan tahunan suatu perusahaan. Sehingga semakin tinggi persentase

kepemilikan saham publik maka akan semakin tinggi pengungkapan laporan

keuangan tahunan perusahaan yang dilakukan.

3. Variabel leverage berpengaruh negatif terhadap pengungkapan laporan

keuangan tahunan perusahaan. Sehingga semakin tinggi tingkat leverage maka

akan semakin sedikit pengungkapan laporan keuangan tahunan perusahaan

yang dilakukan.

4. Variabel status perusahaan secara statistik ditemukan adanya pengaruh negatif

terhadap pengungkapan laporan keuangan tahunan perusahaan. Sehingga dapat

dikatakan bahwa perusahaan yang memiliki penanaman modal asing cenderung

60

mengungkapkan laporan keuangan tahunan lebih tinggi dibanding perusahaan

yang memiliki penanaman modal dalam negeri.

5. Struktur kepemilikan dengan proyeksi kepemilikan manajerial secara statistik

tidak ditemukan adanya pengaruh terhadap pengungkapan laporan keuangan

tahunan suatu perusahaan.

5.2 Implikasi Penelitian

Implikasi penelitian ini diharapkan memberikan dampak kepada pihak manajemen

perusahaan. Pihak manajeman perusahaan diharapkan dapat memberikan informasi

yang jelas dan detail terhadap pihak yang berkepentingan dalam perusahaan

(stakeholder). Selain itu pihak manajemen perusahaan diharapkan dapat

meningkatkan kinerjanya sehingga menunjang kelengkapan pengungkapan laporan

keuangan. Dengan adanya peningkatan kinerja manajemen maka rasio,

profitabilitas, leverage, struktur kepemilikan dan status perusahaan menjadi lebih

baik sehingga perusahaan akan memberikan tambahan informasi secara sukarela.

Bagi pihak investor implikasi yang diharapkan dari penelitian ini diharapkan

memberikan dampak pada keputusan investasi. Seorang investor tentunya memiliki

beberapa pertimbangan dalam memilih perusahaan untuk berinvestasi.

Kelengkapan pengungkapan informasi perusahaan merupakan indikator penilaian

investor dalam menentukan investasinya.

61

Bagi pihak kreditor penelitian ini diharapkan memberikan dampak terhadap

keputusan pemberian pinjaman dana. Kreditor tentu saja memperhitungkan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Perusahaan yang

mengungkapkan informasi yang lebih lengkap dapat meyakinkan kreditor terhadap

perusahaan dalam pemberian pinjaman.

Bagi pemerintah penelitian ini diharapkan memberikan dampak terhadap

transparansi informasi yang diberikan perusahaan kepada pemerintah. Informasi

yang diperlukan pemerintah meliputi ketenagakerjaan perusahaan, analisis dampak

lingkungan, dan informasi lainnya. Informasi yang diungkapkan oleh perusahaan

diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap ekonomi makro.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini juga hanya menggunakan sektor manufaktur sehingga belum

dapat mewakili seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI.

2. Periode pengamatan yang relatif pendek yakni hanya empat tahun (tahun 2013

sampai dengan tahun 2016), sehingga hasil penelitian kurang mencerminkan

fenomena yang sesungguhnya.

5.4 Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti memiliki beberapa saran yang dapat

menjadi pertimbangan bagi penelitian selanjutnya, yaitu:

62

1. Memperhatikan kriteria dalam pemilihan sempel, sebaiknya perusahaan yang

dijadikan sebagai sampel tidak hanya perusahaan sektor manufaktur, tetapi juga

seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Sebaiknya mempertimbangkan penggunaan variabel lain yang dapat

mempengaruhi pengungkapan laporan keuangan tahunan perusahaan, selain

variabel yang digunakan dalam penelitian ini, seperti operating profit margin

dan ukuran perusahaan serta umur perusahaan.

63

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Dewi. 2006. Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi

Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

Transportasi, Perdagangan Dan Manufaktur Yang Tercatat Di Bursa Efek

Jakarta. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 8, No. 3: 219-246.

Ale, Lusyana. 2014. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Kepemilikan

Institusional dan Ukuran Dewan Komisaris Terhadap Pengungkapan

Corporate Social Responsibility (Studi Empiris pada Perusahaan yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Ekonomi Akuntansi. Hal. 1-19.

Daniel, Ulfandri Niko. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage dan

Likuiditas Terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan (Studi Empiris

pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

Artikel Penelitian. Padang: Universitas Negeri Padang.

Dewi, Kumala. 2008. Pengaruh Luas Pengungkapan Laporan Keuangan Tahunan

pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Terhadap Keputusan

Oleh Investor. Artikel Penelitian. Universitas Gunadarma.

Dewi, Sofia Prima and Keni, Keni (2013) Pengaruh Umur Perusahaan,

Profitabilitas, Ukuran Perusahaan Dan Leverage Terhadap Pengungkapan

Tanggungjawab Sosial Perusahaan Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia. Karya Ilmiah Dosen. Universitas Tarumanegara.

Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (2013) tentang

Penyajian Laporan Keuangan.

Faisal, Tower, G., and Rusmin. 2012. Legitimising Corporate Sustainability

Reporting Throughout the World. Australasian Accounting Business and

Finance Journal. 6(2): 19-34.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM

SPSS19. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi

Ketujuh. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

64

Ginting, Nirmalasari Adhika. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Tingkat Pengungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan Perusahaan

Manufaktur di Indonesia. Skripsi. Depok: Univeristas Indonesia.

Gujarati, Damodar. 2003. Ekonometri Dasar. Terjemahan: Sumarno Zain. Jakarta:

Erlangga

Harianto dan Sudomo. 1998. Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di Pasar

Modal di Indonesia. PT BEJ. Jakarta.

Jogiyanto, 2007. Sistem Informasi Keperilakuan. Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi

Offset.

Kahar, Soleman H. Abdul. 2008. Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan

Pendanaan dan Dividen. Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol.12 No. 3

September 2008, Hal. 399-410.

Karunisari, Putri. 2013. Pengaruh Leverage, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan

Terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Telah Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Skripsi.

Semarang: Universitas Negeri Semarang

Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Larasati, Dewi Deviana dan Hadi, Syamsul. 2011. Pengaruh Kondisi Keuangan

Perusahaan Tehadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial. Jurnal

Akuntansi dan Auditing Indonesia. Vol. 15, No.2.

Malyarni Reka, Susfayetti, dan Erwati Misni. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Ukuran

Perusahaan, Likuiditas, dan Leverage, Terhadap Pengungkapan Corporate

Social Responsibility (CSR) pada Perusahaan LQ-45 yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2009-2012. Jurnal Cakrawala Akuntansi.

Vol. 6 No. 1 Hal. 79-94.

Nugraheni, B.Linggar Yekti, Oct.Digdo Hartomo, dan Lucia Hary Patwoto, 2002.

Analisis Faktor-faktor Fundamental Perusahaan Terhadap Kelengkapan

Laporan Keuangan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis.Vol.VIII, No.1.pp.75-91.

Nugroho, Sumarnadi Agus. 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap

Tingkat Keluasan Pengungkapan Laporan Keuangan pada Sektor Industri

Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal

Ilmu dan Riset Akuntansi. Vol. 1, No. 12.

Nung, Harjanto. 2001. Penerapan Disclosure Untuk Menjamin Keakuratan

Informasi Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan. Jurnal Akuntansi dan

65

Investasi. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta. Volume 2, No.2: 233-241.

Pradipta Fairuz, Topowijono, dan Azizah Farah Devi. 2016. Pengaruh Ukuran

Perusahaan, Leverage, Profitabilitas, dan Likuiditas Terhadap

Pengungkapan Wajib Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2014).

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 36 No.1 Juli 2016.

Purwandari, Arum dan Purwanto, Agus. 2012. Pengaruh Profitabilitas, Leverage,

Struktur Kepemilikan Dan Status Perusahaan Terhadap Pengungkapan

Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Diponegoro

Journal of Accounting. Vol 1, No. 2: 1-10.

Putri, Eko Widyasari Rani dan Baridwan Zaki. 2013. Pengaruh Profitabilitas

Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility Studi Empiris

Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonsia

Pada Tahun 2010-2012. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas

Brawijaya. Vol. 2 No. 2.

Rustiarini, Wayan Ni. 2011. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham pada

Pengungkapan Corporate Social Responsibilty. Jurnal Ilmiah Akuntansi

dan Bisnis. Vol. 6 No.1.

Sari, Dinda Permata dan Andayani. 2015. Pengaruh Kinerja Keuangan dan Struktur

Kepemilikan terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Jasa.

Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Vol. 4 No. 10.

Suad Husnan. 1996. Manajemen Keuangan Teori Dan Penerapan (Keputusan

Jangka Panjang). Edisi Keempat, Buku Pertama, Yogyakarta: BPFE UGM.

Simanjuntak. H. Binsar. 2004. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan

Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. The Indonesian Journal of Accounting

Research. Vol. 7, No. 3.

Wolk, M. Carel, et al. 2001. Auditor Concentration and Market Shares In The Us:

1988±1999 A Descriptive Note. British Accounting Review. 33: 157-174.