pengaruh model pembelajaran cooperative …antologi.upi.edu/file/pengaruh_model_pembelajaran... ·...

18
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 1 http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK (Penelitian Eksperimen di Kelas X SMA Pasundan 2 Bandung) Oleh : M. Rahmawaty, E. Ningrum, A. Yani Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia Email : [email protected] , [email protected] , [email protected] ABSTRAK Motivasi belajar merupakan hal yang penting dalam pembelajaran. Motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar, serta sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar peserta didik sehingga tujuan yang dikehendaki oleh peserta didik dapat tercapai. Salah satu model yang dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan motivasi belajar adalah model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar dan motivasi belajar peserta didik setelah menggunakan model pembelajaran CIRC. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen jenis Posstest-Only Control Design. Subjek penelitian adalah kelas X-4 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-5 sebagai kelas kontrol. Variabel penelitian terdiri dari model pembelajaran CIRC sebagai variabel bebas (X) dan motivasi belajar sebagai variabel terikat (Y). Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes dan angket. Teknik analisis data menggunakan statistik, yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. Penelitian dengan angket dianalisis dengan menggunakan skala likert. Hasil penelitian menunjukkan: (1) hasil belajar kelas eksperimen setelah menggunakan model CIRC adalah 86% peserta didik mendapatkan nilai di atas KKM, (2) hasil belajar kelas kontrol setelah pembelajaran yang tidak menggunakan model CIRC adalah 28% peserta didik mendapatkan nilai di atas KKM, (3) motivasi belajar kelas eksperimen tergolong kuat, (4) motivasi belajar kelas kontrol tergolong kuat, (5) perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol, (6) perbedaan motivasi belajar (perhatian, relevansi, rasa percaya diri, kepuasan) kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian, maka model pembelajaran CIRC berpengaruh terhadap hasil belajar dan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran geografi, materi pokok Hidrosfer. Kata Kunci : model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), hasil belajar, motivasi belajar ABSTRACT Motivation to learn is important in learning. Motivation will always determine the intensity of the effort to learn, and very influential on the resilience and perseverance of learners so that the desired objectives can be achieved by learners. One model that can help learners to improve motivation to learn is the model of Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). The purpose of this study was to determine learning outcomes and motivation of learners after using model CIRC. The method used is an experimental method types Posstest-Only Control Design. The research subject is class X-4 as the experimental class and class X-5 as the control class. The research variables consisted of CIRC learning model as the independent variable (X) and motivation to learn as a dependent variable (Y). The research instrument used was a test and questionnaire. Using statistical data analysis techniques, namely normality test, homogeneity, and hypothesis testing. Research by questionnaire were analyzed by using Likert scale. The results showed: (1) the results of experimental class learning after using the model CIRC is 86% of students scoring above KKM, (2) learning outcomes control class after learning

Upload: dotuyen

Post on 27-May-2019

234 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 1

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK (Penelitian Eksperimen di Kelas X SMA Pasundan 2 Bandung)

Oleh :

M. Rahmawaty, E. Ningrum, A. Yani

Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,

Universitas Pendidikan Indonesia

Email :

[email protected] , [email protected] , [email protected]

ABSTRAK

Motivasi belajar merupakan hal yang penting dalam pembelajaran. Motivasi akan senantiasa

menentukan intensitas usaha belajar, serta sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan

belajar peserta didik sehingga tujuan yang dikehendaki oleh peserta didik dapat tercapai. Salah satu

model yang dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan motivasi belajar adalah model

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui hasil belajar dan motivasi belajar peserta didik setelah menggunakan model pembelajaran

CIRC. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen jenis Posstest-Only Control Design. Subjek

penelitian adalah kelas X-4 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-5 sebagai kelas kontrol. Variabel

penelitian terdiri dari model pembelajaran CIRC sebagai variabel bebas (X) dan motivasi belajar

sebagai variabel terikat (Y). Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes dan angket. Teknik analisis

data menggunakan statistik, yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. Penelitian dengan

angket dianalisis dengan menggunakan skala likert. Hasil penelitian menunjukkan: (1) hasil belajar

kelas eksperimen setelah menggunakan model CIRC adalah 86% peserta didik mendapatkan nilai di

atas KKM, (2) hasil belajar kelas kontrol setelah pembelajaran yang tidak menggunakan model CIRC

adalah 28% peserta didik mendapatkan nilai di atas KKM, (3) motivasi belajar kelas eksperimen

tergolong kuat, (4) motivasi belajar kelas kontrol tergolong kuat, (5) perbedaan hasil belajar kelas

eksperimen dan kelas kontrol, (6) perbedaan motivasi belajar (perhatian, relevansi, rasa percaya diri,

kepuasan) kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian, maka model pembelajaran CIRC

berpengaruh terhadap hasil belajar dan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran geografi,

materi pokok Hidrosfer.

Kata Kunci : model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), hasil belajar,

motivasi belajar

ABSTRACT

Motivation to learn is important in learning. Motivation will always determine the intensity of

the effort to learn, and very influential on the resilience and perseverance of learners so that the desired

objectives can be achieved by learners. One model that can help learners to improve motivation to learn

is the model of Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). The purpose of this study

was to determine learning outcomes and motivation of learners after using model CIRC. The method

used is an experimental method types Posstest-Only Control Design. The research subject is class X-4

as the experimental class and class X-5 as the control class. The research variables consisted of CIRC

learning model as the independent variable (X) and motivation to learn as a dependent variable (Y).

The research instrument used was a test and questionnaire. Using statistical data analysis techniques,

namely normality test, homogeneity, and hypothesis testing. Research by questionnaire were analyzed

by using Likert scale. The results showed: (1) the results of experimental class learning after using the

model CIRC is 86% of students scoring above KKM, (2) learning outcomes control class after learning

2 | Rahmawati, dkk.

Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)…

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

that do not use the model CIRC is 28% of students scoring above KKM , (3) the motivation to study

experimental class relatively strong, (4) motivation to learn control class relatively strong, (5)

differences in learning outcomes experimental class and control class, (6) differences in motivation to

learn (attention, relevance, confidence, satisfaction) experimental class and control class. Thus, the

CIRC learning model affect the results of learning and motivation of learners in the subject of

geography, subject matter hydrosphere.

Keywords: model of Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), learning outcomes,

motivation to learn

PENDAHULUAN

Menurut UU No. 20/2003 tentang

sistem pendidikan nasional pasal 1

menyebutkan bahwa Pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Permasalahan rendahnya mutu

sumberdaya manusia di Indonesia salah

satunya bisa disebabkan karena masih

rendahnya kualiatas pendidikan di

Indonesia. Banyak faktor yang

menyebabkan rendahnya kualitas

pendidikan di Indonesia, diantaranya

ketersediaan sarana dan prasarana, faktor

kurikulum yang kurang menunjang,

rendahnya kualitas guru dalam

melaksanakan pembelajaran, serta

kurangnya sikap kooperatif dari peserta

didik.

Dikatakan bahwa guru

merupakan faktor yang paling berperan

dalam pencapaian hasil belajar peserta

didik karena gurulah yang merancang

sekaligus pelaksana dalam proses

pembelajaran. Dalam hal ini sudah

barang tentu peran guru sangat penting,

bagaimana guru melakukan usaha-usaha

untuk dapat menumbuhkan dan

memberikan motivasi agar anak didiknya

mendapatkan hasil belajar yang lebih

baik.

Pelaksanaan pembelajaran di

kelas dihadapkan pada masalah yang

menghambat keberhasilan proses

pembelajaran. Masalah yang terjadi

adalah rendahnya partisipasi peserta didik

dalam proses kegiatan belajar mengajar di

kelas. Dewasa ini proses pembelajaran

yang terjadi di kelas hanya berlangsung

satu arah (one way system), dimana

peserta didik hanya terfokus untuk

mengikuti proses pembelajaran tanpa

berperan aktif dalam proses pembelajaran

tersebut. Hal ini dikarenakan peserta

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 3

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

didik kurang termotivasi untuk belajar di

sekolah.

Motivasi belajar merupakan hal

yang penting dalam proses pembelajaran.

Peserta didik akan giat belajar jika

mereka mempunyai motivasi untuk

belajar. Menurut Hamalik (2011: 161)

motivasi sangat menentukan tingkat

berhasil atau gagalnya perbuatan belajar

peserta didik. Selain itu, motivasi dapat

dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri peserta didik

yang menimbulkan kegiatan belajar, yang

menjamin kelangsungan dari kegiatan

belajar dan yang memberikan arah pada

kegiatan belajar, sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subjek belajar dapat

tercapai (Sardiman, 2004:75).

Proses pembelajaran yang

berlangsung selama ini, peserta didik

cenderung hanya duduk, diam, dan

sekedar mendengarkan tanpa

memberikan respon pada materi yang

diajarkan. Selama kegiatan belajar

mengajar berlangsung tidak pernah

muncul pertanyaan ataupun gagasan yang

berkaitan dengan materi yang diajarkan.

Kurangnya partisipasi aktif peserta didik

dalam setiap kegiatan pembelajaran

menunjukkan kurangnya motivasi dalam

belajar, yang pada akhirnya hasil belajar

yang dicapai siswa masih rendah.

Kualitas pembelajaran akan

meningkat jika peserta didik pada proses

pembelajaran memperoleh kesempatan

yang luas untuk bertanya, berdiskusi, dan

menggunakan secara aktif pengetahuan

yang baru diperoleh (Sudarman, 2009).

Menurut Kellough (dalam Sumarno,

2011) dalam kegiatan belajar mengajar,

peran guru yang sangat penting dalam

mendorong pembelajaran peserta didik

adalah meningkatkan keinginan peserta

didik atau motivasi peserta didik untuk

belajar.

Salah satu model yang dapat

membantu meningkatkan motivasi

belajar dan aktif dalam proses belajar

mengajar adalah dengan menggunakan

model CIRC (Cooperative Integrated

Reading and Composition). Menurut para

ahli, model pembelajaran CIRC adalah

model pembelajaran untuk melatih

kemampuan peserta didik secara terpadu

antara membaca dan menemukan ide

pokok suatu wacana atau kliping tertentu

dan memberikan tanggapan terhadap

wacana atau kliping tersebut secara

tertulis (Steven and Slavin, 1995).

Slavin dalam Asma (2006:26)

menyatakan bahwa “model pembelajaran

kooperatif dapat menimbulkan motivasi

belajar peserta didik karena adanya

tuntutan untuk menyelesaikan tugas”.

Menurut pernyataan tersebut dengan

diterapkannya pendekatan cooperative

learning motivasi peserta didik akan

4 | Rahmawati, dkk.

Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)…

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

timbul dan adanya keberanian untuk

bersosialisasi dengan orang lain.

Berdasarkan latar belakang

tersebut, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini, diantaranya adalah

Bagaimanakah hasil belajar peserta didik

pada kelas eksperimen setelah

menggunakan model pembelajaran

CIRC, Bagaimanakah hasil belajar

peserta didik pada kelas kontrol setelah

pembelajaran yang tidak menggunakan

model pembelajaran CIRC,

Bagaimanakah motivasi belajar peserta

didik pada kelas eksperimen setelah

menggunakan model pembelajaran

CIRC, Bagaimanakah motivasi belajar

peserta didik pada kelas kontrol setelah

pembelajaran yang tidak menggunakan

model pembelajaran CIRC, Apakah

terdapat perbedaan hasil belajar peserta

didik antara kelas eksperimen yang

menggunakan model pembelajaran CIRC

dengan kelas kontrol yang tidak

menggunakan model pembelajaran

CIRC, Apakah terdapat perbedaan

motivasi belajar peserta didik antara kelas

eksperimen yang menggunakan model

pembelajaran CIRC dengan kelas kontrol

yang tidak menggunakan model

pembelajaran CIRC.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang

digunakan adalah penelitian eksperimen.

Jenis penelitian eksperimen yang

dilakukan adalah True Experimental

bentuk Posstest-Only Control Design.

(Sugiyono, 2014: 114)

Tabel 1 Subjek Penelitian

Kelas Σ

Siswa

Nilai

Tertinggi

Nilai

Terendah

Rata

-rata

Nilai

X-1 25 84 70 78.6

X-2 26 83 50 74.1

X-3 39 81 60 74

X-4 35 80 65 75.6

X-5 39 80 65 75.4

X-6 42 82 60 73

X-7 45 83 80 80.1

X-8 45 85 75 80.1

Sumber : Dokumen SMA Pasundan 2 Bandung

2015

Berdasarkan tabel di atas, maka

yang dijadikan sebagai subjek penelitian

adalah kelas X-4 sebagai kelas

eksperimen dan kelas X-5 sebagai kelas

kontrol.

Tabel 2 Variabel Penelitian

Variabel Bebas

(X)

Variabel

Terikat (Y)

Model

pembelajaran

CIRC

Motivasi belajar

Indikator motivasi belajar:

1. Perhatian

(Attention)

2. Relevansi

(Relevance)

3. Rasa percaya diri

(Confidence)

4. Kepuasan

(Statisfaction)

Instrument penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah,

Observasi, dengan menggunakan lembar

observasi mengenai poin-poin aktivitas

guru dan siswa yang berpedoman pada

RPP. Studi dokumentasi berupa silabus,

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 5

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

RPP, tes, daftar nilai, keaktifan dan

kehadiran. Selain itu peneliti

menggunakan kamera sebagai alat

perekam suasana pembelajaran di kelas.

Kuesioner yang digunakan dalam

penelitian ini berisi 36 pernyataan untuk

mengukur motivasi belajar peserta didik.

Instrument tes yang digunakan berupa

soal pilihan ganda dengan lima pilihan

jawaban yang telah melalui tahapan uji

validitas soal, reliabilitas soal, tingkat

kesukaran soal, dan daya pembeda soal.

Analisis data hasil belajar yang

digunakan adalah uji normalitas, uji

homogenitas dan uji hipotesis

menggunakan program SPSS 21 Analisis

data motivasi belajar dilakukan dengan

menggunakan Skala Likert, yang

kemudian dilakukan perhitungan

prosentase untuk melihat minat

responden secara keseluruhan, kemudian

disesuaikan dengan kriteria interpretasi

skor menurut Riduwan (2004 : 89)

sebagai berikut:

Tabel 3 Kriteria Interpretasi Skor

Skor Persentase Kriteria

Angka 0% - 20% Sangat lemah

Angka 21% - 40% Lemah

Angka 41% - 60% Cukup

Angka 61% - 80% Kuat

Angka 81% - 100% Sangat kuat

Sumber: Riduwan (2004)

HASIL PENELITIAN

Data hasil penelitian yang

digunakan dalam meneliti pengaruh

penggunaan model pembelajaran CIRC

(Cooperative Integrated Reading and

Composition) terhadap hasil belajar

peserta didik dinilai dari data skor post

test. Sedangkan untuk mengukur

perbedaan motivasi belajar peserta didik

menggunakan angket motivasi.

Kompetensi dasar yang

digunakan pada kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol adalah tentang

hidrosfer dan dampaknya terhadap

kehidupan di muka bumi.

1. Hasil Belajar Kelas Eksperimen

Pembelajaran pada kelas

eksperimen dengan menggunakan model

Cooperative Integrated Reading And

Composition (CIRC) dilaksanakan pada

tanggal 26 Mei 2016. Hasil post test kelas

eksperimen tersaji pada tabel 4.2.

Tabel 4 Hasil Post test Kelas Eksperimen

Skor ∑

Frekuensi (%)

50 – 59 1 3%

60 – 69 - -

70 – 79 4 11%

80 – 89 9 26%

≥ 90 21 60%

Jumlah 35 100%

≥ 75 30 86%

≤ 75 5 14%

Skor Tertinggi 100

Skor Terendah 50 Sumber : Hasil Penelitian 2016

6 | Rahmawati, dkk.

Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)…

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

Berdasarkan tabel 4.2 dapat

diketahui bahwa hasil post test pada kelas

eksperimen dengan jumlah 35 orang

tergolong sangat baik. Secara

keseluruhan terdapat 30 orang yang

mendapatkan nilai di atas KKM (≥ 75)

dengan persentase sebesar 86%, dan 5

orang lainnya mendapat nilai dibawah

KKM (≤ 75) dengan persentase sebesar

14%.

2. Hasil Belajar Kelas Kontrol

Pembelajaran pada kelas kontrol

yang tidak menggunakan model

pembelajaran CIRC dilaksanakan pada

tanggal 27 Mei 2016. Hasil post test pada

kelas kontrol tersaji pada tabel 4.3.

Tabel 5 Hasil Post test Kelas Kontrol

Skor ∑

Frekuensi (%)

30 – 39 2 5%

40 – 49 3 8%

50 – 59 12 31%

60 – 69 6 15%

≥ 70 16 41%

Jumlah 39 100%

≥ 75 11 28%

≤ 75 28 72%

Skor Tertinggi 90

Skor Terendah 30

Sumber : Hasil Penelitian 2016

Berdasarkan tabel 4.3 dapat

diketahui bahwa hasil post test pada kelas

kontrol dengan jumlah 39 orang

tergolong jelek. Secara keseluruhan

terdapat 11 orang yang mendapatkan nilai

di atas KKM (≥ 75) dengan persentase

sebesar 28%, dan 28 orang lainnya

mendapat nilai dibawah KKM (≤ 75)

dengan persentase sebesar 72%.

3. Motivasi Belajar

Penelitian ini dikatakan berhasil

apabila hasil yang di dapat setidaknya

menunjukkan persentase cukup (41% -

60%) dengan kata lain, terdapat

peningkatan motivasi belajar peserta

didik pada pelajaran geografi dengan

indikator berupa aspek perhatian,

relevansi, percaya diri, kepuasan.

Menurut Hamalik (2011: 161)

motivasi sangat menentukan tingkat

berhasil atau gagalnya perbuatan belajar

siswa, belajar tanpa adanya motivasi

kiranya akan sangat sulit untuk berhasil.

1) Motivasi Belajar Kelas Eksperimen

a) Perhatian Terhadap Pelajaran

Geografi

Perhatian peserta didik pada saat

pembelajaran geografi pada kelas

eksperimen dinyatakan kuat dengan

persentase sebesar 66,91%. Untuk lebih

jelasnya frekuensi dan skor perhatian

peserta didik terhadap pelajaran geografi

tersaji pada tabel 6.

Tabel 6 Perhatian (Attention) Kelas

Eksperimen

No Perhatian terhadap

materi

Σ

F S

1 Tertarik dan senang 210 714

2 Merangsang rasa ingin

tahu 35 125

3 Membosankan 140 449

Jumlah 385 1288

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 7

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

Sumber : Hasil Penelitian 2016

Tabel 6 menunjukkan tanggapan

peserta didik pada kelas eksperimen

mengenai perhatian terhadap pelajaran

geografi yang terdiri dari tiga aspek, dua

aspek berkriteria positif dan satu aspek

berkriteria negatif. Terdapat sebelas butir

soal mengenai perhatian terhadap

pelajaran geografi, tujuh butir soal

berkriteria positif dan empat butir soal

berkriteria negatif dengan total frekuensi

sebesar 385.

Berdasarkan data yang diperoleh

total skor untuk indikator perhatian

sebesar 1288. Dengan demikian,

perhitungan persentase yang diperoleh

yaitu 1288

1925× 100 = 66,91%, sehingga

termasuk kedalam kategori kuat.

b) Relevansi Pelajaran Geografi dalam

Kehidupan Sehari-hari

Relevansi pelajaran geografi

dalam kehidupan sehari-hari peserta didik

pada kelas eksperimen dinyatakan kuat

dengan persentase sebesar 69,01%. Untuk

lebih jelasnya frekuensi dan skor

relevansi pelajaran geografi dalam

kehidupan sehari-hari peserta didik tersaji

pada tabel 7.

Tabel 7 Relevansi (Relevance) Kelas

Eksperimen

No Relevansi dalam

kehidupan sehari-hari

Σ

F S

1 Penting dan bermanfaat 140 524

2 Berhubungan dengan

minat 140 450

3 Tidak sesuai dengan

kebutuhan 35 113

Jumlah 315 1087

Sumber : Hasil Penelitian 2016

Tabel 7 menunjukkan tanggapan

peserta didik pada kelas eksperimen

mengenai relevansi pelajaran geografi

dalam kehidupan sehari-hari peserta didik

yang terdiri dari tiga aspek, dua aspek

berkriteria positif dan satu aspek

berkriteria negatif. Terdapat sembilan

butir soal mengenai relevansi pelajaran

geografi dalam kehidupan sehari-hari

peserta didik, delapan butir soal

berkriteria positif dan satu butir soal

berkriteria negatif dengan total frekuensi

sebesar 315.

Berdasarkan data yang diperoleh

total skor untuk indikator relevansi

sebesar 1087. Dengan demikian,

perhitungan persentase yang diperoleh

yaitu 1087

1575× 100 = 69,01%, sehingga

termasuk kedalam kategori kuat.

c) Rasa Percaya Diri dalam

Mempelajari Geografi

Rasa percaya diri peserta didik

dalam mempelajari geografi pada kelas

eksperimen dinyatakan kuat dengan

persentase sebesar 72,25%. Untuk lebih

jelasnya frekuensi dan skor rasa percaya

diri dalam mempelajari geografi tersaji

pada tabel 8.

8 | Rahmawati, dkk.

Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)…

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

Tabel 8 Rasa Percaya Diri (Confidence)

Kelas Eksperimen

No Percaya diri dalam

proses pembelajaran

Σ

F S

1 Mampu mempelajari

materi 140 556

2 Mampu mendapatkan

hasil yang baik 35 128

3 Materi sulit dipahami 105 347

4 Tugas yang diberikan

sulit 35 107

Jumlah 315 1138

Sumber : Hasil Penelitian 2016

Tabel 8 menunjukkan tanggapan

peserta didik pada kelas eksperimen

mengenai rasa percaya diri peserta didik

dalam mempelajari geografi yang terdiri

dari empat aspek, dua aspek berkriteria

positif dan dua aspek berkriteria negatif.

Terdapat sembilan butir soal mengenai

rasa percaya diri peserta didik dalam

mempelajari geografi, lima butir soal

berkriteria positif dan empat butir soal

berkriteria negatif dengan total frekuensi

sebesar 315.

Berdasarkan data yang diperoleh

total skor untuk indikator rasa percaya

diri sebesar 1138. Dengan demikian,

perhitungan persentase yang diperoleh

yaitu 1138

1575× 100 = 72,25%, sehingga

termasuk kedalam kategori kuat.

d) Kepuasan dalam Mempelajari

Geografi

Kepuasan dalam mempelajari

geografi pada kelas eksperimen

dinyatakan kuat dengan persentase

sebesar 71,10%. Untuk lebih jelasnya

frekuensi dan skor kepuasan dalam

mempelajari geografi tersaji pada tabel 9.

Tabel 9 Kepuasan (Statisfaction) Kelas

Eksperimen

No Kepuasan dalam proses

pembelajaran

Σ

F S

1 Senang mempelajari

geografi. 35 109

2 Merasa dihargai 35 145

3 Puas terhadap hasil 70 252

4 Tidak puas dengan materi 105 365

Jumlah 245 871

Sumber : Hasil Penelitian 2016

Tabel 9 menunjukkan tanggapan

peserta didik pada kelas eksperimen

mengenai kepuasan dalam mempelajari

geografi yang terdiri dari empat aspek,

tiga aspek berkriteria positif dan satu

aspek berkriteria negatif. Terdapat tujuh

butir soal mengenai kepuasan dalam

mempelajari geografi, tujuh butir soal

berkriteria positif dan empat butir soal

berkriteria negatif dengan total frekuensi

sebesar 245.

Berdasarkan data yang diperoleh

total skor untuk indikator kepuasan

sebesar 871. Dengan demikian,

perhitungan persentase yang diperoleh

yaitu 871

1225× 100 = 71,10%, sehingga

termasuk kedalam kategori kuat.

2) Motivasi Belajar Kelas Kontrol

a) Perhatian Terhadap Pelajaran

Geografi

Perhatian peserta didik pada saat

pembelajaran geografi pada kelas kontrol

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 9

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

dinyatakan kuat dengan persentase

sebesar 64.99%. Untuk lebih jelasnya

frekuensi dan skor perhatian peserta didik

terhadap pelajaran geografi tersaji pada

tabel 10.

Tabel 10 Perhatian (Attention) Kelas

Kontrol

No Perhatian terhadap

materi

Σ

F S

1 Tertarik dan senang 234 767

2 Merangsang rasa ingin

tahu 39 135

3 Membosankan 156 492

Jumlah 429 1394

Sumber : Hasil Penelitian 2016

Tabel 10 menunjukkan tanggapan

peserta didik pada kelas kontrol mengenai

perhatian terhadap pelajaran geografi

yang terdiri dari tiga aspek, dua aspek

berkriteria positif dan satu aspek

berkriteria negatif. Terdapat sebelas butir

soal mengenai perhatian terhadap

pelajaran geografi, tujuh butir soal

berkriteria positif dan empat butir soal

berkriteria negatif dengan total frekuensi

sebesar 429.

Berdasarkan data yang diperoleh

total skor untuk indikator perhatian

sebesar 1394. Dengan demikian,

perhitungan persentase yang diperoleh

yaitu 1394

2145× 100 = 64.99%, sehingga

termasuk kedalam kategori kuat.

b) Relevansi Pelajaran Geografi dalam

Kehidupan Sehari-hari

Relevansi pelajaran geografi

dalam kehidupan sehari-hari peserta didik

pada kelas kontrol dinyatakan kuat

dengan persentase sebesar 65.75%. Untuk

lebih jelasnya frekuensi dan skor

relevansi pelajaran geografi dalam

kehidupan sehari-hari peserta didik tersaji

pada tabel 11.

Tabel 11 Relevansi (Relevance) Kelas

Kontrol

No Relevansi dalam

kehidupan sehari-hari

Σ

F S

1 Penting dan bermanfaat 156 570

2 Berhubungan dengan

minat 156 465

3 Tidak sesuai dengan

kebutuhan 39 119

Jumlah 351 1154

Sumber : Hasil Penelitian 2016

Tabel 11 menunjukkan tanggapan

peserta didik pada kelas kontrol mengenai

relevansi pelajaran geografi dalam

kehidupan sehari-hari peserta didik yang

terdiri dari tiga aspek, dua aspek

berkriteria positif dan satu aspek

berkriteria negatif. Terdapat sembilan

butir soal mengenai relevansi pelajaran

geografi dalam kehidupan sehari-hari

peserta didik, delapan butir soal

berkriteria positif dan satu butir soal

berkriteria negatif dengan total frekuensi

sebesar 351.

Berdasarkan data yang diperoleh

total skor untuk indikator relevansi

sebesar 1154. Dengan demikian,

perhitungan persentase yang diperoleh

10 | Rahmawati, dkk.

Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)…

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

yaitu 1154

1755× 100 = 65.75%, sehingga

termasuk kedalam kategori kuat.

c) Rasa Percaya Diri dalam

Mempelajari Geografi

Rasa percaya diri peserta didik

dalam mempelajari geografi pada kelas

kontrol dinyatakan kuat dengan

persentase sebesar 65.07%. Untuk lebih

jelasnya frekuensi dan skor rasa percaya

diri dalam mempelajari geografi tersaji

pada tabel 12.

Tabel 12 menunjukkan tanggapan

peserta didik pada kelas kontrol mengenai

rasa percaya diri peserta didik dalam

mempelajari geografi yang terdiri dari

empat aspek, dua aspek berkriteria positif

dan dua aspek berkriteria negatif.

Terdapat sembilan butir soal mengenai

rasa percaya diri peserta didik dalam

mempelajari geografi, lima butir soal

berkriteria positif dan empat butir soal

berkriteria negatif dengan total frekuensi

sebesar 351.

Tabel 12 Rasa Percaya Diri

(Confidence) Kelas Kontrol

No Percaya diri dalam

proses pembelajaran

Σ

F S

1 Mampu mempelajari

materi 156 531

2 Mampu mendapatkan

hasil yang baik 39 141

3 Materi sulit dipahami 117 354

4 Tugas yang diberikan

sulit 39 116

Jumlah 351 1142

Sumber : Hasil Penelitian 2016

Berdasarkan data yang diperoleh

total skor untuk indikator rasa percaya

diri sebesar 1142. Dengan demikian,

perhitungan persentase yang diperoleh

yaitu 1142

1755× 100 = 65.07%, sehingga

termasuk kedalam kategori kuat.

d) Kepuasan dalam Mempelajari

Geografi

Kepuasan dalam mempelajari

geografi pada kelas kontrol dinyatakan

kuat dengan persentase sebesar 65.93%.

Untuk lebih jelasnya frekuensi dan skor

kepuasan dalam mempelajari geografi

tersaji pada tabel 13.

Tabel 13 Kepuasan (Statisfaction) Kelas

Kontrol

No Kepuasan dalam

proses pembelajaran

Σ

F S

1 Senang mempelajari

geografi 39 117

2 Merasa dihargai 39 154

3 Puas terhadap hasil. 78 275

4 Tidak puas dengan

materi 117 354

Jumlah 273 900

Sumber : Hasil Penelitian 2016

Tabel 13 menunjukkan tanggapan

peserta didik pada kelas kontrol mengenai

kepuasan dalam mempelajari geografi

yang terdiri dari empat aspek, tiga aspek

berkriteria positif dan satu aspek

berkriteria negatif. Terdapat tujuh butir

soal mengenai kepuasan dalam

mempelajari geografi, empat butir soal

berkriteria positif dan tiga butir soal

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 11

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

berkriteria negatif dengan total frekuensi

sebesar 273.

Berdasarkan data yang diperoleh

total skor untuk indikator kepuasan

sebesar 900. Dengan demikian,

perhitungan persentase yang diperoleh

yaitu 900

1365× 100 = 65.93%, sehingga

termasuk kedalam kategori kuat.

Analisis Data

1) Uji Normalitas Data Post test

Hasil uji normalitas post test pada

kelas eksperimen menunjukkan Asymp.

Sig lebih kecil dari nilai alpha (α), dengan

kata lain distribusi skor post test pada

kelas eksperimen adalah tidak

berdistribusi normal. Sedangkan hasil uji

normalitas post test pada kelas kontrol

menunjukkan Asymp. Sig lebih besar dari

nilai alpha (α), dengan kata lain distribusi

skor post test pada kelas kontrol adalah

normal.

2) Uji Normalitas Motivasi Belajar

Hasil uji normalitas motivasi

belajar pada kelas eksperimen

menunjukkan Asymp. Sig lebih besar dari

nilai alpha (α), dengan kata lain distribusi

motivasi belajar pada kelas eksperimen

adalah berdistribusi normal. Sedangkan

hasil uji normalitas motivasi belajar pada

kelas kontrol menunjukkan Asymp. Sig

lebih besar dari nilai alpha (α), dengan

kata lain distribusi data motivasi belajar

pada kelas kontrol adalah berdistribusi

normal.

3) Uji Homogenitas

Hasil uji homogenitas skor post

test antara kelas kontrol dan kelas

eksperimen menunjukkan Asymp. Sig

lebih kecil (0.000) dari nilai alpha (0.05),

dapat dikatakan bahwa varian kedua

populasi adalah tidak homogen.

Sedangkan hasil uji homogenitas

motivasi belajar antara kelas kontrol dan

kelas eksperimen menunjukkan Asymp.

Sig lebih besar (0.071) dari nilai alpha

(0.05), dapat dikatakan bahwa varian

kedua populasi adalah homogen.

4) Uji Hipotesis

a. Hipotesis 1

Nilai probabilitas skor post test

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

adalah 0.000 < 0.05, yang artinya H1

diterima dengan kata lain terdapat

perbedaan yang signifikan pada hasil post

test antara kelas eksperimen yang

menggunakan model pembelajaran

Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) dengan kelas

kontrol yang tidak menggunakan model

pembelajaran Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC).

b. Hipotesis 2

Nilai probabilitas motivasi belajar

antara kelas kontrol dan kelas eksperimen

adalah 0.000 < 0.05, yang artinya H1

diterima dengan kata lain terdapat

12 | Rahmawati, dkk.

Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)…

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

perbedaan motivasi belajar peserta didik

antara kelas eksperimen yang

menggunakan model pembelajaran

Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) dengan kelas

kontrol yang tidak menggunakan model

pembelajaran Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC).

PEMBAHASAN

Perbedaan tingkat motivasi

belajar pada kelas kontrol dan kelas

eksperimen bisa dilihat dari kesiapan

peserta didik dalam menerima materi

pelajaran, serta sikap peserta didik selama

proses pembelajaran. Berdasarkan hasil

pengamatan, pembelajaran pada kelas

eksperimen lebih kondusif dibandingkan

dengan kelas kontrol. Peserta didik pada

kelas eksperimen lebih aktif, baik dalam

bertanya, menjawab pertanyaan maupun

dalam mengemukakan pendapat atau

memberi tanggapan. Selama

pembelajaran berlangsung tidak keluar

masuk ruangan, tidak mengobrol saat

belajar, tidak bermain ataupun

mengganggu temannya. Begitu pun

dalam memahami materi, terlihat pada

hasil skor post test kelas eksperimen lebih

besar daripada kelas kontrol.

Pada kelompok kontrol peserta

didik cenderung mengikuti apa yang

diajarkan oleh guru sehingga peserta

didik merasa kesulitan untuk dapat

mengemukakan pendapatnya. Rendahnya

partisipasi peserta didik dalam proses

kegiatan belajar mengajar di kelas dimana

peserta didik hanya terfokus untuk

mengikuti proses pembelajaran tanpa

berperan aktif dalam proses pembelajaran

tersebut. Dalam proses pembelajaran

yang berlangsung peserta didik

cenderung hanya duduk, diam, dan

sekedar mendengarkan tanpa

memberikan respon pada materi yang

diajarkan. Selama kegiatan belajar

mengajar berlangsung jarang ada

pertanyaan ataupun gagasan yang

diajukan berkaitan dengan materi yang

diajarkan. Kurangnya partisipasi aktif

peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran diakibatkan oleh

kurangnya motivasi belajar, yang pada

akhirnya hasil belajar yang dicapai siswa

masih rendah. Hal ini menyebabkan hasil

post test peserta didik kelas eksperimen

lebih baik daripada kelas kontrol. Hasil

uji hipotesis menyatakan terdapat

perbedaan yang signifikan pada hasil post

test antara kelas eksperimen yang

menggunakan model pembelajaran

Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) dengan kelas

kontrol yang menggunakan model

pembelajaran konvensional.

Keller (2006) telah menyusun

seperangkat prinsip-prinsip motivasi

yang dapat diterapkan dalam proses

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 13

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

pembelajaran, yang disebut sebagai

model ARCS (Attention, Relevance,

Confidence, Statisfaction). Pada

pengujian hipotesis angket motivasi

menunjukkan H1 diterima dan H0 ditolak

dengan kata lain terdapat perbedaan

motivasi belajar peserta didik antara kelas

eksperimen yang menggunakan model

pembelajaran Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC) dengan

kelas kontrol yang yang menggunakan

model pembelajaran konvensional.

Peran guru sebagai motivator

penting artinya guru harus mampu

memberikan rangsangan, dorongan serta

reinforcement untuk mengembangkan

potensi siswa, menumbuhkan swadaya

(aktivitas) dan daya cipta (kreativitas),

sehingga akan terjadi dinamika dalam

proses belajar (Sardiman, 2011: 144-

146). Kondisi motivasional yang harus

diperhatikan oleh guru dalam usaha

menghasilkan pembelajaran yang

menarik, bermakna dan memberikan

tantangan bagi peserta didik yang

pertama adalah perhatian peserta didik

pada saat pembelajaran geografi. Kedua,

relevansi pelajaran geografi terhadap

kehidupan sehari-hari. Ketiga, rasa

percaya diri peserta didik dalam

mempelajari geografi. Keempat,

kepuasan dalam mempelajari geografi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

motivasi belajar peserta didik baik pada

kelas eksperimen ataupun kelas kontrol

tergolong kuat. Pembahasan lebih lanjut

diuraikan sebagai berikut.

Hasil penelitian terhadap aspek

merasa tertarik dan senang mempelajari

materi yang baru, materi yang baru

merangsang rasa ingin tahu siswa, serta

sulit mempertahankan perhatian dan

membosankan, menunjukkan bahwa

perhatian peserta didik pada saat

pembelajaran geografi baik pada kelas

eksperimen ataupun kelas kontrol

tergolong kuat. Sebagian besar peserta

didik merasa tertarik dan senang dalam

mempelajari materi yang baru padamata

pelajaran geografi, materi yang baru

merangsang rasa ingin tahu siswa. Disisi

lain, beberapa peserta didik tidak begitu

tertarik sehingga sulit mempertahankan

perhatian dan merasa bosan. Sekalipun

hasil interpretasi menunjukkan bahwa

perhatian peserta didik pada saat

pembelajaran geografi kedua kelas

tergolong kuat, pada kenyataannya

persentase kelas kontrol lebih kecil

dibandingkan kelas eksperimen yaitu

64.99% < 66.91%.

Relevansi menunjuk adanya

hubungan materi pembelajaran dengan

kebutuhan dan kondisi siswa. Hasil

penelitian terhadap aspek materi yang

dipelajari sangat penting dan bermanfaat,

berhubungan dengan minat serta dapat

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-

14 | Rahmawati, dkk.

Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)…

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

hari, dan pembelajaran tidak relevan

dengan kebutuhan siswa, menunjukkan

bahwa relevansi pelajaran geografi

terhadap kehidupan sehari-hari peserta

didik baik pada kelas eksperimen ataupun

kelas kontrol tergolong kuat. Sebagian

besar peserta didik merasa materi yang

dipelajari sangat penting dan bermanfaat,

berhubungan dengan minat peserta didik

serta dapat diaplikasikan dalam

kehidupan sehari-hari. Disisi lain,

beberapa peserta didik tidak merasa

materi yang dipelajari sangat penting dan

bermanfaat sehingga merasa

pembelajaran tidak relevan dengan

kebutuhan sehari-hari peserta didik.

Seperti halnya pada indikator perhatian,

pada indikator relevansipun persentase

kelas kontrol lebih kecil dibandingkan

kelas eksperimen yaitu 65.75% <

69.62%.

Hasil penelitian terhadap aspek

percaya akan kemampuan diri dalam

mempelajari materi, percaya akan

kemampuan diri dengan hasil yang akan

diperoleh, materi yang disampaikan

terlalu sulit untuk dipahami, tugas-tugas

yang diberikan terlalu sulit, menunjukkan

bahwa rasa percaya diri peserta didik

dalam mempelajari geografi baik pada

kelas eksperimen ataupun kelas kontrol

tergolong kuat. Sebagian besar peserta

didik percaya akan kemampuan diri

dalam mempelajari materi, dan percaya

akan kemampuan diri dengan hasil yang

akan diperoleh. Disisi lain, beberapa

peserta didik merasa materi yang

disampaikan terlalu sulit untuk dipahami,

tugas-tugas yang diberikan terlalu sulit

sehingga merasa tidak percaya akan

kemampuan diri dengan hasil yang akan

diperoleh. Meskipun begitu persentase

rasa percaya diri peserta didik dalam

mempelajari geografi pada kelas kontrol

lebih kecil dibandingkan kelas

eksperimen yaitu 65.07% < 72.25%.

Hasil penelitian terhadap aspek

senang dalam mempelajari ilmu geografi,

merasa dihargai dengan kalimat umpan

balik dan komentar yang didapat, rasa

puas terhadap hasil yang dicapai, dan

tidak senang atau tidak puas dengan

materi yang diajarkan, menunjukkan

bahwa kepuasan dalam mempelajari

geografi baik pada kelas eksperimen

ataupun kelas kontrol tergolong kuat.

Sebagian besar peserta didik merasa

senang dalam mempelajari ilmu geografi,

merasa dihargai dengan kalimat umpan

balik dan komentar yang didapat, dan

merasa puas terhadap hasil yang dicapai.

Disisi lain, beberapa peserta didik merasa

tidak senang atau tidak puas dengan

materi yang diajarkan sehingga merasa

biasa saja dengan hasil yang dicapai.

Persentase kelas kontrol pada indikator

kepuasan dalam mempelajari geografi

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 15

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

lebih kecil dibandingkan kelas

eksperimen yaitu 65.93% < 74.12%.

Kelas kontrol yang menggunakan

model pembelajaran konvensional

terbiasa dengan metode ceramah atau

guru yang lebih berperan di kelas

(Teacher Centered). Dengan proses

penyampaian materi pelajaran yang

dilakukan secara verbal, membuat peserta

didik merasa jenuh dan mengantuk

sehingga hanya sebagian siswa saja yang

menyimak dengan baik, sedangkan

sebagian lainnya terlihat mengobrol

dengan temannya, menggunakan

handphone, mendengarkan musik,

membaca novel, duduk berkelompok

bersama temannya dan mengerjakan

tugas dari mata pelajaran lain.

Model pembelajaran

konvensional dapat diterapkan pada

materi pelajaran yang tepat, yang

memungkinkan guru lebih banyak

berperan dalam proses pembelajaran

sehingga peserta didik lebih memahami

materi pelajaran meskipun hanya dengan

penyampaian secara verbal. Namun tetap

saja akan terasa kurang maksimal dalam

meningkatkan motivasi belajar peserta

didik.

Menurut Kellough (Sumarno,

2011) dalam kegiatan belajar mengajar,

peran guru yang sangat penting dalam

mendorong pembelajaran peserta didik

adalah meningkatkan keinginan peserta

didik atau motivasi peserta didik untuk

belajar. Slavin dalam Asma (2006:26)

menyatakan bahwa “model pembelajaran

kooperatif dapat menimbulkan motivasi

belajar peserta didik karena adanya

tuntutan untuk menyelesaikan tugas”.

Salah satu kelebihan model

pembelajaran CIRC (Cooperative

Integrated Reading and Composition)

yaitu, dapat menumbuhkan motivasi

belajar siswa kearah belajar yang

dinamis, optimal dan tepat guna

(Saifulloh, 2003). Berdasarkan data

statistik dan analisis diatas, penggunaan

perlakuan dengan model pembelajaran

CIRC (Cooperative Integrated Reading

and Composition) merupakan salah satu

alternatif model pembelajaran yang dapat

diterapkan pada mata pelajaran geografi

yang dapat menumbuhkan motivasi

belajar peserta didik.

Hasil dari penelitian ini

membuktikan bahwa terdapat perbedaan

hasil belajar dan motivasi belajar antara

pembelajaran yang dilakukan dengan

model CIRC (Cooperative Integrated

Reading and Composition) dan

pembelajaran dengan model

konvensional. Hal ini menunjukkan

bahwa penggunaan model pembelajaran

CIRC (Cooperative Integrated Reading

and Composition) berpengaruh pada

motivasi belajar peserta didik.

16 | Rahmawati, dkk.

Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)…

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian

maka dapat diambil simpulan bahwa,

Hasil belajar (post test) kelas eksperimen

yang menggunakan model pembelajaran

Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) tergolong sangat

baik. Nilai tertinggi adalah 100, nilai

terendah yaitu 50. Dari 35 orang peserta

didik terdapat 30 orang yang

mendapatkan nilai di atas KKM (≥ 75),

dan 5 orang lainnya mendapat nilai

dibawah KKM (≤ 75). Hasil belajar (post

test) kelas kontrol yang menggunakan

model pembelajaran konvensional

tergolong jelek. Nilai tertinggi pada kelas

ini sebesar 90, sedangkan nilai terendah

yaitu 30. Dari 39 orang peserta didik

terdapat 11 orang yang mendapatkan nilai

di atas KKM (≥ 75), dan 28 orang lainnya

mendapat nilai dibawah KKM (≤ 75).

Hasil motivasi belajar kelas eksperimen

tergolong kuat. Dilihat dari indikator

motivasi belajar berupa perhatian dengan

persentase sebesar 66.91%, relevansi

dengan persentase sebesar 69.01%,

percaya diri dengan persentase sebesar

72.25%, kepuasan dengan persentase

sebesar 71.10%. Hasil motivasi belajar

kelas kontrol tergolong kuat. Dilihat dari

indikator motivasi belajar berupa

perhatian dengan persentase sebesar

64.99%, relevansi dengan persentase

sebesar 65.75%, percaya diri dengan

persentase sebesar 65.07%, kepuasan

dengan persentase sebesar 65.93%.

Terdapat perbedaan hasil post test antara

kelas eksperimen yang menggunakan

model pembelajaran Cooperative

Integrated Reading and Composition

(CIRC) dengan kelas kontrol yang

menggunakan model pembelajaran

konvensional. Hasil uji t menunjukkan

bahwa H1 diterima, artinya ada perbedaan

yang signifikan antara kelas eksperimen

dengan kelas kontrol. Terdapat perbedaan

hasil motivasi belajar antara kelas

eksperimen yang menggunakan model

pembelajaran Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC) dengan

kelas kontrol yang menggunakan model

pembelajaran konvensional. Hasil uji t

menunjukkan bahwa H1 diterima, artinya

ada perbedaan motivasi belajar peserta

didik antara kelas eksperimen dengan

kelas kontrol.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku:

Arends, Richard I. 2008. Learning to Teach

(Belajar untuk Mengajar).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arikunto, S. 2013. Dasar-dasar Evaluasi

Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Dahar, R. W. 1996. Teori-teori Belajar.

Jakarta: Erlangga

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 17

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

Darajat, Anjar. 2008. Penguasaan Konsep

dan Motivasi Belajar Siswa SMA

dalam Kegiatan Pembelajaran

Menggunakan Media Animasi Pada

Konsep Sistem Pernapasan. Skripsi

pada Jurusan Pendidikan Biologi

FPMIPA UPI. Tidak diterbitkan

Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan

Anak Didik Dalam Interaksi

Edukatif (Suatu Pendekatan

Teoritis Psikologis). Jakarta: PT.

Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Rahasia

Sukses Belajar (Edisi Revisi 2008).

Jakarta: PT. Rineka Cipta

Hamalik, Oemar. 2008. Dasar-dasar

Pengembangan Kurikulum.

Bandung: Remaja Rosdakarya

Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar

Mengajar. Jakarta: Bumi aksara

Hamalik, Oemar. 2011. Perencanaan

Pengajaran Berdasarkan

Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi

aksara

Makmun, A. S. 2005. Psikologi

Kependidikan. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

Riduwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian

Untuk Guru, Karyawan, dan

Peneliti Pemula. Bandung:

Alfabeta.

Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum.

Jakarta: Rajawali pers

Rustaman, A dan Wulan, A. R. 2005.

Strategi Pembelajaran Biologi.

Bandung: Universitas Terbuka

Slavin, Robert E. 2009. Cooperative

Learning : Teori, Riset, dan Praktik.

Bandung : Nusa Media.

Solihah, Dika. 2013. Pengaruh Metode

Pembelajaran PQ4R Terhadap

Penguasaan Konsep dan

Kemampuan Bertanya pada Siswa

SMA. Skripsi pada Jurusan

Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.

Tidak diterbitkan

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Edisi 6.

Bandung: Tarsito

Sudjana. 2009. Penelitian Hasil Proses

Belajar Mengajar. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2008. Statistika untuk

Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian

Kombinasi (Mixed Methods).

Bandung: Alfabeta

Sardiman, A.M. (2004). Interaksi dan

Motivasi Belajar-Mengajar.

Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sardiman, A.M. (2011). Interaksi dan

Motivasi Belajar-Mengajar.

Jakarta: Rajawali Press

Tomo. 2003. Mengintegrasikan Teknik

Membaca SQ4R dan Membuat

Catatan Berbentuk Graphic

Postorganizer dalam Pembelajaran

Fisika. Disertasi Bidang Pendidikan

18 | Rahmawati, dkk.

Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)…

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

Ilmu Pengetahuan Alam UPI. Tidak

Diterbitkan

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran

Inovatif Berorientasi

Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi

Pustaka Publisher

Uno, Hamzah B. 2011. Perencanaan

Pembelajaran. Jakarta. Bumi

aksara

Wiriaatmadja, Rochiati. 2008. Metode

Penelitian Tindakan Kelas.

Bandung: Remaja Rosdakarya

Wlodkowski, Raymond J & H. Jaynes,

Judith. 2004. Hasrat untuk Belajar.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Sumber Dokumen:

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

Profil SMA Pasundan 2 Bandung 2015 –

2016

Sumber internet:

Adi, Agus. 2009. Model Pembelajaran

Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC). [Online].

Tersedia: http://ady-

ajuz.blogspot.com/2009/03/modelp

embelajarancooperative.html.

Baswedan, Anies. 2013. Tantangan Dunia

Pendidikan di Indonesia. [Online].

Tersedia:http://indo.wsj.com/posts/

2013/10/09/tantangan-dunia-

pendidikan-di-indonesia/ (10 Mei

2014)

Keller, J. 2006. What Is Motivational

Design?. [Online]. Tersedia:

http://www.arcsmodel.com.

Khoerul, Eko. 2012. Teori – Teori Motivasi

Belajar. [Online]. Tersedia :

https://ekokhoerul.wordpress.com/

2012/06/25/teori-teori-motivasi-

belajar/