pengaruh permainan tradisional

105
i PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL ( BEKELAN DAN SLENTIKAN ) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA SEKOLAH SKRIPSI Oleh: Laila Alfinur Hasana 201210230311173 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016

Upload: others

Post on 16-Nov-2021

42 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

i

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL ( BEKELAN DAN SLENTIKAN ) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA SEKOLAH

SKRIPSI

Oleh:

Laila Alfinur Hasana

201210230311173

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016

Page 2: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

ii

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL( BEKELAN DAN SLENTIKAN )

TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA

SEKOLAH

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Laila Alfinur Hasana 201210230311143

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016

Page 3: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

iii

SKRIPSI

Dipersiapkan dan disusun oleh :

Laila Alfinur Hasana Nim : 20121023031173

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada tanggal, 03 Februari 2016

Telah dinyatakan memenuhi syarat sebagai kelengkapan memperoleh gelar Sarjana (S1) Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang

Susunan Dewan Penguji

Ketua/ Pembimbing I, Sekretaris/ Pembimbing II Dr. Iswinarti, M.Si Siti Maimunah, S.Psi. MA. Anggota I Anggota II Yudi Suharsono, S.Psi. M.Si Hudaniah, S.Psi. M.Si

Mengesahkan Dekan,

Dra. Tri Dayakisni, M.Si

Page 4: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

iv

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Laila Alfinur Hasana

NIM : 201210230311173

Fakultas / jurusan : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi/ karya ilmiah yang berjudul :

Pengaruh Permainan Tradisional ( Bekelan Dan Slentikan ) Terhadap Peningkatan Kemampuan Problem Solving Anak Usia Sekolah.

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya

2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang – undang yang berlaku.

Malang, 23 Februari 2016 Mengetahui Ketua Program Studi Yang menyatakan Yuni Nurhamida, S.Psi., M.Si Laila Alfinur Hasana

Page 5: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Puji Syukur yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Permainan Tradisional ( Bekelan Dan Slentikan) Terhadap Peningkatan Kemampuan Problem Solving Anak Usia Sekolah Dasar ” sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammad iyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapak terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Ibu Dra. Tri Dayakisni, M.Si selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Dr. Iswinarti. M.Si dan Siti Maimunah S.Psi, M.A selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dan arahan yang sangat bermanfaat sehingga penulis dapat termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Ibu Tri Muji Ingarianti, S.Psi, M.Psi selaku dosen wali yang telah memberikan nasihat, dukungan, dan motivasi kepada penulis mulai dari awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

4. SDN Sumbersekar 01, SDN Sumbersekar 02, SDN Sumbersekar 03, SDN Mojorejo 01, warga RW 03 Desa Pasiraman kec Wonotirto Blitar yang telah mengijinkan putra – putrinya untuk memjadi subjek penelitian skripsi ini.

5. Staff Tata Usaha Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang terima kasih karena telah banyak membantu dalam hal administrasi.

6. Bapak Muhammad Shohib, S.Psi, M., Ibu Siska, Ibu Sari, Ibu Silvi serta seluruh staff part time dan magang UPT. Bimbingan Konseling yang mendukung dan mendokan keberhasilan penyelesaian skripsi.

7. Ibu Hudaniah, S.Psi, M.Si dan bapak Ari Firmanto S.Psi M.Si serta seluruh dosen yang memberikan banyak pengarahan, bimbingan serta dukungan mulai dari awal perkuliahan hingga selesai skripsi ini.

8. Bapak Ponimin dan Ibu Kasiati, serta seluruh keluarga yang telah mendukung dan mendo’akan dengan penuh kasih sayang kepada penulis.

9. Para teman – teman PPM Nur Muhammad Qisti,Firda, Farah,Tutus,Bili,Dias dan seluruh anggota, pengurus Bapak Muaz dan wakilnya, dan para guru bapak Kharis, bapak Sodik dan semuanya yang telah memberi banyak dukungan dari awal sampai di malang hingga skripsi berakhir.

10. Para teman – teman penyusun skripsi Mandasari, Ulfah N, Andin, Mirza dan seluruh teman teman yang dosen pembimbing satu dan dua sama, terimakasih banyak atas dukungan serta kerja sama, kerja keras hingga skripsi ini selesai tepat waktu.

11. Para teman -teman penusil Diyah fatwati, Sunarto Efendi, M effendi, Nina Eka W, Ariwiena, Yunda dan teman – teman FDI, teman Carier Center dan teman KKN yang

Page 6: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

vi

sudah memberikan dukungan, motivasi, pelajaran hingga mampu menyelesaikan skripsi ini.

12. Untuk semua teman-teman Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2012 khususnya Arga, Mitha, Lila, Indi, Debri, Azimah, Dewi, Wilda, Rida, Mimin, Diky seluruh teman – teman kelas Psikologi C yang telah mendukung dalam terselesaikannya skripsi ini.

13. Laboratorium Fakultas Psikologi beserta asisten, untuk setiap dukungan dan bantuan selama ini.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah banyak memberikan bantuan dalam bentuk apapun kepada penulis.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan dan mencurahkan rahmat dan hidayah- Nya atas segala yang telah mereka berikan kepada penulis dengan suatu harapan bahwa kesuksesan, kebahagian dan keberhasilan selalu ada dalam diri kita.

Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, begitupun apa yang penulis tulis masih jauh dari kata sempurna, sehingga kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapakan. Penulis berharap semoga ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan kepada pembaca.

Malang, 23 Februari 2016 Penulis

Laila Alfinur Hasana

Page 7: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................................... ii SURAT PERNYATAAN ...................................................................................................... .iii KATA PENGANTAR ........................................................................................................... .iv DAFTAR ISI .......................................................................................................................... .vii DAFTAR TABEL…………………………………………………………………………....viii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... .ix DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................................... .x ABSTRAK………………………………………………………………………………….. 1 PENDAHULUAN ………………………………………………………………………..... 2 Problem solving ……………………………………………………………………………. 5 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Problem solving……………………………….…......... 6 Aspek – Aspek Problem Solving………………………………………………………….. .. 6 Permaian Tradisional……………………………………………………………………….. 7 Jenis – Jenis Permainan Tradision…………………………………………………............... 8 Aspek Permainan Tradisional………………………………………………………………. 8 Problem Solving Dan Permainan Tradisional……………………………………………….. 9 Hipotesa……………………………………………………………………………………...10 METODE PENELITIAN…………………………………………………………………... 10 Rancangan Penelitian ………. ………………………………………………………….......11 Subjek Penelitian …………………………………………………………........................... 11 Variabel dan Instrumen Penelitian ………………………………………………………… 11 Prosedur Penelitian dan Analisa Data Penelitian ................................................................... 12 HASIL PENELITIAN ............................................................................................................ 13 DISKUSI ................................................................................................................................ 15 SIMPULAN DAN IMPLIKASI ............................................................................................ 17 REFERENSI .......................................................................................................................... 17 LAMPIRAN ........................................................................................................................... 21

Page 8: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.Hubungan Permainan Tradisional dan Problem Solving …………………….……..10

Tabel 2. Rancangan Penelitian……………………………………………………………... 11

Tabel 3. Hasil Pre Test disetiap kelompok…………………………………………………. 13

Tabel 4 Analisa Pre-test, Post-test 1 dan post-test 2 Kelompok Eksperimen 1……………..13

Tabel.5 Analisa Pre-test, Post-test 1 dan post-test 2 Kelompok Ekperimen 2 …………......14

Tabel 6. Analisa Peningkatan Pre-test, Post-test 1 dan post-test 2 Kelompok Kontrol……. 14

Page 9: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

vii

DAFTAR GAMBAR

Tabel 1. Diagram hasil rata – rata keseluruhan kelompok……………………… 13

Page 10: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Modul permainan tradisional ( bekelan dan slentikan)………………… 23

Lampiran 2. Aspek dan Indikator perilaku problem solving ……………………….. 42.

Lampiran 3. Blue Print, Item soal, dan kunci jawaban pretest ………………………44

Lampiran 4. Blue Print, Item soal, dan kunci jawaban posttest 1………………….…49

Lampiran 5. Blue Print, Item soal, dan kunci jawaban posttest 2…………………… 54

Lampiran 6. Hasil keseluruhan try out Skala…………………………………………59

Lampiran 7. Out put SPSS analisa try out ( validitas dan reabititas) dan

kesetaraan soal……………………………………………………………………….68

Lampiran 8. Data kasar subjek………………………………………………………74

Lampiran 9. Data kasar dari hasil pretest, posttest 1 dan posttest 2………………....79

Lampiran 10. Out put analisa SPSS………………………………………………… 82

Lampiran 11.Dokumentasi peralatan……………………………………………….. 88

Lampiran 12.Dokumentasi Penelitian………………………………………………..90

Lampiran 13. Surat keterangan Penelitian……………………………..…………… 94

Page 11: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

1

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL ( BEKELAN DAN SLENTIKAN ) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA SEKOLAH

Laila Alfinur Hasana

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang [email protected]

Kehidupan tidak bisa terlepas dari masalah, sehingga seseorang harus memiliki cara untuk menghadapi masalah. Proses menghadapi masalah disebut problem solving. Cara meningkatkan kemampuan problem solving salah satunya dengan bermain permainan tradisional. Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui adanya pengaruh permainan tradisional (bekelan dan slentikan) terhadap peningkatan kemampuan problem solving pada anak. Subjek penelitian ini adalah anak sekolah dasar usia 9-11 tahun, berjumlah 27 siswa yang berasal dari Kabupaten Malang dan Kabupaten Blitar. Menggunakan desain penelitian mixed desain (between subjek design and within subjek desigh) .Alat ukur yang digunakan adalah skala problem solving. Hasil penelitian. Pada kelompok kontrol (P = 0,866 P = ,0,834 P > 0,05) yang berarti tidak ada perbedaan. Sedangkan kelompok eksperimen 1( P = 0.001, P = 0,001. P < 0,05) dan eksperiment 2( P = 0,010,= P =0,00, P < 0,05). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa permainan tradisional (bekelan dan slentikan) dapat digunakan untuk meningkatan kemampuan problem solving anak usia sekolah dasar. Kata kunci : permainan tradisiona “bekelan dan slentikan”, Problem solving, Anak

Life can not be detached from the problem, so someone must have a way to face the problems. Processes face the problem of referred to problem solving. The way increase the ability of problem solving one of them by playing traditional games. The purpose of this research, to investigate the influence of traditional games (bekelan and slentikan) to the increase in problem solving ability of children. This research subject is primary school children age of 9-11 years, totaling 27 students from the District of Malang and Blitar. Research design mixed design (between subjek design and within subjek desigh). The measuring instrument used is the scale problem solving. Research result. In the control group (P = 0.866 P = 0.834 P> 0.05), which means there is no difference. Whereas the experimental group 1 (P = 0.001, P = 0.001, P <0.05) and experiment 2 (P = 0.010, = P = 0.00, P <0.05. Accordingly, it can be concluded that the traditional games (bekelan and slentikan) can be used to increase the problem solving ability of primary school age children. Keywords: traditional games "bekelan and slentikan", Problem solving, Children

Page 12: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

2

Perkembangan kemampuan anak dalam menyelesaikan masalah sangatlah penting untuk mematangkan kemampuan kognitif dan kemampuan afektif anak. Pemecahan masalah adalah suatu pikiran yang terarah atau terstruktur untuk mebemukan solusi atau jalan keluar untuk suatu masalah yang spesifik (Solso, Maclin dan Maclin, 2007) . Kemampuan menyelesaikan masalah juga berhubungan dengan prestasi anak. Pada jurnal Omiwale (2011) mengungkapkan bahwa ada hubungan signifikan antara pemecahan masalah dan prestasi fisika anak sekolah menengah keatas di Osum State, Nigeria. Selain hal tersebut, Ifamuyima dan Ajilogba (2012) mengungkapkan bahwa strategi pemecahan masalah memiliki efek yang signifikan terhadap prestasi dan retensi siswa dalam mempelajari Matematika.Sehingga memiliki banyak manfaat untuk perkembangan anak jika ditingkatkan.

Beberapa kasus yang ada di lapangan, anak tinggal di dearah Humbahas, memutuskan untuk mengakhiri hidupnya lantaran merajuk akibat dimarahi ibunya karena tidak mau pergi bersekolah minggu ke gereja (www.metrosiantar.com). Pelajar kelas V sekolah dasar (SD) di Lampung Utara bunuh diri gara-gara tak diberi uang untuk memperbaiki motornya (www.tribunnews.com/). Di Bengkulu anak 4 SD rela panjat tower karena cintanya di tolak (forum.detik.com/). Ditambah lagi kasus – kasus yang sering terjadi pada anak – anak saat ini seperti mencontek, di Jakarta siswa Sekolah Dasar memilih mencontek saat ujian (http://nasional.tempo.co) dan perilaku tidak baik lainnya. Setiap anak yang telah berprilaku tidak baik, kecenderungan menjadi pelawan kepada orangtua, sering berbohong, kerap bolos ke sekolah, menyontek, serta menganggu binatang hingga melakukan kekerasan fisik (http://medan.tribunnews.com ). Fakta – fakta tersebut adalah contoh nyata dari pola pikir anak dalam menyelesaikan masalah dengan jalan pintas. Hal tersebut adalah dampak dari kurangnya kemampuan problem solving pada anak. Anak akan cenderung berbuat sesuai keinginann ya saja atau melakukan jalan pintas untuk mengakhiri suatu masalah.

Apabila kasus – kasus seperti ini tidak segera ditangani, akan menimbulkan berbagai dampak seperti kurangnya kemampuan diri untuk bertahan menghadapi suatu masalah. Akhirnya anak kurang memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam skala yang lebih tinggi. Padahal Santrock (2011) mengatakan bahwa pada usia sekolah anak akan dihadapkan pada banyaknya permasalah perkembangan yang terjadi pada anak. Kurangnya kemampuan problem solving memiliki dampak pada tahapan perkembangan selanjutnya. Padahal apabila ada tahapan perkembangan yang tidak terlampaui secara sempurna akan memberikan dampak psikologis, kognitif dan sosio emosi pada anak di masa yang akan datang.

Fenomena tersebut mencerminkan perkembangan kemampuan problem solving pada anak berjalan kurang baik. Padahal anak usia 9 -11 tahun berada pada tahapan perkembangan kognitif operasional konkret menurut piaget adalah anak mampu berfikir logis selama mereka dapat menalarkan dalam contoh yang spesifik atau nyata (Santrock, 2011). Tahapan operasional konkret meliputi konvertasi, klasifikasi, seriasi dan transitifitas (Solso, Maclin dan Maclin, 2007).Seriasi adalah kemampuan otak untuk merangkai secara bersamaan suatu hal menurut sifat tertentu. Sedangkan transititas serupa dengan seriasi hanya saja kemampuan ini lebih menitik beratkan pada koordinasi dua hubungan. Sebagaimana kasus kriminalitas anak diatas, anak seharusnya mampu berfikir bahwa bunuh diri, mencuri dan melakukan kekerasan fisik adalah rangkaian dari

Page 13: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

3

kriminalitas. Sehingga anak mampu mengkoordinasikan fikirannya bahwa bunuh diri itu tindakan yang berbahaya.

Polya (1957) menambahkan pemecahan masalah (Problem solving) adalah aspek penting dalam intelegensi yang merupakan anugerah khusus untuk manusia pemecahan masalah (Problem solving) dapat dipahami sebagai karakteristik utama/penting dari kegiatan manusia.Faktor yang mempengaruhi problem solving menurut faisol (2008) ada dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri atas karakteristik individu sedangkan faktor eksternal terdiri atas lingkungan. Kedua faktor tersebut akan saling memberikan timbal balik. Semakin seseorang mendapatkan dukungan untuk menyelesaikan masalah akan mempermudah individu tersebut dalam menyelesaikan masalah ( Faisol,2008).

Kemampuan pemecahan masalah sangatlah penting untuk ditingkatkan. Ada dua acara untuk meningkatkan kemampuan problem solving yaitu dengan pembelajaran formal dan non formal. Anak sudah memperoleh pelatihan peningkatan problem solving di pembelajaran formal ketika sekolah. Salah satu cara pembelajaran non formal adalah dengan bermain. Hal ini didukung oleh penelitian Rumani (2005) dalam jurnal menemukan bahwa bermain cooperatif dapat meningkatkan problem solving pada anak. Sebagaimana teori Triadic retripocal causation Bandura menyatakan bahwa fungsi manusia merupakan hasil interaksi perilaku individu, variabel manusia dan lingkungan (Feist, 2010). Sehingga ketika anak melakukan permainan, anak juga belajar tentang kandungan yang ada di dalam permainan. Ketika anak bermain berkelompok anak akan belajar mengenai bagaimana bersosialisasi sekaligus bagaimana cara menyelesaikan permainan sesuai tujuan permainan.

Pada jurnal yang ditulis oleh Gray (2011) mengemukakan fungsi dari bermain adalah mengembangkan minat intrinsik dan kompetensi, belajar bagaimana untuk membuat keputusan, memecahkan masalah, mengerahkan pengendalian diri, mengikuti aturan, belajar untuk mengatur emosi mereka, membuat teman-teman dan belajar untuk bergaul dengan orang lain sebagai sama dan pengalaman sukacita. Berdasarkan jurnal tersebut, bermain adalah salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah atau problem solving. Sehingga bermain secara berkelompok adalah salah satu cara yang tepat untuk meningkatkan kemampuan problem solving. Iswinarti (2010) menambahkan bahwa Bermain mempunyai peran yang penting dalam belajar dan bermain memberi kesempatan untuk menguji anak dalam mengahadap i tantangan dan bahaya. Bermain merupakan sebuah aktivitas rekreasi dengan tujuan bersenang-senang, mengis i waktu luang, atau berolahraga ringan. Permainan biasanya dilakukan sendiri atau bersama- sama (Hidayat, 2013). Menurut Simatupang (2005 ) , be rmain merupakan suatu aktivitas yang menyenangkan bagi semua orang. Bermain akan memuaskan tuntutan perkembangan motorik, kognitif, bahasa, sosial, nilai- nilai dan sikap hidup. Bermain adalah aktifitas yang bertujuan untuk bersenang – senang dan media belajar untuk perkembangan motorik, kognitif, bahasa, sosial, nilai- nilai dan sikap hidup.

Permainan anak dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu permainan modern dan permainan tradisional. Permainan modern dan permainan tradisional memiliki karakter yang berbeda.

Page 14: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

4

Permainan modern memiliki keunggulun di bidang visual yang beraneka warna, tidak membutuhkan banyak tempat, praktis, dilengkapi dengan audio dan memiliki banyak tema permainan. Namun memiliki dampak negatif apabila digunakan secara berlebihan. Sebagaimana Dodol, anak usia 15 tahun yang mencuri motor untuk membayar game online (news.detik.com). Selain itu Dalam studi yang dipublikasikan di Proceedings of the Royal Society B seperti dirilis Dailymail, Rabu (20/5/2015). Peneltian itu menemukan, pemain yang dua kali lebih mungk in untuk menggunakan inti berekor mereka (80,76%) yang cenderung yang mengakibatkan gangguan neurologis dan psikologis termasuk demensia dan depresi pada anak (banjarmasin.tribunnews.com/). Berbeda dengan permainan tradisional, sejauh ini peneliti belum menemukan dampak negatif yang mengakibatkan kerugian sebagaimana permainan modern. Namun kekurangan permainan tradisional adalah peralatan yang digunakan tidak sebagus atau secanggih permainan modern. Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Sahay (2013) Menyatakan bahwa permainan tradisional sangat penting untuk kesehatan dan pembangunan karakter serta mampu membangun kebersamaan kelompok dan rasa kekeluargaan. Wulandari (2015) menyatakan bahwa permainan tradisional merupakan sarana tumbuh kembang anak yang mempunyai fungs i meningkatkan kemampuan motorik, moral, mental dan pikiran. Bishop & Curtis (2005) mendefinisikan permainan tradisional sebagai permainan yang telah diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya dengan permainan tersebut mengandung nilai “baik”,“positif”, “bernilai”, dan “diinginkan”. Misbach ( 2006) menyatakan bahwa permainan tradisional memiliki Aspek motorik : Melatih daya tahan, daya lentur, sensorimotorik, motorik kasar, motorik halus. Aspek kognitif: Mengembangkan imaginas i, kreatifitas, problem solving, strategi, antisipatif,pemahaman konstekstual. Aspek emosi: Kontrol emosi, ,mengasah empati, pengendalian diri. Aspek bahasa: Pemahaman konsep- konsep nilai. Aspek social : Menjalin relasi, kerja sama, melatih kematangan sosial dengan teman sebaya dan meletakan pondasi untuk melatih keterampilan sosialisasi berlatih peran dengan orang yang lebih dewas/masyarakat. Aspek spriritual : Menyadari keterhubungan dengan sesuatu bersifat Agung.

Permainan Tradisional memiliki beraneka ragam jenis. Ada tiga jenis utama dalam permainan tradisioal. Jenis permainan bernyanyi, olah pikir dan ketangkasan. Permainan yang menggunakan olah pikir adalah permainan yang membutuhkan konsentrasi berfikir, ketenangan, kecerdikan dan strategi (Dharmamulya, 2004).Strategi yang digunakan anak adalah contoh kecil dari pembelajaran problem solving melalui media permainan. Pada penelitian ini peneliti tertarik meneliti permainan tradisional Bekelan dan Slentikan karena permainan ini dapat dimainkan oleh banyak orang atau kelompok. Slentikan dan bekelan juga termasuk dalam jenis permainan yang melibatkan proses berfikir. Bekelan adalah permainan tradisional yang menggunakan media bola bekel dan biji bekelan. Pada permainan ini permain akan membutuhkan konsentrasi saat menangkap bola yang akan dilemparkan. Ketika akan mengambil batu pemain juga harus menentukan strategi tentang batu atau biji bekel yang akan diambil agar bisa memenangkan permainan.Bermain bekelan membutuhkan konsentrasi untuk mengambil biji agar tidak menyentuh dengan biji yang lain,

Page 15: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

5

serta adanya konsentrasi untuk menangkap bola. Selain itu pemain bekel juga harus mengambil keputusan dengan cepat biji bekel mana yang harus diambil Permainan ini juga mengajari anak untuk mengambil keputusan mengenai biji bekel mana yang akan diambil sebelum bola sampai kelantai . Selain itu pemain bekelan juga harus memikirkan bagaimana cara agar mempero leh skor yang tinggi dengan mengambil keputusan strategi mana yang harus digunakan agar menang. Sedangkan Slentikan adalah permainan tradisional yang menggunakan batu atau tutup botol. Pemain belajar mengambil keputusan dalam hal batu mana yang harus dislentik dahulu.Ser ta anak akan belajar mengatur strategi untuk mengalahkan lawan dengan memilihkan batu mana yang harus dislentik dahulu. Menurut Iswinarti ( 2008) Permainan bekelan dan slentikan mampu melatih berpikir sistematis sesuai prosedur permainan, melatih menentukan strategi problem solving. Peneliti memilih menggunakan dua permainan dikarenakan peneliti ingin mengetahui seberapa signifikan peran permainan tradisional terhadap problem solving pada anak.

Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan masalah yang akan diangkat adalah apakah ada pengaruh permainan tradisional terhadap peningkatan kemampuan problem solving pada anak?. Adakah perbedaan peningkatan problem solving pada anak dengan menggunakan satu permainan dengan dua permainan?. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh permainan tradisional pada kemampuan problem solving pada anak. Manfaat dari penelit ian ini adalah mengetahui pengaruh permainan tradisional pada perkembangan kemampuan problem solving pada anak. Sehingga dapat digunakan sebagai media intervensi bagi perkembangan dan pendidikan anak dalam hal peningkatan problem solving. Problem Solving

Pemecahan masalah adalah suatu pikiran yang terarah atau terstruktur untuk mebemukan solusi atau jalan keluar untuk suatu masalah yang spesifik (Solso, Maclin dan Maclin, 2010). Problem solving adalah suatu keterampilan individu dalam menggunakan proses berpikir untuk memecahkan masalah melalui pengumpulan fakta-fakta, analisis informasi, menyusun dan memilih alternatif pemecahan masalah yang paling efektif (Preisseisen, dalam sari 2010). Selain itu, menurut Reber (2010) Problem solving adalah proses yang terlibat dalam penggapaian solusi suatu permasalahan. Santrock (2011) mengartikan problem solving sebagai proses kognitif untuk mencari cara yang tepat untuk mencapai suatu tujuan. Reed (2011) menambahkan permecahan masalah adalah suatu proses pencarian solusi suatu hal dengan memahami karateristik masalah. Reed juga menambahkan bahwa ada empat strategi umum dalam pemecahan masalah diantaranya means-end analysis, subtujuan, analogi dan diagram. Menurut Polya ( 1957), solusi soal pemecahan masalah memuat empat langkah penyelesaian, yaitu : (1) pemahaman terhadap permasalahan; (2) Perencanaan penyelesaian masalah; (3) Melaksanakan perencanaan penyelesaian masalah; dan (4) Melihat kembali penyelesaian. Berdasarkan uarain tersebut dapat disimpulkan bahwa problem solving adalah kemampuan seseorang dalam berfikir untuk menyelesaikan suatu masalah.

Page 16: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

6

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah adalah kajian yang melibatkan identifikasi hingga pengambilan strategi. Problem solving atau pemecahan masalah adalah suatu ketrampilan individu yang menggunakan proses kognitif yang bertujuan untuk mencari solusi dari suatu hal dan menggunakan strategi tertentu dengan tahapan tertentu. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Problem Solving Faisol ( 2008 : 23) mengutip Borisaft dan Victor, ada 2 faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah antara lain :Faktor Internal, yaitu karakteristik individu, hal ini berhubungan dengan metode atau cara pendekatan yang digunakan dalam menghadap i masalah, pemahaman apakah masalah merupakan suatu ancaman bagi individu. Faktor Eksternal, terdiri atas lingkungan, tempat munculnya masalah, individu akan lebih mudah melakukan penyesuaian terhadap suatu masalah dari orang lain. Selain itu Atkinson (1991) juga berpendapat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi problem solving antara lain: (1) Pengalaman. Dengan pengalaman seseorang akan lebih mudah menyelesaikan masalah yang ditemukan apabila menemukan masalah yang sama atau mirip. (2) Intelegensi. Anak yang memiliki intelegensi yang tinggi akan lebih mudah mengidentifikasi masalah dan menemukan pemecahannya dibanding dengan anak intelegensi rendah. (3) Proses belajar. dengan adanya proses belajar, maka akan membuat anak mudah untuk menyelesaikan masalahnya. Menurut Rahmat (2001: 145) terdapat 4 faktor yang mempengaruhi proses dalam problem solving. Pertama, Motivasi. Motivasi seseorang akan mempengaruhi bagaimana ia memecahkan masalah.Kedua, Kepercayaan dan Sikap yang Salah.kepercayaaan ini memiliki distribusi yang besar dalam pola pemecahan masalah seseorang. Ketiga, Kebiasaan, yakni kecenderungan untuk mempertahankan pola pikir tertentu atau melihat masalah hanya dari satu sisi saja. Keempat, Emosi. Dalam menghadapi berbagai situasi, tidak disadari terlibat secara emosional. Emosi ini mewarnai cara berpikir disebagian manusia yang utuh, kita tidak dapat mengesampingkan emosi. Tetapi bila emosi itu sudah mencapai intensitas yang begitu tinggi sehingga menjadi stress, barulah sulit untuk mencapai insight. Aspek – Aspek Problem Solving

Aspek – aspek dalam problem solving menurut Barkman, S., & Machtmes, K. (2002) adalah

1. Identifikasi / tentukan masalah Kemampuan individu untuk menentukan sumber masalah serta kemampuan mengklasifikasikan jenis masalah yang ia alami.

2. Menganalisis kemungkinan penyebab atau asumsi Kemampuan individu dalam menganalisa sumber masalah yang ia alami dari internal dan eksternal

3. Identifikasi kemungkinan solusi Kemampuan individu dalam menganalisa solusi – solusi seperti apa yang harus ia gunakan.

4. Pilih solusi terbaik Kemampuan individu untuk mengambil keputusan tentang alternative solusi yang efektif.

5. Melaksanakan solusi

Page 17: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

7

Kemampuan individu untuk menjalankan alternative solusi yang ia pilih 6. Evaluasi kemajuan dan merevisi sebagian yang dibutuhkan

Kemampuan individu untuk menilai seberapa efektis solusi yang digunakan serta menganalisa keefektifan solusi untuk masalah yang lain

Santrok (2011) menjelaskan empat aspek dalam problem solving dalam pendidikan meliputi :

1. Mencari dan memahami problem. Sebelum sebuah masalah dapat dipecahkan, pemahaman akan masalah sangatlah penting. Proses ini meliputi identifikasi masalah, menemukan dan memperbaiki masalah yang akan dipecahkan.

2. Menyusun Strategi Pemecahan masalah yang baik. Setelah seorang murid dapat mengidentifikasi masalah dan mendefinisikan secara jelas, mereka perlu menyusun strategi untuk memecahkannya. Diantara strategi yang efektif adalah memutuskan sub tujuan, menggunakan algoritma (penyusunan formula, intruksi,dan mencoba semua kemungkinan solusi) dan analisa tujuan dari sebuah masalah.

3. Mengeksplorasi Solusi Meliputi pengevaluasikan solusi dengan pertimbangan efektifitas solusi. Solusi layak untuk dijalankan ataupun tidak. Pada tahapan ini anak juga dituntut untuk pengambilan keputusan solusi mana yang harus dijalankan.

4. Memikirkan dan mendefinisikan solusi dari waktu ke waktu. Langkah terakhir dalam menyelesaikan masalah adalah dengan memikirkan kembali keefektifan solusi dalam menghadapi masalah. Sehingga anak termotivasi untuk menyelesaikan masalah dengan meningkatkan solusi dan meningkatkan kinerjanya.

Permaian Tradisional Menurut Simatupang (2005 ) , be rmain merupakan suatu aktivitas yang menyenangkan bagi semua orang. Bermain merupakan sebuah aktivitas rekreasi dengan tujuan bersenang-senang, mengisi waktu luang, atau berolahraga ringan. Permainan biasanya dilakukan sendiri atau bersama- sama mempergunakan alat ataupun tidak mempergunakan alat. Sedangkan yang dimaksud tradisional ialah segala ap yang dituturkan atau diwariskan secara turun temurun dari orang tua atau nenek moyang (Hidayat, 2013). Bishop & Curtis (2005) mendefinisikan permainan tradisional sebagai permainan yang telah diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya dengan permainan tersebut mengandung nilai “baik”, “positif”, “bernilai”, dan “diinginkan”. Ada konsensus bahwa permainan tradisional merujuk pada aktivitas-aktivitas seperti hopscotch (konclong), permainan kelereng, lompat tali, permainan karet, dan sebagainya. Bermain akan memuaskan tuntutan perkembangan motorik, kognitif, bahasa, sosial, nilai- nilai dan sikap hidup.Permainan tradisional anak-anak adalah salah satu genre atau bentuk folklore yang berupa permainan anak-anak, yang beredar secara lisan diantara anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional dan diwarisi turun temurun serta banyak mempunyai variasi. Oleh karena termasuk folklore, maka sifat atau ciri dari permainan tradisional anak sudah tua usianya, tidak diketahui asal-usulnya, siapa penciptanya dan dari mana asalnya. Jika dilihat dari akar katanya, permainan tradisional tidak lain adalah kegiatan yang diatur oleh suatu peraturan

Page 18: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

8

permainan yang merupakan pewarisan dari generasi terdahulu yang dilakukan manusia (anak- anak) dengan tujuan mendapat kegembiraan (Danandjaja, 1987). Sehingga permainan tradisional adalah perbuatan yang menyenangkan, dapat dilaksanakan individual ataupun kelompok serta memiliki unsur budaya, nilai, pesan yang diwariskan dari nenek moyang.

Jenis – Jenis Permainan Tradisional

Dharmamulya, dkk (2004) mengklasifikasian permainan menjadi 3 jenis yaitu : Bermian dan bernyanyi dan berdilaog adalah bermainan yang berisikan dialog, nyanyian ataupun keduanya yang menjadi isi utama dalam permainan. Tujuan dari permainan ini adalah melatih anak untuk bersosialisasi, bersifat responsif, memiliki kemampuan berkomunikasi dan menghaluskan ucapan. Contohnya adalah anchang – anchang alis, bethek thingthink dan masih banyak lainnya.

Bermain dan olah fikir adalah jenis permainan yang membutuhkan konsentrasi berfikir, ketenangan, kecerdikan dan strategi. Pada umumnya permainan ini adalah permainan yang bersifat kompetitif, sehingga tidak membutuhkan tempat yang luas. Contohnya adalah dhakon, macanan, mul -mulan dan lain – lain.

Bermain dan adu ketangkasan adalah permainan yang mengandalkan ketahanan dan kekuatan fisik, membutuhkan alat permainan walaupun sederhana, dan tempat yang relatif luas. Permainan ini kebanyakan bersifat kompetitif dan adanya punisment bagi yang kalah. Contoh dari permainan jenis ini meliputi angklek, benthik dan patil lele.

Aspek Permainan Tradisional Misbach (2006:7) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa permainan tradisional dapat menstimulasi berbagai aspek perkembangan anak yang dapat meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Aspek motorik dengan melatih daya tahan, daya lentur, sensorimotorik, motorik kasar, dan motorik halus.

2. Aspek kognitif dengan mengembangkan imaginasi, kreativitas, problem solving, strategi, kemampuan antisipatif, dan pemahaman kontekstual.

3. Aspek emosi dengan menjadi media katarsis emosional, dapat mengasah empati dan pengendalian diri.

4. Aspek bahasa berupa pemahaman konsep- konsep nilai. 5. Aspek sosial dengan mengkondisikan anak agar dapat menjalin relasi, bekerjasama,

melatih kematangan sosial dengan teman sebaya dan meletakkan pondasi untuk melatih keterampilan sosialisasi dengan berlatih peran dengan orang yang lebih dewasa dan masyarakat secara umum.

6. Aspek spiritual, permainan tradisonal dapat membawa anak untuk menyadar i keterhubungan dengan sesuatu yang bersifat Agung (transcendental).

7. Aspek ekologis dengan memfasilitasi anak untuk dapat memahami pemanfaatan elemen-elemen alam sekitar secara bijaksana.

8. Aspek nilai-nilai/moral dengan memfasilitasi anak untuk dapat menghayati nilai-ni la i moral yang diwariskan dari generasi terdahulu kepada generasi selanjutnya.

Page 19: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

9

Problem Solving dan Permainan Tradisional Mengacu pada kajian teoritik sebelumnya , Wulandari (2015) menyatakan bahwa permainan tradisional merupakan sarana tumbuh kembang anak yang mempunyai fungsi meningkatkan kemampuan motorik, moral, mental dan pikiran. Iswinarti (2010) mengatakan bahwa permainan tradisional Engklek memiliki nilai terapiutik diantaranya : Nilai deteksi permasalahan anak, nilai perkembangan fisik, nilai kesehatan mental yang baik dan nilai problem solving. Pada nilai problem solving pada permainan berada pada pengambilan keputusan langkah selanjutnya agar memenangkan permainan. Salah satu aspek dari permainan tradisional adalah aspek pengembangan kognitif yaitu Problem solving.

Demikian juga faktor yang mempengaruhi problem solving menurut Faisol (2008) ada dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri atas karakteristik individu sedangkan faktor eksternal terdiri atas lingkungan. Kedua faktor tersebut akan saling memberikan timbal balik. Sebagaimana teori Triadic retripocal causation Bandura menyatakan bahwa fungsi manusia merupakan hasil interaksi perilaku individu, variabel manusia dan lingkungan ( Feist, 2010). Sehingga ketika anak melakukan permainan, anak juga belajar tentang kandungan yang ada di dalam permainan serta motivasi untu memennangkan permaina. Ketika anak bermain berkelompok anak akan belajar mengenai bagaimana bersosialisasi sekaligus bagaimana cara menyelesaikan permainan sesuai tujuan permainan. Semakin seseorang mendapatkan dukungan untuk menyelesaikan masalah akan mempermudah individu tersebut dalam menyelesa ikan masalah ( faisol,2008).

Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua permainan tradisional bekelan dan slentikan. Bekelan adalah permainan anak yang menggunakan bola yang bisa memantul dan biji –biji atau bekel. Iswinarti ( 2008) menambahkan Permainan ini dimainkan oleh paling sedikit 2 anak dan membutuhkan bola dan bekel sebagai alat dan bahan yang dibutuhkan dalam permainan ini. Sedangkan Slentikan adalah permainan tradisional yang menggunakan batu atau tutup botol dimainkan oleh 2 anak atau lebih dan membutuhkan batu kecil sebanyak 5 buah untuk memainkannya. Menurut Iswinarti ( 2008) Permainan bekelan dan slentikan mampu melatih berpikir sistematis sesuai prosedur permainan, melatih menentukan strategi problem solving.

Kedua permaian tersebut juga dapat meningkatkan dari aspek dari problem solving Adapun skema pengaruh permainan tradisional terhadap problem solving sebagai berikut :

Page 20: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

10

Table 1. Nilai - Nilai Permainan Tradisional dan Problem Solving

Jenis Permainan

Aspek Problem Solving Indikator Dalam Permainan

Bekelan

Mencari dan memahami problem.

1. Berkonsentrasi untuk menentukan biji bekel mana yang harus diambil duluan dengan mempertimbangkan jarak antar biji

2. Berkonsentrasi untuk menentukan kecepatan pantulan bola

Menyusun Strategi Pemecahan masalah yang baik.

1. Pengaturan pantulan bola 2. Pengaturan penentuan biji mana yang harus diambil

dahulu agar tidak terjadi kesalahan bermaian. 3. Menentukan strategi untuk menang di dalam bermain

secara utuh

Mengeksplorasi Solusi

1. Pengambilan keputusan biji mana yang harus diambil duluan

2. Perkiraan jarak dan pantulan 3. Pengulangan strategi permainan berikutnya

Slentikan

Mencari dan memahami problem.

1. Identifikasi jarak batu yang dipilih lawan untuk dislentik dan batu mana yang digunakan untuk menylentik

2. Pemilihan batu yang harus dislentik lawan agar kalah

Menyusun Strategi Pemecahan masalah yang baik.

1. Memilih posisi batu terdekat. 2. Mengatur ketinggian tangan saat menyebar batu.

Mengeksplorasi Solusi

1. Pengambilan keputusan batu mana yang harus digunakan untuk menylentik.

2. Pengambilan keputusan batu mana yang harus dislentik lawan

Hipotesa

Hipotesa yang digunakan dalam penelit ian eksperiment ini adalah Permainan tradisiona l bekelan dan slentikan dapat meningkatkan problem solving pada anak

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Kuasi Eksperiment dengan desain penelitian mixed desain (between subjek design and within subjek desigh).Dimana pengukuran dilakukan dengan

Page 21: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

11

pengambilan subjek dengan tujuan tertentu, dan situasi yang berbeda dengan satu kelompok kontrol dan 2 kelompok eksperiment. Pada penelitian ini pengukuran dilakukan tiga kali, yang pertama pretest, setelah pemberian intervensi pada kelompok eksperiment Postest 1 dan setelah pemberian perlakuan kemudian posttest 2. Rancangan penelitian dapat digambarkan sebagaimana berikut :

Tabel. 2 Rancangan Penelitian Kelompok Rancangan Penelitian

E1 Pre test --- X1 post test 1 --- X2 post test 2

E2 Pre test --- X2 post test 1 --- X1 post test 2

K Pre test -------- post test 1 --------post test 2

Keterangan : X1 : Perlakuan / Intervensi permainan tradisional bekelan

X2 : perlakuan / Intervensi permainan tradisional slentikan

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan menggunakan dua permainan tradisional bekelan dan slentikan sebagai metode intervensi penelitian untuk meningkatkan kemampuan problem solving pada anak – anak. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah anak sekolah dasar SDN Sumber Sekar 1, SDN Sumber Sekar 2, SDN Landungsari 1 dan anak di RW 03 Desa Pasiraman yang berada pada usia 9 – 11 tahun yang tidak memiliki gangguan perkembangan fisik maupun mental. Pengambilan subjek ini menggunakan purposis sampling, dimana karakteristik sudah ditentukan dan diketahui terlebih dahulu berdasarkan ciri dan sifat populasinya. Subjek yang diambil berjumlah 27 orang. Subjek yang terpilih akan dimasukkan dalam 3 Kelompok yaitu eksperiment 1, eksperiment 2 dan kelompok kontrol. Masing –masing grup adalah 9 orang. Variabel dan Instrumen Penelitian Pada penelitian ini terdapat dua variabel yakni variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) . Adapun variabel bebasnya (X) adalah permainan tradisional dan variabel terikatnya (Y) adalah problem solving. Permainan tradisional adalah rangkaian perbuatan yang bertujuan untuk menghibur hati yang diturunkan dari generasi ke generasi. Salah satu aspek dari permainan tradisional adalah dapat meningkatkan problem solving pada anak. Pada penelitian ini permainan tradisiona l digunakan sebagai media intervensi peningkatan kemampuan problem solving pada anak. Adapun bentuk perlakuan yang akan diberikan pemberian permainan tradisional bekelan dan slentikan.

Page 22: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

12

Problem solving adalah kemampuan individu berfikir untuk menyelesaiakan sebuah masalah dengan mempertimbangkan fakta, resiko dan strategi yang akan ditempuh anak. pada penelit ian ini subjek yang digunakan adalah subjek yang tidak memiliki gangguan fisik maupun psikis. Data didapatkan dari catatan penerimaan anak dan hasil penilaian dari sekolah mengenai kelayakan siswa menjadi subjek penelitian. Adapun jumlah siswa yang ada pada penelitian ini sejumlah 27 siswa. Pada setiap grup terdapat 9 siswa yang mendapatkan perlakuan maupun yang ada di kelompok kontrol. Adapun data penelitian diperoleh dari instrumen penelitian menggunakan model pengukuran skala problem solving untuk anak. Pengukuran ini menggunakan skala problem solving yang mengambil aspek dari Santrock (2011) dengan aspek mencari dan memahami masalah, menyusun strategi pemecahan masalah dan mengeksplorasi masalah. Hal tersebut disesuikan dengan perkembangan kognitif anak usia 9 -11 tahun adalah tahapan operasional kongkret. Pada tahapan ini anak bisa menalarkan dalam contoh yang nyata. Sehingga hanya tiga aspek yang digunakan agar sesusai dengan perkembangan kognitif anak. Uji validitas dilakukan pada anak SDN Sumber Sekar 3 yang berusia 9-11 tahun. Sehingga memperoleh hasil Cronbach's Alpha sebesar 0,861 dan validitas 0,208 – 0, 761. Prosedur dan Analisa Data Penelitian Penelitian eksperimen ini melalui tiga tahapan utama. Tahapan – tahapan yang digunakan sebagai berikut : Tahapan pertama adalah persiapan, tahapan ini meliputi : 1. Peneliti melakukan pendalam materi, pembuatan proposal, pembuatan Skala Penelitian . 2. Try out skala yang akan dilaksanakan pada siswa homogen. Kemudian penelit i

melakukan analisa kelayakan skala tryout peneliti ala sebelum digunakan penelitian 3. Peneliti melaksanakan try out permainan yang bertujuan untuk melihat kelayakan

permainan, formasi kelompok permainan serta estimasi waktu yang digunakan. 4. Tahapan terakhir dari persiapan adalah peneliti mencari sekolah yang akan dilaksanakan

penelitian. Tahapan kedua adalah intervensi, adapun intervensi yang menggunakan permainan slentikan dan bekelan. Tahapan ini meliputi :Sebelum memulai intervensi,

1. Peneliti memberi pretest dan membuat tiga kelompok sesuai hasil pretest dengan menggunakan metode pemerataan problem solving. Grup kontrol tidak mendapatkan perlakuan apapun. Sementara itu grup eksperimen dibagi menjadi 2 grup. Masing – masing grup terdiri dari 9 orang.

2. Pada pertemuan pertama peneliti melaksanakan perkenalan dan pretest pada siswa. Peneliti menggunakan dua sekolah dengan tujuan agar mengurasi kemungkinan adanya stimulus pembelajaran permainan oleh kelompok eksperimen terhadap kelompok control.

3. Pada pertemuan kedua kelompok eksperiment diberikan intervensi berupa peremainan bekelan dan pemberian feedback serta diberikan posttest 1.

4. Pada pertemuan ketiga intervensi berlanjut pada permainan kedua yaitu Slentikan setelah itu kelompok eksperiment diberikan feedback dan pottest 2.

5. Pada pertemuan keempat peneliti melaksanakan posttest 1 pada kelompok control.

Page 23: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

13

6. Pada pertemuan kelima kelompok eksperiment diberikan intervensi berupa peremainan Slentikan dan pemberian feedback serta diberikan posttest 1.

7. Pada pertemuan keenam intervensi berlanjut pada permainan kedua yaitu bekelan setelah itu kelompok eksperiment diberikan feedback dan pottest 2.

8. Pada pertemuan ketujuh peneliti melaksanakan posttest 2 pada kelompok control. Adapun prosedur permainan sudah tertera di Modul.

Tahapan ketiga yaitu menganalisa data, analisa data dari hasil keseluruhan dari penelitian. Tahapan ini meliputi Uji Varian menggunakan Anava adalah teknik statistik parametrik yang digunakan untuk menguji perbedaan anatara 3 atau lebih kelompok berskala interval atau rasio yang berasal dari satu variabel bebas ( Winarsunu, 2006).hal tersebut digunakan untuk meliha t persamaan variasi subjek penelitian. Selanjutnya menggunakan Pairet sample T – Test, yaitu uji statistic yang digunakan untuk melihat pengaruh kelompok Eksperimen dan kontrol, serta pengaruh pemberian perlakukan permainan kepada subjek. Analisa data menggunakan SPSS for windows ver. 21).

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan uji one way anova dalam menentukan persamaan pre test pada tiga kelompok yaitu kelompok eksperimen 1, eksperimen 2 dan kelompok kontrol. Dan menggunakan uji Paired Sampel t – test, untuk mengetahui pengaruh dari setiap kelompok Dengan membandingkan hasil dari rata – rata setiap skor skala yang telah diberikan.

Tabel 3. Hasil Pre Test disetiap kelompok

Kelompok N Mean Sig

Kelompok kontrol 9 30.00 0,989

Eksperimen 1 9 28.89 0,989

Eksperimen 2 9 31.89 0,989

Berdasarkan hasil uji anova untuk pretest ketiga kelompok, dapat diasumsikan bahwa perbandingan hasil varian kemampuan problem solving subjek yang digunakan dari tiga kelompok ini adalah identik atau sama, hal ini dapat dilihat dari nilai livene test = 0,989 lebih besar dari P = 0,05 sehingga memiliki signifikansi sama sehingga pembagian variasi subjek adalah sama.

Tabel 4. Analisa Pre-test, Post-test 1 dan post-test 2 Kelompok Eksperimen 1

Pair Mean Sig. (2-talled) Ket

Pretest-posttest1 -4.556 0,001 Sangat signifikan

Pretest-posttest2 -6.333 0,001 Sangat signifikan

Posttest1-posttest2 -1.778 0,075 Tidak signifikan

Berdasarkan tabel ini, nilai pretest – posttest 1 sangat berpengaruh terlihat dari nilai P = 0,001 <0,05. Begitu pula dengan nilai antara pretest dengan posttest2 terdapat pengaruh terlihat dari hasil nilai P = 0,001 < 0,05 dengan begitu nilai pretest – posttest2 signifikan atau berpengaruh.

Page 24: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

14

Namun berbeda dengan hasil posttest1 dan posttest2 yaitu P = 0,075 > 0,05 sehingga penambahan permainan tidak mempengaruhi kenaikan problem solving anak.

Tabel 5. Analisa Pre-test, Post-test 1 dan post-test 2 Kelompok Ekperimen 2

Pair Mean Sig (2-talled) Ket

Pretest-posttest1 -2.222 0,010 Signifikan

Pretest-posttest2 -3.667 0,000 Sangat signifikan

Posttest1-posttest2 -1.444 0,001 Sangat signifikan

Berdasarkan tabel ini, nilai pretest – posttest 1 sangat berpengaruh terlihat dari nilai P = 0,010 <0,05. Begitu pula dengan nilai antara pretest dengan posttest2 terdapat pengaruh terlihat dari hasil nilai P = 0,000 < 0,05 dengan begitu nilai pretest – posttest2 signifikan atau berpengaruh. Pada Kelompok Eksperiment 2 terdapat peningkatan kemampuan problem solving anak dengan penambahan permainan terbukti dari hasil P = 0,001< 0,05 pada nilai posttest 1 – posttest 2.

Tabel 6. Analisa Peningkatan Pre-test, Post-test 1 dan post-test 2 Kelompok Kontrol

Pair Mean Sig (2-talled) Ket

Pretest-posttest1 0,222 0,856 Tidak signifikan

Pretest-posttest2 0,111 0,834 Tidak signifikan

Posttest1-posttest2 -0,333 0,768 Tidak signifikan

Dari tabel ini, kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan tidak memiliki pengaruh terhadap problem solving, terlihat pada tabel dengan hasil nilai pretest dengan posttest1 P = 0,856 >0,05 dan nilai pretest dengan posttest2 P = 0,034 > 0,05 dan nilai posttest1 dan posttest2 0,768>0,05 yang dapat diasumsikan bahwa dari semua perbandingan antara pretest-posttest1, prestest –postttest2 dan posttest1-postttest2 adalah sama(p >0,05).

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Kontrol Eksperimen 1 Eksperimen 2

pre test post test 1 post test 2

Page 25: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

15

Gambar. 1 Diagram hasil rata – rata keseluruhan kelompok

Dari diagram ini, kelompok eksperimen 1 memiliki rata – rata pretest = 28,78, posttest 1 = 33,44 dan posttest 2 = 35,22 . Eksperimen 2 memiliki rata - rata pretest = 31,89, posttest 1 = 34,11 dan posttest 2 = 35,56 .Hal tersebut, menunjukan adanya peningkatan problem solving yang terlihat adanya peningkatan dari hasil rata – rata skor kelompok dari nilai pretest ke Posttest 1 dan ke Posttest 2. Sedangkan Kelompok kontrol memiliki rata – rata pretest = 30,00, posttest 1 = 29,89 dan posttest 2 = 30,11. Hal ini menunjukan tidak adanya peningkatan rata – rata pada skor skala prestest, postttest1 dan postttest 2.

Berdasarkan dari hasil analisa dengan menggunakan one way anova dan Uji paired sample t-test, dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya peningkatan problem solving pada kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2 telihat dari hasil pretest ke posttes1 dan posttest2. Kedua kelompok menunjukan signifikansi yang tinggi setelah diberikan perlakuan permainan bekelan. Kedua permainan dapat meningkatkan kemampuan problem solving, namun bekelan lebih menunjukan signifikansi dari slentikan. Sedangkan pada kelompok kontrol tinyatakan tidak adanya peningkatan yang terlihat dari rata – rata dan hasil analisa paired sample t-test yang sama dari pretest ke Posttest1 dan dari posttest1 ke Posttes2. Sehingga hipotesis adanya pengaruh permainan tradisional ( bekelan dan slentikan) terhadap kemampuan problem solving pada anak usia sekolah dasar terbukti.

DISKUSI

Problem solving yang baik sangat memengaruhi perkembangan anak dalam menghadapi banyak masalah. Selain itu kemampuan problem solving juga melatih individu untuk meningka tkan prestasi dan dapat memilih cara yang tepat untuk mencapai tujuan ( Santrock, 2011). Ditambah lagi menurut penlitian Yunita (2010) yang mengatakan ada hubungan antara ketrampilan pemecahan masalah dengan tingkat kemandirian seseorang. Sehingga kemampuan problem solving dapat dikatakan penting untuk ditingkatkan. Pada penelitian yang dilakukan, terbukti bahwa kemampuan problem solving dapat meningkat dengan cara pemberian permainan tradisional.

Hasil penelitian pada kelompok kontrol (P = 0,866 P = ,0,834 P > 0,05) yang berarti tidak ada tidak ada perubahan nilai dari pretests- posttest 1 – posttest 2. Sedangkan kelompok eksperimen 1( P = 0.001, P = 0,001. P < 0,05) dan eksperiment 2( P = 0,010,= P =0,00, P < 0,05). Menunjukan bahwa kelompok Eksperimen 1 dan 2 mengalami peningkatan kemampuan problem solving yang signifikan setelah subjek diberi perlakuan permainan tradisional bekelan dan selentikan. Padahal subjek yang digunakan memiliki varian kemampuan problem solving yang sama ( P = 0,989). Sehingga terbukti bahwa permainan tradisional dapat meningkatkan kemampuan problem solving pada anak. Sebagaimana teori Misbach (2006) bahwa dalam permainan tradisional mengandung aspek kognitif dengan mengembangkan imaginasi, kreativitas, problem solving, strategi, kemampuan antisipatif, dan pemahaman kontekstual.

Hasil penelitian pada eksperiment 1 pretest sampai posttest 1 menunjukan adanya peningkatan kemampuan problem solving. Sementara posttest 1 dengan posttest 2 tidak menunjukan adanya

Page 26: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

16

peningkatan yang signifikan. Sementara itu di Eksperimen 2 dari pretest sampai posttest2 semua menunjukan adanya peningkatan problem solving yang signifikan. Pemberian intervensi yang dilakukan pada eksperiment 1 adalah bekelan kemudian slentikan dan pada eksperimen 2 adalah slentikan kemudian bekelan. Pemberian feedback dilakukan setelah pemberian intervens i bermain dilaksanakan.

Peningkatan problem solving tersebut karena permainan tradisional bekelan memiliki tahapan untuk memainkannya. Tahapan pada permainan bekelan yang pertama adalah satuan dimana anak harus berkonsentrasi untuk mengambil biji bekel dari satu hingga enam. Proses problem solving yang terjadi, ketika anak harus mengatur tinggi bola supaya bisa mengambil biji bekel yang sesui dari satu hingga enam biji. Setelah pengambilan satu biji selesai maka anak harus mengambil dua biji, jika jarak antar biji berjauhan maka anak harus mengatur strategi, dan mengambil keputusan bagaimana cara untuk mengambil biji dan seberapa tinggi bola harus dipantulkan agar dapat menyelesaikan tahapan dengan baik.

Pada tahapan selanjutnya adalah plet, re, klat dan es dimana anak harus bisa membalik biji sesuai tahapan dan mengambil biji satu sampai enam. Pada tahapan ini proses problem solving yang terjadi ketika anak harus mengatur strategi ketinggian bola agar bisa membalik biji bekel dengan racikan. Selain itu pengambilan biji satu sampai enam juga membutuhkan strategi sebagaimana di tahapan satuan. Anak harus mengulangi membuat strategi, konsentrasi,dan pengambilan keputusan untuk mengambil biji bekel dan kesesuaian pantulan bola agar dapat melanjutkan ketahap naspel.

Pada tahapan terakhir Naspel yaitu tahapan membalik semua biji bekel menjadi phet semua. Setelah itu membalik biji bekel menjadi rhe semua. Tahap selanjutnya membalik biji bekel menjadi klat dan kemudian es semuanya. Lalu semua biji bekel diambil sambil mengacungkan jari telunjuk ke lantai. Pada tahapan ini proses problem solving yang terjadi adalah anak harus mengatur jarak biji bekel agar tidak menyentuh biji yang lain. Anak juga harus mengatur strategi bagaimana mengatur barisan biji bekel agar dapat diambil dengan sempurna untuk menyelesaikan naspel. Pada tahapan ini , anak dapat melakukan racikan untuk membalikkan biji bekel. Jika anak melakukan racikan maka ia harus membuat strategi dan berkonsentrasi untuk membalik biji dengan pengaturan pantulan bola agar racikan dapat berjalan dengan benar. Sehingga kemampuan anak dalam memahami masalah dan menyesuaikan dengan aturan permainan dapat terlatih. Kemampuan anak dalam berkonsentrasi, penyesunan strategi dan pengambilan keputusan dengan baik juga dapat terlatih. Latihan – latihan tersebut terbukti dapat meningkatkan kemampuan problem solving anak.

Ditambah lagi, tahapan permainan yang ada dipermainan slentikan juga terbukti mampu meningkatkan kemampuan problem solving anak. Pada tahapan pertama anak harus membuat strategi agar batu yang akan ia sebarkan dapat dislentik. Setelah lawan mengambil salah satu batu dan menunjuk batu pertama yang harus dislentik, maka anak harus menyusun strategi menyelentik batu yang ditunjukan oleh lawan. Anak juga harus berkonsentrasi agar slentikan tidak jatuh karena jika jatuh maka subjek dihitung mati dalam permainan. Selain hal tersebut, subjek juga harus menyusun strategi untuk mendapatkan skor. Bagaimana cara yangdigunakan untuk menjaga batu yang akan dibalikkan dengan tangan agar hasilnya banyak.Selain itu jika subjek menjadi lawan, anak harus membuat strategi batu mana yang akan diambil dan batu mana

Page 27: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

17

yang harus dislentik oleh lawan agar lawan mati dalam permainan dan tidak bisa melanjutkan ketahap selanjutnya. Sehingga anak melatih kognitifnya untuk berkonsentrasi, menyusun trategi dan mengambil keputusan untuk memenangkan permainan

Permainan tradisional bekelan dan selentikan memiliki aturan permainan dan tahapan – tahapan yang berbeda. Sehingga melatih anak untuk memahami hal apa yang dilakukan agar tidak menyalahi aturan dan dapat memenangkan permainan sebagai mana aspek problem solving yang dijelaskan oleh santrok (2011) tahapan pertama adalah mencari dan memahami masalah. Pada tahapan kedua adalah menyusun strategi pemecahan masalah yang baik, pada permainan tradisional yang digunakan juga melatih subjek untuk melakukan penyusuhan strategi bagaiman cara untuk memenangkan permainan. Pada tahapan ketiga adalah eksplorasi solusi yang melibatkan pengambilan keputusan pada anak. Pada permainan ini subjek harus memutuskan strategi mana yang harus dipilih, biji -biji permainan apa yang harus didahulukan dan pengaturan kecepatan pantulan bola ataupun kecepatan slentikan – slentikan pada biji yang lain. Sebagaimana kata Dharmamulya ( 2004) Permainan yang menggunakan olah pikir adalah permainan yang membutuhkan konsentrasi berfikir, ketenangan, kecerdikan dan strategi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa slentikan dan bekelan dapat menaikan kemampuan problem solving anak dengan signifikan. Menurut Iswinarti ( 2008) Permainan bekelan dan slentikan mampu melatih berpikir sistematis sesuai prosedur permainan, melatih menentukan strategi problem solving. Namun, dari kedua permainan hasil penelitian ini menunjukan bahwa bekelan lebih menunjukan sangat signifikan dibandingkan dengan slentikan. Hal tersebut karena bekelan memiliki aturan dan tahapan yang lebih banyak dari pada slentikan.

Pada proses feedback, subjek dilatih untuk mengumpamakan masalah yang dihadapi dengan perjuangan subjek memainkan permainan hingga menang. Sebelum proses feedback berakhir, peneliti menanyai kesulitan dari permainan dan bagaimana subjek menghadapinya kemudian direfleksikan dengan permasalahan yang sujek alami setiap harinya. Sehingga menimbulkan stimulus pada sujek untuk membuat strategi menghadapi permasalahn yang dihadapi. Pemberian Feedback tersebut mempengaruhi karena termasuk dalam eksperiental learning. Experienta l learning menurut kolb (1999), merupakan proses pengetahuan diciptakan melalui transformas i dari pengalaman dalam diri individu. pengetahuan merupakan hasil dari kombinasi penyerapan dan transformasi pengalaman.Sehingga pemberian feedback mampu digunakan sebagai transformasi dari pengalaman hidup yang sudah terjadi pada subjek maupun persiapan pada pemecahan masalah yang akan terjadi pada hidunya.

Subjek yang digunakan adalah anak sekolah dasar usia 9 -11 tahun, hal tersebut karena menurut piaget usia itu adalah usia anak – anak menengah dan akhir (Santrock, 2011). Pada usia ini anak akan memasuki pada masa remaja yang tentunya pengalaman baru bagi subjek. Sehingga subjek dapat belajar memecahkan masalah sejak awal. Selain itu, pada tahapan ini anak berada pada masa operasional konkret dimana anak mampu berfikir secara logis selama ada contoh yang konkret dan spesifik (Santrock, 2011).

Penelitian ini juga didukung dengan penelitian Gray (2011) yang menyatakan bahwa salah satu fungsi dari bermain adalah belajar bagaimana untuk membuat keputusan, memecahkan masalah, mengerahkan pengendalian diri, dan mengikuti aturan. Sehingga dengan bermain diusia sekolah dasar anak sudah mempersiapkan diri untuk masa perkembangan yang akan ia lalui. Selain itu

Page 28: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

18

penelitian Rachel (2012) menyemukakan bahwa anak dalam bermain berkelompok lebih aktif membuat strategi pemecahan masalah. Selain itu kreatifitas anak dalam bermain juga mempengaruhi peningkatan problem solving anak.

Walaupun penelitian ini mendapatkan hasil yang sesui hipotesis, bukan berarti penelitian ini tidak memiliki kekurangan. Sebagaimana pengambilan subjek untuk setiap kelompok haruslah dengan variasi yang sama. Sedangkan jumlah subjek yang diambil hanya 9 anak disetiap kelompok. Sehingga anak yang tidak memasuki kelompok juga tetap diberi perlakuan yang sama agar tidak ada keirian. Ketika pemberian posttest 1 dan posttest 2, teman subjek mengganggu subjek sehingga suasana menjadi sedikit gaduh. Pemberian Posttest 1 dan posttest 2 terlalu singkat, waktu yang digunakan hanya berjarak dua hari. Tanggal yang diambil adalah tanggal setelah ujian sehingga pada eksperiment dua tidak dilaksanakan di sekolah melainkan dirumah. Subjek harus menunggu subjek lainnya agar intervensi dapat dilaksanakan. Sehingga waktu penialain sering kali terlambat untuk dimulai. Pada beberapa instansi memperoleh skor Pretest yang tinggi sehingga harus mencari instasi lain agar varian dari subjek sama.

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh permainan tradisional (bekelan dan slentikan) terhadap kemampuan problem solving pada anak usia 9 – 11 tahun. Kedua kelompok eksperimen menunjukan adanya peningkatan pada pretest ke posttest 1 dan posttest 2. Sementara pada kelompok kontrol tidak menunjukan perubahan yang signifikan. Permainan tradisional bekelan dan selentik dapat meningkatkan kemampuan problem solving anak. Namun dari hasil penelitian peningkatan yang signifikan didapat setelah melaksanakan permainan tradisional bekelan.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut implikasi yang dapat diambil Bagi orang tua dan pakar pendidik anak dapat memberikan kesempatan bermain pada anak agar kemampuan problem sorving anak meningkat. Hal tersebut karena jenis permainan ini melatih strategi, konsentrasi, dan pengambilan keputusan anak agar dapat memenangkan permainan dan belum ada dampak negatif bagi anak.

Bagi pihak sekolah, perkembangan permainan tradisional dewasa ini tidak begitu unggul, padahal dari hasil penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan problem solving anak. Sehingga pihak sekolah dapat menjaga permainan ini agar lebih bisa dikenal oleh generasi berikutnya, bahwa permaianan tradsional bekelan dan selentik lebih memiliki manfaat yang positif dari pada permainan yang menggunakan aplikasi komputer untuk pembentukan kepribadian anak pada usia sekolah dasar.

Peneliti selanjutnya dapat mengambil penelitian yang sama karena permainan dapat meningkatkan berbagai macam aspek seperti motorik, sosial, kepribadian dan emosi pada anak. Hal tersebut karena permainan tradisional bekelan dan selentik adalah permainan yang dapat melatih konsentrasi, strategi serta kesabaran anak apabila kalah ataupun tertinggal dengan teman lainnya.

Page 29: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

19

Daftar Pustaka

Anak Yang Gemar Main Game Online Terancam Penyakit Mental. ( 2015, Mei 21).Online ( Http://Banjarmasin.Tribunnews.Com)

Atikaamaisa, (2013, Mei 22) Cinta Ditolak Anak SD Mencoba Bunuh Diri. Online

(Http://Forum.Detik.Com/) Diakses Pada 5 Mei 2015.

Atkinson, R. L. ( 1991) Pengantar psikologi (terjemahan).Erlangga ; Jakarta Arterbrry, M E. Cain, K M & Chopko, S A. (2007).Collaborative Problem Solving

In Five-Year-Old Children: Evidence Of Social Facilitation And Social Loafing. Educational Psychology Vol. 27, No. 5,, Pp. 577–596

Barkan, S., & Machtmes, K..( 2002). Solving Problems Survey .Youth Life Skills Evaluation

project at Penn State. Instrument also cited by the CYFAR Life Skills Project at Texas A&M University http://www. Humanserviceresearch .com Recommended by the CYFAR Life Skills Project, Youth Development Initiative, Texas A&M University.

Bisho, J.C. & Curtis, M. (2005). Permainan anak-anak zaman sekarang. Editor: Yovita.

Hadiwati. Jakarta: Pt. Grasindo.

Danandjaya, J. (1987). Floklore Indonesia. Jakarta : Gramedia. Dimarahi Ibunya karena Tak Mau Sekolah Minggu Murid Kelas 6 SD Gantung Diri

(2014,13 November). Online ( http://www.metrosiantar.com) Dharmamulya, S.( 2004). Permainan Tradisional Jawa. Purwangan; Kepel press Faisol, A. (2008). Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Kemampuan Problem solving Pada

Remaja. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas 17 agustus 1945 Surabaya, hal 23. Feldman, R S.(2012). Pengantar Psikologi. Terjemahan Understending Psycology

(Gayatri Dan Sofyan). Jakarta : Salemba Humanika

Feist, J & Feist, G J. (2010). Teori Kepribadian. Terjemahan Theories of Personality (Smita Prathita Sjahputri).Jakarta : Salemba Humanika

Gandapurnama, B. ( 2013). Kecanduan Game Online, Bocah Ini Jadi Nekat Mencuri Motor.

Online ( Http://News.Detik.Com) Diakses Pada 23 Mei 2015. Gray, P. (2011) The Decline Of Play and The Rise Of Psychopathology In Children And

Adolescents. American Journal Of Play. Volume 3, Number 4. By The Strong. Contact Peter Gray [email protected]

Page 30: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

20

Hidayat, D. (2013). Permainan Tradisional Dan Kearifan Lokal Kampung Dukuh Garut Selatan Jawa Barat. Jurnal Academica Fisip Untad. Vol.05.

Ifamuyiwa, A.S. Ajilbogba, S. I. (2012).A Problem Solving Model as a Strategy for Improving Secondary School Students’ achievement and Retention in Further Mathematics.ARPN

Journal of Science and Technology. diakses pada tanggal 5 oktober 2015. http://www.ejournalofscience.org./archive/vol2no2/vol2no2_18.pdf

Iswinarti. (2010). Nilai – Nilai Terapiutik Permainan tradisional Engklek pada usia sekolah dasar. Jurnal Humanity. Vol. 6, Nomor 1, hal 41 – 44.

Iswinarti, Fasichah, S. S., & Sulismadi. (2007). Permainan Anak Tradisional Sebagai Model

Peningkatan Kompetensi Sosial Anak Usia Sekolah. Laporan Penelitian Hibah Bersaing Tahun I. Malang: Lembaga Penelitian Umm.

Iswinarti, Fasicahah, S. S., & Sulismadi. (2008). Permainan Anak Tradisional Sebagai Model

Peningkatan Kompetensi Sosial Anak iUsia Sekolah. Laporan Penelitian Hibah Bersaing Tahun Ii. Malang: Lembaga Penelitian Umm.

Kolb, D.A., Boyatzih, R.E., Mainemelis,C. (1999). Eksperiental learning theory : Previous

research and new direction. Cleveland: Case Western Research University. Misbach, I. 2006. ”Peran Permainan Tradisional Yang Bermuatan Edukatif Dalam

Menyumbang Pembentukan Karakter Dan Identitas Bangsa”. Laporan Penelitian. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Omiwale, J B (.2011).Relationship Between Problem-Solving Ability And Achievement In

Physics Among Senior Secondary School Students In Osun State, Nigeria. Jounal of The African Symposium. Volume 11, No. 1,School of Pre-degree Studies, Osun State University, Osogbo, Nigeria

Polya, G.(1957). How To Solve It 2nd. Ed Princeton University Press: New Jersey

Rachel, E. (2012). The power of play : a research summary on play and learning. Universitas

Minnesota

Rahmat J. (2001). Psikologi Komunikasi. Cetakan ke-16. Bandung: PT Renja Kesdakarya. Reber, A S., Emily S. Reber.( 2010), Kamus Psikologi (judul asli: The Penguin Dictionary

Of Psychologi), terj. Yudi Santoso, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Reed, S K. (2011). Cognition Theory and Applictions. Kognisi teori dan aplikasi. Jakarta : Salemba Humanika.

Rumani, G B. (2005). Cooperative Play and Problem Solving in Preschool Children .

Page 31: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

21

Disertasi Doktoral. Doctor Of Philosophy In Developmental Psychology.University Of Pittsburgh.

Sahay, S. (2013). Traditional Children’s Games Of Bihar. Doi:10.7592/Fejfhal .54.Sahay Santrock, J W. ( 2011). Masa Perkembangan Anak. terjemahan ( Verawati dan wahyu).

Jakarta : Salemba Humanika

Santrock, J W.(2011). Psikologi Pendidikan( terj. Tri wibowo).Jakarta : Salemba Humanika Sari, A.P. (2010). Pengaruh Manisan Buah Pala (Myristica Fragrans Houtt.) Terhadap

Fungsi Kognitif Perempuan Dewasa.Fakultas Kedokteran. Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Seniati, L. Yulianto, A.S, B.N. (2011). Psikologi Eksperimen. Jakarta : Indeks Setiawan, T S (2014, Mei 20)Siswa SD Memilih Menyontek Jawaban Ujian Nasional

.( Http://Nasional.Tempo.Com) Simatupang, N.( 2005). Bermain Sebagai Upaya Dini Menanamkan Aspek Sosial Bagi Siswa

Sekolah Dasar.Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, Volume 3, No. 1, Diakses pada tanggal 6 oktober 2015. online (http://journal.uny.ac.id/index.php)

Solso, R. Maclin, O.H. Maclin M.K. (2007).Cognitif Psikologi : Psikologi Kognitif. (Terj.Rahardanto, M & Batuajdi, K) . Jakarta ; Erlangga.

Sugiono. (2012). Metode Penelitian kuantitatif, Kualitatif dan R &D. Bandung : Alfabeta. Cv Susetio, J ( 2014, Oktober 15)Perilaku Menyimpang, Psikolog: Kasus SD Percobaan Abnormal( http://medan.tribunnews.com). Triani, F.( 2012) . Pengaruh Manisan Daging Buah Pala (Myristica Fragrans Houtt.)

Terhadap Fungsi Kognitif Pada Laki-Laki Dewasa. Fakultas Kedokteran Univers itas Kristen Maranatha Bandung

Ugiarto. (2015 Mei 5). Anak SD di Lampung Bunuh Diri Gara - Gara Tak Dikasih Uang Untuk

Perbaiki Motor. Online ( www.tribunnews.com/) .

Winarsunu, T. ( 2006). Statistika dalam penelitian psikologi dan pendidikan. (ed. Revisi). Malang : UMM press.

Wulandari, D. M. (2015) Meningkatkan kompetensi sosial melalui permainan tradisional. Seminar call for papper .Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.

Page 32: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

22

Yunita, F (2010). Hubungan Antara Tingkat Kemamandirian Dengan Ketrampilan Pemecahan Masalah pada Remaja. Fakultas Dakwah. Program Studi Psikologi.Institut Sunan Ampel Surabaya.

Page 33: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

23

Lampiran 1 (Modul permainan tradisional ( bekelan

dan slentikan)

Page 34: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

24

MODUL PENELITIAN SKRIPSI

PERMAINAN TRADISIONAL

BEKELAN, CONGKLAK LIDI, DAN SELENTIK

Disusun Oleh:

Laila Alfinur Hasana

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015

Page 35: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

25

MODUL PERMAINAN TRADISIONAL

BEKELAN, CONGKLAK LIDI, DAN SELENTIK

A. Latar Belakang

Bermain merupakan suatu aktivitas yang menyenangkan bagi semua orang. Bermain merupakan

sebuah aktivitas rekreasi dengan tujuan bersenang-senang, mengisi waktu luang, atau

berolahraga ringan (Simatupang,2005 ) . Bagi anak, bermain memiliki porsi yang cukup besar

dalam aktifitas sehari – hari. Selain sebagai media pengisi waktu luang bermain juga memilik i

peranan dalam peningkatan kecerdasan anak. Bermain dibagi atas 2 jenis yaitu modern dan

tradisional, Permainan modern memiliki keunggulun di bidang visual yang beraneka warna, tidak

membutuhkan banyak tempat, praktis, dilengkapi dengan audio dan memiliki banyak tema

permainan. Namun memiliki dampak negatif apabila digunakan secara berlebihan. Sebagaimana

Dodol, anak usia 15 tahun yang mencuri motor untuk membayar game online (news.detik.com).

Selain itu Dalam studi yang dipublikasikan di Proceedings of the Royal Society B seperti dirilis

Dailymail, Rabu (20/5/2015). Peneltian itu menemukan, pemain yang dua kali lebih mungk in

untuk menggunakan inti berekor mereka (80,76%) yang cenderung mengandalkan sistem memori

spasial otak, hippocampus yang mengakibatkan gangguan neurologis dan psikologis termasuk

demensia dan depresi pada anak (banjarmasin.tribunnews.com/).

Berbeda dengan permainan tradisional, sejauh ini peneliti belum menemukan dampak negatif yang

mengakibatkan kerugian sebagaimana permainan modern. Berdasarkan jurnal yang ditulis

oleh Sahay (2013) Menyatakan bahwa permainan tradisional sangat penting untuk kesehatan

dan pembangunan karakter serta mampu membangun kebersamaan kelompok dan rasa

kekeluargaan. Arikunto (1996) menyatakan bahwa permainan tradisional merupakan sarana

tumbuh kembang anak yang mempunyai fungsi meningkatkan kemampuan motorik, moral, mental

dan pikiran. Berdasarkan manfaat tersebut, salah satu fungsi dari bermain adalah peningkatan

pemecahan masalah pada anak.

Page 36: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

26

Permainan tradisional yang dapat digunakan untuk meningkatkan problem solving adalah

permainan yang termasuk dalam jenis permainan berfikir seperti Slentikan, Bekelan dan

Congklak Lidi. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Iswinarti ( 2008) yang menyatakan

Permainan bekelan, congklal lidu dan slentikan mampu melatih berpikir sistematis sesuai prosedur

permainan, melatih menentukan strategi problem solving.

B. Sasaran

Dalam penelitian ini proses pelaksanaan permainan bekelan, selentik, dan congklak lidi ditujukan

pada siswa sekolah dasar dengan sasaran siswa-siswi Sekolah Dasar dengan rentang usia 9-11

tahun serta sehat fisik dan mental.

C. Tujuan Penyusunan

Adapun tujuan penyusunan modul yaitu sebagai acuan dalam melakukan atau memberikan

intervensi dengan menggunakan permainan tradisional bekelan, selentik, dan congklak lidi untuk

meningkatkan kemampuan problem solving anak usia sekolah

D. Panduan Pelaksanaan Permainan Tradisional

1. Cara Pembagian Kelompok

Adapun cara pembagian kelompok dalam permainan tradisional ini yaitu:

a. Peneliti mengumpulkan seluruh anak yang telah dipilih menjadi subjek permainan

b. Peneliti membagi subjek dalam 3 (tiga) kelompok besar yang disesuaikan dengan hasil

pre test sebelumnya.

c. Setelah menemukan 3 (tiga) kelompok besar, subjek dikumpulkan sesuai dengan

kelompoknya masing-masing

d. Setelah membagi menjadi 3 (tiga) kelompok besar dan mengumpulkannya, penelit i

kembali membagi subjek menjadi 3 (tiga) kelompok kecil yang terdiri dari 3 (tiga)

orang subjek tiap kelompok dengan sistem “hom pim pa”.

e. Penentuan permainan yang akan dilakukan oleh subjek, ditentukan dengan warna pita

yang telah ditentukan oleh peneliti. Adapun warna-warnanya, yaitu:

Page 37: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

27

a) Warna biru : permainan bekelan

b) Warna merah : permainan congklak lidi

c) Warna hijau : permainan selentik

f. Pemberian pita dan pembedaan warna pita untuk 3 (tiga) permainan tradisional adalah

dilakukan agar memudahkan peneliti untuk mengenali subjek tiap permainan.

2. Prosedur dan Aturan Permainan Tradisional Bekelan

Alat Bantu Permainan

- 3 buah bola bekel

- 18 buah biji bekel

- 1 buah stopwatch

- 1 buah peluit

Prosedur Permainan Bekelan

1. Sebelum permainan di mulai, maka haruslah dilakukan suit yang bertujuan untuk

menentukan siapa yang mendapat giliran perama kali memainkannya.

2. Pemain yang menang berhak bermain terlebih dahulu dengan menggenggam semua biji

bekel serta bola bekel.

3. Lemparkan bola ke atas, kemudian jatuhkan biji bekel ke lantai kemudian tangkap

bolanya lagi.

4. Kemudian pantulkan lagi bola bekel. Ketika bola berada di atas maka pemain harus

mengambil biji bekel sesuai dengan tahapannya.

5. Tahapan dalam mengambil biji bekel, yaitu:

a. Satuan

Pada tahapan ini, pemain mengambil satu per satu biji bekel sampai habis kemudian

bola di pantulkan dan biji bekel di jatuhkan kembali setelah itu ambil dua biji – biji

sampai habis. Lakukan sampai yang terakhir misalnya saja jumlah biji bekel enam

maka yang terakhir diambil keenam biji bekel tersebut.

b. Phet (bagian biji bekel yang jika di balik bagian tengah ada lubangnya)

Dalam tahap ini membalik semua biji bekel menjadi phet. Kemudian mengambil

secara bertahap mulai dari satu – satu, dua – dua dan seterusnya.

Page 38: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

28

c. Rha/rhe (bagian biji bekel yang jika di balik posisinya seperti menungging).

Di tahap ini biji bekel semuanya dibalik menjadi rhe/rha. Setelah itu mengambil

secara bertahap mulai dari satu – satu dan seterusnya sampai terakhir.

d. Klat satu sampai klat lima (Bagian biji bekel yang polos ketika biji bekel di balik

pada posisi mendatar)

e. Es satu sampai lima (bagian biji bekel yang ada titik tiganya saat di balik secara

mendatar)

f. Naspel Membalik semua biji bekel menjadi phet semua. Setelah itu membalik biji

bekel menjadi rhe semua. Tahap selanjutnya membalik biji bekel menjadi klat dan

kemudian es semuanya. Lalu semua biji bekel diambil sambil mengacungkan jari

telunjuk ke lantai. Ketika pemain tidak berhasil maka pemain harus mengulang dari

awal tahap naspel.

6. Setelah tahap Naspel pemain akan mengulang tahapan permainan dari awal.

7. Skor diperoleh apabila pemain berhasil menyelesaikan tahapan pertahapan dalam

permainan. Setiap berhasil menyelesaikan satu tahapan maka pemain akan

mendapatkan satu bintang.

8. Setiap pemain yang berhasil melalui satu tahapan akan mendapatkan reward berupa 1

bintang.

9. Permainan yang berhasil mendapatkan reward berupa bintang yang akan ditukarkan

dengan hadiah usai permainan.

Aturan Permainan Bekelan:

1. Pemain terdiri dari 2 anak atau lebih.

2. Pada permainan ini lawan bermain harus berhenti bermain (dikatakan mati) ketika bola

tidak dapat ditangkap kembali.

3. Permainan menggunakan enam biji bekel atau lebih, maupun kurang dari jumlah

tersebut. (jumlah bekel terserah kesepakan bersama antar pemain)

4. Permainan juga dikatakan mati ketika pemain menyentuh bekel lain (ketika tahap

“naspel”) atau salah mengambil jumlah bekel pada tahap “satuan”, atau salah

meletakkan posisi bekel pada tahap “phet”, “rha”, “klat”, dan “es”.

5. Bola tidak boleh memantul lebih dari satu kali ke lantai.

Page 39: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

29

3. Prosedur dan Aturan Permainan Selentik

Alat Bantu Permainan

- 18 buah biji batu

- 1 buah stopwatch

- 1 buah peluit

Prosedur Permainan Selentik

1. Dimainkan oleh 2 orang atau lebih.

2. Permainan dilakukan di lantai.

3. Kedua lawan melakukan suit terlebih dahulu untuk menentukan siapa yang akan main

terlebih dahulu.

4. Siapa yang mendapat giliran pertama mulai dengan menjatuhkan ke 6 batu tersebut

dilantai dengan pelan dan batu tersebut akan menyebar.

5. setelah itu salah satu batu yang kira – kira posisinya cukup sulit akan diambil.

6. Dari ke 5 batu yang masih ada, lawan akan menunjuk batu yang mana yang harus

dislentik. Jika slentik-annya lepas maka dia mati dan permainan akan dilanjutkan oleh

lawannya.

7. Jika berhasil menyelentik semua batu, pemain dapat mengambil seluruh batu

8. Setelah itu, pemain meletakkan batu di telapak tangan , kemudian membalikkannya

kepunggung telapak tangan, dan kembali melempar batu kemudian menangkap batu

dengan telapak tangan. Maka pemain dapat memeproleh skor

9. Ada 2 cara memperoleh skor; dari telapak tangan pindahkan kelima batu tersebut

kepunggung telapak tangan. Yang membedakan disini adalah cara menangkapnya yaitu:

a. Jika dari punggung telapak tangan kemudian ditangkap dengan cara hanya

membalikan tangan, maka skornya hanya dari batu yang berhasil ditangkap saja.

Pemain akan mendapatkan 1 bintang tiap batu yang berhasil ditangkap.

b. Dari punggung telapak tangan kemudian ditangkap dengan cara batu yang ada

dipunggung telapak tangan tersebut agak dilempar keatas lalu dengan cepat langsung

ditangkap. Jadi batu yang berhasil ditangkap tersebut akan dikali 2. maka itulah

Page 40: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

30

jumlah skor yang didapat. Pemain akan mendapatkan 2 bintang dari setiap batu yang

berhasil ditangkap.

c. Skor terbanyak adalah pemenangnya.

10. Tiap putaran permainan yang berhasil akan diberi reward berupa bintang yang akan

ditukarkan dengan hadiah usai permainan.

Aturan Permainan Selentik:

1. Permainan ini mempunyai syarat yakni saat batu-batu yang telah di jatuhkan ke lantai,

pemain harus mengambil batu yang paling jauh untuk digunakan sebagai menyelentik

batu yang lainnya.

2. Ketika pemain menyelentik batu, batu yang lain tidak boleh tersentuh.

3. Ketika pemain mendapatkan semua batu, pemian harus menngkap seluruh batu dengan

membalikkan telapak tangan agar mendapatkan point.

D. Langkah-Langkah Kegiatan

Adapun langkah- langkah yang akan dilakukan dalam kegiatan penelitian permainan tradisional ini

adalah sebagai berikut:

Peneliti 1

Untuk subjek dengan permainan bekelan dan selentik

Permainan Bekelan

Sesi I

Tujuan

- Untuk dapat menjelaskan gambaran kegiatan permainan

- Memberikan gambaran tentang permainan bekelan

- Mensimulasikan permainan bekelan

Uraian

a. Pembukaan (5 menit)

- Menerima secara terbuka dan mengucapkan terimakasi telah menyempatkan waktu untuk

hadir (prolog)

- Berdo’a bersama

- Perkenalan antara peneliti, observer, dan para subjek penelitian

- Menyampaikan tujuan penelitian

Page 41: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

31

b. Kegiatan Kelompok (7 menit)

- Peneliti mengumpulkan 9 orang subjek yang akan memainkan permainan bekelan

- Peneliti memperkenalkan permainan bekelan berserta alat yang digunakan

- Peneliti menjelaskan cara bermain beserta aturan pada permainan bekelan

- Peneliti memberikan contoh cara bermain bekelan

c. Feedback (5 menit)

- Peneliti menyampaikan manfaat yang didapat pada kegiatan pertama

- Peneliti memberikan motivasi kepada subjek

- Memberikan pertanyaan feedback:

1. Apakah adik sudah mengerti cara melakukan permainan ini?

2. Pada bagian manakah adik merasa kesulitan memahami cara bermain?

d. Penutup (1 menit)

- Menyampaikan ucapan terimakasi kepada subjek

Sesi II

Tujuan

- Melakukan simulasi permainan bekelan

- Untuk merefleksikan permainan bekelan

- Untuk melihat pemahaman subjek mengenai permainan yang telah dijelaskan

Uraian

a. Kegiatan Kelompok (50 menit)

- Mengumpulkan 9 orang subjek yang yang akan memainkan permainan bekelan

- Peneliti mempersilahkan 3 kelompok yang telah dibagi untuk mencoba memainkan

permainan bekelan sesuai dengan yang telah di contohkan tanpa memberikan penilaian

b. Feedback (10 menit)

- Peneliti memberikan motivasi kepada subjek

- Peneliti memberikan arahan untuk meningkatkan semangat dalam berkompetisi pada sesi

berikutnya

- Memberikan pertanyaan feedback:

1. Apa yang adik rasakan setelah memainkan permainan tersebut?

2. Pada bagian manakah adik merasa kesulitan untuk melakukan permainannya?

Page 42: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

32

3. Jika merasa kesulitan, apa yang harus dilakukan agar bisa menyelesaikan permainan?

c. Penutup (1 menit)

- Menyampaikan ucapan terimakasi kepada subjek

Sesi III

Tujuan

- Melakukan permainan bekelan

- Untuk merefleksikan permainan bekelan

- Untuk melihat peningkatan problem solving subjek saat bermain

Uraian

a. Kegiatan Kelompok (35 menit)

- Tiap kelompok melakukan hom-pim-pa untuk menentukan urutan siapa yang duluan

bermain

- Peneliti kembali mengingatkan cara dan aturan permainan bekelan

- Tiap kelompok (terdiri dari 3 orang), mulai memainkan permainan bekelan secara

bersamaan setelah adanya aba-aba dari peneliti

- Permainan dihentikan setelah adanya aba-aba dari peneliti sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan

- Setelah melakukan permainan, peneliti kembali mengumpulkan seluruh subjek, kemudian

dilakukannya feedback

b. Feedback (15 menit)

- Memberikan pertanyaan feedback:

1. Coba ceritakan bagaimana cara adik menyelesaikan permainan tersebut?

2. Pelajaran apa saja yang adik dapatkan dari permainan tersebut?

3. Pada permainan tersebut, bagian mana yang adik anggap sulit?

4. Bagaimana adik mengatasi kesulitan yang terjadi saat permainan tersebut?

5. Coba ceritakan bagaimana agar bisa menjadi pemenang dalam permainan tersebut?

6. Apa alasan adik ingin menjadi pemenang dalam permainan?

7. Apakah adik merasa bangga ketika menjadi pemenang?

8. Apakah adik merasa kecewa saat tidak berhasil memenangkan permainan?

Page 43: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

33

9. Apakah ada keinginan adik untuk memperbaiki cara bermain untuk menjadi

pemenang?

c. Penutup (5 menit)

- Menyampaikan ucapan terimakasi kepada subjek

- Memberikan reward kepada subjek yang berhasil memenangkan permainan

- Membaca do’a bersama

- Mengucapkan salam

Permainan Selentik

Sesi I

Tujuan

- Untuk dapat menjelaskan gambaran kegiatan permainan

- Memberikan gambaran tentang permainan selentik

- Mensimulasikan permainan selentik

Uraian

a. Pembukaan (5 menit)

- Menerima secara terbuka dan mengucapkan terimakasi telah menyempatkan waktu untuk

hadir (prolog)

- Berdo’a bersama

- Perkenalan antara peneliti, observer, dan para subjek peneliti

- Menyemapikan tujuan penelitian

b. Kegiatan Kelompok (7 menit)

- Peneliti mengumpulkan 9 orang subjek yang akan memainkan permainan selentik

- Peneliti memperkenalkan permainan selentik berserta alat yang digunakan

- Peneliti menjelaskan cara bermain beserta aturan pada permainan selentik

- Peneliti memberikan contoh cara bermain selentik

c. Feedback (5 menit)

- Peneliti menyampaikan manfaat yang didapat pada kegiatan pertama

- Peneliti memberikan motivasi kepada subjek

- Memberikan pertanyaan feedback:

Page 44: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

34

1. Apakah adik sudah mengerti cara melakukan permainan ini?

2. Pada bagian manakah adik merasa kesulitan memahami cara bermain?

d. Penutup (1 menit)

- Menyampaikan ucapan terimakasi kepada subjek

Sesi II

Tujuan

- Melakukan simulasi permainan selentik

- Untuk merefleksikan permainan selentik

- Untuk melihat pemahaman subjek mengenai permainan yang telah dijelaskan

Uraian

a. Kegiatan Kelompok (50 menit)

- Mengumpulkan 9 orang subjek yang yang akan memainkan permainan selentik

- Peneliti mempersilahkan 3 kelompok yang telah dibagi untuk mencoba memainkan

permainan selentik sesuai dengan yang telah di contohkan tanpa memberikan penilaian

b. Feedback (10 menit)

- Peneliti memberikan motivasi kepada subjek

- Peneliti memberikan arahan untuk meningkatkan semangat dalam berkompetisi pada sesi

berikutnya

- Memberikan pertanyaan feedback:

1. Apa yang adik rasakan setelah memainkan permainan tersebut?

2. Pada bagian manakah adik merasa kesulitan untuk melakukan permainannya?

3. Jika merasa kesulitan, apa yang harus dilakukan agar bisa menyelesaikan permainan?

c. Penutup (1 menit)

- Menyampaikan ucapan terimakasi kepada subjek

Sesi III

Tujuan

- Melakukan permainan selentik

- Untuk merefleksikan permainan selentik

- Untuk melihat peningkatan problem solving subjek saat bermain

Uraian

Page 45: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

35

a. Kegiatan Kelompok (35 menit)

- Tiap kelompok melakukan hom-pim-pa untuk menentukan urutan siapa yang duluan

bermain

- Peneliti kembali mengingatkan cara dan aturan permainan selentik

- Tiap kelompok (terdiri dari 3 orang), mulai memainkan permainan selentik secara

bersamaan setelah adanya aba-aba dari peneliti

- Permainan dihentikan setelah adanya aba-aba dari peneliti sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan

- Setelah melakukan permainan, peneliti kembali mengumpulkan seluruh subjek, kemudian

dilakukannya feedback

b. Feedback (15 menit)

- Memberikan pertanyaan feedback:

1. Coba ceritakan bagaimana cara adik menyelesaikan permainan tersebut?

2. Pelajaran apa saja yang adik dapatkan dari permainan tersebut?

3. Pada permainan tersebut, bagian mana yang adik anggap sulit?

4. Bagaimana adik mengatasi kesulitan yang terjadi saat permainan tersebut?

5. Coba ceritakan bagaimana agar bisa menjadi pemenang dalam permainan tersebut?

6. Apa alasan adik ingin menjadi pemenang dalam permainan?

7. Apakah adik merasa bangga ketika menjadi pemenang?

8. Apakah adik merasa kecewa saat tidak berhasil memenangkan permainan?

9. Apakah ada keinginan adik untuk memperbaiki cara bermain untuk menjadi

pemenang?

c. Penutup (5 menit)

- Menyampaikan ucapan terimakasi kepada subjek

- Memberikan reward kepada subjek yang berhasil memenangkan permainan

- Membaca do’a bersama

- Mengucapkan salam

Untuk subjek dengan permainan selentik dan bekelan

Permainan Selentik

Page 46: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

36

Sesi I

Tujuan

- Untuk dapat menjelaskan gambaran kegiatan permainan

- Memberikan gambaran tentang permainan selentik

- Mensimulasikan permainan selentik

Uraian

a. Pembukaan (5 menit)

- Menerima secara terbuka dan mengucapkan terimakasi telah menyempatkan waktu untuk

hadir (prolog)

- Berdo’a bersama

- Perkenalan antara peneliti, observer, dan para subjek peneliti

- Menyemapikan tujuan penelitian

b. Kegiatan Kelompok (7 menit)

- Peneliti mengumpulkan 9 orang subjek yang akan memainkan permainan selentik

- Peneliti memperkenalkan permainan selentik berserta alat yang digunakan

- Peneliti menjelaskan cara bermain beserta aturan pada permainan selentik

- Peneliti memberikan contoh cara bermain selentik

c. Feedback (5 menit)

- Peneliti menyampaikan manfaat yang didapat pada kegiatan pertama

- Peneliti memberikan motivasi kepada subjek

- Memberikan pertanyaan feedback:

1. Apakah adik sudah mengerti cara melakukan permainan ini?

2. Pada bagian manakah adik merasa kesulitan memahami cara bermain?

d. Penutup (1 menit)

- Menyampaikan ucapan terimakasi kepada subjek

Sesi II

Tujuan

- Melakukan simulasi permainan selentik

- Untuk merefleksikan permainan selentik

- Untuk melihat pemahaman subjek mengenai permainan yang telah dijelaskan

Page 47: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

37

Uraian

a. Kegiatan Kelompok (50 menit)

- Mengumpulkan 9 orang subjek yang yang akan memainkan permainan selentik

- Peneliti mempersilahkan 3 kelompok yang telah dibagi untuk mencoba memainkan

permainan selentik sesuai dengan yang telah di contohkan tanpa memberikan penilaian

b. Feedback (10 menit)

- Peneliti memberikan motivasi kepada subjek

- Peneliti memberikan arahan untuk meningkatkan semangat dalam berkompetisi pada sesi

berikutnya

- Memberikan pertanyaan feedback:

1. Apa yang adik rasakan setelah memainkan permainan tersebut?

2. Pada bagian manakah adik merasa kesulitan untuk melakukan permainannya?

3. Jika merasa kesulitan, apa yang harus dilakukan agar bisa menyelesaikan permainan?

c. Penutup (1 menit)

- Menyampaikan ucapan terimakasi kepada subjek

Sesi III

Tujuan

- Melakukan permainan selentik

- Untuk merefleksikan permainan selentik

- Untuk melihat peningkatan problem solving subjek saat bermain

Uraian

a. Kegiatan Kelompok (35 menit)

- Tiap kelompok melakukan hom-pim-pa untuk menentukan urutan siapa yang duluan

bermain

- Peneliti kembali mengingatkan cara dan aturan permainan selentik

- Tiap kelompok (terdiri dari 3 orang), mulai memainkan permainan bekelan secara

bersamaan setelah adanya aba-aba dari peneliti

- Permainan dihentikan setelah adanya aba-aba dari peneliti sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan

Page 48: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

38

- Setelah melakukan permainan, peneliti kembali mengumpulkan seluruh subjek, kemudian

dilakukannya feedback

b. Feedback (15 menit)

- Memberikan pertanyaan feedback:

1. Coba ceritakan bagaimana cara adik menyelesaikan permainan tersebut?

2. Pelajaran apa saja yang adik dapatkan dari permainan tersebut?

3. Pada permainan tersebut, bagian mana yang adik anggap sulit?

4. Bagaimana adik mengatasi kesulitan yang terjadi saat permainan tersebut?

5. Coba ceritakan bagaimana agar bisa menjadi pemenang dalam permainan tersebut?

6. Apa alasan adik ingin menjadi pemenang dalam permainan?

7. Apakah adik merasa bangga ketika menjadi pemenang?

8. Apakah adik merasa kecewa saat tidak berhasil memenangkan permainan?

9. Apakah ada keinginan adik untuk memperbaiki cara bermain untuk menjadi

pemenang?

c. Penutup (5 menit)

- Menyampaikan ucapan terimakasi kepada subjek

- Memberikan reward kepada subjek yang berhasil memenangkan permainan

- Membaca do’a bersama

- Mengucapkan salam

Permainan Bekelan

Sesi I

Tujuan

- Untuk dapat menjelaskan gambaran kegiatan permainan

- Memberikan gambaran tentang permainan bekelan

- Mensimulasikan permainan bekelan

Uraian

a. Pembukaan (5 menit)

- Menerima secara terbuka dan mengucapkan terimakasi telah menyempatkan waktu untuk

hadir (prolog)

Page 49: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

39

- Berdo’a bersama

- Perkenalan antara peneliti, observer, dan para subjek penelitian

- Menyampaikan tujuan penelitian

b. Kegiatan Kelompok (7 menit)

- Peneliti mengumpulkan 9 orang subjek yang akan memainkan permainan bekelan

- Peneliti memperkenalkan permainan bekelan berserta alat yang digunakan

- Peneliti menjelaskan cara bermain beserta aturan pada permainan bekelan

- Peneliti memberikan contoh cara bermain bekelan

c. Feedback (5 menit)

- Peneliti menyampaikan manfaat yang didapat pada kegiatan pertama

- Peneliti memberikan motivasi kepada subjek

- Memberikan pertanyaan feedback:

1. Apakah adik sudah mengerti cara melakukan permainan ini?

2. Pada bagian manakah adik merasa kesulitan memahami cara bermain?

d. Penutup (1 menit)

- Menyampaikan ucapan terimakasi kepada subjek

Sesi II

Tujuan

- Melakukan simulasi permainan bekelan

- Untuk merefleksikan permainan bekelan

- Untuk melihat pemahaman subjek mengenai permainan yang telah dijelaskan

Uraian

a. Kegiatan Kelompok (50 menit)

- Mengumpulkan 9 orang subjek yang yang akan memainkan permainan bekelan

- Peneliti mempersilahkan 3 kelompok yang telah dibagi untuk mencoba memainkan

permainan bekelan sesuai dengan yang telah di contohkan tanpa memberikan penilaian

b. Feedback (10 menit)

- Peneliti memberikan motivasi kepada subjek

- Peneliti memberikan arahan untuk meningkatkan semangat dalam berkompetisi pada sesi

berikutnya

Page 50: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

40

- Memberikan pertanyaan feedback:

1. Apa yang adik rasakan setelah memainkan permainan tersebut?

2. Pada bagian manakah adik merasa kesulitan untuk melakukan permainannya?

3. Jika merasa kesulitan, apa yang harus dilakukan agar bisa menyelesaikan permainan?

c. Penutup (1 menit)

- Menyampaikan ucapan terimakasi kepada subjek

Sesi III

Tujuan

- Melakukan permainan bekelan

- Untuk merefleksikan permainan bekelan

- Untuk melihat peningkatan problem solving subjek saat bermain

Uraian

a. Kegiatan Kelompok (35 menit)

- Tiap kelompok melakukan hom-pim-pa untuk menentukan urutan siapa yang duluan

bermain

- Peneliti kembali mengingatkan cara dan aturan permainan bekelan

- Tiap kelompok (terdiri dari 3 orang), mulai memainkan permainan bekelan secara

bersamaan setelah adanya aba-aba dari peneliti

- Permainan dihentikan setelah adanya aba-aba dari peneliti sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan

- Setelah melakukan permainan, peneliti kembali mengumpulkan seluruh subjek, kemudian

dilakukannya feedback

b. Feedback (15 menit)

- Memberikan pertanyaan feedback:

1. Coba ceritakan bagaimana cara adik menyelesaikan permainan tersebut?

2. Pelajaran apa saja yang adik dapatkan dari permainan tersebut?

3. Pada permainan tersebut, bagian mana yang adik anggap sulit?

4. Bagaimana adik mengatasi kesulitan yang terjadi saat permainan tersebut?

5. Coba ceritakan bagaimana agar bisa menjadi pemenang dalam permainan tersebut?

6. Apa alasan adik ingin menjadi pemenang dalam permainan?

Page 51: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

41

7. Apakah adik merasa bangga ketika menjadi pemenang?

8. Apakah adik merasa kecewa saat tidak berhasil memenangkan permainan?

9. Apakah ada keinginan adik untuk memperbaiki cara bermain untuk menjadi

pemenang?

c. Penutup (5 menit)

- Menyampaikan ucapan terimakasi kepada subjek

- Memberikan reward kepada subjek yang berhasil memenangkan permainan

- Membaca do’a bersama

- Mengucapkan salam

Tabel Pelaksanaan Permainan

Pertemuan Permainan Sesi Waktu (menit)

Kegiatan Tujuan

I Bekelan

1 15 Memberikan gambaran permainan

Memberikan contoh permainan

Feedback 2 50 Percobaan

permainan Mengetahui pemahamana subjek mengenai permainan

Feedback 3 40 Melakukan

permainan Melihat peningkatan problem solving subjek

II Selentik

1 15 Memberikan gambaran permainan

Memberikan contoh permainan

Feedback 2 50 Percobaan

permainan Mengetahui pemahamana subjek mengenai permainan

Feedback 3 40 Melakukan

permainan Melihat peningkatan problem solving subjek

Feedback Feedback

III Selentik

1 15 Memberikan gambaran permainan

Memberikan contoh permainan

Feedback 2 50 Percobaan

permainan Mengetahui pemahamana subjek mengenai permainan

Feedback 3 40 Melakukan

permainan Melihat peningkatan problem solving subjek

Feeedback

Page 52: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

42

IV Bekelan

1 15 Memberikan gambaran permainan

Memberikan contoh permainan

Feedback 2 50 Percobaan

permainan Mengetahui pemahamana subjek mengenai permainan

Feedback 3 40 Melakukan

permainan Melihat peningkatan problem solving subjek

Feedback Feedback

2 50 Percobaan permainan

Mengetahui pemahamana subjek mengenai permainan

Feedback 3 40 Melakukan

permainan Melihat peningkatan problem solving subjek

Feedback

Page 53: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

43

Lampiran 2

(Aspek dan Indikator perilaku problem solving )

Page 54: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

44

Aspek dan indicator perilaku

Santrok (2011) menjelaskan empat aspek dalam problem solving meliputi :

No Aspek Indikator 1 Mencari dan memahami masalah. Sebelum

sebuah masalah dapat dipecahkan, pemahaman akan masalah sangatlah penting. Proses ini meliputi identifikasi masalah, menemukan dan memperbaiki masalah yang akan dipecahkan

Fokus pada masalah yang dihadapi Mencari penyebab munculnya masalah Memahami pentingnya menyelesaikan masalah

2 Meliputi pengevaluasikan solusi dengan pertimbangan efektifitas solusi. Solusi layak untuk dijalankan ataupun tidak. Pada tahapan ini anak juga dituntut untuk pengambilan keputusan solusi mana yang harus dijalankan. Setelah seorang murid dapat mengidentifikasi masalah dan mendefinisikan secara jelas, mereka perlu menyusun strategi untuk memecahkannya. Diantara strategi yang efektif adalah memutuskan sub tujuan, menggunakan algoritma (penyusunan formula, intruksi,dan mencoba semua kemungkinan solusi) dan analisa tujuan dari sebuah masalah

Memprediksi konsekuensi dari solusi Memikirkan langkah awal penyelesaian masalah

3 Mengeksplorasi solusi , Meliputi pengevaluasikan solusi dengan pertimbangan efektifitas solusi. Solusi layak untuk dijalankan ataupun tidak. Pada tahapan ini anak juga dituntut untuk pengambilan keputusan solusi mana yang harus dijalankan

Menentukan pilihan solusi Mengambil keputusan yang cepat dan tepat

Page 55: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

45

Lampiran 3 (Blue Print, Item soal, dan kunci jawaban

pretest)

Page 56: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

46

Skala Problem Solving

No Aspek Indikator Jumlah item Nomor Soal 1 Mencari dan

memahami masalah Fokus pada masalah yang dihadapi

1 8

Mencari penyebab munculnya masalah

2 1,10

Memahami pentingnya menyelesaikan masalah

2 5,12

2 Menyusun strategi pemecahan masalah

Memprediksi konsekuensi dari solusi

2 3.6

Memikirkan langkah awal penyelesaian masalah

1 11

3 Mengeksplorasi solusi

Menentukan pilihan solusi 2 4,7 Mengambil keputusan yang cepat dan tepat

3 2,9,13

Total item 13

Page 57: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

47

Di bawah ini terdapat beberapa pertanyaan yang sering terjadi

di kehidupan sehari-hari. Jawablah pertanyaan tersebut yang

anda anggap paling tepat. Dalam pertanyaan ini tidak ada

jawaban benar atau salah. Jawaban yang paling benar adalah

jawaban yang sesuai dengan pikiran. Pastikan tidak ada

pertanyaan yang terlewat dan kerjakanlah secara jujur!.

Berikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang anda

anggap paling tepat.

IDENTITAS

Nama : Usia :

Jenis Kelamin : L/P (Lingkari salah satu)

Kelas :

Sekolah :

**SELAMAT MENGERJAKAN**

1) Ketika bermain dengan teman, saya merasa permainan tersebut

sangat mudah untuk dimainkan, namun ternyata ketika saya mencobanya, saya kalah dalam permainan tersebut. Maka saya akan... a. Saya rasa kekalahan adalah hal yang wajar dalam permainan b. Instropeksi diri bagaimana cara saya ketika bermain c. Bertanya kepada lawan kenapa saya bisa kalah

2) Saya sedang bermain dengan teman-teman pada sore hari.

Namun tiba-tiba teman saya bertengkar. Maka saya akan... a. Pergi memanggil orang tua mereka b. Membela anak yang benar c. Melerai pertengkaran mereka

3) Hari ini ada ujian matematika di Sekolah. Ketika ujian, teman-

teman banyak yang meminta jawaban kepada teman yang pintar di kelas. Meminta bantuan jawaban saat ulangan dapat mengakibatkan... a. Nilai dikurangi oleh guru b. Nilai yang penting tidak jelek c. Menunjukan ketidakpercayaan diri

4) Saya diberi uang jajan lebih oleh orang tua agar bisa ditabung. Ternyata di sekolah ada teman saya yang tidak membawa uang, sedangkan dia ingin meminjam uang saya. Maka saya... a. Mencoba bertanya terlebih dulu sebelum meminjaminya b. Meminjaminya dan menyuruhnya untuk mengembalikan

uang tersebut esok hari c. Membelikanya kue dari uang yang saya punya

5) Di sekolah saya bertengkar dengan teman karena ia mengejek

saya, dan saya langsung memukulnya. Agar tidak dimarahi guru saya harus…

No: P.0

Page 58: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

48

a. Menunggunya untuk meminta maaf duluan b. Pergi meninggalkan teman dan berpura-pura tidak tahu c. Meminta maaf duluan atas pukulan yang saya lakukan

6) Besok pagi saya memiliki jadwal piket di sekolah. Pada malam

harinya saya menonton TV hingga larut malam, sehingga menyebabkan saya bangun kesiangan untuk pergi ke sekolah. Jika saya terlambat ke sekolah, maka yang terjadi adalah... a. Dihukum oleh guru b. Ruang kelas tidak bersih c. Saya dimarahi oleh teman piket

7) Ketika saya pulang sekolah, saya melihat ada uang tergeletak di

jalan sedangkan jalanan saat itu sepi. Maka saya akan... a. Mengambilnya untuk dibelanjakan sendiri b. Mengambilnya lalu diberikan kepada orang tua c. Mengambilnya dan diberikan pada pengemis

8) Ketika akan mengerjakan PR yang akan dikumpulkan besok pagi,

tiba-tiba teman saya datang untuk mengajak bermain. Maka tindakan saya adalah... a. Bermain sebentar kemudian mengerjakan PR pada malam

hari b. Mengatakan padanya kalau saya harus mengerjakan PR dan

tidak ingin bermain c. Mengatakan padanya kalau saya harus mengerjakan PR dan

jika sudah selesai akan bermain 9) Saya memiliki sebuah roti. Tiba-tiba dua orang teman

menghampiri saya untuk meminta roti tersebut. Maka saya... a. Saya akan mengambil bagian roti yang paling banyak b. Mempersilakan teman untuk mengambil bagian roti yang

mereka inginkan c. Membagi roti tersebut sama rata

10) Saya mengikuti lomba balap karung untuk memeriahkan hari

kemerdekaan RI. Saya yakin dapat menjadi pemenang, namun ternyata saya tidak menjadi pemenangnya. Maka saya akan... a. Menurut saya menang atau kalah itu hal yang wajar b. Berpikir mengapa saya bisa kalah c. Bertanya kepada teman bagaimana cara ia bisa menang

11) Saya mendapatkan tugas untuk menggambar pemandangan. Maka yang harus saya persiapkan... a. Menyiapkan peralatan menggambar b. Memberi garis tepi pada buku c. Memilih pewarna yang sesuai dengan gambar

12) Pada saat pembagian raport, ternyata nilai yang saya peroleh

tidak sesuai dengan keinginan, padahal saya sudah berusaha dan ibupun memarahi saya. agar tidak terulang kembali, saya harus... a. Saya harus belajar lebih rajin lagi kapan pun saya mau b. Saya harus belajar lebih rajin ketika ada ujian agar lebih ingat

pelajaran tersebut c. Saya harus lebih rajin lagi mengulang pelajaran setiap hari

13) Ketika sedang ujian, tiba-tiba perut saya sakit dan ingin buang

air besar. Maka saya akan... a. Menahan buang air besar sampai waktu ujian selesai b. Meminta izin kepada guru untuk buang air besar setelah

selesai mengerjakan soal c. Langsung meminta izin pada guru pada saat itu juga

**TERIMAKASIH**

Page 59: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

49

Kunci Jawaban Soal pretest

KUNCI JAWABAN

No Nilai Jawaban A B C

1 3 1 2 2 2 1 3 3 2 1 3 4 1 2 3 5 2 1 3 6 2 3 1 7 1 2 3 8 1 2 3 9 1 2 3 10 3 1 2 11 3 2 1 12 1 2 3 13 1 2 3

Page 60: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

50

Lampiran 4 (Blue Print, Item soal, dan kunci jawaban

posttest 1)

Page 61: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

51

Skala Problem Solving POST TEST 1

No Aspek Indikator Jumlah item

Nomor Soal

1 Mencari dan memahami masalah

Fokus pada masalah yang dihadapi

1 6

Mencari penyebab munculnya masalah

2 1,8

Memahami pentingnya menyelesaikan masalah

2 9,12

2 Menyusun strategi pemecahan masalah

Memprediksi konsekuensi dari solusi

2 2,7

Memikirkan langkah awal penyelesaian masalah

2 3,10

3 Mengeksplorasi solusi

Menentukan pilihan solusi 2 5,13 Mengambil keputusan yang cepat dan tepat

2 4,11

Total item 13

Page 62: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

52

Di bawah ini terdapat beberapa pertanyaan yang sering terjadi di

kehidupan sehari-hari. Jawablah pertanyaan tersebut yang anda

anggap paling tepat. Dalam pertanyaan ini tidak ada jawaban benar

atau salah. Jawaban yang paling benar adalah jawaban yang sesuai

dengan pikiran anda. Pastikan tidak ada pertanyaan yang terlewat dan

kerjakanlah secara jujur!.

Berikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang anda anggap

paling tepat.

IDENTITAS

Nama : Usia :

Jenis Kelamin : L/P (Lingkari salah satu) Kelas :

Sekolah :

**SELAMAT MENGERJAKAN**

14) Ketika bermain dengan teman, saya merasa permainan tersebut sangat mudah untuk dimainkan, namun ternyata ketika saya mencobanya, saya kalah dalam permainan tersebut. Maka saya akan... d. Bertanya kepada lawan kenapa saya bisa kalah e. Saya rasa kekalahan adalah hal yang wajar dalam permainan f. Instropeksi diri bagaimana cara saya ketika bermain

15) Hari ini ada ujian matematika di Sekolah. Ketika ujian, teman-teman

banyak yang meminta jawaban kepada teman yang pintar di kelas. Meminta bantuan jawaban saat ulangan dapat mengakibatkan... d. Menunjukan ketidakpercayaan diri e. Nilai dikurangi oleh guru f. Nilai yang penting tidak jelek

16) Tadi pagi saya meminjam pensil dari teman saya. Sesampainya di sekolah pensil itu hilang. Maka saya akan melakukan... a. Meminta maaf dan menggantinya jika ada uang b. Meminta maaf dan langsung menggantinya c. Menggantinya tanpa memberi tahu bahwa pensil tersebut hilang

17) Ketika bersiap-siap berangkat sekolah, tiba-tiba hujan turun dengan

deras dan tidak ada payung/jas hujan, maka saya harus... a. Meminta diantar oleh orang tua b. Yang penting segera pulang ke rumah c. Menunggu hujan berhenti

18) Ketika saya pulang sekolah, saya melihat ada uang tergeletak di jalan

sedangkan jalanan saat itu sepi. Maka saya akan... d. Mengambilnya lalu diberikan kepada orang tua e. Mengambilnya untuk dibelanjakan sendiri f. Mengambilnya dan diberikan pada pengemis

No: PO.1

Page 63: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

53

19) Ketika akan mengerjakan PR yang akan dikumpulkan besok pagi, tiba-tiba teman saya datang untuk mengajak bermain. Maka tindakan saya adalah... d. Mengatakan padanya kalau saya harus mengerjakan PR dan jika

sudah selesai akan bermain e. Bermain sebentar kemudian mengerjakan PR pada malam hari f. Mengatakan padanya kalau saya harus mengerjakan PR dan tidak

ingin bermain

20) Di kelas ada teman saya yang berkelahi sampai menangis. Jika saya melaporkan mereka pada guru, maka yang akan terjadi adalah... a. Saya dijauhi teman yang berkelahi b. Saya diomongin teman di belakang c. Saya mendapatkan pujian dari guru

21) Saya mengikuti lomba balap karung untuk memeriahkan hari

kemerdekaan RI. Saya yakin dapat menjadi pemenang, namun ternyata saya tidak menjadi pemenangnya. Maka saya akan... d. Berpikir mengapa saya bisa kalah e. Menurut saya menang atau kalah itu hal yang wajar f. Bertanya kepada teman bagaimana cara ia bisa menang

22) Saya meminjam buku teman kelas untuk belajar di rumah. Keesokan harinya, saat ingin mengembalikan buku tersebut, buku itu hilang. Agar teman saya tidak marah, maka saya harus... a. Meminta maaf dan mengganti dengan buku yang sama b. Mengatakan sejujurnya bahwa buku itu hilang dan berjanji untuk

menggantinya c. Langsung menggantinya diam-diam dengan buku yang baru

23) Saya mendapatkan tugas untuk menggambar pemandangan. Maka

yang harus saya persiapkan... d. Memilih pewarna yang sesuai dengan gambar

e. Menyiapkan peralatan menggambar f. Memberi garis tepi pada buku

24) Saya masuk sekolah pagi hari tetapi saya bangun kesiangan, sehingga

saat tiba di sekolah guru sudah ada di dalam kelas. Maka yang saya adalah... a. Tetap masuk kelas dan meminta maaf pada guru karena terlambat b. Memillih untuk pulang c. Langsung masuk kelas saat guru keluar kelas

25) Pada saat pembagian raport, ternyata nilai yang saya peroleh tidak

sesuai dengan keinginan, padahal saya sudah berusaha dan ibupun memarahi saya. agar tidak terulang kembali, saya harus... d. Saya harus belajar lebih rajin ketika ada ujian agar lebih ingat

pelajaran tersebut e. Saya harus belajar lebih rajin lagi kapan pun saya mau f. Saya harus lebih rajin lagi mengulang pelajaran setiap hari

26) Orang tua berpesan agar saya langsung pulang ke rumah sepulang dari

sekolah. Akan tetapi saya sangat ingin bermain bersama teman. Maka saya... a. Mengajak teman untuk bermain di rumah saya b. Berlama-lama di sekolah agar bisa lebih banyak waktu bermain c. Menunggu orang tua pulang bekerja dan kemudian langsung pergi

bermain

**TERIMAKASIH**

Page 64: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

54

Kunci Jawaban Posttest 1

No Nilai Jawaban A B C

1 2 3 1 2 3 2 1 3 2 3 1 4 1 2 3 5 2 1 3 6 3 1 2 7 3 2 1 8 1 3 2 9 3 2 1 10 1 3 2 11 3 1 2 12 2 1 3 13 3 1 2

Page 65: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

55

Lampiran 5 (Blue Print, Item soal, dan kunci jawaban

posttest 2)

Page 66: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

56

Skala Problem Solving POST TEST 2

No Aspek Indikator Jumlah item

Nomor Soal

1 Mencari dan memahami masalah

Fokus pada masalah yang dihadapi

1 7

Mencari penyebab munculnya masalah

2 13,5

Memahami pentingnya menyelesaikan masalah

2 9,3

2 Menyusun strategi pemecahan masalah

Memprediksi konsekuensi dari solusi

2 12,2

Memikirkan langkah awal penyelesaian masalah

2 11,4

3 Mengeksplorasi solusi

Menentukan pilihan solusi 2 10,6 Mengambil keputusan yang cepat dan tepat

2 8,1

Total item 13

Page 67: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

57

Di bawah ini terdapat beberapa pertanyaan yang sering terjadi

di kehidupan sehari-hari. Jawablah pertanyaan tersebut yang

anda anggap paling tepat. Dalam pertanyaan ini tidak ada

jawaban benar atau salah. Jawaban yang paling benar adalah

jawaban yang sesuai dengan pikiran anda. Pastikan tidak ada

pertanyaan yang terlewat dan kerjakanlah secara jujur!.

Berikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang anda

anggap paling tepat.

IDENTITAS

Nama : Usia :

Jenis Kelamin : L/P (Lingkari salah satu) Kelas :

Sekolah :

**SELAMAT MENGERJAKAN**

1. Ketika sedang ujian, tiba-tiba perut saya sakit dan ingin buang air besar. Maka saya akan...

d. Meminta izin kepada guru untuk buang air besar setelah selesai mengerjakan soal

e. Menahan buang air besar sampai waktu ujian selesai f. Langsung meminta izin pada guru pada saat itu juga

2. Nilai bahasa Indonesia saya jelek karena saya kurang lancar membaca, teman saya menyuruh untuk membaca banyak buku. Mengapa saya harus membaca banyak buku? a. Agar saya mendapatkan nilai seperti teman saya b. Agar memiliki banyak buku c. Agar saya lancar membaca

3. Pada saat pembagian raport, ternyata nilai yang saya peroleh tidak sesuai dengan keinginan, padahal saya sudah berusaha dan ibupun memarahi saya. agar tidak terulang kembali, saya harus...

a. Saya harus lebih rajin lagi mengulang pelajaran setiap hari

b. Saya harus belajar lebih rajin lagi kapan pun saya mau c. Saya harus belajar lebih rajin ketika ada ujian agar lebih

ingat pelajaran tersebut

4. Saya mendapatkan tugas untuk menggambar pemandangan. Maka yang harus saya persiapkan... g. Memberi garis tepi pada buku h. Menyiapkan peralatan menggambar i. Memilih pewarna yang sesuai dengan gambar

5. Saya mengikuti lomba balap karung untuk memeriahkan hari kemerdekaan RI. Saya yakin dapat menjadi pemenang, namun ternyata saya tidak menjadi pemenangnya. Maka saya akan... g. Bertanya kepada teman bagaimana cara ia bisa menang

No: PO.2

Page 68: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

58

h. Menurut saya menang atau kalah itu hal yang wajar i. Berpikir mengapa saya bisa kalah

6. Ketika pelajaran Bahasa ibu guru memberikan tugas yang ada di dalam buku paket, akan tetapi saya lupa membawa buku tersebut. Agar dapat mengerjakan tugas, maka yang saya lakukan adalah... a. Meminta kepada guru agar tugas tersebut dijadikan PR b. Melihat jawaban teman yang mengerjakan tugas c. Mengerjakan tugas bersama teman yang membawa buku

paket

7. Ketika akan mengerjakan PR yang akan dikumpulkan besok pagi, tiba-tiba teman saya datang untuk mengajak bermain. Maka tindakan saya adalah...

a. Mengatakan padanya kalau saya harus mengerjakan PR dan tidak ingin bermain

b. Bermain sebentar kemudian mengerjakan PR pada malam hari

c. Mengatakan padanya kalau saya harus mengerjakan PR dan jika sudah selesai akan bermain

8. Pada saat jam pelajaran di kelas dimulai, ada teman saya yang

sakit dan saya melihatnya. Maka saya akan... a. Melaporkannya kepada guru b. Saya menyuruhnya pulang c. Mendekati dan menanyakan keadaanya

9. Di sekolah saya bertengkar dengan teman karena ia mengejek saya, dan saya langsung memukulnya. Agar tidak dimarahi guru saya harus… d. Meminta maaf duluan atas pukulan yang saya lakukan e. Menunggunya untuk meminta maaf duluan f. Pergi meninggalkan teman dan berpura-pura tidak tahu

10. Saya diberi uang jajan lebih oleh orang tua agar bisa ditabung.

Ternyata di sekolah ada teman saya yang tidak membawa uang, sedangkan dia ingin meminjam uang saya. Maka saya... d. Membelikanya kue dari uang yang saya punya e. Mencoba bertanya terlebih dulu sebelum meminjaminya f. Meminjaminya dan menyuruhnya untuk mengembalikan

uang tersebut esok hari

11. Tadi pagi saya meminjam pensil dari teman saya. Sesampainya di sekolah pensil itu hilang. Maka saya akan melakukan... d. Menggantinya tanpa memberi tahu bahwa pensil tersebut

hilang e. Meminta maaf dan langsung menggantinya f. Meminta maaf dan menggantinya jika ada uang

12. Hari ini ada ujian matematika di Sekolah. Ketika ujian, teman-teman banyak yang meminta jawaban kepada teman yang pintar di kelas. Meminta bantuan jawaban saat ulangan dapat mengakibatkan... g. Nilai yang penting tidak jelek h. Nilai dikurangi oleh guru i. Menunjukan ketidakpercayaan diri

13. Ketika bermain dengan teman, saya merasa permainan tersebut sangat mudah untuk dimainkan, namun ternyata ketika saya mencobanya, saya kalah dalam permainan tersebut. Maka saya akan...

a. Instropeksi diri bagaimana cara saya ketika bermain b. Saya rasa kekalahan adalah hal yang wajar dalam

permainan c. Bertanya kepada lawan kenapa saya bisa kalah

**TERIMAKASIH**

Page 69: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

59

Kunci Jawaban Posttest 2

No Nilai Jawaban A B C

1 2 1 3 2 2 1 3 3 3 1 2 4 2 3 1 5 2 3 1 6 2 1 3 7 2 1 3 8 3 1 2 9 3 2 1 10 3 1 2 11 1 3 2 12 1 2 3 13 1 3 2

Page 70: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

60

Lampiran 6 (Hasil keseluruhan try out Skala)

Page 71: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

61

Dibawah ini terdapat beberapa pertanyaan yang sering terjadi

di kehidupan sehari-hari. Jawablah pertanyaan tersebut yang

anda anggap paling tepat. Dalam pertanyaan ini tidak ada

jawaban benar atau salah. Jawaban yang paling benar adalah

jawaban yang sesuai dengan pikiran. Pastikan tidak ada

pertanyaan yang terlewat dan kerjakanlah secara jujur!.

Berikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang anda

anggap paling tepat.

IDENTITAS

Nama : Usia :

Jenis Kelamin : L/P (Lingkari salah satu) Kelas :

Sekolah :

**SELAMAT MENGERJAKAN**

1. Ketika ke pasar, ibu menyuruh saya untuk membeli mangga sebanyak 1 kg. Saat akan membayar uang yang diberikan ibu tidak cukup. Agar dapat membayar mangga tersebut, yang harus saya lakukan adalah...

a. Langsung pergi mencari ibu untuk meminta uang tambahan b. Berhutang kepada penjual mangga c. Membeli mangga sesuai dengan jumlah uang

2. Ketika bermain dengan teman, saya merasa permainan tersebut

sangat mudah untuk dimainkan, namun ternyata ketika saya mencobanya, saya kalah dalam permainan tersebut. Maka saya akan... g. Saya rasa kekalahan adalah hal yang wajar dalam permainan h. Instropeksi diri bagaimana cara saya ketika bermain i. Bertanya kepada lawan kenapa saya bisa kalah

3. Pada ulangan matematika di sekolah, saya tidak ingin

mendapatkan nilai jelek dibandingkan dengan teman-teman yang lainnya, menurut saya... a. Untuk mendapatkan nilai harus berusaha b. Nilai baik atau buruk itu nasib c. Usaha penting tapi nasib yang menentukan

4. Saya sedang bermain dengan teman-teman pada sore hari.

Namun tiba-tiba teman saya bertengkar. Maka saya akan... d. Pergi memanggil orang tua mereka e. Membela anak yang benar f. Melerai pertengkaran mereka

5. Hari ini ada ujian matematika di Sekolah. Ketika ujian, teman-

teman banyak yang meminta jawaban kepada teman yang pintar di kelas. Meminta bantuan jawaban saat ulangan dapat mengakibatkan... j. Nilai dikurangi oleh guru

No:

Page 72: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

62

k. Nilai yang penting tidak jelek l. Menunjukan ketidakpercayaan diri

6. Tadi pagi saya meminjam pensil dari teman saya. Sesampainya di sekolah pensil itu hilang. Maka saya akan melakukan... g. Meminta maaf dan langsung menggantinya h. Meminta maaf dan menggantinya jika ada uang i. Menggantinya tanpa memberi tahu bahwa pensil tersebut

hilang

7. Saya diberi uang jajan lebih oleh orang tua agar bisa ditabung. Ternyata di sekolah ada teman saya yang tidak membawa uang, sedangkan dia ingin meminjam uang saya. Maka saya... g. Mencoba bertanya terlebih dulu sebelum meminjaminya h. Meminjaminya dan menyuruhnya untuk mengembalikan

uang tersebut esok hari i. Membelikanya kue dari uang yang saya punya

8. Ketika bersiap-siap berangkat sekolah, tiba-tiba hujan turun dengan deras dan tidak ada payung/jas hujan, maka saya harus... d. Yang penting segera pulang ke rumah e. Meminta diantar oleh orang tua f. Menunggu hujan berhenti

9. Besok di sekolah ada ujian matematika dan IPA. Ujian jam

pertama adalah matematika dan jam berikutnya ujian IPA. Agar dapat mempelajari keduanya dan mendapatkan nilai yang bagus, saya harus... a. Saya akan mempelajari matematika dan IPA sekaligus pada

hari ini dan mengulangnya besok pagi sebelum ujian dimulai b. Saya sudah mempersiapkan diri untuk belajar matematika

dan IPA seminggu sebelum ujian

c. Saya akan fokus mempelajari matematika pada sore hari, dan mempelajari IPA pada malam hari

10. Ketika akan ujian kenaikan kelas, saya merasa pelajaran itu sangat mudah sehingga saya tidak belajar di rumah. Namun, ketika ibu guru membagikan hasilnya, ternyata nilai teman duduk saya lebih tinggi dari saya. Nilai saya lebih rendah karena... a. Saya tidak menyukai mata pelajarannya b. Saya terlalu meremehkan pelajaran c. Saya tidak belajar dengan sungguh-sungguh

11. Di sekolah saya bertengkar dengan teman karena ia mengejek

saya, dan saya langsung memukulnya. Agar tidak dimarahi guru saya harus… g. Menunggunya untuk meminta maaf duluan h. Pergi meninggalkan teman dan berpura-pura tidak tahu i. Meminta maaf duluan atas pukulan yang saya lakukan

12. Pada saat jam pelajaran di kelas dimulai, ada teman saya yang

sakit dan saya melihatnya. Maka saya akan... d. Saya menyuruhnya pulang e. Mendekati dan menanyakan keadaanya f. Melaporkannya kepada guru

13. Besok pagi saya memiliki jadwal piket di sekolah. Pada malam

harinya saya menonton TV hingga larut malam, sehingga menyebabkan saya bangun kesiangan untuk pergi ke sekolah. Jika saya terlambat ke sekolah, maka yang terjadi adalah... d. Dihukum oleh guru e. Ruang kelas tidak bersih f. Saya dimarahi oleh teman piket

Page 73: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

63

14. Ibu menyuruh saya untuk mencuci piring kotor yang ia gunakan untuk makan. Maka yang harus saya lakukan pertama kali ketika hendak mencuci piring... a. Menggosok bagian dari piring b. Membawa piring ketempat cuci piring c. Membilas piring dengan air

15. Ketika saya pulang sekolah, saya melihat ada uang tergeletak di

jalan sedangkan jalanan saat itu sepi. Maka saya akan... g. Mengambilnya untuk dibelanjakan sendiri h. Mengambilnya lalu diberikan kepada orang tua i. Mengambilnya dan diberikan pada pengemis

16. Di toko mainan, saya melihat ada dua mainan yang paling saya

inginkan, tapi orangtua hanya mengizinkan membeli satu mainan. Maka saya harus... a. Memilih mainan yang paling mahal b. Memilih yang paling saya sukai c. Meminta orang tua untuk memilihkan

17. Ketika akan mengerjakan PR yang akan dikumpulkan besok pagi,

tiba-tiba teman saya datang untuk mengajak bermain. Maka tindakan saya adalah... g. Bermain sebentar kemudian mengerjakan PR pada malam

hari h. Mengatakan padanya kalau saya harus mengerjakan PR dan

tidak ingin bermain i. Mengatakan padanya kalau saya harus mengerjakan PR dan

jika sudah selesai akan bermain

18. Ibu meminta saya untuk membeli buah jeruk yang manis di pasar. Pada saat di pasar, banyak orang yang menjual jeruk dan saya merasa kebingungan untuk memilih jeruk. Saya bingung karena...

a. Saya malu bertanya pada penjualnya b. Banyak jenis jeruk yang dijual c. Saya tidak tahu jenis jeruk yang manis

19. Di kelas ada teman saya yang berkelahi sampai menangis. Jika

saya melaporkan mereka pada guru, maka yang akan terjadi adalah... d. Saya diomongin teman di belakang e. Saya mendapatkan pujian dari guru f. Saya dijauhi teman yang berkelahi

20. Bapak guru memilih saya untuk menjadi perwakilan sekolah

dalam lomba olahraga lari jarak jauh yang akan diadakan 1 minggu lagi. Namun, kondisi saya sedang tidak enak badan. Maka yang harus saya lakukan adalah... a. Memaksakan diri untuk ikut perlombaan karena takut pada

guru b. Memberitahu guru bahwa saya tidak bisa ikut lomba lari c. Mencari pengganti saya yang akan mewakili perlombaan

tersebut 21. Ketika pelajaran Bahasa ibu guru memberikan tugas yang ada di

dalam buku paket, akan tetapi saya lupa membawa buku tersebut. Agar dapat mengerjakan tugas, maka yang saya lakukan adalah... d. Melihat jawaban teman yang mengerjakan tugas e. Meminta kepada guru agar tugas tersebut dijadikan PR f. Mengerjakan tugas bersama teman yang membawa buku

paket 22. Saya memiliki sebuah roti. Tiba-tiba dua orang teman

menghampiri saya untuk meminta roti tersebut. Maka saya... d. Saya akan mengambil bagian roti yang paling banyak

Page 74: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

64

e. Mempersilakan teman untuk mengambil bagian roti yang mereka inginkan

f. Membagi roti tersebut sama rata 23. Sepulang sekolah kakak menyuruh saya untuk membeli buku, di

tengah jalan teman saya mengajak untuk membeli ice krim dan saat itu saya sangat haus. Maka saya akan... a. Membeli buku yang diinginkan kakak dan jika ada

kembaliannya dibelikan ice krim b. Membeli ice krim dan sisa uang untuk membeli buku c. Tetap membelikan kakak buku

24. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk tidak membeli makanan atau minuman. Tetapi hari ini saya sangat lapar karena baru selesai berolahraga disekolah. Maka saya akan... a. Meminta makanan yang dibeli teman dan mencicipinya

sedikit b. Membeli makanan selain makanan ringan c. Menahan lapar hingga pulang sekolah

25. Saya mengikuti lomba balap karung untuk memeriahkan hari

kemerdekaan RI. Saya yakin dapat menjadi pemenang, namun ternyata saya tidak menjadi pemenangnya. Maka saya akan... j. Menurut saya menang atau kalah itu hal yang wajar k. Berpikir mengapa saya bisa kalah l. Bertanya kepada teman bagaimana cara ia bisa menang

26. Saya meminjam buku teman kelas untuk belajar di rumah. Keesokan harinya, saat ingin mengembalikan buku tersebut, buku itu hilang. Agar teman saya tidak marah, maka saya harus... d. Mengatakan sejujurnya bahwa buku itu hilang dan berjanji

untuk menggantinya e. Langsung menggantinya diam-diam dengan buku yang baru f. Meminta maaf dan mengganti dengan buku yang sama

27. Saya lupa membawa peralatan menggambar saat pelajaran seni. Sedangkan hari itu ada pengambilan nilai menggambar. Jika saya meminjam peralatan teman, maka yang terjadi adalah... a. Saya harus mengerjakan dengan terburu-buru b. Hasil gambaran saya tidak maksimal c. Saya memiliki waktu menggambar yang lebih sedikit

28. Saya mendapatkan tugas untuk menggambar pemandangan.

Maka yang harus saya persiapkan... j. Menyiapkan peralatan menggambar k. Memberi garis tepi pada buku l. Memilih pewarna yang sesuai dengan gambar

29. Pada jam pulang sekolah diisi kegiatan ekstrakurikuler kesenian

yang wajib diikuti seluruh siswa. Namun, pada saat yang sama saya merasa lelah dan ingin langsung pulang ke rumah. Maka yang saya lakukan adalah... a. Mengikuti ekstrakurikuler sebentar saja lalu pulang b. Meminta izin kepada guru untuk tidak mengikuti

ekstrakurikuler c. Langsung pulang tanpa mengikuti ekstrakurikuler

30. Saya masuk sekolah pagi hari tetapi saya bangun kesiangan, sehingga saat tiba di sekolah guru sudah ada di dalam kelas. Maka yang saya adalah... d. Memillih untuk pulang e. Langsung masuk kelas saat guru keluar kelas f. Tetap masuk kelas dan meminta maaf pada guru karena

terlambat 31. Pada hari minggu, akan diadakan lomba Pramuka se-Malang

Raya. Bapak guru memilih saya untuk mengikuti lomba tersebut, tetapi pada hari itu juga saya diajak pergi berlibur bersama keluarga. Apa yang harus saya lakukan...

Page 75: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

65

b. Meminta orang tua untuk menunda waktu liburan c. Memberitahu orang tua bahwa saya ada kegiatan pramuka

dan tidak bisa ikut liburan d. Tidak mengikuti kegiatan apapun

32. Pada saat pembagian raport, ternyata nilai yang saya peroleh tidak sesuai dengan keinginan, padahal saya sudah berusaha dan ibupun memarahi saya. agar tidak terulang kembali, saya harus... g. Saya harus belajar lebih rajin lagi kapan pun saya mau h. Saya harus belajar lebih rajin ketika ada ujian agar lebih ingat

pelajaran tersebut i. Saya harus lebih rajin lagi mengulang pelajaran setiap hari

33. Nilai bahasa Indonesia saya jelek karena saya kurang lancar membaca, teman saya menyuruh untuk membaca banyak buku. Mengapa saya harus membaca banyak buku? d. Agar memiliki banyak buku e. Agar saya lancar membaca f. Agar saya mendapatkan nilai seperti teman saya

34. Orang tua berpesan agar saya langsung pulang ke rumah

sepulang dari sekolah. Akan tetapi saya sangat ingin bermain bersama teman. Maka saya... d. Berlama-lama di sekolah agar bisa lebih banyak waktu

bermain e. Mengajak teman untuk bermain di rumah saya f. Menunggu orang tua pulang bekerja dan kemudian langsung

pergi bermain 35. Ketika sedang ujian, tiba-tiba perut saya sakit dan ingin buang

air besar. Maka saya akan... g. Menahan buang air besar sampai waktu ujian selesai h. Meminta izin kepada guru untuk buang air besar setelah

selesai mengerjakan soal

i. Langsung meminta izin pada guru pada saat itu juga

**TERIMAKASI**

Page 76: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

66

Nama Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10

Item 11

Item 12

Item 13

Item 14

Item 15

Chrisma 3 3 3 3 2 3 1 2 1 2 2 2 3 3 3

Achmad Iqbal 3 3 3 3 3 3 2 3 1 2 3 3 2 2 2

Noval 1 3 3 1 2 3 2 1 1 3 3 2 1 2 2

Undra 3 1 3 3 3 3 2 3 1 3 3 2 2 2 2

Mardyan 2 1 3 1 1 2 1 1 2 3 1 3 2 2 1

Roni 2 3 3 1 2 3 1 1 1 3 3 3 3 2 3

Fihaszidanim 3 3 3 3 2 3 1 3 2 2 3 2 2 2 2

Agista 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3

Iqbala 3 3 1 3 1 3 2 3 1 1 2 1 2 2 2

Hendra 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 1 1 3 2 2

M.Wildan 2 3 3 3 3 2 2 3 1 3 3 3 3 3 2

Radit 2 3 3 3 2 3 2 3 1 3 3 3 3 3 2

Zam-zam 3 1 2 2 1 2 1 2 2 3 3 3 3 3 3

Aldho 3 3 3 2 1 2 2 3 2 2 1 1 1 1 1

Putra 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 1 1 1 3 2

Aulia 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

Nabila 3 3 3 3 3 2 3 3 1 2 3 2 2 3 2

Septi W 3 3 3 3 2 2 3 3 1 2 3 2 3 3 3

Geritza 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 1 3

Gleam Sase 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 2 3 2 3

Mega 3 3 3 3 3 3 1 3 1 2 3 3 3 2 3

Aisyah 3 3 3 3 3 2 2 3 1 2 3 3 2 3 3

Dewi puspita 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 2

Nafis 2 1 3 3 3 3 2 3 1 2 3 3 2 3 2

Eqi dian 3 3 3 3 2 3 1 3 1 3 3 3 2 3 2

Page 77: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

67

Item 16

Item 17

Item 18 Item 19 Item 20 Item 21 Item 22 Item 23 Item 24 Item 25 Item 26 Item 27 Item 28

Item 29

Item 30

2 1 3 2 3 2 2 2 3 1 3 3 2 1 2

3 3 3 1 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3

3 1 2 2 1 3 2 1 1 3 2 3 3 2 3

3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 2 2 3 3 3

3 2 3 1 3 2 3 1 2 2 1 2 1 3 2

3 2 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3

3 2 3 2 1 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2

2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3

3 2 1 1 3 2 2 2 3 1 2 3 2 3 1

2 1 3 1 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3

2 3 1 1 3 3 3 3 1 3 2 3 2 3 3

2 3 1 1 3 3 3 2 2 1 1 1 1 3 3

2 3 3 3 2 2 1 3 2 1 1 1 1 3 1

3 3 2 1 3 1 3 1 2 3 1 3 3 2 2

2 1 3 1 3 3 1 2 3 1 1 3 3 3 3

3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3

3 3 3 2 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3

3 2 3 1 3 3 3 1 1 3 3 2 3 3 3

3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3

3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 1 2 3

2 2 3 2 3 3 3 3 1 2 2 3 2 3 3

3 2 3 1 2 3 2 3 1 3 2 2 3 3 3

3 2 2 1 3 3 3 1 3 2 2 3 3 3 3

3 3 2 1 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3

3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3

Page 78: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

68

Item 31 Item 32 Item 33 Item 34 Item 35

2 3 2 3 2

2 3 3 1 3

2 1 3 3 2

2 2 3 2 2

3 1 2 2 3

3 2 3 3 3

3 2 1 1 1

3 3 3 2 2

3 1 3 1 2

3 3 3 1 2

2 2 3 2 2

3 2 1 3 2

2 1 2 2 2

2 1 1 1 1

3 2 3 3 2

3 3 3 3 3

3 3 3 3 2

3 2 3 2 2

3 3 3 3 3

2 3 3 2 2

3 3 3 2 3

2 3 3 2 2

3 2 3 3 3

1 3 3 1 2

2 3 3 2 2

Page 79: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

69

Lampiran 7 (Out put SPSS analisa try out ( validitas

dan reabititas) dan kesetaraan soal)

Page 80: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

70

TRYOUT SKALA

SDN 03 SUMBERSEKAR

VALIDASI PERTAMA

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 25 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 25 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,824 35

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Item1 81,88 81,943 ,315 ,820

Item2 81,84 81,723 ,238 ,823

Item3 81,68 81,893 ,397 ,819

Item4 81,84 79,557 ,445 ,816

Item5 82,24 75,440 ,744 ,805

Item6 81,88 82,443 ,318 ,820

Item7 82,52 80,427 ,302 ,821

Item8 81,92 79,910 ,403 ,817

Item9 83,04 84,207 ,061 ,828

Item10 82,04 85,707 -,050 ,830

Item11 81,92 77,410 ,559 ,811

Item12 82,16 80,390 ,335 ,819

Item13 82,24 82,190 ,233 ,823

Item14 82,08 83,077 ,169 ,824

Item15 82,20 79,250 ,525 ,814

Item16 81,84 84,890 ,045 ,826

Page 81: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

71

Item17 82,16 80,890 ,297 ,821

Item18 82,00 82,917 ,160 ,825

Item19 82,76 81,357 ,213 ,824

Item20 81,96 84,123 ,081 ,827

Item21 81,88 79,527 ,490 ,815

Item22 81,92 82,327 ,236 ,822

Item23 82,48 82,260 ,153 ,827

Item24 82,20 82,167 ,169 ,826

Item25 82,08 78,743 ,418 ,816

Item26 82,36 75,823 ,703 ,806

Item27 81,92 84,160 ,079 ,827

Item28 82,04 80,290 ,335 ,819

Item29 81,92 86,160 -,092 ,831

Item30 81,84 77,890 ,653 ,810

Item31 82,00 84,083 ,101 ,826

Item32 82,24 74,440 ,765 ,803

Item33 81,88 78,610 ,516 ,813

Item34 82,40 81,583 ,235 ,823

Item35 82,32 81,060 ,396 ,818

VALIDASI KEDUA

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 25 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 25 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,861 24

Item-Total Statistics

Page 82: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

72

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Item1 55,64 65,490 ,288 ,859

Item2 55,60 65,000 ,240 ,862

Item3 55,44 64,757 ,458 ,855

Item4 55,60 63,417 ,415 ,856

Item5 56,00 59,250 ,764 ,843

Item6 55,64 65,240 ,377 ,857

Item7 56,28 65,043 ,209 ,863

Item8 55,68 63,060 ,436 ,855

Item11 55,68 59,893 ,675 ,846

Item12 55,92 63,410 ,371 ,857

Item13 56,00 65,583 ,220 ,862

Item15 55,96 62,873 ,522 ,853

Item17 55,92 63,993 ,321 ,859

Item19 56,52 64,510 ,225 ,864

Item21 55,64 63,157 ,483 ,854

Item22 55,68 64,977 ,295 ,859

Item25 55,84 61,473 ,491 ,853

Item26 56,12 59,693 ,712 ,845

Item28 55,80 63,667 ,342 ,858

Item30 55,60 61,500 ,668 ,848

Item32 56,00 59,000 ,726 ,844

Item33 55,64 62,740 ,472 ,854

Item34 56,16 65,223 ,208 ,863

Item35 56,08 65,160 ,318 ,858

Page 83: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

73

Skor Kategori

32 1

39 1

29 1

36 1

21 1

35 1

35 1

41 1

30 1

31 1

36 1

32 1

26 1

29 1

26 1

41 1

38 1

Skor Kategori

33.0294118 1

33.0588235 1

33.0882353 1

33.1176471 1

33.1470588 1

33.1764706 1

33.2058824 1

33.2352941 1

33.2647059 1

33.2941176 1

33.3235294 1

33.3529412 1

33.3823529 1

33.4117647 1

33.4411765 1

33.4705882 1

33.5 1

Skor Kategori

33.5294118 1

33.5588235 1

33.5882353 1

33.6176471 1

33.6470588 1

33.6764706 1

33.7058824 1

33.7352941 1

33.7647059 1

33.7941176 1

33.8235294 1

33.8529412 1

33.8823529 1

33.9117647 1

33.9411765 1

33.9705882 1

34 1

Skor Kategori

34.0294118 1

34.0588235 1

34.0882353 1

34.1176471 1

34.1470588 1

34.1764706 1

34.2058824 1

34.2352941 1

34.2647059 1

34.2941176 1

34.3235294 1

34.3529412 1

34.3823529 1

34.4117647 1

34.4411765 1

34.4705882 1

34.5 1

Skor Kategori

34.5294118 1

34.5588235 1

34.5882353 1

UJI kesetaraan Skala

Page 84: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

74

ANOVA

SKALA1 Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 9,707 2 4,853 ,179 ,836

Within Groups 1948,960 72 27,069 Total 1958,667 74

Page 85: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

75

Lampiran 8 (Data kasar subjek )

Page 86: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

76

Data kasar keseluruhan

Pre test

No Kelomppok Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 jumlah

1 1 Novia 3 3 2 3 3 2 1 2 2 2 3 2 3 31

2 1 Revanza d 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 1 3 1 33

3 1 Rizdan 3 1 2 2 3 2 2 2 2 1 3 3 2 28

4 1 Anitus saripah 3 3 3 1 3 1 3 1 3 2 2 2 2 29

5 1 Asalia 3 3 2 3 3 2 1 2 2 2 3 2 3 31

6 1 Fatan 3 1 3 3 3 1 2 3 3 2 1 3 3 31

7 1 Wawan 2 1 2 2 3 1 3 2 3 2 2 2 1 26

8 1 Rabiatun a 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 33

9 1 Muh said riva 1 2 3 2 3 2 3 3 2 1 3 2 1 28

10 2 Elsa salsa n 1 1 2 1 3 1 2 3 3 1 3 2 2 25

11 2 Tiya 1 3 1 1 3 2 2 3 3 1 3 1 2 26

12 2 M.yusuf 1 3 2 1 3 2 3 2 3 1 3 1 2 27

13 2 Erlista Y 1 3 3 1 3 2 2 3 3 1 3 2 2 29

14 2 Tioferi 1 3 2 2 3 2 2 3 3 1 3 2 2 29

15 2 Dendi isa p 1 3 3 2 3 1 2 3 3 1 3 3 2 30

16 2 Nayla Q 1 3 3 3 3 1 2 3 3 1 3 3 2 31

17 2 Jamilah 3 3 2 1 3 2 3 2 3 1 3 3 2 31

18 2 Az-zarah 1 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 2 2 32

19 3 Reza dwi p 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 37

20 3 Laura g 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 1 2 32

21 3 Iqbal a 3 3 2 1 3 3 2 2 3 3 3 2 2 32

22 3 Nabela 3 3 1 2 2 3 3 1 3 3 2 3 2 31

23 3 Leli s 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 32

Page 87: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

77

24 3 Emilia 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 35

25 3 Aziziah 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 31

26 3 Dimas r 2 1 3 2 3 2 3 3 2 1 3 2 1 28

27 3 Didi m 1 3 2 3 2 3 2 3 3 1 3 2 1 29

Posttest 1

No Kelomppok Nama item

1 item

2 item

3 item

4 item

5 item

6 item

7 item

8 item

9 item

10 item

11 item

12 item

13 jumlah

1 1 Novia 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 34

2 1 Revanza D 3 3 3 3 3 3 2 3 2 1 3 3 3 35

3 1 Rizdan 3 2 2 1 2 2 1 3 2 3 1 2 3 27

4 1 Anitus Saripah 3 3 2 3 3 2 1 2 2 2 3 2 3 31

5 1 Asalia 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 1 3 3 34

6 1 Fatan 3 2 2 1 3 3 3 3 2 3 3 2 2 32

7 1 Wawan 2 3 2 1 2 2 1 3 2 1 1 3 3 26

8 1 Rabiatun A 3 2 2 1 2 2 1 3 2 3 1 2 2 26

9 1 Muh Said Riva 2 3 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 23

10 2 Elsa Salsa N 3 2 3 1 2 3 3 3 2 3 3 2 2 32

11 2 Tiya 3 3 3 3 2 3 1 3 2 3 3 2 3 34

12 2 M.Yusuf 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 1 3 34

13 2 Erlista Y 3 3 3 3 2 3 1 3 2 3 3 2 2 33

14 2 Tioferi 3 2 3 3 2 3 1 3 2 3 3 1 2 31

15 2 Dendi Isa P 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 37

16 2 Nayla Q 3 3 3 1 2 3 1 3 2 3 3 3 3 33

17 2 Jamilah 3 2 3 3 3 2 1 3 3 3 3 2 3 34

18 2 Az-Zarah 3 3 2 2 3 2 1 3 3 3 3 2 3 33

19 3 Reza Dwi P 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 37

Page 88: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

78

20 3 Laura G 3 2 3 1 3 3 2 3 3 3 3 2 2 33

21 3 Iqbal A 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 37

22 3 Nabela 2 3 3 3 3 1 3 3 2 2 3 2 3 33

23 3 Leli S 3 3 3 1 3 3 2 3 2 3 3 2 3 34

24 3 Emilia 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 35

25 3 Aziziah 3 2 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 35

26 3 Dimas R 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 33

27 3 Didi M 3 2 3 1 2 2 2 2 3 3 1 3 3 30

Posttest 2

No Kelomppok Nama item

1 item

2 item

3 item

4 item

5 item

6 item

7 item

8 item

9 item

10 item

11 item

12 item

13

1 1 Novia 2 2 2 3 1 3 3 3 3 2 3 2 2 31

2 1 Revanza D 1 3 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 34

3 1 Rizdan 1 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 30

4 1 Anitus Saripah 3 2 2 3 3 3 1 3 2 2 2 3 3 32

5 1 Asalia 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 1 3 31

6 1 Fatan 1 3 2 3 2 3 3 2 2 1 2 3 3 30

7 1 Wawan 1 2 2 1 2 2 1 3 3 1 3 2 2 25

8 1 Rabiatul A 2 3 2 3 1 2 3 3 3 2 3 2 2 31

9 1 Muh Said Riva 1 2 2 3 1 2 3 2 2 2 3 2 3 28

10 2 Elsa Salsa N 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 36

11 2 Tiya 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 37

12 2 M.Yusuf 2 3 2 3 3 3 2 3 3 1 3 2 3 33

13 2 Erlista Y 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 34

14 2 Tioferi 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 35

15 2 Dendi Isa P 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 38

16 2 Nayla Q 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 38

Page 89: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

79

17 2 Jamilah 2 2 2 3 1 3 3 3 3 2 3 2 2 31

18 2 Az-Zarah 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 35

19 3 Reza Dwi P 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 38

20 3 Laura G 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 34

21 3 Iqbal A 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 37

22 3 Nabela 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 35

23 3 Leli S 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 36

24 3 Emilia 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 37

25 3 Aziziah 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 36

26 3 Dimas R 3 3 2 3 3 2 1 3 3 3 2 3 3 34

27 3 Didi M 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 33

Keterangan kelompok

Kelompok kontrol : 1

Kelompok Eksperimen 1 :2

Kelompok Eksperimen 2 : 3

Page 90: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

80

Lampiran 9

(Data kasar dari hasil pretest, posttest 1 dan posttest )

Page 91: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

81

Data kasar dari hasil pretest, posttest 1 dan posttest 2

No Sumjek kelompok pre test post test 1 post test 2

Selisih pretest & posttest 1

Selisih pretest & posttest 2

1 Asalia 1 31 34 31 3 0

2 Revanza D 1 33 35 33 2 0 3 Rizdan 1 28 27 30 -1 2 4 Anitus Saripah 1 29 31 32 2 3 5 Asalia 1 31 34 31 3 0 6 Fatan 1 31 32 30 1 -1 7 Wawan 1 26 26 25 0 -1 8 Rabiatun Adawiyah 1 33 26 31 -7 -2 9 Muh Said Riva 1 28 23 28 -5 0

10 Elsa Salsa N 2 25 32 36 7 11

11 Tiya 2 26 34 37 8 11 12 M.Yusuf 2 27 34 33 7 6 13 Erlista Y 2 29 33 34 4 5

14 Tioferi 2 29 31 35 2 6 15 Dendi Isa P 2 30 37 38 7 8 16 Nayla Q 2 31 33 38 2 7

17 Jamilah 2 31 34 31 3 0 18 Az-Zarah 2 32 33 35 1 3 19 Reza Dwi P 3 37 37 38 0 1

20 Laura G 3 32 33 34 1 2 21 Iqbal A 3 32 37 37 5 5 22 Nabela 3 31 33 35 2 4

23 Leli S 3 32 34 36 2 4 24 Emilia 3 35 35 37 0 2 25 Aziziah 3 31 35 36 4 5

Page 92: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

82

26 Dimas R 3 28 33 34 5 6

27 Didi M 3 29 30 33 1 4

Keterangan kelompok

Kelompok kontrol : 1

Kelompok Eksperimen 1 :2

Kelompok Eksperimen 2 : 3

Page 93: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

83

Lampiran 10 (Out put analisa SPSS)

Page 94: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

84

Hasil pre test

Descriptives

pretest N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound

kontrol 9 30.00 2.398 .799 28.16 31.84 26 33

Eksperimen 1 9 28.89 2.421 .807 27.03 30.75 25 32

Eksperimen 2 9 31.89 2.759 .920 29.77 34.01 28 37

Total 27 30.26 2.740 .527 29.18 31.34 25 37

Test of Homogeneity of Variances

pretest Levene Statistic df1 df2 Sig.

.011 2 24 .989

ANOVA

pretest Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 41.407 2 20.704 3.231 .057

Within Groups 153.778 24 6.407 Total 195.185 26

Page 95: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

85

Analisa Pre-test, Post-test 1 dan post-test 2 Kelompok (Eksperimen 1

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pretes 28.89 9 2.421 .807

postes1 33.44 9 1.667 .556

Pair 2 pretes 28.89 9 2.421 .807

postes2 35.22 9 2.333 .778

Pair 3 postes1 33.44 9 1.667 .556

postes2 35.22 9 2.333 .778

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 pretes & postes1 9 .169 .664

Pair 2 pretes & postes2 9 -.106 .787

Pair 3 postes1 & postes2 9 .196 .612

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 pretes - postes1 -4.556 2.698 .899 -6.629 -2.482 -5.066 8 .001

Pair 2 pretes - postes2 -6.333 3.536 1.179 -9.051 -3.616 -5.374 8 .001

Pair 3 postes1 - postes2 -1.778 2.587 .862 -3.767 .211 -2.061 8 .073

Page 96: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

86

Analisa Pre-test, Post-test 1 dan post-test 2 Kelompok (Ekperimen 2)

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pretes 31.89 9 2.759 .920

postes1 34.11 9 2.205 .735

Pair 2 pretes 31.89 9 2.759 .920

postes2 35.56 9 1.667 .556

Pair 3 postes1 34.11 9 2.205 .735

postes2 35.56 9 1.667 .556

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 pretes & postes1 9 .701 .035

Pair 2 pretes & postes2 9 .831 .006

Pair 3 postes1 & postes2 9 .934 .000

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 pretes - postes1 -2.222 1.986 .662 -3.749 -.696 -3.357 8 .010

Pair 2 pretes - postes2 -3.667 1.658 .553 -4.941 -2.392 -6.633 8 .000

Page 97: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

87

Pair 3 postes1 - postes2 -1.444 .882 .294 -2.122 -.767 -4.914 8 .001

Analisa Peningkatan Pre-test, Post-test 1 dan post-test 2 Kelompok Kontrol

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pretes 30.00 9 2.398 .799

postes1 29.78 9 4.353 1.451

Pair 2 pretes 30.00 9 2.398 .799

postes2 30.11 9 2.369 .790

Pair 3 postes1 29.78 9 4.353 1.451

postes2 30.11 9 2.369 .790

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 pretes & postes1 9 .575 .105

Pair 2 pretes & postes2 9 .792 .011

Pair 3 postes1 & postes2 9 .670 .049

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 pretes - postes1 .222 3.563 1.188 -2.516 2.961 .187 8 .856

Pair 2 pretes - postes2 -.111 1.537 .512 -1.292 1.070 -.217 8 .834

Pair 3 postes1 - postes2 -.333 3.279 1.093 -2.854 2.187 -.305 8 .768

Page 98: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

88

Rata – rata semua prose Descriptives

pretest N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound

kontrol 9 30.00 2.398 .799 28.16 31.84 26 33

Eksperimen 1 9 28.89 2.421 .807 27.03 30.75 25 32

Eksperimen 2 9 31.89 2.759 .920 29.77 34.01 28 37

Total 27 30.26 2.740 .527 29.18 31.34 25 37

Descriptives

posttest1 N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound

kontrol 9 29.78 4.353 1.451 26.43 33.12 23 35

Eksperimen 1 9 33.44 1.667 .556 32.16 34.73 31 37

Eksperimen 2 9 34.11 2.205 .735 32.42 35.81 30 37

Total 27 32.44 3.457 .665 31.08 33.81 23 37

Descriptives

posttest2 N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound

kontrol 9 30.11 2.369 .790 28.29 31.93 25 33

Eksperimen 1 9 35.22 2.333 .778 33.43 37.02 31 38

Eksperimen 2 9 35.56 1.667 .556 34.27 36.84 33 38

Total 27 33.63 3.272 .630 32.34 34.92 25 38

Page 99: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

89

Lampiran 11 ( Dokumentasi Peralatan)

Page 100: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

90

stpwatch

Batu aquarium untuk slentikan dengan diameter 2 cm

Buku cataan skor

Bola bekel dan bijinya

Page 101: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

91

Lampiran 12 (Dokumentasi Penelitian)

Page 102: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

92

Dokumentasi kelompok eksperimen 1

Page 103: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

93

Dokumentasi kelompok Eksperimen 2

Eksperiment permainan slentikan

Page 104: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

94

Eksperimen permainan bekelan

Page 105: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL

95

Lampiran13

(Surat keterangan Penelitian)