pengaruh pemberian kalsium karbonat pada...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
PENGARUH PEMBERIAN KALSIUM KARBONAT
PADA GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL
TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)
ARIZA VERONICA MUFIDAH SURABAYA – JAWA TIMUR
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA 2006
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
“PENGARUH PEMBERIAN KALSIUM KARBONAT PADA GAMBARAN
HISTOPATOLOGIS GINJAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)”
Seminar diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan
pada Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya
Oleh :
ARIZA VERONICA MUFIDAH Nim : 060233095
Menyetujui,
Komisi pembimbing
Julien Soepraptini.,SU. Drh. Soetji Prawesthirini., SU. Drh.Pembimbing I Pembimbing II
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Setelah mempelajari dan menguji dengan sungguh-sungguh, kami berpendapat bahwa
tulisan ini baik ruang lingkup maupun kualitasnya dapat diajukan sebagai skripsi untuk
memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN HEWAN.
Menyetujui,
Panitia Penguji,
Dr. E. Bimo. A. H. P., M.Kes., drh.
Ketua
Roesno Darsono, drh. Kuncoro Puguh, S., M.Kes., drh
Sekretaris Anggota
Julien Soepraptini, SU., drh Soetji Prawesthirini, SU., drh.
Anggota Anggota
Surabaya, 3 Maret 2006.
Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Airlangga
Dekan,
Prof. Dr. Ismudiono, M.S., Drh.
NIP. 130 687 297
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
“PENGARUH PEMBERIAN KALSIUM KARBONAT PADA GAMBARAN
HISTOPATOLOGIS GINJAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)”
ARIZA VERONICA MUFIDAH
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pemberian kalsium karbonat dengan dosis tertentu pada gambaran histopatologi ginjal tikus putih (Rattus norvegicus) dan juga untuk mengetahui pada dosis berapakah ginjal mulai terjadi perubahan.
Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus betina (Rattus norvegicus) umur kurang lebih tiga bulan dengan berat rata-rata 150 gram yang dibagi secara acak menjadi lima kelompok perlakuan (P0, P1, P2, P3, dan P4) dengan lima ulangan. Perlakuan kontrol (P0) diberi perlakuan kalsium karbonat (CaCO 3 ) sebanyak 0 mg/ekor/hari, kelompok P1 diberi perlakuan kalsium karbonat (CaCO ) dengan dosis 100 mg/ekor/hari, kelompok P2 diberi perlakuan kalsium karbonat (CaCO ) dengan dosis 200 mg/ekor/hari, kelompok P3 diberi perlakuan kalsium karbonat (CaCO ) dengan dosis 400 mg/ekor/hari, pada P4 diberi perlakuan kalsium karbonat (CaCO ) dengan dosis 600 mg/ekor/hari yang masing-masing perlakuan dilarutkan dengan aquades sebanyak 3 ml. Pemberian kalsium karbonat (CaCO 3 ) dilakukan peroral dengan menggunakan sonde yang dilakukan pada hari ke-15. Setelah perlakuan selama 8 minggu, hewan coba dieutanasia menggunakan dietil eter kemudian dilakukan pembedahan untuk mengambil organ ginjal guna dibuat preparat histopatologi dengan pewarnaan Heamatoxylin Eosin, kemudian diperiksa dibawah mikroskop cahaya dengan perbesaran 100x dan 400x kemudian dilakukan penilaian (skor).
3
3
3
3
Hasil pemeriksaan preparat histopatologi ginjal dianalisis dengan Uji Kruskal – Wallis yang dilanjutkan dengan Uji Pasangan Berganda (Uji Z) 5%. Hasil uji statistik yang dilakukan menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang nyata (p<0,05) terhadap perubahan gambaran histopatologi ginjal tikus putih. Kesimpulan yang didapat bahwa pada pemberian kalsium karbonat (CaCO ) dengan dosis 100 mg, 200 mg, 400 mg, dan 600 mg dapat terlihat adanya perubahan pada gambaran histopatologi ginjal pada tikus putih. Perubahan yang terjadi pada P0, P1, P2, P3 dan P3 antara lain mengalami hemorragi, degenerasi tubuler, nekrosis tubuler dan glomerulonefritis. Kerusakan paling berat terlihat pada gambaran histopatologi ginjal tikus putih betina berupa hemorragi, degenerasi tubuler, nekrosis tubuler dan glomerulonefritis dengan pemberian kalsium karbonat (CaCO ) dengan dosis 600 mg/ekor/hari.
3
3
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
UCAPAN TERIMA KASIH
Syukur Alhamdulillah semoga selalu terpanjatkan ke hadirat Allah SWT, sehingga atas
berkat rahmat dan hidayah-NYA penulis dapat menyelesaikan makalah skripsi dengan judul :
“PENGARUH PEMBERIAN KALSIUM KARBONAT PADA GAMBARAN
HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)”.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ismudiono, MS., Drh. selaku Dekan Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Airlanggga.
2. Ibu Julien Soepraptini., SU. Drh. selaku Dosen Pembimbing I, yang dengan sabar
membimbing dan mengkoreksi penulisan makalah.
3. Ibu Soetji Prawesthirini, SU., Drh. selaku Dosen Pembimbing II sekaligus Dosen
Pembimbing Penelitian, yang telah dengan sabar membimbing, memberi dorongan moril.
4. Para Bapak Dosen Penguji : Dr. E. Bimo A.H.P., M.Kes., drh. Roesno Darsono, drh.
Kuncoro Puguh, S., M.Kes., drh., yang telah membantu kesempurnaan makalah skripsi
ini
5. Para staf Kandang Unit Hewan Coba
6. Para Staf Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner
7. Para staf Laboratorium Patologi
8. Ayahanda dan Umik atas segala dukungan, dorongan moral maupun material dan doa
restu yang telah diberikan pada penulis.
9. Arliza, Arizky, Mbak Ani dan Azzam yang selalu memberi semangat baik moril maupun
spiritual pada penulis sampai terselesaikannya penulisan makalah.
10. Mas M. Putro U dan Tante Titis., yang selalu memberi perhatian, semangat, bantuan baik
moril maupun spiritual pada penulis dari awal penelitian sampai terselesaikannya
penulisan makalah.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
11. Temanku penelitian Yossy S, terimakasih atas bantuannya hingga selesai penelitian.
12. Y. Susilo atas bantuannya mulai dari penelitian sampai mencari bahan untuk penulisan
skripsi
13. Sahabat-sahabatku dan orang-orang yang kusayangi, Mbak Dini, Lidya, Mbak Phin,
Meta, dan Tri Dian, terima kasih atas segala bantuan dan dukungannya, serta teman-
teman angkatan ’01 yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.
14. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah membantu
terlaksananya penelitian ini.
Penuls berharap semoga Allah SWT, memberikan balasan atas segala bantuan yang telah
diberikan kepada penulis. Demi kesempurnaan makalah seminar ini, penulis mengharapkan
kritik dan saran dari semua pihak. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis, juga bagi
semua yang membacanya.
Surabaya, Maret 2006
Penulis
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK…………………..........……...………………………………………
UCAPAN TERIMA KASIH..................................................................................
DAFTAR ISI……………………………..........………………………………....
DAFTAR TABEL..................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN……...…………………………………..........………
1.1 Latar Belakang……………………………………………….............
1.2 Perumusan Masalah..…………………………………………............
1.3 Landasan Teori……………………………………………….............
1.4 Tujuan Penelitian…............…………………………………..............
1.5 Manfaat Penelitian……………………………………………............
1.6 Hipotesis Penelitian…………………………………………..............
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................
2.1 Kalsium..………..…............................................................................
2.1.1 Sumber,Fungsi dan Penggunaan Kalsium................................
2.1.2 Absorbsi, Metabolisme dan Ekskresi........................................
2.2 Tinjauan Tentang Ginjal.......................................................................
2.2.1 Anatomi Fisiologi Ginjal..........................................................
2.2.2 Fungsi Ginjal.............................................................................
BAB III. MATERI DAN METODE......................................................................
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................
3.2 Materi Penelitian..................................................................................
3.2.1 Hewan Percobaan......................................................................
iii
iv
vi
viii
ix
x
1
1
4
4
6
6
6
7
7
7
8
11
11
13
15
15
15
15
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
3.2.2 Bahan-bahan Penelitian.............................................................
3.2.3 Alat-alat Penelitian....................................................................
3.3 Metode Penelitian.................................................................................
3.3.1 Persiapan Hewan Coba……………………………….............
3.3.2 Penentuan Dosis………………………...........……………….
3.3.3 Perlakuan………………………………………...........………
3.3.4 Pembuatan Preparat Histopatologi……………………............
3.3.5. Variabel Penelitian……………………………………...........
3.3.6 Pemeriksaan Preparat Histopatologi........................................
3.4 Rancangan Percobaan dan Analisis Data............................................
BAB IV. HASIL PENELITIAN..........................……....…..............…….................
BAB V. PEMBAHASAN....................................................................................
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................
6.1 Kesimpulan...........................................................................................
6.2 Saran.....................................................................................................
RINGKASAN........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
LAMPIRAN...........................................................................................................
15
16
16
16
16
16
17
18
18
19
21
25
31
31
31
32
35
39
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Peubah dan Skor Perubahan Gambaran Histopatologi Ginjal tikus Putih
(Rattus norvegicus)............................................................................................
4.1. Nilai rank dan Skor Perubahan Gambaran Histopatologi Ginjal Tikus
Putih...................................................................................................................
1. Data, Jumlah dan Rata-rata Skor Histopatologi Ginjal Tikus Putih (Rattus
norvegicus) Pada Perubahan Hemorragi………………………………............
2. Data, Jumlah dan Rata-rata Skor Histopatologi Ginjal Tikus Putih (Rattus
norvegicus) Pada Perubahan Degenerasi Tubuler…………………………......
3. Data, Jumlah dan Rata-rata Skor Histopatologi Ginjal Tikus Putih (Rattus
norvegicus) Pada Perubahan Nekrosis………………...…................................
4. Data, Jumlah dan Rata-rata Skor Histopatologi Ginjal Tikus Putih (Rattus
norvegicus) Pada Perubahan Glomerulonefritis.………………….........…......
5. Beda Rata-rata Perlakuan Pada Perubahan hemorragi untuk Uji Z…………...
6. Beda Rata-rata Perlakuan Pada Perubahan Degenerasi Tubuler untuk
Uji Z…………………………………………………………………….....…..
7. Beda Rata-rata Perlakuan Pada Perubahan Nekrosis untuk Uji Z……….........
8. Beda Rata-rata Perlakuan Pada Perubahan Glomerulonefritis untuk
Uji Z..…………………………………………………………………..…...…
19
23
46
47
48
49
51
53
55
57
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1. Gambar Bagan Alir Penelitian…..………………………………………
4.1. Grafik Rata-rata Perubahan Histopatologi Ginjal Tikus Putih
(Rattus norvegicus)…………………………………………………...…
)(_
R
5.1. Gambar hemorragi di sekitar Tubulus Pewarnaan yang digunakan HE
dengan pembesaran 400x…………………………………...…………...
5.2. Tubulus mengalami degenerasi, selain itu terdapat perdarahan
(perbesaran 400x). Pewarnaan yang digunakan HE……………………
5.3. Pada ujung panah warna biru terlihat tubulus yang mengalami nekrosis
(perbesaran 400x) dengan pewarnaan HE……………….........................
5.4. Glomerulonefritis (perbesaran 400x). Pewarnaan HE……….…………
1. Proses Pengambilan Organ…………………………………………...…...
2. Peralatan Bedah……………………………………………………………
3. Timbangan dan Mikroskop……………………………………………….
4. Kandang Tikus Percobaan……………………………………………...…
5. Kalsium Karbonat………………………………………………...……….
6. Komposisi Pakan………………………………………………………….
20
24
26
28
29
30
63
63
63
64
64
65
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Pembuatan Preparat Histopatologi……………………………………..
2. Pewarnaan Preparat Histopatologi Ginjal Tikus Putih Betina................
3. Konversi Penghitungan Dosis untuk Berbagai Jenis Hewan dan
Manusia………………………………………………………………
4. Volume Maksimum Larutan Obat yang dapat diberikan Pada Berbagai
Hewan…………………………………………………………………
5. Data, Jumlah dan Rata-rata Skor Histopatologi Ginjal Tikus Putih
(Rattus norvegicus)……………………………………………………
6. Analisa Dats Uji Kruskal Wallis dan Uji Z untuk Perubahan
Hemorragi………………………………………………………………
7. Analisa Data Uji Kruskal Wallis dan Uji Z untuk Perubahan
Degenerasi ……….…………………………………………………….
8. Analisa Data Uji Kruskal Wallis dan Uji Z untuk Perubahan
Nekrosis……………………………………………………………….
9. Analisa Data Uji Kruskal Wallis dan Uji Z untuk Perubahan
Glomerulonefritis……………………………………………………....
10. Gambar Histopatologi Ginjal Tikus Putih (Rattus norvegicus) dengan
perbesaran 400x Pada Perlakuan P0 Tanpa Pemberian Kalsium
39
42
44
45
46
50
52
54
56
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Karbonat…………………..………...…………………………………
11. Gambar Histopatologi Ginjal Tikus Putih (Rattus norvegicus) dengan
perbesaran 400x Pada Perlakuan P1 dengan Pemberian Kalsium
Karbonat Dosis 100 mg………………………………………………...
12. Gambar Histopatologi Ginjal Tikus Putih (Rattus norvegicus) dengan
perbesaran 400x Pada Perlakuan P2 dengan Pemberian Kalsium
Karbonat Dosis 200 mg ………………………………………………..
13. Gambar Histopatologi Ginjal Tikus Putih (Rattus norvegicus) dengan
perbesaran 400x Pada Perlakuan P3 dengan Pemberian Kalsium
Karbonat Dosis 400 mg ………………………………………………..
14. Gambar Histopatologi Ginjal Tikus Putih (Rattus norvegicus) dengan
perbesaran 400x Pada Perlakuan P4 dengan Pemberian Kalsium
Karbonat Dosis 600 mg ………………………………………………..
15. Foto Penelitian………………………………………………………….
58
59
60
61
62
63
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Gangguan tulang sering terjadi baik pada manusia maupun hewan.
Gangguan tersebut biasanya berkaitan dengan status mineral kalsium (Ca) dan
fosfor (P) di dalam tubuh. Ketidakseimbangan mineral di dalam tubuh antara lain
dapat mengakibatkan demineralisasi tulang (osteomalasia) atau pengeroposan
tulang (osteoporosis) (Darmawan, 1988 dikutip oleh Suyatmi, 2005).
Osteoporosis menunjukkan kadar mineral dan kepadatan tulang menurun,
tanpa atau dengan diikuti oleh bahan organik tulang (kolagen, osteoblast,
osteoklast dan tenunan pengikat). Kondisi tersebut menggambarkan penurunan
hydroxylapatit [3Ca3(PO4)2Ca(OH)2] tulang dan defisiensi kalsium pada tulang.
Penyebab utama defisiensi kalsium dan demineralisasi tulang sudah diketahui
yaitu tidak tersedianya vitamin D dan kalsium yang dapat digunakan dari
makanan (Linder, 1992). Menurut Macon et al (1992), bahwasanya pemberian
(CaCO ) dapat meningkatkan kadar kalsium dalam darah. 3
Kalsium dibutuhkan bagi segala umur, mulai dari bayi sampai usia tua
dengan jumlah kebutuhan kalsium yang berbeda-beda (Agus, 1999). Kalsium
sangat banyak dibutuhkan selama pertumbuhan bayi dan anak-anak, sekalipun
demikian kebutuhan kalsium tidak menurun bersama umur (Linder, 1992).
Kalsium akan bekerja lebih efektif setelah kulit terkena paparan sinar
matahari. Paparan sinar matahari merangsang terbentuknya vitamin D, yang
1
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
fungsinya sebagai pemicu kalsium untuk masuk dalam aliran darah dan tulang.
Gaya hidup dan kesalahan dalam memilih makanan dengan gizi yang tidak
seimbang terutama defisiensi vitamin D yang dapat menyebabkan terhambatnya
penyerapan kalsium dalam tubuh (Agus, 1999). Fungsi kalsium sudah diketahui
banyak orang yaitu mencegah kerapuhan tulang, hal ini dapat ditunjang melalui
konsumsi kalsium bersamaan dengan konsumsi vitamin D (Mutschler, 1991).
Vitamin D tidak banyak terdapat dalam makanan, maka bisa ditambahkan
dari air susu (Linder, 1992). Sumber vitamin D yaitu minyak hati ikan dan
jaringan lemak hewan, kuning telur, susu. Fungsi vitamin D yaitu membantu
absorbsi ion kalsium di usus dan juga meningkatkan reabsorbsi ion kalsium dalam
ginjal (Mutschler, 1991).
Pengaruh pengaktifan vitamin D apabila kalsium cukup tersedia dalam
lumen usus adalah untuk meningkatkan jumlah kalsium dalam tubuh yang
sebagian untuk memperbaiki kalsium yang telah diambil dari tulang sebagai
upaya mempertahankan konsentrasi kalsium dalam darah, bila kalsium tidak
cukup atau tidak ada, maka kalsium darah dipertahankan dengan mengambil
kalsium dari tulang, jika keadaan ini terus berlanjut maka bisa menyebabkan
terjadinya osteoporosis, walaupun Ca dan P cukup dalam pakan tetapi vitamin D
kurang, maka kalsium tidak dapat diserap dengan jumlah yang cukup (Linder,
1992).
Fenomena yang berkembang dewasa ini banyak wanita menopouse yang
menderita osteoporosis, sehingga untuk pencegahannya dianjurkan
mengkonsumsi susu atau produk susu kalsium tinggi. Demikian pula pemilik
2
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
hewan kesayangan juga memberikan kalsium pada hewan-hewan peliharaannya
dalam usaha mereka untuk mencegah terjadinya kerapuhan tulang (Isbagio, 1995
dikutip oleh Indra, 2005).
Kalsium diperlukan setiap hari, jika kebutuhan kalsium tersebut tidak
terpenuhi maka darah akan mengambil kalsium tersebut dari tulang dan gigi, juga
dapat mempengaruhi fungsi gerak tubuh diantaranya terjadi kram kaki, sakit
kepala, sulit tidur dan keadaan paling parah yaitu terjadi pengeroposan tulang
(osteoporosis) (Prawira, 2000).
Kebutuhan kalsium tidak cukup hanya mengandalkan makanan sehari-
hari, oleh sebab itu dapat diberikan susu sebagai salah satu sumber kalsium
terbaik, apabila tidak suka atau alergi dengan susu, maka alternatif lain adalah
mengkonsumsi produk-produk yang diperkaya kalsium seperti sereal dan
suplemen kalsium. Banyak suplemen kalsium dan susu kalsium tentu perlu
disikapi dengan bijaksana, karena kelebihan asupan kalsium dalam jumlah
tertentu dapat menimbulkan batu ginjal bagi mereka yang beresiko terkena batu
ginjal (Agus, 1999). Menurut Ganong (1983), ginjal merupakan organ utama
yang berfungsi mengeluarkan produk sisa metabolisme yang terlarut dalam air
dan semua substansi yang diserap dari saluran pencernaan yang tidak dapat
dimetabolisme dan tidak dibutuhkan oleh tubuh.
Pemberian suplemen kalsium sangat diperlukan, jika dari makanan sehari-
hari asupan kalsium kurang (Lutwalk et al., 1971). Pemberian suplemen kalsium
tinggi tidak diperlukan dengan syarat kadar kalsium dalam pakan normal sesuai
dengan kebutuhan kalsium per harinya, hal ini disebabkan karena penyerapan
3
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
kalsium dalam usus terbatas (Linder, 1992). Batas maksimal volume larutan obat
yang dapat diberikan pada tikus sebanyak lima ml secara peroral (Pujianto,1997
dikutip oleh Veronica, 2003). Pemberian kalsium karbonat kepada tikus
percobaan merupakan jenis kalsium yang sering digunakan karena selain mudah
didapat, harganya juga murah, dan lebih ekonomis (Monroe, 1994)
1.2. Perumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut : apakah pemberian kalsium karbonat
(CaCO ) dengan dosis tertentu dapat menimbulkan kelainan pada ginjal tikus
(Rattus norvegicus), pada gambaran histopatologisnya.
3
1.3. Landasan Teori.
Kalsium merupakan makromineral, karena kalsium merupakan salah satu
mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang relatif banyak dan terdapat
melimpah didalam makanan (Linder, 1992). Metabolisme suplemen kalsium
dalam tubuh dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain jumlah suplemen
kalsium yang dikonsumsi, rasio kalsium fosfor yang dikonsumsi, vitamin D, serta
kemampuan saluran cerna untuk menyerap kalsium yang terdapat dalam makanan.
Salah satu faktor yang dapat meningkatkan penyerapan kalsium adalah
vitamin D, melalui bentuk aktif vitamin D yakni 1,25-dihidroksikolekalsiferol
akan meningkatkan resorbsi kalsium dalam tulang maupun dalam tubulus ginjal
(Sumarni, 2003). Faktor tambahan yang berhubungan dengan kehilangan mineral
4
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
tulang adalah rasio kalsium terhadap fospor dalam makanan hendaknya berkisar
2 : 1 dengan demikian dapat menyebabkan absorbsi kalsium maksimal dan
kehilangan minimal mineral tulang (David, 1987). Makin tinggi kalsium yang
dikonsumsi terbukti dapat meningkatkan kristalisasi garam-garam kalsium.
Kalsium hanya dapat diabsorpsi bila terdapat dalam bentuk larut air dan bukan
dalam unsur makanan (Murray, 1999). Konsentrasi kalsium dalam darah sedikit,
maka mengakibatkan reabsorbsi tubulus sangat tinggi, sehingga hampir tidak ada
kalsium yang dikeluarkan dalam urin, sebaliknya bila konsentrasi kalsium dalam
darah bertambah sedikit saja di atas normal, maka ekskresi kalsium akan
meningkat dalam urin (Guyton, 1995).
Menurut Linder (1992), kalsium yang tidak diserap oleh tubuh sebagian
besar di ekskresikan lewat feses dan urin. Organ ekskresi terpenting adalah
ginjal. Kecepatan dan besarnya ekskresi melalui ginjal dipengaruhi oleh filtrasi
glomerulus, reabsorbsi tubulus dan sekresi tubulus (Mutschler, 1991).
Mekanisme utama untuk pengaturan jangka panjang dari konsentrasi ion
kalsium adalah rendahnya kadar kalsium dalam cairan ekstraseluler akan
meningkatkan sekresi hormon paratiroid dan hormon ini akan menyebabkan
peningkatan absorbsi kalsium dalam saluran cerna (Guyton, 1995).
Menurut Agus (1999), ada tiga jenis garam kalsium, yaitu kalsium
karbonat (CaCO ), sitrat, dan fosfat. Kalsium karbonat (CaCO ) merupakan jenis
garam kalsium yang paling banyak didapat dalam saluran cerna. Konsumsi
suplemen kalsium ssebaiknya mulai dari dosis rendah lalu perlahan-lahan
3 3
5
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
ditingkatkan sampai dosis yang dianjurkan, jika kelebihan bisa membentuk batu
ginjal bagi orang yang beresiko batu ginjal.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu : untuk mengetahui pengaruh dari
pemberian kalsium karbonat (CaCO ) dengan dosis tertentu pada ginjal. 3
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi informasi tentang efek dari
kalsium karbonat (CaCO ) dan dapat mengetahui dosis kalsium yang lebih baik
untuk digunakan.
3
1.6. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori yang ada, maka hipotesis penelitian ini adalah
pemberian kalsium karbonat (CaCO ) dalam dapat menyebabkan kerusakan ginjal
pada tikus putih betina(Rattus norvegicus).
3
6
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kalsium
2.1.1. Sumber, Fungsi dan Penggunaan Kalsium.
Kalsium bisa diperoleh dari sayuran hijau (misalnya bayam), buah-buahan,
brokoli, serta tempe, tahu, juga ikan-ikanan. Kandungan kalsium dalam bahan
makanan kacang-kacangan dan ikan cukup besar, selain itu sumber kalsium yang
didapat dari makanan adalah susu, keju dan hasil olahannya (Agus, 1999 ;
Sumarni, 2003).
Konsumsi kalsium bisa didapat dari makanan atau suplemen dalam bentuk
tablet. Suplemen kalsium dalam pakan biasanya disediakan dalam bentuk
kalsium karbonat dan sumber yang paling populer adalah batu kapur atau kulit
tiram. Kapur tanah, kulit hewan laut lain dan kulit telur unggas juga dapat
digunakan (Davies, 1982). Kalsium karbonat (CaCO 3 ) cukup baik diabsorbsi bila
lambung terisi makanan, sebaliknya kalsium sitrat dapat diabsorbsi dengan baik
pada kondisi puasa atau lambung dalam keadaan kosong (Nicar et al., 1985).
Kalsium adalah kation utama yang terdapat dalam tubuh manusia dan
hewan. Elemen ini adalah nomor lima terbanyak dalam tubuh manusia dan
hewan. Kandungan kalsium sekitar 99% berada pada tulang dalam bentuk
hydroxylapatit [3Ca3(PO4)2Ca(OH)2] (Linder, 1992). Kalsium termasuk
golongan makromineral, keberadaannya sangat penting didalam tubuh, peranan
dari kalsium yaitu untuk pertumbuhan tulang dan gigi (Prawira, 2000).
7
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Kalsium bukan hanya berperan sebagai komponen dasar jaringan tulang
dengan membentuk kesatuan struktural yang penting dalam membantu
meningkatkan ukuran tubuh selama masa pertumbuhan, tetapi juga berperan
penting dalam berbagai proses fisiologis dan biokimia. Fungsi ion kalsium yang
lain adalah mempengaruhi proses pembekuan darah, mempengaruhi kepekaan
neuromuskuler, transmisi impuls syaraf, memelihara fungsi membran sel, serta
mengaktifkan reaksi enzimatis dan sekresi hormon (Lewis et al., 1990 ; Sumarni,
2003).
Di Indonesia, biasanya pada anjing, kuda, kambing terjadi kekurangan
jumlah kalsium dalam pakannya yang mengakibatkan kebutuhan kalsium setiap
hari tidak tercukupi sehingga dapat menimbulkan gangguan pada hewan itu
(Ressang, 1984), tetapi bila jumlah kalsium dalam pakan berlebihan akan dapat
mengakibatkan gangguan berupa penurunan fungsi tiroid (Lewis et al., 1990).
2.1.2. Absorbsi, Metabolisme dan Ekskresi.
Banyaknya kalsium dalam tubuh ditentukan oleh kombinasi faktor nutrisi
dan hormonal, dengan interaksi yang terjadi dapat menentukan jumlah kalsium
yang diserap, kapasitas intestin untuk menyerap dan jumlah kalsium yang hilang
dalam urin, kelenjar keringat dan feses (Linder, 1992). Efisiensi penyerapan
kalsium didalam usus juga tergantung pada banyaknya paparan sinar matahari,
asupan vitamin D, umur, jenis kelamin, dan sumber makanan serta kandungan
total kalsium dalam makanan (Sumarni, 2003).
8
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan penyerapan kalsium antara lain
adanya asam amino tertentu seperti lisin dan arginin, vitamin D, laktosa, sitrat,
glukosa, serta sukrosa. Pada umumnya makanan yang dikonsumsi cenderung
akan meningkatkan penyerapan kalsium dengan meningkatkan sekresi asam
lambung. Mekanisme utama untuk pengaturan jangka panjang dari konsentrasi
ion kalsium adalah rendahnya kadar kalsium dalam cairan ekstraseluler akan
menimbulkan sekresi hormon paratiroid dan hormon ini akan menyebabkan
meningkatnya absorbsi kalsium dari saluran cerna (Guyton, 1995).
Penyerapan kalsium oleh usus halus sangat terbatas kurang lebih
30 – 80% dari yang dikonsumsi dan pada umumnya disesuaikan dengan
kebutuhan tubuh. Kalsium di ekskresikan dari tubuh melalui beragam jalur,
antara lain melalui feses, urin, plasenta selama kehamilan untuk membantu
pertumbuhan fetus, air susu dan kulit (Djojosoebagio, 1990). Penyerapan kalsium
terjadi terutama di usus halus bagian proximal dan menurun pada bagian usus
yang lebih distal (Lewis et al., 1990).
Hanya 30% - 50% kalsium dalam makanan yang dapat diserap, jauh lebih
banyak pada anak sedang tumbuh (minum air susu). Jumlah kalsium yang di
ekskresi dalam urin merupakan refleksi dari sejumlah kalsium yang diserap dalam
pakan. Kalsium yang keluar dan yang masuk melalui pencernaan diperkirakan
sama dan hanya sedikit yang dapat diserap kembali (Linder, 1992). Absorbsi
kalsium juga dipengaruhi oleh umur, kemampuan absorbsi kalsium lebih tinggi
pada masa pertumbuhan dan menurun pada proses menua (Almatsier, 2001).
9
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Kalsium memegang peranan kunci didalam berbagai macam proses
biologi seperti kontraksi otot, koagulasi darah, aktivitas enzim, eksitabilitas
syaraf, pembebasan hormon, permeabilitas membran, dan sebagai unsur esensial
struktur tulang rangka (Smith et al., 1983).
Sistem homeostasis dikendalikan langsung oleh hormon paratiroid (PTH),
kalsitriol (1,25-DHCC) dan kalsitonin (CT) (Smith et al., 1983). Hormon
paratiroid diekskresikan oleh kelenjar paratiroid apabila kadar kalsium rendah.
Dalam rangka mengembalikan kadar kalsium darah ke batas normal, hormon
paratiroid bekerja secara langsung pada tulang dan ginjal serta bekerja tidak
langsung pada usus (Banks,1980). Jumlah kalsium yang diekskresikan tergantung
pada konsentrasi ion kalsium dalam plasma. Ekskresi kalsium lewat feses
maupun urin menurun apabila terjadi hipokalsemia (Smith et al., 1983). Beberapa
persen kalsium yang ada di dalam filtrat glomerulus direabsorbsi kembali dalam
tubulus proksimalis dan tangkai asendens dari lengkung Henle, selanjutnya di
dalam tubulus distalis dan duktus kolektivus terjadi reabsorbsi selanjutnya dari
kalsium yang tersisa secara selektif, tergantung dari konsentrasi kalsium dalam
darah, apabila konsentrasinya rendah, maka reabsorbsinya sangat tinggi sehingga
hampir tidak ada kalsium yang dikeluarkan dalam urin, sebaliknya bila
konsentrasi kalsium bertambah sedikit saja di atas normal, maka ekskresi kalsium
lebih besar (Guyton, 1995)
10
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
2.2. Tinjauan Tentang Ginjal
2.2.1. Anatomi Fisiologi Ginjal.
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip
kacang. Sebagai bagian dari sistim urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran
(terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk
urin. Pada umumnya ginjal merupakan organ yang berpasangan, terletak dibagian
belakang peritonium di sebelah kanan dan kiri kolumna vertebralis, bertempat
pada sisi tengah atau sisi cekung dari ginjal, terdapat suatu hillus yang dilalui oleh
arteri dan vena ginjal (Ganong, 1983). Ginjal terdiri dari dua komponen antara
lain: bagian korteks ginjal dan medula ginjal.
Lapisan kortek terluar terlihat terang dan mengandung granula halus,
lapisan medula disebelah dalam berwarna lebih gelap dan mempunyai garis-garis
halus memanjang. (Mutschler, 1991). Unit satuan ginjal ialah tubulus uriniferus,
yang terdiri atas dua bagian yaitu nefron dan duktus kolektivus. Nefron berfungsi
sebagai penghasil urin, sedangkan duktus kolektivus sebagai saluran yang
membawa urin ke pelvis ginjal (Lesson et al, 1993). Unit fungsional dasar dari
ginjal adalah nefron. Pada kedua ginjal mengadung kira-kira 2.400.000 nefron,
dan setiap nefron dapat membentuk urin sendiri. Nefron pada dasarnya terdiri
dari : sebuah glomerulus sebagai tempat filtrasi dan sebuah tubulus yang panjang,
dimana cairan hasil filtrasi tersebut diubah menjadi urin dalam perjalanannya
menuju renis (Guyton, 1995).
Pembentukan urin dimulai dalam glomerulus, dimana terjadi filtrasi
sekitar 800 liter plasma setiap harinya yang menghasilkan 180 liter filtrat, yang
11
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
sebagian besar direabsorbsi dalam tubulus. Setiap glomerulus terdiri dari
anyaman kapiler yang komplek yang menonjol di dalam ruang Bowman
(Underwood, 1999). Glomerulus adalah sebuah jaringan yang mengandung
sampai lebih dari 50 cabang-cabang paraler kapiler, dilapisi sel-sel epithelial dan
dibungkus dalam kapsula Bowman (Guyton, 1995). Lapisan dalam kapsul
Bowman menutupi kapiler glomerulus sedangkan lapisan luar membatasi rongga
kapsul dan terus manuju ke tubulus proksimal. Tubulus terdiri dari bagian-bagian
berikut : tubulus proksimal, ansa henle, tubulus distal, tubulus kolektivus
(Mutschler, 1991).
Masing-masing ginjal mendapat cabang langsung aorta abdominal (arteri
renal) dan pada umumnya darah melalui glomerulus sebelum melalui bagian
ginjal lainnya (Lesson et al, 1993). Tekanan darah di dalam glomerolus
menyebabkan cairan difiltrasikan kedalam kapsula Bowman dan kemudian cairan
mengalir ke dalam tubulus proximal yang terletak dalam korteks ginjal bersama-
sama dengan glomerulus, dari tubulus proximal cairan masuk ke dalam ansa
henle, setiap ansa dibagi menjadi cabang desendens dan cabang asendens, sesudah
melewati ansa henle cairan akan memasuki tubulus distal dan dari beberapa
tubulus bersatu membentuk tubulus kolektivus, setelah dari tubulus kolektivus
cairan akan menuju duktus kolektivus. Duktus kolektivus yang terbesar akan
mengosongkan isinya kedalam pelvis renalis melalui ujung dari papila renalis ini
adalah proyeksi seperti konus dari medula yang menonjol kedalam kaliks renalis,
ketika filtrat glomurulus mengalir melalui tubulus-tubulus, lebih dari 99% air dan
12
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
berbagai zat yang terlarut didalamnya secara normal diresorbsi kedalam sistem
pembuluh darah (Guyton, 1995).
2.2.2. Fungsi Ginjal
Fungsi dasar dari nefron adalah untuk membersihkan atau menjernihkan
plasma dari substansi yang tidak diinginkan oleh tubuh, sewaktu darah mengalir
melalui ginjal, terutama hasil akhir metabolisme, seperti urea, kreatinin, dan asam
urat, sebagai tambahan ada beberapa substansi yang lain seperti ion natrium, ion
kalium, ion klorida dan ion hidrogen cenderung untuk berakumulasi kedalam
badan dalam jumlah yang berlebihan, ini juga merupakan fungsi nefron untuk
membersihkan plasma dari kelebihan tersebut (Guyton, 1995).
Pada umumnya fungsi ginjal adalah untuk mempertahankan keseimbangan
susunan darah yaitu dengan : mengeluarkan bahan sisa, mengeluarkan garam-
garam anorganik yang kebanyakan berasal dari makanan, mengeluarkan bahan-
bahan asing yang terlarut dalam darah, mengatur keseimbangan air dan elektrolit.
Ginjal dapat melakukan fungsi diatas karena fungsi saring glomerulus dan karena
adanya reabsorbsi dari tubulus dan karena fungsi sekretorik sel-sel tubulus
(Leeson et al., 1989 ; Ressang, 1984).
Ginjal juga memproduksi beberapa hormon antara lain : Prostaglandin,
yang mempengaruhi pengaturan garam dan air serta mempengaruhi tekanan
vaskuler. Eritropoietin, yang merangsang produksi sel darah merah.
1,25-dihidroksikolekalsiferol, yang memperkuat absorpsi kalsium dari usus dan
reabsorpsi fosfat oleh tubulus renalis. Renin, yang bekerja pada jalur angiotensin
13
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
untuk meningkatkan tekanan vaskuler dan produksi aldosteron (Underwood,
1999).
Adanya kerusakan ginjal, menyebabkan ginjal tidak dapat
mengekskresikan hasil metabolisme yang tidak berguna bagi tubuh terutama urea
dan kreatinin. Urea dan kreatinin merupakan hasil metabolisme protein yang
pembuangannya diatur oleh ginjal yaitu melalui filtrasi glomerulus. Adanya
kerusakan pada sel glomerulus menyebabkan laju filtrasi glomerulus menurun
sehingga urea dan kreatinin akan menumpuk di dalam darah (Bremmer dan
Hosteter, 1982).
14
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
BAB III
MATERI DAN METODE
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kandang unit hewan coba Kampus C Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Airlangga dan dilanjutkan dengan pembuatan dan
pemeriksaan preparat hispatologis ginjal tikus putih betina (Rattus norvegicus) di
Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Unair. Waktu penelitian pada
tanggal 3 Oktober 2005 sampai dengan 27 November 2005.
3.2. Materi Penelitian
3.2.1. Hewan Percobaan
Pada penelitian ini hewan coba yang digunakan adalah tikus putih betina
(Rattus norvegicus) umur tiga bulan dengan berat rata-rata 150 gram.
3.2.2. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah : kalsium karbonat
(CaCO ), aquadest, dietil ether, formalin 10%, alkohol 70%, 80%, 90%, 96%,
alkohol absolute I, II, III dan xylol I, II, Parafin I dan II, Canada Balsam, pakan
tikus bentuk pellet dan air PDAM.
3
15
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
3.2.3. Alat-alat Penelitian
Kandang tikus berupa kotak plastik serta tutup kandang tikus yang terbuat
dari anyaman kawat, botol tempat minum tikus, timbangan, sonde, peralatan
bedah, mikroskop, obyek glass, hot plate, mikrotom, oven, cetakan blok dan alat
clearing.
3.3. Metode Penelitian
3.3.1. Persiapan Hewan Percobaan
Hewan coba yang digunakan untuk penelitian ini sejumlah 25 ekor tikus
betina (Rattus norvegicus) dibagi menjadi lima kelompok perlakuan (P0, P1, P2,
P3 dan P4) masing-masing menggunakan lima ulangan
3.3.2. Penetuan Dosis
Dosis kalsium karbonat (CaCO ) yang diberikan pada lima kelompok
perlakuan P0 sebanyak 0mg/ekor/hari, P1 sebanyak 100mg/ekor/hari, P2
sebanyak 200mg/ekor/hari, P3 sebanyak 400mg/ekor/hari, P4 sebanyak
600mg/ekor/hari yang masing-masing dilarutkan dalam 3 ml aquadest.
3
3.3.3. Perlakuan
Pada hari pertama sampai hari ke tujuh hewan coba tersebut diadaptasikan
dengan diberikan pakan standart, kemudian pada hari ke delapan hewan coba
tersebut dilakukan pengacakan pada masing-masing perlakuan (P0, P1, P2, P3 dan
16
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
P4) terdiri atas lima ekor tikus betina sebagai ulangan. Pada hari kelima belas
mulai diberikan kalsium karbonat (CaCO ). 3
Perlakuan pada hewan coba meliputi :
• P 0 : Kalsium karbonat 0 mg/ekor/hari
• P 1 : Kalsium karbonat 100 mg/ekor/hari
• P 2 : Kalsium karbonat 200 mg/ekor/hari
• P 3 : Kalsium karbonat 400 mg/ekor/hari
• P4 : Kalsium karbonat 600 mg/ekor/hari
Pemberian suplemen kalsium diberikan secara per oral menggunakan sonde pada
pagi hari selama enam minggu. Selama masa perlakuan hewan coba diberi pakan
dan air minum secara ad libitum.
3.3.4. Pembuatan Preparat Histopatologis
Setelah delapan minggu, seluruh hewan coba dieuthanasia dengan
menggunakan dietil eter dan dilakukan pembedahan untuk diambil ginjalnya.
Ginjal yang telah diambil dimasukkan ke dalam pot plastik yang berisi formalin
10%, kemudian dilakukan pembuatan preparat histopatologis untuk pemeriksaan
secara mikroskopis. Pembuatan preparat histopatologis dilakukan di Laboratorium
Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga.
17
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
3.3.5. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variabel yang diamati meliputi : variabel bebas yaitu
pemberian kalsium karbonat (CaCO 3 ); variabel kendali yaitu tikus putih, umur,
pakan dan kandang dengan kondisi yang sama; dan variabel tergantung adalah
gambaran histopatologis ginjal.
3.3.6. Pemeriksaan Preparat Histopatologis
Pengamatan secara mikroskopis terhadap preparat histopatologis ginjal
tikus betina menggunakan mikroskop dengan pembesaran 100x dan dilanjutkan
dengan pembesaran 400x. Pengamatan dilakukan pada masing-masing lapangan
pandang mulai dari sudut kiri, kanan, bagian atas, bawah serta bagian tengah dari
preparat histopatologi, tingkat perubahan yang terjadi pada masing-masing
lapangan pandang diberikan nilai (skor) untuk satu sampel ginjal (Azmijah, 1996).
Menurut Solez (1996), derajat kerusakan ginjal terbagi menjadi beberapa
tingkatan, yaitu :
18
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Tabel 3.1. Peubah dan skor perubahan gambaran histopatologi ginjal
Keparahan Skor Perubahan
Tidak terjadi perubahan 0
Perdarahan Ringan (terjadi kerusakan < 25%) Sedang (terjadi kerusakan antara 25 – 50%) Berat ( terjadi kerusakan > 50%)
1 2 3
Degenerasi tubuler Ringan (terjadi kerusakan < 25%) Sedang (terjadi kerusakan antara 25 – 50%) Berat ( terjadi kerusakan > 50%)
1 2 3
Nekrosis Ringan (terjadi kerusakan < 25%) Sedang (terjadi kerusakan antara 25 – 50%) Berat ( terjadi kerusakan > 50%)
1 2 3
Glomerulonefritis Ringan (terjadi kerusakan < 25%) Sedang (terjadi kerusakan antara 25 – 50%) Berat ( terjadi kerusakan > 50%)
1 2 3
Keterangan : Perdarahan : pecahnya arteri atau vena yang disebabkan oleh jejas. Degenerasi tubuler : kelainan patologi yang menyebabkan perubahan pada sitoplasma, baik struktur, ukuran, kepekatan. Degenerasi ditandai adanya akumulasi dari produk - produk metabolisme sel seperti, air, lemak, protein dan glikogen. Glomerulonefritis : keradangan pada ginjal yang dimulai dari glomerulusnya, kapiler-kapiler maupun membran basalis dari kapsula Bowman. Glomerulusnefritis ditandai dengan adanya perlekatan kapsula Bowman. Nekrose : kematian sel yang patologis dari jaringan tubuh yang masih hidup. Nekrose ditandai dengan adanya perubahan pada inti yang bervariasi mulai dari piknotis, karioreksis, dan kariolisis. 3.4. Rancangan Percobaan dan Analisis Data
Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL), lima perlakuan dan lima ulangan. Analisis data
menggunakan Uji Kruskal Wallis, apabila ada perbedaan yang nyata (p<0,05),
dilanjutkan dengan Uji Pasangan Berganda (Uji Z) (Daniel, 1999).
19
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
20
25 ekor tikus putih betina umur 3 bulan
5 ekor P1
5 ekor P3
5 ekor P2
Adaptasi selama 1 minggu dengan pakan standar dan pemberian minum ad-libitum
P1 100 mg
P3 400 mg
P2 200 mg
Perlakuan selama 6 minggu
Pada hari ke 15 mulai diberikan Kalsium Karbonat
5 ekor P4
P4 600 mg
5 ekor P0
P0 0 mg
pada umur 8 hari dilakukan pengacakan pada masing-masing perlakuan
Pengamatan kerusakan ginjal tikus tikus
Pembuatan preparat histopatologi ginjal tikus
putih
Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Hasil pemeriksaan mikroskopis dengan pembesaran 100x dan 400x
didapatkan adanya perubahan gambaran histopatologi ginjal yaitu hemorragi,
degenerasi tubuler, glomerulonefritis dan nekrosis
Pada kelompok perlakuan kontrol (P0) yang diberikan aquades secara
peroral sebanyak 3 ml, terlihat adanya hemorragi sedikit lebih banyak jika
dibandingkan dengan perlakuan P1 (100 mg/ekor/hari) tetapi masih termasuk
tingkatan ringan, selain itu terlihat adanya sedikit degenerasi, glomerulonefritis
dengan tingkatan kerusakan yang sama. Hewan coba pada perlakuan ini
dikondisikan sebagai pembanding sekaligus kontrol, karena pada P0 hanya diberi
pakan tanpa diberikan tambahan kalsium karbonat (CaCO ). Tujuannya untuk
mengetahui ada tidaknya perubahan pada gambaran histopatologi ginjal tikus jika
tidak diberikan tambahan kalsium karbonat (CaCO ) (lihat lampiran 10).
3
3
Pada kelompok perlakuan P1 yang diberikan kalsium karbonat (CaCO )
dengan dosis 100 mg/ekor/hari yang dilarutkan dengan aquades sebanyak 3 ml,
perlakuan diberikan selama enam minggu, hasil yang didapat dari pemeriksaan
preparat histopatologi ginjal terlihat adanya hemorragi, degenerasi tubuler,
nekrosis dan glomerulonefritis dengan derajat kerusakan ringan (lihat lampiran
11).
3
21
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Pada kelompok perlakuan P2 yang diberikan kalsium karbonat (CaCO )
dengan dosis 200 mg/ekor/hari yang dilarutkan dengan aquades sebanyak 3 ml,
perlakuan diberikan selama enam minggu, hasil yang didapat dari pemeriksaan
preparat histopatologi ginjal terlihat adanya perubahan ringan pada hemorragi,
nekrosis dan glomerulonefritis, sedangkan pada degenerasi tubuler tingkatan
sedang (lihat lampiran 12).
3
Pada kelompok perlakuan P3 yang diberikan kalsium karbonat (CaCO )
dengan dosis 400 mg/ekor/hari dilarutkan dengan aquades sebanyak 3 ml,
perlakuan diberikan selama enam minggu, hasil yang didapat dari pemeriksaan
preparat histopatologi ginjal terlihat ada perubahan yang cukup berat pada
degenerasi tubuler sedangkan hemorragi, nekrosis dan glomerulonefritis
tingkatannya sedang (lihat lampiran 13).
3
Pada kelompok perlakuan P4 yang diberikan kalsium karbonat (CaCO )
dengan dosis 600 mg/ekor/hari dilarutkan dengan aquades sebanyak 3 ml,
perlakuan diberikan selama enam minggu, hasil yang didapat dari pemeriksaan
preparat histopatologi ginjal terlihat ada perubahan yang sangat berat pada
hemorragi, degenerasi tubuler, nekrosis dan glomerulonefritis (lihat lampiran 14).
3
22
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Tabel 4.1. Nilai rank dan skor perubahan gambaran histopatologi ginjal tikus putih (Rattus norvegicus) akibat pengaruh pemberian kalsium karbonat (CaCO ). 3
Tingkat kerusakan Perlakuan
Hemorragi Degenerasi tubuler Nekrosis glomerulonefritis
P0 5,6c 3,1d 3,3d 2,8d
P1 5,4c 9,5c 9,4c 10c
P2 15,2b 11,4c 11,5c 12,2c
P3 15,8b 19,1b 17,8b 16,8b
P4 23a 21,9a 23a 23a
Keterangan : superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antara perlakuan (p<0,05). Hasil analisis statistik dengan menggunakan Uji Kruskal Wallis pada
perubahan berupa hemorragi menunjukkan bahwa perlakuan P4 mempunyai nilai
tertinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan yang lain, pada perlakuan P3 tidak
berbeda nyata dengan P2, sedang P2 berbeda nyata dengan P1 dan P0, tetapi P1
tidak berbeda nyata dengan P0. Pada perubahan degenerasi, nekrosis dan
glomerulonefritis masing-masing menunjukkan bahwa perlakuan P4 dan P3
berbeda nyata dengan perlakuan yang lain, sedang pada P2 tidak berbeda nyata
dengan P1, tetapi P1 berbeda nyata dengan P0. Pada Uji Kruskal Wallis
menunjukkan adanya beda nyata antar perlakuan, selanjutnya dilakukan Uji
Pasangan Berganda (Uji Z), didapatkan hasil bahwa perbedaan dosis pemberian
kalsium karbonat (CaCO ) secara peroral menyebabkan kerusakan gambaran
preparat histopatologi ginjal dengan skor tertinggi diperoleh perlakuan P4
3
23
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
(dosis 600 mg/ekor/hari) yang diikuti perlakuan P3, P2 dan P1 yang berbeda nyata
(p<0,05) dengan perlakuan kontrol.
0
5
10
15
20
25
hemorragi
degenerasi tubuler
nekrosis
glomerulonefritis
P0P1P2P3P4
Gambar 4.1. Grafik rata-rata rank perubahan histopatologi ginjal tikus _
)(Rputih (Rattus norvegicus).
24
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
BAB V
PEMBAHASAN
Perubahan Pada Ginjal
Terbukti setelah dilakukan analisis statistik dengan menggunakan Uji
Kruskal – Wallis, kemudian dilanjutkan dengan uji pasangan berganda (Uji Z)
dengan taraf nyata signifikansi 0,05, menunjukkan hasil pengamatan secara
mikroskopis melalui lima lapangan pandang yang berbeda pada tiap preparat
histopatologi ginjal tikus putih menunjukkan adanya perbedaan gambaran
histopatologi antara perlakuan kontrol (P0) dengan kelompok perlakuan (P1, P2,
P3 dan P4) berupa hemorragi, degenerasi tubuler, nekrosis dan glomerulonefritis.
Sel normal adalah sel yang tidak pernah berhenti berdenyut, secara tetap
mengubah struktur dan fungsinya untuk memberi reaksi terhadap tekanan yang
selalu berubah, bila tekanan terlalu berat dan terus berlanjut maka akan terjadi
jejas atau bahkan kematian sel. Beberapa keadaan reaksi sel terhadap tekanan
yang timbul yaitu, sel melakukan penyesuaian diri, terjadi jejas yang dapat pulih
kembali (reversibel), dan terjadi kematian sel. Bahan kimia dan obat-obatan
merupakan penyebab penting dari adaptasi, jejas dan kematian sel. Setiap agen
kimia dan obat dapat dilibatkan, meskipun bahan tersebut tidak berbahaya seperti
halnya kalsium karbonat, yang biasa digunakan sebagai bahan pembuatan
suplemen kalsium, tetapi bila konsentrasinya dapat merusak lingkungan sel
(toksik) maka bisa berakibat jejas dan kematian sel (Robbins dan Kumar, 1995)a.
25
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Hemorragi pada jaringan ginjal akibat pemberian kalsium karbonat
(CaCO ) sudah mulai tampak pada perlakuan P1 dengan dosis pemberian 100 mg
dengan derajat kerusakan ringan dan derajat kerusakan berat terlihat pada
perlakuan P4 yang diberi kalsium karbonat (CaCO 3 ) dengan dosis 600 mg (seperti
terlihat pada gambar perdarahan 5.1), hemorragi juga terjadi pada perlakuan P0,
dikarenakan pada P0 tidak diberikan tambahan kalsium karbonat (CaCO ), dengan
rendahnya asupan kalsium dalam pakan dapat menyebabkan peningkatan
penyerapan kalsium di usus, selain itu tubuh berpeluang menyerap kembali
kalsium dari ginjal sehingga kadar kalsium dalam darah kembali normal
(Hadat, 2005). Hemorragi terjadi akibat masuknya zat-zat toksik dan sisa
metabolisme dalam jumlah besar ke dalam jaringan ginjal, sehingga terjadi
dilatasi arteriol lokal untuk vasokontriksi singkat. Katup prakapiler membuka,
mengakibatkan aliran darah dalam kapiler meningkat, juga dibukanya anyaman
kapiler, akibatnya anyaman venular pasca kapiler melebar dan diisi darah yang
mengalir deras, dengan demikian vaskulator pada lokasi jejas melebar, berisi
darah dan akhirnya pembuluh darah pecah (Robbins dan Kumar, 1995)
3
3
a.
Gambar 5.1. Gambar hemorragi di sekitar tubulus. Pewarnaan yang
digunakan HE dengan pembesaran 400x.
26
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Degenerasi tubuler tampak pada gambaran histopatologi ginjal tikus putih
yang diberi perlakuan kalsium karbonat dengan dosis 100 mg/ekor/hari dengan
derajat kerusakan ringan (gambar 5.2). Degenerasi timbul oleh karena adanya
akumulasi dari bahan toksik dan zat metabolit lain. Zat metabolit dan bahan toksik
dapat menyebabkan gangguan pada organela mitokondria yang menghasilkan
energi (Rippey, 1993). Apapun yang mengganggu metabolisme energi dalam sel
atau sedikit saja melukai membran sel, dapat membuat sel tidak mampu
memompa ion natrium yang cukup, biasanya dalam rangka untuk menjaga
kestabilan lingkungan internal maka sel harus mengeluarkan energi metabolik
untuk memompa ion natrium keluar dari sel, sebagai akibat yang ditimbulkan dari
kenaikan konsentrasi natrium didalam sel adalah masuknya air ke dalam sel dan
menyebabkan perubahan morfologis yang disebut pembengkakan sel, untuk
perubahan ini disebut juga pembengkakan yang keruh, secara mikroskopis
sitoplasmanya bergranula, secara mikroskopis perubahan pembengkakan sel
hanya menyebabkan sedikit perbesaran sel dan sedikit perubahan susunan, jika
bahaya pembengkakan sel dapat dihilangkan maka sel-sel biasanya mulai
mengeluarkan natrium bersama-sama dengan air dan volumenya kembali menjadi
normal, karena bentuk perubahan ini bersifat reversibel. Perubahan ganguan ini
hanya merupakan gangguan ringan dari keadaan normal (Gerald, 1994).
27
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Gambar 5.2. Tubulus mengalami degenerasi, selain itu terdapat perdarahan
(perbesaran 400x). Pewarnaan yang digunakan HE.
Nekrosis terjadi pada perlakuan (P1) dengan derajat kerusakan ringan dan
derajat kerusakan mulai tampak sedang pada perlakuan (P3) (gambar 5.3). Jika
pengaruh berbahaya pada sebuah sel cukup hebat atau berlangsung lama, maka sel
akan mencapai titik dimana sel tidak lagi dapat mengkompensasi dan tidak dapat
melangsungkan metabolisme. Proses ini menjadi ireversibel dan sel sebetulnya
mati. Perubahan-perubahan lisis yang terjadi pada jaringan nekrotik dapat
melibatkan sitoplasma sel, namun intilah yang paling jelas menunjukkan
perubahan-perubahan kematian sel. Biasanya inti sel yang mati itu menyusut,
batasnya tidak teratur dan berwarna gelap, proses ini disebut piknosis, dan intinya
disebut piknotik. Kemungkinan lainnya yang terjadi inti dapat hancur dan
meninggalkan pecahan-pecahan zat kromatin yang tersebar didalam sel, proses ini
disebut karioreksis. Akhirnya pada beberapa keadaan inti sel yang mati
kehilangan kemampuan untuk diwarnai dan menghilang, proses ini disebut
kariolisis. Daerah yang mengalami nekrosis biasanya menimbulkan respon
peradangan pada bagian jaringan yang bersebelahan. Sebagai akibat dari respon
28
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
peradangan ini, maka jaringan yang mati akhirnya dihancurkan dan dihilangkan.
Keadaan ini akan membuka jalan bagi proses perbaikan yang mengganti daerah
nekrotikdengan se-sel regenerasi yang sama dengan yang hilang. Kerusakan khas
terletak pada sel tubulus proksimal, sedangkan pada tubulus distal jarang
ditemukan (Gerald, 1994).
Gambar 5.3. Pada ujung panah warna biru terlihat tubulus yang mengalami
nekrosis (perbesaran 400x) dengan pewarnaan HE.
Pada penelitian ini terjadi glomerulonefritis akut, yang ditandai adanya
peradangan didalam glomerulus (gambar 5.4). Pada P1 dengan dosis 100 dapat
dilihat perubahan gambaran histopatologi ginjal dengan derajat kerusakan ringan.
Glomerulonefritis diakibatkan baik oleh reaksi antibodi terhadap antigen
glomerulus, terhadap komplek imun dalam sirkulasi yang kemudian dideposit
dalam glomerulus, ataupun terhadap antibodi yang bereaksi terhadap antigen
asing yang telah tertanam pada membran basalis. Jalur akhir yang umum dari
cedera glomerulus ialah pengaktifan komplemen yang menghasilkan berbagai
tingkat kerusakan sel dan penarikan sel radang (Underwood, 1999). Reaksi
radang ini dapat merusak dinding kapiler, sehingga memungkinkan untuk
29
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
pelepasan sel darah merah ke dalam urin dan menimbulkan kelainan
hemodinamika yang menjurus ke pengurangan laju filtrasi glomerulus (Robbins
dan Kumar, 1995)b. Reaksi keradangan ini menyebabkan glomerulus secara total
digantikan jaringan fibrosa dan fungsi nefron akan menurun atau hilang sama
sekali. Sedikit nefron yang masih berfungsi akan menjadi beban dari tubulus
ginjal terhadap zat-zat yang sedikit diabsorpsi dan dikompensasi dengan
peningkatan daya reabsorpsi oleh masing-masing tubulus ginjal sebanyak 50%.
Oleh karena sedikitnya larutan yang diabsorpsi, maka larutan yang lain berubah
menjadi diuretik osmotik dan menyebabkan peningkatan aliran cairan tubulus,
sehingga volume urin meningkat (Guyton, 1995).
Gambar 5.4. Glomerulonefritis (perbesaran 400x). Pewarnaan HE.
30
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh pemberian kalsium karbonat
(CaCO ) pada gambaran histopatologi ginjal tikus putih betina (Rattus
norvegicus), dapat disimpulkan bahwa : pemberian kalsium dengan dosis
100 mg, 200 mg, 400 mg, 600 mg, dapat menimbulkan perubahan pada
gambaran histopatologi ginjal tikus putih berupa : hemorragi, degenerasi
tubuler, nekrosis dan glomerulonefritis, pada pemberian kalsium karbonat
(CaCO ) dengan dosis 600 mg/ekor/hari terlihat perubahan yang hebat
pada gambaran histopatologi ginjal tikus putih betina berupa : hemorragi,
degenerasi tubuler, nekrosis dan glomerulonefritis.
3
3
6.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diajukan saran bahwasanya
tidak dianjurkan untuk pemberian kalsium karbonat (CaCO ) dengan dosis
600 mg/ekor/hari pada tikus putih betina (Rattus norvegicus). Penggunaan
suplemen kalsium hendaknya disesuaikan dengan dosis dan aturan pakai
sehingga sesuai dengan efek terapi yang maksimal.
3
31
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
R I N G K A S A N
ARIZA VERONICA MUFIDAH. Pengaruh Pemberian Kalsium
Karbonat Pada Gambaran Histopatologi Ginjal Tikus Putih (Rattus Norvegicus),
dibawah bimbingan Ibu Julien Supraptini., SU., Drh. selaku dosen
pembimbing I dan Ibu Soetji Prawesthirini., SU., Drh. selaku dosen
pembimbing II.
Asupan kalsium tidak cukup atau bahkan tidak ada dalam pakan, maka
kalsium darah dipertahankan dengan mengambil kalsium dari tulang, jika keadaan
ini terus berlanjut maka bisa menyebabkan terjadinya osteoporosis. Kebutuhan
kalsium tidak cukup hanya mengandalkan makanan sehari-hari, oleh sebab itu
dapat diberikan susu sebagai salah satu sumber kalsium terbaik, apabila tidak
suka atau alergi dengan susu, maka alternatif lain adalah mengkonsumsi produk-
produk yang diperkaya kalsium seperti sereal dan suplemen kalsium. Banyak
suplemen kalsium dan susu kalsium tentu perlu disikapi dengan bijaksana, karena
kelebihan asupan kalsium dalam jumlah tertentu dapat menimbulkan batu ginjal
bagi mereka yang beresiko terkena batu ginjal.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh dari
pemberian kalsium karbonat (CaCO ) dengan dosis tertentu pada ginjal.
Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus putih betina (Rattus norvegicus) sebagai
hewan percobaan dengan umur kurang lebih tiga bulan dengan berat rata-rata
150g. Hewan percobaan tersebut dibagi secara acak menjadi lima kelompok
3
32
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
perlakuan, yaitu perlakuan P0 (kontrol), P1 (diberi kalsium karbonat (CaCO )
dengan dosis 100 mg/ekor/hari), P2 (diberi kalsium karbonat (CaCO ) dengan
dosis 200 mg/ekor/hari), P3 (diberi kalsium karbonat (CaCO 3 ) dengan dosis 400
mg/ekor/hari) dan P4 (diberi kalsium karbonat (CaCO 3 ) dengan dosis 600
mg/ekor/hari), setiap kelompok mendapat lima ulangan, setelah enam minggu
pemberian perlakuan kalsium karbonat (CaCO ) dilakukan pembedahan untuk
mengambil organ ginjal guna dilakukan pembuatan preparat histopatologi, dan
dilakukan pewarnaan dengan menggunakan Hematoxilyn Eosin (HE).
Pemeriksaan preparat histopatologi menggunakan mikroskop dengan perbesaran
100x dan 400x dan dilakukan penilaian. Data yang diperoleh berdasarkan derajat
kerusakan diolah dengan penilaian peringkat (rank) kemudian dianalisis
menggunakan Uji Kruskal – Wallis dan dilanjutkan dengan Uji Perbandingan
Berganda (Uji Z) dengan taraf nyata 0,05.
3
3
3
Hasil penelitian pada tiap perlakuan menunjukkan adanya kelainan pada
gambaran histopatologi ginjal tikus putih yang telah diberi kalsium karbonat
(CaCO ), berupa hemorragi, degenerasi tubuler, nekrosis dan glomerulonefritis.
Kerusakan gambaran histopatologi ginjal terlihat berat pada P4 dengan pemberian
kalsium karbonat (CaCO 3 )dengan dosis 600 mg/ekor/hari. Berdasarkan penelitian
ini dapat dinyatakan bahwa pada pemberian kalsium karbonat (CaCO 3 ) dengan
dosis 600 mg/ekor/hari tidak dianjurkan pada tikus tikus betina (Rattus
norvegicus). Pemberian kalsium karbonat (CaCO ) sebagai suplemen harus
3
3
33
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
digunakan sesuai dengan aturan dan dosis yang dianjurkan, sehingga dapat
didapatkan efek terapi ysng maksimal dengan kerugian yang seminimal mungkin.
34
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
D A F T A R P U S T A K A
Agus S. 1999. Penuhi Kalsium dari Berbagai Sumber. www.indomedia.com/intisari
Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Azmijah, A., Arimbi, dan T. Widiyatno. 1996. Pengamatan Histopatologi Hati dan Ginjal Tikus Putih Akibat Pemberian Air Sumur Pada Daerah Pemukiman di Sekitar Pabrik Baja. Lembaga penelitian. Universitas Airlangga.
Banks, W.J. 1980. modern Nutrisi in Health Disease, Goodhart, R.S., and M.E. Shils (ed). Lea and Fabiger, Philadelphia.
Bremmer, D. M. and T. H. Hosteter. 1982. Principles of Internal medicine. Edition 9th. Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakata. Halaman 6-9.
Daniel. W. W. 1999. Statistika Non Parametrik Terapan. Terjemahan : Alex Tri Kantjono W. PT. Gramedia. Jakarta.
Darmawan, J. 1988. Pengaruh Pemberian Rebon Terhadap Tulang Femur dan Kelenjar Paratiroid Tikus Sprague dawley Betina Penderita Osteoporosis Umum. Medika , Jurnal Kedokteran dan Farmasi. No 6. thn 14. Jakarta. Halaman 528-535
David, W. Martin, Jr., MD. 1987. Biokimia / David, W. Martin, Jr. Alih bahasa, Iyan Darmawan. ED. 20. Jakarta ECG. Halaman 721-723.
Davies, H.L. 1982. Nutritional and Growth manual. Published by the Australian University International Development Program.
Djojosoebagio, S. 1990. fisiologi Kelenjar Endokrin. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Pusat antar Universitas. Ilmu Hayati IPB.
35
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Ganong. 1983. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Alih bahasa : Petrus Andrianto. Editor : Jonatan Oswari. Hak Cipta Terjemahan Indonesia Penerbit Buku Kedokteran EGC. Halaman 365 – 377.
Gerald, D. Abrams., Prince Sylvia Andedrson. 1994. Patofisiologi ; Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Alih bahasa : Peter Anugrah. Editor : Caroline Wijaya. Jakarta EGC. Halaman 22-35
Guyton. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 7 Bagian III. Penerbit Buku kedokteran EGC Jakarta. Halaman 288 – 308.
Hadat, H. M. 2005. Kalsium Tidak Hanya Buat Tulang http://www.kompas.com/kesehatan/news/0503/16/153255.htm
Indra Firmansyah. 2005. Gambaran Histopatologi Tulang Femur Tikus Putih Betina (Sprague dawley) Ovariohisterektomi Dengan Suplemen Kalsium Karbonat Dosis Tinggi. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga.
Isbagio, H. 1995. Pencegahan dan Pengelolaan Osteoporosis. Cermin Dunia Kedokteran.
Kusumawati, D. 1999. Bahan Ajar : Manajemen Hewan Coba. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Surabaya.
Lesson, C. R., Tomas, S. Lesson and A. A. Paparo. 1989. Buku Teks Histologi. Edisi V. Jakarta EGC. Halaman 427-453
Lesson, C. R., Tomas, S. Lesson and A. A. Paparo. 1993. Atlas Histologi Cetakan I. .Binarupa Aksara. Jakarta. Halaman 215-234
Lewis, L. D., Morris, M. L. Aand Hand, N. S. 1990. Small Animal Clinical Nutrition III. Mark Morris Associates. Topeka. Kansas.
Linder, M.C. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Penerjemah : Aminudin Parrakasi., cetakan I, Jakarta. Penerbit UI (UI – Press). Halaman 194 – 196.
Lutwak et al. 1971. Dalam Nutrition Biochemistry and Metabolism with Clinical Aplication. Linder, M.C. Elsiver. New York.
36
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Macon, E.J., J.C. Oliver., Oettingger, C.W. 1992. The Effects Of Calcium Carbonate as The Sole PhosPhate Binder in Combination with Low Calcium Dialysate and Calcitriol Therapy in Chronic Hemodialysis Patients. Journal of The America Society of Nephrology, Vol 3
Mutschler, E. 1991. Dinamika Obat oleh Ernest Mutschler Edisi ke–5, diterjemahkan oleh Mathilda B. Widianto dan Anna Setiadi Ranti. Penerbit ITB. Halaman 597 – 599.
Monroe, W. E. 1994. Diseases of the Parathyroid Glands In Practical Small
Animal Internal Medicine. Saunders Company. Philadelpia. London. Toronto. Montreal. Sydney. Tokyo. Halaman 1071-1082.
Murray, R. K. Granner, D. K. Mayes, P. A. Rodwel, V. W. 1999. Biokimia Herper. Edisi 24. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Halaman 644-655.
Nicar, J. Michael and C. Y. Pak. 1985. Calcium Bioavilability From Calcium Carbonate and Calcium Citrate. J. Clin. Endocrinol. Meteb.
Prawira, R. 2000. Penuhi Kalsium dari Berbagai Sumber. http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg18899.html.
Pudjianto, A. 1997. Uji Anti Kanker Ekstrak Etanol Daun Gynura Procumbens (lour) Merr pada Mencit yang diinduksi dengan Benzo (a) Pyrena. Skripsi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga.
Ressang, A. A. 1984. Patologi Veteriner. Denpasar.
Rippey, J. J. 1993. General Pathologi. Witwatersrand University Press. Perth Western Australia. Halaman 89-92
Robbins, Stanley L. dan Kumar, Vinay. 1995a. Buku Ajar Patologi I (Basic Pathology Part I). Edisi 4. Editor : dr. Jonatan Oswari. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Halaman 1-89
Robbins, Stanley L. dan Kumar, Vinay. 1995b. Buku Ajar Patologi II (Basic Pathology Part II). Edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Halaman 182-219
37
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Smith, E. L., R. L. Hill, I. R. Lehman, R. J. Lefkowitz, P. Handler, and A. White. 1983. principles of biochemistry : Mamalian Biochemistry. Ed. 7. MacGraw Hill Book Co. New York. Halaman 441-467.
Solez, K. 1996. International Standarditation of Criteria for The Histologic Diagnosis of Renal Allograft Rejection. Specimen Adequasy and Lesion Scoring. University of Pittsburgh.
www.yahoo.com/search/kidney_scoring
Sumarni, S. 2003. Gizi Mikro. Jilid II. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Airlangga.
Suyatmi. 2005. Pengaruh Pemberian Kalsium Dosis Tinggi Terhadap Mineralisasi Tulang Tikus Putih (Rattus norvegicus) Ovariohisterektomi. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga.
Underwood, J. C. E. 1999. Patologi Umum dan Sistemik. Vol. 2/ Ed. 2. Jakarta EGC. Halaman 639-681
Veronica, S. D. 2003. Penyembuhan Radang Kulit Lokal Buatan dedngan Mengkudu (Morinda citrifolia, linn). Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga.
38
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Lampiran I. Pembuatan Preparat Histopatologis.
Pembuatan sediaan histopatologi ini dilakukan di laboratorium patologi FKH
Unair, dengan cara sebagai berikut :
a) Fiksasi dan Pencucian
b) Dehidrasi dan Cleaning
c) Infiltrasi
d) Pembuatan Balok Parafin
e) Pengirisan dengan Mikrotom
a. Fiksasi dan Pencucian
Bertujuan untuk :
menghentikan proses metabolisme jaringan
mematikan kuman
menjadikan jaringan lebih keras, sehingga lebih mudah untuk
dipotong
mencegah terjadinya degenerasi
Reagen : formalin 10%
Cara kerja :
Setelah diseksi, organ ginjal diambil dan dimasukkan dalam
formalin 10% sekurang-kurangnya selama 24 jam.
Organ ginjal dipotong dengan ketebalan 0,5 cm.
Kemudian dilakukan pencucian dengan air mengalir selama 30
menit.
39
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
b. Dehidrasi dan Clearing
Bertujuan untuk :
Menarik air dari jaringan
Membersihkan dan menjernihkan jaringan
Reagen : alkohol 70%, 80%, 90%, 96%, alcohol absolute I, II, III dan
xylol I, II
Cara kerja :
Organ yang telah dicuci dengan air demasukkan ke dalam reagen
dengan urutan alcohol 70%, 80%, 90%, 95%, alcohol absolute I
dan II masing-masing 30 menit.
c. Infiltrasi
Bertujuan
Menginfiltrasi jaringan dengan parafin. Parafin ini akan
menembus ruang sel dan dalam sel sehingga jaringan lebih
tahan terhadap pemotongan.
Reagen : Parafin I dan II
Cara kerja :
Jaringan dimasukkan dalam parafin I yang mencair, kemudian
dimasukkan kedalam oven selama 30 menit, lalu dimasukkan
kedalam parafin II dan dimasukkan ke dalam oven selama 30 menit
pada suhu 80oc
40
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
d. Pembuatan Balok Parafin
Bertujuan
Supaya jaringan mudah dipotong
Reagen : Parafin cair
Cara kerja:
Disediakan beberapa cetakan besi yang telah diolesi dengan
gliserin dengan tujuan untuk mencegah lekatnya parafin dengan
cetakan, kemudian organ ginjal yang telah dipotong tadi
dimasukkan dengan pinset kedalam cetakan dan ditunggu sampai
parafin membeku.
e. Pengirisan dengan Mikrotom
Bertujuan :
Untuk memotong jaringan setipis mungkin, agar mudah dilihat
di mikroskop.
Alat : Mikrotom
Cara kerja :
Pemotongan dilakukan secara random yaitu tiap 15 kali
pemotongan yang dilakukan seri, diambil satu dengan ketebalan
empat sampai tujuh mikron, kemudian dicelupkan air hangat
dengan suhu 20 derajat celcius sampai 30 derajat celcius, sampai
jaringan mengembang dengan baik, kemudian diletakkan pada
obyek glass yang sebelumnya telah diolesi dengan Egg Albumin
lalu dikeringan dengan hot plate.
41
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Lampiran II. Pewarnaan Preparat Histopatologi Ginjal Tikus Putih Betina
Pembuatan sediaan histopatologi dilanjutkan dengan pewarnaan Hematoxylin
Eosin (HE)
a. Pewarnaan
Bertujuan :
Untuk memudahkan melihat perubahan pada jaringan, disini
digunakan pewarnaan Hematoxylin Eosin (HE) dengan
metodde Harris.
Cara kerja :
Jaringan yang telah dikeringkan dimasukkan kedalam xylol I
selama tiga menit
Masukkan kedalam xylol II selama satu menit
Masukkan berturut-turut alkohol absolut I, II, alkohol 96%, 90%,
80%, 70% dan air kran selama
Masukkan jaringan kedalam zat warna Harris selama lima menit
sampai sepuluh menit.
Masukkan kedalam air PDAM selama sepuluh menit.
Celupkan kedalam alkohol amoniak sebanyak enam kali
Masukkan kedalam air PDAM selama sepuluh menit.
Masukkan kedalam aquades selama lima menit.
Masukkan berturut-turut kedalam alkohol 70%, 80%, 90%, 96%,
alkohol absolut I dan II masing-masing selama dua menit.
42
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Masukkan kedalam xylol I dan II masing-masing selama dua
menit.
Bersihkan dari sisa-sisa pewarnaan.
b. Mounting
Penutupan obyek glass dengan cover glass yang sebelumnya telah ditetesi
dengan Canada Balsam.
c. Pemeriksaan Mikroskopis
Pemeriksaan dilakukan dengan mikroskop dengan perbesaran 100x dan
400x.
43
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Lampiran 3. Konversi Penghitungan Dosis Untuk Berbagai Jenis Hewan dan
Manusia.
Mencit
20 g Tikus 200 g
Marmot200 g
Kelinci1,5 kg
Kucing2 kg
Kera4 kg
Anjing 12 kg
Manusia70 kg
Mencit 20 g
1,0 7,0 2,25 27,8 29,7 64,1 124,2 387,9
Tikus 200 g
0,14 1,0 1,74 3,9 4,2 9,2 17,8 56,0
Marmot 200 g
0,08 0,57 1,0 2,25 2,4 5,2 10,2 31,5
Kelinci 1,5 kg
0,04 0,25 0,44 1,0 1,08 2,4 4,5 14,2
Kucing 2 kg
0,03 0,23 0,41 0,92 1,0 2,2 4,1 13,0
Kera 4 kg
0,016 0,11 0,19 0,42 0,45 1,0 1,9 6,1
Anjing 12 kg
0,008 0,06 0,10 0,22 0,24 0,52 1,0 3,1
Manusia 70 kg
0,0026 0,018 0,031 0,07 0,076 0,16 0,32 1,0
(Kusumawati, 1999)
44
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Lampiran 4. Volume Maksimum larutan obat yang Dapat diberikan pada Berbagai Hewan
IV (ml) IM (ml) IP (ml) SC (ml) PO (ml)
Mencit 20-30 g
0,5 0,05 1,0 0,5-1,0 1,0
Tikus 100 g 1,0 0,1 2-5,0 2,5-5,0 5,0
Hamster 250 g
- 0,1 1-2,0 2,5 2,5
Marmut 250 g
- 0,25 2-5,0 5,0 10,0
Merpati 300g
2,0 0,50 2,0 2,0 10,0
Kelinci 2,5 g
5-10 0,5 10-20 5-10 20,0
Kucing 3 kg 5-10 1,0 10-20 5-10 50
Anjing 5 kg 10-20 5,0 20-50 10,0 100,0
(Pudjianto, 1997 dikutip oleh Veronica, 2003)
45
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Lampiran 5. Data, jumlah dan rata-rata skor histopatologis ginjal tikus putih.
Tabel 1. Data, jumlah dan rata-rata skor histopatologis ginjal tikus putih (Rattus
norvegicus) pada perubahan Hemorragi.
Perlakuan Ulangan LP 1 LP2 LP 3 LP 4 LP 5 Jumlah Rata-rata
P0 1
2
3
4
5
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
5
5
3
4
3
1
1
0,6
0,8
0,6
P1 1
2
3
4
5
1
0
1
1
1
0
0
2
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
3
3
6
4
4
0,6
0,6
1,2
0,8
0,8
P2 1
2
3
4
5
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
1
2
2
2
1
1
2
1
2
1
1
10
7
9
7
7
2
1,4
1,8
1,4
1,4
P3 1
2
3
4
5
1
1
2
2
1
1
2
2
2
2
2
1
1
2
2
2
2
2
1
1
2
1
2
1
2
8
7
9
8
8
1,6
1,4
1,8
1,6
1,6
P4 1
2
3
4
5
2
3
3
2
2
3
3
3
1
2
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
2
3
13
13
15
11
13
2,6
2,6
3
2,2
2,6
46
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Tabel 2. Data, jumlah dan rata-rata skor histopatologis ginjal tikus putih (Rattus
norvegicus) pada perubahan Degenerasi Tubuler.
Perlakuan Ulangan LP 1 LP2 LP 3 LP 4 LP 5 Jumlah Rata-rata
P0 1
2
3
4
5
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
2
1
1
1
1
1
1
2
1
0
1
1
7
5
5
6
5
1,4
1
1
1,2
1
P1 1
2
3
4
5
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
1
2
1
2
2
1
2
1
1
10
7
10
8
8
2
1,4
2
1,6
1,6
P2 1
2
3
4
5
2
2
2
1
2
1
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
9
10
10
9
9
1,8
2
2
1,8
1,8
P3 1
2
3
4
5
3
3
2
2
3
2
3
2
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
2
2
2
3
3
3
2
13
14
13
12
13
2,6
2,8
2,6
2,4
2,6
P4 1
2
3
4
5
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
13
15
13
14
15
2,6
3
2,6
2,8
3
47
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Tabel 3. Data, jumlah dan rata-rata skor histopatologis ginjal tikus putih (Rattus
norvegicus) pada perubahan Nekrosis.
Perlakuan Ulangan LP 1 LP2 LP 3 LP 4 LP 5 Jumlah Rata-rata
P0 1
2
3
4
5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
2
2
2
0,2
0,2
0,4
0,4
0,4
P1 1
2
3
4
5
0
0
1
2
1
0
1
2
1
1
1
0
1
1
1
0
1
2
0
2
1
1
1
0
0
2
3
7
4
5
0,4
0,6
1,4
0,8
1
P2 1
2
3
4
5
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
0
1
1
1
2
1
1
1
1
0
1
5
5
6
6
4
1
1
1,2
1,2
0,8
P3 1
2
3
4
5
1
1
2
2
1
1
1
2
2
1
2
2
1
1
2
1
2
2
1
2
2
2
2
1
2
7
8
9
7
8
1,4
1,6
1,8
1,4
1,6
P4 1
2
3
4
5
2
3
3
2
1
3
2
3
2
3
3
3
3
2
3
2
2
3
3
3
2
3
2
3
1
12
13
14
12
11
2,4
2,6
2,8
2,4
2,2
48
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Tabel 4. Data, jumlah dan rata-rata skor histopatologis ginjal tikus putih (Rattus
norvegicus) pada perubahan Glomerulonefritis.
Perlakuan Ulangan LP 1 LP2 LP 3 LP 4 LP 5 Jumlah Rata-rata
P0 1
2
3
4
5
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
3
3
1
2
3
0,6
0,6
0,2
0,4
0,6
P1 1
2
3
4
5
1
0
1
1
1
0
0
2
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
4
4
8
7
6
0,8
0,8
1,6
1,4
1,2
P2 1
2
3
4
5
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
1
2
2
2
1
1
2
1
2
1
1
7
7
6
7
8
1,4
1,4
1,2
1,4
1,6
P3 1
2
3
4
5
1
1
2
2
1
1
2
2
2
2
2
1
1
2
2
2
2
2
1
1
2
1
2
1
2
8
9
9
8
7
1,6
1,8
1,8
1,6
1,4
P4 1
2
3
4
5
2
3
3
2
2
3
3
3
1
2
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
2
3
13
12
15
11
12
2,6
2,4
3
2,2
2,4
49
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Lampiran 6. Analisa data uji Kruskal-wallis dan Uji Z untuk perubahan Hemorragi
Ranks
5 5,605 5,405 15,205 15,805 23,00
25
haemoragi,0p1p2p3p4Total
perdarahanN Mean Rank
Test Statistics a,b
21,0634
,000
Chi-SquaredfAsymp. Sig.
perdarahan
Kruskal Wallis Testa.
Grouping Variable: haemoragib.
Untuk db 4, H tabel (0,05) = 9,49
H hitung > H tabel (0,05), maka terdapat perbedaan yang nyata diantara
perlakuan, jadi H0 ditolak.
Dilanjutkan dengan uji perbandingan berganda (Uji Z)
| Ri - Rj | > Z ( ) ) }({)( 16
1 32
−−−−
NNttNNK
Keterangan
Rj : Jumlah rank dari cuplikan (lajur) ke-j
K : Banyaknya perlakuan
N : Banyaknya sampel
t : Banyaknya angka kembar dalam satu nilai skor
50
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Untuk tingkat kesalahan sebesarα = 0,05 dan k = 5, maka :
Z = ( )1−KKα = ( )155
05.0−
= 0.0025
Z tabel (0,05) 0,0025 = 0,4920
= 0.4920 ( ){ }( )12525.5
204125255−−−
= 2,28
Tabel 5. Beda rata-rata perlakuan pada perubahan hemorragi untuk uji Z beda Perlakuan R rank
R-P1 R-P0 R-P2 R-P3 Uji Z 0,05
P4 a 23 17,6* 17,4* 7,8* 7,2* P3 b 15,8 10,4* 10,2* 0,6 P2 b 15,2 9,8* 9,6* P0 c 5,6 0,2 P1 c 5,4 0
2,28
Menentukan notasi garis
P4 P3 P2 P0 P1
a b
c
51
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Lampiran 7. Analisa data uji Kruskal-wallis dan Uji Z untuk perubahan degenerasi
Ranks
5 3.105 9.505 11.405 19.105 21.90
25
degenerasi tubulerP0P1P2P3P4Total
PerlakuanN Mean Rank
Test Statistics a,b
21.5084
.000
Chi-SquaredfAsymp. Sig.
Perlakuan
Kruskal Wallis Testa.
Grouping Variable: degenerasi tubulerb.
Untuk db 4, H tabel (0,05) = 9,49
H hitung > H tabel (0,05), maka terdapat perbedaan nyata diantara perlakuan, jadi
H0 ditolak.
Dilanjutkan dengan uji perbandingan berganda (Uji Z)
| Ri - Rj | > Z ( ) ) }({)( 16
1 32
−−−−
NNttNNK
Keterangan :
Rj : Jumlah rank dari cuplikan (lajur) ke-j
K : Banyaknya perlakuan
N : Banyaknya sampel
t : Banyaknya angka kembar dalam satu nilai skor
52
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Untuk tingkat kesalahan sebesarα = 0,05 dan k = 5, maka :
Z = ( )1−KKα = ( )155
05.0−
= 0.0025
Z tabel (0,05) 0,0025 = 0,4920
0.4920 ( ){ }( )12525.5
252125255−−−
= 2,27
Tabel 6. Beda rata-rata perlakuan pada perubahan degenerasi tubuler untuk uji Z beda Perlakuan R rank
R-P0 R-P1 R-P2 R-P3 Uji Z 0,05
P4 a 21,9 18,8* 12,4* 10,5* 2,8* P3 b 19,1 16,0* 9,6* 7,7* P2 c 11,4 8,3* 1,9 P1 c 9,5 6,4* P0 d 3,1
2,27
Menentukan notasi garis
P4 P3 P2 P1 P0
a
b
c
d
53
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Lampiran 8. Analisa data uji Kruskal-wallis dan Uji Z untuk perubahan nekrosis
Ranks
5 3,305 9,405 11,505 17,805 23,00
25
nekrosisP0P1P2P3P4Total
nekrosisN Mean Rank
Test Statistics a,b
21,6384
,000
Chi-SquaredfAsymp. Sig.
nekrosis
Kruskal Wallis Testa.
Grouping Variable: nekrosisb.
Untuk db 4, H tabel (0,05) = 9,49
H hitung > H tabel (0,05), maka terdapat perbedaan yang nyata diantara
perlakuan, jadi H0 ditolak.
Dilanjutkan dedngan uji perbandingan berganda (Uji Z)
| Ri - Rj | > Z ( ) ) }({)( 16
1 32
−−−−
NNttNNK
Keterangan :
Rj : Jumlah rank dari cuplikan (lajur) ke-j
K : Banyaknya perlakuan
N : Banyaknya sampel
t : Banyaknya angka kembar dalam satu nilai skor
54
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Untuk tingkat kesalahan sebesarα = 0,05 dan k = 5, maka :
Z = ( )1−KKα = ( )155
05.0−
= 0.0025
Z tabel (0,05) 0,0025 = 0,4920
0.4920 ( ){ }( )12525.5
138125255−−−
= 2,28
Tabel 7. Beda rata-rata perlakuan pada perubahan nekrosis untuk uji Z beda Perlakuan R rank
R-P0 R-P1 R-P2 R-P3 Uji Z 0,05
P4 a 23 19,7* 13,6* 11,5* 5,2* P3 b 17,8 14,5* 8,4* 6,3* P2 c 11,5 8,2* 2,1 P1 c 9,4 6,1* P0 d 3,3
2,28
Menentukan notasi garis
P4 P3 P2 P1 P0
a
b
c
d
55
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Lampiran 9. Analisa data uji Kruskal-wallis dan Uji Z untuk perubahan glomerulonefritis
Ranks
5 3,005 10,005 12,205 16,805 23,00
25
glomerulonefritisP0P1P2P3P4Total
glomerulonefritisN Mean Rank
Test Statistics a,b
20,9914
,000
Chi-SquaredfAsymp. Sig.
glomerulonefritis
Kruskal Wallis Testa.
Grouping Variable: glomerulonefritisb.
Untuk db 4, H tabel (0,05) = 9,49
H hitung > H tabel (0,05), maka terdapat perbedaan yang nyata diantara
perlakuan, jadi H0 ditolak.
Dilanjutkan dedngan uji perbandingan berganda (Uji Z)
| Ri - Rj | > Z ( ) ) }({)( 16
1 32
−−−−
NNttNNK
Keterangan :
Rj : Jumlah rank dari cuplikan (lajur) ke-j
K : Banyaknya perlakuan
N : Banyaknya sampel
t : Banyaknya angka kembar dalam satu nilai skor
56
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Untuk tingkat kesalahan sebesarα = 0,05 dan k = 5, maka :
Z = ( )1−KKα = ( )155
05.0−
= 0.0025
Z tabel (0,05) 0,0025 = 0,4920
0.4920 ( ){ }( )12525.5
228125255−−−
= 2.27
Tabel 8. Beda rata-rata perlakuan pada perubahan glomerulonefritis untuk uji Z beda Perlakuan R rank
R-P0 R-P1 R-P2 R-P3 Uji Z 0,05
P4 a 23 20,2* 13* 10,8* 6,2* P3 b 16,8 14,0* 6,8* 4,6* P2 c 12,2 9,4* 2,2 P1 c 10 7,8* P0 d 2,8
2,27
Menentukan notasi garis
P4 P3 P2 P1 P0
a b
c
d
57
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Lampiran 10. Gambar histopatologik ginjal tikus putih (Rattus norvegicus) dengan pembesaran 400x pada perlakuan P0 tanpa pemberian kalsium karbonat
a b
c d Keterangan gambar: (a) gambaran kelainan histopatologik berupa Hemorragi, (b) degenerasi tubuler, (c) nekrosis tubuler, (d) glomerulonefritis
58
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Lampiran 11. Gambar histopatologik ginjal tikus putih (Rattus norvegicus) dengan pembesaran 400x pada perlakuan P1 dengan pemberian kalsium karbonat dosis 100 mg
a b d
a
C
d Keterangan gambar: (a) gambaran kelainan histopatologik berupa hemorragi, (b) degenerasi tubuler, (c) nekrosis tubuler, (d) glomerulonefritis
59
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Lampiran 12. Gambar histopatologik ginjal tikus putih (Rattus norvegicus) dengan pembesaran 400x pada perlakuan P2 dengan pemberian kalsium karbonat dosis 200 mg
d
d
a
60
b
c
d c a
Keterangan gambar: (a) gambaran kelainan histopatologik berupa hemorragi, (b) degenerasi tubuler, (c) nekrosis tubuler, (d) glomerulonefritis
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Lampiran 13. Gambar histopatologik ginjal tikus putih (Rattus norvegicus) pada perlakuan P3 dengan pemberian kalsium karbonat dosis 400 mg
d a
c
b
Perbesaran 400x
a
Perbesaran 100x Keterangan gambar: (a) gambaran kelainan histopatologik berupa hemorragi, (b) degenerasi tubuler, (c) nekrosis tubuler, (d) glomerulonefritis
61
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Lampiran 14.. Gambar histopatologik ginjal tikus putih (Rattus norvegicus) dengan pembesaran 400x pada perlakuan P4 dengan pemberian kalsium karbonat dosis 600 mg.
c
d
a
b d
Keterangan gambar: (a) gambaran kelainan histopatologik berupa hemorragi, (b) degenerasi tubuler, (c) nekrosis tubuler, (d) glomerulonefritis
62
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Lampiran 16. Foto Penelitian
Gambar 1. Proses Pengembilan Organ.
Gambar 2. Peralatan bedah. Gambar 3. Timbangan dan Mikroskop
63
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Gambar 4. Kandang Tikus Percobaan.
Gambar 5. Kalsium Karbonat.
64
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah
Gambar 6. Komposisi Pakan
65
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Pemberian Kalsium Karbonat Pada ... Ariza Veronica Mufidah