pengaruh pemberian ekstrak etanol 96% · pdf fileekstraksi herba kumis kucing..... 2. 9. 4....

92
i UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96% HERBA KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus Benth) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA TIKUS JANTAN YANG DIINDUKSI PAKAN HIPERKOLESTEROL SKRIPSI DINI FAUZANA M 1111102000070 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA JUNI 2015

Upload: phamduong

Post on 18-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

i

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%

HERBA KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus

Benth) TERHADAP PENURUNAN KADAR

KOLESTEROL TOTAL PADA TIKUS JANTAN YANG

DIINDUKSI PAKAN HIPERKOLESTEROL

SKRIPSI

DINI FAUZANA M

1111102000070

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

JUNI 2015

Page 2: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

ii

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%

HERBA KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus

Benth) TERHADAP PENURUNAN KADAR

KOLESTEROL TOTAL PADA TIKUS JANTAN YANG

DIINDUKSI PAKAN HIPERKOLESTEROL

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi

DINI FAUZANA M

1111102000070

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

JUNI 2015

Page 3: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia
Page 4: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia
Page 5: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia
Page 6: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

vi

ABSTRAK

Nama : Dini Fauzana M

Program Studi : Farmasi

Judul : Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 96% Herba Kumis

Kucing (Orthosiphon stamineus Benth) Terhadap

Penurunan Kadar Kolesterol Total Pada Tikus Jantan Yang

Diinduksi Pakan Hiperkolesterol

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh pemberian ekstrak etanol 96%

herba kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth) terhadap penurunan kadar

kolesterol total pada tikus jantan yang diinduksi pakan hiperkolesterol. Metode

yang digunakan adalah dengan cara tikus diinduksi pakan hiperkolesterol (kuning

telur ayam, sukrosa 65% dan lemak hewan) selama 14 hari terhadap semua

kelompok perlakuan kecuali kontrol normal.Kemudian tikus diberi ekstrak herba

kumis kucing (kelompok uji dosis 250, 500, dan 1000 mg/kgBB) dan simvastatin

(kelompok kontrol positif) selama 14 hari. Kadar kolesterol darah tikus diukur

sebanyak tiga kali, kadar kolesterol sebelum pemberian pakan hiperkolesterol

(hari ke-0), kadar kolesterol setelah pemberian pakan hiperkolesterol (hari ke-15),

dan kadar kolesterol setelah pemberian ekstrak uji (hari ke-29). Kadar kolesterol

darah tikus diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang

gelombang 500 nm. Hasil penelitian menunjukkan penurunan kadar kolesterol

total pada kelompok kontrol positif dan uji dosis 250, 500, dan 1000 mg/kgBB

berbeda secara bermakna terhadap kelompok kontrol normal dan kontrol negatif

(p ≤ 0,05).

Kata kunci : Herba Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth), Kolesterol

Total, Hiperkolesterolemia

Page 7: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

vii

ABSTRACT

Name : Dini Fauzana M

Study program : Pharmacy

Title : Effect of Ethanol Extract 96% Of Cats Whisker

(Orthosiphon stamineus Benth) Herb Against ADecrease

Total Cholesterol Levels On Male Rats Induced

Hypercholesterolemia Feed.

This study was conducted to examine the effect of ethanol extract 96% of Cats

Whisker (Orthosiphon Stamineus Benth)herbagainst a decrease total cholesterol

levels on male rats induced hypercholesterolemia feed. The Method used is by

rats were induced hypercholesterolemia feed (chicken yolk, sucrose 65% and

animal fat) for 14 days to all treatment groups except normal control. Then, the

rats were given extractsof Orthosiphon Stamineus Benth (test group dose of 250,

500, and 1000 mg / kg body weight) and simvastatin (positive control group) for

14 days. Blood cholesterol levels were measured three times, cholesterol levels

before given hypercholesterolemia feed (day 0), cholesterol levels after given

hypercholesterolemia feed (day 15), and cholesterol levels after given test extract

(day 29). Blood cholesterol levels were measured using a spectrophotometer UV-

Vis at 500 nm. The results showed a decrease total cholesterol levels on the

positive control group and test dose of 250, 500, and 1000 mg / kg body weight

was significantly different against normal control group and negative control

group (p ≤ 0.05).

Keywords: Orthosiphon Stamineus Benth herb, Total Cholesterol,

Hypercholesterolemia

Page 8: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur selalu terpanjatkan atas

kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas segala berkah dan kasih sayang-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini.

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada keharibaan junjungan Nabi

Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga

hari akhir nanti semoga kita mendapatkan syafaat dari beliau. Aamiin yaa rabbal

‘alamin.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 96% Herba

Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth) Terhadap Penurunan Kadar

Kolesterol Total Tikus Jantan Yang Diinduksi Pakan Hiperkolesterol” ini disusun

dalam rangka memenuhi salah satu syarat menempuh ujian akhir guna

mendapatkan gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Selama proses penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis menyadari

begitu banyak bantuan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya,

mendidik dan membimbing, memberikan secercah harapan, dan mendoakan yang

terbaik kepada penulis. Maka pada kesempatan ini, penulis menyampaikan

penghargaan setinggi-tingginya dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Bapak Dr. Arif Sumantri, SKM.,M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. Umar Mansur, M.Sc., Apt selaku Ketua Program Studi

Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 9: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

ix

3. Prof. Dr. Atiek Soemiati, M.Si., Apt dan ibu Nurmeilis, M.Si., Apt sebagai

Pembimbing I dan Pembimbing II serta Dr.Azrifitria, M.Si., Apt dan Ibu

Eka Putri, M.Si., Apt yang dengan sabar senantiasa meluangkan waktu dan

pikirannya untuk membimbing dan mendidik penulis.

4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memberikan ilmunya kepada penulis, semoga ilmu yang diberikan

berberkah dan menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.

5. Papa tercinta Drs.Muhardis, M.M. dan Ibunda tercinta Wendra Wartis,

Adikku Fajri Fauzan M dan Fakhrul Fauzan M serta keluarga besar yang

selalu memberikan do’a, kasih sayang, semangat, dan motivasi kepada

penulis. Semoga segala amalan dan jerih payah semuanya mendapat

balasan yang jauh lebih baik dari-Nya.

6. Sahabat-sahabatku Fitri Rahmadani, Firda Khanifah, Novila Tari, Mazaya

Fadhila, Nurul Hikmah Tanjung, dan Resky Yuliandari yang selalu ada

disisi penulis dan memberikan motivasi, semangat, bantuan kepada

penulis, serta telah memberi pelajaran dan pengalaman baru dan

persahabatan yang hangat.

7. Sahabat-sahabatku “SG-X” Silvia Elzadinita, Asmaul Husna Sholatia,

Bela Islami Putri, Nadia Ibrahim dan Yuni Rafika Rahmi yang selalu

memberi motivasi dan semangat kepada penulis. Mudah-mudahan

persahabatan kita takkan pernah lekang oleh keadaan apapun.

8. Teman seperjuangan penelitian Rizki Hidayanti Rambe yang selalu

bekerja keras saat penelitian dan memberi banyak bantuan kepada penulis.

9. Teman-teman seperjuangan Farmasi Angkatan 2011 yang telah

memberikan pelajaran dan pengalaman baru kepada penulis.

10. Kak Lisna, Kak Tiwi, Kak Eris, Mba Rani, dan Kak Rahmadi yang telah

membantu keseharian penulis selama penelitian di laboratorium.

11. Serta semua pihak yang telah membantu penulis selama ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu.

Semoga Allah swt memberikan balasan yang berlipat ganda atas segala

bantuandan dukungannya kepada penulis. Penulis menyadari bahwa dalam

Page 10: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

x

penulisan skripsi ini masih banyak kelemahan dan kekurangan.Maka dari itu,

dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

pembaca agar lebih sempurnanya skripsi ini.

Jakarta, 5 Juni 2015

Penulis

Page 11: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia
Page 12: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i

HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv

ABSTRAK .................................................................................................... vi

ABSTRACT .................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................ ix

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvi

DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................................... 3

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................. 3

1.4. Manfaat Penelitian ............................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 4

2.1. Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth.) 4

2.1.1. Klasifikasi Tanaman .................................................. 4

2.1.2. Deskripsi Tanaman .................................................... 4

2.1.3. Kandungan Kimia Tanaman ...................................... 5

2.1.4. Khasiat Tanaman ....................................................... 5

2.1.5. Ekologi dan Penyebaran Tanaman ............................. 7

2.2. Simplisia, Ekstrak dan Ekstraksi .......................................... 7

2.2.1. Pengertian Simplisia, Ekstrak dan Ekstraksi.............. 7

2.2.2. Metode Ekstraksi ....................................................... 8

2.3. Kolesterol ........................................................................... 9

2.3.1. Definisi dan Biosintesis Kolesterol ............................ 9

2.3.2. Pengangkutan Kolesterol ........................................... 10

2.3.3. Hiperlipidemia dan Hiperkolesterolemia ................... 14

Page 13: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

xiii

2.4. Simvastatin .......................................................................... 15

2.4.1. Definisi ....................................................................... 15

2.4.2. Farmakodinamik ........................................................ 15

2.4.3. Farmakikinetik ........................................................... 16

2.4.4. Efek Samping ............................................................. 16

2.5. Hewan Uji ............................................................................ 16

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 20

3.1. Tempat dan Waktu Penellitian ............................................. 20

3.2. Alat dan Bahan ..................................................................... 20

3.2.1. Alat ............................................................................. 20

3.2.2. Bahan ......................................................................... 20

3.3. Prosedur kerja ...................................................................... 21

3.3.1. Pembuatan Ekstrak ..................................................... 21

3.3.2.Penapisan Fitokimia .................................................... 21

3.3.3.Pengujian Parameter Ekstrak ...................................... 24

3.3.4.Penyiapan Hewan Uji ................................................. 24

3.3.5.Rancangan Penelitian .................................................. 24

3.3.6. Perhitungan Dosis dan Pembuatan Larutan Uji ......... 25

3.3.7. Uji Efek Antihiperkolesterol ...................................... 26

3.3.8. Cara Pengambilan Darah ........................................... 27

3.3.9.PengukuranKadar Kolesterol Total Darah .................. 27

3.3.10.Uji Statistik ............................................................... . 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 29

4.1. Determinasi Tanaman .......................................................... 29

4.2. Hasil Ekstraksi Herba Kumis Kucing .................................. 29

4.3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak ...................................... 30

4.4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia ............................................. 32

4.5. Hasil Uji Pengukuran Kadar Kolesterol............................... 34

BAB V PENUTUP ................................................................................... 40

5.1. Kesimpulan ......................................................................... 40

5.2. Saran ................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 41

LAMPIRAN .................................................................................................. 45

Page 14: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Kandungan Kimia Kumis Kucing ................................................. 5

Tabel 2.2. Klasifikasi Kolesterol Total, HDL ,LDL dan Trigliserida ............ 14

Tabel 2.3. Nilai Fsiologis Tikus ..................................................................... 17

Tabel 3.1. Pembagian Kelompok Hewan Uji Berdasarkan Perlakuan .......... 25

Tabel 3.2. Analisa Kadar Kolesterol Total .................................................... 27

Tabel 4.1. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak ............................................... 30

Tabel 4.2 Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak Herba Kumis Kucing ............ 32

Tabel 4.3. Rata-Rata Kadar Kolesterol .......................................................... 37

Tabel 4.4. Persentase Penurunan Kadar Kolesterol ....................................... 37

Tabel 6.1. Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak ............................................... 51

Tabel 11.1. Conversion Animal Doses to HED on BSA ................................ 59

Tabel 12.1. Hasil Absorbansi Spektrofotometer Hari Ke-0 ........................... 61

Tabel 12.2. Hasil Absorbansi Spektrofotometer Hari Ke-15 ......................... 62

Tabel 12.3. Hasil Absorbansi Spektrofotometer Hari Ke-29 ......................... 63

Tabel 12.4. Hasil Perhitungan Kadar Kolesterol ........................................... 64

Tabel 15.1. Hasil Uji Normalitas Kadar Kolesterol ....................................... 67

Tabel 15.2. Hasil Uji Homogenitas Kadar Kolesterol ................................... 68

Tabel 15.3. Hasil Uji ANOVA Kadar Kolesterol .......................................... 69

Tabel 15.4. Hasil Uji Post Hoc Kadar Kolesterol .......................................... 70

Tabel 16.1. Hasil Uji Normalitas Berat Badan Tikus .................................... 74

Tabel 16.2. Hasil Uji Homogenitas Berat Badan Tikus ................................. 75

Tabel 16.3. Hasil Uji Anova Berat Badan Tikus ........................................... 75

Page 15: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Orthosiphon stamineus Benth ...................................................... 4

Gambar 2. Jalur Biosintesis Kolesterol .......................................................... 10

Gambar 3. Jalur Pengangkutan Kolesterol ..................................................... 12

Gambar 4. Simplisia herba kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth.) .. 45

Gambar 5. Pelarut Etanol 96% ....................................................................... 45

Gambar 6. Bejana Maserasi ........................................................................... 45

Gambar 7. Rotary evaporator ........................................................................ 45

Gambar 8. Ekstrak etanol 96% herba kumis kucing (Orthosiphon

stamineus Benth) ............................................................................................ 45

Gambar 9. Sample tube .................................................................................. 45

Gambar 10. Reagen dan standar kolesterol .................................................... 45

Gambar 11. Tube EDTA ................................................................................ 45

Gambar 12. Sentrifugasi ................................................................................ 45

Gambar 13. Spektrofotometer UV-Vis .......................................................... 46

Gambar 14. Tikus putih jantan galur Sprague-dawley .................................. 46

Gambar 15. Proses maserasi .......................................................................... 46

Gambar 16.. Proses pengentalan ekstrak ...................................................... 46

Gambar 17. Penimbangan berat badan tikus .................................................. 46

Gambar 18. Pengambilan darah ..................................................................... 46

Gambar 19. Pemberian larutan melalui oral .................................................. 46

Gambar 20. TLC-Scanner .............................................................................. 46

Gambar 21. Bercak sinensetin pada UV 365 nm ........................................... 54

Page 16: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Bahan dan Alat Penelitian ......................................................... 45

Lampiran 2. Determinasi Herba Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus

Benth) ............................................................................................................. 47

Lampiran 3. Sertifikat Hewan Uji .................................................................. 48

Lampiran 4. Alur Penelitian ........................................................................... 49

Lampiran 5. Skema Kerja Pembuatan Ekstrak Etanol 96% Herba Kumis

Kucing (Orthosiphon stamineus Benth) ........................................................ 50

Lampiran 6. Hasil Penapisan Fitokimia ......................................................... 51

Lampiran 7. Pemeriksaan Parameter ekstrak ................................................. 52

Lampiran 8. Perhitungan kadar sinensetin ..................................................... 54

Lampiran 9. Skema Kerja Uji Antihiperkolesterolemia ............................... 56

Lampiran 10. Perhitungan Dosis Uji Ekstrak Herba Kumis Kucing ........... 57

Lampiran 11. Perhitungan Dosis Simvastatin ................................................ 59

Lampiran 12. Hasil Spektrofotometer plasma uji ......................................... 61

Lampiran 13. Grafik Rata-Rata Kadar Kolesterol ......................................... 65

Lampiran 14. Grafik Rata-Rata Kenaikan Berat Badan Tikus ...................... 66

Lampiran 15. Hasil Statistik Uji Antikolesterol ............................................ 67

Lampiran 16. Hasil Uji Statistik Berat Badan Tikus ..................................... 74

Page 17: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

xvii

DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization

USDA : United States Department of Agriculture

LDL : Low Density Lipoprotein

VLDL : Very Low Density Lipoprotein

HDL : High Density Lipoprotein

IDL : Intermediate Density Lipoprotein

LPL : Lipoprotein lipase

HED : Human Equivalent Dose

VAO : Volume Administrasi Obat

EDTA : Ethylene Diamine Tetraacetic Acid

CYP450 : Cytochrome P450

HMG-Koa : Hidroksi Metil Glutamil Koenzim A

cAMP : Cyclic Adenosine Monophosphate

SREBP : Sterol Regulatory Element Binding Protein

NaCMC : Natrium Carboxy Methyl Cellulose

UV : Ultra Violet

KLT : Kromatografi Lapis Tipis

TLC-Scanner : Thin Layer Chromatography-Scanner

Page 18: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

1

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit jantung dan stroke merupakan penyebab kematian tertinggi

di Indonesia yang mengakibatkan kematian 328.500 orang di tahun 2012

(WHO, 2012).

World Health Organization (2008) melaporkan bahwa kolesterol

darah yang tinggi diperkirakan menjadi penyebab 2,6 juta kematian dan

merupakan faktor risiko utama timbulnya penyakit jantung dan stroke di

negara maju dan negara berkembang. Menurut Dipiro et al. (2009) kadar

kolesterol total darah ≥ 200 mg/dl dinyatakan kondisi kolesterol total darah

yang melebihi normal atau sering disebut juga dengan hiperkolesterolemia.

Davison and Bonnie (2012) mengungkapkan bahwa kadar kolesterol

dipengaruhi oleh asupan serat, sayuran, buah, lemak jenuh, karbohidrat, dan

protein. Sedangkan menurut Waloya, Rimbawan dan Nuri (2013) asupan

serat pangan, asupan lemak, aktivitas fisik dan perbedaan jenis kelamin

berpengaruh terhadap kadar kolesterol darah.

Indonesia dan beberapa negara lain, telah menggunakan tanaman obat

secara luas dalam mengatasi berbagai penyakit. Salah satu tanaman yang

sering digunakan sebagai obat adalah tanaman kumis kucing (Orthosiphon

stamineus Benth). Beberapa penelitian telah menyebutkan tentang manfaat

tanaman kumis kucing sebagai agen hipoglikemik (Sriplang et al., 2007),

antihiperlipid (Umbare et al., 2009) anti-angina (Sahib et al., 2009),

hepatoprotektif (Maheswari et al., 2008), hipertensi dan diuretik (Himani et

al., 2013) serta penyakit lainnya.

Menurut Himani et al. (2013) ekstrak daun kumis kucing banyak

mengandung senyawa flavon, polifenol, protein aktif, glikosida, minyak

atsiri dan kalium serta sedikit senyawa terpenoid. Wulandari (2011) juga

menyatakan bahwa kandungan kimia ekstrak daun kumis kucing adalah

saponin, flavonoid, dan polifenol. Rajasekaran, Anandan, and Nishad (2013)

menyebutkan bahwa flavonoid dan polifenol dapat menurunkan kadar

kolesterol LDL dan VLDL, trigliserida serta meningkatkan kadar kolesterol

1

Page 19: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

HDL serum. Utama-ang (2006) juga menyebutkan bahwa saponin memiliki

aktivitas dalam mereduksi kolesterol.

Penelitian yang dilakukan oleh Umbare et a.l (2009) menyatakan

bahwa ekstrak alkohol-air kulit batang kumis kucing dengan dosis 500 dan

750 mg/kgBB menunjukkan aktivitas antihiperlipidemia secara signifikan

pada tikus yang diinduksi diet tinggi lemak. Senyawa utama dari ekstrak

alkohol-air kulit batang kumis kucing adalah senyawa flavonoid yang

diduga memberikan efek antihiperlipidemia.

Pelarut ideal yang sering digunakan dalam mengekstraksi senyawa-

senyawa yang memiliki aktivitas farmakologi adalah alkohol atau

campurannya dengan air, karena merupakan pelarut pengekstraksi yang

terbaik untuk hampir semua senyawa dengan berat molekul rendah seperti

saponin dan flavonoid (Wijasekera,1991 dikutip dari Arifianti et al. 2014).

Arifianti et al. (2014) menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa ekstrak

alkohol 96% daun kumis kucing menghasilkan ekstrak dengan kadar

sinensetin tertinggi dibandingkan ekstrak alkohol 50% dan 70%. Sinensetin

merupakan salah satu senyawa golongan flavonoid yang menjadi senyawa

marker karena ditemukan dengan kadar tertinggi pada ekstrak daun kumis

kucing (Himani et al., 2013), selain itu sinensetin juga berperan dalam

metabolisme lipid dalam jaringan adiposa. Penelitian yang dilakukan oleh

Kang S.I., Shin H.S., and Kim S.J. (2015) menyatakan bahwa sinensetin

dapat meningkatkan adipogenesis dan lipolisis dengan meningkatkan kadar

cAMP dalam jaringan adiposa.

Berdasarkan latar belakang tersebut, dilakukan penelitian untuk

menguji ada atau tidaknya pengaruh pemberian ekstrak etanol 96% herba

kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth) yang diberikan secara peroral

terhadap penurunan kadar kolesterol total pada tikus jantan yang diinduksi

pakan hiperkolesterol.

Page 20: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.2 Perumusan Masalah

Apakah pemberian ekstrak etanol 96% herba kumis kucing (Orthosiphon

stamineus Benth.) dapat menurunkan kadar kolesterol total pada tikus jantan

yang diinduksi pakan hiperkolesterol?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk menguji aktivitas ekstrak etanol 96% herba kumis kucing

(Orthosiphon stamineus Benth.) terhadap penurunan kadar kolesterol total

pada tikus jantan yang diinduksi pakan hiperkolesterol.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Manfaat umum : Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan

di bidang fitofarmaka dan ilmu-ilmu lain yang terkait dalam penggunaan

tanaman obat sebagai terapi, dan sebagai bahan acuan untuk penelitian

selanjutnya dalam rangka mencari dosis yang tepat, aman, dan efektif bagi

manusia serta pengembangan formulasinya.

b. Manfaat khusus : Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi ilmiah

mengenai potensi herba kumis kucing sebagai pilihan terapi alternatif alami

yang mudah didapat dan ekonomis untuk mengurangi resiko penyakit

jantung dan stroke yang disebabkan oleh hiperkolesterol.

Page 21: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

4

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kumis Kucing

2.1.1 Klasifikasi Tanaman

Sinonim : Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon spicatus B.B.S., dll

Divisi : Spermathophyta

Kelas : Dicotyledonae

Bangsa : Tubiflorae

Suku : Labiatae / Lamiaceae

Marga : Orthosipon

Jenis : Orthosipon stamineus Benth.

Nama umum : Kumis Kucing

Nama daerah : Kumis kucing (Melayu – Sumatra), kumis kucing (Sunda),

remujung (Jawa), songkot koceng (Madura) (Depkes, 1980; USDA, 2015).

2.1.2 Deskripsi Tanaman

Tanaman terna yang tumbuh tegak, pada buku-bukunya berakar tetapi

tidak tampak nyata, tinggi tanaman sampai 2 m. Batang bersegi empat agak

beralur. Helai daun berbentuk bundar telur lonjong, lanset, lancip atau

tumpul pada bagian ujungnya, ukuran daun panjang 1-10 cm dan lebarnya

7,5 mm-1,5 cm, urat daun sepanjang pinggir berbulu tipis atau gundul,

dimana kedua permukaan berbintik-bintik karena adanya kelenjar yang

jumlahnya sangat banyak, panjang tangkai daun 7-29 mm. Kelopak bunga

berkelenjar, urat dan pangkal berbulu pendek dan jarang sedangkan di

bagian yang paling atas gundul. Bunga, mahkota berwarna ungu pucat atau

putih, dengan ukuran panjang 13-27 mm, di bagian atas ditutupi oleh bulu

pendek yang berwarna ungu atau putih, panjang tabung 10-18 mm, panjang

bibir 4,5-10 mm, helai bunga tumpul, bundar. Benang sari ukurannya lebih

panjang dari tabung bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas. Buah geluk

berwarna coklat gelap, panjang 1,75-2 mm (Depkes, 1980).

4

Gambar 1. Orthosipon stamineus

Benth. (USDA, 2015)

Page 22: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

5

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.1.3 Kandungan Kimia Tanaman

Himani et al., (2013) melaporkan tentang beberapa studi yang

menjelaskan tentang kandungan kimia tanaman kumis kucing. Kumis kucing

banyak mengandung flavon, polifenol, protein aktif, glikosida, minyak atsiri

dan kalium. Lebih dari 12 senyawa fenolik yang telah diisolasi dari tanaman

kumis kucing seperti : flavon lipofilik, glikosida flavonol, turunan asam

kafeat (asam rosmarinat dan 2,3-dicaffeoyltartaric acid), asam oleanolat,

asam ursolat dan β-sitosterol. Sinensetin merupakan senyawa fitokimia

paling penting dan menjadi senyawa marker dari tanaman kumis kucing.

Tabel 2.1.Kandungan kimia kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth.)

(Himani et al., 2013).

Senyawa Flavonoid

Sinensetin, Tetramethylscutellarein,

Eupatorin, Salvigenin, Cirsimaritin, Pilloin,

Rhamnazin, Trimethylapigenin,

Tetramethylluteolin.

Senyawa

Diterpen

Orthosiphonone, Orthosiphonone-B,

Orthosiphol-A, Orthosiphol-B, Orthosiphol-

F, Orthosiphol-G, Orthosiphol-H,

Neoorthosiphols-A, Staminol-A.

Benzochromenes Orthochromene-A, Methylripariochromene-

A, Acetovaillochromene

Essential oils

β-elemene, β-caryophyllene, α-humulene, β-

caryophyllene oxide, Can-2-one, Palmitic

acid

2.1.4 Khasiat Tanaman

Beberapa penelitian pra klinik tentang manfaat tanaman kumis kucing

dalam pengobatan beberapa penyakit, seperti berikut :

a. Sebagai antihiperlipidemia (Umbare et al., 2009)

b. Sebagai antimikroba dan antioksidan (Basheer and Abdil, 2010).

c. Sebagai anti-angiogenic agent (Basheer and Abdil, 2010).

Page 23: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

d. Sebagai penyeimbang level nitrat oksida (Basheer and Abdil, 2010).

e. Sebagai antipiretik dan analgesik (Basheer and Abdil, 2010).

f. Sebagai pengatur gula darah sehingga digunakan untuk pengobatan

alternatif diabetes (Himani et al., 2013).

g. Memiliki aktivitas dalam menghambat penempelan platelet-platelet darah

dan memiliki sifat hemolitik kuat yang dapat menurunkan tekanan darah

sehingga dapat menjadi alternatif pengobatan untuk tekanan darah tinggi

serta untuk mengurangi kolesterol, yang sering digunakan dalam obat

tradisional (Himani et al., 2013).

h. Berguna untuk membersihkan racun dalam darah sehingga telah digunakan

sebagai obat herbal tradisional dalam proses detoksifikasi dan juga dapat

menghapus sisa metabolisme di dalam tubuh sehingga berguna dalam upaya

penurunan berat badan (Himani et al., 2013).

i. Sebagai diuretik sehingga bermanfaat dalam pengobatan batu ginjal dan

pembilasan ginjal serta saluran kemih (Himani et al., 2013).

j. Sebagai penghambat produksi asam urat yang dapat digunakan dalam

membantu kondisi seperti gout dan radang sendi karena tingginya kadar

asam urat dalam tubuh (Himani et al., 2013).

k. Sebagai anti-inflamasi yang dapat digunakan dalam pengobatan herbal

untuk arthritis dan rematik (Himani et al., 2013).

Penelitian yang dilakukan oleh Yam et al. (2013) menyatakan bahwa

ekstrak metanol 50% daun kumis kucing tidak menimbulkan kematian dan

tidak memperlihatkan efek samping terhadap kondisi umum, seperti

pertumbuhan, berat badan dan berat organ, hematologi dan nilai biokimia

lain pada dosis 1250, 2500 dan 5000 mg/kg pada tikus jantan dan betina

galur Sprague Dawley. Dosis oral yang dapat menyebabkan kematian pada

tikus jantan dan betina yaitu pada dosis lebih dari 5000 mg/kg.

Committee on Herbal Medicinal Products/HMPC (2010)

menyebutkan tentang manfaat daun kumis kucing yang telah melalui uji

klinik yaitu sebagai diuretik, peningkat sekresi empedu dari hati dan

pengobatan batu ginjal. Ekstrak air daun kumis kucing yang diberikan 5x100

ml sekali sehari selama 10-15 hari, dapat meningkatkan volume urin serta

Page 24: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

meningkatkan eliminasi urea dan klorida pada 14 pasien dengan kondisi

azotaemic ureamia. Ekstrak daun kumis kucing juga dapat meningkatkan

produksi empedu dan eliminasi asam empedu dari kandung empedu pada

sukarelawan sehat.

Kumis kucing telah banyak digunakan dalam pengobatan tradisional

sebagai antihipertensi, hipolipidemik, hipoglikemik rematik, antiinflamasi,

antibakteri, dan antijamur, tetapi belum ada studi farmakologi atau studi

klinis yang mendukung tentang manfaat kumis kucing tersebut (Committee

on Herbal Medicinal Products, 2010).

2.1.5 Ekologi dan Penyebaran Tanaman

Tumbuh di dataran rendah dan daerah ketinggian sedang. Ditemukan

di Indonesia, Asia tengah, Cina, Kepulauan pasifik dan Australia (Depkes.

1980).

2.2 Simplisia, Ekstrak dan Ekstraksi

2.2.1 Pengertian Simplisia, Ekstrak dan Ekstraksi

Simplisia atau herbal adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang

digunakan untuk pengobatan dan belum mengalami pengolahan. Simplisia

segar adalah bahan alam segar yang belum dikeringkan. Simplisia nabati

adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhan atau eksudat

tumbuhan (Depkes, 2008).

Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari

simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh

cahaya matahari langsung (Depkes, 2008).

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat

larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair.

Simplisia yang diekstrak mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan

senyawa yang tidak dapat larut seperti serat, karbohidrat, protein dan lain-

lain. Senyawa aktif yang terdapat dalam berbagai simplisia dapat

digolongkan ke dalam golongan minyak atsiri, alkaloid, flavonoid dan lain-

lain. (Depkes, 2000).

Page 25: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.2.2 Metode Ekstraksi

Menurut Depkes (2000), metode ekstraksi menggunakan pelarut

dibagi menjadi dua cara yaitu cara dingin dan cara panas.

1) Cara Dingin

a. Maserasi

Maserasi adalah proses ekstraksi simplisia menggunakan pelarut

dengan beberapa kali pengadukan atau pengocokan pada temperatur ruang

(kamar). Maserasi kinetik merupakan maserasi yang dilakukan dengan cara

pengadukan secara kontinu (terus menerus). Remaserasi berarti

dilakukannya pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan

penyaringan maserat. Prinsip maserasi penyarian zat aktif yang dilakukan

dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai

selama tiga hari pada temperatur kamar, terlindung dari cahaya, cairan

penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut

karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di

luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti

oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa

tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di

luar sel dan di dalam sel. Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan

penggantian cairan penyari setiap tiga hari sekali. Endapan yang diperoleh

dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.

b. Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai

sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan pada temperatur

ruangan. Prosesnya terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap

maserasi antara, tahap maserasi sebenarnya (penetesan atau penampungan

ekstrak), yang dilakukan terus menerus sampai diperoleh ekstrak (perkolat)

yang jumlahnya 1-5 kali bahan.

2) Cara Panas

a. Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik

didihnya, selang waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif

Page 26: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

konstan dengan adanya pendinginan balik. Umumnya dilakukan

pengulangan proses residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk

proses ekstraksi sempurna.

b. Soxhletasi

Soxhletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru

umumnya dilakukan dengan alat khusus (seperangkat alat soxhlet) sehingga

terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan

adanya pendingin balik.

c. Digesti

Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada

temperatur 40-50oC.

d. Infus

Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air

(bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih), temperatur terukur 96-

98oC selama 15-20 menit.

e. Dekok

Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama dan temperatur

sampai titik didih air (≥ 30oC).

2.3 Kolesterol

2.3.1 Definisi dan Biosintesis Kolesterol

Kolesterol adalah suatu zat lemak yang dibentuk oleh hati dan

digunakan dalam pencernaan lemak. Selama pencernaan, kolesterol

bergabung dengan garam empedu, fosfolipid dan trigliserida menjadi

suspensi kecil yang disebut misel (Corwin, 2009).

Biosintesis kolesterol melalui jalur Asetil-KoA dengan HMG-KoA

reduktase sebagai rate-limiting enzyme yang membatasi sintesis kolesterol

(Dipiro et al., 2005).

Page 27: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2. Jalur Biosintesis Kolesterol

2.3.2 Pengangkutan Kolesterol

Lipid plasma yang utama yaitu kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan

asam lemak bebas yang tidak larut dalam cairan plasma. Agar lipid plasma

dapat diangkut dalam sirkulasi, maka susunan molekul lipid tersebut

dimodifikasi dalam bentuk lipoprotein yang bersifat larut dalam plasma.

Lipoprotein ini bertugas mengangkut lipid dari tempat sintesisnya ke tempat

penggunaannya (Suyatna, 2011).

Pemeliharaan penyaluran kolesterol darah ke sel melibatkan interaksi

antara kolesterol dari makanan dan sintesis kolesterol oleh hati. Apabila

jumlah kolesterol dari makanan meningkat, sintesis kolesterol oleh hati

dihentikan karena kolesterol dalam darah secara langsung menghambat

suatu enzim hati yang penting untuk sintesis kolesterol. Dengan demikian,

semakin banyak kolesterol yang dimakan, semakin sedikit kolesterol yang

Squalen sintetase

HMG-KoA Reduktase

Asetil-KoA

HMG-KoA

Isopentanil pirofosfat

Mevalonat

Mevalonat pirofosfat

Geranil pirofosfat

Farnesil pirofosfat

Squalen Dolikol Ubikuinon

Kolesterol

Page 28: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dibentuk oleh hati. Sebaliknya, apabila asupan kolesterol melalui makanan

berkurang, hati mensintesis lebih banyak kolesterol karena efek inhibisi

kolesterol pada enzim hati tersebut tidak ada (Sherwood, 2003).

Lipid darah diangkut dengan 2 cara yaitu jalur eksogen dan jalur

endogen (Suyatna, 2011):

a. Jalur eksogen

Trigliserida dan kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus

dikemas sebagai kilomikron. Kilomikron ini diangkut ke dalam saluran

limfe lalu ke dalam darah via duktus torasikus. Di dalam jaringan lemak,

trigliserida dalam kilomikron mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase

yang terdapat di permukaan sel endotel. Akibat hidrolisis ini maka akan

terbentuk asam lemak dan kilomikron remnant. Asam lemak bebas akan

menembus endotel dan masuk ke dalam jaringan lemak atau sel otot untuk

diubah menjadi trigliserida kembali (sebagai cadangan) atau dioksidasi

(sebagai energi).

Kilomikron remnant adalah kilomikron yang telah dihilangkan

sebagian besar trigliseridanya sehingga ukurannya mengecil tapi jumlah

ester kolesterolnya tetap. Kilomikron remnant ini akan dibersihkan oleh hati

dari sirkulasi dengan mekanisme endositosis oleh lisosom. Hasil

metabolisme ini berupa kolesterol bebas yang akan digunakan untuk sintesis

berbagai struktur (membran plasma, mielin, hormon steroid dsb.), disimpan

dalam hati sebagai kolesterol ester lagi, diekskresi ke dalam empedu atau

diubah menjadi lipoprotein endogen yang dikeluarkan ke dalam plasma.

Kolesterol juga dapat disintesis dari asetat dengan pengaruh enzim HMG-

KoA reduktase yang menjadi aktif jika terdapat kekurangan kolesterol

endogen. Asupan kolesterol dari darah juga diatur oleh jumlah reseptor LDL

yang terdapat pada permukaan sel hati.

b. Jalur endogen

Trigliserida dan kolesterol yang disintesis oleh hati diangkut secara

endogen dalam bentuk VLDL kaya trigliserida dan mengalami hidrolisis

oleh LPL menjadi partikel lipoprotein yang lebih kecil yaitu IDL dan LDL.

Page 29: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

LDL mengalami katabolisme melalui jalur reseptor dan non reseptor. Jalur

katabolisme reseptor dapat ditekan oleh produksi kolesterol endogen.

Gambar 3. Jalur Pengangkutan Kolesterol (Suyatna, 2011)

Terdapat 5 golongan besar lipoprotein (Suyatna, 2011):

a. Kilomikron, merupakan lipoprotein dengan berat molekul terbesar yang

terdiri dari 80% trigliserida dan 5% kolesterol ester. Trigliserida dari

kilomikron akan dihidrolisis oleh LPL (lipoprotein lipase) sehingga

diameternya jadi mengecil. Komponen lipid permukaan dan apoprotein akan

ditransfer ke HDL sedangkan kilomikron remnant mengalami endositosis

lewat reseptor di hepatosit. Adanya kilomikron dalam plasma sewaktu puasa

dianggap kondisi abnormal.

b. Lipoprotein berdensitas tinggi (high-density lipoprotein, HDL), memiliki

protein lebih banyak dan kolesterol lebih sedikit. HDL merupakan

lipoprotein protektif yang menurunkan risiko penyakit jantung koroner. Efek

protektifnya diduga karena mengangkut kolesterol dari perifer untuk

Page 30: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

13

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dimetabolisme di hati dan menghambat modifikasi oksidatif LDL melalui

paraoksonase (suatu protein antioksidan yang berasosiasi dengan HDL).

c. Lipoprotein berdensitas rendah (low-density lipoprotein, LDL), memiliki

protein lebih sedikit dan kolesterol lebih banyak. LDL merupakan

lipoprotein yang mengangkut kolesterol terbesar pada manusia (70% total).

Partikel LDL mengandung trigliserida sebanyak 10% dan kolesterol 50%.

Jalur utama katabolisme LDL berlangsung lewat receptor mediated

endocytosis di hati dan sel lain. Ester kolesterol dari LDL dihidrolisis

menjadi kolesterol bebas untuk sintesis membran dan hormon steroid.

Produksi enzim HMG-KoA reduktase dan reseptor LDL diatur lewat

transkripsi genetik berdasarkan tinggi rendahnya kadar kolesterol dalam sel.

d. Lipoprotein berdensitas sangat rendah (very low-density lipoprotein, VLDL),

mengandung 60% trigliserida dan 10-15% kolesterol. VLDL disekresi hati

untuk mengangkut trigliserida ke jaringan perifer. Trigliserida VLDL

dihidrolisis oleh LPL menghasilkan asam lemak bebas untuk disimpan

dalam jaringan adiposa serta bahan oksidasi di jantung dan otot skelet.

Karena asam lemak bebas dan gliserol dapat disintesis dari karbohidrat,

maka makanan kaya karbohidrat akan meningkatkan jumlah VLDL.

Hipertrigliseridemia merupakan tanda bahwa kadar HDL kolesterol rendah

dan sering dikaitkan dengan kegemukan, intoleransi glukosa dan

hiperurisemia.

e. Lipoprotein densitas sedang (IDL, Intermediate Density Lipoprotein). IDL

mengandung trigliserida 30% dan kolesterol 20%. IDL adalah zat perantara

yang terbentuk sewaktu VLDL dikatabolisme menjadi LDL. Kadar tidak

terlalu besar kecuali jika terdapat hambatan konversi lebih lanjut.

Kolesterol total plasma tersusun atas turunan kolesterol dari VLDL,

LDL dan HDL. Pemeriksaan kadar dari VLDL, LDL dan HDL dapat

menentukan ada atau tidaknya peningkatan kolesterol plasma. Peningkatan

kadar LDL dan VLDL serta penurunan kadar HDL merupakan indikasi

terjadinya hiperkolesterolemia. VLDL = Trigliserida/5, LDL = kolesterol

total – (VLDL + HDL) (Dipiro et al., 2009).

Page 31: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 2.2. Klasifikasi Kolesterol Total, HDL, LDL dan Trigliserida

(Dipiro et al., 2009).

2.3.3 Hiperlipidemia dan Hiperkolesterolemia

Hiperlipidemia adalah kondisi dimana terjadi akumulasi berlebih

salah satu atau lebih lipid utama dalam plasma, sebagai manifestasi kelainan

metabolisme atau transportasi lipid. Dalam klinis, hiperlipidemia dinyatakan

sebagai hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia, atau kombinasi keduanya.

Hiperlipidemia dapat terjadi karena efek transportasi lipid atau karena

produksi lipid endogen yang berlebihan. Kelainan ini dapat terjadi secara

primer maupun sekunder akibat penyakit lain (Sherwood, 2003).

Hiperkolesterolemia merupakan kondisi saat konsentrasi kolesterol di

dalam darah melebihi batas normal. Kadar kolesterol serum yang tinggi

dapat menyebabkan pembentukan aterosklerosis. Hal ini diawali dengan

oksidasi kolesterol-LDL pada lapisan subendotel arteri kemudian

dilanjutkan dengan berbagai reaksi inflamasi hingga pembentukan lesi

(Corwin, 2009).

Kolesterol Total

< 200 mg/dl

200-239 mg/dl

≥ 240 mg/dl

Diinginkan

Cukup tinggi

Tinggi

Kolesterol HDL

< 40 mg/dl

≥ 60 mg/dl

Rendah

Tinggi

Kolesterol LDL

< 100 mg/dl

100-129 mg/dl

130-159 mg/dl

160-189 mg/dl

≥ 190 mg/dl

Optimal

Jauh dan diatas optimal

Cukup tinggi

Tinggi

Sangat Tinggi

Trigliserida

<150 mg/dl

150-199 mg/dl

200-499 mg/dl

≥ 500 mg/dl

Normal

Cukup tinggi

Tinggi

Sangat tinggi

Page 32: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hiperkolesterolemia juga dapat disebabkan oleh penghambatan

aktivitas enzim HMG-KoA reduktase. Peningkatan jumlah kolesterol

intraseluler dari katabolisme kolesterol LDL dapat menghambat aktivitas

enzim HMG-KoA reduktase sebagai pembatas biosintesis kolesterol,

sehingga dapat menyebabkan biosintesis kolesterol berlebih dan terjadi

peningkatan kadar kolesterol dalam darah (hiperkolesterolemia) (Dipiro et

al., 2005).

Hiperkolesterolemia juga dapat disebabkan oleh kombinasi faktor

lingkungan dan genetik. Faktor lingkungan termasuk obesitas dan

pengaturan diet. Kontribusi genetik biasanya karena efek aditif dari

beberapa gen, meskipun dapat pula karena cacat gen tunggal seperti dalam

kasus hiperkolesterolemia familial. Sejumlah penyebab sekunder adalah

Diabetes melitus tipe 2, obesitas, alkohol, dialisis, sindrom nefrotik, ikterus

obstruktif, hipotiroid, anoreksia nervosa, obat-obatan (diuretik tiazid,

siklosporin, glukokortikoid, beta bloker, asam retinoat) (Bhatnagar et al.,

2008).

2.4 Simvastatin

2.4.1 Definisi

Simvastatin merupakan obat golongan statin, yang digunakan untuk

menurunkan kolesterol (agen hipolipidemik) dan pada dosis tinggi juga

dapat menurunkan trigliserida yang disebabkan oleh peninggian VLDL.

Statin saat ini merupakan hipolipidemik yang paling efektif dan aman

(Suyatna, 2011). Dosis simvastatin yang lazim diberikan dalam kisaran 5-80

mg/hari (Sweetman, 2009).

2.4.2 Farmakodinamik

Statin bekerja dengan cara menghambat sintesis kolesterol dalam hati,

dengan menghambat enzim HMG-KoA reduktase (Suyatna, 2011). HMG-

KoA reduktase memperantarai langkah pertama biosintesis sterol (Katzung,

1997). Akibat penurunan sintesis kolesterol ini maka SREBP (sterol

regulatory element binding protein) yang terdapat pada membran dipecah

oleh protease, lalu diangkut ke nukleus. Faktor-faktor transkripsi kemudian

Page 33: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

akan berikatan dengan gen reseptor LDL, sehingga terjadi peningkatan

sintesis reseptor LDL. Peningkatan jumlah reseptor LDL pada membran sel

hepatosit akan menurunkan kadar kolesterol darah lebih besar lagi. Selain

LDL, VLDL dan IDL juga menurun, sedangkan HDL meningkat (Suyatna,

2011). Obat ini diekstraksi paling banyak di dalam hati sehingga efek utama

obat ini adalah pada hati (Katzung, 1997).

2.4.3 Farmakokinetik

Semua statin, kecuali lovastatin dan simvastatin berada dalam bentuk

asam β-hidroksi. Kedua statin tersebut merupakan prodrug dalam bentuk

lakton dan harus dihidrolisis lebih dahulu menjadi bentuk aktifnya yaitu

asam β-hidroksi. Statin diabsorpsi sekitar 40-75%, kecuali fluvastatin yang

diabsorpsi hampir sempurna (Suyatna, 2011). Semua obat mengalami

metabolisme lintas pertama di hati oleh CYP450 isoenzim CYP3A4. Obat-

obat ini sebagian besar terikat protein plasma. Sebagian besar produk

degradasi dieksresi melalui feses, via empedu dan kurang dari 10-15%

dalam urin dalam bentuk tidak aktif. Sebesar 95% metabolit simvastatin

terikat protein plasma. Waktu paruh simvastatin adalah 1,9 jam (Sweetman,

2009).

2.4.4 Efek Samping

Efek samping simvastatin meliputi sakit kepala, penglihatan kabur,

insomnia, lemah otot. Reaksi hipersensitivitas, kerusakan hati dan

pankreatitis juga telah dilaporkan. Efek samping statin secara umum lainnya

adalah trombositopenia, proteinuria, gagal ginjal serta disfungsi ereksi

(Sweetman, 2009).

2.5 Hewan Uji

Tikus (Ratus norvegicus) merupakan hewan yang relatif sehat, mudah

dipelihara dan cocok untuk berbagai macam penelitian. Tikus putih jantan

sering digunakan sebagai hewan uji karena tikus putih jantan dapat

memberikan hasil penelitian yang lebih stabil karena tidak dipengaruhi oleh

adanya siklus menstruasi dan kehamilan seperti pada tikus putih betina.

Page 34: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tingginya kadar estrogen pada tikus betina daripada tikus jantan dapat

mempengaruhi metabolisme kolesterol plasma. Tikus putih jantan

mempunyai metabolisme obat yang lebih cepat dan kondisi biologis tubuh

yang lebih stabil dibanding tikus betina. Terdapat beberapa galur tikus yang

memiliki kekhususan tertentu, salah satunya yaitu Sprague Dawley bewarna

putih, berkepala kecil dan ekornya lebih panjang daripada badannya, serta

memiliki sifat yang lebih tenang dibandingkan jenis Wistar. (Malole & Sri,

1989).

Tikus jantan jarang berkelahi seperti mencit jantan. Tikus putih dapat

tinggal sendirian dalam kandang dan hewan ini lebih besar dibandingkan

dengan mencit, sehingga untuk percobaan laboratorium, tikus putih lebih

menguntungkan daripada mencit. Tikus putih sebagai hewan percobaan

relatif resisten terhadap infeksi dan sangat cerdas. Tikus putih memiliki sifat

tenang dan tidak begitu bersifat fotofobik seperti halnya mencit (Harmita &

Maksum, 2004).

Tabel 2.3. Nilai fisiologis tikus (Malole & Sri, 1989).

Kriteria Nilai normal

Berat badan dewasa

Jantan

Betina

450 – 520 gram

250 – 300 gram

Berat lahir 5 – 6 gram

Luas permukaan tubuh 50 gram : 130 cm2

130 gram : 250 cm2

Temperature tubuh 35,9 – 37,5oC

Jumlah diploid 42

Harapan hidup 2,5 – 3,5 tahun

Konsumsi makanan 10 gram/100 gram/ hari

Konsumsi air 10 – 12 ml/100 gram/hari

Saat dikawinkan

Jantan

Betina

65 – 110 hari

65 – 110 hari

Page 35: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Sambungan)

Lama kehamilan 21 – 23 hari

Lama siklus birahi 4-5 hari

Oestrus postpartum Fertil

Jumlah anak/kelahiran 6 – 12

Umur sapih 21 hari

Waktu pemeliharaan

komersial

4 – 5 bulan

Komposisi air susu Lemak 13%

Protein 9,7%

Laktosa 3,2 %

Jumlah pernapasan 70 – 115/menit

Volume tidal 0,6 – 2 ml

Penggunaan oksigen 0,68 – 1,1 ml/g/hari

Detak jantung 250 – 450/menit

Volume darah 54 – 70 ml/kg

Tekanan darah 84 – 134/60 mmHg

Butir darah merah 7 – 10 x 106/mm

Hematokrit 36 – 48%

Hemoglobin 11 – 18 mg/dl

Leukosit 6 – 17 x 103/mm

Neutrofil 9 – 34%

Limfosit 65 – 85%

Eosinofil 0 – 6%

Monosit 0 – 5%

Basofil 0 – 1,5%

Platelet 500 – 1300 x 103/mm

Protein serum 5,6 – 7,6 g/dl

Globulin 1,8 – 3,0 mg/dl

Kreatinin 0,2 – 0,8 mg/dl

Glukosa serum 50 – 135 mg/dl

Page 36: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Sambungan)

Nitrogen urea darah 15 – 21 mg/dl

Lemak serum 70 – 415 mg/dl

Fosfolipid 36 – 130 mg/dl

Trigliserida 26 – 145 mg/dl

Kolesterol 40 – 130 mg/dl

Kalsium serum 5,3 – 13 mg/dl

Fosfat serum 5,3 – 8,3 mg/dl

Page 37: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian I, Laboratorium

Biokimia/Patologi Klinik dan Animal House Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada bulan Februari hingga Mei

2015.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

3.2.1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : blender,

timbangan, rotary evaporator, oven, timbangan analitik, waterbath, hot

plate, bejana maserasi, cawan porselen/penguap, pipet tetes, kertas label,

kapas, kertas saring, aluminium foil, batang pengaduk, spatula, corong,

penjepit kayu, gelas piala, tabung reaksi, erlenmeyer, spatula, gelas ukur,

labu ukur, rak tabung reaksi, sonde, sample tube, tabung EDTA, pipa

kapiler, spuit 3 ml, sentrifugasi, spektrofotometer UV, TLC-Scanner

(Camag), Plat KLT, masker, sarung tangan, kandang tikus, tempat makan

dan botol minum tikus.

3.2.2 Bahan

Bahan Uji : Simplisia herba kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth)

yang diperoleh dari Pusat Pengembangan Tanaman Obat Karyasari.

Hewan Uji : 36 ekor tikus putih galur Sprague-Dawley yang berumur ± 3

bulan dengan berat badan sekitar 150-250 gram.

Bahan Kimia : Reagen Kit Cholesterol PAP SL dari Elitech Clinical

Systems, etanol 96%, toluen, metanol, etil asetat, NaCMC 1%, eter, pereaksi

Libermann-Burchard (2 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes H2SO4 pekat),

FeCl3, HCl pekat, kloroform, amilalkohol, tablet simvastatin 10 mg dari

Kimia Farma.

20

Page 38: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Bahan penginduksi hiperkolesterol : Makanan tinggi kolesterol dibuat

dengan komposisi kuning telur (80%), larutan sukrosa 65% dalam air (15%),

dan lemak hewan (5%) (Purwanti, 2012).

Bahan lainnya : aquadest dan makanan tikus G511

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pembuatan Ekstrak

Metode pembuatan ekstrak herba kumis kucing adalah dengan cara

maserasi dalam pelarut etanol 96%. Sebelum melakukan proses maserasi,

simplisia herba kumis kucing yang telah di sortasi kering, dihaluskan

terlebih dahulu dengan blender. Serbuk yang diperoleh ditimbang sebanyak

1500 gram dan dimasukkan kedalam bejana maserasi, kemudian

ditambahkan etanol 96% kedalam bejana tersebut kurang lebih hingga 2 cm

di atas permukaan serbuk. Maserat diaduk rata dan kemudian mulut bejana

maserasi ditutup dengan aluminium foil. Perendaman dilakukan selama 3

hari pada suhu kamar dan pengadukan dilakukan setiap harinya 2-3 kali/hari.

Setelah 3 hari, maserat disaring dengan kertas saring dan kapas. Ampas hasil

maserasi direndam lagi dengan etanol 96% selama 3 hari selanjutnya

(perlakuan sama dengan maserasi pertama). Filtrat yang diperoleh dari hasil

penyaringan maserat kentalkan dengan vakum rotary evaporator. Ekstrak

yang didapatkan berupa ekstrak kental. Selanjutnya ekstrak kental

dikeringkan dengan oven vakum di laboratorium fitokimia Universitas

Indonesia selama 5 hari hingga didapatkan ekstrak kering.

3.3.2 Penapisan Fitokimia

1. Identifikasi golongan alkaloid

Sebanyak 0,5 gram ekstrak dilarutkan dalam larutan HCl encer

kemudian disaring. Larutan ammonia sebanyak 2 ml ditambahkan kedalam

filtrat, kemudian ditambahkan kloroform 5 ml dan dikocok perlahan-lahan

untuk mengekstraksi basa alkaloid. Lapisan kloroform diambil lalu

diekstraksi dengan 10 ml asam asetat, kemudian dibagi menjadi 2 bagian.

Pada bagian pertama ditambahkan reagen Mayer dan bagian kedua

Page 39: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ditambahkan reagen Dragendorff. Terbentuk warna krem dengan reagen

Mayer dan endapan coklat kemerahan dengan reagen Dragendorff

menunjukkan adanya senyawa golongan alkaloid (Ayoola et al., 2008)

2. Identifikasi golongan flavonoid

0,5 gram ekstrak ditambah 50 ml air panas, dididihkan selama 5 menit

dan disaring, filtrat digunakan sebagai larutan percobaan. 5 ml larutan

percobaan ditambahkan sedikit serbuk magnesium, 1 ml asam klorida pekat

dan 2 ml amilalkohol, dikocok dengan kuat dan dibiarkan memisah,

terbentuknya warna orange, merah, kuning pada lapisan amilalkohol

menunjukkan adanya senyawa flavonoid (Wijono, 2003).

3. Identifikasi golongan saponin

0,5 gram ekstrak dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan

aquadest, larutan dikocok secara vertikal selama 3-5 menit. Terbentuknya

busa yang stabil selama 30 menit menunjukkan adanya senyawa golongan

saponin (Farnsworth, 1966)

4. Identifikasi golongan tanin

0,5 gram ekstrak dididihkan dalam 10 ml aquadest dalam tabung

reaksi, lalu disaring. Kemudian kedalam filtrat ditambahkan 3 tetes larutan

FeCl3. Terbentuk warna hijau kecoklatan atau biru kehitaman menunjukkan

adanya tanin (Ayoola et al., 2008)

5. Identifikasi golongan steroid dan triterpenoid

0,5 gram ekstrak ditambahkan 2 ml kloroform, kemudian 2 tetes asam

asetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pekat (pereaksi Libermann-Burchard).

Jika terbentuk warna hijau kehitaman menunjukkan adanya golongan steroid

dan jika terbentuk warna merah yang cepat hilang menunjukkan adanya

senyawa golongan triterpenoid (Ayoola et al., 2008).

Page 40: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.3 Pengujian Parameter Ekstrak

1. Parameter Spesifik

a. Identitas

Diidentifikasi dengan tata nama yang meliputi nama ekstrak, nama

latin tumbuhan, bagian tumbuhan yang digunakan, dan nama Indonesia

tumbuhan (Depkes, 2000).

b. Organoleptik

Diidentifikasi menggunakan panca indera untuk mengetahui bentuk,

warna, bau, dan rasa (Depkes, 2000).

c. Pengukuran Kadar Sinensetin

Ekstrak ditimbang sebanyak 0,2 gram dilarutkan dalam etanol 96%

dalam labu ukur 10 ml (larutan ekstrak 2%). Selanjutnya standar sinensetin

10 ppm ditotolkan pada plat KLT (ukuran 6x10 cm) dengan seri volume 10

µL; 30 µL;50µL; dan 70 µL. Masing-masing ditotolkan pada titik totolan 1-

4 secara berurutan dan sampel ekstrak 2% ditotolkan pada titik ke-5 dengan

volume 20 µl. Plat KLT dieluasi dengan eluen metanol : etil asetat : toluen

(5:40:55) yang telah jenuh didalam wadah yang tertutup rapat. Plat KLT

kemudian dikeringkan dan dilihat bercak hasil elusi pada lampu UV dengan

panjang gelombang 365 nm (British Pharmacopoeia Commission, 2009).

Plat KLT dimasukkan ke dalam alat TLC-Scanner (Camag) dan

ditentukan luas area puncak bercak standar dan sampel pada panjang

gelombang maksimum yang dikontrol melalui komputer dengan program

software winCATS. Selanjutnya dibuat kurva kalibrasi dari perbandingan

volume penotolan terhadap luas area puncak dan ditentukan persamaan

regresinya. Persamaan regresi yang diperoleh digunakan untuk menentukan

kadar sinensetin pada sampel ekstrak.

2. Parameter Non-Spesifik

a. Susut Pengeringan

Ekstrak ditimbang sebanyak 1 gram dan dimasukkan kedalam botol

timbang dangkal tertutup yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu

105oC selama 30 menit dan telah ditara. Sebelum ditimbang ekstrak

Page 41: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

diratakan dalam botol timbang dengan bantuan batang pengaduk, kemudian

dimasukkan kedalam oven. Sebelumnya tutup botol timbang dibuka dan

dikeringkan pada suhu 105oC hingga bobot tetap. Sebelum pengeringan,

biarkan botol dalam keadaan tertutup dalam desikator pada suhu kamar

(Depkes, 2000).

b. Kadar Abu Total

1 gram ekstrak yang telah digerus dan ditimbang, dimasukkan

kedalam krus silikat yang telah dipijarkan dan ditara, kemudian diratakan.

Pijarkan perlahan-lahan hingga arang habis, dinginkan, timbang (Depkes,

2000).

3.3.4 Penyiapan Hewan Uji

Sebelum digunakan untuk penelitian, 36 tikus diaklitimasi selama 4

minggu agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Selama

aklitimasi, tikus diberi minum dan makanan standar G511 serta mengontrol

kesehatan dan berat badan tikus.

3.3.5 Rancangan Penelitian

Pada penelitian ini digunakan hewan uji tikus putih jantan yang

dipilih secara acak sebanyak 36 ekor untuk dibagi menjadi 6 kelompok.

Penentuan jumlah tikus dalam tiap kelompok dihitung berdasarkan rumus

federer :

(n-1)(t-1) ≥ 15 Dimana :

(n-1)(6-1) ≥ 15 n = jumlah hewan uji

5n-5 ≥ 15 t = jumlah kelompok

5n ≥ 20

n≥ 4 ekor

Dari jumlah perhitungan tersebut dapat diartikan bahwa pada 6

kelompok percobaan terdapat minimal 4 ekor tikus untuk masing-masing

kelompok. Dalam penelitian ini digunakan 6 ekor tikus pada masing-masing

kelompok.

Page 42: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

25

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 3.1. Pembagian Kelompok Hewan Uji Berdasarkan Perlakuan (Raj

C.D. et al., 2012)

Kelompok Jumlah Tikus Perlakuan

I 6 Kontrol normal, diberi minum dan

makanan standar selama 14 hari dan

diberi NaCMC 1% selama 14 hari

berikutnya.

II 6 Kontrol negatif, diberi pakan

hiperkolesterol selama 14 hari dan hanya

diberikan minum dan makanan standar

14 hari berikutnya.

III 6 Kontrol positif, diberi pakan

hiperkolesterol selama 14 hari dan diberi

suspensi simvastatin selama 14 hari

berikutnya.

VI 6 Uji dosis 250 mg/kgBB, diberi pakan

hiperkolesterol selama 14 hari dan diberi

suspensi ekstrak herba kumis kucing

dosis 250 mg/kgBB tikus selama 14 hari

berikutnya.

V 6 Uji dosis 500 mg/kgBB, diberi pakan

hiperkolesterol selama 14 hari dan diberi

suspensi ekstrak herba kumis kucing

dosis 500 mg/kgBB tikus selama 14 hari

berikutnya.

VI 6 Uji dosis 1000 mg/kgBB, diberi pakan

hiperkolesterol selama 14 hari dan diberi

suspensi ekstrak herba kumis kucing

dosis 1000 mg/kgBB tikus selama 14

hari berikutnya.

3.3.6 Perhitungan Dosis dan Pembuatan Larutan Uji

1. Dosis ekstrak etanol 96% herba kumis kucing

Dosis ekstrak etanol 96% herba kumis kucing yang yang digunakan

yaitu 250, 500, dan 1000 mg/kgBB. Volume larutan uji yang diberikan

dibuat ± 2 ml yang disesuaikan dengan berat badan tikus. (Lampiran 10)

Page 43: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

26

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Pembuatan suspensi NaCMC 1%

NaCMC 1 g didispersikan dalam aquadest hangat sebanyak 20 ml

hingga homogen di dalam lumpang, kemudian di tambahkan aquadest

hingga 100 ml.

3. Dosis simvastatin sebagai kontrol positif

Dosis simvastatin yang digunakan untuk manusia adalah 5-10

mg/hari. Dosis yang digunakan untuk penelitian yaitu 10 mg/hari. Konversi

dosis manusia ke dosis tikus ditentukan berdasarkan rumus HED adalah 1,03

mg/kgBB (Lampiran 11). Simvastatin diberikan melalui oral dalam bentuk

suspensi.

4. Pembuatan makanan hiperkolesterol

Kuning telur 80%

Larutan sukrosa 65% 15%

Lemak hewan 5%

Makanan hiperkolesterol dibuat dalam bentuk emulsi, semua bahan

dicampur dan diaduk hingga homogen. Makanan dibuat baru setiap hari.

Volume administrasi oral yang diberikan adalah 2 ml/200gramBB tikus.

Pakan dibuat dengan total volume 100 ml, perhitungan komposisi pakan

sebagai berikut :

Kuning telur : 80 g / 100 ml x 100 ml = 80 g

Larutan sukrosa 65% : 15 g / 100 ml x 100 ml = 15 g

Lemak hewan : 5 g / 100 ml x 100 ml = 5 g

3.3.7 Uji Efek Antihiperkolesterolemia

1. Semua tikus setiap hari diberikan makanan standar 20 g/tikus dan aquadest.

2. Sebelum pemberian pakan hiperkolesterol, diambil darah masing-masing

tikus dan dilakukan pengukuran kadar kolesterol total.

3. Selama 14 hari, semua kelompok (kecuali kelompok kontrol normal)

diberikan pakan hiperkolesterol sebanyak 2 ml/200gramBB tikus sekali

sehari, makanan standar 20 g/tikus dan aquadest.

Page 44: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

27

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Pada hari ke-15, semua tikus yang telah hiperkolesterolemik diambil

darahnya untuk pemeriksaan kadar kolesterol total darah setelah pemberian

pakan hiperkolesterol.

5. Pada hari selanjutnya semua kelompok diberi perlakuan sesuai dengan

pembagian kelompok hewan uji (Tabel 3.1)

6. Pada hari ke-29, diambil darah masing-masing tikus untuk pemeriksaan

kadar kolesterol total darah setelah pemberian ekstrak.

3.3.8 Cara Pengambilan Darah

Tikus dipuasakan ± 12 jam sebelum pengambilan darah. Pengambilan

darah dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu sebelum pemberian pakan

hiperkolesterol (hari ke-0), setelah pemberian pakan hiperkolesterol (hari ke-

15) dan setelah pemberian ekstrak (hari ke-29).

Darah tikus diambil dengan cara tikus di anastesi menggunakan eter

didalam tempat khusus, kemudian diambil darah tikus pada bagian pleksus

retro-orbital menggunakan mikrohematokrit bersih (Raj C.D. et al., 2012).

Darah yang mengalir melalui mikrohematokrit ditampung dengan tabung

EDTA 3 ml. Darah didiamkan 15 menit dalam suhu ruangan. Kemudian

darah di sentrifugasi pada kecepatan 3000 rpm selama 15 menit untuk

mendapatkan plasma darah. Plasma darah dipindahkan ke dalam sample

tube 1,5 ml dan disimpan dalam lemari pendingin suhu -20oC.

3.3.9 Pengukuran Kadar Kolesterol Total Darah

Kadar kolesterol total tikus diukur menggunakan spektrofotometer

UV-Vis pada panjang gelombang 500 nm.

Tabel 3.2. Analisa kadar kolesterol total (Elitech, 2014):

Blanko Standar Uji

Reagen 1000 µl 1000 µl 1000 µl

Aquadest 10 µl - -

Standar - 10 µl -

Plasma - - 10 µl

Page 45: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kadar kolesterol total tikus ditentukan dengan rumus :

Keterangan : A = Absorbansi

3.3.10 Uji Statistik

Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif, uji statistik

homogenitas menggunakan Levene dan uji normalitas menggunakan

Kolmogorov-Smirnov test. Apabila hasil sebaran data normal, maka untuk

melihat perbedaan kadar dari masing-masing kelompok perlakuan

dianalisis dengan uji statistik One way ANOVA.

Hipotesis :

Ho : tidak ada perbedaan yang bermakna antara setiap kelompok

Ha : terdapat perbedaan yang bermakna antara setiap kelompok

Pengambilan keputusan :

Bila nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak, berarti terdapat perbedaan

Bila nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan

(Santoso, 2009).

A sampel

A standar

x 200 mg/dl

Page 46: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

29

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Determinasi Tanaman

Berdasarkan hasil determinasi yang dilakukan di Pusat Konservasi

Tumbuhan Kebun Raya Bogor – LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia) menunjukkan bahwa jenis simplisia yang digunakan pada

penelitian adalah Orthosiphon stamineus Benth suku Lamiaceae (Lampiran

2). Determinasi dilakukan dengan tujuan untuk memastikan jenis simplisia

yang digunakan dalam penelitian.

4.2 Hasil Ekstraksi Herba Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth.)

Dari 1500 gram serbuk herba kumis kucing yang diekstraksi,

diperoleh ekstrak kental sebanyak 133 gram dari hasil remaserasi sebanyak

11 kali. Berdasarkan hasil perhitungan, rendemen yang diperoleh yaitu

sebesar 8,87% (lampiran 7).

Metode ekstraksi yang digunakan adalah metode maserasi yang

dipilih karena metode maserasi lebih sederhana dalam preparasi dan

pengerjaannya dibandingkan metode lain. Metode ini juga baik digunakan

untuk mengekstraksi senyawa-senyawa yang tidak tahan dengan pemanasan.

Etanol 96% dipilih sebagai pelarut untuk ekstraksi karena etanol

merupakan pelarut semipolar yang dapat menarik senyawa polar dan non-

polar yang terkandung dalam simplisia serta dapat menarik senyawa-

senyawa dengan bobot molekul rendah seperti saponin dan flavonoid

(Wijasekera, 1991 dikutip dari Arifianti et al. 2014). Selain itu, etanol 96%

dapat menghasilkan ekstrak dengan kadar sinensetin tertinggi dibanding

alkohol 50% dan 70% (Arifianti et al., 2014). Sinensetin merupakan salah

satu senyawa golongan flavonoid yang menjadi senyawa marker dalam

tanaman kumis kucing (Himani et al., 2013) dan juga memiliki peran dalam

metabolisme lipid dalam jaringan adiposa (Kang S.I., Shin H.S., and Kim

S.J., 2015).

29

Page 47: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

30

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.3 Hasil Pengujian Parameter Ekstrak

Tabel 4.1. Hasil pengujian parameter ekstrak

No Parameter Ekstrak

1 Spesifik

a. Identitas

Nama latin

Bagian tumbuhan

Nama Indonesia

b. Organoleptik

Bentuk

Warna

Bau

Rasa

c. Susut pengeringan

Orthosiphon stamineus Benth

Herba

Kumis kucing

Kering lengket

Coklat tua

Khas

Agak pahit

0,948%

2 Non-spesifik

Kadar abu total

Kadar sinensetin

12,587%

0,075%

Pengujian parameter spesifik ekstrak yang dilakukan adalah

penentuan identitas, identifikasi organoleptik dan pengukuran kadar

sinensetin ekstrak. Identitas ekstrak dapat diketahui dari hasil determinasi

tanaman. Ekstrak dibuat dari herba kumis kucing yang terdiri dari seluruh

bagian tanaman yang tumbuh diatas tanah. Organoleptis ekstrak

diidentifikasi menggunakan panca indera.

Pengukuran kadar sinensetin dalam ekstrak herba kumis kucing

dilakukan untuk memastikan ekstrak yang digunakan dalam penelitian

mengandung senyawa marker (sinensetin) dengan kadar sesuai standar yang

telah ditetapkan. Kadar sinensetin yang diperoleh dalam ekstrak herba kumis

kucing adalah sebesar 0,075%. Hasil pengukuran kadar sinensetin tersebut

menunjukkan nilai yang lebih rendah dari standar ekstrak daun kumis

kucing yang menurut Depkes (2008) adalah tidak kurang dari 1,10%. Hal ini

dapat disebabkan oleh ekstrak yang digunakan dalam penelitian adalah

Page 48: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

31

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ekstrak herba kumis kucing yang terdiri dari semua bagian tanaman yang

berada diatas tanah, sedangkan sinensetin lebih banyak terdapat dalam

ekstrak daun (Olah et al., 2003). Beberapa faktor lain seperti bagian

tanaman yang diambil, umur tanaman, kondisi tempat tumbuh, waktu

pemanenan dan proses pengeringan simplisia juga dapat mempengaruhi

kadar senyawa kimia dalam tanaman (Wulandari, 2011).

Secara kualitatif dapat dilihat bercak yang berfluororesensi biru pada

sinar UV panjang gelombang 365 nm. Bercak sinensetin dalam ekstrak

terletak pada Rf 0,53 dan bercak standar 1, 2, 3 dan 4 sinensetin secara

berurutan terletak pada Rf 0,53; 0,49; 0,49; dan 0,50. Perhitungan kadar

sinensetin dan kurva kalibrasi standar dapat dilihat pada lampiran 8.

Pengujian parameter non-spesifik ekstrak meliputi susut pengeringan

dan kadar abu total. Pengukuran susut pengeringan ekstrak dilakukan untuk

memastikan batasan maksimal (rentang) tentang besarnya senyawa yang

hilang pada proses pengeringan simplisia dan proses pengentalan ekstrak.

Pengukuran kadar abu total bertujuan untuk memberikan gambaran

kandungan mineral internal dan eksternal didalam ekstrak.

Hasil susut pengeringan adalah sebesar 0,948% dan kadar abu total

sebesar 12,587%. Standar susut pengeringan ekstrak kumis kucing adalah

tidak lebih dari 10% dan kadar abu total tidak lebih dari 9% (Depkes, 2008).

Rendahnya nilai susut pengeringan pada ekstrak menjelaskan bahwa

senyawa yang hilang pada proses pengeringan simplisia dan proses

pengentalan ekstrak sangat kecil. Tingginya kadar abu ekstrak dapat

dikarenakan tingginya kandungan mineral internal (seperti kalium) pada

tanaman kumis kucing (Himani et al., 2014), ataupun mineral eksternal yang

bisa saja bercampur dengan ekstrak saat proses pengerjaan pengujian kadar

abu ekstrak. Faktor lain yang dapat mempengaruhi kadar mineral dalam

ekstrak seperti perbedaan genetik, tempat tumbuh, proses sortasi basah dan

sortasi kering. Perhitungan uji parameter ekstrak dapat dilihat pada lampiran

7.

Page 49: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.4 Hasil Uji Penapisan Fitokimia

Penapisan fitokimia dilakukan terhadap ekstrak herba kumis kucing

dengan tujuan untuk mengetahui kandungan senyawa yang ada dalam

ekstrak herba kumis kucing. (Lampiran 6)

Tabel 4.2. Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak Herba Kumis Kucing

Golongan Hasil

Alkaloid -

Flavonoid +

Saponin +

Tanin +

Steroid +

Dari hasil pengujian penapisan fitokimia diketahui bahwa ekstrak

herba kumis kucing mengandung senyawa, flavonoid, saponin, steroid,

terpenoid dan tanin. Menurut Himani et al., (2013) tanaman kumis kucing

banyak mengandung flavon, polifenol, protein aktif, glikosida, minyak atsiri

dan kalium serta sedikit senyawa terpenoid. Sedangkan Wulandari (2011)

dalam penelitiannya menyatakan bahwa kandungan kimia ekstrak daun

kumis kucing adalah saponin, flavonoid dan polifenol.

Senyawa golongan flavonoid yang terkandung dalam ekstrak herba

kumis kucing diduga merupakan senyawa utama yang berperan aktif dalam

menurunkan kadar kolesterol. Umbare et al. (2009) menyebutkan bahwa

senyawa utama dari ekstrak hidro-alkohol kumis kucing adalah senyawa

golongan flavonoid yang memberikan efek antihiperlipidemia. Rajasekaran,

Anandan, and Nishad (2013) juga menjelaskan bahwa flavonoid dan

polifenol dapat menurunkan kadar kolesterol LDL dan VLDL, trigliserida

serta meningkatkan kadar kolesterol HDL serum. Faizah et al. (2009)

menyatakan bahwa Trimethylapigenin, Eupatorin dan Tetramethylluteolin

merupakan senyawa fitokimia dari kumis kucing yang paling efektif dalam

menurunkan kadar glukosa plasma, kadar trigliserida dan dapat

meningkatkan kadar kolesterol HDL plasma.

Page 50: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

33

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Menurut Nijveldt et al. (2001) reaktivitas yang tinggi dari kelompok

hidroksil flavonoid dapat mengikat radikal dan membuat radikal reaktif

menjadi tidak aktif. Kemampuan flavonoid dalam mengikat radikal dapat

mencegah oksidasi LDL secara invitro dan secara teoritis flavonoid mungkin

memiliki kemampuan preventif terhadap aterosklerosis. Luteolin dapat

menginduksi sekresi kolesterol dan mereduksi kadar kolesterol. Mekanisme

efek secara tidak langsung dari flavonoid diduga mengatur jaringan

kompleks dari aktivitas HMG-Koa reduktase.

Reaksi yang terjadi antara flavonoid dan radikal sebagai berikut

(Nijveldt et al., 2001) :

Flavonoid (OH) + R+> Flavonoid (O

+) + RH

Senyawa golongan polifenol dan saponin juga diketahui dapat

menurunkan kadar kolesterol. Menurut Umarudin dkk. (2012) Tanin

merupakan golongan senyawa polifenol yang berperan sebagai antioksidan.

Polifenol dilaporkan mampu menurunkan kadar kolesterol total dan

menghambat pembentukan aterosklerosis melalui efek antioksidannya

terhadap oksidasi kolesterol LDL serta dapat meningkatkan produksi nitrat

oksida (NO). Nitrat oksida merupakan vasodilator endogen yang

mempunyai kemampuan sebagai antiaterosklerosis. Menurut Chang et al.

(2001), beberapa turunan tanin dari herbal tradisional diketahui efektif

dalam penghambatan HMG-Koa reduktase yang mungkin dapat menjadi

agen hipolipidemia.

Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa saponin menurunkan

kadar kolesterol serum dalam berbagai hewan termasuk manusia (Avci et

al., 2006). Menurut Utama-ang (2006) suatu penelitian menyatakan tentang

beberapa mekanisme efek saponin dalam mereduksi kolesterol. Mekanisme

tersebut adalah pembentukan kompleks tidak larut dengan β-hidroksisteroid

sehingga dapat menurunkan penyerapan kolesterol intestinal dan

meningkatkan ekskresi sterol dalam feses. Saponin juga dapat meningkatkan

adsorpsi asam empedu kedalam serat dengan cara pembentukan kompleks,

sehingga pembentukan bobot misel yang besar dapat mencegah reabsorpsi

Page 51: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

asam empedu dan menyebabkan kehilangan asam empedu yang diimbangi

oleh peningkatan konversi kolesterol menjadi asam empedu dalam hati.

4.5 Hasil Uji Pengukuran Kadar Kolesterol

Pada penelitian ini digunakan tikus putih jantan sebagai hewan uji

karena mudah dipelihara, relatif sehat dan cocok untuk berbagai macam

penelitian (Malole & Sri, 1989) dan tidak begitu fotofobik seperti halnya

mencit (Harmita & Maksum, 2004).

Tikus diaklitimasi selama dua minggu agar dapat menyesuaikan diri

dengan lingkungan tempat penelitian. Tikus diberikan makanan standar

G511 20 gram/tikus/hari dan aquadest 25 ml/tikus/hari. Selama proses

aklitimasi, dilakukan pemantauan aktivitas dan kondisi fisik tikus,

menimbang berat badan serta membersihkan kandang tikus. Penimbangan

berat badan tikus dilakukan setiap 3 hari sekali selama masa aklitimasi

hingga perlakuan akhir. Selama masa penelitian, berat badan tikus

menunjukkan kenaikan setiap harinya. Grafik kenaikan berat badan tikus

dapat dilihat pada lampiran 14. Kenaikan berat badan tikus setelah diberi

induksi pakan hiperkolesterol dan setelah masa pemberian ekstrak tidak

menunjukkan perbedaan yang bermakna berdasarkan hasil uji statistik

(Lampiran 16). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pakan

hiperkolesterol dan ekstrak uji yang digunakan dalam penelitian, tidak

mempengaruhi kenaikan berat badan tikus.

Setelah masa aklitimasi, tikus dikelompokkan menjadi 6 kelompok

yang terdiri dari kelompok kontrol normal, kontrol negatif, kontrol positif,

uji dosis 250 mg/kgBB, uji dosis 500 mg/kgBB, dan uji dosis 1000

mg/kgBB. Masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor tikus.

Pada penelitian ini digunakan 3 kelompok pembanding yaitu

kelompok kontrol normal, kontrol negatif, kontrol positif. Kelompok kontrol

normal diperlukan untuk membandingkan kenaikan kadar kolesterol total

tikus yang tidak diberi pakan hiperkolesterol dan membandingkan

penurunan kadar kolesterol total tikus setelah diberi ekstrak. Selain itu,

kelompok kontrol normal juga diperlukan untuk melihat pengaruh larutan

Page 52: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

35

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pensuspensi dalam menurunkan kadar kolesterol total tikus. Larutan

pensuspensi simvastatin dan ekstrak yang digunakan dalam penelitian ini

adalah suspensi NaCMC 1%. Kelompok kontrol negatif berguna untuk

membandingkan penurunan kadar kolesterol total tikus setelah pemberian

pakan hiperkolesterol dihentikan pada semua kelompok tikus. Sedangkan

kontrol positif berguna untuk membandingkan efektivitas penurunan kadar

kolesterol oleh simvastatin dengan ekstrak uji. Dosis simvastatin yang

digunakan adalah 10 mg untuk manusia. Dosis ini kemudian dikonversi ke

dosis hewan menggunakan rumus HED (Lampiran 11).

Metode yang digunakan untuk uji penurunan kadar kolesterol darah

tikus yaitu dengan cara tikus dibuat hiperkolesterol yang diinduksi dengan

pemberian makanan hiperkolesterol dengan komposisi makanan yang terdiri

dari kuning telur (80%), larutan sukrosa 65% dalam air (15%), dan lemak

hewan (5%) (Purwanti, 2012). Komposisi makanan hiperkolesterol tersebut

dipilih karena mengandung lemak yang tinggi sehingga dapat meningkatkan

kadar kolesterol dan trigliserida. Ayuningtyas dan Arifah (2012)

menyebutkan pada penelitian sebelumnya, bahwa penambahan lemak dalam

pakan dapat meningkatkan kadar kolesterol total dan trigliserida tikus. Tikus

diinduksi dengan makanan hiperkolesterol selama 14 hari terhadap semua

kelompok perlakuan kecuali kelompok normal. Selanjutnya tikus diberikan

suspensi ekstrak uji dalam berbagai dosis. Metode ini digunakan karena

merupakan metode yang mudah dan umum digunakan pada uji efek

penurunan kadar kolesterol total darah tikus.

Pengukuran kadar kolesterol total darah tikus dilakukan dengan

metode enzimatis menggunakan spektrofotometer. Plasma darah yang

diperoleh setelah disentrifugasi kemudian ditambahkan larutan pereaksi

kolesterol sehingga terjadi reaksi seperti berikut :

Cholesterol ester + H2O

Cholesterol esterase

Cholesterol ester + Fatty acids

Cholesterol ester + O2 Cholesterol oxidase

Cholest-4-en-3-one + H2O2

2H2O2+ Phenol + 4-Aminoantipyrine Poroxidase

Quinoneimine + 4H2O

Page 53: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

36

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Warna merah muda yang terbentuk dalam larutan adalah hasil dari

pembetukan kompleks Quinoneimine yang kemudian diukur serapannya

dengan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 500 nm (Elitech,

2014).

Pengukuran kadar kolesterol total darah tikus dilakukan sebanyak tiga

kali yaitu kadar kolesterol total sebelum pemberian makanan hiperkolesterol

(hari ke-0), kadar kolesterol total setelah pemberian makanan hiperkolesterol

(hari ke-15), dan kadar kolesterol total setelah pemberian ekstrak uji (hari

ke-29).

Pengukuran kadar kolesterol total darah hari ke-0 dilakukan untuk

membandingkan kadar kolesterol total tikus sebelum diberikan makanan

hiperkolesterol dengan kadar kolesterol total tikus setelah diberikan

makanan hiperkolesterol. Data ini digunakan untuk mengetahui efektivitas

makanan hiperkolesterol yang diberikan kepada tikus dalam menaikkan

kadar kolesterol total tikus yang diberikan makanan hiperkolesterol.

Sedangkan data kadar kolesterol total setelah pemberian makanan

hiperkolesterol digunakan untuk membandingkan penurunan kadar

kolesterol total tikus yang telah hiperkolesterolemik dengan kadar kolesterol

total tikus setelah diberikan ekstrak uji.

Hasil uji normalitas (one-sample Kolmogorov-smirnov Test)

menunjukkan kadar kolesterol total darah tikus terdistribusi normal (p≥0,05)

dan pada uji homogenitas (Levene) menunjukkan kadar kolesterol total

darah bervariasi homogen (p≥0,05), karena syarat normalitas dan

homogenitas sudah terpenuhi maka analisa statistik dilanjutkan dengan uji

One-way ANOVA. Hasil uji statistik One-way ANOVA menunjukkan

terdapat perbedaan yang bermakna (signifikan) pada semua kelompok uji

dengan nilai p≤0,05 pada kadar kolesterol total setelah diberi makanan

hiperkolesterol dan setelah pemberian ekstrak (Lampiran 15). Selanjutnya

uji statistik post hoc menjelaskan tentang perbandingan kadar kolesterol

total antar kelompok.

Page 54: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

37

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.3. Rata-rata kadar kolesterol

Kelompok Perlakuan Rata-Rata Kadar Kolesterol (mg/dl) ± SD

Hari Ke-0 Hari Ke-15 Hari Ke-29

Normal 97,56 ± 11,246 106,77 ± 17,851 109,73 ± 4,809

Negatif 85,47 ± 17,865 135,94 ± 12,885 113,27 ± 9,225

Positif 64,64 ± 13,488 160,16 ± 12,278 87,80 ± 3,116

Dosis 250 mg/kgBB 87,50 ± 23,526 142,94 ± 15,936 89,05 ± 8,298

Dosis 500 mg/kgBB 76,43 ± 9,840 175,52 ± 6,724 91,20 ± 4,283

Dosis 1000 mg/kgBB 77,74 ± 30,375 131,25 ± 13,258 89,69 ± 9,384

Tabel 4.4. Persentase penurunan kadar kolesterol (%)

Kelompok Perlakuan

% Kenaikan Kadar

Kolesterol Total Darah

Tikus Setelah Pemberian

Pakan Hiperkolesterol

% Penurunan Kadar

Kolesterol Total Darah

Tikus Setelah Pemberian

Ekstrak

Normal 9,438% -2,769%

Negatif 59,040% 16,673%

Positif 147,755% 45,181%

Dosis 250 mg/kgBB 63,365% 37,701%

Dosis 500 mg/kgBB 129,652% 48,042%

Dosis 1000 mg/kgBB 89,694% 31,662%

Berdasarkan data yang diperoleh, pemeriksaan kadar kolesterol total

tikus sebelum diinduksi makanan hiperkolesterol (hari ke-0) menunjukkan

kadar kolesterol total dalam rentang normal. Sedangkan data hasil uji

statistik kenaikan kadar kolesterol total tikus pada hari ke-15 setelah

diberikan makanan hiperkolesterol, menunjukkan bahwa kelompok yang

diinduksi makanan hiperkolesterol memiliki kenaikan kadar kolesterol total

yang bermakna (p≤0,05) dibandingkan dengan kelompok kontrol normal

yang tidak diinduksi makanan hiperkolesterol (Lampiran 15). Persentase

kenaikan kadar kolesterol total tikus menunjukkan nilai lebih dari 50%

Page 55: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

38

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dibandingkan kadar awal sebelum diinduksi pakan hiperkolesterol (Tabel

4.4), dan rata-rata kenaikan kadar kolesterol total tikus setelah diinduksi

makanan hiperkolesterol pada masing-masing kelompok perlakuan kecuali

kelompok normal menunjukkan kadar kolesterol total diatas rentang kadar

normal. Malole & Sri (1989) menyebutkan bahwa kadar kolesterol normal

tikus adalah rentang 40–130 mg/dl.

Berdasarkan data persentase (Tabel 4.4) dan uji statistik post hoc

(Lampiran 15) penurunan kadar kolesterol total tikus, diketahui bahwa

semua kelompok uji dosis (250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB, 1000 mg/kgBB)

dan kontrol positif menunjukkan penurunan kadar kolesterol total yang

signifikan dibandingkan kontrol normal dan kontrol negatif. Kelompok

kontrol negatif mengalami penurunan kadar kolesterol sebesar 16,673%

setelah penghentian pemberian makanan hiperkolesterol selama 14 hari. Hal

ini menjelaskan bahwa penghentian pakan hiperkolesterol juga dapat

mempengaruhi penurunan kadar kolesterol total tikus, tetapi berdasarkan uji

statistik penurunan tersebut tidak bermakna.

Aktivitas penurunan kadar kolesterol total tertinggi adalah pada dosis

500 mg/kgBB (48,082%) kemudian dosis 250 mg/kgBB (37,701%) dan

dosis 1000 mg/kgBB (31,662%). Suatu penelitian tentang uji praklinik

ekstrak alkohol-air kulit batang kumis kucing yang memiliki aktivitas

hipolipidemik secara signifikan (p≤0,05) pada dosis 500 mg/kgBB dan 750

mg/kgBB pada tikus yang diinduksi diet hiperlipid. Parameter lipid yang

diuji adalah penurunan kadar kolesterol total dan kadar trigliserida.

Persentase penurunan kadar kolesterol total pada dosis 500 mg/kgBB dan

750 mg/kgBB adalah sebesar 20,3% dan 29,0% serta penurunan kadar

trigliserida sebesar 26,6% dan 28,1% (Umbare et al., 2009). Persentase

penurunan kadar kolesterol total tikus pada penelitian yang dilakukan oleh

Umbare et al. (2009) dengan ekstrak kulit batang kumis kucing sebagai

ekstrak uji, memperlihatkan persentase yang lebih rendah dibandingkan

persentase penurunan kadar kolesterol total tikus yang menggunakan ekstrak

herba kumis kucing sebagai ekstrak uji. Hal tersebut menjelaskan bahwa

ekstrak herba kumis kucing yang digunakan dalam penelitian ini, memiliki

Page 56: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

39

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

aktivitas antihiperkolesterolemik lebih baik dari pada ekstrak kulit batang

kumis kucing. Menurut Committee on Herbal Medicinal Products/HMPC

(2010), belum ada uji klinis yang dilakukan terkait efek ekstrak kumis

kucing sebagai agen hipolipidemik.

Ekstrak herba kumis kucing menunjukkan persentase penurunan

kadar kolesterol total yang berbeda pada tiap dosis, namun berdasarkan uji

statistik perbedaan tersebut tidak bermakna. Hal ini menjelaskan bahwa

kelompok uji memiliki aktivitas yang sama untuk setiap dosis (250, 500,

1000 mg/kgBB) dalam menurunkan kadar kolesterol total tikus. Hal tersebut

menjelaskan bahwa peningkatan dosis tidak memperlihatkan peningkatan

aktivitas penurunan kadar kolesterol total. Ekstrak herba kumis kucing pada

tiap dosis juga memperlihatkan perbedaan persentase penurunan kadar

kolesterol total terhadap kontrol positif, tetapi perbedaan tersebut tidak

bermakna berdasarkan hasil uji statistik. Hal ini menjelaskan bahwa ekstrak

herba kumis kucing pada tiap dosis menunjukkan aktivitas yang sama

dengan kontrol positif dalam menurunkan kadar kolesterol total tikus.

Perbedaan penurunan kadar koleterol total tikus kemungkinan dapat

terjadi karena faktor individual tikus. Waloya, Rimbawan dan Nuri (2013)

asupan serat pangan, asupan lemak, aktivitas fisik dan perbedaan jenis

kelamin berpengaruh terhadap kadar kolesterol darah.

Penelitian yang dilakukan oleh Priskila (2008) menyatakan bahwa ada

dua faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol darah terkait penurunan

kadar kolesterol total tikus yaitu faktor terkendali seperti diet tinggi lemak

jenuh dan kolesterol, genetik, usia, dan jenis kelamin dan faktor yang tidak

terkendali seperti hormon (tiroid, estrogen, insulin), enzim (lipase pankreas),

obstruksi empedu, diabetes mellitus, penyakit hati, dan stres.

Page 57: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian uji pengaruh pemberian ekstrak etanol 96%

herba kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth.) pada tikus jantan

yang diinduksi pakan hiperkolesterol, diperoleh kesimpulan bahwa

pemberian ekstrak dengan dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000

mg/kgBB memperlihatkan perbedaan yang bermakna (p ≤ 0,05) terhadap

kontrol normal dan kontrol negatif pada aktivitas penurunan kadar

kolesterol total tikus jantan.

5.2. Saran

Perlu penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pemberian ekstrak

etanol 96% herba kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth.) terhadap

penurunan kadar kolesterol total darah tikus dengan metode uji yang

berbeda atau dengan menambah parameter uji seperti kadar LDL, HDL

dan Trigliserida agar didapatkan profil penurunan kolesterol yang lebih

spesifik.

40

Page 58: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

41

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2014). Cholesterol SL. Brosure. Elitech Clinical System

Arifianti, L., Rice D.O., dan Idha K. (2014). Pengaruh Jenis PelarutPengekstraksi

Terhadap Kadar Sinensetin Dalam Ekstrak Daun Orthosiphon stamineus

Benth.Departemen Farmakognosi dan Fitokimia, Fakultas Farmasi

Universitas Airlangga. E-Journal Planta Husada, 2 (1).

Avci, G., Esra K., Abdullah E., Erdem Y., and Ismail K. (2006).

Antihypercholesterolemic and Antioxidant Activity Assessment of Some

Plants Used As Remedy in Turkish Folk Medicine. Journal of

Ethnopharmacology, 107, 418-423.

Ayoola, Ga., Hab Coker, Sa Adesegun, Aa Adepoju-Bello, K. Obaweya, Ec

Ezennia, To Atangbayila. (2008). Phytochemical Screening and

Antioxidant Activities of Some Selected Medicinal Plants Used For

Malaria Therapy In Southwestern Nigeria. Research Article : Tropical

Journal of Pharmaceutical Research

Ayuningtyas, E.D. dan Arifah S.W. (2012). Profile Trigliserida Serum On

Hypercholesterolemi Rats By Ethanol Extract Of Lingzhi Mushroom.

Jurnal Medika Planta, 2 (1).

Basheer, A., and Abdil M. (2010). Medicinal Potentials Of Orthosiphon

Stamineus Benth. Webmed Central CANCER, 1 (12).

Bhatnagar, Soran H., and Durrington P. (2008). Hypercholesterolaemia and its

management. BMJ, 337

British Pharmacopoeia Commission. (2009). British Pharmacopoeia (Veterinary).

Medicines and Healthcare Products Regulatory Agency (MHRA), p: 7089

Committee on Herbal Medicinal Products/HMPC. (2010). Assessment Report On

Orthosiphon stamineus Benth., folium. European Medicines Agency, p : 9-

48

Corwin, E.J. (2009). Buku Saku Patofisiologi (Terjemahan). Jakarta : EGC, p :

480

Cynthia, N. (2013). Pengaruh Pemberian Ekstrak Kacang Hijau (Phaseolus

radiates) Terhadap Kadar kolesterol LDL Serum Tikus

Hiperkolesterolemia (Skripsi). Semarang : Fakultas Kedokteran

Universitas Diponegoro.

Davison, K.M., and Bonnie J.K.( 2012). Food intake and blood cholesterol levels

of community-based adult with mood disorders. BMC psychiatry, 12 (10).

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.(1980). Materia Medika Indonesia

Jilid IV. Jakarta : Dirjen POM, p : 85-91

39 41

Page 59: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

42

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2000). Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta : Dirjen POM

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Farmakope Herbal Indonesia

Edisi Pertama. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Dipiro, J.T., Barbara G., Gary C., Gary R., Robert L., and Michael P. (2005).

Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach 6th

edition. The McGraw-

Hill Companies, Inc, p : 465-472

Dipiro, J.T., Barbara G., Cecily V., and Terry LS. (2009). Pharmacotherapy

Handbook 7th

edition. The McGraw-Hill Companies, Inc, p : 98-101

Faizah M. F., Norhaniza A., Habsah A. K., and Saad T. (2009). Bilirubin

lowering potential of Orthosiphon stamineus in temporarily jaundiced

adult rats. African Journal of Pharmacy and Pharmacology, 3, 359-361.

Farnsworth, N.R. (1996). Biological and Phytochemical Screening of Plant.

Journal of Pharmaceutical Science, 55 (3).

Harmita dan Maksum R. (2004). Buku Ajar Analisis Hayati. Departemen Fakultas

FMIPA Universitas Indonesia.

Himani, B., Bisht S., Nath B., Yadav M., Singh V., and Singh M. (2013). Misai

Kuching: A Glimpse of Maestro. International Journal of Pharmaceutical

Sciences Review and Research, 22 (2), 55-59.

Kang, S.I., Shin H.S., and Kim S.J. (2015). Sinensetin Enhances Adipogenesis

and Lipolysis by Increasing Cyclic Adenosine Monophosphate Levels in

3T3-L1 Adipocytes. Biol. Pharm. Bull, 38 (4) : 552-558.

Katzung, B.G. (1997). Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 6. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC, p : 553-554

Maheswari,C., Maryammal R. and Venkatanarayanan R. (2008). Hepatoprotective

Activity of Orthosiphon stamineus on Liver Damage Caused by

Paracetamol in Rats. Jordan Journal of Biological Sciences, 1 (3), 105-

108

Malole dan Sri U.P. (1989). Penggunaan Hewan-Hewan Percobaan di

Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Bioteknologi Institut

Pertanian Bogor.

Nijveldt, Robert J., Els van Nood, Danny E.C. van Hoorn, Petra G. Boelens,

Klaske van Norren, and Paul A.M. van Leeuwen. (2001). Flavonoid : A

Review of Probable Mechanism of Action and Potential Applications.

American Journal of Clinical Nutrition, 74 ( 4), 418-425

Olah NK, Radu L, Mogosan C, Hanganu D, Gocan S. (2003). Phytochemical and

pharmacological studies on Orthosiphon stamineus Benth. (Lamiaceae)

hydroalcoholic extracts. J Pharm Biomed Anal, 33, 117–123.

Page 60: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

43

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Priskila, M. (2008). Pengaruh Pemberian Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum

Linn.) Terhadap Penurunan Rasio Antara Kolesterol Total Dengan

Kolesterol HDL Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Yang

Hiperkolesteolemik (Skripsi). Surakarta : Fakultas Kedokteran Universitas

Sebelas Maret.

Purwanti, S. (2012). Efek Antihiperlipidemia Ekstrak Etanol 70% Buah Oyong

(Luffa acutangula (L.) Roxb.) Pada Tikus Putih Jantan Yang Diberi Diet

Tinggi Kolesterol dan Lemak (Skripsi). Depok : Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam

Rajasekaran, R. Anandan, and Nishad K.M. (2013).Atyhyperlipidemic activity of

Acalypha indica Linn. On Atherogenic Diet Induced Hyperlipidemia.

International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Science, 5 (4)

Raj, C.D., V. Jayanthi, V.S. Manaswini, R. Gayathri, C. Ranjani, P. Brindha.

(2012). Effect of Plyherbal Formulation (OB-^) On High Fat Fiet Induced

Hyperlipidemia In Rats. International Journal of Pharmacy and

Pharmaceutical Science, 4 (2).

Ratnawati, Hana and Wahyu Widowati. (2011). Anticholesteril Activity of Velvet

Bean (Mucuna pruriens L.) toward Hypercholesterolemic Rats. Sains

Malaysiana, 40 (4), 317-321

Sahib, H.B., Ismail Z., Othman N.H, Abdul M. (2009). Orthosiphon stamineus

Benth. methanolic extract enhances the anti-proliferative effects of

tamoxifen on human hormone dependent breast cancer. International

Journal of Pharmacology, 5, 273-276.

Santoso, Singgih. (2009). Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS.

Jakarta: PT Gramedia

Shaw, S., Minakshi N., and Nihal A. (2007). Dose Translation From Animal To

Human Studies Revisited. FASEB Journal, 22, 659-661.

Sherwood, L. (2003). Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem Edisi 2

(Terjemahan). Jakarta : EGC, p : 669

Sriplang, Adisakwattana S, Rungsipipat A, Yibchok-Anun S. (2007). Effects of

Orthosiphon stamineus aqueous extract on plasma glucose concentration

and lipid profile in normal and streptozotocin-induced diabetic rats.

Journal of Ethnopharmacol, 109, 510-514.

Suyatna, F.D. (2011). Dalam : Sulistia G.G. Farmakologi dan Terapi Edisi 5

(Cetak Ulang Dengan Tambahan). Jakarta : Badan Penerbit FKUI, p :

373-378

Sweetman, Sean C. (2009). Martindale The Complete Drug Reference 36th

.

Pharmaceutical Press

Page 61: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

44

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Umarudin, R. Susanti dan Ari Y. (2012). Efektivitas Ekstrak Tanin Seledri

Terhadap Profil Lipid Tikus Putih Hiperkolesterolemi. Unnes J. Life

Science, 1 (2).

Umbare, R.P., Patil S.M.,Mate G.S., and Dongare S.S. (2009). Hypolipidemic

Activity of Orthosiphon stamineus Benth. Bark Extract. Journal of

Pharmacy Research, 2 (11),1735-1738

USDA. (2015). Natural Resources Conservation Service. Available at :

http://plants.usda.gov/core/profile?symbol=ORTHO7

Utama-ang. (2006). Development of Jiaogulan Tea (Gynostemma pentaphyllum)

(Thesis). Graduate School, Kasetsart University, p : 25-26

Waloya, Tunggul, Rimbawan, dan Nuri Andarwulan. (2013). Hubungan Antara

Konsumsi Pangan dan Aktivitas Fisik dengan Kadar Kolesterol Darah Pria

dan Wanita Dewasa di Bogor. Jurnal Gizi dan Pangan, 8 (1) : 9-16.

Wijesekera, R.O.B. (1991). Dalam Arifianti, L., Rice D.O., dan Idha K. (2014).

Pengaruh Jenis PelarutPengekstraksi Terhadap Kadar Sinensetin Dalam

Ekstrak Daun Orthosiphon stamineus Benth.Departemen Farmakognosi

dan Fitokimia, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. E-Journal Planta

Husada, 2 (1).

Wijono, S.S.H. (2003). Isolasi dan Identifikasi Flavonoid Pada Daun Katu

(Sauropus androgynus (L.) Merr.). Makara, Sains. 7 (2)

World Health Organization. (2008). Global Health Observatory (GHO) Data.

http://www.who.int/gho/ncd/risk_factors/cholesterol_prevalence

World Health Organization. (2012). Indonesia : WHO Statistical Profile.

http://www.who.int/gho/countries/idn.pdf

Wulandari, Intan. (2011). Teknologi Ekstraksi dengan Metode Maserasi Dalam

Etanol 70% Pada Daun Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth.)

(Skripsi). Surakarta : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman

Obat Tradisional (BBPPTO-OT).

Yam, M.F., Chung P.L., Lee F.A., Lip Y.P., Siew T.W., Mohd Z.A., Rusliza

B.,and Mariam A. (2013). Antioxidant and Toxicity Studies of 50%

Methanolic Extract of Orthosiphon stamineus Benth. Research Article :

Biomed Research International

Page 62: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

45

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 1. Bahan dan Alat Penelitian

Gambar 4.Simplisia herba

kumis kucing (Orthosiphon

stamineus Benth.)

Gambar 5. Pelarut

etanol 96%

Gambar 6.

Bejana maserasi

Gambar 10. Reagen dan

standar kolesterol

Gambar 11.Tube EDTA

Gambar 8.Ekstrak etanol

96% herba kumis kucing

(Orthosiphon stamineus

Benth.)

Gambar 9.Sample

tube Gambar 7. Vakum Rotary

evaporator

Gambar 12.

Sentrifugasi

Page 63: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

46

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Lanjutan)

Gambar 13.

Spektrofotometer UV

Gambar 14. Tikus

putih jantan galur

Sprague-dawley

Gambar 15. Proses

maserasi

Gambar 17.

Penimbangan berat

badan tikus

Gambar 16. Proses

pengentalan ekstrak

Gambar 18.

Pengambilan darah

Gambar 19. Pemberian

larutan melalui oral

Gambar 20. KLT-

densitometer (TLC-Scanner)

Page 64: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

47

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 2. Determinasi Herba Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus

Benth.)

Page 65: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

48

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 3.Sertifikat Hewan Uji

Page 66: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

49

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 4. Alur Penelitian

Ekstrak cair herba kumis kucing

Pemberian pakan

hiperkolesterolemik

Simplisia dihaluskan dengan blender

Simplisia kering herba kumis

kucing Sortasi kering

Serbuk simplisia herba kumis kucing

Ekstrak kental herba kumis kucing

Maserasi dengan Etanol 96%

Dikentalkan dengan rotary evaporator

Ekstrak kering herba kumis kucing

Dikeringkan dengan oven vakum

Pemberian ekstrak

pada tikus

Tikus

hiperkolesterol

Pemeriksaan kadar

kolesterol hari ke-15

Tikus diaklitimasi

Pembagian kelompok

Pemeriksaan kadar

kolesterol hari ke-0

Pemeriksaan kadar

kolesterol hari ke-29

Pembuatan suspensi ekstrak

Analisa data hasil dengan menggunakan uji

statistik one way ANOVA

Page 67: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

50

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 5. Skema Kerja Pembuatan Ekstrak Etanol 96% Herba Kumis

Kucing (Orthosiphon stamineus Benth.)

Simplisia kering herba kumis

kucing

Sortasi kering

Simplisia herba kumis kucing

bersih

Ekstrak cair

Serbuk simplisia herba kumis

kucing

Simplisia dihaluskan dengan blender

Maserasi dengan etanol 96%

Dikentalkan dengan vakum rotary evaporator

Ekstrak kental

Ekstrak kering

Dikeringkan dengan oven vakum

Uji efek

antihiperkolesterolemia

Pembuatan suspensi ekstrak

Penapisan fitokimia dan standarisasi

ekstrak

Page 68: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

51

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 6. Hasil Penapisan Fitokimia

Tabel 6.1. Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak

Senyawa Pengamatan Ekstrak

Alkaloid Terbentuk warna krem

dengan reagen Meyer atau

endapan coklat kemerahan

dengan reagen Dragendorff

(-)

Flavonoid Terbentuknya warna merah,

orange atau kuning dalam

larutan amilalkohol (lapisan

bagian atas)

(+)

Saponin Terbentuknya busa yang

stabil selama 30 menit

setelah pengocokan

(+)

Tanin Terbentuknya warna hijau

kehitaman atau biru tua

setelah ditambahkan FeCl3

(+)

Steroid Terbentuknya warna hijau

(steroid)

(+)

Page 69: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

52

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 7. Pemeriksaan Parameter ekstrak

1. Perhitungan Rendemen

% Rendemen = x100%

% Rendemen = x 100%

% Rendemen = 8,87%

2. Perhitungan Kadar Air

Berat botol kosong = 23,641 gram

Berat ekstrak = 2,002 gram

Berat botol kosong + ekstrak sebelum dipanaskan (W0) = 25,643 gram

Berat botol kosong + ekstrak setelah dipanaskan (W1) = 25,400 gram

% susut pengeringan = x 100%

% susut pengeringan = x 100%

% susut pengeringan = 0,948%

3. Perhitungan Kadar Abu Total

Berat cawan kosong (A) = 59,139 gram

Berat ekstrak = 2,002 gram

Berat cawan kosong + ekstrak sebelum dipanaskan (B) = 61,141 gram

Berat cawan kosong + ekstrak setelah dipanaskan (C) = 59,391 gram

% kadar abu = x 100%

% kadar abu = x 100%

Bobot ekstrak yang diperoleh

Bobot serbuk simplisia yang diekstraksi

133

1500

W0 - W1

W0

25,643 – 25,400

25,643

C - A

B - A

59,391 - 59,139

61,141 - 59.139

Page 70: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

53

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Lanjutan)

% kadar abu = x 100%

% kadar abu = 12,587%

0,252

2.002

Page 71: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

54

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 8. Perhitungan kadar sinensetin

Gambar 21. Bercak sinensetin pada sinar UV 365 nm dengan fase gerak

methanol : etil asetat : toluene (5:40:55)

Luas area sampel ekstrak yang diperoleh adalah 17004,5 AU pada Rf 0,53.

Persamaan regresi yang diperoleh :

y = 11323,215 + 18777,150x

y = 18777.150x + 11323.215 R² = 0.999

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8

Are

a

Kadar (µg)

Kurva Kalibrasi Standar Sinensetin

Standar Sinensetin

Ekstrak uji

Rf : 0,53

Page 72: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

55

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Lanjutan)

Kadar Sinensetin dalam sampel ekstrak :

17004,5 = 11323,215 + 18777,150x

5681,285=18777,150x

x = 0,302µg

Volume larutan ekstrak yang ditotolkan adalah 20 µl, sedangkan ekstrak

yang digunakan adalah ekstrak 2% dalam pelarut etanol 96%, maka kadar

ekstrak yang ditotolkan adalah 400 µg/ 20 µl.

Persentase kadar sinensetin dalam ekstrak :

x 100% = 0,075%

Page 73: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

56

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 9. Skema Kerja Uji Antihiperkolesterolemia

Tikus diaklitimasi selama 2 minggu

Kontrol

Normal

Induksi pakan hiperkolesterol selama 2 minggu

Periksa kadar kolesterol total hari ke-29

Na-CMC Ekstrak

dosis 250

mg/kgBB

Pengolahan data dengan one way ANOVA

Kontrol

positif

Kontrol

negatif

Uji dosis

250

mg/kgBB

Simvastatin Tanpa

perlakuan

Ekstrak dosis

1000

mg/kgBB

Ekstrak

dosis 500

mg/kgBB

Periksa kadar kolesterol total hari ke-15

Uji dosis

500

mg/kgBB

Uji dosis 1000

mg/kgBB

Tanpa

perlakuan

Periksa kadar kolesterol total hari ke-0

Page 74: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

57

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 10. Perhitungan Dosis Uji Ekstrak Herba Kumis Kucing

Untuk perhitungan dosis uji ekstrak herba kumis kucing digunakan rumus

sebagai berikut :

VAO =

VAO yang diberikan adalah 2 ml/200 gramBB tikus.

1. Pembuatan larutan uji dosis 250 mg/kgBB

VAO =

2 ml =

Konsentrasi (mg/ml) =

Konsentrasi (mg/ml) = 25 mg/ml

Larutan ekstrak dibuat 60 ml untuk pemberian selama tiga hari, jumlah

ekstrak yang dibutuhkan adalah :

2. Pembuatan larutan uji dosis 500 mg/kgBB

VAO =

2 ml =

Dosis (mg/kgBB) x Berat Badan (kg)

Konsentrasi (mg/ml)

Dosis (mg/kgBB) x Berat Badan (kg)

Konsentrasi (mg/ml)

250 mg/kgBB x 0,2 kg

Konsentrasi (mg/ml)

50 mg

2 ml

Dosis (mg/kgBB) x Berat Badan (kg)

Konsentrasi (mg/ml)

500 mg/kgBB x 0,2 kg

Konsentrasi (mg/ml)

Page 75: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

58

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Lanjutan)

Konsentrasi (mg/ml) =

Konsentrasi (mg/ml) = 50 mg/ml

Larutan ekstrak dibuat 60 ml untuk pemberian selama tiga hari, jumlah

ekstrak yang dibutuhkan adalah :

3. Pembuatan larutan uji dosis 1000 mg/kgBB

Berat badan tikus = ± 200 gram

VAO =

2 ml =

Konsentrasi =

Konsentrasi = 100 mg/ml

Larutan ekstrak dibuat 60 ml untuk pemberian selama tiga hari, jumlah

ekstrak yang dibutuhkan adalah :

100 mg

2 ml

Dosis (mg/kgBB) x Berat Badan (kg)

Konsentrasi (mg/ml)

1000 mg/kgBB x 0,2 kg

Konsentrasi (mg/ml)

200 mg

2 ml

Page 76: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

59

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 11. Perhitungan Dosis Simvastatin

Perhitungan dosis simvastatin berdasarkan rumus HED untuk

mengkonversikan dari dosis manusia ke tikus (Shaw et al., 2007) :

HED (mg/kg) = Animal Dose (mg/kg) x

Tabel 11.1. Conversion Animal Doses to HED on BSA

Spesies Berat Badan

(Kg)

Luas Permukaan

Tubuh

Faktor Km

Manusia

Dewasa

Anak

60

20

1,6

0,8

37

25

Baboon 12 0,6 20

Anjing 10 0,5 20

Monyet 3 0,24 12

Kelinci 1,8 0,15 12

Guines pig 0,4 0,05 8

Tikus 0,15 0,025 6

Hamster 0,08 0,02 5

Mencit 0,02 0,007 3

HED (mg/kg) = Animal Dose (mg/kg) x

10 mg/ 60 kg = Animal Dose (mg/kg) x

Animal Dose = 1 mg/kg

VAO =

2 ml =

Animal Km

Human Km

Animal Km

Human Km

6

37

Dosis (mg/kgBB) x Berat Badan (kg)

Konsentrasi (mg/ml)

1 mg/kgBB x 0,2 kg

Konsentrasi (mg/ml)

Page 77: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

60

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Lanjutan)

Konsentrasi simvastatin dalam larutan = 0,1 mg/ml

Suspensi simvastatin dibuat dalam 100 ml, maka jumlah simvastatin yang

diperlukan adalah :

Dengan pertimbangan bahwa 10 mg simvastatin terdistribusi merata di

dalam satu tablet dengan berat total 100 mg, maka pembuatan dosis

simvastatin dilakukan sebagai berikut :

1. Satu tablet digerus dalam lumpang hingga menjadi serbuk.

2. Ditambahkan larutan NaCMC 1% hingga volume total menjadi 100 ml

3. Campuran diaduk dengan kecepatan konstan hingga semua serbuk

terdistribusi merata dalam larutan.

4. Suspensi simvastatin diberikan 2 ml/200gramBB tikus setiap hari

selama 14 hari.

Page 78: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

61

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 12. Hasil Spektrofotometer plasma uji

Tabel 12.1. Hasil Absorbansi Spektrofotometer Hari Ke-0

Kelompok Perlakuan No Standar Hari Ke-0

Normal 1 0,318 0,135

2 0,318 0,156

3 0,318 0,178

4 0,318 0,152

Negatif 1 0,253 0,123

2 0,253 0,106

3 0,253 0,127

4 0,253 0,077

Positif 1 0,210 0,063

2 0,210 0,087

3 0,210 0,128

4 0,210 0,054

Dosis 250 mg/kgBB 1 0,210 0,078

2 0,210 0,104

3 0,210 0,121

4 0,210 0,066

Dosis 500 mg/kgBB 1 0,210 0,093

2 0,210 0,076

3 0,210 0,069

4 0,210 0,084

Dosis 1000 mg/ kgBB 1 0,210 0,085

2 0,210 0,125

3 0,210 0,053

4 0,210 0,064

Page 79: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

62

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Lanjutan)

Tabel 12.2. Hasil Absorbansi Spektrofotometer Hari Ke-15

Kelompok Perlakuan No Standar Hari Ke-15

Normal 1 0,096 0,041

2 0,096 0,048

3 0,096 0,060

4 0,096 0,057

Negatif 1 0,096 0,061

2 0,096 0,067

3 0,096 0,074

4 0,096 0,061

Positif 1 0,096 0,081

2 0,096 0,069

3 0,096 0,081

4 0,096 0,077

Dosis 250 mg/ kgBB 1 0,096 0,067

2 0,096 0,059

3 0,096 0,074

4 0,096 0,076

Dosis 500 mg/ kgBB 1 0,096 0,081

2 0,096 0,082

3 0,096 0,088

4 0,096 0,087

Dosis 1000 mg/ kgBB 1 0,096 0,066

2 0,096 0,071

3 0,096 0,057

4 0,096 0,059

Page 80: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

63

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Lanjutan)

Tabel 12.3. Hasil Absorbansi Spektrofotometer Hari Ke-29

Kelompok Perlakuan No Standar Hari Ke-29

Normal 1 0,275 0,142

2 0,275 0,256

3 0,275 0,155

4 0,275 0,151

Negatif 1 0,275 0,165

2 0,275 0,169

3 0,275 0,148

4 0,275 0,143

Positif 1 0,338 0,156

2 0,338 0,147

3 0,338 0,149

4 0,338 0,143

Dosis 250 mg/ kgBB 1 0,338 0,143

2 0,338 0,144

3 0,338 0,172

4 0,338 0,145

Dosis 500 mg/ kgBB 1 0,338 0,148

2 0,338 0,164

3 0,338 0,155

4 0,338 0,150

Dosis 1000 mg/ kgBB 1 0,338 0,163

2 0,338 0,166

3 0,338 0,131

4 0,338 0,148

Hasil absorban dari spektrofotometer kemudian di masukkan ke dalam

rumus:

Kadar kolesterol = x Kadar kolesterol standar (200 mg/dl) A Sampel

A Standar

Page 81: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

64

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Lanjutan)

Tabel 12.4. Hasil Perhitungan Kadar Kolesterol

Kelompok Perlakuan No Hari Ke-0 Hari Ke-15 Hari Ke-29

Normal 1 84,591 85,417 102,909

2 98,113 98,958 113,455

3 111,950 123,958 112,727

4 95,597 118,750 109,818

Rata-rata 97,563 106,771 109,727

Negatif 1 97,233 126,042 119,636

2 83,794 138,542 122,545

3 100 153,125 107,273

4 60,870 126,042 103,636

Rata-rata 85,474 135,938 113,273

Positif 1 59,524 168,750 92,012

2 82,857 142,708 86,686

3 65,238 168,750 87,870

4 50,952 160,417 84,615

Rata-rata 64,643 160,156 87,796

Dosis 250 mg/ kgBB 1 73,810 139,583 84,320

2 98,571 121,875 84,911

3 114,762 153,125 101,479

4 62,857 157,192 85,503

Rata-rata 87,500 142,944 89,053

Dosis 500 mg/ kgBB 1 88,095 168,750 87,574

2 72,381 170,833 97,041

3 65,238 182,292 91,716

4 80 180,208 88,462

Rata-rata 76,429 175,521 91,198

Dosis 1000 mg/ kgBB 1 80,952 137,500 96,154

2 119,048 146,875 97,929

3 50 118,750 77,515

4 60,952 121,875 87,178

Rata-rata 77,738 131,250 89,694

Page 82: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

65

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 13. Grafik Rata-Rata Kadar Kolesterol

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

Kadar Koles tero l Rata -

Rata Har i Ke-0

Kadar Koles tero l Rata -

Rata Har i Ke-15

Kadar Koles tero l Rata -

Rata Har i Ke-29

Page 83: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

66

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 14. Grafik Rata-Rata Kenaikan Berat Badan Tikus

0

50

100

150

200

250

300

6-A

pr

9-A

pr

12

-Ap

r

15

-Ap

r

18

-Ap

r

20

-Ap

r

23

-Ap

r

26

-Ap

r

29

-Ap

r

2 m

ei

Induksi pakan hiperkolesterol Perlakuan

Berat Badan Tikus

Normal

Negatif

Positif

Uji dosis 250 mg/kgBB

Uji dosis 500 mg/kgBB

Uji dosis 1000 mg/kgBB

Page 84: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

67

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 15. Hasil Statistik Uji Antikolesterol

1. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Tujuan : Untuk melihat kenormalan distribusi data kadar kolesterol total

darah tikus

Hipotesis :

Ho : Data kadar kolesterol total darah tikus terdistribusi normal

Ha : Data kadar kolesterol total darah tikus tidak terdistribusi normal

Pengambilan keputusan :

Bila nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak

Bila nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima

Tabel 15.1. Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kadar

Kolesterol Hari

Ke-0

Kadar Kolesterol

Hari Ke-15

Kadar

Kolesterol Hari

Ke-29

N 24 24 24

Normal Parametersa Mean 81.55771 142.09654 96.79017

Std.

Deviation 19.931298 25.299225 12.380437

Most Extreme Differences Absolute .127 .112 .166

Positive .127 .112 .166

Negative -.093 -.104 -.115

Kolmogorov-Smirnov Z .622 .549 .814

Asymp. Sig. (2-tailed) .834 .923 .522

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Keputusan : Data kadar kolesterol total darah tikus terdistribusi normal

2. Uji Homogenitas (Levene)

Tujuan : untuk melihat homogenitas dari data kadar kolesterol total darah

tikus

Page 85: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

68

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Lanjutan)

Hipotesis :

Ho : Data kadar kolesterol total darah tikus bervariasi homogen

Ha : Data kadar kolesterol total darah tikus tidak bervariasi homogen

Pengambilan keputusan :

Bila nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak

Bila nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima

Tabel 15.2. Hasil Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Kadar_Kolesterol_Hari_Ke_0 1.712 5 18 .183

Kadar_Kolesterol_Hari_Ke_29 2.611 5 18 .061

Kadar_Kolesterol_Hari_Ke_15 1.145 5 18 .373

Keputusan : Data kadar kolesterol total darah tikus bervariasi homogen.

3. Uji One-Way ANOVA

Tujuan : untuk melihat data kadar kolesterol darah tikus antar kelompok

terdapat perbedaan secara bermakna atau tidak.

Hipotesis :

Ho : Data kadar kolesterol total darah tikus tidak berbeda secara bermakna

Ha : Data kadar kolesterol total darah tikus berbeda secara bermakna

Pengambilan keputusan :

Bila nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak

Bila nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima

Page 86: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

69

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Lanjutan)

Tabel 15.3. Hasil Uji ANOVA

Keputusan : data kadar kolesterol total darah tikus berbeda secara

bermakna pada hari ke-15 dan hari ke-29.

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Kadar Kolesterol

Hari Ke-0

Between Groups 2535.305 5 507.061 1.383 .277

Within Groups 6601.598 18 366.755

Total 9136.903 23

Kadar Kolesterol

Hari Ke-15

Between Groups 11390.153 5 2278.031 12.310 .000

Within Groups 3331.015 18 185.056

Total 14721.168 23

Kadar Kolesterol

Hari Ke-29

Between Groups 2645.680 5 529.136 10.828 .000

Within Groups 879.650 18 48.869

Total 3525.330 23

Page 87: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

70

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel. 15.4. Hasil uji post hoc Multiple Comparisons

LSD

Dependent

Variable

(I) Kelompok

Perlakuan

(J)

Kelompok

Perlakuan

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence

Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

Kadar Kolesterol

Hari Ke-0

normal Negatif 12.088500 1.354170E1 .384 -16.36156 40.53856

Positif 32.920000* 1.354170E1 .026 4.46994 61.37006

dosis 250

mg/kgBB 10.062750 1.354170E1 .467 -18.38731 38.51281

dosis 500

mg/kgBB 21.134250 1.354170E1 .136 -7.31581 49.58431

dosis 1000

mg/kgBB 19.824750 1.354170E1 .160 -8.62531 48.27481

Negatif Normal -12.088500 1.354170E1 .384 -40.53856 16.36156

Positif 20.831500 1.354170E1 .141 -7.61856 49.28156

dosis 250

mg/kgBB -2.025750 1.354170E1 .883 -30.47581 26.42431

dosis 500

mg/kgBB 9.045750 1.354170E1 .513 -19.40431 37.49581

dosis 1000

mg/kgBB 7.736250 1.354170E1 .575 -20.71381 36.18631

Positif Normal -32.920000* 1.354170E1 .026 -61.37006 -4.46994

Negatif -20.831500 1.354170E1 .141 -49.28156 7.61856

dosis 250

mg/kgBB -22.857250 1.354170E1 .109 -51.30731 5.59281

dosis 500

mg/kgBB -11.785750 1.354170E1 .396 -40.23581 16.66431

dosis 1000

mg/kgBB -13.095250 1.354170E1 .346 -41.54531 15.35481

dosis 250

mg/kgBB

Normal -10.062750 1.354170E1 .467 -38.51281 18.38731

Negatif 2.025750 1.354170E1 .883 -26.42431 30.47581

Positif 22.857250 1.354170E1 .109 -5.59281 51.30731

dosis 500

mg/kgBB 11.071500 1.354170E1 .424 -17.37856 39.52156

dosis 1000

mg/kgBB 9.762000 1.354170E1 .480 -18.68806 38.21206

70

Page 88: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

71

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dosis 500

mg/kgBB

Normal -21.134250 1.354170E1 .136 -49.58431 7.31581

Negatif -9.045750 1.354170E1 .513 -37.49581 19.40431

Positif 11.785750 1.354170E1 .396 -16.66431 40.23581

dosis 250

mg/kgBB -11.071500 1.354170E1 .424 -39.52156 17.37856

dosis 1000

mg/kgBB -1.309500 1.354170E1 .924 -29.75956 27.14056

dosis 1000

mg/kgBB

Normal -19.824750 1.354170E1 .160 -48.27481 8.62531

Negatif -7.736250 1.354170E1 .575 -36.18631 20.71381

Positif 13.095250 1.354170E1 .346 -15.35481 41.54531

dosis 250

mg/kgBB -9.762000 1.354170E1 .480 -38.21206 18.68806

dosis 500

mg/kgBB 1.309500 1.354170E1 .924 -27.14056 29.75956

Kadar Kolesterol

Hari Ke-15

Normal Negatif -29.167000* 9.619158 .007 -49.37610 -8.95790

Positif -53.385500* 9.619158 .000 -73.59460 -33.17640

dosis 250

mg/kgBB -36.173000

* 9.619158 .001 -56.38210 -15.96390

dosis 500

mg/kgBB -68.750000

* 9.619158 .000 -88.95910 -48.54090

dosis 1000

mg/kgBB -24.479250

* 9.619158 .020 -44.68835 -4.27015

Negatif Normal 29.167000* 9.619158 .007 8.95790 49.37610

Positif -24.218500* 9.619158 .021 -44.42760 -4.00940

dosis 250

mg/kgBB -7.006000 9.619158 .476 -27.21510 13.20310

dosis 500

mg/kgBB -39.583000

* 9.619158 .001 -59.79210 -19.37390

dosis 1000

mg/kgBB 4.687750 9.619158 .632 -15.52135 24.89685

Positif Normal 53.385500* 9.619158 .000 33.17640 73.59460

Negatif 24.218500* 9.619158 .021 4.00940 44.42760

dosis 250

mg/kgBB 17.212500 9.619158 .090 -2.99660 37.42160

dosis 500

mg/kgBB -15.364500 9.619158 .128 -35.57360 4.84460

Page 89: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

72

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dosis 1000

mg/kgBB 28.906250

* 9.619158 .008 8.69715 49.11535

dosis 250

mg/kgBB

Normal 36.173000* 9.619158 .001 15.96390 56.38210

Negatif 7.006000 9.619158 .476 -13.20310 27.21510

Positif -17.212500 9.619158 .090 -37.42160 2.99660

dosis 500

mg/kgBB -32.577000

* 9.619158 .003 -52.78610 -12.36790

dosis 1000

mg/kg 11.693750 9.619158 .240 -8.51535 31.90285

dosis 500

mg/kgBB

Normal 68.750000* 9.619158 .000 48.54090 88.95910

Negative 39.583000* 9.619158 .001 19.37390 59.79210

Positif 15.364500 9.619158 .128 -4.84460 35.57360

dosis 250

mg/kgBB 32.577000

* 9.619158 .003 12.36790 52.78610

dosis 1000

mg/kgBB 44.270750

* 9.619158 .000 24.06165 64.47985

dosis 1000

mg/kgBB

Normal 24.479250* 9.619158 .020 4.27015 44.68835

Negatif -4.687750 9.619158 .632 -24.89685 15.52135

Positif -28.906250* 9.619158 .008 -49.11535 -8.69715

dosis 250

mg/kgBB -11.693750 9.619158 .240 -31.90285 8.51535

dosis 500

mg/kgBB -44.270750

* 9.619158 .000 -64.47985 -24.06165

Kadar Kolesterol

Hari Ke 29

normal Negatif -3.545250 4.943150 .482 -13.93042 6.83992

Positif 21.931500* 4.943150 .000 11.54633 32.31667

dosis 250

mg/kgBB 20.674000

* 4.943150 .001 10.28883 31.05917

dosis 500

mg/kgBB 18.529000

* 4.943150 .001 8.14383 28.91417

dosis 1000

mg/kgBB 20.033250

* 4.943150 .001 9.64808 30.41842

negatif Normal 3.545250 4.943150 .482 -6.83992 13.93042

Positif 25.476750* 4.943150 .000 15.09158 35.86192

dosis 250

mg/kgBB 24.219250

* 4.943150 .000 13.83408 34.60442

Page 90: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

73

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dosis 500

mg/kgBB 22.074250

* 4.943150 .000 11.68908 32.45942

dosis 1000

mg/kgBB 23.578500

* 4.943150 .000 13.19333 33.96367

positif Normal -21.931500* 4.943150 .000 -32.31667 -11.54633

Negatif -25.476750* 4.943150 .000 -35.86192 -15.09158

dosis 250

mg/kgBB -1.257500 4.943150 .802 -11.64267 9.12767

dosis 500

mg/kgBB -3.402500 4.943150 .500 -13.78767 6.98267

dosis 1000

mg/kgBB -1.898250 4.943150 .705 -12.28342 8.48692

dosis 250

mg/kgBB

Normal -20.674000* 4.943150 .001 -31.05917 -10.28883

Negatif -24.219250* 4.943150 .000 -34.60442 -13.83408

Positif 1.257500 4.943150 .802 -9.12767 11.64267

dosis 500

mg/kgBB -2.145000 4.943150 .669 -12.53017 8.24017

dosis 1000

mg/kgBB -.640750 4.943150 .898 -11.02592 9.74442

dosis 500

mg/kgBB

normal -18.529000* 4.943150 .001 -28.91417 -8.14383

negatif -22.074250* 4.943150 .000 -32.45942 -11.68908

positif 3.402500 4.943150 .500 -6.98267 13.78767

dosis 250

mg/kgBB 2.145000 4.943150 .669 -8.24017 12.53017

dosis 1000

mg/kgBB 1.504250 4.943150 .764 -8.88092 11.88942

dosis 1000

mg/kgBB

Normal -20.033250* 4.943150 .001 -30.41842 -9.64808

negatif -23.578500* 4.943150 .000 -33.96367 -13.19333

positif 1.898250 4.943150 .705 -8.48692 12.28342

dosis 250

mg/kgBB .640750 4.943150 .898 -9.74442 11.02592

dosis 500

mg/kgBB -1.504250 4.943150 .764 -11.88942 8.88092

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 91: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

74

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 16. Hasil Uji Statistik Berat Badan Tikus

1. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Tujuan : Untuk melihat kenormalan distribusi data berat badan tikus

Hipotesis :

Ho : Data berat badan tikus terdistribusi normal

Ha : Data berat badan tikus tidak terdistribusi normal

Pengambilan keputusan :

Bila nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak

Bila nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima

Tabel 16.1. Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Induksi Hiperkolesterol

(14 hari)

Perlakuan

(14 hari)

N 24 24

Normal Parametersa Mean 196.1250 227.5000

Std. Deviation 19.01741 25.01951

Most Extreme Differences Absolute .147 .098

Positive .123 .098

Negative -.147 -.055

Kolmogorov-Smirnov Z .721 .479

Asymp. Sig. (2-tailed) .676 .976

a. Test distribution is Normal.

Keputusan : Data berat badan tikus terdistribusi normal

1. Uji Homogenitas (Levene)

Tujuan : untuk melihat homogenitas dari data berat badan tikus

Hipotesis :

Ho : Data berat badan tikus bervariasi homogen

Ha : Data berat badan tikus tidak bervariasi homogen

Pengambilan keputusan :

Bila nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak

Bila nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima

Page 92: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 96%  · PDF fileEkstraksi Herba Kumis Kucing..... 2. 9. 4. 3. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak..... 30. 4. 4. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

75

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Lanjutan)

Tabel 16.2. Hasil Uji Homogenitas

K

eputusan : data berat badan tikus bervariasi homogen.

4. Uji One-Way ANOVA

Tujuan : untuk melihat data berat badan tikus antar kelompok terdapat

perbedaan secara bermakna atau tidak.

Hipotesis :

Ho : Data berat badan tikus tidak berbeda secara bermakna

Ha : Data berat badan tikus berbeda secara bermakna

Pengambilan keputusan :

Bila nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak

Bila nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima

Tabel 16.3. Hasil Uji ANOVA

Keputusan : data berat badan tikus tidak berbeda secara bermakna.

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Induksi Hiperkolesterol

(14 hari) 2.252 5 18 .093

Perlakuan (14 hari) 2.450 5 18 .073

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Induksi

Hiperkolesterol

(14 hari)

Between Groups 3430.595 5 686.119 2.527 .067

Within Groups 4887.630 18 271.535

Total 8318.225 23

Perlakuan

(14 hari)

Between Groups 3959.220 5 791.844 1.365 .283

Within Groups 10438.220 18 579.901

Total 14397.440 23